pengaruh struktur modal dan profitabilitas …repository.umrah.ac.id/3616/1/jurnal-dasa...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB
SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014 – 2016
Dasa Novriyansah1, Fatahurrazak
2, Inge Lengga Sari Munthe
3
E-Mail : [email protected]
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kinerja perusahaan yang
baik serta tingginya tingkat kemakmuran pemegang saham suatu perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan
profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel
moderasi pada perusahaan manufaktur sub sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016. Metode pengambilan sampel
penelitian ini adalah purposive sampling dan diperoleh sebanyak 19 sampel yang
memenuhi kriteria dari 39 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Moderated Regression
Analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal yang
diproksikan dengan debt to equity ratio (DER), profitabilitas yang diproksikan
dengan return on assets (ROA), dan kebijakan dividen yang diproksikan dengan
devidend payout ratio (DPR) secara parsial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Kebijakan dividen secara signifikan memperkuat pengaruh struktur
modal terhadap nilai perusahaan dan secara tidak signifikan memperkuat
pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hasil uji koefisien determinasi
menunjukkan bahwa variabel independen, variabel moderasi dan interaksi kedua
variabel tersebut hanya mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 96,0%,
sedangkan sisanya 4,0% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini.
Kata kunci : nilai perusahaan, struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan yang go public tentunya menginginkan harga saham
yang dijual memiliki potensi harga yang tinggi sehingga menarik minat investor
untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut. Semakin tinggi harga
2
saham maka dapat mencerminkan semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut.
Peningkatan nilai perusahaan juga memberikan peningkatan pada kemakmuran
pemilik atau para pemegang saham. Menurut Brigham dan Joel (2012:151), rasio
nilai perusahaan yang wajar adalah sama dengan satu, artinya harga saham dari
perusahaan tersebut seharusnya dihargai oleh investor sesuai dengan nilai
bukunya. Harmono (2014:50) menjelaskan bahwa “Nilai perusahaan dapat diukur
menggunakan nilai harga saham di pasar berdasarkan terbentuknya harga saham
perusahaan di pasar, yang merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap
kinerja perusahaan secara riil”.
Nilai - nilai perusahaan (company values) menunjukkan tingkat pelayanan
yang direncanakan untuk diberikan oleh perusahaan serta standar tindakan atau
perbuatan yang harus dipedomani oleh setiap orang yang ada dalam perusahaan
tersebut. Nilai - nilai perusahaan adalah dasar bagi etika kerja dan produk
perusahaan. Tanpa nilai - nilai ini perusahaan tidak memiliki dasar untuk
membangun usaha yang sehat dan sebaik akibatnya akan menghambat
pertumbuhan profesional ditempat kerja dan menghancurkan kepercayaan diri
para pekerja. Nilai - nilai ini juga sangat penting bagi barang - barang yang dijual
kepada masyarakat untuk menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan dan barang buatannya. Nilai - nilai ini juga menunjukkan cara bekerja
(way of working) serta menunjukkan tingkat profesionalisme dan penghargaan
bagi masyarakat. Sebagai contoh, pernyataan tentang kejujuran, nilai, mutu, dan
layanan adalah kebijakan yang hendak diwujudkan oleh organisasi atau
perusahaan. Pernyataan yang jelas atas nilai perusahaan akan menunjukkan
kepada masyarakat bahwa organisasi atau perusahaan itu akan melaksanakan
tanggung jawab yang menjadi bagiannya agar tetap hidup dalam industri
(Pardede, 2011:104).
Oleh sebab itu, sebuah perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk
mampu membuat perencanaan tentang bagaimana cara meningkatkan nilai
perusahaan agar dapat tetap dipercaya dan diminati oleh para pemegang saham.
Ada beberapa faktor yang dapat digunakan oleh para calon investor sebagai tolak
ukur baik atau tidaknya kemampuan suatu perusahaan dalam usaha meningkatkan
nilai perusahaanya. Faktor - faktor tersebut, diantaranya : Struktur Modal dan
Profitabilitas, serta Kebijakan Dividen yang dipandang dapat memperkuat atau
memperlemah pengaruh kedua variabel tersebut, yang mana masing - masing
faktor tersebut memiliki keterkaitan dengan nilai perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Nilai Perusahaan
Menurut Brigham dan Joel (2012:151), rasio nilai perusahaan yang wajar
adalah sama dengan satu, artinya harga saham dari perusahaan tersebut
seharusnya dihargai oleh investor sesuai dengan nilai bukunya. Harmono
(2014:50) menjelaskan bahwa “Nilai perusahaan dapat diukur menggunakan nilai
harga saham di pasar berdasarkan terbentuknya harga saham perusahaan di pasar,
yang merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusahaan secara
3
riil”. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan
berkaitan dengan harga saham. Jika harga saham suatu perusahaan tinggi maka
nilai perusahaan juga tinggi, dan sebaliknya. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi
keinginan setiap para pemilik perusahaan, karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Struktur Modal
Struktur modal perusahaan adalah komposisi hutang dan ekuitas. Dana
yang berasal dari hutang akan mempunyai biaya modal yang berupa bunga. Dana
yang berasal dari ekuitas akan mempunyai biaya modal berupa dividen.
Perusahaan akan memilih sumber dana yang paling rendah biayanya diantara
berbagai alternatif sumber dana yang tersedia. Komposisi hutang dan ekuitas tidak
optimal akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan dan sebaliknya (Abidin,
2014). Struktur modal (capital structure) berkaitan dengan pembelanjaan jangka
panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang
dengan modal sendiri. Teori struktur modal menjelaskan apakah kebijakan
pembelanjaan jangka panjang dapat memengaruhi nilai perusahaan, biaya modal
perusahaan, dan harga pasar saham perusahaan. Jika kebijakan pembelanjaan
perusahaan dapat memengaruhi ketiga faktor tersebut, bagaimana kombinasi
utang jangka panjang dan modal sendiri yang dapat memaksimalkan nilai
perusahaan, atau meminimalkan biaya modal perusahaan, atau memaksimalkan
harga pasar saham perusahaan. Harga pasar saham mencerminkan nilai
perusahaan, dengan demikian jika nilai suatu perusahaan meningkat, harga pasar
saham perusahaan tersebut juga akan naik (Sudana, 2011:143). Dalam penelitian
ini, struktur modal diukur dengan menggunakan rasio Debt to Equity Ratio
(DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan
antara total utang dengan total ekuitas.
Profitabilitas
Menurut Sudana (2011:22), profitabilitas adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber -
sumbernya yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan
perusahaan. Sedangkan menurut Wiagustini (2010:76), Profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau ukuran efektifitas
pengelolaan manajemen perusahaan. Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur
dengan menggunakan rasio Return On Assets (ROA), karena ROA dapat
mencerminkan tingkat hasil pengembalian investasi bagi para pemegang saham.
Hal ini akan memberikan sinyal positif kepada para investor sehingga akan
berdampak pada kenaikan nilai perusahaan.
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend-payout ratio)
menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber
pendanaan. Akan tetapi, dengan menahan laba saat ini dalam jumlah yang lebih
4
besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi
pembayaran dividen saat ini. Jadi, aspek utama dari kebijakan dividen perusahaan
adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan
penambahan laba ditahan perusahaan. Akan tetapi yang juga penting adalah
masalah - masalah lainnya yang berkaitan dengan kebijakan dividen perusahaan
secara keseluruhan: masalah hukum, likuiditas, dan pengendalian; stabilitas;
dividen saham dan pemecahan saham; pembelian kembali saham; dan berbagai
pertimbangan administratif (Van Horne dan Wachowicz, 2010:270). Menurut
Sudana (2011:167), menyatakan bahwa kebijakan dividen berhubungan dengan
penentuan besarnya dividend payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih
setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham.
Keputusan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan,
khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena
besar kecilnya dividen yang dibagikan akan memengaruhi besar kecilnya laba
yang ditahan. Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana internal
perusahaan.
Kerangka Pemikiran
Struktur Modal dan Nilai Perusahaan
Struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiayaan permanen
yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferan dan modal pemegang
saham. Jadi struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari
struktur keuangannya. Nilai buku dari modal pemegang saham (Equity = E) terdiri
dari saham biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan.
Nilai pasar saham biasa (S) adalah harga per saham dikalikan jumlah saham yang
masih belum lunas. Bila perusahaan memiliki saham preferen (P), maka saham
tersebut akan ditambahkan kepada modal pemegang saham dan kedua saham itu
(yaitu saham biasa dan saham preferen) akan disebut kekayaan bersih (net worth)
perusahaan (Weston dan Copeland, 2010: 19). Berdasarkan penjelasan diatas
dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1 : Diduga struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Nilai
Perusahaan
(Y)
Kebijakan
Dividen (M)
Struktur
Modal (X1)
Profitabilitas
(X2)
H1
H2
H3
H5
H4
5
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
Profitabilitas atau laba merupakan pelaporan dikurangi beban dan kerugian
selama periode pelaporan. Analisis mengenai profitabilitas sangat penting bagi
kreditor dan investor ekuitas. Bagi kreditor, laba merupakan sumber pembayaran
bunga dan pokok pinjaman. Sedangkan bagi investor ekuitas, laba merupakan
salah satu faktor penentu perubahan nilai efek. Hal yang terpenting bagi
perusahaan adalah bagaimana laba tersebut bisa memaksimalkan pemegang
saham bukan seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau ukuran
efektifitas pengelolaan manajemen perusahaan (Wiagustini, 2010:76).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H2 : Diduga profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan
Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya dividend
payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan
sebagai dividen kepada pemegang saham. Keputusan dividen merupakan bagian
dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan
pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang
dibagikan akan memengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan. Laba ditahan
merupakan salah satu sumber dana internal perusahaan (Sudana, 2011:167).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H3 : Diduga kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi Oleh Kebijakan
Dividen
Struktur modal (capital structure) berkaitan dengan pembelanjaan jangka
panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang
dengan modal sendiri. Teori struktur modal menjelaskan apakah kebijakan
pembelanjaan jangka panjang dapat memengaruhi nilai perusahaan, biaya modal
perusahaan, dan harga pasar saham perusahaan. Jika kebijakan pembelanjaan
perusahaan dapat memengaruhi ketiga faktor tersebut, bagaimana kombinasi
utang jangka panjang dan modal sendiri yang dapat memaksimalkan nilai
perusahaan, atau meminimalkan biaya modal perusahaan, atau memaksimalkan
harga pasar saham perusahaan. Harga pasar saham mencerminkan nilai
perusahaan, dengan demikian jika nilai suatu perusahaan meningkat, harga pasar
saham perusahaan tersebut juga akan naik (Sudana, 2011:143).
Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya dividend
payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan
sebagai dividen kepada pemegang saham. Keputusan dividen merupakan bagian
dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan
pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang
dibagikan akan memengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan. Laba ditahan
merupakan salah satu sumber dana internal perusahaan (Sudana, 2011:167).
Kebijakan dividen ini terkait dengan keputusan apakah laba yang diperoleh
6
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan
dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang (Sartono,
2010:281).
Berdasarkan uraian diatas, saat perusahaan mampu mengoptimalkan utang
dan modalnya untuk keuntungan perusahaan maka nilai perusahaan akan
meningkat sehingga nilai harga pasar saham perusahaan juga akan meningkat.
Ketika keuntungan perusahaan tinggi, dividen yang dibagikan juga akan tinggi.
Sehingga akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya atau
berinvestasi diperusahaan tersebut karena investor beranggapan perusahaan
tersebut memiliki kinerja perusahaan yang baik dan akan memberikan keuntungan
atas investasinya.
Penelitian yang dilakukan oleh Burhanudin dan Nuraini (2018)
menemukan bahwa struktur modal yang dimoderasi oleh kebijakan dividen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut
penelitian Mery (2017), menemukan hasil kebijakan dividen tidak mampu
memoderasi leverage yang diukur oleh DER terhadap nilai perusahaan yang
mengartikan bahwa kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai
perusahaan pada saat leverage tinggi dan kebijakan dividen dapat menurunkan
nilai perusahaan pada saat leverage rendah. Berdasarkan penjelasan diatas dapat
ditarik hipotesis sebagai berikut:
H4 : Diduga kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan struktur modal
terhadap nilai perusahaan.
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi Oleh Kebijakan
Dividen
Menurut Sudana (2011:22), profitabilitas adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber -
sumbernya yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan
perusahaan. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
profitabilitas merupakan sejauh mana perusahaan mampu memperoleh laba untuk
menjamin keberlangsungan hidup perusahaan dan juga sebagai dasar untuk
pembagian dividen. Dimana apabila perusahaan mampu menghasilkan laba yang
besar, kemungkinan menarik investor untuk memperluas usahanya juga semakin
besar.
Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya dividend
payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan
sebagai dividen kepada pemegang saham. Keputusan dividen merupakan bagian
dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan
pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang
dibagikan akan memengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan. Laba ditahan
merupakan salah satu sumber dana internal perusahaan (Sudana, 2011:167).
Kebijakan dividen ini terkait dengan keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan
dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang (Sartono,
2010:281).
7
Penelitian yang dilakukan oleh Burhanudin dan Nuraini (2018)
menemukan bahwa profitabilitas yang dimoderasi oleh kebijakan dividen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mery (2017), yang menyatakan bahwa
kebijakan dividen mampu memoderasi profitabilitas terhadap nilai perusahaan
yang mengartikan bahwa kebijakan dividen mampu meningkatkan nilai
perusahaan pada saat profitabilitas tinggi dan kebijakan dividen dapat
menurunkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas rendah. Berdasarkan
penjelasan diatas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H5 : Diduga kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan profitabilitas
terhadap nilai perusahaan.
Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Nilai Perusahaan
Berdasarkan pengajuan hipotesis diatas, maka diajukan hipotesis sebagai
berikut:
H6 : Diduga variabel independen, variabel moderasi dan variabel interaksi
keduanya secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi, Sampel dan Sumber Data
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2014 hingga tahun 2016 sebanyak 39 perusahaan. Perusahaan manufaktur dipilih
karena jumlah perusahaan lebih banyak dibandingkan perusahaan lainnya. Selain
itu, saham perusahaan manufaktur lebih banyak diminati investor, serta
perusahaan manufaktur merupakan salah satu aset yang memiliki peranan penting
dalam pembangunan, terlebih lagi dalam menghadapi era persaingan bebas.
Perusahaan manufaktur dituntut semakin efektif dalam mempublikasikan laporan
keuangannya. Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah tahun 2014 hingga
tahun 2016, dikarenakan telah mewakili kondisi akhir keuangan perusahaan
sebelum penelitian dilakukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan manufaktur yang didapatkan
dari website Bursa Efek Indonesia.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive
sampling dengan kriteria sebagai berikut dan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1
Teknik Pemilihan Sampel Penelitian
No Kriteria Sampel Jumlah
1 Perusahaan tergolong dalam sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2014 – 2016
39
2 Perusahaan yang tidak menerbitkankan laporan
keuangan secara lengkap selama tahun 2014 – 2016 (4)
8
3 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangan dalam satuan mata uang rupiah selama
tahun 2014 – 2016
(0)
4 Perusahaan manufaktur sub sektor industri barang
konsumsi yang tidak memperoleh laba selama tahun
2014 – 2016
(9)
5 Perusahaan yang tidak membagikan dividen atas laba
tahun 2014 – 2016
(7)
Jumlah Sampel 19
Periode Pengamatan 3
Jumlah Data 57
Sumber: data diolah
Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan
terbuka yang sering dikaitkan dengan harga saham (Ayuningtyas, 2013). Nilai
perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Price to Book Value
(PBV). Perhitungan PBV menggunakan rumus sebagai berikut:
Struktur Modal
Pengukuran struktur modal pada penelitian ini menggunakan rasio DER
(Debt to Equty Ratio). Hery (2016:168) mengemukakan bahwa DER (Debt to
Equty Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi
utang terhadap modal. Semakin tinggi Debt to Equty Ratio maka semakin kecil
jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang. Adapun rumus
yang digunakan untuk mengukur struktur modal dalam penelitian ini yaitu:
Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Rasio profitabilitas pada penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA).
Menurut Sudana (2011:22), profitabilitas adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber -
sumbernya yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan
perusahaan. Perhitungan ROA menggunakan rumus sebagai berikut:
Kebijakan Dividen
Dalam penelitian ini variabel moderasinya yaitu kebijakan dividen.
Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend-payout ratio)
9
menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber
pendanaan. Akan tetapi, dengan menahan laba saat ini dalam jumlah yang lebih
besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi
pembayaran dividen saat ini. Jadi, aspek utama dari kebijakan dividen perusahaan
adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan
penambahan laba ditahan perusahaan. Akan tetapi yang juga penting adalah
masalah - masalah lainnya yang berkaitan dengan kebijakan dividen perusahaan
secara keseluruhan: masalah hukum, likuiditas, dan pengendalian; stabilitas;
dividen saham dan pemecahan saham; pembelian kembali saham; dan berbagai
pertimbangan administratif (Van Horne dan Wachowicz, 2010:270). Adapun
rumus yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen dalam penelitian ini
yaitu:
Metode Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah moderated
regression analysis. Alasan penggunaan analisis ini adalah karena penelitian ini
meneliti hubungan pengaruh antara variabel independen dan variabel moderasi
dengan variabel dependen. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap nilai perusahaan digunakan model analisis regresi moderasi, dengan
bentuk persamaan sebagai berikut:
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik, yaitu uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas,
dan uji normalitas. Pengujian multikolonieritas dilihat dengan cara melihat nilai
variance inflation factor (VIF) atau nilai tolerancenya. Jika nilai VIF lebih kecil
dari 10, dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10, maka tidak terjadi
multikolonieritas.
Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW
test). uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika dw lebih kecil dari du dan lebih
kecil dari (4-du), maka dapat disimpulkan model terbebas dari autokorelasi.
Menurut Ghozali (2016:134), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji Sperman Rho. Jika
tingkat signifikansi berada diatas 5% (0,05) berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas, tetapi jika berada dibawah 5% (0,05) berarti terjadi gejala
heteroskedastisitas.
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolgomorov-Smirnov
(Uji K-S). Uji K-S dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi atau
asymp. Sig (2-tailed). Apabila nilai probabilitas signifikansi lebih dari α = 0,05,
maka data terdistribusi secara normal. Jika data tidak terdistribusi normal,
dilakukan outlier yaitu pembuangan data ekstrim yang dianggap sebagai penyebab
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3Z+ β4Z1 + β5Z2+ e
10
data tidak normal. Menurut Ghozali (2016:41), Outlier adalah kasus atau data
yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-
observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah
variabel tunggal atau variabel kombinasi. Deteksi terhadap data outlier dilakukan
dengan melihat stem dan leaf plot.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
(Ghozali, 2013:19).
Tabel 2
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Nilai Perusahaan 57 .646539 62.931070 8.66308482 14.115365731 Struktur Modal 57 .070878 3.028644 .75533405 .654703685 Profitabilitas 57 .035192 .431698 .14844486 .104699428 Kebijakan Dividen 54 .148436 1.093124 .50382889 .270815717 Valid N (listwise) 54
Sumber : Data sekunder yang diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel 2 diatas, Nilai Perusahaan (PBV) dalam penelitian ini
memiliki nilai minimum sebesar 0,646539. Dan nilai maksimum sebesar
62,931070. Dengan rata-rata sebesar 8,66308482 dengan standar deviasi sebesar
14,115365731.
Struktur Modal (DER) dalam penelitian ini memiliki nilai minimum
sebesar 0,070878. Dan nilai maksimum sebesar 3,028644. Dengan rata-rata
sebesar 0,75533405 dengan standar deviasi sebesar 0,654703685.
Profitabilitas (ROA) dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar
0,035192. Dan nilai maksimum sebesar 0,431698. Dengan rata-rata sebesar
0,14844486 dengan standar deviasi sebesar 0,104699428.
Kebijakan Dividen (DPR) dalam penelitian ini memiliki nilai minimum
sebesar 0,148436. Dan nilai maksimum sebesar 1,093124. Dengan rata-rata
sebesar 0,50382889 dengan standar deviasi sebesar 0,270815717.
Hasil Uji Normalitas
Tabel 3
Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 57 Normal Parameters
a,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.90042635 Most Extreme Differences Absolute .106
Positive .106
11
Negative -.059 Test Statistic .106 Asymp. Sig. (2-tailed) .172
c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Data sekunder yang diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikan
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,172 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data
terditribusi normal. Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -12.301 1.413 -8.703 .000
Struktur Modal 11.368 1.135 .527 10.012 .000
Profitabilitas 75.587 8.595 .561 8.795 .000
Kebijakan Dividen 2.079 2.353 .052 .884 .381
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji normalitas diperoleh hasil data terdistribusi normal tetapi
variabel Moderasi yaitu Kebijakan Dividen (DPR) tidak berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan (NP) sehingga dilakukannya Outlier, sehingga untuk uji asumsi
klasik dapat dilanjutkan.
Hasil Uji Multikolonieritas
Hasil uji multikolonieritas memperoleh nilai VIF 4,270 (DER), 3,517
(ROA), 2,788 (DPR), 7,849 (Z1=DER x DPR), 9,399 (Z2=ROA x DPR) dan nilai
tolerance 0,234 (DER), 0,284 (ROA), 0,359 (DPR), 0,127 (Z1=DER x DPR),
0,106 (Z2=ROA x DPR), hasil perhitungan nilai VIF menunjukkan tidak ada
satupun variabel yang memiliki nilai VIF yang lebih dari 10 dan nilai tolerance
lebih besar dari 0,10. Jadi dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolonieritas
antar variabel independen dalam model regresi.
Hasil Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai
2,180 dengan jumlah unit analisis (n) sebanyak 54 dan jumlah variabel bebas (k)
adalah 3 sehingga nilai dU (k,n = 3,54) adalah 1,7234. Hal ini menunjukkan
bahwa data tersebut terbebas dari autokorelasi dikarenakan nilai dU sebesar
1,7234 lebih kecil dari nilai dW sebesar 2,180, dan nilai dW lebih kecil dari 4-dU
sebesar 4-1,7234 = 2,2766 atau dapat dibuat persamaan seperti 1,7234 < 2,180 <
2,2766.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas, diketahui bahwa nilai sig untuk
variabel Struktur Modal (DER) 0,789. Nilai sig untuk variabel Profitabilitas
(ROA) sebesar 0,635. Nilai sig untuk variabel Kebijakan Dividen (DPR) sebesar
12
0,618. Nilai sig untuk interaksi variabel Z1 sebesar 0,857. Nilai sig untuk interaksi
variabel Z2 sebesar 0,436. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua variabel
mempunyai nilai sig > 0,05, maka dapat dipastikan model tidak mengandung
heteroskedastisitas.
Hasil Uji Analisis Regresi Moderasi
Tabel 4
Hasil Pengujian Regresi Moderasi Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.736 1.833 Struktur Modal 3.907 1.415 .179
Profitabilitas 42.681 10.845 .289
Kebijakan Dividen -8.116 3.216 -.151
Z1 12.656 2.268 .468
Z2 41.810 17.028 .285
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data sekunder yang diolah peneliti, 2019
Dari tabel 4 di atas diperoleh persamaan regresi moderasinya, yaitu :
NP = -4,736 + 3,907 DER + 42,681 ROA – 8,116 DPR + 12,656 Z1 + 41,810
Z2 + E
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji-t)
Menurut Ghozali (2016:97), menyatakan bahwa uji statistik t pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
(independen) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria signifikansi parameter individual (uji statistik t) yaitu jika signifikansi >
0,05 maka H0 diterima (tidak ada pengaruh) dan jika signifikansi < 0,05 maka H0
ditolak (ada pengaruh).
Tabel 5
Hasil Pengujian Parsial (Uji t) Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -14.420 1.521 -9.482 .000
Struktur Modal 11.880 1.119 .545 10.620 .000
Profitabilitas 69.842 8.825 .502 7.914 .000
Kebijakan Dividen 7.801 3.062 .148 2.548 .014
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data Sekunder yang Diolah Peneliti, 2019
Berdasarkan hasil uji signifikan parameter individual (uji-t) pada tabel 5,
diketahui nilai signifikan 0,000 (Struktur Modal), 0,000 (Profitabilitas), dan 0,014
13
(Kebijakan Dividen). Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan < 0,05
maka H0 ditolak (ada pengaruh).
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Menurut Ghozali (2016:96), menyatakan bahwa uji statistik F pada
dasarnya menunjukkan apakah secara variabel independen (bebas) yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen (terikat). Kriteria signifikansi simultan adalah tingkat
signifikan 0,05. Jika F hitung > F tabel, tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak
(ada pengaruh signifikan) dan sebaliknya.
Tabel 6
Hasil Pengujian Signifikansi Simultan Moderasi (Uji F) ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 9903.156 5 1980.631 253.294 .000b
Residual 367.516 47 7.819 Total 10270.672 52
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan b. Predictors: (Constant), Z2, Struktur Modal, Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Z1
Sumber : Data sekunder yang diolah peneliti, 2019
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 6, dapat
diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung
dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai 253,294. Nilai Ftabel pada
tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df
penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 4, dan jumlah data (n)
sebanyak 54. Jadi df pembilang (4-1) = 3 dan df penyebut (54-4) = 50, sehingga
Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,79. Jadi Fhitung>Ftabel
(253,294 > 2,79) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya struktur modal,
profitabilitas, kebijakan dividen, serta interaksi antara variabel independen dan
moderasi secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur sub sector industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
Uji Hipotesis Moderasi
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)
Tabel 7
Hasil Pengujian Parsial Moderasi (Uji t) Tahap 1 Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -14.863 2.259 -6.580 .000
Struktur Modal 15.790 1.492 .725 10.586 .000
Kebijakan Dividen 22.597 3.603 .429 6.271 .000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
14
Tabel 8
Hasil Pengujian Parsial Moderasi (Uji t) Tahap 1 Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.546 3.020 -1.174 .246
Struktur Modal 3.216 2.901 .148 1.109 .273
Kebijakan Dividen 3.744 4.949 .071 .757 .453
Z1 19.313 4.024 .756 4.800 .000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data sekunder yang diolah peneliti, 2019
Hasil output uji regresi tahap 1 menunjukkan bahwa pengaruh interaksi Z1
yaitu Struktur Modal (DER) dengan Kebijakan Dividen (DPR) terhadap Nilai
Perusahaan (Y) adalah positif, dengan nilai koefisien matriks 19,313 artinya
moderasi dari kebijakan dividen memperkuat pengaruh struktur modal (DER)
terhadap nilai perusahaan (Y). Dan pengaruhnya adalah signifikan yaitu 0,000 <
0,05. Sedangkan keberadaan kebijakan dividen dalam penelitian ini sebagai
pemoderasi adalah quasi moderator.
Uji Regresi Moderasi Tahap 2
Tabel 9
Hasil Pengujian Parsial Moderasi (Uji t) Tahap 2 Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -8.072 2.498 -3.231 .002
Profitabilitas 111.230 14.145 .799 7.864 .000
Kebijakan Dividen .985 5.348 .019 .184 .855
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Tabel 10
Hasil Pengujian Parsial Moderasi (Uji t) Tahap 2 Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.180 3.738 1.654 .105
Profitabilitas 4.784 25.766 .032 .186 .853
Kebijakan Dividen -26.120 7.154 -.484 -3.651 .001
Z2 172.162 34.944 1.174 4.927 .000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data sekunder yang diolah peneliti, 2019
Hasil output uji regresi moderasi tahap 2, menunjukkan bahwa pengaruh
interaksi Z2 terhadap Y positif, dengan nilai koefisien matriks 172,162 artinya
moderasi dari kebijakan dividen memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap
nilai perusahaan. Dan pengaruhnya adalah tidak signifikan dimana angka
15
signifikansinya 0,855 > 0,05. Dan keberadaan kebijakan dividen dalam penelitian
ini sebagai pemoderasi adalah pure moderator.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 11
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Moderasi (R²) Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .982a .964 .960 2.796334469
a. Predictors: (Constant), Z2, Struktur Modal, Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Z1 b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data Sekunder yang Diolah Peneliti, 2019
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 11 diatas, dapat
dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,960 atau 96,0%. Hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu nilai perusahaan dapat
dijelaskan oleh variabel independen, variabel moderasi, serta interaksi antara
variabel independen dan moderasi yaitu sebesar 96,0% sedangkan sisanya yaitu
4,0% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian
ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Struktur Modal (DER) terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Burhanudin &
Nuraini (2018), yang menyatakan bahwa struktur modal (DER) memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian Burhanudin & Nuraini
(2018), menyebutkan bahwa peningkatan utang akan meningkatkan produktifitas
perusahaan sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Hal ini karena dengan
semakin tinggi nilai DER maka akan menigkatkan nilai perusahaan, kondisi ini
bisa terjadi dikarenakan DER menggambarkan kondisi konstribusi utang terhadap
total ekuitas perusahaan. Sehingga semakin tinggi utang maka dengan begitu nilai
perusahaan juga akan meningkat. Dengan demikian kemungkinan perusahaan
akan dapat menaikkan nilai dari nilai perusahaan sangatlah tinggi. Penelitian ini
juga mendukung hasil penelitian Susanti (2018), struktur modal yang diukur
dengan DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Burhanudin &
Nuraini (2018), yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas,
maka semakin tinggi nilai perusahaan karena semakin besar kemakmuran yang
akan dibagikan kepada pemegang saham, sehingga tingkat profitabilitas
berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putra & Lestari (2016), yang menyatakan bahwa ROA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
16
Pengaruh Kebijakan Dividen (DPR) terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Burhanudin &
Nuraini (2018), yang menyatakan kebijakan dividen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat diartikan semakin tinggi
dividen yang dibagikan maka semakin tinggi kemakmuran pemegang saham.
Dengan begitu investor akan memandang baik nilai perusahaan maka dapat
meningkatkan nilai perusahaan karena investor akan berinvestasi diperusahaan
tersebut.
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi Oleh
Kebijakan Dividen
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Burhanudin & Nuraini (2018), yang menyatakan kebijakan dividen mampu secara
siginifikan memoderasi hubungan struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Kebijakan dividen mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat struktur
modal tinggi dan kebijakan dividen dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat
struktur modal rendah. Hal tersebut dikarenakan kebijakan deviden berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Dimana tinggi rendahnya dividen yang dibayarkan
kepada pemegang saham, berkaitan dengan tinggi rendahnya nilai perusahaan.
Namun, hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mery
(2017), kebijakan dividen tidak mampu memoderasi leverage yang diproksikan
dengan DER terhadap nilai perusahaan yang mengartikan bahwa Kebijakan
dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat leverage tinggi dan
kebijakan dividen dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat leverage rendah.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi Oleh
Kebijakan Dividen
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mery (2017)
kebijakan dividen mampu memoderasi profitabilitas terhadap nilai perusahaan
yang mengartikan bahwa kebijakan dividen mampu meningkatkan nilai
perusahaan pada saat profitabilitas tinggi dan kebijakan dividen dapat
menurunkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas rendah. Namun, hasil
tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sisca (2016)
menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mampu memoderasi hubungan
profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa
peningkatan ataupun penurunan daripada kebijakan dividen tidak akan
mempengaruhi hubungan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan secara
signifikan.
Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen Terhadap
Nilai Perusahaan
Pengaruh struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen serta variabel
interaksi antara variabel independen dengan moderasi terhadap nilai perusahaan
secara simultan diperoleh F hitung sebesar 253,294 sedangkan F-tabel sebesar
2,79 dengan angka signifikasinya 0,000 dengan signifikansi yang digunakan yaitu
0,05 (5%). Nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel serta tingkat
17
signifikansinya yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa model penelitian
dengan struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen, variabel Z1 (debt to
equity ratio x devidend payout ratio) dan variabel Z2 (return on assets x devidend
payout ratio) secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen yaitu
nilai perusahaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berkut : (1) Struktur modal (DER)
berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-
2016; (2) Profitabilitas (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur sub sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016; (3) Kebijakan dividen (DPR)
berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-
2016; (4) Kebijakan dividen secara signifikan memperkuat pengaruh struktur
modal (DER) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-
2016; (5) Kebijakan dividen secara tidak signifikan memperkuat pengaruh
profitabilitas (ROA) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2016; (6) Struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen dan variabel
interaksi moderasi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor industri barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal dkk. 2014. Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen Dan Size
Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor 3,
Oktober 2014.
Anggriawan, Fery dkk. 2017. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman
Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 50 No. 4. September 2017.
Ayuningtyas, Dwi. 2013.”Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan:
Kebijakan Dividen dan Kesempatan Investasi Sebagai Variabel Antara”.
Jurnal. STIESIA. Surabaya.
18
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2012. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Edisi XI. Jakarta: Salemba Empat.
Burhanudin & Nuraini. (2018). Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel
Pemoderasi. Eco-Entrepreneurship, vol. 3 no. 2.
Dwipayana, Made Agus Teja dan I. Gst. Ngr. Agung Suaryana. 2016. Pengaruh
Debt To Assets Ratio, Devidend Payout Ratio, Dan Return On Assets
Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Vol.17.3. Desember 2016.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2013. Analisis Multivariate Program. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan Integrated and Comprehensive Edition.
Jakarta : PT Grasindo.
Hаrmono. 2014. Mаnаjemen Keuаngаn Berbаsis Bаlаnced Scorecаrd. Jаkаrtа:
Bumi Аksаrа.
Jusriani, Ika Fanindya. 2013. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan
Dividen, Kebijakan Utang, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro.
Kаsmir. 2014. Аnаlisis Lаporаn Keuаngаn. Jаkаrtа: Pt Rаjаgrаfindo Persаdа
Lubis, Ignatius Leonardus et.all. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal,
dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Aplikasi Bisnis dan
Manajemen, Vol. 3 No. 3, September 2017.
Mahendra, A., L. G. S. Artini, A. A. G. Suarjaya. 2012. Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan 6(2): 130-138.
Martikarini, Nani. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan hutang, dan Dividen
Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2011. Jurnal Akuntansi-Universitas Gunadarma.
19
Martini, Putri Dwi dan Ikhsan Budi Riharjo. 2014. Pengaruh Kebijakan Utang
Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan: Kebijakan Dividen Sebagai
Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014).
Mery, Kiki Noviem. (2017). Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel
Moderasi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun
2011-2014. JOM Fekon, vol. 4 no. 1.
Pardede, Pontas M. 2011. Manajemen Strategik & Kebijakan Perusahaan.
Terbitan Ketujuh. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Prapaska, Johan Ruth. 2012. Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2009-2010. Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dipenogoro : Semarang.
Putra, AA Ngurah Dharma Adi & Putu Vivi Lestari. 2016. Pengaruh Kebijakan
Dividen, Likuiditas, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, ISSN : 2302-8912. Vol. 5, No.7,
2016: 4044 – 4070.
Rahmawati, Amalia Dewi, Topowijono, dan Sri Sulasmiyati. 2015. Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Struktur Modal, Dan Keputusan
Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Sektor
Properti, Real Estate, dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2013). Jurnal Administrasi Bisnis, vol.
23 no. 2.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat.
Cetakan Keempat. Yogyakarta; BPFE Yogyakarta.
Sasongko, Noer dan Nila Wulandari. 2006. Pengaruh Eva dan Rasio – Rasio
Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Empirika, Vol. 19 No. 1, Juni
2006(hal 64-80).
Setiawan, Firman dan Akhmad Riduwan. 2015. Pengaruh ROA, Ukuran
Perusahaan Pada Nilai Perusahaan : Dpr Sebagai Variabel Pemoderasi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 8 (2015).
Sisca. (2016). Pengaruh Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014. Jurnal SULTANIST,
ISSN: 2338-4328 vol. 4 no. 1.
20
Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik.
Edisi 2. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Susanti, Yuli et.all. (2018). Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan
Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Kualitas Auditor Eksternal Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
Jurnal FEB UNMUL. AKUNTABEL ISSN Print: 0216-7743 ISSN Online:
2528-1135
Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Rajawali
Pers.
Utami, Anindyati Sarwindah. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan
Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz, JR. 2010. Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan. Edisi 12. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Wanti, Sri Rahayu. 2016. Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan
Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan. E-Journal Universitas
Pasir Pengaraian.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi
Revisi. Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara.
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Denpasar.Udayana University Press.
www.idx.co.id
www.sahamok.com