pengaruh suplementasi minyak ikan lemuru dan minyak...

Download Pengaruh Suplementasi Minyak Ikan Lemuru dan Minyak …peternakan.fp.uns.ac.id/media/TAH/2012-1-Oktober/9 Susilo et al_67... · Pengaruh Suplementasi Minyak Ikan Lemuru dan Minyak

If you can't read please download the document

Upload: doanphuc

Post on 05-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Oktober 2012:67-74

    ISSN 2301-9921

    67

    Pengaruh Suplementasi Minyak Ikan Lemuru dan Minyak Kelapa Sawit

    Terproteksi dalam Ransum terhadap Performan dan Kualitas Kimia Daging

    Domba Lokal Jantan

    M. S. Wibowo, M. D. Efendi, S. D. Widyawati, Lutojo, J. Riyanto dan W. P. S. Suprayogi

    Jurusan/Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret

    Jl. Ir. Sutami No. 36A, Surakarta 57126

    E-mail: [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi minyak ikan lemuru dan

    minyak kelapa sawit terproteksi dalam ransum terhadap performan dan kualitas kimia daging domba

    lokal jantan. Materi yang digunakan adalah 12 ekor domba lokal jantan dengan bobot badan (17,32 +

    2,053 kg). Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Ransum yang diberikan terdiri

    dari konsentrat, minyak ikan lemuru (MIL), minyak kelapa sawit (MKS). Perlakuan yang diberikan

    meliputi P0 = Hijauan 40% + Konsentrat 60%, P1 = Hijauan 40% + Konsentrat 57% + MIL 3%, P2 =

    Hijauan 40% + Konsentrat 57% + MKS 3%. Peubah yang diamati untuk performan adalah konsumsi

    bahan kering, konsumsi protein kasar, pertambahan bobot badan harian dan konversi ransum,

    sedangkan untuk kualitas kimia daging adalah kadar air, kadar lemak, kadar protein dan kadar

    kolestrol daging. Data dianalisis dengan analisis variansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi bahan kering, konsumsi protein kasar,

    konversi ransum dan kualitas kimia daging domba. Suplementasi MIL meningkatkan pertambahan

    bobot badan harian domba lokal jantan. Suplementasi MIL dan MKS terproteksi dalam ransum pada

    level 3% tidak memberikan pengaruh terhadap performan dan kualitas kimia daging, tetapi

    suplementasi MIL dapat memperbaiki pertambahan bobot badan harian domba lokal jantan.

    Kata kunci: domba lokal, minyak ikan lemuru terproteksi, minyak kelapa sawit terproteksi, performan,

    kualitas kimia daging

    The Effect of Suplementation Lemuru Fish Oil and Palm Oil Protected in Ration on

    Performance and Chemical Quality of Meat Local Male Sheep

    ABSTRACT

    This study aimed to fine out the effect of supplementation lemuru fish oil and palm oil

    protected in ration on performance local male sheep. The materials used were 12 local male sheep

    (17,32 + 2,053 kg). This experimental design used completely randomized design. The treatments

    consisted of P0 = Forage 40% + Concentrate 60%, P1 = Forage 40% + Concentrate 57% + LFO

    3%, P2 = Forage 40% + Concentrate 57% + PO 3%. Variables observed were dry matter intakes and

    crude protein intakes, daily weight gain and conversion ratio. The results of analysis of variance

    showed that the treatment effect was not significant (P>0,05) on dry matter intake, crude protein

    intake, conversion ratio and chemical quality of meat sheep. Supplementation LFO increase daily

    weight gain local male sheep. Supplementation LFO and PO protected in the ration at the level of 3%

    does not give effect toperformance and chemical quality of meat local male sheep, but

    supplementation LFO can increase the daily weight gain local male sheep.

    Key words: local sheep, lemuru fish oil protected, palm oil protected, performance, chemical quality

    of meat

  • 68 Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1) 2012

    PENDAHULUAN

    Ternak dengan tingkat produksi yang

    tinggi diketahui membutuhkan energi dalam

    jumlah banyak. Sumber nutrien yang banyak

    mengandung energi adalah lemak.

    Kandungan lemak dalam ransum tidak akan

    mengganggu metabolisme ruminal bila tidak

    melebihi 5% dari bahan kering ransum.

    Pemberian lemak yang lebih tinggi dari

    jumlah normal dapat mengakibatkan

    fermentasi dalam rumen menjadi

    abnormal/terganggu (Church, 1988).

    Sudibyo et al. (2009) juga menyatakan,

    penggunaan minyak dalam ransum dalam

    jumlah yang tinggi, akan terkendala dengan

    pengaruh negatif terhadap kehidupan

    mikrobia rumen dan minyak akan

    mengalami hidrogenasi (mengubah asam

    lemak tak jenuh menjadi asam lemak jenuh).

    Produk ternak (daging) yang tinggi

    kolesterol dan asam lemak jenuh dapat

    meningkatkan resiko penyakit

    aterosklerosis. Pemberian pakan sumber

    asam lemak takjenuh diharapkan dapat

    menurunkan kadar kolestrol daging. Minyak

    ikan lemuru merupakan salah satu sumber

    asam lemak takjenuh ganda dan vitamin E-

    nya yang tinggi (Sudibyo et al., 2009).

    Minyak kelapa sawit mengandung asam

    lemak jenuh sebanyak 50%

    Monounsaturated Fatty Acid (MUFA) atau

    asam lemak tak jenuh tunggal 40% dan

    Polyunsatureted Fatty Acid (PUFA) atau

    asam lemak tak jenuh ganda 10% (Murdiati,

    1992).

    Saponifikasi merupakan salah satu

    usaha untuk memintasrumenkan minyak,

    sehingga dampak negatif pemberian minyak

    pada ternak ruminansia dapat dihindarkan

    dan asupan asam lemak takjenuh pakan

    meningkat. Energi pakan yang tinggi akan

    menghasilkan karkas sapi yang lebih berat

    dan lebih berlemak daripada yang berenergi

    rendah selama kurun waktu tertentu

    (Soeparno, 2005). Diharapkan dengan

    adanya perlindungan lemak didalam saluran

    pencernaan, tidak terjadi hidrogenasi,

    sehingga proses metabolisme dan

    penyerapan oleh tubuh semakin baik. Proses

    metabolisme dan penyerapan oleh tubuh

    yang semakin baik akan meningkatkan

    jumlah lemak dan protein yang mencapai

    usus halus sehingga dapat langsung

    dimanfaatkan oleh ternak.

    Berdasarkan hal diatas maka

    dilakukan penelitian yang bertujuan untuk

    mengetahui pengaruh suplementasi MIL dan

    MKS terproteksi dalam ransum terhadap

    performan dan kualitas kimia daging domba

    lokal jantan.

    MATERI DAN METODE

    Penelitian menggunakan ternak

    domba lokal jantan yang berjumlah 12 ekor,

    dengan bobot badan rata-rata 17,32 + 2,053

    kg. Ransum disusun untuk memenuhi

    kebutuhan nutrien domba lokal jantan

    dengan bobot badan 20 kg menurut Ranjhan

    (1981). Kandungan nutrien bahan pakan

    disajikan pada Tabel 1, dan kandungan

    nutrien pakan perlakuan disajikan pada

    Tabel 2. Ransum yang digunakan terdiri dari

    rumput raja, konsentrat yang tersusun dari:

    onggok 27%, bekatul 25%, kopra 22%,

    bungkil sawit 15%, molases 5,5%, premik

    2%, urea 1,5%, garam 1%, MIL, dan MKS.

    Bahan pakan perlakuan yaitu MIL dan MKS

    diproteksi dengan cara saponifikasi

    (Widiyanto, 2008) dengan NaOH yang

    selanjutnya ditransformasi menjadi garam

    Ca menggunakan CaCl2.

    Desain penelitian

    Penelitian didesain menggunakan

    rancangan acak lengkap menggunakan tiga

    macam perlakuan pakan. Pakan hijauan

    berupa rumput raja sedangkan konsentrat

    berupa konsentrat yang kemudian

    disuplementasi dengan minyak ikan lemuru

    (MIL) dan minyak kelapa sawit (MKS) yang

    telah diproteksi sebanyak 3%. Perlakuan

    (P0) terdiri dari hijauan berupa rumput raja

    40% + konsentrat 60%, perlakuan (P1)

    terdiri dari hijauan rumput raja 40% +

    konsentrat 57% + MIL 3% dan perlakuan

    (P2) terdiri dari hijauan rumput raja 40% +

    konsentrat 57% + MKS 3%.

  • Pengaruh suplementasi minyak ikan lemuru... (Wibowo et al) 69

    Tabel 1. Kandungan nutrien bahan pakan penyusun ransum (% BK)

    Bahan pakan BK PK LK SK BO

    BET

    N(d)

    TDN NDF ADF GE

    (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) Kkal

    Rumput Raja a)

    14,63 12,28 1,23 22,23 93,12 57,38 66,63(b)

    82,80 74,23 -

    Konsentrat

    Basal a)

    85,93 14,59 6,48 7,31 90,61 62,23 75,36

    (c) 57,82 46,84 -

    Minyak Ikan

    Lemuru a)

    91,19 3,7 70,4 0,75 91,46 16,61 -

    - - 182

    e)

    Minyak Kelapa

    Sawit a)

    93,32 1,48 60,41 0,19 90,47 28,39 - - - 90

    f)

    Sumber :

    a) Hasil Analisis Lab. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (2010)

    b,c) Hartadi, et. al (1990)

    d) Kamal (1994)

    e) Agustin (2007)

    f) Label minyak kelapa sawit merek Bimoli

    Tabel 2. Kandungan nutrien ransum perlakuan (%BK)

    Bahan Pakan Perlakuan

    Konsentrat MIL MKS

    Protein Kasar (PK) 13,67 13,34 13,27

    Lemak Kasar (LK) 4,38 6,30 6,00

    Serat Kasar (SK) 13,28 13,08 13,06

    BETN 60,29 58,92 59,27

    BO 91,61 91,64 91,61

    Energi (TDN) 71,87 69,61 69,61

    Sumber : Hasil perhitungan berdasar kandungan nutrien dan susunan ransum perlakuan

    Pelaksanaan penelitian

    Penelitian dilaksanakan selama 12

    minggu dengan dua tahap yaitu tahap

    pemeliharaan dan dilanjutkan tahap

    penyembelihan ternak domba untuk

    pengambilan sampel daging. Pemberian

    pakan dilakukan pada saat pagi dan sore

    hari, konsentrat diberikan pada pagi hari

    yaitu pukul 07.00 dan pada sore hari pukul

    15.00 sedangkan hijauan diberikan pada pagi

    hari pukul 09.00 dan pada sore hari pukul

    16.00. Air minum diberikan secara

    adlibitum. Konsumsi pakan diukur setiap

    hari dengan cara menimbang jumlah

    pemberian dikurangi dengan sisa ransum.

    Penimbangan bobot badan dilakukan dua

    minggu sekali.

    Pengujian kualitas kimia daging

    Pengujian kualitas kimia daging

    digunakan sampel sebanyak 9 ekor domba.

    Pengujian dilakukan setelah selesai masa

    pengambilan data performan. Domba

    disembelih di rumah pemotongan hewan dan

    daging yang dianalisis adalah bagian

    Longissimus Dorsi.

    Analisis kadar air kadar protein, dan

    kadar lemak diperoleh dari hasil analisis

    kimia menggunakan alat analisis Foodscan

    type 78810 foss electric A/S 69 DK

    Siangerupgade Denmark, yang dilakukan

    dengan metode modifikasi Apriyantono et

    al. (1989). Analisis kadar kolesterol

    diperoleh dari hasil analisis kimia daging

    domba yang dipotong, dengan metode

    Liebermann-Burcchad (Astuti, 2007).

  • 70 Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1) 2012

    Peubah yang diamati

    Peubah yang diamati pada

    pengamatan data performan meliputi:

    konsumsi bahan kering, peratambahan bobot

    badan harian, dan konversi ransum, untuk

    pengambilan data kualitas kimia daging

    meliputi: kadar air daging, kadar protein

    daging, kadar lemak daging dan kadar

    kolesterol daging.

    Analisis statistik

    Data dianalisis menggunakan analisis

    variansi. Apabila hasil analisis berpengaruh

    nyata maka dilanjutkan denganuji DMRT

    (Duncan Multiple Range Test) (Steel and

    Torrie, 1995).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Konsumsi Bahan Kering

    Hasil penelitian menunjukkan

    suplementasi MIL dan MKS terproteksi

    tidak memengaruhi konsumsi bahan kering

    (Tabel 3). Hal ini berarti MIL dan MKS

    tidak mengubah kondisi fisik pakan.

    Penyabunan/saponifikasi mempermudah

    dalam proses pencampuran pakan, sehingga

    dapat bercampur dengan konsentrat.

    Menurut Kartadisastra (1997),

    palatabilitas merupakan sifat performansi

    bahan-bahan pakan sebagai akibat dari

    keadaan fisik dan kimia yang dicerminkan

    oleh organoleptik seperti kenampakan, bau,

    rasa tekstur dan temperaturnya. Hal ini yang

    menumbuhkan daya tarik dan merangsang

    ternak untuk mengonsumsinya. Konsumsi

    bahan kering yang tidak berubah

    memperlihatkan tidak adanya gangguan

    terhadap nafsu makan domba. Hal ini

    menunjukkan bahan MIL dan MKS cukup

    palatabel, atau aroma amis khususnya pada

    MIL dapat ditekan dengan proteksi.

    Pertambahan Bobot Badan Harian Hasil penelitian menunjukkan

    suplementasi MIL (P0,05) terhadap

    kecernaan serat (Abqoriah, 2011).

    Kecernaan pakan yang baik tersebut

    membuat ternak memiliki kelebihan energi

    yang dapat digunakan untuk pertumbuhan

    setelah kebutuhan untuk metabolisme basal

    terpenuhi.

  • Pengaruh suplementasi minyak ikan lemuru... (Wibowo et al) 71

    Tabel 3. Rerata konsumsi bahan kering, konsumsi protein kasar, pertambahan bobot badan

    harian dan konversi ransum domba lokal jantan.

    Peubah Perlakuan

    P0 MIL MKS

    Konsumsi bahan kering (g/ekor/hari) 647,40 816,36 683,87

    Konsumsi protein kasar (g/ekor/hari) 91,25 111,14 91,96

    Pertambahan bobot badan

    harian(g/ekor/hari)

    Konversi ransum

    90,50a

    7,30

    135,50b

    6,06

    102,75a

    6,78

    Tabel 4. Rerata persentase kadar air, kadar lemak, kadar protein dan kadar kolestrol daging

    domba lokal jantan.

    Peubah Perlakuan

    P0 MIL MKS

    Kadar air 69,08 69,89 72,28

    Kadar lemak

    Kadar protein

    2,14

    19,96

    1,91

    19,71

    1,92

    19,54

    Kadar kolestrol 28,54 37,27

    41,46

    Konversi Pakan

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    suplementasi MIL dan MKS terproteksi

    dalam ransum tidak memengaruhi konversi

    pakan domba (Tabel 3). Anggorodi (1985)

    menyatakan bahwa konversi ransum adalah

    perbandingan antara jumlah konsumsi

    ransum dengan pertambahan bobot badan

    per satuan waktu. Tidak adanya pengaruh

    perlakuan terhadap konversi pakan ini

    disebabkan pada peningkatan pertambahan

    bobot badan diikuti dengan tingkat konsumsi

    pakan yang tinggi pula. Rerata konversi

    pakan dalam penelitian ini berkisar antara

    6,06 sampai 7,30. Hal ini berarti bahwa

    untuk mendapatkan satu kg bobot badan

    domba dibutuhkan pakan sejumlah 6,06

    sampai 7,30 kg bahan kering. Menurut

    Siregar (1994), konversi pakan digunakan

    sebagai tolak ukur efisiensi produksi.

    Semakin kecil nilai konversi pakan berarti

    semakin efisien ternak dalam penggunaan

    pakan.

    Kadar air

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    suplementasi MIL dan MKS tidak

    memengaruhi kadar air daging domba

    (Tabel 4). Hal ini sesuai dengan hasil

    penelitian Harjanto (2006) bahwa

    penggunaan beberapa jenis asam lemak yang

    berbeda tidak memengaruhi kadar air

    daging, selain itu kadar air dalam daging

    relatif konstan (Lawrie, 1995). Kadar air

    karkas dipengaruhi oleh beberapa faktor

    antara lain genetik, umur dan berat hidup

    ternak dan pakan (Soeparno, 2005).

    Kadar lemak

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    suplementasi MIL dan MKS tidak

    memengaruhi kadar lemak daging domba

    (Tabel 4). Menurut Mountney (1996), kadar

    lemak bervariasi tergantung pada umur, jenis

    kelamin, dan spesies ternak. Tidak adanya

    pengaruh suplementasi MIL dan MKS ini

    bisa dijelaskan bahwa dengan penambahan

    minyak yang pada dasarnya mempunyai

    kandungan energi yang tinggi, tidak

    memengaruhi kadar lemak daging. Hal ini

    berarti bahwa dengan pertambahan bobot

    yang berbeda, suplai lemak yang berenergi

    tinggi ini tidak digunakan sebagai deposit

    lemak, tetapi lebih menunjang pada proses

    pertumbuhan. Hal ini didasarkan pada

    domba yang digunakan memiliki kisaran

    umur yang muda. Ternak muda kebutuhan

  • 72 Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1) 2012

    energinya cukup besar, energi yang besar

    tersebut untuk menunjang pertumbuhan

    sedangkan ternak yang tua kelebihan energi

    akan disimpan dalam tubuhnya sebagai

    lemak tubuh. Hal ini sesuai pendapat Sutardi

    (1982) pertambahan usia akan meningkatkan

    kadar lemaknya.

    Kadar Protein

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    suplementasi MIL dan MKS tidak

    memengaruhi kadar protein daging domba

    (Tabel 4). Kandungan protein dan asam

    amino MIL dan MKS yang hampir sama

    sebagai penyebab kadar protein tidak

    terpengaruh. Menurut pendapat Soeparno

    (2005) bahwa ternak ruminansia tidak

    memiliki kecenderungan menimbun lebih

    banyak protein dalam karkas sebagai respon

    terhadap tingginya aras protein dalam pakan.

    Kadar protein daging pada penelitian

    ini masih berada pada kisaran normal. Hal

    ini sesuai pendapat Soeparno (2005) bahwa

    kandungan protein daging normal sebesar

    16% sampai 22%. Kadar protein daging

    relatif tetap dan tidak dipengaruhi oleh umur

    maupun pakan (Tillman et al., 1991).

    Peningkatan kadar protein pakan tidak

    meningkatkan kadar protein tubuh

    (Anggorodi, 1979). Hal ini dikarenakan

    ternak tidak mempunyai kemampuan

    merefleksikan protein dalam daging sebagai

    respon terhadap tingginya level protein

    dalam pakan. Kelebihan protein dalam

    pakan tidak ditransfer sebagai protein tubuh,

    tetapi digunakan sebagai sumber energi

    untuk sintesis lemak tubuh atau dibuang

    melalui urin.

    Beberapa faktor yang menyebabkan

    tidak adanya pengaruh aras protein pakan

    terhadap komposisi karkas antara lain:

    perbedaan aras protein pakan yang relatif

    kecil, aras konsumsi energi yang seimbang,

    dan bobot potong yang tinggi. Variasi

    konsentrasi protein pakan domba yang

    mengandung energi termetabolis tinggi tidak

    mempunyai pengaruh terhadap proporsi otot,

    lemak dan tulang, atau rasio otot terhadap

    tulang dari rusuk ke 9-11, paha maupun

    belahan karkas, dan komposisi kimia karkas

    pada bobot tubuh kosong yang sama, baik

    pada domba yang diberi pakan dengan

    konsumsi terbatas, maupun konsumsi bebas

    (Soeparno dan Davies, 1987). Pengaruh

    konsentrasi protein terhadap komposisi

    tubuh domba akan berangsur-angsur makin

    menurun sesuai dengan kenaikan bobot

    tubuh dari saat penyapihan hingga ternak

    berhenti tumbuh (Orskov et al., 1971).

    Kadar Kolesterol

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    suplementasi MIL dan MKS tidak

    memengaruhi kadar kolesterol daging

    domba (Tabel 4). Hal ini disebabkan asam

    lemak tak jenuh dalam bahan pakan tidak

    mampu mengubah kadar kolestrol dalam

    daging. Pada ternak ruminansia semua

    kolesterol yang di usus halus adalah murni

    kolesterol endogenous (Joseph, 2007). Hasil

    penelitian sesuai dengan pendapat Wheeler

    et al. (1987) yang menyatakan bahwa kadar

    kolesterol daging relatif tidak berubah.

    SIMPULAN

    Simpulan yang didapat dari

    penelitian adalah suplementasi MIL dan

    MKS terproteksi pada level 3% dalam

    ransum tidak memengaruhi performan dan

    kualitas kimia daging domba lokal jantan,

    tetapi dapat memperbaiki pertambahan

    bobot badan harian domba lokal jantan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abqoriah. 2011. Pengaruh Suplementasi Minyak

    Ikan Lemuru dan Minyak Kelapa Sawit

    Terproteksi dalam Ransum terhadap

    Kecernaan BK, BO, ADF dan NDF

    Domba Lokal Jantan. Skripsi.

    Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

    Adawiah, T. Sutardi, T. Toharmat, W. Manalu,

    N. Ramli dan U.H. Tanuwiria. 2006.

    Suplementasi sabun mineral dan mineral

    organik serta kacang kedelai sangrai

    pada domba. Media Peternakan. 29:27-

    34.

  • Pengaruh suplementasi minyak ikan lemuru... (Wibowo et al) 73

    Agustin, I.N. 2007. Suplementasi Minyak Ikan

    dan L-karnitin dalam Ransum Kambing

    pengaruhnya terhadap Kecernaan Bahan

    Kering dan Bahan Organik secara In

    Vivo. Skripsi. Fakultas Peternakan

    Universitas Jendral Soedirman.

    Purwokerto.

    Anggorodi, H. R., 1985. Kemajuan Mutakhir

    dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas.

    Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak

    Umum. PT Gramedia, Jakarta.

    Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L. Puspitasari,

    Sedarnawati, dan S. Budiyanto. 1989.

    Analisis Pangan. Pusat Antar

    Universitas. Institut Pertanian Bogor,

    Bogor.

    Astuti. 2007. Petunjuk Praktikum Analisis

    Bahan Biologi. Fakultas Matematika dan

    Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

    Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

    Church, D.C. 1988. The Ruminant Animal

    Digestive Physiology and Nutrition.

    Prentice Hall Cliffs, New Jersey.

    Harjanto, D. 2006. Kualitas Kimia Daging Dada

    Ayam Broiler yang Pakannya

    ditambahkan Campuran Minyak Ikan

    Kaya Asam Lemak Omega 3. Skripsi.

    Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

    Bogor. Bogor.

    Hartadi, H., S. Reksohadiprojo dan A. D.

    Tillman. 1990. Tabel Komposisi Pakan

    untuk Indonesia. Gadjah Mada

    University Press, Yogyakarta.

    Joseph, G. 2007. Suplementasi Sabun Kalsium

    dalam Pakan Ternak Ruminansia

    sebagai Sumber Energi Alternatif untuk

    Meningkatkan Produksi Daging yang

    Berkualitas. Disertasi Program Studi

    Ilmu Ternak Sekolah Pasca Sarjana

    Institut Pertanian Bogor. Bogor.

    Kamal, M. 1994. Nutrisi Ternak I. Gajah Mada

    University Press, Yogyakarta.

    Kartadisastra, H.R. 1997. Penyediaan dan

    Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia

    (Sapi, Kerbau, Domba, Kambing).

    Kanisius, Yogyakarta.

    Lawrie, R. A., 1995. Meat Science. Universitas

    Indonesia Press, Jakarta. (Diterjemahkan

    oleh A. Parakkasi)

    Mountney, G.J. 1966. Poultry Product

    Technology. 2 The Avi Publishing

    Company, Inc. Westport, Conecticut.

    Murdiyati, A. 1992. Pengolahan Kelapa Sawit II.

    PAU Pangan Gizi Universitas Gadjah

    Mada, Yogyakarta.

    Orskov ER, McDonald I, Fraser C, Corse EL.

    1971. The nutrition of the early weaned

    lamb: III. The effect of ad libitum intake

    of diets varying in protein concentration

    on performance and on body

    composition at different live weights.

    Journal of Agricultural Science. 77:351-

    361.

    Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan

    Ternak Ruminan. Universitas Indonesia

    Press, Jakarta.

    Ranjhan, S.K. 1981. Animal Nutrition in Tropic.

    Kamla Nagar, Delhi.

    Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia.

    Penebar Swadaya, Jakarta.

    Soeparno dan H.L. Davies. 1987. studies on the

    growth and carcass composition in

    daldale wether lambs: I. the effect of

    dietary energy concentration and pasture

    species. Australian Journal of

    Agricultural Research 38: 403-416.

    Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging.

    Gadjah Mada University Press,

    Yogyakarta.

    Steel, R. G. D. dan J.H Torrie. 1995. Principle

    and Prosedural Statistic. PT Gramedia

    Pustaka Utama, Jakarta. (Diterjemahkan

    oleh B. Sumantri)

    Sudibya, Darsono dan P. Martatmo, 2009.

    Transfer Omega-3 melalui Kapsulisasi

    dan L-Karnitin pengaruhnya terhadap

    Komposisi Kimiawi Air Susu Sapi

    Perah. Laporan Hasil Penelitian Hibah

    Stranas. Fakultas Pertanian, Universitas

    Sebelas Maret. Surakarta.

    Sutardi, T. 1982. Landasan Ilmu Nutrisi.

    Departemen Ilmu Makanan Ternak.

    Fakultas Peternakan. Institut Pertanian

    Bogor, Bogor.

    Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo,

    S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo.

    1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar.

    Gadjah Mada University Press,

    Yogyakarta.

    Wheeler TL, Davis GW, Stoecker BJ, Harmon

    CJ. 1987. cholesterol concentrations of

    longissimus muscle, subcutaneous fat

    and serum of two beef cattle breed types.

    Journal of Animal Science. 65:1531

    1537.

    Widiyanto. 2008. Suplementasi Minyak Biji

    Kapuk Terproteksi sebagai Sumber

  • 74 Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1) 2012

    Asam Lemak Tidak Jenuh untuk

    Meningkatkan Produktivitas Daging

    Domba Lokal Jawa Ekor Kurus Jantan

    Rendah Kolestrol Kaya Asan Lemak

    Omega-6. Disertasi. Universitas Gadjah

    Mada. Yogyakarta.

    Widyawati, S. D., W. P. S. Suprayogi dan J,

    Riyanto. 2010. Suplementasi Asam

    Lemak Tak Jenuh (Poly Unsaturated

    Fatty Acid/PUFA) berbasis Minyak

    Kelapa Sawit dan Minyak Ikan Lemuru

    Terproteksi dalam Ransum ditinjau dari

    Performan Produksi dan Kualitas

    Daging Domba. Laporan Hasil

    Penelitian IPTEK. Fakultas Pertanian,

    Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

    Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT

    Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.