pengaturan pencegahan tppu

10
PPATK E-LEARNING ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME Bagian 4: Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826 Email: [email protected] , website: http://elearning.ppatk.go.id Hal 1 dari 10 Modul E-Learning 1 PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME Bagian Keempat. Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia Tujuan Modul bagian keempat yaitu Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia bertujuan untuk menjelaskan: a. Pengaturan tindak pidana pencucian uang b. Kriminalisasi pidana pencucian dalam UU 8/2010 c. Peran pihak pelapor dan pihak terkait lainnya d. Pembentukan PPATK dan tugasnya 1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia 1.4.1. Pengaturan Tindak Pidana Pencucian Uang Saat ini pemberantasan pencucian uang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. UU 8/2010 tersebut menggantikan undang-undang sebelumnya yang mengatur pencucian uang yaitu, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2003. Dalam UU 8/2010, mengatur berbagai hal dalam upaya untuk memberantas dan mencegah tindak pidana pencucian uang, yaitu: Gambar 1 Pengaturan Tindak Pidana Pencucian Uang

Upload: naradablues

Post on 07-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Pengaturan Pencegahan TPPU

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaturan Pencegahan TPPU

PPATK E-LEARNING ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

Bagian 4: Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan

Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826

Email: [email protected], website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 1 dari 10

Modul E-Learning 1

PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME

Bagian Keempat. Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia

Tujuan

Modul bagian keempat yaitu Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia

bertujuan untuk menjelaskan:

a. Pengaturan tindak pidana pencucian uang

b. Kriminalisasi pidana pencucian dalam UU 8/2010

c. Peran pihak pelapor dan pihak terkait lainnya

d. Pembentukan PPATK dan tugasnya

1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia

1.4.1. Pengaturan Tindak Pidana Pencucian Uang

Saat ini pemberantasan pencucian uang diatur

dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010

tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang. UU 8/2010

tersebut menggantikan undang-undang

sebelumnya yang mengatur pencucian uang

yaitu, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002

sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2003.

Dalam UU 8/2010, mengatur berbagai hal dalam upaya untuk memberantas dan mencegah tindak pidana

pencucian uang, yaitu:

Gambar 1 Pengaturan Tindak Pidana Pencucian Uang

Page 2: Pengaturan Pencegahan TPPU

PPATK E-LEARNING ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

Bagian 4: Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan

Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826

Email: [email protected], website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 2 dari 10

1. Kriminalisasi perbuatan pencucian uang

2. Kewajiban bagi masyarakat pengguna jasa, Lembaga Pengawas dan Pengatur, dan Pihak Pelapor

3. Pengaturan pembentukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

4. Aspek penegakan hukum

5. Kerjasama

1.4.2. Tindak Pidana Pencucian Uang Dalam UU 8/2010

Tindak Pidana Asal

Sesuai dengan Pasal 2 UU 8 Tahun 2010, tindak pidana yang menjadi pemicu (disebut sebagai “tindak

pidana awal”) terjadinya pencucian uang meliputi:

Gambar 2 Tindak Pidana Awal

Korupsi

Penyuapan

Narkotika

Psikotropika

Penyelundupan tenaga kerja

Penyelundupan imigran

Dibidang perbankan

Dibidang pasar modal

Dibidang perasuransian

Kepabeanan

Cukai

Perdagangan orang

Page 3: Pengaturan Pencegahan TPPU

PPATK E-LEARNING ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

Bagian 4: Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan

Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826

Email: [email protected], website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 3 dari 10

Perdagangan senjata gelap

Terorisme

Penculikan

Pencurian

Penggelapan

Penipuan

Pemalsuan uang

Perjudian

Prostitusi

Dibidang perpajakan

Dibidang kehutanan

Dibidang lingkungan hidup

Dibidang kelautan dan perikanan

Tindak pidana lainnya yang diancam

dengan pidana penjara 4 (empat tahun)

atau lebih

Harta Hasil Tindak Pidana

Harta hasil tindak pidana dalam pengertian

formil merupakan harta yang dihasilkan dari

suatu tindak pidana yang disebutkan sebagai

tindak pidana asal pencucian uang.

Selain harta hasil tindak pidana asal tersebut,

harta lain yang dipersamakan dengan harta hasil

tindak pidana menurut UU 8/2010 adalah harta

yang patut diduga atau diketahui akan

digunakan atau digunakan secara langsung

maupun tidak langsung untuk kegiatan terorisme, organisasi teroris, ataupun terorisme perorangan.

Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)

Cakupan pengaturan sanksi pidana dalam UU TPPU meliputi tindak pidana pencucian uang yang dilakukan

oleh orang perseorangan, tindak pidana pencucian uang bagi korporasi, dan tindak pidana yang terkait

dengan tindak pidana pencucian uang.

Gambar 3 Harta Hasil Tindak Pidana

Page 4: Pengaturan Pencegahan TPPU

PPATK E-LEARNING ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

Bagian 4: Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan

Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826

Email: [email protected], website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 4 dari 10

TPPU dapat dikelompokkan dalam 2 klasifikasi, yaitu TPPU aktif dan TPPU pasif. Secara garis besar, dasar

pembedaan klasifikasi tersebut, penekanannya pada :

1. TPPU aktif sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 3 dan 4 UU TPPU, lebih menekankan pada pengenaan

sanksi pidana bagi:

a. Pelaku pencucian uang sekaligus pelaku tindak pidana asal

b. Pelaku pencucian uang, yang mengetahui atau patut menduga bahwa harta kekayaan berasal dari

hasil tindak pidana

2. TPPU pasif sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 5 UU TPPU lebih menekankan pada pengenaan sanksi

pidana bagi :

a. Pelaku yang menikmati manfaat dari hasil kejahatan

b. Pelaku yang berpartisipasi menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan.

Anti-Tipping-Off

Selain tindak pidana pencucian uang, UU 8/2010 juga

mengatur tindak pidana bagi pelaku yang membocorkan

dokumen dan keterangan yang diterima yang berkaitan

dengan pemberantasan pencucian uang, kecuali dalam rangka

pelaksanaan kewajiban sebagaimana undang-undang (anti-

tipping-off).

1.4.3. Peran Lembaga Pengawas dan Pengatur, Pihak Pelapor dan Pihak Terkait Lainnya

Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian

Uang memberi tugas, kewenangan dan mekanisme kerja baru bagi PPATK, Pihak Pelapor, regulator/Lembaga

Pengawas dan Pengatur, lembaga penegak hukum, dan pihak terkait lainnya termasuk masyarakat.

Berikut adalah gambaran secara singkat hubungan fungsional antar pemangku kepentingan dalam rezim anti

Pencucian Uang di Indonesia.

Gambar 4 Anti-Tipping-Off

Page 5: Pengaturan Pencegahan TPPU

PPATK E-LEARNING ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

Bagian 4: Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan

Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826

Email: [email protected], website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 5 dari 10

1. Masyarakat

Masyarakat yang dimaksudkan adalah

masyarakat pengguna jasa keuangan atau yang

berkaitan dengan keuangan, seperti nasabah

bank, asuransi, perusahaan sekuritas, dana

pensiun dan lainnya termasuk peserta lelang,

pelanggan pedagang emas, properti, dan

sebagainya.

Peran masyarakat ini adalah memberikan data

dan informasi kepada Pihak Pelapor ketika melakukan

hubungan usaha dengan Pihak Pelapor, sekurang-kurangnya meliputi identitas diri, sumber dana dan tujuan

transaksi dengan mengisi formulir yang disediakan oleh Pihak Pelapor dan melampirkan dokumen

pendukungnya. Hal ini selaras dengan slogan “Kalau Bersih Kenapa Risih”.

Di samping itu, masyarakat juga dapat berperan aktif dalam memberikan informasi kepada aparat penegak

hukum yang berwenang atau PPATK apabila mengetahui adanya perbuatan yang berindikasi pencucian uang.

2. Pihak Pelapor dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Pihak Pelapor adalah pihak yang wajib menyampaikan laporan kepada PPATK sebagai berikut:

a. Penyedia Jasa Keuangan:

1) bank;

2) perusahaan pembiayaan;

3) perusahaan asuransi dan perusahaan pialang

asuransi;

4) dana pensiun lembaga keuangan;

5) perusahaan efek;

6) manajer investasi;

Gambar 5 Masyarakat

Gambar 6 Pihak Pelapor dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Page 6: Pengaturan Pencegahan TPPU

PPATK E-LEARNING ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

Bagian 4: Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan

Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826

Email: [email protected], website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 6 dari 10

7) kustodian;

8) wali amanat;

9) perposan sebagai penyedia jasa giro;

10) pedagang valuta asing;

11) penyelenggara alat pembayaran menggunakan kartu;

12) penyelenggara e-money dan/atau e-wallet;

13) koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam;

14) pegadaian;

15) perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan berjangka komoditas; atau

16) penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang.

b. Penyedia Barang dan/atau Jasa lain:

1) perusahaan properti/agen properti;

2) pedagang kendaraan bermotor;

3) pedagang permata dan perhiasan/logam mulia;

4) pedagang barang seni dan antik; atau

5) balai lelang.

Laporan yang wajib disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan ke PPATK:

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM)

Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT)

Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana dari dan ke Luar Negeri

Laporan yang wajib disampaikan oleh Penyedia Barang dan atau jasa ke PPATK:

Setiap transaksi yang dilakukan oleh Pengguna Jasa dengan mata uang rupiah dan/atau mata uang asing

yang nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

Agar bisa melaporkan transaksi ke PPATK, Pihak pelapor wajib menerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa,

dengan melakukan :

identifikasi Pengguna Jasa,

verifikasi Pengguna Jasa; dan

Page 7: Pengaturan Pencegahan TPPU

PPATK E-LEARNING ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

Bagian 4: Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan

Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826

Email: [email protected], website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 7 dari 10

pemantauan Transaksi Pengguna Jasa.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berkewajiban membuat laporan mengenai pembawaan uang tunai dan

atau instrumen pembayaran lain untuk selanjutnya disampaikan kepada PPATK.

Laporan yang disusun tersebut bersumber dari hasil pengawasan atas pemberitahuan setiap orang yang

membawa Uang Tunai dan instrumen pembayaran lainnya yang keluar atau masuk wilayah pabean RI senilai

Rp 100 juta atau lebih.

3. Lembaga Pengawas dan Pengatur

Lembaga Pengawas dan Pengatur adalah

lembaga yang memiliki kewenangan pengawasan,

pengaturan, dan/atau pengenaan sanksi terhadap

Pihak Pelapor

Lembaga Pengawas dan Pengatur terhadap Pihak

Pelapor dilaksanakan oleh PPATK apabila

terhadap Pihak Pelapor yang bersangkutan belum

terdapat Lembaga Pengawas dan Pengaturnya.

Pihak-pihak yang menjadi Lembaga Pengawas dan Pengatur terhadap Penyedia Jasa Keuangan antara lain

Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (KEMKOMINFO), Badan

Pengawas Perdagangaan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), Kementerian Koperasi dan UKM (Usaha Kecil

dan Menengah)

4. Lembaga Penegak Hukum

Penyidikan

Kewenangan untuk melakukan penyidikan TPPU, yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan,

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Narkotika Nasional (BNN), serta Direktorat Jenderal Pajak dan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Gambar 7 Lembaga Pengawas dan Pengatur

Page 8: Pengaturan Pencegahan TPPU

PPATK E-LEARNING ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

Bagian 4: Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan

Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826

Email: [email protected], website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 8 dari 10

Penyidik tindak pidana asal dapat melakukan penyidikan

tindak pidana pencucian uang apabila menemukan bukti

permulaan yang cukup terjadinya tindak pidana

pencucian uang saat melakukan penyidikan tindak

pidana asal sesuai kewenangannya.

Penuntutan

1) Kejaksaan

Melakukan penuntutan atas perkara tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana asal yang berasal

dari pelimpahan berkas perkara oleh penyidik sesuai dengan kewenangan Kejaksaan sebagaimana diatur

di dalam peraturan perundang-undangan.

2) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Melakukan penuntutan atas perkara tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana asal yang berasal

dari pelimpahan berkas perkara oleh penyidik KPK sesuai dengan kewenangan KPK sebagaimana diatur

di dalam peraturan perundang-undangan.

Proses Pengadilan

1) Pengadilan Umum

Melakukan pemeriksaan atas perkara tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana asal di luar tindak

pidana korupsi

2) Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Melakukan pemeriksaan di sidang pengadilan atas perkara tindak pidana pencucian uang dan tindak

pidana korupsi

Pihak terkait lainnya

Berbagai pihak, baik lembaga pemerintah, perusahaan BUMN dan swasta, maupun masyarakat luas, menjadi

bagian yang saling melengkapi dari sistem anti pencucian uang di Indonesia.

Gambar 8 Lembaga Penegak Hukum

Page 9: Pengaturan Pencegahan TPPU

PPATK E-LEARNING ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

Bagian 4: Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan

Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826

Email: [email protected], website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 9 dari 10

1.4.4. Pembentukan Lembaga PPATK dan Tugasnya

Pembentukan Lembaga PPATK

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

(PPATK) yang secara umum dikenal sebagai unit

intelijen keuangan (Financial Intelligence Unit/FIU),

dibentuk sejak tahun 2002 melalui Undang-undang

Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang, dan secara khusus diberikan mandat

untuk mencegah dan memberantas tindak pidana

pencucian uang.

PPATK merupakan lembaga independen,

bertanggung jawab langsung kepada Presiden, dan melaporkan kinerjanya setiap 6 (enam) bulan sekali

kepada Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Lembaga Pengawas dan Pengatur.

Tugas PPATK

Sebagai lembaga intelijen keuangan, PPATK berperan mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian

uang di Indonesia. Kewenangan yang diberikan antara lain pengelolaan database, menetapkan pedoman

bagi Pihak Pelapor, mengkoordinasikan dan memberikan rekomendasi kepada Pemerintah, mewakili

Pemerintah dalam forum internasional, menyelenggarakan edukasi, melakukan audit kepatuhan dan audit

khusus, memberikan rekomendasi dan atau sanksi kepada Pihak Pelapor, dan mengeluarkan ketentuan

Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ).

Di samping peran tersebut, peran utama lainnya adalah melakukan analisis atau pemeriksaan laporan dan

informasi transaksi keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang dan/atau tindak pidana lain,

dengan beberapa kewenangan antara lain meminta dan menerima laporan dan informasi dari berbagai

pihak, meminta penyedia jasa keuangan untuk menghentikan sementara seluruh atau sebagian transaksi,

dan meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik.

Gambar 9 Pembentukan Lembaga PPATK dan Tugasnya

Page 10: Pengaturan Pencegahan TPPU

PPATK E-LEARNING ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

Bagian 4: Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan

Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826

Email: [email protected], website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 10 dari 10

1.4.5. Ringkasan

1. Tindak pidana asal adalah tindak pidana yang menjadi pemicu terjadinya tindak pidana pencucian uang

2. Harta hasil tindak pidana merupakan harta yang dihasilkan dari suatu tindak pidana yang disebutkan

sebagai tindak pidana asal pencucian uang

3. Tindak pidana pencucian uang adalah perbuatan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul atau

perbuatan lainnya atas harta kekayaan hasil tindak pidana, yang dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua)

bagian yaitu aktif dan pasif.

4. PPATK mengemban peran sentral untuk mencegah dan memberantas pencucian uang di Indonesia

5. Terdapat peran dari berbagai pihak yaitu masyarakat pengguna jasa, Pihak Pelapor, Lembaga pengawas

dan Pengatur, dan aparat penegak hukum, yang kesemuanya merupakan satu kesatuan dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.