pengelolaan keuangan keluarga dalam perspektif ekonomi islam

7
Pengelolaan Keuangan Keluarga dalam Perspektif Ekonomi Islam Ketika kita berbicara tentang pengelolaan keuangan maka mau tidak mau kita harus berhadapan dengan pengelolaan pendapatan dan pengeluaran. Pendapatan adalah hal yang berkaitan dengan sumber pemasukan baik tentang jumlah yang harus didapat maupun tata cara dalam mendapatkannya. Sementara pengeluaran adalah hal yang berkaitan dengan jumlah yang harus dikeluarkan maupun tentang tempat pengalokasian pengeluaran. Harta yang sumber pendapatannya tidak jelas (ghoror), riba (bunga) dan maysir (untung-untungan atau judi) akan menyebabkan pendapatan menjadi tidak halal. Sehingga akan menghilangkan keberkahan. Pernahkah kita mendengar satu unit usaha menjadi bangkrut lantaran sumber pendanaan dari usaha tersebut berasal dari hasil korupsi?Atau hasil dari money loundry? Konsep pengelolaan keuangan di dalam islam sangat memperhatikan proses mendapatkan dan proses membelanjakan. Sedangkan tentang akun pengelolaan keuangan, Eko Pratomo menjelaskan bahwa dalam mengelola keuangan yang islami haruslah memenuhi ketentuan ISLAMIC yang artinya Income (Pendapatan), Spending (Pengeluaran dengan mengutamakan skala prioritas dalam pelaksanaannya), Longevity (Kehidupan panjang yang menyangkut kehidupan masa pensiun dan kehidupan akhirat), Assurance (Proteksi terhadap hal yang tidak terduga), Management of debt (Pengelolaan Hutang), Invesment (investasi) dan Cleansing of Wealth (Zakat sebagai sarana pembersihan harta). Dari sini terlihat bahwa dalam mengelola keuangan islami terdapat 7 akun yang terdiri dari 1 akun pendapatan (income) dan 6 akun pengeluaran yang terdiri dari spending, longevity, assurance, management of debt, investment dan cleansing of wealth. Mengacu pada goal pengelolaan keuangan islami yaitu falah dan tahapan untuk mencapai falah yaitu maslahah maka akun pemanfaatan pendapatan harus mencakup untuk tujuan jangka pendek yaitu kebahagiaan hidup di

Upload: bagus-fardianto

Post on 21-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Pengelolaan Keuangan Keluarga dalam Perspektif Ekonomi Islam

Ketika kita berbicara tentang pengelolaan keuangan maka mau tidak mau kita harus berhadapan dengan pengelolaan pendapatan dan pengeluaran. Pendapatan adalah hal yang berkaitan dengan sumber pemasukan baik tentang jumlah yang harus didapat maupun tata cara dalam mendapatkannya. Sementara pengeluaran adalah hal yang berkaitan dengan jumlah yang harus dikeluarkan maupun tentang tempat pengalokasian pengeluaran.

Harta yang sumber pendapatannya tidak jelas (ghoror), riba (bunga) dan maysir (untung-untungan atau judi) akan menyebabkan pendapatan menjadi tidak halal. Sehingga akan menghilangkan keberkahan. Pernahkah kita mendengar satu unit usaha menjadi bangkrut lantaran sumber pendanaan dari usaha tersebut berasal dari hasil korupsi?Atau hasil dari money loundry? Konsep pengelolaan keuangan di dalam islam sangat memperhatikan proses mendapatkan dan proses membelanjakan.

Sedangkan tentang akun pengelolaan keuangan, Eko Pratomo menjelaskan bahwa dalam mengelola keuangan yang islami haruslah memenuhi ketentuan ISLAMIC yang artinya Income (Pendapatan), Spending (Pengeluaran dengan mengutamakan skala prioritas dalam pelaksanaannya), Longevity (Kehidupan panjang yang menyangkut kehidupan masa pensiun dan kehidupan akhirat), Assurance (Proteksi terhadap hal yang tidak terduga), Management of debt (Pengelolaan Hutang), Invesment (investasi) dan Cleansing of Wealth (Zakat sebagai sarana pembersihan harta).

Dari sini terlihat bahwa dalam mengelola keuangan islami terdapat 7 akun yang terdiri dari 1 akun pendapatan (income) dan 6 akun pengeluaran yang terdiri dari spending, longevity, assurance, management of debt, investment dan cleansing of wealth.

Mengacu pada goal pengelolaan keuangan islami yaitu falah dan tahapan untuk mencapai falah yaitu maslahah maka akun pemanfaatan pendapatan harus mencakup untuk tujuan jangka pendek yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan kesuksesan hidup di akhirat. Oleh karenanya pemanfaatan pendapatn dapat digambarkan secara berurutan sebagaimana di bawah:

Pendapatan

Pendapatan adalah seluruh pemasukan atau penghasilan yang kita peroleh.Kenalilah nominal angka dan sumber pendapatan ini dengan baik.Bagi yang penghasilannya tergolong wajib pajak maka yang dimaksud penghasilan adalah penghasilan setelah potong pajak.

Mengenali penghasilan sama saja dengan proses untuk mem-break down seluruh nominal dan sumber penghasilan yang dimiliki. Proses ini sangatlah penting untuk dilakukan. Karena untuk dapat mengelola keuangan keluarga, pintu gerbangnya ada di pengenalan pendapatan ini. Bila kita tidak melakukan proses ini maka kita tidak dapat mengelola pemanfaatan pendapatan dengan baik. Pendapatan merupakan kunci pengelolaan keuangan keluarga.Dari pendapatan inilah akhirnya kita harus mengatur biaya rutin, biaya antisipatip, investasi akhirat dan biaya investasi dunia.

Hutang

Siapa orangya di dunia ini yang selama hidupnya tidak pernah berhutang?Sekaya siapapun orang tersebut, penulis yakin dia pernah berhutang.Hutang dilakukan karena seseorang ingin memenuhi kebutuhan namun karena satu alasan, pemenuhannya bukan dari sumber pendapatan. Hal ini memaksa dirinya untuk menggunakan sumber pendanaan dari pihak lain. Berbagai alasan tentunya menjadi latarbelakang, mengapa mereka harus berhutang.

Sangat disayangkan apabila orang berhutang karena alasan yang tidak jelas seperti karena perilaku boros, ikut-ikutan mengikuti tren dan gaya hidup dan sebagainya. Berkaitan dengan hidup boros, kita sebaiknya memperhatikan sinyalemen dari Allah SWT pada QS 17: 26, 27.

Biaya Rutin

Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan secara rutin.Dipandang dari waktu pengeluarannya, pengeluaran rutin dapat dikelompokan dalam 3 katagori yaitu pengeluaran harian, bulanan dan tahunan.

Pengeluaran harian adalah pengeluaran yang secara rutin dikeluarkan oleh kita sehari-hari.Termasuk dalam kelompok pengeluaran ini adalah biaya untuk belanja kebutuhan dapur dsbnya.Bagi sebagian kalangan lainnya pengeluaran di atas terkadang masuk ke dalam kelompok pengeluaran rutin mingguan dan ada juga yang bulanan.

Pengeluaran mingguan dikeluarkan akibat adanya transaksi mingguan.Kegiatan tersebut diantaranya pemakaian gas untuk memasak dan belanja air mineral.Berbelanja kebutuhan pokok, bagi sebagian kalangan juga menjadi kebutuhan mingguan.

Pengeluaran bulanan adalah pengeluaran yang dikeluarkan secara rutin setiap bulannya.Oleh karena sebagian besar dari kita adalah pekerja yang sumber pendapatannya berasal dari gaji bulanan maka kebutuhannyapun sebagian besar adalah kebutuhan bulanan.Termasuk dalam kebutuhan ini adalah pembayaran listrik, telepon, SPP sekolah, cicilan rumah, cicilan motor, cicilan mobil, biaya antar jemput anak, kontrak rumah bulanan dll.

Pengeluaran tahunan adalah pengeluaran yang secara rutin dikeluarkan setiap tahunnya.Biasanya jenis pengeluaran ini menyita banyak perhatian keluarga oleh karena jumlahnya terkadang sangat besar dan waktunya yang hampir bersamaan.Membeli perlengkapan sekolah seperti buku pelajaran, baju seragam, sepatu dan sejenisnya adalah pengeluaran tahunan yang sering menjadi momok bagi ibu rumah tangga.Membayar kontrakan rumah, pajak motor, pajak mobil juga pajak rumah dilakukan setiap tahun.

Zakat

Zakat merupakan bentukan dari kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh dan berkembang. Itu berarti bahwa setiap harta yang sudah dibayarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik, berkah, tumbuh dan berkembang.

Ada dua pendapat yang berbeda dalam perhitungan zakat ini.Perbedaannya pada sandaran yang digunakan.Pendapat pertama menyandarkan zakat penghasilan pada zakat pertanian dan pendapat kedua menyandarkan pada zakat perdagangan. Pendapat pertama menyatakan bahwa bila total penghasilan dalam setahun melebihi nisab 750 kg beras maka kekayaan yang dimiliki sudah terkena wajib zakat. Besarnya zakat yang harus dibayarkan adalah sebesar 5% dari penghasilan. Sedangkan pendapat kedua menyatakan bila total penghasilan dalam setahun melebihi nisab 85 gram emas maka kekayaan yang dimiliki sudah terkena wajib zakat. Besarnya zakat yang harus dibayarkan adalah sebesar 2.5% dari penghasilan.

Biaya Antisipatip

Hidup di dunia penuh dengan ketidak pastian. Tidak ada seorangpun yang dapat memperkirakan dengan pasti, apa yang akan terjadi pada dirinya di esok hari. Diapun tidak dapat mengetahui hasil dari yang diusahakannya hari ini.Dari sini, lahirlah suatu teori ketidakpastian.Hanya ada satu keniscayaan yaitu terjadinya kematian.Meskipun waktu dan tempatnya tidak dapat diketahui dengan pasti.

Berkaitan dengan risiko, Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita terhadap ketidakpastian yang mungkin terjadi pada diri kita yaitu: Kita harus menjaga 5 hal sebelum kedatangan 5 hal lainnya. Menjaga waktu muda sebelum tua.Manfaatkan waktu muda kita untuk melakukan hal-hal yang baik.Banyak hal bisa dilakukan pada masa muda.Menabunglah kebaikan dan kebajikan di masa muda.Jangan menunggu masa tua karena apabila telah memasuki masa tua, tenaga dan fikiran sudah tidak optimal lagi.

Investasi Akhirat

Investasi adalah menunda konsumsi di hari ini untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik di masa yang akan datang. Itu berarti investasi akhirat adalah menunda konsumsi di dunia untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak di akhirat nanti. Beberapa bentuk investasi akhirat adalah:

a) Infak – Shadaqoh.

Tiap menjelang pagi hari dua malaikat turun. Yang satu berdoa: “Ya Allah, karuniakanlah bagi orang yang menginfakkan hartanya tambahan peninggalan.” Malaikat yang satu lagi berdoa: “Ya Allah, timpakan kerusakan (kemusnahan) bagi harta yang ditahannya (dibakhilkannya).” (Mutafaq’alaih)

b) Haji

Haji berarti sengaja melakukan sesuatu, yaitu sengaja datang ke Mekah, mengunjungi Ka’bah dan tempat-tempat lainnya untuk melakukan rangkaian ibadah tertentu, seperti wukuf, thawaf, sa’i dan amalan lainnya pada masa tertentu dengan syarat – syarat tertentu. Ibadah haji adalah ibadah fardhu bagi umat islam.

c) Qurban

Berkaitan dengan hukum menyembelih hewan qurban, Yusuf al-Qaradhawi mengatakan bahwa Imam Malik, Imam Syafei dan Imam Ahmad menyebutkan hukum menyembelih hewan qurban

adalah sunnah. Sedangkan menurut imam Abu Hanifah menyembelih hewan qurban adalah hukumnya wajib bagi orang yang diberikan kemurahan rizki dan kelapangan.Menyembelih hewan qurban juga merupakan tanda syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Menyembelih hewan qurban merupakan ibadah yang menyandarkan pada kemampaun harta, oleh karenanya ibadah inipun sebenarnya dapat dikelola dengan baik. Katakan saja harga seekor kambing adalah sebesar RP 800.000,- maka sebenarnya bisa saja kita menyisihkan sebagian penghasilan kita sebulannya sebesar Rp 800.000,- / 12 = Rp 67.000,- per bulan. Bayangkan dengan menyisihkan penghasilan kita sebesar Rp 67.000,- per bulan sedangkan janji Allah SWT akan menambah nikmatnya kepada kita adalah sesuatu yang pasti. Mengapa kita masih tidak memprioritaskan ibadah ini?.

d) Wakaf

Wakaf yang dikenal oleh masyarakat Indonesia pada umumnya merupakan pengalokasian barang tidak bergerak terutama tanah untuk dijadikan mushola, masjid, pekuburan muslim dsbnya. Padahal di Negara-negara Arab praktek wakaf juga dapat melibatkan dana tunai yang berbentuk wakaf tunai.

Rasulullah SAW bersabda: Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga hal: shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya.

Para ulama menafsirkan kata shadaqoh jariyah yang pahalanya terus mengalir dengan istilah wakaf.Jelaslah bahwa wakaf merupakan investasi akhirat yang balasan amalnya dapat terus mengalir kepada orang yang membayar wakaf.

Investasi Dunia

Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa investasi adalah menunda konsumsi saat ini untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik di masa yang akan datang. Adapun yang dimaksud dengan investasi dunia adalah segala bentuk investasi yang dinikmati oleh kita selama kita masih hidup atau dinikmati oleh orang lain yang kita tinggalkan bila kita mati. Yang termasuk ke dalam investasi dunia adalah investasi, pensiun, dan pendidikan anak.

a) Investasi,

yang dimaksud dengan investasi disini adalah investasi yang sudah dipahami di masyarakat pada umumnya, seperti membuka deposito, menabung, membeli saham, menambah asset, membeli obligasi dsbnya.

Tujuan yang diharapkan dari investasi adalah:

1. Melindungi nilai uang dari inflasi.

2. Dinikmati di masa yang akan datang.

3. Mengantisipasi ketidakpastian daya beli di masa yang akan datang.

4. Memelihara kelangsungan pendapatan (ketika kemampuan bekerja berkurang).

5. Meningkatkan aset.

b) Pendidikan anak

Islam sangat memperhatikan masa depan anak kita. Sebagaimana di dalam QS 4: 9 di atas, Allah SWT memperingatkan kepada umat islam agar mereka memiliki rasa takut dan khawatir apabila mereka meninggalkan keturunan yang lemah dan tidak sejahtera.

c) Pensiun

Mengapa kita harus mempersiapkan pensiun?

Di depan sudah kita jelaskan bahwa salah satu risiko dalam kehidupan adalah berumur panjang. Apabila kita ditakdirkan oleh Allah SWT memiliki usia yang lebih panjang maka kita akan menemui kehidupan yang disebut masa pensiun. Pada saat itu kemampuan kita berpenghasilan akan berkurang. Kemampuan fisikpun jauh menurun. Oleh karenanya kita membutuhkan dana yang berlebih untuk hidup hingga ajal menjemput. Oleh karena umur merupakan rahasia Allah SWT maka kita sudah selayaknya membuat perencanaan untuk pensiun mulai saat ini. Kita berharap pada usia pensiun, kita dapat mandiri tanpa merepotkan orang lain. Melalui perencanaan pensiun yang baik kita dapat menikmati kehidupan masa pensiun dengan baik.