pengelolaan limbah radioaktif sumber terbungkus dari rumah...
TRANSCRIPT
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
435
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS
DARI RUMAH SAKIT DAN INDUSTRI
Suhartono, Ayi Muziyawati, Imam Sasmito
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
ABSTRAK
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI
RUMAH SAKIT DAN INDUSTRI. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) – Badan
Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memiliki tugas pokok mengelola limbah radioaktif yang
ditimbulkan dari kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi nuklir di wilayah
negara kesatuan Republik Indonesia. Salah satu jenis limbah radioaktif yang selalu diterima oleh
PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus dari rumah sakit dan industri.
Pengelolaan yang tepat terhadap limbah radioaktif sumber terbungkus sangat diperlukan untuk
melindungi masyarakat dan lingkungan dari potensi bahaya radiasi limbah radioaktif tersebut.
PTLR – BATAN menggunakan teknik retrievable untuk mengelola limbah radioaktif sumber
terbungkus. Limbah-limbah tersebut dikondisioning dalam wadah-wadah yang sesuai seperti
kontener wadah Iridium, shell drum 200 l, shell beton 350 l, atau shell beton 950 l. Pada tahun
2012, PTLR – BATAN telah mengelola sebanyak 447 unit limbah radioaktif sumber terbungkus
dari rumah sakit dan industri yang terdiri dari 258 unit bekas radiografi mengandung radionuklida 192
Ir dan 75
Se, 96 unit mengandung radionuklida 137
Cs, 31 unit mengandung radionuklida 226
Ra, 21
unit mengandung radionuklida 60
Co, 21 unit mengandung radionuklida 90
Sr, 6 unit mengandung
radionuklida 147
Pm, 2 unit mengandung radionuklida 244
Cm, 2 unit mengandung radionuklida 241
AmBe, 2 unit mengandung radionuklida 55
Fe, 2 unit mengandung radionuklida 109
Cd, 2 unit
mengandung radionuklida 85
Kr, 1 unit mengandung radionuklida 241
Am, 1 unit mengandung
radionuklida 238
U, dan 2 unit tabung pesawat X-ray.
Kata kunci : pengelolaan, limbah radioaktif, sumber radiasi terbungkus, kondisioning, shell
beton
ABSTRACT
MANAGEMENT OF SEALED SOURCE RADIOACTIVE WASTE FROM
HOSPITAL AND INDUSTRY. Radioactive Waste Technology Center (RWTC) - National
Nuclear Energy Agency (NNEA) has main task to manage radioactive waste which is generated
from research, development, and nuclear tecnology application. One type of radioactive waste
which is continually received by RWTC – NNEA is sealed source radioactive waste from hospital
and industry. The proper management to the sealed source radioactive waste is needed to protect
people and the environment from the potency of radiation hazard from radioactive waste. RWTC
– NNEA uses a retrievable technique for managing the sealed source radioactive waste. The
radioactive waste were conditioned into a proper container such as Iridium container, 200 l shell
drum, 350 l concrete shell, or 950 l concrete shell. During the year of 2012, RWTC – NNEA had
managed 448 units of sealed source radioactive waste consist of 258 units containing 192
Ir and 75
Se from formerly used radiography device, 96 units containing 137
Cs radionuclide, 31 units
containing 226
Ra radionuclide, 21 units containing 60
Co radionuclide, 21 units containing 90
Sr
radionuclide, 6 units containing 147
Pm radionuclide, 2 units containing 244
Cm radionuclide, 2 units
containing 241
AmBe radionuclide, 2 units containing 55
Fe radionuclide, 2 units containing 109
Cd
radionuclide, 2 units containing 85
Kr radionuclide, 1 unit containing 241
Am radionuclide, 1 unit
containing 238
U radionuclide, and 2 units X-ray tube.
Keywords : management, radioactive waste, sealed radiation source, conditioning, concrete shell
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
436
PENDAHULUAN
Sumber radiasi terbungkus (sealed radiation source) telah lama digunakan
untuk berbagai keperluan di bidang medis dan industri. Di bidang medis, sumber
radiasi terbungkus biasa digunakan sebagai iradiator darah (blood irradiator) dan
untuk tujuan terapi kanker baik dengan teknik brakiterapi (penyinaran dalam
jarak dekat) ataupun teleterapi. Sedangkan di bidang industri, sumber radiasi
terbungkus banyak digunakan untuk tujuan kontrol level material di dalam tangki
ataupun silo, kontrol ketebalan kertas dan plastik, kontrol densitas, dan juga untuk
keperluan uji tak merusak pada radiografi industri[1]
.
Sumber radiasi terbungkus adalah zat radioaktif berbentuk padatan yang
terbungkus secara permanen dalam sebuah kapsul. Kapsul pembungkus zat
radioaktif tersebut haruslah kuat untuk mencegah kebocoran zat radioaktif atau
kerusakan selama penggunaannya. Dengan demikian hanyalah pancaran sinar
radiasi dari sumber radiasi tersebut yang dimanfaatkan untuk berbagai tujuan
seperti tersebut di atas[2]
. Contoh bentuk sumber radiasi terbungkus ditunjukkan
pada Gambar 1.
Gambar 1. Contoh bentuk sumber radiasi terbungkus
Pada Gambar 1 di atas terlihat 14 model sumber radiasi telanjang (bare sealed
source) yang digunakan untuk berbagai aplikasi seperti teleterapi, brakiterapi,
radiografi, alat kontrol (gauge) dan lain-lainya yang memiliki bentuk serta
dimensi berbeda-beda. Biasanya isotop radioaktif dalam bentuk plat-plat kecil
atau senyawa isotop tersebut (misalnya plat 60
Co, 192
Ir, serbuk 137
CsCl, dan
lainnya) dibungkus dalam kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan baja tahan karat
atau platina.
Jika sebuah sumber radiasi terbungkus sudah tidak digunakan lagi
(misalnya karena aktivitas radionuklida sudah lemah, sistem peralatan sudah tidak
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
437
berfungsi, atau karena penggantian teknologi), maka sumber radiasi terbungkus
tersebut dinamakan sebagai sumber radiasi tidak digunakan (disused sealed
radioactive source). Meskipun sudah tidak dimanfaatkan lagi untuk tujuan
semula, sumber radiasi tidak digunakan tersebut masih mungkin dimanfaatkan
untuk tujuan lain. Jika secara teknis dan ekonomis sumber radiasi tidak digunakan
sudah tidak memungkinkan dimanfaatkan lagi, maka selanjutnya sumber tersebut
dikategorikan sebagai limbah radioaktif sumber terbungkus (LRST)[2]
.
Sumber radiasi tidak digunakan tersebut masih menyimpan potensi bahaya
radiasi yang besar karena radionuklida di dalamnya memiliki derajad kemurnian
tinggi. Oleh karena itu diperlukan strategi pengelolaan yang tepat agar tidak
membahayakan keselamatan masyarakat dan lingkungannya. Secara umum
strategi pengelolaan limbah radioaktif berupa sumber radiasi terbungkus tidak
digunakan dapat dilihat dalam gambar 2 berikut ini[3]
:
Gambar 2. Strategi pengelolaan limbah radioaktif sumber terbungkus / sumber
radiasi tidak digunakan.
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
438
Berdasarkan gambar 2 di atas terlihat perlunya pengelompokan-
pengelompokan limbah radioakif sumber terbungkus sesuai karakteristiknya dan
selanjutnya dilakukan kondisioning menggunakan wadah-wadah yang sesuai.
Upaya kondisioning limbah radioaktif sumber terbungkus dapat mencakup[3]
:
- Imobilisasi terhadap limbah radioaktif sumber terbungkus
menggunakan matriks pengikat tertentu (semen misalnya) dalam
wadah yang sesuai.
- Penempatan limbah radioaktif sumber terbungkus dalam wadah-wadah
tertentu, dan atau
- Pemberian packing tambahan.
Indonesia memiliki 2 (dua) opsi untuk pengelolaan sumber radiasi tidak
digunakan, yaitu dikembalikan ke negara asal (reekspor) atau dilimbahkan
sebagai limbah radioaktif sumber terbungkus (LRST) ke PTLR – BATAN[4]
.
Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 10 Tahun 1997 Tentang
Ketenaganukliran, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999
Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun, serta Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2002 Tentang Pengelolaan Limbah
Radioaktif mengamanatkan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) – Badan
Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebagai badan pelaksana pengelolaan limbah
radioaktif di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. PTLR–BATAN
sebagai badan pelaksana pengelolaan limbah radioaktif secara nasional
mempunyai tugas untuk melakukan penelitian, pengembangan dan penerapan
teknologi pengelolaan limbah radioaktif dan pelayanan pengelolaan limbah
radioaktif [4,5,6]
.
Dalam menjalankan tugasnya melayani pengelolaan limbah radioaktif,
PTLR – BATAN banyak menerima LRST dari rumah sakit dan industri pengguna
teknologi nuklir. Bungkusan LRST dari rumah sakit dan industri memiliki bentuk,
dimensi, kandungan radionuklida yang beragam. Beberapa radionuklida yang
sering digunakan sebagai sumber pemancar radiasi untuk keperluan medis dan
industri antara lain 60
Co, 137
Cs, 192
Ir, 90
Sr, 85
Kr, 147
Pm, 241
Am, 55
Fe, 109
Cd, 244
Cm, 226
Ra dan lainnya. Beberapa contoh bungkusan LRST ditunjukkan pada Gambar
3.
Gambar 3. Contoh-contoh bungkusan LRST
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
439
Pada Gambar 3 di atas tampak beberapa model bungkusan LRST dari industri dan
rumah sakit. Kapsul-kapsul berisi zat radioaktif seperti pada Gambar 1
dimasukkan ke dalam rumah sumber yang memiliki sistem buka tutup jendela
radiasi tertentu. Rumah sumber biasanya terbuat dari bahan timbal (Pb) atau
uranium susut kadar (uranium depleted).
Pada saat ini PTLR – BATAN menggunakan teknik retrievable (dapat
diambil kembali) untuk mengelola LRST yang diterima. Limbah radioaktif
sumber terbungkus dari rumah sakit dan industri dikelompokkan berdasarkan
umur radionuklida dan dimensinya selanjutnya disimpan (dikondisioning) dalam
wadah yang sesuai yaitu kontainer wadah iridium, shell drum 200 l, shell beton
350 l, atau shell beton 950 l.
Dalam makalah ini akan dibahas kegiatan pengelolaan limbah radioaktif
sumber terbungkus yang telah dilakukan oleh PTLR – BATAN pada Tahun 2012.
TATA KERJA
Bahan dan Peralatan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan pengelolaan limbah radioaktif
sumber terbungkus adalah shell drum 200 liter, shell beton 350 liter, shell beton
950 liter, plastik, lakban, WD 40, cable tee, dan lainnya.
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengelolaan limbah radioaktif
sumber terbungkus adalah Inspector 1000 atau SAM untuk mengidentifikasi jenis
radionuklida yang terdapat dalam LRST, Surveimeter FAG untuk mengukur laju
paparan radiasi, crane, forklift, kunci ring, kunci pas dan peralatan mekanik lain,
serta pakaian kerja dan peralatan proteksi radiasi.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan pengelolaan limbah radioaktif sumber terbungkus dari rumah
sakit dan industri ini dilaksanakan pada tanggal 5 sampai dengan 29 November
2012 di Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif, PTLR – BATAN Kawasan
PUSPIPTEK Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, Indonesia.
Metode
Metode pengelolaan (kondisioning) terhadap limbah radioaktif sumber
terbungkus dilakukan sebagai berikut[7]
:
- Diukur laju paparan radiasi pada kemasan / bungkusan limbah radioaktif
sumber terbungkus yang akan dikondisioning.
- Diperiksa dan diidentifikasi sticker / plat label limbah radioaktif sumber
terbungkus meliputi asal sumber, jenis radionuklida, nomor seri, aktivitas,
tanggal aktivitas dan informasi-informasi lainnya. Jika identitas radionuklida
tidak ada atau rusak, radionuklida dalam limbah radioaktif sumber
terbungkus tersebut diidentifikasi dengan Inspector 1000 atau SAM.
- Jika diperlukan, dilakukan dismantling secukupnya terhadap limbah
radioaktif sumber terbungkus dengan tetap memperhatikan agar sumber
radiasi tetap berada dalam kontainernya.
- Masing-masing limbah radioaktif sumber terbungkus diambil gambarnya
dengan cara dipotret untuk keperluan dokumentasi.
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
440
- Limbah-limbah radioaktif sumber terbungkus selanjutnya dikelompokkan
dan dikumpulkan berdasarkan umur radionuklida dan keseragaman
dimensinya.
- Masing-masing kelompok limbah radioaktif sumber terbungkus tersebut
kemudian dikondisioning dengan cara dimasukkan ke dalam wadah
kondisioning seperti shell drum 200 l, shell beton 350 liter, atau shell beton
950 l.
- Jika wadah kondisioning telah penuh berisi limbah radioaktif sumber
terbungkus, selanjutnya ditutup dan diukur laju paparan radiasi pada kontak
permukaan dan pada jarak 1 m.
- Wadah kondisioning yang telah berisi limbah radioaktif sumber terbungkus
selanjutnya diberi sticker identifikasi dan kode penomoran.
- Wadah kondisioning selanjutnya disimpan di gudang penyimpanan
sementara limbah radioaktif (I.S 1).
- Untuk limbah radioaktif sumber terbungkus yang berdimensi besar,
misalnya gammatron, alcyon dan lainnya, kondisioning tidak dimasukkan
ke dalam shell drum ataupun shell beton tetapi langsung disimpan di Ruang
limbah radioaktif sumber terbungkus Gedung I.S 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tahun 2012 telah dilakukan pengelolaan limbah radioaktif sumber
terbungkus sebanyak 447 unit. Data karakteristik limbah radioaktif sumber
terbungkus tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1 . Karakteristik limbah radioaktif sumber terbungkus yang telah dikelola
pada tahun 2012.
No. Radionuklida Jumlah Aktivitas
(mCi)
Paparan
Kontak
(µµµµSv/jam)
Wadah
Kondisioning
1 192
Ir 254 0 - 40 10 – 2500 Shell Drum
200l
192Ir 4 0 – 0,0005 0,25 – 4,20 Shell Drum
Workshop
2 137
Cs 91 0 - 1430 4,2 – 180 SB 23, SB 24,
SB 25
137Cs 5 8 – 7042,85 4,4 - 28 IS 2
3 226
Ra 31 0,258 - 60 4,2 - 4500 SB 14
4 60
Co 12 0,0015 –
100
3 - 245 SB 04, SB 25
60Co 9 1,19 –
6,6.106
8,15 - 141 IS 2
5 90
Sr 21 20 410 - 1280 SB 13
6 147
Pm 6 0,0004 –
500
0,36 – 3,3 SB 16
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
441
No. Radionuklida Jumlah Aktivitas
(mCi)
Paparan
Kontak
(µµµµSv/jam)
Wadah
Kondisioning
7 244
Cm 2 0,03 – 0,37 0,70 – 1,5 SB 16
8 241
AmBe 2 40 4,4 – 43 IS 2
9 55
Fe 2 0,0001 0,20 – 0,27 SB 16
10 109
Cd 2 40 0,27 – 0,30 SB 16
11 85
Kr 2 267,6 –
401,4
17,5 – 30,2 SB 16
12 241
Am 1 0,03 0,70 SB 14
13 238
U 1 0,00002 0,82 SB 03
14 Tabung X-ray 2 - - Drum 100 l
JUMLAH 447
Pada Tabel 1 di atas terlihat bahwa limbah radioaktif sumber terbungkus
yang berasal dari industri dan rumah sakit memiliki aktivitas radionuklida yang
bervariasi. Terdapat limbah radioaktif sumber terbungkus kategori 1 dan 2 yang
berisi radionuklida 60
Co sebanyak 9 buah dan 137
Cs sebanyak 5 buah yang tidak
dikondisioning dalam shell beton 350 l tetapi langsung disimpan di Ruang limbah
radioaktif sumber terbungkus Gedung I.S 2, karena memiliki dimensi besar yang
melebihi dimensi shell beton 350 l. Demikian pula sebanyak 2 unit LRST
pemancar neutron berisi 241
AmBe yang merupakan sumber radiasi terbungkus
kategori 4 juga langsung disimpan di Ruang limbah radioaktif sumber terbungkus
Gedung I.S 2. Sedangkan 2 unit tabung X-ray disimpan dalam drum 100 l karena
sebenarnya tabung X-ray jenis ini tidak mengandung radionuklida sehingga tidak
termasuk limbah radioaktif dan dapat dikelola/dibuang sebagai limbah non
radioaktif.
Beberapa limbah radioaktif sumber terbungkus memiliki laju paparan
radiasi pada kontak permukaan yang relatif besar. Hal ini disebabkan oleh jendela
radiasi (radiation window) alat tersebut pada posisi membuka. Untuk mengatasi
hal tersebut maka pada saat kondisioning jendela radiasi tersebut diset pada posisi
tertutup. Jika tidak memungkinkan penutupan jendela radiasi, maka diberikan
tambahan perisai Pb pada bagian jendela dan dengan pengaturan posisi LRST
tersebut dalam shell beton 350 l.
Strategi pengelolaan limbah radioaktif sumber terbungkus yang berisi
radionuklida 192
Ir dan 75
Se dilakukan dengan metode simpan dan luruhkan. Hal
ini dikarenakan waktu paro 192
Ir adalah 74,2 hari, sehingga setelah dibiarkan
meluruh 3 – 5 tahun aktivitas 192
Ir sudah sedemikian kecil sehingga memenuhi
persyaratan untuk pelepasan klirens. Sebagai wadah kondisioning untuk
menyimpan LRST berisi 192
Ir dan 75
Se digunakan shell drum 200 l yang bagian
dalamnya telah dilapisi dengan timbal sebagai penahan radiasi seperti ditunjukkan
pada Gambar 4.
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
442
Gambar 4. Shell drum 200 l sebagai wadah kondisioning LRST berisi 192
Ir dan 75
Se
Sedangkan sumber radiasi terbungkus kategori 3 sampai dengan 5 yang biasanya
memiliki dimensi relatif kecil dikondisioning dalam wadah shell beton 350 l atau
shell beton 950 l. Data laju paparan masing-masing shell beton 350 l yang
digunakan sebagai wadah kondisioning LRST kategori 3 - 5 dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut ini :
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
443
Tabel 2. Data laju paparan radiasi shell beton 350 l yang digunakan untuk
kondisioning LRST pada Tahun 2012.
No. Kode Shell
Beton
Jenis
Radionuklida
Paparan
(µSv/jam)
Kapasitas
Terisi
Kontak Jarak
1 m
1 SB 03 238
U (Uranium
depleted)
0,59 0,37 50 %
2 SB 04 Co-60 1,1 0,62 100 %
3 SB 13 Sr-90 0,42 0,17 60 %
4 SB 14 Ra-226, Am-
241
0,26 0,19 100 %
5 SB 16 Kr-85, Fe-55,
Cd-109, Pm-
147, Cm-244,
7,28
0,45
80 %
6 SB 23 Cs-137 2,04 0,43 100 %
7 SB 24 Cs-137 0,81 0,35 100 %
8 SB 25 Cs-137, Co-60 4,6 1,07 20 %
Pada Tabel 2 di atas terlihat bahwa shell beton yang digunakan sebagai
wadah kondisioning LRST dapat pula berfungsi sebagai penahan radiasi sehingga
laju paparan radiasi pada kontak permukaan shell beton menjadi kecil. Harga laju
paparan terbesar pada kontak permukaan shell beton adalah 7,28 µSv/jam (0,728
mrem/jam). Harga laju paparan tersebut masih jauh di bawah laju paparan
maksimal kontener untuk penyimpanan yang diperkenankan yaitu sebesar 200
mrem/jam (= 2 mSv/jam)[2]
. Contoh shell beton 350 l sebagai wadah kondisioning
LRST kategori 3 – 5 ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Contoh shell beton 350 l yang digunakan sebagai wadah kondisioning
LRST kategori 3 - 5
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
444
Shell beton yang telah berisi limbah radioaktif sumber terbungkus
kemudian disimpan dalam tempat Penyimpanan Sementara Limbah Aktivitas
Rendah dan Sedang Gedung I.S 1 dengan susunan penempatan seperti
ditunjukkan pada Gambar 5 berikut ini.
L
I
M
B
A
H
B
E
L
U
M
D
I
O
L
A
H
P
I
N
T
U
M
A
S
U
K
R
U
A
N
G
S
U
M
B
E
R
B
E
K
A
S
B
B
SB
08
SB
07
P
SB
06
SB
11
SB
05
C
C
B
B
SB
09
SB
02
SB
01
SB
21
SB
17
SB
12
C
C
B
B
SB
18
SB
19
SB
04
SB
20
SB
22
SB
10
C
C
C
C
Drum 200 l
berisi hasil
olahan lim-
bah materi-al
terkonta-
minasi ra-
dionuklida
pemancar β, γ
yang sudah
diolah
B
SB
15
Drum
200 l
hasil
olahan limbah
mengan
dung
αdan
drum
LTSS
Radiu
m
BA
TE
K
SB
13
SB
23
SB
14
SB
24
SB
16
SB
25
SB
03
C
C
D
D
Gambar 5. Penempatan shell beton hasil kondisioning sumber radiasi bekas
Keterangan :
1. B : Shell beton berisi kelongsong / kapsul bekas target produksi
radioisotop dari PRR / BATEK.
2. C : Shell beton berisi hasil sementasi konsentrat / resin
POSISI TANGGAL : 29/11/2012
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
445
3. P : Shell beton berisi limbah tersementasi dari PATIR (penyemenan oleh
PATIR sendiri dan kondisi drum sudah rusak / jelek.
4. D : Drum 100 l berisi limbah radioaktif cair yang memiliki laju paparan
relatif besar.
Pada Gambar 5 di atas terlihat bahwa shell beton yang digunakan untuk
kondisioning limbah radioaktif sumber terbungkus selanjutnya disimpan di tempat
Penyimpanan Sementara Limbah Aktivitas Rendah dan Sedang I.S 1. Susunan
shell beton dibuat bertumpuk 2 dengan mempertimbangkan shell yang telah terisi
penuh dan berisi radionuklida dengan waktu paro (t½) panjang ditempatkan pada
sisi bagian dalam.
Kondisioning terhadap limbah radioaktif sumber terbungkus dalam wadah
yang sesuai ini juga dimaksudkan untuk meminimalisir potensi hilangnya
bungkusan sumber dan kerusakan bungkusan sumber radiasi akibat hal-hal tak
diinginkan seperti resiko kebakaran, kerusakan karena benturan mekanis dan
lainnya.
KESIMPULAN
Dari kegiatan pengelolaan limbah radioaktif sumber terbungkus yang
dilakukan PTLR pada tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa :
� Telah dikondisioning sebanyak 447 limbah radioaktif sumber
terbungkus yang berasal dari industri dan rumah sakit dengan rincian :
258 unit bekas radiografi mengandung radionuklida 192
Ir dan 75
Se, 96
unit mengandung radionuklida 137
Cs, 31 unit mengandung
radionuklida 226
Ra, 21 unit mengandung radionuklida 60
Co, 21 unit
mengandung radionuklida 90
Sr, 6 unit mengandung radionuklida 147
Pm, 2 unit mengandung radionuklida 244
Cm, 2 unit mengandung
radionuklida 241
AmBe, 2 unit mengandung radionuklida 55
Fe, 2 unit
mengandung radionuklida 109
Cd, 2 unit mengandung radionuklida 85
Kr, 1 unit mengandung radionuklida 241
Am, 1 unit mengandung
radionuklida 238
U, dan 2 unit tabung pesawat X-ray.
� Terdapat sumber radiasi bekas berdimensi besar kategori 1 – 2 yang
mengandung radionuklida 60
Co berjumlah 9 unit dan 137
Cs sebanyak
12 unit. Limbah radioaktif sumber terbungkus ini dikondisioning /
disimpan langsung di Ruang sumber radiasi terbungkus tidak
digunakan Gedung I.S 2.
� Terdapat limbah radioaktif sumber terbungkus kategori 3 – 5
berdimensi kecil sebanyak 172 unit. Limbah radioaktif sumber
terbungkus ini dikondisioning dalam 8 buah shell beton 350 l. Setiap
shell beton diisi dengan sumber-sumber yang mengandung
radionuklida sejenis atau yang memiliki kesamaan sifat-sifat radiasi
dan fisiknya.
� Terdapat 258 unit LRST berisi 192
Ir dan 75
Se dari radiografi industri
yang dikondisioning menggunakan wadah shell drum 200 l.
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
446
DAFTAR PUSTAKA
[1]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, “Method to identify and
locate spent radiation sources”, IAEA-TECDOC-804,Vienna-Austria,
1995
[2]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, “Handling, conditioning
and storage of spent radioactive sources”, IAEA-TECDOC-1145,Vienna-
Austria, 2000
[3]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, “Management of Waste
from the Use of Radioactive Material in Medicine, Industry, Agriculture,
Research and Education”, Safety Guide No. WS-G-2.7, IAEA, Vienna-
Austria, 2005.
[4]. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2002 Tentang
Pengelolaan Limbah Radioaktif, 2002.
[5]. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1997
Tentang Ketenaganukliran, 1997.
[6]. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun, 2002.
[7]. PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF, “Instruksi Kerja
Kondisioning Sumber radiasi Terbungkus Bekas Aktivitas Rendah Dan
Sedang”, PTLR-BATAN, 2010.