pengembang ekonomi lokal

12
Tema : Kegiatan Para Pengembang Ekonomi Lokal Kaitannya Dalam Lokasi Pengembangan Ekonomi [ disadur dari presentasi Margaretha Sermumes ] A. Ulasan Teori Kegiatan para pengembang ekonomi lokal di bagi menjadi dua, yakni kegiatan model rasional dan kegiatan pemasaran, menurut Banfield dalam kegiatan model rasional setiap permasalahan di definisikan kemudian fakta – fakta di kumpulkan dan di analisis kemudian sasaran atau tujuan di pilih, urutan kegiatan di seleksi, program – program di implementasikan lalu hasil – hasil akhirnya di analisa sebagai bahan masukan untuk kegiatan yang akan datang. Adapun mengenai konsep marketing atau penjualan dikatakan sebagai konsep yang lebih nyata karena memiliki relevansi yang cukup erat dengan kehidupan dan aktivitas sesungguhnya, dalam hal ini aktivitas penjualan atau marketing dikatakan sebagai aktivitas yang tidak menghambat dari sisi fisik, financial, maupun dari sisi kondisi realita demografi, namun lebih kepada capital owner atau pemilik modal. Terlepas dari teori diatas perlu kiranya bagi para pengembang ekonomi lokal untuk membentuk grand design yang nantinya menjadi tujuan utama dari di rancangnya kegiatan pengembangan ekonomi lokal, sebuah desain besar yang akan mengarahkan penyusunan langkah – langkah kegiatan pengembangan secara sistematis dan terarah, untuk iu sebelum lebih jauh berbicara mengenai model kegiatan pengembangan ekonomi lokal, kami mencoba untuk menyusun kerangka pembangunan ekonomi lokal Hasrul 08/287254/PTK/5880 Teori Perencanaan Dosen : DR. Sudaryono, M.Eng Magister Perencanaan Kota Daerah 35

Upload: hasrul

Post on 12-Jun-2015

1.057 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengembang ekonomi lokal

Tema : Kegiatan Para Pengembang Ekonomi Lokal Kaitannya Dalam Lokasi Pengembangan Ekonomi

[ disadur dari presentasi Margaretha Sermumes ]

A. Ulasan Teori

Kegiatan para pengembang ekonomi lokal di bagi menjadi dua, yakni kegiatan model

rasional dan kegiatan pemasaran, menurut Banfield dalam kegiatan model rasional setiap

permasalahan di definisikan kemudian fakta – fakta di kumpulkan dan di analisis kemudian

sasaran atau tujuan di pilih, urutan kegiatan di seleksi, program – program di implementasikan

lalu hasil – hasil akhirnya di analisa sebagai bahan masukan untuk kegiatan yang akan datang.

Adapun mengenai konsep marketing atau penjualan dikatakan sebagai konsep yang lebih nyata

karena memiliki relevansi yang cukup erat dengan kehidupan dan aktivitas sesungguhnya, dalam

hal ini aktivitas penjualan atau marketing dikatakan sebagai aktivitas yang tidak menghambat dari

sisi fisik, financial, maupun dari sisi kondisi realita demografi, namun lebih kepada capital owner

atau pemilik modal.

Terlepas dari teori diatas perlu kiranya bagi para pengembang ekonomi lokal untuk

membentuk grand design yang nantinya menjadi tujuan utama dari di rancangnya kegiatan

pengembangan ekonomi lokal, sebuah desain besar yang akan mengarahkan penyusunan langkah

– langkah kegiatan pengembangan secara sistematis dan terarah, untuk iu sebelum lebih jauh

berbicara mengenai model kegiatan pengembangan ekonomi lokal, kami mencoba untuk

menyusun kerangka pembangunan ekonomi lokal dengan memberikan definisi awal dari

pengembangan ekonomi lokal, kemudian merangkai faktor – faktor pendukung keberhasilan

ekonomi lokal.

Definisi Pengembangan Ekonomi Lokal

Hasrul 08/287254/PTK/5880 Teori Perencanaan Dosen : DR. Sudaryono, M.Eng Magister Perencanaan Kota Daerah 35

Process Stakeholder Local ResourceEconomic Growth

Jobs Availibility

Local Development

1. Government2. Mass Organization3. Enterpreneur4. Society5. Private Company6. NGO

Page 2: pengembang ekonomi lokal

Berdasarkan diagram diatas, dalam kita simpulkan bahwa kegiatan pengembangan

ekonomi lokal merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai stakeholder yang terdapat di

daerah, mulai dari pemerintah daerah hingga kepada elemen – elemen lainnya yang menjadi

bagian dari daerah, dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki oleh daerah, dimana

diharapkan dari proses itu akan memberikan pengaruh tumbuhnya ekonomi daerah hingga

mampu menciptakan peluang kerja yang luas, dan pada akhirnya memacu perkembangan di

daerah.

Rangkaian Faktor Pengembangan Ekonomi Lokal

Konsep hexagonal ini berupaya merangkai faktor pengembangan ekonomi lokal, dengan

satu tujuan utama mewujudkan pembangunan ekonomi lokal yang berkelanjutan, berikut

penjelasan tiap faktor hexagonal :

Faktor Lokasi : faktor ini lebih mengarah pada kebutuhan akses, ketersediaan sarana dan

prasarana, ketersediaan energy, tenaga kerja dan analisa tresshold dari lokasi

Fokus Kebijakan : faktor ini enjadi bagian dari pemerintah dalam menerapkan kebijakan bagi

para pengembang ekonomi lokal terkait dengan kebijakan dalam investasi, promosi, persaingan

Hasrul 08/287254/PTK/5880 Teori Perencanaan Dosen : DR. Sudaryono, M.Eng Magister Perencanaan Kota Daerah 35

Sustainibility Local Economic

Development

Location FactorManagement

Process

Sustainibilty Development

Group Target

Policy Focus

Government System

Page 3: pengembang ekonomi lokal

usaha serta tanggung jawab sosial perusahaan, juga terkait kebijakan pemberdayaan masyarakat

serta penggunaan lahan

Sistem Pemerintahan : sinergi antar pemerintah dan dunia usaha dan perbaikan system layanan

Pembangunan Berkelanjutan : faktor ini terkait dengan pembangunan yang berwawasan

lingkungan, memberikan kontribusi terhadap daerah dan pembangunan industry pendukung

Proses Manajemen : peran proses ini adalah menganalisa dan melakukan pemetaan terhadap

potensi dan masalah yang terdapat di daerah, kemudian melakukan perencanaan

Target Kelompok : faktor ini menyasar kepada pelaku usaha baik lokal, pelaku usaha baru dan

investor luar, kemudian menentukan kebijakan masing masing bagi tiap

Konsep diatas perlu direalisasikan dengan melakukan tindakan riil, mengacu pada grand

design yang telah di tetapkan dan faktor – faktor yang telah di formulasikan, kegiatan ini kiranya

terwakili dengan diagram policy analysist berikut :

Diagram Policy Analysist

Diagram diatas menunjukkan secara garis besar alur kegiatan yang di jalankan

oleh para pengembang ekonomi lokal dalam pencapaian tujuan,, diagram ini sesuai dengan apa

yang telah di kemukakan leh bandfield di awal, walaupun lebih dominan mewakili model

rasional namun secara tidak langsung diagram diatas juga menjadi bagian tak terpisahkan dari

kegiatan model penjualan atau marketing.

Hasrul 08/287254/PTK/5880 Teori Perencanaan Dosen : DR. Sudaryono, M.Eng Magister Perencanaan Kota Daerah 35

Rumusan Masalah Pencarian Data Alternatif

Interprestasi Analisa

Action

Memuaskan ? -- Tidak --

Mungkin ? -- Ya --

Page 4: pengembang ekonomi lokal

B. Studi Kasus

Pada model pengembangan ekonomi lokal ini kami mencoba mengetengahkan satu kasus

yang terjadi di Kalimantan Timur berikut :

Nama Perusahaan : Sinar Fajar Kaltim

Pendiri : Dahlan Iskan

Proyek : Pembangkit Listrik Tenaga Uap “ EMBALUT”

Lokasi : Tanjung Batu - Kutai Kertanegara – Kalimantan Timur

Studi kasus ini kami golongkan sebagai usaha untuk membangun ekonomi lokal,

dimana PT. Sinar Fajar Kaltim sebagai pihak swasta mengambil peran utama dalam usaha

pengembangan ekonomi lokal, bermula dari ketimpangan kondisi yang di alami oleh Kutai

Kertanegara yang merupakan kabupaten dengan luas wilayah dan sumberdaya alam yang

besar di Kalimantan Timur namun tidak menampakkan tanda – tanda pertumbuhan ekonomi

Hasrul 08/287254/PTK/5880 Teori Perencanaan Dosen : DR. Sudaryono, M.Eng Magister Perencanaan Kota Daerah 35

Private Problem

Keterbelakangan

Analisa Masalah

1. Pasokan Listrik

2. Perilaku Pejabat Daerah

3. Sistem Pemerintahan

4. Masalah Politis

5. Ketidakjelasan Program

6. SDM

Proses Interpretasi

Faktor Utama Keterbelakangan

Listrik

Action

Pemerintah Daerah

Pemerintah Pusat

Page 5: pengembang ekonomi lokal

yang signifikan, melihat realita tersebut Dahlan Iskan mencoba menganalisa penyebab –

penyebab keterbelakangan yang terjadi di Kutai Kertanegara, awalnya banyak faktor yang

menyebabkan keterbelakangan, namun Dahlan Iskan mencoba mencari satu masalah dimana

swasta dapat berperan didalamya, akhirnya di putuskanlah bahwa penyediaan pasokan listrik

yang cukup merupakan hal yang perlu segera di atasi di Kalimantan Timur.

C. Analisa Keterkaitan Teori dan Kasus

Teori yang di kemukakan diawal tulisan ini memiliki keterkaitan erat dengan

kasus yang terjadi di Kutai Kertanegara, tahapan – tahapan yang menjadi bagian dari teori ini

juga di lalui dalam kegiatan pengembangan ekonomi di Kutai Kertanegara, bedanya yang

memiliki inisiatif dalam pengembangan ekonomi lokal adalah pihak swasta.

Bagan diatas menggambarkan kepada kita proses keterkaitan antara teori yang

awalnya di jelaskan kemudian di representasikan dalam kasus yang terjadi di Kalimantan Timur,

dalam hal ini ada beberapa hal yang harus kita ketahui bahwa proses pengembangan ekonomi

lokal bukanlah selalu aktivitas pengembangan pada satu sektor usaha unggulan dengan

melakukan intensifikasi atau perluasan spektrum dari hasil suatu sektor usaha menjadi sektor

Hasrul 08/287254/PTK/5880 Teori Perencanaan Dosen : DR. Sudaryono, M.Eng Magister Perencanaan Kota Daerah 35

Ide

Swasta

Proses

Analisa Masalah

Analisa Potensi

Pelibatan Stakeholder

Pemerintah

Masyarakat

Pemilik Modal

Pengelola Sb. Daya

Aksi

Pembangunan PLTU

Output

Pasokan Listrik

Outcome

Industri Tumbuh

Terbuka Peluang Kerja

Page 6: pengembang ekonomi lokal

yang mampu mengembangkan sektor lainnya, kondisi yang terjadi di Kutai Kertanegara

merupakan pemanfaatan sumberdaya batu bara yang termasuk hasil daerah namun pemanfaatan

sumberdaya tersebut tidak dalam rangka mengembangkan usaha penambangan batu bara guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat namun, memanfaatkan sumberdaya batu bara

untuk membangun pasokan energi vital yang dibutuhkan di daerah, dimana keberhasilan

mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga uap tersebut kemudian mendorong perbaikan

di sektor ekonomi yang lain, tidak hanya itu stabilnya pasokan listrik kemudian mendorong

masuknya investasi lain.

Keterlibatan segenap stakeholder dalam usaha ini akhirnya membawa kelancaran

pada proses pengerjaannya, pemerintah pusat dan daerah dengan kuasa kebijakan yang dimiliki

akhirnya mewajibkan pihak pengelola batu bara agar mengalokasikan batu bara untuk keperluan

pengoperasian PLTU Embalut, selain itu harga jual yang diberikan oleh pihak perusahaan harus

dibawah dari harga jual normal, bagi pihak perusahaan penambang batu bara keberadaan PLTU

Embalut di jadikan sebagai sarana kerjasama untuk guna memenuhi kewajiban Corporate Social

Responsibility terhadap masyarakat setempat. Berikut kami uraikan tahapan keterkaitan teori dan

studi kasus :

Proses ide muncul setelah melihat kontrakdiksi antara ketersediaan sumberdaya yang cukup

dengan kondisi riil daerah, kondisi ini menjelaskan bahwa gambaran awal untuk mengetahui

ketimpangan dapat kita peroleh dengan melihat kondisi lapangan, walaupun tidak cukup

valid karena tanpa melalui proses analisa dan pengkajian yang didasarkan pada data – data

yang akurat. Kemudian prose side juga tidak harus selalu berasal dari pemerintah namun juga

dapat berasal dari pihak lain, dalam hal ini adalah pihak swasta

Proses analisa masalah dan potensi daerah dilakukan setelah melihat kondisi awal, proses ini

perlu melibatkan stakeholder yang ada, masyarakat sebagai pihak yang merupakan secara

langsung merasakan imbas dari pembagunan yang ada merupakan pihak yang netral yang

dapat di mintai tanggapan terhadap problematika yang selama ini ada, kemudian pemerintah

sebagai pemegang kebijakan merupakan pihak kedua sebagai tempat untuk membahas

problemtika, stakeholder lainnya seperti pemilik modal dan pengelola sumberdaya

Hasrul 08/287254/PTK/5880 Teori Perencanaan Dosen : DR. Sudaryono, M.Eng Magister Perencanaan Kota Daerah 35

Page 7: pengembang ekonomi lokal

merupakan pihak ketiga yang lebih berperan dari sisi materi sehingga potensi dapat di

ketahui dari interaksi dengan dua pihak ini.

Proses aksi merupakan implementasi dari analisa masalah dan potensi setelah dilakukan

interprestasi, aksi dapat dilakukan bila kajian dan interaksi yang dilakukan bersama

stakeholder memiliki peluang yang besar, karena akan sangat sulit menerapkan rencana bila

tidak ada dukungan dari pihak lain.

Proses output adalah pencapaian dari berbagai kegiatan perencanaan dan aksi yang

dilakukan, proses ini merupakan proses pertama untuk menilai keberhasilan suatu

perencanaan. Sebenarnya proses ini merupakan proses terakhir, namun bila ingin lebih jauh

melihat multiplayer effect yang ditimbulkan dari adanya output, hal itu akan lebih baik.

D. Kesimpulan

Pada bagian kesimpulan ini kami berusaha melihat beberapa kekurangan yang ada

pada proses perencanan pengembangan ekonomi lokal, untuk kami tambahkan sebagai

masukan terhadap kegiatan pengembangan ekonomi lokal selanjutnya, kesimpulan ini kami

sesuaikan dengan kondisi yang terjadi di Kalimantan Timur, dimana dalam hal ini yang

berperan lebih besar adalah swasta.

Hasrul 08/287254/PTK/5880 Teori Perencanaan Dosen : DR. Sudaryono, M.Eng Magister Perencanaan Kota Daerah 35

SWASTA

IDE ANALISA

REALISASI OPERASI

PEMERINTAH

ARAHAN

PENGAWASAN ANTISIPASI

KEBIJAKAN

MASYARAKAT DAN STAKEHOLDER LAINPARTISIPASI DUKUNGAN

Page 8: pengembang ekonomi lokal

Dalam hal ini kami menempatkan perencanaan berdasarkan peran masing masing

pihak, hal ini berguna agar masing – masing stakeholder mengetahui dan faham akan fungsi dan

perannya dalam kegiatan pembangunan ekonomi lokal, bagan diatas menunjukkan bahwa swasta

dan pemerintah memiliki tugas yang sama banyak walaupun terdapat perbedaan dari segi fungsi

peran yang dimiliki, sedangkan pihak yang lain lebih berperan pada sisi lain, bila di gambarkan

secara makro maka swasta berperan dari sisi tekhnis, pemerintah berperan dari sisi kebijakan dan

stakeholder lain berperan dari sisi sosial, di bagian ini kami mencoba mengangkat satu isu

pengawasan dan antisipasi yang di perankan oleh pemerintah, hal ini menjadi penting bagi kami

ketika suatu pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan masyarakat secara umum di kelola oleh

pemerintah, peran pengawasan perlu dilakukan bukan pada sisi tekhnis pengerjaan proyek

namun lebih kepada pegawasan terkait dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pengembang

yang bersentuhan dengan masyarakat dan lingkungan, kemudian antisipasi adalah bagian dari

sikap kehati – hatian atau kesiapan yang di aktualisasikan dalam bentuk perjanjian atau undang –

undang hal ini diperlukan jika sewaktu – waktu pengembang bersikap anomali seperti

ketidakinginan untuk meneruskan pengelolaan kegiatan, maka pemerinth harus segera bersikap

responsive tentunya dengan mempersiapkan solusi terhadap segala kemungkinan yang akan

sewaktu waktu dapat terjadi.

Hasrul 08/287254/PTK/5880 Teori Perencanaan Dosen : DR. Sudaryono, M.Eng Magister Perencanaan Kota Daerah 35