pengembangan buku penuntun praktikum …digilib.unila.ac.id/30621/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM PENCEMARANLINGKUNGAN DENGAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY (ADI)
UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VII DI KOTA BANDAR LAMPUNG(Skripsi)
OlehZEVI OCTASARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2018
ii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM PENCEMARANLINGKUNGAN DENGAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY (ADI)
UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VII DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
ZEVI OCTASARI
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan buku penuntun praktikum
pencemaran lingkungan dengan model Argument-Drivent Inquiry (ADI) yang
valid dan praktis untuk digunakan siswa SMP/MTs Kelas VII di Kota Bandar
Lampung. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R and D)
menggunakan model pengembangan Four D (4-D) yang dikemukakan oleh
Thiagarajan, dkk. terdiri atas 4 tahap yaitu (define), (design), (develop),dan
(disseminate), penelitian ini dilakukan sampai pada tahap pengembangan
(develop). Teknik pengumpulan data tahap develop menggunakan angket untuk
mengetahui validasi ahli dan praktisi, keterbacaan respon siswa, lembar optimasi
dan observasi keterlaksanaan. Teknik analisis data yang digunakan deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penuntun praktikum pencemaran lingkungan
buku penuntun praktikum dikembangkan dengan inovasi berupa penyesuaian
bagian-bagian lembar kerja dengan komponen argumentasi ilmiah. Hasil kondisi
iii
optimum di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung telah
optimal dengan kondisi alat dan bahan serta langkah kerja dioptimalkan sesuai
dengan jumlah waktu pada jam mata pelajaran IPA, sehingga buku penuntun
praktikum dapat diimplementasikan ke sekolah. Sementara, hasil optimasi
prosedur praktikum yang dilakukan di Laboratorium dan hasil lembar optimasi
siswa mendapatkan nilai 3 dan 4 yang terdiri dari klaim, data, penjamin dan
pendukung penjamin. Hasil penilaian validasi ahli menunjukkan bahwa valid
dengan kategori “Baik Sekali”, mempunyai skor keidealan (89%). Sedangkan
hasil uji validasi praktisi menunjukkan bahwa valid dengan kategori “Baik
Sekali”, mempunyai skor keidealan (96%). Hasil respon siswa terhadap buku
penuntun praktikum menunjukkan bahwa praktis dengan kategori “Baik Sekali”
(99%). Hasil uji keterlaksanaan menunjukkan bahwa praktis dengan kriteria
“Hampir Seluruh Kegiatan Tercapai” (95%). Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat disimpulkan bahwa buku penuntun praktikum pencemaran lingkungan
dengan model ADI yang dikembangkan valid dan praktis digunakan untuk guru
dan siswa.
Kata kunci: Argument-Drivent Inquiry (ADI), buku penuntun praktikum,pencemaran lingkungan, pengembangan
PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM PENCEMARAN
LINGKUNGAN DENGAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY (ADI)
UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VII DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
ZEVI OCTASARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 12
Oktober 1995 dan merupakan anak pertama dari dua
bersaudara, pasangan Bapak Junaidi dengan Ibu Erna Yanti.
Alamat penulis di Jalan Griya Sejahtera Blok M No. 12 (Lk),
RT 01 Lingkungan 03, Kelurahan Gunung Terang,
Kecamatan Langkapura, Bandar Lampung. No Hp
082280437645.
Penulis menyelesaikan Taman Kanak-Kanak di TK Tut Wuri Handayani tahun
2002, pendidikan Sekolah Dasar Negeri 2 Gunung Terang tahun 2007, Sekolah
Menengah Pertama Negeri 10 Bandar Lampung tahun 2010, dan Sekolah
Menengah Atas Negeri 16 Bandar Lampung tahun 2013. Pada tahun 2013, penu-
lis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Biologi melalui jalur PMPAP.
Penulis pernah aktif dalam kegiatan organisasi Unit Kegiatan Himpunan
Mahasiswa Eksata Universitas Lampung (HIMASAKTA Unila) sebagai anggota
bidang kesenian periode (2013/2014) dan sebagai anggota divisi sosial BEM
FKIP (2014/2015). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL)
di SMP Islam Al-Falah dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Sumbermulya,
Pulau Panggung, Tanggamus (Tahun 2016).
ix
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur kepada Allah SWTkarena atas karunia rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Teriring doa, rasa syukur, dan segala kerendahan hati.Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini
untuk orang-orang yang sangat berharga dalam hidupku:
Ayah (Junaidi) dan Ibu (Erna Yanti)
Sosok papa dan mama yang telah mendidik dan membesarkanku dengan segaladoa terbaik, kesabaran yang tiada batas, nasehat serta seluruh curahan kasih
sayang yang selalu menjaga dan menguatkanku, mendukung segala langkahkumenuju kesuksesan dan kebahagiaan.
Adik (Anggun Aprilia)Terimakasih untuk segala cinta, canda tawa, dan segala bentuk dukungan yang
adik berikan untukku.
Guru dan dosen atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan.
Almamater tercinta, Kampus Hijau Universitas Lampung.
x
MOTO
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengankesanggupannya”
(QS. AL-Baqarah: 286)
“Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dankehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang
mengajar kamu”(HR. AL-Thabrani)
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Nya ilmu yangbermanfaat,rezeki yang baik, dan amal yang diterima”
(HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu as-Sunni)
xi
SANWACANA
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan.
Skripsi ini berjudul “Pengembangan Buku Penuntun Praktikum Pencemaran
Lingkungan dengan Model Argument-Driven Inquiry (ADI) untuk Siswa
SMP/MTs Kelas VII di Kota Bandar Lampung”. Penelitian ini merupakan
bagian dari penelitian yang didanai oleh Simlitabmas Ristekdikti Tahun 2017
yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Model Argument-
Driven Inquiry dan Pengaruh Terhadap Keterampilan Argumentasi, Keterampilan
Berpikir Kritis, dan Pemahaman Konsep IPA SMP/MTs Siswa Berkemampuan
Akademik Berbeda di Kota Bandar Lampung”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung,
yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung,
yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini;
3. Ibu Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi FKIP Universitas Lampung, yang telah memberikan kemudahan
dalam menyelesaikan skripsi ini;
xii
4. Ibu Dr. Neni Hasnunidah, S.Pd., M. Si., selaku Pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan, saran, masukan dan pengarahan dengan penuh
kesabaran dan ketelitian demi kesempurnaan skripsi ini;
5. Ibu Rini Rita T Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II atas saran,
masukan dan nasehat yang telah diberikan demi kesempurnaan skripsi ini;
6. Bapak Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembahas terima kasih atas saran dan
masukan perbaikan yang telah diberikan demi kesempurnaan skripsi ini;
7. Bapak Dr. Arwah Surbakti, M.Si dan Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd., selaku dosen
validator yang telah memberikan masukan pada buku penuntun praktikum
yang dikembangkan sehingga menjadi lebih baik;
8. Bapak Uyung Helmansyah, S.Pd., Ibu Ambarwati, S.Pd.,M.Sc dan Ibu Reni
Pujilesari, S.Pd., selaku guru dan siswa-siswi kelas VII di MTs Negeri 2
Bandar Lampung yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan
skripsi ini selama penelitian berlangsung;
9. Rekan-rekan Pendidikan Biologi 2013, kakak dan adik tingkat Pendidikan
Biologi FKIP UNILA atas persahabatan dan keceriaannya;
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 2018Penulis,
Zevi Octasari1313024097
xiii
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Karakteristik Pembelajaran IPA............................................................ 10B. Model Pembelajaran ADI ..................................................................... 12C. Buku Penuntun Praktikum .................................................................... 16D. Materi Pencemaran Lingkungan dan Dampaknya Bagi Ekosistem...... 18E. Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................... 25
III. METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 28B. Subyek Penelitian.................................................................................. 28C. Rancangan Penelitian ........................................................................... 29D. Prosedur penelitian................................................................................ 29E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 34F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 37G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 40
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ..................................................................................... 42B. Pembahasan ........................................................................................... 76
V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan................................................................................................ 83B. Saran...................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman1. Kriteria Rentang Skor Instrumen Validasi Buku Penuntun Praktikum ..... 37
2. Kriteria Rentang Skor Angket.................................................................... 38
3. Penilaian Argumen menurut Model Toulmin ............................................ 39
4. Interpretasi Keterlaksanaan Buku Penuntun Praktikum ............................ 40
5. Hasil Analisis Angket dan WAwancara terhadap Guru (n=25)................. 43
6. Optimasi di Laboratorium FKIP Biologi ................................................... 61
7. Penilaian Lembar Optimasi Buku Penuntun Praktikum ........................... 62
8. Hasil Tanggapan Validator terhadap Buku Penuntun Praktikum ............. 63
9. Hasil Validasi Ahli Perangkat Buku Penuntun Praktikum ........................ 66
10. Hasil Validasi Guru Perangkat Buku Penuntun Praktikum ....................... 68
11. Hasil Respon Siswa Buku Penuntun Praktikum ....................................... 70
12. Hasil Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum 1........................................ 72
13. Hasil Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum 2........................................ 73
14. Hasil Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum 3........................................ 74
15. Hasil Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum 4........................................ 75
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Skema Kerangka Pikir Penelitian ............................................................. 27
2. Alur Penelitian .......................................................................................... 30
3. Visualisasi LKP Buku Siswa .................................................................... 45
4. Visualisasi LKP Buku Siswa .................................................................... 46
5. Visualisasi LKP Buku Siswa .................................................................... 46
6. Visualisasi LKP Buku Siswa .................................................................... 47
7. Sampul Buku ............................................................................................. 55
8. LKP (Identitas Siswa, Judul Praktikum, Dasar Teori, dan Pertanyaan
Penelitian) .................................................................................................. 56
9. LKP (Alat, Bahan dan Langkah Kerja)...................................................... 57
10. LKP (Argumen di Papan Tulis) ................................................................. 58
11. LKP (Sesi Argumentasi) ............................................................................ 59
12. LKP (Laporan) ........................................................................................... 60
13. Menghilangkan gambar di atas tulisan di bagian sampul depan ............... 64
14. Menambahkan literatur dasar-dasar teori pada buku penuntun praktikum 65
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanLAMPIRAN 1. INSTRUMEN STUDI PENDAHULUANA. Kisi-kisi Angket dan Wawancara Guru .............................................. 92B. Lembar Angket Guru .......................................................................... 94C. Lembar Wawancara Guru .................................................................. 101D. Kisi-kisi Angket dan Wawancara Siswa............................................. 105E. Lembar Angket Siswa......................................................................... 107F. Lembar Wawancara Siswa.................................................................. 110G. Kisi-kisi Lembar Observasi Pembelajaran ......................................... 113H. Lembar Observasi Pembelajaran ........................................................ 114I. Lembar Kerja Buku Teks Siswa ........................................................ 115LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENELITIANJ. Kisi-kisi Instrumen Validasi Penuntun Praktikum ............................ 119K. Instrumen Validasi Penuntun Praktikum ........................................... 120L. Kisi-kisi Angket Respon Siswa ......................................................... 123M. Angket Respon Siswa ........................................................................ 124N. Surat Pernyataan Validator ................................................................ 126O. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Prosedur Praktikum ..... 127P. Lembar Observasi Keterlaksanaan Prosedur Praktikum .................... 128LAMPIRAN 3. PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN BUKUPENUNTUN PRAKTIKUM YANG DIKEMBANGKANQ. Silabus ................................................................................................ 130R. Rencana Perangakat Pembelajaran (RPP) ......................................... 133LAMPIRAN 4. HASIL ANALISIS ANGKET, WAWANCARA, DANOBSERVASI PEMBELAJARANS. Hasil Analisis Angket dan Wawancara Guru ..................................... 146T. Hasil Analisis Angket dan Wawancara Siswa..................................... 152U.. Hasil Observasi Pembelajaran .............................................................. 154LAMPIRAN 5. HASIL OPTIMASI DAN HASIL VALIDASI (AHLI,GURU DAN SISWA)V. Hasil Optimasi Laboratorium ............................................................. 156W. Hasil Uji Validasi Ahli........................................................................ 157X. Hasil Uji Validasi Guru ...................................................................... 168Y. Hasil Uji Respon Siswa ...................................................................... 184
xvii
LAMPIRAN 6. HASIL UJI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARANAA. Hasil Uji Keterlaksanaan 1................................................................. 195AB. Hasil Uji Keterlaksanaan 2................................................................. 197AC. Hasil Uji Keterlaksanaan 3................................................................. 199AD. Hasil Uji Keterlaksanaan 4................................................................. 201LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI PENELITIANAE. Dokumentasi Optimasi ....................................................................... 203AF. Dokumentasi Kelas ............................................................................. 206
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sesungguhnya merupakan cara memperoleh
pengetahuan melalui kajian fenomena alam, melakukan interpretasi
terhadap hasil penelitian serta mampu mengkomunikasikan hasil penelitian
tersebut (Berland, 2012: 803). Dalam pembelajaran IPA keterampilan
berkomunikasi dan memberikan alasan untuk mencari dukungan
merupakan proses yang sangat penting (Briker & Bell, 2008: 55). Untuk itu
perlu adanya keterampilan berbahasa dan memberikan argumen bukan
hanya untuk memberikan pemahaman tentang hakekat sains.
Pembelajaran IPA di Indonesia khususnya pada hasil belajar dan kemampuan
berargumentasi masih tergolong rendah. Kenyataannya, kemampuan
berargumentasi siswa SMP di Indonesia masih rendah. Hasil survei
menunjukkan bahwa hanya 2% siswa SMP di Indonesia yang memiliki
kemampuan memberikan argumen secara tertulis dengan baik (Kemendikbud,
2012: 38-39). Berdasarkan hasil pengukuran dari TIMSS dan PIRLS
meunjukkan 40% siswa di Indonesia memiliki kemampuan reasoning
(penalaran) dalam kategori rendah (Kemendikbud, 2012: 37). Masalah
rendahnya pencapaian siswa di Indonesia dalam TIMSS 2011, menurut
2
Wardhani dan Rumiati (2011: 60), salah satu penyebab rendahnya hasil
TIMSS adalah siswa Indonesia pada umumnya kurang terlatih dalam
menyelesaikan soal-soal dengan karakteristik seperti soal-soal pada TIMSS
yang substansinya kontekstual, menurut penalaran, argumentasi dan
kreativitas dalam menyelesaikannya.
Berdasarkan hasil survei melalui angket dan wawancara, yang dilaksanakan
pada bulan Oktober s.d November 2017 terhadap 25 guru IPA SMP/MTs
Negeri dan Swasta di Kota Bandar Lampung yang menerapkan Kurikulum
2013 menunjukkan bahwa sebagian besar (85%) guru memahami dan
menerapkan pendeketan saintifik dalam pembelajaran IPA. Guru dalam
proses pembelajaran biasanya menggunakan pendekatan saintifik yang
prosesnya kurang maksimal artinya masih banyak menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran. Berdasarkan data hasil wawancara
menunjukkan bahwa guru cenderung menggunakan metode ceramah (56%)
dibandingkan dengan metode yang lainnya. Di dukung dengan hasil analisis
melalui angket siswa SMP/MTs dalam mata pelajaran IPA mengungkapkan
bahwa sebagian besar siswa, materi biologi jarang diberikan oleh guru
melalui metode praktikum (18%) karena lebih sering menggunakan metode
ceramah (38%). Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Lestari (2012:
197) bahwa metode/model sangat penting perananya dalam pembelajaran,
karena melalui pemilihan model/metode yang tepat dapat mengarahkan guru
pada kualitas pembelajaran efektif dan peningkatan hasil belajar serta
kemampuan berkomunikasi yang lebih baik.
3
Hasil observasi video terhadap proses pembelajaran di kelas, pada perwakilan
guru mata pelajaran IPA SMP/MTs Negeri dan Swasta di Kota Bandar
Lampung yang menerapkan kurikulum 2013, menunjukkan bahwa kegiatan
langkah 5 M belum semua menerapkan. Hal ini terlihat dari (5%) guru yang
sudah menerapkan 5 M dengan urutan logis, yang tidak menerapkan 5 M
sebanyak (50%) dan sudah menerapkan tetapi dengan tahapan yang tidak
lengkap (45%). Menurut (Slameto, 2010: 97) peranan seorang guru dalam
kegiatan belajar mengajar harus mampu mendorong motivasi, membimbing,
dan memberi fasilitas belajar untuk siswa agar mencapai tujuan. Keterlibatan
siswa secara aktif sangat diharapkan dalam proses pembelajaran dalam
penerapan kegiatan langkah 5 M pada Kurikulum 2013.
Salah satu ciri aktif dapat ditunjukkan dalam kegiatan praktikum. Praktikum
memiliki kedudukan yang amat penting dalam pembelajaran IPA.
Pelaksanaan praktikum membutuhkan bahan ajar berupa penuntun praktikum.
Menurut (Kilinc, 2007:59) penuntun praktikum merupakan fasilitas
praktikum yang sudah digunakan sejak lama. Penuntun praktikum ditujukan
untuk membantu dan menuntun peserta didik agar dapat bekerja secara
kontinu dan terarah. Penuntun praktikum digunakan sebagai panduan
tahapan-tahapan kerja praktikum bagi siswa maupun bagi guru sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 20 guru kelas VII dari 25 sekolah
SMP/MTs Negeri dan Swasta di Kota Bandar Lampung, 90% guru
menggunakan penuntun praktikum pencemaran lingkungan. Penuntun
praktikum yang digunakan seluruhnya dari penerbit tertentu bukan buatan
guru sendiri. Sedangkan, 10% guru tidak menggunakan penuntun praktikum.
4
Alasan yang diungkapkan para guru karena masih menggunakan metode
ceramah untuk materi pencemaran lingkungan. Selama ini penuntun
praktikum yang digunakan oleh guru belum melatih berargumentasi dalam
memecahkan masalah pada suatu topik pelajaran.
Dari uraian data dan fakta di atas, mengaharuskan ada upaya pembelajaran
alternatif untuk melatih kemampuan argumentasi salah satunya dengan
menggunkan model pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI). ADI
merupakan salah satu model Inquiry yang berlandaskan pada pendekatan
saintifik sehingga dapat diterapkan dalam implementasi Kurikulum 2013
dalam IPA. Model ADI, pembelajaran yang bertujuan untuk melatih siswa
merancang sendiri pertanyaaan penelitian, membuat kesimpulan, memberikan
kesempatan dalam berargumentasi untuk berbagi ide, mendukung dan
mendiskusikannya (Sampson dan Gleim, 2009: 465). Menurut Demircioglu
dan Ucar (2012: 5038) penerapan ADI pada siswa PPG Sains SD di
Universitas Turki, ternyata lebih efektif dalam meningkatkan kualitas
argumentasi dibandingkan dengan praktikum tradisional.
Berdasarkan uraian di atas, kondisi inilah yang peneliti anggap menjadi
penyebab rendahnya kemampuan argumentasi ilmiah siswa. Maka perbaikan
terhadap bahan ajar berupa penuntun praktikum sangat diperlukan sebagai
salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan sains di Indonesia, oleh
karena itu peneliti merasa perlu untuk membuat rancangan bahan ajar berupa
buku penuntun praktikum dan disusun dengan memperhatikan pendekatan
5
saintifik meliputi 5M: mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, bahwa buku penuntun
praktikum penting untuk meningkatkan keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan harapan dapat meningkatkan keterampilan
berargumentasi dan mengetahui kevalidan dan kepraktisan buku penuntun
praktikum yang dikembangkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengembangan Buku Penuntun Praktikum
Pencemaran Lingkungan dengan Model Argument-Driven Inquiry (ADI)
SMP/MTs Kelas VII di Kota Bandar Lampung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penuntun praktikum pencemaran lingkungan yang dipakai
oleh sebagian besar guru SMP/MTs di Kota Bandar Lampung dan buku
penuntun praktikum pencemaran lingkungan dengan model ADI untuk
siswa SMP/MTs Kelas VII di Kota Bandar Lampung?
2. Bagaimana kondisi optimum alat, bahan dan prosedur praktikum
pencemaran lingkungan?
3. Bagaimana penilaian pendidik terhadap buku penuntun praktikum
pencemaran lingkungan dengan model ADI untuk siswa SMP/MTs Kelas
VII di Kota Bandar Lampung?
6
4. Bagaimana respon siswa terhadap buku penuntun praktikum pencemaran
lingkungan dengan model ADI untuk siswa SMP/MTs Kelas VII di Kota
Bandar Lampung?
5. Bagaimana keterlaksanaan buku penuntun praktikum pencemaran
lingkungan dengan model ADI untuk siswa SMP/MTs Kelas VII di Kota
Bandar Lampung?
6. Bagaimana kevalidan dan kepraktisan buku penuntun praktikum
pencemaran lingkungan dengan model ADI untuk siswa SMP/ MTs Kelas
VII yang telah dikembangkan valid dan praktis untuk digunakan oleh
guru dan siswa.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pengembangan ini untuk menghasilkan:
1. Penuntun praktikum pencemaran lingkungan yang dipakai oleh sebagian
besar gru SMP/MTs di Kota Bandar Lampung dan buku penuntun
praktikum pencemaran lingkungan dengan model ADI.
2. Kondisi optimum alat, bahan dan prosedur praktikum pencemaran
lingkungan.
3. Penilaian pendidik terhadap buku penuntun praktikum pencemaran
lingkungan dengan model ADI untuk siswa SMP/MTs Kelas VII di Kota
Bandar Lampung.
4. Respon siswa terhadap buku penuntun praktikum pencemaran lingkungan
dengan model ADI untuk siswa SMP/MTs Kelas VII di Kota Bandar
Lampung.
7
5. Keterlaksanaan buku penuntun praktikum pencemaran lingkungan
dengan model ADI untuk siswa SMP/MTs Kelas VII di Kota Bandar
Lampung.
6. Kevalidan dan kepraktisan buku penuntun praktikum pencemaran
lingkungan dengan model ADI untuk siswa SMP/ MTs Kelas VII yang
telah dikembangkan valid dan praktis untuk digunakan oleh guru dan
siswa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi:
1. Peneliti, yaitu untuk menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti
mengenai pengembangan buku penuntun praktikum dengan model ADI,
sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran
nantinya ketika menjadi guru.
2. Peneliti lain, yaitu hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi
bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti kembali berkaitan dengan
pengembangan buku penuntun praktikum dengan model ADI.
3. Guru, yaitu penuntun praktikum yang dikembangkan dapat dijadikan
pertimbangan untuk menggunakan buku penuntun praktikum dengan
model ADI ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
4. Siswa, yaitu buku penuntun praktikum pencemaran lingkungan dengan
model ADI yang dikembangkan diharapkan dapat membantu siswa agar
meningkatkan kemampuan berargumentasi melalui kegiatan praktikum.
8
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mnghindari permasalahan yang ada terhadap masalah yang dibahas,
maka ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Pengembangan dalam hal ini merupakan proses pedefinisian (define),
perancangan (design), dan pengembangan (develop). Dalam penelitian ini
yang dikembangkan adalah buku penuntun praktikum.
2. Buku penuntun praktikum dengan model ADI merupakan sumber belajar
penunjang pembelajaran saat melakukan praktikum yang berisi; dasar
teori, tujuan, alat-alat yang dgunakan, bahan-bahan yang digunakan,
langkah-langkah kerja, tabel data pengamatan, pertanyaan penelitian,
argumen, sesi argumentasi dan laporan untuk melaksanakan kegiatan
praktikum.
3. Model ADI adalah model pembelajaran yang menekankan kegiatan
beargumentasi untuk membuat siswa lebih aktif dapat menghubungkan
ide-ide dan bukti yang diperoleh untuk memvalidasi ide yang
dikemukakan kemudian mengkomunikasikannya.
4. Tahapan pembelajaran pada model ADI terdiri dari 8 langkah sebagai
berikut: 1) identifikasi tugas; 2) pengumpulan data; 3) produksi argument
tentatif; 4) sesi interaktif argumentasi; 5) penyusunan laporan investigasi;
6) double blind group peer-review; 7) revisi laporan personal; dan 8)
diskusi eksplisit dan reflektif (Sampson dan Gleim, 2009: 466-470).
5. Buku penuntun praktikum materi yang dikembangkan dalam penelitian
ini adalah KD 3.8 Menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan dan
dampaknya bagi ekosistem. KD 4.8 Membuat tulisan tentang gagasan
9
penyelesaian masalah pencemaran di lingkungannya berdasarkan hasil
pengamatan.
6. Validasi buku penuntun praktikum divalidasi oleh validator yang terdiri
dari 2 orang dosen ahli pendidikan biologi dan teknologi pendidikan
dengan jenjang S3 dan 3 orang guru biologi SMP/MTs dengan jenjang
minimal S1 jurusan biologi untuk menentukan kualitas buku penuntun
praktikum yang telah dikembangkan.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Pembelajaran IPA
Pemerintah Indonesia melakukan revisi Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 ini menuntut guru memiliki kreativitas dan pola berpikir
tingkat tinggi (Higher Order Thingking) dalam pelaksanaan proses
pembelajaran IPA di kelas (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 5).
Kurikulum 2013 menekankan penerapan scientific approach meliputi:
mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014: 3).
Salah satu kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di tingkat SMP
adalah pembelajaran IPA. Pembelajaran bermakna sebagai upaya untuk
membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan
berbagai strategi, metode, dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang
telah direncanakan (Majid, 2007:109). Pembelajaran seharusnya
memfasilitasi siswa untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi
dirinya. Seorang guru bukan hanya ditentukan pada kemampuannya
memahami dan meyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga kemampuannya
melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna pada peserta didik
terlebih pada konsep IPA. Konsep IPA merupakan sutau konsep yang
11
memerlukan penalaran dan proses mental yang kuat pada seorang peserta
didik (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 10). IPA merupakan ilmu dasar
(basic sciece) yang membekali peserta didik belajar tentang alam dengan
segala aktivitasnya dan mendasari ilmu-ilmu terapannya (Munandar, 2016:
11). IPA memiliki karakteristik khusus, yaitu: 1) mempelajari fenomena alam
yang faktual; 2) berupa kenyataan atau kejadian; dan 3) hubungan sebab
akibatnya (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 22-24). Pada hakikatnya IPA
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala atas dasar sikap
ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga
komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori (Trianto, 2012: 137).
Tujuan pembelajaran IPA menekankan pada pemahaman tentang lingkungan
dan alam sekitar serta kekayaan yang dimilikinya yang perlu dilestarikan dan
dijaga dalam perspektif biologi, fisika dan kimia. Sehingga, diharapkan siswa
bukan hanya memahami materi yang dipelajari, namun juga bisa memahami
bagaimana cara menerapkannya di lingkungan sekitarnya (Kemendikbud,
2013: 97). Dalam IPA peserta didik akan belajar tentang alam dengan segala
aktivitasnya untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan proses.
Keterampilan proses dalam IPA meliputi: mengamati, mengajukan hipotesis,
menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil
temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual
yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah
sehari-hari (Munandar, 2016: 12).
12
Mata pelajaran IPA sebagai komponen dari kurikulum yang didefinisikan
sebagai mata pelajaran yang berupa pengetahuan yang sistematis dan tersusun
secara teratur, berlaku secara umum, dan berupa kumpulan data observasi dan
eksperimen (Carin dan Sund, 1993, dalam Wisudawati dan Sulistyowati,
2014: 24). Mata pelajaran IPA dikembangkan sebagai mata pelajaran yang
cakupannya luas, berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir,
kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan sikap peduli dan tanggung jawab
terhadap lingkungan alam (Anjarsari, 2013: 3). Jadi, pembelajaran IPA adalah
interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai bagian dari IPA, secara eksplisit biologi juga memiliki misi
tersendiri. Untuk jenjang SLTP ada tiga misi utama, yaitu dari aspek empiris,
aspek evaluasi, dan aspek sintas. Belajar biologi berarti berupaya mengenali
proses kehidupan nyata di lingkungan, atau belajar biologi dari aspek empiris
(purpose in empirical evidence). Belajar biologi berarti berupaya mengenali
diri sendiri sebagai makhluk, atau belajar biologi dari aspek evaluasi (purpose
in human institution). Belajar biologi diharapkan bermanfaat untuk
peningkatan kualitas dan kehidupan manusia dan lingkungannya, atau belajar
biologi dari aspek sintas (purpose in human life) (Rustaman, 2005: 34).
B. Model Pembelajaran ADI
Salah satu model pembelajaran biologi yang kreatif dan inovatif adalah
model ADI. Model Argument Driven Inquiry (ADI) adalah pembelajaran
terpadu yang dapat mendorong siswa terlibat dalam pekerjaan interdisipliner
13
sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep penting dan praktik dalam
Biologi. Siswa diajarkan bukan hanya penguasaan konsep semata, akan tetapi
ditekankan membangun konsep-konsep pengetahuan yang diajarkan sehingga
menjadi landasan berpikir (Sampson & Gleim, 2009: 465-470).
Model pembelajaran ADI dirancang untuk tujuan inkuiri ilmiah sebagai
upaya untuk mengembangkan argumen dan mendukung penjelasan dari
pertanyaan penelitian. Siswa diarahkan untuk merancang dan melaksanakan
penyelidikan mereka sendiri, mengumpulkan dan menganalisis data,
berkomunikasi dan membenarkan ide-ide mereka satu sama lain selama sesi
argumentasi interaktif, menulis laporan penyelidikan dan
mendokumentasikan pekerjaan mereka, dan terlibat dalam peer-review
(Sampson dan Gleim, 2009: 465). Langkah-langkah di dalam ADI telah
disengaja dirancang untuk memberikan para siswa pengalaman sains ilmiah
yang lebih luas dan lebih asli, dan menyediakan praktek ilmiah yang mirip
dengan scientific (Walker, 2011: 3).
Secara keseluruhan, penelitian tentang model pembelajaran ADI
menunjukkan hasil yang positif berkaitan dengan belajar siswa dalam bidang
pengetahuan berpikir kritis, berargumentasi dan kemampuan memecahkan
masalah. Menurut Hasnunidah (2013: 25) model ADI berpotensi dalam
mengembangkan keterampilan argumentasi dalam pembelajaran biologi.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, ADI diyakini dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran biologi di tingkat satuan pendidikan
dasar, menengah, dan tinggi. Guru dapat menggunakan ADI sebagai salah
14
satu alternatif dalam mendesain proses pembelajaran biologi di kelas.
Sementara, menurut Kadayifcia (2012: 805) penggunaan model ADI pada
kelas kimia di sebuah Universitas di Turki dapat mengatasi kelemahan siswa
dalam berargumentasi, rendahnya keterampilan berpikir kritis, dan rendahnya
kreatifitas. Menurut Demircioglu dan Ucar (2012: 5038) penerapan ADI pada
siswa PPG Sains SD di Universitas Turki, ternyata lebih efektif dalam
meningkatkan kualitas argumentasi dibandingkan dengan praktikum
tradisional. Penelitian Andriani dan Riandi (2015 :592) menunjukkan bahwa
penerapan pembelajaran ADI kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Garut,
dapat lebih meningkatkan keaktifan siswa dibandingkan pembelajaran inkuiri
terbimbing.
Terdapat tiga aspek penting dalam pembelajaran yang dapat dikembangkan
melalui model ADI, yaitu: 1) kemampuan menggunakan penjelasan ilmiah
dalam menyelesaikan masalah; 2) keterampilan menghasilkan penjelasan
ilmiah dan argumentasi; dan 3) berpartisipasi dalam praktek ilmiah dan
diskusi (Farida dan Gusniarti, 2014: 2). Tahapan pembelajaran pada model
ADI terdiri dari delapan sebagai berikut: 1) identifikasi tugas; 2)
pengumpulan data; 3) produksi argument tentatif; 4) sesi interaktif
argumentasi; 5) penyusunan laporan investigasi; 6) double blind group peer-
review; 7) revisi laporan personal; dan 8) diskusi eksplisit dan reflektif
(Sampson dan Gleim, 2009: 466-470).
Argumentasi adalah karangan yang membuktikan kebenaran atau
ketidakbenaran dari sebuah pernyataan (Statement) (Alwasilah, 2007: 116).
15
Sementara, menurut Keraf (2007: 3) argumentasi adalah suatu usaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara.
Melalui argumentasi penulis (pembicara) berusaha merangkaikan fakta-fakta
sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat
atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Menurut (Rosdiana, 2014: 3)
menyatakan bahwa melalui argumentasi, seseorang dapat menunjukkan
bahwa teori-teori atau pernyataan-pernyataan yang dikemukakan benar atau
tidak berdasarkan pada fakta atau bukti-bukti yang ditunjukkan.
Kerangka kerja analitik argumentasi digunakan untuk menilai kualitas
argumen ilmiah. Kerangka kerja analitik model Toulmin (2003: 94) meliputi
3 bagian yang selalu ada dalam argumen (data, warrant, claim) dan 3 bagian
yang disertakan dalam banyak argumen (reservation/ qualifer, backing, dan
rebuttal). Berdasarkan definisi Toulmin, claim adalah sebuah pernyataan
yang diajukan kepada orang lain untuk diterima. Data atau ground adalah
fakta-fakta tertentu yang diandalkan untuk mendukung klaim yang diberikan.
Warrant merupakan sebuah jaminan yang menghubungkan data dengan
claim, biasanya digunakan untuk menjawab pertanyaan “kenapa suatu data
dapat membuat claim Anda menjadi benar?”. Backing adalah dukungan
kepada suatu argumen untuk memberikan dukungan tambahan kepada
warrant. Qualifier mengindikasikankekuatan dari data kepada warrant dan
dapat membatasi claim yang universal. Qualifier dapat berupa kata-kata,
seperti: kebanyakan, biasanya, selalu, atau kadang-kadang. Variasi lain dari
qualifier adalah reservation, yaitu ungkapan kemungkinan yang dapat
16
membuat suatu claim menjadi salah. Komponen terakhir adalah rebuttal atau
sanggahan, yaitu suatu argumen perlawanan (counter argument) terhadap
suatu claim, data, warrant (Erduran, 2004: 918).
C. Buku Penuntun Praktikum
Pratikum berasal dari kata praktik yang artinya pelaksanaan secara nyata apa
yang disebut dalam teori. Sedangkan pratikum adalah bagian dari pengajaran
yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan
melaksanakan di keadaan nyata, apa yang diperoleh dari teori dan pelajaran
praktik (KBBI, 2001: 785). Kegiatan praktikum akan meningkatkan
pemahaman konsep dan keterampilan proses. Keterampilan proses antara lain
siswa dapat memprediksi, berhipotesis, mengamati, mencatat data, membuat
inferensi dan generalisasi (Munandar, 2016: 4-5). Tujuan kegiatan praktikum
IPA di sekolah adalah: 1) melatih keterampilan-keterampilan yang
dibutuhkan siswa, 2) memberi kesempatan untuk menerapkan dan
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya secara
nyata dalam praktek, 3) membuktikan sesuatu secara ilmiah (scientific
inquiry), dan 4) menghargai ilmu dan keterampilan yang dimiliki (Munandar,
2016:5).
Kegiatan praktikum membutuhkan bahan ajar berupa penuntun praktikum
yang berperan dalam pengembangan sikap, kreatifitas dan kinerja ilmiah
siswa. Menurut (Trianto, 2012: 98), bahan ajar merupakan seperangkat
materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara
sistematis, mencerminkan kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam
17
kegiatan pembelajaran. Menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 36/D/O/2001 pasal 5 petunjuk praktikum adalah pedoman
pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis
data dan pelaporan. Pedoman tersebut disusun dan ditulis oleh kelompok staf
pengajar yang menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah tulisan
ilmiah.
Buku petunjuk praktikum adalah sebuah buku yang disusun untuk membantu
pelaksanaan praktikum yang memuat judul percobaan, tujuan, dasar teori, alat
dan bahan, dan pertanyaan yang mengarah ke tujuan dengan mengikuti
kaidah penulisan ilmiah (Arifah, dkk, 2014: 25). Penggunaan buku petunjuk
praktikum sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran IPA, sehingga
seolah-olah buku ini menjadi, buku sakti ketika seorang guru akan
melaksanakan praktikum di laboratorium (Salirawati, 2010: 5).
Penuntun praktikum berisi judul praktikum sehingga siswa mengetahui
praktikum apa yang akan dilakukan, penulisan standar kompetensi dasar
dengan indikator untuk pencapaian kompetensi, tujuan praktikum agar siswa
mengetahui tujuan dilakukannya praktikum, prosedur atau langkah-langkah
pelaksanaan praktikum, alat dan zat apa saja yang digunakan dalam kegiatan
praktikum, lembar observasi kegiatan praktikum (Zulaiha, Hartono, dan
Ibrahim, 2014: 87). Sebagai sebuah buku, penyusunan buku penuntun
praktikum harus memperhatikan beberapa hal yaitu: isi buku, organisasi
buku, kejelasan kalimat dan tingkat keterbacaan, serta tampilan fisik buku.
Buku penuntun praktikum merupakan buku yang berisi kumpulan praktikum
18
yang dapat digunakan guru sebagai acuan dalam melaksanakan praktikum
dan dapat dilaksanakan di sekolah sarana dan prasarana yang tersedia di
sekolah itu sendiri (Bahrul, dkk, 2001: 32). Penuntun praktikum sebagai
sumber belajar penunjang pembelajaran saat eksperimen, meningkatkan
minat belajar siswa dalam praktikum, membantu siswa mengetahui langkah-
langkah kerja untuk melaksanakan praktikum, membantu siswa mengetahui
sistematika dalam pembuatan laporan praktikum (Waluyo dan Parmin, 2014:
678).
D. Materi Pencemaran Lingkungan dan Dampaknya Bagi Ekosistem
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkanya makhluk hidup, zat, energi
dan/atau komponen lain. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan
(komposisi) oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas
menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya
(Surbakti, 2015: 42). Pencemaran lingkungan adalah terjadinya perubahan
dalam suatu kondisi lingkungan asli menjadi suatu kondisi baru yang lebih
buruk dari kondisi aslinya akibat masukan dari bahan-bahan pencemar atau
polutan (Palar, 1994: 10). Bahan pencemar ini dapat didefinisikan sebagai zat
kimia (cair, padat, maupun gas), baik yang berasal dari alam yang
kehadirannya dipicu oleh manusia (tidak langsung) ataupun dari kegiatan
manusia yang telah diidentifikasi mengakibatkan efek yang buruk bagi
kehidupan manusia atau lingkungannya (Notodarmojo, 2005 ; 127 ).
Pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi: 1) pencemaran air; 2)
pencemaran udara; dan pencemaran tanah.
19
1. Pencemaran Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tidak
akan tergantikan oleh senyawa lainnya (Rukaesih, 2004: 17). Air yang
mengandung bakteri atau mikroorganisme tidak dapat langsung
digunakan sebagai air minum tetapi harus dimasak dahulu agar bakteri
atau mikroorganisme mati. Air tercemar apabila air tersebut telah
menyimpangnya dari keadaan normal (Wardhana, 2004: 72-73).
Pencemaran air adalah masuknya bahan pencemar (polutan) yang dapat
berupa gas, bahan-bahan terlarut, dan partikel (Darmono, 2001: 28). Air
yang tercemar dapat diketahui dengan memeriksa pH atau kosentrasi ion
hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen
biokimia (Biochemycal Oxygen Demand, BOD), dan kebutuhan oksigen
kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD). pH air normal memenuhi
syarat kehidupan dan kesehatan berkisar 6,5-7,5 artinya air tidak bersifat
asam maupun basa. Sumber pencemar air seperti limbah pabrik akan
merubah pH air sehingga akan mengganggu kestabilan ekosistem biota
aquatik (Surbakti, 2015: 42). Menurut Wardhana (2007: 74-76), indikator
atau tanda bahwa air telah tercemar adalah adanya perubahan yang dapat
diamati melalui :
a. Adanya perubahan suhu air
Air sungai yang suhunya naik akan mengganggu kehidupan hewan
dan organisme air karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan
turun seiring kenaikan suhu. Semakin tinggi kenaikan suhu air maka
20
semakin sedikit oksigen yang terlarut didalamnya. Adanya perubahan
pH atau konsetrasi ion hydrogen. Air normal memiliki pH antara 6,5
sampai 7,5.
b. Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air
Air limbah dapat larut dalam air maka akan terjadi perubahan warna
air. Air dalam keadaan normal dan bersih tidak akan berwarna,
sehingga tampak bening dan jernih. Bahan buangan organic dapat
menimbulkan bau hal ini karena mikroba dalam air akan mengubah
bahan buangan tersebut terutama gugus protein. Air yang mempunyai
rasa biasanya diikuti dengan perubahan pH air.
c. Timbulnya endapan, koloidal, dan bahan pelarut
Endapan dan koloida berasal dari bahan buangan padat. Bahan
buangan padat yang tidak larut sempurna akan mengendap dalam
dasar air.
d. Adanya mikroorganisme
Mikroorganisme berperan dalam proses degradasi bahan buangan
yang dibuang ke air. mikroba pathogen merupakan penyebab
timbulnya berbagai penyakit.
e. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.
f. Zat radioaktif dapat menyebabkan berbagai kerusakan biologis bila
tidak ditangani dengan baik.
Pencemaran air dapat terjadi karena pencemar kimiawi, fisis maupun
biologi. Seperti limbah rumah tangga, senyawa anorganik, dan organic,
agen penyebab penyakit, limbah industri, limbah pertanian dan
21
sebagainya. Menurut Wardhana (2007: 78), menyatakan bahwa komponen
pencemaran air dikelompokkan sebagai berikut ;
a. Bahan buangan padat
b. Bahan buangan organic
c. Bahan buangan anorganik
d. Bahan buangan sabun
Air yang tercemar atau kotor, sebelum dilakukan penjernihan air terlebih
dahulu dilakukan pengukuran tingkat keasaman dan kebasaannya. Pada
umumnya, ukuran baik buruknya air didasarkan pada factor-faktor seperti
suhu air, pH (keasaman) air, warna air, bau air, rasa air, dan kandungan
jasad renik. Air yang kotor memiliki pH dibawah atau diatas pH normal air
jernih yaitu 7. Air kotor yang memiliki pH < 7 maka air tersebut memiliki
sifat asam. Sedangkan air yang mengandung pH > 7 memiliki sifat basa
(Darmodjo, 1986: 339).
Dampak pencemaran air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi lingkungan,
seperti: 1) penurunan kualitas lingkungan; 2) gangguan kesehatan; 3)
pemekatan hayati suatu perairan tercemar oleh bahan beracun; 4)
mengganggu pemandangan; dan 5) mempercepat proses kerusakan benda.
Pembuangan air limbah ini berasal dari rumah tangga, industri peternakan,
rumah sakit, tanah pertanian dan lain sebagainya. (Darmono, 2001: 28-29).
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara ternyata sangat
merugikan. Pencemaran tersebut tidak hanya mempunyai akibat langsung
terhadap kesehatan manusia saja, akan tetapi juga dapat merusak
22
lingkungan lainnya, seperti hewan, tanaman, bangunan gedung dan lain-
lain (Wardhana, 2004: 114).
2. Pencemaran Udara
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang bandingannya
tidak tetap, tergantung suhu udara, tekanan udara, dan lingkungan
sekitarnya. Udara juga adalah atmosfir yang berada di sekeliling bumi
yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan dunia ini. Gas-gas lain
yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen oksida,
hidrogen dan lain-lain (Wardhana, 2004: 27). Emisi gas-gas industri
karbon dioksida, sulfur dioksida dan pencemar-pencemar lain yang
menyebabkan pencemaran udara di seluruh dunia (Mulyanto, 2007: 14).
Pencemaran udara adalah adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam
udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
keadaan normalnya. Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2
macam, yaitu: faktor internal (secara alamiah), contoh: debu yang
berterbangan akibat tiupan angin, abu (debu) yang dikeluarkan dari
letusan gunung merapi berikut gas-gas vulkanik, proses pembusukan
sampah organik dan lain-lain. Sedangkan, faktor ekternal (karena ulah
manusia), contoh: hasil pembakaran bahan bakar fosil, debu dari kegiatan
industri, pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.
(Wardhana, 2004: 27).
Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran
dari satu atau lebih bahan pencemaran, baik berupa padat, cairan, atau gas
23
yang masuk ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya
(Wardhana, 2004: 28). Pencemaran udara berasal dari daerah perkotaan
yang ramai, gas pencemar berasal dari asap kendaraan, gas buangan
pabrik, pembangkit tenaga listrik, asap rokok, larutan pembersih, dan
sebagainya yang berhubungan erat dengan aktivitas manusia (Darmono,
2001: 9). Dampak pencemaran udara bagi kesehatan; polutan yang
terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui system pernafasan.
Penetrasi zat polutan ke dalam tubuh bergantung kepada jenisnya.
Dampak terhadap tanaman; bagi tanaman yang tumbuh di daerah dengan
tingkat pencemaran udaranya pada kadar tinggi dapat terganggu pada
pertumbuhan jaringan tumbuhan, antar lain klorosis, nekrosis, dan bintik
hitam. Merusak estetika, mengganggu kenyamanan, pemandangan
gedung, kantor, dan perumahan. Hujan asam pH yang normal air hujan
adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2
dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan
pH air hujan. Dapak dari hujan asam ini antara lain: mempengaruhi
kualitas air permukaan (Surbakti, 2015: 42-43).
3. Pencemaran Tanah
Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung benda organik
dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Sebagai
faktor produksi pertanian tanah mengandung hara dan air, yang perlu
ditambah untuk pengganti yang habis dipakai (Mulyanto, 2007: 16)
Pencemaran tanah dapat terjadi oleh beberapa faktor. Pertama, faktor
alami seperti rusaknya lapisan tanah bagian atas, yakni lapisan yang
24
mengandung humus. Sinar matahari yang terik dapat menghancurkan atau
membakar humus, sehingga tanah menjadi kurus. Kedua, faktor manusia
seperti pembuangan limbah, pemberian pupuk yang berlebihan,
pembakaran hutan, penebangan pohon-pohon pelindung humus (Ningsih,
2010: 52).
Pencemaran tanah disebabkan oleh menumpuknya senyawa-senyawa
kimia beracun, garam-garam, organisme yang membawa penyakit atau
bahan-bahan radioaktif yang dapat merugikan kehidupan tanaman dan
satwa. Cara-cara pengelolaan tanah yang tidak sehat sangat
mempengaruhi mutu tanah, menyebabkan polusi tanah dan menambah
berat erosi. Pengelolaan lahan dengan pupuk, fungisida, dan pestisida
kimia mengganggu proses alami yang terjadi di dalamnya dan
menghancurkan organisme-organisme yang bermafaat seperti: bakteri,
jamur, cacing dan lain-lainnya (Mulyanto, 2007: 16). Pencemaran tanah
juga banyak sekali penyebabnya. Penyebab tersebut di antaranya limbah
domestik, limbah industri, dan limbah pertanian ) (Kemendikbud, 2016:
65).
Beberapa bahan polutan dan dampak yang ditimbulkan pada kesehatan
akibat dari pencemaran tanah, diantaranya: dampak terhadap kesehatan
tergantung pada jenis polutan, melalui jalur masuk ke dalam tubuh dan
daya tahan individu yan terkontiminasi. Polutan berbagai macam pestisida
dan herbisida merupakan bahan karsinogenik. Jenis logam timbal yang
berbahaya untuk anak-anak, karena dapat menyebabkna kerusakan otak,
serta kerukasakan ginjal hewan dan manusia (Surbakti, 2015: 45). Dampak
25
terhadap ekosistem perubahan ini dapat memusnahkan beberapa spesies
primer dari rantai makanan, dapat memberi akibat yang besar terhadap
predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut (Kemendikbud,
2016: 54-65).
Dampak pencemaran tanah rusaknya lapisan tanah bagian atas, yakni
lapisan yang mengandung humus. Pencemaran tanah dapat terjadi karena
pencemaran secara langsung. Misalnya pengelolaan lahan dengan pupuk,
fungisida, dan pestisida kimia secara berlebihan mengganggu proses alami
yang terjadi di dalamnya. Praktik-praktik irigasi yang kurang benar dapat
berakibat menumpuknya garam yang menghambat pertumbuhan tanaman
dan kegagalan panen serta erosi lahan karena aktivitas manuisa (Mulyanto,
2007: 17).
E. Kerangka Pikir Penelitian
Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat
memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap belajar sebagai bentuk
perubahan perilaku belajar, sehingga tujuan pendidikan tercapai. Perubahan
kurikulum di Indonesia dimaksudkan untuk memperoleh proses belajar
mengajar yang bermakna, artinya proses belajar mengajar berlangsung
menarik, sehingga komunikasi antara guru dan siswa berjalan baik.
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kompetensi Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang menekankan pada aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pembelajaran IPA dalam Kurikulum 2013
dilaksanakan dengan pendekatan saintifik (scientific approach) atau
26
pendekatan ilmiah. Karakteristik pembelajaran dengan pendekatan saintifik
antara lain pembelajaran berpusat pada siswa, melibatkan keterampilan proses
sains dalam mengkontruksi konsep, melibatkan proses-proses kognitif yang
potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa, dan dapat mengembangkan karakter siswa.
Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses
pembelajaran meliputi 5 M, yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan
data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Salah satu ciri aktif dalam proses pembelajaran IPA tentu akan semakin
berhasil dengan ditunjang kegiatan praktikum. Dengan kegiatan praktikum,
siswa akan dapat mempelajari IPA khususnya Biologi melalui pengamatan
langsung terhadap gejala-gejala maupun proses Biologi, dapat melatih
keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap
ilmiah serta dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah baru
melalui metode ilmiah. Kegiatan praktikum sangat dimungkinkan adanya
penerapan beragam keterampilan proses sains sekaligus pengembangan sikap
ilmiah yang mendukung proses perolehan pengetahuan dalam diri siswa. Oleh
karena itu, kegiatan praktikum sangat melekat dalam praktek pengajaran ilmu
pengetahuan. Agar pelaksanaan praktikum dapat berjalan dengan baik, maka
diperlukannya buku penuntun praktikum. Buku ini dapat digunakan sebagai
sumber belajar siswa untuk memahami konsep IPA dengan lebih mudah
sekaligus siswa mempunyai keterampilan IPA. Isi dari tiap praktikum
meliputi dasar teori, tujuan, alat-alat dan bahan yang digunakan serta
27
langkah-langkah kerja yang dilakukan, tabel data pengamatan, dan
pertanyaan-pertanyaan untuk melaksanakan praktikum.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan sesuai dengan pendekatan santifik
dalam Kurikulum 2013 sangat berkaitan erat dengan kegiatan laboratorium
yang dikenal dengan istilah praktikum adalah Argument-Driven Inquiry
(ADI). Model ADI dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi dengan
menekankan kegiatan argumentasi yang berpotensi dapat membuat siswa
lebih aktif, karena melalui kegiatan ini siswa menghubungkan ide-ide dan
bukti yang dapat digunakan untuk memvalidasi ide yang dikemukakan serta
mengkomunikasikannya yang berpedoman pada langkah argumentasi
menurut analitik Toulmin. Buku penuntun praktikum yang akan disusun
teridiri dari materi pencemaran lingkungan yang dapat dipraktikumkan. Buku
penuntun praktikum yang telah layak dikembangkan melalui model ADI,
dengan harapan menjadi buku penuntun praktikum yang berkualitas dan
dapat meningkatkan keterampilan berargumentasi.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Buku Penuntun Praktikumdengan Model ADI
Kualitas Kelayakan
dari Buku Penuntun Praktikum
yang telah dikembangkan
KegiatanPraktikum
Pembelajaran IPA
Menggunakan buku penuntunpraktikum sebagai bahan ajar
pembelajaran
28
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus 2017 tahun ajaran
2016/2017. Dalam penelitian ini dilakukan 2 uji produk, yaitu uji optimasi
penuntun praktikum dan uji validasi. Uji optimasi penuntun praktikum
dilaksanakan di Laboratorium Pembelajaran Biologi FKIP Universitas
Lampung, uji ini bertujuan untuk optimasi alat, bahan, langkah-langkah kerja
dan waktu pelaksanaan praktikum. Sedangkan uji keterbacaan dilaksanakan
di kelas VII MTs Negeri 2 Bandar Lampung, uji ini bertujuan untuk
mengetahui keterbacaan buku penuntun praktikum.
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah buku penuntun praktikum pencemaran
lingkungan model pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI) untuk siswa
SMP/MTs kelas VII. Buku penuntun praktikum model pembelajaran ADI ini
yang berisi; identitas siswa, tanggal praktikum, dasar teori, tujuan, alat-alat
yang dgunakan, bahan-bahan yang digunakan, langkah-langkah kerja, tabel
data pengamatan, pertanyaan penelitian, argumen, sesi argumentasi dan
menyusun laporan untuk melaksanakan kegiatan praktikum.
29
C. Rancangan Penelitian
Jenis peneltian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R & D). Penelitian dan pengembangan adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011: 407). Model pengembangan
perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan, dkk. (1974: 5). Model
pengembangan ini terdiri dari empat tahap yakni: 1) tahap pendefinisian
(define); 2) perancangan (design); 3) pengembangan (develop) dan; 4)
diseminasi (disseminate).
Penelitian ini berhenti pada tahap ke-3 yaitu tahap pengembangan (develop)
sedangkan, tahap diseminasi (disseminate) tidak dilakukan karena
pertimbangan keterbatasan waktu. Pemilihan rancangan penelitian
pengembangan buku penuntun praktikum model pembelajaran ADI ini
menggunakan model 4-D didasarkan pada kelebihan dan kesesuaiannya
dengan permasalahan penelitian.
D. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut: 1) tahap pendefinisian (define); 2) perancangan (design); dan 3)
pengembangan (develop).
1. Tahap Pendefinisian (define)
Tahap ini bertujuan untuk menentukan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran serta mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan
30
dengan produk yang dikembangkan meliputi kurikulum yang berlaku,
siswa, guru, dan sekolah untuk mengetahui permasalahan yang di hadapi
terkait dengan buku penuntun praktikum.
Adapun secara skematis alur penelitian tahap pengembangan buku penuntun
praktikum pencemaran lingkungan dan kuncinya dijelaskan pada Gambar 2.
Gambar 2. Alur Penelitian
Analisis Kebutuhan
Perumusantujuan
Rancangan Awal Buku Penuntun Praktikum Argument-Driven Inquiry (ADI)
Inventarisasi dan penyusunan isi Buku Penuntun Praktikum yang dikembangkan
DEFINE
Draft I yang siap diproses pada tahap selanjutnyaDESIGN
Telaah Buku Penutum Praktikum oleh penelaah ahli pend. Biologi dan guru
Hasil Validasi
Revisi II
Buku Penuntun Praktikum dengan ModelArgument Driven Inquiry (ADI)
Draft II yang siap diuji coba
Uji coba kepada siswa
DEVELOP
AnalisisTugas
AnalisisKonsep
AnalisisSiswa
AnalisisUjung Depan
Ya TidakRevisi kecil RevisiValid ?
31
Prosedur pengembangan buku penuntun praktikum pencemaran
lingkungan model pembelajaran ADI dengan cara melakukan analisis
kebutuhan yang teridiri dari: a) analisis ujung depan; b) analisis siswa; c)
analisis konsep; d) analisis tugas; dan e) perumusan tujuan.
a. Analisis ujung depan, bertujuan untuk menentukan masalah pokok
yang dihadapi dan perlu diangkat dalam pengembangan buku penuntun
dan mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang diterapkan
oleh guru. Sehingga dapat dibuat alternatif buku penuntun yang sesuai
dengan karakter siswa maupun model pembelajarannya.
b. Analisis siswa, pada analisis siswa bertujuan untuk mengetahui
karakteristik, kemampuan, dan pengalaman siswa, baik secara individu
maupun kelompok sebagai gambaran untuk mendesain dalam
pengembangan buku penuntun. Hasil analisis tersebut digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan buku siswa yang
didasarkan pada kemampuan dasar siswa.
c. Analisis konsep, dilakukan untuk mengidentifikasi, merinci, dan
menyusun secara sistematis materi yang akan dipelajari dan
dikembangkan. Analisis materi sangat diperlukan untuk
mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan pada materi IPA yang akan
dikembangkan. Analisis materi merupakan satu langkah penting untuk
memenuhi prinsip dalam membangun konsep atas materi-materi yang
digunakan sebagai sarana pencapaian KI dan KD.
d. Analisis tugas, merupakan pengidentifikasian keterampilan-
keterampilan utama yang diperlukan dalam pembelajaran yang sesuai
32
dengan kurikulum. Kegiatan ini ditujukan untuk mengidentifikasi
keterampilan akademis utama yang dikembangkan dalam
pembelajaran. Analisis tugas ini mengacu pada KI dan KD.
e. Perumusan tujuan, bertujuan untuk merangkum hasil dari analisis
konsep dan analisis tugas sebagai penentu objek penelitian. Kumpulan
objek tersebut menjadi dasar dalam penyusunan tes dan rancangan
buku yang kemudian diintergrasikan ke dalam materi ajar yang
digunakan oleh peneliti.
Pada akhirnya, tahap ini diperoleh gambaran tentang konsep-konsep yang
penting dan kegiatan pada buku penuntun praktikum yang dikembangkan,
yang dijadikan dasar pembuatan rancangan awal buku penuntun praktikum
beserta kuncinya.
2. Tahap Pendefinisian (define)
Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap pendefinisian, selanjutnya
dilakukan tahapan perancangan. Gambaran tentang konsep-konsep yang
telah diperoleh melalui tahapan pendefinisian (define) untuk rancangan
awal buku penuntun praktikum dengan model pembelajaran ADI.
Pemilihan model pembelajaran ADI ini dikarenakan dapat digunakan
melalui percobaan laboratorium berbasis inkuiri atau kegiatan ilmiah yang
dapat diintegrasikan dengan mata pelajaraan yang lain, seperti membaca
dan menulis. Strategi ini diyakini dapat mengembangkan kemampuan
peserta didik berpikir kritis dan berbagi temuan mereka dengan peserta
didik lain, sehingga mereka bisa mengembangkan komunikasi dan
keterampilan menulis (Sampson & Gleim, 2009: 465). Pada tahap
33
perancangan dilakukan perancangan komponen-komponen buku
penuntun praktikum yang meliputi teks dan gambar terkait kegiatan untuk
melatih kemampuan argumentasi siswa. Termasuk di dalamnya
pertanyaan-pertanyaan diskusi yang harus dikerjakan oleh siswa yang
mengarahkan mereka untuk menemukan konsep penting terkait materi
ajar. Luaran tahap ini tersedianya teks dan gambar dan kunci buku
penuntun praktikum yang siap untuk diproses pada tahap selanjutnya
(draft 1).
3. Tahap Pengembangan (develop)
Tahap pengembangan mempunyai tujuan untuk menghasilkan buku
penuntun praktikum dan kuncinya yang layak secara teoritis. Tahap
pengembangan ini terdiri dari beberapa langkah yaitu:
a. Telaah dan Validasi, buku penuntun praktikum dan kuncinya yang
pertama kali dibuat (draft 1) selanjutnya ditelaah oleh 2 orang dosen
yang sudah berkualifikasi S-3 dibidangnya yaitu: pendidikan biologi
dan teknologi pendidikan; dan 3 orang guru yang saat ini masih aktif
mengajar sains di MTs Negeri 2 Bandar Lampung, sudah
berkualifikasi S-2 dan tersertifikasi dibidangnya untuk mendapatkan
masukan.
b. Terdapat tiga bentuk validasi yang dilakukan yaitu; a) validasi
content/isi, digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang
kesesuaian materi dalam buku penuntun praktikum yang akan dikuasai
siswa dengan tujuan pembelajaran; b) validasi pedagogik, digunakan
untuk mendapatkan gambaran tentang kesesuaian sistematika
34
penulisan dalam buku penuntun praktikum dengan pembelajaran IPA
dan; c) validasi desain, digunakan untuk mendapatkan gambaran
tentang keterkaitan desain yang diterapkan dalam buku penuntun
praktikum.
Masukan yang diperoleh dari hasil validasi tersebut digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk menyempurnakan draft 1 menjadi draft 2
buku penuntun praktikum model pembelajaran ADI yang siap
diujicobakan kepada siswa;
c. Keterbacaan, draft 2 buku penuntun praktikum selanjutnya diberikan
kepada 20 siswa MTs Negeri 2 Bandar Lampung kelas VII untuk
mengetahui keterbacaan buku penuntun praktikum. Data respon siswa
terhadap keterbacaan buku penuntun praktikum digunakan untuk
bahan pertimbangan menyempurnakan draft 2 menjadi draft 3 buku
penuntun praktikum dengan model pembelajaran ADI.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen Validasi Buku Penuntun Praktikum
Instrumen validasi buku penuntun praktikum pencemaran lingkungan
dengan model pembelajaran ADI untuk Siswa SMP/MTs Kelas VII
digunakan untuk mengetahui kualitas buku penuntun praktikum yang
dikembangkan dan untuk mendapatkan masukan. Instrumen validasi ini
berupa daftar cek yang berisikan rangkaian pernyataan mengenai validitas
content/isi, validitas pedagogik, dan validasi desain. Validator diminta
35
untuk menanggapi pernyataan dengan memberikan skor penilaian dengan
ketentuan: 1 = tidak baik/tidak sesuai; 2 = kurang baik/kurang sesuai; 3 =
baik/sesuai dan; 4 = sangat baik/sangat sesuai.
Instrumen validasi buku penuntun praktikum diberikan kepada 2 orang
dosen yaitu pendidikan biologi dan teknologi pendidikan dengan jenjang
S3 dan 3 orang guru IPA SMP/MTs dengan jenjang sarjana untuk
mendapatkan masukan. Instrumen validasi yang berupa daftar cek ini
dikembangkan oleh peneliti dengan mengadaptasi angket oleh Ni’mah
(2013: 85-91), kemudian divalidasi oleh pembimbing.
2. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap keterbacaan
tentang buku penuntun praktikum pencemaran lingkungan dengan model
pembelajaran ADI. Angket merupakan salah satu media untuk
mengumpulkan data dalam penelitian. Dalam angket terdapat berbagai
macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang
hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk
memperoleh informasi dilapangan (Sukardi, 2008: 76). Angket disajikan
dalam bentuk pernyataan positif dan siswa diminta untuk menanggapi
pernyataan dengan jawaban “Ya” atau “Tidak”.
Angket diberikan kepada setiap siswa yang telah melakukan praktikum
pencemaran lingkungan dengan model pembelajaran ADI yang telah
dikembangkan. Angket yang berupa daftar cek ini dikembangkan oleh
36
peneliti dengan mengadaptasi angket oleh Ni’mah (2013: 94-96),
kemudian divalidasi oleh pembimbing.
3. Lembar Optimasi Buku Penuntun Praktikum
Lembar optimasi buku penuntun praktikum digunakan untuk mencatat
argumen yang disusun, terdiri atas: claim, bukti/data pengamatan, bukti
kebenaran (warrant dan backing). Pada lembar optimasi buku penuntun
praktikum, bukti/data yang diharapkan adalah pengetahuan pencemaran
lingkungan. Data yang berasal dari lembar optimasi ini akan digunakan
untuk penyusunan buku penuntun praktikum.
4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Praktikum
Lembar observasi keterlaksanaan praktikum digunakan untuk mengamati
keterlaksanaan buku penuntun praktikum pencemaran lingkungan dengan
model pembelajaran ADI. Lembar observasi ini diberikan kepada observer
yang mengamati kegiatan praktikum setiap kelompok pada saat praktikum
pencemaran lingkungan dengan model pembelajaran ADI dilakukan.
Lembar observasi ini berupa daftar cek yang dikembangkan oleh peneliti
dengan mengadaptasi lembar observasi oleh Hasnunidah (2016: 97),
kemudian divalidasi oleh pembimbing. Lembar observasi keterlaksanaan
praktikum diisi dengan cara memberi tanda checklist pada salah satu
kolom penilaian yang telah ditentukan peneliti. Kolom penilaian terdiri
atas kriteria: terlaksana, kurang terlaksana, dan tidak terlaksana. Lembar
observasi ini menggunakan nilai sebagai pengukur tingkat keterlaksanaan
praktikum.
37
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen Validasi Buku Penuntun Praktikum
Instrumen validasi buku penuntun praktikum digunakan untuk mengetahui
kualitas buku penuntun praktikum yang dikembangkan dan untuk
mendapatkan masukan. Instrumen validasi ini berupa daftar yang berisikan
rangkaian pernyataan mengenai validitas content/isi, validitas pedagogik,
dan validasi desain. Hasil validasi diolah sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah jawaban tidak baik/tidak sesuai, kurang
baik/kurang sesuai; baik/sesuai; sangat baik/sangat sesuai.
Setiap indikator pada jawaban tidak baik/tidak sesuai diberikan skor 1;
kurang baik/kurang sesuai diberikan skor 2; baik/sesuai diberikan skor
3; dan sangat baik/sangat sesuai diberikan skor 4.
b. Menghitung persentase skor keidealan setiap aspek dengan rumus
berikut:% Skor Keidealan = x 100%c. Mengkonsultasikan persentase skor dimasukkan ke dalam kategori
menurut Arikunto (2006: 211) pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Rentang Skor
Persentase Skor Kategori
Kurang dari 21 Kurang
21 - 40 Cukup
41 - 70 Baik
71 - 100 Baik sekali
38
2. Angket
Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai respon siswa
terhadap keterbacaan buku penuntun praktikum pencemaran lingkungan
dengan model pembelajaran ADI untuk Siswa SMP/MTs Kelas VII. Hasil
observasi diolah sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah jawaban “Ya” dan “Tidak”. Setiap indikator pada
jawaban “Ya” diberikan skor 1 dan “Tidak” diberikan skor 0.
b. Menghitung persentase skor dengan rumus berikut:
% Skor = Jumlah skor yang diperolehSkor tertinggi × Jumlah responden x 100%c. Mengkonsultasikan persentase skor dimasukkan ke dalam kategori
menurut Arikunto (2006: 211) pada Tabel 2.
Tabel 2. Kriteria Rentang Skor
Persentase Skor Kategori
Kurang dari 21 Kurang
21 - 40 Cukup
41 - 70 Baik
71 - 100 Baik sekali
3. Lembar Optimasi Buku Penuntun Praktikum
Berdasarkan lembar optimasi buku penuntun praktikum pencemaran
lingkungan dengan model pembelajaran ADI, diambil hasil optimasi yang
optimum. Hal ini berpedoman dengan mempertimbangkan penyusunan
argumen sesuai Model Toulmin berdasarkan Kerangka Kerja (Inch, 2006),
seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Selain itu, lembar optimasi buku
39
penuntun praktikum juga mencatat waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan praktikum secara keseluruhan.
Tabel 3. Penilaian Argumen menurut Model Toulmin berdasarkanKerangka Kerja Inch (2006: 41)
Skor Model Kriteria
1 C[claim]
Hanya terdiri dari klaim
2 DK[data, klaim]
Terdiri dari data dan klaim
3 DKP[data, penjamin, klaim]
Terdiri dari data, penjamin(warrant), dan klaim
4 DKPB[data, penjamin-pendukung,klaim]
Terdiri dari data, penjamin,pendukung penjamin, dan klaim
4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Prosedur Praktikum
Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
keterlaksanaan prosedur buku penuntun praktikum pencemaran lingkungan
dengan model pembelajaran ADI untuk Siswa SMP/MTs Kelas VII. Hasil
observasi diolah sebagai berikut:
1. Menghitung jumlah jawaban “terlaksana”, “kurang terlaksana” dan
“tidak terlaksana” . Setiap indikator pada sintaks pembelajaran yang
“terlaksana” diberikan skor 2, “kurang terlaksana” diberikan skor 1,
dan jika “tidak terlaksana” diberikan skor 0, yang diisi oleh observer
pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
2. Menghitung persentase buku penuntun praktikum menggunakan
rumus berikut:Keterlaksanaan buku penuntun praktikum (%)= ∑kegiatan yang terlaksana∑kegiatan 100%
40
3. Mengkonsultasikan hasil perhitungan ke dalam kategori
keterlaksanaan buku penuntun praktikum dengan kriteria menurut
Hasnunidah (2016: 98) seperti ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Interpretasi Keterlaksanaan Buku Penuntun Praktikum
PKP (%) Kriteria
PKP = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana
0 < PKP < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana
25 ≤ PKP < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana
PKP = 50 Setengah kegiatan terlaksana
50 < PKP < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana
75 ≤ PKP < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana
PKP = 100 Seluruh kegiatan terlaksana
PKP = Persentase Keterlaksanaan Penuntun
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan 4 macam data, yaitu: 1) data hasil validasi buku
penuntun praktikum; 2) data hasil angket respon siswa; 3) data optimasi buku
penuntun praktikum; dan 4) data hasil observasi keterlaksanaan buku
penuntun praktikum. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik
deskriptif untuk menunjukkan deskripsi atau profil kualitas buku penuntun
praktikum yang dikembangkan. Statistik deskriptif juga digunakan untuk
menunjukkan deskripsi hasil optimasi buku penuntun praktikum dan hasil
observasi keterlaksanaan prosedur praktikum. Nilai statistik deskriptif yang
digunakan meliputi: rata-rata, rerata tertinggi, rerata terendah, dan persentase.
Statistik deskriptif digunakan untuk mengolah data yang dihimpun dari
pendapat, komentar, dan saran semua validator dan respon siswa. Kevalidan
dan kepraktisan produk pengembangan, yaitu buku penuntun praktikum
pencemaran lingkungan dengan model pembelajaran ADI untuk siswa
41
SMP/MTs kelas VII ditentukan dari hasil validasi penuntun praktikum dan
angket respon siswa yang menunjukkan kategori minimal “Baik”, sedangkan
pada optimasi penuntun praktikum minimal dengan skor “3” dan hasil
keterlaksanaan buku penuntun praktikum minimal skor “75%” sehingga buku
penuntun praktikum pencemaran lingkungan dengan model pembelajaran
ADI yang dikembangkan valid dan praktis digunakan untuk guru dan siswa.
84
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Penuntun praktikum pencemaran lingkungan yang digunakan oleh guru
IPA SMP/MTs di Kota Bandar Lampung selama ini buku teks siswa
(90%) tidak ada penuntun praktikum (10%), guru hanya menggunakan
dalam proses pembelajaran, tidak mengembangkan pengetahuan terutama
argumentasi ilmiah.
2. Buku penuntun pencemaran lingkungan dengan model pembelajaran ADI
memiliki susunan dan desain meliputi; tampilan fisik dengan sampul,
komponen argumentasi ilmiah yang terdiri dari klaim, bukti, pembenaran,
dan pendukung. Bagian- bagian buku penuntun terdiri dari indentitas
siswa, judul, dasar teori, tujuan, pertanyaan, alat, bahan, langkah kerja,
argumentasi di papan tulis, sesi argumentasi dan laporan.
3. Kondisi optimum di Lab Pendidikan Biologi FKIP, alat dan bahan telah
disesuaikan dengan kondisi alat dan bahan yang terdapat di sekolah. Pada
langkah kerja telah dioptimalkan sesuai dengan jumlah waktu pada jam
mata pelajaran IPA. Sementara, hasil optimasi prosedur praktikum yang
dilakukan di Lab. Pendidikan Biologi FKIP dan hasil lembar optimasi
siswa mendapatkan nilai >3.
85
4. Penilaian produk terhadap buku penuntun praktikum yang dikembangkan
berdasarkan secara keseluruhan 8 aspek hasil uji validasi dosen
mempunyai skor keidealan (89%) dengan kategori “Baik Sekali”.
Sedangkan hasil uji validasi praktisi mempunyai skor keidealan (96%)
dengan kategori “Baik Sekali”.
5. Kegiatan praktikum pertama mempunyai persentase rata-rata (100%)
dengan kriteria “Seluruh Kegiatan Terlaksana”. Praktikum kedua
mempunyai persentase rata-rata (97%) dengan kriteria “ Hampir Seluruh
Kegiatan Terlaksana”. Praktikum ketiga mempunyai persentase rata-rata
(95%) dengan kriteria “ Hampir Seluruh Kegiatan Terlaksana”.
Praktikum keempat mempunyai persentase rata-rata (100%) dengan
kriteria “Seluruh Kegiatan Terlaksana”.
6. Keterbacaan respon siswa terhadap buku penuntun praktikum yang
dikembangkan berdasarkan secara keseluruhan 5 aspek mempunyai skor
(99%) dengan kategori “Baik Sekali”.
7. Hasil secara keseluruhan dari validasi, angket respon siswa, lembar
optimasi dan keterlaksanaan buku penuntun praktikum yang
dikembangkan valid dan praktis digunakan untuk guru dan siswa.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan oleh
peneliti adalah sebagai berikut.
1. Guru dapat menggunakan buku penuntun praktikum yang dikembangkan
untuk kegiatan praktikum, sehingga belajar melalui proses “menemukan
sendiri” dapat dicapai dan terciptanya kemampuan argumentasi.
86
2. Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk yang hanya
sampai tahap pengembangan, sehingga disarankan untuk melanjutkan
penelitian sampai pada tahap diseminasi.
87
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar, and Alwasilah, S. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung:Kiblat Buku Utama. 234 hlm.
Andriani, Y. dan Riandi. 2015. Perbandingan Aktifitas Siswa dan Guru dalamPembelajaran Argument Driven Inquiry dan Inkuiri Terbimbing padaPembelajaran IPA Terpadu Kelas VII. Prosiding Simposium NasionalInovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS). Universitas PendidikanIndonesia. 4 hlm.
Anjarsari, P. 2013. Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu (ImplementasiKurikulum 2013). Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. 9hlm.
Arifah, I., Maftukhin, A., dan Fatmaryanti, S.D. 2014. Pengembangan BukuPetunjuk Praktikum Berbasis Guided Inquiry untuk MengoptimalkanHands On Mahasiswa Semester II. Program Studi Pendidikan Fisika.Universitas Muhammadiyah Purworejo. Radiasi. 5(1):24-28
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PTRineka Cipta. 370 hlm.
Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PTRineka Cipta.
Bahrul Hayat, dkk. 2001. Pedoman Sistem Penilaian Buku. Jakarta: PusatPerbukuan.
Berland,L.K.,and McNeill,K.L. 2012. For whom is argument and explanationa necessary distinction? A response to Osborne and Patterson.Science Education, 96 (5), 808-813.
Bricker, L. A., & Bell, P. 2008. Terjemahan Conceptualizations ofArgumentation from Science Studies and the Learning Sciences and TheirImplycations for the Practices of Science Education. Bekasi: KencanaPranada Group.
88
Darmodjo, H. 1986. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Karunika.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta: PenerbitUniversitas Indonesia (UI-Press). 168 hlm.
Demircioglu, T. dan Ucar, S. 2012. The Effect of Argument-Driven Inquiry onPre-Service Science Teachers Attitude and Argumentation Skill. Procedia -Social and Behavioral Sciences. 46: 5035 – 5039. 5 hlm.
Erduran, S., Simon., & Osborne, J. 2004. TAPing Into Argumentation:Developments In The Application Of Toulmin’s Argument Pattern ForStudying Science Discourse. Science Education, 88, 915-933. 19 hlm.
Farida, I. dan Gusniarti F. 2014. Profil Keterampilan Argumentasi Siswa padaKonsep Koloid yang Dikembangkan Melalui Pembelajaran InkuiriArgumentatif. UIN Sunan Gunung Djati. 10 hlm.
Hasnunidah, N. 2013. Pembelajaran Biologi dengan Strategi Argument-DrivenInquiry dan Keterampilan Argumentasi Peserta Didik. Disertasi. Malang:Universitas Negeri Malang. 29 hlm.
. 2016. Pengaruh Argument-Driven Inquiry dengan Scaffolding danKemampuan Akademik terhadap Keterampilan Argumentasi,Keterampilan Berpikir Kritis, dan Pemahaman Konsep Biologi DasarMahasiswa Jurusan PMIPA Universitas Lampung. Disertasi. Malang:Universitas Negeri Malang.
Hendri, S. dan Defianti, A. 2015. Review: Membentuk Keterampilan ArgumentasiSiswa Melalui Isu Sosial Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. SNIPS 2015.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. 4 hlm.
Inch, E.S., Warnick, B. dan Endres, D. 2006. Critical Thinking andCommnication: The Use of Reason in Argument (Fifth Ed). Boston:Pearson Education. 390 hlm.
Kadayifcia, H., Atasoya, B., & Akussa, H. 2012. The Correlation Between TheFlaws Students Define in Argument and Their Creative and CriticalThinking Abilities. Procedia-Social and Behavioral Science, 47: 802-806. 5hlm.
KBBI. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1385 hlm.
Kemendikbud. 2012. Pengembangan Kurikulum 2013. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional.
. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
89
Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur KurikulumSekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: BalaiPustaka. 97 hlm.
Kemendikbud. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 118 hlm.
. 2016. Buku Ilmu Pengetahuan Alam Kurikulum 2013: SMP/MTsKelas VII Semester 2 Edisi Revisi 2016. Jakarta: Kementerian Pendidikandan Kebudayaan. 192 hlm.
Keraf, G. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.209 hlm.
Klinic, A. 2007. The Opinions Of Turkish Highschool Pupils on Inquiry BasedLaboratory Activities. The Turkish Online Journal of EducationalTechnology. Gazi University Education Faculty Department of BiologyEducation.
Lestari. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang:Akademia Permata.
Majid, A. 2007. Perencanaaan Pembelajaran: Mengembangkan StandarKompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 290 hlm.
Mudjito.2015. Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka. 162 hlm.
Mulyanto, H.R. 2007. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 134 hlm.
Munandar, K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-Biologi Sekolah. Bandung:PT. Refika Aditama. 168 hlm.
Nisa, Khoirun. 2016. Pengembangan Buku Praktikum IPA Materi Gaya MagnetUNTUK Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar SiswaKelas V SDN Windurejo 2 Mojokerto. Semarang: UIN Maulana MalikIbrahim Malang. 185 hlm.
Ni’mah, H.I. 2013. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Kimia BerbasisPendekatan SETS untuk Peserta Didik SMA/MA Kelas X. Skripsi.Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. 133 hlm.
Ningsih, Murni Iriani. 2010. Pencemaran. Bandung: Pringgandani.
Notodarmojo, Suprihanto. 2005. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Bandung:ITB.
Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.152 hlm.
90
Rahayuningsih, E. dan Djoko D. 2005. Pembelajaran di Laboratorium.Yogyakarta: Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gajah Mada.
Rochmad. 2011. Desain Model Pengembangan Perangkat PembelajaranMatematika. Jurnal Kreano. 3 (1): 71. Semarang: FMIPA MatematikaUNNES.
Rosdiana. L 2014. Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan TeknikThink-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal.Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. 156 hlm.
Rukaesih, A. 2004. Buku Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI. 184 hlm.
Rustaman, N.Y., dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UMPress. 242 hlm.
Salirawati, D. dan Agung, W. 2010. Pelatihan Pengembangan Praktikum IPABerbasis Lingkungan. INOTEK. 15 (1). 100-108.
Sampson, V. & Gleim, L. 2009. Argument-Driven Inquiry to Promote theUnderstanding of Important Concepts & Practices in Biology. TheAmerican Biology Teacher. 71 (8): 465-472. 9 hlm.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: RinekaCipta. 193 hlm.
Subagyo, J. 2011. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta: RinekaCipta. 135 hlm.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RnD. Bandung:Alfabeta. 458 hlm..
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 234hlm.
Sulastri, I. 2010. Keterbacaan Wacana dan Teknik Pengukurannya. (Online),https://uniisna.wordpress.com/2010/12/31/keterbacaan-wacana-dan-teknik-pengukurannya-2/, diakses 10 Januari 2018.
Surbakti, Arwin. 2015. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Toulmin, S.E. 2003. The Uses of Argument. Cambridge University Press. UnitedKingdom. pp. 89-95, 114-118. 259 hlm.
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. 290 hlm.
. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. 290 hlm.
91
Thiagarajan, dkk. 1974. Instructional Development for Training Teachers ofExceptional Children. Source Book. Center for Innovtion on Teaching theHandicapped. Bloomington: Indiana University. 194 hlm.
Utomo, M. P. 2011. Adaptasi Pelaksanaan Praktikum Kimia Negara OECD.Makalah disampaikan Pada PPM Unggulan berjudul Adaptasi KurikulumKimia SMA Ber-taraf Internasional terhadap Kurikulum dari NegaraOECD. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Walker, P.J. 2011. Argumentation In Undergraduate Chemistry Laboratories.Disertation. College of Education. USA: The Florida State University. 177hlm.
Waluyo, M. E. dan Parmin. 2014. Pengembangan Panduan Praktikum IPATerpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing Tema Fotosintesis untukMenumbuhkan Keterampilan Kerja Ilmiah Siswa SMP. Unnes ScienceEducation Journal. Vol. 3 (3). Semarang: Unnes. 8 hlm.
Wardhana, W. A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (edisi revisi).Yogyakarta: Andi. 462 hlm.
. 2007. Dampak Pencemaran Lingkungan (edisi revisi).Yogyakarta: Andi. 462 hlm
Wardhani, S dan Rumiati. 2011. Modul Matematika SMP Program BERMUTU.Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP : Belajar dari PISAdan TIMSS. Yogyakarta: PPPPTK Matematika. 106 hlm.
Widodo, A. dan Ramdhaningsih, V. 2006.Analisis Kegiatan Praktikum BiologidenganMenggunakan Video.Metalogika.9(2).163 hlm.
Wisudawati, A.W. dan Sulistyowati, E. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA.Jakarta: Bumi Aksara. 280 hlm.
Zuhdan, Kun Prasetyo. 2013. Pemantapan Penguasaan Materi PPG, KonsepDasar Pendidikan IPA. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Zulaiha, Hartono, dan Ibrahim, R. 2004. Pengembangan Buku PanduanPraktikum Kimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Prosess Sains diSMA. J.Pend.Kim. 1 (1), 87-93.