pengembangan lembar kerja peserta didik (lkpd) …digilib.unila.ac.id/61109/3/skripsi tanpa bab...

90
i PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEKS DRAMA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) (Skripsi) Oleh DWI ESTERLINA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Upload: others

Post on 14-Sep-2020

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

i

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEKS DRAMA DI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

(Skripsi)

Oleh

DWI ESTERLINA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 2: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

Dwi Esterlina

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEKS DRAMA DI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Oleh

DWI ESTERLINA

Masalah dalam penelitian ini ialah bagaimanakah pengembangan lembar kerja

peserta didik (LKPD) berbasis discovery learning pada materi teks drama di

sekolah menengah pertama (SMP) dan kelayakannya sebagai bahan ajar.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan lembar kerja

peserta didik (LKPD) berbasis discovery learning pada materi teks drama di

sekolah menengah pertama (SMP) dan kelayakannya sebagai bahan ajar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian dan pengembangan

(research and development/R&D) yang mengadopsi teori Borg and Gall. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini ialah wawancara, observasi, dan

penyebaran angket.

Page 3: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

Dwi Esterlina

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta didik

(LKPD) pada materi teks drama di sekolah menengah pertama (SMP) sudah

dikembangkan sesuai dengan sintak model berbasis discovery learning

berdasarkan KD yang ditentukan dan kelayakannya sebagai bahan ajar dengan

menunjukkan hasil penilaian ahli materi pada aspek isi dengan persentase 83.1%

kategori sangat layak sedangkan penilaian praktisi atau guru Bahasa Indonesia

pada aspek pembelajaran dan aspek isi dengan sama-sama persentase 87.1%

kategori sangat layak.

Kata kunci : pengembangan, LKPD, discovery learning, kelayakan.

Page 4: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

i

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEKS DRAMA DI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Oleh

DWI ESTERLINA

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 5: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta
Page 6: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta
Page 7: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta
Page 8: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan 22 tahun yang lalu,

tepatnya pada 30 Juni 1997 sebagai Anak kedua dari empat bersaudara, putri

Bapak Sumarno dan Ibu Winarni. Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis,

yaitu SD Negeri 1 Marga Lestari diselesaikan pada tahun 2009, SMP Negeri 1

Sukahening, Tasikmalaya diselesaikan pada tahun 2012, dan SMA Negeri 1

Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2015. Tahun

2015 penulis terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah tergabung sebagai anggota dalam

Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (HMJPBS) periode

2015-2016. Pada tahun 2017 tepatnya pada semester lima penulis mengikuti

kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Jakarta, Bali, Malang, dan

Yogyakarta. Selain itu, pada tahun 2018 penulis melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di Sekolah Menengah Maarif NU 5 Purbolinggo,

Kabupaten Lampung Timur dan Kuliah Kerja Nyata di Purbolinggo, Lampung

Timur.

Page 9: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

ix

MOTO

Surat Al-Mujadalah ayat 11

يا أيها الذين آمنوا إذا قيل لكم تفسحوا في المجالس فافسحوا لكم الذين آمنوا يفسح للا وإذا قيلنشزوا فانشزوا يرفع للا

بما تعم منكم والذين أوتوا العلم درجات لونخبير وللا

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-

orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Page 10: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

x

PERSEMBAHAN

Dengan izin Allah swt., kupersembahkan karya ini untuk kedua orang tuaku yang

telah merawat sejak kecil dengan susah payah dan ikhlas memberikan segala yang

dimiliki untukku.

Kakakku yang telah membimbing aku sampai sekarang serta adik-adikku yang

selalu mendoakan kesuksesan kakaknya ini.

Seorang laki-laki yang insyaAllah dengan izin Allah swt., akan menjadi

pendampingku.

Page 11: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

xi

SANWACANA

Penulis bersyukur ke hadirat Allah swt., atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) Berbasis Discovery Learning pada Materi Teks Drama di

Sekolah Menengah Pertama (SMP)” adalah salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Lampung. Penulis telah banyak menerima bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Penulis

menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini.

1. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. sebagai pembimbing I yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh

kesabaran, memberikan solusi, memotivasi, mengarahkan, menjelaskan,

memberikan saran, nasihat yang amat berharga bagi penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Eka Sofia Agustina, S.Pd.,M.Pd. selaku pembimbing II yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh

kesabaran, memberikan solusi, memotivasi, mengarahkan, menjelaskan,

Page 12: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

xii

memberikan saran, serta nasihat yang amat berharga bagi penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. Siti Samhati, M.Pd. selaku penguji utama yang telah memberikan banyak

masukan dan saran yang berguna bagi penulis demi kesempurnaan dalam

penulisan skripsi dengan penuh ketelitian.

4. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku pembimbing akademik penulis

yang telah memberi banyak masukan selama penulis menjalani masa studi di

Universitas Lampung.

5. Dr. Munaris, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah membimbing penulis selama menempuh

perkuliahan di Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

6. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni.

7. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

terima kasih atas ilmu yang berguna yang telah diberikan kepada penulis.

9. Mamiku Winarni, yang telah memberikan segala kemampuannya untuk

penulis. Terima kasih atas kasih sayang tulus yang ibu berikan di setiap hari-

hariku. Papiku Sumarno, terima kasih atas keringat yang ayah hasilkan demi

membesarkanku. Terima kasih atas doa, pengorbanan, nasihat, keringat,

dukungan yang selalu diberikan kepada penulis.

10. Kakakku yang sudah memberikan dukungannya Eko Adikurniawan serta adik-

adikku tercinta Trio Teguh Imaniar dan Awanda Febby.

Page 13: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

xiii

11. Keluarga besarku yang selalu mendoakan, menantikan kelulusanku dengan

memberikan dorongan baik moril maupun materil.

12. Laki-laki Batrasia Angkatan Keren (2015) Agung Saputra, Ahmad Husnan,

Alfanny Pratama Fauzi, Anggit Prayogi, Julian Nur Satria, M. Dawam Priyo

Nuryono, Mat Desman, Nurul Ismail, S.Pd., Nopa Patuh Rohman, Rian

Meigiana, Rocky Irfan, Sari Agung Tamba, Widayatul Eko Santoso yang

sudah memberikan kebersamaan, semangat, dukungan kepada penulis. Terima

kasih atas bantuan dan pertemanan yang sudah diberikan.

13. Teman-teman perempuan Batrasia Angkatan Keren (2015) yang sudah

mendukung dan membantu penulis selama perkuliahan Aresnaya Ghautsa,

Ambar Ayu Setiorani, Anania Eviyana L.S., Anjar Wulan Sari, Anggitya

Suryani, Anita Resita, Arini Wastiti, S.Pd., Astrida Damayanti, S.Pd., Aulia

Nurul Fauzi, Della Alpionita, Desti Setia Herawati, Dwi Darini Mulyana, Dwi

Anggraeni S., Dwi Rizki A., Fenty Triyana S., Fenny Novika S., Getri

Novianti P., Ghitsa Ayu Maulida, Heti Kus Endang, S.Pd., Ica Niati, S.Pd.,

Inna Nur Khasanah, Jamilah Hayati, Kun Hanifah, Lady Pramesti H., Lenny

Rahmawati, Linda Ocviliana, Mery Elisabeth, Maudy Sukma Dhini, Mariyatul

Qibtiyah, Mutiara Indah Siagian, Nia Rusada, Nida Amaliya, Nola Miranda,

S.Pd., Nurfadilla, Nurhandayani, Ocha Holida, Putri Shima Arifani, S.Pd.,

Rahmiyati, S.Pd., Ratih Lintang Mareta, Rosha Gremonia, Ruri Resmiana

Sari, S.Pd., Septiana Triwahyuni, S.Pd., Shara Veronica, Siti Nurhamida,

S.Pd., Surizani Octavia, Syairini Khasanah, Tinus Aptrines Putri, Tria Ardilla,

Usnul Khotimah, Widia Fitriani, Yuliyana Susanti, S.Pd., Yuni Marlina, S.Pd.,

Zola Nurmadya P.

Page 14: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

xiv

14. Sahabat True Friends Rafika Fitriani dan Ria Nur Fitriani, terima kasih untuk

kalian berdua yang selalu mendengarkan cerita disaatku rapuh, kecewa.

15. Teruntuk Meja Depan Rafika Fitriani, Asep, Rahmat Hidayat, Arif Hidayat,

terima kasih kesan konyol, lucu, selalu terngakak.

16. Wanita Sandaran Jiwaku Ranadya Habsari, Desi Amalia, Rischa Dewi, Kun

Hanifah, Okyana Giti Ananti, terima kasih atas persahabatannya selama ini,

semoga bisa lanjut sampai masa tua nanti.

17. Seluruh kakak angkatan 2011, 2012, 2013, 2014 dan adik tingkat angkatan

2016, 2017, 2018 yang sudah membantu, memberikan dukungan, berteman

yang sangat berkesan.

18. Saudara, sahabat, keluarga, teman KKN Purbolinggo Noven Azalia, Noor,

Nirwana Elsa Putri, Okta, Dian Pertiwi, Kurniawan Effendi, Aldy, Joni, Maril.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Semoga ketulusan dan kebaikan Bapak, Ibu, serta rekan-rekan mendapat pahala

dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat untuk

kemajuan pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Bandarlampung, 22 Januari 2020

Penulis

Dwi Esterlina

Page 15: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

SAMPUL DALAM ........................................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi

MOTTO ............................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................. viii

SANWACANA .................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pembelajaran ...................................................................... 9

2.2 Bahan Ajar ............................................................................................ 12

2.2.1 Pengertian Bahan Ajar .............................................................. 13

2.2.2 Pentingnya Pembuatan Bahan Ajar .......................................... 13

2.2.3 Kriteria Pemilihan Bahan Ajar ................................................. 16

2.2.4 Klasifikasi Bahan Ajar .............................................................. 17

2.2.5 Pengembangan Bahan Istruksional ........................................... 18

2.2.6 Mengembangkan Bahan Ajar BSI yang Autentik .................... 18

2.3 Bahan Ajar Cetak .................................................................................. 19

2.3.1 Bahan Ajar Handout ................................................................. 20

2.3.2 Bahan ajar Buku Teks ............................................................... 20

2.3.3 Bahan Ajar Modul .................................................................... 20

2.3.4 Bahan Ajar Lembar Kegiatan Peserta Didik(LKPD) ............... 21

2.4 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) .................................................. 21

2.4.1 Pengertian LKPD ...................................................................... 21

Page 16: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

xiv

2.4.2 Pentingnya LKPD bagi Kegiatan Pembelajaran ....................... 22

2.4.3 Unsur-unsur LKPD ................................................................... 23

2.4.4 Langkah-langkah Aplikatif Membuat LKPD ........................... 23

2.4.5 Sistematika Penulisan LKPD Kurikulum 2013 ........................ 26

2.5 Kurikulum 2013 .................................................................................... 27

2.6 Higher Order Thinking Skills (HOTS) ................................................. 28

2.7 Model Pembelajaran Bahasa Indonesia ................................................ 33

2.8 Discovery Learning……………………………………………………34

2.8.1 Pengertian Discovery Learning ................................................ 34

2.8.2 Sintak Model Discovery Learning ............................................ 35

2.8.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Discovery Learning .................................................................. 35

2.8.4 Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran

Discovery Learning .................................................................. 36

2.9 Teks Drama ........................................................................................... 39

2.9.1 Pengertian Teks Drama ............................................................ 39

2.9.2 Unsur Instrinsik Drama ............................................................ 40

III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 47

3.2 Prosedur Pengembangan....................................................................... 47

3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................. 54

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 54

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................ 64

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ..................................................................................................... 67

4.2 Pembahasan ......................................................................................... 68

4.2.1 Pengembangan Lembar Kerja Pesera Didik ............................... 68

4.2.2 Kelayakannya Sebagai Bahan Ajar ............................................. 85

4.2.3 Analisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan

Kompetensi Inti (KI) pada Tingkat Sekolah Menengah

Perama…………………………………………………………93

4.2.4 Indikator Pencapaian Kompetensi .............................................. 97

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................................... 98

5.2 Saran ....................................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 100

LAMPIRAN ...................................................................................................... 103

Page 17: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Istilah yang digunakan oleh Haladyna, Webb, Gagne, dan Bloom .. 31

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Berupa Angket,

Aspek Pembelajaran LKPD .............................................................. 55

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Berupa Angket Aspek Isi LKPD .................... 59

Tabel 4.1 Instrumen Penilaian Ahli Materi Aspek Isi LKPD ........................... 86

Tabel 4.2 Instrumen Penilaian Praktisi Aspek Isi LKPD .................................. 88

Tabel 4.3 Instrumen Penilaian Praktisi Aspek Pembelajaran LKPD ................ 90

Tabel 4.4 Hasil Validasi Media Pembelajaran oleh Ahli Materi,

dan Guru Bahasa Indonesia .............................................................. 92

Page 18: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perbedaan HOT dan HOTS ........................................................... 31

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Develoment (R

& D) yang akan dilaksanakan oleh peneliti ....................................................... 49

Gambar 3.2 Desain Struktur Lembar Kerja Peserta Didik ................................ 52

Page 19: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian Wawancara .................................................. 104

Lampiran 2 Instrumen Penilaian Ahli Materi Aspek Isi .................................... 105

Lampiran 3 Instrumen Penilaian Praktisi Aspek Isi dan Pembelajaran ............. 107

Lampiran 4 Silabus SMP ................................................................................... 108

Lampiran 5 LKPD Teks Drama ......................................................................... 110

Page 20: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan sebuah kegiatan positif yang dilakukan seorang manusia yang

menginginkan kehidupannya berkembang baik dari segi pola pikir maupun

perilaku dalam kesehariannya. Hal tersebut harus terus dilakukan agar manusia

mengalami perubahan atau perkembangan dimulai sejak kecil hingga tumbuh

menjadi dewasa. Menurut Karwono dan Mularsih (2017:18), belajar merupakan

proses perubahan untuk memperoleh berbagai kecakapan keterampilan, dan sikap,

dimulai sejak awal kehidupan, sejak masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah

keterampilan yang sederhana seperti memegang botol susu dan mengenal ibunya.

Proses belajar seorang manusia dapat diraih dari berbagai penjuruh, baik itu

dilingkungan sosial dan juga di dunia pendidikan. Pendidikan merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk memelihara kelangsungan

kebudayaan dan juga pelajaran formal yang berlaku di tengah-tengah masyarakat.

Proses pendidikan biasa berlangsung dalam ruang sekolah, baik itu perguruan

tinggi, madrasah dan sekolah yang dikelola oleh pemerintah. Proses belajar di

sekolah yang biasa disebut sebagai proses pembelajaran fokus dalam pemberian

materi pembelajaran dan berbagai cabang ilmu yang dipelajari baik secara formal

maupun nonformal.

Page 21: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

2

Menurut Karwono dan Mularsih (2017:18), pembelajaran merupakan suatu

kegiatan yang dirancang untuk membantu individu mempelajari suatu kecakapan

tertentu. Dalam pembelajaran di sekolah, salah satu materi ajar yang dipelajari

peserta didik ialah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pelajaran Bahasa Indonesia

merupakan materi wajib yang masuk dalam kurikulum 2013, baik tingkat Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

(SMA).

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 Revisi 2017 merupakan

pembelajaran berbasis teks. Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks tidak

hanya digunakan sebagai sarana belajar berbahasa, tetapi juga sebagai sarana

untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan menalar peserta didik.

Akan tetapi, teks yang dihadirkan di buku pegangan atau materi ajar yang dimiliki

siswa belum sepenuhnya memiliki topik bahasan yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Jika melihat kondisi yang ada di sekolah terdapat penyajian bahan

ajar atau materi ajar yang sering tidak tepat maupun jenis materi yang tidak sesuai

dengan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa atau peserta didik.

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 jenjang SMP

menggunakan beberapa jenis teks, salah satunya ialah teks drama. Pembelajaran

teks drama sesuai dengan kurikulum 2013 dengan Kompetensi Dasar 3.15.

Mengidentifikasi unsur-unsur drama (tradisional dan modern) yang disajikan

dalam bentuk pentas atau naskah dan 4.15. Menginterpretasikan drama

(tradisional dan modern) yang dibaca dan ditonton atau didengar.

Page 22: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

3

Materi teks drama tidak hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan

konsep, tetapi juga keterampilan seni lakon. Meskipun teks drama yang ditulis

dengan tujuan untuk dipentaskan, tidak berarti bahwa semua teks drama yang

ditulis pengarang harus dipentaskan. Menurut Sirait (2017), proses pembelajaran

sekarang ini menggunakan pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang

mengacu pada konsep kontruktivisme yang mendorong dan menghargai usaha

belajar peserta didik dengan proses discovery learning, sehingga peserta didik

terlibat langsung dengan masalah, dan tertantang untuk belajar menyelesaikan

berbagai masalah yang relevan dengan kehidupan mereka.

Menurut Rahmawati dkk. (2012), discovery learning merupakan model

pembelajaran yang dapat membimbing dan memotivasi peserta didik untuk

mengeksplorasi informasi-informasi dan konsep sehingga mengkonstruksi ide-ide

baru, mengidentifikasi suatu hubungan baru, dan menciptakan cara berpikir dan

berperilaku. Peneliti mengganggap bahwa model discovery learning cocok untuk

pembelajaran teks drama, karena discovery learning dapat meningkatkan aktivitas

peserta didik, mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis

sendiri, memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan memanfaatkan

berbagai jenis sumber belajar, serta dapat mengembangkan bakat dan kecakapan

individu, melalui proses tersebut peserta didik memperoleh pengetahuan yang

bersifat sangat pribadi sehingga dapat kokoh tertinggal dalam diri peserta didik.

Pelaksanaan pembelajaran tidak hanya ditunjang dari aspek kesiapan guru saja,

tetapi peserta didik juga harus siap dan memerlukan bahan ajar yang digunakan

peserta didik secara mandiri. Penerapan bahan ajar di sekolah dapat meningkatkan

Page 23: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

4

efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang

digunakan secara mandiri, yaitu Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD). LKPD

merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi,

ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus

dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus

dicapai (Prastowo, 2012: 203-204).

Hasil penelitian Wijayanti (2016) menunjukkan bahwa LKPD penemuan

terbimbing yang telah dikembangkan dengan berorientasi kurikulum 2013

dinyatakan efektif untuk digunakan. Hasil tersebut didukung dengan temuan

penelitian Khoiriyah dkk. (2013) yang menunjukkan bahwa LKPD discovery

mampu memandu peserta didik dalam melakukan percobaan sehingga

keterampilan peserta didik dalam melakukan percobaan menjadi baik dan

memperoleh hasil belajar yang sangat baik. Usaha untuk mengarahkan peserta

didik menemukan konsep-konsep teks drama melalui aktivitasnya sendiri dalam

proses pembelajaran penemuan (discovery), peneliti melakukan penelitian

pengembangan untuk menghasilkan produk berupa LKPD berbasis discovery

learning pada materi teks drama.

Penelitian ini dilakukan di SMP 1 Muhamadyah Jati Agung sebagai lokasi

penelitian karena belum pernah ada yang melakukan penelitian di sekolah tersebut.

Peneliti juga melakukan penelitian pendahuluan guna mendapatkan informasi

perihal kegiatan guru dan kemampuan siswa dalam pembelajaran teks drama di

sekolah tersebut. Melihat dari aktivitas yang dilakukan, guru di sekolah tersebut

selama ini hanya menggunakan modul pembelajaran saja untuk menyampaikan

Page 24: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

5

materi pembelajaran sedangkan peserta didik cenderung menyatakan bahwa

penyebab dari kesulitan yang dialaminya ialah sulit mengidentifikasi unsur-unsur

yang ada dalam materi teks drama dan kurangnya modifikasi soal latihan yang

disajikan guru.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Lorena, dkk.

(2019) dengan judul “Pengembangan LKPD Model Discovery Learning

Berdasarkan Identifikasi Mangrove di TWA Pantai Panjang Bengkulu”. Hasil

penelitian Lorena menyimpulkan bahwa hasil studi kemudian dikembangkan

menjadi bahan ajar berupa LKPD yang divalidasi oleh 3 validator. Berdasarkan

hasil validasi dapat disimpulkan bahwa LKPD yang dikembangkan sangat valid

dan sangat layak untuk digunakan sebagai bahan ajar di sekolah pada submateri

keanekaragaman hayati jenis X SMA. Selain itu, penelitian yang relevan lainnya

diteliti oleh Novi Niarti (2017) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar

Berbasis Multimedia Interaktif pada Materi Menyimak untuk Siswa Kelas VI

Sekolah Dasar”. Penelitian tersebut menyatakan bahwa guru menggunakan materi

pengalaman pribadi siswa sebagai sumber belajar menulis naskah drama. Guru

mengungkapkan alasan bahwa dengan pengalaman pribadi, siswa akan lebih

mudah dalam menentukan bahan yang akan ditulis sebagai naskah drama

sedangkan pada penelitian ini peneliti menggunakan materi yang ada dalam

modul pembelajaran yang dimiliki guru.

Peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan mengembangkan bahan

ajar yang terdapat dalam modul tersebut dalam bentuk lembar kerja peserta didik.

Peneliti memilih LKPD pada penelitian ini karena pada kurikulum 2013

Page 25: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

6

pembelajaran berpusat pada peserta didik. Melalui penggunaan LKPD guru

diharapkan mampu mengubah kondisi pembelajaran dari yang biasanya guru

menentukan “apa yang dipelajari” menjadi bagaimana menyediakan dan

memperkaya pengalaman belajar peserta didik terutama pada pembelajaran teks

drama di SMP. Penyajian pembelajaran teks prosedur dengan menggunakan

LKPD menuntut adanya partisipasi aktif dari para peserta didik. LKPD

merupakan bentuk usaha guru untuk membimbing peserta didik secara terstruktur,

melalui kegiatan yang mampu memberikan daya tarik kepada peserta didik untuk

mempelajari Bahasa Indonesia berbasis teks di Kurikulum 2013 Revisi 2017.

Dengan demikian, diharapkan pada saat pembahasan meteri teks drama di kelas,

peserta didik sudah siap dengan bekal informasi dan pengetahuan yang cukup

sehingga waktu belajar yang tersedia tidak lagi digunakan guru untuk

menjelaskan materi secara panjang lebar, melainkan lebih banyak digunakan

untuk diskusi dan membahas materi-materi yang belum dipahami peserta didik.

Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis

Discovery Learning pada Materi Teks Drama di Sekolah Menengah Pertama

(SMP)”.

Page 26: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis

discovery learning pada materi teks drama di sekolah menengah pertama

(SMP)?

2. Bagaimanakah kelayakan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis

discovery learning pada materi teks drama di sekolah menengah pertama

(SMP)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka tujuan penelitian

sebagai berikut.

1. Mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis discovery

learning pada materi teks drama di sekolah menengah pertama (SMP).

2. Mendeskripsikan kelayakan lembar kerja peserta didik (LKPD) discovery

learning pada materi teks drama di sekolah menengah pertama (SMP).

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikann

sebelumnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

Page 27: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

8

1. Manfaat Teoretis

Secara teoritis, penelitian ini memiliki manfaat untuk membangun keilmuan

di bidang pembelajaran Bahasa Indonesia dan menambah khasanah kajian

ilmiah dan pengembangan bahan ajar.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis berupa

informasi kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai

lembar kerja peserta didik (LKPD).

b. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis berupa tambahan

informasi kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang

sama dan dapat dijadikan acuan pembanding.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pokok bahasan dalam penelitian ini, mengembangkan lembar kerja peserta

didik (LKPD) berbasis discovery learning pada teks drama di sekolah

menengah pertama (SMP).

2. Tempat penelitian di SMP 1 Muhamadyah Jating Agung Lampung Selatan.

3. Waktu penelitian bulan Mei 2019.

Page 28: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran mengandung makna setiap kegiatan yang dirancang untuk

membantu individu mempelajari sesuatu kecakapan tertentu. Oleh sebab itu,

dalam pembelajaran pemahaman karakteristik internal individu yang belajar

menjadi penting. Proses pembelajaran merupakan aspek yang terintegrasi dari

proses pendidikan. Menurut Karwono dan Mularsih (2017: 21-22), pembelajaran

merupakan upaya yang dilakukan oleh faktor eksternal agar terjadi proses belajar

pada diri individu yang belajar. Gagne dan Briggs dalam Karwono dan Mularsih

(2017: 20) menjelaskan bahwa pembalajaran adalah serangkaian kegiatan yang

dirancang yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

Pembelajaran dapat dimaknai dan ditelaah secara mikro dan makro. Secara mikro

pembelajaran adalah suatu proses yang diupayakan agar peserta didik dapat

mengoptimalkan potensi yang dimiliki baik kognitif maupun sosio emosional

secara efektif dan efisien untuk mencapai perubahan perilaku yang diharapkan.

Pembelajaran secara makro terkait dengan dua jalur yaitu individu yang belajar

dan penataan komponen eksternal agar terjadi proses belajar pada individu yang

belajar. Hal ini mencakup tiga komponen yaitu analisis karakteristik individu

yang belajar (target group analysis), yaitu menganalisis kondisi internal peserta

Page 29: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

10

didik yang menjadi target sasaran dalam pembelajaran. Konten (content) analisis

yaitu terkait dengan apa sasaran program pembelajaran, dalam kaitan ini berupa

kurikulum yang berupa muatan material pembelajaran. Analisis konteks (contexs

analysis), yaitu relevansi program yang diberikan dengan kompetensi yang

diharapkan di akhir program pembelajaran untuk menjalani pekerjaan tertentu.

Ketiga komponen tersebut saling terkait dan mempakan sebuah sistem untuk

tercapainya perubahan perilaku yang diharapkan (Karwono dan Mularsih,

2017:20).

Hampir semua orang setuju bahwa tujuan pembelajaran yaitu upaya .

memengaruhi peserta didik agar terjadi proses belajar. Oleh karena itu, perlu

diupayakan suatu cara atau metode membantu terjadinya proses belajar agar

belajar menjadi efektif, eflsien dan terarah pada tujuan yang ditetapkan. Peristiwa

pembelajaran terjadi apabila subjek pesena didik secara aktif berinteraksi dengan

sumber belajar yang diatur oleh guru. Dalam interaksi pembelajaran tersebut,

setiap peserta didik diperlakukan sebagai manusia yang bermartabat, yang minat

dan potensinya perlu diwujudkan secara optimal.

Menurut Hamalik (2009: 57), pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

yang saling memengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ada 5 (lima)

asumsi yang mendukung rekomendasi Gagne dalam Karwomo dan Mularsih

(2017: 21) untuk merancang pembelajaran; Pertama, pembelajaran harus

direncanakan agar memperlancar belajar sesuai dengan kondisi perorangan.

Meskipun dalam belajar dilakukan dalam kelompok sesuai dengan maksud

Page 30: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

11

pembelaiaran, tetapi belajar itu pada hakikatnya dilakukan secara individu oleh si

belajar. Oleh sebab itu, kondisi individu perlu menjadikan pertimbangan dalam

merancang pembelajaran. Kedua, penyusunan perancangan pembelajaran harus

memperhitungkan jangka pendek dan jangka panjang. Guru atau perancang

pembelajaran dalam menyusun program pembelajaran harian harus terkait erat

dengan perencanaan jangka panjang.

Ketiga, peracangan pembelajaran hendaknya disusun secara sistematik dan

sistemik yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang.

Keempat, pembelajaran hendaknya diawali dengan analisis kebutuhan,

dilanjutkan perumusan tujuan proses belajar yang sifatnya internal. Dalam

pembelajaran di kelas rancangan yang digunakan untuk keperluan pembelajaran

agar memerhatikan hal-hal sebagai beriut: (1) ciri-ciri peserta didik, (2) perbedaan

perorangan, (3) kesiapan, (4) motivasi si belajar (5) proses kognitif dalam

pembelajaran (6) alih belajar, (7) belajar keterampilan, (8) konteks sosial untuk

belajar, karena tujuan pembelajaran merupakan upaya memengaruhi peserta didik

agar teriadi proses atau perbuatan belajar, maka pemahaman akan teori belajar

menjadi penting.

Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel-variabel yang

menentukan hasil belajar dan menaruh perhatian pada bagaimana seseorang

belajar. Sedangkan teori pembelajaran sebaliknya menaruh perhatian pada

bagaimana seseorang memengaruhi orang lain agar terjadi perbuatan belajar.

Dengan kata lain, teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol

variabel-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat memudahkan

Page 31: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

12

belajar. Teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antara kegiatan

pembelajaran dengan proses-proses psikologis dalam diri si pembelajar,

sedangkan teori belajar mengungkapkan hubungan antaxa kegiatan si pembelajar

dengan proses-proses psikologis dalam diri si belajar.

Teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antar fenomena-fenomena yang

ada dalam diri si belajar. Upaya peembelajaran pada dasarnya berfungsi sebagai

perangsang (stimulus) eksternal untukk membantu seorang belajar mengorganisasi

dan menitegrasikan sejumlah pengalaman baru ke dalam sekma secara bermakna,

sehingga terbentuk struktur kognitif yang dpaat digunakan sebagai pengait

informasi pada kegiatan belajar.

Hal ini berarti variabel internal yangi berupa karakteristik peserta didik yang

berupa locus of control dalam belajar merupakan unsur penting yang berkaitan

dengan hasil belajar.

2.2 Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan

materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang

didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi inti dan kompetensi

dasar yang ditentukan. Pemaparan bahan ajar secara lebih rinci akan dibahas

sebagai berikut.

Page 32: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

13

2.2.1 Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru

atau instruktur dalam melakanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan ajar yang

dimaksud berupa bahan ajar tertulis maupun tak tertulis. Bahan ajar merupakan

segala bahan (informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang

menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan

digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan

implementasi pembelajaran (Prastowo, 2012: 16-17).

2.2.2 Pentingnya Pembuatan Bahan Ajar

1. Fungsi Pembuatan Bahan Ajar

Ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar yang diuraikan berikut ini.

a. Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar

Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta didik.

Fungsi bahan ajar bagi pendidik, yaitu menghemat waktu pendidik dalam

mengajar; mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang

fasilitator; meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan

interaktif; sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua

aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi

yang semestinya diajarkan kepada peserta didik; serta sebagai alat evaluasi

pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran. Selain itu, terdapat fungsi

bahan ajar bagi peserta didik, yaitu peserta didik dapat belajar tanpa harus ada

pendidik atau teman peserta didik yang lain; peserta didik dapat belajar sesuai

Page 33: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

14

dengan kecepatannya masing-masing; peserta didik dapat belajar sesuai

kecepatannya masing-masing; peserta didik dapat belajar menurut urutan yang

dipilihnya sendiri; membantu potensi pesrta didik untuk menjadi

pelajar/mahasiswa yang mandiri; dan sebagai pedoman bagi peserta didik

yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan

merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.

b. Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan

Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal,

fungsi dalam pembelajaran individual, dan fungsi dalam pembelajaran

kelompok. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, yaitu sebagai satu-

satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran

(dalam hal ini peserta didik bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan

pendidik dalam mengajar); dan sebagai bahan pendukung proses pembelajaran

yang diselenggarakan. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, yaitu

sebagai media utama dalam proses pembelajaran; sebagai alat yang digunakan

untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh

informasi; serta sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.

Selain itu, terdapat fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, yaitu

sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, cara

memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran

orang-orang yang terlibat dalam proses belajar kelompok, serta petunjuk

tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri; dan sebagai bahan

Page 34: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

15

pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang sedemikian rupa, maka

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Prastowo, 2012: 24).

2. Tujuan Pembuatan Bahan Ajar

Tujuan pembuatan bahan ajar, setidaknya ada empat hal pokok yang

melingkupinya sebagai berikut:

a. membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu;

b. menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah timbulnya

rasa bosan pada peserta didik;

c. memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran; dan

d. agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik (Prastowo. 2012: 26).

3. Manfaat Pembuatan Bahan Ajar

Adapun manfaat atau kegunaan pembuatan bahan ajar dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu kegunaan bagi pendidik dan kegunaan bagi peserta didik. Ada

tiga kegunaan pembuatan bahan ajar bagi pendidik, yaitu pendidik akan memiliki

bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran;

bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka

kredit pendidik guna keperluan kenaikan pangkat; dan menambah penghasilan

bagi pendidik jika hasil karyanya diterbitkan. Sedangkan kegunaan bagi peserta

didik, yaitu kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik; peserta didik lebih

banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar serta mandiri dengan bimbingan

pendidik; dan peserta didik mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap

kompetensi yang harus dikuasai (Prastowo, 2012: 27-28).

Page 35: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

16

2.2.3 Kriteria Pemilihan Bahan Ajar

Terdapat kriteria materi pembelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem

instruksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar. Menurut

Hamalik (2009: 208) terdapat beberapa kriteria materi pembelajaran sebagai

berikut.

1) Kriteria Tujuan Instruksional

Suatu materi pelajaran yang terpilih bertujuan untuk mencapai tujuan

instruksional khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku. Supaya materi tersebut

dapat sejalan dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.

2) Materi Pelajaran supaya Terjabar

Materi pembelajaran harus disusun secara rinci dan berdasarkan tuntutan

dimana setiap TIK telah dirumuskan dengan spresifik, dapat diamati dan

terstruktur. Supaya terdapat keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan

spesifikasi materi pelajaran.

3) Relevan dengan Kebutuhan Siswa

Melihat dari kebutuhan pokok peserta didik yang harus dicapai adalah peserta

didik harus dapat berkembang berdasarkan potensi yang mereka miliki. Maka

dari itu, setiap materi pelajaran yang disampaikan hendaknya sesuai dengan

usaha untuk mengembangkan pribadi peserta didik secara bulat dan utuh.

Terdapat beberapa aspek diantaranya adalah pengetahuan sikap, nilai, dan

keterampilan.

4) Kesesuaian dengan Kondisi Masyarakat

Setelah menempuh pendidikan maka yang diharapkan peserta didik dapat

menjadi bagian dari masyarkat yang berguna dan mampu hidup sendiri.

Page 36: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

17

Dalam hal ini, materi pelajaran yang gunakan hendaknya turut mendukung

peserta didik dalam memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi

perkembangan mereka menjadi manusia yang dapat menyesuaikan diri dalam

lingkungannya.

5) Materi Pelajaran Mengandung Segi-segi Etik

Hidup dimasyarakat tentu memiliki nilai dan norma yang berlaku, maka

materi pelajaran yang dipilih harus dapat membentuk dan mengembangkan

karakter peserta didik yang beretika.

2.2.4 Klasifikasi Bahan Ajar

Beberapa klasifikasi bahan ajar akan diuraikan dalam penjelasan berikut.

a. Bahan ajar cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam

kertas, yang dapat berfungsi informasi. Contohnya, handout, buku, modul, dan

lembar kegiatan peserta didik.

b. Bahan ajar dengar atau program video, yakni semua sistem yang

menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau

didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya, kaset, radio,

piringan hitam, dan compact disk audio.

c. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu yang

memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak

secara sekuensial. Contohnya, video compact disk dan fim.

d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni kombinasi dari

dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang

oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan

Page 37: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

18

suatu perintah dan perilaku alami dari suatu presentasi. Contohnya, compact

disk interactive. (Prastowo, 2012: 40).

2.2.5 Pengembangan Bahan Ajar (Instruksional)

Bahan atau materi instruksional yang dikembangkan pada kegiatan instruksional

yang dilaksanakan serta implementasinya.

Pengembangan materi instruksional atau materi ajar dilakukan berdasarkan

bentuk kegiatan instuksional yang dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu

sebagai berikut.

1. Pengajaran sebagai fasilitator dan siswa belajar sendiri.

2. Pengajar sebagai sumber tunggal dan siswa belajar darinya.

3. Pengajar sebagai penyaji bahan yang dipilihnya (Hamalik, 2009: 208).

Dalam pengembangan dan implementasinya materi instruksional ini, harus

diperhatikan sumber daya yang terdapat di lingkungan sehingga dapat digunakan

dengan seluas-luasnya agar pembelajaran menjadi bermakna.

2.2.6 Mengembangkan Bahan Ajar BSI yang Autentik

Bahan ajar adalah sesuatu yang mengandung pesan yang akan disajikan dalam

proses pembelajaran. Bahan ajar dikembangkan berdasarkan tujuan

pembelajaran.ada hubungan yang erat antara tujuan, bahan, dan alat penilaian

dalam pembelajaran. Secara teoretis, bahan ajar dapat berupa empat macam,

yakni fakta, konsep, prosedur, prinsip. Bahan ajar yang ideal adalah gabuangan

Page 38: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

19

dari berbagai kategori jenis bahan, terpadu, dan autetik.artinya bahan ajar harus

betul-betul riil, nyata, sebagaimana yang ada dalam kehidupan.

Cara mengembangkan bahan ajar dapat dilakukan dengan berbagai macam,

antara lain:

1. bahan ajar bersumber pada tujuan pegajaran (TUP) (TIK);

2. bahan dikembangkan dalam bentuk skenario atau alaur cerita untuk cerita

untuk disimulasikan dalam bentuk bermain peran, sosiodrama dan

seterusnya;

3. bahan dikembangkan dari buku-buku referensi;

4. bahan dikembangkan dari bahan-bahan cetakan seperti koran, majalah,

buletin, folder, berkala, dan seterusnya;

5. bahan dikembangakan dari karya guru sendiri seperti puisi karya guru,

cerpen karya guru, opini karya guru, dan seterusnya;

6. bahan dikembangkan berdasarkan tema yang diangkat dalam pembelajaran

(Ismawati, 2015 : 235).

Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini ialah bahan ajar cetak

(LKPD).

2.3 Bahan Ajar Cetak

Bahan Ajar Cetak (Printed) adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam bentuk

kertas berfungsi untuk pembelajaran dan penyampaian informasi. Berikut jenis-

jenis bahan ajar cetak akan diuraikan secara rinci.

Page 39: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

20

2.3.1 Bahan Ajar Handout

Handout merupakan bahan pembelajaran yang sangat ringkas, bersumber dari

beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang

diajarkan kepada peserta didik. Struktur bahan ajar handout sangat sederhana,

hanya memiliki dua komponen, yaitu judul dan informasi pendukung (Prastowo,

2012: 66).

2.3.2 Bahan Ajar Buku Teks

Buku teks pelajaran pada umumnya merupakan bahan tertulis yang menyajikan

ilmu pengetahuan atau buah pikiran dari pengarangnya yang disusun secara

sistematis berdasarkan kurikulum yang berlaku. Struktur buku teks terdiri atas

empat komponen, yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, latihan dan

penilaian (Prastowo, 2012: 66).

2.3.3 Bahan Ajar Modul

Modul,adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat

belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Struktur bahan ajar

modul terdiri atas tujuh komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi

dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja,

dan penilaian (Prastowo, 2012: 66).

Page 40: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

21

2.3.4 Bahan Ajar Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

Lembar kegiatan peserta didik (student work sheet),adalah lembaran-lembaran

berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya

berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Struktur

bahan ajar LKPD terdiri atas tujuh komponen, yaitu judul, petunjuk belajar,

kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau

langkah kerja, dan penilaian (Prastowo, 2012: 66). Peneliti mengacu pada bahan

ajar LKPD dalam penelitian ini.

2.4 Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

Lembar kegiatan peserta didik (LKPD) merupakan salah satu jenis bahan ajar

cetak. LKPD merupakan sebuah perangkat pembelajaran yang berperan penting

dalam pembelajaran. Penjelasan tentang LKPD akan diuraikan sebagai berikut.

2.4.1 Pengertian LKPD

Lembar kegiatan peserta didik (student work sheet) adalah lembaran-lembaran

berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya

berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. tugas

tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai. LKPD merupakan

suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan,

dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan

oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai

(Prastowo, 2012: 203-204).

Page 41: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

22

2.4.2 Pentingnya LKPD bagi Kegiatan Pembelajaran

1) Fungsi LKPD

LKPD memiliki setidaknya empat fungsi sebagai berikut:

a) sebagai bahan ajar yang bissa meminimalkan pesan pendidik, namun lebih

mengaktifkan peserta didik;

b) sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi

ajar yang diberikan;

c) sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; serta

d) memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik (Prastowo, 2012:

205).

2) Tujuan Penyusunan LKPD

Dalam hal ini, ada empat poin yang menjadi tujuan penyusunan LKPD, yaitu

sebagai berikut.

a) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi

dengan materi yang diberikan;

b) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik

terhadap materi yang diberikan;

c) Melatih kemandirian belajar peserta didik; dan

d) Memudahkan pendidik dalan memberikan tugas kepada peserta didik

3) Kegunaan LKPD bagi Kegiatan Pembelajaran

Mengenai kegunaan LKPD bagi kegiatan pembelajaran, tentu saja ada cukup

banyak kegunaan. Bagi pendidik, melalui LKPD, pendidik mendapat

kesempatan untuk memancing peserta didik agar secara aktif terlibat dengan

Page 42: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

23

materi yang dibahas. Salah satu metode yang bias diterapkan untuk mendapat

hasil yang optimal dari pemanfaatan LKPD adalah metode “SQ3R” atau

Survey, Question, Read, Ricite, and Review (menyurvei, membuat pertanyaan,

membaca, meringkas, dan mengulang). (Ibid dalam Prastowo, 2012: 206)

2.4.3 Unsur-unsur LKPD

Dilihat dari strukturnya, bahan ajar LKPD lebih sederhana daripada modul,

namun lebih kompleks daripada buku. Bahan ajar LKPD terdiri atas enam unsur

utama, meliputi judul, petunjuk belajar, komptensi dasar atau materi pokok,

informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Jika dilihat dari

formatnya, LKPD memuat paling tidak delapan unsur, yaitu judul, kompetensi

dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian tugas, informasi singkat, langkah

kerja, tugas yang harus dilakukan, laporan yang harus dikerjakan (Diknas dalam

Prastowo, 2012: 208).

2.4.4 Langkah-langkah Aplikatif Membuat LKPD

Keberadaan LKPD yang inovatif dan kreatif menjadi harapan semua peserta didik

karena LKPD yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses pembelajaran

yang lebih menyenangkan. Peserta didik akan lebih terbius dan terhipnotis untuk

membuka lembar demi lembar halamannya. Selain itu, peserta didik akan

mengalami kecanduan belajar. Sebuah keharusan bahwa setiap peserta didik

ataupun calon pendidik agar mampu menyiapkan dan membuat bahan ajar sendiri

yang inovatif. Maka dari itu, langkah-langkah penyusunannya perlu dipahami.

Berikut adalah langkah-langkah penyusunan lembar kegiatan peserta didik.

Page 43: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

24

1) Melakukan Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan LKPD.

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang

memerlukan bahan ajar LKPD. Dalam menentukan materi, langkah

analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar,

serta materi yang akan diajarkan. Selanjutnya, amati komptensi yang harus

dimiliki oleh peserta didik.

2) Menyusun Peta LKPD

Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD yang

harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKPDnya. Sekuensi LKPD

sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan. Langkah ini

biasanya diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.

3) Menentukan Judul-judul LKPD

Perlu diketahui bahwa judul LKPD ditentukan atas dasar kompetensi-

kompetensi dasar, materi-materi pokok, atau pengalaman belajar yang

terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai

judul LKPD apabila kompetensi tersebut tidak terlalu besar. Adapun besarnya

kompetensi dasar dapat dideteksi, antara lain dengan cara apabila diuraikan ke

dalam materi pokok (MP) mendapat maksimal 4 MP, maka kompetensi

tersebut dapat dijadikan sebagai satu judul LKPD. Namun, apabila kompetensi

dasar itu bisa diuraikan menjadi lebih 4 MP, maka harus dipikirkan kembali

apakah kompetensi dasar itu perlu dipecah, contohnya menjadi dua judul

LKPD.

Page 44: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

25

4) Penulisan LKPD

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menulis LKPD ialah sebagai berikut.

a) Merumuskan kompetensi dasar. Merumuskan kompetensi dasar, dapat

dilakukan dengan menurunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang

berlaku.

b) Menentukan alat penilaian. Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan

hasil kerja peserta didik karena pendekatan pembelajaran yang digunakan

ialah kompetensi. Penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi,

maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah menggunakan pendekatan

Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assessment.

Dengan demikian, pendidik dapat melakukan penilaian melalui proses dan

hasilnya.

c) Menyusun materi. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan bahwa

materi LKPD sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya.

Materi LKPD dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau

ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari

berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet, jurnal penelitian, dan

sebagainya. Supaya pemahaman peserta didik terhadap materi lebih kuat,

maka dapat ditunjukkan referensi yang digunakan agar peserta didik dapat

membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Selain itu, tugas-tugas harus

ditulis jelas guna mengurangi pertanyaan dari peserta didik tentang hal-hal

yang seharusnya peserta didik dapat melakukannya. Contohnya, tugas diskusi.

Agar peserta didik paham betul mengenai tugas yang diberikan pada peserta

didik, judul diskusi harus diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan

Page 45: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

26

siapa, beberapa orang dalam kelompok diskusi, dan berapa lama waktu

diskusinya.

d) Memperhatikan struktur LKPD. Struktur LKPD terdiri atas enam komponen,

yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai,

informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian.

Ketika menulis LKPD, maka paling tidak keenam komponen inti tersebut

harus ada. Apabila komponen salah satunya komponennya tidak ada, LKPD

pun tidak akan pernah terwujud dan terbentuk. Kalaupun terwujud, itu

hanyalah sebuah kumpulan tulisan dan tidak bisa disebut sebagai LKPD

(Diknas dalam Prastowo, 2012: 212-215).

2.4.5 Sistematika Penulisan LKPD Kurikulum 2013

Sistematika penulisan LKPD berdasarkan Kurikulum 2013 sebagai berikut.

1. Sampul/Cover LKPD

Cover/Sampul merupakan halaman depan LKPD yang berisi judul LKPD,

mata pelajaran, pengguna produk, dan nama penyusun.

2. Lembar Identitas

Lembar identitas, berisi identitas pembelajaran dan identitas peserta didik.

3. Kata Pengantar

Kata pengantar, berisi tentang pengantar singkat penyusun.

4. Daftar Isi

Daftar isi merupakan petunjuk nomor halaman dari seluruh LKPD untuk

mempermudah peserta didik melakukan pencarian.

Page 46: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

27

5. Petunjuk Penggunaan lkpd

Petunjuk penggunaan LKPD, berisi tentang cara penggunaan LKPD dalam

proses pembelajaran.

6. Peta Konsep

Peta konsep, berisi cara menyampaikan materi pokok LKPD agar

mempermudah peserta didik dalam memhami pembelajaran tersebut.

7. KI, KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran

KI, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran diambil dari Permendikbud.

8. Isi LKPD

Isi LKPD, berisi materi, tugas, dan soal yang sesuai dengan KD, indikator,

dan tujuan pembelajaran.

9. Daftar Pustaka

Daftar pustaka, bertujuan untuk mencantumkan sumber rujukan atau referensi

dalam pembuatan LKPD (Devi, 2017: 64).

2.5 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan berbasis kompetensi.

Sebagai kurikulum yang dikembangkan berbasis kompetensi, maka terdapat

empat hal yang harus difokuskan, yaitu pengembangan standar kompetensi,

standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Keempat hal itu penting karena

keempatnya memiliki relasi satu sama lain. Kompetensi merupakan kemampuan

ideal yang harus dibelajarkan dan dikuasai. Standar isi haruslah dikembangkan

berdasarkan standar kompetensi lulusan, sedangkan standar proses haruslah

mengikuti karakteristik substansi yang menjadi standar isi. Berbeda dengan

Page 47: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

28

karakteristik substansi materi pembelajaran menentukan wujud proses

pembelajaran yang dilakukan. Begitu pula standar penilaian tidak terlepas dari

kompetensi yang menjadi tagihan dalam kurikulum. Sementara itu, standar proses

haruslah dapat mencerminkan cara-cara yang ditempuh dalam pencapaian

kompetensi yang tertuang secara substantif pada standar isi. Hal itu disebabkan

perbedaan karakter isi/muatan substantif pada standar isi. Intinya, dalam penilaian,

kompetensi itulah yang hendak diukur capaiannya (Mahsun, 2018: 156-157).

2.6 Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Menurut Onosko & Newman dalam Nugroho (2019: 16), HOTS berarti ”non-

algoritmik” dan didefinisikan sebagai potensi penggunaan pikiran untuk

menghadapi tantangan baru. ”Baru” berarti aplikasi yang belum pernah dipikirkan

siswa sebelumnya. Belum tentu sesuatu yang universal bersifat baru. HOTS

dipahami sebagai kemampuan siswa untuk dapat menghubungkan pembelajaran

dengan elemen lain di luar yang guru ajarkan untuk diasosiasikan dengannya. N5.

Rajendran dalam Nugraha (2019: 16), menuliskan bahwa HOTS juga meminta

siswa untuk secara kritis mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan, dan

membuat generalisasi. Para siswa juga akan menghasilkan bentuk komunikasi

orisinil, membuat prediksi, menyarankan solusi, menciptakan dan memecahkan

masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, mengevaluasi gagasan,

mengungkapkan pendapat, dan membuat pilihan serta keputusan.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) mencakup

kemampuan kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif. Keterampilan

berpikir kritis diperlukan dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.

Page 48: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

29

Higher order thinking skills (HOTS) akan berkembang jika individu menghadapi

masalah yang tidak dikenal, pertanyaan yang menentang, atau menghadapi

ketidakpastian/dilema. Berpikir tingkat tinggi akan terjadi jika seseorang memiliki

informasi yang disimpan dalam ingatan dan memperoleh jawaban/solusi yang

mungkin untuk suatu situasi yang membingungkan (Lewis dan Smith dalam Sani

2019: 2).

Menurut Tomel dalam Sani (2019: 3), HOTS mencakup tranformasi informasi

dan ide-ide. Transformasi ini terjadi jika siswa menganalisa, mensintesa atau

menggabungkan fakta dan ide, mengeneralisasi, menjelaskan, atau sampai pada

suatu kesimpulan atau interpretasi. Manipulasi informasi dan ide-ide melalui

proses tersebut akan memungkinkan siswa untuk menyelesaikan permasalahan,

memperoleh pemahaman, dan menemukan makna baru (Tomei dalam Sani 2019:

3). HOTS juga disebut kemapuan berpikir strategis yang merupakan kemampuan

menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, menganalisa argumen,

negoisasi isu, atau membuat prediksi (Underbakke dkk dalam Sani 2019: 3).

Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) mencakup berpikir kritis, berpikir

kreatif, problem solving, dan membuat keputusan. Menurut Petres dalam Sani

(2019: 3), ketika sedang menerapkan HOTS, seseorang perlu memeriksa asumsi

dan nilai-nilai, mengevaluasi fakta, dan menilai kesimpulan. John Dewey dalam

Sani (2019: 3) menjelaskan tentang proses berpikir sebagai rantai proses produktif

yang bergerak dari refleksi ke inkuiri (inquiry), kemudian proses berpikir kritis,

yang akhirnya menuntun pada penarikan kesimpulan yang diperbuat oleh

keyakinan orang yang berpikir.

Page 49: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

30

Perlu diperhatikan bahwa ketrampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thiking

skills) berbeda dengan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Jika

mengacu pada taksonomi Bloom yang direvisi, berpikir tingkat tinggi (HOT)

berkaitan dengan kemampuan kognitif dalam menganalisis, mengevaluasi, dan

mengkreasi. Selain itu, keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) berkaitan

dengan kemampuan menyelesaikan permasalahan, berpikir kritis, dan berpikir

kreatif. Pada umumnya, kemampuan analisis kompleks dan analisis sistem

merupakan bagian dari problem solving sehingga juga dinyatakan secara

tersendiri dalam elemen utama HOTS.

Demikian juga, kemampuan berpikir logis dan evaluasi merupakan bagian dari

berfikir kritis, sehingga elemen utama dari HOTS dapat dibuat lebih sederhana.

Pada dasarnya, keterampilan bepikir tingkat tinggi mencakup kemampuan

berpikir tingkat tinggi. Misalnya, untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan,

siswa harus mampu menganalisis permasalahan, memikirkan alternatif solusi,

menerapkan strategi penyelesaian masalah, serta mengevaluasi metode dan solusi

yang diterapkan (Sani 2019: 3).

Page 50: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

31

Gambar 2.1 Perbedaan HOT dan HOTS

Telah didiskusikan bahwa dalam HOTS terdapat komponen HOT, misalnya untuk

dapat melakukan penyelesaian masalah (problem solving), siswa harus dapat

melakukan analisis dan evaluasi. Demikian juga, untuk dapat berpikir kritis atau

membuat suatu keputusan, siswa harus dapat menalar, mempertimbangkan,

menganalisis, dan melakukan evaluasi. Hal tersebut menyebabkan beberapa

peneliti membuat kesetaraan dengan membandingkan berbagai taksonomi dan

istilah yang terkait dengan HOTS dan HOT. Berikut ini diberikan kesetaraan

antara istilah yang digunakan oleh Haladyna, Webb, Gagne, dan Bloom. Istilah

dalam taksonomi Bloom yang digunakan dalam revisi yang dilakukan oleh

Anderson dan Krathwohl.

HOT

analisis

evaluasi

kreasi

HOTS

berpikir kritis

berpikir kreatif

problem solving

membuat keputusan

Page 51: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

32

Tabel 2.1 Istilah yang digunakan oleh Haladyna, Webb, Gagne, dan Bloom.

Haladyna Webb Gagne Bloom (revisi)

Fakta Mengingat Infromasi Mengingat

Konsep Tidak ada kesetaraan Konsep Memahami

Prinsip, prosedur Aplikasi dasar dari

keahlian/konsep

Aturan Mengaplikasikan

Berpikir kritis Berpikir strategis Problem

solving

Menganalisis dan

mengevaluasi

Kreativitas Berpikir lanjut Tidak ada

kesetaraan

Berkreasi

Haladyna dalam Sani (2019: 5), menyatakan komplesitas berpikir dan dimensi

belajar dalam empat tingakatan proses mental, yakni: memahami, menyelesaikan

masalah, berpikir kritis, dan kreativitas; yang dapat diaplikasikan pada empat

jenis konten, yakni: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Pada taksonomi Webb,

berpikir strategis terkait dengan kemampuan siswa menggunakan penalaran dan

mengembangkan rencana atau langkah-langkah proses yang kompleks. Selain itu,

berpikir lanjut terkait dengan kemampuan siswa melakukan penyelidikan,

memerlukan waktu untuk berpikir dan memproses kondisi atau masalah atau

tugas ganda.

Berpikir kritis adalah pola berpikir konvergen, sedangkan berpikir kreatif adalah

pola berpikir divergen. Berpikir konvergen merupakan proses mengelolah suatu

informasi dari berbagai sudut pandang untuk memperoleh suatu kesimpulan.

Page 52: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

33

Berpikir divergen merupakan pengembangan pikiran dari suatu informasi menjadi

berbagai ide atau sudut pandang. Individu yang mampu berpikir kritis dan

berpikir kreatif tersebut dibutuhkan oleh seseorang dalam menyelesaikan suatu

permasalahan yang komplek (Sani 2019:5).

Permasalahan atau soal yang dapat memicu keterampilan berpikir tingkat tinggi

adalah permasalahan kompleks yang tidak diselesaikan dengan ingatan sederhana,

namun membutuhkan penerapan strategi dan proses tertentu. Contoh

permasalahan seperti itu adalah permasalahan yang digunakan dalam

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Permasalahan dalam

PBL merupakan permasalahan autentik yang tidak terstruktur dengan baik (lil-

structured problem). Beberapa informasi perlu dicari dalam upaya menyelesaikan

permasalah seperti itu, sehingga dibutuhkan strategi dan kemampuan berpikir

produktif. Kemampuan berpikir produktif adalah kemampuan berpikir tingkat

tinggi, yang mencakup bernalar, mengkombinasi berbagai pengalaman yang

saling terpisah, menggunakan bukti baru, menambah informasi untuk mengisi

celah dalam logika, melakukan ekstrapolasi, dan membuat penafsiran (Sani

2019:5-6).

2.7 Model Pembelajaran Bahasa Indonesia

Model dapat diartikan sebagai gambaran mental yang membantu mencerminkan

dan menjelaskan pola pikir dan pola tindakan atas sesuatu hal. Pembelajaran

adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam rangka menciptakan suasana yang

kondusif bagi peserta didik. Model pembelajaran pada Kurikulum 2013

diklasifikasikan menjadi tiga model pembelajaran yaitu model berbasis masalah

Page 53: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

34

(problem based learning), model berbasis proyek (project based learning), dan

model penemuan (discovery learning). Model pembelajaran yang akan digunakan

dalam penelitian ini ialah model penemuan (discovery learning) (Ariyana, 2018:

29).

2.8 Discovery Learning

Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/inquiry Learning)

adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk

akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat

terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa

konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi,

pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses tersebut disebut cognitive

process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating

concepts and principles in the mind (Robert dalam Ariyana, 2018: 29).

2.8.1 Pengertian Discovery Learning

Yupita (2013) menjelaskan bahwa discovery learning adalah model pembelajaran

yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme, di mana model ini

menekankan pada pentingnya pemahaman suatu konsep dengan menyajikan

pertanyaan dan masalah untuk diselesaikan oleh peserta didik sehingga ada

keterlibatan peserta didik secara aktif. Di sisi lain, guru tidak harus membatasi

penemuan untuk kegiatan di ruang kelas, artinya peserta didik dapat menemukan

jawaban mereka di tempat-tempat lain seperti perpustakaan, media center, dan

halaman sekolah. Menurut Wahyudi dan Siswanti (2015), discovery learning

adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang

Page 54: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

35

diperoleh melalui pengamatan atau percobaan, sehingga dapat mengajarkan

kemampuan berpikir logis, analitis, dan sistematis karena peserta didik dapat

menyelesaikan permasalahan, membangun dan menemukan konsep dengan

mandiri.

2.8.2 Sintak Model Discovery Learning

Langkah kerja (sintak) model pembelajaran penyingkapan/penemuan, yaitu:

1) pemberian rangsangan (Stimulation);

2) pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);

3) pengumpulan data (Data Collection);

4) pengolahan data (Data Processing);

5) pembuktian (Verification);

6) menarik simpulan/generalisasi (Generalization) (Ariyana dkk, 2018: 29).

2.8.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning

Kelebihan dari model pembelajaran discovery learning menurut Derlina dalam

Patricia (2015:9) sebagai berikut.

1. Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-

keterampilan dan proses-proses kognitif.

2. Pengetahuan yang diperoleh sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan

ingatan.

3. Menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa

menyelidiki dan berhasil.

Page 55: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

36

4. Memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan

kecepatannya sendiri.

5. Memungkinkan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis

sumber belajar.

6. Serta dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

Kekurangan dari model pembelajaran discovery learning menurut Derlina dalam

Patricia (2015:9) sebagai berikut:

1. metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar;

2. metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena

membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori

atau pemecahan masalah lainnya;

3. harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan

dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara belajar yang lama;

4. tidak menyediakan kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan siswa.

2.8.4 Langkah-Langkah dalam Model Pembelajaran Discovery Learning

Langkah-langkah dalam model pembelajaran discovery learning (Kurniasih dan

Sani dalam Patricia, 2015:11-13) sebagai berikut.

1. Stimulation (Pemberian Rangsangan)

Pada tahap ini, peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan

kebingungannya, kemudian dianjurkan untuk tidak member generalisasi, agar

keinginanan untuk menyelidiki sendiri. Guru juga dapat memulai kegiatan

pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku dan

Page 56: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

37

aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi

belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik untuk

melakukan eksplorasi. Pada tahap ini, diharapkan peserta didik aktif

melakukan pengamatan terhadap data, gambar atau video yang ditampilkan.

2. Problem Statement (Identifikasi Masalah)

Setelah melakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin

agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian pilih

salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi dan menganalisa

permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam

membangun pemahaman peserta didik agar terbiasa untuk menemukan

masalah. Pada tahap ini diharapkan peserta didik dapat mengaajukan

pertanyaan yang relevan dengan data, gambar, atau apapun yang ada di fase

stimulasi.

3. Data Collection (Pengumpulan Data)

Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar atau

tidaknya hipotesis dengan memberikan kesempatan peserta didik

mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literature,

mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri

dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah peserta didik belajar secara

aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang

Page 57: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

38

dihadapi, sehingga secara tidak disengaja peserta didik menghubungkan

masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

4. Data Processing (Pengolahan Data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah

diperoleh peserta didik baik melalui wawancara, observasi dan sebagainya

lalu ditafsirkan. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan

sebagainya semua diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila

perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan

tertentu. Data Processing disebut juga dengan pengkodean atau kategorisasi

yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Adanya

generalisasi tersebut membuat peserta didik mendapatkan pengetahuan baru

tentang alternative jawaban atau penyelesaian yang perlu mendapat

pembuktian secara logis.

5. Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini peserta didik memeriksa secara cermat untuk membuktikan

benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif,

dihubungkan dengan hasil data yang telah diolah. Verifikasi bertujuan agar

proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan kreatif jika guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu

konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai

dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau

informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan

terdahulu kemudia dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau

tidak.

Page 58: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

39

6. Generalization (Menarik Kesimpulan)

Tahap generalization adalah proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan

prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama

dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat di katakan bahwa discovery

learning adalah model pembelajaran yang mengorientasikan aktivitas peserta

didik dengan melakukan percobaan atau mengamati fenomena-fenomena yang

berhubungan dengan materi yang terjadi di sekitar mereka serta mengumpulkan

informasi hasil pengematan tersebut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan guru dalam upaya menemukan konsep-konsep berdasarkan data yang

diperoleh dan membandingkannya dengan teori yang terdapat dalam modul atau

buku pelajaran.

2.9 Teks Drama

Teks merupakan bahasa yang berfungsi atau bahasa yang sedang melaksanakan

tugas tertentu dalam konteks situasi. Semua contoh bahasa hidup yang mengambil

bagian tertentu dalam konteks situasi disebut teks. Berikut akan dipaparkan uraian

teks drama secara lebih rinci.

2.9.1 Pengertian Teks Drama

Menurut Halliday dan Ruqaiyah (1992: 77) teks merupakan ungkapan pernyataan

suatu kegiatan sosial yang bersifat verbal. Batasan ini mengandung pengertian

bahwa setiap pemakaian bahasa selalu memiliki tujuan. Istilah “drama” berasal

dari kata Yunani draomai yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan

Page 59: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

40

sebagainya jadi drama berarti perbuatan atau tindakan (Haryamawan, 1988: 1).

Menurut Ferdinan Brunetiere dan Balthazar Verhagen (dalam Hasanuddin, 1996:

2) drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus

melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku. Sedangkan pengertian

drama menurut Moulton adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak, drama

adalah menyaksikan kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung.

Berdasarkan beberapa pengertian teks dan drama yang telah diungkapkan tersebut,

dapat dikatakan bahwa teks drama ialah teks yang tidak hanya berupa dimensi

sastranya, melainkan hanya kepada dimensi seni lakon saja. Padahal meskipun

teks drama ditulis dengan tujuan untuk dipentaskan, tidaklah berarti bahwa semua

teks drama yang ditulis pengarang harus dipentaskan.

2.9.2 Unsur-unsur Teks Drama

Unsur-unsur yang dimaksud adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut

serta membangun cerita. Di bawah ini dijelaskan beberapa unsur yang terdapat

dalam teks drama menurut Hasanuddin, (1996:76) sebagai berikut.

1. Tokoh, Peran, dan Karakter

Penokohan di dalamnya termasuk hal-hal yang berkaitan dengan penamaan,

pemeranan, keadaan fisik tokoh (aspek psikologis), keadaan sosial

tokoh(aspek sosiologi), serta karakter tokoh. Hal-hal yang termasuk di dalam

permasalahan penokohan ini saling berhubungan dalam upaya membangun

permasalahan-permasalahan atau konflik-konflik kemanusiaan yang

merupakan persyaratan utama drama. Bahkan di dalam drama, unsur

Page 60: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

41

penokohan merupakan aspek penting. Selain melalui aspek inilah aspek-aspek

lain di dalam drama dimungkinkan berkembang, unsur penokohan di dalam

drama terkesan lebih tegas dan jelas pengungkapannya dibandingkan dengan

fiksi.

2. Motif, Konflik, Peristiwa, dan Alur

Permasalahan-permasalahan drama, disamping dapat dibangun melalui

pertemuan dua tokoh atau sekelompok tokoh yang memerankan peran yang

berbeda, juga dapat dibangun melalui laku. Pada segi pementasan, unsur laku

terasa lebih jelas dan konkret, dibandingkan pada teksnya. Hal ini menjadi

jelas karena unsur laku di atas pentas merupakan tindakan pemvisualisasian.

Laku dapat dipahami sebagai gerakan atau tindakan tokoh-tokoh. Gerakan

atau tindakan-tindakan para tokoh berikutnya dapat membentuk suatu

peristiwa.

Pada hakikatnya pun, gerakan atau tindakan para tokoh itu sendiri merupakan

suatu kejadian yang dapat dikaitkan telah berlangsung jika seseorang tokoh

atau sekelompok tokoh melakukan kegiatan pada suatu tempat dan pada suatu

waktu tertentu. Peristiwa-peristiwa atau pada kejadiannya membentuk

permasalah-permasalahan drama. Peristiwa di dalam drama, merupakan salah

satu unsurnya. Sulitlah dibayangkan sebuah karya fiksional disampaikan tanpa

adanya peristiwa atau kejadian. Dalam memahami peristiwa di dalam drama

harus disadari sepenuhnya bahwa peristiwa tidaklah terjadi begitu saja, secara

tiba-tiba atau serta merta Setiap peristiwa yang berlaku atau yang terjadi selalu

mempunyai hubungan sebab akibat. Sesuatu peristiwa akan terjadi jika

disebabkan oleh sesuatu hal atau hal yang menjadi (Hasanuddin, 1996: 85).

Page 61: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

42

Alur sebagai rangkaian peristiwa-peristiwa atau sekelompok peristiwa yang

saling berhubungan secara kausalitas akan menunjukkan kaitan sebab-akibat.

Alur yang baik adalah alur yang memiliki kausalitas sesama peristiwa yang

ada di dalam sebuah (teks) drama.

Karakteristik alur drama, jika ingin membedakannya, mungkin dapat

dikategorikan dengan istilah alur konvensional dan alur nonkonvensional.

Persoalannya, terdapat perbedaan penyajian alur oleh pengarang-pengarang

drama Indonesia pada tahun-tahun awal dengan drama-drama yang lebih

mutakhir. Berdasarkan kenyataan ini tidaklah dapat divonis bahwa alur itu

selalu dimulai dari perkenalan, peristiwa bergerak ke konflik dan kemudian

menurun dalam arti kata penyelesaian.

Pengertian alur konvensional di sini adalah jika peristiwa yang disajikan lebih

dahulu selalu menjadi penyebab munculnya peristiwa yang hadir sesudahnya.

Peristiwa yang muncul kemudian selalu menjadi akibat dari peristiwa yang

terjadi lebih dahulu menjadi akibat dari peristiwa yang terjadi sesudahnya,

sedangkan yang dimaksudkan dengan alur yang nonkonvensional adalah alur

yang dibentuk berdasarkan rangkaian peristiwa yang tidak berdasarkan urutan

sebagaimana alur konvensional. Tidak berarti alur nonkonvensional tidak

mempunyai keteraturan. Selintas memang alur yang demikian sepertinya tidak

teratur, tetapi harus disadari bahwa dalam bentuk yang demikian teratur

terbentuk di dalamnya (Hasanuddin, 1996: 90).

Teks-teks drama dalam pengertian universal dan konvensional konflik dapat

dinilai sebagai puncak dari perselisihan antara kepentingan pihak protagonis

Page 62: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

43

dan pihak antagonis. Kata lain untuk hal ini biasanya pula disebut dengan

klimaks. Bila telah mencapai titik ini, kegawatan dan pertentangan umumnya

tidak diperhebat atau diperluas lagi, tetapi dihentikan atau dipereda.

Pengakhiran konflik dapat saja dengan memberikan keberuntungan pada satu

pihak tertentu.

Hal ini berarti keruntuhan atau bencana bagi pihak lainnya. Pada drama-drama

tragedi (terutama drama-drama tragedi Yunani Kuno), tokoh protagonisnya

yang sering kali mengalami keruntuhan atau kemalangan. Jadi, tak menjadi

soal pihak mana yang beruntung dan pihak mana yang malang, yang jelas

konflikmesti ”diselesaikan”; dengan cara yang ”biasa” atau dengan cara lain

yang ”tidak biasa”(Hasanuddin, 1996: 93)

3. Latar dan Ruang

Latar merupakan identitas permasalah drama sebagai karya fiksionalitas yang

secara samar diperlihatkan penokohan dan alur. Jika permasalahan drama

sudah diketahui melalui alur atau penokohan, maka latar dan ruang

memperjelas suasana, tempat, serta waktu peristiwa itu berlaku. Latar dan

ruang di dalam drama memperjelas pembaca untuk mengidentifikasikan

permasalah drama. Secara langsung latar berkaitan dengan penokohan dan

alur. Sehubungan dengan itu, latar harus saling menunjang dengan alur dan

penokohan dalam membangun permasalahan dan konflik.

Latar yang konkret biasanya berhubungan dengan tokoh-tokoh yang konkret

dan peristiwa-peristiwa yang konkret. Sebaliknya latar yang abstrak akan

berhubungan dengan peristiwa yang abstrak dan tokoh-tokoh yang abstrak

pula (Hasanuddin, 1996: 94) Ruang merupakan unsur lain drama yang jelas

Page 63: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

44

berkaitan dengan latar. Ruang juga menyangkut tempat dan suasana. Namun

begitu, sukar untuk menganalisis ruang tanpa menghubungkannya dengan

persoalan pementasan. Membicarakan ruang hanya menitikberatkan drama

sebagai genre sastra belaka memberikan pemahaman yang tidak menyeluruh.

Oleh sebab itu, bukanlah berlebihan jika untuk memahami persoalan ruang di

dalam drama, pembaca menghubungkannya dengan pementasan.

Persoalannya, pentas terjadi dalam suatu ruang tertentu, tidak dapat pula

pembaca dengan cara begitu saja mencampuradukkan antara teks drama

dengan pementasan. Yang menarik untuk diselidiki adalah ungkapan-

ungkapan yang terdapat di dalam teks drama yang mengandung indikasi-

indikasi tentang ruang.

Sebuah teks yang diucapkan oleh para tokoh terdapat ungkapan-ungkapan

yang menggadaikan indikasi mengenai ruang. Berdasarkan dialog-dialog

tokoh itu pembaca membayangkan, bagaimana ruang di dalam drama. Dengan

memberikan “pemvisualisasian” pada indikasi-indikasi dialog di dalam teks

akan tampillah hal yang dimaksudkan bahwa kaitan ruang di dalam teks

berkaitan dengan pementasan (Hasanuddin, 1996:97)

4. Penggarapan Bahasa

Pembicaraan tentang gaya bahasa menyangkut kemahiran pengarang

mempergunakan bahasa sebagai medium drama. Penggunaan bahasa ditulis

dengan segala kelebihan dan kekurangannya harus dimanfaatkan sebaik-

baiknya oleh pengarang. Penggunaan bahasa harus relevan dan menunjang

permasalahan-permasalahan yang hendak dikemukakan; harus serasi dengan

teknik-teknik yang digunakan; dan harus tepat merumuskan alur, penokohan,

Page 64: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

45

latar dan ruang, dan tentu saja semua itu bermuara pada ketepatan perumusan

tema atau premis teks drama.

AN. Teeuw (Hasanuddin, 1996:99) menyebutkan tujuh ciri bahasa tulis. Di

dalam ketujuh ciri bahasa tulis itu terkandung keunggulan dan kelemahannya.

Bahasa tulis, jika dibandingkan dengan ‘ bahasa lisan telah kehilangan unsur

penunjang, seperti isyarat, ekspresi, intonasi, serta peragaan. Namun begitu,

sebenarnya di dalam kekurangan itu terdapat celah untuk pengarang yang

kreatif dapat menyampaian permasalahan-permasalan drama. Pengarang

diharapkan harus mengungkapkan permasalahan secermat dan seteliti

mungkin, sehingga tersusunlah bahasa yang rapi dan indah sebagai salah satu

ciri karya sastra.

5. Tema dan Amanat

Tema dan amanat dapat dirumuskan dari berbagai peristiwa, penokohan, dan

latar. Tema adalah inti permasalah yang hendak dikemukakan pengarang

dalam karyanya. Oleh sebab itu, tema merupakan hasil konklusi dari berbagai

peristiwa yang terkait dengan penokohan dan latar. Dalam sebuah drama

terdapat banyak peristiwa yang masing-masingnya mengemban permasalahan,

tetapi hanya ada sebuah tema sebagai intisari dari permasalahan-permasalahan

tersebut.

Permasalahan ini dapat juga muncul melalui perilaku-perilaku para tokoh

ceritanya yang terkait dengan latar dan ruang. Amanat merupakan opini,

kecenderungan, dan visi pengarang terhadap tema yang dikemukakannya.

Amanat di dalam drama dapat terjadi lebih dari satu, asal kesemuanya itu

Page 65: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

46

terkait dengan tema. Pencarian amanat pada dasarnya identik atau sejalan

dengan teknik pencarian tema. Oleh sebab itu, amanat juga merupakan

kristalistik dari berbagai peristiwa, perilaku tokoh, latar, dan ruang cerita

(Hasanuddin, 1996: 103).

Page 66: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

47

III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian dan pengembangan (Research

and Development/ R&D). Penelitian ini bersifat analisis kebutuhan dan untuk

menguji keefektifan produk tersebut supaya memberikan dampak bagi

masyarakat, khususnya pendidikan. Metode penelitian R&D adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2018: 407).

3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur dalam penelitian ini adalah mengikuti prosedur yang telah dijelaskan

oleh Brog dan Gall dalam Putra (2012: 167) yang terdiri atas sepuluh langkah

(tahap). Namun hal tersebut disadari oleh Borg dan Gall bahwa penelitian dan

pengembangna memerlukan biaya yang besar yang tentunya akan menyulitkan

bagi para mahasiswa dalam pembiayaannya. Oleh sebab itu, Borg dan Gall

menyarankan “yang terbaik adalah melakukan proyek dengan skala kecil yang

hanya melibatkan sedikit rancangan pembelajaran yang asli. Juga, kecuali anda

memiliki sumber keuangan yang memadai, anda perlu menghindari penggunaan

media pembelajaran yang mahal seperti film. Cara lain untuk memperkecil proyek

Page 67: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

48

adalah membatasi pengembangan hanya pada beberapa langkah dari siklus

penelitian dan pengembangan”.

Borg dan Gall via Mubasiroh (2013: 32) dalam bukunya yang berjudul

Educational Research menyatakan bahwa ada sepuluh langkah pelaksanaan

strategi penelitian dan pengembangan sebagai berikut.

1. Research and Information (Penelitian dan Pengumpulan Informasi)

Pengukuran kebutuhan, studi literature, penelitian skala kecil, dan

pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.

2. Planning (Perencanaan)

Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang

diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai

dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian,

kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

3. Develop Prelimnary Form of Product (Pengembangan Draf Produk)

Pengembangan instrumen evaluasi berupa tes uraian.

4. Preliminary Field Testing (Uji Coba Lapangan Awal)

Uji coba dilapangan pada subjek uji coba. Selama uji coba diadakan

pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket.

5. Main Product Revision (Merevisi Hasil Uji Coba)

Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.

6. Main Field Testing (Uji Coba Lapangan)

Melakukan uji coba yang lebih luas pada subjek uji coba.

Page 68: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

49

7. Operational Product Revision (Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba

Lapangan)

Menyempurnakan produk hasil uji coba lapangan.

8. Operational Field Tasting (Uji Pelaksanaan Lapangan)

Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi serta analisis

hasilnya.

9. Final Product Revision (Penyempurnaan Produk Akhir)

Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.

10. Dissemination an Implementation (Diseminasi dan Implementasi)

Melaporkan hasil penelitian dalam pertemuan professional dan dalam jurnal.

Peneliti hanya menggunakan enam tahap prosedur pengembangan. Enam tahap

tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and

Develoment (R & D) yang akan dilaksanakan oleh peneliti

Observasi dan Pengumpulan Informasi

Perencanaan (Perancangan Produk)

Pelaksanaan (Pengembangan Produk)

Uji Produk

Revisi Produk

Produk Akhir

Page 69: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

50

1. Observasi dan Pengumpulan Informasi

a. Melakukan tinjauan terhadap kompetensi inti (KI) dan

kompetensi dasar (KD) untuk menentukan indikator-indikator

yang hendak dicapai berbasis doscovery learning. Melakukan

studi pustaka untuk mengumpulkan materi.

b. Mengadakan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran

secara umum perihal LKPD yang akan diteliti. Studi

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh informasi awal

kebutuhan dan kelayakan dilakukannya pengembangan bahan

ajar berupa LKPD. Studi pendahuluan digunakan sebagai

landasan untuk mendesain dan mengembangkan LKPD.

Penelitian ini, peneliti melakukan studi pendahuluan di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) 1 Muhamadyah Jati Agung.

Berdasarkan wawancara yang sudah peneliti lakukan, belum

terdapat LKPD di sekolah tersebut. Guru selama ini hanya

menggunakan modul pelajaran saja untuk menyampaikan materi

pembelajaran sedangkan peserta didik cenderung menyatakan

bahwa penyebab dari kesulitan yang dialaminya adalah

mengidentifikasi unsur-unsur yang ada dalam materi teks drama

dan kurangnya modifikasi soal latihan yang disajikan guru.

Peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan

mengembangkan bahan ajar yang terdapat dalam modul tersebut

dalam bentuk lembar kerja peserta didik.

Page 70: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

51

2. Perencanaan (Perancangan Produk)

a) Pembuatan Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Dalam pembuatan kisi-kisi instrumen penelitian,kriteria penilaian

disesuaikan dengan kategori masing-masing penilai seperti dosen ahli

materi dan guru bahasa Indonesia.

b) Pembuatan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah lembar observasi,

lembar validasi, dan pedoman wawancara. Lembar validasi digunakan

untuk mengetahui kelayakan LKPD berbasis discovery learning pada

materi mengidentifikasi unsur-unsur teks drama berdasarkan penilaian ahli

materi dan guru bahasa Indonesia. Lembar observasi dan pedoman

wawancara digunakan untuk mengetahui respon dan tanggapan guru

mengenai penggunaan LKPD berbasis discovery learning pada materi

mengidentifikasi unsur-unsur teks drama di dalam kelompok besar (satu

kelas).

3. Pelaksanaan (Pengembangan Produk)

Tahap ini merupakan proses mewujudkan desain yang telah dibuat menjadi

kenyataan (realisasi produk). LKPD berbasis discovery learning pada materi

mengidentifikasi unsur-unsur teks drama yang dihasilkan siap untuk diuji

kevalidannya. Validasi dilakukan untuk menilai kevalidan LKPD yang

dikembangkan dengan menggunakan lembar penilaian LKPD yang telah

disusun. Hasil validasi digunakan sebagai acuan untuk merevisi dan

menyempurnakan LKPD yang telah dikembangkan berdasarkan saran

perbaikan dari para penguji.

Page 71: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

52

Gambar 3.2 Desain Struktur

Lembar Kerja Peserta Didik

Sampul/Cover LKPD

Lembar Identitas

Kata Pengantar

Daftar Isi

Petunjuk Penggunaan LKPD

Peta Konsep

KI, KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran

Isi LKPD

Glosarium

Daftar Pustaka

(Devi, 2017: 64)

4. Tahapan Uji

a) Uji Praktisi atau Guru Bahasa Indonesia

Uji praktisi atau guru bahasa Indonesia dilakukan untuk memperoleh

masukan sebanyak mungkin dari praktisi atau guru Bahasa Indonesia.

Praktisi adalah orang yang sering diajak berdiskusi untuk memberikan

penilaian, kritik, saran, dan masukan-masukan yang berguna untuk

perbaikan atau revisi materi ajar yang akan dikembangkan sampai siap

diujikan pada tahap selanjutnya.

b) Uji Pakar atau Dosen

Pelaksanaan uji pakar atau dosen ahli dimaksudkan untuk memperoleh

masukan dari ahli atau pakar yang memiliki kompetensi pada bidang

kajian yang relevan. Berhubungan dengan ini uji ahli yang dilakukan

kepada tenaga ahli materi ajar. Hasil ujia atau pakar juga berupa komentar

Page 72: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

53

meliputi kritik. Saran, koreksi, dan penilaian terhadap produk

pengembangan. Uji ahli atau pakar dilakukan dengan teknik wawancara,

diskusi dan angket penilaian produk. Hasil ujia dari praktisis atau pakar

digunakan utnuk merevisi desain produk sampai diperoleh desain produk

yang layak.

c) Uji Lapangan (Kelompok Besar)

Uji coba lapangan dalam kelompok besar melibatkan siswa satu kelas. Uji

coba ini dilakukan dengan mengujicobakan produk materi ajar kepada

guru dan siswa sebagai calon pengguna produk. Hasil uji coba produk

dalam kelompok besar ini dimanfaatkan untuk merevisi produk tersebut.

uji coba lapangan dalam kelompok kecil dilakukan sampai diperoleh

produk yang lebih dari produk sebelumnya dan siap dilakukan uji

selanjutnya.

5. Revisi Produk

Revisi produk dapat dikatakan sebagai pemantapan. Pada tahap ini dilakukan

pemantapan terkait produk yang sudah dikembangkan dan dilakukan

pengecekan kembali bagaimana kelayakan untuk divalidasi.

6. Produk Akhir

Produk akhir dalam penelitian ini berupa lembar kerja peserta didik (LKPD)

3.3 Instrumen Penelitian

Kegiatan penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama. Saat

pelaksanaan tugas peneliti dibantu dengan instrumen berupa panduan observasi,

panduan wawancara. Panduan observasi digunakan untuk melakukan observasi

Page 73: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

54

terhadap proses pembelajaran yang dijalankan oleh guru bersama siswa. Panduan

wawancara dimanfaatkan untuk mendapatkan tanggapan secara lisan dari guru

dan siswa setelah pelaksanaan pembelajaran.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data penelitian ini adalah wawancara, observasi dan

penyebaran angket. Wawancara berfungsi sebagai studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang ada di dalam materi pembelajaran menganalisis

teks drama, selanjutnya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

observasi. Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui materi

pembelajaran yang selama ini digunakan guru dalam pembelajaran teks drama.

Teknik ketiga dalam penelitian ini menggunakan penyebaran angket.Pada tahap

pengembangan produk, metode angket digunakan untuk mengukur kevalidan

produk menurut penilaian para penguji dan kemenarikan, kemanfaatan,

kemudahan menurut praktisis produk melalui respon penilaian peserta didik.

Page 74: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

55

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Berupa Angket

Aspek Pembelajaran LKPD

No

.

Indikator

Deskriptor

Nilai

Catatan 1 2 3 4

1. Kesesuaian materi

dengan

Kompetensi Inti.

Kesesuaian adalah perihal

sesuai; keselarasan (tentang

pendapat, paham, nada,

kombinasi, warna, dan

sebagainya); kecocokan.

Materi adalah sesuatu yang

menjadi bahan (untuk

diujikan, dipikirkan,

dibicarakan).

Kompetensi adalah

kewenangan (kekuasaan)

untuk menentukkan

(memutuskan sesuatu).

Inti ialah isi yang paling

poko atau penting; pokok

isi; sari pati.

2. Kesesuaian materi

dengan

Kompetensi

Dasar.

Kesesuaian adalah perihal

sesuai; keselarasan (tentang

pendapat, paham, nada,

kombinasi, warna, dan

sebagainya); kecocokan.

Materi adalah sesuatu yang

menjadi bahan (untuk

diujikan, dipikirkan,

dibicarakan).

Kompetensi ialah

kewenangan (kekuasaan)

untuk menentukkan

Page 75: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

56

(memutuskan sesuatu).

Dasar ialah pokok atau

pangkal suatu pendapat

(ajaran, aturan; asas.

3. Kejelasan

petunjuk belajar.

Kejelasan adalah perihal

jelas; kejernihan;

kegamblangan.

Petunjuk adalah sesuatu

(tanda, isyarat) untuk

menunjukkan, memberi tahu

dan sebagainya

Belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian

ilmu.

4. Ketepatan

pemilihan bahasa

dalam

memberikan

uraian

materi dan

evaluasi.

Ketepatan adalah hal

(keadaan;sifat) tepat;

ketelitian; kejituan.

Pemilihan adalah proses

cara memilih

Bahasa adalah sistem

lambing bunyi yang arbitrer.

5. Ketepatan bentuk

uraian

materi, contoh-

contoh, dan

evaluasi.

Ketepatan adalah hal

(keadaan;sifat) tepat;

ketelitian; kejituan.

Bentuk adalah wujud yang

ditampilkan (tampak)

Uraian adalah keterangan

atau penjelasan mengenai

suatu hal.

Materi adalah sesuatu yang

menjadi bahan (untuk

diujikan, dipikirkan,

dibicarakan).

Contoh adalah sesuatu yang

akan atau yang disediakan

Page 76: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

57

untuk ditiru atau diikuti.

Evaluasi adalah penilaian.

6. Kemudahan

petunjuk belajar

dan petunjuk

mengerjakan soal

evaluasi.

Kemudahan adalah perihal

mudah.

Petunjuk adalah sesuatu

(tanda, isyarat) untuk

menunjukkan, memberi tahu

dan sebagainya

Belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian

ilmu.

Mengerjakan adalah

melakukan; melaksanakan;

berbuat sesuatu

Soal adalah apa yang

menuntut jawaban dan

sebagainya.

Evaluasi adalah penilaian.

7. Pemberian umpan

balik

terhadap jawaban

siswa.

Pemberian adalah sesuatu

yang diberikan.

Umpan balik adalah hasil

atau akibat yang berbalik

mengenai (berguna bagi)

kita sebagai rangsangan

(dorongan dan sebagainya).

Jawaban adalah sahutan;

balasan; tanggapan.

Siswa adalah murid

(terutama pada tingkat dasar

dan menengah).

Page 77: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

58

8. Pembahasan yang

diberikan

dalam evaluasi.

Pembahasan adalah proses,

cara, perbuatan membahas.

Evaluasi adalah penilaian.

9. Membantu

meningkatkan

keterampilan dan

pengetahuan.

Membantu adalah member

sokongan (tenaga dan

sebagainya) supaya kuat

(kukuh, berhasil, baik, dan

sebagainya); menolong.

Meningkatkan adalah

menaikkan;

mempertinggikan;

memperhebat.

Keterampilan adalah

kecakapan untuk

menyelesaikan tugas.

Pengetahuan adalah segala

sesuatu yang diketahui.

10

.

Penggunaan

bahasa yang tepat

dan konsisten.

Penggunaan adalah proses,

cara, perbuatan

menggunakan sesuatu;

pemakaian.

Bahasa adalah sistem

lambing bunyi yang arbitrer.

Tepat adalah betul atau

lurus.

Konsisten adalah tetap

(tidka berubah-ubah); taat

asas; ajek.

Keterangan :

Nilai 1 : Tidak Baik

Nilai 2 : Kurang Baik

Nilai 3 : Baik

Nilai 4 : Sangat Baik

Page 78: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

59

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Berupa Angket

Aspek Isi LKPD

No

. Indikator

Deskripstor

Nilai Catatan

1 2 3 4

1. Kebenaran uraian

materi.

Kebenaran adalah

keadaan (hal dan

sebagainya) yang cocok

dengan keadaan (hal)

yang sesungguhnya.

Uraian adalah keterangan

atau penjelasana

mengenai suatu hal.

Materi adalah sesuatu

yang menjadi bahan

(untuk diujikan,

dipikirkan, dibicarakan,

dan sebagainya).

2. Kedalaman

materi.

Kedalaman adalah

kemampuan penguasaan

(tentang ilmu).

Materi adalah sesuatu

yang menjadi bahan

(untuk diujikan,

dipikirkan, dibicarakan,

dan sebagainya).

3. Kejelasan uraian

materi.

Kejelasan adalah perihal

jelas, kejernihan,

kegamblangan.

Uraian adalah keterangan

atau penjelasan

mengenai suatu hal.

Page 79: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

60

Materi adalah sesuatu

yang menjadi bahan

(untuk diujikan,

dipikirkan, dibicarakan,

dan sebagainya).

4. Kemudahan

dalam

pemahaman

materi.

Kemudahan adalah

perihal mudah.

Pemahaman adalah

proses, perbuatan

memahami atau

memahamkan.

Materi adalah sesuatu

yang menjadi bahan

(untuk diujikan,

dipikirkan, dibicarakan,

dan sebagainya).

5. Kemenarikan

penyajian materi.

Kemenarikan adalah

prihal menarik.

Penyajian adalah proses,

cara, perbuatan

menyajikan.

Materi adalah sesuatu

yang menjadi bahan

(untuk diujikan,

dipikirkan, dibicarakan,

dan sebagainya).

6. Pemaparan

materi yang

logis.

Pemaparan adalah

proses, cara, perbuatan

memaparkan.

Materi adalah sesuatu

yang menjadi bahan

(untuk diujikan,

dipikirkan, dibicarakan,

dan sebagainya).

Page 80: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

61

Logis adalah sesuai

dengan logika.

7. Kesesuaian

contoh dengan

Materi.

Kesesuaian adalah

perihal sesuai;

keselarasan.

Materi adalah sesuatu

yang menjadi bahan

(untuk diujikan,

dipikirkan, dibicarakan,

dan sebagainya).

8. Kesesuaian

evaluasi dengan

Materi.

Kesesuaian adalah

perihal sesuai;

keselarasan.

Evaluasi adalah

penilaian.

Materi adalah sesuatu

yang menjadi bahan

(untuk diujikan,

dipikirkan, dibicarakan,

dan sebagainya).

9. Kesesuaian

materi dengan

kompetensi

belajar.

Kesesuaian adalah

perihal sesuai;

keselarasan.

Materi adalah sesuatu

yang menjadi bahan

(untuk diujikan,

dipikirkan, dibicarakan,

dan sebagainya).

Kompetensi adalah

kewenangan (kekuasaan

untuk menentukkan).

Page 81: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

62

Belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian

atau ilmu.

10

.

Kualitas bentuk

evaluasi dan

Penilaiannya.

Kualitas adalah tingkat

baik buruknya sesuatu.

Evaluasi adalah

penilaian.

11

.

Kecukupan

materi dan

evaluasi untuk

pencapaian

kompetensi.

Kecukupan adalah

perihal cukup.

Materi adalah sesuatu

yang menjadi bahan

(untuk diujikan,

dipikirkan, dibicarakan,

dan sebagainya).

Evaluasi adalah

penilaian.

Pencapaian adalah

proses, cara mencapai.

Kompetensi adalah

kewenangan (kekuasaan)

untuk menentukan

(memutuskan sesuatu)

Keterangan :

Nilai 1 : Tidak Baik

Nilai 2 : Kurang Baik

Nilai 3 : Baik

Nilai 4 : Sangat Baik

Page 82: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

63

Keseluruhan aspek penilaian tersebut, dilakukan berdasarkan kesesuaian antara

kelengkapan produk yang berupa lembar kerja peserta didik (LKPD) terhadap

kesesuaian dengan sintak discovery learning. Adapun langkah-langkah yang

terdapat dalam sintak discovery learning sebagai berikut.

1. Stimulation (pemberian rangsangan)

Penilaian pada tahap ini, diharapkan peserta didik dapat melakukan

pengamatan terhadap data, masalah, gambar, atau video yang ditampilkan

oleh guru. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi

interaksi belajar ynag dapat mengembangkan dan membantu peserta didik

untuk melakukan eksplorasi.

2. Problem statemen (identifikasi masalah)

Penilaian pada tahap ini, diharapkan peserta didik dapat mengajukan

pertanyaan yang relevan dengan data, masalah, gambar, atau apapun yang ada

di fase stimulasi. Pada tahap ini memberikan kesempatan ke peserta didik

untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan.

3. Data collection (pengumpulan data)

Penilaian pada tahap ini, peserta didik belajar secara aktif untuk menemukan

sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, sehingga

tidak sengaja peserta didik menghubungkan masalah dengan pengetahuan

yang telah dimiliki.

4. Data processing (pengolahan data)

Penilaian pada tahap ini, kegiatan mengolah data dan informasi yang telah

diperoleh peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya

lalu ditafsirkan.

Page 83: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

64

5. Verification (pembuktian)

Penilaian pada tahap ini, peserta didik memeriksa secara cermat untuk

membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan

alternative, dihubungkan dengan hasil data yang telah diolah.

6. Generalization (menarik kesimpulan)

Penilaian pada tahap ini, proses penarikan kesimpulan dapat dijadikan prinsip

umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama dengan

memperhatikan hasil verifikasi.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan menganalisis data lingual yang ada secara deskriptif. Berikut

tahapan menganalisis data penelitian.

1. Data studi pendahuluan dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Hasil angket di analisis kebutuhan peserta ddik dan guru dianalisis untuk

memperoleh gambaran mengenai kebutuhan di lapangan, persepsi peserta

didik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, pengalaman guru dan peserta

didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil analisis tersebut

mendukung dasar dalam penulisan latar belakang dan dasar kebutuhan produk

yang dikembangkan.

2. Data uji kevalidan atau kelayakan produk diperoleh melalui data kesesuaian

materi pembelajaran dan desain produk yang diberikan oleh ahli materi.

Tujuannya untuk mengetahui produk layak untuk digunakan. Instrument

validasi ahli mempunyai empat pilihan jawaban yang sesuai pertanyaan, yaitu

“sangat baik” dengan skor 4, “baik” dengan skor 3, “kurang baik” dengan skor

Page 84: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

65

2, dan “tidak baik” dengan skor 1. Revisi dilakukan pada konten yang diberi

pilihan jawaban “kurang baik”, dan “tidak baik”. Instrumen validasi ahli juga

terdapat kolom komentar atau saran perbaikan sehingga para penguji dapat

memberikan saran atau komentar secara khusus terhadap produk yang dapat

dijadikan acuan dalam menyempurnakan produk LKPD.

Hasil uji kelayakan dari ahli media, ahli materi, dan guru bahasa Indonesia

dicari rata-rata empirisnya dengan rumus:

Keterangan:

X = Skor Rata-rata

∑X = Jumlah Skor

n = Jumlah Responden

Kemudian menghitung rerata persentase dengan rumus sebagai berikut

Untuk mengetahui kualitas produk LKPD yang dikembangkan

dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui angket dan setiap butir

pertanyaan dibagi menjadi empat skala. Skor yang diperoleh kemudian diubah

dalam bentuk persentase. Dasar penentuan skala dalam bentuk persentase

mengadopsi cara Sukardi (2005); dan Sudaryono dkk (2013) sebagai berikut.

𝑥 = ∑

𝑥𝑛

n

Rerata Presentase = skor rata rata x 100%

Skor Tertinggi

Page 85: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

66

100%

75%

50%

25%

0%

Tidak Layak Kurang Layak Layak Sangat Layak

Keterangan:

Angka 0% - 25% = Tidak Layak

Angka 26% - 50% = Kurang Layak

Angka 51% - 75% = Layak

Angka 76% - 100% = Sangat Layak

Page 86: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

98

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD)

berbasis discovery learning pada materi teks drama di sekolah menengah pertama

(SMP) diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis discovery learning

pada materi teks drama di sekolah menengah pertama (SMP) menggunakan

enam tahapan menurut Borg & Gall yang sudah peneliti modifikasi, yaitu

observasi dan pengumpulan informasi, perencanaan (perancangan produk),

pelaksanaan (pengembangan produk), uji produk, revisi produk, produk akhir.

Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) sudah sesuai dengan sintak

model discovery learning, yaitu (1) pemberian rangsangan (Stimulation); (2)

pernyataan atau Identifikasi masalah (Problem Statement); (3) pengumpulan

data (Data Collection); (4) pengolahan data (Data Processing); (5)

pembuktian (Verification);

2. Kelayakan produk dengan pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD)

berbasis discovery learning pada materi teks drama di sekolah menengah

pertama (SMP) dilakukan dua uji produk, yaitu ahli materi dan praktisi atau

guru Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata yang

Page 87: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

99

diperoleh dari ahli materi pada aspek isi, yaitu 3,33 dengan rerata persentase

83,1% kategori sangat layak sedangkan rata-rata yang diperoleh dari praktisi

atau guru Bahasa Indonesia pada aspek isi dan pembelajaran, yaitu sama-sama

mendapatkan 3.50 dengan rerata persentase 87.5% dengan kategori sangat

layak.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat

disarankan hal-hal sebagai berikut.

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti pengembangan produk dengan

menggunakan teks dan media yang berbeda demi memperkaya khazanah

penelitian pengembangan dan melengkapi kekurangan dari penelitian ini.

2. Bagi guru di sekolah menengah peratama, dapat menggunakan produk LKPD

berbasis discovery learning sebagai bahan ajar tambahan dalam pembelajaran

teks drama di SMP yang sederhana dan mudah dipahami.

Page 88: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

100

DAFTAR PUSTAKA

Ariyana, Yoki, Ari Pudjiastuti, dkk. 2018. Buku Pegangan Pembelajaran

Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan. (file:///C:/Users/ASUS/Downloads/01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HO

TS.2018.pdf.).

Devi, Riosha Yunita. 2017 .Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

PJOK Berbasis Multiple Intelligences pada Materi Perkembangan Tubuh

Remaja untuk Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1 Banguntapan.

(Skripsi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

(http://eprints.uny.ac.id/54303/1/riosha%20yunita%devi.pdf diunduh pada 1

Agustus 2019).

Halliday dan Ruqaiyah Hasan. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks; Aspek-aspek

Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hasanuddin. 1996. Drama Karya Dua Dimensi. Bandung: Angkasa.

Ismawati, Esti. 2015. Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar.

Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Karwono, Mularsi. 2017. Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber

Belajar. Depok: Raja Grafindo Persada.

Kemendikbud. 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Page 89: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

101

Khoiriyah, N., Suyatna, A., dan Nyeneng, I D. P. 2013. Pengembangan Lembar

Kerja Siswa (LKS) Fisika Berbasis Penemuan Terbimbing Berbantuan

Simulasi Komputer. Jurnal Pembelajaran Fisika. 1(6): 115-127.

(http://jurnal.fkip.unila.ac.id 09 Desember 2019, Pukul 20.10 WIB).

Lorena, Mutia, dkk. 2019. Pengembangan LKPD Model Discovery Learning

Berdasarkan Identifikasi Mangrove di TWA Pantai Panjang Bengkulu.

Jurnal Pendidikan Biologi. Vol 3, No.1.

(https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jppb/article/view/7821 diunduh pada

26 Januari 2020, Pukul 07.10 WIB).

Niarti Novi. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif

pada Materi Menyimak untuk Siswa Kelas VI Sekolah Dasar.

Bandarlampung: Universitas Lampung.

Nugroho, R.Arifin. 2019. HOTS (Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi: Konsep,

Pembelajaran, Penilaian, dan Soal-soal). Jakarta: Grasindo.

Patricia, Evelyne Mega. 2018. Pengembangan LKPD Berbasis Discovery

Learning Materi Fluida Dinamis. Skripsi. Bandarlampung: Universitas

Lampung.

Prastowo, Andy. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: Diva Press.

Putra, Nusa. 2011. Research and Development. Jakarta: PR Grafindo Persada.

Purbo, Hendri. 2018. Kurikulum 2013 dalam Perspektif Teori Pembelajaran

Konstruktivis.( https://www.neliti.com>publicationjurnal diunduh tanggal

23 April 2019, Pukul 21.20 WIB).

Rahmawati, Widodo, W., dan Prabowo. 2012. Pengembangan Perangkat

Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing

(Guided Discovery Learning) untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis

dan Penguasaan Konsep pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Sains

Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. 1(2): 68-73.

(https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpps/article/view/393 diunduh pada

tanggal 10 Desember 2019, Pukul 09.32 WIB).

Page 90: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta

102

Sani, Ridwan. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thinking

Skills). Tangerang: Tira Smart.

Sirait, M. 2017. Model Pembelajaran Berbasis Discovery-Inkuiri dan

Kontribusinya terhadap Penguatan Kualitas Pembelajaran. Jurnal

Pendidikan Dasar. 1(2): 155-170. (http://journal.staincurup.ac.id diunduh

pada tanggal 10 Desember 2019, Pukul 09.30 WIB).

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D.

Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Universitas Lampung. 2018. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung:

Unila.

Wahjudi, E. 2015. Penerapan Discovery Learning Dalam Pembelajaran IPA

Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Ix-I. Jurnal

Lentera Sains. 5(1): 1–16.

(http://artikel.dikti.go.id/pelatihan/index.php/pojs04/article/view/571

diunduh pada tanggal 29 April 2019, Pukul 20.30 WIB).

Wijayanti, D. 2016. Pengembangan perangkat pembelajaran statistika dan

peluang dengan metode penemuan terbimbing berorientasi Kurikulum 2013

untuk siswa kelas X. Jurnal Riset Pendidikan Matematika. 3(1): 23-33.

(http://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm/article/view/6449 diunduh pada

tanggal 10 Desember 2019, Pukul 09.35 WIB).

Yupita, I. A. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian

Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 1(2): 1-10.

(http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id diunduh pada tanggal 10 Desember

2019, Pukul 09.00 WIB).