pengembangan lembar kerja peserta didik (lkpd) …digilib.unila.ac.id/61109/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
![Page 1: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/1.jpg)
i
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEKS DRAMA DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
(Skripsi)
Oleh
DWI ESTERLINA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
![Page 2: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/2.jpg)
Dwi Esterlina
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEKS DRAMA DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
Oleh
DWI ESTERLINA
Masalah dalam penelitian ini ialah bagaimanakah pengembangan lembar kerja
peserta didik (LKPD) berbasis discovery learning pada materi teks drama di
sekolah menengah pertama (SMP) dan kelayakannya sebagai bahan ajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan lembar kerja
peserta didik (LKPD) berbasis discovery learning pada materi teks drama di
sekolah menengah pertama (SMP) dan kelayakannya sebagai bahan ajar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian dan pengembangan
(research and development/R&D) yang mengadopsi teori Borg and Gall. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini ialah wawancara, observasi, dan
penyebaran angket.
![Page 3: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/3.jpg)
Dwi Esterlina
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta didik
(LKPD) pada materi teks drama di sekolah menengah pertama (SMP) sudah
dikembangkan sesuai dengan sintak model berbasis discovery learning
berdasarkan KD yang ditentukan dan kelayakannya sebagai bahan ajar dengan
menunjukkan hasil penilaian ahli materi pada aspek isi dengan persentase 83.1%
kategori sangat layak sedangkan penilaian praktisi atau guru Bahasa Indonesia
pada aspek pembelajaran dan aspek isi dengan sama-sama persentase 87.1%
kategori sangat layak.
Kata kunci : pengembangan, LKPD, discovery learning, kelayakan.
![Page 4: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/4.jpg)
i
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEKS DRAMA DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
Oleh
DWI ESTERLINA
(Skripsi)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
![Page 5: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/5.jpg)
![Page 6: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/6.jpg)
![Page 7: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/7.jpg)
![Page 8: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/8.jpg)
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan 22 tahun yang lalu,
tepatnya pada 30 Juni 1997 sebagai Anak kedua dari empat bersaudara, putri
Bapak Sumarno dan Ibu Winarni. Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis,
yaitu SD Negeri 1 Marga Lestari diselesaikan pada tahun 2009, SMP Negeri 1
Sukahening, Tasikmalaya diselesaikan pada tahun 2012, dan SMA Negeri 1
Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2015. Tahun
2015 penulis terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah tergabung sebagai anggota dalam
Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (HMJPBS) periode
2015-2016. Pada tahun 2017 tepatnya pada semester lima penulis mengikuti
kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Jakarta, Bali, Malang, dan
Yogyakarta. Selain itu, pada tahun 2018 penulis melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di Sekolah Menengah Maarif NU 5 Purbolinggo,
Kabupaten Lampung Timur dan Kuliah Kerja Nyata di Purbolinggo, Lampung
Timur.
![Page 9: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/9.jpg)
ix
MOTO
Surat Al-Mujadalah ayat 11
يا أيها الذين آمنوا إذا قيل لكم تفسحوا في المجالس فافسحوا لكم الذين آمنوا يفسح للا وإذا قيلنشزوا فانشزوا يرفع للا
بما تعم منكم والذين أوتوا العلم درجات لونخبير وللا
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-
orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
![Page 10: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/10.jpg)
x
PERSEMBAHAN
Dengan izin Allah swt., kupersembahkan karya ini untuk kedua orang tuaku yang
telah merawat sejak kecil dengan susah payah dan ikhlas memberikan segala yang
dimiliki untukku.
Kakakku yang telah membimbing aku sampai sekarang serta adik-adikku yang
selalu mendoakan kesuksesan kakaknya ini.
Seorang laki-laki yang insyaAllah dengan izin Allah swt., akan menjadi
pendampingku.
![Page 11: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/11.jpg)
xi
SANWACANA
Penulis bersyukur ke hadirat Allah swt., atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) Berbasis Discovery Learning pada Materi Teks Drama di
Sekolah Menengah Pertama (SMP)” adalah salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung. Penulis telah banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Penulis
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini.
1. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. sebagai pembimbing I yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh
kesabaran, memberikan solusi, memotivasi, mengarahkan, menjelaskan,
memberikan saran, nasihat yang amat berharga bagi penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Eka Sofia Agustina, S.Pd.,M.Pd. selaku pembimbing II yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh
kesabaran, memberikan solusi, memotivasi, mengarahkan, menjelaskan,
![Page 12: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/12.jpg)
xii
memberikan saran, serta nasihat yang amat berharga bagi penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Siti Samhati, M.Pd. selaku penguji utama yang telah memberikan banyak
masukan dan saran yang berguna bagi penulis demi kesempurnaan dalam
penulisan skripsi dengan penuh ketelitian.
4. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku pembimbing akademik penulis
yang telah memberi banyak masukan selama penulis menjalani masa studi di
Universitas Lampung.
5. Dr. Munaris, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia yang telah membimbing penulis selama menempuh
perkuliahan di Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
6. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni.
7. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
terima kasih atas ilmu yang berguna yang telah diberikan kepada penulis.
9. Mamiku Winarni, yang telah memberikan segala kemampuannya untuk
penulis. Terima kasih atas kasih sayang tulus yang ibu berikan di setiap hari-
hariku. Papiku Sumarno, terima kasih atas keringat yang ayah hasilkan demi
membesarkanku. Terima kasih atas doa, pengorbanan, nasihat, keringat,
dukungan yang selalu diberikan kepada penulis.
10. Kakakku yang sudah memberikan dukungannya Eko Adikurniawan serta adik-
adikku tercinta Trio Teguh Imaniar dan Awanda Febby.
![Page 13: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/13.jpg)
xiii
11. Keluarga besarku yang selalu mendoakan, menantikan kelulusanku dengan
memberikan dorongan baik moril maupun materil.
12. Laki-laki Batrasia Angkatan Keren (2015) Agung Saputra, Ahmad Husnan,
Alfanny Pratama Fauzi, Anggit Prayogi, Julian Nur Satria, M. Dawam Priyo
Nuryono, Mat Desman, Nurul Ismail, S.Pd., Nopa Patuh Rohman, Rian
Meigiana, Rocky Irfan, Sari Agung Tamba, Widayatul Eko Santoso yang
sudah memberikan kebersamaan, semangat, dukungan kepada penulis. Terima
kasih atas bantuan dan pertemanan yang sudah diberikan.
13. Teman-teman perempuan Batrasia Angkatan Keren (2015) yang sudah
mendukung dan membantu penulis selama perkuliahan Aresnaya Ghautsa,
Ambar Ayu Setiorani, Anania Eviyana L.S., Anjar Wulan Sari, Anggitya
Suryani, Anita Resita, Arini Wastiti, S.Pd., Astrida Damayanti, S.Pd., Aulia
Nurul Fauzi, Della Alpionita, Desti Setia Herawati, Dwi Darini Mulyana, Dwi
Anggraeni S., Dwi Rizki A., Fenty Triyana S., Fenny Novika S., Getri
Novianti P., Ghitsa Ayu Maulida, Heti Kus Endang, S.Pd., Ica Niati, S.Pd.,
Inna Nur Khasanah, Jamilah Hayati, Kun Hanifah, Lady Pramesti H., Lenny
Rahmawati, Linda Ocviliana, Mery Elisabeth, Maudy Sukma Dhini, Mariyatul
Qibtiyah, Mutiara Indah Siagian, Nia Rusada, Nida Amaliya, Nola Miranda,
S.Pd., Nurfadilla, Nurhandayani, Ocha Holida, Putri Shima Arifani, S.Pd.,
Rahmiyati, S.Pd., Ratih Lintang Mareta, Rosha Gremonia, Ruri Resmiana
Sari, S.Pd., Septiana Triwahyuni, S.Pd., Shara Veronica, Siti Nurhamida,
S.Pd., Surizani Octavia, Syairini Khasanah, Tinus Aptrines Putri, Tria Ardilla,
Usnul Khotimah, Widia Fitriani, Yuliyana Susanti, S.Pd., Yuni Marlina, S.Pd.,
Zola Nurmadya P.
![Page 14: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/14.jpg)
xiv
14. Sahabat True Friends Rafika Fitriani dan Ria Nur Fitriani, terima kasih untuk
kalian berdua yang selalu mendengarkan cerita disaatku rapuh, kecewa.
15. Teruntuk Meja Depan Rafika Fitriani, Asep, Rahmat Hidayat, Arif Hidayat,
terima kasih kesan konyol, lucu, selalu terngakak.
16. Wanita Sandaran Jiwaku Ranadya Habsari, Desi Amalia, Rischa Dewi, Kun
Hanifah, Okyana Giti Ananti, terima kasih atas persahabatannya selama ini,
semoga bisa lanjut sampai masa tua nanti.
17. Seluruh kakak angkatan 2011, 2012, 2013, 2014 dan adik tingkat angkatan
2016, 2017, 2018 yang sudah membantu, memberikan dukungan, berteman
yang sangat berkesan.
18. Saudara, sahabat, keluarga, teman KKN Purbolinggo Noven Azalia, Noor,
Nirwana Elsa Putri, Okta, Dian Pertiwi, Kurniawan Effendi, Aldy, Joni, Maril.
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Semoga ketulusan dan kebaikan Bapak, Ibu, serta rekan-rekan mendapat pahala
dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat untuk
kemajuan pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Bandarlampung, 22 Januari 2020
Penulis
Dwi Esterlina
![Page 15: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/15.jpg)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
SAMPUL DALAM ........................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................. viii
SANWACANA .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pembelajaran ...................................................................... 9
2.2 Bahan Ajar ............................................................................................ 12
2.2.1 Pengertian Bahan Ajar .............................................................. 13
2.2.2 Pentingnya Pembuatan Bahan Ajar .......................................... 13
2.2.3 Kriteria Pemilihan Bahan Ajar ................................................. 16
2.2.4 Klasifikasi Bahan Ajar .............................................................. 17
2.2.5 Pengembangan Bahan Istruksional ........................................... 18
2.2.6 Mengembangkan Bahan Ajar BSI yang Autentik .................... 18
2.3 Bahan Ajar Cetak .................................................................................. 19
2.3.1 Bahan Ajar Handout ................................................................. 20
2.3.2 Bahan ajar Buku Teks ............................................................... 20
2.3.3 Bahan Ajar Modul .................................................................... 20
2.3.4 Bahan Ajar Lembar Kegiatan Peserta Didik(LKPD) ............... 21
2.4 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) .................................................. 21
2.4.1 Pengertian LKPD ...................................................................... 21
![Page 16: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/16.jpg)
xiv
2.4.2 Pentingnya LKPD bagi Kegiatan Pembelajaran ....................... 22
2.4.3 Unsur-unsur LKPD ................................................................... 23
2.4.4 Langkah-langkah Aplikatif Membuat LKPD ........................... 23
2.4.5 Sistematika Penulisan LKPD Kurikulum 2013 ........................ 26
2.5 Kurikulum 2013 .................................................................................... 27
2.6 Higher Order Thinking Skills (HOTS) ................................................. 28
2.7 Model Pembelajaran Bahasa Indonesia ................................................ 33
2.8 Discovery Learning……………………………………………………34
2.8.1 Pengertian Discovery Learning ................................................ 34
2.8.2 Sintak Model Discovery Learning ............................................ 35
2.8.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Discovery Learning .................................................................. 35
2.8.4 Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran
Discovery Learning .................................................................. 36
2.9 Teks Drama ........................................................................................... 39
2.9.1 Pengertian Teks Drama ............................................................ 39
2.9.2 Unsur Instrinsik Drama ............................................................ 40
III. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 47
3.2 Prosedur Pengembangan....................................................................... 47
3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................. 54
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 54
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................ 64
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ..................................................................................................... 67
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 68
4.2.1 Pengembangan Lembar Kerja Pesera Didik ............................... 68
4.2.2 Kelayakannya Sebagai Bahan Ajar ............................................. 85
4.2.3 Analisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Kompetensi Inti (KI) pada Tingkat Sekolah Menengah
Perama…………………………………………………………93
4.2.4 Indikator Pencapaian Kompetensi .............................................. 97
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................................... 98
5.2 Saran ....................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 100
LAMPIRAN ...................................................................................................... 103
![Page 17: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/17.jpg)
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Istilah yang digunakan oleh Haladyna, Webb, Gagne, dan Bloom .. 31
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Berupa Angket,
Aspek Pembelajaran LKPD .............................................................. 55
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Berupa Angket Aspek Isi LKPD .................... 59
Tabel 4.1 Instrumen Penilaian Ahli Materi Aspek Isi LKPD ........................... 86
Tabel 4.2 Instrumen Penilaian Praktisi Aspek Isi LKPD .................................. 88
Tabel 4.3 Instrumen Penilaian Praktisi Aspek Pembelajaran LKPD ................ 90
Tabel 4.4 Hasil Validasi Media Pembelajaran oleh Ahli Materi,
dan Guru Bahasa Indonesia .............................................................. 92
![Page 18: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/18.jpg)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perbedaan HOT dan HOTS ........................................................... 31
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Develoment (R
& D) yang akan dilaksanakan oleh peneliti ....................................................... 49
Gambar 3.2 Desain Struktur Lembar Kerja Peserta Didik ................................ 52
![Page 19: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/19.jpg)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian Wawancara .................................................. 104
Lampiran 2 Instrumen Penilaian Ahli Materi Aspek Isi .................................... 105
Lampiran 3 Instrumen Penilaian Praktisi Aspek Isi dan Pembelajaran ............. 107
Lampiran 4 Silabus SMP ................................................................................... 108
Lampiran 5 LKPD Teks Drama ......................................................................... 110
![Page 20: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/20.jpg)
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar merupakan sebuah kegiatan positif yang dilakukan seorang manusia yang
menginginkan kehidupannya berkembang baik dari segi pola pikir maupun
perilaku dalam kesehariannya. Hal tersebut harus terus dilakukan agar manusia
mengalami perubahan atau perkembangan dimulai sejak kecil hingga tumbuh
menjadi dewasa. Menurut Karwono dan Mularsih (2017:18), belajar merupakan
proses perubahan untuk memperoleh berbagai kecakapan keterampilan, dan sikap,
dimulai sejak awal kehidupan, sejak masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah
keterampilan yang sederhana seperti memegang botol susu dan mengenal ibunya.
Proses belajar seorang manusia dapat diraih dari berbagai penjuruh, baik itu
dilingkungan sosial dan juga di dunia pendidikan. Pendidikan merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk memelihara kelangsungan
kebudayaan dan juga pelajaran formal yang berlaku di tengah-tengah masyarakat.
Proses pendidikan biasa berlangsung dalam ruang sekolah, baik itu perguruan
tinggi, madrasah dan sekolah yang dikelola oleh pemerintah. Proses belajar di
sekolah yang biasa disebut sebagai proses pembelajaran fokus dalam pemberian
materi pembelajaran dan berbagai cabang ilmu yang dipelajari baik secara formal
maupun nonformal.
![Page 21: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/21.jpg)
2
Menurut Karwono dan Mularsih (2017:18), pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang dirancang untuk membantu individu mempelajari suatu kecakapan
tertentu. Dalam pembelajaran di sekolah, salah satu materi ajar yang dipelajari
peserta didik ialah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pelajaran Bahasa Indonesia
merupakan materi wajib yang masuk dalam kurikulum 2013, baik tingkat Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
(SMA).
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 Revisi 2017 merupakan
pembelajaran berbasis teks. Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks tidak
hanya digunakan sebagai sarana belajar berbahasa, tetapi juga sebagai sarana
untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan menalar peserta didik.
Akan tetapi, teks yang dihadirkan di buku pegangan atau materi ajar yang dimiliki
siswa belum sepenuhnya memiliki topik bahasan yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Jika melihat kondisi yang ada di sekolah terdapat penyajian bahan
ajar atau materi ajar yang sering tidak tepat maupun jenis materi yang tidak sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa atau peserta didik.
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 jenjang SMP
menggunakan beberapa jenis teks, salah satunya ialah teks drama. Pembelajaran
teks drama sesuai dengan kurikulum 2013 dengan Kompetensi Dasar 3.15.
Mengidentifikasi unsur-unsur drama (tradisional dan modern) yang disajikan
dalam bentuk pentas atau naskah dan 4.15. Menginterpretasikan drama
(tradisional dan modern) yang dibaca dan ditonton atau didengar.
![Page 22: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/22.jpg)
3
Materi teks drama tidak hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan
konsep, tetapi juga keterampilan seni lakon. Meskipun teks drama yang ditulis
dengan tujuan untuk dipentaskan, tidak berarti bahwa semua teks drama yang
ditulis pengarang harus dipentaskan. Menurut Sirait (2017), proses pembelajaran
sekarang ini menggunakan pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang
mengacu pada konsep kontruktivisme yang mendorong dan menghargai usaha
belajar peserta didik dengan proses discovery learning, sehingga peserta didik
terlibat langsung dengan masalah, dan tertantang untuk belajar menyelesaikan
berbagai masalah yang relevan dengan kehidupan mereka.
Menurut Rahmawati dkk. (2012), discovery learning merupakan model
pembelajaran yang dapat membimbing dan memotivasi peserta didik untuk
mengeksplorasi informasi-informasi dan konsep sehingga mengkonstruksi ide-ide
baru, mengidentifikasi suatu hubungan baru, dan menciptakan cara berpikir dan
berperilaku. Peneliti mengganggap bahwa model discovery learning cocok untuk
pembelajaran teks drama, karena discovery learning dapat meningkatkan aktivitas
peserta didik, mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis
sendiri, memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan memanfaatkan
berbagai jenis sumber belajar, serta dapat mengembangkan bakat dan kecakapan
individu, melalui proses tersebut peserta didik memperoleh pengetahuan yang
bersifat sangat pribadi sehingga dapat kokoh tertinggal dalam diri peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran tidak hanya ditunjang dari aspek kesiapan guru saja,
tetapi peserta didik juga harus siap dan memerlukan bahan ajar yang digunakan
peserta didik secara mandiri. Penerapan bahan ajar di sekolah dapat meningkatkan
![Page 23: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/23.jpg)
4
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang
digunakan secara mandiri, yaitu Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD). LKPD
merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi,
ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus
dicapai (Prastowo, 2012: 203-204).
Hasil penelitian Wijayanti (2016) menunjukkan bahwa LKPD penemuan
terbimbing yang telah dikembangkan dengan berorientasi kurikulum 2013
dinyatakan efektif untuk digunakan. Hasil tersebut didukung dengan temuan
penelitian Khoiriyah dkk. (2013) yang menunjukkan bahwa LKPD discovery
mampu memandu peserta didik dalam melakukan percobaan sehingga
keterampilan peserta didik dalam melakukan percobaan menjadi baik dan
memperoleh hasil belajar yang sangat baik. Usaha untuk mengarahkan peserta
didik menemukan konsep-konsep teks drama melalui aktivitasnya sendiri dalam
proses pembelajaran penemuan (discovery), peneliti melakukan penelitian
pengembangan untuk menghasilkan produk berupa LKPD berbasis discovery
learning pada materi teks drama.
Penelitian ini dilakukan di SMP 1 Muhamadyah Jati Agung sebagai lokasi
penelitian karena belum pernah ada yang melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Peneliti juga melakukan penelitian pendahuluan guna mendapatkan informasi
perihal kegiatan guru dan kemampuan siswa dalam pembelajaran teks drama di
sekolah tersebut. Melihat dari aktivitas yang dilakukan, guru di sekolah tersebut
selama ini hanya menggunakan modul pembelajaran saja untuk menyampaikan
![Page 24: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/24.jpg)
5
materi pembelajaran sedangkan peserta didik cenderung menyatakan bahwa
penyebab dari kesulitan yang dialaminya ialah sulit mengidentifikasi unsur-unsur
yang ada dalam materi teks drama dan kurangnya modifikasi soal latihan yang
disajikan guru.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Lorena, dkk.
(2019) dengan judul “Pengembangan LKPD Model Discovery Learning
Berdasarkan Identifikasi Mangrove di TWA Pantai Panjang Bengkulu”. Hasil
penelitian Lorena menyimpulkan bahwa hasil studi kemudian dikembangkan
menjadi bahan ajar berupa LKPD yang divalidasi oleh 3 validator. Berdasarkan
hasil validasi dapat disimpulkan bahwa LKPD yang dikembangkan sangat valid
dan sangat layak untuk digunakan sebagai bahan ajar di sekolah pada submateri
keanekaragaman hayati jenis X SMA. Selain itu, penelitian yang relevan lainnya
diteliti oleh Novi Niarti (2017) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Multimedia Interaktif pada Materi Menyimak untuk Siswa Kelas VI
Sekolah Dasar”. Penelitian tersebut menyatakan bahwa guru menggunakan materi
pengalaman pribadi siswa sebagai sumber belajar menulis naskah drama. Guru
mengungkapkan alasan bahwa dengan pengalaman pribadi, siswa akan lebih
mudah dalam menentukan bahan yang akan ditulis sebagai naskah drama
sedangkan pada penelitian ini peneliti menggunakan materi yang ada dalam
modul pembelajaran yang dimiliki guru.
Peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan mengembangkan bahan
ajar yang terdapat dalam modul tersebut dalam bentuk lembar kerja peserta didik.
Peneliti memilih LKPD pada penelitian ini karena pada kurikulum 2013
![Page 25: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/25.jpg)
6
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Melalui penggunaan LKPD guru
diharapkan mampu mengubah kondisi pembelajaran dari yang biasanya guru
menentukan “apa yang dipelajari” menjadi bagaimana menyediakan dan
memperkaya pengalaman belajar peserta didik terutama pada pembelajaran teks
drama di SMP. Penyajian pembelajaran teks prosedur dengan menggunakan
LKPD menuntut adanya partisipasi aktif dari para peserta didik. LKPD
merupakan bentuk usaha guru untuk membimbing peserta didik secara terstruktur,
melalui kegiatan yang mampu memberikan daya tarik kepada peserta didik untuk
mempelajari Bahasa Indonesia berbasis teks di Kurikulum 2013 Revisi 2017.
Dengan demikian, diharapkan pada saat pembahasan meteri teks drama di kelas,
peserta didik sudah siap dengan bekal informasi dan pengetahuan yang cukup
sehingga waktu belajar yang tersedia tidak lagi digunakan guru untuk
menjelaskan materi secara panjang lebar, melainkan lebih banyak digunakan
untuk diskusi dan membahas materi-materi yang belum dipahami peserta didik.
Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis
Discovery Learning pada Materi Teks Drama di Sekolah Menengah Pertama
(SMP)”.
![Page 26: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/26.jpg)
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis
discovery learning pada materi teks drama di sekolah menengah pertama
(SMP)?
2. Bagaimanakah kelayakan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis
discovery learning pada materi teks drama di sekolah menengah pertama
(SMP)?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka tujuan penelitian
sebagai berikut.
1. Mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis discovery
learning pada materi teks drama di sekolah menengah pertama (SMP).
2. Mendeskripsikan kelayakan lembar kerja peserta didik (LKPD) discovery
learning pada materi teks drama di sekolah menengah pertama (SMP).
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikann
sebelumnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
![Page 27: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/27.jpg)
8
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis, penelitian ini memiliki manfaat untuk membangun keilmuan
di bidang pembelajaran Bahasa Indonesia dan menambah khasanah kajian
ilmiah dan pengembangan bahan ajar.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis berupa
informasi kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai
lembar kerja peserta didik (LKPD).
b. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis berupa tambahan
informasi kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang
sama dan dapat dijadikan acuan pembanding.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pokok bahasan dalam penelitian ini, mengembangkan lembar kerja peserta
didik (LKPD) berbasis discovery learning pada teks drama di sekolah
menengah pertama (SMP).
2. Tempat penelitian di SMP 1 Muhamadyah Jating Agung Lampung Selatan.
3. Waktu penelitian bulan Mei 2019.
![Page 28: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/28.jpg)
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran mengandung makna setiap kegiatan yang dirancang untuk
membantu individu mempelajari sesuatu kecakapan tertentu. Oleh sebab itu,
dalam pembelajaran pemahaman karakteristik internal individu yang belajar
menjadi penting. Proses pembelajaran merupakan aspek yang terintegrasi dari
proses pendidikan. Menurut Karwono dan Mularsih (2017: 21-22), pembelajaran
merupakan upaya yang dilakukan oleh faktor eksternal agar terjadi proses belajar
pada diri individu yang belajar. Gagne dan Briggs dalam Karwono dan Mularsih
(2017: 20) menjelaskan bahwa pembalajaran adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang yang memungkinkan terjadinya proses belajar.
Pembelajaran dapat dimaknai dan ditelaah secara mikro dan makro. Secara mikro
pembelajaran adalah suatu proses yang diupayakan agar peserta didik dapat
mengoptimalkan potensi yang dimiliki baik kognitif maupun sosio emosional
secara efektif dan efisien untuk mencapai perubahan perilaku yang diharapkan.
Pembelajaran secara makro terkait dengan dua jalur yaitu individu yang belajar
dan penataan komponen eksternal agar terjadi proses belajar pada individu yang
belajar. Hal ini mencakup tiga komponen yaitu analisis karakteristik individu
yang belajar (target group analysis), yaitu menganalisis kondisi internal peserta
![Page 29: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/29.jpg)
10
didik yang menjadi target sasaran dalam pembelajaran. Konten (content) analisis
yaitu terkait dengan apa sasaran program pembelajaran, dalam kaitan ini berupa
kurikulum yang berupa muatan material pembelajaran. Analisis konteks (contexs
analysis), yaitu relevansi program yang diberikan dengan kompetensi yang
diharapkan di akhir program pembelajaran untuk menjalani pekerjaan tertentu.
Ketiga komponen tersebut saling terkait dan mempakan sebuah sistem untuk
tercapainya perubahan perilaku yang diharapkan (Karwono dan Mularsih,
2017:20).
Hampir semua orang setuju bahwa tujuan pembelajaran yaitu upaya .
memengaruhi peserta didik agar terjadi proses belajar. Oleh karena itu, perlu
diupayakan suatu cara atau metode membantu terjadinya proses belajar agar
belajar menjadi efektif, eflsien dan terarah pada tujuan yang ditetapkan. Peristiwa
pembelajaran terjadi apabila subjek pesena didik secara aktif berinteraksi dengan
sumber belajar yang diatur oleh guru. Dalam interaksi pembelajaran tersebut,
setiap peserta didik diperlakukan sebagai manusia yang bermartabat, yang minat
dan potensinya perlu diwujudkan secara optimal.
Menurut Hamalik (2009: 57), pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling memengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ada 5 (lima)
asumsi yang mendukung rekomendasi Gagne dalam Karwomo dan Mularsih
(2017: 21) untuk merancang pembelajaran; Pertama, pembelajaran harus
direncanakan agar memperlancar belajar sesuai dengan kondisi perorangan.
Meskipun dalam belajar dilakukan dalam kelompok sesuai dengan maksud
![Page 30: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/30.jpg)
11
pembelaiaran, tetapi belajar itu pada hakikatnya dilakukan secara individu oleh si
belajar. Oleh sebab itu, kondisi individu perlu menjadikan pertimbangan dalam
merancang pembelajaran. Kedua, penyusunan perancangan pembelajaran harus
memperhitungkan jangka pendek dan jangka panjang. Guru atau perancang
pembelajaran dalam menyusun program pembelajaran harian harus terkait erat
dengan perencanaan jangka panjang.
Ketiga, peracangan pembelajaran hendaknya disusun secara sistematik dan
sistemik yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
Keempat, pembelajaran hendaknya diawali dengan analisis kebutuhan,
dilanjutkan perumusan tujuan proses belajar yang sifatnya internal. Dalam
pembelajaran di kelas rancangan yang digunakan untuk keperluan pembelajaran
agar memerhatikan hal-hal sebagai beriut: (1) ciri-ciri peserta didik, (2) perbedaan
perorangan, (3) kesiapan, (4) motivasi si belajar (5) proses kognitif dalam
pembelajaran (6) alih belajar, (7) belajar keterampilan, (8) konteks sosial untuk
belajar, karena tujuan pembelajaran merupakan upaya memengaruhi peserta didik
agar teriadi proses atau perbuatan belajar, maka pemahaman akan teori belajar
menjadi penting.
Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel-variabel yang
menentukan hasil belajar dan menaruh perhatian pada bagaimana seseorang
belajar. Sedangkan teori pembelajaran sebaliknya menaruh perhatian pada
bagaimana seseorang memengaruhi orang lain agar terjadi perbuatan belajar.
Dengan kata lain, teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol
variabel-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat memudahkan
![Page 31: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/31.jpg)
12
belajar. Teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antara kegiatan
pembelajaran dengan proses-proses psikologis dalam diri si pembelajar,
sedangkan teori belajar mengungkapkan hubungan antaxa kegiatan si pembelajar
dengan proses-proses psikologis dalam diri si belajar.
Teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antar fenomena-fenomena yang
ada dalam diri si belajar. Upaya peembelajaran pada dasarnya berfungsi sebagai
perangsang (stimulus) eksternal untukk membantu seorang belajar mengorganisasi
dan menitegrasikan sejumlah pengalaman baru ke dalam sekma secara bermakna,
sehingga terbentuk struktur kognitif yang dpaat digunakan sebagai pengait
informasi pada kegiatan belajar.
Hal ini berarti variabel internal yangi berupa karakteristik peserta didik yang
berupa locus of control dalam belajar merupakan unsur penting yang berkaitan
dengan hasil belajar.
2.2 Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan
materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang ditentukan. Pemaparan bahan ajar secara lebih rinci akan dibahas
sebagai berikut.
![Page 32: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/32.jpg)
13
2.2.1 Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
atau instruktur dalam melakanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan ajar yang
dimaksud berupa bahan ajar tertulis maupun tak tertulis. Bahan ajar merupakan
segala bahan (informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan
digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran (Prastowo, 2012: 16-17).
2.2.2 Pentingnya Pembuatan Bahan Ajar
1. Fungsi Pembuatan Bahan Ajar
Ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar yang diuraikan berikut ini.
a. Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar
Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta didik.
Fungsi bahan ajar bagi pendidik, yaitu menghemat waktu pendidik dalam
mengajar; mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang
fasilitator; meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan
interaktif; sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi
yang semestinya diajarkan kepada peserta didik; serta sebagai alat evaluasi
pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran. Selain itu, terdapat fungsi
bahan ajar bagi peserta didik, yaitu peserta didik dapat belajar tanpa harus ada
pendidik atau teman peserta didik yang lain; peserta didik dapat belajar sesuai
![Page 33: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/33.jpg)
14
dengan kecepatannya masing-masing; peserta didik dapat belajar sesuai
kecepatannya masing-masing; peserta didik dapat belajar menurut urutan yang
dipilihnya sendiri; membantu potensi pesrta didik untuk menjadi
pelajar/mahasiswa yang mandiri; dan sebagai pedoman bagi peserta didik
yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan
merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.
b. Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal,
fungsi dalam pembelajaran individual, dan fungsi dalam pembelajaran
kelompok. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, yaitu sebagai satu-
satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran
(dalam hal ini peserta didik bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan
pendidik dalam mengajar); dan sebagai bahan pendukung proses pembelajaran
yang diselenggarakan. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, yaitu
sebagai media utama dalam proses pembelajaran; sebagai alat yang digunakan
untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh
informasi; serta sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.
Selain itu, terdapat fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, yaitu
sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, cara
memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran
orang-orang yang terlibat dalam proses belajar kelompok, serta petunjuk
tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri; dan sebagai bahan
![Page 34: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/34.jpg)
15
pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang sedemikian rupa, maka
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Prastowo, 2012: 24).
2. Tujuan Pembuatan Bahan Ajar
Tujuan pembuatan bahan ajar, setidaknya ada empat hal pokok yang
melingkupinya sebagai berikut:
a. membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu;
b. menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah timbulnya
rasa bosan pada peserta didik;
c. memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran; dan
d. agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik (Prastowo. 2012: 26).
3. Manfaat Pembuatan Bahan Ajar
Adapun manfaat atau kegunaan pembuatan bahan ajar dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu kegunaan bagi pendidik dan kegunaan bagi peserta didik. Ada
tiga kegunaan pembuatan bahan ajar bagi pendidik, yaitu pendidik akan memiliki
bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran;
bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka
kredit pendidik guna keperluan kenaikan pangkat; dan menambah penghasilan
bagi pendidik jika hasil karyanya diterbitkan. Sedangkan kegunaan bagi peserta
didik, yaitu kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik; peserta didik lebih
banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar serta mandiri dengan bimbingan
pendidik; dan peserta didik mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasai (Prastowo, 2012: 27-28).
![Page 35: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/35.jpg)
16
2.2.3 Kriteria Pemilihan Bahan Ajar
Terdapat kriteria materi pembelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem
instruksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar. Menurut
Hamalik (2009: 208) terdapat beberapa kriteria materi pembelajaran sebagai
berikut.
1) Kriteria Tujuan Instruksional
Suatu materi pelajaran yang terpilih bertujuan untuk mencapai tujuan
instruksional khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku. Supaya materi tersebut
dapat sejalan dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
2) Materi Pelajaran supaya Terjabar
Materi pembelajaran harus disusun secara rinci dan berdasarkan tuntutan
dimana setiap TIK telah dirumuskan dengan spresifik, dapat diamati dan
terstruktur. Supaya terdapat keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan
spesifikasi materi pelajaran.
3) Relevan dengan Kebutuhan Siswa
Melihat dari kebutuhan pokok peserta didik yang harus dicapai adalah peserta
didik harus dapat berkembang berdasarkan potensi yang mereka miliki. Maka
dari itu, setiap materi pelajaran yang disampaikan hendaknya sesuai dengan
usaha untuk mengembangkan pribadi peserta didik secara bulat dan utuh.
Terdapat beberapa aspek diantaranya adalah pengetahuan sikap, nilai, dan
keterampilan.
4) Kesesuaian dengan Kondisi Masyarakat
Setelah menempuh pendidikan maka yang diharapkan peserta didik dapat
menjadi bagian dari masyarkat yang berguna dan mampu hidup sendiri.
![Page 36: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/36.jpg)
17
Dalam hal ini, materi pelajaran yang gunakan hendaknya turut mendukung
peserta didik dalam memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi
perkembangan mereka menjadi manusia yang dapat menyesuaikan diri dalam
lingkungannya.
5) Materi Pelajaran Mengandung Segi-segi Etik
Hidup dimasyarakat tentu memiliki nilai dan norma yang berlaku, maka
materi pelajaran yang dipilih harus dapat membentuk dan mengembangkan
karakter peserta didik yang beretika.
2.2.4 Klasifikasi Bahan Ajar
Beberapa klasifikasi bahan ajar akan diuraikan dalam penjelasan berikut.
a. Bahan ajar cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam
kertas, yang dapat berfungsi informasi. Contohnya, handout, buku, modul, dan
lembar kegiatan peserta didik.
b. Bahan ajar dengar atau program video, yakni semua sistem yang
menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau
didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya, kaset, radio,
piringan hitam, dan compact disk audio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak
secara sekuensial. Contohnya, video compact disk dan fim.
d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni kombinasi dari
dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang
oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan
![Page 37: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/37.jpg)
18
suatu perintah dan perilaku alami dari suatu presentasi. Contohnya, compact
disk interactive. (Prastowo, 2012: 40).
2.2.5 Pengembangan Bahan Ajar (Instruksional)
Bahan atau materi instruksional yang dikembangkan pada kegiatan instruksional
yang dilaksanakan serta implementasinya.
Pengembangan materi instruksional atau materi ajar dilakukan berdasarkan
bentuk kegiatan instuksional yang dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu
sebagai berikut.
1. Pengajaran sebagai fasilitator dan siswa belajar sendiri.
2. Pengajar sebagai sumber tunggal dan siswa belajar darinya.
3. Pengajar sebagai penyaji bahan yang dipilihnya (Hamalik, 2009: 208).
Dalam pengembangan dan implementasinya materi instruksional ini, harus
diperhatikan sumber daya yang terdapat di lingkungan sehingga dapat digunakan
dengan seluas-luasnya agar pembelajaran menjadi bermakna.
2.2.6 Mengembangkan Bahan Ajar BSI yang Autentik
Bahan ajar adalah sesuatu yang mengandung pesan yang akan disajikan dalam
proses pembelajaran. Bahan ajar dikembangkan berdasarkan tujuan
pembelajaran.ada hubungan yang erat antara tujuan, bahan, dan alat penilaian
dalam pembelajaran. Secara teoretis, bahan ajar dapat berupa empat macam,
yakni fakta, konsep, prosedur, prinsip. Bahan ajar yang ideal adalah gabuangan
![Page 38: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/38.jpg)
19
dari berbagai kategori jenis bahan, terpadu, dan autetik.artinya bahan ajar harus
betul-betul riil, nyata, sebagaimana yang ada dalam kehidupan.
Cara mengembangkan bahan ajar dapat dilakukan dengan berbagai macam,
antara lain:
1. bahan ajar bersumber pada tujuan pegajaran (TUP) (TIK);
2. bahan dikembangkan dalam bentuk skenario atau alaur cerita untuk cerita
untuk disimulasikan dalam bentuk bermain peran, sosiodrama dan
seterusnya;
3. bahan dikembangkan dari buku-buku referensi;
4. bahan dikembangkan dari bahan-bahan cetakan seperti koran, majalah,
buletin, folder, berkala, dan seterusnya;
5. bahan dikembangakan dari karya guru sendiri seperti puisi karya guru,
cerpen karya guru, opini karya guru, dan seterusnya;
6. bahan dikembangkan berdasarkan tema yang diangkat dalam pembelajaran
(Ismawati, 2015 : 235).
Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini ialah bahan ajar cetak
(LKPD).
2.3 Bahan Ajar Cetak
Bahan Ajar Cetak (Printed) adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam bentuk
kertas berfungsi untuk pembelajaran dan penyampaian informasi. Berikut jenis-
jenis bahan ajar cetak akan diuraikan secara rinci.
![Page 39: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/39.jpg)
20
2.3.1 Bahan Ajar Handout
Handout merupakan bahan pembelajaran yang sangat ringkas, bersumber dari
beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang
diajarkan kepada peserta didik. Struktur bahan ajar handout sangat sederhana,
hanya memiliki dua komponen, yaitu judul dan informasi pendukung (Prastowo,
2012: 66).
2.3.2 Bahan Ajar Buku Teks
Buku teks pelajaran pada umumnya merupakan bahan tertulis yang menyajikan
ilmu pengetahuan atau buah pikiran dari pengarangnya yang disusun secara
sistematis berdasarkan kurikulum yang berlaku. Struktur buku teks terdiri atas
empat komponen, yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, latihan dan
penilaian (Prastowo, 2012: 66).
2.3.3 Bahan Ajar Modul
Modul,adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Struktur bahan ajar
modul terdiri atas tujuh komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi
dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja,
dan penilaian (Prastowo, 2012: 66).
![Page 40: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/40.jpg)
21
2.3.4 Bahan Ajar Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Lembar kegiatan peserta didik (student work sheet),adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya
berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Struktur
bahan ajar LKPD terdiri atas tujuh komponen, yaitu judul, petunjuk belajar,
kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau
langkah kerja, dan penilaian (Prastowo, 2012: 66). Peneliti mengacu pada bahan
ajar LKPD dalam penelitian ini.
2.4 Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Lembar kegiatan peserta didik (LKPD) merupakan salah satu jenis bahan ajar
cetak. LKPD merupakan sebuah perangkat pembelajaran yang berperan penting
dalam pembelajaran. Penjelasan tentang LKPD akan diuraikan sebagai berikut.
2.4.1 Pengertian LKPD
Lembar kegiatan peserta didik (student work sheet) adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya
berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. tugas
tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai. LKPD merupakan
suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan,
dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai
(Prastowo, 2012: 203-204).
![Page 41: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/41.jpg)
22
2.4.2 Pentingnya LKPD bagi Kegiatan Pembelajaran
1) Fungsi LKPD
LKPD memiliki setidaknya empat fungsi sebagai berikut:
a) sebagai bahan ajar yang bissa meminimalkan pesan pendidik, namun lebih
mengaktifkan peserta didik;
b) sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi
ajar yang diberikan;
c) sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; serta
d) memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik (Prastowo, 2012:
205).
2) Tujuan Penyusunan LKPD
Dalam hal ini, ada empat poin yang menjadi tujuan penyusunan LKPD, yaitu
sebagai berikut.
a) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan;
b) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap materi yang diberikan;
c) Melatih kemandirian belajar peserta didik; dan
d) Memudahkan pendidik dalan memberikan tugas kepada peserta didik
3) Kegunaan LKPD bagi Kegiatan Pembelajaran
Mengenai kegunaan LKPD bagi kegiatan pembelajaran, tentu saja ada cukup
banyak kegunaan. Bagi pendidik, melalui LKPD, pendidik mendapat
kesempatan untuk memancing peserta didik agar secara aktif terlibat dengan
![Page 42: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/42.jpg)
23
materi yang dibahas. Salah satu metode yang bias diterapkan untuk mendapat
hasil yang optimal dari pemanfaatan LKPD adalah metode “SQ3R” atau
Survey, Question, Read, Ricite, and Review (menyurvei, membuat pertanyaan,
membaca, meringkas, dan mengulang). (Ibid dalam Prastowo, 2012: 206)
2.4.3 Unsur-unsur LKPD
Dilihat dari strukturnya, bahan ajar LKPD lebih sederhana daripada modul,
namun lebih kompleks daripada buku. Bahan ajar LKPD terdiri atas enam unsur
utama, meliputi judul, petunjuk belajar, komptensi dasar atau materi pokok,
informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Jika dilihat dari
formatnya, LKPD memuat paling tidak delapan unsur, yaitu judul, kompetensi
dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian tugas, informasi singkat, langkah
kerja, tugas yang harus dilakukan, laporan yang harus dikerjakan (Diknas dalam
Prastowo, 2012: 208).
2.4.4 Langkah-langkah Aplikatif Membuat LKPD
Keberadaan LKPD yang inovatif dan kreatif menjadi harapan semua peserta didik
karena LKPD yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses pembelajaran
yang lebih menyenangkan. Peserta didik akan lebih terbius dan terhipnotis untuk
membuka lembar demi lembar halamannya. Selain itu, peserta didik akan
mengalami kecanduan belajar. Sebuah keharusan bahwa setiap peserta didik
ataupun calon pendidik agar mampu menyiapkan dan membuat bahan ajar sendiri
yang inovatif. Maka dari itu, langkah-langkah penyusunannya perlu dipahami.
Berikut adalah langkah-langkah penyusunan lembar kegiatan peserta didik.
![Page 43: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/43.jpg)
24
1) Melakukan Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan LKPD.
Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang
memerlukan bahan ajar LKPD. Dalam menentukan materi, langkah
analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar,
serta materi yang akan diajarkan. Selanjutnya, amati komptensi yang harus
dimiliki oleh peserta didik.
2) Menyusun Peta LKPD
Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD yang
harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKPDnya. Sekuensi LKPD
sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan. Langkah ini
biasanya diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
3) Menentukan Judul-judul LKPD
Perlu diketahui bahwa judul LKPD ditentukan atas dasar kompetensi-
kompetensi dasar, materi-materi pokok, atau pengalaman belajar yang
terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai
judul LKPD apabila kompetensi tersebut tidak terlalu besar. Adapun besarnya
kompetensi dasar dapat dideteksi, antara lain dengan cara apabila diuraikan ke
dalam materi pokok (MP) mendapat maksimal 4 MP, maka kompetensi
tersebut dapat dijadikan sebagai satu judul LKPD. Namun, apabila kompetensi
dasar itu bisa diuraikan menjadi lebih 4 MP, maka harus dipikirkan kembali
apakah kompetensi dasar itu perlu dipecah, contohnya menjadi dua judul
LKPD.
![Page 44: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/44.jpg)
25
4) Penulisan LKPD
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menulis LKPD ialah sebagai berikut.
a) Merumuskan kompetensi dasar. Merumuskan kompetensi dasar, dapat
dilakukan dengan menurunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang
berlaku.
b) Menentukan alat penilaian. Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan
hasil kerja peserta didik karena pendekatan pembelajaran yang digunakan
ialah kompetensi. Penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi,
maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah menggunakan pendekatan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assessment.
Dengan demikian, pendidik dapat melakukan penilaian melalui proses dan
hasilnya.
c) Menyusun materi. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan bahwa
materi LKPD sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya.
Materi LKPD dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau
ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari
berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet, jurnal penelitian, dan
sebagainya. Supaya pemahaman peserta didik terhadap materi lebih kuat,
maka dapat ditunjukkan referensi yang digunakan agar peserta didik dapat
membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Selain itu, tugas-tugas harus
ditulis jelas guna mengurangi pertanyaan dari peserta didik tentang hal-hal
yang seharusnya peserta didik dapat melakukannya. Contohnya, tugas diskusi.
Agar peserta didik paham betul mengenai tugas yang diberikan pada peserta
didik, judul diskusi harus diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan
![Page 45: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/45.jpg)
26
siapa, beberapa orang dalam kelompok diskusi, dan berapa lama waktu
diskusinya.
d) Memperhatikan struktur LKPD. Struktur LKPD terdiri atas enam komponen,
yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai,
informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian.
Ketika menulis LKPD, maka paling tidak keenam komponen inti tersebut
harus ada. Apabila komponen salah satunya komponennya tidak ada, LKPD
pun tidak akan pernah terwujud dan terbentuk. Kalaupun terwujud, itu
hanyalah sebuah kumpulan tulisan dan tidak bisa disebut sebagai LKPD
(Diknas dalam Prastowo, 2012: 212-215).
2.4.5 Sistematika Penulisan LKPD Kurikulum 2013
Sistematika penulisan LKPD berdasarkan Kurikulum 2013 sebagai berikut.
1. Sampul/Cover LKPD
Cover/Sampul merupakan halaman depan LKPD yang berisi judul LKPD,
mata pelajaran, pengguna produk, dan nama penyusun.
2. Lembar Identitas
Lembar identitas, berisi identitas pembelajaran dan identitas peserta didik.
3. Kata Pengantar
Kata pengantar, berisi tentang pengantar singkat penyusun.
4. Daftar Isi
Daftar isi merupakan petunjuk nomor halaman dari seluruh LKPD untuk
mempermudah peserta didik melakukan pencarian.
![Page 46: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/46.jpg)
27
5. Petunjuk Penggunaan lkpd
Petunjuk penggunaan LKPD, berisi tentang cara penggunaan LKPD dalam
proses pembelajaran.
6. Peta Konsep
Peta konsep, berisi cara menyampaikan materi pokok LKPD agar
mempermudah peserta didik dalam memhami pembelajaran tersebut.
7. KI, KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran
KI, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran diambil dari Permendikbud.
8. Isi LKPD
Isi LKPD, berisi materi, tugas, dan soal yang sesuai dengan KD, indikator,
dan tujuan pembelajaran.
9. Daftar Pustaka
Daftar pustaka, bertujuan untuk mencantumkan sumber rujukan atau referensi
dalam pembuatan LKPD (Devi, 2017: 64).
2.5 Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan berbasis kompetensi.
Sebagai kurikulum yang dikembangkan berbasis kompetensi, maka terdapat
empat hal yang harus difokuskan, yaitu pengembangan standar kompetensi,
standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Keempat hal itu penting karena
keempatnya memiliki relasi satu sama lain. Kompetensi merupakan kemampuan
ideal yang harus dibelajarkan dan dikuasai. Standar isi haruslah dikembangkan
berdasarkan standar kompetensi lulusan, sedangkan standar proses haruslah
mengikuti karakteristik substansi yang menjadi standar isi. Berbeda dengan
![Page 47: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/47.jpg)
28
karakteristik substansi materi pembelajaran menentukan wujud proses
pembelajaran yang dilakukan. Begitu pula standar penilaian tidak terlepas dari
kompetensi yang menjadi tagihan dalam kurikulum. Sementara itu, standar proses
haruslah dapat mencerminkan cara-cara yang ditempuh dalam pencapaian
kompetensi yang tertuang secara substantif pada standar isi. Hal itu disebabkan
perbedaan karakter isi/muatan substantif pada standar isi. Intinya, dalam penilaian,
kompetensi itulah yang hendak diukur capaiannya (Mahsun, 2018: 156-157).
2.6 Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Menurut Onosko & Newman dalam Nugroho (2019: 16), HOTS berarti ”non-
algoritmik” dan didefinisikan sebagai potensi penggunaan pikiran untuk
menghadapi tantangan baru. ”Baru” berarti aplikasi yang belum pernah dipikirkan
siswa sebelumnya. Belum tentu sesuatu yang universal bersifat baru. HOTS
dipahami sebagai kemampuan siswa untuk dapat menghubungkan pembelajaran
dengan elemen lain di luar yang guru ajarkan untuk diasosiasikan dengannya. N5.
Rajendran dalam Nugraha (2019: 16), menuliskan bahwa HOTS juga meminta
siswa untuk secara kritis mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan, dan
membuat generalisasi. Para siswa juga akan menghasilkan bentuk komunikasi
orisinil, membuat prediksi, menyarankan solusi, menciptakan dan memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, mengevaluasi gagasan,
mengungkapkan pendapat, dan membuat pilihan serta keputusan.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) mencakup
kemampuan kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif. Keterampilan
berpikir kritis diperlukan dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.
![Page 48: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/48.jpg)
29
Higher order thinking skills (HOTS) akan berkembang jika individu menghadapi
masalah yang tidak dikenal, pertanyaan yang menentang, atau menghadapi
ketidakpastian/dilema. Berpikir tingkat tinggi akan terjadi jika seseorang memiliki
informasi yang disimpan dalam ingatan dan memperoleh jawaban/solusi yang
mungkin untuk suatu situasi yang membingungkan (Lewis dan Smith dalam Sani
2019: 2).
Menurut Tomel dalam Sani (2019: 3), HOTS mencakup tranformasi informasi
dan ide-ide. Transformasi ini terjadi jika siswa menganalisa, mensintesa atau
menggabungkan fakta dan ide, mengeneralisasi, menjelaskan, atau sampai pada
suatu kesimpulan atau interpretasi. Manipulasi informasi dan ide-ide melalui
proses tersebut akan memungkinkan siswa untuk menyelesaikan permasalahan,
memperoleh pemahaman, dan menemukan makna baru (Tomei dalam Sani 2019:
3). HOTS juga disebut kemapuan berpikir strategis yang merupakan kemampuan
menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, menganalisa argumen,
negoisasi isu, atau membuat prediksi (Underbakke dkk dalam Sani 2019: 3).
Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) mencakup berpikir kritis, berpikir
kreatif, problem solving, dan membuat keputusan. Menurut Petres dalam Sani
(2019: 3), ketika sedang menerapkan HOTS, seseorang perlu memeriksa asumsi
dan nilai-nilai, mengevaluasi fakta, dan menilai kesimpulan. John Dewey dalam
Sani (2019: 3) menjelaskan tentang proses berpikir sebagai rantai proses produktif
yang bergerak dari refleksi ke inkuiri (inquiry), kemudian proses berpikir kritis,
yang akhirnya menuntun pada penarikan kesimpulan yang diperbuat oleh
keyakinan orang yang berpikir.
![Page 49: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/49.jpg)
30
Perlu diperhatikan bahwa ketrampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thiking
skills) berbeda dengan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Jika
mengacu pada taksonomi Bloom yang direvisi, berpikir tingkat tinggi (HOT)
berkaitan dengan kemampuan kognitif dalam menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkreasi. Selain itu, keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) berkaitan
dengan kemampuan menyelesaikan permasalahan, berpikir kritis, dan berpikir
kreatif. Pada umumnya, kemampuan analisis kompleks dan analisis sistem
merupakan bagian dari problem solving sehingga juga dinyatakan secara
tersendiri dalam elemen utama HOTS.
Demikian juga, kemampuan berpikir logis dan evaluasi merupakan bagian dari
berfikir kritis, sehingga elemen utama dari HOTS dapat dibuat lebih sederhana.
Pada dasarnya, keterampilan bepikir tingkat tinggi mencakup kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Misalnya, untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan,
siswa harus mampu menganalisis permasalahan, memikirkan alternatif solusi,
menerapkan strategi penyelesaian masalah, serta mengevaluasi metode dan solusi
yang diterapkan (Sani 2019: 3).
![Page 50: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/50.jpg)
31
Gambar 2.1 Perbedaan HOT dan HOTS
Telah didiskusikan bahwa dalam HOTS terdapat komponen HOT, misalnya untuk
dapat melakukan penyelesaian masalah (problem solving), siswa harus dapat
melakukan analisis dan evaluasi. Demikian juga, untuk dapat berpikir kritis atau
membuat suatu keputusan, siswa harus dapat menalar, mempertimbangkan,
menganalisis, dan melakukan evaluasi. Hal tersebut menyebabkan beberapa
peneliti membuat kesetaraan dengan membandingkan berbagai taksonomi dan
istilah yang terkait dengan HOTS dan HOT. Berikut ini diberikan kesetaraan
antara istilah yang digunakan oleh Haladyna, Webb, Gagne, dan Bloom. Istilah
dalam taksonomi Bloom yang digunakan dalam revisi yang dilakukan oleh
Anderson dan Krathwohl.
HOT
analisis
evaluasi
kreasi
HOTS
berpikir kritis
berpikir kreatif
problem solving
membuat keputusan
![Page 51: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/51.jpg)
32
Tabel 2.1 Istilah yang digunakan oleh Haladyna, Webb, Gagne, dan Bloom.
Haladyna Webb Gagne Bloom (revisi)
Fakta Mengingat Infromasi Mengingat
Konsep Tidak ada kesetaraan Konsep Memahami
Prinsip, prosedur Aplikasi dasar dari
keahlian/konsep
Aturan Mengaplikasikan
Berpikir kritis Berpikir strategis Problem
solving
Menganalisis dan
mengevaluasi
Kreativitas Berpikir lanjut Tidak ada
kesetaraan
Berkreasi
Haladyna dalam Sani (2019: 5), menyatakan komplesitas berpikir dan dimensi
belajar dalam empat tingakatan proses mental, yakni: memahami, menyelesaikan
masalah, berpikir kritis, dan kreativitas; yang dapat diaplikasikan pada empat
jenis konten, yakni: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Pada taksonomi Webb,
berpikir strategis terkait dengan kemampuan siswa menggunakan penalaran dan
mengembangkan rencana atau langkah-langkah proses yang kompleks. Selain itu,
berpikir lanjut terkait dengan kemampuan siswa melakukan penyelidikan,
memerlukan waktu untuk berpikir dan memproses kondisi atau masalah atau
tugas ganda.
Berpikir kritis adalah pola berpikir konvergen, sedangkan berpikir kreatif adalah
pola berpikir divergen. Berpikir konvergen merupakan proses mengelolah suatu
informasi dari berbagai sudut pandang untuk memperoleh suatu kesimpulan.
![Page 52: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/52.jpg)
33
Berpikir divergen merupakan pengembangan pikiran dari suatu informasi menjadi
berbagai ide atau sudut pandang. Individu yang mampu berpikir kritis dan
berpikir kreatif tersebut dibutuhkan oleh seseorang dalam menyelesaikan suatu
permasalahan yang komplek (Sani 2019:5).
Permasalahan atau soal yang dapat memicu keterampilan berpikir tingkat tinggi
adalah permasalahan kompleks yang tidak diselesaikan dengan ingatan sederhana,
namun membutuhkan penerapan strategi dan proses tertentu. Contoh
permasalahan seperti itu adalah permasalahan yang digunakan dalam
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Permasalahan dalam
PBL merupakan permasalahan autentik yang tidak terstruktur dengan baik (lil-
structured problem). Beberapa informasi perlu dicari dalam upaya menyelesaikan
permasalah seperti itu, sehingga dibutuhkan strategi dan kemampuan berpikir
produktif. Kemampuan berpikir produktif adalah kemampuan berpikir tingkat
tinggi, yang mencakup bernalar, mengkombinasi berbagai pengalaman yang
saling terpisah, menggunakan bukti baru, menambah informasi untuk mengisi
celah dalam logika, melakukan ekstrapolasi, dan membuat penafsiran (Sani
2019:5-6).
2.7 Model Pembelajaran Bahasa Indonesia
Model dapat diartikan sebagai gambaran mental yang membantu mencerminkan
dan menjelaskan pola pikir dan pola tindakan atas sesuatu hal. Pembelajaran
adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam rangka menciptakan suasana yang
kondusif bagi peserta didik. Model pembelajaran pada Kurikulum 2013
diklasifikasikan menjadi tiga model pembelajaran yaitu model berbasis masalah
![Page 53: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/53.jpg)
34
(problem based learning), model berbasis proyek (project based learning), dan
model penemuan (discovery learning). Model pembelajaran yang akan digunakan
dalam penelitian ini ialah model penemuan (discovery learning) (Ariyana, 2018:
29).
2.8 Discovery Learning
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/inquiry Learning)
adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat
terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa
konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi,
pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses tersebut disebut cognitive
process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating
concepts and principles in the mind (Robert dalam Ariyana, 2018: 29).
2.8.1 Pengertian Discovery Learning
Yupita (2013) menjelaskan bahwa discovery learning adalah model pembelajaran
yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme, di mana model ini
menekankan pada pentingnya pemahaman suatu konsep dengan menyajikan
pertanyaan dan masalah untuk diselesaikan oleh peserta didik sehingga ada
keterlibatan peserta didik secara aktif. Di sisi lain, guru tidak harus membatasi
penemuan untuk kegiatan di ruang kelas, artinya peserta didik dapat menemukan
jawaban mereka di tempat-tempat lain seperti perpustakaan, media center, dan
halaman sekolah. Menurut Wahyudi dan Siswanti (2015), discovery learning
adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang
![Page 54: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/54.jpg)
35
diperoleh melalui pengamatan atau percobaan, sehingga dapat mengajarkan
kemampuan berpikir logis, analitis, dan sistematis karena peserta didik dapat
menyelesaikan permasalahan, membangun dan menemukan konsep dengan
mandiri.
2.8.2 Sintak Model Discovery Learning
Langkah kerja (sintak) model pembelajaran penyingkapan/penemuan, yaitu:
1) pemberian rangsangan (Stimulation);
2) pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3) pengumpulan data (Data Collection);
4) pengolahan data (Data Processing);
5) pembuktian (Verification);
6) menarik simpulan/generalisasi (Generalization) (Ariyana dkk, 2018: 29).
2.8.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning
Kelebihan dari model pembelajaran discovery learning menurut Derlina dalam
Patricia (2015:9) sebagai berikut.
1. Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif.
2. Pengetahuan yang diperoleh sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
ingatan.
3. Menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil.
![Page 55: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/55.jpg)
36
4. Memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
5. Memungkinkan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar.
6. Serta dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Kekurangan dari model pembelajaran discovery learning menurut Derlina dalam
Patricia (2015:9) sebagai berikut:
1. metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar;
2. metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori
atau pemecahan masalah lainnya;
3. harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan
dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara belajar yang lama;
4. tidak menyediakan kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan siswa.
2.8.4 Langkah-Langkah dalam Model Pembelajaran Discovery Learning
Langkah-langkah dalam model pembelajaran discovery learning (Kurniasih dan
Sani dalam Patricia, 2015:11-13) sebagai berikut.
1. Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Pada tahap ini, peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dianjurkan untuk tidak member generalisasi, agar
keinginanan untuk menyelidiki sendiri. Guru juga dapat memulai kegiatan
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku dan
![Page 56: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/56.jpg)
37
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi
belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik untuk
melakukan eksplorasi. Pada tahap ini, diharapkan peserta didik aktif
melakukan pengamatan terhadap data, gambar atau video yang ditampilkan.
2. Problem Statement (Identifikasi Masalah)
Setelah melakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian pilih
salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi dan menganalisa
permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam
membangun pemahaman peserta didik agar terbiasa untuk menemukan
masalah. Pada tahap ini diharapkan peserta didik dapat mengaajukan
pertanyaan yang relevan dengan data, gambar, atau apapun yang ada di fase
stimulasi.
3. Data Collection (Pengumpulan Data)
Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis dengan memberikan kesempatan peserta didik
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literature,
mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri
dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah peserta didik belajar secara
aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang
![Page 57: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/57.jpg)
38
dihadapi, sehingga secara tidak disengaja peserta didik menghubungkan
masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
4. Data Processing (Pengolahan Data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh peserta didik baik melalui wawancara, observasi dan sebagainya
lalu ditafsirkan. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya semua diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila
perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu. Data Processing disebut juga dengan pengkodean atau kategorisasi
yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Adanya
generalisasi tersebut membuat peserta didik mendapatkan pengetahuan baru
tentang alternative jawaban atau penyelesaian yang perlu mendapat
pembuktian secara logis.
5. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik memeriksa secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data yang telah diolah. Verifikasi bertujuan agar
proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu
konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai
dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau
informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan
terdahulu kemudia dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau
tidak.
![Page 58: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/58.jpg)
39
6. Generalization (Menarik Kesimpulan)
Tahap generalization adalah proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama
dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat di katakan bahwa discovery
learning adalah model pembelajaran yang mengorientasikan aktivitas peserta
didik dengan melakukan percobaan atau mengamati fenomena-fenomena yang
berhubungan dengan materi yang terjadi di sekitar mereka serta mengumpulkan
informasi hasil pengematan tersebut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan guru dalam upaya menemukan konsep-konsep berdasarkan data yang
diperoleh dan membandingkannya dengan teori yang terdapat dalam modul atau
buku pelajaran.
2.9 Teks Drama
Teks merupakan bahasa yang berfungsi atau bahasa yang sedang melaksanakan
tugas tertentu dalam konteks situasi. Semua contoh bahasa hidup yang mengambil
bagian tertentu dalam konteks situasi disebut teks. Berikut akan dipaparkan uraian
teks drama secara lebih rinci.
2.9.1 Pengertian Teks Drama
Menurut Halliday dan Ruqaiyah (1992: 77) teks merupakan ungkapan pernyataan
suatu kegiatan sosial yang bersifat verbal. Batasan ini mengandung pengertian
bahwa setiap pemakaian bahasa selalu memiliki tujuan. Istilah “drama” berasal
dari kata Yunani draomai yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan
![Page 59: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/59.jpg)
40
sebagainya jadi drama berarti perbuatan atau tindakan (Haryamawan, 1988: 1).
Menurut Ferdinan Brunetiere dan Balthazar Verhagen (dalam Hasanuddin, 1996:
2) drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus
melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku. Sedangkan pengertian
drama menurut Moulton adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak, drama
adalah menyaksikan kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung.
Berdasarkan beberapa pengertian teks dan drama yang telah diungkapkan tersebut,
dapat dikatakan bahwa teks drama ialah teks yang tidak hanya berupa dimensi
sastranya, melainkan hanya kepada dimensi seni lakon saja. Padahal meskipun
teks drama ditulis dengan tujuan untuk dipentaskan, tidaklah berarti bahwa semua
teks drama yang ditulis pengarang harus dipentaskan.
2.9.2 Unsur-unsur Teks Drama
Unsur-unsur yang dimaksud adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut
serta membangun cerita. Di bawah ini dijelaskan beberapa unsur yang terdapat
dalam teks drama menurut Hasanuddin, (1996:76) sebagai berikut.
1. Tokoh, Peran, dan Karakter
Penokohan di dalamnya termasuk hal-hal yang berkaitan dengan penamaan,
pemeranan, keadaan fisik tokoh (aspek psikologis), keadaan sosial
tokoh(aspek sosiologi), serta karakter tokoh. Hal-hal yang termasuk di dalam
permasalahan penokohan ini saling berhubungan dalam upaya membangun
permasalahan-permasalahan atau konflik-konflik kemanusiaan yang
merupakan persyaratan utama drama. Bahkan di dalam drama, unsur
![Page 60: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/60.jpg)
41
penokohan merupakan aspek penting. Selain melalui aspek inilah aspek-aspek
lain di dalam drama dimungkinkan berkembang, unsur penokohan di dalam
drama terkesan lebih tegas dan jelas pengungkapannya dibandingkan dengan
fiksi.
2. Motif, Konflik, Peristiwa, dan Alur
Permasalahan-permasalahan drama, disamping dapat dibangun melalui
pertemuan dua tokoh atau sekelompok tokoh yang memerankan peran yang
berbeda, juga dapat dibangun melalui laku. Pada segi pementasan, unsur laku
terasa lebih jelas dan konkret, dibandingkan pada teksnya. Hal ini menjadi
jelas karena unsur laku di atas pentas merupakan tindakan pemvisualisasian.
Laku dapat dipahami sebagai gerakan atau tindakan tokoh-tokoh. Gerakan
atau tindakan-tindakan para tokoh berikutnya dapat membentuk suatu
peristiwa.
Pada hakikatnya pun, gerakan atau tindakan para tokoh itu sendiri merupakan
suatu kejadian yang dapat dikaitkan telah berlangsung jika seseorang tokoh
atau sekelompok tokoh melakukan kegiatan pada suatu tempat dan pada suatu
waktu tertentu. Peristiwa-peristiwa atau pada kejadiannya membentuk
permasalah-permasalahan drama. Peristiwa di dalam drama, merupakan salah
satu unsurnya. Sulitlah dibayangkan sebuah karya fiksional disampaikan tanpa
adanya peristiwa atau kejadian. Dalam memahami peristiwa di dalam drama
harus disadari sepenuhnya bahwa peristiwa tidaklah terjadi begitu saja, secara
tiba-tiba atau serta merta Setiap peristiwa yang berlaku atau yang terjadi selalu
mempunyai hubungan sebab akibat. Sesuatu peristiwa akan terjadi jika
disebabkan oleh sesuatu hal atau hal yang menjadi (Hasanuddin, 1996: 85).
![Page 61: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/61.jpg)
42
Alur sebagai rangkaian peristiwa-peristiwa atau sekelompok peristiwa yang
saling berhubungan secara kausalitas akan menunjukkan kaitan sebab-akibat.
Alur yang baik adalah alur yang memiliki kausalitas sesama peristiwa yang
ada di dalam sebuah (teks) drama.
Karakteristik alur drama, jika ingin membedakannya, mungkin dapat
dikategorikan dengan istilah alur konvensional dan alur nonkonvensional.
Persoalannya, terdapat perbedaan penyajian alur oleh pengarang-pengarang
drama Indonesia pada tahun-tahun awal dengan drama-drama yang lebih
mutakhir. Berdasarkan kenyataan ini tidaklah dapat divonis bahwa alur itu
selalu dimulai dari perkenalan, peristiwa bergerak ke konflik dan kemudian
menurun dalam arti kata penyelesaian.
Pengertian alur konvensional di sini adalah jika peristiwa yang disajikan lebih
dahulu selalu menjadi penyebab munculnya peristiwa yang hadir sesudahnya.
Peristiwa yang muncul kemudian selalu menjadi akibat dari peristiwa yang
terjadi lebih dahulu menjadi akibat dari peristiwa yang terjadi sesudahnya,
sedangkan yang dimaksudkan dengan alur yang nonkonvensional adalah alur
yang dibentuk berdasarkan rangkaian peristiwa yang tidak berdasarkan urutan
sebagaimana alur konvensional. Tidak berarti alur nonkonvensional tidak
mempunyai keteraturan. Selintas memang alur yang demikian sepertinya tidak
teratur, tetapi harus disadari bahwa dalam bentuk yang demikian teratur
terbentuk di dalamnya (Hasanuddin, 1996: 90).
Teks-teks drama dalam pengertian universal dan konvensional konflik dapat
dinilai sebagai puncak dari perselisihan antara kepentingan pihak protagonis
![Page 62: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/62.jpg)
43
dan pihak antagonis. Kata lain untuk hal ini biasanya pula disebut dengan
klimaks. Bila telah mencapai titik ini, kegawatan dan pertentangan umumnya
tidak diperhebat atau diperluas lagi, tetapi dihentikan atau dipereda.
Pengakhiran konflik dapat saja dengan memberikan keberuntungan pada satu
pihak tertentu.
Hal ini berarti keruntuhan atau bencana bagi pihak lainnya. Pada drama-drama
tragedi (terutama drama-drama tragedi Yunani Kuno), tokoh protagonisnya
yang sering kali mengalami keruntuhan atau kemalangan. Jadi, tak menjadi
soal pihak mana yang beruntung dan pihak mana yang malang, yang jelas
konflikmesti ”diselesaikan”; dengan cara yang ”biasa” atau dengan cara lain
yang ”tidak biasa”(Hasanuddin, 1996: 93)
3. Latar dan Ruang
Latar merupakan identitas permasalah drama sebagai karya fiksionalitas yang
secara samar diperlihatkan penokohan dan alur. Jika permasalahan drama
sudah diketahui melalui alur atau penokohan, maka latar dan ruang
memperjelas suasana, tempat, serta waktu peristiwa itu berlaku. Latar dan
ruang di dalam drama memperjelas pembaca untuk mengidentifikasikan
permasalah drama. Secara langsung latar berkaitan dengan penokohan dan
alur. Sehubungan dengan itu, latar harus saling menunjang dengan alur dan
penokohan dalam membangun permasalahan dan konflik.
Latar yang konkret biasanya berhubungan dengan tokoh-tokoh yang konkret
dan peristiwa-peristiwa yang konkret. Sebaliknya latar yang abstrak akan
berhubungan dengan peristiwa yang abstrak dan tokoh-tokoh yang abstrak
pula (Hasanuddin, 1996: 94) Ruang merupakan unsur lain drama yang jelas
![Page 63: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/63.jpg)
44
berkaitan dengan latar. Ruang juga menyangkut tempat dan suasana. Namun
begitu, sukar untuk menganalisis ruang tanpa menghubungkannya dengan
persoalan pementasan. Membicarakan ruang hanya menitikberatkan drama
sebagai genre sastra belaka memberikan pemahaman yang tidak menyeluruh.
Oleh sebab itu, bukanlah berlebihan jika untuk memahami persoalan ruang di
dalam drama, pembaca menghubungkannya dengan pementasan.
Persoalannya, pentas terjadi dalam suatu ruang tertentu, tidak dapat pula
pembaca dengan cara begitu saja mencampuradukkan antara teks drama
dengan pementasan. Yang menarik untuk diselidiki adalah ungkapan-
ungkapan yang terdapat di dalam teks drama yang mengandung indikasi-
indikasi tentang ruang.
Sebuah teks yang diucapkan oleh para tokoh terdapat ungkapan-ungkapan
yang menggadaikan indikasi mengenai ruang. Berdasarkan dialog-dialog
tokoh itu pembaca membayangkan, bagaimana ruang di dalam drama. Dengan
memberikan “pemvisualisasian” pada indikasi-indikasi dialog di dalam teks
akan tampillah hal yang dimaksudkan bahwa kaitan ruang di dalam teks
berkaitan dengan pementasan (Hasanuddin, 1996:97)
4. Penggarapan Bahasa
Pembicaraan tentang gaya bahasa menyangkut kemahiran pengarang
mempergunakan bahasa sebagai medium drama. Penggunaan bahasa ditulis
dengan segala kelebihan dan kekurangannya harus dimanfaatkan sebaik-
baiknya oleh pengarang. Penggunaan bahasa harus relevan dan menunjang
permasalahan-permasalahan yang hendak dikemukakan; harus serasi dengan
teknik-teknik yang digunakan; dan harus tepat merumuskan alur, penokohan,
![Page 64: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/64.jpg)
45
latar dan ruang, dan tentu saja semua itu bermuara pada ketepatan perumusan
tema atau premis teks drama.
AN. Teeuw (Hasanuddin, 1996:99) menyebutkan tujuh ciri bahasa tulis. Di
dalam ketujuh ciri bahasa tulis itu terkandung keunggulan dan kelemahannya.
Bahasa tulis, jika dibandingkan dengan ‘ bahasa lisan telah kehilangan unsur
penunjang, seperti isyarat, ekspresi, intonasi, serta peragaan. Namun begitu,
sebenarnya di dalam kekurangan itu terdapat celah untuk pengarang yang
kreatif dapat menyampaian permasalahan-permasalan drama. Pengarang
diharapkan harus mengungkapkan permasalahan secermat dan seteliti
mungkin, sehingga tersusunlah bahasa yang rapi dan indah sebagai salah satu
ciri karya sastra.
5. Tema dan Amanat
Tema dan amanat dapat dirumuskan dari berbagai peristiwa, penokohan, dan
latar. Tema adalah inti permasalah yang hendak dikemukakan pengarang
dalam karyanya. Oleh sebab itu, tema merupakan hasil konklusi dari berbagai
peristiwa yang terkait dengan penokohan dan latar. Dalam sebuah drama
terdapat banyak peristiwa yang masing-masingnya mengemban permasalahan,
tetapi hanya ada sebuah tema sebagai intisari dari permasalahan-permasalahan
tersebut.
Permasalahan ini dapat juga muncul melalui perilaku-perilaku para tokoh
ceritanya yang terkait dengan latar dan ruang. Amanat merupakan opini,
kecenderungan, dan visi pengarang terhadap tema yang dikemukakannya.
Amanat di dalam drama dapat terjadi lebih dari satu, asal kesemuanya itu
![Page 65: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/65.jpg)
46
terkait dengan tema. Pencarian amanat pada dasarnya identik atau sejalan
dengan teknik pencarian tema. Oleh sebab itu, amanat juga merupakan
kristalistik dari berbagai peristiwa, perilaku tokoh, latar, dan ruang cerita
(Hasanuddin, 1996: 103).
![Page 66: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/66.jpg)
47
III. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian dan pengembangan (Research
and Development/ R&D). Penelitian ini bersifat analisis kebutuhan dan untuk
menguji keefektifan produk tersebut supaya memberikan dampak bagi
masyarakat, khususnya pendidikan. Metode penelitian R&D adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2018: 407).
3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur dalam penelitian ini adalah mengikuti prosedur yang telah dijelaskan
oleh Brog dan Gall dalam Putra (2012: 167) yang terdiri atas sepuluh langkah
(tahap). Namun hal tersebut disadari oleh Borg dan Gall bahwa penelitian dan
pengembangna memerlukan biaya yang besar yang tentunya akan menyulitkan
bagi para mahasiswa dalam pembiayaannya. Oleh sebab itu, Borg dan Gall
menyarankan “yang terbaik adalah melakukan proyek dengan skala kecil yang
hanya melibatkan sedikit rancangan pembelajaran yang asli. Juga, kecuali anda
memiliki sumber keuangan yang memadai, anda perlu menghindari penggunaan
media pembelajaran yang mahal seperti film. Cara lain untuk memperkecil proyek
![Page 67: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/67.jpg)
48
adalah membatasi pengembangan hanya pada beberapa langkah dari siklus
penelitian dan pengembangan”.
Borg dan Gall via Mubasiroh (2013: 32) dalam bukunya yang berjudul
Educational Research menyatakan bahwa ada sepuluh langkah pelaksanaan
strategi penelitian dan pengembangan sebagai berikut.
1. Research and Information (Penelitian dan Pengumpulan Informasi)
Pengukuran kebutuhan, studi literature, penelitian skala kecil, dan
pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
2. Planning (Perencanaan)
Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang
diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai
dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian,
kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
3. Develop Prelimnary Form of Product (Pengembangan Draf Produk)
Pengembangan instrumen evaluasi berupa tes uraian.
4. Preliminary Field Testing (Uji Coba Lapangan Awal)
Uji coba dilapangan pada subjek uji coba. Selama uji coba diadakan
pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket.
5. Main Product Revision (Merevisi Hasil Uji Coba)
Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.
6. Main Field Testing (Uji Coba Lapangan)
Melakukan uji coba yang lebih luas pada subjek uji coba.
![Page 68: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/68.jpg)
49
7. Operational Product Revision (Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba
Lapangan)
Menyempurnakan produk hasil uji coba lapangan.
8. Operational Field Tasting (Uji Pelaksanaan Lapangan)
Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi serta analisis
hasilnya.
9. Final Product Revision (Penyempurnaan Produk Akhir)
Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.
10. Dissemination an Implementation (Diseminasi dan Implementasi)
Melaporkan hasil penelitian dalam pertemuan professional dan dalam jurnal.
Peneliti hanya menggunakan enam tahap prosedur pengembangan. Enam tahap
tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and
Develoment (R & D) yang akan dilaksanakan oleh peneliti
Observasi dan Pengumpulan Informasi
Perencanaan (Perancangan Produk)
Pelaksanaan (Pengembangan Produk)
Uji Produk
Revisi Produk
Produk Akhir
![Page 69: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/69.jpg)
50
1. Observasi dan Pengumpulan Informasi
a. Melakukan tinjauan terhadap kompetensi inti (KI) dan
kompetensi dasar (KD) untuk menentukan indikator-indikator
yang hendak dicapai berbasis doscovery learning. Melakukan
studi pustaka untuk mengumpulkan materi.
b. Mengadakan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran
secara umum perihal LKPD yang akan diteliti. Studi
pendahuluan dilakukan untuk memperoleh informasi awal
kebutuhan dan kelayakan dilakukannya pengembangan bahan
ajar berupa LKPD. Studi pendahuluan digunakan sebagai
landasan untuk mendesain dan mengembangkan LKPD.
Penelitian ini, peneliti melakukan studi pendahuluan di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) 1 Muhamadyah Jati Agung.
Berdasarkan wawancara yang sudah peneliti lakukan, belum
terdapat LKPD di sekolah tersebut. Guru selama ini hanya
menggunakan modul pelajaran saja untuk menyampaikan materi
pembelajaran sedangkan peserta didik cenderung menyatakan
bahwa penyebab dari kesulitan yang dialaminya adalah
mengidentifikasi unsur-unsur yang ada dalam materi teks drama
dan kurangnya modifikasi soal latihan yang disajikan guru.
Peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan
mengembangkan bahan ajar yang terdapat dalam modul tersebut
dalam bentuk lembar kerja peserta didik.
![Page 70: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/70.jpg)
51
2. Perencanaan (Perancangan Produk)
a) Pembuatan Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Dalam pembuatan kisi-kisi instrumen penelitian,kriteria penilaian
disesuaikan dengan kategori masing-masing penilai seperti dosen ahli
materi dan guru bahasa Indonesia.
b) Pembuatan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah lembar observasi,
lembar validasi, dan pedoman wawancara. Lembar validasi digunakan
untuk mengetahui kelayakan LKPD berbasis discovery learning pada
materi mengidentifikasi unsur-unsur teks drama berdasarkan penilaian ahli
materi dan guru bahasa Indonesia. Lembar observasi dan pedoman
wawancara digunakan untuk mengetahui respon dan tanggapan guru
mengenai penggunaan LKPD berbasis discovery learning pada materi
mengidentifikasi unsur-unsur teks drama di dalam kelompok besar (satu
kelas).
3. Pelaksanaan (Pengembangan Produk)
Tahap ini merupakan proses mewujudkan desain yang telah dibuat menjadi
kenyataan (realisasi produk). LKPD berbasis discovery learning pada materi
mengidentifikasi unsur-unsur teks drama yang dihasilkan siap untuk diuji
kevalidannya. Validasi dilakukan untuk menilai kevalidan LKPD yang
dikembangkan dengan menggunakan lembar penilaian LKPD yang telah
disusun. Hasil validasi digunakan sebagai acuan untuk merevisi dan
menyempurnakan LKPD yang telah dikembangkan berdasarkan saran
perbaikan dari para penguji.
![Page 71: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/71.jpg)
52
Gambar 3.2 Desain Struktur
Lembar Kerja Peserta Didik
Sampul/Cover LKPD
Lembar Identitas
Kata Pengantar
Daftar Isi
Petunjuk Penggunaan LKPD
Peta Konsep
KI, KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran
Isi LKPD
Glosarium
Daftar Pustaka
(Devi, 2017: 64)
4. Tahapan Uji
a) Uji Praktisi atau Guru Bahasa Indonesia
Uji praktisi atau guru bahasa Indonesia dilakukan untuk memperoleh
masukan sebanyak mungkin dari praktisi atau guru Bahasa Indonesia.
Praktisi adalah orang yang sering diajak berdiskusi untuk memberikan
penilaian, kritik, saran, dan masukan-masukan yang berguna untuk
perbaikan atau revisi materi ajar yang akan dikembangkan sampai siap
diujikan pada tahap selanjutnya.
b) Uji Pakar atau Dosen
Pelaksanaan uji pakar atau dosen ahli dimaksudkan untuk memperoleh
masukan dari ahli atau pakar yang memiliki kompetensi pada bidang
kajian yang relevan. Berhubungan dengan ini uji ahli yang dilakukan
kepada tenaga ahli materi ajar. Hasil ujia atau pakar juga berupa komentar
![Page 72: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/72.jpg)
53
meliputi kritik. Saran, koreksi, dan penilaian terhadap produk
pengembangan. Uji ahli atau pakar dilakukan dengan teknik wawancara,
diskusi dan angket penilaian produk. Hasil ujia dari praktisis atau pakar
digunakan utnuk merevisi desain produk sampai diperoleh desain produk
yang layak.
c) Uji Lapangan (Kelompok Besar)
Uji coba lapangan dalam kelompok besar melibatkan siswa satu kelas. Uji
coba ini dilakukan dengan mengujicobakan produk materi ajar kepada
guru dan siswa sebagai calon pengguna produk. Hasil uji coba produk
dalam kelompok besar ini dimanfaatkan untuk merevisi produk tersebut.
uji coba lapangan dalam kelompok kecil dilakukan sampai diperoleh
produk yang lebih dari produk sebelumnya dan siap dilakukan uji
selanjutnya.
5. Revisi Produk
Revisi produk dapat dikatakan sebagai pemantapan. Pada tahap ini dilakukan
pemantapan terkait produk yang sudah dikembangkan dan dilakukan
pengecekan kembali bagaimana kelayakan untuk divalidasi.
6. Produk Akhir
Produk akhir dalam penelitian ini berupa lembar kerja peserta didik (LKPD)
3.3 Instrumen Penelitian
Kegiatan penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama. Saat
pelaksanaan tugas peneliti dibantu dengan instrumen berupa panduan observasi,
panduan wawancara. Panduan observasi digunakan untuk melakukan observasi
![Page 73: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/73.jpg)
54
terhadap proses pembelajaran yang dijalankan oleh guru bersama siswa. Panduan
wawancara dimanfaatkan untuk mendapatkan tanggapan secara lisan dari guru
dan siswa setelah pelaksanaan pembelajaran.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data penelitian ini adalah wawancara, observasi dan
penyebaran angket. Wawancara berfungsi sebagai studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang ada di dalam materi pembelajaran menganalisis
teks drama, selanjutnya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
observasi. Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui materi
pembelajaran yang selama ini digunakan guru dalam pembelajaran teks drama.
Teknik ketiga dalam penelitian ini menggunakan penyebaran angket.Pada tahap
pengembangan produk, metode angket digunakan untuk mengukur kevalidan
produk menurut penilaian para penguji dan kemenarikan, kemanfaatan,
kemudahan menurut praktisis produk melalui respon penilaian peserta didik.
![Page 74: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/74.jpg)
55
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Berupa Angket
Aspek Pembelajaran LKPD
No
.
Indikator
Deskriptor
Nilai
Catatan 1 2 3 4
1. Kesesuaian materi
dengan
Kompetensi Inti.
Kesesuaian adalah perihal
sesuai; keselarasan (tentang
pendapat, paham, nada,
kombinasi, warna, dan
sebagainya); kecocokan.
Materi adalah sesuatu yang
menjadi bahan (untuk
diujikan, dipikirkan,
dibicarakan).
Kompetensi adalah
kewenangan (kekuasaan)
untuk menentukkan
(memutuskan sesuatu).
Inti ialah isi yang paling
poko atau penting; pokok
isi; sari pati.
2. Kesesuaian materi
dengan
Kompetensi
Dasar.
Kesesuaian adalah perihal
sesuai; keselarasan (tentang
pendapat, paham, nada,
kombinasi, warna, dan
sebagainya); kecocokan.
Materi adalah sesuatu yang
menjadi bahan (untuk
diujikan, dipikirkan,
dibicarakan).
Kompetensi ialah
kewenangan (kekuasaan)
untuk menentukkan
![Page 75: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/75.jpg)
56
(memutuskan sesuatu).
Dasar ialah pokok atau
pangkal suatu pendapat
(ajaran, aturan; asas.
3. Kejelasan
petunjuk belajar.
Kejelasan adalah perihal
jelas; kejernihan;
kegamblangan.
Petunjuk adalah sesuatu
(tanda, isyarat) untuk
menunjukkan, memberi tahu
dan sebagainya
Belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian
ilmu.
4. Ketepatan
pemilihan bahasa
dalam
memberikan
uraian
materi dan
evaluasi.
Ketepatan adalah hal
(keadaan;sifat) tepat;
ketelitian; kejituan.
Pemilihan adalah proses
cara memilih
Bahasa adalah sistem
lambing bunyi yang arbitrer.
5. Ketepatan bentuk
uraian
materi, contoh-
contoh, dan
evaluasi.
Ketepatan adalah hal
(keadaan;sifat) tepat;
ketelitian; kejituan.
Bentuk adalah wujud yang
ditampilkan (tampak)
Uraian adalah keterangan
atau penjelasan mengenai
suatu hal.
Materi adalah sesuatu yang
menjadi bahan (untuk
diujikan, dipikirkan,
dibicarakan).
Contoh adalah sesuatu yang
akan atau yang disediakan
![Page 76: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/76.jpg)
57
untuk ditiru atau diikuti.
Evaluasi adalah penilaian.
6. Kemudahan
petunjuk belajar
dan petunjuk
mengerjakan soal
evaluasi.
Kemudahan adalah perihal
mudah.
Petunjuk adalah sesuatu
(tanda, isyarat) untuk
menunjukkan, memberi tahu
dan sebagainya
Belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian
ilmu.
Mengerjakan adalah
melakukan; melaksanakan;
berbuat sesuatu
Soal adalah apa yang
menuntut jawaban dan
sebagainya.
Evaluasi adalah penilaian.
7. Pemberian umpan
balik
terhadap jawaban
siswa.
Pemberian adalah sesuatu
yang diberikan.
Umpan balik adalah hasil
atau akibat yang berbalik
mengenai (berguna bagi)
kita sebagai rangsangan
(dorongan dan sebagainya).
Jawaban adalah sahutan;
balasan; tanggapan.
Siswa adalah murid
(terutama pada tingkat dasar
dan menengah).
![Page 77: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/77.jpg)
58
8. Pembahasan yang
diberikan
dalam evaluasi.
Pembahasan adalah proses,
cara, perbuatan membahas.
Evaluasi adalah penilaian.
9. Membantu
meningkatkan
keterampilan dan
pengetahuan.
Membantu adalah member
sokongan (tenaga dan
sebagainya) supaya kuat
(kukuh, berhasil, baik, dan
sebagainya); menolong.
Meningkatkan adalah
menaikkan;
mempertinggikan;
memperhebat.
Keterampilan adalah
kecakapan untuk
menyelesaikan tugas.
Pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui.
10
.
Penggunaan
bahasa yang tepat
dan konsisten.
Penggunaan adalah proses,
cara, perbuatan
menggunakan sesuatu;
pemakaian.
Bahasa adalah sistem
lambing bunyi yang arbitrer.
Tepat adalah betul atau
lurus.
Konsisten adalah tetap
(tidka berubah-ubah); taat
asas; ajek.
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak Baik
Nilai 2 : Kurang Baik
Nilai 3 : Baik
Nilai 4 : Sangat Baik
![Page 78: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/78.jpg)
59
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Berupa Angket
Aspek Isi LKPD
No
. Indikator
Deskripstor
Nilai Catatan
1 2 3 4
1. Kebenaran uraian
materi.
Kebenaran adalah
keadaan (hal dan
sebagainya) yang cocok
dengan keadaan (hal)
yang sesungguhnya.
Uraian adalah keterangan
atau penjelasana
mengenai suatu hal.
Materi adalah sesuatu
yang menjadi bahan
(untuk diujikan,
dipikirkan, dibicarakan,
dan sebagainya).
2. Kedalaman
materi.
Kedalaman adalah
kemampuan penguasaan
(tentang ilmu).
Materi adalah sesuatu
yang menjadi bahan
(untuk diujikan,
dipikirkan, dibicarakan,
dan sebagainya).
3. Kejelasan uraian
materi.
Kejelasan adalah perihal
jelas, kejernihan,
kegamblangan.
Uraian adalah keterangan
atau penjelasan
mengenai suatu hal.
![Page 79: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/79.jpg)
60
Materi adalah sesuatu
yang menjadi bahan
(untuk diujikan,
dipikirkan, dibicarakan,
dan sebagainya).
4. Kemudahan
dalam
pemahaman
materi.
Kemudahan adalah
perihal mudah.
Pemahaman adalah
proses, perbuatan
memahami atau
memahamkan.
Materi adalah sesuatu
yang menjadi bahan
(untuk diujikan,
dipikirkan, dibicarakan,
dan sebagainya).
5. Kemenarikan
penyajian materi.
Kemenarikan adalah
prihal menarik.
Penyajian adalah proses,
cara, perbuatan
menyajikan.
Materi adalah sesuatu
yang menjadi bahan
(untuk diujikan,
dipikirkan, dibicarakan,
dan sebagainya).
6. Pemaparan
materi yang
logis.
Pemaparan adalah
proses, cara, perbuatan
memaparkan.
Materi adalah sesuatu
yang menjadi bahan
(untuk diujikan,
dipikirkan, dibicarakan,
dan sebagainya).
![Page 80: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/80.jpg)
61
Logis adalah sesuai
dengan logika.
7. Kesesuaian
contoh dengan
Materi.
Kesesuaian adalah
perihal sesuai;
keselarasan.
Materi adalah sesuatu
yang menjadi bahan
(untuk diujikan,
dipikirkan, dibicarakan,
dan sebagainya).
8. Kesesuaian
evaluasi dengan
Materi.
Kesesuaian adalah
perihal sesuai;
keselarasan.
Evaluasi adalah
penilaian.
Materi adalah sesuatu
yang menjadi bahan
(untuk diujikan,
dipikirkan, dibicarakan,
dan sebagainya).
9. Kesesuaian
materi dengan
kompetensi
belajar.
Kesesuaian adalah
perihal sesuai;
keselarasan.
Materi adalah sesuatu
yang menjadi bahan
(untuk diujikan,
dipikirkan, dibicarakan,
dan sebagainya).
Kompetensi adalah
kewenangan (kekuasaan
untuk menentukkan).
![Page 81: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/81.jpg)
62
Belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian
atau ilmu.
10
.
Kualitas bentuk
evaluasi dan
Penilaiannya.
Kualitas adalah tingkat
baik buruknya sesuatu.
Evaluasi adalah
penilaian.
11
.
Kecukupan
materi dan
evaluasi untuk
pencapaian
kompetensi.
Kecukupan adalah
perihal cukup.
Materi adalah sesuatu
yang menjadi bahan
(untuk diujikan,
dipikirkan, dibicarakan,
dan sebagainya).
Evaluasi adalah
penilaian.
Pencapaian adalah
proses, cara mencapai.
Kompetensi adalah
kewenangan (kekuasaan)
untuk menentukan
(memutuskan sesuatu)
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak Baik
Nilai 2 : Kurang Baik
Nilai 3 : Baik
Nilai 4 : Sangat Baik
![Page 82: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/82.jpg)
63
Keseluruhan aspek penilaian tersebut, dilakukan berdasarkan kesesuaian antara
kelengkapan produk yang berupa lembar kerja peserta didik (LKPD) terhadap
kesesuaian dengan sintak discovery learning. Adapun langkah-langkah yang
terdapat dalam sintak discovery learning sebagai berikut.
1. Stimulation (pemberian rangsangan)
Penilaian pada tahap ini, diharapkan peserta didik dapat melakukan
pengamatan terhadap data, masalah, gambar, atau video yang ditampilkan
oleh guru. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi
interaksi belajar ynag dapat mengembangkan dan membantu peserta didik
untuk melakukan eksplorasi.
2. Problem statemen (identifikasi masalah)
Penilaian pada tahap ini, diharapkan peserta didik dapat mengajukan
pertanyaan yang relevan dengan data, masalah, gambar, atau apapun yang ada
di fase stimulasi. Pada tahap ini memberikan kesempatan ke peserta didik
untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan.
3. Data collection (pengumpulan data)
Penilaian pada tahap ini, peserta didik belajar secara aktif untuk menemukan
sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, sehingga
tidak sengaja peserta didik menghubungkan masalah dengan pengetahuan
yang telah dimiliki.
4. Data processing (pengolahan data)
Penilaian pada tahap ini, kegiatan mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya
lalu ditafsirkan.
![Page 83: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/83.jpg)
64
5. Verification (pembuktian)
Penilaian pada tahap ini, peserta didik memeriksa secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan
alternative, dihubungkan dengan hasil data yang telah diolah.
6. Generalization (menarik kesimpulan)
Penilaian pada tahap ini, proses penarikan kesimpulan dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama dengan
memperhatikan hasil verifikasi.
3.5 Teknik Analisis Data
Penelitian ini akan menganalisis data lingual yang ada secara deskriptif. Berikut
tahapan menganalisis data penelitian.
1. Data studi pendahuluan dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Hasil angket di analisis kebutuhan peserta ddik dan guru dianalisis untuk
memperoleh gambaran mengenai kebutuhan di lapangan, persepsi peserta
didik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, pengalaman guru dan peserta
didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil analisis tersebut
mendukung dasar dalam penulisan latar belakang dan dasar kebutuhan produk
yang dikembangkan.
2. Data uji kevalidan atau kelayakan produk diperoleh melalui data kesesuaian
materi pembelajaran dan desain produk yang diberikan oleh ahli materi.
Tujuannya untuk mengetahui produk layak untuk digunakan. Instrument
validasi ahli mempunyai empat pilihan jawaban yang sesuai pertanyaan, yaitu
“sangat baik” dengan skor 4, “baik” dengan skor 3, “kurang baik” dengan skor
![Page 84: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/84.jpg)
65
2, dan “tidak baik” dengan skor 1. Revisi dilakukan pada konten yang diberi
pilihan jawaban “kurang baik”, dan “tidak baik”. Instrumen validasi ahli juga
terdapat kolom komentar atau saran perbaikan sehingga para penguji dapat
memberikan saran atau komentar secara khusus terhadap produk yang dapat
dijadikan acuan dalam menyempurnakan produk LKPD.
Hasil uji kelayakan dari ahli media, ahli materi, dan guru bahasa Indonesia
dicari rata-rata empirisnya dengan rumus:
Keterangan:
X = Skor Rata-rata
∑X = Jumlah Skor
n = Jumlah Responden
Kemudian menghitung rerata persentase dengan rumus sebagai berikut
Untuk mengetahui kualitas produk LKPD yang dikembangkan
dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui angket dan setiap butir
pertanyaan dibagi menjadi empat skala. Skor yang diperoleh kemudian diubah
dalam bentuk persentase. Dasar penentuan skala dalam bentuk persentase
mengadopsi cara Sukardi (2005); dan Sudaryono dkk (2013) sebagai berikut.
𝑥 = ∑
𝑥𝑛
n
Rerata Presentase = skor rata rata x 100%
Skor Tertinggi
![Page 85: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/85.jpg)
66
100%
75%
50%
25%
0%
Tidak Layak Kurang Layak Layak Sangat Layak
Keterangan:
Angka 0% - 25% = Tidak Layak
Angka 26% - 50% = Kurang Layak
Angka 51% - 75% = Layak
Angka 76% - 100% = Sangat Layak
![Page 86: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/86.jpg)
98
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD)
berbasis discovery learning pada materi teks drama di sekolah menengah pertama
(SMP) diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis discovery learning
pada materi teks drama di sekolah menengah pertama (SMP) menggunakan
enam tahapan menurut Borg & Gall yang sudah peneliti modifikasi, yaitu
observasi dan pengumpulan informasi, perencanaan (perancangan produk),
pelaksanaan (pengembangan produk), uji produk, revisi produk, produk akhir.
Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) sudah sesuai dengan sintak
model discovery learning, yaitu (1) pemberian rangsangan (Stimulation); (2)
pernyataan atau Identifikasi masalah (Problem Statement); (3) pengumpulan
data (Data Collection); (4) pengolahan data (Data Processing); (5)
pembuktian (Verification);
2. Kelayakan produk dengan pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD)
berbasis discovery learning pada materi teks drama di sekolah menengah
pertama (SMP) dilakukan dua uji produk, yaitu ahli materi dan praktisi atau
guru Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata yang
![Page 87: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/87.jpg)
99
diperoleh dari ahli materi pada aspek isi, yaitu 3,33 dengan rerata persentase
83,1% kategori sangat layak sedangkan rata-rata yang diperoleh dari praktisi
atau guru Bahasa Indonesia pada aspek isi dan pembelajaran, yaitu sama-sama
mendapatkan 3.50 dengan rerata persentase 87.5% dengan kategori sangat
layak.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut.
1. Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti pengembangan produk dengan
menggunakan teks dan media yang berbeda demi memperkaya khazanah
penelitian pengembangan dan melengkapi kekurangan dari penelitian ini.
2. Bagi guru di sekolah menengah peratama, dapat menggunakan produk LKPD
berbasis discovery learning sebagai bahan ajar tambahan dalam pembelajaran
teks drama di SMP yang sederhana dan mudah dipahami.
![Page 88: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/88.jpg)
100
DAFTAR PUSTAKA
Ariyana, Yoki, Ari Pudjiastuti, dkk. 2018. Buku Pegangan Pembelajaran
Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. (file:///C:/Users/ASUS/Downloads/01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HO
TS.2018.pdf.).
Devi, Riosha Yunita. 2017 .Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
PJOK Berbasis Multiple Intelligences pada Materi Perkembangan Tubuh
Remaja untuk Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1 Banguntapan.
(Skripsi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
(http://eprints.uny.ac.id/54303/1/riosha%20yunita%devi.pdf diunduh pada 1
Agustus 2019).
Halliday dan Ruqaiyah Hasan. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks; Aspek-aspek
Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hasanuddin. 1996. Drama Karya Dua Dimensi. Bandung: Angkasa.
Ismawati, Esti. 2015. Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Karwono, Mularsi. 2017. Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber
Belajar. Depok: Raja Grafindo Persada.
Kemendikbud. 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
![Page 89: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/89.jpg)
101
Khoiriyah, N., Suyatna, A., dan Nyeneng, I D. P. 2013. Pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Fisika Berbasis Penemuan Terbimbing Berbantuan
Simulasi Komputer. Jurnal Pembelajaran Fisika. 1(6): 115-127.
(http://jurnal.fkip.unila.ac.id 09 Desember 2019, Pukul 20.10 WIB).
Lorena, Mutia, dkk. 2019. Pengembangan LKPD Model Discovery Learning
Berdasarkan Identifikasi Mangrove di TWA Pantai Panjang Bengkulu.
Jurnal Pendidikan Biologi. Vol 3, No.1.
(https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jppb/article/view/7821 diunduh pada
26 Januari 2020, Pukul 07.10 WIB).
Niarti Novi. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif
pada Materi Menyimak untuk Siswa Kelas VI Sekolah Dasar.
Bandarlampung: Universitas Lampung.
Nugroho, R.Arifin. 2019. HOTS (Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi: Konsep,
Pembelajaran, Penilaian, dan Soal-soal). Jakarta: Grasindo.
Patricia, Evelyne Mega. 2018. Pengembangan LKPD Berbasis Discovery
Learning Materi Fluida Dinamis. Skripsi. Bandarlampung: Universitas
Lampung.
Prastowo, Andy. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Putra, Nusa. 2011. Research and Development. Jakarta: PR Grafindo Persada.
Purbo, Hendri. 2018. Kurikulum 2013 dalam Perspektif Teori Pembelajaran
Konstruktivis.( https://www.neliti.com>publicationjurnal diunduh tanggal
23 April 2019, Pukul 21.20 WIB).
Rahmawati, Widodo, W., dan Prabowo. 2012. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing
(Guided Discovery Learning) untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis
dan Penguasaan Konsep pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Sains
Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. 1(2): 68-73.
(https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpps/article/view/393 diunduh pada
tanggal 10 Desember 2019, Pukul 09.32 WIB).
![Page 90: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) …digilib.unila.ac.id/61109/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja peserta](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020921/5ff1c253fb58e435af4be0ef/html5/thumbnails/90.jpg)
102
Sani, Ridwan. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thinking
Skills). Tangerang: Tira Smart.
Sirait, M. 2017. Model Pembelajaran Berbasis Discovery-Inkuiri dan
Kontribusinya terhadap Penguatan Kualitas Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Dasar. 1(2): 155-170. (http://journal.staincurup.ac.id diunduh
pada tanggal 10 Desember 2019, Pukul 09.30 WIB).
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Universitas Lampung. 2018. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung:
Unila.
Wahjudi, E. 2015. Penerapan Discovery Learning Dalam Pembelajaran IPA
Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Ix-I. Jurnal
Lentera Sains. 5(1): 1–16.
(http://artikel.dikti.go.id/pelatihan/index.php/pojs04/article/view/571
diunduh pada tanggal 29 April 2019, Pukul 20.30 WIB).
Wijayanti, D. 2016. Pengembangan perangkat pembelajaran statistika dan
peluang dengan metode penemuan terbimbing berorientasi Kurikulum 2013
untuk siswa kelas X. Jurnal Riset Pendidikan Matematika. 3(1): 23-33.
(http://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm/article/view/6449 diunduh pada
tanggal 10 Desember 2019, Pukul 09.35 WIB).
Yupita, I. A. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 1(2): 1-10.
(http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id diunduh pada tanggal 10 Desember
2019, Pukul 09.00 WIB).