pengembangan lembar kerja siswa dengan model …digilib.unila.ac.id/57029/3/3. tesis full tanpa...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN MODELLEARNING CYCLE 7E PADA MATERI HUKUM NEWTON
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEPDAN PEMECAHAN MASALAH
(Tesis)
OlehANDRIAN PRIMANDA
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2019
Andrian Primanda
ii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN MODELLEARNING CYCLE 7E PADA MATERI HUKUM NEWTON
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEPDAN PEMECAHAN MASALAH
Oleh
ANDRIAN PRIMANDA
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS, mendeskripsikan kelayakan
LKS yang memenuhi unsur kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan LKS dalam
meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Metode penelitian menggunakan model R & D yang meliputi empat langkah, yaitu
studi pendahuluan digunakan untuk mengkaji kurikulum, mengkaji teori yang
relevan, melakukan penyebaran kuesioner; perencanaan dan pengembangan
digunakan untuk menyusun LKS, menyusun perangkat pembelajaran, lembar
pengamatan, angket dan lembar validasi ahli; uji lapangan digunakan untuk
melakukan uji coba terbatas dan uji coba lapangan utama; dan langkah diseminasi.
Subjek uji coba penelitian ini adalah 40 siswa SMA/MA di Bandar Lampung. LKS
berbasis Learning Cycle 7E yaitu LKS yang menerapkan tahap-tahap Learning Cycle
7E. Hasil validasi tiga dosen ahli dan dua praktisi ahli menyatakan bahwa LKS hasil
Andrian Primanda
iii
pengembangan sudah layak digunakan dengan kategori sangat tinggi (82%) untuk
aspek isi dan (84%) untuk aspek konstruk. LKS hasil pengembangan praktis
digunakan dalam pembelajaran fisika dengan skor rerata keterlaksanaan dalam
kategori sangat tinggi dan respon positif siswa (83%). LKS efektif digunakan dalam
pembelajaran karena terdapat perbedaan secara signifikan pemahaman konsep dan
kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen yang
diajar menggunakan LKS berbasis Learning Cycle 7E lebih baik dibandingkan kelas
kontrol dengan nilai N-Gain pemahaman konsep yaitu 0,66 dan N-Gain pemecahan
masalah 0,64.
Kata kunci: Learning Cycle 7E, Pemahaman konsep, Pemecahan masalah
Andrian Primanda
iv
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF STUDENT WORK SHEETS WITH CYCLELEARNING 7E MODEL IN NEWTON LAW MATERIAL
TO IMPROVE CONCEPT UNDERSTANDINGAND PROBLEM SOLVING ABILITY
By
ANDRIAN PRIMANDA
This study aims to develop worksheets, describe the feasibility of worksheets that
meet the elements of validity, practicality, and effectiveness of LKS in improving
students' understanding of concepts and problem solving abilities. The research
method uses the R & D model which includes four steps, namely a preliminary study
is used to review the curriculum, review relevant theories, conduct questionnaires;
planning and development are used to compile worksheets, compile learning tools,
observation sheets, questionnaires and expert validation sheets; field test are used to
conduct limited trials and main field trials; and dissemination. The subjects of this
study were 40 high school students in Bandar Lampung. LKS is based on learning
cycle 7E, which is worksheets that apply 7 stages of learning cycle. The results of the
validation of three expert lecturers and two expert practitioners stated that the LKS of
the development results were feasible to use with a very high category (82%) for the
content aspect and (84%) for the construct aspect. LKS results of practical
development are used in physics learning with the average score of implementation in
the very high category and positive response of students (83%). LKS is effectively
Andrian Primanda
v
used in learning because there are significant differences in the understanding of
concepts and problem-solving abilities of students in the experimental class and the
control class. Conceptual understanding and problem solving ability of the
experimental class taught using Learning Cycle 7E based LKS was better than the
control class with conceptual understanding N-Gain values of 0,66 and problem
solving N-Gain 0,64.
Keywords: Conceptual understanding, Learning cycle 7E, Problem solving
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN MODELLEARNING CYCLE 7E PADA MATERI HUKUM NEWTON
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEPDAN PEMECAHAN MASALAH
Oleh
Andrian Primanda
TesisSebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Pascasarjana Magister Pendidikan FisikaFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bukit Kemuning, Lampung Utara pada tanggal 7 Juni 1992,
anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sumaji dan Ibu Julita.
Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1996 di TK Bukit Kemuning.
Pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikannya di SDN Sritata Mulia,
diselesaikan tahun 2004. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 1 Buay Madang hingga tahun 2007, kemudian penulis melanjutkan
pendidikannya di SMA Negeri 1 Buay Madang, diselesaikan pada tahun 2010.
Pada tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa reguler
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung. Tahun 2016, penulis melanjutkan
kuliah program magister di Program Studi Magister Pendidikan Fisika, Jurusan
Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas
Lampung. Saat ini penulis aktif sebagai pengajar di bimbingan belajar.
MOTO
“Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersabar.”
(QS. An-Nahl: 96)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda cinta & kasih sayang kepadakeluargaku.
Bapak (Sumaji) dan Ibu (Julita) tercinta yang telah membesarkan,mendidik, mencurahkan kasih sayang, dan selalu mendoakan kebahagiaan dan
keberhasilanku.
Adik-adikku (Hening Virga Purbaningrum & Genta Arazi) yang telahmemberikan dukungan dan semangatnya padaku.
Para pendidik yang kuhormati.
Almamater tercinta.
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih sayang dan
rahmat-Nya tesis ini dapat terselesaikan. Tesis dengan judul
“PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN MODEL
LEARNING CYCLE 7E PADA MATERI HUKUM NEWTON UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PEMECAHAN
MASALAH” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada.
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D., selaku Direktur Pascasarjana
Universitas Lampung.
4. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister
Pendidikan Fisika sekaligus Pembahas atas kesediaannya untuk memberikan
bimbingan, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian tesis
ini.
5. Bapak Dr. I Wayan Distrik, M.Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus
Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran
dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian tesis ini.
6. Bapak Dr. Abdurrahman M.Si, selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya
untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik selama proses penyelesaian
tesis ini.
7. Ibu Dr. Viyanti, M.Pd., selaku pembahas atas kesediaannya untuk
memberikan bimbingan, saran, dan kritik selama proses penyelesaian tesis ini.
8. Bapak Prof. Posman Manurung, Ph.D. dan Ibu Dr. Kartini Herlina, M.Si.,
selaku Validator Ahli. Terimakasih untuk masukan, saran dan kritik selama
proses penyelesaian tesis ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Magister Pendidikan Fisika
dan Jurusan Pendidikan MIPA.
10. Luthfia Puspa Pradina, partner yang selalu mendukung sampai saat ini.
11. Sahabat seperjuangan Magister Pendidikan Fisika 2016.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga tesis yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, April 2019
Penulis,
Andrian Primanda
xv
DAFTAR ISI
HalamanCOVER ...................................................................................................... iABSTRAK ................................................................................................. iiCOVER DALAM ...................................................................................... viLEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... viiMENYETUJUI.......................................................................................... viiiMENGESAHKAN .................................................................................... ixRIWAYAT HIDUP ................................................................................... xMOTO ........................................................................................................ xiPERSEMBAHAN...................................................................................... xiiSANWACANA .......................................................................................... xiiiDAFTAR ISI.............................................................................................. xvDAFTAR TABEL ..................................................................................... xviiDAFTAR GAMBAR................................................................................. xviiiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Lembar Kerja Siswa (LKS) .......................................................... 9B. Learning Cycle 7E ....................................................................... 11C. Pemahaman Konsep...................................................................... 14D. Pemecahan Masalah...................................................................... 16E. Penelitian yang Relevan................................................................ 18F. Kerangka Berpikir Pengembangan ............................................... 20
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ......................................................................... 22B. Lokasi dan Subjek Penelitian ....................................................... 26C. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 26D. Teknik Analisis Data..................................................................... 30
xvi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian. ............................................................................. 381. Hasil Studi Pendahuluan. ......................................................... 382. Hasil Perencanaan dan Pengembangan produk ....................... 393. Hasil Uji Lapangan .................................................................. 44
B. Pembahasan.................................................................................... 521. Kevalidan LKS Berbasis Learning Cycle 7E Hasil
Pengembangan ......................................................................... 522. Kepraktisan LKS Berbasis Learning Cycle 7E Hasil
Pengembangan dalam Pembelajaran........................................ 553. Keefektifan LKS Berbasis Learning Cycle 7E ........................ 56
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................ 66B. Saran .............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Indikator Pemahaman Konsep ........................................................ 15
2. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah ................................... 17
3. Desain uji coba ................................................................................ 24
4. Skor Penilaian Kemampuan Pemahaman Konsep .......................... 27
5. Skor Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah .......................... 28
6. Hasil uji validitas soal pemahaman konsep..................................... 29
7. Hasil uji validitas soal pemecahan masalah .................................... 29
8. Interpretasi Nilai Alpha Cronbach’s ............................................... 30
9. Rubrik Penilaian Uji Ahli ............................................................... 31
10. Tafsiran Skor (Persentase) Lembar Validasi................................... 32
11. Skala Penilaian Pernyataan ............................................................. 32
12. Kriteria Kepraktisan LKS................................................................ 33
13. Kriteria Interpretasi N-gain ............................................................. 34
14. Draf Awal LKS Berbasis Learning Cycle 7E ................................. 39
15. Hasil uji ahli .................................................................................... 42
16. Perbaikan hasil uji ahli ................................................................... 43
17. Hasil Uji Keterlaksanaan................................................................. 44
18. Hasil Uji Respon Siswa................................................................... 45
19. Hasil Keterlaksanaan LKS Berbasis Learning Cycle 7E ................ 46
20. Hasil Respon Siswa terhadap LKS Berbasis Learning Cycle 7E ... 47
21. Hasil Uji Normalitas Tahap Uji Coba Lapangan Utama ................ 48
22. Hasil Pretest, Posttest, dan N-gain Indikator Pemahaman Konsep 49
23. Hasil Pretest, Posttest, dan N-gain Indikator Kemampuan
Pemecahan Masalah ........................................................................ 50
24. Hasil N-gain dan Uji Beda Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa ............................................................. 51
25. Hasil Uji Paired Samples T-test ...................................................... 51
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Bagan Kerangka Pemikiran ............................................................... 21
2. Diagram Alir Rancangan Penelitian dan Pengembangan .................. 25
3. Tampilan Cover LKS Berbasis Learning Cycle 7E........................... 41
4. Grafik Hasil Uji Validasi Isi dan Konstruk ...................................... 53
5. Grafik Kelayakan LKS Berbasis Learning Cycle 7E ...................... 53
6. Pertanyaan pada indikator interpretasi............................................... 58
7. Jawaban siswa pada indikator interpretasi......................................... 59
8. Pertanyaan pada indikator membandingkan...................................... 59
9. Jawaban siswa pada indikator membandingkan ................................ 60
10. Urutan tahapan pemecahan masalah.................................................. 62
11. Pertanyaan dalam tes pemecahan masalah ........................................ 63
12. Jawaban siswa dalam tes pemecahan masalah ................................. 64
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuisioner Guru..................................................................................... 74
2. Hasil Analisis Kebutuhan Guru ........................................................... 78
3. Kuisioner Siswa ................................................................................... 83
4. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa.......................................................... 87
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................................... 92
6. Instrumen Validasi Aspek Isi ............................................................... 99
7. Hasil Penilaian Uji Ahli Aspek Isi ....................................................... 102
8. Instrumen Validasi Aspek Konstruksi ................................................. 104
9. Hasil Penilaian Uji Ahli Aspek Konstruksi ......................................... 107
10. Pemetaan dan Penilaian Pemahaman Konsep serta Pemecahan
Masalah ................................................................................................ 109
11. Soal Pemahaman Konsep..................................................................... 117
12. Rubrik Penilaian Pemahaman Konsep dan Pemecahan Masalah ........ 122
13. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...................................................... 124
14. Lembar Observasi Keterlaksanaan ...................................................... 129
15. Rekapitulasi Pengamatan Keterlaksanaan ........................................... 132
16. Tanggapan Siswa Terhadap LKS......................................................... 133
17. Respon Siswa Terhadap LKS (Uji Terbatas)....................................... 135
18. Respon Siswa Terhadap LKS (Uji Lapangan)..................................... 138
19. Rekapitulasi Skor Pretest Pemahaman Konsep Uji Coba Lapangan Kelas
Eksperimen .......................................................................................... 141
20. Rekapitulasi Skor Posttest Pemahaman Konsep Uji Coba Lapangan Kelas
Eksperimen .......................................................................................... 142
21. Rekapitulasi Skor Pretest, Posttest, & N-Gain KPM Siswa Uji Coba
Lapangan Kelas Eksperimen................................................................ 144
22. Rekapitulasi Skor Pretest Pemahaman Konsep Uji Coba Lapangan Kelas
Kontrol ................................................................................................. 145
xx
23. Rekapitulasi Skor Posttest Pemahaman Konsep Uji Coba Lapangan Kelas
Kontrol ................................................................................................. 146
24. Rekapitulasi Skor Pretest, Posttest, & N-Gain Kpm Siswa Uji Coba Lapangan
Kelas Kontrol ....................................................................................... 148
25. Produk Akhir........................................................................................ 150
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
siswa (PP Nomor 19 Tahun 2005). Pelaksanakan proses pembelajaran tersebut
memerlukan peran guru serta media dalam proses pembelajaran. Penggunaan
media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk dapat membantu mengatasi
berbagai hambatan dalam proses pembelajaran serta mampu membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
(Sukiman, 2012: 29).
Fisika merupakan salah satu displin ilmu yang sangat berkembang pesat, baik dari
segi materi maupun kegunaannya. Sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam,
fisika banyak membahas seputar gejala dan perilaku alam yang dapat diamati oleh
manusia, serta pengaplikasiannya dalam kehidupan. Melalui fisika, siswa diajak
2
untuk mampu memahami berbagai gejala dan permasalahan, berpikir,
menganalisa, serta mampu memecahkan masalah (Nursita dkk, 2015).
Fisika dalam pembelajaran melibatkan konsep yang kadang-kadang sulit
dipahami. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan oleh guru dalam
pembelajaran fisika. Tapi kenyataannya pembelajaran fisika di kelas guru masih
menggunakan metode yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Fakta yang terjadi di
lapangan, salah satunya SMA di OKU Timur menunjukkan bahwa pada proses
pembelajaran fisika di sekolah masih banyak guru yang kurang memperhatikan
karakteristik fisika sebagai proses yang memungkinkan siswa menjadi aktif dalam
pembelajaran. Terdapat 64,29% siswa yang menyatakan bahwa guru masih
menggunakan metode ceramah. Pembelajaran yang berlangsung di sekolah lebih
berpusat pada guru sehingga siswa kurang mendapatkan kesempatan secara aktif
dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran di SMA di OKU Timur 96,43%
hanya menggunakan buku cetak saja, padahal saat ini masih banyak media yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran, baik media cetak maupun non cetak.
Akibatnya siswa cenderung malas dan kurang berminat baik dalam menerima
pelajaran maupun mengerjakan tugas dan tentu saja akan mempengaruhi
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (Nursita dkk, 2015). Hal tersebut
berdasarkan hasil kuesioner bahwa 53,57% siswa menyatakan masih sering
mengalami kesulitan dalam memahami materi fisika.
Secara umum siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan soal-soal yang
berkaitan dengan hukum Newton. Hasil tes pemahaman konsep siswa terhadap
materi hukum Newton yaitu hampir semua siswa masih belum mampu
3
menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda. Terlebih lagi jika
disajikan soal dalam bentuk cerita, sebagian besar siswa tidak mampu
menyelesaikan soal. Kesulitan tersebut muncul karena siswa mengalami kesulitan
mengidentifikasi gaya-gaya yang bekerja pada benda secara lengkap dan
menuangkannya dalam bentuk diagram (Masdukiyanto dkk, 2016). Kesulitan ini
dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam memahami konsep dan kemampuan
pemecahan masalah yang berhubungan dengan materi hukum Newton. Penelitian
pendahuluan yang dilakukan pada siswa yang mengikuti pembelajaran di SMAN
1 Buay Madang diperoleh bahwa kemampuan siswa dalam pemahaman konsep
hukum Newton sangat rendah. Padahal konsep hukum Newton tentang gerak
adalah konsep dasar dalam memahami materi fisika. Apabila siswa tidak
memahami dan menguasai konsep hukum Newton tentang gerak maka materi
selanjutnya akan sulit dipahami.
Guru sebagai fasilitator harus mencari solusi untuk mengatasi masalah yang
dialami siswa, diantaranya pembelajaran sains yang melibatkan siswa dalam
kegiatan praktik sains. Pembelajaran sains dengan melibatkan siswa dalam praktik
sains dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa (Sutopo & Parno, 2017).
Untuk mengatasi permasalahan ini perlu dilakukan perbaikan strategi
pembelajaran dengan membuat LKS yang sesuai dengan kebutuhan siswa, karena
pembelajaran dalam kurikulum 2013 lebih banyak menuntut keaktifan siswa
dalam mencari sendiri pengetahuannya, siswa tidak lagi hanya menerapkan,
namun dapat berpikir tingkat tinggi bagaimana mengolah materi yang ada. LKS
tersebut adalah LKS berbasis Learning Cycle 7E. LKS yang disajikan dikemas
4
dengan urutan mengikuti model Learning Cycle 7E, yaitu elicit (mendatangkan
pengetahuan awal siswa), engage (melibatkan), explore (menyelidiki), explain
(menjelaskan), elaborate (menerapkan), evaluate (menilai), dan extend
(memperluas). LKS ini mampu untuk meningkatkan pemahaman konsep dan
pemecahan masalah siswa pada materi hukum Newton. Menurut Novitasari
(2014), pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan selama diterapkan
model pembelajaran Learning Cycle 7E. Pemahaman konsep siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E lebih
baik daripada pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional. Hal ini tercapai karena siswa mampu membangun pengetahuannya
sendiri dan dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompok selama proses
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Imaniyah dkk,
(2015), bahwa terdapat pengaruh positif model pembelajaran Learning Cycle 7E
terhadap hasil belajar siswa XI SMA dengan α = 5%, dimana nilai rata-rata kelas
ekperimen yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E lebih
tinggi daripada kelas kontrol.
Berdasarkan uraian masalah di atas, maka pengembangan LKS berbasis Learning
Cycle 7E dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada
materi hukum Newton sebagai alternatif dalam pembelajaran fisika.
Pengembangan LKS ini dimaksudkan untuk mendukung model pembelajaran
yang berbasis Learning Cycle 7E. Pembelajaran berbasis Learning Cycle 7E
harus didukung oleh LKS dan media pembelajaran lainnya yang memungkinkan
siswa belajar sendiri atau berkelompok dengan bimbingan guru yang mengampu
pelajaran fisika. Dengan demikian materi yang bersifat abstrak lebih mudah
5
dipahami oleh peserta didik. Dengan demikian sangat dipandang perlu untuk
melakukan pengembangan LKS materi Hukum Newton berbasis Learning Cycle
7E untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan
masalah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dibutuhkan pengembangan LKS
Hukum Newton berbasis Learning Cycle 7E untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep dan pemecahan masalah. Untuk mengarahkan
pengembangan, disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kevalidan LKS materi Hukum Newton berbasis Learning Cycle
7E untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan
masalah?
2. Bagaimana kepraktisan LKS materi Hukum Newton berbasis Learning Cycle
7E untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan
masalah?
3. Bagaimana LKS Hukum Newton berbasis Learning Cycle 7E yang efektif
untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan
masalah?
6
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
1. Mendapatkan LKS materi Hukum Newton berbasis Learning Cycle 7E yang
valid untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan
masalah.
2. Mendapatkan LKS materi Hukum Newton berbasis Learning Cycle 7E yang
praktis untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan
masalah.
3. Mendapatkan LKS materi Hukum Newton berbasis Learning Cycle 7E yang
efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan
masalah.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah
1. Bagi peserta didik, LKS Hukum Newton berbasis Learning Cycle 7E ini
diharapkan mampu menjadi sarana untuk meningkatkan pemahaman konsep
dan pemecahan masalah peserta didik.
2. Bagi guru, LKS yang telah dikembangkan dapat menjadi salah satu referensi
guru dalam menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran yang
berorientasi meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan
masalah peserta didik.
7
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan LKS berbasis Learning
Cycle 7E untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan
pemecahan masalah siswa SMA.
2. Learning Cycle 7E yang dimaksud disini meliputi elicit (mendatangkan
pengetahuan awal), engage (melibatkan), explore (menyelidiki), explain
(menjelaskan), elaborate (menerapkan), evaluate (menilai), dan extend
(memperluas).
3. Materi yang disajikan dalam LKS ini adalah materi fisika SMA/MA kelas X
semester genap yaitu pokok bahasan hukum Newton yang disesuaikan
dengan Standar Isi Kurikulum 2013.
4. Pemahaman konsep yang dimaksud disini meliputi menyatakan ulang suatu
konsep, mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
dengan konsepnya), memberikan contoh dan non contoh dari konsep yaitu
mampu memberikan contoh lain dari sebuah objek baik untuk contoh maupun
non contoh; menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis.
5. Pemecahan masalah yang dimaksud disini meliputi melakukan operasi
prosedural urutan tindakan, tahap demi tahap secara sistematis yaitu tahap
memahami masalah, tahap merencanakan atau merancang strategi pemecahan
masalah, tahap melaksanakan perhitungan, serta tahap memeriksa kembali
kebenaran hasil.
8
6. LKS hukum Newton merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai sarana belajar siswa yang dapat membantu siswa maupun
guru saat proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Depdiknas (2005: 4) menjelaskan bahwa lembar kegiatan siswa adalah lembaran-
lembaran yang berisi tugas yang biasanya berupa petunjuk atau langkah untuk
menyelesaikan tugas yang harus dikerjakan siswa dan merupakan salah satu
sarana yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan keterlibatan siswa atau
aktivitas dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan menurut Fannie & Rohati (2014), LKS dapat mendukung proses
kegiatan belajar mengajar di dunia pendidikan. Dengan adanya LKS yang dibuat
secara menarik dan sistematis dapat membantu siswa untuk belajar lebih aktif
secara mandiri maupun berkelompok.
Berdasarkan jenisnya, Sunyono (2008) membagi LKS menjadi dua macam, yaitu
(1) LKS eksperimen, merupakan lembar kerja yang melibatkan kegiatan
eksperimen untuk menemukan dan mengembangkan konsep serta mencakup
semua aspek keterampilan proses, (2) LKS non eksperimen, merupakan lembar
kerja berisi pedoman untuk menemukan dan mengembangkan konsep tanpa
melibatkan kegiatan eksperimen, melainkan kegiatan diskusi, tanya jawab, dan
hanya mencakup keterampilan proses tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
10
LKS dapat berupa lembar kerja yang berisi penuntun eksperimen maupun hanya
berisi pedoman kegiatan diskusi siswa.
Sitepu (2012), menyatakan bahwa untuk mengembangkan LKS ada langkah-
langkah yang dapat diikuti yaitu: a) Mengkaji materi yang akan dipelajari siswa
yaitu dari kompetensi dasar, dan indikator hasil belajarnya; b) Mengidentifikasi
jenis ketrampilan proses yang akan dikembangkan pada saat mempelajari materi
tersebut; c) Menentukan bentuk LKS yang sesuai dengan materi yang akan
diajarkan; d) Merancang kegiatan yang akan ditampilkan pada LKS sesuai
denganketerampilan proses yang akan dikembangkan; d) Mengubah rancangan
menjadi LKS dengan tata letak yang menarik, mudah dibaca dan digunakan; e)
Menguji LKS apakah sudah dapat digunakan siswa untuk melihat kekuranganya;
f) Merevisi kembali LKS. Adapun sistematika LKS yang baik terdiri atas judul,
petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-
tugas, langkah kerja, dan penilaian (Depdiknas, 2008).
Berdasarkan beberapa pemaparan diatas, bahwa LKS merupakan media belajar
mandiri maupun kelompok yang berisi tugas dan dilengkapi dengan penuntun
eksperimen bagi siswa sehingga mampu membuat siswa aktif dalam proses
pembelajaran. Dalam LKS ini nantinya akan dilengkapi dengan materi dan soal-
soal pemecahan masalah pada materi hukum Newton melalui tahapan-tahapan
Learning Cycle 7E, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi Hukum
Newton.
11
LKS yang dikembangkan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
LKS tersebut dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
pengamatan secara langsung dan menemukan konsep secara mandiri sehingga
membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna (Jati & Mintohari, 2018). LKS
yang dikembangkan juga mampu melatih siswa dalam penemuan konsep awal.
Dengan adanya LKS, kompetensi yang telah ditentukan dapat tercapai oleh siswa
(Nurlatifah dkk, 2017)
B. Learning Cycle 7E
Model pembelajaran Learning Cycle 7E adalah model bagaimana orang
menemukan dan memperoleh pengetahuan baru. Dengan model Learning Cycle
7E, siswa dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi
yang diberikan, sehingga proses pembelajaran bersifat student centered (Mariya &
Suyatna, 2015). Eisenkraft (2003) menjelaskan kegiatan setiap tahapan Learning
Cycle 7E sebagai elicit, engage, explore, explain, elaborate, evaluate, dan extend.
1. Elicit (Mendatangkan pengetahuan awal siswa)
Pada fase ini, guru berusaha menimbulkan pemahaman awal siswa. Penelitian
di bidang kognitif sains menujukan bahwa pemahaman awal merupakan
komponen yang penting dalam proses pembelajaran. Penelitian ini juga
menunjukan bahwa siswa lebih mahir menerapkan konsep dibanding siswa
lain. Fase ini dapat dilakukan dengan cara guru memberi pertanyaan pada
siswa mengenai suatu fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang terkait
dengan materi yang akan dipelajari. Namun pada fase ini, guru tidak
memberitahukan jawaban yang benar dari pertanyaan yang telah diajukan.
12
Pada fase ini guru hanya memancing rasa ingin tahu siswa sehingga siswa
akan lebih termotivasi untuk belajar agar dapat mengetahui jawaban
sebenarnya dari pertanyaan tersebut.
2. Engage (Melibatkan)
Fase ini digunakan untuk memusatkan perhatian siswa, merangsang
kemampuan berfikir siswa serta membangkitkan minat dan motivasi siswa
terhadap konsep yang akan diajarkan. Pada fase ini siswa dilibatkan dalam
kegiatan demonstrasi, diskusi, eksperimen atau kegiatan lain. Pada fase ini
siswa diajarkan untuk berhipotesis yaitu menyusun jawaban sementara dari
masalah yang akan mereka diskusikan atau praktikan. Selain itu, menonton
beberapa video juga memiliki potensi tinggi untuk memotivasi siswa.
3. Explore (Menyelidiki)
Pada fase ini siswa memperoleh pengetahuan dengan pengalaman
langsung yang berhubungan dengan konsep yang dipelajari. Siswa diberi
kesempatan untuk bekerja sama secara mandiri dalam kelompok-kelompok
kecil. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk mengamati data, merekam
data, mengisolasi variabel, merancang dan merencanakan eksperimen,
membuat grafik, menafsirkan hasil, mengembangkan hipotesis serta mengatur
temuan mereka. Guru merangkai pertanyaan, memberi masukan, dan menilai
pemahaman siswa.
4. Explain (Menjelaskan)
Pada fase ini siswa diperkenalkan pada konsep, hukum dan teori baru. Siswa
menyimpulkan dan mengemukakan hasil dari temuannya pada fase explore.
Guru mengenalkan siswa pada beberapa kosa kata ilmiah, dan memberikan
13
pertanyaan untuk merangsang siswa agar menggunakan istilah ilmiah untuk
menjelaskan hasil eksplorasi.
5. Elaborate (Menerapkan)
Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuannya
pada situasi baru. Pada fase ini, guru memberikan permasalahan yang terkait
dengan materi yang telah diajarkan untuk dipecahkan oleh siswa.
6. Evaluate (Menilai)
Fase evaluasi model Learning Cycle 7E terdiri dari evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif. Evaluasi formatif tidak boleh dibatasi pada siklus-siklus
tertentu saja, sebaiknya guru selalu menilai semua kegiatan siswa. Apabila
dalam pembelajaran dilakukan praktikum maka pengujian harus termasuk
pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan praktikum. Selain itu, guru juga
mendapatkan umpan balik dari hasil siswa dan dapat memodifikasi strategi
pengajaran mereka untuk kursus berikutnya.
7. Extend (Memperluas)
Pada fase extend guru membimbing siswa untuk menerapkan pengetahuan
yang telah didapat pada konteks baru. Fase ini dapat dilakukan dengan cara
mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi selanjutnya.
Menurut Shoimin (2014: 61) implementasi Learning Cycle 7E dalam
pembelajaran sesuai dengan pandangan konstruktivisme, yaitu:
1. Siswa belajar secara aktif, siswa mempelajari materi secara bermakna dengan
bekerja dan berpikir, dan pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa.
2. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa, informasi
baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu.
14
3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan
pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian di atas bahwa Learning Cycle 7E adalah model pembelajaran
yang menggunakan tahapan dalam sebuah pembelajaran yaitu elicit, engage,
explore, explain, elaborate, evaluate, dan extend. Tahap-tahap pembelajaran ini
diperuntukkan bagi pembelajaran yang bersifat student center karena siswa
sendiri yang melakukan tahap-tahap pembelajaran dan guru hanya sebagai
fasilitator. Dengan begitu diharapkan pemahaman konsep dan pemecahan masalah
dapat meningkat.
C. Pemahaman Konsep
Menurut Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 506/C/PP/2004 indikator
yang menunjukkan pemahaman konsep antara lain, menyatakan ulang suatu
konsep, yaitu mampu menyebutkan definisi berdasarkan konsep esensial yang
dimiliki oleh sebuah objek; mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat
tertentu (sesuai dengan konsepnya) yaitu mampu menganalisis suatu objek dan
mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu yang dimiliki
sesuai konsepnya; memberikan contoh dan non contoh dari konsep yaitu mampu
memberikan contoh lain dari sebuah objek baik untuk contoh maupun non contoh;
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis yaitu mampu
menyatakan suatu objek dengan berbagai bentuk representasi. Misalnya dengan
mendaftarkan anggota dari suatu objek; mengembangkan syarat perlu dan syarat
cukup suatu konsep yaitu mampu mengkaji mana syarat perlu dan syarat cukup
yang terkait dengan suatu konsep; serta mengaplikasikan konsep atau algoritma
15
pemecahan masalah yaitu mampu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis sebagai suatu algoritma pemecahan masalah.
Menurut Eggen dan Kauchak (2012: 247), pengetahuan siswa dan pemahamannya
tentang satu konsep bisa diukur lewat empat cara. Kita dapat meminta mereka
untuk mendefinisikan konsep, mengidentifikasi karakteristik-karakteristik konsep,
menghubungkan konsep dengan konsep-konsep lain, dan mengidentifikasi atau
memberikan contoh dari konsep yang belum pernah dijumpai sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas maka pemahaman konsep yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah tolok ukur dari suatu pembelajaran yang telah berlangsung
dan telah memenuhi beberapa indikator seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Indikator Pemahaman Konsep
No. Kategori Indikator Definisi1. Interpretasi
(interpreting) Klarifikasi Mewakilkan Menerjemahkan
Mengubah dari bentukyang satu ke bentuk yanglain
2. Mencontohkan(exemplifying)
Menggambarkan Menemukan contohkhusus atau ilustrasi darisuatu konsep
3. Mengklasifikasikan (classifying)
Mengkategorisasikan Menentukan sesuatu yangdimiliki oleh suatukategori
4. Menggeneralisasikan(summarizing)
Mengabstraksikan Menggeneralisasikan
Pengabstrakan temaumum/ poin utama
5. Menduga(inferring)
Menyimpulkan Memprediksikan
Penggambarankesimpulan logis dariinformasi yang disajikan
6. Membandingkan(comparing)
Mengontraskan Memetakan Menjodohkan
Mencari hubungan antaradua objek atau hal-halserupa
7. Menjelaskan(explaining)
Mengkontruksi model Mengkontruksi modelsebab akibat dari suatusistem
(Anderson dkk, 2001)
16
D. Pemecahan Masalah
Kehidupan di abad ke-21 menuntut berbagai kemampuan yang harus dikuasai
seseorang, sehingga diharapkan pendidikan dapat mempersiapkan siswa untuk
menguasai berbagai kemampuan tersebut. Salah satu keterampilan abad 21 yang
harus dimiliki siswa yaitu pemecahan masalah. Kemampuan memecahkan
masalah mencakup kemampuan lain seperti identifikasi dan kemampuan untuk
mencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir, dan mempertimbangkan
berbagai alternatif dan menafsirkan informasi. Seseorang harus mampu mencari
berbagai solusi dari sudut pandang yang berbeda-beda, dalam memecahkan
masalah yang kompleks (Zubaidah, 2016).
Pemecahan masalah adalah proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah
aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi baru. Idealnya
aktivitas pembelajaran tidak hanya difokuskan pada upaya mendapatkan
pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan bagaimana menggunakan segenap
pengetahuan yang didapat untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan
masalah-masalah khusus yang ada kaitannya dengan bidang studi yang dipelajari.
Hakikat pemecahan masalah adalah melakukan operasi prosedural urutan
tindakan, tahap demi tahap secara sistematis (Wena, 2011).
Tahap pemecahan masalah yang digunakan yaitu tahap memahami masalah, pada
tahap ini siswa dituntut dapat memahami masalah dengan menyatakan masalah
melalui kata-kata sendiri, menuliskan informasi apa yang diberikan, apa yang
ditanyakan, serta membuat sketsa gambar (jika diperlukan). Tahap merencanakan
atau merancang strategi pemecahan masalah, pada tahap ini siswa harus
17
menentukan konsep yang mendukung pemecahan masalah dan menentukan
persamaan matematis yang akan digunakan. Tahap melaksanakan perhitungan,
pada tahap ini siswa melaksanakan rencana penyelesaian yang telah dibuat dan
memeriksa setiap langkah penyelesaian itu. Serta tahap memeriksa kembali
kebenaran hasil, pada tahap ini siswa dapat melaksanakan proses peninjauan
kembali dengan cara memeriksa hasil dan langkah-langkah penyelesaian yang
dilakukan serta menguji kembali hasil yang diperoleh atau memikirkan apakah
ada cara lain untuk menyelesaikan permasalahan tersebut (Widjajanti, 2009).
Adapun indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
No Langkah-langkahpemecahan masalah
Indikator
1 Menampilkan model a. Menampilkan gambar sesuai denganmasalah.
b. Menjabarkan variabel-variabel yangdiketahui baik dalam bentuk gambar,grafik maupun uraian.
2 Menganalisis model a. Menganalisis masalah.b. Mengkaji rumus-rumus yang akan
digunakan.c. Menyelesaikan masalah secara
berurutan3 Menafsir dan
memvalidasia. Menafsir dan menvalidasib. Membuat interpretasi atau kesimpulan
(Savage & William, 1990)
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah terdiri
dari beberapa tahapan yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu persoalan dengan
terstruktur.
18
E. Penelitian yang Relevan
Menurut Novitasari (2014), pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan
selama diterapkan model pembelajaran Learning Cycle 7E. Pemahaman konsep
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle
7E lebih baik daripada pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional. Hal ini tercapai karena siswa mampu membangun pengetahuannya
sendiri dan dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompok selama proses
pembelajaran. Berdasarkan penelitian Acisli dkk (2011), siswa dapat menemukan
dan mempelajari konsep secara mandiri melalui bertanya, mencari, menggunakan
pengetahuan dasar, serta eksperimen. Sehingga, penelitian ini menunjukkan
bahwa model pembelajaran Learning Cycle 7E efektif sebagai metode pengajaran.
Perangkat pembelajaran fisika model Learning Cycle 7E yang dikembangkan oleh
Wicaksono dkk (2017) dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada
materi fluida statis, dimana peningkatan pemahaman konsep siswa pada mayoritas
responden (33 dari 35 siswa) di setiap kelas uji; dari 14 butir aktivitas siswa yang
diamati ditemukan sekitar 80% berkategori cukup baik atau baik dan sisanya
masih membutuhkan penanganan lebih intensif, serta respons siswa positif
terhadap pembelajaran. Menurut Siribunnam dan Tayraukham (2009), belajar
dengan model Learning Cycle 7E membuat siswa memiliki kemampuan berpikir
analitis dan sikap terhadap pembelajaran yang lebih tinggi daripada pembelajaran
konvensional karena model pembelajaran yang diberikan menuntut siswa
membangun pengetahuan sendiri terutama selama fase eksplorasi dan penjabaran.
Metode ini pun baru dikenal siswa, sehingga siswa akan menerima proses
pembelajaran secara antusias.
19
Penelitian Kaynar dkk (2009) menunjukkan keefektifan pencapaian konsep siswa
pendekatan siklus belajar 5E terhadap pembelajaran tradisional. Sedangkan
menurut Indrayanthi (2012), terdapat perbedaan pemahaman konsep fisika yang
signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Learning
Cycle 7E dan kelompok siswa belajar mengikuti model pembelajaran
konvensional. Penelitian Imaniyah dkk (2015) memberikan hasil bahwa terdapat
pengaruh positif model pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar
siswa XI SMA pada pokok bahasan Fluida Dinamis dengan α = 5%, dimana nilai
rata-rata kelas ekperimen yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle
7E lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Hasil uji One-Way Anova pada penelitian Erlina dkk (2016) menunjukkan
peningkatan keterampilan penyelesaian masalah konsisten di tiga kelas
memberikan hasil yang konsisten terhadap perangkat pembelajaran model
Learning Cycle 7E. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Hiahani (2014), bahwa dengan menggunakan model Learning Cycle 7E dapat
meningkatkan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran matematika.
Pemecahan masalah matematika meliputi kemampuan mengidentifikasi unsur–
unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan,
kemampuan merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika,
kemampuan menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis
dan masalah baru) dalam atau luar matematika, dan kemampuan menjelaskan atau
menginterpretasikan hasil permasalahan menggunakan matematika secara
bermakna.
20
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
mengembangkan produk LKS Hukum Newton berbasis Learning Cycle 7E untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah siswa
sehingga siswa dapat belajar secara mandiri maupun kelompok.
F. Kerangka Berpikir Pengembangan
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk memberi pengalaman
langsung, kontekstual, berpusat pada siswa, dan guru bertindak sebagai fasilitator.
Namun, pada kenyataannya belum sepenuhnya tercapai, sehingga metode
pembelajaran masih berorientasi pada guru, oleh sebab itu perlu dicari cara
memperbaikinya. Pembelajaran yang dapat digunakan sebagai upaya perbaikan,
khususnya yang disarankan oleh kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik, yang
mengubah siswa dari diberi tahu menjadi mencari tahu. Dengan demikian fungsi
guru berubah dari pemberi informasi menjadi pembimbing untuk siswa
menemukan sendiri informasi yang dibutuhkan.
Kegiatan pembelajaran di kelas tentunya membutuhkan media pembelajaran,
salah satu media yang dapat digunakan yaitu menggunakan LKS yang mampu
menumbuhkan pemahaman konsep dan pemecahan masalah dan bersifat student
center. LKS ini dapat membantu siswa untuk memahami konsep yang abstrak
menjadi lebih konkret dan membuat siswa menjadi penemu informasi yang
mandiri, bersifat kritis, kreatif, dapat memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari sehingga keterampilan berpikir kritis siswa dapa tumbuh. Untuk
maksud tersebut perlu dikembangkan media pembelajaran berupa buku elektronik
21
interaktif. Adapun secara skematis kerangka pikir dalam penelitian ini disajikan
pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
LKSmenggunakanmodelLearningCycle 7E padamateri hukumNewton
LKS modelLearning Cycle7E dapatmeningkatkanpemahamankonsep danpemecahanmasalah siswa.
Kajian teoritis:LKS merupakansalah satu saranayang dapatdigunakan guruuntukmeningkatkanketerlibatan siswaatau aktivitas dalamproses belajarmengajar(Depdiknas,2005:4).
Menurut (Shoimin,2014:61)menyatakan bahwaimplementasiLearning Cycle 7Edalampembelajaransesuai denganpandangankonstruktivisme.
Teori empiris:Pembelajaran denganmodel Learning Cycle7E membantu siswameningkatkanpemahaman konsep,karena siswa mampumembangunpengetahuannyasendiri (Novitasari,2014).
Menurut (Tias dkk2015) faktor-faktorkesulitan yang dialamisiswa SMA dalammemecahkan masalahyakni: siswa kurangteliti, tergesa-gesadalam mengerjakansoal, lupa, kurangwaktu untukmengerjakan soal,cepat menyerah,terkecoh, dan cemas.
Indikator pemahaman konsep Indikator pemecahan masalah1. Interpretasi 1. Menampilkan model2. Mencontohkan 2. Menganalisis model3. Mengklasifikasi 3. Memvalidasi4. Menggeneralisasikan Sumber: Savage & William (1990)5. Membandingkan6. Menjelaskan
Sumber: Anderson, dkk (2001)
22
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yaitu mengembangkan
lembar kerja siswa hukum Newton tentang gerak berbasis Learning Cycle 7E
untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah
kelas X. Metode yang digunakan dalam penelitian pengembangan adalah
Research and Development (R&D).
Desain pengembangan ini mengacu pada tahapan penelitian yang dikemukakan
oleh Gall dkk., (2003). Model Gall dkk., terdiri atas 10 tahapan kegiatan dan
dikelompokkan menjadi empat tahapan dengan melakukan penyesuaian
seperlunya, yaitu:
1. Studi Pendahuluan
Tahap awal, peneliti melakukan studi pendahuluan berupa kajian teori
(kurikulum dan jurnal) serta kajian empiris (data lapangan). Kajian teori
terhadap kurikulum sebagai acuan untuk menetapkan kompetensi dan materi
yang akan diajarkan, menganalisis materi yang akan diajarkan sesuai dengan
kurikulum dan kebutuhan peserta didik, dan melakukan kajian pustaka melalui
beberapa jurnal untuk memperoleh informasi mengenai media pembelajaran
berupa LKS berbasis Learning Cycle 7E. Selanjutnya melakukan observasi
23
lapangan untuk memperoleh data tentang pemahaman konsep dan pemecahan
masalah siswa pada materi hukum Newton tentang gerak.
2. Perencanaan dan pengembangan
Berdasarkan studi literatur, maka disusun draft LKS Learning Cycle 7E yang
terdiri atas sajian teks materi dan soal-soal latihan. Dalam tahap ini yang
pertama kali dilakukan adalah menganalisis konten atau materi pembelajaran
fisika yang digunakan dalam LKS Learning Cycle 7E, menyusun tugas kinerja
yang harus dilakukan siswa, menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pendukung pengembangan LKS
Learning Cycle 7E. Draft LKS Learning Cycle 7E yang telah disusun kemudian
divalidasi oleh ahli yaitu validasi isi dan konstruk.
3. Uji lapangan
Langkah-langkah dalam tahap ini yaitu:
a. uji coba terbatas yang melibatkan kelompok kecil terdiri atas 10 siswa
kelas X untuk mengetahui keterlaksanaan LKS telah diterapkan dengan
benar. Berdasarkan hasil uji coba terbatas, dilakukan perbaikan terhadap
desain LKS yang telah dikembangkan sebelumnya, sehingga desain LKS
yang dikembangkan berikutnya adalah sebuah LKS yang siap untuk
dilakukan uji coba kelompok lebih luas,
b. uji coba kelompok lebih luas memiliki dua tujuan yang hendak diungkap
dalam langkah ini, yaitu (1) meningkatkan pemahaman konsep siswa dan
kemampuan pemecahan masalah, (2) menyimpulkan apakah LKS yang
dikembangkan lebih efektif memberikan dampak terhadap peningkatan
pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa apabila
24
dibandingkan dengan LKS konvensional yang ada di sekolah.
Desain penelitian yang digunakan adalah “Pre-Post Control Group Design”.
Pada desain ini, digunakan satu kelompok eksperimen dengan satu kelompok
kontrol yang diawali dengan sebuah tes awal (pretest) untuk kedua kelompok
kemudian diberi perlakuan (treatment). Setelah itu, dilaksanakan sebuah tes
akhir (posttest) untuk kedua kelompok. Desain uji coba ini diilustrasikan
dalam Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Desain uji coba
Kelas Pretest Treatment PosttestKE O X OKK O X O
Keterangan:KE = Kelompok EksperimenKK = Kelompok KontrolO = nilai pretest kelompok eksperimenO = nilai posttest kelompok eksperimenO = nilai pretest kelompok kontrolO = nilai posttest kelompok kontrolX = Perlakuan berupa pembelajaran menggunakan LKS Learning Cycle 7EX = Perlakuan berupa pembelajaran menggunakan LKS konvensional
(Sugiyono, 2015: 112)
4. Diseminasi
Pada tahap diseminasi dilakukan penyebaran produk, dan submit jurnal baik
nasional maupun international. Penyebaran produk memerlukan biaya tinggi
dan kebijakan politik, sehingga tahapan ini tidak dilaksanakan kecuali seminar
dan submit jurnal. Alur penelitian pengembangan ditampilkan pada Gambar 2.
25
Urutan Siklus Kegiatan Hasil Pilihan
Gambar 2. Diagram Alir Rancangan Penelitian dan Pengembangan
Studi Literatur1. Kajian Kurikulum2. Teori Belajar
Studi Lapangan1.Respon Siswa2.Analisis Kebutuhan
Kebutuhan1. Sumber Belajar2. Fasilitas
Uji Coba Terbataske i, i ≥ 1
RevisiTidak
Valid?
1. Menyusun Silabus2. menyusun RPP
Merumuskan indikatordan tujuanpembelajaran
Merancang sumberbelajar
Validasi Ahli ke i; i ≥ 1
Draf II
Draf IIi
LKS dan Perangkat yangValid, Praktis, dan Efektif
Revisi
Draf I ( LKS danPerangkat)
Praktis danEfektif ?
Studi Pendahuluan
Perencanaan danPengembangan
Uji Lapangan
Diseminasi
Draf Ii
Praktis?
Uji Coba Lapanganke i, i ≥ 1
Draf IIIiRevisi
Draf III
26
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Tahap pendahuluan, lokasi dan subjek penelitian dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Lokasi penelitian dilaksanakan di
SMAIT Miftahul Jannah. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas X IPA
yang diajarkan menggunakan LKS berbasis Learning Cycle 7E.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan sumber data yang dibutuhkan
dalam pengembangan LKS berbasis Learning Cycle 7E yang dijelaskan sebagai
berikut.
1. Data Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dikumpulkan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini
digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan sekolah, guru,
dan siswa dalam proses pembelajaran.
2. Data Validasi Produk LKS
Validasi produk diserahkan kepada ahli materi dan ahli media. Instrumen
yang diberikan berupa pernyataan skala likert dengan empat pilihan jawaban,
yaitu Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang (K), Sangat Kurang (K), serta
dilengkapi dengan komentar dan saran dari para ahli. Kriteria yang menjadi
penilaian dari ahli materi adalah (1) aspek kelayakan isi, meliputi kesesuaian
materi dengan SK dan KD, keakuratan materi, keberadaan LKS dalam
mendorong keinginan siswa; (2) aspek kelayakan penyajian, meliputi teknik
penyajian, kelengkapan penyajian, penyajian pembelajaran.
27
3. Data Kepraktisan Produk
Teknik pengumpulan data kepraktisan produk terdiri atas lembar observasi
keterlaksanaan LKS dan lembar respon siswa terhadap LKS yang diperoleh
melalui kuesioner yang terdiri atas 10 item, 7 item terdiri atas kuesioner
yang menghendaki siswa untuk memilih pernyataan senang, cukup senang,
biasa-biasa saja, dan tidak sedang. Kemudian 3 item berisi pertanyaan yang
menghendaki jawaban berupa pendapat siswa mengenai LKS yang telah
dikembangkan.
4. Data Keefektifan Produk
Pengambilan data menggunakan tes yang terdiri atas pretest dan posttest
untuk mengukur dan menilai dampak penerapan penggunaan LKS fisika
berbasis Learning Cycle 7E. Pretest dilakukan sebelum pembelajaran
dimulai, sedangkan posttest dilakukan setiap pokok bahasan selesai
dipelajari. Bentuk tes adalah pilihan ganda beralasan untuk tes kemampuan
pemahaman konsep dan essay untuk tes pemecahan masalah. Tes dilakukan
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengukur peningkatan
pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Penilaian
tes kemampuan pemahaman konsep dengan kriteria seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Skor Penilaian Kemampuan Pemahaman Konsep
Skor Rubrik Penilaian4 Jawaban benar, alasan benar dan lengkap3 Jawaban benar, alasan kurang lengkap2 Jawaban benar, alasan salah1 Jawaban salah0 Tidak ada jawaban
Sumber: Arikunto (2007)
28
Penilaian tes kemampuan pemecahan masalah dengan kriteria seperti pada
Tabel 5.
Tabel 5. Skor Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah
Diskriptor Skor
Model yang ditampilkan kurang atau tidak mendukung Analisis masalah tidak jelas/tidak sesuai dengan masalah
1
Model .yang ditampilkan mendukung untuk menyelesaikanmasalah.
Analisis masalah sebagian kecil sudah benar
2
Model .yang ditampilkan mendukung untuk menyelesaikanmasalah.
Analisis masalah sebagian besar sudah benar
3
Model yang ditampilkan mendukung untuk menyelesaikanmasalah.
Melakukan analisis masalah dengan benar Menafsir dan memvalidasi tidak sesuai dengan analisis
masalah
4
Model yang ditampilkan mendukung untuk menyelesaikanmasalah.
Melakukan analisis masalah dengan benar Menafsir dan memvalidasi sesuai dengan analisis masalah
5
Sumber: Arikunto (2007)
Sebelum diberikan di akhir pembelajaran, instrumen ini diujicobakan terlebih
dulu pada kelas lain yang telah menempuh materi hukum Newton untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas.
Uji-uji tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a) Validitas
Teknik yang digunakan untuk menguji validitas soal dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 20.0, yaitu dengan membandingkan nilai yang
diperoleh ( ) dan nilai produk moment. Jika nilai > maka
butir soal yang diuji bersifat valid, dan jika sebaliknya maka butir soal
29
dikatakan tidak valid. Butir soal yang tidak valid akan dibuang/ tidak
digunakan atau dengan kata lain butir soal yang digunakan dalam tes hanya
yang bersifat valid saja. Hasil validitas dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7.
Tabel 6. Hasil uji validitas soal pemahaman konsep
NomorSoal Keterangan
1 Valid2 Valid3 Valid4 Tidak Valid5 Valid6 Valid7 Tidak Valid8 Valid9 Valid10111213
ValidValidValidValid
Tabel 7. Hasil uji validitas soal pemecahan masalah
NomorSoal Keterangan
1 Valid2 Valid3 Tidak Valid4 Valid5 Valid6 Valid
b) Reliabilitas
Butir soal yang telah dinyatakan valid selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
Intrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang
digunakan dapat dipercaya. Uji reliabilitas dapat digunakan dengan
30
menggunakan SPSS 21.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur
berdasarkan pada skala alpha cronbach’s 0 sampai 1. Interpretasi nilai Alpha
Cronbach’s dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Interpretasi Nilai Alpha Cronbach’s
Nilai Alpha Cronbach’s Interpretasi0,00-0,20 Kurang Reliabel0,21-0,40 Agak Reliabel0,41-0,60 Cukup Reliabel0,61-0,80 Reliabel0,81-1,00 Sangat Reliabel
(Sumber: Siregar, 2012:130)
Dari hasil perhitungan untuk seluruh item soal diperoleh nilai alpha
sebesar 0,962 untuk soal pemahaman konsep dan 0,883 untuk soal
pemecahan masalah yang berarti alat ukur tersebut sudah reliabel.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dijelaskan dalam tiga tahap studi, yaitu tahap
studi pendahuluan, pengembangan, dan uji coba lapangan. Tahap studi
pendahuluan, temuan atau fakta-fakta tentang implementasi pembelajaran yang
dilaksanakan saat ini, dideskripsikan dalam bentuk persentase, lalu dianalisis atau
diinterpretasikan secara kualitatif. Sehingga, analisis yang digunakan dalam tahap
ini disebut deskriptif kualitatif. Pada tahap pengembangan dilakukan analisis data
sebagai berikut:
1. Uji validasi ahli
Analisis data yang dilakukan berdasarkan instrumen uji validasi ahli bertujuan
untuk menilai sesuai atau tidak produk yang dihasilkan sebagai salah satu
media pembelajaran.
31
Tabel 9. Rubrik Penilaian Uji Ahli
Pilihan Jawaban SkorSangat Baik 4Baik 3Kurang Baik 2Tidak Baik 1
Sumber: Sugiyono (2015)
Selanjutnya teknik analisis data pada instrumen angket penilaian uji validasi
ahli dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Tabulasi semua data yang diperoleh dari para validator untuk setiap
komponen, sub komponen dari butir penilaian yang tersedia dalam
instrumen penilaian.
2) Menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:% = ∑ × 100% (Sudjana, 2005)
Keterangan:
%Xin = Persentase jawaban lembar Validasi LKS
∑S = Jumlah skor jawaban
Smaks = skor maksimum
3) Menghitung rata-rata persentase lembar validasi untuk mengetahui tingkat
kesesuaian isi dan konstruk LKS dengan rumus sebagai berikut:% = ∑% × 100% (Sudjana, 2005)
Keterangan:% = rata-rata persentase jawaban lembar validasi LKS∑% = jumlah persentase jawaban lembar validasi LKS
32
= jumlah pernyataan validasi
4) Menafsirkan persentase jawaban lembar validasi secara keseluruhan
dengan menggunakan tafsiran menurut Arikunto (2016) seperti pada
Tabel 10.
Tabel 10. Tafsiran Skor (Persentase) Lembar Validasi
Persentase Kriteria80,1% - 100% Sangat tinggi60,1% - 80% Tinggi40,1% - 60% Sedang20,1% - 40% Rendah0,0% - 20% Sangat rendah
2. Uji Kepraktisan
Uji kepraktisan ini menggunakan angket yang diberikan kepada siswa. Angket
respons siswa bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa yang dapat
dijadikan tolak ukur kualitas perangkat pembelajaran yang telah
dikembangkan dari aspek kepraktisan. Dalam angket respons ini terdapat
lima pilihan jawaban dengan kriteria penilaian seperti Tabel 11.
Tabel 11. Skala Penilaian Pernyataan
Kategori Skor(SS) sangat setuju 4(S) setuju 3(TS) tidak setuju 2(STS) sangat tidak setuju 1
Sumber: Sugiyono (2015)
Analisis kepraktisan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama
dengan analisis kevalidan. Interval kriteria kepraktisan ditinjau dari angket
respons siswa dijelaskan pada Tabel 12.
33
Tabel 12. Kriteria Kepraktisan LKS
Skor Kriteria81% - 100% Sangat praktis61% - 80% Praktis41% - 60% Cukup praktis21% - 40% Kurang praktis0% - 20% Tidak praktis
Sumber: Arikunto (2016)
Pada tahap uji lapangan beberapa pendekatan analisis yang digunakan yaitu:
a. hasil uji coba 1-1 dianalisis dengan deskriptif kualitatif,
b. uji coba kelompok kecil, pengambilan data dengan teknik observasi dan
data pretest dan posttest sehingga dianalisis secara deskriptif kualitatif
dan kuantitatif.
c. Uji coba kelompok lebih luas dianalisis menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan desain penelitian quasi experiment, dengan
membandingkan hasil pada subjek penelitian eksperimen dan kelompok
kontrol, pada kondisi sebelum dengan sesudah penggunaan LKS
berbasis Learning Cycle 7E.
3. Uji Efektivitas
Analisis efektivitas produk yang diperoleh berdasarkan data skor pretest dan
posttest siswa dari kelas kontrol dan kelas ekperimen diubah menjadi nilai
siswa. Tahap ini dilakukan untuk melihat keefektifan dari produk yang
dikembangkan. Nilai pretest dan posttest siswa dirumuskan sebagai berikut:
Nilai siswa = skor jawaban yang diperolehskor maksimal × 100%
34
a. Uji N-gain
Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai pretest dan
posttest dari kedua kelas. Rumus N-gain (g) adalah sebagai berikut:
− = nilai − nilainilai maksimum − nilaiNilai gain ternormalisasi didistribusikan pada kriteria tiga klasifikasi nilai
dalam range nilai seperti dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Kriteria Interpretasi N-gain
Rata-rata Gain Ternormalisasi Kriteria(g)> 0,70 Tinggi0,30<(g)> 0,70 Sedang0,30>(g) Rendah
Sumber : Meltzer (2002)
Kriteria keefektifan LKS yaitu jika tingkat pencapaian N-gain minimal
kategori sedang.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal
dari populasi berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji
selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
yang terdapat pada program SPSS IBM 20.0.
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel
penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya
untuk menentukan uji yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji
35
homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai
varians yang sama (populasi dengan varians yang homogen) atau sebaliknya.
Hasil perhitungan homogenitas uji homogenitas menggunakan SPSS terhadap
nilai pretest dan gain yang didapat siswa untuk mengetahui kesamaan varian
pembelajaran siswa pada kelas kontrol tanpa penggunaan dan kelas perlakuan
menggunakan LKS berbasis Learning Cycle 7E. Nilai probabilitas
(signifikan) yang dijadikan sebagai kesimpulan.
d. Uji Paired Sample T-Test
Untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan
pemecahan masalah siswa setelah menggunakan LKS Learning Cycle 7E
pada pokok bahasan hukum Newton dibuatlah hipotesis sebagai berikut.
Hipotesis 1:
: Tidak terdapat peningkatan pemahaman konsep setelah menggunakan
LKS Learning Cycle 7E pada pokok bahasan hukum Newton
: Terdapat peningkatan pemahaman konsep menggunakan LKS Learning
Cycle 7E pada pokok bahasan hukum Newton
Hipotesis 2:
: Tidak terdapat peningkatan pemecahan masalah siswa setelah
menggunakan LKS Learning Cycle 7E pada pokok bahasan hukum
Newton
: Terdapat peningkatan pemecahan masalah siswa setelah menggunakan
LKS Learning Cycle 7E pada pokok bahasan hukum Newton
36
Uji hipotesis ini dapat dilakukan dengan menggunakan paired sample t-test
pada program SPSS. Prinsip pengujian terhadap skor pemahaman konsep dan
pemecahan masalah siswa setelah menggunakan LKS jika > 0,05maka
diterima dan jika < 0,05maka ditolak.
e. Uji Independent Sample T-Test
Uji Independent Sample T-Test digunakan untuk menentukan seberapa efektif
perlakuan sampel dengan melihat n-Gain ternormalisasi kemampuan
pemahaman konsep dan pemecahan masalah siswa yang berbeda secara
signifikan antara pembelajaran menggunakan LKS dengan pembelajaran yang
tidak menggunakan LKS.
Pembuktian adanya perbedaan peningkatan kemampuan siswa antara kelas
kontrol dan kelas perlakuan menggunakan LKS ini dilakukan menggunakan
analisis independent sample t-test yang terdapat dalam software statistik. Uji
dilakukan berdasarkan perbedaan nilai gain yang didapat siswa.
Hipotesis 1:
H0 : secara signifikan skor kemampuan pemahaman konsep kelas
eksperimen kurang atau sama dengan skor kemampuan pemahaman
konsep kelas kontrol.
H1 : secara signifikan skor kemampuan pemahaman konsep kelas
eksperimen lebih tinggi dari skor kemampuan pemahaman konsep kelas
kontrol.
37
Hipotesis 2:
H0 : secara signifikan skor kemampuan pemecahan masalah siswa kelas
eksperimen kurang atau sama dengan skor kemampuan pemecahan
masalah siswa kelas kontrol.
H1 : secara signifikan skor kemampuan pemecahan masalah siswa kelas
eksperimen lebih tinggi dari skor kemampuan pemecahan masalah
siswa kelas kontrol.
Jika nilai Signifikansi < α, maka Ho ditolak dan jika nilai Signifikansi > α,
maka Ho diterima.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Telah berhasil dikembangkan LKS berbasis Learning Cycle 7E yang memenuhi
unsur kelayakan yang ditinjau dari:
1. LKS materi Hukum Newton yang dikembangkan mengikuti sintak Learning
Cycle 7E dinyatakan valid oleh ahli, yaitu valid isi (82%) dan konstruk
(84%).
2. LKS materi Hukum Newton memenuhi unsur kepraktisan yang dinyatakan
dengan keterlaksanaan LKS dalam pembelajaran, yaitu dengan rata-rata skor
83 dan respon siswa terhadap penggunaan LKS sangat positif yaitu 82,68%
siswa menyatakan senang belajar menggunakan LKS materi Hukum Newton.
3. LKS materi Hukum Newton memenuhi unsur keefektifan yang dinyatakan
dengan nilai N-gain pemahaman konsep sebesar 0,66 yang masuk dalam
kategori sedang dan kemampuan pemecahan masalah sebesar 0,64 yang
masuk dalam kategori sedang. Serta terdapat perbedaan secara signifikan (p <
0,05) baik pemahaman konsep maupun kemampuan pemecahan masalah
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemahaman konsep dan
kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen yang diajar menggunakan
LKS berbasis Learning Cycle 7E lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
67
B. Saran
Berdasarkan hasil akhir penelitian ini, maka peneliti memberikan saran yaitu:
1. LKS hukum Newton berbasis Learning Cycle 7E dapat dijadikan sebagai
sumber belajar di sekolah guna meningkatkan pemahaman konsep dan
kemampuan pemecahan masalah siswa.
2. Bagi guru yang akan mengimplementasikan LKS hukum Newton berbasis
Learning Cycle 7E agar mempersiapkan dan membaca petunjuk penggunaan
LKS dengan seksama karena LKS berbasis Learning Cycle 7E baru
dikembangkan, agar sewaktu pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
3. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya memperhatikan materi fisika yang akan
disiapkan pada LKS, karena hanya materi dengan karakteristik abstrak dan
kompleks yang dapat dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Acisli, S., Yalcin, S. A., & Turgut, U. 2011. Effects of the 5E learning model onstudents’ academic achievements in movement and force issues. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 15, 2459-2462.
Adesoji, F. A., & Idika, M. I. 2015. Effects of 7E learning cycle model and case-based learning strategy on secondary school students’ learning outcomes inchemistry. Journal of International Society for Teacher Education, 19(1), 7-17.
Ajaja, O. P. 2013. Which way do we go in biology teaching? Lecturing, Conceptmapping, Cooperative learning or Learning cycle?. Electronic Journal ofScience Education, 17(1).
Anderson, L ., & David, R.K. 2001.A Taxonomy For Learning, Teaching, andAssessing. New York: Longman.
Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
. 2016. Metodologi Penelitian. Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta.
Depdiknas. 2004. Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 tanggal 11November 2004 tentang Penilaian Perkembangan Anak Didik SekolahMenengah Pertama (SMP). Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas.
Depdiknas. 2005. Panduan Penyusunan Usulan dan Laporan PenelitianTindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Dirjen Dikti.
. . 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.Jakarta: Depdiknas.
Dewi, N. P. S. R. 2012. Pengaruh model siklus belajar 7E terhadap pemahamankonsep dan keterampilan proses siswa SMA Negeri 1 Sawan. JurnalPendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, 2(2).
Eggen, P., & Kauchak, D. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran (edisikeenam). Jakarta Barat: PT Indeks.
Eisenkraft, A. 2003. Expanding the 5E model. The Sciences Teacher 70 (6). 56-
59. Tersedia: http://its-about-imr.com/htmls/ap/eisenkraft.pdf. diakses 24Oktober 2017.
Erlina, N., Jatmiko, B., & Raharjo, R. 2016. Pengembangan PerangkatPembelajaran Fisika Menggunakan Model Learning Cycle 7E untukMeningkatkan Keterampilan Penyelesaian Masalah. JPPS: JurnalPenelitian Pendidikan Sains, 5(2), 1032-1038.
Fannie, R. D., & Rohati, R. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)Berbasis POE (Predict, Observe, Explain) Pada Materi Program LinearKelas XII SMA. Sainmatika: Jurnal Sains dan Matematika UniversitasJambi, 8(1).
Fauziah, A. 2010. Peningkatan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalahmatematik siswa SMP melalui strategi REACT. In Forum kependidikan(Vol. 30, No. 1, pp. 1-13).
Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R., 2003. Educational research: Anintroduction (7th ed.). Boston: Allyn and Bacon.
Haryani, D. 2011. Pembelajaran matematika dengan pemecahan masalah untukmenumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. In ProsidingSeminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, FMIPA,UNY pada (Vol. 14, pp. 121-26).
Hiahani, Y. D. 2014. Peningkatan Komunikasi Dan Pemecahan MasalahMatematika Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle ‘5E’(PTK PadaSiswa Kelas X Semester Ganjil SMK Muhammadiyah Delanggu TahunAjaran 2013/2014) (Doctoral dissertation, Universitas MuhammadiyahSurakarta).
Imaniyah, I., Siswoyo, S., & Bakri, F. 2015. Pengaruh Model PembelajaranLearning Cycle 7E Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. JurnalPenelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, 1(1), 17-24.
Indarwati, D., Wahyudi, & Ratu, N. 2014. Peningkatan Kemampuan PemecahanMasalah Matematika Melalui Penerapan Problem Based Learning UntukSiswa Kelas V SD. Satya Widya, 30 (l), 17-27.
Indrayanthi, A. S. D. 2012. Pengaruh Penerapan Model Siklus Belajar 7Eterhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan Berpikir KritisSiswa. Jurnal Pendidikan IPA, 2(1).
Jack, G. U. 2017. The effect of learning cycle constructivist-based approach onstudents academic achievement and attitude towards chemistry in secondaryschools in north-eastern part of Nigeria. Educational Research and Reviews,12(7), 456-466.
Jati, I. M. & Mintohari. 2018. Pengembangan LKS Berbasis Learning Cycle 5euntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. JurnalPenelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(4).
Kaynar, D., Tekkaya, C., & Cakiroglu, J. 2009. Effectiveness of 5e learning cycleinstruction on students’ achievement in cell concept and scientificepistemological beliefs. Hacettepe Üniversitesi Eğitim Fakültesi Dergisi,37(37).
Mariya, L., & Suyatna, A. 2015. Lembar kegiatan siswa model learning cycle 7emateri pemanasan global untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritissiswa. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) (Vol.4, pp. SNF2015-II).
Masdukiyanto, Sutopo, & Latifah, N. 2016. Kesulitan siswa dalam memecahkanmasalah hukum newton. Prosiding Semnas Pend. IPA Pascasarjana UM.Tersedia: http://pasca.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Masdukiyanto-351-354.pdf. diakses pada 9 November 2017.
Meltzer, D. E. 2002. Relation between Students' Problem-Solving Performanceand Representational Format. American Journal of Physics, 73 (5), 463.
Murni, D. 2013. Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep SubstansiGenetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). ProsidingSEMIRATA 2013, 1(1).
Novitasari, W. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle TerhadapPemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas X Sma Negeri 15 PadangTahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(2).
Nurlatifah, C. A., Kurniati, T., & Maspupah, M. 2017. Pengembangan LembarKegiatan Siswa (LKS) berbasis Model Learning Cycle 5e untukMeningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pencemaran Lingkungan.Jurnal BIOEDUIN: Program Studi Pendidikan Biologi, 7(2), 8-13.
Nursita, N., Darsikin, D., & Syamsu, S. 2015. Pengaruh Model PembelajaranBerbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah HukumNewton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu. Jurnal Pendidikan FisikaTadulako Online (JPFT), 3(2).
Nurulsari, N., Abdurrahman., & Suyatna, A. 2017. Development of softscaffolding strategy to improve student’s creative thinking ability inphysics. Journal of Physics: Conference Series 909, 1-8.
Pratiwi, N. W. 2014. Penerapan model pembelajaran learning cycle 5E padamateri fluida statis siswa Kelas X SMA. Inovasi Pendidikan Fisika, 3(2).
Restami, M. P., Suma, K., & Pujani, M. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Poe(Predict-Observe-Explaint) Terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan SikapIlmiah Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan danPembelajaran IPA Indonesia, 3(1).
Riduwan, S. 2014. Penelitian Pendidikan Cetakan ke-20. Bandung: Alfabeta.
Savage, M. & Williams, J. 1990. Mechanics in Action: modelling and practicalInvestigation. Cambridge university Press New York port ChesterMelbourne Sydney.
Shoimin, A. 2014. 68 Model Pmbelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Siregar, S. 2012. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Siribunnam, R., & Tayraukham, S. 2009. Effects of 7-E, KWL and conventionalinstruction on analytical thinking, learning achievement and attitudes towardchemistry learning. Journal of social sciences, 5(4), 279-282.
Sitepu, B.P. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar proses belajar Mengajar. Bandar: Sinar BaruAlgensindo.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Sunyono. 2008. Development of Student Worksheet Base on Environment toSains Material of Yunior High School in Class VII on Semester I.Proceeding of The 2nd International Seminar of Science Education.Bandung: UPI.
Susilawati, K., Adnyana, P. B., & Swasta, I. B. J. 2014. Pengaruh model siklusbelajar 7E terhadap pemahaman konsep biologi dan sikap ilmiah siswa.Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, 4 (1).
Sutopo, S., & Parno, P. 2017. Kesulitan Siswa Dalam Memahami hukum NewtonDan Solusinya Pada Pembelajaran Sains Di SMP. In Seminar NasionalMahasiswa Kerjasama Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga KependidikanKemendikbud 2016.
Suyanto, E., & Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja FisikaSiswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka danKeterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan 2009 ISBN 978-979-18755-1-6. BandarLampung: Unila.
Taufik, M., Sukmadinata, S., Abdulhak, I., & Tumbelaka, B. Y. 2010. DesainModel Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan PemecahanMasalah Dalam Pembelajaran IPA (Fisika) Sekolah Menengah Pertama diKota Bandung. Berkala Fisika, 13 (2), 31-44.
Tias, A. A. W., & Wutsqa, D. U. 2015. Analisis kesulitan siswa SMA dalampemecahan masalah matematika kelas XII IPA di Kota Yogyakarta. JurnalRiset Pendidikan Matematika, 2 (1), 28-39.
Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: BumiAksara.
Wicaksono, I., Jatmiko, B., & Prastowo, T. 2017. Pengembangan PerangkatPembelajaran Fisika Model Learning Cycle 5e Untuk MeningkatkanPemahaman Konsep Siswa Pada Materi Fluida Statis. JPPS: JurnalPenelitian Pendidikan Sains, 4(2), 518-524.
Widiadnyana, I. W., Sadia, I. W., & Suastra, I. W. 2014. Pengaruh modeldiscovery learning terhadap pemahaman konsep IPA dan sikap ilmiah siswaSMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, 4(1).
Widjajanti, D. B. 2009. Kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswacalon guru matematika: apa dan bagaimana mengembangkannya. InSeminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2009. JurusanPendidikan Matematika FMIPA UNY.
Zubaidah, S. 2016. Keterampilan abad ke-21: Keterampilan yang Diajarkanmelalui Pembelajaran. In Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikandengan Tema “Isu-isu Strategis Pembelajaran MIPA Abad (Vol. 21).