pengembangan masyarakat(kpm 231)skpm.ipb.ac.id/web/wp-content/uploads/2012/09/pb-01...pengembangan...
TRANSCRIPT
9/4/2012
1
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
PENGEMBANGAN
MASYARAKAT(KPM 231)
Koordinator
Matakuliah Pengembangan Masyarakat
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor
Website: http://skpm.fema.ipb.ac.id/
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
PB-01 KOMUNITAS DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI
9/4/2012
2
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian Komunitas
2. Pengertian Pengembangan
Masyarakat
3. Mengapa Pengembangan
Masyarakat ?
4. Pembangunan berbasis
Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Konotasi :
Pengembangan Masyarakat = Community Development
Society
Masyarakat
Konsep & Strategi
Community
Pengembangan Masyarakat
9/4/2012
3
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
1. Pengertian Komunitas
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
George Hillery Jr (1955) (94 definitions):
• A group
• A process
• A social system
• A geographic place
• A consciousness of kind
• A totality of attitude
• A common lifestyle
• The possession of common ends
• Local self sufficiency
9/4/2012
4
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Sebanyak 69 dari 94 definisi:
• The common elements of area
• Common ties
• Social interaction
“a community as people living within a
specific area, sharing common ties,
and interacting with one another”
“The area of community”
• Politically ?
• Economically ?
• Psychologically ?
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
The basis of common ties ? = The amount and quality of social interaction
“a community can encompass many
different kinds of human organizations”
Empat komponen utama “komunitas”:
1. People
2. Place or territory
3. Social interaction
4. Psychological identification
9/4/2012
5
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
A community (Christenson & Robinson Jr, 1989):
“people the live within a geographically bounded are who are involved in social interaction and have one or
more psychological ties with each other and with the place in which they live”
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
“Komunitas”
“warga setempat (community) yang dapat dibedakandari masyarakat lebih luas (society) melaluikedalaman perhatian bersama yang mempunyaikebutuhan bersama”
Komunitas adalah suatu wilayah kehidupan sosialyang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosialtertentu berdasarkan lokalitas, perasaan sewarga, dan solidaritas.
9/4/2012
6
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Community (R.E. Park, 1952)
“A community is not only a collection of people, but it is a collection of institutions. Not people, but institutions, are final and decisive in distinguishing the community from other social constellations”
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Komunitas
(Community)Masyarakat
(Society)
Kecil Besar
Homogen Heterogen
Kultural Struktural
Solidaritas mekanik Solidaritas Organik
Partisipatif-efektif Produktivitas-efisiensi
Relatif otonom Dependent
9/4/2012
7
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Ilmuwan “Komunitas” “Masyarakat”
F. Tonnies (1887) Gemeinschaft Gesselschaft
E. Durkhem (1893) Mechanic solidarity Organic solidarity
R. Redfield (1955) Distinctiveness; smallness; homogenity; self sufficiency
J.V. Baldride (1986) Sekelompok orang; kebudayaan bersama; geografis tertentu; mengandung institusi & organisasi sosial
J. Ife (1995) Organisasi sosial: human scale; identity & belonging; obligations, culture; gemeinschaft
Tjondronegoro Gejala organisasi(sodality)
Organisasi
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
The essential characteristics of a community (Park, 1936):
1. A population territorially organized
2. More or less completely rooted in the soil it occupies
3. Its individual units living in a relationship of mutual interdependence
CIRI-CIRI “KOMUNITAS”
9/4/2012
8
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Suatu komunitas pasti mempunyai lokalitas
atau tempat tinggal (wilayah) tertentu.
Komunitas yang mempunyai tempat tinggal tetap dan permanen, biasanya mempunyai ikatan solidaritas yang kuat sebagai pengaruh kesatuan tempat tinggalnya.
Secara garis besar, komunitas berfungsi sebagai ukuran untuk menggarisbawahi hubungan antara hubungan-hubungan sosial dengan suatu wilayah geografis tertentu
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
TIPE-TIPE “KOMUNITAS”
Berdasarkan ciri-ciri masyarakat agraris terdapat tipologikomunitas agraris, yang secara garis besar dapatdibedakan atas:
(1) Komunitas nelayan (pantai dan pesisir);
(2) Komunitas petani sawah (dataran rendah); dan
(3) Komunitas petani peladang atau lahan kering(dataran tinggi).
9/4/2012
9
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
“Community”
Local Society
Struktur dan Kultur
Local Ecology
Pola adaptasi ekologi
Collective Action
Aksi bersama (kelembagaan)
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
2. Pengertian Pengembangan
Masyarakat
9/4/2012
10
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
community resource development, rural areas development, community economic development, rural revitalisation, dan community based development.
Community development menggambarkan maknayang penting dari dua konsep: community, bermakna kualitas hubungan sosial; dan development, perubahan ke arah kemajuan yang
terencana dan bersifat gradual.
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
“Community development is a movement designed to promote better living for the whole community with the active participation and on the initiative of the community”
9/4/2012
11
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
CD = mengembangkan atau menaikkan kualitas hidup suatu masyarakat
CD = “proses swadaya masyarakat digabungkan dengan usaha-usaha pemerintah setempat gunameningkatkan kondisi masyarakat di bidang sosial, ekonomi, dan kultural, serta untuk mengintegrasikan masyarakat”
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Pengembangan Masyarakat (CD)
Suatu metode atau pendekatan pembangunan yang menekankan adanya partisipasi dan keterlibatan langsung penduduk dalam proses pembangunan, dimana semua usaha swadaya
masyarakat disinergikan dengan usaha-usaha pemerintah setempat dan stakeholders lainnya untuk meningkatkan taraf hidup, dengan sebesar mungkin ketergantungan pada inisiatif
penduduk sendiri, serta pelayanan teknis
sehingga proses pembangunan berjalan efektif
9/4/2012
12
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Advokasi
Pengorganisasi
an Komunitas
Komunikas
Informasi dan
Edukasi
Pengembangan
Kapasitas
Pengembangan
Jejaringan
Lubis, 2010
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
ADVOKASI
Upaya untuk mengubah atau mempengaruhiperilaku penentu kebijaksanaan agar berpihakpada kepentingan publik melalui penyampaianpesan-pesan yang didasarkan pada argumentasiyang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,legal, dan moral. Melalui kegiatan advokasidilakukan identifikasi dan pelibatkan semuasektor di berbagai level untuk mendukungprogram.
9/4/2012
13
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
PENGORGANISASIAN
KOMUNITAS
Agar masyarakat mempunyai arena untuk mendiskusikan
dan mengambil keputusan atas masalah di sekitarnya. Bila
terorganisir, masyarakat juga akan mampu menemukan
sumberdaya yang dapat mereka manfaatkan. Biasanya,
dalam pengembangan masyarakat, dibentuk kelompok
kelompok sebagai wadah refleksi dan aksi bersama
anggota komunitas. Pengorganisasian ini bisa dibentuk
berjenjang: di tingkat komunitas, antar komunitas di
Tingkat desa, antar desa di tingkat kecamatan dan
seterusnya sampai ke tingkat nasional bahkan regional.
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
PENGEMBANGAN JEJARING
Menjalin kerjasama dengan pihak lain (individu,
kelompok, dan atau organisasi) agar bersama-sama saling
mendukung untuk mencapai tujuan. Jaringan dan saling
percaya (trust) merupakan salah satu unsur penting dari
kapital sosial, sehingga menjadi komponen penting dalam
pengembangan masyarakat. Pada komuntas yang
mempunyai jaringan yang baik, sumber daya yang ada
pada seluruh kompenen komunitas dan komponen lain
yang terbangun dalam jaringan akan dapat dimanfaatkan
bersama-sama.
9/4/2012
14
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
PENGEMBANGAN KAPASITAS
Meningkatkan kemampuan masyarakat di segala bidang
(termasuk untuk advokasi, mengorganisir diri sendiri, dan
mengembangkan jaringan). Sumpeno (tt) mengartikan
pengembangan kapasitas sebagai peningkatan atau
perubahan perilaku individu, organisasi, dan sistem
masyarakat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien. Peningkatan kemampuan individu mencakup
perubahan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilan;
peningkatan kemampuan kelembagaan meliputi perbaikan organisasi
dan manajemen, keuangan, dan budaya organisasi; peningkatan
kemampuan masyarakat mencakup kemandirian, keswadayaan, dan
kemampuan mengantisipasi perubahan.
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
KOMUNIKASI, INFORMASI,
DAN EDUKASI
Proses pengelolaan informasi, pendidikan masyarakat, dan
penyebaran informasi untuk mendukung keempat
komponen di atas. Pengelolaan informasi juga menyangkut
mencari dan mendokumentasikan informasi agar
informasi selalu tersedia bagi masyarakat yang
memerlukannya. Kegiatan edukasi perlu dilakukan agar
kemampuan masyarakat dalam segala hal meningkat,
sehingga masyarakat mampu mengatasi masalahnya
sendiri setiap saat. Untuk mendukung proses komunikasi,
berbagai media komunikasi (modern – tradisional; massa –
individu – kelompok) perlu dimanfaatkan dengan kreatif.
9/4/2012
15
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
3. Mengapa Pengembangan
Masyarakat ?
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
“Pembangunan” sering dianggap „obat‟ terhadap berbagai masalah masyarakat,
khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Permulaan
pendekatan pembangunan adalah dikemukakannya “Teori Pertumbuhan” oleh
kelompok ekonom ortodoks. Teori ini menjelaskan bahwa “pembangunan”
sebagai pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya diasumsikan akan
meningkatkan standar kehidupan (Clark, 1991). Mereka menggunakan GNP
(Gross National Product) sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan.
“Pembangunan” tidaklah berbeda dengan istilah “perubahan”.
Keduanya memiliki sisi positif dan negatif, tergantung kepada apa dan siapa
yang akan diubah, dan juga bagaimana perubahan itu akan dilakukan. Menurut
Troeller (1978) ada enam pendekatan pembangunan, yaitu:
pendekatan pertumbuhan; pertumbuhan dan pemerataan, tata ekonomi
internasional baru, ketergantungan, kebutuhan pokok, dan pendekatan
kemandirian.
9/4/2012
16
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Growth Approach
Redistribution of Growth
Approach
Dependent Paradigm
Approach
The New International
Economic Order
The Basic Need Approach
The Self-Reliance Approach
Pendekatan #1: Pendekatan Pertumbuhan
“strategi industrialisasi dengan kebijakan substitusi impor” “tetesan rejeki
ke bawah” (trickle down effect).
Pendekatan #2: Pertumbuhan dan Pemerataan
kemiskinan adalah fenomena yang kompleks yang berhulu dari
kesenjangan antar kelas, daerah, dan golongan
Pendekatan #3: Paradigma Ketergantungan
keetrgantungan merupakan penyebab keterbelakangan, agar maju perlu
pembebasan masyarakat
Pendekatan #4: Tata Ekonomi Internasional Baru
tata ekonomi yang berlandaskan pada kebutuhan negara Selatan untuk
mengelola SDA-nya sendiri
Pendekatan #5: Kebutuhan Pokok
kebutuhan pokok tidak terpenuhi jika masih dibawah garis kemiskinan dan
tidak ada pekerjaan yang layak
Pendekatan #6: Kemandirian
bebaskan dari ketergantungan kepada negara industri
Beberapa Pendekatan Pembangunan
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Penggagas
Details
Tokoh
Asumsi
Kenyataan
Kelompok ekonomi aliran Keynesian
Revolusi ekonomi dari aliran Keynesian mendorong para ahli ekonomi untuk menempuh
“strategi industrialisasi dengan kebijakan substitusi impor” sebagai “resep baru” bagi
negara agraris yang padat penduduk di Dunia III.
Rostow (1960), tahapan pembangunan yang pada intinya terkait dengan investasi “modal
besar” atau mengenai “suntikan investasi yang padat modal untuk mendongkrak
sumberdaya dan potensi yang ada pada masyarakat.”
Bila terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sebagai konsekuensinya akan terjadi
“tetesan rejeki ke bawah” (trickle down effect). Tetesan rejeki ke bawah diharapkan juga
akan mencapai kelompok masyarakat lapisan bawah.
Hasil pembangunan memicu munculnya permasalahan lain, seperti: meningkatnya
pengangguran pada angkatan kerja; tingkat kejahatan, tingkat migrasi desa ke kota, dan
ketimpangan pada berbagai negara Dunia III.
Pendekatan Pertumbuhan
9/4/2012
17
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Penggagas
Details
Isu
Substansi
Adelman & Morris (1973). “Economic Growth and Social Equity in
Developing Countries”
Tiga indikator dasar untuk mengukur perkembangan pembangunan suatu
negara: (1) indikator-indikator sosial-budaya; (2) indikator-indikator politik;
dan (3) indikator-indikator ekonomi. Intinya pertumbuhan ekonomi
mempunyai hubungan dengan partisipasi politik dan distribusi pendapatan
dalam kaitan dengan strategi pembangunan pada berbagai negara Dunia III.
Kemiskinan dilihat sebagai fenomena yang kompleks, dan dapat ditelusuri
dari adanya kesenjangan antar kelas sosial-ekonomi; ketimpangan
hubungan kota-desa; perbedaan antar suku, agama, dan daerah.
Tidak banyak berbeda dengan Pendekatan#1, walaupun dilakukan
perbaikan meskipun masih terasa “tambal sulam”.
Pendekatan Pertumbuhan
dan Pemerataan
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Penggagas
Details
Implikasi
Kebijakan
Kritik
Cardoso
Negara “selatan” selalu berada dalam kondisi ketergantungan terhadap
negara “utara” dalam hal teknologi dan kapital. Relasi yang tidak sehat
memberikan sumbangan terhadap peningkatan kemiskinan dari negara-
negara penerima bantuan.
Munculnya sifat ketergantungan merupakan penyebab terjadinya
“keterbelakangan” masyarakat negara sedang berkembang, oleh karena itu
untuk membebaskan diri dari “keterbelakangan” diperlukan adanya upaya
pembebasan masyarakat dari rantai yang membelenggu mereka.
Banyak masalah ataupun gejala yang tidak bisa dipecahkan oleh teori
tersebut. Kritik lain, teori tersebut kurang mempunyai dayaguna yang
praktis dan teori tersebut terlalu banyak mengulang-ulang dan kurang
berkembang.
Pendekatan Paradigma
Ketergantungan
9/4/2012
18
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Penggagas
Details
Kenyataan
The Club of Rome
Menciptakan tata ekonomi internasional baru yang berlandaskan
pada kebutuhan negera-negara “selatan” untuk mengelola
sumberdaya alam dan ekonomi mereka sendiri. Amerika Serikat
menerapkan tiga strategi untuk menunda ataupun menghalangi
gagasan tersebut, yakni dengan: (1) strategi penolakan secara
sepihak (unilateral strategy); (2) strategi pengendoran yaitu
mengambil langkah persetujuan terhadap hal kecil tetapi tidak pada
hal yang pokok (alleviationist strategy); dan (3) strategi
penyampaian yang bersifat samar dengan maksud menunda
ataupun mengulur waktu.
Tata ekonomi yang baru tersebut sampai saat ini masih merupakan
suatu impian bagi negara-negara “selatan”.
Pendekatan Tata Ekonomi
Internasional Baru
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Penggagas
Details
Kenyataan
Sudjatmoko
“Kebutuhan pokok tidak mungkin dapat dipenuhi jika mereka masih berada di bawah
garis kemiskinan serta tidak mempunyai pekerjaan untuk memperoleh pendapatan
yang lebih baik.” Pendekatan ini diterapkan secara komprehensif dan melibatkan
masyarakat di pedesaan dan sektor informal dengan mengembangkan potensi,
kepercayaan, dan kemampuan masyarakat itu sendiri untuk mengorganisir diri serta
membangun sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Hal yang menarik dari
pendekatan ini adalah perhatiannya terhadap masyarakat yang berada di bawah
garis kemiskinan, dan penghargaan terhadap gerakan mereka yang berada di lapisan
bawah (grassroots).
Titik tertentu mampu menjembatani kebutuhan pokok dengan pendekatan
kemandirian (self-reliance approach), yakni pendekatan yang memperhatikan
“gerakan” dari grassroots dan kelompok yang berada di bawah garis kemiskinan
menjadi salah satu pendekatan yang relatif banyak diadopsi oleh negara-negara Dunia
III.
Pendekatan Kebutuhan Pokok
9/4/2012
19
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Details
Konsekeunsi
Muncul sebagai konsekuensi logis dari berbagai upaya negara-negara
Dunia III untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap negara-
negara industri. Konsep kemandirian menekankan pada dua
perspektif: (1) penekanan lebih diutamakan pada hubungan timbal-
balik dan saling menguntungkan dalam perdagangan dan kerjasama
pembangunan; dan (2) lebih mengandalkan pada kemampuan dan
sumberdaya sendiri untuk kemudian dipertemukan dengan
pendekatan internasional tentang pembangunan
Penerapan konsep kemandirian membawa konsekuensi perlunya
diterapkan pula pendekatan kebutuhan pokok bagi kelompok miskin,
dan strategi pemerataan pendapatan serta hasil-hasil pembangunan.
Pendekatan Kemandirian
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Comments
Kelemahan
Implikasi
Keenam pendekatan tersebut memiliki persamaan yang meluas dan mendalam
dalam hal ketidak akuratan keenam pendekatan tersebut secara empiris,
ketidakaekuatannya dari segi teori, dan ketidak-efektifannya dari segi kebijaksanaan
politik
(1) Pendekatan pembangunan itu secara empiris keliru tentang realitas masa lampau
dan masa kini di bagian dunia yang terkebelakang, bagian dunia yang sudah maju, dan
dunia secara keseluruhan, (2) teoritis tidak adekuat karena tidak dapat
mengidentifikasi keseluruhan aspek sosial yang determinan karena tidak
memperhatikan sejarah bagian yang terbelakang atau hubungannya dengan bagian
yang sudah maju, dan bahkan dunia secara keseluruhan, (3) kebijaksanaan
pembangunan dari pendekatan-pendekatan tersebut semakin konservatif dari segi
politik dan cenderung menerima status quo struktural tanpa berbuat apa-apa sambil
menantikan “hadiah” dari orang lain dengan tangan terbuka.
Jika negara-negara maju tidak dapat mendifusikan pembangunan, teori pembangunan
atau kebijaksanaan pembangunan ke negara-negara terkebelakang, maka rakyat di
negara-negara terkebelakang itu sendiri harus membangun.
Evaluasi
9/4/2012
20
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Pergeseran Paradigma (Paradigm Shift)
Production Centered
Development
People Centered
Development
• Sentralisasi
• Mobilisasi
• Penaklukan
• Eksploitasi
• Hubungan Fungsional
• Nasional
• Ekonomi Konvensional
Unsustainable
• Desentralisasi
• Partisipasi
• Pemberdayaan
• Pelestarian
• Jejaring Sosial
• Teritorial
• Keswadayaan Lokal
Sustainable
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
4. Pembangunan berbasis
Masyarakat
9/4/2012
21
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Pembangunan
Konvensional
Pembangunan Berbasis
Masyarakat
Asumsi tentang Masyarakat (Community)
Berangkat dari pandangan bahwa masyarakat terbelakang, pengetahuannya rendah, tradisional dan bodoh.
Untuk memajukan mereka diperlukan pengetahuan dari luar
Masyarakat dibangun bukan karena mereka bodoh dan tidak mampu, akan tetapi kemampuan yang tersedia dioptimalkan agar mereka berkembang sesuai dengan pengetahuan mereka.
Pengetahuan lokal dan teknologi tepat guna sebagai basisi pengembangan mereka
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Pembangunan
Konvensional
Pembangunan Berbasis
Masyarakat
Konsekuensi Perencanaan
Perencanaan bersifat top down dan sentralitas
Direncanakan oleh tenahga ahli atau akademisi tanpa mempertinmbangkan apa yang dimiliki masyarakat
Lebih mengutamakan perencxanaan untuk pertumbuhan ekonomi
Lebih menekankan pada aspek lokalitas
Perencanaan dilakukan secara otonomi, berdasarkan potensi lokalitas dengan menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan.
Pemikiran otonomi lebih ditekankan dalam perencanaan kegiatan berdasarkan kebutuhan masing-masing
9/4/2012
22
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Pembangunan
Konvensional
Pembangunan Berbasis
Masyarakat
Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa kemajuan masyarakat diukur menurut kemajuan ekonomi semata
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Pembangunan
Konvensional
Pembangunan Berbasis
Masyarakat
Konsekuensi Perlakuan terhadap Masyarakat
Menempatkan birokrat ataupun tenaga ahli dari luar sebagai pihak yang dilayani masyarakat karena mereka dianggap telah berbuat banyak untuk kepentingan masyarakat
Menempatkan birokrat ataupun tenaga ahli dari luar sebagai pengatur kepentingan masyarakat dan sebagai aktor yang melakukan fungsi pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat
9/4/2012
23
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Pembangunan
Konvensional
Pembangunan Berbasis
Masyarakat
Implikasi bagi Kehidupan Sosial
Menjadikan masyarakat sangat bergantung kepada pemerintah
Memendam konflik semu yang setiap saat bisa menjadi ledakan konflik kepentingan
Sejak awal mengakomodasi daya kritis masyarakat
Masyarakat mampu menolak jika terjadi tekanan atau eksploitasi dari luar yang tidak menguntungkan mereka
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT FEMA IPB
BAGIAN SOSIOLOGI PEDESAAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
TERIMAKASIHPengelola Matakuliah Pengembangan Masyarakat
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan MasyarakatFakultas Ekologi Manusia - Institut Pertanian Bogor
http://skpm.fema.ipb.ac.id