pengembangan media audio visual candi tikus yang …
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL CANDI TIKUS YANG
BERMUATAN NILAI KARAKTER UNTUK PEMBELAJARAN
SEJARAH INDONESIA SISWA SMA KELAS X
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh
Yulia Monika
NIM: 151314009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skiripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat dan rahmat-Nya di
dalam hidup saya dalam menyelesaikan segala sesuatu dengan baik.
2. Bunda Maria yang senantiasa menyampaikan doa-doa saya kepada anak-
Nya.
3. Kedua orang tua tercinta “Bapak Paskalis Paka BA dan Ibu Rosalia Uhit”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Salam Maria Penuh Rahmat Tuhan Sertamu Terpujilah Engkau diantara Wanita
dan Terpujilah Buah Tubuhmu Yesus
Santa Maria Bunda Allah Doakan Kami yang Berdosa ini Sekarang dan Waktu
Kami Mati
(Doa Salam Maria)
Give but do not allow yourself to be used
Love but do not allow your heart to be abused
trust but don’t be naive
Listen to others, but don’t loose your own voice
(Instagram)
Cintailah dirimu sendiri agar kamu bisa mencintai yang lain dengan benar dan
sewajarnya
(Yulia Monika)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL CANDI TIKUS YANG
BERMUATAN NILAI KARAKTER UNTUK PEMBELAJARAN
SEJARAH INDONESIA SISWA SMA KELAS X
Yulia Monika
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media audio visual Candi
Tikus yang bermuatan nilai karakter bagi pembelajaran sejarah Indonesia siswa
SMA kelas X.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
menurut Dick & Carey yaitu: (1) analisis kebutuhan dan tujuan, (2) analisis
pembelajaran, (3) analisis pembelajar dan konteks, (4) merumuskan tujuan
performansi, (5) mengembangkan instrumen, (6) mengembangkan strategi
pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, (8)
merancang dan melakukan evaluasi formatif, (9) melakukan revisi. (10) produk
akhir. Validasi dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan ahli pendidikan
karakter. Uji coba produk dilakukan dalam dua tahap yaitu: perorangan (guru) dan
kelompok kecil (peserta didik kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta). Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner dan wawancara. Teknik
analisis data menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif.
Hasil validasi ahli dan uji coba produk menunjukkan bahwa produk media
audio visual Candi Tikus yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai
media pembelajaran. Hasil validasi dari ahli materi termasuk kategori “baik”, ahli
media termasuk kategori “sangat baik”, dan ahli pendidikan karakter termasuk
kategori “baik”. Hasil uji coba perorangan termasuk dalam kategori “sangat baik”.
dan uji coba kelompok kecil termasuk kategori “sangat baik’.
Kata Kunci:Penelitian dan Pengembangan, Media, Audio visual, Peninggalan
Majapahit, Candi Tikus, Nilai Karakter, Sejarah Indonesia, Siswa
SMA kelas X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF AUDIO VISUAL MEDIA FOR TIKUS
TEMPLE THAT CONTAINS CHARACTER VALUES FOR INDONESIAN
HISTORY LEARNING PROCESS FOR THE TENTH GRADE STUDENTS
OF SENIOR HIGH SCHOOL
Yulia Monika
Sanata Dharma University
2019
The research aims at developing audio visual media for Tikus Temple that
contains character values for Indonesian history learning process for the tenth
grade students of Senior High School.
The research uses research and development methods established by Dick
& Carey, containing: (1) instructional needs and goals analyses, (2) learning
analysis, (3) learning analysis and context, (4) formulating an act of performance,
(5) developing instruments, (6) developing learning strategies, (7) developing and
selecting learning materials, (8) designing and conducting formative evaluation,
(9) revising the instructions, (10) last product. The validation was done by a
material expert, a media expert, and a character education expert. Product testings
were performed in two stages that is: by individual (a teacher) and by a small
group (grade tenth students of Stella Duce Senior High School 2 Yogyakarta).
Data collection was performed using observation, questionnaires and interviews.
Qualitative and quantitative techniques were used to make data analyses.
The results of the validation by experts and product testings show that the
audio visual media for Tikus Temple is feasible to be expanded. The results of the
validation from the material expert includes in “good” category, from the media
expert includes in “very good” category, and from the character education expert
includes in “good” category. The results from individual test includes in “very
good” category and results from the small group includes in “very good”
category.
Keywords: Research & Development, Media, Audio visual, Heritage of
Majapahit, Tikus Temple, Character value, Indonesia history, Senior
High School on X grade
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan
kasih karunia-Nya yang melimpah, sehingga skripsi berjudul “Pengembangan
Media Audio Visual Candi Tikus yang Bermuatan Nilai Karakter untuk
Pembelajaran Sejarah Indonesia Siswa SMA kelas X” dapat diselesaikan oleh
peneliti. Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi hingga
terselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suranto, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M. Pd., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah membimbing
peneliti selama proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Hendra Kurniawan, M. Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Sejarah dan Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2015 Fakultas
keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah
membimbing peneliti dari semester I sampai semester VIII. Bapak Hendra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Kurniawan, M. Pd., juga merupakan dosen pembimbing II yang turut serta
membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Para Dosen Prodi Pendidikan Sejarah yang sudah memberikan banyak ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan bagi peneliti.
6. Bapak Agus, selaku staff sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang
selalu sabar dan telaten dalam memberikan pelayanan administrasi.
7. Kedua orang tua tercinta, yaitu Bapak Paskalis dan Ibu Rosalia yang selalu
mendukung peneliti dengan sepenuh hati.
8. Sepuluh orang saudara kandung saya “Bang Linus, Bang Pius, Bang Desta,
Bang Eja. Bang Vinsen, Kak Maria, Dek Junia, Dek Rio, Dek Toti dan Dek
Anselma” yang senantiasa memberikan dukungan maupun doa.
9. Steven Agung dan keluarga yang selalu memberikan dukungan.
10. Stevani, Bela, Agatha, Isti, dan sahabat “bule timur” yang selalu mendukung
peneliti selama menyelesaikan skripsi.
11. Dukungan teman-teman angkatan 2015.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena
itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Yogyakarta, 29 Juli 2019
Peneliti
Yulia Monika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PESERSEMBAHAN ............................................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xx
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xxv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 6
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 6
C. Batasan Masalah....................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ....................................................... 8
G. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
BAB II: Kajian Pustaka ............................................................................ 10
A. Deskripsi Teori ....................................................................................... 10
1. Media Pembelajaran................................................................................ 10
a. Pengertian Media Pembelajaran ............................................................. 10
b. Fungsi Media Pembelajaran .................................................................... 11
c. Manfaat Media Pembelajaran .................................................................. 11
d. Ciri-ciri Media Pembelajaran .................................................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
e. Klasifikasi Media Pembelajaran ............................................................. 14
f. Prinsip dalam Memilih Media Pembelajaran .......................................... 16
2. Audio Visual ........................................................................................... 17
a. Pengertian Media Audio Visual ....................................................... .......17
b. Jenis-jenis Media Audio Visual ............................................................. 17
c. Media Audio Visual dalam Pembelajaran Sejarah................................. 20
d. Peran Media Audio Visual Bagi Pembelajaran Sejarah ......................... 20
e. Prinsip dalam Merancang Media Audio Visual Berupa video bagi
Pembelajaran Sejarah...............................................................................21
f. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual ................................... 22
3. Pembelajaran Sejarah .............................................................................. 22
a. Tujuan Pembelajaran Sejarah ................................................................. 24
b. Karakteristik Pembelajaran Sejarah ........................................................ 24
4. Pendidikan Karakter................................................................................ 24
a. Pengertian Pendidikan Karakter ............................................................. 24
b. Fungsi Pendidikan Karakter .................................................................... 25
c. Tujuan Pendidikan Karakter ................................................................... 26
d. Nilai-nilai yang Dikembangkan Dalam Pendidikan Karakter ................ 26
5. Kerajaan Majapahit ................................................................................. 33
a. Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit ....................................................... 33
b. Candi Tikus ............................................................................................. 36
B. Penelitian yang Relavan ......................................................................... 38
C. Kerangka Pikir ....................................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ............. 43
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 43
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ................................................ 44
C. Uji Coba Produk ..................................................................................... 47
1. Desain Uji Coba ...................................................................................... 47
2. Subjek Uji Coba Produk ......................................................................... 48
D. Tempat Penelitian................................................................................... 49
E. Jenis Data ............................................................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
F. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................ 49
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 50
BAB IV Hasil Penelitian dan Pengembangan ......................................... 52
A. Analisis Kebutuhan ................................................................................ 52
B. Deskripsi Produk Awal .......................................................................... 54
C. Data Validasi dan Revisi Produk oleh Ahli ........................................... 68
1. Data Validasi oleh Ahli Materi ............................................................... 68
a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Materi ............................................... 68
b. Revisi Produk oleh Ahli Materi .............................................................. 71
2. Data Validasi oleh Ahli Media ............................................................... 75
a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Media ............................................... 75
b. Revisi Produk oleh Ahli Media............................................................... 77
3. Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter ......................................... 80
a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter ........................ 80
b. Revisi Produk oleh Ahli Pendidikan Karakter ........................................ 81
D. Data Uji Coba dan Revisi Produk ........................................................... 88
1. Data Uji Coba Perorangan oleh Guru Sejarah ......................................... 88
a. Data Uji Coba Perorangan oleh Guru I .................................................... 89
1) Deskripsi Data Uji Coba oleh Guru I ...................................................... 89
2) Revisi Produk oleh Guru I ....................................................................... 93
b. Data Uji Coba Perorangan oleh Guru II .................................................. 95
1) Deskripsi Data Uji Coba oleh Guru II ..................................................... 95
2) Revisi Produk oleh Guru II ................................................................... 100
2. Data Uji Coba Kelompok Kecil ............................................................. 103
a. Deskripsi Data Uji Coba Kelompok Kecil............................................. 103
b. Revisi Produk oleh Kelompok Kecil ..................................................... 105
E. Analisis Data ......................................................................................... 106
1. Hasil Analisis Data dari Ahli Materi ......................................... 106
2. Hasil Analisis Data Validasi dari Ahli Media ....................................... 108
3. Hasil Analisis Data Validasi Ahli Pendidikan Karakter ........................ 110
4. Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan ............................................. 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1) Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I ......................... 112
2) Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II ........................ 119
3) Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan
pada Guru I dan Guru II ........................................................................ 127
5. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Dari Uji Coba Kelompok Kecil ........ 134
F. Kajian Produk Akhir.............................................................................. 142
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 151
A. Kesimpulan .................................................................................................... 151
B. Saran ................................................................................................................ 152
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 154
LAMPIRAN ........................................................................................................ 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan PAP ......... 51
Tabel 2 : Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi ..................................... 69
Tabel 3 : Aspek Isi oleh Ahli Materi ....................................................... 70
Tabel 4 : Rekapitulasi Aspek Pembelajaran dan Aspek Isi
oleh Ahli Materi ....................................................................... 70
Tabel 5 : Kritik dan Saran dari Ahli Materi ............................................. 71
Tabel 6 : Aspek Audio oleh Ahli Media .................................................. 76
Tabel 7 : Aspek Visual oleh Ahli Media ................................................. 76
Tabel 8 : Rekapitulasi pada Aspek Audio dan Visual oleh
Ahli Media ............................................................................... 77
Tabel 9 : Kritik dan Saran oleh Ahli Media ............................................ 77
Tabel 10 : Aspek Muatan Nilai-nilai Karakter .......................................... 80
Tabel 11 : Kritik dan Saran oleh Ahli Pendidikan Karakter ...................... 81
Tabel 12 : Aspek Tampilan oleh Guru I .................................................... 89
Tabel 13 : Aspek Penyajian oleh Guru I .................................................... 90
Tabel 14 : Aspek Kebahasaan oleh Guru I ................................................ 90
Tabel 15 : Aspek Pembelajaran oleh Guru I .............................................. 91
Tabel 16 : Aspek Isi oleh Guru I ............................................................... 91
Tabel 17 : Aspek Pendidikan Nilai Karakter oleh Guru I ......................... 92
Tabel18 : Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian,
Aspek Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi
dan Aspek Pendidikan Karakter oleh Guru I ............................ 92
Tabel 19 : Kritik dan Saran oleh Guru I .................................................... 94
Tabel 20 : Aspek Tampilan oleh Guru II ................................................... 96
Tabel 21 : Aspek Penyajian oleh Guru II .................................................. 96
Tabel 22 : Aspek Kebahasaan oleh Guru II ............................................... 97
Tabel 23 : Aspek Pembelajaran oleh Guru II ............................................ 97
Tabel 24 : Aspek Isi oleh Guru II .............................................................. 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 25 : Aspek Pendidikan Nilai Karakter oleh Guru II ......................... 98
Tabel 26 : Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian,
Aspek Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi
dan Aspek Pendidikan Karakter oleh Guru II ........................... 99
Tabel 27 : Kritik dan Saran oleh Guru II .................................................. 100
Tabel 28 : Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian,
Aspek Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi
dan Aspek Pendidikan Karakter oleh Guru I dan Guru II ...... 101
Tabel 29 : Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian,
Aspek Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi
dan Aspek Pendidikan Karakter oleh Kelompok Kecil .......... 104
Tabel 30 : Hasil Analisis Data Validasi pada Asp117ek Pembelajaran
dari Ahli Materi ...................................................................... 106
Tabel 31 : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Isi dari
Ahli Materi .............................................................................. 107
Tabel 32 : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Audio dari
Ahli Media .............................................................................. 108
Tabel 33 : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Visual dari
Ahli Media .............................................................................. 109
Tabel 34 : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Pendidikan
Nilai-Nilai karakter dari Ahli Pendidikan Karakter ................ 111
Tabel 35 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I
terhadap Aspek Tampilan ....................................................... 112
Tabel 36 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I
terhadap Aspek Penyajian ....................................................... 113
Tabel 37 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I
terhadap Aspek Kebahasaan ................................................... 114
Tabel 38 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I
terhadap Aspek Pembelajaran ................................................. 115
Tabel 39 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I
terhadap Aspek Isi .................................................................. 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 40 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I
terhadap Aspek Pendidikan Nilai-Nilai Karakter ................... 118
Tabel 41 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II
terhadap Aspek Tampilan ....................................................... 119
Tabel 42 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II
terhadap Aspek Penyajian ....................................................... 121
Tabel 43 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II
terhadap Aspek Kebahasaan ................................................... 122
Tabel 44 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II
terhadap Aspek Pembelajaran ................................................. 123
Tabel 45 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II
terhadap Aspek Isi ................................................................... 124
Tabel 46 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II
terhadap Aspek Pendidikan Nilai-Nilai Karakter ................... 126
Tabel 47 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan
pada Guru I dan guru II terhadap Aspek Tampilan................. 127
Tabel 48 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan
pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Penyajian ............... 128
Tabel 49 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan
pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Kebahasaan ............ 130
Tabel 50 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan
pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Pembelajaran ......... 131
Tabel 51 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan
pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Isi ........................... 132
Tabel 52 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan
pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Pendidikan
Nilai-Nilai Karakter ................................................................ 133
Tabel 53 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil
pada Aspek Tampilan .............................................................. 135
Tabel 54 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok
Kecil pada Aspek Penyajian ................................................... 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel 55 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Kelompok Kecil
pada Aspek Kebahasaan .......................................................... 137
Tabel 56 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil
pada Aspek Pembelajaran ....................................................... 138
Tabel 57 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil
pada Aspek Isi ......................................................................... 140
Tabel 58 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil
pada Aspek Pendidikan Nilai-Nilai Karakter .......................... 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar I Kerucut Pengalaman Menurut Edgrar Dale ................ 15
Gambar II Kerangka Pikir Pengembangan Media Audio
Visual Candi Tikus ...................................................... 42
Gambar III Pengembangan Media Pembelajaran berupa
Audio Visual ............................................................... 46
Gambar IV Lambang Universitas Sanata Dharma ......................... 55
Gambar V Buah Maja yang merupakan Asal Usul Nama
Kerajaan Majapahit .................................................... 56
GambarVI Ilustrasi Kerajaan Majapahit ...................................... 56
Gambar VII Raden Wijaya Pendiri Kerajaan Majapahit ................. 57
Gambar VIII Raden Wijaya Raja ke-I Kerajaan Majapahit.............. 57
Gambar IX Jayanegara Raja ke-II Majapahit ................................. 58
Gambar X Tribhuwana Tungga Dewi Raja ke-III Kerajaan
Majapahit..................................................................... 58
Gambar XI Hayam Wuruk Raja ke-IV Kerajaan Majapahit .......... 58
Gambar XII Hayam Wuruk dan Para Prajuritnya ........................... 59
Gambar XIII Ilustrasi Gajah Mada Mengucapkan Sumpah Palapa .. 60
Gambar XIV Peta dari Yogyakarta ke Mojekerto yang Pusat
Kerajaan Majapahit ..................................................... 60
Gambar XV Candi Tikus Tampak dari atas Udara .......................... 61
Gambar XVI Lingkungan Sekitar Candi Tikus Tampak dari Atas
Udara ........................................................................... 61
Gambar XVII R. A.A Kromojoyo Adinegoro .................................... 62
Gambar XVIII Wawancara Trans TV dengan Warga Sekitar
Candi Tikus ................................................................. 62
Gambar XIX Bagian Luar Candi Tikus ............................................ 63
Gambar XX Bagian Dalam Candi Tikus ......................................... 63
Gambar XXI Candi Tikus Replika Gunung Mahameru ................... 64
Gambar XXII 8 Puncak Gunung Mahameru yang Lebih Kecil ......... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Gambar XXIII Pancuran Berbentuk Bunga Teratai Dan Makara pada
Candi Tikus ................................................................. 65
Gambar XXIV Kolam Berbentuk Persegi Empat di kiri dan kanan
Bangunan Candi Tikus ................................................ 66
Gambar XXV Tampak Adanya Air di dalam Candi Tikus ................ 66
Gambar XXVI Peneliti Bersama Peserta Didik yang Mengunjungi
Candi Tikus ................................................................ 67
Gambar XXVII Tujuan Pembuatan Video sebagai Produk Skripsi ...... 67
Gambar XXVIII Identitas Peneliti dan dua orang Dosen Pembimbing . 68
Gambar XXIX Teks Penjelasan Asal Usul Nama Kerajaan
Majapahit..................................................................... 72
Gambar XXX Gajah Mada sebelum Revisi........................................ 73
Gambar XXXI Gajah Mada setelah Revisi .......................................... 73
Gambar XXXII R .A.A. Kromojoyo Adinegoro sebelum Revisi ......... 74
Gambar XXXIII R .A.A. Kromojoyo Adinegoro setelah Revisi ........... 75
Gambar XXXIV Raden Wijaya sebelum Direvisi .................................. 78
Gambar XXXV Raden Wijaya setelah Direvisi .................................... 78
Gambar XXXVI Peta Kekuasaan Kerajaan Majapahit sebelum
Direvisi ........................................................................ 79
Gambar XXXVII Peta Kekuasaan Kerajaan Majapahit setelah
Direvisi ........................................................................ 79
Gambar XXXVIII Ilustrasi Masyarakat Jawa sebelum Direvisi ............... 82
Gambar XXXIX Ilustrasi Masyarakat Jawa setelah Direvisi ................. 82
Gambar XL Ilustrasi Raden Wijaya sebelum Direvisi .................... 83
Gambar XLI Ilustrasi Raden Wijaya setelah Direvisi ...................... 83
Gambar XLII Ilustrasi Hayam Wuruk bersama Prajurit Majapahit
Sebelum Direvisi ......................................................... 84
Gambar XLIII Ilustrasi Hayam Wuruk bersama Prajurit Majapahit
Setelah Direvisi ........................................................... 84
Gambar XLIV Candi Tikus Tampak dari atas sebelum Direvisi ........ 85
Gambar XLV Candi Tikus Tampak dari atas setelah Direvisi........... 85
Gambar XLVI Wawancara Pihak Trans Tv Dengan Warga Sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
Candi Tikus sebelum Direvisi ..................................... 86
Gambar XLVII Wawancara Pihak Trans Tv Dengan Warga Sekitar
Candi Tikus setelah Direvisi ....................................... 86
Gambar XLVIII Ilustrasi Keluarga Raja Mandi sebelum Direvisi ........ 87
Gambar XLIX Ilustrasi Keluarga Raja Mandi setelah Direvisi .......... 87
Gambar L Tujuan Pembuatan Video sebagai Produk Skripsi
Sebelum Revisi ........................................................... 94
Gambar LI Tujuan Pembuatan Video sebagai Produk Skripsi
Setelah Revisi .............................................................. 95
Gambar LII Hasil Rekapitulasi Uji Coba Perorangan pada
Produk Audio Visual Guru I dan Guru II................. 102
Gambar LIII Hasil Rekapitulasi Uji Coba Kelompok kecil pada
Produk Audio Visual ................................................. 105
Gambar LIV Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek
Pembelajaran dari Ahli Materi ................................ 107
Gambar LV Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek
Isi dari Ahli Materi .................................................... 108
Gambar LVI Analisis Data Validasi pada Aspek Audio dari
Ahli Media Ahli Media ............................................. 109
Gambar LVII Analisis Data Validasi pada Aspek Visual dari
Ahli Media Ahli Media ............................................. 110
Gambar LVIII Analisis Data Validasi pada Aspek Muatan Nilai-
Nilai Karakter dari Ahli Pendidikan Karakter .......... 111
Gambar LIX Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru I terhadap Aspek Tampilan .............................. 113
Gambar LX Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru I terhadap Aspek Penyajian ............................. 114
Gambar LXI Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru I terhadap Aspek Kebahasaan .......................... 115
Gambar LXII Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru I terhadap Aspek Pembelajaran ....................... 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
Gambar LXIII Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru I terhadap Aspek Isi ......................................... 117
Gambar LXIV Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru I terhadap Aspek Nilai-Nilai Karakter ............ 119
Gambar LXV Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru II terhadap Aspek Tampilan............................. 120
Gambar LXVI Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru II terhadap Aspek Penyajian ............................ 121
Gambar LXVII Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru II terhadap Aspek Kebahasaan......................... 123
Gambar LXVIII Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru II terhadap Aspek Pembelajaran ...................... 124
Gambar LXIX Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru II terhadap Aspek Isi ........................................ 125
Gambar LXX Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru II terhadap Aspek Nilai-Nilai Karakter ........... 126
Gambar LXXI Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru I dan Guru II terhadap Aspek Tampilan .......... 128
Gambar LXXII Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru I dan Guru II terhadap Aspek Penyajian .......... 129
Gambar LXXIII Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru I dan Guru II terhadap Aspek Kebahasaan ...... 130
Gambar LXXIV Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru I dan Guru II terhadap Aspek Pembelajaran .... 132
Gambar LXXV Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru I dan Guru II terhadap Aspek Isi...................... 133
Gambar LXXVI Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada
Guru I dan Guru II terhadap Aspek Nilai-Nilai
Karakter .................................................................... 134
Gambar LXXVII Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil
pada Aspek Tampilan ................................................ 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiv
Gambar LXXVIII Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil
pada Aspek Penyajian ............................................... 137
Gambar LXXIX Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil
pada terhadap Aspek Kebahasaan ............................. 138
Gambar LXXX Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok
Kecil pada Aspek Pembelajaran................................ 139
Gambar LXXXI Hasil Analisis Data Uji Kelompok Kecil pada
Aspek Isi ................................................................... 140
Gambar LXXXII Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil
Pada Aspek Nilai-Nilai Karakter ............................. 142
Gambar LXXXIII Teks Penjelasan Latar Belakang Pemberian
nama Candi Tikus ..................................................... 144
Gambar LXXXIV Ilustrasi Raden Wijaya Produk Akhir ....................... 145
Gambar LXXXV Diorama Gajah Mada Mengucapkan Sumpah
Palapa pada Produk Akhir ......................................... 146
Gambar LXXXVI Isi Sumpah Palapa ..................................................... 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian.............................................................. 159
Lampiran 2 : Narasi Video .................................................................... 160
Lampiran 3 : Surat Izin Validasi Ahli Materi ....................................... 163
Lampiran 4 : Surat Izin Validasi Ahli Media ........................................ 164
Lampiran 5 : Surat Izin Validasi Ahli Pendidikan Karakter.................. 165
Lampiran 6 : Validasi Ahli Materi......................................................... 166
Lampiran 7 : Validasi Ahli Media ......................................................... 170
Lampiran 8 : Validasi Ahli Pendidikan Karakter .................................. 174
Lampiran 9 : Uji Coba Perorangan Guru 1 dan Guru II ........................ 177
Lampiran 10 : Contoh Kuesioner Uji Coba Kelompok Kecil ................. 189
Lampiran 11 : Keterangan dari Konversi Nilai Skala Lima Eko
Putro Widoyoko ............................................................... 194
Lampiran 12 : Data Uji Coba Perorangan ............................................... 196
Lampiran 13 : Data Uji Coba Kelompok Kecil ....................................... 199
Lampiran 14 : Nama Responden Uji Coba Kelompok Kecil .................. 206
Lampiran 15 : Silabus .............................................................................. 208
Lampiran 16 : RPP................................................................................... 212
Lampiran 17 : Dokumentasi Uji Coba Kelompok Kecil ......................... 228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi manusia.
Selain untuk mencerdaskan seorang individu, pendidikan juga dapat
mewariskan nilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan karakter. Upaya
pendidikan melalui internalisasi nilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan
karakter menuntun untuk memanusiakan manusia sehingga menjadi manusia
yang cerdas dan humanis.1
Dalam kurikulum pendidikan nasional UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 dikatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2
Dari penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
membentuk karakternya, sehingga peserta didik dapat menjadi individu yang
tidak hanya cerdas, berilmu, cakap dan kreatif tetapi juga memiliki akhlak
1 Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, Cetakan Pertama,
September 2014, hlm. 1. 2 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3,
(Online) http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU20-2003Sisdiknas.pdf diakses pada 24 Febuari 2019
pukul 23.39 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang mulia, bermartabat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab serta takwa
kepada Tuhan YME.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010-2014 telah
mencanangkan implementasi pendidikan karakter untuk seluruh jenjang
pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai
Perguruan Tinggi (PT) dalam sistem pendidikan Indonesia.3 Untuk
mengupayakan penerapan pendidikan karakter agar dapat terlaksana dengan
baik, maka dilakukan berbagai upaya, salah satunya yaitu menggunakan
media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran adalah salah satu
komponen yang sangat penting dalam suatu sistem pembelajaran. Dalam
bidang teknologi pendidikan, media pembelajaran memiliki fungsi utama
untuk menyampaikan isi materi pembelajaran agar dapat dimengerti dan
diresap oleh peserta didik, sehingga penggunaannya harus tepat agar nilai-
nilai karakter yang tertuang di dalamnya dapat tersampaikan.
Dalam pendidikan nasional, pembelajaran sejarah dan pendidikan
karakter memiliki keterkaitan yang sangat erat. Hal tersebut dapat dilihat dari
materi-materi pembelajaran sejarah yang mengandung berbagai nilai-nilai
karakter, salah satu di antaranya terdapat dalam materi kerajaan Hindu-
Buddha, khususnya kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit memiliki
peninggalan-peninggalan sejarah, baik berupa tulisan seperti kitab
Negarakertagama dan Arjunawijaya maupun benda-benda bersejarah yang
dapat ditemui hingga saat ini khususnya di daerah Trowulan Jawa Timur,
3 Retno Listyarti, Pendididkan Karakter, Jakarta: Erlangga, 25 Juni 2015, hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
seperti Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Makam Troloyo, Candi Brahu dan
lain sebagainya yang dalam setiap peninggalan tersebut menggambarkan
Majapahit yang megah.4
Melihat dari jejak sejarahnya, kerajaan Majapahit adalah kerajaan
terbesar Negara Nasional ke II yang pernah ada di Nusantara. Kerajaan ini
mengalami masa keemasan ketika dipimpin oleh seorang raja bernama
Hayam Wuruk dan Maha Patih Gajah Mada, seorang yang cerdas dan
tangkas. Gajah Mada memunculkan sebuah ide untuk menyatukan Indonesia
yang dahulunya berupa pulau-pulau terpisah menjadi satu kesatuan yang
disebut Nusantara. Melalui sumpah Palapa yang ia ucapkan di hadapan
singgasana raja, Gajah Mada pun akhirnya sukses mewujudkan idenya
dengan terbentuknya Majapahit Raya meliputi negeri-negeri Nusantara.5
Melalui kebesaran Majapahit, banyak nilai pendidikan karakter yang
bisa didapatkan diantaranya yaitu, rasa ingin tahu tentang kemegahan
Majapahit yang tergambar dari berbagai peninggalan bersejarahnya, nilai
persatuan, kerja keras, dan nasionalisme yang terlihat jelas dalam usaha
Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara. Selain itu terdapat juga nilai
multikultural dan cinta damai, dimana masyarakat Majapahit terdiri dari
banyak kepercayaan, pandangan hidup, sosial dan budaya, serta adanya nilai
toleransi yang dibuktikan dengan keberadaan Candi Tikus sebagai tempat
4 Purwadi, Misteri Gajah Mada, Yogyakarta: Garialmu, Cetakan Pertama, Juli 2009, hlm. 171-
201. 5 Ibid., hlm. 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang disucikan oleh agama Hindu dan Buddha.6 Berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan penduduk sekitar candi, tempat ini di buka untuk
umum bahkan masyarakat yang bukan berasal dari agama Hindu dan agama
Buddha, juga dapat mengambil air amtra yaitu air yang dianggap suci oleh
kedua agama tersebut. Masyarakat sekitar juga mempercayai bahwa, air yang
ada di Candi Tikus dapat mendatangkan kesejahteraan, sehingga ketika
masyarakat sekitar mengalami gagal panen, masyarakat akan mengambil air
amtra dan berdoa untuk membuang nasib buruk.7 Demikianlah beberapa
nilai-nilai pendidikan karakter yang bisa didapatkan dari kerajaan Majapahit.
Namun, dalam penelitian ini, peneliti akan lebih memfokuskan pada
pendidikan nilai karakter rasa ingin tahu dan toleransi dari peninggalan
sejarah kerajaan Majapahit yaitu Candi Tikus.
Berdasarkan uraian di atas, membuktikan bahwa sejak dahulu kala
sebelum bangsa Indonesia terbentuk, masyarakatnya telah hidup dalam
keberagaman dan saling toleransi, namun belakangan ini nilai-nilai tersebut
mulai tergoyahkan dengan adanya isu-isu intoleransi. Sikap intoleransi ini
muncul karena berbagai faktor, di antaranya disebabkan oleh kurangnya rasa
ingin tahu tentang sejarah bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan
plural sehingga kesadaran akan pentingnya hidup saling berdampingan
semakin memudar. Bangsa Indonesia yang telah terbentuk dari beragam suku,
agama, bahasa, budaya, etnis dan lain sebagainya akan hancur apabila warga
negara Indonesia tidak mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa. Di
6 Esa Damar, Pesona Majapahi, Yogyakarta: Buku Biru, Cetakan Pertama, Desember 2010, hlm.
180-186. 7 Yulia Monika, wawancara dengan warga sekitar Candi Tikus, Rabu, 10 April 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
sisi inilah pembelajaran sejarah memiliki andil yang sangat penting dalam
usaha menanamkan kembali nilai-nilai rasa ingin tahu tentang sejarah
Indonesia dan toleransi, khususnya dalam penelitian ini adalah materi sejarah
peninggalan Majapahit yaitu Candi Tikus. Melalui pembelajaran sejarah
Candi Tikus yang mengandung nilai-nilai karakter, diharapkan mampu
menumbuhkan kembali sikap toleransi peserta didik dan kesadaran akan
pentingnya hidup saling berdampingan. Selain itu, peserta didik juga
diharapkan memiliki rasa ingin tahu terhadap sejarah Candi Tikus itu sendiri
yang menggambarkan kehidupan masyarakat Majapahit yang megah dan
damai meskipun memiliki berbagai perbedaan.
Di zaman modern saat ini, pembelajaran sejarah harus dikemas
sedemikian menarik dengan menggunakan media yang tepat agar
pembelajaran sejarah lebih diminati dan nilai-nilai karakter yang terkandung
di dalam materi sejarah dapat tersampaikan dengan baik. Berdasarkan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah dijalani oleh peneliti di
salah satu SMA swasta Yogyakarta, maka menurut peneliti media yang
paling menarik bagi peserta didik saat ini adalah media audio visual. Namun
yang ditemukan oleh peneliti, beberapa guru khususnya guru mata pelajaran
sejarah lebih banyak menggunakan media visual saja, baik berupa gambar-
gambar, Power Point maupun diktat. Saat ini pengembangan media dalam
bentuk digital khususnya tentang peninggalan Majapahit yaitu Candi Tikus
belum banyak dikembangkan, oleh karena itu peneliti mencoba untuk
mengembangkan media audio visual pembelajaran sejarah Candi Tikus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Media audio visual sangat diminati peserta didik karena selaras
dengan perkembangan zaman. Saat ini teknologi sangat dekat dengan
kehidupan peserta didik. Selain itu, dengan media ini peserta didik dapat
melihat sekaligus mendengarkan sebuah peristiwa sejarah yang terjadi di
masa lalu dengan gambar bergerak, gambar hidup, suara, maupun tulisan
yang dapat menimbulkan imajinasi peserta didik. Berdasarkan penjelasan
tersebut, maka media audio visual sesuai dengan pembelajaran sejarah
peninggalan Majapahit berupa Candi Tikus yang dapat dibuat dalam bentuk
audio visual dengan mendigitalkan Candi Tikus dalam bentuk gambar
bergerak, bersuara, dan dilengkapi dengan tulisan. Dengan mengembangkan
media audio visual pembelajaran sejarah Candi Tikus yang dapat menarik
perhatian peserta didik, maka diharapkan peserta didik lebih mudah
memahami isi materi pembelajaran dan semakin ingin tahu tentang sejarah
Candi tikus serta meresapi nilai toleransi yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka penelitian
yang dilakukan oleh peneliti adalah “Pengembangan Media Audio Visual
Candi Tikus yang Bermuatan Nilai Karakter untuk Pembelajaran Sejarah
Indonesia Siswa SMA Kelas X”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut:
1. Perlunya media pembelajaran sejarah yang bermuatan nilai karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Belum banyaknya media pembelajaran sejarah dalam bentuk digital
khususnya tentang peninggalan Majapahit yaitu Candi Tikus di sekolah.
3. Diperlukan media yang selaras dengan perkembangan zaman yang dapat
menarik minat peserta didik dalam mempelajari sejarah khususnya sejarah
peninggalan Majapahit yaitu Candi Tikus.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada usaha
mengembangkan media pembelajaran sejarah Candi Tikus berupa audio
visual yang bermuatan nilai karakter untuk Pembelajaran Sejarah Indonesia
Siswa SMA Kelas X.
D. Rumusan Masalah
Peneliti mengambil rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian
ini, yaitu:
1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran sejarah di SMA Stella Duce 2
Yogyakarta sebelumnya?
2. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran sejarah berupa audio
visual Candi Tikus yang layak digunakan untuk menanamkan nilai-nilai
karakter rasa ingin tahu dan toleransi dalam materi sejarah Indonesia
kerajaan Majapahit kelas X?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan media
audio visual Candi Tikus yang bermuatan nilai karakter untuk pembelajaran
sejarah Indonesia siswa SMA kelas X.
F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Spesifikasi produk dalam media pengembangan ini adalah sebagai
berikut:
1. Media pembelajaran sejarah Indonesia berupa audio visual yang berisi
materi tentang Candi Tikus peninggalan kerajaan Majapahit untuk kelas X.
2. Media audio visual yang mengandung nilai-nilai karakter rasa ingin tahu,
dan toleransi.
3. Media audio visual yang berdurasi 10 menit.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi:
1. Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
Diharapkan produk penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya, berkaitan dengan media audio visual di
lingkungan Universitas Sanata Dharma terkhusus bagi mahasiswa prodi
Pendidikan Sejarah.
2. Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Hasil dari produk penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi
sumber pembelajaran sejarah yang dapat menarik minat peserta didik dan
menumbuhkan nilai-nilai karakter bagi peserta didik itu sendiri.
3. Peserta Didik
Hasil dari produk penelitian ini diharapkan dapat mempermudah
peserta didik untuk mempelajari materi sejarah kerajaan Majapahit,
khususnya tentang Candi Tikus serta dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter
kepada peserta didik seperti nilai rasa ingin tahu terhadap sejarah Candi Tikus
dan nilai toleransi yang terkandung di dalamnya.
4. Guru
Hasil dari produk penelitian ini diharapkan menjadi referensi serta
solusi bagi guru dalam menggunakan media pembelajaran yang tepat dan
mempermudah guru untuk melakukan transfer ilmu dalam mengajarkan
materi sejarah kerajaan Majapahit tentang Candi Tikus dan untuk
menanamkan pendidikan karakter bagi peserta didik
5. Peneliti
Diharapkan melalui penelitian ini, maka wawasan peneliti semakin
bertambah, terutama dalam mengembangkan media pembelajaran sejarah.
Dengan kepandaian mengembangkan media pembelajaran kelak akan
berguna bagi peneliti sebagai calon guru sejarah agar dalam menyampaikan
materi pembelajaran sejarah peneliti lebih kreatif dan inovatif dalam
mentransfer ilmu sekaligus menanamkan pendidikan karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Heinich dkk dalam Kustandi, mengemukakan istilah media
sebagai perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima.
Jadi televisi, film, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-
bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media. Apabila media tersebut
membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau
mengandung maksud-maksud pembelajaran maka media tersebut disebut
media pembelajaran.8 Berdasarkan definisi di atas maka dapat dikatakan
bahwa media adalah sebuah alat yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam
proses pembelajaran untuk memperjelas pesan atau makna yang disampaikan
agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.
Menurut Briggs dalam Nunuk dkk, menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah sarana untuk memberikan rangsangan bagi peserta didik
agar dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.9
Berdasarkan definisi di atas, maka media pembelajaran selain untuk
8 Cecep Kustandi, Media Pembelajaran, Jakarta: Ghalia Indonesia, Edisi Kedua, Januari 2011,
hlm. 8. 9 Nunuk Suryani dkk, Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya, Bandung: PT ReMaja
Rosdakarya, Cetakan Pertama, Maret 2019, hlm. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menyampaikan pesan, juga dapat merangsang peserta didik agar ikut aktif
dalam proses pembelajaran.
Secara umum, kedudukan media dalam sistem pembelajaran adalah
sebagai alat bantu, alat penyalur pesan, alat penguatan (reinforcment) dan
wakil guru dalam menyampaikan informasi.10
b. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam buku karya Sanaky, media pembelajaran memiliki fungsi
untuk merangsang pembelajaran media dengan:11
1. Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langka,
2. Membuat duplikasi dari objek sebenarnya,
3. Membuat konsep abstrak ke konsep konkret,
4. Memberi kesamaan persepsi,
5. Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak,
6. Menyajikan ulang informasi secara konsisten dan
7. Memberi suasana belajar yang menyenangkan, tidak tertekan, santai, dan
menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Encylopedia of educational Research dalam Sanaky dikutip dari
Sundayana mengemukakan manfaat media pembelajaran sebagai berikut.12
1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir dan mengurangi
verbalisme.
2. Menarik perhatian peserta didik.
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar.
4. Memberikan pengalaman nyata dan menumbuhkan kegiatan mandiri
kepada peserta didik.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkelanjutan, terutama yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
6. Membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7. Menambah variasi dalam kegiatan pembelajaran.
10
Cecep Kustandi, op.cit., hlm. 19. 11
Hujair Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, Yogyakarta: Kaukaba Dipantara,
Cetakan Pertama, Oktober 2013, hlm.7. 12
Ibid., hlm. 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Secara umum manfaat media pembelajaran yaitu:13
1. Pengajaran lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih
dipahami peserta didik, serta dapat memungkinkan peserta didik
memahami tujuan pembelajaran dengan baik.
3. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi
verbal melalui penyampaian lisan oleh pengajar, sehingga dengan
demikian pembelajaran tidak membosankan.
4. Peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran, karena tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi juga melakukan aktivitas
lainnya seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
d. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Tiga ciri-ciri media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely dalam
Azhar yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja
yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin kurang efisien ketika guru
melakukannya. 14
1. Ciri fiksatif
Ciri fiksatif yaitu kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa
atau objek dapat diurutkan dan disusun kembali dengan media seperti video
tape, audio tape, disket, komputer, fotografi, dan film. Dengan ciri fiksatif,
media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada
waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini merupakan
ciri yang sangat berguna bagi pengajar karena kejadian-kejadian atau objek
yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada, dapat
digunakan setiap saat.
13
Hujair Sanaky, op.cit., hlm. 5. 14
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Maret 2010, hlm. 12-
14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Ciri manipulatif
Transformasi suatu kejadian atau objek mungkin untuk dilakukan
karena media memiliki ciri manipulatif. Dengan media, kejadian yang
memakan waktu berhari-hari dapat disajikan oleh guru kepada peserta didik
dalam waktu dua atau tiga menit.
3. Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian di
transportasi melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan
kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif
sama dengan kejadian tersebut. Media ini dapat berupa sebuah video. Sekali
informasi direkam dalam format media dapat digunakan secara bersamaan di
berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat.
Konsistensi informasi yang telah direkam, akan terjamin sama atau hampir
sama dengan aslinya.
Dari ketiga ciri di atas, media audio visual Candi Tikus yang di
kembangkan dalam penelitian ini termasuk ke dalam ciri fiksatif dan ciri
distributif. Ciri fiksatif pada media audio visual Candi Tikus yaitu, media ini
telah direkam dan dibuat dalam bentuk video sehingga dapat digunakan setiap
saat. Sedangkan untuk ciri distributif media audio visual Candi Tikus yaitu,
media ini dapat putar secara bersamaan di hadapan peserta didik dan dapat
digunakan secara berulang-ulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
e. Klasifikasi Media Pembelajaran
Berbagai klasifikasi media pembelajaran apabila tidak hanya dilihat
dari sudut pandang yang terbatas pada alat-alat audio, visual, audio-visual,
melainkan sampai pada tingkah laku pengajar dan kondisi pribadi pembelajar.
Maka klasifikasinya adalah sebagai berikut:15
1. Bahan-bahan yang mengutamakan kegiatan membaca dengan
menggunakan simbol-simbol kata dan visual berupa bahan-bahan cetakan
dan bacaan.
2. Alat-alat audio visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini
adalah:
a. Media proyeksi, seperti: overheda, projector, slide, film, dan LCD,
b. Media non-proyeksi, seperti: papan tulis, poster, papan tempel,
kartun, papan planel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dll,
dan
c. Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka,
topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum
sekolah.
3. Media yang menggunakan teknik atau minisal, yaitu slide, film, strif, film
rekaman, radio, televisi, video, VCD, laboratorium elektronik, perkakas
otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkomunikasi, komputer,
internet.
4. Kumpulan benda-benda, yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi,
bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis kehidupan, mata
pencaharian, industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, agama,
kebudayaan, politik, dan lain-lain.
5. Contoh-contoh kelakuan, perilaku, pengajar. Pengajar memberikan contoh
perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya memberikan contoh suatu
perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, dan mimik.
Media pembelajaran dalam bentuk ini sangat tergantung pada insiatif dan
kreasi pengajar itu sendiri.
Selain beberapa klasifikasi media di atas, seorang ahli bernama Edgrar
Dale membuat klasifikasi media menurut tingkat dari yang paling konkret ke
yang paling abstrak yang dinamakan kerucut pengalaman (cone experience).16
15
Hujair Sanaky, op.cit., hlm. 44-45. 16
Nizwardi dan Ambiyar, Media dan Sumber Belajar, Jakarta: Kencana, Edisi Pertama, November
2016, hlm. 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Gambar I. Kerucut Pengalaman Menurut Edgar Dale
GDari kerucut pengalaman Edgar dapat dijelaskan sebagai berikut:17
1. Pengalaman langsung
Pada tahap ini, peserta didik perlu berhubungan langsung dengan keadaan
atau kejadian sebenarnya agar peserta didik mendapatkan pengalaman
langsung.
2. Pengalaman melalui tiruan/pengamatan
Tahap ini adalah tahap membuat tiruan dari kejadian-kejadian atau
peristiwa atau benda-benda sebenarnya yang sulit diperoleh untuk dibawa
ke kelas.
3. Pengalaman melalui dramatisasi
Dalam tahap ini, materi disajikan dalam bentuk drama. Peran yang
diperankan untuk menarik minat peserta didik sehingga isi pengajaran
dapat diterima.
4. Pengalaman melalui percontohan
Pengalaman melalui percontohan yaitu materi pengajaran disajikan
dengan didemonstrasikan pada bagian-bagian tertentu.
5. Pengalaman melalui wisata
Dalam hal-hal tertentu pembelajaran dengan pengalaman wisata yang
diperoleh peserta didik akan sangat berarti karena dapat memperluas
pengalaman peserta didik.
6. Pengalaman melalui televisi
17
Ibid., hlm. 12-13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Televisi dalam program pendidikan di era reformasi merupakan medium
yang baik karena peserta didik dapat memperoleh informasi-informasi
yang autentik mengenai sebuah peristiwa yang sedang terjadi.
7. Pengalaman melalui pameran
Dalam pengalaman melalui pameran, peserta dapat memperlihatkan dan
memerankan kemampuan serta kemajuan-kemajuan mereka secara
individu atau kelompok.
8. Pengalaman melalui gambar hidup.
Dengan gambar hidup maka peserta didik dapat memperoleh pengalaman.
9. Pengalaman melalui rekaman, gambar diam, dan radio. Pengalaman anak
melalui radio, rekaman, dan kaset.
10. Pengalaman melalui lambang visual
Pengalaman melalui visualisasi benda-benda berdimensi dua, misalnya
sketsa, lukisan, dan karikatur.
11. Pengalaman melalui lambang kata
Pada tahap ini, peserta didik mampu memperoleh pengalaman belajar
hanya melalui lambang kata contohnya dengan membaca buku.
Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan oleh peneliti
termasuk dalam klasifikasi Edgrar Dale yang ke delapan, yaitu produk
pembelajaran berupa gambar hidup yang dilengkapi dengan teks maupun
narasi di dalamnya.
f. Prinsip dalam Memilih Media Pembelajaran
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media adalah
sebagai berikut:18
1. Harus diketahui dengan jelas media tersebut dipilih untuk tujuan apa.
2. Pemilihan media harus objektif, bukan semata-mata didasarkan pada
kesenangan guru atau hanya selingan maupun hiburan. Hendaknya
pemilihan media tersebut didasarkan atas pertimbangan untuk peningkatan
efektifitas belajar peserta didik.
3. Tidak ada satu pun media yang dipakai untuk semua tujuan. Tiap-tiap
media mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
4. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar yang
digunakan maupun materi pelajarannya, mengingat media adalah bagian
integral dalam proses belajar mengajar.
18
Dientje Borman Rumampuk, Media Instruktisional IPS, Jakarta: Dapartemen Pendididikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan, September 1998, hlm.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
5. Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-
ciri media.
6. Pemilihan media disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.
7. Pemilihan media juga harus didasarkan pada kemampuan gaya atau pola
belajar peserta didik.
2. Audio Visual
a. Pengertian Media Audio Visual
Teknologi audio visual adalah cara menghasilkan ataupun
menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan mesin-mesin
mekanis dan elektronik untuk menyampaikan pesan-pesan audio visual.19
Media audio visual merupakan seperangkat alat yang mampu
memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Perpaduan antara gambar
dan suara dapat membentuk karakter sama dengan objek aslinya. Alat-alat
yang termasuk audio visual adalah: televisi, video, sound slide.20
b. Jenis-Jenis Media Audio Visual
Jenis-jenis media audio visual adalah sebagai berikut:21
1. Televisi
Televisi merupakan suatu perlengkapan elektronik yang pada
dasarnya sama dengan gambar hidup yang terdiri dari gambar dan suara.
Dengan demikian maka TV memiliki peranan sebagai gambar hidup maupun
radio, baik sebagai gambar yang dapat dilihat dan menghasilkan suara yang
dapat didengar dalam waktu yang bersamaan.
Saat ini, televisi sebagai lembaga penyiaran telah banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan kependidikan, contohnya menyiarkan
19
Nunuk Suryani dkk, op.cit., hlm.52. 20
Hujair Sanaky, op.cit., hlm.199. 21
Ibid., hlm. 199-120.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
beberapa informasi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Televisi
sebagai media pendidikan memiliki manfaat untuk menyampaikan informasi
dan pesan-pesan yang aktual serta membantu pengajar memperluas referensi.
2. Video-VCD
Gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dapat ditayangkan
dalam video. Selain menampilkan gambar bergerak dan suara, media ini juga
dapat diisi dengan tulisan-tulisan untuk menjelaskan gambar yang
ditampilkan dalam sebuah video.
Media video dapat menyajikan objek belajar secara konkret atau
realistik, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar. Sifatnya
yang audio visual, memiliki daya tarik tersendiri, sehingga dapat memicu dan
memotivasi peserta didik untuk belajar. Video juga dapat dibuat dalam
bentuk video compact disk (VCD) dengan cara di convert terlebih dahulu
kemudian di burn menjadi sebuah VCD.
3. Media Sound Slide
Sound Slide adalah media pembelajaran yang bersifat audio-visual.
Secara fisik, slide suara adalah gambar tunggal dalam bentuk film positif
tembus pandang yang dilengkapi dengan bingkai yang di proyeksi.
Penggunaan media Sound Slide dapat dikombinasikan dengan audio kaset dan
juga dapat digunakan secara tunggal tanpa suara.
Sebagai media pembelajaran, Slide suara dapat menyajikan gambar
dengan urutan yang tetap, sehingga menjamin keutuhan pelajaran dan gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tidak mudah hilang, terbalik, atau berubah urutan jika teknik penggunaannya
tepat.
4. Video-Youtube
Tjanata Widika dalam Fatty dkk, mengemukakan bahwa youtube
merupakan sebuah situs web video sharing (berbagi video) yang didirikan
pada bulan Februari 2005 oleh tiga orang mantan karyawan Payppal, yaitu
Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim. Youtube dapat digunakan oleh
siapa saja yang menggunakannya baik untuk menonton video ataupun berbagi
video. Umumnya video yang terdapat di dalam youtube adalah film, acara
TV, serta video buatan penggunanya yang dapat berupa video tidak ilmiah
maupun yang ilmiah.22
Aplikasi layanan google ini dapat diakses semua orang di seluruh
dunia, baik untuk berbagi video ataupun menonton video. Selain itu, video di
dalam youtube sangat beragam dan dapat dimanfaatkan bagi dunia
pendidikan. Hal tersebut dikarenakan beragam informasi ilmu pengetahuan
dapat dicari melalui aplikasi ini, terlebih semakin banyak penggunanya yang
memanfaatkan youtube untuk pengembangan ilmu pengetahuan, contohnya
berbagi materi pelajaran-pelajaran tertentu dalam bentuk video dan
membagikannya ke aplikasi youtube. Sekarang ini sudah banyak guru yang
memanfaatkan video dari youtube yang berkaitan dengan materi pelajaran
tertentu untuk dijadikan bahan pembelajaran.
22
Fatty dkk, Youtube sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas Makassarvidgram, (Online)
http://journal.unhas.ac.id/index.php/kareba/article/viewFile/1905/1063 diakses pada tanggal 3
Maret 2019 pukul 14.40 WIB. (Tidak diterbitkan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Dari beberapa jenis media audio visual yang telah dijelaskan di atas,
dalam penelitian ini yang akan dikembangkan oleh peneliti yaitu media audio
visual berupa video.
c. Media Audio Visual dalam Pembelajaran Sejarah
Media audio visual yang akan dibuat dan digunakan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah media audio visual pembelajaran sejarah. Media
audio visual adalah media yang memuat gambar bergerak, suara dan tulisan
materi pembelajaran sejarah yang mengandung unsur ilmiah dan nilai-nilai
karakter. pendidikan karakter yang dipilih berdasarkan kesesuaian dengan
materi pembelajaran sejarah yang diangkat.
d. Peran Media Audio Visual bagi Pembelajaran Sejarah
Setiap peserta didik khususnya di tingkat SMA, tentu pernah
menonton audio visual dalam bentuk apapun. Dewasa ini, media audio visual
sangat populer terutama setelah diluncurkan aplikasi youtube. Beragam video
audio visual bisa dicari melalui aplikasi ini, namun sayangnya kebanyakan
yang dicari atau ditonton oleh peserta didik bukanlah sesuatu yang bersifat
ilmiah. Video yang ditonton lebih banyak mengenai vlog kehidupan sehari-
hari seseorang, kisah asmara, fashion, make up, dan lain sebagainya yang
tidak memuat nilai-nilai karakter. Dalam hal ini, guru mata pelajaran sejarah
dapat mengambil peran dengan menghadirkan media audio visual yang
menarik, menyenangkan dan mudah dipahami oleh peserta didik. Dengan
memanfaatkan daya tarik peserta didik melalui media audio visual yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menyenangkan dan mudah dipahami maka nilai-nilai karakter yang
terkandung dalam materi sejarah dapat tersampaikan.
Media audio visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki peserta didik. Pengalaman peserta didik ini merupakan hal yang sulit
di atasi jika di dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan bahasa
verbal sebab peserta didik sulit di bawa ke objek pelajaran. Selain itu, media
audio visual melampaui batasan ruang dan waktu. Dalam pembelajaran
sejarah hal ini tentu sangat berguna untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa
yang telah terjadi di masa lalu.23
e. Prinsip dalam Merancang Media Audio Visual Berupa Video bagi
Pembelajaran Sejarah
1. Video merupakan tayangan gambar bergerak, gambar hidup yang disertai
dengan teks dan narasi.
2. Foto adalah gambar diam dapat merupakan foto berwarna maupun hitam-
putih. Foto dihasilkan oleh kamera yang merekam suatu objek atau
kejadian maupun keadaan pada waktu tertentu.
3. Musik (back sound) yaitu musik latar untuk membuat video semakin
menarik. Pemilihan musik disesuaikan dengan isi materi. Selain itu,
volume musik disesuaikan dengan volume narasi sehingga tidak menutupi
suara narasi.
4. Narasi yaitu penjelasan mengenai isi video dapat berupa teks dan suara
(dubbing).
5. Transisi yaitu efek peralihan antara satu gambar bergerak dalam sebuah
video ke gambar bergerak selanjutnya dalam video yang sama.
6. Editing yaitu proses penyempurnaan video dari tahap awal sampai tahap
akhir dalam pembuatan video.
7. Export yaitu memindahkan video yang masih berupa project menjadi
video dalam bentuk file yang bisa dibuka menggunakan aplikasi pemutar
video.
23
Andre Rinanto, Peran Media Audio Visual dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 1982, hlm.
53.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
f. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual
1. Kelebihan
Kelebihan media audio visual dalam kegiatan belajar-mengajar,
antara lain:24
a. Lebih efektif dalam menerima pembelajaran karena dapat melayani gaya
bahasa peserta didik auditif maupun visual.
b. Mampu memberikan pengalaman yang lebih nyata dari yang disampaikan
media audio ataupun visual.
c. Peserta didik menjadi lebih cepat mengerti karena mendengarkan disertai
melihat langsung.
d. Dengan menggunakan media audio visual lebih menarik dan
menyenangkan.
2. Kekurangan
Kekurangan media audio visual dalam kegiatan belajar mengajar,
antara lain:25
a. Pembuatan media audio visual membutuhkan waktu yang lama, karena
memadukan dua elemen, yakni audio dan visual.
b. Membutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam pembuatannya.
c. Biaya yang digunakan dalam pembuatan media audio visual cukup mahal.
d. Jika tidak terdapat perantinya akan sulit untuk membuatnya (terbentur alat
pembuatannya).
3. Pembelajaran Sejarah
Pada dasarnya pengajaran sejarah adalah pengungkapan tentang
sebuah peristiwa, khususnya tentang bagaimana terjadinya peristiwa tersebut
yang meliputi apa, siapa, dimana, dan kapan peristiwa sejarah itu terjadi.
Secara lebih mendalam Sartono menjelaskan bahwa pembelajaran sejarah
tidak hanya sebatas mengungkapkan apa, siapa, dimana dan kapan peristiwa
itu terjadi, karena menurutnya melalui pengalaman yang telah dilalui oleh
24
Nunuk Suryani dkk, op.cit., hlm.53. 25
loc. cit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
nenek moyang, maka peserta didik dapat mengambil hikmah dari peristiwa
sejarah tersebut. 26
Menurut Roeslan Abdulgani dalam Hamid dan Madjid,
mengemukakan bahwa sejarah ialah salah satu cabang ilmu yang meneliti dan
menyelidik secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta
kemanusiaan di masa lampau, beserta segala kejadian-kejadiannya.
Tujuannya yaitu untuk kemudian menilai, secara kritis seluruh hasil
penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan
perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang,
serta arah proses masa depan. Dapat disimpulkan bahwa sejarah dalam
pengertian ini mengandung tiga dimensi waktu yaitu masa lampau (past),
masa sekarang (present), dan masa yang akan datang (future).27
Berangkat
dari pengertian tersebut maka pembelajaran sejarah merupakan ilmu yang
meneliti secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta
kemanusiaan di masa lampau, beserta segala kejadian-kejadiannya.
Pembelajaran sejarah ini berfungsi untuk menuntun peserta didik belajar dari
segala kejadian di masa lampu untuk bekal bagi masa kini dan masa yang
akan datang.
26
Sartono Kartodirdjo, Sejak Indische sampai Indonesia, Jakarta: Kompas, Desember 2005, hlm.
126. 27
Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Ombak,
Cetakan Kedua, Juli 2011, hlm. 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
a. Tujuan Pembelajaran Sejarah
Dalam Standar Isi, tujuan pembelajaran sejarah ditetapkan sebagai
berikut:28
1. Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik tentang pentingnya
waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau,
masa kini, dan masa depan.
2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi
keilmuan.
3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa
lampau.
4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya
bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses
hingga masa kini dan masa yang akan datang.
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari
bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang
dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik
nasional maupun internasional.
b. Karakteristik Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran Sejarah memiliki karakteristik sebagai berikut:29
1. Pembelajaran sejarah mengajarkan tentang kesinambungan dan perubahan.
2. Pembelajaran sejarah mengajarkan tentang jiwa zaman.
3. Pembelajaran Sejarah bersifat kronologis.
4. Pembelajaran sejarah pada hakikatnya adalah mengajarkan tentang
bagaimana perilaku manusia.
5. Kulminasi dari pembelajaran sejarah adalah memberikan pemahaman akan
hukum-hukum sejarah.
4. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Roharja dalam Zubaedi memaknai pendidikan karakter sebagai suatu
proses pendidikan secara holistis yang menghubungkan dimensi moral
28
Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Pressindo, Cetakan Kedua, Agustus
2012, hlm. 58. 29
Ibid., hlm. 59.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi
terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan
memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggung-jawabkan.30
Pendidikan karakter tidak hanya membentuk peserta didik menjadi manusia
yang cerdas, tetapi juga berperilaku baik secara akhlak, etika, dan moral serta
takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Keseimbangan antara kecerdasan,
akhlak, etika dan moral inilah yang dapat menghasilkan generasi bangsa yang
berkualitas, mandiri dan bertanggung jawab.
Pendidikan karakter secara utuh dan menyeluruh adalah sebuah usaha
sadar yang ditujukan bagi pengembangan diri sesorang agar dapat menjadi
manusia yang utuh melalui berbagai dimensi yang ada dalam dirinya
(religius, moral, personal, sosial, kultural, temporal, rasional, institusional,
dan lain-lain).31
b. Fungsi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai
berikut:32
1. Pengembangan
Pengembangan potensi peserta didik untuk memiliki perilaku dan
sikap yang baik yang mencerminkan nilai-nilai karakter dan pendidikan
karakter.
2. Perbaikan
Memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab
dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat.
30
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Jakarta: Kencana, cetakan pertama, Maret 2011, hlm. 16. 31
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta:
Grasindo, Cetakan Kedua (Edisi Recvisi), 2010, hlm. 134. 32
Pupuh Fathurrohman, Pengembangan Pendidikan Karakter, Bandung: Refika Aditama, Mei
2013, hlm. 97.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3. Penyaring
Untuk menyaring karakter-karakter bangsa sendiri dan karakter
bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter dan karakter bangsa.
c. Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter secara khusus mempunyai tujuan, yaitu:33
1. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa yang
religius.
2. Mengembangkan potensi kalbu/afektif peserta didik sebagai manusia dan
warganegara yang memiliki nilai-nilai karakter dan karakter bangsa.
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa.
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan serta dengan
rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh ke
d. Nilai-nilai yang Dikembangkan dalam Pendidikan Karakter
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan Karakter yaitu:34
1. Religius
Sikap maupun perilaku yang taat terhadap ajaran agama (aliran
kepercayaan) yang dianutnya, serta menjaga kerukunan hidup dengan agama
lain dengan saling toleransi.
2. Jujur
Sikap maupun perilaku yang membuat seseorang dapat dipercaya baik
dalam perkataan, tindakan dan juga pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan, baik itu perbedaan
agama, suku, etnis dan pendapat yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan kepatuhan dan ketertiban seseorang
terhadap segala ketentuan dan peraturan yang berlaku.
5. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya seseorang dalam mengerjakan
segala sesuatu dengan sebaik-baiknya dan menyelesaikan segala hambatan
dengan sungguh-sungguh.
33
Ibid., hlm. 98. 34
Retno Listyarti, op.cit., hlm. 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
6. Kreatif
Berpikir serta melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimilikinya.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang mengandalkan diri sendiri sehingga tidak
mudah bergantung pada orang lain.
8. Demokratis
Sikap maupun cara berpikir yang tidak membedakan hak maupun
kewajiban dirinya dengan orang lain sehingga dapat berlaku adil.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap atau tindakan kritis terhadap sesuatu yang dipelajari, sehingga
sesuatu yang dipelajari bisa didapatkan lebih mendalam dan meluas.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak maupun berwawasan dengan meletakkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun
kelompok.
11. Cinta Tanah Air
Sikap maupun perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, dan
peduli terhadap bangsa dengan menjunjung tinggi bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap maupun tindakan yang mendorong dirinya untuk selalu
berusaha menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat serta
mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Tindakan yang menunjukkan seseorang senang bergaul, berbicara dan
bekerjasama dengan orang lain.
14. Cinta Damai
Tindakan seseorang yang mencerminkan suasana nyaman, damai dan
tenteram atas kehadiran dirinya dalam kelompok masyarakat maupun
komunitas tertentu.
15. Gemar Membaca
Suatu kebiasaan untuk menyediakan waktu luang dengan membaca
berbagai bacaan yang dapat menimbulkan kebijakan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap peduli terhadap lingkungan dengan tindakan mencegah
perusakan lingkungan alam dan sekitarnya dengan aksi melestarikannya.
17. Peduli Sosial
Suatu tindakan atau perilaku yang selalu ingin menolong orang lain
yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap maupun perilaku seseorang yang melaksanakan tugas dan
kewajiban yang semestinya ia lakukan, baik bagi dirinya sendiri maupun
lingkungan sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
19. Multikultural
Suatu kelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai keberagaman
dimana dalam keberagaman ini ditekankan penerimaan terhadap realitas
keagamaan dan pluralitas yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.35
Dari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah uraikan di atas,
terdapat dua nilai yang akan dikembangkan oleh peneliti dalam media audio
visual Candi Tikus yaitu:
a. Ingin Tahu
1. Pengertian Ingin Tahu
Rasa ingin tahu merupakan sebuah emosi karena mewakili kehendak
untuk mengetahui hal-hal baru yang dihubungkan dengan perilaku mencari
hingga ke akarnya seperti eksplorasi, investigasi dan belajar. Dalam
penelitian ini rasa ingin tahu didapatkan dengan cara belajar. Rasa ingin tahu
telah memotivasi manusia belajar hal-hal baru yang sifatnya membuat mereka
heran dan kagum. Dalam rasa ingin tahu, digabungkan rasa ingin tahu itu
sendiri dengan kemampuan untuk berpikir abstrak yang membawa pada
peniruan, menimbulkan imajinasi manusia dan pada akhirnya membawa pada
cara manusia berpikir atau menalar.36
2. Sejarah Ingin Tahu
Rasa ingin tahu pada manusia sebelum mengenal ilmu pengetahuan
tepatnya pada manusia kuno dijawab dengan menggunakan pengamatan dan
penggunaan pengalaman, mereka berusaha menjawab sendiri rasa ingin tahu,
35
Bambang Rustanto, Masyarakat Multikultural Indonesia, Bandung: PT ReMaja Rosdakara,
September 2015, hlm. 39-40. 36
Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo,
Cetakan Pertama, Mei 2014, hlm. 85-86.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tetapi jawaban yang dihasilkan tidak memuaskan bahkan menghasilkan
berbagai mitos. Contohnya, ketika gunung meletus jawaban dari rasa ingin
tahu orang pada zaman dahulu adalah karena yang berkuasa marah. Hal
tersebut didasarkan pada jawaban mereka sendiri tanpa adanya sebuah
penelitian ilmiah. Mitos diterima begitu saja karena keterbatasan
pengindraan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi. Dari
pengalaman-pengalaman yang telah didapatkan, manusia kemudian
berkembang dan mencari fakta-fakta baru untuk mencari jawaban yang lebih
pasti dari mitos, sehingga pengetahuan pun menjadi semakin berkembang ke
generasi-generasi berikutnya dan cara berpikir kuno pun perlahan
ditinggalkan. Tokoh-tokoh Yunani memberikan sumbangan pemikirannya
secara ilmiah misalnya Ptolomeus (127-151 SM), mengatakan bahwa bumi
adalah pusat tata surya (geosentris) yang berbentuk bulat, diam, seimbang dan
tanpa penyangga.37
3. Pendidikan Rasa ingin Tahu
Untuk mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik seorang guru
harus memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mencoba mencari
tahu dan bertanya akan suatu hal yang mereka ingin ketahui, karena belajar
merupakan kegiatan bebas untuk memuaskan rasa ingin tahu. Seorang guru
tidak boleh memarahi peserta didik ketika mereka bertanya atau menghardik
mereka ketika pertanyaan yang diajukan tidak diketahui jawabannya. Seorang
guru lebih baik memberikan cara-cara yang dapat dilakukan peserta didik
37
Ibid., hlm. 87-89.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dalam mencari jawaban dari rasa ingin tahunya. Contohnya, jika pertanyaan
peserta didik berkaitan dengan pembelajaran sejarah guru dapat memberikan
referensi bacaan buku sejarah kepada peserta didik atau media elektronik
ilmiah yang ada di internet.38
Berbicara mengenai kebebasan peserta didik dalam mencari
informasi yang ingin ia ketahui, maka tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan zaman saat ini. Hal tersebut dikarenakan saat ini peserta didik
lebih cenderung menggunakan media teknologi untuk menjawab rasa ingin
tahunya. Namun sayang nya, masih banyak peserta didik yang kurang selektif
dalam mencari informasi pembelajaran yang ilmiah. Dalam hal ini,
bimbingan seorang guru untuk menentukan sumber informasi pembelajaran
yang layak bagi peserta didik sangat diperlukan. Berdasarkan penjelasan di
atas, peneliti melihat bahwa media teknologi dewasa ini memiliki peran yang
sangat penting sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk menjawab
rasa ingin tahunya. Dalam hal ini, peneliti mencoba membuat sebuah media
teknologi berupa video sejarah Candi Tikus yang sumber-sumber nya
didapatkan dari sumber ilmiah. Diharapkan melalui video ini, rasa ingin tahu
peserta didik akan peninggalan kerajaan Majapahit yaitu Candi Tikus
memberikan informasi yang akurat dan membuat peserta didik lebih
memahami sejarah Candi Tikus beserta nilai karakter yang terkandung di
dalamnya yaitu nilai toleransi.
38
Ibid., hlm. 90-91.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Toleransi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, toleransi berarti bersikap atau
bersifat menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan dan sebagainya) yang berbeda
atau bertentangan dengan pendirian pribadi itu sendiri.39
Dalam lingkup
kultural, toleransi dapat dipahami sebagai sikap saling mengerti dan
menerima segala keanekaragaman kultural dalam hubungan dengan yang lain.
Sementara dari aspek religius-teologis toleransi dapat dimengerti sebagai
refleksi dan penghayatan akan kebenaran serta saling berbagai cinta kasih
dalam segala perbedaan pandangan.40
Pada tahun 1995, UNESCO mengeluarkan sebuah deklarasi prinsip-
prinsip toleransi yaitu penerimaan dan penghormatan terhadap berbagai cara-
cara kemanusiaan, bentuk-bentuk ekspresi, dan kebudayaan dengan mengakui
dan menjunjung tinggi hak asasi manusia tanpa memandang status sosial,
etnis, suku, budaya, agama dan lain sebagainya.41
Dalam konsep tentang
toleransi terdapat tiga aspek penting yaitu aspek personal (individu), aspek
sosial, dan aspek politis. Toleransi personal, berarti seorang warga negara
demokratis harus saling menghargai sesama manusia untuk menganut agama
sesuai hati nuraninya. Sedangkan toleransi sosial yaitu membolehkan siapa
saja untuk meyakinkan apa saja yang diyakininya dan mengembangkan diri
39
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian toleransi, (Online) https://kbbi.web.id/toleran
diakses pada 21 Maret 2019 pukul 22.00 WIB. 40
Felix Baghi, Pluralisme, Demokrasi, dan Toleransi, Maumere: PT Ledalero, Cetakan Pertama,
Maret 2012, hlm. 41. 41
Ibid., hlm. 40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dalam ideologi atau pandangan hidup yang sejalan dengan ideologi bangsa.
Toleransi politis disebut juga toleransi sebagai prinsip hukum dan negara.42
Dari ketiga aspek toleransi di atas yang akan dikembangkan oleh
peneliti adalah aspek sosial yaitu membolehkan siapa saja untuk meyakinkan
apa saja yang diyakininya dan mengembangkan diri dalam ideologi atau
pandangan hidup yang sejalan dengan ideologi bangsa.
Dalam kehidupan bersama, ada beberapa hal yang bisa menjadi
pertimbangan tentang toleransi yaitu:43
1) Menahan diri dalam hubungan yang tidak bisa disepakati.
2) Mengakui hak orang lain untuk mengungkapkan dirinya di ruang
publik.
3) Berusaha memahami cara hidup ataupun pandangan orang lain.
4) Memberi ruang untuk segala kehidupan karena semuanya bagian
dari kemajemukan dan keberagaman.
Toleransi adalah sikap yang sangat penting untuk dilakukan dalam
masyarakat multikultural di mana di dalam keberagaman, masyarakat harus
saling menghargai perbedaan agar tidak mudah menimbulkan perpecahan
antar masyarakat. Sikap toleransi sudah seharusnya dimiliki oleh setiap
warganegara Indonesia mengingat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang plural yang terdiri dari keanekaragaman etnis, suku bangsa, bahasa,
budaya, adat istiadat dan agama.
42
Otto Gusti Madung, Post-Sekuralisme, Toleransi dan Demokrasi Maumere: PT Ledaro, 2017,
hlm.7. 43
Felix Baghi, op.cit., hlm. 42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
5. Kerajaan Majapahit
a. Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan di Nusantara pada
zaman Hindu-Buddha di akhir abad ke-13. Majapahit didirikan pada tahun
1293 oleh R. Wijaya yang dahulunya merupakan seorang prajurit Kerajaan
Singasari di bawah pimpinan Kertanegara. Saat itu Singasari mengalami
pemberontakan dari dalam pemerintahannya sendiri dimana Jayakatwang
yang berkedudukan sebagai bupati Gelang-Gelang (Kediri) melakukan balas
dendam atas meninggalnya Sri Kertajaya leluhurnya yang dibunuh oleh Sri
Rajasa leluhur Kertanegara. Jatyakatwang melakukan siasat perang yang
berhasil mengelabuhi pasukan Singasari yang berada di bawah pimpinan
Raden Wijaya dan Ardharaja sehingga berhasil menguasai Singasari. R.
Wijaya bersama pengikut-pengikutnya mengungsi ke desa Kudadu dan
meminta bantuan kepada Bupati Sumenep Wiraraja. Wiraraja memberikan
nasihat kepada R. Wijaya untuk menyerahkan diri dan mau mengabdi kepada
Jayakatwang.44
Berkat pengabdiannya, R. Wijaya kemudian mendapatkan
kepercayaan penuh dari Jayakatwang. Ia pun meminta agar diperkenankan
untuk membuka hutan Tarik menjadi sebuah desa kepada Jakatwang dengan
alasan ingin menjadikan Tarik sebagai pertahanan terdepan bagi Kediri.
Dibalik alasan tersebut sebenarnya R. Wijaya mempunyai maksud lain yaitu
ingin balas dendam terhadap kekalahan Singasari. Setelah mendapatkan izin
membuka hutan Tarik menjadi sebuah desa, R. Wijaya menamai desa tersebut
44
Sartono Kartodirdjo, Sejarah Nasional Indonesia II: Jaman Kuno, Jakarta: Balai Pustaka,
Cetakan Pertama, 1997, hlm. 255-256.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dengan nama Majapahit.45
Penamaan ini sesuai dengan kenyataan bahwa
hutan Tarik saat itu banyak ditumbuhi oleh pohon maja. Berdasarkan kitab
Pararaton, ketika Raden Wijaya membuka hutan Tarik bersama para
prajuritnya, mereka memakan buah maja tersebut, namun rasanya pahit.
Pembukaan hutan Tarik menjadi titik pangkal berdirinya kerajaan Majapahit.
Setelah Majapahit berdiri, R. Wijaya banyak menarik simpati penduduk di
sekitarnya sehingga Majapahit tumbuh menjadi desa yang ramai. Setelah itu,
ia mulai melancarkan balas dendamnya dan membunuh Jayakatwang.
Begitulah sejarah singkat berdirinya kerajaan Majapahit.46
Kerajaan Majapahit adalah salah satu Kerajaan terbesar di Nusantara
yang memiliki wilayah kekuasaan sangat luas yang terdiri dari negeri-negeri
Nusantara seperti Bali, Kalimantan dan Jawa. Raja pertama kerajaan ini
adalah Raden Wijaya. Setelah ia wafat tahun 1309 R. Wijaya digantikan oleh
putranya Jayanegara. Pada Masa Jayanegara, Majapahit dihadapkan pada
serangkaian pemberontakan. Pada tahun 1316 terjadi pemberontakan Nambi,
selanjutnya pada tahun 1318 terjadi pemberontakan lain yaitu pemberontakan
Lasem dan pemberontakan yang paling besar dan berbahaya adalah
pemberontakan Kuti. Meskipun diwarnai dengan berbagai pemberontakan,
namun hubungan Majapahit dan Cina sangat erat. Catatan Cina menyebutkan
bahwa utusan raja datang ke Cina setiap tahun dari tahun 1325 sampai tahun
1328. Setelah Jayanegara wafat tahun 1328 maka ia pun digantikan oleh
Tribhuwana Tungga Dewi yang naik takhta atas nama ibunya yang
45
Esa Damar Pinuluh, op.cit., hlm. 26 46
Ibid.,hlm. 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
merupakan bibi Jayanegara sebab Jayanegara tidak memiliki penerus. Masa
pemerintahan Tribhuwana diwarnai dengan terjadinya dua pemberontakan
yaitu pemberontakan Sedeng dan Keta pada tahun 1331, namun
pemberontakan tersebut berhasil ditumpas oleh tentara Majapahit yang
dipimpin oleh Gajah Mada. Atas jasa Gajah Mada tersebut maka Tribhuwana
mengangkatnya menjadi Maha Patih kerajaan. Pada tahun 1350 Rajapatni
Gayatri wafat Tribhuwana pun meletakkan jabatannya sebagai raja Majapahit
dan menyerahkannya kepada putranya Hayam Wuruk.47
Masa kejayaan kerajaan Majapahit dicapai pada masa kepemimpinan
Hayam Wuruk, yang merupakan raja terbaik Majapahit. Ia mampu
membentuk Majapahit menjadi makmur dan mengalami masa yang sangat
jaya. Hal tersebut tidak lepas dari Jasa Mahapatih Gajah Mada yang
mengucapkan sumpahnya yang dikenal dengan sumpah Palapa. Dalam
sumpah ini ia bercita-cita menyatukan pulau-pulau yang ada di Nusantara.
Mengandalkan strategi militer dan politik yang baik, Mahapatih Gajah Mada
mampu mewujudkan sumpah Palapa, sehingga menjadikannya Patih yang
paling disegani di Kerajaan Majapahit maupun di wilayah-wilayah lain.
Sampai pada akhirnya keterlibatan Mahapatih Gajah Mada dalam perang
Bubat menyebabkan namanya semakin berkurang kharismanya di lingkungan
Majapahit. Akhirnya Mahapatih Gajah Mada pun mencapai Moksa dan
meninggalkan Kejayaan Majapahit. 48
47
Ibid.,hlm. 28-29. 48
Agus Susilo, Andriana Sofiarini Gajah Mada Sang Maha Patih Pemersatu Nusantara di bawah
Majapahit Tahun 1336 M-1359 M, (Online) file:///C:/Users/USER/Downloads/233-
Article%20Text-1953-2-10-20190628.pdf diakses pada 10 Maret 2019 pukul 19.47 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Setelah kehilangan Mahapatih Gajah Mada, perlahan-lahan kerajaan
Majapahit mulai mengalami kemunduran. Pada saat Hayam Wuruk wafat
tidak ada pemimpin yang berkualitas dan cakap menjalankan pemerintahan,
bahkan pada tahun 1453-1456 Majapahit tidak mempunyai raja karena tidak
memiliki calon pengganti yang layak. Selain itu terjadi perang saudara yang
dikenal dengan perang Parereg. Perang ini mengakibatkan sumber dana istana
semakin berkurang karena membiayai perang. Keadaan ini membuat banyak
daerah yang melepaskan diri dari kerajaan Majapahit sehingga kerajaan
Majapahit mengalami keruntuhan.49
Ketika kerajaan Majapahit mengalami
keruntuhan, kerajaan yang pernah menguasai hampir seluruh Nusantara ini
mewariskan peninggalan-peninggalan bersejarah seperti karya sastra dan
beberapa bangunan candi salah satunya adalah Candi Tikus.
b. Candi Tikus Peninggalan Kerajaan Majapahit
Candi Tikus atau petirtaan Tikus terletak di Dukuh Dinuk, Desa
Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.50
Candi ini pertama
kali ditemukan pada tahun 1914 berdasarkan laporan bekas bupati Mojokerto
pada saat itu yang bernama R.A.A. Kromojoyo Adinegoro (1894-1916).51
Kromojoyo melaporkan bahwa di sebuah lokasi pemakaman rakyat, telah
ditemukan miniatur sebuah candi sehingga dilakukan penggalian ditempat
tersebut dan ditemukanlah sebuah situs candi yang saat ini dikenal dengan
49
Esa Damar Pinuluh, op.cit., hlm. 81. 50
Sri Pare Eni, Adjeng Hidayah Tsabit, Arsitektur Kuno Kerajaan Kerajaan di Jawa Timur
Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo, Cetakan Pertama, Maret 2017, hlm. 287. 51
Kardiyat Wiharyanto dan Hendra Kurniawan, Modul: Situs Majapahit: Trowulan Jawa Timur),
Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, hlm. 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Candi Tikus.52
Latar belakang pemberian nama Candi Tikus yaitu menurut
cerita rakyat ketika dilakukan penggalian pada situs ini, yang pertama kali
keluar adalah tikus-tikus dengan jumlah yang cukup banyak. Rupanya tikus-
tikus tersebut telah mempergunakan reruntuhan bangunan situs sebagai
sarangnya.53
Candi Tikus diperkirakan telah dibangun pada akhir abad ke-13
dan awal abad ke- 14. 54
Candi ini mulai dipugar pada tahun 1984 dan selesai
tahun 1989. Keseluruhan bangunan permandian terletak jauh lebih rendah
dari permukaan tanah di sekitarnya kurang lebih 3,5 meter.55
Ditinjau dari segi arsitekturnya candi ini berkenaan dengan tata air.
Bangunan petirtaan ini mengambarkan konsep alam raya (makro-kosmos)
yang berpusat pada Gunung Mahameru sebagai tempat bersemayamnya para
dewa. Pada masa kerajaan Majapahit Candi Tikus adalah sebuah permandian
yang sangat disucikan oleh agama Hindu maupun agama Buddha. Air yang
mengalir dari gunung Mahameru dianggap sebagai amtra yakni air suci yang
dipercaya memiliki kekuatan magis dan dapat memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat Majapahit. Petirtaan Tikus merupakan replika Mahameru, yaitu
bentuk bangunannya semakin ke atas semakin kecil, serta bangunan induk
berada di puncak utama yang dikelilingi 8 puncak yang lebih kecil. Di
sekeliling dinding kaki bangunan, berjajar 17 pancuran berbentuk bunga
teratai dan Makara. Di kiri dan kanan tangga terdapat kolam berbentuk
52
Tim Kelompok Kerja BPA, Mengenal Majapahit Melalui Peninggalannya di Balai Arca
Trowulan dan Sekitarnya, Mojokerto: Koperasi Pegawai Republik Indonesia Purbakala, 1998,
hlm. 4. 53
Daniel Agus Maryanto, Candi Masa Majapahit, Klaten: PT Intan Sejati, Cetakan Pertama, Juli
2007, hlm. 25. 54
Kardiyat Wiharyanto dan Hendra Kurniawan, op.cit., hlm. 19. 55
Ibid., hlm. 26.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
persegi empat.56
Air yang mengalir dari Mahameru memiliki fungsi sebagai
tempat ritual mandi (petirtaan) raja Hindu dan Buddha di kompleks pusat
pemerintahan Majapahit. Fungsi lainnya yakni sebagai tempat pelaksanaan
upacara-upacara tertentu yang dilaksanakan di kolam-kolamnya. Petirtaan
Tikus merupakan petirtaan yang disucikan oleh masyarakat beragama Hindu
maupun masyarakat pemeluk agama Buddha.57
Saat ini, Candi Tikus
memiliki fungsi sebagai tempat wisata dan juga tempat kegiatan pendidikan
khususnya study tour bagi pembelajaran sejarah.
B. Penelitian yang Relevan
Rencana Penelitian ini didukung oleh penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya:
1. Aris Wahyudi (2016) yang berjudul “Pengembangan Media Audio Visual
Berbasis Perjuangan Adisutjipto Untuk Meningkatkan Sikap Kritis Siswa
Dalam Pembelajaran Sejarah Di SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta”.
Hasil penelitian ini yaitu uji coba T Tes dari Pre-Tes kelas eksperimen
dengan nilai 3,485 dengan signifikansi 0,790>0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan media pembelajaran meningkatkan prestasi belajar
siswa. Berdasarkan hasil uji efektivitas sikap kritis siswa diperoleh nilai
0,159 dengan signifikansi 0,035>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
dari kelas eksperimen sebelum dan sesudah penggunaan media tidak sama.
Sehingga media audio visual berbasis sejarah perjuangan Adisutjipto
56
Esa Damar Pinuluh, op.cit., hlm. 180. 57
Sri Pare Eni, Adjeng Hidayah Tsabit, op.cit., hlm. 288.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
terbukti efektif untuk meningkatkan sikap kritis siswa dalam pembelajaran
sejarah.58
2. Aurora Nandia F, Herman J Waluyo, Samsi Haryanto 2015 yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Audio
Visual Situs Purbakala Pugung Raharjo Untuk Meningkatkan Kesadaran
Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri Kotagajah”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa media audio visual yang dikembangkan layak
digunakan sebagai media pembelajaran yang ditunjukan oleh (1) hasil
penilaian dari ahli materi memiliki kategori baik, (2) validasi ahli media
termasuk kategori baik, (3) validasi ahli penyajian yang dilakukan oleh
guru sejarah kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah termasuk kategori baik (4)
hasil dari uji coba perorangan termasuk kategori baik, (5) hasil uji coba
kelompok kecil termasuk kategori baik, (6) uji coba lapangan yang
dilaksanakan di kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kotagajah dengan jumlah 26
termasuk dalam kategori baik.59
Berdasarkan penelitian yang relevan, dapat diketahui bahwa
pengembangan media audio visual bagi pembelajaran sejarah sudah
dikembangkan. Namun pengembangan media audio visual untuk materi
kerajaan Hindu-Buddha khususnya peninggalan kerajaan Majapahit berupa
58
Aris Wahyudi, 2016, Universitas Sebelas Maret, Pengembangan Media Audio Visual Berbasis
Perjuangan Adisutjipto untuk Meningkatkan Sikap Kritis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah di
SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta, (Online) https://eprints.uns.ac.id/29680/ diakses pada 5
Maret 2019 pukul 20.00 WIB. (Tidak diterbitkan). 59
Aurora Nandia F, Herman J Waluyo, Samsi Haryanto, 2015, diterbitkan Universitas Batanghari
Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Audio Visual Situs Purbakala
Pugung Raharjo Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri Kotagajah,
(Online) https://media.neliti.com/media/publications/96441-ID-pengembangan-media-
pembelajaran-sejarah.pdf, diakses pada 5 Maret 2019 pukul 20.12 WIB. (Tidak diterbitkan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Candi tikus yang bermuatan nilai karakter rasa ingin tahu dan toleransi belum
dilakukan. Maka penelitian ini dapat dikatakan berbeda dari pengembangan
media audio visual pembelajaran sejarah lainnya.
C. Kerangka Pikir
Sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional dimana pendidikan
berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang bermartabat, maka
pendidikan karakter harus diimplementasikan dalam dunia pendidikan. Di
dalam dunia pendidikan, pembelajaran sejarah dan pendidikan karakter sangat
berkaitan erat karena dalam materi-materi sejarah, terkandung nilai-nilai
pendidikan karakter. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah
memiliki andil yang sangat penting dalam menanamkan pendidikan karakter
bagi peserta didik.
Dalam upaya untuk melaksanakan pendidikan karakter khususnya
dalam pembelajaran sejarah di butuhkan media yang sesuai dengan metode
dan materi pembelajaran sejarah itu sendiri agar nilai-nilai karakter dapat
diresapi oleh peserta didik. Dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti,
lebih memfokuskan pada penanaman nilai karakter rasa ingin tahu dan
toleransi dalam materi sejarah Kerajaan Hindu-Buddha yaitu peninggalan
Kerajaan Majapahit Candi Tikus.
Berkaitan dengan materi peninggalan benda bersejarah kerajaan
Majapahit candi Tikus, maka peneliti memilih media audio visual sebagai
media yang akan dikembangkan. Hal tersebut didasarkan pada pengalaman
peneliti selama mengikuti Program Praktik Lapangan (PPL) di salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
SMA swasta Yogyakarta, peneliti mengamati bahwa media audio visual
sangat menarik dan dimintai oleh peserta didik. Selain itu Candi Tikus sesuai
untuk dijadikan media dalam bentuk audio visual, karena Candi Tikus yang
merupakan benda bersejarah tidak dapat dibawa langsung ke dalam kelas.
Akan tetapi, Candi Tikus dapat dibuat dalam bentuk media audio visual
dengan mendigitalkan Candi Tikus menjadi sebuah gambar bergerak,
bersuara dan dilengkapi dengan tulisan atau teks. Selain itu pengembangan
media audio visual Candi Tikus yang bermuatan nilai karakter rasa ingin tahu
dan toleransi masih belum ditemukan, sehingga pengembangan ini memiliki
perbedaan dari pengembangan-pengembangan media audio visual
pembelajaran sejarah lainnya, khususnya pembelajaran sejarah Kerajaan
Hindu-Buddha materi kerajaan Majapahit.
Dengan memanfaatkan media audio visual Candi Tikus yang dapat
menarik minat peserta didik, diharapkan rasa ingin tahu peserta didik semakin
dalam terhadap sejarah peninggalan Majapahit khususnya tentang Candi
Tikus sehingga nilai toleransi yang terkandung dalam materi Candi Tikus,
lebih mudah diserap oleh peserta didik dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Kerangka pikir yang telah dijelaskan di atas, dapat digambarkan
seperti di bawah:
Gambar II: Kerangka Pikir Pengembangan Media Audio Visual Candi Tikus
Pendidikan Nasional
Media Audio Visual
Majapahit
Candi Tikus
Toleransi
Pendidikan
Pendidikan Karakter
Pembelajaran Sejarah
Rasa Ingin Tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan dalam
bahasa inggris Research and Development/R&D adalah metode yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dalam penelitian ini adalah
produk pendidikan.60
Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono menyatakan bahwa penelitian
dan pengembangan adalah proses atau metode yang digunakan untuk
memvalidasi dan mengembangkan produk.61
Sementara itu menurut Richey
dan Kelin dalam buku Sugiyono, Penelitian dan Pengembangan adalah kajian
yang sistematis tentang bagaimana membuat rancangan suatu produk,
mengembangkan/memproduksi rancangan tersebut dan mengevaluasi
rancangan produk tersebut, bertujuan untuk memperoleh data yang empiris
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat produk, alat-alat dan
model yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media audio
visual Candi Tikus yang bermuatan nilai karakter untuk pembelajaran sejarah
Indonesia SMA kelas X.
60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabet, Cetakan
Keenam Belas, Agustus 2012, hlm. 297. 61
Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan, Bandung: Alfabet, Cetakan Pertama, April
2015, hlm. 28.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengikuti langkah-
langkah oleh Dick & Carrey. Langkah-langkah pengembangannya adalah
sebagai berikut: 62
1. Analisis Kebutuhan dan Tujuan
Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan produk yang akan
dikembangkan.
2. Analisis Pembelajaran
Analisis pembelajaran adalah proses seorang peneliti dalam
menentukan rancangan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang mencakup proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar.
3. Analisis Pembelajar dan Konteks
Analisis pembelajar dan konteks dilaksanakan setelah analisis
pembelajaran, analisis ini meliputi analisis kemampuan, sikap, dan
karakteristik awal peserta didik dalam latar pembelajaran.
4. Merumuskan Tujuan dan Performansi
Merumuskan tujuan performansi yaitu merumuskan bahan-bahan
pelajaran apa saja yang akan mampu dikerjakan oleh peserta didik.
5. Mengembangkan Instrumen
Langkah selanjutnya adalah mengembangkan instrumen yang
merupakan tugas penting. Hal tersebut dikarenakan instrumen bisa berkaitan
langsung dengan tujuan operasional yang ingin dicapai serta untuk mengukur
62
Punanji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta: Kencana,
Agustus 2013, hlm. 230-235.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
perangkat produk yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan
tujuan khusus berupa tes hasil belajar dan instrumen yang berkaitan dengan
perangkat produk atau desain yang dikembangkan dapat berupa kuesioner.
6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Tahap ini merupakan pengembangan strategi pembelajaran yang
secara spesifik untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan
khusus. Strategi pembelajaran ini juga berkaitan dengan produk atau desain
yang ingin dikembangkan.
7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran
Langkah ini merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh
pengembang. Tahapan ini bisa berupa memilih bahan cetak, manual baik
untuk pembelajar maupun pembelajaran dan media lain yang dirancang untuk
mendukung tercapai tujuan pembelajaran.
8. Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif
Merancang dan melakukan evaluasi formatif yaitu evaluasi yang
dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau produk
dikembangkan. Pada langkah ini, Dick & Carrey merekomendasikan suatu
proses evaluasi yang terdiri atas tiga langkah:
a. Uji coba perorangan
b. Uji coba kelompok
c. Uji coba lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
9. Melakukan Revisi
Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah pertama yaitu: tujuan umum
pembelajaran, analisis pembelajaran, perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau
performansi, butir tes, strategi pembelajaran, dan bahan-bahan pembelajaran.
10. Evaluasi Sumatif
Setelah suatu produk, program atau proses pengembangan selesai
dikembangkan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi sumatif.
Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat
efektifitas produk, program, atau proses secara keseluruhan.
Tahapan prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian ini hanya
sampai pada tahap ke 9 yaitu melakukan revisi karena keterbatasan waktu.
Gambar III: Pengembangan Media Pembelajaran berupa Audio Visual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
C. Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba
Untuk menghasilkan produk yang benar-benar layak bagi
pembelajaran sejarah maka diperlukan uji coba produk untuk mengevaluasi
kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki dalam pengembangan sebuah
produk.
Tahap-tahap yang dilalui untuk merevisi produk audio visual Candi
Tikus adalah:
a) Validasi Ahli Materi dengan bapak Kardiyat Wiharyanto, Validasi
Ahli Media dengan Ibu Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dan
Validasi Ahli Pendidikan Karakter dengan Ibu Dra. Ignatia Esti
Sumarah, M. Hum.
b) Revisi Produk I
Revisi I dilakukan sesuai dengan kritik dan saran dari ahli materi,
ahli media dan ahli pendidikan karakter.
c) Uji Coba perorangan pada 2 guru
Uji coba perorangan terhadap 2 guru yaitu Bapak Paulinus Yanto,
S.Pd. dan Bapak Klements Setya Puja Kisworo, S.Pd. Uji coba ini
dilaksanakan setelah melakukan rekapitulasi penilaian, mendapat
kesimpulan produk layak diujikan, mengerjakan revisi pada media
audio visual sejarah sesuai dengan kritik dan saran dari ahli
materi, ahli media dan ahli pendidikan karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
d) Revisi Produk II
Revisi produk II dilakukan berdasarkan pada kritik dan saran yang
diberikan oleh guru dari uji coba perorangan
e) Uji Coba Kelompok Kecil pada 10 Peserta Didik
Uji coba ini dilaksanakan setelah melakukan revisi berdasarkan
kritik dan saran dari 2 guru uji coba perorangan.
f) Revisi Produk III
Revisi III dilakukan berdasarkan kritik dan saran yang diberikan
oleh peserta didik dari uji coba kelompok kecil.
Penelitian ini hanya memfokuskan sampai pada tahap uji coba
kelompok kecil. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki
oleh peneliti.
2. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba produk audio visual sejarah candi Tikus adalah
peserta didik kelas X IPA SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Uji coba produk
ini dilakukan pada kelompok kecil yang berjumlah sebanyak 10 orang peserta
didik.
Uji coba produk digunakan sebagai sarana untuk memperoleh data
kelayakan produk yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
D. Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, yang
beralamat di Jalan Dr. Sutomo 16 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap yaitu pada bulan Maret-
Juni 2019.
E. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa skor hasil validasi dari kuesioner
yang diberikan kepada ahli materi, ahli media, ahli pendidikan karakter, guru,
serta skor hasil penilaian peserta didik. Data kualitatif terdiri dari kritik dan
saran yang diberikan oleh ahli materi, ahli media, dan ahli pendidikan
karakter, guru sejarah dan peserta didik.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data
yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan produk. Instrumen yang
gunakan peneliti dalam mengumpulkan data bagi penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pengamatan
langsung di lapangan pada objek yang akan dikembangkan. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dilakukan pengambilan sumber lainnya dari buku dan youtube untuk
melengkapi data yang masih kurang lengkap.
2. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini berupa item-item yang berisi
pernyataan untuk menentukan kelayakan produk oleh ahli materi, ahli media,
ahli pendidikan karakter, guru sejarah dan peserta didik, serta ditambahkan
dengan kritik dan saran. Hasil kuesioner digunakan untuk menentukan
kelayakan media audio visual Candi Tikus.
3. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan
melalui tatap muka dan tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan
narasumber. Wawancara ini ditujukan kepada warga sekitar objek penelitian
untuk memperoleh informasi mengenai objek yang di teliti. Selain itu
wawancara juga dilakukan pada 2 guru mata pelajaran sejarah dan dua orang
peserta didik, untuk mendapatkan informasi mengenai pernyataan pendapat
tentang media audio visual yang telah ditonton.
G. Teknis Analisis Data
Teknis analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini ada 2 jenis
yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Analisis data dilakukan setelah data
terkumpulkan, untuk mengetahui kelayakan produk yang telah dihasilkan.
Data kuantitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk angka yaitu
skor penilaian. Sementara itu, data kualitatif adalah data yang dinyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dalam bentuk kritk dan saran dari ahli materi, ahli media, ahli pendidikan
karakter, guru dan peserta didik bertujuan untuk memperbaiki produk
Penilaian yang akan digunakan untuk mengetahui hasil kuesioner
yaitu Penilaian Acuan Patokan (PAP). Penilaian Acuan Patokan adalah
penilaian yang membandingkan hasil belajar peserta didik terhadap patokan
(kriteria) yang telah ditetapkan sebelumnya.63
Dalam penilaian, peneliti
menggunakan skala Likert, yaitu skor penilaian yang digunakan 1-5, sehingga
dalam membuat kriteria penilaian, adalah dengan cara mengubah skor aktual
menjadi nilai pendekatan PAP dari konversi skor menjadi nilai, yang
mengacu pada konversi Eko Putro Widoyoko, yaitu:64
Tabel 1: Tabel Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Skor Rumus Rerata Skor Kategori
5 x > i + 1,80 Sbi >4,2 Sangat Baik
4 i 0,60 Sbi x i + 0,80 Sbi >3,4 – 4,2 Baik
3 i – 0,60 x 0,60 Sbi >2,6 -3,4 Cukup Baik
2 i – 1,80 Sbi < x i – 0,60 Sbi >1,8 – 2,6 Kurang Baik
1 x i -1,80 Sbi 1,8 Sangat Kurang
Baik
Keterangan :
Skor Maksimal : 5
Skor Minimal : 1
Skor Maksimal ideal : Jumlah Indikator X tertinggi
Skor Minimal ideal : Jumlah Indikator X terendah
X : Skor yang diperoleh
Rerata Ideal : (skor maksimal. ideal + skor min.ideal)
Simpangan Baku Skor ideal :
(skor maksimal. ideal + skor min. ideal
63
Herman Yosep Sunu, Yustina Wahyu, Penilaian Belajar Siswa di sekolah, Yogyakarta: PT
Kanisius, 2014, hlm. 250. 64
Eko Putra Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009,
hlm. 238.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Analisis Kebutuhan
Dewasa ini dalam dunia pendidikan, media teknologi merupakan salah
satu media yang memiliki peran penting untuk membantu peserta didik
belajar tentang materi pelajaran di sekolah. Hal tersebut tentu tidak terlepas
dari perkembangan zaman yang begitu pesat, sehingga membuat kehidupan
peserta didik begitu dekat dengan teknologi. Berdasarkan penjelasan di atas,
maka tidak mengherankan jika sekrang ini kebanyakan peserta didik lebih
senang belajar menggunakan media digital.
Di zaman modern saat ini, media digital yang paling menarik minat
peserta didik untuk belajar adalah media audio visual. Hal tersebut diamati
oleh peneliti ketika melaksanakan PPL di salah satu SMA Swasta yang ada di
Yogyakarta, yaitu di SMA Stella Duce 2, dimana berdasarkan hasil observasi
peneliti di dua kelas, yaitu kelas X IPA 2, X Bahasa dan Budaya serta
sebanyak 8 kali mengajar di kelas X IPA 1, peneliti melihat bahwa media
yang paling menarik perhatian peserta didik untuk belajar adalah media audio
visual.
Di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, guru mata pelajaran sejarah sudah
menggunakan beragam media pembelajaran untuk mengajar, salah satunya
adalah media audio visual. Meskipun demikian, media yang paling sering
digunakan guru adalah slide power point, gambar-gambar dan diktat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Beberapa media audio visual yang dipakai oleh guru, sebagian besar kurang
menarik karena hanya menampilkan gambar bergerak yang dilengkapi
dengan teks seadanya tanpa narasi yang memperjelas isi video tersebut.
Berangkat dari hal tersebut, maka peneliti mencoba mengembangkan sebuah
media audio visual yang menarik dan sesuai untuk digunakan dalam
pembelajaran sejarah. Media audio visual yang dibuat lebih menarik, di
dalamnya menampilkan gambar bergerak maupun gambar hidup yang
dilengkapi dengan narasi serta teks.
Media audio visual yang dikembangkan peneliti adalah media audio
visual pembelajaran sejarah materi kerajaan Hindu-Buddha yaitu peninggalan
benda bersejarah kerajaan Majapahit, Candi Tikus. Candi Tikus yang
merupakan salah satu hasil kebudayaan luhur Majapahit dapat dibuat dalam
bentuk audio visual dengan mendigitalkan Candi Tikus dalam bentuk gambar
bergerak, gambar hidup, bersuara, dan dilengkapi dengan teks.
Media audio visual Candi Tikus dibuat dalam bentuk yang berbeda
dan dikemas lebih menarik, yaitu dengan cara menggabungkan animasi
maupun gambar hidup yang dilengkapi dengan narasi serta teks di dalamnya
untuk menjelaskan isi video. Selain itu produk media audio visual Candi
Tikus ini juga memuat nilai karakter rasa ingin tahu dan toleransi sehingga
diharapkan melalui video ini, nilai-nilai tersebut dapat diserap oleh peserta
didik.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengembangan media audio visual Candi Tikus, dibuat untuk menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kebutuhan peserta didik terhadap sebuah media audio visual sejarah yang
dikemas lebih menarik. Selain itu media audio visual Candi Tikus yang
memuat pendidikan nilai-nilai karakter, dapat membantu guru untuk
menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik khususnya nilai
karakter rasa ingin tahu dan toleransi.
B. Deskripsi Produk Awal
Media pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti adalah media
audio visual Candi Tikus yang bermuatan nilai-nilai karakter, yakni nilai
karakter rasa ingin tahu dan toleransi. Isi dari media audio visual sejarah ini
memuat materi kerajaan Hindu-Buddha di akhir abad ke-13, yaitu kerajaan
Majapahit. Secara lebih spesifik video pembelajaran sejarah yang peneliti
kembangkan membahas mengenai peninggalan benda bersejarah Majapahit
yaitu Candi Tikus.
Durasi video produk awal Candi Tikus yang bermuatan nilai karakter
adalah 9 menit lewat 17 detik (09:17). Di awal video yaitu pada detik 00:01
sampai ke detik 00:04 peneliti memasukkan lambang Universitas Sanata
Dharma, sebagai sumber informasi bahwa peneliti adalah mahasiswa
Pendidikan Sejarah dari Universitas Sanata Dharma. Selanjutnya pada detik
ke 00:06 sampai menit ke 02:35, dijelaskan mengenai sejarah singkat
kerajaan Majapahit beserta raja-raja yang pernah memimpin kerajaan
tersebut, yakni sampai pada masa kejayaan Majapahit yaitu pada masa
pemerintahan raja Hayam Wuruk yang di bantu oleh Mahapatih Gajah Mada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Selain itu, pada menit tersebut dicantumkan juga beberapa peninggalan
bersejarah kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan Jawa Timur.
Selanjutnya, pada menit ke 02:36 sampai menit 09:19 dijelaskan mengenai
Candi Tikus yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai isi video produk awal yang
telah peneliti kembangkan:
1. Bagian awal detik 00:01-00:04
Bagian ini menampilkan lambang Sanata Dhrama yang menunjukkan
identitas peneliti sebagai mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata
Dharma, sehingga lambang ini menurut peneliti perlu dimasukkan kedalam
video.
Gambar IV: Lambang Universitas Sanata Dharma
(Pembuatan Pribadi)
2. Bagian kedua detik ke 00:06-00:39
Bagian ini merupakan bagian yang menjelaskan bahwa Majapahit
adalah sebuah kerajaan zaman Hindu-Buddha. Nama kerajaan ini berasal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
nama buah yang ditemukan oleh Raden Wijaya dan para pengikutnya saat
pertama kali membuka hutan Tarik. Ketika mereka memakan buah maja
tersebut, citra rasa dari buah ini sangat pahit sehingga kerajaan ini pun
dikenal dengan nama kerajaan Majapahit.
Gambar V: Buah Maja yang merupakan Asal Usul Nama
Kerajaan Majapahit
(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)
Gambar VI: Ilustrasi Kerajaan Majapahit
(Youtube)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3. Detik 00:40-00:59
Video Candi Tikus pada menit ini menjelaskan tentang Raden Wijaya
sebagai pendiri kerajaan Majapahit. Kerajaan ini tercatat dalam sejarah
sebagai kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara.
Gambar VII: Raden Wijaya Pendiri Kerajaan Majapahit
(Youtube)
4. Menit 01:00- 00:25
Menit ini menjelaskan mengenai beberapa raja-raja yang pernah
memimpin kerajaan Majapahit hingga masa kejayaannya yaitu dari raja R.
Wijaya sebagai pendiri kerajaan Majapahit hingga raja Hayam Wuruk.
Gambar VIII: Raden Wijaya Raja ke-I Kerajaan Majapahit
(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar IX: Jayanegara Raja ke-II Kerajaan Majapahit
(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)
Gambar X: Tribuana Tungga Dewi Ratu ke-III Kerajaan Majapahit
(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)
Gambar XI: Hayam Wuruk Raja ke-IV Kerajaan Majapahit
(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
5. Menit 01:26-01:40
Dalam menit ini dijelaskan bahwa kerajaan Majapahit mencapai masa
kejayaan ketika dipimpin oleh seorang raja bernama Hayam Wuruk yang
dibantu oleh seorang Mahapatih yang cerdas dan juga tangkas yaitu Gajah
Mada.
Gambar XII: Hayam Wuruk dan Para Prajuritnya
(Youtube)
6. Menit 01:41-01-02:01
Bagian pada menit ini menjelaskan tentang Gajah Mada, seorang
Mahapatih kerajaan Majapahit yang cerdas dan juga tangkas. Ia mengucapkan
sebuah sumpah yang dikenal dengan sumpah Palapa didepan singgasana raja.
Sumpah ini merupakan ide Gajah Mada untuk menyatukan pulau-pulau
Nusantara yang dahulunya merupakan sebuah pulau-pulau terpisah . Melalui
kerja keras dan semangat pantang menyerah, akhirnya Gajah Mada pun
sukses menyatukan Nusantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar XIII: Ilustrasi Gajah Mada Mengucapkan Sumpah Palapa
(Youtube)
7. Menit 02:02-02:35 lokasi peninggalan-peninggalan Kerajaan Majapahit
Gambar XIV: Peta dari Yogyakarta ke Mojokerto yang merupakan
Pusat Kerajaan Majapahit
(Pembuatan Pribadi, Sumber Map Google)
8. Menit 02:36-03:15
Pada menit ini dijelaskan mengenai Candi Tikus sebagai salah satu
peninggalan kerajaan Majapahit yang unik karena candi ini dahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
merupakan sebuah permandian. Letaknya lebih rendah 3,5 meter dari
permukaan tanah sekitarnya.
Gambar XV: Candi Tikus Tampak dari atas Udara
(Youtube)
9. Menit 03:16-03:56
Bagian menit ini menjelaskan tentang lokasi Candi Tikus yang berada
di Dukuh Dinuk, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Gambar XVI: Lingkungan Sekitar Candi Tikus Tampak dari Atas Udara
(Youtube)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
10. Menit 03:57-04:22
Menit ke 03:57 sampai menit 04:22 menyampaikan informasi tantang
penemuan Candi Tikus untuk pertama kalinya, berdasarkan laporan Bupati
Mojokerto pada saat itu yang bernama R.A.A. Kromojoyo Adinegoro.
Gambar XVII: R.A.A. Kromojoyo Adinegoro
(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)
11. Menit 04:23-05:59
Bagian pada menit ini menunjukkan wawancara salah satu acara
televisi terhadap warga sekitar Candi Tikus mengenai latar belakang
pemberian nama Candi Tikus.
Gambar XVIII: Wawancara Trans TV dengan Warga Sekitar Candi Tikus
(Youtube)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
12. Menit 05:59-06:27 menampilkan bagian luar candi Tikus
Gambar XIX: Bagian Luar Candi Tikus
(Dokumentasi Pribadi)
13. Menit 06:27-06:44 menampilkan bagian dalam Candi Tikus
Gambar XX: Bagian Dalam Candi Tikus
(Dokumentasi Pribadi)
14. Menit 06:45-07:24
Pada bagian ini dijelaskan tentang Candi Tikus sebagai sebuah
petirtaan atau tempat permandian yang merupakan replika dari gunung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Mahameru, yaitu bentuk bangunannya semakin ke atas semakin kecil, serta
bangunan induk berada di puncak utama yang dikelilingi 8 puncak yang lebih
kecil.
Gambar XXI: Candi Tikus Replika Gunung Mahameru
(Dokumentasi Pribadi)
Gambar XXII: 8 Puncak Gunung Mahameru yang Lebih Kecil
(Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
15. Menit 07:25-07:39
Pada bagian ini dijelaskan bahwa di sekeliling dinding kaki bangunan
Candi Tikus, berjajar 17 pancuran berbentuk bunga teratai dan Makara.
Gambar XXIII: Pancuran Berbentuk Bunga Teratai Dan Makara pada
Candi Tikus
(Youtube)
16. Menit 07:40-08:23
Pada menit ini, dijelaskan mengenai keberadaan kolam berbentuk
persegi empat yang berada di kiri dan kanan tangga bangunan Candi Tikus.
Dahulu bangunan persegi empat tersebut memiliki fungsi sebagai tempat ritual
mandi (petirtaan) raja di kompleks pusat pemerintahan Majapahit. Air yang
mengalir dari bangunan Candi Tikus yang merupakan replika dari gunung
Mahameru dianggap sebagai air suci dan dipercaya dapat mendatangkan
kesejahteraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Gambar XXIV: Kolam Berbentuk Persegi Empat di kiri dan kanan
Bangunan Candi Tikus
(Dokumentasi Pribadi)
17. Menit 08:24-08:56
Dalam menit ini dijelaskan bahwa saat ini Candi Tikus di buka untuk
umum. Masyarakat dengan keyakinan yang berbeda dapat mendatangi tempat
ini, bahkan masyarakat yang bukan berasal dari agama Hindu maupun Buddha
dapat mengambil air amtra.
Gambar XXV: Tampak Adanya Air di dalam Candi Tikus
(Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
18. Menit 08:57-09:08
Bagian menit 08:57-09:08 memberikan informasi bahwa Candi Tikus
saat ini memiliki fungsi sebagai tempat untuk wisata dan juga tempat
pembelajaran sejarah contohnya kegiatan Study Tour.
Gambar XXVI: Peneliti Bersama Peserta Didik yang
Mengunjungi Candi Tikus
(Dokumentasi Pribadi)
19. Menit 09:09:09:15 tujuan pembuatan video
Gambar XXVII: Tujuan Pembuatan Video sebagai Produk Skripsi
(Pembuatan Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
20. Menit 09:16-09:17 identitas peneliti dan dua orang dosen pembimbing
Gambar XXVIII: Identitas Peneliti dan dua orang Dosen Pembimbing
(Pembuatan Pribadi)
C. Data Validasi dan Revisi Produk oleh Ahli
Produk yang berupa media audio visual Candi Tikus divalidasi oleh
tiga orang ahli yaitu ahli materi, ahli media dan ahli pendidikan karakter.
Penjelasan mengenai data validasi oleh tiga orang ahli tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Data Validasi oleh Ahli Materi
a. Deskripsi Data Validasi Oleh Ahli Materi
Validasi materi dilakukan oleh seorang ahli sejarah yang berasal dari
kalangan akademisi yang bernama Bapak Kardiyat Wiharyanto. Validasi oleh
ahli materi dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2019. Validasi materi meliputi
penilaian terhadap dua aspek yaitu aspek pembelajaran dan aspek isi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
cara mengisi kuesioner yang merupakan alat bagi ahli materi untuk
memberikan penilaian.
Tujuan dari validasi ahli materi yaitu, untuk mengetahui tingkat
kelayakan video pembelajaran Candi Tikus sebelum diujikan kepada peserta
didik kelas X SMA. Selain itu, validasi ini juga memiliki tujuan untuk
mendapatkan kritik maupun saran dari ahli materi agar kualitas video menjadi
lebih baik.
Berikut ini merupakan tabel dari hasil validasi produk awal media
audio visual Candi Tikus oleh ahli materi. Tabel 2 adalah hasil validasi ahli
materi pada aspek pembelajaran sedangkan tabel 3 adalah hasil validasi pada
aspek isi
Tabel 2: Aspek Pembelajaran Oleh Ahli Materi
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi video dengan standar isi,
kompetensi dasar (KD) dan indikator
pembelajaran
√
2. Kesesuaian tujuan dan indikator
pembelajaran dengan KD
√
3. Kejelasan isi materi √
4. Kejelasan topik pembelajaran √
5. Kejelasan sasaran media √
6. Ketepatan materi dengan media yang
dikembangkan
√
7. Kebenaran isi materi √
8. Video memudahkan peserta didik dalam
memahami materi pembelajaran
√
Jumlah 12 16
Total Skor 28
Rata-rata Skor 3,5
Kriteria Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 3: Aspek Isi Oleh Ahli Materi
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kedalaman penjelasan materi √
2. Kebenaran konsep materi dilihat dari
aspek keilmuan
√
3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami
oleh peserta didik
√
4. Kesesuaian materi dengan tujuan
pembelajaran
√
5. Kesesuaian materi dengan tingkat kognitif
siswa
√
6. Kecukupan materi untuk pencapaian
kompetensi
√
7. Keruntutan materi √
8. Kejelasan isi materi √
Jumlah 9 16 5
Total Skor 30
Rata-rata Skor 3,7
Kriteria Baik
Tabel 4: Rekapitulasi Aspek Pembelajaran dan Aspek Isi oleh Ahli Materi
No Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria
1. Aspek Pembelajaran 3,5 Baik
2. Aspek Isi 3,7 Baik
Rerata Skor Gabungan 3,6 Baik
Tabel 2 dan tabel 3 menunjukkan bahwa ahli materi memberikan skor
validasi dengan rerata skor sebesar 3,5 pada aspek pembelajaran yang
termasuk kriteria “baik”. Sementara itu, pada aspek isi ahli materi
memberikan rerata skor sebesar 3,7, aspek ini juga termasuk dalam kriteria
“baik”. Hasil validasi aspek pembelajaran dan aspek isi oleh ahli materi
memperoleh skor rerata gabungan sebesar 3,6 termasuk kategori “baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
b. Revisi Produk oleh Ahli Materi
Revisi produk oleh ahli materi yaitu berupa kritik dan saran terhadap
media audio visual Candi Tikus yang telah peneliti kembangkan. Revisi ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas media audio visual Candi Tikus agar
menjadi lebih baik. Kritik dan saran tersebut dijelaskan pada tabel 5 berikut:
Tabel 5: Kritik dan Saran dari Ahli Materi
No Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan
1. Penjelasan latar belakang
pemberian nama kerajaan
Majapahit hanya
disebutkan tetapi tidak
dijelaskan
Narasi Tambahkan
penjelasan mengenai
latar belakang
pemberian nama
kerajaan Majapahit
2. Gambar animasi Gajah
Mada kurang
menggambarkan sosok
Gajah Mada.
Gambar animasi Gunakan lukisan
Gajah Mada yang
terdapat di Petilasan
Trowulan
3. Penjelasan lokasi Candi
Tikus tidak lengkap
Narasi Lihat Modul
Trowulan untuk
menambahkan
penjelasan lokasi
Candi Tikus yang
kurang masih kurang
lengkap
4. Gambar R.A.A Kromojoyo
Adinegoro tidak diberikan
tahun jabatan sebagai
bekas Bupati Mojekerto
yang melaporkan
penemuan Candi Tikus
pada saat itu
Gambar Tambahkan tahun
jabatan R.A.A
Kromojoyo
Adinegoro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Penjelasan mengenai kritik dan saran oleh ahli materi untuk
perbaikan produk media audio visual Candi Tikus yang dikembangkan
beserta revisiannya.
1) Latar belakang pemberian nama kerajaan Majapahit
Pada bagian ini, revisi dari ahli materi pada produk media audio visual
yaitu menambahkan narasi mengenai latar belakang pemberian nama kerajaan
Majapahit, sehingga peneliti menambahkan penjelasan dalam bentuk teks
maupun narasi pada detik ke 00:24 sampai detik 00:44.
Gambar XXIX: Teks Penjelasan Asal Usul Nama Kerajaan Majapahit
(Pembuatan Pribadi)
2) Menit 01:34 sampai menit 01:52
Pada menit ini dijelaskan tentang Mahapatih Gajah Mada yang
membantu raja Hayam Wuruk dalam mencapai masa kejayaan Majapahit.
Ilustrasi Gajah Mada pada bagian ini kurang menggambarkan sosok Gajah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Mada sehingga ahli materi memberikan masukan untuk menggunakan patung
maupun diorama Gajah Mada yang terdapat di Makam panggung Trowulan.
Selain itu pada bagian ini di sebutkan pula isi dari sumpah Palapa. Setelah
revisi bagian ini terdapat pada menit 01:49-0247.
Gambar XXX: Gajah Mada sebelum Revisi
(Youtube)
Gambar XXXI: Gajah Mada setelah Revisi
(Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
3) Menit ke 03:31 sampai menit 03:37
Pada menit ini ahli materi memberikan kritik dan pada narasi lokasi
Candi Tikus narasi awalnya berbunyi “Candi Tikus terletak di Dukuh Dinuk
Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto” diberi kritik bahwa penjelasan
tersebut tidak lengkap. Ahli materi memberikan saran untuk menambahkan
“Desa Temon” dalam narasi menjadi “Candi Tikus atau Petirtaan Tikus
terletak di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten
Mojokerto”. Setelah direvisi bagian ini terdapat pada menit 03:45-03:53.
4) Menit ke 04:20
Kritik dan saran ahli materi pada menit 04:20, yaitu pada gambar
R.A.A. Kromojoyo Adinegoro yang tidak diberikan tahun jabatan sebagai
mantan bupati Mojokerto yang pada saat itu melaporkan penemuan Candi
Tikus. Setelah mendapatkan masukan dari ahli materi, peneliti merevisi
video dengan menambahkan tahun pada gambar “R .A.A. Kromojoyo
Adinegoro. Setelah revisi, bagian ini terdapat pada menit 05:09-05:14.
Gambar XXII: R .A.A. Kromojoyo Adinegoro sebelum Revisi
(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar XXXIII: R .A.A. Kromojoyo Adinegoro setelah Revisi
(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)
2. Data Validasi oleh Ahli Media
a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Media
Validasi media dilakukan oleh seorang ahli yang mempunyai
pengalaman khusus pada bidang media pembelajaran yang berasal dari
kalangan akademisi. Ahli media produk audio visual Candi Tikus yang
dikembangkan oleh peneliti bernama Ibu Desiana Mayasari, S. Psi., M.A.
Validasi dilakukan pada tanggal 20 Mei 2019, sebelum diujikan kepada
peserta didik kelas X SMA.
Validasi yang dilakukan oleh ahli media meliputi penilaian terhadap
aspek audio dan aspek visual yang terdapat pada media audio visual Candi
Tikus. Hasil validasi produk awal media audio visual Candi Tikus oleh ahli
media, dapat dilihat dalam tabel 6 dan tabel 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 6: Aspek Audio oleh Ahli Media
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kemenarikan gambar, foto dan animasi √
2. Keserasian warna tulisan dengan background √
3. Ketepatan pencahayaan √
4. Ketepatan gerakan gambar √
5. Kesesuaian teks dengan gambar atau foto
yang ditunjukkan
√
6. Kesesuaian ukuran gambar, foto dan teks √
7. Pemilihan jenis huruf pada teks √
8. Pemilihan ukuran huruf pada teks √
9. Kemudahan untuk membaca huruf pada teks √
10. Kejelasan animasi √
Jumlah 20 25
Total Skor 45
Rata-rata Skor 4,5
Kriteria Sangat Baik
Tabel 7: Aspek Visual oleh Ahli Media
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
11. Kemenarikan gambar, foto dan animasi √
12. Keserasian warna tulisan dengan background √
13. Ketepatan pencahayaan √
14. Ketepatan gerakan gambar √
15. Kesesuaian teks dengan gambar atau foto
yang ditunjukkan
√
16. Kesesuaian ukuran gambar, foto dan teks √
17. Pemilihan jenis huruf pada teks √
18. Pemilihan ukuran huruf pada teks √
19. Kemudahan untuk membaca huruf pada teks √
20. Kejelasan animasi √
Jumlah 20 25
Total Skor 45
Rata-rata Skor 4,5
Kriteria Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 8 Rekapitulasi pada Aspek Audio dan Visual oleh Ahli Media
No Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria
1. Aspek Audio 4, 5 Sangat Baik
2. Aspek Visual 4, 5 Sangat Baik
Rerata Skor Gabungan 4, 5 Sangat Baik
Tabel 6 dan 7 menunjukkan rerata skor validasi oleh ahli media
terhadap aspek audio dan visual Candi Tikus. Kedua aspek tersebut masing-
masing memperoleh rerata skor 4,5 termasuk dalam kategori “sangat baik”.
Gabungan dari kedua aspek memperoleh rerata skor 4,5 yang termasuk dalam
“kategori baik”.
b. Revisi Produk oleh Ahli Media
Selain memvalidasi media audio visual, ahli media juga memberikan
kritik dan saran yang bertujuan meningkatkan kualitas dari video yang
peneliti kembangkan. Kritik dan saran tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 9: Kritik dan Saran oleh Ahli Media
No Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan
Beberapa animasi
tampak kurang jelas
Gambar animasi Memperjelas bagian
animasi yang terlihat
pecah pecah
Penjelasan mengenai kritik dan saran ahli media terhadap produk
audio visual Candi Tikus yang dikembangkan oleh peneliti beserta
revisiannya dapat dilihat pada halaman 78:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
1) Bagian animasi detik 00:41-00:50
Pada detik ke 00:41-00:50 animasi Raden Wijaya terlihat pecah
sehingga diganti dengan animasi yang baru. Setelah revisi, bagian ini terdapat
pada detik 00:46-00:53.
Gambar XXXIV: Raden Wijaya sebelum Direvisi
(Youtube)
Gambar XXXV: Raden Wijaya setelah Direvisi
(Youtube)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2) detik 01:53-01:57
Pada bagian menit ini, gambar peta Indonesia yang menunjukkan
besarnya kekuasaan Majapahit terlihat pecah. Ahli media memberikan saran
untuk memperbaiki video pada bagian tersebut. Langkah yang dilakukan oleh
peneliti adalah mencari gambar peta yang baru yang kualitasnya lebih baik.
Setelah revisi, bagian ini terdapat pada menit 02:37-02:46.
Gambar XXXVI: Peta Kekuasaan Kerajaan Majapahit sebelum Direvisi
(Youtube)
Gambar XXXVII: Peta Kekuasaan Kerajaan Majapahit setelah Direvisi
(Youtube)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3. Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter
a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter
Validasi nilai-nilai pendidikan karakter dilakukan oleh seorang ahli
yang berasal dari kalangan akademisi yang bernama Ibu Dra. Ignatia Esti
Sumarah, M.Hum. Validasi ini meliputi penilaian terhadap aspek mutan nilai-
nilai karakter. Validasi dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2019. Tujuan
validasi ini yaitu untuk mengetahui kelayakan produk sebelum diujikan
kepada peserta didik kelas X SMA. Hasil validasi produk awal media audio
visual Candi Tikus oleh ahli pendidikan karakter dapat dilihat pada tabel 10:
Tabel 10: Aspek Muatan Nilai-Nilai Karakter
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian nilai-nilai karakter dengan tingkat
perkembangan peserta didik
√
2. Kesesuaian jenis karakter yang dikembangkan
dengan nilai-nilai karakter dalam kurikulum
√
3. Pengembangan karakter yang menunjang
pembentukan kompetensi
√
4. Kesesuaian karakter yang dikembangkan dengan
tujuan pembelajaran
√
5. Kandungan karakter rasa ingin tahu dalam video √
6. Kandungan karakter toleransi dalam video √
7. Kemudahan menangkap nilai karakter toleransi
dalam video
√
8. Memunculkan rasa ingin tahu terhadap
peninggalan Majapahit Candi Tikus
√
9. Penguatan nilai karakter rasa ingin tahu √
10. Penguatan nilai karakter toleransi √
Jumlah 36 5
Total Skor 41
Rata-rata Skor 4,1
Kriteria Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Berdasarkan tabel 10, ahli pendidikan karakter memberikan rerata
skor terhadap aspek pendidikan nilai-nilai karakter sebesar 4,1 yang termasuk
dalam kategori “baik”.
b. Revisi Produk oleh Ahli Pendidikan Karakter
Revisi dari ahli pendidikan karakter berupa kritik dan saran. Tujuan
dari kritik dan saran yang diberikan oleh ahli media yaitu untuk
meningkatkan kualitas produk audio visual Candi Tikus yang telah
dikembangkan. Kritik dan saran tersebut terdapat pada tabel 11.
Tabel 11: Kritik dan Saran dari Ahli Pendidikan Karakter
No Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan
Sumber-sumber
informasi dari tayangan
video Candi Tikus yang
dikembangkan tidak
ada. Padahal ada
beberapa bagian yang
peneliti ambil dari
youtube
Sumber video
Sebaiknya
mencantumkan
sumber-sumber
infromasi tayangan
Candi Tikus yang
dikembangkan tidak
ada
Saran dan kritik yang telah diberikan oleh ahli pendidikan karakter
pada tabel 11 berkaitan dengan beberapa sumber video yang diambil dari
youtube tetapi tidak dicantumkan oleh peneliti. Berikut ini penjelasan
mengenai kritik dan saran dari ahli pendidikan karakter beserta revisi yang
dilakukan peneliti.
1) Bagian awal detik ke 00-05-00:38
Pada bagian ini, ilustrasi mengenai kerajaan Majapahit yang diambil
dari youtube belum diberikan sumber sehingga direvisi oleh peneliti dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
menambahkan sumber pada video. Setelah direvisi, bagian ini terdapat pada
detik 00:06-00:22.
Gambar XXXVIII: Ilustrasi Masyarakat Jawa sebelum Direvisi
(Youtube)
Gambar XXXIX: Ilustrasi Masyarakat Jawa setelah Direvisi
(Youtube)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2) Detik 00:40-00:51
Pada detik ini ditampilkan ilustrasi pendiri kerajaan Majapahit akan
tetapi tidak mencantumkan sumber ilustrasi. Setelah mendapat masukan dari
ahli pendidikan karakter, maka peneliti merevisi bagian ini dengan
memberikan sumber pada detik tersebut. Setelah direvisi, bagian ini terdapat
pada detik 00:46-00:53.
Gambar XL: Ilustrasi Raden Wijaya sebelum Direvisi
(Youtube)
Gambar XLI: Ilustrasi Raden Wijaya setelah Direvisi
(Youtube)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3) Menit ke 01:25-01:40
Bagian ini merupakan ilustrasi raja Hayam Wuruk yang belum di
cantumkan sumber, sehingga peneliti melakukan revisi dengan
mencantumkan sumber pengambilan video yaitu dari youtube. Setelah revisi
bagian ini terdapat pada menit 01:41-01:48.
Gambar XLII: Ilustrasi Hayam Wuruk bersama Prajurit
Majapahit sebelum Direvisi
(Youtube)
Gambar XLIII: Ilustrasi Hayam Wuruk bersama Prajurit
Majapahit setelah Revisi
(Youtube)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4) Menit 02:44-04:16
Sesuai saran dari ahli pendidikan karakter, revisi pada menit ini yaitu,
menambahkan sumber pada gambaran Candi Tikus dan lingkungan
sekitarnya dilihat dari atas udara yang diambil dari youtube. Setelah direvisi,
bagian ini terdapat pada menit 03:36 sampai menit 05:09.
Gambar XLIV: Candi Tikus Tampak dari atas sebelum Direvisi
(Youtube)
Gambar XLV: Candi Tikus Tampak dari atas setelah Direvisi
(Youtube)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
5) Menit 04:24-05:58
Pada bagian menit ini merupakan wawancara salah satu acara televisi
chanel Trans Tv dengan warga sekitar Candi Tikus. Pada produk awal video,
sumber dari tayangan ini belum dicantumkan sehingga peneliti merevisi
video dengan mencantumkan sumber. Setelah revisi bagian ini terdapat pada
menit 05:17 sampai menit 06:51.
Gambar XLVI: Wawancara Pihak Trans Tv Dengan Warga Sekitar
Candi Tikus sebelum Direvisi
(Youtube)
Gambar XLVII: Wawancara Pihak Trans Tv Dengan Warga Sekitar
Candi Tikus setelah Direvisi
(Youtube)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
6) Menit 07:47-07:56
Bagian ini merupakan ilustrasi keluarga raja yang sedang mandi di
tempat permandian air suci, akan tetapi sumber video belum dicantumkan.
Berdasarkan saran yang telah diberikan oleh ahli pendidikan karakter , maka
peneliti melakukan revisi pada menit tersebut dengan menambahkan sumber
video. Setelah direvisi, bagian ini terdapat pada menit 08:37-08:48.
Gambar XLVIII: Ilustrasi Keluarga Raja Mandi sebelum Direvisi
(Youtube)
Gambar XLIX: Ilustrasi Keluarga Raja Mandi setelah Direvisi
(Youtube)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
D. Data Uji Coba dan Revisi Produk
Tahap uji coba dilaksanakan setelah melalui penilaian dari ahli materi,
ahli media, dan ahli pendidikan karakter terhadap produk pembelajaran audio
visual Candi Tikus yang telah dikembangkan, serta revisi berdasarkan kritik
dan saran. Uji coba dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu tahap perorangan
kepada dua orang guru dan kelompok kecil kepada sepuluh peserta didik yang
disertai dengan revisi.
1. Data Uji Coba Perorangan oleh Guru Sejarah
Tahap uji coba perorangan ini dilakukan oleh dua orang guru yang
ahli dalam bidang mata pelajaran sejarah dan memiliki pengalaman mengajar
di sekolah. Tahap uji coba perorangan terhadap guru dilakukan pada tanggal
8 Juni dan tanggal 10 Juni 2019. Tahap ini meliputi penilaian oleh guru
sejarah terhadap aspek tampilan, aspek penyajian, aspek kebahasaan, aspek
pembelajaran, aspek isi, aspek pendidikan nilai-nilai karakter dan rekapitulasi
dari keenam aspek.
Tujuan dari uji coba pada guru adalah untuk mengetahui tingkat
kelayakan audio visual Candi Tikus yang dikembangkan oleh peneliti,
sebelum di uji coba kepada peserta didik kelas X SMA. Selain itu, uji coba ini
juga bertujuan untuk mendapat kritik maupun saran dari guru, sehingga
kualitas produk audio visual Candi Tikus yang dikembangkan memiliki
kualitas yang semakin lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
a. Data Uji Coba Perorangan oleh Guru I
1) Deskripsi Data Uji Coba oleh Guru I
Tahap uji coba perorangan pada guru I dilakukan oleh bapak Paulinus
Yanto, S, Pd. yang merupakan guru di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dan
mengajar pada mata pelajaran sejarah. Uji coba ini dilakukan pada tanggal 8
Juni 2019. Berikut ini adalah tabel data hasil uji coba perorangan pada guru I
terhadap keenam aspek media audio visual Candi Tikus yang bermuatan nilai
karakter.
Tabel 12: Aspek Tampilan oleh Guru I
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kemenarikan gambar, foto dan animasi √
2. Kesesuaian teks dengan gambar atau foto
yang ditunjukkan
√
3. Kesesuaian ukuran gambar, foto dan teks √
4. Pemilihan jenis huruf pada teks √
5. Pemilihan ukuran huruf pada teks √
6. Kemudahan untuk membaca huruf pada teks √
7. Kejelasan dubbing (pengisian suara) dalam
video
√
8. Kejelasan narasi √
9. Kualitas video √
10. Video membuat materi lebih menarik √
Jumlah 12 35
Total Skor 47
Rata-rata Skor 4,7
Kriteria Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 13: Aspek Penyajian oleh Guru I
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Keruntutan alur narasi pada video √
2. Kejelasan narasi dalam bentuk teks maupun
suara
√
3. Narasi dalam bentuk teks maupun suara
mudah dipahami
√
4. Kemenarikan narasi √
5. Kemenarikan gambar, foto maupun animasi
yang disajikan
√
6. Ketepatan narasi dengan gambar, foto dan
animasi
√
Jumlah 12 15
Total Skor 27
Rata-rata Skor 4,5
Kriteria Sangat Baik
Tabel 14: Aspek Kebahasaan oleh Guru I
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir
peserta didik
√
2. Kesesuaian bahasa dengan tingkat
perkembangan emosional peserta didik
√
3. Penggunaan bahasa dalam video santun √
4. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu
peserta didik
√
5. Kemudahan untuk memahami narasi dalam
video
√
6. Kebenaran penulisan teks pada video sesuai
dengan EYD
√
Jumlah 4 25
Total Skor 29
Rata-rata Skor 4,8
Kriteria Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tabel 15: Aspek Pembelajaran oleh Guru I
Tabel 16: Aspek Isi oleh Guru I
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kedalaman penjelasan materi √
2. Kebenaran konsep materi dilihat dari aspek
keilmuan
√
3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh
peserta didik
√
4. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran √
5. Kesesuaian materi dengan tingkat kognitif siswa √
6. Kecukupan materi untuk pencapaian kompetensi √
7. Keruntutan materi √
8. Kejelasan isi materi √
Jumlah 3 8 25
Total Skor 36
Rata-rata Skor 4,5
Kriteria Sangat Baik
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi video dengan standar isi,
kompetensi dasar dan indikator pembelajaran
√
2. Kesesuaian tujuan dan indikator pembelajaran
dengan KD
√
3. Ketepatan materi dengan media yang
dikembangkan
√
4. Kejelasan isi materi √
5. Kejelasan topik pembelajaran √
6. Kejelasan sasaran media √
7. Kebenaran isi materi √
8. Video memudahkan peserta didik dalam
memahami materi pembelajaran
√
Jumlah 8 30
Total Skor 38
Rata-rata Skor 4,75
Kriteria Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 17: Aspek Pendidikan Nilai Karakter oleh Guru I
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian nilai-nilai karakter dengan
tingkat perkembangan peserta didik
√
2. Kesesuaian jenis karakter yang
dikembangkan dengan nilai-nilai karakter
dalam kurikulum
√
3. Pengembangan karakter yang menunjang
pembentukan kompetensi
√
4. Kesesuaian karakter yang dikembangkan
dengan tujuan pembelajaran
√
5. Kandungan rasa ingin tahu dalam video √
6. Kandungan karakter toleransi dalam video √
7. Kemudahan menangkap nilai karakter
toleransi dalam video
√
8. Memunculkan rasa ingin tahu terhadap
peninggalan Majapahit Candi Tikus
√
9. Penguatan nilai karakter rasa ingin tahu √
10. Penguatan nilai karakter toleransi √
Jumlah 32 10
Total Skor 42
Rata-rata Skor 4,2
Kriteria Sangat Baik
Tabel 18: Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek
Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi dan Aspek
Pendidikan Karakter oleh Guru I
No Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria
1. aspek tampilan 4,7 Sangat Baik
2. Aspek penyajian 4,5 Sangat Baik
3. Aspek kebahasaan, 4,8 Sangat Baik
4. Aspek pembelajaran 4,75 Sangat Baik
5. Aspek isi 4,5 Sangat Baik
6. Aspek Nilai-nilai Karakter 4,2 Baik
Rerata Skor Gabungan 4,58 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Dalam tabel 12 sampai tabel 17, menunjukkan hasil uji coba guru I
terhadap keenam aspek media audio visual Candi Tikus. Aspek tampilan
memperoleh rerata skor sebesar 4,7 termasuk dalam kategori “sangat baik”.
Aspek penyajian dengan rerata skor 4,5 termasuk dalam kategori “sangat
baik”. Aspek kebahasaan dengan rerata skor sebesar 4,8 termasuk dalam
kategori “sangat baik”. Aspek pembelajaran memperoleh rerata skor 4,75
termasuk dalam kategori “sangat baik”. Aspek isi diberi rerata skor oleh guru
I sebesar 4,5 termasuk dalam kategori “sangat baik”, sedangkan pada aspek
nilai-nilai karakter, rerata skor yang diberikan guru I sebesar 4,2 termasuk
dalam kategori “ baik”.
Pada tabel 18 yang menunjukkan skor rerata gabungan setiap aspek
media audio visual Candi Tikus memperoleh skor sebesar 4,58 termasuk
dalam kategori “sangat baik”.
2) Revisi Produk oleh Guru I
Revisi produk media audio visual Candi Tikus oleh guru I diberikan
dalam bentuk kritik dan saran. Tujuan dari kritik dan saran yang diberikan
yaitu untuk meningkatkan kualitas media audio visual Candi Tikus menjadi
lebih baik sehingga layak digunakan sebagai media pembelajaran sejarah
khususnya materi kerjaan masa Hindu-Buddha. Kritik dan saran dari guru I
dapat dilihat pada tabel 19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 19: Kritik dan Saran oleh Guru I
No Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan
Pada media audio
visual Candi Tikus
penulisan kata
“skripsi” kurang huruf
“r”
Teks
Tambahkan huruf “r”
pada penulisan kata
skripsi
Revisi oleh guru I yaitu mengenai kesalahan penulisan pada teks
“skripsi” yang terdapat di menit ke 10:00 sampai menit 10:06. Setelah
mendapat masukan dari guru I maka peneliti melakukan revisi terhadap
media audio visual Candi Tikus yang dapa dilihat pada gambar L (50) dan
gambar LI (51).
Gambar L: Tujuan Pembuatan Video sebagai Produk Skripsi sebelum Revisi
(Pembuatan Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Gambar LI: Tujuan Pembuatan Video sebagai Produk Skripsi setelah Revisi
(Pembuatan Pribadi)
b. Data Uji Coba Perorangan oleh Guru II
1) Deskripsi Data Uji Coba oleh Guru II
Tahap uji coba guru II dilakukan oleh bapak Klements Setya Puja
Kisworo, S, Pd. yang merupakan guru di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dan
mengajar pada mata pelajaran sejarah. Uji coba ini dilakukan pada tanggal 10
Juni 2019. Uji coba perorangan oleh guru II meliputi penilaian terhadap aspek
tampilan, aspek penyajian, aspek kebahasaan, aspek pembelajaran, aspek isi,
dan aspek pendidikan nilai-nilai karakter media audio visual Candi Tikus.
Data hasil uji coba guru II terhadap keenam aspek media audio visual
Candi Tikus yang bermuatan nilai karakter, dapat dilihat pada tabel 20 sampai
tabel 25. Sementara itu, hasil rekapitulasi keenam aspek dari guru II terdapat
pada tabel 26.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tabel 20: Aspek Tampilan oleh Guru II
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kemenarikan gambar, foto dan animasi √
2. Kesesuaian teks dengan gambar atau foto
yang ditunjukkan
√
3. Kesesuaian ukuran gambar, foto dan teks √
4. Pemilihan jenis huruf pada teks √
5. Pemilihan ukuran huruf pada teks √
6. Kemudahan untuk membaca huruf pada teks √
7. Kejelasan pengisian suara dalam video √
8. Kejelasan narasi √
9. Kualitas video √
10. Video membuat materi lebih menarik √
Jumlah 3 16 25
Total Skor 44
Rata-rata Skor 4,4
Kriteria Sangat Baik
Tabel 21: Aspek Penyajian oleh Guru II
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Keruntutan alur narasi pada video √
2. Kejelasan narasi dalam bentuk teks maupun
suara
√
3. Narasi dalam bentuk teks maupun suara
mudah dipahami
√
4. Kemenarikan narasi √
5. Kemenarikan gambar, foto maupun animasi
yang disajikan
√
6. Ketepatan narasi dengan gambar, foto dan
animasi
√
Jumlah 6 12 5
Total Skor 23
Rata-rata Skor 3,8
Kriteria Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel 22: Aspek Kebahasaan oleh Guru II
Tabel 23: Aspek Pembelajaran oleh Guru II
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir peserta
didik
√
2. Kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan
emosional peserta didik
√
3. Penggunaan bahasa dalam video santun √
4. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu peserta
didik
√
5. Kemudahan untuk memahami narasi dalam video √
6. Kebenaran penulisan teks pada video sesuai
dengan EYD
√
Jumlah 16 10
Total Skor 26
Rata-rata Skor 4,3
Kriteria Sangat Baik
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi video dengan standar isi,
kompetensi dasar (KD) dan indikator
pembelajaran
√
2. Kesesuaian tujuan dan indikator pembelajaran
dengan KD
√
3. Ketepatan materi dengan media yang
dikembangkan
√
4. Kejelasan isi materi √
5. Kejelasan topik pembelajaran √
6. Kejelasan sasaran media √
7. Kebenaran isi mater √
8. Video memudahkan peserta didik dalam
memahami materi pembelajaran
√
Jumlah 20 15
Total Skor 35
Rata-rata Skor 4,38
Kriteria Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel 24: Aspek Isi Oleh Guru II
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kedalaman penjelasan materi √
2. Kebenaran materi dilihat dari aspek keilmuan √
3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh
peserta didik
√
4. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran √
5. Kesesuaian materi dengan tingkat kognitif siswa √
6. Kecukupan materi untuk pencapaian kompetensi √
7. Keruntutan materi √
8. Kejelasan isi materi √
Jumlah 24 5
Total Skor 29
Rata-rata Skor 3,63
Kriteria Baik
Tabel 25: Aspek Nilai-nilai Karakter oleh guru II
Aspek yang Dinilai SKALA
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian nilai-nilai karakter dengan tingkat
perkembangan peserta didik
√
2. Kesesuaian jenis karakter yang dikembangkan
dengan nilai-nilai karakter dalam kurikulum
√
3. Pengembangan karakter yang menunjang
pembentukan kompetensi
√
4. Kesesuaian karakter yang dikembangkan dengan
tujuan pembelajaran
√
5. Kandungan rasa ingin tahu dalam video √
Kandungan karakter toleransi dalam video √
6. Kemudahan menangkap nilai karakter toleransi √
7. Memunculkan rasa ingin tahu √
8. Penguatan nilai karakter rasa ingin tahu √
9. Penguatan nilai karakter toleransi √
Jumlah 28 15
Total Skor 43
Rata-rata Skor 4,3
Kriteria Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tabel 26: Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek
Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi dan Aspek
Pendidikan Karakter oleh Guru II
No Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria
1. aspek tampilan 4,4 Sangat Baik
2. Aspek penyajian 3,8 Baik
3. Aspek kebahasaan, 4,38 Sangat Baik
4. Aspek pembelajaran 4,3 Sangat Baik
5. Aspek isi 3,63 Baik
6. Aspek Nilai-nilai Karakter 4,3 Sangat Baik
Rerata Skor Gabungan 4,14 Baik
Dari tabel 20 sampai tabel 25, menunjukkan hasil uji coba guru II
terhadap keenam aspek media audio visual Candi Tikus yang telah
dikembangkan.
Aspek tampilan memperoleh rerata skor sebesar 4,4 termasuk dalam
kategori “sangat baik”. Aspek penyajian memperoleh rerata skor 3,8 dalam
kategori “baik”. Aspek kebahasaan dengan rerata skor sebesar 4,38 termasuk
dalam kategori “sangat baik”. Aspek pembelajaran memperoleh rerata skor
4,3 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Aspek isi diberi rerata skor oleh
guru II sebesar 3,63 termasuk dalam kategori “baik”. Sementara itu pada
aspek nilai-nilai pendidikan karakter memperoleh rerata skor 4,3 yang
termasuk dalam kategori “sangat baik”. Pada tabel 26 menunjukkan rerata
gabungan keenam aspek oleh guru II yang memperoleh skor sebesar 4,14
termasuk dalam kategori “baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
2) Revisi Produk oleh Guru II
Selain memberikan penilaian, guru II juga memberikan kritik dan
saran kepada peneliti agar kualitas media audio visual Candi Tikus menjadi
lebih baik. saran tersebut dapat dilihat pada tabel 27.
Tabel 27: Kritik dan Saran oleh Guru II
No Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan
Nilai karakter
toleransi tidak begitu
tampak pada media
audio visual Candi
Tikus yang telah
dikembangkan
Muatan nilai-nilai
karakter toleransi
Dalam media audio
visual Candi Tikus
karakter toleransi harus
lebih diperdalam lagi
Setelah diberikan saran oleh guru II, maka peneliti melakukan revisi
pada media audio visual Candi Tikus dengan menambahkan narasi pada
menit 08:47-08:54 tentang toleransi. Dalam menit tersebut menjelaskan
bahwa Candi Tikuss yang merupakan peninggal kerajaan Majapahit, saat ini
di buka untuk umum sehingga masyarakat dengan keyakinan yang berbeda
dapat mendatangi tempat ini, bahkan masyarakat yang bukan berasal dari
agama Hindu maupun Buddha dapat mengambil air amtra.
Peneliti menambahkan keterangan dalam narasi yang berbunyi
demikian “Hal tersebut dapat kita maknai sebagai bentuk toleransi antar umat
beragama”. Narasi ini peneliti tambahkan untuk menegaskan nilai toleransi di
dalam video yang sebelumnya tidak peneliti cantumkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Setelah menghitung penilaian uji coba pada guru I dan guru II peneliti
kemudian menghitung rerata skor gabungan keenam aspek dari guru I dan
guru II. Hasil rerata skor gabungan uji coba dari guru I dan guru II dapat
dilihat pada tabel 28 berikut:
Tabel 28: Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek
Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi dan Aspek
Pendidikan Karakter oleh Guru I dan Guru II
No Aspek yang Dinilai Rerata Skor Rerata
Skor Kriteria
Guru I Guru II
1. aspek tampilan 4,7 4,4 4,6 Sangat Baik
2. Aspek penyajian 4,5 3,8 4,1 Baik
3. Aspek kebahasaan, 4,8 4,38 4,6 Sangat Baik
4. Aspek pembelajaran 4,75 4,3 4,53 Sangat Baik
5. Aspek isi 4,5 3,63 4,1 Baik
6. Aspek Nilai-nilai
Karakter
4,2 4,3 4,25 Sangat Baik
Total Keseluruhan 4,36 Sangat Baik
Tabel 28 menunjukkan gabungan skor dari guru I dan guru II terhadap
keenam aspek media audio visual Candi Tikus yang telah peneliti
kembangkan.
Aspek tampilan memperoleh rerata skor gabungan sebesar 4,6 yang
termasuk dalam kategori “sangat baik”. Aspek penyajian memperoleh rerata
skor gabungan 4,1 termasuk dalam kategori “baik”. Aspek kebahasaan
mendapatkan rerata skor gabungan sebesar 4,6 termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Aspek pembelajaran memperoleh rerata skor gabungan 4,53
termasuk dalam kategori “sangat baik”. Aspek isi mendapatkan rerata skor
gabungan sebesar 4,1 termasuk dalam kategori “baik”, sedangkan aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3.8
3.9
4
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Aspek tampilan
Aspek penyajian
Aspek kebahasaan
Aspek pembelajaran
Aspek isi
Aspek Nilai-nilai Karakter
pendidikan karakter memperoleh rerata skor gabungan 4,25 yang termasuk
dalam kategori “sangat baik”.
Total keseluruhan gabungan rerata skor dari guru I dan guru II pada
keenam aspek media audio visual Candi Tikus diperoleh skor sebesar 4,36
yang termasuk dalam kategori “sangat baik”.
Rerata skor gabungan dari guru I dan guru II terhadap media audio
visual Candi Tikus yang telah dikembangkan dapat dilihat pada diagram di
bawah ini:
Diagram LII: Hasil Rekapitulasi Uji Coba Perorangan pada Media
Audio Visual Candi Tikus oleh Guru I dan Guru II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
2. Data Uji coba Kelompok
Uji coba kelompok pada penelitian ini hanya dilakukan pada uji
kelompok kecil. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki
oleh peneliti untuk melakukan uji coba kelompok besar maupun uji coba
lapangan.
Uji coba kelompok kecil dilaksanakan setelah peneliti menyelesaikan
perbaikan berdasarkan kritik dan saran dari uji coba perorangan pada guru I
dan guru II. Berikut ini merupakan penjelasan dari uji coba kelompok kecil:
a. Deskripsi Data Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil dilakukan pada sepuluh peserta didik yang
sudah menerima materi kerajaan Hindu-Buddha yaitu, peserta didik yang
berasal dari SMA Stella Duce 2 Yogyakarta kelas X IPA. Tahap ini
dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2019.
Tujuan dari uji coba kelompok kecil adalah untuk mendapatkan
penilaian dari sepuluh peserta didik berkaitan dengan media audio visual
Candi Tikus yang peneliti kembangkan. Selain itu, tujuan dari uji coba
kelompok kecil adalah untuk mendapatkan kritik dan saran dari sepuluh
peserta didik, agar media audio visual Candi Tikus memiliki kualitas yang
semakin lebih baik.
Data rekapitulasi uji coba kelompok kecil terhadap keenam aspek
media audio visual Candi Tikus yang peneliti kembangkan, dapat dilihat pada
tabel 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tabel 29: Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek
Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi dan Aspek
Pendidikan Karakter oleh Kelompok Kecil
No Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria
1. aspek tampilan 4,7 Sangat Baik
2. Aspek penyajian 4,6 Sangat Baik
3. Aspek kebahasaan, 4,48 Sangat Baik
4. Aspek pembelajaran 4,64 Sangat Baik
5. Aspek isi 4,6 Sangat Baik
6. Aspek Nilai-nilai Karakter 4,65 Sangat Baik
Total Keseluruhan 4,61 Sangat Baik
Dalam tabel 29 menunjukkan skor rerata gabungan dari sepuluh
peserta didik pada keenam aspek media audio visual Candi Tikus yang telah
peneliti kembangkan.
Aspek tampilan memperoleh rerata skor gabungan 4,7 yang termasuk
dalam kategori “sangat baik. Aspek penyajian memperoleh rerata skor
gabungan sebesar 4.6 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Aspek
kebahasaan mendapatkan rerata skor gabungan sebesar 4,48 termasuk dalam
kategori “sangat baik”. Aspek pembelajaran memperoleh rerata skor
gabungan 4,64 yang termasuk dalam kategori “sangat baik”. Aspek isi
memperoleh skor gabungan 4,6 termasuk dalam kategori “sangat baik”.
Sementara itu, aspek pendidikan nilai-nilai karakter mendapatkan rerata skor
sebesar 4,65 yang termasuk dalam kategori “sangat baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
4.35
4.4
4.45
4.5
4.55
4.6
4.65
4.7
Aspek Tampilan
Aspek penyajian
Aspek kebahasaan
Aspek pembelajaran
Aspek isi
Aspek Nilai-nilai Karakter
Rekapitulasi penilaian pada keenam aspek mencapai rerata skor
sebesar 4,61. termasuk dalam kategori “sangat baik”.
Hasil penilaian uji coba kelompok kecil terhadap keenam aspek media
audio visual Candi Tikus dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Diagram LIII: Hasil rekapitulasi Uji Coba Kelompok Kecil pada
Media Audio Visual Candi Tikus
b. Revisi produk oleh Kelompok Kecil
Revisi produk pada tahap ini merupakan revisi yang dilakukan
berdasarkan kritik dan saran dari sepuluh peserta didik yang telah mengikuti
uji coba kelompok kecil.
pada tahap ini, revisi tidak dilaksanakan oleh peneliti, hal tersebut
dikarenakan peserta didik tidak memberikan saran maupun kritik perbaikan
terhadap media audio visual Candi Tikus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
E. Analisis Data
1. Hasil Analisis Data Validasi dari Ahli Materi
Hasil analisis data validasi dari ahli materi meliputi analisis data pada
aspek pembelajaran dan aspek isi.
a. Aspek Pembelajaran
Hasil analisis data validasi dari ahli materi pada aspek pembelajaran
dapat dilihat pada tabel 30:
Tabel 30: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Pembelajaran dari Ahli
Materi
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 0 0%
Baik 4 4 50%
Cukup Baik 3 4 50%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 8 100%
Sesuai tabel 30 dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data validasi
pada aspek pembelajaran oleh ahli materi yaitu, skor item 4 memperoleh
frekuensi sebanyak 4 dengan jumlah prosentase sebesar 50% termasuk dalam
kategori “baik”. Skor item 3 memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 4
dengan prosentase sebesar 50% termasuk dalam kategori “cukup baik”.
Sementara itu untuk kriteria sangat baik, kurang baik, dan sangat kurang baik
tidak ada (0%).
Hasil analisis data validasi pada aspek pembelajaran dari ahli materi
yang dibuat dalam bentuk diagram, dapat dilihat pada halaman 107.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
50% 50%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Diagram LIV: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek
Pembelajaran dari Ahli Materi
b. Aspek Isi
Hasil analisis data validasi pada aspek isi dari ahli materi dapat dilihat
pada tabel 31 berikut:
Tabel 31: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Isi dari Ahli Materi
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 1 12.5%
Baik 4 4 50%
Cukup Baik 3 3 37.5%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 8 100%
Berdasarkan tabel 31, dapat disimpulkan bahwa hasil data validasi
pada aspek isi oleh ahli materi yaitu, skor item 5 dengan jumlah frekuensi
sebanyak 1 memperoleh prosentase sebesar 12,5% termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Skor item 4 memperoleh frekuensi berjumlah 4 dengan
prosentase sebesar 50% termasuk dalam kategori “baik”. Sementara itu untuk
skor item 3 memperoleh frekuensi sebanyak 3 dengan prosentase sebesar
37.5% termasuk dalam kategori “cukup baik”. Untuk kategori kurang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
12,5%
50%
37,5%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
dan sangat kurang baik tidak ada (0%). Hasil analisis validasi data pada aspek
isi oleh ahli materi dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar berikut:
Diagram LV: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek isi dari Ahli Materi
2. Hasil Analisis Data Validasi dari Ahli Media
Analisis data validasi oleh ahli media terhadap media audio visual
Candi Tikus yang dikembangkan oleh peneliti yaitu, analisis data validasi
pada aspek audio dan aspek visual.
a. Aspek Audio
Hasil analisis data validasi pada aspek audio dari ahli media dapat
dilihat pada tabel 32:
Tabel 32: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Audio dari Ahli Media
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 3 50%
Baik 4 3 50%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang
Baik 1 0 0%
Jumlah 6 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
50% 50%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Berdasarkan tabel 32 dapat disimpulkan bahwa analisis data validasi
pada aspek audio dari ahli media yaitu, skor item 5 berjumlah 3 frekuensi
dengan prosentase sebesar 50% termasuk dalam kategori “sangat baik”.
Untuk skor item 4 memperoleh frekuensi berjumlah 3 dengan prosentase
sebesar 50% termasuk dalam kategori “baik”. Sementara itu, untuk kategori
cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%). Berikut ini
diagram hasil analisis data ahli media pada produk audio visual Candi Tikus:
Diagram LVI: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Audio
dari Ahli Media
b. Aspek Visual
Hasil analisis data validasi pada aspek visual dari ahli media terhadap
media audio visual Candi Tikus dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 33: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Visual dari Ahli Media
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 5 50%
Baik 4 5 50%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 10 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
50% 50%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Berdasarkan tabel 33 dapat diketahui bahwa data validasi pada aspek
visual oleh ahli media yaitu, pada skor item 5 kategori “sangat baik”
diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 5 dengan prosentase sebesar 50%.
Sementara itu, untuk skor item 4 memperoleh frekuensi berjumlah 5 dengan
prosentase sebesar 50% termasuk dalam kategori “baik”, sedangkan untuk
kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Diagram hasil analisis data validasi oleh ahli media pada aspek visual
dapat dilihat pada gambar berikut:
Diagram LVII: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Visual
dari Ahli Media
3. Hasil Analisis Data Validasi Ahli Pendidikan Karakter
Analisis data validasi media audio visual Candi Tikus dari ahli
Pendidikan karakter yaitu analisis data terhadap aspek muatan nilai-nilai
karakter.
Hasil analisis data validasi terhadap aspek muatan nilai-nilai karakter
oleh ahli pendidikan karakter dapat dilihat pada tabel di bawah, yaitu tabel
34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
10%
90%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Tabel 34: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Muatan Nilai-Nilai dari
Ahli Pendidikan Karakter
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 1 10%
Baik 4 9 90%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 10 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil analisis data
validasi pada aspek muatan nilai-nilai karakter dari ahli pendidikan karakter
yaitu, pada skor item 5 diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 1 dengan
prosentase sebesar 10% termasuk dalam kategori “sangat baik”. Selanjutnya
pada skor item 4, diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 9 dengan prosentase
dominan sebesar 90% termasuk dalam kategori “baik”. Sementara itu, untuk
kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Berikut diagram hasil analisis data validasi pada aspek muatan nilai-
nilai karakter dari ahli pendidikan karakter:
Diagram LVIII: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Muatan
Nilai- Nilai Karakter dari Ahli Pendidikan Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
4. Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan
1) Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I
Analisis data uji coba perorangan pada guru I yaitu analisis data
terhadap aspek tampilan, aspek penyajian, aspek kebahasaan, aspek
pembelajaran, aspek isi, dan aspek pendidikan nilai-nilai karakter.
a. Aspek Tampilan
Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek
tampilan media audio visual Candi Tikus dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 35: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I terhadap
Aspek Tampilan
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 7 70%
Baik 4 3 30%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 10 100%
Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek
tampilan media audio visual Candi Tikus yaitu, skor item 5 kategori “sangat
baik” berjumlah 7 frekuensi dengan prosentase dominan sebesar 70% .
Sementara itu untuk skor item 4 memperoleh frekuensi berjumlah 3 dengan
prosentase sebesar 30% termasuk dalam kategori “baik”, sedangkan untuk
kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Di bawah ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan
pada guru I terhadap aspek tampilan media audio visual Candi Tikus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
70%
30%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Diagram LIX: Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I
terhadap Aspek Tampilan
b. Aspek Penyajian
Hasil Analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek
penyajian media audio visual Candi Tikus adalah sebagai berikut:
Tabel 36: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I terhadap
Aspek Penyajian
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 3 50%
Baik 4 3 50%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 6 100%
Berdasarkan tabel 36 dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data uji
coba perorangan pada guru I terhadap aspek penyajian media audio visual
Candi Tikus yaitu, pada skor item 5 dengan jumlah frekuensi 3, memperoleh
prosentase sebesar 50% termasuk dalam kategori “sangat baik”. Sementara
itu, pada skor item 4 dengan jumlah frekuensi 3 memperoleh hasil prosentase
sebesar 50% termasuk dalam kategori “baik”. Untuk kategori cukup baik,
kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
50% 50%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Hasil analisis data uji coba perorangan guru I terhadap pada aspek
penyajian dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Diagram LX: Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan dari Guru I
terhadap Aspek Penyajian
c. Aspek Kebahasaan
Analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek
kebahasaan media audio visual Candi Tikus memperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 37: Hasil Analisis Data Uji coba Perorangan pada Guru I terhadap
Aspek Kebahasaan
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 5 83%
Baik 4 1 17%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 6 100%
Hasil analisis data uji coba perorangan pada Guru I terhadap aspek
kebahasaan yaitu, pada skor item 5 kategori “sangat baik” memperoleh
frekuensi sebanyak 5 dengan prosentase dominan sebesar 83%. Sementara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
83%
17% Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
itu, pada skor item 4 diperoleh frekuensi sebanyak 1 dengan prosentase
sebesar 17% termasuk dalam kategori “baik”. Kategori cukup baik, kurang
baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Berikut diagram hasil analisis data uji coba perorangan pada Guru I
terhadap aspek kebahasaan
Diagram LXI: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada
Guru I terhadap Aspek Kebahasaan
d. Aspek Pembelajaran
Analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek
pembelajaran memperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 38: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I terhadap
Aspek Pembelajaran
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 6 75%
Baik 4 2 25%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 8 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
75%
25% Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Berdasarkan data pada tabel 38, dapat diketahui bahwa hasil analisis
data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek pembelajaran media
audio visual Candi Tikus yaitu, pada skor item 5 diperoleh jumlah frekuensi
sebanyak 6 dengan prosentase dominan sebesar 75% termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Selanjutnya, untuk skor item 4 dengan jumlah frekuensi
sebanyak 2 memperoleh hasil prosentase sebesar 25% termasuk dalam
kategori “baik”. Sementara itu untuk kategori cukup baik, kurang baik dan
sangat kurang baik tidak ada (0%).
Di bawah ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan
pada guru I terhadap aspek pembelajaran media audio visual Candi Tikus
yang telah dikembangkan.
Diagram LXII: Hasil Uji Coba Perorangan pada Guru I terhadap
Aspek Pembelajaran
e. Aspek Isi
Analisis data uji coba perorangan dari guru I terhadap aspek isi media
audio visual Candi Tikus memperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 39
halaman 117:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
62,5%
25%
12,5% Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Tabel 39: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I terhadap
pada Aspek Isi
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 5 62,5%
Baik 4 2 25%
Cukup Baik 3 1 12,5%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 8 100%
Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek isi
dalam tabel 39 yaitu, skor item 5 memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 5
dengan prosentase sebesar 62,5% termasuk dalam kategori “sangat baik”.
Sementara itu untuk kategori “baik” dengan jumlah frekuensi 2 pada skor
item 4 memperoleh hasil prosentase sebesar 25%. Selanjutnya, untuk kategori
“cukup baik”, yaitu pada skor item 3 di peroleh jumlah frekuensi sebanyak 1
dengan prosentase sebesar 12,5%., sedangkan untuk kategori kurang baik dan
sangat kurang baik tidak ada (0%).
Berikut ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan pada
guru I terhadap kebahasaan media audio visual Candi Tikus:
Diagram LXIII: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada
Guru I terhadap Aspek Isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
f. Aspek Pendidikan Nilai-Nilai Karakter
Analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek
pendidikan nilai-nilai karakter media audio visual Candi Tikus dapat dilihat
pada tabel 40.
Tabel 40: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I terhadap
Aspek Nilai-Nilai Karakter
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 2 20%
Baik 4 8 80%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 10 100%
Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek
pendidikan nilai-nila karakter yaitu, pada skor item 5 dengan jumlah
frekuensi sebanyak 2 memperoleh hasil prosentase sebesar 20% termasuk
dalam kategori “sangat baik”. Sementara itu, pada skor item 4 dengan jumlah
frekuensi sebanyak 8 diperoleh hasil prosentase sebesar 80% termasuk dalam
kategori “baik”. Kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik
tidak ada (0%).
Diagram hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap
aspek pendidikan nilai-nilai karakter media audio visual Candi Tikus, dapat
dilihat pada tabel LXIV (64) halaman 119.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
20%
80%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Diagram LXIV: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada
Guru I terhadap Aspek Pendidikan Nilai-Nilai Karakter
2) Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II
Hasil Analisis data uji coba perorangan pada guru II yaitu analisis data
terhadap aspek tampilan, aspek penyajian, aspek kebahasaan, aspek
pembelajaran, aspek isi, dan aspek pendidikan nilai-nilai karakter.
a. Aspek Tampilan
Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek
tampilan media audio visual Candi Tikus yang peneliti kembangkan, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 41: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru II terhadap
Aspek Tampilan
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 5 50%
Baik 4 4 40%
Cukup Baik 3 1 10%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 10 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
50% 40%
10% Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Berdasarkan data pada tabel 41, dapat disimpulkan bahwa hasil
analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek tampilan audio
visual Candi Tikus yaitu, skor item 5 dengan jumlah frekuensi sebanyak 5
memperoleh hasil prosentase sebesar 50% termasuk dalam kategori “sangat
baik”. Selanjutnya, untuk skor item 4 dengan jumlah frekuensi sebanyak 4
memperoleh prosentase sebesar 40% yang termasuk dalam kategori “baik”.
Sementara itu, kategori cukup baik skor item 3 memperoleh frekuensi
sebanyak 1 dengan prosentase sebesar 10%. Untuk kategori kurang baik dan
sangat kurang baik tidak ada (0%).
Diagram hasil analisis data uji coba perorangan pada Guru II terhadap
aspek tampilan media audio visual Candi Tikus yang telah dikembangkan,
dapat dilihat pada gambar di bawah:
Diagram LXV: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada
Guru II terhadap Aspek Tampilan
b. Aspek Penyajian
Hasil Analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek
penyajian media audio visual Candi Tikus dapat dilihat pada tabel 42
halaman 121.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
17%
50%
33%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Tabel 42: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru II terhadap
Aspek Penyajian
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 1 17%
Baik 4 3 50%
Cukup Baik 3 2 33%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 6 100%
Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek
penyajian yaitu, skor item 5 dengan jumlah frekuensi sebanyak 1 memperoleh
hasil prosentase sebesar 17% termasuk dalam kategori “sangat baik”.
Sementara itu, untuk kategori “baik” dengan jumlah frekuensi sebanyak 3
pada skor item 4 memperoleh hasil prosentase dominan sebesar 50%.
Selanjutnya, untuk kategori “cukup baik” yaitu pada skor item 3 diperoleh
jumlah frekuensi sebanyak 2 dengan prosentase sebesar 33%. Untuk kategori
kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Berikut ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan pada
Guru II terhadap aspek penyajian
Diagram LXVI: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada
Guru II terhadap Aspek Penyajian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
c. Aspek Kebahasaan
Analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek
kebahasaan media audio visual Candi Tikus adalah sebagai berikut:
Tabel 43: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru II terhadap
Aspek Kebahasaan
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 2 33%
Baik 4 4 67%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 6 100%
Sesuai tabel 43 dapat di ketahui bahwa hasil analisis data uji coba
perorangan pada guru II terhadap aspek kebahasaan yaitu, skor item 5
memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 2 dengan prosentase sebesar 33%
termasuk dalam kategori “sangat baik”. Skor item 4 memperoleh frekuensi
sebanyak 4 dengan prosentase dominan sebesar 67% termasuk dalam kategori
“baik”. Sementara itu untuk kategori cukup baik, kurang baik, dan sangat
kurang baik tidak ada (0%).
Diagram dari hasil analisis data uji coba perorangan pada guru II
terhadap aspek kebahasaan media audio visual Candi Tikus yang
dikembangkan oleh peneliti, dapat dilihat pada gambar LXVII (57) halaman
123.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
33%
67%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Diagram LXVII: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada
Guru II terhadap Aspek Kebahasaan
d. Aspek Pembelajaran
Analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek
pembelajaran media audio visual Candi Tikus memperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 44: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru II terhadap
Aspek Pembelajaran
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 3 37,5%
Baik 4 5 62,5%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 8 100%
Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek
pembelajaran yaitu, pada skor item 5 diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 2
dengan prosentase sebesar 37,5% termasuk kategori “sangat baik”. Sementara
itu, pada skor item 4 dengan jumlah frekuensi sebanyak 1 diperoleh hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
37,5%
62,5%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
prosentase sebesar 62,5% termasuk dalam kategori “baik”. Kategori cukup
baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Berikut ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan pada
guru II terhadap aspek pembelajaran media audio visual Candi Tikus:
Diagram LVIII: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada
Guru II terhadap Validasi Aspek Pembelajaran
e. Aspek Isi
Analisis data uji coba perorangan dari guru II terhadap aspek isi media
audio visual Candi Tikus memperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 45: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru II terhadap
Aspek Isi
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 1 12.5%
Baik 4 7 87.5%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 8 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
87,5%
12,5% Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Berdasarkan data pada tabel 45, dapat diketahui bahwa hasil analisis
data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek isi media audio visual
Candi Tikus yaitu, skor item 5 dengan jumlah frekuensi sebanyak 1
memperoleh prosentase sebesar 12,5% termasuk dalam kategori “sangat
baik”. Selanjutnya, untuk skor item 4 dengan jumlah frekuensi sebanyak 4
memperoleh hasil prosentase sebesar 87,5% yang termasuk dalam kategori
“baik”. Sementara itu kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang
baik tidak ada (0%).
Di bawah ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan
pada guru II terhadap aspek isi media audio visual Candi Tikus yang telah
dikembangkan.
Diagram LXIX: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada
Guru II terhadap Aspek Isi
f. Aspek Nilai-Nilai Karakter
Analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek nilai-
nilai karakter media audio visual Candi Tikus yang dikembangkan oleh
peneliti memperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 46.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
30%
70%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Tabel 46: Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II terhadap
Aspek Nilai-Nilai Karakter
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 3 30%
Baik 4 7 70%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 10 100%
Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek
pendidikan nilai-nila karakter yaitu, pada skor item 5 diperoleh jumlah
frekuensi sebanyak 3 dengan prosentase sebesar 30% termasuk dalam
kategori “sangat baik”. Sementara itu pada skor item 4 dengan jumlah
frekuensi sebanyak 7 diperoleh hasil prosentase dominan sebesar 70%
termasuk dalam kategori “baik”. Kategori cukup baik, kurang baik dan sangat
kurang baik tidak ada (0%). Diagram hasil analisis data uji coba perorangan
pada guru II terhadap aspek nilai-nilai karakter media audio visual Candi
Tikus dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Diagram LXX: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada
Guru II terhadap Aspek Nilai-Nilai Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
3) Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I
dan Guru II
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan
guru II yaitu analisis data terhadap aspek tampilan, aspek penyajian, aspek
kebahasaan, aspek pembelajaran, aspek isi, dan aspek pendidikan nilai-nilai
karakter.
a. Aspek Tampilan
Rekapitulasi analisis data uji coba perorangan pada guru I dan guru II
terhadap pada aspek tampilan produk media audio visual Candi Tikus adalah
sebagai berikut:
Tabel 47: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I
dan Guru II terhadap Aspek Tampilan
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 12 60%
Baik 4 7 35%
Cukup Baik 3 1 5%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 20 100%
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan
guru II terhadap aspek tampilan media audio visual Candi Tikus yaitu, skor
item 5 kategori “sangat baik” berjumlah 7 frekuensi dengan prosentase
dominan sebesar 60%. Sementara itu, untuk skor item 4 memperoleh
frekuensi berjumlah 3 dengan prosentase sebesar 35% termasuk dalam
kategori “baik”. Selanjutnya, untuk kategori “cukup baik” yaitu pada skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
60% 35%
5% Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
item 3 memperoleh frekuensi berjumlah 1 dengan prosentase sebesar 5%.
Sementara itu kategori kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Berikut ini diagram rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan
pada Guru I dan Guru II terhadap aspek tampilan media audio visual Candi
Tikus
Diagram LXXI: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan
pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Tampilan
b. Aspek Penyajian
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan
Guru II terhadap aspek penyajian media audio visual Candi Tikus adalah
sebagai berikut:
Tabel 48: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I
dan Guru II terhadap Aspek Penyajian
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 4 33%
Baik 4 6 50%
Cukup Baik 3 2 17%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 12 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
33%
50%
17% Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Berdasarkan data pada tabel 48 dapat diketahui bahwa rekapitulasi
hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan guru II terhadap aspek
penyajian yaitu, skor item 5 memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 4 dengan
prosentase sebesar 33% termasuk dalam kategori “sangat baik”. Skor item 4
memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 6 dengan prosentase dominan sebesar
50% termasuk dalam kategori “baik”, sedangkan kategori “cukup baik”
memperoleh frekuensi sebanyak 2 dengan prosentase sebesar 17%. Sementara
itu untuk kategori kurang baik, dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan
guru II terhadap aspek penyajian dalam bentuk diagram adalah sebagai
berikut.
Diagram LXXII: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan
pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Penyajian
c. Aspek Kebahasaan
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan
guru II terhadap aspek kebahasaan media audio visual Candi Tikus
memperoleh hasil sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
33%
50%
17% Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Tabel 49: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I
dan Guru II terhadap Aspek Kebahasaan
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 7 58%
Baik 4 5 42%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 12 100%
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan
guru II terhadap aspek kebahasaan yaitu, pada skor item 5 diperoleh jumlah
frekuensi sebanyak 7 dengan prosentase sebesar 58% termasuk kategori
“sangat baik”. Sementara itu, pada skor item 4 diperoleh jumlah frekuensi
sebanyak 5 dengan hasil prosentase sebesar 42% termasuk dalam kategori
“baik”. Kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada
(0%).
Diagram rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru
I dan guru II terhadap aspek kebahasaan adalah sebagai berikut:
Diagram LXXIII: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan
pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Kebahasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
d. Aspek Pembelajaran
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan
guru II terhadap aspek pembelajaran media audio visual Candi Tikus
memperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 50: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I
dan Guru II terhadap Aspek Pembelajaran
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 9 56,25%
Baik 4 7 43,75%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 16 100%
Berdasarkan data pada tabel 50, dapat diketahui bahwa hasil analisis
data uji coba perorangan pada aspek pembelajaran dari guru I dan guru II
yaitu, skor item 5 memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 9 dengan
prosentase sebesar 56,25% termasuk dalam kategori “sangat baik”.
Selanjutnya, untuk skor item 4 dengan jumlah frekuensi sebanyak 7
memperoleh hasil prosentase sebesar 43,75% yang termasuk dalam kategori
“baik”. Sementara itu untuk kategori cukup baik, kurang baik dan sangat
kurang baik tidak ada (0%).
Di bawah ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan
pada aspek pembelajaran dari guru I dan guru II yang dapat dilihat pada
gambar LXXIV(74) halaman 132.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
43,75% 56,25%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Diagram LXXIV: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan
pada Aspek Pembelajaran dari Guru I dan Guru II
e. Aspek Isi
Analisis data uji coba perorangan dari guru II terhadap aspek isi media
audio visual Candi Tikus memperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 51: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Validasi pada Guru I dan Guru II
terhadap Aspek Isi
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 6 37,5%
Baik 4 9 56,25%
Cukup Baik 3 1 6,25%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 16 100%
Berdasarkan data pada tabel 51 dapat diketahui bahwa rekapitulasi
hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan guru II terhadap aspek
isi yaitu, pada skor item 5 dengan jumlah frekuensi sebanyak 6 memperoleh
hasil prosentase sebesar 37,5% termasuk dalam kategori “sangat baik”.
Sementara itu, untuk kategori “baik” dengan jumlah frekuensi sebanyak 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
37,5%
56,25%
6,25% Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
pada skor item 4 memperoleh hasil prosentase sebesar 25%. Untuk kategori
“cukup baik” yaitu pada skor item 3 di peroleh jumlah frekuensi sebanyak 1
dengan prosentase sebesar 6,25%, sedangkan untuk kategori kurang baik dan
sangat kurang baik tidak ada (0%). Berikut gambar diagram rekapitulasi hasil
analisis data uji coba perorangan pada guru I dan guru II terhadap aspek isi
Diagram LXXV: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan
pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Isi
f. Aspek Nilai-Nilai Karakter
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan
guru II, terhadap aspek nilai-nilai karakter media audio visual Candi Tikus
memperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 52: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I
dan Guru II terhadap Aspek Nilai-nilai
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 5 25%
Baik 4 15 75%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 20 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
25%
75%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan
guru II terhadap aspek pendidikan nilai-nilai karakter yaitu, pada skor item 5
dengan jumlah frekuensi sebanyak 5 memperoleh hasil prosentase sebesar
25% termasuk dalam kategori “sangat baik”. Sementara itu, pada skor item 4
diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 8 dengan hasil prosentase dominan
sebesar 80% termasuk dalam kategori “baik”. Kategori cukup baik, kurang
baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Diagram rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru
I dan Guru II terhadap aspek pendidikan nilai-nilai karakter yaitu sebagai
berikut:
Diagram LXXVI: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan
pada Aspek Nilai-Nilai Karakter dari Guru I dan Guru II
5. Rekapitulasi Hasil Analisis Data dari Uji Coba Kelompok Kecil
a. Aspek Tampilan
Rekapitulasi hasil analisis data dari uji coba kelompok kecil pada
aspek tampilan media audio visual Candi Tikus dapat dilihat pada tabel 53
halaman 135.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
66%
34%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Tabel 53: Rekapitulasi hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil pada
Aspek Tampilan
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 66 66%
Baik 4 34 34%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 100 100%
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek
tampilan dalam tabel 53 dapat disimpulkan bahwa, skor item 5 kategori
“sangat baik” berjumlah 66 frekuensi dengan prosentase dominan sebesar
66%. Sementara itu untuk skor item 4 memperoleh frekuensi berjumlah 34
dengan prosentase sebesar 34% termasuk dalam kategori “baik”. Untuk
kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Di bawah ini adalah diagram dari rekapitulasi hasil analisis data uji
coba kelompok kecil pada aspek tampilan.
Diagram LXXVII: Rekapitulasi hasil Analisis Data Uji Coba
Kelompok Kecil pada Aspek Tampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
b. Aspek Penyajian
Rekapitulasi analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek
penyajian memperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 54: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil pada
Aspek Penyajian
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 38 63%
Baik 4 22 37%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 60 100%
Berdasarkan data pada tabel 54 dapat diketahui bahwa hasil analisis
data uji coba kelompok kecil pada aspek penyajian media audio visual Candi
Tikus yaitu, pada skor item 5 kategori “sangat baik”, memperoleh jumlah
frekuensi sebanyak 38 dengan prosentase sebesar 63%. Sementara itu, untuk
kategori “baik” dengan jumlah frekuensi 37 pada skor item 4 memperoleh
hasil prosentase sebesar 37%. Untuk kategori cukup baik, kurang baik dan
sangat kurang baik tidak ada (0%).
Berikut ini adalah rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok
kecil dalam bentuk diagram pada aspek tampilan media audio visual Candi
Tikus yang dapat dilihat pada gambar LXXVIII (78) halaman 137.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
63%
37%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Diagram LXXVIII: Rekapitulasi hasil Analisis Data Uji Coba
Kelompok Kecil Pada Aspek Penyajian
c. Aspek Kebahasaan
Rekapitulasi hasil analisis data pada aspek kebahasaan dari uji coba
kelompok kecil adalah sebagai berikut:
Tabel 55: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil pada
Aspek Kebahasaan
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 32 53%
Baik 4 25 42%
Cukup Baik 3 3 5%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 60 100%
Berdasarkan data pada tabel 55 dapat disimpulkan bahwa hasil
analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek kebahasaan yaitu, pada skor
item 5 kategori “sangat baik” memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 32
dengan prosentase sebesar 53%”. Selanjutnya kategori “baik pada skor item 4
diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 25 dengan hasil prosentase sebesar 42%.
Sementara itu, untuk kategori “cukup baik” yaitu pada skor item 3 di peroleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
53% 42%
5% Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
jumlah frekuensi sebanyak 3 dengan prosentase sebesar 5%. Untuk kategori
kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek
kebahasaan terhadap media audio visual yang dikembangkan oleh peneliti,
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Diagram LXXIX: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba
Kelompok Kecil Pada Aspek Kebahasaan
d. Aspek Pembelajaran
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil terhadap
aspek pembelajaran media audio visual yang dikembangkan adalah sebagai
berikut:
Tabel 56: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil pada
Aspek Pembelajaran
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 51 63,75%
Baik 4 29 36,25%
Cukup Baik 3 0 0%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 80 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
63,75%
36,25%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek
pembelajaran yaitu, pada skor item 5 dengan jumlah frekuensi sebanyak 51
memperoleh prosentase sebesar 63,75% termasuk dalam kategori “sangat
baik”. Sementara itu, pada skor item 4 dengan jumlah frekuensi sebanyak 29
diperoleh hasil prosentase sebesar 36,25% yang termasuk dalam kategori
“baik”. Untuk kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak
ada (0%).
Berikut ini adalah diagram hasil analisis data uji coba kelompok kecil
pada aspek pembelajaran media audio visual Candi Tikus yang
dikembangkan oleh peneliti:
Diagram LXXX: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba
Kelompok Kecil pada Aspek Pembelajaran
e. Aspek Isi
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek isi
media audio visual Candi Tikus yang telah dikembangkan oleh peneliti dapat
dilihat pada tabel 57 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
60%
38,75%
1,5%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Tabel 57: Rekapitulasi hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil pada
Aspek Isi
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 48 60%
Baik 4 31 38,75%
Cukup Baik 3 1 1,25%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 80 100%
Berdasarkan data pada tabel 57 dapat diketahui bahwa rekapitulasi
hasil analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek isi yaitu, pada skor
item 5 kategori “sangat baik”, memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 48
dengan prosentase dominan sebesar 60%. Selanjutnya, pada skor item 4
kategori “baik” memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 9, dengan prosentase
sebesar 38,75%. Sementara itu untuk kategori “cukup baik” yaitu pada skor
item 3 diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 1 dengan prosentase sebesar
1,25%. Untuk kategori kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek isi
dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut:
Diagram LXXXI: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba
Kelompok Kecil pada Aspek Isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
f. Aspek Nilai-Nilai Karakter
Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil terhadap aspek
nilai-nilai pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
Tabel 58: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil pada
Aspek Nilai-Nilai Karakter
Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Baik 5 66 66%
Baik 4 33 33%
Cukup Baik 3 1 10%
Kurang Baik 2 0 0%
Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 80 100%
Rekapitulasi hasil analisis uji coba kelompok kecil terhadap aspek
pendidikan nilai-nila karakter yaitu, pada skor item 5 dengan jumlah
frekuensi 66 diperoleh prosentase sebesar 66% termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Sementara itu pada skor item 4 dengan jumlah frekuensi
sebanyak 8, diperoleh hasil prosentase sebesar 80% termasuk dalam kategori
“baik”. Kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada
(0%).
Berikut ini merupakan diagram rekapitulasi hasil analisis data uji coba
kelompok kecil pada aspek nilai-nilai karakter yang terdapat dalam media
audio visual Candi Tikus yang dikembangkan oleh peneliti, dapat dilihat pada
halaman 142 gambar LXXXII (82)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
60%
38,75%
1,5%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Diagram LXXXII: Rekapitulasi hasil Analisis Data Uji Coba
Kelompok Kecil Pada Aspek Nilai-ilai Karakter
F. Kajian Produk Akhir
1. Hasil Validasi dan Uji Coba Produk Akhir
Produk media pembelajaran berupa media audio visual Candi Tikus
yang bermuatan nilai karakter rasa ingin tahu dan toleransi telah diselesaikan
oleh peneliti. Media audio visual Candi Tikus yang termasuk dalam materi
sejarah kerajaan Hindu-Buddha tepatnya kerajaan Majapahit adalah materi
pelajaran sejarah bagi siswa SMA kelas X semester genap. Sebelum
menyelesaikan audio visual Candi Tikus sampai pada produk akhir, media ini
telah melewati beberapa tahapan validasi yang melibatkan ahli materi, ahli
media, dan ahli pendidikan karakter. Media audio visual Candi Tikus juga telah
melalui tahap uji coba yaitu uji coba perorangan pada dua orang guru mata
pelajaran sejarah dan uji coba kelompok kecil terhadap sepuluh peserta didik
kelas X untuk menguji kelayakan produk.
Hasil validasi dari ahli materi, ahli media dan ahli pendidikan karakter,
terhadap produk media audio visual Candi Tikus menunjukkan bahwa media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
ini layak digunakan sebagai media pembelajaran sejarah. Hasil validasi dari
ahli materi termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata skor gabungan pada
aspek pembelajaran dan isi yaitu 3,6. Hasil validasi dari ahli media termasuk
dalam kategori “sangat baik” dengan skor rerata gabungan 4,5 pada aspek
audio dan visual. Hasil validasi dari ahli pendidikan karakter termasuk dalam
kategori “baik” dengan rerata skor sebesar 4,1. Sementara itu, hasil uji coba
perorangan pada dua orang guru termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hasil
tersebut sesuai dengan jumlah rekapitulasi guru I dan guru II pada enam aspek
media audio visual Candi Tikus dengan rerata skor sebesar 4,36. Selanjutnya,
hasil uji coba kelompok kecil termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hasil
tersebut sesuai dengan total rekapitulasi uji coba kelompok kecil terhadap
keenam aspek media audio visual Candi Tikus dengan rerata skor gabungan
4,61.
Dari tahap validasi dan uji coba produk, peneliti mendapatkan masukan
berupa kritik dan saran perbaikan, sehingga peneliti melakukan beberapa revisi
pada media audio visual Candi Tikus sesuai dengan kritik dan saran yang telah
diberikan, sehingga kualitas produk semakin lebih baik dan menghasilkan
produk akhir yang layak digunakan untuk pembelajaran sejarah Indonesia kelas
X materi kerajaan Hindu-Buddha.
2. Hasil Produk Akhir dan Perubahan Signifikan
Produk akhir media audio visual Candi Tikus berdurasi sepanjang 10
menit 8 detik (10:08) hal ini menunjukkan terjadinya perubahan durasi video
yang semula sepanjang 9 menit lewat 17 detik (09:17). Isi produk akhir ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
mengalami beberapa perubahan signifikan dari produk awal dikarenakan
adanya beberapa revisi pada media audio visual Candi Tikus. Revisi dilakukan
oleh peneliti sesuai dengan kritik dan saran dari ahli materi, ahli media, ahli
pendidikan karakter dan dari uji coba produk baik itu uji coba perorangan
maupun uji coba kelompok kecil.
Berikut merupakan perubahan signifikan pada produk akhir media
audio visual Candi Tikus.
a. Bagian penjelasan kerajaan Majapahit
Bagian Majapahit dalam produk akhir dimulai pada detik ke 00:05
sampai menit 03:34. produk bagian ini terdapat di menit 02:02-02:35.
Perubahan signifikan pada bagian ini diantaranya:
1) Pada detik 00:24-00:40
Pada detik ke 00:24-00:40 ditambahkan narasi dan teks penjelasan
mengenai latar belakang pemberian nama kerajaan Majapahit. Pada produk
awal bagian ini tidak dijelaskan.
Gambar LXXXIII: Teks Penjelasan Latar Belakang
Pemberian nama Candi Tikus
(Pembuatan Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Sesuai dengan manfaat media pembelajaran yaitu salah satunya untuk
memperjelas makna atau isi pembelajaran agar lebih mudah dipahami oleh
peserta didik, maka penambahan narasi dan teks pada media audio visual Candi
Tikus setelah direvisi dapat memberikan informasi yang jelas mengenai isi
video.65
2) Detik 00:46-00:53
Pada detik ini ditampilkan gambar Raden Wijaya sebagai pendiri
kerajaan Majapahit. Pada produk awal, gambar R. Wijaya terdapat pada detik
00:41-00:50. Pada bagian ini peneliti mendapatkan masukan dari ahli media
untuk mencari gambar Raden Wijaya yang lebih jelas.
Gambar LXXXIV: Ilustrasi Raden Wijaya Produk Akhir
(Youtube)
Revisi pada bagian ini menunjukkan bahwa media audio visual dengan
kualitas gambar yang kurang baik dapat mempengaruhi kemenarikan video.
Pada bagian ini peneliti merevisi produk dengan menambahkan gambar yang
65
Hujair Sanaky, op.cit., hlm. 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
memiliki kualitas lebih baik sehingga dapat menarik perhatian peserta didik.
Dengan demikian media audio visual Candi Tikus sebagai media pembelajaran
memiliki manfaat yang mampu menarik perhatian peserta didik untuk belajar
sejarah khususnya sejarah kerajaan Hindu-Buddha. Manfaat media audio visual
Candi Tikus ini sesuai dengan manfaat media pembelajaran menurut
Encylopedia of educational Research dalam Sanaky yaitu Menarik perhatian
peserta didik.66
3) Menit 01:49 sampai menit 02:34
Berdasarkan revisi dari ahli materi, gambar Gajah Mada yang semula
berupa animasi kurang menggambarkan sosok Gajah Mada sehingga diminta
untuk digantikan dengan lukisan asli yang terdapat di Makam Panggung
Trowulan. Pada bagian ini juga di tambahkan pula isi dari sumpah palapa.
Gambar LXXXV: Diorama Gajah Mada Mengucapkan
Sumpah Palapa pada Produk Akhir
(Dokumentasi Pribadi)
66
Nunuk Suryani dkk, op.cit., hlm.14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Berdasarkan revisi yang telah dilakukan peneliti pada gambar animasi
Gajah Mada yang diganti dengan diorama Gajah Mada yang asli, maka peserta
didik tidak hanya berimajinasi terhadap sosok Gajah Mada melainkan
mendapatkan pengalaman yang lebih konkret. Sesuai klasifikasi media
menurut kerucut pengalaman Edgar Dale dari yang paling konkret ke yang
paling abstrak maka media audio visual Candi Tikus yang dikembangkan
termasuk pada tingkat ke delapan. Pada tingkat ke delapan ini maka dapat
diketahui bahwa Candi Tikus memberikan pengalaman konkret kepada peserta
didik melalui gambar hidup.67
Selain iu penambahan isi dari sumpah Palapa
dalam bentuk teks dan narasi semakin memperjelas isi dari media audio visual
Candi Tikus.
Gambar LXXXVI: Isi Sumpah Palapa
(Pembuatan Pribadi, Sumber Gambar google)
67
Nizwardi dan Ambiyar, op.cit., hlm.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
b. Candi Tikus
Isi pada bagian Candi Tikus tidak mengalami perubahan signifikan.
Akan tetapi menit yang menjelaskan tentang Candi Tikus mengalami
perubahan. Pada produk awal Candi Tikus dijelaskan pada menit 02:36 sampai
menit 09:08. Pada produk akhir pembahasan tentang Candi Tikus di mulai dari
menit 03:36-09:58.
3. Kekurangan dan Kelebihan Produk Akhir
Media audio visual Candi Tikus masih memiliki beberapa kekurangan
meskipun sudah melalui tahap validasi ahli dan uji coba produk. Berikut ini
adalah kekurangan yang masih terdapat pada media audio visual Candi Tikus:
a. Bagian animasi diambil dari youtube, hal tersebut dikarenakan keterbatasan
peneliti dalam menguasai desain grafis untuk membuat gambar animasi.
b. Keterbatasan alat untuk pengambilan video di lapangan seperti alat drone
membuat peneliti tidak dapat mengambil gambar video dari atas udara.
Selain itu peneliti juga tidak memiliki alat microphone sehingga hasil
wawancara peneliti dengan penduduk sekitar tidak terdengar jelas. Hal
tersebut membuat peneliti mengambil beberapa video Candi Tikus dari
youtube
Media audio visual Candi Tikus juga memiliki beberapa kelebihan
a. Media audio visual Candi Tikus dapat disajikan kepada peserta didik dalam
waktu yang bersamaan sehingga stimulus pengalaman yang didapatkan
peserta didik relatif sama. Selain itu, media ini juga dapat digunakan setiap
saat dan berulang-ulang. Hal ini sesuai dengan ciri distributif media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
pembelajaran menurut Gerlach dan Ely dalam buku Azhar Arsyad, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pengembangan media audio visual Candi Tikus
membuat pembelajaran sejarah khususnya materi kerajaan Hindu-Buddha
lebih efektif sebab candi Tikus yang merupakan benda bersejarah tidak
dapat dibawa ke dalam kelas.68
b. Media audio visual Candi Tikus berisi gambar bergerak dan gambar hidup
yang telah dikemas lebih menarik serta dilengkapi dengan narasi dan teks
untuk menjelaskan isi video. Kelebihan media audio visual Candi Tikus ini
jarang dimiliki oleh media lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa
kehadiran media ini memiliki manfaat untuk menarik perhatian peserta didik
dalam belajar sesuai dengan manfaat pembelajaran menurut Encylopedia of
educational Research dalam Sanaky yaitu dapat menarik perhatian peserta
didik untuk belajar69
c. Dengan hadirnya produk audio visual Candi Tikus dapat memperkaya
media pembelajaran sejarah pada era digital, dimana peserta didik hidup
begitu dekat dengan teknologi.
d. Media audio visual Candi Tikus membantu peserta didik yang berada di luar
jangkauan objek untuk melihat gambaran Candi Tikus secara lebih nyata.
Sesuai dengan pendapat Sanaky mengenai fungsi media pembelajaran maka
dapat diketahui bahwa fungsi media pembelajaran audio visual Candi Tikus
salah satunya adalah mengatasi hambatan waktu, tempat dan jarak.70
68
Azhar Arsyad , op.cit., 14. 69
Hujair Sanaky, op.cit., hlm.7 70
Hujair Sanaky, op.cit., hlm.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
e. Media audio visual Candi Tikus yang peneliti kembangkan, memuat nilai
karakter rasa ingin tahu dan toleransi yang berbeda dari media audio visual
Candi Tikus lainnya. Media ini dapat membantu guru untuk menanamkan
nilai karakter rasa ingin tahu dan toleransi kepada peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penggunaan media pembelajaran Di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta,
khususnya oleh guru mata pelajaran sejarah sudah beragam salah
satunya adalah penggunaan media audio visual. Meskipun demikian,
sebagian besar media audio visual yang dipakai oleh guru masih kurang
menarik, karena hanya menampilkan gambar bergerak yang dilengkapi
dengan teks seadanya tanpa narasi yang memperjelas isi video.
Berangkat dari hal tersebut, maka peneliti mengembangkan sebuah
media audio visual yang lebih menarik dan sesuai untuk pembelajaran
sejarah, yaitu media audio Visual Candi Tikus. Selain menampilkan
gambar hidup dan bergerak, media ini juga dilengkapi denga teks dan
narasi serta terdapat muatan nilai-nilai karakter di dalamnya, yaitu nilai
rasa ingin tahu dan toleransi yang membuat media ini berbeda dari
media audio visual lainnya
2. Pengembangan media audio visual Candi Tikus telah melalui beberapa
tahap validasi yaitu validasi ahli materi, ahli media dan ahli pendidikan
karakter serta tahap uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil
untuk menguji kelayakan media audio visual Candi Tikus. Berdasarkan
pada hasil validasi ahli dan uji coba produk maka dapat disimpulkan
bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
2.1. Hasil validasi dari ahli materi terhadap media audio visual Candi
Tikus pada aspek isi dan pembelajaran memperoleh rerata skor
gabungan sebesar 3,6 yang termasuk dalam kategori “baik”.
2.2. Hasil validasi ahli media terhadap media audio visual Candi Tikus
pada aspek audio dan visual termasuk dalam kategori “sangat baik”
dengan rerata skor gabungan sebesar 4,5.
2.3. Hasil validasi dari ahli pendidikan karakter terhadap media audio
visual Candi Tikus memperoleh skor sebesar 4,1 termasuk dalam
kategori “baik”.
2.4. Hasil uji coba perorangan pada dua orang guru terhadap keenam
aspek media audio visual Candi tikus yaitu aspek tampilan, aspek
penyajian, aspek kebahasaan, aspek pembelajaran, aspek isi dan
aspek nilai-nilai karakter memperoleh total rerata gabungan sebesar
4,36 termasuk kategori “sangat baik”.
2.5. Hasil uji coba kelompok kecil pada sepuluh peserta didik kelas X
SMA terhadap media audio visual Candi Tikus memperoleh total
skor rerata gabungan pada keenam aspek sebesar 4,61 termasuk
dalam kategori “sangat baik”
Berdasarkan data hasil validasi dari ahli materi, ahli media, ahli
pendidikan karakter, maupun hasil uji coba perorangan dan uji coba
kelompok kecil, dapat disimpulkan bahwa media audio visual Candi Tikus
yang telah peneliti kembangkan, layak digunakan sebagai media
pembelajaran sejarah. Produk media audio visual Candi Tikus ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
digunakan sebagai media pembelajaran sejarah materi kerajaan zaman Hindu-
Buddha yaitu kerajaan Majapahit. Materi ini merupakan materi pelajaran
sejarah bagi peserta didik kelas X SMA semester genap dalam KD 3.6.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan pengembangan yang sudah dilakukan,
maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Pihak sekolah disarankan untuk menyediakan sumber pembelajaran
sejarah berupa media audio visual terutama di era digital saat ini. Hal
tersebut bertujuan untuk menarik minat peserta didik dalam belajar sejarah
di kelas khususnya sejarah kerajaan masa Hindu-Buddha.
2. Bagi Guru
Adanya media audio visual Candi Tikus di zaman serba teknologi saat ini.
dapat dimanfaatkan guru untuk mengajar materi kerajaan masa Hindu-
Buddha yaitu kerajaan Majapahit bagi siswa SMA kelas X.
3. Bagi Peserta Didik
Peserta didik disarankan memanfaatkan media audio visual Candi Tikus
sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan secara mandiri.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian lanjutan terhadap
peninggalan kerajaan Majapaht lainnya yang belum dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Daniel Maryanto. 2007. Candi Masa Majapahit. Cetakan Pertama. Klaten:
PT Intan Sejati.
Andre Rinanto.1982. Peran Media Audio Visual Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
PT Yayasan Kanisius.
Azhar Arsyad. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Bambang Rustanto. 2015. Masyarakat Multikultural Indonesia. Bandung: PT
ReMaja Rosdakara.
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran. Edisi Kedua
Bogor: Ghalia Indonesia.
Doni Koesoema. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Cetakan Kedua (Edisi Recvisi). Jakarta: Grasindo.
Eko Putra Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Esa Damar Pinuluh. 2010. Pesona Majapahit. Cetakan Pertama. Yogyakarta:
Buku Biru.
Felix, Baghi. 2012. Pluralisme, Demokrasi, dan Toleransi. Cetakan Pertama.
Maumere: PT Ledalero.
Heri Susanto. 2012. Seputar Pembelajaran Sejarah. Cetakan Kedua.Yogyakarta:
Pressindo.
Hujair, Sanaky. 2015. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatof. Cetakan Pertama.
Jakarta: Kaukaba Dipantara.
Kardiyat Wiharyanto dan Hendra Kurniawan. Modul: Situs Majapahit: Trowulan
Jawa Timur). Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Nizwardi Jalinus dan Ambiyar. 2016. Media dan Sumber Belajar. Edisi Pertama.
Jakarta: Kencana.
Nunuk Suryani, dkk. 2019. Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembanganya.
Cetakan Pertama. Bandung: ReMaja Rosdakarya .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Otto Gusti Madung. 2017. Post-Sekuralisme, Toleransi dan Demokrasi.
Maumere: PT Ledaro.
Punanji Setyosari. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana.
Pupuh Fathurrohman. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung:
Refika Aditama.
Purwadi. 2009. Misteri Gajah Mada. Yogyakarta: Cetakan Pertama. Garailmu.
Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah.
Cetakan Kedua. Yogyakarta: PT Ombak.
Retno Listyarti. 2012. Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Erlangga Group.
Rumampuk Dientje Borman. 1998. Media Instruktisonal IPS. Jakarta:
Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Sartono Kartodirdjo. 1997. Sejarah Nasional Indonesia II: Jaman Kuno. Cetakan
Pertama. Jakarta: Balai Pustaka.
Sartono Kartodirdjo. 2005. Sejak Indische sampai Indonesia. Jakarta: Kompas.
Sri Pare Eni dan Adjeng Hidayah Tsabit. 2017. Arsitektur Kuno Kerajaan-
Kerajaan di Jawa Timur. Cetakan Pertama. Jakarta: Raja Grafindo.
Sugiyono. 2015.Metode Penelitian dan Pengembangan. Cetakan Pertama.
Bandung: Alfabet.
Sunu, Herman Yosep dan Yustina Wahyu. 2014. Penilaian Belajar Siswa di
sekolah. Yogyakarta: PT Kanisius.
Teguh Triwiyanto. 2014. Pengantar Pendidikan. Cetakan Pertama. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Tim Kelompok Kerja BPA. 1998. Mengenal Majapahit Melalui Peninggalannya
di Balai Arca Trowulan dan Sekitarnya. Mojokerto: Koperasi Pegawai
Republik Indonesia Purbakala.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Cetakan Pertama. Jakarta: PT
Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Sumber Internet:
Agus dan Amien, Skala Karakter Toleransi: Konsep dan Operasional Aspek
Kedamaian, Menghargai Perbedaan dan Kesadaran Individu, (Online)
file:///C:/Users/USER/Downloads/1710-4351-1-PB.pdf diakses pada 21
Maret 2019 pukul 23.06 WIB. (Tidak diterbitkan).
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian toleransi, (Online)
https://kbbi.web.id/toleran diakses pada 21 Maret 2019 pukul 22.00 WIB.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 3, (Online) http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU20-2003Sisdiknas.pdf
diakses pada 24 Februari 2019 pukul 23.39 WIB.
Sumber Makalah/Skripsi
Aris Wahyudi. 2016. Pengembangan Media Audio Visual Berbasis Perjuangan
Adisutjipto untuk Meningkatkan Sikap Kritis Siswa dalam Pembelajaran
Sejarah di SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta.
https://eprints.uns.ac.id/29680/ diakses pada 5 Maret 2019 pukul 20.00
WIB. (Tidak diterbitkan).
Aurora Nandia F, Herman J Waluyo, Samsi Haryanto. 2015. Pengembangan
Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Audio Visual Situs
Purbakala Pugung Raharjo Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah
Siswa Kelas X SMA Negeri.
https://media.neliti.com/media/publications/96441-ID-pengembangan-
media-pembelajaran-sejarah.pdf, diakses pada 5 Maret 2019 pukul 20.12
WIB. (Tidak diterbitkan).
Fatty, M Nadjib, dan Andi Subhan. 2017. Youtube sebagai Sarana Komunikasi
bagi Komunitas Makassarvidgram.
http://journal.unhas.ac.id/index.php/kareba/article/viewFile/1905/1063
diakses pada tanggal 3 Maret 2019 pukul 14.40 WIB. (Tidak diterbitkan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Sumber Video:
Dokumentasi Pribadi di Situs Candi Tikus pada tanggal 11 April 2019
Gambar google
Koko Agus Chanel, Situs Majapahit Candi Brahu Candi Bajang Ratu & Candi
Tikus https://www.youtube.com/watch?v=1F0a0Y2cIRw diakses pada
tanggal 16 April 2019
Perpustakaan Nasional RI Chanel, Film Animasi dan Cerita Rakyat Adaptasi dari
Naskah Peninggalan Kerajaan Majapahit Negarakertagama
https://www.youtube.com/watch?v=UknAxXRDUh diakses pada tanggal 26
April 2019
Creative Freedom Design Chanel, Legenda Seribu Candi Prambanan Animasi 3D
https://www.youtube.com/watch?v=4ek1seco2wE diakses pada tanggal 16
April 2019
Devil’z work chanel Wilwatikta sejarah keagungan nusantara
https://www.youtube.com/watch?v=EgJ1QbrXAxw&t=36s diakses pada
tanggal 16 April 2019
Dua Dunia Chanel, Dua Dunia episode 10 Legenda Candi Tikus Trowulan
https://www.youtube.com/watch?v=RZuJg1ev4Xc diakses pada tanggal 16
April 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
makalah
2 Pengambilan
data
3
Pembuatan
Naskah video
Candi Tikus
4 Pembuatan
Video
5 Validasi Ahli
6 Uji Coba 1
dan 2
7
Analisis Data
dan
Penyelesaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 2 : Narasi Video
Narasi Candi Tikus
Dahulu kala pada akhir abad ke-13, di tanah Jawa berdirilah sebuah
kerajaan megah yang namanya diambil dari nama buah maja yaitu kerajaan
Majapahit.
Berdasarkan kitab Pararaton, saat Raden Wijaya dan para pengikutnya membuka
hutan Tarik, mereka menemukan banyak pohon maja yang sedang berbuah.
Ketika mereka memakan buah tersebut rasanya sangat pahit sehingga, kerajaan ini
diberi nama kerajaan Majapahit.
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 M dan
tercatat dalam sejarah sebagai kerajaan terbesar yang pernah ada di nusantara
Inilah beberapa raja-raja yang pernah memimpin kerajaan Majapahit hingga masa
keemasannya:
1. Raden Wijaya (1293-1309)
2. Jayanegara (1309-1328)
3. Tribuana Tungga Dewi (1328-1350)
4. Hayam Wuruk (1350-1389)
Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaannya, ketika dipimpin oleh
seorang raja Hayam Wuruk dan Maha Patih Gajah Mada, seorang yang cerdas dan
tangkas. Gajah Mada memunculkan ide untuk menyatukan Indonesia dengan
sumpah Palapa yang ia ucapkan di depan singgasana raja. Gajah Mada akhirnya
sukses membentuk Majapahit Raya yang dikenal dengan Nusantara.
Inilah isi dari sumpah Palapa:
“Sira Gajah Mada patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah
Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring
Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Butuni, ring Pahang, Dompo,
ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Kebesaran kerajaan Majapahit menyisakan benda-benda bersejarah yang
berpusat di Trowulan, Mojokerto Jawa Timur diantaranya Makam Troloyo,
Makam Petilasan Siti Inggil atau Makam Panggung, Makam Troloyo, Candi
bajang Ratu, dan Candi Tikus. Dari peninggalan-peninggalan benda bersejarah
Majapahit tersebut, Candi Tikus memiliki keunikan tersendiri karena berbentuk
seperti petirtaan atau tempat permandian dan terletak lebih rendah 3,5 meter dari
permukaan tanah sekitarnya.
Candi tikus merupakan salah satu hasil kebudayaan luhur yang termasuk dalam
peninggalan kepurbakalaan kerajaan Majapahit di Trowulan Jawa Timur. Candi
Ini diperkirakan telah dibangun pada abad ke-13 dan 14. Candi Tikus atau
petirtaan Tikus terletak di Dukuh Dinuk, Desa Temon Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.
Candi Tikus semula telah terkubur dalam tanah namun ditemukan kembali
pada tahun 1914. yang Penggalian situs dilakukan berdasarkan laporan Bupati
Mojokerto pada saat itu, yang bernama R.A.A. Kromojoyo Adinegoro (1894-
1916).
(Wawancara Trans Tv dengan warga sekitar Candi Tikus tentang latar belakang
pemberian nama Candi Tikus)
Bangunan Candi Tikus berbentuk sebuah permandian/petirtaan sehingga
sering juga disebut petirtaan Tikus. Petirtaan Tikus merupakan replika
Mahameru, yaitu bentuk bangunannya semakin ke atas semakin kecil, serta
bangunan induk berada di puncak utama yang dikelilingi 8 puncak yang lebih
kecil. Di sekeliling dinding kaki bangunan berjajar 17 pancuran berbentuk bunga
teratai da Makara. Sementara itu, di kiri dan kanan tangga terdapat kolam
berbentuk persegi empat. Dahulu tempat ini digunakan sebagai tempat pemandian
raja dan keluarga raja. Pada masa kerajaan Majapahit Candi Tikus adalah sebuah
permandian yang sangat disucikan oleh agama Hindu maupun agama Buddha. Air
yang mengalir dari gunung Mahameru dianggap sebagai amtra yakni air suci yang
dipercaya memiliki kekuatan magis dan dapat memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat Majapahit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Meskipun menjadi tempat yang sangat di sucikan oleh agama Hindu dan
Buddha, Candi Tikus terbuka untuk umum. Bahkan masyarakat dengan keyakinan
yang berbeda dapat mengambil air amtra atau air suci. Hal tersebut dapat kita
maknai sebagai bentuk toleransi antar umat beragama.
Saat ini, Candi Tikus memiliki fungsi sebagai tempat wisata maupun tempat
pembelajaran sejarah seperti study tour
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 5 : Surat Izin Validasi Ahli Pendidikan Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Lampiran 11: Keterangan dari Konversi Nilai Skala Lima Eko Putro
Widoyoko
Keterangan:
Skor maksimal = 5
Skor minimal = 1
Skor maksimal ideal = jumlah indikator “x” tertinggi
Skor minimal ideal = jumlah indikator “x” terendah
x = skor yang diperoleh
Rerata ideal (Xi) =
Simpangan baku (SB1) =
Berikut ini perhitungan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Xi = rerata ideal =
=
SBi = Simpangan baku ideal =
Sangat Baik = x > Xi + 1,80 SBi
= x > 3 + (1,80 x 0,67)
= x > 3 + 1,21
= x > 4,21
Baik = Xi + 0,60 SBi < x < Xi + 1,80 SBi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
= 3 + (0,60 x 0,67) < x < 3 + (1,80 x 0,67)
= 3 + 0,40 < x < 3 + 1,21
= 3,40 < x < 4,21
Cukup Baik = Xi – 0,60 SBi < x < Xi + 0,60 SBi
= 3 – (0,60 x 0,67) < x < 3 + (0,60 x 0,67)
= 3 – 0,40 < x < 3 + 0,40
= 2,60 < x < 3,40
Kurang Baik = Xi – 1,80 SBi < x < Xi – 0,60 SBi
= 3 – (1,80 x 0,67) < x < 3 – (0,60 x 0,67)
= 3 – 1,21 < x < 3 – 0,40
= 1,79 < x < 2,60
Sangat Kurang Baik = x < Xi – 1,80 SBi
= x < 3 – (1,80 x 0,67)
= x < 3 – 1,21
= x < 1,79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Lampiran 12: Data Uji Coba Perorangan
No. Aspek yang Dinilai Guru I Guru II
Aspek Tampilan
1. Kemenarikan gambar, foto dan animasi 5 4
2. Kesesuaian teks dengan gambar atau foto yang
ditunjukkan 4 5
3. Kesesuaian ukuran gambar, foto dan teks 5 4
4. Pemilihan jenis huruf pada teks 5 5
5. Pemilihan ukuran huruf pada teks 4 5
6. Kemudahan untuk membaca huruf pada teks 5 5
7. Kejelasan dubbing (pengisian suara) dalam
video 5 4
8. Kejelasan narasi 5 3
9. Kualitas video 4 4
10. Video membuat materi lebih menarik 5 5
Rata-rata Skor 4,7 (SB) 4,4 (SB)
4,6 (SB)
No. Aspek yang Dinilai Guru I Guru II
Aspek Penyajian
1. Keruntutan alur narasi pada video 5 4
2. Kejelasan narasi dalam bentuk teks maupun
suara pada video 5 3
3. Narasi dalam bentuk teks maupun suara mudah
dipahami 5 3
4. Kemenarikan narasi 4 4
5. Kemenarikan gambar dan foto yang disajikan 4 4
6. Kemenarikan animasi yang disajikan 4 5
Rata-rata Skor 4,5 (SB) 3,8 (B)
4,1 (B)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
No. Aspek yang Dinilai Guru I Guru II
Aspek Kebahasaan
1. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir
peserta didik 5 4
2. Kesesuaian bahasa dengan tingkat
perkembangan emosional peserta
Didik
5 4
3. Penggunaan bahasa dalam video santun 5 5
4. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu peserta
didik 4 4
5. Kemudahan untuk memahami narasi dalam
video 5 4
6. Kebenaran penulisan teks pada video sesuai
dengan EYD 5 5
Rata-rata Skor 4,8 (SB) 4,38 (SB)
4,6 (SB)
No. Aspek yang Dinilai Guru I Guru II
Aspek Pembelajaran
1. Kesesuaian isi video dengan standar isi,
kompetensi dasar dan indikator pembelajaran 5 4
2. Kesesuaian tujuan dan indikator pembelajaran
dengan KD 4 4
3. Ketepatan materi dengan media yang
dikembangkan 5 5
4. Kejelasan isi materi 4 4
5. Kejelasan topik pembelajaran 5 4
6. Kejelasan sasaran media 5 4
7. Kebenaran isi materi 5 5
8. Video memudahkan peserta didik dalam
memahami materi 5 5
Rata-rata Skor 4,75 (SB) 4,3 (SB)
4,53 (SB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
No. Aspek yang Dinilai
Guru I Guru II
Aspek Pend.
Karakter
1. Kesesuaian nilai-nilai karakter dengan tingkat
perkembangan peserta didik 4 5
2. Kesesuaian jenis karakter yang dikembangkan
dengan nilai-nilai karakter dalam kurikulum 4 5
3. Pengembangan karakter yang menunjang
pembentukan kompetensi 4 5
4. Kesesuaian karakter yang dikembangkan dengan
tujuan pembelajaran 4 4
5. Kandungan rasa ingin tahu dalam video 4 4
6. Kandungan karakter toleransi dalam video 4 4
7. Kemudahan menangkap nilai karakter toleransi
dalam video 4 4
8. Memunculkan rasa ingin tahu terhadap peninggalan
Majapahit Candi Tikus 5 4
9. Penguatan nilai karakter rasa ingin tahu 5 4
10. Penguatan nilai karakter toleransi 4 4
Rata-rata Skor 4,2 (B) 4,3 (SB)
4,25 (SB)
No. Aspek yang Dinilai Guru I Guru II
Aspek Isi
1. Kedalaman penjelasan materi 3 5
2. Kebenaran konsep materi dilihat dari aspek
keilmuan 4 4
3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh
peserta didik 5 4
4. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 5 4
5. Kesesuaian materi dengan tingkat kognitif siswa 5 4
6. Kecukupan materi untuk pencapaian kompetensi 4 4
7. Keruntutan materi 5 4
8. Kejelasan materi 5 4
Rata-rata Skor
4,5
(SB) 3,63 (B)
4,1 (B)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Lampiran 13: Data Uji Coba Kelompok Kecil
No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total Rata-
Rata
KV IS FP CN PM WU MI AM AN PT Kriteria
ASPEK TAMPILAN
1. Kemenarikan gambar, foto
dan animasi 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 48 4,8 SB
2.
Kesesuaian teks dengan
gambar atau foto yang
ditunjukkan
5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 48 4,8 SB
3. Kesesuaian ukuran gambar,
foto dan teks 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 48 4,8 SB
4. Pemilihan jenis huruf pada
teks 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 44 4,4 SB
5. Pemilihan ukuran huruf pada
teks 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 48 4,8 SB
6. Kemudahan untuk membaca
huruf pada teks 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 47 4,7 SB
7. Kejelasan dubbing (pengisian
suara) dalam video 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 45 4,5 SB
8. Kejelasan narasi 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 44 4,4 SB
9. Kualitas video 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 47 4,7 SB
10. Video membuat materi lebih
menarik 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 47 4,7 SB
Rata-rata Skor 4,5 4,5 4,8 4,8 4,7 4,8 4,8 4,6 4,6 4,0 4,6(SB) 4,7 SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total Rata-
Rata
KV IS FP CN PM WU MI AM AN PT Kriteria
ASPEK PENYAJIAN
1. Keruntutan alur narasi
pada video 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 47 4,7 SB
2.
Kejelasan narasi dalam
bentuk teks maupun
suara pada video
4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 46 4,6 SB
3.
Narasi dalam bentuk teks
maupun suara mudah
dipahami
4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 47 4,7 SB
4. Kemenarikan narasi 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 43 4,3 SB
5. Kemenarikan gambar
dan foto yang disajikan 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 48 4,8 SB
6. Kemenarikan animasi
yang disajikan 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 47 4,7 SB
Rata-rata Skor 4,3 4,67 4,67 4,8 4,67 4,8 4,8 4,67 4,3 4,5 4,6(SB) 4,6 SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
N
o Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total Rata-
Rata
KV IS FP CN PM WU MI AM A
N PT Kriteria
ASPEK KEBAHASAAN
1. Kesesuaian bahasa dengan
tingkat berpikir peserta
didik
5 3 4 4 5 5 5 3 4 3 41 4,1 B
2. Kesesuaian bahasa dengan
tingkat perkembangan
emosional peserta
Didik
4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 42 4,2 B
3. Penggunaan bahasa dalam
video santun 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49 4,9 SB
4. Kemampuan mendorong
rasa ingin tahu peserta didik 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 44 4,4 SB
5. Kemudahan untuk
memahami narasi dalam
video
4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 47 4,7 SB
6. Kebenaran penulisan teks
pada video sesuai dengan
EYD
5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 46 4,6 SB
Rata-rata Skor 4,5 4,3 4,17 4,67 4,8 4,67 4,8 4,17 4,5 4,17
4,48
(SB) 4,48 SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
No
Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total Rata-
Rata
KV IS FP CN PM WU MI AM AN PT Kriteria
ASPEK PEMBELAJARAN
1. Kesesuaian isi video
dengan standar isi,
kompetensi dasar dan
indikator pembelajaran
4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 46 4,6 SB
2. Kesesuaian tujuan dan
indikator pembelajaran
dengan KD
5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 48 4,8 SB
3. Ketepatan materi dengan
media yang dikembangkan 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 47 4,7 SB
4. Kejelasan isi materi 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 43 4,3 SB
5. Kejelasan topik
pembelajaran 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 47 4,7 SB
6. Kejelasan sasaran media 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 47 4,7 SB
7. Kebenaran isi materi 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 46 4,6 SB
8. Video memudahkan
peserta didik dalam
memahami materi
5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 47 4,7 SB
Rata-rata Skor 4,5 4,5 4,38 4,75 4,75 4,88 4,63 4,25 4,88 4,75 4,63
(SB) 4,64 SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
N
o Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total Rata-
Rata
KV IS FP CN PM WU MI AM AN PT Kriteria
ASPEK ISI
1. Kedalaman penjelasan
materi 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 46 4,6 SB
2. Kebenaran konsep materi
dilihat dari aspek keilmuan 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 47 4,7 SB
3. Bahasa yang digunakan
mudah dipahami oleh
peserta didik
5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 45 4,5 SB
4. Kesesuaian materi dengan
tujuan pembelajaran 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 47 4,7 SB
5. Kesesuaian materi dengan
tingkat kognitif siswa 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 43 4,3 SB
6. Kecukupan materi untuk
pencapaian kompetensi 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 46 4,6 SB
7. Keruntutan materi 5 5 4 3 5 4 5 5 4 5 45 4,5 SB
8. Kejelasan materi 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48 4,8 SB
Rata-rata Skor 4,38 4,5 4,5 4,63 4,63 4,63 4,75 4,63 4,63 4,63 4,6 (SB) 4.6 SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total Rata-
Rata
KV IS FP CN PM WU MI AM A
N PT KRITERIA
ASPEK PENDIDIKAN KARAKTER
1. Kesesuaian nilai-nilai
karakter dengan tingkat
perkembangan peserta didik 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 46 4,6 SB
2. Kesesuaian jenis karakter
yang dikembangkan dengan
nilai-nilai karakter dalam
kurikulum
5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 48 4,8 SB
3. Pengembangan karakter
yang menunjang
pembentukan kompetensi 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 46 4,6 SB
4. Kesesuaian karakter yang
dikembangkan dengan
tujuan pembelajaran 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 48 4,8 SB
5. Kandungan rasa ingin tahu
dalam video 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 46 4,6 SB
6. Kandungan karakter
toleransi dalam video 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 46 4,6 SB
7. Kemudahan menangkap
nilai karakter toleransi
dalam video 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 47 4,7 SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
8. Memunculkan rasa ingin
tahu terhadap peninggalan
Majapahit Candi Tikus 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 46 4,6 SB
9. Penguatan nilai karakter
rasa ingin tahu 5
4 5 4 4 5 5 4 4 5 45 4,5 SB
10. Penguatan nilai karakter
toleransi 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 47 4,7 SB
Rata-rata Skor 4,6 4,6 4,6 4,8 4,7 4,7 4,8 4,6 4,7 4,4
4,65
(SB) 4,65 SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
206
Lampiran 14: Nama Responden Uji Coba Kelompok Kecil
No. Nama Peserta Didik Kelas
1. Kezia Venaletha X IPA 2
2. Intan Setyo Ari Dewi X IPA 2
3. Fidela Putri. P X IPA 2
4. Catharina Novita Kristiani Oktafia X IPA 2
5. Putri Maharani X IPA 2
6. Wanita Utami Anjani X IPA 1
7. Maria Ivana Hesti. N X IPA 1
8. Aurellya Maharani K.P X IPA 1
9. Aurelia Nandita. V X IPA 1
10. Priscilla Trisna Aswi. P X IPA 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
207
Lampiran 15: Silabus
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester : X/Genap
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran/Minggu
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
3.5 Menganalisis
berbagai teori
tentang proses
masuknya agama
dan kebudayaan
Hindu dan Buddha
ke Indonesia
3.6 Menganalisis
perkembangan
kehidupan
masyarakat,
pemerintahan, dan
budaya pada masa
kerajaan-kerajaan
Hindu dan Buddha
di Indonesia serta
menunjukkan
contoh bukti-bukti
yang masih berlaku
pada kehidupan
masyarakat
Indonesia masa kini
4.5 Mengolah informasi
tentang proses
masuknya agama
dan kebudayaan
Hindu dan Buddha
ke Indonesia serta
pengaruhnya pada
kehidupan
masyarakat
Indonesia masa kini
serta
mengemukakannya
Indonesia Zaman
Hindu dan Buddha:
Silang Budaya Lokal
dan Global Tahap
Awal
Teori-teori
masuknya agama
dan kebudayaan
Hindu dan Buddha
Kerajaan-kerajaan
Hindu dan Buddha
Bukti-bukti
kehidupan pengaruh
Hindu dan Buddha
yang masih ada
sampai masa kini
Melihat video
Membaca buku teks
peninggalan zaman
Hindu dan Buddha di
Indonesia
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi
tentang informasi
tambahan yang belum
dipahami/ingin
diketahui sebagai
klarifikasi tentang teori
masuknya agama dan
kebudayaan Hindu dan
Buddha,
perkembangan
masyarakat,
pemerintahan dan
budaya kerajaan-
kerajaan Hindu dan
Buddha, serta bukti-
bukti pengaruh Hindu
dan Buddha yang
masih berlaku pada
kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini.
Mengumpulkan
informasi terkait
dengan pertanyaan
mengenai teori
masuknya agama dan
kebudayaan Hindu dan
Buddha,
perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
208
dalam bentuk
tulisan
4.6 Menyajikan hasil
penalaran dalam
bentuk tulisan yaitu
klipping tentang
kerajaan masa
Hindu Buddha dan
peninggalannya
3.7 Menganalisis
berbagai teori
tentang proses
masuknya agama
dan kebudayaan
Islam ke Indonesia
masyarakat,
pemerintahan dan
budaya kerajaan-
kerajaan Hindu dan
Buddha, serta bukti-
bukti pengaruh Hindu
dan Buddha yang
masih berlaku pada
kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini
melalui bacaan,
pengamatan terhadap
sumber-sumber zaman
Hindu dan Budha yang
ada di museum atau
peninggalan-
peninggalan yang ada
di lingkungan terdekat
Menganalisis informasi
dan data-data yang
didapat dari bacaan
maupun sumber-
sumber lain yang
terkait untuk
mendapatkan
kesimpulan tentang
teori masuknya agama
dan kebudayaan Hindu
dan Buddha,
perkembangan
masyarakat,
pemerintahan dan
budaya kerajaan-
kerajaan Hindu dan
Buddha, serta bukti-
bukti pengaruh Hindu
dan Buddha yang masih
berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia
masa kini
Menyajikan informasi
dalam bentuk laporan
tertulis dalam bentuk
klipping mengenai
kerajaan-kerajaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
209
3.8 Menganalisis
perkembangan
kehidupan
masyarakat,
pemerintahan dan
budaya pada masa
kerajaan-kerajaan
Islam di Indonesia
serta menunjukkan
contoh bukti-bukti
yang masih berlaku
pada kehidupan
masyarakat
Indonesia masa kini
4.7 Mengolah informasi
teori tentang proses
masuknya agama
dan kebudayaan
Islam ke Indonesia
dengan menerapkan
cara berpikir
sejarah, serta
mengemukakannya
dalam bentuk
tulisan
4.8 Menyajikan hasil
penalaran dalam
bentuk tulisan
tentang nilai-nilai
dan unsur budaya
yang berkembang
pada masa kerajaan
Islam dan masih
berkelanjutan dalam
kehidupan bangsa
Indonesia pada
masa kini
Zaman Kerajaan-
Kerajaan Islam di
Indonesia
Teori-teori
masuknya agama
dan kebudayaan
Islam
Kerajaan-kerajaan
Islam
Bukti-bukti kehidupan
pengaruh Islam yang
masih ada sampai masa
kini
Hindu dan Buddha,
serta bukti-bukti
peninggalannya yang
masih ada di Indonesia
hingga masa kini
Membaca buku teks
dan melihat gambar-
gambar peninggalan
zaman kerajaan Islam
di Indonesia
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi
tentang informasi
tambahan yang belum
dipahami/ingin
diketahui sebagai
klarifikasi tentang teori
masuknya agama dan
kebudayaan Islam,
perkembangan
kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan
budaya pada masa
kerajaan-kerajaan
Islam di Indonesia
serta menunjukkan
contoh bukti-bukti
yang masih berlaku
pada kehidupan
masyarakat Indonesia
masa kini
Mengumpulkan
informasi terkait
dengan pertanyaan
tentang teori masuknya
agama dan kebudayaan
Islam, perkembangan
kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
210
budaya pada masa
kerajaan-kerajaan
Islam di Indonesia
serta menunjukkan
contoh bukti-bukti
yang masih berlaku
pada kehidupan
masyarakat Indonesia
masa kini melalui
bacaan, pengamatan
terhadap sumber-
sumber zaman
kerajaan-kerajaan
Islam yang ada di
museum atau
peninggalan-
peninggalan yang ada
di lingkungan terdekat
Menganalisis informasi
dan data-data yang
didapat baik dari
bacaan maupun dari
sumber-sumber lain
yang terkait untuk
mendapatkan
kesimpulan tentang
teori masuknya agama
dan kebudayaan Islam,
perkembangan
kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan
budaya pada masa
kerajaan-kerajaan
Islam di Indonesia
serta menunjukkan
contoh bukti-bukti
yang masih berlaku
pada kehidupan
masyarakat Indonesia
masa kini
Menyajikan informasi
dalam bentuk laporan
tertulis tentang teori
masuknya agama dan
kebudayaan Islam,
perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
211
kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan
budaya pada masa
kerajaan-kerajaan
Islam di Indonesia
serta menunjukkan
contoh bukti-bukti
yang masih berlaku
pada kehidupan
masyarakat Indonesia
masa kini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
212
Lampiran 16: RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2:Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional.
KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis, spesifik, detail, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4:Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyajikan
secara: efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan
Sekolah : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah (Wajib)
Kelas/Semester : X / Genap
TahunPelajaran : 2019 / 2020
Materi Pokok : Indonesia Zaman Hindu dan Buddha:
Alokasi Waktu : 1 minggu x 2 JP @ 45Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
213
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator
Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan
3.6 . Menganalisis perkembangan
kehidupan masyarakat,
pemerintahan, dan budaya
pada masa kerajaan Hindu
dan Buddha di Indonesia
serta menunjukkan contoh
bukti-bukti peninggalan
sejarah Hindu-Buddha yang
masih ada hingga saat ini
4.6. Mengolah informasi dan
menyajikan informasi tentang
kerajaan Majapahit
beserta peninggalan-
peninggalannya
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
3.6.1. Menjelaskan kerajaan-
Majapahit sebaagai kerajaan
masa Hindu dan Buddha di
Indonesia
3.6.2. Menganalisis bukti
peninggalan-peninggalan
Sejarah kerajaan Majapahit
masa Hindu Budha
4.6.1 Membuat laporan tertulis dalam
bentuk Klipping tentang
peninggalan-peninggalan
kerajaan Majapahit masa
Hindu-Buddha
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode pembelajaran ceramah bervariasi dan diskusi dalam model
Pembelajaran Discovery Learning peserta didik dapat: menjelaskan kerajaan
Majapahit sebagai kerajaan masa Hindu Buddha. Menganalisis bukti
peninggalan-peninggalan Sejarah kerajaan Majapahit masa Hindu Budha
yang masih ada hingga saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
214
D. Materi Pembelajaran
Materi Pokok : Indonesia zaman Hindu dan Buddha
Konseptual : Kerajaan Hindu-Buddha yaitu kerajaan Majapahit dan
Letaknya.
Prosedural : Kerajaan Majapahit dari awal berdirinya, masa kejayaan,
masa keruntuhan dan peninggalan-peninggalan kerajaan
Majapahit.
Faktual : Bukti penemuan peninggalan kerajaan Majapahit masa
Hindu-Buddha di Indonesia.
Metakognitif : Menyajikan presentasi tentang peninggalan-peninggalan
kerajaan Majapahit yang masih ada hingga saat ini.
E. Metode Pembelajaran
Metode : ceramah, presentasi kelompok dan penugasan
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning
F. Media Pembelajaran
Media/Alat:
Video Candi Tikus Peninggalan Benda Bersejarah Kerajaan Majapahit
Laptop & LCD
Bahan :
Spidol, pena warna-warni, kertas HVS A4
G. Sumber Belajar
Sumber Buku:
Gunawan Restu, dkk. 2016. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK
Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Purwadi, Misteri Gajah Mada, Yogyakarta: Garialmu, Cetakan Pertama, Juli 2009
Esa Damar, Pesona Majapahi, Yogyakarta: Buku Biru, Cetakan Pertama,
Desember
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
215
Daniel Agus Maryanto, Candi Masa Majapahit, Klaten: PT Intan Sejati, Cetakan
Pertama, Juli 2007
Tim Kelompok Kerja BPA, Mengenal Majapahit Melalui Peninggalannya di
Balai Arca Trowulan dan Sekitarnya, Mojokerto: Koperasi Pegawai Republik
Indonesia Purbakala, 1998
Sri Pare Eni, Adjeng Hidayah Tsabit, Arsitektur Kuno Kerajaan Kerajaan di
Jawa Timur Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo, Cetakan Pertama, Maret 2017
Sumber Internet:
Agus Susilo, Andriana Sofiarini Gajah Mada Sang Maha Patih Pemersatu
Nusantara di bawah Majapahit Tahun 1336 M-1359 M, (Online)
file:///C:/Users/USER/Downloads/233-Article%20Text-1953-2-10-20190628.pdf
diakses pada 10 Maret 2019 pukul 19.47 WIB.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur
kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh
ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan
tentang materi :
Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan peninggalan-
peninggalannya
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
216
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat
itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan
KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik materi Kerajaan
Majapahit masa Hindu Buddha dan peninggalan-
peninggalannya
dengan cara :
Melihat
Guru menampilkan video Candi Tikus yang
didalamnya membahas secara singkat tentang
keraajaan Majapahit dan sebagai salah satu contoh
peninggalan kerajaan Hindu-Buddha yaitu kerajaan
Majapahit
Mengamati
Lembar kerja materi Kerajaan Majapahit masa
Hindu Buddha dan peninggalan-peninggalannya
Pemberian contoh-contoh materi Kerajaan Majapahit
masa Hindu Buddha dan peninggalan-
peninggalannya untuk dapat dikembangkan peserta
didik
Membaca.
Membaca materi dari buku paket atau buku-buku
penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan
peninggalan-peninggalannya
Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan
terkait Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan
peninggalan-peninggalannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
217
Mendengar
Pemberian materi Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha
dan peninggalannya
oleh guru.
Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai materi :
Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan
peninggalan-peninggalannya
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan
kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan video Candi Tikus yang telah disajikan
dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan
peninggalan-peninggalannya
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui
kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Kerajaan Majapahit
masa Hindu Buddha dan peninggalan-peninggalannya
yang sedang dipelajari dalam bentuk video/gambar/slide
presentasi yang sedang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan
mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
218
sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman
tentang materi Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha
dan peninggalan-peninggalannya yang sedang
dipelajari.
Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum
dapat dipahami dari kegiatan mengamati dan membaca
yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan
materi Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan
peninggalan-peninggalannya yang sedang dipelajari.
Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi
Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan
peninggalan-peninggalannya yang telah disusun dalam
daftar pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
contoh dalam buku paket mengenai materi Kerajaan
Majapahit masa Hindu Buddha dan peninggalan-
peninggalannya
Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Kerajaan
Majapahit masa Hindu Buddha dan peninggalan-
peninggalannya yang telah diperoleh pada buku catatan,
slide power point dan diskusi bersama dengan tulisan
yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Dibuat dalam bentuk klipping.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL
THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
hasil pengamatan dengan cara :
Berdiskusi tentang data dari Materi :
Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan
peninggalan-peninggalannya
Mengolah informasi dari materi Kerajaan Majapahit
masa Hindu Buddha dan peninggalan-peninggalannya
yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
219
dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan
pada lembar kerja.
Verification
(pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi peninggalan-peninggalan
bersejarah kerajaan Majapahit dengan rasa percaya diri
sesuai dengan pemahamannya dan dibuat dalam bentuk
Klipping.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
berupa nilai-nilai yang bisa diambil dari pembelajaran.
Guru dan peserta didik sama-sama merefleksikan
pembelajaran yang telah berlangsung
Catatan : Selama pembelajaran Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan
peninggalan-peninggalannya berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-
point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi
Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan peninggalan-peninggalannya
yang baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Kerajaan
Majapahit masa Hindu Buddha dan peninggalan-peninggalannya baru
diselesaikan.
Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja
yang harus mempelajari pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah
atau di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
220
I. Penilaian
No Aspek yang di
Nilai
Bentuk
Penilaian
Teknik
Penilaian
Instrument
Penilaian
1. Pengetahuan Non Tes Tes Lisan Presentasi
2. Keterampilan Non Tes Penugasan Klipping
Kriteria Penilaian
1. Peserta didik dinyatakan tuntas jika nilainya mencapai KKM, yaitu 75
2. Peserta didik yang sudah tuntas akan diberikan pengayaan
3. Peserta didik yang belum tuntas akan diberikan remidial.
Yogyakarta, 09 Juli 2019
Mengetahui,
Kepala Sekolah Praktikan
Antonius Haryanto, M.Pd Yulia Monika .
NIP. - II-181 0496 0114 NIM:151314009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
221
Lampiran 1
A. Kerajaan Majapahit
1. Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan di Nusantara pada zaman
Hindu-Buddha di akhir abad ke-13. Majapahit didirikan pada tahun 1293 oleh R.
Wijaya yang dahulunya merupakan seorang prajurit Kerajaan Singasari di bawah
pimpinan Kertanegara. Saat itu Singasari mengalami pemberontakan dari dalam
pemerintahannya sendiri dimana Jayakatwang yang berkedudukan sebagai bupati
Gelang-Gelang (Kediri) melakukan balas dendam atas meninggalnya Sri
Kertajaya leluhurnya yang dibunuh oleh Sri Rajasa leluhur Kertanegara.
Jatyakatwang melakukan siasat perang yang berhasil mengelabuhi pasukan
Singasari yang berada di bawah pimpinan Raden Wijaya dan Ardharaja sehingga
berhasil menguasai Singasari. R. Wijaya bersama pengikut-pengikutnya
mengungsi ke desa Kudadu dan meminta bantuan kepada Bupati Sumenep
Wiraraja. Wiraraja memberikan nasehat kepada R. Wijaya untuk menyerahkan
diri dan mau mengabdi kepada Jayakatwang.71
Berkat pengabdiannya, R. Wijaya
kemudian mendapatkan kepercayaan penuh dari Jayakatwang. Ia pun meminta
agar diperkenankan untuk membuka hutan Tarik menjadi sebuah desa kepada
Jakatwang dengan alasan ingin menjadikan Tarik sebagai pertahan terdepan bagi
kediri. Dibalik alasan tersebut sebenarnya R. Wijaya mempunyai maksud lain
yaitu ingin balas dendam terhadap kekalahan Singasari. Setelah mendapatkan izin
membuka hutan Tarik menjadi sebuah desa, R. Wijaya menamai desa tersebut
71
Sartono Kartodirdjo, Sejarah Nasional Indonesia II: Jaman Kuno, Jakarta: Balai Pustaka,
Cetakan Pertama, 1997, hlm. 255-256.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
222
dengan nama Majapahit.72
Penamaan ini sesuai dengan kenyataan bahwa hutan
Tarik saat itu banyak ditumbuhi oleh pohon maja. Berdasarkan kitab Pararaton,
ketika Raden Wijaya membuka hutan Tarik bersama para prajuritnya, mereka
memakan buah maja tersebut, namun rasanya pahit. Pembukaan hutan Tarik
menjadi titik pangkal berdirinya kerajaan Majapahit. Setelah Majapahit berdiri, R.
Wijaya banyak menarik simpati penduduk di sekitarnya sehingga Majapahit
tumbuh menjadi desa yang ramai. Setelah itu, ia mulai melancarkan balas
dendamnya dan membunuh Jayakatwang. Begitulah sejarah singkat berdirinya
kerajaan Majapahit.73
Kerajaan Majapahit adalah salah satu Kerajaan terbesar di Nusantara yang
memiliki wilayah kekuasaan sangat luas yang terdiri dari negeri-negeri Nusantara
seperti Bali, Kalimantan dan Jawa. Raja pertama kerajaan ini adalah Raden
Wijaya. Setelah ia wafat tahun 1328 R. Wijaya digantikan oleh putranya
Jayanegara. Pada Masa Jayanegara, Majapahit dihadapkan pada serangkaian
pemberontakan. Pada tahun 1316 terjadi pemberontakan Nambi, selanjutnya pada
tahun 1318 terjadi pemberontakan lain yaitu pemberontakan Lasem dan
pemberontakan yang paling besar dan berbahaya adalah pemberontakan Kuti.
Meskipun diwarnai dengan berbagai pemberontakan, namun hubungan Majapahit
dan Cina sangat erat. Catatan Cina menyebutkan bahwa utusan raja datang ke
Cina setiap tahun dari tahun 1325 sampai tahun 1328. Setelah Jayanegara wafat
tahun 1328 maka ia pun digantikan oleh Tribuwana Tungga Dewi yang naik
takhta atas nama ibunya yang merupakan bibi Jayanegara sebab jayanegara tidak
72
Esa Damar Pinuluh, op.cit., hlm. 26 73
Ibid.,hlm. 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
223
memiliki penerus. Masa pemerintahan Tribuana diwarnai dengan terjadinya dua
pemberontakan yaitu pemberontakan Sedeng dan Keta pada tahun 1331, namun
pemberontakan tersebut berhasil ditumpas oleh tentara Majapahit yang dipimpin
oleh Gajah Mada. Atas jasa Gajah mada tersebut maka Tribuana mengangkatnya
menjadi Maha Patih kerajaan. Pada tahun 1350 Rajapatni Gayatri wafat Tribuana
pun meletakkan jabatannya sebagai raja Majapahit dan menyerahkannya kepada
putranya Hayam Wuruk.74
Masa kejayaan kerajaan Majapahit dicapai pada masa kepemimpinan
Hayam Wuruk, yang merupakan raja terbaik Majapahit. Ia mampu membentuk
Majapahit menjadi makmur dan mengalami masa yang sangat jaya. Hal tersebut
tidak lepas dari Jasa Mahapatih Gajah Mada yang mengucapkan sumpahnya yang
dikenal dengan sumpah Palapa. Dalam sumpah ini ia bercita-cita menyatukan
pulau-pulau yang ada di Nusantara. Mengandalkan strategi militer dan politik
yang baik, Mahapatih Gajah Mada mampu mewujudkan sumpah Palapa, sehingga
menjadikannya Patih yang paling disegani di Kerajaan Majapahit maupun di
wilayah-wilayah lain. Sampai pada akhirnya keterlibatan Mahapatih Gajah Mada
dalam perang Bubat menyebabkan namanya semakin berkurang kharismanya di
lingkungan Majapahit. Akhirnya Mahapatih Gajah Mada pun mencapai Moksa
dan meninggalkan Kejayaan Majapahit. 75
Setelah kehilangan Mahapatih Gajah Mada, perlahan-lahan kerajaan
Majapahit mulai mengalami kemunduran. Pada saat Hayam Wuruk wafat tidak
74
Sartono Kartodirdjo op.cit., hlm. 28-29. 75
Agus Susilo, Andriana Sofiarini Gajah Mada Sang Maha Patih Pemersatu Nusantara di bawah
Majapahit Tahun 1336 M-1359 M, (Online) file:///C:/Users/USER/Downloads/233-
Article%20Text-1953-2-10-20190628.pdf diakses pada 10 Maret 2019 pukul 19.47 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
224
ada pemimpin yang berkualitas dan cakap menjalankan pemerintahan, bahkan
pada tahun 1453-1456 Majapahit tidak mempunyai raja karena tidak memiliki
calon pengganti yang layak. Selain itu terjadi perang saudara yang dikenal dengan
perang Parereg. Perang ini mengakibatkan sumber dana istana semakin berkurang
karena membiayai perang. Keadaan ini membuat banyak daerah yang melepaskan
diri dari kerajaan Majapahit sehingga kerajaan Majapahit mengalami
keruntuhan.76
Ketika kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan, kerajaan yang
pernah menguasai hampir seluruh Nusantara ini mewariskan peninggalan-
peninggalan bersejarah seperti karya sasta dan beberapa bangunan candi salah
satunya adalah Candi Tikus.
2. Candi Tikus Peninggalan Kerajaan Majapahit
Candi Tikus atau petirtaan Tikus terletak di Dukuh Dinuk, Desa Temon,
Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.77
Candi ini pertama kali ditemukan
pada tahun 1914 berdasarkan laporan bupati Mojokerto pada saat itu yang
bernama R.A.A. Kromojoyo Adinegoro. Ia melaporkan bahwa di sebuah lokasi
pemakaman rakyat, telah ditemukan miniatur sebuah candi sehingga dilakukan
penggalian ditempat tersebut dan ditemukanlah situs candi yang saat ini dikenal
dengan Candi Tikus.78
Latar belakang pemberian nama Candi Tikus yaitu
menurut cerita rakyat ketika dilakukan penggalian pada situs ini, yang pertama
kali keluar adalah tikus-tikus dengan jumlah yang cukup banyak. Rupanya tikus-
tikus tersebut telah mempergunakan reruntuhan bangunan situs sebagai
76
Esa Damar Pinuluh, op.cit., hlm. 81. 77
Sri Pare Eni, Adjeng Hidayah Tsabit, op.cit., hlm. 287. 78
Tim Kelompok Kerja BPA, op.cit., hlm. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
225
sarangnya.79
Candi Tikus mulai dipugar pada tahun 1984 dan selesai tahun 1989.
Keseluruhan bangunan permandian terletak jauh lebih rendah dari permukaan
tanah di sekitarnya kurang lebih 3,5 meter.80
Ditinjau dari segi arsitekturnya candi ini berkenaan dengan tata air.
Bangunan petirtaan ini mengambarkan konsep alam raya (makro-kosmos) yang
berpusat pada Gunung Mahameru sebagai tempat bersemayamnya para dewa.
Pada masa kerajaan Majapahit Candi Tikus adalah sebuah permandian yang
sangat disucikan oleh agama Hindu maupun agama Buddha. Air yang mengalir
dari gunung Mahameru dianggap sebagai amtra yakni air suci yang dipercaya
memiliki kekuatan magis dan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat
Majapahit. Air yang mengalir dari Mahameru memiliki fungsi sebagai tempat
ritual mandi (petirtaan) raja Hindu dan Buddha di kompleks pusat pemerintahan
Majapahit. Fungsi lainnya yakni sebagai tempat pelaksanaan upacara-upacara
tertentu yang dilaksanakan di kolam-kolamnya. Petirtaan Tikus merupakan
petirtaan yang disucikan oleh masyarakat beragama Hindu maupun masyarakat
pemeluk agama Buddha.81
Saat ini, Candi Tikus memiliki fungsi sebagai tempat
wisata dan juga tempat kegiatan pendidikan khususnya study tour bagi
pembelajaran sejarah.
79
Daniel Agus Maryanto, op.cit., hlm. 25. 80
Ibid., hlm. 26. 81
Sri Pare Eni, Adjeng Hidayah Tsabit, op.cit., hlm. 288.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
226
Lampiran 2
a. Pengetahuan
peserta didik mempresentasikan peninggalan-peninggalan bersejarah kerajaan
Majapahit sesuai dengan pembagian situs perkelompok.
Total skor perolehan
Nilai = X100
Skor Maksimal
No
Nama Siswa
perkelompok
Aspek Penilaian Jumlah
Skor
(80≤)
Nilai Keaktifan
(1-20)
Ketepatan
pembahasan
(1-20)
Ketepatan
Interprestasi
(1-20)
Kebenaran
sumber
(1-20)
Kel
1
Kel
2
Kel
3
Kel
4
Kel
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
227
b. Keterampilan
Buatlah klipping tentang peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit sesuai
dengan situs masing-masing beserta nilai-nilai yang dapat diambil dari
peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit tersebut.
Total skor perolehan
Nilai = X100
Skor Maksimal
No
Nama Siswa
perkelompok
Aspek Penilaian Jumlah
Skor
(80≤)
Nilai Ketepatan
penulisan
(1-20)
Ketepatan
pembahasan
(1-20)
Kemanarikan
isi klipping
(1-20)
Kebenaran
sumber
(1-20)
Kel
1
Kel
2
Kel
3
Kel
4
Kel
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI