pengembangan media audio visual candi tikus yang …

254
i PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL CANDI TIKUS YANG BERMUATAN NILAI KARAKTER UNTUK PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA SISWA SMA KELAS X SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh Yulia Monika NIM: 151314009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 27-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL CANDI TIKUS YANG

BERMUATAN NILAI KARAKTER UNTUK PEMBELAJARAN

SEJARAH INDONESIA SISWA SMA KELAS X

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh

Yulia Monika

NIM: 151314009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERSEMBAHAN

Skiripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat dan rahmat-Nya di

dalam hidup saya dalam menyelesaikan segala sesuatu dengan baik.

2. Bunda Maria yang senantiasa menyampaikan doa-doa saya kepada anak-

Nya.

3. Kedua orang tua tercinta “Bapak Paskalis Paka BA dan Ibu Rosalia Uhit”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

MOTTO

Salam Maria Penuh Rahmat Tuhan Sertamu Terpujilah Engkau diantara Wanita

dan Terpujilah Buah Tubuhmu Yesus

Santa Maria Bunda Allah Doakan Kami yang Berdosa ini Sekarang dan Waktu

Kami Mati

(Doa Salam Maria)

Give but do not allow yourself to be used

Love but do not allow your heart to be abused

trust but don’t be naive

Listen to others, but don’t loose your own voice

(Instagram)

Cintailah dirimu sendiri agar kamu bisa mencintai yang lain dengan benar dan

sewajarnya

(Yulia Monika)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL CANDI TIKUS YANG

BERMUATAN NILAI KARAKTER UNTUK PEMBELAJARAN

SEJARAH INDONESIA SISWA SMA KELAS X

Yulia Monika

Universitas Sanata Dharma

2019

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media audio visual Candi

Tikus yang bermuatan nilai karakter bagi pembelajaran sejarah Indonesia siswa

SMA kelas X.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

menurut Dick & Carey yaitu: (1) analisis kebutuhan dan tujuan, (2) analisis

pembelajaran, (3) analisis pembelajar dan konteks, (4) merumuskan tujuan

performansi, (5) mengembangkan instrumen, (6) mengembangkan strategi

pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, (8)

merancang dan melakukan evaluasi formatif, (9) melakukan revisi. (10) produk

akhir. Validasi dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan ahli pendidikan

karakter. Uji coba produk dilakukan dalam dua tahap yaitu: perorangan (guru) dan

kelompok kecil (peserta didik kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta). Teknik

pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner dan wawancara. Teknik

analisis data menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif.

Hasil validasi ahli dan uji coba produk menunjukkan bahwa produk media

audio visual Candi Tikus yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai

media pembelajaran. Hasil validasi dari ahli materi termasuk kategori “baik”, ahli

media termasuk kategori “sangat baik”, dan ahli pendidikan karakter termasuk

kategori “baik”. Hasil uji coba perorangan termasuk dalam kategori “sangat baik”.

dan uji coba kelompok kecil termasuk kategori “sangat baik’.

Kata Kunci:Penelitian dan Pengembangan, Media, Audio visual, Peninggalan

Majapahit, Candi Tikus, Nilai Karakter, Sejarah Indonesia, Siswa

SMA kelas X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF AUDIO VISUAL MEDIA FOR TIKUS

TEMPLE THAT CONTAINS CHARACTER VALUES FOR INDONESIAN

HISTORY LEARNING PROCESS FOR THE TENTH GRADE STUDENTS

OF SENIOR HIGH SCHOOL

Yulia Monika

Sanata Dharma University

2019

The research aims at developing audio visual media for Tikus Temple that

contains character values for Indonesian history learning process for the tenth

grade students of Senior High School.

The research uses research and development methods established by Dick

& Carey, containing: (1) instructional needs and goals analyses, (2) learning

analysis, (3) learning analysis and context, (4) formulating an act of performance,

(5) developing instruments, (6) developing learning strategies, (7) developing and

selecting learning materials, (8) designing and conducting formative evaluation,

(9) revising the instructions, (10) last product. The validation was done by a

material expert, a media expert, and a character education expert. Product testings

were performed in two stages that is: by individual (a teacher) and by a small

group (grade tenth students of Stella Duce Senior High School 2 Yogyakarta).

Data collection was performed using observation, questionnaires and interviews.

Qualitative and quantitative techniques were used to make data analyses.

The results of the validation by experts and product testings show that the

audio visual media for Tikus Temple is feasible to be expanded. The results of the

validation from the material expert includes in “good” category, from the media

expert includes in “very good” category, and from the character education expert

includes in “good” category. The results from individual test includes in “very

good” category and results from the small group includes in “very good”

category.

Keywords: Research & Development, Media, Audio visual, Heritage of

Majapahit, Tikus Temple, Character value, Indonesia history, Senior

High School on X grade

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan

kasih karunia-Nya yang melimpah, sehingga skripsi berjudul “Pengembangan

Media Audio Visual Candi Tikus yang Bermuatan Nilai Karakter untuk

Pembelajaran Sejarah Indonesia Siswa SMA kelas X” dapat diselesaikan oleh

peneliti. Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi hingga

terselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suranto, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M. Pd., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah membimbing

peneliti selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Hendra Kurniawan, M. Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Sejarah dan Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2015 Fakultas

keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah

membimbing peneliti dari semester I sampai semester VIII. Bapak Hendra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

Kurniawan, M. Pd., juga merupakan dosen pembimbing II yang turut serta

membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para Dosen Prodi Pendidikan Sejarah yang sudah memberikan banyak ilmu

pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan bagi peneliti.

6. Bapak Agus, selaku staff sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang

selalu sabar dan telaten dalam memberikan pelayanan administrasi.

7. Kedua orang tua tercinta, yaitu Bapak Paskalis dan Ibu Rosalia yang selalu

mendukung peneliti dengan sepenuh hati.

8. Sepuluh orang saudara kandung saya “Bang Linus, Bang Pius, Bang Desta,

Bang Eja. Bang Vinsen, Kak Maria, Dek Junia, Dek Rio, Dek Toti dan Dek

Anselma” yang senantiasa memberikan dukungan maupun doa.

9. Steven Agung dan keluarga yang selalu memberikan dukungan.

10. Stevani, Bela, Agatha, Isti, dan sahabat “bule timur” yang selalu mendukung

peneliti selama menyelesaikan skripsi.

11. Dukungan teman-teman angkatan 2015.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena

itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai

pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Yogyakarta, 29 Juli 2019

Peneliti

Yulia Monika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PESERSEMBAHAN ............................................................. iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... vii

ABSTRAK ................................................................................................. viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xx

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xxv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 6

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 6

C. Batasan Masalah....................................................................................... 7

D. Rumusan Masalah .................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ....................................................... 8

G. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

BAB II: Kajian Pustaka ............................................................................ 10

A. Deskripsi Teori ....................................................................................... 10

1. Media Pembelajaran................................................................................ 10

a. Pengertian Media Pembelajaran ............................................................. 10

b. Fungsi Media Pembelajaran .................................................................... 11

c. Manfaat Media Pembelajaran .................................................................. 11

d. Ciri-ciri Media Pembelajaran .................................................................. 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

e. Klasifikasi Media Pembelajaran ............................................................. 14

f. Prinsip dalam Memilih Media Pembelajaran .......................................... 16

2. Audio Visual ........................................................................................... 17

a. Pengertian Media Audio Visual ....................................................... .......17

b. Jenis-jenis Media Audio Visual ............................................................. 17

c. Media Audio Visual dalam Pembelajaran Sejarah................................. 20

d. Peran Media Audio Visual Bagi Pembelajaran Sejarah ......................... 20

e. Prinsip dalam Merancang Media Audio Visual Berupa video bagi

Pembelajaran Sejarah...............................................................................21

f. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual ................................... 22

3. Pembelajaran Sejarah .............................................................................. 22

a. Tujuan Pembelajaran Sejarah ................................................................. 24

b. Karakteristik Pembelajaran Sejarah ........................................................ 24

4. Pendidikan Karakter................................................................................ 24

a. Pengertian Pendidikan Karakter ............................................................. 24

b. Fungsi Pendidikan Karakter .................................................................... 25

c. Tujuan Pendidikan Karakter ................................................................... 26

d. Nilai-nilai yang Dikembangkan Dalam Pendidikan Karakter ................ 26

5. Kerajaan Majapahit ................................................................................. 33

a. Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit ....................................................... 33

b. Candi Tikus ............................................................................................. 36

B. Penelitian yang Relavan ......................................................................... 38

C. Kerangka Pikir ....................................................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ............. 43

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 43

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ................................................ 44

C. Uji Coba Produk ..................................................................................... 47

1. Desain Uji Coba ...................................................................................... 47

2. Subjek Uji Coba Produk ......................................................................... 48

D. Tempat Penelitian................................................................................... 49

E. Jenis Data ............................................................................................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

F. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................ 49

G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 50

BAB IV Hasil Penelitian dan Pengembangan ......................................... 52

A. Analisis Kebutuhan ................................................................................ 52

B. Deskripsi Produk Awal .......................................................................... 54

C. Data Validasi dan Revisi Produk oleh Ahli ........................................... 68

1. Data Validasi oleh Ahli Materi ............................................................... 68

a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Materi ............................................... 68

b. Revisi Produk oleh Ahli Materi .............................................................. 71

2. Data Validasi oleh Ahli Media ............................................................... 75

a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Media ............................................... 75

b. Revisi Produk oleh Ahli Media............................................................... 77

3. Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter ......................................... 80

a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter ........................ 80

b. Revisi Produk oleh Ahli Pendidikan Karakter ........................................ 81

D. Data Uji Coba dan Revisi Produk ........................................................... 88

1. Data Uji Coba Perorangan oleh Guru Sejarah ......................................... 88

a. Data Uji Coba Perorangan oleh Guru I .................................................... 89

1) Deskripsi Data Uji Coba oleh Guru I ...................................................... 89

2) Revisi Produk oleh Guru I ....................................................................... 93

b. Data Uji Coba Perorangan oleh Guru II .................................................. 95

1) Deskripsi Data Uji Coba oleh Guru II ..................................................... 95

2) Revisi Produk oleh Guru II ................................................................... 100

2. Data Uji Coba Kelompok Kecil ............................................................. 103

a. Deskripsi Data Uji Coba Kelompok Kecil............................................. 103

b. Revisi Produk oleh Kelompok Kecil ..................................................... 105

E. Analisis Data ......................................................................................... 106

1. Hasil Analisis Data dari Ahli Materi ......................................... 106

2. Hasil Analisis Data Validasi dari Ahli Media ....................................... 108

3. Hasil Analisis Data Validasi Ahli Pendidikan Karakter ........................ 110

4. Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan ............................................. 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

1) Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I ......................... 112

2) Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II ........................ 119

3) Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan

pada Guru I dan Guru II ........................................................................ 127

5. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Dari Uji Coba Kelompok Kecil ........ 134

F. Kajian Produk Akhir.............................................................................. 142

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 151

A. Kesimpulan .................................................................................................... 151

B. Saran ................................................................................................................ 152

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 154

LAMPIRAN ........................................................................................................ 158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan PAP ......... 51

Tabel 2 : Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi ..................................... 69

Tabel 3 : Aspek Isi oleh Ahli Materi ....................................................... 70

Tabel 4 : Rekapitulasi Aspek Pembelajaran dan Aspek Isi

oleh Ahli Materi ....................................................................... 70

Tabel 5 : Kritik dan Saran dari Ahli Materi ............................................. 71

Tabel 6 : Aspek Audio oleh Ahli Media .................................................. 76

Tabel 7 : Aspek Visual oleh Ahli Media ................................................. 76

Tabel 8 : Rekapitulasi pada Aspek Audio dan Visual oleh

Ahli Media ............................................................................... 77

Tabel 9 : Kritik dan Saran oleh Ahli Media ............................................ 77

Tabel 10 : Aspek Muatan Nilai-nilai Karakter .......................................... 80

Tabel 11 : Kritik dan Saran oleh Ahli Pendidikan Karakter ...................... 81

Tabel 12 : Aspek Tampilan oleh Guru I .................................................... 89

Tabel 13 : Aspek Penyajian oleh Guru I .................................................... 90

Tabel 14 : Aspek Kebahasaan oleh Guru I ................................................ 90

Tabel 15 : Aspek Pembelajaran oleh Guru I .............................................. 91

Tabel 16 : Aspek Isi oleh Guru I ............................................................... 91

Tabel 17 : Aspek Pendidikan Nilai Karakter oleh Guru I ......................... 92

Tabel18 : Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian,

Aspek Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi

dan Aspek Pendidikan Karakter oleh Guru I ............................ 92

Tabel 19 : Kritik dan Saran oleh Guru I .................................................... 94

Tabel 20 : Aspek Tampilan oleh Guru II ................................................... 96

Tabel 21 : Aspek Penyajian oleh Guru II .................................................. 96

Tabel 22 : Aspek Kebahasaan oleh Guru II ............................................... 97

Tabel 23 : Aspek Pembelajaran oleh Guru II ............................................ 97

Tabel 24 : Aspek Isi oleh Guru II .............................................................. 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

Tabel 25 : Aspek Pendidikan Nilai Karakter oleh Guru II ......................... 98

Tabel 26 : Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian,

Aspek Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi

dan Aspek Pendidikan Karakter oleh Guru II ........................... 99

Tabel 27 : Kritik dan Saran oleh Guru II .................................................. 100

Tabel 28 : Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian,

Aspek Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi

dan Aspek Pendidikan Karakter oleh Guru I dan Guru II ...... 101

Tabel 29 : Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian,

Aspek Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi

dan Aspek Pendidikan Karakter oleh Kelompok Kecil .......... 104

Tabel 30 : Hasil Analisis Data Validasi pada Asp117ek Pembelajaran

dari Ahli Materi ...................................................................... 106

Tabel 31 : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Isi dari

Ahli Materi .............................................................................. 107

Tabel 32 : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Audio dari

Ahli Media .............................................................................. 108

Tabel 33 : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Visual dari

Ahli Media .............................................................................. 109

Tabel 34 : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Pendidikan

Nilai-Nilai karakter dari Ahli Pendidikan Karakter ................ 111

Tabel 35 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I

terhadap Aspek Tampilan ....................................................... 112

Tabel 36 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I

terhadap Aspek Penyajian ....................................................... 113

Tabel 37 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I

terhadap Aspek Kebahasaan ................................................... 114

Tabel 38 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I

terhadap Aspek Pembelajaran ................................................. 115

Tabel 39 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I

terhadap Aspek Isi .................................................................. 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

Tabel 40 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I

terhadap Aspek Pendidikan Nilai-Nilai Karakter ................... 118

Tabel 41 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II

terhadap Aspek Tampilan ....................................................... 119

Tabel 42 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II

terhadap Aspek Penyajian ....................................................... 121

Tabel 43 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II

terhadap Aspek Kebahasaan ................................................... 122

Tabel 44 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II

terhadap Aspek Pembelajaran ................................................. 123

Tabel 45 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II

terhadap Aspek Isi ................................................................... 124

Tabel 46 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II

terhadap Aspek Pendidikan Nilai-Nilai Karakter ................... 126

Tabel 47 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan

pada Guru I dan guru II terhadap Aspek Tampilan................. 127

Tabel 48 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan

pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Penyajian ............... 128

Tabel 49 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan

pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Kebahasaan ............ 130

Tabel 50 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan

pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Pembelajaran ......... 131

Tabel 51 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan

pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Isi ........................... 132

Tabel 52 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan

pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Pendidikan

Nilai-Nilai Karakter ................................................................ 133

Tabel 53 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil

pada Aspek Tampilan .............................................................. 135

Tabel 54 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok

Kecil pada Aspek Penyajian ................................................... 136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix

Tabel 55 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Kelompok Kecil

pada Aspek Kebahasaan .......................................................... 137

Tabel 56 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil

pada Aspek Pembelajaran ....................................................... 138

Tabel 57 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil

pada Aspek Isi ......................................................................... 140

Tabel 58 : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil

pada Aspek Pendidikan Nilai-Nilai Karakter .......................... 141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar I Kerucut Pengalaman Menurut Edgrar Dale ................ 15

Gambar II Kerangka Pikir Pengembangan Media Audio

Visual Candi Tikus ...................................................... 42

Gambar III Pengembangan Media Pembelajaran berupa

Audio Visual ............................................................... 46

Gambar IV Lambang Universitas Sanata Dharma ......................... 55

Gambar V Buah Maja yang merupakan Asal Usul Nama

Kerajaan Majapahit .................................................... 56

GambarVI Ilustrasi Kerajaan Majapahit ...................................... 56

Gambar VII Raden Wijaya Pendiri Kerajaan Majapahit ................. 57

Gambar VIII Raden Wijaya Raja ke-I Kerajaan Majapahit.............. 57

Gambar IX Jayanegara Raja ke-II Majapahit ................................. 58

Gambar X Tribhuwana Tungga Dewi Raja ke-III Kerajaan

Majapahit..................................................................... 58

Gambar XI Hayam Wuruk Raja ke-IV Kerajaan Majapahit .......... 58

Gambar XII Hayam Wuruk dan Para Prajuritnya ........................... 59

Gambar XIII Ilustrasi Gajah Mada Mengucapkan Sumpah Palapa .. 60

Gambar XIV Peta dari Yogyakarta ke Mojekerto yang Pusat

Kerajaan Majapahit ..................................................... 60

Gambar XV Candi Tikus Tampak dari atas Udara .......................... 61

Gambar XVI Lingkungan Sekitar Candi Tikus Tampak dari Atas

Udara ........................................................................... 61

Gambar XVII R. A.A Kromojoyo Adinegoro .................................... 62

Gambar XVIII Wawancara Trans TV dengan Warga Sekitar

Candi Tikus ................................................................. 62

Gambar XIX Bagian Luar Candi Tikus ............................................ 63

Gambar XX Bagian Dalam Candi Tikus ......................................... 63

Gambar XXI Candi Tikus Replika Gunung Mahameru ................... 64

Gambar XXII 8 Puncak Gunung Mahameru yang Lebih Kecil ......... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xxi

Gambar XXIII Pancuran Berbentuk Bunga Teratai Dan Makara pada

Candi Tikus ................................................................. 65

Gambar XXIV Kolam Berbentuk Persegi Empat di kiri dan kanan

Bangunan Candi Tikus ................................................ 66

Gambar XXV Tampak Adanya Air di dalam Candi Tikus ................ 66

Gambar XXVI Peneliti Bersama Peserta Didik yang Mengunjungi

Candi Tikus ................................................................ 67

Gambar XXVII Tujuan Pembuatan Video sebagai Produk Skripsi ...... 67

Gambar XXVIII Identitas Peneliti dan dua orang Dosen Pembimbing . 68

Gambar XXIX Teks Penjelasan Asal Usul Nama Kerajaan

Majapahit..................................................................... 72

Gambar XXX Gajah Mada sebelum Revisi........................................ 73

Gambar XXXI Gajah Mada setelah Revisi .......................................... 73

Gambar XXXII R .A.A. Kromojoyo Adinegoro sebelum Revisi ......... 74

Gambar XXXIII R .A.A. Kromojoyo Adinegoro setelah Revisi ........... 75

Gambar XXXIV Raden Wijaya sebelum Direvisi .................................. 78

Gambar XXXV Raden Wijaya setelah Direvisi .................................... 78

Gambar XXXVI Peta Kekuasaan Kerajaan Majapahit sebelum

Direvisi ........................................................................ 79

Gambar XXXVII Peta Kekuasaan Kerajaan Majapahit setelah

Direvisi ........................................................................ 79

Gambar XXXVIII Ilustrasi Masyarakat Jawa sebelum Direvisi ............... 82

Gambar XXXIX Ilustrasi Masyarakat Jawa setelah Direvisi ................. 82

Gambar XL Ilustrasi Raden Wijaya sebelum Direvisi .................... 83

Gambar XLI Ilustrasi Raden Wijaya setelah Direvisi ...................... 83

Gambar XLII Ilustrasi Hayam Wuruk bersama Prajurit Majapahit

Sebelum Direvisi ......................................................... 84

Gambar XLIII Ilustrasi Hayam Wuruk bersama Prajurit Majapahit

Setelah Direvisi ........................................................... 84

Gambar XLIV Candi Tikus Tampak dari atas sebelum Direvisi ........ 85

Gambar XLV Candi Tikus Tampak dari atas setelah Direvisi........... 85

Gambar XLVI Wawancara Pihak Trans Tv Dengan Warga Sekitar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xxii

Candi Tikus sebelum Direvisi ..................................... 86

Gambar XLVII Wawancara Pihak Trans Tv Dengan Warga Sekitar

Candi Tikus setelah Direvisi ....................................... 86

Gambar XLVIII Ilustrasi Keluarga Raja Mandi sebelum Direvisi ........ 87

Gambar XLIX Ilustrasi Keluarga Raja Mandi setelah Direvisi .......... 87

Gambar L Tujuan Pembuatan Video sebagai Produk Skripsi

Sebelum Revisi ........................................................... 94

Gambar LI Tujuan Pembuatan Video sebagai Produk Skripsi

Setelah Revisi .............................................................. 95

Gambar LII Hasil Rekapitulasi Uji Coba Perorangan pada

Produk Audio Visual Guru I dan Guru II................. 102

Gambar LIII Hasil Rekapitulasi Uji Coba Kelompok kecil pada

Produk Audio Visual ................................................. 105

Gambar LIV Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek

Pembelajaran dari Ahli Materi ................................ 107

Gambar LV Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek

Isi dari Ahli Materi .................................................... 108

Gambar LVI Analisis Data Validasi pada Aspek Audio dari

Ahli Media Ahli Media ............................................. 109

Gambar LVII Analisis Data Validasi pada Aspek Visual dari

Ahli Media Ahli Media ............................................. 110

Gambar LVIII Analisis Data Validasi pada Aspek Muatan Nilai-

Nilai Karakter dari Ahli Pendidikan Karakter .......... 111

Gambar LIX Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru I terhadap Aspek Tampilan .............................. 113

Gambar LX Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru I terhadap Aspek Penyajian ............................. 114

Gambar LXI Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru I terhadap Aspek Kebahasaan .......................... 115

Gambar LXII Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru I terhadap Aspek Pembelajaran ....................... 116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xxiii

Gambar LXIII Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru I terhadap Aspek Isi ......................................... 117

Gambar LXIV Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru I terhadap Aspek Nilai-Nilai Karakter ............ 119

Gambar LXV Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru II terhadap Aspek Tampilan............................. 120

Gambar LXVI Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru II terhadap Aspek Penyajian ............................ 121

Gambar LXVII Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru II terhadap Aspek Kebahasaan......................... 123

Gambar LXVIII Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru II terhadap Aspek Pembelajaran ...................... 124

Gambar LXIX Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru II terhadap Aspek Isi ........................................ 125

Gambar LXX Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru II terhadap Aspek Nilai-Nilai Karakter ........... 126

Gambar LXXI Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru I dan Guru II terhadap Aspek Tampilan .......... 128

Gambar LXXII Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru I dan Guru II terhadap Aspek Penyajian .......... 129

Gambar LXXIII Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru I dan Guru II terhadap Aspek Kebahasaan ...... 130

Gambar LXXIV Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru I dan Guru II terhadap Aspek Pembelajaran .... 132

Gambar LXXV Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru I dan Guru II terhadap Aspek Isi...................... 133

Gambar LXXVI Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada

Guru I dan Guru II terhadap Aspek Nilai-Nilai

Karakter .................................................................... 134

Gambar LXXVII Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil

pada Aspek Tampilan ................................................ 135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xxiv

Gambar LXXVIII Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil

pada Aspek Penyajian ............................................... 137

Gambar LXXIX Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil

pada terhadap Aspek Kebahasaan ............................. 138

Gambar LXXX Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok

Kecil pada Aspek Pembelajaran................................ 139

Gambar LXXXI Hasil Analisis Data Uji Kelompok Kecil pada

Aspek Isi ................................................................... 140

Gambar LXXXII Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil

Pada Aspek Nilai-Nilai Karakter ............................. 142

Gambar LXXXIII Teks Penjelasan Latar Belakang Pemberian

nama Candi Tikus ..................................................... 144

Gambar LXXXIV Ilustrasi Raden Wijaya Produk Akhir ....................... 145

Gambar LXXXV Diorama Gajah Mada Mengucapkan Sumpah

Palapa pada Produk Akhir ......................................... 146

Gambar LXXXVI Isi Sumpah Palapa ..................................................... 147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xxv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian.............................................................. 159

Lampiran 2 : Narasi Video .................................................................... 160

Lampiran 3 : Surat Izin Validasi Ahli Materi ....................................... 163

Lampiran 4 : Surat Izin Validasi Ahli Media ........................................ 164

Lampiran 5 : Surat Izin Validasi Ahli Pendidikan Karakter.................. 165

Lampiran 6 : Validasi Ahli Materi......................................................... 166

Lampiran 7 : Validasi Ahli Media ......................................................... 170

Lampiran 8 : Validasi Ahli Pendidikan Karakter .................................. 174

Lampiran 9 : Uji Coba Perorangan Guru 1 dan Guru II ........................ 177

Lampiran 10 : Contoh Kuesioner Uji Coba Kelompok Kecil ................. 189

Lampiran 11 : Keterangan dari Konversi Nilai Skala Lima Eko

Putro Widoyoko ............................................................... 194

Lampiran 12 : Data Uji Coba Perorangan ............................................... 196

Lampiran 13 : Data Uji Coba Kelompok Kecil ....................................... 199

Lampiran 14 : Nama Responden Uji Coba Kelompok Kecil .................. 206

Lampiran 15 : Silabus .............................................................................. 208

Lampiran 16 : RPP................................................................................... 212

Lampiran 17 : Dokumentasi Uji Coba Kelompok Kecil ......................... 228

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi manusia.

Selain untuk mencerdaskan seorang individu, pendidikan juga dapat

mewariskan nilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan karakter. Upaya

pendidikan melalui internalisasi nilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan

karakter menuntun untuk memanusiakan manusia sehingga menjadi manusia

yang cerdas dan humanis.1

Dalam kurikulum pendidikan nasional UU Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 dikatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Dari penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa tujuan

pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dengan

membentuk karakternya, sehingga peserta didik dapat menjadi individu yang

tidak hanya cerdas, berilmu, cakap dan kreatif tetapi juga memiliki akhlak

1 Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, Cetakan Pertama,

September 2014, hlm. 1. 2 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3,

(Online) http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU20-2003Sisdiknas.pdf diakses pada 24 Febuari 2019

pukul 23.39 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

yang mulia, bermartabat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab serta takwa

kepada Tuhan YME.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010-2014 telah

mencanangkan implementasi pendidikan karakter untuk seluruh jenjang

pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai

Perguruan Tinggi (PT) dalam sistem pendidikan Indonesia.3 Untuk

mengupayakan penerapan pendidikan karakter agar dapat terlaksana dengan

baik, maka dilakukan berbagai upaya, salah satunya yaitu menggunakan

media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran adalah salah satu

komponen yang sangat penting dalam suatu sistem pembelajaran. Dalam

bidang teknologi pendidikan, media pembelajaran memiliki fungsi utama

untuk menyampaikan isi materi pembelajaran agar dapat dimengerti dan

diresap oleh peserta didik, sehingga penggunaannya harus tepat agar nilai-

nilai karakter yang tertuang di dalamnya dapat tersampaikan.

Dalam pendidikan nasional, pembelajaran sejarah dan pendidikan

karakter memiliki keterkaitan yang sangat erat. Hal tersebut dapat dilihat dari

materi-materi pembelajaran sejarah yang mengandung berbagai nilai-nilai

karakter, salah satu di antaranya terdapat dalam materi kerajaan Hindu-

Buddha, khususnya kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit memiliki

peninggalan-peninggalan sejarah, baik berupa tulisan seperti kitab

Negarakertagama dan Arjunawijaya maupun benda-benda bersejarah yang

dapat ditemui hingga saat ini khususnya di daerah Trowulan Jawa Timur,

3 Retno Listyarti, Pendididkan Karakter, Jakarta: Erlangga, 25 Juni 2015, hlm. 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

seperti Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Makam Troloyo, Candi Brahu dan

lain sebagainya yang dalam setiap peninggalan tersebut menggambarkan

Majapahit yang megah.4

Melihat dari jejak sejarahnya, kerajaan Majapahit adalah kerajaan

terbesar Negara Nasional ke II yang pernah ada di Nusantara. Kerajaan ini

mengalami masa keemasan ketika dipimpin oleh seorang raja bernama

Hayam Wuruk dan Maha Patih Gajah Mada, seorang yang cerdas dan

tangkas. Gajah Mada memunculkan sebuah ide untuk menyatukan Indonesia

yang dahulunya berupa pulau-pulau terpisah menjadi satu kesatuan yang

disebut Nusantara. Melalui sumpah Palapa yang ia ucapkan di hadapan

singgasana raja, Gajah Mada pun akhirnya sukses mewujudkan idenya

dengan terbentuknya Majapahit Raya meliputi negeri-negeri Nusantara.5

Melalui kebesaran Majapahit, banyak nilai pendidikan karakter yang

bisa didapatkan diantaranya yaitu, rasa ingin tahu tentang kemegahan

Majapahit yang tergambar dari berbagai peninggalan bersejarahnya, nilai

persatuan, kerja keras, dan nasionalisme yang terlihat jelas dalam usaha

Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara. Selain itu terdapat juga nilai

multikultural dan cinta damai, dimana masyarakat Majapahit terdiri dari

banyak kepercayaan, pandangan hidup, sosial dan budaya, serta adanya nilai

toleransi yang dibuktikan dengan keberadaan Candi Tikus sebagai tempat

4 Purwadi, Misteri Gajah Mada, Yogyakarta: Garialmu, Cetakan Pertama, Juli 2009, hlm. 171-

201. 5 Ibid., hlm. 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

yang disucikan oleh agama Hindu dan Buddha.6 Berdasarkan hasil

wawancara peneliti dengan penduduk sekitar candi, tempat ini di buka untuk

umum bahkan masyarakat yang bukan berasal dari agama Hindu dan agama

Buddha, juga dapat mengambil air amtra yaitu air yang dianggap suci oleh

kedua agama tersebut. Masyarakat sekitar juga mempercayai bahwa, air yang

ada di Candi Tikus dapat mendatangkan kesejahteraan, sehingga ketika

masyarakat sekitar mengalami gagal panen, masyarakat akan mengambil air

amtra dan berdoa untuk membuang nasib buruk.7 Demikianlah beberapa

nilai-nilai pendidikan karakter yang bisa didapatkan dari kerajaan Majapahit.

Namun, dalam penelitian ini, peneliti akan lebih memfokuskan pada

pendidikan nilai karakter rasa ingin tahu dan toleransi dari peninggalan

sejarah kerajaan Majapahit yaitu Candi Tikus.

Berdasarkan uraian di atas, membuktikan bahwa sejak dahulu kala

sebelum bangsa Indonesia terbentuk, masyarakatnya telah hidup dalam

keberagaman dan saling toleransi, namun belakangan ini nilai-nilai tersebut

mulai tergoyahkan dengan adanya isu-isu intoleransi. Sikap intoleransi ini

muncul karena berbagai faktor, di antaranya disebabkan oleh kurangnya rasa

ingin tahu tentang sejarah bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan

plural sehingga kesadaran akan pentingnya hidup saling berdampingan

semakin memudar. Bangsa Indonesia yang telah terbentuk dari beragam suku,

agama, bahasa, budaya, etnis dan lain sebagainya akan hancur apabila warga

negara Indonesia tidak mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa. Di

6 Esa Damar, Pesona Majapahi, Yogyakarta: Buku Biru, Cetakan Pertama, Desember 2010, hlm.

180-186. 7 Yulia Monika, wawancara dengan warga sekitar Candi Tikus, Rabu, 10 April 2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

sisi inilah pembelajaran sejarah memiliki andil yang sangat penting dalam

usaha menanamkan kembali nilai-nilai rasa ingin tahu tentang sejarah

Indonesia dan toleransi, khususnya dalam penelitian ini adalah materi sejarah

peninggalan Majapahit yaitu Candi Tikus. Melalui pembelajaran sejarah

Candi Tikus yang mengandung nilai-nilai karakter, diharapkan mampu

menumbuhkan kembali sikap toleransi peserta didik dan kesadaran akan

pentingnya hidup saling berdampingan. Selain itu, peserta didik juga

diharapkan memiliki rasa ingin tahu terhadap sejarah Candi Tikus itu sendiri

yang menggambarkan kehidupan masyarakat Majapahit yang megah dan

damai meskipun memiliki berbagai perbedaan.

Di zaman modern saat ini, pembelajaran sejarah harus dikemas

sedemikian menarik dengan menggunakan media yang tepat agar

pembelajaran sejarah lebih diminati dan nilai-nilai karakter yang terkandung

di dalam materi sejarah dapat tersampaikan dengan baik. Berdasarkan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah dijalani oleh peneliti di

salah satu SMA swasta Yogyakarta, maka menurut peneliti media yang

paling menarik bagi peserta didik saat ini adalah media audio visual. Namun

yang ditemukan oleh peneliti, beberapa guru khususnya guru mata pelajaran

sejarah lebih banyak menggunakan media visual saja, baik berupa gambar-

gambar, Power Point maupun diktat. Saat ini pengembangan media dalam

bentuk digital khususnya tentang peninggalan Majapahit yaitu Candi Tikus

belum banyak dikembangkan, oleh karena itu peneliti mencoba untuk

mengembangkan media audio visual pembelajaran sejarah Candi Tikus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Media audio visual sangat diminati peserta didik karena selaras

dengan perkembangan zaman. Saat ini teknologi sangat dekat dengan

kehidupan peserta didik. Selain itu, dengan media ini peserta didik dapat

melihat sekaligus mendengarkan sebuah peristiwa sejarah yang terjadi di

masa lalu dengan gambar bergerak, gambar hidup, suara, maupun tulisan

yang dapat menimbulkan imajinasi peserta didik. Berdasarkan penjelasan

tersebut, maka media audio visual sesuai dengan pembelajaran sejarah

peninggalan Majapahit berupa Candi Tikus yang dapat dibuat dalam bentuk

audio visual dengan mendigitalkan Candi Tikus dalam bentuk gambar

bergerak, bersuara, dan dilengkapi dengan tulisan. Dengan mengembangkan

media audio visual pembelajaran sejarah Candi Tikus yang dapat menarik

perhatian peserta didik, maka diharapkan peserta didik lebih mudah

memahami isi materi pembelajaran dan semakin ingin tahu tentang sejarah

Candi tikus serta meresapi nilai toleransi yang terkandung di dalamnya.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka penelitian

yang dilakukan oleh peneliti adalah “Pengembangan Media Audio Visual

Candi Tikus yang Bermuatan Nilai Karakter untuk Pembelajaran Sejarah

Indonesia Siswa SMA Kelas X”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka peneliti

mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut:

1. Perlunya media pembelajaran sejarah yang bermuatan nilai karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

2. Belum banyaknya media pembelajaran sejarah dalam bentuk digital

khususnya tentang peninggalan Majapahit yaitu Candi Tikus di sekolah.

3. Diperlukan media yang selaras dengan perkembangan zaman yang dapat

menarik minat peserta didik dalam mempelajari sejarah khususnya sejarah

peninggalan Majapahit yaitu Candi Tikus.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada usaha

mengembangkan media pembelajaran sejarah Candi Tikus berupa audio

visual yang bermuatan nilai karakter untuk Pembelajaran Sejarah Indonesia

Siswa SMA Kelas X.

D. Rumusan Masalah

Peneliti mengambil rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian

ini, yaitu:

1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran sejarah di SMA Stella Duce 2

Yogyakarta sebelumnya?

2. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran sejarah berupa audio

visual Candi Tikus yang layak digunakan untuk menanamkan nilai-nilai

karakter rasa ingin tahu dan toleransi dalam materi sejarah Indonesia

kerajaan Majapahit kelas X?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan media

audio visual Candi Tikus yang bermuatan nilai karakter untuk pembelajaran

sejarah Indonesia siswa SMA kelas X.

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Spesifikasi produk dalam media pengembangan ini adalah sebagai

berikut:

1. Media pembelajaran sejarah Indonesia berupa audio visual yang berisi

materi tentang Candi Tikus peninggalan kerajaan Majapahit untuk kelas X.

2. Media audio visual yang mengandung nilai-nilai karakter rasa ingin tahu,

dan toleransi.

3. Media audio visual yang berdurasi 10 menit.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi:

1. Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma

Diharapkan produk penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk

melakukan penelitian selanjutnya, berkaitan dengan media audio visual di

lingkungan Universitas Sanata Dharma terkhusus bagi mahasiswa prodi

Pendidikan Sejarah.

2. Sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Hasil dari produk penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi

sumber pembelajaran sejarah yang dapat menarik minat peserta didik dan

menumbuhkan nilai-nilai karakter bagi peserta didik itu sendiri.

3. Peserta Didik

Hasil dari produk penelitian ini diharapkan dapat mempermudah

peserta didik untuk mempelajari materi sejarah kerajaan Majapahit,

khususnya tentang Candi Tikus serta dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter

kepada peserta didik seperti nilai rasa ingin tahu terhadap sejarah Candi Tikus

dan nilai toleransi yang terkandung di dalamnya.

4. Guru

Hasil dari produk penelitian ini diharapkan menjadi referensi serta

solusi bagi guru dalam menggunakan media pembelajaran yang tepat dan

mempermudah guru untuk melakukan transfer ilmu dalam mengajarkan

materi sejarah kerajaan Majapahit tentang Candi Tikus dan untuk

menanamkan pendidikan karakter bagi peserta didik

5. Peneliti

Diharapkan melalui penelitian ini, maka wawasan peneliti semakin

bertambah, terutama dalam mengembangkan media pembelajaran sejarah.

Dengan kepandaian mengembangkan media pembelajaran kelak akan

berguna bagi peneliti sebagai calon guru sejarah agar dalam menyampaikan

materi pembelajaran sejarah peneliti lebih kreatif dan inovatif dalam

mentransfer ilmu sekaligus menanamkan pendidikan karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Heinich dkk dalam Kustandi, mengemukakan istilah media

sebagai perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima.

Jadi televisi, film, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-

bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media. Apabila media tersebut

membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau

mengandung maksud-maksud pembelajaran maka media tersebut disebut

media pembelajaran.8 Berdasarkan definisi di atas maka dapat dikatakan

bahwa media adalah sebuah alat yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam

proses pembelajaran untuk memperjelas pesan atau makna yang disampaikan

agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.

Menurut Briggs dalam Nunuk dkk, menyatakan bahwa media

pembelajaran adalah sarana untuk memberikan rangsangan bagi peserta didik

agar dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.9

Berdasarkan definisi di atas, maka media pembelajaran selain untuk

8 Cecep Kustandi, Media Pembelajaran, Jakarta: Ghalia Indonesia, Edisi Kedua, Januari 2011,

hlm. 8. 9 Nunuk Suryani dkk, Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya, Bandung: PT ReMaja

Rosdakarya, Cetakan Pertama, Maret 2019, hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

menyampaikan pesan, juga dapat merangsang peserta didik agar ikut aktif

dalam proses pembelajaran.

Secara umum, kedudukan media dalam sistem pembelajaran adalah

sebagai alat bantu, alat penyalur pesan, alat penguatan (reinforcment) dan

wakil guru dalam menyampaikan informasi.10

b. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam buku karya Sanaky, media pembelajaran memiliki fungsi

untuk merangsang pembelajaran media dengan:11

1. Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langka,

2. Membuat duplikasi dari objek sebenarnya,

3. Membuat konsep abstrak ke konsep konkret,

4. Memberi kesamaan persepsi,

5. Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak,

6. Menyajikan ulang informasi secara konsisten dan

7. Memberi suasana belajar yang menyenangkan, tidak tertekan, santai, dan

menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Encylopedia of educational Research dalam Sanaky dikutip dari

Sundayana mengemukakan manfaat media pembelajaran sebagai berikut.12

1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir dan mengurangi

verbalisme.

2. Menarik perhatian peserta didik.

3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar.

4. Memberikan pengalaman nyata dan menumbuhkan kegiatan mandiri

kepada peserta didik.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkelanjutan, terutama yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

6. Membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

7. Menambah variasi dalam kegiatan pembelajaran.

10

Cecep Kustandi, op.cit., hlm. 19. 11

Hujair Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, Yogyakarta: Kaukaba Dipantara,

Cetakan Pertama, Oktober 2013, hlm.7. 12

Ibid., hlm. 14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Secara umum manfaat media pembelajaran yaitu:13

1. Pengajaran lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih

dipahami peserta didik, serta dapat memungkinkan peserta didik

memahami tujuan pembelajaran dengan baik.

3. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi

verbal melalui penyampaian lisan oleh pengajar, sehingga dengan

demikian pembelajaran tidak membosankan.

4. Peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran, karena tidak hanya

mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi juga melakukan aktivitas

lainnya seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

d. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Tiga ciri-ciri media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely dalam

Azhar yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja

yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin kurang efisien ketika guru

melakukannya. 14

1. Ciri fiksatif

Ciri fiksatif yaitu kemampuan media merekam, menyimpan,

melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa

atau objek dapat diurutkan dan disusun kembali dengan media seperti video

tape, audio tape, disket, komputer, fotografi, dan film. Dengan ciri fiksatif,

media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada

waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini merupakan

ciri yang sangat berguna bagi pengajar karena kejadian-kejadian atau objek

yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada, dapat

digunakan setiap saat.

13

Hujair Sanaky, op.cit., hlm. 5. 14

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Maret 2010, hlm. 12-

14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

2. Ciri manipulatif

Transformasi suatu kejadian atau objek mungkin untuk dilakukan

karena media memiliki ciri manipulatif. Dengan media, kejadian yang

memakan waktu berhari-hari dapat disajikan oleh guru kepada peserta didik

dalam waktu dua atau tiga menit.

3. Ciri Distributif

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian di

transportasi melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan

kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif

sama dengan kejadian tersebut. Media ini dapat berupa sebuah video. Sekali

informasi direkam dalam format media dapat digunakan secara bersamaan di

berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat.

Konsistensi informasi yang telah direkam, akan terjamin sama atau hampir

sama dengan aslinya.

Dari ketiga ciri di atas, media audio visual Candi Tikus yang di

kembangkan dalam penelitian ini termasuk ke dalam ciri fiksatif dan ciri

distributif. Ciri fiksatif pada media audio visual Candi Tikus yaitu, media ini

telah direkam dan dibuat dalam bentuk video sehingga dapat digunakan setiap

saat. Sedangkan untuk ciri distributif media audio visual Candi Tikus yaitu,

media ini dapat putar secara bersamaan di hadapan peserta didik dan dapat

digunakan secara berulang-ulang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

e. Klasifikasi Media Pembelajaran

Berbagai klasifikasi media pembelajaran apabila tidak hanya dilihat

dari sudut pandang yang terbatas pada alat-alat audio, visual, audio-visual,

melainkan sampai pada tingkah laku pengajar dan kondisi pribadi pembelajar.

Maka klasifikasinya adalah sebagai berikut:15

1. Bahan-bahan yang mengutamakan kegiatan membaca dengan

menggunakan simbol-simbol kata dan visual berupa bahan-bahan cetakan

dan bacaan.

2. Alat-alat audio visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini

adalah:

a. Media proyeksi, seperti: overheda, projector, slide, film, dan LCD,

b. Media non-proyeksi, seperti: papan tulis, poster, papan tempel,

kartun, papan planel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dll,

dan

c. Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka,

topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum

sekolah.

3. Media yang menggunakan teknik atau minisal, yaitu slide, film, strif, film

rekaman, radio, televisi, video, VCD, laboratorium elektronik, perkakas

otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkomunikasi, komputer,

internet.

4. Kumpulan benda-benda, yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi,

bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis kehidupan, mata

pencaharian, industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, agama,

kebudayaan, politik, dan lain-lain.

5. Contoh-contoh kelakuan, perilaku, pengajar. Pengajar memberikan contoh

perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya memberikan contoh suatu

perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, dan mimik.

Media pembelajaran dalam bentuk ini sangat tergantung pada insiatif dan

kreasi pengajar itu sendiri.

Selain beberapa klasifikasi media di atas, seorang ahli bernama Edgrar

Dale membuat klasifikasi media menurut tingkat dari yang paling konkret ke

yang paling abstrak yang dinamakan kerucut pengalaman (cone experience).16

15

Hujair Sanaky, op.cit., hlm. 44-45. 16

Nizwardi dan Ambiyar, Media dan Sumber Belajar, Jakarta: Kencana, Edisi Pertama, November

2016, hlm. 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Gambar I. Kerucut Pengalaman Menurut Edgar Dale

GDari kerucut pengalaman Edgar dapat dijelaskan sebagai berikut:17

1. Pengalaman langsung

Pada tahap ini, peserta didik perlu berhubungan langsung dengan keadaan

atau kejadian sebenarnya agar peserta didik mendapatkan pengalaman

langsung.

2. Pengalaman melalui tiruan/pengamatan

Tahap ini adalah tahap membuat tiruan dari kejadian-kejadian atau

peristiwa atau benda-benda sebenarnya yang sulit diperoleh untuk dibawa

ke kelas.

3. Pengalaman melalui dramatisasi

Dalam tahap ini, materi disajikan dalam bentuk drama. Peran yang

diperankan untuk menarik minat peserta didik sehingga isi pengajaran

dapat diterima.

4. Pengalaman melalui percontohan

Pengalaman melalui percontohan yaitu materi pengajaran disajikan

dengan didemonstrasikan pada bagian-bagian tertentu.

5. Pengalaman melalui wisata

Dalam hal-hal tertentu pembelajaran dengan pengalaman wisata yang

diperoleh peserta didik akan sangat berarti karena dapat memperluas

pengalaman peserta didik.

6. Pengalaman melalui televisi

17

Ibid., hlm. 12-13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Televisi dalam program pendidikan di era reformasi merupakan medium

yang baik karena peserta didik dapat memperoleh informasi-informasi

yang autentik mengenai sebuah peristiwa yang sedang terjadi.

7. Pengalaman melalui pameran

Dalam pengalaman melalui pameran, peserta dapat memperlihatkan dan

memerankan kemampuan serta kemajuan-kemajuan mereka secara

individu atau kelompok.

8. Pengalaman melalui gambar hidup.

Dengan gambar hidup maka peserta didik dapat memperoleh pengalaman.

9. Pengalaman melalui rekaman, gambar diam, dan radio. Pengalaman anak

melalui radio, rekaman, dan kaset.

10. Pengalaman melalui lambang visual

Pengalaman melalui visualisasi benda-benda berdimensi dua, misalnya

sketsa, lukisan, dan karikatur.

11. Pengalaman melalui lambang kata

Pada tahap ini, peserta didik mampu memperoleh pengalaman belajar

hanya melalui lambang kata contohnya dengan membaca buku.

Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan oleh peneliti

termasuk dalam klasifikasi Edgrar Dale yang ke delapan, yaitu produk

pembelajaran berupa gambar hidup yang dilengkapi dengan teks maupun

narasi di dalamnya.

f. Prinsip dalam Memilih Media Pembelajaran

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media adalah

sebagai berikut:18

1. Harus diketahui dengan jelas media tersebut dipilih untuk tujuan apa.

2. Pemilihan media harus objektif, bukan semata-mata didasarkan pada

kesenangan guru atau hanya selingan maupun hiburan. Hendaknya

pemilihan media tersebut didasarkan atas pertimbangan untuk peningkatan

efektifitas belajar peserta didik.

3. Tidak ada satu pun media yang dipakai untuk semua tujuan. Tiap-tiap

media mempunyai kelebihan dan kekurangannya.

4. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar yang

digunakan maupun materi pelajarannya, mengingat media adalah bagian

integral dalam proses belajar mengajar.

18

Dientje Borman Rumampuk, Media Instruktisional IPS, Jakarta: Dapartemen Pendididikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan, September 1998, hlm.19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

5. Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-

ciri media.

6. Pemilihan media disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.

7. Pemilihan media juga harus didasarkan pada kemampuan gaya atau pola

belajar peserta didik.

2. Audio Visual

a. Pengertian Media Audio Visual

Teknologi audio visual adalah cara menghasilkan ataupun

menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan mesin-mesin

mekanis dan elektronik untuk menyampaikan pesan-pesan audio visual.19

Media audio visual merupakan seperangkat alat yang mampu

memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Perpaduan antara gambar

dan suara dapat membentuk karakter sama dengan objek aslinya. Alat-alat

yang termasuk audio visual adalah: televisi, video, sound slide.20

b. Jenis-Jenis Media Audio Visual

Jenis-jenis media audio visual adalah sebagai berikut:21

1. Televisi

Televisi merupakan suatu perlengkapan elektronik yang pada

dasarnya sama dengan gambar hidup yang terdiri dari gambar dan suara.

Dengan demikian maka TV memiliki peranan sebagai gambar hidup maupun

radio, baik sebagai gambar yang dapat dilihat dan menghasilkan suara yang

dapat didengar dalam waktu yang bersamaan.

Saat ini, televisi sebagai lembaga penyiaran telah banyak

dimanfaatkan untuk kepentingan kependidikan, contohnya menyiarkan

19

Nunuk Suryani dkk, op.cit., hlm.52. 20

Hujair Sanaky, op.cit., hlm.199. 21

Ibid., hlm. 199-120.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

beberapa informasi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Televisi

sebagai media pendidikan memiliki manfaat untuk menyampaikan informasi

dan pesan-pesan yang aktual serta membantu pengajar memperluas referensi.

2. Video-VCD

Gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dapat ditayangkan

dalam video. Selain menampilkan gambar bergerak dan suara, media ini juga

dapat diisi dengan tulisan-tulisan untuk menjelaskan gambar yang

ditampilkan dalam sebuah video.

Media video dapat menyajikan objek belajar secara konkret atau

realistik, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar. Sifatnya

yang audio visual, memiliki daya tarik tersendiri, sehingga dapat memicu dan

memotivasi peserta didik untuk belajar. Video juga dapat dibuat dalam

bentuk video compact disk (VCD) dengan cara di convert terlebih dahulu

kemudian di burn menjadi sebuah VCD.

3. Media Sound Slide

Sound Slide adalah media pembelajaran yang bersifat audio-visual.

Secara fisik, slide suara adalah gambar tunggal dalam bentuk film positif

tembus pandang yang dilengkapi dengan bingkai yang di proyeksi.

Penggunaan media Sound Slide dapat dikombinasikan dengan audio kaset dan

juga dapat digunakan secara tunggal tanpa suara.

Sebagai media pembelajaran, Slide suara dapat menyajikan gambar

dengan urutan yang tetap, sehingga menjamin keutuhan pelajaran dan gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tidak mudah hilang, terbalik, atau berubah urutan jika teknik penggunaannya

tepat.

4. Video-Youtube

Tjanata Widika dalam Fatty dkk, mengemukakan bahwa youtube

merupakan sebuah situs web video sharing (berbagi video) yang didirikan

pada bulan Februari 2005 oleh tiga orang mantan karyawan Payppal, yaitu

Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim. Youtube dapat digunakan oleh

siapa saja yang menggunakannya baik untuk menonton video ataupun berbagi

video. Umumnya video yang terdapat di dalam youtube adalah film, acara

TV, serta video buatan penggunanya yang dapat berupa video tidak ilmiah

maupun yang ilmiah.22

Aplikasi layanan google ini dapat diakses semua orang di seluruh

dunia, baik untuk berbagi video ataupun menonton video. Selain itu, video di

dalam youtube sangat beragam dan dapat dimanfaatkan bagi dunia

pendidikan. Hal tersebut dikarenakan beragam informasi ilmu pengetahuan

dapat dicari melalui aplikasi ini, terlebih semakin banyak penggunanya yang

memanfaatkan youtube untuk pengembangan ilmu pengetahuan, contohnya

berbagi materi pelajaran-pelajaran tertentu dalam bentuk video dan

membagikannya ke aplikasi youtube. Sekarang ini sudah banyak guru yang

memanfaatkan video dari youtube yang berkaitan dengan materi pelajaran

tertentu untuk dijadikan bahan pembelajaran.

22

Fatty dkk, Youtube sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas Makassarvidgram, (Online)

http://journal.unhas.ac.id/index.php/kareba/article/viewFile/1905/1063 diakses pada tanggal 3

Maret 2019 pukul 14.40 WIB. (Tidak diterbitkan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Dari beberapa jenis media audio visual yang telah dijelaskan di atas,

dalam penelitian ini yang akan dikembangkan oleh peneliti yaitu media audio

visual berupa video.

c. Media Audio Visual dalam Pembelajaran Sejarah

Media audio visual yang akan dibuat dan digunakan oleh peneliti

dalam penelitian ini adalah media audio visual pembelajaran sejarah. Media

audio visual adalah media yang memuat gambar bergerak, suara dan tulisan

materi pembelajaran sejarah yang mengandung unsur ilmiah dan nilai-nilai

karakter. pendidikan karakter yang dipilih berdasarkan kesesuaian dengan

materi pembelajaran sejarah yang diangkat.

d. Peran Media Audio Visual bagi Pembelajaran Sejarah

Setiap peserta didik khususnya di tingkat SMA, tentu pernah

menonton audio visual dalam bentuk apapun. Dewasa ini, media audio visual

sangat populer terutama setelah diluncurkan aplikasi youtube. Beragam video

audio visual bisa dicari melalui aplikasi ini, namun sayangnya kebanyakan

yang dicari atau ditonton oleh peserta didik bukanlah sesuatu yang bersifat

ilmiah. Video yang ditonton lebih banyak mengenai vlog kehidupan sehari-

hari seseorang, kisah asmara, fashion, make up, dan lain sebagainya yang

tidak memuat nilai-nilai karakter. Dalam hal ini, guru mata pelajaran sejarah

dapat mengambil peran dengan menghadirkan media audio visual yang

menarik, menyenangkan dan mudah dipahami oleh peserta didik. Dengan

memanfaatkan daya tarik peserta didik melalui media audio visual yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

menyenangkan dan mudah dipahami maka nilai-nilai karakter yang

terkandung dalam materi sejarah dapat tersampaikan.

Media audio visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang

dimiliki peserta didik. Pengalaman peserta didik ini merupakan hal yang sulit

di atasi jika di dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan bahasa

verbal sebab peserta didik sulit di bawa ke objek pelajaran. Selain itu, media

audio visual melampaui batasan ruang dan waktu. Dalam pembelajaran

sejarah hal ini tentu sangat berguna untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa

yang telah terjadi di masa lalu.23

e. Prinsip dalam Merancang Media Audio Visual Berupa Video bagi

Pembelajaran Sejarah

1. Video merupakan tayangan gambar bergerak, gambar hidup yang disertai

dengan teks dan narasi.

2. Foto adalah gambar diam dapat merupakan foto berwarna maupun hitam-

putih. Foto dihasilkan oleh kamera yang merekam suatu objek atau

kejadian maupun keadaan pada waktu tertentu.

3. Musik (back sound) yaitu musik latar untuk membuat video semakin

menarik. Pemilihan musik disesuaikan dengan isi materi. Selain itu,

volume musik disesuaikan dengan volume narasi sehingga tidak menutupi

suara narasi.

4. Narasi yaitu penjelasan mengenai isi video dapat berupa teks dan suara

(dubbing).

5. Transisi yaitu efek peralihan antara satu gambar bergerak dalam sebuah

video ke gambar bergerak selanjutnya dalam video yang sama.

6. Editing yaitu proses penyempurnaan video dari tahap awal sampai tahap

akhir dalam pembuatan video.

7. Export yaitu memindahkan video yang masih berupa project menjadi

video dalam bentuk file yang bisa dibuka menggunakan aplikasi pemutar

video.

23

Andre Rinanto, Peran Media Audio Visual dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 1982, hlm.

53.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

f. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual

1. Kelebihan

Kelebihan media audio visual dalam kegiatan belajar-mengajar,

antara lain:24

a. Lebih efektif dalam menerima pembelajaran karena dapat melayani gaya

bahasa peserta didik auditif maupun visual.

b. Mampu memberikan pengalaman yang lebih nyata dari yang disampaikan

media audio ataupun visual.

c. Peserta didik menjadi lebih cepat mengerti karena mendengarkan disertai

melihat langsung.

d. Dengan menggunakan media audio visual lebih menarik dan

menyenangkan.

2. Kekurangan

Kekurangan media audio visual dalam kegiatan belajar mengajar,

antara lain:25

a. Pembuatan media audio visual membutuhkan waktu yang lama, karena

memadukan dua elemen, yakni audio dan visual.

b. Membutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam pembuatannya.

c. Biaya yang digunakan dalam pembuatan media audio visual cukup mahal.

d. Jika tidak terdapat perantinya akan sulit untuk membuatnya (terbentur alat

pembuatannya).

3. Pembelajaran Sejarah

Pada dasarnya pengajaran sejarah adalah pengungkapan tentang

sebuah peristiwa, khususnya tentang bagaimana terjadinya peristiwa tersebut

yang meliputi apa, siapa, dimana, dan kapan peristiwa sejarah itu terjadi.

Secara lebih mendalam Sartono menjelaskan bahwa pembelajaran sejarah

tidak hanya sebatas mengungkapkan apa, siapa, dimana dan kapan peristiwa

itu terjadi, karena menurutnya melalui pengalaman yang telah dilalui oleh

24

Nunuk Suryani dkk, op.cit., hlm.53. 25

loc. cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

nenek moyang, maka peserta didik dapat mengambil hikmah dari peristiwa

sejarah tersebut. 26

Menurut Roeslan Abdulgani dalam Hamid dan Madjid,

mengemukakan bahwa sejarah ialah salah satu cabang ilmu yang meneliti dan

menyelidik secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta

kemanusiaan di masa lampau, beserta segala kejadian-kejadiannya.

Tujuannya yaitu untuk kemudian menilai, secara kritis seluruh hasil

penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan

perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang,

serta arah proses masa depan. Dapat disimpulkan bahwa sejarah dalam

pengertian ini mengandung tiga dimensi waktu yaitu masa lampau (past),

masa sekarang (present), dan masa yang akan datang (future).27

Berangkat

dari pengertian tersebut maka pembelajaran sejarah merupakan ilmu yang

meneliti secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta

kemanusiaan di masa lampau, beserta segala kejadian-kejadiannya.

Pembelajaran sejarah ini berfungsi untuk menuntun peserta didik belajar dari

segala kejadian di masa lampu untuk bekal bagi masa kini dan masa yang

akan datang.

26

Sartono Kartodirdjo, Sejak Indische sampai Indonesia, Jakarta: Kompas, Desember 2005, hlm.

126. 27

Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Ombak,

Cetakan Kedua, Juli 2011, hlm. 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

a. Tujuan Pembelajaran Sejarah

Dalam Standar Isi, tujuan pembelajaran sejarah ditetapkan sebagai

berikut:28

1. Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik tentang pentingnya

waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau,

masa kini, dan masa depan.

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara

benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi

keilmuan.

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa

lampau.

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya

bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses

hingga masa kini dan masa yang akan datang.

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari

bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang

dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik

nasional maupun internasional.

b. Karakteristik Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran Sejarah memiliki karakteristik sebagai berikut:29

1. Pembelajaran sejarah mengajarkan tentang kesinambungan dan perubahan.

2. Pembelajaran sejarah mengajarkan tentang jiwa zaman.

3. Pembelajaran Sejarah bersifat kronologis.

4. Pembelajaran sejarah pada hakikatnya adalah mengajarkan tentang

bagaimana perilaku manusia.

5. Kulminasi dari pembelajaran sejarah adalah memberikan pemahaman akan

hukum-hukum sejarah.

4. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Roharja dalam Zubaedi memaknai pendidikan karakter sebagai suatu

proses pendidikan secara holistis yang menghubungkan dimensi moral

28

Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Pressindo, Cetakan Kedua, Agustus

2012, hlm. 58. 29

Ibid., hlm. 59.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi

terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan

memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggung-jawabkan.30

Pendidikan karakter tidak hanya membentuk peserta didik menjadi manusia

yang cerdas, tetapi juga berperilaku baik secara akhlak, etika, dan moral serta

takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Keseimbangan antara kecerdasan,

akhlak, etika dan moral inilah yang dapat menghasilkan generasi bangsa yang

berkualitas, mandiri dan bertanggung jawab.

Pendidikan karakter secara utuh dan menyeluruh adalah sebuah usaha

sadar yang ditujukan bagi pengembangan diri sesorang agar dapat menjadi

manusia yang utuh melalui berbagai dimensi yang ada dalam dirinya

(religius, moral, personal, sosial, kultural, temporal, rasional, institusional,

dan lain-lain).31

b. Fungsi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai

berikut:32

1. Pengembangan

Pengembangan potensi peserta didik untuk memiliki perilaku dan

sikap yang baik yang mencerminkan nilai-nilai karakter dan pendidikan

karakter.

2. Perbaikan

Memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab

dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat.

30

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Jakarta: Kencana, cetakan pertama, Maret 2011, hlm. 16. 31

Doni Koesoema, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta:

Grasindo, Cetakan Kedua (Edisi Recvisi), 2010, hlm. 134. 32

Pupuh Fathurrohman, Pengembangan Pendidikan Karakter, Bandung: Refika Aditama, Mei

2013, hlm. 97.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

3. Penyaring

Untuk menyaring karakter-karakter bangsa sendiri dan karakter

bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter dan karakter bangsa.

c. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter secara khusus mempunyai tujuan, yaitu:33

1. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa yang

religius.

2. Mengembangkan potensi kalbu/afektif peserta didik sebagai manusia dan

warganegara yang memiliki nilai-nilai karakter dan karakter bangsa.

3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik

sebagai generasi penerus bangsa.

4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.

5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan serta dengan

rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh ke

d. Nilai-nilai yang Dikembangkan dalam Pendidikan Karakter

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan Karakter yaitu:34

1. Religius

Sikap maupun perilaku yang taat terhadap ajaran agama (aliran

kepercayaan) yang dianutnya, serta menjaga kerukunan hidup dengan agama

lain dengan saling toleransi.

2. Jujur

Sikap maupun perilaku yang membuat seseorang dapat dipercaya baik

dalam perkataan, tindakan dan juga pekerjaan.

3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan, baik itu perbedaan

agama, suku, etnis dan pendapat yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan kepatuhan dan ketertiban seseorang

terhadap segala ketentuan dan peraturan yang berlaku.

5. Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya seseorang dalam mengerjakan

segala sesuatu dengan sebaik-baiknya dan menyelesaikan segala hambatan

dengan sungguh-sungguh.

33

Ibid., hlm. 98. 34

Retno Listyarti, op.cit., hlm. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

6. Kreatif

Berpikir serta melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimilikinya.

7. Mandiri

Sikap dan perilaku yang mengandalkan diri sendiri sehingga tidak

mudah bergantung pada orang lain.

8. Demokratis

Sikap maupun cara berpikir yang tidak membedakan hak maupun

kewajiban dirinya dengan orang lain sehingga dapat berlaku adil.

9. Rasa Ingin Tahu

Sikap atau tindakan kritis terhadap sesuatu yang dipelajari, sehingga

sesuatu yang dipelajari bisa didapatkan lebih mendalam dan meluas.

10. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak maupun berwawasan dengan meletakkan

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun

kelompok.

11. Cinta Tanah Air

Sikap maupun perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, dan

peduli terhadap bangsa dengan menjunjung tinggi bahasa, lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.

12. Menghargai Prestasi

Sikap maupun tindakan yang mendorong dirinya untuk selalu

berusaha menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat serta

mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/Komunikatif

Tindakan yang menunjukkan seseorang senang bergaul, berbicara dan

bekerjasama dengan orang lain.

14. Cinta Damai

Tindakan seseorang yang mencerminkan suasana nyaman, damai dan

tenteram atas kehadiran dirinya dalam kelompok masyarakat maupun

komunitas tertentu.

15. Gemar Membaca

Suatu kebiasaan untuk menyediakan waktu luang dengan membaca

berbagai bacaan yang dapat menimbulkan kebijakan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan

Sikap peduli terhadap lingkungan dengan tindakan mencegah

perusakan lingkungan alam dan sekitarnya dengan aksi melestarikannya.

17. Peduli Sosial

Suatu tindakan atau perilaku yang selalu ingin menolong orang lain

yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab

Sikap maupun perilaku seseorang yang melaksanakan tugas dan

kewajiban yang semestinya ia lakukan, baik bagi dirinya sendiri maupun

lingkungan sekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

19. Multikultural

Suatu kelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai keberagaman

dimana dalam keberagaman ini ditekankan penerimaan terhadap realitas

keagamaan dan pluralitas yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.35

Dari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah uraikan di atas,

terdapat dua nilai yang akan dikembangkan oleh peneliti dalam media audio

visual Candi Tikus yaitu:

a. Ingin Tahu

1. Pengertian Ingin Tahu

Rasa ingin tahu merupakan sebuah emosi karena mewakili kehendak

untuk mengetahui hal-hal baru yang dihubungkan dengan perilaku mencari

hingga ke akarnya seperti eksplorasi, investigasi dan belajar. Dalam

penelitian ini rasa ingin tahu didapatkan dengan cara belajar. Rasa ingin tahu

telah memotivasi manusia belajar hal-hal baru yang sifatnya membuat mereka

heran dan kagum. Dalam rasa ingin tahu, digabungkan rasa ingin tahu itu

sendiri dengan kemampuan untuk berpikir abstrak yang membawa pada

peniruan, menimbulkan imajinasi manusia dan pada akhirnya membawa pada

cara manusia berpikir atau menalar.36

2. Sejarah Ingin Tahu

Rasa ingin tahu pada manusia sebelum mengenal ilmu pengetahuan

tepatnya pada manusia kuno dijawab dengan menggunakan pengamatan dan

penggunaan pengalaman, mereka berusaha menjawab sendiri rasa ingin tahu,

35

Bambang Rustanto, Masyarakat Multikultural Indonesia, Bandung: PT ReMaja Rosdakara,

September 2015, hlm. 39-40. 36

Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo,

Cetakan Pertama, Mei 2014, hlm. 85-86.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

tetapi jawaban yang dihasilkan tidak memuaskan bahkan menghasilkan

berbagai mitos. Contohnya, ketika gunung meletus jawaban dari rasa ingin

tahu orang pada zaman dahulu adalah karena yang berkuasa marah. Hal

tersebut didasarkan pada jawaban mereka sendiri tanpa adanya sebuah

penelitian ilmiah. Mitos diterima begitu saja karena keterbatasan

pengindraan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi. Dari

pengalaman-pengalaman yang telah didapatkan, manusia kemudian

berkembang dan mencari fakta-fakta baru untuk mencari jawaban yang lebih

pasti dari mitos, sehingga pengetahuan pun menjadi semakin berkembang ke

generasi-generasi berikutnya dan cara berpikir kuno pun perlahan

ditinggalkan. Tokoh-tokoh Yunani memberikan sumbangan pemikirannya

secara ilmiah misalnya Ptolomeus (127-151 SM), mengatakan bahwa bumi

adalah pusat tata surya (geosentris) yang berbentuk bulat, diam, seimbang dan

tanpa penyangga.37

3. Pendidikan Rasa ingin Tahu

Untuk mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik seorang guru

harus memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mencoba mencari

tahu dan bertanya akan suatu hal yang mereka ingin ketahui, karena belajar

merupakan kegiatan bebas untuk memuaskan rasa ingin tahu. Seorang guru

tidak boleh memarahi peserta didik ketika mereka bertanya atau menghardik

mereka ketika pertanyaan yang diajukan tidak diketahui jawabannya. Seorang

guru lebih baik memberikan cara-cara yang dapat dilakukan peserta didik

37

Ibid., hlm. 87-89.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

dalam mencari jawaban dari rasa ingin tahunya. Contohnya, jika pertanyaan

peserta didik berkaitan dengan pembelajaran sejarah guru dapat memberikan

referensi bacaan buku sejarah kepada peserta didik atau media elektronik

ilmiah yang ada di internet.38

Berbicara mengenai kebebasan peserta didik dalam mencari

informasi yang ingin ia ketahui, maka tidak bisa dilepaskan dari

perkembangan zaman saat ini. Hal tersebut dikarenakan saat ini peserta didik

lebih cenderung menggunakan media teknologi untuk menjawab rasa ingin

tahunya. Namun sayang nya, masih banyak peserta didik yang kurang selektif

dalam mencari informasi pembelajaran yang ilmiah. Dalam hal ini,

bimbingan seorang guru untuk menentukan sumber informasi pembelajaran

yang layak bagi peserta didik sangat diperlukan. Berdasarkan penjelasan di

atas, peneliti melihat bahwa media teknologi dewasa ini memiliki peran yang

sangat penting sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk menjawab

rasa ingin tahunya. Dalam hal ini, peneliti mencoba membuat sebuah media

teknologi berupa video sejarah Candi Tikus yang sumber-sumber nya

didapatkan dari sumber ilmiah. Diharapkan melalui video ini, rasa ingin tahu

peserta didik akan peninggalan kerajaan Majapahit yaitu Candi Tikus

memberikan informasi yang akurat dan membuat peserta didik lebih

memahami sejarah Candi Tikus beserta nilai karakter yang terkandung di

dalamnya yaitu nilai toleransi.

38

Ibid., hlm. 90-91.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

b. Toleransi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, toleransi berarti bersikap atau

bersifat menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian

(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan dan sebagainya) yang berbeda

atau bertentangan dengan pendirian pribadi itu sendiri.39

Dalam lingkup

kultural, toleransi dapat dipahami sebagai sikap saling mengerti dan

menerima segala keanekaragaman kultural dalam hubungan dengan yang lain.

Sementara dari aspek religius-teologis toleransi dapat dimengerti sebagai

refleksi dan penghayatan akan kebenaran serta saling berbagai cinta kasih

dalam segala perbedaan pandangan.40

Pada tahun 1995, UNESCO mengeluarkan sebuah deklarasi prinsip-

prinsip toleransi yaitu penerimaan dan penghormatan terhadap berbagai cara-

cara kemanusiaan, bentuk-bentuk ekspresi, dan kebudayaan dengan mengakui

dan menjunjung tinggi hak asasi manusia tanpa memandang status sosial,

etnis, suku, budaya, agama dan lain sebagainya.41

Dalam konsep tentang

toleransi terdapat tiga aspek penting yaitu aspek personal (individu), aspek

sosial, dan aspek politis. Toleransi personal, berarti seorang warga negara

demokratis harus saling menghargai sesama manusia untuk menganut agama

sesuai hati nuraninya. Sedangkan toleransi sosial yaitu membolehkan siapa

saja untuk meyakinkan apa saja yang diyakininya dan mengembangkan diri

39

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian toleransi, (Online) https://kbbi.web.id/toleran

diakses pada 21 Maret 2019 pukul 22.00 WIB. 40

Felix Baghi, Pluralisme, Demokrasi, dan Toleransi, Maumere: PT Ledalero, Cetakan Pertama,

Maret 2012, hlm. 41. 41

Ibid., hlm. 40.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

dalam ideologi atau pandangan hidup yang sejalan dengan ideologi bangsa.

Toleransi politis disebut juga toleransi sebagai prinsip hukum dan negara.42

Dari ketiga aspek toleransi di atas yang akan dikembangkan oleh

peneliti adalah aspek sosial yaitu membolehkan siapa saja untuk meyakinkan

apa saja yang diyakininya dan mengembangkan diri dalam ideologi atau

pandangan hidup yang sejalan dengan ideologi bangsa.

Dalam kehidupan bersama, ada beberapa hal yang bisa menjadi

pertimbangan tentang toleransi yaitu:43

1) Menahan diri dalam hubungan yang tidak bisa disepakati.

2) Mengakui hak orang lain untuk mengungkapkan dirinya di ruang

publik.

3) Berusaha memahami cara hidup ataupun pandangan orang lain.

4) Memberi ruang untuk segala kehidupan karena semuanya bagian

dari kemajemukan dan keberagaman.

Toleransi adalah sikap yang sangat penting untuk dilakukan dalam

masyarakat multikultural di mana di dalam keberagaman, masyarakat harus

saling menghargai perbedaan agar tidak mudah menimbulkan perpecahan

antar masyarakat. Sikap toleransi sudah seharusnya dimiliki oleh setiap

warganegara Indonesia mengingat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa

yang plural yang terdiri dari keanekaragaman etnis, suku bangsa, bahasa,

budaya, adat istiadat dan agama.

42

Otto Gusti Madung, Post-Sekuralisme, Toleransi dan Demokrasi Maumere: PT Ledaro, 2017,

hlm.7. 43

Felix Baghi, op.cit., hlm. 42.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

5. Kerajaan Majapahit

a. Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan di Nusantara pada

zaman Hindu-Buddha di akhir abad ke-13. Majapahit didirikan pada tahun

1293 oleh R. Wijaya yang dahulunya merupakan seorang prajurit Kerajaan

Singasari di bawah pimpinan Kertanegara. Saat itu Singasari mengalami

pemberontakan dari dalam pemerintahannya sendiri dimana Jayakatwang

yang berkedudukan sebagai bupati Gelang-Gelang (Kediri) melakukan balas

dendam atas meninggalnya Sri Kertajaya leluhurnya yang dibunuh oleh Sri

Rajasa leluhur Kertanegara. Jatyakatwang melakukan siasat perang yang

berhasil mengelabuhi pasukan Singasari yang berada di bawah pimpinan

Raden Wijaya dan Ardharaja sehingga berhasil menguasai Singasari. R.

Wijaya bersama pengikut-pengikutnya mengungsi ke desa Kudadu dan

meminta bantuan kepada Bupati Sumenep Wiraraja. Wiraraja memberikan

nasihat kepada R. Wijaya untuk menyerahkan diri dan mau mengabdi kepada

Jayakatwang.44

Berkat pengabdiannya, R. Wijaya kemudian mendapatkan

kepercayaan penuh dari Jayakatwang. Ia pun meminta agar diperkenankan

untuk membuka hutan Tarik menjadi sebuah desa kepada Jakatwang dengan

alasan ingin menjadikan Tarik sebagai pertahanan terdepan bagi Kediri.

Dibalik alasan tersebut sebenarnya R. Wijaya mempunyai maksud lain yaitu

ingin balas dendam terhadap kekalahan Singasari. Setelah mendapatkan izin

membuka hutan Tarik menjadi sebuah desa, R. Wijaya menamai desa tersebut

44

Sartono Kartodirdjo, Sejarah Nasional Indonesia II: Jaman Kuno, Jakarta: Balai Pustaka,

Cetakan Pertama, 1997, hlm. 255-256.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

dengan nama Majapahit.45

Penamaan ini sesuai dengan kenyataan bahwa

hutan Tarik saat itu banyak ditumbuhi oleh pohon maja. Berdasarkan kitab

Pararaton, ketika Raden Wijaya membuka hutan Tarik bersama para

prajuritnya, mereka memakan buah maja tersebut, namun rasanya pahit.

Pembukaan hutan Tarik menjadi titik pangkal berdirinya kerajaan Majapahit.

Setelah Majapahit berdiri, R. Wijaya banyak menarik simpati penduduk di

sekitarnya sehingga Majapahit tumbuh menjadi desa yang ramai. Setelah itu,

ia mulai melancarkan balas dendamnya dan membunuh Jayakatwang.

Begitulah sejarah singkat berdirinya kerajaan Majapahit.46

Kerajaan Majapahit adalah salah satu Kerajaan terbesar di Nusantara

yang memiliki wilayah kekuasaan sangat luas yang terdiri dari negeri-negeri

Nusantara seperti Bali, Kalimantan dan Jawa. Raja pertama kerajaan ini

adalah Raden Wijaya. Setelah ia wafat tahun 1309 R. Wijaya digantikan oleh

putranya Jayanegara. Pada Masa Jayanegara, Majapahit dihadapkan pada

serangkaian pemberontakan. Pada tahun 1316 terjadi pemberontakan Nambi,

selanjutnya pada tahun 1318 terjadi pemberontakan lain yaitu pemberontakan

Lasem dan pemberontakan yang paling besar dan berbahaya adalah

pemberontakan Kuti. Meskipun diwarnai dengan berbagai pemberontakan,

namun hubungan Majapahit dan Cina sangat erat. Catatan Cina menyebutkan

bahwa utusan raja datang ke Cina setiap tahun dari tahun 1325 sampai tahun

1328. Setelah Jayanegara wafat tahun 1328 maka ia pun digantikan oleh

Tribhuwana Tungga Dewi yang naik takhta atas nama ibunya yang

45

Esa Damar Pinuluh, op.cit., hlm. 26 46

Ibid.,hlm. 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

merupakan bibi Jayanegara sebab Jayanegara tidak memiliki penerus. Masa

pemerintahan Tribhuwana diwarnai dengan terjadinya dua pemberontakan

yaitu pemberontakan Sedeng dan Keta pada tahun 1331, namun

pemberontakan tersebut berhasil ditumpas oleh tentara Majapahit yang

dipimpin oleh Gajah Mada. Atas jasa Gajah Mada tersebut maka Tribhuwana

mengangkatnya menjadi Maha Patih kerajaan. Pada tahun 1350 Rajapatni

Gayatri wafat Tribhuwana pun meletakkan jabatannya sebagai raja Majapahit

dan menyerahkannya kepada putranya Hayam Wuruk.47

Masa kejayaan kerajaan Majapahit dicapai pada masa kepemimpinan

Hayam Wuruk, yang merupakan raja terbaik Majapahit. Ia mampu

membentuk Majapahit menjadi makmur dan mengalami masa yang sangat

jaya. Hal tersebut tidak lepas dari Jasa Mahapatih Gajah Mada yang

mengucapkan sumpahnya yang dikenal dengan sumpah Palapa. Dalam

sumpah ini ia bercita-cita menyatukan pulau-pulau yang ada di Nusantara.

Mengandalkan strategi militer dan politik yang baik, Mahapatih Gajah Mada

mampu mewujudkan sumpah Palapa, sehingga menjadikannya Patih yang

paling disegani di Kerajaan Majapahit maupun di wilayah-wilayah lain.

Sampai pada akhirnya keterlibatan Mahapatih Gajah Mada dalam perang

Bubat menyebabkan namanya semakin berkurang kharismanya di lingkungan

Majapahit. Akhirnya Mahapatih Gajah Mada pun mencapai Moksa dan

meninggalkan Kejayaan Majapahit. 48

47

Ibid.,hlm. 28-29. 48

Agus Susilo, Andriana Sofiarini Gajah Mada Sang Maha Patih Pemersatu Nusantara di bawah

Majapahit Tahun 1336 M-1359 M, (Online) file:///C:/Users/USER/Downloads/233-

Article%20Text-1953-2-10-20190628.pdf diakses pada 10 Maret 2019 pukul 19.47 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Setelah kehilangan Mahapatih Gajah Mada, perlahan-lahan kerajaan

Majapahit mulai mengalami kemunduran. Pada saat Hayam Wuruk wafat

tidak ada pemimpin yang berkualitas dan cakap menjalankan pemerintahan,

bahkan pada tahun 1453-1456 Majapahit tidak mempunyai raja karena tidak

memiliki calon pengganti yang layak. Selain itu terjadi perang saudara yang

dikenal dengan perang Parereg. Perang ini mengakibatkan sumber dana istana

semakin berkurang karena membiayai perang. Keadaan ini membuat banyak

daerah yang melepaskan diri dari kerajaan Majapahit sehingga kerajaan

Majapahit mengalami keruntuhan.49

Ketika kerajaan Majapahit mengalami

keruntuhan, kerajaan yang pernah menguasai hampir seluruh Nusantara ini

mewariskan peninggalan-peninggalan bersejarah seperti karya sastra dan

beberapa bangunan candi salah satunya adalah Candi Tikus.

b. Candi Tikus Peninggalan Kerajaan Majapahit

Candi Tikus atau petirtaan Tikus terletak di Dukuh Dinuk, Desa

Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.50

Candi ini pertama

kali ditemukan pada tahun 1914 berdasarkan laporan bekas bupati Mojokerto

pada saat itu yang bernama R.A.A. Kromojoyo Adinegoro (1894-1916).51

Kromojoyo melaporkan bahwa di sebuah lokasi pemakaman rakyat, telah

ditemukan miniatur sebuah candi sehingga dilakukan penggalian ditempat

tersebut dan ditemukanlah sebuah situs candi yang saat ini dikenal dengan

49

Esa Damar Pinuluh, op.cit., hlm. 81. 50

Sri Pare Eni, Adjeng Hidayah Tsabit, Arsitektur Kuno Kerajaan Kerajaan di Jawa Timur

Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo, Cetakan Pertama, Maret 2017, hlm. 287. 51

Kardiyat Wiharyanto dan Hendra Kurniawan, Modul: Situs Majapahit: Trowulan Jawa Timur),

Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, hlm. 18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Candi Tikus.52

Latar belakang pemberian nama Candi Tikus yaitu menurut

cerita rakyat ketika dilakukan penggalian pada situs ini, yang pertama kali

keluar adalah tikus-tikus dengan jumlah yang cukup banyak. Rupanya tikus-

tikus tersebut telah mempergunakan reruntuhan bangunan situs sebagai

sarangnya.53

Candi Tikus diperkirakan telah dibangun pada akhir abad ke-13

dan awal abad ke- 14. 54

Candi ini mulai dipugar pada tahun 1984 dan selesai

tahun 1989. Keseluruhan bangunan permandian terletak jauh lebih rendah

dari permukaan tanah di sekitarnya kurang lebih 3,5 meter.55

Ditinjau dari segi arsitekturnya candi ini berkenaan dengan tata air.

Bangunan petirtaan ini mengambarkan konsep alam raya (makro-kosmos)

yang berpusat pada Gunung Mahameru sebagai tempat bersemayamnya para

dewa. Pada masa kerajaan Majapahit Candi Tikus adalah sebuah permandian

yang sangat disucikan oleh agama Hindu maupun agama Buddha. Air yang

mengalir dari gunung Mahameru dianggap sebagai amtra yakni air suci yang

dipercaya memiliki kekuatan magis dan dapat memberikan kesejahteraan bagi

masyarakat Majapahit. Petirtaan Tikus merupakan replika Mahameru, yaitu

bentuk bangunannya semakin ke atas semakin kecil, serta bangunan induk

berada di puncak utama yang dikelilingi 8 puncak yang lebih kecil. Di

sekeliling dinding kaki bangunan, berjajar 17 pancuran berbentuk bunga

teratai dan Makara. Di kiri dan kanan tangga terdapat kolam berbentuk

52

Tim Kelompok Kerja BPA, Mengenal Majapahit Melalui Peninggalannya di Balai Arca

Trowulan dan Sekitarnya, Mojokerto: Koperasi Pegawai Republik Indonesia Purbakala, 1998,

hlm. 4. 53

Daniel Agus Maryanto, Candi Masa Majapahit, Klaten: PT Intan Sejati, Cetakan Pertama, Juli

2007, hlm. 25. 54

Kardiyat Wiharyanto dan Hendra Kurniawan, op.cit., hlm. 19. 55

Ibid., hlm. 26.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

persegi empat.56

Air yang mengalir dari Mahameru memiliki fungsi sebagai

tempat ritual mandi (petirtaan) raja Hindu dan Buddha di kompleks pusat

pemerintahan Majapahit. Fungsi lainnya yakni sebagai tempat pelaksanaan

upacara-upacara tertentu yang dilaksanakan di kolam-kolamnya. Petirtaan

Tikus merupakan petirtaan yang disucikan oleh masyarakat beragama Hindu

maupun masyarakat pemeluk agama Buddha.57

Saat ini, Candi Tikus

memiliki fungsi sebagai tempat wisata dan juga tempat kegiatan pendidikan

khususnya study tour bagi pembelajaran sejarah.

B. Penelitian yang Relevan

Rencana Penelitian ini didukung oleh penelitian yang pernah

dilakukan sebelumnya:

1. Aris Wahyudi (2016) yang berjudul “Pengembangan Media Audio Visual

Berbasis Perjuangan Adisutjipto Untuk Meningkatkan Sikap Kritis Siswa

Dalam Pembelajaran Sejarah Di SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta”.

Hasil penelitian ini yaitu uji coba T Tes dari Pre-Tes kelas eksperimen

dengan nilai 3,485 dengan signifikansi 0,790>0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa penggunaan media pembelajaran meningkatkan prestasi belajar

siswa. Berdasarkan hasil uji efektivitas sikap kritis siswa diperoleh nilai

0,159 dengan signifikansi 0,035>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil

dari kelas eksperimen sebelum dan sesudah penggunaan media tidak sama.

Sehingga media audio visual berbasis sejarah perjuangan Adisutjipto

56

Esa Damar Pinuluh, op.cit., hlm. 180. 57

Sri Pare Eni, Adjeng Hidayah Tsabit, op.cit., hlm. 288.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

terbukti efektif untuk meningkatkan sikap kritis siswa dalam pembelajaran

sejarah.58

2. Aurora Nandia F, Herman J Waluyo, Samsi Haryanto 2015 yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Audio

Visual Situs Purbakala Pugung Raharjo Untuk Meningkatkan Kesadaran

Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri Kotagajah”. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa media audio visual yang dikembangkan layak

digunakan sebagai media pembelajaran yang ditunjukan oleh (1) hasil

penilaian dari ahli materi memiliki kategori baik, (2) validasi ahli media

termasuk kategori baik, (3) validasi ahli penyajian yang dilakukan oleh

guru sejarah kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah termasuk kategori baik (4)

hasil dari uji coba perorangan termasuk kategori baik, (5) hasil uji coba

kelompok kecil termasuk kategori baik, (6) uji coba lapangan yang

dilaksanakan di kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kotagajah dengan jumlah 26

termasuk dalam kategori baik.59

Berdasarkan penelitian yang relevan, dapat diketahui bahwa

pengembangan media audio visual bagi pembelajaran sejarah sudah

dikembangkan. Namun pengembangan media audio visual untuk materi

kerajaan Hindu-Buddha khususnya peninggalan kerajaan Majapahit berupa

58

Aris Wahyudi, 2016, Universitas Sebelas Maret, Pengembangan Media Audio Visual Berbasis

Perjuangan Adisutjipto untuk Meningkatkan Sikap Kritis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah di

SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta, (Online) https://eprints.uns.ac.id/29680/ diakses pada 5

Maret 2019 pukul 20.00 WIB. (Tidak diterbitkan). 59

Aurora Nandia F, Herman J Waluyo, Samsi Haryanto, 2015, diterbitkan Universitas Batanghari

Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Audio Visual Situs Purbakala

Pugung Raharjo Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri Kotagajah,

(Online) https://media.neliti.com/media/publications/96441-ID-pengembangan-media-

pembelajaran-sejarah.pdf, diakses pada 5 Maret 2019 pukul 20.12 WIB. (Tidak diterbitkan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Candi tikus yang bermuatan nilai karakter rasa ingin tahu dan toleransi belum

dilakukan. Maka penelitian ini dapat dikatakan berbeda dari pengembangan

media audio visual pembelajaran sejarah lainnya.

C. Kerangka Pikir

Sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional dimana pendidikan

berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang bermartabat, maka

pendidikan karakter harus diimplementasikan dalam dunia pendidikan. Di

dalam dunia pendidikan, pembelajaran sejarah dan pendidikan karakter sangat

berkaitan erat karena dalam materi-materi sejarah, terkandung nilai-nilai

pendidikan karakter. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah

memiliki andil yang sangat penting dalam menanamkan pendidikan karakter

bagi peserta didik.

Dalam upaya untuk melaksanakan pendidikan karakter khususnya

dalam pembelajaran sejarah di butuhkan media yang sesuai dengan metode

dan materi pembelajaran sejarah itu sendiri agar nilai-nilai karakter dapat

diresapi oleh peserta didik. Dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti,

lebih memfokuskan pada penanaman nilai karakter rasa ingin tahu dan

toleransi dalam materi sejarah Kerajaan Hindu-Buddha yaitu peninggalan

Kerajaan Majapahit Candi Tikus.

Berkaitan dengan materi peninggalan benda bersejarah kerajaan

Majapahit candi Tikus, maka peneliti memilih media audio visual sebagai

media yang akan dikembangkan. Hal tersebut didasarkan pada pengalaman

peneliti selama mengikuti Program Praktik Lapangan (PPL) di salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

SMA swasta Yogyakarta, peneliti mengamati bahwa media audio visual

sangat menarik dan dimintai oleh peserta didik. Selain itu Candi Tikus sesuai

untuk dijadikan media dalam bentuk audio visual, karena Candi Tikus yang

merupakan benda bersejarah tidak dapat dibawa langsung ke dalam kelas.

Akan tetapi, Candi Tikus dapat dibuat dalam bentuk media audio visual

dengan mendigitalkan Candi Tikus menjadi sebuah gambar bergerak,

bersuara dan dilengkapi dengan tulisan atau teks. Selain itu pengembangan

media audio visual Candi Tikus yang bermuatan nilai karakter rasa ingin tahu

dan toleransi masih belum ditemukan, sehingga pengembangan ini memiliki

perbedaan dari pengembangan-pengembangan media audio visual

pembelajaran sejarah lainnya, khususnya pembelajaran sejarah Kerajaan

Hindu-Buddha materi kerajaan Majapahit.

Dengan memanfaatkan media audio visual Candi Tikus yang dapat

menarik minat peserta didik, diharapkan rasa ingin tahu peserta didik semakin

dalam terhadap sejarah peninggalan Majapahit khususnya tentang Candi

Tikus sehingga nilai toleransi yang terkandung dalam materi Candi Tikus,

lebih mudah diserap oleh peserta didik dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Kerangka pikir yang telah dijelaskan di atas, dapat digambarkan

seperti di bawah:

Gambar II: Kerangka Pikir Pengembangan Media Audio Visual Candi Tikus

Pendidikan Nasional

Media Audio Visual

Majapahit

Candi Tikus

Toleransi

Pendidikan

Pendidikan Karakter

Pembelajaran Sejarah

Rasa Ingin Tahu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan dalam

bahasa inggris Research and Development/R&D adalah metode yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dalam penelitian ini adalah

produk pendidikan.60

Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono menyatakan bahwa penelitian

dan pengembangan adalah proses atau metode yang digunakan untuk

memvalidasi dan mengembangkan produk.61

Sementara itu menurut Richey

dan Kelin dalam buku Sugiyono, Penelitian dan Pengembangan adalah kajian

yang sistematis tentang bagaimana membuat rancangan suatu produk,

mengembangkan/memproduksi rancangan tersebut dan mengevaluasi

rancangan produk tersebut, bertujuan untuk memperoleh data yang empiris

yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat produk, alat-alat dan

model yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media audio

visual Candi Tikus yang bermuatan nilai karakter untuk pembelajaran sejarah

Indonesia SMA kelas X.

60

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabet, Cetakan

Keenam Belas, Agustus 2012, hlm. 297. 61

Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan, Bandung: Alfabet, Cetakan Pertama, April

2015, hlm. 28.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengikuti langkah-

langkah oleh Dick & Carrey. Langkah-langkah pengembangannya adalah

sebagai berikut: 62

1. Analisis Kebutuhan dan Tujuan

Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan produk yang akan

dikembangkan.

2. Analisis Pembelajaran

Analisis pembelajaran adalah proses seorang peneliti dalam

menentukan rancangan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang mencakup proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar.

3. Analisis Pembelajar dan Konteks

Analisis pembelajar dan konteks dilaksanakan setelah analisis

pembelajaran, analisis ini meliputi analisis kemampuan, sikap, dan

karakteristik awal peserta didik dalam latar pembelajaran.

4. Merumuskan Tujuan dan Performansi

Merumuskan tujuan performansi yaitu merumuskan bahan-bahan

pelajaran apa saja yang akan mampu dikerjakan oleh peserta didik.

5. Mengembangkan Instrumen

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan instrumen yang

merupakan tugas penting. Hal tersebut dikarenakan instrumen bisa berkaitan

langsung dengan tujuan operasional yang ingin dicapai serta untuk mengukur

62

Punanji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta: Kencana,

Agustus 2013, hlm. 230-235.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

perangkat produk yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan

tujuan khusus berupa tes hasil belajar dan instrumen yang berkaitan dengan

perangkat produk atau desain yang dikembangkan dapat berupa kuesioner.

6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran

Tahap ini merupakan pengembangan strategi pembelajaran yang

secara spesifik untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan

khusus. Strategi pembelajaran ini juga berkaitan dengan produk atau desain

yang ingin dikembangkan.

7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran

Langkah ini merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh

pengembang. Tahapan ini bisa berupa memilih bahan cetak, manual baik

untuk pembelajar maupun pembelajaran dan media lain yang dirancang untuk

mendukung tercapai tujuan pembelajaran.

8. Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif

Merancang dan melakukan evaluasi formatif yaitu evaluasi yang

dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau produk

dikembangkan. Pada langkah ini, Dick & Carrey merekomendasikan suatu

proses evaluasi yang terdiri atas tiga langkah:

a. Uji coba perorangan

b. Uji coba kelompok

c. Uji coba lapangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

9. Melakukan Revisi

Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah pertama yaitu: tujuan umum

pembelajaran, analisis pembelajaran, perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau

performansi, butir tes, strategi pembelajaran, dan bahan-bahan pembelajaran.

10. Evaluasi Sumatif

Setelah suatu produk, program atau proses pengembangan selesai

dikembangkan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi sumatif.

Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat

efektifitas produk, program, atau proses secara keseluruhan.

Tahapan prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian ini hanya

sampai pada tahap ke 9 yaitu melakukan revisi karena keterbatasan waktu.

Gambar III: Pengembangan Media Pembelajaran berupa Audio Visual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

C. Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Untuk menghasilkan produk yang benar-benar layak bagi

pembelajaran sejarah maka diperlukan uji coba produk untuk mengevaluasi

kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki dalam pengembangan sebuah

produk.

Tahap-tahap yang dilalui untuk merevisi produk audio visual Candi

Tikus adalah:

a) Validasi Ahli Materi dengan bapak Kardiyat Wiharyanto, Validasi

Ahli Media dengan Ibu Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dan

Validasi Ahli Pendidikan Karakter dengan Ibu Dra. Ignatia Esti

Sumarah, M. Hum.

b) Revisi Produk I

Revisi I dilakukan sesuai dengan kritik dan saran dari ahli materi,

ahli media dan ahli pendidikan karakter.

c) Uji Coba perorangan pada 2 guru

Uji coba perorangan terhadap 2 guru yaitu Bapak Paulinus Yanto,

S.Pd. dan Bapak Klements Setya Puja Kisworo, S.Pd. Uji coba ini

dilaksanakan setelah melakukan rekapitulasi penilaian, mendapat

kesimpulan produk layak diujikan, mengerjakan revisi pada media

audio visual sejarah sesuai dengan kritik dan saran dari ahli

materi, ahli media dan ahli pendidikan karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

d) Revisi Produk II

Revisi produk II dilakukan berdasarkan pada kritik dan saran yang

diberikan oleh guru dari uji coba perorangan

e) Uji Coba Kelompok Kecil pada 10 Peserta Didik

Uji coba ini dilaksanakan setelah melakukan revisi berdasarkan

kritik dan saran dari 2 guru uji coba perorangan.

f) Revisi Produk III

Revisi III dilakukan berdasarkan kritik dan saran yang diberikan

oleh peserta didik dari uji coba kelompok kecil.

Penelitian ini hanya memfokuskan sampai pada tahap uji coba

kelompok kecil. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki

oleh peneliti.

2. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba produk audio visual sejarah candi Tikus adalah

peserta didik kelas X IPA SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Uji coba produk

ini dilakukan pada kelompok kecil yang berjumlah sebanyak 10 orang peserta

didik.

Uji coba produk digunakan sebagai sarana untuk memperoleh data

kelayakan produk yang dihasilkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

D. Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, yang

beralamat di Jalan Dr. Sutomo 16 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap yaitu pada bulan Maret-

Juni 2019.

E. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa skor hasil validasi dari kuesioner

yang diberikan kepada ahli materi, ahli media, ahli pendidikan karakter, guru,

serta skor hasil penilaian peserta didik. Data kualitatif terdiri dari kritik dan

saran yang diberikan oleh ahli materi, ahli media, dan ahli pendidikan

karakter, guru sejarah dan peserta didik.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data

yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan produk. Instrumen yang

gunakan peneliti dalam mengumpulkan data bagi penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pengamatan

langsung di lapangan pada objek yang akan dikembangkan. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

dilakukan pengambilan sumber lainnya dari buku dan youtube untuk

melengkapi data yang masih kurang lengkap.

2. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini berupa item-item yang berisi

pernyataan untuk menentukan kelayakan produk oleh ahli materi, ahli media,

ahli pendidikan karakter, guru sejarah dan peserta didik, serta ditambahkan

dengan kritik dan saran. Hasil kuesioner digunakan untuk menentukan

kelayakan media audio visual Candi Tikus.

3. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan

melalui tatap muka dan tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan

narasumber. Wawancara ini ditujukan kepada warga sekitar objek penelitian

untuk memperoleh informasi mengenai objek yang di teliti. Selain itu

wawancara juga dilakukan pada 2 guru mata pelajaran sejarah dan dua orang

peserta didik, untuk mendapatkan informasi mengenai pernyataan pendapat

tentang media audio visual yang telah ditonton.

G. Teknis Analisis Data

Teknis analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini ada 2 jenis

yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Analisis data dilakukan setelah data

terkumpulkan, untuk mengetahui kelayakan produk yang telah dihasilkan.

Data kuantitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk angka yaitu

skor penilaian. Sementara itu, data kualitatif adalah data yang dinyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

dalam bentuk kritk dan saran dari ahli materi, ahli media, ahli pendidikan

karakter, guru dan peserta didik bertujuan untuk memperbaiki produk

Penilaian yang akan digunakan untuk mengetahui hasil kuesioner

yaitu Penilaian Acuan Patokan (PAP). Penilaian Acuan Patokan adalah

penilaian yang membandingkan hasil belajar peserta didik terhadap patokan

(kriteria) yang telah ditetapkan sebelumnya.63

Dalam penilaian, peneliti

menggunakan skala Likert, yaitu skor penilaian yang digunakan 1-5, sehingga

dalam membuat kriteria penilaian, adalah dengan cara mengubah skor aktual

menjadi nilai pendekatan PAP dari konversi skor menjadi nilai, yang

mengacu pada konversi Eko Putro Widoyoko, yaitu:64

Tabel 1: Tabel Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Skor Rumus Rerata Skor Kategori

5 x > i + 1,80 Sbi >4,2 Sangat Baik

4 i 0,60 Sbi x i + 0,80 Sbi >3,4 – 4,2 Baik

3 i – 0,60 x 0,60 Sbi >2,6 -3,4 Cukup Baik

2 i – 1,80 Sbi < x i – 0,60 Sbi >1,8 – 2,6 Kurang Baik

1 x i -1,80 Sbi 1,8 Sangat Kurang

Baik

Keterangan :

Skor Maksimal : 5

Skor Minimal : 1

Skor Maksimal ideal : Jumlah Indikator X tertinggi

Skor Minimal ideal : Jumlah Indikator X terendah

X : Skor yang diperoleh

Rerata Ideal : (skor maksimal. ideal + skor min.ideal)

Simpangan Baku Skor ideal :

(skor maksimal. ideal + skor min. ideal

63

Herman Yosep Sunu, Yustina Wahyu, Penilaian Belajar Siswa di sekolah, Yogyakarta: PT

Kanisius, 2014, hlm. 250. 64

Eko Putra Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009,

hlm. 238.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Analisis Kebutuhan

Dewasa ini dalam dunia pendidikan, media teknologi merupakan salah

satu media yang memiliki peran penting untuk membantu peserta didik

belajar tentang materi pelajaran di sekolah. Hal tersebut tentu tidak terlepas

dari perkembangan zaman yang begitu pesat, sehingga membuat kehidupan

peserta didik begitu dekat dengan teknologi. Berdasarkan penjelasan di atas,

maka tidak mengherankan jika sekrang ini kebanyakan peserta didik lebih

senang belajar menggunakan media digital.

Di zaman modern saat ini, media digital yang paling menarik minat

peserta didik untuk belajar adalah media audio visual. Hal tersebut diamati

oleh peneliti ketika melaksanakan PPL di salah satu SMA Swasta yang ada di

Yogyakarta, yaitu di SMA Stella Duce 2, dimana berdasarkan hasil observasi

peneliti di dua kelas, yaitu kelas X IPA 2, X Bahasa dan Budaya serta

sebanyak 8 kali mengajar di kelas X IPA 1, peneliti melihat bahwa media

yang paling menarik perhatian peserta didik untuk belajar adalah media audio

visual.

Di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, guru mata pelajaran sejarah sudah

menggunakan beragam media pembelajaran untuk mengajar, salah satunya

adalah media audio visual. Meskipun demikian, media yang paling sering

digunakan guru adalah slide power point, gambar-gambar dan diktat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Beberapa media audio visual yang dipakai oleh guru, sebagian besar kurang

menarik karena hanya menampilkan gambar bergerak yang dilengkapi

dengan teks seadanya tanpa narasi yang memperjelas isi video tersebut.

Berangkat dari hal tersebut, maka peneliti mencoba mengembangkan sebuah

media audio visual yang menarik dan sesuai untuk digunakan dalam

pembelajaran sejarah. Media audio visual yang dibuat lebih menarik, di

dalamnya menampilkan gambar bergerak maupun gambar hidup yang

dilengkapi dengan narasi serta teks.

Media audio visual yang dikembangkan peneliti adalah media audio

visual pembelajaran sejarah materi kerajaan Hindu-Buddha yaitu peninggalan

benda bersejarah kerajaan Majapahit, Candi Tikus. Candi Tikus yang

merupakan salah satu hasil kebudayaan luhur Majapahit dapat dibuat dalam

bentuk audio visual dengan mendigitalkan Candi Tikus dalam bentuk gambar

bergerak, gambar hidup, bersuara, dan dilengkapi dengan teks.

Media audio visual Candi Tikus dibuat dalam bentuk yang berbeda

dan dikemas lebih menarik, yaitu dengan cara menggabungkan animasi

maupun gambar hidup yang dilengkapi dengan narasi serta teks di dalamnya

untuk menjelaskan isi video. Selain itu produk media audio visual Candi

Tikus ini juga memuat nilai karakter rasa ingin tahu dan toleransi sehingga

diharapkan melalui video ini, nilai-nilai tersebut dapat diserap oleh peserta

didik.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengembangan media audio visual Candi Tikus, dibuat untuk menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

kebutuhan peserta didik terhadap sebuah media audio visual sejarah yang

dikemas lebih menarik. Selain itu media audio visual Candi Tikus yang

memuat pendidikan nilai-nilai karakter, dapat membantu guru untuk

menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik khususnya nilai

karakter rasa ingin tahu dan toleransi.

B. Deskripsi Produk Awal

Media pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti adalah media

audio visual Candi Tikus yang bermuatan nilai-nilai karakter, yakni nilai

karakter rasa ingin tahu dan toleransi. Isi dari media audio visual sejarah ini

memuat materi kerajaan Hindu-Buddha di akhir abad ke-13, yaitu kerajaan

Majapahit. Secara lebih spesifik video pembelajaran sejarah yang peneliti

kembangkan membahas mengenai peninggalan benda bersejarah Majapahit

yaitu Candi Tikus.

Durasi video produk awal Candi Tikus yang bermuatan nilai karakter

adalah 9 menit lewat 17 detik (09:17). Di awal video yaitu pada detik 00:01

sampai ke detik 00:04 peneliti memasukkan lambang Universitas Sanata

Dharma, sebagai sumber informasi bahwa peneliti adalah mahasiswa

Pendidikan Sejarah dari Universitas Sanata Dharma. Selanjutnya pada detik

ke 00:06 sampai menit ke 02:35, dijelaskan mengenai sejarah singkat

kerajaan Majapahit beserta raja-raja yang pernah memimpin kerajaan

tersebut, yakni sampai pada masa kejayaan Majapahit yaitu pada masa

pemerintahan raja Hayam Wuruk yang di bantu oleh Mahapatih Gajah Mada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Selain itu, pada menit tersebut dicantumkan juga beberapa peninggalan

bersejarah kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan Jawa Timur.

Selanjutnya, pada menit ke 02:36 sampai menit 09:19 dijelaskan mengenai

Candi Tikus yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai isi video produk awal yang

telah peneliti kembangkan:

1. Bagian awal detik 00:01-00:04

Bagian ini menampilkan lambang Sanata Dhrama yang menunjukkan

identitas peneliti sebagai mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata

Dharma, sehingga lambang ini menurut peneliti perlu dimasukkan kedalam

video.

Gambar IV: Lambang Universitas Sanata Dharma

(Pembuatan Pribadi)

2. Bagian kedua detik ke 00:06-00:39

Bagian ini merupakan bagian yang menjelaskan bahwa Majapahit

adalah sebuah kerajaan zaman Hindu-Buddha. Nama kerajaan ini berasal dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

nama buah yang ditemukan oleh Raden Wijaya dan para pengikutnya saat

pertama kali membuka hutan Tarik. Ketika mereka memakan buah maja

tersebut, citra rasa dari buah ini sangat pahit sehingga kerajaan ini pun

dikenal dengan nama kerajaan Majapahit.

Gambar V: Buah Maja yang merupakan Asal Usul Nama

Kerajaan Majapahit

(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)

Gambar VI: Ilustrasi Kerajaan Majapahit

(Youtube)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

3. Detik 00:40-00:59

Video Candi Tikus pada menit ini menjelaskan tentang Raden Wijaya

sebagai pendiri kerajaan Majapahit. Kerajaan ini tercatat dalam sejarah

sebagai kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara.

Gambar VII: Raden Wijaya Pendiri Kerajaan Majapahit

(Youtube)

4. Menit 01:00- 00:25

Menit ini menjelaskan mengenai beberapa raja-raja yang pernah

memimpin kerajaan Majapahit hingga masa kejayaannya yaitu dari raja R.

Wijaya sebagai pendiri kerajaan Majapahit hingga raja Hayam Wuruk.

Gambar VIII: Raden Wijaya Raja ke-I Kerajaan Majapahit

(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Gambar IX: Jayanegara Raja ke-II Kerajaan Majapahit

(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)

Gambar X: Tribuana Tungga Dewi Ratu ke-III Kerajaan Majapahit

(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)

Gambar XI: Hayam Wuruk Raja ke-IV Kerajaan Majapahit

(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

5. Menit 01:26-01:40

Dalam menit ini dijelaskan bahwa kerajaan Majapahit mencapai masa

kejayaan ketika dipimpin oleh seorang raja bernama Hayam Wuruk yang

dibantu oleh seorang Mahapatih yang cerdas dan juga tangkas yaitu Gajah

Mada.

Gambar XII: Hayam Wuruk dan Para Prajuritnya

(Youtube)

6. Menit 01:41-01-02:01

Bagian pada menit ini menjelaskan tentang Gajah Mada, seorang

Mahapatih kerajaan Majapahit yang cerdas dan juga tangkas. Ia mengucapkan

sebuah sumpah yang dikenal dengan sumpah Palapa didepan singgasana raja.

Sumpah ini merupakan ide Gajah Mada untuk menyatukan pulau-pulau

Nusantara yang dahulunya merupakan sebuah pulau-pulau terpisah . Melalui

kerja keras dan semangat pantang menyerah, akhirnya Gajah Mada pun

sukses menyatukan Nusantara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Gambar XIII: Ilustrasi Gajah Mada Mengucapkan Sumpah Palapa

(Youtube)

7. Menit 02:02-02:35 lokasi peninggalan-peninggalan Kerajaan Majapahit

Gambar XIV: Peta dari Yogyakarta ke Mojokerto yang merupakan

Pusat Kerajaan Majapahit

(Pembuatan Pribadi, Sumber Map Google)

8. Menit 02:36-03:15

Pada menit ini dijelaskan mengenai Candi Tikus sebagai salah satu

peninggalan kerajaan Majapahit yang unik karena candi ini dahulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

merupakan sebuah permandian. Letaknya lebih rendah 3,5 meter dari

permukaan tanah sekitarnya.

Gambar XV: Candi Tikus Tampak dari atas Udara

(Youtube)

9. Menit 03:16-03:56

Bagian menit ini menjelaskan tentang lokasi Candi Tikus yang berada

di Dukuh Dinuk, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Gambar XVI: Lingkungan Sekitar Candi Tikus Tampak dari Atas Udara

(Youtube)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

10. Menit 03:57-04:22

Menit ke 03:57 sampai menit 04:22 menyampaikan informasi tantang

penemuan Candi Tikus untuk pertama kalinya, berdasarkan laporan Bupati

Mojokerto pada saat itu yang bernama R.A.A. Kromojoyo Adinegoro.

Gambar XVII: R.A.A. Kromojoyo Adinegoro

(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)

11. Menit 04:23-05:59

Bagian pada menit ini menunjukkan wawancara salah satu acara

televisi terhadap warga sekitar Candi Tikus mengenai latar belakang

pemberian nama Candi Tikus.

Gambar XVIII: Wawancara Trans TV dengan Warga Sekitar Candi Tikus

(Youtube)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

12. Menit 05:59-06:27 menampilkan bagian luar candi Tikus

Gambar XIX: Bagian Luar Candi Tikus

(Dokumentasi Pribadi)

13. Menit 06:27-06:44 menampilkan bagian dalam Candi Tikus

Gambar XX: Bagian Dalam Candi Tikus

(Dokumentasi Pribadi)

14. Menit 06:45-07:24

Pada bagian ini dijelaskan tentang Candi Tikus sebagai sebuah

petirtaan atau tempat permandian yang merupakan replika dari gunung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Mahameru, yaitu bentuk bangunannya semakin ke atas semakin kecil, serta

bangunan induk berada di puncak utama yang dikelilingi 8 puncak yang lebih

kecil.

Gambar XXI: Candi Tikus Replika Gunung Mahameru

(Dokumentasi Pribadi)

Gambar XXII: 8 Puncak Gunung Mahameru yang Lebih Kecil

(Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

15. Menit 07:25-07:39

Pada bagian ini dijelaskan bahwa di sekeliling dinding kaki bangunan

Candi Tikus, berjajar 17 pancuran berbentuk bunga teratai dan Makara.

Gambar XXIII: Pancuran Berbentuk Bunga Teratai Dan Makara pada

Candi Tikus

(Youtube)

16. Menit 07:40-08:23

Pada menit ini, dijelaskan mengenai keberadaan kolam berbentuk

persegi empat yang berada di kiri dan kanan tangga bangunan Candi Tikus.

Dahulu bangunan persegi empat tersebut memiliki fungsi sebagai tempat ritual

mandi (petirtaan) raja di kompleks pusat pemerintahan Majapahit. Air yang

mengalir dari bangunan Candi Tikus yang merupakan replika dari gunung

Mahameru dianggap sebagai air suci dan dipercaya dapat mendatangkan

kesejahteraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Gambar XXIV: Kolam Berbentuk Persegi Empat di kiri dan kanan

Bangunan Candi Tikus

(Dokumentasi Pribadi)

17. Menit 08:24-08:56

Dalam menit ini dijelaskan bahwa saat ini Candi Tikus di buka untuk

umum. Masyarakat dengan keyakinan yang berbeda dapat mendatangi tempat

ini, bahkan masyarakat yang bukan berasal dari agama Hindu maupun Buddha

dapat mengambil air amtra.

Gambar XXV: Tampak Adanya Air di dalam Candi Tikus

(Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

18. Menit 08:57-09:08

Bagian menit 08:57-09:08 memberikan informasi bahwa Candi Tikus

saat ini memiliki fungsi sebagai tempat untuk wisata dan juga tempat

pembelajaran sejarah contohnya kegiatan Study Tour.

Gambar XXVI: Peneliti Bersama Peserta Didik yang

Mengunjungi Candi Tikus

(Dokumentasi Pribadi)

19. Menit 09:09:09:15 tujuan pembuatan video

Gambar XXVII: Tujuan Pembuatan Video sebagai Produk Skripsi

(Pembuatan Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

20. Menit 09:16-09:17 identitas peneliti dan dua orang dosen pembimbing

Gambar XXVIII: Identitas Peneliti dan dua orang Dosen Pembimbing

(Pembuatan Pribadi)

C. Data Validasi dan Revisi Produk oleh Ahli

Produk yang berupa media audio visual Candi Tikus divalidasi oleh

tiga orang ahli yaitu ahli materi, ahli media dan ahli pendidikan karakter.

Penjelasan mengenai data validasi oleh tiga orang ahli tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Data Validasi oleh Ahli Materi

a. Deskripsi Data Validasi Oleh Ahli Materi

Validasi materi dilakukan oleh seorang ahli sejarah yang berasal dari

kalangan akademisi yang bernama Bapak Kardiyat Wiharyanto. Validasi oleh

ahli materi dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2019. Validasi materi meliputi

penilaian terhadap dua aspek yaitu aspek pembelajaran dan aspek isi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

cara mengisi kuesioner yang merupakan alat bagi ahli materi untuk

memberikan penilaian.

Tujuan dari validasi ahli materi yaitu, untuk mengetahui tingkat

kelayakan video pembelajaran Candi Tikus sebelum diujikan kepada peserta

didik kelas X SMA. Selain itu, validasi ini juga memiliki tujuan untuk

mendapatkan kritik maupun saran dari ahli materi agar kualitas video menjadi

lebih baik.

Berikut ini merupakan tabel dari hasil validasi produk awal media

audio visual Candi Tikus oleh ahli materi. Tabel 2 adalah hasil validasi ahli

materi pada aspek pembelajaran sedangkan tabel 3 adalah hasil validasi pada

aspek isi

Tabel 2: Aspek Pembelajaran Oleh Ahli Materi

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian isi video dengan standar isi,

kompetensi dasar (KD) dan indikator

pembelajaran

2. Kesesuaian tujuan dan indikator

pembelajaran dengan KD

3. Kejelasan isi materi √

4. Kejelasan topik pembelajaran √

5. Kejelasan sasaran media √

6. Ketepatan materi dengan media yang

dikembangkan

7. Kebenaran isi materi √

8. Video memudahkan peserta didik dalam

memahami materi pembelajaran

Jumlah 12 16

Total Skor 28

Rata-rata Skor 3,5

Kriteria Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Tabel 3: Aspek Isi Oleh Ahli Materi

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kedalaman penjelasan materi √

2. Kebenaran konsep materi dilihat dari

aspek keilmuan

3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami

oleh peserta didik

4. Kesesuaian materi dengan tujuan

pembelajaran

5. Kesesuaian materi dengan tingkat kognitif

siswa

6. Kecukupan materi untuk pencapaian

kompetensi

7. Keruntutan materi √

8. Kejelasan isi materi √

Jumlah 9 16 5

Total Skor 30

Rata-rata Skor 3,7

Kriteria Baik

Tabel 4: Rekapitulasi Aspek Pembelajaran dan Aspek Isi oleh Ahli Materi

No Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria

1. Aspek Pembelajaran 3,5 Baik

2. Aspek Isi 3,7 Baik

Rerata Skor Gabungan 3,6 Baik

Tabel 2 dan tabel 3 menunjukkan bahwa ahli materi memberikan skor

validasi dengan rerata skor sebesar 3,5 pada aspek pembelajaran yang

termasuk kriteria “baik”. Sementara itu, pada aspek isi ahli materi

memberikan rerata skor sebesar 3,7, aspek ini juga termasuk dalam kriteria

“baik”. Hasil validasi aspek pembelajaran dan aspek isi oleh ahli materi

memperoleh skor rerata gabungan sebesar 3,6 termasuk kategori “baik”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

b. Revisi Produk oleh Ahli Materi

Revisi produk oleh ahli materi yaitu berupa kritik dan saran terhadap

media audio visual Candi Tikus yang telah peneliti kembangkan. Revisi ini

bertujuan untuk meningkatkan kualitas media audio visual Candi Tikus agar

menjadi lebih baik. Kritik dan saran tersebut dijelaskan pada tabel 5 berikut:

Tabel 5: Kritik dan Saran dari Ahli Materi

No Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan

1. Penjelasan latar belakang

pemberian nama kerajaan

Majapahit hanya

disebutkan tetapi tidak

dijelaskan

Narasi Tambahkan

penjelasan mengenai

latar belakang

pemberian nama

kerajaan Majapahit

2. Gambar animasi Gajah

Mada kurang

menggambarkan sosok

Gajah Mada.

Gambar animasi Gunakan lukisan

Gajah Mada yang

terdapat di Petilasan

Trowulan

3. Penjelasan lokasi Candi

Tikus tidak lengkap

Narasi Lihat Modul

Trowulan untuk

menambahkan

penjelasan lokasi

Candi Tikus yang

kurang masih kurang

lengkap

4. Gambar R.A.A Kromojoyo

Adinegoro tidak diberikan

tahun jabatan sebagai

bekas Bupati Mojekerto

yang melaporkan

penemuan Candi Tikus

pada saat itu

Gambar Tambahkan tahun

jabatan R.A.A

Kromojoyo

Adinegoro

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Penjelasan mengenai kritik dan saran oleh ahli materi untuk

perbaikan produk media audio visual Candi Tikus yang dikembangkan

beserta revisiannya.

1) Latar belakang pemberian nama kerajaan Majapahit

Pada bagian ini, revisi dari ahli materi pada produk media audio visual

yaitu menambahkan narasi mengenai latar belakang pemberian nama kerajaan

Majapahit, sehingga peneliti menambahkan penjelasan dalam bentuk teks

maupun narasi pada detik ke 00:24 sampai detik 00:44.

Gambar XXIX: Teks Penjelasan Asal Usul Nama Kerajaan Majapahit

(Pembuatan Pribadi)

2) Menit 01:34 sampai menit 01:52

Pada menit ini dijelaskan tentang Mahapatih Gajah Mada yang

membantu raja Hayam Wuruk dalam mencapai masa kejayaan Majapahit.

Ilustrasi Gajah Mada pada bagian ini kurang menggambarkan sosok Gajah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Mada sehingga ahli materi memberikan masukan untuk menggunakan patung

maupun diorama Gajah Mada yang terdapat di Makam panggung Trowulan.

Selain itu pada bagian ini di sebutkan pula isi dari sumpah Palapa. Setelah

revisi bagian ini terdapat pada menit 01:49-0247.

Gambar XXX: Gajah Mada sebelum Revisi

(Youtube)

Gambar XXXI: Gajah Mada setelah Revisi

(Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

3) Menit ke 03:31 sampai menit 03:37

Pada menit ini ahli materi memberikan kritik dan pada narasi lokasi

Candi Tikus narasi awalnya berbunyi “Candi Tikus terletak di Dukuh Dinuk

Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto” diberi kritik bahwa penjelasan

tersebut tidak lengkap. Ahli materi memberikan saran untuk menambahkan

“Desa Temon” dalam narasi menjadi “Candi Tikus atau Petirtaan Tikus

terletak di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten

Mojokerto”. Setelah direvisi bagian ini terdapat pada menit 03:45-03:53.

4) Menit ke 04:20

Kritik dan saran ahli materi pada menit 04:20, yaitu pada gambar

R.A.A. Kromojoyo Adinegoro yang tidak diberikan tahun jabatan sebagai

mantan bupati Mojokerto yang pada saat itu melaporkan penemuan Candi

Tikus. Setelah mendapatkan masukan dari ahli materi, peneliti merevisi

video dengan menambahkan tahun pada gambar “R .A.A. Kromojoyo

Adinegoro. Setelah revisi, bagian ini terdapat pada menit 05:09-05:14.

Gambar XXII: R .A.A. Kromojoyo Adinegoro sebelum Revisi

(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Gambar XXXIII: R .A.A. Kromojoyo Adinegoro setelah Revisi

(Pembuatan Pribadi, Sumber Foto Google)

2. Data Validasi oleh Ahli Media

a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Media

Validasi media dilakukan oleh seorang ahli yang mempunyai

pengalaman khusus pada bidang media pembelajaran yang berasal dari

kalangan akademisi. Ahli media produk audio visual Candi Tikus yang

dikembangkan oleh peneliti bernama Ibu Desiana Mayasari, S. Psi., M.A.

Validasi dilakukan pada tanggal 20 Mei 2019, sebelum diujikan kepada

peserta didik kelas X SMA.

Validasi yang dilakukan oleh ahli media meliputi penilaian terhadap

aspek audio dan aspek visual yang terdapat pada media audio visual Candi

Tikus. Hasil validasi produk awal media audio visual Candi Tikus oleh ahli

media, dapat dilihat dalam tabel 6 dan tabel 7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Tabel 6: Aspek Audio oleh Ahli Media

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kemenarikan gambar, foto dan animasi √

2. Keserasian warna tulisan dengan background √

3. Ketepatan pencahayaan √

4. Ketepatan gerakan gambar √

5. Kesesuaian teks dengan gambar atau foto

yang ditunjukkan

6. Kesesuaian ukuran gambar, foto dan teks √

7. Pemilihan jenis huruf pada teks √

8. Pemilihan ukuran huruf pada teks √

9. Kemudahan untuk membaca huruf pada teks √

10. Kejelasan animasi √

Jumlah 20 25

Total Skor 45

Rata-rata Skor 4,5

Kriteria Sangat Baik

Tabel 7: Aspek Visual oleh Ahli Media

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

11. Kemenarikan gambar, foto dan animasi √

12. Keserasian warna tulisan dengan background √

13. Ketepatan pencahayaan √

14. Ketepatan gerakan gambar √

15. Kesesuaian teks dengan gambar atau foto

yang ditunjukkan

16. Kesesuaian ukuran gambar, foto dan teks √

17. Pemilihan jenis huruf pada teks √

18. Pemilihan ukuran huruf pada teks √

19. Kemudahan untuk membaca huruf pada teks √

20. Kejelasan animasi √

Jumlah 20 25

Total Skor 45

Rata-rata Skor 4,5

Kriteria Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Tabel 8 Rekapitulasi pada Aspek Audio dan Visual oleh Ahli Media

No Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria

1. Aspek Audio 4, 5 Sangat Baik

2. Aspek Visual 4, 5 Sangat Baik

Rerata Skor Gabungan 4, 5 Sangat Baik

Tabel 6 dan 7 menunjukkan rerata skor validasi oleh ahli media

terhadap aspek audio dan visual Candi Tikus. Kedua aspek tersebut masing-

masing memperoleh rerata skor 4,5 termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Gabungan dari kedua aspek memperoleh rerata skor 4,5 yang termasuk dalam

“kategori baik”.

b. Revisi Produk oleh Ahli Media

Selain memvalidasi media audio visual, ahli media juga memberikan

kritik dan saran yang bertujuan meningkatkan kualitas dari video yang

peneliti kembangkan. Kritik dan saran tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 9: Kritik dan Saran oleh Ahli Media

No Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan

Beberapa animasi

tampak kurang jelas

Gambar animasi Memperjelas bagian

animasi yang terlihat

pecah pecah

Penjelasan mengenai kritik dan saran ahli media terhadap produk

audio visual Candi Tikus yang dikembangkan oleh peneliti beserta

revisiannya dapat dilihat pada halaman 78:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

1) Bagian animasi detik 00:41-00:50

Pada detik ke 00:41-00:50 animasi Raden Wijaya terlihat pecah

sehingga diganti dengan animasi yang baru. Setelah revisi, bagian ini terdapat

pada detik 00:46-00:53.

Gambar XXXIV: Raden Wijaya sebelum Direvisi

(Youtube)

Gambar XXXV: Raden Wijaya setelah Direvisi

(Youtube)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

2) detik 01:53-01:57

Pada bagian menit ini, gambar peta Indonesia yang menunjukkan

besarnya kekuasaan Majapahit terlihat pecah. Ahli media memberikan saran

untuk memperbaiki video pada bagian tersebut. Langkah yang dilakukan oleh

peneliti adalah mencari gambar peta yang baru yang kualitasnya lebih baik.

Setelah revisi, bagian ini terdapat pada menit 02:37-02:46.

Gambar XXXVI: Peta Kekuasaan Kerajaan Majapahit sebelum Direvisi

(Youtube)

Gambar XXXVII: Peta Kekuasaan Kerajaan Majapahit setelah Direvisi

(Youtube)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

3. Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter

a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter

Validasi nilai-nilai pendidikan karakter dilakukan oleh seorang ahli

yang berasal dari kalangan akademisi yang bernama Ibu Dra. Ignatia Esti

Sumarah, M.Hum. Validasi ini meliputi penilaian terhadap aspek mutan nilai-

nilai karakter. Validasi dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2019. Tujuan

validasi ini yaitu untuk mengetahui kelayakan produk sebelum diujikan

kepada peserta didik kelas X SMA. Hasil validasi produk awal media audio

visual Candi Tikus oleh ahli pendidikan karakter dapat dilihat pada tabel 10:

Tabel 10: Aspek Muatan Nilai-Nilai Karakter

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian nilai-nilai karakter dengan tingkat

perkembangan peserta didik

2. Kesesuaian jenis karakter yang dikembangkan

dengan nilai-nilai karakter dalam kurikulum

3. Pengembangan karakter yang menunjang

pembentukan kompetensi

4. Kesesuaian karakter yang dikembangkan dengan

tujuan pembelajaran

5. Kandungan karakter rasa ingin tahu dalam video √

6. Kandungan karakter toleransi dalam video √

7. Kemudahan menangkap nilai karakter toleransi

dalam video

8. Memunculkan rasa ingin tahu terhadap

peninggalan Majapahit Candi Tikus

9. Penguatan nilai karakter rasa ingin tahu √

10. Penguatan nilai karakter toleransi √

Jumlah 36 5

Total Skor 41

Rata-rata Skor 4,1

Kriteria Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Berdasarkan tabel 10, ahli pendidikan karakter memberikan rerata

skor terhadap aspek pendidikan nilai-nilai karakter sebesar 4,1 yang termasuk

dalam kategori “baik”.

b. Revisi Produk oleh Ahli Pendidikan Karakter

Revisi dari ahli pendidikan karakter berupa kritik dan saran. Tujuan

dari kritik dan saran yang diberikan oleh ahli media yaitu untuk

meningkatkan kualitas produk audio visual Candi Tikus yang telah

dikembangkan. Kritik dan saran tersebut terdapat pada tabel 11.

Tabel 11: Kritik dan Saran dari Ahli Pendidikan Karakter

No Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan

Sumber-sumber

informasi dari tayangan

video Candi Tikus yang

dikembangkan tidak

ada. Padahal ada

beberapa bagian yang

peneliti ambil dari

youtube

Sumber video

Sebaiknya

mencantumkan

sumber-sumber

infromasi tayangan

Candi Tikus yang

dikembangkan tidak

ada

Saran dan kritik yang telah diberikan oleh ahli pendidikan karakter

pada tabel 11 berkaitan dengan beberapa sumber video yang diambil dari

youtube tetapi tidak dicantumkan oleh peneliti. Berikut ini penjelasan

mengenai kritik dan saran dari ahli pendidikan karakter beserta revisi yang

dilakukan peneliti.

1) Bagian awal detik ke 00-05-00:38

Pada bagian ini, ilustrasi mengenai kerajaan Majapahit yang diambil

dari youtube belum diberikan sumber sehingga direvisi oleh peneliti dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

menambahkan sumber pada video. Setelah direvisi, bagian ini terdapat pada

detik 00:06-00:22.

Gambar XXXVIII: Ilustrasi Masyarakat Jawa sebelum Direvisi

(Youtube)

Gambar XXXIX: Ilustrasi Masyarakat Jawa setelah Direvisi

(Youtube)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

2) Detik 00:40-00:51

Pada detik ini ditampilkan ilustrasi pendiri kerajaan Majapahit akan

tetapi tidak mencantumkan sumber ilustrasi. Setelah mendapat masukan dari

ahli pendidikan karakter, maka peneliti merevisi bagian ini dengan

memberikan sumber pada detik tersebut. Setelah direvisi, bagian ini terdapat

pada detik 00:46-00:53.

Gambar XL: Ilustrasi Raden Wijaya sebelum Direvisi

(Youtube)

Gambar XLI: Ilustrasi Raden Wijaya setelah Direvisi

(Youtube)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

3) Menit ke 01:25-01:40

Bagian ini merupakan ilustrasi raja Hayam Wuruk yang belum di

cantumkan sumber, sehingga peneliti melakukan revisi dengan

mencantumkan sumber pengambilan video yaitu dari youtube. Setelah revisi

bagian ini terdapat pada menit 01:41-01:48.

Gambar XLII: Ilustrasi Hayam Wuruk bersama Prajurit

Majapahit sebelum Direvisi

(Youtube)

Gambar XLIII: Ilustrasi Hayam Wuruk bersama Prajurit

Majapahit setelah Revisi

(Youtube)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

4) Menit 02:44-04:16

Sesuai saran dari ahli pendidikan karakter, revisi pada menit ini yaitu,

menambahkan sumber pada gambaran Candi Tikus dan lingkungan

sekitarnya dilihat dari atas udara yang diambil dari youtube. Setelah direvisi,

bagian ini terdapat pada menit 03:36 sampai menit 05:09.

Gambar XLIV: Candi Tikus Tampak dari atas sebelum Direvisi

(Youtube)

Gambar XLV: Candi Tikus Tampak dari atas setelah Direvisi

(Youtube)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

5) Menit 04:24-05:58

Pada bagian menit ini merupakan wawancara salah satu acara televisi

chanel Trans Tv dengan warga sekitar Candi Tikus. Pada produk awal video,

sumber dari tayangan ini belum dicantumkan sehingga peneliti merevisi

video dengan mencantumkan sumber. Setelah revisi bagian ini terdapat pada

menit 05:17 sampai menit 06:51.

Gambar XLVI: Wawancara Pihak Trans Tv Dengan Warga Sekitar

Candi Tikus sebelum Direvisi

(Youtube)

Gambar XLVII: Wawancara Pihak Trans Tv Dengan Warga Sekitar

Candi Tikus setelah Direvisi

(Youtube)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

6) Menit 07:47-07:56

Bagian ini merupakan ilustrasi keluarga raja yang sedang mandi di

tempat permandian air suci, akan tetapi sumber video belum dicantumkan.

Berdasarkan saran yang telah diberikan oleh ahli pendidikan karakter , maka

peneliti melakukan revisi pada menit tersebut dengan menambahkan sumber

video. Setelah direvisi, bagian ini terdapat pada menit 08:37-08:48.

Gambar XLVIII: Ilustrasi Keluarga Raja Mandi sebelum Direvisi

(Youtube)

Gambar XLIX: Ilustrasi Keluarga Raja Mandi setelah Direvisi

(Youtube)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

D. Data Uji Coba dan Revisi Produk

Tahap uji coba dilaksanakan setelah melalui penilaian dari ahli materi,

ahli media, dan ahli pendidikan karakter terhadap produk pembelajaran audio

visual Candi Tikus yang telah dikembangkan, serta revisi berdasarkan kritik

dan saran. Uji coba dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu tahap perorangan

kepada dua orang guru dan kelompok kecil kepada sepuluh peserta didik yang

disertai dengan revisi.

1. Data Uji Coba Perorangan oleh Guru Sejarah

Tahap uji coba perorangan ini dilakukan oleh dua orang guru yang

ahli dalam bidang mata pelajaran sejarah dan memiliki pengalaman mengajar

di sekolah. Tahap uji coba perorangan terhadap guru dilakukan pada tanggal

8 Juni dan tanggal 10 Juni 2019. Tahap ini meliputi penilaian oleh guru

sejarah terhadap aspek tampilan, aspek penyajian, aspek kebahasaan, aspek

pembelajaran, aspek isi, aspek pendidikan nilai-nilai karakter dan rekapitulasi

dari keenam aspek.

Tujuan dari uji coba pada guru adalah untuk mengetahui tingkat

kelayakan audio visual Candi Tikus yang dikembangkan oleh peneliti,

sebelum di uji coba kepada peserta didik kelas X SMA. Selain itu, uji coba ini

juga bertujuan untuk mendapat kritik maupun saran dari guru, sehingga

kualitas produk audio visual Candi Tikus yang dikembangkan memiliki

kualitas yang semakin lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

a. Data Uji Coba Perorangan oleh Guru I

1) Deskripsi Data Uji Coba oleh Guru I

Tahap uji coba perorangan pada guru I dilakukan oleh bapak Paulinus

Yanto, S, Pd. yang merupakan guru di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dan

mengajar pada mata pelajaran sejarah. Uji coba ini dilakukan pada tanggal 8

Juni 2019. Berikut ini adalah tabel data hasil uji coba perorangan pada guru I

terhadap keenam aspek media audio visual Candi Tikus yang bermuatan nilai

karakter.

Tabel 12: Aspek Tampilan oleh Guru I

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kemenarikan gambar, foto dan animasi √

2. Kesesuaian teks dengan gambar atau foto

yang ditunjukkan

3. Kesesuaian ukuran gambar, foto dan teks √

4. Pemilihan jenis huruf pada teks √

5. Pemilihan ukuran huruf pada teks √

6. Kemudahan untuk membaca huruf pada teks √

7. Kejelasan dubbing (pengisian suara) dalam

video

8. Kejelasan narasi √

9. Kualitas video √

10. Video membuat materi lebih menarik √

Jumlah 12 35

Total Skor 47

Rata-rata Skor 4,7

Kriteria Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Tabel 13: Aspek Penyajian oleh Guru I

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Keruntutan alur narasi pada video √

2. Kejelasan narasi dalam bentuk teks maupun

suara

3. Narasi dalam bentuk teks maupun suara

mudah dipahami

4. Kemenarikan narasi √

5. Kemenarikan gambar, foto maupun animasi

yang disajikan

6. Ketepatan narasi dengan gambar, foto dan

animasi

Jumlah 12 15

Total Skor 27

Rata-rata Skor 4,5

Kriteria Sangat Baik

Tabel 14: Aspek Kebahasaan oleh Guru I

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir

peserta didik

2. Kesesuaian bahasa dengan tingkat

perkembangan emosional peserta didik

3. Penggunaan bahasa dalam video santun √

4. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu

peserta didik

5. Kemudahan untuk memahami narasi dalam

video

6. Kebenaran penulisan teks pada video sesuai

dengan EYD

Jumlah 4 25

Total Skor 29

Rata-rata Skor 4,8

Kriteria Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Tabel 15: Aspek Pembelajaran oleh Guru I

Tabel 16: Aspek Isi oleh Guru I

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kedalaman penjelasan materi √

2. Kebenaran konsep materi dilihat dari aspek

keilmuan

3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh

peserta didik

4. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran √

5. Kesesuaian materi dengan tingkat kognitif siswa √

6. Kecukupan materi untuk pencapaian kompetensi √

7. Keruntutan materi √

8. Kejelasan isi materi √

Jumlah 3 8 25

Total Skor 36

Rata-rata Skor 4,5

Kriteria Sangat Baik

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian isi video dengan standar isi,

kompetensi dasar dan indikator pembelajaran

2. Kesesuaian tujuan dan indikator pembelajaran

dengan KD

3. Ketepatan materi dengan media yang

dikembangkan

4. Kejelasan isi materi √

5. Kejelasan topik pembelajaran √

6. Kejelasan sasaran media √

7. Kebenaran isi materi √

8. Video memudahkan peserta didik dalam

memahami materi pembelajaran

Jumlah 8 30

Total Skor 38

Rata-rata Skor 4,75

Kriteria Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Tabel 17: Aspek Pendidikan Nilai Karakter oleh Guru I

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian nilai-nilai karakter dengan

tingkat perkembangan peserta didik

2. Kesesuaian jenis karakter yang

dikembangkan dengan nilai-nilai karakter

dalam kurikulum

3. Pengembangan karakter yang menunjang

pembentukan kompetensi

4. Kesesuaian karakter yang dikembangkan

dengan tujuan pembelajaran

5. Kandungan rasa ingin tahu dalam video √

6. Kandungan karakter toleransi dalam video √

7. Kemudahan menangkap nilai karakter

toleransi dalam video

8. Memunculkan rasa ingin tahu terhadap

peninggalan Majapahit Candi Tikus

9. Penguatan nilai karakter rasa ingin tahu √

10. Penguatan nilai karakter toleransi √

Jumlah 32 10

Total Skor 42

Rata-rata Skor 4,2

Kriteria Sangat Baik

Tabel 18: Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek

Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi dan Aspek

Pendidikan Karakter oleh Guru I

No Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria

1. aspek tampilan 4,7 Sangat Baik

2. Aspek penyajian 4,5 Sangat Baik

3. Aspek kebahasaan, 4,8 Sangat Baik

4. Aspek pembelajaran 4,75 Sangat Baik

5. Aspek isi 4,5 Sangat Baik

6. Aspek Nilai-nilai Karakter 4,2 Baik

Rerata Skor Gabungan 4,58 Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Dalam tabel 12 sampai tabel 17, menunjukkan hasil uji coba guru I

terhadap keenam aspek media audio visual Candi Tikus. Aspek tampilan

memperoleh rerata skor sebesar 4,7 termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Aspek penyajian dengan rerata skor 4,5 termasuk dalam kategori “sangat

baik”. Aspek kebahasaan dengan rerata skor sebesar 4,8 termasuk dalam

kategori “sangat baik”. Aspek pembelajaran memperoleh rerata skor 4,75

termasuk dalam kategori “sangat baik”. Aspek isi diberi rerata skor oleh guru

I sebesar 4,5 termasuk dalam kategori “sangat baik”, sedangkan pada aspek

nilai-nilai karakter, rerata skor yang diberikan guru I sebesar 4,2 termasuk

dalam kategori “ baik”.

Pada tabel 18 yang menunjukkan skor rerata gabungan setiap aspek

media audio visual Candi Tikus memperoleh skor sebesar 4,58 termasuk

dalam kategori “sangat baik”.

2) Revisi Produk oleh Guru I

Revisi produk media audio visual Candi Tikus oleh guru I diberikan

dalam bentuk kritik dan saran. Tujuan dari kritik dan saran yang diberikan

yaitu untuk meningkatkan kualitas media audio visual Candi Tikus menjadi

lebih baik sehingga layak digunakan sebagai media pembelajaran sejarah

khususnya materi kerjaan masa Hindu-Buddha. Kritik dan saran dari guru I

dapat dilihat pada tabel 19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Tabel 19: Kritik dan Saran oleh Guru I

No Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan

Pada media audio

visual Candi Tikus

penulisan kata

“skripsi” kurang huruf

“r”

Teks

Tambahkan huruf “r”

pada penulisan kata

skripsi

Revisi oleh guru I yaitu mengenai kesalahan penulisan pada teks

“skripsi” yang terdapat di menit ke 10:00 sampai menit 10:06. Setelah

mendapat masukan dari guru I maka peneliti melakukan revisi terhadap

media audio visual Candi Tikus yang dapa dilihat pada gambar L (50) dan

gambar LI (51).

Gambar L: Tujuan Pembuatan Video sebagai Produk Skripsi sebelum Revisi

(Pembuatan Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Gambar LI: Tujuan Pembuatan Video sebagai Produk Skripsi setelah Revisi

(Pembuatan Pribadi)

b. Data Uji Coba Perorangan oleh Guru II

1) Deskripsi Data Uji Coba oleh Guru II

Tahap uji coba guru II dilakukan oleh bapak Klements Setya Puja

Kisworo, S, Pd. yang merupakan guru di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dan

mengajar pada mata pelajaran sejarah. Uji coba ini dilakukan pada tanggal 10

Juni 2019. Uji coba perorangan oleh guru II meliputi penilaian terhadap aspek

tampilan, aspek penyajian, aspek kebahasaan, aspek pembelajaran, aspek isi,

dan aspek pendidikan nilai-nilai karakter media audio visual Candi Tikus.

Data hasil uji coba guru II terhadap keenam aspek media audio visual

Candi Tikus yang bermuatan nilai karakter, dapat dilihat pada tabel 20 sampai

tabel 25. Sementara itu, hasil rekapitulasi keenam aspek dari guru II terdapat

pada tabel 26.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Tabel 20: Aspek Tampilan oleh Guru II

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kemenarikan gambar, foto dan animasi √

2. Kesesuaian teks dengan gambar atau foto

yang ditunjukkan

3. Kesesuaian ukuran gambar, foto dan teks √

4. Pemilihan jenis huruf pada teks √

5. Pemilihan ukuran huruf pada teks √

6. Kemudahan untuk membaca huruf pada teks √

7. Kejelasan pengisian suara dalam video √

8. Kejelasan narasi √

9. Kualitas video √

10. Video membuat materi lebih menarik √

Jumlah 3 16 25

Total Skor 44

Rata-rata Skor 4,4

Kriteria Sangat Baik

Tabel 21: Aspek Penyajian oleh Guru II

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Keruntutan alur narasi pada video √

2. Kejelasan narasi dalam bentuk teks maupun

suara

3. Narasi dalam bentuk teks maupun suara

mudah dipahami

4. Kemenarikan narasi √

5. Kemenarikan gambar, foto maupun animasi

yang disajikan

6. Ketepatan narasi dengan gambar, foto dan

animasi

Jumlah 6 12 5

Total Skor 23

Rata-rata Skor 3,8

Kriteria Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Tabel 22: Aspek Kebahasaan oleh Guru II

Tabel 23: Aspek Pembelajaran oleh Guru II

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir peserta

didik

2. Kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan

emosional peserta didik

3. Penggunaan bahasa dalam video santun √

4. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu peserta

didik

5. Kemudahan untuk memahami narasi dalam video √

6. Kebenaran penulisan teks pada video sesuai

dengan EYD

Jumlah 16 10

Total Skor 26

Rata-rata Skor 4,3

Kriteria Sangat Baik

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian isi video dengan standar isi,

kompetensi dasar (KD) dan indikator

pembelajaran

2. Kesesuaian tujuan dan indikator pembelajaran

dengan KD

3. Ketepatan materi dengan media yang

dikembangkan

4. Kejelasan isi materi √

5. Kejelasan topik pembelajaran √

6. Kejelasan sasaran media √

7. Kebenaran isi mater √

8. Video memudahkan peserta didik dalam

memahami materi pembelajaran

Jumlah 20 15

Total Skor 35

Rata-rata Skor 4,38

Kriteria Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Tabel 24: Aspek Isi Oleh Guru II

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kedalaman penjelasan materi √

2. Kebenaran materi dilihat dari aspek keilmuan √

3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh

peserta didik

4. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran √

5. Kesesuaian materi dengan tingkat kognitif siswa √

6. Kecukupan materi untuk pencapaian kompetensi √

7. Keruntutan materi √

8. Kejelasan isi materi √

Jumlah 24 5

Total Skor 29

Rata-rata Skor 3,63

Kriteria Baik

Tabel 25: Aspek Nilai-nilai Karakter oleh guru II

Aspek yang Dinilai SKALA

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian nilai-nilai karakter dengan tingkat

perkembangan peserta didik

2. Kesesuaian jenis karakter yang dikembangkan

dengan nilai-nilai karakter dalam kurikulum

3. Pengembangan karakter yang menunjang

pembentukan kompetensi

4. Kesesuaian karakter yang dikembangkan dengan

tujuan pembelajaran

5. Kandungan rasa ingin tahu dalam video √

Kandungan karakter toleransi dalam video √

6. Kemudahan menangkap nilai karakter toleransi √

7. Memunculkan rasa ingin tahu √

8. Penguatan nilai karakter rasa ingin tahu √

9. Penguatan nilai karakter toleransi √

Jumlah 28 15

Total Skor 43

Rata-rata Skor 4,3

Kriteria Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Tabel 26: Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek

Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi dan Aspek

Pendidikan Karakter oleh Guru II

No Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria

1. aspek tampilan 4,4 Sangat Baik

2. Aspek penyajian 3,8 Baik

3. Aspek kebahasaan, 4,38 Sangat Baik

4. Aspek pembelajaran 4,3 Sangat Baik

5. Aspek isi 3,63 Baik

6. Aspek Nilai-nilai Karakter 4,3 Sangat Baik

Rerata Skor Gabungan 4,14 Baik

Dari tabel 20 sampai tabel 25, menunjukkan hasil uji coba guru II

terhadap keenam aspek media audio visual Candi Tikus yang telah

dikembangkan.

Aspek tampilan memperoleh rerata skor sebesar 4,4 termasuk dalam

kategori “sangat baik”. Aspek penyajian memperoleh rerata skor 3,8 dalam

kategori “baik”. Aspek kebahasaan dengan rerata skor sebesar 4,38 termasuk

dalam kategori “sangat baik”. Aspek pembelajaran memperoleh rerata skor

4,3 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Aspek isi diberi rerata skor oleh

guru II sebesar 3,63 termasuk dalam kategori “baik”. Sementara itu pada

aspek nilai-nilai pendidikan karakter memperoleh rerata skor 4,3 yang

termasuk dalam kategori “sangat baik”. Pada tabel 26 menunjukkan rerata

gabungan keenam aspek oleh guru II yang memperoleh skor sebesar 4,14

termasuk dalam kategori “baik”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

2) Revisi Produk oleh Guru II

Selain memberikan penilaian, guru II juga memberikan kritik dan

saran kepada peneliti agar kualitas media audio visual Candi Tikus menjadi

lebih baik. saran tersebut dapat dilihat pada tabel 27.

Tabel 27: Kritik dan Saran oleh Guru II

No Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan

Nilai karakter

toleransi tidak begitu

tampak pada media

audio visual Candi

Tikus yang telah

dikembangkan

Muatan nilai-nilai

karakter toleransi

Dalam media audio

visual Candi Tikus

karakter toleransi harus

lebih diperdalam lagi

Setelah diberikan saran oleh guru II, maka peneliti melakukan revisi

pada media audio visual Candi Tikus dengan menambahkan narasi pada

menit 08:47-08:54 tentang toleransi. Dalam menit tersebut menjelaskan

bahwa Candi Tikuss yang merupakan peninggal kerajaan Majapahit, saat ini

di buka untuk umum sehingga masyarakat dengan keyakinan yang berbeda

dapat mendatangi tempat ini, bahkan masyarakat yang bukan berasal dari

agama Hindu maupun Buddha dapat mengambil air amtra.

Peneliti menambahkan keterangan dalam narasi yang berbunyi

demikian “Hal tersebut dapat kita maknai sebagai bentuk toleransi antar umat

beragama”. Narasi ini peneliti tambahkan untuk menegaskan nilai toleransi di

dalam video yang sebelumnya tidak peneliti cantumkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Setelah menghitung penilaian uji coba pada guru I dan guru II peneliti

kemudian menghitung rerata skor gabungan keenam aspek dari guru I dan

guru II. Hasil rerata skor gabungan uji coba dari guru I dan guru II dapat

dilihat pada tabel 28 berikut:

Tabel 28: Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek

Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi dan Aspek

Pendidikan Karakter oleh Guru I dan Guru II

No Aspek yang Dinilai Rerata Skor Rerata

Skor Kriteria

Guru I Guru II

1. aspek tampilan 4,7 4,4 4,6 Sangat Baik

2. Aspek penyajian 4,5 3,8 4,1 Baik

3. Aspek kebahasaan, 4,8 4,38 4,6 Sangat Baik

4. Aspek pembelajaran 4,75 4,3 4,53 Sangat Baik

5. Aspek isi 4,5 3,63 4,1 Baik

6. Aspek Nilai-nilai

Karakter

4,2 4,3 4,25 Sangat Baik

Total Keseluruhan 4,36 Sangat Baik

Tabel 28 menunjukkan gabungan skor dari guru I dan guru II terhadap

keenam aspek media audio visual Candi Tikus yang telah peneliti

kembangkan.

Aspek tampilan memperoleh rerata skor gabungan sebesar 4,6 yang

termasuk dalam kategori “sangat baik”. Aspek penyajian memperoleh rerata

skor gabungan 4,1 termasuk dalam kategori “baik”. Aspek kebahasaan

mendapatkan rerata skor gabungan sebesar 4,6 termasuk dalam kategori

“sangat baik”. Aspek pembelajaran memperoleh rerata skor gabungan 4,53

termasuk dalam kategori “sangat baik”. Aspek isi mendapatkan rerata skor

gabungan sebesar 4,1 termasuk dalam kategori “baik”, sedangkan aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

3.8

3.9

4

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Aspek tampilan

Aspek penyajian

Aspek kebahasaan

Aspek pembelajaran

Aspek isi

Aspek Nilai-nilai Karakter

pendidikan karakter memperoleh rerata skor gabungan 4,25 yang termasuk

dalam kategori “sangat baik”.

Total keseluruhan gabungan rerata skor dari guru I dan guru II pada

keenam aspek media audio visual Candi Tikus diperoleh skor sebesar 4,36

yang termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Rerata skor gabungan dari guru I dan guru II terhadap media audio

visual Candi Tikus yang telah dikembangkan dapat dilihat pada diagram di

bawah ini:

Diagram LII: Hasil Rekapitulasi Uji Coba Perorangan pada Media

Audio Visual Candi Tikus oleh Guru I dan Guru II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

2. Data Uji coba Kelompok

Uji coba kelompok pada penelitian ini hanya dilakukan pada uji

kelompok kecil. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki

oleh peneliti untuk melakukan uji coba kelompok besar maupun uji coba

lapangan.

Uji coba kelompok kecil dilaksanakan setelah peneliti menyelesaikan

perbaikan berdasarkan kritik dan saran dari uji coba perorangan pada guru I

dan guru II. Berikut ini merupakan penjelasan dari uji coba kelompok kecil:

a. Deskripsi Data Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil dilakukan pada sepuluh peserta didik yang

sudah menerima materi kerajaan Hindu-Buddha yaitu, peserta didik yang

berasal dari SMA Stella Duce 2 Yogyakarta kelas X IPA. Tahap ini

dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2019.

Tujuan dari uji coba kelompok kecil adalah untuk mendapatkan

penilaian dari sepuluh peserta didik berkaitan dengan media audio visual

Candi Tikus yang peneliti kembangkan. Selain itu, tujuan dari uji coba

kelompok kecil adalah untuk mendapatkan kritik dan saran dari sepuluh

peserta didik, agar media audio visual Candi Tikus memiliki kualitas yang

semakin lebih baik.

Data rekapitulasi uji coba kelompok kecil terhadap keenam aspek

media audio visual Candi Tikus yang peneliti kembangkan, dapat dilihat pada

tabel 29.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Tabel 29: Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek

Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi dan Aspek

Pendidikan Karakter oleh Kelompok Kecil

No Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria

1. aspek tampilan 4,7 Sangat Baik

2. Aspek penyajian 4,6 Sangat Baik

3. Aspek kebahasaan, 4,48 Sangat Baik

4. Aspek pembelajaran 4,64 Sangat Baik

5. Aspek isi 4,6 Sangat Baik

6. Aspek Nilai-nilai Karakter 4,65 Sangat Baik

Total Keseluruhan 4,61 Sangat Baik

Dalam tabel 29 menunjukkan skor rerata gabungan dari sepuluh

peserta didik pada keenam aspek media audio visual Candi Tikus yang telah

peneliti kembangkan.

Aspek tampilan memperoleh rerata skor gabungan 4,7 yang termasuk

dalam kategori “sangat baik. Aspek penyajian memperoleh rerata skor

gabungan sebesar 4.6 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Aspek

kebahasaan mendapatkan rerata skor gabungan sebesar 4,48 termasuk dalam

kategori “sangat baik”. Aspek pembelajaran memperoleh rerata skor

gabungan 4,64 yang termasuk dalam kategori “sangat baik”. Aspek isi

memperoleh skor gabungan 4,6 termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Sementara itu, aspek pendidikan nilai-nilai karakter mendapatkan rerata skor

sebesar 4,65 yang termasuk dalam kategori “sangat baik”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

4.35

4.4

4.45

4.5

4.55

4.6

4.65

4.7

Aspek Tampilan

Aspek penyajian

Aspek kebahasaan

Aspek pembelajaran

Aspek isi

Aspek Nilai-nilai Karakter

Rekapitulasi penilaian pada keenam aspek mencapai rerata skor

sebesar 4,61. termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Hasil penilaian uji coba kelompok kecil terhadap keenam aspek media

audio visual Candi Tikus dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Diagram LIII: Hasil rekapitulasi Uji Coba Kelompok Kecil pada

Media Audio Visual Candi Tikus

b. Revisi produk oleh Kelompok Kecil

Revisi produk pada tahap ini merupakan revisi yang dilakukan

berdasarkan kritik dan saran dari sepuluh peserta didik yang telah mengikuti

uji coba kelompok kecil.

pada tahap ini, revisi tidak dilaksanakan oleh peneliti, hal tersebut

dikarenakan peserta didik tidak memberikan saran maupun kritik perbaikan

terhadap media audio visual Candi Tikus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

E. Analisis Data

1. Hasil Analisis Data Validasi dari Ahli Materi

Hasil analisis data validasi dari ahli materi meliputi analisis data pada

aspek pembelajaran dan aspek isi.

a. Aspek Pembelajaran

Hasil analisis data validasi dari ahli materi pada aspek pembelajaran

dapat dilihat pada tabel 30:

Tabel 30: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Pembelajaran dari Ahli

Materi

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 0 0%

Baik 4 4 50%

Cukup Baik 3 4 50%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 8 100%

Sesuai tabel 30 dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data validasi

pada aspek pembelajaran oleh ahli materi yaitu, skor item 4 memperoleh

frekuensi sebanyak 4 dengan jumlah prosentase sebesar 50% termasuk dalam

kategori “baik”. Skor item 3 memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 4

dengan prosentase sebesar 50% termasuk dalam kategori “cukup baik”.

Sementara itu untuk kriteria sangat baik, kurang baik, dan sangat kurang baik

tidak ada (0%).

Hasil analisis data validasi pada aspek pembelajaran dari ahli materi

yang dibuat dalam bentuk diagram, dapat dilihat pada halaman 107.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

50% 50%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Diagram LIV: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek

Pembelajaran dari Ahli Materi

b. Aspek Isi

Hasil analisis data validasi pada aspek isi dari ahli materi dapat dilihat

pada tabel 31 berikut:

Tabel 31: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Isi dari Ahli Materi

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 1 12.5%

Baik 4 4 50%

Cukup Baik 3 3 37.5%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 8 100%

Berdasarkan tabel 31, dapat disimpulkan bahwa hasil data validasi

pada aspek isi oleh ahli materi yaitu, skor item 5 dengan jumlah frekuensi

sebanyak 1 memperoleh prosentase sebesar 12,5% termasuk dalam kategori

“sangat baik”. Skor item 4 memperoleh frekuensi berjumlah 4 dengan

prosentase sebesar 50% termasuk dalam kategori “baik”. Sementara itu untuk

skor item 3 memperoleh frekuensi sebanyak 3 dengan prosentase sebesar

37.5% termasuk dalam kategori “cukup baik”. Untuk kategori kurang baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

12,5%

50%

37,5%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

dan sangat kurang baik tidak ada (0%). Hasil analisis validasi data pada aspek

isi oleh ahli materi dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar berikut:

Diagram LV: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek isi dari Ahli Materi

2. Hasil Analisis Data Validasi dari Ahli Media

Analisis data validasi oleh ahli media terhadap media audio visual

Candi Tikus yang dikembangkan oleh peneliti yaitu, analisis data validasi

pada aspek audio dan aspek visual.

a. Aspek Audio

Hasil analisis data validasi pada aspek audio dari ahli media dapat

dilihat pada tabel 32:

Tabel 32: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Audio dari Ahli Media

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 3 50%

Baik 4 3 50%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang

Baik 1 0 0%

Jumlah 6 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

50% 50%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Berdasarkan tabel 32 dapat disimpulkan bahwa analisis data validasi

pada aspek audio dari ahli media yaitu, skor item 5 berjumlah 3 frekuensi

dengan prosentase sebesar 50% termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Untuk skor item 4 memperoleh frekuensi berjumlah 3 dengan prosentase

sebesar 50% termasuk dalam kategori “baik”. Sementara itu, untuk kategori

cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%). Berikut ini

diagram hasil analisis data ahli media pada produk audio visual Candi Tikus:

Diagram LVI: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Audio

dari Ahli Media

b. Aspek Visual

Hasil analisis data validasi pada aspek visual dari ahli media terhadap

media audio visual Candi Tikus dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 33: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Visual dari Ahli Media

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 5 50%

Baik 4 5 50%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 10 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

50% 50%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Berdasarkan tabel 33 dapat diketahui bahwa data validasi pada aspek

visual oleh ahli media yaitu, pada skor item 5 kategori “sangat baik”

diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 5 dengan prosentase sebesar 50%.

Sementara itu, untuk skor item 4 memperoleh frekuensi berjumlah 5 dengan

prosentase sebesar 50% termasuk dalam kategori “baik”, sedangkan untuk

kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).

Diagram hasil analisis data validasi oleh ahli media pada aspek visual

dapat dilihat pada gambar berikut:

Diagram LVII: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Visual

dari Ahli Media

3. Hasil Analisis Data Validasi Ahli Pendidikan Karakter

Analisis data validasi media audio visual Candi Tikus dari ahli

Pendidikan karakter yaitu analisis data terhadap aspek muatan nilai-nilai

karakter.

Hasil analisis data validasi terhadap aspek muatan nilai-nilai karakter

oleh ahli pendidikan karakter dapat dilihat pada tabel di bawah, yaitu tabel

34.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

10%

90%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Tabel 34: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Muatan Nilai-Nilai dari

Ahli Pendidikan Karakter

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 1 10%

Baik 4 9 90%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 10 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil analisis data

validasi pada aspek muatan nilai-nilai karakter dari ahli pendidikan karakter

yaitu, pada skor item 5 diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 1 dengan

prosentase sebesar 10% termasuk dalam kategori “sangat baik”. Selanjutnya

pada skor item 4, diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 9 dengan prosentase

dominan sebesar 90% termasuk dalam kategori “baik”. Sementara itu, untuk

kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).

Berikut diagram hasil analisis data validasi pada aspek muatan nilai-

nilai karakter dari ahli pendidikan karakter:

Diagram LVIII: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Muatan

Nilai- Nilai Karakter dari Ahli Pendidikan Karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

4. Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan

1) Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I

Analisis data uji coba perorangan pada guru I yaitu analisis data

terhadap aspek tampilan, aspek penyajian, aspek kebahasaan, aspek

pembelajaran, aspek isi, dan aspek pendidikan nilai-nilai karakter.

a. Aspek Tampilan

Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek

tampilan media audio visual Candi Tikus dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 35: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I terhadap

Aspek Tampilan

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 7 70%

Baik 4 3 30%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 10 100%

Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek

tampilan media audio visual Candi Tikus yaitu, skor item 5 kategori “sangat

baik” berjumlah 7 frekuensi dengan prosentase dominan sebesar 70% .

Sementara itu untuk skor item 4 memperoleh frekuensi berjumlah 3 dengan

prosentase sebesar 30% termasuk dalam kategori “baik”, sedangkan untuk

kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).

Di bawah ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan

pada guru I terhadap aspek tampilan media audio visual Candi Tikus:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

70%

30%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Diagram LIX: Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I

terhadap Aspek Tampilan

b. Aspek Penyajian

Hasil Analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek

penyajian media audio visual Candi Tikus adalah sebagai berikut:

Tabel 36: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I terhadap

Aspek Penyajian

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 3 50%

Baik 4 3 50%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 6 100%

Berdasarkan tabel 36 dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data uji

coba perorangan pada guru I terhadap aspek penyajian media audio visual

Candi Tikus yaitu, pada skor item 5 dengan jumlah frekuensi 3, memperoleh

prosentase sebesar 50% termasuk dalam kategori “sangat baik”. Sementara

itu, pada skor item 4 dengan jumlah frekuensi 3 memperoleh hasil prosentase

sebesar 50% termasuk dalam kategori “baik”. Untuk kategori cukup baik,

kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

50% 50%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Hasil analisis data uji coba perorangan guru I terhadap pada aspek

penyajian dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Diagram LX: Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan dari Guru I

terhadap Aspek Penyajian

c. Aspek Kebahasaan

Analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek

kebahasaan media audio visual Candi Tikus memperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 37: Hasil Analisis Data Uji coba Perorangan pada Guru I terhadap

Aspek Kebahasaan

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 5 83%

Baik 4 1 17%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 6 100%

Hasil analisis data uji coba perorangan pada Guru I terhadap aspek

kebahasaan yaitu, pada skor item 5 kategori “sangat baik” memperoleh

frekuensi sebanyak 5 dengan prosentase dominan sebesar 83%. Sementara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

83%

17% Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

itu, pada skor item 4 diperoleh frekuensi sebanyak 1 dengan prosentase

sebesar 17% termasuk dalam kategori “baik”. Kategori cukup baik, kurang

baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).

Berikut diagram hasil analisis data uji coba perorangan pada Guru I

terhadap aspek kebahasaan

Diagram LXI: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada

Guru I terhadap Aspek Kebahasaan

d. Aspek Pembelajaran

Analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek

pembelajaran memperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 38: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I terhadap

Aspek Pembelajaran

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 6 75%

Baik 4 2 25%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 8 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

75%

25% Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Berdasarkan data pada tabel 38, dapat diketahui bahwa hasil analisis

data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek pembelajaran media

audio visual Candi Tikus yaitu, pada skor item 5 diperoleh jumlah frekuensi

sebanyak 6 dengan prosentase dominan sebesar 75% termasuk dalam kategori

“sangat baik”. Selanjutnya, untuk skor item 4 dengan jumlah frekuensi

sebanyak 2 memperoleh hasil prosentase sebesar 25% termasuk dalam

kategori “baik”. Sementara itu untuk kategori cukup baik, kurang baik dan

sangat kurang baik tidak ada (0%).

Di bawah ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan

pada guru I terhadap aspek pembelajaran media audio visual Candi Tikus

yang telah dikembangkan.

Diagram LXII: Hasil Uji Coba Perorangan pada Guru I terhadap

Aspek Pembelajaran

e. Aspek Isi

Analisis data uji coba perorangan dari guru I terhadap aspek isi media

audio visual Candi Tikus memperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 39

halaman 117:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

62,5%

25%

12,5% Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Tabel 39: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I terhadap

pada Aspek Isi

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 5 62,5%

Baik 4 2 25%

Cukup Baik 3 1 12,5%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 8 100%

Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek isi

dalam tabel 39 yaitu, skor item 5 memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 5

dengan prosentase sebesar 62,5% termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Sementara itu untuk kategori “baik” dengan jumlah frekuensi 2 pada skor

item 4 memperoleh hasil prosentase sebesar 25%. Selanjutnya, untuk kategori

“cukup baik”, yaitu pada skor item 3 di peroleh jumlah frekuensi sebanyak 1

dengan prosentase sebesar 12,5%., sedangkan untuk kategori kurang baik dan

sangat kurang baik tidak ada (0%).

Berikut ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan pada

guru I terhadap kebahasaan media audio visual Candi Tikus:

Diagram LXIII: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada

Guru I terhadap Aspek Isi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

f. Aspek Pendidikan Nilai-Nilai Karakter

Analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek

pendidikan nilai-nilai karakter media audio visual Candi Tikus dapat dilihat

pada tabel 40.

Tabel 40: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I terhadap

Aspek Nilai-Nilai Karakter

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 2 20%

Baik 4 8 80%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 10 100%

Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap aspek

pendidikan nilai-nila karakter yaitu, pada skor item 5 dengan jumlah

frekuensi sebanyak 2 memperoleh hasil prosentase sebesar 20% termasuk

dalam kategori “sangat baik”. Sementara itu, pada skor item 4 dengan jumlah

frekuensi sebanyak 8 diperoleh hasil prosentase sebesar 80% termasuk dalam

kategori “baik”. Kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik

tidak ada (0%).

Diagram hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I terhadap

aspek pendidikan nilai-nilai karakter media audio visual Candi Tikus, dapat

dilihat pada tabel LXIV (64) halaman 119.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

20%

80%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Diagram LXIV: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada

Guru I terhadap Aspek Pendidikan Nilai-Nilai Karakter

2) Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II

Hasil Analisis data uji coba perorangan pada guru II yaitu analisis data

terhadap aspek tampilan, aspek penyajian, aspek kebahasaan, aspek

pembelajaran, aspek isi, dan aspek pendidikan nilai-nilai karakter.

a. Aspek Tampilan

Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek

tampilan media audio visual Candi Tikus yang peneliti kembangkan, dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 41: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru II terhadap

Aspek Tampilan

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 5 50%

Baik 4 4 40%

Cukup Baik 3 1 10%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 10 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

50% 40%

10% Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Berdasarkan data pada tabel 41, dapat disimpulkan bahwa hasil

analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek tampilan audio

visual Candi Tikus yaitu, skor item 5 dengan jumlah frekuensi sebanyak 5

memperoleh hasil prosentase sebesar 50% termasuk dalam kategori “sangat

baik”. Selanjutnya, untuk skor item 4 dengan jumlah frekuensi sebanyak 4

memperoleh prosentase sebesar 40% yang termasuk dalam kategori “baik”.

Sementara itu, kategori cukup baik skor item 3 memperoleh frekuensi

sebanyak 1 dengan prosentase sebesar 10%. Untuk kategori kurang baik dan

sangat kurang baik tidak ada (0%).

Diagram hasil analisis data uji coba perorangan pada Guru II terhadap

aspek tampilan media audio visual Candi Tikus yang telah dikembangkan,

dapat dilihat pada gambar di bawah:

Diagram LXV: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada

Guru II terhadap Aspek Tampilan

b. Aspek Penyajian

Hasil Analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek

penyajian media audio visual Candi Tikus dapat dilihat pada tabel 42

halaman 121.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

17%

50%

33%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Tabel 42: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru II terhadap

Aspek Penyajian

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 1 17%

Baik 4 3 50%

Cukup Baik 3 2 33%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 6 100%

Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek

penyajian yaitu, skor item 5 dengan jumlah frekuensi sebanyak 1 memperoleh

hasil prosentase sebesar 17% termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Sementara itu, untuk kategori “baik” dengan jumlah frekuensi sebanyak 3

pada skor item 4 memperoleh hasil prosentase dominan sebesar 50%.

Selanjutnya, untuk kategori “cukup baik” yaitu pada skor item 3 diperoleh

jumlah frekuensi sebanyak 2 dengan prosentase sebesar 33%. Untuk kategori

kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).

Berikut ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan pada

Guru II terhadap aspek penyajian

Diagram LXVI: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada

Guru II terhadap Aspek Penyajian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

c. Aspek Kebahasaan

Analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek

kebahasaan media audio visual Candi Tikus adalah sebagai berikut:

Tabel 43: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru II terhadap

Aspek Kebahasaan

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 2 33%

Baik 4 4 67%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 6 100%

Sesuai tabel 43 dapat di ketahui bahwa hasil analisis data uji coba

perorangan pada guru II terhadap aspek kebahasaan yaitu, skor item 5

memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 2 dengan prosentase sebesar 33%

termasuk dalam kategori “sangat baik”. Skor item 4 memperoleh frekuensi

sebanyak 4 dengan prosentase dominan sebesar 67% termasuk dalam kategori

“baik”. Sementara itu untuk kategori cukup baik, kurang baik, dan sangat

kurang baik tidak ada (0%).

Diagram dari hasil analisis data uji coba perorangan pada guru II

terhadap aspek kebahasaan media audio visual Candi Tikus yang

dikembangkan oleh peneliti, dapat dilihat pada gambar LXVII (57) halaman

123.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

33%

67%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Diagram LXVII: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada

Guru II terhadap Aspek Kebahasaan

d. Aspek Pembelajaran

Analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek

pembelajaran media audio visual Candi Tikus memperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 44: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru II terhadap

Aspek Pembelajaran

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 3 37,5%

Baik 4 5 62,5%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 8 100%

Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek

pembelajaran yaitu, pada skor item 5 diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 2

dengan prosentase sebesar 37,5% termasuk kategori “sangat baik”. Sementara

itu, pada skor item 4 dengan jumlah frekuensi sebanyak 1 diperoleh hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

37,5%

62,5%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

prosentase sebesar 62,5% termasuk dalam kategori “baik”. Kategori cukup

baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).

Berikut ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan pada

guru II terhadap aspek pembelajaran media audio visual Candi Tikus:

Diagram LVIII: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada

Guru II terhadap Validasi Aspek Pembelajaran

e. Aspek Isi

Analisis data uji coba perorangan dari guru II terhadap aspek isi media

audio visual Candi Tikus memperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 45: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru II terhadap

Aspek Isi

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 1 12.5%

Baik 4 7 87.5%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 8 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

87,5%

12,5% Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Berdasarkan data pada tabel 45, dapat diketahui bahwa hasil analisis

data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek isi media audio visual

Candi Tikus yaitu, skor item 5 dengan jumlah frekuensi sebanyak 1

memperoleh prosentase sebesar 12,5% termasuk dalam kategori “sangat

baik”. Selanjutnya, untuk skor item 4 dengan jumlah frekuensi sebanyak 4

memperoleh hasil prosentase sebesar 87,5% yang termasuk dalam kategori

“baik”. Sementara itu kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang

baik tidak ada (0%).

Di bawah ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan

pada guru II terhadap aspek isi media audio visual Candi Tikus yang telah

dikembangkan.

Diagram LXIX: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada

Guru II terhadap Aspek Isi

f. Aspek Nilai-Nilai Karakter

Analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek nilai-

nilai karakter media audio visual Candi Tikus yang dikembangkan oleh

peneliti memperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 46.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

30%

70%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Tabel 46: Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru II terhadap

Aspek Nilai-Nilai Karakter

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 3 30%

Baik 4 7 70%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 10 100%

Hasil analisis data uji coba perorangan pada guru II terhadap aspek

pendidikan nilai-nila karakter yaitu, pada skor item 5 diperoleh jumlah

frekuensi sebanyak 3 dengan prosentase sebesar 30% termasuk dalam

kategori “sangat baik”. Sementara itu pada skor item 4 dengan jumlah

frekuensi sebanyak 7 diperoleh hasil prosentase dominan sebesar 70%

termasuk dalam kategori “baik”. Kategori cukup baik, kurang baik dan sangat

kurang baik tidak ada (0%). Diagram hasil analisis data uji coba perorangan

pada guru II terhadap aspek nilai-nilai karakter media audio visual Candi

Tikus dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Diagram LXX: Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada

Guru II terhadap Aspek Nilai-Nilai Karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

3) Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I

dan Guru II

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan

guru II yaitu analisis data terhadap aspek tampilan, aspek penyajian, aspek

kebahasaan, aspek pembelajaran, aspek isi, dan aspek pendidikan nilai-nilai

karakter.

a. Aspek Tampilan

Rekapitulasi analisis data uji coba perorangan pada guru I dan guru II

terhadap pada aspek tampilan produk media audio visual Candi Tikus adalah

sebagai berikut:

Tabel 47: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I

dan Guru II terhadap Aspek Tampilan

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 12 60%

Baik 4 7 35%

Cukup Baik 3 1 5%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 20 100%

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan

guru II terhadap aspek tampilan media audio visual Candi Tikus yaitu, skor

item 5 kategori “sangat baik” berjumlah 7 frekuensi dengan prosentase

dominan sebesar 60%. Sementara itu, untuk skor item 4 memperoleh

frekuensi berjumlah 3 dengan prosentase sebesar 35% termasuk dalam

kategori “baik”. Selanjutnya, untuk kategori “cukup baik” yaitu pada skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

60% 35%

5% Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

item 3 memperoleh frekuensi berjumlah 1 dengan prosentase sebesar 5%.

Sementara itu kategori kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).

Berikut ini diagram rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan

pada Guru I dan Guru II terhadap aspek tampilan media audio visual Candi

Tikus

Diagram LXXI: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan

pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Tampilan

b. Aspek Penyajian

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan

Guru II terhadap aspek penyajian media audio visual Candi Tikus adalah

sebagai berikut:

Tabel 48: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I

dan Guru II terhadap Aspek Penyajian

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 4 33%

Baik 4 6 50%

Cukup Baik 3 2 17%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 12 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

33%

50%

17% Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Berdasarkan data pada tabel 48 dapat diketahui bahwa rekapitulasi

hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan guru II terhadap aspek

penyajian yaitu, skor item 5 memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 4 dengan

prosentase sebesar 33% termasuk dalam kategori “sangat baik”. Skor item 4

memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 6 dengan prosentase dominan sebesar

50% termasuk dalam kategori “baik”, sedangkan kategori “cukup baik”

memperoleh frekuensi sebanyak 2 dengan prosentase sebesar 17%. Sementara

itu untuk kategori kurang baik, dan sangat kurang baik tidak ada (0%).

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan

guru II terhadap aspek penyajian dalam bentuk diagram adalah sebagai

berikut.

Diagram LXXII: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan

pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Penyajian

c. Aspek Kebahasaan

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan

guru II terhadap aspek kebahasaan media audio visual Candi Tikus

memperoleh hasil sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

33%

50%

17% Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Tabel 49: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I

dan Guru II terhadap Aspek Kebahasaan

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 7 58%

Baik 4 5 42%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 12 100%

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan

guru II terhadap aspek kebahasaan yaitu, pada skor item 5 diperoleh jumlah

frekuensi sebanyak 7 dengan prosentase sebesar 58% termasuk kategori

“sangat baik”. Sementara itu, pada skor item 4 diperoleh jumlah frekuensi

sebanyak 5 dengan hasil prosentase sebesar 42% termasuk dalam kategori

“baik”. Kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada

(0%).

Diagram rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru

I dan guru II terhadap aspek kebahasaan adalah sebagai berikut:

Diagram LXXIII: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan

pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Kebahasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

d. Aspek Pembelajaran

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan

guru II terhadap aspek pembelajaran media audio visual Candi Tikus

memperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 50: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan pada Guru I

dan Guru II terhadap Aspek Pembelajaran

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 9 56,25%

Baik 4 7 43,75%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 16 100%

Berdasarkan data pada tabel 50, dapat diketahui bahwa hasil analisis

data uji coba perorangan pada aspek pembelajaran dari guru I dan guru II

yaitu, skor item 5 memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 9 dengan

prosentase sebesar 56,25% termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Selanjutnya, untuk skor item 4 dengan jumlah frekuensi sebanyak 7

memperoleh hasil prosentase sebesar 43,75% yang termasuk dalam kategori

“baik”. Sementara itu untuk kategori cukup baik, kurang baik dan sangat

kurang baik tidak ada (0%).

Di bawah ini adalah diagram hasil analisis data uji coba perorangan

pada aspek pembelajaran dari guru I dan guru II yang dapat dilihat pada

gambar LXXIV(74) halaman 132.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

43,75% 56,25%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Diagram LXXIV: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan

pada Aspek Pembelajaran dari Guru I dan Guru II

e. Aspek Isi

Analisis data uji coba perorangan dari guru II terhadap aspek isi media

audio visual Candi Tikus memperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 51: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Validasi pada Guru I dan Guru II

terhadap Aspek Isi

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 6 37,5%

Baik 4 9 56,25%

Cukup Baik 3 1 6,25%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 16 100%

Berdasarkan data pada tabel 51 dapat diketahui bahwa rekapitulasi

hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan guru II terhadap aspek

isi yaitu, pada skor item 5 dengan jumlah frekuensi sebanyak 6 memperoleh

hasil prosentase sebesar 37,5% termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Sementara itu, untuk kategori “baik” dengan jumlah frekuensi sebanyak 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

37,5%

56,25%

6,25% Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

pada skor item 4 memperoleh hasil prosentase sebesar 25%. Untuk kategori

“cukup baik” yaitu pada skor item 3 di peroleh jumlah frekuensi sebanyak 1

dengan prosentase sebesar 6,25%, sedangkan untuk kategori kurang baik dan

sangat kurang baik tidak ada (0%). Berikut gambar diagram rekapitulasi hasil

analisis data uji coba perorangan pada guru I dan guru II terhadap aspek isi

Diagram LXXV: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba perorangan

pada Guru I dan Guru II terhadap Aspek Isi

f. Aspek Nilai-Nilai Karakter

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan

guru II, terhadap aspek nilai-nilai karakter media audio visual Candi Tikus

memperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 52: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan pada Guru I

dan Guru II terhadap Aspek Nilai-nilai

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 5 25%

Baik 4 15 75%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 20 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

25%

75%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru I dan

guru II terhadap aspek pendidikan nilai-nilai karakter yaitu, pada skor item 5

dengan jumlah frekuensi sebanyak 5 memperoleh hasil prosentase sebesar

25% termasuk dalam kategori “sangat baik”. Sementara itu, pada skor item 4

diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 8 dengan hasil prosentase dominan

sebesar 80% termasuk dalam kategori “baik”. Kategori cukup baik, kurang

baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).

Diagram rekapitulasi hasil analisis data uji coba perorangan pada guru

I dan Guru II terhadap aspek pendidikan nilai-nilai karakter yaitu sebagai

berikut:

Diagram LXXVI: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan

pada Aspek Nilai-Nilai Karakter dari Guru I dan Guru II

5. Rekapitulasi Hasil Analisis Data dari Uji Coba Kelompok Kecil

a. Aspek Tampilan

Rekapitulasi hasil analisis data dari uji coba kelompok kecil pada

aspek tampilan media audio visual Candi Tikus dapat dilihat pada tabel 53

halaman 135.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

66%

34%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Tabel 53: Rekapitulasi hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil pada

Aspek Tampilan

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 66 66%

Baik 4 34 34%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 100 100%

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek

tampilan dalam tabel 53 dapat disimpulkan bahwa, skor item 5 kategori

“sangat baik” berjumlah 66 frekuensi dengan prosentase dominan sebesar

66%. Sementara itu untuk skor item 4 memperoleh frekuensi berjumlah 34

dengan prosentase sebesar 34% termasuk dalam kategori “baik”. Untuk

kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).

Di bawah ini adalah diagram dari rekapitulasi hasil analisis data uji

coba kelompok kecil pada aspek tampilan.

Diagram LXXVII: Rekapitulasi hasil Analisis Data Uji Coba

Kelompok Kecil pada Aspek Tampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

b. Aspek Penyajian

Rekapitulasi analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek

penyajian memperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 54: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil pada

Aspek Penyajian

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 38 63%

Baik 4 22 37%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 60 100%

Berdasarkan data pada tabel 54 dapat diketahui bahwa hasil analisis

data uji coba kelompok kecil pada aspek penyajian media audio visual Candi

Tikus yaitu, pada skor item 5 kategori “sangat baik”, memperoleh jumlah

frekuensi sebanyak 38 dengan prosentase sebesar 63%. Sementara itu, untuk

kategori “baik” dengan jumlah frekuensi 37 pada skor item 4 memperoleh

hasil prosentase sebesar 37%. Untuk kategori cukup baik, kurang baik dan

sangat kurang baik tidak ada (0%).

Berikut ini adalah rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok

kecil dalam bentuk diagram pada aspek tampilan media audio visual Candi

Tikus yang dapat dilihat pada gambar LXXVIII (78) halaman 137.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

63%

37%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Diagram LXXVIII: Rekapitulasi hasil Analisis Data Uji Coba

Kelompok Kecil Pada Aspek Penyajian

c. Aspek Kebahasaan

Rekapitulasi hasil analisis data pada aspek kebahasaan dari uji coba

kelompok kecil adalah sebagai berikut:

Tabel 55: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil pada

Aspek Kebahasaan

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 32 53%

Baik 4 25 42%

Cukup Baik 3 3 5%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 60 100%

Berdasarkan data pada tabel 55 dapat disimpulkan bahwa hasil

analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek kebahasaan yaitu, pada skor

item 5 kategori “sangat baik” memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 32

dengan prosentase sebesar 53%”. Selanjutnya kategori “baik pada skor item 4

diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 25 dengan hasil prosentase sebesar 42%.

Sementara itu, untuk kategori “cukup baik” yaitu pada skor item 3 di peroleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

53% 42%

5% Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

jumlah frekuensi sebanyak 3 dengan prosentase sebesar 5%. Untuk kategori

kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek

kebahasaan terhadap media audio visual yang dikembangkan oleh peneliti,

dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Diagram LXXIX: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba

Kelompok Kecil Pada Aspek Kebahasaan

d. Aspek Pembelajaran

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil terhadap

aspek pembelajaran media audio visual yang dikembangkan adalah sebagai

berikut:

Tabel 56: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil pada

Aspek Pembelajaran

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 51 63,75%

Baik 4 29 36,25%

Cukup Baik 3 0 0%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 80 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

63,75%

36,25%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek

pembelajaran yaitu, pada skor item 5 dengan jumlah frekuensi sebanyak 51

memperoleh prosentase sebesar 63,75% termasuk dalam kategori “sangat

baik”. Sementara itu, pada skor item 4 dengan jumlah frekuensi sebanyak 29

diperoleh hasil prosentase sebesar 36,25% yang termasuk dalam kategori

“baik”. Untuk kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak

ada (0%).

Berikut ini adalah diagram hasil analisis data uji coba kelompok kecil

pada aspek pembelajaran media audio visual Candi Tikus yang

dikembangkan oleh peneliti:

Diagram LXXX: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba

Kelompok Kecil pada Aspek Pembelajaran

e. Aspek Isi

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek isi

media audio visual Candi Tikus yang telah dikembangkan oleh peneliti dapat

dilihat pada tabel 57 .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

60%

38,75%

1,5%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Tabel 57: Rekapitulasi hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil pada

Aspek Isi

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 48 60%

Baik 4 31 38,75%

Cukup Baik 3 1 1,25%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 80 100%

Berdasarkan data pada tabel 57 dapat diketahui bahwa rekapitulasi

hasil analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek isi yaitu, pada skor

item 5 kategori “sangat baik”, memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 48

dengan prosentase dominan sebesar 60%. Selanjutnya, pada skor item 4

kategori “baik” memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 9, dengan prosentase

sebesar 38,75%. Sementara itu untuk kategori “cukup baik” yaitu pada skor

item 3 diperoleh jumlah frekuensi sebanyak 1 dengan prosentase sebesar

1,25%. Untuk kategori kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil pada aspek isi

dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut:

Diagram LXXXI: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba

Kelompok Kecil pada Aspek Isi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

f. Aspek Nilai-Nilai Karakter

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba kelompok kecil terhadap aspek

nilai-nilai pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

Tabel 58: Rekapitulasi Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil pada

Aspek Nilai-Nilai Karakter

Kriteria Skor Item Frekuensi Prosentase (%)

Sangat Baik 5 66 66%

Baik 4 33 33%

Cukup Baik 3 1 10%

Kurang Baik 2 0 0%

Sangat Kurang Baik 1 0 0%

Jumlah 80 100%

Rekapitulasi hasil analisis uji coba kelompok kecil terhadap aspek

pendidikan nilai-nila karakter yaitu, pada skor item 5 dengan jumlah

frekuensi 66 diperoleh prosentase sebesar 66% termasuk dalam kategori

“sangat baik”. Sementara itu pada skor item 4 dengan jumlah frekuensi

sebanyak 8, diperoleh hasil prosentase sebesar 80% termasuk dalam kategori

“baik”. Kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada

(0%).

Berikut ini merupakan diagram rekapitulasi hasil analisis data uji coba

kelompok kecil pada aspek nilai-nilai karakter yang terdapat dalam media

audio visual Candi Tikus yang dikembangkan oleh peneliti, dapat dilihat pada

halaman 142 gambar LXXXII (82)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

60%

38,75%

1,5%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang Baik

Diagram LXXXII: Rekapitulasi hasil Analisis Data Uji Coba

Kelompok Kecil Pada Aspek Nilai-ilai Karakter

F. Kajian Produk Akhir

1. Hasil Validasi dan Uji Coba Produk Akhir

Produk media pembelajaran berupa media audio visual Candi Tikus

yang bermuatan nilai karakter rasa ingin tahu dan toleransi telah diselesaikan

oleh peneliti. Media audio visual Candi Tikus yang termasuk dalam materi

sejarah kerajaan Hindu-Buddha tepatnya kerajaan Majapahit adalah materi

pelajaran sejarah bagi siswa SMA kelas X semester genap. Sebelum

menyelesaikan audio visual Candi Tikus sampai pada produk akhir, media ini

telah melewati beberapa tahapan validasi yang melibatkan ahli materi, ahli

media, dan ahli pendidikan karakter. Media audio visual Candi Tikus juga telah

melalui tahap uji coba yaitu uji coba perorangan pada dua orang guru mata

pelajaran sejarah dan uji coba kelompok kecil terhadap sepuluh peserta didik

kelas X untuk menguji kelayakan produk.

Hasil validasi dari ahli materi, ahli media dan ahli pendidikan karakter,

terhadap produk media audio visual Candi Tikus menunjukkan bahwa media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

ini layak digunakan sebagai media pembelajaran sejarah. Hasil validasi dari

ahli materi termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata skor gabungan pada

aspek pembelajaran dan isi yaitu 3,6. Hasil validasi dari ahli media termasuk

dalam kategori “sangat baik” dengan skor rerata gabungan 4,5 pada aspek

audio dan visual. Hasil validasi dari ahli pendidikan karakter termasuk dalam

kategori “baik” dengan rerata skor sebesar 4,1. Sementara itu, hasil uji coba

perorangan pada dua orang guru termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hasil

tersebut sesuai dengan jumlah rekapitulasi guru I dan guru II pada enam aspek

media audio visual Candi Tikus dengan rerata skor sebesar 4,36. Selanjutnya,

hasil uji coba kelompok kecil termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hasil

tersebut sesuai dengan total rekapitulasi uji coba kelompok kecil terhadap

keenam aspek media audio visual Candi Tikus dengan rerata skor gabungan

4,61.

Dari tahap validasi dan uji coba produk, peneliti mendapatkan masukan

berupa kritik dan saran perbaikan, sehingga peneliti melakukan beberapa revisi

pada media audio visual Candi Tikus sesuai dengan kritik dan saran yang telah

diberikan, sehingga kualitas produk semakin lebih baik dan menghasilkan

produk akhir yang layak digunakan untuk pembelajaran sejarah Indonesia kelas

X materi kerajaan Hindu-Buddha.

2. Hasil Produk Akhir dan Perubahan Signifikan

Produk akhir media audio visual Candi Tikus berdurasi sepanjang 10

menit 8 detik (10:08) hal ini menunjukkan terjadinya perubahan durasi video

yang semula sepanjang 9 menit lewat 17 detik (09:17). Isi produk akhir ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

mengalami beberapa perubahan signifikan dari produk awal dikarenakan

adanya beberapa revisi pada media audio visual Candi Tikus. Revisi dilakukan

oleh peneliti sesuai dengan kritik dan saran dari ahli materi, ahli media, ahli

pendidikan karakter dan dari uji coba produk baik itu uji coba perorangan

maupun uji coba kelompok kecil.

Berikut merupakan perubahan signifikan pada produk akhir media

audio visual Candi Tikus.

a. Bagian penjelasan kerajaan Majapahit

Bagian Majapahit dalam produk akhir dimulai pada detik ke 00:05

sampai menit 03:34. produk bagian ini terdapat di menit 02:02-02:35.

Perubahan signifikan pada bagian ini diantaranya:

1) Pada detik 00:24-00:40

Pada detik ke 00:24-00:40 ditambahkan narasi dan teks penjelasan

mengenai latar belakang pemberian nama kerajaan Majapahit. Pada produk

awal bagian ini tidak dijelaskan.

Gambar LXXXIII: Teks Penjelasan Latar Belakang

Pemberian nama Candi Tikus

(Pembuatan Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Sesuai dengan manfaat media pembelajaran yaitu salah satunya untuk

memperjelas makna atau isi pembelajaran agar lebih mudah dipahami oleh

peserta didik, maka penambahan narasi dan teks pada media audio visual Candi

Tikus setelah direvisi dapat memberikan informasi yang jelas mengenai isi

video.65

2) Detik 00:46-00:53

Pada detik ini ditampilkan gambar Raden Wijaya sebagai pendiri

kerajaan Majapahit. Pada produk awal, gambar R. Wijaya terdapat pada detik

00:41-00:50. Pada bagian ini peneliti mendapatkan masukan dari ahli media

untuk mencari gambar Raden Wijaya yang lebih jelas.

Gambar LXXXIV: Ilustrasi Raden Wijaya Produk Akhir

(Youtube)

Revisi pada bagian ini menunjukkan bahwa media audio visual dengan

kualitas gambar yang kurang baik dapat mempengaruhi kemenarikan video.

Pada bagian ini peneliti merevisi produk dengan menambahkan gambar yang

65

Hujair Sanaky, op.cit., hlm. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

memiliki kualitas lebih baik sehingga dapat menarik perhatian peserta didik.

Dengan demikian media audio visual Candi Tikus sebagai media pembelajaran

memiliki manfaat yang mampu menarik perhatian peserta didik untuk belajar

sejarah khususnya sejarah kerajaan Hindu-Buddha. Manfaat media audio visual

Candi Tikus ini sesuai dengan manfaat media pembelajaran menurut

Encylopedia of educational Research dalam Sanaky yaitu Menarik perhatian

peserta didik.66

3) Menit 01:49 sampai menit 02:34

Berdasarkan revisi dari ahli materi, gambar Gajah Mada yang semula

berupa animasi kurang menggambarkan sosok Gajah Mada sehingga diminta

untuk digantikan dengan lukisan asli yang terdapat di Makam Panggung

Trowulan. Pada bagian ini juga di tambahkan pula isi dari sumpah palapa.

Gambar LXXXV: Diorama Gajah Mada Mengucapkan

Sumpah Palapa pada Produk Akhir

(Dokumentasi Pribadi)

66

Nunuk Suryani dkk, op.cit., hlm.14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

Berdasarkan revisi yang telah dilakukan peneliti pada gambar animasi

Gajah Mada yang diganti dengan diorama Gajah Mada yang asli, maka peserta

didik tidak hanya berimajinasi terhadap sosok Gajah Mada melainkan

mendapatkan pengalaman yang lebih konkret. Sesuai klasifikasi media

menurut kerucut pengalaman Edgar Dale dari yang paling konkret ke yang

paling abstrak maka media audio visual Candi Tikus yang dikembangkan

termasuk pada tingkat ke delapan. Pada tingkat ke delapan ini maka dapat

diketahui bahwa Candi Tikus memberikan pengalaman konkret kepada peserta

didik melalui gambar hidup.67

Selain iu penambahan isi dari sumpah Palapa

dalam bentuk teks dan narasi semakin memperjelas isi dari media audio visual

Candi Tikus.

Gambar LXXXVI: Isi Sumpah Palapa

(Pembuatan Pribadi, Sumber Gambar google)

67

Nizwardi dan Ambiyar, op.cit., hlm.13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

b. Candi Tikus

Isi pada bagian Candi Tikus tidak mengalami perubahan signifikan.

Akan tetapi menit yang menjelaskan tentang Candi Tikus mengalami

perubahan. Pada produk awal Candi Tikus dijelaskan pada menit 02:36 sampai

menit 09:08. Pada produk akhir pembahasan tentang Candi Tikus di mulai dari

menit 03:36-09:58.

3. Kekurangan dan Kelebihan Produk Akhir

Media audio visual Candi Tikus masih memiliki beberapa kekurangan

meskipun sudah melalui tahap validasi ahli dan uji coba produk. Berikut ini

adalah kekurangan yang masih terdapat pada media audio visual Candi Tikus:

a. Bagian animasi diambil dari youtube, hal tersebut dikarenakan keterbatasan

peneliti dalam menguasai desain grafis untuk membuat gambar animasi.

b. Keterbatasan alat untuk pengambilan video di lapangan seperti alat drone

membuat peneliti tidak dapat mengambil gambar video dari atas udara.

Selain itu peneliti juga tidak memiliki alat microphone sehingga hasil

wawancara peneliti dengan penduduk sekitar tidak terdengar jelas. Hal

tersebut membuat peneliti mengambil beberapa video Candi Tikus dari

youtube

Media audio visual Candi Tikus juga memiliki beberapa kelebihan

a. Media audio visual Candi Tikus dapat disajikan kepada peserta didik dalam

waktu yang bersamaan sehingga stimulus pengalaman yang didapatkan

peserta didik relatif sama. Selain itu, media ini juga dapat digunakan setiap

saat dan berulang-ulang. Hal ini sesuai dengan ciri distributif media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

pembelajaran menurut Gerlach dan Ely dalam buku Azhar Arsyad, sehingga

dapat disimpulkan bahwa pengembangan media audio visual Candi Tikus

membuat pembelajaran sejarah khususnya materi kerajaan Hindu-Buddha

lebih efektif sebab candi Tikus yang merupakan benda bersejarah tidak

dapat dibawa ke dalam kelas.68

b. Media audio visual Candi Tikus berisi gambar bergerak dan gambar hidup

yang telah dikemas lebih menarik serta dilengkapi dengan narasi dan teks

untuk menjelaskan isi video. Kelebihan media audio visual Candi Tikus ini

jarang dimiliki oleh media lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa

kehadiran media ini memiliki manfaat untuk menarik perhatian peserta didik

dalam belajar sesuai dengan manfaat pembelajaran menurut Encylopedia of

educational Research dalam Sanaky yaitu dapat menarik perhatian peserta

didik untuk belajar69

c. Dengan hadirnya produk audio visual Candi Tikus dapat memperkaya

media pembelajaran sejarah pada era digital, dimana peserta didik hidup

begitu dekat dengan teknologi.

d. Media audio visual Candi Tikus membantu peserta didik yang berada di luar

jangkauan objek untuk melihat gambaran Candi Tikus secara lebih nyata.

Sesuai dengan pendapat Sanaky mengenai fungsi media pembelajaran maka

dapat diketahui bahwa fungsi media pembelajaran audio visual Candi Tikus

salah satunya adalah mengatasi hambatan waktu, tempat dan jarak.70

68

Azhar Arsyad , op.cit., 14. 69

Hujair Sanaky, op.cit., hlm.7 70

Hujair Sanaky, op.cit., hlm.7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

e. Media audio visual Candi Tikus yang peneliti kembangkan, memuat nilai

karakter rasa ingin tahu dan toleransi yang berbeda dari media audio visual

Candi Tikus lainnya. Media ini dapat membantu guru untuk menanamkan

nilai karakter rasa ingin tahu dan toleransi kepada peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penggunaan media pembelajaran Di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta,

khususnya oleh guru mata pelajaran sejarah sudah beragam salah

satunya adalah penggunaan media audio visual. Meskipun demikian,

sebagian besar media audio visual yang dipakai oleh guru masih kurang

menarik, karena hanya menampilkan gambar bergerak yang dilengkapi

dengan teks seadanya tanpa narasi yang memperjelas isi video.

Berangkat dari hal tersebut, maka peneliti mengembangkan sebuah

media audio visual yang lebih menarik dan sesuai untuk pembelajaran

sejarah, yaitu media audio Visual Candi Tikus. Selain menampilkan

gambar hidup dan bergerak, media ini juga dilengkapi denga teks dan

narasi serta terdapat muatan nilai-nilai karakter di dalamnya, yaitu nilai

rasa ingin tahu dan toleransi yang membuat media ini berbeda dari

media audio visual lainnya

2. Pengembangan media audio visual Candi Tikus telah melalui beberapa

tahap validasi yaitu validasi ahli materi, ahli media dan ahli pendidikan

karakter serta tahap uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil

untuk menguji kelayakan media audio visual Candi Tikus. Berdasarkan

pada hasil validasi ahli dan uji coba produk maka dapat disimpulkan

bahwa:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

2.1. Hasil validasi dari ahli materi terhadap media audio visual Candi

Tikus pada aspek isi dan pembelajaran memperoleh rerata skor

gabungan sebesar 3,6 yang termasuk dalam kategori “baik”.

2.2. Hasil validasi ahli media terhadap media audio visual Candi Tikus

pada aspek audio dan visual termasuk dalam kategori “sangat baik”

dengan rerata skor gabungan sebesar 4,5.

2.3. Hasil validasi dari ahli pendidikan karakter terhadap media audio

visual Candi Tikus memperoleh skor sebesar 4,1 termasuk dalam

kategori “baik”.

2.4. Hasil uji coba perorangan pada dua orang guru terhadap keenam

aspek media audio visual Candi tikus yaitu aspek tampilan, aspek

penyajian, aspek kebahasaan, aspek pembelajaran, aspek isi dan

aspek nilai-nilai karakter memperoleh total rerata gabungan sebesar

4,36 termasuk kategori “sangat baik”.

2.5. Hasil uji coba kelompok kecil pada sepuluh peserta didik kelas X

SMA terhadap media audio visual Candi Tikus memperoleh total

skor rerata gabungan pada keenam aspek sebesar 4,61 termasuk

dalam kategori “sangat baik”

Berdasarkan data hasil validasi dari ahli materi, ahli media, ahli

pendidikan karakter, maupun hasil uji coba perorangan dan uji coba

kelompok kecil, dapat disimpulkan bahwa media audio visual Candi Tikus

yang telah peneliti kembangkan, layak digunakan sebagai media

pembelajaran sejarah. Produk media audio visual Candi Tikus ini dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

digunakan sebagai media pembelajaran sejarah materi kerajaan zaman Hindu-

Buddha yaitu kerajaan Majapahit. Materi ini merupakan materi pelajaran

sejarah bagi peserta didik kelas X SMA semester genap dalam KD 3.6.

B. Saran

Berdasarkan penelitian dan pengembangan yang sudah dilakukan,

maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Pihak sekolah disarankan untuk menyediakan sumber pembelajaran

sejarah berupa media audio visual terutama di era digital saat ini. Hal

tersebut bertujuan untuk menarik minat peserta didik dalam belajar sejarah

di kelas khususnya sejarah kerajaan masa Hindu-Buddha.

2. Bagi Guru

Adanya media audio visual Candi Tikus di zaman serba teknologi saat ini.

dapat dimanfaatkan guru untuk mengajar materi kerajaan masa Hindu-

Buddha yaitu kerajaan Majapahit bagi siswa SMA kelas X.

3. Bagi Peserta Didik

Peserta didik disarankan memanfaatkan media audio visual Candi Tikus

sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan secara mandiri.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian lanjutan terhadap

peninggalan kerajaan Majapaht lainnya yang belum dikembangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Daniel Maryanto. 2007. Candi Masa Majapahit. Cetakan Pertama. Klaten:

PT Intan Sejati.

Andre Rinanto.1982. Peran Media Audio Visual Dalam Pendidikan. Yogyakarta:

PT Yayasan Kanisius.

Azhar Arsyad. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Bambang Rustanto. 2015. Masyarakat Multikultural Indonesia. Bandung: PT

ReMaja Rosdakara.

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran. Edisi Kedua

Bogor: Ghalia Indonesia.

Doni Koesoema. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Cetakan Kedua (Edisi Recvisi). Jakarta: Grasindo.

Eko Putra Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Esa Damar Pinuluh. 2010. Pesona Majapahit. Cetakan Pertama. Yogyakarta:

Buku Biru.

Felix, Baghi. 2012. Pluralisme, Demokrasi, dan Toleransi. Cetakan Pertama.

Maumere: PT Ledalero.

Heri Susanto. 2012. Seputar Pembelajaran Sejarah. Cetakan Kedua.Yogyakarta:

Pressindo.

Hujair, Sanaky. 2015. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatof. Cetakan Pertama.

Jakarta: Kaukaba Dipantara.

Kardiyat Wiharyanto dan Hendra Kurniawan. Modul: Situs Majapahit: Trowulan

Jawa Timur). Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Nizwardi Jalinus dan Ambiyar. 2016. Media dan Sumber Belajar. Edisi Pertama.

Jakarta: Kencana.

Nunuk Suryani, dkk. 2019. Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembanganya.

Cetakan Pertama. Bandung: ReMaja Rosdakarya .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

Otto Gusti Madung. 2017. Post-Sekuralisme, Toleransi dan Demokrasi.

Maumere: PT Ledaro.

Punanji Setyosari. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta: Kencana.

Pupuh Fathurrohman. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung:

Refika Aditama.

Purwadi. 2009. Misteri Gajah Mada. Yogyakarta: Cetakan Pertama. Garailmu.

Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah.

Cetakan Kedua. Yogyakarta: PT Ombak.

Retno Listyarti. 2012. Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Erlangga Group.

Rumampuk Dientje Borman. 1998. Media Instruktisonal IPS. Jakarta:

Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan.

Sartono Kartodirdjo. 1997. Sejarah Nasional Indonesia II: Jaman Kuno. Cetakan

Pertama. Jakarta: Balai Pustaka.

Sartono Kartodirdjo. 2005. Sejak Indische sampai Indonesia. Jakarta: Kompas.

Sri Pare Eni dan Adjeng Hidayah Tsabit. 2017. Arsitektur Kuno Kerajaan-

Kerajaan di Jawa Timur. Cetakan Pertama. Jakarta: Raja Grafindo.

Sugiyono. 2015.Metode Penelitian dan Pengembangan. Cetakan Pertama.

Bandung: Alfabet.

Sunu, Herman Yosep dan Yustina Wahyu. 2014. Penilaian Belajar Siswa di

sekolah. Yogyakarta: PT Kanisius.

Teguh Triwiyanto. 2014. Pengantar Pendidikan. Cetakan Pertama. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Tim Kelompok Kerja BPA. 1998. Mengenal Majapahit Melalui Peninggalannya

di Balai Arca Trowulan dan Sekitarnya. Mojokerto: Koperasi Pegawai

Republik Indonesia Purbakala.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Cetakan Pertama. Jakarta: PT

Kencana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Sumber Internet:

Agus dan Amien, Skala Karakter Toleransi: Konsep dan Operasional Aspek

Kedamaian, Menghargai Perbedaan dan Kesadaran Individu, (Online)

file:///C:/Users/USER/Downloads/1710-4351-1-PB.pdf diakses pada 21

Maret 2019 pukul 23.06 WIB. (Tidak diterbitkan).

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian toleransi, (Online)

https://kbbi.web.id/toleran diakses pada 21 Maret 2019 pukul 22.00 WIB.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 3, (Online) http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU20-2003Sisdiknas.pdf

diakses pada 24 Februari 2019 pukul 23.39 WIB.

Sumber Makalah/Skripsi

Aris Wahyudi. 2016. Pengembangan Media Audio Visual Berbasis Perjuangan

Adisutjipto untuk Meningkatkan Sikap Kritis Siswa dalam Pembelajaran

Sejarah di SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta.

https://eprints.uns.ac.id/29680/ diakses pada 5 Maret 2019 pukul 20.00

WIB. (Tidak diterbitkan).

Aurora Nandia F, Herman J Waluyo, Samsi Haryanto. 2015. Pengembangan

Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Audio Visual Situs

Purbakala Pugung Raharjo Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah

Siswa Kelas X SMA Negeri.

https://media.neliti.com/media/publications/96441-ID-pengembangan-

media-pembelajaran-sejarah.pdf, diakses pada 5 Maret 2019 pukul 20.12

WIB. (Tidak diterbitkan).

Fatty, M Nadjib, dan Andi Subhan. 2017. Youtube sebagai Sarana Komunikasi

bagi Komunitas Makassarvidgram.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/kareba/article/viewFile/1905/1063

diakses pada tanggal 3 Maret 2019 pukul 14.40 WIB. (Tidak diterbitkan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

Sumber Video:

Dokumentasi Pribadi di Situs Candi Tikus pada tanggal 11 April 2019

Gambar google

Koko Agus Chanel, Situs Majapahit Candi Brahu Candi Bajang Ratu & Candi

Tikus https://www.youtube.com/watch?v=1F0a0Y2cIRw diakses pada

tanggal 16 April 2019

Perpustakaan Nasional RI Chanel, Film Animasi dan Cerita Rakyat Adaptasi dari

Naskah Peninggalan Kerajaan Majapahit Negarakertagama

https://www.youtube.com/watch?v=UknAxXRDUh diakses pada tanggal 26

April 2019

Creative Freedom Design Chanel, Legenda Seribu Candi Prambanan Animasi 3D

https://www.youtube.com/watch?v=4ek1seco2wE diakses pada tanggal 16

April 2019

Devil’z work chanel Wilwatikta sejarah keagungan nusantara

https://www.youtube.com/watch?v=EgJ1QbrXAxw&t=36s diakses pada

tanggal 16 April 2019

Dua Dunia Chanel, Dua Dunia episode 10 Legenda Candi Tikus Trowulan

https://www.youtube.com/watch?v=RZuJg1ev4Xc diakses pada tanggal 16

April 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan

makalah

2 Pengambilan

data

3

Pembuatan

Naskah video

Candi Tikus

4 Pembuatan

Video

5 Validasi Ahli

6 Uji Coba 1

dan 2

7

Analisis Data

dan

Penyelesaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

Lampiran 2 : Narasi Video

Narasi Candi Tikus

Dahulu kala pada akhir abad ke-13, di tanah Jawa berdirilah sebuah

kerajaan megah yang namanya diambil dari nama buah maja yaitu kerajaan

Majapahit.

Berdasarkan kitab Pararaton, saat Raden Wijaya dan para pengikutnya membuka

hutan Tarik, mereka menemukan banyak pohon maja yang sedang berbuah.

Ketika mereka memakan buah tersebut rasanya sangat pahit sehingga, kerajaan ini

diberi nama kerajaan Majapahit.

Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 M dan

tercatat dalam sejarah sebagai kerajaan terbesar yang pernah ada di nusantara

Inilah beberapa raja-raja yang pernah memimpin kerajaan Majapahit hingga masa

keemasannya:

1. Raden Wijaya (1293-1309)

2. Jayanegara (1309-1328)

3. Tribuana Tungga Dewi (1328-1350)

4. Hayam Wuruk (1350-1389)

Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaannya, ketika dipimpin oleh

seorang raja Hayam Wuruk dan Maha Patih Gajah Mada, seorang yang cerdas dan

tangkas. Gajah Mada memunculkan ide untuk menyatukan Indonesia dengan

sumpah Palapa yang ia ucapkan di depan singgasana raja. Gajah Mada akhirnya

sukses membentuk Majapahit Raya yang dikenal dengan Nusantara.

Inilah isi dari sumpah Palapa:

“Sira Gajah Mada patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah

Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring

Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Butuni, ring Pahang, Dompo,

ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Kebesaran kerajaan Majapahit menyisakan benda-benda bersejarah yang

berpusat di Trowulan, Mojokerto Jawa Timur diantaranya Makam Troloyo,

Makam Petilasan Siti Inggil atau Makam Panggung, Makam Troloyo, Candi

bajang Ratu, dan Candi Tikus. Dari peninggalan-peninggalan benda bersejarah

Majapahit tersebut, Candi Tikus memiliki keunikan tersendiri karena berbentuk

seperti petirtaan atau tempat permandian dan terletak lebih rendah 3,5 meter dari

permukaan tanah sekitarnya.

Candi tikus merupakan salah satu hasil kebudayaan luhur yang termasuk dalam

peninggalan kepurbakalaan kerajaan Majapahit di Trowulan Jawa Timur. Candi

Ini diperkirakan telah dibangun pada abad ke-13 dan 14. Candi Tikus atau

petirtaan Tikus terletak di Dukuh Dinuk, Desa Temon Kecamatan Trowulan,

Kabupaten Mojokerto.

Candi Tikus semula telah terkubur dalam tanah namun ditemukan kembali

pada tahun 1914. yang Penggalian situs dilakukan berdasarkan laporan Bupati

Mojokerto pada saat itu, yang bernama R.A.A. Kromojoyo Adinegoro (1894-

1916).

(Wawancara Trans Tv dengan warga sekitar Candi Tikus tentang latar belakang

pemberian nama Candi Tikus)

Bangunan Candi Tikus berbentuk sebuah permandian/petirtaan sehingga

sering juga disebut petirtaan Tikus. Petirtaan Tikus merupakan replika

Mahameru, yaitu bentuk bangunannya semakin ke atas semakin kecil, serta

bangunan induk berada di puncak utama yang dikelilingi 8 puncak yang lebih

kecil. Di sekeliling dinding kaki bangunan berjajar 17 pancuran berbentuk bunga

teratai da Makara. Sementara itu, di kiri dan kanan tangga terdapat kolam

berbentuk persegi empat. Dahulu tempat ini digunakan sebagai tempat pemandian

raja dan keluarga raja. Pada masa kerajaan Majapahit Candi Tikus adalah sebuah

permandian yang sangat disucikan oleh agama Hindu maupun agama Buddha. Air

yang mengalir dari gunung Mahameru dianggap sebagai amtra yakni air suci yang

dipercaya memiliki kekuatan magis dan dapat memberikan kesejahteraan bagi

masyarakat Majapahit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Meskipun menjadi tempat yang sangat di sucikan oleh agama Hindu dan

Buddha, Candi Tikus terbuka untuk umum. Bahkan masyarakat dengan keyakinan

yang berbeda dapat mengambil air amtra atau air suci. Hal tersebut dapat kita

maknai sebagai bentuk toleransi antar umat beragama.

Saat ini, Candi Tikus memiliki fungsi sebagai tempat wisata maupun tempat

pembelajaran sejarah seperti study tour

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Lampiran 3 : Surat Izin Validasi Ahli Materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Lampiran 4 : Surat Izin Validasi Ahli Media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

Lampiran 5 : Surat Izin Validasi Ahli Pendidikan Karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

Lampiran 6 : Validasi Ahli Materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

Lampiran 7 : Validasi Ahli Media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

Lampiran 8 : Validasi Ahli Pendidikan Karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

Lampiran 9 : Uji Coba Perorangan Guru 1 dan Guru II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

Lampiran 10: Contoh Kuesioner Uji Coba Kelompok Kecil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

Lampiran 11: Keterangan dari Konversi Nilai Skala Lima Eko Putro

Widoyoko

Keterangan:

Skor maksimal = 5

Skor minimal = 1

Skor maksimal ideal = jumlah indikator “x” tertinggi

Skor minimal ideal = jumlah indikator “x” terendah

x = skor yang diperoleh

Rerata ideal (Xi) =

Simpangan baku (SB1) =

Berikut ini perhitungan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP).

Xi = rerata ideal =

=

SBi = Simpangan baku ideal =

Sangat Baik = x > Xi + 1,80 SBi

= x > 3 + (1,80 x 0,67)

= x > 3 + 1,21

= x > 4,21

Baik = Xi + 0,60 SBi < x < Xi + 1,80 SBi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

= 3 + (0,60 x 0,67) < x < 3 + (1,80 x 0,67)

= 3 + 0,40 < x < 3 + 1,21

= 3,40 < x < 4,21

Cukup Baik = Xi – 0,60 SBi < x < Xi + 0,60 SBi

= 3 – (0,60 x 0,67) < x < 3 + (0,60 x 0,67)

= 3 – 0,40 < x < 3 + 0,40

= 2,60 < x < 3,40

Kurang Baik = Xi – 1,80 SBi < x < Xi – 0,60 SBi

= 3 – (1,80 x 0,67) < x < 3 – (0,60 x 0,67)

= 3 – 1,21 < x < 3 – 0,40

= 1,79 < x < 2,60

Sangat Kurang Baik = x < Xi – 1,80 SBi

= x < 3 – (1,80 x 0,67)

= x < 3 – 1,21

= x < 1,79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

Lampiran 12: Data Uji Coba Perorangan

No. Aspek yang Dinilai Guru I Guru II

Aspek Tampilan

1. Kemenarikan gambar, foto dan animasi 5 4

2. Kesesuaian teks dengan gambar atau foto yang

ditunjukkan 4 5

3. Kesesuaian ukuran gambar, foto dan teks 5 4

4. Pemilihan jenis huruf pada teks 5 5

5. Pemilihan ukuran huruf pada teks 4 5

6. Kemudahan untuk membaca huruf pada teks 5 5

7. Kejelasan dubbing (pengisian suara) dalam

video 5 4

8. Kejelasan narasi 5 3

9. Kualitas video 4 4

10. Video membuat materi lebih menarik 5 5

Rata-rata Skor 4,7 (SB) 4,4 (SB)

4,6 (SB)

No. Aspek yang Dinilai Guru I Guru II

Aspek Penyajian

1. Keruntutan alur narasi pada video 5 4

2. Kejelasan narasi dalam bentuk teks maupun

suara pada video 5 3

3. Narasi dalam bentuk teks maupun suara mudah

dipahami 5 3

4. Kemenarikan narasi 4 4

5. Kemenarikan gambar dan foto yang disajikan 4 4

6. Kemenarikan animasi yang disajikan 4 5

Rata-rata Skor 4,5 (SB) 3,8 (B)

4,1 (B)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

No. Aspek yang Dinilai Guru I Guru II

Aspek Kebahasaan

1. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir

peserta didik 5 4

2. Kesesuaian bahasa dengan tingkat

perkembangan emosional peserta

Didik

5 4

3. Penggunaan bahasa dalam video santun 5 5

4. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu peserta

didik 4 4

5. Kemudahan untuk memahami narasi dalam

video 5 4

6. Kebenaran penulisan teks pada video sesuai

dengan EYD 5 5

Rata-rata Skor 4,8 (SB) 4,38 (SB)

4,6 (SB)

No. Aspek yang Dinilai Guru I Guru II

Aspek Pembelajaran

1. Kesesuaian isi video dengan standar isi,

kompetensi dasar dan indikator pembelajaran 5 4

2. Kesesuaian tujuan dan indikator pembelajaran

dengan KD 4 4

3. Ketepatan materi dengan media yang

dikembangkan 5 5

4. Kejelasan isi materi 4 4

5. Kejelasan topik pembelajaran 5 4

6. Kejelasan sasaran media 5 4

7. Kebenaran isi materi 5 5

8. Video memudahkan peserta didik dalam

memahami materi 5 5

Rata-rata Skor 4,75 (SB) 4,3 (SB)

4,53 (SB)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

No. Aspek yang Dinilai

Guru I Guru II

Aspek Pend.

Karakter

1. Kesesuaian nilai-nilai karakter dengan tingkat

perkembangan peserta didik 4 5

2. Kesesuaian jenis karakter yang dikembangkan

dengan nilai-nilai karakter dalam kurikulum 4 5

3. Pengembangan karakter yang menunjang

pembentukan kompetensi 4 5

4. Kesesuaian karakter yang dikembangkan dengan

tujuan pembelajaran 4 4

5. Kandungan rasa ingin tahu dalam video 4 4

6. Kandungan karakter toleransi dalam video 4 4

7. Kemudahan menangkap nilai karakter toleransi

dalam video 4 4

8. Memunculkan rasa ingin tahu terhadap peninggalan

Majapahit Candi Tikus 5 4

9. Penguatan nilai karakter rasa ingin tahu 5 4

10. Penguatan nilai karakter toleransi 4 4

Rata-rata Skor 4,2 (B) 4,3 (SB)

4,25 (SB)

No. Aspek yang Dinilai Guru I Guru II

Aspek Isi

1. Kedalaman penjelasan materi 3 5

2. Kebenaran konsep materi dilihat dari aspek

keilmuan 4 4

3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh

peserta didik 5 4

4. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 5 4

5. Kesesuaian materi dengan tingkat kognitif siswa 5 4

6. Kecukupan materi untuk pencapaian kompetensi 4 4

7. Keruntutan materi 5 4

8. Kejelasan materi 5 4

Rata-rata Skor

4,5

(SB) 3,63 (B)

4,1 (B)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

Lampiran 13: Data Uji Coba Kelompok Kecil

No Aspek yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total Rata-

Rata

KV IS FP CN PM WU MI AM AN PT Kriteria

ASPEK TAMPILAN

1. Kemenarikan gambar, foto

dan animasi 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 48 4,8 SB

2.

Kesesuaian teks dengan

gambar atau foto yang

ditunjukkan

5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 48 4,8 SB

3. Kesesuaian ukuran gambar,

foto dan teks 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 48 4,8 SB

4. Pemilihan jenis huruf pada

teks 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 44 4,4 SB

5. Pemilihan ukuran huruf pada

teks 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 48 4,8 SB

6. Kemudahan untuk membaca

huruf pada teks 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 47 4,7 SB

7. Kejelasan dubbing (pengisian

suara) dalam video 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 45 4,5 SB

8. Kejelasan narasi 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 44 4,4 SB

9. Kualitas video 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 47 4,7 SB

10. Video membuat materi lebih

menarik 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 47 4,7 SB

Rata-rata Skor 4,5 4,5 4,8 4,8 4,7 4,8 4,8 4,6 4,6 4,0 4,6(SB) 4,7 SB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

No Aspek yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total Rata-

Rata

KV IS FP CN PM WU MI AM AN PT Kriteria

ASPEK PENYAJIAN

1. Keruntutan alur narasi

pada video 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 47 4,7 SB

2.

Kejelasan narasi dalam

bentuk teks maupun

suara pada video

4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 46 4,6 SB

3.

Narasi dalam bentuk teks

maupun suara mudah

dipahami

4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 47 4,7 SB

4. Kemenarikan narasi 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 43 4,3 SB

5. Kemenarikan gambar

dan foto yang disajikan 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 48 4,8 SB

6. Kemenarikan animasi

yang disajikan 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 47 4,7 SB

Rata-rata Skor 4,3 4,67 4,67 4,8 4,67 4,8 4,8 4,67 4,3 4,5 4,6(SB) 4,6 SB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

N

o Aspek yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total Rata-

Rata

KV IS FP CN PM WU MI AM A

N PT Kriteria

ASPEK KEBAHASAAN

1. Kesesuaian bahasa dengan

tingkat berpikir peserta

didik

5 3 4 4 5 5 5 3 4 3 41 4,1 B

2. Kesesuaian bahasa dengan

tingkat perkembangan

emosional peserta

Didik

4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 42 4,2 B

3. Penggunaan bahasa dalam

video santun 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49 4,9 SB

4. Kemampuan mendorong

rasa ingin tahu peserta didik 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 44 4,4 SB

5. Kemudahan untuk

memahami narasi dalam

video

4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 47 4,7 SB

6. Kebenaran penulisan teks

pada video sesuai dengan

EYD

5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 46 4,6 SB

Rata-rata Skor 4,5 4,3 4,17 4,67 4,8 4,67 4,8 4,17 4,5 4,17

4,48

(SB) 4,48 SB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

No

Aspek yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total Rata-

Rata

KV IS FP CN PM WU MI AM AN PT Kriteria

ASPEK PEMBELAJARAN

1. Kesesuaian isi video

dengan standar isi,

kompetensi dasar dan

indikator pembelajaran

4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 46 4,6 SB

2. Kesesuaian tujuan dan

indikator pembelajaran

dengan KD

5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 48 4,8 SB

3. Ketepatan materi dengan

media yang dikembangkan 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 47 4,7 SB

4. Kejelasan isi materi 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 43 4,3 SB

5. Kejelasan topik

pembelajaran 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 47 4,7 SB

6. Kejelasan sasaran media 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 47 4,7 SB

7. Kebenaran isi materi 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 46 4,6 SB

8. Video memudahkan

peserta didik dalam

memahami materi

5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 47 4,7 SB

Rata-rata Skor 4,5 4,5 4,38 4,75 4,75 4,88 4,63 4,25 4,88 4,75 4,63

(SB) 4,64 SB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

N

o Aspek yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total Rata-

Rata

KV IS FP CN PM WU MI AM AN PT Kriteria

ASPEK ISI

1. Kedalaman penjelasan

materi 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 46 4,6 SB

2. Kebenaran konsep materi

dilihat dari aspek keilmuan 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 47 4,7 SB

3. Bahasa yang digunakan

mudah dipahami oleh

peserta didik

5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 45 4,5 SB

4. Kesesuaian materi dengan

tujuan pembelajaran 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 47 4,7 SB

5. Kesesuaian materi dengan

tingkat kognitif siswa 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 43 4,3 SB

6. Kecukupan materi untuk

pencapaian kompetensi 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 46 4,6 SB

7. Keruntutan materi 5 5 4 3 5 4 5 5 4 5 45 4,5 SB

8. Kejelasan materi 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48 4,8 SB

Rata-rata Skor 4,38 4,5 4,5 4,63 4,63 4,63 4,75 4,63 4,63 4,63 4,6 (SB) 4.6 SB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

No Aspek yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total Rata-

Rata

KV IS FP CN PM WU MI AM A

N PT KRITERIA

ASPEK PENDIDIKAN KARAKTER

1. Kesesuaian nilai-nilai

karakter dengan tingkat

perkembangan peserta didik 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 46 4,6 SB

2. Kesesuaian jenis karakter

yang dikembangkan dengan

nilai-nilai karakter dalam

kurikulum

5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 48 4,8 SB

3. Pengembangan karakter

yang menunjang

pembentukan kompetensi 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 46 4,6 SB

4. Kesesuaian karakter yang

dikembangkan dengan

tujuan pembelajaran 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 48 4,8 SB

5. Kandungan rasa ingin tahu

dalam video 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 46 4,6 SB

6. Kandungan karakter

toleransi dalam video 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 46 4,6 SB

7. Kemudahan menangkap

nilai karakter toleransi

dalam video 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 47 4,7 SB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

8. Memunculkan rasa ingin

tahu terhadap peninggalan

Majapahit Candi Tikus 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 46 4,6 SB

9. Penguatan nilai karakter

rasa ingin tahu 5

4 5 4 4 5 5 4 4 5 45 4,5 SB

10. Penguatan nilai karakter

toleransi 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 47 4,7 SB

Rata-rata Skor 4,6 4,6 4,6 4,8 4,7 4,7 4,8 4,6 4,7 4,4

4,65

(SB) 4,65 SB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

206

Lampiran 14: Nama Responden Uji Coba Kelompok Kecil

No. Nama Peserta Didik Kelas

1. Kezia Venaletha X IPA 2

2. Intan Setyo Ari Dewi X IPA 2

3. Fidela Putri. P X IPA 2

4. Catharina Novita Kristiani Oktafia X IPA 2

5. Putri Maharani X IPA 2

6. Wanita Utami Anjani X IPA 1

7. Maria Ivana Hesti. N X IPA 1

8. Aurellya Maharani K.P X IPA 1

9. Aurelia Nandita. V X IPA 1

10. Priscilla Trisna Aswi. P X IPA 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

207

Lampiran 15: Silabus

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas/Semester : X/Genap

Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran/Minggu

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.5 Menganalisis

berbagai teori

tentang proses

masuknya agama

dan kebudayaan

Hindu dan Buddha

ke Indonesia

3.6 Menganalisis

perkembangan

kehidupan

masyarakat,

pemerintahan, dan

budaya pada masa

kerajaan-kerajaan

Hindu dan Buddha

di Indonesia serta

menunjukkan

contoh bukti-bukti

yang masih berlaku

pada kehidupan

masyarakat

Indonesia masa kini

4.5 Mengolah informasi

tentang proses

masuknya agama

dan kebudayaan

Hindu dan Buddha

ke Indonesia serta

pengaruhnya pada

kehidupan

masyarakat

Indonesia masa kini

serta

mengemukakannya

Indonesia Zaman

Hindu dan Buddha:

Silang Budaya Lokal

dan Global Tahap

Awal

Teori-teori

masuknya agama

dan kebudayaan

Hindu dan Buddha

Kerajaan-kerajaan

Hindu dan Buddha

Bukti-bukti

kehidupan pengaruh

Hindu dan Buddha

yang masih ada

sampai masa kini

Melihat video

Membaca buku teks

peninggalan zaman

Hindu dan Buddha di

Indonesia

Membuat dan

mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi

tentang informasi

tambahan yang belum

dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang teori

masuknya agama dan

kebudayaan Hindu dan

Buddha,

perkembangan

masyarakat,

pemerintahan dan

budaya kerajaan-

kerajaan Hindu dan

Buddha, serta bukti-

bukti pengaruh Hindu

dan Buddha yang

masih berlaku pada

kehidupan masyarakat

Indonesia masa kini.

Mengumpulkan

informasi terkait

dengan pertanyaan

mengenai teori

masuknya agama dan

kebudayaan Hindu dan

Buddha,

perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

208

dalam bentuk

tulisan

4.6 Menyajikan hasil

penalaran dalam

bentuk tulisan yaitu

klipping tentang

kerajaan masa

Hindu Buddha dan

peninggalannya

3.7 Menganalisis

berbagai teori

tentang proses

masuknya agama

dan kebudayaan

Islam ke Indonesia

masyarakat,

pemerintahan dan

budaya kerajaan-

kerajaan Hindu dan

Buddha, serta bukti-

bukti pengaruh Hindu

dan Buddha yang

masih berlaku pada

kehidupan masyarakat

Indonesia masa kini

melalui bacaan,

pengamatan terhadap

sumber-sumber zaman

Hindu dan Budha yang

ada di museum atau

peninggalan-

peninggalan yang ada

di lingkungan terdekat

Menganalisis informasi

dan data-data yang

didapat dari bacaan

maupun sumber-

sumber lain yang

terkait untuk

mendapatkan

kesimpulan tentang

teori masuknya agama

dan kebudayaan Hindu

dan Buddha,

perkembangan

masyarakat,

pemerintahan dan

budaya kerajaan-

kerajaan Hindu dan

Buddha, serta bukti-

bukti pengaruh Hindu

dan Buddha yang masih

berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini

Menyajikan informasi

dalam bentuk laporan

tertulis dalam bentuk

klipping mengenai

kerajaan-kerajaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

209

3.8 Menganalisis

perkembangan

kehidupan

masyarakat,

pemerintahan dan

budaya pada masa

kerajaan-kerajaan

Islam di Indonesia

serta menunjukkan

contoh bukti-bukti

yang masih berlaku

pada kehidupan

masyarakat

Indonesia masa kini

4.7 Mengolah informasi

teori tentang proses

masuknya agama

dan kebudayaan

Islam ke Indonesia

dengan menerapkan

cara berpikir

sejarah, serta

mengemukakannya

dalam bentuk

tulisan

4.8 Menyajikan hasil

penalaran dalam

bentuk tulisan

tentang nilai-nilai

dan unsur budaya

yang berkembang

pada masa kerajaan

Islam dan masih

berkelanjutan dalam

kehidupan bangsa

Indonesia pada

masa kini

Zaman Kerajaan-

Kerajaan Islam di

Indonesia

Teori-teori

masuknya agama

dan kebudayaan

Islam

Kerajaan-kerajaan

Islam

Bukti-bukti kehidupan

pengaruh Islam yang

masih ada sampai masa

kini

Hindu dan Buddha,

serta bukti-bukti

peninggalannya yang

masih ada di Indonesia

hingga masa kini

Membaca buku teks

dan melihat gambar-

gambar peninggalan

zaman kerajaan Islam

di Indonesia

Membuat dan

mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi

tentang informasi

tambahan yang belum

dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang teori

masuknya agama dan

kebudayaan Islam,

perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan

budaya pada masa

kerajaan-kerajaan

Islam di Indonesia

serta menunjukkan

contoh bukti-bukti

yang masih berlaku

pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini

Mengumpulkan

informasi terkait

dengan pertanyaan

tentang teori masuknya

agama dan kebudayaan

Islam, perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

210

budaya pada masa

kerajaan-kerajaan

Islam di Indonesia

serta menunjukkan

contoh bukti-bukti

yang masih berlaku

pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini melalui

bacaan, pengamatan

terhadap sumber-

sumber zaman

kerajaan-kerajaan

Islam yang ada di

museum atau

peninggalan-

peninggalan yang ada

di lingkungan terdekat

Menganalisis informasi

dan data-data yang

didapat baik dari

bacaan maupun dari

sumber-sumber lain

yang terkait untuk

mendapatkan

kesimpulan tentang

teori masuknya agama

dan kebudayaan Islam,

perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan

budaya pada masa

kerajaan-kerajaan

Islam di Indonesia

serta menunjukkan

contoh bukti-bukti

yang masih berlaku

pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini

Menyajikan informasi

dalam bentuk laporan

tertulis tentang teori

masuknya agama dan

kebudayaan Islam,

perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

211

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan

budaya pada masa

kerajaan-kerajaan

Islam di Indonesia

serta menunjukkan

contoh bukti-bukti

yang masih berlaku

pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

212

Lampiran 16: RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. Kompetensi Inti

KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI-2:Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,

responsif, dan pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan

perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan

lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan

internasional.

KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat

teknis, spesifik, detail, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI-4:Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyajikan

secara: efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,

komunikatif, dan solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan

Sekolah : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Mata Pelajaran : Sejarah (Wajib)

Kelas/Semester : X / Genap

TahunPelajaran : 2019 / 2020

Materi Pokok : Indonesia Zaman Hindu dan Buddha:

Alokasi Waktu : 1 minggu x 2 JP @ 45Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

213

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu

menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan

3.6 . Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan, dan budaya

pada masa kerajaan Hindu

dan Buddha di Indonesia

serta menunjukkan contoh

bukti-bukti peninggalan

sejarah Hindu-Buddha yang

masih ada hingga saat ini

4.6. Mengolah informasi dan

menyajikan informasi tentang

kerajaan Majapahit

beserta peninggalan-

peninggalannya

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan

3.6.1. Menjelaskan kerajaan-

Majapahit sebaagai kerajaan

masa Hindu dan Buddha di

Indonesia

3.6.2. Menganalisis bukti

peninggalan-peninggalan

Sejarah kerajaan Majapahit

masa Hindu Budha

4.6.1 Membuat laporan tertulis dalam

bentuk Klipping tentang

peninggalan-peninggalan

kerajaan Majapahit masa

Hindu-Buddha

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui metode pembelajaran ceramah bervariasi dan diskusi dalam model

Pembelajaran Discovery Learning peserta didik dapat: menjelaskan kerajaan

Majapahit sebagai kerajaan masa Hindu Buddha. Menganalisis bukti

peninggalan-peninggalan Sejarah kerajaan Majapahit masa Hindu Budha

yang masih ada hingga saat ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

214

D. Materi Pembelajaran

Materi Pokok : Indonesia zaman Hindu dan Buddha

Konseptual : Kerajaan Hindu-Buddha yaitu kerajaan Majapahit dan

Letaknya.

Prosedural : Kerajaan Majapahit dari awal berdirinya, masa kejayaan,

masa keruntuhan dan peninggalan-peninggalan kerajaan

Majapahit.

Faktual : Bukti penemuan peninggalan kerajaan Majapahit masa

Hindu-Buddha di Indonesia.

Metakognitif : Menyajikan presentasi tentang peninggalan-peninggalan

kerajaan Majapahit yang masih ada hingga saat ini.

E. Metode Pembelajaran

Metode : ceramah, presentasi kelompok dan penugasan

Pendekatan : Saintifik

Model Pembelajaran : Discovery Learning

F. Media Pembelajaran

Media/Alat:

Video Candi Tikus Peninggalan Benda Bersejarah Kerajaan Majapahit

Laptop & LCD

Bahan :

Spidol, pena warna-warni, kertas HVS A4

G. Sumber Belajar

Sumber Buku:

Gunawan Restu, dkk. 2016. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK

Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Purwadi, Misteri Gajah Mada, Yogyakarta: Garialmu, Cetakan Pertama, Juli 2009

Esa Damar, Pesona Majapahi, Yogyakarta: Buku Biru, Cetakan Pertama,

Desember

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

215

Daniel Agus Maryanto, Candi Masa Majapahit, Klaten: PT Intan Sejati, Cetakan

Pertama, Juli 2007

Tim Kelompok Kerja BPA, Mengenal Majapahit Melalui Peninggalannya di

Balai Arca Trowulan dan Sekitarnya, Mojokerto: Koperasi Pegawai Republik

Indonesia Purbakala, 1998

Sri Pare Eni, Adjeng Hidayah Tsabit, Arsitektur Kuno Kerajaan Kerajaan di

Jawa Timur Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo, Cetakan Pertama, Maret 2017

Sumber Internet:

Agus Susilo, Andriana Sofiarini Gajah Mada Sang Maha Patih Pemersatu

Nusantara di bawah Majapahit Tahun 1336 M-1359 M, (Online)

file:///C:/Users/USER/Downloads/233-Article%20Text-1953-2-10-20190628.pdf

diakses pada 10 Maret 2019 pukul 19.47 WIB.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur

kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.

Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan

pembelajaran.

Apersepsi

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya

Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang

akan dilakukan.

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh

ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan

tentang materi :

Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan peninggalan-

peninggalannya

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

216

Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan

Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat

itu.

Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan

KKM pada pertemuan yang berlangsung

Pembagian kelompok belajar

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 60 Menit )

Sintak Model

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Stimulation

(stimullasi/

pemberian

rangsangan)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk

memusatkan perhatian pada topik materi Kerajaan

Majapahit masa Hindu Buddha dan peninggalan-

peninggalannya

dengan cara :

Melihat

Guru menampilkan video Candi Tikus yang

didalamnya membahas secara singkat tentang

keraajaan Majapahit dan sebagai salah satu contoh

peninggalan kerajaan Hindu-Buddha yaitu kerajaan

Majapahit

Mengamati

Lembar kerja materi Kerajaan Majapahit masa

Hindu Buddha dan peninggalan-peninggalannya

Pemberian contoh-contoh materi Kerajaan Majapahit

masa Hindu Buddha dan peninggalan-

peninggalannya untuk dapat dikembangkan peserta

didik

Membaca.

Membaca materi dari buku paket atau buku-buku

penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan

dengan Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan

peninggalan-peninggalannya

Menulis

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan

terkait Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan

peninggalan-peninggalannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

217

Mendengar

Pemberian materi Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha

dan peninggalannya

oleh guru.

Menyimak

Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global

tentang materi pelajaran mengenai materi :

Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan

peninggalan-peninggalannya

untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan

kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.

Problem

statemen

(pertanyaan/

identifikasi

masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang

berkaitan dengan video Candi Tikus yang telah disajikan

dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :

Mengajukan pertanyaan tentang materi :

Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan

peninggalan-peninggalannya

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau

pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan

tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan

faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)

untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,

kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk

pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar

sepanjang hayat.

Data

collection

(pengumpulan

data)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk

menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui

kegiatan:

Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Kerajaan Majapahit

masa Hindu Buddha dan peninggalan-peninggalannya

yang sedang dipelajari dalam bentuk video/gambar/slide

presentasi yang sedang disajikan dan mencoba

menginterprestasikannya.

Membaca sumber lain selain buku teks

Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan

mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

218

sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman

tentang materi Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha

dan peninggalan-peninggalannya yang sedang

dipelajari.

Aktivitas

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum

dapat dipahami dari kegiatan mengamati dan membaca

yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan

materi Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan

peninggalan-peninggalannya yang sedang dipelajari.

Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber

Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi

Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan

peninggalan-peninggalannya yang telah disusun dalam

daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

Mendiskusikan

Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas

contoh dalam buku paket mengenai materi Kerajaan

Majapahit masa Hindu Buddha dan peninggalan-

peninggalannya

Mengumpulkan informasi

Mencatat semua informasi tentang materi Kerajaan

Majapahit masa Hindu Buddha dan peninggalan-

peninggalannya yang telah diperoleh pada buku catatan,

slide power point dan diskusi bersama dengan tulisan

yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik

dan benar. Dibuat dalam bentuk klipping.

Data

processing

(pengolahan

Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL

THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data

hasil pengamatan dengan cara :

Berdiskusi tentang data dari Materi :

Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan

peninggalan-peninggalannya

Mengolah informasi dari materi Kerajaan Majapahit

masa Hindu Buddha dan peninggalan-peninggalannya

yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan mengamati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

219

dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang

berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan

pada lembar kerja.

Verification

(pembuktian)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau

mempresentasikan materi peninggalan-peninggalan

bersejarah kerajaan Majapahit dengan rasa percaya diri

sesuai dengan pemahamannya dan dibuat dalam bentuk

Klipping.

Generalization

(menarik

kesimpulan)

CREATIVITY (KREATIVITAS)

Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul

dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan

berupa nilai-nilai yang bisa diambil dari pembelajaran.

Guru dan peserta didik sama-sama merefleksikan

pembelajaran yang telah berlangsung

Catatan : Selama pembelajaran Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan

peninggalan-peninggalannya berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam

pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,

berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin

tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik :

Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-

point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi

Kerajaan Majapahit masa Hindu Buddha dan peninggalan-peninggalannya

yang baru dilakukan.

Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Kerajaan

Majapahit masa Hindu Buddha dan peninggalan-peninggalannya baru

diselesaikan.

Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja

yang harus mempelajari pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah

atau di rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

220

I. Penilaian

No Aspek yang di

Nilai

Bentuk

Penilaian

Teknik

Penilaian

Instrument

Penilaian

1. Pengetahuan Non Tes Tes Lisan Presentasi

2. Keterampilan Non Tes Penugasan Klipping

Kriteria Penilaian

1. Peserta didik dinyatakan tuntas jika nilainya mencapai KKM, yaitu 75

2. Peserta didik yang sudah tuntas akan diberikan pengayaan

3. Peserta didik yang belum tuntas akan diberikan remidial.

Yogyakarta, 09 Juli 2019

Mengetahui,

Kepala Sekolah Praktikan

Antonius Haryanto, M.Pd Yulia Monika .

NIP. - II-181 0496 0114 NIM:151314009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

221

Lampiran 1

A. Kerajaan Majapahit

1. Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan di Nusantara pada zaman

Hindu-Buddha di akhir abad ke-13. Majapahit didirikan pada tahun 1293 oleh R.

Wijaya yang dahulunya merupakan seorang prajurit Kerajaan Singasari di bawah

pimpinan Kertanegara. Saat itu Singasari mengalami pemberontakan dari dalam

pemerintahannya sendiri dimana Jayakatwang yang berkedudukan sebagai bupati

Gelang-Gelang (Kediri) melakukan balas dendam atas meninggalnya Sri

Kertajaya leluhurnya yang dibunuh oleh Sri Rajasa leluhur Kertanegara.

Jatyakatwang melakukan siasat perang yang berhasil mengelabuhi pasukan

Singasari yang berada di bawah pimpinan Raden Wijaya dan Ardharaja sehingga

berhasil menguasai Singasari. R. Wijaya bersama pengikut-pengikutnya

mengungsi ke desa Kudadu dan meminta bantuan kepada Bupati Sumenep

Wiraraja. Wiraraja memberikan nasehat kepada R. Wijaya untuk menyerahkan

diri dan mau mengabdi kepada Jayakatwang.71

Berkat pengabdiannya, R. Wijaya

kemudian mendapatkan kepercayaan penuh dari Jayakatwang. Ia pun meminta

agar diperkenankan untuk membuka hutan Tarik menjadi sebuah desa kepada

Jakatwang dengan alasan ingin menjadikan Tarik sebagai pertahan terdepan bagi

kediri. Dibalik alasan tersebut sebenarnya R. Wijaya mempunyai maksud lain

yaitu ingin balas dendam terhadap kekalahan Singasari. Setelah mendapatkan izin

membuka hutan Tarik menjadi sebuah desa, R. Wijaya menamai desa tersebut

71

Sartono Kartodirdjo, Sejarah Nasional Indonesia II: Jaman Kuno, Jakarta: Balai Pustaka,

Cetakan Pertama, 1997, hlm. 255-256.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

222

dengan nama Majapahit.72

Penamaan ini sesuai dengan kenyataan bahwa hutan

Tarik saat itu banyak ditumbuhi oleh pohon maja. Berdasarkan kitab Pararaton,

ketika Raden Wijaya membuka hutan Tarik bersama para prajuritnya, mereka

memakan buah maja tersebut, namun rasanya pahit. Pembukaan hutan Tarik

menjadi titik pangkal berdirinya kerajaan Majapahit. Setelah Majapahit berdiri, R.

Wijaya banyak menarik simpati penduduk di sekitarnya sehingga Majapahit

tumbuh menjadi desa yang ramai. Setelah itu, ia mulai melancarkan balas

dendamnya dan membunuh Jayakatwang. Begitulah sejarah singkat berdirinya

kerajaan Majapahit.73

Kerajaan Majapahit adalah salah satu Kerajaan terbesar di Nusantara yang

memiliki wilayah kekuasaan sangat luas yang terdiri dari negeri-negeri Nusantara

seperti Bali, Kalimantan dan Jawa. Raja pertama kerajaan ini adalah Raden

Wijaya. Setelah ia wafat tahun 1328 R. Wijaya digantikan oleh putranya

Jayanegara. Pada Masa Jayanegara, Majapahit dihadapkan pada serangkaian

pemberontakan. Pada tahun 1316 terjadi pemberontakan Nambi, selanjutnya pada

tahun 1318 terjadi pemberontakan lain yaitu pemberontakan Lasem dan

pemberontakan yang paling besar dan berbahaya adalah pemberontakan Kuti.

Meskipun diwarnai dengan berbagai pemberontakan, namun hubungan Majapahit

dan Cina sangat erat. Catatan Cina menyebutkan bahwa utusan raja datang ke

Cina setiap tahun dari tahun 1325 sampai tahun 1328. Setelah Jayanegara wafat

tahun 1328 maka ia pun digantikan oleh Tribuwana Tungga Dewi yang naik

takhta atas nama ibunya yang merupakan bibi Jayanegara sebab jayanegara tidak

72

Esa Damar Pinuluh, op.cit., hlm. 26 73

Ibid.,hlm. 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

223

memiliki penerus. Masa pemerintahan Tribuana diwarnai dengan terjadinya dua

pemberontakan yaitu pemberontakan Sedeng dan Keta pada tahun 1331, namun

pemberontakan tersebut berhasil ditumpas oleh tentara Majapahit yang dipimpin

oleh Gajah Mada. Atas jasa Gajah mada tersebut maka Tribuana mengangkatnya

menjadi Maha Patih kerajaan. Pada tahun 1350 Rajapatni Gayatri wafat Tribuana

pun meletakkan jabatannya sebagai raja Majapahit dan menyerahkannya kepada

putranya Hayam Wuruk.74

Masa kejayaan kerajaan Majapahit dicapai pada masa kepemimpinan

Hayam Wuruk, yang merupakan raja terbaik Majapahit. Ia mampu membentuk

Majapahit menjadi makmur dan mengalami masa yang sangat jaya. Hal tersebut

tidak lepas dari Jasa Mahapatih Gajah Mada yang mengucapkan sumpahnya yang

dikenal dengan sumpah Palapa. Dalam sumpah ini ia bercita-cita menyatukan

pulau-pulau yang ada di Nusantara. Mengandalkan strategi militer dan politik

yang baik, Mahapatih Gajah Mada mampu mewujudkan sumpah Palapa, sehingga

menjadikannya Patih yang paling disegani di Kerajaan Majapahit maupun di

wilayah-wilayah lain. Sampai pada akhirnya keterlibatan Mahapatih Gajah Mada

dalam perang Bubat menyebabkan namanya semakin berkurang kharismanya di

lingkungan Majapahit. Akhirnya Mahapatih Gajah Mada pun mencapai Moksa

dan meninggalkan Kejayaan Majapahit. 75

Setelah kehilangan Mahapatih Gajah Mada, perlahan-lahan kerajaan

Majapahit mulai mengalami kemunduran. Pada saat Hayam Wuruk wafat tidak

74

Sartono Kartodirdjo op.cit., hlm. 28-29. 75

Agus Susilo, Andriana Sofiarini Gajah Mada Sang Maha Patih Pemersatu Nusantara di bawah

Majapahit Tahun 1336 M-1359 M, (Online) file:///C:/Users/USER/Downloads/233-

Article%20Text-1953-2-10-20190628.pdf diakses pada 10 Maret 2019 pukul 19.47 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

224

ada pemimpin yang berkualitas dan cakap menjalankan pemerintahan, bahkan

pada tahun 1453-1456 Majapahit tidak mempunyai raja karena tidak memiliki

calon pengganti yang layak. Selain itu terjadi perang saudara yang dikenal dengan

perang Parereg. Perang ini mengakibatkan sumber dana istana semakin berkurang

karena membiayai perang. Keadaan ini membuat banyak daerah yang melepaskan

diri dari kerajaan Majapahit sehingga kerajaan Majapahit mengalami

keruntuhan.76

Ketika kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan, kerajaan yang

pernah menguasai hampir seluruh Nusantara ini mewariskan peninggalan-

peninggalan bersejarah seperti karya sasta dan beberapa bangunan candi salah

satunya adalah Candi Tikus.

2. Candi Tikus Peninggalan Kerajaan Majapahit

Candi Tikus atau petirtaan Tikus terletak di Dukuh Dinuk, Desa Temon,

Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.77

Candi ini pertama kali ditemukan

pada tahun 1914 berdasarkan laporan bupati Mojokerto pada saat itu yang

bernama R.A.A. Kromojoyo Adinegoro. Ia melaporkan bahwa di sebuah lokasi

pemakaman rakyat, telah ditemukan miniatur sebuah candi sehingga dilakukan

penggalian ditempat tersebut dan ditemukanlah situs candi yang saat ini dikenal

dengan Candi Tikus.78

Latar belakang pemberian nama Candi Tikus yaitu

menurut cerita rakyat ketika dilakukan penggalian pada situs ini, yang pertama

kali keluar adalah tikus-tikus dengan jumlah yang cukup banyak. Rupanya tikus-

tikus tersebut telah mempergunakan reruntuhan bangunan situs sebagai

76

Esa Damar Pinuluh, op.cit., hlm. 81. 77

Sri Pare Eni, Adjeng Hidayah Tsabit, op.cit., hlm. 287. 78

Tim Kelompok Kerja BPA, op.cit., hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

225

sarangnya.79

Candi Tikus mulai dipugar pada tahun 1984 dan selesai tahun 1989.

Keseluruhan bangunan permandian terletak jauh lebih rendah dari permukaan

tanah di sekitarnya kurang lebih 3,5 meter.80

Ditinjau dari segi arsitekturnya candi ini berkenaan dengan tata air.

Bangunan petirtaan ini mengambarkan konsep alam raya (makro-kosmos) yang

berpusat pada Gunung Mahameru sebagai tempat bersemayamnya para dewa.

Pada masa kerajaan Majapahit Candi Tikus adalah sebuah permandian yang

sangat disucikan oleh agama Hindu maupun agama Buddha. Air yang mengalir

dari gunung Mahameru dianggap sebagai amtra yakni air suci yang dipercaya

memiliki kekuatan magis dan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat

Majapahit. Air yang mengalir dari Mahameru memiliki fungsi sebagai tempat

ritual mandi (petirtaan) raja Hindu dan Buddha di kompleks pusat pemerintahan

Majapahit. Fungsi lainnya yakni sebagai tempat pelaksanaan upacara-upacara

tertentu yang dilaksanakan di kolam-kolamnya. Petirtaan Tikus merupakan

petirtaan yang disucikan oleh masyarakat beragama Hindu maupun masyarakat

pemeluk agama Buddha.81

Saat ini, Candi Tikus memiliki fungsi sebagai tempat

wisata dan juga tempat kegiatan pendidikan khususnya study tour bagi

pembelajaran sejarah.

79

Daniel Agus Maryanto, op.cit., hlm. 25. 80

Ibid., hlm. 26. 81

Sri Pare Eni, Adjeng Hidayah Tsabit, op.cit., hlm. 288.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

226

Lampiran 2

a. Pengetahuan

peserta didik mempresentasikan peninggalan-peninggalan bersejarah kerajaan

Majapahit sesuai dengan pembagian situs perkelompok.

Total skor perolehan

Nilai = X100

Skor Maksimal

No

Nama Siswa

perkelompok

Aspek Penilaian Jumlah

Skor

(80≤)

Nilai Keaktifan

(1-20)

Ketepatan

pembahasan

(1-20)

Ketepatan

Interprestasi

(1-20)

Kebenaran

sumber

(1-20)

Kel

1

Kel

2

Kel

3

Kel

4

Kel

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

227

b. Keterampilan

Buatlah klipping tentang peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit sesuai

dengan situs masing-masing beserta nilai-nilai yang dapat diambil dari

peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit tersebut.

Total skor perolehan

Nilai = X100

Skor Maksimal

No

Nama Siswa

perkelompok

Aspek Penilaian Jumlah

Skor

(80≤)

Nilai Ketepatan

penulisan

(1-20)

Ketepatan

pembahasan

(1-20)

Kemanarikan

isi klipping

(1-20)

Kebenaran

sumber

(1-20)

Kel

1

Kel

2

Kel

3

Kel

4

Kel

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

228

Lampiran 17: Dokumentasi Uji Coba Kelompok Kecil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

229

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI