pengembangan media cetak berbasis teks untuk …digilib.unila.ac.id/61796/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN MEDIA CETAK BERBASIS TEKS
UNTUK PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NARASI
PADA SISWA KELAS VII SMP
(Skripsi)
Oleh
YERLI AGILIA PUTRI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2020
ii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA CETAK BERBASIS TEKS
UNTUK PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NARASI
PADA SISWA KELAS VII SMP
Oleh
YERLI AGILIA PUTRI
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan dan kelayakan
media cetakan berbasis teks untuk pembelajaran teks narasi di SMP. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan media cetak berbasis teks untuk pembelajaran
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca dan
didengar di SMP.
Penelitian ini menggunakan metode Research and Development yang terdiri atas
6 tahapan yaitu (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain
produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji kelayakan.
Hasil penelitian ini adalah terwujudnya sebuah media pembelajaran teks narasi
berupa pop up book yang terdiri atas materi teks narasi, contoh cerita fantasi, dan
latihan soal untuk siswa SMP kelas VII yang telah dinyatakan layak digunakan
oleh ahli materi dan media. Kelayakan media pembelajaran sesuai dengan hasil
validasi berdasarkan aspek kelayakan penyajian, penilaian kontekstual, dan
kelayakan fisik media. Validitas ahli materi terhadap aspek kelayakan penyajian
dan penilaian kontekstual diperoleh skor 76 dengan kategori sangat baik. Validitas
ahli media yang terdiri atas aspek kelayakan penyajian dan fisik media diperoleh
skor 65 dengan kategori sangat baik atau layak digunakan untuk pembelajaran.
Kemudian dari hasil validasi ahli materi dan ahli media dilakukan tahap revisi
untuk menciptakan alat bantu pembelajaran yang dinyatakan layak untuk
digunakan dalam proses pembelajaran.
Kata kunci : media pembelajaran, pop up book, teks narasi
Yerli Agilia Putri
iii
ABSTRACT
TEXT-BASED PRINT MEDIA DEVELOPMENT FOR NARRATIVE
TEXT LEARNING IN CLASS VII STUDENTS OF
JUNIOR HIGH SCHOOL
Oleh
YERLI AGILIA PUTRI
The problem of this research was how the development and feasibility of text-
based printed media for learning narrative texts in junior high school students.
The objective of this researh was to develop a text-based printed media for
learning in order to identify elements of narrative texts (imagination stories) that
are learned in VII grade students of junior high school.
This research used Research and Development Method that consisted of 6 stages
that were (1) Analyzing the potential and the problems, (2) Collecting the data, (3)
designing the product, (4) designing the validation, (5) designing the revision, and
(6) testing the feasibility
The result of this research was a development of a learning media in narrative
text in form of pop up book which consisted of narative text material, the example
of fantasy story, and the task for the first grade of junior high school students.
This learning media had been declared feasible to be used by experts of learning
material and experts of learning media.
The feasibility of instructional media was in accordance with the results of
validation based on aspects of the feasibility of presentation, contextual
assessment, and the physical feasibility of the media.The validity of the material
experts on the aspects of the feasibility of presentation and contextual assessment
obtained a score of 76 with a very good category. The validity of media experts
consisting of aspects of the feasibility of presentation and the physical of media
obtained a score of 65 with a very good category or suitable to use in learning.
From the results of the validation of the material expert and the media expert, the
revision stage was carried out to create learning aids which were otherwise
suitable to use in the learning process.
Key words: learning media, pop up book, narrative text
Yerli Agilia Putri
iv
PENGEMBANGAN MEDIA CETAK BERBASIS TEKS
UNTUK PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NARASI
PADA SISWA KELAS VII SMP
Oleh
YERLI AGILIA PUTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2020
v
Judul Skripsi : Pengembangan Media Cetak Berbasis Teks
untuk Pembelajaran Menulis Teks Narasi pada Siswa
Kelas VII SMP.
Nama Mahasiswa : Yerli Agilia Putri
No. Pokok Mahasiswa : 1613041031
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan/Fakultas : Pendidikan Bahasa dan Seni / Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd Dr. Farida Ariyani, M.Pd. NIP 196401061988031001 NIP 196012141984032002
2. Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni
Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd
NIP 196401061988031001
Dosen Pembahas : Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum.
NIP 19610104 198703 1 004
vi
vii
SURAT PERNYATAAN
Sebagai civitas akademik Universitas Lampung, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
NPM : 1613041031
Nama : Yerli Agilia Putri
Judul Skripsi : Pengembangan Media Cetak Berbasis Teks untuk Pembelajaran
Menulis Teks Narasi pada Siswa kelas VII SMP
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Dengan ini menyatakan bahwa,
1. karya tulis ilmiah ini bukan suduran/terjemahan, murni gagasan, rumusan,
dan pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa batuan pihak
lain, kecuali arahan pembimbing akademik,
2. dalam karya tulis ini terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan
dalam daftar pustaka,
3. saya menyerahkan hak milik saya atas karya tulis ini kepada Universitas
Lampung, dan oleh karenanya Universitas Lampung berhak melakukan
pengelolaan atas karya tulis ini sesuai dengan norma hukum dan etika yang
berlaku, dan
4. pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di Universitas Lampung.
Bandarlampung, Maret 2020
Yerli Agilia Putri
NPM 1613041031
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Yerli Agilia Putri lahir di Kediri,
Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu pada tanggal 5
Maret 1998 sebagai anak keempat dari lima bersaudara
pasangan Bapak Slamet Riyadi dan Ibu Srimiyani. Jenjang
akademik penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan
dasar di SDN 1 Kediri dan lulus pada tahun 2010, lalu naik ke jenjang sekolah
menengah di SMPN 3 Gadingrejo dan lulus pada tahun 2013, kemudian SMAN 1
Gadingrejo dan lulus pada tahun 2016. Pada tahun 2016, penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN).
Pada tahun 2019 penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Basungan, Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Lampung Barat dan Praktik
Pengalaman Lapangan di SMPN 1 Pagar Dewa.
ix
MOTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
(Q.S. Al-Insyirah: 5)
“Jika kamu ingin hidup bahagia, terikatlah pada tujuan, bukan orang atau benda”
(Albert Einstein)
“Cintai apa yang kamu kerjakan, maka yang kamu kerjakan akan mencintaimu
dan memberikan manfaat untukmu”
(Anonim)
x
PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirohhim
Alhamdulillah dan rasa syukur atas nikmat Allah swt. yang telah senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga memberikan begitu banyak jalan,
kekuatan, kesehatan dan keyakinan membuat segalanya menjadi lebih indah dan
bermakna dalam hidupku dengan mengucap rasa syukur dan kerendahan hati ku
persembahkan karya ini kepada orang-orang tersayang.
1. Kedua orang tuaku, Bapak Slamet Riyadi dan Ibu Srimiyaniyang senantiasa
sabar dalam membimbing setiap langkahku, mendidikku dengan penuh cinta,
mendoakan serta melimpahkan segenap kasih sayang dan materi yang tiada
terhingga.
2. Kakak, adik tercinta, dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan doa
dan semangat.
3. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
angkatan 2016.
4. Almamater Universitas Lampung.
xi
SANWACANA
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya yang tiada
tara, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengembangan
Media Cetak Berbasis Teks untuk Pembelajaran Menulis Teks Narasi pada
Siswa Kelas VII SMP. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat bantuan dari berbagai
pihak. Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang luar biasa sebagai berikut.
1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. sebagai Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Bahasa dan
Seni, FKIP Universitas Lampung.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, FKIP Universitas Lampung.
4. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. sebagai dosen pembimbing I yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran hingga skripsi ini selesai.
5. Dr.Farida Ariyani, M.Pd. sebagai dosen pembimbing II yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran hingga skripsi ini selesai.
6. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum. sebagai dosen pembahas yang telah
memberi kritik dan saran yang sangat membangun hingga skripsi ini selesai.
xii
7. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Slamet Riyadi dan Ibu Srimiyani yang
senantiasa sabar dalam membimbing setiap langkahku, mendidikku dengan
penuh cinta, mendoakan serta melimpahkan segenap kasih sayang dan materi
yang tiada terhingga.
8. Kakak-kakak, adik, keponakanku tersayang. Erik Tabrani, Wahyu Setiawan,
Ocky Putra, Alena Ardinda, Iin Merita, Wiwin Sundari, dan Adisa Zea
Alfionitayang senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan doa dalam
hidupku.
9. Haris Sujatmiko yang telah membantu dalam menyusun media pop up book
serta memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman, sahabat, sekaligus keluarga baruku di Bandarlampung yaitu Jessika
Amanda, Nora Mardiyani, Shara Rahmawati yang sekaligus merangkap jadi
mamakku di kosan, Shinta Larasati adik kecilku yang manja terima kasih atas
kesediaan waktunya selama ini untuk direpotkan, terima kasih telah menjadi
peluk dalam pelikku.
11. Teman-teman angkatan 2016khususnya kelas A yang kuliah di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung.
12. Kakak tingkat dan adik tingkat yang kuliah di Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung.
13. Keluarga terkasih KKN dan PPL Pekon Basungan, Pak‟e Aziz Irawan, Ibu
Kos Sisi Susanti, Embah Sulis Tri Endarwanti, anak gidhok Maynita
Sholihawati, Aulia Fara Madina, Si Tole Gilang Pratama, Nindi Elita Sari,
Monica Dwi Aprilia, dan Vera Liony.
xiii
14. Keluarga Wisma Tamado putri, Yayuk Wilis, Yayuk Nia, Ade, Mba Tina,
Mba Riri, dan Sindi yang selalu membuat nyaman di kosan.
15. Kamu yang selalu mendoakan saya akan hari-hari baik berikutnya.
16. Almamater tercinta Universitas Lampung.
17. Semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan skripsi ini.
Bandarlampung, Maret 2020
Penulis,
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL DALAM ......................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. v
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vii
MOTO ............................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. ix
SANWACANA ................................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
1.4.1 Manfaat Teoritis ......................................................................... 8
1.4.2 Manfaat Praktis .......................................................................... 8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 8
II. KAJIAN TEORI
2.1 Deskripsi Teori .................................................................................... 9
2.1.1 Media Pembelajaran ................................................................... 9
2.1.1.1 Pengertian Media Pembelajaran .................................. 9
2.1.1.2 Fungsi Media Pembelajaran ........................................ 10
2.1.1.3 Manfaat Media Pembelajaran ..................................... 11
2.1.1.4 Klasifikasi Media Pembelajaran ................................. 12
2.1.2 Media Pembelajaran Bebasis Teks (Cetakan) ........................... 14
2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran Berbasis Teks
(Cetakan) ......................................................... ........... 14
2.1.2.2 Karakteristik Media Teks (Cetakan) ........................... 15
2.1.2.3 Elemen-elemen Media Berbasis Teks (Cetakan) ........ 16
2.1.3 Keterampilan Menulis ............................................................... 17
2.1.3.1 Pengertian Menulis ..................................................... 19
2.1.3.2 Fungsi, Tujuan, dan Manfaat ...................................... 21
2.1.3.3 Ciri Tulisan yang Baik ................................................ 21
2.1.3.4 Tujuan Menulis ........................................................... 22
xv
2.1.3.5 Tahap Kegiatan Menulis ............................................ 22
2.1.4 Teks Narasi................................................................................ 23
2.1.4.1 Pengertian Narasi ........................................................ 23
2.1.4.2 Unsur Pembentuk Teks Narasi .................................... 25
2.1.4.3 Jenis Narasi ................................................................. 25
2.1.5 Keterampilan Menulis Teks Narasi .......................................... 27
2.1.6 Pembelajaran Menulis Teks Narasi .......................................... 28
2.1.6.1 Pembelajaran Menulis ................................................. 28
2.1.6.2 Teks Narasi ................................................................. 31
2.1.7 Buku Pop Up ........ .................................................................... 33
2.1.7.1 Definisi Buku Pop Up ................................................. 33
2.1.7.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku Pop Up .................. 35
2.1.7.3 Langkah Penggunaan Buku Pop Up ........................... 36
2.2 Kerangka Pikir .................................................................................... 39
III. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 41
3.2 Prosedur Pengembangan .................................................................... 41
3.2.1 Studi Pendahuluan .................................................................... 45
3.2.2 Proses Pengembangan Produk .................................................. 45
3.2.3 Uji Kelayakan Produk ............................................................... 46
3.2.3.1 Instrumen Penelitian ................................................... 46
3.2.3.2 Sasaran Uji Kelayakan ................................................ 51
3.2.3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................ 51
3.2.3.4 Teknik Analisis Data ................................................... 52
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 54
4.1.1 Analisis Potensi Masalah ...... ................................................... 55
4.1.2 Pengumpulan Data .................................................................... 56
4.1.3 Desain Produk . ......................................................................... 58
4.1.4 Validasi Produk ......................................................................... 65
4.1.5 Revisi Produk .. ......................................................................... 70
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 77
V. PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................ 84
5.2 Saran ................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 86
LAMPIRAN ..................................................................................................... 88
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1 Perbedaan Pokok Narasi Ekspositoris dan Sugestif ................................ 26
2 Kriteria Penilaian Media Pembelajaran ................................................... 47
3 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi ................................................... 48
4 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Ahli Materi .............................................. 49
5 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Ahli Media ............................................... 49
6 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ............................................................... 50
7 Kisi-kisi Instrumen Respon Guru ............................................................ 50
8 Nilai Kualitas Media dan Materi ............................................................. 52
9 Kategorisasi Penilaian Kualitas Materi Pembelajaran ............................ 53
10 Kategorisasi Penilaian Kualitas Maedia Pembelajaran . ......................... 53
11 Kategorisasi Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran ......................... 53
12 Hasil Analisis SK, KD, Materi dan Indikator ......................................... 58
13 Hasil Penilaian Ahli Materi .................................................................... 66
14 Hasil Penilaian Ahli Media ..................................................................... 68
15 Validasi Guru Bahasa Indonesia ............. ............................................... 69
16 Kritik dan Saran Ahli Materi ................................................................... 70
17 Revisi Materi . ......................................................................................... 71
18 Kritik dan Saran Ahli Media ................................................................... 72
19 Revisi Media ........................................................................................... 72
20 Tampilan media Pop Up Book Sebelum dan Sesudah Revisi ................ 73
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1 Kerangka Pikir ...................................................................................... 37
2 Tahap-tahap R&D adaptasi dari Borg and Gall .................................... 59
3 Flowchart Pop Up Book ...................................................................... 60
4 Story Board Pop Up Book .................................................................... 61
5. Gambar Tampilan pop up book ............................................................ 136
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
1. Flowchart Pop Up Book ........................................................................
2. Story Board Pop Up Book ......................................................................
3. Naskah Cerita Fantasi .............................................................................
4. Materi Teks Narasi ..................................................................................
5. Silabus Bahasa Indonesia Kelas VII .......................................................
LAMPIRAN II
1. Instrumen Angket Validasi Ahli Materi .................................................
2. Instrumen Angket Validasi Ahli Media ..................................................
3. Instrumen Tanggapan Guru ....................................................................
LAMPIRAN III
1. Lembar Validasi Ahli Materi ..................................................................
2. Lembar Validasi Ahli Media ..................................................................
3. Lembar Kuesioner Tanggapan Guru .......................................................
LAMPIRAN IV
1. Skor Validasi Ahli Materi ......................................................................
2. Skor Validasi Ahli Media ......................................................................
3. Skor Tanggapan Guru .............................................................................
LAMPIRAN V
1. Tampilan Media Pop Up Book ...............................................................
2. Dokumentasi Penyerahan Produk kepada Praktisi .................................
3. Surat Permohonan Penelitian ..................................................................
4. Surat Balasan Penelitian .. ......................................................................
5. Matriks Perbaikan Proposal ....................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
` Pendidikan dan pembelajaran saat ini perkembangannya semakin pesat seiring
dengan perkembangan budaya manusia dalam menghasilkan cipta, rasa, karya dan
rupa. Pesatnya perkembangan ini dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi
komunikasi yang semakin meningkat untuk menopang kebutuhan manusia.
Menurut Rosenberg (dalam Mukaromdan Rusdiana, 2017 :15). Media
pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk
memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi
antara pendidik dan peserta didik. Hal ini sangat membantu pendidik dalam
mengajar dan memudahkan peserta didik menerima dan memahami pelajaran.
Proses ini membutuhkan pendidik yang mampu menyelaraskan antara media
pembelajaran dan metode pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi peserta didik,
membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap peserta didik. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik,
pemakaian atau pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman peserta
didik terhadap pelajaran.Media yang dimanfaatkan memiliki posisi sebagai alat
2
bantu pendidik dalam mengajar misalnya; grafik, film, slide, foto, serta
pembelajaran dengan menggunakan komputer atau beberapa kertas dan pena
yang dibentuk menarik. Media berguna untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sebagai alat bantu dalam
mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi
belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar peserta didik. Keterampilan
berbahasa juga menjadi alat seorang pendidik dalam kegiatan pembelajaran di
kelas selain penggunaan media pembelajaran. Seorang pendidik juga harus
menguasai empat keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk menyampaikan
bahan ajar. Seorang manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa lepas dari
kegiatan berbahasa, baik itu bahasa tulis yang meliputi kegiatan menulis dan
membaca, maupun bahasa lisan yang meliputi kegiatan berbicara dan menyimak.
Kegiatan berbahasa ini digunakan seorang manusia sebagai sarana untuk
berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain. Melalui penggunaan bahasa,
seseorang dapat menyampaikan perasaan, ide, gagasan, serta pemikirannya
tentang berbagai hal. Kegiatan berbahasa terdapat empat komponen penting,
antara lain keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis.
Keterampilan menulis juga menjadi salah satu keterampilan berbahasa yang
penting untuk dikuasai seseorang. Menurut Tarigan (1985: 3-4), menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, keterampilan menulis memang sangat dibutuhkan.
Selain untuk berkomunikasi secara tidak langsung, menulis juga berguna untuk
3
mencatat suatu informasi, merekam suatu peristiwa, melaporkan kejadian, dan
lain-lain. Suparno (dalam Jauhari, 2013: 15) juga memaparkan beberapa manfaat
menulis yakni sebagai peningkatan kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan
kreativitas, penumbuhan keberanian, dan pendorong kemauan dan kemampuan
mengumpulkan informasi.
Menulis memiliki peranan yang sangat penting khususnya dalam dunia
pendidikan. Menulis memiliki fungsi utama sebagai sarana untuk belajar. Peserta
didik dapat mengungkapkan dan memunculkan ide serta pikirannya dalam bentuk
tulisan sehingga secara tidak langsung akan melatih kemampuan berpikir peserta
didik. Sehubungan dengan hal tersebut, Morsey (dalam Tarigan, 1985:4) juga
mengatakan bahwa menulis dipergunakan orang terpelajar untuk mencatat atau
merekam, melaporkan atau memberitahukan, meyakinkan, serta mempengaruhi.
Kegiatan menulis sudah menjadi salah satu keterampilan yang wajib dikuasai
peserta didik di sekolah karena begitu pentingnya keterampilan menulis dalam
pembelajaran.
Sesuai dengan kurikulum 2013 dalam pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik
diberi pelajaran yang menekankan empat keterampilan berbahasa, salah satunya
adalah keterampilan menulis. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
VIIkhususnya untuk keterampilan menulis, salah satu teks yang dipelajari adalah
teks narasi yang terdapat pada KD 3.3 dan 4.3 yaitu mengidentifikasi unsur-unsur
teks narasi yang dibaca dan didenggar. Teks narasi adalah salah satu jenis teks
karangan yang menceritakan atau menjelaskan suatu peristiwa secara detail
berdasarkan urutan waktu. Dalam teks narasi, cerita atau karangan yang dibuat
4
bisa berupa kejadian yang benar terjadi atau bisa juga hanya berupa imajinasi.
Biasanya, teks narasi dibuat untuk menghibur pembacanya melalui cerita, baik
cerita fiksi atau nonfiksi.
Menulis teks narasi semestinya menjadi kegiatan yang menyenangkan karena
dengan adanya teks narasi setiap orang dapat menuangkan sebuah cerita baik yang
benar-benar terjadi atau dialami maupun yang tidak terjadi atau khayalan.
Menurut Asura (2005: 41), ketika seseorang memasuki usia sekolah, keinginan
untuk bercerita semakin besar karena pengalaman yang diperoleh pun semakin
banyak. Sayangnya bakat alami tersebut tidak pada semua orang terasah,
akibatnya ada sebagian orang yang bisa menyusun cerita dan ada pula yang tidak.
Padahal pada dasarnya semua orang bisa menyusun cerita, mengingat semua
orang semakin dewasa semakin banyak pengalaman dan pengetahuan yang bisa
diceritakan.
Keterbatasan kemampuan menulis juga menjadi penyebab pembelajaran menulis
teks narasi terkadang kurang diminati peserta didik. Dalam hal ini peran seorang
pendidik sangatlah penting, pendidik harus mampu menjadi fasilitator yang baik
bagi peserta didik. Perlu adanya kerjasama antara pendidik dan peserta didik agar
pembelajaran menulis teks narasi terlaksana dengan baik. Selain itu, cara
mengajar pendidik juga sangat berpengaruh dalam terlaksananya pembelajaran
menulis teks narasi yang efektif. Hal ini dilakukan agar tidak cepat menimbulkan
kejenuhan pada diri peserta didik saat belajar sehingga akan berpengaruh pada
hasil capaian belajar peserta didik.
5
Oleh karena itu, perlu digunakan media pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran menulis teks narasi. Penggunaan media pembelajaran yang tepat
dapat menjadi salah satu alternatif bagi pendidik untuk membuat peserta didik
lebih aktif, kreatif, dan inovatif sehingga pembelajaran tidak terkesan monoton.
Meskipun begitu, pendidik juga harus selektif dalam memilih media pembelajaran
yang tepat karena media pembelajaran yang efektif untuk mengajarkan materi
tertentu belum tentu efektif untuk mengajar materi yang lainnya. Dengan
demikian, pendidik harus mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran
yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar tujuan pembelajaran
tercapai.
Adapun media pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis
teks narasi adalah media cetakan berbentuk pop up book. Media pembelajaran
cetakan berbentukpop up book merupakan salah satu media pembelajaran yang
digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis. Media ini mampu
membantu peserta didik dalam mengembangkan ide maupun topik ke dalam
bentuk teks pendek. Media ini juga mampu mendorong peserta didik yang
pendiam atau kurang percaya diri dalam mengungkapkan ide-idenya secara lisan
untuk berbagi ide-ide dengan peserta didik lain dalam bentuk tulisan. Dengan
menggunakan media ini, peserta didik dapat memberikan masukan dalam bentuk
tulisan terhadap ide-ide dari peserta didik lainnya dalam kelompok.
Media cetakan merupakan media yang sudah lama ada dan digunakan dalam
pembelajaran menulis. Namun dalam pembelajaran menulis teks narasi perlu
dilakukan pengembangan sehingga mendapatkan hasil teks narasi yang sesuai
6
dengan kemampuan peserta didik dan materi yang digunakan. Berdasarkan hasil
pengamatan dan hasil studi pendahuluan di SMPN 3 Gadingrejo, media cetakanan
yang digunakan perlu dilakukan pengembangan karena pembelajaran dengan
media cetakanan yang dilakukan saat ini terkesan monoton, penulis merasa media
cetakanan berbentukpop up bookini cocok dalam pembelajaran menulis teks
narasi karena peserta didik akan lebih mudah memunculkan ide serta
mengembangkannya dalam bentuk tulisan jika peserta didik mendapat masukan
dari peserta didik lainnya, baik berupa ide tambahan maupun perbaikan.
Berdasarkan beberapa alasan yang telah dipaparkan dalam latar belakang di atas,
maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan mediacetakan menjadi
media yang lebih menarik dengan berbentuk pop up bookuntuk pembelajaran
menulis teks narasi pada peserta didik SMP dengan judul penelitian
“Pengembangan media cetakanberbentuk pop up book untuk pembelajaran
menulis teks narasi pada peserta didikkelas VII SMP”.
Penelitian terkait dengan pengembangan juga pernah dilakukan oleh Nurul
Anggraeni tahun 2015 dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Multimedia Interaktiff Menggunakan Adobe Flash CS5 untuk SMK
Kelas XI Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran pada Kompetensi Dasar
Menguraikan Sistem Informasi Manajemen”. Penelitian ini berhasil menemukan
sebuah pengembangan media berbentuk aplikasi yang digunakan untuk
pembelajaran di sekolah. Selain pengembangan media yang dapat dijadikan acuan
bagi pendidik, penelitian ini juga dapat dijadikan referensi atau penelitian yang
relevan dalam mengembangkan produk media.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah proses mengembangkan media cetakan berbasis teks
berbentuk pop up book untuk pembelajaran menulis teks narasi pada siswa
kelas VII SMP?
2. Bagaimanakahhasil kelayakan media cetakan berbasis teks berbentuk pop up
bookuntuk pembelajaran menulis teks narasi pada siswa kelas VII SMP?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan penelitian
tersebut peneliti jabarkan dalam sub tujuan berikut ini
1. Mendeskripsikan validitas produk media cetakan berbasis teks
berbentuk pop up book untuk pembelajaran menulis teks narasi pada
siswa kelas VII SMP.
2. Mendeskripsikan hasil produk media cetakan berbasis teks berbentuk
pop up book untuk pembelajaran menulis teks narasi pada siswa kelas
VII SMP.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi lembaga pendidikan
seperti sekolah, peserta didik dan juga pendidik atau tenaga pendidik. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis.
8
1.4.1 Manfaat teoris
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan media pembelajaran yang efektif
dan efisien untuk digunakan dalam pembelajaran menulis teks narasi pada peserta
didik SMP. Selain itu, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat
menginspirasi dan memotivasi para pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif
dalam menggunakan strategi maupun media pembelajaran yang menarik dan
efektif untuk mengajar terutama dalam mengajar pelajaran bahasa Indonesia.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para pelaksana pendidik
khususnya untuk mengimplementasikan pengembangan media pembelajaran
menulis pada pembelajaran menulis teks narasi. Selain itu penelitian ini
diharapkan dapat memberikan pengalaman baru bagi peserta didik dalam belajar
bahasa Indonesia, terutama dalam belajar menulis sebuah teks narasi serta
meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga peserta didik lebih antusias
dalam mengikuti pembelajaran serta dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam belajar menulis teks narasi.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah
difokuskan pada hasil pengembangan media pembelajaran berupa pop up book
dan uji kelayakan media.
II. KAJIAN TEORI
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran baik
sebagai alat maupun sarana untuk membantu menyampaikan materi pelajaran.
2.1.1.1 Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti
“perantara” atau “pengantar”. Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan (Association for Education and Communication technology/AECT)
mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,
didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan
baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program
instruksional (Asnawir dan Usman, 2002:11).
Gerlach & Ely, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap,
10
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2002:3).
Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar, sementara itu
Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar (Arif S. Sadiman, 2003:6).
Adapun media pengajaran menurut Ibrahim dan Syaodih (2003:112) diartikan
sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi
pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan peserta didik,
sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Dari berbagai definisi di atas
dapat diambil simpulan bahwa media adalah segala benda yang dapat
menyalurkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang peserta didik
untuk belajar.
2.1.1.2 Fungsi Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dapat membantu meningkatkan pemahaman dan
daya serap peserta didik terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Berikut ini
fungsi-fungsi dari penggunaan media pembelajaran menurut Asnawir dan Usman
(2002:24).
1. Membantu memudahkan belajar bagi peserta didik dan membantu
memudahkan mengajar bagi pendidik.
2. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi lebih
konkrit).
11
3. Menarik perhatian peserta didik lebih besar (kegiatan pembelajaran dapat
berjalan lebih menyenangkan dan tidak membosankan).
4. Semua indra peserta didik dapat diaktifkan.
5. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
2.1.1.3 Manfaat Media
Manfaat media pembelajaran menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1991:3)
adalah:
1. pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
2. bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh peserta didik dan memungkinkan peserta didik menguasai tujuan
pembelajaran lebih baik;
3. metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh pendidik, sehingga peserta didik
tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan tenaga, apalagi bila pendidik
mengajar untuk setiap jam pelajaran;
4. peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian pendidik, tetapi juga aktivitas lain seperti pengamatan,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Encyclopedia of Education Research dalam hamalik (1994:15) merinci manfaat
media pembelajaran sebagai berikut.
1. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
12
2. Memperbesar perhatian peserta didik.
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar peserta
didik, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri di kalangan peserta didik.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui
gambar hidup.
6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa peserta didik.
7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan
membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Maka dapat diambil simpulan manfaat dari penggunaan media pembelajaran di
dalam proses belajar mengajar dapat mengarahkan perhatian peserta didik
sehingga menimbulkan motivasi untuk belajar dan materi yang diajarkan akan
lebih jelas, cepat dipahami sehingga dapat meningkatkan prestasi peserta didik.
2.1.1.4 Klasifikasi Media Pembelajaran
Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2002: 4) mengemukakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
materi pembelajaran yang terdiri atas: buku, tape-recorder , kaset, video kamera,
video recorder , film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan
komputer. Berikut ini akan diuraikan klasifikasi media pembelajaran menurut
taksonomi Leshin, dkk., dalam (Arsyad, 2008: 81-101), yaitu:
13
1. Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media yang digunakan untuk
mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini
bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin
secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran.
2. Media Berbasis Cetakan
Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umun dikenal adalah buku
teks, buku penuntun, buku kerja/latihan, jurnal, majalah, dan lembar lepas.
3. Media Berbasis Visual
Media berbasis visual ( image atau perumpamaan) memegang peranan yang
sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat
peserta didik dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran
dengan dunia nyata.
4. Media Berbasis Audio-Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan
tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang
diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard
yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Contoh
media yang berbasis audio-visual adalah video, film, slide bersama tape,
televisi.
14
5. Media Berbasis Komputer
Saat ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang
pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses
pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-Managed Instruction
(CMI). Adapula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar;
pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan,
atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer-Assisted Instruction
(CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah
penyampai utama materi pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi
dan tahapan pembelajaran lainnya disampaikan bukan dengan media
komputer.
2.1.2 Media Pembelajaran Bebasis Teks (Cetakan)
Media pembelajaran berbasis teks(cetakan) meliputi buku teks, buku penuntun,
buku saku, jurnal, majalah, dan lembaran lepas.
2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran Berbasis Teks (Cetakan)
Media cetakanan adalah media visual yang pembuatannya melalui proses
percetakan (printing atau offset). Media bahan cetakan menyajikan pesan atau
informasi melaui huruf atau gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas
pesan atau informasi yang akan disampaikan. Media pembelajaran berbasis
teks cetakanan (print out) adalah berbagai media penyampai pesan pembelajaran
dimana pada nyater kandung teks (bacaan) danilustrasi-ilustrasi pendukungnya.
Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas pengajaran
dan informasi.Jenis media bahan cetakanan ini di antaranya sebagai berikut.
15
1. Buku teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang di
susun untukmemudahkan para pendidik dan peserta didik dalam upya untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan buku teks ini di sesuaikan dengan
urutan (squence) dan ruang lingkup (scope) bidang studi tertentu.
2. Modul, yaitu suatu paket program yang di susun dalam betuk satuan tertentu
dan didesain sedemikian rupa untuk kepentingan belajar mengajar. Satu paket
modul biasanya memiliki komponen petunjuk pembelajar, lembaran
kegiatan pebelajar, lembaran kerja pebelajar, kunci lembaran kerja, lembaran
tes, dan kunci lembaran tes.
3. Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu paket terprogram pengajaran individual,
hampir sama dengan modul. Perbedaannya dengan modul adalah bahan
pengajaran terprogram ini tersusun dalam topik-topik kecil untuk seiap
bingkai/halamannya. Satu bingkai biasanya berisi informasi yang merupakan
bahan ajaran, pertanyaan, dan balikan/ respons dari pertanyaan bingkai lain.
Teknologi cetakanan adalah cara-cara untuk memproduksi atau menyebarkan
materi, seperti buku dan materi visual statis, yang pada umumnya di lakukan
melalui proses cetakanan mekanis atau foto grafis.
2.1.2.2 Karakteristik Media Teks (Cetakan)
Karakteristik media teks(cetakan) menurut Arsyad (2014: 36) sebagai berikut.
1. Teksdibacasecara linear, sedangkan visual disajikan secara parsial.
2. Menampilkan komunitasi secara satu arah dan reseptif.
3. Ditampilkan secara statis atau diam.
16
4. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-
prinsip pembahasan dan persepsi visual.
5. Berorientasi atau berpusat pada pembelajar.
2.1.2.3 Elemen-elemen Media Berbasis Teks (Cetakan)
Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat
merancang, diantaranya sebagai berikut.
1. Konsistensi
Gunakan konsistensi format dari halaman ke halaman, tidak
menggabungkankan cetakan huruf dan ukuran huruf. Selain itu konsistensi
dalam jarak spasi juga harus diperhatikan.
2. Format
Jika paragraf panjang sering digunakan, wajah satu kolom lebih sesuai
sebaliknya, jika paragraf tulisan pendek-pendek, wajah dua kolom akan lebih
sesuai. Isi yang berbeda supaya dipisahkan dan dilabel secara visual. Taktik
dan strategi pembelajaran yang berbeda juga sebaiknya dipisahkan dan
dilabel secara visual.
3. Organisasi
Upayakan untuk selalu menginformasikan peserta didik atau pembaca
mengenai dimana mereka atau sejauh mana mereka dalam teks itu. Peserta
didik harus mampu melihat sepintas bagian atau bab berapa mereka baca.
Susunlah informasi sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh.
Kotak-kotak dapat digunakan untuk memisahkan bagian bagian dari teks.
17
4. Daya Tarik
Perkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda. Ini
diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk terus membaca.
5. Ukuran Huruf
Pilihlah ukuran huruf yang sesuai dengan peserta didik, pesan, dan
lingkungannya. Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks bacaan
karena dapat membuat proses membaca itu sulit.
6. Ruang (Spasi Kosong)
Gunakan spasi kosong lowong tak berisi teks atau gambar untuk menambah
kontras. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan peserta didik untuk
berisitirahat pada titik-titik tertentu pada saat matanya bergerak menyusuri
teks. Sesuaikan spasi antarbaris serta tambahkan spasi antarparagraf untuk
meningkatkan tampilan dan tingkat keterbacaan.
2.1.3 Keterampilan Menulis
Keterampilan berbahasa pada dasarnya terdiri atas empat keterampilan, yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut
keterampilan menulislah yang dianggap paling sulit dan perlu mendapat perhatian
lebih. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks,
peserta didik tidak hanya menuangkan ide tetapi, peserta didik juga dituntut untuk
menuangkan gagasan, konsep, perasaan, dan kemauan. Menurut Tarigan (2008:2)
keterampilan menulis dibutuhkan waktu yang lama dan latihan intensif.
Keterampilan menulis bisa dikatakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau dari
bangsa yang terpelajar.
18
Menulis dan membaca sebagai aktivitas komunikasi ibarat dua sisi mata uang
yang saling melengkapi. Kebiasaan menulis tidak mungkin terlaksana tanpa
kebiasaan membaca. Meskipun belum tentu membawa kebiasaan menulis,
kebiasaan membaca akan memperluas cakrawala pengetahuan dan wawasan.
Pengetahuan dan wawasan yang luas akan menjadi dasar kegiatan menulis.
Kebiasaan menulis tidak akan bermakna tanpa diikuti oleh kebiasaan membaca.
Meskipun telah disadari bahwa penguasaan bahasa tulis mutlak diperlukan dalam
kehidupan modern, dalam kenyataannya pengajaran keterampilan menulis kurang
mendapatkan perhatian. Pelajaran mengarang sebagai salah satu aspek dalam
pengajaran bahasa Indonesia kurang ditangani secara sungguh-sungguh sehingga
keterampilan menulis pembaca kurang memadai. Keterampilan menulis
merupakan salah satu bentuk keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi
pembaca, di samping keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca, baik
selama mereka mengikuti pendidikan diberbagai jenjang dan jenis sekolah
maupun dalam kehidupannya di masyarakat. Keberhasilan pelajar dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah banyak ditentukan
kemampuannya dalam menulis. Oleh karena itu, pembelajaran menulis
mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran.
Keterampilan menulis harus dikuasai oleh anak sedini mungkin dalam
kehidupannya di sekolah (Syafi‟e, 1993:52)
19
2.1.3.1 Pengertian Menulis
Kemampuan menulis merupakan perwujudan bentuk komunikasi secara tidak
langsung, tidak langsung bertatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan
suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Memang pada kenyataannya menulis
merupakan keterampilan yang dapat dikatakan lebih sulit daripada keterampilan
berbahasa yang lain, seperti menyimak, membaca dan berbicara. Dalam proses
menulis, dituntut agar memperhatikan struktur yang berkaitan dengan unsur-unsur
tulisan agar pembaca dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh
penulis. Oleh karena itu, penulis harus benar-benar menggunakan atau memakai
struktur sebuah tulisan seperti kata, kalimat, paragraf, dan lain-lain dengan baik.
Penggunan istilah menulis dan mengarang merupakan dua hal yang dianggap
sama pengertiannya oleh sebagian ahli dan berbeda dengan sebagian ahli lainnya.
Pada hakikatnya, kedua istilah tersebut dapat dikatakan bersinonim sehingga
dapat saling menggantikan. Sejalan dengan hal tersebut, maka tulisan sebagai
hasil menulis berpadanan dengan karangan sebagai hasil mengarang. Menulis
dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya (Suparno dan M. Yunus,
2003:3)
Mohamad melalui Darmadi (1996: 11) menyatakan bahwa menulis atau
mengarang itu diibaratkan seperti naik sepeda yang harus menjaga keseimbangan.
Menulis bisa dianggap mudah apabila seorang sering berlatih menulis dan bisa
dianggap sukar bila seorang baru terjun atau berlatih menulis sehingga tidak tahu
harus memulai dari apa. Menurut Tarigan (2008:2), menulis ialah menurunkan
20
lambang-lambang atau grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
oleh seseorang sehingga seseorang atau orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Menurut Marwoto (1987: 12) menulis merupakan suatu kemampuan seseorang
untuk mengungkapakan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu dan pengalaman-
pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca
dan bisa dipahami oleh orang lain. Menulis menurut McCrimmon (1976:2),
merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek,
memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga
pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.
Kegiatan kepenulisan sangat berkaitan dengan penalaran. Penalaran (reasoning)
adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta,
petunjuk atau evide, ataupun sesuatu yang dianggap sebagai bahan bukti, menuju
pada suatu kesimpulan (Mooeliono, 1989: 124-125). Dengan perkataan lain,
penalaran adalah suatu proses berpikir yang sistematik dan logis untuk
memperoleh sebuah simpulan. Bahan sebuah simpulan dapat berupa fakta,
informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
suatu kemampuan seseorang untuk mengungkapkan gagasan, pikiran,
pengetahuan dan pengalaman-pengalaman hidupnya melalui bahasa tulis yang
jelas sehingga pembaca mengerti apa yang dimaksud penulis.
21
2.1.3.2 Fungsi, Tujuan, dan Manfaat
Secara umum fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi secara tidak
langsung. Hartig dalam Tarigan (2008:25-26), menyebutkan tujuan penulisan,
yaitu penugasan, altruistik, persuasif, informasi, pernyataan diri, kreatif, dan
pemecahan masalah. Beberapa alasan mengenai pentingnya menulis adalah
sebagai sarana menemukan sesuatu, memunculkan ide baru, kemampuan
mengorganisasikan dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang dimilki,
membantu untuk menyerap dan memproses informasi, memungkinkan berlatih
memecahkan beberapa masalah, dan mengungkapkan diri untuk menjadi aktif dan
tidak hanya sebagai penerima informasi (Haiston melalui Darmadi, 1996:3).
2.1.2.2 Ciri Tulisan yang Baik
Tulisan yang baik adalah tulisan yang dapat berkomunikasi secara baik dengan
pembaca yang ditujukan oleh tulisan itu. Sementara itu, menurut Alton C. Morris
melalui Tarigan (2008:7) tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan
perasaan yang efektif. Semua komunikasi tulis adalah efektif dan tepat guna.
Menurut Akhdiat (1993:2) tulisan yang baik memiliki beberapa ciri, yaitu
signifikan, jelas, mempunyai kesatuan dan organisasi yang baik, ekonomis,
mempunyai pengembangan yang memadai, menggunakan bahasa yang diterima,
mempunyai kekuatan memadai, menggunakan bahasa yang diterima. Berdasarkan
penjelasan tersebut, Tarigan (2008:7) menyimpulkan bahwa terdapat empat ciri
tulisan yang baik sebagai berikut.
22
1. Jelas pembaca dapat membaca teks dengan cara tetap dan pembaca tidak
boleh bingung dan harus mampu menangkap maknanya tanpa harus membaca
ulang dari awal untuk menemukan makna yang dikatakan oleh penulis.
2. Kesatuan dan organisasi pembaca dapat mengikutinya dengan mudah karena
bagian-bagiannya saling behubungan dan runtut.
3. Ekonomis penulis tidak akan menggunakan kata atau bahasa yang berlebihan
sehingga waktu yang digunakan pembaca tidak terbuang percuma.
4. Pemakaian bahasa dapat diterima penulis menggunakan bahasa yang baik dan
benar karena bahasa yang dipakai masyarakat kebanyakan terutama
berpendidikan lebih mengutamakan bahasa formal sehingga mudah diterima.
2.1.3.4 Tujuan Menulis
Menulis memiliki banyak tujuan yang ingin dicapai. Biasanya antara penulis satu
dengan yang lain memiliki tujuan yang berbeda-beda. Sehubungan dengan itu,
Tarigan (2008:24) mengkategorikan tujuan menulis, yaitu memberitahukan atau
mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan, dan
mengutarakan atau mengekspresikan perasaaan yang berapi-api.
2.1.3.5 Tahap Kegiatan Menulis
Menurut Weaver (1990:179), di dalam proses penulisan terdiri atas lima tahap,
yaitu (1) persiapan penulisan (rehearsing), (2) pembuatan draf (drafting), (3)
perevisian (revising), (4) pengeditan (editing), dan (5) pemublikasian
(publishing). Senada dengan pendapat tersebut, Murray (dalam Tompkins dan
Hoskisson (1995:88)) ada lima tahap atau kegiatan yang dilakukan dalam proses
23
penulisan, yaitu (1) prapenulisan, (2) pembuatan draft, (3) perevisian, (4)
pengeditan, dan (5) pemublikasian.
2.1.4 Teks Narasi
Sebuah bacaan atau teks yang berupa runtutan suatu kejadian berdasarkan urutan
waktu dikenal sebagai paragraf narasi atau teks narasi.
2.1.4.1 Pengertian Narasi
Narasi dapat disebut juga dengan istilah karangan yang menyajikan hubungan
peristiwa dengan memperhitungkan unsur waktu yang dilakukan oleh tokoh-
tokohnya. Narasi sebagai bentuk wacana dapat menjadi suatu bentuk tulisan yang
berdiri sendiri, tetapi dapat pula menyerap bentuk lainnya. Dalam narasi dapat
dijumpai unsur argumentasi, eksposisi, dan deskripsi. Untuk mendapatkan
ilustrasi dari bentuk narasi yang memiliki unsur-unsur tersebut dapat kita jumpai
dalam sebuah karya contoh roman atau novel.
Menurut Keraf (2007:136) narasi merupakan satu bentuk wacana yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang
telah terjadi. Suatu peristiwa atau suatu proses dapat juga disajikan dengan
mempergunakan metode deskripsi. Narasi sulit sekali dibedakan dari deskripsi
harus ada unsur lain yang diperhitungkan, yaitu unsur waktu dan tokoh. Dengan
demikian pengertian narasi itu mencakup dua unsur dasar. Unsur yang terpenting
dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam
suatu rangkaian waktu. Peristiwa yang telah terjadi tidak lain daripada tindak-
tanduk yang dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh dalam suatu rangkaian
24
waktu. Bila deskripsi menggambarkan suatu objek secara statis, maka narasi
mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkain waktu.
Ciri teks narasi yaitu (1) menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan, (2)
dirangkai dalam urutan waktu, (3) berusaha menjawab pertanyaan, apa yang
terjadi? Ada konflik. Narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang
mengggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang peristiwa yang
terjadi.
Nurudin (2007:71) menyatakan bahwa narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha
menciptakan, mengisahkan, merangkai tindak-tanduk perbuatan manusia dalam
sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam satu kesatuan
waktu tertentu. Widagdo (1994: 67), mendefinisikan teks narasi adalah karangan
yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya
peristiwa-peristiwa tersebut. Rangkaian peristiwa tersebut biasanya menurut
urutan waktu (secara kronologis), isi teks narasi boleh tentang fakta, yang benar-
benar terjadi, boleh juga tentang suatu yang khayal.
Berdasarkan dari beberapa pendapat mengenai teks narasi dapat disimpulkan
bahwa narasi merupakan sebuah karangan yang bertujuan untuk menceritakan
suatu pokok persoalan. Persoalan atau peristiwa dalam narasi biasanya
disampaikan secara kronologis dan mengandung plot atau rangkaian cerita yang
didalamnya terdapat tokoh yang diceritakan.
25
2.1.4.2 Unsur Pembentuk Teks narasi
Sebagaimana yang disampaikan oleh Keraf (2007:145-148), narasi merupakan
cerita yang memiliki alur atau plot. Narasi dapat berisi fakta atau rekaan. Jadi,
baik teks narasi yang berupa fakta atau fiksi yang mengandung alur termasuk
dalam teks narasi. Sementara itu, sebuah alur mengandung rangkaian peristiwa
yang dapat membentuk suatu konflik dan klimaks yang dialami oleh para
tokohnya pada suatu tempat dan waktu tertentu yang kadang dalam
penyelesaiannya memicu berkembangnya masalah baru. Untuk itu, perlu
pembatasan rangkaian tindakan yang lebih jelas, yaitu rangkaian tindakan yang
terdiri atas tahap-tahap yang penting dalam sebuah struktur yang diikat oleh
waktu. Sehingga rangkaian peristiwa itu dapat memberikan makna bagi rangkaian
peristiwa itu.
2.1.4.3 Jenis-Jenis Teks narasi
Narasi berisi cerita yang menggambarkan suatu kejadian sehingga pembaca
seolah-olah dapat melihatnya secara langsung. Menurut Doyin (2005:9), narasi
pada umumnya adalah himpunan peristiwa yang disusun berdasarkan urutan
waktu kejadiannya. Teks narasi adalah berjenis cerita yang masing masing bisa
diatur arahnya. Narasi memiliki dua jalur penceritaan, yakni dengan cara imajinasi
(sugestif) dan berdasarkan pengamatan atau wawancara (ekspositoris).
Keraf (2007:136) membedakan narasi menurut tujuan atau sasarannya menjadi
dua, yaitu narasi ekspositoris dan sugestif.
26
1. Narasi ekspositoris, bertujuan memberikan informasi kepada pembaca agar
pengetahuannya bertambah.
2. Narasi sugestif, bertujuan untuk menyampaikan sebuah makna kepada
pembaca melalui daya khayal yang dimilikinya.
Tabel 1: Perbedaan Pokok Antara Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif
(Keraf, 2007:138)
No. Narasi Ekspositoris Narasi Sugestif
1. Memperluas pengetahuan Menyampaikan suatu makna atau suatu
amanat yang tersirat
2. Menyampaikan informasi
mengenai suatu kejadian
Menimbulkan daya khayal
3. Didasarkan pada penalaran
untuk mencapai kesepakatan
rasional
Penalaran hanya berfungsi sebagai alat
untuk menyampaikan makna, sehingga
kalau perlu penalaran dilanggar.
4. Bahasanya lebih condong ke
bahasa informatif dengan
titik berat pada penggunaan
kata-kata denotatif.
Bahasanya lebih condong ke bahasa
figuratif dan menitikberatkan penggunaan
kata-kata konotatif.
Narasi ekspositoris memiliki sasaran yang akan dicapai ialah ketepatan informasi
mengenai suatu peristiwa yang dideskripsikan. Oleh karena itu, narasi ekspositoris
menambah dan memperluas pengetahuan orang (Keraf, 2007:135). Narasi
ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran pembaca, mengetahui peristiwa
yang sebenarnya terjadi. Narasi tersebut mengutamakan tahap-tahap kejadian,
rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar (Keraf,
2007: 136-137). Pokok-pokok perbedaan yang dikemukakan di atas merupakan
garis yang ekstrim antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Antara keduanya
masih terdapat percampuran-percampuran, dari narasi ekspositoris yang murni
berangsur-angsur mengandung ciri-cirinarasi sugestif yang semakin meningkat
hingga ke narasi sugestif yang murni.
27
2.1.5 Keterampilan Menulis Teks Narasi
Menulis pada hakikatnya adalah melukiskan lambang-lambang grafis yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang untuk dibaca orang lain
yang dapat memahami bahasa dan lambang-lambang tersebut (H.G. Tarigan,
1983:21). Pengabdian bahasa dengan lambang-lambang grafis tersebut merupakan
penuangan pikiran melalui bahasa tulis untuk dibaca atau dimengerti orang lain.
Menulis bukan sekadar melukiskan lambang-lambang grafis melainkan
menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang
dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas, sehingga pikiran tersebut dapat
dikomunikasikan kepada pembaca secara berhasil.
Suatu tulisan atau karangan dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan, isi
tulisan/karangan, dan bentuk atau cara penyajiannya. Bahasa yang digunakan
dalam tulisan/karangan tersebut apakah bahasa yang sulit, sederhana, mudah, dan
lancar. Selain itu sebuah karangan juga diperhatikan kepaduan paragrafnya
apakah sudah tepat atau belum. Dilihat dari segi isi karangan,apakah karangan itu
berupa fiksi atau nonfiksi, serta adakah kesesuaian antara judul dan isi. Isi tulisan
atau karangan hars relevn dengan judul karangan, atau judul karangan harus
tergambar dalam isi. Isi karangan bisa berupa pengalaman, lingkungan hidup dan
kehidupan, keagamaan, pendidikan, dan lain-lain.
Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana seperti karangan
deskripsi, narasi, eksposisi,argumentasi, dan persuasi. Permasalahan saat ini
adalah bahwa sebuah karangan masih tidak dapat berdiri sendiri. Sebuah teks
narasi masih sering terkandung bentuk karangan eksposisi dan deskripsi
28
begitupula sebaliknya. Narasi (penceritaan atau pengisahan) adalah ragam wacana
yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah
memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase,
urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal, Saddhono (2014:159).
Kemampuan menulis paragraf narasi menggunakan teknik atau metode dan
sebuah media sangat berguna. Peserta didik diharapkan dapat menuangkan ide,
pendapat, dan gagasannya dalam menulis paragraf narasi sedangkan pendidik
hanya perlu memberikan sebuah contoh paragraf narasi sebagai bentuk nyata
untuk memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan peserta
didik. Menulis paragraf narasi dapat memberikan manfaat bagi peserta didik
sebagai cara berpikir secara kritis dan dengan menulis dapat memecahkan
permasalahan yaitu dengan menganalisis secara tersurat dalam konteks yang lebih
konkret.
2.1.6 Pembelajaran Menulis Teks Narasi
2.1.6.1 Pembelajaran menulis
Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat,
perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan
gagasan harus didukung oleh ketepatan bahasa yang digunakan. Selain komponen
kosa kata dan gramatikal, ketepatan kebahasaan juga sebaiknya didukung oleh
konteks dan penggunaan ejaan. Menulis menurut Rusyana (1984:191) adalah
kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dalam penampilannya secara tertulis
untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan”. Selanjutnya Tarigan (1994:20)
29
mengatakan menulis ialah “menurunkan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami
bahasa dan gambaran grafik itu”.
Menulis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Dalam kegiatan menulis seseorang penulis harus terampil memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis digunakan untuk
mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan
memengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan
baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran,
organisasi, pemakaian dan pemilihan kata struktur kalimat.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa melalui tulisan dapat terjadi proses
komunikasi antara penulis dan pembaca. Hal tersebut terjadi karena antara penulis
dan pembaca memiliki kesepakatan akan makna lambang-lambang yang
digunakan dalam tulisan tersebut. Dengan kemampuan mengolah unsur-unsur
bahasa dalam tulisan, pembaca akan mudah memahami isi tulisan tersebut.
Dengan kata lain penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa,
pola-pola bahasa, dan kosakata, karena keterampilan menulis tidak didapat secara
tradisi melainkan harus dipelajari terlebih dahulu. Menuangkan bahasa melalui
tulisan tidaklah mudah dan tidak dapat disajikan secara sembarangan, karena
seperti yang telah diungkapkan sebelumnya untuk kegiatan menulis diperlukan
pengetahuan dan keterampilan yang baik.
30
Uraian tersebut diperkuat dengan pendapat Rusyana (1994:191) bahwa menulis
kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dalam penampilannya secara tertulis
untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Kemampuan menulis itu
mencakup berbagai kemampuan seperti kemampuan menguasai gagasan yang
dikemukakan, kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa, kemampuan
menggunakan bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan
menggunakan ejaan serta tanda baca. Berkenaan dengan pembelajaran menulis,
menulis merupakan proses kreatif yang dilakukan secara bertahap sampai
terwujudnya sebuah karya tulis. Yang terpenting dalam menulis adalah proses
penulisan bukan hasil akhirnya.
Berkaitan dengan tahap-tahap proses menulis, Tompkins (1990: 73) menyajikan
lima tahap, yaitu: (1) pramenulis, (2) pembuatan draft, (3) merevisi (4)
menyunting, dan (5) berbagi (sharing). Tahap-tahap proses menulis yang
diuraikan di atas tidaklah selalu berjalan liniar. Setiap tahap mungkin dilakukan
lebih dari satu kali. Misalnya, penulis mungkin saja membuat draf kembali dan
mengedit kembali hal ini mungkin saja dilakukan karena penulis mengubah
pemikiran/ gagasan mereka sehingga melakukan proses menulis ini dari awal
kembali. Hal yang harus diperhatikan adalah berapapun besarnya perhatian kita
berikan pada setiap tahap, akan bergantung pada jenis tulisan, dan pembacanya.
Menulis merupakan proses mengolah sesuatu menjadi sebuah informasi yang
dapat dibaca oleh orang lain. Selanjutnya, setiap penulis pasti memiliki tujuan
yang hendak di sampaikan kepada pembaca. Tujuan menulis yang paling utama
adalah dapat menyampaikan pesan dari penulis itu sendiri kepada pembaca
31
sehingga pembaca memahami maksud penulis yang disampaikan dalam
tulisannya. Setiap penulis menggambarkan sesuatu mengenai dirinya ke dalam
tulisannya. Bahkan dalam tulisan yang objektif atau tidak objektif, si penulis
tampak sebagai seorang pribadi tertentu, mengandung nada yang sesuai dengan
maksud dan tujuannya. Sehubungan dengan hal tersebut, macam-macam tujuan
menulis menurut Hipple (1973: 309-311) yaitu: (a) Assigment purpose (tujuan
penugasan),(b) Altruistic purpose (tujuan altruistik), (c) Persuasive purpose
(tujuan persuasif), (d) Informatial purpose (tujuan informasi, tujuan penerangan),
(e) Self-ekspressive purpose (tujuan pernyataan diri),(f) Creative purpose (tujuan
kreatif).
2.1.6.2 Teks narasi
Ada beberapa jenis karangan, salah satunya adalah narasi. Narasi biasanya ditulis
berdasarkan rekaan atau imajinasi. Narasi berasal dari bahasa Inggris narration
yang berarti cerita yang terdiri atas kumpulan peristiwa yang disusun berdasarkan
urutan waktu (secara kronologis) sehingga merupakan uraian peristiwa yang
menarik. Menurut Rusyana (1984: 135) karangan jenis ini dinamakan karangan
kisahan, yakni karangan yang memaparkan peristiwa, yang mengandung unsur
pelaku, tindakan, ruang, dan waktu. Berdasarkan peristiwa yang dipaparkan di
dalam karangan ini, pengisahan dalam narasi dapat dibedakan ke dalam kisahan
nyata(faktual) dan kisahan rekaan. Pada bagian ini narasi cenderung dinamakan
sebagai cerita dari suatu peristiwa.
Menulis teks narasi merupakan keterampilan berbahasa yang perlu mendapat
perhatian sunguh-sungguh, karena keterampilan menuangkan bahasa dalam
32
bentuk tulisan tidaklah mudah serta tidak dapat disajikan secara seimbang. Teks
narasi berbeda dengan karangan deskripsi karena pada teks narasi tidak hanya
menyampaikan atau menceritakan suatu kejadian atau peristiwa melainkan juga
harus diperjelas dengan unsur waktu. Dengan demikian pengertian narasi
mencakup dua unsur dasar yaitu perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu
urutan atau rangkaian waktu.
Menurut Keraf (2004:136) narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran
utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah
peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Narasi dapat dirumuskan
sebagai suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-
jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Selanjutnya
berdasarkan pengertian narasi di atas dapat diketahui ciri-ciri teks narasi. Adapun
ciri-ciri teks narasiyaitu: (1) merupakan karangan prosa; (2) merupakan kisahan/
gambaran sebuah peristiwa/ kejadian; (3) menimbulkan pesan hidup; (4) pembaca
seolah-olah melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu; (5) mempunyai dua
unsur inti/ dasar/ tidakan dan unsur rangkaian waktu. Berkenaan dengan teks
narasi, untuk menyusun sebuah teks narasi diperlukan berbagai unsur
pembentuknya. Unsur pembentuk atau pembangun narasi ialah: tema, alur, watak,
ketegangan, unsur pembayang, suasana, sudut pandang, pusat dan kesatuan.
Keraf (2007:136-138) menyatakan bahwa jenis narasi dibagi menjadi narasi
ekspositori dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris adalah narasi yang bertujuan
untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan.
Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca
33
sesudah membaca kisah tersebut. Sedangkan Narasi sugestif bertujuan untuk
memberikan makna atas peristiwa atau kejadian sebagai sebuah pengalaman.
Sasarannya adalah makna peristiwa atau kejadian itu, maka narasi sugestif
melibatkan daya khayal (imajinasi). Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian
peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para
pembaca. Selanjutnya untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik dalam
pembelajaran menulis, Jacobs, dkk. (1981) menjelaskan kemampuan menulis
berupa karangan dengan kriteria penilaian berdasarkan aspek: a) kemampuan
mengorganisasi ide karangan; b) organisasi; c) kemampuan menggunakan pilihan
kosa kata ; d) kemampuan menggunaan bahasa; dan e) kemampuan menggunakan
pilihan kata.
2.1.7 Buku Pop Up
2.1.7.1 Definisi Buku Pop Up
Pop-up muncul pertama kali pada abad ke-13 di Eropa oleh Mathhew Paris (1200-
1259) dan Ramon Lull (1235-1316).Dewantari (2012) juga menyebutkan pada
awalnya sebelum tercetus istilah Pop-up, media ini disebut sebagai movable book.
dengan melibatkan peran mekanis pada kertas yang disusun sedemikian rupa
sehingga gambar/objek/beberapa bagian pada kertas tampak, memiliki bentuk
atau dimensi.Selanjutnya pada abad ke-16, Andreas Vesalius memanfaatkannya
dalam bidang medis untuk menggambarkan anatomi tubuh manusia. Lalu pada
abad ke-20 Amerika Serikat mencetuskan nama pop up dan saat itu pop up telah
dijadikan media untuk anak-anak dan dewasa yang populer hingga saat ini istilah
pop up berasal dari kata bahasa inggris yang artinya muncul keluar. Popup
34
menurut Okamura (dalam Nurgaheni 2015: 38) adalah “selembar kertas dilipat
dan struktur tiga dimensi akan muncul ketika dibuka”. Iizuka (dalam Nurgaheni,
2015: 38) juga menyebutkan bahwa „‟Pop-up adalah sebuah kerajinan kertas
dengan bentuk yang menarik dan konsisten pada lipatan kertas yang berbentuk
menjadi 3 dimensi ketika dibuka‟‟. Pinky dalam Noviyanti, dan Al (2013:77)
memiliki pendapat yang berbeda bahwa pop up adalah suatu kartu yang terbuat
dari kertas apabila dibuka dengansudut tertentu (90o
dan 180o), makaakan
memunculkan sebuah bentuk tampilan gambar yang timbul.
Kumpulan pop up yang digabung menjadi sebuah buku serta membentuk satu
kesatuan cerita dan dilapisi hardcover kemudian disebut buku pop up.Menurut
Bluemel dan Taylor (2003: 22) buku pop up adalah buku yangpergerakannya
muncul dari halaman yang dibuka dan memberikan efek terkejut serta
menyenangkan. Bluemel dan Taylor (2012: 5) mendefinisikan buku pop up adalah
"Pop up book is a book that offers the potential for motion and interaction
through the use of paper mechanisme such as folds, slides, tabs or wheels".Pop up
merupakan sebuah buku yang menawarkan potensi gerakan dan interaksi dalam
mekanisme atau teknik penggunaan kertas, seperti mekanisme melipat,
menggulung, menggeser, menyentuh, atau memutar. Selain itu, buku pop up
memiliki sifat yang komunikatif, interaktif, menarik, dan infromatif sehingga
pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh sasaran (Nur Aisyah dan
M. Fauzi, 2012: 83).
35
Penggunaan pop up di dunia pendidikan telah dipakai dalam berbagai bidang.
Namun di Indonesia, pop up sendiri belum banyak digunakan di sekolah- sekolah
Indonesia. Menurut Van Dyk dalam Mardiah (2017: 77) bahwa mengajar melalui
cara yang cerdas, dapat membuat pengalamanbelajarlebihefektif, interaktif, dan
berkesan. Pop up cocok dipakai disegala umur dan dapat menumbuhkan motivasi
serta dapat menjadi sebuah solusi bagi mereka yang memiliki kesulitan dalam
belajar. Hal ini dikarenakan setiap halaman yang ditampilkan memberikan suatu
kejutan untuk para pembacanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Bluemel dan
Taylor (2012: 4)yakni:
“Interest generates motivation, and no literature instantly captures theinterest of
children of all ages (adultes includes) like pop-ups. They appeal to a cross-
section of student, from eager learners to those who have a history of being
turned off by reading, to those for whom learning is difficult, to those who are
grappling with a language offer than their first stone. That enthusiasm can be
channeled into positive experiences for student at every level”
2.1.7.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku Pop Up
Pengembangan media Pop-up memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut hasil
penelitian Firmansyah (2017 :84) terkait media pop up, terdapat kelebihan-
kelebihan pop up yaitu mudah dibawa dan digunakan, dan menjadi suatu alternatif
jika kondisi kelas tidak memungkinkan untuk menggunakan media elektronik
seperti powerpoint, video, dan lain-lain. Mardiah (2017: 78) menambahkan bahwa
media pop up memiliki kelebihan-kelebihan seperti (1) dapat mengatasi batasan
ruang, waktu, dan pengamatan karena tidak semua benda, objek atau peristiwa
dapat dibawa ke dalam kelas. (2) bersifat konkret, yaitu lebih realistis
dibandingkan media verbal, (3) Dapat menjadi sumber belajar untuk semua usia,
36
(4) memiliki ruang-ruang dimensi dimana buku ini bisa berbentuk struktur 3
dimensi sehinggamenarik untuk dibaca.
Selain memiliki kelebihan, pop up juga memiliki kekurangan. Firmansyah (2017:
84) mengatakan bahwa media memiliki tingkat keawetan yang kurang karena
bahan yang digunakan adalah kertas. Indriana dalam Fitri (2017: 50) juga
berpendapat bahwa kelemahan media pop up yaitu dalam proses
pembuatannyamembutuhkan waktu lama, bahan cetak ajar terlalu tebal sehingga
anak malas untuk mempelajarinya, dan media cepat rusak dan mudah robek jika
bahan pembuatannya menggunakan kertas yang memiliki kualitas buruk.
2.1.7.3 Langkah Penggunaan Buku Pop Up
Petunjuk atau langkah-langkah penggunaan media popup menurut Sadiman dalam
Fitri (2018: 45) terdapat tiga tahapan sebagai berikut.
1. Persiapan sebelum menggunakan buku pop up
Tahap ini perlu adanya persiapan yang perlu dilakukan yang menunjang
penggunaan media berjalan dengan lancar yaitu mempelajari petunjuk tata
cara menggunakan media pop up, perlu mempersiapkan peralatan media yang
akan digunakan dalam kegiatan proses belajar, adapunkegiatanya sebagai
berikut.
a. Guru mempersiapkan peralatan dan media pop up yang akan digunakan
dalam proses kegiatan belajarmengajar.
37
b. Guru mempelajari tata cara penggunaan media pop up sehingga guru
mampu menjelaskan terhadap siswa tata cara menggunakan mediapopup.
2. Kegiatan selama menggunakan media pop up
Tahap ini perlu adanya ruangan yang nyaman dan tenang, sehingga dalam
proses kegiaan belajar siswa tidak mengalami gangguan yang dapat
mengganggu perhatian dan konsentrasinya. Selain itu kegiatan belajar
mengajar dalam menjelasakan tentang pemahaman kosakata nama anggota
tubuh dan benda untuk merawat tubuh. Pada tahap ini siswa dikenalkan
nama-nama anggota tubuh, dan benda untuk merawat tubuh. Adapun
langkah-langkah penggunaan media pop up dalam pembelajaran pada tahap
ini adalah sebagai berikut.
a. Guru mempersiapkan ruangan yang nyaman untuk proses kegiatan
belajar mengajar.
b. Guru menjelaskan bahwa akan menjelaskan tentang nama-nama anggota
tubuh dan benda untuk merawattubuh.
c. Siswa diminta menyimak dan memperhatikan petunjuk dan perintah
guru, sehingga siswa dapat memahami tentangmateri.
d. Guru menjelaskan cara menggunakan media pop up.
e. Guru membuka media pop up dan menunjukkan gambar anggota tubuh
dan nama benda untuk merawat tubuh
f. Guru memperkenalkan siswa gambar beserta nama-nama anggota dan
benda untuk merwat tubuh yang terdapat pada mediapop up.
38
g. Siswa diminta mengamati dan menirukan nama-nama anggota tubuh dan
benda untuk merawat tubuh yang telah disebutkan olehguru.
3. Kegiatan tindak lanjut
Tahap ini digunakan untuk menjajagi apakah tujuan apakah tujuan telah
tercapai, dan memantapkan pemahaman terhadap materi yang telah
disampaikan melalui media pop up, dan memberikan evaluasi terhadap hasil
belajar. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.
a. Guru memberikan pengayaan terhadap siswa tentang materi
pembelajaran yang telah diberikansebelumnya.
b. Guru mengulang kembali pembelajaran tentang pemahaman kosakata
naggota tubuh dan benda untuk merawat tubuh apabila masih banyak
mengalami kesalahan dalam hasil belajar siswa dengan menggunakan
mediapop up.
39
2.2 Kerangka Pikir
Tujuan pengajaran bahasa membantu peserta didik mengembangkan
keterampilan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulis. Salah satu
kemampuan peserta didik yang mendasar adalah kemampuan untuk
mengekspresikan diri dengan menggunakan bahasa tulis. Menulis merupakan
salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang bersifat produktif dan
ekpresif terdapat kegiatan menuangkan ide atau gagasan yang dikemas dalam
bahasa yang baik dan untuk disajikan kepada pembaca.
Menulis narasi merupakan salah satu upaya di mana seseorang bisa
memberanikan menulis, karena dalam menulis narasi dapat diberikan
pengenalan menulis. Dalam hal ini, peserta didik bukan hanya mendapat teori
semata tetapi praktik langsung. Pembelajaran yang baik hasilnya akan baik,
pembelajaran yang kurang baik atau tidak efektif akan berdampak kurang baik
terutama peserta didik.
Penggunaan media cetakan berbasis teks berbentuk pop up book ini diharapkan
dapat menjadi alat pembelajaran bagi peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan menulis narasi serta menjadi alat belajar yang inovatif. Hasil
pengembangan media cetakan berbasis teks ini berupa pop up book yang berisi
teks serta ilustrasi gambar tiga dimensi. Dengan demikian, diharapkan peserta
didik dapat belajar mengungkapkan ide melalui tulisan yang baik,
meningkatkan pemahaman peserta didik tentang teks narasi dan untuk
mendorong kreativitas pendidik dalam mengembangkan media pembelajaran.
40
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Kurangnya pemanfaatan media
pembelajaran
Peserta didik kurang tertarik memperhatikan
pelajaran
Diperlukan media pembelajaran yang menarik
Pengembangan media cetak berbasis teks untuk pembelajaran
menulis teks narasi pada siswa kelas VII SMP.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desan penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development/ R&D). Metode penelitian R&D adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2017: 297).Penelitian ini bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya memberikan
dampak bagi masyarakat, khususnya pendidikan.
3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur dalam penelitian ini adalah mengikuti prosedur yang telah dijelaskan
oleh Brog dan Gall (dalam Putra, 2012: 167) yang terdiri atas sepuluh langkah
(tahap). Namun hal tersebut disadari oleh Borg dan Gall bahwa penelitian dan
pengembangan memerlukan biaya yang besar yang tentunya akan menyulitkan
bagi para mahasiswa dalam pembiayaannya. Oleh sebab itu, Borg dan Gall
menyarankan “yang terbaik adalah melakukan proyek dengan skala kecil yang
hanya melibatkan sedikit rancangan pembelajaran yang asli. Juga, kecuali anda
memiliki sumber keuangan yang memadai, anda perlu menghindari penggunaan
media pembelajaran yang mahal seperti film. Cara lain untuk memperkecil proyek
42
adalah membatasi pengembangan hanya pada beberapa langkah dari siklus
penelitian dan pengembangan” (dalam Putra 2012: 119).
Berdasarkan penjelasan di atas penelitian diadaptasi kesepuluh langkah dalam
model penelitian dan pengembangan Borg dan Gall sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan peneliti.Tahap penelitian dan pengembangan yang akan dilaksanakan
sebagai berikut.
1. Potensi dan Masalah
Pada tahap yang petama ini, peneliti melakukan sebuah observasi untuk
mengetahui potensi dan masalah. Peneliti melakukan wawancara kepada guru
mata pelajaran bahasa Indonesia untuk menngetahui potensi dan masalah
yang ada di dalam kelas.
2. Pengumpulan Data
Pada tahap yang kedua ini, peneliti mengumpulkan data dan informasi yang
dapat digunakan untuk bahan perencanaan produk. Pengumpulan data dan
informasi pada penelitian ini terkait hasil data observasi dan mereview
pustaka seperti jurnal-jurnal, buku-buku, dan referensi lainnya. Selain itu,
peneliti bersama dengan guru menentukan materi pembelajaran yang
dibutuhkan pembelajar berdasarkan silabus.
3. Desain Produk
Setelah mengumpulkan data dan informasi dari teori maupun referensi,
selanjutnya peneliti merancang produk yang akan dikembangkan dalam
bentuk flowchart dan dilanjutkan dalam bentuk story board. Desain tersebut
merupakan sebuah gambaran terkait konten media dan konten materi yang
terdapat pada media tersebut.
43
4. Validasi Desain
Langkah berikutnya adalah melakukan validasi desain. Validasi merupakan
suatu kegiatan untuk menguji atau menilai kelayakan suatu produk sebelum
diujicoba agar media menjadi lebih efektif. Validasi dilakukan oleh ahli
materi dan ahli media.
5. Revisi Desain
Setelah desain produk divalidasi, maka peneliti melakukan revisi atau
memperbaiki produk sesuai hasil penilaian yang diberikan oleh ahli media
dan ahli materi.
6. Uji Kelayakan
Setelah produk direvisi atau diperbaiki, maka peneliti dapat melakukan uji
kelayakan produk. Uji kelayakan produk dilakukan dengan cara memberi
kuesioner kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia tentang beberapa
aspek yang perlu dinilai mengenai produk media pembelajaran pop up book.
44
Gambar 1
Tahap-tahap R&D Adaptasi dari Borg dan Gall
Penelitian pengembangan ini dimulai dari kegiatan pendahuluan yang merupakan
bagian research (r) pertama dalam R&D. Studi pendahuluan dilakukan agar
peneliti memperoleh informasi awal tentang kebutuhan dan kelayakan dilakukan
pengembangan media pembelajaran. Hasil dari studi pendahuluan digunakan
untuk mendesain dan mengembangkan media pembelajaran. Desain
pengembangan produk pada tahap ini merupakan bagian development dalam
R&D. Pada tahap pengembangan produk didesain dan dikembangkan media
pembelajaran yang sesuai untuk materi teks narasi peserta didik SMP kelas VII.
Tahap selanjutnya, proses pengembangan ini dilakukan uji coba produk
pengembangan yang meliputi uji praktisi, uji ahli dan uji coba produk dalam
kelompok kecil. Hasil akhir pengembangan ini berupa produk media
pembelajaran teks narasi peserta didik SMP Kelas VII.
Potensi dan masalah Pengumpulan Data Desain Produk
Validasi Desain Revisi Desain Uji Kelayakan
45
3.2.1 Studi Pendahuluan
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa studi pendahuluan
dilakukan untuk memperoleh informasi awal tentang kebutuhan dan kelayakan
dilakukannya pengembangan media pembelajaran. Hasil studi pendahuluan
digunakan sebagai landasan untuk mendesain dan mengembangkan media
pembelajaran tersebut. Penelitian ini melakukan studi pendahuluan di SMPN 3
Gadingrejo dengan wawancara pendidik perihal materi tersebut. Studi
pendahuluan dilakukan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik ini dilakukan
pada proses pembelajaran. Fokus dalam studi pendahuluan ini adalah
diperolehnya deskripsi kebutuhan media pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik SMP Kelas VII. Hasil studi kebutuhan secara keseluruhan
dalam penelitian ini menjadi landasan untuk menetapkan desain produk media
pembelajaran yang dikembangkan.
3.2.2 Proses Pengembangan Produk
Setelah melihat proses pembelajaran langkah berikutnya adalah proses pembuatan
produk awal. Pembuatan produk awal ini berdasarkan struktur produk pada
kegiatan pendahuluan. Setelah dibuat produk awal media pembelajaran, langkah
selanjutnya adalah melakukan serangkaian pengujian sebagai proses
pengembangan produk. Proses pengembangan produk dilakukan dalam dua
tahapan yakni uji ahli atau pakar yang relevan dengan bidang kajian dan penilaian
praktisi. Setiap tahapan akan dijelaskan sebagai berikut.
46
a. Uji Ahli atau Pakar
Pelaksanaan uji ahli atau pakar dimaksudkan untuk memperoleh masukan
dari ahli atau pakar yang memiliki kompetensi pada bidang kajian yang
relevan. Berhubungan dengan uji ahli yang dilakukan kepada tenaga ahli
media pembelajaran. Hasil uji ahli atau pakar juga berupa komentar, meliputi
kritik, saran, koreksi, dan penilaian terhadap produk pengembangan. Uji ahli
atau pakar dilakukan dengan teknik angket penilaian produk. Hasil uji dari
praktisi atau pakar digunakan untuk merevisi desain produk sampai diperoleh
desain produk yang layak.
b. Uji Validasi Pendidik
Uji coba ini dilakukan dengan menanyakan kepada pendidik tentang
kelayakan dan keefektivan produk yang berupa komentar, meliputi kritik,
saran, koreksi, dan penilaian terhadap produk pengembangan. Uji validasi
pendidikdan revisi produk dilakukan dengan teknik angket penilaian produk.
3.2.3 Uji Kelayakan Produk
Produk yang telah dihasilkan akan diujikan kelayakannya berdasarkan uji validasi
dan penilaian praktisi dengan tahapan sebagai berikut.
3.2.3.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini berupa lembar observasi pra penelitian, lembar validasi
dari ahli materi dan ahli media, serta panduan wawancara. Lembar observasi pra
penelitian digunakan untuk mengetahui jenis media yang digunakan pendidik
47
dalam proses pembelajaran sehingga peneliti dapat membuat sebuah produk
media pembelajaran yang menarik, lembar validasi ahli materi digunakan untuk
mengetahui seberapa dalam materi yang disajikan dan relevansinya terhadap
kompetensi yang diharapkan. Lembar validasi ahli media digunakan untuk
mengetahui kelayakan media tersebut untuk digunakan dalam pembelajaran.
Instrumen penelitian divalidasi secara teoritik, yaitu dengan dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing penelitian. Hasil validasi tersebut adalah instrumen
yang siap digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Instrumen penelitian
disusun berdasarkan pendapat Walker & Hess (Azhar Arsyad, 2011: 175-176)
mengenai kriteria penilaian media pembelajaran berdasarkan pada kualitas.
Adapun kriteria yang dimaksud sebagai berikut:
Tabel 2. Kriteria dalam Penilaian Media Pembelajaran Berdasarkan Pada
Kualitas Menurut Walker & Hess
No. Aspek Indikator
1. Kualitas isi
dan tujuan
a. Ketepatan
b. Kepentingan
c. Kelengkapan
d. Keseimbangan
e. Minat/perhatian
f. Keadilan
g. Kesesuaian dengan situasi peserta didik
2. Kualitas
instruksional
a. Memberikan kesempatan belajar
b. Memberikan bantuan belajar
c. Kualitas motivasi
d. Fleksibilitas instruksional
e. Hubungan dengan program pembelajaran lain
f. Kualitas sosial interaksi instruksionalnya
g. Kualitas tes dan penilaiannya
h. Dapat memberi dampak bagi peserta didik
i. Dapat membawa dampak bagi pendidik dan
pembelajarannya
48
3. Kualitas
teknisi
a. Keterbacaan
b. Mudah digunakan
c. Kualitas tampilan/tayangan
d. Kualitas penanganan jawaban
e. Kualitas pengelolaan programnya
f. Kualitas pendokumentasiannya
Berdasarkan kriteria yang diberikan Walker dan Hess di atas maka peneliti
membuat instrumen penelitian yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan
kebutuhan penelitian. Peneliti membagi instrumen menjadi tiga, yaitu: 1) Lembar
observasi, 2) Lembar validasi oleh ahli materi dan ahli media, dan 3) Panduan
wawancara.Kisi-kisi instrumen lembar observasi, lembar validasi ahli materi dan
ahli media serta pandua wawancara sebagai berikut.
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Penggunaan Media dalam
Pembelajaran
No Aspek Indikator Nomor Instrumen
1 Guru menjelaskan materi dengan
menggunakan media
1
2 Siswa mendapatkan kesempatan untuk
bertanya dan mengomentari materi yang
sudah disampaikan
2
3 Guru melibatkan siswa untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam media
3
4 Media membantu siswa untuk lebih fokus
mengikuti pembelajaran
4
5 Guru meminta siswa memberikan
pendapat mengenai gambar dalam media
5
6 Guru menambahkan informasi dari media
yang disampaikan
6
7 Siswa mencatat poin-poin penting dari
materi yg disampaikan
7
8 Siswa membuat kesimpulan dari materi 8
9 Guru merefleksi kesimpulan siswa 9
10 Media membantu siswa untuk lebih fokus
mengikuti pembelajaran
10
11 Media membantu siswa untuk aktif dalam
pembelajaran
11
49
12 Media dapat membangkitkan motivasi
siswa
12
13 Media membantu siswa untuk berpikir
kritis
13
14 Siswa memahami materi yang
disampaikan dengan media
14
15 Guru dapat menggunakan media dengan
mudah
15
16 Penggunaan media mempermudah tugas
guru dalam menyampaikan materi
16
Jumlah 16
Tabel 4.Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Ahli Materi (Khairunnisa, 2017: 71)
No Indikator Jumlah Butir
soal
Nomor
1 Ketepatan warna 2 2,3
2 Ketepatan huruf 3 4,5,6
3 Ketepatan gambar 4 7,8,9,10
4 Ketepatan media 5 1,11,12,13,14
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Ahli Media
No Indikator Jumlah
Butir soal
Nomor
1 Kesesuaian dengan
kompetensi dasar
(KD)
2 1,2
2 Aspek
Pembelajaran
11 3,4,5,7,8,9,13,14,16,17,18
3 Penyajian materi 5 6,10,11,12,15
50
Tabel 6. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
No Sub Variabel Indikator
1 Kurikulum Pelaksanaan K13
2 Proses Pembelajaran Kendala dalam proses pembelajaran dan
pemecahan masalahnya
3 Pemahaman peserta
didik
Kemampuan peserta didik dan metode yang
dilakukan
4 Media pembelajaran Media dan pop up book untuk digunakan dalam
pembelajaran
Tabel 7. Kisi-Kisi Instrumen Respon Guru
Kisi-kisi instrumen penelitian ini peneliti adaptasi menurut Arintia (2015: 60)
pada butir nomor 8,10, 11, 12.13,14. Sedangkan kisi-kisi instrumen penelitian
pada butir nomor 1,2,3,4,5,6,7,9,15,16 adaptasi menurut (Khairunnisa, 2015 :31).
Butir- butir soal tersebut juga disesuaikan dengan panduan dalam merancang
No Aspek Indikator Nomor
Instrumen
Jumlah Butir
1 Keterbacaan teks
1
1
2 Kejelasan gambar/ilustrasi 2 1
3 Ukuran kertas 3 1
4 Kemudahan pemakaian 4 1
5 Kesesuaian materi dengan
SK dan KD
5 1
6 Kelengkapan materi
6
1
7 Kebenaran materi 7 1
8 Kejelasan materi 8 1
9 Kemudahan memahami isi
materi pada teks
9 1
10 Mendorong keingintahuan 10 1
11 Motivasi 11 1
Jumlah 11
51
media pop up book. Smaldino (2011: 78- 86) yakni pengaturan, keseimbangan,
warna, kemudahan dibaca dan menarik.
3.2.3.2 Sasaran Uji Kelayakan
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII dan pendidik bahasa
Indonesia yang bersangkutan. Dalam pengambilan data dengan cara wawancara,
yang menjadi subjek ujicoba dan responden adalah pendidik SMP N 3
Gadingrejo.
3.2.3.3 Metode Pengumpulan Data
Penelitian dan pengembangan ini menggunakan beberapa macam metode dalam
mengumpulkan data, yaitu kuesioner, observasi, dan wawancara. Berikut
penjelasan masing-masing metode:
1. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk menggali data tentang penilaian ahli materi dan
ahli media mengenai media pembelajaran berbasis teks (cetakan) berbentuk
pop up book. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan
ini adalah kuesinoer berstruktur dengan menggunakan skala Likert. Alternatif
jawaban menurut skala Likert yaitu; sangat baik (SB), baik (B), cukup (C),
kurang (K), dan sangat kurang (SK) (Sukardi, 2009:146).
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui respon pendidiksaat penggunaan
media pembelajaran berbasis teks (cetakan) berbentuk pop up book berisi
materi teks narasi.
52
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menggali data tentang tanggapan, komentar, dan
saran pendidik setelah menggunakan media pembelajaran berbasis teks
(cetakan) berbentuk pop up book. Wawancara dilakukan terhadap pendidik
mata pelajaran bahasa Indonesia SMPN 3 Gadingrejo.
3.2.3.4 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:
1. Mengubah Kategori MenjadiNilai
Tabel 8. Nilai Kualitas Media dan Materi
Skor Kategori Kode
1 Sangat Tidak Baik STB
2 Tidak Baik TB
3 Cukup C
4 Baik B
5 Sangat baik SB
Nilai kualitas media dan materi terdiri atas lima skor dengan kategori (1)
sangat tidak baik kode STB, (2) kategori tidak baik kode TB, (3) kategori
cukup kode C, (4) kategori baik kode B, dan (5) kategori sangat baik kode
SB.
2. Menganalisis Skor
Data dianalisis dengan menjumlah skor yang diperoleh dari penelitian.
53
Selanjutnya, peneliti mengklasifikasikan hasil skor yang diperoleh dalam
beberapa kategori. Hal ini sangat penting untuk mengetahui tingkat
kelayakan media.
Tabel 9. Kategorisasi Penilaian Kualitas Materi Pembelajaran
Skor Kategori
1-18 Sangat tidak baik
18-36 Tidak baik
36-54 Kurang baik
54-72 Baik
72-90 Sangat baik
Tabel 10. Kategorisasi Penilaian Kualitas Media Pembelajaran
Skor Kategori
1-15 Sangat tidak baik
15-30 Tidak baik
30-45 Kurang baik
45-60 Baik
60-75 Sangat baik
Tabel 11. Kategorisasi Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran
Skor Kategori
1-11 Sangat tidak baik
11-22 Tidak baik
22-33 Kurang baik
33-44 Baik
44-55 Sangat baik
84
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan menggunakan langkah-
langkah R&D dari Sugiyono. Berdasarkan hasil pengembangan penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa pengembangan media
pembelajaran berbasis teks berbentuk pop up book yang layak dapat
dihasilkan hanya dengan menerapkan enam dari sepuluh langkah riset
pengembangan yang dikemukakan oleh Brog dan Gall sebagaimana
dipaparkan dalam bab III penelitian ini.
2. Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa media pop up
book berukuran A3+ untuk pembelajaran teks narasi (cerita imajinasi) yang
dapat digunakan secara individu maupun berkelompok. Berdasarkan hasil
validasi ahli materi, media, dan tanggapan guru mata pelajaran bahasa
Indonesia diperoleh simpulan bahwa media pop up book layak digunakan
untuk pembelajaran teks narasi (cerita imajinasi) siswa SMP kelas VII. Hasil
validasi materi diperoleh skor sebesar 76 dalam kategori “Sangat Baik”
untuk diujicobakan, ahli media dengan skor sebesar 65 dalam kategori
“Sangat Baik” atau media layak untuk diujicobakan, dan tanggapan guru
memperoleh nilai keseluruhan sebesar dalam kategori “Sangat Baik” atau
85
media pop up book sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran teks
narasi (cerita imajinasi) bahasa Indonesia kelas VII.
5.2 Saran
Saran dari penelitian ini berdasarkan simpulan penelitian di atas adalah apabila
akan dilakukan pengembangan media pop up book selanjutnya untuk memperluas
materi yang akan disajikan sehingga tidak terfokus pada satu keterampilan
pembelajaran. Persiapan dalam pengembangan media pembelajaran pop up book
juga menjadi hal yang perlu diperhatikan peneliti sehingga menghasilkan media
yang sempurna dan memuaskan. Persiapan yang dimaksudkan antara lain seperti
konsep, bahan, variasi dan efek media.
86
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, & Sakura H. Ridwan. 1988. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Aisyah, Nur dan Fauzi, M. 2012. Perancangan Buku Pop-up Sebagai Media
Pendidikan di Organisasi WWF-Indonesia. diakses dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=178181&val=4574&
title=Perancangan%20Buku%20Pop%20Up%20sebagai%20Media%20Pe
ndidikan%20di%20Organisasi%20WWF%20Indonesia.
Azhar Arsyad. (2011).Media Pembelajaran.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto. (2013). Media Pembelajaran. Bogor:
Ghalia.
Daryanto. (2013). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Dewantari, Alit Ayu. 2014. Pop-up, Lift the Flap, dan Movable Book. Diakses
dari http://dgi.or.id/read/observation/sekilas-tentang-pop-up-lift-the-flap-
dan-movable-book.html pada tanggal 21 September2019.
Enre, Fachruddin Ambo. 1988. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta:
Dirjen Dikti Depdikbud.
Firmansyah, Arif Langgeng. 2017. Pengembangan Media Pop-up Ornamen
Klasik dalam Mata Pelajaran Kekriyaan di SMK Negeri 1 Dlingo. Diakses
dari
http://eprints.uny.ac.id/49565/1/Arif%20Langgeng%20Firmansyah_Naskah
%20Skripsi.pdfpada tanggal 20 Oktober 2019.
Fitri, Nur Annisa. 2017. Peningkatan Kemampuan PenguasaanKosa Katamelalui
Penggunaan Media Pop-Up pada Siswa Tunarungu kelas1SLB Damayanti,
Sleman. Diakses dari
http://eprints.uny.ac.id/56965/1/Annisa%20Nur%20Fitri_13103244002.pdfpa
da tanggal 08 Desember 2019.
Keraf Gorys. (1982). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.
Khairunnisa, Wardah. 2017. Pengembangan Media
PermainanRodaPutarBerbasis Website untuk Keterampilan Membaca
BahasaPrancisSiswaKelas XI SMA Angkasa Adisutjipto. Diakses dari
http://eprints.uny.ac.id/53931/1/SKRIPSI%20Wardsh%20Khairunnisa.pdfpa
da tanggal 14 Mei 2019.
87
Kurniawati, Putri Yuni. 2015. Teaching Writing by Using Brain Writing Strategy
for Junior High School Students. http://www.jurnal.stkip-pgrisumbar.ac.id/.
Diunduh pada tanggal 21 Mei 2019.
Mardiah. 2017. Pengembangan Media Buku Pop-Up untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Cerita bagi Siswa Tunarungu kelas IV SLB B
Karnamnoshara Sleman, Yogya. Diakses dari
http://eprints.uny.ac.id/53855/pada tanggal 30 April 2019.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2002). Media Pembelajaran. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nurgaheni, Silvia Oti. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Memahami
Cerita Legenda dengan Buku Pop-up untuk Siswa SMP Kelas VII Di
Kabupaten Pati. Diakses dari http://lib.unnes.ac.id/22176/1/2601411004-
S.pdfpada tanggal 27 Mei 2019.
Nurwida, Martin.2016. “Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode
Story Telling untuk Siswa Sekolah Dasar”. Diakses dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/cope/article/view/13038/pdfpada tanggal
29 April 2019.
Pujiriyanto. (2012). Teknologi Pengembangan Media dan Pembelajaran.
Yogyakarta: UNY Press
Rayandra Asyhar. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta: Referensi.
Syaiful Bahri Djamarah. (2010) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.