pengembangan media pembelajaran melalui program …

23
Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805 Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505 91 Sri Andri Astuti PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI PROGRAM PREZI PADA MATA PELAJARAN AL QUR’AN HADIS DI MADRASAH ALIYAH Oleh: Sri Andri Astuti IAIN Metro Lampung Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran Al Qur’an Hadis menggunakan program prezi yang valid dan efektif. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan Hannafin dan Peck dengan tahapan analisis kebutuhan, desain, dan pengembangan. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Metro Lampung. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI IPS yang terdiri dari 2 kelas eksperimen dan 2 kelas kontrol. Teknik pengumpul data menggunakan angket untuk ahli materi, ahli bahasa, ahli media, dan peserta didik serta observasi dan tes hasil belajar. Data tersebut dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial, yaitu uji t yang sebelumnya dilakukan pengujian prasyarat berupa uji normalitas dan homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan sudah sesuai dengan prosedur pengembangan Hannafin dan Peck. Produk media ini dinyatakan valid, dan efektif. Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media yang dikembangkan telah layak digunakan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran Al Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah. Kata Kunci: Media Pembelajaran Al Qur’an Hadis, program Prezi ABSTRACT This study aims to produce learning media of Al Qur’an Hadis by using a valid and effective. This is a research and development by using Hannafin and

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

91

Sri Andri Astuti

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI PROGRAM

PREZI PADA MATA PELAJARAN AL QUR’AN HADIS

DI MADRASAH ALIYAH

Oleh:

Sri Andri Astuti

IAIN Metro Lampung

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran Al

Qur’an Hadis menggunakan program prezi yang valid dan efektif. Jenis

penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan model

pengembangan Hannafin dan Peck dengan tahapan analisis kebutuhan, desain,

dan pengembangan. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1

Metro Lampung. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI IPS yang terdiri

dari 2 kelas eksperimen dan 2 kelas kontrol. Teknik pengumpul data

menggunakan angket untuk ahli materi, ahli bahasa, ahli media, dan peserta didik

serta observasi dan tes hasil belajar. Data tersebut dianalisis dengan statistik

deskriptif dan statistik inferensial, yaitu uji t yang sebelumnya dilakukan

pengujian prasyarat berupa uji normalitas dan homogenitas. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan sudah sesuai dengan prosedur

pengembangan Hannafin dan Peck. Produk media ini dinyatakan valid, dan

efektif. Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media

yang dikembangkan telah layak digunakan dan dikembangkan dalam proses

pembelajaran Al Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah.

Kata Kunci: Media Pembelajaran Al Qur’an Hadis, program Prezi

ABSTRACT

This study aims to produce learning media of Al Qur’an Hadis by using

a valid and effective. This is a research and development by using Hannafin and

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

92

Sri Andri Astuti

Peck development model with stages of requirement analysis, design, and

development. This research was conducted at MAN 1 Metro Lampung. The

subjects were class XI IPS students consisting of 2 experimental classes and 2

control classes. Data collection techniques were questionnaires for material

experts, linguists, media experts, and learners as well as observation and test of

learning outcomes. The data were analyzed by descriptive statistic and inferential

statistic, i.e t-test which previously conducted prerequisite test in the form of

normality and homogeneity test. The results showed that the products developed

were in accordance with the procedures of development of Hannafin and Peck.

This media product is declared valid, and effective. Thus, it can be concluded that

the media developed has been feasible to be used and developed in the learning

process of Islamic Religious Education in Islamic Senior High School.

Keywords: Al Qur'an Al-Hadith Learning Media, Prezi program

A. PENDAHULUAN

Al Qur’an Hadis merupakan salah satu bagian/unsur dari mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang ada di madrasah yang menunjang pencapaian

tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.1.

Mata pelajaran Al Qur’an Hadis bertujuan memberikan pemahaman kepada

peserta didik agar dapat memahami Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran

agama Islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk dan landasan

dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik diharapkan mampu membaca dengan

fasih, menerjemahkan, menyimpulkan isi kandungan, menyalin dan menghafal

ayat-ayat dan hadis-hadis terpilih serta memahami dan mengamalkannya. Untuk

mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan proses pembelajaran.

1Anonimous, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No: 20 Tahun 2003 (Jakarta: Sinar

Grafika, 2003), 5.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

93

Sri Andri Astuti

Belajar merupakan komponen pendidikan yang berkaitan dengan tujuan

dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit. Belajar

diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya2. Pembelajaran

merupakan proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran membutuhkan sebuah proses

yang disadari dan cenderung permanen serta mengubah perilaku. Belajar

membangun makna yang dilakukan melalui proses mengalami langsung,

komunikasi, interaksi, dan refleksi sehingga peserta didik dapat memproduksi

gagasan yang bermakna. Oleh karena itu agar komunikasi berjalan secara efektif

dan efisien, maka diperlukan media pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan

perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara pendidik dan

peserta didik dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Penggunaan media

pendidikan memiliki fungsi utama yaitu sebagai sarana komunikasi antara

komunikator (pendidik) dan penerima (peserta didik), di mana penerima dapat

memahami isi pesan yang terdapat dalam media yang digunakan pada saat

pembelajaran berlangsung.3 Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi

pembelajaran akan sangat membantu dalam penyampaian pesan dan isi pelajaran

serta memberikan makna yang lebih dari proses pembelajaran sehingga

memotivasi peserta didik untuk meningkatkan proses belajarnya.

Seorang pendidik sebagai tenaga profesional yang memiliki tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi memiliki kewajiban untuk mengikuti perkembangan ilmu

2 Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 2. 3 Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan (Jakarta: Kencana,

2008), 7.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

94

Sri Andri Astuti

pengetahuan dan teknologi. Undang-Undang no 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen pasal 20 menjelaskan bahwa pendidik tidak hanya memiliki kewajiban

untuk memahami dan menguasai materi-materi yang diajarkan, akan tetapi juga

wajib menguasai teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga

proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Pemanfaatan media yang

baik dan tepat, dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta

didik.4.

Berdasarkan Undang-Undang tersebut dapat dipahami bahwa seorang

pendidik tidak hanya memiliki kewajiban untuk memahami dan menguasai

materi-materi yang diajarkan, akan tetapi juga wajib menguasai teknologi yang

digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih

menarik dan menyenangkan. Pemanfaatan media yang baik dan tepat, dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik.

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi

saat ini tentu juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pemanfaatan media

pembelajaran sebagai hasil dari perkembangan teknologi pendidikan terutama

media pembelajaran yang berbasis multimedia sangat diharapkan guna menunjang

proses pembelajaran, terlebih pada mata pelajaran yang dianggap kurang menarik

perhatian siswa.

“Sistem pembelajaran berbasis multimedia (teknologi yang

melibatkan suara, gambar, dan video) dapat menyajikan materi pelajaran yang

lebih menarik, tidak monoton, dan memudahkan penyampaian. Murid atau

mahasiswa dapat mempelajari materi tertentu secara mandiri dengan

menggunakan komputer yang dilengkapi dengan program yang berbasis

multimedia. Kini telah banyak perangkat lunak yang tergolong edutainment

4 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Martinis Yamin,

Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung persada, 2007), 203.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

95

Sri Andri Astuti

yang merupakan perpaduan antara education (pendidikan) dan entertainment

(hiburan)”5

Dengan demikian pendidik dituntut agar dapat memanfaatkan media

pembelajaran sebagai hasil dari perkembangan teknologi pendidikan. Berbagai

macam media pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik, diantaranya

dengan memanfaatkan media komputer. Banyak software yang bisa digunakan

untuk membuat produk berupa aplikasi pembelajaran. Salah satu program

komputer yang dapat dijadikan media pembelajaran berbasis multimedia adalah

program prezi.

Program prezi sebagai salah satu program komputer dapat digunakan

sebagai media pembelajaran inovatif. Prezi dapat menyampaikan ide ataupun

gagasan dalam sebuah tampilan yang saling terkait antara satu slide dengan slide

lainnya dengan mudah. Dengan prezi, materi pembelajaran dapat ditampilkan

secara dinamis dan menarik. Slide dapat beralih atau lompat dari satu slide ke

slide lainnya dengan sangat dinamis dan mudah dengan transisi yang sangat halus

tanpa harus kehilangan arah. Prezi dapat melakukan zoom in atau zoom out dari

sebuah slide dengan cepat dengan tampilan yang indah6. Pembelajaran dilakukan

dengan menggunakan laptop yang telah ter-install software prezi, dikombinasikan

dengan LCD dan perangkat audio. Dengan memanfaatkan program prezi sebagai

media pembelajaran dalam mata pelajaran Al Qur’an Hadis, tentu akan

menciptakan suasana belajar yang lebih komunikatif dan menarik antara pendidik

dengan peserta didik.

Namun, seringkali terjadi hambatan-hambatan komunikasi dalam proses

pembelajaran, yaitu verbalisme, salah tafsir, perhatian tidak terpusat, dan tidak

5Abdul Kadir dan Terra Ch. Tri Wahyuni, Pengenalan Teknologi Informasi, (Yogyakarta: Andi

Offset, 2005), 24. 6 I Putu Wisnu Saputra, CD Tutorial Nonlinear Presentations Series Prezi The Zooming

Presentations (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011).

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

96

Sri Andri Astuti

terjadinya pemahaman7. Verbalisme terjadi karena biasanya pendidik mengajar

mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), peserta didik cenderung

hanya menirukan apa yang dikatakan pendidik, sehingga peserta didik dapat

menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Sedangkan salah tafsir ini

terjadi karena biasanya pendidik hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa

menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model dan

sebagainya. Hal ini menyebabkan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda

oleh peserta didik.

Adapun perhatian tidak terpusat dapat terjadi karena beberapa hal antara

lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian

peserta didik, peserta didik melamun, cara mengajar pendidik membosankan, cara

menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan

bimbingan pendidik. Hal ini menyebabkan tidak terjadinya pemahaman, artinya

kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau

dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari

kesadaran hingga timbulnya konsep.

Berdasarkan wawancara dengan bapak Ghufran, M.Pd.I.8 pada tanggal 3

Oktober 2017 diperoleh informasi bahwa pendidik tidak membuat perangkat

pembelajaran. Pembelajaran Al Qur’an hadis selama ini lebih banyak

menggunakan buku pelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), papan tulis dan spidol.

Pendidik sebenarnya mampu mengoperasionalkan komputer, namun karena

keterbatasan waktu dan kemampuan, pendidikan jarang mengembangkan media

pembelajaran yang berbasis komputer. Padahal menurutnya, untuk saat ini

pembelajaran berbasis komputer sangat penting, karena sekarang era teknologi.

Di samping itu, dengan menggunakan media berbasis komputer pembelajaran

menjadi lebih menarik, komunikatif, dan menyenangkan serta yang lebih

7 Daryanto, Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan

Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2016), 9. 8 Pendidik Mata Pelajaran Al Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah Negeri 1 Metro.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

97

Sri Andri Astuti

penting adalah mengurangi verbalisme dan mengatasi hambatan-hambatan

dalam proses komunikasi dalam pembelajaran. Peserta didik juga menjadi lebih

perhatian dalam belajar. Oleh karena itu diperlukan sebuah inovasi untuk

mengembangkan media pembelajaran yang berbasis multimedia dengan

menggunakan program prezi.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian dan

pengembangan guna mengatasi keterbatasan pemanfaatan media dan

mempermudah peserta didik mengakses materi, dengan rumusan masalah sebagai

berikut:1). bagaimana pengembangan media pembelajaran melalui program prezi

pada mata pelajaran Al Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah? 2). bagaimana

kelayakan desain media pembelajaran melalui program prezi pada mata pelajaran

Al Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah berdasarkan penilaian dari ahli materi, ahli

bahasa, ahli media, dan peserta didik? 3). bagaimana keefektifan media

pembelajaran melalui program prezi pada mata pelajaran Al Qur’an Hadis di

Madrasah Aliyah?

B. KERANGKA TEORI

1. Media Pembelajaran

Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi.9 Pengertian ini menunjukkan bahwa media

merupakan alat atau sarana komunikasi yang dipergunakan oleh pemberi pesan

kepada penerima pesan. Oleh karena itu media pembelajaran adalah penyalur

informasi belajar atau pesan dari pendidik kepada peserta didik.10 Pendapat lain

menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan

untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,

dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang

9 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Press, 2013), 3. 10 Syaiful Bahri Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

136.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

98

Sri Andri Astuti

disengaja, bertujuan dan terkendali 11 . Media pembelajaran sebagai perantara

dalam proses interaksi komunikasi edukasi antara pendidik dan peserta didik yang

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat dan perhatian peserta didik

sehingga proses komunikasi tersebut dapat berlangsung secara tepat guna dan

berdaya guna.

Media pembelajaran terdiri dari berbagai jenis komponen dalam

lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media bukan

hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan

peserta didik dapat memperoleh pengetahuan 12 . Dalam teknologi pendidikan,

media memiliki pengertian sebagai perangkat lunak (software) dan perangkat

keras (hardware). Media sebagai perangkat lunak yaitu kandungan pesan atau

informasi yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin

disampaikan kepada peserta didik. Sedangkan perangkat keras sarana untuk

menampilkan pesan yang terdapat dalam perangkat lunak. Media sebagai alat

peraga atau alat bantu pembelajaran sering disebut dengan Audio Visual Aids

(AVA). Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media pembelajaran, maka pendidik

hendaknya dapat memilih dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, media

pembelajaran terus mengalami perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis

dan format, dengan masing-masing ciri dan kemampuannya sendiri. Secara garis

besar, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok

besar, yaitu audio, visual, audio-visual, dan komputer. Media audio merupakan

media yang hanya dapat didengar saja. Media audio mengandung pesan yang

dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar yang dituangkan dalam

lambang-lambang auditif sehingga terjadi proses belajar 13 . Penggunaan media

audio mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya media audio mudah

11 Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2004), 458. 12 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2010), 204. 13 Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, h. 216. Cecep Kustandi dan Bambang

Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011), 65.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

99

Sri Andri Astuti

digunakan dan tersedia di mana-mana. Harga media audio tidak mahal, bisa

direproduksi, bisa diulang, dan portabel. Bagi peserta didik yang memiliki

kemampuan membaca terbatas bisa belajar dari media audio. Media audio ideal

untuk mengajarkan bahasa asing14.

Media visual merupakan media yang mengandung pesan yang

dituangkan dalam lambang-lambang visual seperti tulisan, huruf-huruf, gambar-

gambar dan simbol-simbol yang mengandung arti yang dapat merangsang pikiran

dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar. Media visual terdiri dari

media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak dapat

diproyeksikan (non-projected visual). Media visual yang dapat diproyeksikan

merupakan media yang dapat digunakan dengan bantuan proyektor, seperti film

bingkai (slide), Over Head Transparancy, Opaque projector, Microfis, dan video.

Setelah ada komputer, media-media proyeksi ini sudah jarang digunakan, karena

komputer dapat memproyeksikan pesan lebih baik dan lebih bervariatif dengan

bantuan alat proyeksi lain. Media visual yang tidak diproyeksikan disebut juga

dengan media grafis. Media grafis termasuk media visual diam. Media grafis

meliputi gambar/foto, diagram, bagan, poster, sketsa, grafik, media cetak dan

buku.

Adapun media audio-visual adalah kombinasi dari media audio dan

media visual. Media audio visual membantu pendidik menyampaikan materi

kepada peserta didik agar pembelajaran lebih jelas dan konkrit. Dengan

menggunakan media audio-visual maka penyajian materi kepada peserta didik

akan semakin lengkap dan optimal karena melibatkan indera penglihatan dan

pendengaran. Pembelajaran tidak hanya difokuskan pada alat bantu visual semata,

namun sudah dilengkapi dengan suara untuk menjelaskan visualisasi materi

pelajaran. Media audio-visual dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan

14 Sharon E Smaldino, Deborah L Lowther, dan James D Russel, Instructional Technology &

Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar (Jakarta: Kencana, 2011),

7.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

100

Sri Andri Astuti

peran dan tugas pendidik. Artinya, pendidik tidak selalu berperan sebagai

penyampai materi, karena penyajian materi bisa diganti oleh media. Peran

pendidik bisa beralih menjadi fasilitator. Pembelajaran seperti ini disebut dengan

pola pembelajaran pendidik dan media. Beberapa media yang termasuk media

audio-visual adalah program televisi, video pendidikan/instruksional, dan program

slide suara.

Media komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan

materi dengan menggunakan sumber-sumber berbasis mikroprosesor. Media

komputer menyimpan materi atau informasi dalam bentuk digital, bukan dalam

bentuk cetakan atau visual. Pemanfaatan komputer dalam pembelajaran disebut

dengan Computer Assisted Instruction (CAI) yang dikembangkan dalam beberapa

format, antara lain drills and practice, tutorial, simulasi, permainan, dan

discovery. 15 Penggunaan media komputer dalam pembelajaran meliputi

multimedia presentasi (Microsoft power point, corel presentation, prezi),

multimedia interaktif, dan internet. Komputer juga telah digunakan untuk

mengadministrasikan tes dan pengelolaan administrasi sekolah.

Keuntungan media komputer adalah dapat mengakomodasi peserta didik

yang lambat menerima pelajaran karena pembelajaran lebih bersifat individual;

dapat merangsang peserta didik mengerjakan latihan dan melakukan kegiatan

laboratorium atau simulasi; kendali berada di tangan peserta didik sehingga

tingkat kecepatan belajar peserta didik disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.

Kehadiran media dalam pembelajaran sangat membantu peserta didik

untuk memahami suatu konsep tertentu yang sulit dijelaskan secara verbal. Media

dalam proses pembelajaran secara umum memiliki manfaat sebagai berikut: 1).

Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis. Media meletakkan

dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir sehingga mengurangi verbalisme; 2).

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indra. Media dapat menyajikan obyek

yang terlalu besar, obyek yang kecil, gerak yang terlalu lambat atau cepat,

15 Arsyad, Media Pembelajaran, ………., 33.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

101

Sri Andri Astuti

kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu, obyek yang terlalu kompleks,

dan konsep yang terlalu luas; 3). Penggunaan media pendidikan yang tepat dan

bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik. Pembelajaran akan lebih

menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

dan 4). Memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan

menimbulkan persepsi yang sama. 16

Dengan demikian media pembelajaran bermanfaat untuk memperjelas dan

mempermudah konsep yang abstrak dan mempertinggi daya serap dan retensi

belajar. Di samping itu media juga dapat memotivasi belajar dan membangkitkan

kreativitas peserta didik serta belajar berpikir tingkat tinggi. Media pembelajaran

dapat menimbulkan gairah belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung

antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan serta memungkinkan

peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. Peserta

didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan

penjelasan pendidik, tetapi juga aktivitas lain seperti bertanya, berpendapat,

mengamati, melakukan, mendemostrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Sebelum menentukan dan menggunakan media pembelajaran, seorang

pendidik hendaknya merencanakan dan merancang media pembelajaran tersebut.

Kegiatan merencanakan dan merancang media pembelajaran ini disebut dengan

pengembangan media pembelajaran. Dalam proses pengembangan media

pembelajaran hendaknya pendidik memperhatikan ketentuan dengan

pertimbangan bahwa penggunaan media harus benar-benar berhasil guna dan

berdaya guna untuk meningkatkan dan memperjelas pemahaman peserta didik.

Adapun prosedur pengembangan media adalah sebagai berikut: 1). Menganalisis

kebutuhan dan karakteristik peserta didik; 2). Merumuskan tujuan instruksional;

16 Arief Sadiman et.al, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya

(Jakarta: Rajawali Press, 2012), 17.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

102

Sri Andri Astuti

3). Merumuskan butir-butir materi; 4). Mengembangkan alat pengukur

keberhasilan; 5). Menulis naskah media; dan 6). Mengadakan tes dan revisi17.

Dari langkah-langkah pengembangan media tersebut, selanjutnya secara

rinci diuraikan pada teknik pengembangan media dengan menggunakan

multimedia presentasi. Teknik pengembangan multimedia presentasi dimulai dari

identifikasi program, yaitu melihat kesesuaian program yang dibuat dengan materi

dan peserta didik yang meliputi latar belakang kemampuan, usia, serta jenjang

pendidikan. Selain juga mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung seperti

gambar, animasi, video, dan lain-lain. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan

bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran seperti video,

gambar, animasi, dan suara. Setelah data terkumpul dan materi sudah dirangkum,

selanjutnya proses mengerjakan program hingga selesai dan dilakukan review dari

aspek bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran konsep. Setelah revisi, program siap

digunakan18.

2. Program Prezi

Prezi adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis internet

(SaaS)19.Prezi digunakan sebagai alat untuk membuat presentasi dalam bentuk

linier maupun non-linier. Presentasi linier adalah presentasi terstuktur, artinya

tampilan yang satu dengan yang lainnya berurutan. Sedangkan presentasi non

linier adalah presentasi yang berbentuk peta-pikiran (mind-map) sebagai contoh

dari presentasi non-linier. Pada Prezi, teks, gambar, video, dan media presentasi

lainnya ditempatkan di atas kanvas presentasi, dan dapat dikelompokkan dalam

bingkai-bingkai yang telah disediakan. Pengguna kemudian menentukan ukuran

17 Musfiqon, Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran, 162. Sadiman et.al, Media

Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, 101. Rusman, Belajar dan

Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21 (Bandung:

Alfabeta, 2013), 171. 18 Rusman, Kurniawan, dan Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:

Mengembangkan Profesionalitas Guru, 302. 19 https://id.wikipedia.org/wiki/Prezi diunduh tanggal 26 Juli 2016.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

103

Sri Andri Astuti

relatif dan posisi antara semua objek presentasi dan dapat mengitari serta

menyorot objek-objek tersebut.Untuk membuat presentasi linier, pengguna dapat

membangun jalur navigasi presentasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Prezi lebih menarik ketika dalam mode presentasi, dan lebih simpel dalam

pembuatan animasi, dan pilihan tema keren dapat diunduh secara online serta

dapat menggabungkan gambar, bunyi, teks, dan video dalam satu tampilan.Prezi

dapat menyampaikan ide ataupun gagasan dalam sebuah tampilan yang saling

terkait antara satu slide dengan slide lainnya dengan mudah. Dengan prezi, materi

pembelajaran dapat ditampilkan secara dinamis dan menarik. Slide dapat beralih

atau lompat dari satu slide ke slide lainnya dengan sangat dinamis dan mudah

dengan transisi yang sangat halus tanpa harus kehilangan arah. Prezi dapat

melakukan zoom in atau zoom out dari sebuah slide dengan cepat dengan tampilan

yang indah20. Program prezi ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran

inovatif. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan laptop yang telah ter-

install software prezi, dikombinasikan dengan LCD dan perangkat audio.

C. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Penelitian

pengembangan merupakan sebuah usaha untuk mengembangkan suatu produk

yang efektif, bukan untuk menguji suatu teori. Penelitian dan pengembangan

bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk

tersebut21. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model penelitian dan

pengembangan yang dikembangkan oleh Hannafin dan Peck. Model Hannafin dan

Peck digunakan karena sesuai untuk penelitian pengembangan media

pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran,

multimedia presentasi, atau modul. Proses penelitian pengembangan Hannafin and

20Saputra, CD Tutorial Nonlinear Presentations Series Prezi The Zooming Presentations. 21Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), 297.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

104

Sri Andri Astuti

Peck ditempuh melalui 3 (tiga) langkah, yaitu: fase Analisis kebutuhan, desain,

dan pengembangan/implementasi22. Dalam model ini, penilaian dan pengulangan

dijalankan dalam setiap fase. Penilaian berbentuk formatif dan sumatif. Penilaian

formatif pada model ini adalah penilaian yang dilakukan sepanjang proses

pengembangan media. Sedangkan penilaian sumatif dilakukan setelah media telah

selesai dikembangkan.

Kegiatan uji coba desain media pembelajaran menggunakan program prezi

melalui tiga tahap, yaitu tahap uji satu per satu (one to one), tahap uji coba

kelompok kecil dan tahap uji coba kelompok besar. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain

pretest-posttest control group design. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah

peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Metro.

Teknik pengumpul data dalam penelitian ini adalah angket, wawancara,

dan tes hasil belajar. Angket diberikan kepada ahli media, ahli materi, dan peserta

didik. Data hasil angket akan dianalisa dengan statistik deskriptif dengan skala

lima yaitu dengan penskoran dari 1 sampai 5, yaitu:

Tabel 3.1

Konversi Rerata Skor menjadi Kriteria untuk Menilai Kualitas23

Interval Skor Kriteria Nilai

X > 4,2 Sangat Baik A

3,4 <X<4,2 Baik B

2,6 <X<3,4 Cukup C

1,8 <X<2,6 Kurang D

X < 1,8 Sangat Kurang E

22 I Made Tegeh dan dkk, Model Penelitian Pengembangan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), 3. 23 Sukardjo.dkk, Desain Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: PPs UNY, 2008),

101.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

105

Sri Andri Astuti

Data hasil belajar dianalisis menggunakan uji t. Sebelum dilakukan uji t

terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis yang terdiri dari uji

normalitas dan homogenitas. Uji t digunakan untuk menguji perbedaan hasil

belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pengujian ini dilakukan

untuk mengetahui efektivitas pengembangan media Mata pelajaran Al-Qur’an

Hadis melalui program prezi. Uji t menggunakan teknik statistik independent

sample t-test dengan bantuan SPSS.16

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan

Hannafin dan Peck secara runtut, yaitu analisis kebutuhan, desain, dan

pengembangan/implementasi. Pada fase analisis kebutuhan dilakukan wawancara

dengan guru Al-Qur’an Hadis Madrasah Aliyah Negeri 1 Metro mengenai proses

pembelajaran selama ini, meliputi kurikulum, media, dan metode pembelajaran.

Kurikulum mata pelajaran Al Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah menggunakan

kurikulum 13.

Berdasarkan wawancara dengan Ghufron, pembelajaran Al Qur’an Hadis

selama ini lebih banyak menggunakan buku pelajaran, Lembar Kerja Siswa

(LKS), papan tulis, dan spidol. Power point pernah digunakan, namun sangat

jarang. Adapun metode yang digunakan ceramah dan drill untuk menghafal ayat-

ayat Al-Qur’an. Pendidik sebenarnya mampu mengoperasionalkan komputer,

namun karena keterbatasan waktu dan kemampuan pendidik jarang

mengembangkan media pembelajaran yang berbasis komputer. Padahal

menurutnya, untuk saat ini pembelajaran berbasis komputer sangat penting,

karena sekarang era teknologi. Oleh karena itu diperlukan pengembangan media

pembelajaran berbasis

Tahap kedua dari model Hannafin dan Peck adalah desain. Pada tahap

ini, peneliti menetapkan tujuan pembelajaran, menentukan materi dan membuat

media pembelajaran dengan program prezi. Berdasarkan kurikulum mata

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

106

Sri Andri Astuti

pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah, dipilih materi hidup berkah

dengan menghormati dan mematuhi orang tua dan guru, hidup lebih damai dengan

mujahadah an-nafs, husnuzzhan, dan ukhuwah, dan hidup jadi tenang dengan

menghindari pergaulan bebas dan perbuatan keji.

Setelah ditetapkan tujuan pembelajaran, maka selanjutnya menetapkan

materi, metode, skenario atau kegiatan pembelajaran (RPP), dan alat evaluasi

hasil belajar serta dokumen storyboard. Storyboard adalah kolom teks, audio dan

visualisasi dengan keterangan mengenai content dan visualisasi yang digunakan

untuk produksi sebuah program. Pada tahap ini juga mengidentifikasi video,

gambar, dan teks yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Video, gambar,

dan teks tersebut diambil dari berbagai sumber, termasuk internet. Selanjutnya

menentukan desain template yang digunakan dalam program prezi. Program

prezi yang digunakan dalam penelitian ini adalah prezi desktop 6.16.2.0. Pada

penelitian ini template yang digunakan adalah gravity, Clock, nodes, explain a

topic, roadmap, dan above the clouds.

Proses pembuatan media pembelajaran mengacu kepada dokumen

storyboard yang telah dibuat dengan menyesuaikan langkah-langkah

pembelajaran kurikulum 2013, yaitu pendekatan saintifik, terutama pada kegiatan

pengamatan. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik meliputi

pengamatan, menanya, pengumpulan data, asosiasi, dan komunikasi. Pada

kegiatan pengamatan, ditampilkan video pembelajaran dan teks-teks yang relevan

dengan materi. Peserta didik mengamati video dan teks-teks yang ditampilkan

serta mencatat hal-hal yang penting. Kemudian dilanjut dengan slide berikutnya

yang berisi pertanyaan sebagai panduan untuk kegiatan menanya dan slide materi.

Adapun untuk kegiatan eksplorasi, asosiasi, dan mengkomunikasikan tidak

ditampilkan dalam slide karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan aktif peserta

didik di kelas. Pengembangan/implementasi.

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan dan mengimplementasikan.

Dalam tahap mengembangkan media pembelajaran Al-Qur’an Hadis melalui

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

107

Sri Andri Astuti

beberapa tahap, yaitu validasi ahli, uji satu per satu (one to one) dan uji kelompok

kecil. Validasi oleh pakar materi, pakar bahasa, dan pakar media pembelajaran.

Validasi materi bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kelayakan media

pembelajaran dari aspek materi. Sedangkan validasi bahasa bertujuan untuk

memperoleh informasi tentang kelayakan media pembelajaran dari aspek bahasa

dan validasi pembelajaran untuk memperoleh informasi kelayakan media

pembelajaran dari aspek media dan meningkatkan kualitas desain media

pembelajaran.

Saran dan kritik dari validator digunakan untuk meningkatkan kualitas

desain media pembelajaran. Ahli materi, ahli bahasa, dan ahli media melakukan

validasi dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan. Ahli materi

memberikan nilai rata-rata sebesar 4,58 dengan kriteria sangat baik. Ahli materi

memberikan skor 5 sebanyak 7 item dan skor 4 sebanyak 5 item sehingga total

nilai media pembelajaran Al-Qur’an Hadis berdasarkan aspek materi adalah 55.

Sedangkan nilai rata-rata ahli bahasa sebesar 4,6 dengan kriteria sangat baik. Ahli

bahasa memberikan skor 5 sebanyak 6 item dan skor 4 sebanyak 4 item sehingga

total nilai media pembelajaran Al-Qur’an Hadis berdasarkan aspek bahasa adalah

46. Adapun nilai rata-rata ahli media adalah 4,67 dengan kriteria sangat baik. Ahli

media memberikan skor 5 sebanyak 8 item dan skor 4 sebanyak 4 item sehingga

total nilai media pembelajaran Al-Qur’an Hadis melalui program prezi

berdasarkan aspek media adalah 56. Di akhir pembelajaran peserta didik diberikan

angket untuk memberikan tanggapan terhadap media pembelajaran Al Qur’an

Hadis menggunakan program prezi. Hasil angket peserta didik memperoleh nilai

rata-rata sebesar 4,5 dengan kriteria sangat baik. Dari 15 item angket yang

memperoleh 13 item berkriteria sangat baik dan 2 item memiliki kriteria baik.

Berdasarkan penilaian ahli materi, ahli bahasa dan ahli media serta angket peserta

didik, media pembelajaran melalui program prezi pada mata pelajaran Al Qur’an

Hadis di Madrasah Aliyah merupakan media pembelajaran yang valid dan

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

108

Sri Andri Astuti

memiliki kriteria sangat baik. Oleh karena itu produk ini layak digunakan dan

dikembangkan dalam proses pembelajaran.

Setelah dilakukan validasi desain, selanjutnya adalah revisi desain

sesuai masukan ahli materi, ahli bahasa, dan ahli media sehingga produk yang

dikembangkan layak untuk diimplementasikan. Pada aspek materi, revisi

dengan menggunakan menambahkan contoh konkrit sesuai dengan tema dan

tujuan pembelajaran. Pada aspek bahasa, revisi pada penulisan tansliterasi Arab-

Indonesia dan pada aspek desain (tampilan) revisi pada pemilihan gambar latar

yang relevan dan kontras.

Setelah revisi desain media pembelajaran, langkah selanjutnya ujicoba

satu per satu (one to one) bersama pendidik mata pelajaran Al Qur’an Hadis dan

dilanjutkan dengan ujicoba kelompok kecil yang melibatkan 10 orang peserta

didik dan lanjut pada implementasi. Berdasarkan masukan dari pendidik mata

pelajaran Al Qur’an Hadis terjemah perkata yang semula hanya pada kata-kata

sulit saja menjadi terjemahan setiap suku kata.

Tahap implementasi dilaksanakan melalui ujicoba kelompok besar yang

melibatkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelas IPS 1 dan 3

sebagai kelas eksperimen serta IPS 2 dan IPS 4 sebagai kelas kontrol. Kelas

eksperimen menggunakan media dengan program prezi dan kelas kontrol

menggunakan media cetak (LKS). Eksperimen diawali dengan pretest dan

diakhiri dengan posttest. Skor pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan

awal peserta didik. Untuk mengukurnya dengan cara membandingkan rata-rata

hasil belajar mahasiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan

posttest dilaksanakan untuk mengukur tingkat keefektifan produk media

pembelajaran melalui program prezi.

Keefektifan media pembelajaran dapat dilihat dari pencapaian tujuan

pembelajaran dan peningkatan hasil belajar peserta didik. Dalam konsep

pembelajaran, efektivitas adalah keberhasilan pembelajaran yang diukur dari

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

109

Sri Andri Astuti

tingkat ketercapaian tujuan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan24. Untuk

menghitungnya dengan cara mencari perbedaan hasil belajar yang dicapai oleh

kelas ekperimen dengan hasil belajar kelas kontrol. Sebelum uji t, dilakukan uji

prasyarat normalitas dan homogenitas. Berdasarkan hasil Kolmogorov-Smirnov di

atas diketahui 1,568 > 0,05 dan 0,797 > 0,05 sehingga data tiap kelompok

berdistribusi normal. Dengan demikian H0 diterima dan Hi ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi

normal dan dari uji homogenitas diperoleh signifikansi yang lebih besar dari nilai

alpha yang ditetapkan, yaitu 5% (0,05), yaitu 0,963, yang berarti H0 diterima dan

Hi ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa matriks varians hasil posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol homogen. Dengan demikian kelas eksperimen dan

kelas kontrol memiliki varians yang sama.

Setelah hasil uji prasyarat normalitas dan homogenitas terpenuhi langkah

selanjutnya adalah melakukan uji t untuk melihat perbedaan nilai hasil posttest

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji t kelas eksperimen

dengan kelas kontrol diperoleh thitung sebesar 12,88. Jika dibandingkan dengan

nilai ttabel pada df 118 dengan taraf signifikansi 5% yaitu 2,29 maka thitung = 12,88

> ttabel = 2,29. Diketahui juga nilai signifikansi untuk nilai t adalah 0,000 artinya

0,000 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Hi diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Dengan adanya perbedaan hasil belajar antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol menunjukkan bahwa media pembelajaran Al

Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah dengan menggunakan program prezi memiliki

pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran Al Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah menggunakan

program prezi efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

24 Musfiqon, Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran (Jakarta: Prestasi Pustakaraya,

2012), 116.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

110

Sri Andri Astuti

Dengan adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol menunjukkan bahwa media pembelajaran Al Qur’an Hadis

menggunakan program prezi memiliki pengaruh terhadap pencapaian hasil

belajar. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan

keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Hal ini bisa

dilihat dari nilai hasil posttest kelas eksperimen yang lebih tinggi dibanding

dengan hasil posttest kelas kontrol. Dengan demikian media pembelajaran Al

Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah menggunakan program prezi efektif untuk

mencapai hasil belajar.

Efektivitas pembelajaran ini diukur dari tingkat ketercapaian tujuan setelah

pembelajaran selesai dilaksanakan. Hasil belajar menjadi tolok ukur efektivitas

pembelajaran karena pembelajaran merupakan suatu konsep dari dua dimensi

kegiatan, yaitu belajar dan mengajar yang harus direncanakan dan

diaktualisasikan serta diarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran berupa

penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya25.

Media pembelajaran efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran karena

media pembelajaran bermanfaat sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan

proses pembelajaran dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran26.

Dengan adanya media pembelajaran, proses pembelajaran yang merupakan proses

komunikasi dapat mengantarkan pesan-pesan yang mengandung tujuan

instruksional (tujuan pembelajaran) sehingga proses pembelajaran berjalan efektif

dan efisien serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui media

pembelajaran, hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran, yaitu

verbalisme, salah tafsir, perhatian tidak terpusat, dan tidak terjadinya pemahaman

dapat diatasi27. Dengan adanya media, peserta didik tidak hanya menggunakan

indera pendengaran, tetapi juga indra penglihatan dan tidak memungkinkan pula

25 Ibid. 26 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 18. 27 Daryanto, Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan

Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2016), 9.

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

111

Sri Andri Astuti

struktur tubuh yang lain. Media dapat membuat sesuatu yang abstrak menjadi

konkrit, sehingga materi pembelajaran lebih mudah diterima dan dipahami.

E. KESIMPULAN

Dari keseluruhan proses penelitian dan pengembangan media

pembelajaran melalui program prezi pada mata pelajaran Al Qur’an Hadis di

Madrasah Aliyah menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. pengembangan media pembelajaran melalui program prezi pada mata pelajaran

Al Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah telah dengan mengikuti prosedur

penelitian dan pengembangan secara runtut.

2. media pembelajaran melalui program prezi pada mata pelajaran Al Qur’an

Hadis di Madrasah Aliyah merupakan media pembelajaran yang valid

3. media pembelajaran melalui program prezi pada mata pelajaran Al Qur’an

Hadis di Madrasah Aliyah efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir dan Terra Ch. Tri Wahyuni, Pengenalan Teknologi Informasi,

Yogyakarta: Andi Offset, 2005

Anonimous, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No: 20 Tahun 2003,

Jakarta: Sinar Grafika, 2003

Arief Sadiman et.al, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali Press, 2012

Asnawir dan Usman, Media Pembelajaran

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press, 2013

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital,

Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011

Daryanto, Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai

Tujuan Pembelajaran, Yogyakarta: Gava Media, 2016

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

112

Sri Andri Astuti

Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan,

Jakarta: Kencana, 2008

https://id.wikipedia.org/wiki/Prezi diunduh tanggal 26 Juli 2016

I Made Tegeh dan dkk, Model Penelitian Pengembangan, Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2014

I Putu Wisnu Saputra, CD Tutorial Nonlinear Presentations Series Prezi The

Zooming Presentations, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011

Musfiqon, Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran, Jakarta: Prestasi

Pustakaraya, 2012

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan

Profesionalisme Guru Abad 21 , Bandung: Alfabeta, 2013

Rusman, Kurniawan, dan Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi

dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru

Sadiman et.al, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya

Saputra, CD Tutorial Nonlinear Presentations Series Prezi The Zooming

Presentations.

Sharon E Smaldino, Deborah L Lowther, dan James D Russel, Instructional

Technology & Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media

untuk Belajar, Jakarta: Kencana, 2011

Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka

Cipta, 2010

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2011

Sukardjo.dkk, Desain Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: PPs

UNY, 2008

Syaiful Bahri Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka

Cipta, 2010

Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam pISSN: 2407-6805

Vol. 4, No 1, Juni 2019 eISSN: 2580-6505

113

Sri Andri Astuti

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Martinis

Yamin, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung

persada, 2007

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana,

2010

Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana,

2004