pengembangan modul otomatisasi...
TRANSCRIPT
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 289
PENGEMBANGAN MODUL OTOMATISASI PRODUKSI DATA PADA
APLIKASI BROWSE KATALOG BDPJN
Riyan Mahendra Saputra*) *) Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, LAPAN
e-mail: [email protected] / [email protected]
Abstract
LAPAN Pustekdata has a responsibility for dissemination of remote sensing data to the remote sensing data user. To reach that goal, there was developing a browse catalog application of the National Remote sensing Data Bank (BDPJN) at 2012. The application is divided into two sections, the first section is the user interaction and the second is the data produced at browse catalog. Data production at catalog require longer periods of time because some of the process is done manually. This paper tried to do research on production process and make a prototype module for the acceleration of the process of data production to perform the automation process for SPOT 5 Virtual Reception data in 2013. The results showed that the acceleration occurs at least 40% in the production time process.
KeyWords: module automation data production, remote sensing browse catalog, BDPJN
Abstrak
Pustekdata LAPAN mempunyai kewajiban untuk melakukan diseminasi data penginderaan jauh kepada pengguna data inderaja. Untuk mewujudkan hal tersebut telah dibangun aplikasi browse katalog Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN) pada tahun 2012. Aplikasi tersebut terbagi dalam dua bagian, pertama adalah interaksi dengan pengguna dan kedua adalah produksi data di browse katalog. Produksi data dibrowse katalog memerlukan waktu yang cukup lama karena sebagian proses dilakukan secara manual. Tulisan ini mencoba melakukan kajian terhadap proses produksi dan membuat prototype modul untuk percepatan proses produksi data dengan melakukan otomatisasi proses untuk data SPOT 5 Virtual Reception tahun 2013. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi percepatan waktu proses produksi sebesar 40%.
Kata Kunci: modul otomatisasi produksi data, browse katalog, BDPJN
1. Pendahuluan
Pusat Teknologi dan Data (PUSTEKDATA) adalah salah satu pusat di bawah Kedeputian
Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). PUSTEKDATA LAPAN
mempunyai kewajiban untuk menyampaikan informasi mengenai data penginderaan jauh (inderaja), baik
hasil akuisisi/pengadaan dan hasil pengolahan lanjut kepada pengguna data inderaja. Pustekdata LAPAN
saat ini mengelola cukup banyak jenis data inderaja yang tersimpan di berbagai media, baik media
penyimpanan magnetik (hardisk), optik (CD/DVD) maupun media cetak (katalog dan berkas lainnya).
Data inderaja tersebut adalah data Landsat (5, 7 dan 8), SPOT (2, 4, 5 dan 6), Modis Aqua/Terra, JERS,
NOAA, Fengyun, ALOS, Ikonos, Quickbird, Worldview dan beberapa data citra satelit lainnya.
Saat ini, PUSTEKDATA telah memiliki sistem browse katalog yang siap operasional berbasis
webGIS. Sistem browse katalog yang ada saat ini di merupakan implementasi dari Masterplan IT Bank
Data Penginderaan Jauh Nasional (PUSTEKDATA, 2011) dalam menjalankan fungsi pelayanan atau
diseminasi data penginderaan jauh, sekaligus mendukung tugas PUSTEKDATA sebagai bagian dari
simpul Jaringan Data Spasial Nasional (INA-SDI). Aplikasi browse katalog yang ada tersebut merupakan
salah satu sarana penghubung atau sarana komunikasi dengan pengguna (user) yang membutuhkan
informasi dan data inderaja. Aplikasi browse katalog terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian interaksi dengan
pengguna/sistem (front end) dan bagian produksi data (back-end) di dalam lingkungan sistem. Perlu
adanya penambahan fitur-fitur yang terdapat dalam browse katalog untuk meningkatkan
fungsionalitasnya dalam menjalankan fungsi diseminasi data.
Proses produksi data yang terjadi pada saat ini yaitu, d
dikelola oleh PUSTEKDATA tersimpan di berbagai media penyimpa
inventarisasi dan di migrasikan kedalam server penyimpanan. Selanjutnya data
akan di simpan/register kedalam file basis data (geodatabase) yang terintegrasi.
geodatabase tersebut kemudian di publish
menjadi layanan peta (mapservice
implementasi aplikasi browse katalog. Secara umum proses produksi/operasional browse
ada saat ini dapat dilihat pada gambar 1
Gambar 1
Namun dalam proses operasional produksi data masih membutuhkan waktu dalam proses produksi
data(tabel 1-1) yang cukup lama dan waktu produksi tiap data inderaja berbeda, dipengaruhi oleh ukuran
data, jumlah data dan proses menampilkan data
diproses dan sejauh mana proses yang dilakukan terhadap data tersebut
untuk mempercepat proses produksi data agar bisa ditampilkan dalam browse katalog.
NO PROSES
1 Migrasi Data
2 Konversi metadata
3 Geodatabase
4 Pembuatan mapservice
5 Publish mapservice
6 Update data
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
Proses produksi data yang terjadi pada saat ini yaitu, data-data (data inderaja dan metadata) yang
dikelola oleh PUSTEKDATA tersimpan di berbagai media penyimpanan, data tersebut
inventarisasi dan di migrasikan kedalam server penyimpanan. Selanjutnya data citra inderaja
akan di simpan/register kedalam file basis data (geodatabase) yang terintegrasi. Data yang terdapat dalam
publish ke dalam sistem server sistem informasi geografis
mapservice) sehingga nantinya dapat menjadi object pendukung dalam
implementasi aplikasi browse katalog. Secara umum proses produksi/operasional browse
ada saat ini dapat dilihat pada gambar 1-1.
Gambar 1-1. Proses produksi/operasional browse katalog
Namun dalam proses operasional produksi data masih membutuhkan waktu dalam proses produksi
yang cukup lama dan waktu produksi tiap data inderaja berbeda, dipengaruhi oleh ukuran
data, jumlah data dan proses menampilkan data. belum adanya informasi mengenai data yang sudah
diproses dan sejauh mana proses yang dilakukan terhadap data tersebut. Untuk itu perlu dilakukan kajian
untuk mempercepat proses produksi data agar bisa ditampilkan dalam browse katalog.
Tabel 1-1 Proses produksi data
PROSES WAKTU
Manual variatif
Konversi metadata Otomatis
Manual 10-15 menit/data
Pembuatan mapservice Manual 5-10 menit/data
Publish mapservice Manual 20-30 menit/data
Manual 35-55 menit/data
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
dan metadata) yang
nan, data tersebut kemudian di
citra inderaja tersebut
ata yang terdapat dalam
sistem informasi geografis(SIG/GIS)
) sehingga nantinya dapat menjadi object pendukung dalam
implementasi aplikasi browse katalog. Secara umum proses produksi/operasional browse katalog yang
Namun dalam proses operasional produksi data masih membutuhkan waktu dalam proses produksi
yang cukup lama dan waktu produksi tiap data inderaja berbeda, dipengaruhi oleh ukuran
. belum adanya informasi mengenai data yang sudah
tuk itu perlu dilakukan kajian
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 291
2. Studi Literatur
Katalog data satelit inderaja berbasis webGIS yang ada saat ini, mengacu ke salah satu contoh
aplikasi katalog (benchmark fitur) yang di. Aplikasi yang dirujuk adalah aplikasi EarthExplorer
(http://earthexplorer.usgs.gov/). Aplikasi tersebut merupakan katalog data satelit inderaja yang dimiliki
oleh USGS. Beberapa fitur yang terdapat pada EarthExplorer dan digunakan untuk pengembangan fungsi
yang ada dalam sistem katalog BDPJN yang ada saat ini adalah sebagai berikut :
� Sistem aplikasi katalog dapat menampilkan layanan peta (map services) yang direquest dari
server SIG, yang terdiri dari basemap dan data citra yang di request oleh user/guest.
� Sistem aplikasi katalog dapat menampilkan footprint data citra pada basemap.
� Sistem aplikasi dapat menampilkan hasil overlay data citra pada basemap.
Aplikasi browse katalog tersebut merupakan aplikasi bebasis WebGIS. Untuk komunikasi antar
komponen yang berbeda-beda di lingkungan web, maka web server diperlukan untuk mengelola
komunikasi antar komponen tersebut. Sedangkan dalam hal pengembangan sistem yang digunakan,
pengembangan arsitektur sistem mengikuti asitektur ‘Client Server’, hal ini di karenakan standart dan
kondisi dari data spasial berbeda beda dan sangat spesifik. Salah satu konsep mengenai arsitektur
pemetaan secara online (webGIS) ditunjukkan pada gambar 2-1.
Gambar 2-1. Arsitektur pemetaan online (WEBGIS) (Sumber: Horanont, et.al., 2002)
Gambar diatas menunjukan arsitektur minimum sebuah sistem WebGIS. Aplikasi berada disisi client
yang berkomunikasi dengan server sebagai penyedia data melalui web Protokol seperti HTTP (Hyper
Text Transfer Protocol). Aplikasi seperti ini menggunakan web browser (Mozilla Firefox, Opera, Internet
Explorer, dll). Untuk menampilkan dan berinteraksi dengan data GIS, umumnya sebuah browser
membutuhkan tambahan Pug-In atau Java Applet atau bahkan keduanya. Web server bertanggung jawab
terhadap proses permintaan dari client dan mengirimkan tanggapan terhadap permintaan tersebut. Web
server juga mengatur komunikasi dengan server GIS. Komponen di server GIS bertanggung jawab
terhadap koneksi kepada database spasial seperti menterjemahkan query kedalam SQL dan membuat
representasi (transformasi data spasial sehingga mudah diakses oleh web) yang diteruskan ke server. Pada
kenyataannya server GIS berupa software libraries yang menawarkan beberapa layanan khusus untuk
pengolahan dan analisis pada data. Implementasi konsep tersebut di PUSTEKDATA, memiliki tambahan
komponen arsitektur, yaitu adanya server
konten untuk menjalankan salah satu proses bisnis(pelayanan data).
Proses produksi dalam sistem BDPJN
metadata adalah proses konversi metadata
konversi kemudian disimpan ke dalam
browse katalog dan aplikasi INA-SDI untuk mendapatkan informasi data inderaja
proses registrasi data, kemudian data disimpan didalam
(mapservice) menggunakan server GIS, layanan tersebut nantinya akan diakses oleh katalog.
dalam sistem BDPJN dapat di lihat pada gambar berikut.
Gambar
Pada tulisan kali ini, akan memperdalam tentang produksi data. Alur proses data, diawali dengan
registrasi data kedalam geodatabase, input data kedalam mosaic dataset dan publikasi
data(PUSTEKDATA, 2012). Setiap proses yang dijalankan belum memiliki ca
sehingga untuk penelusuran data yang belum/sudah diproses memerlukan waktu. Proses registrasi data
kedalam enterprise geodatabase dipengaruhi oleh koneksi data kedalam geodatabase melalui jaringan,
terjadi permasalahan koneksi ke geodatabase
Tipe geodatabase dalam framework ESRI (ESRI, 2013) terdiri dari 3 jenis
geodatabase dengan maksimal kapasitas penyimpanan 500 Gb,
kapasitas penyimpanan 2 Tb dan enterprise geodatabase
dimiliki. Pembuatan mapservice secara manual membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini bisa
disingkat dengan menggunakan tipe data
dataset kemudian dipublikasi menjadi
dilakukan dengan pemilihan band yang digunakan dalam pengaturan di
Hasil kajian yang dilakukan bahwa diper
memudahkan dalam penelusuran data. Informasi tersebut disimpan dalam bentuk tabel. Setiap proses
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
Implementasi konsep tersebut di PUSTEKDATA, memiliki tambahan
server untuk sistem otentikasi, server metadata dan sistem manajemen
konten untuk menjalankan salah satu proses bisnis(pelayanan data).
sistem BDPJN memiliki 2 proses yaitu, proses data dan metadata. Proses
metadata format stasiun bumi menjadi standart ISO metadata
disimpan ke dalam server katalog metadata. Server ini digunakan oleh aplikasi
SDI untuk mendapatkan informasi data inderaja. Proses data merupakan
data disimpan didalam geodatabase, dan dibuat suatu layanan peta
) menggunakan server GIS, layanan tersebut nantinya akan diakses oleh katalog.
dalam sistem BDPJN dapat di lihat pada gambar berikut.
Gambar 2-2. Alur Proses dalam BDPJN
Pada tulisan kali ini, akan memperdalam tentang produksi data. Alur proses data, diawali dengan
registrasi data kedalam geodatabase, input data kedalam mosaic dataset dan publikasi
data(PUSTEKDATA, 2012). Setiap proses yang dijalankan belum memiliki catatan (
sehingga untuk penelusuran data yang belum/sudah diproses memerlukan waktu. Proses registrasi data
dipengaruhi oleh koneksi data kedalam geodatabase melalui jaringan,
eodatabase sehingga diperlukan alternatif jenis geodatabase
Tipe geodatabase dalam framework ESRI (ESRI, 2013) terdiri dari 3 jenis geodatabase
dengan maksimal kapasitas penyimpanan 500 Gb, file geodatabase
enterprise geodatabase ditentukan oleh kapasitas penyimpanan yang
secara manual membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini bisa
disingkat dengan menggunakan tipe data mosaic dataset, semua data inderaja diregister kedalam
kemudian dipublikasi menjadi imageservice . Visualisasi citra dengan warna natural dapat
yang digunakan dalam pengaturan di mosaic dataset.
Hasil kajian yang dilakukan bahwa diperlukannya informasi data yang telah diproses, sehingga
memudahkan dalam penelusuran data. Informasi tersebut disimpan dalam bentuk tabel. Setiap proses
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
Implementasi konsep tersebut di PUSTEKDATA, memiliki tambahan
ata dan sistem manajemen
memiliki 2 proses yaitu, proses data dan metadata. Proses
standart ISO metadata. Hasil
ini digunakan oleh aplikasi
Proses data merupakan
, dan dibuat suatu layanan peta
) menggunakan server GIS, layanan tersebut nantinya akan diakses oleh katalog. Proses
Pada tulisan kali ini, akan memperdalam tentang produksi data. Alur proses data, diawali dengan
registrasi data kedalam geodatabase, input data kedalam mosaic dataset dan publikasi
tatan (log) proses data,
sehingga untuk penelusuran data yang belum/sudah diproses memerlukan waktu. Proses registrasi data
dipengaruhi oleh koneksi data kedalam geodatabase melalui jaringan,
geodatabase lainnya.
geodatabase, personal
dengan maksimal
ditentukan oleh kapasitas penyimpanan yang
secara manual membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini bisa
a inderaja diregister kedalam mosaic
. Visualisasi citra dengan warna natural dapat
lukannya informasi data yang telah diproses, sehingga
memudahkan dalam penelusuran data. Informasi tersebut disimpan dalam bentuk tabel. Setiap proses
yang dilakukan dicatat dan dilakukan perubahan status pada tabel, ditunjukkan pada gambar 2
pembuatan mapservice tidak dilakukan, diganti dengan register data kedalam mosaic dataset dan
dipublikasi menjadi imageservice. Untuk publikasi data tidak lagi mempublikasi tiap dataset, hanya
publikasi mosaic dataset saja. Jika terjadi penambahan data maka diperlukan modul update informasi, hal
ini bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap lokasi penyimpanan data, memanfaatkan
modul library yang terdapat pada pemrograman java (Oracle, 2013).
Gambar 2
Pembuatan modul otomatisasi menggunakan metode perekayasaan perangkat lunak menggunakan
model prototyping (Pressman, 2001).
mendefenisikan objektif umum dari perangkat lunak tanpa merinci kebutuhan
outputnya, sementara pengembang tidak begitu yakin akan efisiensi algoritma, adaptasi sistem operasi,
atau bentuk antarmuka manusia-mesin yang harus diambil. Cakupan aktivitas dari
terdiri dari, mengidentifikasi kebutuhan yang sudah diketahui,
sebagai dasar untuk membuat prototype
melakukan penambahan dan perbaikan
prototype berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak.
Adapun kelemahan model prototyping
tidak tersusun dengan baik dan dalam
cepat.
3. Metodologi
3.1 Data dan Peralatan
Data yang digunakan adalah data citra Spot 5 (
Sedangkan peralatan yang digunakan ditunjukkan pada tabel 3
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
yang dilakukan dicatat dan dilakukan perubahan status pada tabel, ditunjukkan pada gambar 2
tidak dilakukan, diganti dengan register data kedalam mosaic dataset dan
. Untuk publikasi data tidak lagi mempublikasi tiap dataset, hanya
saja. Jika terjadi penambahan data maka diperlukan modul update informasi, hal
ini bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap lokasi penyimpanan data, memanfaatkan
yang terdapat pada pemrograman java (Oracle, 2013).
2-3. Usulan Proses Produksi di Browse Katalog.
modul otomatisasi menggunakan metode perekayasaan perangkat lunak menggunakan
(Pressman, 2001). Pendekatan model prototyping digunakan jika pemakai hanya
dari perangkat lunak tanpa merinci kebutuhan input
nya, sementara pengembang tidak begitu yakin akan efisiensi algoritma, adaptasi sistem operasi,
mesin yang harus diambil. Cakupan aktivitas dari prototyp
kebutuhan yang sudah diketahui, melakukan perancangan secara cepat
prototype, menguji coba dan mengevaluasi prototype
melakukan penambahan dan perbaikan-perbaikan terhadap prototype yang sudah dibuat.
berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak.
prototyping adalah, prototype yang dibuat terburu-buru sehingga
dan dalam implementasi dilakukan sembarang, karena ingin bekerja dengan
Data yang digunakan adalah data citra Spot 5 (virtual reception) Multispektral berjumlah 209 data.
Sedangkan peralatan yang digunakan ditunjukkan pada tabel 3-1.
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
yang dilakukan dicatat dan dilakukan perubahan status pada tabel, ditunjukkan pada gambar 2-3.
tidak dilakukan, diganti dengan register data kedalam mosaic dataset dan
. Untuk publikasi data tidak lagi mempublikasi tiap dataset, hanya
saja. Jika terjadi penambahan data maka diperlukan modul update informasi, hal
ini bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap lokasi penyimpanan data, memanfaatkan
modul otomatisasi menggunakan metode perekayasaan perangkat lunak menggunakan
digunakan jika pemakai hanya
input, pemrosesan dan
nya, sementara pengembang tidak begitu yakin akan efisiensi algoritma, adaptasi sistem operasi,
prototyping model
elakukan perancangan secara cepat
prototype dan kemudian
yang sudah dibuat. Secara ideal
berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak.
sehingga rancangan
sembarang, karena ingin bekerja dengan
) Multispektral berjumlah 209 data.
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 294
Tabel 3-1 Peralatan
No Komponen Spesifikasi
1 Komputer
server
Prosesor : Intel Xeon E5504 @ 2 GHz,Memori : 8 GB, Jenis sistem : 64 bit,
Sistem operasi : Windows Server 2003 SP 2
2 Komputer
desktop
Prosesor : Intel® CoreTM i5-2400 CPU @ 3.10 GHz, Memori : 8 GB, Jenis
sistem : 32-bit, Sistem operasi : Windows 7 Professional SP1
3 POSTGRESQL Object Relational Database Management System (ORDBMS)
4 DB CLIENT Relational Database Management System (RDBMS)
5 ECLIPSE JAVA
SDK Editor Java- Programming Language
6 python 2.7 Programming Language
3.2 Metode
Gambar 3-1. Diagram alur pengembangan Modul Produksi Data.
1. Studi Literatur
Dalam kegiatan ini diperlukan kajian untuk memberikan gambaran serta penjelasan yang berkaitan
dengan karakteristik citra yang di gunakan sebagai bahan kajian, konsep geodatabase, tipe data, dan
tipe publikasi, serta informasi lainnya yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan.
2. Analisis & Desain modul
Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis ini ada dua bagian, yaitu tahap survei pengumpulan data
dan analisis terstruktur yang secara garis besar untuk memperoleh pengertian dari permasalahan -
permasalahan, efisiensi dan pertimbangan - pertimbangan yang mengarah ke proses produksi yang
ada saat ini serta mencari kendala-kendala yang dihadapi dalam sistem sedang berjalan tersebut dan
menentukan solusi-solusi alternatif yang akan dilakukan.
studi literatur
Analisa dan Desain
Pembuatan modul
Pengujian aplikasi
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 295
3. Pengembangan aplikasi/Pembuatan modul aplikasi
Pada tahap ini dilakukan proses pengembangan aplikasi yang mencakup proses konfigurasi struktur
data, arsitektur prosedur detail dan karakteristik antarmuka program aplikasi yang di buat sampai
dengan pembuatan aplikasi, yaitu pembuatan modul-modul proses aplikasi.
4. Pengujian aplikasi dan evaluasi
Setelah proses implementasi selesai, selanjutnya menguji program apakah sudah sesuai tujuan dan
memberi solusi untuk permasalahan yang ada. Proses ini dilakukan untuk melakukan uji coba
penerapan sistem yang dibangun. Dalam kegiatan pengujian, dilihat dan dicatat kekurangan yang ada
dari sistem yang telah didesain. Dari hasil pengujian, bila didapatkan kelemahan dan kekurangan
sistem yang ada, kemudian dilakukan revisi.
5. Hasil dan pembahasan
Hasil dan pembahasan menjelaskan hasil yang diperoleh dalam pengembangan modul.
6. Kesimpulan
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Analisa dan Desain Tabel Data Spot 5
Di dalam lingkungan sistem terdapat 11 karakteristik objek sebagai elemen dari tabel yang
menginformasikan mengenai data serta informasi proses-proses yang dilakukan terhadap data tersebut.
Adapun elemen-elemen dari tabel tersebut yaitu id, folder, metadata, image, thumbnail, geodb,
mosaic_ds, download, download_path dan tahun (ditunjukkan pada tabel 4-1).
Tabel 4-1. spot 5
No Nama Field Tipe data Keterangan
1 id Char No identifikasi
2 folder Text Informasi path data
3 metadata Text Path+File metadata
4 image Text Path+File image
5 thumbnail Text Path+File thumbnail
6 konversi Booleaan Informasi konversi
7 geodb Booleaan Informasi import geodb
8 mosaic_ds Booleaan Informasi mosaic dataset
9 download Text Path+file
10 download_path Text Informasi link download
11 tahun Date Informasi tahun data
4.2 Desain Modul Produksi Data Spot
Modul distribusi data spot terdiri dari 5 modul, yaitu modul input data, modul input data ke dalam
file geodatabase, modul penambahan data kedalam proses
modul update data. Gambar desain modul produksi data spot tersebut adalah sebagai berikut.
Pada modul input data, sebelum dilakukan proses pembacaan data, langkah awal yang
sistem adalah mengkonfigurasi lokasi folder data yang akan di proses. selanjutnya program aplikasi akan
memproses file-file yang ada didalam folder lokasi tersebut, mengakses serta membaca informasi
metadata serta file atau informasi lainnya yang
selanjutnya.
Informasi- informasi yang telah di baca sistem sebelumnya, kemudian di simpan ke dalam tabel data
sesuai elemen-elemen informasi yang ada (id, folder, metadata, image, thumbnail, geodb, mosaic
download, download_path dan tahun). Sistem akan memproses tahapan berikutnya untuk import data
citra kedalam file geodatabase, serta meng
Selanjutnya hasil dari proses import data yang dilak
mosaic dataset, proses mosaik datat tersebut dilakukan terhadap semua data yang ada di dalam
geodatabase. Langkah selanjutnya adalah mempublikasi mosaik dataset tersebut menjadi layanan web
(imageservice) menggunakan server
Gambar 4
Untuk memonitoring keadaan aktual dari data spot 5 yang ada, modul updating akan mencari dan
memantau perubahan aktivitas dari folder tempat data spot 5 berada, dan kemudian
proses jika ada perubahan atau penambahan di dalam lingkungan folder lokasi tersebut. proses yang
dilakukan sistem tersebut mencakup proses
(modul proses 1-4).
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
Desain Modul Produksi Data Spot
Modul distribusi data spot terdiri dari 5 modul, yaitu modul input data, modul input data ke dalam
, modul penambahan data kedalam proses mosaic dataset, modul publish/republish
data. Gambar desain modul produksi data spot tersebut adalah sebagai berikut.
Pada modul input data, sebelum dilakukan proses pembacaan data, langkah awal yang
sistem adalah mengkonfigurasi lokasi folder data yang akan di proses. selanjutnya program aplikasi akan
file yang ada didalam folder lokasi tersebut, mengakses serta membaca informasi
metadata serta file atau informasi lainnya yang di butuhkan sistem untuk melakukan proses
informasi yang telah di baca sistem sebelumnya, kemudian di simpan ke dalam tabel data
elemen informasi yang ada (id, folder, metadata, image, thumbnail, geodb, mosaic
download, download_path dan tahun). Sistem akan memproses tahapan berikutnya untuk import data
, serta meng-update informasi pada tabel untuk setiap file yang diproses.
Selanjutnya hasil dari proses import data yang dilakukan sebelumnya, kemudian dilakukan registrasi pada
, proses mosaik datat tersebut dilakukan terhadap semua data yang ada di dalam
. Langkah selanjutnya adalah mempublikasi mosaik dataset tersebut menjadi layanan web
server GIS.
Gambar 4-1 Desain Modul Produksi Data Spot.
Untuk memonitoring keadaan aktual dari data spot 5 yang ada, modul updating akan mencari dan
memantau perubahan aktivitas dari folder tempat data spot 5 berada, dan kemudian
proses jika ada perubahan atau penambahan di dalam lingkungan folder lokasi tersebut. proses yang
dilakukan sistem tersebut mencakup proses-proses yang dilakukan oleh modul-modul proses sebelumnya
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
Modul distribusi data spot terdiri dari 5 modul, yaitu modul input data, modul input data ke dalam
publish/republish dan
data. Gambar desain modul produksi data spot tersebut adalah sebagai berikut.
Pada modul input data, sebelum dilakukan proses pembacaan data, langkah awal yang dilakukan
sistem adalah mengkonfigurasi lokasi folder data yang akan di proses. selanjutnya program aplikasi akan
file yang ada didalam folder lokasi tersebut, mengakses serta membaca informasi
di butuhkan sistem untuk melakukan proses-proses
informasi yang telah di baca sistem sebelumnya, kemudian di simpan ke dalam tabel data
elemen informasi yang ada (id, folder, metadata, image, thumbnail, geodb, mosaic_ds,
download, download_path dan tahun). Sistem akan memproses tahapan berikutnya untuk import data
update informasi pada tabel untuk setiap file yang diproses.
ukan sebelumnya, kemudian dilakukan registrasi pada
, proses mosaik datat tersebut dilakukan terhadap semua data yang ada di dalam file
. Langkah selanjutnya adalah mempublikasi mosaik dataset tersebut menjadi layanan web
Untuk memonitoring keadaan aktual dari data spot 5 yang ada, modul updating akan mencari dan
memantau perubahan aktivitas dari folder tempat data spot 5 berada, dan kemudian akan melakukan
proses jika ada perubahan atau penambahan di dalam lingkungan folder lokasi tersebut. proses yang
modul proses sebelumnya
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 297
5. Hasil pengujian Modul
Berdasarkan pengujian modul yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
� Proses dilakukan terhadap 209 data SPOT 5 MS, 209 data teregistrasi ditabel data, 195 data
dalam file geodatabase dan mosaic dataset, terdapat 14 duplikasi data.
� Waktu proses yang diperoleh adalah, Input data (25-29 dtk), import ke file geodatabase ( 8
menit/data), menambahkan data file ke mosaic dataset (20 detik/data ) dan Publikasi image
service ( 20 menit/publish) serta update data (28 menit 20 detik/data) .
Tabel 4-2 menunjukkan perbandingan proses sebelum dan sesudah otomatisasi
Tabel 4-2. Perbandingan sebelum dan sesudah otomatisasi
No PROSES WAKTU awal WAKTU sesudah otomatisasi
1 Input data - ±29 detik
2 Import Geodatabase 10-15 menit/data ±8 menit/data
3 Add to
mosaic dataset
5-10 menit/data ±20 detik/data
4 Publish 20-30 menit/data ±20 menit/publish
5 Update data 35-55 menit/data ±28 menit 20 detik/data
Berikut gambar 4-2 hasil proses pengujian modul yang dilakukan dan gambar 4-3 hasil publikasi yang
diakses pada jaringan data spasial nasional(JDSN).
Gambar 4-2. Hasil Proses data spot 5 (View ArcCatalog Arcgis)
Pengolahan Data dan Pengenalan Pola
Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014 298
Gambar 4-3. Akses image service data spot 5 pada portal INA-SDI
6. Kesimpulan
� Modul aplikasi terdiri dari 5 modul yaitu modul input data kedalam tabel, modul import data ke
dalam file geodatabase, modul penambahan data kedalam proses mosaic dataset, modul
publish/republish dan modul update data
� Berdasarkan hasil proses pengujian modul-modul aplikasi yang di buat, waktu proses otomatisasi
yang dilakukan mengalami peningkatan dengan waktu penyelesaian menjadi 28 menit 49 detik
dan efisiensi waktu sebesar ±40 %.
� Kedepannya akan dibuatkan modul otomatisasi untuk jenis data lainnya.
7. Daftar Rujukan
ESRI. 2013. online help: raster basic. http://resources.arcgis.com/en/help/main/
10.1/index.html#/Raster_basics/003n00000006000000/. (diakses 8-02-2013).
ESRI. 2013. online help: types of geodatabase. http://resources.arcgis.com/en/help/main/
10.1/index.html#/Types_of_geodatabases/003n00000007000000/. (diakses 8-02-2013).
ESRI. 2013. online help: Approches for publishing services with ArcGIS. http://resources.arcgis.com/
en/help/main/10.1/#/Approaches_for_publishing_services_with_ArcGIS/0154000002pp000000/.
(diakses 1-03-2013).
Horanont, et.al., 2002. A comparative assessment of internet GIS server systems. In: Map Asia, Bangkok,
Thailand, 2002.
Oracle. 2013. Java Tutorials: Watching a directory for changes. http://docs.oracle.com/
javase/tutorial/essential/io/notification.html. (diakses 3-04-2013).
Pressman, Roger, F. 2001. Software Engineering: a practitioner's approach. Fifth edition. McGraw-Hill
Science/Engineering/Math. ISBN-10: 0072496681 | ISBN-13: 978-0073655789. pp 26-42.
PUSTEKDATA. 2011. Riset Insentif Kedirgantaraan: MASTERPLAN-IT Bank Data Penginderaan Jauh
Nasional.
PUSTEKDATA. 2012. Dokumen Pengembangan: Rancang bangun browse katalog Bank Data
Penginderaan Jauh Nasional.