pengembangan modul pembelajaran ipa kelas iii a … · pengembangan modul pembelajaran ipa kelas...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA KELAS III A SD KANISIUS
WIROBRAJAN 1 BERBASIS PENDIDIKAN EMANSIPATORIS MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK MENANAMKAN
SIKAP PEDULI LINGKUNGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Azalia Vidyacitra Efha
NIM : 131134080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, skripsi ini saya persembahkan kepada
Tuhan Yesus Kristus yang selalu mencurahkan berkat serta penyertaannya kedalam hidup
saya dan orang-orang yang saya kasihi. Kedua orangtua yang saya cintai (Alm) Bapak
Hanjoyo Mulyadi dan Ibu Fatimah yang senantiasa tidak kenal lelah berjuang merawat,
mendidik dengan penuh cinta kasih, dan selalu mendoakan dengan ketulusan. Ketiga kakak
tersayang saya; Aryo Yuwono Wicaksono, S.H., Arif Wiryo Darmoyo, S.H., dan Ajie
Yuwono Priambodo HF, A.Md. yang mendampingi dan menjaga saya dengan sangat baik.
Terima Kasih untuk teman setia saya Nurcahyo Adi Utomo yang mendampingi perjuangan
saya dengan kasih serta penuh kesabaran, mendukung saya untuk menjadi pribadi yang lebih
baik tanpa pernah menghakimi dan selalu mendengar dengan hati. Keluarga besar saya yang
selalu memberikan perhatian, semangat dan doa restu.
Kedua Dosen Pembimbing saya Ibu Eny Winarti, S.Pd, M.Hum., Ph.D dan Ibu
Wahyu Wido Sari, S.Si, M.Biotech yang membimbing dengan ketulusan hati dan kesabaran,
hingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini. Sahabat seperjuangan saya, Winda Arulan
Pitulasih. Kedua teman dekat saya Selviana Desi dan Irina Susila yang memberikan
semangat, pengorbanan dan dengan kerendahan hati berkenan membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman saya di PGSD angkatan 2013 serta teman satu
angkatan pada saat belajar di SMA Negeri 3 Pekalongan yang senantiasa memberi dukungan
dan semangat. Almamater yang sangat saya banggakan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, terima kasih sudah banyak memberikan pengalaman hingga saya menjadi
pribadi yang lebih baik sekarang.
Saya persembahkan juga untuk kota Yogyakarta yang istimewa, terima kasih sudah
menerima saya sebagai pendatang dan memberi banyak pengalaman luar biasa bersama
orang-orang baru. Di kota ini saya banyak belajar tentang arti kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak
memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan
dan tidak sopan dan tidak mencari keuntungan sendiri. Ia tidak pemarah
dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
1 Korintus 13:4-5
Janganlah kamu khawatir tentang hari esok, karena hari esok mempunyai
kesusahannya senidri. Jadi, kesusahan sehari cukuplah sehari.
Matius 6:34
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketuklah maka pintu akan dibukakan untukmu.
Matius 7:7
Belajarlah arti hidup dari kehidupan.
Alm. Hanjoyo Mulyadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Februari 2018
Peneliti
Azalia Vidyacitra Efha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:
Nama : Azalia Vidyacitra Efha
Nomor Mahasiswa : 131134080
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA KELAS III A SD KANISIUS
WIROBRAJAN 1 BERBASIS PENDIDIKAN EMANSIPATORIS MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK MENANAMKAN
SIKAP PEDULI LINGKUNGAN”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain utnuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 20 Februari 2018
Yang menyatakan
Azalia Vidyacitra Efha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA KELAS III A SD
KANISIUS WIROBRAJAN 1 BERBASIS PENDIDIKAN
EMANSIPATORIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN PARADIGMA
PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI
LINGKUNGAN
Azalia Vidyacitra Efha
Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini berawal dari kebutuhan peserta didik kelas III A SD Kanisius
Wirobrajan 1 Yogyakarta pada kesadaran menjaga lingkungan. Peneliti
melakukan penyebaran angket, wawancara dan observasi untuk menganalisis
kebutuhan serta mengetahui latar belakang peserta didik. Penelitian ini
menghasilkan produk berupa sebuah modul IPA berbasis Pendidikan
Emansipatoris menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif. Modul
pembelajaran IPA diimplementasikan di kelas III A dengan jumlah responden 30
peserta didik. Jenis penelitian ini adalah Material Development yang
menggunakan 5 pengembangan menurut Tomlinson, yaitu analisis kebutuhan,
desain, implementasi, evaluasi dan revisi. Modul disusun dengan mengikuti 9
prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson, yaitu: (1) Material should
achieve impact, (2) Materials should help learners to develop confidence, (3)
What is being taught should be perceived by learners as relevant and useful, (4)
Materials should require and facilitate learners self-investment, (5) Learners must
be ready to acquire the points to be taught, (6) Materials should help learners feel
at ease, (7) Materials should take into account that learners differ in affective
attitudes, (8) Materials should maximize learning potential by encouraging
intellectual, aesthetic, and emotional involvement which stimulates both right and
left brain activities, and (9) Materials should provide opportunities for outcome
feedback. Berdasarkan hasil angket penilaian peserta didik terhadap kualitas
modul dan observasi kegiatan implementasi modul pembelajaran IPA pada peserta
didik kelas III A, dapat disimpulkan bahwa sembilan prinsip Tomlinson sudah
tampak dan modul layak untuk digunakan. Wawancara kepada tiga peserta didik
setelah implementasi modul digunakan oleh peneliti untuk evaluasi.
Kata kunci: Peduli Lingkungan, Pendidikan Emansipatoris, Paradigma Pedagogi
Reflektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
SCIENCE LEARNING MODULE DEVELOPMENT IN GRADE III A
STUDENTS OF KANISIUS WIROBRAJAN I ELEMENTARY SCHOOL
WITH EMANCIPATORY LEARNING USING IGNATIAN PEDAGOGY
PARADIGM TO RAISE ENVIRONMENT AWARENESS
Azalia Vidyacitra Efha
Sanata Dharma University
2018
This research based on the needs of environment awareness which should be
possessed by grade III A students of Kanisius Wirobrajan I Elementary School
Yogyakarta. The researcher distributed the questionnaire, did interview and observation
in order to analyze the students’ needs and find out their background. This research will
produce a science learning module with Emancipatory Learning using Ignatian
Pedagogy Paradigm. This module has been implemented in grade III A with 30 students.
The type of this research is Material Development using five stages from Tomlinson, such
as: analyzing needs, designing, implementing, evaluating, and revising. This module is
compile d following the Tomlinson’s principles of effective material development: (1)
Material should achieve impact; (2) Materials should help learners to develop
confidence; (3) What is being taught should be perceived by learners as relevant and
useful; (4) Materials should require and facilitate learners self-investment; (5) Learners
must be ready to acquire the points to be taught; (6) Materials should help learners feel
at ease; (7) Materials should take into account that learners differ in affective attitudes;
(8) Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual, aesthetic,
and emotional involvement which stimulates both right and left brain activities; and (9)
Materials should provide opportunities for outcome feedback. Based on the module
quality evaluation questionnaire done by the students and the observation on the activity
implementing the science learning module to the grade III A students, it could be
concluded that nine principles of Tomlinson have been implemented in the module and it
is proper to be used. The interviews with three students after the implementation are used
to be an evaluation by the researcher.
Keywords: Environment Awareness, Emancipatory Learning, Ignatian Pedagogy
Paradigm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGEMBANGAN MODUL
PEMBELAJARAN IPA KELAS III A SD KANISIUS WIROBRAJAN 1 BERBASIS
PENDIDIKAN EMANSIPATORIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN PARADIGMA
PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI
LINGKUNGAN” dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan,
bimbingan, dukungan dan doa kepada peneliti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.
3. Kintan Limiansih. selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD.
4. Eny Winarti, S.Pd, M.Hum., Ph.D. selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia
memberikan waktu, tenaga, pikiran, saran, kritik serta kesabaran untuk membimbing
peneliti selama menyusun skripsi ini.
5. Wahyu Wido Sari, S.Si, M.Biotech. selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia
memberikan waktu, tenaga, pikiran, saran, kritik serta kesabaran untuk membimbing
peneliti selama menyusun skripsi ini.
6. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, M.T., M.Sc. selaku dosen penguji III yang telah
bersedia memberi masukan dan saran.
7. Imaculata Ernawati, S.Pd. selaku Kepala Sekolah Dasar Kanisius Wirobrajan 1
Yogyakarta, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Lia Pratiwi, S.Pd. selaku guru kelas III A SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta,
yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian dari tahap
awal hingga akhir.
9. Peserta didik kelas III A SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta, yang telah
berpartisipasi dalam proses penelitian ini.
10. Segenap staf dan karyawan PGSD yang telah memberi bantuan dan dukungan.
11. Kedua orang tua, Alm. Hanjoyo Mulyadi dan Fatimah, S.Pd. yang selalu mendukung
dalam segala hal, motivasi,doa, bimbingan serta kasih sayang.
12. Keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberi dukungan selama penulisan
skripsi ini.
13. Seluruh sahabat-sahabat dan semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per
satu yang selalu memotivasi dan mendukung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTO ......................................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xvii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ........................................................................ 3
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
1.6 Spesifikasi Produk ..................................................................... 5
1.7 Definisi Operasional .................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ........................................................................... 7
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (R&D) ............................ 7
2.1.2 Modul .............................................................................. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.3 Tinjauan Tentang Pembelajaran IPA .............................. 10
2.1.4 SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta ........................... 12
2.1.5 Pendidikan Emansipatoris ............................................... 15
2.1.6 Paradigma Pedagogi Reflektif ......................................... 16
2.1.7 Sikap Peduli Lingkungan ................................................ 18
2.1.8 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ........................... 20
2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................ 20
2.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Modul IPA ............... 21
2.2.2 Penelitian tentang Peduli Lingkungan ............................ 21
2.2.3 Penelitian tentang Model Conservation Scout ................ 21
2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................... 23
2.4 Pertanyaan Penelitian ................................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 25
3.2 Setting Penelitian ....................................................................... 25
3.2.1 Subjek Penelitian ............................................................. 25
3.2.2 Objek Penelitian .............................................................. 26
3.2.3 Tempat Penelitian ............................................................ 26
3.2.4 Waktu Penelitian ............................................................. 26
3.3 Prosedur Pengembangan ........................................................... 27
3.3.1 Analisis Kebutuhan ......................................................... 26
3.3.2 Desain .............................................................................. 27
3.3.3. Implementasi .................................................................. 28
3.3.4 Evaluasi ........................................................................... 28
3.3.5 Revisi .............................................................................. 28
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 30
3.4.1 Angket ............................................................................. 30
3.4.2 Observasi ......................................................................... 30
3.4.3 Wawancara ...................................................................... 31
3.5 Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 31
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................. 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.6.1 Analaisis Data Kualitatif ................................................. 42
3.6.2 Analisis Data Kuantitatif ................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Pengembangan ................................................ 49
4.1.1 Proses Pengembangan Modul ......................................... 49
4.1.2 Deskripsi Kualitas Modul ............................................... 76
4.2 Kelebihan dan Kekurangan Modul ...........................................105
4.2.1 Kelebihan Modul .............................................................105
4.2.2 Kekurangan Modul ..........................................................105
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................107
5.2 Keterbatasan dan Saran .............................................................108
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................109
LAMPIRAN ......................................................................................................112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Umum Instrumen Penelitian ............................................... 31
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Angket Analisis Kebutuhan Peserta didik ........ 32
Tabel 3.3 Instrumen Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik ....................... 33
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian oleh Ahli ............................................. 34
Tabel 3.5 Instrumen Penilaian RPP ................................................................... 36
Tabel 3.6 Instrumen Penilaian Silabus ............................................................... 36
Tabel 3.7 Instrumen Penilaian LKS ................................................................... 36
Tabel 3.8 Instrumen Penilaian Evaluasi ............................................................. 37
Tabel 3.9 Kisi-Kisi Instrumen Angket Penilaian Peserta Didik terhadap
Kualitas Modul ................................................................................................... 37
Tabel 3.10 Instrumen Angket Penilaian Peserta Didik terhadap Kualitas
Modul ................................................................................................................. 38
Tabel 3.11 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kualitas Modul kepada Peserta
Didik ................................................................................................................... 39
Tabel 3.12 Instrumen Wawancara Kualitas Modul kepada Peserta
Didik ................................................................................................................... 39
Tabel 3.13 Kisi-Kisi Instrumen Pertanyaan Wawancara Kepala
Sekolah ............................................................................................................... 40
Tabel 3.14 Instrumen Pertanyaan Wawancara Kepala Sekolah ......................... 40
Tabel 3.15 Kisi-Kisi Instrumen Pertanyaan Wawancara Guru
Kelas III A .......................................................................................................... 41
Tabel 3.16 Instrumen Pertanyaan Wawancara Guru Kelas III A ....................... 41
Tabel 3.17 Instrumen Observasi Peserta Didik .................................................. 42
Tabel 3.18 Kriteria Penilaian Ideal .................................................................... 46
Tabel 3.19 Kriteria Skor Penilaian Skala Empat ............................................... 48
Tabel 4.1 Hasil Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik ............................... 50
Tabel 4.2 Standar Kompetensi ........................................................................... 58
Tabel 4.3 Kompetensi Dasar dan Indikator ........................................................ 58
Tabel 4.4 Kriteria Skor Penilaian Skala Empat ................................................. 76
Tabel 4.5.1 Penilaian RPP Oleh Ahli IPA ......................................................... 77
Tabel 4.5.2 Penilaian Silabus Oleh Ahli IPA ..................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.5.3 Penilaian LKS Oleh Ahli IPA ......................................................... 78
Tabel 4.5.4 Penilaian Evaluasi Oleh Ahli IPA ................................................... 78
Tabel 4.6.1 Penilaian RPP Oleh Guru Kelas III A ............................................. 79
Tabel 4.6.2 Penilaian Silabus Oleh Guru Kelas III A ........................................ 79
Tabel 4.6.3 Penilaian LKS Oleh Guru Kelas III A ............................................ 79
Tabel 4.6.4 Penilaian Evaluasi Oleh Guru Kelas III A ...................................... 80
Tabel 4.7.1 Penilaian RPP Oleh Ahli Bahasa .................................................... 80
Tabel 4.7.2 Penilaian Silabus Oleh Ahli Bahasa ................................................ 81
Tabel 4.7.3 Penilaian LKS Oleh Ahli Bahasa .................................................... 81
Tabel 4.7.4 Penilaian Evaluasi Oleh Ahli Bahasa............................................... 82
Tabel 4.8 Rekapitulasi Penilaian Ahli IPA ........................................................ 82
Tabel 4.9 Rekapitulasi Penilaian Guru Kelas III A ............................................ 83
Tabel 4.10 Rekapitulasi Penilaian Ahli Bahasa ................................................. 83
Tabel 4.11 Rekapitulasi Penilaian Para Ahli ..................................................... 84
Tabel 4.12 Instrumen Observasi Implementasi Modul ...................................... 95
Tabel 4.13.1 Materi Harus Mencapai Dampak ..................................................100
Tabel 4.13.2 Materi Harus Membuat Peserta Didik Merasa Nyaman ...............100
Tabel 4.13.3 Materi Harus Membuat Peserta Didik Lebih Percaya Diri ...........101
Tabel 4.13.4 Materi Harus Saling Berkaitan dan Mudah Digunakan ................102
Tabel 4.13.5 Materi Harus Memfasilitasi Peserta Didik untuk
Membentuk Kepribadian ....................................................................................102
Tabel 4.13.6 Peserta Didik Harus Memperoleh Poin Pengetahuan ...................103
Tabel 4.13.7 Materi Harus Memperhatikan Perbedaan Pada Peserta
Didik ...................................................................................................................103
Tabel 4.13.8 Materi Pembelajaran Harus Mampu Mengembangkan
Potensi Peserta Didik .........................................................................................104
Tabel 4.13.9 Materi Pembelajaran Harus Memberikan Kesempatan Umpan
Balik ...................................................................................................................105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Sampul Modul ................................................................................ 60
Gambar 4.2 Halaman Kata Pengantar Modul ..................................................... 61
Gambar 4.3 Halaman Penjelasan PPR Modul .................................................... 61
Gambar 4.4 Halaman Daftar Isi Modul ............................................................. 62
Gambar 4.5 Halaman Petunjuk Penggunaan Modul .......................................... 63
Gambar 4.6 Halaman Pendahuluan Modul ........................................................ 63
Gambar 4.7 Halaman Tujuan Pembelajaran Pada Modul .................................. 64
Gambar 4.8 Konteks ........................................................................................... 65
Gambar 4.9 Pengalaman .................................................................................... 65
Gambar 4.10 Refleksi ......................................................................................... 66
Gambar 4.11 Aksi .............................................................................................. 66
Gambar 4.12 Evaluasi ........................................................................................ 67
Gambar 4.13 Halaman Sumber Belajar ............................................................. 67
Gambar 4.14 Penerapan Prinsip Pertama Tomlinson ........................................ 68
Gambar 4.15 Penerapan Prinsip Kedua Tomlinson ........................................... 69
Gambar 4.16 Penerapan Prinsip Ketiga Tomlinson ........................................... 70
Gambar 4.17 Penerapan Prinsip Keempat Tomlinson ....................................... 70
Gambar 4.18 Penerapan Prinsip Kelima Tomlinson .......................................... 71
Gambar 4.19 Penerapan Prinsip Keenam Tomlinson ........................................ 72
Gambar 4.20 Penerapan Prinsip Ketujuh Tomlinson ......................................... 73
Gambar 4.21 Penerapan Prinsip Kedelapan Tomlinson .................................... 73
Gambar 4.22 Penerapan Prinsip Kesembilan Tomlinson .................................. 74
Gambar 4.23 Langkah Kegiatan Sebelum Revisi .............................................. 85
Gambar 4.24 Langkah Kegiatan Setelah Revisi ................................................ 86
Gambar 4.25 Alat dan Bahan Pengamatan Setelah Revisi ................................ 87
Gambar 4.26 Saran Perubahan Indikator Pada RPP .......................................... 87
Gambar 4.27 Indikator RPP Setelah Revisi ....................................................... 87
Gambar 4.28 Saran Perubahan Langkah Pembelajaran Pada RPP ................... 88
Gambar 4.29 Langkah Pembelajaran RPP Setelah Revisi ................................ 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Literature Map .................................................................................. 21
Bagan 3.1 Model Pengembangan Materi ........................................................... 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian .......................................................................113
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ..........................................................114
Lampiran 3. Lembar Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik .......................115
Lampiran 4. Lembar Transkrip Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
.............................................................................................................................117
Lampiran 5. Lembar Transkrip Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ............120
Lampiran 6. Lembar Transkrip Wawancara Hasil Implementasi Peserta Didik
.............................................................................................................................121
Lampiran 7. Lembar Validasi Produk Ahli IPA ................................................123
Lampiran 8. Lembar Validasi Produk Guru Kelas III A ....................................127
Lampiran 9. Lembar Validasi Produk Ahli Bahasa ...........................................131
Lampiran 10. Lembar Validasi Produk Peserta Didik .......................................135
Lampiran 11. Lembar Observasi Implementasi Peserta Didik ..........................137
Lampiran 12. Dokumentasi Implementasi Modul .............................................138
Lampiran 13. Curriculum Vitae .........................................................................139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab satu ini, akan diuraikan: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Batasan
Masalah, (3) Rumusan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6)
Spesifikasi Produk, dan (7) Definisi Operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Lingkungan adalah suatu benda, daya, dan kondisi yang terdapat dalam suatu
tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk hidup berada dan dapat
mempengaruhi hidupnya (Siahaan, 2004: 4). Lingkungan sendiri terdiri dari dua
unsur, yaitu unsur biotik dan unsur abiotik. Unsur biotik merupakan makhluk
hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Unsur
abiotik merupakan benda tak hidup seperti air, udara, dan tanah. Terjadi
keterkaitan di antara keduanya yang menimbulkan adanya kejadian timbal balik
dan menciptakan adanya ekosistem, sehingga masing-masing unsur memiliki
peran penting dalam menjaga keseimbangannya. Misalnya, tumbuhan dapat hidup
baik apabila lingkungan memberikan unsur–unsur yang dibutuhkan tumbuhan
tersebut, contohnya: air, udara dan cahaya. Sebaliknya, unsur biotik juga
mempengaruhi unsur abiotik, contohnya: tumbuhan yang berada di hutan sangat
mempengaruhi ketersediaan air. Tetapi bila tidak ada tumbuhan, maka air tidak
dapat tertahan sehingga dapat menimbulkan bencana tanah longsor dan banjir.
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Tidak hanya
menjadi tempat untuk melakukan aktivitas, tetapi juga sebagai pendukung
kegiatan beraktivitas. Pada saat ini, kondisi kerusakan lingkungan di Indonesia
kian memburuk. Kondisi tersebut berdampak langsung bagi kehidupan manusia.
Menurut Sudjoko, dkk. (2013: 6-22), secara umum, banyak faktor yang
mempengaruhi kerusakan lingkungan, seperti: (1) Jumlah penduduk, (2)
Konsumsi per kapita, dan (3) Dampak kerusakan per unit penggunaan sumber
daya alam, yang berwujud sebagai jenis bahan sumber daya yang digunakan
(dipilih) oleh manusia. Kerusakan yang disebabkan manusia berdampak lebih
besar karena dilakukan secara terus menerus dan cenderung meningkat. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tersebut disebabkan oleh pola pikir yang telah terbentuk sejak kecil, seperti
membuang sampah sembarangan, sehingga menjadi sebuah kebiasaan ketika
manusia tersebut sudah dewasa. Manusia juga cenderung mengeksploitasi sumber
daya alam secara berlebihan guna memenuhi kebutuhan, sehingga kondisi
lingkungan menjadi tidak seimbang dan rusak. Contoh kejadian yang membekas
dalam ingatan kita semua adalah kasus kebakaran hutan di Sumatera Selatan dan
Kalimantan yang berakibat sangat fatal bagi ekologi dan mengancam nyawa
manusia yang dikarenakan kabut asap yang tebal dan menggangu kesehatan serta
mobilitas manusia.
Kerusakan lingkungan pada saat ini berkaitan dengan kepedulian manusia
terhadap lingkungan sekitar. Dari hasil observasi yang dilakukan, terlihat bahwa
kepedulian peserta didik pada lingkungan sangat memprihatinkan karena peserta
didik jarang melakukan piket, kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah, dan
aksi menanam pohon di lingkungan sekolah. Sikap peduli sebaiknya sudah
ditanamkan sejak dini. Sikap peduli lingkungan dapat diartikan sebagai upaya
untuk melestarikan, mencegah, dan memperbaiki kondisi lingkungan alam
(Handayani, 2013). Pendidikan dapat menjadi sarana untuk menanamkan sikap
peduli pada peserta didik di Sekolah Dasar. Pendidikan merupakan suatu usaha
yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi
yang ada di dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian, dan pengendalian diri (UU SIDIKNAS No. 20 Tahun 2003). Untuk
mencapai tujuan pembelajaran, maka perlu adanya komunikasi yang baik antara
pendidik dan peserta didik. Menurut William (dalam Prasetyo, 2011), komunikasi
merupakan transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan. Dalam
pendidikan, komunikasi bertujuan untuk mentransferkan pengetahuan dan ajaran-
ajaran moral (Prasetyo, 2011). Jika tujuan pembelajaran dapat tercapai, maka akan
menjadi bekal bagi peserta didik untuk menghadapi permasalahan yang kelak
akan dihadapi. Dalam pendidikan Sekolah Dasar, terdapat berbagai mata pelajaran
yang dipelajari oleh peserta didik. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah
satunya. Dalam mata pelajaran IPA, peserta didik diharapkan mengetahui
pentingnya menjaga lingkungan untuk mencegah tindakan perusakan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dalam upaya menanamkan sikap peduli pada peserta didik, peneliti
menggunakan Pendidikan Emansipatoris. Dengan menggunakan pendidikan ini,
diharapkan peserta didik mampu menemukan sendiri solusi serta belajar melalui
proses pembelajaran yang kreatif. Pembelajaran berbasis Pendidikan
Emansipatoris juga dapat meningkatkan relasi antar peserta didik, menghargai
pendapat orang lain, dan mengetahui permasalahan yang ada di lingkungan
sekitar. Pendidikan Emansipatoris merupakan sebuah gaya belajar, maka dapat
dipadukan dengan berbagai model pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti
memadukan pembelajaran berbasis Pendidikan Emansipatoris dengan pendekatan
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Pendekatan Paradigma Pendagogi Reflektif
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menanggapi
berbagai hal yang terjadi di sekitar mereka secara kritis dalam upaya untuk
memperdalam pemahaman akan pelajaran yang telah diterima oleh siswa di
sekolah dan lingkungan sosial mereka, sehingga akan menghasilkan lulusan yang
handal dan cakap dalam mengatasi permasalahan yang ada di kehidupan sosialnya
(Subagya, 2010). Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti akan melakukan
penelitian yang berjudul: “PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN
IPA KELAS III A SD KANISIUS WIROBRAJAN 1 BERBASIS
PENDIDIKAN EMANSIPATORIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN
PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK MENANAMKAN
SIKAP PEDULI LINGKUNGAN”.
1.2 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pembatasan masalah agar penelitian
yang dilakukan terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Batasan
masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1.2.1 Subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas III A SD Kanisius
Wirobrajan 1.
1.2.2 Aspek yang diamati adalah kepedulian peserta didik terhadap lingkungan
sekitar melalui Pendidikan Emansipatoris pada peserta didik kelas III A
SD Kanisius Wirobrajan 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Bagaimana mengembangkan modul pembelajaran IPA kelas III A SD
Kanisius Wirobrajan 1 berbasis Pendidikan Emansipatoris menggunakan
pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk menanamkan sikap peduli
lingkungan?
1.3.2 Bagaimana kualitas modul pembelajaran IPA kelas III A SD Kanisius
Wirobrajan 1 berbasis Pendidikan Emansipatoris menggunakan
pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk menanamkan sikap peduli
lingkungan?
1.4 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Mengetahui cara pengembangan modul pembelajaran IPA kelas III A SD
Kanisius Wirobrajan 1 berbasis Pendidikan Emansipatoris menggunakan
pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk menanamkan sikap peduli
lingkungan.
1.4.2 Mengetahui kualitas modul pembelajaran kelas III A SD Kanisius
Wirobrajan 1 berbasis Pendidikan Emansipatoris menggunakan
pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk menanamkan sikap peduli
lingkungan.
1.5 Manfaat
Manfat dari penelitian dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1.5.1 Manfaat Teoritis
1.5.1.1 Memperkaya pengetahuan yang berhubungan dengan menanamkan
pengetahuan manfaat menjaga kebersihan melalui pendidikan
emansipatoris.
1.5.1.2 Mengembangkan modul pembelajaran menggunakan pendidikan
emansipatoris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.5.2 Manfaat Praktis
1.5.2.1 Bagi Peserta Didik
Melalui hasil penelitian ini, diharapkan peserta didik memahami manfaat
menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.
1.5.2.2 Bagi Guru
Melalui penelitian ini, pendidikan emansipatoris dapat menjadi sarana dalam
menumbuhkan kesadaran peserta didik dalam pembelajaran.
1.5.2.3 Bagi Peneliti
Peneliti dapat menambah wawasan dan terlibat secara langsung dalam
pengembangan materi berbasis pendidikan emansipatoris.
1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan
1.6.1 Produk yang dikembangkan berupa modul pembelajaran IPA SD kelas III
menggunakan Pendidikan Emansipatoris.
1.6.2 Modul disusun dengan tujuan menanamkan pada diri peserta didik
pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat.
1.7 Definisi Operasional
1.7.1 Modul pembelajaran adalah panduan pembelajaran yang tersusun secara
sistematis dan terencana dalam program belajar mengajar, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1.7.2 IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam meliputi
gejala-gejalanya.
1.7.3 Pendidikan Emansipatoris adalah suatu pendidikan yang selalu
menekankan humanisasi pada peserta didik, mampu menumbuhkan
kesadaran kritis pada peserta didik, dan membantu menemukan realitas
pada proses dialog antara guru dengan peserta didik.
1.7.4 Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu pendekatan/model
pembelajaran yang menerapkan refleksi dalam penerapan nilai-nilai hidup
dalam proses pendidikan sebagai dasar dalam berperilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.7.5 Sikap peduli lingkungan adalah sikap yang ditumbuhkan pada kegiatan
sehari-hari dengan tujuan untuk melestarikan, memperbaiki, dan mencegah
terjadinya kerusakan alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab dua ini, akan diuraikan: (1) Kajian pustaka, (2) Penelitian yang
Relevan, dan (3) Kerangka Berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)\
Penggunaan metode R&D pertama kali muncul dan berkembang di dunia
militer. Godin (dalam Putra, 2015) menjelaskan bahwa metode R&D pertama kali
dipergunakan di Departemen Pertahanan AS. Minat dalam penggunaan metode
R&D yang semakin tinggi, menyebabkan digunakan juga dalam dunia
pendidikan. Robert M. Gagne, adalah seorang ahli pendidikan yang terkemuka
dengan karyanya, yaitu Instrucional System Design (ISD) dan The Condition of
Learning (TCL), akhirnya menobatkan dirinya sebagai orang pertama yang
menggunakan metode R&D pada dunia pendidikan (Putra, 2015: 27).
Terdapat beberapa desain metode penelitian dan pengembangan dari ahli,
seperti Borg & Gall (1983) dan Dick & Carey (2003). Peneliti akhirnya
memutuskan untuk menggunakan desain penelitian dan pengembangan menurut
Tomlinson. Tomlinson merupakan saah satu ahli yang terkemuka di dunia pada
pengembangan materi khususnya untuk pembelajaran bahasa (Aneheim
University, 2016). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
pengembangan menurut Tomlinson karena memfokuskan pada pengembangan
materi pembelajaan yang terdapat dalam modul pembelajaran yang akan dibuat.
Terdapat lima langkah dalam pengembangan materi menurut Tomlinson (dalam
Harsono, 2015).
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah analisis kebutuhan peserta
didik (Student’s need analysis). Pengembangan materi yang dilakukan didasarkan
pada hasil analisis kebutuhan peserta didik. Materi yang dikembangkan
berdasarkan dari kebutuhan peserta didik, diharapkan mampu memberikan
pengaruh positif serta bermanfaat dalam perkembangan dan kemajuan pada diri
peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Langkah kedua yaitu desain (Design), tahap kedua ini dapat diawali dengan
menyusun garis besar dari materi pembelajaran yang akan digunakan. Dalam
penyusunan garis besar pembelajaran sebaiknya disesukan dengan silabus,
kebutuhan peserta didik, dan prinsip-prinsip pengembangan materi.
Langkah ketiga yang perlu dilakukan adalah implementasi (Implementation).
Pada tahap ini, garis besar pembelajaran yang telah disusun yang telah
dimasukkan kedalam modul pembelajaran diimplementasikan pada peserta didik
dalam suasana belajar mengajar di sekolah. Berdasarkan hasil implementasi,
peneliti perlu menganalisis kelebihan dan kekurangan modul.
Pada langkah keempat yaitu evaluasi (Evaliation), peneliti melakukan proses
analisis kelebihan dan kelemahan modul yang digunakan pada peserta didik. Hasil
dari evaluasi kelebihan dan kelemahan modul tersebut, selanjutnya akan
digunakan sebagai bahan refleksi dan referensi untuk melakukan perubahan atau
merevisi suatu materi.
Pada langkah kelima yaitu revisi (Revision) merupakan langkah terakhir yang
dilakukan, kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan
kualitas materi pada modul, diharapkan mampu membuat produk yang dibuat
semakin berkualitas dan menjadi semakin bermanfaat.
2.1.2 Modul
2.1.2.1 Pengertian Modul Pembelajaran
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis. Di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana
dan didesain untuk membatu proses pembelajaran yang spesifik (Daryanto, 2013:
9). Menurut Rahardi (2016:16), modul adalah paket atau program belajar
mengajar, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga sampai ke tahap evaluasi
terhadap dampak hasil pelaksanaan. Modul merupakan rangkaian materi yang
disusun dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar dengan mandiri dan mau
bersikap aktif pada saat proses pembelajaran. Winkel (2010) menjelaskan bahwa
modul merupakan suatu program belajar terkecil yang dipelajari oleh peserta didik
sendiri kepada dirinya sendiri. Maka, modul yang baik itu dapat meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mendukung perkembangan peserta
didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.1.2.2 Pengembangan Materi
Tomlinson (2005) memiliki tujuh belas kriteria dalam pengembangan bahan
pembelajaran, yaitu: (1) Materials should achieve impact. (2) Materials should
help learners to feel ease. (3) Materials should help learners to develop
confidence. (4) What is being taught should be perceived by learners as relevant
and useful? (5) Materials should require and facilitate learner self-investment. (6)
Learners must be ready to acquire the points being taught. (7) Materials should
expose the learners to language in authentic use. (9) Materials should expose the
learners to language in authentic use. (10) Materials should provide the learners
with opportunities to use the target language to achieve communicatative
purpose. (11) Materials should take into account that the positive effects of
instruction are usually delayed. (12) Materials should take into account that
learners have different learning styles. (13) Materials should take into account
that learners differ in affective attitude. (14) Materials should permit a silent
period at the beginning of instruction. (15) Materials should maximize learning
potential by encouraging intellectual, aesthetic and emotional involvement which
stimulates both right and left brain activities. (16) Materials should not rely too
much on controlled practice. (17) Materials should provide opportunities for
outcome feedback.
Berdasarkan tujuh belas prinsip yang disampaikan oleh Tomlinson dapat
disimpulkan bahwa bahan dalam pembuatan pengembangan modul pembelajaran
harus dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bahan ajar yang dibuat harus
ramah anak sehingga membuat peserta didik merasa nyaman pada saat
mempelajarinya. Isi modul harus disesuaikan dengan usia peserta didik serta
analisis kebutuhan. Bahan yang digunakan dalam pengembangan modul harus
membantu mengembangkan rasa percaya diri pada peserta didik. Bahan yang
diajarkan harus relevan dan dapat diterima dengan baik oleh pesreta didik. Bahan
yang dibuat harus memfasilitasi peserta didik agar peserta didik memperoleh hal-
hal penting dalam pembelajaran. Bahan yang dibuat tidak perlu terlalu banyak
tetapi lebih mengandalkan praktik yang dilakukan. Dalam hal ini yang terpenting
adalah menghasilkan umpan balik bagi peserta didik. Dalam penelitian ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
peneliti menggunakan 9 prinsip milik Tomlinson untuk mengembangkan materi
dalam modul pembelajaran IPA.
Menurut Tomlinson (dalam Harsono: 2007) pengembangan modul terdiri dari
5 langkah, yaitu: (1) Analisis kebutuhan, (2) Desain, (3) Implmentasi, (4)
Evaluasi, dan (5) Revisi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-
langkah tersebut dalam pembuatan modul pembelajaran IPA SD Kelas III.
2.1.3 Tinjauan Tentang Pembelajaran IPA
2.1.3.1 Hakikat IPA
IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam, jika dilihat dari segi istilah, maka dapat
diartikan ilmu yang berisi tentang pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan
yang benar, bersifat rasional dan obyektif. Pengetahuan alam adalah pengetahuan
yang di dalamnya berisi tentang alam semesta dan segala isinya.
IPA biasanya disebut dengan kata “Sains” yang berasal dari kata “Natural
Science”. Kata natural sendiri meliki arti alamiah dan berhubungan dengan alam,
sedangkan science berarti ilmu pengetahuan.
Menurut Patta Bundu (2006: 11-13), IPA secara garis besar atau pada
hakikatnya memiliki tiga komponen, yaitu:
(1) IPA sebagai produk
IPA sebagai produk mencakup kumpulan hasil kegiatan empiris dan
analitik yang dilakukan oleh ilmuwan kemudian dikembangkan sebagai
pemenuhan rasa ingin tahu manusia dan juga keperluan praktis manusia.
Kumpulan hasil kegiatan tersebut yaitu fakta sains, konsep sains, prinsip
sains, hukum sains dan teori sains.
(2) IPA sebagai proses
Proses IPA merupakan sejumlah ketrampilan untuk mengkaji
fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan
pengembangan ilmu selanjutnya. Pada tingkat sekolah dasar, peserta didik
sebaiknya menguasai keterampilan dasar proses IPA yang meliputi
keterampilan mengamati (observing), mengelompokan (classifying),
mengukur (measuring), mengkomunikasikan (communicating),
meramalkan (predicting), dan menyimpulkan (inferring).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
(3) IPA sebagai sikap ilmiah
Sikap ilmiah merupakan sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan dalam
mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, misalnya: hati-hati,
bertanggung jawab, jujur, obyektif terhadap fakta, mau menerima
masukan, dan rasa ingin tahu.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah cara yang
digunakan untuk memperoleh pengetahuan baru, dapat berupa produk ilmiah
dengan sikap ilmiah yang dicapai melalui adanya suatu proses kegiatan ilmiah
yang dilakukan.
2.1.3.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pusat Kurikulum (Depdiknas, 2006: 117) menyebutkan tujuan pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar sebagai berikut ini:
1) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi,
dan masyarakat.
2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang
akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
5) Menghargai alam sekitar dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan.
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebaiknya disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif peserta didik. Dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar,
peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan proses dalam pembelajaran IPA. Paolo dan Marten
(dalam Samatowa, 2016: 5) menyebutkan contoh keterampilan proses antara lain
(1) mengamati, (2) mencoba memahami apa yang diamati, (3) mempergunakan
pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, (4) menguji ramalan-
ramalan untuk mengetahui kebenaran.
Berdasarkan konsep di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPA
di Sekolah Dasar harus disesuaikan dengan perkembangan kognitif yang sesuai
dengan usia peserta didik. Tujuan dari penyesuaian dalam proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tersebut adalah agar peserta didik tidak mengalami kesulitan untuk memahami
materi-materi yang diajarkan dalam pembelajaran IPA. Dalam proses
pembelajaran peserta didik harus diberikan kesempatan untuk melaksanakan
seluruh keterampilan proses yang ada, tidak boleh ada yang terlewat satupun.
Keterampilan proses yang pertama adalah mengamati. Ketika peserta didik
melakukan kegiatan mengamati maka akan melakukan pengamatan terhadap
objek yang ingin diketahui. Kemudian, peserta didik mencoba untuk memahami.
Dengan kegiatan mengamati, maka peserta didik akan mendapatkan pengetahuan
baru yang digunakan untuk meramalkan sesuatu terkait dengan objek itu. Setelah
meramalkan pengetahuan terkiat dengan objek tersebut, maka tahap selanjutnya
adalah mengujikan ramalan tersebut agar diketahui kebenarannya.
2.1.3.3 Materi IPA tentang Lingkungan Sehat dan Lingkungan Tidak Sehat
Penelitian ini ditujukan untuk peserta didik kelas III A semester gasal dengan
Standar Kompetensi (SK) 2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh
terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan, dan dengan
Kompetensi Dasar (KD) 2.2 Membedakan ciri-ciri lingkungan sehat dan
lingkungan tidak sehat berdasarkan pengamatan. Dibatasi pada materi lingkungan
sehat dan lingkungan tidak sehat.
2.1.4 Sekolah Dasar Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
2.1.4.1 Latar Belakang Sekolah Dasar Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta
SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta beralamat di Jalan HOS. Cokroaminoto
No. 8, Desa Gampingan, Kelurahan Pekuncen, Kecamatan Wirobrajan, Kota
Yogyakarta. SD yang memiliki luas tanah 1.459 m2 dan luas bangunan 592 m2 ini
berdiri sejak tahun 1922. Sekolah ini memiliki status disamakan dan terakreditasi
A. Tiap kelas di sekolah ini terdiri dari dua ruang, yaitu A dan B atau biasa
disebut paralel. Jumlah peserta didik di sekolah ini sebanyak 405 anak dan jumlah
guru sebanyak 20 orang.
Visi SD Kanisius Wirobrajan 1 adalah “Terciptanya pendidikan yang
membentuk generasi cerdas, berkarakter, berbudaya, peduli terhadap sesama dan
lingkungan”. Dari visi ini Sekolah merumuskan Indikator Visi:
a) Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b) Terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif dan efisien berpola
PPR.
c) Terwujudnya lulusan yang cerdas, berkarakter dan berprestasi di bidang
akademik maupun non akademik.
d) Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional dan
memenuhi syarat kualifikasi.
e) Tersedianya ruangan dan fasilitas sekolah yang memadai, aman, dan
nyaman.
f) Terwujudnya mekanisme kerja yang baik.
g) Tersedianya beberapa sumber dana sekolah yang terpercaya.
h) Terselenggaranya kegiatan penilaian yang matang dan terencana.
i) Terwujudnya pribadi-pribadi yang berkarakter dan berakhlak mulia.
j) Terwujudnya sekolah yang berbudaya mutu/unggulan.
k) Terwujudnya pendidikan lingkungan hidup.
l) Terwujudnya warga sekolah yang beretos kerja tinggi.
Misi SD Kanisius Wirobrajan 1 adalah “Menyelenggarakan Sekolah Dasar
yang berkualitas berlandaskan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang
memiliki lima tahapan, antara lain: (1) Konteks, (2) Pengalaman, (3) Refleksi, (4)
Aksi dan (5) Evaluasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik dan mengoptimalkan sumber daya bersama mitra strategis untuk
mewujudkan generasi BERLIAN (Bersahaja, Empati, Rajin, Leadership, Inovatif,
dan Normatif )”.
2.1.4.2 Karakteristik Peserta Didik Kelas III A
Jumlah peserta didik kelas III A sebanyak 30 peserta didik. Sebagian besar
peserta didik di kelas ini merupakan peserta didik yang aktif ketika pembelajaran
di dalam kelas. Penggunaan media dalam pembelajaran di kelas membuat para
peserta didik semakin antusias. Pengalaman langsung anak terjadi secara spontan
sejak kecil (sejak lahir) sampai usia anak mencapai 12 tahun (Piaget dalam
Samatowa, 1996:28). Menurut Piaget (Rahyubi, 2014), perkembangan intelektual
anak memiliki empat tahapan (1) Tahap Sensorimotor, (2) Tahap Praoperasional,
(3) Tahap Operasional Konkret, dan (4) Tahap Operasional Formal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
(1) Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Pada tahap ini, anak mulai mendapatkan pengalaman awal, yaitu
tentang gerak dan rasa yang didapatkan dari tindakan inderawi terhadap
lingkungannya.
(2) Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini, anak mulai menggunakan simbol atau bahasa tanda.
Pada diri anak mulai muncul pertumbuhan kognitifnya, tetapi masih
terbatas pada hal-hal yang dapat dilihat di lingkunganya saja.
(3) Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini, anak mulai berpikir logis tentang kejadian-kejadian
konkret (nyata). Anak mulai mengenal simbol matematis, tetapi belum
dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (tidak berwujud).
(4) Tahap Operasional Formal ( >11 tahun)
Pada tahap ini seorang remaja mulai berpikir secara hipotesis, abstrak
dan logis.
Di Indonesia, peserta didik di kelas III rata-rata berusia 8 tahun. Pada tahap
ini, peserta didik sudah dapat melakukan berbagai tugas melalui pengalaman
langsung, karena pada usia 7-11 tahun merupakan masa konkret operasional. Pada
tahap ini, seorang anak sudah dapat melakukan berbagai macam tugas yang
konkret (Sunarto, dkk, 2002: 24). Oleh sebab itu, guru hendaknya
mengembangkan pembelajaran yang dalam proses pemerolehan pengetahuannya
mengandung unsur pengalaman. Hal tersebut bertujuan agar pengetahuan dan
pemahaman diperoleh peserta didik secara nyata.
Peserta didik di kelas ini memiliki kebiasaan baik, yaitu membawa bekal sayur
dan buah tertentu pada hari yang sudah ditentukan. Akan tetapi, peserta didik di
kelas IIIA ini masih kurang dalam hal menjaga kebersihan kelas. Setiap pulang
sekolah, terkadang ada yang melaksanakan jadwal piket ada juga yang tidak.
Sering kali saat penjaga sekolah membersihkan kelas, terdapat banyak sampah di
laci meja atau bahkan di kolong tempat duduk. Di sisi lain, berdasarkan
wawancara yang saya lakukan, sebagian peserta didik kelas IIIA sudah
mengetahui cara menjaga kebersihan lingkungan dan merawat tanaman. Jawaban
dari mereka antara lain adalah tidak merusak (menginjak atau mencabut) tanaman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menyiram tanaman, dan membuang sampah pada tempatnya. Akan tetapi,
prakteknya belum tampak.
Peserta didik di kelas III A SD Kanisius Wirobrajan 1 sebagian besar adalah
anak dari golongan ekonomi menengah ke atas. Sebagian besar dari mereka
bertempat tinggal di perumahan, meskipun perumahan yang mereka tempati
jenisnya berbeda-beda. Ada yang tinggal di perumahan homogen (sebagian besar
penduduknya berasal dari ekonomi atas) dan ada juga yang bertempat tinggal di
perumahan heterogen (penduduknya bervariasi, mulai dari kalangan atas,
menengah, dan bawah). Peserta didik di kelas ini cukup mudah untuk berbaur dan
tidak pilih-pilih untuk berteman. Mereka tidak melihat status ekonomi, agama,
atau ras.
2.1.5 Pendidikan Emansipatoris
2.1.5.1 Pengertian Pendidikan Emansipatoris
Menurut Giroux (dalam Winarti, 2015), Pendidikan Emansipatoris dipandang
sebagai pendidikan yang pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat
yang adil dan demokratis. Dalam Pendidikan Emansipatoris, peserta didik akan
diarahkan, kemudian peserta didik akan mengetahui tindakan yang harus
dilakukan, dan pada akhirnya kesadaran akan tumbuh pada diri peserta didik.
Dalam Pendidikan Emansipatoris, peserta didik diwajibkan untuk berperan aktif
dalam persoalan yang dihadapi guna memperoleh jawaban, bukan hanya
mengumpulkan informasi-informasi yang diperoleh dari guru.
2.1.5.2 Tiga Kata Kunci Pendidikan Emansipatoris
Pendidikan Emansipatoris memiliki tiga kata kunci, yaitu (1) humanisasi, (2)
kesadaran kritis, dan (3) mempertanyakan sistem (Winarti dan Anggadewi, 2015).
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), humanisasi adalah penumbuhan
rasa peri kemanusiaan. Humanisasi berarti memberdayakan pemahaman kritis
antara kedua belah pihak yaitu antara guru dan peserta didik, serta
mengembangkan kesadaran kritis antara relasi pribadi dengan dunia. Kemudian,
kesadaran kritis berarti belajar melihat keadaan sosial, ekonomi, dan politik yang
bertolak belakang dan akhirnya dapat melawan arus penindasan realitas. Freire
(dalam Dharma, 2016) berpendapat bahwa dalam proses pendidikan kaum
tertindas kesadaran merupakan proses inti, hal ini disebabkan karena dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
bertumbuhnya kesadaran maka seseorang akan jauh dari Fear of Freedom.
Winarti dan Anggadewi (2015: 53-54) menyatakan bahwa untuk menjadi pemikir
kritis perlu ada dialog dalam bentuk mempertanyakan sistem. Dialog antara guru
dan peserta didik bertujuan untuk saling bertukar pengetahuan yang dimiliki
sehingga ditemukan pemahaman baru.
2.1.6 Paradigma Pedagogi Reflektif
2.1.6.1 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif
Pada awalnya PPR diinspirasikan oleh keberhasilan sekolah-sekolah Jesuit
dalam pendidikan kaum muda menjadi pribadi yang unggul dalam iman dan
sekaligus sebagai kaum muda yang berkarakter. Pada awalnya PPR bernama PPI
(Paradigma Pedagogi Ignatian) digunakan di Kolose I Gandia, kemudian pada
tahun 1993 berubah menjadi PPR. PPR dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Paradigma adalah suatu proses pola berpikir dan pola bertindak dalam
pembelajaran. Menurut Baker (dalam Moleong, 2004: 49), paradigma
sebagai seperangkat aturan yang (a) menetapkan atau mendefinisikan
batas-batas; dan (b) menjelaskan bagaimana sesuatu harus dilakukan
dalam batas-batas itu untuk berhasil.
2. Pedagogi menurut (KBBI, 2005) adalah ilmu pengajaran. Pedagogi
merupakan suatu cara dimana seorang pendidik menemani peserta didik
untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepribadiannya. Pedagogi
merupakan seni ilmu mengajar yang tidak dapat begitu saja direduksi
menjadi metodologi. Pedagogi memuat suatu pandangan dan visi pribadi
ideal yang terdidik.
3. Reflektif yaitu proses kegiatan untuk mencermati/menangkap makna dan
nilai-nilai esensial dari apa yang dipelajari/dialami (proses pembatinan)
dengan nilai-nilai kemanuasiaan yang pada akhirnya (implikasinya) adalah
menghargai proses pencarian terus menerus untuk memperjuangkan
kebenaran dan kebebasan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa PPR adalah suatu pendekatan/model
pembelajaran yang menerapkan refleksi dalam penerapan nilai-nilai hidup dalam
proses pendidikan sebagai dasar dalam berperilaku. Pola pikir (paradigm) dalam
menumbuhkembangkan prestasi peserta didik menjadi pribadi kristiani yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Pendekatan pembelajaran dengan cara
memberikan peserta didik pengalaman secara langsung bukan hanya berdasarkan
informasi yang diberikan oleh guru.
2.1.6.2 Langkah-Langkah Penerapan Paradigma Pendagogi Reflektif
Langkah-Langkah Penerapan Paradigma Pendagogi Reflektif ini terdiri dari 5
unsur-unsur pokok yaitu: konteks, pengalaman, refleksi, aksi/tindakan dan
evaluasi (Subagya,2010). Penjelasan dari unsur-unsur pokok dan siklus
pembelajaran PPR akan diuraikan penjelasannya dibawah ini:
1. Konteks
Konteks dalam siklus PPR dilakukan oleh guru yang didukung oleh
keterbukaan diri dari siswa, dalam hal ini siswa diajak untuk mencermati kondisi
kehidupan yang terjadi dan ada pada siswa. Guru berperan sebagai penggali
konteks kehidupan yang ada pada siswa dan kemudian akan diamati sejauh mana
pencapaian siswa terhadap perkembangan pribadi yang utuh pada materi yang
akan dielajari (Subagya, 2010).
2. Pengalaman
Pengalaman merupakan proses dimana siswa memahami materi yang
dipelajarinya secara mendalam dengan melibatkan kemampuan kognitif, afektif,
dan sikomotor (Subagya, 2010). Pengalaman didalam pelajaran sendiri dibedakan
menjadi 2 yaitu pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung.
Pengalaman langsung yaitu pengalaman tentang suatu kejadian atau peristiwa
yang dialami oleh siswa sendiri yang saling berkaitan dengan mata pelajaran
misalnya berdiskusi dengan sesama teman atauun guru, melakukan penelitian dan
pengamatan suatu objek yang terkait dengan mata pelajaran. Sedangkan
pengalaman tidak langsung adalah pengalaman yang tidak dirasakan oleh siswa
sendiri misalnya pengalaman mendengarkan cerita atau penjelasan guru, melihat
gamabar atau video, dan membaca.
3. Refleksi
Refleksi merupakan proses mempertimbangkan dengan seksama menggunakan
daya ingat, pemahaman, imajinasi, pengalaman, dan ide-ide atau tujuan yang
diinginkan. Refleksi merupakan unsur pokok yang penting dan harus ada dalam
pembelajaran PPR (Subagya, 2010). Refleksi menjadi sebuah proses dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pembelajaran yang mengajak siswa untuk kembali mengingat, memahami, dan
memunculkan ide-ide baru sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat
tercapai. Dengan berefleksi siswa mampu memaknai proses embelajaran yang
telah dilakukan dan siswa dapat mengingat proses pembelajaran tersebut sebagai
sebuah pengalaman baru baginya, siswa juga diharapkan mampu mengambil sisi
positif dari sebuah pembelajaran yang sudah dilakukan.
4. Aksi
Setelah berefleksi siswa akan mengambil tindakan yang merupakan hasil dari
proses pembelajaran. Tindakan merupakan pertumbuhan batin yang mencakup
dua taha, yaitu pilihan-pilihan batin (hasil dari refleksi pengalaman) dan kemudian
diwujudkan dalam sebuah tindakan nyata. Pilihan batin merupakan momentum
bagi siswa untuk memiliki niali-nilai kebenaran sebagai miliknya (Subagya,
2010). Sedangkan pilihan perwujudan tindakan atas pemaknaan akan hisup, sikap,
dan nilai-nilai yang telah dipilih siswa untuk menjadi bagian dari dirinya
(Subagya, 2010).
5. Evaluasi
Evaluasi berdasar atas tujuan PPR yaitu untuk membentuk manusia yang
memiliki kepribadian utuh, kompeten secara kognitif atau intelektual, bersedia
untuk makin berkembang, memiliki tekad untuk berbuat adil dalam pelayanan
tulus pada sesama umat Allah. Pencaaian tujuan tersebut dilakukan melalui
evaluasi yang mendalam pada aspek-aspek pengetahuan, prioritas, perkembangan
sikap, dan tindakan-tindakan nyata yang dilakukan siswa yang sesuai dengan
prinsip “menjadi orang demi orang lain” “man for others” (Subagya, 2010).
2.1.7 Sikap Peduli Lingkungan
2.1.7.1 Pengertian Sikap Peduli Lingkungan
Sikap adalah cara untuk seseorang mengkomunikasikan perasaan kepada
orang lain melalui perilaku. Sikap merupakan sesuatu hal yang dapat dipelajari.
Pengalaman pribadi berperan cukup penting dalam pembentukan sikap pada diri
seseorang. Pengalaman yang dimiliki akan berperan dalam membentuk kognisi
dan perasaan seseorang terhadap objek sikap tertentu yang dapat digunakan untuk
mengetahui kecenderungan perilaku seseorang (Hutagalung, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Sikap merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap rangsangan
lingkungan sosial. Sikap peduli sendiri dapat mencangkup dua hal, yaitu peduli
dengan lingkungan dan peduli terhadap orang lain di sekitar. Segala sesuatu yang
berkaitan dengan kehidupan manusia pada umumnya disebut lingkungan hidup.
Dewasa ini banyak sekali terjadi kerusakan lingkungan sehingga mengakibatkan
menjadi tidak seimbangnya ekosistem. Dengan demikian salah satu upaya yang
dapat digunakan untuk menjaga dan melestarikan alam sekitar adalah dengan
menanamkan sikap peduli lingkungan. Peduli lingkungan adalah sikap dan
tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi (Wibowo dalam Kurniawan, 2013:41). Sikap kepedulian
lingkungan ditunjukan dengan adanya penghargaan terhadap alam (Suparno,
2004: 84). Jika setiap orang memilki kesadaran untuk mencintai dan menjaga
lingkungan, maka semua orang akan memelihara kelestarian alam, tidak
mengeksploitasi, dan tidak merusak maka akan tercipta lingkungan yang
menguntungkan bagi orang-orang disekitarnya.
Dapat disimpulkan bahwa sikap peduli linkungan adalah upaya yang
dilakukan untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar serta agar dapat
bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya.
2.1.7.2 Indikator Sikap Peduli Lingkungan
Berdasarkan pembahasan dari sikap peduli lingkugan, maka banyak sikap
yang harus dikembangkan untuk mewujudkan sikap peduli pada peserta didik
dalam menjaga dan melestarikan lingkungan sekitarnya. Menurut Salim (1986:
234), hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengupayakan pelestarian lingkungan
hidup dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan kesehatan lingkungan yang meliputi usaha kebersihan
selokan, terpeliharanya sumber air bersih.
2. Kebersihan di dalam rumah, kebersihan kamar mandi, dan terjaganya
kebersihan dapur.
3. Usaha hemat energi seperti mematikan peralatan elektronik yang sudah
tidak digunakan dan menghemat penggunaan air dengan menutup kran dan
tidak membiarkan air mengalir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4. Pemanfaatan kebun atau pekarangan untuk ditanami tumbuh-tumbuhan
sebagai upaya penghijauan.
5. Penanggulangan sampah dengan memanfaatkan sampah organik dan selalu
membuang sampah pada tempatnya.
6. Mengembangkan teknik biogas dengan memanfaatkan kotoran hewan
yang dapat dibuat sebagai sumber energi.
Penelitian ini berfokus pada upaya yang dilakukan pendidik dalam kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas untuk menanamkan sikap-sikap sebagai upaya
penyadaran terhadap kepedulian lingkungan hidup. Menurut Sedyawati (dalam
Samani, 2012), menjelaskan bahwa sikap dan perilaku yang berhubungan dengan
alam sekitar yaitu: bekerja keras, berpikir jauh kedepan, menghargai kesehatan,
dan pengabdian. Sikap-sikap tersebut dapat diimplementasikan dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah, oleh karena itu pendidik wajib menanamkan sikap-sikap
tersebut.
2.1.8 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum merupakan niat dan harapan yang dituangkan ke dalam bentuk
rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik di
sekolah (Sudjana, 2005). Di sisi lain dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
dikatakan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan sebuah
pengaturan berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar, dan cara yang digunakan
sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
sebuah tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan dua pendapat ahli diatas maka
dapat disimpulkan bahwa kurikulum berperan penting dalam sebuah
pembelajaran.
SD Kanisius Wirobrajan 1 menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan (Sanjaya, 2010: 128).
2.2 Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini dapat
dipaparkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2.2.1 Penelitian Tentang Pengembangan Modul IPA
Susilaningrum. (2017) Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Kelas III
Humanis Sekolah Dasar Berbasis Pendidikan Emansipatoris Untuk Menanamkan
Sikap Peduli Lingkungan.. Pengembangan modul yang dilakukan ini bertujuan
untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada peserta didik. Jenis penelitian
yang digunakan adalah Material Development. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi lingkungan sekolah, wawancara kepada guru dan
kepala sekolah, serta angket yang disebarkan kepada 25 anak. Dalam menilai
kelayakan modul yang divalidasi oleh tiga ahli digunakan skala Likert yang
dikonversikan dalam 4 skala dengan total skor yang diperoleh dari ahli IPA adalah
130 dengan rata-rata 3,4 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Dari penilai ahli
PPD dengan skor total 139 dengan rata-rata 3,7 termasuk dalam kategori sangat
baik. Kemudian, penilaian dari guru kelas menunjukan skor total 120 dengan rata-
rata 3,1 menunjukkan kategori baik.
2.2.2 Penelitian tentang Peduli Lingkungan
Suseno. (2017) Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout Untuk Peserta didik Kelas
III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah adalah
Research and Development (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan sikap peduli lingkungan pada peserta didik kelas III B SD N Jetis
1. Dalam penelitian ini, digunakan observasi dan wawancara untuk menganalisis
kebutuhan peserta didik. Peneliti juga menggunakan kuesioner untuk memvalidasi
materi yang dikembangankan, validasi dilberikan kepada ahli IPA, ahli bahasa
dan guru kelas. Selain itu, peneliti juga menggunakan dokumentasi yang
digunakan sebagai data empiris untuk memperkuat hasil penelitian yang
dilakukan. Pada saat implementasi materi yang dikembangan, peneliti
menggunakan ekperimen. Hasil validasi dari para ahli mendapatkan hasil rata-rata
3,54 sehingga layak untuk digunakan. Implementasi dilakukan dalam dua hari.
2.2.3 Penelitian tentang PPR
Sari (2014) melakukan penelitian tentang persepsi guru dan peserta didik SD
pada 38 SD di kota Yogyakarta terhadap program Conservation Scout (CS).
Kegiatan penelitian dilaksanakan di Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Sanata Dharma, dan diikuti oleh 32 guru dan 70 peserta didik SD. Tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat respon sekolah, persepsi guru, persepsi peserta
didik, dan keberhasilan sekolah dalam mendukung program Conservation Scout.
Program Conservation Scout dilakukan sebanyak 3 kali. Pertemuan pertama
pada 2 Oktober 2014 dengan kegiatan lingkungan berbasis lingkungan hidup dan
minitrip di PSL. Pertemuan kedua pada 16 Oktober 2014 dengan kegiatan
membuat awetan biplastik dan mengenal konservasi reptil. Pertemuan ketiga yaitu
pada tanggal 23 Oktober 2014, para peserta diajak untuk melakukan studi kasus
mengenai pencemaran dan membuat poster untuk dipresentasikan. Keberhasilan
kegiatan Conservation Scout dicapai pada saat peserta didik berani melakukan
peer tutoring dan kampanye di sekolah dalam rentang waktu 2 minggu.
Metode penelitian yang digunakan adalah action research, survey, dan
deskripsi kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah
divalidasi oleh ahli penelitian pendidikan dan menunjukan hasil sangat baik. Hasil
dari kuesioner yang disebarkan menunjukan bahwa sekolah memberikan respon
sangat positif (84%) terhadap program Conservation Scout, dari 38 sekolah yang
diundang sebanyak 32 sekolah yang mengikuti program tersebut. Guru
memberikan persepsi negatif (2,50), bukan berdasarkan esensi dari program yang
dilaksanakan melainkan pada teknis pelaksanaan. Peserta didik memberikan
respon positif (3,51) dan 36 dari 70 peserta didik berhasil melakukan peer
tutoring dan kampanye tentang konservasi.
Kegiatan Conservation Scout dirasa mampu menjadi sarana penanaman
karakter cinta lingkungan dan peduli konservasi pada peserta didik SD karena
terbukti pada 53,12% SD yang peserta didiknya menjadi duta konservasi
lingkungan.
Literature map dari penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini
peneliti sajikan pada halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Bagan 2.1 literature map
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ada hal-hal yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan terletak pada jenis
penelitian, jenjang kelas, dan tujuan penelitian. Penelitian yang pertama tentang
modul praktikum IPA, penelitian kedua tentang peningkatan sikap peduli
lingkungan dan yang ketiga penelitian tentang penerapan Paradigma Pedagogi
Reflektif (PPR).
2.3 Kerangka Berpikir
Pada saat ini kerusakan lingkungan semakin banyak terjadi dan semakin
mengkhawatirkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kerusakan lingkungan yang
terjadi adalah akibat dari ulah manusia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
kesadaran tentang perlunya menjaga lingkungan dan pengetahuan mengenai
pentingnya lingkungan sehat.
Pengembangan Modul
IPA
Pendidikan
Emansipatoris
Penerapan
Paradigma Pedagogi
Reflektif
Susilaningrum. (2017)
Pengembangan Modul
Pembelajaran IPA Kelas
III Humanis Sekolah
Dasar Berbasis
Pendidikan
Emansipatoris Untuk
Menanamkan Sikap
Peduli Lingkungan.
Suseno. (2017)
Pengembangan Materi
Pendidikan Kesadaran
dan Kepedulian
Lingkungan
Menggunakan Model
Conservation Scout
Untuk Peserta didik Kelas
III B SD N Jetis 1
Yogyakarta.
Sari. (2014)
Conservation Scout,
Persepsi Guru dan
Peserta didik.
Yang perlu diteliti:
Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Kelas III A SD
Kanisius Wirobrajan 1 Menggunakan Pendekatan Paradigma
Pedagogi Reflektif untuk Menanamkan Sikap Peduli Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kerusakan lingkungan
adalah dengan menanamkan sikap peduli lingkungan sejak usia dini. Sekolah
dasar sebagai lembaga pendidikan hendaknya menanamkan sikap peduli
lingkungan untuk mencegah peserta didik melakukan perusakan lingkungan.
Sekolah dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran.
Melalui analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti terhadap peserta didik
kelas III A SD Kanisius Wirobrajan 1 juga terlihat kurang baik dalam sikap peduli
lingkungan. Peneliti mengamati sebagian dari peserta didik membuang sampah di
laci meja, padahal sudah disediakan tempat sampah di dalam kelas. Sebagian
peserta didik juga tidak mengikuti kegiatan bersih-bersih lingkungan yang
dilakukan setiap hari Jumat setelah senam pagi. Hasil wawancara yang dilakukan
peneliti kepada kepala sekolah dan guru juga menunjukan bahwa kebersihan kelas
dan lingkungan sekolah masih menjadi permasalahan klasik yang terus dihadapi.
Hasil dari analisis kebutuhan yang dilakukan, peneliti menyusun sebuah
modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris dan menggunakan
pendekatan PPR untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada peserta didik
kelas III A SD Kanisius Wirobrajan 1. Pengembangan modul yang dibuat
berdasarkan pengembangan menurut Tomlinson dan sesuai dengan karakteristik
peserta didik kelas III. Peneliti juga melakukan implementasi guna melihat
kualitas dari modul dalam aspek sikap peduli lingkungan. Peneliti membuat
modul yang berisi kegiatan-kegiatan yang membangun serta mengajak peserta
didik untuk berpikir kritis dalam kegiatan pembelajaran.
2.4 Pertanyaan Penelitian
2.4.1 Bagaimana mengembangkan modul pembelajaran IPA SD untuk
menanamkan sikap peduli lingkungan pada peserta didik kelas III A SD
Kanisius Wirobrajan 1 melalui implementasi Pendidikan Emansipatoris
menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif?
2.4.2 Bagaimana kualitas modul pembelajaran IPA SD untuk menanamkan sikap
peduli lingkungan pada peserta didik kelas III A SD Kanisius Wirobrajan 1
melalui implementasi Pendidikan Emansipatoris menggunakan pendekatan
Paradigma Pedagogi Reflektif?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab tiga ini, akan diuraikan: (1) Jenis penelitian, (2) Setting penelitian,
(3) Prosedur pengembangan, (4) Teknik pengumpulan data, (5) Instrumen
penelitian, dan (6) Teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Material
Development. Menurut Tomlinson (2011: 2), Material Development merupakan
pengembangan materi pada sebuah bidang studi dengan menggunakan prinsip-
prinsip serta prosedur yang digunakan untuk mencapai bahan ajar. Oleh karena
itu, penelitian ini menggunakan Material Development karena penelitian yang
dilakukan berfokus pada pengembangan materi pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan perbandingan antara Material
Development dengan Research and Development. Menurut Tomlinson, Research
and Development adalah pengembangan produk dari masalah yang ditemukan,
sedangkan Material Development merupakan pengembangan produk dengan
berorientasi pada tujuan yang akan dicapai berdasarkan analisis kebutuhan.
Oleh karena itu model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah langkah pengembangan berdasarkan Tomlinson (dalam Harsono, 2015).
Langkah pengembangan materi meliputi: (1) Analisis kebutuhan, (2) Desain, (3)
Implementasi, (4) Evaluasi, dan (5) Revisi. Instrumen dan materi yang telah
disusun dalam penelitian ini sebaiknya dilakukan evaluasi oleh para ahli, validasi
yang dilakukan termasuk dalam bagian evaluasi materi.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas III A SD Kanisius
Wirobrajan 1 Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018. Peserta didik yang diteliti
berjumlah 30 anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3.2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan materi dalam modul IPA untuk
menanamkan sikap peduli lingkungan bagi peserta didik kelas III A di SD
Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta.
3.2.3 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan 1 yang beralamat di
Jalan HOS. Cokroaminoto No. 8, Desa Gampingan, Kelurahan Pekuncen,
Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta. SD ini berdiri pada tahun 1922. Saat
ini, SD Kanisius Wirobrajan 1 memiliki peserta didik yang berjumlah 405 anak.
3.2.4 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dari bulan Juli 2017 – Desember 2017
3.3. Prosedur Pengembangan
Berdasarkan langkah pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono,
2007), terdapat lima langkah yang harus dilakukan dalam penelitian dan
pengembangan ini. Langkah-langkah modifikasi yang dilakukan oleh peneliti
akan dijelaskan sebagai berikut:
3.3.1 Analisis Kebutuhan
Pertama, peneliti akan melakukan pengumpulan data latar belakang peserta
didik dan menganalisis kebutuhan peserta didik dalam proses pengembangan
modul pembelajaran. Analisis kebutuhan peserta didik perlu dilakukan agar
peneliti mengetahui pembelajaran dan materi yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Peneliti menentukan tujuan pembelajaran sebagai langkah awal pengembangan
bahan ajar. Tujuan yang dicapai yaitu menanamkan sikap peduli lingkungan pada
peserta didik kelas III A SD Kanisius Wirobrajan 1. Peneliti menganalisis
kebutuhan peserta didik dengan melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan
guru kelas. Lalu, peneliti juga melakukan observasi di kelas dan di luar kelas demi
mengetahui sikap peserta didik terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, peneliti
juga melakukan pembagian angket kepada peserta didik, meliputi: aspek sosial,
ekonomi, dan akademik. Angket yang dibagikan digunakan untuk melihat latar
belakang peserta didik secara individu sehingga hasil analisisnya diharapkan akan
lebih akurat. Observasi dilakukan untuk melihat sejauh mana peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya dan
tidak merusak tanaman di lingkungan sekolah. Setelah mengetahui analisis
kebutuhan peserta didik, maka peneliti dapat mengidentifikasi apa saja kebutuhan
peserta didik di dalam pembelajaran.
3.3.2 Desain
Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan desain produk yang
dilakukan peneliti adalah mempelajari pengembangan materi menurut Tomlinson.
Peneliti menggunakan 9 prinsip pengembangan, yang menurut peneliti relevan
dengan produk yang akan dikembangkan oleh peneliti, yaitu sebuah silabus yang
kemudian dikembangkan menjadi RPP beserta modul guru dan peserta didik yang
digunakan sebagai pendukung di dalam pembelajaran. Setelah mengkaji,
kemudian peneliti menentukan garis besar materi pembelajaran berdasarkan
student need analysis dan data yang diperoleh dari analisis kebutuhan yang telah
dilakukan. Garis besar tersebut meliputi, Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah
ditentukan kemudian diturunkan menjadi Indikator yang mencakup nilai dasar
dalam Paradigma Pedagogi Reflektif yaitu Competence, Conscience, dan
Compassion. Garis besar yang telah tersusun kemudian dikembangkan menjadi
silabus. Silabus yang telah tebentuk kemudian dikembangkan kembali menjadi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Peneliti kemudian mengumpulkan silabus, RPP, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS). Buku guru dan buku siswa yang isinya berupa materi dan LKS digunakan
sebagai bahan ajar pendukung dan sarana terlaksananya “Aksi Pemilahan
Sampah”. Pembelajaran yang disusun juga mengupayakan partisipasi aktif dari
setiap peserta didik berupa panduan “Aksi Pemilahan Sampah” untuk siswa kelas
III A SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta.
Modul yang telah disusun kemudian dievaluasi oleh ahli untuk mengetahui
kualitas isi modul serta untuk memperoleh kritik dan saran dari para ahli sebagai
landasan perbaikan materi agar semakin layak untuk digunakan. Dalam proses
evaluasi, para ahli melakukan validasi modul untuk mengetahui kelayakan isi
modul tersebut. Proses evaluasi dan validasi dilakukan oleh satu dosen ahli IPA,
satu dosen ahli bahasa, dan guru kelas III A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Hasil validasi yang diperoleh dari ahli IPA, ahli bahasa dan guru kelas III A,
termasuk kritik dan saran kemudian digunakan oleh peneliti sebagai bahan
pertimbangan perbaikan materi.
3.3.3 Implementasi
Desain materi yang telah divalidasi oleh para ahli serta guru kelas dan telah
direvisi, kemudian digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas III A SD
Kanisisus Wirobrajan 1 Yogyakarta yang melibatkan 30 peserta didik. Setelah
peneliti melakukan revisi sesuai dengan kritik dan saran dari para ahli, modul
kemudian diujicobakan untuk mengetahui kualitas modul sesuai dengan tujuan
menanamkan sikap peduli lingkungan. Implementasi dilaksanakan di kelas III A
SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta. Pada tahap ini, peneliti juga telah
menyiapkan rubrik observasi dan angket kualitas modul bagi peserta didik yang
digunakan untuk melihat ketercapaian sembilan dari 16 karakteristik
pengembangan modul menurut Tomlinson. Sembilan prinsip yang dinyatakan
oleh Tomlinson anatara lain (1) memiliki pengaruh bagi pembelajar, (2)
mengembangkan rasa percaya diri, (3) materi yang digunakan harus berkaitan satu
sama lain, (4) memfasilitasi peserta didik untuk membentuk kepribadian, (5)
peserta didik menemukan poin-poin pengetahuan, (6) membuat pembelajar
merasa nyaman dan senang, (7) mempertimbangkan sikap afektif pembelajar yang
berbeda-beda, (8) memaksimalkan kemampuan intelektual, kreativitas, serta
emosional, dan (9) terwujudnya feedback.
3.3.4 Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah modul selesai diimplementasikan. Evaluasi yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan modul. Selain
observasi pada saat implementasi modul, peneliti juga melakukan wawancara dan
pembagian angket pada peserta didik tentang modul yang digunakan.
3.3.5 Revisi
Revisi akhir dilakukan setelah peneliti melakukan analisis dari kekurangan
dan kelebihan modul sesuai dengan hasil evaluasi. Kegiatan revisi akhir dilakukan
untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas isi modul sehingga layak serta
dapat berguna sebagai tahap akhir dari penelitian yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Langkah 1
Analisis Kebutuhan
Langkah 2
Desain
Langkah 3
Implementasi
Langkah 4
Evaluasi
Langkah 5
Revisi
Evaluasi
Implementasi
Implementasi Hari Pertama dan Kedua Analisis Kelebihan
dan Kekurangan
Materi
Desain
1. Angket
2. Wawancara
3. Observasi
Analisis Kebutuhan
Peserta Didik
Validasi Instrumen
Pengumpulan Data
Validasi:
1. Ahli
2. Guru
3. Siswa
4.
Modul
Pembelajaran
IPA
Revisi
Kajian Prinsip Pengembangan
Materi Tomlinson
Modul Pembelajaran Untuk Menanamkan Sikap Peduli Lingkungan
Implementasi Hari Pertama
Garis Besar
Pembelajaran :
1. Standar
Kompetensi
2. Kompetensi Dasar
3. Indikator
4. Langkah
Pembelajaran
Evaluasi Ahli
Implementasi Hari Kedua
1. Angket
2. Observasi
3. Wawancara
Bagan 3.1 Model Pengembangan Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Widoyoko (2012:33), teknik pengumpulan data merupakan hal yang
penting dalam penelitian, hal ini menjadi strategi atau cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti. Pada penelitian
ini teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket, observasi, dan
wawancara. Angket dibagikan kepada seluruh peserta didik kelas III A. Peneliti
juga melakukan observasi serta wawancara, data yang diperoleh kemudian diolah
kemudian hasilnya dijadikan dasar dalam penyusunan modul.
3.4.1 Angket
Teknik pengumpulan data melalui angket yang dilakukan oleh peneliti
meliputi tiga aspek, antara lain: latar belakang ekonomi, sosial, dan akademik
peserta didik. Angket dibagikan kepada 30 peserta didik kelas III A di SD
Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta. Hasil angket yang diperoleh kemudian
dihitung dalam bentuk perhitungan jawaban positif mendapat nilai 1 dan negatif
mendapatkan nilai 0.
Selain itu peneliti juga menggunakan angket untuk menilai kelayakan modul
oleh para ahli. Validasi yang dilakukan oleh para ahli merupakan penilaian untuk
melihat kualitas modul sebelum diimplementasikan. Penilaian modul dilakukan
juga oleh peserta didik.
3.4.2 Observasi
Peneliti melakukan observasi untuk mengetahui karakter peserta didik.
Peneliti melakukan observasi pada saat jam istirahat dan saat kegiatan
pembelajaran. Menurut Widoyoko (2012:46), observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak
dalam suatu gejala pada objek penelitian. Observasi dibedakan menjadi dua yaitu
observasi partisipan dan observasi non partisipan. Observasi partisipan adalah jika
orang yang melakukan observasi (observer) terlibat secara langsung dalam
kegiatan orang-orang yang sedang diobservasi (observees). Sedangkan observasi
non partisipan jika orang yang melakukan observasi (observer) tidak terlibat
secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang sedang
diobservasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Peneliti melakukan observasi partisipan pada saat proses pembelajaran dan
pada saat implementasi modul, karena peneliti ikut terlibat secara langsung dalam
segala aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Selain itu, peneliti juga
melakukan observasi non partisipan. Peneliti mengamati peserta didik pada saat
jam istirahat. Observasi dilakukan kepada peserta didik kelas III A. Hasil dari
observasi yang telah dilaksanakan berupa penjabaran perilaku peserta didik
terhadap lingkungan sekitar.
3.4.3 Wawancara
Wawancara merupakan merupakan proses tanya jawab atau dialog secara lisan
antara orang yang melakukan wawancara (interviewer) dengan responden atau
orang yang sedang diwawancarai dengan tujuan memperoleh informasi yang
dibutuhkan (Widoyoko, 2012:40-44). Wawancara dapat dilakukan dengan
terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara bebas dimana jawaban dari
responden tidak dibatasi. Peneliti menggunakan pertanyaan secara garis besar,
namun dapat dikembangkan pada saat wawancara berlangsung. Wawancara
dilakukan peneliti untuk memperoleh analisis kebutuhan peserta didik yang terdiri
dari tiga aspek yaitu latar belakang sosial, ekonomi, dan akademik peserta didik.
Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan guru kelas III A SD Kanisius
Wirobrajan 1 Yogyakarta.
3.5 Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian merupakan kegiatan untuk melakukan penilaian pada suatu objek.
Pada penilaian terhadap suatu objek dibutuhkan sebuah alat bantu untuk
mengukur. Alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian disebut instrumen
penelitian. Oleh karena itu, instrumen penelitian data merupakan alat bantu yang
dipilih dan digunakan peneliti untuk mengumpulkan data hasil penelitian (Trianto,
2010). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu modul pembelajaran
IPA SD. Gambaran umum tentang instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Umum Instrumen Penelitian
No Data Subjek Instrumen
1. Analisis Kebutuhan 30 peserta didik kelas III A SD
Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
Angket
Kepala sekolah SD Kanisius
Wirobrajan 1 Yogyakarta
Pedoman pertanyaan
wawancara
1 guru kelas III A SD Kanisius
Wirobrajan 1 Yogyakarta
Pedoman pertanyaan
wawancara
30 peserta didik kelas III A SD
Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
Observasi
2. Penilaian Modul
Pembelajaran IPA SD
1 dosen ahli IPA Angket penilaian
modul
1 guru kelas III A Angket penilaian
modul
30 peserta didik kelas III A SD
Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
Wawancara
30 peserta didik kelas III A SD
Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
Angket penilaian
modul
30 peserta didik kelas III A SD
Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
Observasi
3. Evaluasi Seluruh dokumen
3.5.1 Angket
Angket merupakan metode pengumpulan data yang isinya tentang seperangkat
pertanyaan secara tertulis ditujukan kepada responden. Responden memberikan
respon sesuai dengan yang telah dilakukan pada angket yang disebarkan
(Widoyoko, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti membagikan angket kepada 30
peserta didik kelas III A SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta untuk mengetahui
latar belakang sosial, ekonomi dan pendidikan peserta didik. Angket juga
dibagikan kepada ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III A untuk mengetahui
kelayakan modul sebelum melakukan implementasi.
3.5.1.1 Instrumen Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik
No Topik No Pertanyaan
1. Latar belakang sosial 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19
2. Latar belakang ekonomi 20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30
3. Latar belakang akademik 31,32,33,34,35,36
Setelah membuat kisi-kisi pertanyaan angket awal untuk mengetahui analisis
kebutuhan peserta didik maka peneliti menyusun instrumen berupa pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
angket yang akan disebar untuk mengetahui kebutuhan peserta didik dalam proses
pengembangan modul IPA SD berbasis Pendidikan Emansipatoris. Instrumen
angket yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 3.3 Instrumen Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik
No Pernyataan Ya Tidak
Aspek Sosial
1 Saya pernah mengikuti kerja bakti di sekolah
2 Saya pernah mengikuti kerja bakti dirumah
3 Peranan saya di dalam masyarakat adalah menjaga
lingkungan sekitar.
4 Saya membantu menyapu halaman rumah
5 Saya menyiram dan merawat tanaman
6 Saya membuang sampah pada tempatnya
7 Saya membuang sampah di sembarang tempat
8 Saya mengumpulkan sampah plastik yang sudah
tidak digunakan untuk dibakar
9 Saya menyisakan makanan ketika selesai makan
10 Saya dapat mengerjakan tugas kelompok dengan baik
bersama teman sekelompok
11 Saya melaksanakan piket kelas bersama dengan
teman sekelompok
12 Saya dapat membagi tugas dengan teman – teman
ketika membersihkan lingkungan sekolah
13 Saya melihat pekerjaan teman saat ulangan
berlangsung
14
Saya pernah menanam tanaman di lingkungan sekitar
15 Saya pernah mengikuti kegiatan menanam pohon
bersama
16 Saya acuh pada sampah yang berserakan
17 Saya merasa prihatin melihat bencana banjir, tanah
longsor
18 Saya selalu membantu pekerjaan ibu di rumah
19 Saya suka bermain game sampai lupa waktu
Aspek Ekonomi
20 Saya selalu membawa bekal dari rumah
21 Saya membawa uang saku kurang dari Rp 5.000
22 Saya membawa uang saku lebih dari Rp 5.000
23 Saya memiliki mobil satu atau lebih dari satu
24 Saya memiliki motor satu atau lebih dari satu
25 Saya memiliki televisi satu atau lebih dari satu
26 Saya senang belanja di mall
27 Setiap naik kelas saya selalu membeli tas/sepatu
baru.
28 Saya lebih senang berangkat ke sekolah
menggunakan kendaraan umum (angkot, bis, becak,
dll)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
No Pernyataan Ya Tidak
29 Saya lebih senang berangkat ke sekolah
menggunakan kendaraan pribadi
(mobil,motor,sepeda)
30 Kedua orang tua saya bekerja
Aspek Akademik
31 Selain di sekolah saya mengikuti bimbingan
belajar/les
32 Saya lebih mudah mengerti materi pelajaran dengan
menggunakan media
33 Saya lebih mudah mengerti materi dengan membaca
buku
34 Saya senang dengan hasil belajar yang diperoleh
35 Saya menyukai pelajaran IPA yang berkaitan dengan
alam
36 Saya lebih suka belajar sendiri daripada belajar
bersama teman
3.5.1.2 Angket Penilaian Modul
Berikut adalah kisi-kisi dari instrumen angket penilaian RPP, Silabus, LKS
dan Evaluasi yang akan dilakukan oleh ahli IPA, ahli Bahasa dan guru kelas III A.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Penilaian RPP, Silabus, LKS dan
Evaluasi oleh Ahli
No Aspek Indikator No Pernyataan
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Identitas mata
pelajaran
- Satuan pendidikan, kelas, semester,
alokasi waktu.
1
Kualitas
Rumusan
Indikator
- Perumusan Standar Kompetensi
- Perumusan Kompetensi Dasar
- Rumusan Aspek Competence
- Rumusan Aspek Conscience
- Rumusan Aspek Compassion
2,3,4,5,6
Perumusan
tujuan
pembelajaran
- Kesesuaian dengan indikator dengan 3C
(Competence,Conscience, dan
Compassion)
- Kesesuaian dengan perumusan tujuan
dengan aspek Audience, Behaviour,
Condition, dan Degree
- Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik.
7,8,9
Pemilihan
materi ajar
- Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.
- Kesesuaian dengan karakteristik dan
latar belakang peserta didik.
- Keruntutan uraian materi ajar.
10,11,12
2. Silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
No Aspek Indikator No Pernyataan
Kesesuaian
silabus dan
RPP
- Kesesuaian materi pokok dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar
- Kegiatan pembelajaran sesuai dengan
latar belakang peserta didik.
- Indikator sesuai dengan tujuan pada RPP
- Menjelaskan penilaian mulai dari jenis
tagihan, teknik penilaian dan instrument.
- Kesesuaian alokasi waktu yang
digunakan pada RPP.
- Kesesuaian sumber belajar dalam RPP.
1,2,3,4,5,6
3. Lembar Kerja Siswa
Pemilihan
media dan
sumber belajar
- Kesesuaian LKS pada modul dengan
tujuan pembelajaran
- Kesesuaian LKS pada modul dengan
materi pembelajaran
- Kesesuaian LKS pada modul dengan
pendekatan saintifik
- Kesesuaian LKS pada modul karakter
peserta didik
- Melibatkan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran
- Penggunaan bahasa yang mudah
dipahami.
- Langkah kerja dirumuskan secara rinci
dan jelas.
- Materi pembelajaran sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
1,2,3,4,5,6,7,8
4. Evaluasi
Skenario
pembelajaran
- Menampilkan kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup dengan jelas.
- Kesesuaian kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan PPR (Konteks,
Pengalaman, Refleksi, dan Aksi).
- Kesesuaian alokasi waktu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup dengan cakupan materi.
1,2,3,4,5
Rancangan
penilaian
autentik
- Kesesuaian bentuk, teknik, dan
instrumen dengan indikator pencapaian
kompetensi
6
Setelah membuat kisi-kisi, peneliti membuat instrumen yang digunakan untuk
menilai kelayakan modul sebelum implementasi dan kualitas modul yang
dikembangkan oleh peneliti. Berikut adalah instrumen yang digunakan untuk
penilaian RPP, silabus, LKS dalam modul dan evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 3.5 Instrumen Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
No Komponen yang dinilai Skor Komentar
1 2 3 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Satuan pendidikan kelas semester, alokasi waktu
2. Kesesuaian dengan Kompetensi Inti
3. Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar
4. Kesesuaian rumusan dengan aspek Kognitif
5. Kesesuaian rumusan dengan aspek Afektif
6. Kesesuaian rumusan dengan aspek Psikomotorik
7. Kesesuaian dengan indikator (Kognitif, afektif,
psikomotorik)
8. Kesesuaian dengan perumusan tujuan dengan aspek
Audience, Behaviour, Condition, dan Degree
9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
10. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
11. Keruntutan uraian materi ajar
Total Skor
Tabel 3.6 Instrumen Penilaian Silabus
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
Silabus
1. Kesesuaian materi pokok dengan SK & KD
2. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan latar
belakang peserta didik
3. Indikator sesuai dengan tujuan ada RPP
4. Penilaian menjelaskan penilaian mulai dari jenis
tagihan, teknik penilaian, dan instrumen yang
digunakan.
5. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan dalam
RPP
6. Kejelasan sumber belajar dalam RPP
Total Skor
Tabel 3.7 Instrumen Penilaian LKS
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
LKS Dalam Modul
1. Kesesuaian LKS dalam modul dengan
tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian LKS dalam modul dengan
materi pembelajaran
3. Kesesuaian LKS dalam modul dengan
pendekatan saintifik
4. Kesesuaian LKS dalam modul dengan
karakter peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
5. Melibatkan peserta didik dalam penggunaan
media
6. Penggunaan bahasa di dalam modul mudah
dipahami oleh peserta didik.
7. Langkah kerja dirumuskan secara rinci, dan
jelas
8. Materi pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik
Total Skor
Tabel 3.8 Instrumen Penilaian Evaluasi
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
Evaluasi
1. Menampilkan kegiatan pendahuluan,inti, dan
penutup dengan jelas
2. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dapat
menciptakan dialog antar siswa untuk
menemukan realitas dengan menggunakan panca
indera.
3. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dapat
melaksanakan aksi untuk menemukan realitas
dengan menggunakan panca indera.
4. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dapat
melaksanakan aksi untuk menemukan
pengetahuan sendiri dalam proses pembelajaran.
5. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan
memberdayakan antara guru dan siswa serta
mampu berefleksi di akhir pembelajaran.
6. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen
dengan indikator pencapaian kompetensi
Total Skor
Peneliti juga menyiapkan angket yang kemudian dibagikan kepada peserta
didik untuk mengetahui kualitas modul yang digunakan.
Tabel 3.9 Kisi-kisi Instrumen Angket Kualitas Modul kepada Peserta Didik
No Aspek No Pertanyaan
1. Dampak 10,11,16
2. Perasaan 8,9,15
3. Isi 1,2,3,4,5,6,
4. Aksi 17,18,12,13,14
5. Manfaat 7,19,20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3.10 Instrumen Angket Penilaian Peserta Didik terhadap Kualitas
Modul
No Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Bahasa yang digunakan dalam
modul “Lingkungan Sehat”
mudah saya mengerti.
2. Ada beberapa kata-kata dalam
modul pembelajaran
“Lingkungan Sehat” yang tidak
saya mengerti.
3. Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran pada modul
“Lingkungan Sehat” sudah cukup
jelas.
4. Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran terasa sulit untuk
dilakukan.
5.
Ukuran dan jenis huruf pada
modul pembelajaran
“Lingkungan Sehat” dapat saya
baca dengan jelas.
6. Modul pembelajaran menjadi
menarik karena gambar dan
warna didalamnya.
7. Saya bisa mengerjakan soal
evaluasi dengan baik.
8. Saya aktif bertanya selama
pembelajaran.
9. Saya bekerjasama dengan
kelompok untuk menyelesaikan
tugas kelompok.
10. Modul pembelajaran
“Lingkungan Sehat” menambah
rasa ingin tahu saya.
11. Saya senang belajar
menggunakan modul
“Lingkungan Sehat”.
12. Saya bisa bekerjasama dengan
baik bersama teman kelompok.
13. Di dalam kelompok belajar saya,
semua saling memberikan
pendapat.
14. Saya menyampaikan pendapat
saya kepada guru dan teman
ketika berdiskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3.5.2 Wawancara
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur.
Tujuan dari kegiatan wawancara yang dilakukan adalah untuk mengetahui analisis
kebutuhan peserta didik pada awal penelitian.
Tabel 3.11 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kualitas Modul kepada Peserta
Didik
No Aspek No. Pernyataan
1. Pemahaman 1,6
2. Manfaat 4,8
3. Aksi 3,7,9
4. Perasaan 2,5,6
Setelah peneliti membuat kisi-kisi wawancara kualitas modul dengan
peserta didik, peneliti selanjutnya membuat daftar pertanyaan.
Tabel 3.12 Instrumen Pertanyaan Wawancara Kualitas Modul kepada
Peserta Didik
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apa modul yang digunakan membantu
kamu memahami materi pentingnya
15. Saya bersemangat ketika
melakukan kegiatan percobaan.
16. Modul “Lingkungan Sehat”
membuat saya mengerti
pentingnya menjaga lingkungan.
17. Modul pembelajaran
“Lingkungan Sehat” membantu
saya dalam menumbuhkan
kepedulian saya terhadap
lingkungan sekitar.
18. Modul pembelajaran
“Lingkungan Sehat” membantu
saya dalam menumbuhkan
tanggung jawab saya terhadap
lingkungan sekitar.
19. Melalui kegiatan pembelajaran
menggunakan Modul
“Lingkungan Sehat” saya
mengerti Lingkungan itu apa.
20. Melalui kegiatan pembelajaran
menggunakan Modul
“Lingkungan Sehat” saya
mengerti pentingnya kegiatan
pemilahan sampah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
No Daftar Pertanyaan Jawaban
kegiatan memilah sampah?
2. Apakah pembelajaran menggunakan modul
membuat kamu senang?
3. Apakah kamu mau bertanya saat belum
memahami materi?
4. Apakah modul yang digunakan membantu
menyelesaikan masalah tentang sampah
yang menumpuk?
5. Bagaimana gambar pada modul yang
digunakan? Bagaimana perasaanmu?
6. Apakah kamu dapat mengikuti langkah-
langkah pembelajaran pada modul?
7. Apakah modul membantu kamu semakin
ingin tahu dan aktif dalam pembelajaran?
8. Apakah kamu merasa modul yang
digunakan dapat membuat kamu menjadi
belajar dengan lebih mandiri?
9. Apakah tampilan modul membuat kamu
semakin tertarik untuk belajar?
Berikut adalah kisi-kisi serta instrumen wawancara yang ditujukan kepada
kepala sekolah SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta:
Tabel 3.13 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara kepada Kepala Sekolah
No Aspek Nomor pertanyaan
1. Visi dan misi SD Kanisius Wirobrajan 1
Yogyakarta
1
2. Kualitas kelulusan SD Kanisius Wirobrajan 1
Yogyakarta
2
3. Rata-rata ekonomi orang tua/wali 3
4. Pekerjaan 4
5. Kurikulum yang digunakan 5
6. Model/ pendekatan 6
7. Kegiatan yang dilakukan dalam berkaitan dengan
pelestarian lingkungan di sekolah
7
8. Pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup 8
Setelah peneliti membuat kisi-kisi wawancara latar belakang peserta didik
pada kepala sekolah, peneliti selanjutnya membuat daftar pertanyaan.
Tabel 3.14 Instrumen Pertanyaan Wawancara kepada Kepala Sekolah
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apa visi dan misi SD Kanisius Wirobrajan 1
Yogyakarta?
2. Bagaimana kualitas kelulusan SD Kanisius
Wirobrajan 1 Yogyakarta setiap tahunnya?
3. Bagaimana rata-rata ekonomi orang tua/wali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
No Daftar Pertanyaan Jawaban
SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta?
4. Apa pekerjaan sebagian besar orang tua/wali
SD
5. Apa kurikulum yang digunakan di SD
Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta?
6. Apa model/pendekatan yang digunakan di SD
Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta?
7. Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh peserta
didik berkaitan dengan pelestarian lingkungan
di sekolah?
8. Bagaimana pengelolaan dan pemanfaatan
lingkungan hidup yang ada di sekitar sekolah?
Berikut adalah kisi-kisi serta instrumen wawancara yang ditujukan kepada
guru kelas III A SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta:
Tabel 3.15 Kisi-kisi Instrumen Wawancara kepada Guru Kelas
No Aspek Nomor pertanyaan
1. Metode 1
2. Peran peserta didik 2
3. Kebersihan lingkungan dan pembelajaran IPA 3,4
4. Pekerjaan orang tua/wali 5
Setelah peneliti membuat kisi-kisi wawancara latar belakang peserta didik
pada kepala sekolah, peneliti selanjutnya membuat daftar pertanyaan.
Tabel 3.16 Instrumen Pertanyaan Wawancara kepada Guru Kelas III A
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apa metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran?
2. Bagaimana peran peserta didik dalam menjaga
dan melestarikan lingkungan?
3. Bagaimana tingkat kepedulian peserta didik
dalam menjaga kebersihan lingkungan
sekolah?
4. Apakah peserta didik antusias ketika
pembelajaran IPA sedang berlangsung?
5. Apa pekerjaan sebagian besar orang tua/wali
peserta didik?
3.5.3 Observasi
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi partisipan ketika
pembelajaran di dalam kelas dan terlibat secara langsung dalam kegiatan yang
dilakukan oleh peserta didik. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui
kondisi peserta didik ketika pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, peneliti juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
melakukan observasi non partisipan pada saat jam istirahat. Observasi ini
dilakukan dengan tujuan mengetahui aktivitas peserta didik di lingkungan sekitar.
Dalam observasi non partisipan, peneliti tidak terlibat secara langsung dalam
aktivitas yang dilakukan peserta didik tetapi hanya sebagai pengamat. Peneliti
melakukan juga melakukan observasi pada saat implementasi modul untuk
melihat ketercapaian isi modul yang digunakan.
Tabel 3.17 Instrumen Observasi Peserta Didik
No Aspek yang Diamati Tampak Tidak
Tampak
1. Peserta didik memahami materi yang diajarkan
dengan bantuan modul.
2. Peserta didik merasa senang dalam pembelajaran.
3. Peserta didik menjadi aktif dan tidak malu bertanya.
4. Modul menunjukan manfaat dalam memecahkan
masalah di lingkungan sekitar.
5. Tampilan modul mampu membuat peserta didik
tertarik untuk mempelajari.
6. Peserta didik menunjukan sikap mandiri dalam
pembelajaran.
7. Peserta didik mampu mengikuti langkah-langkah
yang ada pada modul.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data sebagai
berikut.
3.6.1 Analisis Data Kualitatif
Peneliti memperoleh data kualitatif dari hasil wawancara kepada kepala
sekolah, guru kelas III A dan peserta didik serta hasil observasi peserta didik.
Kritik dan saran yang dikemukakan oleh ahli kemudian dikumpulkan untuk
memperbaiki pengembangan materi dalam modul dan juga dapat menjadi data
kualitatif. Komentar dan saran yang diberikan oleh ahli terhadap angket yang
dibagikan ketika menilai kelayakan produk berupa pengembangan materi dalam
modul pembelajaran. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi terhadap
implementasi modul. Dari pengamatan yang dilakukan, peneliti dapat mengetahui
tindakan responden pada saat kegiatan berlangsung. Hasil pengamatan tersebut
menjadi data penilaian peserta didik terhadap kelayakan modul pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Peneliti menggunakan teknik koding untuk menganalisis data kualitatif yang
telah dikumpulkan. Saldana (2009) mengatakan bahwa teknik koding adalah
langkah yang dilakukan seorang peneliti untuk mendapatkan gambaran atau fakta
sebagai satu kesatuan analisis data kualitatif dan teknik mengumpulkan serta
menarik kesimpulan analisis psikologis terhadap data yang telah diperoleh. Dalam
penelitian kualitatif, teknik koding memiliki peranan penting pada proses analisis
data dan menentukan kualitas abstraksi data hasil penelitian.
Dalam penelitian ini data yang akan dianalisis menggunakan teknik koding
yaitu Tabel 3.3 dan Tabel 3.10 yang sebelumnya telah diolah menjadi data
kuantitatif berupa persentase dan kembali diolah menjadi data kualitatif. Setelah
itu, Tabel 3.5, Tabel 3.6, Tabel 3.7, dan Tabel 3.8 yang telah diolah oleh peneliti
menggunakan skala Likert dengan acuan tabel konversi nilai dalam skala empat
yang nantinya akan diolah kembali menjadi data kualitatif. Setelah itu, peneliti
akan melakukan teknik koding pada hasil observasi peserta didik di kelas dan
wawancara yang dilakukan pada kepala sekolah, guru kelas III A, dan peserta
didik. Berikut adalah cara pengolahan data kualitatif menggunakan koding
berdasarkan masing-masing jenis data:
3.6.1.1 Wawancara Kepala Sekolah dan Guru Kelas
Langkah awal yang akan dilakukan peneliti untuk melakukan analisis data
hasil wawancara adalah menyiapkan transkrip wawancara secara utuh dan hasil
rekaman suara menjadi kalimat yang dijelaskan sesuai dengan hasil rekaman
audio pada saat mewawancarai narasumber, teknik ini dikenal dengan istilah
Verbatim. Pada saat kegiatan wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas,
peneliti mengelompokkan pertanyaan yang diutarakan berdasarkan gairs besar
instrument pertanyaan wawancara dan menyesuaikan jawaban narasumber dengan
pertanyaan yang diberikan peneliti. Transkrip wawancara diperlukan dengan
tujuan untuk memudahkan peneliti dalam memahami makna yang diberikan oleh
narasumber. Kemudian, peneliti dapat lebih mudah mengubahnya menjadi kalimat
yang lebih baku dan tersusun dengan lebih rapi, karena pada umumnya bahasa
verbal tidak menggunakan bahasa baku dan sulit dipahami. Dengan demikian
peneliti akan lebih mudah memahami informasi yang didapat dari narasumber.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3.6.1.2 Wawancara Peserta Didik
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan wawancara kepada tiga
peserta didik yang dianggap sudah mewakili kriteria perilaku peserta didik ketika
berada di dalam kelas. Wawancara tersebut berisi tentang penilaian terhadap
kualitas modul yang digunakan dalam pembelajaran. Sama seperti wawancara
yang dilakukan kepada guru kelas dan kepala sekolah, peneliti akan membuat
transkrip hasil wawancara yang telah dilaksanakan dengan tiga peserta didik.
Peneliti memberikan kode identitas untuk setiap peserta didik. Nama masing-
masing peserta didik diubah menjadi inisial. Peneliti menyesuaikan antara
pertanyaan dan jawaban dari responden kemudian disusun agar lebih rapi dan
diubah menjadi kalimat yang lebih baku agar mudah dipahami. Langkah
selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menyimpulkan jawaban dari ketiga
responden. Tujuan peneliti menyimpulkan jawaban yang diperoleh dari ketiga
peserta didik tersebut adalah agar lebih mudah mengetahui kekurangan dan
kelebihan dari modul pembelajaran tersebut.
3.6.1.3 Observasi Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
Observasi sebelum penelitian dilakukan pada saat pengumpulan data analisis
kebutuhan siswa. Cara yang digunakan untuk menganalisis data observasi ini
adalah peneliti membuat catatatan-catatan pokok yang berkaitan dengan kegiatan
dan perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dan jam istirahat. Catatan yang
dibuat peneliti tersebut membantu menyimpulkan opini yang kemudian disusun
sedemikian rupa menjadi kalimat baku yang mudah dipahami. Setelah
memperoleh kejelasan dari hasil observasi berupa kalimat-kalimat yang
memperjelas opini peneliti, kemudian dapat disimpulkan oleh peneliti dan
mendapat hasil dari analisis kebutuhan siswa.
3.6.1.4 Observasi Implementasi Modul
Observasi implementasi modul dilakukan pada saat peserta didik
menggunakan modul pembelajaran yang dibuat oleh peneliti dalam pembelajaran.
Kegiatan observasi yang dilaksanakan pada hari pertama dan kedua ini bertujuan
untuk mengetahui apakah modul yang dibuat peneliti mampu memberikan
pengaruh terhadap pembelajaran yang dilakukan peserta didik serta mengetahui
kekurangan dan kelebihan modul. Dalam observasi implementasi modul ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
peneliti memiliki acuan berupa instrumen observasi yang terdapat pada Tabel 3.17
yang berdasarkan prinsip-prinsip Tomlinson untuk melihat keberhasilan serta
dampak dari modul yang digunakan. Hasil observasi yang dilakukan kemudian
dibuat menjadi kalimat-kalimat dengan bahasa baku yang mudah dipahami
sehingga peneliti dapat mengetahui sejauh mana pengaruh modul yang
dipergunakan. Hasil observasi yang telah diperoleh membantu peneliti
memperbaiki modul menjadi semakin layak untuk digunakan sebagai sumber
belajar bagi peserta didik.
3.6.1.5 Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik, Penilaian RPP, Silabus,
LKS, Evaluasi dan Persepsi Peserta Didik Terhadap Kualitas Modul
Langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data
kuantitatif terlebih dahulu. Angket analisis kebutuhan peserta didik dan persepsi
peserta didik terhadap kualitas modul dibuat menjadi data menggunakan
persentase. Penilaian RPP, silabus, LKS, dan evaluasi yang telah divalidasi oleh
para ahli kemudian diolah menggunakan perhitungan menurut skala Likert
menggunakan acuan tabel konversi nilai dalam skala empat. Setelah peneliti
mendapatkan data kuantitatif dari angket yang dibagikan, kemudian peneliti akan
mengolah menjadi data kualitatif dengan mengubah data deskriptif pada setiap
butir instrumen angket dengan menggunakan kalimat yang mempermudah peneliti
menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
3.6.2 Analisis Data Kuantitatif
Dalam penelitian ini, data kuantiatif diperoleh dari angket yang dibagikan
kepada peserta didik baik pada saat analisis kebutuhan, maupun pada saat
penilaian kelayakan modul pada saat implementasi. Penilaian kelayakan modul
yang dilakukan oleh para dosen ahli, satu guru kelas, dan peserta didik. Data
dianalisis sebagai dasar dari angket yang kemudian diubah menjadi persentase.
Dalam hal ini, peneliti akan memberikan perhitungan atas penilaian peserta didik
pada modul dan analisis kebutuhan peserta didik sehingga data yang awalnya
berupa angket diubah menjadi data dalam bentuk persentase. Data yang diolah
menjadi persentase yaitu Tabel 3.4 Instrumen Angket Analisis Kebutuhan Peserta
Didik dan Tabel 3.11 Instrumen Angket Penilaian Kualitas Modul pada Peserta
Didik. Kedua angket yang telah disebar kemudian akan diolah ke dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
persentase oleh peneliti. Pada angket yang dibagikan, peneliti menggunakan
pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”. Berikut cara menghitung total rata-rata
jawaban peserta didik dari setiap komponen dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
X = Total rata-rata jawaban peserta didik
∑X = Jumlah peserta didik menjawab
n = Jumlah keseluruhan peserta didik
Sedangkan untuk hasil validasi kelayakan RPP (Tabel 3.6), silabus (Tabel
3.7), LKS (Tabel 3.8), dan Evaluasi (Tabel 3.9) yang telah disusun oleh peneliti
yang dilakukan oleh para ahli dan guru kelas akan menggunakan tabel konversi
nilai dalam skala empat berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dari skala
Likert (Sukardjo 2006:53). Skala yang digunakan peneliti memiliki empat pilihan,
dengan pilihan skor tertinggi tiap butir yaitu 4 dan terendah yakni 1. Keempat
pilihan tersebut digunakan untuk memperjelas pendapat validator mengenai
kelayakan materi. Kategori untuk masing-masing pilihan yaitu kategori sangat
layak untuk angka 4, layak untuk angka 3, cukup layak untuk angka 2, dan kurang
layak untuk angka 1. Skor yang didapatkan kemudian dikonversikan ke dalam
tabel kriteria penliaian ideal menurut Sukardjo (2006: 53). Berikut ini adalah tabel
kriteria penilaian ideal yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.18 Kriteria Penilaian Ideal
No Interval Skor Kategori
1. X > Xi+ 1.80 x Sbi Sangat Layak
2. Xi + 0,60 x Sbi < X ≤ Xi – 1,80 x Sbi Layak
3. Xi - 0,60 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x Sbi Cukup Layak
4. Xi-1,80 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x Sbi Kurang Layak
Keterangan untuk masing-masing simbol dapat diperinci sebagai berikut:
X = Skor akhir rata-rata
Xi = Rerata ideal, dapat dicari dengan rumus:
Xi = 1
2 (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
X= ∑ 𝑋
𝑛 X 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Sbi = Simpangan baku ideal, dapat dicari dengan rumus:
Sbi = 1
6 (skor tertinngi ideal – skor terendah ideal)
Berdasarkan rumus konversi pada Tabel 3.8, maka perlu dilakukan
perhitungan data-data kuantitatif untuk memperoleh data kualitatif. Berikut ini
adalah perhitungan untuk menetapkan skor:
Diketahui:
Skor tertinggi ideal = 4
Skor terendah ideal = 1
Rerata ideal (Xi) = 1
2 (4+1)
= 2,5
Simpangan baku ideal (Sbi) = 1/6 (4-1)
= 0,5
Ditanyakan:
Rentang skor = sangat layak, layak, cukup layak, dan kurang layak
Jawab :
a. Kategori sangat layak
X > Xi + 1,80 x Sbi
X > 2,5 + (1,80 x 0,5)
X > 2,5 + 0,9
X > 3,4
b. Kategori layak
Xi + 0,60 x Sbi < X ≤ Xi – 1,80 x
Sbi
2,5 + (0,60 x 0,5) < X ≤ 2,5 +
(1,80 x 0,5)
2,5 + 0,3 < X ≤ 3,4
2,8 < X ≤ 3,4
c. Kategori cukup layak
Xi - 0,60 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x
Sbi
2,5 – (0,60 x 0,5) < X ≤2,5 +
(0,60 x 0,5)
2,5 – 0,3 < X ≤ 2,8
2,2 < X ≤ 2,8
d. Kategori kurang layak
Xi-1,80 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x
Sbi
2,5 – (1,80 x 0,5) < X ≤ 2,5 -
(0,60 x 0,5)
2,5 – 0,9 < X ≤ 2,2
1,6 < X ≤ 2,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan perhitungan skor yang telah dilakukan peneliti, maka didapatkan
rentang kriteria skor skala empat. Menurut Sukardjo (2006), pada Tabel 3.19
tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat kategori penilaian yang
didapatkan atas hasil validasi dari ahli IPA dan guru kelas.
Tabel 3.19 Kriteria Skor Skala Empat
No Rentang Skor Kategori
1. X > 3,4 Sangat Layak
2 2,8 < X ≤ 3,4 Layak
3 2,2 < X ≤ 2,8 Cukup Layak
4 1,6 < X ≤ 2,2 Kurang Layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab empat ini, akan diuraikan; (1) Hasil Penelitian Pengembangan, dan
(2) Kelebihan dan Kelemahan Modul.
4.1 Hasil Penelitian Pengembangan
Dalam penelitian dan pengembangan ini akan ada dua hal yang akan
dipaparkan: (1) Proses pengembangan Modul IPA untuk SD Kelas III dan (2)
Kualitas Modul yang dihasilkan. Kedua hal tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut:
4.1.1 Proses Pengembangan Modul IPA untuk Sekolah Dasar Kelas III
Berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang telah dijabarkan pada Bab
III, proses pengembangan modul IPA untuk SD Kelas III mengikuti lima tahapan
sebagai berikut ini:
4.1.1.1 Analisis Kebutuhan
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menentukan tujuan
yang akan dicapai. Tujuan dalam pengembangan modul ini adalah untuk
menanamkan sikap peduli lingkungan pada peserta didik. Langkah selanjutnya,
peneliti menganalisis kebutuhan peserta didik dengan melakukan pembagian
angket, wawancara, dan observasi. Pada penelitian ini, penyebaran angket
dilakukan kepada peserta didik kelas III A SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta,
sedangkan wawancara dilakukan kepada guru kelas dan kepala sekolah dan yang
terakhir adalah observasi kegiatan peserta didik baik di dalam kelas maupun di
luar kelas.
4.1.1.1.1 Angket
Angket analisis kebutuhan peserta didik ini digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data tentang kebutuhan peserta didik. Angket ini ditujukan kepada 30
peserta didik kelas III A SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta. Angket ini
dibedakan menjadi tiga aspek yaitu aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek
akademik yang disusun menjadi 36 pernyataan yang kemudian harus diisi oleh
peserta didik sesuai dengan kenyataan. Hasil angket yang dibagikan dapat dilihat
pada Tabel 4.1 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4.1 Hasil Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik
No Pernyataan Ya Tidak
Aspek Sosial
1 Saya pernah mengikuti kerja bakti di sekolah. 100% 0 %
2 Saya pernah mengikuti kerja bakti di rumah. 83% 17 %
3 Peranan saya di dalam masyarakat adalah menjaga
lingkungan sekitar.
87% 13 %
4 Saya membantu menyapu halaman rumah. 67% 33 %
5 Saya menyiram dan merawat tanaman. 80% 20%
6 Saya membuang sampah pada tempatnya. 90% 10%
7 Saya membuang sampah di sembarang tempat. 10% 90%
8 Saya mengumpulkan sampah plastik yang sudah
tidak digunakan untuk dibakar.
30% 70%
9 Saya menyisakan makanan ketika selesai makan. 20% 80%
10 Saya dapat mengerjakan tugas kelompok dengan baik
bersama teman sekelompok.
70% 30%
11 Saya melaksanakan piket kelas bersama dengan
teman sekelompok.
100% 0%
12 Saya dapat membagi tugas dengan teman – teman
ketika membersihkan lingkungan sekolah.
83% 17%
13 Saya melihat pekerjaan teman saat ulangan
berlangsung.
0% 100%
14
Saya pernah menanam tanaman di lingkungan
sekitar.
80% 20%
15 Saya pernah mengikuti kegiatan menanam pohon
bersama.
83% 17%
16 Saya acuh pada sampah yang berserakan. 80% 20%
17 Saya merasa prihatin melihat bencana banjir, tanah
longsor.
80% 20%
18 Saya selalu membantu pekerjaan ibu di rumah. 80% 20%
19 Saya suka bermain game sampai lupa waktu. 73% 27%
Aspek Ekonomi
20 Saya selalu membawa bekal dari rumah. 87% 23%
21 Saya membawa uang saku kurang dari Rp 5.000. 73% 27%
22 Saya membawa uang saku lebih dari Rp 5.000. 27% 73%
23 Saya memiliki mobil satu atau lebih dari satu. 40% 60%
24 Saya memiliki motor satu atau lebih dari satu. 80% 20%
25 Saya memiliki televisi satu atau lebih dari satu. 87% 13%
26 Saya senang belanja di mall. 80% 20%
27 Setiap naik kelas saya selalu membeli tas/sepatu
baru.
87% 13%
28 Saya lebih senang berangkat ke sekolah
menggunakan kendaraan umum (angkot, bis, becak,
dll).
73% 27%
29 Saya lebih senang berangkat ke sekolah
menggunakan kendaraan pribadi (mobil, motor,
sepeda).
27% 73%
30 Kedua orang tua saya bekerja. 73% 27%
Aspek Akademik
31 Selain di sekolah, saya mengikuti bimbingan 73% 27%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
No Pernyataan Ya Tidak
belajar/les.
32 Saya lebih mudah mengerti materi pelajaran dengan
menggunakan media.
23% 87%
33 Saya lebih mudah mengerti materi dengan membaca
buku.
93% 7%
34 Saya senang dengan hasil belajar yang diperoleh. 90% 10%
35 Saya menyukai pelajaran IPA yang berkaitan dengan
alam.
100% 0%
36 Saya lebih suka belajar sendiri daripada belajar
bersama teman.
37% 63%
Latar belakang aspek sosial digunakan untuk melihat kondisi sosial peserta
didik di lingkungan sekitar. Berdasarkan pernyataan angket di atas, item 1 tentang
kerja bakti di sekolah dan di rumah tidak dapat digunakan untuk mengukur sikap
peduli yang dimiliki oleh peserta didik karena di sekolah memang selalu diadakan
Jumat bersih sehingga peserta didik wajib bersama-sama melakukan kerja bakti.
Pada item 4 belum tentu semua peserta didik menyapu halaman rumah setiap hari,
mungkin saja mereja juga tidak memiliki halaman di rumahnya. Sedangkan untuk
item 9 juga tidak bisa mengukur sikap peduli dengan lingkungan karena belum
tentu peserta didik menyisakan makanan mereka setiap hari pada saat makan.
Pada item 11 belum tentu semua peserta didik melakukan kegiatan piket setiap
kali mendapat giliran piket. Pada item 13. pernyataan yang digunakan tidak ada
hubungannya dengan sikap peduli lingkungan.
Latar belakang aspek ekonomi perlu dilakukan untuk melihat tingkat ekonomi
peserta didik, sehingga peneliti dapat melihat karakteristik yang dimiliki oleh
peserta didik. Berdasarkan pernyataan angket, pada item 20 tersebut tidak bisa
digunakan untuk melihat karakteristik peserta didik karena belum tentu setiap hari
mereka membawa bekal dari rumah. Sedangkan pada item 26 tidak bisa mengukur
ekonomi keluarga karena pernyataannya memiliki makna yang berbeda antara
peneliti dengan peserta didik. Sedangkan untuk item 27, belum tentu membeli
sepatu/tas pada saat kenaikan kelas dapat mengukur kemampuan ekonomi
keluarganya.
Latar belakang aspek akademik diperlukan sebagai pertimbangan pembuatan
modul yang akan digunakan untuk menanamkan sikap peduli lingkungan. Pada
item 31 tidak dapat dijadikan acuan karena belum tentu peserta didik mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
les atau bimbingan belajar atas kemauan mereka sendiri. Sedangkan pada
pernyataan item 34, tidak semua peserta didik selalu mendapatkan nilai bagus
pada semua mata pelajaran. Kemudian pada item 35, pernyataan kurang tepat
karena dalam mata pelajaran IPA pasti akan mempelajari alam dan lingkungan
sekitar.
Berdasarkan dari beberapa pernyataan item yang sesuai dalam angket di atas,
maka dapat disimpulkan jika kesosialan para peserta didik dengan lingkungan
sekitarnya masih kurang baik jika dilihat dari pernyataan para peserta didik.
Kondisi ekonomi pada keluarga peserta didik, menurut angket, tergolong dalam
kondisi ekonomi menengah ke bawah. Sedangkan pada aspek akademik peserta
didik, dilihat dari kriteria pernyataan yang ada dalam angket, sudah cukup baik
dari segi pemahaman materi.
Pada penelitian ini, peneliti juga membagikan angket kualitas modul kepada
peserta didik dengan tujuan mengetahui manfaat penggunaan modul pada kegiatan
pembelajaran.
4.1.1.1.2 Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru kelas III A
untuk mengetahui analisis kebutuhan yang terdiri dari 3 aspek yaitu latar belakang
ekonomi, sosial, dan akademik. Hasil rekapan wawancara yang sudah dilakukan,
akan dijelaskan sebagai berikut.
4.1.1.1.2.1 Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Peneliti mewawancarai kepala sekolah untuk mengetahui secara umum
kondisi SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta.
Pertama, pertanyaan yang diajukan peneliti adalah tentang visi dan misi
sekolah serta latar belakang sekolah. Beliau menjelaskan visi sekolah adalah
“terciptanya pendidikan yang membentuk generasi cerdas, berkarakter,
berbudaya, peduli terhadap sesame dan lingkungan”. Visi sekolah tersebut
memiliki indikator sebagai berikut: proses pembelajaran yang efektif dan efisien
berpola PPR, terwujudnya lulusan yang cerdas dan berkarakter, tersedianya
fasilitas sekolah yang memadai, tersedianya sumber dana sekolah yang terpercaya,
terwujudnya pribadi-pribadi yang berkarakter dan berakhlak mulia, dan
terwujudnya pendidikan lingkungan hidup. Kemudian, misi sekolah adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
“Menyelenggarakan Sekolah Dasar yang berkualitas berlandaskan Paradigma
Pedagogi Reflekti (PPR) dan mengoptimalkan sumber daya bersama mitra
strategis untuk mewujudkan generasi BERLIAN (Bersahaja, Empati, Rajin,
Leadership, Inovatif, dan Normatif)”. Kepala sekolah menjelaskan bahwa sekolah
berada di bawah naungan Yayasan Kanisius Yogyakarta, yang merupakan
yayasan Katolik.
Kedua, pertanyaan yang diajukan peneliti adalah tentang bagaimana kualitas
lulusan pada setiap tahunnya. Dengan jelas kepala sekolah mengatakan bahwa tiga
tahun terakhir, ranking selalu naik pada setiap tahunnya, jika dilihat dari data
administrasi sekolah. Ditingkat kecamatan contohnya, beliau menjelaskan bahwa
di tingkat kecamatan, SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta mendapatkan
peringkat 2. Pada tingkat kota yang terakhir, SD Kanisius Wirobrajan 1
Yogyakarta mendapatkan peringkat 19 dari sekitar 165 sekolah. Selain itu, aspek
sosial dan kedisiplinan juga tampak meningkat, bahkan bisa dikatakan meningkat
pesat. Jumlah keterlambatan semakin menurun, menunjukkan bahwa kedisiplinan
meningkat. Beliau menjelaskan bahwa pihak sekolah sangat menjunjung tinggi
nilai kejujuran dan kedisiplinan untuk semua warga sekolah, tidak terkecuali.
Ketiga, pertanyaan yang diajukan peneliti adalah tentang latar belakang
ekonomi dari orang tua peserta didik SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta.
Beliau menjelaskan bahwa rata-rata ekonomi orang tua peserta didik termasuk
dalam kategori menengah kebawah. Jarang sekali yang termasuk dalam kategori
ekonomi kelas atas. Kepala sekolah menjelaskan bahwa sebagian besar pekerjaan
orang tua peserta didik adalah sebagai pegawai bukan PNS atau disebut sebagai
pegawai swasta atau bekerja pada perorangan, ada juga yang tidak bekerja atau
hanya bekerja serabutan.
Keempat, pertanyaan yang diajukan adalah tentang sejauh mana pihak sekolah
mendorong terciptanya lingkungan bersih dan nyaman. Kepala sekolah
menjelaskan bahwa pada setiap hari Jumat semua warga sekolah melakukan aksi
bersih sekolah. Cara yang dilakukan cukup sederhana, yaitu dengan
mengumpulkan sampah yang masih tercecer. Pengelolaan kebersihan di sekolah
ini sudah dibantu oleh dua tukang kebun yang juga sekaligus merangkap sebagai
tukang bersih-bersih. Selain kegiatan bersih-bersih pada hari Jumat, pihak sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
juga mengadakan lomba yang berhadiahkan sebuah piala bergilir, bagi kelas yang
terbukti paling disiplin dan dapat menjaga kebersihan kelas dengan baik.
Penggunaan reward berupa piala bergilir ternyata sangat mampu untuk
meningkatkan semangat pada setiap peserta didik untuk menjaga kebersihan kelas
dan kedisiplinan. Tetapi, tidak semua peserta didik memiliki semangat untuk
menjaga kebersihan kelas. Menurut kepala sekolah, masih ada beberapa peserta
didik yang membuang sampah sembarangan dan terkadang tidak melaksanakan
piket sesuai jadwal.
Kelima, pertanyaan yang diajukan oleh peneliti adalah tentang bagaimana
pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup yang berada di lingkungan
sekolah. Kepala sekolah menjawab bahwa peserta didik juga pernah diajak untuk
bersama-sama melakukan kegiatan pelestarian lingkungan, hanya saja tidak
sepenuhnya. Sebagai contohnya adalah saat kegiatan penghijauan sekolah, peserta
didik tidak diajak menanam tanaman tetapi hanya membawa pot yang berisi
tanaman untuk diletakan di sekolah. Pihak sekolah juga memperhatikan tentang
pengolahan sampah, sehingga terdapat tempat sampah yang dibedakan yaitu
sampah organik dan sampah anorganik. Tetapi, kesadaran peserta didik masih
sangat kurang tentang perlunya memilah sampah. Kepala sekolah juga
menjelaskan bahwa sekolah belum menyediakan komposter untuk mengolah
sampah menjadi pupuk.
Keenam, peneliti mengajukan pertanyaan tentang kurikulum apa yang
digunakan oleh sekolah. Kemudian, kepala sekolah menjelaskan mengenai
kurikulum yang digunakan di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakata adalah KTSP
dan Kurikulum 2013. Kepala sekolah juga menjelaskan jika dalam Kurikulum
2013, kesulitan yang ditemui pada sebagian besar guru adalah pada saat mengolah
nilai atau memberikan penilaian.
Ketujuh, peneliti mengajukan pertanyaan tentang model atau pendekatan yang
digunakan, kepala sekolah menjelaskan bahwa SD Kanisius Wirobrajan 1
Yogyakarta menggunakan model atau pendekatannya adalah PPR (Paradigma
Pedagogi Refletif) dalam proses pembelajaran. Menurut kepala sekolah, PPR
digunakan karena cenderung fleksibel dan cocok digunakan pada apapun
kurikulumnya. PPR terdiri dari beberapa langkah, antara lain yaitu: peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
memahami segala kemungkinan yang akan dijumpai yang dapat membantu dan
menghalangi proses perkembangan dan pembelajarannya (konteks); kemudian
peserta didik memperoleh sesuatu yang memuat pemahaman kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang diperoleh dengan serasi dan seimbang (pengalaman);
kemudian peserta didik diharap mampu memikiran kembali pengalaman yang
didapat demi perkembangan diri lebih lanjut (refleksi); hasil dari semua
pembelajaran yang telah dilakukan dan dipikirkan tadi, diharapkan mampu
memunculkan sesuatu hal baru yang membawa dampak lebih baik (aksi); dan
hasil dari kesuluruhan kegiatan dan pembelajaran yang dilakukan kemudian
dilakukan kegiatan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan (evaluasi).
4.1.1.1.2.2 Wawancara Guru Kelas IIIA
Selain melakukan wawancara kepada kepala sekolah, peneliti juga melakukan
wawancara kepada guru kelas III A. Hasil wawancara yang sudah dilakukan akan
dijelaskan sebagai berikut.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas III A untuk mengetahui
latar belakang peserta didik dan kegiatan belajar mengajar yang terjadi di dalam
kelas. Pertama, penelti mengajukan pertanyaan tentang metode yang biasa
digunakan oleh guru dan dianggap paling efektif serta sering digunakan. Beliau
menjawab tentang metode yang biasa digunakan adalah bekerja bersama
kelompok dan metode ceramah. Metode ceramah juga diperlukan karena
pembelajaran tanpa ada penyampaian materi, menurut beliau, tidak akan
berdampak. Guru menjelaskan mengapa bekerja dalam kelompok sangat sering
digunakan karena menurut beliau, bekerja dalam kelompok membuat peserta
didik lebih banyak belajar, tidak hanya pelajaran, melainkan juga kemampuan
sosial yang terus terasah. Dengan belajar dalam kelompok, sikap dan sifat peserta
didik akan sangat tampak dalam kelompok.
Kedua, peneliti mengajukan pertanyaan tentang peranan peserta didik dalam
menjaga dan melestarikan lingkungan. Beliau menjelaskan bahwa peserta didik
belum terlibat banyak dalam kegiatan pelestarian lingkungan, seperti kegiatan
menanam pohon. Hanya saja, setiap hari Jumat peserta didik pasti mengikuti
kegiatan bersih sekolah bersama setelah selesai senam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Ketiga, peneliti mengajukan pertanyaan tentang tingkat kepedulian peserta
didik dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Menurut guru kelas,
kesadaran peserta didik untuk menjaga lingkungan masih sekitar 50%. Ada yang
masih perlu diingatkan, ada yang sudah memiliki kesadaran untuk membuang
sampah pada tempatnya atau memungut jika melihat ada sampah. Tidak sedikit
juga peserta didik yang masih acuh ketika melihat terdapat sampah yang
berceceran. Ada juga peserta didik yang melewatkan tanggung jawab untuk piket
sesuai dengan jadwal.
Keempat, peneliti mengajukan pertanyaan tentang bagaimana antusiasme
peserta didik dalam pembelajaran IPA. Guru kelas menjelaskan bahwa peserta
didik, cukup antusias pada saat pembelajaran IPA. Antusiasme mereka berlipat
ganda pada saat pembelajaran yang menggunakan media atau praktek secara
langsung. Adanya praktek secara langsung terbukti mampu membuat peserta didik
lebih memahami materi yang diajarkan.
Kelima, peneliti mengajukan pertanyaan tentang apa pekerjaan sebagian besar
orang tua peserta didik. Dapat dijelaskan bahawa, sebagian besar orang tua peserta
didik adalah pegawai. Bukan Pegawai Negeri Sipil (PNS), tetapi sebagian besar
adalah sebagai pegawai swasta.
4.1.1.1.3 Observasi
Peneliti melakukan kegiatan observasi pada saat masih melaksanakan kegiatan
PPL di sekolah. Pada tanggal 23 Agustus 2016, peneliti melakukan kegiatan
observasi yang khusus dilakukan pada peserta didik kelas III A SD Kanisius
Wirobrajan 1 Yogyakarta. Pada kelas III A, terdapat 30 peserta didik. Observasi
dilakukan pada saat proses pembelajaran dan di luar kelas pada saat istirahat.
Pertama, observasi di dalam kelas pada saat peserta didik sedang melakukan
kegiatan pembelajaran dengan guru kelas. Hasil yang diperoleh peneliti pada saat
observasi di dalam kelas adalah pembelajaran terpaku pada buku paket.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, pada saat pembelajaran
tampaknya kesempatan peserta didik untuk mengeksplor dirinya dan kemampuan
yang dimiliki sangat terbatas. Peserta didik cenderung hanya menunggu
pengetahuan baru dari guru yang mengajar di kelas. Dalam pembelajaran, metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
yang digunakan cukup bervariasi yaitu bekerja secara individu dan bekerja dalam
kelompok.
Pada hari itu materi yang sedang dipelajari adalah pengelompokan makhluk
hidup. Sebelumnya, peserta didik bersama guru membahas PR yang diberikan
pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu, guru memberikan sedikit ceramah
tentang materi yang dipelajari hari itu. Kemudian, guru memberi peserta didik
tugas mengerjakan soal pada LKS secara individu. Setelah semua peserta didik
selesai mengerjakan, salah satu peserta didik menjelaskan jawaban dari hasil yang
dikerjakannya ke depan kelas. Pada pembelajaran ini, guru sebagai sumber
sekaligus moderator dan bertugas untuk memberikan penguatan pada jawaban
benar peserta didik. Selama pembelajaran, peserta didik tampak antusias dalam
pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan untuk mengetahui lebih jelas. Tujuan dari peneliti melakukan kegiatan
observasi di dalam kelas adalah untuk melihat situasi dan kondisi peserta didik
pada saat mengikuti pembelajaran di dalam kelas dan mengetahui metode yang
digunakan serta kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.
Selain itu peneliti juga melakukan kegiatan observasi yang dilakukan diluar
kelas dengan tujuan untuk melihat kondisi peserta didik saat berorientasi pada
lingkungan sekitarnya. Hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada
saat jam istirahat adalah sebagian peserta didik berada di luar kelas untuk
memakan bekal makanan yang dibawa dari rumah. Ada juga peserta didik yang
bermain di halaman sekolah. Beberapa peserta didik yang lain juga berjajan di
kantin sekolah. Sosialisasi antar teman terjalin dengan baik, karena peneliti
melihat keakraban yang terjalin dalam obrolan dan saat bermain bersama.
Berdasarkan hasil observasi, analisis kebutuhan yang telah dilakukan oleh
peneliti, terlihat di dalam pembelajaran belum ada kegiatan di dalam kelas untuk
melakukan kegiatan percobaan dan pembelajaran yang masih terpaku pada materi
yang terdapat pada buku paket, sehingga belum mendukung peserta didik untuk
bereksplorasi dalam menemukan pengetahuan yang akan dicapai. Pada saat
observasi diluar kelas, peneliti melihat bahwa peranan peserta didik dalam
menjaga dan melestarikan lingkungan yang ada di sekitarnya masih kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4.1.1.1.4 Deskripsi Pengembangan Modul
Berdasarkan dari hasil angket yang dibagikan kepada peserta didik belum bisa
mewakili keseluruhan untuk melihat kebutuhan peserta didik, maka peneliti
melengkapi data yang didapat dari hasil wawancara kepala sekolah, wawancara
guru kelas dan observasi di dalam kelas serta di luar kelas. Dapat disimpulkan
bahwa secara keseluruhan peserta didik masih belum memiliki ketertarikan untuk
peduli dan mengembangkan lingkungan sekitar. Peserta didik juga belum
memiliki kesadaran pentingnya menjaga lingkungan dengan membuang sampah
pada tempatnya serta memilah sampah sesuai jenisnya. Oleh karena itu, peneliti
mengembangkan modul pembelajaran IPA yang isi kegiatannya bertujuan untuk
menanamkan sikap peduli lingkungan pada peserta didik kelas IIIA SD Kanisius
Wirobrajan 1 Yogyakarta.
Setelah melakukan analisis kebutuhan kepada peserta didik di kelas III A SD
Kanisius Wirobrajan, peneliti menentukan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi
Dasar (KD), dan mengembangkan indikator yang sesuai dengan tujuan untuk
mengembangkan sikap peduli lingkungan dengan kegiatan memilah sampah yang
dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 4.2 Standar Kompetensi
No Standar Kompetensi
2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
dan upaya menjaga kesehatan lingkungan.
Modul pembelajaran IPA ini dibuat berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran. Peneliti kemudian menurunkan
dalam indikator yang telah disesuaikan dengan nilai-nilai Paradigma Pedagogi
Reflektif (PPR). Dalam PPR terdapat tiga nilai yang terkandung yaitu
Competence, Conscience, dan Compassion. Kompetensi Dasar dan indikator yang
telah ditentukan akan dijabarkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
2.2 Membedakan ciri-ciri lingkungan sehat
dan lingkungan tidak sehat berdasarkan
pengamatan.
Competence (Kognitif)
2.1.1 Mengidentifikasi kondisi lingkungan
sekolah.
2.1.2 Mengidentifikasi dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Kompetensi Dasar Indikator
penumpukan sampah yang berpengaruh
buruk dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.3 Mengidentifikasi ciri-ciri lingkungan
sehat dan tidak sehat.
2.1.4 Mengelompokkan sampah
berdasarkan jenisnya, sampah organik dan
anorganik.
Conscience (Afektif)
2.1.5 Menunjukkan sikap berani dalam
menyampaikan pendapat.
Compassion (Psikomotor)
2.1.6 Melaksanakan aksi membuat
kerajinan yang berbahan dasar sampah
organik dan anorganik.
Kompetensi Dasar (KD) dikembangkan menjadi indikator sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai yaitu menanamkan sikap peduli lingkungan yang
ditunjukan dengan melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik. Tujuan
yang akan dicapai setelah kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
2.1.1.1 Peserta didik mampu mengidentifikasi kondisi lingkungan sekolah melalui
kegiatan pengamatan luar kelas.
2.1.2.1 Peserts didik mampu mengidentifikasi dampak penumpukan sampah yang
berpengaruh buruk dalam kehidupan sehari-hari melalui demonstrasi yang
dilakukan.
2.1.3.1 Peserta didik mampu mengidentifikasi ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak
sehat dengan melakukan diskusi kelompok.
2.1.4.1 Peserta didik mampu mengelompokkan sampah organik dan anorganik
melalui kegiatan pemilahan sampah yang dilakukan.
2.1.5.1 Peserta didik mampu menunjukkan sikap berani dalam menyampaikan
pendapat melalui kegiatan tanya jawab.
2.1.6.1 Peserta didik mampu membuat kerajinan tangan dengan memanfaatkan
sampah organik dan anorganik.
Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) serta pengembangan indikator maka
peneliti menentukan tema dan pengembangan materi berdasarkan prinsip
Tomlinson yang akan dikembangkan pada langkah selanjutnya. Peneliti
menentukan tema dari modul pembelajaran IPA yang dibuat adalah “Lingkungan
Sehat” yang berisi tiga pokok bahsan antara lain (1) Apa itu lingkungan, (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lingkungan Sehat dan Lingkungan Tidak Sehat, dan (3) Manfaat Pemilahan
Sampah. Ketiga tema tersebut berhubungan dengan keadaan lingkungan sekitar,
lingkungan sehat dan tidak sehat, serta kegiatan pemilahan sampah organik dan
anorganik untuk mengurangi pencemaran dan menanamkan kebiasaan membuang
sampah pada tempatnya. Modul dibuat berdasarkan nilai-nilai yang mengajarkan
peserta didik untuk peduli terhadap lingkungan, bertanggung jawab, saling
berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman yang lainnya, dapat berpikir kritis,
serta dapat menjadi pribadi yang humanis.
Penyusunan modul “Lingkungan Sehat” dengan menggunakan software
Microsoft Office Word 2010. Komponen-komponen modul yang dikembangkan
peneliti yaitu (1) sampul modul, (2) kata pengantar, (3) penjelasan PPR, (4) daftar
isi, (5) petunjuk penggunaan modul, (6) pendahuluan, (7) tujuan, (8) isi modul,
dan (9) daftar pustaka.
4.1.1.1.4.1 Sampul Modul
Pada sampul dari modul terdapat nama peneliti dan judul buku yang
bertuliskan “Lingkungan Sehat” dengan menggunakan font Lithos Pro Regular.
Background dari modul yang dibuat oleh peneliti berwarna gradasi warna antara
biru, ungu dan putih dengan sedikit tambahan daun-daun pada bagian bawah
sampul. Berikut adalah tampilan Sampul Modul.
Gambar 4.1 Sampul Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
4.1.1.1.4.2 Kata Pengantar
Halaman kata pengantar berisi maksud, tujuan, dan harapan dibuatnya modul
tersebut. Berikut adalah tampilan pada halaman Kata Pengantar.
Gambar 4.2 Halaman Kata Pengantar Modul
4.1.1.1.4.3 Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Pada bagian ini terdapat pengertian tentang Paradigma Pedagogi Reflektif
yang digunakan sebagai model dalam pembelajaran. Berikut tampilan halaman
PPR.
Gambar 4.3 Halaman Penjelasan PPR Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4.1.1.1.4.4 Daftar Isi
Pada modul yang dibuat oleh oleh peneliti terdapat daftar isi yang bertujuan
untuk memudahkan mencari halaman pada modul. Berikut tampilan halaman
Daftar Isi.
4.1.1.1.4.5 Petunjuk Penggunaan Modul
Pada halaman ini terdapat petunjuk penggunaan modul bagi guru dan peserta
didik. Petunjuk penggunaan ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai panduan
dalam menggunakan modul sehingga pengguna modul tidak merasa kebingungan.
Berikut tampilan halaman Petunjuk Penggunaan Modul.
Gambar 4.4 Halaman Daftar Isi Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 4.5 Halaman Petunjuk Penggunaan Modul
4.1.1.1.4.6 Pendahuluan
Dalam pendahuluan yang terdapat pada modul berisi Standar Kompetensi
(SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator. Berikut tampilan halaman
Pendahuluan.
Gambar 4.6 Halaman Pendahuluan Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4.1.1.1.4.7 Tujuan
Pada halaman ini terdapat tujuan yang akan dicapai setelah pembelajaran
dengan menggunakan modul. Berikut tampilan halaman Tujuan Pembelajaran.
4.1.1.1.4.8 Isi Modul
Dalam modul ini terdapat materi mengenai lingkungan, ciri lingkungan sehat
dan tidak sehat, serta manfaat pemilahan sampah. Pada isi modul juga dilengkapi
dengan serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memberikan
pengalaman bagi penggunanya, antara lain pengamatan, percobaan, refleksi, aksi
dan evaluasi. Dalam pembelajaran dalam modul yang disusun oleh peneliti
terdapat langkah-langkah PPR yang, antara lain: konteks, pengalaman, refleksi,
aksi dan evaluasi.
Gambar 4.7 Halaman Tujuan Pembelajaran Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 4.8 Konteks
Gambar 4.9 Pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Gambar 4.10 Refleksi
Gambar 4.11 Aksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4.1.1.1.4.9 Sumber Belajar
Pada halaman ini berisi uraian sumber materi yang digunakan dalam
penyusunan modul. Berikut tampilan halaman Sumber Belajar.
Gambar 4.13 Halaman Sumber Belajar
4.1.1.2 Desain
4.1.1.2.1 Menentukan Materi Berdasarkan Prinsip Tomlinson
Dengan adanya tema yang telah ditentukan tersebut maka peneliti dapat
menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan dengan beberapa kegiatan.
Gambar 4.12 Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Pengembangan materi pada modul dikembangkan berdasarkan prinsip dari
Tomlinson (dalam Hartono: 2007) yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
(1) Material should achieve impact.
Prinsip pertama Tomlinson yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah materi harus berdampak atau membawa pengaruh bagi peserta
didik. Dapat dilihat pada Gambar 4.14 bahwa peserta didik menuliskan
pengalaman kegiatan berkeliling sekolah untuk mengamati lingkungan,
kemudian mengumpulkan serta memilah sampah. Maka dapat disimpulkan
bahwa materi berdampak atau membawa pengaruh bagi peserta didik
karenasudah melaksanakan kegiatan memilah sampah.
(2) Materials should help learners to develop confidence.
Prinsip kedua Tomlinson yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah modul yang digunakan harus bisa membantu peserta
didik mengembangkan rasa percaya diri. Oleh karena itu, penulis
memberikan kegiatan seperti yang tampak pada Gambar 4.15 di bawah ini,
yaitu mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas, sehingga
peserta didik dapat menumbuhkan rasa percaya diri di depan orang lain.
Gambar 4.14 Penerapan Prinsip Pertama Tomlinson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
(3) What is being taught should be perceived by learners as relevant and
useful.
Prinsip ketiga Tomlinson yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah modul yang digunakan harus mudah dan berkaitan
satu sama lain, sehingga peserta didik tidak bingung ketika membaca soal
dan dapat mempelajarinya dengan baik. Oleh karena itu, penulis
memberikan kegiatan seperti yang tampak pada Gambar 4.16 di bawah ini,
yaitu sebuah teks bacaan tentang Pemilahan Sampah kemudian peserta
didik diminta untuk menuliskan kembali.
Gambar 4.15 Penerapan Prinsip Kedua Tomlinson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar 4.16 Penerapan Prinsip Ketiga Tomlinson
(4) Materials should require and facilitate learners self-investment.
Prinsip keempat Tomlinson yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah modul harus memfasilitasi peserta didik untuk
membentuk kepribadian. Terlihat pada Gambar 4.17, peserta didik diajak
untuk mengingat kembali kegiatan yang sudah dilakukan dalam proses
pembelajaran yang terkait dengan hak dan kewajibannya dalam menjaga
lingkungan. Dengan begitu, peserta didik akan mengetahui hak yang akan
diperoleh jika sudah melaksanakan kewajibannya.
Gambar 4.17 Penerapan Prinsip Keempat Tomlinson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
(5) Learners must be ready to acquire the points to be taught.
Prinsip kelima Tomlinson yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah dalam modul peserta didik memperoleh poin-poin
pengetahuan yang ditemukan saat pembelajaran berlangsung. Terlihat pada
gambar 4.18 di bawah ini bahwa peserta didik setelah melakukan kegiatan
pengamatan pada percobaan tentang sampah, dari kegiatan tersebut peserta
didik akan memperoleh pengetahuan dampak dari sampah yang
menyumbat saluran air.
Gambar 4.18 Penerapan Prinsip Kelima Tomlinson
(6) Materials should help learners feel at ease.
Prinsip keenam Tomlinson yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah modul yang dibuat harus bisa membuat peserta didik
merasa nyaman dan senang saat mengerjakannya. Terlihat pada gambar
4.19 bahwa materi yang digunakan akan membuat peserta didik merasa
nyaman dan senang karena telah disediakan gambar yang nyata dan kolom
yang tersedia cukup untuk menampung jawaban peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 4.19 Penerapan Prinsip Keenam Tomlinson
(7) Materials should take into account that learners differ in affective
attitudes.
Prinsip ketujuh Tomlinson yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah modul yang dibuat harus mampu menyatukan
perbedaan peserta didik pada saat pembelajaran di dalam kelompok,
dimana setiap peserta didik memiliki sikap yang berbeda-beda. Terlihat
pada Gambar 4.20, langkah kerja dalam membuat kerajinan tangan dengan
memanfaatkan barang bekas. Dengan praktik ini peserta didik akan
menampakkan sikap dan perilaku yang berbeda-beda, sehingga mereka
harus bisa bekerja sama dalam membuat kerajinan tangan sehingga pada
akhirnya akan tercipta kerajinan yang menarik dan rapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4.20 Penerapan Prinsip Ketujuh Tomlinson
(8) Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual,
aesthetic, and emotional involvement which stimulates both right and left
brain activities.
Prinsip kedelapan Tomlinson yang digunakan oleh peneliti adalah
materi harus memaksimalkan potensi pada diri peserta didik yang meliputi
intelektual, kreativitas, dan keterlibatan emosional. Terlihat pada gambar
4.21 bahwa pada gambar tersebut peserta didik bekerja sama menemukan
ide sehingga keterlibatan emosionalnya menjadi berkembang karena dalam
menentukan ide harus saling menghargai pendapat. Peserta didik juga
berkreasi untuk menghias semenarik mungkin. Dengan begitu kreativitas
yang dimiliki akan terasah. Kemudian kemampuan intelektual peserta
didik dapat terasah pada saat bekerja bersama kelompok, menjelaskan
secara berurutan tahapan dalam proses pembuatannya serta manfaat dari
kerajinan yang telah dibuat.
Gambar 4.21 Penerapan Prinsip Kedelapan Tomlinson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
(9) Materials should provide opportunities for outcome feedback.
Prinsip kesembilan Tomlinson yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah modul yang diciptakan harus memberikan peluang
bagi peserta didik untuk melakukan aksi sebagai umpan balik dari
pengetahuan yang telah diperoleh pada saat proses pembelajaran. Pada
Gambar 4.22 peneliti memunculkan kegiatan pembelajaran berupa aksi
yang merupakan bagian dari tahapan dalam PPR. Dalam kegiatan ini,
peserta didik diberikan kebebasan untuk menuliskan niat-niat baik mereka
yang harus mereka laksanakan setelah selesainya kegiatan pembelajaran.
Gambar 4.22 Penerapan Prinsip Kesembilan Tomlinson
4.1.1.2.2 Deskripsi Modul
Modul pembelajaran IPA yang dibuat oleh peneliti berorientasi pada
Pendidikan Emansipatoris. Dalam Pendidikan Emansipatoris, terdapat beberapa
aspek, antara lain: humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem
berupa dialog murni. Dalam setiap kegiatan yang terdapat dalam modul, peneliti
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pendidikan Emansipatoris.
Pertama, nilai humanisasi yang terintegrasi di dalam setiap kegiatan yang
dilakukan oleh peserta didik, karena kegiatan yang telah dirancang sesuai dengan
kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Peserta didik akan mampu
menyelesaikan sendiri permasalahan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.
Ada keterlibatan peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
mereka tidak hanya bergantung pada pemberian materi dari guru, tetapi juga
diajak untuk mencari pengetahuan baru.
Kedua, yaitu aspek kesadaran kritis yang dimunculkan pada setiap kegiatan
pembelajaran. Modul yang dibuat berisi kegiatan yang bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran pada diri peserta didik sehingga mereka dapat
bereksplorasi dengan tindakan mereka yang nyata. Contoh kegiatan yang mampu
menumbuhkan kesadaran peserta didik yaitu: pada saat kegiatan berkeliling
sekolah dan mengumpulkan sampah dan kegiatan percobaan dampak sampah.
Ketiga, yaitu dialog. Dalam pembelajaran bukan hanya pemberian materi dan
pengetahuan dari satu pihak yaitu pendidik, melainkan perjumpaan antara peserta
didik dan pendidik dalam sebuah dialog pada proses mengetahui dan berpikir.
Dalam modul, semua kegiatan yang dilakukan terjadi proses dialog antara peserta
didik dan pendidik, sehingga menjadi seimbang. Praktek langsung yang terdapat
dalam kegiatan modul membantu peserta didik mencari dan memperoleh
pengetahuan baru dengan lebih mandiri. Modul yang dibuat juga memuat
pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok, sehingga diharapkan akan tercipta
komunikasi yang baik antar peserta didik serta dapat saling berbagi ilmu antar
yang satu dengan yang lainnya.
Modul ini menggunakan Paradigma Pendidikan Reflektif (PPR) karena
menyesuaikan pendekatan yang diterapkan di SD Kansius Wirobrajan 1
Yogyakarta. Tahap dalam PPR yang pertama adalah konteks. Dalam modul
terdapat tahapan serta penjelasan materi serta kegiatan yang akan dilakukan
menggunakan model pendekatan kooperatif dengan tujuan untuk menanamkan
sikap peduli lingkungan. Kedua, yaitu pengalaman. Dalam modul, peneliti
membuat kegiatan praktek dan bagi peserta didik yang bertujuan memperoleh
sesuatu yang memuat pemahaman kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
diharapkan diperoleh dengan serasi dan seimbang. Ketiga, yaitu refleksi. Dalam
modul, tahap ini mengajak peserta didik untuk merenungkan kembali apa yang
sudah dipelajari serta manfaatnya. Kemudian, peserta didik membuat doa syukur
sebagai ungkapan rasa terima kasih mereka terhadap hidup yang mereka dapatkan.
Keempat, yaitu aksi. Pada tahap ini, peserta didik dapat menuliskan hal baik yang
akan mulai dilakukan sebagai umpan balik dari apa yang sudah mereka dapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pada saat pembelajaran. Diharapkan tahapan ini akan membawa dampak lebih
baik pada diri peserta didik. Kelima, yaitu evaluasi. Pada tahap ini, peserta didik
diberikan soal-soal dengan tujuan mengetahui hasil dari keseluruhan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan, serta untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan
selama proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian tentang bagian-bagian dari isi modul yang berbasis
Pendidikan Emansipatoris dengan menggunakan pendekatan PPR, memiliki
tujuan untuk menanamkan sikap peduli lingkungan.
4.1.2 Deskripsi Kualitas Modul
4.1.2.1 Instrumen Penilaian Para Ahli
Setelah Modul IPA untuk kelas III selesai, langkah selanjutnya yang akan
dilakukan oleh peneliti adalah merancang instrumen penilaian yang akan
digunakan sebagai acuan penilaian modul dan akan dinilai oleh para ahli, yaitu:
dosen ahli IPA, dosen ahli bahasa, dan guru kelas. Instrumen penilaian tersebut
dapat dilihat pada Tabel 3.5, Tabel 3.6, Tabel 3.7, dan Tabel 3.8.
Dari hasil penilaian tersebut, diperoleh skor rerata yang dapat digunakan
sebagai acuan untuk melihat kategori penilaian yang didapatkan atas hasil validasi
dari ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas. Oleh karena itu, penjelasan mengenai
perhitungan konversi kualitatif ke kuantitatif menurut Sukardjo (2006: 23) dapat
dilihat pada Bab III di 3.6.2 Analisis Data Kuantitatif. Berdasarkan perhitungan
skor yang telah dilakukan peneliti, maka didapatkan rentang kriteria skor skala
empat, menurut Sukardjo (2006) dapat dilihat pada Tabel 4.4, tabel tersebut dapat
digunakan sebagai acuan untuk melihat kategori penilaian yang didapatkan atas
hasil validasi dari ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas.
Tabel 4.4 Kriteria Skor Penilaian Skala Empat
No Rentang Skor Kategori
1. X > 3,4 Sangat Layak
2 2,8 < X ≤ 3,4 Layak
3 2,2 < X ≤ 2,8 Cukup Layak
4 1,6 < X ≤ 2,2 Kurang Layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Berikut ini adalah data hasil penilaian beserta kritik dan saran yang
diberikan oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III A yang akan digunakan
oleh peneliti sebagai upaya perbaikan modul IPA.
Penilaian Modul pembelajaran dilakukan oleh ahli IPA pada tanggal 4
Desember 2017. Berikut tabel hasil penilaian modul.
Tabel 4.5.1 Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Oleh Ahli
IPA
No Komponen yang dinilai Skor Komentar
1 2 3 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Kelengkapan informasi tentang satuan
pendidikan kelas semester, alokasi waktu. √
2. Kesesuaian dengan Kompetensi Inti. √
3. Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar. √
4. Kesesuaian rumusan dengan aspek Kognitif. √
5. Kesesuaian rumusan dengan aspek Afektif. √
6. Kesesuaian rumusan dengan aspek
Psikomotorik.
√
7. Kesesuaian dengan indikator (Kognitif, afektif,
psikomotorik).
√
8.
Kesesuaian dengan perumusan tujuan dengan
aspek Audience, Behaviour, Condition, dan
Degree.
√
9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. √
10. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. √
11. Keruntutan uraian materi ajar. √
Total Skor 3,1
Tabel 4.5.2 Penilaian Silabus Oleh Ahli IPA
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
Silabus
1. Kesesuaian materi pokok dengan SK & KD . √
2. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan latar
belakang peserta didik.
√
3. Indikator sesuai dengan tujuan ada RPP. √
4.
Penilaian menjelaskan penilaian mulai dari jenis
tagihan, teknik penilaian, dan instrumen yang
digunakan.
√
5. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan dalam
RPP.
√
6. Kejelasan sumber belajar dalam RPP. √
Total skor 3,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4.5.3 Penilaian LKS Oleh Ahli IPA
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
LKS Dalam Modul
1. Kesesuaian LKS dalam modul dengan
tujuan pembelajaran. √
2. Kesesuaian LKS dalam modul dengan
materi pembelajaran.
√
3. Kesesuaian LKS dalam modul dengan
pendekatan saintifik.
√
4. Kesesuaian LKS dalam modul dengan
karakter peserta didik.
√
5. Keterlibatan peserta didik dalam
penggunaan media.
√
6. Penggunaan bahasa di dalam modul mudah
dipahami oleh peserta didik.
√
7. Perumusan langkah kerja. √
8. Kesesuaian perkembangan peserta didik. √
Total skor 2,8
Tabel 4.5.4 Penilaian Evaluasi Oleh Ahli IPA
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
Evaluasi
1. Kejelasan kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup.
√
2.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dapat
menciptakan dialog antar siswa untuk
menemukan realitas dengan menggunakan panca
indera.
√
3.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dapat
melaksanakan aksi untuk menemukan realitas
dengan menggunakan panca indera.
√
4.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dapat
melaksanakan aksi untuk menemukan
pengetahuan sendiri dalam proses pembelajaran.
√
5.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan
memberdayakan antara guru dan siswa serta
mampu berefleksi di akhir pembelajaran.
√
6. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen
dengan indikator pencapaian kompetensi.
√
Total skor 3,0
Penilaian Modul pembelajaran dilakukan oleh guru kelas III A pada tanggal 1
Desember 2017. Berikut tabel hasil penilaian modul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 4.6.1 Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Oleh
Guru Kelas III A
No Komponen yang dinilai Skor Komentar
1 2 3 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Kelengkapan informasi tentang satuan
pendidikan kelas semester, alokasi waktu. √
2. Kesesuaian dengan Standar Kompetensi. √
3. Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar. √
4. Kesesuaian rumusan dengan aspek Kognitif. √
5. . Kesesuaian rumusan dengan aspek Afektif. √
6. . Kesesuaian rumusan dengan aspek
Psikomotorik.
√
7. Kesesuaian dengan indikator (Kognitif, afektif,
psikomotorik).
√
8.
Kesesuaian dengan perumusan tujuan dengan
aspek Audience, Behaviour, Condition, dan
Degree.
√
9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. √
10. . Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. √
11. Keruntutan uraian materi ajar. √
Total skor 2,6
Tabel 4.6.2 Penilaian Silabus Oleh Guru Kelas III A
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
Silabus
1. Kesesuaian materi pokok dengan SK & KD. √
2. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan latar
belakang peserta didik.
√
3. Indikator sesuai dengan tujuan ada RPP. √
4.
Penilaian menjelaskan penilaian mulai dari jenis
tagihan, teknik penilaian, dan instrumen yang
digunakan.
√
5. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan
dalam RPP.
√
6. Kejelasan sumber belajar dalam RPP. √
Total skor 2,7
Tabel 4.6.3 Penilaian LKS Oleh Guru Kelas III A
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
LKS Dalam Modul
1. Kesesuaian LKS dalam modul dengan tujuan
pembelajaran. √
2. Kesesuaian LKS dalam modul dengan materi
pembelajaran.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
3. Kesesuaian LKS dalam modul dengan
pendekatan saintifik.
√
4. Kesesuaian LKS dalam modul dengan karakter
peserta didik.
√
5. Keterlibatan peserta didik dalam penggunaan
media.
√
6. Penggunaan bahasa di dalam modul mudah
dipahami oleh peserta didik.
√
7. Perumusan langkah kerja. √
8. Kesesuaian perkembangan peserta didik. √
Total skor 2,8
Tabel 4.6.4 Penilaian Evaluasi Oleh Guru Kelas III A
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
Evaluasi
1. Kejelasan kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup.
√
2.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dapat
menciptakan dialog antar siswa untuk
menemukan realitas dengan menggunakan panca
indera.
√
3.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dapat
melaksanakan aksi untuk menemukan realitas
dengan menggunakan panca indera.
√
4.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dapat
melaksanakan aksi untuk menemukan
pengetahuan sendiri dalam proses pembelajaran.
√
5.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan
memberdayakan antara guru dan siswa serta
mampu berefleksi di akhir pembelajaran.
√
6. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen
dengan indikator pencapaian kompetensi.
√
Total skor 2,8
Penilaian Modul pembelajaran dilakukan oleh ahli bahasa pada tanggal 6
Desember 2017. Berikut tabel hasil penilaian modul.
Tabel 4.7.1 Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Oleh Ahli
Bahasa
No Komponen yang dinilai Skor Komentar
1 2 3 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Kelengkapan informasi tentang satuan
pendidikan kelas semester, alokasi waktu. √
2. Kesesuaian dengan Standar Kompetensi. √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
No Komponen yang dinilai Skor Komentar
1 2 3 4
3. Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar. √
4. Kesesuaian rumusan dengan aspek Kognitif. √
5. Kesesuaian rumusan dengan aspek Afektif. √
6. Kesesuaian rumusan dengan aspek
Psikomotorik.
√
7. Kesesuaian dengan indikator (Kognitif, afektif,
psikomotorik).
√
8.
Kesesuaian dengan perumusan tujuan dengan
aspek Audience, Behaviour, Condition, dan
Degree.
9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. √
10. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. √
11. Keruntutan uraian materi ajar. √
Total skor 2,8
Tabel 4.7.2 Penilaian Silabus Oleh Ahli Bahasa
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
Silabus
1. Kesesuaian materi pokok dengan SK & KD. √
2. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan latar
belakang peserta didik.
√
3. Indikator sesuai dengan tujuan ada RPP. √
4. Penilaian menjelaskan penilaian mulai dari jenis
tagihan, teknik penilaian, dan instrumen yang
digunakan.
√
5. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan dalam
RPP.
√
6. Kejelasan sumber belajar dalam RPP. √
Total skor 3,3
Tabel 4.7.3 Penilaian LKS Oleh Ahli Bahasa
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
LKS Dalam Modul
1. Kesesuaian LKS dalam modul dengan tujuan
pembelajaran. √
2. Kesesuaian LKS dalam modul dengan materi
pembelajaran.
√
3. Kesesuaian LKS dalam modul dengan
pendekatan saintifik.
√
4. Kesesuaian LKS dalam modul dengan karakter
peserta didik.
√
5. Keterlibatan peserta didik dalam penggunaan
media.
√
6. Penggunaan bahasa di dalam modul mudah √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
dipahami oleh peserta didik.
7. Perumusan langkah kerja. √
8. Kesesuaian perkembangan peserta didik. √
Total skor 3.6
Tabel 4.7.4 Penilaian Evaluasi Oleh Ahli Bahasa
No Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
Evaluasi
1. Kejelasan kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup.
√
2.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dapat
menciptakan dialog antar siswa untuk
menemukan realitas dengan menggunakan panca
indera.
√
3.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dapat
melaksanakan aksi untuk menemukan realitas
dengan menggunakan panca indera.
√
4.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dapat
melaksanakan aksi untuk menemukan
pengetahuan sendiri dalam proses pembelajaran.
√
5.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan
memberdayakan antara guru dan siswa serta
mampu berefleksi di akhir pembelajaran.
√
6. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen
dengan indikator pencapaian kompetensi
√
Total skor 3,1
Modul yang dibuat oleh peneliti juga divalidasi oleh ahli IPA. Hasil validasi
yang diberikan oleh ahli IPA dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Penilaian Ahli IPA
Validator Skor Rata-rata Kategori
Silabus RPP LKS Evaluasi
Ahli IPA 3,3 3,1 2,8 3,0 3,1 Layak
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa skor yang diberikan oleh ahli
IPA untuk kualitas Silabus yaitu 3,3, skor untuk kualitas Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yaitu 3,1, skor untuk Lembar Kerja Siswa yaitu 2,8, dan skor untuk
kualitas Evaluasi yaitu 3,00. Hasil skor rata-rata dari keempat aspek yang
divalidasi oleh ahli IPA adalah 3,1. Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
maka modul yang dibuat oleh peneliti masuk dalam kategori “layak” digunakan
atau untuk diimplementasikan dengan revisi sesuai saran.
Modul yang dibuat oleh peneliti juga divalidasi oleh guru kelas III A. Hasil
validasi yang diberikan oleh guru kelas III A dapat dilihat pada Tabel 4.9 di
bawah ini.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Penilaian Guru Kelas III A
Validator Skor Rata-rata Kategori
Silabus RPP LKS Evaluasi
Guru Kelas III
A
2,7 2,6 2,8 2,8 2,7 Cukup
Layak
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa skor yang diberikan oleh guru
kelas III A untuk kualitas Silabus yaitu 2,7, skor untuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yaitu 2,6, skor Lembar Kerja Siswa yaitu 2,8, dan skor untuk
Evaluasi yaitu 2,8. Hasil skor rata-rata dari keempat aspek yang divalidasi oleh
guru kelas III A adalah 2,7. Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, maka
modul yang dibuat oleh peneliti masuk dalam kategori “cukup layak” digunakan
atau untuk diimplementasikan dengan revisi sesuai saran.
Modul yang dibuat oleh peneliti juga divalidasi oleh ahli bahasa. Hasil
validasi yang diberikan oleh ahli bahasa dapat dilihat pada Tabel 4.10 di bawah
ini.
Tabel 4.10 Rekapitulasi Penilaian Ahli Bahasa
Validator Skor Rata-rata Kategori
Silabus RPP LKS Evaluasi
Ahli
Bahasa
2,8 3,3 3,6 3,1 3,2 Layak
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa skor yang diberikan oleh ahli
bahasa untuk kualitas Silabus yaitu 2,8, skor untuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yaitu 3,3, skor Lembar Kerja Siswa yaitu 3,6, dan skor untuk
Evaluasi yaitu 3,1. Hasil skor rata-rata dari keempat aspek yang divalidasi oleh
ahli bahasa adalah 3,2. Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, maka modul
yang dibuat oleh peneliti masuk dalam kategori “layak” digunakan atau untuk
diimplementasikan dengan revisi sesuai saran.
Berdasarkan penilaian para ahli dengan menggunakan acuan skala empat,
dapat diketahui bahwa total skor yang diperoleh dari hasil penilaian ahli IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
adalah 3,1. Dari hasil penilaian oleh ahli IPA tersebut menunjukkan bahwa modul
yang dikembangkan peneliti termasuk dalam kategori “layak”. Dari hasil
penilaian guru kelas III A skor yang diperoleh adalah 2,7. Dari hasil penilaian
oleh guru kelas III A tersebut menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan
peneliti termasuk dalam kategori “cukup layak”. Kemudian, dari hasil penilaian
ahli Bahasa skor yang diperoleh adalah 3,2. Dari hasil penilaian ahli Bahasa
tersebut menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan peneliti termasuk dalam
kategori “layak”. Rekapitulasi hasil penilaian dari ketiga ahli tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.11 Rekapitulasi Penilaian Ahli
Penilai Skor Rata-rata Kategori
Silabus RPP LKS Evaluasi
Ahli IPA 3,3 3,1 2,8 3,0 3,1 Layak
Guru Kelas 2,7 2,6 2,8 2,8 2,7 Cukup layak
Ahli Bahasa 2,8 3,3 3,6 3,1 3,2 Layak
Rata-rata 3 Layak
4.1.2.2 Revisi
4.1.2.2.1 Hasil Penilaian Para Ahli
Berikut merupakan saran dari para ahli yang akan digunakan oleh peneliti
untuk memperbaiki kualitas modul sehingga semakin layak untuk
diimplementasikan pada peserta didik.
Pertama, saran dari ahli IPA diantaranya adalah pada setiap kegiatan yang
akan dilakukan oleh peserta didik sebaiknya lebih diperjelas judul dan tujuan dari
kegiatan tersebut, peneliti juga diminta untuk mencantumkan sumber dari gambar
yang ada pada modul. Ahli IPA juga menyarankan agar pada RPP indicator yang
digunakan lebih bervariasi dan menampakkan EEK (Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi).
Kedua, saran dari guru kelas III A adalah peneliti sebaiknya mencantumkan
sumber dengan lengkap, baik sumber belajar maupun sumber gambar yang
dipergunakan dalam modul siswa dan guru.
4.1.2.2.2 Revisi Modul
Para ahli melakukan validasi kelayakan modul dengan menggunakan acuan
instrumen penilaian dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produk agar lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
baik lagi sehingga menjadi sangat layak untuk digunakan atau dimplementasikan
kepada peserta didik. Validasi dilakukan oleh tiga orang ahli yaitu ahli IPA, ahli
bahasa dan guru kelas III A. Berdasarkan dari hasil penilaian dari ketiga ahli ini,
akan diperoleh saran yang akan digunakan untuk memperbaiki kualitas modul.
Setelah memperoleh kekurangan apa saja yang terdapat pada modul, maka peneliti
melakukan revisi sesuai dengan saran yang telah diberikan.
Revisi yang pertama yaitu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik. Pada awalnya, peneliti tidak mencantumkan judul
serta tujuan dari kegiatan yang dilakukan sehingga dapat memicu kebingungan
pada peserta didik. Tetapi setelah dilakukan penilaian maka peneliti merevisi
modul sehingga pada setiap kegiatan mencantumkan judul dan tujuan kegiatan
serta mengubah posisi gambar agar tampak lebih jelas. Maka dapat dilihat
kegiatan pembelajaran sebelum direvisi pada Gambar 4.23 dan sesudah direvisi
pada Gambar 4.23 serta Gambar 4.24 di bawah ini.
Gambar 4.23 Langkah Kegiatan
Sebelum Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Revisi yang kedua berkaitan dengan gambar yang terdapat dalam modul. Pada
awalnya peneliti belum mencantumkan sumber dari gambar-gambar yang terdapat
dalam modul. Tetapi setelah dilakukan validasi oleh ahli, maka peneliti merevisi
modul menggunakan gambar yang diambil langsung oleh peneliti dan bukan
berasal dari internet sehingga dapat menambah keakuratan pada modul. Maka
dapat dilihat modul sesudah direvisi pada gambar 4.25 di bawah ini.
Gambar 4.24 Langkah
Kegiatan Setelah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 4.26 Saran Perubahan
Indikator Pada RPP
Revisi yang ketiga adalah pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Validator menyarankan agar pada indikator tidak hanya kegiatan mengidentifikasi
saja. Kemudian, peneliti mengubah beberapa kata mengidentifikasi pada indikator
menjadi mengamati, menyebutkan, dan mengelompokkan. Setelah diubah,
diharapkan kegiatan dan pengalaman baru yang dimiliki peserta didik menjadi
bervariasi. Maka dapat dilihat modul sebelum direvisi pada Gambar 4.26 dan
sesudah direvisi pada Gambar 4.27 dibawah ini.
Gambar 2.27 Indikator RPP
Setelah Revisi
Gambar 4.25 Alat dan Bahan
Setelah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 4.28 Saran Perubahan
Langkah Pembelajaran Pada RPP
Gambar 4.29 Langkah Pembelajaran RPP
Setelah Revisi
Revisi keempat masih berkaitan dengan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Para validator menyarankan untuk mempersingkat waktu pada
pendahuluan dan mempertegas adanya EEK (Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi). Maka, peneliti melakukan perubahan pada RPP dan hasil
perbandingannya dapat dilihat pada Gambar 4.30, dan Gambar 4.31 dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
4.1.2.3 Implementasi
Setelah dilakukan revisi oleh peneliti, maka untuk menguji kualitas modul
dilaksanakan implementasi modul di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta.
Implementasi dilaksanakan selama 2 hari. Hari pertama pada tanggal 12
Desember 2017, sedangkan hari kedua pada tanggal 13 Desember 2017. Guru dan
peneliti sepakat memilih tanggal tersebut dikarenakan peserta didik yang sudah
selesai melaksanakan Ujian Tengah Semeseter (UTS) sehingga tidak mengganggu
kegiatan pihak sekolah. Hasil dari implementasi yang dilaksanakan dapat
dijelaskan sebagai berikut.
4.1.2.3.1 Praktik Penggunaan Modul Hari Pertama
Peneliti melaksanakan kegiatan implementasi modul pada tanggal 12
Desember 2017 yang dimulai pada pukul 07.30 WIB di kelas III A SD Kanisius
Wirobrajan 1 Yogyakarta. Sebelum masuk ke kelas, peneliti terlebih dahulu
mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk implementasi hari tersebut.
Kegiatan implementasi hari pertama dimulai dengan mempersiapkan peserta
didik untuk siap mengikuti seluruh kegiatan dengan baik. Kegiatan diawali
dengan berdoa oleh salah satu peserta didik yang mendapatkan giliran memimpin
doa pagi ini maju ke depan kelas. Doa pagi dijadwalkan menggunakan doa Bapa
Kami dan Salam Maria dalam Bahasa Inggris. Kemudian, peneliti melakukan
presensi kehadiran peserta didik. Satu peserta didik tidak hadir dikarenakan sakit,
sehingga peneliti melaksanakan pembelajaran bersama 30 peserta didik. Peserta
didik yang tidak hadir karena sakit tersebut berinisial Do. Pada awal
pembelajaran, peneliti juga menyebutkan hal-hal yang sebaiknya dilakukan
selama pembelajaran berlangsung, contohnya adalah mengangkat tangan terlebih
dahulu sebelum bertanya atau menjawab pertanyaan, menjaga ketenangan, dan
berfokus pada materi yang sedang disampaikan di depan kelas.
Kemudian, peneliti mengajak peserta didik untuk bersama-sama menyanyikan
lagu “Jaga Kebersihan” yang telah dipersiapkan. Salah satu peserta didik
dipersilahkan untuk maju ke depan kelas memimpin teman-temannya bernyanyi.
Peserta didik yang maju tersebut kebetulan adalah perempuan dengan inisial Ll.
Sesuai dengan permintaan peserta didik, lagu dinyanyikan bersama sebanyak dua
kali. Setelah itu peserta didik bersama-sama dengan peneliti melakukan tepuk Es
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Jus. Peserta didik kelas ini tampak sangat gembira setelah melakukan tepuk Es
Jus. Gerakan dipadukan dengan tepuk tangan dan diakhiri dengan kalimat “Ting
Tong Jus” sembari menggelitik teman disampingnya membuat peserta didik
langsung tertawa hampir bersamaan. Peneliti menjadikan kegiatan pembuka ini
sebagai upaya untuk membangkitkan semangat dan motivasi belajar peserta didik.
Pada Kegiatan 1, peserta didik diajak untuk mengamati kondisi kelas mereka.
Terjalin kegiatan tanya jawab antara peserta didik dan peneliti. Berdasarkan
kegiatan pengamatan kelas yang dilakukan, peserta didik dapat menyampaikan
pendapat mereka tentang kondisi kelas. Kegiatan pengamatan membantu peserta
didik menjadi lebih berani berpendapat serta mengetahui perbedaan keadaan kelas
yang sehat dan tidak sehat serta bagaimana cara menjaga kebersihan yang
sebaiknya dilakukan agar lingkungan sekitar peserta didik tetap dalam kondisi
bersih. Kemudian pada Kegiatan 2, peserta didik diajak untuk mengamati dua
gambar berbeda yang menunjukan tentang lingkungan bersih dan lingkungan
penuh sampah. Peserta didik kemudian menuliskan ciri-cirinya, dari kegiatan
pengamatan gambar yang dilakukan ini peserta didik mengetahui ciri lingkungan
sehat dan tidak sehat.
Adanya penumpukkan sampah dapat mengakibatkan banjir dan jika sampai
terjadi banjir maka juga akan berdampak pada kesehatan. Oleh karena itu, peneliti
bersama peserta didik akan melakukan Kegiatan 3, yaitu: percobaan “Penyebab
Banjir”. Kemudian peneliti mengarahkan peserta didik untuk berkumpul dalam
kelompok yang sudah dibagi sebelumnya. Peserta didik dipersilahkan membaca
panduan dalam melaksanakan kegiatan percobaan “Penyebab Banjir” selama 10
menit. Alat dan bahan yang digunakan sudah disiapkan terlebih dahulu oleh
peneliti. Setiap kelompok sudah mendapatkan alat dan bahan seperti botol air
mineral bekas yang sudah dipotong bagian atasanya, lakban, gunting, kertas, dan
spidol. Dengan arahan dari peneliti, peserta didik bekerja sama dengan kelompok
membuat alat untuk percobaan. Dua orang peserta didik mengambil air ke kamar
mandi untuk percobaan yang akan dilakukan. Peneliti meminta 2 orang peserta
didik dari kelompok yang berbeda untuk mempraktekkan sesuai dengan panduan
yang telah dibaca. Pada saat itu semua peserta didik diminta untuk memperhatikan
terlebih dahulu perbedaan dari botol “penuh sampah” yang sebelumnya sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
diberikan tumpukan sampah pada bagian atasnya dan botol “tanpa sampah” yang
bebas dari sampah. Secara bersamaan, peserta didik yang berada di depan kelas
tadi menuangkan air untuk membuktikan percobaan. Setelah peserta didik
mengamati kedua teman yang praktek di depan kelas, kemudian peserta didik
dipersilahkan mencoba dalam kelompok dengan didampingi oleh peneliti yang
berkeliling memastikan kegiatan berlangsung dengan baik dan tidak ada air yang
tumpah. Kegiatan ini termasuk dalam pengalaman yang termasuk dalam tahapan
dalam pembelajaran yang menggunakan PPR.
Setelah peserta didik mencoba dalam kelompok, masing-masing dari peserta
didik dapat menuliskan poin-poin apa yang didapatkan dan kesimpulan apa yang
diperoleh dari pengalaman yang didapat oleh peserta didik. Kegiatan tersebut
mengandung nilai kesadaran kritis, sebab peserta didik belajar secara langsung
dari pengalaman yang telah mereka dapatkan. Setelah itu, salah satu peserta didik
mempresentasikan hasil pengamatan dari percobaan tadi di depan kelas. Kegiatan
ini bertujuan untuk melatih kepercayaan diri peserta didik, kegiatan ini
mengandung nilai dialog murni.
Setelah kegiatan percobaan, peserta didik melakukan Kegiatan 4 sebagai
refleksi. Peneliti melakukan tanya jawab dengan peserta didik, sekaligus peneliti
memberikan penguatan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
Pada hari pertama, peneliti mengajak peserta didik untuk melakukan aksi yang
terdapat pada Kegiatan 5. Pada aksi yang akan dilakukan ini, peserta didik
dipersilahkan untuk menentukan hal-hal apa saja yang akan menjadi aksi mereka
selanjutnya setelah menyadari perlunya menjaga kebersihan. Peserta didik diajak
untuk menuliskan hal-hal apa saja yang akan mereka lakukan. Kemudian peserta
didik diajarkan untuk memiliki kesadaran dan bertanggung jawab atas apa yang
sudah mereka tuliskan.
Setelah itu peserta didik mengerjakan soal yang terdapat pada Kegiatan 6.
Soal yang dikerjakan peserta didik berkaitan dengan lingkungan sehat dan tidak
sehat serta dampak dari sampah, sesuai dengan kegiatan percobaan yang telah
dilakukan sebelumnya sehingga peserta didik tidak mengalami kesulitan. Kegiatan
tersebut termasuk dalam tahapan evaluasi yang sesuai dengan aspek dalam
pembelajaran yang menggunakan PPR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4.1.2.3.2 Praktek Penggunaan Modul Hari Kedua
Peneliti melaksanakan kegiatan implementasi modul pada tanggal 13
Desember 2017 yang dimulai pada pukul 07.30 WIB di kelas III A SD Kanisius
Wirobrajan 1 Yogyakarta. Sebelum masuk ke kelas, peneliti terlebih dahulu
mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk implementasi hari tersebut.
Pada hari tersebut, peneliti bersama peserta didik akan membuat kerajinan dari
barang bekas. Peneliti membawa beberapa contoh kerajinan yang sudah
dipersiapkan dari kos.
Kegiatan implementasi hari kedua dimulai dengan mempersiapkan peserta
didik untuk siap mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran. Kegiatan diawali
dengan berdoa, salah satu peserta didik yang mendapatkan giliran memimpin doa
pagi maju ke depan kelas. Kemudian, peneliti melakukan presensi kehadiran
peserta didik. Pada hari tersebut, semua peserta didik hadir. Pada awal
pembelajaran, peneliti juga mengingatkan kembali hal-hal yang sebaiknya
dilakukan selama pembelajaran berlangsung, contohnya adalah mengangkat
tangan terlebih dahulu sebelum bertanya atau menjawab pertanyaan, menjaga
ketenangan, berfokus pada materi yang sedang disampaikan di depan kelas, dan
menjaga kebersihan kelas.
Untuk mengawali pembelajaran, peneliti mengajak peserta didik untuk
melakukan tepuk semangat. Kegiatan ini digunakan oleh peneliti sebagai upaya
untuk menyemangati peserta didik sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran hari tersebut. Setelah itu, peneliti juga menanyakan
bagaimana kabar peserta didik dan apakah mereka sudah sarapan. Karena badan
yang sehat adalah sumber otak yang cerdas.
Hari kedua, peneliti memulai dengan kegiatan tanya jawab tentang kebiasaan-
kebiasaan mereka di rumah. Peserta didik diajak untuk mengingat kembali
sampah apa saja yang ada di rumah serta kemana sampah-sampah itu akan
dibawa. Peserta didik diberikan sedikit materi tentang pengertian sampah, jenis
sampah, dan manfaat pemilahan sampah. Pada saat memberi materi, peneliti
sempat menyebutkan kata organik dan anorganik. Hal ini langsung memunculkan
banyak pertanyaan dari peserta didik yang penasaran, tapi peneliti tidak langsung
menjawab. Peneliti justru mengajak mereka untuk berkumpul bersama kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
yang kemarin dan masuk pada Kegiatan 7. Peneliti memberikan arahan kepada
peserta didik untuk melakukan aksi berkeliling sekolah untuk mengumpulkan
sampah dan membedakannya berdasarkan sampah organik dan anorganik.
Peserta didik bersama peneliti berkumpul di halaman sekolah, membentuk
lingkaran agar lebih mudah dalam memberi pengarahan. Kemudian, peserta didik
bersama dengan kelompok berkeliling ke sudut-sudut sekolah untuk
mengumpulkan sampah-sampah yang ditemui. Setelah kegiatan tersebut, peserta
didik dengan kesadarannya sendiri langsung mencuci tangan menggunakan sabun
pada wastafel yang sudah disediakan. Peserta didik kembali ke kelas, kemudian
menuliskan sampah apa saja yang ditemui dalam tabel yang sudah tersedia dalam
modul. Peserta didik mengelompokkan berdasarkan jenisnya. Setelah semua
peserta didik selesai, salah satu peserta didik maju ke depan kelas untuk
menyampaikan hasil pekerjaannya sekaligus mengoreksi bersama dengan teman
yang lain. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri pada
peserta didik.
Pada Kegiatan 8, peserta didik tetap berkumpul dalam kelompok kemudian
peneliti mengajak peserta didik untuk menyiapkan alat dan bahan yang sudah
dibawa dari rumah. Peneliti meminta peserta didik untuk membaca tujuan dan
langkah-langkah kegiatan agar memahami sebelum melakukan kegiatan. Setelah
itu, peserta didik dipersilahkan untuk berdiskusi dalam kelompok tentang
kerajinan apa yang dibuat. Dalam kegiatan ini, diharapkan peserta didik dapat
meningkatkan kemampuan sosial mereka dengan bekerja sama dalam kelompok.
Peneliti menunjukkan beberapa contoh kerajinan yang sudah disiapkan tadi antara
lain tempat pensil, tabungan, dan tempat menaruh barang. Tujuan kegiatan
tersebut untuk memberi gambaran bagi peserta didik dalam membuat kerajinan
yang bermanfaat. Selama kegiatan pembuatan kerajinan berlangsung, peneliti
berkeliling kelas dan mengamati apabila ada peserta didik yang tidak ikut bekerja
dalam kelompok. Kegiatan ini juga mengasah kreativitas peserta didik.
Setelah itu, peserta didik bersama dengan peneliti melakukan Kegiatan 9
berupa refleksi yang berbeda dengan hari pertama. Pada refleksi hari kedua,
peserta didik diberikan beberapa pertanyaan untuk menggali pengalaman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
sudah diperoleh hari ini. Pada kegiatan refleksi, peneliti juga memberikan
penguatan pada pembelajaran yang sudah berlangsung.
Pada akhir pembelajaran, peneliti memberikan evaluasi kepada peserta didik
berupa bacaan dengan soal-soal yang saling berkaitan. Peserta didik diajak untuk
membaca teks dan menganalisis teks yang ada pada modul. Tujuan dari
menganalisis teks yang dilakukan peserta didik adalah untuk melihat tingkat
pemahaman yang dimiliki peserta didik. Dalam kegiatan ini, terkandung nilai
humanisasi karena peserta didik belajar untuk memecahkan masalah dengan
mencari solusi sendiri sesuai dengan pemahaman yang dimiliki peserta didik.
Semua kegiatan dan pemahaman materi yang diajarkan baik pada hari pertama
dan kedua mengandung nilai-nilai Pendidikan Emansipatoris.
4.1.2.4 Evaluasi
Langkah pengembangan selanjutnya yang dilakukan setelah tahap
implementasi adalah evaluasi. Evaluasi di dapat dari observasi yang dilakukan
pada saat implementasi modul hari pertama dan kedua. Dari kegiatan observasi
tersebut, peneliti akan mengetahui kekurangan dan kelebihan modul yang
digunakan. Evaluasi juga diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada tiga
peserta didik kelas III A. Peneliti memilih tiga peserta didik yang diwawancara
berdasarkan observasi pada saat implementasi dan saran dari guru kelas III A.
4.1.2.4.1 Hasil Implementasi
Setelah implementasi modul dilaksanakan peneliti menganalisis setiap proses
pada saat pembelajaran, selama proses pembelajaran peneliti juga belajar dari
reaksi yang ditunjukkan oleh peserta didik. Pembelajaran hari pertama dan hari
kedua berjalan dengan lancar karena peserta didik sangat antusias pada setiap
kegiatan yang dilaksanakan baik saat pembelajaran di dalam kelas maupun
kegiatan luar kelas. Peserta didik sangat bisa diajak bekerja sama karena mereka
membawa alat dan bahan sesuai dengan instruksi yang telah diberikan oleh
peneliti. Pada saat melaksanakan aksi hari pertama, peserta didik juga berantusias
dan memiliki rasa bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungan yang
terlihat. Hasil dari pembelajaran hari kedua berupa kerajinan tangan membuat
mereka tampak senang. Bahkan beberapa peserta didik ingin membawa pulang
hasil kerajinan yang dibuat oleh kelompok masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Secara keseluruhan, proses implementasi modul hari pertama dan hari kedua
dengan menggunakan modul yang berbasis Pendidikan Emansipatoris ini dapat
membuat peserta didik menjadi lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat
dan mengajukan pertanyaan, membuat peserta didik tertarik dan aktif dalam
kegiatan pembelajaran serta dapat menanamkan sikap peduli lingkungan pada
peserta didik di kelas III A SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta.
4.1.2.4.2 Observasi Implementasi Modul
Peneliti juga melakukan kegiatan observasi pada peserta didik selama kegiatan
implementasi modul hari pertama dan hari kedua dengan tujuan untuk mengetahui
kelebihan dan kelemahan modul yang digunakan. Observasi yang dilakukan,
berpedoman pada prinsip-prinsip Tomlinson yang dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.12 Instrumen Observasi Implementasi Modul
No Aspek yang Diamati Tampak Tidak
Tampak
1. Peserta didik memahami materi yang
diajarkan dengan bantuan modul. √
2. Peserta didik merasa senang dalam
pembelajaran. √
3. Peserta didik menjadi aktif dan tidak malu
bertanya. √
4. Modul menunjukkan manfaat dalam
memecahkan masalah di lingkungan sekitar. √
5. Tampilan modul mampu membuat peserta
didik tertarik untuk mempelajari. √
6. Peserta didik menunjukkan sikap mandiri
dalam pembelajaran. √
7. Peserta didik mampu mengikuti langkah-
langkah yang ada pada modul. √
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kemudian peneliti menjabarkan
hasil observasi yang dilakukan pada saat implementasi modul. Berikut penjabaran
yang dapat memperjelas tabel diatas.
Pertama, peneliti mengamati bahwa peserta didik dapat lebih memahami
materi yang disampaikan dengan bantuan modul yang digunakan, hal ini dapat
terlihat dari hasil jawaban peserta didik pada hasil evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Kedua, pada saat implementasi hari pertama dan kedua sebagian besar peserta
didik tampak merasa senang pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini
dapat terlihat pada saat mereka melakukan kegiatan percobaan “Penyebab Banjir”
dan kegiatan berkeliling lingkungan sekolah. Walaupun masih ada peserta didik
yang juga tampak bermalas-malasan saat mengerjakan soal evaluasi.
Ketiga, selama pembelajaran berlangsung baik hari pertama maupun hari
kedua, selalu saja terdapat pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik pada saat
pembelajaran berlangsung. Setelah mengangkat tangan, mereka biasanya baru
menyebutkan pertanyaan. Tapi tidak jarang mereka langsung berbicara sebelum
ditunjuk, sehingga peneliti mengingatkan agar terlebih dahulu mengangkat tangan
sebelum bertanya atau menjawab. Contoh pertanyaan yang disampaikan adalah
tentang bagaimana bisa banjir berdampak bagi kesehatan. Peserta didik yang
belum memahami maksud dari petunjuk pada modul juga sebagian besar mau dan
tidak malu untuk bertanya.
Keempat, selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati
bahwa dari kegiatan yang terdapat dalam modul peserta didik menjadi mengerti
bahwa dampak dari membuang sampah sembarangan adalah banjir, sehingga
membuang sampah pada tempatnya dapat dijadikan cara mencegah banjir. Peserta
didik juga mengetahui bahwa pencemaran lingkungan dapat dicegah dengan cara
melakukan pemilahan sampah, sehingga sampah tidak menumpuk dan bisa
dimanfaatkan menjadi kerajinan serta bahan baku pembuatan pupuk.
Kelima, pada kegiatan pembelajaran, peneliti melihat bahwa peserta didik
merasa biasa saja dengan tampilan luar modul tetapi lebih cenderung tertarik pada
isi dari modul yang berisi kegiatan-kegiatan baik di dalam kelas maupun di luar
kelas.
Keenam, berdasarkan pengamatan peneliti, selama kegiatan pembelajaran,
peserta didik menampakkan sikap mandiri. Kemandirian peserta didik tampak
pada saat mereka harus melaksanakan kegiatan pembuatan kerajinan dari barang
bekas. Semua peserta didik dapat fokus dan tidak banyak meminta bantuan.
Mereka membaca petunjuk serta langkah-langkah kegiatan kemudian
menyelesaikannya dengan baik. Tetapi, tidak semua peserta didik mampu
mengerjakan soal tanpa harus diingatkan berkali-kali. Terdapat satu peserta didik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
berinisial Rk, yang termasuk sulit untuk mengerjakan soal-soal maupun bekerja di
dalam kelompok. Dia malah sibuk mengajak teman yang sedang mengerjakan
untuk mengobrol.
Ketujuh, peneliti melihat bahwa selama pengimplementasian modul hari
pertama dan kedua, hampir semua peserta didik dapat mengikuti dan memahami
langkah-langkah yang ada pada modul. Ada juga peserta didik yang bertanya
karena belum membaca langkah-langkah, tapi langsung bertanya. Kemudian, saat
temannya mendengar pertanyaan tersebut justru temannya yang menjawab
pertanyaan itu dan meminta peserta didik tersebut membaca langkah-langkah
terlebih dahulu. Pada saat melihat itu, peneliti mengarahkan peserta didik untuk
membaca langkah-langkah kegiatan.
4.1.1.4.2 Wawanancara Peserta Didik Terhadap Kualitas Modul
Wawancara peserta didik dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2017 untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan modul yang telah digunakan dalam proses
pembelajaran. Peneliti melakukan kegiatan wawancara kepada 3 peserta didik
yang sudah ditentukan. Ketiga peserta didik berinisial Al, Md, dan Mk. Hasil dari
wawancara terhadap tiga peserta didik dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pertama, pertanyaan yang diajukan peneliti kepada peserta didik tentang
apakah modul dapat membantu peserta didik untuk memahami materi pentingnya
kegiatan memilah sampah. Hasil dari wawancara peserta didik setelah
implementasi, yaitu tiga peserta didik (100%) mengatakan bahwa mereka dapat
mengetahui manfaat dari pemilahan sampah yang dilakukan. Peserta didik
pertama dan kedua mengetahui bahwa sampah yang dipilah dapat dimanfaatkan
menjadi pupuk atau kerajinan sehingga bisa dijual kembali. Peserta didik ketiga
mengatakan bahwa kegiatan memilah sampah juga diterapkan di lingkungan
tempat dia tinggal.
Kedua, pertanyaan yang diajukan peneliti kepada peserta didik adalah apakah
mereka merasa senang pada saat menggunakan modul pembelajaran. Hasil dari
wawancara peserta didik setelah implementasi modul yaitu ketiga peserta didik
(100%) mengatakan bahwa mereka sangat senang. Ketiga peserta didik
menyampaikan pendapat yang hampir sama. Ketiga peserta didik mengatakan
mereka senang dan bersemangat karena kegiatan-kegiatan yang ada dalam modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
sangat menyenangkan. Peserta didik pertama mengatakan bahwa dia sangat
menyukai kegiatan percobaan “Penyebab Banjir”. Menurutnya, baru pertama kali
dia merasakan pembelajaran menggunakan media langsung, sehingga dia lebih
memahami. Peserta didik kedua mengatakan bahwa dia sangat senang saat
membuat kerajinan bersama teman dalam kelompok. Berbeda dengan kedua
temannya yang lain, peserta didik yang ketiga mengatakan bahwa dia merasa
kegiatan paling menyenangkan adalah berkeliling-keliling sekolah sambil
memungut sampah.
Ketiga, pertanyaan yang diajukan peneliti kepada peserta didik adalah apakah
mereka mau bertanya jika belum memahami materi. Hasil dari wawancara peserta
didik setelah implementasi modul adalah dua peserta didik (66,7%) yang
berinisial Mk dan Al menjawab mau bertanya dan tidak merasa malu ataupun
takut. Satu peserta didik (33,3%) yang berinisal Md mengatakan bahwa tidak mau
bertanya karena sudah mengetahui semua, jadi tidak perlu bertanya lagi.
Keempat, pertanyaan yang diajukan peneliti kepada peserta didik adalah
apakah modul yang digunakan dapat membantu untuk menyelesaikan masalah
penumpukkan sampah. Hasil dari wawancara peserta didik setelah implementasi
modul adalah ketiga peserta didik (100%) mengatakan bahwa kegiatan yang ada
pada modul membuat mereka mengetahui bahwa adanya sampah bisa
dimanfaatkan sebagai kerajinan. Peserta didik yang berinisial Al juga
menambahkan bahwa ketika dia ikut Ibunya berbelanja ke pasar, dia sempat
melihat sebuat tas belanja berbahan dasar plastik bungkus kopi yang dijual.
Kelima, pertanyaan yang diajukan peneliti kepada peserta didik adalah apakah
gambar yang digunakan dalam modul itu menarik dan bagaimana perasaan peserta
didik. Hasil dari wawancara peserta didik setelah implementasi modul adalah satu
peserta didik (33,3%) berinisial Mk merasa bahwa gambar dalam modul menarik
karena berwarna-warni dan gambarnya juga jelas. Kedua peserta didik (66,7%)
yang lainnya mengatakan bahwa gambar pada modul jelas dan mereka merasa
biasa saja.
Keenam, pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada peserta didik adalah
apakah peserta didik dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dalam
modul. Hasil dari wawancara peserta didik setelah implementasi modul adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
dua peserta didik (66,7%) yang berinisial Al dan Mk merasa bahwa bisa
mengikuti langkah-langkah kegiatan yang terdapat dalam modul, mereka tidak
merasa kesulitan juga tidak merasa bingung. Menurut Mk, langkah kegiatan yang
dituliskan sudah jelas. Satu peserta didik (33,3%) yang berinisial Md mengatakan
bahwa dia sempat merasa kebingungna pada saat melakukan kegiatan membuat
kerajinan bersama kelompok karena teman-teman yang lain, menurutnya, tidak
mau menjelaskan apa tugasnya, sehingga Md lebih memilih melihat saja.
Ketujuh, pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada peserta didik adalah
apakah modul yang digunakan dalam pembelajaran bisa membantu untuk menjadi
aktif dan semakin ingin tahu pada saat kegiatan pembelajaran. Hasil dari
wawancara peserta didik setelah implementasi modul adalah ketiga peserta didik
(100%) mengatakan bahwa langkah-langkah kegiatan yang terdapat dalam modul
membuat mereka merasa lebih ingin tahu dan menjadi mau aktif dalam
pembelajaran. Peserta didik berinisial Md mengatakan “tadi saya banyak nanya
karena saya ingin tahu Bu”.
Kedelapan, pertanyaan yang diajukan peneliti kepada peserta didik adalah
apakah modul yang digunakan dalam pembelajaran dapat membuat mereka
merasa lebih mandiri. Hasil dari wawancara peserta didik setelah implementasi
modul adalah satu peserta didik (33,3) berinisial Al mengatakan iya. Tapi, kedua
peserta didik (66,7%) lainnya mengatakan biasa saja.
Kesembilan, pertanyaan yang diajukan peneliti kepada peserta didik adalah
apakah tampilan modul membuat kamu merasa tertarik untuk belajar. Hasil dari
wawancara peserta didik setelah implementasi modul adalah satu peserta didik
(33,3%) yang berinisial Al mengatakan bahwa dia cukup tertarik pada tampilan
modul. Dia juga menambahkan bahwa dia lebih tertarik pada kegiatan-kegiatan
dalam modul. Kedua peserta didik lain (66,7) yang berinisial Md dan Mk
mengatakan tidak tertarik dengan tampilan modul. Tetapi, Mk mengatakan bahwa
dia tertarik pada kegiatan percobaan banjir.
4.1.2.4.3 Angket Persepsi Peserta Didik Terhadap Kualitas Modul
Berdasarkan implementasi modul yang dilakukan pada tanggal 12-13
Desember 2017. Peneliti kemudian membagikan angket pada seluruh peserta
didik kelas III A yang berjumlah 30 peserta didik. Pembagian angket dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
setelah selesai kegiatan implementasi modul hari kedua. Angket yang dibagikan
kepada peserta didik dibuat berdasarkan sembilan prinsip Tomlinson, dengan
tujuan untuk melihat apakah sembilan prinsip Tomlinson yang diterapkan dalam
modul berdampak dan dapat dirasakan oleh peserta didik. Berikut adalah hasil
pengolahan data yang diperoleh peneliti berdasarkan angket persepsi peserta didik
terhadap modul IPA “Lingkungan Sehat”.
Tabel 4.13.1 Materi Harus Mencapai Dampak
No Pernyataan Ya Tidak
10. Modul pembelajaran “Lingkungan Sehat” menambah rasa
ingin tahu saya.
83% 17%
11. Saya senang belajar menggunakan modul “Lingkungan
Sehat”.
87% 13%
Prinsip pertama materi harus mencapai dampak sudah terlihat dan dapat
dirasakan oleh peserta didik berdasarkan pernyataan nomor 10. Dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa sebanyak 83% peserta didik menjawab bahwa modul yang
digunakan menambah rasa ingin tahu mereka. Lalu, 17% peserta didik menjawab
modul tidak menambah rasa ingin tahu mereka. Kemudian, sebanyak 87% peserta
didik menjawab bahwa mereka senang belajar menggunakan modul “Lingkungan
Sehat”, sedangkan 13% peserta didik mengatakan bahwa tidak senang belajar
menggunakan modul. Hal ini yang menjadi dasar bahwa prinsip pertama
Tomlinson tentang materi harus mencapai dampak sudah terlihat dan dapat
dirasakan dengan baik oleh sebagian besar peserta didik, sehingga kualitas modul
pada bagian ini sudah layak.
Tabel 4.13.2 Materi Harus Membuat Peserta Didik Merasa Nyaman
No Pernyataan Ya Tidak
1 Bahasa yang digunakan dalam modul “Lingkungan Sehat”
mudah saya mengerti.
90% 10%
2 Ada beberapa kata-kata dalam modul pembelajaran
“Lingkungan Sehat” yang tidak saya mengerti.
7% 93%
3 Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada modul
“Lingkungan Sehat” sudah cukup jelas.
90% 10%
4 Langkah-langkah kegiatan pembelajaran terasa sulit untuk
dilakukan.
13% 87%
5 Ukuran dan jenis huruf pada modul pembelajaran
“Lingkungan Sehat” dapat saya baca dengan jelas.
87% 13%
6 Modul pembelajaran menjadi menarik karena gambar dan
warna didalamnya.
77% 23%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Pada prinsip yang kedua, materi harus membuat peserta didik menjadi nyaman
artinya materi pembelajaran disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan
tampilan yang menarik sehingga akan muncul ketertarikan dan perasaan senang
dari dalam diri peserta didik, sehingga materi dapat tersampaikan dengan baik
sehingga peserta didik tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran. Pada
prinsip kedua ini, sudah terlihat dan dapat dirasakan oleh peserta didik karena
dapat dilihat dari pernyataan nomor satu, sebanyak 90% peserta didik memberikan
penilaiannya bahwa bahasa yang digunakan pada modul mudah dimengerti.
Selanjutnya, pernyataan nomor dua, sebanyak 7% peserta didik memberikan
penilaian bahwa ada beberapa kata-kata dalam modul yang belum bisa mereka
mengerti, peneliti juga menyadari bahwa kata-kata tersebut, misalnya: identifikasi
dan menganalisis, mereka merasa asing dengan beberapa kata yang ada. Lalu,
pernyataan nomor tiga, 90% peserta didik menyatakan bahwa langkah-langkah
kegiatan yang terdapat didalam modul sudah cukup jelas, sehingga mereka bisa
melaksanakan kegiatan dengan baik. Kemudian, pernyataan nomor empat, 87%
peserta didik menjawab bahwa mereka tidak merasa kesulitan dalam melakukan
langkah-langkah pembelajaran yang terdapat di dalam modul. Pernyataan nomor
lima menunjukkan bahwa 87% peserta didik menyatakan ukuran, warna dan jenis
huruf yang digunakan pada modul dapat dibaca dengan jelas, dan pernyataan
nomor enam menjelaskan bahwa 87% peserta didik menyatakan modul menjadi
menarik dengan adanya gambar dan warna di dalamnya seingga tidak
menimbulkan kejenuhan ketika belajar menggunakan modul. Dari keseluruhan
hasil penilaian yang telah diberikan peserta didik pada prinsip kedua Tomlinson
terhadap modul “Lingkungan Sehat”, dapat disimpulkan bahwa prinsip kedua ini
sudah tampak dan dapat dirasakan oleh sebagian besar peserta didik, sehingga
kualitas modul dengan prinsip kedua ini sudah layak.
Tabel 4.13.3 Materi Membuat Peserta Didik Lebih Percaya Diri
No Pernyataan Ya Tidak
8. Saya aktif bertanya selama pembelajaran. 73% 27%
9. Saya bekerja sama dengan kelompok untuk menyelesaikan
tugas kelompok.
90% 10%
Kemudian, untuk prinsip ketiga tentang materi dalam modul harus membuat
peserta didik lebih percaya diri. Berdasarkan hasil penilaian peserta didik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
pernyataan nomor delapan sebanyak 73% yang aktif bertanya ketika pembelajaran
berlangsung, sedangkan 27% merasa tidak bertanya ketika dalam pembelajaran,
dan 46% . Hasil menunjukan bahwa peserta didik yang aktif bertanya, tetapi
sudah bisa dikatakan cukup baik karena jumlah peserta didik yang aktif bertanya
ketika pembelajaran menggunakan modul jauh lebih banyak 46% dibandingkan
peserta didik yang tidak aktif bertanya. Kemudian untuk pernyataan nomor
sembilan, sebanyak 90% peserta didik bisa bekerja sama dengan kelompok untuk
menyelesaikan tugas yang terdapat di dalam modul. Dari hasil penilaian yang
dilakukan oleh peserta didik ini membuktikan bahwa prinsip ketiga Tomlinson
yang bertujuan untuk membuat peserta didik menjadi lebih percaya diri sudah
tampak dan dapat dirasakan oleh sebagian besar peserta didik sehingga kualitas
modul dengan prinsip ketiga yang terdapat dalam modul masuk ke dalam kategori
layak.
Tabel 4.13.4 Harus Saling Berkaitan dan Mudah Digunakan
No Pernyataan Ya Tidak
16. Modul “Lingkungan Sehat” membuat saya mengerti
pentingnya menjaga lingkungan.
93% 7%
Kemudian, prinsip keempat materi dalam modul harus saling berkaitan dan
mudah digunakan peserta didik. Dari hasil keseluruhan penilaian yang diberikan,
peserta didik menjawab bahwa melalui pembelajaran menggunakan modul
“Lingkungan Sehat”, 93% peserta didik mengerti pentingnya menjaga lingkungan,
sehingga pada prinsip keempat Tomlinson ini sudah tampak dan dapat dirasakan
oleh sebagian besar peserta didik. Maka kualitas modul dengan prinsip keempat
ini sudah baik dan masuk kedalam kategori layak.
Tabel 4.13.5 Materi Harus Memfasilitasi Peserta Didik untuk Membentuk
Kepribadian
No Pernyataan Ya Tidak
17. Modul pembelajaran “Lingkungan Sehat” membantu saya
dalam menumbuhkan kepedulian saya terhadap lingkungan
sekitar.
93% 7%
18. Modul pembelajaran “Lingkungan Sehat” membantu saya
dalam menumbuhkan tanggung jawab saya terhadap
lingkungan sekitar.
90% 10%
Pada prinsip kelima ini, materi harus memfasilitasi peserta didik untuk
membentuk kepribadian mereka. Dari hasil penilaian yang telah diberikan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
peserta didik, pernyataan nomor 17 menunjukkan 93% peserta didik memberikan
penilaian bahwa pembelajaran menggunakan modul membantu mereka dalam
menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan 7% peserta
didik menjawab modul belum bisa membantu mereka menumbuhkan rasa peduli
terhadap lingkungan. Lalu, pernyataan nomor 18, menunjukkan sebanyak 90%
peserta didik memberikan penilaian bahwa pembelajaran menggunakan modul
membantu mereka untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam menjaga
lingkungan sekitar. Sehingga, dari keseluruhan penilaian yang telah diberikan
peserta didik ini dapat disimpulkan bahwa prinsip kelima dalam modul ini sudah
tampak dan dapat dirasakan oleh sebagian besar peserta didik, sehingga kualitas
modul dengan prinsip ini sudah masuk kedalam kategori layak.
Tabel 4.13.6 Peserta Didik Harus Memperoleh Poin-Poin Pengetahuan
No Pernyataan Ya Tidak
19. Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan modul
“Lingkungan Sehat” saya mengerti lingkungan itu apa.
100% 0%
20. Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan modul
“Lingkungan Sehat” saya mengerti pentingnya kegiatan
pemilahan sampah.
83% 17%
Kemudian prinsip keenam Tomlinson, peserta didik harus memperoleh poin-
poin pengetahuan. Dari hasil penilaian yang telah diberikan oleh peserta didik
pernyataan nomor 19, 100% peserta didik menjawab bahwa melalui kegiatan
pembelajaran menggunakan modul mereka dapat memahami makna lingkungan
yang sesungguhnya itu seperti apa. Lalu pada pernyataan nomor 20, sebanyak
83% peserta didik menjawab bahwa melalui kegiatan pembelajaran dalam modul
merekla memahami pentingnya kegiatan memilah sampah. Dari hasil keseluruhan
penilaian yang diberikan peserta didik pada modul dengan prinsip keenam ini,
maka dapat disimpulkan bahwa prinsip keenam ini sudah tampak dan dirasakan
oleh sebagian besar peserta didik, maka kualitas modul sudah masuk kedalam
kategori layak.
Tabel 4.13.7 Materi Harus Memperhatikan Perbedaan Pada Peserta Didik
No Pernyataan Ya Tidak
12. Saya bisa bekerja sama dengan baik bersama teman
kelompok.
93% 7%
13. Didalam kelompok belajar saya semua saling memberikan
pendapat.
93% 7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Kemudian prinsip ketujuh, materi harus memperhatikan peserta didik yang
memiliki gaya berbeda-beda. Peneliti merancang pembelajaran secara
berkelompok agar mereka dapat berbaur dan saling bertukar pendapat. Dari hasil
penilaian yang telah diberikan oleh peserta didik, pada pernyataan nomor 12,
sebanyak 93% peserta didik mengatakan dapat bekerja sama dengan baik bersama
dengan kelompok pada saat kegiatan pembelajaran. Lalu untuk pernyataan nomor
13, sebanyak 93% peserta didik mengatakan bahwa mereka saling bertukar
pendapat ketika bekerja sama dalam kelompok. Sehingga, dapat disimpulkan
bahwa prinsip ketujuh ini sudah tampak dan dapat dirasakan oleh peserta didik,
maka kualitas modul dengan prinsip ketujuh ini masuk ke dalam kategori layak.
Tabel 4.13.8 Materi Pembelajaran Harus Mampu Mengembangkan Potensi
Peserta Didik yang Mencakup Intelektual, Kreativitas, dan Emosional
No Pernyataan Ya Tidak
14. Saya menyampaikan pendapat saya kepada guru dan teman
ketika berdiskusi.
90% 10%
15. Saya bersemangat ketika melakukan kegiatan percobaan. 100% 0%
Pada prinsip kedelapan ini, materi pembelajaran harus mampu
mengembangkan potensi peserta didik yang mencakup intelektual, kreativitas, dan
emosional. Sehingga, peserta didik memiliki pendapat yang akan mereka
kemukakan, lalu menjadi semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dari
hasil penilaian yang diberikan peserta didik, pernyataan nomor 14, menunjukkan
bahwa 90% peserta didik menyampaikan pendapat mereka pada saat berdiskusi
dengan guru atau teman kelompok. Artinya, peserta didik dapat mengembangkan
kemampuan intelektual yang dimilikinya. Lalu, untuk pernyataan nomor 15,
100% peserta didik menjawab mereka sangat bersemangat ketika melakukan
kegiatan pembelajaran, terutama kegiatan percobaan. Artinya, mereka sudah
mengembangkan emosional mereka dalam mengikuti pembelajaran. Dari
keseluruhan penilaian yang telah diberikan peserta didik, maka dapat disimpulkan
bahwa modul dengan menggunakan prinsip kedelapan ini sudah tampak dan dapat
dirasakan oleh sebagian besar peserta didik, sehingga kualitas modul dengan
prinsip ketujuh ini bisa dikategorikan layak untuk digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel 4.13.9 Materi Pembelajaran Harus Memberikan Kesempatan Umpan
Balik
No Pernyataan Ya Tidak
7 Saya bisa mengerjakan soal evaluasi dengan baik. 90% 10%
Kemudian yang terakhir, prinsip kesembilan yaitu materi pembelajaran harus
memberikan kesempatan atau umpan balik untuk mengetahui hal tersebut maka
peneliti membuat soal evaluasi yang terdapat pada modul. Sebanyak 90% peserta
didik menyatakan bahwa mereka bisa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan
10% lagi masih merasa kesulitan untuk mengerjakan soal evaluasi. Dapat
disimpulkan bahwa prinsip kesembilan Tomlinson yang diterapkan dalam modul
sudah terlihat dan dapat dirasakan oleh sebagian besar peserta didik, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada bagian ini modul sudah cukup baik dan masuk ke
dalam kategori layak.
4.2 Kelebihan dan Kekurangan Modul
Modul sudah melalui tahap penilaian dari ahli IPA, ahli Bahasa, dan guru
kelas III A. Modul juga telah diimpelementasikan pada 30 peserta didik kelas III
A SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi,
wawancara tiga peserta didik dan pembagian angket yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan kelebihan dan kelemahan modul yang didapat adalah sebagai berikut.
4.2.1 Kelebihan Modul
Dari langkah-langkah yang telah dilakukan pada modul sebelum dan sesudah
implementasi, peneliti melihat beberapa kelebihan dari modul yang dibuat, antara
lain: (a) Langkah-langkah yang terdapat dalam modul mudah diikuti, (b)
Kegiatan-kegiatan yang terdapat pada modul menarik minat belajar pada diri
peserta didik, (c) Modul dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan
masalah, (d) Membantu peserta didik menjadi aktif dan mau bertanya, dan (e)
Modul IPA menyajikan materi yang membantu menanamkan sikap peduli
lingkungan.
4.2.2 Kekurangan Modul
Dari langkah-langkah yang telah dilakukan pada modul sebelum dan sesudah
implementasi, peneliti melihat beberapa kekurangan dari modul yang dibuat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
antara lain: (a) Tampilan modul kurang menarik minat belajar peserta didik, (b)
Pengembangan modul hanya terbatas pada penanaman sikap peduli lingkungan,
(c) Bahasa yang digunakan pada modul kurang mudah dipahami oleh peserta
didik, dan (d) Gambar yang digunakan dalam modul kurang menggambarkan
kondisi nyata di sekitar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dan saran bagi penelitian berikutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan modul IPA untuk
menanamkan sikap peduli lingkungan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
5.1.1 Pengembangan materi berupa modul IPA kelas III yang bertujuan untuk
menanamkan sikap peduli lingkungan pada peserta didik dikembangkan
melalui beberapa langkah sesuai dengan langkah pengembangan menurut
Tomlinson (dalam Harsono, 2007), yaitu: (1) Menganalisisi kebutuhan
peserta didik melalui pembagian angket, kegiatan observasi dan
wawancara kepada guru dan kepala sekolah, (2) Mendesain materi dalam
modul pembelajaran menggunakan Sembilan prinsip pengembangan
materi menurut Tomlinson, (3) Mengimplementasikan modul
pembelajaran di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta, (4) Mengevaluasi
hasil impelemntasi modul untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
modul, dan (5) Revisi modul sebagai usaha akhir untuk memperbaiki
kualitas modul pembelajaran sehingga semakin layak untuk dipergunakan.
5.1.2 Modul pembelajaran IPA SD yang dikembangkan berdasarkan Prinsip
Emansipatoris digunakan untuk menanamkan sikap peduli lingkungan
pada peserta didik kelas III A SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta,
termasuk dalam kategori “Layak” untuk digunakan oleh guru dan peserta
didik. Kualitas tersebut dilihat berdasarkan hasil validasi para ahli sebelum
dilaksanakan implementasi. Hasil validasi dari ahli digunakan untuk
merevisi materi sebelum diimplementasikan. Kegiatan implementasi
selama dua hari digunakan untuk evaluasi modul. Evaluasi modul
diperoleh dari observasi kegiatan implementasi, hasil wawancara peserta
didik, dan angket kualitas modul yang dibagikan kepada 30 peserta didik,
maka didapatkan kelebihan dan kelemahan modul. Berdasarkan angket
dan observasi yang dilakukan selama implementasi modul, menunjukkan
bahwa sudah memenuhi sembilan prinsip pengembangan materi menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tomlinson. Peneliti meyakini tercapainya sembilan prinsip tersebut
dengan adanya bukti bahwa (1) peserta didik mendapatkan pengalaman
baru sebagai dampak dari penggunaan modul, (2) peserta didik belajar
menggunakan panduan sehingga kepercayaan diri meningkat, (3) peserta
didik merasa nyaman dengan adanya modul yang mudah dipahami dan
saling terkait, (4) kepribadian peserta didik terbentuk dengan adanya
panduan dalam modul, (5) peserta didik memperoleh pengetahuan baru
berkat kegiatan pada modul, (6) peserta didik merasa nyaman dan senang
karena langkah dalam modul mudah dipahami, (7) peserta didik dengan
senang hati bekerja dalam kelompok yang dipilih secara acak, (8) kegiatan
dalam modul membantu peserta didik meningkatkan kemampuan
intelektual, kreativitas dan keterlibatan emosional, dan (9) peserta didik
aktif berpartisipasi dalam kegiatan percobaan “Penyebab Banjir”.
5.2 Keterbatasan dan Saran
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pada pengumpulan data yang
menggunakan angket belum tepat cara perhitungannya. Maka dari itu, untuk
penelitian selanjutnya dalam perhitungan, sebaiknya menggunakan pedoman
pengolahan angket. Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah adalah
implementasi modul yang dilakukan oleh peneliti masih terbatas pada kelas III A
SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta. Maka dari itu, untuk penelitian
selanjutnya, materi dapat digunakan untuk kebutuhan umum dengan melakukan
analisis kebutuhan dari beberapa sekolah yang ada agar kualitas modul lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
DAFTAR PUSTAKA
Bundu, P. (2006). Penilaian ketrampilan proses dan sikap ilmiah dalam
pembelajaran dalam pembelajaran sains. Jakarta. DEPDIKNAS.
Daryanto. (2013). Menyusun modul bahan ajar untuk persiapan guru dalam
mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
Harmi, S. (2015). Ilmu Pengetahuan Alam: untuk kelas III SD dan MI. Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Harsono, Y. M. (2007). Developing learning materials for specific purposes. Teflin
Journal. Vol 18 (2).
Hutagalung, I. (2007). Pengembangan kepribadian (Tinjauan Praktis Menuju
Pribadi Positif). Indeks: Jakarta.
Kurniawan, S. (2013). Pendidikan karakter: Konsepsi & implementasinya secara
terpadu di lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi, dan masyarakat.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Meloeng, L. J. (2015). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muslich, & Mansur. (2007). KTSP dasar pemahaman dan pengembangan. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Nata, A. (2010). Ilmu pendidikan islam.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Neolaka, A. (2008). Kesadaran Lingkungan. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Rahyubi, H. (2014). Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik.
Bandung: Nusa Media.
Rahardi, F. (2006). Menulis artikel, feature, dan esai. Tangerang: PT Agro Media
Pustaka.
Saldana, J. (2009). The coding manual for qualitative researchers. London: Sage
Publication.
Salim, E. (nd). Pembangunan berwawasan lingkungan. Jakarta: LP3ES.
Salim, E. (2008). Lingkungan hidup dan pembangunan. Jakarta: Mutiara.
Samani, M., & Hariyanto. (2013). Pendidikan karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Samatowa, U. (2016). Pembelajaran IPA di sekolah dasar: Jakarta: PT Indeks.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan pembelajaran: Teori dan praktik
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta:
Prenda Media Group.
Sari, W. W. (2014). Persepsi guru dan siswa SD di Yogyakarta terhadap program
Conservation Scout, (Online), (http://bioedukatika.uad.ac.id/wp-
content/uploads/2015/08/7.-Jurnal-Bioedukatika-Wahyu-Wido-Sari-34-37-
vol.2-No.2-Desember-2014.pdf) , diakses 3 Agustus 2017.
Siahaan, N. (2004). Hukum lingkungan dan ekologi pembangunan. Jakarta:
Erlangga.
Subagya, C., dkk. (2008). Paradigma pedagogi reflektif. Yogyakarta: Kanisius.
Subagya. (2010). Paradigma Pendagogi Reflektif mendampingi peserta didik
menjadi cerdas & berkarakter. Yogyakarta: Kanisius.
Sukardjo. (2006). Kurikulum materi evaluasi pembelajaran. Prodi Teknologi
Pembelajaran: PPs UNY.
Sunarto, H., & Hartono, B. A. (2002). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Suparno, P. (2015). Pendidikan karakter di sekolah. Yogyakarta: PT Kanisius.
Surprijono, A. (2016). Model-Model pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suseno, P. Y. (2016). Pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian
lingkungan menggunakan model conservation scout untuk siswa kelas iii b
sd n jetis 1 yogyakarta. Tidak diterbitkan.
Susilaningrum, I. (2017). Pengembangan modul pembelajaran IPA kelas III
humanis sekolah dasar berbasis pendidikan emansipatoris untuk
menanamkan sikap peduli lingkungan. Tidak diterbitkan.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005.) Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Tomlinson, B. (1998). Materials development in language teaching-second edition.
Cambridge: Cambridge University Press.
Trianto. (2013). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Widoyoko, S. E. (2014). Hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Widoyoko, S. E. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Winarti, E., & Anggadewi, B. E. T. (2015). “Bab 3: Pendidikan Ignasian sebagai
Pendidikan Emansipatoris: Memperjumpakan Teori dan Praktik dalam roses
Pembelajaran. Dalam: Manusia Pembelajar di Dunia Tarik Ulur. (Ed: Budi
Santoso). Yogyakarta: Sanata Dharma University Press. Hal: 49.
Winkel, W. S. (2010). Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Wiyanto, A., & Mustakim. (2012). Panduan karya tulis guru. Yogyakarta: Pustaka
Grahtama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 3. Lembar Angket Analisis Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 4. Lembar Transkrip Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apa visi dan misi SD Kanisius Wirobrajan
1 Yogyakarta?
Visi :
“Terciptanya
pendidikan yang
membentuk generasi
cerdas, berkarakter,
berbudaya, peduli
terhadap sesama dan
lingkungan”.
Indikator Visi:
a) Terwujudnya
pengembangan
Kurikulum yang
adaptif dan proaktif.
b) Terselenggaranya
proses pembelajaran
yang efektif dan
efisien berpola PPR.
c) Terwujudnya lulusan
yang cerdas,
berkarakter dan
berprestasi di bidang
akademik maupun
non akademik.
d) Tersedianya tenaga
pendidik dan
kependidikan yang
profesional dan
memenuhi syarat
kualifikasi.
e) Tersedianya ruangan
dan fasilitas sekolah
yang memadai, aman
dan nyaman.
f) Terwujudnya
mekanisme kerja
yang baik.
g) Tersedianya
beberapa sumber
dana sekolah yang
terpercaya.
h) Terselenggaranya
kegiatan penilaian
yang matang dan
terencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
No Daftar Pertanyaan Jawaban
i) Terwujudnya
pribadi-pribadi yang
berkarakter dan
berakhlak mulia.
j) Terwujudnya
sekolah yang
berbudaya
mutu/unggulan.
k) Terwujudnya
pendidikan
lingkungan hidup.
l) Terwujudnya warga
sekolah yang beretos
kerja tinggi.
Misi:
“Menyelenggarakan
Sekolah Dasar yang
berkualitas berlandaskan
Paradigma Pedagogi
Reflektif (PPR) dan
mengoptimalkan sumber
daya bersama mitra strategis
untuk mewujudkan generasi
BERLIAN (Bersahaja,
Empati, Rajin, Leadership,
Inovatif, dan Normatif )”.
2. Bagaimana kualitas kelulusan SD
Wirobrajan 1 Yogyakarta setiap tahunnya?
- Rangking selalu
naik
- Sosial dan
kedisiplinan
semakin
meningkat.
3. Bagaimana rata-rata ekonomi dan apa
pekerjaan orang tua/wali SD Kanisius
Wirobrajan 1 Yogyakarta?
Rata-rata ekonomi orang
tua/ wali termasuk dalam
kategori ekonomi menengah
kebawah. Sebagian besar
pegawai swasta.
4. Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh
peserta didik berkaitan dengan pelestarian
lingkungan di sekolah?
Peserta didik melakukan
kegiatan bersih sekolah
setiap hari Jumat dan lomba
menjaga kebersihan kelas.
5. Bagaimana pengelolaan dan pemanfaatan Peserta didik tidak banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
No Daftar Pertanyaan Jawaban
lingkungan hidup yang ada di sekitar
sekolah?
terlibat dalam kegiatan
pengelolaan lingkungan
karena sudah dikelola pihak
sekolah.
6. Apa kurikulum yang digunakan di SD
Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta?
Kurikulum yang digunakan
adalah kurikulum 2013 dan
KTSP.
7. Apa model/pendekatan yang digunakan di
SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta?
PPR (Paradigma Pedagogi
Reflektif).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 5. Lembar Transkrip Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apa metode yang digunakan dalam
proses pembelajaran?
Metode yang digunakan
dalam proses pembelajaran
yaitu ceramah, diskusi
kelompok.
2. Bagaimana peran peserta didik
dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan?
Peserta didik jarang
melakukan aksi lingkungan
seperti menanam pohon.
Kerja bakti wajib hanya
dilaksanakan pada hari
Jumat.
3. Bagaimana tingkat kepedulian
peserta didik dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekolah?
Tingkat kepedulian peserta
didik sekitar 50%.
4. Apakah peserta didik antusias ketika
pembelajaran IPA sedang
berlangsung?
Cukup antusias karena
terkadang ada praktek
langsung.
5. Apa pekerjaan sebagian besar orang
tua/wali peserta didik?
Sebagian besar adalah
pegawai swasta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 6. Lembar Transkrip Wawancara Hasil Implementasi Modul
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apa modul yang digunakan membantu
kamu memahami materi pentingnya
kegiatan memilah sampah?
Al : iya paham, bisa jadi
pupuk.
Md : iya, dibuat kerajinan
terus dijual.
Mk : iya, di rumah juga
dipilah sampahnya.
2. Apakah pembelajaran menggunakan
modul membuat kamu senang?
Al : iya senang, ada
percobaannya.
Md : iya, tadi membuat
kerajinan sm kelompok.
Mk : senang, diajak belajar
di lapangan.
3. Apakah kamu mau bertanya saat belum
memahami materi?
Al dan Md : mau.
Mk : tidak, saya malu.
4. Apakah modul yang digunakan
membantu menyelesaikan masalah
tentang sampah yang menumpuk?
Al : iya, pernah lihat juga
dijual di pasar.
Md : jadi tau.
Mk : tau.
5. Bagaimana gambar pada modul yang
digunakan? Bagaimana perasaanmu?
Mk : bagus, warna warni
bukunya.
Al : jelas tulisannya.
Md : jelas tulisannya, biasa
aja.
6. Apakah kamu dapat mengikuti langkah-
langkah pembelajaran pada modul?
Al dan Mk : bisa, gampang
kok.
Md : susah kalo ga baca
dulu.
7. Apakah modul membantu kamu
semakin ingin tahu dan aktif dalam
pembelajaran?
Al : iya.
Md : iya, td saya banyak
nanya.
Mk : iya.
8. Apakah kamu merasa modul yang
digunakan dapat membuat kamu
menjadi belajar dengan lebih mandiri?
Al : iya
Md dan Mk : biasa saja.
9. Apakah tampilan modul membuat kamu
semakin tertarik untuk belajar?
Al : lumayan.
Md : tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
No Daftar Pertanyaan Jawaban
Mk : tidak tapi suka
percobaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 7. Lembar Validasi Produk dari Ahli IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 8. Lembar Validasi Produk dari Guru Kelas III A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 9. Lembar Vallidasi Produk dari Ahli Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 10. Lembar Validasi Produk dari Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 11. Lembar Observasi Implementasi Modul
No Aspek yang Diamati Tampak Tidak
Tampak
1. Peserta didik memahami materi yang diajarkan dengan
bantuan modul.
2. Peserta didik merasa senang dalam pembelajaran.
3. Peserta didik menjadi aktif dan tidak malu bertanya.
4. Modul menunjukan manfaat dalam memecahkan
masalah di lingkungan sekitar.
5. Tampilan modul mampu membuat peserta didik tertarik
untuk mempelajari.
6. Peserta didik menunjukan sikap mandiri dalam
pembelajaran.
7. Peserta didik mampu mengikuti langkah-langkah yang
ada pada modul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 12. Dokumentasi Implementasi Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 13. Lampiran Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Azalia Vidyacitra Efha merupakan anak keempat dari empat bersaudara,
anak dari pasangan suami isteri Hanjoyo Mulyadi dan Fatimah. Lahir di
kota Pekalongan pada tanggal 7 Maret 1996. Pendidikan dimulai dari TK
Kutilang 1 Pekalongan pada tahun 2000-2001, kemudian peneliti
melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Panjang Wetan 1
Pekalongan pada tahun 2001-2007. Peneliti menempuh pendidikan lanjutan di Sekolah
Menengah Pertama St. Pius Pekalongan pada tahun 2007-2010. Kemudian peneliti
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pekalongan pada tahun 2010-
2013. Setelah lulus, peneliti melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2013. Selama menempuh
pendididkan di Univeristas Sanata Dharma cukup banyak kegiatan yang telah diikuti oleh
peneliti. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya sebagai berikut:
No Nama Kegiatan Tahun Peran
1 Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I 2014 Peserta
2 Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II 2014 Peserta
3 Penguasaan Bahasa Inggris Aktif 2016 Peserta
4 English Club 2013 Peserta
5 Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) 2013 Peserta
6 Inisiasi Fakultas (Infisa) 2014 Peserta
7 Week and Moral 2015 Peserta
8 Having Participated in the Seminar Reinvinting
Childhood Education
2015 Peserta
9 Inisiasi Program Studi 2015 2014 Panitia
10 Inisiasi Program Studi 2016 2015 Koordinator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI