pengembangan non tes
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
2.3. Pengembangan Instrumen Non Tes
2.3.1. Memahami Langkah-langkah Mengembangkan Instrumen Non Tes
Ada sembilan langkah dalam mengembangkan instrumen non tes, yaitu:
1. Menentukan spesifikasi instrumen
Penentuan spesifikasi instrumen dimulai dengan menentukan kejelasan
tujuan. Setelah menetapkan tujuan, kegiatan berikutnya menyusun kisi-kisi
instrumen. Membuat kisi-kisi diawali dengan menentukan definisi
konseptual, yaitu definisi aspek yang akan diukur menurut hasil kajian
teoritik berbagai ahli/referensi. Selanjutnya merumuskan definisi operasional,
yaitu definisi yang Anda buat tentang aspek yang akan diukur setelah
mencermati definisi konseptual. Definisi operasional ini kemudian dijabarkan
menjadi indikator dan ditulisan dalam kisi-kisi. Selanjutnya Anda perlu
menentukan bentuk instrumen dan panjang instrumen.
2. Menentukan skala penilaian
Skala yang sering digunakan dalam instrumen penilaian antara lain adalah:
Skala Thurstone, Skala Likert, dan Skala Beda Semantik.
3. Menulis butir instrumen
Pada tahap ini Anda merumuskan butir-butir instrumen berdasarkan kisi-
kisi. Pernyataan dapat berupa pernyataan positif dan negatif. Pernyataan
positif merupakan pernyataan yang mengadung makna selaras dengan
indikator, sedangkan pernyataan negatif adalah pernyataan yang berisi kontra
kondisi dengan indikator.
4. Menentukan penyekoran
Sistem penyekoran yang digunakan tergantung pada skala pengukuran
yang digunakan. Pada skala Thurstone, skor tertinggi tiap butir 7 dan skor
terendah 1. Pada skala Likert, awal skor tertinggi tiap butir 5 dan terendah 1,
karena sering kecenderungan responden memilih jawaban katergori tengah,
maka dimodifikasi hanya menggunakan empat pilihan. Skor siswa dapat
ditafsirkan dengan kriteria berikut:
Tabel. Kriteria Penafsiran
Interval Nilai Interpretasi
X ≥ M i+Sbi Baik
M i−Sb i ≤ X< M i+Sb i Sedang
X ≤ M i−Sb i Kurang
Keterangan : X : Skor responden
M i: Mean ideal
Sbi: Simpangan baku ideal
Mi=12(skor tinggi+skor rendah)
Sbi=16(skor tinggi−skor rendah)
5. Menelaah instrumen
Kegiatan pada telaah instrumen adalah menelaah apakah: a) butir
pertanyaan/pernyataan sesuai dengan indikator, b) bahasa yang digunakan
komunikatif dan menggunakan tata bahasa yang benar, c) butir
pertanyaan/pernyataan tidak bias, d) format instrumen menarik untuk dibaca,
e) pedoman menjawab atau mengisi instrumen jelas, dan f) jumlah butir
dan/atau panjang kalimat pertanyaan/ pernyataan sudah tepat sehingga tidak
menjemukan untuk dibaca/dijawab. Hasil telaah instrumen digunakan untuk
memperbaiki instrumen.
6. Menyusun instrumen
Langkah ini merupakan tahap menyusun butir-butir instrumen setelah
dilakukan penelaahan menjadi seperangkat instrumen yang siap untuk
diujicobakan. Format instrumen harus dibuat menarik dan tidak terlalu
panjang, sehingga responden tertarik untuk membaca dan mengisinya.
7. Melakukan uji coba instrumen
Setelah instrumen tersusun dengan utuh, kemudian melakukan uji coba
instrumen. Untuk itu dipilih sampel yang karakteristiknya mewakili populasi.
Uji coba dilakukan untuk memperoleh informasi empirik tentang kualitas
instrumen yang dikembangkan.
8. Menanalisis hasil uji coba
Analisis hasil ujicoba dilakukan untuk menganalisis kualitas instrumen
berdasarkan data ujicoba. Dari analisis ini diharapkan diketahui mana yang
sudah baik, mana yang kurang baik dan perlu diperbaiki, dan mana yang tidak
bisa digunakan. Selain itu, analisis hasil ujicoba ini juga dapat digunakan
untuk memperoleh informasi tentang validitas dan reliabilitas instrumen.
9. Memperbaiki instrumen
Perbaikan dilakukan berdasarkan analisis hasil ujicoba. Bisa saja hasil
telaah instrumen baik, namun hasil ujicoba empirik tidak baik. Perbaikan
termasuk mengakomodasi saran-saran dari responden uji coba.
2.3.2. Mengembangkan Instrumen Non Tes Sesuai dengan Tujuan
Pembelajaran
Permasalahan :
Berikut ini merupakan tujuan pembelajaran materi Limit Fungsi.
Bu Indah adalah seorang guru matematika yang ingin mengetahui lebih
detail tentang sikap memahami pelajaran Limit Fungsi berdasarkan tujuan
pembelajaran dan indikator yang dikembangkan. Ia ingin mengetahui
memiliki rasa ingin tahu siswa terhadap materi Limit Fungsi, perhatian, dan
minat dalam mempelajari Limit Fungsi, dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran Limit Fungsi, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah. Namun ia agak kebingungan memilih instrumen
penilaian yang tepat untuk digunakan. Bu Ruminah menyadari bahwa tes
bukanlah instrumen yang tepat untuk itu. Apakah ia harus menggali
informasi tersebut dengan menggunakan angket? Wawancara ? sosiometri ?
assesmen kerja ? portofolio ? Bagaimana pendapat kalian ?
Melalui proses tanya jawab, diskusi, dan asosiasi siswa dapat :
1. Memiliki kemampuan bekerja sama dengan baik dalam mendiskusikan masalah-masalah yang terkait dengan konsep limit fungsi dalam kelompok.
2. Memiliki sikap toleransi dalam menanggapi perbedaan pendapat ketika mendiskusikan dan memaparkan hasil diskusi mengenai masalah yang terkait dengan konsep limit fungsi.
3. Memiliki sikap disiplin dalam mengerjakan tugas – tugas yang berkaitan dengan materi konsep limit fungsi.
4. Menjelaskan pengertian limit fungsi aljabar melalui penerapan dalam konteks nyata dengan tepat apabila diberikan beberapa konteks nyata..
5. Terampil menerapkan teorema/sifat-sifat limit dan memilih strategi pemecahan
masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai limit fungsi aljabar apabila diberikan berbagai masalah.
Berikut memberikan contoh langsung pengembangan instrumen non tes seperti
yang diperlukan Bu Ruminah di atas.
A. Angket
Menentukan spesifikasi tes
Tujuan instrumen ini adalah untuk menggali informasi tentang sikap siswa
dalam memahami pelajaran Limit Fungsi. Sebelum menyusun kisi-kisi, Anda
perlu mengkaji berbagai literatur sehingga Anda mengerti dengan benar
apakah yang dimaksud dengan sikap memahami pelajaran Limit Fungsi
dalam pemecahan masalah. Sebagai ilustrasi, berikut contoh kajian literatur
tentang sikap menghargai kegunaan matematika dalam pemecahan masalah:
Berdasarkan definisi teoritik di atas, Anda dapat merumuskan definisi
operasional sikap memahami pelajaran matematika dalam pemecahan
masalah. Misalnya, siswa dikatakan memiliki sikap memahami pelajaran
matematika dalam pemecahan masalah jika: memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, dan sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah. Setelah Anda merumuskan definisi
operasional seperti di atas, Anda dapat membuat kisi-kisi instrumen.
Misalkan sebagai berikut:
Sikap menurut Fishbein dan Ajzen (1975, dalam Depdiknas, 2004) adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Sikap merupakan kecenderungan merespons secara konsisten baik menyukai atau tidak menyukai suatu objek. Sikap peserta didik setelah mengikuti pelajaran harus lebih positif dibanding sebelum mengikuti pelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Pada Permendiknas No 22 Tahun 2006 disebutkan bahwa salah satu tujuan diajarkan mata pelajaran matematika disekolah adalah agar siswa memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Tabel. Kisi-Kisi Instrumen
Aspek Indikator
Sikap memahami pelajaran Limit
Fungsi.
Memiliki rasa ingin tahu
Memiliki perhatian dalam belajar
Memiliki minat mempelajari
Memiliki sikap ulet
Memiliki rasa percaya diri, aktif
dalam pemecahan masalah
Setelah Anda menentukan indikator sikap memahami pelajaran Limit
Fungsi seperti pada tabel di atas, selanjutnya Anda menentukan bentuk
instrumen yang digunakan, disini berdasarkan indikator diatas maka dapat
menggunakan jenis instrument non tes yaitu angket.
Langkah berikutnya adalah menentukan panjang instrumen. Setelah Anda
menyelesaikan spesifikasi instrumen, langkah selanjutnya adalah menentukan
skala pengukuran dan dilanjutkan menyusun butir-butir instrumennya.
Misalnya angket dibawah ini memberikan contoh skala Likert. Pada skala
likert, alternaif jawaban adalah dapat menggunakan alternatif:
SS: Sangat Setuju; S: Setuju; TS : Tidak Setuju; STS: Sangat Tidak
Setuju.
Setelah skala pengukuran sudah ditetapkan, berikutnya Anda dapat
menyusun butir-butir instrumennya.
Tabel. Butir-Butir Pernyataan Angket
Indikator Pernyataan Jenis Pernyataan
Positif Negatif
Memiliki rasa ingin tahu
Saya merasa mudah memahami Limit
Fungsi
√
Saya selalu mengerjakan soal-soal Limit √
Fungsi ini dengan tekun
Saya tertantang untuk mengetahui Limit
Fungsi ini lebih dalam lagi
√
Memiliki perhatian dalam belajar
Selama pembelajaran Limit Fungsi
berlangsung, saya memperhatikan setiap
penjelasan yang diberikan guru.
√
Saya memperhatikan dengan seksama
tanggapan guru terhadap pertanyaan siswa.
√
Selama pembelajaran matematika berlangsung, saya melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran matematika
√
Memiliki minatmempelajari
Saya menyukai pelajaran Limit Fungsi ini √
Proses pembelajaran Limit Fungsi ini
menyenangkan
√
Saya setuju bahwa belajar Limit Fungsi ini
akan banyak gunanya.
√
Memiliki rasa percaya
diri, aktif dalam
pemecahan masalah
Saya berusaha menjawab ketika guru
matematika mengajukan pertanyaan selama
pembelajaran
√
Saya tidak aktif menyampaikan pendapat ketika materi disampaikan guru
√
Untuk penyekoran menggunakan ketentuan berikut:
Untuk pernyataan positif: SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1
Untuk pernyataan negatif: SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4
Karena terdapat 11 butir, maka skor tertinggi adalah 44 dan skor terendah 11.
Untuk menentukan kriteria penafsiran Anda perlu menghitung terlebih
dahulu mean ideal (Mi) dan simpangan baku sebagai berikut:
Mi=12
( skor tinggi+skor rendah )
¿ 12
(44+11)
¿27,5
Sbi=16
( skor tinggi−skor rendah )
¿ 16
( 44−11)
¿5,5
Berdasarkan kriteria penafsiran pada 2.3.1. , kriteria penafsiran yang
sesuai adalah sebagai berikut.
Interval Nilai Interpretasi
X ≥ 33 Baik
22 ≤ X<33 Sedang
X ≤ 22 Kurang
Lalu, sebelum butir-butir pernyataan di atas disusun menjadi angket yang
utuh, lakukan telaah terlebih dahulu atas butir-butir itu agar butir penyataan
yang dimasukkan dalam angket nanti sudah tepat.
Contoh-Contoh Angket :
Contoh Format Penilaian Minat Siswa
(Berdasarkan skala Likert)
Petunjuk : Berilah tanda cek (V) di bawah kata SS, S, TS, STS pada setiap pernyataan berikut ini sesuai dengan keadaan atau pendapat Anda. SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju.
SS S TS STS
1 Saya menyukai pelajaran Limit Fungsi ini
2 Proses pembelajaran Limit Fungsi ini
3 Saya setuju bahwa belajar Limit Fungsi ini akan banyak gunanya.
4 Saya merasa mudah memahami Limit Fungsi
5 Saya selalu mengerjakan soal-soal Limit Fungsi ini dengan tekun
6 Saya tertantang untuk mengetahui Limit Fungsi ini lebih dalam lagi
7 Selama pembelajaran matematika berlangsung, saya melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran matematika
8 Saya berusaha menjawab ketika guru matematika mengajukan pertanyaan selama pembelajaran
9 Saya tidak aktif menyampaikan pendapat ketika materi disampaikan guru
10 Selama pembelajaran Limit Fungsi berlangsung, saya memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan guru.
11 Saya memperhatikan dengan seksama tanggapan guru terhadap pertanyaan siswa.
Contoh Format Penilaian Minat Siswa
(Berdasar skala Thurstone)
Petunjuk : Berilah tanda cek (V) sesuai dengan angka yang paling sesuai menurut pendapat anda. Semakin besar yang anda pilih berarti keadaan. Anda semakin sesuai dengan pernyataan di sebelah kiri.
1 2 3 4 5 6 7
1 Saya menyukai pelajaran Limit Fungsi ini
2 Proses pembelajaran Limit Fungsi inimenyenangkan
3 Saya setuju bahwa belajar Limit Fungsi ini akan banyak gunanya.
4 Saya merasa mudah memahamiLimit Fungsi
5 Saya selalu mengerjakan soal-soal Limit Fungsi ini dengan tekun
6 Saya tertantang untuk mengetahui Limit Fungsi ini lebih dalam lagi
Contoh Format Penilaian Minat Siswa
(Berdasarkan skala beda semantik)
Petunjuk : Angka 1 s.d. 5 menunjukkan tingkat keadaan berurutan yang dicerminkan oleh kata (kata) di sebelah kiri menuju kata (kata) di sebelah kanan. Lingkarilah angka pada pernyataan berikut ini sesuai dengan pendapat atau keadaan Anda masing-masing.Pelajaran tentang : Limit suatu fungsi
Menyenangkan 1 2 3 4 5 Membosankan
Menarik proses belajarnya
1 2 3 4 5 Menjemukan proses pembelajarannya
banyak gunanya 1 2 3 4 5 Sia-sia
Mudah 1 2 3 4 5 Sulit
Perlu dipelajari 1 2 3 4 5 Tidak perludipelajari
Menantang 1 2 3 4 5 Tidak menantang
Contoh Format Sikap terhadap Matematika
(Berdasarkan skala Guttman)
Petunjuk: Bubuhkan tanda cek (√) pada tempat yang telah disediakan sesuai
dengan sikap Anda terhadap pernyataan-pernyataan yang disajikan.
SIKAP ANDA TERHADAP PMBELAJARAN MATEMATIKA
No PERNYATAAN YA TIDAK
1 Pelajaran matematika sangat menyenangkan
2 Saya selalu berusaha meningkatkan kemampuan saya dalam matematika
3 Saya selalu berusaha untuk mengerjakan soal matematika dengan baik
4 Saya selalu berusaha untuk melengkapi buku-buku matematika
5 Saya merasa sedih jika tidak bisa mengerjakan soal matematika dengan baik
6 Saya tidak merasa pasrah terhadap ketidakberhasilan saya dalam matematika
7 Saya seringkali menambah pengetahuan matematika di luar jam pelajaran sekolah
8 Saya merasa senang jika ada teman yang membicarakan matematika
9 Matematika dirasakan ada manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
10 Saya belajar matematika karena merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti
B. Wawancara
Menentukan spesifikasi tes
Tujuan instrumen ini adalah untuk menggali informasi tentang sikap siswa
dalam memahami pelajaran Limit Fungsi. Anda dapat merumuskan definisi
operasional sikap memahami pelajaran matematika dalam pemecahan
masalah. Misalnya, siswa dikatakan memiliki sikap memahami pelajaran
matematika dalam pemecahan masalah jika: memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, dan sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah. Setelah Anda merumuskan definisi
operasional seperti di atas, Anda dapat membuat kisi-kisi instrumen.
Misalkan sebagai berikut:
Tabel. Kisi-Kisi Instrumen
Aspek Indikator
Sikap memahami pelajaran Limit
Fungsi.
Memiliki rasa ingin tahu
Memiliki perhatian dalam belajar
Memiliki minat mempelajari
Memiliki sikap ulet
Memiliki rasa percaya diri, aktif
dalam pemecahan masalah
Setelah Anda menentukan indikator sikap memahami pelajaran Limit
Fungsi seperti pada tabel di atas, selanjutnya Anda menentukan bentuk
instrumen yang digunakan, disini berdasarkan indikator diatas maka dapat
menggunakan jenis instrument non tes yaitu wawancara.
Langkah berikutnya adalah menentukan panjang instrumen. Setelah Anda
menyelesaikan spesifikasi instrumen, langkah selanjutnya adalah menyusun
butir-butir instrumennya.
Tabel. Butir-Butir Pertanyaan Wawancara
Indikator Pertanyaan
Memiliki rasa ingin tahu
Apakah kamu merasa mudah memahami Limit Fungsi
Apakah kamu selalu mengerjakan soal-soal Limit Fungsi ini
dengan tekun
Apakah kamu tertantang untuk mengetahui Limit Fungsi ini
lebih dalam lagi
Memiliki perhatian dalam belajar
Apakah kamu selama pembelajaran Limit Fungsi berlangsung,
saya memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan guru.
Apakah kamu memperhatikan dengan seksama tanggapan guru
terhadap pertanyaan siswa.
Apakah kamu selama pembelajaran matematika berlangsung, saya melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan
pelajaran matematikaMemiliki minatmempelajari
Apakah kamu menyukai pelajaran Limit Fungsi ini
Apakah proses pembelajaran Limit Fungsi ini menyenangkan
Apakah kamu setuju bahwa belajar Limit Fungsi ini akan banyak
gunanya.
Memiliki rasa
percaya diri, aktif
dalam pemecahan
masalah
Apakah kamu berusaha menjawab ketika guru matematika
mengajukan pertanyaan selama pembelajaran
Apakah kamu tidak aktif menyampaikan pendapat ketika materi disampaikan guru
Lalu, sebelum butir-butir pernyataan di atas disusun menjadi daftar
wawancara yang utuh, lakukan telaah terlebih dahulu atas butir-butir itu agar
butir penyataan yang dimasukkan dalam daftar wawancara nanti sudah tepat.
Setelah menyusun butir-butir wawancara, yang dilakukan yaitu memberikan
kesimpulan secara umum bagaimana responden(siswa) menjawab.
Namun, hal-hal yang perlu diperhatikan didalam guru sebagai
pewawancara yaitu:
Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai
background tentang apa yang akan ditanyakan.
Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud
wawancara tersebut.
Harus menjaga hubungan yang baik.
Guru harus mempunyai sifat yang dapat dipercaya.
Pertanyaan hendaknya dilakukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya
jelas.
Hindarkan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya wawancara.
Guru harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang menjadi
sumber data.
Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama.
Guru harus mengobrol dalam wawancara.
Batasi waktu wawancara.
Hindari penonjolan aku dari guru
Contoh Wawancara :
Pertanyaan Jawaban Siswa
Apakah kamu merasa mudah memahami
Limit Fungsi
Apakah kamu selalu mengerjakan soal-
soal Limit Fungsi ini dengan tekun
Apakah kamu tertantang untuk
mengetahui Limit Fungsi ini lebih dalam
lagi
Apakah kamu selama pembelajaran Limit
Fungsi berlangsung, saya memperhatikan
setiap penjelasan yang diberikan guru.
Apakah kamu memperhatikan dengan
seksama tanggapan guru terhadap
pertanyaan siswa.
Apakah kamu selama pembelajaran matematika berlangsung, saya melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran matematikaApakah kamu menyukai pelajaran Limit
Fungsi ini
Apakah proses pembelajaran Limit
Fungsi ini menyenangkan
Apakah kamu setuju bahwa belajar Limit
Fungsi ini akan banyak gunanya.
Apakah kamu berusaha menjawab ketika
guru matematika mengajukan pertanyaan
selama pembelajaran
Apakah kamu tidak aktif menyampaikan pendapat ketika materi disampaikan guru
Kesimpulan Umum :
C. Sosiometri
Tahap-tahap dalam pelaksanaan sosiometri adalah:
Tahap persiapan
a. Menentukan kelompok siswa yang akan diselidiki.
b. Memberikan informasi atau keterangan tentang tujuan
penyelenggaraan sosiometri.
c. Mempersiapkan angket sosiometri
Tahap Pelaksanaan
a. Membagikan dan mengisi angket sosiometri.
b. Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah angket sudah diisi
dengan benar
Tahap Pengolahan
Memeriksa hasil angket
Berdasarkan diatas, berikut merupakan contoh langkah pengembangan
instrumen jenis non tes yaitu sosiometri berdasarkan tujuan pembelajaran.
Lembar Penilaian Antarpeserta didik
Sikap Disiplin
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik yang dinilai : ………………….
Kelas : ………………….
Tujuan Pembelajaran :
Memiliki sikap disiplin dalam mengerjakan tugas – tugas yang
berkaitan dengan materi konsep limit fungsi.
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
No Pertanyaan Skor
1 2 3 4
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas Limit
Fungsi tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata
tertib
4 Mengerjakan tugas Limit Fungsi
yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti
pembelajaran Limit Fungsi
6 Membawa buku teks saat materi
Limit Fungsi
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor diperolehSkor maksimal
× 4=Skor akhir
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :
1424
× 4=2,3
Peserta didik memperoleh nilai :
Interval Nilai Interpretasi
X ≥ 15 Baik
3 ≤ X<15 Sedang
X ≤ 3 Kurang
Setelah menyusun sosiometri diatas, data diatas dapat digunakan untuk
mengukur bagaimana sikap disiplin siswa terhadap materi Limit Fungsi yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
D. Assesmen Kerja (Unjuk Kerja)
Penilaian unjuk kerja ini merupakan salah satu jenis penilaian yang
termasuk pada penilaian autentik atau penilaian alternatif yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah-
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Bentuk tes ini digunakan untuk mengukur status siswa berdasar hasil kerja
atas suatu tugas. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian yang dilakukan
dengan cara mengamati kegiatan siswa dalam melakukan suatu kegiatan.
Oleh karena itu dalam penilaian unjuk kerja diperlukan instrumen misalnya
berupa lembar pengamatan atau lembar observasi. Penilaian unjuk kerja
berguna untuk mengukur keterampilan atau sikap siswa melakukan kerja
tertentu. Contoh unjuk kerja yang dapat diamati antara lain: kemampuan
siswa dalam menggunakan atau mendemontrasikan alat peraga matematika,
memecahkan masalah kontekstual, dan melakukan penelitian matematika
sederhana.
Instrumen penilaian unjuk kerja dapat terdiri dari lembar pengamatan saja,
misalnya dalam kegiatan menggambar bangun datar dan memberi nama
sudut, membagi sudut yang telah diketahui menjadi dua sama besar. Pada
lembar pengamatan harus didefinisikan aspek yang dinilai berupa perilaku
yang diharapkan muncul dari siswa selama proses unjuk kerja, aspek-aspek
yang dinilai ini dipilih dengan mempertimbangkan kompetensi dasar yang
harus dicapai siswa. Selain itu juga dicantumkan pedoman penskoran dan
cara menilainya termasuk bagaimana mengubah dari data kualitatif menjadi
kuantitatif. Instrumen penilaian unjuk kerja dapat berupa lembar
pengamatan/observasi dengan skala rentang (rating scale) dan daftar cek
(check list).
Contoh Format Penilaian Unjuk Kerja
Mata Pelajaran/Kelas : Matematika/X (semester 1)
Tujuan Pembelajaran :
Melalui kegiatan diskusi pada pembelajaran trigonometri ini diharapkan
siswa terlibat aktif pada kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab
dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan
kritik, serta dapat
1. Menjelaskan kembali pengertian fungsi trigonometri pada segitiga siku-
siku dengan menggunakan istilah absis, ordinat, dan jari-jari pada sumbu
koordinat kartesius secara tepat, sistematis, dan menggunakan simbol
yang benar.
2. Menyatakan kembali hubungan nilai fungsi trigonometri di kuadran II,
III, dan IV dengan perbandingan trigonometri di kuadran I secara tepat
dan kreatif.
Contoh-1: Format penilaian melalui unjuk kerja dengan skala rentang
(rating scale).
No Nama
Siswa
Aspek-Aspek yang Dinilai
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Skor
1
2
…
Keterangan:
Aspek 1: Langkah-langkah dalam menggambar suatu sudut di berbagai
kuadran
Aspek 2: Langkah-langkah dalam mengukur besar suatu sudut di berbagai
kuadran
Aspek 3: Ketepatan dalam mengukur besar suatu sudut di berbagai kuadran
Aspek 4: Ketepatan dalam menggambar suatu sudut di berbagai kuadran
Skor 4 = tanpa kesalahan Skor 3 = ada sedikit kesalahan Skor 2 = ada banyak kesalahan Skor 1 = tidak melakukan kerja
a. Skor maksimal = 16
b. Skor minimal = 4
Jumlah skor dapat ditransfer ke nilai dengan skala 0 s.d. 100 atau 0 s.d. 10.
Contoh: Jumlah skor = 14, Nilai =14/16 × 100 = 87,5.
Contoh-2: Format penilaian unjuk kerja dengan daftar cek (check list)
No Nama
Siswa
Aspek-Aspek yang Dinilai
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Juml.
Skor
Nilai
1
2
…
Keterangan:
Aspek yang dinilai disesuaikan dengan tuntutan kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa.
Tanda “√” berarti ya, diberi skor 1.
Tanda “-“ berarti tidak, diberi skor 0.
Jumlah skor maksimal = 4, minimal = 0 Jumlah skor dapat ditransfer ke
nilai dengan skala 0 s.d. 10 atau 0 s.d. 100.
Contoh: Jumlah skor = 2. Nilai = 2/4 × 10 = 5
E. Portofolio
Prinsip penilaian portofolio adalah siswa dapat melakukan penilaian
sendiri kemudian hasilnya dibahas. Jadi portofolio adalah suatu metode
pengukuran dengan melibatkan siswa untuk menilai kemajuannya dalam studi
tertentu. Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa
dengan menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan siswa.
Karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat
perkembangan kemampuan siswa.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian
portofolio adalah sebagai berikut.
Karya yang dikumpulkan adalah benar-benar karya yang bersangkutan.
Menentukan contoh pekerjaan mana yang harus dikumpulkan.
Mengumpulkan dan menyimpan contoh karya.
Menentukan kriteria untuk penilaian portofolio.
Meminta siswa untuk menilai secara terus-menerus hasil portofolionya.
Merencanakan pertemuan dengan siswa yang dinilai.
Dapat melibatkan orang tua dalam menilai portofolio.
Dalam matematika, portofolio dapat berupa dokumen hasil kerja siswa
misalnya hasil pekerjaan di rumah, sertifikat hasil lomba, tugas-tugas karya
ilmiah siswa, dan sebagainya. Agar penilaian terhadap hasil penugasan ini
obyektif, maka guru perlu mengembangkan rubrik.