pengembangan pembelajaran lempar lembing …lib.unnes.ac.id/19389/1/6101408271.pdf · sanksi hukum...
TRANSCRIPT
1
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING
MENGGUNAKAN MEDIA ROKET PADA
SISWA KELAS IX SMP N 2 PEMALANG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
LEO RIZKY
6101408271
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
SARI
Leo Rizky. 2013. Pengembangan Pembelajaran Lempar Lembing Menggunakan
Media Roket Pada Siswa Kelas IX SMP N 2 Pemalang Tahun Pelajaran
2012/2013.Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Rumini, S.Pd., M.Pd, Ipang
Setiawan, S.Pd., M.Pd
Kata Kunci: Pengembangan pembelajaran, lempar lembing, media roket.
Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran
penjasorkes di sekolah antara lain, terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran
yang tersedia di sekolah, kekurangan dana untuk menyelenggarakan program
yang akan menghasilkan perubahan bermakna, hasil belajar yang diharapkan.
Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan
terhadap proses pembelajaran penjasorkes, dari permasalahan diatas dapat ditarik
rumusan masalah : bagaimana mengembangkan pembelajaran penjasorkes
menggunakan media roket pada pembelajaran lempar lembing siswa kelas IX
SMP N 2 Pemalang. Tujuan penelitian ini adalah menghasilan media
pembelajaran roket pada kelas IX SMP N 2 Pemalang dalam meningkatkan
pembelajaran penjasorkes.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada
model pengembangan dari Suharsimi Arikunto. (1) melakukan analisis produk
yang akan dikembangkan dari hasil observasi lapangan dan kajian pustaka, (2)
mengembangkan bentuk produk awal, (3) evaluasi ahli yaitu menggunakan satu
ahli penjas dan satu ahli pembelajaran penjas SMP, serta uji coba skala kecil (10
siswa), menggunakan angket kuesioner kemudian dianalisis, (4) revisi produk
awal, (5) uji coba skala besar (32 siswa), (6) revisi produk akhir setelah
melakukan uji coba lapangan skala besar, (7) hasil akhir media roket bagi siswa
SMP kelas IX F yang dihasilkan melalui revisi uji coba lapangan skala besar.
Instrumen yang digunakan adalah angket kuesioner. Teknik analisis data adalah
deskriptif persentase.
Kesimpulan penelitian ini adalah hasil penilaian dari para ahli yaitu, ahli
Penjas 92% (sangat baik) dan ahli pembelajaran 98% (sangat baik), dari uji coba
skala luas didapat hasil kuesioner rata-rata persentase pilihan jawaban sebesar 90
% (sangat baik). Hasil belajar kognitif siswa sebesar ≥ 88%. Dari data yang ada
dapat dikatakan bahwa media pengembangan roket ini efektif untuk siswa kelas
IX F SMP N 2 Pemalang. Saran: 1) media roket ini dapat menjadi alternatif
penyampaian materi, 2) media roket dapat digunakan untuk mencapai tujuan
penjasorkes, 3) penggunaan media ini harus memperhatikan faktor keamanan dan
keselamatan siswa terutama bagi siswa yang bermain.
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi ini hasil karya saya sendiri. Apabila pernyataan saya ini tidak benar
saya bersedia menerima sangsi akademik dari Universitas Negeri Semarang dan
sanksi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia.
Semarang, Maret 2013
Peneliti
Leo Rizky
NIM. 6101408271
iv
PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diujikan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Nama : Leo Rizky
NIM : 6101408271
Judul : Pengembangan Pembelajaran Lempar Lembing Menggunakan
Media Roket Pada Siswa Kelas IX SMP N 2 Pemalang Tahun
Pelajaran 2012/2013.
Pada Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Rumini, S.Pd., M.Pd Ipang Setiawan, S.Pd., M.Pd
NIP. 197002231995122001 NIP. 197508252008121001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
Drs. Mugiyo Hartono, M. Pd
NIP. 19610903 198803 1 002
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta
pertolongan” (Q.S AL FATIHAH : 5)
“Tak ada orang berlatih untuk menduduki tempat kedua” (Justin Herald)
“Berjuanglah atau Pulang saja” (Penulis)
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Danu Utomo
dan Ibu Sugirah, yang senantiasa memberikan
doa, nasehat, dukungan dan kasih sayangnya.
2. Kakak saya, Henry Sasongko dan Shita
Anggraini yang saya cintai.
3. Teman-teman saya yang memberikan bantuan.
4. Orang yang selalu sayang dan mencintai saya.
5. Almamater FIK Unnes.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alkhamdulillah berkat rahmat serta hidayah Allah SWT penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Pembelajaran Lempar
Lembing Menggunakan Media Roket pada Siswa Kelas IX SMP N 2 Pemalang
Tahun Pelajaran 2012/2013. Dengan demikian juga penulis dapat menyelesaikan
studi program Sarjana di Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka penulis mengucapkan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menjadi
mahasiswa FIK UNNES.
2. Drs. Harry Pramono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin kepada peneliti
untuk menyelesaikan skripsi.
3. Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi sekaligus Dosen pembimbing utama, yang telah
memberikan ijin penelitian, membimbing skripsi dan kesempatan untuk
menyelesaikan skripsi.
4. Rumini, S.Pd., M.Pd selaku Dosen pembimbing pertama yang telah sabar
memberikan dorongan, motivasi dan bimbingannya dalam penulisan skripsi
ini.
viii
5. Ipang Setiawan, S.Pd., M.Pd selaku Dosen pembimbing kedua yang telah
sabar memberikan dorongan, motivasi dan bimbingannya dalam penulisan
skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen dan staf jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, yang
telah memberikan bekal ilmu dan bantuannya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Kismo S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMP N 2 Pemalang yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian, dan segenap
keluarga besar SMP N 2 Pemalang yang sudah banyak membantu.
8. Kedua orang tua dan kedua kakak yang saya sayangi, yang senantiasa
memberikan doa, dukungan dan kasih sayangnya.
9. Teman-teman PJKR FIK UNNES angkatan 2008 atas kerjasama dan yang
telah memberikan dukungan selama ini. Semoga tali silaturahmi kita tetap
terjaga selamanya.
10. Wulandari yang telah selalu setia menemani dan semua teman-teman saya
atas dukungan yang diberikan selama ini.
11. Semua saudara-saudaraku dari keluarga besar bapak dan ibu atas doa dan
dukungannya.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi
semua pihak.
Semarang, Maret 2013
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
PERNYATAAN ............................................................................................... iii
PERSETUJUAN .............................................................................................. iv
PENGESAHAN ............................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2 Permasalahan .............................................................................. 6
1.3 Tujuan Pengembangan ................................................................ 6
1.4 Manfaat Pengembangan .............................................................. 6
1.5 Pemecahan Masalah .................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Pendidikan Jasmani ..................................................................... 8
2.2 Media Pembelajaran penjas......................................................... 9
2.3 Pembelajaran atletik lempar lembing ......................................... 10
2.3.1 pengertian lempar lembing ............................................... 10
x
2.4 Teknik Dasar Lempar Lembing ................................................... 14
2.4.1 Teknik Pegangan Lembing .............................................. 14
2.4.2 Awalan dalam Melempar Lembing ................................... 16
2.4.3 Run Up .............................................................................. 18
2.4.4 Langkah Jingkat ................................................................ 18
2.4.5 Posisi Melempar ................................................................ 18
2.4.6 Lemparan ........................................................................... 19
2.4.7 gerak lanjutan (Follow through) ....................................... 20
2.5 Pembelajaran PAIKEM .............................................................. 21
2.5.1 Pengertian PAIKEM ......................................................... 21
2.6 Modifikasi Pembelajaran ............................................................ 22
2.7 Modifikasi Pembelajaran Lempar Lembing ............................... 23
2.8 Karakteristik pembelajaran penjasorkes menggunakan media
roket pada pembelajaran lempar lembing .................................... 24
2.9 Kerangka Berpikir ....................................................................... 27
BAB III METODE PENGEMBANGAN
3.1 Metode Pengembangan .............................................................. 29
3.2 Prosedur Pengembangan ............................................................ 30
3.2.1 Analisis Kebutuhan ........................................................... 32
3.2.2 Pembuatan Produk Awal ................................................... 32
3.3 Uji coba Produk ........................................................................ 32
3.3.1 Desain uji coba .................................................................. 32
3.3.1.1 Evaluasi ahli ......................................................... 33
xi
3.3.1.2 Uji coba kelompok kecil ........................................ 33
3.3.1.3 Revisi produk pertama .......................................... 34
3.3.1.4 Uji coba kelompok besar ...................................... 34
3.3.1.5 Revisi Produk Akhir ............................................. 34
3.3.1.6 Produk Akhir ........................................................ 34
3.3.2 Subjek Uji Coba ............................................................... 35
3.4 Jenis data ..................................................................................... 35
3.5 Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 35
3.6 Analisis Data Produk .................................................................. 37
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
4.1 Penyajian Data Uji Skala Kecil .................................................. 40
4.1.1 Draf Produk Awal media pembelajaran bola berekor ....... 40
4.1.2 Indikator Media Pengembangan ……………………… ... 40
4.1.3 Uji Coba Skala Kecil …………………………. ............... 41
4.2 Hasil analisis Uji Coba I ………………………………………… 42
4.3 Uji coba skala besar …………………………. .............................. 45
4.4 Hasil analisis data uji coba skala besar …………………………. 46
4.5 Prototipe produk ……………………………………………… ... 47
4.6 Keunggulan dan Kelemahan Produk …………………………… 49
4.6.1 Keunggulan Produk …………………………………….. 49
4.6.2 Kelemahan Produk ……………………………………... . 49
BAB V KAJIAN PRODUK DAN SARAN
5.1 Kajian Produk ............................................................................. 50
xii
5.2 Saran ........................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner......................................... 37
3.2 Skor Jawaban Kuesioner "Ya" dan " Tidak".............................................. 38
3.3 Faktor, Indikator dan Jumlah Butir Kuesioner........................................... 38
3.4 Klasifikasi Persentase................................................................................ 39
4.1 Rekapitulasi hasil kuesioner ahli................................................................ 45
4.2 Hasil belajar kognitif siswa kelas IX F...................................................... 49
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Grip/pegangan lembing cara Finlandia...................................................... 16
2. Grip/pegangan lembing cara Amerika.........................................................16
3. Grip/pegangan lembing cara “V”................................................................ 17
4. Phase lari ancang-ancang ........................................................................... 18
5. Lemparan 5 Langkah ................................................................................. 19
6. Posisi melempar........................................................................................... 20
7. Standing lembing di depan ......................................................................... 21
8. Gerak lanjutan (followthrough..................................................................... 21
9. Media roket................................................................................................. 27
10. prosedur pengembangan media pembelajaran penjasorkes
Menggunakan media roket ....................................................................... 31
11. Uji coba skala kecil ................................................................................... 43
12. a) Tampilan media sebelum revisi ............................................................ 44
b) Tampilan media sesudah revisi ............................................................. 44
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ........................................ 54
2. A. Surat Keterangan ijin Penelitian .............................................................. 55
B. Surat keterangan telah selesai penelitian ................................................ 56
3. Lembar Evaluasi untuk Ahli ........................................................................ 57
4. A. Jawaban Evaluasi untuk Ahli Pembelajaran ............................................ 69
B. Jawaban Evaluasi untuk Ahli Penjas ....................................................... 63
5. Kuesioner Penelitian untuk Siswa ................................................................ 66
6. Contoh jawaban kuesioner penelitian untuk Siswa ...................................... 70
7. A. Hasil rekapitulasi penilaian uji ahli pembelajaran .................................. 75
B. Hasil rekapitulasi penilaian uji ahli penjas ............................................... 76
8. Data, Hasil, Dan Analisis Data Uji Skala Kecil ........................................... 77
9. Data, Hasil, dan Analisis Data Uji Skala Besar ........................................... 82
10. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan media untuk membina anak agar kelak
mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang
dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya. Tujuan ini
tercapai jika melalui penyediaan pengalaman langsung dan nyata berupa aktivitas
jasmani. Aktivitas Jasmani itu dapat berupa permainan atau olahraga yang
terpilih. Penjasorkes merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan
individu secara organik, neuromuscular, perseptual, kognitif, social, dan
emosional. (Adang Suherman 2000:22).
Pendidikan Jasmani, Olahraga,dan Kesehatan bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai
aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
2) Meningkatkan pertumbuhan fisik pengembangan psikis yang lebih baik.
3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis.
6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri orang
lain dan lingkungan.
7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif (Adang
Suherman 2000:24).
Pendidikan jasmani di sekolah memberi kesempatan kepada siswa untuk
terlibat secara langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas
jasmani, bermain, dan aktivitas olahraga secara sistematik, dan terarah sebagai
media untuk meningkatkan kemampuan. Gerak sebagai aktivitas jasmani
merupakan dasar alami bagi manusia untuk belajar dalam upaya mengenal dunia
dan dirinya. Struktur belajar dalam pendidikan jasmani berkaitan dengan
bagaimana siswa belajar mencapai tujuan pendidikan melalui medium akivitas
fisik. Tujuan ideal program pendidikan jasmani bersifat menyeluruh, sebab
mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya yang mencakup
aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral dengan maksud kelak anak muda
itu menjadi seseorang yang percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar dan hidup
bahagia (Rusli Lutan: 2001:43).
Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua, yang telah
dilakukan manusia sejak jaman purba sampai dewasa ini. Bahkan boleh dikatakan
sejak adanya manusia di muka bumi ini atletik sudah ada, karena gerakan-gerakan
yang terdapat dalam cabang olahraga atletik, seperti berjalan, berlari, melompat
dan melempar adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya
sehari-hari. Atletik adalah suatu cabang olahraga, bahkan disebut sebagai mother
of sport atau ibu dari cabang-cabang olahraga lainnya (Aip Syarifudin 1992:1),
yang sudah diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dengan
demikian cabang olahraga atletik sudah sangat tidak asing lagi bagi para khalayak
yang pernah mengenyam pendidikan. Dalam atletik terdapat bemacam-macam
nomor yaitu jalan, lari, lempar dan lompat.
Lempar adalah salah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga
atletik yang selalu diperlombakan. Baik didalam penyelenggaraan pesta-pesta
olahraga yang bersifat nasional dan internasional maupun dalam kejuaraan atletik
sendiri. Dalam cabang olahraga atletik, istilah yang digunakan untuk setiap bagian
dari cabang olahraga tersebut adalah “Nomor”, yaitu : nomor jalan dan lari, nomor
lompat, dan nomor lempar. Lempar atau melempar bagi anak-anak merupakan
salah satu dari akifitas pengembangan kemampuan daya geraknya, yaitu untuk
bertindak melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota badannya secara lebih
terampil (manipulasi), atau sering juga dikatakan dengan ketrampilan
mengangkat, memukul, mendorong, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam
upaya membina dan meningkatkan akitvitas pengembangan kemampuan daya
gerak anak, maka dalam pengajaran pendidikan jasmani diajarkan mengenai
atletik. Selain mengenai nomor jalan, lari, dan lompat, juga mengenai nomor
lempar yang merupakan suatu alat untuk mendidik anak. Lempar lembing adalah
salah satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar pada cabang olahraga atletik,
sama seperti halnya tolak peluru. Lempar lembing diikutsertakan dalam peserta
Olimpiade sejak tahun 1908 sebagai nomor perorangan untuk putra dan putri.
(Aip Syarifuddin 1992:18).
Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran
penjasorkes di sekolah antara lain, terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran
yang tersedia di sekolah, kekurangan dana untuk menyelenggarakan program
yang akan menghasilkan perubahan bermakna, hasil belajar yang diharapkan.
Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan
terhadap proses pembelajaran penjasorkes, karena kurang didukung oleh tingkat
kemampuan, kreativitas dan inovasi para guru Penjasorkes selaku pelaksana
khususnya dalam pengembangan model pembelajaran. Dampak dari itu secara
tidak disadari akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan
penguasaan ketrampilan gerak peserta didik yang semestinya dapat dikembangkan
sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan demikian potensi peserta didik
akan tidak berkembang secara optimal pada masanya, dan pada akhirnya kurang
optimal pula dalam mendukung dan memberikan kontribusi bibit-bibit atlet
potensi yang dapat dikembangkan pada pembinaan prestasi olahraga kedepan.
Pengembangan media pembelajaran Penjasorkes merupakan salah satu
upaya membantu menyelesaikan permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana
pembelajaran Penjasorkes di sekolah. Dari hasil pengamatan selama ini,
pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang dilakukan oleh para guru
Penjasorkes dapat membawa suasana pembelajaran yang inovatif, dengan
terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik
untuk lebih berpeluang mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai
tingkat kemampuan yang dimiliki. Dengan memodifikasi media pembelajaran
pendidikan jasmani tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melakukan
pendidikan jasmani. Namun justru sebaliknya dengan memodifikasi pembelajaran
dan pendekatan dalam bentuk permainan sebagai contohnya, proses pembelajaran
pendidikan jasmani akan lebih menyenangkan. Guru dapat mengurangi atau
menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara
memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya,
berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya peralatan
yang digunakan. (Rusli Lutan 2001:32) menyatakan bahwa “Modifikasi dalam
mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, meningkatkan kemungkinan
keberhasilan dalam berpartisipasi dan dapat melakukan pola gerak secara benar”.
Hasil observasi dan wawancara salah satu guru mata pelajaran
pendidikan jasmani di SMP N 2 Pemalang menunjukan bahwa media yang
digunakan untuk mengajar pembelajaran lempar lembing yaitu menggunakan
lembing bambu. Pada saat kegiatan belajar mengajar lempar lembing guru tidak
melakukan modifikasi media tetapi menggunakan lembing bambu pada saat
pemberian materi dan evaluasi lempar lembing. Hal ini disebabkan karena
lembing mempunyai nilai ekonomis yang rendah sehingga media yang digunakan
masih terbatas, yaitu berjumlah 4 buah lembing bambu sedangkan setiap kelas
berjumlah 32 anak.
1.2 Permasalahan
Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah Menengah Pertama
belum dikemas sebagaimana mestinya, sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik, baik dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Guru sering menggunakan pembelajaran Lempar Lembing sesungguhnya tanpa
adanya modifikasi atau variasi, kelemahannya adalah anak cenderung pasif.
Setelah mencermati latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji
peneliti adalah : “Bagaimana mengembangkan pembelajaran penjasorkes
menggunakan media roket pada pembelajaran lempar lembing siswa kelas IX
SMP N 2 Pemalang?”
1.3 Tujuan Pengembangan
Tujuan dari penelitian adalah menghasilkan media pembelajaran roket
yang sesuai pada kelas IX SMP N 2 Pemalang dalam meningkatkan pembelajaran
penjasorkes di sekolah.
1.4 Manfaat Pengembangan
1.4.1 Bagi Peneliti
1) Sebagai modal dalam penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana
program studi pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi, S1 (PJKR)
2) Sebagai bekal/pengalaman dalam mengembangkan model pembelajaran
penjasorkes.
1.4.2 Bagi Penelitian Lanjutan
1) Sebagai pertimbangan untuk penelitian pengembangan media
pembelajaran dalam pembelajaran penjas siswa SMP.
2) Sebagai dasar penelitian lebih lanjut
1.4.3 Bagi Guru Penjas
1) Menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran Penjasorkes
2) Mengatasi keterbatasan saranan dan prasarana lempar lembing di sekolah.
3) Meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran lempar lembing
terhadap guru penjas.
1.5 Pemecahan Masalah
Pengembangan media pembelajaran lempar lembing melalui media roket
penting untuk dilakukan, mengingat pembelajaran lempar lembing yang
diterapkan guru Penjasorkes masih jauh dari harapan, serta mengingat
karakteristik siswa SMP sangat menyukai media pembelajaran yang bervariasi.
Pelaksanaan pembelajaran lempar lembing selama ini yang dilakukan
oleh guru SMP N 2 Pemalang masih dengan metode pembelajaran lama, yaitu
dengan menggunakan media yang sebenarnya yaitu lembing dari bambu pada saat
penyampaian materi dan evaluasi sehingga menyebabkan tujuan pembelajaran
kurang sesuai dengan yang diharapkan, seperti halnya pencapaian tujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan kebugaran jasmani.
Pemecahan masalah pembelajaran lempar lembing di SMP, melalui
pengembangan media pembelajaran berupa roket ini diharapkan dapat membantu
dan mempermudah guru Penjasorkes dalam memberikan pembelajaran lempar
lembing, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan sesuai dengan tujuan penjas
yang diharapkan.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Pendidikan Jasmani
Pengertian Pendidikan Jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang,
yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern. Pandangan tradisional
menganggap manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat dipilah-pilah,
yaitu jasmani dan rohani. Oleh karena itu, pendidikan jasmani diartikan sebagai
proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan
jiwa. Sedangkan pandangan modern mengananggap manusia sebagai satu
kesatuan yang utuh. Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah proses pendidikan
melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan jasmani. Penjasorkes merupakan proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik
bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuscular,
perseptual, kognitif, social, dan emosional.
Pendidikan Jasmani, Olahraga,dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
2) Meningkatkan pertumbuhan fisik pengembangan psikis yang lebih baik.
3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui in ternalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani,olahraga dan
kesehatan.
5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri
orang lain dan lingkungan.
7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
yang positif. (Depdknas 2006)
2.2 Media Pembelajaran penjas
Media adalah kata jamak dari medium, berasal dari bahasa latin yang
berarti perantara atau pengantar. Media sering juga disebut sebagai perangkat
lunak yang bukan saja memuat pesan atau bahan ajar yang untuk disalurkan
melalui alat tertentu tetapi juga dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dengan
demikian media media harus digunakan secara kreatif dalam arti guru harus
menyiapkan dan merancang dengan tepat agar memungkinkan siswa belajar lebih
banyak, mencamkan lebih baik apa yang dipelajari dan meningkatkan performa
mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Disinilah guru dituntut lebih
hati-hati dalam memilih dan menetapkan media yang tepat. Proses pembelajaran
pada hakekatnya adalah proses komunikasi. Pengalaman menunjukkan bahwa
dalam komunikasi ini sering terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga
komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien. Penyebab penyimpangan dalam
komunikasi pembelajaran antara lain adalah kecenderungan verbalisme dalam
proses pembelajaran, ketidak siapan siswa, kurangnya minat, semangat siswa dan
lain-lain. Salah satu upaya untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas ialah
penggunaan media dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena fungsi
media dalam proses pembelajaran adalah sebagai penyaji stimulus (informasi dan
lain-lain) dan untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi
(Soepartono, 2000:92).
2.3 Pembelajaran Atletik lempar lembing
2.3.1 Pengertian Lempar lembing
Atletik adalah salah satu cabang yang tertua yang dilakukan manusia
sejak zaman purba sampai dewasa ini. Bahkan boleh dikatakan sejak adanya
manusia di muka bumi ini atletik sudah ada karena gerakan-gerakan yang terdapat
dalam cabang atletik seperti berjalan, melompat, dan melempar adalah gerakan
yang dilakukan oleh manusia di dalam kehidupannya sehari-hari. Istilah atletik
yang kita kenla sekarang ini berasal dari bahsa yunani yaitu “Athlon atau athlum”
yang berarti perlombaan atau pertandingan, orang yang melakukannya dinamakan
athleta (atlet). Dengan demikian Atletik merupakan salah satu cabang olahraga
yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi nomor jalan, Lari,
Lompat, dan Lempar. Istilah Atletik di Amerika dinamakan “Track and Field”
yaitu di dalam perlombaan atletik, ada nomor yang dilakukan di lintasan (Track)
dan dilapangan (Field) (Aip syarifuddin 1992:2).
Atletik yang sering disebut sebagai “Mother Of sport” yang terdiri dari
nomor jalan, lari, lompat, dan lempar yang menjadi inti dari semua cabang
olahraga, gerakan-gerakannya yang ada di semua cabang olahraga didasari
biomotor yang dimiliki oleh atletik. Olahraga atletik merupakan salah satu cabang
olahraga yang penting dalam pelaksanaan olimpiade modern. Cabang atletik
dilaksanakan disemua negara, karena nilai-nilai pendidikan yang terkandung
didalamnya, memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan
kondisi fisik, sering pula menjadi dasar pokok untuk pengembangan atau
peningkatan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga lain dan bahkan dapat
diperhitungkan sebagai suatu ukuran kemajuan suatu negara (Khomsin 2005:3).
Nomor-nomor yang ada dalam cabang atletik secara garis besar dapat
dijadikan menjadi tiga bagian, yaitu : nomor lari dan jalan, nomor lompat, dan
nomor lempar (Aip syarifudin 1992:9), masing-masing nomor dapat diperinci lagi
sebagai berikut ; 1) Nomor lari dan jalan, nomor jalan dalam perlombaan atletik
dinamakan nomor jalan cepat. Jalan cepat dalam perlombaan atletik adalah suatu
bentuk gerakan jalan yang dilakukan secepat mungkin dengan ketentuan pada saat
melangkahkan kaki, salah satu harus selalu kontak dengan tanah, nomor lari
terdiri atas : lari jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh dan halang
rintang. 2) Nomor lompat, nomor lompat yang diperlombakan dalam event
nasional maupun internasional terdiri dari : lompat jauh, lompat tinggi, lompat
jangkit, dan lompat tinggi galah. 3) Nomor lempar yang diperlombakan bersifat
internasional maupun nasional terdiri dari : tolak peluru, lempar lembing, lempar
cakram dan lomtar martil.
Selain nomor-nomor tersebut di atas ada nomor-nomor gabungan yang
selalu dilombakan, baik bersifat nasional maupun internasional yaitu :
Pancalomba, adalah suatu perlombaan gabungan yang khusus untuk wanita terdiri
dari lima nomor yang dilakukan oleh seorang atlet secara berurutan dalam dua
hari, yaitu : 100 m gawang, tolak peluru, lompat tinggi, lompat jauh dan 800 m.
Dalam kongres IAAF di moskow, diperoleh kesepakatan bahwa pancalomba
diganti sapta lomba yang terdiri dari tujuh nomor yang harus diselesaikan dalam
dua hari, yaitu ditambah lempar lembing dan lari 200 m (Aip Syarifudin 1992:11).
Dasalomba adalah suatu perlombaan gabungan yang khusus untuk pria
terdiri dari sepuluh nomor yang dilakukan oleh seorang atlet secara berurutan
dalam dua hari, yaitu : 100 m, tolak peluru, lompat tinggi, lompat jauh, 400 m,
110 m gawang, lempar cakram, lompat tinggi galah, lempar lembing dan lari 1500
m (Aip Syarifudin 1992:11).
Sebelum membahas teknik lempar lembing, terlebih dahulu perlu kiranya
diketahui adanya dari prinsip-prinsip dari pada semua nomor lempar. Karena
teknik lempar bola prinsipnya sama dengan lempar lainnya khususnya lempar
lembing. Adapun prinsip-prinsip tersebut: 1) Sudut lepas benda yang
dilemparkan/ditolakkan sekitar 40-45 derajat, 2) Titik lepas benda yang
dilemparkan/ditolakkan sejauh-jauhnya dari badan, 3) Kecepatan awalan secepat
mungkin dan tidak boleh adanya saat berhenti. 4) Pada saat melempar/menolak
harus ada tumpuan dari kaki dan tidak melompat, 5) Kekuatan lemparan/tolakan
datang dari belakang benda, yaitu kekuata yang berasal sejak dari ujung kaki
belakang, panggul, perut, bahu, lengan, pergelangan tangan. Jadi kekuatan
lemparan/tolakan terhadap udara harus sekecil mungkin, 6) Gerakan
melempar/menolak harus dilakukan explosis dan dinamis.
Disamping prinsip-prinsip tersebut di atas, nomor lempar juga
mempunyai unsur-unsur pokok yang sama dengan nomor lompat, yaitu : 1) Harus
dapat membangun body momentum yang sebesar-besarnya, 2) Harus dapat
menggabungkan momentum-momentum tersebut dengan tenaga badan yang
sebesar-besarnya, melalui suatu jarak yang produktif. Jadi kecepatan yang
dilemparkan/ditolakkan sejauh-jauhnya dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
Jelas bahwa untuk meningkatkan prestasi lempar lembing khususnya
maupun nomor lempar lainnya, tidak hanya dengan tenaga yang besar saja, akan
tetapi banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan/dikuasai oleh seorang
pelempar, disamping penguasaan tekniknya. Seperti telah dijelaskan di atas,
prinsip lempar lembing sama dengan nomor-nomor lempar yang lainnya, maka
dalam hal teknikpun pada dasarnya sama. Teknik nomor lempar adalah :
Pegangan, awalan, gerakan, lemparan, dan sikap badan setelah melempar (Yusuf
Adisasmita 1992:89).
Nomor lempar adalah salah satu bagian yang terdapat dalam cabang
olahraga atletik yang selalu diperlombakan. Baik di dalam penyelenggaraan pesta-
pesta olahraga yang bersifat nasional dan internasional, maupun dalam nomor
atletik itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti tentang lempar
lembing, karena ketertarikan penulis dengan lempar lembing dan lempar lembing
mempunyai gerakan lempar yang ideal, yaitu menggunakan awalan dengan lari
dan diakhiri dengan melempar lembing itu sendiri. Lempar lembing adalah suatu
bentuk gerakan melempar suatu alat yang berbentuk panjang dan bulat dengan
berat tertentu yang terbuat dari kayu, bambu, atau metal (untuk perlombaan) yang
dilakukan dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya, sesuai
dengan peraturan yang berlaku (Aip Syarifudin 1992:159).
Konstruksi lembing terdiri dari tiga bagian, yaitu : 1) Mata lembing, 2)
Badan lembing, 3) Tali pegangan lembing. Dengan melihat konstruksi lembing
tersebut maka banyak teknik yang harus diketahui dan dikuasai oleh seorang atlet
lempar lembing yang ingin berprestasi maksimal antar lain : (a) Cara memegang
lembing (b) Awalan dalam melempar lembing (c) Sikap irama langkah (d)
Gerakan pelepasan dan badan setelah melempar lembing.
2.4 Teknik Dasar Lempar Lembing
2.4.1 Teknik Pegangan Lembing
Telah dikemukakan di atas, bahwa kontruksi lembing terdiri dari tiga
bagian yang diantaranya terdapat tali pegangan lembing, yaitu tali yang dilitkan di
tengah-tengah badan lembing yang lebarnya untuk putra 150 mm sampai 160 mm,
dan untuk putri 140 mm sampai 150 mm (Aip Syarifuddin 1992:160). Selain dari
faktor dari power dan kekuatan otot, tehnik peganagan lembing yang baik akan
berpengaruh kepada jauhnya lemparan. Dalam lempar lembing ada tiga macam
pegangan (grip) lembing yaitu :
1) Cara Finlandia
Dalam pegangan ini “ibu jari dan jari tengah”, ibu jari dan ruas jari
tengah ada di belakang ikatan, sedang jari telunjuk memanjang badan lembing.
Pegangan ini paling umum digunakan oleh atlet-atlet lempar lembing, karena
pegangan ini paling mudah digunakan dan memungkinkan pengontrolan yang
baik terhadap lembing.
Gambar 1
Grip/pegangan lembing cara finlandia
(sumber:IAAF 2001:2)
2) Cara Amerika
Dalam pegangan cara Amerika ini ibu jari dan telunjuk ada di belakang
tali ikatan lembing, jari-jari yang lain ada di tali ikatan. Pegangan semacam ini
dapat mengarah kesalah alur selama lembing dilemparkan. Seperti tampak pada
gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2
Pegangan/grip cara Amerika
(Sumber : IAAF 2001:2)
3) Cara tang/V
Dalam pegangan “V” atau cengkraman atau tang, lembing dipegang
diantara ibu jari telunjuk dari jari tengah. Pegangan ini membantu mencegah
terjadinya cedera siku karena ini mencegah sendi siku dari diluruskan berlebihan.
Ikatan tali yang tipis dapt juga menciptkan kesukaran dalam melempar lembing,
dan penting bagi semua variasi bahwa posisi tangan adalah relaks dan semua jari-
jari ada dalam kontak dengan tali ikatan lembing (lihat gambar 3) (IAAF 2001:2).
Gambar 3
Pegangan/grip lembing “V”
(Sumber : IAAF 2001:2)
Pegangan lembing yang digunakan dalam penelitian adalah pegangan
cara Finlandia, karena mudah digunakan dan pengontrolan lemparan yang baik.
Pegangan ini adalah pegangan yang umum digunakan oleh atlet Indonesia pada
umumnya.
2.4.2 Awalan dalam Melempar Lembing
Tidak seperti lempar cakram dan tolak peluru, lempar lembing tidak
ditentukan oleh tinggi, berat badan dan kekuatan maksimum. Kecuali dari power
dan kekuatan khusus lempar dari atlet sebagai hasil dari awalan yang
panjang/jauh. Berat lembing resmi yang ringan untuk lomba membutuhkan
kecepatan khusus yang luar biasa dan kekuatan lempar pada otot-otot ekstensor
kaki dan lengan dan utamanya pada otot-otot tubuh. Hal ini karena lembing itu
perlu diakselerasikan sampai 30-35m per detik. Kecepatan lari awalan yang
relative tinggi dan tambahan akselerasi irama lima langkah membutuhkan pada
suatu pihak suatu tingkat tinggi lari sprint dan kecepatan gerak dan juga
koordinasi yang luar biasa dalam merubah dari bagian gerakan a-siklus (sumber :
IAAF 2001:2). Lari awalan sepanjang 8-12 langkah sesuai kecakapannya dala lari
sprint, adalah seperti suatu lari akselerasi cepat dan harus dalam garis lurus.
Lembing itu dibawa setinggi kepala dengan mata lembing menuju sedikit
kebawah. Punggung tangan menghadap kearah luar.selama lari awalan lengan
lempar bergerak hanya sedikit sedangkan lengan yang bebas mengikuti irama lari
(IAAF:2001:140). Dalam awalan melempar lembing ada beberapa tahap yang
dilakukan yaitu :
Lembing dipegang horisontal/mendatar di atas bahu, bagian atas lembing
adalah setinggi kepala, lengan diupayakan tetap tenang stabil (tidak bergerak
kemuka atau ke belakang). Lari percepatan adalah relaks, terkontrol dan berima,
lari percepatan mencapai kecepatan optimum, yang adalah di pertahankan dalam
lari lima langkah.
Gambar 4
Phase lari ancang-ancang
(IAAF 2000)
Gambar 4
Phase lari ancang-ancang
(IAAF 2000:143)
Dalam even lempar lembing panjang minimum jalur ancang-ancang adalah 30 m
dan maximum 36,5 m. Apabila kondisi memungkinkan panjang minimum 33,5 m.
Jalur lempar ini ditandai dengan dua garis putih selebar 5 cm dan 4 m terpisah.
Garis lempar itu dibuat dari belakang suatu garis batas lengkungan dari sebuah
srikel yang dibuat dengan radius 8 m (suyono 2001:158).
2.4.3 Run up (awalan lari)
Menghadap ke arah lemparan, bahu dan pinggul lurus ke depan, lembing
mengarah ke arah lemparan, gerakan lembing ke belakang, tangan lurus, ujung
lembing diangkat ke sudut lintasan, bahu diangkat 90 derajat ke kanan.
2.4.4 Langkah Jingkat
Kaki kanan melangkah Jingkat di depan kaki kiri, memiringkan tubuh
dan membawa bahu dan tangan yang memegang lembing ke belakang.
Lemparan 5 langkah
Gambar. 5
Gambar 5
lemparan 5 langkah
2.4.5 Posisi melempar
Kaki kiri melangkah keluar dengan posisi melempar yang lebar dengan
tumit menyentuh permukaan terlebih dahulu, pinggul berputar kekanan, kaki
kanan ditekuk pada lutut di putar ke samping luar, tubuh miring ke belakang,
tangan di luruskan sepenuhnya.
Gambar 6
Gambar 6
Posisi melempar
2.4.6 Lemparan
Lutut kanan diputar dengan kuat kearah lemparan, memaksa pinggul
bergerak kearah yang sama. Pinggul diikuti oleh dada, didorong kedepan dengan
paksa sehingga tubuh menjadi seperti busur. Tangan yang memegang lembing
ditarik ke depan pada kecepatan tinggi diatas bahu. Tubuh digerakkan keatas kaki
kiri yang lurus, dan lembing dilepaskan di depan kepala pelempar.
Standing lembing di depan.
Gambar. 7
Standing lembing di depan
Standing lembing di samping.
Standing gaya Jingkat.
2.4.7 Gerak lanjutan (follow through)
Setelah lembing dilepaskan, pelempar terus bergerak ke depan dengan
menempatkan kaki kanan di depan kaki kiri.
Gambar. 8
Gerak lanjutan (follow through)
2.5 Pembelajaran PAIKEM
2.5.1 Pengertian PAIKEM
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai:
pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode
tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan
sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah
menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM
juga memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang beragam untuk
mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak
semata-mata “disuapi” guru.
Beberapa alasan perlunya pendekatan PAIKEM diterapkan di sekolah,
yakni:
a) PAIKEM lebih memungkinkan perserta didik dan guru sama-sama aktif
terlibat dalam pembelajaran. Selama ini kita lebih banyak mengenal
pendekatan pembelajaran konvensional. Hanya guru yang aktif
(monologis), sementara para siswanya pasif, sehingga pembelajaran
menjemukan, tidak menarik, tidak menyenangkan, bahkan kadang-kadang
menakutkan siswa.
b) PAIKEM lebih memungkinkan guru dan siswa berbuat kreatif bersama.
Guru mengupayakan segala cara secara kreatif untuk melibatkan semua
siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu, peserta didik juga
didorong agar kreatif dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru,
materi pelajaran dan segala alat bantu belajar, sehingga hasil pembelajaran
dapat meningkat.
PAIKEM dilandasi oleh falsafah konstruktivisme yang menekankan agar
peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau
pengetahuan awal yang telah dimilikinya, sehingga mereka mampu membangun
makna bagi fenomena yang berbeda. Falsafah pragmatisme yang berorientasi
pada tercapainya tujuan secara mudah dan langsung juga menjadi landasan
PAIKEM, sehingga dalam pembelajaran peserta didik selalu menjadi subjek aktif
sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing belajar mereka (Muhibbin
Syah:2009:1).
2.6 Modifikasi Pembelajaran
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran
dari mulai tujuan yang paling rendah sampai dengan tujuan yang paling tinggi.
Modifikasi tujuan materi ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan materi
ke dalam tiga komponen, yaitu : 1) Tujuan perluasan maksudnya adalah tujuan
pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan melakukan bentuk atau wujud keterampilan yang dipelajarinya tanpa
memperhatikan aspek efisiensi dan efektivitas. 2) Tujuan penghalusan maksudnya
adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan
dan kemampuan melakukan gerak secara efisien. 3) Tujuan penerapan maksudnya
adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan
dan kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan yang dilakukannya melalui
pengenalan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
(Adang Suherman 2000:84).
Pendekatan modifikasi adalah pendekatan yang didesain dan disesuaikan
dengan kondisi kelas yang menekankan kepada kegembiraan dan pengayaan
perbendaharaan gerak agar sukses dalam mengembangkan ketrampilan. Yang
menjadi tujuan atau sasaran dalam modifikasi pembelajaran penjas adalah siswa
memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan
keberhasilan dalam berpartisipasi, siswa dapat melakukan pola gerak dasar secara
benar (Supartono 2000:34).
2.7 Modifikasi Pembelajaran Lempar Lembing
Dilihat dari payung keolahragaan, materi pembelajaran atletik secara garis
besar dapat diklasifikasikan ke dalam tiga nomor, yaitu : nomor jalan dan lari,
nomor lompat, dan nomor lempar. Dilihat dari kemampuan fisik yang diperlukan
dan dipelajarinya, materi pembelajaran atletik dapat diklasifikasikan ke dalam
kondisi fisik (physical fitness), skill atau keterampilan, dan konsep gerak.
Sehubungan dengan itu, modifikasi pembelajaran atletik dapat dikaitkan dengan
materi-materi pembelajaran tersebut. Beberapa kemungkinan modifikasi
pembelajaran dikaitkan dengan materinya.
Karakteristik gerak dasar lempar pada umumnya hampir sama dengan
gerakan-gerakan melempar dalam cabang olahraga lainnya. Oleh karena itu,
pengembangan umum gerak melempar dapat dilakukan :
Lemparan dengan satu tangan (kiri atau kanan) atau dua tangan
bersamaan.
Lemparan lewat atas kepala ke arah depan atau belakang, satu atau dua
tangan.
Melakukan gerak melempar, menolak, ayunan, gerak bandul.
Melempar dari posisi badan berdiri, berbaring atau berlutut.
Melempar ke arah jauh atau tinggi.
Melempar dengan awalan lurus atau berputar.
Melempar dengan melewati, menembus, ke dalam sesuatu.
Melempar dengan bola, roket, tongkat, batu, simpai, botol, busa, kayu,
dlsb.
Melempar peluru, cakram, lembing, atau martil.
Melempar bersama teman atau menjadi lawan.
Struktur gerak dasar lempar merupakan urutan gerakan yang tidak sama
atau termasuk jenis keterampilan asiklis. Urutan gerakannya dimulai dari sikap
awal, gerak awal, awalan, sampai sikap lempar dan gerak pemulihan. Untuk
mengembangkan gerak lempar, siswa diberikan tugas melakukan lemparan
dengan berbagai alat, arah/target, dan posisi (Adang Suherman:2000:93-94).
2.8 Karakteristik pembelajaran penjasorkes menggunakan media roket
pada pembelajaran lempar lembing.
Minimnya sarana dan prasarana olahraga yang tidak merata serta tidak
sesuainya dengan kondisi murid ini menuntut guru pendidikan jasmani lebih
kreatif. Guru harus bisa memodifikasi pembelajaran dengan memanfaatkan sarana
dan prasarana olahraga seadanya yang tersedia di sekolah. Pengajaran dengan
menggunakan peralatan seadanya di sekolah atau alat buatan guru sendiri
dinamakan pengajaran dengan pendekatan modifikasi. Cara-cara guru
memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajaran yang
diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pelajaran. Beberapa aspek analisa
modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang : tujuan, karakteristik
materi, kondisi lingkungan dan evaluasinya. Terbatasnya media dan tingginya
nilai jual lempar lembing membuat kegiatan belajar mengajar para siswa kelas IX
F SMP N 2 Pemalang hasilnya tidak optimal jika dilihat dari ranah psikomotor,
afektif dan kognitif. Sehingga diperlukan modifikasi media pembelajaran dengan
tujuan agar dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran lempar
lembing dan memotivasi siswa dalam pembelajaran.
Pembelajaran lempar lembing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pembelajaran lempar lembing dengan menggunakan media roket untuk
memudahkan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dan menjadikan proses
pembelajaran menjadi menyenangkan karena pada pembelajaran lempar lembing
disini siswa dibentuk formasi empat atau lima barisan secara berurutan, kemudian
siswa melakukan pembelajaran lempar lembing dengan melempar media roket
agar dapat meluncur dan dibayangkan menjadi lembing dengan cara melempar.
Kegiatan ini dilakukan selama 20 menit, dengan tujuan agar siswa dapat
melempar lembing yang sebenarnya dengan baik dan benar serta menjadikan
otomatisasi lemparan.
1
3
2
4
Keterangan media roket :
a. Bola pingpong sebagai pengganti mata lembing agar tidak berbahaya pada saat
digunakan.
Gambar 10. Bola Pingpong
b. Batang bulung sebagai pengganti badan lembing dengan panjang 30 cm,
batang bulung digunakan karena lebih ringan dan aman dibandingkan dengan
bambu atau fiber.
Gambar.9
Media roket
Gambar 11. Batang Bulung
c. Benang kasur sebagai pengganti tambang grip yang dililitkan ke batang
bulung.
Gambar 12. Benang
a. Mika yang dibentuk menyerupai ekor roket.
Gambar 13. Mika
2.9 Kerangka Berpikir
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral
dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan
sosial penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melaui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
Pendidikan Nasional (Adang Suherman 2000:63).
Sesuai dengan kompetensi dasar dalam kurikulum Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama siswa diharapkan dapat
mempraktekkan pembelajaran lempar lembing dengan media yang sudah
dikembangkan. Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran lempar lembing di
SMP N 2 Pemalang masih dalam bentuk pembelajaran yang sebagaimana
mestinya yaitu dengan menggunakan media lembing dan tidak memanfaatkan
media lain. Dari pelaksanaan pembelajaran tersebut dijumpai anak-anak yang
merasa tidak senang, bosan, dan kurang aktif bergerak dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani.
Pengembangan media pembelajaran penjasorkes menggunakan media
roket merupakan salah satu upaya yang harus diwujudkan. pengembangan media
pembelajaran lempar lembing media roket diharapkan mampu membuat anak
lebih aktif bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang menyenangkan,
ketika mengikuti pembelajaran lempar lembing.
29
BAB III
METODE PENGEMBANGAN
3.1 Metode Pengembangan
Metode pengembangan yang digunakan adalah penelitian pengembangan
yang biasanya disebut penelitian berbasis pengembangan (research and
development) merupakan jenis penelitian yang tujuan penggunaannya adalah
menghasilkan produk berupa media roket bagi siswa kelas IX SMP N 2
Pemalang.
(Suharsimi Arikunto 2006) mengatakan bahwa penelitian pengembangan
atau penelitian developmental adalah penelitian yang mengadakan percobaan dan
penyempurnaan. Penelitian pengembangan mengembangkan pembelajaran
penjasorkes menggunakan media roket. Disesuaikan dengan kondisi sarana dan
prasarana yang tersedia. Penelitian ini juga disesuaikan dengan keterbatasan
waktu, tenaga, dan biaya sehingga tidak mengambil subyek yang besar. Langkah-
langkah yang dilakukan dalam penelitian pengembangan pembelajaran
penjasorkes menggunakan media roket adalah sebagai berikut:
1) Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi.
2) Mengembangkan produk awal (berupa media roket).
3) Evaluasi ahli pendidikan jasmani dan satu orang ahli pembelajaran, uji
coba kelompok kecil dengan menggunakan kuesioner, konsultasi dan
evaluasi yang kemudian dianalisis.
4) Revisi produk pertama, berdasarkan dari hasil evaluasi ahli dan uji coba
kelompok kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk
awal yang dibuat oleh peneliti.
5) Uji coba lapangan.
6) Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan.
7) Hasil akhir pengembangan media pembelajaran penjasorkes
menggunakan media roket pada siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang.
3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan pada pembelajaran penjasorkes menggunakan
media roket ini dilakukan melalui berbagai tahapan. Tahapan-tahapannya antara
lain :
3.2.1 Analisis kebutuhan : kajian pustaka, observasi, dan wawancara.
3.2.2 Pembuatan produk awal : tinjauan ahli pendidikan jasmani, ahli
pembelajaran, dan uji coba kelompok kecil.
3.2.3 Revisi produk pertama.
3.2.4 Uji coba lapangan kelas IX F SMP N 2 Pemalang
3.2.5 Revisi produk akhir.
3.2.6 Produk akhir pengembangan media pembelajaran penjasorkes menggunakan
media roket.
Analisis Kebutuhan
Kajian Pustaka Observasi Dan Wawancara
Pembuatan Produk Awal
Tujuan Ahli pendidikan jasmani Ujicoba Kelompok Kecil
dan Ahli Pembelajaran 10 Siswa Kelas IX F SMP N 2 Pemalang
Revisi Produk Pertama
Uji Lapangan
Seluruh siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang
Revisi Produk Akhir
Produk akhir
Media pembelajaran media roket
Gambar 14. Prosedur Pengembangan media pembelajaran penjasorkes
menggunakan media roket
3.2.1 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah langkah awal dalam melakukan penelitian.
Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah pengembangan media
pembelajaran penjasorkes menggunakan media roket ini dibutuhkan atau tidak.
Pada tahap ini peneliti mengadakan observasi di SMP N 2 Pemalang tentang
pelaksanaan olahraga lempar lembing dengan cara melakukan pengamatan
langsung tentang aktivitas siswa.
3.2.2 Pembuatan Produk awal
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, maka langkah selanjutnya
adalah pembuatan produk media pembelajaran media roket. Dalam pembuatan
produk yang dikembangkan, peneliti membuat produk berdasarkan kajian teori
yang kemudian dievaluasi oleh satu ahli atletik dan satu guru pendidikan jasmani
sebagai ahli pembelajaran, serta uji coba kelompok kecil.
3.3 Uji Coba Produk
Uji coba produk penelitian ini bertujuan untuk memperoleh efektivitas,
efisiensi dan kebermanfaatan dari produk. Langkah-langkah yang ditempuh dalam
pelaksanaan uji coba produk adalah sebagai berikut:
3.3.1 Desain uji coba
Desain uji coba yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui tingkat
keefektifan dan segi pemanfaatan produk yang dikembangkan. Desain uji coba
yang dilaksanakan terdiri dari :
3.3.1.1 Evaluasi ahli
Sebelum produk pembelajaran dikembangkan dan diuji cobakan kepada
subyek, produk yang dibuat evaluasi (validasi) terlebih dahulu oleh ahli Penjas
yaitu : (Agus Widodo,S.Pd, M.Pd ) dan ahli pembelajaran (Gufron Ridwan S.Pd)
Guru Penjas SMP N 2 Pemalang.
Variabel yang dievaluasi oleh ahli meliputi fasilitas dan peralatan, jumlah
subyek, waktu penyajian pembelajaran, media pembelajaran (Modifikasi produk),
kesesuaian bahan pelajaran dengan kurikulum, efektivitas metode pembelajaran.
Untuk menghimpun data dari para ahli dilakukan dengan Cara pemberian draf
model awal kuesioner atau lembar evaluasi kepada para ahli dan ahli penjas (Guru
Penjas), Hasil evaluasi dari para ahli yang berupa penilaian, saran terhadap produk
yang telah dibuat, dipergunakan sebagai acuan dasar pengembangan produk.
3.3.1.2 Uji Coba Kelompok Kecil
Pada tahapan ini produk yang telah di revisi dan hasil evaluasi ahli
kemudian diujicobakan kepada siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang. Pada uji
coba kelompok kecil ini menggunakan 10 siswa sebagai subjeknya. Pengambilan
siswa dilakukan dengan menggunakan sampel secara random karena karakteristik
dan tingkat kesegaran jasmani siswa yang berbeda.
Siswa diberikan penjelasan tentang penggunaan media roket yang
kemudian melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang pembelajaran
lempar lembing menggunakan media roket yang telah dilakukan. Tujuan uji coba
kelompok kecil ini adalah untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang
dikembangkan.
3.3.1.3 Revisi Produk Pertama
Hasil data dari evaluasi satu ahli penjas menyarankan beberapa revisi
yang 1) permainan dalam pembelajaran perlu diperjelas lagi; 2) media/alat
pengganti perlu ditambah berat dan panjang; dan dari satu ahli pembelajaran
tidak ada revisi dengan menyatakan media pembelajaran layak digunakan atau uji
coba skala tanpa revisi, setelah dilakukan revisi selanjutnya dijadikan acuan
untuk merevisi produk yang telah dibuat dan dilaksanakan uji coba skala kecil.
3.3.1.4 Uji Coba Kelompok Besar
Hasil analisis uji coba kelompok kecil serta revisi produk pertama,
selanjutnya dilakukan uji coba kelompok besar dengan jumlah 32 siswa. Uji
lapangan ini dilakukan pada seluruh siswa kelas IX SMP N 2 Pemalang. Siswa
diberikan penjelasan tentang penggunaan media roket yang telah direvisi
kemudian melakukan uji coba pembelajaran lempar lembing menggunakanmedia
roket. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang
permainan yang telah dilakukan.
3.3.1.5 Revisi Produk Akhir
Revisi produk dari hasil uji lapangan yang telah diuji cobakan siswa kelas
IX F SMP N 2 Pemalang yang diperoleh dari tanggapan siswa yaitu berupa
pemberian lem pada ujung roket agar dari bola tidak terlepas dari batang bulung.
3.3.1.6 Produk Akhir
Hasil akhir produk pengembangan dari uji lapangan yang berupa media
pembelajaranmedia roket pada pembelajaran lempar lembing.
3.3.2 Subjek Uji Coba
Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian antara lain :
1) Satu orang ahli pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
2) Satu orang guru pembelajaran Penjasorkes.
3) Siswa dalam uji coba skala kecil sebanyak 10 orang.
4) Siswa dalam uji coba skala besar sebanyak 32 orang.
3.4 Jenis Data
Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
diperoleh dari hasil wawancara dan kuisioner yang berupa kritik dan saran dari
ahli penjas dan nara sumber secara lisan maupun tulisan sebagai masukan untuk
bahan revisi produk. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari pengambilan hasil
kuesioner dari setelah penggunaan produk.
3.5 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berbentuk
kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari evaluasi ahli dan
uji coba. Alasan memilih kuesioner adalah jumlah subjek yang relatif banyak
sehingga data dapat diambil secara serentak dan waktu yang singkat. Kepada ahli
dan siswa diberikan kuesioner yang berbeda. Kuesioner ahli dititikberatkan pada
produk pertama yang dibuat, sedangkan kuesioner siswa dititikberatkan pada
kenyamanan dalam menggunakan produk. yaitu dalam motivasi siswa dalam
melakukan produk, tingkat kesenangan siswa terhadap produk, apakah produk
membosankan bagi siswa, keaktifan siswa dalam melaksanankan produk
pembelajaran.
Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus
dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa tingkat
kesesuaian produk dengan kompetensi dasar yang ada pada Kurikulum KTSP
Sekolah Menengah Pertama, ketepatan memilih bahan ajar, kesesuaian fasilitas
yang digunakan, ketepatan model dengan tingkat, karakteristik siswa usia Sekolah
Menengah Pertama, tingkat efektivitas penggunaan media pembelajaran media
roket, serta komentar dan saran umum jika ada. Rentangan evaluasi mulai dari
"kurang baik" sampai dengan " sangat baik" dengan cara memberi tanda ""
pada kolom yang tersedia.
(1) kurang baik
(2) Cukup baik
(3) Baik
(4) Sangat baik
Berikut adalah faktor, indikator dan jumlah kuesioner yang akan
digunakan pada kuesioner ahli:
Tabel 3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner
No. Faktor Indikator Juml
ah I Kualitas Model Kualitas produk terhadap standar kompetensi,
keaktifan siswa, dan kelayakan untuk diajarkan
pada siswa Sekolah Menengah Pertama.
15
Kuesioner yang digunakan siswa berupa sejumlah pertanyaan yang
harus dijawab oleh siswa dengan altenatif jawaban " Ya" dan " Tidak". Faktor
yang digunakan dalam kuesioner meliputi aspek psikomotorik kognitf, dan
afektif.
Cara pemberian skor pada alternatif jawaban sebagai berikut :
Tabel 3.2 Skor Jawaban Kuesioner "Ya" dan " Tidak".
Alternatif Jawaban Positif Negatif
Ya
Tidak
1
0
0
1
Berikut adalah faktor-faktor, indikator dan jumlah butir kuesioner yang
akan digunakan pada siswa:
Tabel 3.3 Faktor, Indikator dan Jumlah Butir Kuesioner.
No Faktor Indikator Jml
1
2
3
Kognitif
Psikomotor
Afektif
Kemampuan siswa memahami penggunaan media roket
pada saat pembelajaran lempar lembing.
Kemampuan siswa mempraktekkan gerak
Dalam pembelajaran lempar lembing dengan menggunakan
media roket.
Menampilkan sikap aktif dalam mengikuti pembelajaran
lempar lembing menggunakan media roket.
10
10
10
3.6 Analisis Data Produk
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini
adalah menggunakan teknik analisis deskriptif berbentuk persentase. Sedangkan
data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis kualitatif.
Dalam pengolahan data, persentase diperoleh dengan rumus dari
Sukirman,dkk.(2003), yaitu :
Keterangan:
F= Frekuensi relative/angka persentase
f= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N= Jumlah seluruh data
100% = Konstanta
Dari hasil persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk
memperoleh kesimpulan data.
Tabel 3.4 Klasifikasi Persentase
Persentase Klasifikasi Makna
20,1 – 40 %
40,1 – 70 %
70,1 – 90 %
90,1 – 100 %
Kurang baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Diperbaiki
Digunakan (bersyarat)
Digunakan
Digunakan
Sumber Guilford (dalam Faqih, 1996)
F= X 100
%
Data efektivitas produk pengembangan media roket ini adalah hasil belajar
kognitif siswa dengan kriteria ketuntasan klasikal minimal 85% pada KKM 75
melalui rumus:
%100siswajumlah
tuntassiswajumlahklasikalKetuntasan
40
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
4.1 Penyajian Data Uji Skala Kecil
4.1.1 Draf Produk Awal media pembelajaran media roket
Pembelajaran lempar lembing menggunakan media roket ini dilakukan
secara berkelompok, kelompok dibagi menjadi empat atau lima barisan secara
berurutan. siswa dibariskan menghadap searah tidak saling berhadapan dan
diajarkan teknik lemparan yang benar dengan melempar ke arah depan. Lemparan
dilakukan bergantian dan berulang kali untuk melancarkan teknik lemparan.
Sesudah siswa melakukan lemparan dengan menggunakan media roket dengan
benar dan lancar, siswa diajarkan lemparan menggunakan lembing yang
sesungguhnya secara bergantian untuk mendapatkan hasil lemparan yang
diharapkan. Sesudah siswa melakukan lemparan dengan menggunakan lembing
yang sesungguhnya dengan benar, dilakukan evaluasi satu persatu.
4.1.2 Indikator media pengembangan media roket
a. Bersifat Menarik
Pengembangan media roket bersifat menarik karena media ini
merupakan jenis media yang belum pernah diterapkan di SMP N 2 Pemalang.
b. Bersifat Lebih Aman
Media pengembangan media roket bersifat lebih aman karena media ini
menggunakan alat yang sederhana dan tidak membahayakan siswa, batang media
menggunakan batang bulung dan dibuat silinder dengan panjang 30 cm dan berat
80 gram, bola yang digunakan menggunakan bola pingpong dan ekor yang
digunakan menggunakan mika plastik sedangkan media asli dari lembing terbuat
dari bambu yang ujungnya menggunakan besi sebagai mata lembingnya.
c. Bersifat Mudah
Media roket bersifat mudah karena media ini mudah gunakan dan mudah
dimainkan. Media roket oleh siswa putra maupun putri karena dengan bentuk
yang praktis dan ringan.
d. Bersifat Menyenangkan
Media roket bersifat menyenangkan karena dalam permainan ini tidak
ada peraturan resmi yang mengikat.
4.1.3 Uji Coba Skala Kecil
Uji coba skala kecil ini bertujuan untuk menjaring tanggapan siswa guna
mengetahui dan mengidentifikasi berbagai permasalahan seperti kelemahan,
kekurangan, ataupun keefektifan produk saat digunakan oleh siswa. Data yang
diperoleh dalam uji coba ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi
produk sebelum digunakan pada uji coba lapangan.
Berdasarkan data pada hasil kuesioner yang diisi siswa diperoleh persentase
tanggapan mengenai pengembangan media roket sesuai dengan aspek yang dinilai
sebesar 80%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pengembangan
media roket ini telah memenuhi kriteria baik, sehingga dapat digunakan untuk
siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang. Hal itu bisa dilihat pada tabel dibawah ini :
Berikut adalah gambar kegiatan uji coba skala kecil.
Gambar . 15
Uji coba skala kecil
Dari gambar.15 terlihat gambar yang dilingkari adalah posisi bola terlepas
dari media hal ini menunjukkan bahwa pemasangan media roket pada uji coba
skala kecil belum cukup kuat sehingga pada saat digunakan oleh siswa, bola
terlepas dari media dan jatuh ke tanah. Hal ini disebabkan karena pemasangan
media roket tidak menggunakan lem, hanya menggunakan baut sehingga perlu
penambahan lem pada baut saat pemasangan bola pada media atau batang bulung.
Setelah revisi dilakukan kemudian media siap digunakan pada uji coba skala
luas/lapangan pada siswa kelas IX F SMP N 2 Pemalang.
4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba I
Produk awal pengembangan media roket bagi siswa SMP N 2 Pemalang
sebelum diuji cobakan terlebih dahulu dilakukan validasi oleh ahli yang sesuai
dengan bidang penelitian ini. Untuk memvalidasi produk yang sedang
dikembangkan, peneliti melibatkan ahli pembelajaran penjas lempar lembing,
yaitu Agus Widodo, S.Pd, M.Pd selaku dosen FIK dan Pakar pembelajaran
Penjasorkes SMP N 2 Pemalang, yaitu Gufron Ridwan S.Pd.
Validasi dilakukan dengan cara memberikan draf produk awal media
pengembangan media roket, untuk ahli dan guru penjas. Evaluasi dari ahli
pembelajaran lempar lembing dan pakar pembelajaran penjas SMP N 2 Pemalang
menitikberatkan pada kualitas media pengembangan pembelajaran lempar
lembing yang akan diujicobakan terhadap objek penelitian. Hasil evaluasi yang
berupa masukan, saran dan komentar dari ahli dilampirkan dalam bentuk angket.
Hasil validasi dari ahli pembelajaran tidak ada revisi sedangkan hasil validasi oleh
ahli penjas menyarankan perbaikan pada panjang media dan berat media Berikut
revisi yang telah dilakukan.
(a) (b)
Gambar. 16
Data yang diperoleh dari pakar atau ahli, merupakan pedoman untuk
menyatakan kelayakan produk media pengembangan media roket dapat digunakan
untuk uji coba skala kecil dan uji coba pelaksanaan lapangan. Masukan, saran dan
komentar terhadap pengembangan media roket sangat diperlukan sebagai bahan
revisi sebelum melakukan ujicoba lapangan.
(a) Tampilan media sebelum revisi dan (b) sesudah revisi
Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil kuesioner ahli
SKOR (n) (N) (%)
1 2 3 4
Ahli penjas 5 10 55 60 92
Ahli pembelajaran 1 14 59 60 98
Sumber : Data Penelitian Penjas orkes 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil penilaian dari semua aspek oleh
ahli penjas dan ahli pembelajaran, dengan persentase rata-rata untuk ahli
pembelajaran 98% dengan jumlah skor yang diperoleh sebanyak 59 dari penilaian
seluruh aspek. Aspek yang mendapat skor 3 dengan kategori baik yaitu aspek
kejelasan petunjuk penggunaan media pembelajaran karena sesuai nilai yang
diberikan petunjuk penggunaan media sudah baik dan semua siswa paham dengan
cara menggunakan media roket dan nilai yang diberikan ahli penjas sebanyak
92% dengan jumlah skor 55 dari penilaian seluruh aspek. Dari seluruh aspek yang
mendapat skor 3 dengan kategori baik yaitu, 1) kejelasan petunjuk penggunaan
media pembelajaran, 2) mendorong perkembangan aspek fisik atau jasmani siswa,
3) mendorong perkembangan afektif siswa, 4) dapat dimainkan siswa yang
terampil maupun tidak terampil, 5) meningkatkan minat dan motivasi siswa
berpartisipasi dalam pembelajaran lempar lembing.
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh ahli penjas dan
ahli pembelajaran dapat disimpulkan penilaian ahli penjas dan ahli pembelajaran
berpendapat bahwa media pengembangan media roket termasuk dalam kategori
sangat baik. Namun, dari hasil penilaian ahli penjas menyarankan beberapa revisi,
antara lain berat dan panjang media pelu ditambah dan diperpanjang, yaitu dari
berat 50 gram menjadi 80 gram dan panjang media yang semula 25 cm menjadi
30 cm. Setelah revisi dilakukan kemudian produk media pengembangan media
roket siap untuk diuji cobakan dalam skala kecil. Hasil tanggapan siswa pada uji
coba skala kecil dapat dilihat dalam grafik 1 sebagai berikut.
Grafik 1. Hasil kuesioner tanggapan siswa pada uji coba skala kecil
Sumber: Data Penelitian Penjasorkes 2012
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa seluruh aspek terlihat sudah baik,
akan tetapi ada revisi yang harus dilakukan, saran dari para siswa SMP N 2
Pemalang setelah mengikuti uji coba skala kecil yaitu pada perbaikan media
karena pada saat kegiatan bola yang digunakan pada media roket belum cukup
kuat sehingga ada beberapa bola yang jatuh. Untuk itu perlu adanya revisi media
pembelajaran.
4.3 Uji Coba Skala Besar
Berdasarkan evaluasi ahli serta Uji coba kelompok kecil langkah
berikutnya adalah uji coba lapangan. Uji coba lapangan bertujuan untuk
mengetahui keefektifan perubahan yang telah dilakukan pada evaluasi ahli serta
ujicoba kelompok kecil apakah media pengembangan media roket layak untuk
dapat digunakan. Uji coba lapangan dilakukan oleh siswa kelas IX F SMP N 2
Pemalang yang berjumlah 32 siswa.
Kriteria tanggapan siswa
0
2
4
6
8
10
Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik Ju
mla
h s
isw
a
Berdasarkan data pada hasil kuesioner yang telah diisi oleh siswa diperoleh
persentase jawaban yang sesuai dengan aspek yang dinilai sebesar 97%.
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pengembangan media roket ini
telah memenuhi kriteria “baik”, sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas siswa
kelas IX F SMP N 2 Pemalang. Berikut data hasil kuesioner pada uji coba skala
besar yang disajikan dalam Grafik 2.
Tabel 4.3 Hasil kuesioner tanggapan siswa pada uji coba skala besar
4.4 Hasil Analisis Data Uji Coba Skala Besar
Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah produk
media pengembangan media roket yang berdasarkan data pada saat uji coba skala
kecil (N=10) dan uji coba lapangan (N=32).
Berdasarkan analisa hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini,
maka dilakukan beberapa revisi meliputi :
1. Perubahan panjang batang pada media media roket yang semula 25 cm
menjadi 30 cm.
Ju
mla
h S
isw
a
Kriteria tanggapan siswa
0
5
10
15
20
25
30
35
Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik
Tanggapan Siswa Uji Coba Skala Besar
2. Perubahan berat pada media roket yang ditambah dari 50 gram menjadi 80
gram.
3. Penggunaan lem pada baut untuk memasang bola pada ujung media roket.
4.5 Prototipe Produk
Sesuai dengan kompetensi dasar pada atletik khususnya cabang lempar
lembing bagi siswa SMP, disebutkan bahwa siswa dapat melakukan lempar
lembing dengan peraturan dan media yang telah dimodifikasi untuk menanamkan
nilai percaya diri pada siswa. Pada proses pembelajaran lempar lembing ditemui
beberapa hal, yaitu : (1) Ditemukan beberapa siswa mengeluh merasa takut
terkena mata lembing yang tajam. (2) Ditemukan beberapa siswa yang tidak benar
melakukan lemparan sehingga mata lembing tidak menyentuh tanah terlebih
dahulu. (3) Siswa merasa sulit melempar dengan lembing yang sesungguhnya
karena kurangnya otomatisasi lemparan dikarenakan kurangnya latihan dengan
menggunakan media yang dimodifikasi dan jumlah lembing yang terbatas.
Untuk menjawab permasalahan yang ada dalam pembelajaran lempar
lembing bagi SMP maka dalam penelitian ini dikembangkan produk modifikasi
media yang dalam penyusunannya memperhatikan tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak usia Sekolah Menengah Pertama.
Hasil dari pengembangan media yang dikembangkan sesuai prosedur
pengembangan didapat sebuah produk yang sesuai dengan karakteristik siswa
SMP yaitu media media roket. Media roket ini dikembangan untuk mengganti alat
lembing yang sesungguhnya agar lebih aman dan ekonomis. Bahan-bahan yang
terbuat dari media roket sangat aman yaitu menggunakan batang bulung pada
batangnya dan ekor roket menggunakan mika yang berwarna agar lebih menarik.
Hasil analisis data uji coba lapangan didapat persentase pilihan jawaban yang
sesuai 88 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka media roket ini
telah memenuhi kriteria sangat baik, sehingga dari uji lapangan media ini dapat
digunakan untuk siswa kelas IX SMP N 2 Pemalang.
Hal itu bisa dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.4 Hasil belajar kognitif siswa kelas IX F
Nilai awal Nilai media
jumlah siswa tuntas 21 28
jumlah siswa tidak tuntas 11 4
Jumlah 32 32
persentase ketuntasan 66% 88%
Media dikatakan efektif jika memenuhi kriteria ketuntasan klasikal
minimal sebanyak 85%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa produk modifikasi media yang telah dikembangkan efektif digunakan
untuk pembelajaran lempar lembing bagi siswa SMP kelas IX karena dapat dilihat
dari perolehan hasil ketuntasan pada awal media sebelum dikembangkan sebanyak
66% setelah media dikembangkan menjadi 88%. Dengan adanya hasil
pengembangan media roket dapat membawa perubahan suasana pembelajaran
yang lebih menarik bagi siswa dan meningkatkan motivasi siswa untuk aktif
dalam mengikuti pembelajaran.
4.6 Keunggulan dan Kelemahan Produk
4.6.1 Keunggulan Produk
1. Kognitif
pengembangan media roket dapat menambah pengetahuan tentang teknik
dasar lempar lembing, siswa dengan menggunakan media roket dapat membuat
siswa bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran lempar lembing.
2. Psikomotor
Teknik cara menggunakan media lempar lembing siswa akan meningkat,
serta aktivitas gerak juga lebih aktif sehingga meningkatkan kesehatan tubuh.
3. Afektif
Siswa dapat memupuk kedisiplinan, kerjasama, dan menghormati teman
sehingga tujuan penjasorkes akan tercapai, yaitu untuk menjadikan siswa
mempunyai sikap yang baik, Siswa dapat mentaati peraturan pada saat melakukan
pembelajaran lempar lembing.
4.6.2 Kelemahan Produk
Kualitas media belum maksimal
Secara kualitas, media tidak dapat tahan dalam jangka waktu lama
dikarenakan media yang terbuat dari batang bulung akan mudah pecah jika
dipakai terus menerus.
50
BAB V
KAJIAN PRODUK DAN SARAN
5.1 Kajian Produk
Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah produk
pengembangan media roket yang berdasarkan data pada saat uji coba skala kecil
dan uji coba skala besar.
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Produk awal pengembangan media roket bagi siswa SMP N 2 Pemalang
sebelum diuji cobakan terlebih dahulu dilakukan validasi oleh ahli yang
sesuai dengan bidang penelitian ini. Untuk memvalidasi produk yang sedang
dikembangkan, peneliti melibatkan ahli pembelajaran penjas lempar lembing.
Hasil evaluasi yang berupa masukan, saran dan komentar dari ahli
dilampirkan dalam bentuk angket. Produk pengembangan media roket dapat
dikatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran di SMP N 2
Pemalang dengan jumlah skor yang diperoleh sebanyak 59 dari penilaian
seluruh aspek. Aspek yang mendapat skor 3 dengan kategori baik yaitu aspek
kejelasan petunjuk penggunaan media pembelajaran karena sesuai nilai yang
diberikan petunjuk penggunaan media sudah baik dan semua siswa paham
dengan cara menggunakan media roket dan nilai yang diberikan ahli penjas
sebanyak 92% dengan jumlah skor 55 dari penilaian seluruh aspek. Dari
seluruh aspek yang mendapat skor 3 dengan kategori baik yaitu, 1) kejelasan
petunjuk penggunaan media pembelajaran, 2) mendorong perkembangan
aspek fisik atau jasmani siswa, 3) mendorong perkembangan afektif siswa, 4)
dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil, 5)
meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran
lempar lembing.
2. Media roket dikatakan layak untuk digunakan oleh siswa SMP N 2 Pemalang
dengan persentase 97% dari tanggapan positif siswa yang diperoleh dari uji
coba skala besar dengan jumlah 32 siswa. Para siswa memberikan penilaian
pada media roket dengan mengisi angket meliputi 3 aspek yaitu aspek kognitif,
afektif dan psikomotor dengan jumlah masing-masing 10 butir penilaian.
3. Produk pengembangan media roket dapat berpengaruh efektif sesuai dengan
kondisi sekolah dan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, hal ini
dibuktikan pada uji coba skala besar melalui pembelajaran lempar lembing
menggunakan media roket ketuntasan klasikal yang mencapai ≥ 88% pada
KKM 75. Pembelajaran lempar lembing menggunakan media roket ini
dilakukan secara berkelompok, kelompok dibagi menjadi empat atau lima
barisan secara berurutan. siswa dibariskan menghadap searah tidak saling
berhadapan dan diajarkan teknik lemparan yang benar dengan melempar ke
arah depan. Lemparan dilakukan bergantian dan berulang kali untuk
melancarkan teknik lemparan. Sesudah siswa melakukan lemparan dengan
menggunakan media roket dengan benar dan lancar, siswa diajarkan lemparan
menggunakan lembing yang sesungguhnya secara bergantian untuk
mendapatkan hasil lemparan yang diharapkan. Sesudah siswa melakukan
lemparan dengan menggunakan lembing yang sesungguhnya dengan benar,
dilakukan evaluasi satu persatu.
5.2 Saran Pemanfaatan, Diseminasi dan Pengembangan lebih Lanjut
1. Media roket sebagai produk yang telah dihasilkan dari penelitian ini dapat
digunakan sebagai alternatif penyampaian pembelajaran penjasorkes kelas IX
F SMP N Pemalang.
2. Bagi guru penjasorkes di SMP N 2 Pemalang diharapkan dapat
mengembangkan media roket agar lebih menarik dan dapat meningkatkan
produktivitas nilai.
3. Acuan yang perlu diperhatikan oleh pembaca, adalah penggunaan media ini
harus memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan siswa terutama bagi
siswa yang bermain.
53
DAFTAR PUSTAKA
Adang Suherman, 2000. Dasar-dasar Penjas. Jakarta : Depdiknas
Aip syaifudin, 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.
IAAF. 2001. Pendidikan Pelatih dan Sistem Sertifikasi Event Lempar. Jakarta :
PASI
Khomsin, 2005. Atletik 1. Semarang : UNNES PRES.
Muhibbin Syah, 2009. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (paikem). Bandung : UIN Sunan Gunung Djati.
Rusli Lutan. 2001. Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas
Soepartono, 2000. Sarana dan Prasarana Olah Raga. Depdiknas.
Suharsimi Arikunto 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Sukirman, dkk.,2003. Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka
Suyono Ds, 2001. Peraturan/Ketentuan Perlombaan Atletik 2002-2003. Jakarta:
PASI
Yusuf Adisasmita, 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Depdikbud.
54
Lampiran 2a
Lampiran 2b
LEMBAR UJI AHLI
UJI AHLI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING
MENGGGUNAKAN MEDIA ROKET PADA SISWA KELAS IX SMP N
2 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
MateriPokok : Lempar lembing
Sasaran Program : Siswa Sekolah Menengah Pertama
Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu,
sebagai ahli Pendidikan Jasmani terhadap pengembangan pembelajaran lempar
lembing menggunakan media roket yang efektif dan efisien untuk proses
pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas IX SMP yang dimodifikasi.
Sehubungan dengan hal tersebut kami berharap kesediaan Bapak/Ibu untuk
memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini :
1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjas.
2. Evaluasi mencakup aspek bentuk media pembelajaran, komentar dan saran
umum, serta kesimpulan.
3. Rentangan evaluasi mulai dari “kurang baik” sampai dengan “sangat baik”
dengan cara dengan memberi tanda ″√″ pada kolom yang tersedia.
Keterangan :
1 : kurang baik
2 : cukup baik
3 : baik
4 : sangat baik
4. Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan dan apabila tidak mencukupi mohon ditulis pada kertas yang
telah disediakan.
Lampiran 3
A. Kualitas Media Pembelajaran
No Aspek yang dinilaketi Skala Penilaian
Komentar 1 2 3 4
1. Kesesuaian dengan kompetensi dasar.
2. Kejelasan petunjuk penggunaan media
pembelajaran
3. Ketepatan memilih modifikasi media
pembelajaran bagi siswa.
4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan.
5. Kesesuaian modifikasi media pembelajaran
untuk dimainkan siswa.
6. Kesesuaian media pembelajaran dengan
karakteristik siswa.
7. Mendorong perkembangan aspek fisik /
jasmani siswa.
8. Mendorong perkembangan aspek kognitif
siswa.
9 Mendorong perkembangan aspek psikomotor
siswa.
10. Mendorong perkembangan aspek efektif
siswa
11. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun
tidak terampil.
12. Dapat dimainkan siswa putra maupun putri.
13. Mendorong siswa aktif bergerak.
14. Meningkatkan minat dan motivasi siswa
berpartisipasi dalam pembelajaran lempar
lembing
15. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran
lempar lembing
B. Komentar dan Saran
C. Kesimpulan
Media pembelajaran ini dinyatakan :
1. Layak untuk digunakan / ujicoba skala kecil tanpa revisi
2. Layak untuk digunakan / ujicoba skala kecil dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak untuk digunakan / ujicoba skala kecil
( mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan kesimpulan Anda )
Semarang,……………………
Evaluator
Lampiran 4a
Lampiran 4b
KUESIONER PENELITIAN UNTUK SISWA
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENJASORKES
MENGGGUNAKAN MEDIA BOLA BEREKOR PADA PEMBELAJARAN
LEMPAR LEMBING SISWA SMP N 2 PEMALANG.
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Jawablah pertanyaan ini dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya.
2. Jawablah secara runtut dan jelas.
3. Berilah tanda silang (X) pada huruf A atau B sesuai dengan pilihanmu.
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Sekolah : ……………………………………………………………
Nama Siswa : ……………………………………………………………
Umur : ……………………………………………………………
Kelas : ……………………………………………………………
Jenis Kelamin : ……………………………………………………………
Alamat Rumah : ……………………………………………………………
II. PERTANYAAN
A. PSIKOMOTOR
1. Apakah kamu pernah menggunakan media bola berekor selama mengikuti
pembelajaran lempar lembing?
a. Tidak b. Ya
2. Apakah pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola berekor
adalah materi yang diajarkan oleh guru dengan tujuan kamu bergerak?
a. Tidak b. Ya
3. Apakah pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola berekor
dapat mendorong siswa lebih aktif bergerak ?
a. Tidak b. Ya
Lampiran 5
4. Apakah kamu perlu melakukan pemanasan sebelum mengikuti
pembelajaran lempar lembing ?
a. Tidak b. Ya
5. Apakah menurut kamu lempar lembing tergolong merupakan mata
pelajaran yang sulit?
a. Tidak b. Ya
6. Apakah kamu merasa kesulitan dengan pengembangan media pembelajaran
bola berekor?
a. Tidak b. Ya
7. Apakah kamu bekerja sama dengan teman yang lain menggunakan media
bola berekor dalam pembelajaran lempar lembing?
a. Tidak b. Ya
8. Apakah mengikuti pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola
berekor membuat tubuh kamu menjadi sehat ?
a. Tidak b. Ya
9. Apakah kamu merasa kesulitan menggunakan media yang dimodifikasi
dengan batang bulung selama pembelajaran lempar lembing?
a. Tidak b. Ya
10. Apakah dengan mengguanakan media bola berekor lebih mudah jika
dibandingkan dengan lembing yang sesungguhnya?
a. Tidak b. Ya
B. KOGNITIF
11. Apakah kamu memahami teknik dasar pembelajaran lempar lembing?
a. Tidak b. Ya
12. Apakah kamu memahami teknik pembelajaran lempar lembing
menggunakan media bola berekor?
a. Tidak b. Ya
13. Apakah dengan media bola berekor kamu dapat melakukan lemparan
dengan benar menggunakan media yang sebenarnya?
a. Tidak b. Ya
14. Apakah kamu merasa kesulitan menggunakaan media bola berekor pada
saat pembelajaran lempar lembing ?
a. Tidak b. Ya
15. Apakah kamu merasa senang mengikuti pembelajaran lempar lembing
menggunakan media bola berekor?
a. Tidak b. Ya
16. Apakah dengan menggunakan media bola berekor membuat kamu
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran lempar lembing?
a. Tidak b. Ya
17. Apakah kamu merasa kesulitan saat melakukan lemparan?
a. Tidak b. Ya
18. Apakah setelah adanya pengembangan media pembelajaran bola berekor
membuat kamu dapat melakukan lemparan dengan baik?
a. Tidak b. Ya
19. Apakah dengan pengembangan media bola berekor membuat kamu lebih
aktif bergerak ?
a. Tidak b. Ya
20. Apakah dengan adanya pengembangan media pembelajaran bola berekor
dapat membuat kamu mencapai nilai yang maksimal?
a. Tidak b. Ya
C. AFEKTIF
21. Apakah kamu suka dengan pembelajaran lempar lembing?
a. Tidak b. Ya
22. Apakah pengembangan media pembelajaran bola berekor menarik bagi
kamu?
a. Tidak b. Ya
23. Apakah kamu bersungguh-sungguh ketika mengikuti pembelajaran lempar
lembing?
a. Tidak b. Ya
24. Apakah kamu dapat mentaati peraturan pada saat melakukan pembelajaran
lempar lembing ?
a. Tidak b. Ya
25. Apakah setiap siswa harus memahami teknik penggunaan media bola
berekor pada pembelajaran lempar lembing?
a. Tidak b. Ya
26. Apakah kamu bisa bekerjasama dengan teman satu tim atau regu ketika
kamu mengikuti pembelajaran lempar lembing menggunakan media bola
berekor ?
a. Tidak b. Ya
27. Apakah dalam menggunakan media bola berekor dibutuhkan kerjasama?
a. Tidak b. Ya
28. Apakah kamu suka dengan pembelajaran lempar lembing menggunakan
media bola berekor?
a. Tidak b. Ya
29. Apabila kamu merasa kesulitan jika dalam mengikuti pembelajaran lempar
lembing dikerjakan secara berkelompok?
a. Tidak b. Ya
30. Apakah kamu bersedia melakukan pembelajaran lempar lembing dengan
menggunakan media bola berekor ?
a. Tidak b. Ya
Lampiran 6
Hasil rekapitulasi penilaian uji ahli pembelajaran
No Aspek yang dinilai SKOR
1 Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4
2 Kejelasan petunjuk penggunaan media pembelajaran 3
3 Ketepatan memilih modifikasi media pembelajaran bagi siswa 4
4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 4
5 Kesesuaian modifikasi media pembelajaran untuk dimainkan siswa 4
6 Kesesuaian media pembelajaran dengan karakteristik siswa 4
7 Mendorong perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 4
8 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa 4
9 Mendororng perkembangan aspek psikomotor siswa 4
10 Mendorong perkembangan aspek afektif siswa 4
11 Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 4
12 Dapat dimainkan siswa putra maupun putri 4
13 Mendorong siswa aktif bergerak 4
14
Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam
pembelajaran lempar lembing 4
15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran lempar lembing 4
Jumlah 59
Persentase 98%
Lampiran 7a
Hasil rekapitulasi penilaian uji ahli penjas
No Aspek yang dinilai SKOR
1 Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4
2 Kejelasan petunjuk penggunaan media pembelajaran 3
3 Ketepatan memilih modifikasi media pembelajaran bagi siswa 4
4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 4
5 Kesesuaian modifikasi media pembelajaran untuk dimainkan siswa 4
6 Kesesuaian media pembelajaran dengan karakteristik siswa 4
7 Mendorong perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 3
8 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa 4
9 Mendororng perkembangan aspek psikomotor siswa 4
10 Mendorong perkembangan aspek afektif siswa 3
11 Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 3
12 Dapat dimainkan siswa putra maupun putri 4
13 Mendorong siswa aktif bergerak 4
14
Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran
lempar lembing 3
15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran lempar lembing 4
Jumlah 55
Persentase 92%
Lampiran 7b
NO NAMA JENIS
KELAMIN
USIA
(TAHUN)
1 BAGUS ESTI WALUYO L 14
2 DENI KURNIAWAN L 14
3 ESTI MONIKA SARI P 14
4 KUSSUMA SARY P 14
5 MUHAMMAD IVAN L 14
6 PUTRI ISMAULIDIA P 14
7 REZQIANA RAFIKA DEWI P 14
8 RIDZAN EKA MARGA L 14
9 RIZKI DYASTUTI P 14
10 SEPTIANTO ADITYA L 14
DAFTAR SISWA KELAS IX F SMP N 2 PEMALANG
UJI COBA SKALA KECIL
Lampiran 8
78
79
80
81
DAFTAR SISWA KELAS IX F SMP N 2 PEMALANG
UJI COBA SKALA LUAS
NO NAMA JENIS KELAMIN USIA
(TAHUN)
1 ADITYA PRAYOGA L 15
2 ADITYAS NUR FITRIANA P 14
3 AGUNG BAYU PAMUNGKAS L 15
4 ANANDA ILHAM ARYA L 14
5 ANGGITYA NARESWARI P 15
6 BAGUS ESTI W L 14
7 BILQIS NABILAH P 14
8 DENI KURNIAWAN L 14
9 EMA WIDYASMARA P 14
10 ESTI MONIKASARI P 14
11 FIRMAN SAFARUDIN L 14
12 GIVA IZZANI MAULINIA P 15
13 JIHAN FAHIRA P 14
14 KAISAR PRABU KUSUMA L 14
15 KUSSUMA SARY P 14
16 LARIZA PUTRI P P 15
17 LUTHFI ASFAR SANI L 14
18 MOH REZA SYAFEI L 14
19 MUHAMMAD AKBAR L 14
20 MUHAMMAD FIKRI L 14
21 MUHAMMAD IVAN L 14
22 NABILA AGIESTA P 14
23 PUTRI ISMAULIDIA P 14
24 RAHMADAH SYIFANNISA P 14
25 REZQIANA RAFIKA DEWI P 14
26 RIDZAN EKA MARGA L 14
27 RIZKI DYASTUTI P 14
28 ROMANTI SILFA PUSPITA P 14
29 SEPTIANTO ADITYA P L 14
30 STENY ROBY WALUYA L 14
31 YUDHO FAHRI L 14
32 ZAKIYA MEDIANA SABILA P 14
Lampiran 9 82
83
84
85
86
Guru memberi penjelasan tentang materi lempar lembing kepada siswa
Guru menjelaskan kepada siswa tentang cara menggunakan media bola berekor
87
Pembelajaran saat dilakukan uji skala kecil dengan menggunakan bola berekor
Pembelajaran saat dilakukan uji skala luas dengan menggunakan bola berekor
88
Guru sedang menerangkan kepada siswa saat dilakukan evaluasi lempar lembing
Pembelajaran saat dilakukan evaluasi lempar lembing
89
Guru memimpin doa setelah proses KBM telah selesai
Siswa sedang mengisi angket setelah melakukan pembelajaran lempar lembing
90