pengembangan produk bermedia powtoon · 2020. 3. 17. · powtoonuntuk materi drama siswa kelas viii...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN PRODUK BERMEDIA POWTOON
UNTUK MATERI DRAMA SISWA KELAS VIII
SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun Oleh:
Bernardus Damar Yoga Prawadhika
151224008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN PRODUK BERMEDIA POWTOON
UNTUK MATERI DRAMA SISWA KELAS VIII
SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun Oleh:
Bernardus Damar Yoga Prawadhika
151224008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
. HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberkati dan menjadi andalan,
petunjuk serta harapan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua Dionisius Sumedi, Bernadeta Rini Supartinah yang selalu
memberikan bimbingan, kasih sayang, cinta, semangat, dukungan, motivasi dan
doa.
3. Adik tercinta Elisabeth Shinta Inkadiani yang selalu memberikan semangat,
kasih sayang, dukungan, dan doa.
4. Keluarga, kekasih, sahabat, teman-teman yang selalu memberikan dukungan,
semangat, dan doa.
5. Teman piknik dan belajar, Ignatius Banu Pratama Putra, Velisia Oktaviana
Sagita, dan Angela Marlyn Primatika.
6. Teman-teman seperjuangan PBSI A 2015 yang telah bersama-sama berjuang,
kebersamaan, suka dan duka, canda dan tawa, dorongan semangat, serta semua
kenangan yang tak akan terlupakan.
7. Keluarga besar Gorongan Squad, Albertus Baru Putra Jati Santosa, Rastra Adjie
Prabowo, Ignatius Banu Pratama Putra, Prasetyo, Benedictus Bima Ananta,
Yogi Wina Aruna, Rio Dwi Andana Adi Massana, Paulus Wicaksana Aji, dan
Yohanes Giovanni Krisna.
8. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang sudah memberikan wadah
untuk menempa ilmu dan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
Menjadi kuatlah hingga tak ada yang mampu mematahkanmu
(Bernardus Damar Yoga Prawadhika)
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
(Filipi 4:13)
Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara
bintang-bintang.
(Ir. Soekarno)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Prawadhika, Bernardus Damar Yoga. 2019. Pengembangan Produk Bermedia
Powtoon untuk Materi Drama Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Peneliti membahas tentang pengembangan produk bermedia
Powtoon untuk materi drama siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan
penelitian R&D (Research and Development) yang dikemukakan oleh Borg
and Gall yang diambil selama bulan Juli 2019 sampai Oktober 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran
baru yang lebih efektif dan efisien serta memanfaatkan fasilitas dan sarana
yang terdapat di sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan informasi, (3)
desain produk, (4) validasi produk, (5) revisi tahap I. (6) uji coba produk,
(7) revisi tahap 2.
Potensi dan masalah yang dihadapkan peneliti adalah kurangnya
guru dalam memaksimalkan media dalam pembelajaran drama di dalam
kelas. Tahap kedua penelitian ini peneliti mengumpulkan data yang
berkaitan dengan masalah yaitu dengan cara melaksanakan observasi
langsung di dalam kelas ketika kegiatan belajar mengajar sedang
berlangsung dan wawancara langsung dengan guru mata pelajaran bahasa
Indonesia. Setelah mengumpulkan data, langkah ketiga yang dilakukan
peneliti adalah memproduksi atau pembuatan media pembelajaran berbasis
Powtoon dengan menyesuaikan KI dan KD kurikulum 2013 materi drama
kelas VIII. Sebelum melakukan uji coba di lapangan peneliti melakukan
validasi dengan para ahli yang meliputi,validasi media dan validasi materi.
Produk yang telah di validasi oleh ahli akan direvisi sesuai dengan masukan
yang diberikan dari para ahli atau validator. Setelah melewati revisi tahap I
produk diujicobakan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dengan dua kali
uji coba produk yaitu, pada kelas kecil dan kelas besar. Penilaian produk
dilakukan dengan cara mengisi kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti.
Hasil penelitian berupa lembar kuesioner yang telah diisi oleh peserta didik
dan akan masuk pada tahap olah data. Penghitungan oleh peneliti sekaligus
melakukan revisi tahap II. Produk akhir penelitian ini adalah pengembangan
produk bermedia Powtoon untuk materi drama siswa/i kelas VIII SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Kata Kunci: Pengembangan Media, Powtoon, Drama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Prawadhika, Bernardus Damar Yoga. 2019. Development of Powtoon Media
Products for Class VIII Student Drama Material at Pangudi Luhur
1 Yogyakarta. Essay. Yogyakarta: Indonesian Literature Education,
Department of Language and Art Education, Faculty of Teacher Training
and Education, Sanata Dharma University.
Researchers discuss about the development of media products using
Powtoon for drama material for grade VIII students of SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta. This research is using R&D (Research and Development)
research proposed by Borg and Gall taken from July 2019 to October 2019.
This research aims to develop a new learning media that is more effective and
efficient, utilizes facilities that available at school. Data collection techniques
used by researachers are (1) potential and problems, (2) information gathering,
(3) product design, (4) product validation, (5) revision of stage 1, (6) product
trials, (7) revision stage 2.
The potential and problems faced by researchers are the lack of teachers
in maximizing media in learning drama in the classroom. The second phase of
this study the researchers collected data related to the problem, namely by
carrying out direct observation in the classroom when teaching and learning
activities are taking place and directly with the teacher of Indonesian subjects.
After collecting the data, the third step was taken by researchers is producing
or making Powtoon-based learning media by adjusting the Kl and KD 2013
curriculum of drama class VIII material. Before conducting trials in the field
the researchers conducted validation with experts which included, media
validation and material validation. Products that have been validated by
experts will be revised according to input provided from experts or validators.
After passing through the revision of stage I the product was tested on SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta with two product trials, namely, in the small class
Product evaluation of the large class. and is done by filling out questionnaires
that have been made by researchers. The results of the study are in the form of
questionnaire sheets that have been filled out by students and will be data.
when the calculation is entered by the researcher as well as revising stage II.
The final product of this research is the development of a media product with
Powtoon for drama materials for grade VIII students of SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta.
Keywords: Media Development, Powtoon, Drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi dengan judul “Pengembangan
Produk Bermedia Powtoon untuk Materi Drama Siswa Kelas VIII SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini dapat
penulis selesaikan berkat bimbingan, bantuan, doa, dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia serta selaku dosen pembimbing tunggal yang
dengan sabar membimbing, memberikan masukan, saran dan memotivasi
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
3. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang
terlah banyak memberikan ilmu serta kesabaran dalam mendidik dan membina
hingga tahap penulisan skripsi ini.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku validator ahli media yang telah
memberi masukan, saran, kritik dalam media skripsi, sehingga penelitian dapat
diselesaikan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku validator ahli materi yang telah memberi
masukan, saran, kritik dalam materi skripsi, sehingga penelitian dapat
diselesaikan dengan baik
6. Theresia Rusmiati, selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma yang telah membantu berbagai hal
yang berkaitan dengan skripsi.
7. C.B. Liliek Prabowo, S.Pd., selaku guru pembimbing pada saat penelitian di
SMP Pangudi Luhur 1Yogyakarta, terima kasih atas kesempatan yang telah
diberikan serta memberikan motivasi dan saran kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
8. Siswa kelas VIII E dan VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dan juga
bersedia menjadi objek penelitian, serta memberikan motivasi dan saran kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
9. Bapak, Ibu, Om, Pakde, Bude, Kakak, Adik dan semua keluarga yang
memberikan doa dan memberikan motivasi dorongan untuk selalu semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan juga penyelesaian skripsi.
10. Teman-teman seperjuangan PBSI A 2015 yang telah memberikan semangat,
pengalaman, doa, serta tak pernah lelah membantu dalam suka dan duka.
11. Sahabat, teman-teman PBSI angkatan 2015 yang telah memberikan semangat,
menyambungkan berbagi ide-ide, dan memberikan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi.
12. Semua pihak yang telah membantu hingga penulisan skripsi ini selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
MOTO ............................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL………………………………………............................. xviii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xix
DAFTAR BAGAN………………………………………………………… .. xx
DAFTAR DIAGRAM……………………………………………………... . xxi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xxii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………....... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Manfaat Teoretis ................................................................................... 6
2. Manfaat Praktis………………………………………………………… 7
a. Bagi Sekolah……………………………………………………….. 7
b. Bagi Guru……………………………………………………….. 7
E. Batasan Istilah ........................................................................................... 7
1. Pembelajaran……………………………………………………….. 7
2. Drama…………………………………………………………… . 8
3. Powtoon………………………………………………………………. 8
4. Bahan Ajar………………………………………………………… 8
F. Spesifikasi Produk……………………………………………………….. 8
G, Sistematika Penulisan ................................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A.Penelitian Yang Relevan .............................................................................. 11
B. Kajian Pustaka ............................................................................................. 15
1. Pembelajaran ......................................................................................... 15
2. Media Pembelajaran ............................................................................. 18
a. Pengertian Media Pembelajaran……………………………… ...... 18
3. Tujuan Media Pembelajaran……………………………………… 19
4. Fungsi Media Pembelajaran……………………………………… 20
5. Manfaat Media Pembelajaran…………………………………….. 21
6. Powtoon ................................................................................................ 22
a. Pengertian Powtoon ....................................................................... 22
b. Manfaat Powtoon ........................................................................ 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
c. Kelebihan dan kekurangan Powtoon ........................................... 25
7. Bahan Ajar ........................................................................................... 27
8. Drama ................................................................................................... 28
a. Pengertian Drama ........................................................................ 29
b. Unsur-unsur Drama ..................................................................... 30
c. Pembelajaran Apresiasi Drama………………………………… 31
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 35
B.. Setting Penelitian ........................................................................................ 49
1. Subjek Penelitian ................................................................................... 40
2. Tempat Penelitian……………………………………………………. 40
C. Prosedur Pengembangan Maateri Pembelajaran ......................................... 40
D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 45
1. Kuesioner ............................................................................................. 45
2. Wawawancara……………………………………………………… .. 46
E. Instrumen Penelitian………………………………………………………. 46
1. Instrumen Analisis Kebutuhan……………………………………… 50
a. Analisis Kebutuhan Siswa……………………………………… .. 46
b. Instrumen Validasi Ahli…………………………………………… 48
c. Instrumen Validasi Lapangan………………………………………. 51
F. Teknik Analisis Data……………………………………………………….. 53
1. Analisis Kuesioner Siswa……………………………………………….. 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
2. Analisis Hasil Wawancara Guru………………………………………… 55
3. Analisis Validasi Produk………………………………………………… 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 57
a. Tahap Analisis ....................................................................................... 58
1) Deskripsi Analisis Kebutuhan dan Wawancara .................................. 59
B. Hasil Pengembangan Produk ...................................................................... 60
a) Praproduksi ........................................................................................ 60
b) Produksi............................................................................................... 60
c) Pascaproduksi..................................................................................... 64
C. Kelayakan Media......................................................................................... 64
a) Hasil Validasi Ahli Media................................................................... 66
b) Hasil Validasi Ahli Materi.................................................................. 70
D. Revisi Desain I.......................................................................................... 74
a) Ahli Materi........................................................................................ 75
b) Ahli Media....................................................................................... 75
E. Efektifitas Media (Uji Coba Produk).......................................................... 77
a) Uji Coba Kelompok Kecil................................................................. 77
b) Uji Coba Kelompok Besar.................................................................... 79
F. Revisi Desain II............................................................................................. 81
a) Revisi Media.................................................................................................. 82
b) Revisi Kelayakan Isi.......................................................................... 82
G. Produk Akhir dan Pembahasan..................................................................... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.................................................... 83
b) Media Pembelajaran Video Powtoon.................................................. 84
c) Pembahasan........................................................................................ 85
H. Kajian Produk Akhir...................................................................................... 97
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................... 90
B. Saran ........................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 93
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 95
LAMPIRAN.................................................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Kebutuhan Siswa……………………………… 37
Tabel 3.2 Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa……………………………..... 38
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Ahli Materi……………………………. 49
Tabel 3.4 Kuesioner Validasi Ahli Materi……………………………………….49
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Ahli Media…………………………… 50
Tabel 3.6 Kuesioner Validasi Ahli Media………………………………………. 50
Tabel 3.7 Validasi Uji Lapangan……………………………………………… 51
Tabel 3.8 Kuesioner Validasi Hasil Uji Lapangan………………………… 52
Tabel 3.9 Konversi Nilai dan Skala Sikap…………………………………. 53
Tabel 3.10 Kriteria Skor Skala Lima………………………………………… 56
Tabel 4.1 Kategori Interval Skala Likert……………………………………… 66
Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Media………………………………………. 67
Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Materi………………………………………… 71
Tabel 4.4 Hasil Revisi Desain I………………………………………………… 75
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Kelas Kecil………………………………………… 78
Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Kelas Besar………………………………………… 80
Tabel 4.7 Penilaian Hasil Validasi Media dan Materi………………………….. 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Pemlihan Tema dan Background dalam Powtoon………….............. 61
Gambar 4.2 Pemilihan Karakter di dalam Powtoon ……………………………… 62
Gambar 4.3 Penambahan Materi di dalam Powtoon…………………………… 62
Gambar 4.4 Penambahan Animasi di dalam Powtoon………………………… 63
Gambar 4.5 Pemilihan Jenis Tulisan di dalam Powtoon……………………… 64
Gambar 4.6 Ketepatan Pemilihan Warna Tulisan di dalam Powtoon……………. 76
Gambar 4.7 Penyusunan Tulisan Pada Powtoon ……………………………….. 77
Gambar 4.8 Pemilihan Warna Tulisan dengan Background pada Powtoon……. 64
Gambar 4.9 Pemilihan Animasi untuk Memperjelas Materi pada Powtoon…….. 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir…………………………………………………34
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Menurut Borg and Gall……………… 39
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan………………………………………… 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Validasi Ahli Media…………………………………… 69
Diagram 4.2 Hasil Validasi Ahli Materi…………………………………… 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekap Hasil Validasi Dosen Ahli Media
Lampiran 2 Rekap Hasil Validasi Dosen AhlI Materi
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Permohonan Validasi
Lampiran 5 Hasil Validasi Ahli Media
Lampiran 6 Hasil Validasi Ahli Materi
Lampiran 7 Hasil Uji Coba Lapangan
Lampiran 8 Dokumentasi
Lampiran 9 Story Board
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 11 Contoh Teks Drama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini akan dipaparkan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah. Peneliti
menguraikan bagian-bagian tersebut dengan secara rinci berikut ini.
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Dalam proses belajar mengajar di kelas, guru seringkali dihadapkan pada
berbagai permasalahan, sehingga materi menjadi sulit diajarkan oleh guru dan sulit
dipahami oleh siswa. Dewasa ini banyak sekali perkembangan yang terjadi di dunia,
salah satunya perkembangan yang terjadi di dunia pendidikan. Perkembangan yang
terjadi ranah pendidikan di Indonesia sudah banyak mengalami perkembangan dan
salah satunya dalam perkembangan media. Namun, perkembangan media yang ada
saat ini kurang diimbangi dengan kemampuan minat baca peserta didik sehingga
para peserta didik cenderung untuk menyimak bukan membaca. Suryaman (2012:
36), mengungkapkan salah satu permasalahan terbesar dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia saat ini adalah permasalahan yang berkenaan dengan kemampuan dan
kebiasaan membaca siswa yang masih rendah. Hal tersebut tentu memberikan
dampak yang kurang baik, khususnya dalam pembelajaran membaca. Dalam
pembelajaran membaca teks. Hal ini dapat ditemukan dalam prinsip-prinsip
pengembangan materi pengajaran bahasa khususnya dalam analisis keperluan
bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pada penelitian ini peniliti berfokus pada pembelajaran dalam kelas yang lebih
cenderung pada pengembangan materi menggunakan media pembelajaran
berbasis online. Seiring dengan kemajuan teknologi dunia pendidikan ikut
menunjukkan perkembangannya dalam kegiatan belajar mengajar dalam kelas
maupun di luar kelas, dengan adanya teknologi siswa dapat dengan mudah
mengakses informasi serta mempelajari materi pelajaran. Selain memberikan
pembelajaran di dalam kelas yang lebih interaktif dan menyenangkan, hal ini
membuat peserta didik lebih cenderung menyimak bukan membaca. Belajar adalah
suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya,
sejak dilahirkan hingga manusia mati. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi
antara seseorang dan lingkungan sekitarnya. Belajar dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri seseorang, yang disebabkan telah terjadi
perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya (Azhar, 2016: 1).
Berdasarkan permasalahan yang ada sebelumnya bahwa pembelajaran
sandiwara/drama di Indonesia kurang diperhatikan. Apresiasi drama memerlukan
strategi khusus. Dalam hal ini inti pembelajaran drama ada dua hal, yaitu: (a)
apresiasi mulai dari pengenalan, pemahaman, penghayatan, sampai produksi dama.
(b) pementasan, yaitu berlatih bermain, sampai kelak juga diapresiasi secara
kontinu. Tugas seoranag pengajar sastra atau lebih tepatnya dikatakan sebagai guru
harus paham benar bahwa mengajarkan sastra itu tidak boleh hanya sekadar
memberikan pengetahuan. Namun, harus memberikan apresiasi dan ekspresi sastra.
Pengajar bahasa atau guru bahasa dan sastra Indonesia juga harus tahu bahwa drama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
itu juga merupakan bagian dari pengajaran sastra. Anggun, dkk (2014: 7),
menyebutkan salah satu kendala yang sering dihadapi guru yaitu dari segi waktu,
pembelajaran membaca teks drama memerlukan waktu yang cukup lama. Banyak
strategi apresiasi yang mampu ditempuh. Faktor terpenting dalam apresiasi adalah
mampu mengenalkan subjek didik atau mahasubjek drama, bukan hanya menjadi
pengetahuan drama.
Hal ini dapat ditemukan di dalam buku cetak Bahasa Indonesia bab VIII
kelas VIII semester dua tingkat sekolah menengah pertama yang berisi mengenai:
(a) mengidentifikasi unsur-unsur drama (tradisional dan modern) yang disajikan
dalam bentuk pentas atau naskah, (b) menginterpretasi drama (tradisional dan
modern) yang dibaca dan ditonton/didengar, (c) menelaah karakteristik unsur dan
kaidah kebahasaan dalam teks drama yang berbentuk naskah atau pentas, (d)
menyajikan drama dalam bentuk naskah atau naskah. Tentu saja pada kesempatan
ini peneliti bukan mempersiapkan sebuah pentas atau naskah tetapi lebih tepatnya
kepada pengajaran materi drama dengan menggunakan media Powtoon tersebut.
Selain itu, peneliti juga ingin meneliti apakah media Powtoon yang digunakan dapat
efektif atau tidak di dalam pembelajaran drama di sekolah. Peneliti memilih
Powtoon sebagai media untuk menyampaikan materi drama karena Powtoon sangat
mudah digunakan serta sesuai dengan karakteristik peserta didik kelas VIII lebih
menyukai materi dengan media yang menyenangkan dan juga interaktif.
Proses untuk meningkatkan proses pembelajaran, guru dituntut untuk membuat
pembelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong siswa dapat belajar secara
optimal baik di dalam belajar mandiri maupun di dalam kualitas sumber daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
manusia. Dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting di
dalam memberikan pembelajaran dan juga dalam hal meningkatkan mutu kualitas
pengajaran. Media pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat atau perangkat yang
digunakan dalam pembelajaran di dalam kelas. Media pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat
merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa sehingga proses interaksi
komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung
secara tepat guna dan berdayaguna.
Melihat permasalahan yang ada sebelumnya, maka muncul sebuah upaya
dalam meningkatkan kualitas pengajaran yang baik di dalam kelas. Seorang guru
diwajibkan untuk menggunakan media pembelajaran yang sudah ada sebelumnya.
Media pembelajaran juga harus disesuaikan dengan kebutuhan para peserta didik di
dalam kelas dan juga memperhatikan materi yang akan disampaikan apakah cocok
atau tidak menggunakan media yang akan digunakan. Dalam proses pengembangan
materi drama ini peneliti akan menggunakan media Powtoon sebagai media
pembelajaran. Penggunaan media Powtoon ini diharapkan mampu membuat
peserta didik dapat dengan mudah memahami materi drama dalam pembelajaran di
dalam kelas. Powtoon bukan hanya sekedar media untuk presentasi tetapi juga
terdapat animasi yang dapat menarik perhatian peserta didik. Media Powtoon ini
memiliki beberapa keuntungan yang dapat dimanfaatkan guru dalam mengajar.
Misalnya fitur animasi yang menarik sehingga dapat meningkatkan semangat
belajar serta mengurangi rasa bosan siswa dalam kelas, mencakup segala aspek
indera pendengaran dan penglihatan, lebih variatif serta diharapkan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mencapai tujuan belajar itu sendiri. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui
apakah media Powtoon ini efektif apabila digunakan pada kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas.
Permasalahan dalam proses belajar mengajar tidak hanya terdapat dalam
diri peserta didik, tetapi juga ada pada guru. Hal ini dapat disampaikan oleh guru
Bahasa Indonesia kelas delapan yaitu Bapak Carolus B. Liliek Prabowo, S.Pd.
Beliau mengatakan bahwa selama ini proses belajar mengajar yang sudah
diterapkan di dalam kelas cenderung monoton dan kurang menarik sehingga
membuat peserta didik mudah bosan terhadap materi yang disampaikan khususnya
dalam materi drama. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa dalam
memberikan penjelasan mengenai materi drama peserta didik juga masih merasa
kesulitan karena masih adanya pengertian yang susah untuk dipahami. Hal ini juga
senada dengan yang peniliti lihat secara langsung saat melaksanakan program
pelaksanaan lapangan (PPL) di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Muslimin (2011: 2), mengungkapkan rendahnya minat siswa untuk
mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah, salah satunya karena
proses pembelajaran di kelas pada umumnya menggunakan model teacher-center
(berpusat pada guru), bukan student center (berpusat pada murid).
Berdasarkan dari permasalahan tersebut peneliti bermaksud
mengembangkan produk bermedia Powtoon untuk materi teks drama bagi siswa
kelas VIII di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Peneliti memilih media
pembelajaran powtoon karena media tersebut dapat menjadikan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pembelajaran lebih menarik dan inovatif. Adanya animasi serta gabungan
musik dan gambar, materi pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa dan
membuat siswa lebih fokus. Media pembelajaran Powtoon dapat digunakan
pada pembelajaran di SMP tersebut karena terdapat sarana dan prasarana yang
memadai seperti LCD, komputer atau laptop serta kemudahan bagi guru dalam
mengoprasikan media video animasi pembelajaran. Media pembelajaran
powtoon merupakan video animasi kartun yang dapat diisi oleh materi materi
pelajaran dan dapat dijadikan media pembelajaran untuk sekolah karena sifatnya
yang menarik dan cocok untuk anak SMP.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, permasalahan yang akan
dikaji adalah bagaimana pengembangan materi drama bermedia Powtoon untuk
kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, tujuan penelitian pengembangan ini
adalah mengembangkan materi drama bermedia Powtoon untuk kelas VIII SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki dua manfaat penelitian sebagai berikut:
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini di harapkan memberi sumbangsih untuk menambah
pengetahuan baru tentang pengembangan media pembelajaran yang bermanfaat
dalam proses pembelajaran di sekolah menengah pertama dan perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dunia pendidikan pada umumnya. Menjadikan penyampaian materi drama
menjadi lebih efektif, inovatif dan juga menyenangkan bagi peserta didik.
2) Manfaat Praktis
a) Bagi Sekolah
Menjadi alternatif pembelajaran bagi sekolah dalam menerapkan materi
pembelajaran.
b) Bagi Guru
Menjadi salah satu media pembelajaran materi drama dengan
menggunakan Powtoon.
E. Batasan Istilah
Batasan istilah perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan pemahaman
dalam penafsiran. Adapun istilah-istilah yang perlu dibatasi adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran
Pembelajaran adalah bentuk komunikasi yang berupa cetak maupun
audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat diterapkan, dilihat,
didengar, dan dibaca. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat peserta didik sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran dapat terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2) Drama
Drama adalah bentuk pengungkapan ekspresi melalui media pementasan
yang meliputi keterampilan dalam memerankan suatu adegan.
3) Powtoon
Powtoon merupakan program aplikasi yang bersifat online yang berada di
internet serta memiliki fungsi sebagai aplikasi perangkat lunak pembuat video
untuk presentasi maupun media pembelajaran. (www.powtoon.com diakses pada
tanggal 26 Oktober 2019)
4) Bahan Ajar
Bahan ajar adalah acuan atau referensi yang akan digunakan dalam
penyampaian dalam proses pembelajaran.
F) Spesifikasi Produk
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah produk berupa media
ajar yaitu web apps online Powtoon. Media pembelajaran Powtoon yang dihasilkan
dalam penelitian ini tergolong sebagai media pembelajaran berbasis online dan
berisi ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, disusun berdasarkan
kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, bertujuan digunakan dalam
pembelajaran, dan berisi materi-materi yang akan diajarkan.
Spesifikasi laptop atau komputer (PC) yang dapat digunakan untuk
menjalankan media pembelajaran Powtoon sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Processor : Quad Core Celeron atau diatasnya
2. RAM : minimal 1 GB
3. VGA : On Board
Karakteristik materi yang digunakan sebagai bahan pembelajaran media
pembelajaran Powtoon sebagai berikut:
1. Materi drama berhubungan dengan media pembelajaran Powtoon yang
disajikan.
2. Materi drama disajikan secara menarik dan disusun secara sistematis
berdasarkan standar kompetensi dan komptensi dasar.
Karakteristik materi berhubungan dengan media pembelajaran Powtoon untuk
penyampaian materi dan mempermudah untuk menangkap isi materi yang ingin
dicapai peserta didik. Media pembelajaran Powtoon memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Gambar dan animasi pada media pembelajaran Powtoon dapat diunduh dan
digunakan melalui Apps Website Powtoon.
2. Gambar dan animasi pada media pembelajaran Powtoon merupakan alat
pendukung siswa dalam penjelasan materi drama.
G. Sistematika Penyajian
Penelitan ini berisikan landasan dasar berupa latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, sistematika penulisan dan juga beberapa definisi istilah.
Hal ini bertujuan agar nantinya para pembaca dapat dengan mudah membaca hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
penelitian ini secara rinci. Bab II adalah kajian pustaka. Bab ini berisi seputar
tinjauan terhadap penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang saat ini
sedang dilakukan oleh peneliti. Kiranya penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya dapat dikembangkan kembali dalam penelitian yang saat ini peneliti
sedang kerjakan. Selain itu juga, ada kerangka teoritis yaitu teori-teori yang
mendasari penulis dalam melakukan penelitian.
Bab III adalah metodologi penelitian. Bab ini membahas seputar pendekatan
penelitian, data dan sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, serta teknik
analisis data. Bab IV adalah deskripsi data, hasil penelitian, dan pembahasan. Bab
ini peneliti mendeskipsikan data penelitian, cara menganalisis data, dan
pembahasan hasil penelitian. Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan dari
hasil penelitian. Selain itu juga, peneliti menyajikan daftar pustaka yang digunakan
untuk referensi dalam menunjang penelitian dan yang terakhir adalah berisi
lampiran-lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini dipaparkan mengenai penelitian yang relevan, landasan teori
dan kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang tinjauan terhadap
topik-topik sejenis yang diteliti oleh peneliti lain. Landasan teori berisi tentang
teori- teori yang digunakan dalam menganalisis data. Kerangka berpikir berisi
tentang acuan teori berdasarkan pada landasan teori untuk menjawab pertanyaan
pada rumusan masalah. Berikut akan dipaparkan mengenai isi dari bab ini.
A. Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian pengembangan ini
dilakukan oleh Bastiar Ismail Adkhar (2016), Damar Yogananta (2016), dan Widya
Sartika (2014). Penelitian yang pertama dilakukan oleh Bastiar Ismail Adkhar
dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan Media Video Animasi
Pembelajaran Berbasis Powtoon pada Kelas 2 Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di SD Labschool UNNES menghasilkan sebuah produk yang
berupa video animasi powtoon untuk pembelajaran ilmu pengetahuan alam di SD
Labschool UNNES. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode
kualitatif digabungkan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas. Adapun
perbedaan dan kesamaan yang terdapat didalam topik penelitian yang dilakukan
oleh Bastiar Ismail Adkhar dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Perbedaannya penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Bastiar Ismail Adkhar menekankan penggunaan Powtoon sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sarana untuk pembelajaran ilmu pengetahuan alam bagi kelas 2 SD Labschool
UNNES sedangkan peneliti menekankan penggunaan Powtoon sebagai sarana
untuk pembelajaran drama bagi kelas VII di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Persamaan dari topik penelitian yang dilakukan oleh Bastiar Ismail Adkhar
dengan penulis adalah sama-sama menggunakan media Powtoon untuk
pengembangan materi bahan ajar. Kelebihan dan kekurangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Bastiar Ismail Adkhar dengan penelitian yang peneliti lakukan.
Kelebihan dari penelitian yang dilakukan oleh Bastiar Ismail Adkhar adalah bahwa
dengan menggunakan materi Powtoon yang diterapkan di dalam kelas diharapkan
para peserta didik dapat memahami materi drama dengan baik dan juga dapat
diterapkan sebagai media pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Selain itu
pembelajaran dengan menggunakan materi powtoon diharapkan dapat
meningkatkan minat peserta didik untuk belajar. Adapun kekurangan dari
penelitian yang dilakukan oleh Bastiar Ismail Adkhar adalah keterbatasan akses
internet dalam penerapannya karena powtoon adalah sebuah aplikasi yang dimana
untuk mengoperasikannya memerlukan sambungan akses internet.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Damar Yogananta pada tahun 2016 dalam
skripsinya yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Teks
Drama untuk SMP Kelas VIII dengan MTGT (Metode Teams Games
Tournament) Berbasis Software Adobe Flash menghasilkan sebuah produk yaitu
berupa sebuah teks drama yang dimana nantinya diterapkan didalam pembelajaran
membaca teks drama untuk siswa SMP kelas VIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Produk metode penelitian yang digunakan adalah metode MTGT yaitu
penelitian yang dilakukan dengan cara membagi para peserta didik kedalam
kelompok kemudian secara bergantian membacakan sebuah teks drama yang sudah
dibagikan. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan yang terdapat di dalam
penelitian yang dilakukan oleh Damar Yogananta dan juga yang peneliti lakukan
Kelebihan dari penelitian yang dilakukan oleh Damar Yogananta adalah dengan
menggunakan produk berupa teks drama kemudian diterapkan dalam beberapa
kelompok membuat teks drama tersebut menjadi lebih menyenangkan dan juga
meningkatkan keinginan peserta didik untuk belajar drama jauh lebih besar
daripada hanya membaca teks drama secara individu.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti juga menggunakan produk berupa
Powtoon yang di dalamnya sudah terdapat materi pembelajaran drama untuk
diterapkan di dalam kelas. Kekurangan dari penelitian yang dilakukan oleh Damar
Yogananta adalah kurang adanya daya tarik di dalam penelitiannya. Hal ini terjadi
karena pesserta didik kelas VII SMP cenderung lebih menyukai kegiatan yang
memiliki porsi seimbang antara membaca dengan praktik daripada hanya sekedar
membaca. Permasalahan yang sama juga dapat ditemukan di dalam penelitian yang
peneliti lakukan yaitu penggunaan media Powtoon sekiranya hanya mampu
diterapkan didalam dunia maya saja tetapi untuk penerapan didalam pembelajaran
sesungguhnya masih sulit.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Widya Sartika pada tahun 2014 dalam
skripsinya yang berjudul Pengembangan Materi Pembelajaran Bermain Drama
Berbasis Multimedia untuk SMP. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
suatu produk yaitu berupa pengembangan materi drama dengan media Powtoon
beserta aplikasi lain yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran disekolah secara
efektif, optimal, dan tepat sasaran.
Adapun kelebihan dan kekurangan didalam penelitian yang dilakukan oleh
Widya Sartika dan penelitisn yang peneliti lakukan. Kelebihan dari penelitian yang
dilakukan oleh Widya Sartika adalah penggabungan antara pengembangan materi
pembelajaran bermain drama dengan multimedia yang diterapkan oleh Widya
Sartika sangat menarik untuk diterapkan di dalam kelas karena sejauh ini bermain
drama umumnya identik dengan sebuah pementasan atau menampilkannya secara
langsung bukan hanya sekedar teori di dalam sebuah pembelajaran dan
digabungkan dengan multimedia yang membuat peserta didik dapat dengan mudah
memahami materi yang diajarkan. Di samping itu penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dengan menggunakan Powtoon juga membuat para peserta didik dapat
memahami materi yang diajarkan dengan mudah. Kekurangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Widya Sartika adalah kurangnya penerapan secara langsung
membuat pembelajaran cenderung membosankan dan juga kurang menarik bagi
peserta didik.
Adapun kekurangan yang terdapat di dalam penelitian yang peneliti lakukan
yaitu jika materi terlalu bertele-tele maka peserta didik akan merasa jenuh dengan
materi yang disampaikan. Perbedaan dan kesamaan yang terdapat didalam topik
penelitian yang dilakukan oleh Damar Yogananta dan Widya Sartika terhadap
penelitian oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan media berupa perangkat
lunak untuk digunakan dalam pembelajaran drama untuk jenjang SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Damar Yogananta dan Widya
Sartika terhadap penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu pembelajaran drama
digunakan sebagai pengembangan media dengan memperhatikan unsur-unsur yang
terdapat didalam drama dan juga memperhatikan media yang digunakan agar
pembelajaran menjadi optimal dan sesuai.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah dipaparkan di atas, maka dengan
ini peneliti menyimpulkan akan membuat penelitian terbaru yaitu media
pembelajaran bagi materi drama dengan menggunakan media Powtoon sebagai
sarana yang akan digunakan di dalam kelas bagi siswa kelas VIII SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta. Peneliti berharap dengan adanya media Powtoon untuk
pembelajaran drama dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, serta dapat
menjadikan media Powtoon menjadi media pembelajaran yang menyenangkan bagi
para siswa.
B Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka ini terdapat beberapa konsep bahan ajar yaitu
pembelajaran, media pembelajaran (yang meliputi fungsi, manfaat, dan lain-lain),
multimedia, Powtoon¸ drama (yang meliputi pengertian, unsur-unsur, fungsi, dan
lin-lain). Maka dengan ini penjabarannya sebagai berikut:
1) Pembelajaran
Menurut Sagala (2009: 61), pembelajaran adalah “membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
arah. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik. Pendapat tersebut juga
sejalan dengan yang disampaikan Miarso (dalam Nunuk, dkk 2018: 3), menjelaskan
bahwa pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan usaha
pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya yang terkendali.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003 menyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran sebagai
proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir
yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Menurut Hamalik (239: 2006), pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran”. Dari teori-
teori yang dikemukakan banyak ahli tentang pembelajaran, Oemar
Hamalik mengemukakan tiga rumusan yang dianggap lebih maju, yaitu:
a) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasikan lingkungan untuk
menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
b) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
warga masyarakat yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan sebuah proses yang dimana di dalamnya terdapat sebuah hubungan
antara peserta didik dengan pendidik dengan memperhatikan beberapa aspek yang
terdapat pada pembelajaran.
Menurut Hamalik (239: 2006), pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran”. Dari teori-
teori yang dikemukakan banyak ahli tentang pembelajaran, Oemar
Hamalik mengemukakan tiga rumusan yang dianggap lebih maju, yaitu:
a) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasikan lingkungan untuk
menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
b) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
warga masyarakat yang baik.
c) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan sebuah proses yang dimana di dalamnya terdapat sebuah hubungan
antara peserta didik dengan pendidik dengan memperhatikan beberapa aspek
yang terdapat di dalamnya. Diantaranya adalah kesiapan peserta didik untuk
memperoleh materi yang akan disampaikan oleh pendidik, kesiapan seorang
pendidik dalam mempersiapkan materi yang akan diberikan kepada peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
didik, fasilitas yang mendukung dan hubungan yang baik antara peserta didik
dan pendidik juga sangat diperhatikan agar proses kegiatan pembelajaran dapat
sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran yang baik adalah
pembelajaran yang menerapkan keefektifan belajar namun memenuhi aspek
ketepatan, memenuhi kebutuhan peserta didik, dan juga mampu menumbuhkan
minat dan motivasi peserta didik
2) Media Pembelajaran
a) Pengertian Media Pembelajaran
Miarso (dalam Nunuk, dkk, 2018: 3) menjelaskan bahwa “pembelajaran
merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan usaha pendidikan yang
dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan ditetapkan terlebih dahulu sebelum
proses dilaksanakan, serta yang pelaksanaannya terkendali.” Pembelajaran
merupakan proses komunikasi dan interaksi sebagai bentuk usaha pendidikan
dengan mengondisikan terjadinya proses belajar dalam diri peserta didik.
Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang
disengaja, bertujuan, dan terkendali. Hal serupa juga disampaikan Suryani dan
Agung (dalam Nunuk, dkk, 2018: 4), bahwa media pembelajaran adalah media
yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar
serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (peserta
didik).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Sanaky (2013: 125), mendefinisikan media pembelajaran dengan lebih singkat,
yaitu sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Sejalan dengan itu, media pembelajaran merupakan alat bantu yang
berfungsi untuk menjelaskan sebagian dan keseluruhan program pembelajaran yang
sulit dijelaskan secara verbal.
3) Tujuan Media Pembelajaran
Menurut Sanaky (dalam Nunuk, dkk, 2018: 8), tujuan media sebagai alat
bantu pembelajaran adalah untuk:
1. Mempermudah proses pembelajaran di kelas.
2. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
3. Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan
belajar.
4. Membantu konsentrasi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Adapun tujuan media menurut Smaldino, dkk (2008, dalam Nunuk, dkk,
2018: 9), adalah untuk memfasilitasi komunikasi dan pembelajaran. Berdasarkan
definisi di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan media pembelajaran
yaitu memudahkan guru dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan harapan informasi yang telah disampaikan oleh guru dapat diserap
baik oleh peserta didik dengan adanya media pembelajaran ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4) Fungsi Media Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran tentunya ada interaksi yang terjadi antara siswa
dan lingkungannya, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan
media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi,
dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
bagi siswa. Selain membangkitkan motivasi, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Fungsi
media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi
kondisi dan lingkungan yang ditata dan diciptakan oleh guru (Suryani & Agung S,
2012 dalam Nunuk, 2018: 9).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
bentuk dan sarana penyampaian informasi yang dibuat atau dipergunakan sesuai
dengan teori pembelajaran dan dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran dalam
menyalurkan pesan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja,
bertujuan, dan terkendali.
Levie dan Lentz (dalam Kustandi, 2011: 21), mengemukakan empat fungsi
media pembelajaran. yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif,
dan (d) fungsi kompensatoris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1. Fungsi Atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berakaitan dengan makna
visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2. Fungsi Afektif, media visual dapat terlihat dari kenikmatan sisa ketika
belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang
visual dapat mengunggah emosi dan sikap siswa.
3. Fungsi Kognitif, media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat dan mengingat
informasi atau pesan yang terdapat dalam gambar.
4. Fungsi Kompensatoris, bertujuan untuk memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa, media pembelajaran
berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat
menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau
disajikanecara verbal.
5) Manfaat Media Pembelajaran
Encyclopedia of Educational Research Hamalik, (dalam Arsyad, 2014: 28),
mengemukakan manfaat media pembelejaran sebagai berikut:
a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir dan mengurangi
verbalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b. Menarik perhatian siswa.
c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar.
d. Memberikan pengalaman nyata dan menumbuhkan kegiatan mandiri
kepada peserta didik.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkelanjutan terutama yang
terkait dengan kehidupan sehari-hari.
f. Membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
g. Menambah variasi dalam kegiatan pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran bermanfaat untuk membuat
pengajaran lebih menarik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar pada
peserta didik, memperjelas makna bahan pengajaran agar lebih mudah dipahami
sehingga guru menguasai tujuan pembelajaran dengan baik, menjadikan metode
pembelajaran lebih bervariasi dengan mengombinasikan komunikasi verbal dari
guru dengan media lain sehingga peserta didik tidak merasa bosan, serta membuat
peserta didik lebih banyak terlibat didalam kegiatan belajar yang bukan hanya
sekedar mendengarkan tetapi juga terlibat dalam mengamati, mendemonstrasikan,
presentasi, dan lain-lain.
6) Powtoon
a) Pengertian Powtoon
Powtoon adalah aplikasi menghasilkan persembahan video animasi yang
berasaskan dalam multimedia. Oleh karena itu penguna Powtoon perlu
menggunakan internet untuk menjalankan media ini. Powtoon telah diciptakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pada Januari 2012. Versi pertama powtoon telah melancarkan versi beta pada Ogos
2012. Semenjak dari ini pengguna Powtoon semakin bertambah selepas versi beta
tersebut. Pada Febuari 2013 Powtoon telah memperkenalkan akun pengguna untuk
menggunakan Powtoon yang mana penguna yang mendaftar menggunakan
versi free turut dibenarkan untuk mengunakan fungsi menghasilkan video animasi
yang boleh dibagikan ke dalam akaun Youtube.
Strategi memperkenalkan akun free untuk pengguna adalah satu strategi bagi
mempromosikan dan meningkatkan penggunaan Powtoon dikalangan pengguna
internet bagi menghasilkan persembahan dalam bentuk video animasi.
Persembahan animasi boleh dihasilkan melalui manupulasi multimedia seperti
objek, gambar yang di import, dan teks. Terutama musik atau penambahan audio
telah tersedia untuk dipilih dalam perisian atau mampu di import dari simpanan
individu. Media ini juga menyediakan fungsi untuk merakam suara untuk
digabungkan. Powtoon is the world’s leading, most user-friendly, and most intuitive
animation software atau yang dapat diartikan kedalam Bahasa Indonesia yang
memiliki pengertian Powtoon adalah perangkat lunak terdepan, paling ramah
pengguna, dan paling intuitif di dunia. (www.powtoon.com diakses pada 26
Oktober 2019)
b) Manfaat Powtoon
Adapun beberapa manfaat Powtoon yang telah dijabarkan oleh peneliti.
seperti berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis ( dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan saja).
Media Powtoon membantu guru untuk menyampaikan materi secara lebih
variatif dan lebih menarik. Selain itu, Powtoon juga memiliki manfaat agar saat
materi yang disampaikan terlalu sulit kebahasaannya dapat di ringkas dan
dipermudah sehingga peserta didik dapat memahami materi dengan baik.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
Di dalam penggunaan media di zaman dewassa ini pastinya perlu adanya
media yang praktis dan efisien dalam penggunaannya. Maka dari itu manfaat
dari media Powtoon adalah menjawab persoalan yang selama ini sering
terjadi pada saat penggunaannya. Media Powtoon dapat digunakan dalam
beberapa situasi yang memang memerlukan ruang lebih dalam
penggunaannya ataupun dalam situasi yang tidak memerlukan ruang lebih
sama sekali.
Selain itu, media Powtoon dapat memangkas waktu dalam penggunaannya
dengan kata lain media Powtoon dapat memangkas waktu yang sebelumnya
lama menjadi lebih singkat. Dari faktor daya indera, media Powtoon dapat
merangsang indera yang ada sehingga diharapkan para peserta didik dapat
lebih antusias.
3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse
atau high-speed photography; kejadian atau peristiwa yang terjadi di
masalalu bisa ditampilkan kembali lewat rekaman film, video, foto, dan
verbal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dengan adanya fitur yang dapat mempercepat atau memperlambat gambar
diharapkan media Powtoon dapat membantu peserta didik yang sulit mengeerti
ataupun yang sudah mengerti dapat mempelajari materi tersebut dengan baik
secara bersama-sama.
4) Konsep yang terlalu luas dapat divisualkan dalam bentuk film, gambar, dll.
Di dalam penyampaian materi yang akan disampaikan guru pastinya
terdapat beberapa konsep yang terlalu luas sehingga para peserta didik menjadi
bingung untuk memahami materi tersebut. Maka dari itu, media Powtoon dapat
meringkas materi yang luas dalam bentuk gambar, ataupun video menjadi lebih
ringkas dalam satu media yang sama.
c) Kelebihan dan Kekurangan Powtoon
Di dalam setiap media pembelajaran pasti mempunyai kekurangan dan
kelebihan. Adapun kekurangan dan kelebihan media pembelajaran Powtoon
sebagai jenis media pembelajaran audiovisual yang dapat digunakan dalam
pembelajaran. Antara lain:
Powtoon cenderung memerlukan perangkat-perangkat tertentu yang
menunjang agar program tersebut dapat berjalan dengan baik. Komputer atau
laptop, internet, proyektor dan lcd merupakan sarana terknologi yang dapat
mendukung berjalannya program Powtoon tersebut. Maka dari itu, penggunaan
Powtoon harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Melihat dari permasalahan
yang ada sebelumnya, selain memerlukan beberapa sarana teknologi yang memadai
agar Powtoon bisa disesusaikan dengan sistem dan kondisi yang ada. Karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
beberapa sekolah di Indonesia ada yang memiliki sarana yang memadai dan juga
ada yang tidak, maka penggunaan Powtoon juga tidak boleh terlalu memaksakan.
Powtoon juga merupakan salah satu media pembelajaran yang menarik juga dalam
penggunaannya lebih mudah bagi para praktisi pengajar. Hal ini terlihat di dalam
program Powtoon yang memberikan banya efek-efek menarik untuk dapat
digunakan sebagai media pembelajaran.
Patut disayangkan, dibalik menarik dan mudahnya Powtoon untuk
digunakan sebagai media pembelajaran di sisi lain terdapat kekurangan yaitu
Powtoon dianggap sebagai media yang dapat merusak kreativias karena dianggap
terlalu mudah di dalam proses pembuatan dan penggunaannya. Kekurangan yang
terakhir adalah media Powtoon membutuhkan dukungan SDM yang profesional
untuk mengoprasikannya. Selain itu, Powtoon juga memiliki kelebihan seperti
dapat disesuaikan untuk kebutuhan dan kegunaannya, mencakup segala aspek
indera, lebih interaktif dalam penggunaannya, praktis, kolaboratif, memotivasi, dan
dapat memberikan feedback yang baik bagi guru dan peserta didik. Artinya, bahwa
Powtoon bukan hanya sekadar media, tetapi merupakan salah satu alternatif media
yang baik untuk digunakan di dalam kelas. Berdasarkan penjabaran mengenai
kelebihan dan kekurangan Powtoon di atas, maka dengan ini peneliti dapat
menyimpulkan bahwa penggunaan media perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan
kegunaannya di dalam kelas agar kedepannya penggunaan media yang baik dapat
meningkatkan kualitas mutu pengajaran yang lebih baik juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
7) Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan
guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/
instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Widodo dan
Jasmadi (dalam Lestari 2013: 1), menyebutkan bahwa bahan ajar adalah
seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran,
metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis
dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Bahan ajar juga memiliki bentuk-bentuk yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan setiap bahan ajar berbeda-beda sehingga dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk. Prastowo (2013: 306), menyebutkan
beberapa bentuk bahan ajar, yaitu (1) Bahan cetak, (2) Audiovisual, (3) Audio, (4)
Multimedia/ bahan ajar interaktif. Bahan cetak berupa buku, modul dan lembar
kerja siswa. Audiovisual berupa film, video. Audio berupa lagu, kaset, radio.
Terakhir adalah multimedia yang berupa internet, komputer.
Bahan ajar juga berfungsi dalam pelaksanaannya. antara lain:
a) Pedoman bagi pengajar yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran.
c) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa bahan ajar
merupakan alat yang digunakan dalam pembelajaran yang berfungsi sebagai alat
pengukur keberhasilan dari pembelajaran itu sendiri. Bahan ajar dapat menentukan
keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi yang diajarkannya. Bahan
ajar terdiri dari bahan cetak, audiovisual, audio, dan multimedia. Bahan ajar dapat
dikombinasikan dalam kegiatan pembelajaran tetapi harus disesuaikan dengan
materi yang akan diajarkan karena jika tidak bahan ajar yang akan digunakan tidak
dapat berfungsi secara maksimal. Keberhasilan dari bahan ajar itu sendiri juga tidak
terlepas dari keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi yang
diajarkan. Kreativitas seorang guru dalam mengkombinasikan bahan ajar dengan
materi juga sangat berpengaruh di dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
Guru yang baik adalah guru yang bukan hanya berpatokan dengan materi, tetapi
juga memperhatikan bahan ajar dalam melaksanakan pengajaran bagi peserta didik.
8). Drama
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa dituntut untuk
mengidentifikasi unsur-unsur drama. Pengidentifikasian unsur-unsur drama, siswa
dapat mengidentifikasi drama yang disajikan secara langsung dalam suatu
panggung pertuunjukkan atau mengidentifikasi dari sebuah naskah yang dibaca.
Adapun naskah drama menurut Waluyo (2002: 2), ”Drama naskah dapat diberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
batasan sebagai salah satu jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang
didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan untuk
dipentaskan”.Maksud dari pernyataan tersebut naskah drama adalah karya sastra
yang ditulis dalam bentuk dialog-dialog yang dilandasi dari konflik batin dan
mempunyai kemungkinan untuk dipentaskan.
Drama merupakan salah satu jenis sastra di samping jenis puisi dan prosa.
Untuk itulah hubungan seni bahasa dan sastra dengan drama sangat erat kaitannya.
Dalam hal ini peneliti membedakan dua pengertian yaitu drama dan teater.
Walaupun drama dan teater memiliki kesamaan yaitu proses dalam sebuah seni
peran tetapi ada beberapa perbedaan yang terdapat dalam drama dan teater. Drama
dan kebahasaan merupakan sebauah kesatuan yang saling terikat antara satu dengan
yang lainnya, maka seni sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama
merupakan salah satu jenis (genre) sastra disamping jenis puisi dan prosa. Maka
hubungan seni bahasa dan sastra dengan drama sangat erat. Hakikat drama adalah
konflik (tikaian). Salah satu bentuk perwujudan konflik adalah cakapan (monolog
atau dialog). Melalui cakapan ini kita tidak mungkin mengabaikan naskah sebagai
pralakon, pemanfaatan seni bahasa dan sastra menjadi penting.
a) Pengertian Drama
Harymawan R.M.A (1976: 1), mengatakan bahwa drama adalah kualitas
komunikasi, situasi, action, (segala apa yang terlihat dalam pentas) yang
menimbulkan perhatian, kehebatan (exciting), dan ketegangan pada pendengar atau
penonton. Maksudnya adalah bahwa drama bukan hanya sebuah seni pertunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
melainkan drama itu sendiri memiliki kualitas pembangun yang menghidupi drama
itu. Kualitas pembangun itu terdapat didalam diri dari para pemainnya. Namun
terlepas dari kualitas yang ada, pada kesempatan kali ini peneliti akan membahas
mengenai drama dengan penerapannya didalam pengajaran drama bermedia
Powtoon bagi siswa SMP kelas VIII. Disimpulkan bahwa drama merupakan unsur-
unsur pembangun dalam sebuah pementasan yang di mana dapat diterapkan
didalam pembelajaran baik bagi aktor ataupun bagi para peserta didik di sekolah.
b) Unsur-Unsur Drama
Sebuah drama memiliki unsur-unsur penting di dalamnya. Unsur-unsur tersebut
bukan hanya berperan sebagai pengetahuan umum saja. Waluyo (2002: 8),
mengemukakan unsur-unsur drama sebagai berikut:
1. Plot/ kerangka cerita
Plor merupakan jalan cerita atau kerangka cerita dari awal hingga akhir yang
merupakan konflik antar tokoh yang berlawanan.
2. Penokohan
Penokohan adalah cara penulis menggambarkan karakter dari tokoh yang
akan diperankan. Tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan berdasarkan
peranannya terhadap jalan cerita dan berdasarkan perannya dalam lakon serta
fungsinya. Jika dilihat berdasarkan peranannya terhadap jalan cerita, tokoh
diklasifikasikan menjadi tokoh antagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita,
tokoh protagonis menjadi tokoh penentang cerita, dan tokoh tritagonis yaitu
tokoh pembantu baik bagi tokoh antagonis maupun protagonis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3. Dialog
Waluyo (2002: 20), Dialog biasanya diartikan sebagai percakapan. Ciri khas
suatu drama adalah naskah itu berbentuk cakapan atau dialog. Maksud dari
pernyataan tersebut adalah dialog merupakan unsur yang penting dalam sebuah
drama., karena unsur dialog dalam drama lebih mendominasi daripada unsur yang
lain seperti bahasa naratif dan deskriptif.
4. Setting/ Landasan tempat kejadian
Waluyo (2002: 23), mengatakan bahwa ”setting” biasanya meliputi tiga
dimensi yaitu: tempat, ruang, dan waktu”. Walau ketiga dimensi ini berbeda,
namun ketiga dimensi ini saling memiliki keterkaitan. Latar tempat merupakan
lokasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Lokasi tersebut bisa merupakan nama-
nama tempat tertentu seperti Bandung, kantor, hutan, dan sebagainya. Sedangkan
latar waktu adalah ”kapan” terjadinya peristiwa itu, misalnya pagi, siang, malam,
dan sebagainya. Selanjutnya, latar ruang yaitu menyangkut pada tempat dan
suasana peristiwa itu terjadi.
5. Tema
Tema merupakan gagasan inti yang terkandung dalam cerita. Waluyo
(2002: 24), mengatakan ”Semakin kuat, lengkap, dan mendalam pengalaman jiwa
pengarangnya akan semakin kuat tema yang dikemukakan”. Maksud dari
pernyataan terebut adalah pengalaman pengarang dalam membuat suatu cerita akan
berpengaruh terhadap tema yang diungkapkan oleh pengarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
6. Amanat
Merupakan suatu penyampaian dari cerita yang diciptakan oleh pengarang
dan ditampilkan dalam pementasan. Amanat bertujuan untuk memudahkan
penonton atau pembaca menangkap pesan yang disampaikan. Pesan yang diterima
oleh pembaca atau penonton tidak selalu sama, karena setiap orang memiliki sudut
pandangnya masing-masing dalam menilai sebuah drama. Dari beberapa
penjabaran di atas mengenai unsur-unsur drama maka dapat disimpulkan bahwa
drama memiliki enam unsur-unsur yang terdapat di dalamnya dan juga merupakan
pelengkap di dalam drama itu.
c) Pembelajaran Apresiasi Drama
Pembelajaran apresiasi drama di sekolah lazimnya menjadi salah satu
bagian pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Pembelajaran apresiasi drama dalam
hal ini selain dapat digarap secara integratif dengan pembelajaran apresiasi sastra
juga dapat diintegrasikan dengan pembelajaran keterampilan berbahasa, struktur,
maupun kosakata. Dalam pembelajaran drama kiranya peserta didik memang tidak
cukup jika hanya diberikann pengetahuan tentang drama saja. Peserta didik harus
mampu mengapresiasi dan mementaskannya.
C. Kerangka Berpikir
Media merupakan salah satu alat yang saat ini sangat mempengaruhi
kualitas pembelajaran didalam maupun di luar kelas. Dengan adanya internet dan
beberapa aplikasi yang diciptakan, menuntut guru untuk berpikir kreatif dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
mengajar bahasa Indonesia khususnya pada materi drama, sehingga mutu dan
kualitas peserta didik dapat meningkat seiring perkembangan zaman.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran bahasa Indonesia bermateri drama adalah dengan cara
mengembangkan produk bermedia Powtoon, untuk materi drama. Dengan
mengembangkan media Powtoon, peserta didik diharapkan mendapat pengalaman
belajar yang lebih menyenangkan serta pengetahuan yang disampaikan dapat
diserap dengan mudah. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian pengembangan produk bermedia Powtoon untuk materi drama bahasa
Indonesia peserta didik SMP. Berdasarkan fenomena yang ditemukan bahwa di
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta memerlukan media bagi pembelajaran drama.
Oleh karena itu, peneliti mengembangkan media Powtoon untuk digunakan dalam
pembelajaran drama. Media itu dikembangkan dengan mengadaptasi prosedur
pengembangan yang dikembangkan oleh Borg and Gall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Keterbatasan guru dalam menerapkan media pembelajaran terhadap siswa di
sekolah
Pengembangan produk pembelajaran bermedia Powtoon untuk materi drama
Validasi dan Uji Coba media
pembelajaran Powtoon
Menggunakan tujuh
langkah prosedur
pengembangan R&D
menurut Borg and Gall
Media Pembelajaran
Powtoon
Produk akhir media pembelajaran Powtoon untuk
materi drama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan mengenai metodologi penelitian yaitu proses atau
cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan
penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan dengan metodologi penelitian yaitu jenis
penelitian, sumber data dan data penelitian, teknik pengumpulan data, instrument
penelitian, teknik analisis data, dan validasi media.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan menggunakan penelitian Research and
Development (R&D). Menurut Sugiyono (2012: 297), penelitian dan
pengembangan adalah metode pengembangan yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Prosedur dan sistematika
yangdigunakan oleh peneliti adalah metode penelitian model Borg and Gall dengan
disederhanakan sesuai kebutuhan penelitian. Tujuan penelitian ini akan
mengembangkan materi pembelajaran drama bermedia Powtoon. Produk
pengembangan yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa materi drama Bahasa
Indonesia SMP Kelas VIII bermedia Powtoon.
Pada penelitian pengembangan materi bermedia Powtoon ini, peneliti akan
mengembangkan materi Bahasa Indonesia yaitu drama menggunakan media
Powtoon kepada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Pengembangan materi pembelajaran menggunakan prosedur pengembangan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
yang dikemukakan oleh Borg and Gall (dalam Sugiyono, 20112: 298-311), terdapat
sepuluh langkah dalam penelitian pengembangan yaitu:
1. Potensi dan Masalah
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk
mengadakan penelitian. Informasi diperoleh oleh peneliti dari penelitian
terdahulu. Hal ini bertujuan agar disaat penelitian berlangsung sesuai dengan
prosedur yang ada. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan
memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara
yang diharapkan dengan yang terjadi.
2. Mengumpulkan Informassi
Pada tahap ini peneliti mulai mengumpulkan informasi terkait masalah-
masalah yang telah ditemukan sebelumnya. Tahap mengumpulkan informasi juga
bertujuan agar peneliti mendapatkan data yang valid terkait dengan potensi dan
masalah yang sudah di dapatkan sebelumnya.
3. Desain Produk
Peneliti menyiapkan produk yang akan digunakan dalam pennelitian yang
akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Produk yang dihasilkan dalam penelitian
Research and Development bermacam-macam. Namun, pada tahap ini peneliti
membuat produk berupa Powtoon. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar
atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan
membuatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan
produk sesuai dengan kerja rasional ataupun lebih efektif dari yang sudah ada
sebelumnya. Dikatakan rasional karena validasi masih berupa penilaian
berdasarkan pemikiran dan belum berupa fakta lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar
atau ahli yang sudah berpengalaman di bidangnya untuk menilai produk baru
yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai produk tersebut
apakah sudah layak diujikan atau belum.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk yang kemudian dilanjutkann dengan validasi produk,
maka langkah selanjutnya peneliti melakukan perbaikan desain yang bertujuan
untuk memperbaiki kekurangan yang ada sebelumya ataupun menambahkan
sesuatu sehingga produk terlihat lebih baik.
Perbaikan desain ini bukan hanya bersifat sekali saja, melaikan bisa dilakukan
berkali-kali agar mendapatkan hasil yang sesuai dan benar-benar dapat digunakan
sebaik mungkin
6. Uji Coba Produk
Pada tahap ini melakukan uji coba produk Powtoon. Uji coba melibatkan
seluruh responden ( Siswa SMP kelas VIII). Peneliti melakukan uji coba produk
Powtoon kepada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
7. Revisi Produk
Peneliti selanjutnya melakukan revisi roduk dan penyempurnaan terhadap
produk Powtoon berdasarkan hasil uji coba lapangan. Sehingga, selanjutnya produk
dapat diujicobakan kembali kepada responden.
8. Uji Coba Pemakaian
Pada tahap ini peneliti mengujicobakan produk kepada responden yaitu
siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta. Setelah pengujian terhadap
produk berhasil, dan mungkin akan ada revisi kembali, maka selanjutnya produk
siap diujicobakan.
9. Revisi Produk
Peneliti melakukan revisi produk akhir yang didapatkan setelah uji
pelaksanaan lapangan. Dari revisi akhir inilah yang akan menghasilkan produk
akhir berupa Powtoon.
10. Pembuatan Produk Masal
Peneliti melakukan penyebarluasan yang disebarkan melalui media sosial
youtube, facebook, ataupun twitter. Sedangkan untuk implementasinya para
peserta didik dapat mempelajarinya di sekolah ataupun di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Di bawah ini adalah bagan langkah-langkah penelitian menurut Borg and Gall:
Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Menurut Borg and Gall (dalam
Sugiyono, 2012:298)
B. Setting Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta. Pada penelitian ini subjek yang diambil berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui atau mengukur apakah media yang akan dikembangkan dan diterapkan
dapat sesuai dengan pembelajaran di sekolah tersebut. Dengan menggunakan media
Powtoon, diharapkan nantinya dapat menumbuhkan minat dan motivasi didalam
belajar drama melalui media Powtoon.
Adapun subjek lain dari penelitian ini yaitu guru Bahasa Indonesia untuk
memperkenalkan media Powtoon agar nantinya dapat digunakan didalam kegiatan
Potensi
dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Uji
Produk
Revisi
Produk
Uji Coba
Pemakaian
Revisi
Produk
Produk
Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pembelajaran dan juga untuk mengetahui kebutuhan siswa dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Data diperoleh dari guru berupa wawancara.
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur I
Yogyakarta dengan jumlah responden sebanyak 5 siswa pada kelas VIII E dan
sebanyak 23 siswa pada kelas VIII F.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta, Jl. Timoho
II, Muja-Muju, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta, 55165.
C. Prosedur Pengembangan Materi Pembelajaran
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengambiil dari langkah-langkah
penelitian pengembangan menurut Borg and Gall, dari sepuluh langkah tersebut
peneliti hanya menggunakan tujuh langkah. Langkah-langkah yang dilakukan oleh
peneliti akan dijelaskan sebagai berikut ini.
1. Potensi dan Masalah
Pada tahap potensi dan masalah, peneliti melakukan observasu dan analisa
kebutuhan pengembangan produk pembelajaran pada guru dan peserta didik
kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk menentukan produk yang
akan dikembangkan. Analisa kebutuhan ini bertujuan agar peneliti mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kebutuhan apa yang diinginkan oleh siswa dalam mempelajari pembelajaran
drama. Data diperoleh dari hasil kuesioner peserta didik dan wawancara dengan
guru kelas VIII. Data hasil analisa kebutuhan selanjutnya digunakan untuk
membuat produk berupa media pembelajaran Powtoon untuk materi drama
kelas VIII.
2. Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data dan informasi, peneliti mengkaji kompetensi
inti untuk menentukan kompetensi dasar, serta tema dan desain yang akan
dikembangkan. Untuk kompetensi dasar, setiap mata pelajaran tersebut
ditentukan oleh pemerintah sesuai dengan buku pedoman untuk guru
Kurikulum 2013.
3. Desain Produk
Pada tahap desain produk, peneliti melakukan pengembangan produk
pembelajaran dengan melakukan analisis hasil kuesioner, wawancara, dan
menyesuaikan dengan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia pada
Kurikulum 2013. Peneliti kemudian menganalisis sumber-sumber belajar yang
sesuai dengan materi pembelajaram yang akan dipelajari oleh peserta didik.
Setelah peneliti melakukan analisis tersebut, peneliti dapat menetapkan
strategi dan metode penyampaian isi pembelajaran sesuai dengan karakteristik
siswa. Peneliti memproduksi media pembelajaran Powtoon sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4. Validasi Produk
Setelah selesai memproduksi media pembelajaran Powtoon, peneliti
kemudian melanjutkan pada tahap validasi. Validasi tahap I dilaksanakan oleh
dosen pembimbing, ahli media, dan guru kelas VIII. Validasi dilakukan untuk
melakukan penilaian terhadap produk yang dihasilkan. Validasi ini bertujuan
untuk mengetahui kekurangan, kelebihan, dan kelayakan produk sebelum di uji
coba. Hasil masukan yang diberikan oleh pakar akan digunakan untuk merevisi
sehingga layak diujicobakan.
5. Revisi Desain
Revisi desain merupakan langkah yang digunakan sebagai bahan revisi
produk yang telah di analisis oleh validator. Hasil validasi berupa masukan
mengenai kelemahan ataupun kelebihan produk yang telah diberikan kepada
validator. Produk akan diperbaiki oleh peneliti berdasarkan masukan dari
validator yang dapat dilihat melalui catatan, kometar secara uum dan saran
perbaikan.
6. Uji Coba Produk
Produk yang telah direvisi akan diujicobakan kepada subyek yaitu peserta
didik kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Uji coba produk ini
dilakukan bertujuan untuk menentukan tingkat efisiensi dan efektifitas produk
di lapangan. Uji coba ini dilakukan oleh peneliti sendiri dengan pengawasan
dan penilaian oleh guru wali kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
7. Revisi Setelah Uji Coba
Peneliti melakukan revisi produk media pembelajaran berdasarkan hasil uji
coba dari kuesioner yang telah diisi oleh peserta didik. Revisi dilakkan
berdasarkan kekurangan yang didapatkan pada saat melakukan uji coba produk.
Kemudian dianalisis lalu direvisi. Tahap akhir revisi ini merupakan produk
akhir yang telah dikembangkan yaitu pengembangan produk bermedia Powtoon
siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Berikut adalah bagan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian
pengembangan produk ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
B
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan
Tahap I
Potensi dan Masalah
(Wawacara guru Bahasa
Indonesia)
Tahap II
Pengumpulan Data
(Hasil Wawancara)
Tahap III
Desain Produk
a. Analisis kompetensi inti dan mata
pelajaran.
b. Menganalisis sumber-
sumber belajar yang sesuai
dengan materi
pembelajaran yang akan
dipelajari oleh siswa.
c. Menetapkan strategi
pegorganisasian dan
penyampaian isi
pembelajaran sesuai
dengan karakter siswa.
d. Konsep
pembuatan
kerangka materi
pembelajaran.
e. Konsep disusun ke dalam bentuk
media pembelajaran Powtoon.
f. Mengumpulkan bahan yang telah
disiapkan sesuai dengan konsep
yang telah direncanakan.
Tahap IV
Validasi Desain
(Validasi Produk)
Tahap V
Revisi Desain
(Revisi
Produk)
Tahap VI
Uji Coba Produk
(Mengujicobakan Produk)
Tahap VII
Revisi Setelah Uji Coba
(Penyempurnaan Produk
Akhir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan dua instrumen untuk
pengumpulan data yaitu wawancara dan kuesioner. Wawancara ditujukan kepada
guru bahasa Indonesia SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Wawancara kepada guru
bertujuan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik yang masih kurang dalam
pelajaran bahasa Indonesia. Sementara itu wawancara kepada peserta didik
digunakan untuk mengetahui minat, pengetahuan, dan kebutuhan peserta didik
dalam mempelajari materi drama Bahasa Indonesia dengan media Powtoon.
Kuesioner ditujukan kepada peserta didik SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Kuesioner ini akan digunakan untuk mengetahui sejauh mana minat peserta didik
terhadap pelajaran Bahasa Indonesia serta untuk mengetahui kebutuhan dan
harapan siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia melalui media Powtoon. Berikut
ini merupakan deskripsi lebih lanjut dari kedua instrumen tersebut:
1) Kuesioner
Kuesioner digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kebutuhan peserta
ddik kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sebagai alat untuk menilai
produk. Kuesioner dibagikan dua kali kepada peserta didik. Kuesioner pertama
dibagikan saat pertama kali observasi guna mengetahui kebutuhan peserta
didik. Kemudian kueioner kedua digunakan untuk menilai produk pembelajaran
Powtoon yang telah dibuat oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2015: 142),
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
member seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya,
2) Wawancara
Esterberg (dalam Sugiyono, 2012: 231), mendefinisikan wawancara sebagai
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara
digunakan untuk mengetahui kebutuhan subyek yang dilakukan bersama guru.
Peneliti akan mencatat hal-hal atau informasi yang berkaitan dengan materi
pembelajaran yang akan diteliti. Dengan adanya wawancara ini peneliti dapat
menentukan strategi dan metode yang akan digunakan ketika uji coba lapangan
nantinya.
E. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen
yang dibagi berdasarkan sumber perolehan data yang terdiri dari instrumen
analisis kebutuhan siswa, instrumen validasi ahli, dan instrumen validasi uji coba
lapangan.
1) Instrumen Analisis Kebutuhan
Peneliti menggunakan instrumen jenis notes yaitu kuesioner dan
wawancara untuk menganalisis kebutuhan siswa, berikut penjelasan megenai
instrumen yang dilakukan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
a. Analisis Kebutuhan Siswa
Analisis kebutuhan yang diberikan kepad siswa yaitu berupa kuesioner.
Peneliti menyusun kuesioner untuk analisis kebutuhan siswa guna memperoleh
informasi tentang kebutuhan siswa dan guru serta karakteristik siswa yang
penyusunannya didasarkan pada indikator yang ada. Terdapat beberapa kisi-kisi
dalam analisis kebutuhan siswa. Berikut kisi-kisi anaisis kebutuhan siswa.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa
Teknik pembelajaran Teknik pembelajaran drama yang digunakan guru 1,2,3
Teknik pembelajaran drama yang disukai siswa 4
Materi Materi drama yang diberikan guru 5
Materi drama yang disukai siswa 6
Evaluasi Evaluasi yang diberikan guru di akhir pelajaran 7
Media Media yang digunakan guru 8,9
Media yang disukai oleh siswa
10,11
Di bawah ini tabel wawancara analisis kebutuhan siswa yang nantinya akan
diberikan kepada siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.2 Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana guru menyampaikan materi pembelajaran drama di kelas?
2. Apakah guru pernah menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia
dalam penyampaian materi drama sebelumnya?
3. Pada saat pembelajaran berlangsung, apakah guru pernah meminta Anda untuk
mempraktikkan atau memberi contoh kegiatan yang ada dalam buku siswa
terutama materi drama?
4. Aktivitas apa saja yang Anda sukai di kelas sebelumnya?
5. Bagaimana materi drama yang disampaikan guru?
6. Materi drama apakah yang paling anda sukai?
7. Apa bentuk evaluasi pembelajaran yang sering diberikan guru?
8. Media pembelajaran apa yang sering digunakan oleh guru?
9. Media pembelajaran yang seperti apa yang Anda sukai dalam pembelajaran?
10. Media vidio, dan gambar yang seperti apa yang Anda sukai?
11. Seperti apakah bentuk media pembelajaran menurut Anda yang baik serta menarik?
b. Instrumen Validasi Ahli
Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner untuk validasi ahli yang
ditujukan kepada dosen ahli media dan ahli materi. Penilaian instrumen
dilakukan dengan cara mengisi pertanyaan yang terkait dengan penelitian. Skala
penilaian meggunakan skala Likert, berikut ini kisi-kisi kuesioner untuk
validasi ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesoner Validasi Ahli Materi
Kriteria Indikatotor
I. Aspek Kelayakan Isi A. Kesesuaian materi dengan SK dan KD
B. Keakuratan materi
C. Kemutakhiran materi
D. Mendorong keingintahuan
II. Aspek Kelayakan Penyajian A. Teknik penyajian
B. Pendukung penyajian
C. Penyajian pembelajaran
III. Aspek penilaian Kontekstual A. Hakikat kontekstual
B. Komponen kontekstual
Tabel 3.4 Kuesioner Validasi Ahli Materi
No
Aspek yang dinilai
Skala
Komentar 1 2 3 4 5
1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dalam
materi drama yang dikembangkan sesuai dengan sasaran
pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum
2 Materi dikemas dalam media sesuai dengan alokasi waktu
3 Pemilihan materi dalam media menarik dan sesuai dengan
taraf perkembangan peserta didik
4 Materi drama yang dikembangkan mempermudah
pemahaman siswa dalam pembelajaran
5 Sumber belajar yang terdapat dalam materi drama yang
dikembangkan sesuai
6 Kegiatan belajar yang terdapat dalam materi pembelajaran
yang dikembangkan sesuai dengan sasaran pembelajar
7 Media pembelajaran yang dikembangkan memungkinkan
siswa lebih mudah memahami materi cerita pendek
8 Penggunaan bahasa mudah dipahami sesuai dengan
perkembangan kognitif siswa
9 Kesesuaian media dengan materi drama
10 Kebenaran isi atau konsep yang disajikan sesuai dengan
materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioner Validasi Ahli Media
A. N
o
Indikator Nomor soal pada
instrumen
1 Media pembelajaran Powtoon. 1
2 Unsur tampilan dalam media pembelajaran Powtoon. 2,3,4,5
3 Kesesuaian Powtoon. 6
4 Kebahasaan dalam Powtoon. 7,8
5 Materi dalam media pembelajaran Powtoon. 9
6 Animasi yang sesuai dalam media pembelajaran Powtoon. 10
Berikut adalah tabel kuesioner validasi ahli media:
Tabel 3.6 Kuesioner Validasi Ahli Media
No
Aspek yang dinilai
Skala
Komentar 1 2 3 4 5
1. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
drama menarik perhatian.
2. Warna dan huruf pada media powtoon dapat dibaca dengan
jelas
3. Warna tampilan media powtoon menarik perhatian.
4. Media Powtoon dapat dilihat dengan jelas.
5. Media Powtoon terlihat menarik.
6. Media Powtoon sesuai dengan materi pembelajaran.
7. Penggunaan bahasa dalam media sudah baku.
8. Penggunaan bahasa dalam media pembelajaran mudah dipahami.
9. Materi dalam media mudah dimengerti.
10. Volume suara dapat didengar dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Instrumen Validasi Uji Lapangan
Peneliti menggunakan kuesioner sebagai acuan penilaian kelayakan
dan kualitas produk yang dihasilkan dan dikembangkan. Kuesioner diberikan
kepada sisa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk menilai produk
yang telah di lihat. Kuesioner diberikan saat siswa telah selesai memperhatikan
media yang telah dipresentasikan peneliti. Uji coba lapangan menjadi tahap
terakhir dalam instrumen validasi. Berikut adalah kisi-kisi kuesioner validasi
lapangan.
Tabel 3.7 Validasi Uji Lapangan
No Indikator No. soal pada instrumen
1 Ketertarikan siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia materi drama. 1
2 Ketertarikan siswa terhadap penggunaan media Powtoon. 2,3
3 Video sebagai pemicu pembelajaran siswa. 4,5
4 Kejelasan bahasa dalam video. 6, 7
5 Materi pembelajaran drama dalam media Powtoon. 8,9
6 Kejelasan isi materi dari media Powtoon. 10,11
7 Lagu pengantar dalam media Powtoon. 12
8 Sikap dan perasaan siswa. 13
9 Materi drama dalam media powtoon. 14
10 Pengetahuan yang di dapat dari media pembelajaran tersebut. 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
berikut ini adalah tabel kuesioner validasi uji lapangan:
Tabel 3.8 Kuesioner Hasil Uji Lapangan
No Aspek yang di nilai Kriteria
BS B C K SK
1 Anda menyukai pembelajaran bahasa Indonesia materi drama
2 Anda kurang tertarik dengan Powtoon pada media tersebut
3 Anda merasa bosan dengan media Powtoon tersebut
4 Anda merasa tertantang ketika belajar menggunakan Powtoon
5 Anda memperhatikan saat penjelasan materi drama menggunakan
Powtoon
6 Anda dapat mencatat hal-hal penting dalam materi pembelajaran
dengan media Powtoon
7 Anda memahami bahasa yang digunakan dalam materi drama
dalam Powtoon
8 Anda mudah menyerap materi pembelajaran yang diajarkan dalam
media Powtoon
9 Saya mampu mengingat materi pembelajaran yang diajarkan
dalam Powtoon
10 Anda memahami urutan materi drama dalam Powtoon
11 Anda dapat memahami materi dalam Powtoon dan gambar dalam
media tersebut
12 Anda menyukai Powtoon tersebut karena terdapat animasi yang
sesuai dengan materi yang disampaikan
13 Anda menyukai tampilan yang terdapat dalam Powtoon
14 Anda menyukai penyusunan materi drama yang terdapat dalam
Powtoon
15 Anda mendapatkan pengetahuan baru terkait materi drama dalam
media Powtoon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh melalui kegiatan uji coba diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berisikan kritik
dan saran yang dikemukakan oleh ahli materi, ahli media, dan siswa untuk
memperbaiki produk multimedia pembelajaran ini. Proses revisi produk
disajikan secara rinci dengan menyajikan tahap-tahap revisi yang
dilakukan berdasarkan hasil dari setiap uji coba. Pada bagian ini akan
ditampilkan produk sebelum dan sesudah revisi pada setiap tahap revisi
disertai dengan deskripsi yang menjelaskan proses revisi.
1. Analisis Kuesioner Siswa
Analisis kuesioner skala Likert. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
sangat negatif (Mahmud, 2017: 13). Berikut adalah langkah-langkah
menganalisis lembar kuesioner mahasiswa.
Mengubah jawaban pernyataan ke dalam bentuk kriteria skor sebagai
berikut. Konversi skor merujuk pada Nurgiyantoro (2011: 92)
Tabel 3.9 Konversi Nilai dan Skala Sikap
No Jawaban Nilai
1 Sangat baik 5
2 Baik 4
3 Cukup 3
4 Kurang 2
5 Sangat Kurang 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Merujuk pada pendapat Ridwan (2002: 15 dalam Maharani, 2015: 46),
yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil-hasil interpretasi
kuesioner maka perlu mencari skor total menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
T = Jumlah responden yang memilih
Pn = Pilihan angka skor Likert
Selanjutnya, menghitung skor ideal (tertinggi) dan skor terendah.
Penghitungan skor ideal untuk mengetahui batasan kategori dalam
skala Likert.
Ini adalah rumus yang dimaksud,
Untuk mempermudah pemaknaan atau interpretasi diperlukan rumus
indeks % yaitu :
T x Pn
Skor Ideal (X) = Skor tertinggi Liker (5) x jumlah responden
Skor Terendah (Y) = Skor terendah Likert (1) x Jumlah responden
Indeks % = total skor/skor ideal x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2) Analisis Hasil Wawancara Guru
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi pendukung sebelum
mengembangkan produk. Wawancara terhadap guru pengampu mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dengan cara analisis
deskriptif kualitatif. Tujuan melakukan waancara adalah mendukung hasil
kuesioner yang diisi oleh sisa. Selain itu waancara juga dimaksudkan untuk
mengetahui urgensi tingkat keterbutuhan terhadap pengembangan materi drama
menggunakan produk bermedia Powtoon.
Untuk mempermudah menganalisis hasil wawancara peneliti merekam dan
mendengarkan rekaman tersebut secara berulang dan di transkrip untuk diambil
kesimpulan secara umum.
3) Analisis Validasi Produk oleh Dosen Ahli dan Uji Coba terhadap siswa
kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Data yang diperoleh dalam tahap validasi diklarifikasi menjadi 2 yaitu, data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa kritik, saran dari dosen ahli
untuk memperbaiki produk media powtoon. Data kuantitatif mengenai kualitas
multimedia yang diperoleh dari pada responden melalui kuesioner dengan skala
Likert dianalisis secara statistik deskriptif, dengan langkah-langkah: (a)
pengumpulan data kasar, (b) pemberian skor, (c) skor yang diperoleh dikonversikan
menjadi nilai. Proses konversi skor menjadi nilai dengan skala lima menggunakan
acuan konversi pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) sebagai berikut
(Sukardjo, 2008: 101).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3.10 Kriteria Skor Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan
PAP Sumber: Sukardjo:2008:101)
No Interval Kriteria
1 X>Xi+1,80 Sbi Sangat baik
2 Xi + 0,60 SBi < X ≤ Xi + 1,80 Sbi Baik
3 Xi – 0,60 SBi < X ≤ Xi + 0,60 Sbi Cukup baik
4 Xi – 1,80 SBi < X ≤ Xi – 0,60 Sbi Kurang baik
5 X ≤ Xi – 1,80 Sbi Sangat kurang baik
Keterangan :
Xi = rerata ideal = - (skor maksimal ideal + skor minimal
ideal)
SBi = simpangan baku ideal = - (skor maksimal ideal – skor minimal
ideal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan mengkaji dua subbab yaitu hasil penelitian dan pembahasan
penelitian. Pada subbab hasil penelitian akan membahas tentang tujuh langkah
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam mengembangkan produk. Kemudian,
subbab pembahasan penelitian akan menguraikan deskripsi media, deskripsi hasil
validasi, dan analisis kelayakan produk. Berikut akan diruaikan hasil penelitian dan
pembahasan penelitian.
A. Hasil Penelitian
Tahap pertama yang peneliti lakukan adalah mengumpulkan informasi.
Dalam mengumpulkan informasi, peneliti melakukan beberapa hal. Pertama,
peneliti membaca penelitian sejenis terdahulu.Kedua, peneliti melakukan
wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yaitu Bapak C.B. Liliek Prabowo, S.Pd dan dosen
pakar terkait. Ketiga, peneliti menyebarkan kuesioner kepada siswa kelas VIII SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Sebelum melakukan wawancara dan menyebar kuesioner, peneliti membuat kisi-
kisi untuk wawancara dan kuesioner terlebih dahulu. Kisi-kisi tersebut berguna
agar peneliti lebih fokus dalam membuat instrumen pertanyaan dan atau
pernyataan. Setelah kisi-kisi selesai dibuat, peneliti mulai membuat instrumen
penelitian yang akan digunakan. Begitu instrumen penelitian selesai dibuat,
intrumen penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
tersebut dikonsultasikan dan dimintakan persetujuan kepada dosen
pembimbing. Persetujuan tersebut berguna untuk mengetahui apakah instrumen
wawancara dan instrumen kuesioner sudah layak digunakan.
1. Hasil Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Setelah tahap persetujuan intrumen penelitian selesai dilakukan, peneliti
memulai langkah yang pertama, yaitu penelitian dan pengumpulan informasi.
Wawancara terhadap guru Bahasa Indonesia bertujuan untuk mendukung data
kuesioner yang sudah diisi oleh siswa dan memperoleh informasi tentang terkait
materi yang selama ini masih sulit dipahami oleh perserta didik terutama dalam
pengembangan produk Powtoon untuk pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Pengumpulan data selain melakukan wawancara peneliti juga menyebarkan
kuesioner kepada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang terdiri
dari dua kelas yaitu kelas besar berjumlah 35 siswa yaitu kelas VIII E dan kelas
kecil berjumlah 5 siswa yaitu kelas VIII F. Kuesioner kepada siswa tersebut
bertujuan untuk mengetahui urgensi pengembangan produk Powtoon, Penerapan
dan efisiensi produk yang penting untuk digunakan dalam pembelajaran, dan
masukan terhdap penggunaan produk Powtoon di dalam kelas.
a) Tahap Analisis
Langkah awal sebelum melakukan penelitian adalah analisis kebutuhan.
Analisis kebutuhan berupa observasi dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan
pada saat guru mengajar dan wawancara terhadap guru mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
1) Deskripsi Analisis Kebutuhan dan Wawancara
Hasil yang didapat peneliti ketika melakukan observasi adalah minimnya
penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Hal ini ditemukan
pada saat peneliti melakukan observasi di kelas VIII E dan kelas VIII F yang dimana
guru mata pelajaran tidak menggunakan media dalam menyampaikan materi
pembelajaran di dalam kelas seingga para peserta didik kurang fokus dan cenderung
lebih memiih mengabaikan materi yang sedang diajarkan tersebut.
Dari pengamatan yang peneliti lakukan di dalam kelas, peneliti juga
memperhatikan guru tersebut dalam mengoperasionalkan perangkat yang tersedia
antara lain LCD¸ laptop, dan speaker. Keterampilan guru mata pelajaran dalam
mengoperasionalkan perangkat sebenarnya sudah sangat baik tetapi kurangnya
inovasi dalam menggunakan media masih sangat kurang sehingga pembelajaran di
dalam kelas terkesan membosankan. Langkah selanjutnya adalah melakukan
wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII
yaitu Bapak C.B. Liliek Prabowo, S.Pd pada tanggal 16 Oktober 2019. Beliau
menuturkan bahwa penggunaan media pembelajaran yang selama ini digunakan
pada penyampaian materi cenderung masih menggunakan media lain seperti
powerpoint saja karena dianggap lebih efisien dan menghemat waktu untuk
meringkas materi sebelum diterapkan dalam kelas. Beliau juga menambahkan
bahwa tidak semua media pembelajaran dapat digunakan dalam kelas karena
beberapa materi memerlukan media yang cocok sehingga penyampaian materi
menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
B. Hasil Pengembangan Produk
Berdasarkan data hasil prapenelitian atau observasi lapangan, maka spesifik
produk akan dikembangkan adalah video pembelajaran bahasa Indonesia berbasis
Powtoon yang dapat membantu pendidik dan siswa dalam proses pembelajaran.
Berikut adalah alur pengembangan media pembelajaran Powtoon :
a) Praproduksi
Dalam tahap ini dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan yang akan
digunakan untuk membuat video animasi pembelajaran seperti:
1) PC/Komputer yang sudah terinstall browser internet
2) Aplikasi online powtoon
3) Koneksi untuk menyambungkan ke internet
Setelah semua bahan sudah siap maka tahap selanjutnya adalah
memproduksi media video animasi pembelajaran berbasis Powtoon.
Persiapan dimulai dengan mengkoneksikan komputer dengan internet
kemudian masuk di web resminya (www.powtoon.com) .
b) Produksi
Pada tahap ini mulai dilakukan produksi dengan berpedoman pada skenario
media Video pembelajaran yang sudah jadi. Pembuatan dimulai dengan memilih
karakter animasi kartun sesuai dengan karakter tokoh pada cerita yang ada pada
bagian kiri template Powtoon. Properti dan setting background di sesuaikan dengan
materi pembelajaran. Setelah tokoh, properti, dan background selesai dipilih,
langkah selanjutnya adalah menganimasikan gambar sesuai dengan skenario dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
materi pembelajaran. Hal ini bertujuan agar materi dan desain yang akan dibuat
tidak saling bertabrakan sehingga para peserta didik dapat mencermati materi yang
sudah disampaikan dalam program Powtoon.
Potongan-potongan video animasi yang telah jadi lalu digabungkan dan
dikombinasikan dengan materi dan backsound yang menarik. Pada tahap ini pula
dilakukan editing dan koreksi terhadap video animasi agar menjadi video animasi
pembelajaran yang utuh dan sesuai dengan materi pembelajaran.
1) Pemilihan Tema dan Background
Tahap ini merupakan langkah awal dari pembuatan media Powtoon.
Pemilihan tema dan background sangatlah penting agar nantinya produk yang
dihasilkan menjadi lebih menarik saat penerapannya didalam pembelajaran.
Gambar 4.1 Pemilihan Tema dan Background dalam Powtoon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1) Pemilihan Karakter
Pemilihan karakter bertujuan agar media yang digunakan menjadi lebih
atraktif dan bervariasi sehingga diharapkan peserta didik menjadi lebih tertarik
untuk memperhatikan materi yang disampaikan dalam pembelajaran.
Gambar 4.2 Pemilihan Karakter di dalam Powtoon
2) Penambahan Materi
Fungsi dari penambahan materi adalah untuk memberikan wawasan dan
pengetahuan baru terkait materi yang mereka belum pelajari atau mereka
dapatkan pada pembelajaran sebelumnya. Penambaan materi ini harus sesuai
dengan apa yang akan mereka pelajari.
.
Gambar 4.3 Penambahan Materi di dalam Powtoon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
3) Penambahan Animasi
Pemilihan serta penambahan animasi sangat berperngaruh dalam proses
pembuatan media karena pemilihan animasi harus menyesuaikan dengan
materi serta pemilihan animasi juga harus menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan
Gambar 4.4 Penambahan Animasi di dalam Powtoon
4) Pemilihan Jenis Tulisan
Jenis tulisan yang digunakan dalam media juga harus menarik serta mudah
untuk dibaca para peserta didik. Pemilihan jenis tulisan yang kurang tepat
akan membuat media menjadi tidak menarik serta sulit dipahami apa yang
terdapat di dalam media tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 4.5 Pemilihan Jenis Tulisan di dalam Powtoon
c) Pascaproduksi
Tahap dimana produk video pembelajaran yang sudah jadi dibakar ke dalam
CD agar mudah digunakan pada perangkat keras yang tersedia di lapangan seperti
VCD player, DVD player, komputer, maupun laptop. Selain untuk memudahkan
penggunaan, fungsi lainnya adalah meminimalisir adanya tidak adanya akses
internet di beberapa tempat.
1) Storyboard
Storyboard digunakan untuk sebuah sketsa yang menggunakan kata-kata,
untuk lebih jelasnya storybiard bisa dilihat pada lampiran.
C. Kelayakan Media
Setelah produk berhasil dikembangkan langkah selanjutnya adalah
melakukan uji kelayakan media dengan cara validasi produk. Validasi produk
dilakukan setelah pembuatan produk awal. Validasi dilakukan dengan dua macam
yaitu validasi ahli media dan validasi ahli materi. Sebelum melakukan validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
produk terlebih dahulu melakukan instrumen penelitian oleh dosen ahli. Lembaran
kuesioner validasi diberikan kepada satu orang ahli media, satu orang ahli materi,
dan satu guru sebagai validator.
Pengidentifikasian kuesioner ini menggunakan skala likert dengan 5 skala
yaitu, 1= baik sekali, 2= baik, 3= cukup, 4= kurang, 5= sangat kurang. Responden
akan memberikan pendapat mereka dengan cara memberikan tanda centang (√)
pada kolom skala yang sudah disediakan. Pengklasifikasian data kuantitatif dalam
skala likert ini digunakan rumus yaitu 100 dibagi jumlah skor pada skala likert yaitu
5.
Rumus tersebut digunakan untuk menentukan interval atau rentan skor.
Interval yang diperoleh dari rumus tersebut adalah 20. Namun, agar semua data
terakumulasi dengan baik maka interval skor dibuat 20,99 karena hasil
penghitungan data bukan nilai yang utuh tetapi terdapat nilai desimal di
belakangnya. Untuk pengklasifikasian data secara kualitatif dalam skala likert ini
terdiri dari lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat
tinggi. Berikut ini adalah tabel kategori berdasarkan interval skala likert.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 4.1 Kategori Interval Skala Likert
Rentang Skor Kategori
81,00% - 100% Sangat Tinggi
61,00% - 80,99% Tinggi
41,00% - 60,99% Cukup
21,00% - 40,99% Rendah
0,00% - 20,99% Sangat Rendah
Hasil analisis dari sikap responden tentang kuesioner yang sudah
diklasifikasikan baik kuantitatif maupun kualitatif akan diinterpretasi dan
dilaporkan dalam bentuk narasi.
a) Hasil Validasi Ahli Media
Validasi ahli media merupakan seorang ahi media yaitu, Bapak Apri Damai Sagita
Krissandi, S.S., M.Pd. Validasi media dilakukan dengan mengisi aspek penilaian
yang meliputi aspek tampilan dan aspek pemrograman. Validasi media bertujuan
untuk melihat kelayakan media yang dikembangkan. Untuk melihat transkrip
validasi oleh ahli media dapat dilihat pada lampiran.
Setelah melihat dan mencoba media video pembelajaran mata pelajaran
Bahasa Indonesia bermateri drama untuk kelas VIII maka diperoleh hasil :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Media
No Aspek
Penilaian
Kriteria Skor Rata-
Rata
Per –
kriteria
Aspek Rata-
rata
per-
aspek
Persentase Kategori
1 Media
Pembelajaran
yang
digunakan
dalam
pembelajaran.
1 5 5,0 5,0 5,0 100% Sangat
Layak
2
Unsur-unsur
tampilan yang
digunakan
dalam media
pembelajaran.
2
5 5,0 19 4,75
95%
Sangat
Layak
3
4 4,0
4
5 5,0
5 5 5,0
3
Kesesuaian
media terhadap
materi
pembelajaran.
6 5 5,0 5,0 5,0 100% Sangat
Layak
4
Kebahasaan
yang terdapat
dalam media
pembelajaran.
7 5 5,0
9 4,5 90% Sangat
Layak
8 4 4,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
5 Materi dalam
media
pembelajaran.
9 5 5,0 5,0 5,0 100% Sangat
Layak
6 Volume dan
kejelasan suara
dalam media
pembelajaran.
10 5 5,0 5,0 5,0 100% Sangat
Layak
Jumlah 6 43 48,0 48 29,25 585% Sangat
Layak Rata-rata 4,3 4,8 8,0 4,8 97,5%
Berdasarkan tabel 4.2 penilaian oleh ahli media di atas dapat diketahui
bahwa tampilan yang terdiri dari 6 butir aspek penilaian memperoleh skor penilaian
rata-rata sebesar 4,8 dan persentase 97,5% dengan katagori “Sangat Layak”. Aspek
pertama media pembelajaran yang digunakan yang terdiri dari 1 butir penilaian rata-
rata sebesar 5,0 dan persentase 100% dengan kategori “Sangat Layak”. Aspek
kedua adalah unsur-unsur tampilan yang terdapat dalam media pembelajaran yang
terdiri dari 4 butir penilaian rata-rata sebesar 4,75 dan persentae 95% dengan
kategori “Sangat Layak”. Aspek ketiga adalah kesesuaian media terhadap materi
pembelajaran yang terdiri dari 1 butir penilaian rata-rata sebesar 5,0 dan presentase
100% dengan kategori “Sangat Layak”. Aspek keempat adalah kebahasaan yang
terdapat dalam media pembelajaran yang terdiri dari 2 butir penilaian rata-rata
sebesar 4,5 dan persentase 90% dengan kategori “Sangat Layak”. Aspek kelima
adalah materi dalam media pembelajaran yang terdiri dari 1 butir penilaian rata-rata
sebesar 5,0 dan persentase 100% dengan kategori “Sangat Layak”. Aspek keenam
adalah volume dan kejelasan suara dalam media pembelajaran yang terdiri dri 1
butir penilaian rata-rata sebesar 5,0 dan persentase 100% dengan kategori “Sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Layak”. Skor total untuk penilaian validator ahli media sebesar 43 dengan enam
kriteria penilaian. Rata-rata penilaian ahli media yaitu sebesar 4,8 dan persentase
97,5% yang termasuk ke dalam kategori “Sangat Layak” .
Selain dalam bentuk tabel, hasil penilaian oleh ahli media terhadap media
pembelajaran bahasa Indonesia berbasis Powtoon pada materi drama SMP disajikan
juga data dalam bentuk grafik. Berikut in perbandingan hasil penilaian oleh ahli
media dari aspek-aspek penilaian:
Diagram 4.1 Hasil Validasi Ahli Media
Melalui data di atas, dapat diartikan bahwa ahli media menyebutkan bahwa
aspek pertama media pembelajaran yang digunakan memiliki kategori sangat baik
dengan perolehan 5. Dari aspek kedua unsur-unsur tampilan yang terdapat dalam
media pembelajaran memiliki hasil 4,75 berkategori sangat baik. Aspek ketiga
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Aspek1
Aspek2
Aspek3
Aspek4
Aspek5
Aspek6
1 4 62
9 10
5 4
5
9
5 5
5
4
5 9 5 5
519
5 5 5 5
5 4,75 5 4,5 5 5
Kriteria Skor
Rata-rata per kriteria Aspek
Rata-rata per aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
kesesuaian media terhadap materi pembelajaran memiliki kategori sangat baik
dengan perolehan 5. Aspek keempat kebahasaan yang terdapat dalam media
pembelajaran memperoleh 4,5 dan dinyatakan sangat baik.
Aspek kelima materi dalam media pembelajaran dinyatakan sangat baik
dengan perolehan 5. Dan yang terakhir aspek keenam volume dan kejelasan suara
dalam media pembelajaran dinyatakan sangat baik dan memperoleh 5. Dari keenam
aspek di atas dapat ahli materi menyimpulkan bahwa media dapat digunakan dalam
pembelajaran tanpa perlu adanya revisi.
b) Hasil Validasi Ahli Materi
Validasi ahli materi terhadap media pembelajaran berbasis Powtoon pada
materi cerita pendek yaitu Bapak Prof. Dr. Pranowo, M.Pd, Validasi materi
dilakukan dengan cara mengisi validasi berdasarkan aspek kelayakan isi, aspek
kelayakan penyajian, aspek penilaian kontekstual, menurut validator terdapat
beberapa saran atau masukan dari hasil validasi materi. Saran dan perbaikan dari
hasil validasi materi adalah penggunaan pengembangan yang masih lemah, dan
kegiatan pembelajaran. Validasi materi bertujuan untuk melihat kelayakan materi
yang dikembangkan. Untuk melihat transkrip validasi oleh ahli media dapat dilihat
pada lampiran.
Setelah membaca materi pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia
bermateri drama untuk kelas VIII maka diperoleh hasil sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Materi
No Aspek
Penilaian
Kriteria Skor Rata-
Rata
Per –
kriteria
Aspek Rata-
rata
per-
aspek
Persentase Kategori
1 Standar
Kompetensi,
Kompetensi
Dasar, dan
Indikator yang
dikembangkan
dengn sasraan
pembelajaran.
1 4 4,0 4,0 4,0 95% Sangat
Layak
2
Pemilihan
materi dan
pengembangan
materi sesuai
dengan
pembelajaran.
2
5 4,0 12 4,0
80%
Layak
3
4 4,0
4
4 4,0
3
Sumber belajar
sesuai dengan
kegiatan
pembelajarn
yang
dikembangkan
dengan sumber
belajar.
5 5 5,0 9 4,5 90% Sangat
Layak
6 4 4,0
4
Pemahaman
pembelajaran
dan
penggunaan
7 5 5,0
9 4,5 90% Sangat
Layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
yang mudah di
pahami.
8 4 4,0
5 Materi drama
sesuai dengan
media.
9 5 5,0 5,0 5,0 100% Sangat
Layak
6 Kebenaran isi
atau konsep
yang disajikan
sesuai materi.
10 4 4,0 4,0 4,0 95%% Sangat
Layak
Jumlah 6 44 43,5 43 29,25 550% Sangat
Layak Rata-rata 4,4 4,35 7,1 4,8 91%
Berdasarkan tabel 4.3 penilaian oleh ahli materi di atas, dapat diketahui
bahwa tampilan yang terdiri dari 6 butir aspek penilaian memperoleh skor penilaian
rata-rata sebesar 4,35 dan persentase 91% dengan katagori “Sangat Layak”. Aspek
pertama Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang
dikembangkan dengan sasaran pembelajaran rata-rata sebesar 4,0 dan persentase
95% dengan kategori “Sangat Layak”. Aspek kedua pemilihan materi dan
pengembangan materi sesuai dengan pembelajaran memperoleh skor rata-rata
sebesar 4,0 dan persentase 80% dengan kategori “ Layak”.
Aspek ketiga sumber belajar sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang
dikembangkan dengan sumber belajar memperoleh skor rata-rata 4,5 dan persentase
90% dengan kategori “Sangat Layak”. Aspek keempat Pemahaman pembelajaran
dan penggunaan yang mudah di pahami memperoleh skor rata-rata 4,5 dan
persentase 90% dengan kategori “Sangat Layak”. Aspek kelima materi drama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sesuai dengn media memperoleh skor rata-rata 5,0 dan persentase 100% dengan
kategegori “Sangat Layak”. Aspek keenam kebenaran isi atau konsep yang
disajikan sesuai materi memperoleh skor rata-rata 4,0 dan persentase 95% dengan
kategori “Sangat Layak”. Skor total untuk penilaian validator ahli materi sebesar
44 dengan 6 kriteria penilaian. Rata-rata penilaian ahli materi yaitu sebesar 4,8 dan
persentase 91% yang termasuk kedalam kategori “Sangat Layak” .
Selain dalam bentuk tabel, hasil penilaian oleh ahli media terhadap media
pembelajaran bahasa Indonesia berbasis Powtoon pada materi drama SMP disajikan
juga data dalam bentuk grafik berikut untuk melihat perbandingan hasil penilaian
oleh ahli media dari aspek-aspek penilaian :
Diagram 4.2 Hasil Validasi Ahli Media
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Rata-rata per aspek
Aspek
Rata-rata per kriteria
Skor
Kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Melalui data di atas, dapat diartikan bahwa ahli media menyebutkan bahwa
aspek pertama Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang
dikembangkan dengn sasraan pembelajaran memiliki kategori sangat baik dengan
perolehan 4. Dari aspek kedua Pemilihan materi dan pengembangan materi sesuai
dengan pembelajaran memiliki hasil 4,0 berkategori sangat baik. Aspek ketiga
Sumber belajar sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan dengan
sumber belajar memiliki kategori sangat baik dengan perolehan 4.5. Aspek
keempat, Pemahaman pembelajaran dan penggunaan yang mudah di pahami
memperoleh 4,5 dan dinyatakan sangat baik. Aspek kelima Materi drama sesuai
dengan media dinyatakan sangat baik dengan perolehan 5,0. Yang terakhir aspek
keenam dinyatakan sangat baik dan memperoleh 5. Dari keenam Kebenaran isi atau
konsep yang disajikan sesuai materi memperoleh 4,0 dapat dapat dinyatakan sangat
baik. Aspek di atas, ahli materi menyimpulkan bahwa materi dapat digunakan
dalam pembelajaran tanpa perlu adanya revisi.
D. Revisi Desain I
Revisi desain dilakukan untuk memperbaiki media pembelajaran sesuai
dengan saran dan komentar yang diberikan oleh ahli Media, Materi. Revisi meliputi
perbaikan aspek-aspek yang dirasa masih kurang efektif mencakup perbaikan RPP
dan desain video Powtoon. Selain untuk melihat apakah masih adanya kekurangan
atau isi yang belum tepat, revisi ini juga bertujuan untuk mempersiapkan materi dan
media dengan lebih baik sebelum di ujicobakan di dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
a) Ahli Materi
Revisi pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah merevisi materi dan
RPP yang berkaitan dengan materi pembelajaran drama.
Revisi ini meliputi penambahan jumlah alokasi waktu dan juga melakukan
perubahan pada jumlah pertemuan di dalam kelas. Pada RPP sebelumnya
peneliti hanya memasukan tiga pertemuan di dalam kelas, namun pada RPP yang
sudah dilakukan peneliti memasukan satu jumlah pertemuan. Kemudian untuk
materi peneliti menambahkan beberapa materi tambahan yang sekiranya dapat
melengkapi isi dari materi tersebut.
Tabel 4.4 Revisi Desain I Ahli Materi
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
4.15 Menelaah karakteristik unsur dan kaidah
kebahasaan dalam teks drama yang berbentuk
naskah atau pentas
3.15 Mengidentifikasi unsur-unsur drama
(tradisional dan modern) yang disajikan dalam
bentuk pentas atau naskah.
a) Ahli Media
Pada tahap revisi yang dilakukan oleh ahli media, peneliti melakukam
perubahan pada tampilan Powtoon sehingga menjadi lebih menarik untuk
diterapkan dalam kelas. Adapun perubahan-perubahan yang peneliti lakukan di
dalam media tersebut, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
a). Ketepatan Pemilihan Warna Tulisan
Hasil revisi yang pertama dilakukan adalah merubah warna tulisan yang
terdapat dalam media yang dirasa kurang oleh ahli media sehingga peneliti merubah
tampilan warna tulisan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hal ini
bertujuan agar warna tulisan tidak bertabrakan dengan background sehingga
menjadi lebih baik untuk dilihat.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Gambar 4.6 Ketepatan Pemilihan Warna Tulisan di dalam Powtoon
b) Penyusunan Tulisan Pada Powtoon
Selanjutnya adalah penyusunan tulisan pada media yang dianggap masih
kurang tepat sehingga perlu adanya perbaikan. Beberapa kekurangan tersebut
antara lain kebahasaan yang terdapat dalam media terlalu rumit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 4.7 Penyusunan Tulisan Pada Powtoon
E. Efektifitas Media (Uji Coba Produk)
Beberapa model yang dikembangkan memiliki efektifitas. Salah satunya dapat
dilihat pada hasil uji coba produk yang dilakukan peneliti di sekolah. Uji coba
produk meliputi uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Uji coba
kelompok besar. Uji coba dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung,
setelah melakukan pebelajaran dengan media pembelajaran berbasis Powtoon pada
materi cerita pendek, siswa diminta untuk mengisi angket tanggapan beserta
komentar dan saran. Hasil yang didapat dari uji coba dijelaskan sebagai berikut:
a) Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil media pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis
Powtoon pada materi drama di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dilakukan dengan
memberikan angket kepada siswa kelas VIII E sebanyak 5 orang responden pada 13
November 2019. Uji coba kelompok kecil ini dilakukan dengan memberikan lembar
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
instrumen pertanyaan yang terdiri atas 15 indikator penilaian. Hasil coba uji terbatas di
kelas VIII E sebagai berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Kelas Kecil
No Indikator Penilaian Skor Rata-Rata Kategori
1 Anda menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia
bermateri drama.
22 4.4 Sangat
baik
2 Anda tertarik dengan Powtoon pada media tersebut 21 4.2 Sangat
baik
3 Anda merasa termotivasi dengan media Powtoon
tersebut.
20 4.0 Sangat
baik
4 Anda merasa tertantang ketika belajar menggunakan
Powtoon.
19 3.8 Sangat
baik
5 Anda memperhatikan saat penjelasan materi drama
menggunakan Powtoon.
24 4.8 Sangat
baik
6 Anda dapat mencatat hal-hal penting dalam materi
pembelajaran dengan media Powtoon.
24 4.8 Sangat
baik
7 Anda memahami bahasa yang digunakan dalam
materi drama dalam Powtoon
22 4.4 Sangat
baik
8 Anda mudah menyerap materi pembelajaran yang
diajarkan dalam media Powtoon.
24 4.4 Sangat
baik
9 Anda mampu mengingat materi pembelajaran yang
diajarkan dalam Powtoon.
21 4.2 Sangat
baik
10 Anda memahami urutan materi drama dalam
Powtoon.
20 4.0 Sangat
baik
11 Anda dapat memahami materi dalam Powtoon dan
gambar dalam media tersebut.
24 4.8
Sangat
baik
12 Anda menyukai Powtoon tersebut karena memiliki
animasi yang sesuai dengan materi yang
disampaikan.
23 4.6 Sangat
baik
13 Anda menyukai tampilan yang terdapat dalam
Powtoon.
21 4.2 Sangat
baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
14 Anda menyukai tampilan yang terdapat dalam
Powtoon.
21 4.2 Sangat
baik
15 Anda mendapatkan pengetahuan baru
terkait materi drama dalam media
Powtoon.
22 4.4 Sangat
baik
Jumlah
328
652
Sangat
baik
Rata-Rata
4,3
Dari penjabaran uji coba kelompok kecil di atas, maka peneliti mendapatkan
hasil yaitu jumlah skor keseluruhan adalah 328 dan memperoleh jumlah rata-rata
yaitu 4,3 dengan kategori “sangat baik” dari 15 indikator yang melibatkan 5 orang
peserta didik. Setelah melakukan uji coba produk selanjutnya dilakukan
implementasi produk. Adapun responden yang sudah memberikan penliaian
terhadap media Powtoon tersebut memberi beberapa masukan yaitu masih
kurangnya variasi di dalam media tersebut, masih adanya kesalahan dalam
penulisan, kurangnya contoh yang dicantumkan dalam media tersebut, serta
beberapa slide sulit untuk dibaca dari kejauhan.
b) Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar media pembelajaran bahasa indonesia berbasis
Powtoon pada materi drama di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dilakukan dengan
memberikan angket kepada siswa kelas VIII F sebanyak 23 orang responden pada
tanggal 14 November 2019. Uji coba kelompok besar ini dilakukan dengan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
lembar instrumen pertanyaan yang terdiri atas 15 indikator penilaian. Hasil coba uji
terbatas di kelas VIII F sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Kelas Besar
No Indikator Penilaian Skor Rata-Rata Kategori
1 Anda menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia
bermateri drama.
97 4.2 Sangat baik
2 Anda tertarik dengan Powtoon pada media
tersebut
92 4.0 Sangat baik
3 Anda merasa termotivasi dengan media Powtoon
tersebut.
97 4.2 Sangat baik
4 Anda merasa tertantang ketika belajar
menggunakan Powtoon.
92 4.0 Sangat baik
5 Anda memperhatikan saat penjelasan materi
drama menggunakan Powtoon.
89 3.8 Sangat baik
6 Anda dapat mencatat hal-hal penting dalam
materi pembelajaran dengan media Powtoon.
80 3.5 Sangat baik
7 Anda memahami bahasa yang digunakan dalam
materi drama dalam Powtoon
89 3.9 Sangat baik
8
Anda mudah menyerap materi pembelajaran
yang diajarkan dalam media Powtoon.
86
3.8
Sangat baik
9 Anda mampu mengingat materi pembelajaran
yang diajarkan dalam Powtoon.
86 3.8 Sangat baik
10 Anda memahami urutan materi drama dalam
Powtoon.
95 ```4.1
Sangat baik
11 Anda dapat memahami materi dalam Powtoon
dan gambar dalam media tersebut.
89 3.9
Sangat baik
12 Anda menyukai Powtoon tersebut karena
memiliki animasi yang sesuai dengan materi
yang disampaikan.
92 4.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Dari penjabaran uji coba kelompok besar di atas, peneliti mendapatkan hasil
yaitu jumlah skor keseluruhan adalah 1.355 dan memperoleh jumlah rata-rata yaitu
4,0 dengan kategori “sangat baik” dari 15 indikator yang melibatkan 23 orang
peserta didik. Setelah melakukan uji coba produk selanjutnya dilakukan
implementasi produk.
F. Revisi Desain II
Revisi Desain II dilakukan untuk untuk memperbaiki media pembelajaran
berbasis Powtoon agar lebih optimal lagi. Revisi dilakukan berdasarkan saran yang
telah diberikan oleh siswa untuk mengoptimalkan desain media pembelajaran
berbasis Powtoon. Peneliti melakukan revisi terhadap beberapa indikator penilaian
yang dirasa peneliti masih harus direvisi.
Sangat baik
13 Anda menyukai tampilan yang terdapat dalam
Powtoon.
86 3.8
Sangat baik
14 Anda menyukai tampilan yang terdapat dalam
Powtoon.
92 4.0
Sangat baik
15 Anda mendapatkan pengetahuan baru terkait
materi drama dalam media Powtoon.
93
4.1
Sangat baik
Jumlah
1.355
59
Baik
Rata-Rata
4.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
a) Revisi Media
Pada pembuatan media tahap awal masih terdapat kekurangan yang menurut
para pakar serta guru Bahasa Indonesia perlu diperbaiki oleh peneliti. Walaupun
keseluruhan media sudah dianggap baik. Revisi media harus tetap dilakukan agar
media tersebut menjadi lebih baik lagi. Perbaikan yang dilakukan oleh peneliti antara
lain adalah merubah durasi waktu dalam media tersebut serta menambahkan slide yang
dirasa masih sangat sedikit. Para peserta didik pun juga memberikan masukan bagi
peneliti yaitu kurangnya contoh dalam materi tersebut sehingga beberapa peserta didik
masih sulit untuk mempelajari materi tersebut
b) Revisi Kelayakan Isi/Materi
Perbaikan dan perubahan dalam isi atau materi juga peneliti lakukan pada tahap
revisi desain II ini. Menurut beberapa peserta didik materi atau isi kurang lengkap dan
bahasa yang digunakan masih sulit untuk dipahami oleh peserta didik. Namun, dari
penuturan guru Bahasa Indonesia isi atau materi yang terdapat dalam media sudah baik
serta dapat digunakan dalam pembelajaran di dalam kelas.
G. Produk Akhir dan Pembahasan
Produk Akhir yang dikembangkan adalah media pembelajaran menggunakan
Powtoon pada materi drama kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Produk yang
dihasilkan dibuat berdasarkan hasil validasi serta komentar dan saran perbaikan dari pakar
media, pakar materi, dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Peneliti melakukan revisi
terhadap produk awal berdasarkan kometar dan saran setelah melakukan validasi untuk
menghasilkan produk akhir yang lebih baik dan lebih layak digunakan dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pembelajaran. Produk akhir yang dihasilkan berupa media pembelajaran konvensional
dengan jumlah total satu macam media. Satu macam media pembelajaran tersebut
merupakan media vidio berbasis Powtoon untuk materi drama.
Adapun produk akhir nanti sekiranya dapat digunakan bukan hanya sebagai media
penyampaian materi dalam pembelajaran saja, namun juga dapat digunakan sebagai
alternatif penggunaan media yang lain untuk terus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan zaman saat ini. Penggunaan media yang baik dan menarik akan dapat
menarik perhatian peserta didik secara lebih optimal untuk menyimak serta memahami
materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Penggunaan media Powtoon juga
dapat digunakan sebagai wadah untuk menyalurkaan minat dan bakat para peserta didik di
dalam memahami dan menangkap informasi yang kemudian dikemas menjadi suatu
produk yang dapat meningkatkan kreativitas para peserta didik nantinya.
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sebagai produk akhir disesuaikan dengan
hasil validasi oleh ahli materi dan guru pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII. Muatan
dalam RPP berbeda dengan RPP pada produk awal. Peneliti melakukan revisi dan
perbaikan terhadap saran dosen ahli dengan mememperbaiki RPP pada bagian kegiatan
belajar yang lebih menyesuaikan dengan sasaran pembelajar dan kegiatan pembelajaran.
Kemudian dalam RPP tersebut juga terdapat beberapa perubahan yang kemudian peneliti
perbaiki sesuai dengan saran yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
b) Media Pembelajaran Video Powtoon pada Materi Drama
Produk akhir media pembelajaran konvensional video Powtoon sebagai media
pembelajaran untuk materi drama kelas VIII terdapat beberapa perubahan di dalamnya.
Perubahanan yang dilakukan terhadap media video Powtoon yaitu (1) Pemilihan warna
tulisan dengan background, dan (2) pemilihan animasi yang digunakan untuk
memperjelas materi. Perubahan-perubahan tersebut dilakukan berdasarkan komentar dan
saran dari ahli media.
1) Pemilihan Warna Tulisan dengan Background
Gambar 4.8 Pemilihan Warna Tulisan dengan background pada Powtoon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2) Pemilihan Animasi untuk Memperjelas materi
Gambar 4.9 Pemilihan Animasi untuk Memperjelas Materi pada Powtoon.
a) Pembahasan
Pengembangan media pembelajaran video Powtoon untuk materi cerita
pendek dikembangkan oleh peneliti mengacu pada kriteria pemilihan media.
Arsyad (2010: 75-76), mengemukakan yaitu: 1) sesuai dengan tujuan yang dicapai,
2) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip dan
generalisas, 3) praktis, luwes, dan bertahan; 4) guru terampil menggunakannya, 5)
pengelompokkan sasaran, 6) mutu teknis, 7) tingkatan kesenangan dan
keaktifannya.
Dari ketujuh kriteria pemilihan media di atas memiliki kesuaian terhadap media
yang sedang peneliti kembangkan, yaitu pertama, Produk Powtoon yang dihasilkan sudah
sesuai dengan tujuan yang dicapai yaitu pembelajaran materi drama menggunakan media
Powtoon dalam pembelajaran di dalam kelas. Kedua, Produk Powtoon sangat tepat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
diterapkan di dalam pembelajaran di dalam kelas serta dapat digunakan untuk
menyampaikan materi secara keseluruhan. Ketiga, Powtoon bersifat fleksibel yang berarti
produk tersebut dalam digunakan dalam situasi dan kondisi yang memungkinkan untuk
menggunakan media tersebut serta dalam mengoperasionalkan media tersebut tidak terlalu
rumit bagi guru. Keempat, Sifat Powtoon yang mudah digunakan memiliki keuntungan
tersendiri bagi guru untuk menerapkannya dalam pembelajaran di dalam kelas. Kelima,
Secara teknis Powtoon juga dapat digunakan sebagai sebuah media yang sesuai untuk
diterapkan bagi beberapa kelompok. Keenam, Powtoon memiliki kelebihan yang tidak
dapat ditemukan di beberapa media lain. Ketujuh, Selain digunakan sebagai media
untukpresentasi maka Powtoon juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih dan
mengembangkan kreatifitas para peserta didik di dalam kelas dan dapat mewujudkan
pembelajaran yang menyenangkan.
Pengembangan media pembelajaran berbasis video Powtoon pada materi drama
sudah melalui tahap validasi oleh pakar media, pakar materi. Penilaian yang dilakukan oleh
validator berpedoman pada aspek dalam instrumen validasi yang dapat dilihat pada bab III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 4.7 Penilaian Hasil Validasi Media dan Materi
No Validator Rata-Rata Kriteria
1 Ahli Media (Apri Damai Sagita Krissandi, S.S.,M.Pd 4,8 Sangat Layak
2 Ahli Materi (Prof.Dr. Pranowo, M.Pd) 4,8 Sangat Layak
Jumlah 12
Rata-Rata 4,3
Kriteria Sangat Layak
Tabel 4.7 tersebut menunjukkan hasil perolehan skor secara keseluruhan dari
dua validator mengenai kualitas media pembelajaran menggunakan video powtoon
pada materi drama Berdasarkan data pada tabel tersebut, dapat dilihat bahwa ahli
media memberikan skor 4,8 dengan kategori “Sangat layak”, ahli materi
memberikan skor 4,8 dengan kategori “Sangat layak.”.
H. Kajian Produk Akhir
Kajian produk akhir akan berupa perbandingan antara produk yang belum direvisi
dan produk yang sudah mengalami proses revisi serta pembahasan lebih mendalam
tentang hasil produk akhir. Produk akhir ini dikaji lebih lanjut berdasarkan aspek
isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa. Berikut ini hasil produk akhir yang telah dikaji
lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
a) Aspek isi/materi
Aspek isi/materi yang telah dideskripsikan di dalam produk akhir yaitu Powtoon
memperhatikan tujuan utama yaitu para peserta didik mampu memahami materi
drama dengan menggunakan media tersebut. Penulis menyampaikan materi yang
akan di ujicobakan dengan memadukan teori, contoh, dan latihan agar peserta didik
mampu menerima materi pembelajaran dan mampu menerapkan teori tersebut ke
dalam pembelajaran.
Materi sebelumnya divalidasi terlebih dahulu kapada pakar ahli materi
sebelum di ujicobakan kepada peserta didik. Hasil dari pakar tersebut kemudian akan
peneliti gunakan sebagai revisi yang sesuai dengan masukan dan saran dari para
terkait. Setelah materi di revisi kemudian peneliti melanjutkan ke tahap ujicoba
produk sebagai langkah pengembangan produk Powtoon bermateri drama bagi
peserta didik kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Isi/materi yang disajiikan telah diubah sesuai dengan kebutuhan dan
pengembangan produk. Penggantian dan penjabaran lebih mendalam terhadap suatu
teori telah terlihat dalam produk media ini.
b) Aspek penyajian
Aspek penyajian yang terdapat dalam media tersebut mempengaruhi daya tarik dan
minat peserta didik dalam mempelajari materi tersebut. Hal itu dapat terlihat dari hasil
kuesioner yang dimana peserta didik dapat memahami dan mampu mempelajari materi
dengan baik dengan menggunakan media tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
c) Aspek Bahasa
Aspek bahasa yang terdapat dalam media tersebut memiliki karakteristik yang
ringan, lugas, serta jelas sehingga para peserta didik mampu memahami materi yang
terdapat dalam media tersebut dengan sangat mudah. Penggunaan bahasa yang mudah
serta ringan dapat membantu para peserta didik yang selama ini merasa sulit
memahami kebahasan pada suatu materi menjadi lebih mudah dan sangat membantu.
Pada tahap sebelumnya aspek kebahasaan yang terdapat dalam media tersebut
sangat sult dipahami oleh para peserta didik maka peneliti harus merevisi agar lebih
efektif untuk kemudian di ujicobakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB V
PENUTUP
Bab ini terdiri dari dua subbab, yaitu simpulan dan saran. Simpulan berisi
rangkuman atau ringkasan hasil keseluruhan dari penelitian ini. Sub bab saran berisi
tentang hal-hal yang relevan yang diperlukan oleh peneliti selanjutnya yang akan
meneliti topik yang sejenis, baik dari kalangan mahasiwa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia maupun peneliti lain. Berikut pemaparan dari kedua subbab
tersebut.
A. Simpulan
Proses pengembangan dan penelitian media pembelajaran berbasis Powtoon
untuk materi drama kelas VIII telah selesai dilakukkan dan dibahas sesuai
dengan hasil yang telah diperoleh. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai
berikut ini.
Pengembangan produk bermedia Powtoon untuk materi drama kelas VIII
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, peneliti menggunakan prosedur
pengembangan yang dikembangkan oleh Borg & Gall (dalam Sugiyono, 2012:
297). Kesepuluh langkah pengembangan telah disederhanakan oleh peneliti
menjadi tujuh langkah. Tujuh langkah yang digunakan peneliti dalam potensi
dan masalah, pengumpulan informasi, desain produk, revisi tahap I, uji coba
produk, dan revisi tahap II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Penelitian ini menggunakan tujuh langkah prosedur pengembangan
menurut Borg & Gall yang telah disederhanakan oleh peneliti mendapatkan hasil
uji coba keseluruhan yang rata-ratanya mencapai 85,5% dari peserta didik. Dalam
tahap ini, media pembelajaran berbasis Powtoon dapat dikatakan sangat diminati
oleh peserta didik khususnya pada materi pelajaran drama bahasa Indonesia.
Sebelum memproduksi media pembelajaran Powtoon peneliti menentukan materi
yang akan digunakan, setelah mendapatkan materi peneliti mulai memproduksi
media dengan berpedoman KI dan KD yang sesuai dengan kurikulum 2013. Tahap
selanjutnya, peneliti melakukan validasi produk kepada para ahli atau pakar yang
meliputi validasi media dan validasi materi. Setelah produk di validasi, langkah
selanjutnya peneliti melakukan revisi produk sesuai dengan saran yang telah
diberikan oleh para ahli. Beberapa saran yang diberikan adalah penggunaan kalimat
yang terlalu panjang, warna pada tulisan yang kurang pas, dan kegiatan
pembelajaran yang terkait dengan PBL harus lebih dalam (RPP).
Uji coba produk dilakukan secara terbatas pada 35 peserta didik yang dibagi
dalam dua kelas yaitu kelas kecil (VIII E) 5 orang dan kelas besar (VIII F) 23 orang.
Setelah produk diujicobakan ke peserta didik, peneliti meminta peserta didik untuk
menilai dan memberikan saran terhadap produk yang telah diujicobakan melalui
lembar kuesioner yang dibagikan oleh peneliti. Pelaksanaan revisi tahap II produk
dilakukan berdasarkan penilaian dan saran yang diberikan oleh peserta didik.
Produk akhir penelitian ini adalah pembelajaran berbasis Powtoon untuk materi
drama siswa/I kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah melewati
tahap validasi, uji coba, dan revisi tahap II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa permasalahan yang belum
terpecahkan, peneliti mengajukan beberapa saran. Saran tersebut antara lain
sebagai berikut ini.
1. Peranan guru sangat dominan dalam menyampaikan materi di dalam kelas
sebagai sebuah kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan
menambah semangat dalam pembelajaran, serta mengasah keterampilan
dan kreativitas para peserta didik.
2. Pentingnya media sebagai penunjang keberhasilan dalam penyampaian
materi di dalam kelas, maka dari itu media harus terus dikembangkan
sesuai kebutuhan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
DAFTAR PUSTAKA
Adkhar, Ismail Bastiar. 2016. Pengembangan Media Video Animasi Pembelajaran
Berbasis Powtoon pada Kelas 2 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
di SD Labschool UNNES. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Arsyad, Azhar. 2010. Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Bafadal, Ibrahim. 2005.” Pengelolaan Perpustakaan Sekolah”. Jakarta: Bumi
Aksara.
Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. “Bahasa Indonesia
Kelas VIII SMP dan Mts”. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Repubik Indonesia.
Cecep & Bambang, S. 2011. “Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Emzir. 2013. “Metodologi Penelitian Pendidikan”. Depok: Raja Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar. 2014. “Proses Belajar Mengajar”. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. “Bahasa Indonesia
Kelas VIII SMP dan Mts”. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Repubik Indonesia.
Kosasih, E. 2004.” Ketatabahasaan dan Kesusastraan”. Bandung: Ryama Widya.
Lestari, Ika. 2013. “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan”. Padang: Akademia.
Miarso, Yusufhadi. 2009. “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan”. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Nurgiyantoro, Burhan. 2011. “Penilaian Pembelajaran Bahasa (Berbasisis
Kompetensi).” Yogyakarta: BPFE.
Nunuk, dkk. 2018. “Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya”.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sukardjo. 2008. “Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran”. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian Pengembangan (Research and
Development/R&D)”. Bandung: Alfabeta.
Suryani, Nunuk, Achmad Setiawan dan Aditin Putria. 2018. “Media
Pengembangan Inovatif dan Pengembangannya”. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sagala, Syaiful. 2010. “Konsep dan Makna Pembelajaran”. Bandung: Alfabeta.
Sartika, Widya. 2014. “Pengembangan Materi Pembelajaran Bermain Drama
Berbasis Multimedia untuk SMP”. Skripsi. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Waluyo, Herman J. 2002. “Drama Teori dan Pengajarannya”. Yogyakarta:
Hanindita Graha Widya.
Warsita Bambang. 2008. “Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya”.
Jakarta: Reneka.
Yogananta, Damar. 2016. “Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Teks
Drama untuk SMP Kelas VIII dengan MTGT (Metode Teams Games
Tournament) Berbasis Software Adobe Flash”. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta
http://www.powtoon.com diakses pada tanggal 26 Oktober 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BIOGRAFI PENULIS
Bernardus Damar Yoga Prawadhika lahir pada tanggal
29 Maret 1997. Penulis berasal dari Desa Bojong
Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor,
Provinsi Jawa Barat. Penulis memulai pendidikan di
TK Strada Nawar, Kota Bekasi. Penulis melanjutkan
pendidikan dasar di SD Strada Nawar, Kota Bekasi.
Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan di SMP
Strada Nawar, Kota Bekasi. Setelah lulus dari SMP, penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Pangudi Luhur 2 Servasius, Kota Bekasi. Pada tahun 2015,
penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. Tugas akhir yang dikerjakan oleh penulis untuk
memperoleh gelar S1 berjudul Pengembangan Produk Bermedia Powtoon untuk
Materi Drama Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran1: Rekap Hasil Validasi Dosen Ahli Media
REKAP HASIL VALIDASI DOSEN AHLI MEDIA
JUMLAH 43
RATA-RATA 4,8
PERSENTASE 97,5%
KATEGORI Sangat Layak
KODE BUTIR SOAL SKOR JUMLAH
1 5 5
2
3
4
5
5
4
5
5
19
6 5 5
7
8
5
4
9
9 5 5
10 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2: Rekap Hasil Validasi Dosen Ahli Materi
REKAP HASIL VALIDASI DOSEN AHLI MATERI
KODE BUTIR SOAL SKOR JUMLAH
1 4 4
2
3
4
5
4
4
12
5
6
5
4
9
7
8
5
4
9
9 5 5
10 4 4
JUMLAH 44
RATA-RATA 4,8
PERSENTASE 91%
KATEGORI Sangat Layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3: Surat Izin Penellitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4: Surat Permohonan Validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5: Hasil Validasi Ahli Media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6: Hasil Validasi Ahli Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7: Hasil Uji Coba Lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8: Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9: Story Board
STORY BOARD
PENGEMBANGAN PRODUK BERMEDIA POWTOON UNTUK MATERI
DRAMA SISWA/I KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR 1
YOGYAKARTA
Musik: Can’t stop happines
Scene Visual Audio dan
Keterangan
Intro
(Slide 1)
Animasi: pada
TEKS 1 (efek
animasi Fade)
dan TEKS 2
(efek animasi
Fade).
(Slide 1 ke 2
menggunakan
Transition
Fade).
TEKS 1
TEKS 2
Logo
Powtoon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi
Dasar
(Slide 2)
Animasi: pada
TEKS 1 (efek
animasi
Appear), TEKS
2 (efekl animasi
Appear)
Animasi
gambar: (efek
animasi Fade).
(Slide 3 ke 4
tidak
menggunakan
transisi)
Logo
Powtoon
TEKS 1
TEKS 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
(Slide 3)
Animasi: pada
TEKS 1 (efek
animasi Fade),
TEKS 2 (efek
animasi Right)
TEKS 3 (efek
animasi Left).
Animasi angka 1
dan 2: ( efek
animasi Fade
dan Pop).
(Slide 3 ke 4
tidak
menggunakan
transisi)
Animasi Gambar
Animasi Gambar
TEKS 2
TEKS 3
Logo
Powtoon
1
2
TEKS 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tujuan
(Slide 4)
Animasi: pada
TEKS 1 (efek
animasi Write).
dan Animasi
TEKS 2 dan
TEKS 3 (efek
animasi Scale).
(Slide 4 ke 5
tidak
menggunakan
transisi).
1
Pengertian
Drama
(Slide 5)
Animasi: pada
TEKS 1 (efek
animasi
Appear).
Animasi: pada
TEKS 2 (efek
animasi Scale)
Audio: Can’t
stop happines.
(Slide 5 ke 6
tidak
menggunakan
transisi)
Animasi: pada
TEKS 1 (efek
animasi Right).
Logo
Powtoon
TEKS 1
TEKS 2
TEKS 3
TEKS 1
Logo
Powtoon
TEKS 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Ciri-ciri
Drama
(Slide 6)
Animasi: pada
TEKS 2 (efek
animasi Up).
Animasi: pada
TEKS 3 (efek
animasi Scale).
Animasi: pada
TEKS 4 (efek
animasi Type).
Animasi 1 (efek
animasi Fade).
Animasi 2: (efek
animasi Fade).
Animasi 3 :
(efek animasi
Fade)
(Slide 6 ke 7
tidak
menggunakan
transisi).
Logo
Powtoon
TEKS 1
TEKS 2
TEKS 3
TEKS 4 1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Jenis-jenis
Drama
(Slide 7)
Animasi: pada
TEKS 1 (efek
animasi Fade).
Animasi
Gambar: (efek
animasi Pop). .
(Slide 7 ke 8
tidak
menggunakan
transisi).
Logo
Powtoon
TEKS 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.1
Jenis-jenis
Drama
(Slide 8)
Animasi: pada
TEKS 1,2,3,
dan 4, 5 (efek
animasi Fade).
Animasi
Gambar
1,2,3,4,5 (efek
animasi Fade.
(Slide 8 ke 9
menggunakan
Transition
Slice).
TEKS 1
TEKS 4
TEKS 3
TEKS 2
TEKS 5
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2
Jenis-jenis
Drama
(Slide 9)
Animasi: pada
TEKS 1,2, dan 3
bergantian (efek
animasi Fade).
Animasi Gambar
1,2,3: (efek
animasi Fade).
(Slide 9 ke 10
tidak menggunakan
transisi)..
TEKS 1
TEKS 2
TEKS 3
1
2
3
LOGO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3
Jenis-jenis
Drama
(Slide 10)
Animasi: pada
TEKS 1,2,(efek
animasi Fade).
(Slide 10 ke 11
menggunakan
Transition
Poof!).
TEKS 1
TEKS 2
Logo
Powtoon
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Unsur-
unsur
drama
(Slide 11)
Animasi: pada
TEKS 1 (efek
animasi Fade).
Animasi 1:
(efek animasi
Fade)
(Slide 11 ke 12
tidak
menggunakan
transisi)
TEKS 1
Logo
Powtoon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1
Unsur-
unsur
drama
(Slide 12)
Animasi: pada
TEKS 1,2,3,4
dan 5 (efek
animasi Fade).
Angka 1,2,3,4
dan 5 (efek
animasi Fade).
(Slide 12 ke 13
tidak
menggunakan
transition)
Logo
Powtoon
TEKS 1
1
2
3 TEKS 4
TEKS 2
TEKS 3
4
5
TEKS 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2
Outro
(Slide 13)
Animasi: pada
TEKS 1( efek
animasi Left.
Pada TEKS,2, 3,
4, 5, 6 (efek
animasi Fade).
(Slide 13 ke 14
tidak
menggunakan
transisi).
Logo
Powtoon
TEKS 1
TEKS 2
TEKS 3
TEKS 4
TEKS 5
TEKS 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Outro
(Slide 14)
Animasi: pada
TEKS 1 (efek
animasi Up).
Pada TEKS 2
(efek animasi
Type).
(Slide 14 ke 15
tidak
menggunakan
transisi).
Logo
Powtoon
TEKS 1
TEKS 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Sumber
(Slide 15)
Animasi: pada
TEKS 1 (efek
animasi Fade).
Animasi: pada
TEKS 2 ( efek
animasi Fade)
(Slide 15 ke 16
tidak
menggunakan
transisi).
TEKS 1
Logo
Powtoon
TEKS 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Penutup
(Slide 16)
Animasi: pada
TEKS 1 (efek
animasi Fade).
Animasi: (efek
animasi Left)
(Slide 16 ke 17
tidak
menggunakan
transisi).
TEKS 1
Logo
Powtoon
TEKS 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Materi Pokok : Teks Drama
Alokasi Waktu : 3x40 Menit (3 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pecapaian
Kompetensi
3.15
Mengidentifikasi unsur-unsur
drama (tradisional dan modern)
yang disajikan dalam bentuk
pentas atau naskah.
3.15.1
Memperhatikan contoh model teks
drama
3.15.2
Merumuskan
pengertian/karakteristik drama.
4.15 Mengiterpretasi drama
(tradisional dan modern) yang
dibaca dan ditonton atau
didengar.
4.15.2
Mengiterpretasi drama yang
dibacakan.
4.15.3
Mementaskan drama (tradisional
dan modern).
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Pertemuan Pertama
Setelah memperhatikan suatu model teks drama, peserta didik dapat :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Mengidentifikasi pengertian, karakteristik teks drama yang dibaca dan
ditonton/didengar
b. Merumuskan karakteristik teks drama yang dibaca dan ditonton/didengar
Fokus nilai-nilai sikap
- Ketelitian
- Peduli
Pertemuan Kedua
Setelah memperhatikan teks drama, peserta didik dapat :
a. Mendiskusikan unsur-unsur dan isi teks drama
b. Menanggapi dan melaporkan secara lisan dan atau tulis isi drama
yang ditonton
Fokus nilai-nilai sikap
- Ketelitian
- Peduli
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Materi Pembelajaran Reguler
(1) Faktual
Pengertian/karakteristik teks drama
Contoh teks drama: “Arloji” karya P. Hariyanto
(2) Konseptual
a. Pengertian teks drama
b. Struktur teks drama
c. Unsur-unsur teks drama.
d. Ciri-ciri teks drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Penjelasan isi dari teks drama.
(3) Prosedural
a. Bagian-bagian struktur teks drama.
b. Pengertian/karakteristik teks drama.
c. Unsur-unsur teks drama.
(4) Metakognitif
d. Pembelajaran drama sebagai keterampilan pembelajaran.
2. Materi Pembelajaran Pengayaan
a. Menyimpulkan isi teks drama
b. Menulis teks drama
3. Materi Pembelajaran Remidial
a. Pengertian teks drama
b. Unsur-unsur teks drama
c. Penjelasan isi teks drama
d. Struktur teks drama
e. Menulis teks drama
Pertemuan Kedua
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Mendiskusikan unsur-unsur dan isi drama
b. Mengidentifikasi isi drama
c. Menanggapi dan melaporkan secara lisan dan atau tulis isi drama yang
ditonton
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Materi Pembelajaran Pengayaan
a. Menginterpretasi teks drama
b. Menulis teks drama
3. Materi Pembelajaran Remidial
a. Cara menginterpretasi teks drama
b. Cara memahami isi teks drama yang ditonton
Contoh teks drama
Arloji
Karya P. Hariyanto
Para Pelaku
Jidul : Anak laki-laki berumur 15 tahun
Pak Pikun : Pembantu rumah tangga berumur sekitar 40 tahun
Ibu : Nyonya rumah berumur sekitar 42 tahun
Tritis : Gadis berusia 18 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kisah ini terjadi di sebuah ruang tamu keluarga yang cukup terpandang
terdapat berbagai perlengkapan yang lazim di ruang tamu tetapi yang terpenting
ialah seperangkat meja dan kursi tamu kira kira pukul 09.00 drama ini terjadi.
Dengan penuh keriangan si jidul membersihkan meja dan kursi-kursi.
Kepalanya melenggut-lenggut pinggangnya bergerak-gerak seirama dengan musik
dangdut yang terdengar meriah. Jidul tekejut ketika musik mendadak berhenti.
Pak Pikun : (muncul, langsung menuju ke arah Jidul) Ayo! Mana! Berikan
kembali padaku! Ayo! Mana!
Judul : (ber-ah-uh, sambil memberikan isyarat yang menyatakan
ketidakmengertiannya)
Pak Pikun : Dasar pencuri! Belum sampai sebulan di sini kamu sudah kambuh
lagi, ya? Dasar nggak tau diri! Ayo, kembalikan kepadaku! Mana, heh?
Jidul : (meringkuk diam)
Pak Pikun : (semakin keras suaranya) Jidul! Kamu mau kembalikan apa tidak?
Mau insaf apa tidak? Apa mau kupanggilkan orang-orang sekampung untuk
menggerebekmu? Ayo, mana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ibu : (muncul tergesa-gesa) Eh, ada apa, Pak Pikun? Ada apa dengan
Jidul?
Pak Pikun : Anak ini memang tidak pantas dikasihani, Bu. Dia mencuri lagi, Bu!
Ibu : Mencuri? (tertegun) Kamu mencuri, Jidul?
Jidul : (ber-ah-uh sambil menggoyang-goyangkan kepala dan tangannya)
Pak Pikun : Mungkir, ya? Padahal jelas, Bu! Tadi saya mandi. Setelah itu, alroji
saya tertinggal di kamar mandi. Lalu, dia masuk entah mengapa. Lalu, tidak ada
lagi alroji saya, Bu.
Ibu : O, arloji Pak Pikun hilang, begitu?
Pak Pikun : Bukan hilang, Bu! Jelas dicurinya! Ayo, ngaku saja! Kamu ngaku
saja, Jidul!
Jidul : (ber-ah-uh mencoba menjelaskan ketidaktahuannya)
Pak Pikun : Masih mungkir?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ibu : Sabar, Pak Pikun! Sabar!
Pak Pikun : Maaf, Bu. Ini biar saya urus sendiri! (menarik Jidul) Sini!
Si Jidul : (meloncat, lari keluar dikejar oleh Pak Pikun)
Ibu : Sabar dulu, Pak Pikun! Diperiksa dulu! (mendesah sendiri) Ya,
ampun! Orang sudah tua kok gegabah, tidak sabaran begitu.
Tritis : (muncul membawa buku dan alat tulis) Uh, pagi-pagi sudah
mencuri! Mengganggu orang belajar saja!
………………………………………………………………………………………
. E. Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Pedagogik Genre
2. Pendekatan : Saintifik
3. Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya jawab, dan penugasan
F. Media dan Bahan Pembelajaran
1. Media
a) Tayangan contoh drama tradisional/modern.
b) Powtoon.
c) Buku paket Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Alat
a) Laptop
b) Proyektor dan LCD
G. Materi Pembelajaran
Terlampir
H. Sumber Belajar
.
Kemendikbud. 2017. Bahasa Indonesia Kelas VIII. Kemdikbud: Jakarta.
Kemendikbud.2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII. Kemdikbud: Jakarta.
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama
KD. 3.15
Kegiatan
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan ▪ Guru mengucapkan salam sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai.
▪ Guru mendata kehadiran peserta didik.
5 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
▪ Guru melakukan apersepsi dan memberikan
motivasi dengan menanyakan tentang materi yang
telah diketahui sebelumnya.
▪ Pendidik menjelaskan, kompetensi dasar,
indikator dan tujuan pembelajaran
▪ Guru bersama para peserta didik membuat
kesepakatan bersama.
Inti Mengamati
▪ Guru menyajikan materi drama dengan
menggunakan media Powtoon.
▪ Peserta didik mengamati materi yang disampaikan
oleh guru yaitu teks drama.
Menanya
▪ Peserta didik dengan guru bertanya jawab tentang
teks drama berjudul “Arloji” karya P. Hariyanto.
Pertanyaan yang diharapkan muncul dari peserta
didik berkaitan dengan drama yaitu:
1. Apa pengertian drama?
2. Apa struktur teks drama?
3. Apa unsur-unsur teks drama
4. Apa ciri-ciri teks drama?
70 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Apa penjelasan isi teks drama?
Mengumpulkan informasi/ Mencoba
▪ Peserta didik secara individu mengidentifikasi
unsur-unsur teks drama yang terdapat dalam teks
drama berjudul “arloji” karya P. Hariyanto.
Mengasosiasikan
▪ Peserta didik secara individu mengetahui makna
dalam teks drama yang berjudul “Arloji” karya P.
Hariyanto.
Mengomunikasikan
▪ Peserta didik bersama guru membahas terkait
materi yang dipelajari yaitu mengenai pengertian,
jenis, unsur-unsur, struktur, cirri-ciri yang terdapat
dalam teks drama.
Penutup ▪ Guru memberikan reviu hasil pembelajaran.
▪ Guru memberikan umpan balik/refleksi hasil
pembelajaran.
▪ Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil
pembelajaran.
5 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertemuan kedua
Kegiatan
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan ▪ Guru mengucapkan salam sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai.
▪ Guru mendata kehadiran peserta didik.
▪ Guru melakukan apersepsi dan memberikan
motivasi dengan menanyakan tentang materi
yang telah diketahui sebelumnya.
▪ Pendidik menjelaskan, kompetensi dasar,
indikator dan tujuan pembelajaran
▪ Guru bersama para peserta didik membuat
kesepakatan bersama.
5 Menit
Inti Mengamati
• Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok yang terdiri atas empat sampai lima
orang.
Menanya
70 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
• Peserta didik membuat pertanyaan tentang hal
yang dideskripsikan tentang isi teks drama
Mengumpulkan Informasi/ Mencoba
• Peserta didik mencari jawaban atas pertanyaan
yang mereka susun dari buku teks.
• Peserta didik berdiskusi tentang isi teks drama
Mengasosiasikan
• Guru membimbing peserta didik yang
mengalami kesulitan.
Mengomunikasikan
a. Peserta didik membuat kesimpulan tentang isi
teks drama
b. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya tentang teks drama
c. Peserta didik mengumpulkan hasil kerja
kelompok untuk diberi penilaian
Penutup ▪ Guru memberikan reviu hasil pembelajaran.
▪ Guru memberikan umpan balik/refleksi hasil
pembelajaran.
▪ Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil
pembelajaran.
5 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I. Teknik Penilaian:
Teknik Penilaian
a. Sikap (Observasi/jurnal)
b. Pengetahuan
- Tes tertulis
c. Keterampilan
- Produk
- Praktik
Bentuk Penilaian:
a. Observasi : Lembar aktivitas pengamatan peserta didik
b. Tes Tertulis : Lembar kerja peserta didik
1. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang
capaiaan KDnya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidian
teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau digantikan dengan
tugas.
2. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan
diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut :
a. Siswa mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
b. Siswa mencapai nilai diberikan materi melebihi cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN MATERI DRAMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Sasaran Program : Siswa SMP Kelas VIII pada Semester Genap
Judul Penelitian : Pengembangan Produk Bermedia Powtoon untuk Materi
Drama Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I
Yogyakarta
Peneliti : Bernardus Damar Yoga Prawadhika
1. Pengertian Drama
Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action, (segala apa yang
terlihat dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (exciting),
dan ketegangan pada pendengar atau penonton
Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ), Drama
memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai komposisi
syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan
watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua,
cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus
disusun untuk pertunjukan teater. Ketiga, kejadian yan menyedihkan.
Menurut Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang
menunjukkan penampilan fisik secara lisan setiap percakapan atau dialog
antara pemimpin di sana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Riris K. Sarumpaet ( dalam Istilah Drama dan Teater, 1977:21),
Menyebutkan bahwa drama adalah ragam sastra dalam bentuk dialog yang
dimaksudkan untuk dipertunjukkan di atas pentas. Secara lebih khusus, drama
menunjuk pada lakon yang serius dapat berakhir suka maupun duka dengan
masalah yang serius pula, sekaligus menjadikannya suatu drama duka.
Menurut Hasanudin, (1996:2), mengungkapkan bahwa, tanpa dipentaskan
sekalipun, karya drama tetap dapat dipahami, dimengerti dan dinikmati.
Berdasarkan pengertian drama yang telah dikemukakan oleh para pakar di
atas, penulis berhasil memberikan kesimpulan. Drama adalah sebuah bentuk
ekspresi yang dapat diungkapkan melalui seni peran maupun karya sastra yang
didalamnya terdapat beberapa faktor pendukung berhasilnya sebuah drama
tersebut.
2. Unsur-unsur Drama
a) Alur
Rangkaian peristiwa atau konflik yang menjalankan sebuah cerita. Alur drama
mencakup bagian-baian 1) pengenalan cerita, 2) konflik awal, 3) perkembangan
konflik, 4) penyelesaian.
b) Penokohan
Penokohan adalah cara penulis menggambarkan karakter dari tokoh yang
akan diperankan. Tokoh tersebut dibagi menjadi duaa: 1) tokoh utama, 2)
tokoh pembantu. Tokoh utama adalah tokoh yang paling sering keluar dan
paling menonjol dalam pementasan serta memiliki peran yang paling penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam pementasan. Sedangkan tokoh pembantu adalah tokoh membantu dalam
sebuah pementasan. Biasanya tokoh pembantu ini sering ditampilkan untuk
memamncing tokoh yang lain sehingga pementasan semakin menarik.
c) Dialog
Dalam sebuah dialog terdapat tiga elemen penting yaitu tokoh, wawancang,
dan kramagung.
1) Tokoh
Pelaku yang perannya lebih penting dibanding tokoh-tokoh lainnya.
Biasanya bersifat antagonis dan protagonis.
2) Wawancang
Adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh dalam
cerita.
3) Kramagung
Adalah petunjuk perilaku, tindakan, dan perbuatan yang harus dilakukan
oleh tokoh.
d) Latar
Merupakan bagian yang dimana menggambarkan latar dalam sebuah
pementasan. Latar dibagi menjadi tiga: 1) latar waktu, 2) latar tempat, 3) latar
suasana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Latar Waktu
Merupakan situasi yang menggambarkan terjadinya sebuah konflik dalam
sebuah pementasan drama. Maksudnya adalah agar penonton dapat
merasakan suasana waktu yang akan ditampilkan.
2) Latar Tempat
Merupakan situasi yang menggambarkan lingkungan dalam sebuah
pementasan drama. Beberapa pemilihan latar tempat juga sangat berperan
penting dalam menghidupkan suasana panggung.
3) Latar Suasana
Menceritakan suasana yang akan terjadi dalam pementasan drama itu.
Latar suasana harus berkesinambungan dalam sebuah pementasan agar
dalam penerapannya menjadi lebih hidup dan memikat perasaan penonton.
e) Bahasa
Bahasa merupakan media komunikasi antartokoh. Bahasa juga bisa
menggambarkan watak tokoh, latar, ataupun peristiwa yang sedang terjadi.
Dari beberapa penjabaran diatas mengenai unsur-unsur drama maka dapat
disimpulkan bahwa drama memiliki lima unsur-unsur yang terdapat didalamnya
dan juga merupakan pelengkap didalam drama itu.
3. Struktur Drama
Prolog (adegan pembukaan), Dialog (percakapan), dan Epilog (adegan akhir
atau penutup).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Prolog
Merupakan babak awal dalam sebuah pementasan drama. Pada tahap ini
para pemain memperkenalkan secara singkat lakon yang akan di mainkan.
2) Dialog
Ucapan yang dilakukan seorang aktor dalam sebuah pementasan drama.
Dialog juga merupakan bentuk interaksi yang saling lakukan sebagai bentuk
umpan balik dalam sebuah pementasan drama.
3) Epilog
Merupakan babak akhir dalam sebuah pementasan yang merupakan sebuah
adegan penutup dalam sebuah adegan dalam pementasan drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Nama Satuan Pendidikan : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : VIII/ II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
NO WAKTU NAMA KEJADIAN/
PERILAKU
BUTIR
SIKAP
TINDAK
LANJUT
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen Penilaian Pengetahuan Pertemuan Pertama
KISI-KISI TES TERTULIS
NO
KOPETENSI
DASAR
MATERI INDIKATOR SOAL
3.15
Mengidentifikasi
unsur-unsur drama
(tradisional dan
moderen) yang
disajikan dalam
bentuk pentas atau
naskah.
Pengertian/kar
akteris -tik teks
drama.
Unsur-unsur
teks drama.
Penjelasan isi
drama.
3.15.1
Memperhatikan suatu
model teks drama
3.15.2
Merumuskan
pengertian/karakteristik
drama.
3.15.3
Mendiskusikan unsur-
unsur dan isi drama
1. Disajikan sebuah
teks drama
2. Peserta didik
menentujkan ciri-
ciri teks drama
3. Disajikan sebuah
model teks drama
4. Peserta didik
menentujkan ciri-
ciri teks drama
5. Disajikan sebuah
teks drama
6. Peserta didik
menentujkan ciri-
ciri teks drama
7. Peserta didik
dapat
menyebutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
struktur teks
drama
8. Disajikan sebuah
model teks
drama.
9. Peserta didik
menentukan
unsur teks drama
- Soal Pengetahuan (Pertemuan Pertama)
1. Tuliskan ciri-ciri teks drama!
2. Tuliskan isi teks drama!
3. Tuliskan struktur teks drama!
4. Tuliskan unsur teks drama?
Instrumen Penilaian
Pertemuan Kedua
- Instrumen Penilaian sikap
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP
Nama Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Kelas/Semester : VIII/Semester II
Tahun pelajaran : 2018/ 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Waktu
Nama
Peserta didik
Catatan
Perilaku
Butir
Sikap
Ttd
Tindak
Lanjut
1
2
3
RUBRIK PENILAIAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
PERTEMUAN PERTAMA
PERTEMUAN PERTAMA
NO URAIAN SKOR JUMLAH
1 Dapat menentukan ciri umum dengan tepat
a. Skor 4 jika dapat menuliskan 4 ciri teks
drama
b. Skor3 jika dapat menuliskan 3 ciri teks
drama
c. Skor2 jika dapat menuliskan 2 ciri teks
drama
d. Skor1 jika dapat menuliskan 1 ciri teks
drama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Dapat menentukan ciri umum dengan tepat
a. Skor 4 jika dapat menuliskan 4 unsur
b. Skor3 jika dapat menuliskan 3 unsur
c. Skor2 jika dapat menuliskan 2 unsur
d. Skor1 jika dapat menuliskan 1 unsur
3 Dapat menentukan ciri umum dengan tepat
a. Skor 4 jika dapat menuliskan 4 ciri teks
drama
b. Skor3 jika dapat menuliskan 3 ciri teks
drama
c. Skor2 jika dapat menuliskan 2 ciri teks
drama
d. Skor1 jika dapat menuliskan 1 ciri teks
drama
4 Dapat menyebutkan struktur, isi, ciri teks drama
a. Skor 5 jika dapat menyebutkan 3 struktur
isi ciri
b. Skor 3 jika dapat menyebutkan struktur isi
ciri2 struktur
c. Skor 1 jika dapat menyebutkan struktur isi
ciri1 struktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Dapat menyebutkan unsur teks drama
a. Skor 5 jika dapat menyebutkan 3 unsur
b. Skor 3 jika dapat menyebutkan 2 unsur
c. Skor 1 jika dapat menyebutkan 1 unsur
Skore maksimal = 22
Nilai = skor perolehan X 100/ 22
Instrumen Penilaian
Pertemuan Kedua
- Instrumen Penilaian sikap
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP
Nama Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Kelas/Semester : VIII/Semester II
Tahun pelajaran : 2018/ 2019
No Waktu
Nama
Peserta didik
Catatan
Perilaku
Butir
Sikap
Ttd
Tindak
Lanjut
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
- Instrumen Penilaian Pengetahuan Pertemuan Kedua
KISI-KISI TES TERTULIS
NO
KOPETENSI
DASAR
MATERI INDIKATOR KD
INDIKATOR
SOAL
NOMOR
SOAL
TLS PRTK
1 4.15
Menginterprestasi
drama (tradisional dan
modern) yang dibaca
dan ditonton/
didengar
Penjelasan
isi drama.
Tanggapan
atas drama.
4.15.1
Mengidentifikasi isi
drama.
4.15.2
Menanggapi dan
melaporkan secara
lisan dan atau tulis
isi drama yang
ditonton
1. Disajikan
sebuah model
teks drama
2. Peserta didik
dapat
membuat
kesimpulan
√
- Soal Pengetahuan (Pertemuan Kedua)
1. Disajikan sebuah teks drama, uraikan apa isi yang terkandung pada teks
dramayang disajikan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RUBRIK PENILAIAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
PERTEMUAN KEDUA
NO RINGKASAN
SKOR
JUMLAH
1. Ketepatan
a. Skor 5 jika menuliskan semua pokok-pokok isi teks
drama dengan tepat
b. Skor4 jika terdapat satu pokok isi teks drama yang
tidak tepat
c. Skor 3 jika terdapat dua pokok isi teks drama yang
tidak tepatSkor2 jika hanya satu pokokteks drama
d. Skor 1 jika tidak tidak dapat menuliskan pokok-
pokok isi teks drama dengan tepat
RUBRIK PENILAIAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
PERTEMUAN KEDUA
NO RINGKASAN
SKOR
JUMLAH
1. Ketepatan
a. Skor 5 jika menuliskan semua pokok-pokok isi teks
drama dengan tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Skor4 jika terdapat satu pokok isi teks drama yang
tidak tepat
c. Skor 3 jika terdapat dua pokok isi teks drama yang
tidak tepatSkor2 jika hanya satu pokokteks drama
d. Skor 1 jika tidak tidak dapat menuliskan pokok-
pokok isi teks drama dengan tepat
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD 1)
Nama Peserta didik/Kelomok : ................................................................
Kelas : ................................................................
NO TULISKAN CIRI-CIRI TEKS DRAMA
1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO URAIKAN ISI YANG TERKANDUNG DALAMTEKS DRAMA
1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Materi Drama
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Sasaran Program : Siswa SMP Kelas VIII pada Semester Genap
Judul Penelitian : Pengembangan Produk Bermedia Powtoon untuk Materi
Drama Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I
Yogyakarta
Peneliti : Bernardus Damar Yoga Prawadhika
1. Pengertian Drama
Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action, (segala apa yang terlihat
dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (exciting), dan ketegangan
pada pendengar atau penonton.
2. Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ), Drama memiliki beberapa
pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang
diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku
(akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah terutama yang
melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Ketiga, kejadian yan menyedihkan.
Menurut Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang menunjukkan
penampilan fisik secara lisan setiap percakapan atau dialog antara pemimpin di
sana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Riris K. Sarumpaet ( dalam Istilah Drama dan Teater, 1977:21),
Menyebutkan bahwa drama adalah ragam sastra dalam bentuk dialog yang
dimaksudkan untuk dipertunjukkan di atas pentas. Secara lebih khusus, drama
menunjuk pada lakon yang serius dapat berakhir suka maupun duka dengan
masalah yang serius pula, sekaligus menjadikannya suatu drama duka.
2.Unsur-unsur Drama
a. Alur
Rangkaian peristiwa atau konflik yang menjalankan sebuah cerita. Alur drama
mencakup bagian-baian 1) pengenalan cerita, 2) konflik awal, 3) perkembangan
konflik, 4) penyelesaian.
b. Penokohan
Penokohan adalah cara penulis menggambarkan karakter dari tokoh yang
akan diperankan. Tokoh tersebut dibagi menjadi duaa: 1) tokoh utama, 2)
tokoh pembantu. Tokoh utama adalah tokoh yang paling sering keluar dan
paling menonjol dalam pementasan serta memiliki peran yang paling penting
dalam pementasan. Sedangkan tokoh pembantu adalah tokoh membantu dalam
sebuah pementasan. Biasanya tokoh pembantu ini sering ditampilkan untuk
memamncing tokoh yang lain sehingga pementasan semakin menarik.
c. Dialog
Dalam sebuah dialog terdapat tiga elemen penting yaitu tokoh, wawancang,
dan kramagung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Tokoh
Pelaku yang perannya lebih penting dibanding tokoh-tokoh lainnya.
Biasanya bersifat antagonis dan protagonis.
2. Wawancang
Adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh dalam
cerita.
3.Kramagung
Adalah petunjuk perilaku, tindakan, dan perbuatan yang harus dilakukan
oleh tokoh.
c. Latar
Merupakan bagian yang dimana menggambarkan latar dalam sebuah
pementasan. Latar dibagi menjadi tiga: 1) latar waktu, 2) latar tempat, 3) latar
suasana.
1. Latar Waktu
Merupakan situasi yang menggambarkan terjadinya sebuah konflik dalam
sebuah pementasan drama. Maksudnya adalah agar penonton dapat
merasakan suasana waktu yang akan ditampilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Latar Tempat
Merupakan situasi yang menggambarkan lingkungan dalam sebuah
pementasan drama. Beberapa pemilihan latar tempat juga sangat berperan
penting dalam menghidupkan suasana panggung.
3. Latar Suasana
Menceritakan suasana yang akan terjadi dalam pementasan drama itu.
Latar suasana harus berkesinambungan dalam sebuah pementasan agar
dalam penerapannya menjadi lebih hidup dan memikat perasaan penonton.
d. Bahasa
Bahasa merupakan media komunikasi antartokoh. Bahasa juga bisa
menggambarkan watak tokoh, latar, ataupun peristiwa yang sedang terjadi.
Dari beberapa penjabaran diatas mengenai unsur-unsur drama maka dapat
disimpulkan bahwa drama memiliki lima unsur-unsur yang terdapat didalamnya
dan juga merupakan pelengkap didalam drama itu.
3. Struktur Drama
Prolog (adegan pembukaan), Dialog (percakapan), dan Epilog (adegan akhir
atau penutup).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Prolog
Merupakan babak awal dalam sebuah pementasan drama. Pada tahap ini
para pemain memperkenalkan secara singkat lakon yang akan di mainkan.
a) Dialog
Ucapan yang dilakukan seorang aktor dalam sebuah pementasan drama.
Dialog juga merupakan bentuk interaksi yang saling lakukan sebagai bentuk
umpan balik dalam sebuah pementasan drama.
b) Epilog
Merupakan babak akhir dalam sebuah pementasan yang merupakan sebuah
adegan penutup dalam sebuah adegan dalam pementasan drama.
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
............................
NIP.
Yogyakarta, Oktober 2019
Guru Mata Pelajaran,
Bernardus Damar Yoga Prawadhika
NIM. 151224008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI