pengembangan promosi wisata danau toba di … · penulis selama penyusunan proposal hingga dapat...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN PROMOSI WISATA DANAU TOBA DI KABUPATEN SAMOSIR,
PROVINSI SUMATERA UTARA
PESTA PASKARIA SIMBOLON
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
PENGEMBANGAN PROMOSI WISATA DANAU TOBA DI KABUPATEN SAMOSIR,
PROVINSI SUMATERA UTARA
PESTA PASKARIA SIMBOLON
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
RINGKASAN PESTA PASKARIA SIMBOLON. Pengembangan Promosi Wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Di bawah bimbingan E.K.S. HARINI Muntasib dan ARZYANA SUNKAR. Kabupaten Samosir lahir melalui UU No. 36 tahun 2003 dan menempatkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam percepatan pembangunan daerah (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006) memiliki potensi wisata yang besar pada alam Danau Toba yang sangat indah dengan keberadaan Pulau Samosir di tengah-tengahnya dan telah dikenal oleh orang banyak dari dalam dan luar negeri. Penelitian ini melihat gambaran promosi Wisata danau Toba (WDT) meliputi jenis, teknik, pelaku, sasaran pengelolaan yang telah ada oleh pengelola dan efektivitas media promosi. Penelitian ini menunjukkan bahwa media promosi yang telah ada oleh pengelola adalah media cetak (leaflet, booklet, dan majalah), media elektronik (televisi, internet dan radio), serta media lisan (mouth to mouth). Media promosi yang paling banyak digunakan dalam promosi WDT adalah promosi melalui mouth to mouth dengan persentase Wisata Alam Pantai Pasir Putih (76,67%), Wisata Alam Aek Rangat (50%), Wisata Situs Budaya Batu Sawan (56,67%), Wisata Situs Budaya Batu Hobon (76,67), dan Wisata Alam Tuktuk Siadong (66,67%). Teknik promosi secara langsung dilakukan melalui leaflet booklet dan majalah, penyelenggaraan event dan pameran adat istiadat budaya sedangkan secara tidak langsung pernah direncanakan melalui kerjasama antara pengelola dengan pihak biro-biro perjalanan namun belum berjalan dengan baik. Pelaku-pelaku promosi WDT terdiri dari masyarakat meliputi pemilik warung, pondok, hotel, toko souvenir dan rumah makan/restoran, pemerintah Kabupaten Samosir dan Disparsebud, Lembaga Konservasi Situs dan Cagar Budaya Kabupaten Samosir dan pengunjung melalui media promosi dari mulut ke mulut. Data hasil penelitian efektivitas media promosi mengindikasikan bahwa pengunjung menilai media promosi yang digunakan efektif untuk kawasan Wisata Alam Pantai Pasir Putih (2,45), Wisata Alam Aek Rangat (2,51), dan Wisata Alam Tuktuk Siadong (2,57) serta cukup efektif untuk Wisata Situs Budaya Batu Hobon (2,17) dan Batu Sawan (2,13). Langkah-langkah pengembang dapat dilakukan dengan menentukan target/sasaran pengunjung yang akan dituju pada setiap objek wisata, penyusunan pesan yang efektif dalam media–media promosi seperti leaflet, booklet, majalah, radio, internet, dan televisi yang mampu memberikan perhatian, menarik, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan. Wisata Situs Budaya Batu Hobon dan Batu Sawan perlu mengembangkan teknik promosi melalui sosialisasi menggunakan radio dengan waktu penayangan sesuai dengan keberadaan masyarakat di dalam rumah. Kata kunci: Wisata, promosi, Danau Toba, Kabupaten Samosir, efektivitas
Promosi,
SUMMARY
PESTA PASKARIA SIMBOLON. Promotion Development of Toba Lake Tourism In Samosir Regency, North Sumatera. Supervised by E.K.S. HARINI MUNTASIB dan ARZYANA SUNKAR. Samosir Regency was established based on Act number 36/2003. Tourism is one of leading sectors for accelerating regional development (Tourism, Art and Cultural Agency of Samosir Regency 2006). Samosir Regency had a great tourism potentials, one of is Toba Lake were with it’s beautiful Island of Samosir located in the middle of the lake. The objectives of this research were to identify media promotions within the area and Samosir Regency and to measure the effectiveness of promotion. This research was expected to provide current information on tourism objects within the regency and to increase number of tourist. Research was conducted at Samosir Regency, Province of North Sumatera from July to September 2009. The location of research consisted of three subdistricts, i.e Pangururan, Sianjur Mula-Mula and Simanindo. Tourism sites that were studied were Pantai Pasir Putih Nature Tourism, Aek Rangat Nature Tourism and Tuktuk Siadong Nature Tourism, Cultural and Archaeological Tourism of Batu Sawan and Batu Hobon. The materials that were used consisted of documents, questioners, interview guide, Likert statement, recorder and digital camera. Collected data comprised of primary and secondary data. Primary data included type, technique, subject and targets of promotion. These data were collected through interview with the community, local government and NGO’s and questioners were distributed to visitors. Secondary data consisted of general condition of research location such as history, location and total area, topography, demography condition, accessibility, climate, social and culture conditions, potentials of tourism objects. The collected data were analyzed using EPIC Model and descriptive analysis. Result of the research showed that most of the promotion technique were mouth to mouth with the following results in Pantai Pasir Putih (76.67%), Aek Rangat (50%), Batu Sawan (56.67%), Batu Hobon (76.67%), and Tuktuk Siadong (66.67%). The results showed that media promotions were effective in three tourism sites i.e 2.45 for Pasir Putih, 2.51 for Aek Rangat and 2.57 for Tuktuk Siadong. The media promotions in Batu Hobon and Batu Sawan were regarded as sufficient with score of 2.17 and 2.13. The recommendations for media promotion development that can be run by local government included determining promotion target in each tourism sites, arranging effective promotion through leaflet, booklet, magazine, television, homepage and radio to raise attention, interest, desire and action from the tourists. Radio could be an effective mean of promotion for Batu Sawan since these areas are intended especially for the local community and talking into consideration the time of on air which should suit the time where most of people are listening the radio. Keywords: Tourism, promotion, Toba Lake, Samosir Regency, promotion
effectivenes.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya berjudul Pengembangan
Promosi Wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara
adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing
dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah di perguruan tinggi atau
lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan oleh penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Januari 2010
Pesta Paskaria Simbolon E34050589
Judul Skripsi : Pengembangan Promosi Wisata Danau Toba di Kabupaten
Samosir, Provinsi Sumatera Utara
Nama : Pesta Paskaria Simbolon
NIM : E34050589
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. E.K.S Harini Muntasib Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc
NIP : 19950410 198203 2 002 NIP : 19710215 199512 2 001
Mengetahui, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Ketua
Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS
NIP : 19580915 198403 1 003
Tanggal lulus:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Adapun judul dari skripsi penulis adalah Pengembangan Promosi
Wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara yang disusun
berdasarkan hasil penelitian lapang selama 2 bulan. Penyusunan skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di IPB.
Pariwisata dewasa ini telah menjadi sebuah kebutuhan bagi manusia.
Kabupaten Samosir sebagai salah satu kabupaten yang memiliki potensi objek
wisata yang besar dengan keindahan alam Danau Toba telah dikenal oleh
wisatawan lokal dan mancanegara. Akan tetapi, pada kenyataannya Wisata Danau
Toba belum banyak dikunjungi oleh wisatawan dari dalam dan luar negeri. Oleh
karena itu, diperlukan sebuah pengembangan promosi untuk meningkatkan
jumlah pengunjung dan meningkatkan promosi yang tepat sasaran.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
beberapa kekurangan yang memerlukan masukan dan saran dari semua pihak.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi kemajuan
pengembangan promosi Wisata Danau Toba pada khususnya dan Indonesia
umumnya. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. E. K.
S. Harini Muntasib, MS dan Ibu Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc yang telah
membimbing penulis hingga selesainya skripsi ini
Bogor, Januari 2010
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sigalingging, Kabupaten Samosir pada tanggal 19 April 1987 sebagai anak paling bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Bapak D. Simbolon dan Ibu L.Sinaga. Penulis telah menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD. N.173731 Simbolon lulus tahun 1999, kemudian melanjutkan sekolah di SLTP. Bintang Samosir (St. Laurensius) lulus tahun
2002, Palipi serta Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Pangururan lulus tahun 2005 dan melanjutkan pendidikan program Sarjana di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama kuliah di IPB, penulis mengikuti Praktek Umum Pengenalan Ekosistem Hutan di Baturraden-Cilacap, Jawa Tengah, Praktek Umum Konservasi Eksitu Satwaliar di PT. Megacitrindo, Parung dan PUSPIPTEK, Tangerang serta Praktek Kerja Lapang dan Profesi di Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi. Penulis juga aktif mengikuti organisasi diantaranya Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA, 2005-2008), Bendahara pada organisasi Persekutuan Fakultas Kehutanan (2007-2008), Ketua Panitia Paskah Fakultas Kehutanan (2008), Paduan Suara Mahasiswa Agriaswara, UKM Keluarga Mahasiswa Katolik IPB, 2005-sekarang, dan Koor Mahasiswa KEMAKI (2005-2008). Selama di HIMAKOVA penulis mengikuti berbagai kegiatan yaitu Diklat Kelompok Pemerhati Flora, Divisi Humas pada Pelatihan Kultur Jaringan Biro Kewirausahaan, Bendahara dalam kegiatan Rafflesia di Cagar Alam Gunung Simpang, Bandung serta Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, Kalimantan Barat. Selama di Fakultas Kehutanan penulis menjadi Divisi Acara pada Pekan Ilmiah Kehutanan Nasional (PIKNAS) IV. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis telah menyusun karya ilmiah berjudul Pengembangan Promosi Wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara di bawah bimbingan Prof. Dr.Ir. E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Tuhan. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugrah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun berkat campur tangan berbagai pihak yang telah ikut memberikan sumbangan pikiran, waktu dan tenaga. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Keluargaku (Bapa/Oma dan kakak serta abang) yang selalu memberikan doa,
kasih sayang, semangat, dukungan moral dan materil kepada boru siampudan.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. E.K.S. Harini Muntasib, MS selaku dosen pembimbing I dan
Ibu Dr.Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc selaku dosen pembimbing II atas ilmu,
bimbingan, dukungan, kesabaran dan nasehat yang diberikan kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA, Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc
dan Ir. Kasno, M.Sc selaku dosen penguji pada ujian komprehensif.
4. Ibu Eva Rachmawati, S. Hut atas dukungan dan telah menampung curhatan
penulis selama penyusunan proposal hingga dapat menyelesaikan skripsi
dengan baik.
5. Bapak Drs. Melani Butar-Butar selaku Kepala Dinas Pariwisata, Seni, dan
Budaya Kabupaten Samosir, Bapak Drs. Mahler Tamba, Bapak Polma
Simbolon dan Natal Nainggolan atas bimbingan dan bantuan selama di
lapangan.
6. Bapak Victor Sidabutar selaku Ketua Lembaga Konservasi Situs dan Cagar
Budaya Kabupaten Samosir, Pak Marianus, Pak Horas Tamba, Pak Sugeng
dan Pak Herdi terimakasih atas bimbingan dan bantuannya selama di
lapangan.
7. Keluarga besar HIMAKOVA yang telah memberikan banyak ilmu, pelajaran
dan pengalaman di lapangan.
8. Leo Roki Situmorang, terimakasih atas kasih sayang dan dukungan yang
pernah aku dapatkan (sudah membantu di lapangan), semoga kita bisa
berhasil meraih masa depan bersama.
9. Laboran dan asisten Laboratorium Rekreasi Alam dan Ekowisata.
Terimakasih atas keramahan dan bantuannya (Mba Tri dan Mas Opik).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan sebagai penyedia sumber kehidupan bagi manusia selain dapat
diambil hasil hutan kayunya, ekowisata dan wisata alam dapat menjadi alternatif
lain bagi manusia untuk memanfaatkan hasilnya tanpa mengambil ataupun
mengurangi kealamiannya. Salah satu potensi jasa lingkungan kawasan hutan
adalah potensi ekowisata. Dewasa ini akibat kerusakan hutan yang besar
mengakibatkan menurunnya persediaan bahan baku industri hasil hutan dari alam
yakni kayu. Alternatif pemanfaatan hasil hutan lainnya dapat dilakukan dengan
pemanfaatan sumberdaya hutan bukan kayu dan jasa lingkungan. Dari kedua hal
tersebut, jasa lingkungan dipandang sebagai alternatif yang paling baik karena
sifatnya yang non-eksploitatif. Pemanfaatan jasa lingkungan tersebut dilakukan
dengan kegiatan wisata alam dan ekowisata.
Dalam era globalisasi saat ini, kegiatan wisata menjadi salah satu
kebutuhan di dalam kehidupan manusia. Indonesia memiliki beragam daerah
tujuan wisata yang dapat dikunjungi dan dinikmati keindahannya sehingga
memiliki potensi besar untuk menjadi kawasan daerah tujuan wisata (DTW) dunia
dan didukung oleh tiga unsur pokok yaitu masyarakat (people), alam (nature
heritage), dan budaya (culture heritage) yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Pertama, masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahannya dan bisa
bersahabat dengan bangsa manapun. Kedua, Indonesia mempunyai alam yang
indah, misalnya pegunungan yang ada di setiap pulau, pantai yang indah, goa serta
hamparan sawah yang luas dan nyaman untuk dinikmati. Ketiga, Indonesia
merupakan negara yang mempunyai kekayaan budaya yang beragam. Setiap suku,
kota, dan pulau mempunyai ciri khas, baik dari segi logat, baju, bangunan rumah,
musik, maupun upacara-upacara adat yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang kaya budaya. Ketiga unsur tersebut akan mendukung
pesatnya kemajuan kepariwisataan Indonesia di masa yang akan datang (Diparta
1997).
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk
memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata dalam
pembangunan nasional, disamping sebagai sumber perolehan devisa juga banyak
memberikan sumbangan terhadap bidang-bidang lainnya. Diantaranya
menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan
masyarakat dan pemerintah, mendorong pelestarian lingkungan hidup dan budaya
bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan lain sebagainya
(Karyono 1997).
Kabupaten Samosir sebagai kabupaten yang ditunjuk melalui UU
No.36/2003 tanggal 18 Desember 2003 dari Kabupaten Toba Samosir
menempatkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam percepatan
pembangunan daerah. Kabupaten Samosir memiliki potensi wisata yang besar
dengan Danau Tobanya yang sangat indah. Danau Toba yang dikenal sebagai
danau terdalam di Asia dan sangat terkenal dengan keindahannya mengelilingi
Pulau Samosir yang letaknya tidak jauh dari kota Medan. dengan keindahannya
mengelilingi Pulau Samosir yang letaknya tidak jauh dari kota Medan (Dinas
Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir 2006). Pulau inilah yang
dijadikan sebagai kabupaten baru yaitu Kabupaten Samosir, yang merupakan
salah satu kawasan wisata yang sejak lama dikenal oleh wisatawan nusantara dan
dikenal di mancanegara. Kabupaten Samosir terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan,
dengan 6 (enam) kecamatan berada di Pulau Samosir di tengah Danau Toba dan 3
(tiga) kecamatan berada di daerah lingkar luar Danau Toba tepat pada punggung
pegunungan Bukit Barisan yaitu : Harian, Sianjur Mula-Mula, Nainggolan, Onan
Runggu, Palipi, Pangururan, Ronggur Nihuta, Simanindo dan Sitio-tio. Setiap
kecamatan memiliki potensi wisata yang sangat melimpah dan didukung oleh
fasilitas seperti bandara, hotel berbintang, restoran, agen perjalanan, obyek wisata
serta transportasi darat lainnya.
Namun, beberapa objek wisata yang terdapat di Danau Toba hanya
dikunjungi oleh banyak orang pada hari-hari tertentu. Oleh karena itu, untuk lebih
memperkenalkan semua objek wisata dan kekayaan budaya Kabupaten Samosir
maka kegiatan promosi perlu dilakukan. Dalam rangka mewujudkan Danau Toba
sebagai salah satu andalan pendapatan daerah maka dapat dilakukan melalui
pengembangan media promosi wisata yang menarik dan strategi promosi yang
tepat agar wisatawan dan masyarakat luas menjadi lebih tahu tentang keberadaan
kawasan ini beserta program-program objek yang ditawarkan yang membuat para
wisatawan tersebut terdorong untuk berkunjung dan menikmati indahnya
panorama Danau Toba.
1.2 Perumusan Masalah
Danau Toba terletak di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara dan memiliki
potensi objek wisata yang sangat menarik dan telah banyak dikenal oleh
masyarakat, wisatawan lokal dan mancanegara.
Promosi Danau Toba ke kalangan domestik dan mancanegara telah
dilakukan pemerintah daerah. Upaya pengembangan promosi yang telah
dilakukan oleh pemerintah belum berhasil mendongkrak “icon” wisata andalan
Provinsi Sumatera Utara tersebut. Objek-objek wisata di kawasan Danau Toba
masih banyak yang belum dikembangkan serta kurang kegiatan promosi . Oleh
karena itu, upaya pengembangan promosi serta penggalian potensi objek wisata
menarik menjadi salah satu langkah untuk memaparkan objek wisata yang kurang
dikenal tersebut kepada wisatawan dan masyarakat luas. Akhir-akhir ini objek-
objek wisata tersebut terutama Danau Toba dianggap kurang menarik oleh
masyarakat umum karena keindahan danau yang mengalami kerusakan
diantaranya populasi enceng gondok yang melimpah.
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan promosi Wisata
Danau Toba dan sekitarnya di Kabupaten Samosir. Secara rinci tujuannya adalah:
1. Menyusun pengembangan promosi wisata Danau Toba, Kabupaten
Samosir.
2 Mengidentifikasi bentuk promosi wisata Danau Toba yang telah ada.
3 Mengukur tingkat efektivitas media-media promosi wisata alam Danau
Toba, Kabupaten Samosir.
1.4 Manfaat
Manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah tersedianya data dan informasi
mengenai promosi Wisata Danau Toba sehingga pengelola dapat memperoleh
gambaran mengenai jenis, teknik dan sasaran promosi yang dapat meningkatkan
jumlah pengunjung yakni dengan mengupayakan bentuk pengembangan promosi
Wisata Danau Toba yang lebih baik. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan
dapat menjadi literature bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pariwisata dan Wisatawan
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha dan pemerintah
daerah (Undang-Undang No 10 Tahun 2009). Menurut Yoeti (1999) kegiatan
pemenuhan kebutuhan wisatawan, akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Berkaitan dengan hal itulah kunjungan wisatawan mempunyai dampak ekonomi
kepada daerah tujuan wisata yang didatangi, baik secara langsung dan tidak
langsung. Dampak langsung adalah dengan adanya kunjungan wisatawan maka
akan menciptakan permintaan terhadap fasilitas-fasiitas yang berkaitan dengan
jasa industri pariwisata seperti hotel, rumah makan, sarana angkutan / travel biro
dan jenis hiburan lainnya. Dampak tidak langsung adalah perkembangan
pariwisata akan meningkatkan juga bidang-bidang lainnya.
Hunziker dan Krapf (1988) dalam Asrini (2005) memberikan definisi
tentang pengertian pariwisata sebagai berikut: “Tourism is the sum of the
phenomena and relationships arising from the travel and stay of non-residents, in
so far they do not lead to permanent residence and are not connected with any
earning activity” (Kodhyat 1996 dalam Asrini 2005) (Pariwisata adalah
keseluruhan (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan
dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya dengan maksud bukan untuk
tinggal menetap (di tempat yang disinggahinya) dan tidak berkaitan dengan
pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah). Definisi wisatawan ini
ditetapkan berdasarkan rekomendasi International Union of Office Travel
Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization (WTO). Wisatawan
adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke sebuah
atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau keluar dari lingkungan
tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 (dua belas) bulan dan memiliki
tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. Terminologi ini mencakup
penumpang kapal pesiar (cruise ship passenger) yang datang dari negara lain dan
kembali dengan catatan bermalam.
Sedangkan menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan wisata. Menurut Ogilive,
diacu dalam Farrel dan Runyan (1991) wisatawan adalah semua orang yang
memenuhi syarat yaitu pertama bahwa mereka meninggalkan rumah
kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa
sementara mereka bepergian mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka
kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah di tempat tersebut.
2.2 Promosi Pariwisata
2.2.1. Pengertian dan peranan promosi
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dalam
mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi
atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Agar para
wisatawan dapat mengetahui tentang produk apa saja yang tersedia, objek dan
atraksi apa yang perlu dilihat, fasilitas yang dapat dinikmati, maka kepada para
wisatawan perlu diberikan informasi secara berkelanjutan. Suksesnya kegiatan
marketing yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada kualitas
produk yang dihasilkan, kebijakan yang tepat, pelayanan serta distribusi yang
cepat, tetapi banyak dipengaruhi oleh pembinaan hubungan antara produsen dan
konsumen yang berkelanjutan. Kata promosi memberikan interpretasi dan bahasa
yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud kata promosi adalah untuk
memberitahukan, membujuk atau mengingatkan lebih khusus lagi (Yoety 1990).
Promosi merupakan suatu proses menyampaikan informasi kepada target
pasar, tentang hal-hal yang menyangkut produk¸ harga, tempat produk dijual
dengan melakukan persuasif agar target mau melakukan pembelian (Yoety 1990).
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran, yang sangat
penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan
promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan
konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam
kegiatan pembelian atau pengguanaan jasa sesuai dengan kebutuhannya
(Lupiyoadi 2001).
Yoety (1990) menjelaskan bahwa promosi secara sederhana bertujuan
untuk memberitahukan kepada orang banyak atau kelompok tertentu bahwa ada
produk yang ditawarkan untuk dijual. Sebagai usaha menarik minat calon pembeli
terhadap barang yang ditawarkan, maka dilakukan promosi yang bertujuan
memperkenalkan produk, kelebihan yang dimiliki dibandingkan dengan produk
lain, serta manfaat dan kegunaannya. Dengan langkah ini khalayak umum akan
menjadi kenal dengan produk yang kita miliki. selanjutnya diharapkan kepada
mereka akan membeli atau menggunakan produk tersebut.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa promosi dalam pariwisata
adalah arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan calon wisatawan
atau lembaga usaha pariwisata kepada tindakan yang mampu menciptakan
pertukaran (jual beli) dalam pemasaran produk pariwisata. Berdasarkan uraian di
atas, tampak bahwa promosi dalam pemasaran pariwisata berperan sebagai
pendukung transaksi, dengan menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan
membedakan produk pariwisata yang dipromosikan dengan produk pariwisata
perusahaan lain.
Promosi adalah bagian dari pemasaran. Sedangkan pemasaran diartikan
sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka untuk menciptakan, menawarkan
dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Susanto 2000). Untuk
melakukan promosi diperlukan adanya upaya pemahaman mendalam mengenai
pasar yang kemudian menjadi dasar dalam penyusunan strategi dan program
promosi. Promosi yang dikaitkan dengan industri dan objek wisata, dalam bahasa
Inggris disebut dengan berbagai istilah, tergantung pada jenis kegiatan promosi
dan pameran yang diselenggarakan seperti exhibition, expo, atau exposition,
industrial show, trade fair, trade show, professional/scientific exhibition. Menurut
Tongren dan Thompson (1999) diacu dalam Yoeti (1996) pameran adalah salah
satu menyebarkan informasi, perkenalan sebagai pemasaran suatu produk baik
dalam bentuk gagasan maupun barang. Pameran dapat dibedakan antara pameran
dagang dan pameran pembangunan. Dalam pelaksanaannya pameran ini dapat
berbentuk pameran setempat, pameran nasional, pameran regional, dan pameran
internasional.
Rencana promosi nilainya akan lebih efektif apabila rencana tersebut
benar-benar sesuai sasaran. Berikut adalah daftar beberapa target ekowisata
(Wearing 1997) :
1. Periklanan di koran lokal didistribusikan dalam lingkungan kota besar
tempat ekowisata tersebut dihadirkan / diadakan.
2. Periklanan di majalah khusus.
3. Promosi dengan menggunakan poster dan atau penerbangan (contohnya
melalui universitas, perkumpulan yang tepat dan masyarakat).
Menurut Yoeti (1996), promosi adalah salah satu kegiatan yang penting
untuk melakukan persaingan dengan tidak didasarkan kepada harga. Suatu usaha
promosi jika dilaksanakan dengan baik, akan dapat mempengaruhi konsumen
mengenai dimana dan bagaimana konsumen mempergunakan pendapatannya
(income).
2.2.2. Tujuan Promosi
Tujuan dari diselenggarakannya promosi pariwisata mencakup beberapa
hal sebagai berikut (Hari 1997):
1. Memberitahukan (informing) produk pariwisata, perubahan harga jasa-jasa
yang disediakan, meluruskan informasi yang keliru, mengurangi ketakutan
atau kekhawatiran pembeli dan membangun citra perusahaan.
2. Membujuk (persuasing) pelanggan sasaran (calon wisatawan) untuk
membentuk pilihan produk pariwisata, mengalihkan pilihan ke produk
pariwisata tertentu, mendorong calon wisatawan untuk membeli produk
pariwisata saat itu juga dan mengubah persepsi calon wisatawan terhadap
produk yang dihasilkan atau ditawarkan.
3. Mengingatkan (remainding), yang mencakup:
a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan,
b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk
perusahaan,
c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, dan
d. Menjaga agar ingatan pertama para pembeli jatuh pada produk
perusahaan.
2.2.3 Teknik Promosi
Menurut Soekadijo diacu dalam Yoeti (1996), promosi dapat dibagi
menjadi :
1. Promosi Langsung (Consumer promotion)
Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi adalah
orang-orang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan perjalanan
wisata. Berhasil tidaknya promosi pariwisata akan kelihatan dari banyaknya
jumlah orang yang sungguh-sungguh membeli produk wisata yang dipromosikan.
Cara-cara yang lazim digunakan untuk keperluan itu yang terpenting adalah
sebagai berikut:
a. Peragaan (display), misalnya rumah adat, pakaian tradisional dan gambar-
gambar.
b. Barang cetakan (prospectus, leaflet, booklet, atau brosur) yang disebarkan
ke pasar.
c. Pameran khusus berupa benda-benda kebudayaan, pertunjukan kesenian
dan sebagainya.
d. Pemberian rabat selama jangka waktu tertentu, biasanya diberikan selama
waktu promosi
e. Pemberian hadiah khusus selama waktu promosi kepada konsumen atau
wisatawan.
2. Promosi Tidak Langsung (Dealer Promotion)
Promosi tidak langsung pertama-tama ditujukan kepada penyalur produk
pariwisata, seperti biro perjalanan, organisasi perjalanan umum dan cabang-
cabangnya, agen perjalanan, dan sebagainya (Yoeti 1996). Adapun tujuan
dilakukannya suatu promosi wisata kepada penyalur adalah (Yoeti 1996) :
a. Menarik perhatian kepada komponen-komponen produk wisata yang
ditawarkan dan membuat mereka bersedia untuk menjualnya dalam produk
pariwisata yang mereka susun.
b. Menciptakan kondisi dan menyediakan sarana bagi mereka untuk
menyusun produk pariwisata yang tepat untuk dijual kepada konsumen /
wisatawan.
Ada empat teknik promosi yang biasa dipergunakan oleh biro perjalanan
wisata dan pengelola kawasan objek wisata untuk melakukan promosi pariwisata,
yaitu advertising, sales promotion, personal selling, dan public relation.
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut (Hari 1997):
2.2.3.1 Advertising
Advertising atau yang sering juga kita kenal dengan istilah ‘periklanan’
merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal
communication) yang digunakan oleh perusahaan baik perusahaan barang maupun
jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun
kesadaran (awareness) calon pembeli terhadap jasa yang ditawarkan, untuk
menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk
calon pembeli agar mau membeli, mau menggunakan jasa tersebut, dan untuk
membedakan pelayanan dari perusahan satu dengan perusahaan lain (diferentiate
the service).
Iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Presentasi umum (public presentation), ini berarti bahwa setiap iklan
dibuat sedemikian rupa agar setiap orang dapat menerima pesan yang
sama tentang produk yang diiklankan.
2. Tersebar luas (pervasivenes). Iklan yang dibuat sama baik bentuk maupun
tujuannya serta dapat dilakukan berulang-ulang pada media yang sama
maupun berbeda, dan dapat disebarluaskan ke tempat yang berbeda agar
konsumen dapat menerima informasi dengan baik.
3. Ekspresi yang kuat (amplified expressive), artinya iklan mampu
mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara
untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan pasar sasaran.
4. Tidak bersifat pribadi (impersonality). Iklan yang dibuat diperuntukan
bagi semua orang, baik pasar sasaran maupun tidak dengan tidak
memaksa pasar sasaran untuk memperhatikan dan menanggapinya,
karena iklan merupakan komunikasi yang monolog (satu arah).
Disamping sifat-sifat di atas, iklan memiliki beberapa tujuan antara lain
(Hari 1997):
1. Iklan yang bertujuan memberi informasi (informative advertising).
Iklan yang dibuat secara panjang lebar menerangkan produk jasa, supaya
pasar sasaran mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya tentang produk yang
diiklankan dalam tahap rintisan (perkenalan), guna menciptakan permintaan dari
pasar sasaran terhadap produk tersebut.
2. Iklan yang bertujuan membujuk (persuasive advertising).
Iklan dibuat sedemikian rupa agar orang yang melihatnya menjadi tertarik.
Iklan dengan tujuan membujuk sangat penting bagi perusahaan terutama dalam
situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan
yang selektif akan merek tertentu.
3. Iklan pengingat (reminder advertising).
Iklan dengan tujuan mengingatkan ini, dibuat sebagai tindak lanjut
terhadap iklan yang pernah dibuat sebelumnya dan mengingatkan kembali
konsumen terhadap produk yang pernah diiklankan. Iklan menjadi sangat penting
dalam tahap kedewasaan (maturity) suatu produk, untuk menjaga agar konsumen
selalu ingat akan produk tersebut.
4. Iklan pemantapan (reinforcement advertising).
Iklan yang bertujuan memantapkan ini dibuat untuk meyakinkan kembali
para pembeli bahwa mereka telah mengambil keputusan yang tepat terhadap
suatu produk yang dibelinya.
Setiap kegiatan promosi membutuhkan media dalam penyampaiannya.
Media yang sering digunakan untuk promosi pariwisata adalah media cetak dan
elektronik. Media cetak misalnya surat kabar dan majalah, sedangkan media
elektronik misalnya televisi, radio dan lain sebagainya. Selain iklan melalui
media cetak dan elektronik, ada juga jenis periklanan lainnya yang juga
mempunyai peranan besar dalam mempromosikan produk pariwisata.
Jenis periklanan itu adalah (Hari 1997):
1. Out door travel advertising .
Out door travel advertising adalah periklanan yang bersifat statis,
dipasang pada tempat-tempat strategis, seperti di terminal, pusat perbelanjaan dan
lain sebagainya, dengan menggunakan kalimat-kalimat slogan dan lambang yang
berwarna mencolok.
2. Point of sales advertising.
Point of sales advertising adalah bentuk iklan yang disesuaikan dengan
tempat pesan iklan yang akan dimuat. Bahan dan bentuknya bermacam-macam,
misalnya diletakkan di meja, digantung, ball point, travelling bag, map dan lain
sebagainya.
2.2.3.2 Sales Promotion
Sales promotion adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain periklanan
yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang perantara dengan
menggunakan alat-alat promosi. Alat-alat promosi yang sering digunakan dalam
kegiatan ini antara lain brosur, pameran, dan demonstrasi. Promosi penjualan
memiliki fungsi menghubungkan, melengkapi dan mengkoordinir kegiatan-
kegiatan teknik promosi yang lainnya. Selain mempunyai fungsi seperti yang
tesebut diatas, kegiatan sales promotion juga mempunyai beberapa tujuan, yaitu
(Hari 1997):
1. Menarik konsumen baru
2. Mempengaruhi konsumen untuk mencoba produk baru
3. Menyerang aktivitas promosi pesaing
4. Meningkatkan impuls buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya)
5. Mengupayakan kerjasama-kerjasama yang lebih erat dengan konsumen dan
perantara melalui pendistribusian segala bentuk bahan promosi pariwisata
cetak (booklet, folder, leaflet dan lain sebagainya) dan media elektronik (DVD,
film, video, slide foto dan lain sebagainya).
Untuk mencapai beberapa tujuan seperti yang tersebut di atas, proses
promosi dengan menggunakan teknik sales promotion menggunakan beberapa
metode promosi penjualan.
Metode promosi yang sering digunakan adalah (Hari 1997):
1. Product sampling (pemberian contoh barang). Perusahaan memberikan
contoh barang secara cuma-cuma kepada konsumen, untuk mencoba atau
menggunakannya.
2. Pengumpulan kupon atau nota pembelian misalnya, sejumlah nota
pembelian dapat ditukar dengan barang seharga 10% dari jumlah harga yang
tercantum dalam nota.
3. Pemberian diskon misalnya, setiap rombongan peserta sebuah paket
perjalanan wisata di biro perjalanan wisata tertentu akan menerima diskon
10 % dari perusahaan penyelenggara perjalanan wisata tersebut.
4. Kupon berhadiah misalnya, seseorang yang menginap di hotel yang sama,
dengan jumlah hari tertentu, akan mendapatkan kupon yang akan diundi,
dan akan mendapatkan hadiah.
5. Rabat (cash refund). Metode promosi dengan rabat dilakukan dengan
mengurangi harga yang diberikan kepada pembeli, yang ditentukan dalam
bentuk prosentase atau satuan rupiah. Cara ini dipergunakan untuk
memperkenalkan produk baru dan mendorong pembelian ulang atas suatu
produk yang menguntungkan.
2.2.3.3 Personal Selling
Personal selling atau sering disebut penjualan tatap muka merupakan
aktifitas komunikasi antar produsen yang diwakili oleh tenaga penjual, dengan
konsumen potensial, yang melibatkan pikiran dan emosi, serta berhadapan
langsung dengan pembeli (Hari 1997). Personal selling mempunyai peranan yang
penting dalam pemasaran jasa, karena:
1. Personal selling merupakan interaksi secara personal antara penyedia jasa
dan konsumen yang membutuhkan jasa, sehingga kedudukan konsumen
menjadi sangat penting
2. Teknik promosi dengan menggunakan teknik personal selling dalam
mempromosikan produknya menggunakan tenaga manusia bukan mesin.
3. Orang dalam teknik promosi personal selling merupakan bagian dari
produk jasa.
Bagian penting dalam teknik promosi personal selling adalah manusia
sebagai tenaga penjualnya. Fungsi tenaga penjual dalam teknik promosi dengan
menggunakan personal selling mencakup (Hari 1997):
a. Mengadakan analisis pasar
b. Menentukan calon pembeli
c. Mengadakan komunikasi
d. Memberikan pelayanan
e. Mencari dan mempertahankan pelanggan
f. Menemukan dan mengenali masalah yang terjadi pada pelanggan serta
g. memecahkannya.
Teknik promosi dengan menggunakan personal selling dapat dilakukan
langsung dengan berhadapan langsung dengan calon pembeli, misalnya pada
bursa pasar wisata (travel mart).
2.2.3.4 Public Relation
Kata “masyarakat” dalam hubungan masyarakat berarti, setiap individu,
kelompok,organisasi dan lain sebagainya, yang mempunyai potensi untuk
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengusaha produk pariwisata yang
bersangkutan, seperti karyawan, pelanggan, perantara atau penyalur dan
pemimpin masyarakat. Sedangkan kata “hubungan” berarti menciptakan atau
membuka komunikasi dua arah yang saling menguntungkan, termasuk hubungan
pertukaran dalam pemasaran produk pariwisata. Oleh karena itu, hubungan
masyarakat bertanggung jawab untuk menentukan dan mempertahankan
komunikasi dua arah secara terbuka dengan semua lapisan masyarakat serta
menciptakan opini masyarakat yang baik tentang produk pariwisata yang
ditawarkan oleh perusahaan (Asrini 2005).
Public relation merupakan kiat pemasaran penting lainnya, perusahaan
tidak harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur saja,
tetapi ia harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih
besar. Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi
tentang produk barang dan jasa, organisasi maupun perorangan yang
disebarluaskan ke masyarakat melalui media massa tanpa pengawasan dari
sponsor (Hari 1997). Public relation sangat peduli terhadap beberapa tugas
pemasaran, yaitu antara lain (Lupiyoadi 2001):
1. Membangun image (citra)
2. Mendukung aktifitas komunikasi lainnya
3. Mengatasi persoalan dan isu yang ada
4. Memperkuat positioning perusahaan
5. Mempengaruhi publik yang spesifik
6. Mengadakan launching untuk produk/jasa baru.
Program public relation antara lain yaitu publikasi, events, hubungan
dengan investor, exhibitions/pameran dan mensponsori beberapa acara.
2. 4. Langkah pengembangan komunikasi/promosi yang efektif
Untuk mengembangkan komunikasi/promosi yang efektif, maka
diperlukan suatu program dengan sekitar 8 langkah (Kotler 1995 diacu dalam
Lupiyoadi 2001), yaitu:
1. Mengidentifikasikan target audience
Dalam tahap ini kita menentukan siapa target audience, target
audience bisa merupakan individu, kelompok masyarakat khusus atau umum. Bila
perusahaan telah melakukan segmentasi dan sasaran, maka segmen itulah yang
menjadi target audience.
2. Menentukan tujuan komunikasi
Setelah mengetahui target audience dan ciri-cirinya, maka kemudian
dapat menentukan tanggapan atas apa yang dikehendaki. Perusahaan harus
menentukan tujuan komunikasinya / promosinya, apakah untuk menciptakan
kesadaran, pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan atau pembelian.
3. Merancang pesan
Kemudian perusahaan harus menyusun pesan yang efektif. Idealnya
suatu pesan harus mampu memberikan perhatian (Attention), menarik (Interest),
membangkitkan keinginan (Desire), dan menghasilkan tindakan (Action),
yang kesemuanya dikenal sebagai metode AIDA. Pesan yang efektif harus
dapat menyelesaikan 4 masalah, yaitu: “how”, “what”, “when” and “who”.
4. Menyeleksi saluran komunikasi
Perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efisien
untuk membawakan pesan. Saluran komunikasi itu bisa berupa komunikasi
personal ataupun non personal.
5. Menetapkan jumlah anggaran promosi
Menetapkan anggaran sangatlah penting karena menentukan
menggunakan media apa, tergantung pada anggaran yang tersedia. Ataukah
perusahaan berorientasi pada pencapaian sasaran promosi yang akan dicapai
sehingga sebesar itulah anggaran yang akan berusaha disediakan.
6. Menentukan bauran promosi
Langkah berikutnya setelah menetapkan anggaran promosi adalah
menentukan alat promosi apa yang akan digunakan, apakah melalui advertising,
personal selling, sales promotion, atau public relation dan lain-lain (atau
bauran dari berbagai perangkat tersebut).
7. Mengukur hasil-hasil promosi
Setelah merencanakan promosi, perusahaan harus mengukur dampaknya
pada target audience, apakah mereka mengenal atau mengingat pesan-pesan yang
diberikan. Berapa kali melihat pesan tersebut, apa saja yang masih diingat,
bagaimana sikap audience terhadap produk jasa tersebut, dan lain-lain.
8. Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi
Karena jangkauan komunikasi yang luas dari alat dan pesan komunikasi
yang tersedia untuk mencapai target audience, maka alat dan pesan komunikasi
perlu dikoordinasikan. Karena jika tidak, pesan-pesan itu akan menjadi lesu
pada saat produk tersedia, pesan kurang konsisten atau tidak efektif lagi.
Untuk itu perusahaan harus mengarahkan pada penerapan konsep komunikasi
pemasaran yang terkoordinasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yakni Juli-Agustus 2009 di
Kabupaten Samosir tepatnya pada 3 (tiga) kecamatan yakni Kecamatan
Simanindo, Kecamatan Pangururan dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula (Gambar
1).
Gambar 1 Peta lokasi penelitian.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peta
pariwisata Kabupaten Samosir sebagai panduan perjalanan dalam melakukan
penelitian, panduan wawancara, skala penilaian Likert, alat perekam dan kamera
digital.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data terdiri dari jenis, teknik dan sumber data yang
dikumpulkan, alasan pemilihan sampel penelitian dan teknik penentuan sampel.
Secara rinci akan dijabarkan sebagai berikut:
3.3.1 Jenis, teknik dan sumber data
Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Data
sekunder meliputi data-data yang terkait pengembangan promosi antara lain media
promosi, jenis promosi, teknik promosi dan alternatif pengembangan promosi di
Danau Toba, Kabupaten Samosir. Sedangkan data primer yang dikumpulkan
meliputi bentuk dan media promosi yang dilakukan oleh pemerintah dan
pengelola serta data hasil kuisioner dari pengunjung untuk mengukur efektivitas
promosi. Data-data diperoleh melalui wawancara, kuisioner, observasi dan studi
pustaka. Berikut ini disajikan jenis data, teknik pengambilan data dan sumber data
(Tabel 1)
Tabel 1 Jenis, teknik pengumpulan dan sumber data Jenis Data Teknik Sumber Data
1. Kondisi Umum lokasi Penelitian
a. Sejarah b. Letak dan Lokasi
Kawasan c. Topografi d. Iklim e. Kondisi Demografis f. Aksesibilitas g. Sosial Budaya h. Objek Wisata
Studi Pustaka, Wawancara informan kunci
Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya
2. Identifikasi Promosi Wisata Danau Toba
a. Jenis media promosi b. Teknik promosi c. Pelaku Promosi d. Sasaran pengelolaan e. Alternatif pengembangan
promosi
Studi Pustaka dan Observasi
Lab. RAE, Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, LSM/NGO.
3 Media Promosi oleh pengelola dan pemerintah daerah
a. Media Elektronik (TV, Website, dan Radio)
b. Media Cetak (Brosur, Leaflet/Booklet, Suratkabar/Majalah, CD)
c. Bentuk promosi lainnya (pameran, event)
4. Teknik Promosi a. Promosi secara langsung b. Promosi secara tidak
Langsung
5. Pelaku Promosi a. Pihak yang terlibat
(Masyarakat yang terlibat secara langsung dengan promosi , Pemerintah ,
b. Pengelola/LSM)
Observasi, Studi Pustaka Observasi, Wawancara Kuisioner
Departemen Pariwisata, Lab. RAE Buku Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, LSM/NGO.
Masyarakat, Pemerintah Daerah, Pengelola
Pengunjung
Kabupaten Samosir memiliki 9 (sembilan) kecamatan dengan 6 (enam)
kecamatan berada di Pulau Samosir di tengah Danau Toba dan 3 (tiga) kecamatan
berada di daerah lingkar luar Danau Toba tepat pada punggung pegunungan Bukit
Barisan yaitu: Harian, Sianjur Mula-Mula, Nainggolan, Onan Runggu, Palipi,
Pangururan, Ronggur Nihuta, Simanindo dan Sitio-tio (Tabel 2). Dari 9
kecamatan ini dipilih 3 kecamatan sebagai sampel kecamatan yang akan dikaji
dalam penelitian ini.
c. Bentuk keterlibatan
6. Sasaran pengelolaan untuk promosi
7. Langkah Pengembangan berdasarkan rekomendasi, masukan dan kritikan pengunjung dan pelaku promosi
Wawancara Wawancara
Pengelola Masyarakat, pengunjung, pengelola
Tabel 2 Potensi objek wisata pada 9 kecamatan di Kabupaten Samosir No Potensi
Objek Wisata
Kabupaten Samosir Kecamatan Pangururan
Kecamatan Palipi Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kecamatan Harian Boho
Kecamatan Onan Runggu
Kecamatan Nainggolan
Kecamatan Ronggur Ni huta
Kecamatan Sitio-tio
Kecamatan Siamnindo
1 Objek Wisata Alam
Pemandian Air Panas; Pantai Pasir Putih
Air Panas Simbolon:kawasan berbatu belerang
Gunung Pusuk Buhit;Aek Boras;Aek Sipitu Dai:mata air tujuh rasa; Batu sawan; Pulo Tulas
Menara Pandang Tele; Partukko Naginjang; Janji Martahan; Air Terjun Efrata; Mata Air Pohon Pokki
Lagundi Sitamiang; Tambun Surlau; Hariara na Bolon; Pantai Bebas Sukkean.
Pantai Maria Raja : pantai bebas dengan pasir putih.
Danau Sidihoni: danau di atas Pulau Samosir; Aek Liang; Gua Sidam-dam; Batu Sidam-dam
Mual Datu Parngongo; Goa Datu Parngongo; Mual Boru Saruding
Batu Marhosa di Sigarantung; Gua Marlakkop; Pagar Batu dan Bottean; Pantai Ambarita; Aek Natonang; Pulo Tao; Tuktuk Siadong; Bukit Beta Kite International
2 Objek Wisata Sejarah
Terusan Tano Ponggol; Pesanggrahan; Wisma Sinur
Batu Rantai; Piso Somalim : tempat bersejarah.
Batu Parhusipan;Batu Pargasipan;Batu Nanggor;Batu Hobon
- - - Simaliting : Sebuah besar
-
Makam Raja Sidabutar; Batu Persidangan; dan Museum Huta Bolon
3 Objek Wisata Budaya
Open Stage/bangunan tempat pertunjukan seni dan budaya, Komunitas Ulos Batak;
- - - - - - - Pertunjukan Sigale-gale; Gedung Kesenian, Open Stage
3.3.2 Teknik penentuan sampel
1. Sampel penelitian
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
pengambilan contoh berlapis. Menurut Hasan (2002) teknik stratified sampling
adalah teknik penarikan sampel dengan membagi populasi menjadi sub bagian/sub
populasi/stratum, dari tiap stratum diambil satu sampel random. Banyaknya unsur
yang dipilih dalam tiap stratum boleh sebanding, disebut sampling acak berlapis
proporsional atau tidak sebanding dengan jumlah stratum dalam populasinya,
disebut sampling acak berlapis tidak proporsional.
Hasil pengambilan sampel tiap stratum digabungkan menjadi satu sampel
yang diperlukan. Bailey diacu dalam Hasan (2002) menyatakan bahwa untuk
penelitian yang akan menggunakan analisis data statistik, ukuran sampel yang
paling minimum adalah 30. Sedangkan menurut pendapat Gay diacu dalam Hasan
(2002) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima
berdasarkan metode penelitian yang digunakan, yaitu sebagai berikut :
a. Metode dekriptif minimal, 10 % dari jumlah populasi. Untuk populasi
relatif korelasional, minimal 30 subjek
b. Metode expost facto minimal 15 subjek per kelompok
c. Metode experimental, minimal 15 subjek per kelompok
Dalam penelitian ini jumlah responden (pengunjung) yang diberikan
kuisioner sejumlah 30 orang untuk setiap objek wisata. Objek wisata yang diteliti
berjumlah 5 objek wisata sehingga jumlah total sampel pengunjung yang
diwawancarai adalah sebanyak 150 orang.
2. Alasan pemilihan sampel kecamatan/objek wisata
Pertimbangan pertama yakni kecamatan yang memiliki kekayaan objek
wisata alam yang khas dan unik didasarkan pada objek-objek wisata alam yang
tidak dimiliki oleh kecamatan lain yaitu Danau Sidihoni yang terletak di
Kecamatan Pangururan. Selain itu, pemilihan sampel pada objek wisata
Pemandian Air Panas dan Pantai Pasir Putih didasarkan bahwa objek wisata ini
dapat mewakili Kecamatan Palipi dan Kecamatan Nainggolan yang memiliki
objek wisata alam yang sama (Tabel 2).
Pertimbangan kedua yakni kecamatan yang memiliki objek wisata alam
tertua dan merupakan daerah asal mula bangsa Batak didasarkan pada alasan
bahwa adanya tradisi masyarakat yang dapat menjaga bentuk promosi yang masih
bertahan serta umur pengelolaannya yang sudah tua membuat objek wisata alam
ini semakin menarik bagi wisatawan.
Pertimbangan ketiga yakni kecamatan yang memiliki objek wisata alam
yang beragam didasarkan pada kekayaan alam yang lebih banyak dan bentuk
promosi yang lebih diperhatikan oleh pemerintah dan pengelola. Berdasarkan
potensi objek wisata alam, budaya, dan sejarah maka kecamatan yang memiliki
objek wisata paling beragam adalah Kecamatan Pangururan. Akan tetapi, karena
penelitian ini difokuskan pada wisata alam maka kecamatan yang dipilih adalah
Kecamatan Simanindo.
Tabel 2 Sampel penelitian yang dianalisis
3.3.3 Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan melalui tahap-tahap berikut :
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data-data mengenai sejarah
kawasan, data potensi objek wisata, serta pengembangan promosi objek wisata
pada setiap kecamatan dan tepatnya pada desa-desa yang menjadi daerah tujuan
wisata. Data yang diperoleh melalui studi pustaka ini akan menjadi pedoman dan
bahan perbandingan saat melakukan observasi di lapangan. Data sekunder dapat
diperoleh di lokasi penelitian yakni Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten
Samosir serta sumber-sumber lain seperti Lembaga Konservasi Situs dan Cagar
No. Pertimbangan/ kriteria Sampel Sampel kecamatan Desa-Desa Tempat Peneltian
1. Kecamatan yang memiliki kekayaan objek wisata alam yang khas dan unik
Kecamatan Pangururan Desa Parbaba, Desa Siogung-Ogung, Desa Lumban Suhi-Suhi, Desa Pangururan
2. Kecamatan yang memiliki objek wisata alam tertua dan merupakan daerah asal mula bangsa Batak
Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Desa Sagala, Desa Limbong
3. Kecamatan yang memiliki potensi objek wisata yang sangat beragam
Kecamatan Simanindo Desa Siallagan, Tomok, Tuk-tuk Siadong, Desa Parmonangan, Desa Simanindo, Desa Tanjungan.
Budaya Kabupaten Samosir, Laboratorium Rekreasi Alam dan Ekowisata dan
Departemen Pariwisata dan Kebudayaan, Indonesia.
b. Observasi lapang
Data yang dikumpulkan menggunakan cara pengamatan secara langsung
di lapangan mengenai bentuk, teknik dan cara promosi yang ada pada lokasi objek
wisata yang terdapat di Danau Toba Kabupaten Samosir oleh pengelola,
pemerintah daerah (Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir), dan
masyarakat yang terlibat secara langsung dalam kegiatan promosi diantaranya
pemilik hotel/penginapan, rumah makan, cafe, bar, dan restoran.
c. Wawancara
Data yang dikumpulkan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan
yang berhubungan dengan data yang diperlukan secara langsung dari responden.
Wawancara dilakukan kepada berbagai pihak yaitu pemerintah daerah,
masyarakat setempat sebagai pihak yang mengelola daerah objek wisata dan
masyarakat sebagai pihak yang merasakan manfaat dari pengembangan promosi
yang telah ada, wisatawan yang ditemui sedang berkunjung pada lokasi penelitian.
3.4 Metode Analisis Data
Data sekunder diperoleh dengan cara tidak langsung dan secara langsung
yang berfungsi sebagai penunjang data primer. Secara tidak langsung dapat
diperoleh melalui penelusuran dokumen-dokumen. Sedangkan secara langsung
dapat dilakukan melalui teknik wawancara secara tatap muka dengan panduan
kuisioner dan mengajukan beberapa pertanyaan terkait pengembangan promosi
wisata Danau Toba kepada pemerintah daerah yakni Dinas Pariwisata, Seni dan
Budaya, pihak pengelola serta masyarakat yang terlibat secara langsung dengan
upaya pengembangan promosi diantaranya pemilik agen-agen travel, pemilik
restoran, rumah makan, cafe, hotel-hotel, dan penginapan. Data sekunder yang
dikumpulkan berupa sejarah kawasan, bentuk promosi, media promosi, cara dan
teknik promosi yang telah ada di Danau Toba, Kabupaten Samosir.
Data primer diperoleh melalui pengumpulan data berlandaskan pada
pengamatan langsung terhadap bentuk promosi, teknik dan cara promosi yang ada
di objek-objek wisata yang menjadi lokasi penelitian. Data yang diperoleh di
lapangan disajikan dalam tabulasi frekuensi. Data yang diolah secara kualitatif
dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan dalam mendeskripsikan
data yang didapatkan secara jelas, dilihat dari segi pengelolaan, persepsi terhadap
program promosi yang ada, jenis, teknik dan pelaku promosi.
Data-data tersebut diklasifikasikan dan disajikan sehingga dapat
disimpulkan bentuk promosi yang akan dikembangkan dan deskriptif kuantitatif
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
3.4.1 Inventarisasi Media Promosi
Data yang diambil untuk menginventarisasi media promosi adalah data
internal yang diperoleh dari hasil wawancara terpandu dengan pihak pengelola,
LSM dan masyarakat yang terlibat secara langsung. Data tersebut kemudian
dijabarkan melalui analisis deskriptif. Data yang dikumpukan dalam inventarisasi
media promosi adalah pelaku-pelaku promosi, media promosi, serta jenis-jenis
promosi yang digunakan. kemudian data-data tersebut dimatrikskan serta
dianalisis secara deskriptif.
3.4.2 Efektivitas Media Promosi
Pengolahan dan analisis data efektivitas promosi menggunakan software
yaitu Software Microsoft Excel dengan teknik analisis EPIC Model. Efektivitas
promosi dan periklanan dapat diukur dengan menggunakan EPIC Model
(Durianto et al 2003). EPIC merupakan singkatan dari Emphaty, Persuasion,
Impact, and Communication terdapat 4 (empat) dimensi yang terdapat dalam
EPIC Model, yaitu :
1 Dimensi Empati
Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang
mengidentifikasikan dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama
dengan orang atau kelompok yang lain. Dimensi empati menginformasikan,
apakah konsumen menyukai suatu promosi yang menggambarkan bagaimana
konsumen melihat hubungan antara suatu iklan pribadi dengan pribadi mereka.
Dimensi empati memberi informasi yang berharga mengenai daya tarik suatu
merek. Dimensi empati untuk masyarakat yang terlibat secara langsung dalam
kegiatan promosi didapat dari hasil wawancara yang diajukan.
Tabel 4 Pertanyaan-pertanyaan dalam dimensi Empati EPIC Model No. Pertanyaan Jawaban 1. Darimanakah Bapak/Ibu/Saudara
mendapatkan informasi tentang keberadaan wisata alam Danau Toba
TV/Radio/Website/Suratkabar/Majalah/ CD
22. Media promosi yang mana yang paling Bapak/Ibu/Saudara sukai?
TV/Radio/Website/Suratkabar/Majalah/ CD
3. Apa yang Bapak/Ibu/Saudara sukai dari media-media promosi tersebut?
Berdasarkan pertanyaan di atas maka pernyataan yang mengandung dimensi
Empati adalah :
Tabel 5 Pernyataan-pernyataan dalam dimensi Empati EPIC Model No. Pernyataan STS TS C S SS 1. Bapak/Ibu/Saudara setuju bahwa promosi wisata
alam Danau Toba adalah tergolong baik.
2. Sesuai pilihan bentuk promosi disukai, Bapak/Ibu/Saudara setuju agar bentuk media promosi tersebut tetap dipertahankan.
2. Dimensi Persuasi
Persuasi merupakan perubahan kepercayaan, sikap dan keinginan
berperilaku yang dua disebabkan oleh suatu komunikasi. seperti komunikasi
dalam periklanan dapat mempengaruhi konsumen dengan menggunakan dua
proses kognitif yaitu jalur sentral dan jalur periferal. Dimensi periferal
menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk penguatan suatu
merek, sehingga pemasar memperoleh pemahaman tentang dampak promosi
terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran
kemampuan suatu promosi dalam mengembangakan daya tarik suatu merek.
Dimensi persuasi dapat ditunjukkan melalui hasil wawancara sebagai berikut :
Tabel 6 Pertanyaan-pertanyaan dalam dimensi EPIC Model No. Pertanyaan Jawaban 1. Melalui bentuk media promosi yang ditawarkan
apakah Bapak/Ibu/Saudara ada perubahan sikap/kepercayaan tentang wisata alam Danau Toba?
Ya / Tidak
2. Perubahan sikap seperti apa yang Bapak/Ibu/Saudara alami?
Tidak berubah/ Langsung Berkunjung/ cari tau informasi lebih banyak.
3. Hal apa yang membuat Bapak/Ibu/Saudara menarik dari bentuk media promosi yang ditawarkan?
Desain media promosi/objek wisata alamnya/Fasilitas yang disajikan dalam media promosi/harga yang ditawarkan/aksesibilitas
Berdasarkan pertanyaan di atas maka kesimpulan pernyataan yang
mengandung dimensi Dampak adalah :
Tabel 7 Pernyataan yang mengandung dimensi persuasi EPIC Model No. Pertanyaan STS TS C S SS 1. Jenis-jenis media promosi wisata alam Danau
Toba yang ditawarkan oleh pengelola telah dapat menarik perhatian Bapak/Ibu/Saudara.
2. Jenis-jenis promosi tersebut memberikan sebuah keinginan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk berkunjung ke Danau Toba.
2. Dimensi Dampak
Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat
menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa, serta apakah
promosi mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak
yang diinginkan dari hasil promosi adalah sejumlah penetahuan produk (product
knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement)
konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Dimensi dampak
ditunjukkan dari hasil wawancara sebagai berikut :
Tabel 8 Pertanyaan-pertanyaan yang mengandung dimensi EPIC Model No. Pertanyaan Pilihan Jawaban 1. Informasi apa saja yang Bapak/Ibu/Saudara
ketahui tentang Danau Toba? Objek-objek wisata alamnya/ fasilitas/aksesibilitas
2. Dalam media promosi yang Bapak/Ibu/Saudara peroleh apakah informasi tersebut terdapat di dalamnya?
Ya/Tidak
3. Selain bentuk media promosi wisata alam Danau Toba apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui bentuk media promosi tempat yang lainnya? Sebutkan!
Ya / Tidak
Berdasarkan pertanyaan di atas, maka kesimpulan pernyataan yang mengandung
dimensi dampak adalah :
Tabel 9 Pernyataan dalam dimensi dampak EPIC Model No. Pertanyaan STS TS C S SS 1. Bapak/Ibu/Saudara tahu betul tentang wisata alam
Danau Toba.
2. Jika Bapak/Ibu/Saudara bandingkan dengan bentuk promosi di tempat lainnya yang pernah anda kunjungi, anda setuju bahwa promosi Danau Toba lebih kreatif dibandingkan dengan promosi tempat yang lainnya.
4. Dimensi Komunikasi
Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan
konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman
konsumen serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. perspektif
pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang
berhasil merupakan permasalahan komunikasi. Dimensi komunikasi dapat
ditunjukkan melalui data wawancara sebagai berikut :
Tabel 10 Pertanyaan-pertanyaan yang mengandung dimensi komunikasi EPIC Model
No. Pertanyaan Pilihan Jawaban 1. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengerti bahasa dan
isi dalam media promosi wisata Danau Toba yang ditawarkan?
Ya / tidak
2. Melalui bahasa dan isi tersebut apakah Bapak/Ibu/Saudara mengerti akan pesan yang disampaikan dalam media promosi tersebut?
3. Informasi dan pesan apa saja yang disampaikan kepada Bapak/Ibu/Saudara?
4. Selain media elektronik dan cetak, adakah media promosi yang lain yang pernah Bapak/Ibu/Saudara peroleh?
Ada, sebutkan../ Tidak ada
5. Setelah membaca / mendengar informasi dari media promosi tersebut apa yang Bapak/Ibu/Saudara ingat dari Danau Toba?
Berdasarkan pertanyaan di atas maka, kesimpulan pernyataan yang mengandung
dimensi komunikasi adalah :
T
D
a
m
DPf
m
DXfw
m
v
d
p
Tabel 11 PerNo. Perta1. Setel
Bapaprom
2. Medidengbahas
3. BapaBapayang
4. Pesanpada
5. Seteltersebuntuk
Data dari Ta
a. Anal
Dala
menggunaka
Dengan pengP = Perf1 = Jum
= Ba
. Skor
Setia
menghitung
Dengan pengX = Rata-ratafi = frekuensiwi = bobot
Lang
menentukan
variabel. Bo
dari kisaran
posisi yang
rnyataan dalanyaan lah melihat/ak/Ibu/Saudara
mosi yang ditawia promosi tan baik kepasa dan isi yang
ak/Ibu/Saudara ak/Ibu/Saudara
disampaikan on dari media Bapak/Ibu/Sau
lah mendapat but mampu mk berkunjung k
abel 4 sampa
lisis tabulas
am analisis
an rumus seb
gertian : rsentase jummlah pengunanyaknya jum
r Rataan
ap jawaban y
skor rataan
ertian : a bobot i
gkah selanju
n posisi tang
obot alternat
antara 0 hin
g positif. P
lam dimensi
/membaca mmengerti
warkan oleh pentersebut dapada Bapak/Ibu/
g digunakan. setuj
mengerti denoleh pengelola
promosi menudara. kesan yang a
mendorong Bke Danau Toba
ai dengan 11
si sederhana
tabulasi sed
bagai beriku
mlah pengunjnjung yang mmlah pengun
yang diperol
adalah sebag
utnya adalah
ggapan resp
tif jawaban
ngga 4 yang
Penilaian pe
komunikasi
media promdengan me
ngelola. t berkomunik/Saudara mela
u bahngan tujuan pe. ninggalkan ke
anda peroleh Bapak/Ibu/Sauda.
dianalisis d
a
derhana, dat
ut :
jung yang mmemilih katenjung yang d
eh dari peng
gai berikut :
h menggunak
ponden deng
yang terben
menggamba
ertanyaan-pe
i EPIC ModeSTS T
mosi edia
kasi alui
hwa san
san
hal dara
dengan meng
ta yang dip
memilih kategegori tertentudiwawancara
gunjung dibe
kan rentang
gan menggu
ntuk dari ska
arkan posisi
ertanyaan d
el TS C
ggunakan EP
peroleh diol
gori tertentuu ai
erikan nilai b
skala penil
unakan nilai
ala peningka
yang sangat
dimensi EP
S SS
PIC Model.
lah dengan
.
bobot. Cara
laian untuk
i skor tiap
atan terdiri
t negatif ke
PIC Model
m
d
T
t
d
R
D
R
M
R
p
P
B
p
TN
2345
menggunaka
dalam Tabel
Tabel 12 KeSkala Likert
1 2 3 4 5
Dari
tanggapan d
dengan men
Rentang ska
:
Dengan peng
R = Bobot te
M = Banyak
Rentang ska
penelitian ya
Posisi keput
0
Berikut krite
perhitungan
Tabel 13 KrNo 1. Sanga2. Tidak 3. Cukup4. Efekti5. Sanga
an skala Lik
l 12.
eterangan daKeteraSangatTidak SCukupSetuju Sangat
Tabel 13, d
dengan meng
nggunakan ni
ala dapat dih
gertian:
erbesar-bobo
knya kategor
ala yang di
ang didapat
tusannya ada
0,8
eria dan rent
nilai rataan
iteria dan renKriteria
at Tidak EfektifEfektif
p Efektif f
at Efektif
kert dengan
an bobot skaangan t Tidak SetujuSetuju Setuju
t Setuju
igunakan ren
ggunakan ni
ilai skor tiap
hitung denga
ot terkecil
ri bob
gunakan da
adalah :
alah :
1,6
tang skala ef
(RS).
ntang skala
f
n rentang sk
ala Likert Bobot
0 12 3 4
ntang skala p
ilai skor tiap
p dimensi.
an rumus seb
alam penelit
6
fektivitas pr
efektivitas pRentang Sk
0,0-0,80,8-1,61,6-2,42,4-3,23,2-4,0
kala 1-5 dan
penilaian un
p dimensi. R
bagai berikut
tian ini adal
2,4
romosi yang
promosi dalakala
8 6 4 2 0
n diberi bob
ntuk menentu
Rentang ska
t (Durianto
lah 1-5 mak
3,2
diperoleh b
am EPIC Mo
bot seperti
ukan posisi
la dihitung
et al 2003)
ka rentang
4,0
berdasarkan
odel
m
p
t
3
t
u
M
y
e
d
s
y
D
m
p
m
p
m
s
d
p
Kem
menggunaka
Hasil
promosi / p
telah ditentu
3.5 Pengem
Peng
tingkat keefe
untuk memp
Model denga
yakni :
1. P
e
2. P
e
Nilai
empat dime
disimpulkan
semua kriter
yang cocok
Dengan me
media prom
pasar (lokal
mencapai ta
pengembang
menganalisa
sehingga me
diperbaiki m
promosi yan
mudian mene
an rumus seb
l EPIC Ra
produk dalam
ukan di atas.
mbangan Pr
gembangan p
fektifan suatu
peroleh tinga
an rentang S
Posisi renta
efektif dan k
Posisi rentan
efektif, efekt
i EPIC Rate
ensi diposi
n keeektifan
ria dalam E
digunakan p
emperhatikan
mosi (EPIC M
l dan interna
arget terseb
gan selanjutn
a media-med
edia-media p
menuju med
ng tergolong
entukan nila
bagai beriku
ate akan m
m persepsi r
romosi Wisa
promosi wis
u media prom
at keefektifa
Skala Likert m
ang skala 0
kurang efekti
ng skala 2,4
tif dan palin
e yang dipero
sikan pada
nnya. Dari s
EPIC Model
pada target s
n faktor-fak
Model) dian
asional) yan
but, dampak
nya adalah m
dia promosi
promosi yan
dia-media pr
efektif dapa
ai X untuk
ut (Durianto,
menggambark
responden, s
ata Danau T
sata Danau
mosi. Berda
an media pro
maka dapat
– 1,6 tergo
if.
4 – 4,0 tergo
ng efektif
oleh secara
a rentang s
semua medi
maka terdap
sasaran terten
ktor yang m
ntaranya me
ng meliputi
k yang terj
menentukan
yang sesua
ng tergolong
romosi yang
at terus dipe
k masing-m
et al 2003)
kan posisi
sesuai denga
Toba
Toba diawa
sarkan telaah
omosi denga
diperoleh du
olong media
olong media
keseluruhan
skala keput
ia promosi
pat media-m
ntu dan ada j
mempengaruh
engetahui tar
alat dan pe
jadi pada t
bentuk prom
ai dengan p
g dalam rent
g lebih efek
ertahankan d
asing dimen
:
promosi su
an rentang
ali dengan p
h terhadap p
an menggun
ua rentang S
a promosi y
a promosi y
n melalui aku
tusan sehin
yang telah
media promo
juga yang ti
hi keefektif
rget sasaran
esan komuni
target. Mak
mosi yang e
ermintaan p
tang skala 0
ktif. Sedang
dan dikemban
nsi dengan
uatu media
skala yang
pengukuran
pengunjung
akan EPIC
Skala Likert
yang tidak
yang cukup
umulasi ke
ngga dapat
memenuhi
osi tertentu
idak cocok.
fan sebuah
n / segmen
ikasi untuk
ka langkah
efektif serta
pengunjung
0-1,6 dapat
gkan media
ngkan oleh
pengelola dan pemerintah. Selain itu, dapat pula dilakukan analisa kembali
terhadap faktor-faktor yang terdapat pada EPIC Model dalam upaya
pengembangan promosi wisata alam Danau Toba.
Berdasarkan wawancara yang akan dilakukan terhadap pengelola dan
masyarakat yang terlibat secara langsung dalam promosi langkah-langkah
pengembangan yang dapat dilakukan diantaranya adalah menganalisa sumberdaya
yang dimiliki (sumber dana/anggaran yang tersedia dan sumberdaya manusia),
menentukan teknik promosi yang efektif melalui analisa kembali aspek-aspek
yang terdapat dalam EPIC Model. Sumber informasi media promosi yang
diperoleh pengunjung melalui telaah pengunjung kemudian diverifikasi dengan
banyaknya jumlah pengunjung di kawasan wisata alam Danau Toba.
BAB IV KONDISI UMUM LAPANGAN
4.1 Sejarah
Kabupaten Samosir adalah kabupaten yang baru dimekarkan dari
Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan UU RI No.36 tahun 2003 pada tanggal 18
Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten
Serdang Begadai. Terbentuknya Samosir sebagai kabupaten baru merupakan
langkah awal untuk memulai percepatan pembangunan menjadi masyarakat yang
lebih sejahtera (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006)
4.2 Letak dan Luas Kawasan
Kabupaten Samosir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara
dengan ibukota Pangururan. Secara geografis Kabupaten Samosir berada pada
2024’-2025’ LU dan 98021’-99005’ BT. Kabupaten Samosir memiliki luas daerah
2.069,05 km2 yang terdiri dari luas daratan 1.444,25 km2 dan luas danau 624,80
km2 . Secara administratif Kabupaten Samosir berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun
Sebelah Timur : Kabupaten Toba Samosir
Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan
Sebelah Barat : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat.
4.3 Topografi
Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan
ketinggian antara 904 – 2.157 meter di atas permukaan laut, dengan topografi dan
kontur tanah yang beraneka ragam yaitu datar, landai, miring, dan terjal. Struktur
tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik (Dinas
Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006).
4.4 Iklim
Sesuai dengan letaknya yang berada di garis khatulistiwa, Kabupaten
Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar
170C-190C dan rata- rata kelembaban udara 85.04 %. Curah hujan yang tertinggi
terjadi pada bulan Oktober dengan 3521 mm dengan jumlah hari hujan 21 hari.
Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari yaitu sekitar 789 mm,
dengan jumlah hari hujan 20 hari (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten
Samosir, 2006)
4.5 Kondisi Demografis
Kabupaten Samosir terdiri dari 9 kecamatan dengan penduduk sekitar
131.116 jiwa. Jiwa berdasarkan data tahun 2006 dengan jumlah Rumah Tangga
(RT) sekitar 27.215 rumahtangga. Mata pencaharian penduduk yang paling
dominan adalah dari sektor pertanian, perikanan, perdagangan, industri pariwisata
dan industri rumahtangga (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten
Samosir, 2006).
4.6 Aksesibilitas
Sesuai dengan letak geografisnya akses masuk dan keluar Kabupaten
Samosir dapat dilakukan melalui Haranggaol Tiga Ras, Tiga Raja, Parapat
Kabupaten Simalungun via Kapal melintasi Danau Toba atau Ajibata dan Balige
Kabupaten Toba Samosir via Kapal Motor Ferry menuju tomok Kecamatan
Simanindo Kabupaten Samosir, atau jalan darat dari Tele ke Pangururan ibukota
Kabupaten Samosir. Jarak tempuh rata-rata dari Medan ke Kabupaten Samosir via
jalan darat sekitar 4-5 jam, sedang dengan menggunakan Kapal atau Ferry dari
Ajibata – Tomok sekitar 45 menit. Di pelabuhan-pelabuhan penyeberangan
tersedia sarana transportasi lain seperti speedboat, kapal motor dan kapal charter
dengan harga kompetitif. Ada empat pintu gerbang utama menuju Samosir yaitu
Ajibata melalui transportasi danau, Tiga Ras melalui transportasi danau, Tele
melalui transportasi darat dan Balige melalui transportasi darat (Dinas Pariwisata,
Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006)
Dalam unit analisa penelitian Kabupaten Samosir yang memiliki 9
(sembilan) kecamatan, diperkecil menjadi 3 (tiga) sampel kecamatan. Berikut ini
merupakan gambaran umum sampel kecamatan yang akan diteliti.
Kecamatan Pangururan merupakan ibukota Kabupaten Samosir.
Kecamatan ini memiliki potensi wisata alam yang unik diantaranya adalah Aek
Rangat, Pantai Pasir Putih dan Danau Sidhoni. Akan tetapi masih terdapat objek-
objek wisata yang masih belum terekspose oleh masyarakat luas. Aksesibilitas
menuju lokasi ini dapat ditempuh melalui transportasi darat dan laut. Transportasi
darat dalam kabupaten dapat dilihat dalam tabel.
Tabel 14 Akses transportasi darat menuju Kabupaten Samosir.
Perjalanan melalui transportasi laut dapat ditempuh melalui penyeberangan dari
Parapat menuju Tomok kemudian dilanjutkan dengan angkutan umum menuju
Pangururan.
Kecamatan Simanindo merupakan salah satu bagian kecamatan di
Kabupaten Samosir yang sangat kaya dengan wisata budaya. Di kecamatan ini
wisatawan lokal dan mancanegara banyak menikmati pertunjukan tari patung
Sigale-gale, mengunjungi gedung kesenian serta pertunjukan tarian tortor Batak.
Kecamatan Simanindo terletak di Tomok yakni jalur penyeberangan Danau Toba
dari Parapat menuju Kabupaten Samosir. Aksesibilitas menuju tempat ini dapat
ditempuh dengan menggunakan kapal Fery dan Kapal pesiar dari pelabuhan
Ajibata dengan jadwal keberangkatan 5 kali dalam sehari. Kecamatan ini telah
memiliki fasilitas akomodasi yang sangat baik dengan jumlah penginapan
sebanyak 6 hotel, 30 penginapan, 4 cottage, 7 restoran, 1 bar, 1 diskotik, 3 cafe,
dan 1 rumah makan Islam. Toko cenderamata terdapat di sekitar Makam Raja
Sidabutar, Tomok, Kursi Batu Siallagan, dan sepanjang Jalan Lingkar Tuktuk
Siadong. Money Changer terdapat di sekitar kawasan Tuktuk Siadong, Kecamatan
Simanindo. Adapula trayek kapal wisata yaitu Tomok Tour- Ajibata dengan
jadwal keberangkatan 14 kali sehari, dan rute Tuktuk-Tiga Raja dengan jadwal
keberangkatan 8 kali dalam sehari. Pemilihan sampel kecamatan ini berdasarkan
No Nama Usaha Tipe Kendaraan
Kapasitas Penumpang
Trayek Jadwal Keberangkatan
1 Samosir Tour Transport (STT)
Kijang 14 Pangururan-Tomok, PP
Setiap jam mulai dari pukul 07.00-17.00 WIB
2 Pulo Samosir Nauli (PSN)
Kijang 8 Pangururan – Tomok, PP
Setiap jam mulai dari pukul 07.00-17.00 WIB
3 Pulo Samosir Nauli (PSN)
Minibus 18 Pangururan – Tomok, PP
Setiap jam mulai dari pukul 07.00-17.00 WIB
4 Harian Transport Nainggolan (HTN)
Minibus 18 Pangururan-Nainggolan
Setiap jam mulai dari pukul 07.00-17.00 WIB
potensi wisata alam dan wisata budayanya yang sangat menarik dan paling banyak
dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal
setiap bulannya.
4.7 Sosial Budaya
Kabupaten Samosir memiliki potensi yang sangat besar dan masih
banyak yang belum dikelola, terutama potensi wisata dan budayanya. Danau Toba
dikenal hingga ke mancanegara, demikian pula pertunjukan budaya dan seni,
bangunan bersejarah, rumah tradisional, tarian serta berbagai objek wisata
menarik lainnya. Dalam rangka menggali dan memperkenalkan potensi budaya
yang dimiliki masyarakat Samosir, berbagai usaha telah diupayakan salah satunya
adalah dengan mempergelarkan budaya Samosir di event nasional.
Begitu kayanya Seni Budaya Samosir perlu ditampilkan dan diangkat
bahkan diperkenalkan kepada masyarakat luas khususnya generasi muda untuk
mencintai seni budaya tradisional seperti lagu-lagu daerah, tortor sawan, mossak,
sigale-gale, seruling maut, tortor Batak, musik tradisional, opera Batak legenda
tunggal panaluan yang merupakan tarian dan cerita masyarakat samosir.
4.8 Potensi Objek Wisata
Potensi objek wisata di Kabupaten Samosir merupakan potensi yang
memiliki daya tarik spesifik yaitu objek wisata alam, objek wisata budaya, objek
wisata agrowisata, dan objek wisata sejarah. Objek-objek wisata tersebut terdapat
di setiap kecamatan di Kabupaten Samosir mulai dari Gunung Pusuk Buhit
sebagai asal mula suku bangsa Batak, Terusan Tano Ponggol yakni terusan yang
memisahkan antara Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera yang dibangun pada
masa penjajahan kolonial Belanda sampai sekarang masih berfungsi. Objek wisata
budaya dapat dilihat dari komunitas tenun Ulos Batak di desa Lumban suhi-suhi,
dan sebagainya (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identifikasi Promosi Wisata Danau toba (WDT)
Identifikasi promosi WDT dilakukan untuk memperoleh data mengenai
jenis, teknik, pelaku, dan sasaran pengelolaan. Secara rinci akan dijelaskan
sebagai berikut :
5.1.1 Jenis Media Promosi
Media promosi dibedakan menjadi dua jenis yaitu media promosi media
elektronik meliputi televisi, radio, dan internet dan media cetak meliputi majalah,
leaflet, booklet, dan suratkabar (Hari 1997). Media promosi untuk WDT terdiri
dari media cetak (leaflet, booklet, dan majalah), media elektronik (radio, televisi
dan internet), dan media lisan melalui mulut ke mulut. Tabel 15 menunjukkan
jumlah pengunjung berdasarkan media promosi yang digunakan sebagai sumber
informasi terkait WDT.
Tabel 15 Jumlah pengunjung (persentase) berdasarkan media promosi
5.1.1.1 Mulut ke mulut
Media promosi mulut ke mulut merupakan media promosi yang
digunakan untuk menginformasikan WDT melalui komunikasi secara tatap muka,
radio, dan internet. Media promosi ini merupakan media yang paling banyak
dipilih oleh pengunjung (Tabel 15) yakni melalui informasi dari orang lain
(keluarga, teman dan masyarakat setempat) yang pernah berkunjung ke tempat
No Bentuk Media Promosi
Jumlah pengunjung (%)
Wisata Alam Pantai Pasir Putih
Wisata Alam Aek Rangat
Wisata Situs dan Budaya Batu Hobon
Wisata Situs dan Budaya Batu hobon
Wisata Alam Tuktuk Siadong
1. Media cetak a. Booklet 6,67 0 6,67 0 6,67 b. Leaflet 3,33 0 16,67 16,67 0 c. Majalah 0 0 0 0 0 2. Media elektronik a. Radio 0 10,00 0 0 0 b. Televisi 3,33 3,33 0 0 0 c. Internet 3.33 6,67 6,67 6,67 26,67 3. Media Lisan (mouth
to mouth ) 76,67 50,00 56,67 76,67 66,67
wisata tersebut dengan persentase masing-masing objek wisata yaitu Wisata Alam
Pantai Pasir Putih sebesar 76,67 %, Wisata Alam Aek Rangat sebesar 50,00 %,
Wisata Situs Budaya Batu Sawan sebesar 76,67 %, Wisata Situs dan Budaya
Batu Hobon sebesar 76,67 % dan Wisata Alam Tuktuk Siadong sebesar 66,67 %.
Media promosi melalui mulut ke mulut menjadi penting di dalam promosi WDT
karena pada kenyataannya sebagian besar pengunjung yang datang dari daerah
lain adalah bersumber dari informasi melalui teman, keluarga dan masyarakat
setempat dan berdasarkan hasil penelitian media promosi ini memiliki peran yang
sangat baik untuk meningkatkan jumlah pengunjung WDT.
5.1.1.2 Leaflet dan booklet
Bentuk promosi dengan menggunakan booklet meliputi guidebook dan
handbook) dan leaflet meliputi peta wisata dan brosur (Gambar 2) merupakan
salah satu cara untuk menarik minat pengunjung ke Danau Toba. Bentuk promosi
ini diberikan kepada tamu-tamu yang berkunjung ke Pemerintahan Kabupaten dan
Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir khususnya. Selain
diberikan kepada tamu-tamu pemerintahan, media promosi ini juga dibawa pula
pada event-event yang diikuti oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya. Leaflet dan
booklet ini dibagikan secara gratis kepada pengunjung. Target sasaran dari bentuk
promosi ini lebih diprioritaskan bagi pengunjung di luar Samosir. Selain itu,
distribusi bentuk promosi ini juga disalurkan kepada hotel-hotel di Kabupaten
Samosir dan di luar Kabupaten Samosir atau melalui “Tourist Information
Center” atau Pusat Informasi Wisata.
Berdasarkan wawancara dan kuisioner yang diberikan kepada
pengunjung sebagian besar dari pengunjung kurang mengetahui keberadaan
leaflet yang telah ada oleh pengelola. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah
pengunjung yang memilih telah memperoleh informasi melalui leaflet dan booklet
yakni Wisata Situs Budaya Batu Sawan sebesar 16,67 %, Wisata Situs Budaya
Batu Hobon sebesar 6,67 %, Wisata Alam Pantai Pasir Putih sebesar 3,33 %,
Wisata Alam Tuktuk Siadong dan Wisata Alam Aek Rangat tidak ditemukan
pengunjung yang memilih media promosi ini.
G
p
t
(
m
Gambar 2
Selai
pemerintah
tempat-temp
(Gambar 3).
masyarakat d
(a)
Media proSumatera Samosir daalam Suma
in leaflet da
diantaranya
pat umum s
. Media pro
dengan men
omosi WDTUtara; (b)
an Sumateraatera Utara d
an booklet, m
adalah den
seperti band
mosi ini dih
nempatkanny
(c)
T. Ket: (a)Leaflet me
a Utara; (c) Gdan Kabupate
media prom
gan membu
dara, hotel-h
harapkan dap
ya di tempat-
Leaflet danngenai inGuide booken Samosir.
mosi lainnya
uat spanduk-
hotel dan p
pat member
-tempat umu
(b)
n booklet wnformasi wdan Hand b
yang diupay
spanduk dan
penginapan-p
rikan inform
um
wisata alam wisata alam book wisata
yakan oleh
n poster di
penginapan
masi kepada
G
5
W
k
i
t
H
t
5
d
K
I
y
e
S
d
t
s
S
Gambar 3
5.1.1.3 Ma
Maj
WDT yang
kabupaten y
ini diterbitk
tidak menge
Hal ini dise
tamu-tamu p
5.1.1.4 Ho
Ben
dalam mem
Kabupaten
Informasi y
yang dimili
event-event
Samosir. W
dan email D
Kel
tidak rutin o
samping itu
Samosir khu
Poster-posSamosir.
ajalah
jalah Nusan
berisi inform
yang terdapat
kan sekali d
etahui adany
ebabkan oleh
pemerintahan
mepage / In
ntuk promos
mpromosikan
Samosir y
yang disajika
ki oleh obj
yang akan
Website Kabu
Disparsebud@
lemahan dar
oleh pihak Pe
, kurangnya
ususnya Din
ster dan sp
ntara merupa
masi tentang
t di Sumatra
alam setahu
ya keberadaa
h pengelola
n, hotel dan
nternet
si internet m
n kawasann
yang berpus
an dalam w
jek wisata t
diselenggar
upaten Samo
@gmail.com
ri media pr
emerintah K
a koordinasi
nas Pariwisa
anduk wisa
akan upaya p
g kawasan-k
a Utara term
un. Berdasar
an media pro
a menyebark
restoran.
menjadi salah
nya. Websit
sat di Kan
website ini d
tertentu, aks
rakan di Da
osir dapat d
.
romosi ini a
Kabupaten Sa
antara Pem
ata, Seni, d
ata alam da
pemerintah d
awasan wisa
masuk Kabup
rkan hasil
omosi melal
kan media p
h satu upaya
te ini dike
ntor Bupati
diantaranya
sesibilitas, d
anau Toba
iakses mela
adalah perio
amosir sebag
mkab dengan
an Budaya
an budaya
dalam memp
ata alam di k
paten Samos
penelitian p
lui majalah (
promosi han
pihak penge
lola oleh p
Kabupaten
adalah pote
dan informa
khususnya
lui www.sam
odisasi data
gai pemilik w
n dinas-dinas
untuk mem
Kabupaten
promosikan
kabupaten-
ir. Majalah
pengunjung
(Tabel 15).
nya kepada
elola WDT
pemerintah
n Samosir.
ensi wisata
asi tentang
Kabupaten
mosir.go.id
dilakukan
website. Di
s terkait di
mperbaharui
data terbaru mengenai WDT. Selain website milik Pemkab, WDT dipromosikan
pula melalui akses melalui jaringan telkom dan juga facebook. Informasi yang
diakses dari website ini adalah kondisi wisata alam dan budaya Kabupaten
Samosir secara umum, dan kelima objek tersebut telah dapat diakses melalui
internet. Sebagian besar pengunjung berasal dari Kabupaten Samosir dan
sekitarnya (Tabel 5) maka penggunaan media promosi internet kurang efektif
untuk sasaran masyarakat lokal. Hal ini menunjukkan bahwa sasaran promosi oleh
pengelola dengan menggunakan media promosi internet guna mendatangkan
pengunjung dari luar Kabupaten Samosir belum maksimal.
5.1.1.5 Radio
Dengan adanya fasilitas pemancar radio di Kabupaten Samosir yaitu
Stasiun Radio Pusuk Buhit FM (SRPB FM) yang bertempat di Desa Siogung-
Ogung, Pangururan menjadi sebuah peluang bagi pengelola untuk
mempromosikan kawasan WDT. Bentuk promosi yang dilakukan tetap mengacu
pada promosi dari “mulut ke mulut” hanya saja melalui media komunikasi radio.
Radio Pusuk Buhit melakukan kerjasama dengan pihak DISPAR seperti Horas
Samosir Fiesta. Setiap hari Sabtu pihak radio mempromosikan WDT secara lebih
spesifik dan mendalam tentang kondisi salah satu objek wisata Kabupaten
Samosir. Jangkauan siaran radio Pusuk Buhit FM sendiri mencapai 5 kabupaten
yakni Kabupaten Samosir, Humbang Hasundutan, Dairi/Pakpak, Simalungun
(Siantar), dan Tarutung.
Selain mempromosikan WDT melalui siaran radio, pihak RPSB juga
berpartisipasi dalam event-event terkait dalam promosi WDT dengan cara ikut
meliputi kegiatan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat
pengguna radio di Kabupaten Samosir masih banyak, akan tetapi pada
kenyataannya mereka tidak mengetahui bahwa ada program siaran SRPB FM. Hal
ini disebabkan karena pihak pengelola radio mempromosikan WDT pada waktu
tertentu yakni Sabtu-Minggu pada sore hari saat masyarakat tidak berada di
rumah.
5
p
a
m
W
5
o
w
p
m
i
c
p
m
i
m
5.1.1.6 Tel
Me
pengelola da
adalah beru
meliput sala
WDT adalah
5.1.2 Tek
Sas
orang-orang
wisata. Mak
Tek
promosi me
melalui leaf
istiadat bud
cara pembe
pengadaan s
mulut” juga
informasi ke
Tek
mengikuti d
Gambar 4
levisi
edia promos
alam mempr
upa penayan
ah satu kawa
h stasiun TV
knik Promo
saran terak
g yang akhir
ka perlu dilak
knik promos
liputi media
flet, booklet
daya. Penyeb
erian kepad
stand pame
a merupakan
epada peneri
knik promo
an menyelen
Sekretariat
si melalui t
romosikan W
ngan keinda
asan wisata.
V TRANS TV
osi
khir dari sem
rnya menge
kukan teknik
si adalah car
a cetak dan e
dan majala
baraan medi
da tamu-tam
eran. Media
n teknik pro
ima informas
osi yang d
nggarakan b
Stasiun Rad
televisi mer
WDT oleh pih
ahan WDT
Beberapa s
V di kawasa
mua kegiata
eluarkan uan
k promosi ya
ra penyampa
elektronik k
ah, penyelen
ia-media pr
mu pemerin
lisan yakn
omosi melalu
si.
dilakukan s
erbagai pam
dio Pussuk B
rupakan sal
hak pengelo
oleh beber
stasiun telev
an Wisata Al
an pemasara
ng untuk m
ang tepat sas
aian atau pen
epada pengu
nggaraan eve
romosi terse
ntahan, hote
ni media pro
ui komunika
secara lang
meran di Kab
Buhit FM.
lah satu up
ola. Bentuk p
apa stasiun
visi yang me
lam Pantai P
n dan prom
mengadakan
saran.
nyebaran me
unjung yang
ent dan pam
ebut dilakuk
el-hotel dan
omosi dari
asi verbal d
gsung adala
bupaten Sam
paya pihak
promosinya
TV yang
enayangkan
Pasir Putih.
mosi adalah
perjalanan
edia-media
g dilakukan
meran adat-
kan dengan
n restoran,
“mulut ke
ari sumber
ah dengan
mosir dan di
l
d
a
u
k
p
G
b
S
m
K
luar Kabup
diantaranya
a. G
Jak
Geb
upaya dan
khususnya K
pengetahuan
Gambar 5 GpSdPta
b. Tek
Tekn
Siadong b
melestarikan
Kabupaten S
aten Samos
adalah :
ebyar Wisa
karta
byar Wisata
teknik pe
Kabupaten S
n kepada ma
(a)
Gebyar Wisapameran KabSeni dan Buddan BudayaPariwisata, Sarian adat to
knologi Tep
nologi Tepat
ertujuan u
n budaya d
Samosir (Ga
sir sendiri.
ata Nusanta
Nusantara y
emerintah da
Samosir. Tu
syarakat Ind
ata Nusantarabupaten Samdaya Kabupaa IndonesiaSeni dan Buortor Batak d
pat Guna
t Guna diad
untuk meng
dan keinda
mbar 6).
Adapun ev
ra 2008 di J
yang diadaka
alam memp
ujuan dari k
donesia tenta
(c)
a di Jakarta mosir di JCaten Samosira periode udaya Providi JCC.
dakan di Kec
ghimbau m
ahan wisata
vent-event d
Jakarta Con
an di Jakarta
promosikan
kegiatan ini
ang indahnya
Convention CC; (b) Kepr, mantan M2005-2009
insi Sumater
camatan Sim
masyarakat
a alam Dan
dan pamera
nvention Cen
a merupakan
Wisata Da
adalah men
a alam Dana
(b )
Center. Ketpala Dinas Menteri Pariw
dan Kepra Utara; (c
manindo yai
tentang p
nau Toba
an tersebut
ntre (JCC)
n salah satu
anau Toba,
ningkatkan
au Toba.
: (a) Stand Pariwisata, wisata Seni ala Dinas
c) Pameran
tu Tuk-tuk
pentingnya
khususnya
c
p
K
s
j
g
m
n
m
m
P
Gambar 6
c. Pek
Peka
pemerintah K
Kabupaten
stand-stand
juga mengi
gondang Bat
Gamba
Sel
merencanak
namun belu
menunjukka
memberikan
Pihak-pihak
Stand pame
kan Raya Su
an Raya Sum
Kabupaten S
samosir yan
pameran ten
kuti kegiata
tak.
(a)
ar 7 Pampameran KMedan; (b)Sumatra.
ain menyeb
an kerjasam
um berjalan
an bahwa
n pelayanan
tersebut ad
eran kegiatan
umatra
matera merup
Samosir untu
ng diadakan
ntang kebud
an pertunju
meran pada Kabupaten Sa
) Pertunjuka
barkan medi
ma antara p
dengan bai
biro-biro
n dalam kem
dalah ASITA
n Teknologi
pakan sebua
uk memporo
n di provin
dayaan dan w
ukan alat-ala
acara Pekanamosir dalaman gondang
a-media pro
pengelola de
ik. Hal ini t
perjalanan
mudahan ak
A (Associatio
Tepat Guna
ah kegiatan y
omosikan w
nsi (Medan)
wisata alam
at musik tr
n Raya Summ kegiatan Pbatak dalam
omosi terseb
engan pihak
terlihat dari
di Kabup
ksesibilitas
on of Indon
a di Tuk-Tuk
yang diikuti
wisata alam d
. Selain me
Danau Toba
radisonal B
(b)
matera. Ket:Pekan Raya m kegiatan P
but pemerin
k biro-biro
hasil penel
aten Samo
menuju kaw
esia Tour an
k Siadong.
oleh pihak
dan budaya
enyediakan
a pengelola
Batak yaitu
(a) Stand Sumatra di
Pekan Raya
tah pernah
perjalanan
litian yang
osir hanya
wasan ini.
nd Travel),
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Samosir.
Kerjasama pemerintah yang telah berjalan adalah penyebaran media-media cetak
kepada hotel-hotel dan restoran.
5.1.3 Pelaku Promosi
Pelaku promosi adalah orang-orang dan semua pihak yang terlibat secara
langsung dan tidak langsung dalam program promosi. Dalam penelitian
ini,pelaku-pelaku promosi tersebut pada ke lima objek wisata diantaranya adalah
masyarakat, pemerintah sebagai pengelola (Disparsebud dan Pemerintah
Kabupaten Samosir), dan Lembaga Swadaya Masyarakat (Lembaga Konservasi
Situs dan Cagar Budaya, Kabupaten Samosir).
5.1.3.1 Masyarakat
Masyarakat sebagai pelaku promosi diantaranya adalah para pemilik
rumah makan, restoran, cafe, tempat-tempat hiburan, dan toko-toko cenderamata.
Tabel 16 menunjukkan jumlah masyarakat yang berperan sebagai pelaku promosi
WDT.
Tabel 16 Jumlah masyarakat yang terlibat dalam kegiatan promosi No Objek Wisata
Danau Toba Jumlah masyarakat yang terlibat secara langsung dengan promosi (%)
Pemilik
warung Pemilik pondok
Pemilik Hotel
Pemilik toko souvenir
Pemilik restoran/rumah makan
1 Wisata Alam Pantai Pasir Putih
71,42 28,57 0 0 0
2 Wisata Alam Pemandian Air Hangat “Aek Rangat”
0 0 0 0 100
3 Wisata Situs dan Budaya “Batu Sawan”
0 0 0 0 0
4 Wisata Situs dan Budaya “Batu Hobon”
- 0 0 0 0
5 Wisata Alam “Tuktuk Siadong”
- 0 21,42 50,00 28,57
Pemilik warung di Wisata Alam Pantai Pasir Putih memberikan
penjelasan saat pengunjung menanyakan objek wisata yang mereka kunjungi dan
objek WDT lainnya. Namun jika pengunjung hanya sekedar berkunjung ke
kawasan wisata ini maka pemilik warung juga tidak memberi penjelasan secara
langsung. Sama halnya dengan pemilik pondok hanya sebatas memberikan
pelayanan tempat untuk singgah di kawasan tersebut.
Pemilik rumah makan di Wisata Alam Aek Rangat mempromosikan
kawasan ini dengan menggunakan media promosi “mulut ke mulut”. Masyarakat
tersebut memiliki tempat pemandian air panas bagi pengunjung. Pengunjung
memperoleh informasi kawasan termasuk proses terjadinya objek wisata wisata
ini pada saat menikmati pemandangan alam Danau Toba dari tempat mereka
beristirahat. Maka secara langsung pemilik rumah makan tersebut telah
mempromosikan objek WDT kepada pengunjung yang datang ke kawasan ini. Di
kota Pangururan sendiri terdapat juga Hotel Wisata yang mempromosikan wisata
danau toba dengan memberikan pelayanan yang baik terhadap pengunjung hotel.
Wisata Alam Tuktuk Siadong memiliki kawasan yang memadai sebagai
persinggahan dan tempat tinggal sementara bagi wisatawan dari luar Kabupaten
Samosir dan dari luar negeri. Wawancara dilakukan terhadap 7 orang pemilik toko
souvenir yang terletak di sepanjang jalan Lingkar Tuktuk Siadong, 3 hotel
(Carolina Hotel, Anju Cottage, dan Toledo Inn ) dan 4 rumah makan (rumah
makan Islam Murni, Mafir Restaurant). Promosi yang dilakukan berupa
penjelasan mengenai objek-objek WDT selain Tuktuk Siadong yang dapat
dikunjungi. Pemilik hotel mempromosikan WDT melalui penyediaan media-
media promosi yang dapat diperoleh di bagian informasi yaitu resepsionis berupa
leaflet, booklet dan majalah wisata nusantara. Bentuk-bentuk media promosi ini
merupakan bentuk media promosi yang disebarkan oleh pemerintah Kabupaten
Samosir dan Disparsebud.
Pemilik restoran lebih mempromosikan produk makanan yang disajikan
kepada pengunjung. Hal ini juga merupakan sebuah upaya memperkenalkan
masakan-masakan khas Danau Toba kepada pengunjung dan merupakan bagian
dari promosi wisata Danau Toba. Keramahan dan kemampuan pelaku-pelaku
promosi diatas dalam berbahasa asing membuat kawasan ini mudah dikenal oleh
wisatawan mancanegara dan tidak sedikit dari wisatawan tersebut akhirnya
memilih tinggal menetap di tempat tersebut.
Wisata Alam Situs dan Budaya Batu Hobon dan Batu Sawan tidak
ditemukan pemilik-pemilik warung atau rumah makan sebagai pelaku promosi.
Maka dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada masyarakat yang
memiliki tempat tinggal tidak jauh dari kawasan. Masyarakat yang diwawancarai
sebanyak 6 kepala rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat yang
memiliki tempat tinggal tidak jauh dari kawasan berperan dalam upaya promosi
WDT dengan menggunakan media promosi “mulut ke mulut”. Sebagian besar
masyarakat (4 kepala keluarga) belum pernah mempromosikan WDT secara
langsung dan sebagian lagi (2 kepala keluarga) menyatakan pernah
mempromosikan WDT kepada keluarga di perantauan dan teman.
5.1.3.2 Pemerintah daerah melalui Disparsebud dan Pemerintah Kabupaten
(Pemkab)
Pemerintah daerah melalui Disparsebud dan Pemkab Samosir merupakan
pihak pengelola Kabupaten Samosir yang telah melakukan berbagai upaya dan
program-program promosi wisata Danau Toba. Upaya-upaya tersebut diantaranya
melalui pembuatan dan penyebaran leaflet, booklet, dan majalah, penyelenggaraan
sosialisasi kepada masyarakat sekitar kawasan objek WDT, penyelenggaraan
event dan pameran-pameran di dalam dan di luar Kabupaten Samosir. Pihak
pengelola sendiri memiliki target sasaran promosi yang berbeda-beda untuk setiap
objek wisata.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Samosir sendiri
adalah dengan menyebarkan informasi wisata melalui media promosi berupa
leaflet, booklet (dalam bentuk guidebook, handbook dan peta wisata), dan CD
yang diberikan kepada tamu-tamu yang datang ke pemerintahan.
5.1.3.3 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Dalam rangka mempromosikan objek wisata Danau Toba pihak Pemkab
Samosir dan Disparsebud bekerjasama dengan lembaga-lembaga swadaya
masyarakat di Kabupaten Samosir dan di Luar Kabupaten Samosir diantaranya
adalah Lake Toba Regional Management (LTRM) dan Lembaga Konservasi Situs
dan Cagar Budaya Kabupaten Samosir (LKSB). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa LSM yang berperan aktif bekerjasama dengan Disparsebud adalah LKSB
yang memiliki tugas dua diantaranya adalah membantu Pemerintah Kabupaten
Samosir dalam merumuskan kebijakan Perencanaan dan Pengelolaan Situs serta
berbagai perangkat kebijakan lain yang diperlukan dalam Bidang Perencanaan dan
Pengelolaan Situs (termasuk dalam penelitian ini Batu Hobon dan Batu Sawan),
membantu pemerintah Kabupaten Samosir menyusun Program Pengelolaan Situs.
Selain itu, LSM ini juga memiliki program kerja diantaranya
bekerjasama bersama pemerintah dalam menyusun Detail Design Penataan dan
Pengembangan Situs termasuk yang sedang berjalan adalah Wisata Situs dan
Budaya ”Batu Hobon” , menggali sumber pembiayaan dan dukungan dalam
konservasi situs se- Kabupaten Samosir serta yang paling penting adalah ikut serta
dalam Promosi Situs se-Kabupaten Samosir Menjadi Primadona Pariwisata di
tingkat internasional, nasional, propinsi dan antar kabupaten se-kawasan Danau
Toba. Hal ini diharapkan dapat mendukung upaya promosi oleh pengelola karena
sebenarnya sarana dan prasarana kawasan wisata juga mendukung pengembangan
promosi WDT.
5.1.4 Sasaran Pengelolaan Promosi WDT
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sasaran pengelolaan kawasan di
DTW Danau Toba pada kelima objek wisata adalah menambah pendapatan baru
bagi masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, seni budaya semakin lesatari,
berkembang melalui berbagai atraksi (Rencana Strategis Disparsebud 2006-2010 )
dan menjadikan pariwisata sebagai sumber pandapatan asli daerah terbesar kedua.
Pengelola memiliki sasaran promosi untuk masing-masing objek. Wisata
Pantai Pasir Putih, Wisata Alam Aek Rangat, dan Wisata Alam Tuktuk Siadong
ditujukan bagi masyarakat dari dalam dan luar Kabupaten Samosir, luar negeri
yang berasal dari berbagai kalangan dan umur. Sedangkan Wisata Situs dan
Budaya Batu Hobon dan Batu Sawan ditujukan bagi masyarakat suku Batak
namun tetap terbuka bagi masyarakat umum.
5
P
s
a
d
p
G
m
O
h
a
d
a
m
5
u
k
H
d
5.1.4.1 Wi
Sas
Pantai Pasir
sasaran ini
aktivitas yan
dan dewasa.
pantai yang
Gambar 8 P
Kaw
menikmati p
Objek wisat
hari liburan,
adalah sang
dengan men
adalah kura
mendukung
5.1.4.2 Wi
Sas
umum. Berd
kondisi obje
Hal ini terl
dimanfaatka
isata Alam P
saran penge
r Putih dituju
disesuaikan
ng dapat dila
Pantai Pasi
bagus (Gam
Pemandangan
wasan ini s
pemandanga
ta alam ini ra
, pada setiap
gat sesuai u
nikmati pema
angnya fasil
olahraga air
sata Alam P
saran promo
dasarkan ha
ek wisata A
lihat dari ke
an sebagai w
Pantai Pasi
elolaan prom
ukan untuk
n dengan ko
akukan oleh
r Putih yang
mbar 8).
n Wisata Al
sesuai untuk
an alam bag
amai dikunju
p minggunya
untuk kegia
andangan al
litas penduk
r dan pantai.
Pemandian
si di Wisata
asil pengam
ek Rangat y
eunikan kaw
wisata keseh
ir Putih
mosi wisata
umum. Ber
ondisi objek
semua kalan
g terdapat di
am Pantai P
k kegiatan o
gi pengunjun
ungi oleh w
a yaitu Sabt
atan berpikn
lam Danau T
kung di tem
Aek Ranga
a Alam Aek
matan di lap
yang cocok
wasan yang
hatan dengan
oleh penge
rdasarkan pe
k wisata ya
ngan mulai d
desa Parbab
asir Putih di
olahraga air
ng anak-anak
isatawan lok
tu-Minggu. K
nik bersama
Toba. Kelem
mpat wisata
at
Rangat dituj
pangan sasar
untuk semu
g memiliki m
n cara beren
elola di Wi
engamatan d
ang menduk
dari anak-an
ba ini memil
i sore hari.
, piknik, re
k, remaja da
kal terutama
Kelebihan k
a keluarga d
mahan objek
ini khusus
ujukan bagi m
ran ini sesu
ua kalangan
mata air ha
ndam oleh m
isata Alam
di lapangan
kung untuk
nak, remaja
liki potensi
ekreasi dan
an dewasa.
a pada hari-
kawasan ini
dan teman
k wisata ini
snya untuk
masyarakat
uai dengan
dan umur.
angat yang
masyarakat
t
b
k
w
s
k
k
s
s
b
s
a
p
u
s
d
m
G
5
m
s
d
terutama kal
besar pengu
kawasan ini
wisata yang
Aek
sebagai The
ketinggian 1
kaldera gun
spesies-spes
sekitar 75.00
bagi manusi
sekarang ini
alam Aek R
panas. Keleb
untuk dijadi
sedang dilak
dermaga yan
memancing
Gambar 9 P
5.1.4.3 Wis
Sasa
masyarakat
sebagai bukt
dikunjungi
langan oran
unjung mem
i dikunjungi
dapat dinikm
k Rangat te
e Great Vul
15 km di at
nung Toba
sies dinosau
00 tahun yan
ia dan diperk
i. Sisa vulka
Rangat sekar
bihan tempat
ikan tempat
kukan oleh
ng telah sele
sambil meni
Pemandanga
sata Situs da
aran pengelo
Batak dan j
ti sejarah asa
dan dilesta
g dewasa. H
mbawa teman
i oleh berba
mati oleh um
erjadi akiba
lcano Toba
tas permuka
dahulu. Gun
urus dari pe
ng lalu sehin
kirakan Gun
anik letusan
ang yang di
t ini adalah t
pemandian
pengelola
esai dan tela
ikmati pema
an Wisata Al
an Budaya B
olaan Wisat
juga terbuka
al mula suku
arikan khusu
Hasil penelit
n dan keluar
agai kalanga
mum.
at sisa letus
oleh para
aan laut. Let
nung Toba
ermukaan bu
ngga bumi m
nung Toba m
Gunung ini
igunakan seb
tidak terlalu
air panas ba
dan pemeri
ah digunakan
andangan ala
lam Pemand
Batu Hobon
ta Situs dan
a untuk umu
u Batak men
usnya oleh
tian menunju
rga yang m
an umur dan
san Gunung
ahli yang
tusan Danau
diyakini se
umi yakni p
menjadi tem
mirip seperti
ilah yang m
bagai tempa
berbau bele
agi para wis
intah adalah
n oleh peng
am Danau To
dian Air Pana
n
n Budaya ad
um. Keberad
njadikan kaw
masyarakat
ukkan bahw
mengindikasik
n didukung
g Toba, yan
diperkirakan
u Toba saat
ebagai awal
pada ledaka
mpat tinggal y
Gunung Pu
menjadi kawa
at untuk pem
erang sehing
atawan. Pro
h pelebaran
gunjung untu
oba yang ind
as Aek Rang
dalah dituju
daan situs B
wasan ini pen
t suku Bat
wa sebagian
kan bahwa
oleh objek
ng disebut
n memiliki
ini adalah
punahnya
an terakhir
yang layak
ussuk Buhit
asan wisata
mandian air
gga nyaman
ogram yang
jalan dan
uk kegiatan
dah.
gat.
ukan untuk
Batu Hobon
nting untuk
tak. Selain
sebagai sebuah situs penting bagi masyarakat Batak, keunikan objek wisata ini
menjadi sebuah ketertarikan dan keingintahuan masyarakat dari daerah lain
bahkan dari luar negeri untuk mengetahui asal mula suku Batak. Batu Hobon
merupakan sebuah peti besar berbentuk kuburan yang dibuat oleh Saribu Raja,
seorang pandai besi ratusan tahun yang lalu.
Di dalam batu ini konon tersimpan alat-alat rumah tangga hasil karyanya
yang bernilai tinggi dan memiliki nilai kekhasan budaya Batak. Nilai potensi situs
ini terdapat pada makna sejarah yang sangat penting bagi suku Batak (Batak Toba,
Simalungun, Karo, Pakpak, Mandailing, Alasgayo atau Aceh) termasuk keturunan
Batak di Riau dan Lampung yang sudah tidak memiliki marga. Makna penting itu
adalah sebagai situs pertama di tanah Batak karena merupakan batu injakan si
Boru Deak Parujar yaitu asal mula suku Batak (hawa bagi orang Batak). Makna
yang kedua adalah wisata situs ini tempat penyimpanan harta kerajaan Batak oleh
Tuan Saribu Raja yaitu anak kedua Oppung Guru Tatea Bulan (anak dari si Raja
Batak) berupa ogung sabangunan (alat musik Batak), hujur somba bahu (tombak),
piso solam Debata (pisau), pagar (penjaga/penangkal), tawar (obat segala obat
bangsa batak), Pungga haumasan, Ogung mas (tempaan Tuan Saribu Raja).
Gambar 10 Wisata Situs dan Budaya Batu Hobon.
5.1.4.4 WisataSitus dan Budaya Batu Sawan
Sasaran pengelolaan Wisata Situs Budaya Batu Sawan oleh pengelola
adalah ditujukan untuk masyarakat dan juga terbuka untuk umum. Kawasan
wisata ini sangat potensial karena terkait sejarah Batak yaitu Oppung Raja Uti
yang lahir dalam bentuk bulat/lobak tanpa tangan, kaki dan tulang (anak sulung
Oppung Raja Tatea Bulan). Di Batu Sawan Oppung Raja Uti “diuras” (diurapi,
disucikan penciptaan kembali agar menjadi manusia seutuhnya). Selain itu, air
Batu Sawan memiliki rasa airnya rasa air jeruk purut. Hal ini mendasari sasaran
promosi oleh pengelola dalam rangka melestarikan budaya suku Batak karena
sudah menjadi keharusan bagi masyarakat Batak untuk mengetahui asal mula
leluhur mereka. Selain itu, tidak tertutup kemungkinan bahwa nilai budaya dan
sejarah ini menarik minat wisatawan dari luar Samosir bahkan wisatawan asing.
5.1.4.5 Wisata Alam Tuktuk Siadong
Sasaran pengelolaan Wisata Alam Tuktuk Siadong adalah ditujukan
untuk umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan Wisata Alam Tuktuk
Siadong sesuai untuk masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan dan umur
karena kawasan ini memiliki kondisi yang mendukung untuk berbagai aktivitas
diantaranya berjemur, olahraga air (menggunakan speed boat), olahraga pantai
dan menikmati pemandangan alam Danau Toba secara dekat serta memancing.
Kawasan wisata ini potensial sebagai tempat wisata karena wisatawan
dapat menikmati keindahan Danau Toba dari tempat mereka tinggal (hotel dan
penginapan). Kawasan ini didukung oleh fasilitas berupa penginapan, rumah
makan dan souvenir shop. Keramahan dan kemampuan masyarakat dalam
berkomunikasi kepada wisatawan asing membuat kawasan ini semakin mudah
dikenal dan mendukung promosi oleh pengelola.
Gambar 11 Pemandangan Wisata Alam Tuktuk Siadong.
5.2 Efektivitas Media Promosi Menggunakan EPIC Model
Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian terhadap pengunjung maka
diperoleh nilai dan tingkat efektivitas media-media promosi yang dilakukan oleh
pengelola terhadap lima objek wisata yang dikaji seperti tersaji dalam tabel 18 di
bawah ini:
Tabel 17 Nilai dimensi dalam EPIC Model pada setiap daerah tujuan wisata yang dikaji
Data hasil penelitian efektivitas media promosi pada Tabel 18
mengindikasikan bahwa pengunjung menilai media promosi yang digunakan
efektif untuk kawasan Wisata Alam Pantai Pasir Putih, Wisata Alam Aek Rangat,
dan Wisata Alam Tuktuk Siadong serta cukup efektif untuk Wisata Situs dan
Budaya Batu Hobon dan Batu Sawan.
5.2.1 Efektivitas Media Promosi Menggunakan EPIC Model
Wisata Alam Pantai Pasir Putih
1. Dimensi Empati Tabel 18 Nilai pernyataan pada dimensi Empati EPIC Model Atribut Bobot (b) E1 E2 bxE1 bxE2 STS 0 1 1 0 0 TS 1 5 1 5 1 C 2 3 4 6 8 S 3 16 20 48 60 SS 4 5 4 20 16 Total 30 30 79 85
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), nilai persentase terbesar
senilai 60 % adalah pengunjung yang menjawab sangat setuju karena promosi
No Dimensi Daerah tujuan Wisata
Wisata Alam Pantai Pasir Putih
Wisata Alam AEK rangat
Wisata Situs dan Budaya Batu hobon
Wisata Situs dan Budaya Batu Sawan
Wisata Alam Tuktuk Siadong
1 Empati 2,73 2,73 2,68 2,53 2,82 2 Persuasi 2,46 3.06 2,17 2,28 2,81 3 Dampak 1,65 1,81 1,75 1,55 2,28 4 Komunikasi 2,45 2,5 2,09 2,13 2,40 EPIC Rate 2,45 2,51 2,17 2,13 2,57
yang telah dilakukan oleh pihak pengelola telah baik secara keseluruhan dan
mereka menyukainya. Adanya upaya promosi yang dilakukan oleh pihak-pihak
pengelola tersebut membuat mereka merasa diperhatikan sebagai konsumen atau
pengunjung karena selalu diberikan informasi mengenai produk-produk Wisata
Alam Pantai Pasir Putih.
Hasil akhir perhitungan nilai empati pengunjung adalah sebesar 2,73
yang menunjukkan bahwa media-media promosi yang mereka peroleh seperti dari
mulut ke mulut, leaflet, radio dan internet mampu memberikan informasi tentang
objek wisata yang mereka kunjungi yakni dengan cara menyukai suatu media
promosi. Selain itu, dimensi ini mampu memberikan informasi yang menarik
minat para wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata alam Pantai Pasir Putih.
2. Dimensi Persuasi
Tabel 19 Nilai Pernyataan pada dimensi Persuasi Atribut Bobot (b) P1 P2 bxP1 bxP2 STS 0 1 1 0 0 TS 1 2 4 2 4 C 2 10 7 20 14 S 3 15 15 45 45 SS 4 2 3 6 12 Total 30 30 73 75
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh persentase
terbesar sebesar 50 % merupakan pengunjung yang menjawab setuju atasa
pernyataan yang mengandung dimensi persuasi. Pengunjung menyatakan setuju
karena promosi yang telah dilakukan oleh pihak pemerintah (Disparsebud, LSM
dan pemerintah Kabupaten Samosir) telah baik secara keseluruhan dan mereka
menyukainya. Hal ini disebabkan karena pihak pengelola mampu menguatkan
daya tarik suatu produk yakni media promosi yang ditawarkannya sehingga
pengunjung menjadi lebih yakin untuk memilih objek wisata tersebut untuk
berkunjung.
Hasil akhir perhitungan nilai pengunjung adalah 2,5. Sesuai dengan teori
Durianto et al (2003) nilai empati ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang
bernilai cukup efektif sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah
dilakukan oleh pihak pengelola mempunyai respon yang cukup efektif dari
pengunjung dan hal ini menunjukkan bahwa pengunjung cukup menyukai media-
media promosi tersebut dan membuat pengunjung tertarik terhadap produk Wisata
Alam Pantai Pasir Putih maupun produk lainnya.
3. Dimensi Dampak
Tabel 20 Nilai Pernyataan pada Dimensi Dampak Atribut Bobot (b) D1 D2 bxD1 bxD2 STS 0 0 3 0 0 TS 1 3 14 3 14 C 2 7 9 14 18 S 3 16 4 48 12 SS 4 4 0 16 4 Total 30 30 81 48
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh persentase
terbesar sebesar 50% merupakan pengunjung yang menjawab setuju atas
pernyataan yang mengandung dimensi persuasi. Pengunjung menyatakan setuju
karena promosi yang telah dilakukan oleh pihak pemerintah (Disparsebud, LSM
dan pemerintah Kabupaten Samosir) telah baik secara keseluruhan dan mereka
menyukainya. Hal ini disebabkan karena pihak pengelola mampu menguatkan
daya tarik suatu produk yakni media promosi yang ditawarkannya sehingga
pengunjung menjadi lebih yakin untuk memilih objek wisata tersebut untuk
berkunjung.
Hasil akhir perhitungan nilai pengunjung adalah 2,5. Sesuai dengan teori
Durianto et al (2003) nilai empati ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang
bernilai cukup efektif sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah
dilakukan oleh pihak pengelola mempunyai respon yang cukup efektif dari
pengunjung dan hal ini menunjukkan bahwa pengunjung cukup menyukai media-
media promosi tersebut dan membuat pengunjung tertarik terhadap produk Wisata
Alam Pantai Pasir Putih maupun produk lainnya.
4. Dimensi Komunikasi
Tabel 21 Nilai pernyataan pada dimensi Komunikasi Atribut Bobot K1 K2 K3 K4 K5 bxK1 bXk2 bxK3 bxK4 bxK4 STS 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 TS 1 8 8 4 2 1 8 8 4 3 1 C 2 10 8 7 6 4 20 16 14 12 8 S 3 10 13 17 20 20 30 39 51 60 60 SS 4 1 1 2 1 4 4 4 8 4 16 Total 30 30 30 30 30 62 67 75 79 85
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase
sebesar 53,33 % merupakan pengunjung yang memilih jawaban setuju karena
pesan yang disampaikan oleh pengelola telah dapat dimengerti dan pemakaian
slogan yang digunakan telah sesuai. Pesan dalam promosi tersebut adalah
pemberitahuan setiap ada informasi baru tentang media-media promosi menarik
dan pemberitahuan tentang event-event yang akan diselenggarakan yang menarik
pengunjung.
Hasil akhir perhitungan diperoleh nilai komunikasi pengunjung sebesar
2,45. nilai dimensi ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup
efektif, sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh
pengelola mendapat respon cukup efektif dari pengunjung. Hal ini disebabkan
oleh pihak pengelola mampu menyampaikan pesan dengan cukup jelas dan baik.
Pengunjung mengingat pesan utama yang disampaikan dan telah meninggalkan
kesan yang kuat dengan pemahaman mengenai media promosi yang baik.
Hasil perhitungan empat dimensi di atas, yaitu dimensi emapti, persuasi,
dampak, dan komunikasi berada pada rentang skala cukup efektif. Selanjutnya
keempat nilai dimensi tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan nilai rata-rata
guna mendapat nilai EPIC Rate, sebagai berikut :
32,24
45,265,146,273,2=
+++
Nilai EPIC Rate yang didapat secara keseluruhan adalah 2,32 . Nilai ini
berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang berarti secara keseluruhan promosi yang
telah dilakukan oleh pihak pengelola cukup efektif. Artinya promosi yang telah
dilakukan masih belum sesuai dengan tujuan yang efektif tapi mendekati efektif.
Promosi tersebut tergolong cukup disukai, menarik perhatian, dapat menambah
pengetahuan serta pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh pengunjung
sehingga mereka terdorong untuk melakukan kunjungan.
5.2.2 Efektivitas Media Promosi Menggunakan EPIC Model di Aek Rangat Pangururan
1. Dimensi Empati Tabel 22 Perhitungan Dimensi Empati pada EPIC Model Atribut Bobot (b) E1 E2 bxE1 bxE2 STS 0 1 0 0 0 TS 1 2 7 2 7 C 2 7 6 14 12 S 3 16 13 48 39 SS 4 4 4 16 16 Total 30 30 80 104
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase
terbesar yaitu 48,33% merupakan pengunjung yang menjawab setuju atas
pernyataan yang mengandung dimensi empati. Pengunjung menyatakan setuju
jika promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola membuat mereka menjadi
tertarik terhadap promosinya dan berkeinginan untuk mengunjunginya dan
menikmati keindahan alamnya.
Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar
3,06 dan nilai ini berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang bernilai efektif, sehingga
dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola
mempunyai respon efektif terhadap pengunjung. Hal ini menunjukkan bahwa
pengunjung menyukai promosi tersebut yakni melalui mulut ke mulut, televisi,
radio dan internet.
4. Dimensi Persuasi
Tabel 23 Perhitungan nilai dimensi Persuasi
Atribut Bobot (b) P1 P2 bxP1 bxP2 STS 0 0 1 0 0 TS 1 5 2 2 5C 2 13 7 26 14 S 3 6 14 18 52 SS 4 6 6 24 24Total 30 30 60 95
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase
terbesar yaitu 33,33% merupakan pengunjung yang menjawab setuju dan cukup
setuju atas pernyataan yang mengandung dimensi persuasi. Pengunjung
menyatakan setuju jika promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola
membuat mereka menjadi tertarik terhadap promosinya dan berkeinginan untuk
mengunjunginya dan menikmati keindahan alamnya. Penelitian ini menunjukkan
bagaimana sikap, tindakan, dan keinginan pengunjung untuk dapat berhubungan
lanjut setelah promosi yang dilakukan oleh pengelola.
Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar
2,58 dan nilai ini berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang bernilai efektif akan
tetapi tidak jauh dari rentang skala cukup efektif, sehingga promosi yang telah
dilakukan oleh pihak pengelola mempunyai respon efektif terhadap pengunjung
tapi perlu ditingkatkan lagi. Berdasarkan nilai dimensi persuasi tersebut maka
pengunjung tertarik dengan hal-hal yang terdapat dalam media promosi seperti
gambar, bahasa, isi, dan penyampaian sehingga mendorong mereka untuk
melakukan perjalanan secara langsung yakni berkunjung.
5. Dimensi Dampak
Tabel 24 Perhitungan nilai dimensi Dampak Atribut Bobot (b) D1 D2 bxD1 bxD2 STS 0 0 1 0 0 TS 1 4 15 4 4 C 2 14 8 28 16 S 3 10 3 30 9 SS 4 2 3 6 12 Total 30 30 68 41
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase
terbesar yaitu 36,67 % merupakan pengunjung yang menjawab cukup setuju atas
pernyataan yang mengandung dimensi dampak. Pengunjung menyatakan cukup
setuju menunjukkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola
tergolong cukup menambah pengetahuan mereka tentang objek wisata yang
dikunjungi.
Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar
1,81 dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif,
sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak
pengelola mempunyai respon cukup efektif terhadap pengunjung. Artinya promosi
yang dilakukan oleh pihak pengelola kurang menonjol dan kurang kreatif
dibandingkan dengan promosi objek wisata alam lainnya.
4. Dimensi Komunikasi
Tabel 25 Perhitungan nilai dimensi komunikasi Atribut Bobot K1 K2 K3 K4 K5 bxK1 bXk2 bxK3 bxK4 bxK4 STS 0 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 TS 1 5 1 2 5 5 5 1 2 5 5 C 2 10 14 9 5 5 20 28 18 10 10 S 3 11 13 14 14 11 33 39 52 52 33 SS 4 2 0 4 5 8 8 0 16 20 32
Total 30 30 30 30 30 66 68 88 87 80
Nilai EPIC Rate yang didapat secara keseluruhan adalah 2,51 . Nilai ini
berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang berarti secara keseluruhan promosi yang
telah dilakukan oleh pihak pengelola efektif akan tetapi rentang skalanya tidak
jauh dari rentang skala cukup efektif. Artinya promosi yang telah dilakukan
masih belum sesuai dengan tujuan yang efektif tapi mendekati efektif. Promosi
tersebut tergolong cukup disukai, menarik perhatian, dapat menambah
pengetahuan, serta pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh pengunjung
sehingga mereka terdorong untuk melakukan kunjungan.
5.2.3 Efektivitas Media Promosi Menggunakan EPIC Model di Batu Sawan
1. Dimensi Empati Tabel 26 Perhitungan nilai dimensi empati Atribut Bobot E1 E2 bxE1 bxE2 STS 0 0 0 0 0 TS 1 2 0 2 0 C 2 20 4 40 8 S 3 8 26 24 78 SS 4 0 0 0 0 Total 30 30 66 86
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), nilai persentase terbesar
adalah senilai 53,33 % adalah pengunjung yang menjawab setuju karena promosi
yang telah dilakukan oleh pihak pengelola telah baik secara keseluruhan dan
mereka menyukainya. Adanya upaya promosi yang dilakukan oleh pihak-pihak
pengelola tersebut membuat mereka merasa diperhatikan sebagai konsumen atau
pengunjung karena selalu diberikan informasi mengenai produk-produk Batu
Sawan.
Hasil akhir perhitungan nilai empati pengunjung adalah sebesar 2,53
yang berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang menunjukkan bahwa media-media
promosi yang mereka peroleh seperti mulut ke mulut, leaflet, radio dan internet
mampu memberikan informasi tentang objek wisata yang mereka kunjungi yakni
dengan cara menyukai suatu media promosi. Selain itu, dimensi ini mampu
memberikan informasi yang menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke
objek wisata situs “Batu Sawan”.
2. Dimensi Persuasi Tabel 27 Nilai pernyataan pada dimensi persuasi Atribut Bobot P1 P2 bxP1 bxP2 STS 0 0 0 0 0 TS 1 12 2 12 2 C 2 9 6 18 12 S 3 9 22 27 66 SS 4 0 0 0 0 Total 30 30 57 80
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase
terbesar yaitu 51,67 % merupakan pengunjung yang menjawab setuju yang
mengandung dimensi persuasi. Pengunjung menyatakan setuju jika promosi yang
telah dilakukan oleh pihak pengelola membuat mereka menjadi tertarik terhadap
promosinya dan berkeinginan untuk mengunjunginya dan menikmati keindahan
alamnya. Penelitian ini menunjukkan bagaimana sikap, tindakan, dan keinginan
pengunjung untuk dapat berhubungan lanjut setelah promosi yang dilakukan oleh
pengelola.
Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar
2,28 dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif.
Nilai ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola
kurang menarik perhatian dan kurang mempengaruhi keinginan pengunjung untuk
berkunjung ke objek wisata Batu Sawan.
3. Dimensi Dampak Tabel 28 Nilai Pernyataan pada dimensi Dampak Atribut Bobot D1 D2 bxD1 bxD2 STS 0 0 2 0 0 TS 1 9 22 9 22 C 2 14 6 28 12 S 3 6 0 18 0 SS 4 1 0 4 0 Total 30 30 59 34
Berdasarkan nilai perhitungan, diperoleh nilai persentase terbesar yaitu
66,67 % adalah pengunjung yang menjawab cukup setuju atas pernyataan yang
mengandung dimensi dampak. Pengunjung menyatakan cukup setuju
menunjukkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola tergolong
cukup menambah pengetahuan mereka tentang objek wisata yang dikunjungi.
Selain itu, terdapat pula pengunjung
Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar
1,81 dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif,
sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak
pengelola mempunyai respon cukup efektif terhadap pengunjung. Artinya promosi
yang dilakukan oleh pihak pengelola kurang menonjol dan kurang kreatif
dibandingkan dengan promosi objek wisata alam lainnya.
4. Dimensi Komunikasi Tabel 29 Nilai pernyataan pada dimensi Komunikasi
Maka dapat dihitung rataan EPIC rate di Wisata Situs dan Budaya “Batu Sawan” yaitu :
13,24
18,255,128,253,2=
+++
Nilai EPIC Rate yang didapat secara keseluruhan adalah 2,13 . Nilai ini
berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang berarti secara keseluruhan promosi yang
telah dilakukan oleh pihak pengelola tidak effektif Artinya promosi yang telah
Atribut Bobot K1 K2 K3 K4 K5 bxK1 bxK2 bxK3 bxK4 bxK5 STS 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 TS 1 18 15 16 2 0 18 15 16 2 0 C 2 4 4 4 1 0 8 8 8 2 0S 3 8 8 9 27 25 24 24 27 81 75 SS 4 0 0 0 0 5 0 0 0 0 20 Total 30 30 30 30 30 50 47 51 85 95
dilakukan masih belum sesuai dengan tujuan yang efektif. Promosi tersebut
tergolong kurang menarik minat pengunjung untuk berkunjun dan kurang
mennyebarkan media promosi serta pesan yang disampaikan dapat dimengerti
oleh pengunjung sehingga mereka terdorong untuk melakukan kunjungan.
5.2.4 Efektivitas media promosi menggunakan EPIC Model di Wisata
Situs dan Budaya Batu Hobon 1. Dimensi Empati Tabel 30 Nilai pernyataan pada dimensi empati Atribut Bobot E1 E2 bxE1 bxE2 STS 0 0 0 0 0 TS 1 1 0 1 0 C 2 18 5 36 10 S 3 10 20 30 60 SS 4 1 5 4 20 Total 30 30 71 90
Berdasarkan nilai perhitugan (Lampiran 2), nilai persentase terbesar
senilai 50 % merupakan pengunjung yang menjawab setuju karena promosi yang
telah dilakukan oleh pihak pengelola telah baik secara keseluruhan dan mereka
menyukainya. Adanya upaya promosi yang dilakukan oleh pihak-pihak pengelola
tersebut membuat mereka merasa diperhatikan sebagai konsumen atau
pengunjung karena selalu diberikan informasi mengenai produk-produk “Batu
Hobon”.
Hasil akhir perhitungan nilai empati pengunjung adalah sebesar 2,68 yang
berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang menunjukkan bahwa media-media
promosi yang mereka peroleh seperti mulut ke mulut, leaflet, radio dan internet
mampu memberikan informasi tentang objek wisata yang mereka kunjungi yakni
dengan cara menyukai suatu media promosi. Selain itu, dimensi ini mampu
memberikan informasi yang menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke
objek wisata situs “Batu Hobon”.
2. Dimensi Persuasi Tabel 31 Nilai pernyataan pada dimensi persuasi Atribut Bobot P1 P2 bxP1 bxP2 STS 0 0 0 0 0 TS 1 15 4 15 4 C 2 10 6 20 12 S 3 5 16 15 48 SS 4 0 4 0 16 Total 30 30 50 80
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase
terbesar yaitu 35 % merupakan pengunjung yang menjawab setuju yang
mengandung dimensi persuasi. Pengunjung menyatakan setuju jika promosi yang
telah dilakukan oleh pihak pengelola membuat mereka menjadi tertarik terhadap
promosinya dan berkeinginan untuk mengunjunginya dan menikmati keindahan
alamnya. Penelitian ini menunjukkan bagaimana sikap, tindakan, dan keinginan
pengunjung untuk dapat berhubungan lanjut setelah promosi yang dilakukan oleh
pengelola.
Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar
2,17dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif.
Nilai ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola
kurang menarik perhatian dan kurang mempengaruhi keinginan pengunjung untuk
berkunjung ke objek wisata Batu Sawan.
3. Dimensi Dampak Tabel 32 Nilai Pernyataan pada dimensi Dampak Atribut Bobot D1 D2 bxD1 bxD2STS 0 0 1 0 0 TS 1 5 20 5 20 C 2 15 3 30 6 S 3 6 5 18 15 SS 4 4 1 16 4 Total 30 30 64 41
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase
terbesar yaitu 41,67 % merupakan pengunjung yang menjawab tidak setuju atas
pernyataan yang mengandung dimensi dampak. Pengunjung menyatakan tidak
setuju menunjukkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola
tidak membawa perubahan pada pengunjung dan tidak menambah pengetahuan
bagi pengunjung tersebut. Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi
pengunjung sebesar 1,75 dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang
bernilai cukup efektif, sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah
dilakukan oleh pihak pengelola mempunyai respon cukup efektif terhadap
pengunjung. Artinya promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola kurang
menonjol dan kurang kreatif dibandingkan dengan promosi objek wisata alam
lainnya.
4. Dimensi Komunikasi Tabel 33 Nilai pernyataan pada dimensi komunikasi
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase
sebesar 46,67 % adalah pengunjung yang memilih jawaban setuju karena pesan
yang disampaikan oleh pengelola telah dapat dimengerti dan pemakaian slogan
yang digunakan telah sesuai. Pesan dalam promosi tersebut adalah pemberitahuan
setiap ada informasi baru tentang media-media promosi menarik dan
pemberitahuan tentang event-event yang akan diselenggarakan yang menarik
pengunjung.
Hasil akhir perhitungan diperoleh nilai komunikasi pengunjung sebesar
2,09 nilai dimensi ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup
efektif, sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh
pengelola mendapat respon cukup efektif dari pengunjung. Hal ini disebabkan
oleh pihak pengelola mampu menyampaikan pesan dengan cukup jelas dan cukup
baik. Pengunjung mengingat pesan utama yang disampaikan dan telah
meninggalkan kesan yang kuat dengan pemahaman mengenai media promosi
yang baik. Pengukuran dimensi komunikasi ini meliputi penggunaan kata-kata
dan kalimat dalam penyampaian promosi di media peiriklanan, seperti majalah,
brosur, spanduk sebagai media promosi. Nilai rataan EPIC rate di Wisata Situs
dan Budaya “Batu Hobon” dapat dihitung sebagai berikut:
Atribut Bobot K1 K2 K3 K4 K5 bxK1 bxK2 bxK3 bxK4 bxK5 STS 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 TS 1 18 16 10 3 1 18 16 10 3 1 C 2 6 4 15 2 1 12 8 30 4 2 S 3 6 8 3 25 28 18 24 9 75 84 SS 4 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 30 30 30 30 30 48 48 49 82 87
17,24
09,275,117,268,2=
+++
Nilai EPIC Rate yang didapat secara keseluruhan adalah 2,17 . Nilai ini
berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang berarti secara keseluruhan promosi yang
telah dilakukan oleh pihak pengelola cukup efektif. Artinya promosi yang telah
dilakukan masih belum sesuai dengan tujuan yang efektif. Promosi tersebut
tergolong kurang menarik minat pengunjung untuk berkunjung dan kurang
menyebarkan media promosi serta pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh
pengunjung sehingga mereka terdorong untuk melakukan kunjungan.
5.2.4 Efektivitas Media Promosi Menggunakan EPIC Model di “Wisata
Alam Tuktuk Siadong”
1. Dimensi Empati Tabel 34 Nilai pernyataan pada dimensi empati Atribut Bobot E1 E2 bxE1 bxE2STS 0 2 0 0 0 TS 1 1 2 1 2 C 2 7 10 14 20 S 3 20 15 60 60 SS 4 0 3 0 12 Total 30 30 75 94
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), nilai persentase terbesar
adalah senilai 56,67 % merupakan pengunjung yang menjawab cukup setuju
karena promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola cukup menarik
perhatian pengunjung dan membuat mereka merasa diperhatikan sebagai
konsumen atau pengunjung karena selalu diberikan informasi mengenai produk-
produk “Batu Sawan”.
Hasil akhir perhitungan nilai empati pengunjung adalah sebesar 2,82
yang berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang menunjukkan bahwa media-media
promosi yang mereka peroleh seperti dari mulut ke mulut, leaflet, radio dan
internet mampu memberikan informasi tentang objek wisata yang mereka
kunjungi yakni dengan cara menyukai suatu media promosi. Selain itu, dimensi
ini mampu memberikan informasi yang menarik minat para wisatawan untuk
berkunjung ke objek wisata situs “Batu Sawan”. Pengunjung Batu sawan
memperoleh informasi objek wisata ini secara jelas melalui media promosi yang
mereka peroleh terutama melalui media mulut ke mulut.
2. Dimensi Persuasi Tabel 35 Nilai pernyataan pada dimensi persuasi Atribut Bobot P1 P2 bxP1 bxP2 STS 0 0 1 0 0 TS 1 5 2 5 2 C 2 14 8 28 16 S 3 6 15 18 60 SS 4 5 5 20 20 Total 30 30 71 98
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase
terbesar yaitu 36,67 % adalah pengunjung yang menjawab cukup setuju yang
mengandung dimensi persuasi. Namun tidak sedikit pengunjung yang memilih
setuju Pengunjung menyatakan setuju jika promosi yang telah dilakukan oleh
pihak pengelola membuat mereka menjadi tertarik terhadap promosinya dan
berkeinginan untuk mengunjunginya dan menikmati keindahan alamnya.
Penelitian ini menunjukkan bagaimana sikap, tindakan, dan keinginan pengunjung
untuk dapat berhubungan lanjut setelah promosi yang dilakukan oleh pengelola.
Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar
2,28 dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif.
Nilai ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola
kurang menarik perhatian dan kurang mempengaruhi keinginan pengunjung untuk
berkunjung ke objek wisata Batu Sawan.
3. Dimensi Dampak Tabel 36 Nilai pernyataan pada dimensi dampak Atribut Bobot D1 D2 bxD1 bxD2 STS 0 0 0 0 0 TS 1 2 12 2 12 C 2 16 8 32 16 S 3 10 3 30 9 SS 4 2 7 8 28 Total 30 30 72 65
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase
terbesar yaitu 80% adalah pengunjung yang menjawab cukup setuju atas
pernyataan yang mengandung dimensi dampak. Akan tetapi, tidak sedikit pula
pengunjung yang setuju bahkan sangat setuju bahwa media promosi yang
dilakukan oleh pemerintah menambah pengetahuan mereka tentang objek wisata
yang dikunjungi. Selain itu, hal ini dapat dilihat pula dari dampak yang dialami
oleh pengunjung yakni pengunjung merasa dilibatkan dalam pesan yang terdapat
di dalam media-media promosi.
Pengunjung yang sebagian besar cukup tahu tentang wisata alam Tuktuk
Siadong dengan jumlah pengunjung sebesar 16 orang. Sedangkan penilaian
pengunjung etrhadap media promosi yang lebih kreatif jika dibandingkan objek
wisata alam lainnya yang pernah dikunjungi sebagian besar pengunjung memilih
tidak setuju yaitu sebanyak 12 orang. Artinya, pengunjung Wisata Alam Tuktuk
Siadong menilai media promosi yang dilakukan oleh pemerintah masih kurang
dari kreatif.
Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar
2,28 dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif,
sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak
pengelola mempunyai respon cukup efektif terhadap pengunjung. Artinya promosi
yang dilakukan oleh pihak pengelola kurang menonjol dan kurang kreatif
dibandingkan dengan promosi objek wisata alam lainnya.
4. Dimensi Komunikasi Tabel 37 Nilai pernyataan pada dimensi Komunikasi
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase
sebesar 50% adalah pengunjung yang memilih jawaban setuju karena pesan yang
disampaikan oleh pengelola telah dapat dimengerti dan pemakaian slogan yang
digunakan telah sesuai. Pesan dalam promosi tersebut adalah pemberitahuan
setiap ada informasi baru tentang media-media promosi menarik dan
pemberitahuan tentang event-event yang akan diselenggarakan yang menarik
pengunjung.
Atribut Bobot K1 K2 K3 K4 K5 bxK1 bxK2 bxK3 bxK4 bxK5 STS 0 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 TS 1 5 2 2 2 5 5 2 2 2 5 C 2 8 16 9 3 5 16 32 18 6 10 S 3 15 10 18 20 12 45 30 54 60 36 SS 4 0 0 0 4 8 0 0 0 16 24 Total 30 30 30 30 30 66 64 74 82 75
Hasil akhir perhitungan diperoleh nilai komunikasi pengunjung sebesar
2,40. nilai dimensi ini berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang bernilai efektif
tetaapi tidak jauh dari rentang skala cukup efektif, sehingga dapat disimpulkan
bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pengelola mendapat respon cukup
efektif dari pengunjung. Hal ini disebabkan oleh pihak pengelola mampu
menyampaikan pesan dengan cukup jelas dan baik. Pengunjung mengingat pesan
utama yang disampaikan dan telah meninggalkan kesan melalui pemahaman
mengenai media promosi yang telah ditawarkan.
Nilai ini berada pada rentang keputusan 2,4-4,0 yang berarti secara
keseluruhan promosi yang dilakukan oleh pengelola tergolong efektif.
Maka dapat dihitung rataan EPIC rate di Wisata Alam Tuktuk Siadong adalah
sebesar yaitu :
57,24
40,228,281,282,2=
+++
Nilai EPIC Rate yang didapat secara keseluruhan adalah 2,57 . Nilai ini
berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang berarti secara keseluruhan promosi yang
telah dilakukan oleh pihak pengelola telah efektif Artinya promosi yang telah
dilakukan sesuai dengan tujuan yang efektif. Promosi tersebut dapat menarik
minat minat pengunjung untuk berkunjung ke kawasan tersebut.
5.3 Langkah Pengembangan Promosi WDT
Pengembangan promosi WDT didasarkan pada karakteristik pegunjung
pada lima objek wisata kajian, sasaran promosi oleh pengelola dan keefektifan
media promosi yang digunakan oleh pengelola dan pengunjung. Pengunjung yang
dating dibedakan berdasarkan kategori umur, asal/tempat tinggal, pendidikan
terakhir dan pekerjaan pengunjung . karakteristik pengunjung menurut kategori
umur dapat dilihat pada Gambar 12 di bawah ini.
m
m
u
m
d
b
h
p
d
t
d
p
d
s
d
2
d
m
d
Gambar 12
Sas
meskipun be
menonjol ya
untuk umum
media prom
ditemukan d
bagi umur y
hanya ditem
pada saat p
dikaitkan de
telah menem
dilakukan ad
paket wisata
dengan piha
sebagai gen
dengan kisa
26-30 tahun
dari mulut k
masyarakat.
dipertahanka
Jumlah pen
saran pengu
eragam nam
akni 20-25 t
m maka pen
osi kepada p
di kawasan
yang sudah l
mukan di Wi
enelitian dit
engan tingk
mpuh pendid
dalah penye
a untuk pela
ak sekolah u
nerasi muda
aran umur 3
n banyak dite
ke mulut ya
Hal ini men
an bahkan d
ngunjung di
unjung oleh
mun pada ken
tahun. Jika
ngelola mas
pengunjung
wisata ini k
lanjut usia. P
isata Situs d
temukan kel
kat pendidika
dikan hingga
ebaran leafle
ajar. Selain
untuk pembu
mengetahu
1-35 tahun p
emukan di B
ang dilakuka
nunjukkan ba
dapat dikem
lima objek k
pengelola d
nyataannya d
dilihat dari
ih perlu me
di semua um
karena kond
Pengunjung
dan Budaya
lompok bela
an terakhir
tingkat SMA
et dan bookl
itu, pengelo
uatan tugas
ui budaya d
paling bany
Batu Sawan
an oleh pen
ahwa media
mbangkan me
kajian berda
di Wisata Al
didominasi o
sasaran pen
engembangk
mur. Kisaran
isi alam yan
dengan kisa
Batu Hobon
ajar dari seb
pengunjung
A maka peng
let ke sekola
ola dapat me
mengenai W
dan asal suk
yak ditemuka
. Hal ini dis
ngelola dan
promosi dar
elalui radio
asarkan kateg
lam Pantai P
oleh kisaran
ngelola yani
kan teknik p
n umur >40 t
ng kurang m
aran umur 1
n . Hal ini d
buah sekola
g yang seba
gembangan
ah-sekolah,
enjalin kerja
WDT sehing
ku Batak. P
an di Batu H
sebabkan ole
LKSB seba
ri mulut ke m
pada jam t
gori umur.
Pasir Putih
umur yang
i ditujukan
penyebaran
tahun tidak
mendukung
5-19 tahun
disebabkan
ah. Apabila
agian besar
yang dapat
pembuatan
asama pula
gga pelajar
Pengunjung
Hobon dan
eh promosi
agai pelaku
mulut perlu
tayang saat
m
d
y
B
H
d
H
m
n
t
G
t
d
A
d
i
m
t
masyarakat
dapat dikem
yakni kump
Batu Sawan
Hobon yang
dikembangk
Hobon dan
mulai dari K
negeri. Beri
tinggalnya (G
Gambar 13
Ga
tiga kategor
dan Luar Ne
Aek Rangat
datang sebag
ini menunju
meningkatka
tercapai. Ha
berada di ru
mbangkan pu
pulan arisan
n memiliki ak
g dekat den
kan dengan p
Batu Sawan
Kabupaten S
ikut ini ada
Gambar 13)
Jumlah pe
kategori asa
ambar 13 m
ri yaitu Kab
egeri. Sasar
t adalah unt
gian besar a
ukkan bahw
an jumlah pe
al ini dipenga
umah yakni
la dengan m
marga-marg
kses yang ja
ngan pemuk
pembuatan p
n. Pengunju
Samosir dan
alah jumlah
engunjung p
al/tempat tin
menunjukkan
upaten Sam
ran pengelol
tuk umum n
dalah berasa
wa target sas
engunjung d
aruhi oleh m
pada pagi h
melibatkan ke
ga Batak da
auh dan cuku
kiman pendu
paket wisata
ung WDT b
sekitarnya,
h pengunjun
pada lima
nggal.
bahwa pen
mosir dan sek
la untuk Wi
namun pada
al dari Kabu
saran yang
dari dalam d
media promo
hari. Selain
ebiasaan bud
an organisas
up sulit tetap
uduk desa L
yang mengg
berasal dari
luar Kabup
ng WDT be
objek wisat
ngunjung ya
kitarnya, lua
isata Alam P
a kenyataan
upaten Samo
diharapkan
dan luar Kab
si yang dipe
itu, media p
daya masyar
si gereja. O
pi sejalur de
Limbong, m
gabungkan a
daerah yan
paten Samos
erdasarkan a
ta kajian b
ang datang t
ar Kabupate
Pasir Putih d
nnya pengun
sir dan sekit
oleh penge
bupaten Sam
eroleh oleh p
promosi ini
rakat Batak
Oleh karena
engan Batu
maka dapat
antara Batu
g beragam
sir dan luar
asal/tempat
berdasarkan
terdiri dari
en samosir,
dan Wisata
njung yang
tarnya. Hal
elola untuk
mosir belum
pengunjung
tidak sama dengan yang disebarkan oleh pengelola karena media-media tersbut
tidak sampai kepada pengunjung. Hal ini terlihat dari upaya pengelola
menyebarkan media cetak hanya disalurkan melalui hotel, restoran dan tamu-tamu
pemerintahan.
Apabila dilihat dari sisi pengunjung maka media promosi yang dinilai
efektif adalah media promosi dari mulut ke mulut karena media promosi inilah
yang menjadi sumber informasi bagi pengunjung. Maka dalam rangka
pengembangan promosi WDT menjadi lebih baik sebenarnya dapat dilakukan
dengan penitipan leaflet, booklet dan majalah kepada pelaku-pelaku promosi
termasuk pemilik warung, pondok, rumah makan, restoran, toko cenderamata, dan
hotel di sekitar objek wisata agar disebarkan bagi pengunjung yang datang ke
lokasi.
Selain promosi yang dilakukan oleh pengelola, masyarakat dan LSM
sebenarnya sarana dan prasarana juga mendukung berlangsungnya sebuah
kegiatan promosi. Hal ini dapat dilihat di kawasan Wisata Alam Tuktuk Siadong
yang merupakan kawasan yang menyediakan hotel, penginapan dan homestay
bagi pengunjung sebelum mengunjungi objek wisata lainnya di Danau Toba.
Keberadaan homestay di kawasan ini menjadikan tempat ini banyak dikunjungi
pengunjung dari berbagai daerah baik dari dalam maupun luar negeri. Pada
umumnya tidak semua pengunjung memiliki kemampuan finansial untuk tinggal
di penginapan dan hotel-hotel. Maka homestay memberikan kemudahan untuk
pengunjung yang memiliki keinginan untuk tingga dalam waktu yang cukup lama.
Namun pada kenyataannya, di kawasan wisata ini tidak semua homestay berfungsi
dengan baik. Maka dalam langkah pengembangan promosi WDT di kawasan ini
dapat dilakukan wisata dengan konsep “backpacker “ yakni berwisata dengan
biaya seminimal mungkin dan bersifat “travelling/adventure”.
Sedangkan untuk Wisata Situs Budaya Batu Hobon dan Batu Sawan
sasaran pengelolaannya adalah untuk masyarakat suku Batak namun pada
kenyataannya di kawasan Wisata Situs Budaya Batu Hobon ditemui adanya
pengunjung dari luar negeri yakni Cina. Hal ini disebabkan oleh ketertarikan
pengunjung Cina terhadap nilai-nilai budaya Batak yang seolah-olah memiliki
kemiripan dengan budaya mereka. Sumber informasi yang mereka peroleh adalah
internet dan teman. Sama halnya dengan pengunjung Batu Sawan mereka tidak
mengetahui sasaran pengelola adalah untuk masyarakat suku Batak. Di kawasan
ini ditemukan pengunjung dari Kabupaten Samosir dan luar Kabupaten Samosir.
Pengunjung local yang terdapat pada dua kawasan ini dan masih merupakan suku
Batak kurang mengetahui adanya sasaran promosi oleh pengelola. Untuk
mendukung promosi dari mulut ke mulut dapat dilakukan dengan sosialisasi
melalui jaringan internet yakni facebook dan blogger dengan mencoba
memberikan penawaran paket wisata bagi masyarakat. Paket wisata ini akan
memudahkan wisatawan untuk memperkirakan waktu dan biaya untuk berkunjung
ke WDT. Paket wisata ini disajikan dengan informasi mengenai deskripsi lokasi,
aksesibilitas, biaya dan kegiatan wisata yang dapat dilakukan dalam kawasan
tersebut. Hal ini akan sangat mendukung program promosi.
Karakteristik pengunjung berdasarkan kategori pendidikan terakhir dan
pekerjaan digunakan untuk melihat kemampuan sumberdaya manusia dalam
mengambil keputusan untuk berkunjung ke DTW tertentu. Sesuai pendapat
Slamet (1999) bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi tingkat
pemahamannya pada sesuatu yang dipelajari. Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar pengunjung telah menempuh pendidikan terakhir hingga Sekolah
Menengah Atas (SMA) yaitu 46,67 di Pantai Pasir Putih, 33,33 % di Tuktuk
Siadong, 60 % di Batu Sawan, Aek Rangat sebesar 53,33 %, dan tingkat S1 53,33
% di Batu Hobon, dan 33,33 % di Tuktuk Siadong. Hal ini menunjukkan bahwa
pengunjung telah dapat mengambil keputusan dengan baik. Sedangkan untuk
pekerjaan pengunjung sebagian besar belum bekerja (mahasiswa) yaitu Aek
Rangat sebesar 30 %, Batu Sawan sebesar 30%, Tuktuk Siadong sebesar 33,33%,
dan sebagai wiraswasta sebesar 33,33 %, dan PNS di Batu Hobon sebesar
23,33%. Apabila dihubungkan dengan pekerjaan yakni sebagian besar belum
bekerja (mahasiswa) dan mempunyai pekerjaan maka dapat dianalisis pengaruh
pekerjaan dengan informasi yang diperoleh mengenai WDT. Pengunjung yang
masih menempuh pendidikan di bangku perkuliahan memperoleh informasi
melalui “mulut ke mulut” dan internet. Aktivitas mahasiswa di bangku kuliah
memudahkan mereka untuk memperoleh informasi melalui internet. Maka dalam
langkah pengembangan promosi WDT dapat dilakukan dengan memanfaatkan
mahasiswa untuk bergabung dalam kegiatan promosi yakni melalui facebook dan
blogger dengan menggunakan promosi dari mulut ke mulut. Sebenarnya
pengunjung dengan pekerjaan PNS memiliki peluang yang besar untuk selalu
memperoleh informasi melalui internet, namun pada kenyataannya masih kurang
dimanfaatkan. Maka dalam langkah pengembangannya dapat dilakukan dengan
cara membuat promosi yang menarik melalui penawaran-penawaran paket wisata
menarik dan kreatif mengenai WDT.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Media promosi WDT yang dilakukan oleh pemerintah terdiri dari media
cetak yang meliputi leaflet, booklet, dan majalah dan media elektornik
meliputi radio, televisi, dan internet. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa media promosi yang paling banyak digunakan oleh pengunjung
sebagai sumber informasi adalah media promosi melalui mouth to
mouth dengan persentase sebesar 76, 67 % di Wisata Alam Pantai Pasir
Putih, 50 % di Wisata Alam Aek Rangat, 76,67 % di Wisata Situs dan
Budaya Batu Sawan, 76,67 % di Wisata Situs dan Budaya Batu Hobon,
dan 66,67 % di Wisata Alam Tuktuk Siadong.
2. Nilai efektivitas menggunakan EPIC Model untuk masing-masing objek
wisata adalah Wisata Alam Pantai Pasir Putih sebesar 2,32 yang berarti
cukup efektif, Wisata Alam Aek Rangat sebesar 2,51 yang berarti
efektif, Wisata Situs dan Budaya Batu Sawan sebesar 2,13 yang berarti
cukup efektif, Wisata Situs Budaya Batu Hobon sebesar 2,17 yang
berarti cukup efektif, dan Wisata Alam Tuktuk Siadong sebesar 2,57
yang berarti efektif.
3. Langkah-langkah pengembagan yang dapat dilakukan meliputi
mendukung promosi dari mulut ke mulut melalui sosialisasi
menggunakan jaringan internet antara lain melalui facebook dan blogger
dengan mencoba memberikan penawaran paket wisata bagi masyarakat.
Pengembangan promosi melalui radio dengan mengubah jam tayang
yakni ditayangkan pada saat masyarakat berada di dalam rumah dan
disiarkan setiap hari (dalam bentuk iklan), penitipan leaflet, booklet dan
majalah kepada para pelaku-pelaku promosi termasuk pemilik warung,
pondok, rumah makan, restoran, toko cenderamata dan hotel di sekitar
objek wisata agar disebarkan kepada pengunjung yang datang ke lokasi.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada pengelola adalah :
1. Penambahan promosi yang lebih meluas yakni melalui internet dan
televisi dengan sasaran utama bagi pengunjung ataupun pengunjung
potensial di luar kawasan Kabupaten Samosir sehingga dapat diakses
dimana saja dan kapan saja.
2. Membuat media promosi leaflet dan booklet dengan desain lebih kreatif
sehingga dapat memberikan ciri khas promosi Danau toba dengan
wisata dengan promosi objek wisata lainnya.
3. Penyebaran media promosi yang tepat sasaran sehingga dapat
meningkatkan jumlah pengunjung dan pemanfaatan kawasan untuk
sasaran yang sesuai dengan yang ditentukan oleh pengelola.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim Keanekaragaman Hayati Ekosistem Danau Toba dan Upaya Pelestariannya www.scribd.com/doc/4906401/keanekaragaman-hayati, diakses 7-02-2009 Strategi Promosi Jasa-Pemasaran Jasa Bab IX www. chan9.files.wordpress.com/2008/02/pemasaran-jasa-bab-09.pdf. 11-05-09
Asrini , P. A. 2005. Teknik Promosi Pemasaran Pariwisata pada PT. Arminta Jatra Bhuana Semarang. Tugas Akhir. Universitas Negeri Semarang. Fakultas Seni dan Bahasa. Jurusan Bahasa Asing. Semarang
Damanik & Weber (2006). Perencanaan Ekowisata. Dari Teori Ke Aplikasi. Edisi I. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Samosir. 2005. Samosir. Sumatera Utara
Diparta, Jawa Tengah. 1997. Infopar edisi VI. Semarang: PT Piranti Utama. Direktorat Jenderal Pariwisata. Pariwisata Indonesia 1978. Departemen
Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta 1978, hlm 17 Durianto, D. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta: Gramedia
Pustaka. Jakarta Farrel & Runyan, 1991 ; Wight, 1993 dalam Green Evaluation Programme.
Journal of Ecotourism.
Hari, 1997 Promotional Mix / Bauran Promosi-Definisi/pengertian promosi, fungsi dan tujuan dan Bauran Promosi/Promotional Mix Produk
www.scribd.com/doc/9837419/darlius - 88k -doc/bauran promosi-11-05-09, diakses tanggal 7-10-2009
Hasan, M. I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian Dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia.
Karyono, H 1997. Kepariwisataan. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Utama. Lupiyoadi. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik. Jakarta:
Salemba Empat. Mulyana, D. 2001. Human Communication : Prinsip-Prinsip Dasar. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung Nasution, M. 2007. Metode Resarch (Penelitian Ilmiah). PT. Bumi Aksara. jakarta Sudarto, G. 1999. Ekowisata : Wahana Pelestarian Alam, Pengembangan
Ekonomi Berkelanjutan, dan Pemberdayaan Masyarakat. Bekasi : Yayasan Kalpataru Bahari.
Susanto, A B. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Edisi I. Jakarta : Salemba Empat
Suwantoro, G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit Andi Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Departemen
Pariwisata, Seni dan Budaya Indonesia. 2009
Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Edisi I. Yogyakarta. Penerbit Andi
Wearing, S & McLean, J. 1997. Developing Ecotourism : A Community Based Approach. Sydney
Yoety, O. 1990. Pemasaran Pariwisata. Bandung: cetakan II Angkasa. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angakasa
1996. Tour dan Travel Marketing. Jakarta: cetakan II Paradnya Paramita.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar pertanyaan dan pernyataan/kuisioner untuk pengunjung Pengantar : Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner ini dan saya mohon maaf apabila telah mengganggu aktifitas Bapak/Ibu/Saudara. Penyebaran kuisioner ini digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian saya yang berjudul Pengembangan Promosi Wisata Alam Danau Toba, Kabupaten Samosir, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Sarjana Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor. Untuk itu besar harapan saya Bapak/Ibu/Saudara bersedia menjawab pertanyaan berikut dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hasil jawaban Bapak/Ibu/Saudara akan sangat berarti bagi penelitian saya. Atas perhatiaannya saya ucapkan terimakasih. Karakteristik Pengunjung Usia : Pekerjaan : Pendidikan terakhir : Jenis Kelamin : Tempat Tinggal : Bagian I Lingkarilah jawaban sesuai dengan pendapat anda : 1. Apa tujuan Bapak/Ibu/ saudara berkunjung ke tempat wisata ini?
a. Piknik
b. Penelitian
c. Camping d. Menikmati pemandangan alam e.Lainnya,……………………………………………………………………
2. Sudah berapa kali Bapak/Ibu/ saudara berkunjung ke lokasi ini? a. Pertama kali b. kedua kali c. Ketiga kali d. Keempat kali e. Lebih dari 4 kali
3. Dengan siapa Bapak/Ibu/ saudara berkunjung? a. Sendiri
b. Keluarga c. Teman d. Rombongan
e.Lainnya,sebutkan………………………………………………………… 4. Berapa lama Bapak/Ibu/ saudara berkunjung di lokasi ini? a. Kurang dari 1 jam
b. 1-2 jam c. Lebih dari 2 jam d. 1 hari
e. Lebih dari 1 hari 5.Apa akomodasi Bapak/Ibu/ saudara ke tempat ini?
a. Angkutan umum
b. Sepeda motor c. Mobil pribadi d.Lainnya,sebutkan…………………………………………………………
6. Darimanakah Bapak/Ibu/ saudara mengetahui informasi mengenai wisata alam Danau Toba ini?
a. Teman b. Leaflet c. booklet d.Televisi e. Suratkabar
f. Internet g.Lainnya,sebutkan………………………………………………………… 7. Informasi apa yang Bapak/Ibu/ saudara dapatkan dari sumber informasi tersebut? a. Potensi objek wisata b.Pemandangan alam c. Lokasi
d. Aksesibilitas e. Fasilitas f. Semuanya 8. Sesuaikah informasi yang Bapak/Ibu/ saudara dapat melalui sumber informasi,
dengan kenyataan lansung di lapangan? a. Sesuai b. Tidak sesuai
9. Media promosi manakah yang paling Bapak/Ibu/ saudara sukai dalam mempromosikan objek wisata alam Danau Toba? a. Teman b. Leaflet c. Booklet d. Televisi e. Radio f. Internet (homepage) g. Suratkabar h.Lainnya,sebutkan………………………………………………………………
10. Menurut Bapak/Ibu/ saudara, apakah penyampaian pesan dan isi tentang informasi mengenai objek wisata alam Danau Toba dalam media promosi sudah jelas (dari segi bahasa dan pembahasannya)? a. Sudah b. Belum jelas
11. Apakah informasi dalam media promosi secara langsung mendorong Bapak/Ibu/ saudara untuk berkunjung ke kawasan wisata alam Danau Toba? a. Ya b. Tidak
12. Setelah Bapak/Ibu/ saudara berkunjung ke Danau Toba apakah ada perubahan sikap yang Bapak/Ibu/ saudara alami?
a. Ada b. Tidak ada 13. Perubahan sikap seperti apa yang Bapak/Ibu/ saudara alami?
a. Tidak berubah b. Langsung Berkunjung c. Mencari tau informasi lebih banyak. 14. Setelah Bapak/Ibu/ saudara mendapat pengalaman berkunjung ke Danau
Toba apakah Bapak/Ibu/ saudara pernah menjadi pelaku promosi (contoh : Setelah anda berkunjung Bapak/Ibu/ saudara kemudian mengajak teman / keluarga Bapak/Ibu/ saudara untuk berkunjung kembali ke lokasi wisata alam tersebut?) a. Ya b. Tidak
15. Menurut Bapak/Ibu/Saudara, media promosi yang manakah yang sebaiknya terus dipertahankan oleh pemerintah dan pengelola? a. Teman b. Leaflet c. Booklet d. Televisi e. Radio f. Internet (homepage) g. Suratkabar h.Lainnya,sebutkan………………………………………………………….
16. Selain wisata alam Danau Toba Bapak/Ibu/ Saudara pernah mengunjungi tempat lain?
a. Pernah b. Tidak pernah
17. Jika Bapak/Ibu/ Saudara bandingkan media promosi manakah yang lebih jelas dan kreatif (berdasarkan informasi, isi dan bahasa)antara media promosi wisata alam Danau Toba dengan media promosi wisata alam lainnya. a. Wisata Alam Danau Toba b. Wisata Alam lainnya
18. Setelah berkunjung ke lokasi wisata alam Danau Toba, kesan apakah yang membuat Bapak/Ibu/Saudara mengingat kembali perjalanan anda?
Jelaskan............................................................................................................... 19. Apakah saran dan masukan Bapak/Ibu/Saudara terhadap pengelola dan
pemerintah agar pengembangan promosi wisata alam Danau Toba menjadi lebih baik?Jelaskan……………………………………………………………………
Bagian II Berilah tanda (√) pada kolom jawaban, sesuai dengan pendapat yang anda berikan ! No Pertanyaan STS TS C S SS 1 Setujukah anda bahwa promosi Wisata
alam Danau Toba baik?
2 Sesuai pilihan bentuk promosi disukai, Bapak/Ibu/Saudara setuju agar bentuk media promosi tersebut tetap dipertahankan.
3 Jenis-jenis media promosi wisata alam
Danau Toba yang ditawarkan oleh pengelola telah dapat menarik perhatian Bapak/Ibu/Saudara.
4 Jenis-jenis promosi tersebut memberikan sebuah keinginan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk berkunjung ke Danau Toba.
5 Bapak/Ibu/Saudara tahu betul tentang wisata alam Danau Toba.
6 Jika Bapak/Ibu/Saudara bandingkan dengan bentuk promosi di tempat lainnya yang pernah anda kunjungi, anda setuju bahwa promosi Danau Toba lebih kreatif dibandingkan dengan promosi tempat yang lainnya.
7 Setelah melihat/membaca media promosi Bapak/Ibu/Saudara mengerti dengan media promosi yang ditawarkan oleh pengelola.
8 Media promosi tersebut dapat berkomunikasi dengan baik kepada Bapak/Ibu/Saudara melalui bahasa dan isi yang digunakan.
9 Bapak/Ibu/Saudara setuju bahwa Bapak/Ibu/Saudara mengerti dengan tujuan pesan yang disampaikan oleh pengelola.
10 Pesan dari media promosi meninggalkan kesan pada Bapak/Ibu/Saudara.
11 Setelah mendapat kesan yang anda peroleh hal tersebut mampu mendorong Bapak/Ibu/Saudara untuk berkunjung ke Danau Toba.
Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju C : Cukup Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju
Lampiran 2 Perhitungan EPIC Model pada objek Wisata kajian Perhitungan EPIC Model di Wisata Alam Pantai Pasir Putih
1. Dimensi Empati
P (STS)= 0 %
%60%1006036(
%18%10060
108)(
%33,23%1006014)(
%10%100606)(
==
==
==
==
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
63,23079)1( ==X
83,23085)2( ==X
73,22
83,263,22
)2()1(
=
+=
+=
XXXEmpati
2. Dimensi Persuasi
465,22
50,243,2
50,23075)2(
43,23073)1(
%33,8%100605)(
%50%1006030)(
%33,28%1006017)(
%10%100606)(
=+
=
==
==
==
==
==
==
XPersuasi
PX
PX
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
3. Dimensi Dampak
65,12
6.07,2
6,030482(
7,23081)1(
%33,33%1006020)(
%10%100606)(
%33,53%1006032)(
33,28%1006017)(
%0)(
=+
=
==
==
==
==
==
==
=
XDampak
DX
DX
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
4. Dimensi Komunikasi
45,25
83,263,250,223,206,2
83,23085)5(
63,23079)4(
50,23075)3(
23,23067)2(
06,23062)1(
%24%10015036)(
%33,53,%10015080)(
%67,46%10015070)(
%00,16%10015024)(
%2%100150
3)(
=++++
=
==
==
==
==
==
==
==
==
==
==
iXKomunikas
KX
KX
KX
KX
KX
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
xSTSP
Perhitungan EPIC Model di Wisata Alam Aek Rangat
1. Dimensi Empati
%33,13%100608(
%33,48%1006029)(
%67,21%1006013)(
%15%100609)(
==
==
==
==
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
67,23080)1( ==X
46,330
104)2( ==X
06,32
46,367,22
)2()1(
=
+=
+=
XXXEmpati
2. Dimensi Persuasi
%20%1006012(
%33,33%1006020)(
%33,33%1006020)(
%67,11%100607)(
==
==
==
==
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
23060)1( ==X
16,33095)2( ==X
58,22
16,322
)2()1(
=
+=
+=
XXXPersuasi
3. Dimensi Dampak
81,12
36,126,2
36,130412(
26,23068)1(
%33,8%100605)(
%67,21%1006013)(
%67,36%1006022)(
%67,31%1006019)(
%0)(
=+
=
==
==
==
==
==
==
=
XDampak
DX
DX
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
4. Dimensi Komunikasi
5,25
67,29,293,226,22,,2
67,23080)5(
9,23087)4(
93,23088)3(
26,23068)2(
2,23066)1(
%18%10015027)(
%42%10015063)(
%66,28%10015043)(
%33,15%10015023)(
%150
70)(
=++++
=
==
==
==
==
==
==
==
==
==
=
iXKomunikas
KX
KX
KX
KX
KX
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
Perhitungan EPIC Model Di Wisata Situs dan Budaya Batu Sawan 1. Dimensi Empati
53,22
86,22,2
86,230862(
2,23066)1(
%0)(
%33,53%1006032)(
%40%1006024)(
33,3%100602)(
%0)(
=+
=
==
==
=
==
==
==
=
XEmpati
DX
DX
SSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
2. Dimensi Persuasi
28,22
67,29,1
67,230802(
9,13057)1(
%0)(
%67.,51%1006031)(
%25%1006015)(
%3,23%1006014)(
%0)(
=+
=
==
==
=
==
==
==
=
XPersuasi
DX
DX
SSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
3. Dimensi Dampak
%30%1006018)(
%67,66%1006040)(
%67,51%1006031)(
%0)(
==
==
==
=
xSP
xCSP
xTSP
STSP
55,12
13,196,1
13,130342(
96,13059)1(
%67,6%100604)(
=+
=
==
==
==
XDampak
DX
DX
xSSP
4. Dimensi Komunikasi
18,25
17,383,27,156,167,1
17,33095)5(
83,23085)4(
7,13051)3(
56,13047)2(
67,13050)1(
%33,13%10015020)(
%154%100150231)(
%33,17%10015026)(
%34%10015051)(
%0)(
=++++
=
==
==
==
==
==
==
==
==
==
=
iXKomunikas
KX
KX
KX
KX
KX
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
Perhitungan EPIC Model di Wisata Situs Budaya Batu Hobon
1. Dimensi Empati
68,22
336,2
0,330902(
36,23071)1(
%10%100606)(
%50%1006030)(
%33,38%1006023)(
67,1%100601)(
%0)(
=+
=
==
==
==
==
==
==
=
XEmpati
EX
EX
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
2. Dimensi Persuasi
17,22
67,267,1
67,230802(
67,13050)1(
%67,6%100604)(
%35%1006021)(
%67,26%1006016)(
%67,31%1006019)(
%0)(
=+
=
==
==
==
==
==
==
=
XPersuasi
PX
PX
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
3. Dimensi Dampak
75,12
36,113,2
36,130412(
13,23064)1(
%3,8%100605)(
%33,18%1006011)(
%30%1006018)(
%67,41%1006025)(
%67,1601)(
=+
=
==
==
==
==
==
==
==
XDampak
DX
DX
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
4. Dimensi Komunikasi
09,25
9,273,263,16,16,1
9,23087)5(
73,23082)4(
63,13049)3(
6,13048)2(
6,13048)1(
%33,3602)(
%67,46%10015070)(
%33,13%10015028)(
%32%10015048)(
%150
2)(
=++++
=
==
==
==
==
==
==
==
==
==
==
iXKomunikas
KX
KX
KX
KX
KX
SSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
Perhitungan EPIC Model di Wisata Alam Tuktuk Siadong
1. Dimensi Empati
82,22
13,35,2
13,330942(
5,23075)1(
%20%1006012)(
%200%10060
120)(
%67,56%1006034)(
%5%100603)(
%0)(
=+
=
==
==
==
==
==
==
=
XEmpati
EX
EX
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
2. Dimensi Persuasi
81,22
26,336,2
26,330982(
36,23071)1(
%67,66%1006010)(
%35%1006021)(
%67,36%1006022)(
%67,11%100607)(
%67,1601)(
=+
=
==
==
==
==
==
==
==
XPersuasi
PX
PX
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
3. Dimensi Dampak
28,22
16,24,2
16,23065)2(
4,23072)1(
%60%1006036)(
%65%1006039)(
%80%1006048)(
%33,23%1006014)(
%0)(
=+
=
==
==
==
==
==
==
=
XDampak
DX
DX
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
4. Dimensi Komunikasi
40,25
5,273,246,213,220,2
5,23075)5(
73,23082)4(
46,23074)3(
13,23064)2(
20,23066)1(
%8%10015012)(
%50%10015075)(
%33,27%10015041)(
%67,10%10015016)(
%0150
8)(
=++++
=
==
==
==
==
==
==
==
==
==
=
iXKomunikas
KX
KX
KX
KX
KX
xSSP
xSP
xCSP
xTSP
STSP
Lampiran 3 Rekapitulasi Data Pengunjung yang Memilih Dimensi Tertentu
1. Wisata Alam Pantai Pasir Putih Atribut Bobot
(b) E1 E2 P1 P2 D1 D2 K1 K2 K3 K4 K5
STS 0 1 1 1 1 0 3 1 0 0 1 1 TS 1 5 1 2 4 3 14 8 8 4 2 1 C 2 3 4 10 7 7 9 10 8 7 6 4 S 3 16 20 15 15 16 4 10 13 17 20 20 SS 4 5 4 2 3 4 0 1 1 2 1 4 Total 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
2. Wisata Alam Aek Rangat Atribut E1 E2 P1 P2 D1 D2 K1 K2 K3 K4 K5 STS 1 0 0 1 0 1 2 2 1 1 1 TS 2 7 5 2 4 15 5 1 2 5 5 C 7 6 13 7 14 8 10 14 9 5 5 S 16 13 6 14 10 3 11 13 14 14 11 SS 4 4 6 6 2 3 2 0 4 5 8Total 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
3. Wisata Situs dan Budaya Batu Sawan Bobot E1 E2 P1 P2 D1 D2 K1 K2 K3 K4 K5 STS 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 0 TS 2 0 12 2 9 22 18 15 16 2 0 C 20 4 9 6 14 6 4 4 4 1 0 S 8 26 9 22 6 0 8 8 9 27 25 SS 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 5Total 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
4. Wisata Situs dan Budaya Batu Hobon
Bobot E1 E2 P1 P2 D1 D2 K1 K2 K3 K4 K5 STS 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 TS 1 0 15 4 5 20 18 16 10 3 1C 18 5 10 6 15 3 6 4 15 2 1 S 10 20 5 16 6 5 6 8 3 25 28 SS 1 5 0 4 4 1 0 2 0 0 0 Total 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5. Wisata Alam Tuktuk Siadong Atribut E1 E2 P1 P2 D1 D2 K1 K2 K3 K4 K5STS 2 0 0 1 0 0 2 2 1 1 0TS 1 2 5 2 2 12 5 2 2 2 5C 7 10 14 8 16 8 8 16 9 3 5S 20 15 6 15 10 3 15 10 18 20 12SS 0 3 5 5 2 7 0 0 0 4 8Total 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30