pengembangan sistem informasi geografis untuk pengelolaan
TRANSCRIPT
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):63-75 (2015)
63
Setiaji, dkk
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUKPENGELOLAAN SUMBERDAYA LAHAN HUTAN DI KAWASANGUNUNG
API MERAPI(Development of Geographic Information System for Resource Management in the
Forest Land Merapi Volcano)
Setiaji1/*, Ronggo Sadono2, Hartono3, dan Mochammad Maksum Machfoedz4
1Program Doktor Ilmu Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada,Bulaksumur,Yogyakarta. 55281
2Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta, 552813Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta, 55281
4Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta,55281
Penulis Korespodensi Email: [email protected] No.Telp: 021-8872757.Diterima: Februari 2015| Disetujui: Juli 2015
AbstrakPenggunaan lahan secara umum tergantung pada kemampuan lahan pada lokasi lahan. Secarakhusus untuk aktivitas kehutanan kususnya untuk penggunaan lahan hutan rakyat, tergantungpada unsur fisik, ekonomi, teknik/metode, dan sosial budaya. Macam bentuk pengelolaan lahan,faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan dan pemanfaatan lahan di suatu daerahmerupakan informasi dasar yang dibutuhkan. Untuk itu diperlukan sistem informasi pengelolaansumberdaya lahan hutan yang dapat menyediakan informasi dan menyamakan persepsi kepadapelaku usaha hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan mengembangkan prototipe sistem informasipengelolaan sumberdaya lahan hutan berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Metode yangdigunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC) dengan model prototype. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa curah hujan, lereng, kondisi tanah, tinggi tempat, jarak ke lahan,jarak ke pasar, luas lahan, harga pasar, subsidi pemerintah, ketersediaan dana, bibit baru, mesinbaru, pemberantasan hama baru, pupuk baru, organisasi sosial, tradisi, anggota keluarga daninformasi-informasi pendukung lainnya dapat disediakan melalui teknologi SIG.Kata kunci: Sistem Informasi Geografis, Pengelolaan Sumberdaya Lahan Hutan, Hutan Rakyat,
Konservasi Lingkungan
AbstractGeneral land use depends on the ability of the land at the field sites, for forestry activitiesespecially development of community forest land use element to the physical, economic,techniques/methods, and social. Various forms of land management and factors affecting the useand land use in the area of management information systems required forest land resources thatcan provide information and make the perception to the community forest businesses.This studyaimed to develop a prototype system of forest resource management information basedGeographic Information System (GIS).The method used was the System Development LifeCycle (SDLC) with a prototype model.The results of the study in the form of information ofrainfall, slope, soil conditions, high places, the distance to land, distance to markets, land,market prices, government subsidies, the availability of funds, new seeds, new machinery, newpest control, new fertilizers, social organizations, tradition, family members and othersupporting information.Keywords: Geographic Information Systems, Land ResourcesManagement of Forest,
Community Forest, Environmental Conservation
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):63-75 (2015)
64
Setiaji, dkk
PENDAHULUAN
Penggunaan teknologi SistemInformasi Geografis (SIG) untukmengelompokkan data keruangan lahanberdasarkan faktor potensi dan penghambatpenggunaan lahan. Mengimprovisasimetode tumpang susun diharapkan mampumempercepat proses studi tentangpengklasifikasian lahan (Sandi Adyana,2012). Citra resolusi tinggi seperti citraikonos lebih sesuai digunakan untukmenganalisis perubahan sumberdaya lahandalam rangka pemanfaatan, pengembangan,dan rehabilitasi lahan di wilayahpegunungan (Wikantika, 2006). Gunawan,Dkk. (2011) menerapkan citra penginderaanjauh untuk memetakan secara spasialsebaran aliran lava panas dan yang melandadi lereng selatan Gunungapi Merapi.Pemantauan gunung merapi dengan citrasatelit dapat diperoleh gambaran rekahanyang akan menunjukkan arah aliran lahardan awan panas jika terjadi letusan. Kondisitopografi dan rekahan di puncak Merapiserta alur sungai dapat dipelajari untukmenentukan arah aliran lahar tersebut(Dulbahri, 2006). SIG dapat digunakan olehpara petani untuk mengakses setiapinformasi pengaturan komoditi, penanaman,kuota produksi, harga produksi dan panenan(Ai, 2007). Pendekatan ekoepidemiologisdengan dukungan data penginderaan jauhdan aplikasi SIG, maka dengan kejadianinfeksi soil transmittedhelminths yangbervariasi dapat diketahui parameterlingkungan resikonya. Dinamika kejadianinfeksi soil transmittedhelminths yangbervariasi dan berfluktuasi tersebut secaracepat dan akurat dapat dikontrol dandikendalikan (Salakory Melianus, 2013).Pemodelan SIG dan data penginderaan jauhefektif untuk mengetahui dan memantautingkat kerusakan pada suatu daerah aliransungai (Puguh, 2010).
Ruang merupakan sumberdaya alamyang harus dikelola bagi sebesar-besarnyakemakmuran rakyat sebagaimanadiamanatkan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD1945 bahwa bumi dan air serta kekayaanalam yang terkandung di dalamnya dikuasaioleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Kewenangan pengelolaan sebagian sumberdaya alam (lingkungan hidup, tanah,penataan ruang) oleh daerah yang tidakberkemampuan, tidak dapat sepenuhnyamenjamin kemakmuran rakyat, keadilan,kepastian hukum, kebahagiaan hidup, danmenjamin persatuan bangsa, karenasementara ini kualitas sumber daya manusiamasih perlu ditingkatkan (Widoyo, 2000).Ruang harus dilindungi dan dikelola secaraterkoordinasi, terpadu dan berkelanjutansehingga dapat terwujud ruang kehidupanyang nyaman, produktif, dan berkelanjutan.Upaya menciptakan ruang yang nyaman,produktif, dan berkelanjutan masihmenghadapi tantangan yang berat. Sistem“sabo” adalah salah satu teknologi yangdikembangkan untuk menanggulangidampak bencana sedimen terhadapkeamanan struktur bangunan di bagian hilir(Darmawan, 2011). Abu Gunung Merapiterindikasikan dapat meningkatkan kadarbesi dalam air sungai, sumur, maupun bakpenampungan terbuka sehingga pada kadartertentu kualitas air tersebut menurunsampai btas baku mutu sesuaiperuntukannya (Wahyuni, 2012).
Pengembangan sistem informasiyang handal dan terintegrasi untukmeningkatkan system pengelolaan lahandampak bencana volkanik merupakankebutuhan yang mendesak. Prosespengambilan keputusan pada kegiatanpengelolaan lahan dampak bencana akansangat terbantu oleh teknologi sisteminformasi yang bereferensi spasial yangdikenal dengan Sistem Informasi Geografis(SIG). Bagaimana mengembangkan sisteminformasi spasial yang sesuai dengankondisi dan organisasi denganmeengintegrasiak data spasial dan nonspasial yang tersedia merupakan masalahyang akan dijaawab melalui penelitian ini.Penelitian ini bertujuan untuk melakukankajian dan evaluasi terhadap sisteminformasi spasial yang telah ada, danmengembangkan prototipe sistem informasigeografis untuk pengelolaan perubahansumberdaya lahan hutan di wilayah Gunungapi Merapi.
Ruang lingkup penelitian dibatasipada beberapa aspek informasi pengelolaanlahan dampak bencana volkanik di
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):63-75 (2015)
65
Setiaji, dkk
Kecamatan Cangkringan, KabupatenSleman yaitu informasi fisik, informasiekonomi, informasi metode/strategi, dan
informasi sosial-budaya seperti disajikandalam Gambar 1.
Gambar 1. Keputusan Penggunaan Lahan, Vink (1975) dalam Su Ritohardoyo (2009)
BAHAN DAN METODE
Pengembangan SIG menggunakanmetode System Development Life Cycle(SDLC) yang dimodifikasi dan dikombinasidengan Rapid Application Development(RAD) menggunakan prototyping.Prototyping digunakan untuk memberikangambaran kecil dari suatu sistem kemudianmenjadi dasar dalam pengembangan
prototype. Prototyping dilakukan secaraberulang-ulang sampai prototype tersebutmenjadi sistem yang lengkap. Tahapanpengembangan sistem yang dilakukanmeliputi analisis dan peperancangan sistem,serta pengembangan prototype melibatkanpengguna secara langsung. Uraian subsistem-sub sistem dalam SIG sepertidisajikan dalam Gambar 2.
DATA INPUT
Tabel
Laporan
Pengukuran
lapangan
Data digital lain
Peta (tematik,
topografi, dll.)
Citra satelit
Foto udara
Data lainnya
DATA MANAGEMENTAND MANIPULATION
Storage(database)
Input Retrieval Output
Processing
Peta
OUTPUT
Tabel
Laporan
InformasiDigital
softcopy
Gambar 2. Sub sistem dalam SIG (Prahasta, 2005)
Kesadaran tentang
informasi dan persepsi
KeputusanPenggunaan
Lahan
EKONOMITEKNIK
Curah Hujan
Lereng
Tinggi Tempat
Kondisi Tanah
Organisasi Sosial
Tradisi
Anggota Keluarga
Pupuk Baru
Pemberantasan Hama Baru
Mesin Baru
Bibit BaruJarak ke Lahan
Jarak ke Pasar
Luas Lahan
Harga Pasar
Subsidi Pemerintah
Ketersediaan Dana
SOSIAL FISIK
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):63-75 (2015)
66
Setiaji, dkk
Implementasi sistem dalamperencanaan dan pemanfaatan sumberdayahutan dilakukan melaluizonifikasi/klusterisasi sesuai karakteristiklahan. Hasil zonifikasi/ klusterisasidigunakan untuk merencanakan utilitas-utilitas yang diperlukan, memantau luasbencana, menyusun rencana pengendalianberdasar prediksi bahaya volkanik,penentuan wilayah hunian, menentukanluas wilayah sebaran hutan rakyat,pendataan pusat-pusat pertumbuhan danpembangunan, pendataan danpengembangan permukiman penduduk,kawasan industri, pariwisata, pendidikan,kesehatan, hiburan, dan sarana prasaranayang lain. Terkait manajemen tata gunalahan lebih banyak mengarah ke sektor
pertanian hutan rakyat denganterpetakannya curah hujan, iklim,kondisitanah, ketinggian, dan keadaanalam, akan membantu penentuan lokasitanaman, penyakit, pupuk yang dipakai,strategi, dan bagaimana proses pengolahanlahannya. Penentuan lokasi gudang danpemasaran hasil pertanian hutan rakyatdapat terbantu dengan memanfaatkan petaproduksi hasil hutan rakyat, penyebarankonsumen hasil hutan rakyat, peta jaringantransportasi dan peta penyedia dana. Dalamhal penataan ruang, penentuan polapemanfaatan ruang disesuaikan dengankondisi fisik dan sosial yang ada, sehinggalebih efektif dan efisien. Lokasi penelitiandisajikan dalam Gambar 3.
Gambar 3. Lokasi Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis SistemAnlisis sistem dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah dan peluangbisnis sesuai dengan visi dan tujuanorganisasi, serta mengkaji kelayakansistem. Pengembangan sistem informasigeografis bertujuan untuk mengatasimasalah dan peluang organisasi. Data daninformasi pengelolaan lahan hutan rakyat
selama ini hanya disajikan dalam bentuklaporan angka dan teks, sedangkan petadisajikan secara manual cetakan. Informasiyang dibutuhkan dalam kegiatanpengelolaan lahan hutan mencakup seluruhinformasi kondisi biofisik lahan, socialekonomi dan budaya serta strategikebijakan. Secara rinci unsur-unsurinformasi yang dibutuhkan disajikan PadaTabel 1.
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):63-75 (2015)
67
Setiaji, dkk
Tabel 1. Kebutuhan Informasi Pengelolaan Lahan Hutan di Wilayah Rawan Bencana Merapi
Jenis Informasi Kebutuhan InformasiInformasiFisik
1. Curah Hujan2. Kemiringan Lereng3. Tinggi Tempat4. Kondisi Tanah
Ekonomi 1. Jarak ke Lahan2. Jarak ke Pasar3. Luas Lahan4. Harga Pasar5. Subsidi Pemerintah6. Ketersediaan Dana
Metode/Strategi 1. Bibit Baru2. Mesin Baru3. Pemberantasan Hama Baru4. Pupuk Baru
Sosial Masyarakat 1. Organisasi Sosial2. Tradisi3. Anggota Keluarga
Perancangan Sistem
Perancangan sistem menggunakanteknik pemodelan yang berorientasi prosesdan data. Proses perancangan menggunakanteknik data flow diagram (DFD) yangsecara logika menggambarkan aliran inputdata dari sumber, proses pengolahan data didalam sistem hingga menjadi keluaran
informasi. DFD terdiri atas diagramkonteks, level 1, level 2, hingga levelterakhir yang diperlukan. DFD dalamkonteks peraancangan prototipe sistempengelolaan sumberdaya lahan hutan diwilayah kawasan rawan bencana gunungapi merapi disajikan pada Gambar 4 danGambar 5.
Gambar 4. Diagram konteks pengembangan SIG pengelolaan lahan hutan
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):63-75 (2015)
68
Setiaji, dkk
Gambar 5. DFD level 1 diagram konteks pengembangan SIG pengelolaan lahan hutan
Dibutuhkan dua jenis data data dalamsistem informasi geografis sebagai bahanuntuk menciptakan informasi, yaitu dataspasial dan data atribut. Data spasialberbentuk layer peta yang akanmemberikan informasi dalam bentukgambar, sedangkan data atribut merupakandata terstruktur yang tersimpan di dalambasis data berbentuk tabel. Basis dataspasial dibagi ke dalam beberapa lapisandata (layer) sesuai dengan karakteristik datapengelolaan lahan hutan rakyat di wilayah
kawasan rawan bencana gunung api merapi,sedangkan basis data non spasial ditentukanberdasarkan kebutuhan informasi untukkegiatan pengelolaan lahan hutan.Kebutuhan data spasial untuk pengelolaanlahan hutan di wilayah kawasan rawanbencana gunung api merapi mencakup 9layer data gambar. Layer-layer tersebuttelah dianalisis sesuai dengan kebutuhaninformasi untuk mengembangkan aplikasiSIG. Deskripsi masing-masing layer datadisajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Lapisan data geografis untuk pengembangan SIG
Basis data non spasial dirancangsesuai kebutuhan organisasi denganmemperhatikan identifier yang unik sebagaikunci penghubung dengan tabel-tabel
atribut yang lain maupun dengan FeatureAtribut Table (FAT) dari data spasial yangbersangkutan. Basis data yang digunakanuntuk membangun SIG disebut dengan
No Nama lapisan data (Layer) Topologi Feature Attribute Table (FAT)1. Batas Polygon Polygon attribute table2. Jaringan jalan/Aksesibilitas Line Arc attribute table3. Elevasi Line Arc attribute table4. Administrasi Line, Polygon Arc/Polygon attribute table5. Jenis tanah Polygon Polygon attribute table6. Curah hujan Polygon Polygon attribute table7. Infrastruktur (Bangunan) Polygon Polygon attribute table8. Pohon hutan rakyat Point Point attribute table9. Lereng Line Arc attribute table
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):63-75 (2015)
69
Setiaji, dkk
geodatabase (geographic database) dengantipe personal geodatabase dan enterprisegeodatabase (Oracle dan Ms.SQL.Server).Pemodelan data merupakan pengelompokandata dalam suatu struktur logika yangdigambarkan dengan entity relationalship
diagram (ERD). Seperti ditampilkan dalamGambar 6. Untuk melengkapi perancangansistem informasi geografis, dilakukan antarmuka untuk pengguna (user interface)sehingga sistem informasi ini menjadi lebihmudah diaplikasikan.
Tabel Informasi Produsen Tabel Informasi User Login Tabel Informasi Kuota ProdukPasar
Kode_Produsen User_ID Kode_Komoditi
Nama_Produsen Status Kode_Jenis_Produk
Nama_Produk Password Kode_Lokasi
Alamat_Produsen Jumlah_Pasokan
Telepon_Produsen Tabel Informasi Pasar Saldo_Panen
Email_Produsen Kode_Komoditi
Nama_Website_Produsen Kode_Jenis_Produk Tabel Informasi Kategori Produk
Kode_Lokasi Kode_Jenis_Produk
Tabel Informasi Pupuk Jumlah_Pasokan Nama_Jenis_Produk
Kode_Lokasi Masa_Periode
Nama_Pupuk Tabel Informasi Komoditi
Nama_Spesifikasi_Produk Tabel Informasi ProduserProduk
Kode_Komoditi
Harga Kode_Produsen Subsidi_Pemerintah
Nama_Produsen Nama_Komoditi
Kode_Jenis_Produk
Tabel Informasi Bibit Tabel Informasi Lokasi
Kode_Lokasi Kode_Lokasi Tabel Informasi Mesin
Nama_Bibit Nama_Lokasi Kode_Lokasi
Nama_Spesifikasi_Bibit Nama_Mesin
Jumlah_Stok_Bibit Tabel Informasi Tradisi PetaniHutan Rakyat
Nama_Spesifikasi_Mesin
Kode_Lokasi Harga_Beli
Tabel InformasiPemberantasan Hama
Nama_Tradisi Harga_Sewa
Kode_Lokasi Keterangan_Tradisi
Nama_Hama Tabel Informasi Penyuluh
Nama_Spesifikasi_Hama Tabel Informasi Infrastruktur Kode_Penyuluh
Nama_Obat_Pestisida Kode_Lokasi Penyuluhan
Harga_Obat_Pestisida Kode_Infrastruktur Kode_Lokasi
Nama_Infrastruktur Nama_Penyuluh
Tabel InformasiKelompok Tani Hutan Rakyat
Jumlah_Infastruktur
Kode_Lokasi Keterangan_Infrastruk-tur Tabel InformasiPenyedia Dana
Nama_Kelompok_Tani Kode_Lokasi
Jumlah_Anggota Tabel InformasiArah Luncur Lahar
Kode_Lembaga
Kelas_Kemampuan_Kelompok_Tani Kode_Lokasi Nama_Lembaga
Spesifikasi_Usaha Tahun Alamat_Lembaga
Arah_Luncuran_Material Keterangan_Penyedia_Dana
Tabel Informasi Keluarga Jarak_Maksimum_Luncuran
Kode_Lokasi Tabel Informasi Dusun KRB
Nama_Petani Kode_Lokasi
Umur Nama_Desa
Jumlah_Keluarga Nama_Dusun
Mata_Pencaharian_Pokok Kode_KRB
Mata_Pencaharian_Sambilan Keterangan_KRB
Luas_Lahan_Hutan_Rakyat
Tingkat_Kecukupan
Jarak_Tempat_Kerja
Jam_Kerja_Per_Hari
Harapan_Petani_Hutan_Rakyat
Gambar 6. Relasional basis data non-spasial untuk pengembangan SIG
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):63-75 (2015)
70
Setiaji, dkk
Tabel informasi, field, dan typedisajikan dalam lampiran 1. Macaminformasi yang digunakan dalampengembangan prototipe sistem
pengelolaan lahan hutan rakyat dampakvolkanik disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Macam informasi yang digunakan dalam pengembangan prototipe sistempengelolaan lahan hutan rakyat dampak volkanik
No. Nama Informasi Keterangan1. Informasi produsen Informasi produsen berisi data produsen sebagai pemasok
pupuk, mesin, obat, bibit dan lainnya yang dibutuhkan olehpetani hutan rakyat
2. Informasi pupuk Informasi pupuk berisi data pupuk yang tersedia di suatutempat atau lokasi yang mudah dan dekat yang bisa dikunjungioleh petani hutan rakyat
3. Informasi bibit Informasi bibit berisi data bibit yang terbaik yang tersediadisuatu tempat atau lokasi yang mudah terjangkau dan dekatyang bisa dikunjungi oleh petani hutan rakyat
4. Informasipemberantasan hama
Informasi pemberantasan hama berisi data obatpemberantasan hama yang terbaik yang tersedia disuatutempat atau lokasi yang mudah terjangkau dan dekat yang bisadikunjungi oleh petani
5. Informasi user login Informasi user login berisi data pengguna/user komputerbeserta passwordnya yang berhak untuk mengoperasikanaplikasi
6. Informasi pasar Informasi pasar berisi data kebutuhan pasokan di setiaplokasi/wilayah berdasarkan hasil produk hutan rakyat yangterjual
7. Informasi produserproduk
Informasi produser produk berisi data produk dan produseryang menyediakan berbagai produk yang dibutuhkan olehpetani hutan rakyat
8. Informasi lokasi Informasi lokasi berisi data wilayah/nama administratif sepertidesa dan dusun yang berada dalam wilayah area tertentu
9. Informasi kuotaproduk pasar
Informasi kuota produk pasarhasil hutan rakyat berisi datadari berbagai lokasi/wilayah mengenai jumlah produksi yangsedang ditanam/perkiraan produksi yang akan dipanen darisatu komoditas tertentu dari masing-masing lokasi/wilayah
10. Informasi kategoriproduk
Informasi kategori produk berisi data produk produk yangtersedia yang dibutuhkan oleh petani hutan rakyat
11. Informasi komoditi Informasi komoditi berisi data berbagai macam komoditi hasilhutan rakyat seperti data kayu sengon, kayu jati, kayu mahoni,kayu meranti dan lain-lain
12. Informasi mesin Informasi mesin berisi data mesin penunjang prosespengelolaan lahan hutan rakyat yang terbaik yang tersedia disuatu tempat/lokasi yang mudah terjangkau dan dekat yangbisa dikunjungi oleh petani hutan rakyat
13. Informasi penyuluh Informasi penyuluh berisi data penyuluhan online/tatap mukatentang teknologi terkini serta tempat dan waktu pelaksanaanpenyuluhan dari Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
14. Informasi kelompoktani hutan rakyat
Informasi kelompok tani hutan rakyat berisi data kelompoktani, kelas kemampuan, dan spesifikasi usaha yang sudahdilakukan dalam mengelola lahan hutan rakyat
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):63-75 (2015)
71
Setiaji, dkk
15. Informasi tradisipetani hutan kakyat
Iinformasi tradisi petani hutan rakyat berisi data tradisiterkait pelestarian/pengelolaan sumberdaya alam seperti titimongso, dandan kali , labuhan, dan sebagainya
16. Informasi anggotakeluarga
Informasi anggota keluarga berisi data keluarga terkait usahapengelolaan hutan rakyat dan harapan petani hutan rakyat disuatu lokasi/wilayah
17. Informasiinfrastruktur
Informasi infrastruktur berisi data fasilitas tempat tinggal,pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial dan lain-lain yangdibutuhkan oleh petani hutan rakyat
18. Informasi penyediadana
Tabel informasi penyedia dana berisi data lembaga/bank yangmenyediakan fasilitas keuangan untuk mendukung usahapengelolaan lahan hutan rakyat yang terbaik yang tersedia disuatu tempat/lokasi yang mudah terjangkau dan dekat yangbisa dikunjungi oleh petani hutan rakyat
19. Informasi arahluncur lahar
Informasi arah luncur lahar berisi data arah luncuran materialvolkanik dan jarak maksimum luncuran yang berbahaya disuatu tempat/lokasi yang dekat dengan lokasi/wilayahpengelolaan lahan petani hutan rakyat
20. Informasi dusundalam kawasanrawan bencana
Informasi dusun dalam kawasan rawan bencana berisi datalokasi/wilayah desa atau dusun berdasarkan tingkat klasifikasiKRB di tempat yang dekat dengan lokasi petani pengelolalahan hutan rakyat
Pengembangan Prototipe SIGSIG pengelolaan lahan hutan
dirancang dan dikembangkan dalamlingkungan teknologi client-server PCNetwork berbasis windows. Pengembanganprototipe sistem informasi geografisdilakukan dengan mengintegrasikan dataspasial dengan data kegiatan organisasiyang sebelumnya melalui sistem informasiyang sudah ada. Prototipe sistem informasigeografis dibangun dengan perangkat lunakArcGIS, ArcInfo, ArcView dan bahasapemrograman Avenue yang beroperasi padasistem operasi Windows NT 2000 dan XP.Pada prototipe sistem informasi geografisterdapat menu serta button untukmemproses informasi fisik, ekonomi,strategi/metode, dan sosial budaya. Sisteminformasi geografis dilengkapi dengandengan tools untuk berinteraksi dengan petadigital yang ditampilkan pada area peta.Sistem informasi geografis berbasis webmerupakan alternatif untuk pengembanganaplikasi dimasa mendatang disampingmemiliki potensi untuk merevolusiteknologi GIS dikembangkan yang dapatdiakses dan digunakan di seluruh dunia.
Pengguna harus memasukkan namauser dan password untuk masuk ke menuawal, sehingga muncul tampilan untuk
memilih salah satu lokasi lahan hutan yangakan ditetapkan. Tampilan utama akansegera muncul setelah pengguna memilihsalah satu lokasi lahan. Tampilan utamaterdiri atas menu dan sub menu, button,tools, dan area untuk menampilkan peta.Menu yang tersedia terdiri atas menupenyimpanan dan percetakan peta,pengaturan tampilan peta, pencarian dataspasial, informasi fisik, ekonomi,strategi/metode, dan sosial budaya.
Areal pengelolaan lahan hutan ditatamenjadi beberapa blok, menu pencaharian(search) dibuat untuk memudahkanpengguna mencari lokasi blok pada suatulokasi lahan hutan tertentu. Informasi dasarblok merupakan informasi yang selaludipakai untuk setiap kegiatan pengelolaanlahan hutan rakyat. Informasi ini terdiri atasinformasi kondisi fisik lahan, yang secaraotomatis dapat di peroleh dengan overlay diantara dibutuhkan.
Menu Informasi ekonomi berfungsiuntuk mengetahui data jarak ke pero, jarakke pasar terdekat, luas lahan, harga pasar,subsidi pemerintah, dan ketersediaan danauntuk pengembangan lahan hutan rakyatyang terbaik yang tersedia di suatutempat/lokasi yang mudah terjangkau dandekat yang bisa dikunjungi oleh petani.
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):63-75 (2015)
72
Setiaji, dkk
Dari informasi ini dapat kinerja pengelolaanlahan hutan rakyat dari waktu ke waktuselama periode tertentu.
Menu informasi strategi/metodeberfungsi untuk mengetahui jenis informasibibit, mesin, pupuk baru terbaik yangtersedia di dekat lokasi lahan petaniberdasarkan kebutuhan pasar. Selanjutnyaterdapat informasi obat hama tertentu yangmenyerang penyakit di lokasi tanamanhutan rakyat. Blok-blok yang terseranghama penyakit tanaman tertentu dapatdiketahui berdasarkan perbedaan untuksetiap kategori serangan (berat, sedang, atauringan). Informasi serangan hama/penyakitini digunakan sebagai dasar untukpengendalian hama/penyakit yangberkategori sedang dan berat. Sistem inijuga dapat memantau infrastrukturpengelolaan hutan rakyat (bangunan, jalanangkutan dan/jembatan) secara berkala.Keberadaan informasi yang bersifat spasialakan sangat bermanfaat dalam melakukanperencanaan, pemeliharaan maupunpembangunan infrastruktur. Sebagai contohdiperlihatkan kondisi bangunan yang adapada suatu afdeling (wilayah lahan) yangberisi informasi bangunan. Gambar danlokasi bangunan ditampilkan pada area petadengan warna-warna yang berbedaberdasarkan kondisinya. Berdasarkankondisi infrastruktur yang ada dapat dilakukan perencanaan pemeliharaanterhadap infrastruktur pengelolaan hutanrakyat.
Selanjutnya menu informasi sosialbudaya berfungsi untuk melihat kondisitingkat kesejahteraan dan jumlah anggotakeluarga petani hutan rakyat. Gambar lokasilahan ditampilkan pada area peta denganwarna-warna yang berbeda untuk melihattingkat kecukupan pemenuhan kebutuhanhidup petani yang diperoleh dari usaha(cukup atau tidak cukup).
Penggunaan SIG sebagai saranamenajemen pengelolaan lahan hutan rakyatberimplikasi pada biaya, seperti investasiuntuk pengembangan sistem, akuisisi data,pengadaan perangkat keras dan perangkatlunak, serta untuk pemeliharaan sistem.Operasionalisasi SIG perlu kelola olehbagian/devisi kusus dengan sumberdayamanusia yang khusus. Aplikasi SIG dalam
pengelolaan lahan hutan rakyat berimplikasipada efisiensi waktu dan biayapengembangan sistem informasi,kemudahan analisis masalah, peningkatankualitas informasi, dan berbagai manfaatpositif lain yang dapat diperoleh.
KESIMPULAN
Prototipe sistem pengelolaansumberdaya lahan tanaman hutan rakyat diwilayah kawasan rawan bencana volkanikGunungapi Merapi yang telahdikembangkan berguna membantumemecahkan persoalan kehutanan diProvinsi Daerah Istimewa Yogyakartakususnya di Dinas Pertanian, Kehutanan,dan Perikanan Kabupaten Sleman.
Prototipe sistem informasi inidirancang sedemikian rupa sehinggamenjadi sistem informasi berbasis web yangmemungkinkan petani hutan rakyat dapatbertukar informasi, mengolah data sertaberinteraksi secara bersama-sama dalammelakukan perencanaan pola tanamkomoditi tanaman hutan rakyat. Kegunaanlain adalah para petani hutan rakyat akanmendapatkan informasi yang akuratmengenai komposisi kebutuhan pasokanhasil hutan kayu sperti kayu sengon, kayujati, kayu mahoni, dan lainnya. PrototypeSIG dapat berjalan dengan baik danbermanfaat maka disarankan untukmelalukan editing dan updating data secararutin, sistematis, dan terkoordinasi.Pengembangan SIG berbasiskan internet(Web base) atau mobile user atau berbasisClosed-circuit television (CCTV) jugadibutuhkan untuk mempercepat distribusiinformasi. Diperlukan pula analisispengembangan model lanjutan danpeningkatan kualitas sumberdaya manusia,sehingga SIG dapat menjadi decissionsupport system yang multiguna sertahandal.
DAFTAR PUSTAKA
Dulbahri, 2006. Sistem InformasiGunungapi Merapi. JurnalKebencanaan Indonesia. JurnalKebencanaan Indonesia. 1(1): 1-7.
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):63-75 (2015)
73
Setiaji, dkk
Gunawan, T., 2013. Kontribusi CitraPenginderaan Jauh Untuk KajianPerubahan Fenomena HidrologiPasca Letusan Gunungapi MerapiSrbagai Dasar KonservasiLingkungan, Kasus Di WilayahKecamatan Cangkringan SlemanYogyakarta, Simposium NasionalSains Geoinformasi-III, Yogyakarta,25-26 September 2013.
Prahasta, 2005. Konsep-Konsep DasarSistem Informasi Geografis, PenerbitInformatika Bandung.
Puguh, Dwi Raharjo, 2010. PenggunaanData Penginderaan Jauh dan SIGuntuk Pemantauan Kekritisan di DASLuk Ulo Hulu Jawa Tengah. JurnalManusia dan Lingkungan, 17(1):37-45.
Rosita Ai, 2007. Pemanfaatan GIS UntukE-Agriculture Dalam RangkaMengatur Keseimbangan ProduksiTanaman Holtikultura, SeminarNasional Aplikasi TeknologiInformasi 2007, Yogyakarta, 16 Juni2007.
Su Ritohardoyo, 2009. “Pemanfaatan lahanhutan rakyat dan kehidupan sosialekonomi penduduk: Kasus di daerahKabupaten Gunung Kidul”.Disertasi. Universitas Gadjah MadaYogyakarta.
Sandi Adiyanan, IW., Abd. Rahman As-Syakur, 2012. Aplikasi SistemInformasi Geografis Berbasis RasterUntuk Pengkelasan Kemampuan
Lahan di Provinsi Bali denganMetode Nilai Pixel Pembeda. Jurnalmanusia dan Lingkungan, 19(1):21-29.
Salakory, M., Soeyoko, Mardihusodo SJ,Sutanto, 2013. PenggunaanTeknologi Remote Sensing dan SIGUntuk Pengendalian DinamikaPopulasi Soil Transmitted HelminthsDi Satuan Lahan Endemis PulauAmbon. Jurnal Manusia danLingkungan, 20 (3): 339-352.
Tri Wahyuni, E., Sugeng Triyono,Suherman, 2012. PenentuanKomposisi Kimia Abu Volkanik DariErupsi Gunungapi Merapi.JurnalManusia dan Lingkungan, 19(2): 150-159.
Widoyo, Alfandi, 2000. PengelolaanSumberdaya Alam, Majalah Geosfer,2 (1): 7-19.
Wikantika, K., 2006. Pemetaan TutupanVegetasi Di Area PegununganDengan Permodelan CampuranLinier Dari Citra Satelit IKONOSStudi Kasus Di Pengalengan JawaBarat. Jurnal Manajemen HutanTropika, 12 (2): 36-43.
Zhang Ping, Jane Carey, Dov Te’eni,Marilyn Tremaine, 2005. IntegratingHuman-Computer InteractionDevelopment Into The SystemsDevelopment Life Cycle: AMethodology. Communications ofThe Assosiation for InformationSystem, 15 (1): 512-543.
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):63-75 (2015)
74
Setiaji, dkk
Lampiran 1: Tabel informasi,field,dan type yang digunakan dalampengembangan prototipesistem pengelolaan lahan hutan dampak volkanik
1.Tabel Informasi ProdusenField TypeKode_Produsen Text (6), unik tidak
boleh ada yang samaNama_Produsen Text (50)Nama_Produk Text (50)Alamat_Produsen Text (100)Telepon_Produsen Text (20)Email_Produsen Text (50)Nama_Website_Produsen Text (100)
2.Tabel Informasi PupukField TypeKode_Lokasi Text (6), unik tidak
boleh ada yang samaNama_Pupuk Text (50)Nama_Spesifikasi_Produk Text (100)Harga Text (20)
3.Tabel Informasi BibitField TypeKode_Lokasi Text (6), unik tidak
boleh ada yang samaNama_Bibit Text (50)Nama_Spesifikasi_Bibit Text (100)
Text (20)Jumlah_Stok_Bibit Text (20)
4.Tabel Informasi Pemberantasan HamaField TypeKode_Lokasi Text (6), unik tidak
boleh ada yang samaNama_Hama Text (50)Nama_Spesifikasi_Hama Text (100)Nama_Obat_Pestisida Text (50)Harga_Obat_Pestisida Text (20)
5.Tabel Informasi User LoginField TypeUser_ID Numeric (6), unik
tidak boleh ada yangsama
Status Text (50)Password Text (20)
6.Tabel Informasi PasarField TypeKode_Komoditi Text (6), unik tidak
boleh ada yang samaKode_Jenis_Produk Text (50)Kode_Lokasi Text (6)Jumlah_Pasokan Text (20)
Masa_Periode Text (20)
7.Tabel Informasi Produser Produk
Field TypeKode Produsen Text (6), unik tidak
boleh ada yang samaNama_Produsen Text (50)
8.Tabel Informasi LokasiField TypeKode Lokasi Text (6), unik tidak
boleh ada yang samaNama_Lokasi Text (50)
9.Tabel Informasi Kuota Produk PasarField TypeKode_Komoditi Text (6), unik tidak
boleh ada yang samaKode_Jenis_Produk Text (50)Kode_Lokasi Text (6)Jumlah_Pasokan Text (20)Saldo_Panen Text (20)
10.Tabel Informasi Kategori ProdukField TypeKode_Jenis_Produk Text (6), unik tidak
boleh ada yang samaNama_Jenis_Produk Text (50)
11.Tabel Informasi KomoditiField TypeKode_Komoditi Text (6), unik tidak
boleh ada yang samaSubsidi_Pemerintah Text (20)Nama_Komoditi Text (50)Kode_Jenis_Produk Text (50)
12.Tabel Informasi MesinField TypeKode_Lokasi Text (6), unik tidak
boleh ada yang samaNama_Mesin Text (50)Nama_Spesifikasi_Mesin Text (100)Harga_Beli Text (20)Harga_Sewa Text (20)
13.Tabel Informasi PenyuluhField TypeKode_Penyuluh Text (6), unik tidak
boleh ada yang samaPenyuluhan Text (100)Kode_Lokasi_Penyuluh Text (6)Nama_Penyuluh Text (50)
14.Tabel Informasi Kelompok Tani Hutan RakyatField TypeKode_Lokasi Text (6), unik tidak
boleh ada yangsama
Nama_Kelompok_Tani Text (50)
Jumlah_Anggota Text (20)Kelas_Kemampuan_Kelompok_Tani
Text (100)
Spesifikasi_Usaha Text (100)
@ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (2):63-75 (2015)
75
Setiaji, dkk
15.Tabel Informasi Tradisi Petani HutanRakyatField TypeKode_Lokasi Text (6), unik tidak
boleh ada yangsama
Nama_Tradisi Text (50)Keterangan_Tradisi Text (255)
16.Tabel Informasi Anggota KeluargaField TypeKode_Lokasi Text (6), unik
tidak bolehada yangsama
Nama_Petani Text (50)Umur Text (20)Jumlah_Keluarga Text (20)Mata_Pencaharian_Pokok Text (50)Mata_Pencaharian_Sambilan Text (50)Luas_Lahan_Hutan_Rakyat Text (20)Tingkat_Kecukupan Text (20)Jarak_Tempat_Kerja Text (20)Jam_Kerja_Per_Hari Text (20)Harapan_Petahi_Hutan_Rakyat Text (255)
17.Tabel Informasi InfrastrukturField TypeKode_Lokasi Text (6), unik
tidak bolehada yangsama
Kode_Infrastruktur Text (50)Nama_Infrastruktur Text (100)Jumlah_Infrastruktur Text (20)Keterangan_Infrastruktur Text (255)
18.Tabel Informasi Penyedia DanaField TypeKode_Lokasi Text (6), unik
tidak bolehada yangsama
Kode_Lembaga Text (20)Nama_Lembaga Text (50)Alamat_Lembaga Text (100)Keterangan_Penyedia_Dana Text (255)
19.Tabel Informasi Arah Luncur LaharField TypeKode_Lokasi Text (6), unik
tidak bolehada yangsama
Tahun Text (20)Arah_Luncuran_Material Text (50)Jarak_Maksimum_Luncuran Text (50)
20.Tabel Informasi Dusun dalam KawasanRawanBencanaField TypeKode_Lokasi Text (6), unik tidak
boleh ada yangsama
Nama_Desa Text (50)Nama_Dusun Text (50)Kode_KRB Text (20)Keterangan_KRB Text (255)