pengenalan project finance bagian 1
TRANSCRIPT
www.futurumcorfinan.com
Page 1
Pengenalan Project Finance
Bagian 1: Konsep, Pihak yang terlibat dan Alokasi Risiko pada Project Finance
Pendahuluan
Tulisan ini merupakan tulisan pertama dari beberapa tulisan terkait pengenalan terhadap
Project Finance
Sekitar 4.000 tahun yang lalu atau pada tahun 1800 sebelum masehi di wilayah Babylonia,
berdasarkan hukum yang tercatat pada Kode Hammurabi terdapat sejenis kerjasama yang
memungkinkan pemilik kapal melakukan pengadaan modal untuk proyek konstruksi kapal
dengan menggunakan bentuk pembiayaan hipotek yang dikenal sebagai bottomry. Kapal hasil
konstruksi akan dijadikan sebagai jaminan dan pinjaman ini akan dilunasi menggunakan
pendapatan yang berasal dari perdagangan komersial yang dilakukan dengan pelayaran kapal
tersebut. Jika kapal itu hilang selama masa pelayaran, walaupun hutang belum dilunasi secara
Muhammad Putrawal
DILARANG MENG-COPY, MENYALIN,
ATAU MENDISTRIBUSIKAN
SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN
INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS
DARI PENULIS
Untuk pertanyaan atau komentar bisa
diposting melalui website
www.futurumcorfinan.com
www.futurumcorfinan.com
Page 2
penuh, saldo hutang yang masih tersisa tidak bisa dibatalkan. Bentuk kerjasama seperti ini
merupakan salah satu project finance pertama yang tercatat dalam sejarah1.
Dalam sejarah modern salah satu project finance paling awal yang cukup terkenal adalah
pembuatan terusan Suez pada tahun 1858. Proyek untuk Terusan Suez merupakan tonggak
awal dari proyek infrastruktur besar yang terjadi sekarang ini, walau tentu saja terdapat
beberapa variasi baru dalam kerjasama yang dibuat. Sebagai contoh, untuk kasus Terusan
Suez, pemerintah Mesir memberikan kepercayaan kepada Anglo-French Concessionaire
sebagai sponsor untuk membangun, mengoperasikan, dan merawat terusan Suez selama
jangka waktu 99 tahun. Sedangkan jika dibandingkan kondisi sekarang rata-rata perjanjian tidak
lebih dari 30 tahun. Project finance masih terus digunakan mulai dari proyek Shinkansen Tokyo-
Osaka pada tahun 1970an, reformasi fasilitas pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat pada
tahun 1980an, dan untuk sekarang ini project finance menjadi salah satu alternatif utama untuk
pembiayaan proyek-proyek besar di negara berkembang. Sektor-sektor yang banyak
melakukan project finance antara lain adalah sektor listrik, transportasi, minyak dan gas bumi,
properti, telekomunikasi, pertambangan, industri, dan sektor lainnya yang melibatkan
infrastruktur yang besar.
1 Bernstein, Peter L., Against the Gods: The Remarkable Story of Risk, JohnWiley & Sons, 1996, p. 92.
www.futurumcorfinan.com
Page 3
Tulisan ini akan membahas pengenalan awal mengenai project finance, apa sebenarnya itu
project finance, apa tujuan dilakukan project finance dan apa saja yang membedakannya
dengan pembiayaan biasa.
1. Apa itu project finance?
Tidak ada pengertian yang baku untuk project finance, istilah ini umumnya dikaitkan dengan
pendanaan untuk suatu proyek (umumnya proyek yang besar2) dimana pengembalian untuk
pendanaan yang dilakukan akan dikaitkan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh proyek
tersebut.
2 Proyek besar disini diartikan sebagai proyek dengan kebutuhan pendanaan sebesar $ 50 juta atau lebih
www.futurumcorfinan.com
Page 4
Pendanaan untuk project finance terbagi dua yaitu melalui ekuitas dan juga melalui hutang.
Untuk proses pendanaan melalui ekuitas prosesnya kurang lebih sama dengan penyertaan
ekuitas pada umumnya. Pada project finance pihak yang melakukan penyertaan dengan
ekuitas dikenal dengan pihak “sponsor”. Yang lebih menarik untuk dibahas adalah pendanaan
dalam bentuk hutang karena sifat proyek seperti ini nantinya akan memiliki ketergantungan
yang tinggi terhadap pembiayaan dari kreditur dibandingkan pembiayaan dari sponsor.
Pada saat ini konsep pinjaman yang diberikan oleh kreditur bisa dibedakan menjadi dua bentuk
besar:
(a) Pinjaman tradisional dimana pinjaman ini akan diberikan dengan pertimbangan terhadap
track-record dan kondisi neraca keuangan dari suatu perusahaan.
(b) Pinjaman limited recourse dimana pinjaman yang diberikan tidak dikaitkan (atau terbatas)
dengan track-record dan kondisi neraca keuangan dari suatu perusahaan.
Dalam pinjaman tradisional untuk pengambilan keputusan dalam melakukan pendanaan, pihak
kreditur akan melihat prospek proyek perusahaan dan juga latar belakang dari perusahaan itu
sendiri. Jadi bila proyek baru yang dijalankan tidak berjalan sesuai harapan maka kreditur
masih bisa berharap kepada proyek perusahaan yang lain atau performa perusahaan secara
keseluruhan. Dengan kata lain pembayaran hutang yang dipinjamkan masih bisa berasal dari
sumber kas yang lain.
Project finance termasuk dalam pinjaman limited recourse. Dalam project finance kemampuan
membayar hutang hanya terbatas kepada arus kas yang dihasilkan dari proyek yang dikerjakan
dan aset yang terkait. Sesuai namanya “project”, maka yang dilihat adalah proyeknya, bukan
sponsor yang bertanggung terhadap proyek ini.
Dalam project finance akan dibentuk suatu entitas baru yang bertanggung jawab untuk
mengorganisir proyek yang akan dilakukan. Entitas ini dikenal juga sebagai Special Purpose
Vehicle (selanjutnya akan disebut SPV). Bentuk dari entitas ini bisa perusahaan baru,
partnership, atau joint venture.
Perbedaan tambahan untuk project finance dan pendanaan bentuk lain adalah:
Kapitalisasi dan struktur pendapatan dari SPV secara komersial terpisah dari pihak
sponsor, sponsor mengambil completion risk selama fase konstruksi dari proyek, dan
sponsor menjanjikan keseluruhan aset dalam proyek untuk kreditur.
www.futurumcorfinan.com
Page 5
Proyek yang melakukan project finance biasanya sudah memiliki kepastian terkait
pembeli output yang dihasilkan (off-take agreement).
Jika tidak ada pembeli tetap, output yang dihasilkan biasanya memiliki karakteristik unik
misalnya jumlahnya yang terbatas/langka, tidak terpengaruh terlalu besar kepada
business cycle, barangnya lebih murah dari kompetitor atau memiliki struktur harga yang
unik.
Memiliki kebutuhan pendanaan yang besar, pembagian risiko yang kompleks, dan
struktur mitigasi risiko yang membahas alokasi risiko individual yang ditanggung oleh
masing-masing pihak yang terlibat dalam proyek.
Dari sudut pandang kreditur untuk meminimalisirkan risiko yang ditanggung, pihak kreditur akan
membuat karakteristik pinjaman yang bertujuan mengalihkan risiko yang awalnya ditanggung
pihak kreditur menjadi risiko pihak sponsor (atau pihak ketiga lainnya). Beberapa karakteristik
yang umumnya ditemukan adalah:
Pembayaran bunga sepanjang masa pengerjaan konstruksi proyek.
Metode pembayaran dengan cara amortisasi selain metode balloon payments3.
Pihak kreditur akan diberikan pembagian kontrol terkait dengan kegiatan operasional
SPV.
Penciptaan beberapa rekening dan cash trap (pencadangan dana) untuk memenuhi
kebutuhan operasional dan kontinjensi.
Dokumentasi yang kompleks.
2. Manfaat dan Kelemahan Project Finance
Pada dasarnya suatu perusahaan mempertimbangkan project finance untuk membantu
mendapatkan pendanaan hutang dalam jumlah besar dan meminimalkan dampak langsung
pada neraca perusahaan. Pertimbangan lain yang dijadikan alasan perusahaan/sponsor untuk
melakukan project finance meliputi:
Meminimalkan komitmen ekuitas yang harus dikeluarkan hanya untuk satu proyek
tertentu.
3 Metode pembayaran dimana cicilan hanya dilakukan untuk bunganya saja dan pokok pinjaman dilunasi sekaligus
pada tanggal jatuh tempo.
www.futurumcorfinan.com
Page 6
Alokasi risiko, dengan melakukan negosiasi pembagian risiko kepada pihak-pihak yang
terlibat dalam kerjasama proyek. Selain bertujuan untuk menurunkan risiko dari pihak
sponsor hal ini juga dapat membesar kemungkinan mendapatkan potensial pendanaan.
Memisahkan kewajiban proyek dari neraca perusahaan baik dari segi perspektif
komersial dan akuntansi. Hal ini dicapai umumnya dengan menciptakan SPV.
Menghindari adanya restrictive covenants (perjanjian pembatas)4 pada neraca
perusahaan yang timbul dari pembiayaan untuk proyek.
Mencapai diversifikasi pendapatan dan eksposur untuk portofolio proyek di masa depan.
Pertimbangan terkait masalah pajak.
Kelemahan
Struktur pembagian risiko yang tepat seringkali sulit untuk tercapai dan hampir selalu
menciptakan keterlambatan dalam kesepakatan.
Kreditur mempertimbangkan jenis pembiayaan seperti ini lebih berisiko dan akan
mengenakan premi risiko yang lebih tinggi untuk pinjaman terkait.
Kreditur akan berusaha keras untuk memiliki pengawasan yang lebih ketat terhadap
keberlangsungan proyek, dengan demikian kekuatan dari sponsor atau manajemen
akan berkurang. Secara signifikan terkadang kreditur (bukan pimpinan proyek) yang
mengontrol penerapan arus kas dari proyek untuk memenuhi biaya operasional atau
membayar dividen.
Kreditur melihat kebutuhan asuransi sebagai bagian dari struktur berbagi risiko dan akan
membutuhkan kesepakatan yang lebih komprehensif dan lebih mahal dibandingkan
asuransi yang diperlukan untuk pinjaman komersial biasa.
Dokumentasi yang dibutuhkan banyak dan rumit. Akan dibutuhkan biaya yang cukup
besar untuk mempersiapkan dokumen ini.
Dari beberapa kelemahan diatas terlihat bahwa jenis pembiayaan lebih efektif untuk
kesepakatan proyek dengan nilai komersial yang besar.
4 Perjanjian pembatas yang berlaku pada selama perjanjian hutang biasanya mencakup hal seperti: pembatasan
tingkat modal kerja debitur, pelarangan menjual piutang dagang oleh debitur, batasan aset tetap untuk debitur,
larangan penambahan leases, kewajiban untuk mempertahankan key person dalam perusahaan, dsb. Semua hal ini
dilakukan dengan tujuan menjaga kemampuan debitur untuk melunasi hutangnya.
www.futurumcorfinan.com
Page 7
3. Pihak yang Terlibat dalam Project Finance
Pihak yang selalu ditemukan dalam kerjasama project finance
o Sponsor
Sponsor merupakan inisiator dari proyek yang akan dikerjakan. Sponsor
biasanya merupakan satu atau beberapa perusahaan yang sebelumnya sudah
berpengalaman terhadap implementasi dan operasional dari proyek yang akan
dikerjakan. Apabila sponsor terdiri dari beberapa pihak, biasanya akan ditunjuk
satu sponsor yang berperan sebagai pemimpin sponsor.
o Kendaraan Proyek (Special Purpose Vehicle)
Sponsor akan membentuk suatu SPV yang berperan sebagai pelaksana dari
proyek yang akan dikerjakan. Badan ini akan terpisah dari sponsor dan akan
mendapat suntikan investasi dari sponsor dan kreditur.
o Kontraktor (EPC – Engineering Procurement and Construction)
Pihak yang melakukan pengerjaan konstruksi proyek. Lebih disukai jika hanya
ada satu kontraktor, tetapi bila tidak memungkinkan maka akan ada beberapa
kontraktor dengan satu pihak sebagai penanggung jawab.
o Kreditur
www.futurumcorfinan.com
Page 8
Kreditur dalam project finance besar umumnya merupakan bank komersial yang
sudah kredibel ataupun organisasi ekonomi multilateral seperti World Bank,
Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC), atau
Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA).
o Penyedia Asuransi
Penyedia asuransi akan berhubungan dengan pihak sponsor untuk menentukan
cakupan risiko yang akan diasuransikan. Cakupan risiko yang ditanggung bisa
sangat luas, contohnya asuransi untuk risiko politik.
Pihak yang tidak selalu ditemukan dalam project finance
o Off-taker
Off-taker merupakan pembeli tetap yang membeli output yang dihasilkan oleh
suatu proyek. Contohnya pembelian daya listrik dari proyek power plant oleh
PLN.
o Operator Pihak Ketiga (O&M – Operation and Maintenance)
Pihak ini akan bertanggung jawab untuk operasional dan perawatan proyek.
Operator akan mendapatkan fee tergantung kepada performa yang dicapai.
Tidak semua proyek membutuhkan operator pihak ketiga, terkadang tugas dari
operator ini dipegang oleh pihak sponsor.
o Supplier
Kebutuhan akan supplier tetap umumnya diperlukan pada proyek yang
membutuhkan kebutuhan bahan baku yang besar dan langka. Umumnya hal ni
ditemukan pada proyek yang membutuhkan kebutuhan akan bahan bakar yang
tinggi atau sumber daya alam langka lainnya.
o Pemerintah
Dalam negara industri pemerintah tidak terlalu terlibat dalam project finance,
namun di negara berkembangnya umumnya pemerintah memegang peranan
penting dalam project finance. Tidak jarang pemerintah juga menjadi sponsor
dan memberikan sejumlah pendanaan untuk proyek yang dikerjakan.
www.futurumcorfinan.com
Page 9
4. Pembagian Risiko dalam Project Finance
Alokasi Risiko
Berbagi risiko merupakan salah satu tujuan dari adanya project finance. Identifikasi, analisa,
mitigasi dan alokasi risiko merupakan hal yang krusial dalam perencanaan proyek dan juga
merupakan kunci dari kesuksesan proyek. Dengan melakukan strukturisasi risiko yang tepat,
pihak yang terlibat dalam proyek dapat memaksimalkan kemungkinan suksesnya proyek.
Secara prinsip, risiko sebaiknya dialokasikan (baik dengan pernyataan tertulis dalam
kontrak atau lainnya) kepada pihak yang memiliki kemampuan terbaik untuk
mengendalikan risiko tersebut. Manfaat ekonomis bisa juga (meski tidak selalu) disesuaikan
dengan risiko yang diperoleh. Jika SPV menanggung risiko yang relatif kecil maka
pengembaliannya juga seharusnya rendah.
www.futurumcorfinan.com
Page 10
Mengingat project finance merupakan proyek dengan tipe limited recourse financing, investor
yang melakukan setoran modal tidak ingin menanggung risiko lebih tinggi dari investasi yang
dilakukan. Risiko komersial akan dihadapi oleh SPV (yang dalam kerjasama ini akan ditransfer
kepada kontraktor, supplier atau operator). Kontraktor akan menghadapi risiko yang terkait
dengan pekerjaan konstruksi dari proyek yang dikerjakan, dan O&M akan menganggung risiko
yang berkaitan dengan kegiatan operasional proyek. Pemerintan biasanya akan menanggung
risiko politik, seperti pergantian pemerintahan, ketidakpastian politik, ketidakstabilan mata uang,
demonstrasi buruh, perang dan sebagainya.
4.1 Jenis – Jenis Risiko dalam Project Finance
Completion Risk
Completion risk, risiko yang terkait dengan penyelesaian proyek seperti:
o Proyek tidak selesai.
o Penyelesaian proyek terlambat/kehabisan biaya.
o Performa spesifikasi/kapasitas yang tidak terpenuhi.
o Kehabisan bahan baku.
o Terjadinya bencana alam.
o Tidak tersedianya staff, manajer, atau kontraktor yang berkualitas.
Risiko Kredit
Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan debitur gagal membayar hutangnya kepada
kreditur. Hal utama yang bisa dilakukan untuk mencegah hal ini adalah memastikan
adanya pembeli untuk output yang dihasilkan oleh proyek dan memastikan bahwa
pembayaran dari pihak pembeli dapat berjalan lancar.
Risiko Operasional dan Pemasaran
Risiko yang dihadapi sponsor terkait masalah ini antara lain:
o Penggunaan atau permintaan aktual untuk output produksi dibawah proyeksi
awal.
o Perkembangan kompetisi di market yang tidak diantisipasi.
o Penetapan batasan harga oleh regulasi/peraturan baru.
o Regulasi terkait pasar oleh pemerintah/pihak berwenang.
o Perkembangan teknologi.
www.futurumcorfinan.com
Page 11
Risiko Finansial
Perkembangan keadaan ekonomi yang diluar kontrol dari proyek merupakan hal utama
sumber risiko finansial baik untuk kreditur ataupun sponsor. Beberapa risiko terkait hal
ini adalah nilai tukar mata uang, suku bunga, harga komoditas, inflasi, dan tren
perdagangan dunia.
Risiko Lainnya
Selain risiko diatas terdapat juga beberapa risiko lain seperti risiko legal, risiko
lingkungan sosial dan risiko politik terutama terkait perubahan pemerintah yang
nantinya bisa berdampak terhadap perubahan kebijakan dan peraturan terkait dengan
proyek.
Seperti yang telah dijelaskan diawal prinsip dari pembagian risiko ini bisa dilakukan dengan
mengalihkan risiko yang ada kepada pihak yang memiliki kemampuan terbaik untuk mengatasi
risiko tersebut. Dalam hal ini sponsor bisa mengalihkan risiko yang ditanggung ini kepada pihak
lain yang terlibat dalam proyek. Untuk hal ini diperlukan adanya pernyataan yang jelas dalam
perjanjian yang dibuat. Secara garis besar dalam perjanjian perlu diatur standar performa yang
ingin dicapai (dari segi waktu, kuantitas, dan kualitas) dan kompensasi seperti apa yang harus
diganti jika standar performa tidak tercapai. Penjelasan detail mengenai hal ini akan dibahas
pada tulisan berikutnya.
Sumber Bacaan:
Kabir Khan, M Fouzul dan Robert J.Parra. Financing Large Projects: Using Project Finance
Techniques and Practices. Prentice Hall. 2003.
~~~~~~ ####### ~~~~~~
www.futurumcorfinan.com
Page 12
Disclaimer
This material was produced by and the opinions expressed are those of FUTURUM as of the date of
writing and are subject to change. The information and analysis contained in this publication have been
compiled or arrived at from sources believed to be reliable but FUTURUM does not make any
representation as to their accuracy or completeness and does not accept liability for any loss arising from
the use hereof. This material has been prepared for general informational purposes only and is not
intended to be relied upon as accounting, tax, or other professional advice. Please refer to your advisors
for specific advice.
This document may not be reproduced either in whole, or in part, without the written permission of the
authors and FUTURUM. For any questions or comments, please post it at www.futurumcorfinan.com
© FUTURUM. All Rights Reserved