pengendali pembagi frekuensi pada pemancar ...terakhir kali buat kampus iii sanata dharma paingan....
TRANSCRIPT
PENGENDALI PEMBAGI FREKUENSI
PADA PEMANCAR FM
BERBASIS MIKROKONTROLER AVR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro
Disusun oleh :
ANDREAS SRI ISMANTO
NIM : 025114030
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
i
FREQUENCY DIVIDER CONTROLLER
AT FM TRANSMITTER
BASED ON AVR MICROCONTROLLER
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
to obstain the Sarjana Teknik Degree
in Electrical Engineering
By :
ANDREAS SRI ISMANTO
STUDENT NUMBER : 025114030
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
2007
ii
iii
iv
v
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
Hidup itu begitu indah-khususnya bila Anda berjalan bersama Tuhan.
Ingatlah bahwa Ia setia menyertai Anda
Dan Ia mengharapkan Anda menggunakan waktu Anda secara bijaksana.
(Sully Ozrovech)
Kuberharap dari apa yang tidak saya tahu dan saya tidak perlu tahu.
Kuberharap dari apa yang tidak saya mampu dan saya tak perlu mampu.
Dan hanya dengan kemauanku, kan kudapat semua inginku.
Kupersembahkan karyaku kepada :
Hati Yesus yang Mahakudus yang selalu mengasihiku,
Bunda Maria yang setia mendampingi dan membimbingku mengenal Putera-Nya,
Bapak-Ibu, kakak-kakak dan saudara-saudara yang mencintai dan kucintai,
Romo Bowo yang telah menyadarkan dan menolong dalam mencapai harapan,
Teruntuk cintaku, Christin novitasari yang teramat kusayang, “terimakasih!”,
Bapak dan ibu dosen yang selalu mendampingi,
khususnya pembimbing bapak A. Bayu Primawan, S.T, M.Eng yang banyak membantu,
Teman-teman seangkatan “korban pemutihan”.
Dan kepada almamater fakultas Sains dan Teknologi
Terakhir kali buat Kampus III Sanata Dharma Paingan.
INTISARI
Pengendali pembagi frekuensi pada pemancar FM yang berbasis mikrokontroler AVR digunakan untuk mempermudah dan mempersingkat waktu pengaturan frekuensi yang biasanya pemindahan frekuensi pada pemancar FM dilakukan dengan pengaturan saklar-saklar. Dengan alat ini, pemindahan frekuensi dapat dilakukan hanya dengan menekan tombol Up atau Down saja dan frekuensi yang terkunci PLL ditampilkan pada LCD.
Mikrokontroler AVR ini digunakan sebagai pembagi frekuensi yang telah diprogram sehingga menghasilkan keluaran berupa bilangan BCD 14 bit ( logika 1 adalah 5 volt dan logika 0 adalah 0 volt). Bilangan ini akan digunakan sebagai pembagi frekuensi dari VCO agar sama dengan frekuensi referensinya.
Hasil dari penelitian ini adalah pengendali pembagi frekuensi pada pemancar FM yang berbasis mikrokontroler AVR dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan keluaran mikrokontroler berupa bilangan BCD dengan frekuensi pemancar FM ditampilkan pada LCD.
Kata kunci : mikrokontroler, penampil (LCD), pembagi frekuensi, dan pemancar FM.
vii
ABSTRACT
Frequency divider controller at FM transmitter based on AVR microcontroller is used to set frequency easily and quickly which frequency movement on FM transmitter is done by switch setting. By this equipment, frequency movement could be done by pressing Up or Down button only and could be shown on LCD.
AVR microcontroller is used as programmed frequency divider until it could results output as 14 bits number of BCD (logic 1 is 5 volt and logic 0 is 0 volt). These numbers would be used as frequency divider from VCO in order to equal with its reference frequency.
The results from this research are frequency divider at FM transmitter based on AVR microcontroller could works well, results microcontroller as 14 bits numbers of BCD, and the frequency of FM transmitter could be shown on LCD. Keywords : AVR microcontroller, function display (LCD), frequency divider, and FM transmitter.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH Bapa yang di surga dan
bersamaNya Bunda Maria perawan suci yang telah melimpahkan berkat dan cinta-Nya
yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunannya, banyak pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan pada penulis, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak A. Bayu Primawan, ST., M.Eng., selaku Pembimbing I dan Bapak
Alexius Rukmono, S.T. selaku Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing penulis. Terima kasih pula untuk
seluruh dosen-dosen di Fakultas Sain dan Teknologi atas segala ilmu yang
diwariskannya.
2. Untuk keluarga penulis: Bapak, Ibu, dan kedua kakak sekeluarga dan
keponakan-keponakan penulis serta seluruh keluarga besar yang selalu
memberi semangat dan dukungan materi yang sangat berarti.
3. Romo Petrus Subowo, SCJ yang selalu memberi dukungan dan segalanya
yang sangat berarti hingga selesainya kuliah ini.
4. Teman-teman seperjuangan, Duwek, Tanto dan Kelik, “suwon broe!!!” Bhule,
Robby dan seluruh teman-teman elektro angkatan 2002, Terima kasih atas
segala masukan dan bantuannya serta perjuangan selama 5 tahun ini, “MOGA
SUKSES KAWAN!!!”.
ix
5. Para laboran elektro Mas Sur, Mas Mardi dan Mas Broto, Mas Hardi. Terima
kasih semuanya.
6. Untuk pak Yudi dan semua kru dari angkatan sangat tua sampai paling muda
RADIO MASDHA FM 95.00 MHz “Together in Peace”, untuk Padepokan
221 (Mas Alek, Mbak Ria, Jo Pamor, Jumilan, Simbah, Sastro dan Kang
Ucup), Langit Communication ( Mas Ragil, Mbak Atik, Ludruk, Gustaman,
Daman, dan ketujuh belas lainnya), kang Bowo dan mbak Yuli, Mr Big, mbak
Nyoman dan Puput, kos Tokyo (Tommy, Mario, Mbah Joyo, Junaidi, Andri,
Ari, mas Yudis, bapak Tukiyo dan Ibu), terimakasih semuanya.
7. Dan untuk hati keduaku, Christin Novitasari. Terima kasih atas segala
segalanya, dirimu sangatlah berarti.
Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat secara luas, baik bagi penulis maupun
bagi semua pihak berhubungan dengan bidang telekomunikasi. Akhir kata “Belajarlah
dari apa yang sudah dilakukan dan jadikan itu sebagai pengalaman hidup”
Yogyakarta, Oktober 2007
Penulis
x
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………. iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI………………………………….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………. v
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. vi
INTISARI…………………………………………………………………. vii
ABSTRACT………………………………………………………………... viii
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………… xi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... xiv
DAFTAR TABEL………………………………………………………… xvii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... xviii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang………………………………………………………...
I.2 Batasan Masalah…………………………………………………..
I.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………...
I.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………….
I.5 Sistematika Penulisan…………………………………………………
1
2
2
3
3
xi
BAB II DASAR TEORI
II.1 Pengertian Modulasi Frekuensi (FM)…………………..…………..
II.2 Sistem Pemancar Radio FM…………………………………………..
II.3 Mikrokontroler AVR ATMega8535…………………………………..
II.3.1 Arsitektur Mikrokontroler AVR ATMega8535……………………
II.3.2 Fitur ATMega8535……….…………………………….………......
II.3.3 Konfigurasi pin ATMega8535……………………………………...
II.3.4 Peta Memori………………………………………………………...
II.3.5 Status Register (SREG)..………………………….………………...
II.3.6 Instruksi Mikrokontroler ATMega8535.………….………………...
II.4 Reset dan Osilator……….….………………………………………..
II.4.1 Reset………………..…………………………………………
II.4.2 Osilator………..……………………………………………....
II.5 Liquid Cristal Display (LCD).………………………………………..
II.5.1 DDRAM……………..…………………………………………
II.5.2 CGRAM……………………………………………………....
II.5.3 CGROM ………………………………………………………
II.5.4 Register…………………..…………………………………….
II.5.4.1. Register Perintah.……..…………………………………….
II.5.4.1.1. Penulisan Data ke Register Perintah .……..…………..….
II.5.4.1.1. Pembacaan Data dari Register Perintah .……..………..….
II.5.4.2. Register Data…………..…………………………………….
II.5.4.1.1. Penulisan Data ke Register Data…….……..…………..….
5
8
14
15
17
17
19
21
23
24
24
25
26
26
27
27
28
29
29
29
31
31
xii
II.5.4.1.1. Pembacaan Data dari Register Data….. .……..………..….
32
BAB III PERANCANGAN ALAT
III.1 Diagram Blok …………………………………………………
III.2 Perancangan Perangkat Keras…………………………………
III.2.1 Perhitungan frekuensi Divider sebagai pembagi N…..……..
III.2.2 Mikrokontroler AVR ATMega8535….……………..………
III.2.2.1 Reset Eksternal …..……………………………………….
III.2.2.1 Osilator Eksternal …..…………………………………….
III.2.3 Kaki-kaki yang digunakan LCD……………………..……...
III.3 Perancangan Perangkat Lunak………………………………………
III.3.1. Inisialisasi Periperal…………….…………………………………
III.3.2. Program Utama Mikrokontroler..…………………………………
III.3.2.1. Program Subroutine UP ……...…………………………………
III.3.2.2. Program Subroutine DOWN ……...…………………….………
III.3.2.3. Program Subroutine LCD ……...…………………….…………
III.4 Perancangan Rangkaian Alat yang akan dibuat……………….….…
33
35
35
39
40
42
43
43
44
44
46
47
48
49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Perangkat Keras Hasil Perancangan………………………………...
IV.2 Hasil Keluaran Alat Secara Keseluruhan…………………………..
IV.2.1 Hasil Keluaran Mikrokontroler……………………………..
IV.2.1.1. Hasil Keluaran Mikrokontroler bilangan BCD…………..
50
52
52
52
xiii
IV.2.1.2. Hasil Keluaran Mikrokontroler pada LCD………………..
IV.2.2 Hasil Keluaran Pemancar…………..………………………..
IV.3 Perangkat Lunak Hasil Perancangan…………………………………
54
56
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan…………………………………………………………..
V.2 Saran…………………………………………………………………
64
64
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….
LAMPIRAN ……………………………………………………………...
65
L1-L34
xiv
DAFTAR TABEL Hal. Tabel 2.1 Konfigurasi Pin/Out LCD.…………………………………. 28
Tabel 2.2 Diagram pewaktuan pembacaan data ke register perintah
mode 4……………………………………………………..
30
Tabel 3.1 Data konversi frekuensi ke BCD…………………………... L8
Tabel 4.1 Keluaran mikrokontroler berupa bilangan BCD……..….… L12
Tabel 4.2 Keluaran frequency counter dan LCD pada frekuensi FM … L17
xv
DAFTAR GAMBAR
Hal. Gambar 2.1 Modulasi Frekuensi……………………………………………... 6
Gambar 2.2 Lengkung Frekuensi Waktu ……………………………………. 7
Gambar 2.3 Untaian system PLL……………..…………………………....... 9
Gambar 2.4 Frekuensi dan fasa……………………………………..……..... 10
Gambar 2.5 Tanggapan Frekuensi LPF…………………….……………….. 12
Gambar 2.6 Low Pass Filter pasif RC ……………………………………… 12
Gambar 2.7 VCO dengan dioda varactor………………………………….... 13
Gambar 2.8 Dioda blok dan Konfigurasi pin LB3500 …………………….... 14
Gambar 2.9 Tampilan pin ATMega8535…………………………………..... 17
Gambar 2.10 Memori Data dan Memori Program ATMega8535…………..... 20
Gambar 2.11 Status Register ATMega8535…………………….…………..... 21
Gambar 2.12 Rangkaian Reset Eksternal…….……………………….……… 24
Gambar 2.13 Rangkaian Osilator Eksternal …………………………..……... 25
Gambar 2.14 Konfigurasi Pin/Out LCD………………………………..……... 27
Gambar 3.1 Diagram blok sederhana pengendali pembagi frekuensi pada
pemancar FM berbasis mikrokontroler AVR…………………..
34
Gambar 3.2 Diagram blok pengendali pembagi frekuensi pada pemancar FM
berbasis mikrokontroler AVR yang lengkap …………………..
34
Gambar 3.3 Diagram blok dan Konfigurasi Pin IC LB3500 ………………. 36
Gambar 3.4 Konfigurasi Pin IC TC9122 36
Gambar 3.5 Diagram blok contoh perhitungan pengaturan frekuensi divider.. 37
xvi
Gambar 3.6 Rangkaian reset eksternal………………………………………. 40
Gambar 3.7 Rangkaian osilator kristal ………………………………............ 42
Gambar 3.8 Port LCD………………………………………………..……….. 43
Gambar 3.9 Diagram alir program utama mikrokontroler ……………..…….. 45
Gambar 3.10 Diagram alir fungsi UP pada mikrokontroler……………..….…. 46
Gambar 3.11 Diagram alir fungsi DOWN pada mikrokontroler …………….... 47
Gambar 3.12 Diagram alir fungsi LCD…………..………………………..…. 48
Gambar 3.13 Rangkaian alat yang akan dibuat ………………………….….. 49
Gambar 4.1 Tampak depan alat pengendali pembagi frekuensi pada
pemancar FM berbasis mikrokontroler ATMega8535…………
51
Gambar 4.2 Tampak atas pengendali pembagi frekuensi pada pemancar FM
berbasis mikrokontroler ATMega8535………………...
51
Gambar 4.3 Tampilan LCD saat frekuensi 88 MHz…………………….. 55
Gambar 4.4 Tampilan LCD saat frekuensi 90 MHz …………..………... 55
Gambar 4.5 Tampilan LCD saat frekuensi 100 MHz …..………..……... 55
Gambar 4.6 Tampilan LCD saat frekuensi 108 MHz …………..……..... 55
Gambar 4.7 Tampilan penganalisa spektrum saat output pemancar 88 MHz .. 56
Gambar 4.8 Tampilan penganalisa spektrum saat output pemancar 92 MHz .. 57
Gambar 4.9 Tampilan penganalisa spektrum saat output pemancar 100 MHz 57
Gambar 4.10 Tampilan penganalisa spektrum saat output pemancar 108 MHz 58
Gambar 4.11 Tampilan frequency counter dan LCD pada saat output
pemancar 88.0 MHz
59
Gambar 4.12 Tampilan frequency counter dan LCD pada saat output 59
xvii
pemancar 88.1 MHz
Gambar 4.13 Tampilan frequency counter dan LCD pada saat output
pemancar 88.2 MHz
60
Gambar 4.14 Tampilan frequency counter dan LCD pada saat output
pemancar 88.3 MHz
60
Gambar 4.15 Tampilan frequency counter dan LCD pada saat output
pemancar 92.0 MHz
61
Gambar 4.16 Tampilan frequency counter dan LCD pada saat output
pemancar 92.1 MHz
61
Gambar 4.17 Tampilan frequency counter dan LCD pada saat output
pemancar 92.2 MHz
62
Gambar 4.18 Tampilan frequency counter dan LCD pada saat output
pemancar 92.3 MHz
62
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teknologi di bidang telekomunikasi berkembang sangat cepat, bahkan
sampai ke desa-desa banyak ditemukan stasiun-stasiun pemancar radio, baik yang
ilegal maupun legal dengan tujuan hanya sekedar memberikan hiburan, maupun
menyalurkan aspirasi rakyat. Karena begitu banyak frekuensi yang digunakan,
maka pemerintah mengatur alokasi frekuensi bagi masing-masing radio dengan
tujuan agar tidak saling mengganggu. Di Indonesia, alokasi frekuensi sinyal
carrier untuk siaran FM ditetapkan pada frekuensi 87,5 MHz hingga 108 MHz.
Alokasi itu terbagi untuk 204 kanal dengan penganalan kelipatan 100 kHz. Kanal
pertama berada pada frekuensi 87,6 MHz, sedangkan kanal ke 204 berada pada
frekuensi 107,9 MHz. Penetapan tersebut dan aturan lainnya tertuang dalam
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 15 Tahun 2003 [1].
Bagi seorang teknisi radio yang pekerjaannya adalah membuat banyak
pemancar radio dengan frekuensi yang berbeda-beda maka hal ini menjadi
persoalan, yaitu untuk membuat pemancar radio harus menunggu pesanan terlebih
dahulu, ini dimaksudkan untuk mendapatkan frekuensi terkunci yang diinginkan.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka ada beberapa teknis radio sudah
menemukan solusinya, yaitu dibuatlah pemancar radio yang dapat diubah-ubah
frekuensinya menggunakan dip switch. Pengubahan frekuensi menggunakan dip
2
switch ini sangatlah merepotkan dan hanya orang-orang tertentu saja yang
mengetahuinya karena menggunakan bilangan BCD (binary code desimal).
Karena terjadi kerumitan dalam pemindahan frekuensi tersebut maka penulis
akan merancang, membuat dan membahas pengendali pembagi frekuensi pada
pemancar FM berbasis mikrokontroler ATMega8535 dengan penampil LCD (
Liquid Cristal Display). Pengguna dapat melakukan pengubahan frekuensi
pemancar dengan menekan tombol UP/DOWN dengan frekuensi keluaran
pemancarnya tertampil pada LCD.
1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah pada tugas akhir ini adalah :
1. Pemancar bekerja pada frekuensi FM (88 MHz – 108 MHz), pemancar
ini hanya sebagai alat bantu kerja alat.
2. Menggunakan mikrokontroler AVR ATMega8535.
3. Menggunakan tombol Up/Down dengan perubahan step frekuensi 100
KHz.
4. Penampil frekuensi menggunakan LCD 16x2.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mempelajari dan mempraktikkan mata kuliah mikrokontroler dan
mengaplikasikannya pada sintesa pemancar FM.
2. Membantu para pembaca yang gemar dalam dunia keteknisan radio FM,
khususnya bagian aplikasi sintesa frekuensi FM.
3
1.4. Manfaat Penelitian
Pengendali pembagi frekuensi pada pemancar FM ini akan mempermudah
dalam penggeseran frekuensi terkunci FM (PLL = phase locked loop). Pengendali
ini mengubah cara penggeseran frekueansi dari dip switch digantikan dengan
tombol Up/Down berbasis mikrokontroler. Pergeseran frekuensi dengan step 100
KHz dan frekuensi pemancar radionya tertampil pada LCD.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang dipergunakan dalam penyusunan tugas akhir ini
terdiri dari 5 Bab yaitu :
1. BAB I – Pendahuluan
Berisi latar belakang penulisan, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
2. BAB II - Dasar teori
Berisi pengertian frekuensi modulasi, tujuan pemancar FM, penjelasan
sistem PLL pada pemancar FM secara umum, mikrokontroler dan LCD.
3. BAB III - Perancangan Perangkat Keras dan Lunak
Berisi perancangan pengaturan frekuensi dan tampilan LCD berbasis
mikrokontroler. Perancangan pengaturan frekuensi terdiri dari fungsi serta
sistematika perangkat, sehingga rangkaian tersebut dapat beroperasi dengan
maksimal.
4
4. BAB IV - Analisis Hasil dan Pembahasan
Berisi data hasil pengamatan, analisis hasil pengukuran dan pembahasan
yang diperoleh dalam penelitian serta cara pengoperasian perangkat sesuai dengan
kinerja yang direncanakan.
5. BAB V – Kesimpulan dan Saran
Merupakan kesimpulan akhir terhadap hasil penelitian perangkat serta
memberikan masukan-masukan pengembangan perangkat secara maksimal.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Frekuensi Modulasi
Dalam istilah teknik, kata modulasi mempunyai definisi yang cukup
panjang. Tetapi hal itu dapat dijelaskan dengan analogi sederhana berikut : bila
sesuatu ingin dipindahkan ke tempat lain yang jauh, maka diperlukan sesuatu
media lain sebagai perantara.
Sinyal informasi (suara, gambar, dan data) juga begitu. Agar dapat dikirim
ke tempat lain, sinyal informasi harus ditumpangkan pada sinyal lain. Dalam
konteks radio siaran, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan
yang ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa (carrier).
Jenis dan cara penumpangan sangat beragam. Dari tinjauan "penumpang",
cara menumpangkan manusia pasti berbeda dengan paket barang atau surat. Hal
serupa berlaku untuk penumpangan sinyal analog yang berbeda dengan sinyal
digital. Penumpangan sinyal suara juga akan berbeda dengan penumpangan sinyal
gambar, sinyal film, atau sinyal lain.
Dari sisi pembawa, cara menumpang di pesawat terbang akan berbeda
dengan menumpang di mobil, bus, truk, kapal laut, perahu, atau kuda. Hal yang
sama juga terjadi pada modulasi. Di mana cara menumpang ke amplitudo
gelombang carrier akan berbeda dengan cara menumpang di frekuensi gelombang
6
carrier. Gelombang/sinyal carrier adalah gelombang radio yang mempunyai
frekuensi jauh lebih tinggi dari frekuensi sinyal informasi [2].
Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi pada sinyal carrier
yang berasal dari osilator RF, sedangkan modulasi frekuensi adalah suatu proses
modulasi dengan cara mengubah-ubah frekuensi gelombang carrier dengan
amplitudo tetap.
Gambar 2.1. Modulasi Frekuensi [2].
(a) Sinyal informasi. (b) Sinyal carrier. (c) Gelombang termodulasi frekuensi dengan tegangan sebagai fungsi waktu. (d) Gelombang termodulasi frekuensi
dengan frekuensi sebagai fungsi waktu.
Dari Gambar 2.1 terlihat bahwa ketika amplitudo sinyal informasi positif,
frekuensi carrier disimpangkan sebesar ∆f menjadi f1. Sedangkan pada saat
7
amplitudo sinyal informasi negatif, frekuensi pembawa disimpangkan sebesar ∆f
menjadi -f1. Deviasi frekuensi (∆f) adalah simpangan yang dialami oleh frekuensi
pembawa (fc) karena amplitudo informasi (Am). Semakin besar amplitudo
informasi, semakin besar pula deviasinya sehingga dapat mengganggu pemancar
lain [3].
Frekuensi pembawa sesaat dapat dinyatakan [3]:
)()()( tketftf mci +=
Sinyal modulasi em(t) digunakan untuk mengubah frekuensi pembawa.
Perubahan pada frekuensi adalah kem(t), dengan k adalah konstanta deviasi
frekuensi. Frekuensi pembawa tanpa modulasi dilambangkan dengan fc. Bila em(t)
suatu gelombang sinus
tAte mmaksmm ωsin)( =
frekuensi pembawa sesaat menjadi
tkAtftf mmaksmci ωsin)()( +=
Sketsa dari fi ditunjukkan pada Gambar 2.2
(2.1)
(2.2)
(2.3)
Gambar 2.2. Lengkung frekuensi-waktu [3].
Deviasi frekuensi puncak dari sinyal didefinisikan sebagai [3]
(2.4)
8
mmakskAf =∆
sehingga persamaan 2.3 menjadi
(2.5) tftftf mci ωsin)()( ∆+=
2.2. Sistem Pemancar Radio FM
Tujuan dari pemancar FM adalah untuk mengubah satu atau lebih sinyal input
yang berupa frekuensi audio menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF
(Radio Frequency) yang dimaksudkan sebagai output daya yang kemudian
diumpankan ke sistem antena untuk dipancarkan.
Kestabilan frekuensi dari oscilator direct FM tidak cukup bagus, untuk itu
dibutuhkan automatic frekuensi control (AFC) yang menggunakan sebuah kristal
osilator stabil sebagai frekuensi referensi. Komponen AFC berperan sebagai
pengatur frekuensi yang dibangkitkan osilator lokal untuk dicatukan ke mixer,
sehingga frekuensi osilator menjadi stabil.
Suatu pemancar mono biasanya dibangkitkan dengan osilator saja tanpa
membutuhkan stereo generator. Untuk membangkitkan isyarat FM ini paling baik
menggunakan Phase Lock Loop (PLL) karena osilator LC yang telah kita pelajari
sangat rentan terhadap perubahan frekuensi, artinya osilator tersebut mudah
bergeser frekuensinya atau tidak stabil. Satu-satunya keuntungan osilator LC
adalah frekuensinya dapat diubah-ubah sesuai keinginan walaupun perubahannya
terbatas. Osilator yang dijamin kestabilannya adalah osilator kristal yaitu osilator
yang menggunakan kristal sebagai sumber frekuensi. Namun demikian osilator ini
9
tidak dapat diubah-ubah frekuensinya seperti pada osilator LC. Bila ingin
merubah frekuensi maka kristalnya harus diubah dengan frekuensi yang sesuai,
hal ini kurang praktis dan memakan biaya. Untuk dapat menggabungkan dua hal
tersebut di atas, yaitu frekuensi dapat diubah namun tetap dijamin frekuensinya
stabil, maka pemecahannya menggunakan rangkaian Phase lock loop (PLL). PLL
sendiri adalah rangkaian umpan balik negatif dengan frekuensi sebagai input dan
frekuensi atau tegangan sebagai output. Aplikasi yang biasanya menggunakan
PLL adalah demodulator untuk AM dan FM, pengali frekuensi dan pesintesa
frekuensi.
(LPF = Low Pass Filter)
(VCO = Voltage Controlled Oscilator)
LPF VCO
Prescaler (pembagi N)
Detektor Fasa
fo
Frekuensireferensi
Gambar 2.3. Untaian sistem PLL.
Sistem kerja PLL yaitu bila dua buah sinyal mempunyai beda fasa yang
tetap maka pastilah memiliki frekuensi sama pula. Sifat ini dimanfaatkan untuk
membentuk suatu sistem yang dapat menghasilkan frekuensi keluaran yang stabil
dengan membandingkan beda fasa antara frekuensi referensi yang sangat stabil
dengan frekuensi keluaran yang diumpankan frekuensi pembagi. Frekuensi hasil
keluaran dari VCO dibandingkan dengan frekuensi acuan kristal osilator
10
(frekuensi referensi) di detektor fasa (comparator). Bila kedua frekuensi yang
masuk ke detektor fasa, frekuensi dan fasanya sama, maka detektor fasa akan
mengeluarkan tegangan searah. Dalam hal ini pada output VCO akan dihasilkan
frekuensi dan fasa yang sesuai dengan frekuensi acuan sehingga frekuensi PLL
dalam keadaan terkunci.
Gambar 2.4. (a) Kedua input memiliki frekuensi dan fasa yang sama, beda fasa konstan. (b) Peningkatan frekuensi input menyebabkan kesalahan positif fasa ∆θ
[4].
Pada Gambar 2.4a di atas menunjukkan bila kedua masukan phase detector
adalah sinyal sinusoida dengan frekuensi ωFR dengan fasa sama, maka beda fasa
sama dengan nol dan tegangan v1, v2, v3 sama dengan nol. Tegangan v3 menjadi
input VCO agar output tetap pada frekuensi ωFR yang sama dengan ωi, sehingga
loop terjaga atau yang sering disebut equilibrium loop. Apabila ωi berubah naik,
maka θi semakin besar, sehingga θi sama dengan θo seperti pada Gambar 2.4b.
Dengan adanya beda fasa (∆θ), maka muncul tegangan v1 dan setelah itu,
ditapis dan dikuatkan sehingga tegangan v3 semakin tinggi. Kecepatan sudut ωo
11
akan naik mencapai ωo yang sama dengan ωi sehingga kedua vektor berotasi pada
kecepatan yang sama. Loop yang baru terjadi dan terjaga (new equilibrium loop).
Saat kondisi lock tercapai, tegangan v3 proposional terhadap frekuensi VCO. Jika
ωi sama dengan ωo, maka
o
FRi
kv ωω −=3 (2.6)
Frekuensi referensi adalah frekuensi yang dibangkitkan oleh kristal osilator.
Frekuensi referensi akan digunakan untuk masukan pada detektor fasa, dimana
akan dibandingkan dengan frekuensi pembagi N.
Filter adalah rangkaian yang dirancang untuk melewatkan suatu pita
frekuensi tertentu dan memperlemah pita frekuensi yang lain. Filter aktif terdiri
dari kombinasi resistor, kapasitor, dan satu atau lebih komponen aktif (seperti Op-
Amp) dengan umpan balik [5].
Kelebihan dari filter aktif :
1. Tidak memerlukan lilitan (induktor), sehingga tidak ada masalah pada
frekuensi rendah dan mudah diimplementasikan pada frekuensi sangat
rendah.
2. Karakteristik tanggapan frekuensi mendekati ideal.
3. Ukuran dan biaya dapat ditekan.
Kekurangan dari filter aktif :
1. Kurang handal dibanding komponen pasif.
12
2. Membutuhkan catu daya tersendiri.
3. Perlu feedback, sehingga ada kemungkinan tidak stabil.
Pada perancangan pemancar FM, LPF digunakan untuk menghilangkan
komponen frekuensi tinggi dari output phase detector dan menghasilkan tegangan
DC rata-rata sebagai pengendali osilator.
Gambar 2.5. Tanggapan frekuensi LPF [5].
Gambar 2.5 memperlihatkan low pass filter pasif RC.
C1input output
R1
Gambar 2.6 Low pass filter pasif RC
Frekuensi cutoff filter (fc) dihitung menggunakan persamaan 2.12. Dengan
fc adalah frekuensi cutoff filter, R1 adalah resistor filter dan C1 adalah kapasitor
filter.
1121
CRfc π= (2.12)
13
Voltage-controlled oscilators (VCO) banyak terdapat dibeberapa aplikasi,
seperti pada pengendali frekuensi otomatis, tuning radio, dan phase-locked loop.
VCO dirancang untuk menghasilkan frekuensi yang berbeda-beda dengan
pengaturan tegangan [3].
Gambar 2.7 memperlihatkan dioda varactor yang diaplikasikan untuk
membangun VCO. Nama varactor berarti variable reactor sehingga pada dioda
varactor nilai kapasitansi pada sambungan pn dapat diubah-ubah sesuai dengan
prasikap tegangan baliknya [6]. Pada perancangan pemancar FM frequency
hopping prasikap tegangan balik dioda varactor ditentukan oleh LPF.
Gambar 2.7. VCO dengan dioda varactor [6].
IC LB3500 adalah prescaler dengan rasio pembagian frekuensi 1/8.
Banyak digunakan sebagai tuning radio FM dan mampu membagi frekuensi
maksimum 150 MHz. Gambar 2.17 menunjukkan konfigurasi dan diagram blok
LB3500 [7].
14
Gambar 2.8. Diagram blok dan konfigurasi pin IC LB3500 [7].
Frekuensi pembagi N adalah frekuensi hasil umpan balik dari VCO dan
pembagi 8, dimana hasil dari frekuensi pembagi akan di bandingkan dengan
frekuensi referensi oleh detektor fasa. Pada frekuensi pembagi di pakai IC
TC9122. IC ini mempunyai masukan 14 bit yang berupa bilangan BCD (Binary
Code Decimal). Pada TC9122 mempunyai karakteristi tidak dapat membagi
frekuensi yang terlalu tinggi. Sehingga dari VCO akan dilewatkan pembagi 8
terlebih dahulu.
2.3. Mikrokontroler AVR ATMega8535
Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem
komputer. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu
komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-
elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output
spesifik berdasarkan input yang diterima dan program yang dikerjakan.
Mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi-instruksi yang
diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem
terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang
15
programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan jalinan
yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih
kompleks yang diinginkan oleh programmer.
Dengan perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard’s Risc
processor), maka mikro ini telah memiliki kapabilitas yang amat maju, tetapi
dengan biaya ekonomis yang cukup minimal [8].
2.3.1. Arsitektur Mikrokontroler AVR ATMega8535
[7]Mikrokontroler AVR ATMega8535 merupakan mikrokontroler CMOS
dengan daya rendah yang memiliki arsitektur AVR RISC (Reduced Instruction Set
Computer) 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits
word) dan sebagian besar instruksi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan
instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Ini karena dalam MCS51
menggunakan CISC (Complex Instruction Set Computing). Arsitektur ini
mendukung kemampuan untuk melaksanakan eksekusi dalam satu siklus clock
osilator. AVR memiliki fitur untuk menghemat konsumsi daya yaitu dengan mode
sleep. Mode sleep dalam mikrokontroler AVR ada dua macam yaitu mode idle dan
mode power down.
Mikrokontroler AVR memiliki model arsitektur Harvard dimana memori
dan bus untuk program dan data dipisahkan. Dalam arsitektur AVR ini, 32 register
umum terhubung langsung ke ALU processor. Hal ini yang membuat AVR
memiliki kecepatan tinggi dalam mengeksekusi instruksi.
16
Dalam satu siklus clock terdapat dua register independen yang dapat diakses
oleh satu instruksi. Teknik yang digunakan adalah fetch during execution atau
memegang sambil mengerjakan. Hal ini berarti dua operan dibaca dari dua
register, dilakukan eksekusi operasi dan hasilnya disimpan kembali dalam satu
register. Proses ini dilakukan dalam satu siklus clock.
Mikrokontroler ATMega8535 ini merupakan mikrokontroler 8 bit keluarga
AVR yang memiliki beberapa fasilitas seperti [8]:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, Port B, Port C dan Port D.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog.
12. Port USART untuk komunikasi serial.
17
2.3.2. Fitur ATMega8535
Kapabilitas detail ATMega8535 adalah sebagai berikut :
1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal
16 MHz.
2. Kapabilitas memori flash I8 KB, SRAM sebesar 512 byte dan
EEPROM (Electrically Erasable Programable Read Only Memory)
sebesar 512 byte.
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5
Mbps.
5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.
2.3.3. Konfigurasi Pin ATMega8535
Gambar 2.8 berikut ini menunjukkan tampilan pin-pin mikrokontroler
ATMega8535
Gambar 2.9. Tampilan Pin ATMega8535.
18
Dari tampilan pin seperti diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. VCC Merupakan pin masukan tegangan (catu daya) sebesar 5
volt.
b. AVCC Merupakan pin masukan tegangan ADC.
c. AREF Merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
d. Reset Merupakan pin reset, mikrokontroler akan mereset program
jika pin ini berlogika low selama 50ns.
e. GND Merupakan pin ground
f. Port A Merupakan pin I/O dua arah kelompok 8-bit bi-directional
I/O Port (PA0 – PA7). Port ini juga berfungsi sebagai 8 bit
channel ADC (ADC0 – ADC7).
g. Port B Merupakan pin I/O dua arah kelompok 8 bit bi-directional
I/O Port (PB0 – PB7). Port B memiliki beberapa fungsi
khusus yaitu T0 untuk input Timer dan T1 untuk input
counter, AIN0 dan AIN1 untuk input analog komparator.
SS, MOSI, MISO, dan SCK untuk komunikasi serial SPI.
h. Port C Merupakan pin I/O dua arah kelompok 8 bit bi-directional
I/O Port (PC0 – PC7). Port C memiliki beberapa fungsi
khusus yaitu TOSC1, TOSC2, dan OC2 untuk input Timer
Oscilator, SDA dan SCL untuk input komunikasi serial
I2C.
i. Port D Merupakan pin I/O dua arah kelompok 8 bit bi-directional
I/O Port (PD0 – PD7). Port D memiliki beberapa fungsi
19
khusus yaitu input interupsi eksternal (INTO dan INT1),
komunikasi serial USART (TXD dan RXD) dan OC1B,
OC1A, ICP1.
j. X-TAL 1 dan X-TAL2 Merupakan input clock external
2.3.4. Peta Memori
AVR ATMega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori
program yang terpisah. Memori data yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu 32 buah
register umum, 64 buah register I/O, dan 512 byte SRAM Internal.
Register keperluan umum menempati space data pada alamat terbawah,
yaitu $00 sampai $1F. Sementara itu, register khusus untuk menangani I/O dan
kontrol terhadap mikrokontroler menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai
dari $20 hingga $5F. Register tersebut merupakan register yang khusus digunakan
untuk mengatur fungsi terhadap berbagai periferal mikrokontroler, seperti kontrol
register, timer/counter, fungsi-fungsi I/O, dan sebagainya. Alamat memori
digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu pada lokasi $60 sampai dengan $25F.
Konfigurasi memori data ditunjukkan pada Gambar 2.9 di bawah ini :
20
Gambar 2.10. Memori Data dan Memori Program AVR ATMega8535.
Memori data pada mikrokontroler memiliki memori data RAM (Random
Access Memory) atau memori yang bisa dibaca dan ditulis dan ROM (Read Only
Memory) atau memori yang hanya bisa dibaca saja. Di dalam ATMega8535
memiliki dua buah ROM, yaitu Flash PEROM (Programable Erasable Read Only
Memory) dan EEPROM (Electricslly Erasable Programable Read Only Memory).
Memori program yang terletak dalam Flash PEROM tersusun dalam word atau 2
byte karena setiap instruksi memiliki lebar 16 bit atau 32 bit. AVR ATMega8535
memiliki 4Kbyte x 16 bit Flash PEROM dengan alamat mulai dari $000 sampai
$FFF tersebut yang memiliki 12 bit Program Counter (PC) sehingga mampu
mengalamati Flash. Selain itu AVR ATMega8535 juga memiliki memori data
berupa EEPROM 8 bit sebanyak 512 byte. Alamat EEPROM dumulai dari $000
sampai $1FF.
EEPROM adalah salah satu dari tiga tipe memori pada AVR (dua yang lain
adalah memori Flash dan SRAM). EEPROM dapat menyimpan data saat tidak
21
dicatu daya dan juga dapat diubah saat program berjalan. Oleh karena itu,
EEPROM sangat berguna untuk menyimpan informasi seperti nilai kalibrasi,
nomer ID, dan juga password. Untuk menulis dalam EEPROM, perlu ditentukan
terlebih dahulu data apa yang akan ditulis serta alamat untuk menulis data tersebut
untuk mencegah ketidaksengajaan menulis di dalam EEPROM. Proses penulisan
dalam EEPROM tidak berlangsung waktu itu juga, tetapi membutuhkan waktu
sekitar 2.5 ms sampai dengan 4 ms. Oleh karena alasan tersebut, program yang
dibuat harus dicek terlebih dahulu apakah EEPROM telah siap untuk ditulis
dengan byte data baru (kemungkinan operasi penulisan yang terdahulu belum
selesai).
2.3.5. Status Register (SREG)
Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap
operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan
bagian dari inti CPU mikrokontroler.
Gambar 2.11. Status Register ATMega8535.
22
1. Bit 7 – I : Global Interupt Enable
Bit harus diset untuk meng-enable interupsi. Setelah itu, dapat
mengaktifkan interupsi mana yang akan digunakan dengan cara meng-
enable bit kontrol register yang bersangkutan secara individu. Bit akan
di-clear apabila terjadi suatu interupsi yang dipicu oleh hardware, dan
bit tidak akan mengizinkan terjadinya interupsi, serta akan diset
kembali oleh interuksi RETI.
2. Bit 6 – T : Bit Copt Storage
Interuksi BLD dan BST menggunakan bit-T sebagai sumber atau
tujuan dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat
disalin ke bit-T menggunakan interuksi BST, dan sebaliknya bit-T
dapat disalin kembali ke suatu bit dalam register GPR menggunakan
intruksi BLD.
3. Bit 5 – H : Half Carry Flag
4. Bit 4 – S : Sign Bit
Bit-S merupakan hasil operasi EOR antara flag-N (negatif) dan flag-V
(komponen dua overflow).
5. Bit 3 – V : Two’s Complement Overflow Flag
Bit berguna untuk mendukung operasi aritmatika.
6. Bit 2 – N : Negative Flag
Apabila suatu operasi menghasilkan bilangan negatif, maka flag-N
akan diset.
7. Bit 1 – Z : Zero Flag
23
Bit akan diset bila hasil operasi yang diperoleh adalah nol.
8. Bit 0 – C : Carry Flag
Apabila suatu operasi menghasilkan carry, maka bit akan diset.
2.3.6. Instruksi Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler ATMega8535 memiliki 130 macam instruksi. Instruksi-
instruksi mikrokontroler AVR dapat dibagi sebagai berikut [8] :
a. Instruksi transfer data, instruksi ini berfungsi untuk transfer data antara
register ke register, memori ke memori, register ke memori, antarmuka
ke register, dan antarmuka ke memori.
b. Instruksi aritmatika dan logic, instruksi aritmatika meliputi
penjumlahan, pengurangan, penambahan satu (increament), dan
pengurangan satu (decreament). Instruksi logika dan manipulasi bit,
yang melaksanakan operasi AND, OR, XOR, perbandingan,
penggeseran, dan komplemen data.
c. Instruksi Bit dan Bit-Test, yaitu instruksi untuk setting kondisi tiap bit,
baik set maupun clear, bahkan ada beberapa variasi, seperti instruksi
putar, hingga watchdog reset.
d. Instruksi percabangan, yang berfungsi mengubah urutan normal
pelaksanaan suatu program menjadi sesuai yang dikehendaki. Dengan
instruksi ini program yang sedang dilaksanakan akan mencabang ke
suatu alamat tertentu. Instruksi percabangan dibedakan atas
percabangan bersyarat dan percabangan tanpa syarat.
24
e. Instruksi stack, I/O dan kontrol, yang digunakan untuk mengatur
penggunaan stack, membaca/menulis port I/O serta pengontrolan-
pengontrolan.
2.4. Reset dan Osilator
Dalam perancangan perangkat keras ini akan dirancang reset eksternal
dan osilator yang mendukung kinerja mikrokontroler ini.
a. Reset Eksternal
Keadaan reset terjadi apabila pin reset mendapat logika 0 selama lebih
dari 50ns. Pin reset dihubungkan dengan resistor (R1) yang terhubung ke VCC
dan kapasitor (C1) yang terhubung ke ground. Rangkaian reset eksternal
ditunjukkan pada Gambar 2.11.
Gambar 2.12. Rangkaian reset eksternal.
Pada perancangan ini digunakan waktu 1ms untuk mereset
mikrokontroler. Penentuan reset eksternal dapat dilakukan dengan mengatur
nilai resistor dan kapasitornya. Untuk membuat keadaan reset tegangan
25
maksimal yang harus diberikan pada pin ini Vc = 0,85 Vcc (datasheet AVR
ATMega8535). Karena )1( RCt
eVccVc−
−= maka dapat dicari nilai C1 dengan :
)1( RCt
eVccVc−
−=
Setelah ditentukan resistor yang digunakan, maka kapasitornya dapat
dicari dengan : 3105271,0 −×=RC
b. Osilator
Salah satu kelebihan mikrokontroler AVR ATMega8535 adalah
kecepatannya dalam melakukan eksekusi program dibandingkan dengan keluarga
mikrokontroler MCS-51. AVR ATMega8535 membutuhkan waktu satu siklus
clock untuk melakukan eksekusi terhadap suatu instruksi.
Rangkaian osilator yang digunakan pada perancangan ini ditunjukkan pada
Gambar 2.12.
Gambar 2.13. Osilator kristal 4MHz yang dihubung ke mikrokontroler AVR
ATMega8535 (datasheet AVR Hardware Design Consideration).
26
2.5. LCD (Liquid Crystal Display)
Teknologi LCD tidak hanya diterapkan pada monitor sebagaimana yang
populer selama ini. Notebook, ponsel, pager, dan berbagai perkakas elektronik
lain juga menggunakannya. LCD ditemukan oleh seorang ahli botani asal Austria
bernama Freidrich Reintzer, pada akhir abad ke-19. Istilah Liquid Crystal ini
justru dipopulerkan pertama kali oleh fisikawan Jerman bernama Otto Lehmann.
Banyak sekali kegunaan LCD dalam perancangan suatu sistem yang
menggunakan mikrokontroler. LCD berfungsi menampilkan suatu nilai hasil
sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler.
LCD yang akan digunakan adalah jenis LCD M1632, jenis ini merupakan
modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya rendah. Modul
tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk
mengendalikan LCD. Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi
sebagai pengali LCD memiliki CGROM (Character Generator Read Only
Memory). CGRAM (Character Generator Random Access Memory). Berikut ini
bagian-bagian dari LCD M1632 [8] :
2.5.1. DDRAM
DDRAM merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada.
Contoh : Untuk karakter ‘L’ atau 4CH yang ditulis pada alamat 00, karakter
tersebut akan tampil pada baris pertama dan kolom pertama dari LCD. Apabila
karakter tersebut ditulis pada alamat 40, maka karakter tersebut akan tampil pada
baris kedua kolom pertama dari LCD.
27
2.5.2. CGRAM
CGRAM merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter
dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Namun memori
akan hilang saat Power Supply tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang.
2.5.3. CGROM
DDRAM merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter
dimana pola tersebut sudah ditentukan secara permanen dari HD44780, sehingga
pengguna tidak dapat mengubahnya lagi. Namun karena sifat kepermanenan
ROM, maka saat Power Supply dimatikan tidak akan membuat karakter hilang.
Gambar 2.13. Konfigurasi Pin/Out LCD.
Tabel 2.1. Konfigurasi Pin/Out LCD.
28
2.5.4. Register
HH44780 memiliki dua buah register yang aksesnya diatur menggunakan
kaki RS. Pada saat RS berlogika 0, register yang diakses adalah register perintah
dan pada saat RS berlogika 1, register yang diakses adalah register data.
29
2.5.4.1. Register Perintah
Register perintah adalah register dimana perintah-perintah dari
mikrokontroler ke HD44780 pada saat proses penulisan data atau tempat status
dari HDD44780 dapat dibaca pada saat pembacaan data.
2.5.4.1.1. Penulisan Data ke Register Perintah
Penulisan data ke register perintah dilakukan dengan tujuan mengatur
tampilan LCD, inisialisasi, dan mengatur Address Counter maupun Address Data.
Kondisi RS berlogika 0 menunjukkan akses data ke register perintah. RW
berlogika 0 menunjukkan proses penulisan data akan dilakukan. Nible tinggi (bit 7
sampai bit 4) terlebih dahulu dikirimkan diawali pulsa logika 1 pada E Clock.
Selanjutnya, Nibble rendah (bit 3 sampai bit 0) dikirimkan diawali pulsa logika 1
pada E clock lagi. Untuk mode 8 bit interface, proses penulisan dapat langsung
dilakukan 8 bit (bit 7 ... bit 0) dan diawali sebuah pulsa logika 1 pada E Clock.
2.5.4.1.2. Pembacaan Data dari Register Perintah
Proses pembacaan data pada register perintah biasa digunakan untuk melihat
status busy dari LCD atau membaca Address Counter. RS diatur pada logika 0
untuk akses ke register perintah, R/W diatur pada logika 1 yang menunjukkan
proses pembacaan data. Pembacaan 4 bit nibble rendah dibaca diawali pulsa
logika 1 pada E Clock. Untuk Mode 8 bit Interface, pembacaan 8 bit (nibble
tinggi dan rendah) dilakukan sekaligus diawali sebuah pulsa logika 1 pada E
Clock.
30
Tabel 2.2. Diagram Pewaktuan Pembacaan Data ke Register Perintah Mode 4.
Perintah D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Deskripsi
Hapus
Display
0 0 0 0 0 0 0 1 Hapus display dan
DDRAM
Posisi Awal 0 0 0 0 0 0 1 X Set Alamat DDRAM
di 0
Set Mode 0 0 0 0 0 1 I/D S Atur arah
penggeseran kursor
dan display
Display
On/OFF
0 0 0 0 1 D C B Atur Display(D)
On/OFF, kursor (C)
ON/OFF Blinking
(B)
Geser
Cursor
/Display
0 0 0 1 S/C R/L X X Geser kursor atau
display tanpa
mengubah alamat
DDRAM
Set Fungsi 0 0 1 DL N F X X Atur panjang data,
jumlah baris yang
tampil, dan font
karakter.
Set Alamat
CGRAM
0 1 ACG ACG ACG ACG ACG ACG Data dapat dibaca
atau ditulis setelah
alamat diatur.
Set Alamat
DDRAM
1 ADD ADD ADD ADD ADD ADD ADD Data dapat dibaca
atau ditulis setelah
alamat diatur.
X = diabaikan
31
I/D 1 = Increment 0 = Decrement
S 0 = Display tidak geser
S/C 1 = Display Shift 0 = Geser Cursor
R/L 1 = Geser Kiri 0 = Geser kanan
DL 1 = 8 bit 0 = 4 bit
N 1 = 2 baris 0 = 1 baris
F 1 = 5 x 10, 0 = 5 X 8
D 0 = Display OFF 1 = Display ON
C 0 = Cursor OFF 1 = Cursor ON
B 0 = Blinking OFF 1 = Blinking ON
2.5.4.2. Register Data
Register data adalah register dimana mikrokontroler dapat menuliskan atau
membaca data ke atau dari DDRAM. Penulisan data pada register akan
menempatkan data tersebut dari DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur
sebelumnya.
2.5.4.2.1. Penulisan Data ke Register Data
Penulisan data pada register data dilakukan untuk mengirimkan data yang
akan ditampilkan pada LCD. Proses diawali dengan logika 1 pada RS
menunjukkan akses ke register data, kondisi R/W diatur pada logika 0 yang
menunjukkan proses penulisan data. Data 4 bit nibble tinggi (bit 7 hingga bit 4)
dikirimkan diawali pulsa logika 1 pada sinyal E Clock dan kemudian diikuti 4 bit
32
nibble rendah (bit 3 hingga bit 0) yang juga diawali pulsa logika 1 pada sinyal E
Clock.
2.5.4.2.2. Pembacaan Data dari Register Data
Pembacaan data dari register data dilakukan untuk membaca kembali data
yang tampil pada LCD. Proses dilakukan dengan mengatur RS pada logika 1
menunjukkan adanya akses ke register data. Kondisi R/W diatur pada logika
tinggi menunjukkan adanya proses pembacaan data. Data 4 bit nibble tinggi (bit 7
hingga bit 4) dibaca dengan diawali adanya pulsa logika 1 pada E Clock dan
dilanjutkan dengan data 4 bit nibble rendah (bit 3 hingga bit 0) yang juga diawali
dengan pulsa logika 1 pada E Clock.
BAB III
PERANCANGAN ALAT
Bab ini tentang perancangan pengaturan frekuensi otomatis dengan penampil
digital pada sintesa frekuensi FM berbasis mikrokontroler AVR ATMega8535,
beserta bagian-bagian Mikrokontroler ATMega8535, dua buah tombol dan penampil
yaitu LCD M1632 ukuran 16 x 2. Penjelasan untuk tiap-tiap bagian akan dibahas
pada subbab berikutnya.
3.1. Diagram Blok
Pengaturan frekuensi otomatis dengan penampil digital pada sintesa frekensi
FM berbasis mikrokontroler AVR ATMega8535 adalah suatu alat aplikasi dari
sintesa frekuensi FM pada pemancar radio, dimana akan mempermudah pemindahan
frekuensi pemancar FM pada PLL yang biasanya menggunakan dip swicth secara
BCD menjadi menggunakan mikrokontroller dengan tampilan LCD 16x2. Diagram
blok dari sistem kerja alat ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.
32
Gambar 3.1. Diagram blok sederhana rancangan sistem Pengaturan frekuensi
otomatis dengan penampil digital pada sintesa frekensi FM berbasis mikrokontroler
AVR ATMega8535.
Gambar 3.2. Diagram blok rancangan sistem Pengaturan frekuensi otomatis dengan
penampil digital pada pesintesa frekuensi FM yang lengkap berbasis mikrokontroler
AVR ATMega8535.
33
3.2. Perancangan Perangkat Keras
3.3.1. Perhitungan Frekuensi Divider sebagai pembagi N
Pemancar FM ini bekerja pada frekuensi carrier yaitu 88 MHz sampai 108
Mhz dengan daya rendah. AFG (audio function generator) digunakan sebagai sumber
sinyal informasi. Frekuensi referensi dengan osilator kristal membangkitkan sinyal
yang akan dibandingkan dengan keluaran sinyal pembagi terprogram di phase
detector. Frekuensi referensi yang akan digunakan adalah sebesar 12,5 KHz.
Tegangan hasil keluaran phase detector ini yang pada nantinya akan mengontrol
VCO sehingga menghasilkan frekuensi carrier yang diinginkan.
LPF berfungsi untuk menghilangkan komponen frekuensi tinggi dari keluaran
phase detector. Frekuensi Divider (pembagi N) yang digunakan pada sintesa
frekuensinya adalah IC TC9122P dengan input berupa data BCD (binary code
desimal). IC TC9122P ini tidak dapat membagi frekuensi yang sangat tinggi, agar
dapat menghasilkan frekuensi yang sama dengan referensi (12,5KHz) maka
digunakan prescaler yang berfungsi sebagai pembagi frekuensi tinggi hasil keluaran
VCO. Prescaler yang digunakan adalah IC LB 3500 yang merupakan prescaler
dengan rasio pembagian frekuensi 1/8. Banyak digunakan sebagai tuning radio FM
dan mampu membagi frekuensi maksimum 150 MHz. Gambar 3.3 menunjukkan
konfigurasi dan diagram blok LB3500 [7].
34
Gambar 3.3. Diagram blok dan konfigurasi pin IC LB3500 [7].
Frekuensi keluaran VCO harus disesuaikan dulu agar menghasilkan frekuensi step
100 KHz setelah dibagi di pembagi terprogram 14 bit.
Gambar 3.4. Konfigurasi pin IC TC 9122P [9].
Pembagi terprogram 14 bit pada umumnya dikendalikan oleh sebuah dip
swicth yang dihubungkan ke pin-pin masukan (dengan memperhatikan MSB dan LSB
data BCD) IC TC9122P. Masukan IC TC9122 yang pada umumnya dipakai pada
35
pemancar akan digantikan oleh mikrokontroler AVR ATMega8535. Untuk
memasukkan 14 bit BCD maka dapat secara langsung menghubungkan ke pin 3
sebagai bit 1 sampai dengan pin 16 sebagai bit ke 14.
Mikrokontroler AVR ATMega8535 tersebut akan memberikan masukan
berupa data BCD (binary code desimal) 14 bit, ini sesuai dengan masukan IC
TC9122P sebagai pengatur besarnya pembagian frekuensi. Keluaran pembagi
terprogram ini akan dibandingkan dengan frekuensi referensi di phase detector,
sehingga menghasilkan level tegangan untuk mengatur VCO dan menghasilkan
frekuensi carrier. Driver dan booster digunakan untuk menguatkan tegangan sinyal
agar sinyal siap untuk ditransmisikan melalui sebuah antena..
Gambar 3.5. Blok diagram contoh perhitungan pengaturan frekuensi divider
(pembagi N) BCD dengan step 100 KHz dari frekuensi keluaran VCO (f0) yang
diinginkan sebesar 88 MHz.
Dari Gambar 3.5 terlihat keluaran VCO adalah 88MHz, Frekuensi Referensi
yang dipakai adalah 12.5 KHz, Prescaler adalah pembagi 8 dari VCO untuk
36
Frequency Divider. Untuk mendapatkan keluaran dari frekuensi divider sama dengan
frekuensi referensi = 12,5 KHz, maka frequency divider harus membagi sebesar =
880.
Nilai frequency divider didapatkan dengan
= referencyFrequency
escalerVCOFrequency_
)Pr/_(
= KHz
MHz5,12
)8/88(
= 880
Karena pada frekuensi divider membutuhkan masukan data BCD, maka nilai
880 haruslah diubah terlebih dahulu ke bentuk BCD. Data BCD (binary code
desimal) 14 bit dari 880 adalah 00100010000000.
Dengan demikian bila dalam suatu sintesa frekuensi masih menggunakan dip
swicth sebagai penggeser frekuensi, maka dip swicth harus diset sesuai data BCDnya.
Untuk contoh perhitungan keluaran VCO yang lainnya misal, 98 MHz dan
108 MHz dapat dilihat contoh perhitungannya di bawah ini :
Untuk 98 MHz
= referencyFrequency
escalerVCOFrequency_
)Pr/_(
= KHz
MHz5,12
)8/98(
= 980
Data BCD 14 bit dari 980 adalah 00100110000000.
37
Untuk 108 MHz
= referencyFrequency
escalerVCOFrequency_
)Pr/_(
= KHz
MHz5,12
)8/108(
= 1080
Data BCD 14 bit dari 1080 adalah 01000010000000.
Untuk frekuensi carier dari 88 MHz sampai dengan 108 MHz (step 100 KHz)
yang lainnya dapat dilakukan perhitungan dengan cara yang sama, dengan hasil BCD
di Tabel 3.1.
Pada alat yang akan dibuat penulis, data BCD dari 88 MHz sampai dengan
108 MHz akan dimasukkan dalam program mikrokontroller, sehingga pergeseran
frekuensi pada sintesa frekuensi dapat dilakukan dengan mudah menggunakan tombol
UP untuk menaikkan frekuensi dan tombol Down untuk menurunkan frekuensinya.
3.3.2. Mikrokontroler AVR ATMega8535
Mikrokontroler yang digunakan pada perancangan ini adalah AVR
ATMega8535. Mikrokontroler AVR ATMega8535 ini berfungsi untuk memberikan
masukan berupa data BCD (binary code desimal) sebagai pengatur besarnya pembagi
frekuensi keluaran dari VCO dan akan menampilkan frekuensi yang terkunci oleh
38
pesintesa frekuensi pada LCD. Dalam perancangan perangkat keras ini akan
dirancang reset eksternal dan osilator yang mendukung kinerja mikrokontroler ini.
a. Reset Eksternal
Reset terjadi apabila pin reset mendapat logika 0 selama lebih dari
50ns. Pin reset dihubungkan dengan resistor (R1) yang terhubung ke VCC dan
kapasitor (C1) yang terhubung ke ground. Rangkaian reset eksternal
ditunjukkan pada Gambar 3.5.
Gambar 3.6. Rangkaian reset eksternal.
Pada perancangan ini digunakan waktu 1ms untuk mereset
mikrokontroler karena mikrokontroler akan mereset jika pin reset
mendapatkan logika 0 minimal selama 1.5 µs (sesuai pada datasheet pada
lampiran). Penentuan reset eksternal dapat dilakukan dengan mengatur nilai
resistor dan kapasitornya. Untuk membuat keadaan reset tegangan maksimal
39
yang harus diberikan pada pin ini Vc = 0,85 Vcc (datasheet AVR
ATMega8535). Karena )1( RCt
eVccVc−
−= maka dapat dicari nilai C1 dengan :
)1( RCt
eVccVc−
−=
VcceVcc RCt
85,0)1( ≤−−
; t = 1ms
85,0)1(1
≤−−RC
ms
e
185,01
−≤−−RC
ms
e
15,01
−≤−−
RCms
e
15,0ln1≤
−RC
ms
RCms ×≤− 15,0ln1
15,0ln1msRC −≤
3105271,0 −×=RC
Ditentukan resistor yang digunakan 10kΩ, maka kapasitornya dapat
dicari dengan :
3105271,0 −×=RC
3105271,010 −×=×Ω Ck
Ω×
=−
kC
10105271,0 3
40
9107114,52 −×=C
Jadi kapasitor minimum yang dapat digunakan adalah .
Karena kapasistor 52 nF tidak ada di pasaran maka pada perancangan ini
digunakan kapasitor 56 nF.
9107114,52 −×
b. Osilator
Pada perancangan ini digunakan kristal osilator 4 MHz sebagai clock
input dengan dua kapasitor C2 dan C3 sebesar 22pF (datasheet AVR
Hardware Design Consideration). Rangkaian osilator yang digunakan pada
perancangan ini ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.7. Osilator kristal yang dihubung ke mikrokontroler AVR
ATMega8535.
41
3.3.3. Kaki-kaki yang digunakan LCD
VCC
LCD 16 X 2
U2LCD 123
456789
1011121314
+VCC
GND
VEE
RSR/WEDB0DB1DB2DB3DB4DB5DB6DB7
Gambar 3.8. Port LCD.
Untuk input LCD menggunakan pin 7(DB0) sampai pin 14(DB7), pin ini
terhubung dengan keluaran dari mikrokontroler AVR. Vcc sebesar +5 volt pada pin 1,
VEE dan GND terhubung dengan Ground (0 volt). Sedangkan pin 4 sampai pin 6
untuk inisialisasi LCD[8].
3.3. Perancangan Perangkat Lunak
Beberapa bagian perlu dirancang dalam perangkat lunak piranti masukan,
diantaranya yaitu program yang melakukan pemilihan pergeseran frekuensi secara
naik atau secara menurun menggunakan tombol Up dan Down. Program secara
keseluruhan menggunakan beberapa subroutine untuk mengeksekusi beberapa
program tersebut.
42
3.3.1. Inisialisasi Periferal
Inisialisasi pertama yang harus dilakukan adalah inisialisasi jenis
mikrokontroler. Mikrokontroler AVR ATMega8535 menggunakan file 8535def.inc
untuk dapat menggunakan semua data book yang ada dalam mikrokontroler tersebut
dan device ATMega8535 menunjukkan jenis mikrokontroler yang digunakan untuk
mengeksekusi program.
Inisialisasi yang kedua adalah inisialisasi port yang digunakan. Perancangan ini
menggunakan 14 bit data BCD munuju PLL sehingga menggunakan 14 buah port
keluaran (PC0 - PC7 dan PD0 - PD5) untuk menuju input PLL. Delapan buah port
(PA0 – PA7) digunakan untuk keluaran mikrokontroler menuju input LCD (D0 –
D7). Port 12 dan 13 merupakan masukan clock eksternal. Port 1 dan port 2 digunakan
untuk mengeset bit RS LCD (port 4 pada LCD) dan Clear bit E LCD (port 6 pada
LCD). Port 3 (PB2) dan port 4 (PB3) pada mikrokontroler digunakan untuk masukan
tombol Up dan Down.
3.3.2. Program Utama Mikrokontroler
Pada perancangan alat ini digunakan mikrokontroler AVR ATMega8535 yang
berfungsi sebagai otak dari rangkaian penggeser frekuensi dari sintesa frekuensi dan
penampil LCD.
43
Mulai
Selesai
Fungsi Uplink
Inisialisasi Port, Alamat Memori
dan LCD
Tampilkan di LCD “Pengendali PLL”
“By: Andre/02-030”
Hapus LCD
Tampilkan di LCD “Frekuensi PLL”
“ 88,0 MHz”
Kirim 0x80 ke Port C
Kirim 0x80 ke Port D
Apakah UP ?
Apakah DL ?
Fungsi Downlink
Apakah Reset ?
A
A
Kirim data 8 bit ke port CKirim data 6 bit ke port D
Fungsi Tampilkan
Baca Input tombol
Y
Y
Y
T
T
Gambar 3.9. Diagram alir program pengaturan frekuensi otomatis dengan penampil
LCD pada pesintesa frekuensi FM.
Berdasarkan pada diagram alir program pengaturan frekuensi otomatis dengan
penampil LCD pada sintesa frekuensi FM di atas maka program utama dapat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
44
3.3.2.1. Program subroutine UP
Program subroutine UP berisi proses yang terjadi pada saat di tekan tombol UP,
dikirimkan ke port C dan port D dan kemudian ditampilkan di LCD. Data BCD
tersebut adalah BCD yang berupa tegangan 5 volt akan digunakan sebagai pembagi
frekuensi hasil dari prescaler. Diagram alir Program subroutine UP adalah :
Mulai
Selesai
Fungsi BCD
Frek2 >= 100 ?
B
B
frek2 = frek2 + 1
Y
T frek2 = 00
frek1 = frek + 1
Frek1 >= 10 ?
Frek2 >= 81 ?
frek1 = 8 frek2 = 80
devident = frek2 devisor = 10
Simpan hasil fungsi BCD ke variabel data8bit
devident = frek1 devisor = 10
Fungsi BCD1
Simpan hasil fungsi BCD ke variabel data6bit
T
T
Y
Y
Gambar 3.10. Diagram alir fungsi UP.
45
3.3.2.2. Program subroutine DOWN
Program subroutine DOWN berisi proses yang terjadi pada saat di tekan tombol
DOWN, dikirimkan ke port C dan port D dan kemudian ditampilkan di LCD. Seperti
halnya subroutine UP, data BCD tersebut adalah BCD yang berupa tegangan 5 volt
akan digunakan sebagai pembagi frekuensi hasil dari prescaler. Diagram alir Program
subroutine UP adalah :
Mulai
Selesai
Fungsi BCD
Frek1 >= 8 ?
C
C
Y
frek1 = 10 frek2 = 80
Frek2 >= 80 ?
Frek2 >= FF ?
frek2 = 99 frek1 = ferk1 - 1
devident = frek2 devisor = 10
Simpan hasil fungsi BCD ke variabel data8bit
devident = frek1 devisor = 10
Fungsi BCD1
Simpan hasil fungsi BCD ke variabel data6bit
T
frek2 = frek2 - 1
T
T
Y
Y
Gambar 3.11. Diagram alir fungsi DOWN.
46
3.3.2.3. Program penampil LCD
Proses awal pada penggunaan LCD adalah penginisialisasian, proses ini diawali
dengan terlebih dahulu mengeset bit RS pada pin 4 dan clear bit E pada pin 6.
Kemudian pengambilan data dari DDRAM menggunakan port R/W pada pin 5, data
berupa bilangan heksa keluaran mikro yang dikirimkan ke port C dan port D. Data
tersebut akan dikonversikan menjadi bilangan ke ASCII kemudian ditampilkan ke
layar LCD. Untuk proses penampil LCD ini dapat dilihat pada diagram alir berikut ini
:
Mulai
Kirimkan data 0x30 ke register perintah LCD
Tunda selama 3,3 ms
Tunda selama 12 ms
Kirimkan data 0x30 ke register perintah LCD
Tunda selama 0,1 ms
Hapus tampilan LCD
Set data alamat DDRAM mulai dari alamat 00
Set mode untuk menaikkan alamat
Selesai
Display ON, Kursor OFF
Set mode LCD 8 bit dan 2 line operasinya
A
A
Gambar 3.12. Subroutine LCD.
47
3.4. Rancangan Rangkaian Alat Yang Akan Dibuat.
SW1
UP
1 2
Y1
4MHz
LCD 16 X 2
U2LCD 123
456789
1011121314
+VC
CG
ND
VEE
RSR/WEDB0DB1DB2DB3DB4DB5DB6DB7
C
R4RESISTOR SIP 8
12345678
VCC
R110K
VCC
J2
OUT TO PLL
1234567
VCC
U1
ATmega8535
9
12
13
11
32
30
31
10
12345678
2223242526272829
1415161718192021
4039383736353433
RST
XTAL2
XTAL1
GN
D
AREF
AVCC
GND
VCC
PB0 (XCK/T0)PB1 (T1)
PB2 (INT2/AIN0)PB3 (OC0/AIN1)
PB4 (SS)PB5 (MOSI)PB6 (MISO)PB7 (SCK)
PC0 (SCL)PC1 (SDA)PC2PC3PC4PC5PC6 (TOSC1)PC7 (TOSC2)
PD0 (RXD)PD1 (TXD)PD2 (INT0)PD3 (INT1)PD4 (OC1B)PD5 (OC1A)PD6 (ICP1)PD7 (OC2)
PA0 (ADC0)PA1 (ADC1)PA2 (ADC2)PA3 (ADC3)PA4 (ADC4)PA5 (ADC5)PA6 (ADC6)PA7 (ADC7)
J5
OUT TO PLL
12345678
C356nF
SW2
DOWN
1 2
C222pF
C122pF
VCC
C
R4RESISTOR SIP 8
12345678
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab 4 ini berisi hasil dari percobaan alat yang telah cukup sukses dibuat
beserta pembahasannya yang di pandang dari dua sisi yaitu perangkat keras dan
perangkat lunaknya. Perangkat yang berjudul Pengendali Pembagi Frekuensi
pada Pemancar FM berbasis Mikrokontroler AVR telah menghasilkan
frekuensi keluaran yang sesuai diinginkan yaitu pada frekuensi FM (88.0 MHz –
108MHz) dengan step 100KHz dan pengubahan frekuensinya dengan tombol UP
untuk menaikkan frekuensi atau DOWN untuk menurunkan frekuensinya.
Di dalam pengamatan digunakan peralatan untuk mengamati hasil dari
peralatan yang dibuat. Berbagai variabel yang diamati adalah : tegangan,
frekuensi, dan bentuk gelombang. Oleh sebab itu dibutuhkan peralatan
multimeter, frequency counter dan spectrum analyzer. Dengan peralatan ini
diharapkan berbagai pengamatan tersebut dapat terpenuhi.
4.1. Perangkat Keras Hasil Perancangan
Perangkat keras yang dihasilkan terdiri dari dua bagian yaitu alat
pengendali berupa Mikrokontroller AVR8535 dan yang dikendalikan yaitu
pemancar pada frekuensi FM. Pengambilan data didapat dari dua keluaran,
keluaran pertama adalah keluaran pengendali yang berasal dari mikrokontroler
yaitu pada Port C (C0-C7) dan Port D (D0-D5) berupa bilangan BCD berlogika 0
51
(0 volt) dan 1 (5 volt). Keluaran kedua adalah keluaran yang terkendalinya yaitu
frekuensi keluaran dari pemancar tersebut.
Gambar berikut menampilkan alat yang telah dibuat yang diambil dari dua
sisi yaitu tampak atas dan tampak depan.
Gambar 4.1. Tampak depan Pengendali Pembagi Frekuensi pada Pemancar FM
berbasis Mikrokontroler AVR.
Kipas pendingin Power
Supply
Trafo 3A Pemancar FM
Mikrokontroler
LCD
Gambar 4.2. Tampak atas Pengendali Pembagi Frekuensi pada Pemancar FM
berbasis Mikrokontroler AVR.
52
4.2. Hasil Keluaran Alat Secara Keseluruhan
Alat yang telah dibuat menghasilkan keluaran pada mikrokontroler berupa
bilangan BCD 14 bit, yaitu tegangan 5 volt untuk logika 1 dan 0 volt untuk logika
0. Keluaran kedua adalah penampil LCD yang menampilkan frekuensi dari
pemanacar FM.
4.2.1. Hasil Keluaran Mikrokontroler
Untuk keluaran mikrokontroler terbagi menjadi dua yaitu pada port output
( Port D(pin 14 - 19) dan Port C (pin 22 - 29)) yang menghasilkan bilangan BCD dan
keluaran pada port A (pin 33 – pin 40) yang merupakan keluaran pada LCD
dengan LCD menampilkan frekuensi dari bilangan BCD tersebut.
3.2.1.1. Hasil Keluaran Mikrokontroler bilangan BCD
Seperti keterangan sebelumnya bahwa keluaran dari mikrokontroler
berupa bilangan BCD berlogika 1 dan 0 dimana logika 0 berupa tegangan 0 volt
dan logika 1 berupa tegangan 5 volt. Untuk keluaran Mikrokontroler bilangan
BCD dapat dilihat pada lampiran (Tabel. 4.1), terlihat adanya hasil yang tepat
yaitu bilangan BCD dari frekuensi FM yang dinginkan oleh pemancar FM.
Sesuai dengan perancangan pada Bab III (gambar 3.3) yang menunjukkan
bahwa keluaran VCO berupa frekuensi FM. Sebagai contoh perhitungannya
diambil frekuensi 88 MHz, 98 MHz, dan 108 MHz. dengan frekuensi referensi
sebesar 12,5 KHz dan prescalernya adalah pembagi 8.
53
• Untuk mendapatkan keluaran dari frekuensi divider yang sama dengan
frekuensi referensi = 12,5 KHz, maka frequency divider harus membagi
frekuensi VCO/8 sebesar = 880.
Nilai frequency divider didapatkan dengan :
= referencyFrequency
escalerVCOFrequency_
)Pr/_(
= KHz
MHz5,12
)8/88(
= 880
Karena pada frekuensi divider membutuhkan masukan data BCD,
maka nilai 880 harus diubah terlebih dahulu ke bentuk BCD. Data BCD
(binary code desimal) 14 bit dari 880 adalah 00100010000000. Dengan
melihat hasil keluaran mikrokontroler tabel 4.1 (pada lampiran) pada
frekuensi 88 MHz maka hasil keluaran mikrokontroler adalah sama dengan
bilangan BCD yang diinginkan pemancar yaitu 00100010000000.
Untuk contoh perhitungan keluaran VCO yang lainnya adalah
frekuensi 98 MHz dan 108 MHz, berikut ini contoh perhitungannya :
• Untuk 98 MHz
= referencyFrequency
escalerVCOFrequency_
)Pr/_(
= KHz
MHz5,12
)8/98(
= 980
Data BCD 14 bit dari 980 adalah 00100110000000.
54
• Untuk 108 MHz
= referencyFrequency
escalerVCOFrequency_
)Pr/_(
= KHz
MHz5,12
)8/108(
= 1080
Data BCD 14 bit dari 1080 adalah 01000010000000.
Dengan melihat hasil keluaran mikrokontroler tabel 4.1 (lanjutan 2 dan
lanjutan 4) pada frekuensi 98 MHz dan 108 MHz maka hasil keluaran
mikrokontroler adalah sama dengan bilangan BCD yang diinginkan pemancar
yaitu untuk 98MHz adalah 00100110000000 dan untuk 108 MHz adalah
01000010000000.
Untuk hasil keluaran mikrokontroler frekuensi 88 MHz sampai dengan 108
MHz (step 100 KHz) yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.1. sedangkan untuk
bilangan BCD yang dinginkan pemancarnya pada bab 3 Tabel 3.1.
3.2.1.2. Hasil keluaran Mikrokontroler pada LCD
Untuk semua frekuensi yang di tampilkan oleh LCD ( 88 MHz sampai
dengan 108 MHz dengan step 100 KHz) akan di wakilkan oleh 4 frekuensi ( 88
MHz, 90 MHz, 100 MHz, dan 108 MHz), seperti pada gambar di bawah ini :
55
Gambar 4.3. Tampilan LCD saat frekuensi 88 MHz
Gambar 4.4. Tampilan LCD saat frekuensi 90 MHz
Gambar 4.5. Tampilan LCD saat frekuensi 100 MHz
Gambar 4.6. Tampilan LCD saat frekuensi 108 MHz
56
Dengan menekan tombol UP/DOWN maka akan terlihat frekuensi yang
dihasilkan pemancarnya atau keadaan terkuncinya PLL dengan melihat tampilan
pada LCD seperti contoh di atas.
4.2.2. Hasil Keluaran Pemancar
Untuk keluaran pemancar diambil 4 percobaan sebagai contohnya yaitu pada
frekuensi 88MHz, 92MHz, 100MHz, dan 108MHz. Untuk hasilnya didapatkan
dari penganalisis spektrum dan dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini :
• Keluaran pemancar pada Frekuensi 88 MHz
cgel fc
Gambar 4.7. Tampilan penganalisis spektrum saat output pemancar 88 MHz.
Keterangan : gel fc = gelombang fc
F in = frekuensi input audio
Fc = frekuensi carrier pemancar
f
F in
57
• Keluaran pemancar pada Frekuensi 92 MHz
Gambar 4.8. Tampilan penganalisis spektrum saat output pemancar 92 MHz.
• Keluaran pemancar pada Frekuensi 100 MHz
Gambar 4.9. Tampilan penganalisis spektrum saat output pemancar 100 MHz.
58
• Keluaran pemancar pada frekuensi 108 MHz
Gambar 4.10. Tampilan penganalisis spektrum saat output pemancar 108 MHz.
Dengan melihat Gambar 4.8 sampai dengan 4.11 maka dapat terlihat
bahwa frekuensi carrier yang dihasilkan keluaran dari pemancar menghasilkan
frekuensi yang sesuai dengan bilangan BCD yang di keluarkan mikrokontroler.
Dengan mengukur keluaran menggunakan spektrum analiser terlihat f1 yang
merupakan frekuensi carrier pemancar menunjukkan pada angka 108 MHz.
Dengan frequency counter, maka akan terlihat keluaran frekuensi dari
pemancar dengan kenaikan sebesar 100 KHz. Hasil pengambilan data ditunjukkan
pada Gambar 4.12 sampai dengan gambar 4.19 menunjukkan contoh tampilan dari
LCD dan frequency counter secara bersamaan, untuk data lengkapnya pada
lampiran Tabel 4.2
59
Gambar 4.11. Tampilan frequency counter dan LCD
pada saat output pemancar 88.0 MHz.
Gambar 4.12. Tampilan frequency counter dan LCD
pada saat output pemancar 88.1 MHz.
60
Gambar 4.13. Tampilan frequency counter dan LCD
pada saat output pemancar 88.2 MHz.
Gambar 4.14. Tampilan frequency counter dan LCD
pada saat output pemancar 88.3 MHz.
61
Gambar 4.15. Tampilan frequency counter dan LCD
pada saat output pemancar 92.00 MHz.
Gambar 4.16. Tampilan frequency counter dan LCD
pada saat output pemancar 92.1 MHz.
62
Gambar 4.17. Tampilan frequency counter dan LCD
pada saat output pemancar 92.2 MHz.
Gambar 4.18. Tampilan frequency counter dan LCD
pada saat output pemancar 92.3 MHz.
63
Keluaran frekuensi pemancar pada frequency counter. Dengan demikian
alat telah bekerja dengan baik dan menghasilkan frekuensi keluaran yang sangat
tepat.
4.3. Perangkat Lunak Hasil Perancangan
Dalam perangkat lunak Pengendali Pembagi Frekuensi pada Pemancar
FM berbasis Mikrokontroler AVR ini menggunakan mikrokontroler AVR
ATMega8535. Semua bilangan BCD yang akan di jadikan input untuk pemancar
dan program penampil di LCDnya adalah keluaran dari mikrokontroler tersebut
dengan mengisi program-program pengendalinya. Daftar program dapat dilihat
pada lampiran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada rangkaian pengendali
frekuensi pada pemancar FM berbasis mikrokontroler, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan :
1. Penekanan tombol UP akan menghasilkan perubahan frekuensi bertambah besar
dari 88 MHz dengan step 100 KHz.
2. Penekanan tombol DOWN akan menghasilkan perubahan frekuensi menjadi
semakin rendah dari 108 MHz dengan step 100 KHz.
Frekuensi yang ditampilkan pada LCD adalah frekuensi yang dihasilkan pemancar
FM.
5.2. Saran
1. Untuk pengembangan alat sebaiknya pengubahan frekuensi disarankan
menggunakan keypad karena akan semakin mempercepat pencapaian frekuensi
yang diinginkan.
2. Untuk pengembangan alat yang lain sebaiknya pembangkitan frekuensi referensi
berasal dari mikrokontroler.
Daftar Pustaka
[1] Menteri Perhubungan, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 15 Tahun
2003 tentang Rencana Induk Frekuensi Radio Penyelenggaraan Telekomunikasi
Khusus Untuk Keperluan Radio Siaran F, Jakarta, 2003.
[2] Kennedy, George, Electronic Communication System, 3rd edition, Mcgraw Hill
Book Company, 1984
[3] Dennis Roddy, Kamal Idris, Jhon Coolen., Electronic Communication. 4rd edition,
Prentice Hall Inc, New Jersey, 1995.
[4] Malik.R, Norbert, Electronic Circuits Analysis, Simulation and Design, Prentice –
Hall international Inc, 1995.
[5] Stanley.D, William, Operational Amplifier with Linear Integrated Circuit, 3rd
edition. Maxmillan College Publishing Company, New York, 1994.
[6] Young, Paul.H, Electronic Communication Techniques, 5th edition, Prentice Hall
Inc, New Jersey, 2004.
[7] _____, _______, LB3500 1/8 Prescaler For PLL Electronic Tuning, Sanyo
Electric, CO. LTD Semiconductor Division, Tokyo Japan.
[8] Wardhana, Lingga, Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535,
Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006.
[9] _____, ________, TC9122P High-Speed BCD Programmable Counter,
www.TOSHIBA.com.
LAMPIRAN
L1
Lampiran
Lampiran 1 list Program pada mikrokontroler ATMega8535
; ;* Deskripsi : Tes program dengan AT8535 AVR RISC Processor, ;* pergeseran frekuensi menggunakan tombol UP/DOWN ;* dengan penampil LCD 16x2. ;* ;* Writed at: 22-07-2007 ;* Target: AT8535 ;* Support E-mail: [email protected] ;* LCD rs tersambung pada pin PB0 ;* LCD r/w tersambung pada pin 1-3 LCD ;* LCD e tersambung pada pin PB1 ;* D4-D7 FROM LCD IS CONNECTED TO PORTD PD0-PD3 ;* UNTUK TOMBOL UP, DOWN tersambung pada PortB pin (PB2-PB3) ;* PB2,PB3 inputs, Pc0,Pc1,Pc2,Pc3,Pc4,Pc5,Pc6,Pc7,PD0,PD1,PD2,PD3,PD4,PD5, outputs ;* ;* ;* ;*********************************************************************** .nolist ;Suppress listing of include file .include"m8535def.inc" ;Define chip particulars .list ; .def digit4 =R07 .def digit3 =R08 .def digit2 =R09 .def digit1 =R10 .def timeout =R11 .def delay1 =R12 .def delay2 =R13 .def delay3 =R14 .def temp =R16 .def frek1 =R17 .def frek2 =R18 .def data8bit =R19 .def data6bit =R20 .def temp1 =R25 ; .cseg .org 0x000
L2
rjmp RESET ; RESET: ldi temp,high(RAMEND) out SPH,temp ldi r16,low(RAMEND) out SPL,temp ldi temp,0xFF out DDRA,temp ; Set PORTA sebagai out ke LCD ldi temp,0xFF out DDRC,temp ; Set PORTC sebagai out pemancar ldi temp,0xFF out DDRD,temp ; Set PORTD sebagai out pemancar ldi temp,0b00000011 out DDRB,temp ; Set PORTB sebagai input ldi temp,0xFF out PORTB,temp rcall initlcd ldi frek1,8 ldi frek2,80 ;---------------------------------------------------------- ; Program Utama ;---------------------------------------------------------- ldi temp,0b00000001 rcall write_inst ldi zl,low(Awal*2) ldi zh,high(Awal*2) rcall tulis ldi temp,0b11000000 rcall write_inst ldi zl,low(Awal1*2) ldi zh,high(Awal1*2) rcall tulis rcall Ldelay ldi temp,0b00000001 rcall write_inst ldi zl,low(pesan*2) ldi zh,high(pesan*2) rcall tulis ldi temp,0b11000000 rcall write_inst ldi zl,low(pesan1*2) ldi zh,high(pesan1*2) rcall tulis ldi temp,0x80 out PortC,temp
L3
ldi temp,0x08 out PortD,temp ; lagi: rcall tunda rcall tunda sbis PinB,2 rjmp Up rcall tunda rcall tunda sbis PinB,3 rjmp Down rjmp lagi ; Up: inc frek2 cpi frek2,100 brne terus1 clr frek2 inc frek1 terus1: cpi frek1,10 brne terus cpi frek2,81 brne terus ldi frek1,8 ldi frek2,80 terus: mov dd8u,frek2 ldi dv8u,10 rcall BCD mov data8bit,R24 mov dd8u,frek1 ldi dv8u,10 rcall BCD1 mov data6bit,R24 out PortC,data8bit out PortD,data6bit rcall tampilkan rjmp lagi ; Down: cpi frek1,8 brne terus2 cpi frek2,80 brne terus2 ldi frek1,10
L4
ldi frek2,80 rjmp terus3 terus2: dec frek2 cpi frek2,0xFF brne terus3 ldi frek2,99 dec frek1 terus3: rjmp terus ; BCD: rcall div8u ldi temp1,0x30 add temp1,dres8u mov digit1,temp1 ldi temp1,0x30 add temp1,drem8u mov digit2,temp1 mov r24,dres8u swap r24 add r24,drem8u ret ; BCD1: rcall div8u ldi temp1,0x30 cpi dres8u,0 brne bukan ldi temp1,0x20 mov digit3,temp1 rjmp bukan1 bukan: add temp1,dres8u mov digit3,temp1 bukan1: ldi temp1,0x30 add temp1,drem8u mov digit4,temp1 mov r24,dres8u swap r24 add r24,drem8u ret ; .def drem8u = r20 ;remainder .def dres8u =r21 ;result
L5
.def dd8u =r21 ;dividend
.def dv8u =r22 ;divisor
.def dcnt8u =r23 ;loop counter ;***** Code div8u: sub drem8u,drem8u ;clear remainder and carry ldi dcnt8u,9 ;init loop counter d8u_1: rol dd8u ;shift left dividend dec dcnt8u ;decrement counter brne d8u_2 ;if done ret ;return d8u_2: rol drem8u ;shift dividend into remainder sub drem8u,dv8u ;remainder = remainder - divisor brcc d8u_3 ;if result negative add drem8u,dv8u ;restore remainder clc ;clear carry to be shifted into result rjmp d8u_1 ;else d8u_3: sec ;set carry to be shifted into result rjmp d8u_1 ; tampilkan: ldi temp,0b11000100 rcall write_inst mov temp,digit3 rcall write_data mov temp,digit4 rcall write_data mov temp,digit1 rcall write_data ldi temp,',' rcall write_data mov temp,digit2 rcall write_data ldi temp,' ' rcall write_data ldi temp,'M' rcall write_data ldi temp,'H' rcall write_data ldi temp,'z' rcall write_data
L6
ret ; Ldelay: ldi temp,40 mov delay3,temp waitmore2: rcall tunda dec delay3 brne waitmore2 ret tunda: ldi temp,0xff mov delay2,temp waitsome: ldi temp,0xff mov delay1,temp waitmore: dec delay1 brne waitmore dec delay2 brne waitsome ret ; initLCD: ldi temp,255 mov timeout,temp rcall delay ldi temp,0x30 rcall write_inst ldi temp,65 mov timeout,temp rcall delay ldi temp,0x30 rcall write_inst ldi temp,2 mov timeout,temp rcall delay ldi temp,0b00000001 rcall write_inst ldi temp,0b00000010 rcall write_inst ldi temp,0b00000110 ;set mode untuk menaikan alamat rcall write_inst ldi temp,0b00001100 ;mengaktifkan kursor rcall write_inst
L7
ldi temp,0b00111000 ;inisialisasi LCD untuk 8 bit rcall write_inst ;operasi dan dua line ret ; tulis: lpm adiw zl,1 tst r0 breq rampung mov temp,r0 rcall write_data rjmp tulis rampung: ret ; write_inst: cbi portB,0 out portA,temp sbi portB,1 cbi portB,1 rcall delay ret ; write_data: sbi portB,0 out portA,temp sbi portB,1 cbi portB,1 rcall delay ret ; delay: ldi temp,64 mov delay1,temp wait: dec delay1 brne wait dec timeout brne delay ret ; Awal: .db " Pengendali PLL ",0 Awal1: .db "by : ANDRE/02-30",0 ; pesan: .db " Frekuensi PLL ",0 pesan1: .db " 88,0 MHz ",
L8
Lampiran II Tabel 3.1. Data konversi frekuensi ke BCD Frekuensi
(MHz) BCD
Frekuensi
(MHz) BCD
Frekuensi
(MHz) BCD
88.00 00100010000000 95.10 00100101010001 101.2 01000000010010
88.10 00100010000001 95.20 00100101010010 101.3 01000000010011
88.20 00100010000010 95.30 00100101010011 101.4 01000000010100
88.30 00100010000011 95.40 00100101010100 101.5 01000000010101
88.40 00100010000100 95.50 00100101010101 101.6 01000000010110
88.50 00100010000101 95.60 00100101010110 101.7 01000000010111
88.60 00100010000110 95.70 00100101010111 101.8 01000000011000
88.70 00100010000111 95.80 00100101011000 101.9 01000000011001
88.80 00100010001000 95.90 00100101011001 102.0 01000000100000
88.90 00100010001001 96.00 00100101100000 102.1 01000000100001
89.00 00100010010000 96.10 00100101100001 102.2 01000000100010
89.10 00100010010001 96.20 00100101100010 102.3 01000000100011
89.20 00100010010010 96.30 00100101100011 102.4 01000000100100
89.30 00100010010011 96.40 00100101100100 102.5 01000000100101
89.40 00100010010100 96.50 00100101100101 102.6 01000000100110
89.50 00100010010101 96.60 00100101100110 102.7 01000000100111
89.60 00100010010110 96.70 00100101100111 102.8 01000000101000
89.70 00100010010111 96.80 00100101101000 102.9 01000000101001
89.80 00100010011000 96.90 00100101101001 103.0 01000000110000
89.90 00100010011001 97.00 00100101110000 103.1 01000000110001
90.00 00100100000000 97.10 00100101110001 103.2 01000000110010
90.10 00100100000001 97.20 00100101110010 103.3 01000000110011
L9
Frekuensi
(MHz) BCD
Frekuensi
(MHz) BCD
Frekuensi
(MHz) BCD
90.20 00100100000010 97.30 00100101110011 103.4 01000000110100
90.30 00100100000011 97.40 00100101110100 103.5 01000000110101
90.40 00100100000100 97.50 00100101110101 103.6 01000000110110
90.50 00100100000101 97.60 00100101110110 103.7 01000000110111
90.60 00100100000110 97.70 00100101110111 103.8 01000000111000
90.70 00100100000111 97.80 00100101111000 103.9 01000000111001
90.80 00100100001000 97.90 00100101111001 104.0 01000001000000
90.90 00100100001001 98.00 00100101111000 104.1 01000001000001
91.00 00100100010000 98.10 00100110000001 104.2 01000001000010
91.10 00100100010001 98.20 00100110000010 104.3 01000001000011
91.20 00100100010010 98.30 00100110000011 104.4 01000001000100
91.30 00100100010011 98.40 00100110000100 104.5 01000001000101
91.40 00100100010100 98.50 00100110000101 104.6 01000001000110
91.50 00100100010101 98.60 00100110000110 104.7 01000001000111
91.60 00100100010110 98.70 00100110000111 104.8 01000001001000
91.70 00100100010111 98.80 00100110001000 104.9 01000001001001
91.80 00100100011000 98.90 00100110001001 105 01000001010000
91.90 00100100011001 99.00 00100110010000 105.1 01000001010001
92.00 00100100100000 99.10 00100110010001 105.2 01000001010010
92.10 00100100100001 99.20 00100110010010 105.3 01000001010011
92.20 00100100100010 99.30 00100110010011 105.4 01000001010100
92.30 00100100100011 99.40 00100110010100 105.5 01000001010101
92.40 00100100100100 99.50 00100110010101 105.6 01000001010110
L10
Frekuensi
(MHz) BCD
Frekuensi
(MHz) BCD
Frekuensi
(MHz) BCD
92.50 00100100100101 99.60 00100110010110 105.7 01000001010111
92.60 00100100100110 98.70 00100110010111 105.8 01000001011000
92.70 00100100100111 98.80 00100110011000 105.9 01000001011001
92.80 00100100101000 98.90 00100110001001 106.0 01000001100000
92.90 00100100101001 99.00 00100110010000 106.1 01000001100001
93.00 00100100110000 99.10 00100110010001 106.2 01000001100010
93.10 00100100110001 99.20 00100110010010 106.3 01000001100011
93.20 00100100110010 99.30 00100110010011 106.4 01000001100100
93.30 00100100110011 99.40 00100110010100 106.5 01000001100101
93.40 00100100110100 99.50 00100110010101 106.6 01000001100110
93.50 00100100110101 99.60 00100110010110 106.7 01000001100111
93.60 00100100110110 99.70 00100110010111 106.8 01000001101000
93.70 00100100110111 99.80 00100110011000 106.9 01000001101001
93.80 00100100111000 99.90 00100110011001 107.0 01000001110000
93.90 00100100111001 100.0 01000000000000 107.1 01000001110001
94.00 00100101000000 100.1 01000000000001 107.2 01000001110010
94.10 00100101000001 100.2 01000000000010 107.3 01000001110011
94.20 00100101000010 100.3 01000000000011 107.4 01000001110100
94.30 00100101000011 100.4 01000000000100 107.5 01000001110101
94.40 00100101000100 100.5 01000000000101 107.6 01000001110110
94.50 00100101000101 100.6 01000000000110 107.7 01000001110111
94.60 00100101000110 100.7 01000000000111 107.8 01000001111000
94.70 00100101000111 100.8 01000000001000 107.9 01000001111001
L11
Frekuensi
(MHz) BCD
Frekuensi
(MHz) BCD
Frekuensi
(MHz) BCD
94.80 00100101001000 100.9 01000000001001 108.0 01000010000000
94.90 00100101001001 101.0 01000000010000
95.00 00100101010000 101.1 01000000010001
L12
Lampiran III. Tabel 4.1. Keluaran Mikrokontroler berupa bilangan BCD
Keluaran Mikrokontroler ( Port D(pin 14 - 19) dan Port C (pin 22 - 29)) Frekuensi BCD
D0 D1 D2 D3 D4 D5 C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C788 880 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
88,1 881 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 88,2 882 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 88,3 883 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 88,4 884 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 88,5 885 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 88,6 886 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 88,7 887 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 88,8 888 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 88,9 889 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 89 890 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
89,1 891 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 89,2 892 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 89,3 893 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 89,4 894 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 89,5 895 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 89,6 896 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 89,7 897 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 89,8 898 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 89,9 899 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 90 900 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
90,1 901 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 90,2 902 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 90,3 903 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 90,4 904 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 90,5 905 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 90,6 906 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 90,7 907 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 90,8 908 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 90,9 909 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 91 910 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
91,1 911 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 91,2 912 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 91,3 913 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 91,4 914 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 91,5 915 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 91,6 916 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 91,7 917 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 91,8 918 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 91,9 919 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 92 920 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
92,1 921 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 92,2 922 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 92,3 923 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1
L13
Tabel 4.1. Keluaran Mikrokontroler berupa bilangan BCD (lanjutan 1) Keluaran Mikrokontroler
( Port D(pin 14 - 19) dan Port C (pin 22 - 29)) Frekuensi BCD D0 D1 D2 D3 D4 D5 C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7
92,4 924 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 92,5 925 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 92,6 926 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 92,7 927 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 92,8 928 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 92,9 929 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 93 930 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0
93,1 931 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 93,2 932 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 93,3 933 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 93,4 934 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 93,5 935 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 93,6 936 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 93,7 937 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 93,8 938 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 93,9 939 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 94 940 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
94,1 941 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 94,2 942 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 94,3 943 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 94,4 944 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 94,5 945 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 94,6 946 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 94,7 947 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 94,8 948 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 94,9 949 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 95 950 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0
95,1 951 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 95,2 952 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 95,3 953 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 95,4 954 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 95,5 955 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 95,6 956 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 95,7 957 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 95,8 958 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 95,9 959 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 96 960 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
96,1 961 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 96,2 962 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 96,3 963 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 96,4 964 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 96,5 965 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 96,6 966 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 96,7 967 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 96,8 968 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
L14
Tabel 4.1. Keluaran Mikrokontroler berupa bilangan BCD (lanjutan 2) Keluaran Mikrokontroler
( Port D(pin 14 - 19) dan Port C (pin 22 - 29)) Frekuensi BCD D0 D1 D2 D3 D4 D5 C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7
96,9 969 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 97 970 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0
97,1 971 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 97,2 972 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 97,3 973 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 97,4 974 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 97,5 975 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 97,6 976 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 97,7 977 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 97,8 978 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 97,9 979 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 98 980 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
98,1 981 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 98,2 982 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 98,3 983 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 98,4 984 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 98,5 985 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 98,6 986 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 98,7 987 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 98,8 988 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 98,9 989 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 99 990 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0
99,1 991 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 99,2 992 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 99,3 993 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 99,4 994 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 99,5 995 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 99,6 996 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 99,7 997 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 99,8 998 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 99,9 999 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 100 1000 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100,1 1001 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100,2 1002 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 100,3 1003 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 100,4 1004 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 100,5 1005 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 100,6 1006 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 100,7 1007 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 100,8 1008 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 100,9 1009 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 101 1010 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
101,1 1011 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 101,2 1012 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 101,3 1013 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
L15
Tabel 4.1. Keluaran Mikrokontroler berupa bilangan BCD (lanjutan 3) Keluaran Mikrokontroler
( Port D(pin 14 - 19) dan Port C (pin 22 - 29)) Frekuensi BCD D0 D1 D2 D3 D4 D5 C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7
101,4 1014 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 101,5 1015 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 101,6 1016 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 101,7 1017 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 101,8 1018 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 101,9 1019 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 102 1020 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
102,1 1021 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 102,2 1022 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 102,3 1023 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 102,4 1024 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 102,5 1025 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 102,6 1026 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 102,7 1027 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 102,8 1028 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 102,9 1029 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 103 1030 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
103,1 1031 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 103,2 1032 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 103,3 1033 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 103,4 1034 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 103,5 1035 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 103,6 1036 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 103,7 1037 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 103,8 1038 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 103,9 1039 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 104 1040 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
104,1 1041 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 104,2 1042 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 104,3 1043 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 104,4 1044 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 104,5 1045 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 104,6 1046 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 104,7 1047 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 104,8 1048 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 104,9 1049 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 105 1050 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
105,1 1051 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 105,2 1052 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 105,3 1053 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 105,4 1054 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 105,5 1055 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 105,6 1056 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 105,7 1057 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 105,8 1058 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
L16
Tabel 4.1. Keluaran Mikrokontroler berupa bilangan BCD (lanjutan 4) Keluaran Mikrokontroler
( Port D(pin 14 - 19) dan Port C (pin 22 - 29)) Frekuensi BCD D0 D1 D2 D3 D4 D5 C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7
105,9 1059 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 106 1060 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
106,1 1061 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 106,2 1062 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 106,3 1063 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 106,4 1064 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 106,5 1065 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 106,6 1066 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 106,7 1067 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 106,8 1068 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 106,9 1069 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 107 1070 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0
107,1 1071 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 107,2 1072 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 107,3 1073 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 107,4 1074 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 107,5 1075 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 107,6 1076 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 107,7 1077 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 107,8 1078 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 107,9 1079 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 108 1080 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
L17
Lampiran IV. Keluaran Frequency counter dan LCD Tampilan LCD
Tampilan Frequency counter
88,0 88,04638088,1 88,10548288,2 88,20441688,3 88,30395488,4 88,40394888,5 88,50400788,6 88,60415588,7 88,70404988,8 88,80412588,9 88,90432289,0 89,00499589,1 89,10543289,2 89,20466489,3 89,30449089,4 89,40450489,5 89,50445589,6 89,60445389,7 89,70465089,8 89,80458889,9 89,90466890,0 90,00466890,1 90,10477690,2 90,20477890,3 90,30479790,4 90,40759090,5 90,50475090,6 90,60480390,7 90,70484690,8 90,80476390,9 90,90489391,0 91,00455491,1 91,10448391,2 91,20466091,3 91,30451991,4 91,40404591,5 91,50455091,6 91,60466391,7 91,70466191,8 91,80455291,9 91,90455392,0 92,00505992,1 92,10456492,2 92,20472492,3 92,30512092,4 92,404598
L18
Tampilan LCD
Tampilan Frequency counter
92,5 92,50462892,6 92,60359092,7 92,70463992,8 92,80426492,9 92,90425693,0 93,00458793,1 93,10428093,2 93,20468693,3 93,30489793,4 93,40469693,5 93,50459093,6 93,60423993,7 93,70416093,8 93,80479093,9 93,90418694,0 94,00468094,1 94,10478094,2 94,20478994,3 94,30458994,4 94,40457994,5 94,50648994,6 94,60457094,7 94,70490094,8 94,80548994,9 94,90414095,0 95,00421395,1 95,10413695,2 95,20413695,3 95,30456895,4 95,40462995,5 95,50468695,6 95,60478995,7 95,70431795,8 95,80444795,9 95,90458796,0 96,00050496,1 96,10454496,2 96,20453296,3 96,30456896,4 96,40425496,5 96,50424696,6 96,60423596,7 96,70412696,8 96,80475296,9 96,90445797,0 97,004754
L19
Tampilan LCD
Tampilan Frequency counter
97,1 97,10485497,2 97,20465897,3 97,30485497,4 97,40478597,5 97,50484197,6 97,60485497,7 97,70485197,8 97,80475497,9 97,80456898,0 98,00498798,1 98,10468998,2 98,04785098,3 98,04864098,4 98,40425498,5 98,04254098,6 98,60478498,7 98,70488798,8 98,80455498,9 98,90499899,0 99,00425699,1 99,10432599,2 99,20499699,3 99,30477599,4 99,40466999,5 99,50448999,6 99,60466899,7 99,70457999,8 99,80477899,9 99,908820
100,0 100,00451100,1 100,10454100,2 100,20365100,3 100,30542100,4 100,40450100,5 100,50521100,6 100,60454100,7 100,70452100,8 100,80450100,9 100,90459101,0 101,00477101,1 101,10480101,2 101,20425101,3 101,30456101,4 101,40423101,5 101,50565101,6 101,60565
L20
Tampilan LCD
Tampilan Frequency counter
101,7 101,70477101,8 101,80495101,9 101,90477102,0 102,00474102,1 102,10655102,2 102,20645102,3 102,30875102,4 102,40215102,5 102,50475102,6 102,60445102,7 102,70654102,8 102,80654102,9 102,90985103,0 103,00545103,1 103,10455103,2 103,20455103,3 103,30450103,4 103,40565103,5 103,50450103,6 103,60448103,7 103,70456103,8 103,80546103,9 103,00000104,0 104,00480104,1 104,10422104,2 104,20413104,3 104,30424104,4 104,40419104,5 104,50418104,6 104,60480104,7 104,70457104,8 104,80480104,9 104,90445105,0 105,00446105,1 105,10450105,2 105,20413105,3 105,30479105,4 105,40455105,5 105,50412105,6 105,60455105,7 105,70478105,8 105,80444105,9 105,90458106,0 106,00457106,1 106,10421106,2 106,20414
L21
Tampilan LCD
Tampilan Frequency counter
106,3 106,30422106,4 106,40416106,5 106,50422106,6 106,60479106,7 106,70402106,8 106,80480106,9 106,90487107,0 107,00445107,1 107,10458107,2 107,20466107,3 107,30458107,4 107,40459107,5 107,50444107,6 107,60417107,7 107,70458107,8 107,80451107,9 107,90432108,0 108,00459