pengertian dan setting dns server di linux
DESCRIPTION
Pengertian dan Setting DNS Server di LinuxTRANSCRIPT
![Page 1: Pengertian dan Setting DNS Server di Linux](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082409/55cf9df3550346d033affec5/html5/thumbnails/1.jpg)
NIM 120010400Nama G. N. Agung Oka ParamarthaKode Kelas D111Tgl. Pengerjaan 17 Mei 2013TTD
DNS Server di Linux
Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang mengunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunakan pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address. DNS dapat disamakan fungsinya dengan buku telepon. Dimana setiap komputer di jaringan Internet memiliki host name (nama komputer) dan Internet Protocol (IP) address. Secara umum, setiap client yang akan mengkoneksikan komputer yang satu ke komputer yang lain, akan menggunakan host name. Lalu komputer anda akan menghubungi DNS server untuk mencek host name yang anda minta tersebut berapa IP address-nya. IP address ini yang digunakan untuk mengkoneksikan komputer anda dengan komputer lainnya.
Cara Kerja DNS Server
Fungsi dari DNS adalah menerjemahkan nama komputer ke IP address (memetakan). Client DNS disebut dengan resolvers dan DNS server disebut dengan name servers. Resolvers atau client mengirimkan permintaan ke name server berupa queries. Name server akan memproses dengan cara mencek ke local database DNS, menghubungi name server lainnya atau akan mengirimkan message failure jika ternyata permintaan dari client tidak ditemukan. Proses tersebut disebut dengan Forward Lookup Query, yaitu permintaan dari client dengan cara memetakan nama komputer (host) ke IP address.
DNS (Domain Name System) adalah suatu system yang mengubah nama host (seperti linux.or.id) menjadi alamat IP (seperti 64.29.24.175) atas semua komputer yang terhubung langsung ke Internet. DNS juga dapat mengubah alamat IP menjadi nama host.
DNS bekerja secara hirarki dan berbentuk seperti pohon (tree). Bagian atas adalah Top Level Domain(TLD) seperti COM, ORG, EDU, MIL dsb. Seperti pohon DNS mempunyai cabang-cabang yang dicari dari pangkal sampai ke ujung. Pada waktu kita mencari alamat misalnya linux.or.id pertama-tama DNS bertanya pada TLD server tentang DNS Server yang melayani domain .id misalnya dijawab ns1.id, setelah itu dia bertanya pada ns1.id tentang DNS Server yang bertanggung jawab atas .or.id misalnya ns.or.id kemudian dia bertanya pada ns.or.id tentang linux.or.id dan dijawab 64.29.24.175
Sedangkan untuk mengubah IP menjadi nama host melibatkan domain in-addr.arpa. Seperti domain lainnya domain in-addr.arpa pun bercabang-cabang. Yang penting diingat adalah alamat IP-nya ditulis dalam urutan terbalik di bawah in-addr.arpa. Misalnya untuk alamat IP 64.29.24.275 prosesnya seperti contoh linux.or.id: cari server untuk arpa, cari
![Page 2: Pengertian dan Setting DNS Server di Linux](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082409/55cf9df3550346d033affec5/html5/thumbnails/2.jpg)
server untuk in-addr.arpa, cari server untuk 64.in-addr.arpa, cari server 29.64.in-addr.arpa, cari server untuk 24.29.64.in-addr.arpa. Dan cari informasi untuk 275.24.29.64.in-addr.arpa. Pembalikan urutan angkanya memang bisa membingungkan.
Membangun DNS Menggunakan BIND
Untuk instalasi DNS Server kita akan menggunakan packet/software bind (Berkeley Internet Name Domain). Pada Debian dan Ubuntu yang versi baru saat ini, bind sudah sampai pada versi yang ke 9. Cara instalsi pada OS debian, masukkan command berikut.
#apt-get install bind9
Untuk yang menggunakan OS Ubuntu Server, perbedaannya cuma ada pada cara memanggilnya saja. “apt-get install” menjadi “sudo apt-get install”.KonfigurasiUntuk DNS kita harus mengkonfigurasi empat file terlebih dahulu. Empat file di antaranya yaitu file named.conf, file forward, file reverse, dan file resolv.conf.Untuk masuk ke konfigurasi pertama yaitu file named.conf, ketik command
#nano /etc/bind/named.conf
File ini digunakan untuk menentukan zona domain. Yang dimaksud dengan zona domain yaitu mengatur tempat file forward dan reverse. Untuk yang menggunakan debian 6 (Squeeze) jangan terkejut dulu, jika isi dari file named.conf tidak terdapat script konfigurasi zona domain. Untuk Debian 6 script tersebut berada pada file named.conf.default-zones. File tersebut tidak perlu dirubah menjadi named.conf, tetapi langsung edit saja file tersebut. Karena file tersebut sudah di panggil secara otomatis oleh file named.conf. Ubah script berikut
Zone “localhost” {
type master;
file “/etc/bind/db.local”;
};
zone “127-in-addr.arpa” {
type master;
file “/etc/bind/db.127”;
};
Menjadi seperti script di bawah ini.
zone “linux.edu” {
type master;
file “/etc/bind/linux.db”;
};
zone “31.168.192-in-addr.arpa” {
type master;
![Page 3: Pengertian dan Setting DNS Server di Linux](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082409/55cf9df3550346d033affec5/html5/thumbnails/3.jpg)
file “/etc/bind/192.db”;
};
Konfigurasi file pertama telah selesai.Selanjutnya kita masuk pada file forward. Untuk membuat file forward kita tidak perlu mengetik script tersebut dari awal, karena kita tinggal menggandakan file “db.local”. Cara untuk menggandakannya masukkan command berikut.
#cp /etc/bind/db.local /etc/bind/linux.db
Langkah berikutnya edit file “linux.db”. Seperti biasa, untuk masuk ke file linux.db masukkan command berikut.
#nano /etc/bind/linux.db
Ubah script tersebut menjadi seperti di bawah ini.
;
; BIND data file for local loopback interface
;
$TTL 604800
@ IN SOA linux.edu. root.server.edu. (
2 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200; Expire
604800 ); Negative Cache TTL
;
@ IN NS linux.edu
@ IN A 192.168.31.1
www IN A 192.168.31.1
Setelah itu konfigurasi file reverse. Caranya sama dengan kita mengubah file forward. Salin dulu file “db.127” menjadi “192.db”.
#cp /etc/bind/db.127 /etc/bind/192.db
Jika file reverse sudah tersalin, ubah file “192.db” tersebut menjadi sepeerti di bawah ini.
;
; BIND reverse data file for local loopback interface
;
$TTL 604800
@ IN SOA linux.edu. root.server.edu. (
2 ; Serial
![Page 4: Pengertian dan Setting DNS Server di Linux](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082409/55cf9df3550346d033affec5/html5/thumbnails/4.jpg)
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200; Expire
604800 ); Negative Cache TTL
;
@ IN NS linux.edu
1 IN PTR linux.edu
Sekarang file terakhir, yaitu file “resolv.conf”. Masukkan command berikut.
#nano /etc/resolv.conf
Lalu buat script berikut.
domain linux.edu
search linux.edu
nameserver 192.168.31.1
Langkah terakhir, restart bind dengan menggunakan command di bawah ini.
#/etc/init.d/bind9 restart
PengujianSaatnya kita menguji DNS kita. Caranya masukkan command dengan format “nslookup [ip/domain]” seperti contoh di bawah ini.
#nslookup 192.168.31.1
Server: 192.168.31.1
Address: 192.168.31.1#53
1.31.168.192.in-addr.arpa name = linux.edu.
#nslookup linux.edu
Server: 192.168.31.1
Address: 192.168.31.1#53
Name: linux.edu
Address: 192.168.31.1