pengertian geologi
TRANSCRIPT
![Page 1: Pengertian Geologi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083004/55cf9b30550346d033a50f23/html5/thumbnails/1.jpg)
Pengertian Geologi
1.1 Pengertian Geologi
Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya bumi dan
Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi. Secara umum
Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi, termasuk Komposisi, keterbentukan,
dan sejarahnya.
Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan,
dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi. Dengan kata lain
batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi.
1.2 Ruang Lingkup Geologi
Secara keseluruhan bumi ini terdiri dari beberapa lapisan yaitu :
1. Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelubungi Bumi
2. Hidrosfer, yaitu lapisan air yang berada di permukaan Bumi
3. Biosfer, yaitu Lapisan tempat makhluk hidup
4. Lithosfer, yaitu lapisan batuan penyusun Bumi
Ruang lingkup pembelajaran geologi yaitu lithosfer yang merupakan lapisan batuan
penyusun bumi dari permukaan sampai inti bumi. Geologi juga mempelajari benda-
benda luar angkasa, dan bukan tak mugkin suatu saat nanti kita dapat mengetahui
keadaan geologi bulan misalnya.
Cabang-cabang ilmu geologi
Kajian geologi memiliki ruang lingkup yang luas, di dalamnya terdapat kajian-kajian
yang kemudian berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri walaupun sebenarnya
ilmu-ilmu tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling menunjang satu sama lain. ilmu-
ilmu tersebut yaitu :
1. Mineralogi, yaitu ilmu yang mempelajari mineral, berupa pendeskripsian mineral yang
meliputi warna, kilap, goresan, belahan, pecahan dan sifat lainnya.
2. Petrologi, yaitu ilmu yang mempelajari batuan, didalamnya termasuk
deskripsi,klasifikasi dan originnya.
3. Sedimentologi, yaitu ilmu yang mempelajari batuan sediment, meliputi deskripsi,
klasifikasi dan proses pembentukan batuan sediment.
4. Stratigrafi, yaitu ilmu tentang urut-urutan perlapisan batuan, pemeriannya dan
proses pembentukannya.
5. Geologi Struktur, adalah ilmu yang mempelajari arsitektur kerak bumi dan proses
pembentukannya.
6. Palentologi, yaitu ilmu yang mempelajari aspek kehidupan masa lalu yang berupa
fosil. Paleontology berguna untuk penentuan umur dan geologi sejarah.
7. Geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk bentang alam dan proses0proses
pembentukan bentang alam tersebut. Ilmu ini berguna dalam menentukan struktur
geologi dan batuan penyusun suatu daerah.
8. Geologi Terapan, merupakan ilmu-ilmu yang dikembangkan dari geologi yang
digunakan untuk kepentingan umat manusia, diantaranya Geologi Migas, Geologi
Batubara,Geohidrologi, Geologi Teknik, Geofisila, Geothermal dan sebagainya.
BAB II
![Page 2: Pengertian Geologi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083004/55cf9b30550346d033a50f23/html5/thumbnails/2.jpg)
STRUKTUR BUMI
2.1 Kedudukan Bumi dalam jagat Raya
Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung
kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya.
Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelngsungan
hidup penhhuninya termasuk manusia
Bumi merupakan anggota tata-surya bersama 8 planet lainnya yang sama sama
mengelilingi matahari dengan waktu tempuh yang berbeda-beda sesuai dengan jari-jari
lintasannya. Bumi berjarak rata-rata 150 juta km terhadap Matahari dan mengelilingi
Matahari selama 365 hari, yang dijadikan dasar system kalender. Anggota tata-surya
secara lengkap secara berturut turut yaitu: Matahari sebagai pusat, Merkurius, Venus,
Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto.
Tata-surya merupakan bagian dari suatu galaksi yang dinamakan galaksi bima sakti
(Milky Way). Diameter galaksi bima sakti sekitar 80.000-100.000 tahun cahaya.
Di jagat raya ini masih banyak galaksi yang belum didiketahui yang jaraknya
kemungkinan bisa jutaan tahun cahaya. Dari data-data ini kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan dengan
luasnya jagat raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Alloh Maha Besar, Maha Mengetahui
atas segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang
sangat sedikit ini
2.2. Struktur dan Komposisi Bumi
Berdasarkan gelombang seismic struktur internal bumi dapat dibedakan menjadi tiga
komponen utama, yaitu inti (core), mantel (mantle) dan kerak (crust).
• Inti bumi (core)
Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi menjadi dua
macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang memiliki kedalaman
2900-5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang berkedalaman 5100-6371 km. Inti
luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman Discontinuity.
Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis
meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para ahli percaya bahwa
inti bumi tersusun oleh senyawa besi dan nikel.
• Mantel bumi (mantle)
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel
dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel
atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel
bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak
membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang
bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer.
![Page 3: Pengertian Geologi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083004/55cf9b30550346d033a50f23/html5/thumbnails/3.jpg)
• Kerak bumi (crust)
Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-80 km.
kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi dominan
tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak bumi dibedakan menjadi dua
jenis yaitu :
Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut sima.
Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan berat jenis
rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan
penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya di sebut
sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie !982) rata-rata 35 km
dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua biasanya disebut sebagai
lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari batuan yang
berkomposisi granit.
Disamping perbedaan ketebalan dan berat jenis, umur kerak benua biasanya lebih tua
dari kerak samudra. Batuan kerak benua yang diketahui sekitar 200 juta tahun atau Jura.
Umur ini sangat muda bila dibandingkan dengan kerak benua yang tertua yaitu sekitar
3800 juta tahun. Penyebab perbedaan umur ini akan dibahas pada bab selanjutnya.
BAB III
TEORI TEKTONIK LEMPENG
3.1. Sejarah Teori Tektonik Lempeng
1. Continental drift (Wegener, 1912)
2. Convection current of mantle (Holmes, 1931)
3. Sea-floor mapping (Heezen, Tharp, Ewing, 1959-1965)
4. Sea-floor spreading (Dietz, Hess, 1961-1962)
5. Symmetric magnetic stripping across mid-oceanic ridge (Vine and Matthews, 1963)
6. Transform fault (Wilson, 1965)
7. Global seismic zones (Lynn and Sykes, 1968)
8. Global mountain belts (Dewey and Bird, 1970)
9. New Global Tectonic - Plate Tectonic Theory (late 1967-early 1970)
3.2. Lempeng (Plates)
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa bagian terluar dari lapisan bumi adalah kerak bumi
yang terbagi menjadi kerak samudra dan kerak benua. Dibawah kerak terdapat lapisan
yang disebut mantel, zona pemisah antara kerak dengan mantel disebut Mohorovivic
discontinuity. Lapisan mantel atas bagian atas merupakan bagian yang padat, akan
tetapi pada kedalaman sekitar 70-80 km terjadi penurunan kecepatan gelombang
seismic (low velocity zone), hal ini membuktikan bahwa lapisan ini merupakan lapisan
yang cair liat. Kerak bumi beserta mantel atas bagian atas yang padat menjadi satu
kesatuan yang disebut litosfer, sedangkan lapisan cair liat dibawahnya disebut sebagai
astenosfer.
Litosfer tersebut mengapung diatas lapisan astenosfer dan terpotong potong menjadi
beberapa keratan yang disebut lempeng (plates).
![Page 4: Pengertian Geologi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083004/55cf9b30550346d033a50f23/html5/thumbnails/4.jpg)
Lempeng lempeng tersebut bergerak satu sama lain dengan kecepatan yang berbeda-
beda dan terjadi interaksi yang menyebabkan terjadinya kejadian-kejadian geologi
seperti pembentukan gunung api, gempa bumi, pembentukan struktur geologi,
pembentukan batuan dan kejadian geologi lainnya. Walaupun kecepatan rata-rata
lempeng tersebut hanya sekitar 7cm/tahun dan kita tidak bisa merasakannya, tetapi
dengan waktu berjuta-juta tahun akan menyebabkan kejadian yang berarti seperti
kejadian geologi yang disebutkan sebelumnya. Misalkan kecepatan lempeng 5cm/tahun
dan waktunya 50 juta tahun maka lempeng tersebut akan bergerak sejauh 2500 km.
Dalam kejadian-kejadian geologi waktu yang diperlukan cukup panjang yaitu dengan
satuan juta tahun. waktu ini disusun dalam skala waktu geologi.
Contoh lempeng-lempeng yang besar diantaranya, lempeng Pasifik, lempeng Eurasia,
lempeng Amerika Utara, lempeng Amerika Selatan, Lempeng Indo Australia dan
Lempeng Afrika.
Batas lempeng
Sudah disebutkan bahwa antara satu lempeng dengan lempeng lainnya yang
berdampingan akan terjadi interaksi pada batas lempengnya, jenis interaksi yang terjadi
yaitu :
Batas Divergen
Batas Divergen adalah batas dimana dua buah lempeng atau lebih saling menjauh, gaya
yang bekerja pada batas ini adalah gaya tarikan (tensional). Hal ini mengakibatkan
lempeng saling menjauh dan mengakibatkan naiknya magma dari astenosfer dan
terjadilah pembentukan kerak baru dalam hal ini kerak samudra.
Jika kejadian ini berlangsung tanpa adanya penunjaman kembali lempeng di sisi yang
lain maka dapat dibayangkan bumi ini akan terus membesar. Contoh batas divergen
yaitu Mid Atlantic Ridge.
Batas Konvergen
Batas Konvergen yaitu batas dimana dua buah lempeng saling mendekat, hal ini
mengakibatkan terjadinya subduksi atau kolisi. Gaya yang timbul pada interaksi ini yaitu
gaya kompresional.
• Subduksi
Bila lempeng samudra dengan lempeng benua terjadi interaksi jenis ini maka lempeng
samudra akan menunjam kebawah lempeng benua. Hal ini terjadi karena berat jenis dari
lempeng samudra lebih berat dari lempeng benua sehingga lempeng benua seperti
menunggang atau mengapung. Hal inilah yang menyebabkan batuan di kerak benua
umurnya lebih tua dari umur batuan di kerak samudra.
Akibat kejadian ini akan terjadi kejadian kejadian geologi seperti pembentukan jalur
gunung api pada kerak yang menunggangi dalam hal ini kerak benua, yang diakibatkan
peleburan kerak samudra yang menunjam sehingga memicu pembentukan magma yang
kemudian naik dan membentuk gunung api. Selain itu akan terjadi berbagai macam
struktur geologi seperti sesar dan lipatan yang diakibatkan gaya kompresional dari
interaksi tersebut. Contoh interaksi ini yaitu bagian Barat Sumatera dan Selatan Jawa.
Bila lempeng samudra dengan lempeng samudra terjadi interaksi konvergen maka salah
satu lempeng akan menunjam. Hal ini akan mengakibatkan pembentukan jalur
![Page 5: Pengertian Geologi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083004/55cf9b30550346d033a50f23/html5/thumbnails/5.jpg)
kepulauan gunungapi (island arc) pada lempeng yang menunggangi. Contoh interaksi ini
yaitu kepulauan Jepang
• Kolisi
Apabial lempeng benua bertemu dengan lempeng benua maka lempeng tersebut tidak
ada yang tertunjam karena keduanya sama-sama ringan, hal ini mengakibatkan
pembentukan pegunungan lipatan yang biasanya sangat tinggi. Contoh yang paling
nyata yaitu pegunungan himalaya yang diakibatkan interaksi antara lempeng Eurasia
dengan India.
Sesar Transform
Yaitu batas antara lempeng yang saling berpapasan, biasanya batas ini terjadi karena
batas konvergen yang tidak lurus.
BAB IV
BATUAN
4.1 Pengertian Batuan
Batuan adalah agregat padat dari mineral, atau kumpulan yang terbentuk secara alami
yang tersusun oleh butiran mineral, gelas, material organik yang terubah, dan kombinasi
semua komponen tersebut.
Mineral adalah zat padat anorganik yang mempunyai komposisi kimia tertentu dengan
susunan atom yang teratur, yang terjadi tidak dengan perantara manusia dan tidak
berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, dan dibentuk oleh alam (Warsito
Kusumoyudo, 1986). Kristal adalah zat padat yang mempunyai bentuk bangun yang
beraturan yang terdiri dari atam-atom dengan susunan yang teratur.
Berzelius mengklasifikasikan mineral menjadi 8 golongan, yaitu:
1. Elemen native, contohnya emas, perak, tembaga dan intan
2. Sulfida, contohnya Galena, pirit
3. Oksida dan Hidroksida, contohnya korondum
4. Halida, contohnya Halite
5. Karbonat, Nitrat, Borat, Lodat, contohnya Kalsit
6. Sulfat, Khromat, Molibdenat, dan Tungstat, contohnya Barit
7. Fosfat, Arenat dan Vanadat, contohnya Apatit
8. Silikat, contohnya kuarsa, Feldspar, Piroksen.
Mineral memiliki sifat-sifat khusus yang dapat kita jadikan sebagai penciri mineral
tertentu. Sifat-sifat mineral diantaranya
1. Warna,
2. Goresan,
3. Kilap,
4. Belahan,
5. Pecahan
6. Kekerasan.
Tabel Kekerasan Mineral
Kekerasan Mineral
![Page 6: Pengertian Geologi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083004/55cf9b30550346d033a50f23/html5/thumbnails/6.jpg)
1 Talk
2 Gipsum
3 Kalsit
4 Fluori
5 Apatit
6 Ortoklas
7 Kuarsa
8 Topas
9 Korondum
10 Intan
4.2 Pembagian Batuan
Berdasarkan pembentukannya batuan dibedakan menjadi tiga yaitu batuan beku,
sedimen, dan metamorf. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari kristalisasi
(pembekuan) magma.
Batuan sediment terbentuk dibawah kondisi permukaan dan terdiri dari kumpulan (1)
presipitasi kimia dan biokimia; (2) fragmen atau butiran batuan, mineral dan fosil; (3)
kombinasi material-material tersebut.\
Batuan metamorf adalah batuan yang asalnya adalah batuan beku, sediment atau
metamorf yang berubah secara mineralogy, tekstur atau keduanya tanpa mengalami
peleburan yang diakibatkan oleh panas, tekanan, atau cairan kimia aktif. Panas dan
tekanan disini berbeda dengan kondisi dipermukaan.
4.3 Penyebaran Batuan di Bumi
Bumi adalah tubuh padat, kecuali pada inti luar, dan beberapa tempat yang relative
kecil didalam mantel atas dan kerak, yang cair. Kebanyakan dari material yang padat
merupakan batuan metamorf, ini dikarenakan batuan di inti dalam, mantel dan kerak
telah terubah dikarenakan tekanan dan temperature yang tinggi.
Magma yang terbentuk pada mantel atas naik ke level yang lebih tinggi didalam kerak
dan mengalami kristalisasi. Batuan sediment terbentuk di permukaan atau dekat
permukaan.
Di daratan, batuan sediment menutupi sekitar 66 % dari total batuan yang tersingkap
(Blatt dan Jones, 1975). Sisanya sekitar 34 % adalah batuan kristalin yang berupa batuan
beku dan metamorf. Di bawah samudra kebanyakan ditutupi oleh material sediment atau
batuan sediment yang tipis. Dibawah tutupan sediment, didominasi oleh batuan beku
dan metamorf.
BAB V. BATUAN BEKU
5.1 Pengertian Batuan Beku
![Page 7: Pengertian Geologi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083004/55cf9b30550346d033a50f23/html5/thumbnails/7.jpg)
Batuan beku (Igneous Rock) adalah batuan yang terbentuk dari kristalisasi atau
pembekuan dari magma. Pembekuan ini dapat berlangsung di permukaan atau jauh di
bawah permukaan. Perbedaan tempat pembentukan ini pada ahirnya akan digunakan
dalam klasifikasi dan mempengaruhi sifat-sifat batuan yang terbentuk.Batuan beku yang
terbentuk di permukaan disebut batuan volkanik (ekstrusif) dan yang terbentu di jauh di
bawah permukaan bumu disebut batuan plutonik (intrusif).
5.2 Magma dan Deret Bowen
Magma adalah cairan silikat yang sangat panas, mengandung oksida, sulfide serta
volatile. Volatile ini terutama terdiri dari CO2, Sulfur (S), Chlorine (Cl), Fluorine (F) dan
Boron (B) yang dikeluarkan ketika magma membeku. Temperatur magma berkisar
antara 6000 C ( magma asam) sampai 12500 C (magma basa), dimana kedua jenis
magma ini merupakan induk batuan beku.
Temperatur magma turun hingga mencapai titik jenuhnya, maka magma akan mulai
mengkristal. Umumnya unsure-unsur yang sukar larut akan mengkristal terlebih dulu
seperti apatit, zircon, ilmenit, magnetit, rutile, titanit, chromit. Sementara mineral yang
mudah larut mengkristal kemudian dan terjebak di sekitar kristal yang terbentuk terlebih
dahulu.
Mineral utama pembentuk batuan juga mengalami hal yang serupa, yang mula-mula
mengkristal dan selanjutnya yaitu olivin, piroksen, amfibol, dan selanjutnya seperti yang
dikemukakan oleh Bowen (1922). Bowen menggambarkannya berupa chart yang disebut
Deret Bowen (Bowen’s Series)
Urutan pembekuan magma berdasarkan temperaturnya dapat dibedakan menjadi
beberapa tahap pembekuan yaitu :
1. Tahap Orthomagmatik, yaitu pembekuan magma yang pertama kali dengan
temperatur > 8000C
2. Tahap Pegmatitik, yaitu pembekuan magma pada temperatur antara 6000C – 8000C
3. Tahap Pneumatolitik, yaitu pembekuan magma pada temperatur antara 4000C –
6000C serta kaya akan gas
4. Tahap Hydrothermal, yaitu pembekuan magama berkisar antara 1000C – 4000C.
Berupa larutan sisa yang kaya akan gas dan larutan/cairan.
Dalam perjalanannya magma mengalami perubahan yang terdiri dari tiga proses utama,
yaitu :
1. Differensiasi magma, yaitu suatu proses yang menyebabkan magma yang asalnya
relatif homogen terpecah-pecah menjadi beberapa bagian atau fraksi dengan komposisi
yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh migrasi ion atau molekul dalam larutan
magma karena adanya perubahan temperatur dan tekanan. Ketika magma mengalami
penurunan tekanan dan temperatur, maka mineral yang memiliki titik lebur yang tinggi
mulai mengkristal, sedangkan cairan yang belum membeku akan terus naik dan akhirnya
keseluruhan cairan magma itu membeku.
2. Assimilasi. Ketika magma naik menuju ke permukaan, magma tersebut tentunya
![Page 8: Pengertian Geologi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083004/55cf9b30550346d033a50f23/html5/thumbnails/8.jpg)
melewati batuan samping, hal ini akan menyebabkan terjadinya interaksi antara magma
dan batuan samping. Interaksi yang terjadi yaitu meleburnya batuan samping, terjadi
reaksi dengan batuan samping dan pelarutan batuan samping, dengan demikian magma
akan mengalami perubahan komposisi. Tingkat perubahan komposisi pada magma
tergantung pada jenis magma, jenis batuan samping, dan jauh dekatnya jarak yang
ditempuh oleh magma.
3. Pencampuran magma. Dalam perjalanannya magma dapat bertemu dengan magma
dengan komposisi yang berbeda, hal ini tentunya akan merubah komposisi magma.
5.3 Struktur batuan beku
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku
extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada
tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap
merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut
sebagai struktur batuan beku.
1. Struktur batuan beku ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur
yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava
tersebut. Struktur ini diantaranya:
yang terlihat seragam. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan
terlihat sebagai lapisan. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang
memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil. Columnar joint, yaitu
struktur yang
lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan
proses pembekuan terjadi pada lingkungan air. Pillow
struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk
akibat pelepasan gas pada saat pembekuan. Vesikular, yaitu
struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau
zeolit. Amigdaloidal, yaitu
kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran. Struktur aliran, yaitu struktur
yang memperlihatkan adanya
Gambar 5.2 Struktur Vesikular (atas) dan Columnar joint (bawah) pada suatu aliran lava
2. Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan
dan diskordan
![Page 9: Pengertian Geologi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083004/55cf9b30550346d033a50f23/html5/thumbnails/9.jpg)
Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari
tubuh batuan ini yaitu :
1) Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
disekitarnya.
2) Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan
batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini,
sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil
dengan kedalaman ribuan meter.
3) Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk
tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari
laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
4) Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan
kilometer.
Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis
tubuh batuan ini yaitu:
1) Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk
tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan
kilometer dengan panjang ratusan meter
2) Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2
dan membeku pada kedalaman yang besar
.
3) Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil
yaitu< 100 km2
5.4 Tekstur Batuan Beku
Magma merupakan larutan yang kompleks. Karena terjadi penurunan temperatur,
perubahan tekanan dan perubahan dalam komposisi, larutan magma ini mengalami
kristalisasi. Perbedaan kombinasi hal-hal tersebut pada saat pembekuan magma
mengakibatkan terbentuknya batuan yang memilki tekstur yang berbeda.
Ketika batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan yang tinggi di
bawah permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama maka mineral-mineral
penyusunya memiliki waktu untuk membentuk sistem kristal tertentu dengan ukuran
mineral yang relatif besar. Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan temperatur dan
![Page 10: Pengertian Geologi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083004/55cf9b30550346d033a50f23/html5/thumbnails/10.jpg)
tekanan permukaan yang rendah, mineral-mineral penyusun batuan beku tidak sempat
membentuk sistem kristal tertentu, sehingga terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak
memiliki sistem kristal, dan mineral yang terbentuk biasanya berukuran relatif kecil.
Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan :
1. Tingkat kristalisasi
Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal
Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas
2. Ukuran butir
Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh mineral-mineral
yang berukuran kasar.
Porphyritic, yaitu batuan beku yang tersusun oleh mineral berukuran kasar (fenokris) dan
mineral berukuran halus (masa dasar)
Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran
halus.
3. Bentuk kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali biasanya
berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang yang
ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang terlihat melalui
pengamatan mikroskop yaitu:
Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.
4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya
Panoidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang kristal
atau bentuk kristal euhedral (sempurna)
Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk euhedral dan
subhedral.
Allotriomorf (Xenomorf), sebagian bear penyusunnya merupakan kristal yang berbentuk
anhedral.
5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya
![Page 11: Pengertian Geologi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083004/55cf9b30550346d033a50f23/html5/thumbnails/11.jpg)
Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama
Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama
5.5 Klasifikasi Batuan Beku
Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia,
tekstur, dan mineraloginya.
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibedakan atas :
1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.
2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh dari permukaan
bumu
3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi
Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu mineral mafic
(gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, dan mineral felsic (terang) seperti
Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:
1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%
2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%
3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%
4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%
Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2nya batuan beku diklasifikasikan
menjadi empat yaitu:
1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit, Ryolit.
2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%. Contohnya Diorit,
Andesit3. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya Gabbro,
Basalt
4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 45%, contohnya peridotit,
piroksenit, dunit.
Mineralogi dan tekstur biasanya menjadi suatu dasar yang tidak terpisahkan dalam
pengklasifikasian batuan beku. Berdasarkan mineraloginya (Streickeisen) batuan beku
terbagi menjadi 2 yaitu :
Kelas A dengan Mafic 90%
![Page 12: Pengertian Geologi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083004/55cf9b30550346d033a50f23/html5/thumbnails/12.jpg)
Klasifikasi kelas A dengan mineral Mafic 90%
Untuk klasifikasi berdasarkan mineralogi, batuan harus disayat tipis dan kemudian
dilakukan pendeskripsian melalui mikroskop. '