pengertian sensor

24
MAKALAH FISIKA TEKNIK II SENSOR DAN TRANDUSER MALA IKLIMAH 135514035 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO – B UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Upload: malaiklimah

Post on 29-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

macam macam sensor serta penggunaannya

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Sensor

MAKALAH

FISIKA TEKNIK II

SENSOR DAN TRANDUSER

MALA IKLIMAH

135514035

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO – B

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

2014

Page 2: Pengertian Sensor

DAFTAR ISI

Daftar Isi ....................................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan....................................................................................2

BAB II ISI

2.1 Pengertian Sensor........................................................................................................3

2.1.2 Persyaratan Umum Sensor ...............................................................................3

2.2.2 Macam-macam Sensor .....................................................................................5

2.2 Pengertian Transducer.................................................................................................12

2.2.1 Klasifikasi Transducer .....................................................................................12

2.2.2 Persyaratan Umum Transducer ........................................................................14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................15

Daftar Pustaka ............................................................................................................................16

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 1

Page 3: Pengertian Sensor

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang cepat

terutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di industri

pemabrikan, dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan manusia,

kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan electro-mechanic (semi

otomatis) dan sekarang sudah menggunakan robotic (full automatic) seperti penggunaan

Flexible Manufacturing Systems (FMS) dan Computerized Integrated Manufacture

(CIM) dan sebagainya.

Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi pemabrikan sangat

tergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian menunjukan 

secanggih apapun sistem kendali yang dipakai akan sangat tergantung kepada sensor

maupun transduser yang digunakan.

Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai

peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian

dalam memilih sebuah sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan

secara otomatis.

Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran listrik,

seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya. Untuk memakaikan besaran 

listrik pada sistem pengukuran, atau sistem manipulasi atau sistem pengontrolan, maka

biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik

melalui sebuah alat yang disebut transducer  

1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan sensor dan jenis-jenisnya ?2. Apa yang dimaksud dengan transducer serta klasifikasinya ?

1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian sensor serta jenis-jenisnya.2. Untuk mengetahui pengertian dari transducer serta klasifikasinya.

BAB II

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 2

Page 4: Pengertian Sensor

ISI

2.1 Pengertian Sensor

D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi

untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu

energy seperti energy listrik, energy fisika, energy kimia, energy biologi, energy

mekanik dan sebagainya. Contoh: mata sebagai sensor penglihatan, telinga sebagai

sensor pendengaran, kulit sebagai sensor peraba, LDR (Light Dependent Resistance)

sebagai sensor cahaya, dan lainnya.

Secara umum sensor dapat diibaratkan sebagai indra pada manusia. Manusia

dianugerahi mata untuk mengindra cahaya, telinga untuk mengindra gelombang suara,

lidah untuk mengindra pengecapan, hidung untuk mengindra aroma, serta kulit untuk

mengindra kekasaran dan temperatur.

Output dari sensor dapat digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu :

a. Ditampilkan (kepada manusia)

b. Disimpan, untuk digunakan pada waktu lain.

c. Diproses lebih lanjut menggunakan metode statistik atau teknik data mining

d. Digunakan sebagai umpan balik (feedback) pada sistem kendali kalang tertutup

(closed loop control system)

2.1.1 Persyaratan Umum sensor

Persyaratan Umum sensor berikut ini: (D Sharon, dkk, 1982)

a.       Linearitas

Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal yang berubah secara kontiniu

sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara kontiniu. Sebagai contoh,

sebuah sensor panas dapat menghasilkan tegangan sesuai dengan panas yang

dirasakannya. Dalam kasus ini, biasanya dapat diketahui secara tepat bagaimana

perubahan keluaran dibandingkan dengan masukannya berupa secara grafis. Gambar 1.1

(terlampir) memperlihatkan hubungan dari dua buah sensor panas yang berbeda. Garis

lurus pada gambar 1.1(a) (terlampir) memperlihatkan tangapan linier, sedangkan pada

gambar 1.1(b) (terlampir) adalah tanggapan non-linier.

b.      Sensitivitas

Sensitivitas akan menunjukan seberapa ajuh kepekaan sensor terhadap kuantitas

yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang menunjukan

“perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan masukan”. Beberapa sensor panas

dapat memiliki kepekaan yang menyatakan dengan “satu volt per derajat” yang berarti

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 3

Page 5: Pengertian Sensor

perubahan satu derajat pada masukan akan menghasilkan perubahan satu volt pada

keluarannya. Sensor panas lainnya dapat saja memiliki kepekaan “dua volt per derajat”

yang berarti memiliki kepekaan dua kali dari sensor pertama. Linearitas sensor juga

mempengaruhi sensitivitas dari sensor. Apabila tanggapannya linier, maka

sensitivitasnyajuga akan sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhan.

c.       Tanggapan waktu

Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya

terhadap perubahan masukan. Sebagi contoh, instrument dengan tanggapan frekuensi

yang jelek adalah sebuah thermometer merkuri. Masukannya adalah temperature dan

keluarnnya adalah posisi merkuri. Misalkan perubahan temperature menjadi sedikit demi

sedikit dan kontiniu terhadap waktu, seperti tampak pada gambar 1.2(a) (terlampir).

Frekuensi adalah jumlah siklus dalam satu detik dan diberikan dalam satuan

Hertz (Hz). Satu Hertz berarti 1 siklus perdetik, 1 kiloHertz berarti 1000 siklus perdetik.

Pada frekuensi rendah, yaitu pada saat temperature berubah secara lambat, thermometer

akan mengikuti dengan perubahan tersebut dengan setia. Tetapi apabila perubahan

tempertur cepat maka tidak diharapkan akan memilhat perubahan besar pada

thermometer merkuri, karena ia bersifat lambat dan hanya akan menunjukan temperatur

rata-rata.

Ada bermacam cara untuk menyatakan tanggapan frekuensi sebuah sensor.

Misalnya “satu milivolt pada 500 Hertz”. Tanggapan frekuensi dapat pula dinyatakan

dengan decibel (dB), yaitu untuk membandingkan daya keluaran pada frekuensi tertentu

dengan daya keluaran pada frekuensi referensi.

Yayan I.B, (1998), mengatakan ketentuan lain yang perlu diperhatikan dalam

memilik sensor yang tepat adalah dengan mengajukan pertanyaan berikut ini:

a. Apakah ukuran fisik sensor cukup memenuhi untuk dipasang pada tempat yang

diperlukan?

b. Apakah ia cukup akurat?

c. Apakah ia bekerja pada jangkauan yang sesuai?

d. Apakah ia akan mempengaruhi kuantitas yang sedang diukur?

Sebagai contoh: bila sebuah sensor panas yang besar dicelupkan kedalam sejumlah

air yang kecil, malah menimbulkan efek memanaskan air tersebut, bukan

menyensornya.

e. Apakah ia tidak mudah rusak dalam pemakaiannya?

f. Apakah ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya?

g. Apakah biayanya terlalu mahal?

2.1.2 Macam-macam sensor

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 4

Page 6: Pengertian Sensor

A. Sensor Cahaya

Sensor Cahaya adalah salah satu alat yang digunakan dalam bidang elektronika,

alat ini berfungsi untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Alat ini

memungkinkan kita untuk melakukan pendeteksian cahaya dan kemudian untuk

melakukan perubahan terhadapnya menjadi sinyal listrik dan dipakai dalam sebuah

rangkaian yang memakai cahaya sebagai pemicunya. Cara kerja dari alat ini adalah

mengubah energy dari foton menjadi electron, umumnya satu foton dapat

membangkitkan satu electron. Alat ini mempunyai kegunaan yang sangat luas salah satu

yang paling popular adalah pada kamera digital. Beberapa komponen yang biasanya

digunakan dalam rangkaian sensor cahaya adalah Light Dependent Resistor, Photodiode,

dan Photo Transistor.

Gambar Sensor Cahaya

Salah satu komponen yang menggunakan sensor cahaya adalah Light Dependent

Resistor (LDR), adalah suatu komponen elektronika yang memiliki hambatan yang dapat

berubah sesuai perubahan intensitas cahaya, resistensi dari LDR akan menurun jika ada

penambahan intensitas cahaya yang mengenainya.Pada dasarnya komponen ini

merupakan suatu resistor yang memiliki nilai resistensi bergantung pada jumlah cahaya

yang jatuh pada permukaan sensor tersebut. LDR dapat dibuat dari semikonduktor

beresistensi tinggi yang tidak dilindungi dari cahaya. Jika cahaya yang mengenainya

memiliki frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor akan

menyebabkan electron memiliki energy yang cukup untuk meloncat ke pita konduksi.

Elektron bebas yang dihasilkan (dan pasangan lubangnya) akan mengalirkan listrik,

sehingga menurunkan resistensinya.

Komponen yang menggunakan sensor cahaya berikutnya adalah Photo Transistor

/ fototransistor, secara sederhana adalah sebuah transistor bipolar yang memakai kontak

(junction) base-collector yang menjadi permukaan agar dapat menerima cahaya sehingga

dapat digunakan menjadi konduktivitas transistor. Secara lebih detail Photo Transistor

merupakan sebuah benda padat pendeteksi cahaya yang memiliki gain internal. Hal ini

yang membuat foto transistor memiliki sensivitas yang lebih tinggi dibandingkan

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 5

Page 7: Pengertian Sensor

photodiode / foto diode, dalam ukuran yang sama. Alat ini dapat menghasilkan sinyal

analog maupun sinyal gigital. Photo Transistor sejenis dengan transistor pada umumnya,

bedanya pada Photo Transistor dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis

untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan pn.

B. Sensor Thermal

Sensor thermal adalah sensor yang  dapat mendeteksi gejala-gejala perubahan

suatu bentuk energi ke energi lainnya. Berikut adalah beberapa contoh sensor thermal :

1. Bimetal

Bimetal adalah sensor suhu yang terbuat dari dua buah lempengan logam yang

berbeda koefisien muainya (α) yang direkatkan menjadi satu.

Bila suatu logam dipanaskan maka akan terjadi pemuaian, besarnya pemuaian

tergantung dari jenis logam dan tingginya temperatur kerja logam tersebut. Bila dua

lempeng logam saling direkatkan dan dipanaskan, maka logam yang memiliki

koefisien muai lebih tinggi akan memuai lebih panjang sedangkan yang memiliki

koefisien muai lebih rendah memuai lebih pendek. Oleh karena perbedaan reaksi

muai tersebut maka bimetal akan melengkung kearah logam yang muainya lebih

rendah. Dalam aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi saklar Normally Closed

(NC) atau Normally Open (NO).

2. Termistor

Termistor atau tahanan thermal adalah alat semikonduktor yang berkelakuan

sebagai tahanan dengan koefisien tahanan temperatur yang tinggi, yang biasanya

negatif. Umumnya tahanan termistor pada temperatur ruang dapat berkurang 6%

untuk setiap kenaikan temperatur sebesar 1oC. Kepekaan yang tinggi terhadap

perubahan temperatur ini membuat termistor sangat sesuai untuk pengukuran,

pengontrolan dan kompensasi temperatur secara presisi.

3. Resistance Thermal Detector (RTD)

RTD adalah salah satu dari beberapa jenis sensor suhu yang sering digunakan.

RTD dibuat dari bahan kawat tahan korosi, kawat tersebut dililitkan pada bahan

keramik isolator. Bahan tersebut antara lain; platina, emas, perak, nikel dan tembaga,

dan yang terbaik adalah bahan platina karena dapat digunakan menyensor suhu

sampai 1500o C. Tembaga dapat digunakan untuk sensor suhu yang lebih rendah dan

lebih murah, tetapi tembaga mudah terserang korosi.

RTD memiliki keunggulan dibanding termokopel yaitu:

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 6

Page 8: Pengertian Sensor

1. Tidak diperlukan suhu referensi

2. Sensitivitasnya cukup tinggi, yaitu dapat dilakukan dengan cara mem-perpanjang

kawat yang digunakan dan memperbesar tegangan eksitasi.

3. Tegangan output yang dihasilkan 500 kali lebih besar dari termokopel

4. Dapat digunakan kawat penghantar yang lebih panjang karena noise tidak jadi

masalah

5. Tegangan keluaran yang tinggi, maka bagian elektronik pengolah sinyal menjadi

sederhana dan murah.

Resistance Thermal Detector (RTD) perubahan tahanannya lebih linear

terhadap temperatur uji tetapi koefisien lebih rendah dari thermistor

4. Termokopel

Pembuatan termokopel didasarkan atas sifat thermal bahan logam. Jika sebuah

batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada ujung tersebut

elektron-elektron dalam logam akan bergerak semakin aktif dan akan menempati

ruang yang semakin luas, elektron-elektron saling desak dan bergerak ke arah ujung

batang yang tidak dipanaskan. Dengan demikian pada ujung batang yang dipanaskan

akan terjadi muatan positif.

Kerapatan electron untuk setiap bahan logam berbeda tergantung dari jenis

logam. Jika dua batang logam disatukan salah satu ujungnya, dan kemudian

dipanaskan, maka elektron dari batang logam yang memiliki kepadatan tinggi akan

bergerak ke batang yang kepadatan elektronnya rendah, dengan demikian terjadilah

perbedaan tegangan diantara ujung kedua batang logam yang tidak disatukan atau

dipanaskan. Besarnya termolistrik atau gem ( gaya electromagnet ) yang dihasilkan

menurut T.J Seeback (1821) yang menemukan hubungan perbedaan panas (T1 dan

T2) dengan gaya gerak listrik yang dihasilkan E, Peltir (1834), menemukan gejala

panas yang mengalir dan panas yang diserap pada titik hot-juction dan cold-junction,

dan Sir William Thomson, menemukan arah arus mengalir dari titik panas ke titik

dingin dan sebaliknya, 

Perilaku beberapa jenis thermocouple diperlihatkan oleh gambar

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 7

Page 9: Pengertian Sensor

tipe E (chromel-konstanta)

tipe J (besi-konstanta)

tipe T (tembaga-Konstanta)

tipe K (chromel-alumel)

tipe R atau S (platina-pt/rodium

5. Dioda (IC hybrid)

Dioda dapat pula digunakan sebagai sensor temperatur yaitu dengan

memanfaatkan sifat tegangan junction.Dimanfaatkan juga pada sensor temperatur

rangkaian terintegrasi (memiliki rangkaian penguat dan kompensasi dalam chip yang

sama).

Contoh rangkaian dengan IC sensor

6. Infrared Pyrometer

Sensor inframerah dapat pula digunakan untuk sensor temperatur

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 8

Page 10: Pengertian Sensor

Gambar Infrared Pyrometer sebagai sensor temperatur

Memanfaatkan perubahan panas antara cahaya yang dipancarkan dengan

diterima yang diterima pyrometer terhadap objek yang di deteksi.

C. Sensor Mekanik

Sensor Mekanik (Mechanics Sensor) merupakan sensor atau transduser yang

digunakan untuk mengetahui, mengukur atau mendeteksi nilai perubahan atau

gerakan mekanis dari suatu objek.

Pergerakkan mekanis adalah tindakan yang paling banyak dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari, seperti perpindahan suatu benda dari suatu posisi ke posisi

lain, kecepatan mobil di jalan raya, dongrak mobil yang dapat mengangkat mobil

seberat 10 ton, debit air didalam pipa pesat, tinggi permukaan air dalam tanki.

Semua gerak mekanis tersebut pada intinya hanya terdiri dari tiga macam, yaitu

gerak lurus, gerak melingkar dan gerak memuntir. Gerak mekanis disebabkan oleh

adanya gaya aksi yang dapat menimbulkan gaya reaksi. Banyak cara dilakukan

untuk mengetahui atau mengukur gerak mekanis misalnya mengukur jarak atau

posisi dengan 30 meter, mengukur kecepatan dengan tachometer, mengukur debit air

dengan rotameter dsb. Tetapi jika ditemui gerakan mekanis yang berada dalam suatu

sistem yang kompleks maka diperlukan sebuah sensor untuk mendeteksi atau

mengimformasikan nilai yang akan diukur. Berikut akan dijabarkan beberapa jenis

sensor mekanis yang sering dijumpai :

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 9

Page 11: Pengertian Sensor

1. Sensor Posisi

Sensor Posisi Pengukuran posisi dapat dilakukan dengan cara analog dan

digital. Untuk pergeseran yang tidak terlalu jauh pengukuran dapat dilakukan

menggunakan cara-cara analog, sedangkan untuk jarak pergeseran yang lebih

panjang lebih baik digunakan cara digital.

Hasil sensor posisi atau perpindahan dapat digunakan untuk mengukur

perpindahan linier atau angular. Teknis perlakuan sensor dapat dilakukan dengan

cara terhubung langsung ( kontak ) dan tidak terhubung langsung ( tanpa kontak ).

2. Sensor Kecepatan

Sensor Kecepatan (Motion Sensor) Pengukuran kecepatan dapat dilakukan

dengan cara analog dan cara digital. Secara umum pengukuran kecepatan terbagi dua

cara yaitu: cara angular dan cara translasi. Untuk mengukur kecepatan translasi dapat

diturunkan dari cara pengukuran angular. Yang dimaksud dengan pengukuran

angular adalah pengukuran kecepatan rotasi (berputar), sedangkan pengukuran

kecepatan translasi adalah kecepatan gerak lurus beraturan dan kecepatan gerak lurus

tidak beraturan.

3. Sensor Tekanan (Presure Sensor)

Transduser tekanan dan gaya (load cell)

1. terdiri dari bahan elastis dan sensor perpindahan (displacement)

2. besaran ukur (i) strain atau (ii) displacement

3. pengelompokan: tipe absolute gauge dan diferensial

Sensor tekanan dengan diafragma reliable, sukar dibuat, reproducible

1. besaran ukur strain dengan strain gauge atau displacement dengan

kapasitansi

2. pengukuran dengan kapasitansi dalam rangkaian jembatan sangat sensitif

dan mahal

3. Penempatan dan rangkaian sensor

Rangkaian jembatan untuk kompensasi temperatur

Resistor sensitif temperatur baik dalam jembatan maupun pada regulator

tegangan.

4. Sensor Aliran Fluida

Sensor Aliran Fluida (Flow Sensor) Pengukuran aliran mulai dikenal sejak

tahun 1732 ketika Henry Pitot mengatur jumlah fluida yang mengalir. Dalam

pengukuran fluida perlu ditentukan besaran dan vektor kecepatan aliran pada suatu

titik dalam fluida dan bagaimana fluida tersebut berubah dari titik ke titik.

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 10

Page 12: Pengertian Sensor

5. Sensor Level

Sensor Level Pengukuran level dapat dilakukan dengan bermacam cara antara

lain dengan: pelampung atau displacer, gelombang udara, resistansi, kapasitif, ultra

sonic, optic, thermal, tekanan, sensor permukaan dan radiasi. Pemilihan sensor yang

tepat tergantung pada situasi dan kondisi sistem yang akan di sensor.

D. Sensor Suara

Sensor Suara adalah sensor yang memiliki cara kerja merubah besaran suara

menjadi besaran listrik. Pada dasarnya prinsip kerja pada alat ini hampir mirip

dengan cara kerja sensor sentuh pada perangkat seperti telepon genggam, laptop, dan

notebook. Sensor ini bekerja berdasarkan besar kecilnya kekuatan gelombang suara

yang mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor

yang memiliki kumparan kecil dibalik membran tersebut naik dan turun. Kecepatan

gerak kumparan tersebut menentukan kuat lemahnya gelombang listrik yang

dihasilkannya. Salah satu komponen yang termasuk dalam sensor ini adalah

Microphone atau Mic. Mic adalah komponen eletronika dimana cara kerjanya yaitu

membran yang digetarkan oleh gelombang suara akan menghasilkan sinyal listrik.

Gambar Sensor Suara

Mic dapat diklarifikasikan menjadi beberapa jenis dasar antara lain; dinamis,

piezoelektrik, dan elektrostatik. Mic dinamis adalah contoh alat yang memiliki

sensor suara dengan peran yang besar dalam dunia industri musik. Sedangkan untuk

Mic piezoelektrik digunakan secara luas untuk mic dengan meter rendah tingkat

frekuensi suara. Untuk masalah pengukuran, mic elektrostatik adalah yang paling

populer karena mereka dapat dirampingkan, memiliki ffrekuensi respon konsekuensi

rata selama rentang frekuensi yang luas, dan menyediakan nyata stabilitas yang

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 11

Page 13: Pengertian Sensor

tinggi dibandingkan dengan mic jenis lain. Intensitas suara mic ini dirancang untuk

menangkap intensitas suara bersama dengan unit arah aliran sebagai besaran vektor.

Bila dilihat dari intensitas bunyi, mic dibagi menjadi dua jenis, yaitu arang dan

capasitor.

Diperlukan bebrapa komponen dalam pembuatan sensor suara. Komponen

yang diperlukan sangat mudah ditemukan dan memiliki harga yang terjangkau.

Komponen-komponen yang dibutuhkan antara lain; resistor memiliki dua saluran

yang fungsinya untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan

tegangan diantara dua salurannya sesuai dengan arus, kondensator, trimpot memiliki

hambatan listrik yang dapat diubah-diubah dengan cara memutar porosnya, dioda

adalah bahan semikonduktor yang dapat menghantar arus listrik pada satu arah saja,

IC (Intergrated Circuit) atau sirkuit, kondensator mic, LED untuk mengeluarkan

emisi cahaya, timah, solder, kabel secukupnya dan lain-lain.

2.2 Pengertian Tranduser

Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti

mengubah. Sehingga transduserdapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat

mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain.

William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila

digunakan oleh energy di dalam suatu sistem transmisi akan menyalurkan energy

tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi

lainnya. Transmisi energy ini bisa berupa listrik, mekanik, kikia, optic (radiasi), atau

termal (panas). Contoh: generator adalah tranduser yang merubah energy mekanik

menjadi energy listrik, motor adalah transduser yang merubah energy listrik menjadi

energy mekanik, dan sebagainya.

2.2.1 Klasifikasi Sensor Dan Transduser

Tranduser dan sensor dibedakan sesuai dengan aktifitas yang didasarkan atas

konversi sinyal dari besaran sinyal bukan listrik (non electric signal value) ke besaran

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 12

Page 14: Pengertian Sensor

sinyal listrik (electric signal value) yaitu : sensor aktif (active sensor) dan sensor pasif

(passive sensor).

1. Tranduser pasif

Tranduser pasif merupakan suatu tranduser yang dapat mengubah langsung

dari energi dari energy bukan listrik (seperti : energi mekanis, energi thermis, energi

cahaya atau energi kimia) menjadi energi listrik. Sensor dan tranduser ini biasanya

dikemas dalam satu kemasan yang terdiri dari elemen sebagai detektor, dan piranti

pengubah dari energi dengan besaran bukan listrik menjadi energi besaran listrik.

2. Tranduser aktif

Tranduser aktif merupakan suatu sensor dan tranduser yang dapat mengubah

langsung dari energi dari energy bukan listrik (seperti : energi mekanis, energi

thermis, energi cahaya atau energi kimia) menjadi energi listrik bekerja atas asas

pengendalian tenaga. Sensor dan tranduser aktif memerlukan bantuan tenaga dari

luar.

a. Energi thermal (panas) 

Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala

perubahan panas/temperature/suhu     pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang

tertentu. Contohnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo

dioda, photo multiplier, Photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb.

b. Energi mekanis

Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis,

seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan,

aliran, level dsb. Contoh; strain gage, linear variable deferential transformer

(LVDT), proximity, potensiometer, load cell, bourdon tube, dsb.

c. Energi optic (cahaya)

Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya

dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda

atau ruangan. Contoh; photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo

multiplier, pyrometer optic, dsb.

Menurut (William D.C, 1993) Klasifikasi Transduser dapat dilihat dari :

a. Self generating transduser (transduser pembangkit sendiri)

Self generating transduser adalah transduser yang hanya memerlukan satu

sumber energi. Contoh: piezo electric, termocouple, photovoltatic, termistor, dsb.

Ciri transduser ini adalah dihasilkannya suatu energi listrik dari transduser

secara langsung. Dalam hal ini transduser berperan sebagai sumber tegangan.

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 13

Page 15: Pengertian Sensor

b. External power transduser (transduser daya dari luar)

External power transduser adalah transduser yang memerlukan sejumlah

energi dari luar untuk menghasilkan suatu keluaran. Contoh: RTD (resistance

thermal detector), Starin gauge, LVDT (linier variable differential transformer),

Potensiometer, NTC, dsb.

2.2.2 Persyaratan Umum Transducer

Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan pemakai dan

lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam memilih transduser perlu diperhatikan

beberapa hal di bawah ini:

1. Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban lebih.

2. Linieritas adalah suatu sifat yang penting dalam suatu transduser.

Bila suatu transduser adalah linier, maka bila masukan menjadi dua kali lipat, maka

keluaran misalnya menjadi dua kali lipat juga. Hal ini tentu akan mempermudah dalam

memahami dan memanfaatkan transduser tersebut.

Ketidaklinieran setidaknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu ketidaklinieran yang

diketahui dan yang tidak diketahui. Ketidaklinieran yang tidak diketahui tentu sangat me-

nyulitkan, karena hubungan masukan keluaran tidak diketahui. Seandainya transduser

semacam ini dipakai sebagai alat ukur, ketika masukan menjadi dua kali lipat, maka

keluarannya menjadi dua kali lipat atau tiga kali lipat, atau yang lain,tidak diketahui.

Sehingga untuk transduser semacam ini, perlu dilakukan penelitian tersendiri untuk

mendapatkan hubungan masukan keluaran, sebelum memanfaatkannya.

Adapun untuk ketidaklinieran yang diketahui, maka transduser yang memiliki

watak semacam ini masih dapat dimanfaatkan dengan menghindari ketidaklinierannya

atau dengan melakukan beberapa transformasi pada rumus-rumus yang menghubungkan

masukan dengan keluaran.

Contoh ketidaklinieran yang diketahui misalnya: daerah mati (dead zone),

saturasi (saturation), logaritmis, kuadratis dan sebagainya. Perinciannya adalah sebagai

berikut:

a. Daerah mati (dead zone) artinya adalah ketika telah diberikan masukan, keluaran

belum ada. Baru setelah melewati nilai ambang tertentu, ada keluaran yang

proporsional terhadapmasukan.

b. Saturasi maksudnya adalah, ketika masukan dibesarkan sampai nilai tertentu,

keluaran tidak bertambah besar, tetapi hanya menunjukkan nilai yang tetap.

c. Logaritmis, maksudnya adalah sesuai dengan namanya bila masukan bertambah

besar secaralinier, keluarannya bertambah besar secara logaritmis.

d. Kudratis, maksudnya adalah sesuai dengan namanya bila masukan bertambah besar

secaralinier, keluarannya bertambah besar secara kuadratis.

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 14

Page 16: Pengertian Sensor

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan1. Sensor adalah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi

untuk mengukur magnitude sesuatu. Sensor adalah jenis transduser yang digunakan

untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan

dan arus listrik. Sensor biasanya dikategorikan melalui pengukur dan memegang

peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi modern. Sensor memberikan

ekivalen mata, pendengaran, hidung lidah dan menjadi otak mikroprosesor dari

sistem otomatisasi industri.

2. Macam-macam sensor

SENSOR CAHAYA : Light dependent Resistant (LDR), Photodioda,

Phototransistor

SENSOR THERMAL : Thermocoupel, IC LM-35, Thermistor, Resistant

Temperatur Detector (RTD)

SENSOR MEKANIK,/PERPINDAHAN/DISPLACEMENT : Potensiometer,

piezoelectric

SENSOR SUARA: Microphone

3. Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah.

Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah

suatu energi ke bentuk energi yang lain.

4. Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Tranduser pasif, yaitu tranduser yang dapat kerja bila mendapat energi tambahan

dari luar.

b. Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar,

tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 15

Page 17: Pengertian Sensor

DAFTAR PUSTAKA

Anton F.P. Van Putten. 1988. Elektronic Measrement Systems. United Kingdom : Prentice Hall

Internasional.

Setiawan, Iwan. 2009. Buku Ajar Sensor dan Transducer. Semarang : Universitas Diponegoro.

Wasito, S. 1986. Vademekum Elektronika. Jakarta : Gramedia.

Makalah Fisika II / Sensor dan Transducer 16