pengetahuan lingkungan

9
1. Apa yang dimaksud Daya Dukung Lingkungan? Menurut Soerjani et al. (1987), pengertian daya dukung lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi saat jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada. Menurut Khana dalam KLH (2010) daya dukung lingkungan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mendapatkan hasil atau produk di suatu daerah dari sumber daya alam yang terbatas dengan mempertahankan jumlah dan kualitas sumberdayanya. Sesuai dengan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa daya dukung lingkungan tidak hanya diukur dari kemampuan lingkungan dan sumberdaya alam dalam mendukung kehidupan manusia, tetapi juga dari kemampuan menerima beban pencemaran dan bangunan. 2. Apa yang dimaksud Daya Tampung Lingkungan ? Daya tampung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk menampung/menyerap zat energi dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukan di dalamnya. 3. Apa itu Smog? Smog adalah istilah gabungan antara asap (smoke) dan kabut (fog), yaitu kabut yang mengandung zat-zat pencemar udara. Smog terdiri dari karbon monoksida (CO 2 ) atau campuran nitrogen(N) yang dapat merangsang leher dan hidung, sehingga dapat menimbulkan penyakit pernafasan. Dampak Negatif Smog Bagi Kesehatan Berikut ini merupakan akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh smog bagi kesehatan manusia, yaitu: a. Bisa terkena Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas ( ISPA ) b. Iritasi mata c. Muncul efek kesehatan yang baru dirasakan dikemudian harinya, seperti penyakit jantung, asma serta kanker paru-paru. d. Iritasi serta alergi pada kulit manusia

Upload: jeweee

Post on 22-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

soal-soal

TRANSCRIPT

Page 1: Pengetahuan Lingkungan

1. Apa yang dimaksud Daya Dukung Lingkungan?

Menurut Soerjani et al. (1987), pengertian daya dukung lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi saat jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada.Menurut Khana dalam KLH (2010) daya dukung lingkungan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mendapatkan hasil atau produk di suatu daerah dari sumber daya alam yang terbatas dengan mempertahankan jumlah dan kualitas sumberdayanya.Sesuai dengan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa daya dukung lingkungan tidak hanya diukur dari kemampuan lingkungan dan sumberdaya alam dalam mendukung kehidupan manusia, tetapi juga dari kemampuan menerima beban pencemaran dan bangunan.

2. Apa yang dimaksud Daya Tampung Lingkungan ?

Daya tampung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk menampung/menyerap zat energi dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukan di dalamnya.

3. Apa itu Smog?

Smog adalah istilah gabungan antara asap (smoke) dan kabut (fog), yaitu kabut yang mengandung zat-zat pencemar udara. Smog terdiri dari karbon monoksida (CO2) atau campuran nitrogen(N) yang dapat merangsang leher dan hidung, sehingga dapat menimbulkan penyakit pernafasan.

Dampak Negatif Smog Bagi KesehatanBerikut ini  merupakan akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh smog bagi kesehatan manusia, yaitu:a.   Bisa terkena Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas ( ISPA )b.   Iritasi matac.  Muncul efek kesehatan yang baru dirasakan dikemudian harinya, seperti penyakit

jantung, asma serta kanker paru-paru.d.  Iritasi serta alergi pada kulit manusia

Penyebab Terjadinya SmogBerikut ini diantaranya yang merupakan penyebab terjadinya smog, yaitu :a.   Kebakaran Hutanb.   Pembukaan Lahan Dengan Cara Pembakaranc.   Cuaca panas yang ekstrim yang dapat menyebabkan kekeringan sehingga lahan gambut

atau hutan dapat dengan mudah terbakard.   Asap dari kendaraan bermotore.   Limbah asap pabrikf.   Letusan gunung berapig.   Pembakaran sampah rumah tangga

Page 2: Pengetahuan Lingkungan

Cara Penanggulangan SmogBerikut cara penanggulangannya agar bencana Smog tidak terjadi, yaitu :a.   Kesadaran dari masyarakat agar membuka lahan pertanian tidak dengan cara membakar

lahan/hutanb.   Mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosilc.   Tidak membakar sisa-sisa sampah rumah tangga

4. Tulisksan kasus Teluk Minamata

Pencemaran akibat limbah merkuri pernah terjadi dikawasan Teluk Minamata, Jepang tahun 1950. Sekitar tiga ribu warga menjadi korban dan mengalami berbagai penyakit aneh kemudian disebut sebagai penyakit Minamata. Minamata adalah sebuah desa kecil di Pulau Kyusu, provinsi Kumamoto, bagian selatan Jepang, dimana sebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan.

Masalah dimulai ketika tahun 1908 berdiri PT Chisso. Pada tahun 1932 industri ini berkembang dan memproduksi berbagai jenis dari pewarna kuku sampai peledak. Dengan dukungan militer, industri ini merajai industri kimia dan dengan leluasa membuang limbahnya ke teluk Minamata.

Setelah selang beberapa lama, barulah diketahui bahwa limbah tersebut mengandung merkuri (Hydragyricum : Hg) yang digunakan sebagai katalis dalam proses produksi asetaldehida. Asetaldehida ini digunakan sebagai bahan mentah untuk pembuatan produk seperti plastic,obat-obatan, cuka, fiber dan produk lain. Walaupun anorganik merkuri yang digunakan sebagai katalisator, namun sistemnya merubah bentuk anorganik merkuri tersebut menjadi organik merkuri. Dengan kata lain merkuri anorganik dapat termetilasi menjadi merkuri organik disedimen perairan. Selain itu, kondisi asam dan kadar ozon pada perairan mendorong aktivitas bakteri mengubah merkuri menjadi metal merkuri. Selain ditemukannya merkuri (Hg) pada limbah tersebut, juga ditemukannya mangan, thalium, dan selenium. Tanda-tanda keracunan juga terlihat pada beberapa hewan yang memakan ikan hasil tangkapan nelayan. Beberapa ekor kucing yang memakan ikan tersebut mengalami kejang, menari-nari, dan mengeluarkan air liur, yang beberapa saat kemudian kucing tersebut pun mati.

Pada 22 Juli, 1959, tim peneliti dari Universitas Kumamoto melaporkan bahwa berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan dan setelah memeriksa dan membandingkan laporan mengenai Hunter-Russel syndrome, mereka menyimpulkan bahwa yang menyebabkan penyakit minamata adalah merkuri organik. Berdasarkan hasil tersebut masyarakat pesisir meminta pembuangan limbah ke laut Shiranui dihentikan dan perusahaan ditutup. Chisso dan kementrian Perdagangan dan Industri menggunakan berbagai cara secara politik untuk mengaburkan hasil penelitian tersebut. Dari fakta tersebut ternyata pencemaran sangat merugikan manusia dan telah mengancam berbagai Negara dunia. Hal ini terlihat dengan banyaknya sample-sampel yang sementara diteliti di National Institut of Minamata Disease. Biaya yang dikeluarkan untuk penelitian, restorasi dan kompensansi ternyata lebih besar dari biaya pembangunan dan keuntungan yang didapat. Laut yang berfungsi sebagai sumberdaya perairan, menjadi tidak

Page 3: Pengetahuan Lingkungan

berfungsi lagi sesuai peruntukkannya. Mencermati dan bercermin dari bencana Minamata ini adalah merupakan pelajaran berharga bagi kita manusia. Negara Jepang yang pada saat itu bergerak bangkit akibat kekalahannya di perang dunia II, mengadopsi teknologi dan berusaha sendiri untuk mengeksploitasi sumberdaya alam dengan pengorbanan lingkungan serta manusia didalamnya. Kontras dengan apa yang terjadi di Indonesia, dimana eksplorasi sumberdaya alam dilakukan pihak luar dengan kemampuan teknologi yang dimilikinya namun mengorbankan lingkungan yang bukan miliknya. Ironis, Kekayaan yang kita miliki bukan dieksploitasi oleh kita sendiri namun oleh orang luar.

5. Pertemuan apa yang terjadi di tahun 1972, 1992, 2012 serta tuliskan isi dan perbandingan diantara ke tiga pertemuan tersebut?

A.Konferensi Stockholm 1972

Konferensi Internasional Lingkungan Hidup di Stockholm, Swedia pada tahun 1972, adalah konferensi yang sangat bersejarah, karena merupakan konferensi pertama tentang lingkungan hidup yang diprakarsai oleh PBB. Diselenggarakan pada tanggal 5 sampai 16 Juni 1972. Dengan peserta 113 negara, 21 organisasi PBB, 16 IGO dan 258 NGO.

Adapun topik pembahasan dalam konferensi ini adalah ; 1. Pemukiman Manusia.2. Pengelolaan Sumber Daya Alam.3. Identifikasi Zat Pencemaran.4. Pendidikan dan Informasi.5. Pembangunan dan Lingkungan.6. Implikasi Keorganisasian. 

Topik pembahasan tersebut dibahas oleh masing-masing komisi, yaitu ; a. Komisi I membahas topik nomor 1 (satu) dan 4 (empat).b. Komisi II membahas topik nomor 2 (dua) dan 5 (lima).c. Komisi III membahas topik nomor 3 (tiga) dan 6 (enam).

Pembahasan topik dalam konferensi ini dibagi dalam 3 (tiga) tahapan pelaksanaan, yaitu ;1. Pleno Pembuka.2. Pertemuan Komisi dengan kelompok kerja.3. Pleno Penutup.

Setelah diadakan pembahasan dalam waktu yang sudah ditentukan, konferensi ini mendapatkan hasil, hasilnya adalah ;1.Deklarasi Stockholm, terdiri dari ;

Preambule.26 Asas

2.109 Rencana Aksi.3. Rekomendasi Kelembagaan dan Keuangan, terdiri dari ;

Dewan Pengurus.

Page 4: Pengetahuan Lingkungan

Sekretariat. Dana Lingkungan Badan Kordinasi. 

Kemudian, konferensi ini menyepakati beberapa hal, yaitu ;1. Dibentuknya UNEP (United Nation Environment Programme) .2. Ditetapkannya 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

B.Konferensi Bumi di Rio de Jeneiro, 1992

KTT Bumi atau yang juga dikenal dengan nama Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan (UNCED), KTT Rio dan Konferensi Rio, merupakan salah satu konferensi utama Perserikatan Bangsa Bangsa yang diadakan di Rio de Janeiro, Brasil dari tanggal 3 Juni sampai 14 Juni 1992.

172 negara yang berpartisipasi telah mengirimkan 108 kepala negara atau kepala pemerintahannya.[1] Disertai pula dengan kehadiran 2.400 perwakilan dari organisasi non-pemerintah dan 17.000 orang lainnya pada kegiatan paralel organisasi non-pemerintah Forum Global yang memiliki status konsultatif.

Berbagai isu yang dibahas dalam konferensi ini adalah:

Pengawasan sistematis pada pola produksi, khususnya pada produksi komponen beracun seperti timbal dalam bensin atau limbah radioaktif.

Sumber-sumber energi alternatif yang menggantikan penggunaan bahan bakar fosil yang terkait dengan perubahan iklim global.

Ketergantungan baru pada sistem transportasi publik untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan, kemacetan di kota-kota dan masalah kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara dan asap.

Kelangkaan air

Pencapaian yang berhasil dicapai adalah Konvensi Perubahan Iklim yang pada akhirnya menghasilkan Protokol Kyoto. Salah satu perjanjian lain yang dicapai adalah bagi negara peserta untuk tidak melakukan kegiatan apapun di tanah adat yang tidak sesuai dengan adat istiadat atau dapat menyebabkan degradasi lingkungan.

Konvensi Keanekaragaman Hayati diperkenalkan di KTT Bumi, serta menjadi awal dari pendefinisian kembali berbagai tindakan yang mampu mencegah kerusakan wilayah-wilayah alam dan pertumbuhan yang tidak ekonomis.

Sejumlah kota juga dianugerahi dengan Penghargaan Pemerintah Lokal atas program lingkungan yang inovatif. Beberapa kota tersebut adalah Sudbury di Kanada yang terkenal dengan program ambisius mereka untuk merehabilitasi kerusakan lingkungan akibat industri pertambangan lokal. Kota lainnya adalah Austin di Amerika Serikat atas idenya membuat strategi bangunan hijau, serta Kitakyushu di Jepang atas idenya dalam menggabungkan pendidikan internasional dan komponen pelatihan ke dalam program kontrol polusi.

Page 5: Pengetahuan Lingkungan

KTT Bumi menghasilkan beberapa dokumen sebagai berikut:

a.Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan

Salah satu rangkaian dari 27 prinsip universal yang bisa membantu mengarahkan tanggung jawab dasar gerakan internasional terhadap lingkungan dan ekonomi.

b.Agenda 21

agenda 21 merupakan sebuah program luas mengenai gerakan yang mengupayakan cara-cara baru dalam berinvestasi dimasa depan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan global di abad XXI. Rekomendasi-rekomendasi Agenda 21 ini meliputi cara baru dalam mendidik, memelihara sumber daya alam, dan berpartisipasi untuk merancang sebuah ekonomi yang berkelanjutan. Tujuan keseluruhan Agenda 21 ini adalah untuk menciptakan keselamatan, keamanan, dan hidup yang bermartabat.

c.Prinsip-Prinsip Kehutanan

Prinsip-prinsip hukum yang mengatur kebijakan nasional dan internasional dalam bidang kehutanan. Dirancang untuk menjaga dan melakukan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya hutan global secara berkelanjutan. Prinsip-prinsip ini seharusnya mewakili konsesi pertama secara internasional mengenai pemanfaatan secara lestari berbagai jenis hutan.

Selain itu terdapat dua perjanjian yang diperkenalkan dan dibuka untuk ditandatangani oleh para negara peserta:

Konvensi Keaneka Ragaman Hayati

Kesepakatan hokum yang bersifat mengikat yang ditandatangani sejauh ini oleh 168 negara. Menguraikan langkah-langkah kedepan dalam pelestarian keragaman hayati dan pemanfaatan berkelanjutan komponen-komponennya, serta pembagian keuntungan yang adil dan pantas dari penggunaan sumber daya genetic. Konvensi keanekaragaman Hayati sebagai salah satu kesepakatan Rio ditindaklanjuti dan dibahas dalam Conference of Parties (COP) pertama yang diselenggarakan di Nassau, Bahama, pada tahun 1994 dan setahun kemudian diselenggarakan konvensi yang kedua di Jakarta. Konvensi ini dianggap paling penting bagi Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Pada pasal 3 misalnya, dinyatakan bahwa Negara-negara di dunia mempunyai kedaulatan untuk memanfaatkan sumber daya mereka sendiri adalah sesuai dengan kebijakan lingkungan serta tidak menimbulkan kerusakan lingkungan di negara lain. Selama ini yang terjadi pengurasan sumber daya genetic dari negara berkembang oleh negara maju dengan pembagian keuntungan yang sangat tidak adil, termasuk dalam pemanfaatan sumber daya genetiknya.

Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC)

Page 6: Pengetahuan Lingkungan

Kesepakatan hukum yang mengikat telah ditandatangani oleh 152 pemerintahan pada saat konferensi berlangsung. Tujuan pokok konvensi ini adalah “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir pada tingkat yang dapat mencegah terjadinya intervensi yang membahayakan oleh manusia (anthropogenic) terhadap system iklim”.

Namun terdapat banyak kritik yang menyatakan bahwa berbagai hal fundamental dalam perjanjian tersebut seperti mengentaskan kemiskinan dan membersihkan lingkungan belum benar-benar direalisasikan.

Pada bulan Juni 2012, diadakan Konferensi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan juga di Rio de Janeiro, untuk menindaklanjuti KTT Bumi setelah dua puluh tahun.

C. Konferensi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan

Konferensi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan, dikenal juga sebagai Rio 2012 atau Rio+20 adalah sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh PBB sebagai bentuk dari tindak lanjut atas Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan atau KTT Bumi yang pernah diselenggarakan di kota yang sama pada tahun 1992. Konferensi ini secara khusus diadakan oleh Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB bersama tuan rumah Brasil di Rio de Janeiro pada tanggal 20-22 Juni 2012.

Keputusan untuk mengadakan konferensi ini di Rio de Janeiro pada tahun 2012, dibuat oleh Resolusi Majelis Umum PBB A/RES/64/236 pada 24 Desember 2009.Rio+20 merupakan sebuah tonggak penting dalam rangkaian konferensi utama PBB, di mana KTT Bumi yang diselenggarakan pada tahun 1992 lalu menjadi sebuah titik awal diprioritaskannya pembangunan berkelanjutan dalam agenda PBB dan komunitas internasional. Dua puluh tahun setalah KTT Bumi tersebut, di mana berbagai negara telah mengadopsi Agenda 21, PBB sekali lagi menyatukan kembali para pemerintah, institusi internasional dan berbagai kelompok masyarakat lainnya.Konferensi ini memiliki tiga tujuan, yaitu (1) memperbaharui komitmen politik atas pembangunan berkelanjutan(2) mengidentifikasi kesenjangan antara progres kemajuan dan implementasi dalam mencapai komitmen-komitmen lama yang telah disetujui(3) mengatasi berbagai tantangan baru yang terus berkembang.Hasil yang dicapai dalam konferensi ini adalah sebuah dokumen final "Masa Depan yang Kita Mau".