pengguna amphetamine - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...therapy...pengguna_amphetamine.pdf ·...

55
Dr. Dany H. Ludong, Sp. KJ Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar PENGARUH THERAPY COMMUNITY TERHADAP PERBAIKAN KEPRIBADIAN PENGGUNA AMPHETAMINE

Upload: leliem

Post on 17-Sep-2018

338 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

Dr. Dany H. Ludong, Sp. KJ

Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar

PENGARUH THERAPY COMMUNITY

TERHADAP PERBAIKAN KEPRIBADIAN

PENGGUNA AMPHETAMINE

Page 2: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

1

PENGARUH THERAPY

COMMUNITY TERHADAP

PERBAIKAN KEPRIBADIAN

PENGGUNA AMPHETAMINE

Oleh Dr. Dany H. Ludong, Sp. KJ

Balai Rehabilitasi BNN Baddoka, Makassar Sulawesi Selatan

Page 3: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

2

ABSTRAK

PENGARUH THERAPY COMMUNITY TERHADAP PERBAIKAN

CIRI KEPRIBADIAN PENGGUNA NARKOTIKA JENIS AMPHETAMINE

Oleh: dr. Dany H. Ludong, Sp. KJ

Narkotika merupakan bahan yang sangat berbahaya yang dapat

melumpuhkan daya pikir yang sehat serta dapat mempengaruhi susunan saraf pusat

yang sifatnya membius dan dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan bagi

pemakainya.

Adiksi menurut PPDGJ III: “gangguan mental dan perilaku akibat

penggunaan zat addiktif (f10 – f19)”

The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat

penilaian psikologis yang dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang

psikopatologi, termasuk spesifik gangguan kejiwaan yang digariskan dalam DSM-

IV.

Pemahaman umum tentang kepribadian meliputi ciri kepribadian dan

gangguan kepribadian.

Tujuan penelitian untuk penggunaan klinis, membantu menegakkan

diagnosis, melihat jenis kepribadian pecandu dan merencanakan terapi dan

rehabilitasinya

Sebagaimana kita ketahui narkotika jenis amphetamin dapat mempengaruhi

psikologi pengguna yang menyebabkan terjadinya gangguan kepribadian pada

pengguna narkotika. Jenis-Jenis gangguan kepribadian tersebut dapat dideteksi oleh

alat psikometri MCMI–III.

Jenis penelitian adalah “Clinical Trial” dengan perlakuan TC yaitu suatu

metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui

sejauhmana manfaat TC pada pecandu narkotika jenis amphetamine.

Pada penelitian ini ditemukan bahwa umumnya pecandu yang menggunakan

zat jenis amphetamine mengalami gangguan kepribadian.

Page 4: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri.

Narkotika merupakan bahan yang sangat berbahaya yang dapat melumpuhkan daya

pikir yang sehat serta dapat mempengaruhi susunan saraf pusat yang sifatnya

membius dan dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan bagi pemakainya.

Orang yang telah mengkonsumsi narkotika akan masuk dalam suasana mental yang

buruk dan cenderung mengarah pada tindak kriminalitas.

Adiksi atau ketergantungan terhadap narkoba merupakan suatu kondisi

dimana seseorang mengalami ketergantungan secara fisik dan psikologis terhadap

suatu zat adiktif. Adiksi dalam Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa

Edisi III (PPDGJ III) dimasukkan dalam kelompok Gangguan Mental dan Perilaku

Akibat Penggunaan Zat Adiktif, dengan kode F10 – F19 sesuai jenis zat yang

disalahgunakan. Adiksi narkoba adalah suatu masalah yang sangat kompleks,

sehingga perlu dipahami bagaimana karakteristik adiksi itu sendiri. Roger &

McMillins (1991) mengatakan bahwa adiksi dapat digolongkan sebagai suatu

“penyakit” dengan karakteristik sebagai berikut :

1. Merupakan penyakit primer

Seringkali tidak diperlukan suatu kondisi awal khusus untuk dapat

menyebabkan seseorang menjadi penyalahguna.

2. Kronis

Page 5: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

4

Penyakit adiksi ini merupakan kondisi yang berulangkali kambuh dan terus

menerus menerus menginggapi penyalahguna narkoba seumur hidupnya. Yang

mendorong dirinya untuk tidak terjerumus adalah dukungan dari lingkungannya

(terutama keluarga sebagai kelompok sosial inti), adaptasi sikap sesuai dalam

menghadapi masalah ini, dan komitmen pribadi yang lagi-lagi muncul selain

dari dalam diri penyalahguna, juga karena dukungan lingkungannya.

3. Progresif

Penyakit adiksi dengan kondisi fisik dan psikologis penderita semakin lama

akan mengarah pada keadaan yang memburuk.

4. Potential fatal

Bila tidak ditolong dapat mengakibatkan kematian atau mengalami komplikasi

medis, psikologis dan sosial yang serius.

Salah satu zat adiktif yang akhir-akhir ini cenderung meningkat

penyalahgunaannya di kalangan muda dan pekerja adalah amfetamin. Amfetamin

adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang bekerja menstimulasi atau

merangsang kerja sistem saraf pusat (SSP). Amfetamin atau Amphetamine atau

Alfa-Metil-Fenetilamin atau beta-fenil-isopropilamin, atau benzedrin, adalah obat

golongan stimulansia yang dengan resep dokter diindikasikan untuk pengobatan

gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau Attention-deficit

Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak, narkolepsi,

dan sindrom kelelahan kronis. Pada awalnya, amfetamin sangat populer digunakan

untuk mengurangi nafsu makan dan mengontrol berat badan. Merk dagang

Amfetamin di AS antara lain Adderall, dan Dexedrine. Sementara di Indonesia

dijual dalam kemasan injeksi dengan merk dagang generik.

Page 6: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

5

Millon Clinical Multiaxial Inventory-III (MCMI-III) adalah alat penilaian

psikologis yang dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang psikopatologi,

termasuk gangguan kejiwaan spesifik yang digariskan dalam DSM-IV. MCMI-III

dikembangkan Theodore Millon, PhD, profesor pada Harvard Medical School

(Psychiatry) dan University of Miami (Psychology). Tes ini dipakai sangat luas di

dunia dan telah banyak digunakan dalam penelitian. Posisinya dibawah MMPI-2

dan Rorschach, dalam hal banyaknya jumlah penelitian.

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan

berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam

istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Kepribadian

seseorang akan berpengaruh dan dipengaruhi oleh kecenderungan

menyalahgunakan zat. Pemahaman umum tentang kepribadian meliputi:

1. Ciri kepribadian: adalah seluruh pola emosi dan perilaku yang menetap, dan

bersifat khas pada seseorang dalam caranya mengadakan hubungan, caranya

berpikir tentang lingkungan dan dirinya sendiri.

2. Gangguan kepribadian: adalah kondisi patologik dari kepribadian yang sangat

tidak fleksibel dan sangat sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup

sehingga mengakibatkan gangguan fungsi yang bermakna atau penderitaan

subyektif.

Program rehabilitasi Therapy Community (dikenal dengan singkatan TC)

adalah salah satu bentuk pendekatan rehabilitasi adiksi narkotika yang telah

diterapkan di dunia sejak tahun 60-an. Di Indonesia, pendekatan TC mulai

diterapkan sejak pertengahan tahun 9-0an dan merupakan inisiatif masyarakat,

khususnya pecandu dan keluarganya. Salah satu upaya penanggulangan masalah

narkotika yang dilaksanakan Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah

Page 7: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

6

meningkatkan mutu pelayanan terapi dan rehabilitasi (T & R) bagi penyalahguna

narkoba.

Penyalahguna amfetamin memiliki karakteristik demografis tertentu,

mayoritas kalangan muda dan pekerja. Pendekatan yang dilakukan untuk

penatalaksanaan adiksi amfetamin tentu perlu disesuaikan dengan kebutuhan klien.

Melalui penelitian ini, peneliti tertarik untuk melihat sejauh mana pengaruh

pendekatan terapi dengan metode TC dapat memperbaiki profil kepribadian

penyalahguna amfetamin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

“Apakah metode rehabilitasi Terapi Community (TC) yang khususnya digunakan

untuk pecandu jenis Opiat, juga efektif digunakan pada pecandu yang

mengkonsumsi narkotika jenis amphetamin”

C. Tujuan Penelitian

a. Penggunaan klinis

Memberikan informasi kepada dokter, psikolog, konselor, pekerja sosial,

dan perawat dalam membuat penilaian terhadap kondisi kepribadian dari pengguna

narkotika tersebut.

b. Membantu menegakkan diagnosis

c. Mengetahui gangguan kepribadian pengguna

Untuk melihat jenis-jenis gangguan kepribadian yang paling sering terdapat

pada pengguna narkotik jenis amphetamin.

Page 8: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

7

d. Pelaksanaan terapi dan rehabilitasi

Melihat sejauh mana penerapan Terapi dan Rehabilitasi model Terapi

Community (TC) pada pengguna jenis amphetamin.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Memberikan informasi ilmiah tentang korelasi antara penggunaan narkotika

jenis amphetamin dengan timbulnya ciri kepribadian pada seorang pecandu.

2. Melihat sejauh mana keberhasilan Terapi dan Rehabilitasi jenis Terapi Comunity

pada pecandu narkotika jenis amphetamin.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian lebih lanjut pada bidang

Terapi dan Rehabilitasi Narkotika.

Page 9: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. NARKOTIKA

Adalah zat atau obat yang dimasukkan kedalam tubuh dapat merubah fungsi

dan struktur dari organ tubuh.

Penyalahangunaan Narkotika:

Pemakaian narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya diluar indikasi

medis dan petunjuk medis sehingga pengguna tidak lagi mampu berfungsi secara

wajar dalam masyarakat dan menunjukkan perilaku maladatif.

Ketergantungan Narkotika:

Penyalahgunaan zat yang ditandai oleh adanya toleransi dosis dan gejala

putus zat ( withdrawal symptom ).

Ciri – Ciri Narkotika Yang Membuat Kecanduan:

Toleransi yaitu keadaan dimana untuk memperoleh khasiat yang sama dari

suatu zat psoikoaktif makin lama diperlukan makin banyak.

Gejala Putus Zat (Withdrawal Syndrom):

Adalah gejala yang timbul bila seseorang yang telah ketergantungan zat

mengurangi jumlah atau menghentikan zat yang dipakai.

Intoksikasi:

Adalah perubahan mental perilaku akibat langsung dari penggunaan zat

psikoaktif.

Zat psikoaktif menurut cara kerja di otak ada lima golongan kerja dan

menurut UU nomer 22 tahun 1997 yaitu adalah :

Page 10: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

9

1. Depresan: Zat yang memperlambat fungsi susunan syaraf pusat (ssp)

mengendorkan dan menenangkan dan membuat tidur.

2. Narkotika: Zat yang mempunyai sifat menghilangkan rasa sakit (powerfull

painkiller) analgesik (meringankan rasa sakit) dan biasanya menyebabkan

ngantuk.

3. Stimulan: Zat kimia yang mempercepat fungsi susunan syaraf pusat yang

mengakibatkan peningkatan gairah dan kewaspadaan .

4. Halusinogen: Zat yang menghasilkan perubahan bizzare dalam pandangan

(Visual), pendengaran (auditory) dan tectile percection, termasuk dissociatives

stages (merasa lepas dari tubuh).

5. Inhalansia: Cairan pelarut kimia yang mudah menguap yang mempunyai efek

apabila dihirup.

Jenis narkotika yang disalahgunakan:

Narkotika (Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika).

dibedakan kedalam golongan-golongan :

Narkotika Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan

ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat

tinggi menimbulkan ketergantungan, (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja).

Narkotika Golongan II: Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan

sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan

ketergantungan (Contoh : morfin, petidin)

Narkotika Golongan III: Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak

digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh : kodein)

Page 11: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

10

Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I:

- Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu, dan lain-lain.

- Ganja atau kanabis, marihuana, hashis.

- Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, dandaun koka.

Cara Pemakaian Narkotika:

Ada beberapa cara pemakaian obat bisa memberikan efek pada organ tubuh

yaitu :

- Oral: Zat yang dimasukkan kedalam mulut dan efek dari zat tersebut bereaksi

dalam tempo 20 – 30 menit.

- Inhalasi (drag): Zat yang dihisap melalui mulut akan langsung masuk ke paru-

paru dan zat tersebut akan bereaksi selama 4 – 7 detik.

- Intravena: Zat yang disuntikkan langsung ke pembuluh darah vena dimana

akan langsung masuk ke paru – paru, jantung dan otak. Efek zat akan bereaksi

selama 10 – 20 detik.

- Intranasal: Zat yang dihisap melalui hidung dan diabsorbsi didalam mukosa

rongga hidung melalui pembuluh darah kapiler. Efek zat tersebut akan bereaksi

1-3 menit.

- Instillation: Absorpsi zat langsung oleh kulit dimana akhirnya akan mencapai

pembuluh darah. Akan bereaksi 60 menit.

Otak Manusia

Kapasitas otak tidak terbayangkan luasnya. Dilihat dari kerumitan &

kekuatannya otak melebih. Memahami adiksi sebagai suatu disfungsi neurokemikal

mempunyai banyak serabut yang dinamakan dendrit dan axon. Sel saraf otak jika

diuntai maka akan panjang jingga 9500 km. Neuron berhubungan satu sama lain

sehingga seluruhnya terdapat 100 trilliun sambungan yang dinamakan sinaps.

Page 12: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

11

Persarafan

Sistem saraf adalah sekumpulan serabut sel-sel saraf, atau neuron – neuron.

Sel-sel ini merupakan sel-sel dengan percabangan yang panjang ( serabut saraf )

yang dapat mengirimkan impuls saraf.

Sistem saraf pusat (SSP ) yang terdiri atas :

- Serebrum.

- Serebellum.

- Batang Otak.

- Medulla Spinalis.

Sistem Limbik

Narkotika akan menyerang ke otak semua cuma yang paling utama adalah di

bagian tengah atau sistem limbik adalah salah satu sistem untuk mengatur emosi,

sexual, daya ingat lalu baru ke perilaku. Sistem tersebut yang sangat berpengaruh

terhadap fungsi otak kita yang dimana sistem tersebut yang mengganggu sistem

saraf yang dapat menghasilkan sugesti. Dimana sistem tersebut yang masuk

kedalam reseptor yang bekerja sesuai perintah. Sedangkan zat psikoaktif tersebut

dapat membuat sistem reseptor selalu dalam keadaan yang kosong dan tidak dapat

diisi dengan zat lainnya. Jika zat psikoaktif tersebut sudah mempengaruhi reseptor

dan mempengaruhi neurotransmitter barulah dia akan keluar barulah dia akan keluar

dan mempengaruhi cara berfikir, emosi & perilaku orang tersebut.

Detoksifikasi

Proses detoksifikasi adalah suatu proses membuang racun atau proses

pengosongan reseptor sel saraf dari zat psikoaktif. Proses pengosongan tersebut

akan menimbulkan rasa sakit yang sangat kuat, tetapi jika proses pengosongan

Page 13: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

12

tersebut telah selesai maka dalam reseptor akan timbul sugesti. Proses pengeluaran

racun atau lepas sakaw ( toksik ).

- Amphetamine 7-14 hari.

- Ganja 2-3 hari.

Cold turkey: detoksifikasi tanpa obat-obatan atau alamiah.

Terapi simtomatik: terapi berdasarkan gejala yang timbul.

Gradual withdrawal dosis: Dosis diturunkan secara bertahap dengan zat psikoaktif.

Terapi substitusi: Pengganti sebagian golongan obat-obatan dari narkotika.

Contoh: codein, metadon, suboxon

Rapid opiate detoxification: Pakai naltroxon, nalokson.

Obat Tradisional: Pakai obat-obat Cina.

Pengobatan Alternatif: Pergi ke Kyai.

B. ADIKSI

Pengertian Adiksi

Pada dasarnya ketagihan adalah proses alamiah yang terjadi yang

disebabkan karena pemakaian suatu zat yang masuk kedalam tubuh kita. Hanya saja

untuk kali ini kita membicarakan tentang ketergantungan dengan zat psikoaktif.

Neurotransmitter yang paling banyak dipelajari berkaitan dengan tindakan

zat psikoaktif jenis amfetamin dalam sistem saraf pusat adalah dopamin. Semua zat

adiktif muncul untuk meningkatkan neurotransmisi dopamin, termasuk

amphetamine dan methamphetamine. Penelitian telah menunjukkan bahwa

amfetamin meningkatkan konsentrasi dopamin dicelah sinaptik , sehingga

mempertinggi respon neuron pasca-sinaptik. Ini merupakan petunjuk khusus pada

respon terhadap zat hedonis serta kualitas adiktif zat.Mekanisme tertentu pada

Page 14: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

13

amfetamin yang mempengaruhi konsentrasi dopamin telah dipelajari secara

ekstensif.

Namun, aktivitas amfetamin di seluruh otak tampaknya lebih spesifik;

reseptor tertentu yang merespon amfetamin dibeberapa daerah otak cenderung tidak

melakukannya di wilayah lain. Sebagai contoh, dopamin D2 reseptor di

Hipocampus, suatu daerah otak yang terkait dengan membentuk ingatan baru,

tampaknya tidak terpengaruh oleh kehadiran amfetamin.

Sistem saraf utama yang dipengaruhi oleh amfetamin sebagian besar terlibat

dalam sirkuit otak. Selain itu, neurotransmiter yang terlibat dalam jalur berbagai hal

penting di otak tampaknya menjadi target utama dari amfetamin. Salah satu

neurotransmiter tersebut adalah dopamin, sebuah pembawa pesan kimia sangat aktif

dalam mesolimbicdan mesocortical. Tidak mengherankan, anatomi komponen jalur

tersebut-termasuk striatum, nucleus accumbens, dan ventral striatumtelah

ditemukan untuk menjadi situs utama dari tindakan amfetamin. Fakta bahwa

amfetamin mempengaruhi aktivitas neurotransmitter khusus di daerah tersebut

terlibat dalam memberikan wawasan tentang konsekuensi perilaku zat, seperti

timbulnya stereotip euforia.

Zat psikoaktif dapat merubah suatu perasaan serta pusat syaraf pada sistem

otak manusia, dimana ini juga dengan sendirinya akan merubah secara keseluruhan

baik dari segi pemikiran, emosi serta tingkah laku manusia. Banyak orang untuk

pertama kalinya merasakan zat dapat merasakan kenikmatan yang dimana orang

tidak tahu bahwa zat tersebut mempunyai sifat ketergantungan yang sangat cepat

pada psikoaktif tersebut. Motivasi seseorang menggunakan psikoaktif dipengaruhi:

Dari dalam diri sendiri :

Agar dapat diterima dalam lingkungan.

Page 15: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

14

Agar dapat suatu figure yang diidolakan.

Agar dapat suatu penghargaan pada lingkungannya.

Dari lingkungan :

Lingkungannya menggunakan zat tersebut.

Menjadikan suatu dorongan untuk melakukan hal tersebut.

Mendapatkan jaminan keamanan dari sekitar lingkungan.

Ini merupakan beberapa faktor yang menyebabkan sehingga terjadinya suatu

dorongan seseorang menggunakan zat psikoaktif tersebut. Hanya pada penilaian

terakhir saja dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa: seseorang menggunakan

zat psikoaktif karena orang tersebut yang memilih. Ini tercipta yang disebabkan

karena rasa ingin tahu dan coba-coba yang besar pada diri manusia.

Perubahan lingkungan:

Banyak perubahan yang berlaku dengan sendirinya pada kehidupan

keseharian manusia yang mempermudah orang menggunakan zat tersebut. Ini

disebabkan dengan perkembangan yang secara tidak langsung kita harus mengikuti

perubahan tersebut, dan perubahanya adalah sebagai berikut :

- Media

Dengan adanya system media yang berlaku saat ini menjadikan adanya rasa

tarikan serta dorongan seseorang menggunakan zat tersebut.

- Kehidupan yang sibuk

Ini merupakan perubahan yang sangat kuat pengaruhnya yang menjadi cara

hidup yang sulit berkomunikasi, diskusi antara sesama keluarga.

- Kemudahan mendapatkan zat psikoaktif

Page 16: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

15

Dengan persaingan yang sangat kuat menjadikan setiap produk lebih mudah

didapat. Contoh : Bir, Heroin.

Dan banyak lagi perubahan sosial yang berlaku yang menjadikan sebuah

lingkungan kurang dapat berkomunikasi dengan baik.

Siklus Ketergantungan

Ketergantungan memiliki perputaran yang begitu cepat yang menjadikan

suatu tekanan dari segi fisik ( kesehatan ), cara berfikir, perasaan serta tingkah laku

seseorang pengguna zat sering berubah. Ini disebabkan karena :

1. Memiliki kenikmatan yang sebentar.

2. Mengakibatkan ketergantungan seumur hidup.

3. Mengakibatkan kebiasaan yang negatif ( manipulatif, mencuri ).

4. Yang disebabkan karena pemakaian dosis yang bertambah.

5. Menjadikan hidup yang tidak terkontrol.

6. Mengakibatkan kepada kehidupan keseluruhan (biologi, psikologi & sosial).

C. JENIS – JENIS GANGGUAN KEPRIBADIAN

Pola perilaku dan pengalaman batin yang bertahan/langgeng yang

menyimpang secara signifikan dari standar budaya seseorang, yang meresap dan

bersifat rigid, memiliki onset pada masa remaja atau awal masa dewasa, stabil dari

waktu ke waktu, menyebabkan ketidakbahagiaan dan gangguan, dan bermanifestasi

dalam setidaknya dua dari empat area yaitu kognisi, fungsi interpersonal, afektif,

kontrol impuls.

Klasifikasi Gangguan Kepribadian

Menurut DSM -5, dibagi dalam 3 cluster:

Page 17: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

16

Cluster A:

Schizotipal: Kesulitan dalam membina hubungan, pola gaya hidup yang tidak

beraturan, distorsi persepsi dan kognitif, perilaku eksentrik

Schizoid: Keterlepasan/keterpisahan dari hubungan sosial (isolasi sosial), acuh

tak acuh, ekspresi emosi yang terbatas

Paraniod: Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang tidak berdasar

Cluster B

Antisosial: Tidak peduli dan pelanggaran kebenaran dan hak orang lain,

manipulasi, kebohongan, impulsif, iritabel, agresif, sembrono, tidak

bertanggungjawab, kurang rasa penyesalan

Borderline: Ketidak stabilan dalam hubungan interpersonal, citra diri dan

emosi, emosi yang selalu bergejolak, impulsif

Histrionik: Dramatik, emosional dan perilaku mencari perhatian yang

berlebihan, seduktif, perlaku provokatif , ekspresi emosi yang dangkal

Narsisistik: Grandiositi (fantasi atau perilaku), ego yang meningkat, kebutuhan

akan rasa dikagumi, merasa dirinya “spesial”, kurang empaty.

Cluster C

Avoidant: Pemalu, inhibisi sosial, perasaan ketidakmampuan, hipersensitif

terhadap penilaian negatif/penolakan

Dependent: Kebutuhan yang berlebihan akan dukungan/bantuan orang lain,

penurut/submisif, takut akan perpisahan

Obsesif Kompulsif: Preokupasi pada details, peraturan, daftar, urutan, susunan,

jadwal,tertib, perfeksionisme, sangat teliti, berhati-hati dan kaku terhadap moral,

etik, dan nilai-nilai (yg tidak tercatat dalam budaya atau agama), tidak bisa

mendelegasikan tugas

Page 18: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

17

Gambaran Klinis

1. Paranoid

Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan kepada

orang lain dan kecurigaan berlebih bahwa orang di sekitarnya memiliki motif jahat.

Orang dengan kelainan ini cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada

pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri dan biasanya menghindari hubungan

dekat. Mereka mencari makna tersembunyi dalam segala sesuatu dan membaca niat

bermusuhan ke dalam tindakanorang lain. Mereka suka mengetest kesetiaan teman

dan orang-orang terkasih dan sering tampak dingin dan menjauh. Mereka biasanya

suka menyalahkan orang lain dan cenderung membawa dendam lama.

Gejala Paranoid Personality Disorder:

• Enggan untuk memaafkan karena dianggap penghinaan

• Sensitivitas yang berlebihan

• Susah percaya kepada orang lain dan kemandirian berlebihan

• Cenderung suka menyalahkan ke orang lain

• Selalu melakukan mengantisipasi terhadap pengkhianatan

• Agresif dan gigih untuk hak-hak pribadi

• Curigaan parah

2. Schizoid

Orang dengan gangguan kepribadian Schizoid menghindari hubungan

dengan orang lain dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants,

schizoids benar-benar lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam menginginkan

popularitas. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang memerlukan sedikit kontak

sosial. keterampilan sosial mereka lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya

perhatian atau penerimaan. Mereka dianggap tidak punya selera humor dan jauh dan

sering disebut sebagai “penyendiri.”

Page 19: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

18

Gejala Schizoid Personality Disorder:

• Lemahnya kemampuan interpersonal

• Kesulitan mengekspresikan kemarahan, bahkan ketika diprovokasi

• “penyendiri” mentalitas; menghindari situasi sosial

• Orang lain menganggap dia jauh, menyendiri, dan tidak bisa terikat dengan orang lain

• Rendah gairah seksual

• Tidak responsif pada pujian atau kritik

3. Schizotypal

Banyak yang percaya bahwa gangguan kepribadian schizotypal mewakili

skizofrenia ringan. Gangguan ini ditandai oleh bentuk-bentuk berpikir dan

memahami dengan cara yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering

mencari isolasi dariorang lain . Mereka kadang-kadang percaya untuk memiliki

kemampuan indra yang ekstra atau kegiatan yang tidak berhubungan berhubungan

dengan mereka dalam beberapa cara penting. Mereka umumnya berperilaku

eksentrik dan sulit berkonsentrasi untuk waktu yang lama. pidato mereka sering

lebih rumit dan sulit untuk diikuti.

Gejala Personality Disorder Schizotypal :

• Aneh atau tingkah laku atau penampilan eksentrik

• Bertakhyul atau sibuk dengan fenomena paranormal

• Sulit untuk mengikuti pola bicara

• Perasaan cemas dalam situasi sosial

• Kecurigaan dan paranoia

• Suka berpikir menganai kepercayaan aneh atau magis

• Nampak pemalu, suka menyendiri, atau menarik diri dari orang lain

Page 20: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

19

4. Antisocial

Banyak yang salah paham bahwa gangguan kepribadian antisosial mengacu

pada orang yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Sebaliknya, gangguan

kepribadian antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan

ini rentan terhadap perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah

dan pantas dimanfaatkan. Antisocials cenderung suka berbohong dan mencuri.

Sering kali, mereka tidak hati-hati dengan uang dan mengambil tindakan tanpa

berpikir tentang konsekuensinya. Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli

dengan kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhanorang lain.

Gejala Gangguan Kepribadian antisosial:

• mengabaikan untuk perasaan orang lain

• impulsif dan tidak bertanggung jawab pengambilan keputusan

• Kurangnya rasa penyesalan karena merugikan orang lain

• Berbohong, mencuri, perilaku kriminal lainnya

• mengabaikan untuk keselamatan diri dan orang lain

5. Borderline

Borderline personality disorder ditandai oleh ketidakstabilan suasana hati

dan miskin citra diri. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perubahan

suasana hati dan kemarahan yang konstan. Sering kali, mereka akan melampiaskan

kemarahan pada diri mereka sendiri, mencederai tubuh mereka sendiri, ancaman

bunuh diri dan tindakan yang tidak biasa. Batasan berpikir secara hitam dan putih

sangat kuat, hubungan yang sarat dengan konflik. Mereka cepat marah ketika

harapan mereka tidak terpenuhi.

Gejala Borderline Personality Disorder:

• Menyakiti diri sendiri atau mencoba bunuh diri

Page 21: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

20

• Perasaan yang kuat untuk marah, cemas, atau depresi yang berlangsung selama

beberapa jam

• Perilaku impulsif

• Penyalahgunaan obat atau alkohol

• Perasaan rendah harga diri

• Tidak stabil hubungan dengan teman, keluarga, dan pacar

6. Histrionic

Orang dengan gangguan kepribadian Histrionicadalah pencari perhatian

konstan. Mereka perlu menjadi pusat perhatian setiap waktu, sering

menggangguorang lain untuk mendominasi pembicaraan. Mereka menggunakan

bahasa muluk-muluk untuk menggambarkan kejadian sehari-hari dan mencari

pujian konstan. Mereka suka berpakaian ”yang memancing” atau melebih-lebihkan

kelemahannya untuk mendapatkan perhatian. Mereka juga cenderung membesar-

besarkan persahabatan dan hubungan, percaya bahwa setiaporang menyukai mereka.

Mereka sering manipulatif.

Gejala Personality Disorder Histrionic:

• Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian.

• Berpakaian atau melakukan tindakan-tindakan provokatif.

• Emosinya dapat berubah dengan cepat.

• Melebih-lebihkan persahabatan.

• Terlalu-dramatis , terkadang sangat ”lebay”.

• Mudah dipengaruhi, gampang dibujuk.

7. Narcissistic

Gangguan kepribadian Narcissistic dicirikan oleh keterpusatan diri. Seperti

gangguan Histrionic, orang-orang dengan gangguan ini senang mencari perhatian

Page 22: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

21

dan pujian. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang lain

untuk mengakui mereka sebagai superior. Mereka cenderung teman, karena mereka

percaya bahwa tidak sembarang orang yang layak menjadi teman mereka. Narsisis

cenderung membuat kesan pertama yang baik, namun mengalami kesulitan menjaga

hubungan jangka panjang. Mereka umumnya tidak tertarik pada perasaanorang lain

dan dapat mengambil keuntungan dari mereka.

Gejala narsisistik Personality Disorder:

• Membutuhkan pujian dan kekaguman berlebihan

• Mengambil keuntungan dari orang lain

• Merasa diri penting

• Kurangnya empati

• Berbohong, diri dan orang lain

• Terobsesi dengan fantasi ketenaran, kekuasaan, atau kecantikan

8. Avoidant

Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kegelisahan sosial yang

ekstrim. Orang dengan gangguan ini sering merasa ”tidak cukup”, menghindari

situasi sosial, dan mencari pekerjaan dengan sedikit kontak denganorang lain.

Avoidant takut ditolak dan khawatir jika mereka memalukan diri mereka sendiri di

depan orang lain. Mereka membesar-besarkan potensi kesulitan pada situasi baru

untuk membuat orang berpikir agar menghindari situasi itu. Sering kali, mereka

akan menciptakan dunia fantasi untuk pengganti yang asli. Tidak seperti gangguan

kepribadian skizofrenia, avoidant merindukan hubungan sosial, tetapi belum merasa

merekabisa mendapatkannya. Mereka sering mengalami depresi dan memiliki

kepercayaan diri yang rendah.

Gejala Personality Disorder Avoidant :

Page 23: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

22

• Keengganan dalam relasi sosial; mundur dari orang lain dalam mengantisipasi

penolakan

• Terobsesi denga tolakan atau kritikan dalam situasi sosial

• Takut dianggap memalukan, sehingga menghindari kegiatan baru

• Miskin citra diri; perasaan tidak puas dalam kehidupan sosial

• Keinginan untuk meningkatkan hubungan sosial

• Nampak sibuk sendiri dan tidak ramah

• Menciptakan kehidupan fantasi rumit

9. Dependent

Gangguan kepribadian ini ditandai dengan kebutuhan untuk dijaga. Orang

dengan kelainan ini cenderung bergantung pada orang dan merasa takut kehilangan

mereka. Mereka mungkin menjadi bunuh diri ketika berpisah dengan orang yang

dicintai. Mereka cenderung untuk membiarkan orang lain mengambil keputusan

penting bagi mereka dan sering melompat dari hubungan satuke hubungan yang

lainnya. mereka sering bertahan dalam suatu hubungan, walaupun sering dikasari

atau disakiti. kepekaan berlebih terhadap penolakan umum. Mereka sering merasa

tak berdaya dan tertekan.

Gejala Gangguan Kepribadian Dependent:

• Kesulitan membuat keputusan

• Perasaan tidak berdaya saat sendirian

• Berpikir ingin bunuh diri jika ditalak

• Pasrah

• Merasa terpuruk jika dikritik atau ketika tisak disetujui idenya

• Tidak dapat memenuhi tuntutan hidup sehari hari

Page 24: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

23

10. Obsessive Compulsive

Nama gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCDP) mirip dengan

kecemasan obsesif-kompulsif, namun keduanya sangat berbeda. Orang dengan

gangguan kepribadian obsesif-kompulsif terlalu fokus pada keteraturan dan

kesempurnaan. Mereka harus melakukan segalanya “benar” sering mengganggu

produktivitas mereka. Mereka cenderung untuk terjebak dalam halhal yang detil,

namun kehilangan gambaran yang lebih besar. Mereka menetapkan standar yang

tinggi tidak masuk akal untuk diri mereka sendiri dan orang lain, dan cenderung

sangat kritis terhadap orang lain ketika mereka tidak hidup sampai saat ini standar

yang tinggi. Mereka menghindari bekerja dalam tim, percaya orang lain terlalu

ceroboh atau tidak kompeten. Mereka menghindari membuat keputusan karena

mereka takut membuat kesalahan dan jarang murah hati dengan waktu atau uang.

Mereka sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.

Gejala Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif:

• mencari kesempurnaan dan disiplin yang berlebihan

• suka dengan ketertiban

• kaku

• Kurang murah hati

• terlalu fokus pada detail dan aturan

• suka bekerja keras untuk bekerja, kadang berlebihan

D. MILLON CLINICAL MULTIAKSIAL INVENTARISASI (MCMI-III)

Menurut Theodore Millon, Ph.D., D. Sc, ini Evolusioner Teori kepribadian

dan psikopatologi, yang Millon singkat Clinical multiaksial Inventarisasi-III

(MCMI-III) instrumen memberikan ukuran 24 gangguan kepribadian dan sindrom

Page 25: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

24

klinis untuk orang dewasa yang menjalani penilaian atau pengobatan psikologis

atau kejiwaan. Khusus dirancang untuk membantu menilai gangguan baik Axis I

dan Axis II, tes psikologi ini membantu dokter dalam diagnosis psikiatri,

mengembangkan pendekatan pengobatan yang memperhitungkan gaya pasien

kepribadian dan perilaku coping dan keputusan pengobatan membimbing

berdasarkan pola kepribadian pasien.

The MCMI-III terdiri dari 175 pertanyaan benar-salah dan biasanya

membutuhkan waktu rata-rata orang kurang dari 30 menit untuk menyelesaikan.

Setelah tes ini dicetak, menghasilkan 29 skala - 24 kepribadian dan skala klinis, dan

5 skala yang digunakan untuk memverifikasi bagaimana seseorang mendekati dan

mengambil tes.

The Millon Inventarisasi Clinical multiaksial, 3rd edition (MCMI-III)

merupakan update dari MCMI-II yang mewakili penelitian yang sedang

berlangsung, perkembangan konseptual, dan perubahan dalam DSM-IV. Ini adalah

standar, laporan diri kuesioner menilai berbagai informasi yang berhubungan

dengan kepribadian, emosionalitas, dan uji-taking sikap. Perubahan pada MCMI-II

meliputi penambahan skala Depressive dan PTSD.

The Millon sering diberikan dalam pengaturan klinis ketika pertanyaan

muncul tentang diagnosis spesifik seseorang mungkin memiliki, atau ciri-ciri

kepribadian atau karakteristik bahwa orang yang memiliki yang mungkin

berdampak kemampuan mereka untuk secara efektif menghadapi kehidupan atau

masalah kesehatan mental. Hal ini dapat dengan mudah menerangi ciri-ciri

kepribadian dan gaya kepribadian jauh lebih cepat dan efektif daripada wawancara

klinis untuk kebanyakan dokter.

Page 26: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

25

Manfaat dari The MCMI-III

The MCMI-III dibedakan dari tes kepribadian lain terutama oleh kurangnya

pemahaman teoritisnya, format multiaksial, konstruksi tripartit dan validasi skema,

penggunaan skor tingkat dasar, dan kedalaman interpretatif. Hal ini merujuk ke teori

Millon tentang kepribadian dan terkoordinasi untuk Manual Diagnostik dan Statistik

Gangguan Mental (DSM-IV) gangguan kepribadian dan diagnosis klinis utama

lainnya.

Sebuah bagian dari MCMI-III didasarkan pada teori Millon tentang

kepribadian, seperti yang digambarkan dalam 15 gaya kepribadian berikut dan

subtipe:

• Menarik diri / skizoid

• Shy / Avoidant

• Pesimis / Melancholic

• Koperasi / Dependent

• Riang / hypomanic

• Sociable / histerik

• Confident / Narcissistic

• Tidak sesuai / antisosial

• Tegas / sadis

• Teliti / Kompulsif

• Skeptis / Negativistic

• Dirugikan / masokis

• Eksentrik / Schizotypal

• Berubah-ubah / Borderline

• Mencurigakan / Paranoid

Page 27: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

26

Operasional Test Millon

Ada 90 item baru dan 85 yang tetap sama menjaga 175 total item dari

MCMI-II. Sebagian besar perubahan harus dilakukan dengan tingkat keparahan

gejala untuk meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi patologi. Tes terdiri dari

14 skala gangguan kepribadian dan 10 skala sindrom klinis, masing-masing yang

membantu untuk menentukan apakah seseorang mungkin memiliki gangguan

kepribadian, atau gangguan mental seperti depresi atau kecemasan.

Tes ini dipecah menjadi skala berikut:

▪ Moderat: Personality Disorder

1. skizoid

2A. Penghindar

2B. Depressive

3. Dependent

4. histerik

5. Narcissistic

6A. Antisosial

6B. Agresif (sadis)

7. Kompulsif

8A. Pasif-agresif (Negativistic)

8B. Yg merusak diri

▪ Parah: Kepribadian Patologi

S. Schizotypal

C. Borderline

P. Paranoid

▪ Moderat: Sindrom klinis

Page 28: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

27

A. Kecemasan

H. Somatoform

N. Bipolar: Manic

D. Dysthymia

B. Alkohol Ketergantungan

T. Drug Dependence

R. Post-Traumatic Stress Disorder

Syndrome parah

SS. Proses Pikir Disorder

CC. Depresi Mayor

PP. Gangguan delusi

Ada juga lima skala yang digunakan untuk membantu mendeteksi tanggapan

ceroboh, bingung atau acak pada tes. Ada tiga "Memodifikasi Indeks" yang

memodifikasi nilai Tingkat Basis seseorang berdasarkan bidang-bidang berikut:

Pengungkapan (X), keinginan (Y), kehinaan (Z), dan dua indikator respon acak -

Validitas (V) dan Inkonsistensi (W) .

Tes ini singkat dibandingkan dengan tes kepribadian lainnya dan memiliki

dasar teori yang kuat. Beberapa psikolog lebih memilih untuk memberikan karena

administrasi dan scoring sederhana, dan memiliki format multi-aksial. Hal ini lebih

pendek dari tes kepribadian lainnya, seperti MMPI-2 yang memiliki 567 benar /

pertanyaan palsu. Hal ini dapat diberikan dan mencetak gol pada komputer di kantor

psikolog.

Untuk skala klinis dan kepribadian utama, skor Base Rate dihitung dari

bagaimana seseorang merespon pertanyaan pada tes. Skor dari 75-84 diambil untuk

menunjukkan ciri kepribadian yang signifikan atau masalah kesehatan mental. Skor

Page 29: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

28

85 dan lebih tinggi menunjukkan gigih, klinis perhatian atau kepribadian gangguan

yang signifikan.

The psikometri dari MCMI-III baik dan itu dianggap sebagai tes psikologi

yang handal dan valid. The MCMI-III bernorma dengan pasien kejiwaan dan

menggunakan skor tertimbang baru, Rate Basis Score (BRS) yang

memperhitungkan prevalensi gangguan tertentu dalam populasi kejiwaan. Skor data

dan transformasi normatif didasarkan sepenuhnya pada sampel klinis dan berlaku

hanya untuk individu yang bukti gejala emosional dan interpersonal bermasalah

atau yang sedang menjalani psikoterapi profesional atau evaluasi psikodiagnostik.

Organisasi dikonfirmasi dengan analisis faktor dan korelasi dilakukan dengan tes

pihak ketiga lanjut mengkonfirmasi keabsahan timbangan. Internal konsistensi dan

alpha koefisien untuk tes, serta keandalan tes-tes ulang, semua baik.

E. THERAPEUTIC COMMUNITY (TC)

Rehabilitasi TC: Adalah suatu proses pemulihan klien gangguan penggunaan

narkotika baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang yang bertujuan

mengubah perilaku untuk mengembalikan fungsi individu tersebut di masyarakat.

Rehabilitasi jenis TC mulanya digunakan bagi pecandu jenis opiat, namun

sekarang digunakan bukan hanya untuk pecandu jenis opiat, tetapi untuk semua

jenis narkotika bagi pecandu yang direhabilitasi di Institusi Pemerintah Badan

Narkotika Nasional termasuk Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar.

Standar Rehabilitasi TC: Adalah buku acuan yang mengatur bagaimana sebuah

layanan rehabilitasi dengan pendekatan TC diselenggarakan, termasuk indikator

minimal penyelenggaraan dan kompetensi petugas yang dibutuhkan

Model Pelayanan dan Rehabilitasi dengan Pendekatan TC:

Page 30: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

29

Pengertian TC adalah sebuah kelompok yang terdiri dari individu dengan masalah

yang sama, tinggal di tempat yang sama, memiliki seperangkat peraturan, filosofi,

norma dan nilai, serta kultural yang disetujui, dipahami dan dianut bersama.

Kesemuanya dijalankan demi pemulihan diri masing-masing.

Tujuan TC: Agar klien dapat mengolah subkultur yang dianut pengguna ke arah

kultur masyarakat luas (mainstream society), menuju kehidupan yang sehat dan

produktif, meskipun pengguna sendiri mempunyai beberapa nilai untuk

mempertahankan pemulihannya.

Cardinal Rules; No Drugs, No Sex, and No Violence

Filosofi TC:Program TC berlandaskan pada filosofi dan slogan-slogan tertentu,

baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

Filosofi TC tertulis: “Saya berada di sini karena tiada lagi tempat berlindung, baik

dari diri sendiri, hingga saya melihat diri saya di mata dan hati insan yang lain. Saya

masih berlari, sehingga saya masih belum sanggup merasakan kepedihan dan

menceritakan segala rahasia diri saya ini, saya tidak dapat mengenal diri saya

sendiri dan yang lain, saya akan senantiasa sendiri. Dimana lagi kalau bukan di sini,

dapatkah saya melihat cermin diri sendiri? Bukan kebesaran semu dalam mimpi

atau si kerdil di dalam ketakutannya, tetapi seorang insan, bagian dari masyarakat

yang penuh kepedulian. Di sini saya dapat tumbuh dan berakar, bukan lagi

seseorang seperti dalam kematian tetapi dalam kehidupan yang nyata dan berharga

baik untuk diri sendiri maupun orang lain.”

Filosofi tidak tertulis:

Honesty (kejujuran) Adalah nilai hakiki yang harus dijalankan para residen, setelah

sekian lama mereka hidup dalam kebohongan.

Page 31: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

30

No free lunch (di dunia ini tidak ada yang gratis) Tidak ada sesuatupun di dunia ini

yang didapatkan tanpa usaha terlebih dahulu.

Trust your environment (percaya pada lingkunganmu) Percaya pada lingkungan

rehabilitasi dan yakin bahwa lingkungan ini mampu membawa klien pada

kehidupan yang positif.

Understand is rather than to be Understood (pahami lebih dulu orang lain sebelum

kita minta dipahami)

Blind faith (keyakinan total pada lingkungan)

To be aware is to be alive (waspada adalah inti kehidupan)

Do your things right, everything else will follow (pekerjaan yang dilakukan dengan

benar-benar akan memberikan hasil yang positif)

Be careful what ask to you, you might just get it (mulutmu harimaumu)

You can’t keep it unless you give it away (sebarkanlah ilmumu pada banyak orang)

What goes around, comes around (perbuatan baik akan berbuah baik)

Compensation is valid (selalu ada ganjaran bagi perilaku yang kita buat)

Act as if (bertindak sebagaimana mestinya)

Personal growth before vested status (kembangkanlah dirimu seoptimal mungkin)

Model Pelayanan dan Rehabilitasi dengan Pendekatan Agama

Ada berbagai macam pusat rehabilitasi dengan pendekatan agama, misalnya

Pondok Pesantren Suryalaya dan Pondok Pesantren Inaba di Jawa Barat dengan

pendekatan nilai- nilai agama Islam dimana kegiatan utamanya adalah berdzikir.

Beda halnya di Thailand dimana para biksu Budha merawat klien yang

mengalami ketergantungan opioida di kuil, antara lain kuil Budha Tan Kraborg. Di

dalam kuil, setiap pagi klien diberi ramuan daun yang menyebabkan klien muntah

dan sore harinya mendapat pelajaran agama Budha dalam lima hari pertama.

Page 32: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

31

Setelah lima hari tidak ada lagi kegiatan terstruktur dan klien diberi kesempatan

untuk memulihkan kesehatannya dari kelelahan. Para pendeta ini juga telah dilatih

dalam memberi konseling kepada klien.

Model Pelayanan dan Rehabilitasi dengan Pendekatan Narcotic Anonymus

Narcotic Anonymus adalah suatu program recovery yang dijalankan seorang

pecandu berdasarkan prinsip 12 langkah. Langkah-langkah ini harus dijalankan

lebih dari satu kali. Setelah selesai mengerjakan seluruh langkah yang ada, seorang

pecandu harus menjalankan kembali langkah pertama. Karena banyak hal baru yang

terjadi dan timbul sehingga seorang pecandu harus menjalankan recorvery-nya

seumur hidup.

Twelve (12) Steps Narcotic Anonymus, adalah:

1. Kami mengakui bahwa kami tidak punya kekuatan untuk mengatasi kebiasaan

menggunakan alkohol sehingga hidup kami menjadi tidak terkendali.

2. Kami berkesimpulan bahwa suatu kekuatan yang lebih besar dari diri kami

sendiri dapat memulihkan kami kepada hidup yang lebih sehat.

3. Kami memutuskan untuk memalingkan kemauan dan hidup kami di bawah

bimbingan Tuhan, sebagaimana kami memahaminya.

4. Mencari dan tidak takut akan menemukan moral kami sendiri.

5. Mengakui kepada Tuhan, kepada diri kami sendiri dan kepada orang lain,

kesalahan- kesalahan kami yang bersifat alamiah.

6. Siap secara bulat menerima Tuhan yang akan mengubah semua cacat watak.

7. Dengan rendah hati memohon kepada-Nya untuk menghilangkan kekurangan

kami.

8. Membuat daftar-daftar orang yang telah kami rugikan, dan ingin berubah

terhadap mereka.

Page 33: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

32

9. Berubah secara langsung kepada orang tersebut dimana mungkin, kecuali bila

dengan berbuat demikian akan mencederai mereka atau orang lain.

10. Terus menemukan diri kami sendiri dan bila terdapat kesalahan, segera

mengakuinya.

11. Melalui doa dan meditasi meningkatkan hubungan secara sadar dengan Tuhan,

sebagaimana kami memahami-Nya, berdoa hanya untuk mengetahui akan

kehendak- Nya atas diri kami dan kekuatan melaksanakannya.

12. Dengan memiliki kesadaran spiritual sebagai hasil dari langkah ini, kami akan

mencoba untuk menyampaikan kabar ini kepada pecandu alkohol, dan

menerapkan prinsip ini dalam semua kehidupan kami.

Model Pelayanan dan Rehabilitasi dengan Pendekatan Terpadu

Suatu pelayanan rehabilitasi dengan memadukan konsep dari berbagai

pendekatan dan bidang ilmu yang mendukung sehingga dapat memfasilitasi korban

narkotika dalam mengatasi masalahnya dari aspek bio, psiko, sosial, dan spiritual.

Tahapan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi korban

penyalahguna narkotika dilaksanakan sesuai Standar Minimal dan Pedoman

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan Narkoba yang disusun BNN,

meliputi:

Pendekatan awal

Pendekatan awal adalah kegiatan yang mengawali keseluruhan proses

pelayanan dan rehabilitasi sosial yang dilaksanakan dengan penyampaian informasi

program kepada masyarakat, instansi terkait, dan organisasi lain guna memperoleh

dukungan dan data awal calon klien residen dengan persyaratan yang telah

ditentukan.

Page 34: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

33

Penerimaan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan administrasi untuk menentukan apakah

diterima atau tidak dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

(i) Pengurusan administrasi surat-menyurat yang diperlukan untuk persyaratan

msuk panti (seperti surat keterangan medical check up, test urine negatif, dan

sebagainya),

(ii) Pengisisan formulir dan wawancara dan penentuan persyaratan menjadi residen,

(iii) Pencatatan residen dalam buku registrasi

Assessment

Assessment merupakan kegiatan penelaahan dan pengungkapan masalah

untuk mengetahui seluruh permasalahan residen, menetapkan rencana dan

pelaksanaan intervensi. Kegiatan assessment meliputi:

(i) Menelusuri dan mengungkapkan latar belakang dan keadaan residen

(ii) Melaksanakan diagnosa permasalahan

(iii) Menentukan langkah-langkah rehabilitasi

(iv) Menentukan dukungan pelatihan yang diperlukan

(v) Menempatkan residen dalam proses rehabilitasi

Bimbingan fisik, kegiatan ini ditujukan untuk memulihkan kondisi fisik

residen, meliputi pelayanan kesehatan, peningkatan gizi, baris-berbaris, dan

olahraga.

Bimbingan mental dan sosial, meliputi bidang keagamaan / spiritual, budi

pekerti individual dan sosial / kelompok dan motivasi residen (psikologis).

Bimbingan orang tua dan keluarga, dimksudkan agar orang tua / keluarga

dapat menerima keadaan residen, memberi dukungan, dan menerima residen

kembali di rumah pada saat rehabilitasi telah selesai.

Page 35: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

34

Bimbingan keterampilan, berupa pelatihan vokalisasi dan keterampilan usaha

(survival skill), sesuai dengan kebutuhan residen.

Resosialisasi / reintegrasi

Kegiatan ini merupakan komponen pelayanan dan rehabilitasi yang

diarahkan untuk menyiapkan kondisi residen yang akan kembali kepada keluarga

dan masyarakat. Kegiatan ini meliputi:

(i) Pendekatan kepada residen untuk kesiapan kembali ke lingkungan keluarga

dan masyarakat tempat tinggalnya,

(ii) Menghubungi dan memotivasi keluarga residen serta lingkungan masyarakat

untuk menerima kembali residen,

(iii) Menghubungi lembaga pendidikan bagi klien yang akan melanjutkan sekolah

Penyaluran dan bimbingan lanjut (aftercare)

Dalam penyaluran dilakukan pemulangan residen kepada orang tua / wali,

disalurkan ke sekolah maupun instansi / perusahaan dalam rangka penempatan kerja.

Bimbingan lanjut dilakukan secara berkala dalam rangka pencegahan kambuh /

relapse dengan kegiatan konseling, kelompok, dan sebagainya.

Terminasi

Kegiatan ini berupa pengakhiran / pemutusan program pelayanan dan

rehabilitasi bagi residen yang telah mencapai target program (clean and sober).

Berdasarkan KEPMENKES No.996/MENKES/SK/VIII/2002, komponen

kegiatan yang ada pada rehabilitasi narkotika meliputi:

Memperbaiki gizi dengan makanan yang bermutu dalam jumlah memadai.

Memulihkan kebugaran jasmani dengan senam dan olahraga.

Melatih penyalahguna NAPZA mengatasi ketegangan otot dan mental bila

mengatasi stress melalui terapi relaksasi.

Page 36: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

35

Meningkatkan konsep diri melalui psikoterapi kognitif behavioral.

Membangkitkan kembali kepercayaan diri dan sikap optimis melalui psikoterapi

suportif.

Meningkatkan sikap tegas untuk mampu menolak segala macam bujukan atau

ajakan yang bersifat negatif melalui psikoterapi asertif.

Meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal melalui dinamika

kelompok, konseling.

Memperbaiki disfungsi keluarga melalui terapi keluarga.

Melakukan konseling keluarga bagi semua anggota keluarga agar dapat

mendukung proses pemulihan.

Melatih tanggung jawab melalui kegiatan sehari-hari.

Mempelajari suatu keterampilan sesuai minat.

Mengikutkan penyalahguna NAPZA dalam pekerjaan sehari-hari.

Pembinaan spiritual dan agama sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-

masing.

Mewaspadai komplikasi medik.

Memahami kemungkinan dual diagnosis (gangguan mental lain).

Rekreasi di dalam maupun di luar sarana rehabilitasi.

Kegiatan lain yang disesuaikan dengan metode yang digunakan.

Page 37: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

36

BAB III

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Teori

Narkotika

Pecandu

MCMI - III

GangguanKepribadian

Terapi Community (TC)

Recovery

Otak

Neurotransmitter DOPAMIN

GangguanPsikologis

Amphetamine

MCMI - III

Page 38: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

37

B. Kerangka Konsep

Adiksi

Narkotika

MCMI - III

GangguanKepribadian Normal

TerapiComunity TerapiComunity

Recovery

Page 39: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

38

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

- Terdapat korelasi antara penggunaan narkotika jenis amphetamin

dengan gangguan kepribadian.

- Gangguan kepribadian pada pecandu jenis narkotika golongan

amphetamin dapat dipulihkan dengan terapi dan rehabilitasi model TC.

Page 40: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

39

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian Clinical Trialadalah suatumetodepenelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui sejauh mana manfaat TC

padapecandunarkotikajenis amphetamine.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka, jalan Batara

Bira VI, Nomor 35, Kelurahan Pai, Kecamatan Birringkanaya, kota Makassar,

Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, mulai dari tanggal 1

September 2015 sampai 30 November 2015

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna Narkotika jenis

amphetamine, di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Tahun 2015.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan dijadikan obyek

penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan pengguna amphetamine

yang berada di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Tahun 2015

Page 41: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

40

Teknik pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling yaitu suatu

cara pengambilan sampel nonprobability, dimanapeneliti mengambil semua sampel

yang memenuhi kriteria penelitian hingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.

E.Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel dihitung berdasarkan rumus :

(Zα + Zβ) S 2

n1 = n2 = 2

X1 - X2

Zα : 1,282 S : 10

Zβ : 1,282 X1 - X2 : 10

(1,282 + 1,282) 10 2

n1 = n2 = 2 = 13,107 (dibulatkan 13)

10

Dari rumus di atas, maka besar sampel yang yang diperlukan minimal berjumlah

13 orang.

F. Kriteria Sampel

1. Kriteria Inklusi

o Pengguna berumur 17 s/d 40 tahun

o Narkotika yang digunakan, jenis amphetamin

o Tidak sedang menderita gangguan jiwa berat

o Tidak mengalami gangguan jiwa sebelum mengkonsumsi narkotika

o Tidak sedang mengkonsumsi narkotika lain secara bersamaan, selain jenis

amphetamin atau pernah mengkonsumsi narkotika jenis lain tetapi sudah

berhenti dan dirasakan oleh pengguna bahwa sekarang sudah tidak

mempengaruhi keadaan adiksinya

Page 42: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

41

2. Kriteria Eksklusi

o Menderita gangguan jiwa berat

o Terdapat riwayat gangguan kepribadian sebelumnya

o Mengkonsumsi narkotika lebih dari satu jenis zat

G. Cara Kerja

Cara Penelitian

a. Melakukan pencatatan subjek yang akan dijadikan sampel penelitian dan

telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

b. Memberikan informed consent

c. Mencatat identitas sampel

d. Menilai keadaan gangguan kepribadian dengan test MCMI-III pertama di

fase Medis

e. Menilai keadaan gangguan kepribadian dengan test MCMI-III kedua di fase

Primery

f. Mengolah dan menganalisa data secara statistik dengan sistem

komputerisasi

H. Identifikasi dan Klasifikasi Variabel

1. Identifikasi Variabel

Variabel Dependen : Jenis Gangguan Kepribadian

Variabel Independen : Therapy Community

Variabel kendali : Umur, Jenis Narkotika / Zat, Jenis Kelamin

2. Jenis Data (skala pengukuran)

- Jenis Gangguan Kepribadian dengan menggunakan MMCI-III

Page 43: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

42

I. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Definisi Operasional

- Adiksi adalah pemakaian zat atau obat tanpa prosedur yang tepat dan

berdampak negatif bagi kesehatan dan perkembangan otak. Bila terus terjadi

dapat berakibat pada suatu gangguan yang dinamakan adiksi dan dependency

(ketergantungan).

- Narkotika(Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang

Narkotika) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Amfetamin adalah kelompok narkotika yaitu obat psikoaktif sintetis yang

disebut sistem saraf pusat (SSP) stimulants. Merupakan satu jenis narkotika

yang dibuat secara sintetis dan dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun

coklat, atau bubuk putih kristal kecil.

- Gangguan Kepribadian adalah Pola perilaku dan pengalaman batin yang

bertahan/langgeng yang menyimpang secara signifikan dari standar budaya

seseorang, yang meresap dan bersifat rigid, memiliki onset pada masa remaja

atau awal masa dewasa, stabil dari waktu ke waktu, menyebabkan

ketidakbahagiaan dan gangguan, dan bermanifestasi dalam setidaknya dua

dari empat area: Kognisi, Fungsi interpersonal, Afektif dan Kontrol Impuls

- MCMI-III adalahalat test yang digunakan digunakan untuk mengukur

informasi yang berkaitan dengan kepribadian, penyesuaian emosional, dan

sikap. Difokuskan pada berbagai gangguan perilaku bersama gejala-gejala

yang sering dikaitkan dengan gangguan-gangguan tersebut.

Page 44: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

43

- Therapy Community adalah sebuah kelompok yang terdiridari individu

dengan masalah yang sama, tinggal di tempat yang sama, memiliki

seperangkat peraturan, filosofi, norma dan nilai, serta kultural yang

disetujui, dipahami dan dianut bersama. Kesemuanya dijalankan demi

pemulihan diri masing-masing.

J. Alur Penelitian

Pengguna Narkotika

Golongan Amphetamin

Test MCMI-III

Gangguan Kepribadian

Terapi dan rehabilitasi Model TC

Recovery

Page 45: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

44

K. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, ditabulasi berdasarkan

jenis data studi dan dianalisa dengan desain SPSS (Statistical Package For

Social Science). Untuk mengetahui korelasi antara penggunaan amphetamine

dengan gangguan kepribadian digunakan uji korelasi Lambda.

Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Therapy

Community pada gangguan kepribadian pengguna amphetamin menggunakan

uji parametrik (Uji T berpasangan) jika memenuhi syarat dan jika tidak

memenuhi syarat maka digunakan uji nonparametrik (Uji Wilcoxon).

Page 46: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

45

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data Jenis Zat Yang Dipakai Residen / Pecandu

Di BALAI REHABILITASI BNN BADDOKA MAKASSAR TAHUN 2015

No Jenis Zat Jumlah

1 Amphetamine 25

2 Amphetamine + Zat lain 67

3 Zat Lain (Yang Bukan Golongan Amphetamin) 14

Tabel 1. Sebaran Sampel Menurut Jenis Kelamin

NO JENIS KELAMIN JUMLAH

1 Laki-laki 43

2 Perempuan 8

Tabel 2. Sebaran Sampel Menurut Usia

NO USIA JUMLAH

1 < 17 tahun 2

2 17- 40 tahun 48

3 > 40 tahun 1

Page 47: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

46

Jenis Kepribadian yang muncul pada pemeriksaan MCMI-III pengguna

amphetamine adalah sebagai berikut :

JENIS KEPRIBADIAN JUMLAH MCMI-III

Schizoid 10

Avoidant 17

Depressive 18

Dependent 23

Histrionic 4

NarcisSistic 8

Antisosial 9

Sadistik 4

Compulsive 3

Negativistic 18

Masochistic 17

Paranoid 3

Borderline 9

Schizotypal 3

Untuk mengetahui korelasi antara timbulnya gangguan kepribadian pada

pengguna amphetamine, maka dilakukan Uji Korelasi Lambda karena kedua

variabel tersebut tidak setara (nominal dan numerik).

Hasil analisis Uji Korelasi Lambda adalah sebagai berikut :

Jumlah MCMI-III

Gangguan Kepribadian r 1.000

p 0.000

n 25

Dari hasil uji analisis Uji Korelasi Lambda diperoleh adanya korelasi yang

bermakna antara timbulnya gangguan kepribadian dan pengguna amphetamine

(p=0.000), dengan kekuatan korelasi bersifat sangat kuat (r=1.000).

Page 48: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

47

Grafik 1. Sebaran Jenis Kepribadian Sebelum Memulai Program TC

Tabel 3. Sebaran Jenis Kepribadian yang Muncul dalam Pemeriksaan MCMI

Profil Kepribadian Sebelum TC Setelah TC

1. Schizoid 10 11

2. Avoidant 17 16

3. Depressive 17 21

4. Dependdent 24 22

5. Histrionic 4 3

6. Narcis Sistic 8 8

7. Antisocial 9 9

8. Sadistic 4 7

9. Compulsive 3 0

10. Negativistic 17 15

11. Masochistic 17 15

12. Paranoid 3 3

13. Borderline 9 7

14. Schizotypal 3 4

15. Disclosure 0 0

16. Desirability 0 0

17. Anxiety 0 0

18. Somatoform 0 0

19. Bipolar (Manic) 0 0

20. Dysthymia 0 0

21. Alcohol Dependence 0 0

22. Drug Dependence 0 0

23. Post Traumatic Stress 0 0

24. Thought Disorder 0 0

25. Major Depression 0 0

26. Delusional Disorder 0 0

27. Debasement 0 0

10

17 17

24

4

89

43

17 17

3

9

3

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Page 49: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

48

Grafik 2. Sebaran Jenis Kepribadian Setelah Menyelesaikan Program TC

Grafik 3. Perbandingan Sebaran Jenis Kepribadian Sebelum dan Setelah

Mengikuti Program TC

11

16

2122

3

89

7

0

15 15

3

7

4

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Page 50: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

49

Sebelum dilakukan analisis data secara bivariat, maka dilakukan Tes

Normalitas terlebih dahulu terhadap data yang telah diperoleh. Tes Normalitas pada

penelitian ini menggunakan Uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang tersedia

sebanyak 25 orang ( kurang dari 50 orang).

Hasil Tes Normalitas menggunakan Uji Shapiro-Wilk sebagai berikut :

SHAPIRO – WILK

Statistic df Sig.

Sebelum TC .786 25 .000

Setelah TC .789 25 .000

Karena diperoleh nilai p=0.000, maka distribusi data dalam penelitian ini tidak

normal (p < 0.05) sehingga tidak memenuhi syarat untuk dilakukan UJI

PARAMETRIK. Oleh karena itu, maka pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan UJI NONPARAMETRIK yaitu UJI WILCOXON.

Page 51: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

50

Dari hasil Uji Wilcoxon diperoleh nilai p=0.470 (nilai p > 0.05), sehingga tidak

terdapat perbedaan yang bermakna pada gangguan kepribadian antara sebelum dan

setelah dilakukan therapy community. Terdapat 14 gangguan kepribadian yang

menetap setelah dilakukan TC (ties: 14), ada 4 gangguan kepribadian yang

bertambah setelah dilakukan TC (positive ranks: 4 ) dan ada 7 gangguan

kepribadian yang berkurang setelah dilakukan TC (negative ranks: 7).

N Mean

Ranks

Sum of

Ranks

Setelah TC –

Sebelum TC

Negative

Ranks

7a

5.86

41.00

Positive

Ranks

4b

6.25

25.00

Ties 14c

Total 25

Setelah TC – Sebelum TC

Z -7.22

Asymp.Sig (2-tailed) .470

Hasil Uji Wilcoxon adalah sebagai berikut :

Page 52: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

51

B. Pembahasan

Pecandu yang direhabilitasi di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka sebagian besar

pecandu yang menggunakan zat jenis amphetamine.Umumnya pecandu yang

mengkonsumsi zat jenis amphetamin mengalami gangguan kepribadian.Gangguan

kepribadian merupakan salah satu faktor yang mempersulit proses

pemulihan.Pecandu yang direhabilitasi umumnya berada pada usia produktif (antara

17 s/d 40 tahun).

Dalam penelitian ini didapati adanya korelasi yang sangat kuat antara pengguna

narkotika jenis amphetamine dengan angka kejadian Gangguan Kepribadian. Dari

hasil penelitian ini tidak didapati adanya perubahan gangguan kepribadian yang

bermakna pada pengguna zat amphetamine dari residen yang mengikuti terapi dan

rehabilitasi di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar.

Keterbatasan dari penelitian ini yaitu bahwa penelitian ini hanya melihat

hubungan antara zat jenis amphetamin dengan gangguan kepribadian, tanpa melihat

pengaruh lainnya seperti faktor sosiodemografik dan faktor klinis lainnya.

Instrumen penilaian gangguan kepribadian yang dipakai dalam penelitian ini

adalah MCMI III, dimana kita ketahui jawaban pertanyaannya sangat dipengaruhi

oleh persepsi subjektif dari sampel penelitian, sehingga pasian masih dapat

melaporkan keadaan yang kurang atau lebih dari keadaan sebenarnya.

Page 53: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

52

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa umumnya pecandu yang menggunakan

zat jenis amphetamine mengalami ciri kepribadian patologis

2. Penggunaan narkotika jenis amphetamine dapat menyebabkan terjadinya

Gangguan Kepribadian.

3. Metode Rehabilitasi jenis TC kurang memberikan dampak pemulihan bagi

pecandu narkotika jenis amphetamine.

B. SARAN

a. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi Badan Narkotika nasional

RI, cq. Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar untuk meninjau kembali

tentang efektivitas model Theraphi Community (TC) yang selama ini

digunakan sebagai cetak biru program rehabilitasi dalam lingkup BNN RI.

b. Merencanakan untuk kedepannya membuat Tailor Made (metode

rehabilitasi) sendiri di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka, sesuai dengan

kondisi kearifan lokal setempat.

c. Meningkatkan kualitas SDM bagi para petugas / konselor berupa pelatihan,

TOT, atau seminar yang berhubungan dengan masalah adiksi secara berkala.

d. Balai Rehabilitasi BNN Baddoka secara berkesinambungan terus melakukan

penelitian lanjutan untuk menindak lanjuti hasil penelitian yang sudah ada ini.

Page 54: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

53

DAFTAR PUSTAKA

Australian Therapeutic Community Association. 2002. Towards Better Practice in

Therapeutic Communities. Bangalow, NSW: ATCA

DeLeon, G. 2000. The Therapeutic Community: theory, model and method. New

York: Springer Publishing Company

Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI. 2002.

Metode Therapeutic Community (Komunitas Terapeutik dalam Rehabilitasi

Sosial Penyalahgunaan NAPZA), Jakarta: Direktorat Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial Korban NAPZA

Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RI, 2009.

Standar Pelayanan Rumah Sakit Jiwa, Jakarta : Direktorat Jenderal Bina

Pelayanan Medik

Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RI, 2009.

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Jiwa, Jakarta: Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik

http://www.drugabuse.gov/ResearchReports/Therapeutic/default.html, Diakses pada

tanggal 25 Januari 2011

(http://www.therapeuticcommunities.org/klac.htm), accessed on February 19, 2011

International journal of therapeutic communities 28, 1, Spring 2007. Therapeutic

Community.

National Institute on Drug Abuse. 1994. Therapeutic Community: Advances in

Research and Application. Research Monograph Series No. 144. Bethesda,

MD: NIDA

Nosocomial Infection, www.wikipedia.org, Diakses pada tanggal 12 Februari 2011

Page 55: PENGGUNA AMPHETAMINE - rehabbaddoka.comrehabbaddoka.com/...THERAPY...PENGGUNA_AMPHETAMINE.pdf · The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat ... diagnosis,

54

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang

Klasifikasi Rumah Sakit

Perfas B. Fernando, “Therapeutic Community- A Practice Guide”, 2003

WHO Western Pacific Region. 2006. Integration of Harm Reduction Into

Abstinence-based Therapeutic Communities: a case study of We Help

Ourselves, Australia. Geneva: WHO

Undang- Undang RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Universal Precaution, www.wikipedia.org, Diakses pada tanggal 12 Februari 2011.

Sopiyudin M. Teori Sederhana Prosedur Pemilihan Uji Hipotesis dalam Statistik

Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Edisi 5, Jakarta, Salemba medika, 2011