penggunaan dana desa tahun 2018 untuk padat...
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2018 UNTUK PADAT KARYA TUNAI
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kemendesa PDT dan Transmigrasi
DEFINISI PADAT KARYA TUNAI
“Padat karya tunai merupakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat desa, khususnya
yang miskin dan marginal, yang bersifat
produktif dengan mengutamakan pemanfaatan
sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal
untuk memberikan tambahan upah/
pendapatan, mengurangi kemiskinan, dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.”
2Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
Kementerian KoordinatorBidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
Pemanfaatan Dana Desa dan berbagai program Kementerian/Lembaga yang ditujukan ke Desa harus dilakukan
dengan model padat karya.
LATAR BELAKANG
Rapat
Terbatas
Tanggal 18
Oktober 2017
• Penciptaan kesempatan kerja di Desa dan peningkatan tambahan upah/pendapatan bagi masyarkat desa dilakukan
dengan Padat Karya Tunai (cash for work), dan swakelola.
• Pelaksanaan program K/L di daerah khususnya desa perlu diarahkan untuk mendukung Padat Karya Tunai Di Desa.
• Peningkatan pelatihan dan pendampingan dalam mengembangkan potensi Desa.
• Penyederhanaan sistem pelaporan dan pertanggungjawaban di Desa.
Rapat
Terbatas
Tanggal 3
November
2017
Rakor Tingkat
Menteri
Tanggal 8
Desember
2017
• Prioritas lokasi Padat Karya Tunai di Desa pada tahun 2018 adalah 1.000 desa di 100 kabupaten yang diusulkan oleh
Bappenas bersama TNP2K.
• Penggunaan Dana Desa diarahkan untuk menciptakan kesempatan kerja dan memberikan tambahan upah/pendapatan
bagi masyarakat desa.
• Program dan kegiatan Kementerian/Lembaga diarahkan untuk mendukung pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa.
• Program dan kegiatan Pemerintah Provinsi dan Pemeirntah Kabupaten/Kota diarahkan untuk mendukung pelaksanaan
program Padat Karya Tunai di Desa.
• Program Padat Karya Tunai di Desa tidak hanya untuk kegiatan pembangunan infrastruktur, tetapi juga kegiatan
pemberdayaan yang bersifat produktif dan berkelanjutan dengan pelibatan BUMDes, Koperasi dan UMKM.
• Optimalisasi peran Pendamping Desa dalam mendukung pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa.
• Optimalisasi peran aparat Pemerintah Provinsi, Pemeirntah Kabupaten/Kota, perangkat Pemerintah Desa dan masyarakat
Desa dalam perencanaaan dan pengawasan pelaksanaan padat karya tunai di Desa
3Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
Kementerian KoordinatorBidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
KERANGKA PIKIR
PROGRAM DAN
KEGIATAN
Terjadinya migrasidan urbanisasi yang
tinggi
Tingginya jumlah Desa Tertinggal
Masih tingginya Angka Pengangguran
Masih tingginya Tingkat Kesenjangan
Pendapatan
Masih tingginya Angka Kemiskinan
MASALAH
PADAT
KARYA
TUNAI
(CASH
FOR
WORK)
Penciptaan Upah/ Tambahan Pendapatan
MANFAAT DAN
DAMPAK
Perluasan Mutu Pelayanan Dasar
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah
Perluasan kesempatan kerja sementara
Perluasan Akses Pelayanan Dasar
Peningkatan aksesibilitas desa
(terbukanya desa terisolir)
Jumlah setengah
penganggur 6 juta
orang di perdesaan
Penduduk miskin di
desa 16,3 juta orang.
Status gizi masyarakat
(37,2% stunting)
Jumlah penganggur
2,39 juta orang di
perdesaan
Jumlah pekerja tak
dibayar 10,58 juta
pekerja di perdesaan Program dan Kegiatan
Pelaksana
1.Kementerian/ Lembaga2.Pemerintah Daerah3.Pemerintah Desa
1.Pelayanan Dasar2.Pembangunan Prasarana
dan Sarana Perdesaan3.Pengembangan Ekonomi
Produktif4.Pemberdayaan Masyarakat
5Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
Kementerian KoordinatorBidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
Masih tingginya Angka Gizi Buruk
dan Stunting
SASARAN
1Penganggur:
Penduduk, baik laki-laki dan perempuan namun bukan anak-anak,
yang tidak mempunyai pekerjaan, yang diputus hubungan kerja, dan
yang sedang mencari pekerjaan.
2Setengah Penganggur:
• Penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (<35 jam
seminggu).
• Petani yang mengalami paceklik dan menunggu masa tanam/panen.
3Penduduk miskin:
Memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis
kemiskinan.
4Stunting:
Penduduk yang memiliki balita bermasalah gizi.
9Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
Kementerian KoordinatorBidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
ARAHAN PELAKSANAAN
10Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
Kementerian KoordinatorBidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
2.1. PRINSIP PADAT KARYA TUNAI DI DESA
TAHUN 2018
11Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
Kementerian KoordinatorBidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
Kegiatan yang prioritas, berdampak pada peningkatan kesejahteraan
dan daya beli masyarakat desa serta adanya pengelolaan, perawatan,
dan pelestarian yang berkelanjutan
Melibatkan masyarakat miskin, kaum marginal, penyandang
disabilitas, dan penganut kepercayaan
Dari, oleh, dan untuk masyarakat desa dengan semangat gotong
royong dan disepakati dalam musyawarah desa.
Mengutamakan prinsip transparan dan akuntabel baik secara moral,
teknis, legal maupun administratif kepada semua pihak.
Mengutamakan keswadayaan masyarakat dengan berbagai bentuk sumbangan dana, tenaga,
dan bahan baku yang tersedia di Desa serta dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat Desa
EFEKTIF
INKLUSIF
TRANSPARAN
& AKUNTABEL
SWADAYA &
SWAKELOLA
Penentuan upah berdasarkan hasil Musyawarah Desa dengan
mengacu pada Peraturan Kepala Daerah. Adapun Batas Atas
Upah/HOK dibawah Upah Minimum Provinsi. Besaran upah/HOK
lebih lanjut akan diatur oleh Peraturan Kepala Daerah
PARTISIPATIF
UPAH KERJA
2.2. MODEL PADAT KARYA TUNAI (CASH FOR WORK)
UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARKAT
KERANGKA PIKIR MODEL CASH FOR WORK:
Menciptakan
kegiatan yang
berdampak pada
peningkatan
pendapatan (income
generating activities)
tanpa sepenuhnya
menggantikan
pekerjaan yang
lama.
Ditujukan bagi
masyarakat kurang
mampu.
Penyediaan
lapangan kerja
sementara.
Mekanisme dalam
penentuan upah dan
pembagian upah
dibangun secara
partisipatif dalam
musyawarah desa.
Berdasarkan
rencana kerja yang
disusun sendiri oleh
Desa sesuai dengan
kebutuhan lokal.
Difokuskan pada
pembangunan prasarana
dan sarana perdesaan atau
pendayagunaan sumberdaya
alam secara lestari berbasis
pemberdayaan masyarakat.
2
1 3
4
5
6
12Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
Kementerian KoordinatorBidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
2.3. MANFAAT
1 2Menciptakan kesempatan kerja untuk
penganggur, setengah penganggur, penduduk
miskin, dan penduduk dengan masalah stunting
di Desa.
Meningkatkan produksi dan produktivitas,
upah/pendapatan dan daya beli masyarakat Desa.
13Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
Kementerian KoordinatorBidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
2.5. SIFAT KEGIATAN
15
1 2 3
Pelaksanaan Kegiatan
Padat Karya Tunai di Desa
bersifat swakelola dengan
tetap dimungkinkan
adanya pengadaan
barang/jasa sebagian oleh
penyedia sesuai ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
Upah kerja diberikan secara
langsung kepada warga
Desa yang terlibat kegiatan
Padat Karya Tunai. Upah
kerja dimaksud diberikan
secara harian, namun
apabila tidak memungkinkan
diberikan secara mingguan.
Mengutamakan
penggunaan tenaga kerja
dan material/bahan baku
yang berasal dari Desa
setempat, sehingga bisa
menyerap tenaga kerja dan
memberikan pendapatan
bagi warga Desa yang
terlibat di kegiatan Padat
Karya Tunai.
Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
Kementerian KoordinatorBidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
APBDes
TPK
Swakelola
Penyedia
Seluruhnya
Sebagian
2.6. KRITERIA KEGIATAN
16
Pelaksanaan
pekerjaan
dilaksanakan secara
berkelompok,
dengan seorang
pengawas di dalam
setiap kelompok.
Pekerjaan dapat
dikerjakan oleh
masyarakat Desa yang
memiliki dan tanpa
memiliki keterampilan
pertukangan serta diawasi
oleh tenaga terlatih yang
berasal dari unsur
masyarakat Desa untuk
memastikan hasil
pekerjaan berkualitas.
Kegiatan dilakukan
dengan
menggunakan
peralatan,
pengetahuan dan
teknologi tepat guna.
Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
Kementerian KoordinatorBidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
Kementerian KoordinatorBidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan 2.7. LOKASI PELAKSANAAN PADAT KARYA TUNAI DESA
• Padat Karya Tunai di Desa dilaksanakan di seluruh desa di
Indonesia.
• Sebagian besar Desa di Indonesia memerlukan ketersediaan
sarana dan prasarana pelayanan dasar.
• Pembangunan Desa akan lebih efektif dengan menggunakan
semangat dari, oleh, dan untuk masyarakat desa dengan
kegotong royongan serta kearifan lokal.
• Penggunaan bahan baku dan tenaga kerja setempat menjadi
salah satu kunci suksesnya pembangunan desa dengan padat
karya.
Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018 17
Pemenuhan 30% HOK dari keseluruhan alokasi kegiatan pembangunan Desa bersifat
wajib dan harus dilaksanakan oleh seluruh Desa penerima dana desa.
Bagi desa yang telah menetapkan APBDesa sebelum terbitnya SKB 4 Menteri tentang Penyelarasan Dan Penguatan Kebijakan Percepatan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang DesaAgar melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Desa merevisi APBDesa untuk menyesuaikan pemenuhan HOK minimal sebesar 30 %.
b. Jika tidak mencapai 30% HOK, maka Desa melakukan melakukan penyesuaian perhitungan RAB dan desain teknis kegiatan.
3.1.A. ARAHAN TEKNIS PELAKSANAAN
PADAT KARYA TUNAI DI DESA YANG BERSUMBER DARI DANA DESA
Bagi Desa yang belum menetapkan APBDesa sampai dengan diterbitkannya SKB 4 Menteri tentang Penyelarasan dan Penguatan Kebijakan Percepatan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku agar menyusun RAB dan Desain Teknis kegiatan pembangunan untuk memenuhi minimal 30% untuk membayar upah atau yang disebut HOK dari keseluruhan alokasi kegiatan pembangunan Desa.
23Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
Kementerian KoordinatorBidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
HOKPenggunaan Dana Desa sebesar 30% dari biaya kegiatan pembangunan Desa digunakan untukmembayar upah masyarakat, dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah 30% untuk pembayaran HOK dihitung dari jumlah Dana Desa yang digunakanuntuk membiayai kegiatan pembangunan Desa;
b. Jumlah 30% untuk pembayaran HOK mencakup pembayaran tenaga kerja untukmengangkut bahan material untuk bangunan, penyiapan lokasi bangunan, danpelaksanaan kegiatan pembangunan;
c. Jumlah tenaga kerja mencakup tenaga kerja ahli, pembantu tenaga kerja ahli sertatenaga masyarakat Desa setempat yang ditetapkan sebagai sasaran Padat Karya Tunaidi Desa; dan
d. Besaran upah tenaga kerja dihitung berdasarkan batas bawah dan batas atas upahtenaga kerja yang ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah Desa denganmengacu pada peraturan bupati/walikota tentang besaran upah tenaga kerja (HariOrang Kerja/HOK).
Refokusing Kegiatan Pembangunan Desa
Ketentuan refokusing kegiatan pembangunan Desa yangdibiayai Dana Desa untuk memastikan 30% dari biayakegiatan pembangunan Desa digunakan untuk membayarupah masyarakat dilakukan dengan ketentuan sebagaiberikut:
A. Refokusing kegiatan pembangunan Desa dilakukandengan berdasarkan ketentuan tentang penetapan prioritaspenggunaan Dana Desa Tahun 2018 sebagaimana diaturberdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan DaerahTertinggal dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2017 tentangPenetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018;
LANJUTAN ….Refokusing Kegiatan Pembangunan Desa
B. Jenis kegiatan refokusing kegiatan pembangunan yang diprioritaskan sesuai
ketentuan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018
Pasal 4 sebagai berikut:
(1) Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk membiayai pelaksanaan program dan
kegiatan di bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.
(2) Prioritas penggunaan Dana Desa diutamakan untuk membiayai pelaksanaan
program dan kegiatan yang bersifat lintas bidang.
(3) Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) antara lain bidang
kegiatan produk unggulan Desa atau kawasan perdesaan, BUM Desa atau BUM Desa
Bersama, embung, dan sarana olahraga Desa sesuai dengan kewenangan Desa.
(4) Pembangunan sarana olahraga Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan unit usaha yang dikelola oleh BUM Desa atau BUM Desa Bersama.
(5) Prioritas penggunaaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
dipublikasikan oleh Pemerintah Desa kepada masyarakat Desa di ruang publik yang
dapat diakses masyarakat Desa.
TAHAPAN PERSIAPAN PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK
PADAT KARYA TUNAI
1. Sosialisasi Penggunaan Dana Desa untuk Padat Karya Tunai di Tingkat
Kabupaten/Kota
• Sosialisasi dan Bimbingan Teknis ini menjelaskan tentang kebijakan penggunaan
Dana Desa untuk padat karya tunai, serta menjelaskan langkah-langkah
percepatan pelaksanaan padat karya tunai yang membutuhkan keterlibata semua
pihak yang terkait dengan penggunaan Dana Desa.
• Sosialisasi dan Bimbingan Teknis ini dilakukan oleh Dinas PMD Kabupaten/Kota
dengan mengundang OPD kabupaten/kota yang terkait dengan pembinaan Dana
Desa (misalnya: Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas PU), seluruh camat, seluruh
kepala Desa dan BPD serta seluruh tenaga pendamping pendamping profesional.
• Hasil yang diharapkan dari kegiatan sosialisasi ini adalah dipahaminya kebijakan
penggunaan Dana Desa Tahun 2018 untuk padat karya tunai oleh seluruh peserta
sosialisasi.
TAHAPAN PERSIAPAN PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PADAT KARYA TUNAI
2. Pembentukan Tim Fasilitasi Penggunaan Dana Desa untuk Padat Karya Tunai
• Dinas PMD Kabupaten/Kota membentuk Tim Teknis Fasilitasi Penggunaan Dana
Desa untuk Padat Karya Tunai yang bertugas memfasilitasi Desa mempercepat
pelaksanaan penggunaan Dana Desa untuk Padat Karya Tunai.
• Tim Fasilitasi terdiri dari tenaga pendampingan Desa yang terdiri dari unsur aparat
OPD maupun tenaga pendamping profesional yaitu tenaga ahli di kabupaten/kota
serta pendamping Desa dan pendamping lokal Desa di kecamatan.
3. Sosialisai Tingkat Desa
• Sosialisasi kebijakan penggunaan Dana Desa Tahun 2018 untuk Padat Karya Tunai
di tingkat Desa dilakukan oleh Pemerintah Desa dengan didampingi Tim Fasilitasi
kabupaten/kota. Hasil yang diharapkan dari sosialisasi di tingkat Desa adalah Desa
segera melakukan musyawarah Desa untuk segera menyusun atau melakukan
perubahan RKPDesa dan APBDesa Tahun 2018 yang disesuaikan dengan kebijakan
kegiatan Padat Karya Tunai.
TAHAPAN PERENCANAAN PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK
PADAT KARYA TUNAI
1. Pendataan Calon Sasaran Padat Karya Tunai
Tenaga kerja yang akan terlibat padat karya tunai didata untuk memastikanperhitungan 30% pembayaran upah tenaga kerja. Warga masyarakat Desayang berpotensi menjadi tenaga kerja dalam pelaksanaan padat karya tunaimeliputi:
a. Penganggur, setengah penganggur danwarga miskin;
b. Pencari nafkah utama keluarga;
c. Laki-laki, wanita dan pemuda usia produktif dan bukan anak-anak;
d. Petani/kelompok petani yang mengalami paceklik dan menunggu masatanam/panen.
e. Tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan (diputus hubungan kerja).
Lanjutan….2. Peninjauan Kembali Dokumen RKP Desa dan APBDesa
Kebijakan 30% dari Dana Desa yang digunakan untuk membiayai upah tenaga kerja pada kegiatan
padat karya tunai harus masuk ke dalam dokumen RKP Desa Tahun 2018 dan APBDesa Tahun
2018. Oleh sebab itu, setelah diketahui jumlah calon sasaran tenaga kerja yang berpotensi ikut
serta dalam pelaksanaan padat karya tunai, dilakukan peninjauan kembali dokumen RPK Desa
Tahun 2018 dan APBDesa Tahun 2018. Dalam hal belum tercantum 30% HOK dibiayai Dana Desa
untuk kegiatan pembangunan, maka dilakukan Perubahan RKP Desa Tahun 2018 dan APBDesa
Tahun 2018 bagi Desa yang sudah menetapkan APBDesa Tahun 2018, atau melakukan Perubahan
RKP Desa Tahun 2018 dan menetapkan APBDesa Tahun 2018 bagi Desa yang belum menetapkan
APBDesa Tahun 2018.
3. Mekanisme Perubahan RKP Desa Tahun 2018, Perubahan APBDesa Tahun 2018 atau Penyusunan
APBDesa 2018
Pemenuhan 30% HOK dari keseluruhan alokasi kegiatan pembangunan Desa bersifat wajib dan
harus dilaksanakan oleh seluruh Desa penerima dana desa. Bagi desa yang alokasi upah tenaga
kerja belum mencapai 30% dari kegiatan bidang pembangunan desa, harus melakukan refokusing
dengan langkah sebagai berikut:
a. Perubahan RKP Desa …….
a. Perubahan RKP Desa1) Desa yang sudah menetapkan RKPDesa Tahun 2018 maupun Desa yang belum menetapkan RKPDesa Tahun 2018, dalam hal
perhitungan pembiayaan kegiatan pembangunan Desa belum mencapai ketentuan 30% digunakan untuk membiayai upah
tenaga kerja wajib melakukan Perubahan RKP Desa 2018.
2) Perubahan RKP Desa dimulai dengan melakukan perhitungan ulang terhadap kebutuhan 30% HOK dari Dana Desa yang
sudah dialokasikan untuk kegiatan pembangunan Desa. Karenanya, terhadap Dana Desa yang sudah dialokasikan untuk
kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa tidak ikut diperhitungkan dalam pembiayaan padat karya tunai.
3) Perhitungan ulang dilakukan dengan melakukan refokusing atau mengurangi jumlah kegiatan pembangunan menjadi minimal
3 (tiga) dan maksimal 5 (lima) kegiatan pembangunan Desa, sehingga dipastikan tertampung jumlah 30% Dana Desa untuk
kegiatan pembangunan Desa digunakan membiayai upah tenaga kerja.
4) Refokusing kegiatan pembangunan Desa harus dibahas dan disepakati dalam musyawarah Desa.
5) Perubahan RKP Desa Tahun 2018 disusun oleh Kepala Desa dibantu Tim Penyusun RKP Desa dengan berdasarkan berita
acara musyawarah Desa tentang refokusing kegiatan pembangunan Desa.
6) Rancangan Perubahan RKP Desa yang disusun Kepala Desa dan Tim Penyusun Perubahan RKP Desa wajib dibahas dan
disepakati oleh Kepala Desa, BPD dan unsur masyarakat Desa dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
(MusrenbangDesa).
7) Hasil kesepakatan musrenbangdesa tentang Rancangan Perubahan RKP Desa menjadi dasar bagi Kepala Desa dan BPD untuk
menetapkan Peraturan Desa tentang RKPDesa Perubahan Tahun 2018
b. Perubahan APB Desa tahun 2018
1) Bagi desa yang sudah menetapkan APBDesa Tahun 2018, namun dalam APBDesatersebut belum mengakomodir kegiatan Padat karya, wajib dilakukan perubahandengan terlebih dahulu melakukan Perubahan RKP Desa Tahun 2018 denganmemasukan kegiatan padat karya tunai.
2) Kepala Desa dan BPD melakukan perubahan APBDesa Tahun 2018 denganberpedoman pada Peraturan Desa tentang RKP Desa Perubahan tahun 2018.
3) Kepala Desa wajib mengajukan rancangan perubahan APBDesa Tahun 2018 untukdireview oleh Bupati/Walikota sesuai ketentuan peraturan perundang-undangantentang keuangan Desa.
4) Dalam hal Rancangan Perubahan APBDesa Tahun 2018 sudah disetujuibupati/walikota, maka Kepala Desa dan BPD menetapkan peraturan desa tentangAPBDesa Perubahan Tahun 2018
c. Penyusunan APBDesa Tahun 2018
1) Bagi desa yang belum menetapkan APBDesa Tahun2018, wajib menyusun APBDesa Tahun 2018.
2) Kepala Desa dan BPD menyusun APBDesa Tahun2018 dengan berpedoman pada peraturan desatentang RKPDesa Perubahan tahun 2018
3) Penetapan APBDesa Tahun 2018 dilakukan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan tentangkeuangan Desa.
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN KEGIATAN PADAT
KARYA TUNAI
1. Pelaporan
a. Bupati/walikota menyampaikan laporan penggunaan dana Desa untuk padat karya
tunai disertai dengan softcopy kertas kerja penghitungan Dana Desa setiap Desa
kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa untuk menginformasikan hal-hal sebagai berikut:
1) jenis kegiatan yang dibiayai Dana Desa untuk Padat Karya Tunai beserta besaran
biaya untuk setiap kegiatan;
2) jumlah HOK;
3) jumlah tenaga kerja yang meliputi tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja
perempuan;
4) jumlah dana desa yang digunakan untuk membayar HOK;
5) jumlah total warga miskin dan pengangguran/setengah menganggur untuk setiap
Desa; dan
6) jumlah total warga miskin dan pengangguran/setengah menganggur untuk setiap
Desa yang ikut serta dalam kegiatan padat karya tunai yang dibiayai Dana Desa.
Lanjutanb. Tim Pelaksana Kegiatan menyampaikan kepada kepala Desa laporan secara berkala
(bulanan atau triwulanan) yang memuat informasi tentang hasil pelaksanaan kegiatan yang
disertai data rinci tenaga kerja beserta serta Nomer Induk Kependudukan (NIK), daftar hadir
tenaga kerja, upah yang dibayarkan, bukti belanja, hasil kegiatan, termasuk pemasangan
papan nama pada hasil kegiatan pembangunan Desa.
c. Kepala Desa menyampaikan laporan penggunaan Dana Desa Tahun 2018 untuk Padat Karya Tunai
yang memuat informasi tentang hasil pelaksanaan pembangunan Desa sebagai berikut:
1) jenis kegiatan yang dibiayai Dana Desa untuk Padat Karya Tunai beserta besaran biaya untuk
setiap kegiatan;
2) jumlah HOK;
3) jumlah tenaga kerja yang meliputi tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja perempuan;
4) jumlah dana desa yang digunakan untuk membayar HOK;
5) jumlah total warga miskin dan pengangguran/setengah menganggur untuk setiap Desa; dan
6) jumlah total warga miskin dan pengangguran/setengah menganggur untuk setiap Desa yang ikut
serta dalam kegiatan padat karya tunai yang dibiayai Dana Desa.
Lanjutan…Pemantauan dan Evaluasia. Kepala Desa dengan melibatkan masyarakat Desa melakukan
pemantauan dan evaluasi secara berkala (bulanan atau triwulanan)
terhadap kinerja pelaksanaan kegiatan dan kualitas pemanfaatan sumber
daya lokal.
b. BPD dan masyarakat Desa berpartisipasi dalam memantau dan
mengevaluasi penggunaan Dana Desa Tahun 2018 untuk Padat Karya
Tunai.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1. Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah DaerahKabupaten/Kota membina dan mengawasi penggunaan Dana Desauntuk Padat Karya Tunai.
2. Bupati/Walikota mendelegasikan pembinaan dan pengawasanpenggunaan Dana Desa untuk Padat Karya Tunai kepada Camat.
3. Camat dengan dibantu oleh tenaga pendamping profesional dikecamatan melakukan pembinaan dan pengawasan penggunaan DanaDesa Tahun 2018 untuk Padat Karya Tunai.
4. Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Kabupaten/Kota yang terkaitdengan Desa dibantu pendamping profesional di kabupaten/kota ikutserta dalam pembinaan dan pengawasan penggunaan Dana Desauntuk Padat Karya Tunai.
OPTIMALISASI PENDAMPINGAN PENGGUNAAN DANA DESA
TAHUN 2018 UNTUK PADAT KARYA TUNAI DI DESA
1. PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PADAT KARYA TUNAI HARUS SUDAH DIMULAI PADA MINGGU KE-1 PEBRUARI 2018 YANG DITANDAI DENGAN SUDAH DISALURKAN DANA DESA TA. 2018 DARI REKENING KAS UMUM DAERAH (RKUD) KE REKENING KAS DESA (RKD)
2. SELURUH JAJARAN PENDAMPING PROFESIONAL MULAI DARI TENAGA AHLI (TA), PENDAMPING DESA (PD), DAN PENDAMPING LOKAL DESA (PLD) BERKEWAJIBAN MENDAMPINGI DAN MEMFASILITASI KEPALA DESA, BPD DAN UNSUR MASYARAKAT DESA DALAM MEMPERCEPAT PROSES PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DESA TA. 2018 UNTUK PADAT KARYA TUNAI.
3. BUPATI BESERTA JAJARAN DINAS PMD KABUPATEN MENDAYAGUNAKAN TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL DALAM MEMPERCEPAT PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PADAT KARYA TUNAI.
4. GUBERNUR BESERTA JAJARAN DINAS PMD PROVINSI MENGAWASI KINERJA PENDAMPING PROFESIONAL DALAM MEMFASILITASI PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PADAT KARYA TUNAI
PERAN TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL DALAM KEGIATAN PADAT KARYA TUNAI 2018
No Kegiatan Pelaku Pendampingan
1 Sosialisasi kebijakan penggunaan Dana Desa 2018 untuk Padat Karya Tunai di Desa TAPM, PD, PLD
2 Mendorong Percepatan terbitnya Perbup/Perwali tentang Tata Cara Pembagian, Penggunaan danPengalokasi Dana Desa & kebijakan serta regulasi terkait padat karya tunai di kabupaten
TAPM
3 Fasilitasi Perubahan RKP Desa dan RAPBDesa (Review RKP & APB Desa untuk HOK 30% di bidangpembangunan desa dalam kegiatan padat karya tunai)
TAPM, PD, PLD
4 Fasilitasi kegiatan Refokusing 3-5 jenis kegiatan pembangunan TAPM, PD, PLD
5 Fasilitasi penyusunan RAB dan Design refokusing dalam kegiatan Padat Karya Tunai di Desa TAID, PDTI, PLD
6 Fasilitasi Musdes perubahan RKPDes dan RAPBDes PDP & PLD
7 Fasilitasi pencairan DD dari RKUD ke RKDesa TAPM, PD, PLD
8 Pengendalian dan Pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tunai TAPM, PD & PLD
9 Fasilitasi laporan dan pertanggungjawaban TAPM, PD & PLD
FOKUS KERJA PENDAMPINGAN PENGGUNAAN DANA DESA TA. 2018
UNTUK PADAT KARYA TUNAI
1. DALAM HAL RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA TAHUN 2018 DIBUKTIKAN BELUM MEMUAT 30% DANA DESA DIGUNAKAN UNTUK MEMBAYAR UPAH TENAGA KERJA, WAJIB DILAKUKAN REFOKUSING PADA 3 (TIGA) SAMPAI 5 (LIMA) JENIS KEGIATAN.
2. REFOKUSING PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PADAT KARYA TUNAI TETAP BERPEDOMAN PADA PERMENDESA-PDTT NO. 19 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2018.
3. REFOKUSING DIARAHKAN KEPADA KEGIATAN-KEGIATAN YANG TERMASUK KE DALAM 4 (EMPAT) PROGRAM PRIORITAS NASIONAL PEMBANGUNAN DESA YAITU: PRUDES/PRUKADES, BUMDESA/BUMDESA BERSAMA, EMBUNG DAN SARANA OLAH RAGA DESA