penggunaan media bangun datar dalam …... · x kata pengantar segala puji bagi alloh yang maha...
TRANSCRIPT
i
PENGGUNAAN MEDIA BANGUN DATAR
DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN BILANGAN PECAHAN
SISWA KELAS III SD NEGERI BANJARSARI
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
DEWI RISTI HANDAYANI
X7210021
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN MEDIA BANGUN DATAR
DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN BILANGAN PECAHAN
SISWA KELAS III SD NEGERI BANJARSARI
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
DEWI RISTI HANDAYANI
X7210021
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK Dewi Risti Handayani. PENGGUNAAN MEDIA BANGUN DATAR DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS III SD NEGERI BANJARSARI TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan penggunaan media bangun datar dalam peningkatan pemahaman bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri Banjarsari tahun ajaran 2011/2012, (2) untuk meningkatkan pemahaman bilangan pecahan siswa kelas III melalui penggunaan media bangun datar, (3) untuk mendeskripsikan hambatan dan solusi penggunaan media bangun datar.
Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Siswa yang diteliti adalah siswa kelas III SD Negeri Banjarsari yang berjumlah 24 anak. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Masing masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Setiap siklus, terdiri dari 4 tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Sumber data diperoleh dari siswa, peneliti, dan teman sejawat. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi, wawancara, dan tes tentang pemahaman bilangan pecahan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif dan deskriptif data kualitatif. Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Prosedur pada penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan media bangun dapat meningkatkan pemahaman bilangan pecahan siswa kelas III dari siklus I ke siklus II, dan dari siklus II ke siklus III. Persentase ketuntasan pada pratindakan hanya mencapai 4%, pada siklus I naik menjadi 62,5%, pada siklus II meningkat menjadi 67%, dan pada siklus III meningkat menjadi 87,5%.
Simpulan penelitian ini adalah (1) Langkah-langkah penggunaan media bangun datar dalam pembelajaran bilangan pecahan dapat disimpulkan sebagai berikut: (a) Guru meminta siswa mempersiapkan bangun datar (persegi panjang atau lingkaran), (b) Siswa memperhatikan contoh pecahan menggunakan media bangun datar yang ditunjukkan guru, (c) Siswa mempraktikkan contoh pecahan sederhana menggunakan media bangun datar (lingkaran dan persegi panjang), (d) Siswa menyimpulkan nilai pecahan sesuai gambar pecahan yang telah dibuat, (e) Guru menanggapi jawaban siswa, yaitu kesesuaian antara nilai pecahan dan gambar yang telah dibuat, (f) Siswa bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa tentang bilangan pecahan. (2) Penggunaan media bangun datar sudah dilaksanakan dengan tepat sehingga dapat meningkatkan pemahaman bilangan pecahan siswa kelas III. (3) Kendala yang dialami siswa secara umum adalah ketika membuat pecahan menggunakan media bangun datar, ada beberapa siswa yang membagi bagian pecahan tidak sama besar. Agar siswa dapat membagi bagian pecahannya dengan sama besar, siswa harus cermat ketika melipat bangun datar sehingga hasil lipatannya sama besar. Kata kunci: media bangun datar, pemahaman, bilangan pecahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT Dewi Risti Handayani. THE USING FLAT SHAPE MEDIA IN IMPROVING THE UNDERSTANDING OF FRACTIONS NUMBER 3th GRADE STUDENTS STATE ELEMENTARY SCHOOL BANJARSARI ACADEMIC YEAR 2011/2012. Script. Faculty of Education and Teacher Training. Sebelas Maret University of Surakarta. January, 2013. The purpose of this study was (1) to describe the use of flat shape media in enhancing students understanding of fractions Banjarsari Elementary School 3th grade student in academic year 2011/2012, (2) to increase understanding of fractions third grade students through the use of flat shape media, (3) to describe the barriers and solutions use flat shape media in promoting understanding fractions. This research belongs to Classroom Action Research. The subject of this research was the 3th students State Elementary School Banjarsari that were amounted of 24 students. This research was implemented in 3 cyclics. There were 3 meeting in each cyclic. There were 4 stages in each cyclic, they were (1) planning, (2) implementation, (3) observation, (4) reflection. Data source was gotten from students, researcher, and colleague. The instrument of collecting data were observation sheet, interview, and test of understanding fractions.. The techniques of data analyzing that were used were quantitative data analysis and qualitative data descriptive. The validity of data used triangulation technique. The procedure in this research was data reduction, data presentation, and concluding. -implementation, cyclic I, cyclic II, and cyclic III, increased. Completness precentage in pre-implementation was just up to 4%, in cyclic I increased up to 62,5%, incyclic II increased up to 67% and in cyclic III increased up to 87,5% . The conclusion this research are are (1) Measures of use flat shape media in learning fractions can be concluded as follows: (a) The teacher asks the students to prepare a flat shape media (rectangle or circle), (b) Students observe examples of fractions using a flat shape media are shown teachers, (c) students practice using a simple example of fractional flat shape media (circular and rectangular), (d) students conclude fractional value corresponding image fragments that have been made, (e) Teachers responding to students' answers , the agreement between the value of fractions and images that have been made, (f) students with the teacher to discuss the work of students on fractions. (2) Use a flat shape media are implemented appropriately so as to improve the understanding of fractions third grade students. (3) Constraints experienced by students in gereal is when creating shards using the flat shape media, there are some students can share parts with egual fractions, students should be careful when folded flat so that the pleats get up as great. Keyword: flat shape media, understanding, fractions number
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
*Hilangkanlah rasa takut dengan mengucap bismillah*
*Kuatkan hati kita dengan senantiasa mengucap syukur atas nikmat yang
diberikan oleh-Nya*
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
Kasih sayang yang kalian curahkan tak terbatas,
setiap doa kalian tersebut namaku,
sungguh besar pengorbanan kalian untukku,
kasih sayang yang tak pernah terputus.
Aku akan selalu menyayangi dan mencintai kalian.
dikk
Terima kasih atas dorongan yang kau berikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan ju PENGGUNAAN MEDIA BANGUN
DATAR DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN BILANGAN
PECAHAN SISWA KELAS III SD NEGERI BANJARSARI TAHUN
AJARAN 2011/2012
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Pendidikan dan Keguruan,
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terma kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
yang telah memberikan izin penulisan skripsi.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS yang telah memberikan
persetujuan skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNS yang telah
memberikan izin penulisan skripsi.
4. Koordinator Pelaksana S1 PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen yang
telah memberikan izin penulisan skripsi.
5. Sekretaris Pelaksana S1 PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen yang telah
memberikan izin penulisan skripsi.
6. Drs. Triyono, M. Pd., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Drs. Joharman, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Kepala SD Negeri Banjarsari, yang telah memberi kesempatan dan tempat
untuk pengambilan data dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Semua guru SD Negeri Banjarsari, yang telah memberi bimbingan dan
bantuan dalam penelitian.
10. Semua siswa kelas III SD Negeri Banjarsari, yang telah bersedia mengikuti
kegiatan selama pelaksanaan penelitian ini.
11. Orang tua dan adikku, yang telah memberi dorongan dan semangat dalam
penelitian.
12. Rekan-rekan kampus dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR TAB
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
BAB II LANDASAN TEORI
A. ... .
B. Hasil Penelitian yang R
C.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Peneli
B. Subjek Penelitian
C.
D.
I
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
xii
xiv
xvi
xviii
1
3
4
4
6
21
22
23
24
26
26
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
E.
F.
G.
H. Prose
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
B. Deskripsi Hasil
1.
2.
3. Deskripsi Siklus III ...
C.
D.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.
B.
C.
33
33
35
35
37
40
40
60
80
99
103
106
108
109
110
112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Media pec ..
2.2 Macam- .
2.3
2.4
2.5 Macam- ..............
2.6 Pecahan setengah
2.7
4.1
4.2 Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pemahaman Bilangan Pecahan .
4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pemahaman Bilangan Pecahan
4.4 Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pemahaman Bilangan Pecahan
4.5 Diagram Persentase Ketuntasan Rata-rata Tes Pemahaman Bilangan
4.6 Diagram Persentase Ketuntasan Pemahaman Bilangan Pecahan
4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Pemahaman Bilangan Pecahan
4.8 Diagram Persentase Ketuntasan Pemahaman Bilangan Pecahan
4.9 Diagram Persentase Ketuntasan Rata-rata Tes Pemahaman Bilangan
4.10 Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pemahaman Bilangan Pecahan
Siklus III Pertemu 4.11 Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pemahaman Bilangan Pecahan
10
10
10
11
14
20
23
39
53
55
56
58
73
74
76
78
92
94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
4.12 Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pemahaman Bilangan Pecahan
4.13 Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pemahaman Bilangan Pecahan
Siklus III 4.14 Diagram Perbandingan Penggunaan Media Bangun Datar bagi Guru
4.15 Diagram Perbandingan Penggunaan Media Bangun Datar bagi Siswa
Siklu 4.16 Diagram Perbandingan Nilai Pemahaman Bilangan Pecahan
96
98
100
101
102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1
3.2 Kisi-kisi instrumen te
3.3 Kisi-kisi observasi penggunaan med ...
3.4 Kisi-kisi observasi penggunaan media bangun datar bagi siswa ..........
3.5 Kisi-kisi wawancara penggunaan media bangun datar bagi siswa ...
3.6
4.1 Distribusi Nilai Hasil Pratindakan (Pre Test
4.2 Hasil Observasi
4.3 Hasil
4.4
4.5
4.6
4.7 Hasil Observasi Siswa Siklus I Per
4.8 Nilai Rata-
4.9 Nilai Rata-
4.10 Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus I Pertemuan I
4.11 Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus I Pertemuan II
4.12 Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus I Pertemuan
4.13 Rata-
4.14
4.15
4.16 Hasil Observasi G
4.17
4.18
4.19
4.20 Nilai Rata-
4.21 Nilai Rata-
4.22 Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus I .
25
30
32
32
33
35
38
45
46
47
48
49
50
51
51
52
54
55
57
65
66
67
68
69
69
70
71
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
4.23 Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus II Pertemuan II ...
4.24 Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus II Pertemuan III ...
4.25 Rata-rata Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus II
4.26
4.27
4.28
4.29 Hasil Observasi Sis
4.30
4.31
4.32 Nilai Rata-
4.33 Nilai Rata-rata Observasi Siswa Siklus II
4.34 Hasil Tes Pemahaman Bilangan
4.35 Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus III Pertemuan
4.36 Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus III Pertemuan III .....
4.37 Rata-rata Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Si
4.38
4.39
4.40
73
75
77
86
86
87
88
88
89
90
90
91
93
95
97
99
100
101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 112
2 Skenario Pelaksanaan Tindakan Kela 117
3 119
4 Lembar Wawancara Penggunaan Media Bangun Datar Bagi Siswa .. 120
5 121
6 Lembar Observasi Penggunaan Media Bangu 126
7 131
8 151
9 170
10 Hasil Observasi Guru Siklus I, II, dan III 189
11 190
12 Hasil Wawancara 191
13 194
14 Data Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus 195
15 196
16 197
17 198
18 199
19 200
20 201
21 202
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep matematika tentang bilangan, khususnya bilangan pecahan sangat
abstrak bagi siswa SD, apalagi di kelas rendah, hal ini tentunya menjadi tugas dan
kewajiban guru sebagai pendidik dan pengajar dalam meningkatkan pemahaman
anak terhadap konsep bilangan pecahan melalui kegiatan belajar mengajar di
kelas.
Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa kelas III SD Negeri Banjarsari
dalam mempelajari konsep matematika tentang bilangan pecahan adalah siswa
belum memahami simbol pecahan, yaitu kekeliruan penggunaan simbol dalam
menyelesaikan masalah bilangan pecahan. Beberapa siswa terbalik menuliskan
lambang bilangan pecahan, yaitu yang seharusnya pembilang menjadi penyebut
dan yang seharusnya penyebut menjadi pembilang. Beberapa siswa keliru dalam
menggambar bentuk pecahan.
Penyajian nilai pecahan dalam bentuk gambar di papan tulis masih
dirasakan abstrak bagi sebagian besar siswa , terutama cara membaca dan menulis
lambang bilangan pecahan. Sebagian besar siswa masih keliru dalam
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan. Terdapat 96% siswa belum bisa
mengubah soal cerita perbandingan pecahan menjadi kalimat matematika
perbandingan.
Belajar akan menjadi bermakna, jika siswa mendapatkannya lewat
pengalaman sendiri. Sebaliknya, belajar menjadi tidak bermakna, jika siswa
mendapatkannya dari melihat/mendengar saja. Belajar tidak hanya sekedar
hafalan atau mengingat-ingat fakta saja yang tentunya akan mudah
dilupakan dan sulit untuk dimiliki.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Guru SD Negeri Banjarsari hanya menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran Matematika khususnya pembelajaran bilangan pecahan sehingga
kegiatan belajar mengajar hanya terfokus pada guru. Guru hanya menjelaskan
materi bilangan pecahan dengan menggambar pecahan di papan tulis. Guru tidak
menggunakan media pembelajaran dalam menjelaskan konsep pecahan. Hal ini
membuat siswa jenuh untuk mengikuti pelajaran Matematika. Siswa hanya duduk
dan mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran. Lama-kelamaan siswa ada
yang bermain sendiri dan bersendau gurau dengan teman di sampingnya ketika
mengikuti pelajaran karena merasa bosan. Sebagai akibatnya hasil belajarnya
berada di bawah KKM karena siswa kurang memahami materi bilangan pecahan
yang disampaikan guru. KKM kelas III di SD Negeri Banjarsari pada mata
pelajaran Matematika tentang materi bilangan pecahan adalah
Dalam pembelajaran bilangan pecahan perlu adanya penggunaan alat
peraga pembelajaran yang sesuai dan menarik, hal ini bertujuan agar anak lebih
mudah dalam memahami konsep bilangan pecahan.
Pemilihan media sebagai salah satu strategi pembelajaran merupakan hal
yang dominan dalam pemahaman konsep. Di dalam kegiatan belajar mengajar,
ketidakjelasan materi yang disampaikan guru dapat dibantu dengan menggunakan
media sebagai perantara. Kerumitan bahan pelajaran dapat disederhanakan dengan
bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan
melalui kata-kata atau kalimat tertentu.
Alternatif yang dapat dilakukan agar siswa dapat menguasai konsep
pecahan adalah siswa dilibatkan dalam pembelajaran. Siswa tidak hanya melihat
dan mendengarkan penjelasan guru, tetapi dapat praktik menunjukkan pecahan
secara langsung. Pemilihan media bangun datar diharapkan dapat membantu
siswa dalam memahami konsep pecahan. Jika siswa praktik secara langsung
membuat pecahan sendiri, maka siswa akan memperoleh pengalaman yang lebih
bermakna daripada hanya mendengarkan penjelasan guru. Siswa juga diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
lebih semangat dalam belajar dan tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran
berlangsung.
Kegiatan pembelajaran bilangan pecahan dengan menggunakan media
bangun datar merupakan solusi yang tepat. Dengan menggunakan media bangun
datar diharapkan siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa juga
diharapkan dapat praktik membuat pecahan menggunakan media bangun datar
dengan tepat. Jika siswa dapat menggunakan media bangun datar dengan tepat,
maka diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang bilangan
pecahan.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan
kelas dengan judul PENGGUNAAN MEDIA BANGUN DATAR DALAM
PENINGKATAN PEMAHAMAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS III
SD NEGERI BANJARSARI TAHUN AJARAN 2011/2012 .
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengambil beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media bangun datar dalam peningkatan pemahaman
bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri Banjarsari tahun ajaran
2011/2012?
2. Apakah penggunaan media bangun datar dapat meningkatkan pemahaman
bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri Banjarsari Tahun Ajaran
2011/2012?
3. Apakah hambatan dan solusi penggunaan media bangun datar dalam
peningkatan pemahaman bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri
Banjarsari tahun ajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan penggunaan media bangun datar dalam peningkatan
pemahaman bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri Banjarsari tahun
ajaran 2011/2012.
2. Untuk meningkatkan pemahaman bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri
Banjarsari tahun ajaran 2011/2012 melalui penggunaan media bangun datar.
3. Untuk mendeskripsikan hambatan dan solusi penggunaan media bangun datar
dalam peningkatkan pemahaman bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri
Banjarsari tahun ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberi pengetahuan dan pengalaman mengenai
penggunaan media bangun datar dalam peningkatan pemahaman bilangan
pecahan siswa kelas III SD Negeri Banjarsari dan sebagai acuan dalam
pemahaman konsep bagi siswa.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dan
memberikan acuan atau arahan kepada siswa dalam peningkatan pemahaman
bilangan pecahan.
3. Bagi Guru
Penelitian ini memberikan informasi, gambaran, dan masukan kepada
guru dalam mengadakan perbaikan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
4. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat membantu sekolah dalam peningkatkan kualitas
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pemahaman Bilangan Pecahan Siswa Kelas III SD
a. Karakteristik Siswa Kelas III SD
Menurut Piaget dalam Hill, siswa usia SD berada pada tahap
operasional konkret yang berlangsung dari sekitar usia 7 sampai 11 tahun.
Anak pada tahapan ini menunjukkan adanya peningkatan fleksibilitas yang
melebihi tahapan praoperasional, yaitu anak bisa menangkap hubungan
yang ada diantara hierarki-hierarki istilah, seperti bangau, burung, dan
makhluk hidup. Tidak seperti anak praoperasional, ia tahu bahwa operasi-
operasi bisa mengalami pembalikan urutan (reversibility), apa yang
ditambah bisa dikurangi, dan materi tertentu yang telah berubah bentuknya
bisa dipulihkan ke bentuk semula. Pembelajaran manipulasi simbolis bisa
berguna bagi seorang anak melangkah dari tahapan praoperasional menuju
tahapan operasi konkret, namun pengalaman menghadapi berbagai situasi
konkret jauh lebih penting dari itu (2009).
Menurut Piaget dalam Mikarsa, Taufik, dan Prianto, pada tahap
operasional konkrit (usia 7-11 atau 12 tahun), perilaku kognitif yang tampak
adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-
kaidah logika, meskipun masih terikat dalam objek-objek yang bersifat
konkrit (2008).
Zulkifli mengemukakan bahwa pada fase operasi konkrit, anak mulai
berpikir logis, tetapi anak masih berpikir harfiah sesuai dengan tugas-tugas
yang diberikan kepadanya (2009).
Monks, Knoers, dan Haditomo menyatakan bahwa pada tahap
operasional konkrit (usia 7-11 tahun), jika anak di hadapkan dengan suatu
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
masalah (misalnya masalah klarifikasi), yaitu tanpa adanya bahan yang
konkrit, maka ia belum mampu untuk menyelesaikan masalah dengan baik.
(2006).
Sumantri dan Syaodih mengemukakan bahwa pada tahap operasional
konkrit (7-11 tahun), kemampuan berpikir logis mulai muncul, mereka
dapat berpikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada
tahap ini permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan yang konkrit.
Anak akan menemui kesulitan jika diberi tugas sekolah yang menuntunnya
untuk mencari sesuatu yang tersembunyi, misalnya anak sering kali menjadi
frustasi bila disuruh mencari arti tersembunyi dari suatu kata dalam tulisan
tertentu (2008). Mereka lebih senang melakukan sesuatu secara langsung
(Sumantri dan Syaodih, 2008). Selanjutnya Winataputra mengemukakan
bahwa anak yang berada pada tahap operasional konkrit (usia 7-11 tahun)
mulai melakukan operasi dan dapat berpikir rasional, tetapi kemampuan
berpikir intuitifnya seperti pada masa praoperasional tidak hilang sampai
anak memasuki masa remaja (2008).
Berdasarkan pendapat tentang karakteristik siswa pada kelas III,
maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas III termasuk tahap operasional
konkrit, yaitu sekitar usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai dapat
berpikir rasional, yaitu mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika, tetapi
masih terikat pada benda yang konkrit.
b. Matematika
1) Pengertian Matematika
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek
abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran
suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya
yang sudah diterima, sehingga kebenaran antarkonsep dalam matematika
bersifat sangat kuat dan jelas (Wahyudi, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Ruseffendi (1992) menyatakan pengertian matematika sebagai
berikut:
Matematika adalah ilmu tentang pola dan hubungan sebab dalam matematika sering dicari keseragaman seperti keterurutan, keteraturan, dan keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model-model tertentu yang merupakan representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk dibuktikan kebenarannya secara deduktif (hlm. 46). Johnson dan Rising (1972) dalam Ruseffendi mengatakan bahwa,
atematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan
simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide (gagasan)
(1992: 28).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa Matematika adalah suatu bahan kajian, ilmu, dan bahasa yang
memiliki objek abstrak, representasinya berupa bahasa simbol yang
kebenarannya dibuktikan melalui penalaran deduktif, yaitu kebenaran
suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya
yang sudah diterima, sehingga kebenaran antarkonsep bersifat sangat kuat
dan jelas.
2) Ruang Lingkup Matematika
Standar Kompetensi Matematika merupakan seperangkat kompetensi
Matematika yang dibakukan dan harus dicapai oleh siswa pada akhir
periode pembelajaran. Standar ini dikelompokkan dalam Kemahiran
Matematika, Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Aljabar, Statistika dan
Peluang, Trigonometri, dan Kalkulus (Wahyudi, 2008).
Russefendi membagi Matematika menjadi empat wawasan, yaitu
aritmatika, aljabar, geometri dan analisis, dengan aritmatika mencakup
teori bilangan dan statistik (1992).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
James dan James membagi Matematika ke dalam tiga bidang, yaitu
aljabar, analisis, dan geometri (Russefendi, 1992).
Dari berbagai pendapat mengenai ruang lingkup Matematika dapat
disimpulkan bahwa ruang lingkup Matematika mencakup Kemahiran
Matematika, Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Aljabar, Statistika dan
Peluang, Trigonometri, Kalkulus, teori bilangan, analisis, dan statistik.
c. Bilangan Pecahan
1) Pengertian Pecahan
Pecahan adalah suatu bilangan yang dapat ditulis melalui pasangan
terurut dari bilangan cacah , dimana b 0. Selanjutnya Gatot Muhsetyo
(2008: 4.5) mendefinisikan pecahan sebagai suatu lambang yang memuat
pasangan berurutan bilangan-bilangan bulat p dan q (q 0), ditulis dengan
, untuk menyatakan nilai x yang memenuhi hubungan p : q = x (Wahyudi,
2008).
Heruman menyatakan pecahan adalah bagian dari sesuatu yang
utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang diperhatikan biasanya ditandai
dengan arsiran. Bagian ini dinamakan pembilang. Sedangkan bagian yang
utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan
penyebut (2007).
Contoh:
Untuk pengenalan pecahan , siswa menyediakan kertas berbentuk
persegi panjang, lalu kertas tersebut dilipat menjadi dua bagian yang sama.
Kemudian, lipat lagi dengan arah yang berbeda. Berilah garis bekas lipatan
tersebut dan arsir salah satu bagian lipatan dari 4 lipatan yang terbentuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Kertas utuh dilipat menjadi
dua bagian
Salah satu bagian diarsir dilipat lagi menjadi
dua bagian
Gambar 2. 1. Media pecahan perempatan
Gambar 2. 2. Macam-macam pecahan
Jadi, pecahan adalah bilangan yang menunjukkan bahwa suatu
bilangan merupakan bagian dari satu bilangan utuh, yang dapat ditulis
dengan lambang , d , a
disebut pembilang dan b disebut penyebut.
2) Materi Bilangan Pecahan Kelas III
Materi bilangan pecahan kelas III semester II adalah sebagai
berikut: (Fajariyah dan Triratnawati, 2008)
a) Mengenal Pecahan Sederhana
Gambar 2. 3. Contoh pecahan sederhana
Pecahan adalah bagian dari keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b) Membandingkan Pecahan
> >
<
<
> >
Gambar 2. 4. Contoh perbandingan pecahan
c) Soal Cerita Perbandingan Pecahan
Ibu membeli kue. Bagian yang dimakan kak Jodi dan yang dimakan
ayah. Siapa yang makan bagian kue paling banyak?
Jawab:
Bagian yang dimakan kak Jodi adalah
Bagian yang dimakan ayah adalah
Jadi, ayah makan bagian kue lebih banyak atau lebih besar daripada kak
Jodi (Lebih banyak dapat berarti lebih besar daripada atau dengan
.
c. Pemahaman
1) Pengertian Pemahaman
Padmono mengemukakan bahwa pemahaman adalah jenjang
kognitif kedua. Pada jenjang ini, informasi tidak sekedar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
disimpan/dimemori, tetapi informasi diolah lebih lanjut menjadi sesuatu
yang lebih tinggi kedudukannya. Pada tingkat pemahaman ini terdapat tiga
kemampuan pokok yang merupakan indikator pemahaman terhadap
informasi yang diterima, yaitu menerjemahkan, menafsirkan, dan
ekstrapolasi atau perhitungan berdasar urutan tingkatannya (2008).
Tim Pengembang PGSD menyatakan bahwa memahami menyangkut
proses membuat koneksi/keterkaitan, menggunakan pengetahuan secara
lincah dan fleksibel sehingga terbentuk suatu wawasan yang bermakna
(2001).
Tahap pemahaman sifatnya lebih kompleks daripada tahap
pengetahuan. Untuk dapat mencapai tahap pemahaman terhadap suatu
konsep matematika, siswa harus mempunyai pengetahuan terhadap suatu
konsep tersebut (Russefendi, 1992).
Berdasarkan pendapat tentang pengertian pemahaman diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan dalam
menghubungkan dan menggunakan informasi/pengetahuan dalam
memecahkan suatu permasalahan agar terbentuk wawasan yang bermakna.
2) Indikator Pemahaman
Pada tingkat pemahaman, terdapat tiga kemampuan pokok yang
merupakan indikator pemahaman terhadap informasi yang diterima
(Padmono, 2002), yaitu:
a) Kemampuan menerjemahkan
Kemampuan menerjemahkan adalah kemampuan pemahaman
yang paling sederhana. Pada kemampuan ini, individu mampu
mengubah bentuk komunikasi, mencari kata, kalimat/contoh lain yang
sesuai, atau menarik kesimpulan mengenai arti pokok suatu informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Kata kerja operasional sebagai indikator kemampuan
menerjemahkan, antara lain: menjelaskan, menguraikan, merumuskan,
merangkum, mengubah, dan memberikan contoh.
b) Kemampuan menafsirkan
Kemampuan menafsirkan merupakan kategori kedua dari
pemahaman yang lebih tinggi dibanding kemampuan mengubah bentuk.
Untuk dapat menafsirkan, individu memerlukan pengetahuan lain yang
lebih mendalam dibandingkan waktu mereka menerjemahkan. Jadi,
kegiatan menafsirkan menuntut individu mengorganisir atau
memadukan beberapa pengetahuan.
Kata kerja operasional sebagai indikator kemampuan
menafsirkan, antara lain: menyadur, meramalkan, menyimpulkan, dan
memperkirakan, dan menerangkan.
c) Kemampuan ekstrapolasi atau perhitungan
Kemampuan ekstrapolasi atau perhitungan merupakan
kemampuan menarik konsekuensi atau kecenderungan dari informasi
yang ada. Kemampuan ini memberi kesempatan individu untuk
membuat prediksi berdasarkan data atau fakta yang telah dikumpulkan.
Kata kerja operasional sebagai indikator kemampuan
ekstrapolasi atau perhitungan, antara lain: menggantikan, menarik
kesimpulan, meringkas, mengembangkan, dan membuktikan.
Russefendi merumuskan TIK yang dapat mengukur jenjang kognitif ini
menggunakan KKO membedakan, mengubah, menginterpretasikan,
menentukan, menyelesaikan, menggeneralisasikan, memberikan contoh,
membuktikan, menyederhanakan, mensubtitusi (Russefendi, 1992).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, macam-macam KKO
pemahaman yang digunakan antara lain menjelaskan, memberikan contoh,
menyimpulkan, dan mengubah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d. Peningkatan Pemahaman Bilangan Pecahan Siswa Kelas III SD
Peningkatan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2012) adalah
proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan). Peningkatan
pemahaman bilangan pecahan adalah kemampuan/usaha dalam
menghubungkan dan menggunakan informasi/pengetahuan yang
menunjukkan bahwa suatu bilangan merupakan bagian dari satu bilangan
utuh, yang dapat ditulis dengan lambang
bilangan cacah sehingga akan terbentuk wawasan yang bermakna karena anak
mulai dapat berpikir rasional, yaitu mampu mengoperasikan kaidah-kaidah
logika, tetapi masih terikat pada benda yang konkrit.
2. Penggunaan Media Bangun Datar
a. Bangun Datar
Bangun datar disebut juga bangun 2 dimensi (2 D), antara lain
segitiga, persegi panjang, persegi, dan jajar genjang (Soenarjo, 2008).
Bangun datar menurut Wikipedia (2011) merupakan sebutan untuk
bangun-bangun dua dimensi, jenisnya bermacam-macam, antara lain
persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, trapesium, layang-layang,
belah ketupat, dan lingkaran.
Muhsetyo mengemukakan berbagai contoh bangun datar, yaitu
persegi, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat, segitiga, dan
lingkaran (2008).
segitiga persegi panjang persegi jajar genjang
Gambar 2. 5. Macam-macam media bangun datar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Berdasarkan berbagai pendapat tentang pengertian bangun datar,
maka dapat disimpulkan bahwa bangun datar adalah bangun dua dimensi,
misalnya persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, layang-layang,
belah ketupat, dan lingkaran.
b. Media
1) Pengertian Media
Miarso (1989) dalam Susilana dan Riyana menyatakan bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa untuk belajar (2009).
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan
sehingga peserta didik terangsang pikiran dan emosinya sehingga
timbul perhatian/minat dan memungkinkan peserta didik untuk belajar
(Padmono, 2011).
Sumantri dan Permana mengemukakan bahwa media adalah alat
bantu pengajaran yang memberikan pengertian kepada peserta didik
(2001).
Gatot Muhsetyo mengemukakan bahwa media adalah alat bantu
pembelajaran yang sengaja dan terencana disiapkan atau disediakan
guru untuk mempresentasikan/menjelaskan bahan pelajaran serta
digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dalam pembelajaran
(2008).
Berdasarkan berbagai pendapat tentang pengertian media, maka
dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu pengajaran yang
digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran, memberi
pengertian kepada siswa, dan merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
serta kemauan siswa untuk belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Tujuan Penggunaan Media
Secara umum media mempunyai kegunaan (Susilana dan
Riyana, 2009), yaitu:
a) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.
c) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar.
d) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori, dan kinestetikanya.
e) Memberi rangsangan yang sama, menyamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Tujuan media secara khusus (Sumantri dan Permana, 2001)
adalah sebagai berikut:
a) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih
memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu.
b) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi,
sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.
c) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi
karena peserta didik tertarik untuk menggunakan/mengoperasikan
media tertentu.
d) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta
didik.
Heinrich, Molenda, dan Russell (1982) menyatakan kegunaan
media sebagai berikut (Padmono, 2011):
a) Bagi pelajar, dapat memberi latihan dan menghayati tugas-tugas
yang diberikan guru.
b) Dapat membantu semangat untuk melakukan penemuan dan
penelitian bagi pendekatan belajar belajar dan mengajar.
c) Dapat memberikan rangsangan bagi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
1) Manajemen pengajaran
2) Pengajaran individual
3) Pemberian pengajaran khusus untuk hal tertentu
Jadi, tujuan penggunaan media dalam pembelajaran dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a) Memperjelas pesan yang disampaikan guru.
b) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih
memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu.
c) Menimbulkan gairah belajar siswa.
d) Memungkinkan siswa belajar mandiri.
e) Menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.
3) Jenis-jenis Media
Wiryawan dan Noorhadi (1994) dalam Sumantri dan Permana
mengklasifikasikan media menjadi 4 (2001), yaitu:
1) Media visual, yaitu media yang dapat ditangkap dengan indera
pengelihatan.
2) Media audio, yaitu jenis media yang didengar.
3) Media audio visual, yaitu media yang tidak hanya dapat dipandang
atau diamati, tetapi juga dapat didengar.
4) Media benda asli dan orang yaitu media yang merupakan benda
sebenarnya dan membantu pengalaman nyata peserta didik.
Padmono mengemukakan beberapa jenis media pembelajaran
(2011), yaitu:
1) Media grafis: gambar/foto, grafik, diagram
2) Media tiga dimensi: realita, model, spesiment
3) Media Proyeksi
a) Diam: OHT, Slide, Film Strip
b) Gerak: Film Gelang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
4) Media Audio: radio, rekaman, piringan hitam
5) Media Audio visual: video, film, slide suara
6) Penggunaan lingkungan sebagai media
Muhsetyo mengelompokkan media pembelajaran matematika
(2008) sebagai berikut:
1) Media sederhana: papan tulis dan grafik
2) Media cetak: buku, modul, dan LKS
3) Media elektronik: OHT, audio (tape, radio), audio visual (VCD,
DVD).
Berdasarkan macam-macam media di atas, media bangun datar
termasuk media visual. Kelebihan media visual adalah memberi
informasi secara simbolis, memperjelas dan memudahkan menangkap
data kuantitatif yang rumit (Sumantri dan Permana, 2001). Media visual
dapat pula menumbuhkan minat dan dapat memberikan hubungan
antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Jadi, media bangun datar yang baik dapat memberi informasi
secara simbolis, memperjelas data, memudahkan menangkap data,
memperkuat ingatan siswa, serta menumbuhkan minat siswa
mempelajari bilangan pecahan.
4) Langkah-langkah penggunaan media bangun datar
Heruman (2008: 45-46) mengemukakan contoh langkah-langkah
penggunaan media bangun datar untuk membuat pecahan yaitu siswa
menyediakan kertas berbentuk persegi panjang, lalu kertas tersebut
dilipat menjadi dua bagian yang sama. Kemudian, lipat lagi dengan arah
yang berbeda. Berilah garis bekas lipatan tersebut dan arsir salah satu
bagian lipatan dari 4 lipatan yang terbentuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Wahyudi (2008: 151-152) juga memberikan contoh langkah-
langkah penggunaan media bangun datar untuk membuat pecahan
yaitu siswa diminta menyediakan sebuah bangun berbentuk lingkaran,
persegi, dan persegi panjang. Kemudian siswa diminta membuat garis
yang membagi bangun-bangun tersebut menjadi dua bagian yang sama
besar dalam berbagai cara. Selanjutnya siswa mengarsir satu bagian dari
bangun tersebut.
Tim Bina Karya Guru memberikan contoh langkah-langkah
penggunaan media bangun datar untuk membuat pecahan yaitu
lingkaran dibagi menjadi 3 bagian yang sama besar lalu mengambil satu
bagian untuk diwarnai. Bagian yang diwarnai berarti mengambil
sepertiga dari keseluruhan (2006).
Berdasarkan 3 pendapat di atas, langkah-langkah penggunaan
media bangun datar dalam pembelajaran bilangan pecahan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a) Guru meminta siswa mempersiapkan bangun datar (persegi
panjang atau lingkaran).
b) Siswa memperhatikan contoh pecahan menggunakan media bangun
datar (persegi panjang dan lingkaran) yang ditunjukkan guru.
c) Siswa mempraktikkan contoh pecahan sederhana menggunakan
media bangun datar (lingkaran dan persegi panjang), misalnya:
Siswa akan membuat pecahan , caranya siswa
mempersiapkan sebuah persegi panjang, siswa diminta membuat
pecahan dengan cara melipat persegi panjang menjadi dua bagian
yang sama besar kemudian salah satu bagian diarsir, selanjutnya
siswa menyimpulkan nilai pecahan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
d) Siswa menyimpulkan nilai pecahan sesuai gambar pecahan yang
telah dibuat.
Gambar 2. 6. Pecahan setengah
e) Guru menanggapi jawaban siswa, yaitu kesesuaian antara nilai
pecahan dan gambar yang telah dibuat.
f) Siswa bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa tentang
pecahan sederhana.
c. Penggunaan Media Bangun Datar
Penggunaan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2012) adalah
proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu, pemakaian. Penggunaan
media bangun datar adalah menggunakan alat bantu pengajaran berupa
benda dua dimensi seperti lingkaran dan persegi panjang yang digunakan
guru untuk menyampaikan materi pelajaran, memperjelas pesan yang
disampaikan guru memberi pengertian kepada siswa, menimbulkan
semangat belajar siswa, memungkinkan siswa belajar mandiri, menciptakan
pengalaman belajar yang bermakna, dan merangsang perasaan serta
perhatian siswa untuk belajar.
Jadi, penggunaan media bangun datar dalam peningkatan
pemahaman bilangan pecahan siswa kelas III SD adalah menggunaan alat
bantu pengajaran berupa benda dua dimensi seperti lingkaran dan persegi
panjang yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran,
memperjelas pesan yang disampaikan guru memberi pengertian kepada
siswa, menimbulkan semangat belajar siswa, memungkinkan siswa belajar
mandiri, menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, dan merangsang
perasaan serta perhatian siswa untuk belajar dalam peningkatan kemampuan
untuk menghubungkan dan menggunakan informasi/pengetahuan yang
menunjukkan bahwa suatu bilangan merupakan bagian dari satu bilangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
utuh, yang dapat ditulis dengan lambang
bilangan cacah sehingga akan terbentuk wawasan yang bermakna karena
anak mulai dapat berpikir rasional, yaitu mampu mengoperasikan kaidah-
kaidah logika, tetapi masih terikat pada benda yang konkrit.
B. Hasil Penelitian yang relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ganarti (2011) berjudul
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Pecahan melalui
Pemanfaatan Alat Peraga Benda Konkrit pada Siswa Kelas III SD (PTK di
.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya. Hal
ini dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar
matematika siswa kelas III SD Negeri VI Manyaran pada tes awal hanya
44%; dan pada tes siklus pertama 68%; kemudian pada siklus kedua menjadi
87,5%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2011) Penggunaan Media
Benda Asli untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pecahan dalam
Pembelajaran Matematika Kelas III SD Negeri Baran I Kecamatan Nguter
Kabupaten S Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media benda asli
efektif meningkatkan pemahaman konsep pecahan pada siswa kelas III SD
Negeri Baran I Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Hal ini terbukti
pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 70, 85
dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 55%, siklus I nilai rata-rata
kelas 74, 25 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 75% dan siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 79, 60 dengan presentase ketuntasan
klasikal sebesar 85%.
Persamaan penelitian Ganarti dan Puspita dengan penelitian ini adalah
sama-sama menggunakan media konkrit dalam peningkatan pemahaman bilangan
pecahan pada siswa kelas rendah. Perbedaannya adalah penelitian yang
dilaksanakan oleh Ganarti dan Puspita dilaksanakan dalam dua siklus, sedangkan
penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus.
C. Kerangka Berpikir
Siswa usia sekolah dasar sangat tertarik dengan hal-hal yang baru dan
menarik. Siswa kelas III SD Negeri Banjarsari termasuk dalam tahap operasional
konkrit, yaitu belajar melalui benda-benda nyata sehingga penggunaan media
yang nyata sangat membantu siswa dalam memahami konsep pelajaran,
khususnya mata pelajaran matematika tentang bilangan pecahan.
Materi bilangan pecahan bersifat abstrak, sehingga pembelajaran bilangan
pecahan membutuhkan alat bantu pembelajaran agar siswa dapat memahami
konsep bilangan pecahan dengan baik. Media yang digunakan adalah media
bangun datar. Media tersebut berasal dari kertas karton atau transparan. Media
bangun datar yang dibagi menjadi bagian-bagian yang berfungsi untuk
memperjelas materi bilangan pecahan, maka diharapkan dapat menimbulkan
semangat belajar, memungkinkan siswa belajar mandiri, serta menciptakan
pengalaman belajar yang bermakna, dan merangsang pikiran siswa.
Keberanian siswa untuk mencoba dan pengalaman langsung menggunakan
media bangun datar diharapkan dapat memperjelas materi bilangan pecahan dan
memotivasi siswa dalam belajar sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman
yang bermakna dan cepat dalam memahami bilangan pecahan, yaitu mampu
menghubungkan dan menggunakan informasi/pengetahuan yang menunjukkan
bahwa suatu bilangan merupakan bagian dari satu bilangan utuh, yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
ditulis dengan lambang . Hal
ini dapat membuat pemahaman siswa kelas III tentang bilangan pecahan dapat
meningkat.
Alur kerangka berpikir dapat terlihat pada bagan sebagai berikut:
Gambar 2.7. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini adalah jika penggunaan media bangun
dilaksanakan dengan tepat maka dapat meningkatkan pemahaman bilangan
pecahan siswa kelas III SD Negeri Banjarsari Tahun Ajaran 2011/2012.
Pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar
Kondisi Akhir
Tindakan
Dalam pembelajaran Matematika kelas III khususnya bilangan pecahan guru menggunakan metode ceramah, tidak menggunakan media pembelajaran, akibatnya siswa merasa jenuh dan akhirnya kurang menguasai materi bilangan pecahan.
Kondisi Awal
Dengan penggunaan media bangun datar, pelaksanaan pembelajaran bilangan pecahan meningkat 80% dan pemahaman siswa tentang bilangan pecahan juga meningkat 80% dari 75% jumlah siswa
Siklus I Mengenal Pecahan
Sederhana
Siklus II Membandingkan
Pecahan Sederhana
Siklus III Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
pecahan sederhana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Banjarsari Kecamatan
Gombong Kabupaten Kebumen. Meskipun berada di desa, lokasi SD Negeri
Banjarsari sangat strategis karena di pinggir jalan sehingga mudah dijangkau
oleh seluruh siswa.
Secara fisik, sebagian gedung SD Negeri Banjarsari sudah bagus. SD
Negeri Bonjok memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang kantor, 2 kamar mandi siswa, 1
kamar mandi guru. Untuk ruang perpustakaan, tempat sholat, UKS dalam 1
ruang, 1 garasi sepeda untuk guru, dan 1 garasi sepeda untuk siswa.
Dibandingkan dengan ruang kelas I-IV, ruang guru, ruang kelas V dan VI lebih
bagus karena baru direhabilitasi Tahun 2009 menggunakan uang DAK. Lantai
ruang kelas I-IV belum berkeramik, sedangkan ruang kelas V-VI dan ruang
guru sudah berkeramik. Halaman sekolah sudah dipaving dan di pagar, tetapi
pagarnya tidak tertutup karena gedung SD Negeri Banjarsari terpisah jadi dua
oleh jalan.
Latar belakang sosial dan ekonomi siswa sebagian besar adalah anak
petani dengan tingkat kesejahteraan menengah ke bawah. Buku-buku
pembelajaran yang dimiliki sendiri masih terbatas.
Meskipun berlokasi di desa, namun sekolah ini tidak kalah bersaing
dengan SD-SD yang berada di kota. Terbukti dengan prestasi yang ditunjukkan
siswa, baik di bidang akademik maupun nonakademik.
Di bidang akademik, lulusan yang dihasilkan selalu mencapai 100%.
Pada tahun 2009, lulusan SD Negeri Banjarsari memperoleh peringkat 4 di
tingkat kecamatan. Sedangkan di bidang nonakademiik, pada tahun 2011, SD
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Negeri Banjarsari mendapat peringkat III untuk lomba khitobah putra di tingkat
kecamatan dan peringkat I untuk lomba khitobah putri di tingkat kecamatan.
Peringkat I khitobah putri menjadi wakil kecamatan untuk lomba khitobah di
tingkat Kabupaten Kebumen. Walaupun hanya mendapatkan ranking 11 di
tingkat kabupaten, prestasi itu cukup membanggakan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan November sampai bulan Mei tahun
2012. Adapun jadwal kegiatannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
Kegiatan penelitian Bulan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan 2011 2012 2013
1. Persiapan penelitian a. Indentifikasi masalah b. Menyusun proposal
penelitian
c. Penyusunan Instrumen
d. Seminar proposal e. Revisi f. Perizinan
2. Pelaksanaan tindakan a. Siklus I
b. Siklus II c. Siklus III
3. Analisis data dan pelaporan
a. Analisis data 3 siklus b. Menyusun
laporan/skripsi
c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan
pengumpulan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Banjarsari
Kecamatan Gombong yang berjumlah 24 anak, yaitu 13 anak laki-laki dan 11
anak perempuan.
C. Sumber Data
Sumber data dapat berasal dari subjek penelitian dan dari bukan subjek
(Wahyudi, 2008). Sumber data yang diperoleh pada penelitian ini adalah berasal
dari siswa, peneliti dan teman sejawat.
1. Siswa
Sumber data dari siswa diperoleh dari siswa kelas III SD Negeri
Banjarsari Tahun Ajaran 2011/2012. Data yang didapatkan dari siswa adalah
berupa pelaksanaan pembelajaran bilangan pecahan yang dilaksanakan dengan
menerapkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media
bangun datar. Data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan tes hasil
belajar siswa.
2. Peneliti
Peneliti dalam kegiatan penelitian ini juga sebagai sumber data untuk
diteliti. Peneliti adalah sebagai guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Data yang diperoleh dari peneliti berupa data tentang pelaksanaan langkah-
langkah penggunaan media bangun datar dalam pembelajaran bilangan
pecahan. Data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.
3. Teman Sejawat
Penelitian ini juga melibatkan guru sebagai sumber data. Sumber data
yang dipilih adalah kepala sekolah, guru kelas IV, dan guru kelas VI. Data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
didapat berupa data tentang langkah-langkah penggunaan media bangun datar
dalam pembelajaran bilangan pecahan yang diperoleh melalui observasi.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan dua jenis
teknik, yaitu teknik tes dan non tes, yaitu observasi, dan wawancara.
a. Tes
Padmono menyatakan bahwa tes adalah teknik evaluasi dengan
menggunakan seperangkat pertanyaan, pernyataan, atau tugas yang harus
dilakukan oleh testee (2002). Sanjaya
teknik penilaian yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam pencapaian suatu (2008: 187).
Selanjutnya Padmono mengemukakan bahwa tes merupakan
penyajian seperangkat tugas atau pernyataan yang harus dijawab atau
direspon (2002).
Jadi, tes adalah teknik evaluasi yang menggunakan seperangkat
pertanyaan, pernyataan, atau tugas yang harus dijawab atau direspon oleh
testee untuk mengukur pemahaman siswa dalam peningkatan pemahaman
bilangan pecahan.
b. Observasi
Hadi (1986) dalam Sugiyono mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis (2009). Sanjaya menyatakan
bahwa Observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah
laku pada suatu situasi tertentu. (2008: 190).
Selanjutnya Padmono berpendapat bahwa observasi merupakan
suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematik dan sengaja diadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dengan menggunakan alat indera, terutama mata terhadap kejadian-
kejadian yang langsung ditangkap ketika kejadian tersebut berlangsung
(2002). Arikunto, Suhardjon, dan supardi juga berpendapat,
adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa
jauh efek tin
Jadi, observasi adalah kegiatan pengamatan terhadap tingkah laku
dalam suatu situasi tertentu, yaitu seberapa jauh efek tindakan telah
mencapai sasaran. Observasi dilakukan untuk mengukur langkah-langkah
penggunaan media bangun datar dalam pembelajaran bilangan pecahan
baik bagi siswa maupun guru, yaitu menggunakan rating scale.
c. Wawancara
Moleong mengemukakan bahwa wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(2010).
Sugiyono menyataka
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik (2009: 231).
Selanjutnya Sanjaya
komunikasi langsung antara yang mew
(2008: 193).
Jadi, wawancara adalah percakapan antara pewawancara dan
terwawancara untuk bertukar informasi dan ide melalui tannya jawab
berkenaan dengan suatu topik tertentu. Wawancara dilakukan untuk
mengukur langkah-langkah penggunaan media bangun datar dalam
pembelajaran bilangan pecahan baik bagi siswa maupun guru, yaitu
menggunakan pedoman wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2. Alat Pengumpulan Data
a. Instrumen Pemahaman Bilangan Pecahan
1) Definisi Konsep
Pemahaman bilangan pecahan adalah kemampuan dalam
menghubungkan dan menggunakan informasi/pengetahuan yang
menunjukkan bahwa suatu bilangan merupakan bagian dari satu
bilangan utuh, yang dapat ditulis dengan lambang
a dan b adalah bilangan cacah sehingga akan terbentuk wawasan yang
bermakna karena anak mulai dapat berpikir rasional, yaitu mampu
mengoperasikan kaidah-kaidah logika, tetapi masih terikat pada benda
yang konkrit.
2) Definisi Operasional
Definisi operasional pemahaman bilangan pecahan adalah
sebagai berikut:
a) Kemampuan pemahaman bilangan pecahan:
(1) Menerjemahkan
(2) Menafsirkan
(3) Perhitungan
b) Indikator pemahaman bilangan pecahan:
(1) Memberi contoh
(2) Membuktikan
(3) Menjelaskan
(4) Mengubah bentuk
(5) Menyimpulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 3.2. Kisi-kisi instrumen tes pemahaman bilangan pecahan
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Jenjang Kognitif
3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
3.2 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana
a. Memberi contoh bentuk pecahan
b. Menjelaskan pengertian pecahan
c. Mengubah soal cerita bilangan pecahan menjadi kalimat matematika
d. Menyimpulkan
hasil perbandingan pecahan berdasarkan gambar
e. Menyimpulkan
nilai pecahan sesuai dengan gambar
f. Menyimpulkan jawaban atas soal yang melibatkan pecahan
a. Ganbar pecahan
b. Pengertian Pecahan Pecahan adalah bagian dari keseluruhan.
c. Soal cerita pecahan Ina memiliki
meter pita. Ina membeli lagi
meter. Kalimat matematikanya adalah +
d. Gambar pecahan
>
=
e. Menyimpulkan nilai pecahan
f. Soal cerita pecahan Ina memiliki
meter pita.
C2
C2
C2
C2
C2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
sederhana
Sedangkan Ida memiliki meter.
Pita siapa yang lebih panjang?
Jadi, pita Ina yang lebih panjang.
b. Instrumen Penggunaan Media Bangun Datar
1) Definisi Konsep
Penggunaan media bangun datar adalah penggunaan alat bantu
pengajaran berupa benda dua dimensi seperti lingkaran dan persegi
panjang yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran,
memperjelas pesan yang disampaikan guru memberi pengertian kepada
siswa, menimbulkan semangat belajar siswa, memungkinkan siswa
belajar mandiri, menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, dan
merangsang perasaan serta perhatian siswa untuk belajar.
2) Definisi Operasional
Definisi operasional penggunaan media bangun datar adalah
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 3. 3. Kisi-kisi observasi penggunaan media bangun datar bagi guru
Variabel Indikator Nomor
Penggunaan media bangun
datar
1. Menggunakan media bangun datar sesuai dengan materi bilangan pecahan
2. Memperjelas pesan yang disampaikan guru
3. Memberi pengertian kepada siswa
4. Menimbulkan semangat belajar 5. Memungkinkan siswa belajar mandiri 6. Menciptakan pengalaman belajar yang
bermakna 7. Merangsang pikiran dan perhatian
1 2
3 4 5 6
7
Tabel 3.4. Kisi-kisi observasi penggunaan media bangun datar bagi siswa
Variabel Indikator Nomor
Penggunaan media bangun
datar
1. Menggunakan media bangun datar dalam pembelajaran bilangan pecahan
2. Memperhatikan penjelasan guru tentang bilangan pecahan
3. Menjelaskan pengertian bilangan pecahan dengan tepat
4. Semangat dalam belajar 5. Belajar dengan mandiri 6. Memperoleh pengalaman yang
bermakna 7. Tertarik dalam pembelajaran bilangan
pecahan
1 2
3 4 5 6
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 3.5. Kisi-kisi wawancara penggunaan media bangun datar bagi siswa
Variabel Indikator Nomor
Penggunaan Media Bangun
Datar
Kejelasan penyampaian materi oleh guru Kesulitan yang dialami siswa
1, 2
3, 4
E. Validasi Data
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti
(Sugiyono, 2009). Validasi dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data.
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber.
Untuk menguji data kuantitaif (tes), yang divalidasi adalah instrumennya.
Kesejajaran antara hasil tes dan kriteria yang telah ditetapkan digunakan teknik
korelasi.
Untuk menguji kredibilitas data kualitatif (observasi dan wawancara)
tentang penggunaan media bangun datar dalam pembelajaran bilangan pecahan,
maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke
siswa, guru, dan teman sejawat. Data dari ketiaga sumber tersebut, tidak bisa
diratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi di deskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang
spesifik dari tiga sumber data tersebut.
F. Analisis Data
Analisis data penelitian ini adalah untuk data kuantitatif (tes)
menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
setelah siklus I, siklus II, dan siklus III, sedangkan untuk data kualitatif (observasi
dan pengamatan) menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil
observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
Teknik analisis data kualitatif yang digunakan peneliti adalah teknik yang
dikemukakan oleh Milles dan Huberman (Madya, 2009), yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
di lapangan. Kegiatan reduksi data dilakukan untuk mengetahui hasil tindakan
pengamatan penggunaaan media bangun datar dalam pembelajaran bilangan
pecahan. Dalam melakukan reduksi data, peneliti berdiskusi dengan
guru/teman sejawat agar dapat menyeleksi data secara cermat.
2. Beberan (display) data
Setelah direduksi, data siap dibeberkan, artinya tahap analisis sampai
pada pembeberan/penyajian data. Data yang telah direduksi disajikan dengan
rapi dalam bentuk narasi (data kualitatif) dan matriks, grafik, atau diagram
(data kuantitatif). Pembeberan data yang sistematik dan interaktif akan
memudahkan pemahaman terhadap apa yang terjadi sehingga memudahkan
dalam penarikan kesimpulan atau tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, mulai dari kesimpulan
sementara, yang ditarik pada akhir siklus I, kesimpulan terevisi pada siklus II,
III dan seterusnya sampai kesimpulan terakhir pada siklus terakhir. Kesimpulan
yang pertama sampai dengan yang terakhir saling terkait dengan kesimpulan
pertama sebagai pijakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
G. Indikator Kinerja
Tanda-tanda yang diharapkan sebagai wujud keberhasilan dalam melakukan
tindakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6. Indikator Kinerja Penelitian
Aspek yang diukur Persentase Siswa
yang Ditargetkan
Cara Mengukur
Penggunaan Media
Bangun Datar
80% Diamati saat pembelajaran dan
dihitung dari jumlah siswa yang
dapat menggunakan media bangun
datar dengan tepat.
Kemampuan siswa
dalam memahami
bilangan pecahan
80% Diukur dari hasil tes pemahaman
bilangan pecahan dari 75% jumlah
siswa yang dapat menjawab
dengan benar
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan melalui tiga siklus. Tahapan-tahapan dalam
siklus meliputi 4 tahap (Wahyudi, 2008: 24), yaitu: planning, acting, observing,
dan reflecting. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008: 74)
mengemukakan empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a)
perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.
Jadi, paparan langkah-langkah pelaksanaan penelitian untuk setiap tahap
dan dalam setiap siklusnya adalah (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan
tindakan, (c) pengamatan tindakan, dan (d) refleksi yang dijabarkan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana tindakan penelitian,
yaitu menentukan tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, menentukan
tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian, menyusun skenario
pelaksanaan penelitian tindakan kelas, membuat Rencana Pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang akan disampaikan,
menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan, menyusun instrumen
tes, menyusun lembar evaluasi, menghubungi rekan teman sejawat untuk
menjadi observer.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan
yang telah direncanakan. Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang
bilangan pecahan, peneliti menggunakan alat pengumpul data atau intrumen
yang telah dibuat.
3. Tahap observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang
dilakukan. Pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan untuk
mengumpulkan data tentang penggunaan media bangun datar dalam
pembelajaran bilangan pecahan bagi siswa kelas III Semester II SD Negeri
Banjarsari Tahun Ajaran 2011/2012. Observasi dilakukan oleh 3 orang, yaitu
peneliti dan dua guru (teman sejawat). Masing-masing observer diberikan
pedoman observasi.
4. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengingat kembali tindakan yang telah
dilakukan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui situasi yang terjadi pada saat
tindakan, permasalahan yang terjadi, serta penyebab timbulnya permasalahan
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
`BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sekolah Dasar Negeri Banjarsari merupakan salah satu sekolah negeri dari
gugus Jenderal Sudirman yang berada di kecamatan Gombong, kabupaten
Kebumen. Jumlah siswanya yaitu 151 siswa dengan latar belakang yang berbeda-
beda. Jumlah siswa pada masing-masing kelas rata-rata terdiri dari 25 siswa.
Jumlah guru di sekolah tersebut sebanyak 9 guru, 1 tata usaha, dan 1 penjaga
sekolah.
Kelas yang dijadikan objek penelitian adalah kelas III SD Negeri
Banjarsari tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah 24 anak yang terdiri dari 13
siswa laki-laki dan 11 anak perempuan. Mereka menempati ruang yang berukuran
7 m x 7 m, ruang kelas menghadap ke barat dengan jendela dan ventilasi yang
cukup sehingga memungkinkan terciptanya suasana kelas yang kondusif bagi
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan pembelajaran sehari-hari siswa SD Negeri berjalan dengan baik
meskipun lokasi sekolah dekat dengan jalan, tetapi jalannya tidak ramai kerena
memang bukan jalan raya. Lokasi sekolah juga jauh dari kebisingaan.
Pembelajaran yang berlangsung khususnya pada kelas III juga sudah berlangsung
dengan baik. Guru mengajarkan materi sesuai dengan kurikulum. Akan tetapi,
sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan pada pembelajaran Matematika.
Sebagian besar siswa mendapat nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dengan KKM 70.
Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti
terlebih dahulu melakukan beberapa kegiatan, mulai dari menemukan masalah
sampai memeriksa lapangan. Penelitian diawali dengan pre test tentang bilangan
pecahan pada siswa kelas III SDN Banjarsari. Pre test bertujuan untuk mencari
penyebab siswa kelas III belum memahami bilangan pecahan. Pada saat diadakan
pre test, siswa merasa kebingungan ketika menggambar pecahan dan
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38 menyimpulkan nilai pecahan berdasarkan gambar pecahan. Berdasarkan hasil pre
test siswa, hasilnya diperoleh seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Distribusi Nilai Hasil Pratindakan (Pre Test)
No. Absen Nilai (x) Keterangan 1 60 2 30 3 40 4 40 5 40 Tuntas = 4% 6 40 Belum Tuntas = 96% 7 60 8 60 9 40 10 40 11 40 12 60 13 20 14 60 15 40 16 20 17 40 18 40 19 60 20 50 21 40 22 60 23 40 24 80
Rata-rata 1100 : 4 = 45,83
Berdasarkan tabel 4.1., rata-rata hasil pratindakan hanya mencapai 45,83.
Ketuntasan nilai hasil pratindakan hanya mencapai 4% (1 siswa) sedangkan
persentase belum mencapai ketuntasan mencapai 96% (23 siswa).
Diagram ketuntasan nilai siswa pada hasil pre test pada tabel 4.1. dapat
dilihat pada gambar diagram berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
4%
96%
Persentase Ketuntasan
Persentase Belum Tuntas
Gambar 4.1. Diagram Persentase Ketuntasan Nilai Hasil Pratindakan
Dari hasil pre test akan diketahui penyebab siswa kelas III SD Negeri
Banjarsari belum berhasil dalam pembelajaran Bilangan Pecahan. Setelah
melaksanakan evaluasi dengan pre test pada siswa kelas III SD Negeri Banjarsari
terdapat permasalahan dimana dalam pembelajaran Matematika, khususnya materi
bilangan pecahan masih menggunakan metode ceramah. Kegiatan belajar
mengajar hanya terfokus pada guru sehingga membuat siswa menjadi bosan dan
jenuh untuk mengikuti pelajaran Matematika. Siswa hanya duduk dan
mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran. Berdasarkan pengamatan
peneliti pula, perbedaan karakteristik dan kemampuan siswa kelas III
menyebabkan kurangnya minat mereka dalam pembelajaran. Posisi duduk siswa
yang berkelompok menimbulkan keributan. Siswa yang berkemampuan lebih
cenderung ingin selalu menyelesaikan tugas dari guru. Siswa yang pendiam hanya
mendengarkan penjelasan guru saja dan tidak berani untuk bertanya atau
berpendapat.
Dengan adanya permasalahan tersebut maka peneliti berusaha untuk
memecahkan masalah tersebut dengan mengadakan penelitian tindakan kelas di
kelas III SD Negeri Banjarsari, dengan harapan pemahaman siswa tentang
bilangan pecahan dapat meningkat setelah menggunakan media bangun datar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Deskripsi Siklus I
Kegiatan pada siklus ini akan dilaksanakan 3 kali pertemuan. Setiap
pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Tindakan yang dilaksanakan
sesuai dengan prosedur penelitian, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Untuk lebih rincinya, kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan Siklus I
Sebelum dilaksanakan tindakan siklus I pertemuan 1, 2 dan 3,
peneliti terlebih dahulu melakukan tahapan membuat rencana pelaksanaan
tindakan (RPP) dengan menerapkan pembelajaran bilangan pecahan
menggunakan media bangun datar. Untuk data selengkapnya tentang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I terdapat pada lampiran
4 halaman.
Pada siklus pertama peneliti memilih Standar Kompetensi yaitu
memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah. Sedangkan Kompetensi Dasar yang penulis gunakan adalah
memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.
Dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, indikator yang
ingin dicapai yaitu:
1) Pertemuan pertama indikatornya yaitu menjelaskan pengertian pecahan,
memberi contoh pecahan sederhana, dan menyimpulkan nilai pecahan
sederhana berdasarkan gambar.
2) Pertemuan kedua indikatornya yaitu menyimpulkan nilai pecahan sesuai
gambar dan menyimpulkan jawaban atas soal cerita pecahan sederhana.
3) Pertemuan ketiga indikatornya yaitu menyimpulkan jawaban atas soal
cerita pecahan sederhana.
Pada siklus pertama akan dilaksanakan tiga kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuan. Pada pertemuan pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
direncanakan dilaksanakan pada hari Senin, 19 Maret 2012. Pertemuan
kedua direncanakan pada hari Rabu, 18 April 2012 sedangkan pertemuan
ketiga akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Mei 2012.
Dalam RPP juga dilengkapi tes evaluasi dengan tujuan untuk
memperoleh hasil belajar siswa tentang pemahaman bilangan pecahan.
Peneliti menyiapkan lembar observasi bagi guru dan siswa dalam
pembelajaran. Dalam kegiatan observasi peneliti mencoba melibatkan tiga
observer yaitu kepala sekolah, guru kelas IV, dan guru kelas VI. Setiap
observer mendapatkan lembar observasi mengenai penggunaan media
bangun datar bagi guru dan siswa dalam pembelajaran bilangan pecahan.
b. Pelaksanaan Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan selama 3 (tiga) kali pertemuan, setiap
pertemuan 2 x 35 menit. Berikut ini deskripsi pelaksanaan pembelajaran
bilangan pecahan pada siklus I dengan penggunaan media bangun datar.
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama yang dilaksanakan pada Senin, 19 Maret 2012
dari pukul 07.50-09.00 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit. Kegiatan awal yang dilaksanakan meliputi guru
mengucapkan salam, berdoa, absensi siswa, melakukan tes penjajagan,
apersepsi, dan acuan selama ± 10 menit.
Kegiatan berikutnya yaitu kegiatan inti. Kegiatan inti
dilaksanakan selama ± 40 menit. Kegiatan inti diawali dengan guru
meminta siswa mempersiapkan bangun datar (persegi panjang atau
lingkaran) kemudian siswa memperhatikan contoh pecahan
menggunakan media bangun datar (persegi panjang dan lingkaran) yang
ditunjukkan guru. Selanjutnya siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang pengertian pecahan. Siswa mempraktikkan 2 contoh pecahan
sederhana menggunakan media bangun datar (lingkaran dan persegi
panjang), yaitu: siswa membagi lingkaran menjadi dua bagian sama besar
kemudian satu bagian diarsir dan siswa membagi persegi panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
menjadi tiga bagian sama besar kemudian satu bagian diarsir. Dalam
praktik membuat pecahan menggunakan media bangun datar sebagian
besar siswa masih dibimbing guru. Siswa menyimpulkan nilai pecahan
sesuai gambar pecahan yang telah dibuat, guru menanggapi jawaban
siswa, yaitu kesesuaian antara nilai pecahan dan gambar yang telah
dibuat kemudian siswa bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa
tentang pecahan sederhana. Kenyataannya guru belum melibatkan siswa
dalam membahas hasil pekerjaan siswa, siswa tidak diberi kesempatan
untuk ikut dalam membahas hasil pekerjaannya.
Kegiatan akhir berlangsung selama ± 20 menit. Kegiatan ini
meliputi siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum
jelas, siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran, siswa
mencatat hal-hal yang penting dari materi pelajaran. Siswa mengerjakan
evaluasi, siswa melaksanakan penilaian, dan analisis penilaian
berdasarkan KKM dan siswa bersama guru mengakhiri pelajaran dengan
berdoa.
2) Pertemuan II
Pelaksanaan siklus I pertemuan kedua pada hari Rabu, 18 April
2012 dari pukul 07.15-08.25 WIB. Kegiatan awal terdiri dari guru
mengucapkan salam, berdoa, absensi siswa, melakukan tes penjajagan,
apersepsi, dan acuan selama ± 10 menit.
Kegiatan Inti dilaksanakan selama ± 40 menit. Kegiatan inti
diawali dengan guru bersama siswa mempersiapkan bangun datar
(persegi panjang atau lingkaran). Siswa memperhatikan contoh pecahan
menggunakan media bangun datar (persegi panjang dan lingkaran) yang
ditunjukkan guru kemudian siswa bersama guru membahas tentang
pengertian pecahan. Setelah itu, siswa mempraktikkan contoh pecahan
sederhana menggunakan media bangun datar (lingkaran dan persegi
panjang), yaitu: siswa membagi persegi panjang menjadi tujuh bagian
sama besar kemudian tiga bagian diberi warna. Siswa menyelesaikan soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
cerita pecahan sederhana menggunakan media bangun datar (lingkaran),
yaitu: siswa membagi lingkaran menjadi 6 bagian sama besar, kemudian
1 bagian diberi warna. Sebagian besar siswa masih bingung dalam
menyelesaikan soal cerita pecahan menggunakan media bangun datar
karena arahan yang diberikan guru terlalu cepat. Siswa menyimpulkan
nilai pecahan sesuai gambar pecahan yang telah dibuat dan berdasarkan
soal cerita pecahan sederhana, tetapi sebagian besar siswa masih bingung
dalam menyimpulkan soal cerita pecahan. Guru menanggapi jawaban
siswa, yaitu kesesuaian antara nilai pecahan dan gambar yang telah
dibuat, serta jawaban siswa atas soal cerita pecahan sederhana, kemudian
siswa bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa tentang pecahan
sederhana. Dalam menyimpulkan hasil pekerjaan siswa, guru sudah
melibatkan siswa, tetapi hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam
membahas hasil pekerjaan siswa.
Pada kegiatan akhir (± 20 menit) siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan hal-hal yang bekum jelas. Siswa bersama guru
menyimpulkan materi pelajaran. Siswa juga diberi kesempatan untuk
menulis hal-hal yang penting dari materi yang diajarkan oleh guru.
Setelah itu, guru membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan siswa.
3) Pertemuan III
Pertemuan ketiga pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 5
Mei 2012. Kegiatan dimulai pada pukul 07.15-08.25 WIB. Adapun
kegiatan pada siklus I pertemuan ketiga yaitu kegiatan awal (± 10 menit).
Kegiatan awal terdiri dari guru mengucapkan salam, berdoa, absensi
siswa, melakukan tes penjajagan, apersepsi, dan acuan.
Kegiatan inti dilaksanakan selama ± 40 menit. Materi yang
diajarkan tentang menyimpulkan gambar pecahan sesuai soal cerita
pecahan dan menyimpulkan jawaban atas soal cerita pecahan sederhana.
Kegiatan inti diawali dengan guru bersama siswa mempersiapkan bangun
datar (persegi panjang atau lingkaran) kemuadian siswa memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
contoh pecahan menggunakan media bangun datar (persegi panjang dan
lingkaran) yang ditunjukkan guru. Siswa bersama guru membahas
tentang pengertian pecahan, siswa mempraktikkan contoh pecahan
sederhana menggunakan media bangun datar (lingkaran), yaitu: siswa
membagi lingkaran menjadi delapan bagian sama besar, kemudian dua
bagian diberi warna, siswa menyelesaikan soal cerita pecahan sederhana
menggunakan media bangun datar (persegi panjang), yaitu: siswa
membagi persegi panjang menjadi 7 bagian sama besar, kemudian 4
bagian diberi warna. Sebagian besar siswa masih bingung dalam
menyelesaikan soal cerita pecahan menggunakan media bangun datar
jika tidak dibimbing oleh guru. Siswa menyimpulkan gambar dan nilai
pecahan atas soal cerita pecahan sederhana. Guru menanggapi jawaban
siswa, yaitu kesesuaian antara nilai pecahan dan gambar yang telah
dibuat, serta jawaban siswa atas soal cerita pecahan sederhana. Siswa
bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa tentang pecahan
sederhana. Guru hanya menanggapi hasil pekerjaan siswa tertentu saja,
siswa yang tidak aktif dibiarkan saja oleh guru.
Kegiatan akhir berjalan ± 20 menit. Siswa diberi kesempatan
untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas serta siswa bersama guru
menyimpulkan materi pelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk menulis
hal-hal yang penting dari materi pelajaran. Siswa mengerjakan soal
evaluasi yang diberikan oleh guru.
c. Hasil Observasi
1) Pertemuan I
Kegiatan observasi dilaksanakan oleh peneliti dan observer saat
melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung
dengan pengisian pada lembar observasi yang telah disediakan oleh
peneliti yang meliputi observasi penggunaan media bangun datar dalam
pembelajaran bilangan pecahan bagi guru dan siswa. Adapun hasil
observasinya yaitu sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
a) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Guru dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Kegiatan pembelajaran bilangan pecahan menggunakan
media bangun datar bagi guru diperoleh melalui observasi. Berikut
ini adalah hasil analisis observasi tentang penggunaan media bangun
datara bagi guru dalam pembelajaran bilangan pecahan.
Kegiatan pembelajaran guru diamati dan dinilai oleh tiga
observer. Berikut ini adalah rata-rata hasil obervasi guru pada siklus
I pertemuan I.
Tabel 4.2. Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan I
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 3,43 Baik 2 3,29 Baik 3 3,29 Baik
Rata-rata 3,34 Baik
Berdasarkan tabel 4.2., rata-rata hasil observasi guru yang
diperoleh dari tiga observer pada pertemuan I siklus I adalah 3,34
dengan kategori baik. Berdasarkan hasil observasi, penggunaan
media bangun datar oleh guru baik, tetapi belum cukup baik dalam
memungkinkan siswa untuk belajar dengan mandiri. Hasil
selengkapnya pada lampiran 10 halaman 189.
b) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Siswa dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Kegiatan pembelajaran bilangan pecahan menggunakan
media bangun datar bagi siswa diperoleh melalui observasi. Berikut
ini adalah hasil analisis observasi tentang penggunaan media bangun
datara bagi siswa dalam pembelajaran bilangan pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Kegiatan pembelajaran siswa diamati dan dinilai oleh tiga
observer. Berikut ini adalah rata-rata hasil obervasi siswa pada siklus
I pertemuan I.
Tabel 4.3. Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 3,4 Baik 2 3,3 Baik 3 2,9 Cukup Baik
Rata-rata 3,2 Baik
Berdasarkan hasil observasi, siswa dapat menggunakan
media bangun datar dengan baik, hanya saja masih tergantung pada
guru selama pembelajaran berlangsung. Sebagian besar siswa
menyelesaikan masalah bilangan pecahan dengan bimbingan guru.
Rata-rata hasil observasi yang diperoleh dari tiga observer pada
pertemuan I siklus I adalah 3,2 dengan kategori baik. Hasil
selengkapnya pada lampiran 11 halaman 190.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, guru jelas dalam
menyampaikan materi bilangan pecahan. Siswa menyukai
pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar,
tetapi siswa mengalami kesulitan menggunakan media bangun datar
jika tidak dibimbing guru. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan
dalam mengerjakan soal bilangan pecahan jika tidak dibimbing oleh
guru.
2) Pertemuan II
Kegiatan observasi pertemuan II siklus I juga dilaksanakan oleh
peneliti dan observer saat melakukan pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung dengan pengisian pada lembar observasi yang
telah disediakan oleh peneliti yang meliputi observasi penggunaan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
bangun datar dalam pembelajaran bilangan pecahan bagi guru dan siswa.
Adapun hasil observasinya yaitu sebagai berikut:
a) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Guru dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Pada pertemuan II siklus I kegiatan pembelajaran guru juga
diamati dan dinilai oleh observer. Berikut ini adalah rata-rata hasil
obervasi guru pada siklus I pertemuan II.
Tabel 4.4. Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan II
Observer Nilai Observer Keterangan 1 2,6 Cukup Baik 2 2,6 Cukup Baik 3 2,6 Cukup Baik
Rata-rata 2,6 Cukup Baik
Berdasarkan hasil observasi, penggunaan media bangun datar
oleh guru dalam pembelajaran bilangan pecahan cukup baik. Hasil
rata-rata observasi kegiatan pembelajaran guru pada pertemuan II
siklus I adalah 2,6 dengan kategori cukup baik menurun dari
pertemuan I siklus I karena guru kurang jelas dalam memberikan
pengertian kepada siswa tentang bilangan pecahan. Selain itu, guru
juga kurang menumbuhkan semangat belajar siswa dan kurang
membuat siswa belajar dengan mandiri. Sebagian besar siswa
menyelesaikan masalah bilangan pecahan dengan bantuan guru.
Sedangkan pada siklus I pertemuan I guru sangat jelas dalam
memberikan pengertian kepada siswa tentang bilangan pecahan.
Selain itu, guru baik dalam menumbuhkan semangat belajar siswa
dan cukup membuat siswa belajar dengan mandiri. Hasil
selengkapnya pada lampiran 10 halaman 189.
b) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Siswa dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Kegiatan pembelajaran bilangan pecahan menggunakan
media bangun datar bagi siswa diperoleh melalui observasi. Berikut
ini adalah hasil analisis observasi tentang penggunaan media bangun
datara bagi siswa dalam pembelajaran bilangan pecahan.
Kegiatan pembelajaran siswa pertemuan II siklus I juga
diamati dan dinilai oleh tiga observer. Berikut ini adalah rata-rata
hasil obervasi siswa pada siklus I pertemuan II.
Tabel 4.5. Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 2,6 Cukup Baik 2 2,6 Cukup Baik 3 2,6 Cukup Baik
Rata-rata 2,6 Cukup Baik
Berdasarkan hasil observasi, siswa terlihat cukup semangat
dalam belajar bilangan pecahan. Rata-rata hasil observasi yang
diperoleh dari tiga observer pada pertemuan II siklus I adalah 2,6
menurun dari siklus I pertemuan I karena siswa kurang mandiri
dalam belajar dan sebagian besar siswa masih mendapat bimbingan
dalam praktik membuat pecahan menggunakan media bangun datar.
Sedangkan pada siklus I pertemuan I siswa dapat menggunakan
media bangun datar dengan baik walaupun beberapa masih
tergantung pada guru selama pembelajaran berlangsung. Hasil
selengkapnya pada lampiran 11 halaman 190.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, guru cukup jelas
dalam menjelaskan materi bilangan pecahan. Siswa menyukai
pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar.
Siswa tidak kesulitan dalam menggunakan media bangun datar,
tetapi siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal cerita
pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3) Pertemuan III
Kegiatan observasi pertemuan III siklus I juga dilaksanakan oleh
peneliti dan observer saat melakukan pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung dengan pengisian pada lembar observasi yang
telah disediakan oleh peneliti yang meliputi observasi penggunaan media
bangun datar dalam pembelajaran bilangan pecahan bagi guru dan siswa.
Adapun hasil observasinya yaitu sebagai berikut:
a) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Guru dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Pada pertemuan III siklus I kegiatan pembelajaran guru juga
diamati dan dinilai oleh observer. Berikut ini adalah rata-rata hasil
obervasi guru pada siklus I pertemuan III.
Tabel 4.6. Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan III
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 2,7 Cukup Baik 2 2,6 Cukup Baik 3 2,6 Cukup Baik
Rata-rata 2,63 Cukup Baik
Berdasarkan hasil observasi, rata-rata observasi kegiatan
pembelajaran guru pada pertemuan III siklus I tidak mengalami
peningkatan dari pertemuan II siklus I yaitu 2,63 dengan kategori
cukup baik. Meskipun guru menyampaikan materi bilangan pecahan
dengan cukup baik, tetapi kurang menumbuhkan semangat belajar
siswa. Selain itu, guru kurang membuat siswa mandiri dalam belajar,
karena hanya beberapa siswa saja yang praktik dan menyelesaikan
masalah bilangan pecahan tanpa bimbingan guru. Hasil
selengkapnya pada lampiran 10 halaman 189.
b) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Siswa dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Kegiatan pembelajaran bilangan pecahan menggunakan
media bangun datar bagi siswa diperoleh melalui observasi. Berikut
ini adalah hasil analisis observasi tentang penggunaan media bangun
datara bagi siswa dalam pembelajaran bilangan pecahan.
Kegiatan pembelajaran siswa pertemuan III siklus I juga
diamati dan dinilai oleh tiga observer. Berikut ini adalah rata-rata
hasil obervasi siswa pada siklus I pertemuan III.
Tabel 4.7. Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan III
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 2,7 Cukup Baik 2 2,6 Cukup Baik 3 2,6 Cukup Baik
Rata-rata 2,63 Cukup Baik
Berdasarkan hasil observasi, rata-rata hasil observasi yang
diperoleh dari tiga observer pada pertemuan III siklus I tidak
mengalami peningkatan dari pertemuan II siklus I yaitu 2,63 dengan
kategori cukup baik. Meskipun siswa memperhatikan penjelasan
guru tentang bilangan pecahan dengan cukup baik dan dapat
memberikan pengertian bilangan pecahan dengan cukup tepat, tetapi
masih ada siswa yang bermain sendiri, kurang semangat dalam
belajar, dan kurang mandiri dalam belajar karena hanya beberapa
siswa saja yang praktik dan menyelesaikan masalah bilangan
pecahan tanpa bimbingan guru. Hasil selengkapnya pada lampiran 11
halaman 190.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, guru cukup jelas
dalam menjelaskan materi bilangan pecahan. Siswa menyukai
pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar.
Siswa tidak kesulitan dalam menggunakan media bangun datar tetapi
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal cerita pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Berdasarkan hasil observasi penggunaan media bangun datar
bagi guru siklus I pertemuan I, II, dan III pada pembelajaran
bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri Banjarsari diperoleh
rata-rata sebagai berikut:
Tabel 4.8. Nilai Rata-rata Observasi Guru Siklus I
Pertemuan Nilai Rata-rata Observer Rata-
rata Keterangan
1 2 3 1 3,43 3,29 3,29 3,34 Baik 2 2,6 2,6 2,6 2,60 Cukup baik 3 2,7 2,6 2,6 2,63 Cukup baik
Rata-rata 2,91 2,83 2,83 2,86 Cukup baik
Berdasarkan tabel 4.8., guru telah melakukan kegiatan
pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar
dengan cukup baik. Rata-rata hasil observasi kegiatan pembelajaran
guru adalah 2,86 dengan kategori cukup baik.
Berdasarkan hasil observasi penggunaan media bangun datar
bagi siswa siklus I pertemuan I, II, dan III pada pembelajaran
bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri Banjarsari diperoleh
rata-rata sebagai berikut:
Tabel 4.9. Nilai Rata-rata Observasi Siswa Siklus I
Pertemuan Nilai Rata-rata Observer Rata-
rata Keterangan
1 2 3 1 3,4 3,3 2,9 3,20 Baik 2 2,6 2,6 2,6 2,60 Cukup baik 3 2,7 2,6 2,6 2,63 Cukup baik
Rata-rata 3,0 3,1 2,7 2.81 Cukup baik
Berdasarkan tabel 4.9., siswa telah melakukan kegiatan
pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar
dengan cukup baik. Rata-rata hasil observasi kegiatan pembelajaran
guru adalah 2,81 dengan kategori cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
d. Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siswa
Tes untuk mengetahui pemahaman bilangan pecahan siswa kelas
III SD Negeri Banjarsari siklus I terdiri atas nilai pertemuan I, pertemuan
II dan pertemuan III yang ditunjukkan dengan tabel dan diagram sebagai
berikut:
1) Pertemuan I
Berdasarkan tes tertulis tentang pemahaman bilangan pecahan
yang dicapai oleh siswa pada siklus 1 pertemuan I terdapat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.10. Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus I Pertemuan I
No. Absen Nilai Keterangan
1 60 2 100 3 80 4 100 5 100 6 80 Tuntas = 79% 7 80 Belum Tuntas = 21% 8 80 9 80
10 80 11 100 12 100 13 100 14 60 15 80 16 100 17 60 18 60 19 100 20 100 21 80 22 80 23 60 24 80
Rata-rata 2000 : 24 = 83,33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Berdasarkan tabel 4.10., Rata-rata kelas mencapai 83,33. Siswa
70 sebanyakk 79% (19 siswa) dan
70 adalah 21% (5 siswa). Hasil
selengkapnya terdapat pada lampiran 14 halaman 195.
Persentase ketuntasan disajikan pada gambar diagram di bawah
ini:
Persentase Ketuntasan
Persentase Belum Tuntas
Gambar 4. 2 Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus 1 Pertemuan I
2) Pertemuan II
Data tes hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada siklus 1
pertemuan II seperti pada tabel di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 4.11. Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus I Pertemuan II
No. Absen Nilai (x) Keterangan
1 60 2 100 3 60 4 60 5 60 Tuntas = 25% 6 100 Belum Tuntas = 75% 7 40 8 60 9 60
10 60 11 100 12 60 13 60 14 80 15 60 16 60 17 60 18 60 19 100 20 60 21 60 22 100 23 60 24 60
Rata-rata 1640 : 24 = 68,33
Berdasarkan tabel 4.11., diperoleh rata-rata kelas mencapai
68,33%. Siswa yang m siswa)
dan siswa yang mendapat nila siswa). Hasil
selengkapnya terdapat pada lampiran 14 halaman 195. Persentase
ketuntasan dapat disajikan seperti pada diagram di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Persentase Ketuntasan
Persentase Belum Tuntas
Gambar 4.3. Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus 1 Pertemuan II
3) Pertemuan III
Data tes hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada siklus 1
pertemuan III seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.12. Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan
Siklus I Pertemuan III No. Nilai Keterangan
1 40 2 100 3 60 4 80 5 100 Tuntas = 50% 6 100 Belum Tuntas = 50% 7 20 8 100 9 80
10 60 11 100 12 60 13 80 14 80 15 40 16 60 17 60 18 60 19 80 20 60 21 60 22 80 23 60 24 100
Rata-rata 1720 : 24 = 71,67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Berdasarkan tabel 4.12., terdapat 50% (12 siswa) yang
mendapatkan nilai di atas KKM dan 50% (12 siswa) nilainya masih di
bawah KKM. Di bawah ini adalah hasil belajar siklus I pertemuan III.
Nilai tertinggi mencapai 100 dan nilai terendah yaitu 20. Hasil
selengkapnya terdapat pada lampiran 14 halaman 195.
Persentase ketuntasan nilai evaluasi pada siklus I pertemuan III
sebagai berikut:
Persentase Ketuntasan
Persentase Belum Tuntas
Gambar 4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus 1 Pertemuan III
Hasil tes pemahaman bilangan pecahan siswa kelas III SD
Negeri Banjarsari siklus I pertemuan 1, 2, dan 3 setelah dirata-rata
hasilnya sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 4.13. Rata-rata Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus I
No. Absen Nilai Pertemuan Rata-rata Nilai
Keterangan I II III
1 60 60 40 53 2 100 100 100 100 3 80 60 60 67 4 100 60 80 80 5 100 60 100 87 Tuntas = 62,5% 6 80 100 100 93 Belum Tuntas = 37,5% 7 80 40 20 47 8 80 60 100 80 9 80 60 80 73
10 80 60 60 67 11 100 100 100 100 12 100 60 60 73 13 100 60 80 80 14 60 80 80 73 15 80 60 40 60 16 100 60 60 73 17 60 60 60 60 18 60 60 60 60 19 100 100 80 93 20 100 60 60 73 21 80 60 60 67 22 80 100 80 87 23 60 60 60 60 24 80 60 100 80
Rata-rata 83.33 68.33 71.67 74,42
Berdasarkan tabel 4.13., terdapat 62,5% (15 siswa) yang sudah
tuntas atau mendapatkan nilai di atas KKM dan siswa yang belum
mendapat nilai di atas KKM sebanyak 37,5% (9 siswa). Rata-rata hasil
belajar siklus I diperoleh yaitu 74,42. Nilai tertinggi dengan nilai 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dan nilai terendah 47. Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 14
halaman 195.
Gambar diagram ketuntasan rata-rata nilai evaluasi pada siklus I
adalah sebagai berikut:
Persentase Ketuntasan
Persentase Belum Tuntas
Gambar 4.5. Diagram Persentase Ketuntasan Rata-rata Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus 1
e. Refleksi Siklus I
Tahap refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan tindakan berikutnya. Pada siklus
I pertemuan 1, 2 dan 3 ini, peneliti menganalisis hasil observasi terhadap
tindakan guru dan siswa serta evaluasi hasil belajar untuk mengambil
kesimpulan.
Pada pelaksanaan pembelajaran masih banyak kendala yang
dihadapi oleh guru. Sebagian besar siswa masih bingung dalam
menyelesaikan soal pecahan menggunakan media bangun datar karena
arahan yang diberikan guru terlalu cepat. Guru hanya menanggapi hasil
pekerjaan siswa tertentu saja. Selain itu, guru juga kurang menumbuhkan
semangat belajar siswa karena masih banyak siswa yang bermain sendiri
ketika kegiatan belajar berlangsung. Sebagian besar siswa masih bingung
dalam menyelesaikan soal pecahan menggunakan media bangun datar jika
tidak dibimbing guru karena gambarnya tidak sama besar. Dari banyak
kendala yang dialami pada siklus I tersebut guru dalam menyampaikan
arahan membuat pecahan menggunakan media bangun datar tidak akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
terlalu cepat, bahasanya jelas, dan mudah dimengerti siswa. Guru akan
menanggapi pekerjaan siswa secara keseluruhan dan lebih memotivasi
siswa dalam membuat pecahan menggunakan media bangun datar agar
hasil pecahannya sama besar dan lebih semangat dalam pembelajaran.
Pada pelaksanaan pembelajaran bilangan pecahan dengan
menggunakan media bangun datar pada pertemuan I, II dan III sudah
berjalan lancar sesuai dengan skenario meskipun masih ada yang belum
dilaksanakan. Pada pertemuan pertama guru belum melibatkan siswa
dalam membahas hasil pekerjaan siswa, siswa tidak diberi kesempatan
untuk ikut dalam membahas hasil pekerjaannya. Pada pertemuan kedua
guru sudah melibatkan siswa, tetapi hanya beberapa siswa saja yang aktif
dalam membahas hasil pekerjaan siswa. Selain itu, sebagian besar siswa
masih bingung dalam menyelesaikan soal pecahan menggunakan media
bangun datar karena arahan yang diberikan guru terlalu cepat. Pada
pertemuan ketiga guru hanya menanggapi hasil pekerjaan siswa tertentu
saja, siswa yang tidak aktif dibiarkan saja oleh guru. Sebagian besar siswa
masih bingung dalam menyelesaikan soal cerita pecahan menggunakan
media bangun datar karena gambarnya tidak sama besar.
Sementara itu pada perolehan tes hasil belajar tentang pemahaman
bilangan pecahan siklus I belum mencapai target. Berdasarkan data yang
diperoleh pada siklus I dengan target s , rata-rata
meningkat dari pratindakan 45,83 menjadi 74,42 pada siklus I. Siswa yang
meningkat dari 4% (1 siswa) menjadi 62,5% (15
siswa). Meskipun sudah meningkat tetapi belum mencapai target yaitu
80% dari 75% jumlah siswa.
Setelah selesai melaksanakan siklus I yang dimulai dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, serta diperoleh hasil
seperti yang diuraikan di atas, maka peneliti berkesimpulan bahwa siklus I
belum berhasil secara maksimal, sehingga hasil yang diharapkan pun
belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti harus melaksanakan siklus II
dengan menerapkan langkah-langkah penggunaan media bangun datar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
secara benar. Guru akan lebih menumbuhkan semangat dan antusias
belajar siswa. Pada tindakan siklus II guru akan mengarahkan semua siswa
agar terlibat dalam kegiatan pembelajaran, yaitu menyelesaikan masalah
bilangan pecahan menggunakan media bangun datar dengan menggunakan
bahasa yang jelas dan mudah dimengerti siswa. Selain itu, guru
memberikan motivasi kepada semua siswa agar dapat melaksanakan
kegiatan pembelajaran tanpa bimbingan guru, terutama dalam
menyelesaikan soal cerita. Guru juga memberikan penguatan kepada siswa
yang mau bertanya, mencoba, dan praktik menggunakan media bangun
datar ketika kegiatan pembelajaran agar siswa bisa lebih aktif mengikuti
pelajaran serta pemahaman bilangan pecahan yang dicapai pada siklus II
meningkat dan mencapai target.
2. Deskripsi Siklus II
Siklus kedua dilaksanakan setelah refleksi terhadap pelaksanaan siklus
I. Siklus II pun dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Untuk lebih rincinya,
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Setelah melakukan tindakan di siklus I, peneliti merefleksi hasil dari
siklus I mengenai kekurangan-kekurangan yang terdapat di siklus I. Peneliti
juga memperbaiki skenario unuk dilaksanakan pada siklus II. Sebelum
melakukan tindakan di siklus II, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Standar Kompetensi yang peneliti gunakan yaitu
Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah. Sedangkan Kompetensi Dasar yang peneliti ingin capai yaitu
Membandingkan pecahan sederhana.
Indikator yang ingin dicapai yaitu:
1) Pertemuan pertama, indikator yang peneliti ingin capai yaitu
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan sesuai gambar,
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan berdasarkan soal cerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2) Pertemuan kedua, indikator yang peneliti ingin capai yaitu
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan sesuai gambar,
menyimpulkan gambar dan hasil perbandingan pecahan berdasarkan soal
cerita.
3) Pertemuan ketiga, indikator yang peneliti ingin capai yaitu
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan sesuai gambar,
menyimpulkan gambar dan hasil perbandingan pecahan berdasarkan soal
cerita.
Siklus II direncanakan akan dilaksanakan selama tiga kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Mei 2012,
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Mei 2012 dan pertemuan
ketiga akan dilaksanakan pada hari Senin, 21 Mei 2012. Setiap pertemuan
selama 2x35 menit (70 menit). Pada setiap pertemuan peneliti menyiapkan
lembar observasi untuk ketiga observer bagi guru dan siswa. Selain itu
peneliti juga lembar evaluasi dan dan pedoman wawancara untuk siswa
kelas III. Observer pada pelaksanaan siklus II yaitu kepala sekolah, guru
kelas IV, dan guru kelas VI.
b. Pelaksanaan Siklus II
1) Pertemuan I
Siklus dua pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu,
16 Mei 2012 dari pukul 07.50-09.00 WIB. Kegiatan awal selama ± 10
menit. Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam, guru memimpin
doa, mengecek kehadiran siswa, melakukan tes penjajagan, apersepsi dan
acuan.
Kegiatan inti dilaksanakan selama ± 40 menit. Materi yang
diajarkan tentang menyimpulkan hasil perbandingan pecahan sesuai
gambar, menyimpulkan hasil perbandingan pecahan berdasarkan soal
cerita. Kegiatan inti diawali dengan guru meminta siswa mempersiapkan
bangun datar (persegi panjang atau lingkaran), siswa memperhatikan
contoh pecahan menggunakan media bangun datar (persegi panjang dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
lingkaran) yang ditunjukkan guru. Siswa mempraktikkan 2 pecahan
sederhana menggunakan media bangun datar (lingkaran), yaitu: a) siswa
membagi lingkaran menjadi empat bagian sama besar, kemudian satu
bagian diberi warna, b) siswa membagi lingkaran menjadi dua bagian
sama besar, kemudian satu bagian diberi warna. Selanjutnya siswa
membuat pecahan dan menggunakan persegi panjang, yaitu: a) siswa
membagi persegi panjang menjadi 3 bagian sama besar, kemudian 1
bagian diberi warna, b) siswa membagi persegi panjang menjadi 3 bagian
sama besar, kemudian 2 bagian diberi warna. Ketika menggambar
pecahan, banyak siswa yang tidak memperhatikan arahan guru kalau
menggambar pecahannya harus sama besar. Jadi, banyak siswa yang
menggambar bagian pecahannya tidak sama besar. Siswa menyimpulkan
hasil perbandingan pecahan sesuai gambar dan soal cerita pecahan.
Ketika menyimpulkan hasil perbandingan pecahan, banyak siswa yang
kebingungan karena gambar bagian pecahannya tidak sama besar. Guru
menanggapi jawaban siswa, yaitu kesesuaian antara nilai pecahan dan
gambar yang telah dibuat, siswa bersama guru membahas hasil pekerjaan
siswa tentang pecahan sederhana. Guru hanya fokus menanggapi hasil
pekerjaan siswa yang keliru dalam menyimpulkan hasil perbandingan
pecahan, siswa yang lain tidak ditanggapi oleh guru.
Setelah kegiatan inti berakhir, dilanjutkan dengan kegiatan akhir
± 20 menit. Pada kegiatan akhir siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan hal-hal yang belum jelas. Siswa bersama guru
menyimpulkan materi pelajaran. Siswa mencatat hal-hal yang penting
dari guru. Guru membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan oleh
siswa. Guru mengakhiri kegiatan dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan II
Pelaksanaan pertemuan kedua pada hari Sabtu, 19 Mei 2012 yang
dimulai pada pukul 07.15-08.25 WIB. Kegiatan Awal dilaksanakan
selama ± 10 menit. Pada kegiatan awal terdiri dari guru mengucapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
salam, guru memimpin doa, mengecek kehadiran siswa, melakukan tes
penjajagan, apersepsi, dan acuan.
Kegiatan inti dilaksanakan selama ± 40 menit. Materi yang
diajarkan tentang menyimpulkan hasil perbandingan pecahan sesuai
gambar, menyimpulkan gambar dan hasil perbandingan pecahan
berdasarkan soal cerita. Kegiatan inti diawali dengan guru meminta siswa
mempersiapkan bangun datar (persegi panjang atau lingkaran), siswa
memperhatikan contoh pecahan menggunakan media bangun datar
(persegi panjang dan lingkaran) yang ditunjukkan guru. Siswa
mempraktikkan contoh pecahan sederhana menggunakan media bangun
datar (lingkaran dan persegi panjang), yaitu: siswa membagi persegi
panjang menjadi tujuh bagian sama besar kemudian tiga bagian diberi
warna. Siswa menyelesaikan soal cerita pecahan sederhana menggunakan
media bangun datar (lingkaran), yaitu: siswa membagi lingkaran menjadi
6 bagian sama besar, kemudian 1 bagian diberi warna. Ketika
menggambar pecahan, masih ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan arahan guru kalau menggambar pecahannya harus sama
besar. Siswa menyimpulkan hasil perbandingan pecahan sesuai gambar
dan soal cerita pecahan. Ketika menyimpulkan hasil perbandingan
pecahan, beberapa siswa masih kebingungan karena gambar bagian
pecahannya tidak sama besar. Guru menanggapi jawaban siswa, yaitu
kesesuaian antara nilai pecahan dan gambar yang telah dibuat, siswa
bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa tentang pecahan
sederhana. Guru menanggapi hasil pekerjaan siswa yang keliru dalam
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan dan juga sudah memberikan
penguatan kepada siswa yang dapat menyimpulkan hasil perbandingan
pecahan dengan tepat, tetapi belum semua siswa ditanggapi oleh guru.
Pada kegiatan akhir selama ±20 menit siswa diberi kesempatan
untuk menuliskan materi yang disampaikan oleh guru. Siswa diberi
kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Guru
membagikan lembar evaluasi pada setiap siswa untuk dikerjakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
3) Pertemuan III
Pertemuan ketiga pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 21
Mei 2012. Waktu pelaksanaan mulai pukul 07.50-09.00 WIB. Kegiatan
awal selama ±10 menit. Pelaksanaan kegiatan awal terdiri dari guru
mengucapkan salam, berdoa, mengecek kehadiran siswa, melakukan tes
penjajagan, apersepsi, dan acuan.
Kegiatan inti dilaksanankan selama ± 40 menit seperti yang
direncanakan. Pada kegiatan inti guru bersama siswa mempersiapkan
bangun datar (persegi panjang atau lingkaran), siswa membagi lingkaran
menjadi delapan bagian sama besar, kemudian dua bagian diberi warna,
siswa membagi persegi panjang menjadi 7 bagian sama besar, kemudian
4 bagian diberi warna. Siswa menyelesaikan soal cerita pecahan
menggunakan persegi panjang, yaitu siswa membuat pecahan .
Siswa membagi persegi panjang menjadi 3 bagian sama besar kemudian
2 bagian diberi warna, selanjutnya siswa membagi persegi panjang
menjadi 4 bagian sama besar kemudian 3 bagian diberi warna. Siswa
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan berdasarkan gambar. Siswa
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan berdasarkan soal cerita. Guru
menanggapi jawaban siswa, yaitu kesesuaian antara nilai pecahan dan
gambar yang telah dibuat, serta jawaban siswa atas soal cerita pecahan
sederhana, siswa bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa tentang
pecahan sederhana. Beberapa siswa masih belum ikut aktif dalam
membahas hasil pekerjaan siswa. Ketika menggambar pecahan, sebagian
besar siswa sudah menggambar bagian pecahan dengan sama besar,
tetapi ada beberapa siswa yang menggambar pecahan antara yang satu
dengan lainnya tidak sama besar sehingga keliru saat menyimpulkan
hasil perbandingannya.
Setelah kegiatan inti berakhir dilanjutkan dengan kegiatan akhir
selama ± 20 menit. Pada kegiatan akhir siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan hal-hal yang belum jelas dan mencatat hal-hal yang penting
dari materi yang disampaikan. Guru dan siswa menyimpulkan materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
yang dipelajari. Selanjutnya, guru membagikan lembar evaluasi untuk
dikerjakan oleh siswa. Siswa mengerjakan lembar evaluasi.
c. Hasil Observasi
1) Pertemuan I
Hasil observasi yang diperoleh dari ketiga observer dalam
pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar adalah
sebagai berikut:
a) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Guru dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Pada pertemuan I siklus II kegiatan pembelajaran guru juga
diamati dan dinilai oleh observer. Berikut ini adalah rata-rata hasil
obervasi guru pada siklus II pertemuan I.
Tabel 4.14. Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan I
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 2,9 Cukup Baik 2 3,0 Cukup Baik 3 2,9 Cukup Baik
Rata-rata 2,93 Cukup Baik
Berdasarkan hasil observasi, rata-rata observasi kegiatan
pembelajaran guru mulai meningkat pada pertemuan I siklus II yaitu
2,93 dengan kategori cukup baik. Penggunaan media bangun datar
oleh guru dalam pembelajaran bilangan pecahan cukup baik. Guru
cukup baik dalam memberikan pengertian kepada siswa tentang
bilangan pecahan. Namun, guru masih kurang dalam menumbuhkan
semangat belajar siswa sehingga sebagian besar siswa masih
dibimbing guru. Hasil selengkapnya pada lampiran 10 halaman 189.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
b) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Siswa dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Kegiatan pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media
bangun datar bagi siswa diperoleh melalui observasi. Berikut ini
adalah hasil analisis observasi tentang penggunaan media bangun
datar bagi siswa dalam pembelajaran bilangan pecahan.
Kegiatan pembelajaran siswa juga diamati dan dinilai oleh
tiga observer. Berikut ini adalah rata-rata hasil obervasi siswa pada
siklus II pertemuan I.
Tabel 4.15. Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 3,0 Cukup Baik 2 2,9 Cukup Baik 3 2,9 Cukup Baik
Rata-rata 2,93 Cukup Baik
Berdasarkan hasil observasi, rata-rata hasil observasi siswa
yang diperoleh dari tiga observer pada pertemuan I siklus II mulai
meningkat yaitu 2,93 dengan kategori cukup baik. Siswa dapat
menggunakan media bangun datar dengan baik, tetapi siswa kurang
mandiri dalam belajar. Sebagian besar siswa masih mendapat arahan
oleh guru dalam praktik membuat pecahan menggunakan media
bangun datar. Hasil selengkapnya pada lampiran 11 halaman 190.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, guru cukup jelas
dalam menjelaskan materi bilangan pecahan. Siswa menyukai
pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar.
Siswa dapat menggunakan media bangun datar dengan cukup baik.
Ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam menyimpulkan
perbandingan pecahan jika tidak dibimbing guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2) Pertemuan Kedua
a) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Guru dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Pada pertemuan II siklus II kegiatan pembelajaran guru juga
diamati dan dinilai oleh observer. Berikut ini adalah rata-rata hasil
obervasi guru pada siklus II pertemuan II.
Tabel 4.16. Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan II
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 3,0 Cukup Baik 2 2,9 Cukup Baik 3 2,9 Cukup Baik
Rata-rata 2,93 Cukup Baik
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sudah cukup baik. Hasil rata-rata observasi
kegiatan pembelajaran guru pada pertemuan II siklus II sama sendan
siklus II pertemuan I yaitu 2,93 dengan kategori cukup baik karena
walaupun siswa mulai belajar mandiri dan guru cukup baik dalam
menumbuhkan semangat belajar siswa, tetapi beberapa siswa masih
mendapat bimbingan guru.. Hasil selengkapnya pada lampiran 10
halaman 189.
b) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Siswa dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Kegiatan pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media
bangun datar bagi siswa diperoleh melalui observasi. Berikut ini
adalah hasil analisis observasi tentang penggunaan media bangun
datara bagi siswa dalam pembelajaran bilangan pecahan.
Kegiatan pembelajaran siswa juga diamati dan dinilai oleh
tiga observer. Berikut ini adalah rata-rata hasil obervasi siswa pada
siklus II pertemuan II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 4.17. Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 3,0 Cukup Baik 2 3,0 Cukup Baik 3 2,9 Cukup Baik
Rata-rata 2,97 Cukup Baik
Berdasarkan hasil observasi, rata-rata hasil observasi yang
diperoleh dari tiga observer pada pertemuan II siklus II adalah 2,97
dengan kategori cukup baik meningkat dari siklus II pertemuan I
karena siswa sudah memperhatikan penjelasan guru tentang bilangan
pecahan dengan cukup baik. Siswa juga mulai terbiasa menggunakan
media bangun datar dalam pembelajaran bilangan pecahan tanpa
bimbingan guru. Hasil selengkapnya pada lampiran 11 halaman 190.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, guru cukup jelas
dalam menjelaskan materi bilangan pecahan. Siswa menyukai
pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar.
Siswa dapat menggunakan media bangun datar dengan cukup baik.
Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam menyimpulkan
perbandingan pecahan berdasarkan soal cerita pecahan jika tidak
dibimbing guru.
3) Pertemuan III
a) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Guru dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Pada pertemuan III siklus II kegiatan pembelajaran guru juga
diamati dan dinilai oleh observer. Berikut ini adalah rata-rata hasil
obervasi guru pada siklus II pertemuan III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 4.18. Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan III
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 3,0 Cukup Baik 2 3,0 Cukup Baik 3 2,9 Cukup Baik
Rata-rata 2,97 Cukup Baik
Berdasarkan hasil observasi, rata-rata observasi kegiatan
pembelajaran guru pada pertemuan III siklus II adalah 2,97 dengan
kategori cukup baik meningkat dari siklus II pertemuan II karena
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah cukup baik.
Guru cukup baik dalam menumbuhkan semangat belajar siswa. Selain
itu, siswa juga sudah belajar dengan cukup mandiri. Hasil
selengkapnya pada lampiran 10 halaman 189.
b) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Siswa dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Kegiatan pembelajaran bilangan pecahan menggunakan
media bangun datar bagi siswa diperoleh melalui observasi. Berikut
ini adalah hasil analisis observasi tentang penggunaan media bangun
datara bagi siswa dalam pembelajaran bilangan pecahan. Kegiatan
pembelajaran siswa juga diamati dan dinilai oleh tiga observer.
Berikut ini adalah rata-rata hasil obervasi siswa pada siklus II
pertemuan III.
Tabel 4.19. Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan III
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 3,0 Cukup Baik 2 3,0 Cukup Baik 3 2,9 Cukup Baik
Rata-rata 2,97 Cukup Baik
Berdasarkan hasil observasi, rata-rata hasil observasi yang
diperoleh dari tiga observer pada pertemuan III siklus II adalah 2,97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
dengan kategori cukup baik sama dengan siklus II pertemuan II karena
walaupun siswa memperhatikan penjelasan guru tentang bilangan
pecahan dengan baik, tetapi siswa masih belajar dengan cukup
semangat dan mandiri. Hasil selengkapnya pada lampiran 11 halaman
190.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, guru cukup jelas
dalam menjelaskan materi bilangan pecahan. Siswa menyukai
pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar.
Siswa dapat menggunakan media bangun datar dengan cukup baik.
Beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam menyimpulkan
perbandingan pecahan jika tidak dibimbing guru.
Berdasarkan hasil observasi penggunaan media bangun datar
bagi guru siklus II pertemuan I, II, dan III pada pembelajaran
bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri Banjarsari diperoleh rata-
rata sebagai berikut:
Tabel 4.20. Nilai Rata-rata Observasi Guru Siklus II
Pertemuan Nilai Rata-rata Observer Rata-
rata Keterangan 1 2 3
1 2,9 3,0 2,9 2,93 Cukup baik 2 3,0 2,9 2,9 2,93 Cukup baik 3 3,0 3,0 2,9 2,97 Cukup baik
Rata-rata 2,97 2,97 2,9 2,95 Cukup baik
Berdasarkan tabel 4.20., guru telah melakukan kegiatan
pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar
dengan cukup baik. Rata-rata hasil observasi kegiatan pembelajaran
guru adalah 2,95 dengan kategori cukup baik.
Berdasarkan hasil observasi penggunaan media bangun datar
bagi siswa siklus II pertemuan I, II, dan III pada pembelajaran
bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri Banjarsari diperoleh
rata-rata sebagai berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 4.21. Nilai Rata-rata Observasi Siswa Siklus II
Pertemuan Nilai Observer Rata-
rata Keterangan 1 2 3
1 3,0 2,9 2,9 2,93 Cukup baik 2 3,0 3,0 2,9 2,97 Cukup baik 3 3,0 3,0 2,9 2,97 Cukup baik
Rata-rata 2,93 2,97 2,97 2,96 Cukup baik
Berdasarkan tabel 4.21., siswa telah melakukan kegiatan
pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar
dengan cukup baik. Rata-rata hasil observasi kegiatan pembelajaran
guru adalah 2,96 dengan kategori cukup baik.
d. Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siswa
Tes hasil belajar untuk mengetahui pemahaman bilangan pecahan
kelas III SD Negeri Banjarsari melalui evaluasi pada setiap pertemuan.
Evaluasi dilakukan secara tertulis. Adapun hasil nilai tes belajar siswa siklus
II terdiri atas nilai pada pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III yang
ditunjukkan dengan tabel dan diagram sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Hasil belajar siklus II pertemuan pertama diperoleh seperti pada
tabel di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 4.22. Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus II Pertemuan I
No. Absen Nilai (x) Keterangan
1 80 2 60 3 80 4 100 5 80 Tuntas = 62,5% 6 80 Belum Tuntas = 37,5% 7 40 8 40 9 60
10 20 11 80 12 100 13 80 14 60 15 60 16 40 17 80 18 100 19 100 20 80 21 80 22 100 23 80 24 80
Rata-rata 1760 : 24 = 73,33
Pada pertemuan pertama di siklus II hasil tes belajar seperti pada
tabel 4.22. terdapat 37,5% (9 siswa) yang belum mencapai target.
Sedangkan yang sudah mencapai target baru 62,5% (15 siswa). Rata-rata
pada pertemuan pertama di siklus II baru mencapai 72,5. Hasil
selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 196.
Berdasarkan tabel 4.10., di bawah ini adalah diagram persentase
ketuntasan pada siklus II pertemuan pertama:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Gambar 4. 6. Diagram Persentase Ketuntasan Pemahaman
Bilangan Pecahan Siklus II Pertemuan I
2) Pertemuan II
Hasil rata-rata tes pemahaman bilangan pecahan siklus II
pertemuan kedua sebagai berikut:
Tabel 4.23. Rata-rata Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus II Pertemuan II
No. Absen Nilai Keterangan 1 80 2 80 3 80 4 80 5 80 Tuntas = 75% 6 60 Belum Tuntas = 25% 7 80 8 60 9 60
10 80 11 100 12 100 13 100 14 60 15 100 16 60 17 80 18 100 19 100 20 80 21 80 22 100 23 60 24 80
Rata-rata 1940 : 24 = 81
Persentase Ketuntasan
Persentase Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Berdasarkan tabel 4.23., hasil belajar yang diperoleh pada
pertemuan kedua di siklus II rata-ratanya mencapai 81. Siswa yang sudah
m siswa) dan yang belum
mendapatkan nilai 70 sebanyak 25% (6 siswa). Hasil selengkapnya
terdapat pada lampiran 15 halaman 196.
Di bawah ini adalah gambar presentase ketuntasan siklus II
pertemuan kedua.
75%
25%
Persentase KetuntasanPersentase Belum Tuntas
Gambar 4. 7. Diagram Persentase Ketuntasan Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus II Pertemuan II
3) Pertemuan III
Hasil rata-rata tes pemahaman bilangan pecahan siklus II
pertemuan kedua sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Tabel 4.24. Rata-rata Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus II Pertemuan III
No. Absen Nilai (x) Keterangan
1 80 2 80 3 80 4 80 5 100 Tuntas = 79% 6 60 Belum Tuntas = 21% 7 80 8 60 9 60
10 80 11 100 12 100 13 100 14 80 15 100 16 60 17 80 18 100 19 100 20 80 21 80 22 100 23 80 24 100 2020 : 24 = 84,17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Pada siklus II pertemuan ketiga seperti yang disajikan pada tabel
4.24., rata-ratanya mencapai 83. Terdapat 79% (19 siswa) sudah
(5 siswa) lainnya masih
mendapatkan nilai di bawah 70. Hasil selengkapnya terdapat pada
lampiran 15 halaman 196. Persentase ketuntasan disajikan pada gambar
di bawah ini.
79%
21%
Persentase KetuntasanPersentase Belum Tuntas
Gambar 4. 8. Diagram Persentase Ketuntasan Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus II Pertemuan III
Hasil tes hasil belajar pada siklus II pertemuan I, II dan III
setelah dirata-rata diperoleh sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Tabel 4.25. Rata-rata Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus II
No. Absen
Nilai Petemuan Rata-rata Keterangan I II III
1 80 80 80 80 2 60 80 80 73 3 80 80 80 80 4 100 80 80 87 5 80 80 100 87 Tuntas = 67% 6 80 60 60 67 Belum Tuntas = 33% 7 40 80 80 67 8 40 60 60 53 9 60 60 60 60
10 20 80 80 60 11 80 100 100 93 12 100 100 100 100 13 80 100 100 93 14 60 60 80 67 15 60 100 100 87 16 40 60 60 53 17 80 80 60 73 18 100 100 100 100 19 100 100 100 100 20 80 80 80 80 21 80 80 80 80 22 100 100 100 100 23 60 60 80 67 24 80 80 100 87
Rata-rata 73 81 83 78,92
Berdasarkan tabel 4.25., diperoleh bahwa sejumlah 67% (16
siswa) yang sudah mendapatkan nilai di ata
. Rata-rata yang diperoleh yaitu 79. Hasil
selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 196. Ketuntasan rata-
rata hasil tes siklus II disajikan pada gambar sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Persentase Ketuntasan
Persentase Belum Tuntas
Gambar 4. 9. Diagram Persentase Ketuntasan Rata-rata Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus II
e. Refleksi Siklus II
Tahap refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan tindakan berikutnya. Pada siklus
II pertemuan 1, 2, dan 3 ini, peneliti menganalisis hasil observasi terhadap
tindakan guru dan siswa serta evaluasi hasil belajar untuk mengambil
kesimpulan.
Pada pelaksanaan pembelajaran masih banyak kendala yang
dihadapi oleh guru. Beberapa siswa ada yang tidak memperhatikan arahan
guru ketika menggambar pecahan menggunakan media bangun datar. Guru
sudah memberikan penguatan kepada siswa yang dapat menyimpulkan
hasil perbandingan pecahan dengan tepat, tetapi belum semua siswa
ditanggapi oleh guru. Guru masih fokus menanggapi hasil pekerjaan siswa
yang keliru dalam menyimpulkan hasil perbandingan pecahan. Ketika
menggambar pecahan, sebagian besar siswa sudah menggambar bagian
pecahan dengan sama besar, tetapi ada beberapa siswa yang menggambar
pecahan antara yang satu dengan lainnya tidak sama panjang sehingga
keliru saat menyimpulkan hasil perbandingannya. Dari banyak kendala
yang dialami pada siklus II tersebut guru akan menggunakan bahasa yang
jelas dan mudah dimengerti siswa, guru juga akan memberikan perhatian
kepada siswa secara menyeluruh karena pada siklus I walaupun bahasa
yang digunakan sudah jelas dan mudah dimengerti siswa, tetapi pandangan
guru belum menyeluruh kepada siswa sehingga beberapa siswa ada yang
tidak memperhatikan guru. Guru akan memotivasi siswa yang masih keliru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
dalam menggambar pecahan agar lebih cermat ketika melipat bangun datar
sehingga hasil pecahannya sama besar. Guru juga akan memberikan
penguatan secara merata kepada semua siswa yang telah berhasil membuat
pecahan.
Pada pelaksanaan pembelajaran bilangan pecahan pertemuan I, II
dan III sudah berjalan lancar sesuai dengan skenario meskipun masih ada
yang belum dilaksanakan. Pada pertemuan pertama ketika menggambar
pecahan, banyak siswa yang tidak memperhatikan arahan guru kalau
menggambar pecahannya harus sama besar. Jadi, banyak siswa yang
menggambar bagian pecahannya tidak sama besar sehingga ketika banyak
siswa yang bingung ketika menyimpulkan hasil perbandingannya. Selain
itu, guru hanya fokus menanggapi hasil pekerjaan siswa yang keliru dalam
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan, siswa yang lain tidak
ditanggapi oleh guru. Pada pertemuan kedua ketika menggambar pecahan,
masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan arahan guru kalau
menggambar pecahannya harus sama besar sehingga beberapa siswa masih
bingung dalam menyimpulkan hasil perbandingan pecahan. Guru
menanggapi hasil pekerjaan siswa yang keliru dalam menyimpulkan hasil
perbandingan pecahan dan juga sudah memberikan penguatan kepada
siswa yang dapat menyimpulkan hasil perbandingan pecahan dengan tepat,
tetapi belum semua siswa ditanggapi oleh guru. Pada pertemuan ketiga
beberapa siswa masih belum ikut aktif dalam membahas hasil pekerjaan
siswa. Ketika menggambar pecahan, sebagian besar siswa sudah
menggambar bagian pecahan dengan sama besar, tetapi ada beberapa
siswa yang menggambar pecahan antara yang satu dengan lainnya tidak
sama besar sehingga keliru saat menyimpulkan hasil perbandingannya.
Sementara itu pada perolehan tes hasil belajar tentang pemahaman
bilangan pecahan siklus II belum mencapai target. Berdasarkan data yang
-rata
meningkat dari siklus I dari 76 menjadi 79 pada siklus II. Siswa yang
meningkat dari 29% (10 siswa) menjadi 67% (16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
siswa). Meskipun sudah meningkat tetapi belum mencapai target yaitu
80% dari 75% jumlah siswa.
Setelah selesai melaksanakan siklus II yang dimulai dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, serta diperoleh hasil
seperti yang diuraikan di atas, maka peneliti berkesimpulan bahwa siklus II
belum berhasil secara maksimal, sehingga hasil yang diharapkan pun belum
maksimal. Oleh karena itu, peneliti harus melaksanakan siklus III dengan
menerapkan langkah-langkah penggunaan media bangun datar secara benar.
Guru akan lebih menumbuhkan semangat dan antusias belajar siswa. Pada
tindakan siklus II guru akan menggunakan bahasa yang jelas dan mudah
dimengerti siswa dalam menjelaskan materi. Selain itu, guru memberikan
motivasi kepada semua siswa agar dapat melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan senang hati. Guru juga memberikan penguatan kepada
siswa secara menyeluruh agar siswa bisa lebih aktif mengikuti pelajaran
serta pemahaman bilangan pecahan yang dicapai pada siklus III meningkat
dan mencapai target.
Oleh karena itu, peneliti harus memperbaiki skenario untuk
dilaksanakan pada siklus III. Peneliti juga harus melaksanakan langkah-
langkah penggunaan media bangun datar pada pembelajaran bilangan
pecahan dengan tepat agar hasil yang diperoleh dapat mencapai target.
3. Deskripsi Siklus III
Siklus III dilaksanakan setelah refleksi terhadap pelaksanaan siklus II.
Siklus III pun dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Untuk lebih rincinya,
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai
berikut:
a. Perencanaan Siklus III
Sebelum pelaksanaan siklus III, peneliti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Standar Kompetensi masih tetap sama
dengan siklus sebelumnya yaitu memahami pecahan sederhana dan
penggunaannya dalam pemecahan masalah. Tetapi pada siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Kompetensi Dasar yang ingin paneliti capai yaitu memecahkan masalah
yang berkaitan dengan pecahan sederhana.
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di atas,
indikator yang ingin dicapai pada siklus III adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama yaitu memberi contoh pecahan senilai dengan
gambar dan mneyimpulkan urutan pecahan berdasarkan gambar.
2) Pertemuan kedua yaitu menyimpulkan hasil perbandingan pecahan
sesuai gambar dan menyimpulkan jawaban atas soal yang berkaitan
dengan pecahan sederhana
3) Pertemuan ketiga yaitu menyimpulkan hasil perbandingan pecahan
senilai, menyimpulkan urutan pecahan dari yang terkecil, dan
menyimpulkan urutan pecahan dari yang terbesar.
Pada siklus III juga dilaksanakan selama tiga kali pertemuan.
Pelaksanaan siklus III pertemuan I direncanakan pada hari Ju , 25 Mei
2012 dari pukul 07.50-09.00 WIB. Pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Senin, 28 Mei 2012 dari pukul 07.50-09.00 WIB. Sedangkan
pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Ju Juni 2012 dari pukul
07.50-09.00 WIB. Alokasi waktu masing-masing pertemuan adalah 2 x 35
menit.
Setiap pertemuan siswa diberi lembar evaluasi. Pada pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, guru (peneliti) diobservasi oleh tiga observer.
Observer dari kepala sekolah, guru kelas IV, dan guru kelas VI. Kegiatan
observasi untuk mengetahui penggunaan media bangun datar bagi guru
dan siswa dalam pembelajaran bilangan pecahan.
b. Pelaksanaan Siklus III
Siklus pertama dilaksanakan selama 3 (tiga) kali pertemuan, setiap
pertemuan 2 x 35 menit. Berikut ini deskripsi penggunaan media bangun
datar dalam pembelajaran bilangan pecahan pada siklus III.
1) Pertemuan I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Pertemuan pertama yang dilaksanakan pada
2012 dari pukul 07.50-09.00 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan yang pertama yaitu kegiatan awal
kurang lebih ±10 menit. Kegiatan awal terdiri dari guru mengucapkan
salam, berdoa, absensi siswa, melakukan tes penjajagan, apersepsi dan
acuan.
Materi yang diajarkan tentang memberi contoh pecahan senilai
dengan gambar dan menyimpulkan urutan pecahan sederhana
berdasarkan gambar. Kegiatan inti diawali dengan guru bersama siswa
mempersiapkan bangun datar (persegi panjang atau lingkaran)
kemuadian siswa memperhatikan contoh pecahan menggunakan media
bangun datar (persegi panjang dan lingkaran) yang ditunjukkan guru.
Siswa mempraktikkan 2 pecahan sederhana menggunakan media
bangun datar (lingkaran/persegi panjang), yaitu: siswa membagi
lingkaran menjadi empat bagian sama besar, kemudian tiga bagian
diberi warna dan siswa membagi persegi panjang menjadi enam sama
besar kemudian tiga bagian diberi warna. Selanjutnya, siswa membuat
pecahan menggunakan persegi panjang, yaitu siswa
membagi persegi panjang menjadi 3 bagian sama besar, kemudian 2
bagian diberi warna, membagi persegi panjang menjadi 4 bagian sama
besar, kemudian 1 bagian diberi warna, dan membagi persegi panjang
menjadi 6 bagian sama besar, kemudian 5 bagian diberi warna. Siswa
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan sesuai gambar. Siswa
menyimpulkan urutan pecahan berdasarkan gambar pecahan yang telah
dibuat. Guru menanggapi jawaban siswa, yaitu kesesuaian antara nilai
pecahan dan gambar yang telah dibuat, serta urutan pecahan. Siswa
bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa tentang pecahan
sederhana. Sebagian besar siswa aktif bersama guru menanggapi hasil
pekerjaan siswa. Sebagian besar siswa mulai mandiri dalam membuat
pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Kegiatan akhir berlangsung selama ± 20 menit. Kegiatan ini
meliputi siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas, siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran, siswa
mencatat hal-hal yang penting dari materi pelajaran. Siswa mengerjakan
evaluasi, siswa melaksanakan penilaian dan analisis penilaian
berdasarkan KKM dan siswa bersama guru mengakhiri pelajaran
dengan berdoa.
2) Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan hari Senin, 28 Mei 2012 dari
pukul 07.50-09.00 WIB. Pelaksanaan siklus II pertemuan kedua juga
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan yang pertama yaitu
kegiatan awal selama ±10 menit. Kegiatan awal terdiri dari guru
mengucapkan salam, berdoa, absensi siswa, melakukan tes penjajagan,
apersepsi dan acuan.
Kegiatan inti selama ± 40 menit. Materi yang diajarkan tentang
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan sesuai gambar dan
menyimpulkan jawaban atas soal yang berkaitan dengan pecahan
sederhana. Kegiatan inti diawali dengan guru bersama siswa
mempersiapkan bangun datar (persegi panjang atau lingkaran)
kemuadian siswa memperhatikan contoh pecahan menggunakan media
bangun datar (persegi panjang dan lingkaran) yang ditunjukkan guru.
Siswa mempraktikkan 2 contoh pecahan sederhana menggunakan
lingkaran, yaitu: siswa membagi lingkaran menjadi empat bagian sama
besar, kemudian satu bagian diberi warna dan siswa membagi lingkaran
menjadi delapan sama besar kemudian dua bagian diberi warna.
Selanjutnya, siswa membuat pecahan menggunakan persegi
panjang, yaitu siswa membagi persegi panjang menjadi 5 bagian sama
besar, kemudian 1 bagian diberi warna dan membagi persegi panjang
menjadi 7 bagian sama besar, kemudian 3 bagian diberi warna. Siswa
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan senilai sesuai gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Siswa menyimpulkan urutan pecahan berdasarkan gambar pecahan
yang telah dibuat. Guru menanggapi jawaban siswa, yaitu kesesuaian
antara nilai pecahan dan gambar yang telah dibuat, serta urutan
pecahan. Siswa bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa tentang
pecahan sederhana. Sebagian besar siswa aktif bersama guru
menanggapi hasil pekerjaan siswa.
Kegiatan akhir berlangsung selama ± 20 menit. Kegiatan ini
meliputi siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas, siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran, siswa
mencatat hal-hal yang penting dari materi pelajaran. Siswa mengerjakan
evaluasi, siswa melaksanakan penilaian dan analisis penilaian
berdasarkan KKM dan Siswa bersama guru mengakhiri pelajaran
dengan berdoa.
3) Pertemuan III
Pelaksanaan pertemuan III di siklus III pada hari Ju Juni
2012 pukul 07.50-09.00 WIB. Alokasi waktunya yaitu 2 x 35 menit.
Adapun rangkaian kegiatan pada pertemuan ketiga yaitu sebagai
berikut:
Pelaksanaan yang pertama yaitu kegiatan awal selama ±10
menit. Kegiatan awal terdiri dari guru mengucapkan salam, berdoa,
absensi siswa, melakukan tes penjajagan, apersepsi, dan acuan.
Kegiatan inti selama ± 40 menit. Materi yang diajarkan adalah
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan senilai, menyimpulkan
urutan pecahan dari yang terkecil, dan menyimpulkan urutan pecahan
dari yang terbesar. Kegiatan inti diawali dengan guru bersama siswa
mempersiapkan bangun datar (persegi panjang atau lingkaran)
kemuadian siswa memperhatikan contoh pecahan menggunakan media
bangun datar (persegi panjang dan lingkaran) yang ditunjukkan guru.
Siswa mempraktikkan 2 contoh pecahan sederhana menggunakan
media bangun datar (lingkaran/persegi panjang), yaitu: a) siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
membagi lingkaran/persegi panjang menjadi enam bagian sama besar,
kemudian tiga bagian diberi warna, b) siswa membagi lingkaran/persegi
panjang menjadi delapan sama besar kemudian empat bagian diberi
warna. Selanjutnya, siswa membuat pecahan menggunakan
persegi panjang, yaitu a) siswa membagi persegi panjang menjadi 5
bagian sama besar, kemudian 3 bagian diberi warna, b) siswa membagi
persegi panjang menjadi 6 bagian sama besar, kemudian 2 bagian diberi
warna, dan c) siswa membagi persegi panjang menjadi 4 bagian sama
besar, kemudian 1 bagian diberi warna. Siswa menyimpulkan hasil
perbandingan pecahan senilai sesuai gambar. Siswa menyimpulkan
urutan pecahan dari yang terkecil. Siswa mengurutkan pecahan dari
yang terbesar. Guru menanggapi jawaban siswa, yaitu kesesuaian antara
hasil perbandingan pecahan dengan gambar yang telah dibuat dan hasil
urutan pecahan sesuai gambar. Siswa bersama guru membahas hasil
pekerjaan siswa tentang pecahan sederhana. Sebagian besar siswa aktif
bersama guru menanggapi hasil pekerjaan siswa. Sebagian besar siswa
sudah mandiri dalam praktik membuat pecahan.
Kegiatan akhir berlangsung selama ± 20 menit. Kegiatan ini
meliputi siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas, siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran, siswa
mencatat hal-hal yang penting dari materi pelajaran. Siswa mengerjakan
evaluasi, siswa melaksanakan penilaian dan analisis penilaian
berdasarkan KKM dan Siswa bersama guru mengakhiri pelajaran
dengan berdoa.
c. Hasil Observasi
1) Pertemuan Pertama
a) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Guru dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Pada pertemuan I siklus III kegiatan pembelajaran guru juga
diamati dan dinilai oleh observer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel 4.26. Hasil Observasi Guru Siklus III Pertemuan I
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 3,57 Baik 2 3,57 Baik 3 3,42 Baik
Rata-rata 3,52 Baik
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sudah baik, walaupun guru belum membuat
semua siswa belajar dengan mandiri. Rata-rata observasi kegiatan
pembelajaran guru pada pertemuan I siklus III adalah 3,52 dengan
kategori baik. Hasil selengkapnya pada lampiran 10 halaman 189.
b) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Siswa dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Kegiatan pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media
bangun datar bagi siswa diperoleh melalui observasi. Berikut ini
adalah hasil analisis observasi tentang penggunaan media bangun
datar bagi siswa dalam pembelajaran bilangan pecahan.
Tabel 4.27. Hasil Observasi Siswa Siklus III Pertemuan I
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 3,57 Baik 2 3,57 Baik 3 3,42 Baik
Rata-rata 3,52 Baik
Kegiatan pembelajaran siswa juga diamati dan dinilai oleh tiga
observer. Berdasarkan hasil observasi, siswa menggunakan media
bangun datar dengan baik, tetapi masih ada beberapa siswa yang
dibimbing guru dalam membuat pecahan. Rata-rata hasil observasi
yang diperoleh dari tiga observer pada pertemuan I siklus III adalah
3,52 dengan kategori baik. Hasil selengkapnya pada lampiran 11
halaman 190.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, guru jelas dalam
menjelaskan materi bilangan pecahan. Siswa menyukai pembelajaran
bilangan pecahan menggunakan media bangun datar. Siswa dapat
menggunakan media bangun datar dengan baik, hanya masih ada
beberapa siswa yang masih mendapat bimbingan guru dalam
membuat pecahan.
2) Pertemuan Kedua
a) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Guru dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Pada pertemuan II siklus III kegiatan pembelajaran guru juga
diamati dan dinilai oleh observer. Hasil observasi guru dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.28. Hasil Observasi Guru Siklus III Pertemuan II
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 3,57 Baik 2 3,71 Sangat Baik 3 3,42 Baik
Rata-rata 3,57 Baik
Berdasarkan hasil observasi, rata-rata observasi kegiatan
pembelajaran guru pada pertemuan II siklus III adalah 3,57 dengan
kategori baik. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
sudah baik, walaupun belum semua siswa mandiri dalam belajar.
Hasil selengkapnya pada lampiran 10 halaman 189.
b) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Siswa dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Kegiatan pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media
bangun datar bagi siswa diperoleh melalui observasi. Berikut ini
adalah hasil analisis observasi tentang penggunaan media bangun
datara bagi siswa dalam pembelajaran bilangan pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel 4.29. Hasil Observasi Siswa Siklus III Pertemuan II
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 3,71 Sangat Baik 2 3,57 Baik 3 3,42 Baik
Rata-rata 3,57 Baik
Kegiatan pembelajaran siswa juga diamati dan dinilai oleh tiga
observer. Berdasarkan hasil observasi, rata-rata hasil observasi yang
diperoleh dari tiga observer pada pertemuan I siklus III adalah 3,57
dengan kategori baik. Siswa menggunakan media bangun datar
dengan baik, tetapi masih ada beberapa siswa yang dibimbing guru
dalam membuat pecahan. Hasil selengkapnya pada lampiran 11
halaman 190.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, guru jelas dalam
menjelaskan materi bilangan pecahan. Siswa menyukai pembelajaran
bilangan pecahan menggunakan media bangun datar. Siswa dapat
menggunakan media bangun datar dengan baik, sebagian besar siswa
dapat membuat pecahan tanpa bantuan guru.
3) Pertemuan Ketiga
a) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Guru dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Pada pertemuan III siklus III kegiatan pembelajaran guru juga
diamati dan dinilai oleh observer. Hasil observasi guru dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.30. Hasil Observasi Guru Siklus III Pertemuan III
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 3,86 Sangat Baik 2 3,86 Sangat Baik 3 3,71 Sangat Baik
Rata-rata 3,81 Sangat Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Berdasarkan hasil observasi, rata-rata observasi kegiatan
pembelajaran guru pada pertemuan II siklus III adalah 3,81 dengan
kategori sangat baik. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru sudah sangat baik, semua siswa sudah mandiri dalam belajar.
Hasil selengkapnya pada lampiran 10 halaman 189.
b) Penggunaan Media Bangun Datar bagi Siswa dalam
Pembelajaran Bilangan Pecahan
Kegiatan pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media
bangun datar bagi siswa diperoleh melalui observasi. Berikut ini
adalah hasil analisis observasi tentang penggunaan media bangun
datara bagi siswa dalam pembelajaran bilangan pecahan.
Tabel 4.31. Hasil Observasi Siswa Siklus III Pertemuan III
Observer Nilai Observasi Keterangan 1 3,86 Sangat Baik 2 3,71 Sangat Baik 3 3,71 Sangat Baik
Rata-rata 3,76 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.31., rata-rata hasil observasi yang
diperoleh dari tiga observer pada pertemuan III siklus III adalah 3,76
dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil observasi, siswa
menggunakan media bangun datar dengan sangat baik, semua siswa
sudah mandiri dalam belajar. Hasil selengkapnya pada lampiran 11
halaman 190.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, guru jelas dalam
menjelaskan materi bilangan pecahan. Siswa menyukai pembelajaran
bilangan pecahan menggunakan media bangun datar. Siswa dapat
menggunakan media bangun datar dengan baik, semua siswa dapat
membuat pecahan tanpa bantuan guru.
Berdasarkan hasil observasi penggunaan media bangun datar
bagi guru siklus III pertemuan I, II, dan III pada pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri Banjarsari diperoleh rata-
rata sebagai berikut.
Tabel 4.32. Rata-rata Observasi Guru Siklus III
Pertemuan Nilai Rata-rata Observer Rata-
rata Keterangan
1 2 3 1 3,57 3,57 3,42 3,52 Baik 2 3,57 3,71 3,42 3,57 Baik 3 3,86 3,86 3,71 3,81 Sangat baik
Rata-rata 3,63 3,71 3,52 3,63 Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.32., guru telah melakukan kegiatan
pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar
dengan sangat baik. Rata-rata hasil observasi kegiatan pembelajaran
guru adalah 3,63 dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil observasi penggunaan media bangun datar
bagi siswa siklus III pertemuan I, II, dan III pada pembelajaran
bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri Banjarsari diperoleh rata-
rata sebagai berikut:
Tabel 4.33. Rata-rata Observasi Siswa Siklus III
Pertemuan Nilai Rata-rata Observer Rata-
rata Keterangan
1 2 3 1 3,57 3,57 3,42 3,52 Baik 2 3,71 3,57 3,42 3,57 Baik 3 3,86 3,71 3,71 3,76 Sangat baik
Rata-rata 3,71 3,62 3,52 3,62 Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.33., siswa telah melakukan kegiatan
pembelajaran bilangan pecahan menggunakan media bangun datar
dengan sangat baik. Rata-rata hasil observasi kegiatan pembelajaran
guru adalah 3,63 dengan kategori sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
d. Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siswa
Tes hasil belajar untuk mengetahui pemahaman bilangan pecahan
kelas III SD Negeri Banjarsari melalui evaluasi pada setiap pertemuan.
Evaluasi dilakukan secara tertulis. Adapun hasil nilai tes belajar siswa
siklus III terdiri atas nilai pada pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan
III yang ditunjukkan dengan tabel dan diagram sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Hasil tes belajar yang diperoleh pada siklus III pertemuan
pertama adalah sebagai berikut:
Tabel 4.34. Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus III Pertemuan I
No. Nilai Keterangan
1 80 2 80 3 80 4 80 5 100 Tuntas = 83% 6 80 Belum Tuntas = 17% 7 60 8 100 9 60
10 80 11 80 12 80 13 100 14 60 15 100 16 80 17 100 18 80 19 80 20 80 21 80 22 100 23 60 24 100
Rata-rata 1980 : 24 = 82,50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Berdasarkan tabel 4.34., rata-rata yang dicapai pada siklus III
pertemuan pertama mencapai 82,5. Hasil selengkapnya terdapat pada
lampiran 16 halaman 197.
Persentase ketuntasan 83% (20 siswa) dan persentase yang
belum tuntas yaitu 17% (4 siswa). Di bawah ini presentase ketuntasan
siklus III pertemuan I yang disajikan dalam diagram di bawah ini:
Persentase Ketuntasan
Persentase Belum Tuntaas
Gambar 4.10. Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus III Pertemuan I
2) Pertemuan II
Hasil tes belajar yang diperoleh pada siklus III pertemuan
pertama adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Tabel 4.35. Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus III Pertemuan II
No. Nilai Keterangan
1 100 2 80 3 80 4 80 5 60 Tuntas = 87,5% 6 80 Belum Tuntas = 12,5% 7 80 8 80 9 80
10 80 11 100 12 100 13 100 14 80 15 80 16 60 17 100 18 80 19 80 20 80 21 100 22 80 23 60 24 80
Rata-rata 1980 : 24 = 82.50
Pada pelaksanaan tindakan siklus III pertemuan kedua rata-rata
yang diperoleh yaitu 82,5. Presentase ketuntasan sebanyak 87,5% (21
siswa) dan presentase yang belum tuntas sebanyak 12,5% (3 siswa).
Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 16 halaman 197.
Persentase ketuntasan hasil tes belajar siklus III pertemuan
kedua disajikan pada gambar di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
87.5%
12.5%
Persentase KetuntasanPersentase Belum Tuntas
Gambar 4.11. Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus III Pertemuan II
3) Pertemuan III
Hasil belajar yang diperoleh pada siklus III pertemuan pertama
adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Tabel 4.36. Distribusi Hasil Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus III Pertemuan III
No. Nilai (x) Keterangan
1 100 2 80 3 100 4 100 5 80 Tuntas = 87,5% 6 80 Belum Tuntas = 12,5% 7 80 8 80 9 60
10 80 11 80 12 80 13 100 14 80 15 80 16 60 17 100 18 80 19 80 20 80 21 100 22 100 23 60 24 100
Rata-rata 2020 : 24 = 84,17
Berdasarkan tabel 4.36., yang diikuti oleh 24 siswa diperoleh
rata-rata yaitu 84,17. Persentase ketuntasan yang dicapai yaitu 87,5%
(21 siswa) dan presentase yang belum mencapai ketuntasan yaitu 12,5%
(3 siswa). Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 96 halaman 296.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Persentase ketuntasan disajikan pada gambar lingkaran di bawah
ini:
87.5%
12.5%
Persentase KetuntasanPersentase Belum Tuntas
Gambar 4. 12. Diagram Ketuntasan Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus III Pertemuan III
Tes hasil belajar pada pembelajaran bilangan pecahan kelas III
SD Negeri Banjarsari pada siklus III pertemuan I, II dan III setelah
dirata-rata diperoleh rata-rata hasil tes belajar pada siklus III disajikan
pada tabel di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Tabel 4.37. Rata-rata Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus III
No. Absen Nilai Pertemuan Rata-
rata Keterangan I II III
1 80 100 100 93 2 80 80 80 80 3 80 80 100 87 4 80 80 100 87 5 100 60 80 80 Tuntas = 87,5% 6 80 80 80 80 Belum Tuntas = 12,5% 7 60 80 80 73 8 100 80 80 87 9 60 80 60 67
10 80 80 80 80 11 80 100 80 87 12 80 100 80 87 13 100 100 100 100 14 60 80 80 73 15 100 80 80 87 16 80 60 60 67 17 100 100 100 100 18 80 80 80 80 19 80 80 80 80 20 80 80 80 80 21 80 100 100 93 22 100 80 100 93 23 60 60 60 60 24 100 80 100 93
Rata-rata 83 83 84 83,08
Rata-rata kelas yang diperoleh pada rata-rata hasil tes belajar
siklus III mencapai 83,08. Presentase ketuntasan mencapai 87,5% (21
siswa dan prosentase siswa yang belum tuntas 12,5% (3 siswa). Hasil
selengkapnya terdapat pada lampiran 16 halaman 197. Persentase
ketuntasan disajikan seperti pada diagram lingkaran di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
87.5%
12.5%Persentase Ketuntasan
Persentase Belum Tuntas
Gambar 4.13. Diagram Persentase Ketuntasan Rata-rata Tes Pemahaman Bilangan Pecahan Siklus III
e. Refleksi Siklus III
Pelaksanaan penelitian pada siklus III secara umum sudah dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Kekurangan-kekurangan yang terjadi
pada siklus III secara umum sudah tidak ada. Semua siswa memperhatikan
arahan guru ketika menggambar pecahan menggunakan media bangun
datar. Guru memberikan penguatan kepada siswa secara merata. Guru
menanggapi hasil pekerjaan siswa secara menyeluruh. Semua siswa sudah
menggambar pecahan dengan sama besar.
Setelah dirata-rata hasil tes belajar pada siklus III telah memenuhi
target dalam tindakan kelas ini, yaitu mencapai 83,03%. Data yang
diperoleh pada tes hasil belajar di SD N 70
mencapai 87,5%. Pencapaian yang diperoleh dari pratindakan yaitu 4% (2
siswa) meningkat pada siklus I yaitu menjadi 54% (13 siswa). Setelah
dilakukan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 67% (16 siswa).
Pada pelaksanaan siklus III mencapai 87,5% (21 siswa) yang sudah
. Rata-rata tes hasil belajar meningkat dari pratindakan
rata-ratanya hanya mencapai 45,83. Pada siklus I rata-ratanya meningkat
mencapai 76. Pada siklus II rata-ratanya meningkat mencapai 79.
Sedangkan pada siklus III rata-ratanya mencapai hingga 83,08.
Jadi, perolehan hasil tes pemahaman bilangan pecahan pada siswa
kelas III SD Negeri Banjarsari telah mencapai target yaitu hasil tes
pemahaman bilangan pecahan meningkat sebanyak 80% dari 75% jumlah
siswa yang mencapai KKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengakhiri pada siklus
III ini. Penggunaan media bangun datar dalam peningkatan pemahaman
bilangan pecahan siswa kelas III SD N Banjarsari tahun ajaran 2011/2012
telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan indikator seperti
penggunaan media bangun datar bagi guru dan siswa dan hasil tes
pemahaman siswa meningkat.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media bangun datar dalam
peningkatan pemahaman bilangan pecahan kelas III SD N Banjarsari tahun ajaran
2011/2012 telah dilaksanakan. Peneliti diobservasi oleh tiga observer.
Pelaksanaan penelitian dalam tiga siklus. Setiap siklus ada tiga kali pertemuan.
Setiap pertemuan peneliti diobservasi oleh tiga observer.
Aspek penilaian pada penelitian ini adalah penggunaan media bangun
datar bagi guru dan siswa serta hasil tes pemahaman bilangan pecahan. Pada
aspek penggunaan media bangun datar, baik guru dan siswa sudah melaksanakan
penggunaan media bangun datar dengan tepat sesuai dengan langkah-langkah
penggunaan media bangun datar yang telah dibuat.
Penggunaan media bangun datar bagi guru dan siswa telah meningkatkan
pemahaman siswa tentang bilangan pecahan. Di bawah ini adalah hasil
perbandingan penggunaan media bangun datar bagi guru pada siklus I, II dan III.
Tabel 4.38. Hasil Perbandingan Observasi Guru Siklus I, II dan III
Siklus Nilai Rata-rata Pertemuan Rata-rata Keterangan I II III
I 2,91 2,83 2,83 2,86 Cukup Baik II 2,97 2,97 2,90 2,95 Cukup Baik III 3,52 3,57 3,81 3,63 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.38., diperoleh pada siklus I rata-rata yang diperoleh
adalah 2,86 (cukup baik), pada siklus II rata-rata yang diperoleh meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100 menjadi 2,95 (cukup baik), dan pada siklus III rata-rata yang diperoleh juga
meningkat, yaitu 3,63 (sangat baik). Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran
77 halaman 269.
Data yang tersusun pada tabel 4.38 dapat disajikan pada gambar di bawah
ini:
00.5
11.5
22.5
33.5
4
Siklus I(CukupBaik)
Siklus II(CukupBaik)
Siklus III(Sangat
Baik)
Nilai Rata-rata
Gambar 4. 14. Diagram Perbandingan Observasi Guru Siklus I, II dan III
Tabel 4.39. Hasil Perbandingan Observasi Siswa Siklus I, II dan III
Siklus Nilai Rata-rata Pertemuan Rata-rata Keterangan I II III
I 2,90 2,83 2,70 2,81 Cukup Baik II 2,93 2,97 2,97 2,96 Cukup Baik III 3,52 3,57 3,76 3,62 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.39., diperoleh pada siklus I rata-rata yang diperoleh
adalah 2,81 (cukup baik), pada siklus II rata-rata yang diperoleh meningkat
menjadi 2,96 (cukup baik), dan pada siklus III rata-rata yang diperoleh juga
meningkat, yaitu 3,61 (sangat baik). Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran
78 halaman 270.
Data yang tersusun pada tabel 4.39 dapat disajikan pada gambar di bawah ini:
2.86 2.95
3.63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
00.5
11.5
22.5
33.5
4
Siklus I(CukupBaik)
Siklus II(CukupBaik)
Siklus III(Sangat
Baik)
Nilai Rata-rata
Gambar 4. 15. Diagram Perbandingan Penggunaan Media Bangun Datar bagi
Siswa Siklus I, II dan III
Pencapain target pada pembelajaran bilangan pecahan kelas III SD Negeri
Banjarsari yaitu pemahaman siswa tentang bilangan pecahan meningkat 80% dari
75% jumlah siswa. Berikut ini adalah hasil prosentase ketuntasan dari tes awal
(pretest), siklus I, siklus II, dan siklus III.
Tabel 4.40. Perbandingan Nilai Pratindakan, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Tindakan
Pencapaian Nilai Hasil Tes Pemahaman Siswa
Tuntas Tuntas Belum Tuntas
Belum Tuntas Rata-rata
Kelas Frek Persentase Frek Persentase
Pretest 1 4% 23 96% 45,83 Siklus I 15 62,5% 9 37,5% 74,42 Siklus II 16 67% 8 33% 78,92 Siklus III 21 87,5% 3 12,5% 83,08
2.81 2.96
3.62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Data yang tersusun pada tabel 4.40 dapat disajikan pada gambar di bawah
ini:
0%
20%
40%
60%
80%
100%
4%
62.5% 67%
87.5%96%
37.5% 33.0%
12.5%
Persentase Ketuntasan
Persentase Belum Tuntas
Gambar 4. 16. Diagram Perbandingan Nilai Pemahaman Bilangan Pecahan Pratindakan, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Berdasarkan gambar 4. 16., diperoleh bahwa sebelum dilakukan
(pratindakan), terdapat 1 siswa (4%) yang )
sedangkan yang belum mencapai batas ketuntasan 23 siswa (96%). Setelah
dilakukan tindakan, hasil tes pemahaman bilangan pecahan siswa kelas III SD N
Banjarsari meningkat pada pencapaian siswa yang memenuhi batas ketuntasan
yaitu terdapat 15 siswa (62,5%) dan siswa yang belum tuntas menurun menjadi 9
siswa (37,5%). Pada tindakan siklus I
16 siswa (67%) dan siswa yang belum tuntas 9 siswa (33%). Pada siklus III
pencapaian target meningkat drastis
siswa (87,5%) dan sis %).
Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 98 halaman 299.
Kegiatan pembelajaran bilangan pecahan dengan menggunakan media
bangun datar telah membawa suasana baru di kelas. Siswa tidak hanya duduk saja
mendengarkan ceramah dari guru. Akan tetapi, siswa diajak untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Inti dari kegiatan ini adalah menggunakan media bangun
datar dengan tepat sehingga siswa dapat membagi pecahan dengan sama besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Mereka berusaha membuat pecahan menggunakan media bangun datar secara
mandiri. Melalui penggunaan media bangun datar ini, dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman tentang bilangan pecahan.
D. Pembahasan
Pada siklus I, hasil tes pemahaman bilangan pecahan siswa kelas III SD N
Banjarsari pada pencapaian siswa yang memenuhi batas ketuntasan yaitu terdapat
15 siswa (62,5%) dan siswa yang belum tuntas menurun menjadi 9 siswa (37,5%)
karena pada pratindakan yang belum tuntas 23 siswa (96%). Pada siklus I belum
mencapai target ketuntasan yaitu 80% dari 75% jumlah siswa karena ada kendala
yang dihadapi guru. Sebagian besar siswa masih bingung dalam menyelesaikan
soal pecahan menggunakan media bangun datar karena arahan yang diberikan
guru terlalu cepat. Guru hanya menanggapi hasil pekerjaan siswa tertentu saja.
Selain itu, guru juga kurang menumbuhkan semangat belajar siswa karena masih
banyak siswa yang bermain sendiri ketika kegiatan belajar berlangsung. Sebagian
besar siswa masih bingung dalam menyelesaikan soal pecahan menggunakan
media bangun datar jika tidak dibimbing guru karena gambarnya tidak sama
besar. Wahyudi memberikan contoh bahwa dalam membuat pecahan siswa
harus membagi media bangun datar menjadi dua bagian yang sama besar,
kemudian mengarsir salah satu bagian bangun datar tersebut (2008). Dari banyak
kendala yang dialami pada siklus I tersebut guru dalam menyampaikan arahan
membuat pecahan menggunakan media bangun datar tidak akan terlalu cepat,
bahasanya jelas, dan mudah dimengerti siswa. Guru akan menanggapi pekerjaan
siswa secara keseluruhan. Guru lebih memotivasi siswa dalam membuat pecahan
menggunakan media bangun datar agar hasil pecahannya sama besar dan lebih
semangat dalam pembelajaran.
(67%) dan siswa yang belum tuntas 9 siswa (33%). Pada siklus II hasil tes
pemahaman sudah meningkat tetapi belum mencapai target, yaitu 80% dari 75%
jumlah siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran masih banyak kendala yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
dihadapi oleh guru. beberapa siswa ada yang tidak memperhatikan arahan guru
ketika menggambar pecahan menggunakan media bangun datar. Guru sudah
memberikan penguatan kepada siswa yang dapat menyimpulkan hasil
perbandingan pecahan dengan tepat, tetapi belum semua siswa ditanggapi oleh
guru. Guru masih fokus menanggapi hasil pekerjaan siswa yang keliru dalam
menyimpulkan hasil perbandingan pecahan. Ketika menggambar pecahan,
sebagian besar siswa sudah menggambar bagian pecahan dengan sama besar,
tetapi ada beberapa siswa yang menggambar pecahan antara yang satu dengan
lainnya tidak sama panjang sehingga keliru saat menyimpulkan hasil
perbandingannya. Seperti contoh pecahan yang dikemukakan oleh Heruman
bahwa untuk membuat pecahan , siswa melipat persegi panjang menjadi dua
bagian yang sama lalu melipat lagi dengan arah yang berbeda selanjutnya
memberi garis bekas lipatan tersebut serta mengarsir salah satu bagian lipatan dari
4 lipatan yang terbentuk (2008). Dari banyak kendala yang dialami pada siklus II
tersebut guru akan menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti siswa,
guru juga akan memberikan perhatian kepada siswa secara menyeluruh karena
pada siklus I walaupun bahasa yang digunakan sudah jelas dan mudah dimengerti
siswa, tetapi pandangan guru belum menyeluruh kepada siswa sehingga beberapa
siswa ada yang tidak memperhatikan guru. Guru akan memotivasi siswa yang
masih keliru dalam menggambar pecahan agar lebih cermat ketika melipat bangun
datar sehingga hasil pecahannya sama besar. Guru juga akan memberikan
penguatan secara merata kepada semua siswa yang telah berhasil membuat
pecahan. Padahal menggambar pecahan seharusnya dalam membagi bagian-
bagiannya harus sama besar.
Pada siklus III pencapaian target meningkat drastis yaitu yang mencapai
hanya 3 siswa (12,5%). Pemahaman siswa tentang bilangan pecahan sudah
mencapai target yang diharapkan, yaitu 80% dari 75% jumlah siswa. Pelaksanaan
penelitian pada siklus III secara umum sudah dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus III secara umum sudah
tidak ada. Semua siswa memperhatikan arahan guru ketika menggambar pecahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
menggunakan media bangun datar. Guru memberikan penguatan kepada siswa
secara merata. Guru menanggapi hasil pekerjaan siswa secara menyeluruh. Semua
siswa sudah menggambar pecahan dengan sama besar. Hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan Padmono yang menyatakan bahwa media dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan kepada peserta didik sehingga mereka terangsang
pikiran dan emosinya serta dapat menimbulkan perhatian dan memungkinkan
siswa untuk belajar (2011). Selain itu, siswa sudah mandiri dalam membuat
pecahan yang sama besar. Hal ini sudah sesuai dengan contoh penggunaan media
bangun datar yang dikemukakan oleh Heruman bahwa untuk membuat pecahan ,
siswa melipat persegi panjang menjadi dua bagian yang sama lalu melipat lagi
dengan arah yang berbeda selanjutnya memberi garis bekas lipatan tersebut serta
mengarsir salah satu bagian lipatan dari 4 lipatan yang terbentuk (2008). Oleh
karena itu, peneliti mengakhiri penelitian tindakan kelas pada siklus III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tindakan
kelas ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Langkah-langkah penggunaan media bangun datar dalam pembelajaran
bilangan pecahan dapat disimpulkan sebagai berikut: (a) Guru meminta siswa
mempersiapkan bangun datar (persegi panjang atau lingkaran), (b) Siswa
memperhatikan contoh pecahan menggunakan media bangun datar (persegi
panjang dan lingkaran) yang ditunjukkan guru, (c) Siswa mempraktikkan
contoh pecahan sederhana menggunakan media bangun datar (lingkaran dan
persegi panjang), (d) Siswa menyimpulkan nilai pecahan sesuai gambar
pecahan yang telah dibuat, (e) Guru menanggapi jawaban siswa, yaitu
kesesuaian antara nilai pecahan dan gambar yang telah dibuat, (f) Siswa
bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa tentang bilangan pecahan.
2. Penggunaan media bangun datar sudah dilaksanakan dengan tepat sehingga
dapat meningkatkan pemahaman bilangan pecahan siswa kelas III SD Negeri
Banjarsari tahun ajaran 2011/2012. Hal ini diketahui dengan peningkatan
setiap siklusnya, yaitu dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I, siswa yang
memenuhi batas ketuntasan yaitu terdapat 15 siswa (62,5%) dan siswa yang
belum tuntas 9 siswa (37,5%). Pada tindakan siklus II, siswa yang mencapai
(33%). Pada siklus III pencapaian target meningkat drastis yaitu yang
3. Kendala yang dialami siswa pada siklus I, II, dan III sebagai berikut:
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I kendala yang dihadapi oleh
guru adalah sebagian besar siswa masih bingung dalam menyelesaikan soal
pecahan menggunakan media bangun datar karena arahan yang diberikan
106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
guru terlalu cepat. Guru hanya menanggapi hasil pekerjaan siswa tertentu
saja. Selain itu, guru juga kurang menumbuhkan semangat belajar siswa
karena masih banyak siswa yang bermain sendiri ketika kegiatan belajar
berlangsung. Sebagian besar siswa masih bingung dalam menyelesaikan soal
pecahan menggunakan media bangun datar jika tidak dibimbing guru karena
gambarnya tidak sama besar. Dari banyak kendala yang dialami pada siklus I
tersebut guru dalam menyampaikan arahan membuat pecahan menggunakan
media bangun datar tidak terlalu cepat, bahasanya jelas, dan mudah
dimengerti siswa. Guru menanggapi hasil pekerjaan siswa secara
keseluruhan. Guru lebih memotivasi siswa dalam membuat pecahan
menggunakan media bangun datar agar hasil pecahannya sama besar dan
lebih semangat dalam pembelajaran.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II kendala yang dihadapi oleh
guru adalah beberapa siswa ada yang tidak memperhatikan arahan guru ketika
menggambar pecahan menggunakan media bangun datar. Guru sudah
memberikan penguatan kepada siswa yang dapat menyimpulkan hasil
perbandingan pecahan dengan tepat, tetapi belum semua siswa ditanggapi
oleh guru. Guru masih fokus menanggapi hasil pekerjaan siswa yang keliru
dalam menyimpulkan hasil perbandingan pecahan. Ketika menggambar
pecahan, sebagian besar siswa sudah menggambar bagian pecahan dengan
sama besar, tetapi ada beberapa siswa yang menggambar pecahan antara yang
satu dengan lainnya tidak sama panjang sehingga keliru saat menyimpulkan
hasil perbandingannya. Dari banyak kendala yang dialami pada siklus II
tersebut guru menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti siswa,
guru juga memberikan perhatian kepada siswa secara menyeluruh karena
pada siklus I walaupun bahasa yang digunakan sudah jelas dan mudah
dimengerti siswa, tetapi pandangan guru belum menyeluruh kepada siswa
sehingga beberapa siswa ada yang tidak memperhatikan guru. Guru akan
memotivasi siswa yang masih keliru dalam menggambar pecahan agar lebih
cermat ketika melipat bangun datar sehingga hasil pecahannya sama besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Guru juga memberikan penguatan secara merata kepada semua siswa yang
telah berhasil membuat pecahan.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus III kekurangan-kekurangan
yang terjadi pada siklus III secara umum sudah tidak ada. Semua siswa
memperhatikan arahan guru ketika menggambar pecahan menggunakan
media bangun datar. Guru memberikan penguatan kepada siswa secara
merata. Guru menanggapi hasil pekerjaan siswa secara menyeluruh. Semua
siswa sudah menggambar pecahan dengan sama besar. Oleh karena itu,
peneliti mengakhiri pelaksanaan tindakan sampai dengan siklus III.
B. Implikasi
1. Penggunaan media bangun datar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
bagi guru dalam memilih media pembelajaran. Penggunaan media bangun
datar disesuaikan dengan tujuan, materi, dan karakteristik siswa. Penggunaan
media bangun datar harganya relatif murah dan juga mudah didapat, membuat
siswa berani, mau mencoba, dan mendapatkan pengalaman secara langsung
menggunakan media bangun datar dalam pembelajaran bilangan pecahan.
Karakter siswa yang memiliki rasa tertarik dengan hal-hal yang baru dan
menarik, keberanian untuk mencoba, dan senang melakukan sesuatu secara
langsung membuat ssiwa mendapat pengalaman langsung menggunakan
media bangun datar sehingga siwa dapat menggunakan media bangun datar
dengan baik dalam membuat pecahan. Dengan demikian, penggunaan media
bangun datar dapat meningkatkan pemahaman bilangan pecahan siswa kelas
III SDN Banjarsari tahun ajaran 2011/2012.
2. Penggunaan media bangun datar merupakan suatu solusi yaang bisa
diterapkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. Pembelajaran
menggunakan media bangun datar sangat bermanfaat bagi guru-guru di
Sekolah Dasar .sehingga perlu diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
C. Saran
Jika para guru ingin mengajarkan bilangan pecahan sebaiknya
menggunakan media bangun datar karena dapat membantu siswa dalam
peningkatan pemahaman bilangan pecahan.
Bagi siswa, hendaknya siswa memperhatikan arahan guru ketika
menggambar pecahan menggunakan media bangun datar agar hasil pecahannya
sama besar.
Bagi sekolah, penggunaan media bangun dapat diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran terutama pembelajaran bilangan pecahan karena dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang bilangan pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user