penggunaan metode brainstorming … keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pkn...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN METODE BRAINSTORMING SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN PKn KOMPETENSI DASAR
MENDESKRIPSIKAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
DI SMP NEGERI I GIRIMARTO
WONOGIRI
Disusun oleh:
SURYANI FITRIANINGSIH
K6404054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Suryani Fitrianingsih
NIM : K6404054
Jurusan/Program Studi : P.IPS/Pendidikan Kewarganegaraan
Menyatakan bahwa Skripsi saya berjudul “PENGGUNAAN METODE
BRAINSTORMING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN
DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn
KOMPETENSI DASAR MENDESKRIPSIKAN SISTEM
PEMERINTAHAN INDONESIA DI SMP NEGERI I GIRIMARTO
WONOGIRI
” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, April 2012
Suryani Fitrianingsih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN METODE BRAINSTORMING SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN PKn KOMPETENSI DASAR
MENDESKRIPSIKAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
DI SMP NEGERI I GIRIMARTO
WONOGIRI
Oleh:
SURYANI FITRIANINGSIH
K6404054
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program pendidikan Kewarganegaraan, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, April 2012
Pembimbing I
Dra. CH Baroroh, M.Si
NIP. 19520706 198004 2 001
Pembimbing II
Wijianto, S.Pd, M.Sc
NIP. 19740506 2005001 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : ………………………
Tanggal : ………………………
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dr. Triyanto, S.H., M.Hum. ……………..
Sekretaris : Dewi Gunawati, S.H.,M.Hum. ……………..
Penguji I : Dra. CH.Baroroh, M.Si ……………...
Penguji II : Wijianto,S.Pd, M.Sc ……………...
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Suryani Fitrianingsih. K6404054. MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERTANYA SISWA MELALUI METODE BRAINSTORMING PADA MATA
PELAJARAN PKn KOMPETENSI DASAR MENDISKRIPSIKAN SISTEM
PEMERINTAHAN INDONESIA SMP NEGERI 1 GIRIMARTO WONOGIRI.
Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, April 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi prosedur dan cara
menerapkan metode brainstorming yang dapat meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Girimarto.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat
tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII E SMPN I Girimarto yang
berjumlah 27 siswa. Subjek ini dipilih berdasarkan hasil nilai ujian semester I
yang menujukkan bahwa kelas VIII E mempunyai nilai rata-rata kelas dan
ketuntasan kelas terendah diantara kelas VIII lainnya. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah tes, observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif yang mempunyai
empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil belajar adalah dengan batas
tuntas 65 (KKM = 65) dan ketuntasan kelas sebesar 85%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar PKn pada kondisi awal (tes
kemampuan awal), siklus I, dan siklus II. Pada nilai tes kemampuan awal rata-rata
kelas hanya 69,7. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu rata-rata kelas
menjadi 74,8 dan ketuntasan kelas meningkat menjadi 70,4% dan siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 berjumlah 19 siswa. Selanjutnya pada siklus II juga
mengalami peningkatan yaitu rata-rata kelas menjadi 79,6 dan ketuntasan kelas
menjadi 85,2% dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 berjumlah 23 siswa.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
pembelajaran Brainstorming dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
siswa kelas VIII E SMPN I Girimarto Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Suryani Fitrianingsih. K6404054. ASK STUDENTS IMPROVE SKILLS
THROUGH THE EYE METHOD BRAINSTORMING Civics Lesson describes
SYSTEM COMPETENCE OF INDONESIA GOVERNMENT AFFAIRS 1 SMP
GIRIMARTO WONOGIRI. Thesis, Surakarta: Faculty of Education and
Pedagogy University of Surakarta of March, April 2012.
The purpose of this study was to identify the procedure and how to apply
the method of brainstorming that can enhance the activity and VIII class student
achievement Girimarto SMP Negeri 1.
This type of research is the Classroom Action Research (Classroom Action
Research) carried out in two cycles. Each cycle consists of four stages, namely
action planning, action execution, observation, and reflection. Subjects were
students in grade VIII E SMPN I Girimarto which amounts to 27 students.
Subjects were selected based on the results of the examination the first semester of
classes VIII E shows that has an average value of the class and among the lowest
class exhaustiveness other class VIII. Data collection techniques used were tests,
observation, questionnaires, interviews, and documentation. Data analysis
technique used is the interactive model which has four components, namely data
collection, data reduction, presentation of data, and drawing conclusions or
verification.
Measures the success criteria for the study is complete with limit of 65
(KKM = 65) and the completeness of 85% grade. The results showed that an
increase in civic learning outcomes in the initial conditions (initial proficiency
test), the cycle I and cycle II. At the beginning of the test the ability of the average
grade is only 69.7. On the cycle I have increased the average grade to grade 74.8
and completeness increased to 70.4% and the students who scored ≥ 65 amounted
to 19 students. Later in the cycle II also increased the average grade to be 79.6 and
85.2% completeness to the class and students who scored ≥ 65 amounted to 23
students.
Based on these results it can be concluded that the application of learning
methods can enhance the Brainstorming activity and VIIIE class student
achievement SMPN I Girimarto Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Sesungguhnya sesudah ada kesulitan ada kemudahan maka apabila kamu telah
selesai dengan satu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan orang
lain.
(Q.S As Syuro, 6-7)
“Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga”.
(HR. Muslim)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
“ Bapak dan Ibu”
Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas
dan kasih sayang yang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga
memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabdi kasih sayangmu.
“Shyeren Devasantri Yulanda”
Terima kasih karena senantiasa memberikan warna dalam hidupku
“Endri Eko Setiawan dan Yuli Anto Dwi Prasetyo”
Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan
semangat dan selalu ada di sampingku baik disaat kutegar berdiri maupun saat
terjatuh dan terluka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadlirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan untuk
memenuhi persyaratan guna mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Penulis mengalami berbagai hambatan dalam penyusunan skripsi ini,
namun atas bantuan dari berbagai pihak hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh
sebab itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Sri Haryati, M.Pd, Ketua Program Pendidikan Kewarganegaraan yang
telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dra. CH Baroroh, M.Si, Pembimbing I yang selalu memberikan
bimbingan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
penyusunannya.
5. Bapak Wijianto,S.Pd, M.Sc, Pembimbing II yang selalu sabar dalam
memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan penyusunannya.
6. Bapak/ Ibu Dosen Prodi PKn yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan,
sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan skripsi
ini.
7. Bapak Drs. Purwanto, Kepala sekolah SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri
yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
8. Ibu Niken Tisnowati, S.Pd, Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP
Negeri 1 Girimarto Wonogiri yang telah membantu untuk kelancaran dalam
penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Almamater PKn angkatan 2004 yang telah memberikan motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis untuk kelancaran penulisan skripsi
ini.
Skripsi ini telah disusun dengan semaksimal mungkin, akan tetapi penulis
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab
itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki skripsi ini. Di samping itu penulis tetap berharap bahwa semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi majunya ilmu pendidikan di sekitar
kita khususnya bagi kemajuan pendidikan Kewarganegaraan.
Surakarta, April 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................... vi
HALAMAN ABSTRACK .................................................................................. vii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... x
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 5
A. Kajian Pustaka ............................................................................. 5
B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 19
C. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 21
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 21
B. Subyek Penelitian ....................................................................... 27
C. Data dan Sumber Data ................................................................. 27
D. Pengumpulan Data....................................................................... 28
E. Uji Validitas Data ........................................................................ 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
F. Analisis Data ............................................................................... 31
G. Indikator Kinerja Penelitian ........................................................ 33
H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 37
A. Deskripsi Pratindakan .................................................................. 37
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ......................................... 40
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus .................................. 62
D. Pembahasan ................................................................................. 63
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 65
A. Simpulan ...................................................................................... 65
B. Implikasi ...................................................................................... 65
C. Saran ............................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Ruang Kelas SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri ..................... 22
Tabel 2. Data Ruang Kelas SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri ..................... 23
Tabel 3. Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri........ 23
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................. 27
Tabel 5. Kriteria keberhasilan tindakan untuk keaktifan siswa dalam
Pembelajaran PKn .............................................................................. 32
Tabel 6. Indikator Keberhasilan Kerja Siklus I ................................................ 33
Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ...................................................... 43
Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I ............................ 43
Tabel 9. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I .......................................... 44
Tabel10. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I .................................................. 46
Tabel11. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II .................................................... 54
Tabel12. Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Suklus II .......................... 54
Tabel13. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ......................................... 55
Tabel14. Hasil Angket Respon Siswa Siklus II ................................................. 56
Tabel15. Peningkatan Hasil Belajar .................................................................. 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir ................................................................. 20
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri ...... 26
Gambar 3. Skema Model Analisis Interaktif...................................................... 32
Gambar 4. Grafik Profil Capaian Keaktifan Bertanya Siswa Siklus I ............... 45
Gambar 5. Grafik Profil Capaian Keaktifan Bertanya Siswa Siklus II .............. 56
Gambar 6. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan Siklus I
dan Siklus II ..................................................................................... 62
Gambar 7. Grafik Peningkatan Presentase Ketuntasan Kelas Sebelum
Tindakan Siklus I dan Siklus II ........................................................ 63
Gambar 8. Grafik Perbandingan Keaktifan siswa Siklus I dan Siklus II ........... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tes Kemampuan Awal ................................................................ 69
Lampiran 2. Kunci Jawaban Tes Kemampuan Awal ...................................... 72
Lampiran 3. Lembar observasi aktivitas mengajar guru .................................. 73
Lampiran 4. Pedoman Wawancara sebelum penerapan metode
Brainstorming .............................................................................. 75
Lampiran 5. Nilai Tes Kemampuan Awal ....................................................... 76
Lampiran 6. Hasil Wawancara sebelum penerapan metode Brainstorming .... 77
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .............................. 78
Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru .............................. 82
Lampiran 9. Lembar Observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran ............. 84
Lampiran 10. Lembar angket respon siswa ....................................................... 85
Lampiran 11. Tes Siklus I .................................................................................. 88
Lampiran 12. Kunci Jawaban Tes Siklus I ........................................................ 91
Lampiran 13. Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I ..................... 92
Lampiran 14. Hasil pengamatan keaktifan Siswa Siklus I................................ 93
Lampiran 15. Hasil belajar siswa siklus I .......................................................... 95
Lampiran 16. Hasil angket respon siswa siklus I ............................................... 96
Lampiran 17. Pedoman wawancara setelah penerapan metode brainstorming
siklus I ......................................................................................... 99
Lampiran 18. Hasil Wawancara sebelum penerapan metode Brainstorming
siklus I ......................................................................................... 100
Lampiran 19. Daftar Pasangan Diskusi.............................................................. 101
Lampiran 20. Tugas Diskusi I ............................................................................ 102
Lampiran 21. Kunci Jawaban Soal Diskusi ....................................................... 103
Lampiran 22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................. 104
Lampiran 23. Tes Siklus II ................................................................................. 110
Lampiran 24. Kunci Jawaban Tes Siklus II ....................................................... 113
Lampiran 25. Nilai tes siklus II .......................................................................... 114
Lampiran 26. Hasil observasi aktivitas mengajar guru siklus II ........................ 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran 27. Hasil observasi keaktifan siswa siklus II ..................................... 116
Lampiran 28. Hasil angket respon siswa siklus II............................................... 117
Lampiran 29. Lembar wawancara setelah metode brainstorming siklus II ........ 120
Lampiran 30. Hasil wawancara setelah metode brainstorming siklus II ............ 121
Lampiran 31. Tugas diskusi ................................................................................ 122
Lampiran 32. Permohonan surat pengantar izin penelitian ................................. 123
Lampiran 33. Surat rekomendasi research / survey ............................................ 124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri pribadi sebagai warga negara Indonesia
yang memahami dan mampu melaksanakan hak- hak dan kewajibannnya untuk
menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting untuk mendidik generasi
bangsa untuk secara sukarela mengikatkan pada norma atau nilai-nilai moral.
Sebagai bidang studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat interdisipliner
(antar-bidang) bukan monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang
membangun ilmu kewarganegaan ini diambil dari berbagai disiplin ilmu, seperti
ilmu politik, ilmu hukum, ekonomi, psikologi, sosiologi, administrasi negara, tata
negara, sejarah, filsafat dan berbagai bahan kajian lainnya yang berasal dari nilai
budi pekerti, hak-hak asasi manusia dengan penekanaan kepada hubungan antar
warga-negara, warga dengan pemerintahan, serta hubungan antar negara (Arnie
Fajar, 2005:144).
Sebagai ilmu yang bersifat interdisipliner, pendidikan kewarganegaraan
kurang menarik perhatian siswa. Siswa menganggap pendidikan kewarganegaraan
hanya sebagai ilmu hapalan saja, sehingga dalam proses pembelajaran siswa
kurang aktif. Biasanya siswa tidak berani mengemukakan pendapat, tidak berani
bertanya dan tidak kreatif mencari solusi dari suatu masalah. Menurut Ibu Niken
Tisnowati, guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 1
Girimarto, sebagian besar siswa kelas VIII E dapat dikatakan memiliki daya kritis
rendah, kurang mendapatkan perhatian yang baik dari siswa, kurangnya respon
dari siswa apabila guru sedang memberikan materi di kelas dan jarang sekali ada
feedback dari siswa. Kebanyakan siswa menganggap materi dalam pendidikan
kewarganegaaraan cenderung menghafal saja sehingga tidak ada umpan balik dari
para siswa bahkan seringkali siswa ramai sendiri dan membuat suasana gaduh
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dikelas, pasif dalam pembelajaran dan motivasi belajar yang rendah serta saat
diberi pertanyaan hanya ada beberapa siswa saja yang menjawab.
Ketidakaktifan siswa ini menyebabkan siswa tidak terbiasa menggunakan
otaknya secara aktif dalam menemukan ide pokok materi pembelajaran,
memecahkan persoalan dan mengaplikasikan materi pembelajaran dalam
kehidupan nyata. Ketika siswa tidak aktif atau hanya menerima materi dari
pengajar ( teacher centered), siswa cenderung melupakan apa yeng telah
didapatkan dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan filosofi China yang
mengatakan “ apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa
yang saya lakukan saya paham. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran
yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. (Hisyam Zaini, 2008:182)
Kegiatan pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, maka guru memerlukan metode pembelajaran
yang tepat. Metode pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Metode pembelajaran yang dipilih guru haruslah
atraktif dan menarik sehingga dapat merangsang siswa untuk berfikir kritis dan
kreatif. Selain itu metode yang inovatif juga mampu menempatkan siswa sebagai
subyek belajar, peristiwa dan masalah sosial sebagai sumber belajar, sedangkan
guru bertindak sebagai director of learning, yakni pihak yang mengkondisikan
dan memotivasi siswa untuk belajar. Dalam hal ini siswa dituntut untuk lebih aktif
dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat menumbuhkembangkan pemikiran
dalam menyelesaikan masalah.
Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang mengajak peserta didik
untuk belajar secara aktif. Belajar aktif akan menyebabkan siswa mendominasi
pembelajaran (student centered) sehingga siswa aktif menggunakan otaknya untuk
berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan persoalan dan mengaplikasikan
materi pembelajaran dalam kehidupan nyata. Dengan cara ini biasanya peserta
didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar
dapat maksimal. Salah satu metode pembelajaran aktif adalah metode
pembelajaran brainstorming. Metode brainstorming atau metode pemecahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
masalah adalah metode yang dapat memberikan kesempatan siswa berpendapat,
melatih daya kritis dan analisis siswa, mendorong siswa agar dapat menghargai
orang lain, dan dapat menstimulasi siswa untuk berpikir secara holistic. Siswa
lebih aktif bertanya dan berusaha mengumpulkan informasi dan fakta dari materi
pembelajaran. (Acep Yonny, 2011:126).
Robert Marger (1962) menyatakan bahwa “Metode Pembelajaran
Brainstorming dianggap dapat meningkatkan daya kritis siswa yang dalam hal ini
terlihat dari keterampilan intelektual siswa dalam berfikir kritis pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan seperti keterampilan dalam bertanya.
Melalui model pembelajaran brainstorming, siswa dapat meningkatkan daya
kritisnya sehingga menstimulasi ketrampilan bertanya dalam mendapatkan
informasi untuk mencari solusi dan memecahkan masalah”.
Dari uraian diatas maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
“Penggunaan Metode Brainstorming Sebagai upaya Peningkatan Keaktifan dan
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan Sistem Pemerintahan Indonesia Kelas VIII SMP Negeri 1
Girimarto Wonogiri”.
B. Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang dapat diidentifikasi dalam proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang berlangsung dikelas adalah:
1. Siswa pasif
2. Siswa tidak berani mengemukakan pendapat
3. Siswa tidak berani bertanya
Berdasarkan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah prosedur dan cara menerapkan metode brainstorming yang dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Girimarto?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:
Untuk mengidentifikasi prosedur dan cara menerapkan metode brainstorming
yang dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Girimarto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Hasil Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diharapkan penelitian ini
mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Secara teoritis akan memperkaya khasanah pengetahuan mengenai metode
pembelajaran brainstorming sebagai metode pembelajaran yang atraktif dan
inovatif.
2. Bagi Guru
a. Menambah cakrawala pandangan guru PKn dalam menentukan metode
mengajar yang sesuai pada mata pelajaran yang bersangkutan, dalam
rangka peningkatan hasil belajar siswanya.
b. Sebagai sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan
peningkatan proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran PKn.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan dalam
usahanya meningkatkan pendidikan khususnya dalam meningkatkan PBM
yang aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
A.a.1. Kajian Tentang Metode Mengajar
Menurut Slameto (1995: 82) mengatakan bahwa ” metode adalah cara atau jalan yang
harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (1990: 96) mengatakan bahwa ” metode
adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan”.
Dari pengertian metode diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses belajar
mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu
pengajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan pengertian mengajar menurut Winarno Surakhmad (1986: 34) mengatakan
bahwa ” mengajar adalah peristiwa bertujuan, yang dimaksud tidak lain ialah mengajar
sebagai peristiwa yang terikat oleh tujuan, terarah pada tujuan dan dilaksanakan khusus untuk
mencapai tujuan itu”.
Sedangkan pengertian mengajar menurut kamus umum bahasa indonesia W.J.S.
Poerwadarminta (1984: 22) mengatakan bahwa ”mengajar adalah memberi pelajaran”.
Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan metode mangajar adalah tehnik
penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan mata pelajaran kepada
siswa dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan siswa
dengan baik dan untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode mangajar merupakan salah satu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
dilakukan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran. Dengan mengajak, merangsang,
dan memberi kesempatan pada murid untuk ikut serta mengemukakan pendapat, belajar
mengambil keputusan, bekerja dalam kelompok membuat laporan, berdiskusi dan lain-lain
lagi berarti membawa anak-anak pada suasana belajar anak yang sesungguhnya bukan hanya
memberikan materi di dalam kelas saja. Perumusan tersebut diatas mengajar dengan sukses
tidaklah mungkin hanya dengan menggunakan satu macam metode saja. Untuk bidang studi
dan pokok bahasan memerlukan strategi mengajar yang berbeda pula, oleh karena itu guru
wajib menguasai lebih dari satu metode.
Adapun macam-macam metode mengajar dalam bukunya Martinis Yamin (2009:65-
78) antara lain adalah:
1) Metode Ceramah (lecture)
2) Metode Demonstrasi dan Eksperimen
3) Metode Tanya Jawab
4) Metode Penampilan
5) Metode Diskusi
6) Metode Studi Mandiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
7) Metode Pembelajaran Terprogram
8) Metode Latihan Bersama Teman
9) Metode Simulase
10) Metode Pemecahan Masalah (Brainstorming)
11) Metode Studi Kasus
12) Metode Insiden
13) Metode Praktikum
14) Metode Proyek
15) Metode Bermain Peran
16) Metode Seminar
17) Metode Simposium
18) Metode Tutorial
19) Metode Deduktif
20) Metode Induktif
Dalam proses belajar mengajar, guru diharapkan dapat menggunakan metode
mengajar dengan baik sehingga dapat mengembangkan pemahaman, keterampilan dan nilai-
nilai yang berkaitan dengan keilmuan. Metode mengajar perlu dipilih agar sesuai dengan
meteri pelajaran yang akan disampaikan dan juga harus memperhatikan kondisi siswa
sehingga pengajaran dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Selain itu seorang guru
harus memahami dengan baik keunggulan dan kelemahan metode yang akan digunakan
sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal.
2. Kajian Tentang Metode Brainstorming
Metode brainstorming dikembangkan pada sekitar tahun 1960, ini adalah sebuah
metode yang populer untuk memperoleh ide-ide kreatif dalam suatu kelompok. Cara yang
dilakukan cukup sederhana dan mudah dilakukan oleh sebuah kelompok untuk belajar dan
memperoleh hasil yang cepat. Brainstorming digunakan terutama untuk membantu mencari
solusi terhadap permasalahan yang dihadapi atau pada situasi di mana ide-ide segar
diperlukan. Brainstorming bisa dilakukan di mana saja, dari beberapa menit hingga beberapa
jam, tergantung tingkat kesulitan masalah dan pemimpin diskusi, tetapi biasanya setiap
masalah akan selesai setelah setengah jam.
Metode Brainstorming (pemecahan masalah) adalah suatu bentuk diskusi dalam
rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua
peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung,
dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode
curah pendapat pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi.
Martinis Yamin (2009 : 74) menjelaskan metode Brainstorming merupakan metode
yang merangsang berfikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
disampaikan oleh siswa. Guru disarankan tidak berorientasi pada metode tersebut, akan tetapi
guru hanya melihat jalan fikiran yang disampaikan oleh siswa, pendapat siswa untuk
mengeluarkan pendapat mereka, dan sekali-kali guru tidak boleh tidak menghargai pendapat
siswa, sekalipun pendapat siswa tersebut salah menurut guru.
Menurut S. Rahayu Yunus (2011 : 126), Metode Pembelajaran brainstorming
merupakan metode yang merangsang berfikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat
kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Guru hanya melihat jalan pikiran siswa,
pendapat, serta motivasi mengeluarkan pendapat.
Metode Brainstorming menurut Bermawy Munthe (2008 : 183) adalah salah satu
strategi yang mendorong peserta didik mengawasi langkah – langkah yang mereka gunakan
dalam memecahkan satu masalah. Mereka akan “menunjukkan dan menjelaskan” bagaimana
mereka menyelesaikan masalah itu. Dengan menganalisis langkah- langkah yang rinci, guru
dapat memperoleh informasi yang berharga tentang kecakapan pemecahan masalah yang
dimiliki peserta didik. Untuk menjdi pemecah masalah, peserta didik perlu belajar berbuat
daripada hanya mengoreksi jawaban – jawaban yang ada dalam buku teks.
Di dalam setiap langkah, siswa belajar mandiri dalam kelompok kecil dengan fasilitas
dari guru dan menggunakan ragam-sumber belajar di sekolah maupun di luar sekolah
(masyarakat).
Sumber belajar atau informasi dapat diperoleh dari :
1. Manusia (pakar, tokoh agama, tokoh masyarakat).
1. Kantor penerbitan surat kabar, bahan tertulis.
1. Bahan terekam.
1. Bahan tersiar (TV, Radio).
1. Alam sekitar.
1. Situs sejarah, artefak, dan lain-lain (Arnie Fajar, 2005: 48)
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
brainstorming adalah suatu alat pembelajaran yang dapat mengembangkan dan melatih
keterampilan berfikir serta mengembangkan potensi intelektual siswa. Dalam memecahkan
persoalan ini akan terlihat tingkat keterlibatan intelektual emosional peserta didik. Proses
belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba sendiri serta
berusaha mencari jawaban atau kesempatan bekerja sama dengan teman dalam memecahkan
suatu masalah akan jauh lebih menantang untuk mengarahkan pikiran dan tenaga bahkan
konsentrasi pikiran siswa.
Dalam metode brainstorming, guru bertindak sebagai fasilitator dimana guru
bertugas memunculkan suatu masalah untuk selanjutnya diselesaikan atau dipecahkan oleh
peserta didik. Selanjutnya tugas peserta didik untuk secara aktif mencari jawaban atau solusi
atas beberapa masalah berdasarkan petunjuk dan arahan guru. Guru tidak hanya sebagai
fasilitator saja melainkan guru juga mengoreksi jawaban dari permasalahan yang telah guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
berikan kepada siswa yang telah dikerjakan atau di diskusikan oleh siswa, dan guru juga
memberikan alternatif-alternatif jawaban yang lain dari permasalahan yang guru berikan dan
di kerjakan oleh siswa.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam metode brainstorming dapat
berjalan dengan baik, maka harus menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Adanya masalah yang jelas untuk diselesaikan.
(2) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut.
(3) Menetapkan jawaban sementara dari permasalahan tersebut.
(4) Menguji kebenaran jawaban sementara dari masalah tersebut. Dalam
langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin
bahwa jawaban tersebut benar-benar cocok.
(5) Menarik kesimpulan artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan
terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. (Abdul Majid, 2008: 143).
Sedangkan langkah – langkah menurut Bermawy Munthe (2008 : 183) dalam
pembelajaran metode brainstorming adalah sebagai berikut:
1) Pilihlah salah satu, dua, atau tiga masalah diantara masalah – masalah
yang telah dipelajari oleh peserta didik.
2) Pecahkan sendiri masalah – masalah dan tulis semua langkah atau
prosedur yang dilalui untuk memecahkan masalah itu.
3) Kalau mendapatkan masalah memerlukan waktu yang banyak atau
terlalu sulit, ganti dengan yang lain.
4) Sewaktu mendapatkan satu masalah yang bagus dapat dipecahkan dan
dokumentasikan kurang dari tigapuluh menit, berikan kepada peserta didik.
(Asumsikan bahwa peserta didik akan menyelesaiknnya sekitar satu jam)
5) Buatlah perintah atau petunjuk kerja dengan sangat jelas.
6) Berikan dan jelaskan evaluasi masalah – masalah kepada peserta didik.
7) Jelaskan bahwa ini bukan tes atau ulangan atau kuis.
8) Berikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk mengerjakan
tugas ini.
9) Setelah peserta didik mengerjakan tugas, hasilnya dievaluasi.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembentukan keterampilan memecahkan
masalah berlaku pula untuk pembentukan kreatifitas. Sekolah dapat menolong siswa-siswa
mengembangkan keterampilan memecahkan masalah-masalah dan sekaligus
mengembangkan kreatifitas melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menolong siswa-siswa mengenal masalah-masalah untuk dipecahkan.
2) Menolong siswa-siswa menemukan informasi, pengertian-pengertian,
asas-asas dan metode-metode yang perlu untuk memecahkan masalah.
3) Menolong siswa merumuskan dan membatasi masalah-masalah.
4) Menolong siswa-siswa mengolah dan kemudian menerapkan
informasi, pengertian,asas-asas dan metode-metode itu pada masalah tersebut
untuk memperoleh kemungkinan-kemungkinan pemecahan.
5) Mendorong siswa-siswa merumuskan dan menguji hipotesa-hipotesa
itu untuk memperoleh pemecahan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
6) Mendorong siswa mengadakan penemuan dan penilaian sendiri secara
bebas. (Klausmeir dalam bukunya Slameto 1991: 144)
Tahap-tahap pemecahan masalah di sekolah oleh pelajar, dalam hal ini dimaksudkan
adalah pemecahan soal, menurut Melters dalam bukunya Mulyati Arifin (1995: 101-102)
adalah:
1) Tahap analisis masalah.
2) Tahap perencanaan masalah.
a) Memecahkan rumus standar.
b) Meneliti hubungan antar konsep.
c) Membuat transformasi.
3) Tahap melakukan perhitungan.
4) Tahap pengecekan.
Langkah – langkah pemecahan masalah atau brainstorming menurut Nana Sudjana (
1989: 91 ) adalah:
1) Merumuskan masalah
2) Membuat hipotesis ( dugaan jawaban sementara )
3) Mengumpulkan data
4) Menguji hipitesis
5) Menarik kesimpulan
6) Penerapan atau aplikasi
Jadi dapat disimpulkan guru hanya sebagai fasilitator sedangkan siswa menentukan
dugaan jawaban terhadap masalah tersebut berdasarkan pemahaman konsep, prinsip, hukum,
dan kaidah yang telah dipelajarinya. Dengan jawaban tersebut, termasuk pertanyaanya,
dicatat oleh guru dan siswa sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam menentukan jawaban
sementara atau dugaan jawaban, sebaiknya guru memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya kepada siswa agar siswa sendiri secara bersama merumuskan dugaan jawaban
tersebut. Guru lebih berperan memberikan arah dan membimbing pendapat siswa.
Menurut Made Pidarta (1990: 57-58) tujuan utama metode pemecahan masalah adalah
untuk melatih cara berfikir kritis siswa dan langkah-langkah dalam metode pemecahan
masalah. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Mengemukakan masalah yang berkaitan dengan materi yang dibahas.
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir.
3) Salah seorang siswa ditunjuk untuk memecahkan masalah.
4) Bila belum dapat menjawab dialihkan ke yang lain.
5) Jika siswa kesulitan memecahkan masalah guru membantu membentuk alternatif-
alternatif jawaban atas masalah lain sebagai contoh.
6) Atau membantu siswa berfikir dengan alat peraga.
7) Jika jawaban siswa kurang tepat, menyuruh siswa memperbaikinya dengan
diberikan pertanyaan pancingan untuk terangsang siswa berfikir dengan baik.
Adapun kelebihan dan kelemahan di dalam penggunaan metode brainstorming atau
pemecahan masalah yang diambil dari internet adalah:
1) Kelebihannya:
a) Mengajak siswa berfikir secara rasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b) Siswa aktif.
c) Dapat merangsang siswa, untuk berfikir dan menghubungkan kenyataan-
kenyataan yang ada dalam masyarakat.
d) Mengembangkan rasa tanggung jawab dan percaya diri.
e) Dalam menyelesaikan tugas memungkinkan dikuasainya ketrampilan tertentu.
f) Menimbulkan rasa berhasil kepada anak.
g) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
h) Berpikir dan bertindak kreatif.
i) Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
j) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
k) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
l) Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan tepat.
m) Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya dunia kerja.
2) Kelemahannya:
a) Makan waktu lama.
b) Guru dan siswa merasa bahwa dengan hanya mengulang-ngulang penguasaan
yang dicapai.
c) Persoalan yang diberikan harus dengan mengingat tentang tingkat
perkembangan dan kemampuan siswa.
d) Dalam mengerjakan latihan dapat menyeleweng.
e) Untuk konsep dan nilai-nilai kurang cacah.
f) Untuk kelompok mengakibatkan sulitnya mengontrol hasil individu.
g) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal
terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan
mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
h) Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode
pembelajaran yang lain.
Tujuan Metode Brainstorming adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan)
pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian
dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mind map) untuk menjadi
pembelajaran bersama
Menurut Bermawy Munthe (2008 : 182) tujuan dari pembelajaran brainstorming
adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan kemampuan menerapkan prinsip – prinsip dan generalisasi
yang dipelajari kepada situasi dan masalah yang baru.
2) Mengembangkan kecakapan pemecahan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3) Mengembangkan kecakapan belajar, strategi belajar, dan kebiasaan belajar
yang terfokus.
4) Meningkatkan kecakapan matematis.
5) Belajar teknik – teknik dan metode – metode yang digunakan untuk
memperoleh ilmu pengetahuan.
6) Mengembangkan satu komitmen kepada kerja yang akurat.
7) Mengembangkan kemampuan bertindak secara cakap.
Adapun prinsip – prinsip dari metode Brainstorming adalah sebagai berikut:
1. Dilarang mengkritik pembicara yang sedang mengutarakan ide. Pendapat hanya
diberikan pada saat evaluasi.
2. Ciptakan suasana yang memungkinkan berbicara secara bebas (jangan melarang
orang untuk bicara)
3. Makin banyak pendapat makin baik
4. Dapatkan ide-ide dari teman-teman atau kolega kita
Sedangkan syarat – syarat dari metode brainstorming adalah sebagai berikut:
1. Tentukan masalah sebagai batasan brainstorming
2. Pengumpulan ide dilakukan dengan berputar
3. Satu orang satu ide setiap kali berputar
4. Ide baru disampaikan pada saat sampai pada gilirannya
5. Bila belum ada ide bilang “pass/lewat”
6. Selama brainstorming berlangsung tidak diperkenankan memberikan komentar atau
mengkritik pendapat yang masuk
7. Semua ide yang masuk dicatat
Jadi metode pemecahan masalah atau brainstorming adalah penggunaan metode
dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik
itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama, dalam memecahkan persoalan ini akan terlihat tingkat
keterlibatan intelektual emosional peserta didik. Proses belajar mengajar yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mencoba sendiri serta berusaha mencari jawaban atau
kesempatan bekerjasama dengan teman untuk memecahkan suatu masalah akan jauh lebih
menantang untuk mengarahkan pikiran dan tenaga bahkan konsentrasi pikiran siswa, dari
pada hanya menerima sesuatu yang telah diberikan dengan komunikasi satu arah.
3. Kajian Tentang Keaktifan Siswa
a. Pengertian Keaktifan Siswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia( 1991:20 ) mengatakan bahwa “ aktifitas
adalah keaktifan, kegiatan”. Sardiman ( 1990:98) menyatakan bahwa “ yang dimaksud
dengan aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental”. Anonym (
1999:19 ) mengartikan “ keaktifan adalah kegiatan, kesibukan, dalam bekerja atau berusaha”.
Dari pengertian tersebut di atas maka keaktifan memiliki arti yang sama dengan aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
yaitu suatu kegiatan atau kesibukan. Sedangkan keaktifan belajar adalah kegiatan atau
kesibukan yang dilakukan oleh siswa dalam belajar yang berupa keaktifan fisik dan mental.
b. Bentuk-Bentuk Keaktifan Siswa
Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah mahluk yang
aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemampuan, dan
aspirasinya sendiri. Belajar yang dilakukan siswa tidak mungkin dipaksakan oleh orang lain
dan juga tidak mungkin dilimpahkan kepada orang lain. Menurut john Dewey dalam Dimyati
dan Mudjiono ( 1994:44) mengemukakan bahwa “ belajar adalah menyangkut apa yang harus
dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru
sekedar pembimbing dan pengarah”.
Semua cara belajar itu mengandung unsur keaktifan. Dalam setiap proses belajar
siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan ini beranekaragam bentuknya, mulai dari
kegiatan fisik maupun psikis. Keaktifan siswa dalam belajar tersebut dapat muncul dalam
bentuk, misalnya mendengarkan seorang guru yang sedang berceramah, mendiskusikan
sesuatu dengan guru atau teman sekelas, dan sebagainya. Keaktifan siswa mempunyai ciri
tertentu. Cece wijaya dkk (1988: 187) mengatakan bahwa ciri-ciri keaktifan belajar yang
sangat penting adalah:
Keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang
bersangkuatan; asimilasi dan akomodasi kognitif dalam pencapaian pengetahuan,
pembentukan ketrampilan, dan penghayatan serat internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan
sikap dan nilai-nilai.
4. Kajian Tentang Prestasi Belajar
Kegiatan belajar mengajar erat kaitannya dengan prestasi belajar, karena hasil dari
usaha belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk prestasi. Sebagaimana diungkapkan oleh
Nana Syaodih Sumadinata, (2004:102) menyatakan bahwa “Prestasi belajar dapat disebut
juga sebagai hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi
atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik”. Prestasi
belajar ini dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang mencerminkan
hasil yang dicapai dalam periode tertentu.
Ahli lain berpendapat bahwa “Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang
dapat dicapai dalam suatu proses yang berlangsung dalam interaksi subjek dengan
lingkungannya yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan,
nilai-nilai yang akan disimpan atau dilaksanakan menuju kemampuan” (Winkel,
1991:39). Ada juga yang berpendapat “Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
telah dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu
tertentu” (Doantara Yasa, 2008).
Zainal Arifin (1990:2) menjelaskan bahwa fungsi utama prestasi belajar
adalah:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai prestasi belajar, maka dapat di
ambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu usaha belajar yang
dilakukan oleh siswa termasuk di dalamnya penguasaan pengetahuan maupun
ketrampilan, selanjutnya prestasi belajar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk simbol,
angka, huruf, atau kalimat yang mencerminkan hasil yang dicapai dalam periode tertentu.
5. Kajian Tentang Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Sistem Pemerintahan Indonesia
1. Pengertian Sistem Pemerintahan Indonesia
Istilah sistem pemerintahan pada umumnya disamakan bentuk pemerintahan.
Menurut Padmo Wahjono (dalam Oetojo Oesman dan Alfian, 1991), istilah bentuk
pemerintahan dengan sistem pemerintahan yang diartikan sebagai pola yang menentukan
hubungan antara lembaga-lembaga negaradalam menentukan gerak kenegaraan. Dengan kata
laingerak kenegaraan sustu negara sangat ditentukan oleh pilihan sistem pemerintahan yang
hendak dikembangkan.
Berdasarkan ketentuan UUD 1945 amandemen, secara garis besar sistem
pemerintahan Indonesia itu adalah:
1. Pasal 1 ayat (2) : “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
UUD”
2. Pasal 1 ayat (3) : “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”
3. Pasal 22E ayat (2) dan pasal 18 ayat (4) : “Anggota MPR (DPR dan DPD),
Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPRD, dan kepala daerah beserta wakil
dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu”
4. Pasal 4 ayat (1) : “Kekuasaan Pemerintahan dipegang oleh Presiden”
5. Pasal 7C : ”Presiden tidak dapat membekukandan/atau membubarkan DPR”
6. Pasal 17 ayat (1) dan (2) : “Menteri-Menteri negara adalah pembantu Presiden.
Menteri-menteri tersebut diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
7. Pasal 20 ayat (1) : “Kekuasaan membentuk Undang-Undang Dipegang oleh DPR”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Sistem pemerintahan yang dikembangkan suatu negara adalah dalam rangka
mewujudkan kedaulatan rakyat atau penerapan prinsip-prinsip atau nilai-nilai demokrasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Didalam bab sistem pemerintahan ini, yang dibahas adalah tentang bagaimana
gambaran hubungan antara pemerintah dengan parlemen tergantung pada sifat sistem
pemerintahan yang dianut atau macam sistem pemerintahan yang diterapkan.
2. Macam-macam Sistem Pemerintahan
Jimmly Asshidiqie (2006), mengemukakan bahwa di dunia di kenal adanya tiga sistem
pemerintahan negara, yaitu:
a. Sistem pemerintahan presidensiil
Sistem presidensiil merupakan sistem pemerintahan negara republik dimana kekuasaan
eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan legislatif.
Menurut bukunya Cholisin (2007:139-140), ciri-ciri dari sistem pemerintahan
presidensiil yaitu:
(a) Kedudukan Kepala Negara tidak terpisah dari jabatan kepala pemerintahan
(b)Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada parlemen, melainkan bertanggung
jawab langsung kepada rakyat yang memilihnya.
(c) Presiden sebaliknya juga tidak berwenang membubarkan parlemen
(d)Kabinet sepenuhnya bertanggung jawab kepada Presiden sebagai pemegang
kekuasaan pemerintahan negara atau sebagai administator yang tertinggi.
b. Sistem pemerintahan parlementer atau sistem kabinet
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki
peranan penting dalam pemerintahan.
Menurut bukunya Agus Dwiyono dkk (2007:148), ciri-ciri dari sistem pemerintahan
parlementer adalah:
(a) Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dibentuk berdasarkan kekuatan
yang menguasai parlemen.
(b)Anggota kabinet sebagian atau seluruhnya dari anggota parlemen.
(c) Perdana Menteri bersama Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen.
(d)Kepala Negara (raja/ratu atau presiden) dengan saran atau nasehat perdana menteri
dapat membubarkan parlemen dan memerintahkan diadakan pemilihan umum.
c. Sistem campuran.
Sistem campuran adalah sistem pemerintahan adalah sistem pemerintahan yang
menggabungkan kedua sistem pemerintahan, yakni sistem pemerintahan presidensiil dan
sistem pemerintahan parlementer.
Menurut bukunya Agus Dwiyono dkk (2007:148), ciri-ciri dari sitem campuran adalah:
(a) Presiden republik dipilih melalui hak pilih umum
(b)Presiden memiliki kekuasaan yang cukup besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
(c) Perdana Menteri dijabat oleh partai mayoritas dalam parlemen
(d)Perdana Menteri mengepalai kabinet yang bertanggung jawab kepada parlemen, dan
parlemen bisa menjatuhkan perdana menteri melalui “mosi tidak percaya”
(e) Presiden memiliki lawan politik, namun seorang perdana menteri atau para menteri
yang memegang kekuasaan eksekutif dan pemerintahan dapat tetap memegang
jabatan seandainya parlemen tidak menunjukkan oposisi kepada mereka.
Untuk lebih memperdalam pemahaman, maka dapat digambarkan sebuah bagan tentang
perbandingan struktur pemerintahan mulai dari sebelum perubahan dan setelah perubahan
UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
a. Struktur pemerintahan sebelum perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Struktur pemerintahan sesudah perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1.B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan acuan penilaian untuk manemukan jawaban sementara
atas masalah yang dirumuskan berdasarkan kajian teori, adapun kerangka berpikir
dalam penelitian ini sebagai berikut.
Mata Pelajaran PKn di SMP mempunyai proporsi yang relatif sedikit
dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain baik dari segi waktu maupun materi.
Dengan materi yang relatif sedikit pada mata pelajaran PKn diperlukan metode
pembelajaran yang tepat .Metode pembelajaran brainstorming adalah Proses belajar mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba sendiri serta berusaha mencari
jawaban atau kesempatan bekerja sama dengan teman dalam memecahkan suatu masalah.
Metode pembelajaran Brainstorming berpengaruh terhadap minat belajar siswa
sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran PKn.
Kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Pendidikan kewarganegaraan
Pembelajaran Brainstorming
Peningkatan keaktifan siswa:
1. keterlibatan intelektual-emosional dalam kegiatan belajar mengajar yang
bersangkutan
2. asimilasi dan akomodasi kognitif dalam pencapaian pengetahuan
3. pembentukan keterampilan
4. penghayatan sarat internaslisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai-nilai.
Siswa aktif
Gambar 1. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoritis.
Jadi, hipotesis merupakan jawaban yang perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.
Berdasarkan kajian pustaka serta kerangka berpikir yang telah dikemukakan maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
“Penggunaan Metode Brainstorming Sebagai upaya Peningkatan Keaktifan Dan
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Sistem
Pemerintahan Indonesia Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3321
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat danWaktuPenelitian
1. TempatPenelitian
Penelitian ini merupakan tahapan dimana data yang diperoleh peneliti di
lapangan penelitian yaitu di SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri dikumpulkan,
kemudian data tersebut diolah dan dianalisis sehingga dapat disajikan secara
sistematis. Adapun aspek yang diteliti dapat dijabarkan lebih rinci dalam sub bab
sebagai berikut : sejarah singkat SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri, visi dan misi
sekolah, keadaan fisik SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri, keadaan tenaga
pangajar dan karyawan, struktur organisasi dan subyek penelitian.
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri
SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri berdiri pada tahun 1983 dan langsung
beroperasi. Sekolah ini beralamatkan di jalan / desa Jatirejo Kecamatan Girimarto
Kabupaten Wonogiri. Berikut ini Kepala Sekolah yang pernah menjabat di SMP
Negeri 1Girimarto Wonogiri, yaitu:
1. Sartono Pardiatmodjo : Periode tahun 1983 s/d 1989
2. Tunarso : Periode tahun 1989 s/d 1995
3. Rachmad, BA : Periode tahun 1995 s/d 1997
4. Drs. Sudaryanto : Periode tahun 1997 s/d 2002
5. Drs. H. Sugiyono : Periode tahun 2002 s/d 2006
6. Drs. Trimanto BM, M.Pd : Periode tahun 2006 s/d 2009
7. Drs. Purwanto : Periode tahun 2009 s/d
sekarang
2. Visi dan Misi Sekolah
Visi dan misi yang dimiliki oleh SMPN 3 Prambanan adalah sebagai
berikut:
1. Visi Sekolah : Meningkatkan Prestasi Berdasar Iman dan Taqwa
Serta Berbudi Luhur.
Prestasi : Di Bidang Akademik
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3322
Iman dan Taqwa : Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
Berbudi Luhur : Berperilaku Santun
2. Misi Sekolah : Dalam mengemban tugas penuh semangat dan rasa
tanggung jawab, dengan kiat “Hari ini lebih baik dari kemarin, dan hari esok
harus lebih baik dari hari ini.”
3. Keadaan Fisik SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri
Secara umum keadaan SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri dalam keadaan
baik dan memenuhi syarat sebagai tempat berlangsungnya kegiatan proses belajar
mengajar, disamping tanahnya yang luas juga didukung dengan tersedianya
ruang-ruang kegiatan yang mendukung fasilitas belajar-mengajar, yaitu :
a. Status Kepemilikan Lahan : Pemerintah
1) Status tanah : Hak Pakai
2) Luas Tanah : 19.220 m²
b. Status Kepemilikan Bangunan : Pemerintah
Luas seluruh Bangunan : 1.775 m²
Adapun jumlah ruang yang terdapat di SMP Negeri 1 Girimarto ini terbagi
dalam berbagai macam ukuran dan jenis ruang itu sendri, yaitu ruang kelas dan
ruang-ruang lain yang mendukung fasilitas belajar mengajar dengan perincian
sebagai berikut :
Tabel 1. Data Ruang Kelas SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri
Jumlah ruang kelas asli ( d ) Jumlah ruang lainnya
yang digunakan untuk
ruang kelas
(e)
Jumlah ruang
yg digunakan
untuk R.
Kelas
(f)=(d+e)
Ukuran
7x9 m²
(a)
Ukuran
>63 m²
(b)
ukuran
<63 m²
(c)
Jumlah
(d)
=(a+b+
c)
Ruang
kelas
7x9x16
=1008 - - 16 - ruang 16
Sumber: Data sekunder (dokumen Tata Usaha SMPN 1 Girimarto Wonogiri)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3323
Tabel 2. Data Ruang Lain SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri
Jenis Ruangan Jumlah
(buah )
Ukuran
(m2)
Jenis Ruangan Jumlah
(buah)
Ukuran
(m2)
1.Perpustakaan 1 7 x 12 4. Lab. Bahasa 1 8 x 8
2. Lab. IPA 1 9 x 14 5. Lab. Kompt. 1 8 x 8
3. Ketrampilan 1 7 x 12 6. Asrama Guru - -
Sumber: Data sekunder (dokumen Tata Usaha SMPN 1 Girimarto Wonogiri)
SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri ini merupakan sekolah yang cukup luas
dan fasilitas pedukungnya pun baik. Sekolah yang berada di tengah
perkampungan dan cukup strategis untuk tempat pendidikan. Transportasi cukup
mudah bagi para siswanya. Ruang kelas yang cukup untuk menampung jumlah
siswa yang banyak.
4. Keadaan Tenaga Pengajar dan Karyawan
SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri merupakan sekolah yang cukup lama
berdiri. Dengan berdirinya sekolah ini tentunya tidaklah mungkin dapat berfungsi
sebagaimana mestinya tanpa adanya guru, staf tata usaha, dan tentunya saja siswa.
Jumlah guru, karyawan, dan siswa mengalami peningkatan seiring dengan
semakin sadarnya orang tua akan pendidikan.
Guru dan karyawan yang bertugas di SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri
pada saat ini berjumlah lima puluh dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 3. Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri
No Nama Jabatan Mapel
1 Drs. Purwanto Kepala Sekolah
Guru
Bahasa Indonesia
2 Ariyono, S.Pd Wakil Kepala Sekolah
Guru
Bahasa Jawa
3 Sri Suharni, S.Pd Kurikulum
Guru
IPS
4 Gatot K, S.Pd Kurikulum
Guru OR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3324
5 Kurnia WB, S.Pd Kurikulum, Wali Kelas VIII D
Guru
IPA
6 Sukimin Kesiswaan
Guru
PKn
7 Sunardi, S.Pd Kesiswaan
Guru
TIK
8 Bambang Iriyanto, BA Koordinator BK -
9 Herry Widhiatmoko, S.Pd BK
10 Maria Carolina, S.Psi BK
11 Virgonia P, S.Pd Wali Kelas VII A, Guru TIK
12 Sri Mulyani Wali Kelas VII B, Guru Bahasa Jawa
13 Rum Sukesti, S.Sn Wali Kelas VII C, Guru Karawitan
14 Sri Warsini, S.Pd Wali Kelas VII D, Guru Matematika
15 Isroniyatul Q, S.Pd Wali Kelas VII E, Guru Matematika
16 Prih Haryati, S.Pd Wali Kelas VIII A, Guru IPS
17 Hersusini, S.Pd Wali Kelas VIII B, Guru Bahasa Indonesia
18 Suripto, S.Pd Wali Kelas VIII C, Guru Bahasa Indonesia
19 Muh. Taufik M, S.Pd Wali Kelas VIII E, Guru Bahasa Indonesia
20 Anggit Joko P, S.Pd Wali Kelas IX A, Guru Bahasa Inggris
21 Tintin Maryani, S.Pd Wali Kelas IX B, Guru Matematika
22 Sutarman Wali Kelas IX C, Guru Matematika
23 Sri Suharni, S.Pd Wali Kelas IX D, Guru IPS
24 Winarto Wali Kelas IX E, Guru IPA
25 Drs. Toto Harjono Guru Bahasa Jawa
26 Subaedah BA, S.Ag Guru Agama
27 Nur Hasim Guru Agama
28 Drs. Nur Salim Guru IPA
29 Pargiyato, S.Pd Guru IPA
30 Giyanto, Spd Guru Kesenian
31 Niken Tisnowati, S.Pd Bendahara BOS, Guru PPKn
32 Dasuki, S.Pd Guru Bahasa Inggris
33 Danang Purwadi, SE Guru Elektronika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3325
34 Suryani Fitianingsih Guru IPS
35 Maria Goreti IW, S.Pd Guru Bahasa Inggris
36 Ngatini, S.Pd Guru IPS
37 Agus Sunarto, S.Pd Guru Bahasa Inggris
38 Bambang Surono Guru OR
39 Endang Sarwitri Kepala Tata Usaha
40 Sartono Administrasi Ketenagaan
41 Sri Langati Bendahara rutin
42 Maryanto Administrasi Kesiswaan
43 Dariyani Inventaris
44 Marfiati Nurjanatin Pengagenda
45 Rinawati P, SE Komputer
46 Hartono Penjaga dan Pekerja
47 Abdullah Said Penjaga dan Pekerja
48 Triyanto Penjaga dan Pekerja
49 Maryadi Penjaga dan Pekerja
50 Diean R, S.Pd Perpustakaan
Sumber: Data sekunder (dokumen Tata Usaha SMPN 1 Girimarto Wonogiri)
5. Struktur Organisasi
Stuktur organisasi yang ada di SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri
memberikan wujud atau realisasi pembagian tugas dari mulai Kepala Sekolah
hingga staf Tata Usaha. Struktur organisasi ini berlaku bagi seluruh pegawai yang
terkait dengan SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri, sehingga setiap karyawan atau
guru mendapatkan hasil yang sesuai dengan keahliannya.
Struktur organisasi ini sangat diperlukan di dalam suatu instansi/ lembaga
pemerintahan karena dengan begitu Kepala Sekolah dapat mengawasi pekerjaan
pegawainya dan lebih mudah terkontrol.
Adapun struktur organisasi SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri, sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3326
Bagan Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Girimarto Wonogiri
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi SMP N 1 Girimarto
Sumber : Data sekunder (dokumen Tata Usaha SMPN 1 Girimarto Wonogiri)
2. WaktuPenelitian
Lamanya penelitian ini tujuh belas bulan terhitung sejak pengajuan
proposal, pengurusan ijin, pengumpulan data dilapangan, analisis data, sampai
penyusunan laporan dalam bentuk skripsi. Adapun penelitian tersebut dimulai
bulan Desember 2010 s/d April 2012, seperti terlihat dalam tabel berikut:
Kepala sekolah
Kepala Tata
Usaha
Wakil Kepala Sekolah
Urusan Sarana
Prasarana
Urusan
Kurikulum
Urusan Hubungan
Masyarakat.
Komite Sekolah
Urusan
Kesiswaan
Guru Mapel Wali Kelas
Siswa
Tenaga
Kependidikan
Lain
Koordinator BK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3327
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Tahun
2010
Tahun 2011
Mei
2011
s.d
April
2012
Des Jan Feb Mar Apr
1. Persiapan
2. Penyusunan Proposal
3. Pembuatan instrument
4. Pengumpulan data
5. Analisis data
6 Penyusunanlaporan
B. SubyekPenelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri
I Girimarto Wonogiri. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa
kelas VIII E. Siswa tersebut berjumlah 27 siswa yang terdiri atas 19 siswa putra
dan 8 siswa putri.
C. DatadanSumberData
Data dalam penelitian tindakan kelas berupa segala gejala atau peristiwa
yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan. Data tersebut meliputi:
1. Data mengenai hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2. Data mengenai keaktifan siswa selama proses belajar mengajar dan data
mengenai aktivitas mengajar guru dengan metode pembelajaran
Brainstorming dengan menggunakan lembar observasi.
3. Data mengenai respon siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3328
4. Informasi mengenai kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran PKn
sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran Brainstorming.
Informasi tersebut diperoleh melalui wawancara dengan guru mata pelajaran
PKn kelas VIII.
Data penelitian tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi:
1. Informan, dalam penelitian ini yang ditunjuk sebagai informan adalah:
a. Siswa kelas VIII SMP N I Girimarto
yaitu sebagai sumber data utama.
b. Guru mata pelajaran PKn kelas VIII.
2. Peristiwa, peristiwa yang dimaksud adalah peristiwa selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung pada pertemuan awal, siklus I dan siklus II.
3. Dokumen, dokumen digunakan untuk melengkapi data-data yang telah
diperoleh yang terdiri dari silabus, rencana pembelajaran, data identitas siswa,
daftar nilai siswa, dan daftar guru.
D. PengumpulanData
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan teknik tertentu.
Dalampenelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan, yaitu sebagai berikut.
1. Tes
Menurut Nana Sudjana (2005: 5)“ Dari segi alatnya penilaian prestasi
belajar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tes dan non tes” .Untuk jenis
kategori tes dapat berupa test tulisan dan tes lisan sedangkan untuk non test
dapat berupa observasi, kuesioner, wawancara, skala, sosiometri,studi kasus,
dll ”.
Dari pendapat pakar ahli di atas dapat disimpulkan bahwa alat ukur
prestasi belajar dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu tes dan non test. Kedua
jenis kategori penilaian tersebut dapat digunakan untuk mengukur seberapa
keberhasilan proses pembelajaran. Pembuatan alat penilaian ini tergantung
pada aspek yang mau dinilai untuk aspek kognitif mengunakan test
sedangkan untuk aspek afektif dan psikomotor dapat mengunakan alat non
test.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3329
Adapun tes tersebut diberikan pada siswa keles VIII SMP N I
GirimartoPemberian tes dimaksudkan untuk mengetahui aktifitas belajar
siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes diberikan pada awal kegiatan
mengetahui tingkat aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Tes
diberikan pula setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan aktifitasi
belajar siswa. (Lihat pada lampiran 1).
2. Observasi
Observasi pada dasarnya cara menghimpun bahan-bahan berupa
keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan sasaran
pengamatan. Menurut Ngalim Purwanto (2006:149) menyatakan bahwa
“Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung”.
Pengamatan dalam penelitian ini yaitu pengamatan terhadap keaktifan
siswa selama proses belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran
Brainstorming dan pengamatan terhadap aktivitas mengajar guru dengan
lembar observasi.Adapun lembar observasi mengajar guru sebelum siklus I
dapat dilihat (pada lampiran 2).Sedangkan lembar observasi aktivitas
mengajar guru dan lembar observasi keaktifan siswa dapat dilihat pada
(lampiran 7 dan 8).
3. Angket
Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2007:128) “Angket atau
kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi, atau
hal-hal yang ia ketahui”. Jadi, angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis
tentang suatu masalah yang akan diteliti dengan tujuan untuk memperoleh
informasi dari responden atau subyek penelitian. Dalam penelitian ini, metode
angket digunakan untuk memperoleh data tentang respon siswa dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)menggunakan metodeBrainstorming.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3330
Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk cek
list (√) yaitu dengan memberi tanda cek pada kolom yang disediakan
Alternatif.
4. Wawancara
Pada dasarnya wawancara adalah suatu komunikasi berpasangan yang
dilakukan secara lisan dengan tujuan yang telah ditentukan.Kegiatan
wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran PKn dan siswa kelas VIII
mengenai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menggunakan metode
Brainstorming. Wawancara yang dilakukan adalah jenis wawancara
terstruktur dimana peneliti telah mempersiapkan pertanyaan secara matang
untuk diajukan kepada responden.
Wawancara dilaksanakan sebelum penelitian dan sesudah penelitian
dilaksanakan.
Adapun yang menjadi responden dalam wawancara ini adalah guru
PKn di SMP NEGERI I Girimarto,adalah ibu Niken Tisnowati, S.Pd
5. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2007:206) “Dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, agenda,
dan sebagainya”. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan
sebagai data pelengkap yang terdiri dari silabus, rencana pembelajaran, data
identitas siswa, daftar nilai siswa,dan daftar guru.
E. UjiValiditasData
Validitas merupakan hal yang sangat penting di semua penelitian
termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik yang digunakan untuk
memeriksa validitas data dalam penelitian adalah triangulasi dan review informan.
Moleong L. J (2004:330) mengemukakan bahwa “Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber digunakan dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3331
mengecek beberapa sumber data, misalnya guru, siswa, dan peneliti lain.
Sedangkan triangulasi metode digunakan dengan membandingkan data yang
diperoleh baik melalui observasi, wawancara maupun dokumen. Sedangkan
riview informan digunakan untuk mengkonfirmasikan data atau interpretasi
temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan
informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut. Informan kunci, dalam
hal ini adalah guru PKn setelah kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen.
F. AnalisisData
Langkah yang harus ditempuh setelah pengumpulan data adalah
menganalisis data tersebut. Analisis data ini dilakukan peneliti sejak awal sampai
berakhirnya pengumpulan data. Data-data hasil penelitian di lapangan diolah dan
dianalisis secara kualitatif. H.B Sutopo (2002:91) mengatakan bahwa proses
analisis data mempunyai empat (4) komponen utama yang harus diperhatikan oleh
setiap peneliti kualitatif, yaitu “(1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian
data, (4) penarikan kesimpulan/verifikasi”.
Pengumpulan data berkaitan dengan kegiatan perolehan informasi yang
dikumpulkan melalui kegiatan observasi dan dokumen. Data yang diperoleh
masih mentah sehingga masih harus dianalisis. Reduksi data merupakan kegiatan
penyeleksian data dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas.
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun dan
memberi kemungkinan terjadinya penarikan kesimpulan. Perolehan data sangat
membantu peneliti untuk mempermudah dalam mengambil suatu kesimpulan.
Sedangkan penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan setelah data
dikumpulkan kemudian disusun suatu jaringan kerja yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian.
Model analisis interaktif dalam penelitian ini yaitu bahwa keempat
komponen analisis data di atas beraktivitas yang membentuk sebuah pola interaksi
dengan proses pengumpulan data sebagai siklus. Sehingga penelitian tetap
bergerak diantara keempat komponen analisis tersebut. Setelah pengumpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3332
data, kemudian bergerak kepada reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Berikut ini dapat dilihat skema hubungan komponen analisis
data:
Indikator keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini difokuskan pada
keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan
menggunakan metode pembelajaranBrainstorming.
Tabel 5. Kriteria keberhasilan tindakan untuk keaktifan siswa dalam pembelajaran
PKn
Aspek yang Dinilai Target Alat Penilaian
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 65% Lembar observasi
Kerjasama dalam kelompok 65% Lembar observasi
Kemampuan siswa mengemukakan
pendapat dalam kelompok
65% Lembar observasi
Memberi kesempatan berpendapat kepada
teman dalam kelompok
65% Lembar observasi
Mendengarkan dengan baik ketika teman
berpendapat
65% Lembar observasi
Memberi gagasan yang cemerlang 65% Lembar observasi
MMembuat perencanaan dan pembagian
kerja yang matang
65% Lembar observasi
Keputusan berdasarkan pertimbangan
anggota lain
65% Lembar observasi
Memanfaatkan potensi anggota kelompok 65% Lembar observasi
Saling membantu dan menyelesaikan
masalah
65% Lembar observasi
Sajian data
Pengumpulan data
Reduksi data
Penarikan kesimpulan
Gambar 3. Model Analisis Interaktif (H. B. Sutopo, 2002:96)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3333
G. IndikatorKinerjaPenelitian
Indikator keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini difokuskan
pada dua kriteria keberhasilan, yaitu prestasi belajar dan keaktifan siswa selama
proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran
Brainstorming
Tabel 6. Kriteria keberhasilan tindakan untuk prestasi belajar PKn siswa
Aspek yang Dinilai Target Alat Penilaian
Batas tuntas 70 Tes
Ketuntasan kelas 85% Tes
Tabel 7. Kriteria keberhasilan tindakan untuk keaktifan siswa dalam pembelajaran
PKn
Aspek yang Dinilai Target Alat Penilaian
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 65% Lembar observasi
Kerjasama dalam kelompok 65% Lembar observasi
Kemampuan siswa mengemukakan
pendapat dalam kelompok
65% Lembar observasi
Memberi kesempatan berpendapat kepada
teman dalam kelompok
65% Lembar observasi
Mendengarkan dengan baik ketika teman
berpendapat
65% Lembar observasi
Memberi gagasan yang cemerlang 65% Lembar observasi
MMembuat perencanaan dan pembagian
kerja yang matang
65% Lembar observasi
Keputusan berdasarkan pertimbangan
anggota lain
65% Lembar observasi
Memanfaatkan potensi anggota kelompok 65% Lembar observasi
Saling membantu dan menyelesaikan
masalah
65% Lembar observasi
H. ProsedurPenelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus.
Setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu: (1) Perencanaan tindakan, (2)
Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi/pengamatan dan interpretasi, dan (4) Analisis
dan refleksi. Adapun kedua siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3334
SiklusPertama (I)
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahapan ini dilakukan berbagai persiapan dan perencanaan
yang meliputi:
a. Melakukan pertemuan dengan guru untuk membicarakan persiapan
tindakan.
b. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
metodeBrainstorming.
c.Mempersiapkan lembar observasi untuk keaktifan siswa dan aktivitas
mengajar guru selama belajar mengajar.
d. Mempersiapkan tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa
e. Mempersiapkan angket respon untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
metode pembelajaran yang diterapkan.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Menyampaikan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
b. Menginformasikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan, dalam
hal ini metode Brainstorming
c. Melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah
disusun sesuai dengan langkah-langkah dalam metodeBrainstorming,
adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyampaikan pertanyaan
yang berhubungan dengan materi.
2) Guru membentuk kelompok yang masing-masing kelompok terdiri
dari empat sampai enam orang siswa.
3) Guru memberikan topik pada masing-masing kelompok untuk
mendiskusikannya.
4) Guru memilih dua regu,masing-masing dua peserta didik tiap regu
untuk tiap topik dan menjelaskan fungsi tiap regu kepada kelas.
5) Menyediakan petunjuk dan asistensi kepada peserta didik untuk
membantu menyiapkan presentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3335
6) Dalam pelaksanaan presentasi,para audience melakukan fungsi
observasi khusus selama berlangsungnya presentasi.
7) Setelah semua peserta didik mendengarkan argumen pembuka,guru
menghentikan presentasi dan menyuruh kembali ke sub kelompok
awal mereka.kemudian menyuruh agar setiap sub-sub kelompok untuk
menyusun strategi dalam rangka mengomentari argumen pembuka dari
pihak lawan.kemudian memerintahkan sub kelompok untuk memilih
juru bicara.
8) Guru memerintahkan para juru bicara untuk duduk berhadap- hadapan
untuk memberikan argumen tandingan.Dan ketika presentasi
berlangsung guru menganjurkan pada peserta lain untuk memberikan
catatan yang memuat argumen tandingan atau bantahan kepada
mereka,juga menganjurkan kepada anggota lain untuk memberikan
tepuk tangan atas argumen yang disampaikan oleh perwakilan tim
presentasi mereka.
9) Pada saat presentasi berakhir usahakan untuk tidak menyebut siapa
pemenangnya,dan memerintahkan para peserta didik untuk kembali
berkumpul membentuk satu lingkaran.Pastikan untuk mengumpulkan
peserta didik untuk duduk bersebelahan dengan peserta didik yang
berasal dari lawannya.kemudian melakukan diskusi dengan satu kelas
penuh tentang apa yang didapatkan peserta didik dari persoalan yang
telah dipresentasikan.
d. Memberikan tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa.
e. Memberikan angket respon untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
metode pembelajaran yang diterapkan
3. Observasi / Pengamatan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan teman sejawat atau guru yang
bersangkutan untuk melakukan pengamatan terhadap jalannya proses belajar
mengajar.Kemudian hasil pengamatan tersebut dicatat dalam lembar observasi
untuk didiskusikan dan membuat kesimpulan berdasar hasil pengamatan.
4. Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3336
Pada tahap ini peneliti dapat mengevaluasi tindakan yang telah
dilakukan. Data-data hasil observasi dianalisis untuk evaluasi sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan refleksi dalam rangka memperbaiki tindakan pada
proses pembelajaran di siklus berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi ini akan
dapat diketahui kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada
pertemuan berikutnya atau siklus II.
SiklusKedua (II)
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II disesuaikan
dengan kekurangan dan kelemahan yang ditemukan pada siklus I, sehingga
kegiatan ini mengarah pada perbaikan dari kekurangan pada siklus I.
Perencanaan tindakan pada siklus II peneliti tetap menyusun RPP serta bahan
ajar yang akan dilaksanakan memperbaiki kekurangan pada siklus I.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan seperti pada siklus I
yang telah disusun untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang
terjadi pada siklus I. Serta mempersiapkan untuk menerapkan metode
Brainstorming secara lebih baik. Pada akhir pelaksanaan tindakan II siswa
diberikan tes untuk mengetahui prestasi belajar.
3. Observasi / Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan atau observasi terhadap jalannya
kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dapat merefleksikan diri
tentang kegiatanpembelajaran metodeBrainstorming.Selanjutnya
dapatmembandingkan hasilnya dengan siklus I. Dengan demikian dapat
diketahui hasilnya mengenai peningkatan keaktifan siswa melalui metode
Brainstormingpada mata pelajaran PKn siswa kelas VIII SMP N I Girimarto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Observasi awal dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian. Observasi awal
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata di lapangan khususnya
keadaan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Observasi awal dilakukan pada
tanggal 4 februari 2011 di kelas VIII E SMPN 1 Girimarto Berdasarkan hasil observasi
awal didapatkan beberapa permasalahan dalam pembelajaran PKn yaitu bahwa selama
proses pembelajaran berlangsung guru hanya menjelaskan dan kadang-kadang
menyuruh siswa untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting. Guru masih memakai
metode pembelajaran konvensional sehingga kurang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Akibatnya sebagian
besar siswa kurang aktif dan cenderung diam tetapi tidak memperhatikan penjelasan
guru yang sedang mengajar. Siswa mempunyai kesibukan sendiri-sendiri dan perhatian
tidak terfokus pada penjelasan guru, pembelajaran juga terasa membosankan dan
banyak siswa yang mengantuk. Selain itu tidak semua siswa mempunyai buku
pegangan atau buku paket. Hal ini berakibat pada rendahnya prestasi rata-rata pelajaran
PKn kelas VIII E pada semester gasal yaitu 5,82 padahal batas ketuntasan minimalnya
adalah 65. Berdasarkan data tersebut siswa yang mampu memperoleh nilai ≥ 65 hanya
40% sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan.
Pelaksanaan observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 4 februari
2011 sebenarnya akan segera ditindaklanjuti dengan adanya pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Untuk itu sebelum penelitian dilaksanakan maka peneliti
melakukan observasi awal lagi untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang
terjadi selama proses belajar mengajar PKn berlangsung. Observasi awal ini dilakukan
pada hari selasa 8 februari 2011 di semua kelas yang terdiri dari 5 kelas yaitu kelas VIII
A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E. Observasi dilaksanakan selama 2 hari yaitu hari
selasa dan kamis karena disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran PKn untuk kelas
VIII. Observasi yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap proses pembelajaran
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
PKn yang terjadi dikelas. Hasil observasi proses pembelajaran untuk kelas VIII A, VIII
B, VIII C, VIII D, VIII E pada dasarnya adalah sama. Adapun hasilnya sebagai berikut:
1) Ditinjau dari Segi Siswa
a) Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran PKn. Siswa terlihat
mengalami kejenuhan terhadap pelajaran PKn. Kejenuhan ini semakin
diperburuk dengan metode pembelajaran guru yang hanya berkisar pada
ceramah. Siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal
yang dianggap penting. Akibatnya banyak siswa yang sibuk sendiri dan
tidak memperhatikan penjelasan guru dan banyak siswa yang terlihat
mengantuk. Keadaan yang paling parah terlihat di kelas VIII E di mana
banyak siswa yang tidak memperhatikan dan malah membuat kesibukan
sendiri. Sedangkan di kelas VIII C siswa masih terlihat mendengarkan
penjelasan guru walaupun banyak juga yang mengantuk.
b) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran PKn. Siswa cenderung diam tetapi
tidak memperhatikan penjelasan guru. Ketika guru memberikan pertanyaan
siswa enggan untuk menjawab secara sukarela, sehingga guru masih harus
menunjuk nama siswa tertentu agar bersedia menjawab pertanyaan guru.
Kelas VIII E terlihat kurang aktif dibandingkan dengan empat kelas
lainnya. Sedangkan di kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D terlihat ada
siswa yang mencoba bertanya terhadap penjelasan guru walaupun hanya dua
siswa yang bertanya.
2) Ditinjau dari Segi Guru
a) Guru masih menggunakan metode konvensional dalam menyampaikan
materi. Metode yang digunakan hanya terbatas pada ceramah dan Tanya
jawab sehingga kurang melibatkan peran aktif siswa. Siswa hanya
mendengarkan dan mencatat sehingga banyak siswa yang merasa bosan dan
kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran PKn.
b) Guru jarang sekali membentuk kelompok diskusi selama pelajaran PKn
berlangsung. Padahal belajar secara berkelompok dapat membuat suasana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
pembelajaran menjadi lebih hidup, selain itu siswa dapat belajar untuk
bekerjasama dan berpikir dalam menyelesaikan persoalan.
1. Refleksi dan Rencana Penerapan Pembelajaran
Berdasarkan uraian di atas salah satu penyebab rendahnya keaktifan siswa yang
kemudian berakibat pada rendahnya prestasi siswa adalah penggunaan metode mengajar
guru yang masih bersifat konvensional. Metode ini hanya berkisar pada ceramah dan
tanya jawab. Siswa hanya diminta untuk diam, mendengarkan dan mencatat hal-hal
yang dianggap penting. Sehingga selama proses belajar mengajar siswa cenderung
pasif. Oleh karena itu perlu diterapkan suatu metode pembelajaran yang dapat
membangkitkan semangat siswa untuk belajar dan berpikir menyelesaikan suatu
persoalan.
Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dapat digunakan model
pembelajaran kooperatif. Salah satu modelnya yaitu metode Brainstorming. Metode
Brainstorming adalah metode untuk merangsang berfikir dan menggunakan wawasan
tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Guru hanya melihat jalan
pikiran siswa, pendapat, serta motivasi mengeluarkan pendapat.
Diharapkan metode pembelajaran brainstorming dapat meningkatkan prestasi
dan sekaligus keaktifan siswa selama proses belajar mengajar PKn.
2. Rencana Tindakan
Peneliti menerapkan dua siklus pembelajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan menggunakan metode Brainstorming Sebelum pelaksanaan siklus I,
peneliti memberikan tes kemampuan awal untuk mengetahui hasil belajar siswa
sebelum diterapkan metode Brainstorming. Tes kemampuan awal diberikan di semua
kelas VIII SMPN 1 Wonogiri yang terdiri dari lima kelas yaitu kelas VIII A, VIII B,
VIII C, VIII D, VIII E kemudian dari kelima kelas tersebut hasil tes di rata-rata. Kelas
yang memperoleh rata-rata paling rendah akan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan menerapkan metode Brainstorming Selain untuk mengetahui hasil
belajar siswa tes kemampuan awal juga digunakan untuk menentukan pasangan tempat
duduk pada saat metode Brainstorming siklus I diterapkan. Tes kemampuan awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
diberikan pada hari rabu, 17 februari 2011.
3. Penelitian untuk Mengetahui Kemampuan Awal Siswa
Kegiatan untuk mengetahui kondisi awal siswa dilakukan dengan menggunakan
tes kemampuan awal pada hari rabu, 17 februari 2011. Tes kemampuan awal ini
digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi tentang Sistem
Pemerintahan Indonesia. Selain itu, tes kemampuan awal juga untuk mengetahui
kemampuan awal siswa yang digunakan sebagai pedoman dalam menentukan pasangan
tempat duduk selama proses pembelajaran menggunakan metode Brainstorming siklus
I. Tes kemampuan awal diberikan di semua kelas VIII SMPN 1 Girimarto yang terdiri
dari lima kelas yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E. Berdasarkan hasil tes
kemudian di rata-rata dan kelas yang memperoleh rata-rata terendah yaitu kelas VIII E
maka penelitian dilaksanakan di kelas ini. Selain berpedoman pada hasil nilai tes
kemampuan awal peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran PKn
kelas VIII mengenai kelas yang dirasa sesuai dilakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Tes kemampuan awal diberikan sebanyak 20 soal berupa soal pilihan ganda
dengan empat alternatif jawaban.
Berdasarkan tes kemampuan awal diperoleh bahwa kelas VIII E memperoleh nilai rata-
rata kelas terendah yaitu 69,7 dengan jumlah siswa yang tuntas 15 siswa dan siswa yang
belum tuntas sebanyak 12 siswa. Nilai ini lebih rendah dibandingkan dua kelas lainnya
yang mampu memperoleh nilai rata-rata kelas lebih dari 70, 2 .
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Perencanaan Siklus I
Pada tahap ini guru bersama peneliti menyusun rancangan pembelajaran untuk
diterapkan dalam penyampaian materi tentang Sistem Pemerintahan Indonsia. Kegiatan
perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari selasa, 22 februari 2011.
Pada tiap siklus peneliti akan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan metode Brainstorming. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
digunakan sebagai pedoman untuk menentukan langkah-langkah pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama dua kali pertemuan seperti yang
telah direncanakan yaitu pada hari kamis 24 februari 2011 dan hari kamis 3 maret 2011.
Pertemuan pertama dilaksanakan selama 2 X 40 menit dan pertemuan kedua
dilaksanakan selama 1 X 40 menit. Peneliti bertindak sebagai guru (mengajar) dan
dibantu oleh Ibu Niken Tisnowati,S.Pd selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIII E.
Materi pada pelaksanaan tindakan I adalah kompetensi dasar mendeskripsikan sistem
pemerintahan Indonesia.
Pertemuan pertama digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran menggunakan
metode Brainstorming, sedangkan pertemuan kedua akan dilakukan tes siklus I terhadap
metode yang diterapkan.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (kamis 24 februari 2011)
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran
siswa.
b) Guru memperkenalkan diri dan menjelaskan metode pembelajaran yang akan
diterapkan.
c) Guru mengulang materi tentang kompetensi dasar mendeskripsikan sistem
pemerintahan Indonesia
d) Guru memberikan tugas untuk didiskusikan oleh siswa.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari
tugas tersebut secara kelompok selama 5 menit.
f) Guru menyuruh siswa untuk berpasangan sesuai dengan pasangan yang telah
ditentukan oleh guru.
g) Masing-masing pasangan diminta untuk saling berdiskusi tentang jawaban yang
paling tepat atas tugas tersebut.
h) Guru menunjuk pasangan tertentu untuk maju ke depan kelas mempresentasikan
jawabannya kepada teman-temannya.
i) Guru dan siswa membuat kesimpulan terhadap pelajaran yang telah dilalui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2) Pertemuan Kedua (kamis 3 maret 2011)
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran
siswa.
b) Siswa diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri menjawab soal pada
akhir siklus I untuk materi yang telah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya.
Siswa lain mendengarkan, kemudian bisa bertanya kepada teman apabila belum
paham dengan penjalasan temannya. Guru hanya mengikuti jalannya diskusi.
c) Guru memberikan lagi sebuah tugas untuk memecahkan suatu masalah tentang
politik yang ada di Negara kita. Agar siswa bisa berfikir secara kritis tentang
masalah tersebut. Jika siswa masih belum paham, maka siswa diperbolehkan
bertanya.
d) Siswa mengerjakan tugas, guru mengawasi agar tidak ada siswa yang mencoba
berbuat curang.
e) Siswa selesai mengerjakan soal, lembar jawaban dikumpulkan kepada guru.
f) Guru membagikan angket respon terhadap metode yang telah diterapkan pada
siklus I untuk diisi oleh siswa, dikumpulkan saat itu juga.
g) Kegiatan belajar dengan metode pembelajaran Brainstorming dan kegiatan
evaluasi pada siklus I berakhir.
3. Observasi Siklus I
Observasi tindakan I peneliti dibantu oleh pengamat yaitu Ibu Niken Tisnowati,
S.Pd selaku guru mata pelajaran PKn. Pengamatan dilaksanakan untuk mengamati
aktivitas mengajar yang dilakukan peneliti dan pengamatan terhadap keaktifan dan
keterampilan bertanya siswa selama proses belajar mengajar menggunakan metode
Brainstorming siklus I.
4. Refleksi Siklus I
Pada tahap ini dilakukan analisis tentang keberhasilan tindakan terhadap
keterampilan bertanya siswa untuk dilakukan perbaikan pada siklus II.
5. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan Temuan Penelitian
a. Hasil Tes Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Berdasarkan tes siklus I terdapat siswa yang mendapat nilai kurang dari 70
sebanyak 8 siswa dengan persentase sebesar 29,6% dan yang mendapat nilai ≥ 70
sebanyak 19 dengan persentase sebesar 70,4 % siswa, dan nilai rata-rata kelas yang
dicapai sebesar 74, 8. Ketuntasan belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Kriteria Jumlah Siswa Persentase
Tuntas 19 70,4%
Belum Tuntas 8 29,6%
Jumlah 27 100%
Sumber: Data primer ketuntasan belajar siswa kelas VIII E SMPN 1 Girimarto
Kriteria keberhasilan tindakan untuk prestasi belajar adalah 70% dengan batas
tuntas 70 dan ketuntasan kelas sebesar 85%. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
bahwa target yang diharapkan belum tercapai. Keadaan ini akan diperbaiki pada siklus
II.
b. Hasil Observasi Siklus I
Berdasarkan lembar observasi yang diperoleh pada kegiatan observasi siklus I
dapat dijelaskan hasilnya sebagai berikut:
a) Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru
Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I
No Indikator Penilaian Kategori
1
2
3
4
Membuka pelajaran
Menjelaskan materi pelajaran
Mengorganisasi siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar
Membimbing kelompok belajar dan
bekerjasama dalam diskusi kelompok
untuk memecahkan suatu masalah
2
2
3
3
3
Cukup
Cukup
Baik
Baik
Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
5
6
7
Memberi waktu berpikir
Pengelolaan kelas
Menutup pelajaran
2
2
2
Cukup
Cukup
cukup
Sumber: Data primer pengolahan hasil observasi aktivitas guru mengajar siklus I
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I kemampuan guru
dalam membuka pelajaran dan menjelaskan materi pelajaran masuk dalam kategori
cukup karena relevan dengan materi tetapi tidak memberikan apersepsi dan situasi kelas
belum begitu terkendali. Kemampuan guru mengorganisasi siswa ke dalam kelompok
belajar, membimbing kelompok belajar untuk bekerjasama dan berdiskusi untuk
memecahkan suatu masalah serta memberi waktu berpikir masuk kategori baik karena
guru mampu melaksanakan tugas tersebut sesuai dengan ketentuan tetapi dalam
memberi waktu berpikir kadang tidak memberi waktu dan kadang memberi waktu
berpikir. Kemampuan guru dalam pengelolaan kelas dan menutup pelajaran masuk
kategori cukup karena situasi kelas dapat terkendali tetapi dalam memberikan
kesimpulan di akhir pelajaran guru masih belum melibatkan siswa. Pada siklus I
aktivitas mengajar guru yang masuk dalam kategori cukup akan ditingkatkan pada
siklus II.
b) Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Tabel 9. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
No Aspek yang Diamati Penilaian Persentase
1
2
3
4
5
Perhatian siswa terhadap penjelasan
guru
Kerjasama dalam kelompok
Kemampuan siswa mengemukakan
pendapat
Memberi kesempatan berpendapat
kepada teman dalam kelompok
Mendengarkan dengan baik ketika
teman berpendapat atau bertanya
15
17
16
21
17
55,6%
63%
59,3%
77,8%
63%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
6
7
8
9
10
Memberi gagasan yang cemerlang
Membuat perencanaan dan pembagian
kerja yang matang
Keputusan berdasarkan pertimbangan
anggota lain
Memanfaatkan potensi anggota
kelompok
Saling membantu dalam menyelesaikan
masalah
14
20
20
17
21
51,9%
74,1%
74,1%
63%
77,8%
Sumber: Data primer pengolahan hasil observasi keaktifan siswa siklus I
Target seluruh item untuk keaktifan siswa sebesar 65%. Berdasarkan tabel di
atas dapat diketahui bahwa aspek yang diamati dan telah memenuhi target 65% pada
siklus I ini terdapat pada pernyataan nomor 4, 7, 8 dan 10, sedangkan pernyataan yang
lainnya masih belum memenuhi target karena persentasenya <65%.
Hasil capaian keaktifan siswa siklus I juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 4. Grafik Profil Capaian Keaktifan Siswa dalam bertanya Siklus I
55,6 63
59,3
77,8
63
51,9
74,1 74,1
63
77,8
50
55
60
65
70
75
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek yang Diamati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
c. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I
Tabel 10. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I
No Pernyataan Jawaban Setuju (S) dan
Sangat Setuju (SS)
Persentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
membuat suasana belajar lebih hidup dan
tidak membosankan.
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
menciptakan suasana pembelajaran yang
tenang dan terkendali.
Penggunaan metode Brainstorming
memudahkan saya dalam memahami materi
pelajaran.
Saya suka mengerjakan tugas secara
berpasangan sebagaimana instruksi dalam
pembelajaran dengan metode Brainstorming
Metode Brainstorming sesuai digunakan
dalam pembelajaran PKn.
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
mendorong saya untuk aktif dalam kegiatan
belajar di kelas.
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
mendorong saya untuk bekerja secara
berpasangan dan memperhatikan teman
dalam satu pasangan.
Saya tidak mengalami kesulitan saat guru
menjelaskan materi dengan metode
Brainstorming
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
16
18
18
18
24
17
24
18
14
59,3%
66,7%
66,7%
66,7%
88,9%
63%
88,9%
66,7%
51,9%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
No Pernyataan Jawaban Setuju (S) dan
Sangat Setuju (SS)
Persentase
10
11
12
13
14
15
mendorong saya aktif berpikir dalam
menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas
secara berpasangan.
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
membuat saya tidak mengantuk di kelas.
Saya selalu memperhatikan teman yang
sedang mengeluarkan pendapat atau
memecahkan masalah ketika tahap share
dalam metode Brainstorming dilaksanakan.
Tugas kelompok dalam pembelajaran dengan
metode Brainstorming menarik untuk
dikerjakan, apalagi lebih seru jika ada teman
yang bertanya. Maka kita berlomba – lomba
untuk menjawabnya.
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
mendorong saya untuk berusaha mendapat
nilai maksimal.
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
membuat saya lebih aktif dalam
pembelajaran PKn.
Saya merasa lebih tertarik mengikuti
pelajaran PKn setelah menggunakan metode
Brainstorming
22
20
19
19
18
22
81,5%
74,1%
70,4%
70,4%
66,7%
81,5%
Sumber: Data primer pengolahan angket respon siswa siklus I
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap
penerapan metode pembelajaran Brainstorming sangat baik. Hal ini dibuktikan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
hasil persentase angket respon siswa hampir semua pernyataan yang diberikan
memperoleh tanggapan yang cukup memuaskan yaitu > 50 %. Hal ini menandakan
bahwa separuh lebih siswa kelas VIII E menanggapi positif terhadap penerapan metode
ini dalam pembelajaran PKn. Keadaan ini akan terus ditingkatkan pada siklus II.
d. Hasil Refleksi Siklus I
1) Kelebihan
Berdasarkan hasil pengamatan dan interpretasi tindakan pada siklus I, terdapat
beberapa kelebihan yang diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran, yaitu:
a) Guru selalu memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa untuk
melaksanakan tiap tahapan dalam metode pembelajaran Brainstorming
b) Selama menjelaskan materi guru mencoba berinteraksi dengan siswa dengan
memberikan beberapa pertanyaan untuk dijawab siswa.
c) Siswa terlihat antusias dalam mengerjakan tugas berpasangan. Hal ini ditunjukkan
pada kemauan untuk mengerjakan tugas tersebut tepat pada waktunya.
2) Kelemahan
Berdasarkan hasil pengamatan dan interpretasi tindakan pada siklus I, terdapat
pula beberapa kelemahan sebagai berikut:
a) Ketika guru menjelaskan materi pelajaran, masih banyak siswa yang ramai dan tidak
memperhatikan pelajaran.
b) Siswa masih enggan dalam mengajukan pertanyaan atau pendapatnya kepada guru.
c) Siswa masih enggan untuk berpasangan dengan teman yang tidak biasa duduk
sebangku.
d) Ketika proses belajar mengajar berlangsung posisi guru lebih banyak di depan,
sehingga ketika ada siswa yang tidak melakukan kegiatan diskusi guru tidak
mengetahui.
e) Siswa belum tertib masuk kelas setelah bel istirahat, ketika pelajaran PKn dimulai
sebagian siswa masih ada yang di luar kelas. Hal ini tentu banyak menyita waktu.
f) Target ketuntasan kelas sebesar 85% belum tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
g) Target keaktifan siswa selama pembelajaran sebesar 65% untuk setiap item belum
tercapai.
e. Persepsi Guru dan Siswa
1) Persepsi Guru
Persepsi guru diperoleh pada kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan guru mata pelajaran PKn.
Kegiatan wawancara dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan, sesudah
pelaksanaan tindakan siklus I dan sesudah pelaksanaan tindakan siklus II.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan sesudah siklus I guru memaparkan
bahwa metode Brainstorming belum pernah diterapkan dalam pembelajaran PKn.
Selama ini metode yang diterapkan berkisar pada ceramah, tanya jawab dan penugasan.
Pada siklus I penerapan metode ini cukup baik hanya saja perlu ditingkatkan pada siklus
II, siswa tampak lebih antusias dalam mengikuti pelajaran PKn daripada sebelum
tindakan. Metode ini juga terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa walaupun
belum memenuhi target jika dibandingkan dengan tes kemampuan awal siswa.
2) Persepsi Siswa
Persepsi siswa diperoleh dari hasil angket respon siswa terhadap metode yang
diterapkan. Hasilnya adalah sebagai berikut:
a) Sebanyak 16siswa (59,3%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming membuat suasana belajar lebih hidup dan tidak membosankan.
b) Sebanyak 18 siswa (66,7%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming menciptakan suasana pembelajaran yang tenang dan terkendali.
c) Sebanyak 18 siswa (66,7%) menyatakan bahwa penggunaan metode Brainstorming
memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.
d) Sebanyak 18 (66,7%) menyatakan bahwa siswa suka mengerjakan tugas secara
berpasangan sebagaimana instruksi dalam pembelajaran dengan metode
Brainstorming
e) Sebanyak 24 siswa (88,9%) menyatakan bahwa metode Brainstorming sesuai
digunakan dalam pembelajaran PKn.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
f) Sebanyak 17siswa (63%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar di kelas.
g) Sebanyak 24 siswa (88,9%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming mendorong siswa untuk bekerja secara berpasangan dan
memperhatikan teman dalam satu pasangan.
h) Sebanyak 18 siswa (66,7%) menyatakan bahwa siswa tidak mengalami kesulitan
saat guru menjelaskan materi dengan metode Brainstorming
i) Sebanyak 14 siswa (51,9%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming mendorong siswa aktif berpikir dalam menjawab pertanyaan dan
mengerjakan tugas secara berpasangan.
j) Sebanyak 22 siswa (81,5%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming membuat siswa tidak mengantuk di kelas.
k) Sebanyak 20 siswa (74,1%) menyatakan bahwa siswa selalu memperhatikan teman
yang sedang mengeluarkan pendapat ketika tahap share dalam metode
Brainstorming dilaksanakan.
l) Sebanyak 19 siswa (70,4%) menyatakan bahwa tugas kelompok dalam
pembelajaran dengan metode Brainstorming menarik untuk dikerjakan.
m) Sebanyak 19 siswa (70,4%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming mendorong siswa untuk berusaha mendapat nilai maksimal.
n) Sebanyak 18 siswa (66,7%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming tidak membuat saya lebih aktif dalam pembelajaran PKn.
o) Sebanyak 22 siswa (81,5%) menyatakan bahwa siswa merasa lebih tertarik
mengikuti pelajaran PKn setelah menggunakan metode brainstorming.
f. Temuan Penelitian untuk Perbaikan Siklus II
1) Siswa terlihat antusias mengikuti pelajaran PKn menggunakan metode
pembelajaran Brainstorming, tetapi sebagian siswa masih terlihat kebingungan
mengikuti tahap-tahap dalam metode ini sehingga perlu diarahkan secara lebih
mendalam lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2) Tahap pairing (berpasangan) dalam metode ini menemui kendala karena siswa
masih enggan untuk berpasangan dengan teman yang tidak biasa duduk
sebangku ataupun ketika harus berpasangan dengan lawan jenis.
3) Saat pelaksanaan diskusi, guru kurang bisa memantau dan mengontrol sehingga
masih ada siswa yang tidak berdiskusi tetapi malah melakukan kegiatan lain.
4) Pada tahap Sharing (berbagi) masih banyak pasangan yang hanya mengulang
atau menyalin pekerjaan pasangan lainnya.
g. Penelitian Siklus II
1) Perencanaan Tindakan I
Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan metode pembelajaran Brainstorming yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran. Terdapat beberapa perbedaan dalam RPP siklus I dengan
siklus II, yaitu:
a) Perihal waktu, pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II terjadi
perubahan alokasi waktu yaitu dengan menambah waktu untuk kegiatan
pendahuluan menjadi 20 menit dari RPP siklus I yang hanya 15 menit. Hal ini
dilakukan karena pada tahap ini guru akan menjelaskan kembali secara lebih
mendalam mengenai metode yang diterapkan agar dalam pelaksanaan kegiatan inti
pembelajaran siswa tidak lagi merasa bingung seperti yang terjadi pada siklus I.
b) Perihal media, pada pelaksanaan siklus I media yang digunakan guru adalah bagan
yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
Pada pelaksanaannya pemakaian bagan belum efektif karena siswa masih merasa
kesulitan memahami materi pelajaran dan terlihat masih jenuh untuk mendengarkan
penjelasan guru. Oleh karena itu pada siklus II guru memberikan gambar-gambar
yang menunjukkan tentang Sistem Pemerintahan Indonesia.
Selain menyusun RPP peneliti juga mempersiapkan lembar observasi untuk
mengamati aktivitas mengajar guru dan untuk mengamati keaktifan siswa, angket untuk
mengetahui respon siswa, serta lembar tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Tes
evaluasi siklus II berjumlah 20 soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2) Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu pada hari
kamis, 17 maret 2011 dan hari sabtu, 26 maret 2011. Peneliti bertindak sebagai guru
dan dibantu oleh pengamat, yaitu Ibu Niken Tisnowati,S.Pd selaku guru mata pelajaran
PKn kelas VIII E.
Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya saja
dalam pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan-perbaikan yang diperlukan dengan
memperhatikan hasil refleksi tindakan I.
Materi pada tindakan II ini adalah kompetensi dasar mendeskripsikan Peranan
lembaga Negara dalam melaksanakan kedaulatan rakyat. Pada pertemuan pertama guru
menyampaikan materi dengan menggunakan metode pembelajaran Brainstorming.
Pertemuan kedua guru memberikan soal sebagai evaluasi belajar siswa siklus II dan
membagikan angket respon untuk diisi siswa.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (kamis, 17 maret 2011)
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran
siswa.
b) Guru sedikit mengulangi materi pelajaran minggu lalu dengan diselingi tanya
jawab untuk membangkitkan semangat dan ingatan siswa tentang materi yang
telah dipelajari. Pada kesempatan ini guru mencoba untuk berinteraksi dengan
siswa dengan cara berkeliling ke tempat duduk siswa, dengan tujuan agar bisa
lebih dekat dengan siswa sehingga siswa tidak merasa malu atau enggan untuk
bertanya.
c) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan.
d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari
tugas tersebut secara individu selama 5 menit.
e) Guru menyuruh siswa untuk berpasangan sesuai dengan pasangan yang telah
ditentukan oleh guru.
f) Masing-masing pasangan diminta untuk saling berdiskusi tentang jawaban yang
paling tepat atas tugas tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
g) Guru menunjuk pasangan tertentu untuk maju ke depan kelas mempresentasikan
jawabannya kepada teman-temannya.
h) Guru dan siswa membuat kesimpulan terhadap pelajaran yang telah dilalui.
2) Pertemuan Kedua (sabtu, 26 maret 2011)
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran
siswa.
b) Sebelum siswa mulai mengerjakan soal evaluasi siklus II guru menghimbau
kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.
c) Siswa cukup tenang dalam mengerjakan soal evaluasi siklus II.
d) Guru mengawasi jalannya evaluasi siklus II dengan terus berkeliling kelas agar
tidak ada siswa yang berani berbuat curang.
e) Siswa selesai mengerjakan soal, lembar jawaban dikumpulkan kepada guru.
f) Guru membagikan angket respon terhadap metode yang telah diterpakn pada
siklus I untuk diisi oleh siswa, dikumpulkan saat itu juga.
g) Kegiatan belajar dengan metode pembelajaran Brainstorming dan kegiatan
evaluasi pada siklus I berakhir.
3) Observasi Tindakan II
Pada tahap ini peneliti dibantu oleh Ibu Niken Tisnowati S. Pd selaku guru mata
pelajaran PKn kelas VIII E. Pengamatan dilaksanakan untuk mengamati aktivitas
mengajar guru dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran siklus II berlangsung.
Adapun hasil pengamatan akan dicatat pada lembar observasi yang telah disediakan.
4) Refleksi Tindakan II
Pada tahap ini dilakukan analisis tentang keberhasilan tindakan terhadap
keterampilan bertanya dan keaktifan siswa. Hasil yang diperoleh pada siklus II akan
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I.
5) Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dan Temuan Penelitian
a. Hasil Tes Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Berdasarkan tes siklus II terdapat siswa yang mendapat nilai kurang dari 70
sebanyak 4 siswa dengan persentase sebesar 14,8% dan yang mendapat nilai ≥ 70
sebanyak 23 dengan persentase sebesar 85,2% siswa, dan nilai rata-rata kelas meningkat
menjadi 79,6. Ketuntasan belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 11. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Kriteria Jumlah Siswa Persentase
Tuntas 23 85,2%
Belum Tuntas 4 14,8%
Jumlah 27 100%
Sumber: Data primer ketuntasan belajar siswa kelas VIII E SMPN 1 Girimarto
Wonogiri
Kriteria keberhasilan tindakan untuk prestasi belajar adalah 70% dengan batas
tuntas 70 dan ketuntasan kelas sebesar 85%. Berdasarkan data di atas dapat dilihat
bahwa target yang ditetapkan telah tercapai.
b. Hasil Observasi Siklus II
Berdasarkan lembar observasi yang diperoleh pada kegiatan observasi siklus II
dapat dijelaskan hasilnya sebagai berikut:
1) Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru
Tabel 12. Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II
No Indikator Penilaian Kategori
1
2
3
4
5
6
7
Membuka pelajaran
Menjelaskan materi pelajaran
Mengorganisasi siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar
Membimbing kelompok belajar dan
bekerjasama dalam diskusi kelompok
Memberi waktu berpikir
Pengelolaan kelas
Menutup pelajaran
3
3
3
3
4
3
2
Baik
Baik
Baik
Baik
Sangat baik
Baik
Cukup
Sumber: Data primer pengolahan hasil observasi aktivitas guru mengajar Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II kemampuan guru
dalam membuka pelajaran dan menjelaskan materi pelajaran mengalami peningkatan
dan masuk dalam kategori baik karena relevan dengan materi, memberikan apersepsi
dan situasi kelas dapat terkendali. Kemampuan guru mengorganisasi siswa ke dalam
kelompok belajar, membimbing kelompok belajar untuk bekerjasama, berdiskusi, dan
memecahkan masalah masuk dalam kategori baik karena guru mampu melaksanakan
tugas tersebut sesuai dengan ketentuan. Kemampuan guru memberi waktu berpikir
pada siklus II ini mengalami peningkatan dan masuk kategori sangat baik karena guru
telah memberikan waktu berpikir kepada siswa sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan
guru dalam pengelolaan kelas juga mengalami peningkatan dan masuk kategori baik
karena situasi pembelajaran pada siklus II ini lebih terkendali daripada siklus I.
Kemampuan guru menutup pelajaran masih masuk kategori cukup karena dalam
memberikan kesimpulan di akhir pelajaran guru masih belum melibatkan siswa.
2) Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Tabel 13. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II
No Aspek yang Diamati Penilaian Persentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
Kerjasama dalam kelompok untuk memecahkan
masalah
Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dan
berani bertanya dalam kelompok
Memberi kesempatan berpendapat kepada teman
dalam kelompok
Mendengarkan dengan baik ketika teman
berpendapat
Memberi gagasan yang cemerlang
Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang
matang
Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota lain
Memanfaatkan potensi anggota kelompok
Saling membantu dalam menyelesaikan masalah
22
20
21
23
20
20
25
26
24
23
81,5%
74,1%
77,8%
85,2%
74,1%
74,1%
92,6%
96,3%
88,9%
85,2%
Sumber: Data primer pengolahan hasil observasi keaktifan siswa siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Target seluruh item dalam keaktifan siswa sebesar 65%. Berdasarkan tabel di
atas dapat diketahui bahwa semua aspek yang diamati dan telah memenuhi target 65%,
dengan persentase tertinggi terdapat pada item nomor 8 yaitu keputusan berdasarkan
pertimbangan anggota lain, sedangkan persentase terendah terdapat pada item nomor 2,
5, dan 6. Namun demikian secara keseluruhan target yang ingin dicapai pada siklus II
ini yaitu sebesar 65% dapat tercapai.
Hasil capaian keaktifan siswa siklus II juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 5. Grafik Profil Capaian Keaktifan bertanya Siswa Siklus II
c. Hasil Angket Respon Siswa Siklus II
Tabel 14. Hasil Angket Respon Siswa Siklus II
No Pernyataan Jawaban Setuju (S)
dan Sangat Setuju
(SS)
Persentase
1
2
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
membuat suasana belajar lebih hidup dan tidak
membosankan.
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
menciptakan suasana pembelajaran yang tenang
24
26
88,9%
96,3%
81,5
74,1 77,8
85,2
74,1 74,1
92,6
96,3
88,9
85,2
60
65
70
75
80
85
90
95
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek yang Diamati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
No Pernyataan Jawaban Setuju (S)
dan Sangat Setuju
(SS)
Persentase
3
4
5
6
7
8
9
10
11
dan terkendali.
Penggunaan metode Brainstorming
memudahkan saya dalam memahami materi
pelajaran.
Saya suka mengerjakan tugas secara
berpasangan sebagaimana instruksi dalam
pembelajaran dengan metode Brainstorming
Metode Brainstorming sesuai digunakan dalam
pembelajaran PKn.
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
mendorong saya untuk aktif dalam kegiatan
belajar di kelas.
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
mendorong saya untuk bekerja secara
berpasangan dan memperhatikan teman dalam
satu pasangan.
Saya tidak mengalami kesulitan saat guru
menjelaskan materi dengan metode
Brainstorming
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
mendorong saya aktif berpikir dalam menjawab
pertanyaan dan mengerjakan tugas secara
berpasangan.
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
membuat saya tidak mengantuk di kelas.
Saya selalu memperhatikan teman yang sedang
24
25
23
22
24
22
23
23
23
88,9%
92,6%
85,2%
81,5%
88,9%
81,5%
85,2%
85,2%
85,2%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
No Pernyataan Jawaban Setuju (S)
dan Sangat Setuju
(SS)
Persentase
12
13
14
15
mengeluarkan pendapat ketika tahap share
dalam metode Brainstorming dilaksanakan.
Tugas kelompok dalam pembelajaran dengan
metode Brainstorming menarik untuk
dikerjakan.
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
mendorong saya untuk berusaha mendapat nilai
maksimal.
Pembelajaran dengan metode Brainstorming
membuat saya lebih aktif dalam pembelajaran
PKn.
Saya merasa lebih tertarik mengikuti pelajaran
PKn setelah menggunakan metode
Brainstorming
22
23
24
22
81,5%
85,2%
88,9%
81,5%
Sumber: Data primer pengolahan angket respon siswa siklus I
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap
penerapan metode pembelajaran Brainstorming sangat baik. Hasil respon siswa jika
dibandingkan dengan siklus I meningkat menjadi lebih baik. Hal ini dibuktikan pada
hasil persentase angket respon siswa hampir semua pernyataan yang diberikan
memperoleh tanggapan yang sangat memuaskan yaitu ≥ 80 %. Hal ini berarti separuh
lebih siswa kelas VIII E menanggapi positif penerapan metode ini dalam pembelajaran
PKn.
d. Hasil Refleksi Tindakan II
Gambaran umum pelaksanaan pembelajaran siklus II mulai membaik. Di bawah
ini dipaparkan kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran dengan metode
Brainstorming, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
1) Kelebihan
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II terdapat kelebihan sebagai berikut:
a) Siswa mulai memperhatikan penjelasan guru dengan cukup baik setelah penggunaan
media ditambah dengan media gambar.
b) Penyampaian materi guru cukup baik dan melibatkan siswa untuk aktif selama
proses pembelajaran.
c) Guru memberikan penghargaan berupa pujian kepada pasangan siswa yang bersedia
memecahkan masalah dari hasil diskusinya tanpa harus ditunjuk guru.
d) Ketika kegiatan diskusi masing-masing pasangan terlihat lebih kompak dalam
mengerjakan tugas dan siswa yang sudah bisa memberi pemahaman kepada
pasangannya yang terlihat masih mengalami kesulitan.
e) Target ketuntasan kelas sebesar 85% dapat tercapai.
f) Target keaktifan siswa sebesar 65% untuk setiap item dapat tercapai.
2) Kelemahan
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II terdapat kelebihan sebagai berikut:
a) Masih ada siswa yang terlambat masuk kelas ketika bel masuk kelas berbunyi.
b) Ketika mempresentasikan hasil pekerjaannya masih ada pasangan yang harus
ditunjuk dan belum ada kesadaran dari siswa untuk maju ke depan kelas sendiri.
c) Ketika kegiatan diskusi berlangsung masih ada bebarapa pasangan yang bekerja
sendiri-sendiri.
d) Ketika guru menyuruh siswa untuk berpasangan dengan pasangan yang telah
ditentukan masih ada beberapa siswa yang terlihat enggan dan ini tentu menyita
waktu.
e. Persepsi Guru dan Siswa
1) Persepsi Guru
Persepsi guru diperoleh pada kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan guru mata pelajaran PKn setelah penerapan metode Brainstorming siklus II.
Berdasarkan wawancara dapat diketahui bahwa guru memberi tanggapan yang positif
terhadap penerapan metode Brainstorming dalam pembelajaran PKn. Selain itu metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
ini cukup berhasil dalam meningkatkan keterampilan bertanya dan keaktifan siswa
sehingga di akhir siklus II ini target yang ditetapkan dapat tercapai. Guru juga
menyampaikan bahwa untuk selanjutnya akan menerapkan metode ini dengan perlahan-
lahan karena beliau juga sedang mempelajarinya.
2) Persepsi Siswa
Persepsi siswa diperoleh dari hasil angket respon siswa terhadap metode yang
diterapkan. Hasilnya adalah sebagai berikut:
a) Sebanyak 24 siswa (88,9%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming membuat suasana belajar lebih hidup dan tidak membosankan.
b) Sebanyak 26 siswa (96,3%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming menciptakan suasana pembelajaran yang tenang dan terkendali.
c) Sebanyak 24 siswa (88,9%) menyatakan bahwa penggunaan metode Brainstorming
memudahkan dalam memahami materi pelajaran.
d) Sebanyak 25 (92,6%) menyatakan bahwa siswa suka mengerjakan tugas secara
berpasangan sebagaimana instruksi dalam pembelajaran dengan metode
Brainstorming
e) Sebanyak 23 siswa (85,2%) menyatakan bahwa metode Brainstorming sesuai
digunakan dalam pembelajaran PKn.
f) Sebanyak 22 siswa (81,5%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar di kelas.
g) Sebanyak 24 siswa (88,9%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming mendorong siswa untuk bekerja secara berpasangan dan
memperhatikan teman dalam satu pasangan.
h) Sebanyak 22 siswa (81,5%) menyatakan bahwa siswa tidak mengalami kesulitan
saat guru menjelaskan materi dengan metode Brainstorming
i) Sebanyak 23 siswa (85,2%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming mendorong siswa aktif berpikir dalam menjawab pertanyaan dan
mengerjakan tugas secara berpasangan.
j) Sebanyak 23 siswa (85,2%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming membuat siswa tidak mengantuk di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
k) Sebanyak 23 siswa (85,2%) menyatakan bahwa siswa selalu memperhatikan teman
yang sedang mengeluarkan pendapat ketika tahap share dalam metode
Brainstorming dilaksanakan.
l) Sebanyak 22 siswa (81,5%) menyatakan bahwa tugas kelompok dalam
pembelajaran dengan metode Brainstorming menarik untuk dikerjakan.
m) Sebanyak 23 siswa (85,2%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming mendorong siswa untuk berusaha mendapat nilai maksimal.
n) Sebanyak 24 siswa (88,9%) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Brainstorming membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran PKn.
o) Sebanyak 22 siswa (81,5%) menyatakan bahwa siswa merasa lebih tertarik
mengikuti pelajaran PKn setelah menggunakan metode Brainstorming
f. Temuan Penelitian Siklus II
1) Siswa terlihat sudah terbiasa dengan metode pembelajaran yang baru, sehingga
tahap-tahap dalam pembelajaran dengan metode Brainstorming dapat dilalui
dengan lancar.
2) Siswa lebih mudah ketika disuruh berpasangan dengan pasangan yang telah
ditentukan. Hal ini terjadi karena guru telah mencoba menjelaskan prinsip-
prinsip yang terkandung dalam metode pembelajaran Brainstorming
3) Guru sudah dapat meningkatkan perhatiannya kepada setiap pasangan sehingga
diskusi dapat berjalan lancar. Siswa terlihat lebih aktif dalam diskusi yang
berlangsung dibandingkan dengan keadaan diskusi pada siklus I.
4) Pada tahap Sharing (berbagi) tiap pasangan tidak lagi hanya sekedar mengulang
atau menyontek pekerjaan pasangan lainnya karena sebelum guru memanggil
pasangan tertentu untuk maju ke depan terlebih dulu pekerjaan tiap pasangan
dikumpulkan di meja guru.
5) Pada evaluasi siklus II siswa terlihat lebih tenang karena guru lebih
meningkatkan pengawasannya terhadap jalannya evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus I dan siklus II dengan
menggunakan metode pembelajaran Brainstorming khususnya pada kompetensi dasar
mendeskripsikan sistem pemerintahan indonesia terjadi peningkatan belajar PKn.
Perbandingan Peningkatan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 15. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan Hasil Belajar
Kriteria Jumlah Siswa Persentase
Tes Awal Siklus I Siklus II Tes Awal Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
Jumlah
15
12
27
19
8
27
23
4
27
53,33%
46,67%
100%
70,4%
29,6%
100%
85,2%
14,8%
100%
Sumber: Data primer peningkatan ketuntasan belajar siswa
Peningkatan prestasi belajar tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 6. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan, SiklusI, dan
Siklus II
Adapun peningkatan persentase ketuntasan kelas sebelum dan sesudah siklus II
dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
15
12
19
8
23
4
0
5
10
15
20
25
30
Tes Awall Siklus 1 I Siklus 2II
Tuntas Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gambar 7. Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Kelas Sebelum Tindakan, Siklus
I, dan Siklus II
Peningkatan Keaktifan Siswa
Gambar 8. Grafik Perbandingan Keaktifan Siswa Siklus I dan Siklus II
D. Pembahasan
Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Metode
Brainstorming
1. Metode pembelajaran Brainstorming belum pernah diterapkan sebelumnya sehingga
siswa masih terlihat bingung dengan penerapan metode pembelajaran ini.
55,6
63 59,3
77,8 63
51,9
74,1 74,1 63
77,8 81,5
77,8
85,2
74,1 74,1
92,6 96,3
88,9 85,2
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek yang Diamati
Keaktifan Siswa Siklus I Keaktifan Siswa Siklus II
74,1
Persentase (%)
53.3
70,4 85,2
40
55
70
85
100
(%)
Tes Awal Siklus I Siklus II
51,9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
2. Masih ada siswa yang terlihat tidak nyaman berpasangan dengan teman yang tidak
biasa duduk sebangku.
3. Ketika diskusi kelas berlangsung masih ada siswa yang melakukan kegiatan lain dan
enggan berdiskusi.
4. Kegiatan Sharing (berbagi) yang dilakukan masih ada siswa yang hanya sekedar
menyalin pekerjaan pasangan lain yang sedang maju ke depan kelas.
Upaya untuk Mengatasi Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam
Penerapan Metode Brainstorming
1. Pada siklus II guru mengalokasikan waktu lebih banyak lagi untuk menjelaskan
kembali metode pembelajaran yang diterapkan. Pada tahap-tahap penerapan metode
Brainstorming yang meliputi Thinking (berpikir), Pairing (berpasangan), dan
Sharing (berbagi) guru dan pengamat membantu mengarahkan siswa melaksanakan
tahap-tahap tersebut.
2. Guru menjelaskan dan memberi pengarahan kepada siswa agar bersedia
berpasangan dengan teman yang sudah ditetapkan dengan memberikan alasan yang
dapat diterima oleh siswa.
3. Ketika tahap diskusi berlangsung guru dan pengamat bersama-sama mengawasi
jalannya diskusi agar siswa tidak melakukan kegiatan lain selain berdiskusi.
4. Tugas berpasangan dikumpulkan langsung kepada guru, sehingga ketika guru
menunjuk pasangan tertentu untuk maju maka pasangan itu meminta hasil
pekerjaannya kepada guru untuk dipresentasikan, sehingga pasangan lainnya tidak
dapat menyalin hasil pekerjaannya karena sudah dikumpulkan di meja guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan metode pembelajaran
Brainstorming pada siswa kelas VIII SMP N I Girimarto Wonogiri, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Penerapan metode pembelajaran Brainstorming dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP N I Girimarto Wonogiri pada
kompetensi dasar Mendeskripsikan sistem pemerintahan indonesia. Hal ini dapat
ditunjukkan pada ketercapaian seluruh item yang ditargetkan yaitu sebesar 65%.
Pada siklus I target perolehan 65% untuk semua item belum tercapai tetapi pada
siklus II target yang ditetapkan dapat tercapai.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran
Brainstorming dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada kompetensi
dasar mendeskrepsikan sistem pemerintahan indonesia. Hasil penelitian ini
menunjukkan kebenaran antara hipotesis bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran Brainstorming dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
siswa.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan
penelitian selanjutnya dan dapat pula dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan penggunaan strategi pembelajaran pada mata pelajaran PKn di SMP.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada kegiatan belajar
mengajar PKn, sehingga keaktfian dan prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan
melalui penerapan metode pembelajaran Brainstorming.
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
C. Saran
1. Guru
Hendaknya guru dapat menerapkan metode pembelajaran Brainstorming
untuk dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
2. Siswa
Hendaknya siswa dapat memberikan respon yang baik terhadap guru
dalam penerapan metode pembelajaran brainstorming, sehingga dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn
khususnya.
3. Peneliti
Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis terlebih
dahulu menganalisis metode untuk disesuaikan dengan penerapannya, terutama
dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung, media pembelajaran, dan
karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat penelitian tersebut dilakukan