penggunaan metode sas (struktural analitik …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK)
DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN
SISWA KELAS I SD NEGERI 2 AYAMPUTIH
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
WILUJENG SETYANI
X7210166
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK)
DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN
SISWA KELAS I SD NEGERI 2 AYAMPUTIH
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
WILUJENG SETYANI
X7210166
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Wilujeng Setyani, PENGGUNAAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS I SD NEGERI 2 AYAMPUTIH TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. September 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan penggunaan metode SAS yang dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SDN 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012; (2) mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SDN 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012 melalui metode SAS; (3) mendeskripsikan kendala dan solusi penggunaan metode SAS dalam peningkatan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SDN 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 19 siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, peneliti dan teman sejawat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, tes dan wawancara. Validitas data menggunakan teknik triangulasi yang melibatkan peneliti, peserta didik dan teman sejawat. Analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif. Prosedur penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Taggart.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan metode SAS dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa SD Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012 dari prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 13%, dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 28% dan dari siklus II ke siklus III meningkat sebesar 11%.
Simpulan penelitian ini adalah (1) langkah-langkah pembelajaran membaca dengan metode SAS yang tepat meliputi: bercerita, kegiatan struktural, kegiatan analitik, membaca kartu kalimat hingga kartu huruf, kegiatan sintetik, membaca kartu huruf hingga kalimat, membaca bacaan, dan bertanya jawab tentang bacaan; (2) penggunaan metode SAS dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada siklus I sebesar 45%, siklus II sebesar 73% dan siklus III sebesar 84%; (3) kendala dalam penggunaan metode SAS yaitu membutuhkan media yang cukup banyak. Sedangkan penggunaan metode SAS memberikan solusi yaitu memberikan kemudahan siswa dalam mengkonversi kata dan kalimat saat membaca lancar dengan intonasi yang tepat.
Kata Kunci: Metode SAS, keterampilan, membaca permulaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT Wilujeng Setyani, THE USING OF SAS (ANALYTIC AND SYNTHETIC STRUCTURAL) METHOD IN THE INCREASING OF BEGINNING READING SKILL OF 1 GRADE STUDENT IN AYAMPUTIH STATE ELEMENTARY SCHOOL 2 IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Script, Faculty Of Education and Teacher Training. Sebelas Maret University. Surakarta, September 2012.
The aims of the research are (1) describe the using of SAS that increase the beginning of reading skill; (2) describe the increasing of student’s beginning reading skill I grade in Ayamputih state elementary school 2 in academic year 2011/2012 through SAS (structural analytic synthetic) methode; (3) describe the obstacle and solution in the using of SAS (structural analytic sintheticl) method in the increasing of student’s beginning reading skill I grade in Ayamputih state elementary school 2 in academic year 2011/2012.
This research is Classroom Action Research (CAR). This research was done in 3 cyclics, there were planning,action, observation, and reflection in each cyclic. The subject of this research was I grade student in Ayamputih state elementary school 2 in academic year 2011/2012 that was amounted to 19. The source of data in this research was researchers, learners and colleague. Data collection techniques used were observation, tests and interviews. The validity of data using triangulation techniques involving researchers, learners and colleagues. Analysis of the data using qualitative data analysis techniques. The procedure used in this research is a model of Kemmis and Taggart.
The results show that through the using of SAS can improve students' reading skills beginning state elementary school 2 Ayamputih in academic year 2011/2012 from pre-implementation to the first cycle increased by 13%, from cycle I to cycle II increased by 28%, from the second cycle to cycle III increased by 11%.
The conclusion of this research are (1) take step method of learning of read with SAS methode include: storytelling, structural activity, analytical activity, read the sentence card until the card font, synthetic activity, card reading font until the sentence card, read literature, and ask questions about reading; (2) the using of SAS method can increase the student’s beginning reading skill grade I in Ayamputih State Elementary School 2 academic year 2011/2012. It can be seen from the results of research on the first cycle of 45%, by 73% in the second cycle and the third cycle by 84%; (3) the obstacle in the implementation of SAS method were that it needed too many media. While the using of SAS to provide solutions that suit the students in converting words and sentences while reading fluently with appropriate intonation.
Keywords: SAS methods, skill, beginning reading.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga
mereka mengubah nasibnya sendiri”
(Q.S. Ar-Rad: 11)
“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar”
(Khalifah Umar)
Proses berusaha merupakan hal yang penting dan mulia, dan janganlah hasil usaha
menjadi tujuan satu-satunya
(Salma Shulha)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Maha Besar Allah dengan Segala KekuasaanNya.
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
v “Bapak dan Ibu”
Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang
tak terbatas dan kasih sayang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga
memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.
v “Aris Dwi Hartono”
Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian
dan semangat dan selalu ada di sampingku baik di saat kutegar berdiri maupun
saat kujatuh dan terluka.
v Teman-teman angkatan 2010, kakak tingkat, dan adik tingkat. Kalian telah
mengisi hari-hariku menjadi terasa indah selama di FKIP UNS.
Terimakasih kepada Yang Maha Kuasa, kuucapkan Syukur
Alhamdulillah.............
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
nikmat dan karunia-Nya yang telah Dia berikan kepada penulis sehingga skripsi
ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Selama penyusunan skripsi ini, tidak lepas
dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta;
2. Ketua jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS
Surakarta;
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS
Surakarta;
4. Koordinator Pelaksana Program PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen;
5. Sekretaris Pelaksana Program PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen;
6. Drs. Suhartono, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana serta memberikan
dorongan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini;
7. Drs. Imam Suyanto, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
memberikan bantuan dalam berbagai kepentingan yang berhubungan dengan
perkuliahan serta memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan
bijaksana dari awal hingga akhir, sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan;
8. Kedua orang tua, yang telah memberikan doa dan dukungan yang terus
mengalir tiada henti;
9. Martadi, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri 2 Ayamputih, yang telah membantu
pelaksanaan penelitian;
10. Wartiningsih, A. Md. selaku Guru kelas I SD Negeri 2 Ayamputih, yang telah
membantu pelaksanaan penelitian;
11. Khozin Akhmad A. Ma. selaku Guru kelas IV SD Negeri 2 Ayamputih, yang
telah membantu pelaksanaan penelitian;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga
dunia pendidikan.
Surakarta, September 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 6
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 20
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 23
D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 25
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 26
C. Data dan Sumber Data .............................................................. 27
D. Pengumpulan Data .................................................................... 27
E. Validitas Data ............................................................................ 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. Analisis Data ............................................................................. 35
G. Indikator Kinerja Penelitian ...................................................... 36
H. Prosedur Penelitian .................................................................... 37
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ............................... 46
A. Deskripsi Pratindakan ............................................................... 46
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ....................................... 48
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ................................ 137
D. Pembahasan ............................................................................... 140
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 144
A. Simpulan ................................................................................... 144
B. Implikasi .................................................................................... 145
C. Saran .......................................................................................... 146
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 147
LAMPIRAN ................................................................................................. 149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Berpikir ......................................................................... 23
2. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ............................................................ 26
3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Taggart ............ 37
4. Hasil Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Membaca ............................ 48
5. Perolehan Nilai Keterampilan Membaca Siklus I Pertemuan I ................ 60
6. Diagram Perolehan Keterampilan Membaca Siklus I ............................... 78
7. Diagram Perolehan Keterampilan Membaca Siklus II ............................. 107
8. Diagram Perolehan Keterampilan Membaca Siklus III ............................ 133
9. Diagram Perbandingan Penggunaan Metode SAS ................................... 138
10. Perbandingan Keterampilan Membaca Pretest, Siklus I, II dan III .......... 139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Wawancara, Check List dan Skala Penilaian ............ 32
2. Kisi-Kisi Instrumen Ranah Psikomotor (Tes Perbuatan)......................... 33
3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Tertulis .............................................................. 34
4. Distribusi Nilai Hasil Pretest .................................................................... 47
5. Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan I ........................................ 55
6. Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan I ....................................... 57
7. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus I Pertemuan I ................................ 58
8. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus I Pertemuan I .................................... 59
9. Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan II ....................................... 61
10. Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan II ..................................... 62
11. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus I Pertemuan II ............................... 64
12. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus I Pertemuan II .................................. 65
13. Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan III ..................................... 66
14. Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan III .................................... 67
15. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus I Pertemuan III.............................. 70
16. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus I Pertemuan III ................................. 70
17. Analisis Hasil Penggunaan Metode SAS Siklus I pada Guru ................... 75
18. Analisis Hasil Penggunaan Metode SAS Siklus I pada Siswa ................. 76
19. Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan I ....................................... 88
20. Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan I ..................................... 89
21. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus II Pertemuan I ............................... 91
22. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus II Pertemuan I .................................. 92
23. Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan II ..................................... 93
24. Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan II .................................... 95
25. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus II Pertemuan II.............................. 96
26. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus II Pertemuan II ................................. 97
27. Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan III .................................... 98
28. Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan III ................................... 99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus II Pertemuan III ............................ 102
30. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus II Pertemuan III ................................ 103
31. Analisis Hasil Penggunaan Metode SAS Siklus II pada Guru ................. 105
32. Analisis Hasil Penggunaan Metode SAS Siklus II pada Siswa ................ 106
33. Observasi Kegiatan Guru Siklus III Pertemuan I ..................................... 117
34. Observasi Kegiatan Siswa Siklus III Pertemuan I .................................... 118
35. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus III Pertemuan I .............................. 120
36. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus III Pertemuan I ................................. 121
37. Observasi Kegiatan Guru Siklus III Pertemuan II .................................... 122
38. Observasi Kegiatan Siswa Siklus III Pertemuan II ................................... 123
39. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus III Pertemuan II ............................ 125
40. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus III Pertemuan II ................................ 126
41. Observasi Kegiatan Guru Siklus III Pertemuan III ................................... 127
42. Observasi Kegiatan Siswa Siklus III Pertemuan III ................................. 128
43. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus III Pertemuan III ........................... 130
44. Distribusi Frekuensi Tes Tertulis Siklus III Pertemuan III ....................... 131
45. Analisis Hasil Penggunaan Metode SAS Siklus III pada Guru ................ 134
46. Analisis Hasil Penggunaan Metode SAS Siklus II pada Siswa ................ 135
47. Perolehan Persentase Kegiatan Guru pada Siklus I, II dan III .................. 137
48. Perolehan Persentase Kegiatan Siswa pada Siklus I, II dan III ................ 138
49. Perbandingan Keterampilan Membaca Pretest, Siklus I, II dan II. .......... 139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Siklus I, II dan III ........................................................................ 149
2. Skenario Siklus I, II dan III....................................................................... 153
3. RPP Siklus I .............................................................................................. 156
4. RPP Siklus II ............................................................................................. 175
5. RPP Siklus III ........................................................................................... 194
6. Lembar Observasi Siklus I ........................................................................ 213
7. Pedoman Wawancara Siklus I ................................................................. 224
8. Lembar Observasi Siklus II dan III ........................................................... 228
9. Pedoman Wawancara Siklus II dan III .................................................... 238
10. Contoh Hasil Observasi Siklus I ............................................................... 242
11. Contoh Hasil Observasi Siklus II dan III ................................................. 246
12. Rekap Hasil Wawancara Siklus I, II dan III ............................................ 250
13. Daftar Presensi Siswa Siklus I, II dan III .................................................. 252
14. Contoh Hasil Karya Siswa Siklus I, II dan III .......................................... 255
15. Data Hasil Pretest, Siklus I, II dan III ..................................................... 256
16. Foto Pembelajaran pada Pratindakan ........................................................ 260
17. Foto Pembelajaran Siklus I, II dan III ....................................................... 261
18. Surat Izin Penelitian .................................................................................. 264
19. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .............................................. 266
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena
itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar secara lisan
maupun tertulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek yaitu
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan membaca sebagai
salah satu keterampilan berbahasa tulis yang bersifat reseptif perlu dimiliki siswa
kelas I SD Negeri 2 Ayamputih agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Oleh
karena itu, peranan pengajaran Bahasa Indonesia khususnya pengajaran membaca
di SD menjadi sangat penting.
Keterampilan membaca harus segera dikuasai oleh siswa kelas I SD
Negeri 2 Ayamputih karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan
seluruh proses belajar siswa di SD. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti
proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan
kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik
akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua
mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan
memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku
bahan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Akibatnya,
kemajuan belajarnya juga lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya
yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca.
Pembelajaran membaca di SD dilaksanakan sesuai dengan pembedaan
atas kelas-kelas awal dan kelas-kelas tinggi. Pelajaran membaca dan menulis di
kelas-kelas awal disebut pelajaran membaca dan menulis permulaan, sedangkan
dikelas-kelas tinggi disebut pelajaran membaca dan menulis lanjut. Pelaksanaan
membaca permulaan di kelas I sekolah dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu
membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku.
Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu
huruf, kartu kata dan kartu kalimat, sedangkan membaca dengan buku merupakan
kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran.
Tujuan membaca permulaan di kelas I SD sebagaimana dinyatakan Brata
(2009) adalah “Agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana
dengan lancar dan tepat” (hlm. 4). Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada
tahap belajar membaca permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru
yang mengajar di kelas I SD. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang
strategis dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa. Oleh karena itu, guru
harus mampu menciptakan suatu teknik atau metode pembelajaran yang tepat.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam proses belajar mengajar, kondisi
sekolah, serta peninjauan dari bidang akademik dan nonakademik melalui
dokumen atau arsip sekolah, diperoleh hasil bahwa keadaan SD Negeri 2
Ayamputih khususnya pada kelas I tahun ajaran 2011/2012 kurang mampu
memahami konsep membaca dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Siswa
kelas I SD merasa kesulitan dalam membaca sehingga banyak menunjukan rasa
kebosanan seperti main-main sendiri dan mengabaikan guru. Ditinjau dari
keadaan fisik sekolah yaitu ruang kelas I SD memang sudah memenuhi syarat
yang baik untuk proses belajar mengajar. Setelah dilakukan pengamatan secara
seksama terhadap proses pembelajaran membaca, ditemukan bahwa penggunaan
metode pembelajaran membaca kurang bermakna. Pembelajaran membaca yang
dilakukan guru selama ini yaitu dimulai dengan mengenalkan huruf lepas abjad
dari a sampai z baik itu huruf kapital ataupun huruf kecil kemudian peserta didik
menghafal huruf abjad dari a sampai z. Setelah peserta didik hafal, guru mencoba
menerapkan metode eja dalam membaca kata. Penggunaan metode abjad dan
metode eja masih belum cukup memberikan kemudahan bagi siswa untuk
memahami konsep membaca dengan baik. Dengan penggunaan metode tersebut,
kemampuan siswa mengkonversi simbol ke dalam bunyi yang tepat berlangsung
sangat lambat. Hal ini terjadi sesuai dengan pernyataan Perfetti (1992) bahwa
karena pada saat mengidentifikasi kata, siswa memerlukan informasi lain yang
berasal dari pengalaman mereka untuk dapat mengenal kata (Yuniawati, 2008:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3). Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode yang mampu memberikan
kemudahan dalam memahami konsep membaca permulaan dan mampu
meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa.
Pembelajaran membaca yang efektif dan inspiratif merupakan impian
semua pendidik. Proses pembelajaran membaca yang efektif hanya bisa terjadi
jika guru memberikan pembelajaran yang disajikan dengan memperhatikan pola
perkembangan anak. Pembelajaran yang inspiratif akan tercapai jika guru mampu
berperan sebagai inspirator yang mampu menjaga ketertarikan siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran membaca kelas I di SD harus
dilakukan pada tingkat yang tidak terlalu sulit, menyenangkan, namun jangan
terlalu mudah sehingga menjadi membosankan bagi anak.
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) adalah metode yang
disediakan untuk belajar membaca dan menulis permulaan di kelas permulaan SD.
Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah-langkah
berlandaskan operasional dengan urutan: Struktural menampilkan keseluruhan;
Analitik melakukan proses penguraian; Sintetik melakukan penggabungan
kembali kepada bentuk struktural semula. Metode SAS berlandaskan beberapa
prinsip, yaitu prinsip lingustik (ilmu bahasa) yang memandang satuan bahasa
terkecil untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan-satuan
bahasa di bawahnya yakni kata, suku kata, dan fonem (huruf-huruf); metode SAS
juga mempertimbangkan pengalaman berbahasa anak. Oleh karena itu,
pengajaran akan lebih bermakna bagi anak karena bertolak dari sesuatu yang
dikenal dan diketahui anak. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap
daya ingat dan pemahaman anak; prinsip inkuiri (menemukan sendiri). Anak
mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri. Sikap
seperti ini akan membantu anak dalam mencapai keberhasilan belajar (Solchan,
dkk., 2010)
Berdasarkan uraian dan pertimbangan beberapa landasan tersebut, maka
penggunaan metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) yang dapat mengembangkan
potensi siswa membaca dengan membimbing siswa menemukan jawaban suatu
masalah sehingga pembelajaran memiliki makna bagi siswa dapat digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sebagai upaya untuk meningkatkan kemudahan siswa dalam memahami konsep
membaca dan diharapkan keterampilan membaca siswa kelas I SD meningkat.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengadakan penelitian kelas dengan judul
Penggunaan Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) dalam Peningkatan
Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD Negeri 2 Ayamputih Tahun
Ajaran 2011/2012.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penggunaan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) yang
dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SDN 2
Ayamputih tahun ajaran 2011/2012?
2. Apakah penggunaan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) dapat
meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SDN 2
Ayamputih tahun ajaran 2011/2012?
3. Apa kendala dan solusi penggunaan metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik) dalam peningkatan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I
SDN 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan penggunaan metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik) yang dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa
kelas I SDN 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012;
2. Untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca permulaan siswa
kelas I SDN 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012 melalui metode SAS
(Struktural Analitik Sintetik);
3. Untuk mendeskripsikan kendala dan solusi penggunaan metode SAS
(Struktural Analitik Sintetik) dalam peningkatan keterampilan membaca
permulaan siswa kelas I SDN 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari hasil penelitian ini, antara lain:
a. Sebagai sumbangan karya ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya bagi guru (pendidik);
b. Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti atau guru pada umumnya, penelitian ini memberikan acuan
program pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode SAS
(Struktural Analitik Sintetik) untuk meningkatkan keterampilan
membaca permulaan;
b. Bagi siswa kelas I SDN 2 Ayamputih memberikan kemudahan
membaca dan memiliki bekal untuk menguasai materi pelajaran lainnya
atau di kelas berikutnya;
c. Bagi sekolah, memberikan alternatif pilihan metode pembelajaran yang
efektif untuk kegiatan belajar mengajar, serta mampu menciptakan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD
a. Karakteristik Siswa Kelas I SD
Karakteristik anak masa kanak-kanak akhir dan anak-anak
sekolah dasar sekitar umur 6 tahun sampai 12 tahun menurut Havighurts
(1948) memiliki tugas perkembangan yaitu: 1) Belajar membentuk sikap
yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis; 2) Belajar
bergaul dengan teman sebaya; 3) Belajar memainkan peranan sesuai
dengan jenis kelaminnya; 4) Belajar keterampilan dasar dalam membaca,
menulis dan berhitung; 5) Belajar mengembangkan konsep-konsep
sehari-hari; 6) Mengembangkan kata hati; 7) Belajar memperoleh
kebebasan yang bersifat pribadi; 8) Mengembangkan sikap yang positif
terhadap kelompok sosial (Danim, 2010: 112).
Lebih lanjut Piaget (1926) menggambarkan perkembangan
kognitif sebagai serangkaian tahapan yaitu melalui empat tahapan.
Pertama, sensorimotor (0-2 tahun), anak lebih banyak menggunakan
gerak refleks dan inderanya untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Kedua, praoperasional (2-7 tahun), anak mulai menunjukkan proses
berpikir yang lebih jelas dan mulai mengenal beberapa simbol (bahasa
dan gambar). Ketiga, operasional konkret (7-11 tahun), anak sudah
mampu memecahkan persoalan-persoalan sederhana yang bersifat
konkret. Keempat, operasional formal (11 tahun ke atas), pemikiran anak
tidak lagi terbatas pada benda-benda dan kejadian yang terjadi di depan
mata dan telah terbebas dari kejadian langsung (Hill, 2010: 161-163).
Siswa kelas I di SD Negeri 2 Ayamputih sebagian besar berusia
7 tahun. Berpedoman pada pendapat Piaget di atas, siswa kelas I SD
Negeri 2 Ayamputih berada pada tahapan operasional konkret. Monks,
Knoers, dan Haditono menambahkan bahwa siswa pada tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
operasional konkret sudah mampu memperhatikan lebih dari satu
dimensi sekaligus dan juga mampu menghubungkan dimensi-dimensi ini
satu sama lain. Kelemahannya dalam tahap operasional konkret, siswa
hanya mampu melakukan aktivitas logis tertentu dalam situasi konkret
(2006).
Basset, Jacka, dan Logan (1983) menambahkan karakteristik
anak usia sekolah dasar, salah satunya yaitu secara alamiah anak usia SD
memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang
mengelilingi diri mereka sendiri (Sumantri dan Permana, 2001: 11).
Sejalan dengan pendapat tersebut, Akhadiah, Arsjad, Ridwan, Zulfahnur
dan Mukti (1991/1992) mengemukakan ”Setiap siswa pada dasarnya
memiliki rasa ingin tahu, sehingga ingin mengupas, merusak, atau
membongkar sesuatu” (hlm. 34).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa
kelas I SD termasuk kelas rendah di sekolah dasar yang berada pada fase
operasional konkret yang memiliki salah satu tugas perkembangan
belajar untuk mempelajari keterampilan dasar dalam membaca. Siswa
kelas I SD sudah mampu memecahkan persoalan-persoalan sederhana
yang bersifat konkret. Sementara pembelajaran membaca dengan metode
SAS menggunakan bahan bacaan yang telah dikenal siswa dalam
kehidupan sehari-hari sehingga siswa akan mudah mengikuti kegiatan
belajar membaca dan mampu memahami cara membaca lancar dengan
intonasi yang tepat. Di samping itu, pembelajaran membaca dengan
metode SAS yang memiliki langkah pembelajaran menguraikan kalimat
hingga huruf dan menyusun huruf hingga menjadi kalimat menunjang
perkembangan siswa sekolah dasar yang memiliki rasa ingin tahu yang
kuat untuk mengetahui sesuatu dengan mengupas, merusak atau
membongkar sesuatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Membaca Permulaan
1) Pengertian Membaca Permulaan
Mengenai pengertian membaca Akhadiah, dkk. (1991/1992)
mendefinisikan bahwa:
Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan (hlm. 22). Selanjutnya membaca menurut Tarigan (1983), merupakan
suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan penulis melalui media
kata-kata atau bahasa tulis. Dengan demikian dalam membaca
terdapat suatu upaya untuk memperoleh pesan yang ada dalam
tulisan. (Rachmawati, 2008: 3). Hal ini sejalan dengan pengertian
yang dikemukakan Broto (1975) bahwa membaca bukan hanya
mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan
juga menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan (Abdurrahman,
2003: 200).
Mengutip pendapat Artati (2008) membaca sebagai suatu
keterampilan yang mencakup tiga aspek, yaitu: pengenalan huruf
serta tanda baca; hubungan huruf serta tanda baca dan; hubungan
lebih lanjut dari keduanya dengan maknanya. Adapun penjelasan
ketiga aspek tersebut adalah: keterampilan pertama merupakan
kemampuan untuk mengenal gambar di atas lembaran, lengkungan-
lengkungan, garis-garis, dan titik-titik; yang kedua merupakan
keterampilan sebagai kemampuan untuk menghubungkan tanda-
tanda hitam tersebut, yaitu gambar-gambar yang berpola dengan
bahasa; dan yang ketiga merupakan keseluruhan keterampilan
membaca yang dicirikan mampu menghubungkan tanda-tanda hitam
dengan unsur bahasa (hlm. 4-5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Pengertian lain menurut Crawley dan Mountain (1995) pada
hakikatnya membaca adalah suatu yang rumit yang melibatkan
banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan tetapi juga
melibatkan aktivitas visual (menerjemahkan simbol tulis ke dalam
kata-kata lisan), berpikir (membaca mencakup pengenalan kata,
pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman
kreatif), psikolinguistik, dan metakognitif (Rahim, 2008: 2).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
membaca merupakan suatu keterampilan dan kesatuan proses
kegiatan yang rumit dan terpadu yang melibatkan banyak hal di
antaranya mengenali huruf dan kata-kata atau bahasa tulis serta
tanda baca atau proses visual yang kemudian menghubungkannya
dengan bunyi serta menarik kesimpulan, menanggapi dan memahami
maksud isi bacaan atau bahasa tulisan sebagai proses berpikir.
Membaca dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,
menanggapi dan mengevaluasi yang hendak disampaikan penulis
melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Pembelajaran membaca di kelas I SD merupakan kegiatan
membaca permulaan. Zuchdi dan Budiasih menyatakan bahwa
membaca permulaan merupakan membaca tahap awal yang
diperoleh siswa kelas I dan II yang akan menjadi dasar kegiatan
membaca di kelas berikutnya (2001: 57). Seperti yang dikemukakan
oleh Akhadiah, dkk. (1991/1992) ”Pengajaran membaca permulaan
diberikan di kelas I dan II, sedangkan membaca pemahaman
diberikan sejak kelas III” (hlm. 29).
Pelajaran membaca permulaan berdasarkan cara
mengajarkan dan jenisnya dapat dibedakan macamnya. Khusus
pelajaran membaca permulaan kelas I SD ditinjau dari cara
mengajarkannya dibedakan menjadi dua tahap. Slamet, Amir, dan
Samsuri mengemukakan bahwa membaca permulaan diajarkan
menjadi dua tahap, yaitu: membaca permulaan tanpa buku dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
membaca permulaan dengan buku. Sedangkan pelajaran membaca
permulaan itu sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu membaca
permulaan di kelas satu dan membaca permulaan di kelas dua
(1997).
Berpijak pada pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
membaca permulaan merupakan membaca tahap awal yang
diperoleh siswa kelas I dan II yang akan menjadi dasar kegiatan
membaca di kelas berikutnya. Pada kelas I SD, membaca permulaan
dilakukan melalui dua tahap yaitu: membaca permulaan tanpa buku
dan membaca permulaan dengan buku.
2) Tujuan Membaca Permulaan
Mengenai tujuan pengajaran membaca permulaan, Slamet,
dkk. mengemukakan bahwa “Agar siswa mampu memahami dan
menyuarakan kalimat sederhana yang ditulis, dengan intonasi yang
wajar” (1997: 62). Seperti yang dikemukakan Akhadiah, dkk.
bahwa tujuan membaca permulaan adalah “Agar siswa memiliki
kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi
yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut” (1991/1992:
31). Sedangkan tujuan membaca permulaan di kelas I SD menurut
Brata adalah “Agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat
sederhana dengan lancar dan tepat’’ (2009).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
membaca permulaan yaitu memiliki kemampuan memahami dan
menyuarakan atau membaca tulisan dalam bentuk kata dan kalimat
sederhana dengan intonasi yang wajar, lancar dan tepat, sebagai
dasar untuk dapat membaca lanjut pada perkembangan membaca
berikutnya.
3) Aspek-aspek Membaca
Secara garis besar Artati mengemukakan bahwa ada dua
aspek penting dalam membaca yang meliputi: a) Keterampilan yang
bersifat mekanis meliputi: pengenalan bentuk huruf, pengenalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
unsur-unsur kebahasaan (fonem, kata, frasa, pola klausa, kalimat),
pengenalan hubungan pola ejaan dan bunyi (kemampuan
menyuarakan bahan tertulis), dan kecepatan membaca; b)
Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup memahami
pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal); memahami
tujuan pengarang; penilaian (isi, bentuk); dan kecepatan membaca
yang fleksibel, mudah disesuaikan keadaan (2008: 5).
Berpijak pada pendapat tersebut, aspek membaca permulaan
dalam penelitian ini tergolong ke dalam keterampilan yang bersifat
mekanis yaitu penekanannya pada pengenalan bentuk huruf;
pengenalan unsur-unsur kebahasaan (fonem, kata, kalimat) dan
bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis).
Syafi’ie (1999) menambahkan komponen dalam proses
membaca ada tiga, yang terdiri dari recording, decoding, dan
meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian
mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem
tulisan yang digunakan, sedangkan proses decoding (penyandian)
merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-
kata. Proses recording dan decoding biasanya berlangsung pada
kelas-kelas awal SD yaitu kelas I, II dan III yang dikenal dengan
istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap
permulaan yaitu proses perseptual, yang berupa pengenalan
korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa.
Mengenai proses meaning diperkenalkan di kelas-kelas tinggi SD
(Rahim, 2008: 2).
4) Silabus
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menegaskan
“Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,
serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
manusia Indonesia” (2007/2008: 78). Pembelajaran bahasa Indonesia
meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Keterampilan membaca sebagai salah satu keterampilan
berbahasa tulis yang bersifat reseptif perlu dimiliki siswa SD agar
mampu berkomunikasi secara tertulis. Adapun standar kompetensi
membaca yang harus dikuasai kelas I SD semester 2 yaitu
memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi
anak. Sedangkan kompetensi dasar membaca ialah membaca lancar
beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan
intonasi yang tepat. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan
yaitu: membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas
3-5 kata dengan intonasi yang tepat.
5) Materi
Berikut salah satu cuplikan materi yang akan digunakan
dalam penelitian ini pada siklus I pertemuan I dengan tema kegiatan
sehari-hari.
Kegiatan Sehari-hari Dani
dani merapikan tempat tidur
dani - merapikan - tempat - tidur
da- ni- me- ra- pi- kan- tem- pat- ti- dur
d - a - n - i - m - e - r - a - p - i - k - a - n - t - e - m - p - a - t- t- i - d - u - r
da- ni- me- ra- pi- kan- tem- pat- ti- dur
dani - merapikan - tempat - tidur
dani merapikan tempat tidur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dani sarapan pagi
dani - sarapan - pagi
da - ni - sa - ra - pan - pa - gi
d - a - n - i - s - a - r - a - p - a - n - p - a - g - i
da - ni - sa - ra - pan - pa - gi
dani - sarapan - pagi
dani sarapan pagi
dani menggantung seragamnya
dani - menggantung - seragamnya
da - ni - meng - gan - tung - se - ra - gam - nya
d - a - n - i - m - e - n - g - g - a - n - t - u - n - g - s - e - r - a - g - a - m - n - y - a
da - ni - meng - gan - tung - se - ra - gam - nya
dani - menggantung - seragamnya
dani menggantung seragamnya
Materi pembelajaran membaca di atas sebagai salah satu
contoh yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran membaca
dengan metode SAS tanpa buku yang di dalamnya ada proses
struktural (menampilkan kartu kalimat), analitik (menguraikan
kalimat hingga menjadi huruf) dan sintetik (menyusun huruf hingga
menjadi kalimat semula). Mengenai materi yang menggunakan
sumber buku berupa teks bacaan dengan judul kegiatan sehari-hari
dani, yaitu: dani bangun tidur pukul lima pagi; dani merapikan
tempat tidur; dani bersembahyang pagi; dani berolahraga; di
halaman rumah; dani mandi dan menggosok gigi; dani sarapan pagi;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dani berangkat ke sekolah; pukul sepuluh dani pulang sekolah; dani
meletakkan tas di meja belajar; dani meletakkan sepatu di tempat
sepatu; dani menggantung seragamnya di lemari.
Adapun keseluruhan materi pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian ini, dikembangkan sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar pada tiap-tiap RPP tematik yang
terdapat pada lampiran 3, 4, 5 halaman 156, 175, dan 194.
c. Keterampilan
Uno mengemukakan bahwa “Keterampilan adalah
kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan
fisik dan mental” (2008: 130). Pengertian lain keterampilan menurut
Natawidjaja dan Moesa (1992/1993) “Keterampilan merupakan
perilaku yang tampak sebagai akibat kegiatan otot yang digerakkan
oleh system syaraf, disertai koordinasi yang memadai antara kerja
otak dan proses psikologis yang mengatur gerak itu” (hlm. 25).
Selanjutnya, Soemarjadi, Ramanto, dan Zahri mengartikan
bahwa “Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan.
Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu
pekerjaan dengan cepat dan benar” (1992/1993: 2).
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan sama dengan kecekatan atau kepandaian melakukan
sesuatu pekerjaan sebagai perilaku yang tampak akibat kegiatan otot
(fisik) yang digerakkan oleh system syaraf atau mental, disertai
koordinasi yang memadai antara kerja otak dan proses psikologis
yang mengatur gerak tersebut dengan cepat dan benar. Cepat dalam
keterampilan membaca dalam penelitian ini berarti siswa kelas I SD
dalam melaksanakan kegiatan membaca dengan lancar dan tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2. Penggunaan Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
a. Pengertian Metode
Sumantri dan Permana (2001) menyatakan bahwa ”Metode
merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi
pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi
kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang
memuaskan” (hlm. 114). Selanjutnya menurut Tarigan, dkk. ”Metode
merupakan rencana keseluruhan penyajian bahasa secara rapi dan tertib
yang didasarkan pada pemilihan pendekatan tertentu” (1997: 5.23).
Pengertian metode menurut Solchan, dkk. merupakan suatu
prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang
meliputi: pemilihan bahan, urutan bahan, penyajian bahan, dan
pengulangan bahan. Bahan yang dimaksud adalah bahan ajar. Dalam
memilih bahan ajar didasarkan pada beberapa kriteria seperti: bagian-
bagian yang paling sering digunakan, paling berguna, paling mudah
mengerjakannya dan gabungan ketiganya (2010: 3.9 – 3.10).
Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
metode merupakan suatu rencana keseluruhan penyajian bahasa secara
rapi dan tertib dalam bentuk prosedur atau cara yang ditempuh guru
yang didasarkan pada pemilihan pendekatan tertentu untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan, khususnya menciptakan situasi pengajaran yang
benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses
belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan dengan
memilih, mengurutkan, menyajikan dan mengulang bahan dengan tepat.
b. Metode SAS
1) Pengertian Metode SAS
Pengajaran membaca dengan mtode SAS dimulai dengan
cerita guru, seperti yang dikemukakan Supriyadi (1996) “Pengertian
metode SAS adalah suatu pendekatan cerita yang disertai dengan
gambar, yang didalamnya terkandung unsur struktur analitik
sintetik” (Eko: 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Solchan, dkk. menambahkan bahwa SAS merupakan
singkatan dari Struktural Analitik Sintetik. Metode SAS adalah salah
satu jenis metode yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran
membaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula. Pembelajaran
membaca dengan metode ini, dimulai dengan menampilkan struktur
kalimat secara utuh. Anak diberikan sebuah struktur kalimat yang
lengkap untuk membangun kebermaknaan pada memori anak.
Sebaiknya struktur kalimat yang disajikan sebagai bahan
pembelajaran merupakan struktur kalimat yang digali dari
pengalaman belajar anak. Proses selanjutnya adalah kegiatan analitik
yakni anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata. Kalimat utuh
diuraikan ke dalam satuan–satuan bahasa yang lebih kecil yang
disebut kata. Penguraian dilakukan sampai pada wujud satuan bahasa
terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi yaitu huruf-huruf. Proses
penguraian atau penganalisisan dalam pembelajaran membaca
menggunakan metode SAS meliputi penguraian kalimat menjadi
kata-kata, kata menjadi suku-suku kata, suku kata menjadi huruf-
huruf. Proses yang terakhir yaitu anak-anak didorong untuk
melakukan kerja sintesis (menyimpulkan). Satuan-satuan bahasa
yang telah terurai menjadi satuan bahasa yang terkecil disusun
kembali menjadi satuan bahasa semula yakni huruf-huruf menjadi
suku kata, suku-suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi
kalimat. Anak-anak akan menemukan kembali wujud struktur
semula yaitu kalimat yang utuh melalui proses sintesis (2010: 6.22).
Metode SAS merupakan salah satu jenis metode membaca,
seperti yang dikemukakan Broto (1974), metode SAS secara khusus
disediakan untuk belajar membaca dan menulis permulaan di kelas
permulaan SD. Lebih luas lagi metode SAS dapat dipergunakan
dalam berbagai bidang pengajaran. Dalam proses operasionalnya
metode SAS mempunyai langkah-langkah berlandaskan operasional
dengan urutan: Struktural menampilkan keseluruhan; Analitik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
melakukan proses penguraian; Sintetik melakukan penggabungan
kembali kepada bentuk struktural semula. Pengajaran dengan metode
SAS juga berlandaskan beberapa landasan yaitu: landasan linguistik
bahwa membaca merupakan ucapan bukan tulisan; landasan
pedagogik dengan pertimbangan mengembangkan potensi dan
pengalaman anak dan membimbing anak menemukan jawaban suatu
masalah; ditinjau dari landasan psikologis, bahwa pengamatan
pertama bersifat global (totalitas) dan bahwa anak usia sekolah
memiliki sifat melit atau rasa ingin tahu (Massofa, 2008: 1).
Akhadiah, dkk. mengemukakan bahwa ada beberapa alasan
yang mendasari penggunaan metode SAS antara lain: a) Pada
dasarnya bahasa merupakan ucapan bukan tulisan; b) Unsur bahasa
terkecil yang bermakna adalah kata; c) Setiap bahasa mempunyai
struktur bahasa yang berbeda dengan bahasa lain; d) Pada awal
sekolah setiap anak telah menguasai bahasa ibu; e) Bahasa ibu
dikuasai siswa tanpa kesadaran tentang aturan-aturan dalam bahasa
tersebut; f) Potensi berbahasa siswa perlu dikembangkan; dan g)
Dalam mengamati sesuatu, manusia lebih dulu melihat strukturnya
atau sosok keseluruhannya; h) Setiap siswa pada dasarnya memiliki
rasa ingin tahu, sehingga ia ingin mengupas, merusak, atau
membongkar sesuatu (1991/1992: 34).
Berpijak pada pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
metode SAS merupakan metode yang disediakan untuk
pembelajaran membaca dan menulis permulaan. Metode SAS adalah
suatu metode yang diawali dengan bercerita disertai dengan gambar,
yang didalamnya terkandung unsur struktur analitik sintetik.
Penggunaan metode SAS dimulai dengan menampilkan struktur
kalimat secara utuh. Hal ini sesuai dengan pengamatan manusia,
yang umumnya manusia lebih dulu melihat strukturnya atau sosok
keseluruhannya. Kemudian struktur kalimat diuraikan hingga
menjadi fonem (huruf). Langkah menguraikan kalimat hingga huruf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sesuai dengan karakter siswa yang memiliki dasar rasa ingin tahu,
sehingga siswa ingin mengupas, merusak atau membongkar sesuatu.
Selanjutnya yang terakhir satuan-satuan bahasa yang telah terurai
menjadi satuan bahasa yang terkecil disusun kembali menjadi satuan
bahasa semula yakni huruf-huruf menjadi suku kata, suku-suku kata
menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat. Metode SAS dalam
operasionalnya terlaksana dengan runtut dan berlandaskan beberapa
landasan, yaitu linguistik, pedagogik dan psikologis.
2) Langkah-langkah Metode SAS
Pembelajaran membaca pada anak kelas I dan II merupakan
hal yang pokok karena membaca permulaan akan menjadi dasar pada
kegiatan membaca lanjut. Momo (1979) menyatakan bahwa
penggunaan metode SAS dilaksanakan dalam dua tahapan yakni: (a)
tanpa menggunakan buku dan (b) menggunakan buku. Pembelajaran
membaca tanpa buku memiliki langkah-langkah seperti: (1)
Merekam bahasa anak, yakni guru mencari tahu bagaimana bahasa
siswa pada awal masuk SD; (2) Menampilkan gambar sambil
bercerita, yakni guru menceritakan makna dari gambar yang telah
dipersiapkan; (3) Membaca gambar, yakni guru menunjuk sebuah
gambar dan meletakkan kartu kalimat dibawahnya kemudian siswa
membaca kalimat tersebut; (4) Membaca gambar dengan kartu
kalimat, yakni guru menunjuk sebuah gambar dan siswa
menempelkan kartu kalimat pada gambar tersebut; (5) Proses
struktural, yakni gambar-gambar yang memandu kalimat dihilangkan
kemudian siswa mulai belajar membaca kalimat struktural tanpa
gambar, contohnya: ini ibu nani; (6) Proses analitik, yakni kelanjutan
dari proses struktural jika pembelajaran telah berjalan dengan baik
melalui kegiatan mendengar dan melihat kelompok-kelompok kata
yang dibaca oleh siswa. Contoh: kalimat ini ibu nani, diuraikan
menjadi kata ini ibu nani diuraikan menjadi i-ni i-bu na-ni
yang terakhir menjadi huruf-huruf i-n-i-i-b-u-n-a-n-i; (7) Proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
sintetik, yakni siswa mampu mengenali huruf-huruf dan kalimat
kemudian huruf-huruf yang terpisah-pisah disusun kembali sampai
menjadi kalimat yang utuh. Contoh: i-n-i-i-b-u-n-a-n-i disusun
menjadi suku kata i-ni i-bu na-ni, selanjutnya menjadi kata ini
ibu nani yang terakhir menjadi kalimat semula ini ibu nani (Zuchdi
dan Budiasih, 2001: 63-66).
Pembelajaran membaca menggunakan buku, menurut
Solchan, dkk. dapat dilakukan dengan cara siswa berlatih membaca
suatu bacaan yang terdapat pada sebuah buku untuk memperlancar
kemampuan membaca misalnya: membaca buku pelajaran, membaca
majalah bergambar, dan membaca bacaan yang disusun oleh guru
dan siswa (2010: 6.30-6.31).
Membaca permulaan dilaksanakan pada saat siswa duduk di
kelas I dan II. Ketika mereka memasuki kelas berikutnya
pembelajaran membaca yang dilakukan merupakan kegiatan
membaca lanjut. Adapun langkah-langkah pembelajaran membaca
dengan metode SAS dalam penelitian ini, terlampir di RPP tematik.
3) Kelebihan Metode SAS
Penggunaan metode SAS mempunyai beberapa kelebihan
menurut Solchan, dkk. antara lain: (a) Metode ini sejalan dengan
prinsip lingustik (ilmu bahasa) yang memandang satuan bahasa
terkecil untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat dibentuk oleh
satuan-satuan bahasa di bawahnya yakni kata, suku kata, dan fonem
(huruf-huruf); (b) Metode ini mempertimbangkan pengalaman
berbahasa anak. Oleh karena itu, pengajaran akan lebih bermakna
bagi anak karena bertolak dari sesuatu yang dikenal dan diketahui
anak. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap daya ingat
dan pemahaman anak; (c) Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri
(menemukan sendiri). Anak mengenal dan memahami sesuatu
berdasarkan hasil temuannya sendiri. Sikap seperti ini akan
membantu anak dalam mencapai keberhasilan belajar (2010: 6. 23).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Kelebihan lain metode SAS menurut Broto (1974)
diantaranya: metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis;
dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak
mudah mengikuti prosedur dan akan dapat cepat membaca pada
kesempatan berikutnya; berdasarkan landasan linguistik metode ini
akan menolong anak untuk menguasai bacaan dengan lancar
(Massofa, 2008: 3).
Berpedoman pada kedua pendapat di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa penggunaan metode SAS memiliki beberapa
kelebihan. Pertama, metode SAS sejalan dengan prinsip linguistik
yang memandang satuan bahasa terkecil untuk berkomunikasi adalah
kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan-satuan bahasa di bawahnya
yakni kata, suku kata, dan fonem (huruf-huruf). Prinsip ini juga
sesuai dengan langkah penggunaan metode SAS dimulai dengan
mengenal kalimat, kata, suku kata dan huruf. Dengan berlandaskan
prinsip linguistik memudahkan anak untuk menguasai bacaan
dengan lancar. Kedua, penggunaan metode SAS lebih bermakna bagi
anak karena bertolak dari sesuatu yang dikenal dan diketahui anak
berdasarkan pengalaman anak. Hal ini akan memberikan dampak
positif terhadap daya ingat dan pemahaman anak. Ketiga,
penggunaan metode SAS sesuai prinsip inkuiri (menemukan
sendiri). Anak mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil
temuannya sendiri dengan langkah pembelajaran membaca yang
telah diatur sedemikian rupa. Hal ini juga membuat anak mudah
mengikuti prosedur belajar dan akan dapat cepat membaca pada
kesempatan berikutnya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode SAS dalam
pembelajaran membaca pernah dilakukan oleh Era Mei Romanda pada tahun
2006. Penelitian tersebut berjudul “Penggunaan Metode SAS dalam Peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Kemampuan Membaca Permulaan pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Purwoyoso 02
Semarang.” Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Era Mei
Romanda adalah sebagian besar siswa atau 80% anak telah dapat membaca dan
siswa rata-rata mengalami ketuntasan belajar dengan nilai tuntas 70.
Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode SAS dalam
pembelajaran membaca juga pernah dilaksanakan oleh Dwi Yulia Chasanah pada
tahun 2008. Penelitian tersebut berjudul “Penggunaan metode SAS untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Permulaan Kelas I SD Negeri 3 Panjer
Kebumen Tahun Pelajaran 2007/2008.” Hasil penelitian tindakan kelas yang
dilakukan Dwi Yulia Chasanah adalah hasil belajar siswa dalam membaca
permulaan mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari persentase
ketuntasam belajar siswa dalam membaca, pada kondisi awal atau sebelum
tindakan persentase siswa yang tuntas sebesar 51%. Setelah dilaksanakan tindakan
siklus I mencapai 65%, selanjutnya pada siklus II ketuntasan membaca mencapai
92%.
Penelitian yang dilakukan oleh Era Mei Romanda dan Dwi Yulia
Chasanah mempunyai persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yakni
penggunaan metode SAS dalam peningkatan kemampuan membaca permulaan
dan dilaksanakan pada siswa kelas I SD. Mengenai perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang dilakukan oleh Era Mei Romanda lebih menitikberatkan
pada pemberian bimbingan yang dilakukan terhadap seorang siswa yang
mengalami kesulitan dalam membaca. Pembelajaran membaca yang dilakukan
oleh peneliti tidak hanya memberikan bimbingan membaca kepada seorang siswa
tetapi pembelajaran membaca tersebut dilaksanakan pada seluruh siswa kelas I SD
Negeri 2 Ayamputih. Perbedaan penelitian antara Era Mei Romanda dan Dwi
Yulia Chasanah dengan penelitian ini dapat ditinjau dari setting penelitiannya.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Ayamputih, sedangkan penelitian Era Mei
Romanda dilakukan di SD Negeri Purwoyoso 02 Semarang. Berkaitan dengan
tempat penelitian yang dilakukan Dwi Yulia Chasanah yaitu dilaksanakan di SD
Negeri 3 Panjer Kebumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
C. Kerangka Berpikir
Keterampilan membaca secara langsung berkaitan dengan seluruh proses
belajar siswa di SD. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar-
mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca
mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami
kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi
yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan
sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Akibatnya, kemajuan belajarnya juga
lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami
kesulitan dalam membaca.
Pembelajaran membaca akan berhasil jika proses belajar mengajar
melibatkan guru dan siswa sehingga terjadi interaksi pembelajaran yang
mendukung keberhasilan siswa dalam belajar membaca. Metode SAS adalah
suatu metode belajar yang diawali bercerita disertai dengan gambar, yang di
dalamnya terkandung unsur struktur analitik sintetik. Pembelajaran membaca
dimulai dengan guru bercerita tentang gambar yang telah dikenal siswa kemudian
pengenalan struktur kalimat. Anak diberikan sebuah struktur kalimat yang
lengkap untuk membangun kebermaknaan pada memori anak. Kalimat utuh
diuraikan ke dalam satuan–satuan bahasa yang lebih kecil yang disebut kata
sampai diuraikan dalam bentuk huruf-huruf. Selanjutnya anak di didorong untuk
melakukan kerja sintesis (menyimpulkan) yaitu merangkai kembali satuan-satuan
bahasa yang telah terurai menjadi satuan bahasa yang terkecil menjadi kalimat
semula.
Penggunaan metode SAS memberikan kesempatan kepada anak untuk
lebih aktif dalam kegiatan membaca dan proses belajar mengajar tidak
didominasi oleh guru. Guru memberikan kepercayaan kepada siswa untuk
mengembangkan potensinya dan lebih berperan dalam kegiatan membaca.
Dengan melihat gambar dan menyimpulkan sendiri kalimat apa yang sesuai
dengan gambar tersebut menjadikan mereka antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran membaca dengan metode SAS, aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
yang dilakukan guru antara lain: (1) Guru mengupayakan agar bahan
pembelajaran yang disajikan merupakan pengalaman berbahasa anak sehingga
lebih bermakna dan dapat meningkatkan keterampilan membaca anak; (2) Guru
memberikan bimbingan dalam pelaksanaan membaca permulaan meliputi
penyajian gambar yang mengandung kalimat, mengenal struktur kalimat,
menganalisis, dan mensintesis kalimat. Aktivitas guru juga membutuhkan timbal
balik dari aktivitas siswa. Akitivitas siswa yang diharapkan muncul dalam
kegiatan pembelajaran membaca antara lain: (1) Siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran membaca; (2) Siswa melakukan interaksi dengan guru melalui
bantuan gambar, kartu kalimat, kartu kata, kartu suku kata, dan kartu huruf; (3)
Siswa mengenal kalimat sederhana dengan melihat gambar dan melaksanakan
kegiatan membaca permulaan, meliputi memahami struktur kalimat, menganalisis
kalimat menjadi satuan bahasa paling sederhana, dan mensintesisnya kembali
menjadi suatu kalimat yang utuh. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami
bahwa metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) merupakan salah satu alternatif
yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca untuk meningkatkan
keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih tahun
ajaran 2011/2012.
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
Kondisi Awal Keterampilan Membaca
Rendah
Pembelajaran Membaca dengan Metode SAS
Siswa Aktif, Berinteraksi dengan Guru
Kondisi Akhir Keterampilan
Membaca Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah jika penggunaan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
dapat dilakukan dengan tepat, maka dapat meningkatkan keterampilan membaca
permulaan siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Ayamputih, Kecamatan
Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, yang berlokasi di Jalan Daendels. SD
Negeri 2 Ayamputih berada pada tempat yang cukup strategis yaitu berada di
pinggir jalan raya dan mudah dijangkau baik yang menggunakan kendaraan
pribadi maupun kendaraan umum. Lokasi SD Negeri 2 Ayamputih berada satu
kompleks dengan SD Negeri 1 Ayamputih. Hal ini menyebabkan persaingan
positif dalam bidang akademik baik guru maupun pada siswa. Di samping itu,
SD Negeri 2 Ayamputih merupakan salah satu sekolah dasar yang mempunyai
mutu pendidikan yang mampu bersaing di antara sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Buluspesantren. SD Negeri 2 Ayamputih termasuk dalam Gugus
Ki Hajar Dewantara.
Setting penelitian di kelas I SD Negeri 2 Ayamputih yang kegiatan
belajar mengajarnya dilaksanakan di salah satu ruangan sebelah timur
perpustakaan. SD Negeri 2 Ayamputih mempunyai tenaga pengajar sebanyak
delapan guru yang berstatus PNS dan seorang GTT. Peneliti memilih lokasi
penelitian di SD Negeri 2 Ayamputih karena peneliti sedang melakukan
pengabdian atau wiyata bakti di SD Negeri 2 Ayamputih.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/2012
yang direncanakan selama delapan bulan yaitu dari bulan September 2011 sampai
dengan bulan April 2012. Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan
jadwal penelitian yang harus dilaksanakan. Berikut ini merupakan jadwal yang
dilakukan dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
No Kegiatan Tahun 2012
Feb Mar Apr Mei Jun Sept Okt 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3
1. Siklus I Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi Analisis Siklus I
2. Siklus II Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi Analisis Siklus II
3. Siklus III Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi Analisis Siklus III
4. Analisis Keseluruhan
5. Analisis Penyusunan
6. Penulisan Laporan
7. Ujian Skripsi 8. Revisi 9. Pengganda
an dan pengumpu lan laporan
Gambar 2. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas I SD Negeri 2
Ayamputih. Jumlah siswa kelas I SD adalah 19 anak. Dari jumlah siswa tersebut,
terdapat 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
C. Data dan Sumber Data
Data yang baik hendaknya diambil dari sumber yang tepat dan relevan.
Dalam hal ini peneliti mencari data yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan
kelas, yang memang benar-benar dibutuhkan untuk penelitian ini. Sumber data
yang digunakan peneliti pada penelitian ini, yaitu:
1. Siswa
Data dari siswa diperoleh dari siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih
tahun ajaran 2011/2012. Data yang didapatkan dari siswa adalah berupa data
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan metode
SAS dalam upaya peningkatan keterampilan membaca permulaan. Data
tersebut diperoleh melalui tes, observasi, dan wawancara.
2. Peneliti
Data yang berasal dari peneliti berupa data pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode SAS dalam upaya
meningkatkan keterampilan membaca permulaan. Data tersebut diperoleh
dari observasi, tes, dan wawancara.
3. Teman Sejawat
Data yang diperoleh dari teman sejawat dalam hal ini diwakilkan
kepada guru kelas I, IV SD Negeri 2 Ayamputih dan guru SD Negeri 2
Sidomoro. Pada penelitian ini guru kelas I, IV SD Negeri 2 Ayamputih dan
guru SD Negeri 2 Sidomoro merupakan observer yang bertugas
mengobservasi pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang sedang
dilaksanakan oleh peneliti. Data tersebut didapat melalui observasi dan
wawancara.
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
dari teknik dan alat pengumpulan data seperti berikut ini:
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Taufiq, Mikarsa, dan Prianto, menyatakan bahwa ”Wawancara
merupakan cara memahami atau mendapatkan data tentang siswa melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pembicaraan atau tanya jawab secara tatap muka (langsung) atau dengan
mengadakan tanya jawab secara lisan antara orang yang mewawancarai
dan yang diwawancarai” (2011: 12.7). Wawancara dalam penelitian ini,
digunakan untuk mendapatkan data deskripsi tentang langkah-langkah
penggunaan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) apakah sudah
sesuai dengan yang direncanakan atau belum dalam upaya meningkatkan
keterampilan membaca permulaan.
b. Observasi
Menurut Taufiq, dkk. (2011) ”Observasi merupakan salah satu
teknik atau cara mendapatkan data yang dibutuhkan tentang siswa” (hlm.
12. 3). Teknik tersebut digunakan untuk memahami individu mengenai
aspek-aspek yang bersifat perbuatan. Arikunto berpendapat bahwa
”Observasi disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indra” (2006: 156). Pengumpulan data dengan observasi
dapat dilakukan dengan daftar cek (check list) dan skala penilaian.
Observasi dalam penelitian ini, dilakukan untuk mengamati langkah-
langkah metode SAS yang dilaksanakan oleh guru atau peneliti dan siswa
dalam pembelajaran membaca permulaan.
c. Tes
Arikunto (2006) menyatakan bahwa ”Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan (intelegensi), kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok” (hlm. 150). Pendapat lain mengenai
pengertian tes, menurut Nurkancana dan Sumartana (1983) tes
merupakan suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-
tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai
dan prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai
kawan-kawannya atau nilai standar yang ditetapkan (Suwandi, 2010: 39).
Berpedoman pada pendapat di atas, pengertian tes dapat
disimpulkan bahwa suatu cara dalam penilaian yang berupa serentetan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang harus dikerjakan siswa untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan (intelegensi), kemampuan atau
bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Hasil yang diperoleh dari tes
berupa nilai dan prestasi siswa yang dapat dibandingkan dengan yang
dicapai kawan-kawannya atau nilai standar yang ditetapkan.
Menurut Nurgiyantoro (1987) berdasarkan jawaban yang
dikehendaki, tes dibedakan menjadi tes perbuatan dan tes verbal. Tes
perbuatan digunakan untuk mengukur ranah psikomotor, misalnya
membaca. Sedangkan tes verbal menghendaki jawaban siswa yang
berupa tingkah laku verbal, yaitu jawaban yang berbentuk bahasa yang
berisi kata-kata dan kalimat. Ditinjau dari cara menjawabnya, tes verbal
dibedakan menjadi tes tertulis dan tes lisan. Tes tertulis menghendaki
jawaban siswa diberikan secara tertulis, sedangkan tes lisan menghendaki
jawaban siswa diberikan secara lisan (Suwandi, 2010: 40-41). Bentuk tes
menurut Suwandi (2010) secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu
subjektif dan objektif (hlm. 47).
Penelitian ini menggunakan jenis tes perbuatan dan tes verbal.
Tes verbal berupa tes tertulis yang digunakan untuk mengukur ranah
kognitif, sedangkan tes perbuatan untuk mengukur ranah psikomotorik.
Tes perbuatan berbentuk tes subjektif. Mengenai tes tertulis berbentuk tes
obyektif berupa soal pilihan ganda. Penggunaan beberapa tes tersebut,
untuk mengukur keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD
Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012 yang disesuaikan dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada kurikulum
KTSP, serta pada indikator RPP tematik yang dilampirkan pada lampiran
3, 4, dan 5 pada halaman 156 sampai dengan halaman 212.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan teknik
pengumpulan data. Berdasarkan teknik yang digunakan, maka alat yang
digunakan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a. Pedoman wawancara tentang pelaksanaan langkah-langkah metode SAS
yang dilakukan guru dan siswa. Pedoman wawancara siklus I pada
lampiran 7 halaman 224. Sedangkan siklus II dan III pada lampiran 9
halaman 238.
b. Lembar observasi tentang pelaksanaan langkah-langkah metode SAS
yang dilakukan guru dan siswa. Lembar observasi yang digunakan untuk
mengamati kegiatan guru siklus I terlampir pada lampiran 6 halaman
213, sedangkan siklus II dan III pada lampiran 8 halaman 228 disertai
dengan deskriptor penilaiannya dan lembar observasi terhadap kegiatan
siswa siklus I pada lampiran 6 halaman 219 disertai deskriptor
penilaiannya sedangkan siklus II dan III pada lampiran 8 halaman 233.
c. Lembar tes tertulis terdapat pada RPP tematik siklus I, II dan III pada
lampiran 3, 4 dan 5 halaman 156, 175 dan 194.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengukur pelaksanaan penggunaan metode SAS dan peningkatan
keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih
tahun ajaran 2011/2012.
a. Instrumen Penggunaan Metode SAS
1) Definisi Konsep
Metode SAS adalah suatu metode pembelajaran yang
diawali bercerita disertai dengan gambar, yang didalamnya
terkandung unsur struktur analitik sintetik. Pembelajaran membaca
permulaan dilakukan dengan pengenalan struktur kalimat. Anak
diberikan sebuah struktur kalimat yang lengkap untuk membangun
kebermaknaan pada memori anak. Kalimat utuh diuraikan ke dalam
satuan–satuan bahasa yang lebih kecil yang disebut kata sampai
diuraikan dalam bentuk huruf-huruf. Selanjutnya anak di didorong
untuk melakukan kerja sintesis (menyimpulkan) yaitu merangkai
kembali satuan-satuan bahasa yang telah terurai menjadi satuan
bahasa yang terkecil menjadi kalimat semula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2) Definisi Operasional
Penggunaan metode SAS adalah skor-skor dan deskripsi
tentang pelaksanaan langkah-langkah penggunaan metode SAS
dalam peningkatan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I
SDN 2 Ayamputih. Skor-skor tersebut diperoleh dari alat observasi
yang berupa skala penilaian dan check list. Sedangkan deskripsi
diperoleh dari wawancara.
Observasi dan wawancara meliputi aspek bertanya jawab,
bercerita, menempel kartu kalimat, membaca kalimat sesuai dan
tanpa gambar (kegiatan struktural), menguraikan kalimat hingga
menjadi huruf dan membaca hasil uraian kalimat hingga menjadi
huruf (kegiatan analitik), menyusun huruf-huruf hingga menjadi
kalimat dan membaca susunan huruf-huruf hingga menjadi kalimat
(kegiatan sintetik), membaca teks bacaan, dan menjawab pertanyaan
sesuai isi bacaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3) Kisi-kisi Penggunaan Metode SAS
Tabel 1. Kisi-kisi Penggunaan Metode SAS dengan Wawancara, Check List dan Skala Penilaian
Aspek
Indikator Penggunaan Metode SAS
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Bertanya jawab No. 1 No. 1 Bercerita No. 2 - Menempelkan kartu kalimat - No. 2 Memberi kesempatan membaca struktur kalimat sesuai gambar No. 3 -
Membaca struktur kalimat (kegiatan struktur)
- No. 3
Memberi kesempatan membaca struktur kalimat tanpa gambar
No. 4 -
Membaca struktur kalimat tanpa gambar
- No. 4
Menguraikan kalimat hingga menjadi huruf (kegiatan analitik)
No. 5 No. 5
Membimbing membaca uraian kalimat hingga menjadi huruf No. 6 -
Membaca uraian kalimat hingga menjadi huruf - No. 6
Menyusun uraian huruf hingga menjadi kalimat (kegiatan sintetik)
No. 7 No. 7
Membimbing membaca susunan huruf hingga menjadi kalimat
No. 8 -
Membaca susunan huruf hingga menjadi kalimat
- No. 8
Memberi tugas berlatih membaca teks bacaan
No. 9 -
Membaca teks bacaan di buku - No. 9 Bertanya jawab mengenai isi teks bacaan No. 10 No. 10
Butir-butir selengkapnya terdapat pada lampiran 6 dan 7 di halaman
224 sampai dengan 226.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Instrumen Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan
1) Definisi Konsep
Membaca permulaan merupakan membaca tahap awal yang
diperoleh siswa kelas I dan II SD yang akan menjadi dasar kegiatan
membaca di kelas berikutnya. Tujuan membaca permulaan yaitu
mendapatkan atau memiliki kemampuan memahami dan
menyuarakan atau membaca tulisan dalam bentuk kata dan kalimat
sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang tepat,
sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut pada perkembangan
membaca berikutnya. Aspek membaca permulaan dalam penelitian
ini tergolong ke dalam keterampilan yang bersifat mekanis yaitu
penekanannya pada pengenalan bentuk huruf; pengenalan unsur-
unsur kebahasaan (fonem, kata, kalimat); dan bunyi (kemampuan
menyuarakan bahan tertulis).
2) Definisi Operasional
Peningkatan keterampilan membaca permulaan berupa
skor-skor tentang peningkatan keterampilan membaca siswa kelas I
SD Negeri 2 Ayamputih tahun 2011/2012. Skor-skor tersebut
diperoleh dari tes perbuatan dan tes tertulis. Tes perbuatan mencakup
aspek pengenalan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis).
Tes tertulis meliputi aspek pengetahuan (menyebutkan), pemahaman
(memberi contoh), penerapan (melengkapi), analisis (menguraikan),
sintesis (menyusun kembali) dan evaluasi (membuat) dengan
indikator lancar dan tepat.
3) Kisi-kisi Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Ranah Psikomotor (Tes Perbuatan)
Indikator Aspek
Menyuarakan Huruf
Menyuarakan Kata
Menyuarakan Kalimat
Lancar No. Soal 1 No. Soal 2 No. Soal 3 Intonasi No. Soal 1 No. Soal 2 No. Soal 3 Tepat No. Soal 1 No. Soal 2 No. Soal 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Butir-butir selengkapnya tabel 2 terdapat pada masing-
masing RPP tematik siklus I, II dan III lampiran 3, 4 dan 5
halaman156 sampai dengan 212.
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Tertulis
Kompetensi Dasar
Indikator Ranah dan Nomor Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang tepat
Mengenal atau menyebutkan huruf Menyebutkan kata
1 2
Memberikan contoh kata
3
Melengkapi kalimat
4
Menguraikan kalimat menjadi kata
5
Menguraikan kata menjadi huruf
6
Menyusun huruf menjadi kata
7
Menyusun kata menjadi kalimat
8, 9
Membuat kalimat
10
Butir-butir selengkapnya terdapat pada RPP tematik siklus I, II dan
III lampiran 3, 4 dan 5 halaman 156 sampai dengan 212.
E. Validitas Data
Pelaksanaan validitas data atau keabsahan data dimaksudkan untuk
mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara
ilmiah. Pengertian validitas menurut Sugiyono (2008) validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak
berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
terjadi pada obyek penelitian (hlm. 267). Teknik pemeriksaan keabsahan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber dan teknik.
Triangulasi sumber melibatkan peneliti, peserta didik, dan pengamat (teman
sejawat dan guru). Triangulasi teknik dalam penelitian ini menggunakan teknik
wawancara, observasi dan tes.
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif meliputi 3
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah
pengumpulan data. Miles dan Huberman (1984) menyebutkan ada tiga langkah
pengolahan data kualitatif, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Adapun tahap-tahap analisis data adalah sebagai
berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan memilih-milih data mana saja yang
dipakai dan data mana saja yang diabaikan, dari data yang terpilih kemudian
dikumpulkan sehingga memperoleh informasi baru. Reduksi data diartikan
sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakkan, dan transformasi data ”kasar” yang muncul dari catatan-
catatan lapangan. Data yang dihasilkan dari observer merupakan data yang
masih mentah, untuk itu peneliti melakukan pemilihan data yang relevan dan
bermakna untuk disajikan dengan cara memilih data yang pokok,
memfokuskan data yang mengarah pada pemecahan masalah dan memilih
data yang mampu menjawab permasalahan penelitian.
2. Penyajan Data
Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada
tahap ini peneliti mengajukan data yang telah direduksi ke dalam laporan
secara sistematik untuk melihat gambaran data secara keseluruhan yang
disajikan dalam bentuk narasi, grafik, tabel ataupun matrik yang berfungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
untuk menunjukkan informasi tentang suatu hal berkaitan dengan antara
variabel yang satu dengan yang lainya.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan yaitu proses menarik intisari atas sajian data
dalam bentuk pernyataan yang singkat dan padat tetapi mengandung
pengertian yang luas. Data yang telah diproses dengan langkah-langkah
seperti di atas, kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode
induktif yang berangkat dari hal-hal khusus untuk memperoleh kesimpulan
umum yang objektif. Kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi dengan cara
melihat kembali pada reduksi data maupun pada penyajian data sehingga
kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari permasalahan penelitian.
Ketiga analisis data yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan
kesimpulan atau verifikasi kemudian diperoleh suatu informasi. Informasi
yang terkumpul diurai, dicari kaitan antara yang satu dengan yang lain dan
dibandingkan dengan pengalaman yang sebelumnya. Hasil refleksi kemudian
dijadikan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun rencana berikutnya
(Sugiyono, 2008: 246-253).
G. Indikator Kinerja/Kriteria Keberhasilan
Indikator kinerja atau kriteria keberhasilan merupakan petunjuk atau
tanda yang muncul sebagai wujud dari keberhasilan tindakan. Setelah penelitian
ini dilaksanakan keberhasilan PTK dapat dilihat dengan adanya:
1. 80% penggunaan metode SAS sesuai dengan skenario yang telah
direncanakan dalam upaya peningkatan keterampilan membaca permulaan
siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012;
2. 80% dari jumlah siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran
2011/2012 dapat mencapai ketuntasan tes membaca dengan nilai ≥ 80;
3. Menemukan kendala dan solusi penggunaan metode SAS (Struktural
Analitik Sintetik) dalam upaya peningkatan keterampilan membaca
permulaan siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Setiap tindakan yang
dilaksanakan dimasukkan dalam siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan
yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan tindakan. Penelitian ini dilakukan
sebanyak tiga siklus yang setiap siklus dilakukan minimal tiga kali
pertemuan/mengajar. Mengenai prosedur penelitian tindakan kelas menurut
Kemmis dan Taggart (1999) dapat dilihat pada gambar berikut (Susilo, Chotimah,
dan Dwitasari, 2008: 14):
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Taggart (dalam Susilo, Chotimah, dan Dwitasari, 2008: 14)
1. Rencana Tindakan
a. Siklus I
Perencanaan yang dilaksanakan oleh peneliti, antara lain:
perencanaan pertama, peneliti meminta izin kepada kepala sekolah dan
guru kelas I SD Negeri 2 Ayamputih untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas. Perencanaan kedua yaitu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran tematik. Materi pembelajaran yang direncanakan yaitu
SBK berupa seni musik, Bahasa Indonesia berupa membaca lancar dan
PKn berupa tata tertib. Dalam perencanaan pembelajaran materi
pelajaran SBK diselipkan kedalam kegiatan awal yaitu apersepsi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
berupa menyanyikan lagu anak-anak. Sedangkan materi pelajaran PKn
diselipkan ke dalam kegiatan inti yang dijadikan bahan bacaan untuk
pembelajaran membaca lancar pelajaran Bahasa Indonesia. Perencanaan
pembelajaran yang dibuat disesuaikan dengan rumusan masalah atau
indikator yang telah ditentukan pada awal penelitian. Indikator yang akan
dicapai adalah terlaksananya pembelajaran sesuai karakteristik metode
SAS (Struktural Analitik Sintetik) dengan skenario yang telah
direncanakan dan diupayakan dapat meningkatkan keterampilan
membaca siswa kelas I SDN 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012.
Adapun RPP tematik pada siklus I terdapat pada lampiran 3 halaman 156
sampai dengan 174. Perencanaan ketiga, menyiapkan instrumen lembar
observasi diantaranya check list, skala penilaian, dan pedoman
wawancara yang terdapat pada lampiran 6 halaman 213 sampai dengan
226. Kemudian, peneliti menyiapkan media yang terdiri dari kartu huruf,
suku kata, kata, kalimat dan kertas manila untuk mendukung pelaksanaan
penelitian. Perencanaan terakhir yaitu menghubungi teman sejawat untuk
mengobservasi pelaksanaan pembelajaran.
b. Siklus II
Berbekal dari siklus I dan hasil pengamatan proses pembelajaran
membaca dengan menggunakan metode SAS, maka peneliti melanjutkan
ke siklus II dengan perbaikan-perbaikan langkah pembelajaran yang
kurang tepat pada saat siklus I. Dari sepuluh langkah pembelajaran
dikerucutkan menjadi delapan langkah pembelajaran menggunakan
metode SAS dan mengenai media kartu kalimat pada siklus II
direncanakan setiap siswa memperoleh kartu kalimat yang berbeda. Pada
siklus II ini, peneliti merencanakan tiga kali pertemuan dengan waktu 3 x
35 menit setiap pertemuan. Materi membaca Bahasa Indonesia pada
perencanaan siklus II ditematikan dengan materi pelajaran SBK, PKn,
dan IPS.
Peneliti merencanakan ketiga pertemuan tersebut pada hari Rabu
dan Sabtu tepatnya pada tanggal 28, 31 Maret dan 7 April 2012. Sebelum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dilaksanakan tindakan, siswa-siswa diumumkan untuk membawa gunting
untuk proses menguraikan dan menyusun. Sedangkan peneliti membuat
RPP tematik siklus II yang terdapat pada lampiran 4 halaman 166 sampai
halaman 184, instrumen pengamatan siklus II yang terdapat pada
lampiran 8 halaman 219 sampai dengan halaman 232 dan media yang
digunakan dalam pembelajaran membaca. Setelah semua siap digunakan,
maka peneliti menghubungi teman sejawat untuk berpartipasi kembali
untuk memberi masukan akan jalannya proses pembelajaran yang
berlangsung pada siklus II.
c. Siklus III
Berbekal dari hasil observasi siklus I dan II terhadap
pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS
kelas I SD Negeri 2 Ayamputih, menunjukkan adanya peningkatan yang
signifikan dari keterampilan membaca yang dimiliki siswa dengan hasil
tes perbuatan membaca dan tes tertulis yang diperoleh siswa. Hal tersebut
membuat peneliti atau guru merasa puas dengan metode SAS yang
diterapkannya. Kegiatan pembelajaran pada siklus III ini sebagai
pemantapan dari siklus II, karena dalam pelaksanaan siklus II kondisi
belajar siswa telah mengalami banyak perubahan ke arah yang lebih baik
dari siklus I dan pada kondisi awal. Pada siklus III ini, peneliti
merencanakan tindakan sebanyak tiga kali pertemuan, dengan alokasi
waktu 3 x 35 menit setiap pertemuan. Karena penelitian ini dilaksanakan
pada kelas I maka peneliti dalam merencanakan RPP secara tematik
dengan mengambil tiga materi pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, IPA,
dan IPS. Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar, membaca beberapa
kalimat yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang tepat. Mengenai
kompetensi dasar pada pelajaran IPA berkaitan dengan mengenal
berbagai benda langit melalui pengamatan dan mengenal keadaan cuaca
di sekitar kita. Selanjutnya, materi pelajaran IPS dengan kompetensi
dasar menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami dalam
keluarga dan menjelaskan lingkungan rumah sehat dan perilaku dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
menjaga rumah. Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat tematik
dengan tema budi pekerti. Mengenai RPP tematik siklus III terdapat pada
lampiran 5 dan halaman 185 sampai halaman 203. Peneliti merencanakan
tindakan siklus III dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13, 20, 27 April
2012.
2. Pelaksanaan Tindakan
Mengenai pengertian tindakan menurut Susilo, dkk. (2008)
”Tindakan merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang
telah dibuat (hlm. 14). Tindakan yang akan dilaksanakan harus mengacu pada
program yang telah disiapkan dan disepakati bersama dengan teman sejawat.
Pelaksanaan tindakan kelas dalam penelitian ini sebanyak tiga siklus, setiap
siklus terdiri dari tiga pertemuan.
a. Siklus I
Pelaksanaan siklus I bertema kegiatan sehari-hari dengan
mengambil materi pelajaran SBK seni musik, Bahasa Indonesia, dan
PKn. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan alokasi waktu 9 x 35
menit, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Kegiatan
pembelajaran dimulai pukul 07.15 sampai dengan pukul 09.00.
Pelaksanaan siklus I pada kegiatan awal dilaksanakan sekitar 10 menit
dengan tujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan pembelajaran yang
kondusif dan menyiapkan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kegiatan awal seperti salam, berdoa, mengabsen, tes penjajagan, acuan
dan apersepsi. Karena pembelajaran yang dilaksanakan secara tematik,
maka kegiatan apersepsi merupakan implementasi pembelajaran SBK
yang berupa menyanyikan lagu anak-anak dengan judul bangun tidur
yang diiringi tepuk tangan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti.
Kegiatan inti terdiri dari 10 langkah pembelajaran yang
menggunakan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) yang
disesuaikan dengan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Mengenai materi yang dipelajari siswa dalam kegiatan inti diambil dari
materi pelajaran PKn yang berhubungan kegiatan sehari-hari siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Selanjutnya, kegiatan akhir berupa kegiatan evaluasi siklus I yang
dilaksanakan dengan meminta siswa kelas I SD untuk mengerjakan soal
tertulis dan melaksanakan tes perbuatan membaca huruf, kata, dan
kalimat secara bergantian yang digunakan untuk mengukur penguasaan
keterampilan membaca siswa. Kegiatan akhir dilaksanakan selama
kurang lebih 25 menit.
b. Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II bertema lingkungan yang diambil
dari materi pelajaran SBK, Bahasa Indonesia, PKn dan IPS. Pelaksanaan
tindakan siklus II mengalami perbedaan dengan siklus I. Langkah
pembelajaran pada siklus I terdiri dari sepuluh langkah baik pada
kegiatan guru maupun kegiatan siswa. Sementara pada siklus II
mencakup delapan langkah pembelajaran baik pada guru maupun siswa.
Langkah pembelajaran yang berupa kegiatan tanya jawab mengenai tema
pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada kegiatan awal
pembelajaran. Pada kegiatan membaca lancar kartu kalimat tanpa
gambar ditiadakan karena pengulangan dari langkah pembelajaran
sebelumnya. Mengenai materi membaca yang dipelajari siswa pada
siklus II diambilkan dari materi pelajaran PKn dan IPS. Materi pelajaran
PKn berhubungan dengan hak anak di rumah dan disekolah. Sedangkan
materi pelajaran IPS tentang menceritakan pengalaman yang pernah
didengar dari orang lain. Kegiatan akhir pada pelaksanaan tindakan
siklus II sama seperti pada siklus I.
c. Siklus III
Pelaksanaan siklus III dengan tema budi pekerti yang diambil
dari materi pelajaran Bahasa Indonesia, IPA dan IPS. Pelaksanaan
tindakan pada siklus III seperti tindakan siklus II yang meliputi delapan
langkah pembelajaran. Berkaitan dengan materi membaca yang dipelajari
siswa pada siklus II diambilkan dari materi pelajaran IPA dan IPS.
Materi pelajaran IPA terkait dengan benda langit yang tampak pada
malam hari dan siang hari, sedangkan materi pelajaran IPS berkaitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dengan menceritakan pengalaman yang pernah dialami, ciri-ciri
lingkungan sehat dan cara menjaga lingkungan. Kegiatan akhir pada
pelaksanaan tindakan siklus III sama seperti pada siklus I dan II.
3. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan
dan hasil tindakan tersebut. Pada dasarnya tahap observasi adalah semua
kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan
setiap indikator keberhasilan dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan
yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan yang terencana maupun
akibat sampingannya.
a. Siklus I
Kegiatan observasi dilakukan dengan menggunakan alat
pengumpulan data. Adapun instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi (pengamatan) siklus I adalah lembar chek list dan rating scale.
Penggunaan metode metode SAS dalam pembelajaran membaca baik pada
kegiatan guru ataupun siswa diamati dengan menggunakan lembar chek
list dan rating scale. Kegiatan observasi pada siklus I untuk mengamati
sepuluh langkah pembelajaran baik yang dilaksanakan guru maupun
siswa. Kegiatan observasi siklus I dalam penelitian ini dilakukan oleh tiga
observer yang terdiri dari guru kelas I, IV SD Negeri 2 Ayamputih dan
Guru SD Negeri 2 Sidomoro. Hasil dari observasi terhadap pelaksanaan
tindakan digunakan untuk kegiatan refleksi dan menyusun rencana
tindakan siklus II.
b. Siklus II
Kegiatan observasi siklus II dengan menggunakan alat
pengumpulan data yang berupa lembar chek list dan rating scale.
Penggunaan metode metode SAS dalam pembelajaran membaca baik pada
kegiatan guru ataupun siswa diamati dengan menggunakan lembar chek
list dan rating scale. Kegiatan observasi pada siklus II untuk mengamati
delapan langkah pembelajaran baik yang dilaksanakan guru maupun
siswa. Kegiatan observasi siklus II dalam penelitian ini juga dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
oleh tiga observer seperti siklus I. Hasil dari observasi siklus II terhadap
pelaksanaan tindakan digunakan untuk kegiatan refleksi dan menyusun
rencana tindakan siklus III.
c. Siklus III
Kegiatan observasi siklus III dengan menggunakan alat
pengumpulan data yang sama dengan siklus I dan II yaitu berupa lembar
chek list dan rating scale. Kedua alat tersebut digunakan untuk mengamati
penggunaan metode metode SAS dalam pembelajaran membaca baik pada
kegiatan guru ataupun siswa. Kegiatan observasi pada siklus III untuk
mengamati delapan langkah pembelajaran baik yang dilaksanakan guru
maupun siswa. Kegiatan observasi siklus III dalam penelitian ini juga
dilakukan oleh tiga observer seperti siklus I dan II.
4. Refleksi
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat
pada saat melakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan
dan dicari kejelasanya, dianalisis kemudian disintesiskan sehingga
menghasilkan kesimpulan yang mudah dipahami oleh peneliti dan orang lain.
Tahap ini, peneliti menilai dan menentukan apakah tindakan yang
dilakukan telah mencapai harapan atau belum, apakah tindakan perlu
diadakan perbaikan atau tidak. Dalam proses pengkajian data ini melibatkan
orang luar sebagai kolaborator yaitu peneliti dan teman sejawat secara
langsung berdiskusi untuk menyimpulkan data yang diperoleh sehingga
didapatkan gambaran yang jelas tentang tindakan yang telah dilakukan.
Dengan demikian, setelah peneliti melakukan refleksi terhadap tindakan yang
telah dilakukan maka peneliti dapat menentukan langkah selanjutnya. Hasil
refleksi pada siklus I merupakan tahap awal atau rencana pada siklus
selanjutnya.
a. Siklus I
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer, langkah
pembelajaran membaca dengan metode SAS pada siklus I mengalami
perbaikan. Langkah pembelajaran bertanya jawab tentang tema yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
terkait dengan yang dipelajari lebih sesuai sebagai kegiatan awal untuk
mempersiapkan kondisi belajar siswa. Langkah pembelajaran bertanya
jawab dalam menguraikan kalimat hingga huruf dan menyusun huruf
hingga kalimat membuat siswa bingung. Oleh karena itu, pada siklus
berikutnya langkah pembelajaran tersebut berupa membimbing siswa
untuk menguraikan kalimat hingga huruf dan menyusun huruf hingga
kalimat secara bergantian. Selain itu, langkah pembelajaran membaca
berupa membaca kartu kalimat tanpa gambar ditiadakan karena merupakan
pengulangan dari langkah sebelumnya. Selanjutnya, langkah pembelajaran
bertanya jawab mengenai isi bacaan yang dibaca kurang menarik perhatian
siswa untuk aktif menjawab. Oleh sebab itu, pada siklus II tanya jawab
mengenai isi bacaan dihubungkan dengan kenyataan yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari siswa.
Selain berpedoman pada uraian perbaikan-perbaikan langkah
pembelajaran tersebut, refleksi siklus I juga menilik pada hasil observasi
terhadap penggunaan metode SAS baik pada guru dan siswa. Persentase
kegiatan siswa dalam melaksanakan metode SAS belum sesuai dengan
indikator keberhasilan penelitian ini yaitu baru mencapai 71%. Di samping
menilik pada proses, hasil belajar berupa keterampilan membaca
permulaan siswa baru mencapai ketuntasan sebesar 45% sebanya 9 siswa.
Proses dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran menggunakan metode
SAS pada siklus I belum sesuai ukuran keberhasilan penelitian.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran
yang dilaksanakan pada siklus II.
b. Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II telah diperbaiki berdasarkan
refleksi siklus I. Berdasarkan masukan-masukan para observer di siklus
berikutnya peneliti atau guru lebih banyak memberikan penguatan, agar
siswa lebih semangat, berkompetisi memperoleh hasil yang baik dan
senang mengikuti pembelajaran membaca dengan metode SAS. Menilik
pada pelaksanaan pembelajaran membaca dengan metode SAS pada siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
II dapat dikatakan berhasil. Namun, hasil belajar berupa keterampilan
membaca permulaan siswa pada siklus II baru mencapai 73% sebanyak 14
siswa dan belum sesuai dengan ukuran keberhasilan dalam penelitian ini.
Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus
III.
c. Siklus III
Pelaksanaan tindakan siklus III telah diperbaiki berdasarkan
refleksi siklus I dan II. Menilik pada penggunaan metode SAS dan hasil
belajar berupa keterampilan membaca telah sesuai dengan ukuran
keberhasilan dalam penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
mencukupkan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode
SAS di siklus II ini. Mengenai tiga siswa yang belum tuntas dalam
keterampilan membaca akan ditindaklanjuti oleh guru kelas I SD Negeri 2
Ayamputih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Ayamputih yang terletak di
Jalan Daendels No. 702 Desa Ayamputih, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten
Kebumen. SD Negeri 2 Ayamputih yang memiliki siswa sebanyak 126 dengan
jumlah siswa laki-laki sebanyak 62 dan siswa perempuan sebanyak 64. Kelas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas I SD tahun ajaran 2011/2012
dengan jumlah siswa sebanyak 19, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9 siswa
perempuan.
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengadakan
observasi awal yaitu dengan melakukan wawancara dengan guru kelas I SD.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh, diutarakan bahwa pelaksanaan
pembelajaran membaca masih belum efektif. Siswa kelas I SD tersebut masih
kesulitan membaca kata dan kalimat secara lancar dengan memperhatikan intonasi
yang tepat. Sebagian besar dari mereka masih mengeja dan membutuhkan waktu
lama saat membaca kata dan kalimat. Hal ini disebabkan karena pembelajaran
yang telah dilaksanakan kurang mengaktifkan dan kurang memberikan
kesempatan pada siswa untuk belajar menemukan sendiri. Siswa kelas I masih
dijadikan objek pembelajaran bukan subjek pembelajaran.
Guru kelas I SD selama ini melaksanakan pembelajaran dengan media
seadanya cukup dengan papan tulis dan kapur. Siswa belajar membaca kata yang,
kemudian guru melatih siswa untuk membaca kalimat yang ditampilkan di papan
tulis. Proses membaca kata dan kalimat tanpa adanya proses penguraian kalimat
ke kata, dari kata ke suku kata, dari suku kata menjadi huruf dan proses sintetik
untuk menyusun huruf hingga kalimat serta tidak adanya kegiatan belajar yang
bermakna yaitu belajar menemukan sendiri pengalaman membaca secara
berulang-ulang membuat siswa sulit dan lama untuk memahami cara membaca
yang lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan diawali tes awal yang
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 Februari 2012 dengan setiap siswa secara
bergantian membaca huruf, kata dan kalimat. Hal ini dilaksanakan untuk
mengetahui kondisi awal siswa tentang keterampilan membaca yang dimilikinya.
Berikut ini hasil tes awal keterampilan membaca lancar dengan intonasi yang
tepat siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012. Distribusi
frekuensi perolehan nilai pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Distribusi Nilai Hasil Pretest Interval Frekuensi % Keterangan
Relatif Kumulatif 40 – 47 48 – 55 56 – 63 64 – 71 72 – 79 80 – 87
1 4 5 3 0 6
5 21 26 16 0 32
5 26 52 68 68 100
Belum Belum Belum Belum Belum Tuntas
Jumlah 19 Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 15 hlm 256.
Berpedoman pada tabel 4, terlihat bahwa dari 19 siswa memiliki
keterampilan membaca yang berbeda-beda. Dari 19 siswa yang dinyatakan tuntas
untuk membaca lancar ada 6 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak
13 siswa, dengan memiliki kemampuan yang berbeda. Ada 3 siswa dengan nilai
70 dapat membaca lancar huruf dan kata, tetapi saat membaca kalimat belum
lancar dan intonasinya belum tepat. Ada juga 5 siswa dengan nilai 60 mampu
membaca lancar huruf dan kata, tetapi belum lancar dan saat membaca kalimat
intonasinya belum tepat. Masih ada 5 siswa yang memiliki kemampuan berbeda, 4
siswa dengan nilai 50 baru mampu membaca lancar huruf, saat membaca kata dan
kalimat masih mengeja dan intonasinya belum tepat. Ada juga 1 siswa yang
belum lancar dalam membaca huruf, kata maupun kalimat. Persentase tuntas dan
belum tuntas dapat juga dilihat pada 4 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gambar 4. Hasil Perolehan Nilai Pretest
Penilaian pretest tersebut menandakan bahwa pembelajaran membaca
yang telah dilaksanakan belum sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti
akan berusaha memperbaiki keadaan tersebut dan berencana meningkatkan
kemampuan membaca yang dimiliki siswa hingga terampil dalam membaca lancar
huruf, kata dan kalimat yang terdiri dari 3-5 kata dengan intonasi yang tepat.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Pelaksanaan siklus I mencakup empat tahap yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Peneliti menerapkan
langkah-langkah metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) sesuai dengan
yang direncanakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang ditematikan
dengan mata pelajaran SBK dan PKn.
a. Perencanaan Siklus I
Perencanaan yang dilaksanakan oleh peneliti, antara lain:
perencanaan pertama, peneliti meminta izin kepada kepala sekolah dan
guru kelas I SD Negeri 2 Ayamputih untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas. Perencanaan kedua yaitu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran tematik. Materi pembelajaran yang direncanakan yaitu
SBK berupa seni musik, Bahasa Indonesia berupa membaca lancar dan
PKn berupa tata tertib. Dalam perencanaan pembelajaran materi
pelajaran SBK diselipkan kedalam kegiatan awal yaitu apersepsi yang
berupa menyanyikan lagu anak-anak. Sedangkan materi pelajaran PKn
68%
32%Belum TuntasTuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
diselipkan ke dalam kegiatan inti yang dijadikan bahan bacaan untuk
pembelajaran membaca lancar pelajaran Bahasa Indonesia. Perencanaan
pembelajaran yang dibuat disesuaikan dengan rumusan masalah atau
indikator yang telah ditentukan pada awal penelitian. Indikator yang akan
dicapai adalah terlaksananya pembelajaran sesuai karakteristik metode
SAS (Struktural Analitik Sintetik) dengan skenario yang telah
direncanakan dan diupayakan dapat meningkatkan keterampilan
membaca siswa kelas I SDN 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012.
Adapun RPP tematik pada siklus I terdapat pada lampiran 3 halaman 156
sampai dengan 174. Perencanaan ketiga, menyiapkan instrumen lembar
observasi diantaranya check list, skala penilaian, dan pedoman
wawancara yang terdapat pada lampiran 6 halaman 213 sampai dengan
227. Kemudian, peneliti menyiapkan media yang terdiri dari kartu huruf,
suku kata, kata, kalimat dan kertas manila untuk mendukung pelaksanaan
penelitian. Perencanaan terakhir yaitu menghubungi teman sejawat untuk
mengobservasi pelaksanaan pembelajaran.
b. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I merupakan implementasi
dari perencanaan tindakan penelitian yang dikerucutkan ke rencana
pembelajaran (RPP) tematik yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan
dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, yaitu pada hari Rabu tanggal
22 Februari, 29 Februari dan 7 Maret 2012.
1) Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan alokasi waktu 9
x 35 menit, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit.
Subjek penelitian terdiri dari semua siswa kelas I Sekolah Dasar
Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 19
siswa dengan rincian siswa laki-laki berjumlah 10 dan siswa
perempuan berjumlah 9. Kegiatan pembelajaran dimulai pukul 07.
15 sampai dengan pukul 09.00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Pelaksanaan siklus I pertemuan I pada kegiatan awal
dilaksanakan sekitar 10 menit dengan tujuan untuk menciptakan
kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif dan menyiapkan
siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan awal seperti
salam, berdoa, mengabsen, tes penjajagan, acuan dan apersepsi.
Karena pembelajaran yang dilaksanakan secara tematik, maka
kegiatan apersepsi merupakan implementasi pembelajaran SBK yang
berupa menyanyikan lagu anak-anak dengan judul bangun tidur yang
diiringi tepuk tangan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti.
Kegiatan inti merupakan pelaksanaan tindakan dari
penelitian dan dilaksanakan selama sekitar 70 menit. Kegiatan inti
terdiri dari 10 langkah pembelajaran yang menggunakan metode
SAS (Struktural Analitik Sintetik) yang disesuaikan dengan kegiatan
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa
bertanya jawab dengan guru sesuai tema yang disajikan yaitu
kegiatan sehari-hari yang dilakukannya. Setelah itu, guru
menampilkan dua gambar yang terkait dengan tema kegiatan sehari-
hari dan bercerita tentang gambar tersebut, kemudian beberapa siswa
diberi kesempatan menempelkan kartu kalimat sesuai gambar.
Mengenai kegiatan elaborasi terdiri dari enam langkah
pembelajaran, namun dalam praktiknya dilaksanakan lima langkah
yaitu siswa membaca kartu kalimat sesuai gambar secara klasikal,
yang dilanjutkan dengan kegiatan analitik dan sintetik. Guru
memberikan contoh menguraikan kalimat menjadi kata, kemudian
memberi kesempatan kepada beberapa siswa untuk menguraikan
kata hingga menjadi huruf secara bergantian di papan tulis. Guru
membimbing siswa untuk membaca hasil uraian kalimat hingga
huruf tersebut secara klasikal dan kelompok. Sedangkan kegiatan
sintetik, guru memberikan contoh menyusun uraian huruf menjadi
suku kata dan memberi kesempatan kepada beberapa siswa
menyusun suku kata hingga menjadi kalimat. Selanjutnya guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih membaca hasil
susunan huruf hingga kalimat.
Berkaitan dengan kegiatan konfirmasi, dalam kegiatan inti
ini berupa pemberian kesempatan kepada siswa untuk membaca teks
bacaan yang diambil dari buku pelajaran PKn dan dilaksanakan
secara klasikal, kelompok dan individu. Kegiatan selanjutnya guru
bertanya jawab dengan siswa mengenai isi teks bacaan yang
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga
menyimpang dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan.
Kegiatan akhir berupa kegiatan evaluasi siklus I pada
pertemuan I. Kegiatan evaluasi dilaksanakan dengan meminta siswa
kelas I SD untuk mengerjakan soal tertulis dan melaksanakan tes
perbuatan membaca huruf, kata, dan kalimat secara bergantian yang
digunakan untuk mengukur penguasaan keterampilan membaca
siswa. Kegiatan akhir dilaksanakan selama kurang lebih 25 menit.
2) Pertemuan II
Sesuai RPP tematik yang direncanakan, kegiatan
pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi 3 x 35 menit. Pertemuan
II ini dilaksanakan hari Rabu tanggal 29 Februari 2012, dimulai
pukul 07.15 sampai dengan 09.00. Kegiatan awal dilaksanakan
sekitar 10 menit dengan tujuan untuk menciptakan kondisi
lingkungan pembelajaran yang kondusif dan menyiapkan siswa
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Karena pembelajaran yang
dilaksanakan secara tematik, maka peneliti menggunakan kegiatan
apersepsi yang berupa nyanyian lagu anak-anak dengan judul pergi
belajar yang diiringi tepuk tangan dijadikan sebagai implementasi
dari pembelajaran SBK, kemudian dilanjutkan kegiatan inti.
Kegiatan inti terdiri dari tiga tahap yang meliputi eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi, pada pertemuan kedua diawali dengan
eksplorasi yaitu guru bertanya jawab dengan siswa tentang kegiatan
sehari-hari pada pagi dan sore hari, kemudian guru menampilkan dua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
gambar yang dijadikan sebagai bahan cerita. Guru bercerita secara
runtut disertai tanya jawab dengan siswa tentang gambar yang telah
ditampilkan. Guru membagikan kertas manila, kartu kalimat, kata,
suku kata dan huruf kepada setiap siswa untuk melaksanakan
kegiatan eksplorasi yang kedua yaitu menempelkan kartu kalimat
sesuai gambar yang ditampilkan guru pada kertas manila yang
dimilikinya.
Memasuki kegiatan elaborasi, pertama siswa membaca
lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan memperhatikan intonasi
yang tepat. Kedua, siswa dibimbing guru membaca lancar kartu
kalimat tanpa gambar dengan intonasi yang tepat. Kegiatan elaborasi
yang ketiga guru bertanya jawab dengan siswa menguraikan kalimat
hingga menjadi huruf. Ketika bertanya jawab dengan guru, setiap
siswa memiliki aktivitas menguraikan kalimat yang telah
ditempelkan pada kertas manilanya hingga menjadi huruf. Hasil
uraian kalimat hingga menjadi huruf dibaca secara klasikal dan
kadang-kadang guru menunjuk beberapa siswa secara individu untuk
membacanya. Selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa untuk
menyusun hasil uraian huruf hingga menjadi kalimat, kemudian
dilanjutkan berlatih membaca lancar hasil susunan huruf hingga
menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat.
Kegiatan konfirmasi mencakup dua langkah, tetapi yang
terlaksana hanya satu yaitu siswa secara klasikal, kelompok dan
beberapa individu membaca kalimat yang ada dalam teks bacaan
yang diambil dari materi pelajaran PKn tentang tata tertib di sekolah.
Kegiatan yang tidak terlaksana yaitu guru bertanya jawab dengan
siswa mengenai isi teks bacaan yang dibaca.
Memasuki kegiatan akhir ini merupakan kegiatan evaluasi
siklus I pada pertemuan II. Kegiatan evaluasi dilaksanakan dengan
meminta siswa kelas I SD untuk mengerjakan soal tertulis dan
melaksanakan tes perbuatan membaca secara bergantian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
digunakan untuk mengukur penguasaan keterampilan membaca
siswa. Kegiatan akhir dilaksanakan sekitar 25 menit.
3) Pertemuan III
Pertemuan ketiga diawali dengan kegiatan awal yang
dilaksanakan selama ± 10 menit dengan tujuan untuk menciptakan
kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif dan menyiapkan
siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Karena pembelajaran
yang dilaksanakan secara tematik, maka peneliti menggunakan
kegiatan apersepsi yang berupa nyanyian lagu anak-anak dengan
judul kring kring yang diiringi tepuk tangan dijadikan sebagai
pembelajaran SBK, kemudian dilanjutkan kegiatan inti.
Kegiatan inti pertemuan III dilaksanakan selama kurang
lebih 70 menit yang dimulai dari pukul 07.15 sampai dengan pukul
08.35. Kegiatan inti yang dilaksanakan mencakup sepuluh langkah
pembelajaran yang disesuaikan dengan eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi Dari kesepuluh langkah tersebut terlaksana semua.
Kegiatan pertama yaitu eksplorasi mencakup guru bertanya jawab
dengan siswa mengenai kegiatan sehari-hari yang dilakukannya dan
dilanjutkan menampilkan dua gambar disertai bercerita tentang
gambar tersebut. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menempelkan kartu kalimat sesuai gambar pada kertas manila
yang dimilikinya.
Meningkat kegiatan selanjutnya berupa elaborasi, yang
diawali dengan siswa memperhatikan contoh membaca lancar kartu
kalimat dengan intonasi yang tepat. Siswa berlatih membaca lancar
kartu kalimat dengan intonasi yang tepat secara klasikal sesuai
gambar dan tanpa gambar. Kegiatan elaborasi berikutnya bertanya
jawab untuk menguraikan kalimat hingga menjadi huruf yang
dilanjutkan dengan kegiatan membaca lancar uraian kalimat hingga
huruf dengan intonasi yang tepat. Berikutnya guru bertanya jawab
dengan siswa untuk menyusun huruf menjadi suku kata, dari suku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
kata menjadi kata dan terakhir dari kata menjadi kalimat. Ketika
bertanya jawab, siswa mempunyai kegiatan menyusun uraian huruf
hingga menjadi kalimat pada kertas yang diterimanya. Siswa
membaca hasil menyusun secara klasikal. Kegiatan inti yang akhir
berupa pemberian kesempatan kepada siswa untuk membaca teks
bacaan yang disediakan secara bersama, kelompok dan beberapa
siswa secara individu dan bertanya jawab dengan guru tentang isi
teks bacaan yang dibaca.
Kegiatan akhir pada pertemuan tiga ini merupakan kegiatan
evaluasi siklus I pada pertemuan III. Kegiatan evaluasi dilaksanakan
dengan meminta siswa kelas I SD untuk mengerjakan soal tertulis
dan melaksanakan tes perbuatan membaca secara bergantian yang
digunakan untuk mengukur penguasaan keterampilan membaca
siswa. Kegiatan akhir dilaksanakan sekitar 25 menit.
c. Hasil Observasi Siklus I
Tahap ini merupakan tahap pengamatan proses pembelajaran
dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir selama penelitian
tindakan kelas berlangsung. Hasil observasi diperoleh melalui
wawancara, chek list, skala penilaian, dan pedoman penilaian tes
perbuatan membaca. Melalui wawancara, chek list, dan skala penilaian
ditujukan untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan langkah-langkah
metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) baik pada guru maupun siswa
selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan pedoman penilaian tes
perbuatan membaca untuk mengamati siswa dalam kegiatan evaluasi.
Observer yang membantu proses penelitian ini adalah guru kelas I, guru
kelas IV SDN 2 Ayamputih dan guru SD Negeri 2 Sidomoro.
1) Pertemuan I
Observer mengamati proses penggunaan metode SAS baik
yang dilakukan guru maupun siswa. Berikut ini hasil observasi
terhadap kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 5. Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan I
Aspek yang Diamati Pertemuan I
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Bertanya jawab dengan siswa tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukannya
4 4 4 12 100
Menampilkan gambar disertai bercerita sesuai gambar
4 4 4 12 100
Memberi kesempatan kepada siswa membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
3 3 2 8 67
Membimbing siswa membaca lancar kartu kalimat tanpa gambar dengan intonasi yang tepat
0 0 0 0 0
Bertanya jawab dengan siswa menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf secara lancar dan tepat
4 4 4 12 100
Membimbing siswa membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
3 4 3 10 83
Bertanya jawab dengan siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula secara lancar dan tepat
4 2 4 10 83
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar teks bacaan di buku dengan memperhatikan intonasi yang tepat
3 4 3 10 83
Bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca
4 4 4 12 100
Jumlah 32 32 31 95 791 Rata-rata per Aspek 3,2 3,2 3,1 3,2 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 5 menerangkan bahwa rata-rata per aspek
pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik dengan rata-rata 3,2.
Guru telah melaksanakan langkah pembelajaran secara runtut, hanya
saja ada langkah pembelajaran yang tidak dilaksanakan secara
maksimal dan belum dilaksanakan. Pertama, langkah pembelajaran
untuk memberi kesempatan kepada siswa membaca kalimat sesuai
gambar dengan intonasi kurang tepat dengan persentase 67%.
Kedua, memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca lancar
susunan huruf hingga menjadi kalimat belum memperhatikan
intonasi yang tepat dengan persentase 75%. Ketiga, langkah
pembelajaran yang berupa membimbing membaca lancar kalimat
dengan intonasi yang tepat tanpa gambar belum terlaksana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 6. Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan I
Aspek yang Diamati Pertemuan I
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menjawab kegiatan sehari-hari yang dilakukannya
4 4 4 12 100
Menempelkan kartu kalimat sesuai gambar
4 4 3 11 92
Berlatih membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
3 3 2 8 67
Membaca lancar kartu kalimat tanpa gambar dengan intonasi yang tepat
0 0 0 0 0
Berlatih menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf bersama guru dengan lancar dan tepat
4 4 3 11 92
Membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
3 4 2 9 75
Berlatih menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula bersama guru dengan lancar dan tepat
3 3 3 9 75
Membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Berlatih membaca lancar teks bacaan di buku dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Menjawab pertanyaan sesuai isi teks bacaan yang dibaca
3 3 4 10 83
Jumlah 30 31 27 88 734 Rata-rata per Aspek 3,0 3,1 2,7 2,9 73
Berdasarkan data hasil observasi pada tabel 5 dan 6
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran membaca dengan
metode SAS berjalan cukup baik. Kegiatan siswa dan guru dinilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
oleh tiga observer dengan nilai rata-rata 3,2 dan 2,9. Jika kedua nilai
tersebut dirata-ratakan menjadi 3,1 termasuk dalam kategori baik.
Dalam bentuk persentase pelaksanaan pembelajaran membaca baik
guru dan siswa dirata-rata 76% termasuk dalam kategori cukup baik.
Disamping observasi terhadap proses pembelajaran, pada
penelitian ini juga melaksanakan observasi hasil yang digunakan
untuk mengetahui keterampilan membaca setiap siswa melalui tes
perbuatan membaca dan mengerjakan soal tertulis yang dilakukan
pada akhir pembelajaran. Adapun penilaian hasil melalui tes
membaca yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 7. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus I Pertemuan I
Interval Frekuensi % Keterangan
Relatif Kumulatif 29 – 40 41 – 52 53 – 64 65 – 76 77 – 88 89 – 100
1 3 1 6 5 3
5 16 5 32 26 16
5 21 26 58 84 100
Belum Belum Belum Belum Tuntas Tuntas
Jumlah 19 100 Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 257.
Berdasarkan tabel 7, dari 19 siswa kelas 1 ada 8 siswa
dengan persentase 42% yang sudah tuntas dalam membaca lancar
huruf, kata dan kalimat dengan nilai antara 80-100. Sedangkan yang
belum tuntas 58%. Mengenai 11 siswa lainnya masih perlu berlatih
lebih giat. Siswa-siswa tersebut memiliki kemampuan yang berbeda,
6 siswa dengan nilai 70 sudah lancar dalam membaca huruf, tetapi
kata dan kalimat belum lancar dan belum memperhatikan intonasi.
Kemampuan 1 siswa lainnya dengan nilai 60 yaitu dapat membaca
huruf dan kata dengan lancar, tetapi belum memperhatikan intonasi,
selanjutnya siswa tersebut saat membaca kalimat belum lancar dan
intonasinya belum tepat. Siswa lain yang bernilai 50 baru lancar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
dalam membaca huruf, tetapi saat membaca kata dan kalimat belum
lancar dan intonasinya belum tepat. Ada satu siswa yang nilainya 40,
belum mampu membaca lancar huruf, kata dan kalimat. Berikut
penilaian hasil secara tertulis yang diperoleh.
Tabel 8. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus I Pertemuan I
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90
1 3 3 3 8 1
5 16 16 16 42 5
5 21 37 53 95 100
Belum Belum Belum Belum Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 257.
Mengacu pada tabel 8, diketahui bahwa siswa yang tuntas
tentang keterampilan membaca secara tertulis baru 47% dengan
jumlah siswa 9 siswa yang memperoleh nilai 80-100. Siswa yang
belum tuntas sekitar 63% dengan jumlah siswa sebanyak 10.
Hasil tes perbuatan dan tes tertulis merupakan hasil
observasi terhadap keterampilan membaca yang dimiliki siswa. Oleh
karena itu, keterampilan membaca yang dimiliki siswa dapat dirata-
ratakan dari hasil tes perbuatan dan tes tertulis yang telah tuntas
dibagi dua. Perolehan tes perbuatan yang tuntas mencapai 42%
sedangkan tes tertulisnya mencapai 47%, jadi keterampilan
membaca yang dimiliki siswa pada siklus I pertemuan I ini sebesar
45% dengan jumlah siswa sebanyak 9 siswa. Sedangkan siswa yang
belum tuntas sebanyak 10 siswa dengan Persentase 55%. Berikut
perolehan nilai keterampilan membaca pada siklus I pertemuan I
yang didasarkan atas rata-rata ketuntasan tes perbuatan membaca
dan tes tertulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Gambar 5. Perolehan Nilai Keterampilan Membaca Siklus I Pertemuan I
Berpedoman pada gambar 5 di atas keterampilan membaca
siswa pada siklus I pertemuan I mencapai 45% dengan jumlah siswa
yang tuntas sebanyak 9 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
keterampilan membaca siswa masih rendah. Oleh karena itu, peneliti
akan memperbaiki langkah pembelajaran yang dilaksanakan siswa
dengan cara setiap siswa diberi kesempatan yang sama untuk
melaksanakan semua langkah pembelajaran yang direncanakan pada
pertemuan berikutnya.
2) Pertemuan II
Observasi dilaksanakan untuk mengamati proses
pembelajaran dengan menggunakan metode SAS dan terhadap
penilaian hasil belajar membaca. Berikut hasil observasi terhadap
proses penggunaan metode SAS selama pembelajaran dan hasil
penilaian hasil belajar membaca.
45%
55%TuntasBelum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 9. Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan II
Aspek yang Diamati Pertemuan II
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Bertanya jawab dengan siswa tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukannya
3 3 3 9 75
Menampilkan gambar disertai bercerita sesuai gambar
4 4 4 12 100
Memberi kesempatan kepada siswa membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Membimbing siswa membaca lancar kartu kalimat tanpa gambar dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Bertanya jawab dengan siswa menguraikan atau mem-bongkar kalimat hingga menjadi huruf secara lancar dan tepat
4 4 4 12 100
Membimbing siswa membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Bertanya jawab dengan siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula secara lancar dan tepat
4 3 3 10 83
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar teks bacaan di buku dengan mem-perhatikan intonasi yang tepat
4 3 3 10 83
Bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca
0 0 0 0 0
Jumlah 32 30 30 92 766 Rata-rata per Aspek 3,2 3,0 3,0 3,1 76,6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Mengacu pada tabel 9, penggunaan metode SAS pada
kegiatan guru siklus I pertemuan II ini termasuk dalam kategori baik.
Namun ada satu langkah pembelajaran yang tidak terlaksana yaitu
bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca.
Tabel 10. Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan II
Aspek yang Diamati Pertemuan II
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menjawab kegiatan sehari-hari yang dilakukannya
4 4 4 12 100
Menempelkan kartu kalimat sesuai gambar
3 3 3 9 75
Berlatih membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
2 3 2 7 58
Membaca lancar kartu kalimat tanpa gambar dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Berlatih menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf bersama guru dengan lancar dan tepat
3 3 3 9 75
Membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
2 3 2 7 58
Berlatih menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula bersama guru dengan lancar dan tepat
3 2 3 8 67
Membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
2 3 2 7 58
Berlatih membaca lancar teks bacaan di buku dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Menjawab pertanyaan sesuai isi teks bacaan yang dibaca
0 0 0 0 0
Jumlah 25 27 25 77 641 Rata-rata per Aspek 2,5 2,7 2,5 2,6 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 9 dan 10 terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode SAS baik
yang dilakukan oleh siswa ataupun guru dinilai cukup baik dengan
rata-rata 2,9. Pelaksanaan pembelajaran membaca pada pertemuan II
ini dengan persentase baik dari kegiatan guru dan siswa dirata-rata
menjadi 70% dalam kategori cukup baik.
Hasil observasi melalui wawancara pada pertemuan kedua
yaitu pada awal pembelajaran terlihat bahwa siswa semangat untuk
mengikuti kegiatan belajar membaca. Apalagi saat guru akan
menampilkan dua gambar di papan tulis dan bercerita tentang
gambar tersebut, siswa terlihat tenang dan konsentrasi untuk belajar.
Selanjutnya wajah setiap siswa terkejut ketika memperoleh satu
bendel kartu kalimat, kata, suku kata dan huruf. Guru memberi
kesempatan kepada setiap siswa untuk menempelkan kartu kalimat
yang sesuai gambar. Kemudian terlihatlah wajah-wajah bingung bagi
setiap siswa, oleh karena itu guru memulai membimbing secara
klasikal untuk menempelkan kartu kalimat yang sesuai gambar.
Kartu kalimat telah tertempel, guru memberi kesempatan kepada
semua siswa untuk membaca kartu kalimat tersebut dengan intonasi
yang tepat. Namun masih banyak siswa yang membaca lancar tetapi
intonasinya belum tepat, sehingga guru memberi contoh membaca
lancar dengan intonasi yang tepat.
Memasuki kegiatan berikutnya, kembali terlihat siswa-
siswa bertanya jawab dengan guru untuk menguraikan kalimat
hingga menjadi huruf, tetapi masih banyak siswa yang belum lancar
dan memerlukan bimbingan dari guru. Hal ini diperkirakan karena
beberapa hal yaitu kartu kalimat yang diperoleh siswa laki-laki
dengan perempuan berbeda dan pada saat pertemuan I tidak semua
siswa memiliki kesempatan untuk menempel, menguraikan dan
menyusun. Suasana pembelajaran juga terlihat tidak kondusif, siswa
laki-laki dengan siswa perempuan berebut untuk dibimbing dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
menguraikan dan menyusun huruf, suku kata, kata dan kalimat.
Melihat suasana yang tidak kondusif, akhirnya langkah pembelajaran
yang kesepuluh tidak terlaksana
Disamping observasi terhadap proses pembelajaran, ada juga
observasi hasil belajar membaca dengan perbuatan dan secara
tertulis yang digunakan untuk mengetahui keterampilan membaca.
Setiap siswa melaksanakan tes perbuatan membaca dan mengerjakan
soal tertulis yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Adapun
penilaian hasil melalui tes membaca yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 11. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus I Pertemuan II
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100
4 1 6 2 1 5
21 5 32 11 5 26
21 26 58 69 74 100
Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 257.
Berdasarkan tabel 11 di atas, menerangkan bahwa siswa yang
telah tuntas membaca adalah siswa yang mendapat nilai 80-100. Dari
19 siswa, ada 8 siswa yang sudah tuntas dalam membaca dengan
persentase 42%. Sedangkan siswa yang belum tuntas ada 11 dengan
jumlah persentase 58%. Berikutnya ada 5 siswa dengan nilai 70
mampu membaca lancar huruf, tetapi saat membaca huruf, kata dan
kalimat belum memperhatikan intonasi yang tepat. Diantara 19 siswa
tersebut masih ada 2 siswa dengan nilai 60 yang baru mampu
membaca lancar huruf dan kata, tetapi belum lancar dalam membaca
kalimat. Masih ada juga 4 siswa memperoleh nilai 50 yang baru
mampu membaca lancar huruf. Disamping adanya hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
dengan perbuatan membaca, ada juga hasil belajar secara tertulis.
Berikut hasil tes tertulis siklus I Pertemuan II:
Tabel 12. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus I Pertemuan II
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 - 100
4 3 3 6 2 1
21 16 16 31 11 5
21 37 53 84 95 100
Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 19
Lebih lengkap tabel 12 dapat dilihat pada lampiran 15
halaman 257. Mengacu pada tabel 12 di atas, diketahui bahwa siswa
baru tuntas tentang keterampilan membaca secara tertulis baru 47%.
Siswa yang belum tuntas sekitar 53%. Hasil tes perbuatan dan tes
tertulis merupakan hasil observasi terhadap keterampilan membaca
yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, keterampilan membaca yang
dimiliki siswa dapat dirata-ratakan dari hasil tes perbuatan dan tes
tertulis yang telah tuntas dibagi dua. Perolehan tes perbuatan yang
tuntas mencapai 42% sedangkan tes tertulis mencapai 47%, jadi
keterampilan membaca yang dimiliki siswa pada siklus I pertemuan
II ini sebesar 45% dengan jumlah siswa sebanyak 9.
3) Pertemuan III
Observasi dilaksanakan untuk mengamati proses
pembelajaran dengan menggunakan metode SAS dan terhadap
penilaian hasil belajar membaca. Semua langkah pembelajaran pada
pertemuan tiga ini terlaksana semua. Berikut hasil observasi terhadap
proses penggunaan metode SAS selama pembelajaran dan penilaian
hasil belajar membaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel 13. Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan III
Aspek yang Diamati Pertemuan III
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Bertanya jawab dengan siswa tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukannya
3 3 3 9 75
Menampilkan gambar disertai bercerita sesuai gambar
4 4 4 12 100
Memberi kesempatan kepada siswa membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Membimbing siswa membaca lancar kartu kalimat tanpa gambar dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Bertanya jawab dengan siswa menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf secara lancar dan tepat
3 3 3 9 75
Membimbing siswa membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Bertanya jawab dengan siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula secara lancar dan tepat
3 3 3 9 75
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar teks bacaan di buku dengan memperhatikan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca
3 3 3 9 75
Jumlah 34 34 34 102 875 Rata-rata per Aspek 3,4 3,4 3,4 3,4 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 14. Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan III
Aspek yang Diamati Pertemuan III
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menjawab kegiatan sehari-hari yang dilakukannya
3 3 3 9 75
Menempelkan kartu kalimat sesuai gambar
4 4 3 11 92
Berlatih membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Membaca lancar kartu kalimat tanpa gambar dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Berlatih menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf bersama guru dengan lancar dan tepat
3 3 3 9 75
Membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Berlatih menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula bersama guru dengan lancar dan tepat
3 3 3 9 75
Membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Berlatih membaca lancar teks bacaan di buku dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Menjawab pertanyaan sesuai isi teks bacaan yang dibaca
3 3 3 9 75
Jumlah 31 31 30 92 767 Rata-rata per Aspek 3,1 3.1 3,0 3,1 77
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
membaca dengan metode SAS dapat dilihat dari tabel 13 dan 14.
Hasil pengamatan terhadap guru dengan rata-rata per aspek 3,4 dan
siswa 3,1. Jika hasil tersebut dirata-rata, maka diperoleh rata-rata per
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
aspek 3,3 dan termasuk dalam kategori pembelajaran berjalan
dengan baik.
Selanjutnya secara rinci pembelajaran membaca dengan
metode SAS yang tergambar pada lembar observasi dan wawancara
oleh tiga observer. Pada kegiatan inti yang terlaksana pada
pertemuan III ini dimulai dengan guru menanyakan kepada siswa
tentang kegiatan yang dilakukan sehari-hari oleh siswa yang
dimaksudkan untuk menyiapkan siswa belajar, tetapi disarankan oleh
ketiga observer pada langkah pertama hendaknya dimasukkan pada
kegiatan awal pembelajaran yaitu kegiatan tes penjajagan.
Selanjutnya guru menampilkan dua gambar yang ditempelkan di
papan tulis dan guru bercerita sesuai gambar. Kegiatan ini cukup
berkesan kepada siswa, terlihat semua siswa tenang memperhatikan
gambar dan cerita guru.
Kegiatan berikutnya, terlihat setiap siswa tidak sabar untuk
memperoleh satu bendel media yang terdiri dari kartu kalimat, kata,
suku kata dan huruf. Siswa berlomba untuk menyelesaikan kegiatan
menempel kartu kalimat pada kertas manila yang diperolehnya.
Selesai menempel kalimat, guru memberikan kesempatan membaca
kepada siswa. Karena kartu kalimat yang diperoleh oleh setiap siswa
sama, maka guru memberi kesempatan membaca lancar kartu
kalimat dengan intonasi yang tepat secara klasikal, kelompok dan
individu. Namun kesempatan tersebut belum dilaksanakan secara
maksimal, ada beberapa siswa yang belum memperhatikan intonasi
yang tepat saat membaca. Oleh karena itu, guru memberi contoh dan
membimbing siswa untuk membaca lancar kartu kalimat dengan
intonasi tepat. Berdasarkan observer, kegiatan membaca lancar pada
pertemuan III ini terlihat banyak siswa yang menghafal kalimat
bukan membaca. Selain itu, kegiatan membaca lancar tanpa gambar
tidak memiliki dampak yang besar bagi kemampuan siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
membaca, untuk itu pada siklus berikutnya kegiatan membaca
kalimat tanpa gambar dihilangkan.
Meningkat kegiatan pembelajaran selanjutnya yaitu
menguraikan kalimat hingga menjadi huruf, ada sebagian siswa yang
mengalami kesulitan. Terlihat 6 siswa belum lancar dalam
menguraikan, siswa masih membutuhkan bimbingan guru. Siswa-
siswa tersebut saat menguraikan kalimat hingga menjadi huruf selalu
bertanya pada guru dan meminta untuk dibimbing. Selanjutnya,
tampak guru memberi kesempatan pada siswa untuk membacakan
hasil menempel kalimat dan menguraikan kalimat hingga huruf
secara klasikal, kelompok dan individu yang dilanjutkan siswa
menyusun huruf hingga menjadi kalimat. Namun, masih ada,
keenam siswa yang belum lancar menguraikan kalimat hingga
menjadi huruf tersebut juga belum lancar dalam menyusun huruf
hingga kalimat. Mengenai kegiatan selanjutnya yaitu siswa membaca
lancar teks bacaan secara klasikal, kelompok dan individu, tetapi saat
membaca masih belum memperhatikan intonasi secara tepat. Guna
mengetahui pemahaman siswa tentang isi teks bacaan yang dibaca,
guru bertanya jawab dengan siswa sesuai isi bacaan yang telah
dibaca siswa.
Selain adanya observasi proses pembelajaran juga ada
observasi hasil yang digunakan untuk mengetahui keterampilan
membaca setiap siswa melalui tes perbuatan membaca dan
mengerjakan soal tertulis yang dilakukan pada akhir pembelajaran.
Adapun penilaian hasil melalui tes membaca yang diperoleh sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 15. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus I Pertemuan III
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
53 – 60 61 – 68 69 – 76 77 – 84 85 – 92 93 – 100
5 0 3 3 1 7
26 0 16 16 5 37
26 26 42 58 63 100
Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 257.
Berdasarkan tabel 15, dari 19 siswa kelas 1 ada 11 siswa
dengan persentase 58% yang sudah tuntas dalam membaca lancar
huruf, kata dan kalimat dengan intonasi yang tepat dengan perolehan
nilai 80-100. Mengenai 8 siswa lainnya masih perlu berlatih lebih
giat. Siswa-siswa tersebut memiliki kemampuan yang berbeda, 3
siswa dengan nilai 70 yaitu dapat membaca huruf dan kata dengan
lancar, tetapi belum memperhatikan intonasi, selanjutnya siswa
tersebut saat membaca kalimat belum lancar dan intonasinya belum
tepat. Pada pertemuan ketiga ini nilai yang dicapai terendah 60 yaitu
diperoleh oleh 5 siswa Adapun kemampuan yang dimilikinya baru
lancar dalam membaca huruf dengan intonasi yang tepat dan belum
lancar saat membaca kata dan kalimat. Berikut penilaian hasil secara
tertulis yang diperoleh.
Tabel 16. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus I Pertemuan III
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100
2 3 3 5 3 3
10 16 16 26 16 16
10 26 42 68 84 100
Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 257.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Mengacu pada tabel 16 di atas, diketahui bahwa siswa baru
tuntas tentang keterampilan membaca secara tertulis dengan
persentase 58%. Siswa yang belum tuntas sekitar 42%. Hasil tes
perbuatan dan tes tertulis merupakan hasil observasi terhadap
keterampilan membaca yang dimiliki siswa. Oleh karena itu,
keterampilan membaca yang dimiliki siswa dapat dirata-ratakan dari
hasil tes perbuatan dan tes tertulis yang telah tuntas dibagi dua.
Perolehan tes perbuatan yang tuntas mencapai 58% sedangkan tes
tertulisnya mencapai 58%, jadi keterampilan membaca yang dimiliki
siswa pada siklus I pertemuan II ini sebesar 58% dengan jumlah
siswa sebanyak 11 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas
sebanyak 8 siswa.
d. Refleksi Siklus I
Tahap refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan tindakan
berikutnya. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I yang terdiri dari tiga pertemuan oleh tiga observer, dapat
dijelaskan secara rinci pada setiap pertemuan.
1) Pertemuan I
Pelaksanaan pembelajaran membaca dengan metode SAS
terdiri dari sepuluh langkah pembelajaran. Pertama, bertanya jawab
dengan siswa tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukannya.
Kedua, menampilkan gambar disertai bercerita sesuai gambar dan
siswa menempelkan kartu kalimat sesuai gambar. Ketiga, memberi
kesempatan kepada siswa membaca lancar kartu kalimat sesuai
gambar dengan intonasi yang tepat. Keempat, membimbing siswa
membaca lancar kartu kalimat tanpa gambar dengan intonasi yang
tepat. Kelima, bertanya jawab dengan siswa menguraikan atau
membongkar kalimat hingga menjadi huruf secara lancar dan tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Keenam, membimbing siswa membaca lancar uraian kalimat hingga
menjadi huruf dengan intonasi yang tepat. Ketujuh, bertanya jawab
dengan siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula secara
lancar dan tepat. Kedelapan, memberi kesempatan berlatih membaca
lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan
intonasi yang tepat. Kesembilan, memberi kesempatan berlatih
membaca lancar teks bacaan di buku dengan memperhatikan intonasi
yang tepat. Kesepuluh, bertanya jawab dengan siswa mengenai isi
bacaan yang dibaca.
Berdasarkan hasil observasi oleh ketiga observer pada tabel
5 dan 6, langkah pembelajaran keempat tidak terlaksana sehingga
memperoleh persentase 0%, sedangkan sembilan langkah lainnya
terlaksana dengan persentase rata-rata 76%. Berpedoman pada hasil
observasi oleh observer, ada beberapa langkah pembelajaran yang
perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Langkah kelima yang berupa
bertanya jawab menguraikan kalimat hingga huruf dengan lancar dan
tepat hanya dilaksanakan oleh beberapa siswa saja sehingga siswa
yang tidak mendapat kesempatan menguraikan kalimat hingga huruf
terlihat kecewa. Kemudian langkah keenam juga hanya sebagian
siswa saja yang melaksanakan langkah pembelajaran keenam. Oleh
karena itu, observer menyarankan pada pertemuan berikutnya,
setiap siswa memperoleh kesempatan secara individu untuk
melaksanakan langkah pembelajaran kelima dan keenam.
Penggunaan metode SAS pada siklus I pertemuan I
memiliki beberapa kelebihan. Pertama, siswa terlihat semangat untuk
mengikuti pembelajaran membaca dengan metode SAS. Hal ini
ditunjukkan dengan saat guru memberikan kesempatan menempel
kartu kalimat sesuai gambar, menguraikan kalimat hingga huruf, dan
menyusun huruf hingga kalimat, siswa-siswa terlihat antusias, ikut
aktif dan berebut untuk maju mengerjakan langkah-langkah
pembelajaran tersebut. Kedua, siswa terlihat lebih semangat saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
berlatih membaca dengan media kartu kalimat, kata, suku kata dan
huruf dengan tulisan yang menarik bagi siswa kelas I SD. Sebelum
adanya penelitian dengan SAS pembelajaran yang dilaksanakan
hanya dengan media papan tulis yang ditulis dengan tulisan kapur
membuat siswa malas untuk belajar membaca.
Di samping memiliki kelebihan, pembelajaran dengan
menggunakan metode SAS pada pertemuan I juga memiliki
kelemahan yaitu sebagian siswa tidak memperoleh kesempatan
untuk menguraikan kalimat hingga huruf dan menyusun huruf
hingga kalimat menyebabkan siswa terlihat ada yang kecewa.
2) Pertemuan II
Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode SAS pada pertemuan II, tampak guru melengkapi langkah
pembelajaran yang belum dilaksanakan pada pertemuan I, yaitu
langkah pembelajaran yang keempat membaca lancar kalimat tanpa
gambar dengan intonasi yang tepat. Langkah tersebut pada
pertemuan II telah terlaksana dengan baik. Pada pertemuan II ini
masih ada juga satu langkah pembelajaran yang terakhir berupa
bertanya jawab dengan siswa mengenai isi teks bacaan yang dibaca
tidak dilaksanakan.
Pembelajaran membaca pada pertemuan II ini, seluruh
siswa memperoleh kesempatan yang sama dari langkah pertama
hingga kesepuluh secara individu membuat siswa yang pada saat
pertemuan I tidak memperoleh kesempatan menempel, menguraikan
kalimat hingga huruf dan menyusun huruf hingga kalimat merasa
bingung dan selalu bertanya kepada guru. Terlebih kartu kalimat
yang digunakan antara siswa laki-laki dan perempuan berbeda.
Suasana belajar pada pertemuan II terlihat ramai, mereka berebut
meminta dibimbing guru. Hal ini memunculkan kelemahan pada
langkah pembelajaran tiga, lima, tujuh dan delapan. Langkah
pembelajaran memberi kesempatan dan bertanya jawab dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
siswa kelas I SD kurang efektif, justru membuat siswa bingung. Hal
ini dikarenakan kegiatan belajar yang terjadi sebelum adanya
penelitian, terbiasa mendengar dan jarang melaksanakan aktivitas
dalam belajar secara mandiri.
Walaupun demikian, peneliti masih akan melanjutkan ke
pertemuan III dengan langkah yang sama seperti pertemuan II
dengan harapan siswa dapat berubah mampu lebih mandiri dalam
belajar, khususnya pada langkah menempel kartu kalimat,
menguraikan kartu kalimat menjadi huruf dan menyusun huruf
hingga kalimat.
Berdasarkan tabel 9 dan 10 pertemuan II ini menurut ketiga
observer dalam kategori cukup baik dengan nilai rata-rata 2,6 dan
persentase 70%. Mengenai langkah yang terlaksana pada pertemuan
II sebanyak sembilan langkah. Untuk memantapkan langkah
pembelajaran siklus I pertemuan II, dilaksanakan kembali pada
pertemuan III.
3) Pertemuan III
Pelaksanaan pembelajaran membaca pada pertemuan III
berdasarkan tabel 13 dan 14 telah terlaksana semua, baik pada
kegiatan guru ataupun siswa dengan persentase 88% dalam kategori
sangat baik. Jika dirata-ratakan per aspek baik pada kegiatan guru
ataupun siswa dengan nilai 3,3 dalam kategori baik. Beberapa siswa
mulai mandiri untuk menempel kartu kalimat, menguraikan kartu
kalimat hingga menjadi huruf dan menyusun huruf hingga menjadi
kalimat. Namun sebagian besar siswa masih bertanya dan meminta
dibimbing. Pada pertemuan III juga memiliki kelemahan yaitu ada
beberapa siswa saat membaca hanya menghafal, bukan membaca.
Hal ini dikarenakan kartu kalimat yang diperoleh antara siswa yang
satu dengan lainnya sama dan siswa berkali-kali mendengar kalimat
yang dibaca sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Berikut ini hasil analisis terhadap hasil observasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan metode
SAS pada kegiatan guru dan siswa selama siklus I.
Tabel 17. Analisis Hasil Penggunaan Metode SAS Siklus I pada Guru
Aspek yang Diamati Siklus I (%) Rata-
rata (%)
Pert.I
Pert.II
Pert.III
Bertanya jawab dengan siswa tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukannya
100 75 75 83
Menampilkan gambar disertai bercerita sesuai gambar
100 100 100 100
Memberi kesempatan kepada siswa membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
67 100 100 89
Membimbing siswa membaca lancar kartu kalimat tanpa gambar dengan intonasi yang tepat
0 75 75 50
Bertanya jawab dengan siswa menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf secara lancar dan tepat
100 100 75 92
Membimbing siswa membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
83 75 75 78
Bertanya jawab dengan siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula secara lancar dan tepat
83 83 75 80
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
75 75 100 83
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar teks bacaan di buku dengan memperhatikan intonasi yang tepat
83 83 100 89
Bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca
100 0 75 58
Rata-rata 79 77 85 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 18. Analisis Hasil Penggunaan Metode SAS Siklus I pada Siswa
Aspek yang Diamati Siklus I (%) Rata-rata (%)
Pert.I
Pert.II
Pert.III
Menjawab kegiatan sehari-hari yang dilakukannya
100 100 75 92
Menempelkan kartu kalimat sesuai gambar
92 75 92 86
Berlatih membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
67 58 75 67
Membaca lancar kartu kalimat tanpa gambar dengan intonasi yang tepat
0 75 75 50
Berlatih menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf bersama guru dengan lancar dan tepat
92 75 75 81
Membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
75 58 75 69
Berlatih menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula bersama guru dengan lancar dan tepat
75 67 75 72
Membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
75 58 75 69
Berlatih membaca lancar teks bacaan di buku dengan intonasi yang tepat
75 75 75 75
Menjawab pertanyaan sesuai isi teks bacaan yang dibaca
83 0 75 53
Rata-rata 73 64 77 71
Kedua tabel 17 dan 18 menunjukkan bahwa pembelajaran
membaca dengan menggunakan metode SAS siklus I pada guru
memperoleh persentase 80%, sedangkan siswa 71%. Untuk
mengetahui efektif atau tidaknya, hasil observasi terhadap kegiatan
guru dan siswa dirata-rata. Ditemukan bahwa penggunaan metode
SAS pada pembelajaran membaca siklus I memperoleh persentase
76% termasuk dalam kategori cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Mengacu pada kelebihan dan kelemahan yang terjadi pada
ketiga pertemuan di siklus I ini dan hasil analisis pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode SAS terhadap guru
maupun siswa, peneliti berdiskusi dengan observer untuk
memperbaiki langkah-langkah pembelajaran yang kurang sesuai
untuk siklus berikutnya demi peningkatan yang lebih baik lagi.
Adapun langkah pembelajaran yang perlu diperbaiki pada siklus I
ada beberapa langkah. Pertama, langkah pembelajaran kesatu yaitu
bertanya jawab dengan siswa tentang kegiatan sehari-hari hendaknya
pertanyaan yang diajukan disesuaikan pada tema yang kemudian
dihubungkan dengan kehidupan siswa sehari-hari serta lebih terkait
masuk dalam kegiatan awal berupa tes penjajagan.
Langkah pembelajaran yang keempat merupakan hasil
pengulangan dari langkah pembelajaran ketiga. Oleh karena itu, pada
siklus berikutnya dihilangkan salah satu yaitu langkah yang keempat.
Langkah pembelajaran tiga, lima, tujuh dan delapan lebih efektif ke
proses membimbing secara individu. Selanjutnya pada langkah
pembelajaran yang kesepuluh, disarankan agar dihubungkan dengan
kenyataan yang terjadi di lingkungan siswa sehingga siswa tertarik
akan pertanyaan guru. Selain itu, media yang berupa kartu kalimat,
kata, suku kata dan huruf juga perlu diperbaiki yaitu kartu kalimat
yang digunakan untuk kegiatan struktural, analitik dan sintetik antara
siswa yang satu dengan lainnya berbeda. Dengan kartu kalimat yang
berbeda, siswa akan terdorong untuk mempelajari membaca kartu
kalimat (proses struktural) secara mandiri, sedangkan kegiatan
analitik dan sintetik dapat mengukur seberapa jauh keterampilan
membaca yang dimilikinya.
Di samping melihat proses pembelajaran yang berlangsung,
tahap refleksi siklus I ini juga didasarkan pada hasil belajar yang
diperoleh subjek penelitian yaitu nilai keterampilan membaca yang
dicapai siswa selama siklus I sebanyak 3x pertemuan. Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
rata-rata ketuntatasan dari hasil tes perbuatan dan tes tertulis
diperoleh peningkatan keterampilan membaca siswa. Pada tahap
pratindakan diperoleh data keterampilan siswa yang tuntas baru
mencapai 32% sekitar 6 siswa. Setelah dikenakan tindakan siklus I
pertemuan I ketuntasan keterampilan membaca meningkat dari 19
siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa. Sementara hasil belajar pada
siklus I pertemuan II masih tetap seperti pertemuan I diperoleh 45%
sekitar 9 siswa yang telah mencapai ketuntasan. Selanjutnya pada
siklus I pertemuan III mengalami kenaikan siswa yang telah tuntas
mencapai 58% diraih oleh 11 siswa. Secara keseluruhan selama
siklus I diperoleh hasil belajar siswa dengan ketuntasan sebesar 45%
sebanyak 9 siswa. Sedangkan yang belum tuntas mencapai 55%
dengan jumlah 10 siswa. Lebih jelas, perolehan hasil belajar siswa
berupa keterampilan membaca pada siklus I dapat dilihat pada
gambar 6 berikut.
Gambar 6. Diagram Perolehan Keterampilan Membaca Siklus I
Berdasarkan diskusi bersama observer penelitian di siklus I
ini, belum sesuai ukuran keberhasilan. Hal ini, dapat dilihat pada
proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh selama siklus I.
Berdasarkan tabel 17 dan 18, persentase pelaksanaan langkah-
langkah pembelajaran dengan menggunakan metode SAS sebesar
76% dalam kategori cukup baik dan belum mencapai indikator
keberhasilan penelitian ini sebesar 80%. Di samping itu, hasil belajar
45%
55% Tuntas
Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
berupa keterampilan membaca pada gambar 6 menunjukkan siswa
yang tuntas pada siklus I sebanyak 9 dengan persentase 45%.
Berpedoman pada perolehan proses dan hasil pada siklus I,
maka pada siklus kedua langkah pembelajaran akan diperbaiki.
Perbaikan-perbaikan langkah tersebut akan dilaksanakan pada siklus
II agar lebih tepat dan memiliki sumbangan yang besar terhadap
hasil belajar membaca yang diperoleh siswa meningkat. Oleh karena
itu, penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan ke siklus II.
2. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan siklus II mencakup empat tahap yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Peneliti menerapkan
langkah-langkah metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) sesuai dengan
yang direncanakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang ditematikan
dengan mata pelajaran SBK, PKn dan IPS.
a. Perencanaan Siklus II
Berbekal dari siklus I dan hasil pengamatan proses pembelajaran
membaca dengan menggunakan metode SAS, maka peneliti melanjutkan
ke siklus II dengan perbaikan-perbaikan langkah pembelajaran yang
kurang tepat pada saat siklus I. Dari sepuluh langkah pembelajaran
dikerucutkan menjadi delapan langkah pembelajaran menggunakan
metode SAS dan mengenai media kartu kalimat pada siklus II
direncanakan setiap siswa memperoleh kartu kalimat yang berbeda. Pada
siklus II ini, peneliti merencanakan tiga kali pertemuan dengan waktu 3 x
35 menit setiap pertemuan. Materi membaca Bahasa Indonesia pada
perencanaan siklus II ditematikan dengan materi pelajaran SBK, PKn,
dan IPS.
Peneliti merencanakan ketiga pertemuan tersebut pada hari Rabu
dan Sabtu tepatnya pada tanggal 28, 31 Maret dan 7 April 2012. Sebelum
dilaksanakan tindakan, siswa-siswa diumumkan untuk membawa gunting
untuk proses menguraikan dan menyusun. Sedangkan peneliti membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
RPP tematik siklus II yang terdapat pada lampiran 4 halaman 175 sampai
halaman 193, instrumen pengamatan siklus II yang terdapat pada
lampiran 8 halaman 228 sampai dengan halaman 241 dan media yang
digunakan dalam pembelajaran membaca. Setelah semua siap digunakan,
maka peneliti menghubungi teman sejawat untuk berpartipasi kembali
untuk memberi masukan akan jalannya proses pembelajaran yang
berlangsung pada siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II mengambil materi
membaca pada mata pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, dan IPS.
Pelaksanaan pembelajaran mencakup kegiatan awal, inti dan akhir.
Pelaksanaan kegiatan awal dan inti dilakukan secara tematik. Kegiatan
awal diawali dengan salam, berdoa, absensi, tes penjajagan, dan
apersepsi. Khusus apersepsi diambil dari materi pelajaran SBK seni
music yang berupa menyanyikan lagu anak-anak dengan iringan tepuk
tangan. Sebelum memulai pembelajaran, peneliti melakukan pengecekan
akhir terhadap beberapa hal yang terkait, sebagai upaya untuk
mengetahui kesiapan segala sesuatu yang akan difungsikan dalam
penelitian. Kegiatan ini meliputi: pengecekan kembali RPP yang telah
disusun dan membaca komponen-komponen pembelajaran yang akan
dilaksanakan; memeriksa bahwa media pembelajaran yang akan
digunakan telah tersedia; memastikan bahwa media pembelajaran dalam
kondisi yang baik/dapat digunakan; memeriksa kelengkapan instrumen
yang akan digunakan sebagai pengumpulan data dalam kegiatan siklus II;
dan sebagai langkah persiapan akhir dalam awal pembelajaran adalah
memastikan bahwa observer telah siap untuk melaksanakan perannya
masing-masing saat pelaksanaan pembelajaran.
1) Pertemuan I
Pukul 07. 15 pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012
peneliti atau guru bersama ketiga observer memasuki ruangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
kelas, tampak jelas terlihat siswa-siswa senang bertemu kembali
dengan kegiatan belajar membaca. Kegiatan awal dimulai dengan
salam, berdoa, absensi, tes penjajagan, acuan dan apersepsi.
Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menyanyikan lagu anak-anak
yang berjudul kasih ibu. Siswa-siswa bersorak gembira untuk
bernyanyi. Selanjutnya, guru menampilkan tiga gambar untuk
bahan bercerita yang ditempelkan di papan tulis. Sebelum bercerita,
guru menanyakan kepada siswa kegiatan apa yang digambarkan
pada gambar. Siswa menjawab secara klasikal, yang kemudian
guru mulai bercerita tentang ketiga gambar tersebut.
Memasuki kegiatan inti kedua, guru membagikan kepada
setiap siswa berupa satu bendel media kartu kalimat, kata, suku
kata dan huruf dan kertas kosong berukuran A3. Media kartu
kalimat, kata, suku kata dan huruf dimasukkan ke dalam amplop,
sehingga menimbulkan reaksi terkejut dan senang oleh semua
siswa. Semua siswa bertanya apa yang ada dalam amplop yang
akan dibagi. Guru memulai membagikan media tersebut secara
bergilir dari nomor absen pertama sampai kesembilanbelas.
Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk
membuka amplop yang diterimanya dan menempelkan kartu
kalimat yang sesuai dengan gambar pada kertas kosong yang
berukuran A3 tersebut. Semua siswa berlomba untuk
menyelesaikan kegiatan menempelkan kartu kalimat lebih awal.
Siswa yang selesai lebih awal dibimbing guru untuk membaca
kartu kalimat secara lancar dengan memperhatikan intonasi yang
tepat. Rata-rata dari siswa sudah lancar, tetapi intonasi saat
membaca masih ada yang dibimbing guru dengan cara guru
memberi contoh membaca dengan intonasi tepat. Semakin banyak
berlatih dan setiap siswa memiliki kesempatan yang sama,
membuat siswa-siswa lebih lancar dalam membaca dan sebagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
besar siswa saat membaca sudah memperhatikan intonasi yang
tepat.
Meningkat ke langkah berikutnya, guru menghampiri
setiap meja siswa untuk membimbing siswa menguraikan kalimat
hingga huruf. Sementara siswa yang telah selesai lebih awal dalam
menguraikan kalimat hingga huruf, dibimbing untuk membaca
hasil uraian tersebut dengan lancar dan memperhatikan intonasi
yang tepat. Bagi siswa yang telah selesai menguraikan dan
membaca hasil uraiannya, kemudian diberi kesempatan untuk
menyusun hasil uraian tersebut hingga menjadi kalimat semula.
Kemudian setiap siswa dibimbing untuk membaca lancar hasil
menyusun huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasinya yang
tepat. Terlihat dari sembilan belas siswa sekitar sembilan siswa
yang sudah lancar dengan intonasi yang tepat tanpa bimbingan
guru, mengenai siswa yang lain masih dibimbing guru. Oleh karena
itu, guru kembali mengingatkan kepada semua siswa untuk
memperhatikan intonasi yang tepat saat membaca. Kemudian setiap
siswa diberi selembar kertas yang berisikan teks bacaan sebagai
kegiatan berlatih membaca secara klasikal, kelompok dan individu.
Tampak guru memberi kesempatan secara klasikal kepada siswa
untuk membaca lancar dengan intonasi yang tepat, dilanjutkan
pemberian kesempatan membaca ke setiap kelompok barisan
bangku paling utara sampai selatan. Guru mengawasi kegiatan
tersebut, khususnya pada siswa yang belum lancar dalam membaca
kalimat.
Guna peningkatan keterampilan membaca, maka guru
memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk membaca satu
kalimat yang tertampang pada teks bacaan yang diterimanya secara
bergilir. Bahan teks bacaan tersebut mengambil materi pelajaran
PKn dan dilanjutkan dengan kegiatan bertanya jawab dengan siswa
mengenai isi teks bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
kenyataan yang ada dalam kehidupan siswa. Tujuan dari tanya
jawab ini, untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
kalimat bacaan yang telah dibaca. Melihat ada beberapa siswa yang
masih diam saat kegiatan tanya jawab, maka guru menuliskan
jawaban yang diutarakan oleh siswa-siswa yang menjawab pada
papan tulis. Selanjutnya, guru mengajak semua siswa membaca
tulisan yang di papan tulis sebanyak dua kali.
Kegiatan inti telah berakhir sudah, guru melanjutkan
kegiatan akhir dengan diawali menyimpulkan seluruh materi yang
telah dipelajari bersama dengan siswa. Kegiatan akhir kedua, guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang
belum jelas dalam belajar, tetapi terlihat tidak ada siswa yang
merasa bingung sehingga tidak satupun siswa yang bertanya.
Memuncak kegiatan akhir yang terakhir yaitu evaluasi, setiap siswa
mengerjakan soal tertulis yang terkait dengan keterampilan
membaca selama sekitar 10 menit. Semua siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya, kemudian guru memanggil satu per satu siswa
sesuai nomor absensi untuk melaksanakan tes perbuatan membaca
huruf, kata, dan kalimat secara lancar dengan memperhatikan
intonasi yang tepat.
2) Pertemuan II
Pertemuan II terlaksana pada hari Rabu tanggal 31 Maret
2012, jam sekolah menunjukkan pukul 07. 15 guru bersama ketiga
observer bergegas memasuki kelas I. Terlihat siswa-siswa masih
senang belajar membaca dengan peneliti. Memasuki kegiatan awal,
guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa secara
memanggil satu per satu siswa sesuai daftar absensi,
menyampaikan acuan dan mengajak semua siswa menyanyikan
lagu disini senang disana senang dengan iringan tepuk tangan.
Meningkat ke langkah pembelajaran selanjutnya yaitu
kegiatan inti yang terdiri dari tiga tahap. Kegiatan inti yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
terlaksana meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Sebelum
kegiatan eksplorasi yang dilakukan siswa, tampak guru
menampilkan gambar dan bercerita sesuai gambar dengan kalimat
yang mudah dipahami siswa secara runtut, yang kemudian guru
mebagikan kepada siswa satu bendel media kartu kalimat, kata,
suku kata dan huruf serta kertas kosong yang berukuran A3. Semua
siswa telah mendapatkan media, bergegaslah siswa-siswa untuk
menempelkan kartu kalimat sesuai gambar yang ditampilkan guru.
Kemudian, terdengar suara siswa-siswa yang telah selesai
menempel kartu kalimat meminta diberi kesempatan untuk
membaca kartu kalimat yang tertempel. Guru segera menghampiri
siswa untuk mengawasi siswa menbaca lancar dengan intonasi
yang tepat. Mengenai siswa yang belum lancar dalam membaca
kalimat atau bagi siswa yang belum memperhatikan intonasi saat
membaca, dibimbing guru dengan memberi contoh. Siswa-siswa
yang telah selesai menempel dan membaca, lalu menguraikan kartu
kalimat tersebut hingga menjadi huruf.
Guru menghampiri setiap meja untuk membimbing siswa-
siswa menguraikan kalimat hingga menjadi huruf. Guru lebih lama
dalam memberikan bimbingan kepada siswa yang masih kesulitan.
Semua siswa telah menyelesaikan kegiatan menguraikan, guru
membimbing siswa secara bergilir untuk membaca hasil uraian
kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat. Siswa
yang telah mendapat giliran membaca uraian tersebut, kemudian
menyusun uraian huruf hingga menjadi kalimat. Sebagian besar
dari mereka sudah lancar dan tepat dalam menyusun huruf hingga
menjadi kalimat. Selesai menyusun, siswa-siswa berinisiatif untuk
berlatih membaca hasil susunan huruf hingga menjadi kalimat.
Guru merasa bangga, siswa-siswa tanpa dibimbing mau berlatih
membaca susunan huruf hingga menjadi kalimat tersebut. Secara
bergilir, guru memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
membaca susunan huruf hingga menjadi kalimat dengan
memperhatikan intonasi yang tepat. Bagi siswa yang masih belum
lancar membaca kalimat dan siswa yang dalam membaca belum
memperhatikan intonasi yang tepat, diberi bimbingan oleh guru
dengan memberikan contoh yang benar.
Memuncak ke kegiatan inti terakhir yaitu konfirmasi, guru
membagikan teks bacaan yang berisi materi pelajaran PKn
mengenai hak anak di sekolah. Kemudian siswa-siswa berlatih
membaca teks bacaan tersebut secara klasikal, kelompok per baris
dan individu. Kegiatan membaca teks telah berakhir, siswa bersama
guru bertanya jawab mengenai isi teks bacaan yang terkandung dan
dihubungkan dengan kenyataan yang terjadi di sekolah siswa. Guru
menuliskan jawaban dari siswa di papan tulis, guru kemudian
mengajak semua siswa membaca tulisan yang tertera di papan tulis
secara klasikal dan kelompok.
Kegiatan awal sampai kegiatan inti telah selesai,
memasuki kegiatan akhir, guru menanyakan kepada siswa tentang
materi pelajaran yang belum jelas. Tampak jelas tidak ada yang
bertanya, guru mengajak siswa menyimpulkan materi pelajaran
yang telah dipelajari. Kegiatan evaluasi mulai dilaksanakan, siswa
mengerjakan tes tertulis yang berkaitan keterampilan membaca
dengan jumlah soal sepuluh. Kegiatan evaluasi berikutnya, siswa
secara bergilir dari nomor absen pertama hingga absen terakhir
melaksanakan tes perbuatan membaca huruf, kata dan kalimat yang
terdiri dari 3-5 kata dengan memperhatikan intonasi yang tepat.
Kegiatan akhir dilaksanakan sekitar 25 menit.
3) Pertemuan III
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 7
April 2012 yang selama 3 x 35 menit. Pukul 07. 15 guru memasuki
ruangan kelas I bersama ketiga teman sebagai observer. Suasana
kelas terlihat hening, siswa terlihat siap untuk belajar. Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
memasuki kegiatan awal dengan mengucapkan salam, berdoa
bersama siswa, mengabsen satu per satu menurut daftar absensi
siswa kelas I, guru menyampaikan acuan dan dilanjutkan kegiatan
apersepsi. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menyanyikan lagu
anak-anak dengan judul naik delman.
Selanjutnya memasuki kegiatan inti yang terdiri dari
ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi mencakup
satu langkah kegiatan pembelajaran, guru menampilkan dua
gambar sebagai bahan bercerita peristiwa yang menyenangkan
yang telah dialami Vandi. Bahan cerita yang digunakan adalah
materi pelajaran IPS berupa menceritakan peristiwa yang
menyenangkan dan pernah dialami. Siswa diberi kesempatan untuk
menempelkan kartu kalimat yang sesuai gambar pada satu lembar
kosong yang berukuran A3.
Meningkat ke kegiatan elaborasi pertama, setiap siswa
menempelkan kartu kalimat sesuai gambar dengan rapi. Siswa
secara bergilir membaca kartu kalimat yang sesuai gambar dengan
intonasi yang tepat. Siswa menguraikan kalimat tersebut hingga
menjadi huruf. Guru menghampiri setiap meja siswa untuk
memberikan bimbingan. Siswa secara bergilir diberi kesempatan
untuk membaca hasil uraian tersebut dengan memperhatikan
intonasi yang tepat. Bagi siswa yang telah selesai menguraikan
kalimat hingga menjadi huruf dan membaca hasil uraiannya,
kemudian menyusun hasi uraian tersebut hingga menjadi kalimat.
Secara bergilir, setiap siswa membaca hasil menyusunnya dengan
intonasi yang tepat. Bagi siswa yang belum tepat dalam membaca
lancar dan belum memperhatikan intonasi, diberi contoh yang
benar.
Kegiatan elaborasi telah selesai, selanjutnya menuju ke
kegiatan konfirmasi. Kegiatan konfirmasi dilakukan untuk
memperlancar keterampilan membaca siswa. Setiap siswa diberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
satu teks bacaan yang berkaitan materi pelajaran Bahasa Indonesia
membaca lancar yang isinya menceritakan peristiwa yang pernah
dialaminya. Secara klasikal, siwa membaca lancar teks bacaan
dengan intonasi yang tepat. Selanjutnya, siswa membaca teks
bacaan tersebut secara kelompok per baris tempat duduk dan secara
individu. Kegiatan konfirmasi kedua, guru bertanya jawab dengan
siswa mengenai isi teks bacaan yang dikaitkan dengan peristiwa
penting yang pernah dialami siswa. Guru menuliskan jawaban dari
siswa di papan tulis. Guru mengajak siswa membaca tulisan yang
tertera di papan tulis secara klasikal dan kelompok.
Kegiatan awal sampai dengan kegiatan inti telah
terlaksana semua. Memulai kegiatan akhir, diawali dengan guru
menanyakan kepada siswa tentang materi pelajaran yang belum
jelas. Semua siswa terlihat sudah jelas, guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajarinya.
Selanjutnya, memasuki kegiatan evaluasi yang terdiri dari tes
tertulis dan tes perbuatan membaca huruf, kata dan kalimat.
Dengan suasana tenang, semua siswa melaksanakan tes tertulis
dengan jumlah soal sepuluh dan pilihan ganda, sehingga kegiatan
tes tertulis membutuhkan waktu yang cukup singkat sekitar 5
menit. Semua siswa mengumpulkan hasil pekerjaanya pada meja
guru, kemudian kembali ke tempat duduk masing-masing.
Sementara guru memanggil satu per satu siswa berdasarkan daftar
absensi untuk melaksanakan kegiatan tes perbuatan membaca
lancar huruf, kata, dan kalimat dengan intonasi yang tepat.
Kegiatan pembelajaran membaca pada pertemuan III selesai pada
waktunya yaitu pukul 09. 00 dan waktu istirahat saat tiba.
c. Hasil Observasi Siklus II
1) Pertemuan I
Hasil observasi meliputi hasil observasi proses
pembelajaran, hasil pembelajaran dan kelebihan ataupun kekurangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
dari penggunaan metode SAS. Dalam pengamatan, peneliti tidak
hanya sendiri, ada tiga teman sejawat yang telah membantu. Berikut
ini akan dijelaskan secara lebih mendetail hasil observasi pada
pertemuan I berdasarkan pengamatan oleh ketiga observer yang
selalu setia untuk membantu peneliti atau guru.
Tabel 19. Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan I
Aspek yang Diamati Pertemuan I
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menampilkan gambar disertai bercerita sesuai gambar
3 4 3 10 83
Membimbing siswa membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Membimbing setiap siswa menguraikan kalimat hingga menjadi huruf
4 4 4 12 100
Membimbing setiap siswa membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Membimbing siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula
3 3 3 9 75
Membimbing berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar teks bacaan yang disediakan dengan memperhatikan intonasi yang tepat
4 3 3 10 83
Bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
3 3 3 9 75
Jumlah 27 27 26 80 666 Rata-rata per Aspek 3,4 3,4 3,2 3,3 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Berpedoman pada hasil pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran membaca pada tabel 19 memperoleh persentase 83%
dari delapan langkah pembelajaran. Rata-rata per aspek dari ketiga
observer adalah 3,3 dalam kategori baik. Berikut hasil observasi
terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran membaca dengan
metode SAS.
Tabel 20. Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan I
Aspek yang Diamati Pertemuan I
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menempelkan kartu kalimat sesuai gambar
4 4 4 12 100
Berlatih membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Berlatih menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf bersama guru dengan lancar dan tepat
3 3 3 9 75
Berlatih membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Berlatih menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula dengan lancar dan tepat
3 3 3 9 75
Berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Berlatih membaca lancar teks yang disediakan guru dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Menjawab pertanyaan sesuai isi teks bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
3 3 3 9 75
Jumlah 25 25 25 75 625 Rata-rata per Aspek 3,3 3,3 3,3 3,3 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
membaca dengan metode SAS dapat dilihat dari tabel 19 dan 20.
Dari tabel 19 dan 20 menyajikan hasil pengamatan terhadap kegiatan
guru dan siswa. Hasil pengamatan terhadap guru dengan rata-rata per
aspek 3,3 dan siswa 3,3. Jika hasil tersebut dirata-rata, maka
diperoleh rata-rata per aspek 3,3 dan termasuk dalam kategori
pembelajaran berjalan dengan baik. Dari seluruh aspek dengan rata-
rata terhadap guru 83% dan terhadap siswa 78%, jika keduanya
dirata-ratakan aspek yang dilaksanakan dalam pembelajaran baik
guru maupun siswa mencapai 81% dalam kategori baik.
Pembelajaran membaca dengan metode SAS berjalan
dengan baik, semua langkah pembelajaran terlaksana. Guru dan
siswa secara runtut melaksanakan langkah pembelajaran dari nomor
satu sampai dengan delapan. Pertama, guru telah menampilkan
gambar dan bercerita sesuai gambar dengan kalimat yang mudah
dipahami siswa. Sementara siswa telah menempelkan kartu kalimat
yang sesuai dengan gambar dan rapi. Kegiatan kedua, siswa
menguraikan kalimat dengan tepat, tetapi ada yang belum lancar dan
meminta bimbingan guru. Saat kegiatan menguraikan guru lebih
banyak membimbing siswa yang belum lancar. Selanjutnya guru
membimbing siswa secara bergilir satu per satu untuk membaca hasil
uraian kalimat hingga menjadi huruf. Siswa telah selesai membaca,
lalu menyusun uraian tersebut hingga menjadi kalimat.
Sebagian besar siswa sudah lancar dalam menyusun huruf
hingga kalimat. Guru memberikan bimbingan kepada setiap siswa
yang belum lancar. Bagi siswa-siswa yang telah menyelesaikan
kegiatan menyusun huruf hingga menjadi kalimat, dibimbing secara
per satu untuk membaca hasil susunan tersebut. Ada empat siswa
yang belum lancar dalam membaca kalimat. Selanjutnya, guru
memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk membaca teks
bacaan yang berupa hak anak di rumah. Kegiatan membaca lancar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
ini dilaksanakan secara klasikal, kelompok dan individu. Setelah
semua siswa mendapat kesempatan membaca, guru bertanya jawab
dengan siswa mengenai isi teks bacaan yang dihubungkan dengan
kenyataan dalam kehidupan siswa yang terjadi.
Selain pengamatan terhadap proses pembelajaran, dalam
penilitian ini ada observasi hasil yang digunakan untuk mengetahui
keterampilan membaca setiap siswa melalui tes perbuatan membaca
dan mengerjakan soal tertulis yang dilakukan pada akhir
pembelajaran. Adapun penilaian hasil melalui tes membaca yang
diperoleh sebagai berikut:
Tabel 21. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus II Pertemuan I
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
53 – 60 61 – 68 69 – 76 77 – 84 85 – 92 93 – 100
3 0 2 4 1 9
16 0 11 21 5 47
16 16 27 48 53 100
Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 258.
Berdasarkan tabel 21, dari 19 siswa kelas 1 ada 14 siswa
dengan persentase 73% yang sudah tuntas dalam membaca lancar
huruf, kata dan kalimat dengan perolehan nilai 80-100. Mengenai 5
siswa lainnya masih perlu berlatih lebih giat. Siswa-siswa tersebut
memiliki kemampuan yang berbeda, 2 siswa dengan nilai 70 yaitu
dapat membaca huruf dan kata dengan lancar, tetapi belum
memperhatikan intonasi, selanjutnya siswa tersebut saat membaca
kalimat belum lancar dan intonasinya belum tepat. Pada pertemuan
ketiga ini nilai yang dicapai terendah 60 yaitu diperoleh oleh 3
siswa. Adapun kemampuan yang dimilikinya baru lancar dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
membaca huruf dengan intonasi yang tepat dan belum lancar saat
membaca kata dan kalimat. Berikut penilaian hasil secara tertulis
yang diperoleh.
Tabel 22. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus II Pertemuan I
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
53 – 60 61 – 68 69 – 76 77 – 84 85 – 92 93 – 100
4 0 2 4 4 5
21 0 11 21 21 27
21 21 31 52 73 100
Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 258.
Mengacu pada tabel 22, diketahui bahwa siswa baru tuntas
tentang keterampilan membaca secara tertulis dengan persentase
69%. Siswa yang belum tuntas sekitar 31%. Hasil tes perbuatan dan
tes tertulis merupakan hasil observasi terhadap keterampilan
membaca yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, keterampilan
membaca yang dimiliki siswa dapat dirata-ratakan dari hasil tes
perbuatan dan tes tertulis yang telah tuntas dibagi dua. Perolehan tes
perbuatan yang tuntas mencapai 73% sedangkan tes tertulisnya
mencapai 69%, jadi keterampilan membaca yang dimiliki siswa pada
siklus II pertemuan I ini sebesar 71% dengan jumlah siswa sebanyak
13 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa.
2) Pertemuan II
Hasil observasi meliputi hasil observasi proses
pembelajaran dan hasil pembelajaran dari penggunaan metode SAS.
Dalam pengamatan, peneliti tidak hanya sendiri, ada tiga teman
sejawat yang telah membantu. Berikut ini akan dijelaskan secara
lebih mendetail hasil observasi pada pertemuan II berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
pengamatan oleh ketiga observer yang selalu setia untuk membantu
peneliti atau guru.
Tabel 23. Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan II
Aspek yang Diamati Pertemuan II
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menampilkan gambar disertai bercerita sesuai gambar
3 4 3 10 83
Membimbing siswa membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Membimbing setiap siswa menguraikan kalimat hingga menjadi huruf
3 3 3 9 75
Membimbing setiap siswa membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Membimbing siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula
3 3 3 9 75
Membimbing berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar teks bacaan yang disediakan dengan memperhatikan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
4 4 4 12 100
Jumlah 28 29 28 85 708 Rata-rata per Aspek 3,5 3,6 3,5 3,54 89
Berpedoman pada tabel 24 yaitu hasil pengamatan terhadap
kegiatan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
SAS memperoleh persentase 89% dari delapan langkah
pembelajaran. Rata-rata per aspek dari ketiga observer adalah 3,54
dalam kategori sangat baik. Di samping pengamatan terhadap
kegiatan guru, juga ada pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam
pembelajaran membaca dengan metode SAS. Berikut ini hasil
pengamatan terhadap kegiatan siswa siklus II pertemuan II.
Tabel 24. Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan II
Aspek yang Diamati Pertemuan II
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menempelkan kartu kalimat sesuai gambar
4 3 3 11 92
Berlatih membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Berlatih menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf bersama guru dengan lancar dan tepat
3 3 3 9 75
Berlatih membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Berlatih menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula dengan lancar dan tepat
3 3 3 9 75
Berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Berlatih membaca lancar teks yang disediakan guru dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Menjawab pertanyaan sesuai isi teks bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
3 3 3 9 75
Jumlah 26 25 25 77 642 Rata-rata per Aspek 3,25 3,1 3,1 3,21 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
membaca dengan metode SAS dapat dilihat dari 23 dan 24. Hasil
pengamatan terhadap guru dengan rata-rata per aspek 3,54 dan siswa
3,21. Jika hasil tersebut dirata-rata, maka diperoleh rata-rata per
aspek 3,4 dan termasuk dalam kategori pembelajaran berjalan
dengan baik. Dari seluruh aspek dengan rata-rata terhadap guru 89%
dan terhadap siswa 80%, jika keduanya dirata-ratakan aspek yang
dilaksanakan dalam pembelajaran baik guru maupun siswa mencapai
84% dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil observasi oleh tiga observer, pelaksanaan
pembelajaran pada langkah pertama pada kegiatan guru yaitu
menampilkan gambar yang dilanjutkan cerita sudah runtut tetapi
sedikit meluas dari gambar. Mengenai siswa dalam menempelkan
kartu kalimat sudah tepat sesuai gambar, tetapi ada satu siswa belum
rapi dalam menempelkannya. Selanjutnya guru membimbing satu
persatu individu siswa secara bergilir untuk membaca kartu kalimat
yang telah diterimnya. Memasuki, kegiatan menguraikan kalimat
hingga huruf, secara keseluruhan sudah lancar, tetapi ada dua siswa
yang masih tertukar antara kata dengan suku kata. Melihat hal itu,
guru mengingatkan kembali dengan memberikan contoh secara
klasikal di papan tulis. Siswa yang masih kurang tepat, diberi
kesempatan untuk memperbaikinya. Sementara bagi siswa yang
sudah tepat, dibimbing secara bergilir untuk membaca lancar hasil
uraian kalimat hingga menjadi huruf. Selesai menguraikan dan
membaca lancar hasil mengurai tersebut, semua siswa secara bergilir
untuk membacakan hasil susunan huruf hingga menjadi kalimat.
Secara keseluruhan siswa mampu membaca lancar huruf,
kata, dan kalimat, tetapi masih ada yang belum memperhatikan
intonasi. Oleh karena itu, guru berulang-ulang memberikan contoh
membaca lancar dengan intonasi yang tepat. Pada tahap selanjutnya,
guru membagikan teks bacaan dalam rangka memperkuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
keterampilan siswa dalam membaca. Siswa membaca secara
klasikal, kelompok dan individu. Kegiatan membaca secara individu,
masih ada beberapa yang belum memperhatikan intonasi dan belum
lancar dalam membaca kalimat dalam teks bacaan. Oleh sebab itu,
guru dengan sabar membimbing siswa satu per satu secara bergilir
untuk berlatih membaca lancar kalimat dengan intonasi yang tepat.
Sementara siswa yang pandai mulai jenuh menunggu siswa yang
belum lancar dalam membaca kalimat. Setelah semua selesai
membaca, maka guru atau peneliti mencoba memberikan
pengalaman baru kepada siswa untuk melakukan tepuk kreasi yang
dinamakan tepuk senang.
Ketika siswa mulai senang kembali untuk belajar, guru
menanyakan kepada siswa tentang isi teks bacaan dan dikaitkan
dengan hak-hak yang diperolehnya dalam kehidupan siswa di
sekolah yang dialaminya. Sebagian siswa menjawab dengan tepat,
sementara guru menuliskan jawaban dari siswa di papan tulis dan
kemudian dibaca secara klasikal.
Selain pengamatan terhadap proses, dalam penelitian ini
juga ada observasi hasil. Mengenai hasil observasi hasil yang
melalui tes perbuatan membaca dan tes tertulis dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 25. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus II Pertemuan II
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
53 – 60 61 – 68 69 – 76 77 – 84 85 – 92 93 – 100
2 0 3 2 2 10
11 0 15 11 11 52
11 11 26 37 48 100
Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 258.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Berdasarkan tabel 25, dari 19 siswa kelas 1 ada 14 siswa
dengan persentase 74% yang sudah tuntas dalam membaca lancar
huruf, kata dan kalimat dengan perolehan nilai 80-100. Mengenai 5
siswa lainnya masih perlu berlatih lebih giat. Siswa-siswa tersebut
memiliki kemampuan yang berbeda, 3 siswa dengan nilai 70 yaitu
dapat membaca huruf dan kata dengan lancar, tetapi belum
memperhatikan intonasi, selanjutnya siswa tersebut saat membaca
kalimat belum lancar dan intonasinya belum tepat. Pada pertemuan
ketiga ini ada 2 siswa yang memperoleh nilai 60 baru lancar dalam
membaca huruf dengan intonasi yang tepat dan belum lancar saat
membaca kata dan kalimat. Berikut penilaian hasil secara tertulis
yang diperoleh.
Tabel 26. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus II Pertemuan II
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
53 – 60 61 – 68 69 – 76 77 – 84 85 – 92 93 – 100
3 0 3 5 4 4
16 0 16 26 21 21
16 16 32 58 79 100
Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 19
Mengacu pada tabel 26, diketahui bahwa siswa baru tuntas
tentang keterampilan membaca secara tertulis dengan persentase
68%. Siswa yang belum tuntas sekitar 32%. Adapun hasil tes tertulis
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 258. Hasil tes
perbuatan dan tes tertulis merupakan hasil observasi terhadap
keterampilan membaca yang dimiliki siswa. Oleh karena itu,
keterampilan membaca yang dimiliki siswa dapat dirata-ratakan dari
hasil tes perbuatan dan tes tertulis yang telah tuntas dibagi dua.
Perolehan tes perbuatan yang tuntas mencapai 74% sedangkan tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
tertulisnya mencapai 68%, jadi keterampilan membaca yang dimiliki
siswa pada siklus II pertemuan I ini sebesar 71% dengan jumlah
siswa sebanyak 13 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas
sebanyak 6 siswa.
3) Pertemuan III
Tabel 27. Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan III
Aspek yang Diamati Pertemuan III
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menampilkan gambar disertai bercerita sesuai gambar
4 4 4 12 100
Membimbing siswa membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Membimbing setiap siswa menguraikan kalimat hingga menjadi huruf
3 3 3 9 75
Membimbing setiap siswa membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Membimbing siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula
3 3 3 9 75
Membimbing berlatih mem-baca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar teks bacaan yang disediakan dengan memperhatikan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
3 3 3 9 75
Jumlah 29 29 29 87 725 Rata-rata per Aspek 3,6 3,6 3,6 3,6 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Berpedoman pada tabel 27 yaitu hasil pengamatan dengan
skala penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran membaca dengan
menggunakan metode SAS yang dilakukan oleh guru memperoleh
persentase 91%. Rata-rata per aspek dari ketiga observer adalah 3,6
dalam kategori sangat baik. Berikut hasil observasi terhadap kegiatan
siswa dalam pembelajaran membaca dengan metode SAS.
Tabel 28. Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan III
Aspek yang Diamati Pertemuan III
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menempelkan kartu kalimat sesuai gambar
4 4 4 12 100
Berlatih membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Berlatih menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf bersama guru dengan lancar dan tepat
4 4 4 12 100
Berlatih membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Berlatih menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula dengan lancar dan tepat
3 3 3 9 75
Berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
3 3 3 9 75
Berlatih membaca lancar teks yang disediakan guru dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Menjawab pertanyaan sesuai isi teks bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
3 3 3 9 75
Jumlah 28 28 28 84 700 Rata-rata per Aspek 3,5 3,5 3,5 3,5 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
membaca dengan metode SAS dapat dilihat dari 27 dan 28. Hasil
pengamatan terhadap kegiatan guru dengan rata-rata per aspek 3,6
dan kegiatan siswa 3,5. Jika hasil tersebut dirata-rata, maka
diperoleh rata-rata per aspek 3,6 dan termasuk dalam kategori
pembelajaran berjalan sangat baik. Dari seluruh aspek dengan rata-
rata terhadap kegiatan guru 91% dan terhadap siswa 88%, jika
keduanya dirata-ratakan aspek yang dilaksanakan dalam
pembelajaran baik guru maupun siswa mencapai 90 dalam kategori
sangat baik.
Berdasarkan hasil observasi oleh tiga observer menunjukan
bahwa kegiatan guru dan siswa dinilai sangat baik. Guru atau
peneliti mengawali kegiatan inti dengan menampilkan dua gambar.
Gambar tersebut terlihat jelas dari semua penjuru siswa dimanapun
siswa duduk di kelas. Guru selesai menempelkan gambar di papan
tulis, memulai cerita dengan menanyakan siswa tentang kegiatan
yang digambarkan pada gambar yang tertempel pada papan tulis.
Siswa-siswa terlihat senang untuk menjawabnya, kemudian guru
memulai bercerita sesuai gambar dengan kalimat yang mudah
dipahami siswa. Sementara siswa dengan tenang memperhatikan
cerita guru. Siswa tidak hanya memperhatikan cerita dari guru, siswa
kemudian diberi kesempatan untuk menempelkan kartu kalimat
sesuai gambar dengan rapi. Semua siswa melaksanakannya dengan
rapi dan secara bergiliran. Selanjutnya, setiap siswa membaca kartu
kalimat yang telah ditempelnya.
Memasuki kegiatan menguraikan kalimat hingga huruf,
semua siswa melaksanakan. Guru mengelilingi setiap meja siswa
untuk memberikan bimbingan. Sementara bagi siswa yang sudah
mampu dan lancar menguraikan kalimat hingga menjadi huruf tidak
memerlukan bantuan guru, tetapi ada yang perlu dibantu yaitu
Hendra, Aji, Agung, Sandhika dan Imam. Guru dalam memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
bantuan tidak terlalu lama, kelima siswa tersebut kemudian dapat
menguraikannya dari suku kata menjadi huruf sendiri. Tiba-tiba,
muncul suara siswa-siswa yang sudah menyelesaikan kegiatan
mengurai kalimat hingga huruf. Guru segera menghampiri siswa
tersebut untuk membimbing membaca hasil uraiannya. Ternyata
siswa-siswa tersebut sudah mampu secara lancar untuk membaca
hasil uraian dengan intonasi yang tepat. Siswa yang selesai terakhir
mendapat kesempatan membaca uraian juga yang terakhir, sehingga
guru dalam membimbing siswa untuk membaca lancar uraian
kalimat hingga menjadi huruf secara bergilir dari mulai yang cepat
selesai terlebih dahulu.
Siswa-siswa yang telah membaca uraian kalimat hingga
huruf, bergegas dan berlomba untuk lebih cepat menyelesaikan
kegiatan menyusun huruf hingga menjadi kalimat. Tampak guru
memberikan bimbingan kepada siswa yang membutuhkan untuk
menyusun huruf hingga menjadi kalimat. Namun sebagian besar dari
sembilan belas siswa sudah lancar dan tepat dalam menguraikan,
membaca, dan menyusun. Secara bergilir guru menghampiri setiap
meja siswa untuk memberikan bimbingan membaca lancar hasil
susunan yang telah selesai.
Kegiatan selanjutnya, siswa membaca lancar teks bacaan
yang terdiri dari 3-5 kata dengan intonasi yang tepat secara klasikal,
kelompok dan individu. Terlihat sudah menurun siswa yang
kesulitan membaca lancar, yang masih perlu diperbaiki tentang
intonasi membaca yang tepat. Guru kemudian bertanya jawab
dengan siswa tentang isi teks bacaan yang telah dibacanya dan
dihubungkan dengan peristiwa penting yang pernah siswa
mengalaminya. Karena semua siswa sudah lancar dalam membaca,
muncul kebosanan untuk menjawab pertanyaan guru yang sesuai
dengan teks bacaan. Oleh karena itu, guru mencoba memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
penguatan berupa tepuk salut. Semua siswa tampak tertawa dan
gembira, dan guru memulai kegiatan akhir.
Kegiatan akhir diisi dengan kegiatan evaluasi atau observasi
hasil. Observasi hasil digunakan untuk mengetahui keterampilan
membaca setiap siswa melalui tes perbuatan membaca dan
mengerjakan soal tertulis yang dilakukan pada akhir pembelajaran.
Tes perbuatan membaca meliputi membaca huruf, kata dan kalimat
dengan memperhatikan intonasi yang tepat. Kalimat yang digunakan
untuk tes terdiri atas 3-5 kata. Adapun observasi hasil melalui tes
membaca yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 29. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus II Pertemuan III
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
65 – 70 71 – 76 77 – 82 83 – 88 89 – 94 95 – 100
5 0 0 0 3 11
26 0 0 0 16 58
26 26 26 26 42 100
Belum Belum Belum Belum Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 258.
Berpedoman pada tabel 29, menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan keterampilan membaca pada siswa. Berdasarkan tabel
di atas, dari 19 siswa kelas 1 ada 14 siswa dengan persentase 74%
yang sudah tuntas dalam membaca lancar huruf, kata dan kalimat
dengan perolehan nilai 90-100. Mengenai 5 siswa lainnya masih
perlu berlatih lebih giat. Siswa-siswa tersebut memperoleh nilai 70
yaitu dapat membaca huruf dan kata dengan lancar, tetapi belum
memperhatikan intonasi, selanjutnya siswa tersebut saat membaca
kalimat belum lancar dan intonasinya belum tepat. Pada pertemuan
ketiga ini nilai yang dicapai terendah 70 yaitu diperoleh oleh 5
siswa. Keterampilan membaca tidak hanya dilihat dari hasil tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
perbuatan membaca saja, tetapi dapat juga dilihat dari hasil tes
tertulis. Berikut hasil tes tertulis yang diperoleh:
Tabel 30. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus II Pertemuan III
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
53 – 60 61 – 68 69 – 76 77 – 84 85 – 92 93 – 100
4 0 1 3 5 6
21 0 5 16 26 32
21 21 26 42 68 100
Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 258.
Mengacu pada tabel 30, diketahui bahwa siswa yang telah
tuntas tentang keterampilan membaca secara tertulis dengan
persentase 74%. Siswa yang belum tuntas sekitar 26%. Hasil tes
perbuatan dan tes tertulis merupakan hasil observasi terhadap
keterampilan membaca yang dimiliki siswa. Oleh karena itu,
keterampilan membaca yang dimiliki siswa dapat dirata-ratakan dari
hasil tes perbuatan dan tes tertulis yang telah tuntas dibagi dua.
Perolehan tes perbuatan yang tuntas mencapai 74% sedangkan tes
tertulisnya mencapai 74%, jadi keterampilan membaca yang dimiliki
siswa pada siklus II pertemuan I ini sebesar 74% dengan jumlah
siswa sebanyak 14 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas
sebanyak 5 siswa.
d. Refleksi Siklus II
Pembelajaran membaca pada siklus II dilaksanakan sebanyak 3
x pertemuan. Berdasarkan hasil observasi dari tiga observer, pelaksanaan
pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Hal ini
tidak luput dari peran serta pengamat atau observer yang telah
memberikan kritik dan saran. Pembelajaran membaca lancar dengan
metode SAS pada siklus II berjalan efektif. Hal ini terlihat pada hasil tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
perbuatan membaca dan tes secara tertulis yang diperoleh siswa. Siswa
sudah memahami akan pembelajaran membaca dengan metode SAS dan
siswa memperoleh kemudahan dalam membaca. Dengan memahami
struktur kalimat dalam kegiatan menguraikan, membaca dan menyusun
membuat siswa paham dan mudah dalam membaca kalimat dengan
lancar dan memperhatikan intonasi yang tepat.
Selain menyoroti kelebihan seperti di atas, pada kegiatan
refleksi ini juga memandang kendala yang terjadi, diantaranya siswa
yang telah lancar membaca kalimat kurang memperhatikan saat
melaksanakan langkah pembelajaran ke delapan, untuk itu pada siklus III
nanti guru lebih banyak memberikan penguatan baik berupa tepuk
tangan, pujian dan sebagainya. Kelemahan tersebut masih bersifat wajar
dan masih dapat dikendalikan. Oleh karena itu, peneliti akan mengadakan
tindakan pada siklus III dengan tujuan untuk memantapkan pembelajaran
dan hasil pembelajaran berupa keterampilan membaca siswa. Berikut
hasil analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran membaca dengan
menggunakan metode SAS baik terhadap kegiatan guru maupun pada
kegiatan siswa selama siklus II yang terdiri dari tiga pertemuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Tabel 31. Analisis Hasil Penggunaan Metode SAS Siklus II pada Guru
Aspek yang Diamati Siklus II (%) Rata-rata (%)
Pert.I
Pert.II
Pert.III
Menampilkan gambar disertai bercerita sesuai gambar
83 83 100 89
Membimbing siswa membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
100 100 100 100
Membimbing setiap siswa menguraikan kalimat hingga menjadi huruf
100 75 75 83
Membimbing setiap siswa membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
75 100 100 92
Membimbing siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula
75 75 75 75
Membimbing berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
75 100 100 92
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar teks bacaan yang disediakan dengan memperhatikan intonasi yang tepat
83 75 100 86
Bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
75 100 75 83
Rata-rata 83 88 90 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Tabel 32. Analisis Hasil Penggunaan Metode SAS Siklus II pada Siswa
Aspek yang Diamati Siklus II (%) Rata-rata (%)
Pert.I
Pert.II
Pert.III
Menempelkan kartu kalimat sesuai gambar
100 92 100 97
Berlatih membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
75 100 75 83
Berlatih menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf bersama guru dengan lancar dan tepat
75 75 100 83
Berlatih membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
75 75 100 83
Berlatih menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula dengan lancar dan tepat
75 75 75 75
Berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
75 75 75 75
Berlatih membaca lancar teks yang disediakan guru dengan intonasi yang tepat
75 75 100 83
Menjawab pertanyaan sesuai isi teks bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
75 75 75 75
Rata-rata 78 80 87 82
Hasil analisis terhadap pengamatan kegiatan guru dan siswa
dalam pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS siklus
II merupakan gambaran efektif atau tidaknya pembelajaran yang terjadi
selama siklus II. Berdasarkan perbaikan-perbaikan langkah pembelajaran
dari kegiatan refleksi pada siklus I memberikan sumbangan yang besar
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Hal ini dapat dilihat
pada tabel analisis hasil pengamatan terhadap guru dan siswa pada siklus
II di atas. Tabel 31 analisis terhadap kegiatan guru mencapai persentase
88%, sedangkan kegiatan siswa pada siklus II yang terlihat pada tabel 32
mencapai 82%. Jika keduanya dirata-ratakan memperoleh persentase
sebesar 85% dalam kategori baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Di samping menilik hasil observasi terhadap proses
pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS, pada tahap
refleksi ini juga menyoroti hasil belajar yang diperoleh subjek penelitian
selama siklus II berlangsung. Hasil belajar diperoleh dari rata-rata
ketuntasan pada tes perbuatan membaca dengan tes tertulis pada setiap
pertemuan. Pada siklus II pertemuan I, siswa yang telah mencapai
ketuntasan sebanyak 13 siswa dengan persentase 71%. Selanjutnya pada
pertemuan II, ketuntasan masih tetap seperti pada pertemuan I yaitu 13
siswa. Sementara pada pertemuan III, siswa yang telah mencapai
ketuntasan mencapai 74% sebanyak 14 siswa. Untuk mengetahui
keterampilan membaca yang dimiliki siswa selama siklus II dapat
diperoleh dengan ketiga hasil belajar dari pertemuan I, II dan III.
Berdasarkan ketiga hasil belajar tersebut, dapat diperoleh siswa yang
telah mencapai ketuntasan 14 siswa dengan persentase 73% sedangkan
yang belum tuntas mencapai 27%. Perolehan keterampilan membaca
siswa selama siklus II dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 7. Diagram Perolehan Keterampilan Membaca Siklus II
Berdasarkan perolehan keterampilan membaca siklus II pada
gambar 7 di atas belum sesuai dengan ukuran keberhasilan pada
penelitian ini. Hasil belajar siswa berupa keterampilan membaca baru
mencapai ketuntasan sebesar 73% dengan jumlah 14 siswa. Sementara,
indikator keberhasilan dari penelitian ini bahwa hasil belajar berupa
keterampilan membaca siswa mencapai 80% dari jumlah siswa. Oleh
karena itu, peneliti merencanakan untuk melaksanakan pemantapan ke
73%
27% TuntasBelum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
siklus berikutnya dengan harapan hasil belajar yang diperoleh pada siklus
III lebih meningkat.
3. Deskripsi Siklus III
Pelaksanaan siklus III mencakup empat tahap yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Peneliti menerapkan
langkah-langkah metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) sesuai dengan
yang direncanakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang ditematikan
dengan mata pelajaran IPA dan IPS.
a. Perencanaan Siklus III
Berbekal dari hasil observasi siklus I dan II terhadap
pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS
kelas I SD Negeri 2 Ayamputih, menunjukkan adanya peningkatan yang
signifikan dari keterampilan membaca yang dimiliki siswa dengan hasil
tes perbuatan membaca dan tes tertulis yang diperoleh siswa. Hal tersebut
membuat peneliti atau guru merasa puas dengan metode SAS yang
diterapkannya. Berdasarkan hasil perolehan dari observasi kegiatan guru
dan siswa juga berada pada situasi yang efektif dan hasil belajar yang
diperoleh siswa mencapai 72% dengan jumlah siswa 13.
Kegiatan pembelajaran pada siklus III ini sebagai pemantapan
dari siklus II, karena dalam pelaksanaan siklus II kondisi belajar siswa
telah mengalami banyak perubahan ke arah yang lebih baik dari siklus I
dan pada kondisi awal. Pada siklus III ini, peneliti merencanakan
tindakan sebanyak tiga kali pertemuan, dengan alokasi waktu 3 x 35
menit setiap pertemuan. Karena penelitian ini dilaksanakan pada kelas I
maka peneliti dalam merencanakan RPP secara tematik dengan
mengambil tiga materi pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS.
Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar, membaca beberapa kalimat
yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang tepat. Mengenai
kompetensi dasar pada pelajaran IPA berkaitan dengan mengenal
berbagai benda langit melalui pengamatan dan mengenal keadaan cuaca
di sekitar kita. Selanjutnya, materi pelajaran IPS dengan kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
dasar menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami dalam
keluarga dan menjelaskan lingkungan rumah sehat dan perilaku dalam
menjaga rumah. Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat tematik
dengan tema budi pekerti. Mengenai RPP tematik siklus III terdapat pada
lampiran 5 dan halaman 194 sampai halaman 212. Peneliti merencanakan
tindakan siklus III dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13, 20, 27 April
2012.
b. Pelaksanaan Siklus III
1) Pertemuan I
Hari Jumat tanggal 13 April 2012 tepat pada pukul 07. 15
kembali lagi terlihat, guru bersama observer memasuki ruangan
kelas I SD Negeri 2 Ayamputih. Guru memulai kegiatan awal
dengan mengucapkan salam, siswa menjawab salam dengan
semangat. Guru bersama siswa berdoa bersama, dan dilanjutkan
kegiatan mengabsensi siswa satu per satu sesuai daftar absensi. Guru
memberikan satu pertanyaan berupa “apa yang anak-anak lakukan
sebelum tidur?” terdengar jawaban bahwa “berdoa bu guru”. Guru
menyampaikan acuan dan dilanjutkan kegiatan apersepsi. Pada
pertemuan I, apersepsi berupa lagu dengan judul ambilkan bulan
dengan iringan tepuk tangan.
Kegiatan awal telah terlaksana, selanjutnya menuju ke
kegiatan inti yang terdiri dari tiga tahap yang meliputi eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi mencakup satu
langkah pembelajaran, guru menampilkan dua gambar dan bercerita
sesuai gambar dengan kalimat yang runtut dan mudah dipahami
siswa. Bahan gambar dan cerita merupakan materi pelajaran IPA
tentang benda langit yang tampak pada malam hari. Selanjutnya,
guru memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menempelkan
kartu kalimat yang sesuai dengan gambar pada kertas yang
diterimanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Memasuki kegiatan inti yang kedua berupa tahap elaborasi,
siswa secara bergilir membaca lancar kartu kalimat dengan intonasi
yang tepat. Guru dalam hal ini, mengelilingi siswa dari satu meja ke
meja lain untuk memberikan bimbingan. Selesai membaca lancar,
guru membimbing secara klasikal guna mengingatkan kembali
konsep kata, suku kata dan huruf. Terlihat semua siswa menguraikan
kartu kalimat yang diterimanya hingga menjadi huruf. Kemudian
guru membimbing siswa-siswa yang telah selesai menguraikan untuk
membaca hasil uraian dari kalimat hingga huruf dengan intonasi
yang tepat.
Meningkat ke langkah berikutnya, siswa-siswa dibimbing
guru untuk menyusun hasil uraian dari huruf hingga menjadi
kalimat. Tampak semua siswa melaksanakan kegiatan menyusun
huruf hingga kalimat dengan lancar dan tepat. Namun masih ada dua
siswa yang belum tepat yaitu Siti Rofingatun dan Robert Agung
Wibowo. Selanjutnya guru membimbing setiap siswa untuk
membaca lancar hasil susunan huruf hingga kalimat dengan intonasi
yang tepat. Guru memulai kegiatan ini dari siswa-siswa yang telah
menyelesaikan terlebih dahulu dalam menyusun huruf hingga
kalimat. Ketika semua selesai membaca hasil susunan huruf hingga
kalimat dengan lancar dan memperhatikan intonasi yang tepat, maka
dilanjutkan ke langkah pembelajaran berikutnya.
Kegiatan konfirmasi dimulai dengan guru memberi
kesempatan kepada semua siswa untuk membaca lancar teks bacaan
yang diambil dari meteri pelajaran IPS tentang peristiwa penting
yang pernah dialaminya di lingkungan keluarga. Kesempatan
membaca lancar teks bacaan dilakukan oleh siswa secara klasikal,
kelompok dan individu dengan memperhatikan intonasi membaca
yang tepat. Oleh karena itu, guru terlihat memperbaiki kesalahan
intonasi siswa saat membaca dengan memberi contoh yang tepat.
Akhirnya secara keseluruhan siswa semakin membaik intonasinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
saat membaca. Kegiatan konfirmasi yang kedua, guru bertanya
jawab dengan siswa mengenai isi teks bacaan yang dibaca dan
dihubungkan dengan kehidupan siswa. Kegiatan ini dilakukan secara
klasikal, ada beberapa yang belum menjawab, untuk itu guru
menuliskan jawaban siswa di papan tulis yang kemudian mengajak
siswa untuk membaca secara klasikal dan kelompok jawaban-
jawaban yang ada di papan tulis.
Kegiatan awal dan inti telah terlaksana, selanjutnya kegiatan
akhir pembelajaran. Memasuki kegiatan akhir ini merupakan
kegiatan evaluasi siklus III pada pertemuan I. Kegiatan evaluasi
dilaksanakan dengan meminta siswa kelas I SD untuk mengerjakan
soal tertulis dan melaksanakan tes perbuatan membaca secara
bergantian yang digunakan untuk mengukur penguasaan
keterampilan membaca siswa. Kegiatan akhir dilaksanakan sekitar
25 menit.
2) Pertemuan II
Hari Jumat tanggal 20 April 2012 tepat pada pukul 07. 15
kembali lagi terlihat, guru bersama observer memasuki ruangan
kelas I SD Negeri 2 Ayamputih. Guru memulai kegiatan awal
dengan mengucapkan salam, siswa menjawab salam dengan
semangat. Guru bersama siswa berdoa bersama, dan dilanjutkan
kegiatan mengabsensi siswa satu per satu sesuai daftar absensi. Guru
memberikan satu pertanyaan berupa “apakah kalian merasa nyaman
jika rumah kalian bersih?” terdengar jawaban, ya nyaman. Guru
menyampaikan acuan dan dilanjutkan kegiatan apersepsi. Pada
pertemuan II, apersepsi berupa lagu dengan judul matahari terbenam
dengan iringan tepuk tangan. Kegiatan apersepsi ini kemudian
dikaitkan dengan materi pelajaran IPA tentang benda langit di siang
hari.
Kegiatan inti terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan ekplorasi dimulai dengan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
menampilkan dua gambar di papan tulis. Kedua gambar tersebut
kemudian dijadikan bahan cerita oleh guru yang berisi tentang materi
pelajaran IPA berupa benda-benda langit yang tampak pada siang
hari. Setiap siswa tidak hanya memperhatikan cerita guru, tetapi
siswa memiliki kegiatan menempelkan kartu kalimat sesuai gambar
yang ditampilkan di papan tulis tersebut.
Selanjutnya kegiatan elaborasi, dimulai dengan guru
membimbing satu per satu siswa secara bergilir untuk membaca
lancar kartu kalimat yang diterima siswa dengan memperhatikan
intonasi yang tepat. Semua siswa telah mendapat kesempatan untuk
berlatih membaca, guru mengajak siswa untuk menguraikan kartu
kalimat tersebut hingga menjadi huruf. Guru berkeliling dari meja
satu ke meja lain untuk memberikan bimbingan. Semua siswa
terlihat sudah lancar dan tepat dalam menguraikan kalimat hingga
menjadi huruf. Guru bergegas membimbing setiap siswa untuk
membaca lancar hasil uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan
intonasi yang tepat. Kegiatan membaca lancar hasil uraian dilakukan
dari siswa-siswa yang lebih cepat selesai dalam menguraikan kalimat
hingga menjadi huruf sampai pada siswa yang selesainya terakhir.
Meningkat ke langkah pembelajaran selanjutnya, guru
membimbing siswa-siswa untuk menyusun huruf hingga menjadi
kalimat. Siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat dengan
lancar dan tepat. Tampak siswa berebut meminta dibimbing
melakukan langkah pembelajaran berlatih membaca lancar hasil
susunan huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat.
Guru membimbing satu per satu dari meja satu ke meja yang lain
dengan sabar untuk memberikan bimbingan ke setiap siswa untuk
membaca lancar susunan huruf hingga menjadi kalimat dengan
intonasi yang tepat. Bagi siswa yang telah berlatih membaca lancar
susunan huruf hingga kalimat, diberikan kesempatan untuk
melakukan langkah pembelajaran berikutnya yaitu membaca lancar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
teks bacaan yang disediakan guru dengan intonasi yang tepat sambil
menunggu siswa lain membaca susunan huruf hingga kalimat.
Semua siswa telah berlatih membaca lancar susunan huruf
hingga kalimat dengan intonasi yang tepat, guru memulai kegiatan
konfiramsi dengan memberikan kesempatan kepada masing-masing
siswa untuk membaca lancar teks bacaan yang diambil dari pelajaran
IPS tentang ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat secara klasikal,
kelompok dan individu. Kegiatan membaca secara individu
dilakukan dengan siswa membaca satu kalimat yang tertera pada teks
bacaan. Guna memantapkan pengatahuan siswa tentang cirri-ciri
rumah sehat, guru memulai kegiatan konfirmasi yang kedua berupa
bertanya jawab dengan siswa mengenai isi teks bacaan yang telah
dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Sambil
menanyakan siswa, guru menuliskan jawaban yang diutarakan siswa
di papan tulis. Selanjutnya, guru mengajak siswa untuk membaca
jawaban yang ada di papan tulis secara klasikal dan kelompok.
Kegiatan awal dan inti telah terlaksana, selanjutnya kegiatan
akhir pembelajaran. Memasuki kegiatan akhir ini merupakan
kegiatan evaluasi siklus III pada pertemuan I. Kegiatan evaluasi
dilaksanakan dengan meminta siswa kelas I SD untuk mengerjakan
soal tertulis dan melaksanakan tes perbuatan membaca secara
bergantian yang digunakan untuk mengukur penguasaan
keterampilan membaca siswa. Kegiatan akhir dilaksanakan sekitar
25 menit.
3) Pertemuan III
Hari Jumat tanggal 27 April 2012 tepat pada pukul 07. 15
kembali lagi terlihat, guru bersama observer memasuki ruangan
kelas I SD Negeri 2 Ayamputih. Guru memulai kegiatan awal
dengan mengucapkan salam, siswa menjawab salam dengan
semangat. Guru bersama siswa berdoa bersama, dan dilanjutkan
kegiatan mengabsensi siswa satu per satu sesuai daftar absensi. Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
memberikan satu pertanyaan berupa “agar lingkungan rumahmu
tetap bersih, apa yang anak-anak lakukan?” terdengar beraneka
ragam jawaban, ada yang menyapu, mengepel, membuang sampah di
tempat sampah dan sebagainya. Guru menyampaikan acuan dan
dilanjutkan kegiatan apersepsi. Pada pertemuan III, apersepsi berupa
lagu dengan judul tik tik bunyi hujan dengan iringan tepuk tangan.
Kegiatan apersepsi ini kemudian dikaitkan dengan materi pelajaran
IPA tentang tanda-tanda akan turunnya hujan.
Memasuki kegiatan inti yang terdiri dari tiga tahap yaitu
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan ekplorasi dimulai
dengan guru menampilkan tiga gambar di papan tulis. Ketiga gambar
tersebut kemudian dijadikan bahan cerita oleh guru yang berisi
tentang materi pelajaran IPA berupa tanda-tanda akan turunnya
hujan. Disamping siswa memperhatikan cerita guru, setiap siswa
memiliki kegiatan menempelkan kartu kalimat sesuai gambar yang
ditampilkan di papan tulis tersebut.
Selanjutnya kegiatan elaborasi, dimulai dengan guru
membimbing satu per satu siswa secara bergilir untuk membaca
lancar kartu kalimat yang diterima siswa dengan memperhatikan
intonasi yang tepat. Semua siswa telah mendapat kesempatan untuk
berlatih membaca, guru mengajak siswa untuk menguraikan kartu
kalimat tersebut hingga menjadi huruf. Guru berkeliling dari meja
satu ke meja lain untuk memberikan bimbingan. Semua siswa
terlihat sudah lancar dan tepat dalam menguraikan kalimat hingga
menjadi huruf. Guru bergegas membimbing setiap siswa untuk
membaca lancar hasil uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan
intonasi yang tepat. Kegiatan membaca lancar hasil uraian dilakukan
dari siswa-siswa yang lebih cepat selesai dalam menguraikan kalimat
hingga menjadi huruf sampai pada siswa yang selesainya terakhir.
Meningkat ke langkah pembelajaran selanjutnya, guru
membimbing siswa-siswa untuk menyusun huruf hingga menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
kalimat. Siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat dengan
lancar dan tepat. Tampak siswa berebut meminta dibimbing
melakukan langkah pembelajaran berlatih membaca lancar hasil
susunan huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat.
Guru membimbing satu per satu dari meja satu ke meja yang lain
dengan sabar untuk memberikan bimbingan ke setiap siswa dalam
membaca lancar susunan huruf hingga menjadi kalimat dengan
intonasi yang tepat. Bagi siswa yang telah berlatih membaca lancar
susunan huruf hingga kalimat, diberikan kesempatan untuk
melakukan langkah pembelajaran berikutnya yaitu membaca lancar
teks bacaan yang disediakan guru dengan intonasi yang tepat sambil
menunggu siswa lain membaca susunan huruf hingga kalimat.
Semua siswa telah berlatih membaca lancar susunan huruf
hingga kalimat dengan intonasi yang tepat, guru memulai kegiatan
konfirmasi dengan memberikan kesempatan kepada masing-masing
siswa untuk membaca lancar teks bacaan yang diambil dari pelajaran
IPS tentang cara menjaga kebersihan rumah secara klasikal,
kelompok dan individu. Kegiatan membaca secara individu
dilakukan dengan siswa membaca satu kalimat yang tertera pada teks
bacaan. Guna memantapkan pengetahuan siswa tentang cara
menjaga kebersihan rumah, guru memulai kegiatan konfirmasi yang
kedua berupa bertanya jawab dengan siswa mengenai isi teks bacaan
yang telah dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa sehari-
hari. Sambil menanyakan siswa, guru menuliskan jawaban yang
diutarakan siswa di papan tulis. Selanjutnya, guru mengajak siswa
untuk membaca jawaban yang ada di papan tulis secara klasikal dan
kelompok.
Kegiatan awal dan inti telah terlaksana, selanjutnya kegiatan
akhir pembelajaran. Memasuki kegiatan akhir ini merupakan
kegiatan evaluasi siklus III pada pertemuan III. Kegiatan evaluasi
dilaksanakan dengan meminta siswa kelas I SD untuk mengerjakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
soal tertulis dan melaksanakan tes perbuatan membaca secara
bergantian yang digunakan untuk mengukur penguasaan
keterampilan membaca siswa. Kegiatan akhir dilaksanakan sekitar
25 menit.
c. Hasil Observasi Siklus III
1) Pertemuan I
Hasil observasi meliputi hasil observasi proses
pembelajaran, hasil pembelajaran dan kelebihan ataupun kekurangan
dari penggunaan metode SAS. Dalam pengamatan, peneliti tidak
hanya sendiri, ada tiga teman sejawat yang telah membantu. Berikut
ini akan dijelaskan hasil observasi pada pertemuan I siklus III
berdasarkan pengamatan oleh ketiga observer yang selalu setia untuk
membantu peneliti atau guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Tabel 33. Observasi Kegiatan Guru Siklus III Pertemuan I
Aspek yang Diamati Pertemuan I
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menampilkan gambar disertai bercerita sesuai gambar
4 4 4 12 100
Membimbing siswa membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Membimbing setiap siswa menguraikan kalimat hingga menjadi huruf
4 3 4 11 92
Membimbing setiap siswa membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Membimbing siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula
4 3 4 11 92
Membimbing berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
3 4 3 10 83
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar teks bacaan yang disediakan dengan memperhatikan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
4 4 4 12 100
Jumlah 31 30 31 92 767 Rata-rata per Aspek 3,9 3,8 3,9 3,8 96
Berpedoman pada hasil pengamatan dengan skala penilaian
terhadap pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan
metode SAS pada siklus III pertemuan I yang dilakukan oleh guru
pada tabel 33 memperoleh persentase 96% dari delapan langkah
pembelajaran. Rata-rata per aspek dari ketiga observer adalah 3,8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
dalam kategori sangat baik. Semua langkah pembelajaran telah
dilaksanakan secara runtut. Di samping ada hasil observasi terhadap
kegiatan guru, juga ada hasil observasi terhadap kegiatan siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran. Berikut hasil observasi terhadap
kegiatan siswa dalam pembelajaran membaca dengan metode SAS.
Tabel 34. Observasi Kegiatan Siswa Siklus III Pertemuan I
Aspek yang Diamati Pertemuan I
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menempelkan kartu kalimat sesuai gambar
4 4 4 12 100
Berlatih membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Berlatih menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf bersama guru dengan lancar dan tepat
3 3 4 10 83
Berlatih membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
4 3 3 10 83
Berlatih menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula dengan lancar dan tepat
3 4 3 10 83
Berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Berlatih membaca lancar teks yang disediakan guru dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Menjawab pertanyaan sesuai isi teks bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
3 3 3 9 75
Jumlah 29 29 29 87 724 Rata-rata per Aspek 3,6 3,6 3,6 3,6 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
membaca dengan metode SAS pada siklus III pertemuan I dapat
dilihat dari tabel 33 dan 34. Kedua tabel tersebut, menyajikan hasil
observasi terhadap kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran.
Hasil pengamatan terhadap guru dengan rata-rata per aspek 3,8 dan
siswa 3,6. Jika hasil tersebut dirata-rata, maka diperoleh rata-rata per
aspek 3,7 dan termasuk dalam kategori pembelajaran berjalan
dengan sangat baik. Dari seluruh aspek dengan rata-rata terhadap
kegiatan guru mencapai persentase 96% dan terhadap siswa 91%,
jika keduanya dirata-ratakan aspek yang dilaksanakan dalam
pembelajaran baik guru maupun siswa mencapai 93% dalam
kategori sangat baik.
Pembelajaran membaca dengan metode SAS berjalan
dengan sangat baik, semua langkah pembelajaran terlaksana. Guru
dan siswa secara runtut melaksanakan langkah pembelajaran dari
nomor satu sampai dengan delapan. Pertama, guru telah
menampilkan gambar dan bercerita sesuai gambar dengan kalimat
yang mudah dipahami siswa. Sementara siswa telah menempelkan
kartu kalimat yang sesuai dengan gambar dan rapi. Kegiatan kedua,
siswa menguraikan kalimat dengan tepat, tetapi ada tiga siswa yang
belum lancar dan meminta bimbingan guru. Selanjutnya guru
membimbing siswa secara bergilir satu per satu untuk membaca hasil
uraian kalimat hingga menjadi huruf. Siswa telah selesai membaca,
lalu menyusun uraian tersebut hingga menjadi kalimat.
Tampak jelas, hampir semua siswa sudah lancar dalam
menyusun huruf hingga kalimat. Guru memberikan bimbingan
kepada setiap siswa dan lebih banyak terhadap siswa yang belum
lancar. Bagi siswa-siswa yang telah menyelesaikan kegiatan
menyusun huruf hingga menjadi kalimat, dibimbing secara per satu
untuk membaca hasil susunan tersebut. Selanjutnya, guru
memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk membaca teks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
bacaan yang berupa cerita peristiwa yang pernah dialami di
lingkungan keluarga. Kegiatan membaca lancar ini dilaksanakan
secara klasikal, kelompok dan individu. Saat kegiatan membaca teks
bacaan secara individu diselingi dengan kegiatan penguatan kepada
siswa-siswa yang lancar dalam membaca dengan intonasi yang tepat
berupa tepuk salut. Setelah semua siswa mendapat kesempatan
membaca, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai isi teks
bacaan yang dihubungkan dengan kenyataan dalam kehidupan siswa
yang terjadi.
Selain pengamatan terhadap proses pembelajaran, dalam
penilitian ini ada observasi hasil yang digunakan untuk mengetahui
keterampilan membaca setiap siswa melalui tes perbuatan membaca
dan mengerjakan soal tertulis yang dilakukan pada akhir
pembelajaran. Adapun penilaian hasil melalui tes membaca yang
diperoleh sebagai berikut:
Tabel 35. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus III Pertemuan I
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
65 – 70 71 – 76 77 – 82 83 – 88 89 – 94 95 – 100
3 0 2 0 1 13
16 0 11 0 5 68
16 16 27 27 32 100
Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 259.
Berdasarkan tabel 35, dari 19 siswa kelas 1 ada 16 siswa
dengan persentase 84% yang sudah tuntas dalam membaca lancar
huruf, kata dan kalimat dengan perolehan nilai 80-100. Mengenai 3
siswa lainnya masih perlu berlatih lebih giat. Siswa-siswa tersebut
memperoleh nilai dan baru dapat membaca huruf dan kata dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
lancar, tetapi belum memperhatikan intonasi yang tepat. Pada siklus
III pertemuan kesatu ini nilai yang dicapai terendah 70 yaitu
diperoleh oleh 3 siswa. Nilai rata-rata pada tes perbuatan membaca
huruf, kata dan kalimat mencapai 93 dengan nilai tertinggi 100.
Disamping ada penilaian dengan perbuatan, untuk mengukur
keterampilan membaca siswa dapat juga dilakukan dengan penilaian
tertulis. Dalam penelitian ini dengan soal tertulis dalam bentuk soal
objektif sejumlah sepuluh soal pilihan ganda. Berikut penilaian hasil
secara tertulis yang diperoleh pada siklus III pertemuan I.
Tabel 36. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus III Pertemuan I
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
65 – 70 71 – 76 77 – 82 83 – 88 89 – 94 95 – 100
3 0 3 0 3 10
16 0 16 0 16 52
16 16 32 32 48 100
Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 259.
Mengacu pada tabel 36, diketahui bahwa siswa yang tuntas
tentang keterampilan membaca secara tertulis dengan persentase
84% dengan perolehan nilai antara 80-100. Siswa yang belum tuntas
sekitar 16%. Hasil tes perbuatan dan tes tertulis merupakan hasil
observasi terhadap keterampilan membaca yang dimiliki siswa. Oleh
karena itu, keterampilan membaca yang dimiliki siswa dapat dirata-
ratakan dari hasil tes perbuatan dan tes tertulis yang telah tuntas
dibagi dua. Perolehan tes perbuatan yang tuntas mencapai 84%
sedangkan tes tertulisnya mencapai 84%, jadi keterampilan
membaca yang dimiliki siswa pada siklus III pertemuan I ini sebesar
84% dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa. Sedangkan siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
belum tuntas sebanyak 3 siswa dengan persentase 16%.
2) Pertemuan II
Hasil observasi meliputi hasil observasi proses
pembelajaran dan hasil pembelajaran dengan metode SAS. Berikut
ini hasil observasi pada pertemuan II siklus III.
Tabel 4.34. Observasi Kegiatan Guru Siklus III Pertemuan II
Aspek yang Diamati Pertemuan II
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menampilkan gambar disertai bercerita sesuai gambar
4 4 4 12 100
Membimbing siswa membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Membimbing setiap siswa menguraikan kalimat hingga menjadi huruf
4 4 4 12 100
Membimbing setiap siswa membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Membimbing siswa me-nyusun huruf hingga menjadi kalimat semula
4 3 4 11 92
Membimbing berlatih mem-baca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar teks bacaan yang disediakan dengan memperhatikan intonasi yang tepat
3 4 3 10 83
Bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
3 3 3 9 75
Jumlah 30 30 30 90 750 Rata-rata per Aspek 3,8 3,8 3,8 3,8 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Berpedoman pada hasil pengamatan dengan skala penilaian
terhadap pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan
metode SAS pada siklus III pertemuan II yang dilakukan oleh guru
pada tabel 37 memperoleh persentase 94% dari delapan langkah
pembelajaran. Rata-rata per aspek dari ketiga observer adalah 3,8
dalam kategori sangat baik. Semua langkah pembelajaran telah
dilaksanakan secara runtut.
Tabel 38. Observasi Kegiatan Siswa Siklus III Pertemuan II
Aspek yang Diamati Pertemuan II
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menempelkan kartu kalimat sesuai gambar
4 4 4 12 100
Berlatih membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Berlatih menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf bersama guru dengan lancar dan tepat
3 4 3 10 83
Berlatih membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Berlatih menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula dengan lancar dan tepat
3 4 3 10 83
Berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Berlatih membaca lancar teks yang disediakan guru dengan intonasi yang tepat
3 3 4 10 83
Menjawab pertanyaan sesuai isi teks bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
4 3 4 11 92
Jumlah 29 30 30 89 741 Rata-rata per Aspek 3,6 3,7 3,7 3,7 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
membaca dengan metode SAS pada siklus III pertemuan II dapat
dilihat dari kedua tabel di atas. Dari tabel 37 dan 38 menyajikan hasil
observasi terhadap kegiatan guru dan siswa. Hasil pengamatan
terhadap guru dengan rata-rata per aspek 3,8 dan siswa 3,7. Jika hasil
tersebut dirata-rata, maka diperoleh rata-rata per aspek 3,7 dan
termasuk dalam kategori pembelajaran berjalan dengan sangat baik.
Dari seluruh aspek dengan rata-rata terhadap kegiatan guru mencapai
persentase 94% dan terhadap siswa 93%, jika keduanya dirata-
ratakan aspek yang dilaksanakan dalam pembelajaran baik guru
maupun siswa mencapai 93% dalam kategori sangat baik.
Pembelajaran membaca dengan metode SAS berjalan
dengan sangat baik, semua langkah pembelajaran terlaksana. Guru
dan siswa secara runtut melaksanakan langkah pembelajaran dari
nomor satu sampai dengan delapan. Pertama, guru telah
menampilkan dua gambar dan bercerita sesuai gambar dengan
kalimat yang runtut dan mudah dipahami siswa. Sementara siswa
telah menempelkan kartu kalimat yang sesuai dengan gambar dan
rapi. Kegiatan kedua, siswa menguraikan kalimat dengan tepat, dan
lancar. Selanjutnya guru membimbing siswa secara bergilir satu per
satu untuk membaca hasil uraian kalimat hingga menjadi huruf.
Siswa telah selesai membaca, lalu menyusun uraian tersebut hingga
menjadi kalimat.
Tampak jelas, semua siswa sudah lancar dalam menyusun
huruf hingga kalimat. Guru memberikan bimbingan kepada setiap
siswa dengan berkeliling. Bagi siswa-siswa yang telah
menyelesaikan kegiatan menyusun huruf hingga menjadi kalimat,
dibimbing secara bergilir satu per satu untuk membaca hasil susunan
tersebut. Selanjutnya, guru memberikan kesempatan kepada masing-
masing siswa untuk membaca teks bacaan yang berupa ciri-ciri
rumah sehat. Kegiatan membaca lancar ini dilaksanakan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
klasikal, kelompok dan individu. Saat kegiatan membaca teks bacaan
secara individu diselingi dengan kegiatan penguatan kepada siswa-
siswa yang lancar dalam membaca dengan intonasi yang tepat
berupa tepuk salut. Setelah semua siswa mendapat kesempatan
membaca, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai isi teks
bacaan yang dihubungkan dengan kenyataan dalam kehidupan siswa
yang terjadi. Hampir semua siswa menjawab pertanyaan guru sesuai
isi teks bacaan yang dikaitkan dengan kenyataan yang ada dalam
kehidupan.
Selain pengamatan terhadap proses pembelajaran, dalam
penilitian ini ada observasi hasil yang digunakan untuk mengetahui
keterampilan membaca setiap siswa melalui tes perbuatan membaca
lancar huruf, kata, kalimat dengan memperhatikan intonasi yang
tepat dan mengerjakan soal tertulis dengan jenis soal objektif
sebanyak sepuluh soal pilihan ganda yang dilakukan pada akhir
pembelajaran. Adapun penilaian hasil melalui tes membaca yang
diperoleh sebagai berikut:
Tabel 39. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus III Pertemuan II
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
65 – 70 71 – 76 77 – 82 83 – 88 89 – 94 95 – 100
3 0 0 0 2 14
16 0 0 0 11 73
16 16 16 16 27 100
Belum Belum Belum Belum Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 259.
Berdasarkan tabel 39, dari 19 siswa kelas 1 ada 16 siswa
dengan persentase 84% yang sudah tuntas dalam membaca lancar
huruf, kata dan kalimat dengan perolehan nilai 80-100. Mengenai 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
siswa lainnya masih perlu berlatih lebih giat. Siswa-siswa tersebut
memperoleh nilai dan baru dapat membaca huruf dan kata dengan
lancar, tetapi belum memperhatikan intonasi yang tepat. Pada siklus
III pertemuan kedua ini nilai terendah yang dicapai 70 yaitu
diperoleh oleh 3 siswa. Disamping ada penilaian dengan perbuatan,
untuk mengukur keterampilan membaca siswa dapat juga dilakukan
dengan penilaian tertulis. Berikut penilaian hasil secara tertulis yang
diperoleh pada siklus III pertemuan II.
Tabel 40. Distribusi Nilai Tes Tertulis Siklus III Pertemuan II
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
65 – 70 71 – 76 77 – 82 83 – 88 89 – 94 95 – 100
3 0 2 0 3 11
16 0 11 0 16 57
16 16 27 27 43 100
Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 259.
Mengacu pada tabel 40, diketahui bahwa siswa yang tuntas
tentang keterampilan membaca secara tertulis dengan persentase
84% dengan perolehan nilai antara 80-100. Siswa yang belum tuntas
sekitar 16%. Hasil tes perbuatan dan tes tertulis merupakan hasil
observasi terhadap keterampilan membaca yang dimiliki siswa. Oleh
karena itu, keterampilan membaca yang dimiliki siswa dapat dirata-
ratakan dari hasil tes perbuatan dan tes tertulis yang telah tuntas
dibagi dua. Perolehan tes perbuatan yang tuntas mencapai 84%
sedangkan tes tertulisnya mencapai 84%, jadi keterampilan
membaca yang dimiliki siswa pada siklus III pertemuan II ini
sebesar 84% dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa. Sedangkan
siswa yang belum tuntas sebanyak 3 siswa dengan persentase 16%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
3) Pertemuan III
Hasil observasi meliputi hasil observasi proses
pembelajaran dan hasil pembelajaran dengan metode SAS. Berikut
ini hasil observasi pada siklus III pertemuan III.
Tabel 41. Observasi Kegiatan Guru Siklus III Pertemuan III
Aspek yang Diamati Pertemuan III
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menampilkan gambar disertai bercerita sesuai gambar
4 4 4 12 100
Membimbing siswa membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Membimbing setiap siswa menguraikan kalimat hingga menjadi huruf
4 4 4 12 100
Membimbing setiap siswa membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Membimbing siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula
4 4 4 12 100
Membimbing berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar teks bacaan yang disediakan dengan memperhatikan intonasi yang tepat
4 3 3 10 83
Bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
3 4 3 10 83
Jumlah 31 31 30 92 766 Rata-rata per Aspek 3,9 3,9 3,8 3,8 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Berpedoman pada tabel 41 yaitu hasil pengamatan dengan
skala penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran membaca dengan
menggunakan metode SAS pada siklus III pertemuan II yang
dilakukan oleh guru memperoleh persentase 94% dari delapan
langkah pembelajaran. Rata-rata per aspek dari ketiga observer
adalah 3,8 dalam kategori sangat baik.
Tabel 42. Observasi Kegiatan Siswa Siklus III Pertemuan III
Aspek yang Diamati Pertemuan III
Jml Persen-
tase ( % )
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Menempelkan kartu kalimat sesuai gambar
4 4 4 12 100
Berlatih membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Berlatih menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf bersama guru dengan lancar dan tepat
3 4 3 10 83
Berlatih membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Berlatih menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula dengan lancar dan tepat
4 4 4 12 100
Berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
4 4 4 12 100
Berlatih membaca lancar teks yang disediakan guru dengan intonasi yang tepat
4 3 4 11 92
Menjawab pertanyaan sesuai isi teks bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
3 4 3 10 83
Jumlah 30 31 30 91 758 Rata-rata per Aspek 3,8 3,8 3,8 3,8 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
membaca dengan metode SAS pada siklus III pertemuan III dapat
dilihat dari kedua tabel di atas. Dari tabel 41 dan 42 menyajikan
kegiatan guru dan siswa. Hasil pengamatan terhadap guru dengan
rata-rata per aspek 3,8 dan siswa 3,8. Jika hasil tersebut dirata-rata,
maka diperoleh rata-rata per aspek 3,8 dan termasuk dalam kategori
pembelajaran berjalan dengan sangat baik. Dari seluruh aspek
dengan rata-rata terhadap kegiatan guru mencapai persentase 94%
dan terhadap siswa 95%, jika keduanya dirata-ratakan aspek yang
dilaksanakan dalam pembelajaran baik guru maupun siswa mencapai
94% dalam kategori sangat baik.
Pembelajaran membaca dengan metode SAS berjalan
dengan sangat baik, semua langkah pembelajaran terlaksana dan
runtut. Guru dan siswa secara runtut melaksanakan langkah
pembelajaran dari nomor satu sampai dengan delapan. Pertama, guru
telah menampilkan tiga gambar dan bercerita sesuai gambar dengan
kalimat yang runtut dan mudah dipahami siswa. Sementara siswa
telah menempelkan kartu kalimat yang sesuai dengan gambar dan
rapi. Kegiatan kedua, siswa menguraikan kalimat dengan tepat, dan
lancar. Selanjutnya guru membimbing siswa secara bergilir satu per
satu untuk membaca hasil uraian kalimat hingga menjadi huruf.
Siswa telah selesai membaca, lalu menyusun uraian tersebut hingga
menjadi kalimat.
Tampak jelas, semua siswa lancar dalam menyusun huruf
hingga kalimat. Guru memberikan bimbingan kepada setiap siswa
dengan berkeliling. Bagi siswa-siswa yang telah menyelesaikan
kegiatan menyusun huruf hingga menjadi kalimat, dibimbing secara
bergilir satu per satu untuk membaca hasil susunan tersebut.
Selanjutnya, guru memberikan kesempatan kepada masing-masing
siswa untuk membaca teks bacaan yang berupa cara menjaga
kebersihan rumah. Kegiatan membaca lancar ini dilaksanakan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
klasikal, kelompok dan individu. Saat kegiatan membaca teks bacaan
secara individu diselingi dengan kegiatan penguatan kepada siswa-
siswa yang lancar dalam membaca dengan intonasi yang tepat
berupa tepuk salut. Setelah semua siswa mendapat kesempatan
membaca, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai isi teks
bacaan yang dihubungkan dengan kenyataan dalam kehidupan siswa
yang terjadi. Hampir semua siswa menjawab pertanyaan guru sesuai
isi teks bacaan yang dikaitkan dengan kenyataan yang ada dalam
kehidupan.
Selain pengamatan terhadap proses pembelajaran, dalam
penilitian ini ada observasi hasil yang digunakan untuk mengetahui
keterampilan membaca setiap siswa melalui tes perbuatan membaca
lancar huruf, kata, kalimat dengan memperhatikan intonasi yang
tepat dan mengerjakan soal tertulis dengan jenis soal objektif
sebanyak sepuluh soal pilihan ganda yang dilakukan pada akhir
pembelajaran. Adapun penilaian hasil melalui tes membaca yang
diperoleh sebagai berikut:
Tabel 43. Distribusi Nilai Tes Perbuatan Siklus III Pertemuan III
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
65 – 70 71 – 76 77 – 82 83 – 88 89 – 94 95 – 100
3 0 0 0 0 16
16 0 0 0 0 84
16 16 16 16 16 100
Belum Belum Belum Belum Belum Tuntas
Jumlah 19 Selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 259.
Berdasarkan tabel 43, dari 19 siswa kelas 1 ada 16 siswa
dengan persentase 84% yang sudah tuntas dalam membaca lancar
huruf, kata dan kalimat dengan memperhatikan intonasi secara tepat
sehingga nilai yang dierolehnya 100. Mengenai tiga siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
belum tuntas dengan nilai 70 masih perlu berlatih lebih giat. Siswa
tersebut baru dapat membaca huruf, kata, dan kalimat tetapi belum
lancar saat membaca kalimat dan belum memperhatikan intonasi
yang tepat. Pada siklus III pertemuan ketiga ini nilai terendah yang
dicapai 70 yaitu diperoleh oleh 3 siswa. Di samping ada penilaian
dengan perbuatan, untuk mengukur keterampilan membaca siswa
dapat juga dilakukan dengan penilaian tertulis. Berikut penilaian
hasil secara tertulis yang diperoleh pada siklus III pertemuan III.
Tabel 44. Distribusi Frekuensi Tes Tertulis Siklus III Pertemuan III
Interval Frekuensi % Keterangan Relatif Kumulatif
65 – 70 71 – 76 77 – 82 83 – 88 89 – 94 95 – 100
3 0 1 0 3 12
16 0 5 0 15 64
16 16 21 21 36 100
Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 19 Selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 259.
Mengacu pada tabel 44, diketahui bahwa siswa yang tuntas
tentang keterampilan membaca secara tertulis dengan persentase
84% dengan perolehan nilai antara 80-100. Siswa yang belum tuntas
sekitar 16% dengan jumlah 3 siswa. Hasil tes perbuatan dan tes
tertulis merupakan hasil observasi terhadap keterampilan membaca
yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, keterampilan membaca yang
dimiliki siswa dapat dirata-ratakan dari hasil tes perbuatan dan tes
tertulis yang telah tuntas dibagi dua. Perolehan tes perbuatan yang
tuntas mencapai 84% sedangkan tes tertulisnya mencapai 84%, jadi
keterampilan membaca yang dimiliki siswa pada siklus III
pertemuan III ini sebesar 84% dengan jumlah siswa sebanyak 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 3 siswa dengan
persentase 16%.
d. Refleksi
Tahap refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi untuk menentukan berhasil atau
tidaknya terhadap tindakan yang telah terlaksana. Pelaksanaan
pembelajaran membaca pada siklus III dilaksanakan sebanyak 3x
pertemuan. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran
membaca pada siklus III, perencanaan yang dilaksanakan secara
keseluruhan telah mencapai hasil yang maksimal, hal ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan dan perubahan kondisi belajar, dan hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, kualitas pembelajaran membaca siswa
kelas I SD Negeri 2 Ayamputih dapat dikatakan berhasil.
Beberapa indikator keberhasilan tersebut dicapai dengan
berbagai penyempurnaan dari siklus sebelumnya. Tidak luput pula dari
peran serta pengamat atau observer yang telah memberikan kritik dan
saran. Selain itu, pemilihan materi dalam pembelajaran membaca dan
perencanaan yang matang sebelum melaksanakan siklus III turut
mendukung keberhasilan pembelajaran membaca pada siklus III ini.
Pemberian penguatan yang lebih sering dilakukan oleh guru juga berhasil
memberikan dampak positif yang sangat baik. Siswa terlihat lebih aktif
dan percaya diri dalam melaksanakan langkah pembelajaran membaca
dengan menggunakan metode SAS.
Guru juga memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk
mengkonstruksikan pengetahuan yang siswa dapat selama proses
pembelajaran berlangsung. Siswa diberikan kebebasan yang luas namun
tetap dalam pengawasan guru hingga terbentuk kondisi atau suasana
belajar mengajar yang menyenangkan. Hal tersebut diperkuat dengan
keaktifan siswa yang terjadi saat pembelajaran berlangsung, setiap siswa
memiliki kesempatan untuk menempel kartu kalimat, menguraikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
kalimat hingga menjadi huruf, membaca uraian kalimat hingga huruf,
menyusun huruf hingga menjadi kalimat serta membaca hasil susunan
huruf hingga kalimat dengan intonasi yang tepat.
Pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS
diakhiri dengan bertanya jawab mengenai isi teks bacaan yang
dihubungkan dengan kehidupan siswa. Tampak terlihat hampir semua
siswa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru. Kondisi
pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS dapat
berjalan baik dalam peningkatan keterampilan membaca siswa kelas I SD
Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012. Siswa yang tuntas dalam
membaca lancar pada akhir siklus III ini mencapai 84% sebanyak 16
siswa dari 19 siswa sedangkan yang belum tuntas tiga siswa dengan
persentase 16%. Berikut ini akan disajikan diagram perolehan nilai
keterampilan membaca selama siklus III.
Gambar 8. Diagram Perolehan Keterampilan Membaca Siklus III
Selain hasil belajar yang diperoleh, keefektifan belajar membaca
dengan menggunakan metode SAS juga dapat dilihat dari perolehan hasil
pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa saat pembelajaran
berlangsung. Berikut ini disajikan tabel 45 dan 46 yaitu analisis terhadap
kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran membaca dengan
menggunakan metode SAS berlangsung pada siklus III.
84%
16%TuntasBelum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Tabel 45. Analisis Hasil Penggunaan Metode SAS Siklus III pada Guru
Aspek yang Diamati Siklus III (%) Rata-rata (%) Pert.I Pert.II Pert.III
Menampilkan gambar disertai bercerita sesuai gambar
100 100 100 100
Membimbing siswa membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
100 100 100 100
Membimbing setiap siswa menguraikan kalimat hingga menjadi huruf
92 100 100 97
Membimbing setiap siswa membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
100 100 100 100
Membimbing siswa menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula
92 92 100 95
Membimbing berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
83 100 100 94
Memberi kesempatan berlatih membaca lancar teks bacaan yang disediakan dengan memperhatikan intonasi yang tepat
100 83 83 89
Bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
100 75 83 86
Rata-rata 96 94 96 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Tabel 46. Analisis Hasil Penggunaan Metode SAS Siklus III pada Siswa
Aspek yang Diamati Siklus II (%) Rata-rata (%) Pert.I Pert.II Pert.III
Menempelkan kartu kalimat sesuai gambar
100 100 100 100
Berlatih membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan intonasi yang tepat
100 100 100 100
Berlatih menguraikan atau membongkar kalimat hingga menjadi huruf bersama guru dengan lancar dan tepat
83 83 83 83
Berlatih membaca lancar uraian kalimat hingga menjadi huruf dengan intonasi yang tepat
83 100 100 89
Berlatih menyusun huruf hingga menjadi kalimat semula dengan lancar dan tepat
83 83 100 89
Berlatih membaca lancar susunan dari huruf-huruf hingga menjadi kalimat dengan intonasi yang tepat
100 100 100 100
Berlatih membaca lancar teks yang disediakan guru dengan intonasi yang tepat
100 83 92 92
Menjawab pertanyaan sesuai isi teks bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
75 92 83 83
Rata-rata 90,5 92,6 94,75 93
Hasil analisis terhadap pengamatan kegiatan guru dan siswa
dalam pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS siklus
III pada tabel 45 dan 46 merupakan gambaran efektif atau tidaknya
pembelajaran yang terjadi selama siklus III. Berdasarkan perbaikan-
perbaikan langkah pembelajaran dari kegiatan refleksi pada siklus I dan
siklus II memberikan sumbangan yang besar terhadap pelaksanaan
pembelajaran pada siklus III. Hal ini dapat dilihat pada tabel analisis
hasil pengamatan terhadap guru dan siswa pada siklus III di atas. Tabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
45 yaitu analisis terhadap kegiatan guru mencapai persentase 95%,
sedangkan kegiatan siswa pada siklus II ini mencapai 93%. Jika
keduanya dirata-ratakan memperoleh persentase sebesar 94% dalam
kategori sangat baik.
Walaupun terlihat memiliki banyak solusi, penggunaan metode
SAS dalam pembelajaran membaca tidak luput dari kendala. Secara
umum dari siklus II dan III, dilihat dari media yang digunakan dalam
pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS dapat
dikatakan memerlukan banyak media. Pertama, guru harus menyediakan
amplop besar sebagai wadah dari kartu kalimat, kartu kata, kartu suku
kata dan kartu huruf sebanyak jumlah siswa. Kedua, guru harus
menyediakan kartu kalimat, kata, suku kata dan huruf sejumlah dua kali
jumlah siswa sehingga untuk mempersiapkan media pembelajaran saja
menggunakan waktu cukup lama. Ketiga, guru harus menyediakan kertas
ukuran A3 sebanyak jumlah siswa untuk proses menempel kartu kalimat
(struktural), menguraikan kalimat hingga menjadi huruf (analitik) dan
menyusun huruf hingga kalimat (sintetik).
Di samping terdapat beberapa kendala di atas, pembelajaran
dengan metode SAS menawarkan solusi yaitu dengan media kartu
kalimat, kata, suku kata dan huruf yang diterima oleh setiap siswa
mengundang perhatian yang positif bagi siswa kelas I SD, diantaranya
siswa-siswa terlihat aktif, senang dan semangat untuk menempelkan
kartu kalimat, menguraikan kalimat hingga huruf dan menyusun uraian
huruf-huruf hingga menjadi kalimat. Setiap siswa memperoleh
bimbingan guru secara individu juga membuat siswa merasa diperhatikan
guru.
Berbekal dari fakta-fakta yang terjadi dilapangan, maka peneliti
bersama observer sepakat untuk mencukupkan dan mengakhiri
pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS
pada siklus III. Secara keseluruhan pembelajaran membaca dengan
menggunakan metode SAS telah mencapai titik keberhasilan. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
ditunjukkan dengan tercapainya indikator keberhasilan dalam
pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS
pada siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS pada siswa
kelas I SD Negeri 2 Ayamputih dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Setiap siklus
terdiri atas tiga pertemuan dengan alokasi waktu 3x35 setiap pertemuan. Hasil
tindakan selama tiga siklus dapat dilihat dari penggunaan metode SAS baik pada
guru ataupun siswa, hasil belajar berupa keterampilan membaca yang diperoleh
siswa, dan kelebihan serta kelemahan yang muncul selama penelitian berlangsung.
Berdasarkan hasil penelitian yang dideskripsikan pada siklus I sampai siklus III
dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajarn membaca dengan menggunakan
metode SAS dapat dikatakan berhasil dalam kategori baik. Mengenai pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode SAS bagi guru pada Siklus I sampai siklus III
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 47. Perolehan Persentase Kegiatan Guru pada Siklus I, II dan III
No Rata-rata Langkah Pembelajaran SAS Rata-rata Kategori Siklus I Siklus II Siklus III
1. 80% 88% 95% 88% Baik
Berdasarkan tabel 47 rata-rata langkah pembelajaran dengan
menggunakan metode SAS terhadap kegiatan guru pada siklus I mencapai 80%,
sedangkan pada siklus II mengalami kenaikan sebesar 8% dan pada siklus III
mencapai 95%. Rata-rata dari semua langkah-langkah pembelajaran selama siklus
I, II dan III mencapai 88% dalam kategori baik. Mengenai rata-rata langkah
pembelajaran menggunakan metode SAS yang dilaksanakan siswa selama siklus
I, II dan III dapat dilihat pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
Tabel 48. Perolehan Persentase Kegiatan Siswa pada Siklus I, II dan III
No Rata-rata Langkah Pembelajaran SAS Rata-rata Kategori Siklus I Siklus II Siklus III
1. 71% 82% 93% 82% Baik
Mengacu kedua tabel 47 dan 48, rata-rata langkah pembelajaran
membaca dengan menggunakan metode SAS selama siklus I, II dan III baik
terhadap guru dan siswa dapat diperoleh rata-rata 85% dalam kategori baik.
Berikut akan disajikan diagram persentase terhadap pelaksanaan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan metode SAS selama tiga siklus yang
dilaksanakan guru dan siswa.
Gambar 9. Diagram Perbandingan Penggunaan Metode SAS
Mengacu pada gambar 9 bahwa pembelajaran membaca dengan
menggunakan metode SAS berjalan efektif baik pada guru dan siswa. Guru telah
melaksanakan pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS selama
tiga siklus. Disamping melihat pada proses pembelajaran, keberhasilan
penggunaan metode SAS dalam pembelajaran membaca memiliki dampak positif
terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa yaitu berkaitan dengan keterampilan
membaca yang dimiliki siswa. Berikut ini perbandingan hasil belajar yang
diperoleh siswa pada siklus I, II dan III.
80%88%
95%
71%82%
93%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Siklus I Siklus II Siklus III
Guru
Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Tabel 49. Perbandingan Keterampilan Membaca pada Pretest, Siklus I, II dan III
Tindakan Perolehan Hasil Belajar Siswa Tuntas Belum Tuntas
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%) Pretest Siklus I Siklus II Siklus III
6 9 14 16
32 45 73 84
13 10 5 3
68 55 27 16
Perbandingan keterampilan membaca dari pretest, siklus I, II dan III
dapat lebih jelas pada diagram berikut.
Gambar 10. Perbandingan Keterampilan Membaca Pretest, Siklus I, II dan III
Berpedoman pada tabel 49 dan gambar 10 menunjukkan bahwa
keterampilan membaca siswa semakin meningkat. Pada kegiatan pretest, nilai
ketuntasan keterampilan membaca siswa baru mencapai 32% dengan jumlah 6
siswa. Selanjutnya pencapaian ketuntasan keterampilan membaca pada siklus I
mengalami kenaikan sebesar 13% dengan perolehan persentase 45% sebanyak 9
siswa. Meningkat ke siklus II, persentase ketuntasan keterampilan membaca
mencapai 73% sebanyak 14 siswa. Sedangkan pada siklus III mencapai 84%
dengan jumlah siswa sebanyak 16 dan yang belum tuntas hanya 16% yang terdiri
dari 3 siswa. Hal ini dapat dikatakan semakin banyak berlatih membaca, semakin
mampu untuk membaca lancar.
32%
45%
73%
84%
68%
55%
27%
16%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Pretest Siklus I Siklus II Siklus III
Tuntas
Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
D. Pembahasan
Pembelajaran membaca dengan metode SAS dilaksanakan melalui tiga
siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan pembelajaran. Berdasarkan
pengamatan selama penelitian berlangsung mengalami beberapa perbaikan, dari
sepuluh langkah pembelajaran pada siklus I kemudian dikerucutkan menjadi
delapan langkah pembelajaran pada siklus II serta dimantapkan pada siklus III.
Perbaikan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan situasi dan kondisi yang terjadi
selama penelitian. Namun pengurangan langkah pembelajaran tersebut tidak
berarti menghilangkan dasar pokok langkah pembelajaran membaca dengan
metode SAS pada teori yang ada.
Solchan, dkk. (2010: 6.22) mengemukakan pembelajaran membaca
dengan menggunakan metode SAS dimulai dengan menampilkan struktur kalimat
secara utuh. Anak diberikan sebuah struktur kalimat yang lengkap untuk
membangun kebermaknaan pada memori anak. Sebaiknya struktur kalimat yang
disajikan sebagai bahan pembelajaran merupakan struktur kalimat yang digali dari
pengalaman belajar anak. Oleh karena itu, struktur kalimat dalam penelitian ini
diperoleh dari cerita guru tentang gambar yang ditampilkan pada siswa. Proses
selanjutnya adalah kegiatan analitik yakni anak-anak diajak untuk mengenal
konsep kata. Kalimat utuh diuraikan ke dalam satuan–satuan bahasa yang lebih
kecil yang disebut kata. Penguraian dilakukan sampai pada wujud satuan bahasa
terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi yaitu huruf-huruf. Proses yang terakhir
yaitu anak-anak didorong untuk melakukan kerja sintesis (menyimpulkan).
Satuan-satuan bahasa yang telah terurai menjadi satuan bahasa yang terkecil
disusun kembali menjadi satuan bahasa semula yakni huruf-huruf menjadi suku
kata, suku-suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat. Anak-anak
akan menemukan kembali wujud struktur semula yaitu kalimat yang utuh melalui
proses sintesis.
Langkah-langkah pembelajaran yang peneliti laksanakan berjalan dengan
baik. Guru dan siswa saling bekerjasama untuk belajar membaca, guru
berkedudukan sebagai pembimbing bagi siswa dalam belajar membaca. Langkah-
langkah pembelajaran membaca dengan metode SAS tersebut tertuang pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
kegiatan inti dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar tidak luput
dari keterlibatan kegiatan guru dan kegiatan siswa. Oleh karena itu, langkah
pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS mencakup kegiatan
guru dan siswa.
Kegiatan guru pada langkah pembelajaran dengan menggunakan metode
SAS meliputi: guru menampilkan beberapa gambar yang disertai dengan bercerita
tentang gambar; guru membimbing setiap siswa membaca lancar kartu kalimat
sesuai gambar; guru membimbing setiap siswa berlatih untuk menguraikan
kalimat hingga menjadi huruf; guru membimbing setiap siswa membaca lancar
uraian kalimat hingga huruf; guru membimbing setiap siswa untuk menyusun
huruf-huruf hingga menjadi kalimat; guru membimbing setiap siswa membaca
lancar susunan huruf hingga kalimat; guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berlatih membaca teks bacaan yang disediakan guru secara klasikal,
kelompok dan individu; dan guru bertanya jawab dengan siswa terkait dengan isi
bacaan yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa.
Selanjutnya, mengenai kegiatan siswa dalam pembelajaran membaca
dengan menggunakan metode SAS juga terdiri dari delapan langkah
pembelajaran. Pertama, siswa menempelkan kartu kalimat yang sesuai gambar.
Kedua, siswa berlatih membaca lancar kartu kalimat sesuai gambar dengan
intonasi yang tepat. Ketiga, siswa berlatih menguraikan kalimat hingga huruf
dengan lancar dan tepat. Keempat, siswa berlatih membaca lancar uraian kalimat
hingga huruf dengan memperhatikan intonasi yang tepat. Kelima, siswa berlatih
menyusun huruf hingga kalimat dengan lancar dan tepat. Keenam, siswa berlatih
membaca lancar susunan huruf hingga kalimat dengan memperhatikan intonasi
yang tepat. Ketujuh, siswa berlatih membaca lancar teks bacaan yang tersedia
secara klasikal, kelompok dan individu dengan memperhatikan intonasi yang
tepat. Kedelapan, siswa bertanya jawab dengan guru mengenai isi teks bacaan
yang dibaca dan dihubungkan dengan kehidupan siswa.
Berdasarkan pengamatan para observer, kedelapan langkah pembelajaran
pada kegiatan guru dan siswa di atas dapat berjalan dengan baik. Hal ini dapat
dibuktikan dengan rata-rata nilai dari kegiatan guru mencapai persentase 88%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
pada tabel 47 yang tergolong dalam kategori baik. Sedangkan rata-rata nilai
kegiatan siswa selama penelitian sebesar 82% dapat dilihat pada tabel 48.
Kedelapan langkah pembelajaran tersebut merupakan proses penggunaan metode
SAS dalam pembelajaran membaca. Oleh karena itu, disamping ada proses di
dalam pembelajaran tentu ada hasil belajar yang dicapai. Hasil belajar yang
dicapai siswa berupa keterampilan membaca permulaan yang menegaskan bahwa
dari pratindakan ke siklus I kemudian menuju siklus berikutnya mengalami
peningkatan. Hasil belajar berupa keterampilan membaca dari pratindakan ke
siklus I, II dan III dapat dilihat pada tabel 49. Pada saat pratindakan siswa yang
tuntas dalam keterampilan membaca baru diraih oleh 6 siswa dengan persentase
32%. Selanjutnya dikenai tindakan siklus I mengalami sedikit peningkatan, nilai
keterampilan membaca siswa mencapai 45% dengan jumlah 9 siswa. Meningkat
ke siklus II nilai tuntas keterampilan membaca sebesar 73% sebanyak 14 siswa.
Sedangkan pada siklus III mencapai 84% dengan jumlah siswa sebanyak 16 dan
yang belum tuntas hanya 16% yang terdiri dari 3 siswa. Hal ini dapat diibaratkan
proses pembelajaran berlangsung baik memiliki dampak hasil belajar juga baik.
Pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS pada siswa
kelas I SD Negeri 2 Ayamputih terbukti memberikan sumbangan yang berarti bagi
keterampilan membaca yang dimiliki siswa. Dengan metode pembelajaran SAS,
siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksikan pengalaman belajar membaca
selama kegiatan membaca berlangsung. Pengalaman belajar membaca diperoleh
dari langkah-langkah pembelajaran SAS. Seperti yang dikemukakan oleh Broto
(1974) bahwa metode SAS dapat sebagai landasan berpikir analisis; dengan
langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak mudah mengikuti
prosedur dan akan dapat cepat membaca pada kesempatan berikutnya;
berdasarkan landasan linguistik metode ini akan menolong anak untuk menguasai
bacaan dengan lancar (Massofa, 2008: 3).
Penggunaan metode SAS juga sesuai dengan sifat manusia. Seperti yang
dikemukakan Akhadiah, dkk. (1991/1992) bahwa dalam mengamati sesuatu,
manusia lebih dahulu melihat keseluruhannya. Selain itu, setiap siswa memiliki
rasa ingin tahu sehingga suka mengupas, merusak, membongkar sesuatu (hlm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
34). Hal ini dapat terlihat pada langkah pembelajaran metode SAS, mulai dari
proses struktural yaitu menempelkan kartu kalimat yang sesuai gambar yang
kemudian siswa membaca kartu kalimat tersebut. Proses kedua berupa analitik,
siswa belajar menguraikan atau membongkar kalimat hingga huruf yang diikuti
dengan membaca hasil uraian tersebut. Berdasarkan pengalaman membaca hasil
uraian kalimat hingga menjadi huruf, memperoleh pemahaman tentang konsep
membaca lancar. Dari yang sebelumnya siswa mengalami kesulitan dalam meng-
konversi kata menjadi lebih mudah dalam membaca lancar kata ataupun kalimat.
Proses selanjutnya sintetik yang diikuti membaca susunan huruf hingga kalimat
memberikan pemantapan siswa untuk paham konsep membaca lancar. Lebih
lanjut, siswa berlatih membaca lancar kalimat pada teks bacaan yang disertai
gambar secara klasikal, kelompok dan individu dengan tujuan memperlancar
siswa dalam membaca dengan media yang berbeda. Untuk mengetahui
pemahaman siswa dalam membaca, maka disediakan langkah pembelajaran
bertanya jawab dengan siswa mengenai isi bacaan yang dibaca dan dihubungkan
dengan kehidupan siswa. Dengan bertanya jawab yang dihubungkan dengan
kehidupan siswa diharapkan penanaman budi pekerti yang baik dapat tergali dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Selain menyoroti pada langkah-langkah pembelajaran pada proses belajar
mengajar, penggunaan metode SAS dalam penelitian ini juga memiliki beberapa
kendala yang terjadi. Pertama, guru harus menyediakan media yang cukup banyak
mulai dari kartu kalimat, kata, suku kata, huruf, amplop, dan kertas ukuran A3
sejumlah siswa. Kedua, guru harus dengan sabar memperkenalkan dan
membimbing setiap siswa dalam menggunakan metode SAS agar mudah
dilaksanakan siswa. Di samping terdapat beberapa kendala di atas, pembelajaran
dengan metode SAS menawarkan solusi yaitu dengan media kartu kalimat, kata,
suku kata dan huruf yang diterima oleh setiap siswa mengundang perhatian yang
positif bagi siswa kelas I SD, diantaranya siswa-siswa terlihat aktif, senang dan
semangat untuk menempelkan kartu kalimat, menguraikan kalimat hingga huruf
dan menyusun uraian huruf-huruf hingga menjadi kalimat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Penggunaan Metode SAS
(Struktural Analitik Sintetik) dalam Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa
Kelas I SD Negeri 2 Ayamputih Tahun Ajaran 2011/2012 dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS pada
siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih harus dilaksanakan dengan langkah-
langkah pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan keterampilan
membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih. Hasil observasi
terhadap langkah pembelajaran yang dilaksanakan guru mencapai 88%
tergolong dalam kategori baik, sedangkan langkah pembelajaran yang
dilaksanakan siswa mencapai 82% juga dalam kategori baik;
2. Penggunaan metode SAS dalam pembelajaran membaca dapat meningkatkan
keterampilan membaca siswa kelas I SD Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran
2011/2012. Keterampilan membaca huruf, kata dan kalimat dengan intonasi
yang tepat dari pratindakan ke siklus I, II dan III mengalami peningkatan.
Pada saat pratindakan jumlah siswa yang tuntas sebesar 32% (6 siswa),
sedangkan siklus I sebesar 45% (9 siswa). Meningkat siklus II mencapai 73%
(14 siswa) dan pada siklus III mencapai 84% dengan jumlah 16 siswa dari 19
siswa;
3. Kendala penggunaan metode SAS dalam pembelajaran membaca yaitu
membutuhkan media yang cukup banyak; membutuhkan waktu lama dan
persiapan yang matang dalam mempersiapkan; jika media pembelajaran ada
yang kurang membuat siswa ribut dan membutuhkan kesabaran guru yang
cukup tinggi dalam mengenalkan pembelajaran membaca dengan metode
SAS. Selanjutnya, penggunaan metode SAS dalam pembelajaran membaca
kelas I SD Negeri 2 Ayamputih tahun ajaran 2011/2012 memiliki solusi yaitu
dapat memberikan kemudahan siswa dalam mengkonversi kata dan kalimat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
saat membaca lancar dengan intonasi yang tepat melalui cerita guru, proses
analitik dan proses sintetik; dapat memberikan kesempatan kepada siswa
lebih luas untuk menemukan pengalaman belajar membaca dengan dibimbing
guru; dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar melalui proses
struktural, analitik dan sintetik; serta dapat menarik perhatian siswa untuk
senang belajar membaca dengan media kartu kalimat, kata, suku kata, huruf,
amplop dan kertas ukuran A3.
B. Implikasi
Berdasarkan pada pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan,
dapat dikemukakan bahwa dengan menerapkan metode SAS yang efektif dalam
pembelajaran membaca di kelas I SD dapat meningkatkan keterampilan membaca
siswa. Pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS, bahan bacaan
yang dipelajari diambil dari kegiatan sehari-hari siswa, sehingga siswa mudah
untuk mengikuti pembelajaran membaca. Penggunaan metode SAS memberikan
kesempatan kepada anak untuk lebih aktif dalam kegiatan membaca. Dengan
melihat gambar, menguraikan kalimat hingga huruf, dan menyusun huruf hingga
kalimat yang disertai berlatih membaca lancar uraian dan susunan huruf, suku
kata, kata dan kalimat dengan bimbingan guru memudahkan siswa dalam
menemukan pemahaman konsep membaca lancar. Disamping adanya proses
pembelajaran yang mengundang keaktifan siswa, metode SAS menyediakan
media yang cukup menarik bagi siswa kelas I SD yaitu berupa kartu kalimat, kata,
suku kata dan huruf dengan warna yang menarik siswa untuk semangat belajar
membaca.
Hasil penelitian ini memiliki implikasi bahwa jika metode SAS
digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan di kelas I SD dapat
meningkatkan keterampilan membaca siswa. Oleh karena itu, metode
pembelajaran SAS ini tidak hanya digunakan sebagai wawasan pengetahuan saja.
Akan tetapi, dapat dijadikan penentu kebijakan bagi para guru kelas I SD untuk
menggunakan metode SAS dalam membimbing siswa yang mengalami kesulitan
membaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
C. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan yang mengemukakan penggunaan
metode SAS dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas I SD, maka
saran yang dapat dikemukakan peneliti yang sekiranya dapat mengembangkan ide
untuk kemajuan pendidikan khususnya di tingkat sekolah dasar yaitu guru kelas I
SD hendaknya dapat memilih dan menerapkan pembelajaran membaca dengan
menggunakan metode SAS.