penggunaan pendekatan matematika realistik untuk
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN PADA
SISWA KELAS II SDN III POKOH KIDUL WONOGIRI
TAHUN 2011
Disusun Oleh:
NINDYA WULAN CAHYONINGRUM
NIM. X7109077
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGGUNAAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN PADA
SISWA KELAS II SDN III POKOH KIDUL WONOGIRI
TAHUN 2011
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
Oleh:
NINDYA WULAN CAHYONINGRUM
X7109077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Nindya Wulan Cahyoningrum, PENGGUNAAN PENDEKATAN
MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP PERKALIAN PADA SISWA KELAS II SDN III POKOH KIDUL
WONOGIRI TAHUN 2011, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas sebelas Maret Surakarta, Januari 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan pemahaman konsep
perkalian melalui penggunaan Pendekatan Matematika Realistik pada siswa kelas
II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri, (2) meningkatkan keaktifan siswa kelas II
SDN III Pokoh Kidul Wonogiri dalam pembelajaran perkalian matematika
melalui penggunaan Pendekatan Matematika Realistik
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan tiga siklus.
Subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri. Teknik
analisis menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga
komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau
verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, (1) ada peningkatan
pemahaman konsep perkalian melalui penggunaan Pendekatan Matematika
Realistik melalui nilai rata-rata kelas , dari tes awal, siklus I, siklus II dan siklus
III diperoleh data 58,12: 73,75: 80,63 dan 86,87. (2) ada peningkatan prosentase
ketuntasan belajar siswa dari tes awal, siklus I, II dan III diperoleh data 37,5 %;
68,75 %; 81,25 % dan 100 %. Dengan demikian direkomendasikan bahwa
pembelajaran matematika dengan Pendekatan Matematika Realistik dapat
menigkatkan pemahaman konsep perkalian pada siswa kelas II SDN III Pokoh
Kidul Wonogiri Tahun 2011.
Kata kunci : pemahaman konsep perkalian, penggunaan Pendekatan Matematika
Realistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Nindya Wulan Cahyoningrum, THE USE OF REALISTIC
MATHEMATICS APPROACH TO IMPROVE THE COMPREHENSION
OF MULTIPLICATION CONCEPT TO THE 2ND
GRADE STUDENTS OF
SD N II POKOH KIDUL WONOGIRI ACADEMIC YEAR 2010/2011, Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret
University Surakarta, January 2011.
The research aims are: (1) to improve the comprehension of
multiplication concept through the use of Realistic Mathematics Approach
towards the 2nd
grade students of SD N II Pokoh Kidul Wonogiri, (2) to improve
the students’ activity of 2nd
grade students of SD N II Pokoh Kidul Wonogiri in
learning mathematics multiplication through the use of Realistic Mathematics
Approach.
The form of this research is Classroom Action Research with three
cycles. The subject of this research is the 2nd
grade students of SD N II Pokoh
Kidul Wonogiri. The technique of analyzing the data uses Interactive Model
Analysis which consists of three analysis components that are data reduction, data
presentation, and data conclusion or verification.
Based on the research result, it can be concluded, (1) there is a
comprehension improvement of multiplication concept through the use of realistic
mathematics approach through the class average score, from the early test, cycle I,
cycle II, cycle III, gained data 58,12: 73, 75: 80,63: and 86,87. (2) there is a
percentage improvement of student’s learning achievement from the early test,
cycle I, II and III, gained data 37,5%; 68,75%; 81,25%; and 100 %. Therefore, it
is recommended that mathematics learning using Realistic Mathematics Approach
can improve the comprehension of multiplication concept to the 2nd
grade students
of SD N II Pokoh Kidul Wonogiri Year 2011.
Keywords: comprehension of multiplication concept, use of realistic mathematics
approach.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Percayalah bahwa di dunia ini tidak ada yang sia-sia. Membiarkan hidup dengan
caranya sendiri, menggiring kita menuju kebaikan
( Q.S. Al Baqarah 2 : 216 )
Hasil hanya dapat berubah jika Anda merubah tindakan dan kebiasaan Anda.
(Billy Cox)
Seseorang yang tidak pernah berbuat kesalahan, tidak pernah mencoba sesuatu
yang baru.
(Albert Einstein)
Anda tidak pernah mencapai kesuksesan sesungguhnya sampai Anda menyukai
apa yang sedang Anda kerjakan
(Dale Carnegie)
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada :
1. Ayah dan ibu tercinta yang selalu membimbing dan
mengiringi setiap langkahku dengan doa.
2. Kakakku yang baik hati.
3. Doubel Ipung & Mb’ Nanik sahabat sedia setiap
saat dari subuh hingga magrib.
4. Traveling Erna’s ( Mb’ Riska, Ipung, Singgih,
Iwan, Mas Aji, Mas Dondot, Tika, Choirul, Rasya )
yang selalu memberi semangat dan keceriaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas Rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan.
Skripsi yang berjudul “Penggunaan Pendekatan Matematika Realistik Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Pada Siswa Kelas II SDN III
Pokoh Kidul Wonogiri Tahun 2011” ini diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam menyusun
skripsi ini, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang sangat tulus kepada semua pihak, khususnya kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
ijin penulisan skripsi.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M. Pd, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang
telah memberikan persetujuan skripsi.
3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd, Ketua Program Studi PGSD yang telah
memberikan izin penulisan skripsi.
4. Dra. Rukayah, M. Hum, pembimbing I, dan Drs. Djaelani, M. Pd,
Pembimbing II yang telah memberikan arahan, dorongan, dan bimbingan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
lancar.
5. Sularmi, M. Pd., Pembimbing Akademik yang memberikan arahan dan
bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Studi PGSD.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi PGSD yang telah memberikan ilmu
dan bimbingan kepada penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
7. Rekan-rekan PGSD yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
telah membantu dan memberi warna selama menjadi mahasiwa dan
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Kepala sekolah, guru, staf, dan murid-murid SDN III Pokoh Kidul
Wonogiri terima kasih atas kerja sama dan bantuannya.
9. Semua pihak yang telah member bantuan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga
skripsi ini dapat member manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca
umumnya.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... v
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ........................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 7
1. Tinjauan tentang Matematika....... ............................................ 7
2. Karakteristik Belajar Anak Usia Sekolah Dasar....................... 10
3. Pemahaman Konsep Perkalian ................................................. 13
4. Hakikat Pendekatan Matematika Realistik ............................... 15
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 23
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 24
D. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian...…………………………………..28
B. Subjek Penelitian …………………………………………………. 28
C. Bentuk dan Strategi Penelitian …………………………………… 29
D. Sumber Data….……………………………………………………30
E. Teknik Pengumpulan Data……..…………………………………30
F. Validitas Data…………………………………………………….. 32
G. Teknik Analisis Data……………………………………………... 33
H. Indikator Kinerja …..……………………………………………. 34
I. Prosedur Penelitian …………………………………………….. 35
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 46
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 71
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 88
B. Implikasi ...................................................................................... 88
C. Saran .... ....................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 92
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Nilai Matematika Materi Perkalian Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul Pada Kondisi Awal/ Pra tindakan ....................... 47
2 Frekuensi Data Nilai Matematika Materi Perkalian Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul Pada Kondisi Awal/ Pra tindakan .................... 48
3. Daftar Nilai Matematika Perkalian Siswa Kelas II SDN III Pokoh
Kidul Tahun 2011 pada Siklus I ....................................................... 71
4. Daftar Nilai Matematika Tes Awal dan Tes Siklus I Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011 ..................................................... 72
5. Daftar Nilai Matematika Siklus II Siswa Kelas II SDN III Pokoh
Kidul Tahun 2011 .............................................................................. 74
6. Perbandingan Hasil Tes Awal sebelum dilaksanakan tindakan dan
Tes Akhir Siklus I dan II Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011 ........................................................................................... 75
7. Daftar Nilai Matematika Siklus III Siswa Kelas II SDN III Pokoh
Kidul Tahun 2011 .............................................................................. 77
8. Perbandingan Hasil Tes Awal sebelum dilaksanakan tindakan dan
Tes Akhir Siklus I, II,III Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011 ........................................................................................... 78
9. Skor Keaktifan Siswa Aspek Afektif Siklus I pada mata pelajaran
Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011 ........... 80
10. Skor Keaktifan Siswa Aspek Afektif Siklus II pada mata pelajaran
Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011 ........... 80
11. Skor Keaktifan Siswa Aspek Afektif Siklus III pada mata
pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011 ........................................................................................ 81
12. Skor Keaktifan Siswa Aspek Afektif Siklus I, II, III pada mata
pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011 ........................................................................................ 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
13. Skor Keaktifan Siswa Aspek Psikomotorik Siklus I pada mata
pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011 ........................................................................................ 83
14. Skor Keaktifan Siswa Aspek Psikomotorik Siklus II pada mata
pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011 ........................................................................................ 83
15. Skor Keaktifan Siswa Aspek Psikomotorik Siklus III pada mata
pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011 ........................................................................................ 84
16. Skor Keaktifan Siswa Aspek Psikomotorik Siklus I, II, III pada
mata pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011 ........................................................................................ 84
17. Skor Aktivitas guru dalam pembelajaran siklius I,II dan III
pada mata pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh
Kidul Tahun 2011 ................................................................................. 85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
Gambar Halaman
1. Matematika Konseptual ............................................................ 12
2. Organisasi Kegiatan Matematika di Kelas .............................. 23
3. Kerangka Berfikir ..................................................................... 26
4. Model PTK ............................................................................... 29
5. Proses Analisis Interaktif .......................................................... 33
. 6. Siklus Penelitian Tindakan ....................................................... 33
7. Grafik Data Nilai Matematika Perkalian Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011
Pada Kondisi Awal .................................................................. 48
8. Grafik Daftar Nilai Matematika Siklus I Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011 ....... 72
9. Grafik Hasil Tes Awal dan Tes Siklus I Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011 ....... 73
10. Grafik Data Nilai Tes Matematika Siklus II Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011 ....... 75
11 Grafik Perbandingan Nilai Tes Matematika dari Tes Awal,
Tes Siklus I dan Tes Siklus II Siswa Kelas II SDN III Pokoh
Kidul Tahun 2011 ..................................................................... 78
18. Grafik Daftar Nilai Tes Matematika Siklus III Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011............................................ 77
19. Grafik Perbandingan Nilai Tes Matematika dari tes awal,
tes siklus I, tes siklus II dan tes siklus III Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011............................................ 78
20. Grafik Perbandingan rata-rata Skor Keaktifan Siswa Aspek
Afektif pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011............................................ 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
21. Grafik Perbandingan rata-rata Skor Keaktifan Siswa Aspek
Psikomotorik pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III Siswa
Kelas II SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011 .............................. 81
22. Grafik Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Matematika
Siklus I, Siklus II dan Siklus III Siswa Kelas II SDN III
Pokoh Kidul Tahun 2011.......................................................... 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)..................................... 91
2 Silabus ................................................................................... 92
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ......................... 93
4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................ 102
5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ...................... 112
6 Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Siklus I ....................... 118
7 Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Siklus II ..................... 122
8 Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Siklus III .................... 126
9 Hasil Observasi Aspek Psikomotorik Siswa Siklus I ............ 128
10 Hasil Observasi Aspek Psikomotorik Siswa Siklus II ........... 132
11 Hasil Observasi Aspek Psikomotorik Siswa Siklus III .......... 136
12 Lembar Observasi Guru Siklus I ............................................ 138
13 Lembar Observasi Guru Siklus II .......................................... 144
14 Lembar Observasi Guru Siklus II .......................................... 150
15 Lembar Kerja Siswa I Untuk Siklus I Pertemuan 1 ............... 153
16 Lembar Kerja Siswa 2 Untuk Siklus I Pertemuan 2 .............. 155
17 Lembar Kerja Siswa 3 Untuk Siklus II Pertemuan 1 ............. 156
18 Lembar Kerja Siswa 4 Untuk Siklus II Pertemuan 2 ............. 157
19 Lembar Kerja Siswa 5 Untuk Siklus III ................................. 158
20 Lembar Soal Pertemuan 1 Siklus I ......................................... 166
21 Lembar Soal Pertemuan 2 Siklus I ......................................... 168
22 Lembar Soal Pertemuan 1 Siklus II ....................................... 169
23 Lembar Soal Pertemuan 2 Siklus II ....................................... 171
24 Lembar Soal Siklus III .......................................................... 172
25 Daftar Nama Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul Tahun
Pelajaran 2010/ 2011 .............................................................. 173
26 Hasil Evaluasi Matematika Sebelum Menggunakan
Pendekatan Matematika Realistik .......................................... 174
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
27 Tabel Data Tes Siklus I Pertemuan I dan II ........................... 176
28 Tabel Data Tes Siklus I .......................................................... 177
29 Tabel Data Tes Siklus II Pertemuan I dan II .......................... 178
30 Tabel Data Tes Siklus II ......................................................... 179
31 Tabel Data Tes Siklus III ....................................................... 180
32 Dokumentasi ......................................................................... 181
24 Surat Izin Penyusunan Skripsi .............................................. 182
25 Surat Izin Penelitian ............................................................... 183
26 Surat Keterangan ................................................................... 184
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berkenaan
dengan ide-ide abstrak beserta simbol-simbol yang tersusun secara hirarki dan
memerlukan penalaran deduktif, sehingga belajar matematika merupakan kegiatan
mental yang tinggi. Hal ini dijelaskan di dalam kurikulum matematika SD
(Depdiknas, 2003:2) bahwa Matematika merupakan suatau bahan kajian yang
memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu
kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya
sudah diterima, sehingga keterkaitan antarkonsep dalam matematika bersifat
sangat kuat dan jelas.
Tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, mengacu pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2007 ( Depdiknas, 2007: 64 ) adalah “ agar
siswa sanggup menghadapi perubahan keadaaan di dalam kehidupan dan di dunia
yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara
logis, rasional, kritis, cermat, efektif dan efisien”. Sehingga tujuan yang ingin
dicapai dalam proses pembelajaran matematika pada dasarnya merupakan sasaran
yang ingin dicapai sebagai hasil dari proses pembelajaran matematika tersebut.
Sasaran tujuan pembelajaran matematika tersebut dianggap tercapai bila siswanya
telah memiliki sejumlah pengetahuan dan kemampuan di bidang matematika yang
dipelajarinya.
Dengan mengetahui tujuan pembelajaran matematika tersebut diharapkan
sebagai guru dapat memahami adanya hubungan antara matematika dengan
berbagai ilmu lain atau kehidupan.Sebagai tindak lanjutnya sangat diharapkan
agar para siswa diberikan penjelasan untuk melihat berbagai contoh penggunaan
Matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari.Namun tentunya harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa,
sehingga diharapkan dapat membantu proses pembelajaran matematika di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sampai sekarang banyak orang beranggapan bahwa pelajaran matematika
adalah pelajaran yang sulit, karena membutuhkan nalar yang tinggi dari
pembelajarannya, begitu pula bagi sebagian guru yang mengajar matematika
beranggapan bahwa matematika sulit karena membutuhkan metode mengajar
yang susah dilaksanakan oleh guru, juga harus menyediakan berbagai alat peraga
sesuai dengan materi dan akhirnya guru hanya menggunakan metode ceramah
dalam pembelajaran. Hal tersebut di atas sering dirasakan oleh guru disebabkan
guru yang mengajar matematika tersebut tidak memiliki bekal dan kemampuan
yang sangat dibutuhkan oleh seorang pengajar .
Dalam pembelajaran matematika selama ini, dunia nyata hanya dijadikan
tempat mengaplikasikan konsep. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau
memahami konsep-konsep matematika, dan siswa mengalami kesulitan untuk
mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, tidak
sedikit siswa yang memandang matematika sebagai suatu mata pelajaran yang
sangat membosankan, menyeramkan, bahkan menakutkan. Banyak siswa yang
berusaha menghindari mata pelajaran tersebut.
Dengan adanya hal seperti itu sangat berakibat buruk bagi perkembangan
pendidikan matematika ke depan, pemahaman konsep pembelajaranpun menjadi
rendah sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan.Hal tersebut juga
dialami siswa SDN III Pokoh Kidul Wonogiri. Sebagaimana dapat dilihat dari
hasil belajar matematika siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri pada
Kompetensi Dasar Perkalian Dua Bilangan dan dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang harus dicapai adalah 65 dari skor skala 100. Pada
kenyataannya hasil belajar pekalian yang dicapai rata-rata masih dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ).Persentasi siswa yang memperoleh nilai tuntas
hanya 37,5 % dari 16 siswa ( lampiran 26 halaman 174 ). Temuan ini yang
kemudian mendasari penulis untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan pemahaman konsep
perkalian pada siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri.
Untuk mengatasi pemahaman konsep perkalian dalam matematika tersebut
maka sebaiknya guru memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan memberikan dorongan pada
guru dalam menyampaikan pembelajaran matematika yang menyenangkan dan
bukan menyeramkan sehingga siswa dapat meningkatkan motivasi untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Maka pada penelitian ini ditekankan upaya
untuk melihat hasil penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk
meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga pada akhirnya
pemahaman konsep khususnya operasi hitung perkalian matematikanya akan
meningkat.
Pendekatan Matematika Realistik adalah pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah sehari- hari sebagai sumber inspirasi dalam pembentukan
konsep dan mengaplikasikan konsep- konsep tersebut atau bisa dikatakan suatu
pembelajaran matematika yang berdasarkan pada hal- hal nyata atau real bagi
siswa dan mengacu pada konstruktivis sosial. Pendekatan pembelajaran
matematika ini berdasarkan pandangan konstruktivistik, yaitu proses belajar
matematika yang memberi keleluasaan kepada siswa yang mengkonstruksi
konsep-konsep matematika melalui konteks (contextual problem). Konteks yang
diterjemahkan siswa ke dalam model-model matematika sebagai jembatan untuk
menghantarkan siswa sampai memahami konsep-konsep formal.Dengan
Pendekatan Matematika Realistik memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan kembali dan mengkonstruksi berbagai konsep-konsep matematika,
sehingga siswa mempunyai pengertian kuat tentang konsep-konsep matematika.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, agar siswa mempunyai
pemahaman konsep perkalian yang optimal, maka akan digunakan model
Pendekatan Matematika Realistik dalam Penelitian Tindakan Kelas yang akan
dilaksanakan dengan judul “Penggunaan Pendekatan Matematika Realistik untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Pada Siswa Kelas II SDN III Pokoh
Kidul Wonogiri Tahun 2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalah sebagai berikut :
1. Pemahaman konsep perkalian dalam pembelajaran matematika masih belum
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ).
2. Adanya anggapan siswa, pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling
sulit, menakutkan, menjemukan dan membosankan sehingga hasil belajar
matematika rendah.
3. Banyaknya guru yang menyampaikan pembelajaran matematika masih
menggunakan pendekatan teaching center, sehingga siswa cenderung pasif.
4. Banyaknya guru yang belum menggunakan alat peraga dalam menyampaikan
materi pelajaran matematika.
5. Banyaknya guru yang masih menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran.
6. Pendekatan Matematika Realistik merupakan jalan yang strategis bagi
peningkatan pemahaman konsep perkalian.
C.Pembatasan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, agar permasalahan
yang dikaji terarah, maka penulis membatasi masalah- masalah tersebut sebagai
berikut:
1. Pemahaman konsep perkalian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi operasi hitung perkalian pada mata pelajaran matematika kelas II SD
Negeri III Pokoh Kidul Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/ 2011.
2. Pendekatan Matematika Realistik adalah pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah sehari- hari sebagai sumber inspirasi dalam
pembentukan konsep dan mengaplikasikan konsep- konsep tersebut atau bisa
dikatakan suatu pembelajaran matematika yang berdasarkan pada hal- hal
nyata atau real bagi siswa dan mengacu pada konstruktivis sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat ditampilkan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah dengan penggunaan Pendekatan Matematika Realistik dapat
meningkatkan pemahaman konsep perkalian pada siswa kelas II SDN III
Pokoh Kidul Wonogiri Tahun 2011 ?
2. Apakah Pendekatan Matematika Realistik dapat meningkatkan keaktifan siswa
kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri dalam pembelajaran perkalian
Matematika ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat ditetapkan tujuan penelitian
sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan pemahaman konsep perkalian melalui penggunaan
Pendekatan Matematika Realistik pada siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul
Wonogiri.
2. Untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri
dalam pembelajaran perkalian matematika melalui penggunaan Pendekatan
Matematika Realistik
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Memberikan sumbangan dalam keilmuan untuk memperbaiki dan
mengembangkan kualitas pendidikan / pembelajaran, khususnya yang
bersangkutan dengan Pendekatan Matematika Realistik.
b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi penelitian
lain.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatnya kemampuan pemahaman konsep perkalian siswa kelas II
SDN III Pokoh Kidul Wonogiri dalam mata pelajaran matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2) Siswa mendapat pengalaman belajar sehingga pembelajaran menjadi
bermakna.
b. Bagi Guru
1) Memberikan pengalaman dan wawasan bagi guru bahwa dalam
pembelajaran, khususnya bagi siswa kelas rendah membutuhkan
pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan rasa nyaman dan
rasa senang pada siswa, sehingga dapat meningkatkan minat dan
motivasi siswa pada pembelajaran Matematika.
2) Meningkatkan keterampilan guru untuk mengatasi kesulitan
pembelajaran dalam bidang Matematika khususnya dalam menghitung
perkalian dengan menggunakan pendekatan realistic, sehingga tercipta
suatua proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan untuk
membantu perkembangan siswa yang optimal.
c. Bagi Sekolah
Dengan penerapan pendekatan pembelajaran yang inovatif, sekolah
memiliki sumber daya manusia yang professional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika adalah terjemahan dari Mathematics. Matematika berasal
dari bahasa latin manthanien atau mathema yang berarti belajar atau hal yang
dipelajari, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti
,Depdiknas, 2001 (dalam ipotes.wordpress.com/p.realistik)
Namun arti atau definisi yang tepat dari matematika tidak dapat
diterapkan secara pasti dan singkat.Definisi dari matematika makin lama
makin sukar untuk dibuat karena cabang-cabang matematika semakin lama
makin bertambah dan makin bercampur satu sama lainnya. Ada beberapa ahli
yang mencoba berpendapat tentang matematika. Menurut Andi Hakim
Nasution dalam Karso (2009: 1.39),istilah matematika berasal dari bahasa
Yunani “ matheint” atau “manthein” artinya “mempelajari”, namun diduga
kata itu ada hubungannya dengan kata Sansekerta “medha” atau “widya”
yang artinya “kepandaian”, “ketahuan” atau “intelegensi”
James dan James dalam Ruseffendi ( 1997 : 42 ) mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran
dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan
jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar,analisis
dan geometri. Selanjutnya menurut Johson dan Rising dalam Karso
(2009:1.39) adalah pola berfikir,pola mengorganisasikan pembuktian logic;
Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau
teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak
didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya.Menurut Reys dalam Karso (2009:1.40) mengatakan bahwa
matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola
berfikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. Kemudian menurut Kline
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dalam Karso (2009:1.40) bahwa matematika itu bukan pengetahuan
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaannya
untuk membantu manusia memahami, menguasai permasalahan sosial,
ekonomi dan alam.
Taylor dan Francis Group (2008) dalam International Journal of
Education in Science and Tecnology : Mathematics is pervading every
study and technique in our modern world, bringing ever more sharply into
focus the responsibilities laid upon those whose task it is to teach it. Most
prominent among these is the difficulty of presenting an interdisciplinary
approach so that one professional group may benefit from the experience
of others.(http:// www. tandf.co.uk/ journals/titles /0020739X .asp/
International +Journal+ of +Mathematical +Education+in +Science+and+
Technology.Acces 1/03/2011).
Matematika adalah meresapi setiap studi dan teknik dalam dunia modern
kita, membawa semakin tajam ke dalam fokus tanggung jawab yang
dibebankan pada orang-orang yang bertugas itu adalah untuk
mengajarkannya. Paling menonjol di antaranya adalah sulitnya menyajikan
pendekatan interdisipliner sehingga satu kelompok profesional dapat
mengambil manfaat dari pengalaman orang lain.
Berdasarkan pendapat dari para ahli matematika di atas dapat dikatakan
bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan
penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan
diantara hal-hal itu. Hal ini berarti belajar matematika adalah belajar konsep
dan struktur yang terdapat dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta
mencari hubungan diantara konsep dan struktur.
b. Pembelajaran Matematika
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemapuan
berfikir logis , analitis,sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja
sama.Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dan kemampuan berfikir
logis , analitis,sistematis, kritis, dan kreatif di masa depan, maka diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini dan pembelajaran yang
membuat siswa belajar dan menjadi bermakna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Secara umum Gagne dan Briggs dalam Nyimas Aisyah (2007:1.3)
melukiskan pembelajaran sebagai upaya orang yang tujuannya adalah
membantu orang belajar. Secara lebih terinci Gange mendefinisikan
pembelajaran sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang
untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal.
Suatu pengertian yang hampir sama dikemukakan oleh Corey dalam Nyimas
Aisyah (2007:1.3) bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut
serta dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi
tertentu.
Menurut Badudu Zain dalam kamus Bahasa Indonesia (2001:19)
menyatakan kata pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai
proses, cara,menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.Kata ini berasal
dari kata kerja belajar yang berarti “ berusaha untuk memperoleh kepandaian
atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman”.
Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa hakikatnya
pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan
tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan
seseorang melaksanakan kegiatan belajar matematika dan proses tersebut
tidak hanya berpusat pada guru, tetapi berpusat pada kegiatan siswa dalam
belajar sehingga memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan
mencari pengalaman tentang matematika.
c. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi, mata pelajaran
matematika dalam Mumun Syaban (EDUCARE: Jurnal Pendidikan dan
Budaya) menyebutkan bahwa peran dan fungsi matematika terutama sebagai
sarana mengembangkan kemampuan bernalar dalam memecahkan masalah
baik pada bidang matematika maupun dalam bidang lainnya. Oleh karena itu,
tujuan umum pendidikan matematika ditekankan agar siswa memiliki : (1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam
memecahkan masalah matematika, pelajaran lain ataupun masalah yang
berkaitan dengan kehidupan nyata,(2) kemampuan menggunakan matematika
sebagai alat komunikasi, (3)Kemampuan menggunakan matematika sebagai
cara bernalar yang dapat dialih gunakan pada setiap keadaan seperti berpikir
kritis,berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur,
bersifat disiplin dalam memandang dan menyelesaikan suatu masalah.
Adapun tujuan pengajaran Matematika di Sekolah Dasar yang
dijabarkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2007:91) adalah
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,secara luwes, akurat ,efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah;
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika;
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh;
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table ,diagram atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan , yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
d. Pemahaman Konsep Perkalian
1) Pemahaman
Pemahaman menurut Badudu Zain dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia (2001:976) berasal dari kata paham yang artinya 1) pengertian;
pengetahuan yang banyak, 2) pendapat, pikiran, 3) aliran; pandangan, 4)
mengerti benar (akan); tahu benar (akan); 5) pandai dan mengerti benar.
Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : 1) mengerti
benar (akan); mengetahui benar, 2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan
pe-an menjadi pemahaman, artinya 1) proses, 2) perbuatan, 3) cara memahami
atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham). Sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami cara
mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.
Pemahaman merupakan terjemahan dari comprehension. Purwainata
menyatakan bahwa artinya “mengerti benar “, sehingga pemahaman konsep
artinya mengerti benar tentang konsep. Menurut Driver pemahaman adalah
kemampuan untuk menjelasakan suatu situasi / suatu tindakan.
(http://matematika.upi.edu./penerapan pendidikan matematika)
Dari pengertian di atas ada tiga aspek pemahaman yaitu : 1)
Kemampuan mengenal, 2) Kemampuan menjelaskan, 3) Kemampuan
mengintrepasi atau menarik kesimpulan
2) Konsep
a) Pengertian Konsep
Menurut Flavell yang dikutip Dahar dalam Mulyati (2005: 53),
menyebutkan bahwa konsep memiliki tujuh dimensi yang berbeda-beda,
yakni atribut, struktur, keabstrakan, keinklusifan,generalisasi atau
keumuman,ketepatan dan kekuatan. Dahar menyimpulkan bahwa konsep
adalah suatu abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus.
Menurut Chaplin dalam Mulyati (2005: 53) menyebutkan bahwa
pengertian konsep meliputi :
(1) Satu idea tau pengertian umum yang disusun dengan kata, symbol
dan tanda.
(2) Satu ide yang mengombinasikan beberapa unsure sumber-sumber
berbeda ke dalam satu gagasan tunggal.
b) Beberapa Teori Belajar Konsep
Teori Belajar Konsep Menurut Retno Wilis Dahar dalam Mulyati (
2005:58-59) :
(1) Pendekatan Perilaku
Teori berdasarkan pada asosiasi stimulus dan respon, yakni memberikan
satu respon terhadap sejumlah stimulus berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendekatan perilaku : (a) Pola
reinformacement dan umpan balik (b) contoh-contoh positif dan
negative, (c) banyaknya atribut.
(2) Teori atau Pendekatan Kognitif
Belajar konsep dengan pendekatan kognitif mempunyai sifat menarik,
yaitu konsep-konsep disjungtif atau relasional dan belajar akan lebih
mudah dengan menggunakan pola selektif daripada pola reseptif.
c) Karakteristik atau ciri umum konsep
Menurut Schuncke dalam Faqih Samiawi (2001:12)
mengemukakan beberapa karakteristik atau ciri umum konsep, yaitu : (1)
merupakan suatu abstrak ,(2) mencerminkan pengelompokkan,(3) bersifat
pribadi, (4) dipelajari melalui pengalaman, (5) bukan sekedar kata-kata.
3) Pengertian Perkalian
Dalam operasi hitung bilangan kita mengenal operasi perkalian.
Banyak para ahli yang menjelaskan konsep perkalian, diantaranya pendapat
Sutawidjaja dalam Wirasto (1991:74) yang menjelaskan bahwa: Perkalian
adalah penjumlahan berganda dengan suku-suku yang sama.
Pada prinsipnya, perkalian sama dengan penjumlahan secara
berulang. Oleh karena itu, kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa
sebelum mempelajari perkalian adalah penguasaan penjumlahan.
Lambang perkalian adalah “×”.
Definisi Pekalian:
Penjumlahan berganda dengan suku-suku yang sama, misalnya
2 + 2 + 2 + 2 + 2
Disebut penjumlahan berulang.
Di sini terdapat lima suku yang sama yaitu 2. Penjumlahan ini disajikan pula
dalam bentuk : 5 x 2 dan disebut perkalian 5 dan 2.
Jika bilangan-bilangannya a dan b, maka :
a x b adalah penjumlahan berulang yang mempumyai a suku , dan tiap-tiap suku
sama dengan b.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Dengan rumus :
a x b = b + b + b + b + b ( a suku )
Jika a x b dinamakan c, maka terdapat :
a x b = c
yang dibaca : “ a kali b sama dengan c “
a dinamakan pengali,
b dinamakan bilangan yang dikalikan, atau untuk singkatnya terkalikan ; a x
b dan c dinamakan hasil kali.
Pada operasi perkalian pada bilangan cacah berlaku sifat komutatif dan
asosiatif, yaitu bilangan yang saling ditukar tempatnya, hasilnya tetap sama.
2. Hakikat Pendekatan Matematika Realistik
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang di antaranya
adalah pendekatan pembelajaran. Menurut Syaiful Sagala dalam Ruminiati
(2007:1-15), pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas pembelajaran yang
dipilih guru dalam rangka mempermudah siswa mempelajari bahan ajar yang
telah ditetapkan oleh guru dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Pendekatan Pembelajaran menurut Akhmad Sudrajat (http :// akhmad
sudrajat.wordpress.com) bahwa pendekatan pembelajaran dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran
adalah suatu siasat dalam mengajar yang digunakan untuk memaksimalkan
hasil pembelajaran dengan arah atau hal yang kita ambil untuk menuju suatu
sasaran.Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus menggunakan
pendekatan tertentu, tetapi sifatnya lugas dan terencana, artinya memilih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam
perencanaan pembelajaran.
b. Pengertian Pendekatan Matematika Realistik
Realistic mathematics education, yang diterjemahkan sebagai pendidikan
matematika realistik (PMR), adalah sebuah pendekatan belajar matematika
yang dikembangkan sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli matematika dari
Freudenthal Institute, Utrecht University di Negeri Belanda. Pendekatan ini
didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal ( 1905 – 1990 ) bahwa
matematika adalah kegiatan manusia yang bermula dari pemecahan masalah
yang berhubungan dengan masalah aljabar,analisis dan geometri. ( Aisyah dkk
(207:7.3) )
Menurut De Lange dan Van Den Heuvel Parhizen dalam Aisyah dkk
(2007: 7.3) , RME ini adalah pembelajaran yang mengacu pada konstruktifis
sosial dan dikhususkan pada pendidikan matematika. Pembelajaran matematika
tidak dapat dipisahkan dari sifat matematika seseorang memecahkan masalah,
mencari masalah, dan mengorganisasi atau matematisasi materi
pelajaran.Siswa tidak dipandang sebagai penerima pasif, tetapi harus diberi
kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika di bawah
bimbingan guru. Proses penemuan ini dikembangkan melalui penjelajahan
berbagai persoalan dunia nyata.Dunia nyata digunakan sebagai titik awal
pembelajaran matematika.Untuk menekankan bahwa proses lebih penting
daripada hasil, dalam pendekatan matematika realistik digunakan istilah
matematisasi yaitu proses matematikakan dunia nyata. Proses ini digambarkan
oleh de Lange dalam Aisyah (2007:7.3) , Proses ini digambarkan sebagai
lingkaran yang tak berujung ( lihat gambar 1.)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dunia nyata
Matematisasi Matematisasi
dalam aplikasi dalam refleksi
Abstraksi dan
formalisasi
Gambar 1.
Matematisasi Konseptual
( De Lange dalam Aisyah dkk 2007:7.4)
Selanjutnya pengertian pendekatan matematika realistik menurut
Sudarman Benu ( http : // Zahra-blogspot.com / 2010 ) adalah pendekatan yang
menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep sebagai titik tolak
dalam belajar matematika.
Hayle Barnes dalam African Journal of Research in SMT
Education, Volume 8(1), 2004, pp. 53-64 : RME has played a role in
eliciting and addressing alternative conceptions of learners in this
intervention. This has been done firstly through the application of the
principle of guided reinvention in the design of contextual problems. ( http ://p4mristkipgarut.files. wordpress. com /2010/11/realistic-
mathematics-education-eliciting-alternative-mathematical-conceptions-
of-learners-hayley-barnes).
RME telah memainkan peran dalam memunculkan dan
menangani konsepsi alternatif pelajar dalam intervensi ini. Ini telah
dilakukan terlebih dahulu melalui penerapan prinsip penciptaan kembali
dipandu dalam perancangan kontekstual masalah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan matematika
realistic merupakan pendekatan belajar maengajar matematika yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
memanfaatkan pengetahuan siswa sebagai jembatan untuk memehami konsep-
konsep matematika. Siswa tidak belajar konsep matematika dengan cara
langsung dari guru atau orang lain melalui penjelasan, tetapi siswa membangun
sendiri sesuatu yang diketahui oleh siswa itu sendiri. Matematika itu sendiri
memberi kesempatan kepada siswa mengkonstruksi sendiri konsep-konsep
matematika melalui sesuatu yang diketahuinya.
c. Karakteristik Pendekatan Matematika Realistik
Suryanto dalam Aisyah (2007:7.7) mengemukakan beberapa karakteristik
Pendekatan Matematika Realistik adalah sebagai berikut :
1) Masalah konstektual yang realistic digunakan untuk memperkenalkan
ide dan konsep matematika kepada siswa.
2) Siswa menemukan kembali ide, konsep dan prinsip atau model
matematika melalui pemecahan masalah konstektual yang realistic dengan
bantuan guru atau temannya;
3) Siswa diarahkan untuk mendiskusikan penyelesaian terhadap masalah
yang mereka temukan ( yang biasanya ada yang berbeda , baik cara
menemukannya maupun hasilnya );
4) Siswa merefleksikan (memikirkan kembali) apa yang telah dikerjakan dan
apa yang telah dihasilkan, baik hasil kerja mandiri maupun hasil diskusi;
5) Siswa dibantu untuk mengaitkan beberapa isi pelajaran matematika yang
memang ada hubungannya;
6) Siswa diajak mengembangkan, memperluas, atau meningkatkan hasil-hasil
dari pekerjaannya agar menemukan konsep atau prinsip matematika yang
lebih rumit;
7) Matematika dianggap sebagai kegiatan bukan sebagai produk jadi atau
hasil yang siap pakai. Mempelajari matematika sebagai kegiatan paling
cocok dilakukan melalui learning by doing (belajar dengan mengerjakan )
Sedangkan menurut Grafemeijer (dalam Zahra-abcd. blogspot.
com/2010/03/04 mengajar matematika-dengan-pendekatan), ada 5 karakteristik
pembelajaran matematika realistik, yaitu sebagai berikut: (1)Menggunakan
masalah kontekstual, (2)Menggunakan model atau jembatan (3)Menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
kontribusi siswa,(4) Interaktivitas, (5) Terintegrasi dengan topik pembelajaran
lainnya(bersifat holistik).
d. Prinsip Pendekatan Matematika Realistik
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan RME kita harus tahu prinsip-prinsip yang digunakannya. Ada tiga
prinsip kunci RME (Gravemeijer dalam http:// www.3+prinsip+ kunci +RME+
(+Graveimejer+) diunduh tanggal 27 Januari 2011, 20.15)
1) Guided Re-invention atau Menemukan Kembali Secara Seimbang.
Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan matematisasi
dengan masalah kontekstual yang realistik bagi siswa dengan bantuan dari
guru.
2) Didactical Phenomenology atau Fenomena Didaktik.
Topik-topik matematika disajikan atas dasar aplikasinya dan kontribusinya
bagi perkembangan matematika. Pembelajaran matematika yang
cenderung berorientasi kepada memberi informasi atau memberitahu siswa
dan memakai matematika yang sudah siap pakai untuk memecahkan
masalah, diubah dengan menjadikan masalah sebagai sarana utama untuk
mengawali pembelajaran sehingga memungkinkan siswa dengan caranya
sendiri mencoba memecahkannya.Dengan masalah kontekstual yang
diberikan pada awal pembelajaran seperti tersebut di atas, dimungkinkan
banyak/beraneka ragam cara yang digunakan atau ditemukan siswa dalam
menyelesaikan masalah.
3) Self-delevoped Models atau model dibangun sendiri oleh siswa.
Pada waktu siswa mengerjakan masalah kontekstual, siswa mengembangkan
suatu model. Model ini diharapkan dibangun sendiri oleh siswa, baik
dalam proses matematisasi horizontal ataupun vertikal.
Menurut De Langue dalam Aisyah ( 2007:7.3) Pembelajaran
matematika dengan pendekatan PMR meliputi beberapa prinsip yaitu (a)
Memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “riil” (kontekstual)
bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga
siswa segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna, (b) permasalahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
pelajaran tersebut. (c) Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model
simbolik secara informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan, (d)
Pengajaran berlangsung secara interaktif: siswa menjelaskan dan memberikan
alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya
(siswa lain), setuju terhadap jawaban temannya, menyatakan ketidaksetujuan,
mencari alternatif penyelesaian yang lain; dan melakukan refleksi terhadap
setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pelajaran.
e. Konsepsi Pendekatan Matematika Realistik
Dikemukakan oleh Sutarto Hadi dalam Aisyah dkk (2007: 7.5) bahwa:
“teori Pendekatan Matematika Realistik sejalan dengan teori belajar yang
berkembang saat ini, seperti konstruktivisme dan pembelajaran kontekstual
(CTL)”. Siswa dipandang sebagai individu (subjek) yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan.
Dalam pendekatan ini diyakini pula bahwa siswa memiliki potensi untuk
mengembangkan sendiri pengetahuannya dan bila diberi kesempatan mereka
dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang
matematika. Melalui eksplorasi berbagai masalah, baik masalah kehidupan
sehari-hari maupun masalah matematika, siswa dapat merekonstruksi kembali
temua-temuan dalam bidang matematika. Jadi berdasarkan pemikiran ini
Sutarto Hadi mengemukakan konsepsi siswa dalam pendekatan ini adalah
sebagai berikut :
1) Konsepsi RME tentang siswa adalah sebagai berikut: a) Siswa memiliki
seperangkat konsep alternatif tentang ide-ide matematika yang
mempengaruhi belajar selanjutnya, b) Siswa memperoleh pengetahuan baru
dengan membentuk pengetahuan itu untuk dirinya sendiri, c) Pembentukan
pengetahuan merupakan proses perubahan yang meliputi penambahan,
kreasi, modifikasi, penghalusan, penyusunan dan penolakan, d)
Pengetahuan baru yang dibangun oleh siswa untuk dirinya sendiri berasal
dari seperangkat ragam pengalaman,e) Setiap siswa tanpa memandang ras,
budaya dan jenis kelamin mampu memahami dan mengerjakan matematik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2) Konsepsi RME tentang guru adalah sebagai berikut: a) Guru hanya sebagai
fasilitator dalam pembelajaran, b) Guru harus mampu membangun
pembelajaran yang interaktif, c) Guru harus memberikan kesempatan
kepada siswa untuk secara aktif terlibat pada proses pembelajaran dan
secara aktif membantu siswa dalam menafsirkan persoalan riil, d) Guru
tidak terpancang pada materi yang ada di dalam kurikulum,tetapi aktif
mengaitkan kurikulum dengan dunia riil, baik fisik maupun sosial.
3) Konsepsi RME tentang pembelajaran Matematika meliputi aspek-aspek
berikut: (a) Memulai pembelajaran dengan mengajukan masalah (soal)
yang ’riil’ bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat
pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pembelajaran secara
bermakna,(b)Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut (c) Siswa
mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara informal
terhadap persoalan/permasalahan yang diajukan,(d) Pembelajaran
berlangsung secara interaktif, siswa menjelaskan dan memberikan alasan
terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya (siswa
lain), setuju terhadap jawaban temannya, menyatakan ketidaksetujuan,
mencari alternatif penyelesaian yang lain, dan melakukan refleksi terhadap
setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pembelajaran.
f. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik
Menurut Zulkardi dalam Aisyah dkk ( 2007:7.20) langkah-langkah
pembelajaran matematika realistic dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Persiapan
Selain menyiapkan masalah konstektual, guru harus benar-benar memahami
masalah dan memiliki berbagai macam strategi yang mungkin akan
ditempuh siswa dalam menyelesaikannya.
2) Pembukaan
Siswa diperkenalkan dengan strategi pembelajaran yang dipakai dan
diperkenalkan kepada masalah dari dunia nyata .Kemudian siswa diminta
untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3) Proses Pembelajaran
Siswa mencoba berbagai srategi untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan
pengalamannya, dapat dilakukan secara perorangan maupun secara
kelompok. Kemudian setiap siswa atau kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya didepan siswa atau kelompok lain dan siswa atau kelompok lain
memberi tanggapan terhadap hasil kerja siswa atau kelompok penyaji. Guru
mengamati jalannya diskusi kelas dan memberi tanggapan sambil
mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik serta menemukan
aturan atau prinsip yang bersifat lebih umum.
4) Penutup
Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui diskusi kelas,
siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.Pada akhir
pembelajaran siswa harus mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk
matematika formal.
g. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Matematika Realistik
1) Beberapa keunggulan dari pembelajaran metematika realistik dalam
(Zahra - abcd. blogspot .com/ 2011 /03/04 mengajar matematika dengan
pendekatan) antara lain:
a) Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan suasana tegang
tidak tampak.
b) Materi dapat dipahami oleh sebagian besar siswa.
c) Guru ditantang untuk mempelajari bahan.
d) Guru menjadi lebih kreatif membuat alat peraga. Alat peraga adalah
benda yang berada di sekitar, sehingga mudah didapatkan.
e) Siswa mempunyai kecerdasan cukup tinggi tampak semakin pandai.
2) Beberapa kelemahan dari pembelajaran metematika realistik antara lain:
a) Sulit diterapkan dalam suatu kelas yang besar( 40- 45 orang).
b)Dibutuhkan waktu yang lama untuk memahami materi pelajaran.
c) Siswa yang mempunyai kecerdasan sedang memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mampu memahami materi pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
h. Pendekatan Matematika Realistik dalam Pembelajaran Matematika
Secara garis besar Pendekatan Matematika Realistik adalah suatu
pendekatan belajar matematika yang dikembangkan untuk mendekatkan
matematika kepada siswa.Masalah masalah nyata dari kehidupan sehari-hari
digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika untuk menunjukkan
bahwa matematika sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Benda-
benda nyata yang akrab dengan kehidupan keseharian siswa dijadikan sebagai
alat peraga dalam pembelajaran matematika.Siswa menjadi lebih tertarik dan
senang belajar matematika serta menunjukkan peningkatan hasil belajar yang
cukup memuaskan ( Hadi dalam Aisyah dkk, 2007:7-1).
Dalam pengertian yang lainnya, Pendekatan matematika realistik adalah
pendekatan pembelajaran matematika yang berdasarkan pandangan
konstruktivistik, yaitu proses belajar matematika yang memberi keleluasaan
kepada siswa yang mengkonstruk konsep-konsep matematika melalui konteks
(contextual problem). Konteks yang diterjemahkan siswa ke dalam model-
model matematika sebagai jembatan untuk menghantarkan siswa sampai
memahami konsep-konsep formal.
i. Karakteristik Belajar Anak Usia Sekolah Dasar
Piaget dalam Karso dkk, (2009:1.6) menyatakan bahwa setiap anak
memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan
lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak
memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang
ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam
lingkungannya.
Piaget dalam Karso dkk, (2009:1.6) dengan Teori Tingkat
Perkembangan Berfikir Anak telah membagi tahapan kemampuan berfikir
anak menjadi empat tahapan yaitu :
1) Tahap sensori motorik ( dari lahir sampai usia 2 tahun )
2) Tahap operasional awal/pra operasi ( usia 2 sampai 7 tahun)
3) Tahap opersional/operasi konkret ( usia 7 sampai 11 atau 12 tahun)
4) Tahap operasional formal ( usia 11 tahun ke atas )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Anak usia SD pada umumnya berada pada tahap berfikir operasional
konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar
sebagai berikut: 1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari
satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur
secara serentak, 2) Mulai berpikir secara operasional,3) Mempergunakan cara
berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, 4) Membentuk
dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan,prinsip ilmiah sederhana,
dan mempergunakan hubungan sebab akibat, 5) Memahami konsep substansi,
volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, Piaget
dalam Karso dkk, (2009:1.6) menyatakan bahwa kecenderungan belajar anak
usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
1) Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang
konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar,dibaui, diraba, dan diotak atik,
dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar
yanglebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan denganperistiwa
dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami,sehingga lebih nyata,
lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
2) Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari
sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari
berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif
yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3) Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan
logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Benda-benda atau kejadian-kejadian yang tidak dapat dibayangkan siswa
masih sulit untuk dipikirkan.
Susento (2004) dalam http://Wordpress.com./p.realistik.ipotes ,
mengorganisasikan pembelajaran matematika sebagai suatu alur seperti
nampak pada gambar 2.
Gambar 2. Organisasi Kegiatan Matematika di Kelas
Rangkaian kegiatan pembelajaran ini memuat tahap-tahap seperti
yang dikemukakan Bruner dalam Karso (2009:1.12-1.13) yang harus dilewati
anak dalam proses belajarnya. Tahap-tahap tersebut yaitu ; (a) tahap enaktif,
dimana dalam tahap ini anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi
(mengotak-atik) objek. (b) tahap ikonik, dimana dalam tahap ini kegiatan
yang dilakukan anak berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran
dari objek yang dimanipulasinya. (c) tahap simbolik, dimana dalam tahap ini
anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu.
Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek pada tahap sebelumnya.
Apabila pada diri anak telah terbentuk pengetahuan formal melalui
kegiatan pembelajaran matematika tersebut, anak akan mampu
mengembangkan ide dan konsep matematika yang dimulai dari dunia nyata
untuk memecahkan suatu permasalahan.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan
substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada
dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut peneliti, ada beberap penelitian
yang dianggap relevan dengan peneliti ini diantaranya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Ai Nani Nurhayati ( 2009 ) yang mengadakan penelitian tentang
pengaruh pendekatan matematika realistic dalam penanaman konsep perkalian
dan pembagian bilangan bulat pada kelas IV. Dari penelitian ini terbukti bahwa
dengan pendekatan Matematika realistic dapat meningkatkan pemahaman konsep
perkalian dan pembagian bilangan bulat pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Cipanas Kec. Tanjungkerta Kab. Sumedang.
Cahyaning Fitria Prihutami ( 2009 ) yang mengadakan penelitian tentang
pengaruh model pembelajaran konstektual ( Contextual Teaching Learning )
dalam pemecahan masalah matematika terhadap kemampuan belajar perkalian
siswa dengan judul “ Peningkatan Prestasi Belajar Perkalian Matematika Dengan
Pendekatan Contextual Teaching And Learning Pada Siswa Kelas II SDN III
Wonoboyo Wonogiri..Dari penelitian ini terbukti bahwa dengan model
pembelajaran Kontekstual ( Contextual Teaching Learning )maka prestasi belajar
siswa mengalami peningkatan.
Penelitian di atas menunjukkan bahwa pendekatan pengajaran sangat
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sedangkan metode yang sesuai dapat
membantu siswa untuk keberhasilan belajarnya. Sehubungan dengan hal tersebut
di atas , peneliti merasa perlu untuk mengembangkan supaya kemampuan
menghitung siswa meningkat menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi
siswa.
Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan peningkatan pemahaman
konsep perkalian melalui pendekatan matematika realistic pada siswa kelas II SD
N III Pokoh Kidul Wonogiri tahun 2011.
C. Kerangka Berfikir
Materi perkalian dianggap para siswa kelas II SD N III Pokoh Kidul
Wonogiri sebagai pokok bahasan yang sulit. Terbukti dari kemampuan
pemahaman konsep pembelajaran pun menjadi rendah sehingga hasil belajar
siswa menjadi kurang memuaskan.Hal ini disebabkan antara lain karena guru
yang mengajar matematika tersebut tidak memiliki bekal dan kemampuan yang
sangat dibutuhkan oleh seorang pengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Dalam pembelajaran matematika selama ini, dunia nyata hanya dijadikan
tempat mengaplikasikan konsep. Siswa mengalami kesulitan matematika di kelas.
Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami konsep-konsep Matematika,
dan siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan Matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Sementara itu, tidak sedikit siswa yang memandang
matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangat membosankan,
menyeramkan, bahkan menakutkan. Banyak siswa yang berusaha menghindari
mata pelajaran tersebut.
Upaya yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan pemahaman konsep
perkalian dalam Matematika adalah dengan menggunakan Pendekatan Matematika
Realistik. Pendekatan Matematika Realistik adalah pendekatan pembelajaran
matematika yang berdasarkan pandangan konstruktivistik, yaitu proses belajar
matematika yang memberi keleluasaan kepada siswa yang mengkonstruksi
konsep-konsep Matematika melalui konteks (contextual problem). Konteks yang
diterjemahkan siswa ke dalam model-model Matematika sebagai jembatan untuk
menghantarkan siswa sampai memahami konsep-konsep formal. Dengan
Pendekatan Matematika Realistik memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan kembali dan mengkonstruksi berbagai konsep-konsep matematika,
sehingga siswa kelas II mempunyai pengertian kuat tentang konsep-konsep
perkalian dalam matematika.
Berdasarkan kajian teori yang telah diperoleh sebelumnya maka
diperoleh alur kerangka pikir dalam penelitian ini yang dapat divisualkan pada
gambar 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Kerangka Berfikir PTK sebagai berikut :
Guru dalam pelaksanaan Kemampuan
Pembelajaran masih pemahaman konsep
Kondisi awal tradisional yakni berpusat perkalian rendah
pada guru sedangkan siswa
pasif
Siklus I
Dalam pembelajaran
Matematika ( KD) : 1. Perencanaan
Melakukan perkalian 2. Tindakan
yang hasilnya dua 3. Observasi
angka melalui pende 4. Refleksi
katan realistic
Siklus II
Dalam pembelajaran Dalam pembelajaran
Tindakan Guru menggunakan Matematika (KD) : 1. Perencanaan
Pendekatan matematika Melakukan perkalian 2. Tindakan
realistik yang hasilny dua 3. Observasi
angka melalui pende- 4. Refleksi
katan realistic
Siklus III
Dalam pembelajaran
Matematika (KD) : : 1. Perencanaan
Melakukan perkalian 2. Tindakan
Yang hasilny dua 3. Observasi
angka melalui pende 4. Refleksi
Kondisi Akhir katan realistik
Melalui pendekatan
matematika realistic
kemampuan pemahaman
konsep perkalian meningkat
Gambar 3: Alur Kerangka berfikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut : “Penggunaan
Pendekatan Matematika Realistik dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep
Perkalian Pada Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri Tahun 2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri III Pokoh Kidul Kecamatan
Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Adapun pemilihan tempat didasarkan pada
pertimbangan :
a) Sekolah Dasar Negeri III Pokoh Kidul Kecamatan Wonogiri Kabupaten
Wonogiri dipilih sebagai tempat penelitian karena peneliti adalah guru
di sekolah tersebut, sehingga sekolah tersebut merupakan tempat yang
paling tepat untuk melakukan penelitian karena penelti dapat meneliti
lebih spesifik tanpa meninggalkan tanggung jawabnya.
b) Kurangnya pemahaman konsep perkalian di siswa kelas II SDN III
Pokoh Kidul Wonogiri
2. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester II
tahun pelajaran 2010/2011 yang dimulai pada bulan Januari sampai bulan
Mei tahun 2011.Pada bulan Januari 2011 penulis dalam tahap pengajuan
judul dan penyusunan proposal. Dilanjutkan bulan Februari 2011 sampai
minggu kedua bulan Maret penulis mengajukan proposal penelitian. Pada
minggu ketiga bulan Maret sampai dengan minggu pertama bulan April
2011, penulis mengurus ijin untuk melakukan penelitian. Minggu kedua
bulan April 2011 sampai akhir bulan Mei 2011 melaksanakan penelitian dan
penyusunan laporan.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri III
Pokoh Kidul Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Dengan jumlah
siswa sebanyak 16, yang terdiri 8 siswa putri dan 8 siswa putra. Pada
dasarnya mereka mempunyai watak dan karakter yang berbeda-beda,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
sehingga dalam kesehariannya mereka mempunyai sikap dan perilaku yang
bermacam-macam juga.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berasal dari
istilah Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan
pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada
suatu subyek penelitian di kelas tersebut. IGAK Wardhani, dkk ( 2008: 1.3
). Penelitian Tindakan Kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action
Research, yaitu satu Action Research yang dilakukan di kelas.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui
empat tahap, yaitu perencanaan ( planning), tindakan ( acting ),
pengamatan ( observasing), dan refleksi ( reflecting). Secara jelas langkah-
langkah tersebut divisualkan pada gambar 3.
dst
Plan Plan
Reflec Siklus I Act Reflec Siklus II Act
Observe Observe
Siklus I Siklus II
Gambar 4 : Model PTK ( pengembangan )
( Sarwiji Suwandi, 2010 : 28 )
Secara rinci prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas diuraikan sebagai
berikut :
1. Siklus pertama ( I )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.
c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan dan
mengidentifikasi masalah.
d.Melakukan refleksi oleh peneliti.
2. Siklus pertama ( II)
a. Merencanakan tindakan berdasarkan siklus pertama untuk perbaikan.
b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.
c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II
dan mengidentifikasi masalah.
d.Melakukan refleksi oleh peneliti.
D. Sumber Data
Data informasi yang paling penting dikumpulkan untuk kemudian dikaji
yang menghasilkan data kualitatif. Data tersebut akan digali dari berbagai sumber
dan jenis data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain :
1. Informasi dari nara sumber, baik kepala sekolah, guru maupun siswa kelas II
SDN III Pokoh Kidul Wonogiri.
2. Hasil pengamatan peneliti selama mengadakan penelitian di SDN III Pokoh
Kidul Wonogiri.
3. Hasil jawaban subjek penelitian yaitu siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul
secara tertulis dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan
perkalian yang diperoleh melalui tes awal penelitian dan tes akhir tiap-tiap
tindakan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Menurut St. Y. Slamet dan Suwarto, WA, (2007:44) , Observasi atau
pengamatan dapat mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,
kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya.Maka
dalam penelitian ini digunakan observasi atau partisipatif.Observasi ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dilakukan secara formal di dalam ruang kelas pada saat pembelajaran
Matematika sedang berlangsung.
Observasi dilakukan untuk memantau proses pembelajaran Matematika (
KD Melakukan perkalian bilangan sampai dua angka ) Observasi ini bertujuan
untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas sejak
sebelum melaksanakan tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai akhir
tindakan.Observasi terhadap guru dalam pembelajaran antara lain penampilan
guru di depan kelas, cara menyampaikan materi pelajaran, cara penggunaan
alat dan media pelajaran, cara pengelolaan kelas, cara merespon pertanyaan
dan pendapat siswa, memberi pujian, interaksi siswa dengan siswa, memotivasi
siswa, memberi bimbingan individu/kelompok dan pengelolaan waktu.
2 .Dokumen
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berhubungan
langsung dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu, dapat berupa,
tulisan,gambar,benda peninggalan atau arsip.Dokumen yang merupakan
sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen tertulis yang diperoleh pada
mata pelajaran Matematika yang bersangkutan yaitu berupa nilai dan catatan
kegiatan belajar mengajar Matematika selama peneliti melaksanakan
penelitian. Serta tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan pemahaman
konsep perkalian pada siswa .
3. Tes
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
yang diperoleh siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri setelah kegiatan
pembelajaran tindakan. Tes ini diberikan pada awal penelitian untuk
mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam pembelajaran
Matematika pokok bahasan perkalian. Selain itu tes ini dilakukan di setiap
akhir siklus untuk mengetahui peningkatan mutu siswa. Dengan kata lain tes
disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan
siswa dalam pemahaman konsep perkalian sesuai dengan siklus yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4. Wawancara atau diskusi
Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan
di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada . Hal
dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran. Dalam kegiatan diskusi, peneliti meminta
pendapat guru observer tentang penampilan dalam melaksanakan pembelajaran
di kelas,mengemukakan kelebihan dan kekurangannya dalam kegiatan
pembelajaran,
F. Validitas Data
Data yang dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus
diusahakan kemantapan dan kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai
dasar yang kuat untuk mengambil kesimpulan. Dalam penelitian kualitatif
terdapat beberapa cara yang dapat dipilih untuk mengembangkan validitas data
dengan cara trianggulasi data dan validitas isi ( content validity ).
4. Trianggulasi
Teknik trianggulasi data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Trianggulasi data (sumber), dengan cara : mengumpulkan data sejenis dari
sumber yang berbeda.Penelitian ini membandingkan hasil pengamatan
dengan data isi dokumen yang terkait missal arsip nilai, absen dan lainnya.
b. Trianggulasi metode, dengan cara : yaitu mengumpulkan data dengan
metode pengumpulan data dari informan yang berbeda tetapi mengarah pada
data yang sama. Dalam penelitian ini membandingkan hasil pengamatan
yang dilakukan oleh observer dan hasil pengamatan guru itu sendiri pada
siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri.
5. Validitas Isi
Validitas isi dalam penelitian ini digunkan untuk mengetahui keabsahan atau
ketepatan soal-soal tes yang disusun pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang sesuai dengan kemampuan yang diukur.
Validitas isi berhubungan dengan kemampuan suatu instrumen dalam
memvalidasi isi atau konsep yang harus divalidasi. Ini berarti bahwa suatu alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur.
Dalam penelitian ini data yang divalidasi adalah soal tes perkalian pada siswa
kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri. Proses validasinya yaitu dengan
menyusun soal tes yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran khusus atau
indicator yang terdapat pada kurikulum yang mana sebelumnya penyusunan RPP
disesuaikan dengan silabus kemudian guru melakukan tes kepada siswa dalam
waktu yang berbeda
G. Teknis Analisis Data
Menurut Milles dan Huberman, Yang dimaksud analisis data adalah cara
mengelola data yang sudah diperoleh dari dokumen. Penelitian ini menggunakan
analisis model interaktif .Kegiatan pokok analisa model ini meliputi :
1.Reduksi data
Menurut Milles dan Huberman (2007 : 16), Reduksi data adalah
proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian, meyederhanakan,
mengabstraksikan serta mentransformasikan data yang muncul dari catatan-
catatan lapangan. Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta
membuang yang dianggap tidak perlu.
Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih spesisifk dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data
selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama
peneliti berada di lapangan, jumlah data akan semakin banyak, semakin
kompleks dan rumit. Untuk itulah diperlukan reduksi data sehingga data tidak
betumpuk dan mempersulit analisis.
2.Penyajian data
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian
(display) data. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah
dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif,
bagan,hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), dan lain
sejenisnya.Penyajian data dalam bentuk-bentuk tersebut akan memudahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian
selanjutnya.
3.Kesimpulan- Kesimpulan : penarikan/verifikasi
Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik
kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan
awal yang dikemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila
ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data
berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai
verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang
ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh
merupakan kesimpulan yang kredibel.
Hubungan interaksi antara unsur unsur kerja analisis tersebut dapat
divisualisasikan dalam bentuk diagram siklus analisis interaktif :
Milles dan Huberman
Gambar 5
Proses Analisis Interaktif
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan atau penelitian.Indikator kinerja dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
penelitian ini adalah apabila 85 % dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal tes
akhir tentang pokok bahasan perkalian memperoleh nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 65 untuk aktivitas siswa.Indikator tersebut meliputi : 3.1
Mengubah bentuk penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian dan
sebaliknya.( psikomotorik ), 3.2 Membaca dan menggunakan symbol X dalam
pengerjaan hitung ( kognitif ),3.3 Memecahkan soal cerita yang mengandung
perkalian (afektif)
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap-tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai.Untuk mengetahui
permasalahan yang menyebabkan rendahnya pemahaman konsep perkalian pada
kelas II SD Negeri III Pokoh Kidul Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri,
dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran melalui langkah-langkah
tersebut akan dapat ditentukan tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan
pemahaman konsep perkalian pada siswa kelas II SD Negeri III Pokoh Kidul
Kecamatan Wonogiri,Kabupaten Wonogiri melalui pendekatan matematika
realistic maka didapat refleksi awal.
Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut, maka prosedur
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi dalam setiap siklus.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam
siklus siklus sebagai berikut
1. Siklus I
a. Rencana
1. Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi operasi perkalian
2. Menyiapkan dan berlatih alat peraga yang dibutuhkan, misal sedotan,
kartu bintang , gambar binatang atau gambar kendaraan bermotor , lidi.
3. Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.
4. Menyiapkan lembar penilaian
5. Menyiapkan lembar observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b. Tindakan
Pertemuan I
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan awal adalah:
1. Berdoa
2. Guru memberi salam
3. Guru mengamati kehadiran siswa, kerapian, mengatur tempat duduk,
mengabsen.
4. Guru menyampaikan KD yang akan dicapai
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
6. Guru mengadakan apersepsi dengan menyanyikan lagu “
dodolidodolibret “ . Setelah itu guru menanyakan “ Ayo ada berapa ban
mobilnya?
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan inti adalah:
1. Guru bertanya kepada siswa “ Ayo coba hitung ada berapa banyak ban
mobil itu ? “ ( sambil menunjukkan keluar halaman sekolah )
2. Guru memasang 2 buah gambar mobil di papan tulis.
a. Siswa mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang.
b. Siswa mengubah penjumlahan berulang menjadi perkalian.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab tentang perkalian bilangan
dan mempraktekkan perkalian sebagai penjumlahan berulang :
a. Siswa bersama guru bertanya jawab mengenai jumlah sepeda motor
yang ada dipapan tulis.
b. Guru mengenalkan dan mengarahkan siswa untuk mengubah bentuk
perkalian sebagai penjumlahan berulang dan sebaliknya dengan media
gambar di papan tulis.
c. Siswa mencoba mengerjakan latihan soal yang yang diberikan Guru
yang berupa kalimat perkalian untuk diubah menjadi penjumlahan
berulang.
4. Siswa menjelaskan didepan kelas.
a. Guru memberikan penilaian untuk siswa benar atau salah.
b. Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan penutup adalah:
1. Guru memberikan evaluasi berupa soal pada siswa berkaitan dengan
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian dan sebaliknya.
2. Tindak lanjut.
Pertemuan II
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan awal adalah:
1. Berdoa
2. Guru memberi salam
3. Guru mengamati kehadiran siswa, kerapian, mengatur tempat duduk,
mengabsen.
4. Guru menyampaikan KD yang akan dicapai
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
6. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
7. Guru bertanya jawab dengan siswa seputar materi yang telah diajarkan
pada pertemuan sebelumnya.
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan inti adalah:
1. Siswa Tanya jawab tentang perkalian bilangan yang hasilnya bilangan
dua angka dengan menggunakan media yang tersedia.
2. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
3. Guru memberikan petunjuk diskusi kelompok.
4. Guru membagikan soal untuk dikerjakan kelompok.
5. Siswa menyiapkan beberapa alat peraga berupa kartu bintang, sedotan
minuman, stick eskrim.
6. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru.
7. Siswa mendiskusikan pertanyaan dari guru tentang perkalian yang hasil
bilangannya dua angka dengan menggunakan media yang tersedia.
8. Siswa berdemonstrasi tentang hitung perkalian yang hasil bilangannya
dua angka.
9. Siswa diberi kesempatan mengerjakan soal cerita berupa pertanyaan
mengenai permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
10. Siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
11. Guru dan siswa membahas hasil diskusi kelompok yang telah
dikerjakan.
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan penutup adalah:
1. Guru memberikan penghargaan kepda siswa berupa nilai kepada
kelompok dengan kinerja baik.
2. Guru memberikan evaluasi
3. Tindak lanjut
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan
sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran Matematika dengan
menerapkan pendekatan matematika realistic.Observasi juga dilakukan
terhadap guru yang menerapkan pendekatan matematika realistic pada
pembelajaran Matematika.Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran
atau pada tahap pelaksanaan tindakan .Observasi diarahkan pada poin-poin
yang telah ditetapkan dalam beberapa aspek indicator.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan setelah setelah mengadakan pengamatan.Jika
dalam pembelajaran pada siklus I tentang perkalian sederhana didapatkan
suatu kendala yaitu adanya nilai siswa yang belum mencapai hasil yang
diharapkan atau tindakan belum tercapai secara optimal, maka perlu adanya
perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Rencana
1). Guru mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan masalah
pada refleksi siklus I
2). Membuat rencana pelaksanaan ( RPP ) mata pelajaran Matematika dengan
kompetensi dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan
dua angka yang ditulis dalam model Pendekatan Matematika Realistik.
3). Menyiapkan dan berlatih menggunakan media pembelajaran, seperti
sedotan, kartu angka, gambar binatang,lidi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
4). Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.
5). Menyiapkan lembar penilaian.
6). Membuat lembar observasi.
b. Tindakan
Pertemuan I
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan awal adalah:
1) Berdoa
2) Guru memberi salam
3) Guru mengamati kehadiran siswa, kerapian, mengatur tempat duduk,
mengabsen.
4) Guru menyampaikan KD yang akan dicapai
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
6) Guru bertanya jawab dengan siswa seputar materi yang telah diajarkan
pada pertemuan sebelumnya.
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan inti adalah:
Siswa menyelesaikan hitung perkalian dengan penjumlahan berulang. Siswa
mengerjakan soal perkalian dengan penjumlahan berulang.
Kegiatan :
1) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok berisi 4 orang
2) Siswa menyiapkan beberapa alat peraga berupa kartu bintang, sedotan
minuman, stick eskrim untuk membantu mereka dalam menjawab
permasalahan tersebut.
3) Siswa diberi kesempatan untuk mengingat dan mempraktekkan fakta
perkalian sebagai penjumlahan.
4) Guru memberikan petunjuk diskusi kelompok.
5) Guru membagikan soal untuk dikerjakan kelompok.
6) Guru memberikan permasalahan yang berhubungan dengan mengubah
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian dan sebaliknya, yang
harus diselesaikan siswa secara berkelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
7) Siswa mendiskusikan pertanyaan dari guru dengan memberikan alas an
diperolehnya jawaban tersebut dengan mengkomunikasikan bersama siswa
lain.
8) Guru berkeliling untuk memastikan bahwa seluruh siswa dapat
menggunakan alat peraga untuk menyelesaikan persoalan perkalian.
9) Guru memberikan penilaian.
10) Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran.
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan penutup adalah:
1) Guru memberikan evaluasi berupa soal pada siswa berkaitan dengan
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian dan sebaliknya.
2) Tindak lanjut.
Pertemuan Kedua
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan awal adalah:
1. Berdoa
2. Guru memberi salam
3. Guru mengamati kehadiran siswa, kerapian, mengatur tempat duduk,
mengabsen.
4. Guru menanyakan kabar sebagai penyemangat dan mengajak siswa
melakukan “Tepuk Kelas II “ sebelum memulai pembelajaran
5. Guru menyampaikan KD yang akan dicapai
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
7. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
8. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
9. Guru melakukan apersepsi dengan mengulang pelajaran yang sudah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan inti adalah:
.Siswa memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian.
Kegiatan :
1) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok berisi 4 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2) Tiap kelompok menyiapkan beberapa alat peraga seperti kartu bintang,
sedotan minuman, stick eskrim.
3) Guru membagikan petunjuk diskusi kelompok.
4) Guru memberikan contoh dalam memecahkan soal cerita.
5) Setiap kelompok siswa memperagakan jual beli melalui bimbingan guru.
6) Melalui simulasi guru mulai mengenalkan perkalian dalam kehidupan
sehari-hari siswa
7) Siswa memecahkan soal cerita yang berhubungan dengan masalah sehari-
hari
8) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok secara bergantian.
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan penutup adalah:
1) Guru memberikan penghargaan kepada siswa berupa nilai kepada
kelompok dengan kinerja baik.
2) Guru memberikan evaluasi berupa soal tes mandiri.
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan
sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika dengan menerapkan
pendekatan matematika realistic.Observasi juga dilakukan terhadap guru
yang menerapkan pendekatan matematika realistic pada pembelajaran
matematika.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan
tindakan .Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam
beberapa aspek indicator.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan setelah setelah mengadakan pengamatan. Hasil
akan menentukan perlu tidaknya melaksanakan siklus berikutnya. Apabila
dalam siklus kedua peneliti belum berhasil maka peneliti melaksanakan
siklus ketiga dan seterusnya. Sampai pada hasil belajar matematika
meningkatkan pemahaman konsep perkalian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3. Siklus III
a. Rencana
1). Guru mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan masalah
pada refleksi siklus II
2). Membuat rencana pelaksanaan ( RPP ) mata pelajaran Matematika dengan
kompetensi dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan
dua angka yang ditulis dalam model Pendekatan Matematika Realistik.
3). Menyiapkan dan berlatih menggunakan media pembelajaran, seperti
sedotan, kartu angka, gambar binatang,lidi.
4). Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.
5). Menyiapkan lembar penilaian.
6). Membuat lembar observasi.
b. Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan awal adalah:
1) Berdoa
2) Guru memberi salam
3) Guru mengamati kehadiran siswa, kerapian, mengatur tempat duduk,
mengabsen.
4) Guru menyampaikan KD yang akan dicapai
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
6) Guru bertanya jawab dengan siswa seputar materi yang telah diajarkan
pada pertemuan sebelumnya.
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan inti adalah:
Siswa menyelesaikan hitung perkalian dengan penjumlahan berulang. Siswa
mengerjakan soal perkalian dengan penjumlahan berulang.
Kegiatan :
1. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok berisi 2 orang
2. Siswa menyiapkan beberapa alat peraga berupa kartu bintang, sedotan
minuman, stick eskrim untuk membantu mereka dalam menjawab
permasalahan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengingat dan mempraktekkan fakta
perkalian sebagai penjumlahan.
4. Guru memberikan petunjuk diskusi kelompok.
5. Guru membagikan soal untuk dikerjakan kelompok.
6. Guru memberikan permasalahan yang berhubungan dengan mengubah
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian dan sebaliknya, yang
harus diselesaikan siswa secara berkelompok.
7. Siswa mendiskusikan pertanyaan dari guru dengan memberikan alasan
diperolehnya jawaban tersebut dengan mengkomunikasikan bersama
siswa lain.
8. Guru berkeliling untuk memastikan bahwa seluruh siswa dapat
menggunakan alat peraga untuk menyelesaikan persoalan perkalian.
9. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok.
10. Guru memberikan penilaian.
11. Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran.
Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan penutup adalah:
1) Guru memberikan evaluasi berupa soal pada siswa berkaitan dengan
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian dan sebaliknya.
2) Tindak lanjut.
c.Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan
sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika dengan menerapkan
pendekatan matematika realistic.Observasi juga dilakukan terhadap guru
yang menerapkan pendekatan matematika realistic pada pembelajaran
matematika.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan
tindakan .Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam
beberapa aspek indicator.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan setelah setelah mengadakan pengamatan. Hasil
akan menentukan perlu tidaknya melaksanakan siklus berikutnya. Apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dalam siklus kedua peneliti belum berhasil maka peneliti melaksanakan
siklus ketiga dan seterusnya. Sampai pada hasil belajar matematika
meningkatkan pemahaman konsep perkalian.
Adapun siklus-siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan ini menggunakan model Suharsimi Arikunto :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
Tindak Lanjut
Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan
Pengamatan
Tindak Lanjut
Gambar 6: Siklus Penelitian Tindakan
( Suharsimi Arikunto, Sugiyanto, 2009 :12 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN III Pokoh Kidul . SDN III Pokoh
Kidul berdiri pada tahun 1983 dan berstatus negeri dengan nomor statistic
Sekolah ( NSS ) yaitu 101031214052. Kepala SDN III Pokoh Kidul saat ini
adalah Musriyatun,S.Pd. Secara geografis , sekolah ini terletak di Desa Pokoh
Kidul, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. SD ini terletak diantara
pemukiman penduduk dan dekat dengan kantor kepala desa. Halaman cukup luas
di pinggirnya dikelilingi oleh pohon-pohon yang menambah kesejukan sekolah.
Demi kelancaran program-program sekolah dan semakin meningkatnya
mutu pendidikan di sekolah, maka segenap komponen pengelola Sekolah Dasar
Negeri III Pokoh Kidul baik kepala sekolah , komite sekolah, guru, karyawan
senantiasa melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing
sebagaimana tertuang dalam program kerja yang telah direncanakan pada setiap
tahun pelajaran. Mekanisme kerja segenap pengelola Sekolah Dasar Negeri III
Pokoh Kidul tersebut di bawah koordinasi dan pengawasan kepala sekolah.
Dalam proses kegiatan belajar yang baik didasari oleh adanya hubungan
yang baik antara siswa-siswa serta penggunaan pendekatan yang tepat dalam
penyampaian materi pembelajaran. Tidak dapat dipungkiri bahwa factor
lingkungan sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar siswa, khususnya
lingkungan social dan lingkungan dimana siswa memperoleh pemahaman materi
ajarnya. Pada proses pembelajaran berlangsung, seluruh aspek kejiwaan siswa dan
guru akan terlibat. Bukan hanya fisik, pikiran, perasaan, pengalaman dan bahasa
tubuh emosi pun terlibat. Ini menunjukkan bahwa pada setiap pembelajaran
prosesnya tidak sederhana seperti yang kita bayangkan selama ini.
Pada pembelajaran, banyak siswa beranggapan bahwa pelajaran
matematika adalah pelajaran yang sulit. mata pelajaran yang sangat
membosankan, menyeramkan, bahkan menakutkan. Banyak siswa yang berusaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
menghindari mata pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran matematika selama ini,
dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep. Akibatnya, siswa
kurang menghayati atau memahami konsep-konsep matematika, dan siswa
mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan adanya hal seperti itu sangat berakibat buruk bagi perkembangan
pendidikan matematika ke depan, pemahaman konsep pembelajaranpun menjadi
rendah sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan.
Berdasarkan hasil penelitian awal melalui observasi, untuk mengatasi
pemahaman konsep perkalian dalam matematika tersebut peneliti menciptakan
perubahan proses pembelajaran matematika yang menyenangkan dan bukan
menyeramkan sehingga dapat meningkatkan motivasi untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran.Oleh karena itu untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep
perkalian, peneliti menggunakan Pendekatan Matematika Realistik.
2. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Deskripsi Data Awal
Permasalahan yang ditemui pada diri siswa antara lain yaitu tidak
memperhatikan saat guru sedang memaparkan materi, kurang aktif pada saat
pembelajaran, menunjukkan sikap jenuh saat pembelajaran, tidak berani tampil di
depan kelas , kurang antusias saat merespon tindakan guru,
Rendahnya nilai hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari tes awal tentang
perkalian yaitu dari 16 siswa hanya 37,5 % atau 6 siswa yang mendapat nilai di
atas batas KKM. Sedangkam yang lainnya berada di bawah batas KKM.
Fakta hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian hasil belajar siswa kelas II SDN III
Pokoh Kidul Wonogiri perlu ditingkatkan. Agar lebih jelas maka kondisi awal
hasil belajar matematika pada pokok bahasan perkalian dapat dilihat dari tabel di
bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 1. Daftar Nilai Matematika Materi Perkalian Siswa Kelas II SDN III
Pokoh Kidul Tahun 2011 pada Kondisi Awal
Nomor Nilai Keterangan
urut Induk
1. 546 80 Tuntas
2. 533 40 Tidak Tuntas
3. 537 50 Tidak Tuntas
4. 547 40 Tidak Tuntas
5. 548 40 Tidak Tuntas
6. 549 40 Tidak Tuntas
7. 551 60 Tidak Tuntas
8. 552 50 Tidak Tuntas
9. 553 90 Tuntas
10. 555 70 Tuntas
11. 556 70 Tuntas
12 557 80 Tuntas
13. 558 40 Tidak Tuntas
14. 559 50 Tidak Tuntas
15 561 70 Tuntas
16 562 60 Tidak Tuntas
Rata-rata = 58,12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 2. Frekuensi Data Nilai Matematika Perkalian Siswa Kelas II SDN III
Pokoh Kidul Tahun 2011 Pada Kondisi Awal
Berdasarkan Tabel.2 maka dapat digambarkan pada gambar grafik sebagai
berikut :
Gambar 7. Grafik Data Nilai Matematika Perkalian Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011 pada Kondisi Awal
Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan
tindakan, siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul sebanyak 16 siswa hanya 6 siswa
0
1
2
3
4
5
40-4950-59
60-6970-79
80-8990-99
No Rentang Nilai Frekuensi
Prosentase
1. 40-49 5 31,25 %
2. 50-59 3 18,75 %
3. 60-69 2 12,5 %
4. 70-79 3 18,75 %
5. 80-89 2 12,5 %
6. 90-99 1 6,25 %
JUMLAH 16 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
yang memperoleh nilai di atas batas nilai ketuntasan minimal.Sebanyak 10 siswa
atau 62,5 % memperoleh nilai di bawah batas nilai ketuntasan yaitu 65. Maka
peneliti mengadakan konsultasi dengan dewan guru untuk melaksanakan
pembelajaran melalui pendekatan matematika realistic.
Dari hasil tes awal nilai terendah siswa adalah 40, nilai tertinggi siswa
adalah 90, dan rata-rata nilai seluruh siswa adalah 58,12.Hal ini dapat dilihat pada
table 3.
Tabel 3. Hasil Tes Awal
Keterangan Tes Awal
Nilai terendah 40
Nilai tertinggi 90
Rata-rata nilai 58,12
Siswa belajar tuntas 37,5 %
Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa diperoleh nilai rata-rata
kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 58,12 dimana hasil
tersebut masih dibawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru, peneliti
dan sekolah yaitu sebesar 65. Sedangkan besarnya prosentase siswa tuntas pada
materi perkalian sebesar 37,5 % saja, dari pihak sekolah ketuntasan siswa
diharapkan mencapai lebih dari 85%. Dari hasil tes awal tersebut, maka dilakukan
tindakan lanjutan untuk meningkatkan pemahaman konsep, prestasi belajar,
aktivitas siswa pada kegiatan belajar mengajar, khususnya untuk materi pokok
perkalian.
Dari hasil tes awal pada table di atas dapat disimpulkan sementara bahwa
penguasaan materi perkalian oleh siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul masih
kurang. Adanya beberapa indicator yang masih memiliki porsi jawaban yang
kurang dari yang diharapkan memberikan indikasi bahwa siswa masih belum
begitu paham pada beberapa indicator belajar materi pokok perkalian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b. Deskripsi Data Tindakan
Deskripsi data tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari
deskripsi tindakan siklus I, deskripsi tindakan pada siklus II dan deskripsi
tindakan pada siklus III.
1 ) Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan tanggal 18 Maret 2011 dan tanggal 19
Maret 2011. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari 4
tahapan.Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 17 Maret 2011 di ruang guru SDN III Pokoh Kidul .Peneliti dan
Kepala Sekolah mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
proses peneltian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada
siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan ( dengan alokasi waktu 2 x 35
menit) yaitu pertemuan pertama pada hari Jumat tanggal 18 Maret 2011 dan
pertemuan kedua pada hari Sabtu tanggal 19 Maret 2011.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006
kelas II, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran materi
perkalian dengan menggunakan media stick es krim,sedotan minuman dan
kartu bintang.
Standar Kompetensi : Melakukan Perkalian bilangan sampai dua
angka.
Kompetensi Dasar : Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya
bilangan dua angka.
Indikator :
3.1 Mengubah bentuk penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian dan
sebaliknya.( psikomotorik )
3.2 Membaca dan menggunakan symbol X dalam pengerjaan hitung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
( kognitif )
3.3 Memecahkan soal cerita yang mengandung perkalian .(afektif)
Rencana Tindakan
a) Guru sebagai peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan. Rencana tersebut akan
dilaksanakan selama 2 x pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit untuk satu
kali pertemuan .
b) Guru menyiapkan media media stick es krim,sedotan minuman dan kartu
bintang yang akan digunakan dalam pembelajaran
c) Guru menyiapkan lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok serta soal-
soal yang akan dipergunakan untuk latihan.
d) Guru menyiapkan lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.
e) Guru menyiapkan lembar penilaian yang akan dipergunakan.
b) Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran melalui pendekatan
matematika realistic sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah disusun.Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I dengan
menggunakan pendekatan matematika realistic dengan stick eskrim,sedotan
minuman atau kartu bintang sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun ini akan dilaksanakan dua kali pertemuan.
(1) Pertemuan Pertama
Pertemuan I dilaksanakan tanggal 18 Maret 2011 , konsep matematika
yang diajarkan tentang perkalian sederhana dengan indicator melakukan
mengubah bentuk penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian dan
mengubah bentuk perkalian ke dalam bentuk penjumlahan berulang,
membaca dan menggunakan symbol X dalam pengerjaan hitung.
Sebagai kegiatan awal guru mengajak bernyanyi dengan tujuan untuk
memusatkan perhatian siswa serta memotivasi dan mengarahkan minat
siswa untuk mengikuti pembelajaran dan menyampaikan tujuan
pembelajaran. Guru menentukan masalah kontekstual yang berkaitan
dengan perkalian. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa-siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
untuk melihat mobil yang ada di parkiran.Guru menanyakan kepada siswa, “
Ayo hitung ada berapa ban pada satu mobil?”
Kegiatan inti dimulai guru memasang media alat peraga berupa gambar
mobil kemudian mengajak siswa untuk membilang ban mobil.Setelah
membilang bersama-sama, guru menanamkan konsep pada anak bahwa
penjumlahan berulang yang telah mereka lakukan tadi merupakan bentuk
lain dari konsep perkalian.Kemudian guru mendemonstrasikan media stick
eskrim,sedotan minum dan kartu bintang sebagai alat peraga untuk
menentukan hasil penjumlahan yang telah diubah menjadi bentuk perkalian.
Setelah itu guru membagikan lembar kerja siswa, guru menunjuk beberapa
siswa untuk maju ke depan mendemonstrasikan menggunakan media stick
eskrim,sedotan minum dan kartu bintang dalam mengerjakan contoh soal
dari guru. Siswa disajikan bentuk-bentuk penjumlahan berulang kemudian
siswa diminta mengubah ke dalam bentuk perkalian dan menentukan
hasilnya.Bertitik tolak dari jawaban siswa,siswa dibimbing guru
menyimpulkan materi pelajaran, yaitu konsep dasar perkalian bahwa
perkalian merupakan penjumlahan berulang.
Kegiatan akhir guru bersama siswa melakukan Tanya jawab dan
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan
lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Guru
memberikan pujian kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugas dengan
baik.Sebagai tindak lanjut, guru memberikan pesan-pesan agar selalu rajin
belajar.
(2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan ini konsep matematika yang diajarkan tentang
melakukan perkalian sederhana dengan indicator memecahkan soal cerita
yang mengandung perkalian.Kegiatan awal guru mengajak siswa
bernyanyi kemudian guru menempel media dengan harapan perhatian
siswa terpusat pada materi pelajaran yang akan dibahas. Guru dapat
mengawali dengan menanyakan beberapa materi pelajaran yang telah
dilaksanakan pada pertemuan pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Kegiatan inti dimulai guru dengan melakukan kegiatan Tanya
jawab dengan siswa mengenai materi perkalian. Guru memberikan
beberapa soal untuk dikerjakan siswa.Guru kemudian membahas jawaban
dari soal yang diberikan.Kemudian guru dapat mulai memberikan suatu
permasalahan pada anak dalam bentuk soal cerita dalam gambar. Dani
mempunyai 3 kotak pensil, masing-masing kotak berisi 4 buah
pensil.Berapa jumlah pensil milik Dani ? Siswa diajari untuk dapat
memahami kalimat cerita dan mengarahkan pada konsep matematika yang
sesuai dengan indicator yang ingin dicapai.
Setelah itu guru membagi siswa menjadi beberapa Guru
membagikan lembar kerja siswa pada setiap kelompok, kemudian
menyuruh siswa melakukan diskusi kelompok untuk berusaha
memecahkan persoalan yang diberikan guru dengan bantuan guru.Siswa
disajikan bentuk-bentuk penjumlahan berulang kemudian siswa diminta
mengubah ke dalam bentuk perkalian dan menentukan hasilnya. Guru
memberikan petunjuk secara jelas pada siswa dan membimbing siswa
dalam pelaksanaan diskusi. Siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain
dalam satu kelompok dengan harapan lebih mudah dalam menjawab soal.
Guru berkeliling dan memantau setiap aktivitas dan kegiatan yang
dilakukan oleh siswa. Setelah diskusi selesai, guru menyuruh siswa untuk
mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas dengan cara
memperagakan cara pemecahan soal.Setelah semua siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompok, siswa dibimbing guru
menyimpulkan materi diskusi yang telah dilaksanakan.
Kegiatan akhir guru bersama siswa melakukan Tanya jawab dan
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan
lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Guru
memberikan pujian kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugas dengan
baik.Sebagai tindak lanjut, guru memberikan PR dengan harapan agar
dirumah siswa dapat mengulang kembali materi pelajaran yang telah
diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
c) Observasi
Setelah melaksanakan tindakan, guru melakukan pengamatan
tingkah laku dan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran matematika
serta meminta teman sejawat untuk mengamati guru dalam mengajar
dengan menggunakan pendekatan matematika realistic.Pada tahap ini
pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan
lembar observasi.
(1) Hasil Observasi bagi Guru
Dari data observasi dalam siklus I selama 2 kali pertemuan
diperoleh hasil observasi (lihat lampiran 12, halaman 138-143)
Persiapan memulai pelajaran sudah baik, guru telah
mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam kegiatan
pembelajaran, Guru telah melakukan apersepsi dengan baik untuk dapat
memusatkan perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran,
Penyampaian materi pelajaran sudah baik, Guru sudah memanfaatkan alat
dan media pembelajaran dengan baik, Kemampuan guru dalam mengelola
kelas sudah baik, Guru kurang dalam memberikan penguatan pemahaman
materi pada siswa, Guru sudah dapat mengelola kelas dengan baik,Guru
sudah mampu memancing siswa untuk bertanya dan mendorong siswa
untuk menjawab pertanyaan karena pembelajaran dibuat menyenangkan,
Guru belum optimal dalam memberi bimbingan individu/kelompok, Guru
belum berkeliling untuk mengecek kegiatan siswa-siswa dalam proses
pembelajaran, Guru kurang memberi kesempatan tiap kelompok untuk
menyampaikan hasil percobaan di depan kelas, Guru kurang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk merangkum dan menyimpulkan pelajaran
yang telah diajarkan, , serta untuk pengelolaan waktu pada langkah-
;langkah pembelajaran kurang ditaati guru, jadi aplikasi pengajaran kurang
terealisasi dengan baik.
(2) Hasil observasi bagi siswa
Dari data observasi pada siklus I diperoleh data hasil observasi
afektif siswa sebagai berikut (lampiran 6, halaman 118-121) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Kemauan siswa untuk menerima pelajaran sudah menunjukkan peningkatan,
perhatian siswa terhadap pelajaran sudah mulai terfokus, siswa sudah
mulai aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran, siswa menunjukkan
peningkatan kerjasama dalam kelompok,kemauan dalam berdiskusi
dengan teman kelompok sudah baik, Siswa dengan sunguh-sungguh
mengerjakan tugas baik tugas individu atau tugas kelompok, Keberanian
siswa sudah baik dalam mendemonstrasikan media, tetapi keberanian
siswa maju ke depan untuk mempresentasikan hasil tugas observasi masih
kurang.
Dari data observasi pada siklus I diperoleh data hasil observasi
psikomotorik siswa sebagai berikut ( lihat lampiran 9, hlm 128-131 ) :
Tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas, siswa sudah siap untuk
menerima materi pelajaran, siswa sudah berani bertanya dan meminta
saran kepada guru mengenai bahan pelajaran yang masih belum jelas,
siswa cukup berani mengangkat tangan mengajukan pertanyaan siswa
akrab, mau bergaul dan berkomunikasi dengan guru dalam pembelajaran,
kemauan siswa untuk berdiskusi dengan teman sudah baik,siswa mampu
bekerjasama dengan teman.
d) Analisis dan Refleksi
Dari hasil penelitian pada siklus I, maka guru dengan observer
mengulas masih ada 5 siswa yang belum mencapai KKM. Maka peneliti
melanjutkan siklus ke II untuk materi perkalian dengan menindak lanjuti
siklus I.
Dari hasil analisis data perkembangan prestasi belajar siswa pada
tes siklus I dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang tuntas
naik 31,25 % dengan nilai batas tuntas 65 ke atas, siswa yang tuntas
belajar di siklus I sebesar 68,75 % yang semula pada tes awal hanya
terdapat 37,5 % siswa mencapai batas tuntas. Besarnya nilai terendah yang
diperoleh siswa pada saat tes awal sebesar 40 dan pada siklus I menjadi
50.Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 90 naik menjadi 100 dan
nilai rata-rata kelas yang pada tes awal sebesar 58,12 naik pada tes siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
menjadi 73,75 nilai tersebut sudah di atas rata-rata nilai yang diinginkan
dari pihak guru atau peneliti dan sekolah.
Dalam penelitian tindakan kelas siklus I masih banyak ditemukan
kekurangan-kekurangan, antara lain :
a) Bagi Guru
Guru masih belum optimal dalam meningkatkan perhatian siswa
pada saat proses belajar mengajar, Guru kurang tegas dalam menegur
siswa yang kurang memperhatikan pelajaran, Guru kurang dalam
memberikan penguatan pada siswa, Guru belum optimal dalam
membimbing siswa untuk melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan
baik, Guru kurang jelas memberikan arahan atau petunjuk diskusi
kelompok,pada siswa terlihat dari banyaknya siswa yang masih bingung
dan belum mengerti apa yang harus dilakukan, Guru belum optimal dalam
pemaparan hasil diskusi yang dilakukan oleh siswa.
b) Bagi Siswa
Masih ada beberapa siswa yang ramai dalam kelompok, Siswa
sudah mulai aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun masih perlu
ditingkatkan lagi agar hasil belajar lebih maksimal, Masih ada beberapa
siswa yang sulit memahami indicator menghitung perkalian
5) Tindakan Siklus II
Tindakan Siklus II dilaksanakan tanggal 24 Maret 2011 dan 25
Maret 2011. Perencanaan kegiatan dilaksanakan 2 kali peretemuan. Tiap-
tiap pertemuan lamanya 2 x 35 menit, penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri darinsiklus-
siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan kegiatan yang
dilaksanakan meliputi:
a) Tahap Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada
siklus I diketahui bahwa pembelajaran melalui pendekatan matematika
realistic yang dilaksanakan pada siklus I diketahui bahwa belum
menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep perkalian yang cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
signifikan. Oleh karena itu peneliti menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran kembali melalui pendekatan matematika realistic dengan
indicator yang sama dengan siklus pertama.
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan hari Selasa 21
Maret 2011 di ruang guru SDN III Pokoh Kidul.Peneliti dan kepala sekolah
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus
II dilaksanakan dalam dua pertemuan ( dengan alokasi waktu 2 x 35 menit )
yaitu pada hari Kamis 24 Maret 2011 dan Jumat 25 Maret 2011.
Hal-hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran matematika
menggunakan pendekatan matematika realistic sebagai upaya untuk
mengatasi berbagai kekurangan yang adalah sebagai berikut:
a) Memberikan beberapa informasi secara tepat dan bertahap,
mengarahkan dan membimbing kegiatan siswa dalam menemukan
jawaban sehingga pembelajaran lebih efektif dan tidak menghabiskan
waktu.
b) Guru memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran
yang menarik siswa.
c) Memberikan motivasi kepada siswa misalnya dengan memberikan
penghargaan.
Sebagai tindak lanjut untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa
melalui penedekatan matematika realistic serta meningkatkan dan
mempertahankan pencapaian penguasaan materi yang ditujukan untuk
memantapkan dan memperluas pemahaman siswa tentang konsep perkalian.
Pada siklus I, maka peneliti perlu menambahkan pada siklus berikutnya.
Pembelajaran ini direncanakan dalam dua kali pertemuan yang setiap
pertemuan alokasi waktu 2 jam pelajaran.Pertemuan pertama mengacu pada
indicator yaitu melakukan mengubah bentuk penjumlahan berulang ke
dalam bentuk perkalian dan mengubah bentuk perkalian ke dalam bentuk
penjumlahan berulang.
Adapun RPP siklus II dapat dilihat pada lampiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
1. Guru menyiapkan media media stick es krim,sedotan minuman dan
kartu bintang yang akan digunakan dalam pembelajaran
2. Guru menyiapkan lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok serta
soal-soal yang akan dipergunakan untuk latihan.
3. Guru menyiapkan lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.
4. Guru menyiapkan lembar penilaian yang akan dipergunakan.
b) Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran matematika melalui pendekatan matematika realistic sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.
a) Pertemuan Pertama
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama, mengabsen siswa,
menanyakan kabar sebagai penyemangat dan apersepsi bertanya jawab
dengan siswa seputar materi yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya.
Kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi empat kelompok.Masing-
masing kelompok terdiri dari 4 orang. Siswa menyiapkan beberapa alat
peraga berupa stick eskrim, sedotan dan kartu bintang untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Guru memberikan
permasalahan yang harus diselesaikan siswa siswa secara berkelompok.
Guru meminta masing-masing kelompok menuliskan jawaban dengan
memberikan alas an diperolehnya jawaban tersebut dengan
mengkomunikasikan bersama siswa lain.Selanjutnya hasil dari kerja
kelompok dikemukakan di depan kelas dan dibahas bersama-sama
dengan guru. Setelah semua kelompok selesai mengemukakan hasil kerja
kelompok di depan kelas, guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke
depan kelas mengerjakan soal yang diberikan guru.
Kegiatan diakhiri dengan guru memberi evaluasi dengan membagi
lembar soal evaluasi. Sebagai tindak lanjut guru menyampaikan pesan
kepada siswa agar lebih rajin belajar kemudian guru menutup pelajaran
dengan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
b) Pertemuan kedua
Pertemuan II dilaksanakan tanggal Jumat 25 Maret 2011.Pada
pertemuan kedua yang ingin dicapai yaitu menentukan hasil perkalian
bilangan yang hasilnya bilangan dua angka dan menyelesaikan soal
cerita yang berkaitan dengan perkalian.
Pada kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama. Mengabsen
siswa, menanyakan kabar sebagai penyemangat dan mengajak siswa
melakukan “Tepuk Kelas II “ sebelum memulai pembelajaran. Guru
memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa dalam
pertemuan yang lalu dengan beberapa pertanyaan lisan dan
mengaitkannya dengan materi hari ini. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu sesuai dengan indicator pada siklus II pertemuan II.
Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi empat
kelompok.Siswa menyiapkan beberapa alat peraga berupa stick eskrim,
sedotan minuman dan kartu bintang. Guru memberikan pertanyaan
tentang perkalian bilangan yang hasilnya dua angka kepada masing-
masing kelompok. Setelah siswa bediskusi, jawaban dari hasil diskusi
dari masing-masing kelompok ditulis di papan tulis oleh salah satu siswa
dalam kelompok. Selanjutnya guru menyiapakan alat peraga berupa
permen dan uang mainan. Setiap kelompok memeperagakan jual beli
melalui bimbingan guru.
Contoh :
Fian membeli 4 bungkus permen seharga Rp. 8.000,00.Setiap bungkus
berisi 5 permen. Berapa permen seluruhnya yang dibeli Fian ?
4 x 5 = 20
Jadi permen seluruhnya yang dibeli Fian adalah 20 permen.
Dari soal di atas dapat dibuat scenario sebagai berikut :
- Fian : Permisi ,Bu ?
- Bu Nani : Ya, silakan, mau beli apa ?
- Fian : Mau beli permen bu.
- Bu Nani : Mau beli permen berapa bungkus ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
- Fian : Satu bungkus isinya berapa bu?
- Bu Nani : Satu bungkus isinya 5 permen.
- Fian : saya beli 4 bungkus bu.
- Bu Nani : iya. Ini silahkan berarti semuanya ada ….permen.
- Fian : Harga semuanya berapa bu ?
- Bu Nani : Rp. 8.000,00
- Fian : Ini bu terima kasih.(sambil menyerahkan
uang ).terima kasih bu.
- Bu Nani : sama-sama.
Melalui simulasi ini, guru mulai mengenalkan perkalian dalam kehidupan
sehari-hari siswa.
Sebagai kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang apa yang telah mereka lakukan dan pelajari. Kegiatan diakhiri
dengan guru memberi soal evaluasi mandiri. Sebagai tindak lanjut guru
menyampaikan pesan kepada siswa agar lebih rajin belajar kemudian
guru menutup pelajaran dengan salam.
c) Observasi
Penelitian melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran siswa melalui pendekatan matematika realistic.Seperti pada
siklus I, guru menggunakan pendekatan matematika realistic dengan
menggunakan berbagai alat peraga yang bermacam-macam disertai dengan
metode demonstrasi dan diskusi kelompok.Yang berbeda ialah pada
penggunaan metode simulasi pada pertemuan kedua.Dalam observasi ini
ditujukan pada kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, aktivitas
atau partisipasi serta untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa.Keseluruhan
data yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk hasil lembar kerja siswa
baik kelompok maupun individu.Sebagai bahan atau masukan untuk
menganalisis perkembangan keaktifan dan pemahaman siswa terhadap
konsep perkalian melalui pendekatan matematika realistic dengan
menggunakan media uang dan metode simulasi, selain itu peneliti juga
melakukan observasi terhadap sikap, perilaku siswa selama proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
pembelajaran serta keterampilan guru dalam mengajar dengan pendekatan
matematika realistic pada materi perkalian.
(1) Hasil observasi bagi guru
Dari hasil observasi (lampiran 13, halaman 144-149) , dapat dilihat
aktivitas guru adalah sebagai berikut :
Guru telah menyiapkan rencana pelajaran dan media dengan baik sehingga
dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi perkalian, Guru
sudah melakukan apersepsi dengan baik sehingga perhatian siswa terfokus
pada materi yang dipelajari, Guru masih belum mampu mengelola kelas
dengan baik sehingga suasana belum kondusif dalam pembelajaran.Guru
sudah mulai merespon pertanyaan dan pendapat siswa, Guru sudah
memberikan penguatan pada siswa sehingga dapat memotivasi siswa untuk
belajar dan berusaha lebih giat. Dalam diskusi kelompok, guru memberikan
bimbingan dan petunjuk kepada siswa tetapi guru belum mengawasi
jalannya diskusi tiap masing-masing kelompok.Guru telah melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat, namun guru
belum dapat mengalokasikan waktu mengajar dengan baik yang sesuai
dengan rencana pembelajaran.
(2) Hasil Observasi bagi siswa
Dari data observasi pada siklus II diperoleh data hasil belajar afektif
siswa sebagai berikut ( lihat lampiran 7,halaman 122-125 )
Kemauan siswa untuk menerima pelajaran dari guru meningkat, siswa
memperhatikan pelajaran dengan sunguh-sungguh, siswa sudah mulai
aktif dalam kegiatan pembelajaran tetapi dengan jumlah anggota tiap
kelompok 4 siswa membuat siswa yang malas cenderung
menggantungkan diri pada siswa yang mereka anggap lebih pandai dan
tidak mau melakukan kegiatan diskusi, siswa sudah mulai berani
mengajukan pertanyaan dan pendapat
Dari data observasi pada siklus II diperoleh data hasil belajar
psikomotorik siswa ( lihat lampiran 10,halaman 132-135 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tidak ada siswa yang terlambat masuk, siswa mau mencatat bahan
pelajaran dengan baik dan sistematis, siswa sudah sopan, ramah dan
hormat kepada guru pada saat pembelajaran, siswa sudah mulai ada
yang berani mengangkat tangan mengajukan pertanyaan.
d) Analisis dan Refleksi
Setelah pelaksanaan siklus II selesai dilakukan, maka diadakan tes
hasil belajar siswa. Dari hasil tes belajar siswa dapat diketahui
pemahaman konsep perkalian pada siswa dengan menggunakan
pendekatan matematika realistic , secara umum telah menunjukkan
adanya peningkatan, dimana guru dalam melaksanakan pembelajaran
semakin luwes dan sabar. Persentase aktivitas atau partisipasi siswa
dalam pembelajaran meningkat. Kemampuan dan ketrampilan perkalian
meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan dalam
menyelesaikan perkalian dengan pendekatan matematika realistic.
Dari analisis hasil tes pada siklus II ini diketahui bahwa dari penelitian
ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi siswa dalam
pembelajaran meningkat. Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui tes
akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas di atas 65 dan
persentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM mencapai
kurang dari 85%. Atas dasar tersebut dan melihat hasil yang diperoleh
pada masing-masing pertemuan, maka pembelajaran melalui pendekatan
matematika realistic yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan masih
memerlukan perbaikan sehingga akan diperoleh hasil yang optimal,
sehingga perlu untuk diadakan siklus III sebagai upaya untuk
pemahaman konsep perkalian dalam matematika lebih optimal.
6) Tindakan Siklus III
Tindakan Siklus III dilakukan sebagai tindak lanjut dari siklus yang
kedua. Tindakan Siklus III dilaksanakan tanggal 31 Maret 2011.,
sedangkan pelaksanaan tindakan dilaksanakan 1 kali pertemuan. Pada
siklus ketiga ini, penggunaan pendekatan matematika realistic untuk dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
meningkatkan pemahaman konsep perkalian dilaksanakan dalam 4
tahapan, yaitu : tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
analisis dan refleksi.
a) Tahap perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada
siklus II diketahui bahwa pembelajaran melalui pendekatan matematika
realistic yang dilaksanakan pada siklus II diketahui bahwa belum
menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep perkalian yang
cukup signifikan. Oleh karena itu peneliti menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran kembali melalui pendekatan matematika
realistic dengan indicator yang sama dengan siklus kedua.
Kegiatan perencanaan tindakan III dilaksanakan hari Selasa 28
Maret 2011 di ruang guru SDN III Pokoh Kidul.Peneliti dan kepala
sekolah mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan
pada siklus III dilaksanakan dalam 1 x pertemuan, berbeda dengan
siklus-siklus yang sebelumnya. Pertemuan akan dilaksanakan dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit.Pertemuan pada pelaksanaan tindakan siklus
ke III ini dilaksanakan pada hari Kamis , 31 Maret 2011. Hal-hal yang
perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan matematika realistic sebagai upaya untuk mengatasi
berbagai kekurangan yang adalah sebagai berikut:
(1) Memberikan beberapa informasi secara tepat dan bertahap,
mengarahkan dan membimbing kegiatan siswa dalam menemukan
jawaban sehingga pembelajaran lebih efektif dan tidak
menghabiskan waktu.
(2) Mengurangi jumlah anggota kelompok menjadi 2 siswa tiap
kelompok.
(3) Guru memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat
pembelajaran yang menarik siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
(4) Memberikan motivasi kepada siswa misalnya dengan memberikan
penghargaan.
Mengingat hasil analisis terhadap unjuk kerja siswa pada siklus II,
sebagian besar siswa sudah memperhatikan penjelasan guru selama
proses pembelajaran matematika. Meskipun demikian pembelajaran
matematika pada siklus II dikatakan belum berhasil. Untuk peningkatan
hasil pada siklus III ini, maka guru akan melaksanakan tindakan dengan
mengacu pada lampiran dengan indicator : melakukan mengubah bentuk
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian dan mengubah bentuk
perkalian ke dalam bentuk penjumlahan berulang serta menentukan hasil
perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka dan menyelesaikan
soal cerita yang berkaitan dengan perkalian.
Adapun RPP silus III dapat dilihat pada lampiran 5,halaman 112 :
1) Guru menyiapkan media media stick es krim,sedotan minuman dan
kartu bintang yang akan digunakan dalam pembelajaran
1) Guru menyiapkan lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok serta
soal-soal yang akan dipergunakan untuk latihan.
2) Guru menyiapkan lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.
b) Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan, guru membuat rencana tindakan
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Adapun rincian pelaksanaan tindakan
pada siklus ke III sebagai berikut :
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama, mengabsen siswa,
menanyakan kabar sebagai penyemangat dan apersepsi bertanya jawab
dengan siswa seputar materi yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya.
Kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi enam kelompok .Masing-
masing kelompok terdiri dari 2 orang. Siswa menyiapkan beberapa alat
peraga berupa stick eskrim, sedotan dan kartu bintang untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Guru memberikan
pertanyaan tentang perkalian bilangan yang hasilnya dua angka kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
masing – masing kelompok.Guru kemudian memberikan petunjuk diskusi
pada siswa dan mengarahkan apa yang harus dilakukan oleh siswa. Setelah
siswa berdiskusi, guru meminta masing-masing kelompok untuk
mengemukakan hasil kerja kelompok di depan kelas dengan
memperagakan jual beli melalui bimbingan guru.
Contoh :
Fian membeli 7 bungkus permen seharga Rp. 8.000,00.Setiap bungkus
berisi 4 permen. Berapa permen seluruhnya yang dibeli Fian ?
7 x 4 = 28
Jadi permen seluruhnya yang dibeli Fian adalah 28 permen.
Dari soal di atas dapat dibuat scenario sebagai berikut :
- Fian : Permisi ,Bu ?
- Bu Nani : Ya, silakan, mau beli apa ?
- Fian : Mau beli permen bu.
- Bu Nani : Mau beli permen berapa bungkus ?
- Fian : Satu bungkus isinya berapa bu?
- Bu Nani : Satu bungkus isinya 4 permen.
- Fian : saya beli 7 bungkus bu.
- Bu Nani : iya. Ini silahkan berarti semuanya ada
….permen.
- Fian : Harga semuanya berapa bu ?
- Bu Nani : Rp. 8.000,00
- Fian : Ini bu terima kasih.(sambil menyerahkan
uang ).terima kasih bu.
- Bu Nani : sama-sama.
Kegiatan diakhiri dengan guru memberi evaluasi dengan membagi
lembar soal evaluasi serta memberikan penghargaan pada kelompok
dengan kinerja baik. Sebagai tindak lanjut guru menyampaikan pesan
kepada siswa agar lebih rajin belajar kemudian guru menutup pelajaran
dengan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
c) Observasi
Setelah melaksanakan tindakan, guru mengadakan observasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran siswa melalui pendekatan matematika
realistic pada siklus III.Seperti pada siklus I dan II, guru menggunakan
pendekatan matematika realistic dengan menggunakan berbagai alat peraga
yang bermacam-macam disertai dengan metode demonstrasi, metode
simulasi dan diskusi kelompok.Yang berbeda ialah pada jumlah anggota
tiap kelompok yaitu mengubah jumlah anggota dalam kelompok dari 4
orang menjadi 2 orang pada masing-masing kelompok agar pembelajaran
lebih kondusif. Dalam observasi ini ditujukan pada kegiatan siswa dalam
melaksanakan pembelajaran, aktivitas atau partisipasi serta untuk
mengetahui tingkat keaktifan siswa. Keseluruhan data yang diperoleh dalam
kegiatan ini termasuk hasil lembar kerja siswa baik kelompok maupun
individu.Sebagai bahan atau masukan untuk menganalisis perkembangan
keaktifan dan pemahaman siswa terhadap konsep perkalian melalui
pendekatan matematika realistic dengan menggunakan media uang dan
metode simulasi, selain itu peneliti juga melakukan observasi terhadap
sikap, perilaku siswa selama proses pembelajaran serta keterampilan guru
dalam mengajar dengan pendekatan matematika realistic pada materi
perkalian.
a) Hasil observasi bagi guru
Dari hasil observasi (lampiran 14,halaman 150-152) , dapat dilihat
aktivitas guru adalah sebagai berikut :
Persiapan guru dalam memulai pelajaran sudah sangat baik sehingga dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi perkalian, Guru
sudah melakukan apersepsi dengan baik sehingga perhatian siswa
terfokus pada materi yang dipelajari, Guru telah mampu mengelola kelas
dengan baik dan menciptakan suasana kondusif sehingga siswa dapat
berkonsentrasi penuh dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, Guru
telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang
telah dibuat, serta guru sudah dapat mengawasi atau mengalokasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
waktu mengajar dengan baik dan sesuai dengan rencana pembelajaran,
Guru sudah memanfaatkan alat dan media pembelajaran dengan baik,
Guru sudah mampu merespon pertanyaan dan pendapat siswa dengan
baik, Guru sudah baik dalam memberikan penguatan pada siswa
sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar dan berusaha lebih giat,
Dalam diskusi kelompok, guru sudah baik dalam memberikan bimbingan
dan petunjuk sehingga siswa dapat melaksanakan diskusi kelompok
tanpa ada suatu kendala, Guru sudah dapat mengelola waktu mengajar
dengan baik dan sesuai dengan rencana pembelajaran.
b) Hasil Observasi bagi siswa
Dari data observasi pada siklus III diperoleh data hasil belajar
afektif siswa sebagai berikut ( lihat lampiran 8 ,halaman 126-127)
Kemauan siswa untuk menerima pelajaran dari guru meningkat,
siswa memperhatikan pelajaran dengan sunguh-sungguh, siswa sudah
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, kerjasama dalam kelompok
sudah baik, sudah banyak siswa yang berani mengajukan pertanyaan
dan pendapat, keberanian siswa maju ke depan untuk mengerjakan soal
di papan tulis sudah baik, keberanian siswa sudah baik dalam
mendemonstrasikan media.
Dari data observasi pada siklus III diperoleh data hasil belajar
psikomotorik siswa (lihat lampiran 11,halaman 136-137 )
Tidak ada siswa yang terlambat masuk, siswa mau mencatat bahan
pelajaran dengan baik dan sistematis, siswa sudah sopan, ramah dan
hormat kepada guru pada saat pembelajaran, banyak siswa yang berani
mengangkat tangan mengajukan pertanyaan, komunikasi antara siswa
dengan guru sudah terjalin baik.
d) Analisis dan Refleksi
Setelah pelaksanaan siklus III selesai dilakukan, maka diadakan tes
hasil belajar siswa. Dari hasil tes belajar siswa dapat diketahui pemahaman
konsep perkalian pada siswa dengan menggunakan pendekatan
matematika realistic , secara umum telah menunjukkan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
peningkatan, guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin luwes dan
sabar. Persentase aktivitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran
meningkat. Mereka lebih banyak memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru, lebih berinisiatif dan kreatif. Kemampuan dan
ketrampilan perkalian meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap
kemampuan dalam menyelesaikan perkalian dengan pendekatan
matematika realistic.
Dari analisis hasil tes pada siklus III ini diketahui bahwa dari
penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi siswa
dalam pembelajaran meningkat. Selain itu hasil yang dicapai siswa dalam
pembelajaran meningkat. Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui tes
akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas di atas 65 dan persentase
siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM mencapai 85%. Atas dasar
tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing pertemuan,
maka pembelajaran melalui pendekatan matematika realistic yang
dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu
dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistic dapat
meningkatkan pemahaman konsep perkalian pada siswa kelas II SDN III
Pokoh Kidul tahun 2011.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I, II dan III ( lampiran 27 -31, halaman
176-180) dapat dinyatakan bahwa pembelajaran Matematika menggunakan
pendekatan matematika realistic dapat meningkatkan pemahaman konsep
perkalian pada siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri, baik hasil belajar
kognitif, afektif maupun psikomotorik.
1. Perkembangan Pemahaman Konsep Perkalian pada Siswa
Setelah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan pendekatan
matematika realistic dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas II SDN
III Pokoh Kidul Wonogiri didapat diskripsi data sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
a. Data Nilai Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri
Sebelum Tindakan.
Analisis data hasil evaluasi dari tes awal sebelum dilakukan tindakan diperoleh
rata-rata nilai siswa 58,12 dimana hasil tersebut masih di bawah nilai rata-rata
KKM yang telah ditetapkan oleh guru yaitu sebesar 65. Sedangkan besarnya
presentase siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 37,5 % dan sisanya sebesar
62,5 % belum mencapai criteria ketuntasan yang diinginkan. Hasil tersebut
belum dapat memenuhi target ynag ingin dicapai yaitu siswa dapat mencapai
ketuntasan sebesar 85 %. Dari hasil analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan,
bahwa untuk meningkatkan pemahaman konsep perkalian perlu diadakan
tindakan lebih lanjut.
b. Data Nilai Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri
pada Siklus I
Pada siklus I setelah diadakan tes kemampuan awal dilanjutkan dengan
siswa menerima materi perkalian menggunakan pendekatan matematika
realistic dengan mengacu pada :
Standar Kompetensi: Melakukan Perkalian bilangan sampai dua angka.
Kompetensi Dasar : Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua
angka.
Indikator :
3.1 Mengubah bentuk penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian dan
sebaliknya.( psikomotorik )
3.2 Membaca dan menggunakan symbol X dalam pengerjaan hitung.
( kognitif )
3.3 Memecahkan soal cerita yang mengandung perkalian .
(afektif)
Proses pembelajaran disampaikan dengan strategi dan terencana dimulai dari
kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan ini terfokus mengaktifkan siswa
mulai dari memperhatikan penjelasan, melakukan pengamatan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
memperoleh kesimpulan, mendemonstrasikan, tugas kelompok,
berdiskusi,LKS dan tugas individu.
Dari data pada lampiran 28,halaman 177 dapat dibuat tabel
Tabel 3. Daftar Nilai Matematika Materi Perkalian Siswa Kelas II SDN
III Pokoh Kidul Tahun 2011 pada Siklus I
Nomor Rentang Nilai Frekuensi Prosentase
1 50-59 2 12,5 %
2 60-69 3 18,75 %
3 70-79 4 25 %
4 80-89 3 18,75 %
5 90-99 2 12,5 %
6 100-109 2 12,5 %
Jumlah 16 100 %
Berdasarkan tabel 3. maka dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Gambar 8. Grafik Daftar Nilai Matematika Siklus I Siswa Kelas II SDN III
Pokoh Kidul Tahun 2011
Tabel 4. Daftar Nilai Matematika Tes Awal dan Tes Siklus I Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011
0
1
2
3
4
5
50-59 60-6970-79
80-8990-99
100-109
f
r
e
k
u
e
n
s
i
Nilai siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Keterangan Tes Awal Siklus I
Nilai terendah 40 50
Nilai tertinggi 90 100
Rata-rata nilai 58,12 73,75
Siswa belajar tuntas 37,5 % 68,75 %
Dari tabel 4 dapat dilihat pada gambar grafik sebagai berikut :
Gambar 9. Grafik Hasil Tes Awal dan Tes Siklus I Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011
Dari hasil analisa data perkembangan pemahaman konsep
perkalian pada tes siklus I tabel dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil
tes siswa yang tuntas naik pada siklus I, yaitu dari 37,5 % menjadi 68,75 %
dari tes awal dengan nilai batas tuntas 65 ke atas. Besarnya nilai terendah
yang diperoleh siswa pada saat tes awal sebesar 40 dan pada siklus I
menjadi 50. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 90 naik menjadi
100 dan nilai rata-rata kelas yang pada tes awal sebesar 58,12 naik pada tes
siklus I menjadi 73,75 nilai tersebut sudah mencapai rata-rata minimum
batas ketuntasan siswa yaitu 65.
0
20
40
60
80
100
tes awal tes siklus I
nilai terendah
nilai tertinggi
rata-rata nilai
siswa belajar tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
c. Data Nilai Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri
pada Siklus II
Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk
memantapkan dan mencapai tujuan penelitian. Pembelajaran yang
disampaikan tentang perkalian dengan indicator mengubah bentuk
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian dan sebaliknya.(
psikomotorik ), Membaca dan menggunakan symbol X dalam pengerjaan
hitung( kognitif ), Memecahkan soal cerita yang mengandung
perkalian(afektif) dengan media dan metode simulasi. Kegiatan belajar
mengajar disampaikan dengan strategi terencana sebagaimana siklus I dan
kegiatan pembelajaran dilaksanakan lebih optimal.
Dari data nilai pada lampiran 30 dapat dibuat tabel 5.
Tabel 5. Daftar Nilai Matematika Siklus II Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011
Berdasarkan tabel 5.maka dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut :
No Rentang Nilai Frekuensi
Prosentase
1 50-59 1 6,25%
2 60-69 2 12,5%
3 70-79 3 18,75%
4 80-89 3 18,5%
5 90-99 2 12,5%
6 100-109 5 31,25%
JUMLAH 16 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Gambar 10. Grafik Data Nilai Tes Matematika Siklus II Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011
Tabel 6.Perbandingan Hasil Tes Awal sebelum dilaksanakan tindakan dan
Tes Akhir Siklus I dan II Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011
Dari tabel 6. dapat dilihat pada gambar grafik sebagai berikut :
0
1
2
3
4
5
50-59 60-69 70-79 80-89 90-99100-109
f
r
e
k
u
e
n
s
i
Nilai Siswa
Keterangan Tes Awal Siklus I Siklus II
Nilai terendah 40 50 50
Nilai tertinggi 90 100 100
Rata-rata nilai 58,12 73,75 80,63
Siswa belajar tuntas 37,5 % 68,75 % 81,25 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Gambar 11.Grafik Perbandingan nilai Matematika dari Tes Awal, Tes Siklus
I dan Tes Siklus II Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011
1) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal 40; pada tes siklus I
sebesar 50 kemudian pada tes siklus II memperoleh 50.
2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal sebesar 90, mengalami
kenaikan pada tes siklus pertama sebesar 100 dan optimal pada siklus
ketiga menjadi 100.
3) Nilai rata-rata siswa dalam satu kelas secara keseluruhan juga terjadi
peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 58,12, tes siklus pertama73,75 dan
siklus kedua meningkat sebesar 80,63.
4) Untuk siswa tuntas belajar ( nilai ketuntasan di atas 65 ) pada tes awal
37,5 % ;tes siklus pertama 68,75 % dan tes siklus kedua menjadi 81,25 %.
Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus
II, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Guru
dalam melaksanakan pembelajaran semakin sabar dan luwes dengan
kekurangan- kekuragan kecil yang tidak begitu berarti.
d. Data Nilai Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri
pada Siklus III
0
20
40
60
80
100
tes awal tes siklus I tes siklus II
nilai terendah
nilai tertinggi
rata-rata nilai
siswa belajar tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Siklus III merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk
memantapkan dan mencapai tujuan penelitian. Pembelajaran yang
disampaikan tentang perkalian dengan indicator mengubah bentuk
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian dan sebaliknya.(
psikomotorik ), Membaca dan menggunakan symbol X dalam pengerjaan
hitung( kognitif ), Memecahkan soal cerita yang mengandung
perkalian(afektif) dengan media dan metode simulasi. Kegiatan belajar
mengajar disampaikan dengan strategi terencana sebagaimana siklus I dan
kegiatan pembelajaran dilaksanakan lebih optimal.
Dari penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila
partisipasi siswa dalam pembelajran meningkat. Selain itu hasil yang
dicapai siswa melalui tes akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas
diatas 60 dan persentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM
mencapai 85%.
Dari data nilai pada lampiran 31 dapat dibuat tabel 7.
Tabel 7. Daftar Nilai Tes Matematika Siklus III Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011
Berdasarkan tabel 7.maka dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut :
No Rentang Nilai Frekuensi
Prosentase
1 70-75 4 25 %
2 76-81 2 12,5 %
3 82-87 0 0%
4 88-93 4 25 %
5 94-99 0 0%
6 100-105 6 37,5 %
5 JUMLAH 16 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Gambar 12. Grafik Daftar Nilai Tes Matematika Siklus III Siswa Kelas II
SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011
Tabel 8.Perbandingan Nilai Matematika Tes Awal sebelum dilaksanakan
tindakan dan Tes Akhir Siklus I, II, III Siswa Kelas II SDN III Pokoh
Kidul Tahun 2011
Dari tabel 8. dapat dilihat pada gambar grafik sebagai berikut :
0
1
2
3
4
5
6
70-75 76-81 82-8788-93
94-99100-105
f
r
e
k
u
e
n
s
i
Nilai Siswa
Keterangan Tes Awal Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai terendah 40 50 50 70
Nilai tertinggi 90 100 100 100
Rata-rata nilai 58,12 73,75 80,63 86,87
Siswa belajar tuntas 37,5 % 68,75 % 81,25 % 100 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Gambar 13.Grafik Perbandingan nilai Matematika dari tes awal, tes siklus I ,tes
siklus II dan tes siklus III Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011
1) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal 40; pada tes siklus I
sebesar 50 kemudian pada tes siklus II memperoleh 50, dan mencapai criteria
ketuntasan minimal pada siklus ketiga menjadi 70.
2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal sebesar 90, mengalami
kenaikan pada tes siklus pertama sebesar 100 dan optimal pada siklus ketiga
menjadi 100.
3) Nilai rata-rata siswa dalam satu kelas secara keseluruhan juga terjadi
peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 58,12, tes siklus pertama73,75, tes
siklus kedua meningkat sebesar 80,63 dan tes sikus ketiga meningkat sebesar
86,87
4) Untuk siswa tuntas belajar ( nilai ketuntasan di atas 65 ) pada tes awal
37,5 % ;tes siklus pertama 68,75 % , tes siklus kedua menjadi 81,25 % dan siklus
ketiga mencapai 100%.
Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus
III, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Guru dalam
melaksanakan pembelajaran semakin sabar dan luwes dengan kekurangan-
0
20
40
60
80
100
tes awal tes siklus I tes siklus II tes siklus III
nilai terendah
nilai tertinggi
rata-rata nilai
siswa belajar tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
kekuragan kecil yang tidak begitu berarti, sehingga tindakan perbaikan dihentikan
pada siklus III ini.
2. Hasil Observasi terhadap siswa
a. Keaktifan siswa dilihat dari Aspek Afektif
1) Siklus I
Hasil observasi terhadap siswa dari aspek afektif pada pembelajaran siklus I (
lampiran 6, halaman 118-121 ) adalah sebagai berikut :
No Pertemuan Skor
Siklus I
1 I 3,3
2 II 3,5
Rata-rata 3,4
Tabel 9. Skor Keaktifan Siswa Aspek Afektif Siklus I pada mata
pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011
2) Siklus II
Hasil observasi terhadap siswa dari aspek afektif pada pembelajaran siklus II (
lampiran 7, halaman 122-125 ) adalah sebagai berikut :
No Pertemuan Skor
Siklus II
1 I 3,4
2 II 3,7
Rata-rata 3,5
Tabel 10. Skor Keaktifan Siswa Aspek Afektif Siklus II pada mata
pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011
3) Siklus III
Hasil observasi terhadap siswa dari aspek afektif pada pembelajaran siklus III
( lampiran 8, halaman 126-127 ) adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
No Pertemuan Skor
Siklus III
1 I 3,6
Rata-rata 3,6
Tabel 11. Skor Keaktifan Siswa Aspek Afektif Siklus III pada mata
pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011
Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa dari aspek afektif pada
pembelajaran siklus I, siklus II dan siklus III ( lampiran 6-8, halaman 118-
127) mengalami peningkatan. Data- data observasi terhadap siswa dari aspek
afektif pada pembelajaran siklus I, siklus II dan siklus III, dapat dilihat pada
tabel 12.
Tabel 12. Skor Keaktifan Siswa Aspek Afektif Siklus I, II, III pada mata
pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011
No Pertemuan Skor
Siklus I Siklus II Siklus III
1 I 3,3 3,4 3,6
2 II 3,5 3,7
Rata-rata 3,4 3,5 3,6
Dari tabel 12 dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Grafik Keaktifan Siswa Aspek Afektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Gambar 14. Grafik Perbandingan rata-rata Skor Keaktifan Siswa Aspek
Afektif pada Siklus I,Siklus II dan Siklus III Siswa Kelas II SDN III
Pokoh Kidul Tahun 2011
Dari hasil observasi keaktifan siswa aspek afektif menunjukkan
adanya peningkatan. Pada siklus I, rata-rata nilai aspek afektif siswa sebesar
3,4 ( masuk criteria baik) dan pada siklus II rata-rata nilai aspek afektif
siswa menjadi 3,5 ( masuk criteria sangat baik ) dan pada siklus III menjadi
3,6 ( masuk criteria sangat baik ).
b. Keaktifan siswa dilihat dari aspek Psikomotorik
1) siklus I.
Hasil observasi terhadap siswa dari Aspek Psikomotorik pada pembelajaran
siklus I ( lampiran 9, halaman 128-131 ) adalah sebagai berikut :
No Pertemuan Skor
Siklus I
1 I 3,0
3.3
3.35
3.4
3.45
3.5
3.55
3.6
Siklus I Siklus II Siklus III
Rata-rataKeaktifan
SIKLUS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
2 II 3,4
Rata-rata 3,2
Tabel 13. Skor Keaktifan Siswa Aspek Psikomotorik Siklus I pada
mata pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh
Kidul Tahun 2011
2) Siklus II
Hasil observasi terhadap siswa dari Aspek Psikomotorik pada pembelajaran
siklus II ( lampiran 10, halaman 132-135 ) adalah sebagai berikut :
No Pertemuan Skor
Siklus II
1 I 3,3
2 II 3,5
Rata-rata 3,4
Tabel 14. Skor Keaktifan Siswa Aspek Psikomotorik Siklus II pada
mata pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh
Kidul Tahun 2011
3) Siklus III
Hasil observasi terhadap siswa dari aspek psikomotorik pada pembelajaran
siklus III ( lampiran 11, halaman 136-137 ) adalah sebagai berikut :
No Pertemuan Skor
Siklus III
1 I 3,8
Rata-rata 3,8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel 15. Skor Keaktifan Siswa Aspek Psikomotorik Siklus III pada
mata pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh
Kidul Tahun 2011
Data-data observasi terhadap siswa dari aspek Psikomotorik pada
pembelajaran siklus I , siklus II dan siklus III ( lampiran 9-11,halaman
128-137 ), dapat dilihat pada tabel 16:
Tabel 16. Skor Keaktifan Siswa Aspek Psikomotorik pada mata
pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN III Pokoh
Kidul Tahun 2011
No Pertemuan Skor
Siklus I Siklus II Siklus III
1 I 3,0 3,3 3,8
2 II 3,4 3,5
Rata-rata 3,2 3,4 3,8
Dari tabel 16. dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Grafik Keaktifan Siswa Aspek Psikomotorik
2.9
3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
Siklus I Siklus II Siklus III
Rata-rataKeaktifan
SIKLUS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Gambar 15. Grafik Perbandingan rata-rata Skor Keaktifan Siswa
Aspek Psikomotorik dalam mata pelajaran
Matematika pada siklus I, Siklus II dan siklus III
Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul Tahun 2011
Dari hasil observasi keaktifan siswa aspek psikomotorik
menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I, rata-rata nilai aspek
psikomotorik siswa sebesar 3,2 ( masuk criteria baik), pada siklus II rata-
rata nilai aspek psikomotorik siswa menjadi 3,4 ( masuk criteria baik ) dan
pada siklus III rata-rata nilai aspek psikomotorik siswa menjadi 3,8 ( masuk
criteria baik )
3. Hasil Observasi terhadap Guru
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru mengalami peningkatan pada
pembelajaran siklus I, siklus II dan siklus III ( lampiran 12-14 halaman 138-
152 ).
Pada pembelajaran siklus I, rata-rata skor hasil observasi terhadap guru
pada pertemuan pertama 3,0 dan pada pertemuan kedua 3,2. Jadi rata-rata
skor aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I adalah 3.1 ( baik ).
Sedangkan hasil observasi terhadap guru pada siklus II rata-rata hasil
observasi pada pertemuan pertama 3,5 dan pada pertemuan kedua 3,6 .Jadi
rata-rata aktivitas guru dalam pembelajaran siklus II adalah 3,5 ( sangat baik
).
Sementara hasil observasi terhadap guru pada siklus III ,adalah 3,8 (
sangat baik ).
Dari data observasi terhadap aktivitas guru pada pembelajaran siklus I,
siklus II dan siklus III, maka dapat dilihat pada tabel 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Tabel 17. Skor aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I, II dan
III pada mata pelajaran Matematika Siswa Kelas II SDN
III Pokoh Kidul Tahun 2011
No Pertemuan Skor
Siklus I Siklus II Siklus III
1 I 3,0 3,5 3,8
2 II 3,2 3,6
Rata-rata 3,1 3,5 3,8
Dari tabel 17 dapat digambar dalam grafik sebagai berikut :
Gambar 16 . Grafik Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Matematika
Siklus I, II dan III Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Tahun 2011
Dari hasil observasi guru, keterampilan guru mengalami peningkatan dari
siklus I dengan rata-rata 3,2 pada siklus II rata-rata keterampilan guru meningkat
menjadi 3,6 dan pada siklus III menjadi 3,8.
Prosentase hasil nilai matematika, afektif dan psikomotorik siswa
meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan siswa dalam mengeluarkan
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Siklus I Siklus II Siklus III
Rata-rataKeaktifan
SIKLUS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
pendapat, berinteraksi dengan guru, mampu mendemonstrasikan, kerjasama
dengan kelompok meningkat dan menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan
partisipasi siswa yang aktif dan menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan
partisipasi siswa yang aktif dan kreatif siswa dalam pembelajaran yang semakin
meningkat, suasana kelaspun menjadi lebih hidup dan menyenangkan dan pada
akhirnya pemahaman konsep perkalian siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul
Wonogiri meningkat. Berdasarkan peningkatan pemahaman konsep perkalian
yang ditandai dengan hasil belajar yang telah dicapai siswa maka pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dianggap cukup dan diakhiri pada siklus ini.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan pemahaman konsep pekalian pada mata pelajaran matematika
siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul yaitu dengan menerapkan pendekatan
matematika realistic.Hal ini dikarenakan penggunaan pendekatan matematika
realistic sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Pembelajaran
dengan pendekatan matematika realistic mengaitkan pembelajaran dengan
kehidupan nyata siswa sehingga pengalaman yang pernah dialami dipadukan
dengan materi matematika. Jadi pembelajaran dengan penggunanaan pendekatan
matematika realistic dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian pada
siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan pendekatan matematika realistic
pada siswa kelas II SDN III Pokoh Kidul Kecamatan Wonogiri Kabupaten
Wonogiri tahun 2011 dalam kegiatan pembelajaran dengan materi pokok
perkalian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Melalui pendekatan matematika realistic terbukti dapat meningkatkan
pemahaman konsep perkalian Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul
Wonogiri Tahun 2011. Hal ini dapat terlihat dengan adanya peningkatan
rata-rata kelas yang pada tes awal dilakukan sebesar 58,12, siklus I sebesar
73,75, siklus II sebesar 80,63 dan pada siklus III sebesar 86,87. Sedangkan
untuk ketuntasan belajar siswa menurut standar KKM yaitu 65, pada tes
awal yang baru mencapai 37,5 % dapat meningkat pada siklus II menjadi
68,75 % , siklus II menjadi 81,25 %, dan pada siklus III menjadi 100%.
2. Dengan menggunakan pendekatan matematika realistic dapat meningkatkan
keaktifan Siswa Kelas II SDN III Pokoh Kidul Wonogiri. Hal tersebut dapat
dilihat dari meningkatnya kemampuan rata-rata aspek afektif siswa sebesar
3,4 pada siklus I , 3,5 pada siklus II dan sebesar 3,6 pada siklus III serta
rata-rata aspek psikomotorik siswa pada siklus I sebesar 3,2 meningkat pada
siklus II sebesar 3,4 dan 3,8 pada siklus III.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dn prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan matematika realistic dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika.Model yang dipakai dalam penelitian ini
adalah model siklus. Prosedur penelitiannya terdiri dari 3 siklus. Siklus I
dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 18 Maret 2011 dan Sabtu, tanggal 19 Maret
2011. Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Maret 2011 dan Jumat, 25 Maret
2011, sedangkan Siklus III pada tanggal 31 Maret 2011. Adapun indicatornya
adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
(1) Mengubah bentuk penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian dan
sebaliknya( psikomotorik ), (2) Membaca dan menggunakan symbol X dalam
pengerjaan hitung ( kognitif ), (3) Memecahkan soal cerita yang mengandung
perkalian (afektif). Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka
dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis hasil penelitian sebagai
berikut :
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan matematika realistic dapat meningkatkan pemahaman konsep
perkalian siswa dan mendapatkan respon positif dari siswa. Hal itu dapat ditinjau
dari hal seperti di bawah ini :
a. Dengan penggunaan pendekatan matematika realistic siswa dapat
membangun sendiri pengetahuannya, sehingga siswa tidak pernah lupa
tentang hal yang dipelajari. Suasana dalam proses pembelajaran menjadi
menyenangkan karena menggunkan realitas kehidupan, sehingga siswa
tidak cepat bosan untuk belajar matemtika. Keberanian siswa meningkat
karena siswa harus menjelaskan jawabannya. Kerjasama dalam kelompok
juga meningkat. Selain itu siswa menjadi terbiasa berfikir dan
mengemukakan pendapat.
b. Dengan partisipasi siswa yang aktif dan kreatif dalam pembelajaran yang
semakin meningkat, suasana kelas pun menjadi lebih hidup dan
menyenangkan dan pada akhirnya pemahaman konsep perkalian siswa
kelas II SDN III Pokoh Kidul meningkat.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran matematika melalui
pendekatan matematika realistic dapat meningkatkan pemahaman konsep
perkalian pada siswa.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon
guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang
akan dicapai oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Berdasarkan criteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang
diuraiakan pada bab IV, maka peneliti ini dapat digunakan peneliti untuk
membantu guna dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Disamping itu,
perlu peneliti lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan atau menjaga dan
meningkatkan pemahaman konsep siswa.Pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan matematika realistic pada hakikatnya dapat digunakan
dan dikembangka oleh guru yang menghadapi permasalahan sejenis, terutama
untuk mengatasi masalah peningkatan pemahaman konsep perkalian, yang pada
umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan pendekatan matematika
realistic pada kelas II SDN III Pokoh Kidul tahun 2011, maka saran-saran yang
diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan
pada umumnya dan meningkatkan kompetensi siswa SDN III Pokoh Kidul pada
khususnya sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Membantu penggunaan pendekatan matematika realistic dalam rangka
meningkatkan pemahaman konsep perkalian pada siswa.
2. Bagi guru
a. Untuk meningkatkan pemahaman konsep perkalian diharapkan
menggunakan pendekatan matematika realistic.
b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa dan keefektifan
pembelajaran diharapkan menerapkan pendekatan matematika
realistic.
c. Untuk memperoleh jawaban yang tepat, sesuai dengan tujuan
penelitian disarankan untuk menggali pendapat atau tanggapan siswa
dengan kalimat yang lebih mengarah pada proses pembelajaran dengan
pendekatan matematika realistic.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
d. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan pendekatan matematika
realistic pada materi perkalian.
c. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan idea atau
pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang
optimal.
b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajar tentang konsep perkalian
ke dalam kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
DAFTAR PUSTAKA
Ai Nani Nurhayati.2009. Peningkatan Pemahaman Konsep Perkalian dan
Pembagian Bilangan Bulat Dengan Pendekatan Matematika Realistic
Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cipanas Kec. Tanjungkerta
Kab. Sumedang
Amin Mustoha.2008.Senang Matematika 2.Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional
Amir. 2000.Dasar Penulisan Karya Ilmiah.Surakarta: UNS Pres
Badudu Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Cahyaning Fitria Prihutami.2009.Peningkatan Prestasi Belajar Perkalian
Matematika Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning
Pada Siswa Kelas II SDN III Wonoboyo.Surakarta : UNS
Depdiknas .2007.Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Faqih Samiawi.2001.Konsep Dasar IPS.Bandung : CV.Maulana
Gatot Muhsetyo, dkk.2008. Pembelajaran Matematika SD.Jakarta : Universitas
Terbuka
Hamzah B,Marsi Kudrat Umar.2009.Mengelola Kecerdasan dalam
Pembelajaran.Jakarta : Bumi Aksara
Hayley Barnes.2004. Realistic mathematics education: Eliciting alternative
mathematical conceptions of learners. African Journal of Research in
STM Education: Vol 8
IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka
Karso,dkk.2002 .Pendidikan Matematika I.Jakarta : Universitas Terbuka
Muchtar A. Karim, Abdul Rahman As’ari, Gatot Muhsetyo, dan Akbar
Sutawidjaja. 1996. Pendidikan Matematika I. Malang: Depdikbud
Mulyati.2005.Psikologi Belajar.Yogyakarta : Andi Yogyakarta
Mumun Syaban.2011. EDUCARE: Jurnal Pendidikan dan Budaya
Milles dan Huberman.2007. Analisis Data Kualitatif .Jakarta : UI-PRESS
Noehi Nasution.1992.Psikologi Pendidikan.Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Nyimas Aisyah,dkk.2007.Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Departemen Pendidikan Nasional
Ruminiati.2007.Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD.Dirjen Dikti
Departemen Nasional
Ruseffendi. 1997. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sarwiji Suwandi.2010.Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dan Penulisan Karya
Ilmiah.Surakarta:Yama Pustaka
St.Y Slamet dan Suwarto, WA.2007.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Kualitatif. Surakarta: UNS
Suharsimi Arikunto.2008. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Bumi Aksara
Taylor & Francis. 2011. The Way We Teach and Learn Mathematics.
International Journal of Education in Science and Technology: Vol 42.
UNS. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UNS.
Wirasto.1984.Matematika I. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
http:www.google.com//search?ie=UTF8&oe=UTF8&sourceid=navclient&gfns=1
&q=pengertian+matematika+realistic+menurut+suryanto+sugiman,
diakses tanggal 27 januari 2011 jam 20.00)
http:// wordpress.com/p.realistik) diakses tanggal 28 Januari 2011
(http://matematika.upi.edu./penerapan pendidikan matematika) diakses 28 Januari
2011 pukul 19.00
http://akhmadsudrajat.wordpress.com) diakses tanggal 5 Februari 2011