penghayatan sila pertama pancasila ketuhanan yang maha esa

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia mempunyai latar belakang yang sangat beragam. Perbedaan itu meliputi banyak aspek kehidupan, mulai dari suku, agama, ras dan bahasa. Masyarakatnya terdiri dari berbagai penganut agama dan kepercayaan sejak sebelum kemerdekaan. Walaupun demikian bangsa ini tetap berusaha keras mempertahankan kesatuan dengan semboyan bhineka tunggal ika yang bahkan tertera pada lambang negara. Namun walaupun demikian tidak seluruh rakyat Indonesia bisa menempatkan diri dalam kerangka itu. Sebagian rakyat Indonesia tersebut tidak mendapatkan pendidikan yang cukup mengenai hal tersebut. Ada yang kurang beruntung karena hanya melihat perilaku pemimpin mereka yang jauh dari penghayatan dan pengamalan Pancasila sebagaimana mestinya. Akibatnya mereka pun tidak bisa menjadi pengamal Pancasila yang benar. Kondisi masyarakat Indonesia seperti itulah yang mengarahkan pemikiran penulis untuk membahas mengenai Pancasila Sila Pertama dalam makalah ini. B. Rumusan Masalah 1

Upload: kantonmaramesi

Post on 27-Dec-2015

69 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas PKn

TRANSCRIPT

Page 1: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia mempunyai latar belakang yang sangat beragam.

Perbedaan itu meliputi banyak aspek kehidupan, mulai dari suku, agama, ras dan

bahasa. Masyarakatnya terdiri dari berbagai penganut agama dan kepercayaan

sejak sebelum kemerdekaan. Walaupun demikian bangsa ini tetap berusaha keras

mempertahankan kesatuan dengan semboyan bhineka tunggal ika yang bahkan

tertera pada lambang negara.

Namun walaupun demikian tidak seluruh rakyat Indonesia bisa

menempatkan diri dalam kerangka itu. Sebagian rakyat Indonesia tersebut tidak

mendapatkan pendidikan yang cukup mengenai hal tersebut. Ada yang kurang

beruntung karena hanya melihat perilaku pemimpin mereka yang jauh dari

penghayatan dan pengamalan Pancasila sebagaimana mestinya. Akibatnya mereka

pun tidak bisa menjadi pengamal Pancasila yang benar.

Kondisi masyarakat Indonesia seperti itulah yang mengarahkan pemikiran

penulis untuk membahas mengenai Pancasila Sila Pertama dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Rumusan makalah ini adalah “Bagaimana Pengamalan Pancasila Sila

Pertama dalam menghadapi tantangan keberagaman dan kemajuan zaman?”

C. Tujuan Makalah

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui Pengamalan Pancasila

Sila Pertama dalam menghadapi tantangan keberagaman dan kemajuan zaman?

1

Page 2: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

D. Manfaat Makalah

Penulis berharap makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan

pembaca dalam memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila secara

kaffah. Penulis juga yakin dengan menulis karya ilmiah dalam bentuk makalah

ini, kemampuan penulis dalam menyusun sebuah karya tulis ilmiah dapat

meningkat sehingga.

2

Page 3: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II

PEMBAHASAN

PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA

KETUHANAN YANG MAHA ESA

A. Sila Pertama Pancasila

Sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengajak kita untuk takwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa. Kita semua punya agama dan keyakinan. Kita tinggal

menjalankan kewajiban kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, sila ke 1

ini mengajak kita untuk menjalin kerukunan dengan sikap saling hormat –

menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama. Walaupun berbeda agama,

kita harus tetap menjaga kerukunan dan menjaga kenyamanan beragama antara

pemeluk agama satu dengan agama yang lainnya. Seperti yang kita tahu,

Indonesia sungguh kaya akan budaya. Bahkan di Indonesia ada 5 agama yang

diakuin. Ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Kita semua hidup

berdampingan, dan diharapkan dapat menjaga hubungan baik diantara pemeluk

agama lainnya.

B. Prinsip tata cara Pengamalan Sila Pertama Pancasila

Marilah kita lihat sejenak apa yang dilakukan Ayah, Ibu dan Anda di

rumah, pada saat kedua orang tua Anda menegur kakak atau adik Anda. Mungkin

Anda sendiri yang ditegurnya, misalnya orang tua Anda mengatakan “Nak

janganlah kamu membantah perintah/nasehat Ayah dan Ibumu” nanti kamu bisa

celaka ataupun durhaka. Cobalah buka pintu ataupun jendela rumah Anda, lihatlah

tetangga sebelah mungkin ada suara yang samar terdengar “Wahai Akri misalnya

tetangga Anda anaknya bernama Akri, Janganlah kamu suka menghina orang lain,

walaupun orang lain itu agamanya tidak sama dengan kita”. Lalu kita lihat lebih

jauh lagi, mengapa Polisi itu mengatur kendaraan yang sedang lewat di jalan raya?

Dari beberapa contoh sederhana tadi, apa yang bisa Anda simpulkan?

3

Page 4: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

GambarKeserasisan Keluarga

(keluarga: Ayah, Ibu, dan anak yang sedang berkumpul di suatu ruangan)

Cobalah Anda pahami prinsip tata cara Pengamalan Sila Pertama

Pancasila berikut ini:

1. Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut kemanusiaan

yang adil dan beradab. 

2. Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan

penganutpenganut kepercayaan yang berbeda-beda. 

3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama

dan kepercayaannya. 

4. Tidak memaksakan sesuatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

Dalam batang tubuh UUD 1945 (Ps 29 UUD 1945) tersirat mengenai

pengaturan dan ketentuan kehidupan agama bagi penduduk Indonesia, Negara

menjamin kemerdekaan kepada penduduk untuk memeluk agama yang

diyakininya. Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi

diantara hak-hak asasi manusia, sebab kebebasan agama itu langsung

bersumberkan kepada martabat manusia sebagai mahluk Tuhan.

Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk

sosial, yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia

lainnya. Setiap manusia perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.

4

Page 5: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing

dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya. Agar

tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya

dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama

pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah

sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama

kepada orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang

satu bercampur aduk dengan ajaran agama lainnya.

GambarKeserasian dalam Beribadah (tempat ibadah dari semua agama)

C. Pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa

Sebelum Anda membaca materi berikut ini cobalah Anda lihat di sekitar

Anda dan renungkan sejenak! Mengapa teman Anda, tetangga sebelah rumah atau

mungkin Ayah dan Ibu Anda sendiri berbeda suku atau bangsa, adat istiadat,

bahasa serta agama? Tetapi mereka tetap merasa satu sebagai bangsa Indonesia.

Apalagi kalau kita lihat salah satu contoh tentang perikehidupan beragama di

Indonesia, walupun ada yang berbeda agama dan kepercayaan, mereka tetap

bekerjasama saling membantu, tolong menolong tanpa melihat adanya perbedaan.

Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh adanya kehidupan yang selaras,

serasi dan seimbang antara pemeluk agama diantaranya:

5

Page 6: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia 

Landasan moral/hukum yang meliputi: Pancasila, UUD 1945 serta

ketetapan MPR dan peraturan lainnya.

a. Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia 

Dapat kita lihat dimana sejak dahulu keanekaragaman ada pada bangsa

Indonesia. Hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia tinggal dipulau yang

berbeda, masing-masing memiliki ciri sendiri. Oleh karena itu bangsa kita

menjadi bangsa yang majemuk, walaupun berasal dari nenek moyang yang sama,

dan sejak zaman dahulu bangsa Indonesia mempunyai keyakinan percaya kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

Didasari unsur-unsur kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa maka

dengan mudah dan damai bangsa kita menerima agama dari luar. Perhatikan

gambar di bawah ini:

GambarMacam-macam agama (melaksanakan ibadah Hindu, Budha, Islam, Kristen)

Macam-macam agama seperti pada gambar di atas mudah diterima oleh

bangsa Indonesia, karena:

1. Bangsa Indonesia sudah sejak dahulu kala mempunyai kepercayaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

2. Bangsa Indonesia memiliki sikap yang ramah ,toleran dan terbuka

terhadap bangsa lain yang membawa ajaran agamanya. 

3. Ajaran agama itu semuanya mengajarkan manusia untuk berbuat baik,

kasih sayang, persaudaraan dan perdamaian sesama manusia.

6

Page 7: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nenek moyang kita akhirnya memeluk salah satu agama sesuai dengan

keyakinan masing-masing, hal ini berlangsung terus menerus secara turun

temurun sampai sekarang.

b. Landasan Moral/Hukum Bangsa Indonesia

Dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki

landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama, diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Pancasila, dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan didasari oleh sila-sila

lainnya. 

2. Pembukaan UUD 1945: pada alenea ke tiga: Atas berkat rahmat Allah

yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur....

Alenea ke empat: Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa .... Pasal 29 ayat (1)

UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. 

3. Ketetapan MPR No IV/MPR/1999 tentang GBHN. Garis-garis Besar

Haluan Negara (GBHN). Dalam ketetapan tersebut dicantumkan bahwa

salah satu arah kebijakan bidang agama adalah meningkatkan dan

memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama sehingga tercipta

suasana kehidupan yang harmonis dan saling menghormati dalam

semangat kemajemukan melalui dialog antar umat beragama dan

pelaksanaan pendidikan agama secara deskriptif yang tidak dogmatis

untuk tingkat perguruan tinggi.

Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah

Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain:

1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha

Esa. 

2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk

memeluk salah satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan

masing-masing. 

3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau

memaksa seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain. 

7

Page 8: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada

semua umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan

masing-masing. 

5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

Kemudian pengertian Ibadah adalah perbuatan menghambakan diri kepada

Tuhan Yang Maha Esa yang didasari kekuatan mengerjakan perintahnya dan

menjauhi larangannya. Agama adalah ajaran, terutama didasarkan antara

hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesama dan dengan

alam sekitarnya berdasarkan suatu kitab suci.

Jadi pengertian Ibadah tidak hanya melakukan kewajiban kepada Tuhan,

tetapi juga kepada sesama manusia dan alam sekitarnya. Setiap agama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan kepada pemeluk dan

penganutnya, tentang perintah-perintah dan larangan larangan Tuhan, bagaimana

harus bersikap dan bertindak dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dalam

hubungannya dengan sesama manusia dan alam sekitarnya.

GambarSuasana Ibadah (Masjid dan suasana orang selesai ibadah)

8

Page 9: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Agama mempunyai fungsi yang penting antara lain:

Agama sebagai sumber inspirasi. Bagi bangsa indonesia, agama dapat

menjadi sumber inspirasi dalam berbudaya baik yang berupa fisik maupun

non fisik. 

Sumber Moral. Agama di Indonesia dapat memberikan dorongan batin

maupun moral atau akhlak yang baik bagi manusia. Pembangunan berjalan

dengan baik karena dilakukan dengan semangat ibadah kepada Tuhan

Yang Maha Esa. 

Sumber Motovasi dan Inovasi. Agama dapat memberikan semangat dalam

bekerja dan lebih kreatif serta produktif. Pada gilirannya dapat pula

mendorong tumbuhnya pembaharuan dan penyempurnaan. 

Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan Nasional. Agama

dapat mengintegrasikan/menyatukan dan menyerasikan segenap aktifitas

manusia baik individual maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan

adanya kesamaan dalam katakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

maupun kebersamaan sebagai mahluk sosial, timbul rasa persatuan sebagai

makhluk sosial dengan demikian rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia

akan terjadi dengan sendirinya.

D. Pelaksanaan Perintah Agama dan Larangan Agama

Sudah mengertikah Anda, materi yang Anda baca tadi yakni tentang

prinsip tata cara dan pelaksanaan ibadah? Apa pendapat Anda? Bila sudah

memahami kalimat kalimat yang Anda baca, cobalah Anda renungkan sejenak.

Kita seharusnya menyadari betul bahwa negara kita mempunyai prinsip untuk

mengatur rakyatnya, demikian juga seharusnya prinsip itu dimulai dari setiap

individu bagaimana seharusnya individu itu berbuat sesuai dengan norma norma

yang berlaku di masyarakat. Baik, selanjutnya saya harap Anda lebih teliti lagi

membaca tentang pelaksanaan perintah agama dan laranganNya.

Setiap Agama mengajarkan kepada umatnya tentang perintah dan

larangan! Mengapa kita wajib menjalankan perintah Tuhan menurut agama dan

kepercayaan kita masingmasing? Tentu saja Anda sudah mengerti. Kita sebagai

9

Page 10: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

bangsa Indonesia yang sudah yakin dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa itu

berarti kita harus selalu berusaha menjalankan perintahNya dan menjauhi

laranganNya. Kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

hendaknya diikuti oleh ketakwaan terhadapNya, yaitu dengan melaksanakan apa

yang diperintahkan dan menjauhi laranganNya.

Keyakinan itu diantaranya adalah sebagai berikut: -Kita harus selalu

menyembah Tuhan, karena Tuhanlah yang telah menciptakan kita beserta seluruh

alam semesta. -Dan Juga Tuhanlah yang memelihara alam semesta. -Kita

meyakini Tuhan Yang Maha Esa karena Tuhanlah yang telah mengkaruniakan

seluruh nikmat kepada setiap makhlukNya. -Kita meyakini bahwa alam semesta

beserta isinya diatur oleh Tuhan yang Maha Esa. Pada kalimat di atas ada

pertanyaan apakah selama ini Anda melaksanakan segala perintah Tuhan dan

menjauhi laranganNya?

Menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya berarti: kita

melakukan perbuatan menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

didasari oleh keikhlasan untuk melakukannya. Keihklasan untuk menjalankan

perintahNya dan menjauhi laranganNya bagi umat beriman dan bertakwa bukan

hanya kewajiban, akan tetapi merupakan kebutuhan dan kebanggaan. Hal ini

merupakan pernyataan rasa puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Namun

perlu kita ketahui dan sadari, bahwa perbuatan untuk melaksanakan perintah

agama dan menjauhi larangannya, bukan semata mata beribadah kepada Tuhan

saja, akan tetapi sesama manusiapun kita diperintahkan.

Dengan demikian pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi:

1. Perintah secara Vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut

Hablum Minallah yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan Yang

Maha Esa, sedangkan untuk agama Kristen misalnya kebaktian. 

2. Perintah secara Horizontal, disebut juga dengan Hablum Minanas

hubungan dengan mahluk Tuhan terutama manusia dan alam sekitarnya,

menjaga lingkungan hidup/ pelestarian alam dan lain sebagainya.

10

Page 11: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Sedangkan perintah Tuhan untuk menjauhi laranganNya anatara lain

sebagai berikut:

1. Tidak boleh mencuri, menggarong, merampok, malak, dan lain lain. 

2. Tidak boleh minum minuman keras/mabuk-mabukan. 

3. Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil BK,

Megadon, Ectasy, Nipam, Shabu-shabu dan lain sebagainya termasuk di

dalamnya Narkotik atau Ganja.

E. Keselarasan Pemanfaatan IPTEK dengan Pengamalan Sila Pertama

IPTEK merupakan kebutuhan pokok pembangunan, akan tetapi kita harus

dapat memilih dan memanfaatkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk

mencapai tujuan pembangunan tanpa menimbulkan efek samping. Manusia

diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang tertinggi derajat dan martabatnya,

karena manusia dibekali akal pikiran dan paling sempurna diantara makhluk

lainnya. Dengan akal pikirannya manusia dapat berkehendak, dapat memenuhi

kebutuhannya, dan mampu mengatasi berbagai masalah dalam kehidupannya. Di

samping itu, manusia mempunyai sifat ingin tahu dan memiliki rasa puas yang

bersifat sementara. Apa saja yang sudah diketahuinya, ingin dikembangkan atau

ditingkatkan lagi, yang membuat manusia cenderung terus berkembang, terus

mengembangkan akal dan kemampuannya.

Perubahan cara hidup masyarakat diikuti pula perubahan pengetahuan atau

yang kini kenal dengan istilah Teknologi. Dengan perkataan lain, ilmu

pengetahuan dan Teknologi berkembang seirama dengan perkembangan

manusia.Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia tidak hanya mengejar

kemajuan lahiriah saja, melainkan terciptanya keselarasan, keserasian, dan

keseimbangan antara lahiriah dan batiniah. Kemudahan yang diperoleh dari

peningkatan penguasaan Ilmu pengetahuan dan Teknologi cenderung mengarah

pada kemajuan lahiriah. Oleh karena itu, penguasaan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi harus diimbangi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Nilai nilai agama akan memberikan petunjuk dan arah dalam

11

Page 12: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

pengembangan dan pemanfaatan IPTEK, sedang IPTEK akan memberikan

dukungan kepada manusia dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Contoh seseorang yang mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

tanpa dilandasi nilai nilai agama, dimungkinkan usahanya itu hanya untuk

memenuhi nafsunya saja, bahkan untuk menghancurkan manusia lain. Benar

apabila dikatakan Ilmu Pengetahuan tanpa agama menjadi buta. Oleh karena itu

perlu diingat bahwa dalam pengembangan, pemanfaatan,dan penguasaan IPTEK

hendaknya diperhatikan nilai nilai agama, sehingga keberhasilan dalam

pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan IPTEK akan membawa peningkatan

kesejahteraan umat manusia, bukan merugikan atau menyengsarakan. Penggunaan

IPTEK diharapkan dapat menunjang proses pengembangan agama. Agama

apapun menganjurkan agar umatnya dapat hidup maju, tidak bodoh dan

terbelakang, segala anugerah yang dikaruniakan oleh Tuhan kepada kita harus

dapat kita olah dan kita manfaatkan.

Agar sesuatu dapat bermanfaat kita harus mengembangkan IPTEK,

Pemanfaatan IPTEK mengakibatkan pelaksanaan nilai nilai agama dapat berjalan

dengan baik. Kemajuan di bidang informasi dalam penyebaran nilai nilai agama

mengakibatkan kehidupan beragama dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Dengan demikian benarlah pendapat yang mengatakan bahwa agama tanpa Ilmu

Pengetahuan akan lumpuh. Keselarasan pemanfaatan IPTEK dengan nilai nilai

agama harus diperhatikan dalam setiap aspek pembangunan Nasional. Kita harus

selalu waspada terhadap pengembangan dan pemanfaatan IPTEK, karena hal

tersebut di samping mempunyai dampak positif, juga mempunyai dampak negatif

yang dapat merugikan manusia, misalnya kemajuan IPTEK di bidang kedokteran,

yaitu dengan ditemukannya alat kontrasepsi. Hal itu dapat disalahgunakan oleh

orang-orang tertentu untuk berbuat zina.

12

Page 13: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengajak kita untuk takwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa. Kita semua punya agama dan keyakinan. Kita tinggal

menjalankan kewajiban kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, sila ke 1

ini mengajak kita untuk menjalin kerukunan dengan sikap saling hormat –

menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama.

Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk

sosial, yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia

lainnya. Setiap manusia perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.

Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing

dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya. Agar

tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya

dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama

pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah

sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama

kepada orang lain.

Setiap Agama mengajarkan kepada umatnya tentang perintah dan

larangan. Kita sebagai bangsa Indonesia yang sudah yakin dan percaya kepada

Tuhan Yang Maha Esa itu berarti kita harus selalu berusaha menjalankan

perintahNya dan menjauhi laranganNya. Kepercayaan dan keyakinan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa hendaknya diikuti oleh ketakwaan terhadapNya, yaitu

dengan melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi laranganNya.

Kemudahan yang diperoleh dari peningkatan penguasaan Ilmu

pengetahuan dan Teknologi cenderung mengarah pada kemajuan lahiriah. Oleh

karena itu, penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi harus diimbangi dengan

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai nilai agama akan

memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan dan pemanfaatan IPTEK,

13

Page 14: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

sedang IPTEK akan memberikan dukungan kepada manusia dalam usaha

meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

B. Saran

Kita seharusnya menyadari betul bahwa negara kita mempunyai prinsip

untuk mengatur rakyatnya, demikian juga seharusnya prinsip itu dimulai dari

setiap individu bagaimana seharusnya individu itu berbuat sesuai dengan norma

norma yang berlaku di masyarakat.

Kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa hendaknya

diikuti oleh ketakwaan terhadapNya, yaitu dengan melaksanakan apa yang

diperintahkan dan menjauhi laranganNya.

Walaupun berbeda agama, kita harus tetap menjaga kerukunan dan

menjaga kenyamanan beragama antara pemeluk agama satu dengan agama yang

lainnya.

14

Page 15: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI

KAPER

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1

C. Tujuan Makalah .......................................................................... 1

D. Manfaat Makalah ........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN PENGHAYATAN SILA PERTAMA

PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

A. Sila Pertama Pancasila ................................................................ 3

B. Prinsip tata cara Pengamalan Sila Pertama Pancasila ................. 3

C. Pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa .......................................................................... 5

D. Pelaksanaan Perintah Agama dan Larangan Agama .................. 9

E. Keselarasan Pemanfaatan IPTEK dengan Pengamalan Sila

Pertama ...................................................................................... 11

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ..................................................................................... 13

B. Saran ............................................................................................ 14

15i

Page 16: PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA

KETUHANAN YANG MAHA ESA

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas PKn

ASTRI

EMILIA

NADHIRA

RENA

RIZKI YANUAR

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYADINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 3 KOTA TASIKMALAYA2014

16