pengkajian sle

7
Pengkajian 1. Identitas Umur : biasanya lebih sering terjadi pada usia 20-40 tahun Jenis Kelamin : Perbandingan penderita penyakit Lupus ini antara wanita dan pria adalah 9:1, dan 80% dari kasus ini menyerang wanita dalam usia produktif. 2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Pasien mengeluhkan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien. b. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien biasanya mengeluh mudah lelah, nyeri dan kaku, tetapi respon tiap orang berbeda terhadap tanda dan gejala SLE tergantung imunitas masing-masing. c. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit dahulu walaupun tidak terlalu spesifik, biasanya hanya akan didapatkan adanya keluhan mudah lelah, nyeri, kaku, anoreksia dan penurunan berat badan secara signifikan. d. Riwayat Penyakit Keluarga Pasien yang mempunyai riwayat keluarga pernah terkena penyakit lupus ini akan berpotensi untuk terkena penyakit ini kurang lebih 5-12% lebih besar dibanding keluarga lainnya. 3. Pemeriksaan Fisik

Upload: akhmad-miftahul-huda

Post on 10-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengkajian sle

TRANSCRIPT

Pengkajian1. IdentitasUmur :biasanya lebih sering terjadi pada usia 20-40 tahunJenis Kelamin :Perbandingan penderita penyakit Lupus ini antara wanita dan pria adalah 9:1, dan 80% dari kasus ini menyerang wanita dalam usia produktif.2. Riwayat Kesehatana. Keluhan UtamaPasien mengeluhkanmudah lelah,lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksiadan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien.b. Riwayat Penyakit SekarangPasien biasanya mengeluh mudah lelah, nyeri dan kaku, tetapi respon tiap orang berbeda terhadap tanda dan gejala SLE tergantung imunitas masing-masing.c. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit dahulu walaupun tidak terlalu spesifik, biasanya hanya akan didapatkan adanya keluhanmudah lelah, nyeri, kaku, anoreksiadan penurunan berat badan secara signifikan.d. Riwayat Penyakit KeluargaPasienyang mempunyai riwayat keluarga pernah terkena penyakit lupus ini akan berpotensi untuk terkena penyakit ini kurang lebih 5-12% lebih besar dibanding keluarga lainnya.

3. Pemeriksaan Fisika. KulitRuam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher.b. KardiovaskulerFriction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura.Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tanga.c. Sistem muskuloskeletalPembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.

d. Sistem integumenLesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.e. Sistem pernafasanPleuritis atau efusi pleura.f. Sistem vaskulerInflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.g. Sistem renalEdema dan hematuria.h. Sistem sarafSering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang, korea ataupun manifestasi SSP lainnya.

4. Pola Fungsional Gordona. Persepsi Manajemen KesehatanBiasanya klien tidak sadar akan penyakitnya, meski gejala demam dirasakan klien menganggap hanya demam biasa.b. Nutrisi MetabolikBiasanya, penderita SLE akan banyak kehilangan berat badan karena kurang nafsu makan serta mual muntah yang dirasakan.c. EliminasiSecara klinis, penderita SLE akan mengalami diared. Aktivitas LatihanPenderita SLE biasanya mengeluhkan kelelahan serta nyeri pada bagian sendinya, sehingga pola aktivitas latihan klien terganggu.e. Istirahat TidurKlien dapat mengalami gangguan dalam tidur karena nyeri sendi yang dirasakannya.f. Kognitif PersepsiPada penderita SLE, daya perabaannya akan sedikit terganggu bila terdapat lesi pada jari jari tangannya. Pada sistem neurologis, penderita dapat mengalami depresi dan psikologis.g. Konsep diriDengan adanya lesi kulit yang bersifat irreversible yang menimbulkan bekas dan warna yang buruk pada kulit, penderita SLE akan merasa terganggu dan malu.h. Peran HubunganPenderita SLE tidak mampu melakukan pekerjaan seperti biasanya selama sakit, namun masih dapat berkomunikasi.i. Seksual ReproduksiBiasanya, penderita SLE tidak mengalami gangguan dalam aktivitas seksual dan reproduksi.j. Koping StressBiasanya penderita mengalami depresi dengan penyakitnya dan juga stress karena nyeri yang dirasakan. Untuk menghadapi penyakitnya, klien butuh dukungan dari keluarga serta lingkungannya demi kesembuhan klienk. Nilai KepercayaanBiasanya aktivitas ibadah klien terganggu karena keterbatasan aktivitas karena nyeri yang dirasakan.Pengkajian B61. BreathPada lupus bisa terjadi pleuritis (peradangan selaput paru) dan efusi pluera (penimbunan cairan antara paru dan pembungkusnya). Akibat dari kejadian tersebut sering timbul nyeri dada dan sesak napas.2. BloodPeradangan berbagai bagian jantung bisa terjadi, seperti perikarditis, endokarditis maupun miokarditis. Nyeri dada dan aritmia bisa terjadi sebagai akibat keadaan tersebut.3. BrainGangguan susunan saraf pusat terdiri atas 2 kelainan utama yaitu psikosis organik dan kejang-kejang. Penyakit otak organik biasanya ditemukan bersamaan dengan gejala aktif SLE pada sistem lain-lainnya. Pasien menunjukkan gejala halusinasi disamping gejala khas organik otak seperti sukar menghitung dan tidak snggup mengingat kembali gambar-gambar yang pernah dilihat. Psikosis steroid juga termasuk sindrom otak organik yang secara klinis tak dapat dibedakan dengan psikosis lupus. Perbedaan antara keduanya baru dapat diketahui dengan menurunkan atau menaikkan dosis steroid yang dipakai. Psikosis lupus membaik jika dosis steroid dinaikkan dan sebaliknya. Kejang-kejang yang timbul biasanya termasuk tipe grandmal. Kelainan lain yang mungkin ditemukan ialah afasia, hemiplegia. Kelainan mata dapat berupa konjungtivitas, perdarahan subkonjungtival dan adanya badan sitoid di retina.4. BladderKelainan ginjal ditemukan pada 68% kasus SLE. Manifestasi paling sering ialah proteinuria atau hematuria. Hipertensi, sindrom nefrotik kegagalan ginjal jarang terjadi, hanya terdapat pada 25% kasus SLE yang urinnya menunjukkan kelainan.Ada 2 macam kelainan patologis pada ginjal, yaitu nefritis lupus difus dan nefritis lupus membranosa. Nefritis lupus merupakan kelainan yang paling berat. Klinis biasanya tampak sebagai sindrom nefrotik, hipertensi serta gangguan fungsi ginjal sedang sampai berat. Nefritis lupus membranosa lebih jarang ditemukan. Ditandai dengan sindrom nefrotik, gangguan fungsi ginjal ringan serta perjalanan penyakit yang mungkin berlangsung cepat atau lambat tapi progresif.Kelainan ginjal yang lain yang mungkin ditemukan pada SLE ialah pielonefritis kronik, tuberkulosis ginjal. Gagal ginjal merupakan salah satu penyebab kematian SLE kronik.5. BowelNyeri abdomen terdapat pada 25% kasus SLE, mungkin disertai mual dan diare. Gejalanya menghilang dengan cepat jika gangguan sistemiknya mendapat pengobatan adekuat. Nyeri yang timbul mungkin disebabkan oleh peritonitis steril atau arteritis pembuluh darah kecil mesenterium dan usus yang mengakibatkan ulserasi usus. Arteritis dapat juga menimbulkan pancreatitis.6. BoneGejala yang paling sering pada SLE adalah gejala muskuloskeletal, berupa artritis (93%). Yang paling sering terkena ialah sendi interfalangeal proksimal didikuti oleh lutut, pergelangan tangan, metakarpofalangeal, siku dan pergelangan kaki. Selain pembekakan dan nyeri mungkin juga terdapat efusi sendi. Artritis biasanya simetris, tanpa menyebabkan deformitas, kontraktur atau ankilosis. Adakala terdapat nodul reumatoid. Nekrosis vaskular dapat terjadi pada berbagai tempat, dan ditemukan pada pasien yang mendapatkan pengobatan dengan streroid dosis tinggi. Tempat yang paling sering terkena ialah kaput femoris.