pengolahan air

35
FASILITAS DISTRIBUSI AIR BERSIH Terdiri dari : 1. PUMP HOUSE 2. JALUR INSTALASI AIR BERSIH 3. HYDRANT 4. TOILET / KAMAR MANDI 5. PENGOLAHAN LIMBAH Ad.1 . PUMP HOUSE / RUMAH POMPA - PUMP HOUSE UTAMA LMP - PUMP HOUSE APRON TIMUR - PUMP HOUSE ASRAMA - PUMP HOUSE PK PPK - BAK PENAMPUNGAN ATAS Ad.2. JALUR INSTALASI AIR BERSIH - PUMP HOUSE UTAMA 1. KONSUMEN BANDARA DIANTARA NYA PERKANTORAN LANTAI 1 & 2, BAK ATAS , PERKANTORAN SEKITAR RAMP SERVICE, SEKITAR SHELTER. 2. OPERASIONAL BANDARA ; PEMAKAIAN HYDRANT , TOILET PERKANTORAN LT.1 & LANTAI 2

Upload: pranotosukmo

Post on 30-Nov-2015

268 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Pengolahan

TRANSCRIPT

Page 1: Pengolahan Air

FASILITAS DISTRIBUSI AIR BERSIH

Terdiri dari :

1. PUMP HOUSE

2. JALUR INSTALASI AIR BERSIH

3. HYDRANT

4. TOILET / KAMAR MANDI

5. PENGOLAHAN LIMBAH

Ad.1 . PUMP HOUSE / RUMAH POMPA

- PUMP HOUSE UTAMA LMP

- PUMP HOUSE APRON TIMUR

- PUMP HOUSE ASRAMA

- PUMP HOUSE PK PPK

- BAK PENAMPUNGAN ATAS

Ad.2. JALUR INSTALASI AIR BERSIH

- PUMP HOUSE UTAMA

1. KONSUMEN BANDARA DIANTARA NYA PERKANTORAN

LANTAI 1 & 2, BAK ATAS , PERKANTORAN SEKITAR RAMP

SERVICE, SEKITAR SHELTER.

2. OPERASIONAL BANDARA ; PEMAKAIAN HYDRANT , TOILET

PERKANTORAN LT.1 & LANTAI 2

- PUMP HOUSE APPRON TIMUR

1. KONSUMEN BANDARA DIANTANYA ; DERAZONA ,GATARI ,

BEA CUKAI , CARDIG DAN KARANTINA KESEHATAN.

Page 2: Pengolahan Air

2. OPERASIONAL BANDARA DIANTARANYA ; KAMAR MANDI /

TOILET TOWER, TOILET PINTU LAUT , TOILET TEKNIK UMUM ,

KANTOR LISTRIK PERALATAN.

- PUMP HOUSE ASRAMA

1. KONSUMEN BANDARA DIANTARANYA ; WASERBA MASJID ,

PT. PELITA , PT.ALFA FLYING S , ERUMAHAN KARYAWAN AP II

, PT …………….

2. OPERASIONAL BANDARA DIANTARANYA KAMTIB , MASJID

BANDARA.

3.

- PUMP HOUSE PK PPK SELATAN

HANYA DIGUNAKAN UNTUK HYDRAN PT. AIR FAST , IAT DAN

PEMADAM PK PPK.

Ad. 3. HYDRANT

- HYDRANT PUMP HOUSE UTAMA

ADA 3 BUAH MOTOR POMPA :

1. MOTOR POMPA 37,5 KW

2. MOTOR POMPA 17,5 KW

3. JOCKY PUMP

- HYDRANT PUMP HOUSE PK PPK SELATAN

MOTOR POMPA 37,5 KW

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Page 3: Pengolahan Air

Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian air melalui sistem perpipaan dari bangunan pengolahan (reservoir) ke daerah pelayanan (konsumen). Dalam perencanaan sistem distribusi air bersih, beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain adalah:Daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani

Daerah layanan ini meliputi wilayah IKK (Ibukota Kecamatan) atau wilayah kabupaten/ Kotamadya. Jumlah penduduk yang akan dilayani tergantung pada kebutuhan, kemauan (minat), dan kemampuan atau tingkat sosial ekonomi masyarakat. Sehingga dalam suatu daerah belum tentu semua penduduk terlayani.Kebutuhan air

Kebutuhan air adalah debit air yang harus disediakan untuk distribusi daerah pelayanan.Letak topografi daerah layanan

Letak topografi daerah layanan akan menentukan sistem jaringan dan pola aliran yang sesuai.Jenis sambungan sistemJenis sambungan dalam sistem distribusi air bersih dibedakan menjadi:

1. Sambungan halaman yaitu pipa distribusi dari pipa induk/ pipa utama ke tiap- tiap rumah atau halaman.

2. Sambungan rumah yaitu sambungan pipa distribusi dari pipa induk/ pipa utama ke masing- masing utilitas rumah tangga.

3. Hidran umum merupakan pelayanan air bersih yang digunakan secara komunal pada suatu daerah tertentu unuk melayani 100 orang dalam setiap hidran umum.

4. Terminal air adalah distribusi air melalui pengiriman tangki-tangki air yang diberikan pada daerah-daerah kumuh, daerah terpencil atau daerah yang rawan air bersih.

5. Kran umum merupakan pelayanan air bersih yang digunakan secara komunal pada kelompok masyarakat tertentu, yang mempunyai minat tetapi kurang mampu dalam membiayai penyambungan pipa ke masing- masing rumah. Biasanya satu kran umum dipakai untuk melayani kurang lebih dari 20 orang.

Selain faktor-faktor diatas, yang perlu diperhatikan juga dalam sistem distribusi air bersih adalah:Pipa DistribusiPipa distribusi adalah pipa yang membawa air ke konsumen meliputi:

1. Pipa induk yaitu pipa utama pembawa air yang akan dibagikan kepada konsumen.

2. Pipa cabang yaitu pipa cabang dari pipa induk.

Page 4: Pengolahan Air

3. Pipa dinas yaitu pipa pembawa air yang langsung melayani konsumen.

Tipe PengaliranTipe pengaliran sistem distribusi air bersih meliputi aliran gravitasi dan

aliran secara pemompaan. Tipe pengaliran secara gravitasi diterapkan bila tekanan air pada titik terjauh yang diterima konsumen masih mencukupi. Jika kondisi ini tidak terpenuhi maka pengaliran harus menggunakan sistem pemompaan.Pola JaringanMacam pola jaringan sistem distribusi air bersih:

1. Sistem cabang --- Sistem cabang adalah sistem pendistribusian air bersih yang bersifat terputus membentuk cabang- cabang sesuai dengan daerah pelayanan.

2. Sistem Loop --- Sistem Loop adalah sistem perpipaan melingkar dimana ujung pipa yang satu bertemu kembali dengan ujung pipa lain.

Perlengkapan Sistem Distribusi Air Bersih 1. Reservoir --- Fungsi reservoir adalah untuk menampung air bersih yang

telah diolah dan memberi tekanan. Jenis reservoir meliputi: (a) Ground reservoir yaitu bangunan penampung air bersih di bawah permukaan tanah, (b) Elevatad reservoir adalah bangunan penampung air yang terletak di atas permukaan tanah dengan ketinggian tertentu sehingga tekanan air pada titik terjauh masih tercapai.

2. Bahan Pipa --- Bahan pipa yang biasa dipakai untuk pipa induk adalah pipa galvanis, bahan pipa cabang adalah PVC, sedangkan untuk pipa dinas dapat digunakan pipa dari jenis PVC atau galvanis. Keuntungan jika memakai pipa galvanis adalah pipa tidak mudah pecah bila tekanan air yang mengalir cukup besar atau mendapat tekanan dari luar yang cukup berat meskipun harganya relatif mahal. Sedangkan untuk pipa PVC akan lebih mudah pecah walaupun dari segi harga lebih murah.

3. Valve (Katup) --- Valve berfungsi untuk mengatur arah aliran air dalam pipa dan menghentikan air pada suatu daerah apabila terjadi kerusakan.

4. Meter Air --- Meter air berfungsi untuk mengukur besar aliran yang melalui suatu pipa.

5. Flow Restrictor (Pembatas arus) --- Flow restrictor berfungsi untuk pembatas air baik untuk rumah maupun kran umum agar aliran merata.

6. Assessoris Perpipaan: (a) Sok (sambungan pipa), fungsinya untuk menyambungkan pipa pada posisi lurus. Sok dibedakan menjadi: - Sok turunan yang menghubungkan dua pipa yang mempunyai diameter berbeda. - Sok adaptor yang menghubungkan dua pipa yang mempunyai tipe yang berbeda, misalnya PVC dengan galvanis. (b) Flens (sambungan

Page 5: Pengolahan Air

pipa), berfungsi untuk menyambung pipa. Penyambungan dengan flens dilakukan untuk pipa yang kedudukannya di atas permukaan tanah dengan diameter yang lebih besar dari 50 mm. Flens diperlukan dalam bentuk flens adaptor. (c) Water mul dan Nipel (sambungan pipa), berfungsi untuk menyambung pipa dalam posisi lurus. Pipa ini dapat dibuka kembali meskipun kedudukan pipa-pipa yang disambung dalam keadaan mati. (d) Penyambung gibault (sambungan pipa), khusus dipakai menyambung pipa asbestos semen. (e) Dop dan plug (penutup), berfungsi untuk menutup ujung akhir pada pipa. (f) Bend (sambungan pipa), berfungsi untuk menyambung pipa yang posisinya membentuk sudut satu sama lainnya. (g) Tee (sambungan pipa berbentuk T), fungsi untuk menyambung pipa bila ada pencabangan tiga pipa yang saling tegak lurus.

Deteksi KebocoranDalam perencanaan sistem distribusi air besih tidak menutup kemungkinan terjadi kebocoran atau kehilangan air.Kehilangan air didefinisikan sebagai jumlah air yang hilang akibat:

1. Pemasangan sambungan yang tidak tetap.2. Terkena tekanan dari luar sehingga menyebabkan pipa retak atau pecah3. Penyambungan liar --- Untuk mengetahui jika terjadi kebocoran yang tidak

tepat misalnya air rembesan dari keretakan pipa, dapat diatasi dengan alat pendeteksi kebocoran yang disebut Leak detector. Sedangkan upaya untuk mengurangi terjadinya kehilangan air yang lebih besar dalam perencanaan sistem distribusi air dilakukan pembagian wilayah atau zoning untuk memudahkan pengontrolan kebocoran pipa, serta pemasangan meteran air.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Kebutuhan akan air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi mahluk hidup, dimana

air tersebut sebagai sarana yang dapat memenuhi kebutuhan. Misalkan kebutuhan air untuk

rumah tangga, industri dan irigasi, yang pada prinsipnya adalah untuk kehidupan manusia

sepanjang masa. Air bersih digunakan untuk air minum, mandi cuci atau lainnya. Ada

beberapa jenis sumber air yang kita ketahui seperti :

1. Air hujan

2. Air permukaan, seperti sungai, danau, rawa dan waduk

3. Air tanah, seperti sumur dangkal dan sumur dalam

4. Mata air (air tanah)

Page 6: Pengolahan Air

Mata air (air tanah) merupakan salah satu sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata air tanah tersebut untuk dapat

dimanfaatkan dan didistribusikan dengan maksimal dan merata maka perlu ada pengelolaan

sebaik-baiknya. Pengelolaannya tersebut dapat dilakukan dengan cara membangun atau

membuat bak penangkap air pada mata air atau juga disebut dengan kaptering. Dengan

sistem ini air yang tertampung selanjutnya didistribusikan kepada konsumen atau

masyarakat. Di dalam proses mendistribusikan air tersebut dibutuhkan sarana

pendistribusian air berupa :

1. Pada sumber air dibutuhkan bangunan penangkap air yaitu kaptering

2. Pipa atau saluran  dibutuhkan untuk bangunan pembawa air

3. Instalasi penjernihan air dan pemberian disinfektan di butuhkan sebagai bangunan

pengolahan air.

4. Watter tower atau menara air yang tinggi dan ground watter atau menara air rendah

dibutuhkan sebagai reservoir atau tandon air.

5. Jaringan pipa dibutuhkan untuk bangunan distribusi air.

6. Pipa persil atau instalasi jaringan pipa di rumah konsumen dibutuhkan untuk air

sampai kepada pengguna air atau penghuni rumah tersebut.

Untuk supaya lebih jelas di dalam pemahaman sistem distribusi air maka dapat dilihat di

dalam skema gambar pendistribusian air tersebut di bawah ini.

 Gambar Sistem Distribusi Air

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Instalasi Plumbing Sistem Air Bersih.

Page 7: Pengolahan Air

Sumber air bersih diambil dari PDAM dimasukan ke dalam bak penampung air bersih (Clear Water Tank) atau Ground Water Tank (GWT), sedangkan sumber air yang berasal dari tanah atau sumur dalam (deep well) dimasukan kedalam penampung air baku (raw water tank). Air dari Deep Well ini masuk ke tangki penampungan yang berfungsi juga sebagai tangki pengendap lumpur atau pasir yang terbawa dari sumur. Air yang berada di raw water tank diolah (treatment) di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya dialirkan ke clear water tank atau ground water tank, selanjutnya dialirkan ke tangki air atap (roof tank) dengan menggunakan pompa transfer.

Distribusi air bersih pada dua lantai teratas untuk mendapatkan tekanan cukup umummnya menggunakan pompa pendorong (booster pump), sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.

Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan satu hari pemakaian air. Dan kualitas air disesuaikan dg peraturan, UU dan standar yg berlaku di wilayah yang bersangkutan. Untuk Indonesia: SNI No. 01-0220-1987 tentang air minum yang boleh dialirkan ke alat plumbing, No.907/PERMENKES/VII/2002 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Kep-02/Men KLH/I/1998 tentang Baku Mutu Perairan Darat, Laut dan Udara, dan sistem plumbing standart nasional indonesia, SNI 03 – 6481 – 2000 Sistem Plumbing.

Sistem Penyediaan Air Bersih terbagi menjadi empat sistem:

·Sistem Sambung Langsung

·Sistem Tangki Atas

·Sistem Tangki Tekan

1. oSistem Hydrocel

2. oSistem Diaphragma

·Sistem Tanpa Tangki

1. oSistem kecepatan putaran pompa konstan

2. oSistem kecepatan putaran pompa variable

PERALATAN UTAMA & FUNGSI

·Pompa Transfer, berfungsi untuk memompa air bersih dari ground water tank ke roof tank melalui pipa transfer. Beberapa jenis pompa transfer yang sering dipakai, antara lain :

1. oEnd Suction Pump

2. oHorizontal Split Case Pump

3. oMulti Stage Pump

4. oCentrifugal Pump

·Pressure Tank, berfungsi untuk meringankan kerja pompa dari keadaan start-stop yang terlalu sering. Beberapa jenis pressure tank yang sering dipakai, antara lain :

1. oDiaphragma Pressure Tank

2. oNon Diaphragma Pressure Tank atau Well Pressure Tank

·Peralatan pengaturan dan ukur, meliputi :

Page 8: Pengolahan Air

1. oCheck Valve, penahan aliran balik air didalam instalasi pipa.

2. oGate Valve, pengatur buka-tutup aliran air didalam pipa.

3. oBall Valve, pengatur jumlah aliran air didalam pipa.

4. oButterfly Valve, pengatur buka-tutup aliran air di dalam pipa.

5. oFloating Valve, klep pengatur buka-tutup aliran air ke tanki.

6. oFoot Valve, penahan air balik di bawah pipa isap.

7. oStrainer, berfungsi sebagai filter air.

8. oFlexible Joint, penahan getaran dan gerakan.

9. oPressure Gauge, pengukur tekanan.

10. oPressure Switch, alat kontak hubung-putus akibat tekanan.

11. oFlow Switch, alat kontak hubung-putus akibat aliran.

12. oWater Meter, pengukur debit air.

1. 1.Sistem Sambung LangsungDalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih (PDAM). Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasi ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung skala kecil dan rendah.

2. 2.Sistem Tangki AtasApabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak dapat diterapkan, sebagai gantinya banyak sekali digunakan sistem tangki atap. Sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah atau dipasang pada lantai terendah, kemudian dipompakan ke tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh lantai bangunan.Sistem tangki atap ini seringkali digunakan dengan pertimbangan :

3. 1.

4. 1.Selama air digunakan tidak terjadi perubahan tekanan yang berarti pada alat plumbing. Perubahan tekanan hanya terjadi karena akibat perubahan level air di dalam tangki atap sehingga harus diupayakan agar level air tetap konstan.

5. 2.Pada sistem penyedia air tangki atas bekerja secara otomatis karena pada umumnya dilengkapi swith automatik sehingga kecil kemungkinan timbulnya kesulitan akibat penurunan tajam pada permukaan level air.

6. 3.Perawatan tangki atas relatif lebih sederhana dibandingkan dengan sistem tangki tekan.

7. 4.Perlu pompa cadangan untuk bangunan yang besar dan tinggi.

Karena tuntutan alat-alat plumbing, agar dapat bekerja dengan baik maka peletakan tangki atap menjadi penting. Sebagai contoh katub glontor (flush valve) dapat bekerja dengan baik jika tekanan air pada alat plumbing sebesar 1,00 kg/cm2 atau tinggi tangki atap lebih besar atau sama dengan 10 meter.

Jika peletakan tangki tidak memungkinkan sehingga tekanan tidak dapat tercapai maka perlu dipertimbangkan pemasangan pipa sambung langsung ke alat saniter atau alat plumbing (fixture) atau dengan memasang pompa pendorong (booster pump) agar kerugian tekanan berkurang.

Page 9: Pengolahan Air

Memilih alat plambing yang tidak terlalu tinggi tuntutan tekanan kerjanya, misal kloset dengan katup glontor dengan tekanan kerja 0,6 kg/cm2 atau tinggi tangki 6,00 meter.

1. 3.Sistem Tangki TekanPrinsip kerja dari sistem tangki tekan (hidrosfor) adalah sebagai berikut, air yang telah ditampung di dalam tangki bawah dipompa ke dalam tangki tertutup yang mengakibatkan udara didalamnya terkompresi sehingga tersedia air dengan tekanan awal yang cukup untuk didistribusikan ke peralatan plumbing di seluruh bangunan yang direncanakan. Pompa bekerja secara otomatis diatur oleh detektor tekanan, yang membuka dan menutup saklar penghasut motor listrik penggerak pompa. Pompa akan berhenti bekerja jika tekanan tangki telah mencapai batas maksimum yang ditetapkan dan mulai bekerja jika batas minimum tekanan yang ditetapkan telah dicapai.

Daerah fluktuasi tekan tergantung pada tinggi bangunan, misalkan untuk bangunan 2 – 3 lantai tekanan air harus mencapai 1 – 1,5 kg/cm2 atau 0.981 – 1,471 bar atau 10 – 11.5 mka (muka kolom air).

Kelebihan-kelebihan sistem tangki tekan adalah lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu menyolok dibandingkan dengan tangki atap, mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompa-pompa lainnya dan harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas menara. Disamping itu diperlukan juga kompressor dan keduanya dioperasikan secara automatis.

Selain itu yang perlu diperhatikan adalah kekurangannya, diantaranya : daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2 sangat besar dibandingkan dengan sistem tangki atap yang hampir tidak ada fluktuasinya, dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa hari sekali harus ditambahkan udara dengan kompresor atau dengan menguras seluruh air dari dalam tangki tekan.

Rancangan volume udara dalam tangki umumnya sebesar 30% dari volume tangki dan sisanya berisi air. Seiring dengan berkurangnya udara maka kompressor menjadi kebutuhan mutlak harus dipasang.

Variasi sistem tangki tekan adalah sebagai berikut:

1. 0.Sistem Hydrocel: Sistem tangki tekan hydrocel untuk tangki tekan menggunakan tabung bahan karet khusus yang dapat mengembang dan menyusut sesuai dengan tekanan tangki. Penambahan udara pada tangki tekan karet ini perlu karena tidak kontak langsung. Sistem ini mempunyai kekurangan yaitu air dalam tangki sedikit.

2. 1.Sistem Tangki Tekan dengan Diapragma: Sistem tangki tekan dengan diafram ini, untuk tangki tekan menggunakan tabung bahan karet khusus sebagai pemisah air dengan udara.tekanan tangki. Penambahan udara pada tangki tekan karet ini perlu karena tidak kontak langsung. Sistem ini mempunyai kelebihan yaitu sebagai penyimpan air dan peredam pukulan. Namun dalam hal ini tidak dapat difungsikan secara bersama-sama.

Page 10: Pengolahan Air

Sistem tangki tekan dapat dianggap lebih berfungsi sebagai suatu sistem pengaturan tekanan dibandingkan dengan fungsinya sebagai penyimpan air, karena bukan sebagai sistem penyimpan air seperti tangki atap dan karena jumlah volume air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif sedikit, mengakibatkan pompa akan sering bekerja dan menyebabkan pompa lebih berat kerjanya.

1. 4.Sistem Tanpa TangkiSistem ini sebenarnya tidak direkomendasi oleh berbagai pihak, Sistem ini tidak menggunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan ataupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap langsung dari pipa utama.

2. 0.Sistem kecepatan putaran pompa konstan, Pompa utama selalu bekerja sedangkan pompa lain akan bekerja secara otomatik yang diatur oleh tekanan.

3. 1.Sistem kecepatan putaran pompa variabel, Sistem ini untuk mengubah kecepatan atau laju aliran diatur dengan mengubah kecepatan putaran pompa secara otomatik. Sistem kecepatan putaran pompa variabel mempunyai keuntungan/ kerugiannya antara lain :

4. 0.Mengurangi tingkat pencemaran air karena tidak menggunakan tangki,

5. 1.Mengurangi terjadinya karat karena tidak kontak udara langsung,

6. 2.Beban struktur semakin ringan karena tidak ada tangki atas,

7. 3.Biaya pemakaian daya listrik besar,

8. 4.Penyediaan air bersih tergantung pada sumberdayanya,

9. 5.Investasi awal besar.

Page 11: Pengolahan Air

URAIAN SYSTEM

Sistem penyediaan dan distribusi air bersih.

Sumber air bersih bisa didapat dari PDAM dimasukan kedalam bak air bersih,

sedangkan sumber air yang berasal dari Deep Well dimasukan kedalam raw water tank.

Page 12: Pengolahan Air

Air yang berada di raw water tank ditreatment di instalasi Water Treatment Plant dan

selanjutnya dialirkan kebak air bersih / clear water tank.

Air yang berada didalam bak air bersihselanjutnya dialirkan ke bak air atas dengan

Pompa Transfer.

Distribusi air bersih pada dua lantai teratas menggunakan packaged booster pump,

sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.

Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan 1 (satu) hari

pemakaian air.

PERALATAN UTAMA & FUNGSI

1. Pompa Transfer, berfungsi untuk menaikan air bersih dari Ground Water Tank (GWT) ke

Roof tank melewati pipa transfer.

Beberapa jenis pompa transfer yang sering dipakai, antara lain :

a. End suction

b. Horizontal split case

c. Multi stage

d. Centrifugal

2. Pressure Tank, berfungsi untuk meringankan kerja pompa dari keadaan start-stop yang

terlalu sering.

Beberapa jenis pressure tank yang sering dipakai, antara lain :

a. Pressure tank dengan diafragma

b. Pressure tank tanpa diafragma

3. Peralatan pengaturan dan ukur, meliputi :

a. Check valve, berfungsi untuk menahan aliran balik air didalam instalasi pipa.

b. Gate Valve, berfungsi untuk mengatur buka / tutup aliran air didalam pipa.

c. Ball valve, Berfungsi untuk mengatur jumlah aliran air didalam pipa.

d. Butterfly Valve, berfungsi untuk mengatur buka / tutup aliran air didalam pipa.

e. Floating valve, berfungsi untuk membuka & menutup aliran air ke tanki.

f. Foot Valve, berfungsi untuk menahan air balik.

Page 13: Pengolahan Air

g. Strainer, berfungsi untuk menyaring.

h. Flexible joint, berfungsi untuk menahan getaran/gerakan.

i. Pressure gauge, berfugsi untuk pembacaan tekanan.

j. Pressure switch, berfungsi sebagai alat kontak hubung/putus akibat tekanan.

k. Flow switch, berfungsi sebagai alat kontak hubung/putus akibat aliran.

l. Water meter, Berfungsi untuk mengukur debit air.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Macam-macam Sistem Penyediaan Air Bersihadmin Jun 16th, 2012 0 Comment

advertisement

Ada beberapa sistem penyediaan air bersih antara lain :

1. Sistem Sambungan Langsung

2. Sistem Tangki Atap

3. Sistem Tangki Tekan

4. Sistem Tanpa Tangki

Sistem Sambungan LangsungPada sistem sambungan Langsung, pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan

pipa utama penyediaan air bersih. Sistem ini dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-

gedung kecil dan rendah, karena pada umumnya pada perumahan dan gedung kecil tekanan

dalam pipa utama terbatas dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama. Ukuran pipa

cabang biasanya diatur dan ditetapkan oleh Perusahaan Air Minum.

Page 14: Pengolahan Air

Sistem Tangki AtapPada sistem Tangki Atap air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah. (dipasang pada

lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki

atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki

ini, air didistribusikan ke seluruh bangunan. Sistem  Tangki Atap diterapkan karena alasan-

alasan sebagai berikut :

1. Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing hampir

tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan muka air dalam tangki

atap.

2. Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara   otomatik dengan

cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan.

3. Timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang

mendeteksi muka dalam tangki atap.

Page 15: Pengolahan Air

4. Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya tangki tekan

Sistem Tangki TekanPrinsip sistem ini adalah sebagai berikut : air yang telah ditampung dalam tangki bawah,

dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya

terkompresi.air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. Pompa

bekerja secara otomatik yang diatur oleh suatu dtektor tekanan, yang menutup/membuka

saklar motor listrik penggerak pompa : pompa berhenti bekerja kembali setelah tekanan

mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan dan bekerja kembali setelah tekanan

mencapai suatu batas maksimum tekanan yang ditetapkan juga. Daerah fluktuasi biasanya

ditetapkan 1-1.5 kg/cm2. Sistem tangki tekan biasanya dirancang sedemikian rupa agar

volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air.

Jika awalnya tangki  tekan berisi udara bertekanan atmosfer, kemudian diisi air, maka volume

aur yang akan mengalir hanya 10% volume tangki. Untuk mengatasi hal ini, dimasukkan udara

kempa bertekanan lebih besar daripada tekanan atmosfer.

Kelebihan Sistem Tangki Tekan adalah:

1. Dari segi estetika tidak menyolok jika dibandingkan dengan tangki atap.

2. Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompa-

pompa lainnya.

3. Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas

menara.

Page 16: Pengolahan Air

Kekurangannya adalah pompa akan sering bekerja sehingga menyebabkan keausan pada

saklar lebih cepat.

Sistem Tanpa TangkiDalam sistem Tanpa Tangki tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan

maupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa

menghisap air langsung dari pipa utama (misal : pipa utama PDAM).

Sistem penyediaan air bersih yang dipakai untuk Hotel umumnya adalah sistem tangki atap

sistem tangki atap digunakan dengan pertimbangan :

1. Dengan adanya Roof tank maka ketersediaan air akan terjaga setiap waktu khususnya

pada saat pemakaian puncak.

2. Perubahan tekanan yang terjadi tidak begitu berarti, hanya akibat perubahan muka air

dalam tangki.

3. Menghemat kerja pompa

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

SISTEM DISTRIBUSI AIR

Page 17: Pengolahan Air

Kebutuhan akan air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi mahluk hidup, dimana

air tersebut sebagai sarana yang dapat memenuhi kebutuhan. Misalkan kebutuhan air untuk

rumah tangga, industri dan irigasi, yang pada prinsipnya adalah untuk kehidupan manusia

sepanjang masa. Air bersih digunakan untuk air minum, mandi cuci atau lainnya. Ada

beberapa jenis sumber air yang kita ketahui seperti :

1. Air hujan

2. Air permukaan, seperti sungai, danau, rawa dan waduk

3. Air tanah, seperti sumur dangkal dan sumur dalam

4. Mata air (air tanah)

Mata air (air tanah) merupakan salah satu sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata air tanah tersebut untuk dapat

dimanfaatkan dan didistribusikan dengan maksimal dan merata maka perlu ada pengelolaan

sebaik-baiknya. Pengelolaannya tersebut dapat dilakukan dengan cara membangun atau

membuat bak penangkap air pada mata air atau juga disebut dengan kaptering. Dengan

sistem ini air yang tertampung selanjutnya didistribusikan kepada konsumen atau

masyarakat. Di dalam proses mendistribusikan air tersebut dibutuhkan sarana

pendistribusian air berupa :

1. Pada sumber air dibutuhkan bangunan penangkap air yaitu kaptering

2. Pipa atau saluran  dibutuhkan untuk bangunan pembawa air

3. Instalasi penjernihan air dan pemberian disinfektan di butuhkan sebagai bangunan

pengolahan air.

4. Watter tower atau menara air yang tinggi dan ground watter atau menara air rendah

dibutuhkan sebagai reservoir atau tandon air.

5. Jaringan pipa dibutuhkan untuk bangunan distribusi air.

6. Pipa persil atau instalasi jaringan pipa di rumah konsumen dibutuhkan untuk air

sampai kepada pengguna air atau penghuni rumah tersebut.

Untuk supaya lebih jelas di dalam pemahaman sistem distribusi air maka dapat dilihat di

dalam skema gambar pendistribusian air tersebut di bawah ini.

Page 18: Pengolahan Air

 Gambar Sistem Distribusi AirAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Instalasi Pengolahan Air   Bersih Posted on December 3, 2010 by Aryansah

Air adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia, untuk kebutuhan minum, mandi, cuci, masak, dan

lainnya. Ketersediaan air bersih di sebuah kawasan sangatlah penting. Namun, mengingat bahwa tidak

semua kawasan mendapatkan air bersih, maka perlu adanya pemerataan distribusi air bersih bagi

masyarakat.

Kriteria air bersih biasanya meliputi 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Dalam usaha

menyediakan air bersih, biasanya BUMN di Indonesia yang berkaitan dengan hal ini adalah PDAM –

Perusahaan Dagang Air Minum. Kadang ada yang menyindirnya sebagai Perusahaan Dagang Air Mandi,

karena terkadang air yang didistribusikan tidak memenuhi kriteria air minum, hehehe..

Anyway, secara teknis, tulisan ini sebenarnya akan membahas mengenai jenis-jenis pengolahan air bersih.

Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada

pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia.

Contohnya adalah pengendapan, filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat

penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-

logam berat yang terkandung dalam air. Pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan

mikroorganisme sebagai media pengolahnya.

PDAM, biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam proses penyediaan air bersih.

Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia terlihat seperti pada gambar di

bawah. Terdapat 3 bagian penting dalam sistem pengolahannya.

Skema pengolahan air bersih

Page 19: Pengolahan Air

1. Bangunan Intake

Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada

umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya

terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air.

Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya,

yaitu WTP – Water Treatment Plant.

2. Water Treatment Plant

Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air

bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan

bak filtrasi. Nah, sekarang kita bahas satu per satu bagian-bagian ini.

a. Koagulasi

Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Apa yang terjadi dalam bak ini..?? pada

proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-

air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya.

Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan

secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara

mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis

berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.

Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar

b. Flokulasi

Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk

membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).

Proses Flokulasi Partikel Koloid

c. Sedimentasi

Page 20: Pengolahan Air

Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya

perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-

partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis.

Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak

sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.

Proses Sedimentasi

Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator

Unit Aselator pada Water Treatment Plant

d. Filtrasi

Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya,

adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica,

dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.

Unit Filtrasi

Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi

berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan

selanjutnya, yaitu reservoir.

3. Reservoir

Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam reservoir. Reservoir

ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa

secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya

Page 21: Pengolahan Air

diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi.

Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.

Reservoir air bersih

Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya

pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian

yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar

untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk

didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.

Proses Pengolahan Air Bersih

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Sarana Air Bersih (SAB)

Page 22: Pengolahan Air

Air bersih dapat diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya : PDAM, air hujan, mata air, air

tanah, dan air permukaan.

Air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Air dari PDAM merupakan air yang termasuk dapat dikonsumsi secara langsung untuk

kebutuhan sehari-hari, misalnya untuk masak, mandi, mencuci, serta keperluan lainnya.

Kecuali untuk keperluan lainnya, air PDAM yang akan diminum harus direbus dahulu.

Namun air PDAM ini kadang belum tersedia di berbagai tempat.

Air Hujan

Air hujan adalah air murni yang berasal dari sublimasi uap air di udara yang ketika turun

melarutkan benda-benda di udara yang dapat mengotori dan mencemari air hujan, seperti:

gas (O2, CO2, N2, dll), jasad renik, debu, kotoran burung, dan lainnya. Cara mendapatkan

air hujan ini yaitu dengan menampung air hujan dari talang/genteng rumah ke dalam bak

penampungan.

Di dalam air hujan ini terkandung bahan-bahan pengotor dan pencemar yang dapat berasal

dari udara dan/atau dari talang/genteng, sehingga untuk menghindarinya, pada saat awal

penampungan air hujan, 15 menit setelah hujan turun di bawah talang diberi saringan dari

ijuk/kerikil/pasir. Seperti halnya air PDAM, sebelum diminum air hujan harus dimasak dahulu.

Bangunan penangkap air hujan terdiri dari suatu permukaan miring menuju tangki reservoir.

Seluruh bangunan dari sistem ini harus bersih dan bebas dari tumbuhan, terutama bila

bangunan penangkap ini sama tingginya dengan permukaan tanah. Sistem ini harus

mempunyai peralatan untuk membelokkan air yang tidak menuju tangki, sehingga pada saat

hujan pertama, air dapat dibuang.

Air hujan dapat mengalir melalui permukaan sisa tanaman bangunan penangkap, maka bisa

terjadi pengotoran debu, sisa tanaman, kotoran binatang, dan lain-lain. Walaupun air yang

mengalir pada permukaan turun hujan dapat memberikan debu yang kemudian dibuang, tapi

air yang ditampung masih mungkin mengandung bahan padat yang halus. Saringan pasir

lambat atau saringan pasir cepat sederhana cukup dapat mengatasi masalah ini. Biasanya

air reservoir mengalir melalui saringan menuju sistem distribusi atau dengan alaternatif lain

saringan pasir diletakkan sebelum reservoir.

Mata Air

Page 23: Pengolahan Air

Air mata air berasal dari air hujan yang masuk meresap ke dalam tanah dan muncul ke luar

tanah kembali karena kondisi batuan geologis di dalam tanah. Kondisi geologis

mempengaruhi kualitas air mata air. Pada umumnya kualitas air mata air baik dan bisa

digunakan untuk keperluan sehari-hari, tetapi untuk digunakan sebagai air minum, harus

dimasak terlebih dahulu. Mata air seringkali ditemukan di daerah pegunungan atau

perbukitan.

Berdasarkan terjadi aliran air, mata air dapat dikelompokkan ke dalam 4 jenis aliran, yaitu

sebagai berikut (Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003) :

Aliran artesis terpusat, adalah mata air yang terjadi karena adanya tekanan hidrolis

dan pemunculan air ke permukaan tanah secara terpusat

Aliran artesis tersebar adalah mata air yang terjadi karena adanya tekanan hidrolis

dan pemunculan air ke permukaan tanah secara tersebar

Aliran artesis vertikal adalah mata air yang terjadi karena tekanan hidrolis dan

pemunculan air ke permukaan tanah melalui celah tegak lurus lapisan kedap air

Aliran gravitasi kontak adalah mata air yang terjadi akibat terhalang lapisan kedap air

sehingga air naik ke permukaan

Untuk memperoleh air yang berasal dari mata air, dapat dibuat bangunan Penangkap Mata

Air (PMA). Bangunan PMA adalah bangunan untuk menangkap dan melindungi mata air

terhadap pencemaran serta dapat juga dilengkapi dengan bak penampung. Gambar 4 dan

5 menggambarkan skema sistem PMA secara gravitasi dan pompa.

  Gambar 4. Skema

Sistem PMA Gravitasi

Page 24: Pengolahan Air

Gambar 5. Skema

Sistem PMA Pompa

Air Tanah

Air tanah berasal dari air hujan yang meresap dan tertahan di dalam bumi. Air tanah dapat

dibagi menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Cara untuk mendapatkan air tanah

yaitu dengan mengebor atau menggali.

Beberapa jenis sumur untuk mendapatkan air tanah, antara lain sebagai berikut :

Sumur Gali

Sumur gali adalah sarana untuk menyadap dan menampung air tanah yang digunakan

sebagai sumber air baku untuk air bersih. Sumur gali merupakan salah satu konstruksi

sumur yang paling umum dan meluas dipergunakan oleh masyarakat kecil dan rumah-

rumah perorangan.. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan air tanah yang

relatif dekat dari tanah permukaan sehingga dengan mudah dapat terkena kontaminasi

melalui rembesan. Kontaminasi paling umum adalah karena terkena penapisan air dari

sarana pembuangan kotoran manusia dan binatang.

Untuk membangun sumur gali, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut (Departemen

Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003) :

Sumur gali tidak boleh dibangun di lokasi bekas pembuangan sampah

Jarak minimum lokasi sumur gali dengan sumber pencemar seperti cubluk, tangki

septik, dll adalah 10 meter

Mudah dijangkau/tidak terlalu jauh dari rumah

Penentuan lokasi yang layak untuk sumur yang akan digunakan oleh beberapa

keluarga harus dimusyawarahkan terlebih dahulu

Sumur gali dilengkapi dengan saluran pembuangan untuk mencegah terjadinya

genangan air di sekitar sumur.

Page 25: Pengolahan Air

Sumur Pompa Tangan (SPT)

Sumur Pompa Tangan adalah sarana untuk mendapatkan air tanah dengan cara mengebor

dan menaikkan airnya menggunakan pompa dengan bantuan tenaga tangan manusia.

Umumnya air tanah bebas dari pengotoran mikrobiologi dan dapat dipergunakan sebagai air

minum bila sumur semacam ini beserta pompanya dibangun, maka harus dibuat bangunan

perlindungan casing pompa dan harus menonjol ke atas ±30 cm dari permukaan tanah dan

3 m ke arah bawah.

Berdasarkan kedalamannya, sumur pompa tangan terdiri dari 3 jenis, yaitu sebagai berikut

(Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003):

SPT dangkal, yaitu lubang sumur dengan kedalaman muka air minimal 7 meter dari

permukaan tanah serta kedalaman dasar pada umumnya antara 12 – 15 meter.

SPT sedang, yaitu lubang sumur dengan kedalaman muka air minimal 7 meter dari

permukaan tanah serta kedalaman dasar pada umumnya antara 15 – 30 meter.

SPT dalam, yaitu lubang sumur dengan kedalaman muka air minimal 7 meter dari

permukaan tanah serta kedalaman dasar pada umumnya lebih dari 30 meter.

Sumur Pompa Listrik

Sumur Pompa Listrik adalah sarana mendapatkan air tanah dengan cara mengebor dan

menaikkan airnya dengan dipompa dengan tenaga listrik.

Air Permukaan

Air permukaan seperti air sungai, air rawa, air danau, air irigasi, air laut dan sebagainya

merupakan sumber air yang dapat dipakai sebagai air bersih dan air minum tetapi masih

memerlukan pengolahan lebih lanjut. Air permukaan sifatnya sangat mudah terkotori dan

tercemar oleh bahan pengotor dan pencemar yang mengapung, melayang, mengendap dan

melarut di air permukaan. Karena sifatnya yang demikian, maka sebelum diminum air

permukaan perlu diolah terlebih dahulu sampai benar-benar aman dan memenuhi syarat

sebagai air bersih atau air minum.

Prinsip pengolahan air permukaan terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut :

Penyaringan

Page 26: Pengolahan Air

Penggumpalan lumpur, dengan menggunakan bahan kimia berupa paket cairan PAC

atau tawas

Netralisasi, dengan menggunakan bahan kimia penetral berupa paket bubuk putih

PAC atau kapur

Pemisahan endapan lumpur

Desinfeksi secara kimiawi dan mekanik, bahan kimia desinfektan berupa kaporit atau

Aquatabs.

Proses mekanik adalah pemindahan air baik secara grafitasi atau manual pada

susunan wadah/tandon/ember/drum untuk menunjang tahapan langkah-langkah

pengolahan.

Langkah-langkah penjernihan air dengan Menggunakan PAC atau larutan Tawas sebagai

berikut:

Pasang saringan benda-benda di atas penampungan

Tampung air dari sumber air baku permukaan ke dalam wadah /tandon/ember/drum

Gunakan cairan PAC atau Tawas 10 ml penggumpal lumpur

Gunakan bubuk putih PAC penetralisir PH

Tunggu lumpur mengendap

Pisahkan air dari endapan lumpur

Desinfeksi air jernih yang dihasilkan dengan kaporit atau aquatabs

Simpan air yang dihasilkan ini secara aman

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAASebelum pompa beroperasi, mata impeller haruslah dibenamkan dan pipa hisap harus diisi dengan fluida yang akan dipompakan. Pompa janganlah sekali-kali dioperasikan tanpa berisi fluida (dalam keaadaan kering) karena cincin penahan aus akan tergesek dan bisa-bisa dapat menjadi macet; juga, paking haruslah dilumasi oleh cairan yang lewat melalui paking ini. Bila udara dibiarkan bocor (memasuki) sisi hisap atau kedalam pompa, pompa itu bisa-bisa berisi udara dan kehilangan daya pemancingannya, dengan kata lain pemompaan akan berhenti. Oleh sebab itu adalah perlu untuk menghentikan operasi pompa ini dan kemudian dioperasikan kembali sesudah dilakukan pemancingan.Bila impeller dibenamkan dibawah tinggi pompa air, pekerjaan satu-satunya adalah membuka keran pembuang udara yang ada pada rumah keong yang maksudnya adalah untuk mengeluarkan udara yang terkurung didalam pompa tersebut. Pada kebanyakan instalasi pompa ini tidaklah sampai terbenam (berada) dibawah tinggi muka air, oleh sebab itu haruslah diusahakan untuk mendapatkan pemancingan yang cukup.Ada tiga sistim pemancingan pompa yaitu:- Dengan memasukkan air kedalam pompa hisap hingga impeller terisi air.- Dengan mengeluarkan udara dari dalam pipa hisap dan dari dalam pompa sehingga air dipaksa naik kedalam pompa oleh tekanan udara luar pada permukaan cairan yang akan dipompakan.- Dengan mendesain pompa itu sendiri bersifat dapat memancing diri sendiri dengan kata lain mata impeller dan pipa hisap tetap terisi oleh cairan atau memberikan alat-alat yang dapat meneluarkan udara yng disertakan dalam pendisainan.

Page 27: Pengolahan Air

Air dapat dimasukkan kedalam pompa dan pipa hisap dari reservoir, suplai air yang tersedia atau sumber-sumber air lainya. Keran pambuang udara yang ada pada rumah keong haruslah dalam keadaan terbuka sewaktu air dimasukkan agar pompa terisi penuh oleh air. Bila pipa buang masih tetap terisi oleh air sesudah pompa dihentikan, pipa langkah (by-pass) yang melangkaukan katup gerbang dapat dipakai untuk tujuan pemancingan ini. Untuk dapat mempertahankan air untuk mengisi pipa hisap dan pompa sebuah katup searah atau katup kaki dapat dipasang pada bagian bawah pipa hisap ini. Katup-katup kaki ini daibuat ukurannya besar untuk membuat kecepatan aliran melalui katup ini rendah (kira-kira 2 ft/detik) dan memasang saringan atau tapisan didepanya agar dapat menyaring kotoran-kotoran yang cenderung untuk menyumbat katup ini, katup-katup kaki ini biasanya dilapisai dengan kulit atau karet, untuk katup yang berukuran kecil (¾ inci - 6 inci diameternya) katup ini biasanya mempunyai cutting (flap) tunggal, untuk yang berukuran sedang (diameternya 7 inci - 16 inci ) mempunyai cuping ganda. Untuk yang berukuran besar adalah cuping jenis cakra dengan masing-masing pegas dibelakang.Dengan metode yang kedua katup buang pompa ditutup dan udara dikeluarkan dari bagian tertinggi rumah pompa sehingga air akan dipaksa naik kedalam impeller pompa. Suatu ejector dapat dipakai atau pompa akum basah dapat dipakai.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Mesin pompa air adalah salah satu peralatan listrik yang cukup vital di banyak perumahan. Kerusakan pada unit ini akan mengakibatkan terganggunya pasokan air dari dalam tanah, dan tentu akan sangat mengganggu kegiatan harian di rumah. Sehingga berangkat dari fakta inilah kita sebaiknya memperhatikan aspek pengoperasian dari mesin pompa air ini. 

Tulisan ini tidak membahas mengenai detail pemasangan instalasi pompa air beserta bagian pemipaannya. Tapi pembahasannya akan lebih menelaah pada aspek operasi dari mesin pompa air dilihat dari sudut kelistrikannya. Secara umum, diluar instalasi pipa, mesin pompa air terdiri dari dari 3 bagian besar yaitu motor listrik (lazim kita sebut dengan dinamo), pompa air dan tabung akumulator. Sedangkan aksesoris yang biasanya terpasang adalah pressure switch (kita biasa menyebutnya “otomatis”) danmotor thermal protector (terpasang di dalam motor listriknya).  

Motor listrik berfungsi sebagai penggerak pompa air, dimana motor listrik ini mengubah energi listrik menjadi energi gerak / putar. Antara motor listrik dan pompa air dihubungkan oleh satu shaft. Pompa air mempunyai bagian yang disebutimpeller yang juga ikut berputar, sedemikian sehingga air terhisap dari sumbernya melalui pipa masuk (suction) dan kemudian didorong keluar dengan tekanan tertentu melalui pipa keluar (discharge). Sebelum air keluar di pipadischarge, maka air itu melewati dulu sebuah tabung yang berfungsi sebagai akumulator. Cara kerja akumulator ini adalah menyimpan air pada saat tekanan pompa tinggi dan mengeluarkan air saat tekanannya turun. Ada beberapa mesin pompa air yang tidak menggunakan tabung ini.

Sedangkan aksesoris seperti pressure switch (atau “otomatis”) berfungsi sebagai sensor tekanan air. Pressure switch ini memberi perintah kapan mesin pompa air harus stop dan kapan mesin harus start, tergantung dari tekanan air yang diterima sensornya. Dan thermal protector motor berfungsi sebagai system proteksi motor listrik untuk menghindari kerusakan kawat lilitan motor listrik karena panas yang berlebihan. Thermal protector ini biasanya menggunakan bimetal yang bekerja dengan berdasarkan panas pada lilitan tersebut. Bila panas dirasakan berlebihan maka thermal protector  akan bekerja memutuskan arus pada motor tersebut.

Page 28: Pengolahan Air

  

Cara kerja mesin pompa air

Kita asumsikan suatu instalasi air menggunakan mesin pompa air dengan instalasi pipa yang langsung menuju keran air. Saat keran dibuka, maka air keluar karena masih ada tekanan sisa di dalam pipa dan juga dalam akumulator. Seiring kuantitas air yang keluar maka tekanan tersebut akan turun dan dirasakan oleh pressure switch. Pada akhirnya kontak arus listrik dari pressure switch akan bekerja dan membuat motor start dan pompa air berputar sehingga air tanah dihisap dan dikeluarkan dengan tekanan tertentu. Saat keran ditutup, maka mesin pompa air tidak langsung stop seketika karena air tersebut terkumpul dalam pipa hingga akumulator, hingga mencapai tekanan tertentu yang membuat pressure switch bekerja memutus arus listrik ke motor listrik dan mesin pompa air akhirnya stop.

Dengan cara kerja seperti ini, hal yang perlu dihindari adalah bukaan keran yang kecil. Apalagi jika system instalasi airnya tidak menggunakan penampung air (tandon / toren).

Mengapa?

Karena berakibat mesin pompa air akan sering start dan stop dalam interval pendek. Siapapun tentu tahu, bahwa bukaan keran yang kecil akan membuat aliran air menjadi kecil. Tetapi mesin pompa air tetap mengeluarkan air dalam jumlah sama, sehingga tekanan dalam pipa dan tabung akumulator akan naik. Akhirnya pressure switch akan bekerja memutus arus listrik ke motor pompa sehingga stop. Karena aliran air yang kecil pada keran tadi terus mengalir, maka dalam waktu singkat tekanan air dalam pipa dan akumulator kembali turun sampai pressure switchkembali membuat motor listrik start dan pompa berputar kembali. Begitu seterusnya berulang-ulang hingga keran air ditutup sepenuhnya atau dibuka sepenuhnya.

Sistem pengoperasian seperti ini bisa boros listrik dan juga umur dari motor listrik akan lebih pendek.

Mengapa lagi nih? Yuk…kita telaah bareng-bareng…

Hampir semua mesin pompa air menggunakan motor listrik jenis motor induksi. Apa sih motor induksi itu?

Oke..disini kita akan sedikit menyentuh sisi teori dari listrik ini untuk membantu pemahaman.

Kita lihat contohnya dulu deh.

Salah satu contoh adalah kipas angin. Nah…bisa dilihat kan penampakannya. Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang bekerja berdasarkan hukum induksi. Secara singkat, ada dua bagian besar dalam motor induksi, yaitustator dan rotor. Dua-duanya berbentuk kumparan atau gulungan kawat listrik. Kumparan stator merupakan kumparan yang diam (asal kata : statis) dan kumparan rotor merupakan kumparan yang berputar (asal kata : rotasi). Cobalah perhatikan kipas angin tadi, dimana kalo kita intip sedikit maka akan terlihat gulungan kawat listrik yang diam. Itulah kumparan stator. Sedangkan bila ingin melihat kumparan rotornya maka perlu kita bongkar dulu kipas angin itu.

Page 29: Pengolahan Air

 

Karakteristik Start Motor Induksi

Motor induksi mempunyai karakteristik dengan start awal yang memerlukan arus listrik yang cukup besar, lebih besar dari arus nominalnya. Besarannya antara 3 – 6 kali arus nominal, tergantung dari karakteristik motornya. Contohnya, mesin pompa air 250 Watt (biasanya jenis jet pump atau semi jet pump) akan mempunyai arus nominal sebesar 250W / 220V = 1.14A (Agar memudahkan. unsur faktor daya tidak kita masukan). Maka saat start, mesin pompa air akan memerlukan arus listrik antara 3.42A – 6.84A selama kurang lebih antara 0.2 – 0.4 detik.

Cukup singkat memang..tetapi coba perhatikan beberapa efek yang bisa berpengaruh :

Bila daya listrik langganan PLN  di rumah hanya sebesar 900VA atau 1300VA dan saat itu sedang banyak pemakaian, maka potensi terjadinya MCB trip (atau sering disebut “listrik anjlok”) di MCB Box atau kWh meter sangat besar.

Bila frekuensi start-stop mesin air sangat sering dalam rentang yang pendek, misal 10 kali dalam 3 menit, maka total energi listrik yang diserap saat start-stop mesin pompa air akan lumayan besar. Apalagi jika mesin pompa air-nya sudah berumur.

 Arus start yang cukup besar dan berulang-ulang dalam waktu singkat tadi akan menimbulkan panas yang cukup tinggi pada gulungan kawat motor tadi. Hal ini tidak menjadi masalah jika motor terus hidup / berputar sehingga ada cukup pendinginan yang didorong dari kipas motor. Tapi jika start-stop dalam interval singkat tentu panas yang timbul karena arus start tadi belum sempat turun dan kemudian motor stop, kemudian startlagi, sehingga panasnya akan terakumulasi. Jika panasnya berlebih maka thermal protector akan bekerja dan untuk beberapa waktu motor tidak bisa start. Memang kejadian seperti ini tidak sampai merusak motor listrik, tapi dengan panas yang diatas rata-rata tentu akan mempengaruhi isolasi dari kawat gulungannya.

Motor-motor listrik yang digunakan dalam peralatan listrik rumah adalah motor listrik satu phase. Design motor listrik untuk peralatan-peralatan tersebut saat ini sudah sedemikian rupa sehingga bisa mereduksi arus start motor agar lebih rendah, tetapi tetap saja akan lebih besar dari arus nominalnya.

Grafik berikut cukup representatif dalam  menjelaskan fenomena ini :

(sumber asli : http://www.generatorjoe.net/html/startingload.html).

 

Page 30: Pengolahan Air

Karakteristrik arus start dari sebuah motor pompa

Dalam grafik tersebut, suatu pompa yang mempunyai tegangan suplai 240V dan arus nominal 6A akan memerlukan waktu akselerasi start sebesar 0.2 detik dan arus start sebesar lebih dari 18A (lebih dari 3 kali arus nominalnya). Karakteristik start motor tersebut akan berbeda dengan motor lain tergantung dari kondisi motor listrik, desain, torsi beban dan juga umurnya.

Nah..mudah-mudahan penjelasan diatas bisa dipahami dengan lebih mudah. Oleh karena itu mengapa banyak yang menyarankan penggunaan tandon / toren air sebagai tempat penampungan air. Karena selain faktor ketersediaan cadangan air yang siap digunakan, terutama saat terjadi pemadaman listrik PLN atau mesin pompa air bermasalah, juga dapat menjaga keawetan mesin pompa air tersebut dan juga bisa lebih hemat listrik. Tapi jika anda belum bisa menyediakan  toren air, maka usahakan air ditampung dalam bak air agar tidak sering buka tutup keran air.