pengolahan air minum
TRANSCRIPT
PENGOLAHAN AIR MINUM
Bahan Kuliah Rekayasa Penyehatan Lingkungan Universitas Balikpapan
Prodi Teknik Sipil.
Martheana Kencanawati
Pengolahan Air Minum
• Pengolahan Air Minum bergantung kepada jenis bahan baku air
minum tersebut.
• Bahan baku air minum bisa mengandung Fe & Mn, kesadahan
ataupun kekeruhan tinggi, bau dan rasa
• Berikut contoh Diagram Pengolahan Air Minum
dengan air baku yang banyak mengandung Fe & Mn
Sumur Dalam
aerasi
Kontak
tank
filter
𝐶𝑙2
𝐶𝑙2
Bagan Pengolahan Air Minum
dengan Bahan Baku Air banyak
mengandung Fe & Mn
Komponen Air Bersih dan Komponen
Air Bersih di Balikpapan
Sumber Air Baku bagi PDAM Kota Balikpapan yaitu terletak di
Kelurahan Karang Joang Kecamatan Balikpapan Utara, sungai
Klandasan, sumur bor, kampung damai. Di samping itu juga Instalasi
pengolahan air (IPA) yang berada di daerah.
• Batu Ampar
• Kampung Air
• Gunung Sari
• Gunung Tembak
Adapun volume air yang di tampung Dam/Wadung Manggar sangat
dipengaruhi oleh musim. Pada musim kemarau kapasitas volume air
akan turun drastis.
Reservoir di daerah pelayanan kota balikpapan
terdapat di daerah berikut:
• Reservoir Batu Ampar
• Reservoir Kampung Damai
• Reservoir Gunung Sari
• Reservoir Telaga Sari
• Reservoir Sepinggan
• Reservoir Gunung Samarinda
• Reservoir Martadinata
• Reservoir Perumnas
• Reservoir Prapatan
• Reservoir Bonto Bulaeng
• Reservoir Gunung Rambutan
• Dari sejumlah lokasi reservoir untuk daerah pelayanan Balikpapan tersebut, total kapasitas Reservoir saat ini adalah 12.025 m.
• Jaringan pipa distribusi masih belum mencakup seluruh daerah
perkotaan terutama kawasan yang jauh dari pusat kegiatan.
• Sistem distribusi air bersih ilakukan dengan cara pemompaan dan
gravitasi. Pada saat pemakaian minimum,reservoir di isi dan pada saat
pemakaian puncak, kebutuhan air di penuhi dari reservoir tersebut yang
dialirkan dengan cara gravitasi.
Sumber :
Litbang Kompas diolah dari Badan Pusat Statistik Kota
Balikpapan,2003
Data PDAM
Data PDAM Kota Balikpapan 2002
Kondisi Sumber Baku PDAM Balikpapan
Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia
terlihat seperti pada gambar di bawah. Terdapat 3 bagian utama penting dalam
sistem pengolahannya.
WATER TREATMENT PLANT
• 1. Bangunan Intake
• Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama
untuk masuknya air dari sumber air. Pada umumnya,
sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari
sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar
screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda
yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan
masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan
dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP – Water
Treatment Plant.
Water Treatment Plant
• Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi. Nah, sekarang kita bahas satu per satu bagian-bagian ini.
• a. Koagulasi
• Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik
Gambar 2. Proses Koagulasi Secara Mekanis
dengan mesin pemutar
WATER TREATMENT PLANT
(LANJUTAN) • b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke
dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk
dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan
pengadukan lambat (slow mixing).
Gambar Proses Flokulasi dalam Partikel koloid
WATER TREATMENT plant (LANJUTAN)
c. Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit
koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke
dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan
partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit
sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis
partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada
berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan
lumpur
.
Koagulasi dan flokulasi
Proses koagulasi dan flokulasi adalah proses yang sangat penting pada pengolahan air limbah dan air minum. Koagulasi atau destabilitasi menghasilkan percampuran bahan kimia dan partikulat. Flokulasi menghasilkan partikulat yang lebih besar dan stabil. Kedua proses tersebut umumnya digunakan pada awal proses pengolahan air untuk menghilangkan partikulat dan warna. Analisa awal untuk proses design pengolahan air seringkali dengan percobaan koagulasi dan flokulasi di laboratorium. Test yang dilakukan adalah Jar Test. Test koagulasi dan flokulasi dilakukan untuk mencari dosis optimum untuk menghilangkan partikulat dan warna.
Prinsip Koagulasi.
Prinsip koagulasi kimiawi destabilitasi, agregasi dan
pengikatan partikel partikel koloid secara bersama-
sama. Proses ini menyangkut flok flok yang
mengabsorbsi dan mengikat partikel koloid di dalam
air hingga terbentuk flok flok yang lebih besar
sehingga mudah di endapkan dan di saring.
Yang termasuk dalam proses koagulasi dan flokulasi
adalah :
- Pembubuhan dosis koagulan dengan dosis yang sesuai
- Pencampuran cepat (flash mixing)
- Pencampuran lambat (slow mixing)
Proses Koagulasi Dan Flokulasi Tergantung Pada Waktu Dan Intensitas Pengadukan, Pengadukan Dilakukan Dalam Dua Tingkatan Pengadukan cepat (Flash Mixing) coagulation Stage
Pengadukan dengan kecepatan tinggi dan tempo singkat.
Segera setelah pembubuhan koagulan, reaksi kimia fisis berhenti. Tiap saat mulai terbentuk micro flok tetapi masih terlalu kecil untuk mengendap dan sulit terlihat.
Pengadukan lambat (slow mixing) floculation stage Diperlukan eksternal force, untuk mendorong partikel partikel berkontak dengan cara yang lebih intensif agar supaya mengembangkan flok flok sampai optimum untuk dapat mengendap dengan memuaskan. Eksternal Force ini berupa
pencampuran lambat atau pengadukan lambat atau pengadukan lambat dari suspensi.
Water treatment plant (lanjutan)
• d. Filtrasi
• Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit
filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan
media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir
silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara
grafitasi.
• Gambar 6. Unit Filtrasi
• Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk
proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor,
ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke
bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
Water treatment plant (lanjutan)
• 3. Reservoir
• Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air
masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat
penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-
pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di Indonesia
menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat
dengan eleveasi lebih tinggi dari pada tempat-tempat yang menjadi
sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung. Gabungan
dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air.
Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan
Reservoir dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup
tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas
pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke
reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk
didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah
distribusi. Berikut dalam gambar reservoir