pengolahan bahan galian sluice box
DESCRIPTION
Sluice boxTRANSCRIPT
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.2. SLUICE BOX
3.2.1. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
a. Memahami cara kerja alat
b. Menentukan nilai recovery
3.2.2. Dasar Teori
Sluice box merupakan suatu alat yang berfungsi memisahkan
antara konsentrat dengan tailing berdasarkan prinsip perbedaan berat
jenis dengan menggunakan aliran horizontal. Dimana dalam proses
kerjanya, material yang berat jenisnya lebih tinggi akan tertahan pada
riffle yang ada di sluice box sedangkan material yang berat jenisnya
rendah akan larut bersama aliran air.
Sluice box dapat dibuat dari kayu, aluminium, plastik atau baja.
Pembuatan kotak-kotak saluran berfungsi untuk menangkap emas
melalui air mengalir yang memindahkan bahan-bahan ringan seperti
tanah liat, pasir dan kerikil keluar dari pintu air. Secara tersendiri,
konsentrasi gravitasi merupakan suatu proses pemisahan material-
material yang berharga dan pengotornya dalam suatu bahan galian
akibat gaya-gaya dalam fluida tergantung pada perbedaan density,
bentuk dan ukuran (Sukamto, 2001).
Prinsip sluice box yaitu memisahkan antara mineral berharga
dengan yang tak berharga dengan mendasarkan atas gaya beratnya.
Alat ini berbentuk box atau kotak yang bagian dalamnya dilengkapi
dengan riffle, yang gunanya untuk menahan material yang
mempunyai berat jenis relatif besar dibandingkan dengan material
lain sehingga mampu rnengimbangi gaya dorong dari aliran air.
Diharapkan dalam proses ini mineral mempunyai berat jenis tinggi
akan mengendap yang nantinya akan diambil sebagai konsentrat
sedang mineral yang ringan akan ikut terbawa aliran air sebagai
tailing. Alat sluice box berupa lounder dengan ukuran panjang 8-12
meter, lebar 1 meter dengan feed 10-20%.
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: Laboratorium Pengolahan Bahan Galian
Gambar 3.2.1. Sluice Box
*Sumber: (http://www.goldfeverprospecting.com/sluiceriffle.html, 2014)
Gambar 3.2.2. Sluice Box Bertingkat
Mekanisme pemisahan yang terjadi di dalam sluice box
sebagai berikut, feed yang sudah terliberasi sempurna seperti emas,
timah, pasir besi dimasukkan ke dalam sluice box. Bila pada ujung alat
sudah terdapat mineral berat berarti alat sudah jenuh maka pada alat
lounder tersebut dibersihkan (cleaning) yaitu dengan mengalirkan air
pembersih (wash water) dan akan terjadi pemisahan antara partikel
berat dari partikel ringan. Partikel berat akan tertinggal pada bagian
belakang bawah riffle atau akan menempel pada karpet sebagai
konsentrat (Anonim, 2014).
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: (http://www.goldfeverprospecting.com/sluiceriffle.html, 2014)
Gambar 3.2.3. Penampang Melintang Riffle pada Sluice Box
Jadi yang mempengaruhi berhasil tidaknya dalam melakukan
operasi pemisahan dengan alat ini adalah :
a. Kecepatan aliran fluida
Bila kecepatan dari fluida terlalu besar maka mineral yang ada
baik itu yang berat maupun mineral yang ringan dan ketebalan
yang besar dari fluida akan membuat arus turbulen yang besar
dan ini yang membuat rnaterial meloncat dari riffle.
b. Kekasaran permukaan karpet
Kekasaran permukaan karpet yang digunakan, dimana semakin
kasar permukaan karpet yang dipergunakan, maka konsentrat
atau material yang memiliki berat jenis tinggi juga akan lebih
mudah tertahan dan dipisahkan
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: (Wotruba, 2007)
Gambar 3.2.4. Karpet Halus
*Sumber: (Wotruba, 2007)
Gambar 3.2.5. Karpet Kasar
*Sumber: (Wotruba, 2007)
Gambar 3.2.6. Karpet Sangat Kasar
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
c. Berat jenis material yang akan dipisahkan
Berat jenis dari material harus cukup besar karena material itu
dapat rnengimbangi derasnya arus dengan gaya berat sehingga
material itu akan dapat terhalangi oleh riflle. Bila material itu
mempunyai berat jenis yang kecil, akan hanyut terbawa oleh
aliran air.
d. Banyaknya air atau fluida
Bila air yang digunakan untuk memisahkan mineral ini hanya
sedikit maka mineral itu tidak akan dapat terpisahkan atau
hasilnya adalah heterogen.
e. Ketinggian riflle
Ketinggian riflle harus sebanding dengan ketebalan aliran air,
paling tidak harus melebihi ± 0,5 crn dari permukaan riffle.
f. Panjang box
Panjang box sangat menentukan karena makin panjang aliran
makin besar kemungkinan material itu untuk tersangkut pada riffle
sehingga hasilnya makin besar.
Gaya-gaya yang mempengaruhi kegiatan pada alat sluice box,
yaitu :
a. Gaya dorong air, merupakan gaya yang dihasilkan oleh fungsi
kecepatan relatif aliran air dan partikel. Dalam prosesnya, partikel
bergerak dengan kecepatan yang dipengaruhi oleh kedalaman air.
b. Gaya gesek, ini terjadi antara material dengan dasar papan sluice
box (alas alat).
c. Gaya gravitasi, merupakan gaya yang mengakibatkan material
jatuh ke bawah.
(Sukamto, 2001).
Sluice box dilakukan dengan menyemprot air bertekanan tinggi
pada dinding dan dasar material untuk melepaskan butiran emas
seperti pada tebing-tebing tanah. Selanjutnya aliran lumpur hasil
penyemprotan disedot dengan mesin dan dialirkan ke sluice box.
Lumpur konsentrat yang mengandung emas dialirkan ke sluice box
yang beralaskan karpet, karena butiran emas mempunyai berat jenis
tinggi, sehingga terperangkap pada karpet. Jenis karpet akan
mempengaruhi konsentrat yang akan terperangkap.
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sluice Box biasa digunakan pada tambang semprot untuk lapisan
alluvial. Dimana lapisan alluvial ini disemprot dengan air bertekanan
tinggi menggunakan pompa sederhana utnuk melepaskan butiran
material berharga dengan fragmen alluvial. Selanjutnya aliran lumpur
alluvial ini disemprotkan ke dalam sluice box tersebut untuk dilakuan
proses pemisahan awal. Material berharga yang dicari dengan
menggunakan metode ini umumnya adalah bijih emas dan timah.
Didalam sluice box, lumpur hasil penyedotan konsentrat yang
mengandung emas yang terdapat didalam aliran lumpur dapat
ditangkap (terendapkan karena berat jenisnya tinggi) dengan bantuan
dasar sluice box yang dilapisi karpet. Setelah itu karpet dasaran dari
sluice box ini kemudian dicuci dalam drum tertutup, agar butiran
material berharga telepas dan terkumpul didalamnya. Kosentrat yang
berisi campuran mineral berat selanjutnya didulang untuk
mendapatkan butiran emasnya. Pada saat proses ini biasanya masih
banyak material berharga yang ikut terbawa bersama tailing. Untuk
menghindari proses tersebut, pada saat pendulangan campuran
konsentratnya dicampurkan dengan air raksa (Hg), Hal ini
memanfaatkan sifat emas yang hanya mau bersenyawa dengan
Unsur air raksa tersebut. Proses tersebut disebut disebut proses
“Amalgamisasi”. Kemudian campuran air raksa dan emas lalu tersebut
disaring menggunakan kain saring untuk mendapatkan konsentrat
murni dari emasnya, konsentrat ini boasanya disebut “Bulion”. Bulion
ini kemudian dibakar untuk memisahkan kembali campuran antara air
raksa dan unsur emasnya.
Dalam sluice box ini, macam riffle ada dua :
a. Riffle memanjang
Riflle memanjang disini adalah riffle yang memanfaatkan
panjangnya untuk menahan material berharga, namun pada
umumnya memiliki lebar yang kecil. Penggunaan riflle yang
panjang pada umumnya lebih efisien dari pada penggunaan riflle
yang melintang. Hal itu dipengaruhi karena pada riffle yang
panjang lebih banyak diberikan sekat-sekat penghalang tempat
material berharga tertahan
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Riffle melintang
Riffle melintang merupakan riffle yang dibuat dengan
mengandalkan lebarnya. Riffle ini tidak efektif untuk dilgunakan
karena dengan permukaan yang lebar maka tekanan air yang
keluar terlalu lambat yang menyebabkan banyaknya material
pengotor yang tertahan atau tidak terbuang bersama dengan air.
*Sumber: (http://www.google.com/images, 2014)
Gambar 3.2.7. Riffle pada Sluice Box
Tahap-tahap dalam sluicing adalah :
a. Pemasukan umpan
b. Pencucian
c. Pengambilan konsentrat
Khusus untuk pengambilan konsentrat maka riffle diangkat
atau dibuka lalu disemprot dengan air maka material yang dikehendaki
itu dapat diambil dari sluice box tersebut (Diktat PBG UPN, 2001).
Jadi kekuatan air cukup untuk mengambil dan tidak hanya
membawa lumpur, pasir dan kerikil, tetapi juga emas, bahkan batu-
batu besar. Di sungai sering didengar batu-batu hilir terpantul dan
tercracking ke satu sama lain. Materi ini dibawa ke arah hilir dalam
suspensi. Itu berarti materi itu padatan dan mengalir dengan air.
Emas mengendap di mana pun air cukup melambat untuk
membiarkannya keluar dari suspensi.
Kotak pintu air bekerja dengan dasarnya menciptakan lurus,
konsisten saluran, dengan jarak teratur dengan lambat yang
diciptakan oleh riffle. Setiap riffle menciptakan pusaran, sebuah arus
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
balik air yang memungkinkan untuk menahan emas keluar. Bahan
ditempatkan pada bagian atas kotak dan dibawa dalam suspensi ke
saluran. Butiran emas dari suspensi akan tertahan ketika air
melambat di sisi belakang riffle.
*Sumber: (http://www.akmining.com/cart/min5106.html, 2014)
Gambar 3.2.8. Sluice Box Plastik
*Sumber:
(http://www.akmining.com/cart/min5106.html, 2014)
Gambar 3.2.9. Sluice Box Aluminium
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: (http://www.akmining.com/cart/min5106.html, 2014)
Gambar 3.2.10. Sluice Box Baja
*Sumber: (http://www.akmining.com/cart/min5106.html, 2014)
Gambar 3.2.11. Sluice Box Kayu
Ada banyak metode mencari emas pada tahun 1990.
Pencarian logam mulia ini termasuk panning, sluicing, pengerukan,
cuci kering dan deteksi logam dengan alat elektronik. Salah satu
metode yang paling praktis dalam prospeksi emas dan eksplorasi
adalah melibatkan penggunaan peralatan yang telah digunakan
selama lebih dari seratus tahun. Salah satu yang terbaik dari
perangkat pencarian emas saat ini adalah sluice hand.
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: (http://www.egoldprospecting.com/html/handsluicebox.html, 2014)
Gambar 3.2.12. Sluice Hand
Kotak pintu air pernah dibangun di lokasi pertambangan dari
materi yang ada seperti papan kayu yang berat. Sering kali arus
sungai dialihkan melalui sluice sehingga bantalan kerikil emas dapat
diproses jauh lebih cepat daripada menggunakan metode dulang.
Pintu air kotak berderet dengan mengangkat penghalang yang
ditempatkan di posisi vertikal terhadap aliran arus (penghalang ini
kemudian disebut sebagai riffle).
Ketika butiran emas itu dibuang ke ujung atas pintu air, aliran
air membawa materi ke panjang kotak. Material lain (tailing) akan
dibawa dalam suspensi di seluruh panjang pintu air dan kemudian
dibuang. Materi yang lebih berat (seperti emas, platinum logam dan
pasir hitam), akan segera turun ke bagian bawah kotak, di mana
mereka akan terjebak oleh riffle. Setelah terkumpul di dalam riffle
jumlah besar pasir hitam pekat, tindakan pembersihan akan
dilaksanakan. Aliran air melalui pintu air akan berkurang dengan jenis
gerbang air. Kemudian riffle akan dihapus, sehingga memungkinkan
akses ke materi yang lebih berat, yang telah dikumpulkan selama
proses.
Sluice box pada era tahun 1949 sangat mirip dengan yang
ada pada zaman sekarang. Perbedaan utama adalah konstruksi dan
bahan. Pintu air kotak-kotak itu dibangun dari papan kayu yang berat,
karena kayu yang murah dan mudah didapat. Pintu air saat ini
berbentuk kotak yang ringan terbuat dari aluminium dan baja.
Cara kerja riffle, yaitu : Pertama, ada pusaran diciptakan di
belakang setiap riffle, menyebabkan memperlambat sementara aliran
air. Materi yang mengalir adalah dalam keadaan cair. Hal ini
menyebabkan material yang berat jenisnya besar berada di bagian
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
paling bawah aliran. Karena aliran melewati sebuah riffle, material
berat akan jatuh ke dasar di balik riffle.
Kedua, riffle diberi jarak beberapa inchi terpisah, dan bertujuan
sebagai serangkaian bendungan kecil, menghentikan aliran material
yang berat di pintu air . Tanpa riffle, akan ada yang lambat, tapi pasti
emas akan merayap keluar akhir pintu air. Biasanya sebagian besar
emas yang terperangkap akan berada di belakang beberapa riffle
pertama.
Terkadang emas yang tertahan bisa hilang, penyebab
hilangnya emas bukan hanya karena air melainkan karena gelembung
udara pada air menyebabkan emas menempel pada gelembung air
tersebut. Jika emas berupa partikel halus, gelembung udara tersebut
akan mengapungkan butiran emas ke permukaan, dan terbawa keluar
dari sluice box.
Cara menggunakan sluice box untuk penambangan emas
adalah pada awalnya kotak pintu air yang digunakan untuk
memisahkan sejumlah besar emas dari bijih emas dan membawa
butiran deposit emas. Kotak di pintu air terdiri dari palung kayu
sederhana berjajar dengan mengangkat penghalang ditempatkan
pada sudut 900 ke aliran sungai, yang dikenal sebagai riffle. Bahan
yang berat berisi emas dikenal sebagai konsentrat akan dikumpulkan.
Dahulu pintu air kotak-kotak itu dibangun dari papan kayu panjang
karena kayu yang murah dan biasanya mudah. Bantalan kerikil emas
itu dibuang ke ujung atas pintu air, aliran air akan mencuci bahan di
sepanjang palung. Potongan-potongan yang lebih ringan seperti
kerikil akan dibawa dalam suspensi ke seluruh panjang pintu air untuk
keluar sebagai tailing di ujung bawah kotak pintu air.
Sekarang kotak pintu air dibuat dengan bahan yang secara
drastis lebih ringan dan lebih tahan lama. Paling modern kotak pintu
air dibuat dari lembaran aluminium atau salah satu plastik komposit
baru hasil material. Ini lebih ringan dan lebih mudah dibawa yang jauh
lebih efisien dalam penyaringan bahkan yang terbaik untuk mencari
butiran emas. Material yang berat seperti emas, pasir besi, perak,
timah dan kadang-kadang platina, disaring dan tertangkap oleh riffle.
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Setelah riffle mengumpulkan jumlah yang pasir besi yang lumayan
pembersihan akan dilakukan (Anonim, 2014).
*Sumber: (http://www.mygoldpanning.com/highproductionsluicebox.htm, 2014)
Gambar 3.2.13. Sluice Box dengan Kotak Pintu Air
Kerugiannya adalah bahwa partikel-partikel yang sangat halus
tidak terlihat. Selain itu, sluice box tidak bisa beroperasi ketika mereka
sedang dibersihkan karena memerlukan sejumlah downtime. Volume
air cukup besar untuk mencuci juga diperlukan untuk
mengoperasikannya. Namun banyak sluice box hanya digunakan oleh
pengguna untuk operasi tertentu, seperti konstruksi yang tidak terlalu
sulit. Salah satu contoh penggunaan sluice box tradisional adalah
pada pendulangan intan di Desa Martadah, Kecamatan Tambang
Ulang, Kabupaten Tanah laut. Sluice box yang digunakan masih
sederhana, dan karpet yang ada di dasar sluice box diganti dengan
keset tebal. Namun mekanisme sluice box yang ada di Tambang
Ulang sama dengan sluice box pada umumnya.
Hasil sluice box jika talang memiliki kemiringan yang benar dan
dengan air yang mengalir, yang pertama material akan mengisi bagian
yang paling dekat. Ketika air mengalir terus, bahan-bahan yang lebih
ringan akan dialirkan melalui kotak atau box. Akhirnya, hanya bahan-
bahan terberat akan ditinggalkan di bagian. Pada dasarnya, kotoran
dan endapan sudah dibersihkan dari tailing.
Kita serius tentang prospek emas, sebuah kotak pintu air akan
diperlukan. Kotak pintu air dapat dibeli dari berbagai sumber yang
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
besar atau karena mereka desain sederhana dan mudah dibuat oleh
siapa pun dengan sedikit keterampilan konstruksi. Untuk mulai
menggunakan kotak pintu air kita mengikuti petunjuk pelaksanaan
sederhana ini.
a. Setting Up the Sluice Box
Setelah menemukan sebuah kawasan yang menjanjikan
akan adanya emas, setting sluice box sesuai kondisi. Idealnya
menemukan tempat di mana saat itu bergerak dengan cepat dan
membawa volume air yang layak. Setelah kita menemukan
tempat, mengatur kotak pintu air secara langsung di saat itu
sehingga kotak diisi dengan air hampir sampai ke atas bak. Untuk
menguji kemampuan sluice box dengan membawa kerikil melalui
pintu air, mengambil segenggam kerikil dari sungai dari atas dan
turun ke ujung atas bak. Jika saat itu kerikil lebih ringan menuruni
palung dalam hitungan detik, kita telah menemukan lokasi yang
baik.
b. Memulai
Mengalirkan material kerikil ke bagian atas dari kotak pintu
air dalam jumlah yang diukur dengan hati-hati. Jangan pernah
dalam keadaan apa pun, memasukkan sebuah jumlah besar kerikil
ke dalam kotak pintu air semua pada satu waktu. Ini akan
membuat material berbentuk kerikil emas untuk jatuh dari sisi
kotak pintu air. Pada alat harus diberi jumlah umpan dengan
kecepatan yang tidak akan membebani riffle. Jika riffle yang
overload maka kita tidak dapat melihat bagian atas paling puncak
dari setiap riffle bar di sepanjang waktu. Hal ini akan mengurangi
jumlah endapan bijih emas yang tertahan ke dalam pintu air. Untuk
overloading riffle sebuah kotak pintu air akan memperbesar
peluang hilangnya emas.
c. Mengatur pintu air
Setiap kali kita mengumpan sejumlah material kerikil ke
dalam kotak pintu air riffle, sebaiknya memeriksa bagian untuk
material besar seperti batu-batu yang mungkin terlalu besar agar
pada proses pemisahan berjalan baik. Buang dengan jari-jari kita
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
segera karena batu-batu besar ini mempengaruhi aliran air melalui
kotak pintu air.
d. Pembersihan
Langkah awal pembersihan, angkat kotak pintu air dari
arus, bawa ke tempat lain dan letakkan pada suatu tempat. Emas
memiliki kecenderungan untuk terendap dengan cara di bawah
karpet yang seringkali terletak di bagian bawah bak. Periksa untuk
melihat apakah ada endapan baik menempel ke bawah, bilas
semua itu ke dalam ember berkonsentrasi. Gulung karpet yang
baris bagian bawah kotak melalui pintu air dan bilas secara
menyeluruh dari semua endapan. Hal ini harus dilakukan dengan
aman agar endapan yang terkandung dalam ember atau bak
mandi tidah hilang atau jatuh.
3.2.3. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Sluice Box
Digunakan untuk memisahkan antara konsentrat dengan
tailing.
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2014
Gambar 3.2.14. Sluice Box
2) Ember
Digunakan untuk tempat menampung material.
*Sumber: Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2014
Gambar 3.2.15. Ember
3) Timbangan
Digunakan untuk menimbang berat material sebelum dan
sesudah proses sluice box.
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2014
Gambar 3.2.16. Timbangan
4) Peralatan Safety
Digunakan sebagai peralatan pelindung diri.
*Sumber: Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2014
Gambar 3.2.17. Peralatan Safety
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
6) Alat tulis
Untuk mencatat hasil pengamatan
*Sumber: Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2014
Gambar 3.2.18. Alat Tulis
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Bahan
1) Material
Merupakan campuran dari mineral emas dan tanah yang masih
belum terpisah.
*Sumber: Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2014
Gambar 3.2.19. Material
2) Air
Merupakan media yang dimanfaatkan mengalirkan material.
*Sumber: Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2014
Gambar 3.2.20. Air
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.2.4. Prosedur Percobaan
a. Menimbang konsentrat.
b. Menimbang material.
c. Menyampurkan material dengan konsentrat.
d. Memasukkan campuran ke dalam bak dan diisi dengan air.
e. Memastikan menjadi pulp dan homogeny.
f. Mengalirkan solid (larutan cairan pulp) tersebut ke papan sluice
box secara konstan.
g. Memperhatikan proses yang terjadi, memberikan air secara
konstan apabila bak yang berisi pulp tersebut sudah habis.
h. Mengambil Konsentrat yang masih tertinggal di aliran papan sluice
box.
i. Menimbang konsentrat.
j. Melakukan perhitungan sesuai dengan rumus yang ada untuk
menghitung nilai recovery.
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.2.5. Data Hasil Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka data
hasil pengamatan yang diperoleh yaitu suatu konsentrat sebesar
423,72 gram.
3.2.6 Perhitungan
Pada suatu mineral dilakukan suatu proses konsentrasi, yang
mana diketahui feed sebesar 2000 gram. Dan diketahui kadar
konsentratnya 1,8628 % dan kadar feednya sebesar 0,4657%. Maka
tentukanlah nilai :
a. Konsentrat dengan melakukan percobaan
b. Recovery dengan perhitungan menggunakan rumus
Penyelesaian :
Diketahui : F = 2000 gram
f = 0,4657 %
c = 1,8628 %
Ditanya : a. C
b. R
Jawab :
a. Nilai konsentrat didapat setelah melakukan percobaan. Nilai
konsentrat yang didapat sebesar 423,72 gram.
b. R =
=
= 84,741 %
Jadi, recovery yang didapat pada kegiatan praktikum kali ini tentang
Sluice Box adalah 84,741 %
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.2.7. Pembahasan
Sluice box merupakan suatu alat kosentrat mineral
bijih berdasarkan atas perbedaan specific gravity
diharapkan dalam proses ini mineral yang mempunyai SG
tinggi akan mengendap yang nantinya akan diambil sebagai
konsentrat, sedang mineral yang ringan akan ikut terbawa
aliran air sebagai tailing.
Sluice box berfungsi memisahkan antara mineral
berharga dengan yang tidak berharga mendasarkan atas
gaya beratnya. Alat ini berbentuk box atau kotak yang
bagian dalamnya dilengkapi dengan riffle, yang gunanya
untuk menahan material yang mempunyai berat jenis relatif
besar dibandingkan dengan material lain sehingga mampu
mengimbangi gaya dorong dari aliran air
prinsip Kerja Sluice Box Pada dasarnya, operasi
mineral-mineral dengan menggunakan sluice box
dipegaruhi oleh factor-faktor sebagi berikut, kecepatan
aliran pada dasar aliran, kecepatannya nol, semakin
mendekati permukaan maka kecepatan aliran akan
bertambah. Kecepatan maksimum akan terjadi di bawah
permukaan aliran, sebab pada permukaan aliran
kecepatannya di pengaruhi oleh gaya gaya gesek antara
fluida dengan udara. Dengan prinsip kecepatan aliran inilah
maka mineral yang mempunyai spesifik gravity yang
berlainan akan di pisahkan. Berdasarkan faktor kemiringan
dari lounder kemiringan semakin besar, kosentrat yang
dihasilkan semakin bersih, lebar dan panjang lounder juga
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
mempengaruhi semakin sempit Lounder maka konsentrat
makin bersih, semakin panjang lounder maka recovery
makin tinggi tetapi kadanya akan rendah. Berdasarkan
perbedaan density mineral, perbedaan density yang besar,
maka operasi pemisahan akan semakin mudah dan
mengakibatykan kadar konsentrat semakin tinggi.
Kekentalan juga perpengaruh, Semakin kental fluida, maka
kadar konsentrat yang dihasilkan semakin renda, tetapi
jumlah konsentrat semakin tinggi, tinggi riffle yang rendah
akan menghasilkan konsentrat yang berkadar tinggi.
Kekasaran butir partikel maupun kekasaran dari deck juga
berpengaruh, semakin kasar deck, maka gaya gesek
semakin besar, sehingga partikel berat akan tertahan, untuk
feed yang kasar atau berdiameter besar maka akan
digunakan air yang cukup banyak, kemiringan deck juga
cukup besar, bila feednya halus untuk mengatur tebal aliran
harus diperhatikan ukuran besar butirnya dan harus
seragam.
Mekanisme pemisahan yang terjadi di dalam sluice
box sebagai berikut, feed yang sudah terliberasi sempurna
seperti emas, timah, pasir besi dimasukkan ke dalam sluice
box. Partikel-partikel yang berukuran besar dipisahkan
terlebih dahulu. Bila pada ujung alat sudah terdapat mineral
berat berarti alat sudah jenuh maka pada alat lounder
tersebut dibersihkan (cleaning) yaitu dengan mengalirkan
air pembersih (wash water) dan akan terjadi pemisahan
antara partikel berat dari partikel ringan. Partikel berat akan
tertinggal pada bagian belakang bawah riffle atau akan
menempel pada karpet sebagai konsentrat. Sluice box
dilakukan dengan menyemprot air bertekanan tinggi pada
dinding dan dasar material untuk melepaskan butiran emas
seperti pada tebing-tebing tanah. Selanjutnya aliran lumpur
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
hasil penyemprotan disedot dengan mesin dan dialirkan ke
sluice box. Lumpur konsentrat yang mengandung emas
dialirkan ke sluice box yang beralaskan karpet, karena
butiran emas mempunyai berat jenis tinggi, sehingga
terperangkap pada karpet. Jenis karpet akan
mempengaruhi konsentrat yang akan terperangkap.
Kekasaran permukaan karpet yang digunakan, dimana
semakin kasar permukaan karpet yang dipergunakan, maka
konsentrat atau material yang memiliki berat jenis tinggi
juga akan lebih mudah tertahan dan dipisahkan. Setelah
proses pemisahan antara emas dengan pengotornya pad
sluice box, berhati-hati agar konsentrat yang dicari dan
melekat pada karpet tidak berjatuhan. Jika sudah dilepas
karpet dimasukkan ke dalam bak khusu yang dilapisi
dengan terpal. Saat didalam bak yang berisi air, karpet
dibilas agar konsntrat yang tertahan bias terlepas dan
mengendap di bak.Material pasir dan lempung yang
tertampung dalam bak tadi tidak dibuang begitu saja
melainkan di dulang kembali untuk mendapatkan konsentrat
yang tadinya terbuang pada proses sluce box agar
mendapat hasil yang maksimal.
Salah satu contoh penggunaan sluice box tradisional
adalah pada pendulangan intan di Desa Martadah,
Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah laut. Sluice
box yang digunakan masih sederhana dan karpet yang ada
di dasar sluice box diganti dengan keset tebal. Namun
mekanisme sluice box yang ada di Tambang Ulang sama
dengan sluice box pada umumnya.
Pada praktikum ini tentang sluice box yang bisa
dilakukan di laboratorium untuk skala laboratorium. Sluice
box yang ada di laboratorium berukuran panjang + 1,5
meter dan lebar dari sluice box sendiri + 50 centimeter
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dengan banyak rifflenya sebanyak 4 riffle tinggi dari
panjang rifflenya sendiri sama seperti panjang sluice box
sehingga hanya bisa menahan sedikit tailling. Pada ujung
sluice box terdapat bak untuk menampung material hasil
buangan dari sluice box. Tahap pertama pada praktikum ini
yaitu mempersiapkan material berupa pasir besi sebagai
konsentrat dengan berat 500 gram dan pasir kuarsa sebagai
tailling dengan berat 1500 gram yang mana keduanya harus
benar-benar bersih dari material lainnya agar benar-benar
berat dari kedua material tersebut. Kemudian
mencampurkan kedua bahan tersebut menjadi satu dalam
sebuah baskom, pastikan kedua material tersebut
tercampur secara rata dan masukkan air untuk selanjutnya
diaduk menjadi satu agar menjadi caampuran berupa air
dengan material. Setelah itu masukkan kedalam baskom
besar yang sebelumnya sudah diberi keran untuk keluarnya
campuran air bermaterial tadi yang dialirkan melalui sluice
box yang ada sambil diaduk dalam baskom besar tersebut
agar materialnya keluar semua dari dalam baskom. Aliran
air yang keluar dari dalam baskom besar tadi haruslah
konstan dan tidak terlalu deras agar nantinya didapatkan
hasil akhir yang maksimal dengan cara mengatur keluarnya
air menggunakan keran yang ada. Nantinya material akan
mengalir disepanjang sluice box dan material yang memilik
berat jenis yang tinggi dalam hal ini pasir besi akan tertahan
oleh riffle yang ada pada sluice box, sementara taillingnya
dalam hal ini pasir kuarsa akan terdorong oleh aliran air
yang keluar dari baskom juga pastikan material yang
tertahan pada riffle diaduk agar bisa terdorong oleh air yang
nantinya akan tertampung didalam bak penampungan.
Diujung sluice ditampung oleh alat dulang karena material
pasir kuarsa yang terbuang bisa didulang sebab masih
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
bercampur dengan pasir besi guna untuk mendapatkan
recovery yang diinginkan. Setelah semuanya itu kemudian
timbang pasir besi yang didapat selama proses dengan
menggunakan oven dan menghitung nilai recovernynya.
Pada sluice box yang digunakan pada praktikum
kali ini mengunakan karpet yang licin yang menyebabkan
banyak nya material yang lolos dikarena karpet yang
digunakan sangat licin, seharusnya digunakan karpet
yang kasar agar pasir besi yang ada bisa tertahan. Selain
itu juga panjang dari riffle sluice box itu sendiri sangat
pendek yang mengakibatkan kemampuan riffle untuk
menahan konsentrat sangat sedikit banyak yang
terdorong dan terbuang, sehingga harus melakukan
proses pendulangan kembali dan mengakibatkan
terbuangnya waktu yang ada. Aliran air yang keluar dari
dalam baskom seharusnya konstan tidak terlalu deras
dan tidak terlalu lambat, pada praktikum ini aliran air
yang ada terlalu deras sehingga banyak konsentrat yang
ikut terdorong keluar dan kadang pula aliran air dari
baskom melambat bahkan mati yang mengakibatkan
tidak jalannya material yang tertahan oleh riffle dan ini
mengakibatkan terbuangnya waktu. Panjang box dari
sluice box yang ada di laboratorium itu sendiri pendek
dalam satu box hanya terdapat 5 riffle saja yang
mengakibatkan tidak banyaknya yang bisa ditahan oleh
riffle yang ada pada box seharusnya dengan banyak
material yang ada setidaknya panjang box itu sendiri
harus lebih daripada yang ada dan jumlah riffle yang ada
harus banyak agar bisa menahan material lebih banyak
lagi. Walaupun dengan panjang box yang ada,
seharusnya tinggi dari riffle itu sendiri bisa ditambah lagi
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dengan ini konsentrat yang bisa ditahan oleh riffle bisa
lebih banyak.
3.1.8 Penutup
a. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat diambil beberapa kesimpulan,
yaitu :
1) Sluice box merupakan suatu alat yang berfungsi memisahkan
antara konsentrat dengan tailing berdasarkan prinsip
perbedaan berat jenis dengan menggunakan aliran horizontal.
Dimana dalam proses kerjanya, material yang berat jenisnya
lebih tinggi akan tertahan pada riffle yang ada di sluice box
sedangkan material yang berat jenisnya rendah akan larut
bersama aliran air.
2) Material – material yang biasanya menggunakan peralatan
sluice box, antara lain :
a) Emas
b) Intan
c) Pasir besi
3) Material konsentrat yang mempunyai berat jenis lebih berat
akan tertahan dibagian oleh riffle yang ada ada box.
4) Material yang lebih kecil atau ringan berat jenisnya akan ikut
larut bersama air dan dianggap sebagai tailing.
5) Jadi yang mempengaruhi berhasil tidaknya dalam melakukan
operasi pemisahan dengan alat ini adalah
a. Kecepatan aliran fluida
b. Kekasaran permukaan karpet
c. Berat jenis material yang akan dipisahkan
d. Banyaknya air/fluida
f. Panjang box
e. Ketinggian riflle
6) Berdasarkan percobaan didapat hasil
a) Feed (F) : 2000 gram
b) Kadar feed (f) : 0,4657%
RahmanudinH1C112226
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
c) Konsentrat (C) : 423,73 gram
d) Kadar konsentrat : 1,8628 %
7) Nilai recovery yang diperoleh pada percobaan ini adalah
84,741 %
b. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah :
1) Hendaknya karpet yang digunaka lebih kasar agar material
tidak lolos atau terbuang.
2) Sebaiknya bak penampungan di perbesar agar dapat
digunakan untuk beberapa dulang sekaligus sengga dapat
mempersingat waktu.
3) Sebaiknya praktikan dapat mengontrol aliran air yang keluar
pada baskom besar agar tetap konstan dan tidak terlalu deras
RahmanudinH1C112226