pengolahan lahan yang tercemar minyak bumi secara bioremidiasi sistem biopile
DESCRIPTION
paper yang disusun untuk memenuhi tugas akhir uji kompetensi VI mengenai pengolahan lahan yang tercemar minyak bumi secara bioremidias sistem biopile berdasarkan jurnal oleh Laksmono, Rudy, Edy Mulyadi. (2010). Pengolahan Lahan yang Tercemar Minyak Bumi Secara Bioremdiasi Sistem Biopile. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir III, Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional ISSN 1979-1208Laksmono, Rudy, Edy Mulyadi. (2010). Pengolahan Lahan yang Tercemar Minyak Bumi Secara Bioremdiasi Sistem Biopile. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir III, Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional ISSN 1979-1208TRANSCRIPT
Paper
PENGOLAHAN LAHAN YANG TERCEMAR MINYAK BUMI SECARA BIOREMIDIASI SISTEM
BIOPILE
Disusun untuk memenuhi nilai Uji Kompetensi IV Matakuliah Hortikultura
Oleh
Nama : Windi Rahmawati
NIM : K4312075
Kelas : B
PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN P.MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
DESEMBER 2014
I. Latar Belakang
Zaman modern sekarang ini manusia terus-menerus memenuhi rasa
ketidakpuasannya hingga tidak menyadari menimbulkan dampak-dampak yang
nantinya akan mempengaruhi kehidupan manusia sendiri, contohnya pemenuhan
Sumber Daya Alam terutama minyak bumi yang tidak dapat di perbaharui.
Dampak dari pemenuhan tersebut contohnya ketidaktelititan manusiasehingga
menyebabkan banyak kasus tumpahan minyak di beberapa tempat seperti pada
pengilangan minyak bumi, pembersihan tangki penyimpan minyak, semburan
minyak liar, dan lain sebagainya. Tumpahan minyak yang mengandung
hidrokarbon dapat merembes ke dalam tanah yang dapat menyebabkan tanah
tidak produktif dan tentu akan mencemari air dalam tanah sehingga perlu
dilakukan upaya pemulihan atau remidiasi dengan beberapa cara seperti dengan
teknik fisika, kimia, maupun biologi.
II. PENGERTIAN
Bioremidiasi terdiri dari dua kata berbeda yang disusun menjadi satu
yaitu “bio” dan “remidiasi”. Kata “Bio” dapat diartikan sebagai hidup,
sedangkan kata “Remidiasi” diartikan dengan pemulihan. Dari kedua kata
tersebut didapat pengertian mengenai Bioremidiasi adalah suatu upaya makhluk
hidup untuk proses pemulihan atau perbaikan suatu kehidupan yang rusak atau
berbahaya di degradasi menjadi tidak berbahaya hingga dapat di manfaatkan
dengan bantuan mikroorganisme yang memiliki kemampuan mendegradasi
pencemar. Kemampuan mikroorganisme tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya pH tanah, temperatur, kelembaban, substrat, oksigen, dan
nutrisi yang didapat.
III. MACAM METODE
Bioremediasi terbagi dalam dua metode umum yaitu In-situ yang
langsung dilakukan di tempat yang akan diperbaiki dan prosesnya secara alami
dan Ex-situ yang meliputi pemindahan secara fisik bahan-bahan yang
terkontaminasi ke suatu lokasi untuk diteliti untuk mendapatkan jenis mikroba
yang cocok untuk digunakan dalam kegiatan bioremediasi pada wilayah
tersebut. Metode Ex-situ memiliki 5 cara yaitu Composting, Bio-Slurry, Land
farming dan Modifikasi.
IV. PENERAPAN METODE
Pada kasus tumpahan minyak yang terdapat hidrokarbon dalam bentuk
Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) diterapkan metode Ex-situ dengan cara
Composting Biopile. Dalam biopile reaktor dikondisikan seperti proses
pengomposan dengan memperhatikan bahan penggembur, komposisi tumpukan,
kelembaban tanah, dan sistem aerasi. Hasil akhir yang dikehendaki dari proses
bioremediasi adalah berupa karbon dioksida (CO2), air, dan biomassa berupa
kumpulan sel – sel mikroorganisme.
V. TUJUAN DAN MANFAAT
Upaya penelitian ini memiliki tujuan untuk menurunkan konsertrasi
hidrokarbon minyak bumi dalam bentuk TPH di tanah tercemar. Sedangkan
manfaat penelitiannya adalah:
a. Mengurangi pensemaran lingkungan
b. Mengetahui kemampuan mikroorganisme konsorsium dalam mendegradasi
hidrokarbon minyak bumi
c. Menambah wawasan tentang teknologi pengolahan limbah minyak bumi.
VI. PRINSIP DASAR BIOREMEDIASI
substrat Enzim induksi
Aktivitas enzim pada bahan kimia berbahaya
Produk metabolisme pada
degradasi
Enzim produksi
enzim
Enzim repression
VII. TEKNIK BIOREMIDIASI BIOPILE
Material yang akan didegradasi disiapkan pada sebuat tempat kemudian
dihubungkan dengan blower atau kompresor dengan sistem perpipaan. Aerasi
dari biopile di capai melalui cara positif atau negatif (hisap), namun cara yang
umum digunakan dengan aerasi positif karena mampu meminimasi emisi dari
komponen yang mudah menguap (volatile) dan akan menghasilkan panas pada
tumpukan tanah, hal inikarena blower membuang panas dari kompresor.
Sedangkan aerasi negatif tidak mungkin dilakukan pada kondisi dingin karena
udara yang dingin akan masuk kedalam tumpukan tanah sehingga menyebabkan
penurunan temperatur.
Aliran udara dalam biopile digunakan untuk mengontrol temperatur dan
kandungan oksigen dalam tanah. Layout dari lubang pipa dan laju aerasi
digunakan sebaga parameter penting dalam merancang sistem biopile dan
biasanya disesuaikan dengan kebutuhan. Pipa di dasar biasanya ditanam pada
sebuah lapisan yang mempunyai permeabilitas tinggi. Jaringan pipa pada
tumpukan akan ditempatkan pada beberapa elevasi untuk aerasi dan untuk
mengantarkan nutrisi dan kelembaban. Skema proses bioremediasi secara
biopile sebagai berikut:
VIII. ALAT DAN BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan untuk penelitian ini meliputi:
a. Sampel tanah tercemar hidrokarbon diperoleh dari industri migas Dumai.
b. Serbuk gergaji diperoleh dari pabrik pengolahan kayu.
c. Mikroorganisme yang diaerasi dan diaklimatisasi selama 3 bulan.
d. Bahan kimia larutan n – Hexana.
e. Air.
f. Nutrisi TSP atau NPK diperoleh dari toko pertanian.
g. Air gula
Sedangkan rangkaian alat yang mendukung penelitian ini berupa reaktor
pertumbuhan mikroorganisme dan reaktor bioremediasisebagai berikut:
IX. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bakteri konsorsium yang teridentifikasi sebagai philodina.Sp,
Micrococcus, dan Bacillus adalah bakteri yang mampu mendegradasi
tanah terkontaminasi hidrokarbon minyak bumi.
Total Petroleum Hidrokarbon (TPH) dari konsentrasi awal antara 3 - 4%
turun menjadi < 1% dalam waktu 30 hari.
Hasil terbaik dari variasi penambahan yang dilakukan pada masing –
masing reaktor adalah sebagai berikut:
o Penambahan serbuk gergaji sebanyak 15% memperoleh
penyisihan TPH yang terbaik karena TPH mengalami penurunan.
o Penambahan mikroorganisme 5% memperoleh hasil terbaik,
karena makin banyak mikroorganisme yang ditambahkan, maka
makin banyak populasi mikroorganisme yang mampu
mendegradasi TPH.
o Konsentrasi TPH awal turun dari 3,5 % menjadi 0,218 % pada
rentang waktu selama 30 hari, dengan persentase penyisihan TPH
sebesar 93,771 % dan dengan konstanta penyisihan TPH (k)
sebesar 0,0962 per hari.
Secara keseluruhan penurunan konsentrasi TPH menunjukkan perbedaan
yang signifikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah
mikroorganisme diberikan, maka semakin besar penyisihan TPH karena
mikroorganisme mendegradasi minyak lebih banyak.
Hasil penelitian secara nyata menunjukkan bahwa dengan perlakuan
kondisi lingkungan yang sama, semakin banyak jumlah mikroorganisme
yang diberikan maka semakin besar penyisihan TPH karena populasi
mikroorganisme yang mampu mendegradasi minyak lebih banyak.
X. REFERENSI
Laksmono, Rudy, Edy Mulyadi. (2010). Pengolahan Lahan yang Tercemar Minyak Bumi Secara Bioremdiasi Sistem Biopile. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir III, Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional ISSN 1979-1208