pengorganisasian komunitas

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengorganisasian komunitas merupakan suatu proses ketika komunitas atau kelompok dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan itu dan selanjutnya mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas, tetapi bersadarkan atas sumber daya yang tersedia baik di dalam komunitas itu sendiri maupun sumber daya yang berasal dari luar. Usaha tersebut di Indonesia dapat dilakukan secara gotong royong. Di Indonesia elemen masyarakat biasanya diartikan sebagai kelompok besar yang mempunyai batasan geografi, seperti desa, kecamatan atau kabupaten. Namun bisa juga diartikan sebagai suatu kelompok individu atau populasi yang mempunyai persamaan kebutuhan. Namun tidak jarang ditemukan bahwa kebutuhan atau masalah yang dirasakan oleh suatu kelompok kecil ternyata tidak dirasakan oleh kelompok yang lebih besar. Kesadaran akan adanya kebutuhan/masalah biasanya hanya ditemukan pada segelintir orang saja. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan usaha menyadarkan bagian terbesar komunitas lainnya akan adanya masalah itu dan selanjutnya bersama-sama mengatasi. Untuk berhasilnya suatu pendekatan pengorganisasian komunitas tertentu diperlukan adanya partisipasi aktif dari masyarakat. Praktik keperawatan komunitas berpusat pada tersedianya paduan antisipasi dan penyuluhan/pendidikan kesehatan bagi masyarakat. Sebagai perawat komunitas, maka kegiatan pendidikan kesehatan yang secara langsung dilakukan dapat berbentuk penyuluhan. Untuk dapat melakukan penyuluhan kesehatan dengan baik sehingga sasaran yang diinginkan dapat tercapai, perawat kesehatan dalam komunitas perlu dibekali landasan teori yang baik, attitude dan practice yang memadai. Tidak kalah penting adalah kemampuan dalam mengorganisasikan masyarakat sehingga terjadi partisipasi masyarakat atau peran serta masyarakat. 1.2 TUJUAN 1

Upload: ayyuw-hullabeautyshop

Post on 08-Nov-2015

48 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

komunitas

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGPengorganisasian komunitas merupakan suatu proses ketika komunitas atau kelompok dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan itu dan selanjutnya mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas, tetapi bersadarkan atas sumber daya yang tersedia baik di dalam komunitas itu sendiri maupun sumber daya yang berasal dari luar. Usaha tersebut di Indonesia dapat dilakukan secara gotong royong.Di Indonesia elemen masyarakat biasanya diartikan sebagai kelompok besar yang mempunyai batasan geografi, seperti desa, kecamatan atau kabupaten. Namun bisa juga diartikan sebagai suatu kelompok individu atau populasi yang mempunyai persamaan kebutuhan. Namun tidak jarang ditemukan bahwa kebutuhan atau masalah yang dirasakan oleh suatu kelompok kecil ternyata tidak dirasakan oleh kelompok yang lebih besar.Kesadaran akan adanya kebutuhan/masalah biasanya hanya ditemukan pada segelintir orang saja. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan usaha menyadarkan bagian terbesar komunitas lainnya akan adanya masalah itu dan selanjutnya bersama-sama mengatasi. Untuk berhasilnya suatu pendekatan pengorganisasian komunitas tertentu diperlukan adanya partisipasi aktif dari masyarakat.Praktik keperawatan komunitas berpusat pada tersedianya paduan antisipasi dan penyuluhan/pendidikan kesehatan bagi masyarakat. Sebagai perawat komunitas, maka kegiatan pendidikan kesehatan yang secara langsung dilakukan dapat berbentuk penyuluhan. Untuk dapat melakukan penyuluhan kesehatan dengan baik sehingga sasaran yang diinginkan dapat tercapai, perawat kesehatan dalam komunitas perlu dibekali landasan teori yang baik, attitude dan practice yang memadai. Tidak kalah penting adalah kemampuan dalam mengorganisasikan masyarakat sehingga terjadi partisipasi masyarakat atau peran serta masyarakat.

1.2 TUJUAN1.2.1 Tujuan umumUntuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang Pengorganisasian Komunitas.1.2.2 Tujuan khusus Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Definisi. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Pendekatan. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Model Pengorganisasian Masyarakat. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Pengorganisasian Komunitas Dalam Perawatan Kelompok. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Model Sistem Dalam Keperawatan Komunitas. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Tahap-Tahap Pengorganisasian Komunitas.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 DEFINISIMenurut Denver (1991), komunitas adalah keseluruhan elemen masyarakat berserta kelembagaan yang ada di dalamnya. Sedangkan menurut WHO (1974), masyarakat didefinisikan sebagai suatu pengelompokan sosial yang ditentukan oleh batas-batas geografi serta kesamaan nilai-nilai dan interes. Pada umumnya anggota-anggota saling mengenal dan berinteraksi. Komunitas berfungsi dalam struktur sosial tertentu serta menerapkan dan membentuk norma-norma tertentu pula.Sejalan dengan itu, Hendrik Blum (1974), selain membagi komunitas (masyarakat) berdasarkan geopolitik juga berdasarkan interaksi yang berlangsung, seperti Nampak pada jenis-jenis komunitas (tipologi komunitas) yang dikemukakannya sebagai berikut:1. Komunitas temu muka2. Komunitas menurut kewilayahan/administrasi pemerintahan3. Komunitas menurut kesamaan kebutuhan4. Komunitas berdasarkan masalah ekologi5. Komunitas berdasarkan interes tertentu6. Komunitas berdasarkan sumber daya dan/atau pemecahan masalahPengorganisasian komunitas menurut Sasongko A. (1996) diartikan sebagai suatu proses ketika suatu komunitas tertentu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhannya serta mengembangkan keyakinannya untuk berusaha memenuhi kebutuhan itu termasuk menentukan prioritas dari kebutuhan tersebut yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia dan dengan usaha secara gotong royong.Pada pengertian diatas ada 3 aspek penting yang terkandung di dalamya yaitu:1. Prosesa. Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin pula tidak.b. Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari adanya kebutuhan.c. Dalam prosesnya ditemukan unsur-unsur kesukarelaan, kesukarelaan timbul karena adanya kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasi.d. Kesukarelaan terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok atau masyarakat.e. Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.f. Selanjutnya menginstruksikan kepada masyarakat untuk bersama-sama mengatasinya.

2. Masyarakata. Batas-batas geografis.b. Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar.c. Kelompok kecil yang menyadari masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar.d. Secara bersama-sama mereka mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.3. Memfungsikan masyarakatUntuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:a. Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk membentuk kepanitian yang akan menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat.b. Menyusun rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat.c. Melakukan upaya penyebaran rencana agar masyarakat dapat menyebarkan rencana tersebut.

2.2 PENDEKATANTerdapat tiga jenis pendekatan dalam pengorganisasian komunitas sebagai berikut:1. Pendekatan bertujuan khusus (Spesific content objective approach)Pendekatan baik perseorangan (promotor kesehatan desa), lembaga swadaya atau badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan mengajukan suatu prosposal atau program kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Misal: program penanggulangan masalah kesehatan seperti sampah, pencemaran lingkungan.2. Pendekatan bertujuan umum (General content objective approach)Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu. Misalnya program pos pelayanan terpadu yang melaksanakan 5 sampai 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus seperti KIA, KB, Gizi, Imunisasi, penanggulangan diare, penyediaan air bersih dan penyediaan obat-obatan esensial.3. Pendekatan proses (Process objective approach)Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun perencanaan penanggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan samapai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan, dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki dan yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah partisipasi masyarakat atau peran serta masyarakat dalam pengembangan kegiatan.

2.3 MODEL PENGORGANISASIAN KOMUNITASDalam pengorganisasian komunitas ada tiga model yang dipergunakan, yaitu:1. Locality development: peran serta seluruh masyarakat untuk mandiri.Prinsip: keterlibatan langsung, melayani sendiri, membantu diri sendiri dalam penyelesaian masalah, mengembangkan keterampilan (individu/kelompk) proses pemecahan masalah. Peran kita sebagai pendukung, fasilitator dan pendidik (guru).2. Social planning: perencanaan para ahli dan menggunakan birokrasi.Keputusan komunitas didasarkan pada fakta/data yang dikumpulkan, membuat keputusan secara rasional. Penekanan penyelesaian masalah bukan proses, harus cepat, tujuan/hasil. Pendekatan langsung (perintah) dalam rangka untuk merubah masyarakat dengan penekanan pada perencanaan. Peran perawat sebagai fasilitator, pengumpulan fakta/data, menganalisa dan melaksanakan program implementasi.3. Social action: focus pada korban.Mengubah komunitas pada polarisasi/pemusatan/ issue yang ada d9 komunitas dengan menggunakan konflik/konfrontasi antara penduduk dan pengambil keputusan/kebijaksanaan. Penekanan proses atau tujuan. Fokus utama transfer kekuatan pada tingkat kelompok. Peran perawat sebagai aktivis, penggerak dan negosiator (Mubarak, 2006).

2.4 PENGORGANISASIAN KOMUNITAS DALAM PERAWATAN KELOMPOKPengorganisasian komunitas dalam perawatan kelompok telah dikenal dan dipraktikan sepanjang sejarah keperawatan yakni dimulai sejak zaman Florence Nightingale yang mengorganisasikan perawatan kesehatan bagi para prajurit Perang Cream (1856). Pengelolaannya didasarkan pada para korban yang tergolong miskin, terdiskriminasi (mereka umumnya orang Irlandia penganut Katholik) serta berada dalam posisi yang tak berdaya. Setelah perang Cream berakhir, Nightingale mengorganisasikan rumah sakit sebagai tempat perawatan serta pendidikan keperawatan.Sementara itu, perkembangan keperawatan komunitas di Amerika Serikat baru muncul di era 1877 dalam bentuk kunjungan rumah oleh perawat yang dipelopori oleh Lilian Wald dengan cara Fee for Services, dengan System Cost Accounting serta melalui periklanan di surat kabar. Upaya ini berhasil menurunkan anka kematian akibat penyakit infeksi. Perkembangan di Amerika Serikat terus berlangsung terutama di awal abad ke-20 (PD I dan II). Adapun penahapannya yang penting adalah berturut-turut: masa PD I-PD II, masa PD II-1961 dan 1961 sampai saat ini. Tahun 1961 ditandai dengan awal diberlakukannya asuransi kesehatan/keperawatan masyarakat.Perawatan kesehatan masyarakat selaku suatu bentuk pelayanan tersendiri semakin berkembang sebagai suatu spesialisasi yang mengembangkan kedua aspek pengetahuan (Public Health dan Nursing) yang saling mengisi serta merupakan suatu proses sistematik karena:1. Pengkajian kebutuhan kesehatan penduduk dilakukan bersama disiplin ilmu lainnya yang ditujukan untuk mengidentifikasi kelompok penduduk yang beresiko terhadap penyakit, cacat dan kematian prematur.2. Mengembangkan rencana intervensi untuk mengatasi masalah tersebut di atas dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.3. Rencana pelayanan kesehatan tersebut butir 2, selanjutnya dilaksanakan secara efektif, efisien dan seimbang.4. Untuk mengukur tingkat keberhasilan, perlu dievaluasi mengenai status kesehatan kelompok penduduk tersebut.Standar praktik keperawatan komunitas. (Sumber: American Nurses Association; Standars of Community Health Nursing, 1986)1. Perawat mengaplikasikan konsep teorinya sebagai landasan pengambilan keputusan dalam praktik.2. Secara sistematis perawat mengumpulkan data yang komprehensif dan akurat.3. Perawat menganalisis data yang terkumpul mengenai komunitas, keluarga maupun individu untuk menegakkan diagnosis.4. Perawat membimbing dalam perencanaan, intervensi untuk promosi, mempertahankan atau memperbaiki kesalahan, mencegah penyakit dan mengefektifkan rehabilitasi.5. Pada setiap tingkatan prevensi, perawat mengembangkan perencanaan yang spesifik dan unik untuk kebutuhan klien.6. Perawat mengevaluasi respons komunitas, keluarga maupun individu dalam berbagai kemajuan untuk mencapai tujuan serta merevisi data dasar, diagnosis dan perencanaan.7. Perawat berpartisipasi dalam pertemuan sebaya (peer) dengan tujuan dapat memperbaiki praktik dan ikut bertanggung jawab untuk mengembangkan serta berkontribusi dalam peran profesionalnya bersama tenaga kesehatan lainnya.8. Perawat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain secara professional dalam melaksanakan pengkajian, perencanaan, implementasi dan program evaluasi pada kesehatan komunitas.9. Perawat berkontribusi untuk menyumbangkan ilmu dan praktiknya pada komunitas melalui penelitian.

2.5 MODEL SISTEM DALAM KEPERAWATAN KOMUNITASModel sistem lebih terfokus pada pengorganisasian, interaksi, interdepensi dan integrasi dari bagian-bagian dan elemen yang ada. Dalam keperawatan komunitas, model yang digunakan antara lain model Betty Neuman dan Ohama.1. Model Sistem Betty NeumanTeori Neuman berpijak pada metaparadigma keperawatan yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Fokus pelayanan keperawatan adalah klien yang berinteraksi dengan lingkungannya. Yang terpenting adalah menjaga agar klien dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada. Model ini berdasarkan kepada teori Gestalt, teori Stres dari Selye dan teori sistem secara umum. Sistem Neuman lebih melihat pada hubungan individu terhadap stress, reaksi terhadap stress serta factor rekonstruksi yang dinamis.Rekonstruksi adalah pernyataan keadaan terhadap adaptasi pada stressor. Menurut Neuman, klien adalah suatu sistem terbuka yang terdiri dari struktur dasar atau sumber energy pusat. Klien mempunyai lima macam variabel interaksi, yaitu fisiologi, psikologi, sosio-kultural, spiritual dan pengembangan.Neuman berpendapat bahwa stressor merupakan kekuatan di lingkungan yang dapat mengubah sistem kestabilan. Stresor dikategorikan dalam tiga area, yaitu:a. Stresor intra-personal terjadi di dalam individu, seperti infeksi.b. Stresor inter-personal terjadi di antara individu, seperti pengharapan peran.c. Stresor ekstra-personal terjadi di luar individu itu sendiri, seperti masalah keuangan.Tujuan dari keperawatan model Neuman adalah menjaga agar sistem tetap dapat stabil dengan cara melakukan pengkajian terhadap stressor, baik yang aktual maupun potensial. Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang ditujukan pada pertahanan kestabilan sistem yang meliputi tiga hal penting, yaitu:a. Prevensi primer adalah suatu cara yang mengidentifikasi faktor-faktor resiko dan berusaha mengurangi stresor serta berfokus pada pelindungan garis normal dan mengurangi stresor serta berfokus pada perlindungan garis normal dan memperkuat garis fleksibel/pertahanan.b. Prevensi sekunder, berkaitan dengan penatalaksanaan aktif setelah gejala terjadi. Fokusnya adalah memperkuat garis internal perlawanan dengan cara mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor perlawanan.c. Prevensi tersier, mengarah pada intervensi selanjutnya yang telah diberikan pada tingkat sekunder dan berfokus pada adaptasi ulang serta stabilitas dalam melindungi penatalaksanaan selanjutnya.

2. Model Sistem OmahaPerawat dan administrator pada servis komunitas bersama-sama memperlajari dokumentasi dan data manajemen yang ada. Hal ini perlu dilakukan karena perawatan pada komunitas sangat kompleks, berbeda-beda dan mandiri. Ada tiga hal penting yang dikategorikan pada kebutuhan kritis, yaitu:a. Data yang dapat diukur, valid dan tepat tentang karakteristik demografi, tindak kekerasan, penyakit yang ada, tipe dan lokasi pelayanan dan isu pembayarannya.b. Data yang dapat diukur, valid dan tepat tentang kualitas pelayanan perawatan yang diterima klien, jenis pelayanan yang diberikan, jumlah biaya yang harus dibayarkan dan hasil dari pelayanan tersebut.c. Metode lisan dan tertulis untuk kolaborasi di antara perawat dan juga tenaga professional lainnya.Berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengalami evolusi dan perubahan dan perubahan, tetapi pada prinsipnya sama, yaitu mengacu pada proses keperawatan yang terdiri dari diagnosis keperawatan dan masalah klien, intervensi keperawatan, kegiatan dan aktivitas serta evaluasi dan pengukuran keberhasilan. Semua konsep diaplikasikan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat pada suatu saat itu (divergen). Konsep tersebut dapat juga diterapkan pada program perawatan akut maupun kronis, ditujukan pada klien secara individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat yang lebih luas.Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan klinis tentang masalah dan proses kehidupan klien, baik yang bersifat aktual maupun yang masih bersifat potensial. Dasar pemilihan intervensi adalah tercapainya hasil yang sesuai dengan kemampuan perawat yang ada.Masalah klien yang bersifat sulit maupun yang sederhana membutuhkan data-data yang akurat, tepat dan dapat diukur. Oleh karena itu, keterampilan perawat dalam melaksanakan pengkajian sangat dibutuhkan. Intervensi keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan mengacu pada perencanaan. Kegiatan ditujukan pada masalah klien yang spesifik untuk melengkapi, mempertahankan, memperbaiki kesehatan atau mencegah terjadinya penyakit. Intervensi dapat dilakukan secara langsung dengan melibatkan klien, termasuk menginisiasi kebutuhan pengobatan dokter dan pengamatan pada kegiatan fungsi dari klien itu sendiriEvaluasi merupakan proses yang didesain untuk menilai keberadaan klien dan bandingkan dengan standar. Menurut Donabedian (1966), kerangka kerja klasik yang sering digunakan adalah pengukuran pada komponen-komponen dalam sistem yaitu struktur, proses dan hasil. Pada komponen hasil, dasar yang digunakan adalah perubahan kesehatan atau perilaku klien setelah mendapatkan perawatan. Evaluasi dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara sebelum mendapatkan penanganan dengan setelah selesai penangannya. Hal-hal yang dapat dinilai adalah perubahan status kesehatan, pengetahuan dan perilaku.

2.6 TAHAP-TAHAP PENGORGANISASIAN KOMUNITASLangkah-langkah dalam pengorganisasian masyarakat ada 4 langkah, yaitu:1. Persiapan sosialDalam praktik perawatan kesehatan tujuan persiapan sosial adalah mengajak partisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan selanjutnya sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program praktik keperawatan kesehatan masyarakat. Ada dua pendekatan dalam partisipasi masyarakat yaitu:a. Pendidikan partisipasiDalam kegiatan ini komunitas dilibatkan dalam perencanaan, penyelesaian masalah, namun biasanya dengan pendekatan ini proses perubahan lambat namun keuntungannya adalah keompok/masyarakat merasa memiliki dan komunitas untuk berubah dalam jangka waktu yang panjang.b. Pendidikan langsung (perintah)Dalam pendekatan ini proses berubah ditentukan oleh kekuatan luar, proses berubah berjalan cepat namun kerugiannya adalah masyarakat tak merasa memiliki dan perubahan hanya berlangsung dalam jangka pendek.Kegiatan-kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan pada persiapan-persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administrasi dan program-program kesehatan yang akan dilaksanakan. Dalam tahap persiapan sosial ada 3 kegiatan:a) Pengenalan masyarakatPada tahap ini dapat dilakukan melalui jalur formal, sebagai pihak yang bertanggung jawab secara teknis administrative dan birokratif suatu wilayah yang akan dijadikan daerah binaan. Pendekatan terhadap informal leader umumnya melalui pemerintahan setempat yang bertanggung jawab terhadap wilayah tersebut dan pusat kesehatan masyarakat atau instansi terkait yang bertanggung jawab dalam bidang kesehatan masyarakat. Pendekatan ini didahului melalui surat permintaan daerah binaan yang akan dijadikan lahan praktik dilengkapi proposal rencanan pembinaan suatu daerah binaan. Selanjutnya langkah berikutnya mengadakan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

b) Pengenalan masalahUntuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh yang benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat pada saat ini. Hal ini dapat dilakukan melalui survei kesehatan masyarakat dalam ruang lingkup terbatas. Sehingga masalah-masalah dirumuskan benar-benar masalah yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat. Oleh karenanya keterlibatan masyarakat sangat diperlukan sehingga mereka menyadari sepenuhnya masalah yang mereka hadapi dan mereka sadar bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Masalah yang ditemukan pada tahap ini tentunya tidak hanya satu masalah, oleh karenanya perlu dilakukan penyusunan skala prioritas penanggulangan masalah bersama-sama masyarakat formal dan informal.

c) Penyadaran masyarakatTujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka: Menyadari masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi. Secara sadar mereka mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi. Mereka tahu cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada pada mereka.Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan dan keperawatan diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik dan istilah yang sering digunakan dalam keperawatan komunitas dalam menyadarkan masyarakat, yaitu: lokakarya mini kesehatan, musyawarah masyarakat desa atau rembuk desa. Hal-hal yang mendapat perhatian dalam penyadaran masalah adalah Libatkan masyarakat. Dalam menyusun rencana penanggulangan masalah disesuaikan dengan potensi dan sumber daya yang ada pada masyarakat. Hindari konflik dari berbagai kepentingan dalam masyarakat. Kesadaran dari kelompok-kelompok kecil masyarakat hendaknya disebarkan kepada kelompok masyarakat yang lebih luas. Adakan interaksi dan interelasi dengan tokoh-tokoh masyarakat secara intensif dan akrab sehingga mereka dapat dimanfaatkan untuk usaha motivasi, komunikasi sehingga dapat mengguggah kesadaran masyarakat. Dalam mengatasi sifat-sifat masyarakat dapat memanfaatkan jalur kepemimpinan masyarakat setempat dalam mendapatkan legitimasi dari pihak pemerintah setempat untuk mempercepat kesadaran masyarakat.Dari penjelasan tersebut diatas dapat dipahami bahwa apabila dalam pembelajaran praktik di komunitas yang dilakukan pertama oleh mahasiswa adalah melakukan pertemuan (temu kenal), selanjutnya melakukan pengkajian pada masyarakat baru dilakukan mini lokakarya.

2. Pelaksanaan Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam mini lokakarya atau dalam musyawarah masyarakat desa, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dan beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah:a. Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.b. Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah.c. Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu dan sumber daya yang tersedia di masyarakat.d. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalahDalam tahap ini, maka kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan masalah salah satunya adalah melalui penyuluhan kesehatan untuk menanggulangi masalah, setelah dilakukan suatu penentuan skala prioritas masalah. Agar penyuluhan tersebut mudah dipahami oleh masyarakat, maka petugas kesehatan atau mahasiswa keperawatan komunitas harus membuat satuan acara pembelajaran (SAP) dan disertai lampiran materi penyuluhan dan leaflet.

3. EvaluasiPenilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian dapat dilakukan dalam 2 cara:a. Selama kegiatan berlangsung (penilaian formatif)Penilaian ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai perencanaan penanggulangan masalah yang disusun. Penilaian ini juga dapat dikatakan monitoring, sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.b. Setelah program selesai dilaksanakan (penilaian sumatif)Penilaian ini dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan atau disebutkan juga penilaian pada akhir program sehingga dapat diketaui apakah tujuan atau target tertentu dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan telah tercapai atau belum.

4. PerluasanMerupakan pengembangan dari pada kegiatan yang akan dilakukan dan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:a. Perluasan kuantitatif, yaitu perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang akan dilakukan, apakah pada wilayah setempat atau di wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.b. Perluasan kualitatif, yaitu meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanBerdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagi berikut:Komunitas adalah keseluruhan elemen masyarakat berserta kelembagaan yang ada di dalamnya. Komunitas berfungsi dalam struktur sosial tertentu serta menerapkan dan membentuk norma-norma tertentu pula. Terdapat tiga jenis pendekatan dalam pengorganisasian komunitas, yaitu pendekatan bertujuan khusus,pendekatan bertujuan khusus dan pendekatan proses. Selain itu, dalam pengorganisasian komunitas ada tiga model yang dipergunakan, yaitu locality development, social planning dan social action. Pengorganisasian komunitas dalam perawatan kelompok telah dikenal dan dipraktikan sepanjang sejarah keperawatan yakni dimulai sejak zaman Florence Nightingale yang mengorganisasikan perawatan kesehatan bagi para prajurit Perang Cream (1856). Model sistem lebih terfokus pada pengorganisasian, interaksi, interdepensi dan integrasi dari bagian-bagian dan elemen yang ada. Langkah-langkah dalam pengorganisasian dalam masyarakat ada 4 langkah, yaitu persiapan sosial, pelaksanaan, evaluasi dan perluasan. Dalam keperawatan komunitas, model yang digunakan antara lain model Betty Neuman dan Ohama.

3.2 SaranBerdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dari penulis, yaitu:1. Sebagai mahasiswa keperawatan, sebaiknya rajin membaca literatur-literatur yang berhubungan dengan pengorganisasian komunitas sehingga menambah pengetahuan dan wawasan berpikir dan memudahkan dalam praktik keperawatan komunitas di tatanan nyata.2. Sebagai perawat komunitas, perlu mengetahui konsep pengorganisasian komunitas dengan baik sehingga dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi di komunitas.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W.I. dkk (2006): Ilmu Keperawatan Komunitas 2: Buku dan Aplikasi dalam praktik dengan pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga, Jakarta.Sumijatun, dkk (2005):Konsep Dasar Keperawatan Komunitas, EGC, Jakarta.10