pengukuran indikator keberhasilan bandung smart city …adapun manfaat dari makalah ini adalah...
TRANSCRIPT
IF4071 Keprofesian STI
Pengukuran Indikator Keberhasilan
Bandung Smart City
Kasus Studi Bandung Command Center
Disusun oleh:
Kelompok Arek Mager
Muhammad Habibullah / 18215002 Kukuh KR / 18215030
Avid Santiko Adji / 18215032 Condro Wiyono / 18215042
Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika - Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Daftar Isi
Daftar Isi 1
BAB I Pendahuluan 2
Latar Belakang 2 Rumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 3 Hasil yang Diharapkan 4 Manfaat Hasil Penelitian 4
BAB II Tinjauan Pustaka 5
Smart City 5 Bandung Command Center 6 Smart City Maturity and Readiness 7 Penelitian Terkait 8
BAB III Metode Penelitian 10
Pendekatan Penelitian 10 Metode Pengumpulan Data 10 Analisis Data 10 Tahapan Kegiatan Penelitian 11
BAB IV Pembahasan 12
Pembahasan 1 12 Pembahasan 2 12
BAB V Kesimpulan 13
Kesimpulan 13 Saran 13
Daftar Pustaka 14
1
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang
Bandung Command Center adalah sebuah inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Bandung Command Center (BCC) adalah bagian upaya menuju Bandung Smart City dimana
pengawasan tidak selalu harus dilakukan secara manual. Sekarang di zaman serba canggih ini,
penggunaan mesin komputer beserta alat-alat pendukungnya bisa diberdayakan untuk fungsi
monitoring di Kota Bandung. Fungsi utama dari command center ini adalah (1) untuk
menyempurnakan pelayanan publik keluar dan (2) mempermudah pelayanan kedalam yakni
manajemen pengambilan keputusan cepat. Untuk pelayanan publik, seluruh pelayanan publik di
kota Bandung dapat diakses dengan mudah dengan teknologi yang canggih. Awal 2015,
ditargetkan 150 pelayanan publik di Kota Bandung dilakukan secara online. Manfaat dari adanya
command center ini antara lain untuk mengurus KTP, mengecek perizinan, dan memonitor
kemacetan atau banjir yang proses pengawasan dan penyebaran informasinya bisa dilakukan
secara realtime. Command center ini, akan menjadi pusat data informasi dari seluruh instansi di
lingkungan Pemkot Bandung.
Pembangunan Bandung Command Center dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, tahun
2015, Bandung Command Centre merupakan penggunaan teknologi untuk mengetahui
permasalahan informasi dan keputusan lebih cepat mengenai lalu lintas dan masalah penting.
Kemudian tahap kedua, mewajibkan satuan kerja pemerintah daerah menggunakan smart city,
selanjutnya tahap ketiga adalah finishing. Semua tahapan tersebut selesai pada akhir 2016
(Pudjiarti, 2015).
Menurut Arry Akhmad Arman (Supangkat dkk., 2018) bahwa terdapat tiga enabler utama dalam
lingkungan Smart City dalam Garuda Smart City Framework, yaitu: (1) people, (2) governance,
(3) infrastructure, technology, and environment. BCC masuk dalam enabler smart city tersebut
2
dalam enabler infrastruktur, teknologi, dan lingkungan. Pada perkembangannya BCC cukup
diminati dan diapresiasi oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik dan diikuti oleh beberapa kota di Indonesia (Network, 2017). Pada tahun
2018, sempat terjadi peristiwa pembegalan (developer, 2018) dan tidak ada beberapa CCTV
yang terhubung dengan Bandung Command Center melihat kejadian tersebut.
Maka dari itu, penelitian ini ingin memberikan penilaian terhadap keberhasilan penerapan
Bandung Command Center dalam hal penggunaan CCTV, mengurangi kemacetan, dan lain
sebagainya. Penelitian ini melibatkan Bandung Command Center dalam perannya sebagai salah
satu komponen smart city di Bandung.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah yang ingin dijawab melalui makalah ini adalah
“Bagaimana kinerja Bandung Command Center dan apa kriteria keberhasilan Bandung
Command Center yang sudah diperoleh”.
Rumusan masalah tersebut dapat diturunkan menjadi beberapa pertanyaan, sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja Bandung Command Center selama ini?
2. Kriteria/indikator keberhasilan apa saja yang cocok untuk melakukan penilaian terhadap
Bandung Command Center
3. Bagaimana penilaian Bandung Command Center berdasarkan kriteria keberhasilannya.
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kinerja Bandung Command Center dalam
menjadi salah satu komponen smart city dengan mengetahui indikator keberhasilannya.
4. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
3
1. Mengetahui keberjalanan layanan dan kinerja Bandung Command Center
2. Memberikan evaluasi mengenai kriteria keberhasilan Bandung Command Center dan
rekomendasikan hasil penilaian kriteria keberhasilannya.
5. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat dari makalah ini adalah dengan memberikan gambaran mengenai indikator dan
kriteria keberhasilan Bandung Command Center, sehingga dapat dijadikan bahan masukan dan
evaluasi untuk kemajuan dan keberjalanan Bandung Command Center kedepannya.
4
BAB II Tinjauan Pustaka
1. Smart City
Smart city adalah kota yang dapat mengelola berbagai sumber dayanya secara efektif dan efisien
untuk menyelesaikan berbagai tantangan kota menggunakan solusi inovatif, terintegrasi, dan
berkelanjutan untuk menyediakan infrastruktur dan memberikan layanan-layanan kota yang
dapat meningkatkan kualitas hidup warganya. [PPT smart city pak suhono]. Smart city adalah
pengembangan konsep, implementasi, dan implementasi teknologi yang diterapkan pada
suatu daerah (terutama perkotaan) sebagai interaksi kompleks antara berbagai sistem yang ada
di dalamnya(Putu, 2014).
Menurut SCCIC ITB (“SMART CITY – SCCIC,” 2018), Smart City merupakan pengembangan
dan pengelolaan kota dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk
mengetahui (sensing), memahami (understanding), dan mengendalikan (controlling) berbagai
sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan
pelayanan kepada warganya serta mendukung pengembangan yang berkelanjutan.
Permasalahan smart city dapat dibagi menjadi enam dimensi utama (Pratama, 2014: 96):
a. Smart economy: dimensi ini terdiri dari proses inovasi dan daya saing. Kedua hal tersebut
berguna dalam peningkatan taraf ekonomi nasional.
b. Smart people: dimensi ini merupakan kriteria dalam proses pengembangan kreatifitas
manusia dan modal sosial (merupakan fondasi utama dari smart city)
c. Smart governance: dimensi ini khusus membahas tata pemerintahan. Tata kelola
pemerintahan mencakup seluruh kebutuhan, kriteria, dan tujuan pemberdayaan dan
partisipasi pemerintah dan masyarakat secara bersama.
d. Smart mobility: dimensi ini khusus membahas masalah transportasi dan mobilitas
masyarakat. Tujuannya adalah membuat sebuah layanan transportasi publik dengan
mobilitas yang baik dan menyelesaikan masalah umum seperti kemacetan, pelanggaran
aturan lalu lintas, dan lain-lain.
5
e. Smart environment: dimensi ini bertujuan untuk mewujudkan lingkungan yang cerdas
dengan kriteria keberlanjutan dan manajemen sumber daya yang baik. Terdiri dari 3
bagian, yaitu perangkat lingkungan cerdas (VCE), lingkungan fisik implementasi smart
environment, dan lingkungan manusianya seperti software dan hardware terkait interface
untuk pengguna.
f. Smart living: dimensi ini merupakan kebutuhan, kriteria, dan tujuan dari manajemen
kualitas hidup dan budaya yang lebih baik. Terdiri dari 3 bagian, yaitu sarana pendidikan
yang memadai, tersedianya sarana prasarana, dan informasi yang berkaitan dengan
potensi wisata daerah dengan baik.
2. Bandung Command Center
Bandung Command Center merupakan salah satu ikon smart city di Kota Bandung. Dilengkapi
dengan teknologi yang canggih, operasional Bandung Command Center ditujukan untuk
menyempurnakan pelayanan publik dari Pemerintah Kota Bandung kepada masyarakat.
Dibangun sejak tahun 2014 dan resmi beroperasi pada tanggal 19 Januari 2015, Bandung
Command Center menjadi salah satu inovasi Pemerintah Kota Bandung dalam hal pelayanan
public. Selain itu, Bandung Command Center juga merupakan salah satu kunci penting dalam
upaya Pemerintah Kota Bandung untuk mewujudkan Bandung Smart City.(“Profil Bandung
Command Center – Bandung Command Center,” 2018)
Bandung Command Center memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk menyempurnakan pelayanan
publik ke luar, dan untuk mempermudah pelayanan ke dalam, yakni dalam hal manajemen
pengambilan keputusan (decision support system).
Untuk pelayanan publik, ada tiga fasilitas unggulan yang dimiliki oleh Bandung Command
Center, yaitu LAPOR! (Layanan Aplikasi dan Pengaduan Online Rakyat), NTPD 112 dan
aplikasi berbasis android Panic Button. Adapun sebagai Decision Support System, Bandung
Command Center menyediakan berbagai macam informasi yang dihimpun dari berbagai aplikasi
yang dimiliki oleh Kota Bandung. Untuk mendukung pengambilan keputusan terkait pendapatan
6
kota misalnya, tersedia informasi dalam bentuk dashboard Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah (BPPD) Kota Bandung. Untuk pengambilan keputusan terkait infrastruktur, aplikasi
Manpro (Manajemen Proyek) yang dikembangkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung
menyediakan informasi yang dibutuhkan. Untuk pengambilan keputusan terkait pelayanan
publik, infografis LAPOR!, hasil pemantauan melalui CCTV dan analisis keluhan masyarakat
melalui sosial media dapat menjadi sumber data yang akurat.
Terkait dengan fungsi Bandung Command Center sebagai decision support system, Bandung
Command Center menyediakan laporan terkait permasalahan kota sebagai bahan instruksi
pimpinan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Laporan tersebut dibuat secara rutin setiap
minggu, berdasarkan data pelanggaran, penyimpangan dan pengaduan masyarakat yang
dihimpun dari CCTV, LAPOR!, sosial media serta data aplikasi OPD.(“Profil Bandung
Command Center – Bandung Command Center,” 2018)
3. Smart City Maturity and Readiness
Salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur faktor keberhasilan sebuah smart city
adalah tingkat kematangan dan kesiapan kota, dalam hal ini meliputi 3 komponen utama smart
city (Supangkat dkk., 2018), yaitu people, goverment, dan infrastructure.
Beberapa penelitian dan publikasi telah membuat framework tentang bagaimana cara menilai
kesiapan dari 3 enabler tersebut menuju sebuah smart city yang ideal. Salah satu publikasi
tersebut adalah Garuda Smart City Framework (Supangkat dkk., 2018), yang menghubungkan
dua dimensi. Dimensi pertama adalah Quality of Life (Kualitas Hidup), sedangkan dimensi
kedua adalah level pengukuran, yang terdiri dari 5 level, yaitu (1) ad hoc, (2) initiative, (3)
scattered, (4) integrative, dan (5) smart. Gambaran keduanya dapat dilihat pada Gambar 1.
7
Model maturity lainnya dikembangkan Pemerintah Skotlandia yang bekerja sama dengan
Scottish Cities Alliance dan bertindak sebagai Kota Skotlandia yang diberi nama Smart Cities
Maturity Model and Self-Assessment Tool (The Scottish Goverment, 2014). Gambar 2
menjelaskan mengenai garis besar model ini.
Adapun Dimensi yang dinilai adalah Strategic Intent, Data, Technology, Governance & Service
Delivery Models, dan Stakeholder Engagement.
Dalam menilai kesiapan kota cerdas, beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan lainnya di
antaranya adalah:[paper malang]
8
1. Instrumentation and control: instrumen yang pertama ini mensyaratkan adanya
kemampuan kota untuk bisa melakukan kontrol atau pemantauan terhadap seluruh
aktivitas kota. Misalnya, pemantauan tentang kondisi transportasi, pemantauan tentang
kondisi cuaca. Lebih jauh lagi, instrumen pertama ini juga mensyaratkan sebuah kota
mampu melakukan pengendalian jarak jauh terhadap layanan yang dimiliki
2. Connectivity: instrumen ini mensyaratkan adanya konektivitas yang saling terhubung di
kota. Misalnya, ketersediaan akses internet yang memadai di sebuah kota.
3. Interoperability: instrumen ini memungkinkan adanya akses tukar-menukar informasi
dan keterbukaan yang memadai dalam sebuah kota. Sehingga sebuah kota tidak
dimonopoli oleh satu pihak tertentu.
4. Security and privacy: adanya kebijakan untuk memperjelas perlindungan data dan
privasi. Misalnya, diterbitkan peraturan tentang kebijakan data dan privasi.
5. Data management: sebuah kota harus memiliki metode pengelolaan data, penyimpanan,
serta jaminan akurasi data yang baik. Hal ini dikarenakan dalam sebuah smart city data
yang akurat merupakan instrumen yang paling utama.
6. Computing resource: kota cerdas mensyaratkan sistem komputerisasi yang baik dalam
pengelolaan segala bentuk pengelolaan kota
7. Analytics: kemampuan sebuah kota untuk menganalisa segala kemungkinan yang akan
datang. Misalnya, analisis bencana.
Pendekatan lain yang juga dapat diterapkan adalah dengan menentukan kriteria/indikator
keberhasilan secara mandiri yang dihasilkan dengan cara melakukan survei dan wawancara
terhadap enabler smart city versi Garuda, yaitu people, government, dan infrastructure. Dari
ketiga enabler tersebut akan muncul kriteria dan penilaian dilakukan berdasarkan tingkatan /
persentase ketercapaiannya.
4. Penelitian Terkait
Pada tahun 2015 dilakukan kajian berjudul Pengembangan Bandung Command Center:
Kebijakan dan Peranannya dalam Mengatasi Permasalahan Lalu Lintas dengan kesimpulan
diantaranya, Fungsi utama dari BCC dan juga command center mini yang dibangun di SKPD dan
kecamatan adalah sebagai pusat data. BCC menyediakan data yang dihimpun dari CCTV namun
9
tidak mempunyai kewenangan dalam proses penindakan dilapangan. Walaupun Walikota
Bandung dan Diskominfo menyatakan bahwa fungsi BCC pada tahap awal berperan dalam
manajemen lalu lintas, namun disain organisasi kurang mendukung. Selain itu, pembagian kerja,
integrasi dan koordinasi, penentuan hak, kewajiban, dan wewenang serta pendelegasian tidak
jelas. Karena memang belum ada dokumen yang mengatur. BCC masih kekurangan staf pekerja.
(Susy Ella dan Rosita Novi Andari, 2015)
Sementara itu penelitian tentang penilaian smart city juga sudah dilaksanakan di Kota Malang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dengan
membagi unit studi menjadi 2 unsur (enabler) pemerintah (government) dan masyarakat
(people). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kesiapan pemerintah Malang dalam Smart City
mencapai 53%, dan masyarakat 50% (Subekti dan Gustomy, 2018).
10
BAB III Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Makalah ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi mengenai kriteria dan penilaian penerapan
Bandung Command Center secara lengkap dan menyeluruh, maka dilakukan penelitian dengan
metode penelitian kualitatif pendekatan deskriptif. Pendekatan ini mampu menghasilkan hasil
deskripsi atas sesuatu hal secara objektif dengan melalui serangkaian langkah-langkah yang
tepat. Adapun langkah-langkah tersebut reduksi data (data reduction), penyajian data (data
display), dan penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and verification)
(Horison, 2009).
2. Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam makalah ini terbagi menjadi 2 data, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer dan sekunder diperoleh dari Dinas Komunikasi dan Informasi Kota
Bandung, Dinas Perhubungan, website Bandung Command Center
(commandcenter.bandung.go.id), dan website Bandung Smart City (smartcity.bandung.go.id).
Pengumpulan data diperoleh dengan berbagai teknik yaitu observas dan dokumentasi.
3. Analisis Data
Analisis Data dilakukan dengan atas 3 langkah utama, yaitu reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and
verification) (Horison, 2009).
11
4. Tahapan Kegiatan Penelitian
Tahapan penelitian dibagi menjadi 4 tahap utama, yaitu
Tahap-1 : Persiapan, berupa kegiatan penyusunan kerangka makalah, penyusunan strategi,
daftar pertanyaan wawancara, dan lain sebagainya.
Tahap-2 : Pengumpulan Data, berupa kegiatan survei, observasi, wawancara, studi pustaka,
dan lain sebagainya.
Tahap-3 : Analisis dan Pengelolaan Data, berupa kegiatan mengolah data sampai menarik
kesimpulan dan memberikan saran.
Tahap-4 : Penyusunan Laporan, melakukan penyusunan laporan berdasarkan hasil yang telah
diperoleh, dan melakukan pengumpulan tugas makalah ini.
12
BAB IV Pembahasan
1. Keadaan Bandung Command Center
Terkait dengan fungsi Bandung Command Center sebagai decision support system, Bandung
Command Center menyediakan laporan terkait permasalahan kota sebagai bahan instruksi
pimpinan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Laporan tersebut dibuat secara rutin setiap
minggu, berdasarkan data pelanggaran, penyimpangan dan pengaduan masyarakat yang
dihimpun dari CCTV, LAPOR!, sosial media serta data aplikasi OPD.
1.1. Lapor!
Pemerintah Kota Bandung meluncurkan program Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online
Rakyat atau disingkat LAPOR!, oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan disaksikan oleh
Kepala UKP4 (Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan
Kuntoro Mangkusubroto, di ruang tengah Balai Kota Bandung, Jl. Wastukancana No.2, hari
Jumat (18/10/2013). LAPOR ini bisa menggunakan tiga kanal utama yang mudah diakses
masyarakat melalui situs web www.lapor.go.id, atau SMS ke 1708 dengan format : BDG isi
aduan dari semua operator telepon seluler, serta aplikasi mobile melalui smartphone.(“LAPOR!
– Bandung Command Center,” t.t.). Berikut adalah data yang dihimpun dari aplikasi Lapor
selama tahun 2017
1.1.1. Jumlah pengaduan berdasarkan organisasi perangkat daerah
Tabel berikut adalah 10 besar pengaduan berdasarkan organisasi perangkat daerah
No. Perangkat Daerah Jumlah Pengaduan
1 Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung 262
2 Dinas Perhubungan Kota Bandung 208
3 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung 192
4 Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung 112
13
5 PDAM Tirta Wening Kota Bandung 102
6 Dinas Pendidikan Kota Bandung 97
7 Polrestabes Bandung 78
8 Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung 73
9 Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Bandung 62
10 Dinas Kesehatan Kota Bandung 54
Sumber : Bandung Open Data
(http://data.bandung.go.id/dataset/jumlah-pengaduan-aspirasi-masyarakat-yang-masuk-berdasark
an-skpd/resource/f7193c5a-9fc5-4ca4-aa23-1b7bc1dd9fee)
1.1.2. Jumlah pengaduan berdasarkan Kategori/Topik Laporan
Tabel berikut adalah 10 besar pengaduan berdasarkan kategori
Kategori Jumlah Pengaduan
K3 (Ketertiban, Kebersihan, Keindahan) 303
Infrastruktur 290
Perangkat Wilayah & Kepegawaian 288
Administrasi Kependudukan 281
Perhubungan 225
Perijinan (Pengurusan & Pelanggaran) 142
Bidang Lainnya 131
Pengelolaan Air & Sumber Daya Alam 103
Kesehatan 91
Pendidikan 90
Sumber : Bandung Open Data
(http://data.bandung.go.id/dataset/jumlah-pengaduan-dan-aspirasi-masyarakat-yang-masu
k-berdasarkan-topik-laporan/resource/daa751c4-af83-446c-aa15-67ad8cee5804)
14
1.1.3. Pengaduan berdasarkan objek
Tabel berikut berisi 5 besar pengaduan berdasarkan objek.
No. Objek Pengaduan Jumlah
1 Lainnya (Bidang Lainnya) 131
2 KTP Dan E-KTP 129
3 Pelayanan Prima (SDM) 119
4 Gangguan Ketertiban Umum 109
5 Lampu PJU 101
6 Air Tidak Mengalir 87
Sumber : Bandung Open Data
(http://data.bandung.go.id/dataset/jumlah-pengaduan-dan-aspirasi-masyarakat-yang-masuk-berda
sarkan-objek-laporan/resource/93d565d6-b07e-4b70-9fe8-449290710a1f)
1.2. Air Traffic Control System (ATCS)
Berikut adalah pantauan CCTV selama tahun 2017(“Pantauan CCTV Tahun 2017 – Bandung
Command Center,” t.t.). Terdapat 4001 pelanggaran, dengan pelanggaran paling banyak adalah
Angkot Ngetem (1545 kasus), Parkir Liar (977), PKL Liar (853), dan PMKS (Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial) (725).
1.3. Media Sosial
Selama tahun 2017 terdapat pengaduan sebanyak 1608 (“Resume Pengaduan Melalui Social
Media Tahun 2017 – Bandung Command Center,” t.t.). 24 persen diantaranya adalah mengenai
administrasi kependudukan, 21 persen mengenai perhubungan, 20 persen mengenai infrastruktur,
18 persen air dan sumber daya alam, 8 persen masalah K3(ketertiban, kebersihan ,keindahan), 3
persen lingkungan hidup, dan 6 persen bidang lainnya.
1.4. Call Center Darurat 122
Selama 2017, Call Center menerima 448.536 panggilan dengan panggilan valid sebesar 271.
Adapun kategori kejadian gawat darurat, 23 persen adalah kecelakaan, 22 persen kebakaran, 13
persen kriminalitas, 11 persen kerusuhan, 7 persen keamanan, 7 persen kesehatan, 3 persen
KDRT, 2 persen bencana alam, dan 13 persen kategori lainnya. Dengan instansi terkait paling
15
banyak kepolisian 53 persen, damkar 22 persen, bantuan medis 2 persen, dan 1 persen
masing-masing untuk Satpol PP, Komnas Perlindungan Anak, dan PLN.
2. Indikator Keberhasilan Bandung Command Center
Dari layanan Bandung Command Center akan dibagi menjadi 4 klaster, berdasarkan layanannya,
yaitu : Lapor!, Air Traffic Control System (ATCS), Media Sosial, dan Call Center 122, Panic
Button. Untuk setiap klaster akan didefinisikan indikator keberhasilannya (kondisi ideal). Berikut
adalah deskripsi indikator keberhasilan dari setiap klaster layanan Bandung Command Center.
ID Indikator umum Indikator keberhasilan layanan
01 Instrumentation and control Terdapat kemampuan remoting jarak jauh yang dilakukan pemerintah terhadap seluruh aktivitas terkait dengan layanan
02 Connectivity Konektivitas antara penyedia layanan dengan instansi terkait dan masyarakat.
03 Interoperability Keterbukaan informasi oleh penyedia layanan.
04 Security and privacy Jaminan keamanan data dan privasinya oleh penyedia layanan.
05 Data management Kemampuan pengelolaan data terkait layanan yang baik dan integrasinya
06 Computing resource Pengelolaan layanan dengan sumber daya komputasi yang memenuhi seluruh kebutuhan layanan
07 Analytics Terdapat analisis risiko layanan.
Penilaian indikator ini akan menggunakan 4 skala, yaitu not achieved (N), partially achieved (P), largely achieved (L), dan fully achieved (F). Deskripsi dari penilaian tersebut diuraikan sebagai berikut.
Skala Deskripsi
N Tidak ada atau sedikit bukti yang membuktikan keberhasilan indikator.
P Terdapat beberapa bukti yang mendekati keberhasilan indikator.
16
L Bukti keberhasilan indikator cukup jelas didapatkan terlepas dari kelemahan dalam prosesnya.
F Bukti keberhasilan indikator cukup jelas didapatkan dan kelemahan proses yang ada dapat ditangani dengan baik.
3. Penilaian Keberhasilan Bandung Command Center
Berikut penilaian dari setiap klaster layanan dengan menggunakan indikator keberhasilan di atas. Penilaian kualitatif didapatkan dari data dan pengamatan, sedangkan penilaian kuantitatif dilakukan dengan memberi bobot F=4, L=3, P=2, dan N=1.
1. Lapor!
ID
Indikator
Nilai Keterangan
01 F Lapor! memiliki dasbor administrator yang dapat melakukan kontrol terhadap seluruh proses layanan Lapor! selama operasional (www.lapor.go.id)
02 F Lapor! merupakan sistem yang menyalurkan aduan masyarakat kepada dinas terkait dengan otomatis. Konektivitas antar layanan sudah merupakan sebuah core value layanan ini.
03 F Lapor! memiliki laman aduan terkini pada homepage websitenya sehingga seluruh layanan dapat diakses secara publik dan dapat diminta akses penuhnya dengan menggunakan API request. (https://lapor.go.id/beranda/laporan-aspirasi-pengaduan-online-masyarakat-indonesia.html , http://blog.lapor.go.id/index.php/344-api-lapor)
04 F Pada laman aduan Lapor!, data dan laporan tindak lanjut yang bersifat privasi tidak dapat dilihat di publik sehingga keamanan dan data pengguna terjamin selama pengguna memahami cara penggunaan layanan aduan Lapor!. (https://lapor.go.id/beranda/laporan-aspirasi-pengaduan-online-masyarakat-indonesia.html)
05 L Data Lapor! dapat diakses dengan API namun masih mengharuskan calon penggunanya untuk meminta akses integrasi melalui email kepada admin Lapor!. (http://blog.lapor.go.id/index.php/344-api-lapor)
17
06 L Kebutuhan komputasi layanan Lapor! sudah terpenuhi dengan baik. Selama ini layanan publik diterima dengan baik tanpa ada kendala teknis.
07 L Risiko yang mungkin menghambat layanan Lapor! adalah masalah sumber daya perangkat keras yang diserahkan kepada pihak ketiga. Belum ada kejadian tersebut, namun juga belum ada dokumentasi terkait jika kejadian luar biasa terjadi dan menghambat operasional layanan Lapor!.
Dari 7 indikator yang dinilai, Lapor! Memiliki 4 indikator bernilai F dan 3 indikator bernilai L,
sehingga bobot keberhasilannya adalah (4*4 + 3*3)/28 = 89,2 %.
2. Air Traffic Control System (ATCS)
ID
Indikator
Nilai Keterangan
01 F ATCS memiliki dasbor administrator yang dapat melakukan kontrol terhadap seluruh proses layanan CCTV selama operasional dan koordinasi dengan dinas/instansi terkait di gedung Bandung Command Center (http://atcs-dishub.bandung.go.id/)
02 F ATCS merupakan sistem pengawasan dengan sistem CCTV. Konektivitas merupakan syarat utama operasional layanan ini.
03 F ATCS dapat diakses secara publik melalui website (http://atcs-dishub.bandung.go.id/)
04 - Data CCTV bersifat publik dan tidak ada permasalahan privasi data pada layanan ini.
05 F Pengelolaan data CCTV pada ATCS sudah berjalan dengan baik dan disimpan dengan baik. Rekaman kejadian pada lalu lintas dapat diputar kembali di Bandung Command Center.
06 L Kebutuhan komputasi layanan ATCS sudah terpenuhi dengan baik. Selama ini layanan ATCS berjalan dengan baik tanpa ada kendala teknis yang berarti.
07 L Risiko yang mungkin menghambat layanan ATCS adalah terjadi masalah pada sumber daya perangkat keras yang tersebar di seluruh kota Bandung. Kontrol terhadap sumber daya tersebut
18
cukup sulit dilakukan.
Dari 7 indikator yang dinilai, ATCS Memiliki 4 indikator bernilai F dan 2 indikator bernilai L,
sehingga bobot keberhasilannya adalah (4*4 + 2*3)/24 = 91,6 %.
3. Media sosial
ID
Indikator
Nilai Keterangan
01 F Remoting media sosial berjalan dengan baik karena tidak terlalu sulit namun perlu secara rutin dilakukan. (https://www.facebook.com/bdgcommandcenter/, https://twitter.com/BDG_CommandCtr, https://www.instagram.com/bdgcommandcenter/, https://www.youtube.com/channel/UCz6SYjH--cfe20eMFIuR6VA)
02 F Media sosial dapat dengan segera menyalurkan aduan kepada media sosial dinas terkait konten aduan.
03 F Informasi yang disampaikan pada media sosial bersifat publik dan dapat diketahui oleh masyarakat.
04 F Keamanan data dan privasi dapat dilakukan dengan baik melalui jalur pribadi (personal message) media sosial pengadu.
05 L Integrasi data layanan dengan layanan lain masih dilakukan secara manual. Laporan terkait data media sosial tidak tersimpan dalam database khusus sehingga pemrosesan data dari media sosial dilakukan secara manual.
06 F Sumber daya komputasi khusus tidak diperlukan pada layanan ini. Cukup menggunakan konektivitas dan media sosial.
07 - Risiko yang menghambat aduan melalui media sosial cukup kecil dan tidak diperlukan adanya analisis risiko.
Dari 6 indikator yang dinilai, Media Sosial Memiliki 5 indikator bernilai F dan 1 indikator
bernilai L, sehingga bobot keberhasilannya adalah (5*4 + 1*3)/24 = 95,8 %.
19
4. Call center 112
ID
Indikator
Nilai Keterangan
01 F Call center dapat tersedia 24 jam dengan infrastruktur yang ada saat ini.
02 F Call center langsung menghubungi dinas/instansi terkait dalam menangani kegawatdaruratan.
03 - Informasi yang ada tidak mungkin disediakan untuk publik.
04 F Jaminan keamanan informasi kegawatdaruratan sudah terkendali dan dijamin oleh dinas terkait.
05 F Pengelolaan data terekam dengan baik di Bandung Command Center
06 F Sumber daya komputasi memenuhi kebutuhan call center.
07 L Analisis risiko layanan kegawatdaruratan bergantung kepada dinas terkait saat tindak lanjut layanan call center.
Dari 6 indikator yang dinilai, Call Center 112 Memiliki 5 indikator bernilai F dan 1 indikator
bernilai L, sehingga bobot keberhasilannya adalah (5*4 + 1*3)/24 = 95,8 %.
20
BAB V Kesimpulan
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, kinerja Bandung Command Center tergolong
berhasil dalam menyediakan layanan publik untuk masyarakat Bandung. Terlihat di Bab IV
bagian 3 Penilaian Keberhasilan Bandung Command Center. Rangkuman dari hasil penilaian
keberhasilan Bandung Command Center sebagai berikut :
1. Klaster Lapor! memiliki nilai F pada 4 indikator dan nilai L pada 3 indikator, dengan
bobot keberhasilan 89,2 %.
2. Klaster ATCS memiliki nilai F pada 4 indikator dan nilai L pada 2 indikator dengan
bobot keberhasilan 91,6 %.
3. Klaster Media Sosial memiliki nilai F pada 5 indikator dan nilai L pada 1 indikator
dengan bobot keberhasilan 95,8 %.
4. Klaster Call Center 112 memiliki nilai F pada 5 indikator dan nilai L pada 1 indikator
dengan bobot keberhasilan 95,8 %.
Dari hasil penilaian tersebut Bandung sangat siap menjadi smartcity karena seluruh indikator
minimal memiliki nilai L yaitu keberhasilan indikator cukup jelas didapatkan terlepas dari
kelemahan dalam prosesnya.
Di setiap klaster layanan yang dimiliki oleh Bandung Command Center pada indikator analisis
risiko layanan selalu mendapat nilai L tidak ada yang mendapat nilai F, ini merupakan suatu
kelemahan dari Bandung Command Center yang harus segera untuk ditangani.
2. Saran
Berikut adalah saran mengenai penilaian Bandung Command Center.
1. Perlu adanya pihak khusus yang menangani resiko yang akan terjadi di setiap klaster
layanan yang dimiliki oleh Bandung Command Center.
21
2. Perlu adanya database yang menyimpan database pada layanan media sosial sehingga data layanan dapat diproses secara otomatis.
3. Data Lapor! perlu dapat diakses oleh seluruh masyarakat Bandung tanpa ada persetujuan email dari admin.
4. Bandung Command Center perlu menjaga kinerja layanan-layanan yang disediakan.
22
Daftar Pustaka developer, medcom id (2018): Tak Ada CCTV di Lokasi Begal di Bandung, , diperoleh 9
Desember 2018, melalui situs internet: https://nusantara.medcom.id/jawa-barat/peristiwa-jabar/5b2qA2dN-tak-ada-cctv-di-lokasi-begal-di-bandung.
Horison, L. (2009): Metodologi Penelitian Politik, Kencana, Jakarta. LAPOR! – Bandung Command Center. (t.t.): , diperoleh 9 Desember 2018, melalui situs
internet: https://commandcenter.bandung.go.id/layanan/layanan-aspirasi-pengaduan-online-rakyat/.
Network, A. M. (2017): Bandung Command Center Bakal Dihapuskan, , diperoleh 9 Desember 2018, melalui situs internet: http://www.ayobandung.com/read/2018/08/07/36436/bandung-command-center-bakal-dihapuskan.
Pantauan CCTV Tahun 2017 – Bandung Command Center. (t.t.): , diperoleh 9 Desember 2018, melalui situs internet: https://commandcenter.bandung.go.id/pantauan-cctv-tahun-2017/.
Profil Bandung Command Center – Bandung Command Center. (2018): , diperoleh 9 Desember 2018, melalui situs internet: https://commandcenter.bandung.go.id/profil/.
Pudjiarti, H. (20 Januari 2015): Ridwan Kamil Luncurkan Layanan Publik Canggih BCC, , diperoleh 4 Desember 2018, melalui situs internet: https://nasional.tempo.co/read/636068/ridwan-kamil-luncurkan-layanan-publik-canggih-bcc.
Putu, P. (2014): Smart City beserta Cloud Computing dan Teknologi-teknologi Pendukung Lainnya, Informatika Bandung, Bandung.
Resume Pengaduan Melalui Social Media Tahun 2017 – Bandung Command Center. (t.t.): , diperoleh 9 Desember 2018, melalui situs internet: https://commandcenter.bandung.go.id/resume-pengaduan-melalui-social-media-tahun-2017/.
SMART CITY – SCCIC. (2018): , diperoleh 9 Desember 2018, melalui situs internet: http://www.sccic.id/research/smart-city/.
Supangkat, S. H., Arman, A. A., Nugraha, R. A., dan Fatimah, Y. A. (2018): The Implementation of Garuda Smart City Framework for Smart City Readiness Mapping in Indonesia, アジア太平洋討究, 32, 169–176.
Susy Ella, dan Rosita Novi Andari (2015): Pengembangan Bandung Command Center: Kebijakan dan Peranannya dalam Mengatasi Permasalahan Lalu Lintas, Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I Lembaga Administrasi Negara, Bandung.
The Scottish Goverment (2014): Smart Cities Maturity Model and Self-Assessment Tool, Scotland.
23
Lampiran A - Log Act
Nama Mahasiswa : Condro Wiyono
NIM : 18215042
Tugas ke- Kegiatan Hasil
1 Studi literasi/pustaka dan eksplorasi sumber
Dokumen Referensi dan sedikit pembahasan
2 Studi Kasus Penilaian : Scottish Group, Smart City Malang
Benchmark Penilaian Smart City ( Bab 2 bagian Penelitian Terkait)
3 Penyusunan Kerangka Makalah Kerangka Makalah
4 Penyusunan Bab 1 Bab 1
5 Penentuan Metodologi Sebagian Bab 3
Nama Mahasiswa : Muhammad Habibullah
NIM : 18215002
Tugas ke- Kegiatan Hasil
1 Studi literasi/pustaka dan eksplorasi sumber
Bab 2.1 (Definisi smart city) dan Sebagian Bab 2.3 (Penilaian dengan indikator spesifik)
2 Penyusunan Bab 4 Bab 4.2 dan Bab 4.3 (Penilaian indikator per klaster, observasi data terkait indikator, dan penilaian kualitatif per indikator.)
Nama Mahasiswa : Avid Santiko A
NIM : 18215032
Tugas ke- Kegiatan Hasil
24
1 Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2.2 Tentang BCC
2 Bab 4 Pembahasan Pembahasan tentang bobot keberhasilan (kuantitatif) setiap layanan.
Nama Mahasiswa : Kukuh Kurniadhi Raharjo
NIM : 18215030
Tugas ke- Kegiatan Hasil
1 Bab 5 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan Saran
25