pengukuran kelembaban dan suhu udara berbasis web
TRANSCRIPT
PENGUKURAN KELEMBABAN DAN SUHU UDARA
BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ARDUINO
Hendry Hendriana1, Sutisna, MT.2, Asep Andang, MT.3
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi
Jln. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tasikmalaya 46115
Tlp: (0265) 330634 Fax: (0265) 325812
Website: www.unsil.ac.id
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Informasi mengenai besarnya kelembaban dan suhu udara dalam ruangan menjadi hal
yang penting dalam menjaga kualitas barang agar tidak cepat mengalami kerusakan. Oleh
karena itu, perlu adanya perancangan alat pengukuran yang realtime dan dapat diakses dimana
saja melalui media internet.
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui kelembaban dan suhu udara di suatu
ruangan. Informasi lingkungan yang diterima sensor DHT11 akan ditampilkan di LCD dan
aplikasi web. Pengukuran ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat
keras terdiri dari mikrokontroler arduino uno R3, sensor kelembaban dan suhu udara DHT11,
LCD, ethernet shield serta PC. Perangkat lunak mikrokontroler dalam penelitian ini dibuat
dengan IDE arduino yang menggunakan bahasa C arduino, serta aplikasi XAMPP yang
melayani tampilan web secara dinamis. Proses pendeteksian kelembaban dan suhu udara oleh
sensor DHT11 dilakukan setiap 10 detik sejak mikrokontroler dijalankan, dan pada saat itu
juga datanya akan dikirimkan ke webserver.
Sistem ini telah terlaksana dan dapat bekerja dengan baik dalam menampilkan
informasi kelembaban dan suhu udara berupa grafik berbasis web secara realtime yang dapat
diakses melalui internet.
Kata kunci : Arduino Uno R3, Sensor DHT11, Sistem Monitoring Berbasis Web
ABSTRACT
Information concerning the amount of humidity and temperature of the indoor air
becomes important in maintaining the quality of the goods so as not to damage quickly .
Therefore , the need for designing real-time measurement tool and can be accessed anywhere
via the Internet.
This final project aims to determine the humidity and air temperature in a room .
Environmental information received DHT11 sensor will be displayed on the LCD and web
applications . This measurement consists of hardware and software . The hardware consists
of a microcontroller Arduino Uno R3 , humidity and air temperature sensors DHT11 , LCD ,
ethernet shield and PC . Microcontroller software in this study were made with the Arduino
IDE Arduino using C language , as well as XAMPP applications that serve dynamic web
interface . Detection process by humidity and air temperature sensors DHT11 performed
every 10 seconds since the microcontroller is run , and at that time the data will be sent to the
webserver.
This system has been implemented and can work well in displaying information such
as humidity and temperature in real-time web-based graphics that can be accessed via the
internet.
Keywords : Arduino Uno R3, Sensors DHT11, web-based monitoring system
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan alat ukur kelembaban
dan suhu udara sangat diperlukan dalam
kondisi-kondisi tertentu. Misalnya di gedung
perpustakaan, harus diperhatikan kelembaban
dan suhu udaranya untuk menghindari atau
paling tidak menekan laju kerusakan koleksi
pustaka. Karena kondisi udara yang terlalu
kering akan mengakibatkan kertas mudah
patah, dan jika terlalu lembab kertas akan
berjamur sehingga menyebabkan noda pada
kertas yang kotor karena debu. Sama halnya
dengan ruang server juga dibutuhkan
kelembaban dan suhu tertentu agar server
tersebut dapat bekerja dengan baik.
Seiring dengan majunya teknologi
informasi yang ada dan tersebar di berbagai
tempat, diperlukan adanya suatu teknologi
yang mampu menampilkan informasi-
informasi itu, dan kemudian menyajikannya
kepada pengguna dalam bentuk yang mudah
untuk dimengerti, misalnya menampilkan
informasi di web. Selanjutnya informasi
tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah
laporan yang dapat diolah untuk keperluan
analisa selanjutnya.
Sistem pengukuran pada Tugas Akhir
ini digunakan untuk mengetahui kelembaban
dan suhu udara suatu ruangan yang dideteksi
oleh sensor DHT11 dengan menggunakan
Arduino. Sebagai server digunakan sebuah
PC yang berfungsi sebagai penyimpan data
sekaligus menampilkan informasi berupa
web.
Hasil output dari Tugas Akhir ini
adalah dapat diaksesnya data pengukuran
yang dikirim ke database dan ditampilkan ke
sebuah web dalam bentuk grafik secara real
time.
1.2 Rumusan Masalah
Informasi mengenai besarnya
kelembaban dan suhu udara dalam ruangan
menjadi hal yang penting dalam menjaga
kualitas barang agar tidak cepat mengalami
kerusakan.
Oleh karena itu, dengan adanya hal
tersebut menjadi dasar pemikiran untuk
merancang alat pengukuran yang realtime
dan dapat diakses dimana saja melalui media
internet.
1.3 Tujuan Penelitian
Dari perancangan dan pembuatan alat
ini ada beberapa hal yang akan dicapai,
diantaranya :
1. Mengetahui kinerja sensor DHT11 yang
digunakan untuk mendeteksi kelembaban
dan suhu udara.
2. Mengetahui cara pengiriman data dari
Arduino ke Webserver.
1.4 Pembatasan Masalah
Dengan tidak mengurangi dari tujuan
perancangan dan pembuatan alat ini, maka
dibatasi hanya :
1. Tidak membahas cara kerja sensor.
2. Proses pengiriman data hanya dengan
menggunakan Ethernet.
II. LANDASAN TEORITIS
2.1 Sensor DHT11
Dalam melaksanakan penelitian ini
digunakan DHT11 sebagai sensor dengan
kalibrasi sinyal digital yang mampu
memberikan informasi kelembaban dansuhu
udara. Sensor ini tergolong komponen yang
memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik.
DHT11 memiliki fitur kalibrasi yang
sangat akurat. Koefisien kalibrasi ini
disimpan dalam OTP program memory,
sehingga ketika internal sensor mendeteksi
sesuatu, maka module ini membaca koefisien
sensor tersebut. Ukurannya yang kecil,
dengan transmisi sinyal hingga 20 meter,
membuat produk ini cocok digunakan untuk
banyak aplikasi-aplikasi pengukuran
kelembaban dan suhu udara.
Gambar 2.1 Sensor DHT11
Berikut ini merupakan spesifikasi sensor
DHT11 :
Tabel 2.1 Spesifikasi DHT11
2.2 Arduino Uno R3
Arduino merupakan salah satu jenis
mikrokontroler single-board yang bersifat
open-source, diturunkan dari Wiring
platform, dirancang untuk memudahkan
penggunaan elektronik dalam berbagai
bidang. Perangkat keras ini memiliki
prosesor Atmel AVR dan softwarenya
memiliki bahasa pemrograman sendiri.
Arduino diprogram menggunakan bahasa
berbasis Wiring (sintaks +perpustakaan),
mirip dengan C++ dengan beberapa
penyederhanaan dan modifikasi, serta
pengolahan berbasis IDE (integrated
development environment).
Gambar 2.2Board Arduino Uno
2.3 Ethernet Shield
Ethernet Shield merupakan perangkat
tambahan yang digunakan untuk
menghubungkan Arduino ke dalam jaringan
komputer atau internet. Shield ini memakai
WIZnet W5100 Ethernet Chip yang dapat
memberi kemudahan untuk membuat arduino
dapat diakses secara online. Penggunaan
Shield ini disertai library Arduino untuk
menulis sketch. Chip WIZnet W5100
mendukung hingga empat koneksi soket
secara simultan.
Dalam menggunakan perangkat ini
cukup dengan menancapkan Shield di atas
Arduino Uno yang ada. Begitupun untuk
pemrogramannya cukup menghubungkan
Arduino dengan komputer via USB
sebagaimana memprogram Arduino seperti
biasa, serta menghubungkan Ethernet Shield
dengan komputer atau hub atau router, dapat
menggunakan kabel UTP Cat5 dengan
konektor RJ45.
Gambar 2.3 Penggabungan Arduino
dengan Ethernet Shield
Board Arduino berkomunikasi
dengan W5100 dan SD Card menggunakan
bus SPI (Serial Peripheral Interface). Bus ini
terwakili oleh pin 11, 12, dan 13. Pin 10
digunakan untuk mengaktifkan chip W5100.
Ada beberapa LED yang digunakan
sebagai indikator pada Ethernet Shield ini,
yaitu :
1. PWR : mengindikasikan ada tidaknya
tegangan yang mensupply shield
2. LINK : mengindikasikan koneksi
jaringan, dan berkedip saat lalu-lintas data
3. FULLD : mengindikasikan bahwa koneksi
jaringan merupakan full duplex
4. 100M : mengindikasikan koneksi jaringan
100 Mb/s
5. RX : berkedip ketika shield menerima
data
6. TX : berkedip ketika shield mengirim data
7. COLL : berkedip ketika network
collisions terdeteksi
2.4 LCD
LCD (Liquid Crystal Display) adalah
suatu jenis media tampilan yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil
utama. Pada LCD berwarna semacam
monitor, terdapat banyak sekali titik cahaya
(pixel) yang terdiri dari satu buah kristal cair
sebagai suatu titik cahaya. Walaupun disebut
sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini
tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber
cahaya di dalam sebuah perangkat LCD
adalah lampu neon berwarna putih di bagian
belakang susunan kristal cair tadi. Titik
cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan
jutaan inilah yang membentuk tampilan citra.
KutubKristal cair yang dilewati arus listrik
akan berubah karena pengaruh polarisasi
medan magnetik yang timbul dan oleh
karenanya akan hanya membiarkan beberapa
warna diteruskan sedangkan warna lainnya
tersaring.
Penggunaan LCD dimaksudkan untuk
menampilkan informasi yang merupakan
output dari sensor DHT11. LCD yang
dipakai dalam penelitian ini menggunakan
LCD dari Topway.
Adapun fitur yang disajikan dalam
LCD ini adalah :
1. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.
2. Mempunyai 192 karakter tersimpan.
3. Terdapat karakter generator terprogram.
4. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan8-
bit.
5. Dilengkapi dengan back light.
Gambar 2.4 LCD 16X2 Seri LMB162ABC
III. PERANCANGAN SISTEM
3.1 Perancangan Perangkat Keras
Untuk perancangan sistem ini
digunakan beberapa perangkat yaitu :
1. Arduino Uno R3
2. Ethernet Shield
3. Modul Sensor DHT11
4. Rangkaian LCD
5. Webserver
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem
Keterangan blok diagram :
1. Arduino, berfungsi sebagai pengendali
mikro.
2. Ethernet Shield, merupakan penghubung
Arduino dengan LAN. Dalam
penggunaannya Shield ini ditumpuk di
atas arduino.
3. DHT11, sensor pendeteksi kelembaban
dan suhu udara.
4. LCD, indikator tampilan nilai dari sensor
yang terdeteksi saat itu.
5. Database, media penyimpan data yang
dikirim oleh arduino. Hasil dari data ini
dapat diambil dalam rentang waktu
tertentu untuk dijadikan acuan dan atau
bahan analisa.
6. Webserver, menampilkan data berupa
grafik. Pada prakteknya digunakan
software open-source yang dapat
memberikan informasi secara realtime,
mengolah data nilai rata-rata, nilai
maksimum dan nilai minimum dari sensor
DHT11.
Dalam perancangan alat pengukuran
dengan perangkat-perangkat di atas harus
diketahui dulu mengenai penggunaan pin
standar dari setiap perangkat. Hal ini untuk
menghindari terjadinya pin conflict yang
akan mengakibatkan tidak berjalannya salah
satu perangkat karena pemakaian pin yang
bentrok.
Gambar 3.2 Pemetaan Pin Pada Arduino
Gambar 3.3 Penggunaan Pin DHT11
Berdasarkan pada datasheet sensor
DHT11 ini, dengan konfigurasi 4 pin, maka
sensor ini dihubungkan ke board arduino
dengan memakai pin :
1. Pin 1 pada sensor dihubungkan ke pin
5V arduino
2. Pin 2 pada sensor dihubungkan ke pin
analog 0
3. Pin 3 pada sensor tidak digunakan
4. Pin 4 pada sensor dihubungkan ke pin
ground
Gambar 3.4 Pin Ethernet Shield
Penggunaan ethernet shield dengan
library-nya memungkinkan arduino
terkoneksi ke jaringan internet. Pun
demikian, dengan adanya shield ini, arduino
dapat berdiri sebagai server atau client.
Arduino berkomunikasi dengan
ethernet shield ini menggunakan SPI bus.
Yaitu pada pin digital 11, 12, 13 dan di
antara keduanya pin 10 digunakan sebagai
SS (Slave Select) untuk mengaktifkan chip
W5100.
Gambar 3.5 Pin pada LCD
LCD digunakan untuk menampilkan
informasi dari pemrograman selain serial
monitor yang ada pada software IDE bawaan
arduino. Dengan adanya ethernet shield,
penggunaan pin pada arduino untuk LCD
dikonfigurasi agar tidak bentrok. Hal ini
disesuaikan pada saat membuat program.
Konfigurasi pin LCD yang terhubung
ke arduino adalah sebagai berikut :
1. Pin 1 dan 16 dihubungkan pada pin
Ground Arduino
2. Pin 2 dihubungkan pada pin 5V
3. Pin 3 dihubungkan dengan resistor 220
ohm
4. Pin 4 dihubungkan pada pin 9
5. Pin 5 dihubungkan pada pin 8
6. Pin 6 dihubungkan pada pin 7
7. Pin 7-10 dan pin 15 tidak digunakan
8. Pin 11 dihubungkan pada pin 5
9. Pin 12 dihubungkan pada pin 4
10. Pin 13 dihubungkan pada pin 3
11. Pin 14 dihubungkan pada pin 2
Dengan kebutuhan pin dan
konfigurasi berdasar pada datasheet maka
dibuatlah rancangan rangkaian alat
pengukuran tersebut sesuai gambar dibawah
ini.
Gambar 3.6 Sketsa Rangkaian
Gambar 3.7 Rangkaian Alat Sebenarnya
Informasi yang didapatkan dari
sensor yang ada pada arduino akan
ditampilkan dalam sebuah web berupa grafik
realtime. Hal ini menjadikan perlunya
perancangan jaringan agar arduino tersebut
dapat memberikan data ke server baik secara
lokal atau melalui jaringan internet.
Pada perancangan sistem ini, arduino
yang digabungkan dengan ethernet shield
akan dihubungkan ke satu jaringan komputer
melalui switch hub atau menggunakan
perangkat wireless client dengan mode
bridge agar terkoneksi ke access point. IP
Address yang digunakan di arduino akan
diatur secara DHCP sebagaimana yang
diberikan oleh perangkat Router atau DHCP
Server.
Gambar 3.8 Gambaran Topologi Jaringan
3.2 Perancangan Perangkat Lunak
Dalam pemrograman arduino,
perangkat lunak yang berperan untuk menulis
program, meng-compile menjadi kode biner,
dan meng-upload ke dalam memori
mikrokontroler disebut IDE (Integrated
Deveploment Environment).
IDE Arduino terdiri dari:
1. Editor program, sebuah window yang
memungkinkan pengguna menulis dan
mengedit program dalam bahasa
Processing.
2. Compiler, sebuah modul yang mengubah
kode program (bahasa Processing)
menjadi kode biner. Bagaimanapun
sebuah microcontroller tidak akan bisa
memahami bahasa Processing. Yang bisa
dipahami oleh microcontroller adalah
kode biner. Itulah sebabnya compiler
diperlukan dalam hal ini.
3. Uploader, sebuah modul yang memuat
kode biner dari komputer ke dalam
memory didalam papan Arduino.
Dengan selesainya penulisan
program, maka sketch tersebut harus di-
verify. Apabila ada perintah yang salah,
software IDE akan memberitahu letak
kesalahan penulisan program dibaris yang
terdapat kekeliruan penulisan. Setelah proses
verify selesai dan tidak ada error, sketch di-
compile kemudian di-upload.
Salah satu isi sketch pada IDE
arduino adalah sebagai berikut :
Gambar 3.9 Sebagian Isi Sketch
Berikut merupakan gambar output
yang ditampilkan dalam serial monitor yang
terdapat pada IDE arduino.
Gambar 3.10 Tampilan di Serial Monitor
3.3 Flowchart
Berikut ini merupakan flowchart
sistem secara keseluruhan :
Gambar 3.11 Flowchart Keseluruhan
IV. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Sensor Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui kinerja alat sensor DHT11
sebagai pendeteksi kelembaban dan suhu
udara serta nilainya dibandingkan dengan
sensor suhu LM35 dan alat ukur Krisbow seri
KW06-797 yang dapat mendeteksi
kelembaban dan suhu udara.
Pengujian dilakukan di Laboratorium
Teknik Elektro Universitas Siliwangi
Tasikmalaya, tanggal 15 Nopember 2013
mulai Pukul 22.00 WIB. Data tiap sensor dan
kondisi pengujian diambil sebanyak 5 kali
dalam rentang waktu 5 menit sekali.
Berbagai metode yang digunakan
untuk melakukan pengujian dan memperoleh
angka perbandingan, diantaranya :
Gambar 4.1 Sensor DHT11 dan LM35
dalam Ruangan
Gambar 4.2 Nilai yang Dideteksi KW06-
797 dalam Ruangan
Gambar 4.3 Pengujian Kondisi Es
Mencair
Gambar 4.4 Pengujian Didekatkan
dengan Lilin
Dari metode pengujian di atas,
diperoleh nilai yang ditunjukkan oleh tabel
berikut ini :
Tabel 4.1 Perbandingan Nilai yang
Dideteksi Alat Sensor
Pukul
Ruangan Indoor
DHT11 LM35 KW06-797
Humi (%)
Temp (°C)
Temp (°C)
Humi (%)
Temp (°C)
22.30 92 26 28 92 27,6
22.35 72 27 29 74 26,7
22.40 78 25 28 76 26,5
22.45 79 25 28 75 26,5
22.50 80 25 28 79 26,4
Pukul
Es sedang Mencair
DHT11 LM35 KW06-797
Humi (%)
Temp (°C)
Temp (°C)
Humi (%)
Temp (°C)
23.00 56 17 20 42 23,6
23.05 61 14 19 55 21,8
23.10 63 13 18 60 21
23.15 66 12 18 68 20,6
23.20 68 12 19 61 20,6
Pukul
Didekatkan dengan Lilin
DHT11 LM35 KW06-797
Humi (%)
Temp (°C)
Temp (°C)
Humi (%)
Temp (°C)
23.40 58 35 35 57 32,4
23.45 42 40 40 46 36
23.50 36 43 40 40 40
23.55 29 43 44 38 39,7
00.00 38 34 33 45 34,7
Gambar 4.5 Grafik Kelembaban Udara
Indoor
Gambar 4.6 Grafik Suhu Udara Indoor
Gambar 4.7 Grafik Kelembaban Udara
pada Saat Kondisi Es Mencair
Gambar 4.8 Grafik Suhu Udara pada Saat
Kondisi Es Mencair
Gambar 4.9 Grafik Kelembaban Udara
pada Saat Didekatkan dengan Lilin
22.30
22.35
22.40
22.45
22.50
DHT11 92 72 78 79 80
KW06-797 92 74 76 75 79
0
20
40
60
80
100K
ele
mb
aban
Ud
ara
Indoor
22.30
22.35
22.40
22.45
22.50
DHT11 26 27 25 25 25
KW06-797 27,6 26,7 26,5 26,5 26,4
LM35 28 29 28 28 28
23
24
25
26
27
28
29
30
Suh
u U
dar
a
Indoor
23.00
23.05
23.10
23.15
23.20
DHT11 56 61 63 66 68
KW06-797 42 55 60 68 61
01020304050607080
Ke
lem
bab
an U
dar
a
Kondisi Es Mencair
23.00
23.05
23.10
23.15
23.20
DHT11 17 14 13 12 12
KW06-797 23,6 21,8 21 20,6 20,6
LM35 20 19 18 18 19
05
10152025
Sush
u U
dar
aKondisi Es Mencair
23.40
23.45
23.50
23.55
00.00
DHT11 58 42 36 29 38
KW06-797 57 46 40 38 45
010203040506070
Ke
lem
bab
an U
dar
a
Didekati Lilin
Gambar 4.10 Grafik Suhu Udara pada
Saat Didekatkan dengan Lilin
4.2 Pembahasan
Dari berbagai metode yang
dilaksanakan seperti di atas dalam pengujian
alat sensor antara DHT11, LM35 dan
Krisbow seri KW06-797 untuk
membandingkan data pengukuran didapat
bahwa :
1. Pendeteksian kelembaban udara oleh
sensor DHT11, mendekati Krisbow
KW06-797, pada saat di dalam ruangan
indoor dengan rata-rata 1.8 % RH.
Sedangkan selisih terbesar terjadi pada
kondisi pengujian alat dengan metode
dimasukkan ke dalam wadah yang berisi
es mencair dengan rata-rata 6,4 % RH.
2. Pendeteksian suhu udara oleh sensor
DHT11, mendekati Krisbow KW06-797,
pada saat di dalam ruangan dengan rata-
rata 1,26 °C. Selisih terbesar terjadi pada
saat kondisi es sedang mencair dengan
rata-rata 7,92 °C.
3. Pendeteksian suhu udara oleh sensor
DHT11, mendekati sensor LM35 pada
kondisi alat didekatkan pada lilin dengan
rata-rata 1 °C. Sedangkan selisih terbesar
pada saat es mencair dengan rata-rata 5,2
°C.
4. Perbedaan mendasar terdapat pada alat
sensor DHT11 yang berkalibrasi digital
dan sensor LM35 yang masih analog.
Dimana sensor LM35 memerlukan
tegangan untuk beroperasi dan harus
dilakukan pencacahan pada saat
pembuatan program.
5. Sensor DHT11 ada kecenderungan cocok
dipergunakan pada kondisi di dalam
ruangan.
4.3 Pengujian Secara Keseluruhan
Nilai yang muncul dari pengukuran
oleh sensor pada arduino selain ditampilkan
pada LCD, juga akan ditampilkan dalam
bentuk grafik yang ada di dalam website
dengan menggunakan aplikasi web
Emoncms. Emoncms merupakan aplikasi
web open-source yang dapat dipergunakan
untuk melakukan pengambilan data,
pemrosesan data serta menampilkannya
dalam bentuk grafik. Dibandingkan dengan
sistem yang sama untuk mengumpulkan dan
mempublikasikan data, penggunaan
Emoncms lebih kepada kemudahan dan
tersedianya aplikasi yang dapat diinstal
dalam server sendiri dan digunakan pada
jaringan lokal, sehingga data yang bersifat
sensitif akan lebih aman.
Gambar 4.11 Tampilan Login Emoncms
Setelah seluruh sistem
diimplementasikan ke dalam bentuk
perangkat keras, selanjutnya dilakukan
proses penyampaian data dari arduino ke
webserver.
Pemrograman dalam IDE arduino
yang berperan dalam komunikasi data ke
web adalah pada sketch berikut : String apikey =
"9ae4584732851500a18881b9f85c4083";
// Mac Address Arduino
byte mac[] = { 0xD4, 0x28, 0xB2,
0xFF, 0xA0, 0xA1 };
byte server[]= {118,96,219,91}; //
IP Address Webserver
23.40
23.45
23.50
23.55
00.00
DHT11 35 40 43 43 34
KW06-797 32,4 36 40 39,7 34,7
LM35 35 40 40 44 33
05
101520253035404550
Suh
uU
dar
a
Didekati Lilin
String apikey, API (application
programming interface) kode yang
digunakan untuk mengidentifikasi
dan otentikasi arduino yang
terhubung ke Emoncms.
byte mac, mac address arduino yang
terdeteksi dalam router
byte server, ip address server yang
dalam penelitian ini menggunakan
ddns (dynamic domain name system)
dari dlink dengan alamat
http://iprung.dlinkddns.com
Setelah pemrograman pengalamatan
ip address pada arduino supaya berfungsi
sebagai client berjalan, kemudian berlanjut
pada proses penyampaian data ke server,
dengan sketch berikut :
client.print("GET
/emoncms/input/post.json?json=");
client.print("{humidity:");
client.print(humd); // Kelembaban
udara
client.print(",temperature:");
client.print(temp); // Suhu udara
client.print("}&apikey=");
client.print(apikey); // Kunci API
client.println(" HTTP/1.1"); //
Versi HTTP yang digunakan
client.println("Host:
iprung.dlinkddns.com"); // Alamat
Webserver
client.println("Connection: close");
client.println();
Serial.println("STATUS : Mengirim
Data ke Server");
Serial.println("====================
==========================");
client.stop();
delay(5000);
client.print, arduino mencetak data ke
server yang terhubung
client.println, sama seperti client.print
tapi menggunakan garis baru
client.stop, arduino memutus
hubungan dengan server
delay, menjeda program dengan
waktu tertentu
Ketika arduino terhubung dalam
jaringan komputer yang mempunyai akses
internet maka akan terjadi komunikasi yang
serta merta akan mengirimkan data dari
sensor DHT11 ke server.
Dalam aplikasi Emoncms yang telah
dikonfigurasi, otomatis akan terdeteksi input
dari arduino.
Gambar 4.12 Input dari Arduino
Tab inputs mengindikasikan adanya
komunikasi dari arduino dengan nama sensor
humidity dan temperature yang sesuai sketch
pada pemrograman IDE. Pada bagian feeds
ada beberapa proses yang dapat dikonfigurasi
sesuai dengan kebutuhan, dalam hal
penelitian ini, diambil proses input untuk
mencatat data secara realtime, mencari rata-
rata dari data yang direkam, menentukan
nilai maksimum dan nilai minimum dari
sensor yang terekam. Pengolahan data yang
disimpan dikonfigurasi pada bagian ini.
Gambar 4.13 Pengaturan Feeds
Tab input ssebagai data yang masuk,
tab feeds sebagai pengolahan data, maka tab
dashboard sebagai visualisasi dari data.
Gambar 4.14 Grafik Kelembaban Udara
Gambar 4.15 Grafik Suhu Udara
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Nilai kelembaban udara yang dideteksi
sensor DHT11 mendekati Krisbow seri
KW06-797 terjadi pada kondisi di dalam
ruangan dengan rata-rata 1,8 % RH dan
selisih terbesar terjadi pada kondisi es
mencair dengan rata-rata 6,4 % RH.
Adapun untuk pendeteksian suhu udara,
DHT11 mendekati LM35 yang terjadi
pada kondisi didekatkan pada lilin dengan
rata-rata 1 °C dan selisih terbesar terjadi
antara DHT11 dengan Krisbow KW06-
797 pada saat kondisi es sedang mencair
dengan rata-rata 7,92 °C.
2. Board Arduino dengan ethernet shield
dapat mengirimkan informasi sesuai
dengan data yang diterima dari sensor
kemudian ditampilkan dalam bentuk web
berupa grafik realtime. Faktor kegagalan
alat dalam mengirimkan nilai sensor
dikarenakan terputusnya koneksi arduino
ke webserver sehingga nilai realtime tidak
ditampilkan.
5.2 Saran
Hasil penelitian ini masih perlu
penyempurnaan untuk memberikan informasi
yang lebih akurat. Berikut adalah saran yang
bisa dikembangkan :
1. Menambah jumlah sensor sehingga
pengukuran akan lebih tepat.
2. Melakukan penyempurnaan dalam
pembuatan program.
3. Mengganti sensor DHT11 dengan sensor
yang lebih sensitif untuk menghasilkan
nilai yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
1. academia.edu/4378751/Perancangan_da
n_Implementasi_Pengontrol_Suhu_Ruan
gan.[9 September 2013]
2. blog.famosastudio.com/2011/06/tutorial/
tutorial-singkat-bahasa-pemrograman-
arduino/82.[9 September 2013]
3. datacenterjournal.com/facilities/humidity
-in-the-data-center-do-we-still-need-to-
sweat-it/.[9 September 2013]
4. geeetech.com/wiki/index.php/DHT_11_
Humidity_%26_Temperature_Sensor.[9
September 2013]
5. sahabat-
informasi.com/2012/07/mengenal-
arduino-uno.html.[9 September 2013]
6. Margolis, Michael.2012.Arduino
Cookbook 2nd Edition.United States of
America : O'reilly
7. McRoberts, Michael.2010.Beginning
Arduino.United States of America :
Apress