pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD PADA UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI SERBA USAHA (KSU) MEKAR SURYA KARANGANYAR TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh: RAMITA KHOLIFATURROHMAH NIM: K 7407029 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: hoangnguyet

Post on 13-Jan-2017

241 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PENGUKURAN KINERJA DENGAN

BALANCED SCORECARD PADA UNIT SIMPAN PINJAM

KOPERASI SERBA USAHA (KSU) MEKAR SURYA

KARANGANYAR TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh:

RAMITA KHOLIFATURROHMAH

NIM: K 7407029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PENGUKURAN KINERJA DENGAN

BALANCED SCORECARD PADA UNIT SIMPAN PINJAM

KOPERASI SERBA USAHA (KSU) MEKAR SURYA

KARANGANYAR TAHUN 2010

Oleh:

RAMITA KHOLIFATURROHMAH

NIM: K 7407029

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Page 5: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

Page 6: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRAK

Ramita Kholifaturrohmah, PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCEDSCORECARD PADA UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI SERBA USAHA(KSU) MEKAR SURYA KARANGANYAR TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta,Januari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Unit SimpanPinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar apabila diukurdengan menggunakan konsep Balanced Scorecard melalui empat perspektif,yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internalserta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka peneliti menggunakan metodepenelitian deskriptif kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah strategitunggal terpancang, bila ditinjau dari apek yang diteliti, penelitian ini merupakanstudi kasus (case study). Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengancara purposive sampling. Sumber data yang digunakan adalah informan,dokumen, dan arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalahwawancara, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data dilakukan dengancara trianggulasi sumber dan review informan. Sedangkan teknik analisis datayang digunakan adalah teknik analisis model interaktif.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:(1) Hasil pengukuran kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU)Mekar Surya Karangnyar dilihat dari perspektif keuangan secara umum dinilai”cukup”. Hal ini dapat dilihat peningkatan pendapatan yang mengalamipenurunan dan dinilai kurang, peningkatan SHU yang mengalami penurunansehingga dinilai kurang, efisiensi biaya yang mengalami penurunan sehinggadinilai baik, cash ratio yang mengalami peningkatan sehingga dinilai baik, rasiomodal terhadap total aktiva yang mengalami peningkatan dan penurunan sehinggadinilai cukup, dan rasio rentabilitas modal yang mengalami peningkatan sehinggadinilai baik (2) Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif pelanggan secaraumum dinilai ”baik”. Hal ini dapat dilihat akuisisi pelanggan, retensi pelanggan,dan kepuasan pelanggan yang dinilai ”baik”. (3) Hasil pengukuran kinerja dilihatdari perspektif proses bisnis intenal secara umum dinilai ”baik”. Hal ini dapatdilihat pada proses inovasi, proses operasi, dan layanan purna jual yang semuanyadinilai ”baik”. (4) Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif pembelajarandan pertumbuhan secara umum dinilai ”cukup”. Hal ini terbukti dengan tingkatretensi karyawan yang dinilai cukup, produktivitas karyawan yang mengalamipeningkatan dan dinilai baik, serta kapabilitas karyawan yang mengalamipeningkatan yang tidak signifikan dan dinilai cukup. (5) Berdasarkan hasilpenilaian kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar SuryaKarangnyar tahun 2010 diperoleh hasil bahwa total skor penilaian kinerja adalah8, dari total bobot standar 15. Sehingga rata-rata skor adalah 8/15 = 0,53 (terletakantara 0-0,6) yang menunjukkan kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi SerbaUsaha (KSU) Mekar Surya Karangnyar secara keseluruhan dinilai cukup baik.

Page 7: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACT

Ramita Kholifaturrohmah. THE PERFORMANCE MEASUREMENTUSING BALANCED SCORECARD IN SAVE-LOAN UNIT OFKARANGANYAR MEKAR SURYA MISCELLANEOUS BUSINESSCOOPERATIVE (KSU) IN 2010. Research, Surakarta: Education andTeacher Faculty, Sebelas Maret University, January 2011.

The objective of research is to find out the performance of Save-Loan Unitof Karanganyar Mekar Surya Miscellaneous Business Cooperative (KSU)measured using the balanced scorecard concept through four perspectives:financial, customer, internal business process, and learning and growthperspectives.

Based on this research, the author used a descriptive qualitative researchmethod. The strategy of research used was a single-embedded strategy; viewedfrom the aspect studied, this research belongs to a case study. In this research, thesampling technique used was purposive sampling one. The data sources used wereinformant, document and archive. Techniques of collecting data used wereinterview, observation, and document analysis. The data validation was doneusing source triangulation and review informant. Meanwhile the technique ofanalyzing data used was an interactive model analysis one.

Considering the result of data analysis and discussion, it can be concludedthat: (1) the result of performance measurement in the Save-Loan Unit ofKaranganyar Mekar Surya Miscellaneous Business Cooperative (KSU) viewedfrom the financial perspective generally is categorized as “fair”. It can be seenfrom the decrease in the income increase and categorized as poor, the declinedSHU increase, so that it is categorized as poor, declined cost efficiency so that it iscategorized as good, increased cash ratio that is categorized as good, increasedand decreased capital-to-total asset ratio categorized fair, and increased capitalrentability ratio so that it is categorized as good. (2) the result of performancemeasurement from the customer perspective generally is categorized as “good”. Itcan be seen from the customer acquisition, customer retention, and customersatisfaction categorized as “good”. (3) the result of performance measurementfrom the internal business process perspective generally is categorized as “good”.It can be seen from innovation process, operation process and after-sale service allof which are categorized as “good”. (4) the result of performance measurementfrom the learning and growth perspective generally is categorized as “fair”. It canbe seen from the fair level of employee retention, and increased employeeproductivity categorized as good, as well as insignificantly increased capability ofemployees categorized as fair. (5) Based on the result of performance assessmentin Save-Loan Unit of Karanganyar Mekar Surya Miscellaneous BusinessCooperative (KSU) in 2010, it can be found that the total score of performanceassessment is 8, from total standard weight of 15. Thus, the mean score is 8/15 =0.53 (located between 0 and 0.6) indicating that the performance of Save-LoanUnit of Karanganyar Mekar Surya Miscellaneous Business Cooperative (KSU) isoverall considered as good.

Page 8: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

MOTTO

Success is a journey, not a destinationSukses adalah perjalanan, bukan tujuan akhir.

(Ben Sweetland)

Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu danorang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.

(QS. Al Mujadalah:11)

Yang membentuk kepribadian kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali,karena itu kesempurnaan tidaklah dicapai dengan sebuah tindakan sekali saja,

tetapi oleh serangkaian kebiasaan baik yang kita lakukan berulang kali.(Aristoteles)

Segala keberhasilan dan kekayaan berawal dari sebuah pemikiran.(Napoleon Hill)

Masa depan bukan bukan terletak pada pekerjaan apapun, tetapi pada orang yangmengerjakannya.(George Crane)

Kesuksesan adalah guru yang buruk. Ia membuat orang-orang cerdas menyangkabahwa mereka tidak bisa gagal.

(Bill Gates)

Fokus pada satu keinginan memungkinkan pencapaian banyak keinginan.(Mario Teguh)

Penting untuk membiasakan keberhasilan. Cara termudah untuk memulainyaadalah berhasil dalam suatu hal, sekecil apapun, setiap hari, perlahan namun pasti

perbesar tingkatan ambisi dan keberhasilan Anda.(Michael Korda)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadaribetapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

(Thomas Alva Edison)

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kitaselalu menyesali apa yang belum kita capai.

(Schopenhauer)

Page 9: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan untukmu,

Ayah dan Bunda Tercintaatas curahan dan kasih sayang yang tiada henti

kepada kalianlah tempat semua kebanggaan dan prestasi ini menujuKedua adikku Yahya Amri Fadli dan Adinda Fatimatuzzahra yang menjadi

inspirasiku untuk segera lulus

R. Suryo Khasabuyang senantiasa menemaniku, menyemangatiku, serta memberiku senyuman

thanks for all the kindness, love, and understanding you have given to meunconditionally

Page 10: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Penyusunan

skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

yang setulus-tulusnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan serta

dorongannya. Yang antara lain sebagai berikut :

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta

atas diberikannya ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Sutaryadi, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua BKK Akuntansi, Jurusan P.IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini.

Terimakasih atas segala bentuk dukungan, motivasi dan kepercayaannya

selama ini.

5. Ibu Prof. Dr. Siswandari, M.Stats selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, terimakasih atas segala motivasinya yang tiada henti

untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

6. Ibu Dra. Sri Witurachmi, M.M selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, kesempatan dan kemudahan sehingga membantu kelancaran

skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen BKK Akuntansi yang telah memberikan ilmunya.

8. Seluruh keluarga besar KSU Mekar Surya Karanganyar, terimakasih atas

kerjasamanya dalam mendukung kelancaran penelitian ini.

9. Ayahanda dan Ibunda tersayang serta seluruh keluarga besarku, terimakasih

atas curahan kasih sayang, doa dan dukungannya selama ini.

10. Marching Band dan Kopma UNS, sumber pengalamanku.

11. Teman mahasiswa A1 dan PAK angkatan 2007, semoga kita semua sukses.

12. Seluruh komunitas serta volunteer Solo Batik Carnival 2 dan 3, untuk segala

persahabatan, persaudaraan yang terjalin serta kerja tim yang solid.

13. Mas alam, terimakasih atas bantuannya.

14. Teman-teman kos Linaya, Pondok Titis dan Rinenggo.

15. Untuk Kota Solo yang selalu mengadakan event budaya, sarana untuk

mengembangkan bakat, kreatifitas sekaligus memberikan pengalaman yang

berharga.

16. Teman-teman Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, terimakasih atas

informasi yang selalu diberikan. Semoga kita bisa meraih impian kita.

Akhir kata, penulis ingin menyampaikan bahwa penyusunan skripsi ini

masih banyak dijumpai kesalahan-kesalahan. Hal itu dikarenakan keterbatasan

kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan berbagai masukan dari semua pihak, baik berupa saran maupun

kritik yang sekiranya bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam

penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 12: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN.......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. vi

HALAMAN MOTTO................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah..................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 7

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7

1. Pengertian Kinerja ................................................................. 7

2. Pengertian Pengukuran Kinerja ............................................. 8

3. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja ............................... 9

4. Pengertian Visi, Misi dan Strategi.......................................... 12

5. Pengertian Balanced Scorecard ............................................. 14

6. Konsep Balanced Scorecard .................................................. 15

7. Keunggulan Balanced Scorecard ........................................... 18

Page 13: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

8. Kelemahan Balanced Scorecard ............................................ 20

9. Manfaat Balanced Scorecard ................................................. 21

10. Menterjemahkan Visi dan Strategi ke dalam Empat

Perspektif Balanced Scorecard .............................................. 21

B. Penelitian Yang Relevan.............................................................. 31

C. Kerangka Berfikir........................................................................ 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................... 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 40

B. Metode Penelitian........................................................................ 41

C. Sumber Data................................................................................ 42

D. Teknik Sampling ......................................................................... 42

E. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 43

F. Validitas Data.............................................................................. 46

G. Analisis Data ............................................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 53

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................... 53

1. Sejarah Singkat Berdirinya KSU Mekar Surya Karanganyar .. 53

2. Stuktur Organisasi KSU Mekar Surya Karanganyar............... 54

3. Produk, Jasa dan Pelayanan .................................................. 60

4. Wilayah Pemasaran .............................................................. 60

5. Permodalan untuk Pengembangan Usaha Koperasi ................ 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian............................................................ 62

1. Visi, Misi, Slogan, Motto, Kepercayaan dan Budaya KSU

Mekar Surya Karanganyar ..................................................... 62

2. Program Kerja KSU Mekar Surya Karanganyar Tahun

2010 ..................................................................................... 64

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teoeri ............. 65

1. Menterjemahkan Visi, Misi, dan Strategi ke dalam

Balanced Scorecard............................................................... 66

2. Kriteria Keseimbangan Balanced Scorecard pada Unit

Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar .................... 67

Page 14: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

3. Mengukur Kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya

Karanganyar dengan Balanced Scorecard.............................. 69

4. Menilai Hasil Pengukuran Kinerja Unit Simpan Pinjam

KSU Mekar Surya Karanganyar dengan Balanced

Scorecard .............................................................................. 79

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................. 87

A. Simpulan ....................................................................................... 87

B. Implikasi........................................................................................ 88

C. Saran ............................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 91

LAMPIRAN ................................................................................................. 93

Page 15: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Nomor Halaman

Gambar 1 Model Pengukuran Kinerja .................................................... 9

Gambar 2 Hubungan sebab-akibat antara empat perspektif dalam

balanced scorecard................................................................ 17

Gambar 3 Keseimbangan sasaran-sasaran strategik yang ditetapkan

dalam perencanaan strategik .................................................. 19

Gambar 4 Balanced Scorecard sebagai kerangka kerja untuk

menerjemahkan srtategi ke dalam kerangka operasional ........ 22

Gambar 5 Perspektif pelanggan-Ukuran utama ...................................... 24

Gambar 6 Proporsi Nilai Pelanggan ....................................................... 26

Gambar 7 Perspektif Proses Bisnis Internal............................................ 27

Gambar 8 Kerangka kerja ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan......... 28

Gambar 9 Kerangka berfikir pengukuran kinerja dengan metode

balanced scorecard................................................................ 39

Gambar 10 Struktur Organisasi KSU Mekar Surya Karanganyar.............. 55

Gambar 11 Hubungan sebab akibat rencana strategis pada Unit Simpan

Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar................................. 66

Gambar 12 Kurva Kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya

Karanganyar .......................................................................... 86

Page 16: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Nomor Halaman

Tabel 1 Perbedaan Ukuran yang Diteliti ................................................. 34

Tabel 2 Kerangka Kriteria Keseimbangan Unit Simpan Pinjam KSU

Mekar Surya Karanganyar ......................................................... 49

Tabel 3 Kerangka Ikhtisar Kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar .................................................................... 51

Tabel 4 Kerangka Kriteria Keseimbangan Unit Simpan Pinjam KSU

Mekar Surya Karanganyar ......................................................... 68

Tabel 5 Rasio Peningkatan Pendapatan................................................... 70

Tabel 6 Rasio Peningkatan SHU............................................................. 70

Tabel 7 Rasio Perubahan Biaya .............................................................. 71

Tabel 8 Cash Ratio ................................................................................. 71

Tabel 9 Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva................................ 72

Tabel 10 Rasio Rentabilitas Modal ........................................................... 73

Tabel 11 Data Akuisisi Pelanggan ............................................................ 74

Tabel 12 Retensi Karyawan ...................................................................... 77

Tabel 13 Produktivitas Karyawan ............................................................. 78

Tabel 14 Rasio Karyawan yang Dilatih..................................................... 79

Tabel 15 Rating Scale............................................................................... 79

Tabel 16 Ihktisar Hasil Penilaian Kinerja Unit Simpan Pinjam KSU

Mekar Surya Karanganyar ......................................................... 81

Page 17: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran no. Halaman

Lampiran 1 Kisi-kisi Penelitian ................................................................ 93

Lampiran 2 Pedoman Wawancara............................................................. 94

Lampiran 3 Fieldnote ............................................................................... 95

Lampiran 4 Foto-foto Penelitian ............................................................... 106

Lampiran 5 Laporan Neraca Perbandingan Tahun 2009 dan 2008............. 112

Lampiran 6 Laporan Neraca Perbandingan Tahun 2010 dan 2009............. 113

Lampiran 7 Laporan Perbandingan Hasil Usaha Tahun 2009 dan 2008..... 114

Lampiran 8 Laporan Perbandingan Hasil Usaha Tahun 2010 dan 2009..... 115

Lampiran 9 Program Kerja Tahun 2010.................................................... 116

Lampiran 10 Daftar pelatihan dan pembinaan karyawan............................. 117

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian................................................... 118

Page 18: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis yang

semakin competitive dan turbulence menyebabkan suatu perusahaan diharuskan

melakukan perbaikan di segala bidang agar tetap menjadi pelaku pasar dalam

jangka panjang dengan produk yang berdaya saing tinggi. Kondisi ini

mengharuskan manajemen agar dapat meningkatkan strategi agar mampu

bertahan dan berkembang dalam persaingan.

Peran pelaku ekonomi dalam kegiatan usaha di Indonesia sangat vital bagi

roda perekonomian di Indonesia. Para pelaku ekonomi berupaya membangun

perekonomian yang pada akhirnya turut serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Tiga pilar ekonomi nasional yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta

dan koperasi berupaya melakukan usaha seperti di sektor jasa keuangan maupun

pembiayaan. Badan-badan usaha tersebut memberikan berbagai jasa keuangan

maupun pembiayaan untuk membantu serta memfasilitasi masyarakat dan sektor

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sesuai UU No.20 Tahun 2008,

bahwa sektor UMKM perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat

agar mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

Sehingga masing-masing badan usaha tersebut berkompetisi dalam penyaluran

dananya untuk membantu sektor UMKM maupun masyarakat.

Perkembangan badan-badan usaha tersebut masih dihadapkan pada

berbagai permasalahan baik yang bersifat internal maupun eksternal yang kurang

kondusif. Adapun permasalahan tersebut yaitu: (1) aspek infrastruktur dan

kelembagaan; (2) efisiensi operasional; (3) belum optimalnya pemberdayaan

usaha; (4) strategi manajemen yang kurang tepat; (5) rendahnya kemampuan

SDM; (6) permodalan; serta (7) terbatasnya akses pasar (Wijono dalam Ashari).

Peran strategis yang dimainkan pelaku-pelaku ekonomi baik BUMN,

swasta maupun koperasi menuntut adanya penyusunan kebijakan dan

pengembangan strategi agar tetap menjadi pelaku pasar dalam jangka panjang

Page 19: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sehingga lebih optimal dalam pembangunan nasional. Ketiganya dituntut

memiliki daya saing secara internal, regional, nasional maupun lokal.

Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, diperlukan adanya evaluasi

kinerja melalui pengukuran kinerja yang handal (reliable). Pengukuran kinerja

merupakan hal yang esensial bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pengukuran

kinerja dapat digunakan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan serta

penyusunan strategi bisnis yang tepat. Menurut Ciptani (2000) dijelaskan bahwa

pengukuran kinerja pada organisasi digunakan untuk melakukan koordinasi antara

para manajer dengan tujuan dari masing-masing bagian nantinya akan

memberikan kontribusi terhadap kemajuan dan keberhasilan perusahaan dalam

mencapai sasarannya.

Metode pengukuran kinerja yang selama ini banyak digunakan baik pada

sektor swasta maupun publik adalah pengukuran tradisional, yang hanya

menekankan pada aspek finansial saja. Sedangkan apabila diukur hanya dari

aspek finansial saja tidak mampu mencerminkan kinerja organisasi yang

sesungguhnya.

Metode pengukuran kinerja yang dianggap tepat mengatasi kendala-

kendala secara menyeluruh pada lembaga keuangan mikro saat ini yaitu balanced

scorecard. Balanced scorecard merupakan sebuah konsep pengukuran kinerja

yang diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000:22) sebagai

metode pengukuran kinerja komprehensif yang tersusun dalam empat perspektif

yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan

pertumbuhan. Balanced scorecard mampu menerjemahkan visi, misi, dan strategi

suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja baik kinerja

finansial maupun non finansial.

Modell dalam Imelda (2004) menjelaskan bahwa balanced scorecard

dapat membantu organisasi publik dalam mengontrol keuangan dan mengukur

kinerja organisasi. Saat ini, metode balanced scorecard banyak digunakan sebagai

alat pengukuran kinerja pada organisasi bisnis (profit seeking organisation).

Masih jarang implementasi balanced scorecard pada organisasi publik (public

organisation) bahkan organisasi dengan karakteristik khusus seperti koperasi.

Page 20: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian,

dijelaskan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang

atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan.

Pengertian ini selaras dengan definisi yang dikemukakan oleh

International Cooperative Alliance (ICA) bahwa ”a cooperative is an autonomous

association of persons united voluntarily to meet their common economic, social,

and cultural needs and aspirations through a jointly owned and democratically

contolled enterprise.”(www.coop.org). Pernyataan ini pun sejalan dengan tujuan

koperasi sebagaimana dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.27 tentang Akuntansi Perkoperasian

bahwa koperasi adalah suatu badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip

koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada

khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian

koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian

nasional.

Karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha

lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of

the member), yaitu anggota sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi

(user own oriented firm). Koperasi diharapkan mampu memainkan peranan

sentral dalam tata perekonomian di Indonesia. Usaha memajukan koperasi harus

ditingkatkan dari waktu ke waktu untuk mewujudkan visi dan misi koperasi

sebagai soko guru perekonomian rakyat, gerakan ekonomi rakyat dan wadah

demokrasi ekonomi.

Dinamika ekonomi dan persaingan usaha menjadi tantangan besar bagi

koperasi dalam menjalankan usahanya. Dalam era globalisasi, koperasi harus

bersaing dengan perusahaan-perusahaan global yang memiliki berbagai

keunggulan dalam memutarkan roda bisnisnya. Paradigma masyarakat selama ini

bahwa swasta dianggap paling efisien, produktif dan manajemen yang baik.

Page 21: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BUMN dianggap perusahaan yang memiliki hak monopoli, birokratis, dan kurang

efisien. Sedangkan koperasi dianggap sebagai badan usaha yang dimiliki pribadi,

modal dan kapasitas usaha kecil, tidak dikelola dengan baik serta kurang

berkembang. Sejauh ini, Koperasi memang belum bisa berkembang pesat

dibandingkan dengan pelaku-pelaku ekonomi lain seperti BUMN maupun swasta.

Hal ini dikarenakan Koperasi masih dihadapkan pada masalah kinerjanya yang

masih belum optimal. Berbagai aspek seperti permodalan yang masih kecil,

kurangnya penguasaan teknologi mutakhir, ketrampilan yang masih sederhana,

lemahnya kemampuan manajemen, serta kurangnya dukungan pemerintah masih

menjadi problematika koperasi.

Untuk dapat bertahan dalam iklim persaingan usaha, koperasi harus terus

melakukan konsolidasi intern yaitu mengusahakan kebangkitan koperasi agar

dapat menjalankan peranannya dalam kehidupan perekonomian. Kepercayaan

harus terus ditingkatkan dengan menumbuhkan koperasi sebagai badan usaha

yang sehat, layak dan berorientasi pada kepentingan anggota. Untuk itu koperasi

harus mampu meningkatkan daya saingnya seperti meningkatkan kemampuan

manajemen, permodalan, penguasaan teknologi mutakhir serta ketrampilan yang

tinggi untuk menangani berbagai aktivitas usahanya (dalam Buletin Koperasi

Edisi Juli/Agustus/September/1991). Seperti dipaparkan oleh Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada acara ”Puncak Peringatan

Hari Koperasi ke-63 tanggal 15 Juli 2010”, koperasi diharapkan mampu

meningkatkan kinerjanya sehingga menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang

mandiri, kreatif dan inovatif untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

KSU Mekar Surya Karanganyar merupakan salah satu koperasi di wilayah

Karanganyar, dimana lingkungan persaingan bisnis sangat kompetitif. Hal ini

dikarenakan menjamurnya lembaga-lembaga keuangan baik koperasi maupun

lembaga keuangan lainnya di wilayah Karanganyar. KSU Mekar Surya

Karanganyar dituntut untuk melakukan upaya agar mampu bertahan dalam iklim

persaingan yang semakin kompetitif tersebut. Salah satu upaya KSU Mekar Surya

Karanganyar untuk dapat bertahan dan memajukan usahanya adalah dengan

Page 22: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

meningkatkan kinerja koperasi. Untuk itu dilakukan evaluasi kinerja melalui

pengukuran kinerja. Hal ini dilakukan agar Koperasi dapat mengetahui sejauh

mana kondisi usahanya. Dengan mengetahui kondisi usahanya, maka koperasi

dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan aktivitas usahanya serta

menentukan langkah strategis untuk perencanaan selanjutnya. Pengukuran kinerja

dilakukan secara menyeluruh yaitu dari perspektif finansial, pelanggan, proses

bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik mengambil judul penelitian

“Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard pada Unit Simpan Pinjam

Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar Tahun 2010”.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana

kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya

Karanganyar apabila diukur dengan menggunakan konsep balanced scorecard.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Unit Simpan Pinjam

Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar apabila diukur dengan

menggunakan konsep balanced scorecard melalui empat perspektif, yaitu:

perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sehingga dapat dijadikan sebagai

informasi bagi manajemen dalam menilai kinerja perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya di bidang akuntansi manajemen serta bagi kepentingan

manajemen suatu badan usaha dalam mengukur kinerja sehingga diharapkan

mampu mendorong badan usaha ke arah yang lebih baik.

Page 23: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Koperasi

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan Unit Simpan

Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar, khususnya

yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dengan menggunakan konsep

balanced scorecard.

b. Bagi Akademik

Memberi gambaran tentang konsep balanced scorecard dan penerapannya

pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya

Karanganyar.

c. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pemahaman tentang pengukuran kinerja pada sebuah

badan usaha khususnya koperasi dengan menggunakan konsep balanced

scorecard.

Page 24: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan

visi organisasi. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur

dan menggambarkan kondisi empirik perusahaan dari berbagai ukuran yang telah

disepakati.

Arti istilah kinerja atau dalam bahasa inggris “performance” adalah hasilkerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalamsuatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secaralegal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika (SuyadiPrawirosentono dalam Riah, 2009).

Definisi kinerja dalam Pramudianto (2007):

a. Menurut Keban (2000: 28)

Performance adalah tingkat pencapaian hasil atau “the degree of

accomplishment” atau dengan kata lain kinerja merupakan tingkat pencapaian

tujuan organisasi.

b. Menurut Simamora (1998: 81)

Kinerja adalah kemampuan organisasi atau individu untuk dapat

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan.

c. Menurut Legowo (1993: 35)

Kinerja atau yang lebih populer dikenal sebagai prestasi kerja adalah

sesuatu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam bidang pekerjaan menurut

kriteria tertentu dan berlaku dalam periode waktu yang ditetapkan.

Berdasarkan definisi para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja

adalah prestasi atau hasil yang telah dicapai menurut kriteria dan periode tertentu

dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Page 25: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Pengertian Pengukuran Kinerja

Mardiasmo (2002: 121) mengemukakan bahwa sistem pengukuran kinerja

sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik

menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial.

Mulyadi dalam Riah (2009) menyatakan bahwa pengukuran kinerja adalah

penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi

dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh suatu perusahaan maka

perlu dilakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan faktor yang

sangat penting bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja dapat

digunakan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan. Anderson dan Clancy

dalam Sony Yuwono (2002: 23) menyatakan pengukuran kinerja sebagai berikut:

“Feedback from the accountant to management that provides informationabout how well the actions represent the plans; it also identifies wheremanagers may need to make corrections or adjusments in future planningand controlling activities”.

Pernyataan diatas mengandung makna bahwa pengukuran kinerja mampu

memberikan umpan balik yang akan memberi informasi tentang prestasi

pelaksanaan sebuah rencana dan titik-titik dimana perusahaan memerlukan

penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.

Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000: 128) menyatakan

bahwa tujuan dari sistem pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi semua

manajer dan pekerja agar melaksanakan strategi unit bisnis dengan berhasil. Jadi

sistem pengukuran yang diterapkan perusahaan akan sangat mempengaruhi

perilaku manajer maupun pekerjanya. Pengukuran kinerja pada organisasi

digunakan untuk melakukan koordinasi antara para manajer dengan tujuan dari

masing-masing bagian nantinya akan memberikan kontribusi terhadap kemajuan

dan keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasarannya (Ciptani: 2000).

Sehingga dapat meningkatkan pertanggungjawaban dan memperbaiki proses

pengambilan keputusan (Imelda: 1998).

Page 26: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Model pengukuran kinerja menurut Husein Umar (2002: 38) yaitu:

B D G I

A gap F

C E H

Gambar 1. Model Pengukuran KinerjaSumber: Husein Umar (2002 : 38)

A = Faktor yang akan diukur

AB = Apa yang diharapkan dari A

BD = Rentetan mengenai harapan-harapan atas A (jika ada)

AC = Fakta-fakta mengenai A

CE = Proses analisis data AC sehingga menghasilkan nilai E

DE = Gap, yaitu besar perbedaan antara harapan (D) dan kenyataan (E)

F = Tolok ukur untuk menilai gap

G = Hasil pengukuran menggunakan tolok ukur F, bahwa faktor A

Bermasalah

H = Hasil pengukuran menggunakan tolok ukur F, bahwa faktor A

tidak bermasalah

GI = feedback/ tindak lanjut pengukuran

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran

kinerja adalah tindakan yang berupa umpan balik yang memberikan informasi

tentang prestasi perusahaan yang bertujuan memotivasi semua manajer dan

pekerja agar melaksanakan strategi unit bisnis dengan berhasil.

3. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi

dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Pengukuran

kinerja yang handal (reliable) merupakan salah satu faktor kunci suksesnya

organisasi. Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja dapat memotivasi manajer dan

karyawan untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan.

Page 27: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Menurut Mardiasmo (2002: 122), tujuan sistem pengukuran kinerja

adalah:

1. untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom

up).

2. untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga

dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi.

3. untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan

bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence.

4. sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan

kemampuan kolektif yang rasional.

Sedangkan menurut Herawati dalam Primadhani (2008), tujuan

manajemen melakukan evaluasi kinerja adalah:

1. memberikan masukan untuk keputusan sumber daya alam seperti promosi,

transfer dan pemutusan hubungan kerja.

2. memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai bagimana pandangan

organisasi akan kinerja mereka.

3. sebagai dasar dalam pemberian kompensasi yang mencakup peningkatan balas

jasa, bonus karyawan dan kenaikan lainnya dalam gaji.

Manfaat pengukuran kinerja (Mardiasmo, 2002: 122):

1. memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai

kinerja manajemen.

2. memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.

3. untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan

membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif

untuk memperbaiki kinerja.

4. sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and

punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai

dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.

5. sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka

memperbaiki kinerja organisasi.

6. membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.

Page 28: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

7. membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

8. memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.

Menurut Mulyadi dalam Riah (2009) pengukuran kinerja dimanfaatkan

oleh manajemen untuk :

a. mengelola koperasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian

karyawan secara maksimal.

b. membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan

seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.

c. mengidentifikasi kebutuhan pelatih dan pengembangan karyawan dan untuk

menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

d. menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka

menilai kinerja mereka.

e. menyediakan dasar bagi distribusi penghargaan.

Menurut Indra Bastian dalam Riah (2009) pengukuran kinerja merupakan

alat manajemen untuk:

a. memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk

pencapaian kinerja.

b. memastikan tercapainya skema kinerja yang disepakati

c. memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya

dengan skema kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.

d. memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas kinerja yang

dicapai setelah dibandingkan dengan skema indikator kinerja yang disepakati.

e. menjadikan alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya

memperbaiki kinerja organisasi.

f. mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.

g. membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

h. memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

i. menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan.

j. mengungkap permasalahan yang terjadi.

Page 29: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sedangkan menurut Lynch dan Cross dalam Sony Yuwono (2002: 29),

manfaat pengukuran kinerja adalah:

1. menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa

perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam

organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.

2. memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata

rantai pelanggan dan pemasok internal.

3. mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya

pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste).

4. membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih

konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.

5. membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi

“rewards” atas perilaku yang diharapkan tersebut.

4. Pengertian Visi, Misi, dan Strategi

a) Visi

Mulyadi (2007: 474) menjelaskan bahwa visi merupakan gambaran

kondisi masa depan yang hendak diwujudkan sebagai hasil dari suatu pikiran yang

melampaui realita sekarang. Visi yang baik (vision of success) dapat didefinisikan

sebagai “deskripsi tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi setelah

organisasi tersebut mengimplementasikan strateginya dan mencapai potensi

sepenuhnya (Bryson dalam Mudrajad Kuncoro: 2006).

Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impiansebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Visiadalah pernyataan “want to be” dari organisasi atau perusahaan. Visimencanangkan masa depan perusahaan untuk 3 sampai 10 tahun ke depan,yang merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjaminkelestarian dan kesuksesan jangka panjang (Dermawan Wibisono, 2006:43).

Visi berfungsi sebagai pengarah seluruh anggota organisasi dalam

perjalanan menuju masa depan.

Page 30: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Sedangkan menurut Mirhani dalam Primadhani (2008), visi perusahaanadalah kemampuan atau daya organisasi untuk melihat ataumengimajinasikan dirinya sendiri di masa depan.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa visi adalah suatu

pandangan/cita-cita tentang kondisi suatu perusahaan di masa depan.

b) Misi

Menurut Coulter dalam Mudrajad Kuncoro (2006), kendati visi organisasi

memberikan gambaran menyeluruh tentang ke mana organisasi akan dibawa di

masa depan, misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang dilakukan oleh

berbagai unit organisasi dan apa yang mereka harapkan untuk mencapai visi

organisasi. Misi juga merupakan bagian dari visi yang biasanya mencerminkan

norma perilaku yang menjadi pedoman para karyawan.

Menurut Mirhani dalam Primadhani (2008), misi perusahaan adalah tugas

khusus yang akan diemban oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya sehingga

memberikan arah dan fokus bagi manajemen terhadap aktivitas-aktivitasnya.

Misi adalah jalan pilihan (the chosen track) organisasi untuk menuju kemasa depan. Misi merupakan alasan keberadaan (reason for being) suatuorganisasi. Fungsi misi adalah sebagai pemfokus kegiatan seluruh anggotaorganisasi (Mulyadi, 2007: 473).

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa misi adalah

jalan atau langkah yang harus dilakukan untuk menuju masa depan atau mencapai

visi organisasi yang telah ditetapkan.

c) Strategi

Mulyadi (2007: 409) menyatakan bahwa strategi merupakan pola tindakan

utama dalam pengerahan dan pengarahan seluruh sumber daya organisasi untuk

mewujudkan visi organisasi melalui misi.

Strategi mampu membentuk pola pengambilan keputusan bagi manajer.

Setelah strategi dipilih, strategi tersebut kemudian perlu diterjemahkan ke dalam

rencana kegiatan (action plan).

Page 31: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Sedangkan menurut Wilopo (2002), strategi merupakan positioning

organisasi di masa depan dengan memberikan daya ungkit melalui aset-aset yang

dimiliki untuk menciptakan aset yang dapat membawa organisasi pada posisi

superior terhadap pesaing melalui penciptaan nilai.

Strategi adalah pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utamaatau kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuahpernyataan yang saling mengikat. Strategi biasanya berkaitan denganprinsip-prinsip secara umum untuk mencapai misi yang dicanangkanperusahaan serta bagaimana perusahaan memilih jalan yang spesifik untukmencapai misi tersebut (Lynch dalam Wibisono, 2006: 50)

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah

pola tindakan atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama perusahaan

dengan tindakan melalui pengerahan sumber daya organisasi agar mencapai posisi

superior.

5. Pengertian Balanced Scorecard

Mulyadi (2007: 3) menyatakan bahwa balanced scorecard terdiri dari dua

kata, yaitu scorecard dan balanced. Scorecard adalah kartu skor yang akan

digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang.

Sedangkan balanced artinya berimbang, untuk mengukur kinerja seseorang diukur

secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka

pendek dan jangka panjang, serta intern dan ekstern.

Menurut Hansen dan Mowen dalam Imelda (2004: 108), balanced

scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menerjemahkan visi dan

strategi suatu organisasi ke dalam tujuan dan ukuran operasional.

Anthony dalam Sony Yuwono (2002: 18) menyatakan balanced scorecard

sebagai berikut:

“Balanced scorecard is a measurement and management system thatviews a bussines units performances from four perspective, financial,customer, internal bussines process, leraning and growth.”

Maksudnya balanced scorecard merupakan kegiatan manajemen dan

organisasi untuk memahami dan mengelola organisasi dari empat faktor utama

Page 32: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

yang diantaranya adalah faktor keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta

pertumbuhan dan pembelajaran.

Balanced scorecard merupakan suatu kerangka kerja baru yangmengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategiperusahaan. Selain ukuran kinerja finansial masa lalu, Balanced Scorecardjuga memperkenalkan pendorong kinerja finansial masa depan yangmeliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajarandan pertumbuhan, diturunkan dari proses penerjemahan strategiperusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagaitujuan dan ukuran yang nyata (Kaplan dan Norton, 2000: 16-17).

Sedangkan menurut Isniar (2000), balanced scorecard merupakan

contemporary management tool yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan

organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan. Balanced scorecard

melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran

pendorong (drivers) kinerja masa depan.

Berdasarkan definisi dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik yang

mengkomunikasikan strategi ke dalam perspektif keuangan dan non keuangan

untuk menyelaraskan aktivitas-aktivitas perusahaan dengan strateginya.

6. Konsep Balanced Scorecard

Konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan

implementasinya. Pada awalnya, balanced scorecard ditujukan untuk

memperbaiki sistem pengukuran eksekutif, yang fokus perhatiannya lebih

dicurakan pada kinerja keuangan dan kecenderungan mengabaikan nonkeuangan.

Selanjutnya balanced scorecard mengalami perkembangan dalam

implementasinya, menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja

keuangan dan nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka

panjang.

Pada awalnya, balanced scorecard hanya digunakan sebagai alat

pengukuran kinerja pada organisasi bisnis (profit seeking organisation). Namun

dewasa ini balanced scorecard bukan hanya digunakan oleh organisasi bisnis

tetapi juga organisasi publik (public organisation).

Page 33: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Konsep balanced scorecard telah lama dikembangkan oleh Robert S.

Kaplan dan David P. Norton. Konsep balanced scorecard ini dikembangkan

untuk melengkapi pengukuran kinerja finansial/tradisional juga sebagai alat yang

cukup penting bagi organisasi perusahaan untuk merefleksikan pemikiran baru

dalam era competitiveness dan efektifitas organisasi. Balanced scorecard

digunakan sebagai alat pengendalian, analisa dan merevisi strategi organisasi

(Campbell et al dalam Imelda).

Balanced scorecard memiliki tujuan utama sebagai sebuah pendekatanuntuk mengorganisasi dan menyajikan informasi pengukuran kinerja yangmerupakan kombinasi antara ukuran keuangan yang terbatas denganukuran non-keuangan yang telah diseleksi dalam konteks memberikanmanajer informasi yang lebih relevan dan lebih efektif (pengukuran yangtidak terlalu banyak namun memiliki informasi yang luas) tentang kinerjaorganisasi ketimbang para manajer tersebut menerima informasi melaluilaporan manajemen yang masih tradisional, terutama berkaitan dengankunci tujuan strategik (Kaplan & Norton dalam Wilopo).

Balanced scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai yang

dihasilkan oleh para partisipan perusahaan yang memiliki kemampuan dan

motivasi tinggi, sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek yaitu

melalui perspektif finansial. Balanced scorecard dengan jelas mengungkapkan

berbagai faktor yang menjadi pendorong tercapainya kinerja finansial dan

kompetitif jangka panjang yang superior (Isniar: 2000).

Konsep ini memperkenalkan suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan

dengan menggunakan kriteria-kriteria yang tertuang dalam empat perspektif

balanced scorecard. Keempat perspektif tersebut menjadi satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan dan merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling

melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab akibat.

Page 34: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Finansial

Pelanggan

Proses Bisnis Internal

Pembelajaran dan Pertumbuhan

Gambar 2. Hubungan Sebab-Akibat antara empat Perspektif dalamBalanced Scorecard.

Sumber : Kaplan dan Norton (2000: 28)

Menurut Mulyadi dalam Ciptani (2000), konsep balanced scorecard

adalah salah satu konsep pengukuran kinerja yang sebenarnya memberikan

rerangka komprehensif untuk menjabarkan visi ke dalam sasaran-sasaran

strategik. Sasaran-sasaran strategik yang komprehensif dapat dirumuskan karena

balanced scorecard menggunakan empat perspektif yang satu sama lain saling

berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Rencana strategik yang komprehensif

dan koheren menyediakan kemudahan dan kejelasan untuk penyusunan program.

Dengan rerangka balanced scorecard, perencanaan strategik menghasilkan

berbagai strategic initiatives yang jelas menunjukkan sasaran (strategic

objectives) yang hendak dituju masa depan, ukuran pencapaian sasaran dan

informasi tentang pemacu kinerja (performance driver), target yang harus dicapai

dalam kurun waktu tertentu di masa depan.

ROCE

LoyalitasPelanggan

KeahlianPekerja

ProsesWaktuSiklus

Proses Mutu

PenyerahanTepat Waktu

Page 35: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

7. Keunggulan Balanced Scorecard

Keunggulan pendekatan balanced scorecard dalam sistem perencanaan

strategik menurut Mulyadi (2007: 15) adalah mampu menghasilkan rencana

strategik yang memiliki karakteristik diantaranya:

a. komprehensif

Balanced scorecard memperluas perspektif dalam perencanaan

strategis dari perspektif keuangan meluas ketiga perspektif lain: pelanggan,

proses bisnis dan internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran

yang lebih luas ini berdampak bagi perusahaan untuk lebih bijak dalam

memilih strategi korporat dan perusahaan akan mampu memasuki area bisnis

yang kompleks.

b. koheren

Balanced scorecard membangun hubungan sebab akibat (causal

relationship) diantara berbagi sasaran strategik yang dihasilkan dalam

perencanaan strategik.

c. berimbang

Balanced scorecard memelihara keseimbangan antara sasaran strategis

di empat perspektif sehingga perusahaan dapat memperoleh informasi yang

menyeluruh. Keseimbangan sasaran strategik penting untuk menghasilkan

kinerja keuangan berkesinambungan. Selain itu keseimbangan sasaran

strategik akan menjanjikan shareholder value yang berlipat ganda dan

berjangka panjang.

d. terukur

Sistem balanced scorecard hendaknya menghasilkan sasaran-sasaran

strategis dengan ukuran tertentu. Keterukuran sasaran strategik yang

dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian

berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut.

Page 36: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Process-Centric

Perspektif proses Perspektif

bisnis internal keuangan

Internal Eksternal

focus focus

Perspektif Perspektif

pembelajaran dan customer

pertumbuhan People-Centric

Gambar 3. Keseimbangan sasaran-sasaran strategik yang ditetapkan dalamperencanaan strategik.

Sumber : Mulyadi (2001: 22)

Menurut Luis (2007: 48-51), kelebihan balanced scorecard diantaranya:

a. dapat berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan strategi di antara para

stakeholders dari sebuah organisasi yaitu pihak manajemen, karyawan, para

pemegang saham, pelanggan serta komunitas lingkungan.

b. memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor yang ada dalam

organisasi tersebut, baik berbentuk benda fisik (tangible asset) maupun non

fisik (intangible asset).

c. mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi (performance).

d. memiliki konsep sebab-akibat.

e. dapat membantu proses penyusunan anggaran.

Sedangkan menurut Singgih et al dalam Primadhani (2008) dijelaskan

bahwa kelebihan balanced scorecard diantaranya:

Financialreturns yangberlipatgandadan berjangka

panjang

Produk danjasa yangmampu

menghasilkanvalue terbaikbagi customer

Prosesproduktif dancost effective

Sumber dayamanusia yangproduktif danberkomitmen

Page 37: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

a. ada keseimbangan antara lag indicator dan lead indicator.

b. balanced scorecard menggunakan tolak ukur kinerja “masa lalu”, selain itu

juga menggunakan kinerja “masa depan”.

Lag indicator yang merupakan ukuran hasil digunakan utnuk mengukur

pencapaian tujuan, sedangkan lead indicator yang merupakan ukuran pemicu

merupakan ukuran yang menunjukkan penyebab dicapainya ukuran hasil.

c. ada keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan jangka pendek.

Dalam balanced scorecard ada keseimbangan antara tujuan jangka pendek

(financial perspective) dan tujuan jangka panjang (customer perspective,

internal business process perspective, and learning and growth perspective).

d. ada keseimbangan antara hard objectives measures dan softer more subjective

measures.

Pengukuran dengan balanced scorecard menunjukkan adanya keseimbangan

antara hard objectives measures. Artinya dengan menggunakan ukuran hasil

yang objektif (ukuran-ukuran yang mudah didapatkan) yaitu ukuran hasil pada

financial perspective dengan ukuran hasil yang lebih subjektif (ukuran-ukuran

yang sulit didapatkan) yaitu ukuran hasil pada customer, internal business

process, and learning and growth.

8. Kelemahan Balanced Scorecard

Meskipun balanced scorecard memiliki banyak keunggulan, tetapi sistem

pengukuran kinerja ini juga memiliki keterbatasan-keterbatasan. Menurut

Purwanto dalam Primadhani (2008) kelemahan balanced scorecard diantaranya:

1. perangkat yang lebih secara efektif mengukur implementasi strategi daripada

penentuan strategi.

2. meski berperan penting dalam memperkuat hubungan antara inisiatif

perbaikan pelanggan dan strategi organisasi, namun tidak mengindikasikan

bagaimana pelanggan baru dan pasar baru dapat diidentifikasi.

Meskipun demikian, keterbatasan-keterbatasan tersebut tidak mengurangi

manfaat yang diperoleh dari penerapan balanced scorecard, melainkan dapat

mengoptimalkan balanced scorecard dengan berbagai keterbatasan tersebut.

Page 38: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

9. Manfaat Balanced Scorecard

Kaplan dan Norton (2000: 17) mengemukakan beberapa manfaat dari

konsep pengukuran kinerja Balanced Scorecard, yaitu:

1. mengklarifikasi dan menghasilkan konsensus mengenai strategi.

2. mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.

3. menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi

perusahaan.

4. mengkaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran jangka panjang dan

anggaran tahunan.

5. mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.

6. melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodik dan sistematis.

7. mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan

memperbaiki strategi.

10. Menterjemahkan Visi dan Strategi ke dalam

Empat Perspektif Balanced Scorecard

Balanced scorecard memberi para eksekutif kerangka kerja yang

komprehensif untuk menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam

seperangkat ukuran kinerja yang terpadu yang tersusun dalam empat perspektif

kerangka kerja balanced scorecard, yaitu financial, customer, internal business

processes, dan learning and growth (Kaplan & Norton, 2000: 8). Balanced

scorecard seharusnya menerjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan

dan ukuran. Gambar 4 menggambarkan mengenai balanced scorecard sebagai

kerangka kerja untuk menerjemahkan strategi ke dalam kerangka operasional.

Page 39: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Gambar 4. Balanced Scorecard sebagai kerangka kerjauntuk Penerjemahan Strategi ke dalam Kerangka Operasional.

Sumber: Kaplan & Norton (2000: 8)

Menurut Kaplan dan Norton (2000: 41), balanced scorecard memiliki

empat perspektif yang kesemua ukurannya diarahkan kepada pencapaian strategi

yang terpadu. Keempat perspektif tersebut menyajikan keseimbangan diantara

beberapa pengukuran kinerja, diantaranya:

1. Perspektif finansial (financial perspective)

Perspektif finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan

konsekuensi tindakan ekonomis yang telah diambil. Ukuran kinerja finansial

menggambarkan apakah strategi perusahaan, implementasi dan

pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak terhadap peningkatan laba

perusahaan. Tujuan finansial biasanya berhubungan dengan profitabilitas,

yang bisa diukur berdasar laba operasi, return on capital employed (ROCE),

nilai tambah ekonomis (economic value added).

Page 40: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Ada tiga tahap perkembangan kondisi keuangan pada unit bisnis, yaitu:

a. bertumbuh (growth)

Perusahaan berada pada awal siklus hidup perusahaan (growth) pada

saat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan.

Perusahaan harus mampu mengolah sumber daya yang tersedia untuk

meningkatkan produk/jasa, fasilitas produksi, kemampuan operasi,

infrastruktur, jaringan distribusi, serta memelihara hubungan erat dengan

pelanggan.

Tujuan finansial dalam tahap ini adalah pertumbuhan pendapatan

dan penjualan di berbagai segmen pasar.

b. bertahan (sustain)

Sebagian besar perusahaan berada pada tahap bertahan (sustain),

kondisi dimana perusahaan akan mempertahankan pangsa pasar yang

dimiliki melalui investasi yang cukup. Tujuan finansial dalam tahap ini

adalah profitabilitas.

c. menuai (harvest)

Unit bisnis mencapai tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya. Pada

tahap ini perusahaan sudah tidak lagi membutuhkan investasi yang besar,

namun unit bisnis hanya akan menuai (harvest) investasi yang telah

ditanamnya. Tujuan finansialnya adalah memaksimumkan arus kas operasi

dan penghematan modal kerja.

Kaplan dan Norton (2000: 45) mengungkapkan bahwa ada tiga tema

finansial yang dapat mendorong strategi bisnis, yaitu:

bauran dan pertumbuhan pendapatan (revenue mix and growth)

pengurangan biaya atau peningkatan produktivitas

strategi pemanfaatan aktiva/investasi

2. Perspektif pelanggan (customer perspective)

Dalam perspektif pelanggan, organisasi mengidentifikasi pelanggan

dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing dan berbagai ukuran

kinerja unit bisnis di dalam segmen sasaran. Pengukuran kinerja perspektif

Page 41: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

pelanggan terdiri dari dua yaitu kelompok ukuran utama (core measurement

group) dan proporsi nilai pelanggan (customer value preposition).

1. Ukuran utama (core measurement group)

Komponen pengukuran diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 5. Perspektif Pelanggan – Ukuran UtamaSumber : Kaplan dan Norton (2000: 28)

a. pangsa pasar (market share)

Menggambarkan proporsi bisnis yang dijual unit bisnis dalam segmen

pasar tertentu (pelanggan, uang yang dibelanjakan, dan volume

penjualan).

b. retensi pelanggan (customer retention)

Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan dan

meningkatkan loyalitas pelanggan. Pengukuran bisa dilakukan melalui

prosentase pertumbuhan bisnis dengan jumlah pelanggan yang dimiliki

perusahaan.

c. akuisisi pelanggan (customer acquisition)

Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menarik dan

memenangkan pelanggan atau bisnis baru dalam persaingan segmen

pasar. Pengukuran bisa dilakukan melalui prosentase jumlah

ProfitabilitasPelanggan

KepuasanPelanggan

PangsaPasar

AkuisisiPelanggan

RetensiPelanggan

Page 42: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

penambahan pelanggan baru dan perbandingan total penjualan dengan

pelanggan baru yang ada.

d. kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memberikan

pelayanan kepada pelanggannya, sehingga diharapkan mampu

memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan

melaksanakan bisnisnya. Untuk mengetahui tingkat kepuasan

pelanggan, dapat dilakukan dengan beberapa teknik yaitu: survey

melalui pos, interview melalui telepon, atau personal interview.

e. profitabilitas pelanggan (customer profitability)

Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam meraih keuntungan

dari hasil penjualan produknya.

2. Proporsi Nilai Pelanggan (customer value preposition)

Proporsi nilai pelanggan merupakan faktor pendorong pengukuran

utama kepuasan, akuisisi, retensi, serta pangsa pasar dan pangsa rekening

pelanggan.

Dibagi menjadi 3 kategori yaitu:

a. atribut produk/jasa (product/service attributies)

Atribut produk dan jasa mencakup fungsionalitas produk atau jasa,

harga, dan mutu.

b. hubungan pelanggan (customer relationship)

Dimensi waktu penyampaian produk/jasa kepada pelanggan meliputi

waktu tanggap dan penyerahan serta tanggapan pelanggan atas

barang/jasa yang diterimanya.

c. citra dan reputasi (image and reputation)

Dimensi ini menggambarkan faktor-faktor tak berwujud yang

membuat pelanggan tertarik kepada produk/jasa perusahaan.

Page 43: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Hubungan ketiganya dapat digambarkan sebagai berikut:

= + +

Gambar 6. Proporsi Nilai PelangganSumber : Kaplan dan Norton (2000: 65)

3. Perspektif proses bisnis internal (internal business process perspective)

Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasi berbagai proses

internal penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan dan pemilik

organisasi. Kaplan dan Norton (2000: 83) menyebutkan komponen utama

dalam proses bisnis internal, yaitu:

a. proses inovasi (inovation process)

Diukur dengan banyaknya produk baru yang dihasilkan organisasi, waktu

penyerahan produk ke pasar.

b. proses operasi (operation process)

Diukur dengan peningkatan kualitas produk, waktu proses produksi yang

lebih pendek. Proses ini menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi,

serta ketepatan waktu barang dan jasa yang diberikan kepada pelanggan.

c. proses layanan purna jual (postsale service process)

Yang diukur dengan pelayanan purna jual, waktu yang dibutuhkan untuk

memberikan pelayanan kepada pelanggan. Layanan ini mencakup garansi,

aktivitas perbaikan, penggantian produk rusak, serta proses pembayaran

secara kredit. Pengukuran tahap ini cukup penting karena pelayanan purna

jual akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pelanggan.

Nilai Atribut produk/jasa Citra Hubungan

Fungsionalitas Mutu WaktuHarga

Page 44: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Proses

Layanan

Proses Inovasi Proses Operasi Purna Jual

Gambar 7. Perspektif Proses Bisnis InternalSumber : Kaplan dan Norton (2000: 84-92)

4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective)

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengidentifikasi faktor-

faktor yang paling penting untuk mencapai keberhasilan saat ini dan masa

depan berupa infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam

menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Untuk itu

diperlukan kontribusi dari seluruh komponen yang ada dalam perusahaan

mulai dari tingkat karyawan sampai level top manager sebagai upaya

memberikan hal yang terbaik bagi para pelanggannya.

Perspektif ini bertujuan meningkatkan kapabilitas sumber daya

manusia dan kapabilitas sistem informasi untuk mencapai keselarasan. Ciptani

(2000) menjelaskan perspektif ini dapat mengidentifikasi perusahaan dalam

penciptaan value secara terus-menerus, terutama dalam hubungannya dengan

kemampuan dan motivasi karyawan.

Dalam perspektif ini, terdapat tiga dimensi penting yang harus

diperhatikan untuk melakukan pengukuran yaitu: kemampuan karyawan,

kemampuan sistem informasi, adanya motivasi, pemberian wewenang dan

pembatasan wewenang kepada karyawan.

1. Kemampuan karyawan (employee capabilities)

Dewasa ini pekerjaan rutin dalam proses produksi sudah digantikan

oleh mesin-mesin yang serba otomatis. Dengan demikian tenaga kerja

buruh kasar kurang lagi diperlukan, melainkan tenaga kerja spesialis.

Semakin sedikitnya tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan,

KebutuhanPelangganDiidentifikasi

CiptakanProduk/Jasa

KebutuhanPelangganTerpuaskanKenali

Pasar

BangunProduk/Jasa

LuncurkanProduk/Jasa

LayaniPelanggan

Page 45: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

menyebabkan perusahaan lebih dapat memberikan akses informasi yang

lebih layak kepada pekerjanya untuk lebih meningkatkan efisiensi guna

mencapai tujuan perusahaan.

Dalam melakukan pengukuran terhadap kemampuan karyawan,

pengukuran dilakukan atas tiga hal pokok (lihat gambar 7) yaitu

pengukuran terhadap kepuasan karyawan, pengukuran terhadap perputaran

karyawan dalam perusahaan, dan pengukuran terhadap produktivitas

karyawan.

Ukuran Inti

Faktor yang

mempengaruhi

Gambar 8. Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan PertumbuhanSumber: Kaplan dan Norton (2000: 112)

a. Mengukur kepuasan karyawan

Perusahaan biasanya mengukur kepuasan karyawan dengan

survei tahunan atau survei rutin dimana prosentase tertentu dari para

karyawan yang dipilih secara acak di survei setiap bulan. Unsur-unsur

dalam suatu survei kepuasan karyawan meliputi (Kaplan: 2000):

1. keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan

2. penghargaan karena telah melakukan pekerjaan dengan baik

Hasil

ProduktivitasKaryawan

RetensiKaryawan

KepuasanKaryawan

Iklim untukbertindak

InfrastrukturTeknologi

KompetensiStaf

Page 46: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3. akses yang memadai kepada informasi untuk melaksanakan

pekerjaan dengan baik

4. dorongan aktif untuk bekerja kreatif dan menggunakan inisiatif

5. tingkat dukungan dari fungsi staff

6. kepuasan keseluruhan dari perusahaan

b. Mengukur retensi karyawan

Kaplan (2000: 113) menjelaskan bahwa tujuan retensi

karyawan adalah untuk mempertahankan selama mungkin para

karyawan yang diminati perusahaan. Perusahaan membuat investasi

jangka panjang dalam diri karyawan sehingga setiap kali ada karyawan

berhenti bukan atas keinginan perusahaan merupakan suatu kerugian

modal intelektual bagi perusahaan.

c. Mengukur produktivitas karyawan

Produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil, dampak

keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian karyawan, inovasi,

proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk

membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para karyawan dengan

jumlah karyawan yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran

tersebut (Kaplan, 2000: 113).

2. Kemampuan sistem informasi (information system capabilities)

Selain motivasi dan keahlian yang dimiliki, karyawan harus

mendapatkan banyak informasi mengenai pelanggan, proses bisnis

internal, dan konsekuensi finansial keputusan perusahaan agar karyawan

dapat bekerja secara efektif dalam lingkungan kompetitif dunia bisnis.

Mirhani dalam Riah (2009) menjelaskan bahwa motivasi dan skills

karyawan sangat diperlukan untuk mencapai sasaran customers

satisfaction dan internal-business-proces, disamping itu informasi yang

akurat dan tepat waktu mengenai customers, internal processes dan

konsekuensi finansial perusahaan mutlak diperlukan.

Page 47: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Motivasi, pemberdayaan dan keselarasan (motivation, empowerment and

alignment)

Kaplan (2000: 118) menyebutkan bahwa akses informasi yang

dibekali kepada karyawan tidaklah cukup memberikan kontribusi bagi

keberhasilan perusahaan jika mereka tidak termotivasi bertindak untuk

kepentingan terbaik perusahaan atau jika mereka tidak diberikan

kebebasan membuat keputusan dan mengambil tindakan.

Untuk dapat menciptakan motivasi karyawan diperlukan iklim

organisasi yang mampu menciptakan motivasi itu sendiri dan mendorong

inisiatif karyawan. Keberhasilan aspek ini bisa dilihat dari jumlah saran

yang diajukan karyawan, jumlah saran yang diimplementasikan dan

tingkat kemampuan karyawan untuk mengetahui visi dan misi yang

diemban oleh perusahaan.

Menurut Kaplan (2000: 118) diantaranya:

a. ukuran saran yang diberikan dan dilaksanakan

Sebuah ukuran yang sederhana dan banyak digunakan adalah

banyaknya saran yang diberikan per karyawan dengan harapan dapat

mengukur partisipasi karyawan dalam meningkatkan kinerja

perusahaan.

b. ukuran Peningkatan

Pengukuran dapat dilakukan dengan mendeteksi seberapa besar

biaya yang terbuang akibat terlambatnya penyerahan produk, jumlah

barang yang rusak, sisa-sisa produksi dan absenteeism.

c. ukuran keselarasan perorangan dan perusahaan

Menurut Kaplan (2000: 121) faktor pendorong kinerja keselarasan

perorangan dan perusahaan berfokus pada apakah setiap departemen

dan karyawan perusahaan telah menyelaraskan tujuan mereka dengan

tujuan perusahaan yang dinyatakan dalam balanced scorecard. Terdiri

dari dua hal yaitu pengukuran terhadap keseluruhan prosedur yang

berlaku dalam perusahaan dalam rangka peningkatan kinerja dan

pengukuran terhadap kinerja tim.

Page 48: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini diantaranya :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Riah Yulianti (2009), mahasiswa Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK

Akuntansi dengan judul “Pengukuran Kinerja berdasarkan Balanced

Scorecard sebagai Informasi bagi Manajemen pada PD. BPR BKD

Karanganyar Tahun 2008”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan dengan

menggunakan metode balanced scorecard. Tipe penelitian adalah studi kasus.

Hasil analisis menunjukkan bahwa perspektif pelanggan, proses bisnis

internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan dinilai sudah baik, sedangkan

perspektif keuangan masih kurang baik. Peneliti menyarankan agar

perusahaan menggunakan konsep balanced scorecard supaya mampu

mewujudkan visi dan misi perusahaan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Umam Nurwafi Chamdan (2010),

mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi

Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi dengan judul “Penerapan Metode

Balanced Scorecard sebagai Pengukuran Kinerja pada Lembaga Keuangan

Syariah (BMT) Bina Insan Mandiri Gondangrejo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan dengan

menggunakan metode balanced scorecard. Hasil penilaian kinerja dengan

metode balanced scorecard secara keseluruhan adalah baik. Peneliti

menyarankan agar perusahaan menggunakan konsep balanced scorecard

supaya mampu mewujudkan visi dan misi perusahaan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Primadhani Asmoro (2008), mahasiswa

Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dengan judul “Pengukuran Kinerja

Organisasi Sektor Publik dengan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada

PDAM Surakarta).

Penelitian ini berusaha menerapkan balanced scorecard sebagai

pengukur kinerja pada perusahaan. Pengukuran yang dilakukan perusahaan

selama ini sudah mencakup keuangan dan non keuangan, akan tetapi masih

Page 49: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

kurang terpadu karena masih menekankan pada aspek keuangan. Perusahaan

belum memasukkan perspektif pelanggan serta pertumbuhan dan

pembelajaran sehingga perlu dilengkapi dengan balanced scorecard menurut

saran peneliti.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Pramudianto Mulyo Prabowo (2007),

mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dengan judul “Kemungkinan

Penerapan Balanced Scorecard sebagai suatu Alternatif Pengukuran Kinerja

pada Samsat Kota Surakarta”.

Tujuan dari penelitian ini adalah mencoba mengetahui kemungkinan

penerapan balanced scorecard sebagai alternatif pengukuran kinerja

perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan selama ini sudah cukup memadai,

karena selain mengukur aspek finansial perusahaan juga menerapkan

pengukuran aktivitas organisasi dari segi non finansial. Namun perusahaan

masih mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencanaan masa

depannya, sehingga mempersulit dalam mewujudkan tujuan organisasinya.

Peneliti menyarankan perusahaan perlu menerapkan balanced scorecard

untuk memperbaiki kinerja finansial serta mempengaruhi perubahan kultur

yang ada dalam organisasi.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Mian Putri Rubiana Sianipar (2007),

mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Indonesia

dengan judul “Analisa Penerapan Balanced Scorecard di PT Surveyor

Indonesia”.

Tujuan dari penelitian ini adalah mencoba menerapkan balanced

scorecard pada salah satu perusahaan jasa BUMN yaitu PT Surveyor

Indonesia. Tipe penelitian adalah action research dengan pendekatan

deskriptif analitikal. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan balanced

scorecard masih mendapat banyak hambatan. Identifikasi hambatan dilakukan

pada dua bagian yaitu proses pengembangan dan implementasi balanced

scorecard dan balanced scorecard PTSI itu sendiri. Peneliti berusaha

memberikan saran dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

Page 50: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Penelitian diatas memiliki persamaan dalam rumusan masalah yang

dibahas yaitu mengenai pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan

konsep balanced scorecard. Sedangkan perbedaan yang sangat mendasar

antara penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah

objek penelitian dan ukuran-ukuran yang digunakan dalam penelitian.

Page 51: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 1. Perbedaaan ukuran yang diteliti

No. Obyek Penelitian Perspektif Keuangan Perspektif PelangganPerspektif

Proses Bisnis Internal

PerspektifPembelajaran dan

Pertumbuhan1. PD. BPR BKD

Karanganyar(Riah,FKIP UNS 2009)

Pertumbuhanpendapatan

Perubahan biaya Rasio ROA Rasio ROE Leverage ratio

Customer Acquisition Customer Retention Customer Satisfaction

Pengembangan Produk/jasa baru

Respond Time

Retensi karyawan Produktivitas

karyawan Pelatihan karyawan

2. Lembaga KeuanganSyariah (BMT) BinaInsan MandiriGondangrejo(Nurul Umam,FKIPUNS 2010)

Pertumbuhan Asset Peningkatan

(keuntungan) SHU Optimalisasi asset Peningkatan

penyaluranpembiayaan

Retensi pelanggan Akuisisi Pelanggan Kepuasan pelanggan Profitabilitas

pelanggan

Proses inovasi Proses operasi Layanan purna jual

Retensi karyawan Absensi karyawan Produktivitas

karyawan Pelatihan karyawan

3. PDAM Surakarta(Primadhani,FE UNS2008)

Efisiensi biaya Peningkatan

pendapatan Peningkatan

kemampuan untukmenghasilkan laba

Peningkatankemampuan

untuk memenuhikewajiban

Retensi pelanggan Akuisisi pelanggan Cakupan pelanggan Kepuasan pelanggan

Tingkat kehilangan air Produktivitas pemanfaatan

instalasi produksi Kecepatan penyambungan

baru Kualitas air distribusi Kontinuitas air Penerapan meter air Kemampuan penanganan

aduan rata-rata

Pelatihan karyawan Produktivitas

karyawan Retensi karyawan

34

Page 52: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4. SAMSAT Surakarta(Pramudianto, FE UNS2007)

Pertumbuhanpendapatan

Rasio efektivitas Rasio efisiensi

Tingkat kebutuhan Akuisisi Wajib Pajak Kepuasan Wajib Pajak

Pendataan objek/subjekpajak yang sistematis

Perbandingan nilaiteknologi yang mutahirdengan teknologi yanglama

Peningkatan pengawasan

Pelatihan pegawai Kepuasan pegawai

5. PT Surveyor Indonesia(Mian Putri RubianaSianipar, FE UI 2007)

ROA Pertumbuhan

pendapatan Efisiensi biaya Arus kas manager

Akuisisi pelanggan Image building Loyalitas pelanggan

Business R&D Penjualan Delivery Manajemen pelanggan

Pengetahuan bagiorganisasi

Optimalisasi IT danDSS dalam prosesbisnis

Kompetensi danfokus pelanggan

6. Unit Simpan PinjamKoperasi Serba UsahaMekar (KSU) SuryaKaranganyar(Ramita, FKIP UNS2011)

Peningkatanpendapatan

Peningkatan SHU Efisiensi biaya Cash Ratio Rasio modal

terhadap total aktiva Rasio rentabilitas

modal

Akuisisi Pelanggan Retensi pelanggan Kepuasan pelanggan

Proses inovasi Proses operasi Layanan purna jual

Retensi karyawan Produktivitas

karyawan Kapabilitas karyawan

35

Page 53: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Selain penelitian terdahulu, peneliti juga menggunakan beberapa jurnal

baik nasional maupun internasional yang relevan dengan penelitian ini,

diantaranya:

1. Ali Mutasowifin (2002) dengan judul “Penerapan Balanced Scorecard sebagai

Tolak Ukur Penilaian pada Badan Usaha berbentuk Koperasi”.

Jurnal ini berisi tentang penerapan Balanced Scorecard pada organisasi

dengan karakteristik khusus yaitu koperasi. Menilai kinerja koperasi dengan

kesejahteraan anggota sebagai tujuan utamanya. Balanced Scorecard

dianggap sebagai penilaian yang komprehensif untuk mendorong dan

memberi arahan kepada anggota, pengelola, pengurus, serta pengawas

koperasi dalam menjalankan aktivitas agar sesuai dengan batas-batas prinsip-

prinsip koperasi. Namun selain ke empat perspektif dalam Balanced

Scorecard, koperasi juga harus mempertimbangkan pada satu hal yakni,

masalah sosial dan politik yang tidak bisa diabaikan.

2. Monika Kussetya Ciptani (2000) dengan judul “Balanced Scorecard sebagai

Pengukuran Kinerja Masa Depan”.

Jurnal ini berisi tentang bagaimana penerapan konsep balanced scorecard

pada beberapa perusahaan di Amerika. Berbagai kendala dan permasalahan

yang timbul menjadi masukan bagi perusahaan atau organisasi bisnis yang

ingin menerapkan konsep balanced scorecard.

3. Imelda R.H.N (2004) dengan judul Implementasi Balanced Scorecard pada

Organisasi Publik.

Jurnal ini menjelaskan bagaimana menentukan tujuan strategis, ukuran yang

digunakan, target yang ingin dicapai serta inisiatif, dan

mengimplementasikan balanced scorecard pada organisasi publik.

4. Isniar Budiarti (2000) dengan judul Balanced Scorecard sebagai Alat Ukur

Kinerja dan Alat Pengendali Sistem Manajemen Strategis.

Page 54: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Jurnal ini menjelaskan bahwa balanced scorecard merupakan suatu sistem

manajemen yang menjabarkan visi dan strategi suatu perusahaan ke dalam

tujuan operasional dan tolak ukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan

untuk perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta

pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced scorecard selain dapat digunakan

sebagai alat pengukur kinerja, juga dapat digunakan sebagai alat untuk

menilai apakah strategi yang dilakukan perusahaan sudah tepat dan juga

mengawasi apakah strategi perusahaan sudah dijalankan.

5. Eleni D. Karra, University of Macedonia, Thessaloniki Greece dengan judul

The Evaluation of an Academic Institution using the Balanced Scorecard

(Academic Scorecard): The Case of University of Macedonia Thessaloniki.

Jurnal ini berisi tentang penjelasan metode yang digunakan untuk memilih

metrik pengukuran balanced scorecard serta penerapan balanced scorecard

pada Universitas Macedonia Thessaloniki, Yunani.

6. Marcela Porporato dengan judul Balanced Scorecard Design Preferences

According to Subjects’ Expertise and Purpose of use.

Jurnal ini berisi tentang evaluasi mengenai perbedaan penggunaan masing-

masing ukuran dalam perspektif balanced scorecard yang dipengaruhi oleh

subyek tentang pengetahuan balanced scorecard secara keseluruhan dalam

bidang akuntansi.

7. “Using the Balanced Scorecard to Improve the performance of City and

Country Councils”.

Jurnal ini menjelaskan tentang penerapan balanced scorecard pada

administrasi publik seperti Dewan Kota di beberapa negara yaitu Amerika

Serikat dan Inggris. Tujuan artikel ini adalah menerapkan balanced scorecard

pada administrasi publik.

Page 55: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur berfikir yang digunakan dalam

penelitian ini, yang digambarkan secara menyeluruh dan sistematis setelah

mempunyai teori yang mendukung penelitian ini, maka dapat dibuat suatu

kerangka berfikir sebagai berikut:

Setiap perusahaan harus mempunyai visi, misi, tujuan dan strategi

perusahaan. Dari semua point tersebut kemudian dijabarkan ke dalam empat

perspektif balanced scorecard, yaitu: perspektif keuangan, pelanggan, proses

bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Kemudian diterjemahkan

dalam bentuk kriteria keseimbangan dengan menentukan sasaran strategik,

ukuran hasil, ukuran pemacu kinerja. Kemudian mengukur kinerja dari masing-

masing perspektif dengan membandingkan ukuran dari tahun-tahun sebelumnya

(minimal 3 tahun).

Langkah selanjutnya adalah menentukan skala penilaian (rating scale)

dan memasukkan nilai skor tiap-tiap ukuran ke dalam ikhtisar kinerja perusahaan

untuk dihitung total skornya. Dari total skor tersebut, dihitung rata-rata skor

dengan membagi total skor dengan total bobot standar (jumlah ukuran yang

diteliti). Kemudian membuat skala untuk menilai rata-rata skor tersebut sehingga

perusahaan dapat dikelompokkan menjadi:

a. Kinerja tertinggi, yaitu kinerja diatas 80% = rata-rata skor 0.06-1.00 yang

menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Baik”

b. Kinerja rata-rata, yaitu kinerja antara 50%-80% = skor 0-0.06 yang

menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Cukup Baik”

Page 56: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c. Kinerja terendah, yaitu kinerja yang kurang dari 50% = skor -1-0 yang

menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Buruk”.

VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI

KRITERIA KESEIMBANGAN

BALANCED SCORECARD :

Finansial

Customer

Proses Bisnis Internal

Pembelajaran & Pertumbuhan

KINERJA

1. Baik : jika rata-rata skor 0.06-12. Cukup : jika rata-rata skor 0-0.063. Buruk : jika rata-rata skor -1-0

Penilaian (Scoring) tiap-tiap ukuran dalam Kriteria Keseimbangan dari

perbandingan ukuran dari tahun-tahun sebelumnya (minimal 3

tahun).

Ikhtisar Kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya

Menghitung Total Skor

Rata-rata Skor =StandarBobotTotal

SkorTotal

Page 57: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Gambar 9. Kerangka Berfikir Pengukuran Kinerja dengan Metode BalancedScorecard.

Page 58: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Obyek penelitian ini adalah Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha

(KSU) Mekar Surya Karanganyar. Pertimbangan penulis melakukan penelitian di

Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar adalah:

1. Tersedianya data-data yang mendukung kelancaran Penulis dalam

mengumpulkan data yang dibutuhkan.

2. Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar belum pernah dijadikan

obyek penelitian tentang pengukuran kinerja dengan metode Balanced

Scorecard.

2. Waktu Penelitian

Penulis membutuhkan waktu untuk menyelesaikan penelitian ini selama 6

bulan, dimulai bulan Agustus 2010 sampai Januari 2010 dengan perincian sebagai

berikut:

BulanKEGIATAN

Ags Sept Okt Nov Des Jan

1. Persiapan Penelitian

a. Pengamatan awal

b. Pengajuan Judul

c. Penyusunan Proposal

d. Perizinan

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pengumpulan data

b. Analisis data

c. Penyusunan Laporan Penelitian

Page 59: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

B. Metode Penelitian

Menurut Bogdan dan Taylor (1993: 25), “Metodologi berarti proses,

prinsip-prinsip dan prosedur yang kita pakai dalam mendekati persoalan-persoalan

dan usaha mencari jawabannya”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor (1993: 30):Metodologi kualitatif sebagai prosedur-prosedur riset yang menghasilkandata kualitatif: ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah lakumereka yang terobservasi. Pendekatan ini mengarah kepada keadaan-keadaan dan individu-individu secara holistik (utuh).

Menurut Kirk dan Miller dalam Lexy J. Moleong (2004: 4), “Penelitian

kualitatif adalah tradisi tertentu dalm ilmu pengetahuan sosial yang secara

fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya

sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan

dalam peristilahannya.

Menurut Lexy J. Moleong (2004: 6):Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahamifenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya:perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dandengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatukonteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metodealamiah.

Peneliti memilih bentuk penelitian kualitatif juga didasarkan bahwa

penelitian kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme, artinya realita yang

muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian ini sehingga obyek penelitian dan

permasalahan yang diteliti akan diungkapkan secara detail dan mendalam. Peneliti

tidak memberikan treatment atau perlakuan terhadap obyek, sehingga obyek

dibiarkan seperti kondisi aslinya.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang,

dimana peneliti hanya mengkaji satu masalah saja dan pengumpulan data yang

berkaitan dengan pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard pada Unit

Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar. Jadi, strategi tunggal terpancang

yang digunakan dalam penelitian ini mengandung pengertian yaitu: tunggal

Page 60: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

artinya hanya ada satu ruang lingkup lokasi penelitian yaitu Unit Simpan Pinjam

KSU Mekar Surya Karanganyar. Sedangkan terpancang pada tujuan penelitian,

maksudnya bahwa apa yang harus diteliti dibatasi pada aspek-aspek yang sudah

dipilih sebelum melaksanakan penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian studi kasus

(case study). Studi kasus merupakan penelitian yang rinci terhadap objek tertentu

selama kurun waktu tertentu. Jadi kesimpulan yang diambil hanya berlaku pada

elemen-elemen yang diteliti saja seperti objek, populasi dan kurun waktu tertentu.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dalam Lexy Moleong (2004: 157), “Sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung di tempat penelitian atau tempat yang

menjadi objek penelitian. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu hasil wawancara (interview) dengan pihak-pihak terkait dari Unit

Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar, hasil pengamatan

(observation) dan pencatatan atas hal-hal yang diperoleh selama pelaksanaan

penelitian.

b. Data Sekunder

Data pendukung yang diperoleh peneliti secara tidak langsung. Misalnya

buku-buku, surat kabar, majalah, serta data yang berasal dari dokumen-

dokumen perusahaan yang berhubungan dengan obyek penelitian.

D. Teknik Sampling

Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi suatu

perumusan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (HB.

Sutopo, 2002: 55). Cuplikan dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan sebagai

internal sampling artinya cuplikan diambil untuk mewakili informasinya, dengan

Page 61: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kelengkapan dan kedalaman yang tidak ditentukan oleh jumlah sumber datanya,

melainkan oleh kedalaman pemahaman akan informasi oleh peneliti. Teknik

sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota diberi

kesempatan menjadi sampel.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling, dimana peneliti cenderung memilih informan (key informan) yang

dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam serta dapat

dipercaya. Dalam pelaksanaannya, pengumpulan dan pilihan informaan dapat

berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam

memperoleh data.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Riset lapangan (field research)

Menurut Goetz dan LeCompte dalam HB. Sutopo (2003), “Strategi

pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dikelompokkan ke dalam dua cara,

yaitu metode interaktif dan non interaktif. Dalam penelitian ini metode yang

digunakan penulis adalah metode interaktif yaitu meliputi wawancara (interview),

observasi (observation), serta dokumentasi untuk mengumpulkan data primer

yang berhubungan dengan objek penelitian.

a. Wawancara (interview)

Kegiatan yang dilakukan adalah dengan wawancara langsung ke informan

yang dianggap mampu memberikan informasi terkait dengan masalah penelitian.

Menurut Lexy J. Moleong (2004 : 186) ”Wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Burhan Bungin (2003: 108)

menjelaskan wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi,

perasaaan dan sebagainya, yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara

Page 62: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai

(interviewee).

Menurut H.B Sutopo (2002: 58), tujuan utama melakukan wawancara

adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai

para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaaan, motivasi, tanggapan atau

persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya untuk merekonstruksi

beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan

memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa

yang akan datang.

Dalam penelitian ini wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara

yang tidak terstruktur yang akan memuat pertanyaan secara garis besar saja dan

sangat tergantung pada keadaan atau subjek. Informasi yang akan ditanyakan

adalah gambaran umum perusahaan dan kinerja yang dilakukan di Unit Simpan

Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar.

b. Observasi (observation)

Menurut HB. Sutopo (2002: 64) “Teknik observasi digunakan untuk

menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan

benda serta rekaman gambar. Menurut Guba dan Lincoln dalam Lexy Moleong

(2004: 174), “ada beberapa alasan mengapa penelitian kualitatif memerlukan

pengamatan, diantaranya:

1. Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung.

2. Teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian

mencatat perilaku dan kejadian sebagimana yang terjadi pada keadaaan

sebenarnya.

3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang

berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang

langsung diperoleh dari data.

4. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti

5. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi yang

rumit.

Page 63: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

6. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi tidak memungkinkan,

pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan

pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti, sehingga diharapkan

dapat memperoleh gambaran atas kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya

Karanganyar.

c. Dokumentasi

Menurut HB. Sutopo (2002: 69) “Dokumen tertulis dan arsip merupakan

sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif.

Menurut Yin dalam Sutopo (2002: 69) “Mencatat dokumen disebut sebagai

content analysis artinya peneliti tidak sekedar mencatat isi penting yang tersurat

dalam dokumen, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat sehingga peneliti

harus bersikap kritis dan teliti. Peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan elemen-elemen dalam pengukuran kinerja dengan balanced

scorecard. Dokumen-dokumen yang diperlukan peneliti terdiri dari :

1. Data Umum Perusahaan

a. Sejarah berdirinya

b. Visi, misi serta strategi

c. Struktur organisasi

d. Produk, jasa dan pelayanan

e. Wilayah Pemasaran

f. Permodalan

g. Daftar karyawan

2. Data khusus

a. Laporan Keuangan

b. Laporan pertumbuhan anggota

c. Data pelatihan-pelatihan karyawan

d. Inovasi produk

Page 64: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2. Studi Pustaka (library research)

Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data

pendukung/sekunder. Hal ini bisa dilakukan dengan membaca dan mempelajari

buku-buku, jurnal, majalah, serta artikel yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti. Data-data tersebut akan digunakan sebagai pedoman dalam membahas

permasalahan yang menjadi topik penelitian.

F. Validitas Data

H.B. Sutopo (2002: 78) mengemukakan bahwa, ”Validitas data

merupakan jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil

penelitian”. Pemantapan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data yang

didasarkan pada suatu kriteria tertentu. Sedangkan dalam penelitian ini teknik

pemeriksaan data dilakukan dengan cara trianggulasi dan review informan untuk

menjamin validitas data.

1. Trianggulasi

Menurut Lexy J. Moleong (2004: 330), ”Trianggulasi adalah teknik

pemeriksaaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data

itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.

Menurut Patton dalam H.B. Sutopo (2002: 78) ada 4 macam teknik trianggulasi

sebagai cara untuk meningkatkan validitas data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1. Trianggulasi data (sumber)

Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, peneliti

wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang

sama atau sejenis akan lebih mantap kebenaranya bila digali dari beberapa

sumber data yang berbeda.

2. Trianggulasi Metode

Jenis trianggulasi ini dapat dilakukan oleh seorang peneliti dengan

mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode

pengumpulan data yang berbeda. Penekanan dalam trianggulasi metode adalah

penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas

Page 65: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji

kemantapan informasinya.

3. Trianggulasi Peneliti

Yang dimaksud dengan cara trianggulasi peneliti adalah hasil penelitian baik

data maupun simpulan .mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa

diuju validitasnya dari beberapa peneliti.

4. Trianggulasi Teori

Trianggulasi teori dilakukan dengan menggunakan perspektif lebih dari satu

teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dari beberapa perspektif

teori yang akan diginakan akan dapat diperoleh pandangan yang lebih

lengkap, tidak hanya sepihak sehingga bisa dianalisis dan ditarik kesimpulan

yang lebih utuh dan menyeluruh.

Jenis trianggulasi yang digunakan untuk mencapai validitas dalam

penelitian ini adalah trianggulasi sumber, dimana peneliti menggunakan beberapa

narasumber yang berbeda untuk mengumpulkan data atau informasi yang sejenis,

sehingga informasi yang diperoleh dari narasumber satu dapat dibandingkan

dengan informasi yang diperoleh dari narasumber lain.

2. Review Informan

Review informan dilakukan pada waktu peneliti sudah mendapat data

yang cukup lengkap dan berusaha menyusun sajian datanya walaupun mungkin

masih belum utuh dan menyeluruh, unit-unit laporan tersebut dikomunikasikan

dengan informannya, khususnya informan pokok (key informan). Hal ini

dilakukan untuk mengetahui apakah laporan yang disusun merupakan pernyataan

atau deskripsi sajian yang disetujui mereka.

Page 66: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

G. Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengolah data

hasil penelitian untuk menjawab hipotesis. Menurut Bogdan dan Taylor dalam

Lexy J. Moleong (2004: 280) mengemukakan bahwa:

Analisis data adalah proses yang merinci usaha secara formal untukmenemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankanoleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema danhipotesis itu.

Sedangkan menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2004: 280), ”Analisis

data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu

pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

Teknik analisis data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard untuk menilai kinerja Unit

Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh dalam analisis data adalah sebagai berikut:

1. Menjabarkan visi, misi, strategi dan tujuan perusahaan ke dalam empat

perspektif Balanced Scorecard, yaitu: perspektif keuangan, customer, proses

bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran dan diterjemahkan dalam

bentuk kriteria keseimbangan dengan menentukan sasaran strategik, ukuran

hasil, ukuran pemacu kinerja.

Page 67: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

22

Tabel 2

Kerangka Kriteria Keseimbangan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar

Perspektif Sasaran StrategikUkuran Hasil

(Lag Indicators)Ukuran Pemacu Kinerja

(Lead Indicators)BobotNilai

1. PerspektifKeuangan

• Peningkatan Pendapatan• Peningkatan SHU• Efisiensi biaya• Cash Ratio (Likuiditas)• Rasio modal terhadap total aktiva

(solvabilitas)• Rasio rentabilitas modal

(Rentabilitas)

• Peningkatan Pendapatan• Peningkatan SHU• Efisiensi biaya• Cash Ratio (Likuiditas)• Rasio modal terhadap

total aktiva (solvabilitas)• Rasio rentabilitas modal

(Rentabilitas)

• Jumlah produk/jasa yang digunakan anggota• Prosentase SHU yang dibagikan• Penurunan biaya yang dikeluarkan• RAPBK• RAPBK

• RAPBK

11111

1

2. PerspektifPelanggan

• Peningkatan partisipasi anggota• Mempertahankan loyalitas pelanggan• Meningkatnya kesejahteraan anggota

• Akuisisi Pelanggan• Retensi Pelanggan• Kepuasan Pelanggan

• Bertambahnya anggota baru• Berkurangnya jumlah anggota yang keluar• Berkurangnya jumlah keluhan anggota

111

3. PerspektifProses BisnisInternal

• Pengembangan produk/jasa• Peningkatan kualitas proses pelayanan

• Proses Inovasi• Proses Operasi• Layanan Purna Jual

• Peningkatan pendapatan• Kecepatan proses pelayanan• Kemudahan akses anggota

111

4. PerspektifPembelajarandanPertumbuhan

• Peningkatan komitmen karyawan• Peningkatan kapabilitas karyawan

• Retensi karyawan• Produktivitas karyawan• Kapabilitas karyawan

• Berkurangnya jumlah karyawan yang keluar• Strategic job• Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan

1

11

Total Skor 15

6549

Page 68: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

50

1. Menentukan hasil skor dari tiap-tiap ukuran yang diteliti, terdiri dari:

a. Perspektif Keuangan

Beberapa rasio finansial yang digunakan dalan pengukuran, antara lain:

1) Peningkatan Pendapatan

2) Peningkatan SHU

3) Efisiensi biaya

4) Cash Ratio (Likuiditas)

5) Rasio modal terhadap total aktiva (solvabilitas)

6) Rasio rentabilitas modal (Rentabilitas)

b. Perspektif Pelanggan

1) Akuisisi Pelanggan

2) Retensi Pelanggan

3) Kepuasan Pelanggan

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

1) Proses Inovasi

2) Proses Operasi

3) Layanan Purna Jual

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

1) Retensi karyawan

2) Produktivitas karyawan

3) Kapabilitas karyawan

Page 69: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

51

2. Menghitung total skor dan rata-rata skor

Tabel 3

Kerangka Ikhtisar Kinerja Unit Simpan Pinjam

KSU Mekar Surya Karanganyar

No Perspektif Tahun Kriteria Bobot

2008 2009 2010

1 Perspektif Pelanggan

• Peningkatan Pendapatan

• Peningkatan SHU

• Efisiensi biaya

• Cash Ratio (Likuiditas)

• Rasio modal terhadap total

aktiva (solvabilitas)

• Rasio rentabilitas modal

(Rentabilitas)

2 Perspektif Pelanggan

• Akuisisi Pelanggan

• Retensi Pelanggan

• Kepuasan Pelanggan

3 Perspektif Proses Bisnis

Internal

• Proses Inovasi

• Proses Operasi

• Layanan Purna Jual

4 Perspektif Pembelajaran dan

Pertumbuhan

• Retensi karyawan

• Produktivitas karyawan

• Kapabilitas karyawan

51

Page 70: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

52

3. Menentukan Rata-rata Skor

Rata-rata Skor =StandarBobotTotal

SkorTotal

4. Menentukan kinerja dari skala pengukuran rata-rata skor:

a. Kinerja tertinggi, yaitu kinerja diatas 80% = rata-rata skor 0.06-1.00 yang

menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Baik”

b. Kinerja rata-rata, yaitu kinerja antara 50%-80% = skor 0-0.06 yang

menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Cukup Baik”

c. Kinerja terendah, yaitu kinerja yang kurang dari 50% = skor -1-0 yang

menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Buruk”

Page 71: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya KSU Mekar Surya Karanganyar

Latar belakang utama didirikannya Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar

Surya Karanganyar yaitu dalam rangka ikut berperan aktif dalam pembangunan

ekonomi bangsa melalui penciptaan lapangan kerja dan usaha simpan pinjam yang

dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan sehingga diharapkan

mampu meningkatkan kesejahteraan bersama. KSU Mekar Surya Karanganyar

dengan kepercayaan dasar yang dimiliki berupaya agar dapat bekerja secara

maksimal sehingga dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan

beserta keluarganya, membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, membantu anggota dalam menyimpan dananya agar

aman serta mendapat tambahan penghasilan dari jasa yang diberikan, membantu

tambahan modal bagi anggota yang membutuhkan sehingga usahanya dapat

berkembang dan terbebas dari rentenir, membantu anggota yang membutuhkan

dana untuk biaya sekolah, berobat dan sebagainya serta berperan dalam

mendukung kegiatan sosial di masyarakat.

KSU Mekar Surya dipelopori dan diketuai oleh Dra. Hj. Endang Sri

Handayani, M.M hingga sekarang. KSU Mekar Surya Karanganyar didirikan dan

melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan AD/ART, Akta Pendirian dengan

Badan Hukum Nomo422/BH/285.1/XI/2002, Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Koperasi No. 2833002297, Surat Ijin Usaha (SIUP) No. 52/28.3.1/PK/II/2003,

dan NPWP No. 02 304.435.7.526.000.

KSU Mekar Surya mulai menjalankan usahanya sejak tanggal 2 Januari

2003 dengan modal awal Rp. 158.110.000. Saat ini, KSU Mekar Surya

Karanganyar telah memiliki 9 kantor cabang unit simpan pinjam dan 1

minimarket dengan jumlah pengurus dan karyawan sebanyak 33 orang. Total asset

KSU Mekar Surya Karanganyar per 31 Desember 2003 sebesar 3 milyar dan pada

akhir tahun 2010 menjadi sekitar 14 milyar.

Page 72: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

54

2. Struktur Organisasi KSU Mekar Surya Karanganyar

Struktur organisasi memegang peranan penting dalam suatu organisasi.

Struktur organisasi mampu memberikan kejelasan mengenai batas wewenang,

tanggungjawab (job description) masing-masing bagian dalam organisasi serta

melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.

Adapun struktur organisasi KSU Mekar Surya Karanganyar dapat dilihat

pada gambar 10:

Page 73: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

55

Gambar 10Struktur Organisasi KSU Mekar Surya Karanganyar

Simpan Pinjam

RAT

Ketua : Dra. Hj. Endang,

Sekretaris : H. Soeharsono, BA

Bendahara : Agus Tri H, S.Pt

Pengurus

Swalayan

Manajer

A. Mukromi ST

Pembukuan Kasir Gudang

A. Mukromi ST Fitri, Parni Gunawan

Cab. Jaten

Hendri I, S.Pd

Cab. KerjoCab. MojogedangCab. TasikmaduCab. KarangpandanCab. Pusat BejenCab. Kebak KUUO JumantonoK. Skh

Yuda T,A,mdIstina N, SH, MHTatik Panti A,SEBagus Suprapto, SHSahli Mustofa,SETri Winarsi, AmdSri Ngatini, AmdBetty A,SH

Marketing Marketing Accounting

Al Rival Q Paimin Afifah D, SE

Marketing

Yusuf P, S.E

55

Page 74: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

56

Susunan pengurus KSU Mekar Surya Karanganyar adalah sebagai berikut:

a. Pengurus

1) Ketua : Dra. Hj. Endang Sri Handayani, M.M

2) Sekretaris : H. Soeharsono, B.A.

3) Bendahara : Agus Tri Haryanto, S.Pt

b. Pengelola/Karyawan

1) Kantor Cabang Sukoharjo

Manajer : Betty Anggorowati, S.H

2) Kantor Cabang Jumantono

a. Manajer : Sri Ngatini, Amd

b. Kasir : Anisa Rodhiana, Amd

c. Marketing : 1. Mukti Buwono

2. Ibnu Maksum

3) Kantor Cabang Kebakkramat

a. Manajer : Tri Winarsi, Amd

b. Kasir : Sri Lestari, S.H

4) Kantor Cabang Pusat Bejen

a. Manajer : Sahli Mustofa, S.E

b. Accounting : Afifah Darmastuti, S.E

c. Kasir : Dwi Ernawati, A.md

d. Marketing : 1. Yusuf Purnomo

2. Al Rival Qomaruddin

3. Paimin

5) Kantor Cabang Karangpandan

a. Manajer : Bagus Suprapto, S.H

b. Kasir : Erlina Widyaningrum, A.md

c. Marketing : Supriyanto

6) Kantor Cabang Tasikmadu

a. Manajer : Tatik Panti A, S.E

7) Kantor Cabang Mojogedang

a. Manajer : Istina N, SH, MH

Page 75: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

57

b. Kasir : Dewi Yuni Erawati, S.E

8) Kantor Cabang Kerjo

a. Manajer : Yuda Taruna, Amd

b. Kasir : Puji Handayani

9) Kantor Cabang Jaten

a. Manajer : Hendri Ismiyati,S.Pd

b. Marketing : Haryo Prasidi,S.E

Dengan melihat struktur organisasi diatas, tugas dan wewenang masing-

masing (job description) pengurus dan karyawan yaitu:

A. Tugas dan Wewenang Pengurus:

1) Ketua:

a) memimpin organisasi Koperasi secara keseluruhan.

b) memajukan Koperasi baik pusat maupun cabang-cabangnya.

c) mewakili Koperasi untuk urusan eksternal.

d) memberi otorisasi pinjaman di atas Rp 5.000.000,- dengan salah satu

di antara dua pengurus lainnya.

e) memberi otorisasi pengeluaran biaya di atas Rp 500.000,-.

f) bersama semua pengurus memberi otorisasi pinjaman di atas Rp

10.000.000,-.

g) memberi otorisasi pengambilan uang di bank sesuai mekanisme yang

ada.

h) melakukan koordinasi dengan pengurus maupun karyawan.

i) mengangkat dan memberhentikan karyawan.

j) menyelenggarakan RAT.

k) melakukan pengawasan jalannya koperasi.

2) Sekretaris

a) mewakili pengurus untuk urusan eksternal.

b) mengagendakan surat masuk dan surat keluar.

c) membuat SK pegawai Koperasi.

d) bersama salah satu pengurus memberi otorisasi pinjaman di atas Rp

5.000.000,-.

Page 76: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

58

e) bersama semua pengurus memberi otorisasi pinjaman di atas Rp

10.000.000,-.

f) bersama pengurus lain melakukan pengambilan uang ke bank sesuai

mekanisme yang ada.

g) bersama pengurus lain untuk mengangkat dan memberhentikan

karyawan.

h) menyelenggarakan rapat:

Rapat Pengurus minimal 1 bulan sekali

Rapat Pengurus dan manajer 3 bulan sekali

Rapat Pengurus dan karyawan minimal 1 bulan sekali

Rapat dengan seluruh anggota (RAT) satu tahun sekali

i) menyusun daftar program kerja

3) Bendahara

a) mewakili pengurus untuk urusan eksternal.

b) mengawasi setiap transaksi dan pembukuan.

c) menyusun laporan keuangan konsolidasi (bulanan dan tahunan).

d) bersama salah satu pengurus memberi otorisasi pinjaman di atas Rp

5.000.000,-.

e) bersama semua pengurus memberi otorisasi pinjaman di atas Rp

10.000.000,-.

f) bersama pengurus lain melakukan pengambilan uang ke bank sesuai

mekanisme yang ada.

g) memberi otorisasi pengeluaran biaya di atas Rp 500.000,-.

h) bersama pengurus lain untuk mengangkat dan memberhentikan

karyawan

i) bersama pengurus lain menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan.

j) menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Koperasi

Page 77: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

59

B. Tugas dan Wewenang Karyawan

1) Manajer

a) memimpin organisasi dan memajukan usaha di cabangnya masing-

masing.

b) memberi otorisasi pinjaman maksimal Rp 5.000.000,-.

c) menyampaikan laporan keuangan kepada pengurus setiap akhir bulan.

d) memberi otorisasi keluar masuknya uang (pengeluaran biaya maksimal

Rp 500.000,- selebihnya harus mendapat otorisasi pengurus)

e) menandatangani laporan harian

f) melaksanakan tugas lain atas mandat pengurus

2) Kasir

a) membantu manajer yang relevan dengan tugasnya.

b) menerima dan mengeluarkan kas sesuai dengan mekanisme yang

berlaku.

c) menghitung kas setiap hari dengan benar sehingga sesuai dengan

pembukuan dan saldo kas yang tertera pada neraca harian.

d) membuat buku perincian kas.

e) menjaga uang tunai dan surat berharga di brankas.

f) bertanggung jawab sepenuhnya atas keluar masuknya uang.

3) Bagian Pembukuan

a) membantu manajer yang relevan dengan tugasnya.

b) mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi ke dalam buku

tabelaris

c) mengisi kartu pinjaman.

d) mengecek kelengkapan segala sesuatu yang berkaitan dengan

administrasi kegiatan koperasi serta menyimpannya.

e) menyusun laporan keuangan untuk mendapat persetujuan manajer.

Khusus kantor pusat disampaikan ke pengurus.

f) menyimpan agunan dan perjanjian kredit.

Page 78: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

60

4) Bagian Lapangan (Marketing/Collector)

a) membantu tugas manajer yang relevan dengan tugasnya.

b) memeriksa kelayakan (survey) calon anggota peminjam yang

mengajukan permohonan pinjaman sesuai prinsip 5 C (Caracter,

Capacity, Condition, Capability, dan Collateral). Selanjutnya di

informasikan kepada manajer maupun pengurus.

c) melaksanakan penagihan.

d) membuat laporan peminjam bermasalah setiap sebulan sekali.

e) berupaya dalam menyelesaikan pinjaman bermasalah seperti:

membuat surat peringatan kepada peminjam bermasalah.

mengikuti perkembangan peminjam bermasalah.

3. Produk, Jasa dan Pelayanan

KSU Mekar Surya Karanganyar memperoleh izin usaha berdasarkan Akta

Pendirian Koperasi dengan Badan Hukum Nomor 422/BH/285.1/XI/2002. Jenis

usaha KSU Mekar Surya Karanganyar ada dua yaitu simpan pinjam dan

minimarket. Namun usaha difokuskan pada produk utama yaitu Unit Simpan

Pinjam. Jenis usaha lain yang pernah dilakukan adalah penjualan ATK, photo

copy, wartel, budidaya jamur, dan budidaya ikan lele, namun usaha tersebut

dinilai kurang menguntungkan sehingga dihentikan.

Produk-produk yang disediakan oleh Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar diantaranya:

1. Simpanan umum

2. Simpanan berjangka

3. Pinjaman flat/pembiayaan bagi hasil murabahah

4. Pembiayaan menurun/mark-up musyarakah (fee berdasakan sisa pokok)

5. Obligasi

4. Wilayah Pemasaran

Wilayah pemasaran untuk simpan pinjam, meliputi seluruh wilayah

Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya baik wilayah perkotaan, pinggiran kota,

Page 79: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

61

maupun pedesaaan. Melayani seluruh lapisan masyarakat dari mulai kelas kelas

bawah, menengah hingga atas dengan tingkatan usia mulai dari remaja, dewasa,

hingga tua.

Adapun wilayah pemasaran KSU Mekar Surya Karanganyar dengan

membuka kantor Cabang sebanyak 9 cabang yaitu:

No. Kantor Cabang Tahun Sistem

1. Kantor Pusat Bejen 2005 Konvensional

2. Kecamatan Karangpandan 2005 Konvensional

3. Kecamatan Tasikmadu 2006 Syari’ah

4. Kecamatan Jumantono 2007 Syari’ah

5. Kecamatan Mojogedang 2008 Syari’ah

6. Kecamatan Kerjo 2008 Syari’ah

7. Kabupaten Kebakkramat 2008 Konvensional

8. Kecamatan Jaten 2009 Syari’ah

9. Kecamatan Sukoharjo 2009 Syari’ah

Untuk memajukan usahanya, KSU Mekar Surya Karanganyar juga

menjalin kerja sama dengan 6 koperasi lain. Kerjasama tersebut dikenal dengan

nama ”Mekar Surya Group” yaitu sebuah jaringan kerjasama antar koperasi yang

meliputi Kopwan Sraswati, KSU Maju Lancar, KSP Trans Artha, KSU IKAYO,

KSU Surya Sejahtera, dan PKSP Artho Kuncoro. Kerja sama antar koperasi

mendasarkan pada keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Selain

itu adanya kerjasama akan memperluas jaringan (link) ke berbagai daerah. Dengan

kerja sama tersebut diharapkan mereka bisa maju dan berkembang bersama.

5. Permodalan untuk Pengembangan Usaha Koperasi

Sesuai dengan pasal 41, modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan

modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan

wajib, dana cadangan dan hibah. Untuk pengembangan usahanya koperasi dapat

menggunakan modal pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan

Page 80: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

62

kelangsungan usahanya. Ada beberapa sumber dana sebagai sarana untuk

meningkatkan usaha KSU Mekar Surya Karanganyar adalah sebagai berikut:

a. Modal sendiri

1. Simpanan Pokok

2. Simpanan Wajib

3. Simpanan Khusus

4. Modal Penyertaan

5. Cadangan Modal

6. Cadangan Resiko

b. Modal simpanan

1. Simpanan Umum

2. Simpanan Berjangka

3. BBM

c. Modal Pinjaman

1. Pinjaman Obligasi

2. Pinjaman dari anggota

3. Pinjaman Bank dan lembaga lain yaitu BPD, Bukopin, BTN, BCA, BPR

BCI, Andalan Finance, dan Jamsostek.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Visi, Misi, Slogan, Motto, Kepercayaan dan Budaya

KSU Mekar Surya Karanganyar

a. Tujuan

Meningkatkan kesejahteraan yaitu dengan meningkatkan mutu pelayanan dan

daya saing yang lebih baik.

b. Visi

“Mewujudkan Koperasi yang sehat, bermanfaat dan bermartabat.”

c. Misi

1) Melaksanakan Tri Sehat Koperasi yang meliputi sehat organisasi, sehat

manajemen, dan sehat usaha.

2) Meningkatkan peran dalam pembangunan ekonomi mikro (UKM).

Page 81: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

63

3) Mewujudkan Koperasi sebagai Badan Usaha yang tangguh.

4) Bersinergi meningkatkan kesejahteraan anggota.

5) Meningkatkan manfaat Koperasi bagi anggota dan masyarakat.

d. Budaya Perusahaan

Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai dan kepercayaan yang membentuk

karyawan, struktur organisasi dan sistem pengendalian perusahaan untuk

memproduksi norma-norma keyakinan. Setiap organisasi mempunyai budaya

masing-masing, demikian halnya KSU Mekar Surya Karanganyar memiliki

budaya yang terus dikembangkan dan dilanjutkan kepada setiap individu

dalam organisasi. Adapun budaya KSU Mekar Surya Karanganyar antara lain:

1) Shiddiq (benar dan jujur)

Pengelola memiliki moralitas yang menjunjung tinggi kebenaran dan

kejujuran.

2) Tabligh (mengembangkan lingkungan menuju kebaikan)

Pengelola dalam mensosialisasikan peran KSU Mekar Surya Karanganyar

harus mengedepankan manfaat bagi anggota dan masyarakat.

3) Amanah (dapat dipercaya)

Pengelola melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam

mengelola dana, sehingga timbul rasa saling percaya antara pengelola

dengan pihak-pihak terkait.

4) Fathonah (kompeten dan profesional)

Pengelola harus kompeten dan profesional (disiplin, jujur, tekun, dan

loyal) serta pelayanan dengan cermat, santun, dan penuh tanggungjawab.

5) Istiqomah (konsisten)

Pengelola harus selalu konsisten dalam usahanya serta menjunjung tinggi

semangat kekeluargaan, kerja sama dan kepedulian sosial.

6) Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan, kerja sama, dan kepedulian

sosial.

Budaya dapat mencakup simbol yang berupa slogan maupun logo

perusahaan. Motto KSU Mekar Surya Karanganyar yaitu ”Ibarat lidi meskipun

kecil/lemah bila bersatu mendatangkan kemanfaatan yang besar”. Selain

Page 82: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

64

motto, KSU Mekar Surya Karanganyar juga memiliki slogan yang berbunyi

”Mitra Sukses Usaha Anda”. Sedangkan makna logo KSU Mekar Surya

Karanganyar yaitu:

1) Warna Biru

Mencerminkan keandalan, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.

2) Warna Merah

Melambangkan keuletan dan ketegasan dalam menghadapi berbagai

masalah.

3) Gambar tiga pilar diikat dan satu titik

Merupakan perwujudan dari satu kesatuan untuk mewujudkan Tri Sehat

Koperasi sebagai satu tujuan bersama.

KSU Mekar Surya Karanganyar dengan kepercayaan dan nilai dasar yang

dimiliki berupaya agar dapat bekerja secara maksimal sehingga dapat berperan

dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta keluarganya, membantu

pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membantu

anggota dalam menyimpan dananya agar aman serta mendapat tambahan

penghasilan dari jasa yang diberikan, membantu tambahan modal usaha bagi

anggota yang membutuhkan sehingga usahanya dapat berkembang dan terbebas

dari rentenir, membantu anggota yang membutuhkan dana untuk biaya sekolah,

berobat dan sebagainya serta berperan dalam mendukung kegiatan sosial di

masyarakat.

2. Program Kerja KSU Mekar Surya Karanganyar Tahun 2010

KSU Mekar Surya Karanganyar menyusun program kerja untuk tahun

2010 sebagai berikut:

a. Bidang organisasi dan administrasi

Penyempurnaan Standard Operational Procedure (SOP)

b. Bidang sumber daya manusia

Standarisasi kompetensi karyawan

Studi Banding

Sertifikasi manajer

Page 83: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

65

c. Bidang kesejahteraan karyawan

Kenaikan gaji

Tunjangan hari raya

Penghargaan bagi karyawan berprestasi

Subsidi untuk arisan haji

Pembinaan keluarga

d. Bidang pelayanan kepada anggota

Mudah, cepat, memuaskan

Perhatian kepada anggota

Peningkatan promosi

e. Bidang infrastruktur

Renovasi gedung

f. Bidang keuangan

Peningkatan permodalan

Peningkatan laba usaha

g. Bidang sosial

Qurban pada saat idul adha

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori

Berdasarkan uraian di atas, terdapat kondisi yang mendukung

dilakukannya penerapan balanced scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja

pada Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar. Kondisi tersebut

adalah bahwa KSU Mekar Surya Karanganyar telah memiliki visi, misi yang jelas

dan mudah dipahami untuk dituangkan dalam konsep-konsep strategi yang jelas.

Hal tersebut mempermudah menyusun sistem pengukuran kinerja dengan

balanced scorecard.

Analisis data yang dilakukan berdasar data yang telah terkumpul adalah

sebagai berikut:

Page 84: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

66

Kualitashubungan anggota

1. Menterjemahkan Visi, Misi, dan Strategi ke dalam Balanced Scorecard

Dalam program kerja KSU Mekar Surya Karanganyar terdapat beberapa

point yang harus dicapai. Balanced scorecard menuntut adanya kesesuaian antara

visi, misi, dan rencana strategis pada setiap perspektif balanced scorecard. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan hubungan sebab-akibat. Berdasarkan pada

teori pada balanced scorecard dengan hasil wawancara, dokumen perusahaan, dan

pengamatan, maka penulis dapat menyusun hubungan sebab akibat rencana

strategis perusahaan, lihat Gambar 11.

VISI

“Mewujudkan Koperasi yang sehat, bermanfaat dan bermartabat.”

MISI

1. Melaksanakan Tri Sehat Koperasi yang meliputi sehat organisasi, sehat manajemen, dan sehat

usaha.

2. Meningkatkan peran dalam pembangunan ekonomi mikro (UKM).

3. Mewujudkan Koperasi sebagai Badan Usaha yang tangguh.

4. Bersinergi meningkatkan kesejahteraan anggota.

5. Meningkatkan manfaat Koperasi bagi anggota dan masyarakat.

PERSPEKTIFKEUANGAN

PERSPEKTIFPELANGGAN

PERSPEKTIFBISNISINTERNAL

PERSPEKTIFPEMBELAJARANDANPERTUMBUHAN

Gambar 11. Hubungan Sebab-Akibat Rencana Strategis padaUnit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar.

PeningkatanSHU

PertumbuhanPendapatan

Meningkatnyakesejahteraan anggota

Peningkatanpartisipasi anggota

EfisiensiBiaya

PengembanganProduk/jasa

Peningkatan KualitasProses Pelayanan

PeningkatanKomitmen Karyawan

PeningkatanKapabilitas Karyawan

CashRatio

Rasio ModalterhadapTotal Aktiva

RasioRentabilitas

Modal

Mempertahankanloyalitas pelanggan

Page 85: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

67

2. Kriteria Keseimbangan Balanced Scorecard pada

Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen Unit Simpan Pinjam KSU

Mekar Surya Karanganyar, maka penulis dapat membuat kriteria keseimbangan

Balanced Scorecard yang bisa digunakan sebagai kartu skor.

Page 86: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

49

Tabel 4

Kerangka Kriteria Keseimbangan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar

Perspektif Sasaran StrategikUkuran Hasil

(Lag Indicators)Ukuran Pemacu Kinerja

(Lead Indicators)1. Perspektif Keuangan Peningkatan Pendapatan

Peningkatan SHU Efisiensi biaya Cash Ratio (Likuiditas) Rasio modal terhadap total aktiva

(solvabilitas) Rasio rentabilitas modal (Rentabilitas)

Peningkatan Pendapatan Peningkatan SHU Perubahan biaya Cash Ratio (Likuiditas) Rasio modal terhadap total

aktiva (solvabilitas) Rasio rentabilitas modal

(Rentabilitas)

Jumlah produk/jasa yang digunakan anggota Prosentase SHU yang dibagikan Penurunan biaya yang dikeluarkan RAPBK RAPBK

RAPBK

2. Perspektif Pelanggan Peningkatan partisipasi anggota Mempertahankan loyalitas pelanggan Meningkatnya kesejahteraan anggota

Akuisisi Pelanggan Retensi Pelanggan Kepuasan Pelanggan

Bertambahnya anggota baru Berkurangnya jumlah anggota yang keluar Berkurangnya jumlah keluhan anggota

3. Perspektif ProsesBisnis Internal

Pengembangan produk/jasa Peningkatan kualitas proses pelayanan

Proses Inovasi Proses Operasi Layanan Purna Jual

Peningkatan pendapatan Kecepatan proses pelayanan Kemudahan akses anggota

4. PerspektifPembelajaran danPertumbuhan

Peningkatan komitmen karyawan Peningkatan kapabilitas karyawan

Retensi karyawan

Produktivitas karyawan Kapabilitas karyawan

Berkurangnya jumlah karyawan yang keluar Strategic job Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan

6568

Page 87: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

69

3. Mengukur Kinerja Unit Simpan Pinjam

KSU Mekar Surya Karanganyar dengan Balanced Scorecard

Setelah menentukan ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur

keberhasilan pencapaian strategis, langkah selanjutnya adalah mengukur

keberhasilan pencapaian strategis dari masing-masing perspektif. Perhitungan

rasio pengukuran kinerja pada beberapa perspektif sesuai dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Riah Yulianti (2009: 66) dan Nurul Umam (2010:

59) yaitu dengan cara melakukan perbandingan ukuran hasil yang diperoleh pada

tahun berjalan dengan dua tahun sebelumnya.

a. Perspektif Keuangan

Ukuran finansial sangat berguna dalam memberikan gambaran

mengenai hasil pengukuran sisi ekonomis atas aktivits-aktivitas yang diambil

perusahaan. Balanced Scorecard tetap menggunakan kinerja keuangan karena

ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi

tindakan ekonomi yang telah diambil oleh manajemen.

Dalam mengukur perspektif keuangan ini menggunakan tolok ukur

sebagai berikut:

1) Peningkatan Pendapatan

Rasio ini digunakan untuk seberapa besar kemampuan Unit Simpan

Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dalam mempertahankan dan

meningkatkan pendapatannnya yang telah dicapai dari satu periode ke

periode berikutnya. Rasio peningkatan pendapatan Unit Simpan Pinjam

KSU Mekar Surya Karanganyar dapat dikatakan baik apabila dari periode

ke periode berikutnya mengalami trend yang naik. Dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Peningkatan Pendapatan =

%100xLaluTahunPendapatan

LaluTahunPendapatanBerjalanTahunPendapatan

Page 88: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

70

Tabel 5

Rasio Peningkatan Pendapatan

Tahun 2008 2009 2010

Pendapatan 1,906,911,014 2,159,153,246 2,423,418,928

Rasio Pertumbuhan Pendapatan - 13,23% 12,24%

Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 7 dan 8-Data diolah)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar belum mampu meningkatkan pendapatannya dengan

baik. Pada tahun 2009 rasio peningkatan pendapatan sebesar 13,23% dan

mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 12,24%. Secara

keseluruhan peningkatan pendapatan KSU Mekar Surya Karanganyar

dinilai “kurang”.

2) Peningkatan SHU

SHU suatu koperasi merupakan salah satu aspek pendapatan bagi anggota.

Peningkatan SHU suatu koperasi mengindikasikan peningkatan

pendapatan anggotanya.

Tabel 6

Rasio Peningkatan SHU

Tahun 2008 2009 2010

SHU 6,609,955 8,558,185 9,920,293

Rasio Peningkatan SHU - 29,47% 15,92%

Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 7 dan 8-Data diolah)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar belum mampu meningkatkan SHU dengan baik.

Secara keseluruhan peningkatan SHU Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar dinilai “kurang”.

3) Perubahan Biaya

Rasio ini digunakan untuk mengetahui efisiensi biaya yang telah dilakukan

perusahaan. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

Perubahan Biaya = %100xlalutahunBiaya

lalutahunBiayaberjalantahunBiaya

Page 89: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

71

Tabel 7

Rasio Perubahan Biaya

Tahun 2008 2009 2010

Biaya 1,900,301,059 2,150,595,062 2,413,498,635

Rasio Perubahan Biaya - 13,17% 12,22%

Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 7 dan 8-Data diolah)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rasio perubahan biaya mengalami

penurunan dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2009 sebesar 13,17% dan

tahun 2010 sebesar 12,22%. Hal ini berarti Unit Simpan Pinjam KSU

Mekar Surya Karanganyar telah mampu menggunakan biaya perusahaan

secara efisien. Secara keseluruhan perubahan biaya KSU Mekar Surya

Karanganyar dinilai “baik”.

4) Cash Ratio (Likuiditas)

Cash Ratio = %100xLancarKewajiban

SetaraKasKas

Sumber rasio : Munawir (Analisa Laporan Keuangan)

Tabel 8

Cash ratio

Tahun 2008 2009 2010

Kas

Kas di Bank

117,286,782

1,506,670,956

184,684,742

1,034,638,198

212,613,242

3,112,110,825

Hutang Lancar

Cash ratio

8,370,305,392

13,76%

9,326,745,664

18,13

9.141,851,528

36,37

Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 5 dan 6-Data diolah)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa cash ratio mengalami kenaikan dari

tahun ke tahun yaitu 13,76% pada tahun 2009 menjadi 18,13% pada tahun

2009, dan meningkat lagi menjadi 36,37%. Hal ini berarti Unit Simpan

Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar telah mampu meningkatkan

kemampuannya dalam likuiditas. Secara keseluruhan cash ratio Unit

Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai “baik”.

Page 90: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

72

5) Rasio modal sendiri dengan total aktiva (solvabilitas)

Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutangnya pada saat dilikuidasi. Perhitungannya adalah sebagai

berikut:

Rasio modal sendiri dengan total aktiva = %100xAktivaTotalSendiriModal

Sumber rasio : Munawir (Analisis Rasio Laporan Keuangan)

Tabel 9

Rasio Modal dengan Aktiva

Tahun 2008 2009 2010

Modal Sendiri 909,163,226 1,056,072,506 1,080,175,908

Total aktiva

Rasio modal sendiri

terhadap total aktiva

10,858,503,110

8,37%

11,854,415,650

8,91%

15,768,063,366

6,85%

Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 5 dan 6-Data diolah)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rasio modal sendiri dengan total

aktiva mengalami kenaikan pada tahun 2008 sebesar dari 8,37% menjadi

8,91%. Namun dari tahun 2009 ke 2010 mengalami penurunan menjadi

6,85%. Hal ini berarti Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya

Karanganyar cukup mampu meningkatkan kemampuannya dalam

membayar hutang-hutangnya pada saat dilikuidasi. Secara keseluruhan

rasio modal sendiri dengan total aktiva Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar dinilai “cukup”.

6) Rasio rentabilitas modal (Rentabilitas)

Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh

keuntungan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Rasio Rentabilitas modal = %100xModalSHU

Sumber rasio : Munawir (Analisis Rasio Laporan Keuangan).

Page 91: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

73

Tabel 10

Rasio Rentabilitas Modal

Tahun 2008 2009 2010

SHU

Modal

6,609,955

909,163,226

8,558,185

1,056,072,506

9,920,293

1,080,175,908

Rasio Rentabilitas modal 0,73% 0,81% 0,92%

Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Lampiran 5 dan 6-Data diolah)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rasio rentabilitas modal mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2008 sebesar 0,73%, tahun

2009 sebesar 0,81% dan tahun 2010 sebesar 0,92%. Hal ini berarti Unit

Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar telah mampu

meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh manfaat ekonomi.

Secara keseluruhan rasio rentabilitas modal Unit Simpan Pinjam KSU

Mekar Surya Karanganyar dinilai “baik”.

b. Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif ini yang menjadi fokus perhatian adalah bagaimana

perusahaan mampu mempertahankan pelanggan yang telah dimiliki dan dapat

meningkatkan jumlah pelanggan baru. Tolok ukur yang digunakan untuk

mengukur perspektif pelanggan adalah sebagai berikut:

1) Akuisisi Pelanggan

Akuisisi pelanggan merupakan kemampuan perusahaan dalam

memperoleh pelanggan baru. Akuisisi ini diukur dengan membandingkan

jumlah anggota tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Apabila

mengalami peningkatan jumlah anggota berarti koperasi dinilai telah

mampu memperoleh anggota baru.

Persentase akuisisi =

%100xLaluTahunPelangganJumlah

LaluTahunPelangganJumlahBerjalanTahunPelangganJumlah

Page 92: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

74

Tabel 11

Data Akuisisi Pelanggan

Tahun 2008 2009 2010

Jumlah Anggota 547 859 2832

Tambahan Anggota - 312 1745

Persentase Akuisisi - 57,04% 229,69%

Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Data diolah)

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan Unit Simpan Pinjam

KSU Mekar Surya Karanganyar dalam menarik anggota untuk setiap

tahunnya mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini

ditunjukkan dari tingkat akuisisi yang meningkat dari 57,04% di tahun

2009 menjadi 229,69% di tahun 2010. Secara keseluruhan tingkat akuisisi

pelanggan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai

“baik”.

2) Retensi Pelanggan

Retensi pelanggan mengukur tingkat kemampuan koperasi dalam

mempertahankan hubungannya dengan anggota. Apabila dari tahun ke

tahun jumlah anggota tetap atau meningkat, maka koperasi telah mampu

mempertahankan anggotanya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait, jumlah data

pelanggan yang keluar dari Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya

Karanganyar tidak banyak. Apabila diprosentasekan tidak mencapai 10%

dari jumlah keseluruhan anggota. Sehingga dapat dikatakan tingkat retensi

pelanggan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai

“baik”.

3) Kepuasan pelanggan

Kepuasan pelanggan dapat dinilai dengan cara mengukur jumlah keluhan

yang masuk yang meliputi pelayanan yang kurang memuaskan, kurang

cepat dalam menanggapi keluhan. Berdasarkan hasil wawancara dengan

pihak manajemen, Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar

telah mampu memenuhi kepuasan pelanggannya. Hal ini terbukti dengan

Page 93: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

75

sedikitnya jumlah keluhan mengenai pelayanan. Apabila di prosentasekan

tidak sampai 10%. Untuk itu tingkat kepuasan pelanggan dinilai ”baik”.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal mencakup identifikasi proses yang

diperlukan untuk mencapai tujuan pelanggan dan keuangan. Kinerja pelayanan

yang baik kepada pelanggan adalah hasil dari proses, keputusan dan aksi yang

muncul dalam organisasi, sehingga manajer harus fokus pada operasi internal

untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Perspektif ini mencakup tiga proses,

yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Untuk mengukur perspektif ini

KSU Mekar Surya Karanganyar dapat menggunakan tolok ukur sebagai

berikut:

1) Proses Inovasi

Proses inovasi menunjukkan penciptaan nilai dimana perusahaan

pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru, pelanggan baru

serta kebutuhan yang sedang berkembang dan yang tersembunyi dari

pelanggan saat ini. Perusahaan merancang dan mengembangkan produk

dan jasa baru yang memungkinkan menjangkau pasar dan pelanggan baru

serta memuaskan kebutuhan pelanggan.

Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar telah

melakukan inovasi baik produk maupun jasa. Inovasi produk berupa

Simpanan Haji untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan serta

meningkatkan pendapatan dari penjualan produk atau jasa yang

ditawarkan. Inovasi selanjutnya berupa pengembangan jasa berupa

pelayanan yang efisien yang memungkinkan menjangkau pasar dan

pelanggan baru. Selain itu, KSU Mekar Surya Karanganyar juga

melakukan kerjasama untuk memperluas jaringan. Diantaranya menjalin

kerjasama dengan Telkom untuk produk flexy, Quarto Internasional,

mendirikan group bisnis yaitu ”Mekar Surya Group”. Dengan adanya

kerjasama tersebut diharapkan dapat menjangkau seluruh segmen pasar

mulai dari masyarakat kelas bawah, menengah hingga atas.

Page 94: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

76

Berdasarkan uraian di atas, maka Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar telah melakukan inovasi baik produk maupun jasa.

Secara keseluruhan proses inovasi yang dilakukan dapat dinilai ”baik”.

2) Proses Operasi

Proses operasi menunjukkan aktivitas perusahaan dimulai dengan

diterimanya pesanan pelanggan dan diakhiri dengan penyampaian produk

atau jasa kepada pelanggan. Proses ini menitikberatkan pada penyampaian

produk dan jasa kepada pelanggan yang ada secara efisien, konsisten, dan

tepat waktu. Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar telah

menjalankan proses operasionalnya sesuai dengan standar operasional

prosedur yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil wawancara, waktu yang

diperlukan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dalam

proses pembiayaan tergantung pada karakteristik anggota. Bagi anggota

yang sudah lama dan memiliki karakteristik baik hanya memerlukan waktu

1 jam maksimal 1 hari. Namun bagi anggota baru maksimal 2 hari karena

harus di survey terlebih dahulu.

Berdasarkan uraian di atas, maka Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar dapat dikatakan telah mampu meningkatkan

keunggulan koperasi dengan memberikan pelayanan secara cepat di tengah

persaingan usaha yang semakin kompetitif. Secara keseluruhan proses

operasi yang dilakukan dapat dinilai ”baik”.

3) Layanan Purna Jual

Layanan purna jual yang dilakukan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar berupa servis yang responsif, ramah dan terpercaya.

Hal ini sesuai dengan budaya perusahaan. Pihak koperasi mengatasi

keluhan-keluhan pelanggan dengan azas kekeluargaan. Aspek lain dari

layanan purna jual adalah proses penagihan. Dalam melakukan proses

penagihan, pihak marketing koperasi memberi kemudahan terhadap

anggota yang ingin melakukan angsuran tetapi tidak memiliki waktu untuk

datang langsung ke kantor yaitu dengan mendatangi langsung ke rumah

pelanggan atau bisa melalui rekening. Bahkan ada bentuk perhatian bagi

Page 95: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

77

pelanggan yang sudah lama yaitu dengan membantu apabila ada pelanggan

yang terkena musibah dan pemberian parsel saat lebaran bagi pelanggan

dengan jumlah simpanan banyak. Selain itu juga melakukan qurban berupa

sapi untuk dibagikan kepada anggotanya. Hal ini sesuai dengan misinya

yaitu ”Meningkatkan manfaat Koperasi bagi anggota dan masyarakat”.

Secara keseluruhan proses layanan purna jual yang dilakukan Unit Simpan

Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dapat dinilai ”baik”.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari sumber daya

manusia, sistem dan prosedur organisasi. Sasaran dari perspektif pembelajaran

dan pertumbuhan ini adalah meningkatkan kapabilitas karyawan dan

komitmen karyawan. Adapun tolok ukur yang digunakan adalah:

1) Retensi karyawan

Retensi karyawan dihitung dengan membandingkan antara jumlah

karyawan yang keluar dengan jumlah karyawan tahun berjalan.

Tabel 12

Retensi Karyawan

Tahun 2008 2009 2010

Jumlah karyawan yang keluar

Jumlah Karyawan

1

24

0

26

1

26

% retensi karyawan 95,8% 100% 96,15%

Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Data diolah)

Tabel diatas menunjukkan tingkat retensi karyawan mengalami

peningkatan namum tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2008

sebesar 95,8% meningkat menjadi 100% kemudian mengalami penurunan

menjadi 96,15% di tahun 2010. Sehingga tingkat retensi karyawan

selanjutnya dinilai ”cukup”.

Page 96: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

78

2) Produktivitas karyawan

Produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil, dampak keseluruhan

uasha peningkatan moral dan keahlian pekerja, inovasi, proses internal,

dan kepuasan pelanggan. Produktivitas karyawan merupakan rasio

pendapatan perusahaan per karyawan. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio produktivitas =

%100xlalutahunsoduktivita

lalutahunsoduktivitaberjalantahunsoduktivitaPr

PrPr

Tabel 13

Produktivitas Karyawan

Tahun 2008 2009 2010

Pendapatan 1,906,911,014 2,159,153,246 2,423,418,928

Jumlah karyawan 24 26 26

Produktivitas karyawan 79,454,626 83,044,356 93,208,420

Rasio produktivitas - 4,5% 12,24%

Sumber: KSU Mekar Surya Karanganyar (Data diolah)

Dari tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan

dalam produktivitas karyawan yaitu pada tahun 2009 sebesar 4,5% dan

tahun 2010 sebesar 12,24%. Tingkat produktivitas karyawan Unit Simpan

Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai ”baik” .

3) Kapabilitas karyawan

Untuk meningkatkan kapabilitas karyawan maka pihak perusahaan

mengikutsertakan karyawan yang bersangkutan pada seminar-seminar atau

pelatihan-pelatihan baik yang diadakan oleh pihak yang berhubungan

dengan KSU Mekar Surya Karanganyar maupun pihak independen.

Kapabilitas karyawan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio karyawan yang ikut pelatihan =

%100xkaryawanJumlah

dilatihyangkaryawanJumlah

Page 97: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

79

Tabel 14

Rasio Karyawan yang Dilatih

Tahun 2008 2009 2010

Jumlah pelatihan 4 5 5

Jumlah karyawan 24 26 26

Jumlah karyawan yang dilatih 4 7 7

Rasio karyawan yang ikut pelatihan 16,67% 26,92% 26,92%

Sumber : KSU Mekar Surya Karanganyar (Data diolah)

Tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan jumlah karyawan yang

mengikuti pelatihan dari tahun ke tahun namun tidak signifikan.

Keikutsertaan karyawan dalam pelatihan maupun seminar merupakan

proses pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas SDM

yang selanjutnya dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan Unit

Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar. Tingkat pelatihan

karyawan selanjutnya dinilai ”cukup”.

4. Menilai Hasil Pengukuran Kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar dengan Balanced Scorecard

Penulis menggunakan skala penilaian (rating scale) yaitu stape scale, yang

merupakan skala yang menilai objek yang diteliti diantara angka-angka yang

ditentukan (Sekaran dalam Primadhani Asmoro, 2008).

Tabel 15

Rating Scale

Skor Nilai

-1 Kurang

0 Cukup

1 Baik

Dalam hal ini penulis menggunakan nilai -1 sampai dengan 1. Skala ini

merupakan skala yang paling sering digunakan dalam penelitian terdahulu untuk

mengukur tingkat ”baik”, ”cukup” atau ”kurang”, sehingga dianggap cukup

Page 98: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

80

reliabilitas. Asumsi yang digunakan untuk penilaian ini adalah kinerja dari

masing-masing tolok ukur. Kinerja dapat dikatakan ”baik” apabila mengalami

peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Sedangkan kinerja yang

dikatakan ”cukup” apabila kinerja mengalami peningkatan, namun tidak

signifikan dan kinerja dianggap ”kurang” jika mengalami penurunan dari tahun ke

tahun.

Setelah melakukan pengukuran terhadap masing-masing perspektif dengan

membandingkan data dari tahun ke tahun dan analisis terhadap data yang ada,

langkah selanjutnya adalah menilai kinerja dengan Balanced Scorecard.

Page 99: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

81

Tabel 16

Ikhtisar Hasil Penilaian Kinerja Unit Simpan Pinjam

KSU Mekar Surya Karanganyar

TahunNo. Perspektif

2008 2009 2010Kriteria Bobot

1. Perspektif Keuangan (6)

Peningkatan Pendapatan

Peningkatan SHU

Efisiensi biaya

Cash Ratio (Likuiditas)

Rasio modal terhadap

total aktiva (solvabilitas)

Rasio rentabilitas modal

(Rentabilitas)

13,76%

8,37%

0,73%

13,23%

29,47%

13,17%

18,13%

8,91%

0,81%

12,24%

15,92%

12,22%

36,37%

6,85%

0,92%

Kurang

Kurang

Baik

Baik

Cukup

Baik

-1

-1

1

1

0

1

2. Perspektif Pelanggan (3)

Akuisisi Pelanggan

Retensi Pelanggan

Kepuasaan Pelanggan

-

-

-

57,04%

-

-

229,69%

-

-

Baik

Baik

Baik

1

1

1

3. Perspektif Proses Bisnis

Internal (3)

Proses Inovasi

Proses Operasi

Layanan Purna Jual

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Baik

Baik

Baik

1

1

1

4. Perspektif Pembelajaran

dan Pertumbuhan (3)

Retensi karyawan

Produktivitas karyawan

Kapabilitas karyawan

95,8%

-

16,67%

100%

4,5%

26,92%

96,15%

12,24%

26,92%

Cukup

Baik

Cukup

0

1

0

Total 8

Sumber: KSU Mekar Surya (data diolah).

Page 100: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

82

Hasil penilaian kinerja diatas merupakan hasil dari pengukuran atas

masing-masing perspektif, yang mana hasil pengukuran tersebut menunjukkan

bahwa:

a. Perspektif Keuangan

1) Peningkatan Pendapatan

Dari tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa peningkatan pendapatan Unit

Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai ”cukup”. Hal ini

dikarenakan adanya penurunan rasio peningkatan pendapatan dari 13,23%

pada tahun 2009 menjadi 12,24 pada tahun 2010. Untuk itu diberi skor -1.

2) Peningkatan SHU

Dari tabel 3 diatas, dapat dilihat bahwa rasio peningkatan SHU mengalami

penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini berarti Unit Simpan Pinjam KSU

Mekar Surya Karanganyar belum mampu meningkatkan SHUnya dengan

baik. Secara keseluruhan rasio peningkatan SHU Unit Simpan Pinjam

KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai “cukup” dan diberi skor -1.

3) Perubahan Biaya

Perubahan biaya mengalami penurunan dari tahun ke tahun, yaitu pada

pada tahun 2009 sebesar 13,17% dan tahun 2010 sebesar 12,22%. Hal ini

menunjukkan bahwa Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar

mampu melakukan efisiensi biaya dengan baik. Untuk itu dinilai “baik”

dan diberi skor 1.

4) Cash Ratio (Likuiditas)

Dari tabel 5 diatas, dapat dilihat bahwa cash ratio mengalami kenaikan

dari tahun ke tahun yaitu 13,76% pada tahun 2009 menjadi 18,13% pada

tahun 2009, dan meningkat lagi menjadi 36,37%. Hal ini berarti Unit

Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar telah mampu

meningkatkan kemampuannya dalam likuiditas. Secara keseluruhan cash

ratio Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dinilai “baik”

dan diberi skor 1.

Page 101: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

83

5) Rasio modal terhadap total aktiva (solvabilitas)

Rasio modal terhadap total aktiva mengalami peningkatan sekaligus

penurunan dalam tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2008 sebesar 8,37%

meningkat pada 2009 yaitu 8,91% dan mengalami penurunan menjadi

6,85% pada tahun 2010. Secara keseluruhan rasio modal terhadap total

aktiva dinilai “cukup” dan diberi skor 0.

6) Rasio rentabilitas modal (Rentabilitas)

Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat dilihat bahwa rasio rentabilitas modal

mengalami peningkatan tiap tahunnya yaitu pada tahun 2008 sebesar

0,73%, tahun 2009 sebesar 0,81%, dan pada tahun 2010 sebesar 0,92%.

Untuk itu dinilai “baik” dan diberi skor 1.

b. Perspektif Pelanggan

1) Akuisisi Pelanggan

Dari tabel 8 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat akuisisi pelanggan Unit

Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar mengalami peningkatan

yang signifikan, yaitu sebesar 57,04% di tahun 2009 menjadi 229,69% di

tahun 2010. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Unit Simpan Pinjam

KSU Mekar Surya Karanganyar mampu menarik pelanggan baru

sehinggan dinilai “baik” dan diberi skor 1.

2) Retensi Pelanggan

Tingkat retensi pelanggan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya

Karanganyar dinilai ”baik”. Hal ini dikarenakan Unit Simpan Pinjam KSU

Mekar Surya Karanganyar senantiasa mempertahankan pelanggannya

dengan baik. Terbukti dengan prosentase pelanggan keluar yang tidak

mencapai 10% dari jumlah keseluruhan pelanggan. Untuk itu dinilai

”baik” dan diberi skor 1.

3) Kepuasan Pelanggan

Tingkat kepuasan pelanggan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya

Karanganyar dinilai ”baik”. Hal ini dikarenakan Unit Simpan Pinjam KSU

Mekar Surya Karanganyar dapat memberikan pelayanan yang memuaskan

untuk pelanggan. Terbukti dengan prosentase pelanggan yang memberikan

Page 102: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

84

keluhan tidak mencapai 10% dari jumlah keseluruhan pelanggan. Untuk

itu dinilai ”baik” dan beri skor 1.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

1) Proses Inovasi

Dari tolok ukur ini, penulis tidak menggunakan angka untuk

menentukan kriteria baik atau tidaknya kinerja, melainkan menggunakan

hasil wawancara dengan pihak terkait. Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar telah melakukan inovasi baik produk maupun jasa.

Selain itu, KSU Mekar Surya Karanganyar juga melakukan kerjasama

untuk memperluas jaringan. Diantaranya menjalin kerjasama dengan

Telkom untuk produk flexy, Quarto Internasional, mendirikan group bisnis

yaitu ”Mekar Surya Group”. Dengan adanya kerjasama tersebut

diharapkan dapat menjangkau seluruh segmen pasar mulai dari masyarakat

kelas bawah, menengah hingga atas. Secara keseluruhan proses inovasi

yang dilakukan dapat dinilai ”baik” dan diberi skor 1.

2) Proses Operasi

Proses operasi yang dilakukan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar mengutamakan pada pelayanan. Unit Simpan Pinjam

KSU Mekar Surya Karanganyar dapat dikatakan telah mampu

meningkatkan keunggulan koperasi dengan memberikan pelayanan secara

cepat di tengah persaingan usaha yang semakin kompetitif. Secara

keseluruhan proses operasi yang dilakukan dapat dinilai ”baik” dan diberi

skor 1.

3) Layanan Purna Jual

Layanan purna jual yang dilakukan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar berupa servis yang responsif, ramah dan terpercaya,

mengatasi keluhan-keluhan pelanggan dengan azas kekeluargaan, proses

penagihan yang bisa dilakukan dengan mendatangi langsung ke rumah

atau melalui rekening. Secara keseluruhan proses layanan purna jual yang

dilakukan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar dapat

dinilai ”baik” dan diberi skor 1.

Page 103: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

85

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

1) Retensi karyawan

Tingkat retensi karyawan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya

Karanganyar dinilai ”cukup”. Tingkat retensi karyawan mengalami

peningkatan namum tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2008

sebesar 95,8% meningkat menjadi 100% kemudian mengalami penurunan

menjadi 96,15% di tahun 2010. Tingkat retensi karyawan selanjutnya

dinilai ”cukup” dan diberi skor 0.

2) Produktivitas karyawan

Produktivitas karyawan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya

Karanganyar dilakukan dengan membandingkan antara pendapatan dengan

jumlah karyawan yang ada. Produktivitas karyawan menunjukkan adanya

peningkatan pada tahun 2009 sebesar 4,5% menjadi 12,24% pada tahun

2010. Tingkat produktivitas karyawan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar

Surya Karanganyar dinilai ”baik” dan diberi skor 1.

3) Kapabilitas karyawan

Tingkat kapabilitas atau kemampuan karyawan Unit Simpan Pinjam KSU

Mekar Surya Karanganyar dinilai ”cukup”. Hal ini dikarenakan jumlah

karyawan yang mengikuti pelatihan dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan namun tidak signifikan. Pada tahun 2008 adalah 16,67%

meningkat menajdi 26,92%, kemudian pada tahun 2010 stagnan yaitu

tetap 26,92. Tingkat pelatihan karyawan selanjutnya dinilai ”cukup” dan

diberi skor 0.

Hasil penilaian kinerja diatas merupakan hasil analisa dari data-data yang

tersaji. Tabel 13 menunjukkan hasil penilaian kinerja yang dilakukan dengan

konsep balanced scorecard yang didasarkan pada penilaian skor. Pengukuran

kinerja dengan balanced scorecard memiliki total bobot skor 8 dari total bobot

standar 15 karena terdiri dari 15 ukuran hasil sehingga rata-rata skor adalah 8/15 =

0,53.

Page 104: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

86

Langkah selanjutnya adalah membuat skala untuk menilai total skor

(Sidik Pramono dalam Riah, 2009) sehingga kinerja perusahaan dapat ditentukan

sebagai berikut:

a. Kinerja tertinggi, yaitu kinerja diatas 80% = rata-rata skor 0.06-1.00 yang

menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Baik”

b. Kinerja rata-rata, yaitu kinerja antara 50%-80% = skor 0-0.06 yang

menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Cukup Baik”

c. Kinerja terendah, yaitu kinerja yang kurang dari 50% = skor -1-0 yang

menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Buruk”

Dengan demikian dapat diartikan bahwa kinerja Unit Simpan Pinjam KSU

Mekar Surya Karanganyar apabila diukur dengan metode balanced scorecard

terletak di daerah ”cukup” karena nilainya antara 0-0,6 atau diantara 50%-80%.

Seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 12Kurva kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar

Berdasarkan gambar di atas, dapat diartikan bahwa kinerja Unit Simpan

Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar berada di daerah “cukup” karena skor

0,53 terletak diantara daerah 50%-80% (antara skor 0-0,6).

Kurang Cukup Baik

-1 0 0,6 1

0% 100%80%50%

Page 105: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

87

87

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pengukuran kinerja

dengan metode Balanced Scorecard pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba

Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar dapat disimpulkan:

1. Hasil pengukuran kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya

Karanganyar dilihat dari perspektif keuangan secara umum dinilai cukup. Hal

ini dapat dilihat dari peningkatan pendapatan yang mengalami penurunan yaitu

pada tahun 2009 sebesar 13,23% dan 12,24% pada tahun 2010 dan dinilai

kurang, peningkatan SHU yang mengalami penurunan dari 29,47% menjadi

15,92% dan dinilai kurang, efisiensi biaya mengalami penurunan dari 13,17

menjadi 12,22% dan dinilai baik, cash ratio mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun yaitu dari 13,76% menjadi 18,13% menjadi 36,37%, rasio

modal terhadap total aktiva sempat mengalami kenaikan dari 8,37% menjadi

8,91% namun kemudian turun menjadi 6,85%, rasio rentabilitas modal

mengalami peningkatan dari 0,73% menjadi 0,81% menjadi 0,92%.

2. Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif customer secara umum dinilai

baik. Hal ini dapat dilihat dari akuisisi pelanggan yang mengalami

peningkatan yang signifikan dari 57,04% pada tahun 2009 menjadi 229,69%

pada tahun 2010, retensi pelanggan dan kepuasan pelanggan yang mengalami

peningkatan tiap tahunnya.

3. Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif proses bisnis internal secara

umum dinilai baik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan proses inovasi,

operasi, maupun layanan purna jual yang mengalami peningkatan tiap

tahunnya.

4. Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan secara umum dinilai cukup. Hal ini dapat dilihat dari rasio

retensi karyawan yang mengalami peningkatan namun tidak signifikan yaitu

dari 95,8% pada tahun 2008 menjadi 100% pada tahun 2009 dan mengalami

Page 106: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

88

penurunan pada tahun 2010 sebesar 96,15% dan dinilai cukup, rasio

produktivitas karyawan yang mengalami peningkatan dari 4,5% pada tahun

2009 menjadi 12,24% pada tahun 2010 dan dinilai baik, serta rasio kapabilitas

karyawan yang mengalami peningkatan namun tidak signifikan yaitu dari

16,67% di tahun 2008 meningkat menjadi 26,92% di tahun 2009 dan tetap

26,92% di tahun 2010 dan dinilai cukup.

5. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini menggunakan skor -1 untuk kinerja

“kurang”, dan 0 untuk kinerja “cukup” dan 1 untuk kinerja “baik”. Total skor

penilaian kinerja terhadap Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya

Karanganyar adalah 8, dari total bobot standar 15. Sehingga rata-rata skor

adalah 8/15 = 0,53 (terletak antara 0-0,6).

6. Berdasarkan hasil penilaian kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya

Karanganyar pada tahun 2010 diperoleh hasil bahwa kinerja Unit Simpan

Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar secara keseluruhan dinilai cukup

baik.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikaji implikasi dari hasil

penelitian tersebut. Implikasi hasil penelitian dapat berupa dampak teoritis

terhadap usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau penelitian dan

penerapannya secara praktis dan pemecahan masalah penelitian. Implikasi dari

hasil penelitian ini adalah:

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian ini menguatkan teori dalam bidang Akuntansi

Manajemen, bahwa metode Balanced Scorecard dapat diterapkan sebagai sistem

pengukuran kinerja perusahaan secara komprehensif atau menyeluruh melalui

empat perspektif, yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif

proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada badan

usaha berbentuk koperasi.

Page 107: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

89

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka Unit Simpan Pinjam

KSU Mekar Surya Karanganyar dapat menerapkan metode balanced scorecard

sebagai sistem pengukuran kinerja koperasi yang dapat mengukur kinerja koperasi

secara komprehensif atau menyeluruh.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan implikasinya, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi manajemen Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar

a. Dalam iklim persaingan usaha yang semakin kompetitif, koperasi

sebaiknya mulai mencoba menerapkan metode balanced scorecard. Hal

ini dilakukan sebagai upaya melakukan perbaikan manajemen sehingga

diharapkan mampu meningkatkan kinerja koperasi dalam era globalisasi.

Namun perlu disesuaikan dengan kondisi koperasi, mengingat adanya

masalah-masalah sosial yang sangat berpengaruh pada koperasi.

b. Dalam penyusunan perencanaan strategis perusahaan perlu melakukan

perencanaan jangka panjang secara tertulis dan mendetail sesuai dengan

visi dan misi yang ingin diwujudkan perusahaan kelak.

c. Dari keempat perspektif hasil yang masih kurang baik adalah pada

perspektif keuangan serta pembelajaran dan pertumbuhan sehingga

Koperasi perlu melakukan perbaikan untuk meningkatkan hasil kedua

perspektif tersebut. Pada perspektif keuangan indikator yang perlu

ditingkatkan adalah pendapatan, SHU, dan modal sedangkan perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan indikator yang perlu diperbaiki adalah

mempertahankan karyawan apabila jumlah karyawan tetap serta

meningkatkan jumlah karyawan yang ikut dalam pelatihan.

Page 108: pengukuran kinerja dengan balanced scorecard pada unit simpan

90

2. Bagi peneliti lanjutan

a. Dalam penelitian ini ada keterbatasan penulis diantaranya kemungkinan

kurang tepatnya ukuran yang digunakan dalam menentukan tolak ukur dari

masing-masing perspektif. Scorecard disusun berdasarkan asumsi pribadi

yang didasarkan pada konsep balanced scorecard yang dipandang paling

mungkin dan mudah untuk diterapkan di koperasi, karena itu scorecard

bukanlah hasil mutlak dari konsep balanced scorecard yang harus

diterapkan secara mutlak. Sehingga penulis mengharap kepada peneliti

selanjutnya dapat melakukan pengukuran lebih menyeluruh terhadap

berbagai aspek. Diantaranya adalah ukuran pangsa pasar, kapabilitas

sistem informasi, serta kepuasan karyawan.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengukuran kinerja pada

Koperasi dengan lingkup yang lebih luas sehingga diharapkan dapat

menjadi bahan informasi bagi pengelola Koperasi maupun lembaga

keuangan lainnya.