pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan …eprints.unm.ac.id/14196/2/document1.pdfselaku...
TRANSCRIPT
Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis
Vol. 2, No.2, April 2018
ISSN 2541-1438; E-ISSN 2550-0783
Published by STIM Lasharan Jaya
*Corresponding Author Email Address: [email protected]
© 2018 STIM Lasharan Jaya Makassar
94
Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan
Balanced Scorecard pada PT. Pegadaian (PERSERO)
Cabang Talasalapang di Kota Makassar
M. Ikhwan Maulana Haeruddin
Universitas Negeri Makassar
ARTICLEDETAILS ABSTRACTS History
Received : February
RevisedFormat : March
Accepted : April
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar dengan
menggunakan metode balanced scorecard. Populasi dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan, seluruh
nasabah dan seluruh karyawan PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Talasalapang Makassar, sedangkan sampel dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan neraca dan laba rugi selama 3 (tiga) tahun
terakhir (2013-2015), 100 responden nasabah PT. Pegadaian
(Persero) Cabang Talasalapang Makassar yang diambil secara
insidental, serta 19 orang karyawan yang bekerja pada PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar. Tehnik
pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi dan
survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui perspektif
keuangan nilai ROI yang diperoleh cukup baik dan nilai TATO
terhitung cukup. Sementara pada perspektif pelanggan dengan
menggunakan indeks kepuasan pelanggan, hasil menunjukkan
bahwa nasabah puas atas layanan yang diberikan. Untuk perspektif
proses internal bisnis mengenai inovasi dikategorikan baik, begitu
pun pada perhitungan EMR yang menunjukkan bahwa kinerja
operasional pada proses internal bisnis sudah efektif. Selanjutnya
pada perspektif pembelajaran dan perkembangan menunjukkan
bahwa nilai indeks kepuasan karyawan berada pada kategori puas.
©2018 STIM Lasharan Jaya Makassar
Keywords :
Balanced scorecard,
pengukuran kinerja
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan tujuan untuk
mencapai visinya. Untuk melihat kinerjanya, setiap perusahaan memiliki alat pengukur
masing-masing. Kebanyakan masih mengandalkan penggunaan pengukuran tradisional yang
mana pengukuran ini hanya menilai kinerja perusahaan dari aspek keuangannya saja seperti
Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), atau Economy ValueAdded (EVA),
dimana menurut Kaplan dan Norton (dalam Gasperz, 2005), hal tersebut hanya bersifat
historis.Menurut mereka, metode ini tidak hanya menilai perusahaan dari aspek
keuangannya saja, melainkan menilai pula aspek non-keuangan diantaranya: pelanggan,
internal bisnis perusahaan, serta pertumbuhan dan pembelajaran. Balanced scorecard tidak
hanya digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan, tetapi dapat pula digunakan sebagai
strategi manajemen perusahaan dan juga sebagai alat komunikasi yang digunakan pihak
eksekutif kepada shareholder ataupun pihak-pihak lainnya.Balanced scorecard dapat
digunakan bagi hampir seluruh jenis perusahaan. Baik perusahaan profit, maupun
perusahaan non-profit.
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
95
Sampai saat ini, PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar menawarkan para
nasabah beberapa jenis produk. Dimulai dari Gadai Bisnis, Gadai, Kreasi, Krasida, EmasKu,
Mulia, Tabungan Emas, Kresna, Gadai Flexi, dan Juga Multi Payment Online (Pembelian
dan Pembayaran Tagihan Telepon, Listrik, Air, Tiket, Internet, TV Berbayar, Pembayaran
Iuran BPJS, dll). Sementara itu, jumlah nasabah aktif pada tahun 2015 yang ada di PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang adalah sebanyak 7823 orang. Jumlah tersebut
meningkat dari tahun sebelumnya pada tahun 2014 yaitu sebesar 7670 orang. Selama 5
tahun terakhir, PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar telah menunjukkan
hasil yang baik jika dilihat dari laba yang diperoleh. Hal tersebut digambarkan dalam tabel
berikut ini.
Tabel 1. Pendapatan, beban dan laba PT. Pegadaian Persero Cabang
Talasalapang Makassar 2011-2015.
Tahun Pendapatan Beban Laba
2011 7.342.910.761 3.535.716.671 3.807.194.090
2012 7.236.401.759 3.124.471.684 4.111.930.075
2013 8.242.241.566 4.156.951.663 4.085.289.903
2014 8.382.787.070 4.412.890.932 3.969.896.138
2015 10.531.115.393 5.688.680.175 4.842.435.218
Sumber : PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa telah terjadi fluktuasi pada peningkatan
pendapatan, beban dan laba pada PT. Pegadaian (Persero) tiap tahunnya mulai dari tahun
2011 hingga tahun 2015. Laba terendah terjadi pada tahun 2011, yaitu sebesar Rp
3.807.194.090. Pada tahun 2012 hingga tahun 2014, terjadi penurunan laba yang
didapatkan oleh perusahaan. Penyebab penurunan tersebut ialah meningkatnya suku bunga
korporasi pada waktu itu, serta adanya pelemahan pada tingkat harga emas sebagai akibat
dari tekanan ekonomi global. Adapun keuntungan terbesar didapatkan pada tahun 2015,
yaitu sebesar Rp 4.842.435.218. Terjadi kenaikan sebesar 21,97% dibandingkan tahun
sebelumnya yang hanya memperoleh laba sebesar Rp 3.969.896.138. Peningkatan tersebut
terjadi karena perusahaan induk saat itu mulai mengembangkan strategi diversifikasi produk
yang ternyata mampu mengendalikan turunnya pendapatan usaha secara keseluruhan,
melalui strategi peningkatan kinerja produk kredit berbasis mikro fidusia.
Jika dilihat sekilas di atas, beberapa orang akan berpikir bahwa PT. Pegadaian (Persero)
Cabang Talasalapang Makassar telah memiliki kinerja yang baik, karena telah berhasil
dalam memperoleh laba yang besar setiap tahunnya, terutama pada tahun 2015. Tetapi tidak
ada yang dapat memperkirakan apakah itu benar dan dapat bertahan selama beberapa tahun
ke depan atau tidak. Balanced scorecard selaku alatukur kinerja, akan membantu
perusahaan untuk mengetahui bagaimana kinerja yang dimilikinya dengan cara yang lebih
baik. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merumuskan masalah Penelitian sebagai
berikut: apakah pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard pada
PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar telah menunjukkan hasil yang
baik?
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
1) Balanced scorecard
Balanced scorecard pertama kali diperkenalkan oleh Kaplandan Norton
(2001).“Balanced scorecard merupakan powerfull tool dalam perencanaan yang
bersifat strategik. Sebagai alat perencanaan, balanced scorecard memerlukan isi, yang
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
96
berupa pengetahuan manajemen yang bisa diaplikasikan ke dalam pengelolaan
perusahaan.”Kaplan dan Norton (dalam Mulyadi, 2001:2) mengemukakan bahwa
Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) Kartu Skor (Scorecard) dan (2)
Berimbang (Balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk merencanakan
skor yang hendak diwujudkan oleh personel di masa depan. Kata berimbang
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari
dua aspek: keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang intern dan
ekstern.
Gambar 1. Balanced Scorecard
Sumber : Balanced scorecard Step-by-step (Niven, 2002)
Berbeda dengan metode tradisional yang hanya mengukur kinerja keuangan perusahaan.
Balanced scorecard akan mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan melalui empat
perspektif, diantaranya yaitu : keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta
pertumbuhan dan pembelajaran. Keempat perspektif ini memiliki hubungan sebab-akibat
yang apabila salah satu perspektifnya tidak berjalan dengan baik, maka akan berimbas pada
fokus utama perusahaan yaitu perspektif keuangan. Perspektif keuangan merupakan hal
utama yang harus menggambarkan hasil yang baik. Untuk menunjang perspektif tersebut,
maka perhatian eksekutif pertama-tama akan dibawa pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran.
2) Perspektif dalam Balanced scorecard
Kaplan dan Norton (1992) memperkenalkan empat perspektif yang berbeda dari suatu
aktivitas perusahaan yang dapat dievaluasi oleh manajemen. Empat perspektif tersebut
terdiri dari: (1) Perspektif Keuangan, (2) Perspektif Pelanggan, (3) Perspektif Internal
Bisnis,(4) Perspektif Learning and Growth. Keempat perspektif tersebut diuraikan sebagai
berikut:
a. Perspektif Keuangan
Menurut Kaplan dan Norton (dalam Septianie, 2013), pengukuran kinerja keuangan
mempertimbangkan adanya tahapan dari kehidupan siklus bisnis, yaitu: growth, sustain, dan
harvest. Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya
pun berbeda pula.
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
97
b. Perspektif Pelanggan
Perspektif ini berbicara mengenai bagaimana kepuasan pelanggan selaku pengguna
barang/jasa yang telah diproduksi oleh organisasi. Perspektif pelanggan dalam balanced
scorecard mengindentifikasikan bagaimana kondisi pelanggan mereka dan segmen pasar
yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor mereka. Segmen yang
telah mereka pilih ini mencerminkan keberadaan pelanggan tersebut sebagai sumber
pendapatan mereka.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Pada perspektif proses bisnis internal balanced scorecard, proses-proses yang terjadi di
dalam perusahaan atau organisasi akan diidentifikasi lebih lanjut untuk mencapai tujuan.
Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap aktivitas yang dilakukan
oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk menciptakan suatu produk yang
dapat memberikan kepuasan tertentu bagi pelanggan dan juga para pemegang saham.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif terakhir pada balanced scorecard adalah mengembangkan tujuan dan ukuran-
ukuran yang mengendalikan pembelajaran dan pertumbuhan organisasi. Tujuan-tujuan yang
ditetapkan dalam perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis internal mengidentifikasi
di mana organisasi harus unggul untuk mencapai terobosan kinerja, sementara tujuan dalam
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memberikan infrastruktur yang memungkinkan
tujuan-tujuan ambisius dalam ketiga perspektif itu tercapai. Metode balanced scorecard
menekankan betapa pentingnya menanamkan investasi masa depan untuk perusahaan, dan
investasi tersebut bukan sekedar investasi biasa seperti peralatan baru, riset dan
pengembangan produk baru, melainkan investasi dalam infrastruktur seperti para pekerja,
sistem dan prosedur jika ingin mencapai tujuan pertumbuhan keuangan jangka panjang yang
ambisius.
3) Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai pengukuran kinerja perusahaan dengan metode balanced scorecard ini
telah beberapa kali dilakukan oleh mahasiswa lainnya, diantaranya sebagai berikut:
a. Okky Rizkia Yustian (2008) ketika itu melakukan penelitian pada PT. Kurnia Aneka
Gemilang, Medan dengan judul ‘Analisis Penerapan Balanced Scorecard untuk
Mengukur Kinerja Perusahaan.’ dan mendapatkan hasil bahwa penerapan balanced
scorecard untuk mengukur kinerja PT. Kurnia Aneka Gemilang Medan menunjukkan
kinerja keuangan yang cukup baik dan kinerja non keuangan yang lebih baik dari tahun
ke tahun, hal tersebut nampak dari peningkatan rasio-rasio keuangan, peningkatan
pangsa pasar dan peningkatan pelanggan.
b. Selanjutnya, Laura Septianie (2013) melakukan penelitian pada perusahaan jasa yaitu
Rumah Sakit Awal Bros Makassar dan hasilnya ialah bahwa dari analisis penilaian
kinerja, khususnya pada Rumah Sakit Awal Bros di Makassar, di mana dilihat dari
perspektif customer and stakeholderdi mana pelayanan medis yang dilakukan sudah
mampu memberikan kepuasan pasien dan selain itu citra rumah sakit sudah dianggap
baik. Kemudian dilihat dari perspektif keuangan terlihat ROI yang dicapai belum
optimal, sedangkan TATO sudah dianggap sesuai dengan standar dan efisiensi
penggunaan biaya operasional belum efisien. Hasil analisis mengenai perspektif proses
bisnis internal di mana tenaga medis memiliki jenjang pendidikan dokter spesialis dan
tenaga non medis memiliki jenjang pendidikan D3. Selanjutnya dilihat dari sistem
pelayanan terpadu, rata-rata sudah menggunakan sistem berbasis komputerisasi, serta
pemanfaatan fasilitas sudah tergolong baik.
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
98
METODE PENELITIAN
Penelitian inidilaksanakan di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar.
Adapun waktu penelitian diperkirakan akan berlangsung selama sebulan dimulai dari akhir
November 2017.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dan nasabah PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar serta laporan keuangan perusahaan.
Sampel merupakan beberapa bagian dari populasi. Metode penentuan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah secara incidental. Yang mana menurut Umar (2014)
bahwa sampling incidental adalah tehnik penarikan sampel dengan kebetulan yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Ini digunakan untuk
pelanggan. Sedangkan pada karyawan, peneliti mengambil populasi yaitu sebanyak 10
orang sebagai sampel dari penelitian yang akan dilakukan. Selain itu sampel dari laporan
keuangan perusahaan diantaranya yaitu laporan neraca serta laporan laba rugi.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Indikator Kinerja Utama dari empat perspektif balanced scorecard yang
berpengaruh terhadap keberhasilan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang
Makassar yang selaras dengan visi dan misi yang ditetapkan perusahaan.
1) Perspektif Keuangan
2) Perspektif Pelanggan
3) Perspektif Proses Bisnis Internal
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
b. Mengembangkan pengukuran yang relevan dengan Indikator Kinerja Utama.
1) Perspektif Keuangan
Selaku bagian fokus dalam pengukuran kinerja perusahaan, perspektif keuangan tak
khayalnya sangat perlu untuk diukur. Dalam penelitian kali ini, peneliti memutuskan untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan melalui metode analisis rasio yaitu : Return on
Investment (ROI) dan Total Assets Turnover (TATO).
Kasmir (2013:202) mengatakan bahwa return on investment (ROI) merupakan rasio yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga
merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasi.Rumus
yang digunakan untuk mencari return on investment adalah sebagai berikut.
Adapun Total Assets Turn Over (TATO) yang dikemukakan oleh Kasmir (2013:185) ialah
rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan
dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.Rumus yang
digunakan untuk mencari total asset turn over adalah sebagai berikut.
2) Perspektif Pelanggan
Dalam penelitianini, peneliti akan mengukur kinerja PT. Pegadaian Cabang Talasalapang
Makassar dalam perspektif pelanggan dengan metode balanced scorecard melalui kepuasan
pelanggannya. Untuk menilai kepuasan pelanggan, akan dilakukan survey dengan
Earning After Interest and Tax
Return On Investment =
Total Aktiva
Penjualan (Sales)
Total Asset Turn Over =
Total Aktiva (Total Assets)
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
99
menyebarkan 100 kuesioner secara acak kepada nasabah.Untuk menganalisis perspektif ini,
peneliti akan menggunakan metode yang pernah digunakan oleh Melisa (2015). Di mana
pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode customer
satisfaction index. Kuesioner yang akan digunakan oleh peneliti, ialah pengembangan
kuesioner yang pernah digunakan olehWahyuni (2012). Dalam mengukur tingkat kepuasan
pelanggan, maka pengolahan data yang berupa kuesioner dilakukan sebagai berikut :
a. Data dari pengisian kuesioner yang bersifat kualitatif diubah menjadi data
kuantitatif dengan cara memberikan skor pada pilihan jawaban responden
dengan menggunakan skala likert. Skala likert menurut Sugiyono (2004) yaitu
sebagai berikut :
Untuk pilihan jawaban no. 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Cukup Setuju (CS)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
b. Dari total penjumlahan nilai yang didapatkan akan diketahui pencapaian
indeks kepuasan pelanggan, seperti yang dirumuskan Sugiyono (2004)
sebagai berikut:
IKC = PP
IKC : Indeks Kepuasan PelangganPP : Perceived Performance
c. Setelah IKC diperoleh dari penyebaran kuesioner, kemudian digolongkan pada
skala (1) Sangat tidak setuju, (2) Tidak setuju, (3) Cukup Setuju, (4) Setuju, dan
(5) Sangat setuju.
Untuk menentukan skala ini terlebih dahulu ditentukan indeks kepuasan
minimal dan indeks kepuasan maksimal, interval yang dapat dicari dari
pengurangan antara indeks kepuasan maksimal dengan kepuasan minimal
dibagi menjadi lima seperti yang dirumuskan oleh Sugiyono sebagai berikut :
IK maks = R x PP x EX maks
IK min = R x PP x EX min
Interval = (IK maks – IK min)
Keterangan :
PP = Banyaknya jumlah pertanyaan
R = Jumlah Responden
EX min = Skor minimal yang bisa diberikan
EX maks = Skor maksimal yang bisa diberikan
d. Mengartikan nilai minimal yang harus diperoleh responden untuk dapat
dikategorikan puas, dengan melihat nilai minimal yang harus dicapai seluruh
responden untuk bisa dikategorikan (1) Sangat tidak setuju, (2) Tidak setuju, (3)
Cukup Setuju, (4) Setuju, dan (5) Sangat setuju.
3) Perspektif Proses Bisnis Internal
Di dalam perspektif ini yang akan dinilai kinerjanya yaitu pada proses inovasi dan proses
operasional. Pada proses inovasi tolok ukur yang akan digunakan adalah banyaknya produk
baru yang dapat dikembangkan oleh perusahaan, sedangkan pada proses operasional yaitu
dalam hal efisiensi waktu yang digunakan perusahaan untuk menjalankan transaksi bisnis
perusahaan. Efisiensi waktu tersebut dapat diketahui melalui penilaian terhadap pelayanan
karyawan kepada pelanggan dalam melakukan kegiatan bisnis perusahaan, sebagai contoh
yaitu transaksi gadai. Rumus yang digunakan ialah sebagai berikut (Sari dan Arwinda,
2015).
Effectiveness Marginal Ratio (EMR) = Waktu Pengolahan
Waktu Penyelesaian
Waktu Penyelesaian = Waktu Proses Data + Waktu Penafsiran + Waktu Tunggu
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
100
4) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Ukuran kinerja yang digunakan diantaranya :
1. Indeks Kepuasan Karyawan (EmployeeSatisfaction Indeks)
Indeks kepuasan karyawan akan dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner
kepada para seluruh karyawan yang bekerja di PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Talasalapang Makassar. Kuesioner tersebut terdiri dari 7 butir pertanyaan yang
menyangkut gaji, promosi serta pekerjaan yang diperoleh dari perusahaan. Hasil
penyebaran kuesioner tersebut akan diuji kelayakan dan reliabilitasnya terlebih dahulu,
setelah itu barulah dapat dilihat bagaimana tingkat kepuasan karyawan melalui cara
yang sama dengan yang digunakan pada indeks kepuasan pelanggan.
2. Tingkat ProduktivitasKaryawan
Tingkat produktivitas karyawan diukur untuk mengetahui produktivitas karyawan dalam
periode tertentu. Tingkat produktivitas karyawan dapat dihitung sebagai berikut:
Produktivitas karyawan =karyawan jumlah
usaha laba
“X” produktivitas karyawan menunjukkan besarnya laba usaha yang dihasilkan oleh
setiap satu karyawan. Laba usaha merupakan laba yang diperoleh melalui pendapatan
usaha yang dijalankan yang telah dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan
dalam memperoleh pendapatan usaha tersebut. Sedangkan jumlah karyawan merupakan
jumlah karyawan dari PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar secara
keseluruhan pada tahun yang bersangkutan.
c. Menetapkan indikator skor yang akan digunakan untuk menilai kinerja dari masing-
masing perspektif.
d. Melakukan penilaian kinerja secara keseluruhan dengan kategori penilaian sebagai
berikut (Sugiyono, 2013):
1) Sangat Baik : 80 – 100%
2) Baik : 60 – 80%
3) Cukup : 40 – 60%
4) Tidak Baik : 20 – 40%
5) Sangat Tidak Baik : 0 – 20%
HASIL PENELITIAN
Dalam hal penilaian kinerja perusahaan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Salah
satunya dengan menggunakan metode balanced scorecard. Penggunaan balanced scorecard
akan memberikan hasil penilaian yang lebih akurat dibandingkan penilaian kinerja
perusahaan yang lain karena metode ini merupakan alat dalam memfokuskan organisasi,
memiliki komitmen, penetapan tujuan organisasi, dan menyediakan umpan balik bagi
manajemen.
Dalam mengukur kinerja PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar, analisis
yang dapat dilakukan melalui 4 perspektif balanced scorecard yaitu diantaranya :
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
101
1) Perspektif Keuangan
Menilai kinerja perusahaan melalui perspektif keuangan pada balanced scorecard
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode. Salah satunya ialah metode
rasio. Penilaian kinerja perusahaan melalui perspektif keuangan itu penting, karena
keadaan keuangan perusahaan akan terus mendapat perhatian pertama oleh pihak
internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Di sinilah siklus kehidupan
bisnis perusahaan dilihat. Metode yang akan digunakan untuk menilai perspektif
keuangan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar ialah di
antaranya Return on Investment (ROI) dan Total Assets Turn Over (TATO). Berikut
uraian analisis kinerja perusahaan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang
Makassar dalam perspektif keuangan:
a. Analisis Return on Investment (ROI)
Metode return on investment (ROI) akan menunjukkan hasil (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga akan memperlihatkan efektivitas
manajemen dalam mengelola investasi. Rumus yang digunakan untuk mencari
return on investment adalah sebagai berikut.
Untuk mempermudah analisis data, berikut disajikan ikhtisar data keuangan PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar tahun 2015.
Tabel 4.1 Ikhtisar data keuangan PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Talasalapang Makassar tahun 2013-2015.
No Keterangan
Data Keuangan (Rp)
2013 2014 2015
1 Pendapatan Jasa Rp 8.093.835.540 Rp 8.360.687.265
Rp10.495.477.703
2 Beban Operasional Rp 3.708.644.614 Rp 4.318.594.028
Rp5.621.554.623
3 Laba Bersih Setelah
Pajak Rp 4.085.289.903 Rp 3.969.896.138 Rp4.842.435.218
4 Total Aktiva Rp 29.536.077.901
Rp35.169.170.881 Rp40.457.951.611
Sumber : Data PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar
Berdasarkan data yang disajikan di atas, maka besarnya Return On Investment PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar dapat dihitung sebagai berikut.
2013 = 4.085.289.903
29.536.077.901𝑥100%
= 13,83 %
2014 = 3.969.896.138
35.169.170.881𝑥100%
Earning After Interest and Tax
Return On Investment =
Total Aktiva
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
102
= 11,28 %
2015 =4.842.435.218
40.457.951.611𝑥100%
= 11,96 %
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa ROI yang diperoleh PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar pada tahun 2014 dan 2015 tidak
sebaik tahun sebelumnya atau dengan kata lain telah terjadi penurunan. Pada tahun
2013 ROI yang didapatkan yaitu sebesar 13,83%. Kemudian pada tahun 2012, nilai
ROI yang diperoleh yaitu sebesar 11,28%, di mana telah terjadi penurunan nilai
sebesar 2,55% dari total ROI di tahun sebelumnya. Penurunan tersebut terjadi
dikarenakan kenaikan total aktiva tidak sebanding dengan kenaikan laba bersihnya.
Justru telah terjadi penurunan laba dari tahun sebelumnya sebesar Rp 115.393.765.
Pendapatan sewa modal kemungkinan besar tidak diperoleh pada tahun tersebut
melainkan akan diterima pada tahun berikutnya. Hal tersebut semakin meyakinkan
dikarenakan jumlah pendapatan sewa modal di tahun 2014 tidak sebanding dengan
pinjaman yang diberikan.Adapun di tahun 2015 nilai ROI yang diperoleh yaitu
sebesar 11,96%. Kali ini terjadi peningkatan, namun peningkatan tersebut tidak
terlalu signifikan, yaitu hanya sebesar 0,68%. Kenaikan tersebut terjadi karena
peningkatan total aktiva yang dimiliki atas meningkatnya pinjaman yang diberikan,
telah cukup sebanding dengan laba yang telah diterima pada tahun tersebut.
Penurunan nilai return on investment pada PT. Pegadaian (Persero) memang telah
terjadi di tahun 2014, tetapi bukan berarti bahwa kinerja perusahaan sudah
sepenuhnya buruk, dikarenakan ada standar tertentu yang dapat memperlihatkan
baik atau buruknya kinerja dari setiap perusahaan. Pada PT. Pegadaian (Persero),
penilaian kinerja perusahaan berdasarkan ROI yang diperoleh dapat dilihat melalui
tabel berikut yang pembuatannya telah disesuaikan dengan Keputusan Menteri
BUMN No : Kep-100/MBU/2002.
Tabel 4.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Pada ROI
% ROI Tingkat Hubungan
ROI < 0 Sangat Buruk
0 < ROI ≤ 6 Buruk
6 < ROI ≤ 12 Cukup
12 < ROI ≤ 18 Baik
18 < ROI Sangat Baik
Sumber: Keputusan Menteri BUMN No: Kep-100/MBU/2002.
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dinilai bahwa ROI PT. Pegadaian (Persero)
Cabang Talasalapang Makassar pada tahun 2013 yaitu sebesar 13,83% adalah baik.
Kemudian pada tahun 2014 yaitu sebesar 11,28% adalah cukup dan pada tahun 2015
yaitu sebesar 11,96% adalah cukup.
b) Total Assets Turn Over (TATO)
Total Assets Turn Over (TATO) digunakan untuk mengukur perputaran semua
aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang
diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rumus yang digunakan untuk mencari total asset
turn over adalah sebagai berikut.
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
103
Dengan menggunakan rumus di atas, maka TATO dapat dihitung sebagai berikut:
2013 = 8.093.835.540
29.536.077.901𝑥100%
= 27,40%
2014 =8.360.687.265
35.169.170.881𝑥100%
= 23,77%
2015 = 10.495.477.703
40.457.951.611𝑥100%
= 25,94%
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat dilihat bahwa telah terjadi fluktuasi
pada total asset turnover pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang
Makassar. Di tahun 2013 nilai TATO yang diperoleh adalah sebesar 27,40%, setelah
itu terjadi penurunan pada tahun 2014 yaitu sebesar 3,6% menjadi 23,77%.
Penurunan tersebut terjadi karena peningkatan total aktiva yang cukup tinggi yaitu
sebesar Rp 5.633.092.980 di tahun 2014, tidak sebanding dengan pendapatan yang
diperoleh di tahun yang sama. Kemungkinan besar hal tersebut karena pendapatan
atas sewa modal yang dipinjamkan kepada nasabah tidak diperoleh di tahun tersebut,
melainkan akan diterima pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 2015. Selanjutnya
pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar 2,1% menjadi 25,94%. Kenaikan tersebut
terjadi karena telah terjadi penambahan pendapatan sewa modal dari tahun
sebelumnya yaitu tahun 2014. Selain itu pendapatan pun semakin bertambah sejak
penambahan jasa lain dari perusahaan yaitu jasa kiriman uang dan jasa payment.
Nilai total asset turnover di atas tersebut sebenarnya terhitung rendah, hal ini
disebabkan oleh karena aktiva terbesar berasal dari uang yang dipinjamkan kepada
nasabah. Pinjaman tersebut dapat diperpanjang jatuh temponya terhadap barang
yang para nasabah gadai, sehingga uang yang kembali ke perusahaan akan lebih
lama jangka waktunya daripada yang seharusnya. Untuk lebih mudahnya melihat
hasil perhitungan ROI dan TATO di atas, maka berikut disajikan tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.3 PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar
tahun 2013-2015 hasil pengolahan data.
Tahun Hasil Penilaian Rasio Perspektif Keuangan
Total Assets Turn Over (TATO) Return on Investement (ROI)
2013 27,40% 13,83%
2014 23,77% 11,28%
2015 25,94% 11,96%
Sumber : PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar (hasil olah data).
Penjualan (Sales)
Total Asset Turn Over =
Total Aktiva (Total Assets)
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
104
2) Perspektif Pelanggan
Analisis perspektif pelanggan paling sering berbicara mengenai kepuasan pelanggan
atas produk barang atau jasa pelayanan yang mereka peroleh dari perusahaan. Di
mana dalam hal ini pada PT. Pegadaian Cabang Talasalapang Makassar pelanggan
disebut juga sebagai nasabah. Pengukuran kepuasan pelanggan PT. Pegadaian
Cabang Talasapang Makassar dilakukan dengan penyebaran 100 kuesioner kepada
para responden yang mana di dalam kuesioner tersebut telah termuat 9 butir
pertanyaan yang dibuat sendiri oleh peneliti. Dari hasil penyebaran kuesioner
tersebut, para responden telah mengisi semua pertanyaan yang diajukan dengan
lengkap. Untuk melihat apakah kuesioner tersebut telah memenuhi syarat kelayakan,
maka terlebih dahulu perlu untuk dilakukan pengujian, yaitu uji validitas dan uji
reliabilitas.
Setelah dilakukan uji validitas pada 30 responden dengan menggunakan SPSS 21 for
windows atas kepuasan pelanggan, menunjukkan bahwa data telah valid, dan untuk
lebih jelasnya dapat ditunjukkan melalui tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Kepuasan Pelanggan
No Uraian
Jumlah
Item Nilai Cronbatch's
1
Kepuasan
Pelanggan 9 0,325-0,715 0,704 Sumber : hasil olah data SPSS
Tabel 4.1 ialah hasil uji validitas untuk kepuasan pelanggan dengan 9 butir
pertanyaan yang memiliki korelasi 0,325-0,715. Korelasi dikatakan valid ketika
nilainya lebih besar dari R tabel, yang mana untuk jumlah responden sebanyak 30
orang, nilai R tabel yang digunakan adalah 0,3061.
Selanjutnya, pada tabel 4.1 terdapat kolom Cronbatch’s yang nilainya yaitu 0,704.
Cronbatch’s digunakan sebagai alat ukut untuk menilai tingkat reliabitas
sekumpulan data. Sekumpulan data dapat dikatakan reliabel ketika memiliki nilai
Cronbatch’s alpha di atas 0,60. Karena konstruk pada tabel sudah berada di atas 0,60
maka dapat dikatakan bahwa semua butir pertanyaan yang berkaitan dengan
kepuasan pelanggan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang sudah dapat
dikategorikan reliabel.
Proses selanjutnya setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas adalah
melakukan perhitungan indeks kepuasan pelanggan yang bertujuan untuk
menentukan tingkat kepuasan pelanggan atas setiap pelayanan jasa keuangan yang
mereka dapatkan dari PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar.
Tetapi terlebih dahulu harus ditentukan indeks kepuasan minimal dan indeks
kepuasan maksimal, interval yang dapat dicapai untuk mengurangi indeks kepuasan
maksimal dengan kepuasan minimal dibagi menjadi lima.
Septianie (2013) menuliskan bahwa dalam menetukan interval dapat ditentukan
dengan rumus :
5
(IK maks – IK Min)
Interval =
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
105
Berdasarkan rumus yang disajikan di atas maka besaran indeks kepuasan maksimal
dapat dihitung sebagai berikut :
IK maksimal = PP x R x Ex maks
= 9 x 100 x 5
= 4.500
Sedangkan indeks minimal dapat dihitung sebagai berikut :
IK minimal = PP x R x Ex min
= 9 x 100 x 1
= 900
Sehingga besarnya interval dapat dihitung :
Interval = (4.500 – 900)
5
= 720
a) 720 – 1620 dikategorikan sangat tidak puas
b) 1620 – 2340 dikategorikan tidak puas
c) 2340 – 3060 dikategorikan cukup puas
d) 3060 – 3780 dikategorikan puas
e) 3780 – 4500 dikategorikan sangat puas
Di atas dapat dilihat bahwa interval data yang telah dibuat akan menjadi patokan
atau sebagai alat ukur posisi kepuasan pelanggan PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Talasalapang Makassar. Berdasarkan hasil penjumlahan seluruh nilai total dari tiap
diperoleh skor sebesar 3391. Skor tersebut berada pada rentang 3060-3780 yang
diartikan bahwa sebagian besar pelanggan telah merasa puas dengan pelayanan yang
telah diberikan oleh PT. Pegadaian (Persero).
3) Perspektif Proses Bisnis Internal
Analisis kinerja proses bisnis internal perusahaan PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Talasalapang dilakukan melalui dua hal, yang pertama adalah proses inovasi, dan
yang kedua adalah proses operasional.
a. Proses Inovasi
Salah satu tolok ukur untuk menilai kinerja proses bisnis internal perusahaan adalah
banyaknya produk baru yang dikembangkan oleh perusahaan. Pada PT. Pegadaian
(Persero) Cabang Talasalapang Makassar, ada beberapa inovasi penambahan produk
baru yang dilakukan sejak tahun 2013-2015. Inovasi penambahan produk layanan
jasa tersebut ialah sebagai berikut:
1. Multi Payment Online (Pembelian dan Pembayaran Tagihan Telepon, Listrik,
Air, Tiket, Internet, TV Berbayar, Pembayaran Iuran BPJS, dll).
2. Buku Tabungan Emas.
Produk layanan tersebut hingga sekarang masih berjalan dan jumlah penggunanya
semakin tahun semakin bertambah. Terutama untuk pembayaran tagihan listrik.
Multi payment online ini pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang
Makassar dimulai sejak tahun 2014.
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
106
b. Proses Operasional
Dalam proses ini, pengukuran proses bisnis internal berbicara mengenai efisiensi
waktu yang digunakan perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya, yang mana
pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar, proses bisnis tersebut
ialah semua transaksi umum yang dilakukan karyawan kepada pelanggan berupa
pendaftaran nasabah baru, melakukan gadai, membayar bunga, menebus barang
gadai, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, proses pelayanan jasa yang akan
digunakan sebagai contoh adalah bisnis gadai, selaku layanan bisnis yang paling
populer pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar. Efisiensi
waktu pemprosesan tersebut akan dianalisa dengan rumus sebagai berikut :
Effectiveness Marginal Ratio (EMR) = Waktu Pengolahan
Waktu Penyelesaian
Waktu Penyelesaian = Waktu Proses Data + Waktu Penafsiran + Waktu Pemindahan
+ waktu tunggu
Pada rumus di atas terdapat waktu pengolahan dan waktu penyelesaian.
Waktu pengolahan adalah waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan untuk
melayani tiap satu nasabah yaitu selama 15 menit, sedangkan waktu penyelesaian
adalah waktu yang benar-benar digunakan oleh karyawan untuk melayani satu
nasabah. Waktu penyelesaian memiliki beberapa bagian, yaitu waktu proses data,
waktu penafsiran, dan waktu pemindahan.
Tabel 4.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Pada Proses Bisnis
Internal
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,399 Tidak Baik
0,40 - 0,599 Kurang Baik
0,60 - 0,799 Baik
0,80 - 1,000 Sangat Baik
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa semakin mendekati angka 1 rasio yang
dihasilkan, berarti semakin efisien waktu yang digunakan karyawan dalam kegiatan
operasi perusahaan. Sebaliknya, semakin mendekati angka 0 rasio yang dihasilkan,
berarti semakin tidak efisien waktu yang digunakan karyawan dalam kegiatan
operasi perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan EMR
diperoleh nilai sebesar 0,65 pada tahun 2013 serta 0,75 pada tahun 2014 dan 2015.
Kedua rasio tersebut dapat diinterpretasikan dalam kategori baik, yang mana hal itu
berarti bahwa proses bisnis PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar
telah efisien. Berikut tabel hasil perhitungan EMR PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Talasalapang Makassar dari tahun 2013-2015.
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
107
Tabel 4.6 Perspektif Proses Bisnis Internal PT. Pegadaian (Persero)
Cabang Talasalapang Makassar
Tahun Waktu
Pengolahan
Waktu Penyelesaian
EMR Waktu
Proses
Data
Waktu
Penafsiran
Waktu
Pemindahan
Waktu
Tunggu
2013 15 3 6 4 10 0,65
2014 15 2 5 3 10 0,75
2015 15 2 5 3 10 0,75
4) Perspektif Pertumbuhan dan Perkembangan
Perspektif pertumbuhan dan perkembangan memfokuskan pembahasan mengenai
karyawan, selaku salah satu bagian terpenting untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kepuasan karyawan adalah tolok ukur utama dari penilaian kinerja perspektif
pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu, untuk menganalisis perspektif ini akan
dilakukan pula penilaian pada produktivitas karyawan yang bekerja pada
perusahaan.
a. Indeks Kepuasan Karyawan (Employeed Satisfaction Index)
Proses selanjutnya setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas adalah
melakukan perhitungan indeks kepuasan karyawan yang bertujuan untuk
menentukan tingkat kepuasan karyawan atas gaji, promosi, dan pekerjaan yang
mereka dapatkan dari PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar.
Tetapi terlebih dahulu harus ditentukan indeks kepuasan minimal dan indeks
kepuasan maksimal, interval yang dapat dicapai untuk mengurangi indeks kepuasan
maksimal dengan kepuasan minimal dibagi menjadi lima.
5
Berdasarkan rumus yang disajikan di atas maka besaran indeks kepuasan
maksimal dapat dihitung sebagai berikut :
IK maksimal = PP x R x Ex maks
= 7 x 19 x 5
= 665
Sedangkan indeks minimal dapat dihitung sebagai berikut :
IK minimal = PP x R x Ex min
= 7 x 19 x 1
= 133
Sehingga besarnya interval dapat dihitung :
Interval = (665 – 133)
5
= 638,4
1) 133 – 240 dikategorikan sangat tidak puas
2) 240 – 346 dikategorikan tidak puas
3) 346 – 452 dikategorikan cukup puas
4) 452 – 558 dikategorikan puas
5) 558 – 665 dikategorikan sangat puas
(IK maks – IK Min)
Interval =
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
108
Berdasarkan hasil penjumlahan seluruh nilai total dari tiap responden (lampiran)
diperoleh skor sebesar 453. Skor tersebut berada pada rentang 452 – 558 yang
kemudian dapat dikatakan bahwa karyawan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Talasalapang Makassar telah merasa puas atas gaji yang diperoleh, promosi yang
diberikan, serta pekerjaan yang mereka dapatkan.
b. Produktivitas Karyawan
Produktivitas karyawan dapat dinilai melalui perbandingkan keluaran yang
dihasilkan oleh para pekerja (laba usaha) dengan jumlah pekerja yang dikerahkan
untuk menghasilkan keluaran tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
rumus berikut :
Produktivitas karyawan =karyawan jumlah
usaha laba
Berikut perhitungan produktivitas karyawan dari tahun 2013 sampai tahun 2015
dengan menggunakan rumus di atas:
2013 = 4.085.289.903
17
= 240.311.171
2014 =3.969.896.138
19
= 208.941.902
2015 = 4.842.435.218
19
= 254.865.011
5) Kinerja PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar dengan
Menggunakan Metode Balanced Scorecard.
Balanced scorecard digunakan sebagai salah satu metode untuk menilai kinerja
sebuah perusahaan melalui 4 perspektif, di antaranya yaitu: perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses internal bisnis, serta perspektif pembelajaran
dan perkembangan. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar ternyata memiliki kinerja yang
sangat baik. Langkah selanjutnya ialah melakukan perhitungan untuk mengetahui
total persentase kinerja perusahaan secara keseluruhan. Namun, terlebih dahulu
perlu diketahui skala penilaian pencapaian kinerja perusahaan untuk PT. Pegadaian
(Persero) Cabang Talasalapang Makassar yang disajikan sebagai berikut:
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
109
1) Sangat Baik : 80 – 100%
2) Baik : 60 – 80%
3) Cukup : 40 – 60%
4) Tidak Baik : 20 – 40%
5) Sangat Tidak Baik : 0 – 20%
Di atas telah dapat dilihat skala pencapaian kinerja perusahaan untuk PT. Pegadaian
(Persero) Cabang Talasalapang Makassar. Maka, langkah selanjutnya adalah
melakukan perhitungan total persentase kinerja dengan menggunakan rumus:
Total Persentase Kinerja = Jumlah standar yang dicapai
Jumlah ukuran kinerja yang digunakan𝑥100%
Total Persentase Kinerja = 7
7𝑥100%
= 100%
Dari perhitungan yang telah dilakukan di atas, dapat dilihat hasil yang menunjukkan
bahwa total persentase kinerja pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang
Makassar adalah sebesar 100% atau berada pada range 80%- 100% , yang berarti
secara keseluruhan kinerja perusahaan dikategorikan sangat baik. Dikatakan sangat
baik karena penilaian kinerja perusahaan pada perspektif keuangan dilihat dari ROI
dan TATO berada pada kategori cukup. Cukup karena tidak seterusnya mengalami
penurunan, melainkan terjadi pula kenaikan yang meski tidak signifikan tetapi tetap
memperlihatkan peningkatan. Begitupun pada perspektif-perspektif lainnya yang
selanjutnya akan dijelaskan pada bagian pembahasan.
PEMBAHASAN
Hasil pengolahan data dengan empat perspektif balanced scorecard untuk melihat
kinerja perusahaan dari tahun 2013 sampai 2015, menunjukkan bahwa perspektif
keuangan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar telah
menunjukkan hasil yang cukup memuaskan, karena pada perhitungan ROI dari
tahun 2013-2014, telah terjadi penurunan nilai yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara kenaikan jumlah aktiva dengan jumlah pendapatan, dan
pada tahun 2014-2015 terjadi kenaikan yang tidak begitu signifikan tetapi
setidaknya tidak mengalami kerugian. Adapun pada perhitungan TATO, tingkat
kenaikan nilainya yaitu fluktuatif di mana pada tahun 2014 telah terjadi penurunan
dari tahun 2013, tetapi kenaikan terjadi pada tahun 2015, dan kenaikan itu berarti
baik bagi perusahaan. Oleh karena itu secara keseluruhan kinerja PT. Pegadaian
(Persero) Cabang Talasalapang Makassar pada perspektif keuangan dapat
dikategorikan cukup baik.
Perspektif pelanggan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar
dengan menggunakan indeks kepuasan pelanggan mendapatkan hasil yang
menyatakan bahwa pelanggan telah puas atas pelayanan yang mereka peroleh dari
perusahaan. Baik itu pelayanan fisik maupun pelayanan non-fisik. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kinerja PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar
pada perspektif pelanggan dapat dikatakan baik.
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
110
Dua tolak ukur yang digunakan pada perspektif proses bisnis internal PT. Pegadaian
(Persero) Cabang Talasalapang Makassar menunjukkan hasil yang cukup baik
dilihat dari bertambahnya jumlah inovasi layanan yang dikembangkan oleh
perusahaan dari tahun 2013 sampai dari tahun 2015 yaitu layanan multi payment
online serta buku tabungan emas. Adapun pada proses operasionalnya, PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar telah menunjukkan hasil yang
baik pada perhitungan effectiveness marginal ratio (EMR). Nilai EMR dari tahun
2013 ke 2014 meningkat, dan di tahun berikutnya tidak terjadi penurunan atau
dengan kata lain tetap. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa kinerja operasional
perusahaan telah efektif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar pada perspektif proses bisnis
internal adalah baik.
Perspektif pembelajaran dan perkembangan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Talasalapang Makassar dapat dinilai dari kepuasan karyawan serta produktivitas
karyawannya. Dalam hal kepuasan para karyawannya, hasil analisis yang dilakukan
pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar menunjukkan bahwa
karyawan yang bekerja telah merasa puas atas gaji yang diterima, prestasi kerja,
serta pekerjaan yang diperoleh. Adapun dalam hal produktivitas karyawan pada PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar, hasil analisis yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa telah terjadi kenaikan dan penurunan pada tingkat
kenaikan nilai produktivitas karyawan dikarenakan ketidakseimbangan antara laba
usaha dengan jumlah karyawan yang bekerja. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kinerja PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Makassar pada
perspektif pembelajaran dan perkembangan dapat dikategorikan adalah baik, karena
karyawan merasa puas atas apa yang telah mereka terima dari perusahaan dan
produktivitas karyawannya pun menunjukkan hasil yang cukup baik. Secara
keseluruhan kinerja perusahaan PT. Pegadaian (Persero) yang dinilai dengan
menggunakan rumus total presentase kerja memperlihatkan bahwa kinerja
perusahaan tersebut adalah berada pada kategori sangat baik. Selanjutnya, hasil
analisa balanced scorecard ini dapat pula dijadikan rujukan ataupun pertimbangan di
dalam melakukan keputusan-keputusan strategis di dalam sebuah organisasi,
misalnya ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan merger atau akuisisi
(Haeruddin, 2017).
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengukuran kinerja perusahaan dengan balanced scorecard pada PT. Pegadaian
(Persero) Cabang Talasalapang Makassar telah menunjukkan hasil yang sangat baik,
setelah dinilai dengan menggunakan rumus total persentase kerja. Adapun saran
yang diajukan berdasarkan hasil Penelitian ini adalah agar perusahaan dapat lebih
meningkatkan kenaikan laba setelah pajak agar nilai return on investment tak lagi
menurun untuk tahun-tahun berikutnya. Sama halnya pula pada total assets
turnover, di mana akan lebih baik lagi apabila perusahaan dapat meningkatkan
jumlah pendapatan dari pelayanan jasa yang telah diberikan kepada para nasabah.
Selanjutnya, perusahaan harus terus mengusahakan agar karyawan dapat lebih
meningkatkan kinerjanya dengan jumlah mereka yang terbilang sudah cukup bagi
perusahaan. Penambahan karyawan lebih lanjut harus benar-benar dipikir lagi
sebelumnya.
Haeruddin (2018)/ Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis 2 (2) 94-111
111
DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, Vincent. 2002. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi: Balanced
Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Haeruddin, M. I. M. 2017. Mergers and Acquisitions: Quo
Vadis? Management, 7(2), 84-88.
Kaplan, R. S., & Norton, D. P. 2001. Transforming the balanced scorecard from
performance measurement to strategic management: Part I. Accounting
horizons, 15(1), 87-104.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.
Melisa, Emy. 2015. Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan
Pendekatan Balanced Scorecard pada PT. Pelindo IV (Persero) Cabang
Parepare. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer untuk
pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Niven, Paul R. 2002. Balanced Scorecard Step by Step : Maximizing Performance
and Maintaining Result. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Sari, Arwinda. 2015. “Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran
Kinerja Perusahaan PT. Jamsostek Cabang Belawan.” Volume 15, no. 1.
Maret 2015.
Septianie, Laura. 2013. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Suatu Sistem
Pengukuran Kinerja pada Rumah Sakit Awal Bros Makassar. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Sugiyono, P. D. 2013. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta, CV.
Umar, Husein. 2014. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Wahyuni, Sri. 2012. Analisis Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran Kinerja
pada PT. Semen Bosowa Maros.
Yustian, Okky Rizkia. 2008. Analisis Penerapan Balanced Scorecard untuk
Mengukur Kinerja Perusahaan. Bandung : Universitas Widyatama.