peningkatan hasil belajar konstruksi batu dalam ...lib.unnes.ac.id/22001/1/5101410013-s.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI
BATU DALAM PEMANFAATAN SARANA DAN
PRASARANA RUANG PRAKTIK DENGAN METODE
PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION
(PENGAJARAN LANGSUNG) SISWA KELAS XI
TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON (TKBB) DI
SMK NEGERI 2 SALATIGA
Skripsi
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
Triyasa Gumilang NIM.5101410013
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah
tergantung murka orang tua.
2. You don’t have to be great to start, but you have to start to be great
3. I have not FAILED, I have just found 10.000 ways that won’t work.
4. Hidup itu sulit? Ini hidupmu! Stop tuntut kemudahan. Mempermudah
hidupmu adalah tugasmu! Setiap orang punya kesulitan sendiri. Kamu
wajib mempermudah hidupmu sendiri!
PERSEMBAHAN
1. Ibuku Tercinta, Indun Sri Rahayu.
2. Budheku Tercinta, Sri Mulyani, Keluarga Besarku, Kasiyo.
3. Sahabat-sahabatku, Ramayana Sidabutar, Elis Dwi Lestari, Teguh Nur
Irsiawan, Chandra Mustika, Ginanjar Septiarno, Kukuh Budi Prasetia,
Nurseha Dewanto, Masion Honas Prayudha.
4. Teman-teman PTB 2010.
5. Semua pihak yang telah membantu dan meluangkan waktu sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini.
vi
ABSTRAK
Triyasa Gumilang. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Konstruksi Batu dalam
Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Ruang Praktik dengan Metode
Pembelajaran Direct Instruction (Pengajaran Langsung) Siswa Kelas XI
Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 2 Salatiga.
Skripsi. Pendidikan Teknik Bangunan. Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang.
Kata kunci: Direct Instruction
Mata pelajaran konstruksi batu SMK kelas XI semester I menurut
Kurikulum 2013 adalah materi identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik
konstruksi bangunan gedung dan bangunan air. Siswa dituntut mampu
mengidentifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung
dan bangunan air serta cara penggunaanya. Diperlukan metode penyampaian
materi yang tepat, yang dapat memberdayakan siswa baik dari segi akademik
maupun kecakapan sosial, dapat memecahkan masalah dengan sifat terbuka dan
suatu pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, pemanfaatan sarana dan
prasarana sebagai pendukung kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui (1) peningkatan keaktifan siswa dalam bertanya menggunakan
metode pembelajaran Direct Instruction (2) peningkatan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction (3) kelayakan
sarana dan prasarana ruang praktik konstruksi batu.
Direct Instruction adalah model pembelajaran berpusat pada guru yang
memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi,
panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran
langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan
belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas. Model pembelajaran Direct
Instruction memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara
selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu
hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran
langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
ini terdiri atas dua siklus, tiap siklus terdiri dari atas perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi.
Hasil siklus I menunjukan bahwa proses pembelajaran Direct Instruction
masih belum maksimal antara lain: (a) keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran masih kurang (b) siswa masih kurang terfokus dalam kegiatan
pembelajaran (c) rata-rata hasil belajar siswa belum memenuhi KKM 75.
Pelaksanaan pembelajaran Direct Instruction pada siklus II sudah sangat baik
yaitu: (a) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat dari 33,3%
menjadi 79,62% (b) siswa sudah mulai terfokus yaitu dari 5,56% menjadi 89% (c)
rata-rata hasil belajar siswa telah memenuhi KKM yaitu 74,33 menjadi 87,89.
vii
Metode pembelajaran Direct Instruction dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam bertanya, rata-rata keaktifan siswa pada siklus I sebesar 16,7% dan siklus II
sebesar 83%, jadi peningkatan rata-rata keaktifan siswa sebesar 66,3%
Meningkatkan hasil belajar siswa rata-rata pada siklus I sebesar 74,33 dan siklus
II sebesar 87,89, jadi peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 13,56. Ketuntasan
belajar siswa siklus I sebesar 50% dan siklus II sebesar 94,4%, jadi peningkatan
ketuntasan belajar siswa sebesar 44,4%. Penggunaan metode Direct Instruction
dapat meningkatkan keaktifan siswa serta hasil belajar dan sebaiknya guru setelah
penelitian ini dapat menerapkan metode pembelajaran tersebut untuk melakukan
kegiatan belajar mengajar pada materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan
teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan
gedung dan bangunan air.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidyah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Dalam Pemanfaatan Sarana Dan Prasarana Ruang
Praktik Dengan Metode Direct Instruction (Pengajaran Langsung) Siswa Kelas XI
Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) Di SMK Negeri 2 Salatiga”.
Berkat bimbingan, dorongan serta arahan dari berbagai pihak, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Drs. Harijadi Gunawan BW, M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi
ini.
2. Drs. Lashari, M.T, Penguji I yang telah memberikan waktu, kritik dan saran
dalam menyelesaikan skripsi.
3. Drs. Supriyono, M.T, Penguji II yang telah memberikan waktu, kritik, dan
saran dalam menyelesaikan skripsi.
4. Yulianto, S.T, Guru Pengampu Mata Pelajaran Konstruksi Batu kelas XI
TKBB SMK Negeri 2 Salatiga yang telah memberikan waktu, bimbingan
dalam melaksanakan penelitian di SMK Negeri 2 Salatiga.
5. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi
ini.Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL/ COVER ....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
LEMBAR KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v
ABSTRAK/ ABSTRACT ........................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1.Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3.Batasan Masalah ............................................................................... 4
1.4.Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1.5.Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
1.6.Sistematika Skripsi ............................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 8
2.1.Hakikat Pembelajaran ........................................................................ 8
2.2.Keaktifan Siswa dalam Bertanya ....................................................... 9
2.3.Hasil Belajar ..................................................................................... 10
2.4.Mata Pelajaran Konstruksi Batu ...................................................... 10
2.5.Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton ............................................. 11
2.6.PERMENDIKNAS No 40 Tahun 2008 ........................................... 12
2.7.Metode Pembelajaran ....................................................................... 16
2.8.Metode Pembelajaran Direct Instruction ......................................... 17
2.9.Kerangka Berfikir............................................................................. 23
xi
2.10. Rumusan Hipotesis ........................................................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 26
3.1.Subjek Penelitian .............................................................................. 26
3.2.Desain Penelitian .............................................................................. 26
3.3.Variabel Penelitian ........................................................................... 32
3.4.Pengumpulan Data ........................................................................... 32
1. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 32
2. Instrumen Penelitian................................................................... 33
3. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................... 34
3.5.Analisis Data .................................................................................... 38
1. Data Hasil Tes ............................................................................ 38
2. Data Hasil Observasi .................................................................. 39
3. Indikator Keberhasilan ............................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 40
4.1.Pra Penelitian .................................................................................. 40
4.2.Hasil Penelitian ............................................................................... 41
1. Desain Metode pembelajaran Direct Instruction ....................... 41
2. Penerapan Metode pembelajaran Direct Instruction ................. 42
3. Data Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Direct Instruction56
4.3.Pembahasan ..................................................................................... 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 73
5.1.Simpulan ......................................................................................... 73
5.2.Saran ............................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 76
LAMPIRAN ................................................................................................ 78
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Program
Keahlian Teknik Batu Beton .............................................................. 13
2.2. Standar Sarana pada Area Keja Batu Beton ....................................... 14
2.3. Standar Sarana pada Ruang Kerja Pemasangan Batu dan Beton ....... 15
2.4. Standar Sarana pada Ruang Praktik Penyimpanan dan Instruktur ..... 15
4.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ...................................................... 40
4.2. Ringkasan Permasalahan dalam Siklus I ............................................ 50
4.3. Ringkasan Refleksi Siklus II .............................................................. 55
4.4. Hasil Tes Kelas XII TKBB pada Siklus I ........................................... 56
4.5. Hasil Observasi Kelas XI TKBB pada Siklus I .................................. 58
4.6. Hasil Tes Kelas XI TKBB pada Siklus II ........................................... 59
4.7. Hasil Observasi Kelas XI TKBB pada Siklus II ................................. 60
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1. Diagram Alur Penelitian ..................................................................... 27
4.1. Desain Model Pembelajaran Direct Instruction .................................. 41
4.2. Penerapan pembelajaran Direct Instruction ........................................ 43
4.3. Peningkatan Rata-rata Hasil Tes Siklus I dan Siklus II ...................... 64
4.4. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II ...................... 65
4.5. Peningkatan Rata-rata Hasil Tes Keseluruhan ................................... 66
4.6. Peningkatan Ketuntasan Siswa Keseluruhan ...................................... 67
4.7. Peningkatan Hasil Observasi Belajar Siklus I dan Siklus II ............... 68
4.8. Rata-rata Hasil Observasi Keseluruhan Siklus I dan Siklus II ........... 69
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Siswa Kelas XI TKBB SMK Negeri 2 Salatiga ........................ 78
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)........................................... 79
3. Kisi-kisi Instrumen Soal Uji Coba ........................................................ 93
4. Soal Tes Uji Coba ................................................................................. 94
5. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba ........................................................ 97
6. Tabel Analisis Soal Instrumen ............................................................ 103
7. Perhitungan Validitas Butir Soal Instrumen ....................................... 104
8. Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Instrumen.................................... 110
9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Instrumen ....................... 114
10. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sarana Prasarana metode Observasi .. 118
11. Pedoman Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode
Observasi ............................................................................................. 119
12. Hasil Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode
Observasi ............................................................................................. 123
13. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sarana Prasarana metode Wawancara 127
14. Pedoman Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode
Wawancara .......................................................................................... 128
15. Hasil Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode
Wawancara .......................................................................................... 130
16. Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus I ........................................................ 132
17. Soal Tes Siklus I ................................................................................. 133
xv
18. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I ........................................................ 135
19. Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus II ....................................................... 136
20. Soal Tes Siklus II ................................................................................ 137
21. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II....................................................... 139
22. Lembar Observasi Penelitian Siklus I dan Siklus II ........................... 142
23. Daftar Nilai Siklus I ............................................................................ 143
24. Daftar Nilai Siklus II ........................................................................... 144
25. Lembar Hasil Observasi Siklus I ........................................................ 145
26. Lembar Hasil Observasi Siklus II ....................................................... 146
27. Foto Dokumentasi Penelitian di SMK Negeri 2 Salatiga ................... 147
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ada tiga variabel yang
saling berkaitan. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru dan proses
belajar mengajar. Dalam hal ini guru menempati kedudukan sentral sebab
peranannya sangat menentukan. Guru harus mampu menerjemahkan nilai-
nilai yang ada dalam kurikulum kemudian mentransformasikan nilai-nilai
tersebut kepada siswa melalui proses belajar mengajar di sekolah (Nana
Sujana, 1987:1).
Mata pelajaran konstruksi batu SMK kelas XI semester I menurut
Kurikulum 2013 adalah materi identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik
konstruksi bangunan gedung dan bangunan air. Pada materi identifikasi
peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan
bangunan air, siswa dituntut mampu mengidentifikasi peralatan tangan
mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air serta cara
penggunaanya. Dengan demikian diperlukan metode penyampaian materi
yang tepat, yang dapat memberdayakan siswa baik dari segi akademik
maupun kecakapan sosial, dapat memecahkan masalah dengan sifat terbuka
dan suatu pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, pemanfaatan sarana
dan prasarana sebagai pendukung kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan
pendidikan dengan kurikulum 2013 dapat tercapai.
2
Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah metode
pembelajaran Direct Instruction (pengajaran langsung). Metode pengajaran
langsung secara khusus dirancang untuk mempromosikan belajar siswa
dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur
dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah-demi-langkah. (Arends
2001:147. Guru yang menggunakan metode pengajaran langsung tersebut
bertanggung jawab dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur
materi dan ketrampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian
menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan/
demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih
menerapkan konsep/ ketrampilan yang telah dipelajarai, dan memberikan
umpan balik.
Cara yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi masalah di atas
yaitu dengan memberikan pendekatan ilmiah (scientific). Pendekatan ilmiah
(Scientific) merupakan konsep dasar yang menginspirasi perumusan metode
mengajar dengan dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan
ilmiah (Scientific) merupakan bagian dari pendekatan pendagogis pada
pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode
ilmiah. Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus
pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan
observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan
dan ketrampilan berfikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam
berinovasi atau berkarya.
3
Melalui metode pembelajaran Direct Instruction (pengajaran
langsung) dan pendekatan Scientific, maka pada penelitian ini akan
diterapkan pada pokok bahasan identifikasi peralatan tangan mekanik/
listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air. Diharapkan akan
menarik perhatian siswa, sehingga siswa mudah menerima dan mengingat
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa dapat
meningkatkan hasil belajarnya sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan
minimal.
Berlatar belakang dari uraian di atas, dan untuk mengetahui
keaktifan siswa, peningkatan hasil belajar dan pemanfaatan sarana dan
prasarana ruang praktik program keahlian teknik konstruksi batu beton
maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “PENINGKATAN HASIL
BELAJAR KONSTRUKSI BATU DALAM PEMANFAATAN SARANA
DAN PRASARANA RUANG PRAKTIK DENGAN METODE DIRECT
INSTRUCTION (PENGAJARAN LANGSUNG) SISWA KELAS XI
TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON (TKBB) di SMK NEGERI 2
SALATIGA “.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tersirat, permasalahan yang
diuraikan diatas timbul suatu pemikiran untuk melakukan penelitian tentang
:
1. Apakah penerapan metode pembelajaran Direct Instruction dapat
meningkatkan keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran
Konstruksi Batu kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga?
2. Adakah peningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran Direct Instruction pada mata pelajararan Konstruksi Batu
siswa kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga ?
3. Bagaimanakah tingkat kelayakan sarana dan prasarana ruang praktik
konstruksi batu beton SMK Negeri 2 Salatiga?
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang diidentifikasikan dari latar
belakang dan identifikasi masalah, agar permasalahan menjadi efektif
jelas dan terpusat serta tujuan penelitian dapat tercapai, maka penelitian ini
dibatasi pada upaya mengetahui keaktifan siswa, peningkatan hasil belajar,
kelayakan sarana dan prasarana, pemanfaatan sarana dan prasarana ruang
praktik. Penelitian ini akan dilakukan pada mata pelajaran Konstruksi Batu
kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2
Salatiga Pada Semester Gasal Tahun ajaran 2014/2015.
5
Batasan masalah diterapkan untuk menghindari perkembangan
permasalahan yang terlalu luas. Batasan masalah dalam penelitian ini
meliputi :
1. Keaktifan siswa dalam penelitian ini dibatasi pada aktif mencatat
materi, aktif bertanya, dan aktif mengajukan ide.
2. Peningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran Direct Instruction harus memenuhi nilai KKM yaitu 75.
3. Sarana dan Prasarana ruang paktik konstruksi batu beton SMK Negeri 2
Salatiga.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa tujuan penelitian untuk memperoleh hasil temuan sebagai berikut :
1. Mengetahui peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran Direct Instruction.
2. Mengetahui peningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode belajar Direct Instruction.
3. Untuk mengetahui kelayakan sarana dan prasarana ruang praktik
konstruksi batu SMK Negeri 2 Salatiga.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
bagi pendidik, peserta didik, penulis, dan semua pihak yang terkait dengan
dunia pendidikan, adapun manfaatnya :
6
1. Bagi Guru Mata Pelajaran Konstruksi Batu
Penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan kepada guru
agar dapat menerapkan strategi pembelajaran selain ceramah yang lebih
bervariasi sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dalam
rangka meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi Siswa SMK Negeri 2 Salatiga
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa agar tercipta
kebiasaan-kebiasaan positif seperti aktif dalam kegiatan belajar
mengajar, bersosialisasi, mengemukakan pendapat, dan sebaginya.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan memberi manfaat karena peneliti akan lebih
mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kegiatan
belajar mengajar khususnya dalam model pembelajaran Direct
Instruction dan sebagai bekal bagi peneliti untuk menjadi tenaga
pendidik di masa yang akan datang.
1.6 Sistematika Skripsi
Secara garis besar penulisan skripsi ini dibagi ini menjadi 3 bagian
yaitu bagian awal, isi, dan bagian akhir.
1. Bagian awal
Bagian awal skripsi meliputi: judul, abstrak, lembar pengesahan, motto,
dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar
dan daftar lampiran.
7
2. Bagian isi
Isi skripsi disajikan dalam lima bab dengan beberapa sub bab pada tiap
babnya.
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi gambaran mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan skripsi.
BAB II : Landasan Teori
Bagian ini mengemukakan tentang landasan teori yang
mendukung dalam pelaksanaan penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Berisi tentang tempat dan waktu penelitian, metode penelitian dan
teknik pengumpulan data.
BAB IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Pada bab ini mencakup analisis data penilitian serta
pembahasannya.
BAB V : Penutup
Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang
relevan dengan penelitian yang telah dilaksanakan.
3. Bagian akhir
Bagian akhir skripsi berisikan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
1.7 Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja, oleh karena itu
pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Pembelajaran diartikan sebagai
usaha untuk mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan siswa
dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Sistem lingkungan
ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan
instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa
yang harus memainkan peranan serta ada hubungan sosial tertentu, jenis
kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar dan mengajar yang
tersedia (Usman,2000:6).
Ciri-ciri pembelajaran (TIM MKDK, 2000:2005) dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara
sistematis.
2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar.
3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan
menantang bagi siswa.
4. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa.
5. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu yang tepat dan menarik.
9
6. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik
secara fisik maupun psikologis.
1.8 Keaktifan Siswa dalam Bertanya
Dalam kegiatan proses pembelajaran sangat dituntut keaktifan
siswa, dimana siswa adalah subjek yang banyak melakukan kegiatan,
sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Menurut
Raka Joni (1992: 19-20) menjelaskan bahwa keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan manakala : (1) pembelajaran
yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, (2) guru berperan sebagai
pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar (3) tujuan kegiatan
pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar), (4)
pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas
siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencapai siswa yang
kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep, dan (5) melakukan
pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah
satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa
dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti :
sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang
diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar,
dan lain sebagainya.
10
1.9 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan
perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh pembelajar. Jika
pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan
perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep (Anni, 2004:4).
Untuk memberikan informasi mengenai tingkat penguasaan
pelajaran yang diberikan selama proses belajar mengajar berlangsung
digunakan alat ukur berupa tes dalam suatu proses evaluasi. Salah satu tes
yang dapat melihat pencapaian hasil belajar siswa adalah dengan melakukan
tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar yang dilaksanakan oleh siswa
memiliki peranan penting, baik bagi guru ataupun bagi siswa yang
bersangkutan. Bagi guru, tes prestasi belajar dapat mencerminkan sejauh
mana materi pelajaran dalam proses belajar dapat diikuti dan diserap oleh
siswa sebagai tujuan instruksional. Bagi siswa tes prestasi belajar
bermanfaat untuk mengetahui sebagai mana kelemahan-kelemahannya
dalam mengikuti pelajaran.
1.10 Mata Pelajaran Konstruksi Batu
Mata pelajaran Konstruksi Batu merupakan salah satu mata
pelajaran produktif pada program keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton
(TKBB) dalam struktur Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Salatiga. Lebih
khusus lagi mata pelajaran Konstruksi Batu ini adalah mata diklat utama
yang memberikan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam menerapkan
11
(1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (2) menggunakan
peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan air (3)
mengelola material, tenaga kerja, peralatan dan waktu (4) memeriksa bahan
konstruksi batu dan batu cetak sesuai SNI (5) pengukuran dan penentuan
titik duga bangunan gedung atau bangunan air (6) pemasangan bouwplank
pada pekerjaan bangunan (7) penggunaan kebutuhan bahan dan pasangan
konstruksi batu (8) pemasangan pondasi batu kali/ batu gunung dan batu
bata, pemasangan berbagai batu bata (9) pemeriksaan kualitas hasil
pekerjaan pemasangan batu (10) perawatan dan perbaikan pasangan batu.
1.11 Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton
Ruang praktik adalah tempat belajar mengajar melalui metode
praktik yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa
berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-
gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari. Dalam Peraturan Pememerintah Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 1980 tentang Pokok-Pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri
pengertian ruang praktik dijelaskan pada pasal 27 dan Pasal 28 (Undang-
Undang, 1980:7).
Pasal 27 menyebutkan ruang praktik/studio adalah sarana
penunjang jurusan dalam satu atau sebagian ilmu, teknologi atau seni
tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan. Pasal 28
menjelaskan, ruang praktik/studio dipimpin oleh seorang guru atau seorang
tenaga pengajar yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai
12
dengan cabang ilmu, teknologi, dan seni tertentu dan bertanggungjawab
langsung kepada Ketua Jurusan.
1.12 PERMENDIKNAS Nomor 40 Tahun 2008
Pada peraturan ini termuat berbagai aturan mengenai standar sarana
dan prasarana yang harus dipenuhi pada setiap jurusan yang ada pada setiap
lembaga pendidikan SMK/ MAK secara umum.
Peraturan ini memuat standar minimal untuk Ruang praktik
Teknik Konstruksi Batu Beton yaitu: (1) Luas Ruang praktik Teknik
Konstruksi Batu Beton; (2) Rasio per-peserta didik; (3) Daya tampung
ruang; (4) Luas Ruang penyimpanan dan instruktur; (5) Perabot Ruang
praktik Teknik Konstruksi Batu Beton; (6) Media pendidikan di Ruang
praktik Teknik Konstruksi Batu Beton; dan (7) Perlengkapan Ruang praktik
Teknik Konstruksi Batu Beton.
Berikut data standar sarana dan prasarana ruang praktik Teknik
Konstruksi Batu Beton menurut PERMENDIKNAS No. 40 Tahun 2008:
a. Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran; pekerjaan dasar
konstruksi bangunan, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan konstruksi
beton sederhana, pekerjaan bekisting dan perancah, konstruksi beton
bertulang.
b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton
adalah 304 m2 untuk menampung 32 peserta didik, yang meliputi : area
13
kerja batu dan beton 128 m2, ruang kerja pemasangan dan finishing 128
m2, ruang penyimpanan dan instruktur 48 m2.
c. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton dilengkapi
prasarana sebagaimana tercantum pada Tabel 1.
Tabel 2.1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang praktik
Program Keahlian Teknik Batu Beton
No. Jenis Rasio Deskripsi
1 Area kerja
batu dan
beton
8 m2/ peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik
Luas minimum adalah 128 m2
Lebar minimum adalah 8 m
2 Ruang kerja
pemasangan
batu dan
beton
8 m2/ peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik
Luas minimum adalah 128 m2
Lebar minimum adalah 8 m
3 Ruang
penyimpanan
dan
instruktur
4 m2/ peserta didik Luas minimum adalah 48 m
2
Lebar minimum adalah 6 m
14
d. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton dilengkapi
sarana sebagaimana ercantum pada Tabel 2 dengan Tabel 3.
Tabel 2.2. Standar Sarana pada Area Kerja Batu Beton
No. Jenis Rasio Dekripsi
1 Perabot
1.1 Meja kerja
1.2 Kursi kerja/ stool
2 Peralatan
Untuk minimum 16 peserta didik
pada pekerjaan dasar konstruksi
bangunan, pekerjaan pasangan
batu, pekerjaan konstruksi beton
sederhana, pekerjaan bekisting
dan perancah, konstruksi beton
bertulang.
3 Media Pendidikan
4 Perlengkapan lain
Untuk minimum 16 peserta didik
pada pekerjaandasar konstruksi
bangunan, pekerjaan pasangan
batu, pekerjaan konstruksi beton
sederhana, pekerjaan bekisting
dan perancah, konstruksi beton
bertulang
Lemari simpan alat dan
bahan
1 set/ area
1.3
1 set/ areaPekerjaan penanganan
pekerjaan batu dan beton
2.1
Minimum 1
buah/ area
4.2 Tempat sampah
Untuk mendukung minimum 16
peserta didik pada pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang
bersifat teoritis.
1 set/ area3.1 Papan tulis
Minimum 2
buah/ area
Kotak kontak4.1 Untuk mendukung operasionalisasi
peralatan yang
memerlukan daya listrik.
15
Tabel 2.3. Standar Sarana pada Ruang Kerja Pemasangan Batu dan
Beton
No. Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Meja kerja
1.2 Kursi kerja/ stool
1.3 Lemari simpan alat bahan
2 Peralatan
2.1
3 Media pendidikan
4 Perlengkapan lain
Untuk mendukung
operasionalisasi peralatan yang
memerlukan daya listrik.
Mimimum 1 buah/
ruang
4.2 Tempat sampah
Untuk mendukung minimum 16
peserta didik pada pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang
bersifat teoritis.
3.1 Papan tulis 1 set/ ruang
Minimum 4 buah/
ruang
4.1 Kotak kontak
Untuk minimum 16 peserta didik
pada pekerjaan pemasangan batu
dan beton
1 set/ ruang
Untuk minimum 16 peserta didik
pada pekerjaan pemasangan batu
dan beton
1 set/ ruangPeralatan untuk pekerjaan
pemasangan batu beton
Tabel 2.4. Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur
No. Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Meja kerja
1.2 Kursi kerja
1.3 Rak alat dan bahan
1.4
2 Peralatan
3 Media pendidikan
4 Perlengkapan lain
Untuk mendukung
operasionalisasi peralatan yang
memerlukan daya listrik.
Minimum 1 buah/
ruang
4.2 Tempat sampah
Untuk pendataan kemajuan siswa
dan ruang praktik.
3.1 Papan data 1 buah/ ruang
4.1 Kotak kontak Minimum 2 buah/
ruang
Lemari simpan alat
dan bahan
Untuk minimum 12 instruktur. 1 set/ ruang
Peralatan untuk
ruang penyimpanan
dan instruktur
2.1 1 set/ ruang Untuk minimum 12 instruktur.
16
1.13 Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sudrajat,
2008).
Cukup banyak jenis metode pembelajaran dengan berbagai
kelebihan dan kelemahannya diantaranya yaitu SAVI, Jigsaw, quantum
Learning, Tari Bambu, CORE (Connecting, Organizing, Refleting,
Extending), STAD (Student Team Achievement Division), NHT (Numbered
Head Together), dan lain-lain hanya saja yang paling diperhatikan dalam
penggunaannya adalah kesesuaiannya.
Tidak semua metode pembelajaran akan cocok dengan jenis materi
pelajaran yang disajikan di depan siswa. Oleh karena itu setiap guru
hendaknya pintar-pintar memilih metode atau model pembelajaran yang
sesuai dengan mata pelajaran yang biasa digunakan atau materi pelajaran
yang akan diajarkan.
Salah satu metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam
pembelajaran konstruksi batu yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar berfikir, memecahkan masalah, belajar untuk mengaplikasikan
pengetahuan, konsep, dan keterampilannya adalah dengan menggunakan
metode pembelajaran Direct Instruction (Pengajaran Langsung).
17
1.14 Metode Pembelajaran Direct Instruction
a. Direct Instruction
Salah satu metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam
pembelajaran konstruksi batu yang menggunakan pendekatan mengajar
yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh pengetahuan langkah demi langkah adalah model pengajaran
langsung (Direct Intruction).
Menurut Arends (2001):”A teaching model that is aimed at helping
student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step
fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct instruction
model”. Artinya: “Sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk
membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang
dapat diajarkan langkah-demi-langkah. Untuk tujuan tersebut, model yang
digunakan dinamakan model pengajaran langsung.
Model pengajaran langsung (Direct Instruction) dilandasi oleh teori
belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada
pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku
dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa
dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori
perilaku tersebut.
Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a
teacher-centered model that has five steps: establishing set, explanation
and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practice a
18
direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a
learning environment that businesslike and task-oriented”. Artinya:
Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima
langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan
praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran
langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan
belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas.
Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar
dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang
dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan
dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari
menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks.
Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan
pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan
keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang
lebih terstruktur. Guru yang menggunakan model pengajaran langsung
tersebut bertanggung jawab dalam mengidentifikasi tujuan
pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan diajarkan.
Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan
pemodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih
menerapkan konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan
umpan balik.
19
Ciri-ciri pengajaran langsung adalah:
1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
2. Sintak atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung belangsung
dan berhasilnya pengajaran
Tahapan dalam metode pembelajaran Direct Instruction. Sintaks
model pengajaran langsung memiliki 5 tahapan, sebagai berikut:
1. Fase Orientasi
Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap
materi pelajaran yang meliputi:
a. Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
b. Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran
c. Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan
d. Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan
kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran
e. Menginformasikan kerangka pelajaran
f. Memotivasi siswa
2. Fase Presentasi/Demonstrasi
Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau
keterampilan yang meliputi:
a. Penyajian materi
20
b. Pemberian contoh konsep
c. Pemodelan/peragaan keterampilan
d. Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti
oleh siswa
3. Fase Latihan Terstruktur
Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada
siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan
penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah.
4. Fase Latihan Terbimbing
Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan
keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut
ke situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan guru
untuk mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek
apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak,
serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan
bimbingan jika perlu.
5. Fase Latihan Mandiri
Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru memberikan
umpan balik bagi keberhasilan siswa.
Secara umum setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan-
kelebihan yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan
dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya. Tetapi selain
21
mempunyai kelebihan-kelebihan pada setiap model pembelajaran juga
ditemukan keterbatasan-keterbatasan yang merupakan kelemahannya.
Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan
sebagai berikut:
1. Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan
urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
2. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah
sekalipun.
3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran
dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu
permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana
suatu pengetahuan dihasilkan.
4. Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan
(melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi),
sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
5. Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk
mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta.
Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan
sebagai berikut:
1. Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan
pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan,
22
pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa dapat menjadi
bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat.
2. Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara komunikasi
guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan
menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik pula.
3. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak,
model pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada
siswa untuk cukup memproses dan memahami informasi yang
disampaikan.
4. Jika terlalu sering menggunakan modelpengajaran langsung akan
membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua
informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa
tanggung jawab mengenai pembelajan siswa itu sendiri.
5. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.
Kenyataannya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga
sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui.
b. Pendekatan Scientific
Pendekatan Scientific atau yang sering disebut pendekatan ilmiah
merupakan konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi
perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang
ilmiah.Pendekatan pembelajaran ilmiah (Scientifi Teaching) merupakan
bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam
kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah.
23
Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya
fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan
observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan berfikir sehingga dapat mendukung aktivitas
kreatif dalam berinovasi atau berkarya.
Penerapan metode ilmiah merupakan proses berfikir logis
berdasarkan fakta dan teori. Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah
dikuasai. Karena itu kemampuan bertanya merupakan dasar dalam
mengembangkan berfikir ilmiah. Informasi baru digali untuk menjawab
pertanyaan.
1.15 Kerangka Berfikir
Apabila dikaji lebih lanjut berdasarkan tinjauan teori yang ada,
aktivitas belajar dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Aktivitas belajar sangat berperan dalam belajar dan pembelajaran yaitu
dapat menentukan penguatan belajar, memperjelas tujuan pembelajaran,
serta menentukan ketekunan belajar. Dalam hal ini aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran dapat merangsang siswa untuk mempelajari pokok
bahasan jenis-jenis peralatan tangan mekanik/ listrik, fungsi, spesifikasi,
perawatan peralatan, teknik mengunakan peralatan dengan menggunakan
metode pembelajaran Direct Instruction melelui pendekatan Scientific.
Upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa terhadap suatu
materi seorang guru harus bisa memilih metode pembelajaran yang menarik
dan sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan
24
pendidikan yaitu ditandai dengan hasil belajar siswa yang tinggi dan
tercapainya ketuntasan belajar baik secara individu maupun klasikal.
Salah satu faktor pendukung dalam mencapai kesuksesan proses
belajar mengajar di sekolah dan ruang praktik dengan lebih bermutu, maka
diperlukan sebuah standar nasional, salah satunya adalah mengenai sarana
dan prasarana. Salah satu isi standar sarana dan prasarana sekolah menengah
kejuruan termasuk standar ruang praktik konstruksi batu beton terinci dalam
lampiran Permendiknas Republik Indonesia Nomor. 40 Tahun 2008.
Peneliti dapat mengambil data yang diperlukan dalam penelitian,
yaitu berupa sarana, prasarana yang terdapat pada ruang praktik praktik
konstruksi batu beton di Jurusan Teknik Konstruksi Batu Beton di SMK
Negeri 2 Salatiga. Kemudian data kelengkapan sarana dan prasarana
tersebut dibandingkan dengan standar yang telah digabungkan dan
selanjutnya dianalisis tingkat ketercapaian kelayakan sarana dan prasarana
pada ruang praktik praktik konstruksi batu beton berdasarkan standar
tersebut.
Berdasarkan kerangka berpikir diatas dengan menggunakan metode
pembelajaran Direct Instruction melalui pendekatan Scientific dalam
pemanfaatan sarana dan prasarana ruang praktik konstrksi batu beton
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mempelajari
konstruksi batu sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang
maksimal khususnya pada pokok bahasan jenis-jenis peralatan tangan
25
mekanik/ listrik, fungsi, spesifikasi, perawatan peralatan, teknik
mengunakan peralatan.
1.16 Rumusan Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan teori yang dikumpulkan maka
hipotesis yang peneliti ajukan adalah:
1. Ada peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran Direct Instruction.
2. Ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode
pembelajaran Direct Instruction.
3. Semakin lengkap sarana dan prasarana ruang praktik konstruksi batu
beton menurut PERMENDIKNAS No. 40 Tahun 2008 maka semakin
tinggi tingkat kelayakan sarana dan prasarana ruang praktik konstruksi
batu beton.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
1.17 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKBB yang
berjumlah 25 siswa di SMK Negeri 2 Salatiga. Pengambilan kelas XI TKBB
sebagai subjek dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi dan
kesepakatan dengan guru kelas yang telah dirundingkan terlebih dahulu
sebelum dilakukan penelitian di kelas tersebut.
1.18 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan secara kolaboratif dengan guru-guru XI TKBB SMK Negeri 2
Salatiga, artinya dilakukan kerja sama dengan guru kelas XI TKBB SMK
Negeri 2 Salatiga.
Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research), yaitu
penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses
dan praksis pembelajaran (Arikunto, 2010:135).
Pada tahap awal dilakukan diskusi dengan guru tentang
permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Rencana
tindakan yang telah disusun bersama kemudian dipraktikan oleh guru saat
melakukan pembelajaran di kelas. Pada saat guru melakukan pembelajaran,
dilakukan pencatatan segala sesuatu yang terjadi pada saat pembelajaran
yang berhubungan dengan materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan
27
teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan
gedung dan bangunan air.
Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan terdiri dari dua
siklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai sesuai dengan apa yang telah didesain dalam faktor yang akan
diselidiki untuk dapat melihat peningkatan hasil belajar setelah tes. Prosedur
penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan tindakan kelas (action)
3. Pengamatan (observation)
4. Refleksi (reflection)
Gambar 3.1. Diagram alur penelitian
28
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan dengan dua siklus,
yaitu siklus I dan siklus II yang akan diuraikan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan dalam penelitian ini yang dilakukan adalah a)
berkoordinasi dengan guru kelas XI SMK N 2 Salatiga tentang
penelitian yang akan dilakukan, b) membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik
menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan
gedung dan bangunan air dengan model pembelajaran Direct
Instruction, c) membuat instrumen penelitian, yang terdiri dari
instrumen tes yang berupa soal uraian yang berjumlah 10 soal dan
instrumen non tes yang berupa lembar observasi yang terdiri dari
beberapa indikator diantarannya proses Direct Instruction, keaktifan
siswa, perhatian siswa, kedisiplinan, penugasan dan tolak ukur
keberhasilan pembelajaran, d) instrumen non tes untuk guru yang
terdiri dari beberapa indikator diantaranya penguasaan materi,
sistematika penyajian, penerapan model pembelajaran, penggunaan
media, performance, pemberian motivasi
b. Tindakan (action)
Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan rencana
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Direct Instruction
sesuai dengan yang telah direncanakan. Selama proses pembelajaran
29
berlangsung, guru mengajar sesuai RPP yang sudah dibuat, yaitu
pelajaran konstruksi batu menggunakan model pembelajaran Direct
Instruction pada materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan
teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi
bangunan gedung dan bangunan air. Yang langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut :
1. Memperkenalkan diri kepada peserta didik, memperkenalkan
mata pelajaran konstuksi batu, memperkenalkan metode
pembelajaran Direct Instruction Mengajukan pertanyaan tentang
materi pelajaran yang akan dipelajari
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran jenis, fungsi, spesifikasi,
perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/
listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air
3. Menjelaskan tahapan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode Direct Instruction terdiri dari orientasi,
demonstrasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan latihan
mandiri
4. Memberi gambaran awal tentang materi pembelajaran
5. Memberi motivasi siswa agar semangat untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran Memberi latihan mandiri
6. Dengan adanya alat praktek seperti molen adukan dan gerenda
pemotong keramik, guru menjelaskan bagian-bagian, spesifikasi,
30
cara merawat, dan cara menggunakan alat praktek molen adukan
dan gerenda pemotong keramik
7. Guru menunjukan bagian, spesifikasi molen adukan dan gerenda
pemotong keramik, serta mempraktekan cara menggunakan,
merawat molen adukan dan gerinda pemotong keramik
8. Guru memperagakan cara menggunakan, merawat molen adukan
dan gerinda pemotong keramik
9. Guru menjelaskan ulang bagian, spesifikasi molen adukan dan
gerenda pemotong keramik, serta mempraktekan cara
menggunakan, merawat molen adukan dan gerinda pemotong
keramik
10. Guru memanggil siswa untuk mencoba alat praktek dan
memperagakannya
11. Siswa dipanggil secara acak untuk mencoba alat praktek dan
memperagakannya, guru membimbing siswa apabila ada
kesalahan siswa
12. Siswa berlatih mencoba alat praktek dan memperagakannya
secara mandiri
13. Guru memberikan soal evaluasi sebelum kegiatan pembelajaran
selesai
14. Guru menutup kegiatan pembelajaran pada siklus I
31
c. Pengamatan (observation)
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung, yaitu saat guru menyampaikan materi jenis, fungsi,
spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan
mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air
hingga pelaksanaan tes evaluasi dengan menggunakan lembar
observasi untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa.
d. Refleksi (reflection)
Sumber data dikumpulkan adalah berupa hasil tes dan
observasi pada siklus I ini selanjutnya dianalisis. Data-data yang
diperoleh selanjutnya dikumpulkan untuk mengetahui sejauh mana
siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Selanjutnya hasil refleksi digunakan sebagai acuan untuk kegiatan
pembelajaran tahap II.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II ini didasari dari hasil refleksi pada siklus I.
Masalah-masalah yang timbul pada siklus I ditetapkan alternatif
pemecahan masalahnya dengan harapan tidak terulang pada siklus II
nantinya. Apabila hasil refleksi siklus II menunjukan belum tercapainya
indikator ketercapaian pembelajaran maka siklus akan dilanjutkan, dan
sebaliknya apabila refleksi pada siklus II telah menunjukan tercapainya
indikator ketercapaian pembelajaran maka siklus akan dihentikan.
32
1.19 Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang harganya
untuk tiap objek bervariasi dapat diamati atau dibilang, atau diukur. Dalam
penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Direct
Instruction.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah hasil belajar siswa dalam materi jenis, fungsi, spesifikasi,
perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik
konstruksi bangunan gedung dan bangunan air pada kelas XI TKBB
SMK Negeri 2 Salatiga.
1.20 Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
metode observasi, dimana dilakukan observasi tentang jalannya
pengelolaan kelas dan aktifitas siswa saat pembelajaran berlangsung
yang dilakukan oleh guru. Selanjutnya dengan metode tes berupa soal
33
uraian dimana untuk mengetahuai hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan
data penelitian. Pada penelitian tindakan kelas ini instrumen yang
digunakan adalah instrumen tes dan non tes. Instrumen tes digunakan
untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa secara klasikal,
sedangkan instrumen non tes berupa lembar-lembar pengamatan siswa
dan pengajar saat pembelajaran sedang berlangsung.
a. Instrumen Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian. Tes
diberikan kepada subjek penelitian sesudah pelaksanaan tindakan
kelas. Dalam pembuatan instrumen penelitian ini mengacu kepada
indikator soal. Indikator soal ini merupakan pokok bahasan atau
materi yang telah disampaikan. Untuk indikator soal yang
digunakan adalah :
1. Identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan
konstruksi bangunan gedung atau bangunan air
2. Menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan
konstruksi bangunan gedung atau bangunan air
b. Instrumen Non Tes
Pengumpulan data dengan instrumen non tes menggunakan
metode observasi, karena dalam penelitian ini observasi mampu
34
mendiskripsikan tentang banyak hal, diantaranya tentang penilaian
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Indikator
yang digunakan dalam penilaian siswa ini adalah :
1. Proses Direct Instruction
2. Keaktifan siswa
3. Perhatian siswa
4. Kedisiplinan siswa
5. Penugasan
6. Tolak ukur keberhasilan pembelajaran
7. Observasi sarana prasarana ruang praktik
8. Wawancara sarana prasarana ruang praktik
3. Uji Coba Instrumen Penelitian
a. Validitas Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud
(Arikunto 2006:168).
Dalam perangkat tes ini digunakan perhitungan validitas
item/butir, karena peneliti ingin mengetahui valid dan tidaknya
35
instrument atas dasar kevalidan setiap butir soal sehingga instrument
nantinya dapat digunakan secara efektif dalam bentuk pengujian tes
belajar yang mengukur aspek-aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang berhubungan dengan hasil belajar siwa. Untuk
menghitung validitas dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi
product moment.
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
keterangan:
: koefisien korelasi variabel x dan variabel y
X : skor tiap butir soal
Y : skor total yang benar dari tiap subjek
N : jumlah peserta tes
Makin tinggi koefisien korelasi yang dimiliki makin valid butir
instrumen tersebut. Secara umum, jika koefisien korelasi sudah lebih
besar dari 0,3 atau > 0,3 maka butir instrumen tersebut sudah valid.
Cara lain dapat dianalisis dengan cara membandingkan rxy dengan
. Jika rxy > , maka butir soal dikatakan valid.
b. Relialibitas Soal
Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen dapat cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen
36
yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden
untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas penelitian dapat
menggunakan uji realibilitas tiap butir soal dapat ditentukan dengan
rumus Ralibilitas Tes Uraian. Rumus ini digunakan untuk tes item
yang dibuat sistematikanya menggunakan :
(
)(
)
Keterangan :
= Realibilitas
= Jumlah varian skor tiap item
= Varian skor total
= banyaknya subjek
Indeks realibilitas butir instrumen :
≥ 0,80 : Realibilitas tinggi
0,40 - < 0.80 : Realibilitas sedang
< 0.40 : Realibilitas rendah
c. Taraf Kesukaran
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat diketahui
dengan menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan
menggunakan rumus :
37
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut,
0 - ≤ 0,30 adalah soal sukar,
0,30 - ≤ 0,70 adalah soal sedang,
0,70 - ≤ 1,00 adalah soal mudah.
Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai
butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak
terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat
kesukaran item itu adalah sedang atau cukup.
d. Statistik Deskriptif Sarana dan Prasarana
Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Jadi, dalam
statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi dan taraf kesalahan,
karena penelitian ini tidak bermaksud untuk membuat kesimpulan
untuk umum atau generalisasi. Analisis data ini menggunakan Skala
Persentase yaitu perhitungan dalam analisis data yang akan
38
menghasilkan persentase yang selanjutnya dilakukan interpretasi
pada nilai yang diperoleh.
Proses perhitungan persentase dilakukan dengan cara
mengkalikan hasil bagi skor riil dengan skor ideal dengan seratus
persen (Sugiyono, 2008: 99), dengan rumus sebagai berikut:
Sangat Layak = 76 % - 100 %
Layak = 51 % - 75 %
Tidak Layak = 26 % - 50 %
Sangat Tidak Layak = 0 % - 25 %
1.21 Analisis Data
1. Data Hasil Tes
Data hasil belajar siswa meliputi hasil tes siklus I dan siklus
berikutnya. Hasil tes ditentukan berdasarkan pedoman penilaian yang
telah dibuat, kemudian dihitung nilai rata-rata dari masing-masing tes.
Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa ,
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung nilai rata-rata
hasil tes pada tiap siklus dengan rumus :
Keterangan :
= Mean atau nilai rata-rata
= Frekuensi kelas
39
= Tanda kelas interval
2. Data Hasil Observasi
Data yang diperoleh dari hasil lembar observasi kemudian
dilakukan analisis data untuk mengetahui hambatan-hambatan yang
dirasakan siswa dalam pembelajaran Direct Instruction.
3. Indikator Keberhasilan`
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi indikator
keberhasilan sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata kelas dalam pembelajaran dengan model
pembelajaran Direct Instruction ≥ 75 dari tes.
2. Presentase keaktifan siswa dalam pembelajaran Direct Instruction
75% (siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar) dari lembar
observasi.
3. Apabila 75% dari jumlah siswa berkategori tuntas belajar (sudah
mencapai KKM) dari hasil tes.
4. Apabila 51% - 75% dari luas ruang praktik, perabot, media
pendidikan, peralatan, kualitas/ spesifikasi perangkat utama (sudah
mencapai standar ruang praktik) dari hasil observasi dan
wawancara.
73
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Penerapan metode pembelajaran Direct Instruction dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam bertanya pada saat proses pembelajaran
Konstruksi Batu kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga yaitu, rata-rata
keaktifan siswa pada siklus I sebesar 16,7% dan siklus II sebesar 83%.
Jadi peningkatan rata-rata keaktifan siswa sebesar 66,3%.
2. Ada peningkatan hasil belajar dalam penggunaan metode pembelajaran
Direct Instruction pada mata pelajararan Konstruksi Batu siswa kelas
XI SMK Negeri 2 Salatiga yaitu, rata-rata hasil belajar siklus I sebesar
74,33 dan siklus II sebesar 87,89. Jadi peningkatan rata-rata hasil belajar
sebesar 13,56. Ketuntasan belajar siswa siklus I sebesar 50% dan siklus
II sebesar 94,4%, jadi peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar
44,4%.
3. Tingkat kelayakan ditinjau dari Sarana dan Prasarana ruang praktik
Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Salatiga adalah sebagai berikut :
a. Tingkat kelayakan ditinjau dari Perabot pada ruang praktik
Konstruksi Batu Beton adalah 30% (tidak layak).
b. Tingkat kelayakan ditinjau dari Media Pendidikan di ruang praktik
Konstruksi Batu Beton adalah 25% (tidak layak).
74
c. Tingkat kelayakan ditinjau dari Peralatan di ruang praktik
Konstruksi Batu Beton adalah 82% (sangat layak)
d. Tingkat kelayakan ditinjau dari kualitas perangkat utama di ruang
praktik Konstruksi Batu Beton adalah 85% (sangat layak)
e. Tingkat kelayakan ditinjau dari prasarana ruang praktik Konstruksi
Batu Beton yaitu pada segi luas ruang praktik Konstruksi Batu Beton
adalah 65% (layak).
5.2 Saran
Setelah diperoleh hasil penelitian maka dapat diberikan saran sebagai
berikut :
1. Penggunaan metode Direct Instruction dapat meningkatkan keaktifan
siswa serta hasil belajar dan sebaiknya guru setelah penelitian ini dapat
menerapkan metode pembelajaran tersebut untuk melakukan kegiatan
belajar mengajar pada materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan
teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi
bangunan gedung dan bangunan air.
2. Hasil belajar siswa pada materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan
teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi
bangunan gedung dan bangunan air dalam penelitian ini dapat
ditingkatkan lagi dengan cara memperbaiki kekurangan terutama
keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran Direct
Instruction.
75
3. Bagi pihak sekolah, perlunya penambahan perabot dan mediapendidikan
di ruang praktik Konstruksi Batu Beton sehingga standar rasio perabot
dan media pendidikan minimal per peserta didik dapat tercapai 1 set/
area untuk minimum 16 peserta didik.
76
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina, Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UNNES Press.
Arends, Richard, I. 2001. Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman
Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Joni, T. Raka. 1992. Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
Melalui Strategi Pembelajaran Aktif (Cara Belajar Siswa Aktif) dan
Pembinaan Profesional Guru, Kepala Sekolah serta Pembina Lainnya.
Jakarta : Rinehart and Wiston.
Keputusan Menteri. 2004. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 129a/U/2004 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pendidikan.
Peraturan Menteri. 2008. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana Dan
Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK).
_____. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008
Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).
Peraturan Pemerintah. 1980. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 1980 Tentang Pokok – Pokok Organisasi Universitas/ Institut
Negeri.
77
Sudjana, Nana. 1989. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Sinar Baru.
Sudrajat, A. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode,Teknik,Taktik,dan
Model pembelajaran. Bandung. Tersedia di
http//akhmadSudrajat.wordpress.com /2008/09/12/pengertian-pendekatan
strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/. (18 Agustus
2014).
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Usman, Moh Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
78
Lampiran 1. Daftar Siswa
DAFTAR SISWA KELAS XI – TKBB SMK NEGERI 2 SALATIGA
URUT
1 L
2 L
3 L
4 L
5 L
6 L
7 L
8 L
9 L
10 L
11 L
12 L
13 L
14 L
15 L
16 L
17 L
18 L
19 L
20 L
21 P
22 P
23 L
24 L
25 P
26 P
27 L
28
29
30
31
32
33
34
35
36
RAMLI AHMAD
SUSIWI TYAS SAPUTRI
SYATILA DANIS FARZANA
WAHYU TRI PRABOWO
L/P
LINTANG TIMUR
LUKMAN ARIF BUDIYANTO
MUHAMAD KAMUD WIBISONO
MUHAMAD URIP SUBRON J
MULYA ABADI SATYAWAN
NAZILA MAULIDA
ANDI AHMAD SAPUTRA
ANGGA MAULANA SANTOSA
ARI KRISTIAWAN
ARIES EKO ROBIYANTO
ARIYA FERDIAN NALENDRA
ARUNG SAMODRA
38 - 1 - 4626
NAMA
ADEN WAHRUL MUBAROH
ADI RIYANTO
AGUS AGUNG PRIHANTORO
AHMAD FAHAM
NUR HIDAYAH
BUSAERI
PRADIPTA BAMBANG M
DWI SULISTYO
FAHRIZAL JOKO KURNIANTO
HAYI PRASTYO UTOMO
JAMI SRI REJEKI
33 - 1 - 4621
34 - 1 - 4622
35 - 1 - 4623
36 - 1 - 4624
37 - 1 - 4625
32 - 1 - 4620
21 - 1 - 4607
22 - 1 - 4608
23 - 1 - 4609
24 - 1 - 4610
25 - 1 - 4611
26 - 1 - 4612
27 - 1 - 4613
28 - 1 - 4614
29 - 1 - 4615
30 - 1 - 4617
31 - 1 - 4619
20 - 1 - 4606
REG NUMBER
NO
13 - 1 - 4598
13 - 1 - 4599
14 - 1 - 4600
15 - 1 - 4601
16 - 1 - 4602
17 - 1 - 4603
18 - 1 - 4604
19 - 1 - 4605
79
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON
(TKBB)
SMK NEGERI 2 SALATIGA
Mata Pelajaran : Konstruksi Batu
Kelas / Semester : XI / Ganjil
Pertemuan Ke :
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
Standar Kompetensi : Peralatan pekerjaan konstruksi
Kompetensi Dasar : 3.2 Mengidentifikasi peralatan tangan dan mekanik/ listrik
pekerjaan
konstruksi bangunan gedung atau bangunan air sesuai
spesifikasi teknis.
4.2 Menggunakan peralatan tangan dan mekanik/ listrik
pekerjaan
konstruksi gedung, bangunan air.
Indikator : Siswa dapat mengidentifikasi peralatan tangan dan
mekanik/ listrik
pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air
Siswa dapat menggunakan perlatan tangan dan mekanik/
listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau
bangunan air
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengidentifikasi peralatan tangan dan mekanik/ listrik
pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air
80
2. Siswa dapat menggunakan peralatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan
konstruksi bangunan gedung atau bangunan air
II. MATERI PEMBELAJARAN
1. Jenis – jenis peralatan tangan mekanik/ listrik.
2. Fungsi peralatan tangan mekanik/ lisrtik.
3. Spesifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik.
4. Perawatan peralatan tangan mekanik/ listrik.
5. Teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik.
III. METODE PEMBELAJARAN
1. Direct Instruction (Pengajaran Langsung)
IV. LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Siklus I
Pendahuluan (10 menit)
- Memberi salam
- Berdoa dan Presensi
- Memberikan apersepsiyang berhubungan dengan identifikasi dan
penggunaan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi
bangunan gedung/air
Kegiatan Inti (185 menit)
1. Orientasi
- Memperkenalkan lagi mata pelajaran konstruksi batu yang
mencakup kompetensi dasar identifikasi dan menggunakan
peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan
gedung/ air.
- Metode pembelajaran Direct Instruction adalah metode
pembelajaran berpusat pada guru yang memiliki lima langkah:
menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan
81
praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam
pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati
oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan
berorientasi tugas.
- Tujuan mempelajari kompetensi dasar identifikasi dan
menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan
konstruksi bangunan gedung/ air supaya siswa dapat
mengidentifikasi dan dapat menggunakan peralatan tangan dan
mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau
bangunan air
- Tahapan metode pembelajaran Direct Instruction ada 5 yaitu,
orientasi, demonstrasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing,
latihan mandiri
- Gambaran awal kompetensi dasar, kita akan memeprlajari
identifikasi, menggunakan dan merawat peralatan tangan
mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/ air.
Mengambil peralatan praktek dari ruang praktik yaitu molen
adukan dan gerinda pemotong keramik
- Memberi motivasi siswa, siswa minimal harus mengenal,
mengetahui spesifikasi, cara menggunakan, cara merawat semua
peralatan pekerjaan konstruksi bangunan gedung/air. Karena itu
sebagai modal kita untuk praktek di sekolah maupun menjadi
modal untuk kita bekerja
2. Demonstasi
- Mengambil alat peraga di ruang praktik yaitu molen adukan dan
gerinda pemotong keramik sebagai sarana pendukung untuk
proses pembelajaran
82
- Identifikasi spesifikasi molen adukan :
1. Tabung adukan, berupa bejana berbentuk silinder dengan
bagian bawah tetutup dan lapisan atas berbentuk kerucut
terpancung. Pada ujung atas kerucut terdapat lubang mulut
tabung untuk memasukan bahan – bahan susun adukan beton
dan untuk menumpahkan adukan beton setelah selesai
dicampur. Didalam tabung aduk terdapat daun – daun yang
membantu mencampur bahan – bahan susunannya.
2. Motor, motor gerak yang diletakkan pada kerangka mesin
aduk berguna untuk menggerakan tabung aduk hingga
tabung aduk dapat berputar.
3. Roda molen, agar mudah memindahkan molen
4. Kerangka, merupakan tubuh dari mesin yang dilengkapi
dengan roda dan batang tarik mesin hingga mesinnya dapat
dengan mudah dipindahkan.
5. Roda pembalik tabung, berguna untuk mengubah kedudukan
tabung aduk pada waktu diisi bahan-bahan dan ketika untuk
menumpahkan hasil adukan.
6. Batang tarik mesin, untuk memudahkan memindahkan
molen
83
- Cara menggunakan molen adukan :
1. Periksa kondisi mesin molen, apabila kondisi sudah ok,
nyalakan mesin molen
2. Masukan air terlebih dahulu, periksa apakah masih ada
bekas semen
3. Masukan batu split, semen, dan pasir
- Cara merawat molen adukan :
1. Bersihkan dengan menyemprot air ke dalam tabung molen
agar sisa sisa adukan beton keluar
2. Tempatkan di ruangan yang terbuka/ tertutup (ruang praktik)
- Identifikasi spesifikasi gerinda pemotong :
a. Handle pengangkat
b. Tutup pisau potong (dinamis)
c. Tutup pisau potong (statis)
d. Pisau potong (batu gerinda)
e. Skala pengukur sudut potong
f. Plat pelindung percikan
g. Dudukan
h. Stang pengunci
i. Pengunci ulir
j. Lengan ulir percikan
84
- Cara menggunakan gerinda pemotong :
1. Berikan tanda pada bidang yang mau di potong di keramik,
anda bisa menggunakan pensil untuk menggaris . Gunakan
alat bantu penggaris besi supaya garis yang dibuat benar
benar dalam garis lurus. Jika dilakukan pemotongan yang
sama untuk keramik dalam jumlah yang banyak anda bisa
membuatkan mal ukur untuk mempercepat penggarisan.
2. Periksa alat pemotong keramik yang digunakan, pastikan
mata penggaris keramik masih tajam. Pastikan pegangan
semua alat penjepit dan penahan pada peralatan berfungsi
dengan sempurna.
3. Tempatkan perlatan dibidang yang datar dan kuat. Atur
penempatan dan posisinya supaya pekerjaan dapat nyaman.
Setelah anda dapatkan anda dapat memulai untuk
pemotongan
4. Tempatkan keramik di alat pemotong keramik, kemudian
luruskan dengan pegangan mata pisau pemotong (untuk
memastikan mata pisau pemotong dengan garis dalam
keramik biasannya ada tanda di peralatan, biasanya sudut
tegak keramik). Jika anda akan memotong dalam jumlah
yang banyak dengan ukuran yang sama, anda dapat
menguncinya supaya memeprcepat pemotongan
5. Kemudian atur posisi alat panahan batas keramik,
dan harus dipastikan sudah dalam keadaan baik dan kuat
6. Tempatkan mata pisau pemotong keramik di tempat paling
jauh dari pinggir keramik dan kemudian tarik sepanjang
yang akan dipotong dengan menekan di permuakaan
keramik
7. Jika sudah ditarik penuh, gunakan kaki penekan yang ada di
alat pemotong. Tekan keramik ke bawah sampai keramik
terpotong sepanjang garis yang dibuatkan.\
85
- Cara merawat gherinda pemotong :
1. Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai batu gerinda
berhenti total.
2. Letakkan pada posisi batu gerinda berada diatas agar tidak
mengenai benda lain apabila tidak sengaja menyala
3. Cabut mesin kabel dari stop kontak bila sudah tidak dipakai/
saat mengganti batu gerinda
4. Tempatkan di ruang praktik
3. Latihan Terstruktur
- Guru memanggil satu per satu siswa untuk mecoba
megidentifikasi dan menggunakan molen adukan dan gerinda
pemotong keramik
4. Latihan Terbimbing
- Guru memanggil satu per satu siswa untuk mecoba
megidentifikasi dan menggunakan molen adukan dan gerinda
pemotong keramik, guru tetepa memperhatikan apabila ada yang
salah segera memberitahu siswa untuk diperbaiki.
5. Latihan Mandiri
- Setelah siswa mengetahui kekurangannya dalam identifikasi dan
menggunakan peralatan, secara mandiri lalu siswa mencoba lagi
menggunakan molen adukan dan gerinda pemotong keramik.
- Guru memberikan soal evaluasi setelah semua siswa mencoba
mengidentifiaksi dan menggunakan peralatan.
Penutup (30 menit)
- Meminta kepada salah satu siswa untuk menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
- Memberikan penguatan terhadap materi yang telah diberikan
- Menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya
86
- Memberi salam
b. Siklus II
Pendahuluan (10 menit)
- Memberi salam
- Berdoa dan Presensi
- Memberikan apersepsiyang berhubungan dengan identifikasi dan
penggunaan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi
bangunan gedung/air
Kegiatan Inti (185 menit)
1. Orientasi
- Memperkenalkan lagi mata pelajaran konstruksi batu yang
mencakup kompetensi dasar identifikasi dan menggunakan
peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan
gedung/ air.
- Metode pembelajaran Direct Instruction adalah metode
pembelajaran berpusat pada guru yang memiliki lima langkah:
menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan
praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam
pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati
oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan
berorientasi tugas.
- Tujuan mempelajari kompetensi dasar identifikasi dan
menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan
konstruksi bangunan gedung/ air supaya siswa dapat
mengidentifikasi dan dapat menggunakan peralatan tangan dan
mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau
bangunan air
- Tahapan metode pembelajaran Direct Instruction ada 5 yaitu,
orientasi, demonstrasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing,
latihan mandiri
87
- Gambaran awal kompetensi dasar, kita akan memeprlajari
identifikasi, menggunakan dan merawat peralatan tangan
mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/ air.
Mengambil peralatan praktek dari ruang praktik yaitu molen
adukan dan gerinda pemotong keramik
- Memberi motivasi siswa, siswa minimal harus mengenal,
mengetahui spesifikasi, cara menggunakan, cara merawat semua
peralatan pekerjaan konstruksi bangunan gedung/air. Karena itu
sebagai modal kita untuk praktek di sekolah maupun menjadi
modal untuk kita bekerja
2. Demonstasi
- Mengambil alat peraga di ruang praktik yaitu molen adukan dan
gerinda pemotong keramik sebagai sarana pendukung untuk
proses pembelajaran
- Identifikasi spesifikasi molen adukan :
1. Tabung adukan, berupa bejana berbentuk silinder dengan
bagian bawah tetutup dan lapisan atas berbentuk kerucut
terpancung. Pada ujung atas kerucut terdapat lubang mulut
tabung untuk memasukan bahan – bahan susun adukan
beton dan untuk menumpahkan adukan beton setelah selesai
88
dicampur. Didalam tabung aduk terdapat daun – daun yang
membantu mencampur bahan – bahan susunannya.
2. Motor, motor gerak yang diletakkan pada kerangka mesin
aduk berguna untuk menggerakan tabung aduk hingga
tabung aduk dapat berputar.
3. Roda molen, agar mudah memindahkan molen
4. Kerangka, merupakan tubuh dari mesin yang dilengkapi
dengan roda dan batang tarik mesin hingga mesinnya dapat
dengan mudah dipindahkan.
5. Roda pembalik tabung, berguna untuk mengubah
kedudukan tabung aduk pada waktu diisi bahan-bahan dan
ketika untuk menumpahkan hasil adukan.
6. Batang tarik mesin, untuk memudahkan memindahkan
molen
- Cara menggunakan molen adukan :
1. Periksa kondisi mesin molen, apabila kondisi sudah ok,
nyalakan mesin molen
2. Masukan air terlebih dahulu, periksa apakah masih ada
bekas semen
3. Masukan batu split, semen, dan pasir
- Cara merawat molen adukan :
1. Bersihkan dengan menyemprot air ke dalam tabung molen
agar sisa sisa adukan beton keluar
2. Tempatkan di ruangan yang terbuka/ tertutup (ruang
praktik)
89
- Identifikasi spesifikasi gerinda pemotong :
a. Handle pengangkat
b. Tutup pisau potong (dinamis)
c. Tutup pisau potong (statis)
d. Pisau potong (batu gerinda)
e. Skala pengukur sudut potong
f. Plat pelindung percikan
g. Dudukan
h. Stang pengunci
i. Pengunci ulir
j. Lengan ulir percikan
- Cara menggunakan gerinda pemotong :
1. Berikan tanda pada bidang yang mau di potong di keramik,
anda bisa menggunakan pensil untuk menggaris . Gunakan
alat bantu penggaris besi supaya garis yang dibuat benar
benar dalam garis lurus. Jika dilakukan pemotongan yang
sama untuk keramik dalam jumlah yang banyak anda bisa
membuatkan mal ukur untuk mempercepat penggarisan.
2. Periksa alat pemotong keramik yang digunakan, pastikan
mata penggaris keramik masih tajam. Pastikan pegangan
semua alat penjepit dan penahan pada peralatan berfungsi
dengan sempurna.
90
3. Tempatkan perlatan dibidang yang datar dan kuat. Atur
penempatan dan posisinya supaya pekerjaan dapat nyaman.
Setelah anda dapatkan anda dapat memulai untuk
pemotongan
4. Tempatkan keramik di alat pemotong keramik, kemudian
luruskan dengan pegangan mata pisau pemotong (untuk
memastikan mata pisau pemotong dengan garis dalam
keramik biasannya ada tanda di peralatan, biasanya sudut
tegak keramik). Jika anda akan memotong dalam jumlah
yang banyak dengan ukuran yang sama, anda dapat
menguncinya supaya memeprcepat pemotongan
5. Kemudian atur posisi alat panahan batas keramik, dan harus
dipastikan sudah dalam keadaan baik dan kuat
6. Tempatkan mata pisau pemotong keramik di tempat paling
jauh dari pinggir keramik dan kemudian tarik sepanjang
yang akan dipotong dengan menekan di permuakaan keramik
7. Jika sudah ditarik penuh, gunakan kaki penekan yang ada di
alat pemotong. Tekan keramik ke bawah sampai keramik
terpotong sepanjang garis yang dibuatkan.
- Cara merawat gherinda pemotong :
1. Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai batu gerinda
berhenti total.
2. Letakkan pada posisi batu gerinda berada diatas agar tidak
mengenai benda lain apabila tidak sengaja menyala
3. Cabut mesin kabel dari stop kontak bila sudah tidak dipakai/
saat mengganti batu gerinda
4. Tempatkan di ruang praktik
5. Latihan Terstruktur
- Guru memanggil satu per satu siswa untuk mecoba
megidentifikasi dan menggunakan molen adukan dan gerinda
pemotong keramik
91
6. Latihan Terbimbing
- Guru memanggil satu per satu siswa untuk mecoba
megidentifikasi dan menggunakan molen adukan dan gerinda
pemotong keramik, guru tetepa memperhatikan apabila ada yang
salah segera memberitahu siswa untuk diperbaiki.
7. Latihan Mandiri
- Setelah siswa mengetahui kekurangannya dalam identifikasi dan
menggunakan peralatan, secara mandiri lalu siswa mencoba lagi
menggunakan molen adukan dan gerinda pemotong keramik.
- Guru memberikan soal evaluasi setelah semua siswa mencoba
mengidentifiaksi dan menggunakan peralatan.
Penutup (30 menit)
- Meminta kepada salah satu siswa untuk menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
- Memberikan penguatan terhadap materi yang telah diberikan
- Menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya
- Memberi salam
V. ALAT/ BAHAN/ SUMBER BELAJAR
1. Alat Sarana
Papan tulis dan perlengkapanya
LCD dan Laptop
Peralatan tangan mekanik/ listrik yang ada di Ruang Praktik
2. Sumber Bahan Ajar
Buku Konstruksi Batu\
92
VI. PENILAIAN
1. Tugas hasil identifikasi peralatan
2. Observasi/ pengamatan
3. Portofolio terkait kemampuan penggunaan alat
4. Tes Tertulis
Salatiga, November 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Yulianto, S.T Triyasa Gumilang
93
Lampiran 3. Kisi-kisi Instrument Soal Uji Coba
KISI – KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA
IDENTIFIKASI DAN PENGGUNAAN PERALATAN TANGAN DAN MEKANIK/ LISTRIK
Identifikasi dan
menggunakan
peralatan tangan
mekanik/ listrik
Peralatan pekerjaan
konstruksi
54%
Menggunakan peralatan
tangan mekanik/ listrik
pekerjaan konstruksi
bangunan gedung atau
bangunan air
~ Perawatan peralatan tangan mekanik/
listrik
~ Teknik menggunakan peralatan
5, 11
4, 8, 10
5 46%
~ Spesifikasi peralatan tangan mekanik/
listrik
7, 9
1, 2
6
Jumlah %
~ Jenis - Jenis peralatan tangan mekanik/
listrik
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Sub. Indikator Nomor Soal
Identifikasi peralatan
tangan mekanik/ listrik
pekerjaan konstruksi
bangunan gedung atau
bangunan air
Jumlah 11 100%
1, 2, 3, 6
~ Fungsi peralatan tangan mekanik/ listrik
94
Lampiran 4. Soal Tes Uji Coba
SOAL TES UJI COBA
SMK NEGERI 2 SALATIGA
Mata Pelajaran : Konstruksi Batu Nama :.............................
Kelas/ Semester : XI TKBB/ Ganjil No :.............................
Waktu : 45 menit Tanda Tangan :.............................
Petunjuk Umum
1. Berdoalah sebelum mengerjakan.
2. Baca dengan cermat perintah soal dan kerjakan soal yang mudah terlebih
dahulu.
1. Sebutkan minimal 3 peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi
bangunan gedung yang telah dipresentasikan dan sebutkan spesifikasinya!
2. Sebutkan minimal 3 peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi
bangunan air yang telah dipresentasikan dan sebutkan spesifikasinya!
Gambar. 1
95
3. Apakah nama benda pada gambar 1? Termasuk peralatan tangan mekanik/
listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air?
4. Bagaimana cara mengunakan benda pada gambar 1?
5. Bagaimana cara perawatan benda pada gambar 1?
Gambar. 2
6. Apakah nama benda pada gambar 2? Termasuk peralatan tangan mekanik/
listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air?
7. Apakah fungsi benda pada gambar 2?
8. Bagaimana cara menggunakan benda pada gambar 2?
Gambar.3
96
9. Apakah fungsi beton vibrator dalam pekerjaan konstruksi bangunan air?
10. Bagaimana cara menggunakan beton vibrator agar keselamatan pemakai tetap
terjaga?
11. Bagaimana cara perawatan beton vibrator diatas?
97
Lampiran 5. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba
KUNCI JAWABAN SOAL TES UJI COBA
1. Jawaban 1 (skor1), jawaban 2 (skor 3), jawaban 3 (skor 4), jawaban 3 sampai 6
(skor 6)
- Ayakan : dibuat dari kawat kasa dengan tangkai diberi kayu, besar lubang
ayakan 4,8mm
- Kotak takaran : dibuat dari kayu
- Kotak spesi : dibuat dari kayu dengan ukuran tinggi 22cm x lebar 100cm x
panjang 160cm, dibuat dari pelat baja tebal 3mm x 60cm x 100cm
- Sekop : dibuat dari logam dengan tangkai kayu
- Cangkul : dibuat dari logam dengan tangkai kayu
- Ember : dibuat dari seng/ jaret/ plastik
2. Jika menyertakan spesifikasi alat : jawaban < 3 (skor 1), jawaban 3 (skor 3),
jawaban 3 sampai 5 (skor 5)
Jika tidak menjawab beserta spesifikasi alat (skor1)
- Beron vibrator : ada mesin sebagai penghasil getaran, selang penghantar,
kepala vibrator terbuat dari silinder baja seukuran gagang tongkat bisbol
(alat yang direndam dalam beton)
- Stamper kuda : mesin pengubah rotasi gigi untuk mendapatkan gerakan
vertikal timbal balik, bingkai pelindung dan pegangan pengarah terbuat dari
besi, kaki hentak dari pegas, plat tumbuk dari baja
- Gerinda : ada saklar utama untuk tombol on/ of, penutup roda gerinda
untuk melindungi dari serpihan roda gerinda pada saat pemotongan,
penjepit benda/ ragum, kabel untuk menghubungkan listrik
- Bor tangan : ada kabel power dan kabel penghubung sekring saklar on/ off,
handle untuk menekan mata bor ke benda kerja, spindle tempat untuk
meletakan mata bor, mata bor spiral
- Mesin aduk beton/ molen : tabung aduk berbentuk silinder bagian bawah
tertutup dan bagian atas terbuka berbentuk kerucut terpancung terdapat
98
juga daun besi untuk mencampur bahan, motor penggerak tabung, roda
untuk memindahkan molen, kerangka yang menopang mesin terbuat dari
besi, roda pembalik tabung untuk mengubah kedudukan tabung, batang
tarik untuk menarik molen agar dapat dipindahkan
3. Jika menjawab benar (skor 4), jika hanya menjawab nama benda/ jenis
peralatan saja (skor2)
Stamper kuda, peralatan konstruksi bangunan gedung dan konstruksi bangunan
air
4. Jika menjawab benar dimulai dari pengecekan alat, menghidupkan mesin,
menjalankan alat (skor 15)
Jika menjawab pengecekan alat/ menghidupkan mesin/ menjalankan alat saja
(skor 5)
Cara menggunakan :
- Pengecekan alat
- Sebelum pengoperasian mesin,memeriksa minyak yang ada dalam tanki
mesin .Dianjurkan minyak tidak boleh terlalu penuh, karena dikhawatirkan
oleh getaran yang cukup besar minyak akan bisa tertumpah. Bagian bagian
mesin seperti mur dan baut harus diperiksa dimana tidak boleh ada yang
longgar, kencangkan setiap mur dan baut untuk menghindari resiko
pekerjaan dan juga memberikan pelumasan terhadap bagian yang
dibutuhkan.
- Menghidupkan mesin
- Buka katup bah an bakar ke posisi terbuka, kemudian atur posisi mesin
ON/OFF ke posisi ON. Tarik grip pegangan secara cepat hingga mesin
bunyi dan posisi hidup. Setelah posisi mesin sudah hidup lakukan
pemanasan kira kira 3- 5 menit pada kecepatan mesin yang dalam kondisi
kecepatan rendah. Pada saat ini dialakukan pengecekan terhadap kebocoran
gas dengan mengindentifikasi suara normal atau tidak.
- Menjalankan alat
- Setelah mesin dipanaskan kira kira 3-5 menit pada kecepatan rendah secara
perlahan lahan diatur posisi kecepatan tuas dengan memindahkan kait
99
pengatur secara perlahan lahan untuk menghindari kerusakan
kopling. Setelah kait pengatur sudah di atur ke posisi kecepatan yang
dibutuhkan dengan perlahan alat diarahkan ke tempat yang akan
dipadatkan dengan mengatur posisi pada pengangan mesin. Kecepatan arah
horizontal harus diseimbangkan oleh operator, dimana harus dihindari
pemadatan disatu posisi pada jangka waktu yang cukup lama karena akan
menyebabkan pergeseran arah horizontal akan sulit karena perbedan
ketingggian, dimana dianjurkan alat berjalan secara kontiniu. Jika
dibutuhkan pemadatan kembali ditempat diinginkan dapat dialakukan
dengan menjalankan alat ketempat semula (putaran berikutnya).
5. Jika menjawab secara benar (skor 15)
Cara perawatan :
- Alat stamper harus dirawat secara berkala baik terhadap mesin dan bagian
lainnya, umunya harus dilakukan pemeriksaan dan perawatan terhadap
saluran bahan bakar, pemberian oli mesin , dan pelumasan terhadap bagian
kaki penghentak.
- Untuk penyimpanan dianjurkan disimpan ditempat yang kering dan agak
dingin. Tempat penyimapan juga dianjurkan dibuatkan rak penahan dimana
alat disimpan tetap dalam keadaan berdiri dan harus terhindar dari benturan
atau senggolan yang bisa menyebabkan alat terjatuh. Saat penyimpanan
dianjurkan posisi minyak dalam alat dalam keadaan kosong
6. Jika menjawab benar dan lengkap (skor 4), jika hanya menjawab nama benda/
jenis peralatan saja (skor2)
Gerinda pemotong keramik, peralatan konstruksi bangunan gedung
7. Jika menjawab benar (skor 3)
Untuk memotong keramik sesuai kebutuhan
8. Jika menjawab benar dimulai dari pengecekan alat, menghidupkan mesin,
menjalankan alat (skor 15)
Jika menjawab pengecekan alat/ menghidupkan mesin/ menjalankan alat saja
(skor 5)
Cara menggunakan :
100
- Berikan tanda pada bidang yang mau di potong di keramik, anda bisa
menggunakan pensil untuk menggaris . Gunakan alat bantu penggaris besi
supaya garis yang dibuat benar benar dalam garis lurus. Jika dilakukan
pemotongan yang sama untuk keramik dalam jumlah yang banyak anda
bisa membuatkan mal ukur untuk mempercepat penggarisan.
- Periksa alat pemotong keramik yang digunakan, pastikan mata penggaris
keramik masih tajam. Pastikan pegangan semua alat penjepit dan
penahan pada peralatan berfungsi dengan sempurna.
- Tempatkan perlatan dibidang yang datar dan kuat. Atur penempatan dan
posisinya supaya pekerjaan dapat nyaman. Setelah anda dapatkan anda
dapat memulai untuk pemotongan
- Tempatkan keramik di alat pemotong keramik, kemudian luruskan dengan
pegangan mata pisau pemotong (untuk memastikan mata pisau pemotong
dengan garis dalam keramik biasannya ada tanda di peralatan,
biasanya sudut tegak keramik). Jika anda akan memotong dalam jumlah
yang banyak dengan ukuran yang sama, anda dapat menguncinya supaya
memeprcepat pemotongan
- Kemudian atur posisi alat panahan batas keramik, dan harus dipastikan
sudah dalam keadaan baik dan kuat
- Tempatkan mata pisau pemotong keramik di tempat paling jauh
dari pinggir keramik dan kemudian tarik sepanjang yang akan dipotong
dengan menekan di permuakaan keramik
- Jika sudah ditarik penuh, gunakan kaki penekan yang ada di alat
pemotong. Tekan keramik ke bawah sampai keramik terpotong sepanjang
garis yang dibuatkan.
9. Jika menjawab benar (skor 3)
Pemadatan beton dalam mengeluarkan kandungan udara yang terjebak dalam
air
10. Jika menjawab benar dimulai dari pengecekan alat, menghidupkan mesin,
menjalankan alat (skor 15)
101
Jika menjawab pengecekan alat/ menghidupkan mesin/ menjalankan alat saja
(skor 5)
Cara menggunakan :
- Ketika beton sudah dituangkan kedalam bekisting, mesin vibrator sudah
ditempatkan di dekat area tempat penuangan beton. Posisi harus dijaga
supaya selang vibrator tidak terlalu jauh dari area yang akan digetar. Saat
beton sudah dituang mesin vibrator sudah harus dihidupkan dan kemudian
selang diarahkan ke area beton basah, kemudian kepala atas vibrator
didorong ke dalam beton. Kepala Vibrator di getarkan pada satu area
sekitar 10 detik. Posisi kepala vibrator tidak boleh bersinggungan langsung
dengan bekisting , dianjurkan jarak kepala vibrator dari sisi bekisting
sekitar 10 – 12 cm. Kepala vibrator harus bergetar sepanjang daerah beton
yang baru dituang dengan memindahkan kepala vibrator sekitar 30 -40 cm
dari titik sebelumnya yang sudah digetar. Pastikan seluruh area harus di
getar.
11. Jika menjawab secara benar (skor 15)
Cara perawatan :
Pemeliharaan mesin vibrator :
- Menjaga rumahamesin dan filter udara dalam keadaan bersih bersih
untuk memungkinkan untuk pendinginan yang tepat
- Memeriksa kuas, boot switch, dan kabel listrik secara berkala sehingga
mesin tetap dalam keadaan baik
Pemeliharaan Shaft / Selang Vibrator:
- Setiapa selesai pemakaian selang harus dibersihkan dan diberikan
pelumasan tipis.
- Saat menggulung atau melipat selang , jangan terlalu tekuk atau dipaksa
karena akan menarik poros didalam selang.
Pemeliharaan Kepala Vibrator :
- Setiapa selesai pemakaian selang harus dibersihkan dan dikeringkan
- Saat pembelian biasanya kepala vibrator selalu disediakan dengan
pembungkus (sarung kepala), jadi setiap selesai pemakaian dan
102
pembersihan kepala vibrator harus tetap dibungkus dengan sarung
kepala vibrator.
103
Lampiran 6. Tabel Analisis Soal Instrumen
TABEL ANALISIS SOAL INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 4 0 4 7 5 0 3 0 1 0 0 24 576
2 13 1 4613 Lintang Timur 6 0 1 5 2 2 3 6 3 0 2 30 900
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 6 1 4 10 5 2 3 10 3 3 5 52 2704
4 13 1 4620 Nazila Maulida 0 0 4 0 1 4 3 7 3 0 1 23 529
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 4 0 4 10 7 4 3 5 3 5 1 46 2116
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 2 2 4 0 1 4 3 7 3 0 0 26 676
6 22 3 21 32 21 16 18 35 16 8 9 201 7501
Y2
Jumlah
No NIS NAMANomor Butir Instrumen
Y
104
Lampiran 7. Perhitungan Validitas Butir Soal Instrumen
PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL INSTRUMEN
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
keterangan:
rxy : koefisien korelasi variabel x dan variabel y
X : skor tiap butir soal
Y : skor total yang benar dari tiap subjek
N : jumlah peserta tes
1. Butir 1
No NIS NAMA X1 X12
Y Y2
X1Y
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 4 16 24 576 96
2 13 1 4613 Lintang Timur 6 36 30 900 180
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 6 36 52 2704 312
4 13 1 4620 Nazila Maulida 0 0 23 529 0
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 4 16 46 2116 184
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 2 4 26 676 52
6 22 108 201 7501 824Jumlah
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
√
(valid)
2. Butir 2
No NIS NAMA X1 X12
Y Y2
X1Y
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0 0 24 576 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 0 0 30 900 0
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 1 1 52 2704 52
4 13 1 4620 Nazila Maulida 0 0 23 529 0
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 0 0 46 2116 0
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 2 4 26 676 52
6 3 5 201 7501 104Jumlah
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
105
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
√
(tidak valid)
3. Butir 3
No NIS NAMA X1 X12
Y Y2
X1Y
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 4 16 24 576 96
2 13 1 4613 Lintang Timur 1 1 30 900 30
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 4 16 52 2704 208
4 13 1 4620 Nazila Maulida 4 16 23 529 92
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 4 16 46 2116 184
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 4 16 26 676 104
6 21 81 201 7501 714Jumlah
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
√
(tidak valid)
4. Butir 4
No NIS NAMA X1 X12
Y Y2
X1Y
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 7 49 24 576 168
2 13 1 4613 Lintang Timur 5 25 30 900 150
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 10 100 52 2704 520
4 13 1 4620 Nazila Maulida 0 0 23 529 0
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 10 100 46 2116 460
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 0 0 26 676 0
6 32 274 201 7501 1298Jumlah
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
√
(valid)
5. Butir 5
106
No NIS NAMA X1 X12
Y Y2
X1Y
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 5 25 24 576 120
2 13 1 4613 Lintang Timur 2 4 30 900 60
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 5 25 52 2704 260
4 13 1 4620 Nazila Maulida 1 1 23 529 23
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 7 49 46 2116 322
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 1 1 26 676 26
6 21 105 201 7501 811Jumlah
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
√
(valid)
6. Butir 6
No NIS NAMA X1 X12
Y Y2
X1Y
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0 0 24 576 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 2 4 30 900 60
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 2 4 52 2704 104
4 13 1 4620 Nazila Maulida 4 16 23 529 92
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 4 16 46 2116 184
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 4 16 26 676 104
6 16 56 201 7501 544Jumlah
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
√
(tidak valid)
7. Butir 7
No NIS NAMA X1 X12
Y Y2
X1Y
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 3 9 24 576 72
2 13 1 4613 Lintang Timur 3 9 30 900 90
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 3 9 52 2704 156
4 13 1 4620 Nazila Maulida 3 9 23 529 69
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 3 9 46 2116 138
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 3 9 26 676 78
6 18 54 201 7501 603Jumlah
107
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
√
(tidak valid)
8. Butir 8
No NIS NAMA X1 X12
Y Y2
X1Y
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0 0 24 576 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 6 36 30 900 180
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 10 100 52 2704 520
4 13 1 4620 Nazila Maulida 7 49 23 529 161
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 5 25 46 2116 230
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 7 49 26 676 182
6 35 259 201 7501 1273Jumlah
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
√
(valid)
9. Butir 9
No NIS NAMA X1 X12
Y Y2
X1Y
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 1 1 24 576 24
2 13 1 4613 Lintang Timur 3 9 30 900 90
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 3 9 52 2704 156
4 13 1 4620 Nazila Maulida 3 9 23 529 69
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 3 9 46 2116 138
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 3 9 26 676 78
6 16 46 201 7501 555Jumlah
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
√
108
(valid)
10. Butir 10
No NIS NAMA X1 X12
Y Y2
X1Y
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0 0 24 576 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 0 0 30 900 0
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 3 9 52 2704 156
4 13 1 4620 Nazila Maulida 0 0 23 529 0
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 5 25 46 2116 230
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 0 0 26 676 0
6 8 34 201 7501 386Jumlah
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
√
(valid)
11. Butir 11
No NIS NAMA X1 X12
Y Y2
X1Y
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0 0 24 576 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 2 4 30 900 60
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 5 25 52 2704 260
4 13 1 4620 Nazila Maulida 1 1 23 529 23
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 1 1 46 2116 46
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 0 0 26 676 0
6 9 31 201 7501 389Jumlah
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
√
(valid)
109
Lampiran 8. Perhitungan Realibilitas Butir Soal Instrumen
PERHITUNGAN RELIABILITAS BUTIR SOAL INSTRUMEN
(
)(
)
110
Keterangan :
= Realibilitas
= Jumlah varian skor tiap item
= Varian skor total
= banyaknya subjek
Indeks realibilitas butir instrumen :
≥ 0,80 : Realibilitas tinggi
0,40 - < 0.80 : Realibilitas sedang
< 0.40 : Realibilitas rendah
12. Butir 1
No NIS NAMA Si2
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 4
2 13 1 4613 Lintang Timur 6
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 6
4 13 1 4620 Nazila Maulida 0
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 4
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 2
Jumlah 6 ∑Si2= 22
100St2=
(
) (
)
( )( ) (Realibilitas tinggi)
13. Butir 2
No NIS NAMA Si2
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 0
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 1
4 13 1 4620 Nazila Maulida 0
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 0
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 2
Jumlah 6 ∑Si2= 3
100St2=
(
) (
)
( )( ) (Realibilitas tinggi)
14. Butir 3
111
No NIS NAMA Si2
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 4
2 13 1 4613 Lintang Timur 1
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 4
4 13 1 4620 Nazila Maulida 4
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 4
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 4
Jumlah 6 ∑Si2= 21
100St2=
(
) (
)
( )( ) (Realibilitas tinggi)
15. Butir 4
No NIS NAMA Si
2
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 7
2 13 1 4613 Lintang Timur 5
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 10
4 13 1 4620 Nazila Maulida 0
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 10
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 0
Jumlah 6 ∑Si2= 32
100St2=
(
) (
)
( )( ) (Realibilitas tinggi)
16. Butir 5
No NIS NAMA Si2
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 5
2 13 1 4613 Lintang Timur 2
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 5
4 13 1 4620 Nazila Maulida 1
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 7
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 1
Jumlah 6 ∑Si2= 21
100St2=
(
) (
)
( )( ) 948 (Realibilitas tinggi)
17. Butir 6
112
No NIS NAMA Si2
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 2
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 2
4 13 1 4620 Nazila Maulida 4
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 4
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 4
Jumlah 6 ∑Si2= 16
100St2=
(
) (
)
( )( ) (Realibilitas tinggi)
18. Butir 7
No NIS NAMA Si2
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 3
2 13 1 4613 Lintang Timur 3
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 3
4 13 1 4620 Nazila Maulida 3
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 3
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 3
Jumlah 6 ∑Si2= 18
100St2=
(
) (
)
( )( ) (Realibilitas tinggi)
19. Butir 8
No NIS NAMA Si2
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 6
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 10
4 13 1 4620 Nazila Maulida 7
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 5
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 7
Jumlah 6 ∑Si2= 35
100St2=
(
) (
)
( )( ) (Realibilitas sedang)
20. Butir 9
113
No NIS NAMA Si
2
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 1
2 13 1 4613 Lintang Timur 3
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 3
4 13 1 4620 Nazila Maulida 3
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 3
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 3
Jumlah 6 ∑Si2= 16
100St2=
(
) (
)
( )( ) (Realibilitas tinggi)
21. Butir 10
No NIS NAMA Si2
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 0
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 3
4 13 1 4620 Nazila Maulida 0
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 5
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 0
Jumlah 6 ∑Si2= 8
100St2=
(
) (
)
( )( ) (Realibilitas tinggi)
22. Butir 11
No NIS NAMA Si2
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 2
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 5
4 13 1 4620 Nazila Maulida 1
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 1
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 0
Jumlah 6 ∑Si2= 9
100St2=
(
) (
)
( )( ) (Realibilitas tinggi)
Lampiran 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Instrumen
114
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL INSTRUMEN
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut,
0 ≤ 0,30 adalah soal sukar,
0,30 ≤ 0,70 adalah soal sedang,
0,70 ≤ 1,00 adalah soal mudah.
23. Butir 1
No NIS NAMA B
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 4
2 13 1 4613 Lintang Timur 6
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 6
4 13 1 4620 Nazila Maulida 0
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 4
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 2
Jumlah 6 ∑B= 22
(mudah)
24. Butir 2
No NIS NAMA B
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 0
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 1
4 13 1 4620 Nazila Maulida 0
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 0
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 2
Jumlah 6 ∑B= 3
(sedang)
25. Butir 3
115
No NIS NAMA B
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 4
2 13 1 4613 Lintang Timur 1
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 4
4 13 1 4620 Nazila Maulida 4
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 4
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 4
Jumlah 6 ∑B= 21
(mudah)
26. Butir 4
No NIS NAMA B
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 7
2 13 1 4613 Lintang Timur 5
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 10
4 13 1 4620 Nazila Maulida 0
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 10
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 0
Jumlah 6 ∑B= 32
(mudah)
27. Butir 5
No NIS NAMA B
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 5
2 13 1 4613 Lintang Timur 2
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 5
4 13 1 4620 Nazila Maulida 1
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 7
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 1
Jumlah 6 ∑B= 21
(mudah)
28. Butir 6
116
No NIS NAMA B
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 2
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 2
4 13 1 4620 Nazila Maulida 4
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 4
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 4
Jumlah 6 ∑B= 16
(mudah)
29. Butir 7
No NIS NAMA B
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 3
2 13 1 4613 Lintang Timur 3
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 3
4 13 1 4620 Nazila Maulida 3
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 3
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 3
Jumlah 6 ∑B= 18
(mudah)
30. Butir 8
No NIS NAMA B
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 6
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 10
4 13 1 4620 Nazila Maulida 7
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 5
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 7
Jumlah 6 ∑B= 35
(mudah)
31. Butir 9
117
No NIS NAMA B
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 1
2 13 1 4613 Lintang Timur 3
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 3
4 13 1 4620 Nazila Maulida 3
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 3
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 3
Jumlah 6 ∑B= 16
(mudah)
32. Butir 10
No NIS NAMA B
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 0
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 3
4 13 1 4620 Nazila Maulida 0
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 5
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 0
Jumlah 6 ∑B= 8
(mudah)
33. Butir 11
No NIS NAMA B
1 13 1 4603 Angga Maulana Santosa 0
2 13 1 4613 Lintang Timur 2
3 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan 5
4 13 1 4620 Nazila Maulida 1
5 13 1 4623 Ramli Ahmad 1
6 13 1 4625 Syatila Danis Farzana 0
Jumlah 6 ∑B= 9
(mudah)
Lampiran 10. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sarana Prasarana metode Observasi
118
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana
Menggunakan Metode Observasi Ruang Praktik Program Keahlian
Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB)
SMK Negeri 2 Salatiga
Kapasitas peserta didik 1
Lemari simpan alat dan bahan 1
Jumlah Kotak Kontak 1
Terdapat Tempat Sampah 1
13Jumlah
Lahan Ruang
Praktik
Prasarana Ruang
Praktik Konstruksi
Batu Beton
Sarana Ruang Praktik
Konstruksi Batu Beton
Prasarana
dan Sarana
Ruang
Praktik
Konstruksi
Batu Beton
Jumlah
ButirVariabel Sub. Variabel Aspek Indikator
Memenuhi standar minimum lebar
ruang praktik
Memenuhi standar minimal luas
ruang penyimpanan
Memenuhi ketentuan rasio
minimum luas lahan terhadap
siswa
1
1
1
1
Memenuhi ketentuan rasio
minimum luas lahan
Jumlah meja dan kursi kerja untuk
peserta didik
Jumlah dan spesifikasi meja dan
kursi guru
2
2
Perabot pada
Ruang Praktik
Terdapat Papan Tulis yang
Memenuhi Peraturan1Media Pendidikan
Perlengkapan pada
Ruang Praktik
119
Lampiran 11. Pedoman Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Observasi
PEDOMAN PENELITIAN KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA
MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI RUANG PRAKTIK KONSTRUKSI BATU BETON
PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON (TKBB)
SMK NEGERI 2 SALATIGA
No Komponen Penelitian Kriteria Penelitian Skor
Lahan ruang praktik konstruksi batu beton
1. Ruang praktik dapat menampung minimum
setengah rombongan belajar
Jumlah siswa < 8 siswa atau melebihi batas siswa. 4
Jumlah siswa antara 9 siswa sampai dengan 15 siswa. 3
Jumlah siswa antara 16 siswa sampai dengan 23 siswa. 2
Jumlah siswa antara 24 siswa sampai dengan 32 siswa. 1
2. Luas ruang praktik
Luas ruang praktik > 94,13 m2 4
Luas ruang praktik antara 64 m2 sampai dengan 94,12 m2 3
Luas ruang praktik antara 32,63 m2 sampai dengan 63,99 m2 2
Luas ruang praktik komputer < 32,62 m2 1
3. Lebar ruang praktik
Lebar ruang praktik > 11,77 m. 4
Lebar ruang praktik antara 8 m sampai dengan 11,76 m. 3
Lebar ruang praktik antara 4,1 m sampai dengan 7,99 m. 2
Lebar ruang praktik < 4,0 m. 1
4. Luas ruang penyimpanan dan perbaikan
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik >
70,60 m2 4
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik
antara 48 m2 sampai dengan 70,59 m2 3
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik
antara 24,47 m2 sampai dengan 47,99 m2 2
120
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik <
24,46 m2 1
5. Rasio luas ruang per peserta didik
Rasio luas ruang > 5,59 m per peserta didik. 4
Rasio luas ruang antara 4 m2 sampai dengan 5,58 m2 per peserta didik 3
Rasio luas antara 2,04 m2 sampai dengan 3,99 m2 per peserta didik 2
Rasio luas < 2,03 m2 per peserta didik 1
Perabot pada ruang praktik konstruksi batu beton
6.
Jumlah meja kerja per peserta didik di dalam
satu ruang praktik untuk minimum 16 peserta
didik
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik antara 24 meja kerja
sampai dengan 32 meja kerja yang berfungsi dengan baik 4
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik antara 16 meja kerja
sampai dengan 23 meja kerja yang berfungsi dengan baik 3
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik antara 9 meja kerja sampai
dengan 15 meja kerja yang berfungsi dengan baik 2
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik < 8 meja kerja 1
7.
Jumlah kursi kerja per peserta didik di dalam
satu ruang praktik untuk minimum 16 peserta
didik
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang praktik antara 24 kursi kerja
sampai dengan 32 kursi kerja yang berfungsi dengan baik 4
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang praktik antara 16 kursi kerja
sampai dengan 23 kursi kerja yang berfungsi dengan baik 3
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang kerja antara 9 kursi kerja sampai
dengan 15 kursi kerja yang berfungsi dengan baik 2
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang praktik < 8 kursi kerja 1
8. Meja guru dengan spesifikasi kuat, stabil, Terdapat meja guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi 4
121
aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran meja
memadai untuk bekerja dengan nyaman
dan dapat berfungsi dengan baik
Terdapat meja guru di dalam satu ruang praktik tidak sesuai spesifikasi
tetapi dapat digunakan dengan baik. 3
Terdapat meja guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi
tetapi tidak berfungsi dengan baik 2
Tidak ada. 1
9.
Kursi guru dengan spesifikasi kuat, stabil,
aman, dan mudah dipindahkan, ukuran kursi
memadai untuk duduk dengan nyaman
Terdapat kursi guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi
dan dapat berfungsi dengan baik 4
Terdapat kursi guru di dalam satu ruang praktik tidak sesuai spesifikasi
tetapi dapat digunakan dengan baik 3
Terdapat kursi guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi
tetapi tidak dapat berfungsi dengan baik 2
Tidak ada. 1
10.
Lemari simpan alat dan bahan per peserta
didik di dalam satu ruang praktik untuk
minimum 16 peserta didik
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik antara
24 lemari simpan alat dan bahan dengan 32 lemari simpan alat dan bahan
yang berfungsi dengan baik 4
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik antara
16 lemari simpan alat dan bahan sampai dengan 23 lemari simpan alat dan
bahan yang berfungsi dengan baik 3
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik antara 9
lemari simpan alat dan bahan sampai dengan 15 lemari simpan alat dan
bahan yang berfungsi dengan baik 2
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik < 8
lemari simpan alat dan bahan 1
Media pendidikan pada ruang praktik konstruksi batu beton
11. Papan tulis dengan spesifikasi kuat, stabil,
dan aman. Ditempatkan dalam posisi yang
Terdapat papan tulis di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi
dan dapat berfungsi dengan baik 4
122
memungkinkan seluruh peserta didik melihat
tulisan pada papan tulis dengan jelas Terdapat papan tulis di dalam satu ruang ruang praktik tidak sesuai
spesifikasi tetapi dapat digunakan dengan baik 3
Terdapat papan tulis di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi
tetapi tidak dapat berfungsi dengan baik 2
Tidak ada. 1
Perangkat pada ruang praktik konstruksi batu beton
12. Kotak kontak (Stop Kontak)
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik > 9 kotak kontak yang
berfungsi dengan baik 4
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik antara 8 kotak kontak
sampai dengan 11 kotak kontak yang berfungsi dengan baik 3
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik antara 4 kotak kontak
sampai dengan 7 kontak yang berfungsi dengan baik 2
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik < 3 kotak kontak 1
13.
Tempat sampah dengan spesifikasi dapat
menampung sampah dengan baik dan terdapat
tutup
Jumlah 1 buah di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi dan
selalu dibersihkan sesuai jadwal atau saat penuh 4
Jumlah 1 buah di dalam satu ruang praktik tidak sesuai dengan spesifikasi
tetapi selalu dibersihkan sesuai jadwal atau penuh 3
Jumlah 1 buah di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi tetapi
tidak selalu dibersihkan sesuai jadwal atau saat penuh 2
Tidak ada 1
123
Lampiran 11. Pedoman Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Observasi
PEDOMAN PENELITIAN KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA
MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI RUANG PRAKTIK KONSTRUKSI BATU BETON
PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON (TKBB)
SMK NEGERI 2 SALATIGA
No Komponen Penelitian Kriteria Penelitian Skor
Lahan ruang praktik konstruksi batu beton
1. Ruang praktik dapat menampung minimum
setengah rombongan belajar
Jumlah siswa < 8 siswa atau melebihi batas siswa. 4
Jumlah siswa antara 9 siswa sampai dengan 15 siswa. 3
Jumlah siswa antara 16 siswa sampai dengan 23 siswa. 2
Jumlah siswa antara 24 siswa sampai dengan 32 siswa. 1
2. Luas ruang praktik
Luas ruang praktik > 94,13 m2 4
Luas ruang praktik antara 64 m2 sampai dengan 94,12 m2 3
Luas ruang praktik antara 32,63 m2 sampai dengan 63,99 m2 2
Luas ruang praktik komputer < 32,62 m2 1
3. Lebar ruang praktik
Lebar ruang praktik > 11,77 m. 4
Lebar ruang praktik antara 8 m sampai dengan 11,76 m. 3
Lebar ruang praktik antara 4,1 m sampai dengan 7,99 m. 2
Lebar ruang praktik < 4,0 m. 1
4. Luas ruang penyimpanan dan perbaikan
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik >
70,60 m2 4
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik
antara 48 m2 sampai dengan 70,59 m2 3
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik
antara 24,47 m2 sampai dengan 47,99 m2 2
124
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik <
24,46 m2 1
5. Rasio luas ruang per peserta didik
Rasio luas ruang > 5,59 m per peserta didik. 4
Rasio luas ruang antara 4 m2 sampai dengan 5,58 m2 per peserta didik 3
Rasio luas antara 2,04 m2 sampai dengan 3,99 m2 per peserta didik 2
Rasio luas < 2,03 m2 per peserta didik 1
Perabot pada ruang praktik konstruksi batu beton
6.
Jumlah meja kerja per peserta didik di dalam
satu ruang praktik untuk minimum 16 peserta
didik
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik antara 24 meja kerja
sampai dengan 32 meja kerja yang berfungsi dengan baik 4
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik antara 16 meja kerja
sampai dengan 23 meja kerja yang berfungsi dengan baik 3
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik antara 9 meja kerja sampai
dengan 15 meja kerja yang berfungsi dengan baik 2
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik < 8 meja kerja 1
7.
Jumlah kursi kerja per peserta didik di dalam
satu ruang praktik untuk minimum 16 peserta
didik
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang praktik antara 24 kursi kerja
sampai dengan 32 kursi kerja yang berfungsi dengan baik 4
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang praktik antara 16 kursi kerja
sampai dengan 23 kursi kerja yang berfungsi dengan baik 3
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang kerja antara 9 kursi kerja sampai
dengan 15 kursi kerja yang berfungsi dengan baik 2
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang praktik < 8 kursi kerja 1
8. Meja guru dengan spesifikasi kuat, stabil, Terdapat meja guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi 4
125
aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran meja
memadai untuk bekerja dengan nyaman
dan dapat berfungsi dengan baik
Terdapat meja guru di dalam satu ruang praktik tidak sesuai spesifikasi
tetapi dapat digunakan dengan baik. 3
Terdapat meja guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi
tetapi tidak berfungsi dengan baik 2
Tidak ada. 1
9.
Kursi guru dengan spesifikasi kuat, stabil,
aman, dan mudah dipindahkan, ukuran kursi
memadai untuk duduk dengan nyaman
Terdapat kursi guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi
dan dapat berfungsi dengan baik 4
Terdapat kursi guru di dalam satu ruang praktik tidak sesuai spesifikasi
tetapi dapat digunakan dengan baik 3
Terdapat kursi guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi
tetapi tidak dapat berfungsi dengan baik 2
Tidak ada. 1
10.
Lemari simpan alat dan bahan per peserta
didik di dalam satu ruang praktik untuk
minimum 16 peserta didik
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik antara
24 lemari simpan alat dan bahan dengan 32 lemari simpan alat dan bahan
yang berfungsi dengan baik 4
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik antara
16 lemari simpan alat dan bahan sampai dengan 23 lemari simpan alat dan
bahan yang berfungsi dengan baik 3
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik antara 9
lemari simpan alat dan bahan sampai dengan 15 lemari simpan alat dan
bahan yang berfungsi dengan baik 2
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik < 8
lemari simpan alat dan bahan 1
Media pendidikan pada ruang praktik konstruksi batu beton
11. Papan tulis dengan spesifikasi kuat, stabil,
dan aman. Ditempatkan dalam posisi yang
Terdapat papan tulis di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi
dan dapat berfungsi dengan baik 4
126
memungkinkan seluruh peserta didik melihat
tulisan pada papan tulis dengan jelas Terdapat papan tulis di dalam satu ruang ruang praktik tidak sesuai
spesifikasi tetapi dapat digunakan dengan baik 3
Terdapat papan tulis di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi
tetapi tidak dapat berfungsi dengan baik 2
Tidak ada. 1
Perangkat pada ruang praktik konstruksi batu beton
12. Kotak kontak (Stop Kontak)
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik > 9 kotak kontak yang
berfungsi dengan baik 4
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik antara 8 kotak kontak
sampai dengan 11 kotak kontak yang berfungsi dengan baik 3
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik antara 4 kotak kontak
sampai dengan 7 kontak yang berfungsi dengan baik 2
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik < 3 kotak kontak 1
13.
Tempat sampah dengan spesifikasi dapat
menampung sampah dengan baik dan terdapat
tutup
Jumlah 1 buah di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi dan
selalu dibersihkan sesuai jadwal atau saat penuh 4
Jumlah 1 buah di dalam satu ruang praktik tidak sesuai dengan spesifikasi
tetapi selalu dibersihkan sesuai jadwal atau penuh 3
Jumlah 1 buah di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi tetapi
tidak selalu dibersihkan sesuai jadwal atau saat penuh 2
Tidak ada 1
127
Lampiran 13. Kisi-kisi Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Wawancara
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana
Menggunakan Metode Wawancara Ruang Praktik Program Keahlian
Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB)
SMK Negeri 2 Salatiga
a. Luas Lahan 2
b. Kondisi Ruang 2
c.Kapasitas Ruang 2
d. Kelengkapan Ruang 2
e. Area Keja Batu dan Beton 2
a. Meja Kerja 2
b. Kursi Kerja 2
c. Lemari Simpan Alat dan Bahan 2
b. Modul Praktik 2
4. Media Pendidikan a. Papan Tulis beserta Alat Tulis 2
a. Kotak Kontak 2
b. Tempat Sampah 2
31
a. Pekerjaan Pemasangan Pekerjaan
Batu dan Beton3
5. Perlengkapan
Pendidikan
Jumlah
Sarana Ruang
Praktik Konstruksi
Batu Beton
2. Perabot Pendidikan
3. Peralatan Pendidikan
Prasarana dan
Sarana Ruang
Praktik
Konstruksi Batu
Beton
f. Ruang kerja pemasangan Batu dan
Beton
g. Ruang Penyimpanan dan Instruktur
2
2
1. Gedung
Prasarana Lahan
Ruang Praktik
Konstruksi Batu
Beton
Variabel Sub. Variabel Indikator Sub. IndikatorJumlah
Butir
128
Lampiran 14. Pedoman Wawancara Kelayakan Sarana dan Prasarana
Pedoman Wawancara
Kelayakan Sarana dan Prasarana Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton
SMK Negeri 2 Salatiga
Pernyataan berikut berkaitan dengan Sarana dan Prasarana yang terdapat
di Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton Program Keahlian Teknik Konstruksi
Batu Beton SMK Negeri 2 Salatiga Tahun 2014,
1. Berapakah luas keseluruhan bangunan yang digunakan sebagai ruang praktik?
2. Berapakah luas ruang penyimpanan/ perbaikan di ruang praktik?
3. Bagaimanakah kondisi ruangan di ruang praktik?
4. Bagaimanakah perawatan yang dilakukan pada ruang praktik? (misal:
pembersihan ruang, pengecatan ulang)
5. Seberapa sering proses tersebut dilakukan? (misal: pembersihan ruang,
pengecatan ulang)
6. Dengan kapasitas ruang yang ada, mampu menampung berapa peserta didik?
7. Adakah prasarana yang mendukung kelayakan? (misal: ventilasi, AC, horden,
dll). Bila “Ya” sebutkan apa saja fasilitas tersebut?
8. Bagaimana perwatan yang dilakukan untuk prasarana yang mendukung
kelayakan? (misal: ventilasi, AC, horden, dll)
9. Berapakah luas area kerja batu beton? Apakah sesuai dengan rasio per-
peserta didik?
10. Dengan luas area kerja batu beton, mampu menampung berapa peserta didik?
11. Berapakah luas ruang kerja pemasangan batu beton? Apakah sesuai dengan
rasio per- peserta didik?
12. Dengan luas ruang kerja pemasangan batu beton, mampu menampung berapa
peserta didik?
13. Berapakah luas ruang penyimpanan dan instruktur? Apakah sesuai dengan
rasio per- peserta didik?
129
14. Apa saja yang terdapat pada ruang penyimpanan dan instruktur?
15. Berapakah jumlah meja kerja di ruang praktik konstruksi batu beton?
Digunakan untuk berapa perserta didik?
16. Bagaimana spesifikasi meja kerja yang terdapat di ruang praktik konstruksi
batu beton?
17. Berapakah jumlah kursi kerja di ruang praktik konstruksi batu beton?
Digunakan untuk berapa perserta didik?
18. Bagaimana spesifikasi kursi kerja yang terdapat di ruang praktik konstruksi
batu beton?
19. Berapakah jumlah lemari simpan alat dan bahan di ruang praktik konstruksi
batu beton? Digunakan untuk berapa perserta didik?
20. Bagaimana spesifikasi lemari simpan alat dan bahan yang terdapat di ruang
praktik konstruksi batu beton?
21. Berapakah jumlah peralatan pekerjaan penanganan batu beton di ruang
praktik konstruksi batu beton? Digunakan untuk berapa perserta didik?
22. Peralatan apa saja yang digunakan pada pekerjaan penanganan batu beton?
23. Bagaimana spesifikasi peralatan pekerjaan penanganan batu beton yang
terdapat di ruang praktik konstruksi batu beton?
24. Apakah tersedia modul praktik dalam mata pelajaran konstruksi batu di SMK
Negeri 2 Salatiga? Bila”Ya” berapakah jumlah yang tersedia dan
bagaimanakah kondisi modul tersebut saat ini?
25. Apakah modul praktik selalu diperbaiki/ ter-update dalam konteks isi/ materi
ajar? Bila “Ya” seberapa seringkah materi tersebut ter-update?
26. Apakah di ruang praktik terdapat papan tulis/ white board beserta alat
tulisnya?
27. Berapakah jumlah papan tulis/ white board dan bagaimana kondisinya saat
ini?
28. Apakah di ruang praktik terdapat kotak kontak?
29. Berapakah jumlah kotak kontak dan bagaimana kondisinya saat ini?
30. Apakah di ruang praktik terdapat tempat sampah?
31. Berapakah jumlah tempat sampah dan bagaimana kondisinya saat ini?
130
Lampiran 14. Pedoman Wawancara Kelayakan Sarana dan Prasarana
Pedoman Wawancara
Kelayakan Sarana dan Prasarana Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton
SMK Negeri 2 Salatiga
Pernyataan berikut berkaitan dengan Sarana dan Prasarana yang terdapat
di Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton Program Keahlian Teknik Konstruksi
Batu Beton SMK Negeri 2 Salatiga Tahun 2014,
32. Berapakah luas keseluruhan bangunan yang digunakan sebagai ruang praktik?
33. Berapakah luas ruang penyimpanan/ perbaikan di ruang praktik?
34. Bagaimanakah kondisi ruangan di ruang praktik?
35. Bagaimanakah perawatan yang dilakukan pada ruang praktik? (misal:
pembersihan ruang, pengecatan ulang)
36. Seberapa sering proses tersebut dilakukan? (misal: pembersihan ruang,
pengecatan ulang)
37. Dengan kapasitas ruang yang ada, mampu menampung berapa peserta didik?
38. Adakah prasarana yang mendukung kelayakan? (misal: ventilasi, AC, horden,
dll). Bila “Ya” sebutkan apa saja fasilitas tersebut?
39. Bagaimana perwatan yang dilakukan untuk prasarana yang mendukung
kelayakan? (misal: ventilasi, AC, horden, dll)
40. Berapakah luas area kerja batu beton? Apakah sesuai dengan rasio per-
peserta didik?
41. Dengan luas area kerja batu beton, mampu menampung berapa peserta didik?
42. Berapakah luas ruang kerja pemasangan batu beton? Apakah sesuai dengan
rasio per- peserta didik?
43. Dengan luas ruang kerja pemasangan batu beton, mampu menampung berapa
peserta didik?
44. Berapakah luas ruang penyimpanan dan instruktur? Apakah sesuai dengan
rasio per- peserta didik?
131
45. Apa saja yang terdapat pada ruang penyimpanan dan instruktur?
46. Berapakah jumlah meja kerja di ruang praktik konstruksi batu beton?
Digunakan untuk berapa perserta didik?
47. Bagaimana spesifikasi meja kerja yang terdapat di ruang praktik konstruksi
batu beton?
48. Berapakah jumlah kursi kerja di ruang praktik konstruksi batu beton?
Digunakan untuk berapa perserta didik?
49. Bagaimana spesifikasi kursi kerja yang terdapat di ruang praktik konstruksi
batu beton?
50. Berapakah jumlah lemari simpan alat dan bahan di ruang praktik konstruksi
batu beton? Digunakan untuk berapa perserta didik?
51. Bagaimana spesifikasi lemari simpan alat dan bahan yang terdapat di ruang
praktik konstruksi batu beton?
52. Berapakah jumlah peralatan pekerjaan penanganan batu beton di ruang
praktik konstruksi batu beton? Digunakan untuk berapa perserta didik?
53. Peralatan apa saja yang digunakan pada pekerjaan penanganan batu beton?
54. Bagaimana spesifikasi peralatan pekerjaan penanganan batu beton yang
terdapat di ruang praktik konstruksi batu beton?
55. Apakah tersedia modul praktik dalam mata pelajaran konstruksi batu di SMK
Negeri 2 Salatiga? Bila”Ya” berapakah jumlah yang tersedia dan
bagaimanakah kondisi modul tersebut saat ini?
56. Apakah modul praktik selalu diperbaiki/ ter-update dalam konteks isi/ materi
ajar? Bila “Ya” seberapa seringkah materi tersebut ter-update?
57. Apakah di ruang praktik terdapat papan tulis/ white board beserta alat
tulisnya?
58. Berapakah jumlah papan tulis/ white board dan bagaimana kondisinya saat
ini?
59. Apakah di ruang praktik terdapat kotak kontak?
60. Berapakah jumlah kotak kontak dan bagaimana kondisinya saat ini?
61. Apakah di ruang praktik terdapat tempat sampah?
62. Berapakah jumlah tempat sampah dan bagaimana kondisinya saat ini?
132
Lampiran 16. Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus I
KISI – KISI INSTRUMEN SOAL SIKLUS I
IDENTIFIKASI DAN PENGGUNAAN PERALATAN TANGAN DAN MEKANIK/ LISTRIK
10 1
Identifikasi dan
menggunakan
peralatan tangan
mekanik/ listrik
Peralatan pekerjaan
konstruksi
60%
~ Perawatan peralatan tangan mekanik/ listrikMenggunakan peralatan
tangan mekanik/ listrik
pekerjaan konstruksi
bangunan gedung atau
bangunan air~ Teknik menggunakan peralatan
5, 10
3,9
4 40%
4, 7
1, 6
Identifikasi peralatan
tangan mekanik/ listrik
pekerjaan konstruksi
bangunan gedung atau
bangunan air
6
~ Spesifikasi peralatan tangan mekanik/
listrik
1, 2, 6, 8
Jumlah
~ Fungsi peralatan tangan mekanik/ listrik
Jumlah %
~ Jenis - Jenis peralatan tangan mekanik/
listrik
Standar
KompetensiKompetensi Dasar Indikator Sub. Indikator Nomor Soal
133
Lampiran 17. Soal Tes Siklus I
SOAL TES SIKLUS I
SMK NEGERI 2 SALATIGA
Mata Pelajaran : Konstruksi Batu Nama :.............................
Kelas/ Semester : XI TKBB/ Ganjil No :.............................
Waktu : 45 menit Tanda Tangan :.............................
Petunjuk Umum
3. Berdoalah sebelum mengerjakan.
4. Baca dengan cermat perintah soal dan kerjakan soal yang mudah terlebih
dahulu.
12. Sebutkan minimal 3 peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi
bangunan gedung yang telah dipresentasikan dan sebutkan spesifikasinya!
(skor 12)
Gambar. 1
13. Apakah nama benda pada gambar 1? Termasuk peralatan tangan mekanik/
listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air? (skor 4)
14. Bagaimana cara mengunakan benda gambar 1 pada saat praktek? (skor 15)
15. Apakah fungsi benda pada gambar 1? (skor 5)
134
16. Bagaimana cara perawatan benda pada gambar 1? (skor 15)
17. Sebutkan minimal 3 peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi
bangunan air yang telah dipresentasikan dan sebutkan spesifikasinya! (skor
10)
Gambar. 2
18. Apakah fungsi benda pada gambar 2? (skor 5)
19. Apakah nama benda pada gambar 2? Termasuk peralatan tangan mekanik/
listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air? (skor 4)
20. Bagaimana cara menggunakan benda gambar 2 pada saat praktek? (skor 15)
21. Bagaimana cara perawatan benda pada gambar 2? (skor 15)
135
Lampiran 18. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I
KUNCI JAWABAN SOAL TES SIKLUS I
12.
- Ayakan : dibuat dari kawat kasa dengan tangkai diberi kayu, besar lubang
ayakan 4,8mm
- Kotak takaran : dibuat dari kayu
- Kotak spesi : dibuat dari kayu dengan ukuran tinggi 22cm x lebar 100cm x
panjang 160cm, dibuat dari pelat baja tebal 3mm x 60cm x 100cm
- Sekop : dibuat dari logam dengan tangkai kayu
- Cangkul : dibuat dari logam dengan tangkai kayu
- Ember : dibuat dari seng/ jaret/ plastik
13. Mesin molen, peralatan konstruksi bangunan gedung/ air
14. Cara menggunakan :
- Periksa kondisi mesin molen, apabila kondisi sudah ok, nyalakan mesin
molen
- Masukan air terlebih dahulu, periksa apakah masih ada bekas semen
- Masukan batu split, semen, dan pasir
15. Untuk mengaduk campuran beton dalam ukuran banyak
16. Cara perawatan :
- Bersihkan dengan menyemprot air ke dalam tabung molen agar sisa sisa
adukan beton keluar
- Tempatkan di ruangan yang terbuka/ tertutup (ruang praktik)
17.
- Beron vibrator : ada mesin sebagai penghasil getaran, selang penghantar,
kepala vibrator terbuat dari silinder baja seukuran gagang tongkat bisbol
(alat yang direndam dalam beton)
- Stamper kuda : mesin pengubah rotasi gigi untuk mendapatkan gerakan
vertikal timbal balik, bingkai pelindung dan pegangan pengarah terbuat dari
besi, kaki hentak dari pegas, plat tumbuk dari baja
136
- Gerinda : ada saklar utama untuk tombol on/ of, penutup roda gerinda
untuk melindungi dari serpihan roda gerinda pada saat pemotongan,
penjepit benda/ ragum, kabel untuk menghubungkan listrik
- Bor tangan : ada kabel power dan kabel penghubung sekring saklar on/ off,
handle untuk menekan mata bor ke benda kerja, spindle tempat untuk
meletakan mata bor, mata bor spiral
- Mesin aduk beton/ molen : tabung aduk berbentuk silinder bagian bawah
tertutup dan bagian atas terbuka berbentuk kerucut terpancung terdapat
juga daun besi untuk mencampur bahan, motor penggerak tabung, roda
untuk memindahkan molen, kerangka yang menopang mesin terbuat dari
besi, roda pembalik tabung untuk mengubah kedudukan tabung, batang
tarik untuk menarik molen agar dapat dipindahkan
18. Untuk memotong keramik sesuai kebutuhan
19. Gerinda pemotong keramik, peralatan konstruksi bangunan gedung
20. Cara menggunakan :
- Berikan tanda pada bidang yang mau di potong di keramik, anda bisa
menggunakan pensil untuk menggaris . Gunakan alat bantu penggaris besi
supaya garis yang dibuat benar benar dalam garis lurus. Jika dilakukan
pemotongan yang sama untuk keramik dalam jumlah yang banyak anda
bisa membuatkan mal ukur untuk mempercepat penggarisan.
- Periksa alat pemotong keramik yang digunakan, pastikan mata penggaris
keramik masih tajam. Pastikan pegangan semua alat penjepit dan
penahan pada peralatan berfungsi dengan sempurna.
- Tempatkan perlatan dibidang yang datar dan kuat. Atur penempatan dan
posisinya supaya pekerjaan dapat nyaman. Setelah anda dapatkan anda
dapat memulai untuk pemotongan
- Tempatkan keramik di alat pemotong keramik, kemudian luruskan dengan
pegangan mata pisau pemotong (untuk memastikan mata pisau pemotong
dengan garis dalam keramik biasannya ada tanda di peralatan,
biasanya sudut tegak keramik). Jika anda akan memotong dalam jumlah
137
yang banyak dengan ukuran yang sama, anda dapat menguncinya supaya
memeprcepat pemotongan
- Kemudian atur posisi alat panahan batas keramik, dan harus dipastikan
sudah dalam keadaan baik dan kuat
- Tempatkan mata pisau pemotong keramik di tempat paling jauh
dari pinggir keramik dan kemudian tarik sepanjang yang akan dipotong
dengan menekan di permuakaan keramik
- Jika sudah ditarik penuh, gunakan kaki penekan yang ada di alat
pemotong. Tekan keramik ke bawah sampai keramik terpotong sepanjang
garis yang dibuatkan.
21. Cara perawatan :
- Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai batu gerinda berhenti total.
- Letakkan pada posisi batu gerinda berada diatas agar tidak mengenai benda
lain apabila tidak sengaja menyala
- Cabut mesin kabel dari stop kontak bila sudah tidak dipakai/ saat
mengganti batu gerinda
- Tempatkan di ruang praktik
138
Lampiran 19. Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus II
KISI – KISI INSTRUMEN SOAL SIKLUS II
IDENTIFIKASI DAN PENGGUNAAN PERALATAN TANGAN DAN MEKANIK/ LISTRIK
Identifikasi dan
menggunakan
peralatan tangan
mekanik/ listrik
Peralatan pekerjaan
konstruksiMenggunakan peralatan
tangan mekanik/ listrik
pekerjaan konstruksi
bangunan gedung atau
bangunan air~ Teknik menggunakan peralatan
3, 7
Identifikasi peralatan
tangan mekanik/ listrik
pekerjaan konstruksi
bangunan gedung atau
bangunan air
~ Perawatan peralatan tangan mekanik/
listrik
4, 9
6 60%
4 40%
Jumlah 10 100%
2, 5, 6, 10
~ Fungsi peralatan tangan mekanik/ listrik 1, 8
Jumlah %
~ Jenis - Jenis peralatan tangan mekanik/
listrik
Standar
KompetensiKompetensi Dasar Indikator Sub. Indikator Nomor Soal
~ Spesifikasi peralatan tangan mekanik/
listrik
5, 10
139
Lampiran 20. Soal Tes Siklus II
SOAL TES SIKLUS II
SMK NEGERI 2 SALATIGA
Mata Pelajaran : Konstruksi Batu Nama :.............................
Kelas/ Semester : XI TKBB/ Ganjil No :.............................
Waktu : 45 menit Tanda Tangan :............................
Petunjuk Umum
5. Berdoalah sebelum mengerjakan.
6. Baca dengan cermat perintah soal dan kerjakan soal yang mudah terlebih
dahulu.
Gambar. 1
22. Apakah fungsi benda pada gambar 1? (skor 5)
23. Apakah nama benda pada gambar 1? Termasuk peralatan tangan mekanik/
listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air? (skor 4)
24. Bagaimana cara menggunakan benda gambar 1 pada saat praktek? (skor 15)
25. Bagaimana cara perawatan benda pada gambar 1? (skor 15)
140
26. Sebutkan minimal 3 peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi
bangunan gedung yang telah dipresentasikan dan sebutkan spesifikasinya!
(skor 12)
Gambar. 2
27. Apakah nama benda pada gambar 2? Termasuk peralatan tangan mekanik/
listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air? (skor 4)
28. Bagaimana cara mengunakan benda gambar 2 pada saat praktek? (skor 15)
29. Apakah fungsi benda pada gambar 2? (skor 5)
30. Bagaimana cara perawatan benda pada gambar 2? (skor 15)
31. Sebutkan minimal 3 peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi
bangunan air yang telah dipresentasikan dan sebutkan spesifikasinya! (skor
10)
141
Lampiran 21. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II
KUNCI JAWABAN SOAL TES SIKLUS II
22. Untuk memotong keramik sesuai kebutuhan
23. Gerinda pemotong keramik, peralatan konstruksi bangunan gedung
24. Cara menggunakan :
- Berikan tanda pada bidang yang mau di potong di keramik, anda bisa
menggunakan pensil untuk menggaris . Gunakan alat bantu penggaris besi
supaya garis yang dibuat benar benar dalam garis lurus. Jika dilakukan
pemotongan yang sama untuk keramik dalam jumlah yang banyak anda
bisa membuatkan mal ukur untuk mempercepat penggarisan.
- Periksa alat pemotong keramik yang digunakan, pastikan mata penggaris
keramik masih tajam. Pastikan pegangan semua alat penjepit dan
penahan pada peralatan berfungsi dengan sempurna.
- Tempatkan perlatan dibidang yang datar dan kuat. Atur penempatan dan
posisinya supaya pekerjaan dapat nyaman. Setelah anda dapatkan anda
dapat memulai untuk pemotongan
- Tempatkan keramik di alat pemotong keramik, kemudian luruskan dengan
pegangan mata pisau pemotong (untuk memastikan mata pisau pemotong
dengan garis dalam keramik biasannya ada tanda di peralatan,
biasanya sudut tegak keramik). Jika anda akan memotong dalam jumlah
yang banyak dengan ukuran yang sama, anda dapat menguncinya supaya
memeprcepat pemotongan
- Kemudian atur posisi alat panahan batas keramik, dan harus dipastikan
sudah dalam keadaan baik dan kuat
- Tempatkan mata pisau pemotong keramik di tempat paling jauh
dari pinggir keramik dan kemudian tarik sepanjang yang akan dipotong
dengan menekan di permuakaan keramik
142
- Jika sudah ditarik penuh, gunakan kaki penekan yang ada di alat
pemotong. Tekan keramik ke bawah sampai keramik terpotong sepanjang
garis yang dibuatkan.
25. Cara perawatan :
- Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai batu gerinda berhenti total.
- Letakkan pada posisi batu gerinda berada diatas agar tidak mengenai benda
lain apabila tidak sengaja menyala
- Cabut mesin kabel dari stop kontak bila sudah tidak dipakai/ saat
mengganti batu gerinda
- Tempatkan di ruang praktik
26.
- Ayakan : dibuat dari kawat kasa dengan tangkai diberi kayu, besar lubang
ayakan 4,8mm
- Kotak takaran : dibuat dari kayu
- Kotak spesi : dibuat dari kayu dengan ukuran tinggi 22cm x lebar 100cm x
panjang 160cm, dibuat dari pelat baja tebal 3mm x 60cm x 100cm
- Sekop : dibuat dari logam dengan tangkai kayu
- Cangkul : dibuat dari logam dengan tangkai kayu
- Ember : dibuat dari seng/ jaret/ plastik
27. Mesin molen, peralatan konstruksi bangunan gedung/ air
28. Cara menggunakan :
- Periksa kondisi mesin molen, apabila kondisi sudah ok, nyalakan mesin
molen
- Masukan air terlebih dahulu, periksa apakah masih ada bekas semen
- Masukan batu split, semen, dan pasir
29. Untuk mengaduk campuran beton dalam ukuran banyak
30. Cara perawatan :
- Bersihkan dengan menyemprot air ke dalam tabung molen agar sisa sisa
adukan beton keluar
- Tempatkan di ruangan yang terbuka/ tertutup (ruang praktik)
31.
143
Beron vibrator : ada mesin sebagai penghasil getaran, selang penghantar,
kepala vibrator terbuat dari silinder baja seukuran gagang tongkat bisbol
(alat yang direndam dalam beton)
- Stamper kuda : mesin pengubah rotasi gigi untuk mendapatkan gerakan
vertikal timbal balik, bingkai pelindung dan pegangan pengarah terbuat dari
besi, kaki hentak dari pegas, plat tumbuk dari baja
- Gerinda : ada saklar utama untuk tombol on/ of, penutup roda gerinda
untuk melindungi dari serpihan roda gerinda pada saat pemotongan,
penjepit benda/ ragum, kabel untuk menghubungkan listrik
- Bor tangan : ada kabel power dan kabel penghubung sekring saklar on/ off,
handle untuk menekan mata bor ke benda kerja, spindle tempat untuk
meletakan mata bor, mata bor spiral
- Mesin aduk beton/ molen : tabung aduk berbentuk silinder bagian bawah
tertutup dan bagian atas terbuka berbentuk kerucut terpancung terdapat
juga daun besi untuk mencampur bahan, motor penggerak tabung, roda
untuk memindahkan molen, kerangka yang menopang mesin terbuat dari
besi, roda pembalik tabung untuk mengubah kedudukan tabung, batang
tarik untuk menarik molen agar dapat dipindahkan
144
Lampiran 22. Lembar Observasi Penelitian Siklus I dan siklus II
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION
A. Petunjuk Pengisian :
Amatilah aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Isilah lembar pengamatan
dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang mungkin
dapat melihat semua aktivitas siswa.
2. Setiap 150detik, pengamat melakukan pengamatan aktivitas siswa yang
dominan, dan 30 detik berikutnya pengamat menulis hasil pengamatan.
3. Untuk keterangan skor adalah :
4 : Sangat Baik (SB)
3 : Baik (B)
2 : Cukup (C)
1 : Kurang (K)
B. Tabel Pengamatan
Proses Direct Instructiona. Memperhatikan guru
b. Belajar mandiri
c. Mengerjakan tes
Keaktifan siswa a. Siswa aktif mencatat materi
b. Siswa aktif bertanya
c. Siswa aktif mengajukan ide
Perhatian siswa a. Diam dan tenang
b. Terfokus pada materi
c. Antusias
Kedisiplinan a. Kehadiran/ presensi
b. Datang tepat waktu
c. Pulang tepat waktu
Penugasan a. Mengerjakan semua tugas
b. Ketetepatan mengumpulkan tugas
c. Mengerjakan sesuai perintah
Tolak ukur keberhasilan pembelajarana. Pemahaman dalam materi
b. Bertanya kepada guru
c. Berdiskusi
SkorHal yang diamati
Siswa
1
2
3
4
5
6
No
C. Saran/ Catatan
Tuliskan komentar/ saran/ catatan:
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................................................
Salatiga, Januari 2015
Pengamat/ Peneliti
145
Lampiran 23. Daftar Nilai Siklus I
No NIS NAMA Tes Siklus I Ketuntasan
1 13 1 4598 Aden Wahrul Mubaroh 84 Tuntas
2 13 1 4599 Adi Riyanto 69 Tidak Tuntas
3 13 1 4600 Agus Agung Prihantoro 70 Tidak Tuntas
4 13 1 4601 Ahmad Faham 83 Tuntas
5 13 1 4602 Andi Ahmad Saputra 72 Tidak Tuntas
6 13 1 4603 Angga Maulana Santosa
7 13 1 4604 Ari Kristiawan 80 Tuntas
8 13 1 4605 Aries Eko Robiyanto
9 13 1 4606 Ariya Ferdian Nalendra 68 Tidak Tuntas
10 13 1 4607 Arung Samodra 64 Tidak Tuntas
11 13 1 4608 Busaeri 85 Tuntas
12 13 1 4609 Dwi Sulistyo X X
13 13 1 4610 Fahrizal Joko Kurnianto 72 Tidak Tuntas
14 13 1 4611 Hayi Prastyo Utomo 76 Tuntas
15 13 1 4612 Jami Sri Rejeki X X
16 13 1 4613 Lintang Timur 75 Tuntas
17 13 1 4614 Lukman Arif Budiyanto 71 Tidak Tuntas
18 13 1 4615 Muhammad Kamud Wibisono 81 Tuntas
19 13 1 4617 Muhamad Urip Subron J 80 Tuntas
20 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
21 13 1 4620 Nazila Maulida
22 13 1 4621 Nur Hidayah - -
23 13 1 4622 Pradipta Bambang M 85 Tuntas
24 13 1 4623 Ramli Ahmad
25 13 1 4624 Susiwi Tyas Saputri 73 Tidak Tuntas
26 13 1 4625 Syatila Danis Farzana
27 13 1 4626 Wahyu Tri Prabowo 73 Tidak Tuntas
DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS I
146
Lampiran 24. Daftar Nilai Siklus II
No NIS NAMA Tes Siklus I Ketuntasan
1 13 1 4598 Aden Wahrul Mubaroh 91 Tuntas
2 13 1 4599 Adi Riyanto 82 Tuntas
3 13 1 4600 Agus Agung Prihantoro 89 Tuntas
4 13 1 4601 Ahmad Faham 97 Tuntas
5 13 1 4602 Andi Ahmad Saputra 86 Tuntas
6 13 1 4603 Angga Maulana Santosa
7 13 1 4604 Ari Kristiawan 80 Tuntas
8 13 1 4605 Aries Eko Robiyanto
9 13 1 4606 Ariya Ferdian Nalendra 85 Tuntas
10 13 1 4607 Arung Samodra 74 Tidak Tuntas
11 13 1 4608 Busaeri 98 Tuntas
12 13 1 4609 Dwi Sulistyo X X
13 13 1 4610 Fahrizal Joko Kurnianto 84 Tuntas
14 13 1 4611 Hayi Prastyo Utomo 89 Tuntas
15 13 1 4612 Jami Sri Rejeki X X
16 13 1 4613 Lintang Timur 95 Tuntas
17 13 1 4614 Lukman Arif Budiyanto 91 Tuntas
18 13 1 4615 Muhammad Kamud Wibisono 84 Tuntas
19 13 1 4617 Muhamad Urip Subron J 86 Tuntas
20 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
21 13 1 4620 Nazila Maulida
22 13 1 4621 Nur Hidayah 82 Tuntas
23 13 1 4622 Pradipta Bambang M 97 Tuntas
24 13 1 4623 Ramli Ahmad
25 13 1 4624 Susiwi Tyas Saputri 92 Tuntas
26 13 1 4625 Syatila Danis Farzana
27 13 1 4626 Wahyu Tri Prabowo - -
DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS II
145
Lampiran 25. Lembar Hasil Observasi Siklus I
a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c
1 13 1 4598 Aden Wahrul B B C C C C C C B B B B B C B K K B 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
2 13 1 4599 Adi Riyanto C K C B C K C C C B B B B C B K C K 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
3 13 1 4600 Agus Agung C B B B K K C K C B B B B B B K K K 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
4 13 1 4601 Ahmad Faham C SB B B K C K K C B B B B B B K SB SB 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 13 1 4602 Andi Ahmad C B B C C K K K C B B B B C B K K B 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1
6 13 1 4603 Angga Maulana
7 13 1 4604 Ari Kristiawan C C B B K C K C K B B B B C B K K K 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
8 13 1 4605 Aries Eko
9 13 1 4606 Ariya Ferdian C K B B K C K C K B B B C C B K C B 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1
10 13 1 4607 Arung Samodra C K B C C C K C C B B B B B B B K K 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
11 13 1 4608 Busaeri B SB B B SB C B C SB B B B B SB B K K SB 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
12 13 1 4609 Dwi Sulistyo
13 13 1 4610 Fahrizal Joko B B B B K C B B B B B B B SB B K K SB 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
14 13 1 4611 Hayi Prastyo C C B B C K K K C B B B B C B C K B 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1
15 13 1 4612 Jami Sri
16 13 1 4613 Lintang Timur C K B B K C C C K B B B C C B C K C 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0
17 13 1 4614 Lukman Arif B B B B SB B SB K B B B B B SB B B K K 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
18 13 1 4615 Muhammad Kamud C K B C C C B C B B B B B B B C K B 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
19 13 1 4617 Muhamad UriP C C B B K K K C B B B B B C B B K K 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
20 13 1 4619 Mulya Abadi
21 13 1 4620 Nazila Maulida
22 13 1 4621 Nur Hidayah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
23 13 1 4622 Pradipta Bambang B C B B C K K K C B B B B B B B K C 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
24 13 1 4623 Ramli Ahmad
25 13 1 4624 Susiwi Tyas C K B B K K B C C B B B B B B B K C 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
26 13 1 4625 Syatila Danis
27 13 1 4626 Wahyu Tri B B B B SB C K C SB B B B B B B B SB B 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 8 16 14 3 1 5 1 7 18 18 18 16 10 18 6 2 9
33,3 44,4 88,889 77,778 16,7 5,56 27,8 5,56 38,9 100 100 100 88,889 55,56 100 33,3 11,1 50
LEMBAR HASIL OBSERVASI SIKLUS I
No NIS NAMA 1 6
Skor Huruf Skor Ketuntasan
Jumlah
%
1 2 3 4 52 3 4 5 6
100 81,48148148 31,48148148Rata-rata 55,55555556 33,33333333 24,07407407
146
Lampiran 26. Lembar Hasil Observasi Siklus II
a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c
1 13 1 4598 Aden Wahrul Mubaroh B B B B B B B B C B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 13 1 4599 Adi Riyanto B B B B B B B C B B B B B B B B C B 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
3 13 1 4600 Agus Agung Prihantoro B B B B K B C B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 13 1 4601 Ahmad Faham B SB B B B SB B B B B B B B B B B SB SB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 13 1 4602 Andi Ahmad Saputra C B B B B B B B B B B B B B B B B B 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 13 1 4603 Angga Maulana Santosa
7 13 1 4604 Ari Kristiawan C C B B B C B B B B B B B B B B B B 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 13 1 4605 Aries Eko Robiyanto
9 13 1 4606 Ariya Ferdian Nalendra B B B B K C B B B B B B B B B B C B 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
10 13 1 4607 Arung Samodra C B B B B C B B C B B B B B B B B B 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 13 1 4608 Busaeri B SB B B SB C B B SB B B B B B B B B SB 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 13 1 4609 Dwi Sulistyo
13 13 1 4610 Fahrizal Joko Kurnianto B SB B B K C B B B B B B B B B B B SB 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 13 1 4611 Hayi Prastyo Utomo B B B B B B B B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 13 1 4612 Jami Sri Rejeki
16 13 1 4613 Lintang Timur B B B B K C C C B B B B B B B C B C 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
17 13 1 4614 Lukman Arif Budiyanto B B B B SB B SB B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 13 1 4615 Muhammad Kamud WibisonoC B B B B C B B B B B B B B B B B B 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 13 1 4617 Muhamad Urip Subron J B SB B B B B K B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
21 13 1 4620 Nazila Maulida
22 13 1 4621 Nur Hidayah B C B B B C C B B B B B B B B B B B 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 13 1 4622 Pradipta Bambang M B C B B B B B B C B B B B B B B K C 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
24 13 1 4623 Ramli Ahmad
25 13 1 4624 Susiwi Tyas Saputri B B B B B B B B C B B B B B B B B C 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
26 13 1 4625 Syatila Danis Farzana
27 13 1 4626 Wahyu Tri Prabowo - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
14 15 18 18 15 10 14 16 14 18 18 18 18 18 18 17 15 15
78 83 100 100 83 56 78 89 78 100 100 100 100 100 100 94 83 83
LEMBAR HASIL OBSERVASI SIKLUS II
No NIS NAMA 1 6
Skor Huruf Skor Ketuntasan
Jumlah
%
1 2 3 4 52 3 4 5 6
100 100 87,03703704Rata-rata 87,03703704 79,62962963 81,48148148
147
149
Lampiran 24. Foto Dokumentasi Penelitian di SMK Negeri 2 Salatiga
Foto Dokumentasi Penelitian
1. Penjelasan motode pembelajaran Direct Instruction oleh guru
2. Penjelasan materi identifikasi peralatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi
bangunan gedung atau bangunan air sesuai spesifikasi teknis
150
3. Siswa mengerjakan soal evaluasi
151
4. Kegiatan pengamatan terhadap siswa oleh peneliti
5. Guru menjelaskan kembali materi yang sudah diajarkan secara singkat