peningkatan hasil belajar pai materi pengurusan...
TRANSCRIPT
-
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI PENGURUSAN JENAZAH
MELALUI METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 2 SALATIGA
TAHUN AJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
Siti Ana Rumiati
111-14-238
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
-
I
-
II
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI PENGURUSAN JENAZAH
MELALUI METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 2 SALATIGA
TAHUN AJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
Siti Ana Rumiati
111-14-238
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
-
III
-
IV
-
V
-
VI
MOTTO
ََل ًَ ٌَ َساَعةً ۖ فَإَِذا َجاَء أََجهُيُْى ََل يَْسحَأِْخُسً
ٌَ يَْسحَْقِدُيٌ
APABILA TELAH TIBA WAKTUNYA YANG DITENTUKAN BAGI MEREKA, TIDAKLAH MEREKA DAPAT MENGUNDURKANNYA BARANG SESAATPUN DAN TIDAK PULA MENDAHULUKANNYA (QS.ANHL:61)
-
VII
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa, penulisan
skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya, yang selalu mendo‟akan dan membantuku dalam
penyusunan skripsi
2. Seluruh Sahabat kecilku, yang selalu memberikan perhatian dan kasih
sayang serta menghiburku setiap saat.
3. Ibu dosen pembimbingku yang tiada lelah membimbingku dengan
ketulusan untuk menyelesaikan skripsi kami.
4. Seluruh sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu memberi motivasi
untuk terus bersemangat dalam menyelesaikan skripsi
5. Dan tidak lupa untuk semua yang membantu terselesainya skripsiku ini
dan para pembaca yang budiman.
6. Keluarga besar SMK PGRI 2 Salatiga terimakasih telah membantu saya
proses penelitian skripsi.
7. Teman-teman KKL yang telah menberi dukungan agar terselesainya
skripsi.
8. Teman-teman PPL yang juga memberi semangat dan dukungan dalam
terselesainya skripsi
9. Teman-teman KKN yang selalu mendukung terselesainya skripsi.
Semoga amal dan perbuatan mereka mendapat balasan yang setimpal dari Allah
SWT. Amin...
-
VIII
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk
dan pertolongan-Nya untuk penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi Penelitian Tindakan Kelas ini selesai sesuai yang
direncanakan dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Pengurusan Jenazah Melalui Metode
Demonstrasi Di Smk PGRI 2 Salatiga Tahun Ajaran 2018/2019”
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang
mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan
segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima
kasih kepada:
1. Bapak Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag.
2. Bapak Dekan FTIK IAIN Salatiga, Prof. Dr. Mansur, M.Ag.
3. Ibu Ketua Program Studi PAI IAIN Salatiga, Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
4. Bapak Dosen Pembimbing Akademik, Suwardi, M.Pd.
5. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I selaku dosen pembimbing skripsi terima
kasih atas bimbingannya.
6. Bapak dan ibu dosen, staf dan karyawan IAIN Salatiga.
7. Bapak dan ibu guru SMK PGRI 2 Salatiga terima kasih atas kerjasamanya.
8. Sahabat –sahabatku yang selalu mensuport terbuatnya Skripsi ini.
-
IX
Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do‟a semoga amal
baiknya semuanya diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis
sendiri dan bagi para pembaca padaumumnya.
Salatiga, 15 Januari 2020
Peneliti
Siti Ana Rumiati
NIM. 11114238
-
X
ABSTRAK
Siti Ana Rumiati. 2019. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Pengurusan
Jenazah Melalui Metode Demonstrasi Kelas XI Di SMK PGRI 2 Salatiga
Tahun ajaran 2018/2019 .Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing : Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I
Kata kunci : Metode Demonstrasi dan peningkatan hasil belajar
Skripsi ini dilatarbelakangi adanya permasalahan dalam penggunaan
media pembelajaran yang menjadikan hasil belajar peserta didik kurang baik.
Dalam kasus yang terjadi di SMK PGRI 2 Salatiga ini media pembelajaran yang
digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih menggunakan
metode ceramah, dimana guru lebih aktif berbicara dan siswanya cenderung diam
untuk mendengarkan penyampaian, sehingga menjadikan siswa tidak bisa
menguasai materi dengan baik. Untuk mengatasi itu semua peneliti menyarankan
untuk menggunakan media baru sebagai cara untuk meningkatkan minat belajar
siswa. Metode Demonstrasi adalah media yang mempunyai unsur gambar dan
unsur peragaan.Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan “Apakah
penggunaan metode dapat meningkatkan hasil belajar siswa Di SMK PGRI 2
Salatiga
Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang
dilakukan melalui dua siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi
di kelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupun data dari guru
kelas, dengan penelitian tindakan ini akan diketahui peningkatan atau penurunan
setelah dilakukan tindakan kelas yang dilakukan di setiap siklus.
Hasil yang penelitian peroleh adalah penggunaan metode demonstrasi
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI dengan jumlah siswa 27 orang.
Hal ini dapat dilihat dari hasil peningkatan ketuntasan belajar siswa yang cukup
signifikan dari dua siklus yang telah dilaksanakan, indikasinya adalah kenaikan
nilai rata-rata siswa pada pra siklus yaitu 66,77; pada siklus I75,00 dan 80,00 pada
siklus II. Demikian pula pada persentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami
peningkatan, yaitu 62,06% pada pra siklus, 79,31 % pada siklus I, dan 100% pada
siklus II. Berarti kenaikan persentase ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus I
setelah dilakukan perbaikan sebesar 17,25%, dan meningkat pada siklus I kesiklus
II sebesar 20,69%.
-
XI
DAFTAR ISI
Logo IAIN ....................................................................................................... I
Halaman Judul ............................................................................................... II
Persetujuan Pembimbing .............................................................................. III
Pernyataan Keaslian Tulisan ........................................................................ IV
Pengesahan Kelulusan ................................................................................... V
Motto ............................................................................................................... VI
Persembahan .................................................................................................. VII
Kata Pengantar .............................................................................................. VIII
Abstrak ............................................................................................................ X
Daftar Isi ......................................................................................................... XI
Daftar Tabel .................................................................................................... XIV
Daftar Gambar ............................................................................................... XV
Daftar Lampiran ............................................................................................ XV
BAB I
Pendahuluan ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
-
XII
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................. 6
F. Penegasan Istilah .................................................................................. 7
G. Metode peneltian ................................................................................. 8
1. Rancangan Penelitian ..................................................................... 8
2. Subjek Penelitian ........................................................................... 9
3. Langkah-Langkah Penelitian ......................................................... 10
1) Siklus 1 ..................................................................................... 10
2) Siklus 2 ..................................................................................... 11
4. Pengumpulan Data ......................................................................... 13
5. Instrumen Penelitian....................................................................... 14
6. Analisis Data .................................................................................. 14
H. Sistematika Penelitian .......................................................................... 16
BAB II
Landasan Teori ................................................................................................. 17
A. Kajian Teori ......................................................................................... 17
1. Hasil Belajar ................................................................................... 17
a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................... 17
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................... 20
c. Manfaat Hasil Belajar .............................................................. 25
d. Metode Demonstrasi ................................................................ 26
-
XIII
1) Pengertian Metode Demonstrasi ..................................... 26
2) Langkah-Langkah Penggunaan Metode Demonstrasi .... 27
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi.......................... 29
a. Kelebihan Metode Demonstrasi ............................................... 29
b. Kekurangan Metode Demonstrasi ............................................ 29
3. Pengertian Jenazah ......................................................................... 30
a. Memandikan Jenazah ............................................................... 30
b. Mengkafani Jenazah ................................................................. 35
c. Mensholatkan Jenazah ............................................................. 38
d. Menkuburkan jenazah .............................................................. 41
B. Kajian Pustaka ...................................................................................... 47
BAB III
Pelaksanaan Penelitian .................................................................................... 50
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 50
B. Setting Penelitian ................................................................................. 51
C. Profil Sekolah ....................................................................................... 51
1. Landasan Hukum ..................................................................... 51
2. Badan Hukum Penyelenggara ................................................. 52
3. Identitas Sekolah ...................................................................... 52
4. Sejarah Singkat Smk Pgri 2 Salatiga ........................................ 53
5. Keadaan Lingkungan Sekolah.................................................. 57
6. VISI DAN MISI ....................................................................... 65
-
XIV
7. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 66
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan..................................................................... 71
A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus .................................................... 71
1. Pra Siklus .................................................................................. 71
2. Siklus I ...................................................................................... 73
3. Siklus II .................................................................................... 76
B. Pembahasan .......................................................................................... 79
BAB V
Penutup ............................................................................................................. 85
A. Kesimpulan .......................................................................................... 85
B. Saran ..................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87
Lampiran-Lampiran ..................................................................................... 89
-
XV
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Ruangan Sekolah .................................................................... 57
Tabel 3.2 Sarana dan Prasarana Sekolah .......................................................... 59
Tabel 3.3 Data Guru dan Karyawan ................................................................. 60
Tabel 3.4 Data siswa kelas XIC ....................................................................... 64
Tabel 4.1 Data nilai prasiklus siswa kelas XI C .............................................. 71
Tabel 4.2 Siklus I ............................................................................................. 74
Tabel 4.3 Siklus 2 ............................................................................................. 77
Tabel 4.4 Hasil rekapitulasi nilai –nilai pada prasiklus, siklus I, siklus II ....... 80
Tabel 4.5 Pencapaian KBM pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ................ 83
-
XVI
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Prasiklus ............................................................................................ 73
Diagram Siklus 1 .............................................................................................. 76
Diagram Siklus 2 .............................................................................................. 76
Diagram Batang Rekapitulasi .......................................................................... 83
-
XVII
DAFTAR LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................................................... 89
Foto Kegiatan ................................................................................................... 111
Lembar Observasi Keaktivan Siswa Dalam Belajar ........................................ 114
Lembar Observasi Aktivitas Guru ................................................................... 116
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan menjadikan manusia mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan merupakan sebuah upaya sadar
dan terencana untuk menjadikan peserta didik menjadi manusia yang
memiliki kecerdasan, memiliki kekuatan spiritual keagamaan,kepribadian
yang baik, berakhlak mulia dan keterampilan untuk meengembangkan
kemampuan dan potensi diri. Tujuan dari pendidikan menjadikan manusia
berbeda dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Manusia diciptakan dengan
bentuk sebaik-baiknya dan dianugerahi akal oleh Allah. Melalui pendidikan
manusia dapat mengembangkan akal untuk kepentingan dirinya,
kepentingan orang lain dan kepentingan berbangsa dan bernegara. Inti dari
pendidikan yaitu memanusiakan manusia.
Menurut marimba, dalam Tafsir pendidikan merupakan bimbingan
atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani
dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama (Tafsir,
2014: 46). Abdul Fattah Jalal mengungkapkan tujuan dari pendidikan islam
adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Tujuan itu adalah untuk
semua manusia. Jadi, menurut Islam pendidikan haruslah menjadikan
seluruh manusia menjadikan manusia yang menghambakan diri atau selalu
beribadah kepada Allah.
-
2
Sudah jelas bahwa peran pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan
manusia yang akan membawa manusia menuju kearah taqwa dan
perdamaian baik dalam kehidupan di dunia yang hidup berdampingan
dengan makhluk lain, maupun menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan
selalu beriman kepada Allah. Tidak hanya pendidikan secara umum saja
yang penting, namun Pendidikan Agama Islam disekolahan tidak kalah
penting terutama disekolah –sekolah umum.
Pendidikan Agama Islam menjadi salah satu mata pelajaran wajib bagi
seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Pendidikan Agama Islam dalam
sistem pendidikan nasional memiliki peran yang sangat penting karena
melalui mata pelajaran Pendidikan Agam Islam inilah siswa dapat
mengetahui agama Islam lebih jauh. Karena memiliki peran penting, maka
dari itu perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran yang memungkinkan
siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar di mana siswa
akan merasa senang dan tidak merasa bosan dalam penyampaian materi
pembelajaran secara maksimal dan siswa dapat memahami materi diberikan.
Namun kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa peserta didik
kurang termotivasi untuk belajar agama karena proses pembelajaran yang
kurang inovasi dan hanya menggunakan metode pembelajaran yang
monoton. Perserta didik kurang tertarik dan termotovasi untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran sehingga materi kurang dipahami oleh peserta didik.
-
3
Untuk menumbuhkan semangat motivasi peserta didik dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, harus ada pembelajaran yang aktif,
kreatif, menarik dan tidak membosankan. Peneliti memilih untuk
menerapkan metode Demonstrasi yaitu cara penyajian pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertujukan kepada peserta didik suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk tiruan
maupun sebenarnya yang dipertunjukan oleh guru atau sumber lain yang
ahli dalam proses dalam topik pembahasan (Mulyani Sumantri dalam
Roetiyah 2001: 82)
Fathurrohman P. (2007:98) mengemukakan bahwa tujuan penerapan
metode demonstrasi adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan
memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu
seperti :
a. Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proeses, atau prosedur
keterampilan –keterampilan fisik dan motorik.
b. Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan
penglihatan para siswa secara bersama- sama.
c. Mengkonkritkan informasi yang disajikan kepada siswa.
Dengan kata lain, metode demonstrasi dapat membantu siswa dalam
mengatasi kesulitan belajar dan pemahaman pelajaran yang diajarkan oleh
guru
Guru merupakan komponen dalam belajar mengajar dan berinteraksi
langsung dengan siswa. Guru mempunyai peranan sangat penting terhadap
-
4
terciptanya proses pembelajran yang dapatmengantarkan siswa ketujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Selama ini dalam pelaksaan
pembelajaran di sekolah masih banyak guru yang mendesain siswauntuk
menghafal seperangkat fakta yang diberikan oleh guru. Seolah-olah guru
sebagai sumber utama pengetahuan.
Aktivitas belajar siswa yang rendah seringkali juga menyebabkan
pemahaman dan pengusaan materi pembelajran menjadi berkurang. Jika
halini dibiarkan terjadi terus menerus maka tidak bisa dipungkiri akan
berpengaruh pada hasil belajar siswa. Kerana kurangnya aktivitas belajar
maka hasil belajar juga menjadi kurang bahkan bisa menjadi rendah.
Dalam hal ini sebenarnya para guru dituntut untuk memiliki
kemampuan untuk memilih dan mendesain program dan metode mengajar
sehingga bisa diterapkan menjadi system pembelajaran efektif.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.
Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka
guru hendaknya merencanakan proses pembelajaran yang menuntut siswa
banyak melakukan aktivitas belajar sehingga mampu dalam mempelajari
suatu pelajaran dan tercermin dari hasil belajarnya. Hasil belajar
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.
Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran, guru sebagai tenaga pendidik perlu mencari
-
5
atau mengganti metode pembelajaran yang tepat untuk itu perlu dipilih
metode pembelajaran yang tepat dan menarik aktivitas siswa. Banyak
metode pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran PAI.
Dari hasil saat observasi di SMK PGRI 2 Salatiga diperoleh bahwa
rata-rata hasil belajar PAI kelas XI masih tergolong rendah karena rata-rata
siswa belum mencapai taraf ketuntasan yaitu kurang dari KBM 75sehingga,
masih diperlukan perbaikan
Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran
PAI dalam pembelajarannya harus menarik. Sehingga siswa termotivasi
untuk belajar. Diperlukan metode pembelajaran interaktif dimana guru yang
pada saat ini menggunakan metode ceramahdan lebih banyak memberikan
peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses dari
pada hasil. Salah satu cara adalah dengan menunggunakan pembelajaran
demonstrasi. Dalam hal ini siswa dituntut untuk dapat berfikir, memecahkan
masalah dan belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep dan
keterampilan kepada peserta didik yang membutuhkan dan siswa merasa
senang untuk menyumbangkan pendapatnya kepada anggota kelompoknya.
Dari pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian berjudul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi
Pengurusan Jenazah Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas XI
Semester 2 SMK PGRI 2 Salatiga Tahun Ajaran 2018/2019.
-
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian
ini adalah apakah penerapan metode Demostrasi dapat meningkatkan hasil
belajar PAI pada siswa kelas XI Semester 2 di SMK PGRI 2 Salatiga tahun
ajaran 2019/2020
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui apakah metode
Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa kelas XI
Semester 2 di SMK PGRI 2 Salatiga tahun ajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
praktis dan teoritis.
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi atau
acuan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan
teori pembelajaran melalui metode Demonstrasi.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang
paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti
-
7
melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63). Hipotesis dalam penelitian ini
bukan hipotesis perbedaan atau hubungan, melainkan hipotesis
tindakan. Rumusaan hipotesis tindakan memuat tindakan yang
diususlkan untuk menghasilakan perbaikan yang diinginkan (Kunandar,
2011: 90). Jadi suatu hipotesis akan diterima jika disertai dengan fakta-
fakta yang membenarkan.
Setelah menelaah dari berbagai sumber, penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut: “Penerapan Metode Demonstrasi Materi
Pengurusan Jenazah dapat Meningkatkan Hasil Belajar PAI Pada Siswa
Kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga tahun ajaran 2019/2020 semester 2”
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode Demonstrasi dapat dikatakan berhasil apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang penulis
rumuskan adalah jika hasil belajar siswa telah mencapai KBM
(Ketuntasan Belajar Minimal) yaitu 75 dan banyak siswa yang
memperoleh nilai dibawah 75 hanya 25% yang memenuhi KBM.
F. Penegasan Istilah
Agar mempermudah pemahaman serta untuk menetukan arah yang jelas
dalam menyusun penelitian ini, maka penulis memberikan penegasan
maksud dan penulisan judul sebagai berikut :
1. Peningkatan Hasil Belajar adalah kemampuan –kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:
-
8
22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana
membagi tiga macam hasil belajar mengajar :(1). Keterampian dan
Kebiasaan, (2). Pengetahuan dan Pengarahan, (3). Sikap dan Cita-cita.
2. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang releven dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan (Syah M, 2000).
Metode Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja sesuatu benda yang
berkenaandengan bahan pelajaran (Djamarah S, : 2000).
G. Metode penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto, Penelitian Tindakan Kleas
merupakan percermatan dalam bentuk tindakan kelas yang senagaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan
(Suyadi,2010:18). Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah
penelitian tindakan kelas mengenai Peningkatan Hasil Belajar PAI
materi Pengurusan Jenazah melalui metode Demosntrasi pada siswa
kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga untuk mengikatkan hasil belajarnya.
-
9
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian
tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat
empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. (Arikunto & Suharsimi,
2010: 16).
Bagan tahapan siklus I dan siklus II
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK PGRI
2 Salatiga Semester II tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 27
siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
Perencanaan
SIKLUS I Refleksi Pelaksaaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksaaan SIKLUS II
Pengamatan
?
-
10
3. Langkah-langkah Penelitian
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui,
yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi. Adapun model dan penjelasan masing-masing tahap adalah
sebagai berikut (Arikunto dkk, 2007: 16).
1) Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Merencanakan materi pembelajaran PAI tentang Pengurusan
Jenazah.
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyusun lembar pengamatan aktivitas peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran.
3) Menyiapkan tes dengan materi tentang Pengurusan Jenazah,
mengkafani jenazah menggunakan metode Demonstrasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yaitu menerapkan tindakan yang
mengacu pada skenario Metode Demonstrasi adapun kegiatannya:
1) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya
pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan peserta
didik secara singkat dan jelas.
2) Guru menyajikan materi pembelajaran.
3) Guru melaksanakan tindakan yang tertera dalam RPP
menggunakan metode Demonstrasi
-
11
4) Guru memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas.
5) Guru memberikan tes pada peserta didik untuk dapat diketahui
keberhasilan pembelajaran pada siklus I.
c. Pengamatan
Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang sedang
berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik
dengan metode. Demonstrasi, serta mengetahui kendala yang
dihadapi dalam menerapkan pembelajaran yang sedang
berlangsung.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh dari observasi dikumpulkan,
dianalisis oleh peneliti dengan mitra penelitian sebagai dasar untuk
membuat perencanaan pembelajaran siklus II.
2) Siklus II
Setelah melakukan evaluasi I, maka peneliti melakukan tindakan
II. Pada siklus II ini merupakan perbaikan siklus I yang didasarkan
atas hasil refleksi siklus I. Adapun pelaksanaannya yaitu:
a. Perencanaan Tindakan
1) Mengidentifikasi masalah/hambatan yang muncul ketika
pembelajaran berlangsung pada siklus I.
2) Menyusun perencanaan pembelajaran.
-
12
3) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan yang meliputi
lembar pengamatan aktivitas peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
4) Menyiapkan format evaluasi yang berupa tes yang diberikan
pada akhir siklus.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya
pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan
peserta didik secara singkat dan jelas.
2) Guru menyampaikan materi pembelajaran.
3) Guru melaksanakan tindakan yang tertera dalam RPP
menggunakan metode Demonstrasi.
4) Guru memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas.
5) Guru memberikan tes pada peserta didik untuk dapat
diketahui keberhasilan pembelajaran pada pertemuan siklus
II.
c. Pengamatan
Pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung
untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran,
apakah ada peningkatan dari siklus sebelumnya.
d. Refleksi
Semua data dari observasi tindakan dikumpulkan dan
dianalisis. Setelah akhir dari siklus yang terakhir diharapkan
-
13
Metode Demonstrasiini dapat meningkatkan prestasi belajar pada
peserta didik dalam pembelajaran PAI dalam materi pengurusan
jenazah khususnya mengkafani jenazah
4. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang akurat, penulis menggunakan
beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar metode
yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Adapun metode yang
penulis gunakan adalah:
a. Metode Observasi
Metode observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai
cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lokasi
penelitian untuk mengadakan pengamatan dan guna mendapatkan
data yang diperlukan. Metode observasi ini untuk mengumpulkan
data antara lain:
1) Mengamati lokasi penelitian untuk memperoleh gambaran
umum lokasi penelitian.
2) Mengamati aktivitas peserta didik pada siklus awal sampai
siklus akhir yang meliputi minat, perhatian, dan partisipasi.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pendekatan untuk mencari data
mengenai hal-hal yang berupa catatan, surat kabar, majalah, buku-
-
14
buku, transkrip, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto,
2010: 274)
Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk mengetahui
data terkait dengan sejarah berdirinya SMK PGRI 2 Salatiga, jumlah
guru, absensi kelas untuk mengetahui data siswa kelas XI , daftar
nilai siswa kelas XI, sarana dan prasarana, serta data terkait lainnya.
c. Metode Tes
Penulis mengadakan tes yaitu pre-tes dan post-tes dalam setiap
siklus yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Metode tes bertujuan
untuk mengukur prestasi peserta didik.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar
Kegiatan pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Materi, Soal Tes, Lembar Kerja Siswa, Lembar Observasi Peserta
Didik, Lembar Observasi Guru, dan lain sebagainya.
6. Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan, dianalisis
untuk memastikan bahwa dengan penerapan metode demonstrasi dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas XI di SMK PGRI 2
Salatiga.Data yang dikumpulkan dari hasil observasi berupa angka
untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar peserta didik
seperti apa yang diharapkan dilakukan dengan cara menghitung
prosentase kemudian dideskripsikan.
-
15
Dalam penelitian ini penulis menganalisis dengan cara sebagai
berikut:
a. Membandingkan Pencapaian Nilai dengan Ketuntasan Belajar
Minimal (KBM)
b. Pencapaian pemahaman materi Pengurusan Jenazah
c. Pencapaian Kriteria Klasikal
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik,
peneliti menggunakan statistik deskriptif dengan mencari prosentase
dari hasil belajar peserta didik, sebagaimana dirumuskan:
7. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam memahami isi dari
penelitian ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan memuat Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian,Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan,
Manfaat Penelitian,Penegasan Istilah,Metode Penelitian dan Sistematika
Penelitian.
BAB II : Kajian Pustaka, merupakan bagian yang menjelaskan
landasan teori ysng berhubungan dengan hasil belajar siswa, menjelaskan
tentang metode pembelajaran Demonstrasi dan menjelaskan tentang ruang
lingkup mata pembelajaran pendidikan agama islam.
-
16
BAB III: Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini peneliti akan
menguraikan proses pelaksanaan penelitian yang dimulai dari siklus awal
hingga akhir.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini akan
diuraikan hasil dari penelitian mulai tahap awal hingga akhir siklus
penelitian dan pembahasan.
BAB V: Penutup, berisikan kesimpulan dari pembahasan hasil
penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai sembangan pemikiran
berdasarkan teoridan hasil penelitian yang telah diproleh daftar pustaka.
-
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan
diuraikan terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua
kata „hasil‟ dan „belajar‟. Dalam KBBI hasil memiliki beberapa arti: 1)
sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2) pendapatan; perolehan; buah.
Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman (Mendikbud, KBBI ,2007 :408).
Secara umum Abdurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional
(Abdurrahman M,1999:38.).
Adapun yang dimaksud dengan belajar Menurut Usman adalah
“Perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
satu individu dengan individu lainnya dan antara individu dengan
lingkungan” (Usman M. U., 2000:5).
Lebih luas lagi Subrata S. (1995:249) mendefenisikan belajar
adalah (1) membawa kepada perubahan, (2) Bahwa perubahan itu pada
-
18
pokoknya adalah didapatkanya kecakapan baru, (3) Bahwa perubahan itu
terjadi karena usaha dengan sengaja.
Dari beberapa defenisi di atas terlihat para ahli menggunakan
istilah “perubahan” yang berarti setelah seseorang belajar akan
mengalami perubahan.
Untuk lebih memperjelas Mardianto (2012:39-40) memberikan
kesimpulan tentang pengertian belajar:
1. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang dilakukan
secara sungguh-sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan
semua potensi yang dimiliki, baik fisik maupun mental.
2. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri
antara lain perubahan tingkah laku diharapkan kearah positif dan
kedepan.
3. Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari
kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang
dirubah tersebut untuk menjadi bekal hidup seseorang agar ia dapat
membedakan mana yang dianggap baik di tengah-tengah
masyarakat untuk dihindari dan mana pula yang harus dipelihara.
4. Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang
berbagai bidang ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu
membaca, tidak dapat menulis jadi dapat menulis. Tidak dapat
berhitung menjadi tahu berhitung dan lain sebagainya.
-
19
5. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan,
misalnya keterampilan bidang olah raga, bidang kesenian, bidang
tekhnik dan sebagainya.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu
setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan
tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan
siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar
merupakan salah satu indikator dari proses belajar. Hasil belajar adalah
perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas
belajar. Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses
pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh
siswa.
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh
siswa dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono, Dapat dipahami bahwa
yang dimaksud dengan hasil belajar merupakan suatu proses untuk
melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah
mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, atau keberhasilan yang
dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
yang ditandai dengan bentuk angka, huruf, atau simbol tertentu yang
disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan.
Dari beberapa teori di atas tentang pengertian hasil belajar, maka
hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar
-
20
(perubahan tingkah laku: kognitif, afektif dan psikomotorik) setelah
selesai melaksanakan proses pembelajaran dengan metode pembelajaran
Demonstrasi dibuktikan dengan hasil evaluasi berupa nilai.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan
beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang
berasal dari dalam peserta didik yang belajar (faktor internal) dan ada
pula yang berasal dari luar peserta didik yang belajar (faktor eksternal).
Menurut Slameto, (2003: 3) faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar yaitu:
1. Faktor internal terdiri dari:
a. Faktor jasmaniah meliputi,
1) Faktor Kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik
segenap badan beserta bagian –bagiannya atau bebas dari
penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat.
Kesehatan seseorang beroengaruh terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah,
kurang bersemangat.
2) Cacat Tubuh yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik
atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.
-
21
b. Faktor psikologis
1) Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam
situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui
relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
2) Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa
itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda atau
hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil
belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran
tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan,
sehingga ia tidak lagi suka belajar.
3) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan. Minat
besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya tarik baginya.
4) Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu
baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesuai
belajar bekajar dan terlatih. Jadi jelaslah bahwa bakat itu
mempengaruhi, jika bahan pelajaran tidak yang dipelajari
siswa sesuai dengan bakatya, maka hasil belajarnya lebih
-
22
baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia
lebih giat lagi dalam belajarnya itu.
5) Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang dicapai.
Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak,
akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat,
sedangkan yang menjadi penyebab berbuat dalah motif itu
sendiri sebagai daya penggerak atau pendorong.
6) Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya siap
untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum
berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus
menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.
7) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau
bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan
juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan
berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan
itu perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika
siswa belajar dan adanya sudah ada kesiapan, maka hasil
belajarnya akan lebih baik.
2. Faktor eksternal terdiri dari:
a. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh
dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
-
23
b. Faktor sekolah, yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat, sangatlah berpengaruh terhadap belajar
siswa karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Seperti
kegiatan siswa dalam masyarakat, masa media yang juga
berpengaruh terhadap positif dan negatifnya, pengaruh dari
teman bergaul siswa dan kehidupan masyarakat disekitar siswa
juga berpengaruh terhadap belajar siswa.
Menurut Hasan C (1994:94) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi aktivitas belajar antara lain:
1) Faktor yang terjadi pada diri organisme itu sendiri disebut
dengan faktor individual adalah faktor
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan
faktor pribadi.
2) Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut dengan faktor
sosial, faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengajarnya, alat-alat yang digunakan atau media pengajaran
yang digunakan dalam proses pembelajaran, lingkungan dan
kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
-
24
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa
secara garis besar terbagi dua bagian, yaitu faktor internal dan eksternal.
1) Faktor internal siswa
a) Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan
kebugaran fisik, serta kondisi panca inderanya terutama
penglihatan dan pendengaran.
b) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi,
motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti
kemampuan persepsi, ingatan, berpikir dan kemampuan dasar
pengetahuan yang dimiliki.
2) Faktor-faktor eksternal siswa
a) Faktor lingkungan siswa
Faktor ini terbagi dua, yaitu pertama, faktor lingkungan alam
atau non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu
(pagi, siang, sore, malam), letak madrasah, dan sebagainya.
Kedua, faktor lingkungan sosial seperti manusia dan
budayanya.
b) Faktor instrumental
Yang termasuk faktor instrumental antara lain gedung atau
sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran, media
pembelajaran, guru, dan kurikulum atau materi pelajaran serta
strategi pembelajaran.
-
25
Tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi banyak
faktor-faktor yang ada, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi upaya pencapaian hasil
belajar siswa dan dapat mendukung terselenggaranya kegiatan proses
pembelajaran, sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran.
c. Manfaat Hasil Belajar
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku
seseorang yang mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor
setelah mengikuti suatu proses belajar mengajar tertentu. Pendidikan dan
pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak
pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang
dialaminya yaitu proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan
yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses pengajarannya.
Berdasarkan hasil belajar siswa, dapat diketahui kemampuan dan
perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan pendidikan.
Hasil belajar harus menunjukkan perubahan keadaan menjadi lebih
baik, sehingga bermanfaat untuk: (a) menambah pengetahuan, (b) lebih
memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya, (c) lebih
mengembangkan keterampilannya, (d) memiliki pandangan yang baru
atas sesuatu hal, (e) lebih menghargai sesuatu daripada sebelumnya.
Dapat disimpulkan bahwa istilah hasil belajar merupakan perubahan dari
siswa sehingga terdapat perubahan dari segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
-
26
Berdasarkan pemaparan kajian teori diatas, peneliti dalam hal ini
sangat tertarik dengan judul skripsi ini dikarenakan peneliti akan
mencoba meneliti metode pembelajaran tersebut. Peneliti berpendapat
bahwa apakah metode Demonstrasi ini sangat cocok dengan
pembelajaran Pengurusan Jenazah dan apakah hasil belajar dapat
meningkat.
d. Metode Demonstrasi
1) Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan
memeragakan dan menunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas
dari metode penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru. Walau dalam
metode demonstrasi siswa hanya sekedar memperhatikan. (Nasih A. M., &
Kholid L. K.,2009:49)
Menurut Drajat (dalam Huda M., 2013: 233) metode demonstrasi
merupakan metode yang menggunakan peragaan untuk memperjelas atau
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu
kepada peserta lain. Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang
efektif, karena peserta didik dapat mengetahui secara langsung penerapan
materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran
dengan meragakan dan mempertunjukkan suatu proses, situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun
-
27
dalam bentuk tiruan yang yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber
belajar lain di depan seluruh siswa.
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap
pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati guru
selama proses pembelajaran berlangsung.
Adapun penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan agar
siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu
misalnya dalam materi PAI tata cara tayamum, tata cara sholat baik fardu,
sunnah, dan sebagainya.
2) Langkah-langkah Peggunaan Metode Demonstrasi
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan metode demonstrasi
antara lain:
a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
peserta didik untuk berfikir, misalnya melaui pertanyaan-pertayaan
yang mengandung teka teki sehingga mendorong peserta didik untuk
tertarik memperhatikan demonstrai.
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.
c) Yakin bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya demonstrasi
dengan memperhatikan seluruh reaksi peserta didik.
d) Berika kesempatan pada peserta didik untuk secara aktif memikirkan
lebih lanjut sesuai dengan apa yag dilihat dari proses demonstrasi itu.
-
28
Berikut adalah cara mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi adalah dengan memberikan tugas-tugas
tertentu yang ada kaitannya dengan metode demonstrasi dan proses
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini untuk meyakinkan apakah peserta
didik memahami proses demonstrasi atau tidak. Selain memberikan tugas
yang relevan. Ada baiknya guru dan peserta didik melakukan evaluasi
bersama tentang jalannya demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
Penggunaan metode demonstrasi sangat menunjang proses interaksi
mengajar belajar dikelas. Keuntungan yang diperoleh ialah: dengan
demonstrasi perhatian siswa lebih terpusatkan pada pelajaran yag sedang
diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran diceramahkan
dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga yang
diterima oleh siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama dalam jiwanya.
Jadi dengan metode demonstrasi itu siswa dapat berpartisipasi aktif dan
memperoleh pengalaman langsung, serta dapat mengembangkan
kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga kelemahan pada
metode ini
-
29
2. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut:
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret,
sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata
atau kalimat)
2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
3. Proses pengajaran lebih menarik
4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara
teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
b. Kekurangan Metode Demonstrasi
1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena
tanpa ditunjang dengan hal itu pelaksanaan demonstrasi tidak akan
efektif.
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik.
Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin
terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. Sehingga dalam
melakukan metode demonstrasi ini kita perlu mengkombinasikan dengan
metode lain sehingga dapat saling melengkapi.
-
30
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode
demonstrasi adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyajikan
pembelajaran kepada siswa dengan memperagakan atau menunjukkan
secara langsung dengan menggunakan alat bantu yang sebenarnya atau
tiruan, biasanya metode demonstrasi diikuti dengan eksperimen.
3. Pengertian Jenazah
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab َجٌَاَزة yang berarti tubuh
mayat. Kata jenazah bila ditinjau dari segi bahasa berasal dari bahasa arab
dan menjadi turunan dari isim mashdar yang diambil dari fi‟il madhi
janaza-yajnizu-janazatan wa jinazatan. Bila huruf jim dibaca fathah
(janazatan,kata ini berarti orang yang telah meninggal dunia. Namun bila
huruf jimnya dibaca kasrah, maka kata ini berarti orang yang mengantuk.
Lebih jauh, jenazah menurut Ibnu Mas‟ud dan Zainal Abidin S.,
mengartikan jenazah sebagai orang yang telah meninggal yang diletakkan
dalam usungan dan hendak dibawa ke kubur untuk dimakamkan.
Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh mayat orang
yang sudah meninggal (Kamus bahasa Indonesia Arab).
a. Memandikan Jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan,
dikafani dan dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali
bagi orang-orang yang mati syahid. Hukum memandikan jenazah orang
muslim menurut jumhur ulama adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban
ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah
-
31
dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh
mukallaf. Adapun dalil yang menjelaskan kewajiban memandikan jenazah
ini terdapat dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, yaitu:
Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan
jenazah yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Orang yang utama memandikan jenazah
Untuk mayat laki-laki hukumnya fardhu kifayah. Berdasarkan
hadits dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu, beliau berkata:
قََع عٍ زاحهحِوِ بينَا زجٌم ًاقٌف يع اننبيِّ صهَّى هللاُ عهيِو ًسهََّى بَعَسفَةَ ، ًَ إْذ
قََصْحوُ ، أً قال فأَْقَعَصْحوُ ، فقاَل اننبيُّ صهَّى هللاُ عهيِو ًسهََّى ٌَ اْغِسهٌهُ بًاٍء ًِسْدزٍ :فَ
ٍِ ، أً قاَل بَْي ٌْ ٌَّ هللاَ :، ًَكفِّنٌُهُ في ثَ ًِّسًا زأَسوُ ، فإ بَْيِو ، ًَل جَُحنِّطٌُهُ ، ًَل جَُخ ٌْ ثَ
يِة يُهَبِّييْبَعثُوُ يٌَو انقيا
Artinya :“Ada seorang lelaki yang sedang wukuf di Arafah bersama
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Tiba-tiba ia terjatuh dari hewan
tunggangannya lalu meninggal. Maka Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda: mandikanlah ia dengan air dan daun bidara.
Dan kafanilah dia dengan dua lapis kain, jangan beri minyak wangi
dan jangan tutup kepalanya. Karena Allah akan membangkitkannya di
hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah” (HR. Bukhari no. 1849,
Muslim no. 1206)
-
32
Orang yang utama memandikan dan mengkafani mayat laki-laki
adalah orang yang diwasiatkannya, kemudian bapak, kakek, keluarga
terdekat, muhrimnya dan istrinya.
a. Untuk mayat perempuan
Orang yang utama memandikan mayat perempuan adalah ibunya,
neneknya, keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
b. Untuk mayat anak laki-laki dan anak perempuan
Untuk mayat anak laki-laki boleh perempuan yang
memandikannya dan sebaliknya untuk mayat anak perempuan
boleh laki-laki yang memandikannya.
c. Jika seorang perempuan meninggal sedangkan yang masih hidup
semuanya hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami, atau
sebaliknya seorang laki-laki meninggal sementara yang masih
hidup hanya perempuan saja dan dia tidak mempunyai istri, maka
mayat tersebut tidak dimandikan tetapi cukup ditayamumkan oleh
salah seorang dari mereka dengan memakai lapis tangan. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yakninya:
Artinya: “Jika seorang perempuan meninggal di tempat laki-laki
dan tidak ada perempuan lain atau laki-laki meninggal di tempat
perempuan-perempuan dan tidak ada laki-laki selainnya maka
kedua mayat itu ditayamumkan, lalu dikuburkan, karena
kedudukannya sama seperti tidak mendapat air.” (H.R Abu Daud
dan Baihaqi)
-
33
2) Syarat bagi orang yang memandikan jenazah
a. Muslim, berakal, dan baligh
b. Berniat memandikan jenazah
c. Jujur dan sholeh
d. Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat dan
memandikannya sebagaimana yang diajarkan sunnah serta
mampu menutupi aib si mayat.
3) Mayat yang wajib untuk dimandikan
a. Mayat seorang muslim dan bukan kafir
b. Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah
meninggal tidak dimandikan
c. Ada sebahagian tubuh mayat yang dapat dimandikan
d. Bukan mayat yang mati syahid
4) Tata cara memandikan jenazah
Berikut beberapa cara memandikan jenazah orang muslim, yaitu:
a. Perlu diingat, sebelum mayat dimandikan siapkan terlebih
dahulu segala sesuatu yang dibutuhkan untuk keperluan
mandinya, seperti:
b. Tempat memandikan pada ruangan yang tertutup
c. Air secukupnya.
d. Sabun, air kapur barus dan wangi-wangian. Sarung tangan untuk
memandikan.
e. Potongan atau gulungan kain kecil-kecil.
-
34
f. Kain basahan, handuk, dll.
g. Ambil kain penutup dan gantikan kain basahan sehingga aurat
utamanya tidak kelihatan.
h. Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.
i. Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala
kotoran.
j. Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya
dan tekan perutnya perlahan-lahan.
k. Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengalir kearah kepala.
l. Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke
mulut jenazah, gosok giginya dan bersihkan hidungnya,
kemudiankan wudhukan.
m. Siramkan air kesebelah kanan dahulu kemudian kesebelah kiri
tubuh jenazah.
n. Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang
terakhir dicampur dengan wangi-wangian.
o. Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan
menggosok anggota tubuhnya.
p. Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke seluruh
tubuhnya itulah yang wajib. Disunnahkan mengulanginya
beberapa kali dalam bilangan ganjil.
q. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan
mengenai badannya, wajib dibuang dan dimandikan lagi. Jika
-
35
keluar najis setelah di atas kafan tidak perlu diulangi mandinya,
cukup hanya dengan membuang najis itu saja.
r. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepaskan dan
dibiarkan menyulur kebelakang, setelah disirim dan dibersihkan
lalu dikeringkan dengan handuk dan dikepang.
s. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain
sehingga tidak membasahi kain kafannya.
t. Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang
tidak mengandung alkohol.
b. Mengkafani Jenazah
Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah
dengan sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain.
Hukum mengkafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu
kifayah. Dalam sebuah hadist diriwayatkan sebagai berikut:
ٍْ َكفَنَوُ ٍَ أََحُدُكْى أََخاهُ فَْهيَُحسِّ إَِذا َكفَّ
Artinya: “Apabila salah seorang diantara kalian mengkafani
saudaranya, maka hendaklah memperbagus kafannya” (HR. Muslim no.
943).
Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafani jenazah adalah:
1. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus,
bersih dan menutupi seluruh tubuh mayat.
-
36
2. Kain kafan hendaknya berwarna putih.
3. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis,
sedangkan bagi mayat perempuan 5 lapis.
4. Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani
jenazah, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih
dahulu.
5. Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.
Adapun tata cara mengkafani jenazah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mayat laki-laki
a. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah
lebih lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
b. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan diatas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-
wangian.
c. Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan
dubur) yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
d. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian
ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini
selembar demi selembar dengan cara yang lembut
e. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah
kain kafan tiga atau lima ikatan.
f. Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat
maka tutuplah bagian kepalanya dan bagian kakinya yang terbuka
-
37
boleh ditutup dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika
seandainya tidak ada kain kafan kecuali sekedar menutup
auratnya saja, maka tutuplah dengan apa saja yang ada.
2. Untuk mayat perempuan
Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lembar kain
putih, yang terdiri dari:
a. Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.
b. Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.
c. Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.
d. Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki.
e. Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.
Adapun tata cara mengkafani mayat perempuan yaitu:
a. Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-
masing bagian dengan tertib. Kemudian, angkatlah jenazah dalam
keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan
sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur
barus.
b. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan
kotoran dengan kapas.
c. Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
d. Pakaikan sarung.
e. Pakaikan baju kurung.
-
38
f. Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan
kebelakang.
g. Pakaikan kerudung.
h. Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara
menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan
kedalam.
i. Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.
c. Menshalatkan Jenazah
Menurut ijma ulama hukum penyelenggaraan shalat jenazah adalah fardhu
kifayah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:
ٌة ِمْن اْلُمْسلِِميَن َيْبلُُغوَن ِماَئًة ُكلُُّهْم َيْشفَ ُعوَن لَُه َما ِمْن َميٍِّت ُتَصلِّي َعلَْيِه أُمَّ
إَِّلَّ ُشفُِّعوا ِفيهِ
Artinya: “Tidaklah seorang Muslim meninggal,lalu dishalatkan oleh
kaum muslimin yang jumlahnya mencapai seratus orang, semuanya
mendo’akan untuknya, niscaya mereka bisa memberikan syafa’at untuk si
mayit”. (HR. Muslim no.947).
Orang paling utama untuk melaksanakan shalat jenazah yaitu:
a. Orang yang diwasiatkan si mayat dengan syarat tidak fasik atau
tidak ahli bid‟ah
b. Ulama atau pemimpin terkemuka ditempat itu.
c. Orang tua si mayat dan seterusnya ke atas.
d. Anak-anak si mayat dan seterusnya ke bawah.
e. Keluarga terdekat.
-
39
f. Kaum muslimim seluruhnya.
Rukun shalat jenazah ialah:
a. Berniat menshalatkan jenazah.
b. Takbir empat kali.
c. Berdiri bagi yang kuasa.
Adapun tata cara melakukan shalat jenazah adalah sebagai berikut
1. Niat shalat jenazah
Niat shalat jenazah dilakukan dalam hati serta ikhlas karena Allah SWT.
Sebelum shalat jenazah dilakukan maka kepada imam dan seluruh makmum
hendaknya berwudhu dan menutup aurat. Untuk menyalatkan mayat laki-laki
imam berdiri sejajar dengan kepala si mayat, sedangkan untuk mayat
perempuan, imam berdiri di tengah-tengah sejajar pusat si mayat.
Lafal niat shalat jenazah:
a. Untuk mayat laki-laki
ًيا هلِلِ جََعانَى ٌْ يِِّث اَْزبََع جَْكبَِساٍت فَْسَض اْنِكفَايَِة َيأُْي ًَ اَُصهِّى َعهَى ىََرااْن
Ushalli „ala hadzal mayyiti arba‟a takbirotin fardhol kifayati
ma‟muman lillahi ta‟ala
Artinya adalah :Niat saya atas shalat jenazah laki-laki ini empat takbir
fardu kifayah sebagai makmum, karena Allah Ta‟alla.
b. Untuk niat shalat jenazah perempuan yaitu :
ًيا هلِلِ جََعانَى اَُصهِّى ٌْ يِّحَِة اَْزبََع جَْكبَِساٍت فَْسَض اْنِكفَايَِة َيأُْي ًَ َعهَى ىَِرِه اْن
-
40
Usholli „ala hadzihil mayyitati arba‟a takbirotin fardhol kifayati
ma‟amuman lillahi ta‟ala
Artinya adalah :Niat saya atas shalat jenazah laki-laki ini empat takbir fardu
kifayah sebagai makmum, karena Allah Ta‟alla.
2. Takbir 4 kali
a. Takbir pertama dimulai dengan mengangkat tangan dan membaca
Al-Fatihah.
b. Takbir kedua dan membaca shalawat
دٍ وَعلي آلِ مَحّمٍد، َكَما صلَّْيتَ علي إْبَراهْيمَ وعلي ألِ إِْبَراهْيمَ اللُّهمَّ َصلِّ علَي مَحمَّ
ٍد، َكمـا َباَرْكتَ علي إِْبَراِهيمَ وعلي آلِ إِبَراهيمَ دٍ وَعلي آلِ مَحمَّ إنَّكَ َحِميدٌ َمجْيٌدز أللّهمَّ باِركْ علي ُمَحمَّ
إِنَّكَ َحِميدٌ مَجيٌدز
Artinya: “Ya Allah berikanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan
keluarganya, sebagaimana engkau telah memberikan kesejahteraan
kepada Ibrahim dan keluarganya. Berkatilah Muhammad dan
keluarganya, sebagaimana engkau telah memberkati Ibrahim dan
keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi bijaksana”
c. Takbir ketiga dan membaca do‟a untuk si mayat
ًْثَاًَا. أُ َّ َذَكِرًَا َّ َكبِْيِرًَا َّ َصِغْيِرًَا َّ َغائِبٌَِا َّ ُِِدًَا َشا َّ َهيِّتٌَِا َّ َا ُِنَّ اْغفِْر لَِحيٌِّ اَللَّ
ُِنَّ ُ َعلَى اَللَّ فََّ َْ فَّْيتََُ ِهٌَّا فَتَ َْ َهْي تَ َّ َِ َعلَى ْاإِلْسالَِم، َهْي أَْحيَْيتََُ ِهٌَّا فَأَْحيَِا بَْعَدٍُ الَ تُِضلٌَّ َّ ُِنَّ الَ تَْحِرْهٌَا أَْجَرٍُ .ْاإِلْيَواِى، اَللَّ
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia dan
sentosakanlah dia, muliakan tempatnya, lapangkanlah kuburnya,
-
41
sucikanlah dia dengan air embun dan es, sucikanlah dia dari
kesalahannya, sebagaimana sucinya kain putih dari kotoran.
Gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada
rumahnya, dan gantikan keluarganya dengan keluarga yang lebih
baik, masukkan ia kedalam syurga, dan jauhkan ia dari siksa kubur
dan siksa neraka.”
d. Takbir keempat lalu diam sejenak dan membaca do‟a
ًَ اْغفِْس نَنَا َلَ جَْفحِنَّا بَْعَدهُ ًَ نَوُ انهَّيُىَّ َلَ جَْحِسْينَا أَْجَسهُ ًَ
Artinya: “ Ya Allah janganlah Engkau tahan untuk kami pahalanya
dan janganlah engkau tinggalkan fitnah untuk kami setelah
kepergiannya.
d. Menguburkan Jenazah
Disunnahkan membawa jenazah dengan usungan jenazah yang di
panggul di atas pundak dari keempat sudut usungan.
Disunnahkan menyegerakan mengusungnya ke pemakaman tanpa
harus tergesa-gesa. Bagi para pengiring, boleh berjalan di depan jenazah,
http://3.bp.blogspot.com/-VUe0teh8qVo/U5Zw4EP8wpI/AAAAAAAAAeg/mV4C-znbwek/s1600/pengurusan+jenazah+1.jpg
-
42
di belakangnya, di samping kanan atau kirinya. Semua cara ada
tuntunannya dalam sunnah Nabi.
Para pengiring tidak dibenarkan untuk duduk sebelum jenazah
diletakkan, sebab Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam telah
melarangnya.
Disunnahkan mendalamkan lubang kubur, agar jasad si mayit
terjaga dari jangkauan binatang buas, dan agar baunya tidak merebak
keluar.
Lubang kubur yang dilengkapi liang lahad lebih baik daripada
syaq. Dalam masalah ini Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam bersabda:
“Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq
bagi selain kita (non muslim).” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih
oleh Syaikh Al-Albani dalam Wahid S. A., hal. 145)
http://4.bp.blogspot.com/-da5uAHgqHnA/U5ZxCwjgGnI/AAAAAAAAAeo/cwDCjK_tZfU/s1600/pengurusan+jenazah+2.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-p4v3NXccA2w/U5ZxXI2HNXI/AAAAAAAAAew/Aj60-WJvx3U/s1600/pengurusan+jenazah+3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-da5uAHgqHnA/U5ZxCwjgGnI/AAAAAAAAAeo/cwDCjK_tZfU/s1600/pengurusan+jenazah+2.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-p4v3NXccA2w/U5ZxXI2HNXI/AAAAAAAAAew/Aj60-WJvx3U/s1600/pengurusan+jenazah+3.jpg
-
43
Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang dibuat khusus
di dasar kubur pada bagian arah kiblat untuk meletakkan jenazah di
dalamnya. Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada
bagian tengahnya (membentuk huruf U memanjang).
Jenazah siap untuk dikubur. Allahul musta‟an.
Jenazah diangkat di atas tangan untuk diletakkan di dalam kubur.
Jenazah dimasukkan ke dalam kubur. Disunnahkan memasukkan jenazah
ke liang lahat dari arah kaki kuburan lalu diturunkan ke dalam liang kubur
http://infofadhl.files.wordpress.com/2011/07/lahad.jpghttp://infofadhl.files.wordpress.com/2011/07/lahad.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-0yPz90IKO8s/U5ZywdpeyDI/AAAAAAAAAfo/tZNwFQ27v5w/s1600/pengurusan+jenazah+4.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-jGjSLVGXMxg/U5ZyWxKrjVI/AAAAAAAAAfY/qWmg7N37oA0/s1600/pengurusan+jenazah+5.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-0yPz90IKO8s/U5ZywdpeyDI/AAAAAAAAAfo/tZNwFQ27v5w/s1600/pengurusan+jenazah+4.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-jGjSLVGXMxg/U5ZyWxKrjVI/AAAAAAAAAfY/qWmg7N37oA0/s1600/pengurusan+jenazah+5.jpg
-
44
secara perlahan. Jika tidak memungkinkan, boleh menurunkannya dari
arah kiblat.
Petugas yang memasukkan jenazah ke lubang kubur hendaklah
mengucapkan: “Bismillahi Wa „Ala Millati Rasulillahi” (Dengan
menyebut Asma Allah dan berjalan di atas millah Rasulullah shallallahu
„alaihi wassalam).” ketika menurunkan jenazah ke lubang kubur.
Demikianlah yang dilakukan Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam.
Disunnahkan membaringkan jenazah dengan bertumpu pada sisi kanan
jasadnya (dalam posisi miring) dan menghadap kiblat sambil dilepas tali-
talinya selain tali kepala dan kedua kaki.
Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah
kepalanya, sebab tidak ada dalil shahih yang menyebutkannya. Dan tidak
perlu menyingkap wajahnya, kecuali bila si mayit meninggal dunia saat
mengenakan kain ihram sebagaimana yang telah dijelaskan.
http://2.bp.blogspot.com/-LJVmUzbhW5M/U5Zyjf_rv-I/AAAAAAAAAfg/xD6G6EWOkIk/s1600/pengurusan+jenazah+6.jpg
-
45
Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali selain
kepala dan kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut ditutup dengan
batu bata atau papan kayu/bambu dari atasnya (agak samping).
Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar
menghalangi sesuatu yang masuk sekaligus untuk menguatkannya.
Disunnahkan bagi para pengiring untuk menabur tiga genggaman tanah ke
dalam liang kubur setelah jenazah diletakkan di dalamnya. Demikianlah
http://4.bp.blogspot.com/-wXJDq9V2ozs/U5ZyIr21xsI/AAAAAAAAAfQ/PyR2blxLn3E/s1600/pengurusan+jenazah+8.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-OrDXfh-oe0M/U5Zx-oaV1JI/AAAAAAAAAfI/Y_S_D4qub10/s1600/pengurusan+jenazah+9.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-hBH-njOWzfg/U5Zx00xse8I/AAAAAAAAAfA/G0vxMNMRyYM/s1600/pengurusan+jenazah+10.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-wXJDq9V2ozs/U5ZyIr21xsI/AAAAAAAAAfQ/PyR2blxLn3E/s1600/pengurusan+jenazah+8.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-OrDXfh-oe0M/U5Zx-oaV1JI/AAAAAAAAAfI/Y_S_D4qub10/s1600/pengurusan+jenazah+9.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-hBH-njOWzfg/U5Zx00xse8I/AAAAAAAAAfA/G0vxMNMRyYM/s1600/pengurusan+jenazah+10.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-wXJDq9V2ozs/U5ZyIr21xsI/AAAAAAAAAfQ/PyR2blxLn3E/s1600/pengurusan+jenazah+8.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-OrDXfh-oe0M/U5Zx-oaV1JI/AAAAAAAAAfI/Y_S_D4qub10/s1600/pengurusan+jenazah+9.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-hBH-njOWzfg/U5Zx00xse8I/AAAAAAAAAfA/G0vxMNMRyYM/s1600/pengurusan+jenazah+10.jpg
-
46
yang dilakukan Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam. Setelah itu
ditumpahkan (diuruk) tanah ke atas jenazah tersebut.
Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal sebagai tanda agar
tidak dilanggar kehormatannya, dibuat gundukan seperti punuk unta,
demikianlah bentuk makam Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam (HR.
Bukhari).
Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda sebuah makam dan
diperciki air, berdasarkan tuntunan sunnah Nabi shallallahu „alaihi
wassalam (dalam masalah ini terdapat riwayat-riwayat mursal yang
shahih, dalam “Irwa‟ul Ghalil” II/206). Lalu diletakkan batu pada makam
bagian kepalanya agar mudah dikenali.
Haram hukumnya menyemen dan membangun kuburan. Demikian pula
menulisi batu nisan. Dan diharamkan juga duduk di atas kuburan,
menginjaknya serta bersandar padanya. Karena Rasulullah shallallahu
„alaihi wassalam telah melarang dari hal tersebut. (HR. Muslim)
Kemudian pengiring jenazah mendoakan keteguhan bagi si mayit (dalam
menjawab pertanyaan dua malaikat yang disebut dengan fitnah kubur).
Karena ketika itu ruhnya dikembalikan dan ia ditanya di dalam kuburnya.
http://4.bp.blogspot.com/-emouxCVQnhw/U5ZxmSIQyVI/AAAAAAAAAe4/NlpX0jlI0y4/s1600/pengurusan+jenazah+11.jpg
-
47
Maka disunnahkan agar setelah selesai menguburkannya orang-orang itu
berhenti sebentar untuk mendoakan kebaikan bagi si mayit (dan doa ini
tidak dilakukan secara berjamaah, tetapi sendiri-sendiri!). Sesungguhnya
mayit bisa mendapatkan manfaat dari doa mereka.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Berdasarkan uraian mengenai tata cara pengurusan jenazah dapat
diambil beberapa hikmah, antara lain:
a. Memperoleh pahala yang besar.
b. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim
c. Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
d. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan
mati dan masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup
setelah mati.
e. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia,
sehingga apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan
diurus dengan sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan
RasulNya.
B. Kajian pustaka
Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian terkait
penerapan Metode Demonstrasi antara lain:
1. Penelitian oleh Nur Kholis Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga
-
48
Tahun 2017 dengan judul “Pelaksanaan Metode Demonstrasi dalam
Mata Pelajaran Fiqih Materi Shalat Pada Siswa Kelas VII MTS Nurul
Huda Bayubiru Kabupaten Semarang”. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang penulis susun yaitu sama-sama menggunakan metode
penelitian tindakan kelas dan sama-sama menggunakan metode
pembelajaran demonstasi. Perbedaannya terletak pada objek penelitian
yaitu mata pelajaran Fiqih tentang materi Shalat sedangkan penelitian
yang dilakukan penulis adalah mata pelajaran PAI materi Pengurusan
Jenazah kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga.
2. Penelitian oleh Sukitri dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih
Materi Shalat Jenazah Dengan Metode Audiovisual Pada Siswa Kelas
VII MTS Sudirman Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang”.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu sama-sama
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dan pada materi Shalat
jenazah. Perbedan penelitian ini dengan penelitian penulis terletak pada
objek penelitian yaitu pada mata pelajaran Fiqih, sedangkan penelitian
yang dilakukan penulis adalah mata pelajaran PAI materi Pengurusan
Jenazah
3. Penelitian oleh Dhuka M. N., Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Tahun 2010 dengan
judul “Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Bidang Studi
Fikih Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Viii
MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kec.Gajah Kab.Demak Tahun
-
49
Ajaran 2009/2010”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis
yaitu sama-sama menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas pada
mata pelajaran PAI dan sama-sama menggunakan metode Demonstrasi.
Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang disusun oleh penulis yaitu
terletak pada lokasi penelitian serta materi pembelajaran yaitu
Pengurusan Jenazah
Jadi, persamaan penelitian penulis dengan ketiga penelitian tersebut
yaitu sama-sama menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dan
sama-sama menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Perbedaan
antara penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian-penelitian
tersebut yaitu terletak pada lokasi penelitian, objek penelitian dan materi
pembelajaran
-
50
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan
terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersamaan (Suyadi, 2011: 18). Sedangkan menurut Arikunto
(2008:3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas besar secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh
guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.
Adapun alur siklus penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
SIKLUS I Pelaksaaan
Pengamatan
SIKLUS II Pelaksaaan
Perencanaan
Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi
?
-
51
B. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah guru dan siswa kelas XI C
Semester Genap SMK PGRI 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 yang
berjumlah 27 siswa yaitu 5 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 2 Salatiga yang terletak di
Jl.Nakula Sadewa 1 Kembangarum Salatiga. Penelitian ini dilaksanakan sesuai
dengan prosedur ada tanggal 25 April 2019 sampai dengan 29 April 2019.
C. Profil Sekolah
Gambaran umum SMK PGRI 2 Salatiga
1. Landasan Hukum
Berdasarkan Keputusan Direktur Pendidikan Dasar
MenengahNo.822/I.03/I.86 tertanggal 23 Juni 1986 diberikan :
Nama Sekolah : SMK PGRI 2 Salatiga
Nomor Sekolah : 4303320007
Alamat :Jl.Nakula Sadewa I, Kembangarum, RT 02 RW 03
Kelurahan Dukuh Salatiga Kode Pos 50722 Telp.
(0298 ) 316175
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Propinsi : Jawa Tengah
Penyelenggara :YPLP Dikdasmen PGRI Perwakilan Kota Salatiga
-
52
2. Badan Hukum Penyelenggara
Badan Hukum Penyelenggara adalah YPLP Dikdasmen PGRI Kota
Salatiga yang beralamat di jalan Imam Bonjol 75A Gg. Kenanga Salatiga
dengan SK Kanwil Depdikbud Prop. Jawa Tengah No. 822/I.03/I.86 tanggal
23 Juni 1986.
3. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SMK PGRI 2 Salatiga
b. Alamat
1) Jalan : Jl. Nakula Sadewa I, Kembangarum RT 02
RW 03 Salatiga
2) Kelurahan : Dukuh
3) Kecamatan : Sidomukti
4) Kota : Salatiga
5) Propinsi : Jawa Tengah
6) No. Telp. : ( 0298 ) 316175
c. Status Sekolah : Swasta
d. Sekolah didirikan : Tahun 1986
1) SK dari : Kanwil Depdikbud Prop.
Jawa Tengah
2) Nomor dan tanggal : 822/I.03.I.86 tanggal 23 Juni 1986
3) Badan Penyelenggara : YPLP Dikdasmen PGRI
Perwakilan Kota Salatiga
4) Alamat Sekolah : Jl.Nakula Sadewa I, Kembangarum RT 02
-
53
RW 03 Kelurahan Dukuh Salatiga, Tlp.
(0298) 316175
5) Akreditasi
a) Status Jenjang : Terakreditasi A
b) Dengan SK BAP – S/M : No. 136/BAP-SM/X/2011
PROV. JATENG : Tanggal 27 Oktober 2011
4. Sejarah Singkat SMK PGRI 2 Salatiga
SMK PGRI 2 Salatiga mulanya bernama SMEA PGRI 2 Salatiga yang
berdiri mulai tahun 1986/1987, sekolah ini termasuk sekolah swasta yang
bernaung di bawah Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan ( YPLP ) PGRI
Jawa Tengah.
Dasar pendirian :
a. Banyak lulusan SLTP yang ingin masuk ke sekolah kejurusan
khususnya SMEA.
b. Banyaknya lulusan SLTP yang tidak tertampung di SMEA Negeri
Salatiga.
1) Pada tahun 1984 / 1985 jumlah pendaftar 966 orang, tertampung
240 orang, Jumlah tidak tertampung 726 orang
2) Tahun 1985 / 1986 jumlah pendaftar 1165 orang, tertampung 240
orang, Jumlah tidak tertampung 925 orang.
Dengan adanya kondisi tersebut di atas, maka timbul keinginan yang
dipelopori oleh Bapak/Ibu guru dari SMEA Negeri untuk mendirikan
sekolah yang diberi nama SMEA PGRI yang sekarang berubah menjadi
-
54
SMK PGRI 2 Salatiga. Sebagai dasar surat izin sementara yaitu SK
Kakanwil Prop. Jateng No. 822/103/1.86 tanggal 23 Juni 1986. Pada tahun
1989 sekolah mendapat Nomor Data Statistik Sekolah (NSS) dari
Kakandepdikbud Kodya Salatiga No. 34.4.03.62.01.004 sehingga mendapat
status terdaftar yang belum bisa ujian sendiri. Pada waktu itu kegiatan PBM
dilaksanakan di Jalan A.Yani No. 14 Salatiga pada siang hari.
Setelah SMEA Negeri pindah ke kembangarum pada tahun 1992/1993
Kepala SMK PGRI mengajukan permohonan pinjam sementara gedung
kepada Kakandepdikbud No. : 436b/SMEA PGRI/XI/R.93, tanggal 27
September 1993. Atas dasar tersebut di atas terbit surat izin penghunian
asset gedung bekas SMEA Negeri dari Kakandepdikbud kodya Salatiga
tanggal 29 September 1993. Pada akhir tahun 1993 berusaha melakukan
akreditasi dan hasilnya status Terdaftar yang disandangnya berubah menjadi
status Diakui dengan SK Dirjen Dikdasmen Sekolah Swasta No.
525/C/Kep/1/1993 tanggal 22 Desember 1993 dengan hasil penilaian yang
diperoleh 73 ( Akreditasi Pertama ).
Kemudian akreditasi yang kedua dilakukan pada tahun 1998 dengan SK
Dirjen Dikdasmen Sekolah Swasta No. 35/C.C7/Kep/MN/1998 tanggal 24
Maret 1998 dengan hasil penilaian yang diperoleh 89 ( Akreditasi Kedua ).
Izin pertama kali yang didapat adalah membuka dua program keahlian yaitu
Akuntansi dan Manajemen Bisnis. Pada tahun 2000 SMK PGRI 2 Salatiga
mempunyai 3 program keahlian berdasarkan uji kelayakan dan sesuai SK
Kabid Dikmenjur Prop. Jateng No. 486/103.08/MN/2000 tanggal 12
-
55
Oktober 2000 yaitu bidang bisnis dan manajemen yang meliputi 3 program
keahlian yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan Penjualan.
Pada tahun 2006 dilakukan akreditasi lagi oleh Badan Akreditasi
Sekolah Provinsi Jawa Tengah dengan No. III/BAS Prov/TU/X/2006
tanggal 13 Oktober 2006 dengan predikat terakreditasi B ( Baik ) dengan
nilai di ata