peningkatan hasil belajar ppkn melalui metode …
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI METODE LEARNING
START WITH QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 1 BOLO KECAMATAN BOLO KABUPATEN BIMA
SKRIPSI
Diajukan untuk MemenuhI Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
KURNIAWATI
105430015815
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Kurniawati
Nim : 105430015815
Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Judul Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar PPKn Melalui Metode Learning Start
With Quesstion (LSQ) Pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Kec. Bolo Kab. Bima
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Juli 2021
Yang Membuat Pernyataan
Kurniawati
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
v
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Kurniawati
Nim : 105430015815
Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Juli 2021
Yang Membuat Perjanjian
Kurniawati
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Dr. Muhajir, M. Pd.
NBM. 988 461
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
DIMANA ADA USAHA DISITU ADA JALAN
DIMANA ADA RINDU DISITU ADA CINTA
Karya ini kupersembahkan untuk:
Orang tua tercinta (Ayah, Ibu, Mama, Papa),
Saudaraku, Keluargaku dan Kekasihku yang senantiasa
memberi dukungan dan semangat serta do’anya untuk ku dalam
menyelesaikan Skripsi dengan baik.
vii
ABSTRAK
Kurniawati. 2021. Peningkatan Hasil Belajar PPKn Melalui Metode Learning Start
With Quesstion (LSQ) Pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo Kecamatan Bolo
Kabupaten Bima. Skripsi. Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Rismawati dan Pembimbing II Musdalifah Syahrir.
Adapun masalah utama dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
“Bagaimana Peningkatan Hasil Belajar PPKn Melalui Metode Learning Start With
Question (LSQ) Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo Kecamatan Bolo
Kabupaten Bima”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Hasil
Belajar PPKn Melalui Metode Learning Start With Question (LSQ) Pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
Jenis penelitian ini adalan penelitian Tindakan kelas (Class Action
Reaserch) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus nya dilaksanakan
sebanyak 3 kali pertemuan. Setiap siklus akan dibagi menjadi 4 tahap kegiatan
yaitu: tahap perencanaan, tahap Tindakan, tahap observasi atau evaluasi, dan tahap
refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Bolo Kecamatan Bolo
Kabupaten Bima, penelitian ini berfokus pada siswa kelas VIII sebanyak 28 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari perbandingan deskripsi siklus
I dan siklus II menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil tes belajar siswa
menunjukkan peningkatan yaitu 79,69 pada siklus I meningkat menjadi 89,15 pada
siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil tes siswa pada
kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo dalam mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan learning start with question.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Learning Start With Question (LSQ)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, demikian kata
yang patut kita ucapkan atas segala karunia dan nikmat yang telah diberikan. Jiwa
yang tak henti bersyukur atas anugrah sampai pada detik ini, gerak Langkah, denyut
jantung serta rasa dan pikiran semua tertuju pada-Mu, sang Khaliq. Skripsi ini
adalah satu dari sekian banyaknya berkah-Mu. Setiap orang dalam berkarya selalu
ingin kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan
seseorang. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesepurnaan,
tetapi tidak dipungkiri kapasitas penulis masih dalam keterbatasa. Segala usaha
telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan
bermanfaat dalam dunia Pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan penulisan
ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua
kandung Bpk. Muhdar H. Abakar dan Ibu Jubaydah serta kedua orang tua angkat
Bpk. Drs. M. Saleh H. Yusuf dan Ibu Halimah yang telah berjuang, berdo’a,
mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis sampai pada proses
pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan terimakasih kepada keluarga
dan kerabat terdekat serta kepada orang terkasih Abdurrahman, S.E yang sejak awal
telah memberikan semangat dan dukungan yang sangat membangun. Terima kasih
juga kepada Ibu Rismawati, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Musdalifah Syahrir, S.Pd., M.Pd.
ix
selaku pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah membeikan bimbingan, arahan
serta motivasi sejak awal penyusunan proposal sampai pada terselesaikannya
skripsi ini.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada: Prof. Dr. H. Ambo
Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Irwan Akib,
M.Pd., P.hd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Dr.
Muhajir, M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, serta seluruh dosen dalam lingkungan Fakultas Kaguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali
penulis dengan serangkain ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, Guru, dan
Staf SMP Negeri 1 Bolo, serta Bpk. Muhammad Nur, S.Pd. selaku guru Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan disekola tersebut yang telah memberikan izin dan
bantuan untuk melakukan penelitian.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati dan ucapan syukur, penulis
senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak selama saran yang
bersifat membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti
sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi
para pembaca terkhusus bagi pribadi penulis. Aamiin Yaa Rabbal Alaamiin.
Makassar , Juli 2021
Kurniawati
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ........................................................................................ v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............. ............................................... ...................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Masalah Penelitian ............ ............................................... ...................... 3
1. Identifikasi Masalah ... ............................................... ...................... 3
2. Alternatif Pemecahan Masalah .................................. ...................... 4
3. Rumusan Masalah ...... ............................................... ...................... 4
C. Tujuan Penelitian .............. ............................................... ...................... 5
D. Manfaat Penelitian ............ ............................................... ...................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........ ............................................... ...................... 7
A. Kajian Teoritis ................... ............................................... ...................... 7
1. Pengertian Belajar ...... ............................................... ...................... 7
2. Pembelajaran PPKn .... ............................................... ...................... 7
3. Metode Pembelajaran . ............................................... ...................... 10
4. Metode Learning Start With Question (LSQ) ............ ...................... 11
5. Pengertian Hasil Belajar ............................................. ...................... 14
6. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................ ...................... 15
7. Indikator Hasil Belajar ............................................... ...................... 17
8. Penelitian Yang Relevan ............................................ ...................... 22
B. Kerangka Pikir .................. ............................................... ...................... 23
C. Hipotesis Tindakan ........... ............................................... ...................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ............................................... ...................... 26
A. Jenis Penelitian .................. ............................................... ...................... 26
xi
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................ ...................... 27
C. Faktor yang Diselidiki ....... ............................................... ...................... 27
D. Prosedur Penelitian ........... ............................................... ...................... 28
E. Intrument Penelitian .......... ............................................... ...................... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................... ...................... 32
G. Teknik Analisis Data ......... ............................................... ...................... 34
H. Indikator Keberhasilan ...... ............................................... ...................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............. ...................... 36
A. Deskripsi Kondisi Awal .... ............................................... ...................... 36
B. Deskripsi Siklus I .............. ............................................... ...................... 37
C. Deskripsi Siklus II ............. ............................................... ...................... 42
D. Hasil Penelitian ................. ............................................... ...................... 45
E. Pembahasan ....................... ............................................... ...................... 75
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................. ...................... 78
A. Simpulan ........................... ............................................... ...................... 78
B. Saran .................................. ............................................... ...................... 78
DAFTAR PUSTAKA ................... ............................................... ...................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kriterian Nilai Wujud Hasil Belajar ......................................................... 18
4.1 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Penerapan Pendekatan Learning
Start With Question Siklus I Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo ............... 46
4.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Berdasarkan Indikator
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas VIII SMP
Negeri 1 Bolo ............................................................................................. 46
4.3 Hasil Tes Siswa Secara Kelompok Siklus I kelas VII SMP
Negeri 1 Bolo .............................................................................................. 48
4.4 Deskripsi Skor Hasil Tes Kelompok Siklus I Pada Pembelajaran
PPKn Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo ......................................................... 49
4.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Tes Kelompok
Siklus I Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo ........................................... 50
4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Tes Kelompok Siklus I Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 1 Bolo ............................................................................. 50
4.7 Hasil Tes Siswa Secara Individu Siklus I Kelas VIII SMP Negeri
1 Bolo .......................................................................................................... 51
4.8 Deskripsi Skor Hasil Tes Individu Siklus I Pada Mata Pelajaran
PPKn Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo ......................................................... 52
4.9 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Tes Individu
Siklus I Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo ........................................... 53
4.10 Deskripsi Ketuntasan Hasil Tes Individu Siklus I Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo ................................................................... 53
4.11 Penafsiran Nilai Angket Siklus I .............................................................. 54
4.12 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Penerapan Pendekatan Learning
Start With Question Siklus II Dikelas VIII SMP Negeri 1 Bolo ................. 60
xiii
4.13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Berdasarkan Indikator
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn Kleas VIII SMP
Negeri 1 Bolo ............................................................................................. 61
4.14 Hasil Tes Siswa Secara Kelompok Siklus II kelas VIII SMP
Negeri 1 Bolo .............................................................................................. 62
4.15 Deskripsi Skor Hasil Tes Kelompok Siklus II Pada Mata Pelajaran
PPKn Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo ......................................................... 63
4.16 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Tes Kelompok
Siklus II Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo .......................................... 64
4.17 Deskripsi Ketuntasan Hasil Tes Individu Siklus II Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo ................................................................... 65
4.18 Hasil Tes Siswa Individu Siklus II Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo ........ 65
4.19 Deskripsi Skor Hasil Tes Individu Siklus II Pada Mata Pelajaran
PPKn Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo ......................................................... 66
4.20 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Tes Individu
Siklus II Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo .......................................... 67
4.21 Deskripsi Ketuntasan Hasil Tes Individu Siklus II Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 1 Bolo ............................................................................. 68
4.22 Penafsiran Nilai Angket Siklus II ............................................................ 69
4.23 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Tes Belajar
Siswa Setelah Pembelajaran Pada Siklus I Dan II ...................................... 75
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Pada Mata Pelajaran PPKn Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo .................................................................. 54
4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Pada Mata Pelajaran PPKn Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo ................................................................... 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sekolah merupakan proses pengembangan membimbing,
mengajar dan melatih peserta didik untuk memberikan bakat kemampuan
sesuai dengan ciri-ciri perkembangannya dalam dimensi intelektual, sosial,
dan pribadi sehingga akibatnya akan dapat melanjutkan studi selanjutnya.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SIKDISNAS) “Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya.
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi
dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan
diakui oleh masyarakat”.
Penetapan kurikulum sebagai acuan persyaratan kompetensi dan
kompetensi dasar yang ingin dicapai merupakan salah satu inisiatif pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan. Diasumsikan bahwa informasi yang
dipelajari di sekolah akan memungkinkan dia untuk memenuhi kriteria
kompetensi yang ditetapkan, dan bahwa tujuan pendidikan yaitu perubahan
perilaku yang diinginkan pada siswa akan tercapai setelah dia belajar.
Namun usaha pemerintah dalam mengembangkan mutu pendidikan
memiliki titik kelemahan yang diperoleh dalam pengembangan mutu
pendidikan tersebut. Hal ini dibuktikan dari persiapan siswa dalam hal
menerima dan mendengarkan pembelajaran masih kurang dimana dalam
menerima materi siswa akan lupa pada keesokan harinya. Sehingga daya
tangkap yang di terima oleh siswa kurang dapat di pahami.
2
Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) adalah mata pelajaran yang
bertujuan membantu pelajar agar menjadi masyarakat dengan pengetahuan,
pemahaman atau pengertian, dan kecerdasan menganalisis keadaan sosial agar
dapat berpartisipasi dalam kemasyarakatan sosial yang dinamis dan
menghayati nilai falsafah bangsa. Mereka juga diharuskan mempunyai
mentalitas dan karakter berwarga dan bernegara, serta kemampuan untuk
terlibat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tidak tepat dan kurangnya
kreativitas guru telah diamati dalam kegiatan belajar mengajar baru-baru ini.
Guru secara tradisional hanya mengandalkan pendekatan teoritis, dengan tugas
utama siswa terdiri dari mendengarkan, mencatat, dan menyelesaikan tugas.
Siswa merasa keadaan ini sangat tidak menarik, dan akibatnya mereka tidak
mau menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, terutama dalam
disiplin ilmu seperti PPKn.
Kondisi pembelajaran yang optimal dapat tercapai apabila guru mampu
Untuk memenuhi tujuan instruksional, siswa dan model pembelajaran harus
berada dalam suasana yang menyenangkan, dan juga interaksi interpersonal
yang efektif antara guru dan siswa, serta antara siswa dan siswa, diperlukan
untuk pengelolaan kelas yang sukses.
Oleh karena itu, penguasaan kelas dan model pembelajaran oleh guru
sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien
yang menghasilkan hasil yang optimal. Guru harus dapat menggunakan
pengetahuannya tentang teori belajar mengajar serta teori perkembangan
3
sebagai pengelola lingkungan belajar untuk memunculkan kondisi belajar
mengajar sehingga kegiatan belajar siswa lebih bagus dilaksanakan sekaligus
memfasilitasi tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Bolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima mereka mengatakan mata
pelajaran PPKn sangat membosankan karena belajarnya monoton. Selain mata
pelajaran PPKn yang membosankan, siswa juga kurang aktif dalam menerima
mata pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam kelas. Maka dari itu penulis
melakukan wawancara kepada beberapa guru pengajar PPKn di sekolah
tersebut mereka mengatakan mata pelajaran PPKn sangatlah kurang di minati
oleh siswa di sekolah tersebut.
Sehingga sesuai dengan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PPKn Melalui Metode
Learning Start With Quesstion (LSQ) Pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Bolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima”
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Ada beberapa masalah yang akan dikaji pada penelitian ini yaitu:
a. Mengukur tingkat pencapaian siswa dalam mengetahui dan memahami
suatu mata pelajaran.
b. Penerapan metode Learning Start With Question diharapkan sesuai
dengan indikator keberhasilan yang diinginkan sehingga proses
pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
4
Bardasarkan pembahasan diatas dapat diuraikan masalah mendasar
dalam kegiatan pembelajaran PPKn pada kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Kecamatan Bolo Kabupaten Bima adalah kurangnya imajinasi guru dalam
menerapkan metode pembelajaran, serta penggunaan pendekatan
pembelajaran yang kurang tepat. Guru secara tradisional hanya mengandalkan
pendekatan yang teoritis, dengan tugas utama siswa terdiri dari
mendengarkan, mencatat, dan menyelesaikan tugas. Siswa merasa keadaan ini
sangat tidak menarik dan akibatnya, mereka tidak mau menyerap materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru, terutama dalam disiplin ilmu seperti
PPKn. Padahal pada dasarnya kita ketahui bahwa sebagai seorang guru
profesional, seharusnya memikirkan untuk menggunakan berbagai model atau
pendekatan pembelajaran yang dapat menekankan kepada keaktifan siswa
dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Bolo Kec. Bolo Kab. Bima.
2. Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk menyelesaikan masalah tentang rendah atau lemahnya hasil
belajar siswa di SMP Negeri 1 Bolo Kecamatan Bolo Kabupate Bima, Penulis
menerapkan penerapan pendekatan Learning Start With Question (LSQ) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas penulis mengambil titik
permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana Peningkatan Hasil
5
Belajar PPKn Melalui Metode Learning Start With Question (LSQ) Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar
PPKn Melalui Metode Learning Start With Question (LSQ) Pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 1 Bolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun
manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada penerapan metode pembelajaran
Learning Start With Question pada pembelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Bolo
Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat menjadikan siswa mampu memperbaiki pengetahuan
siswa sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang ada pada dirinya
b. Bagi Guru
Guru mampu memahami keadaan jiwa peserta didiknya dan dapat
membantunya dalam mengatasi berbagai kesulitan yang dialami sehingga
kualitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat
c. Bagi Sekolah
6
Diharapakan penelitian ini dapat memberikan masukan dalam rangka
perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran PPKn di sekolah
d. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat melatih diri agar mampu menerapkan ilmu yang
diperoleh dalam perkuliahan sehingga dapat menambah wawasan, pengetahuan
dan pengalaman bagi peneliti.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan
dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit
maupun implisit (tersembunyi). Salah satu definisi belajar adalah proses
memperoleh berbagai kemampuan, keterampilan, dan sikap. Belajar
merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif.
Belajar berarti perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, dan
meniru. Belajar akan lebih efektif apabila si pembelajar melakukannya
dalam suasana yang menyenangkan dan dapat menghayati objek
pembelajaran secara langsung. Belajar sebagai suatu proses perubahan
kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar itu merupakan suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan demi menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan dan nilai sikap.
2. Pembelajaran PPKn
Sesuai uraian Depdiknas (2007) PPKn merupakan mata pelajaran
dengan visi utama sebagai pendidikan demokrasi yang bersifat
multidimensional. Ia merupakan pendidikan nilai demokrasi, pendidikan
8
moral, pendidikan sosial, dan masalah pendidikan politik. Namun yang
paling menonjol adalah sebagai pendidikan nilai dan pendidikan moral.
Oleh karena itu secara singkat PPKn dinilai sebagai mata pelajaran yang
mengusung misi pendidikan nilai dan moral. Alasannya antara lain sebagai
berikut.
a. Konsep nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, serta dinamika
perwujudannya dalam kehidupan bangsa Indonesia menjadi landasan
PPKn.
b. Perwujudan nilai-nilai tersebut dalam perilaku kehidupan nyata
merupakan tujuan akhir pembelajaran PPKn.
c. Siswa dan guru harus terlibat secara emosional, intelektual, dan sosial
dalam proses pembelajaran agar prinsip-prinsip tersebut tidak hanya
dipahami (kognitif), tetapi juga diserap (afektif) dan dipraktikkan
(psikomotorik).
Menurut Hanafy, M. S. (2014:67). Pembelajaran merupakan
aktivitas utama dalam proses pendidikan. Pendidikan secara nasional
didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan baik untuk peserta didik itu sendiri
maupun untuk masyarakat, bangsa dan Negara.
Menurut Aryani dan Susantim (2010:18) Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran yang menitikberatkan pada pengembangan diri
yang beraneka ragam, baik dari segi agama, sosial budaya, bahasa, usia,
dan suku bangsa, agar menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter.
Pendidikan Kewarganegaraan, berdasarkan pandangan di atas
adalah pendidikan yang menitik beratkan pada pendidikan nilai dan moral,
9
serta pembangunan jati diri dan cinta tanah air, untuk menghasilkan warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter.
Tema Pendidikan Kewarganegaraan mencakup berbagai topik.
Aspek-aspek tersebut menurut Depdiknas (2007) antara lain sebagai
berikut:
a. Hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, keutuhan NKRI, partisipasi bela
negara, sikap positif terhadap NKRI, keterbukaan, dan jaminan
keadilan adalah semua aspek persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Tatanan dalam kehidupan keluarga, tata tertib sekolah, norma
kemasyarakatan, peraturan daerah, norma tingkat nasional dan negara
bagian, sistem hukum dan peradilan nasional, serta hukum dan
keadilan internasional merupakan contoh norma, undang-undang, dan
peraturan.
c. Hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat,
instrumen hak asasi manusia nasional dan internasional, serta
pemajuan, penghormatan, dan perlindungan hak asasi manusia
merupakan contoh hak asasi manusia.
d. Persyaratan warga negara termasuk hidup bersama, harga diri warga
negara, kebebasan berorganisasi, kebebasan berekspresi, menghormati
keputusan bersama, pencapaian diri, dan kesetaraan warga negara.
10
e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
pertama, konstitusi yang telah digunakan di Indonesia, hubungan dasar
negara dengan konstitusi.
f. Pemerintah desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi,
pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya
demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, dan pers
dalam masyarakat demokratis semuanya tercakup.
g. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses
penetapan Pancasila sebagai dasar negara, penerapan cita-cita
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dan Pancasila sebagai ideologi
terbuka semuanya tercakup dalam Pancasila.
h. Globalisasi dalam konteksnya, politik luar negeri Indonesia di era
globalisasi, pengaruh globalisasi, hubungan internasional dan
organisasi internasional, dan evaluasi globalisasi adalah semua topik
yang dibahas dalam kursus ini.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembebelajaran ini sangat penting untuk memastikan bahwa
proses belajar mengajar menyenangkan bagi siswa dan mereka dapat
dengan mudah menyerap informasi dari para pendidik.
Menurut Nana Sudjana (2015:67) Metode Dalam pendidikan, hal ini
menunjukkan bahwa semua metode pengajaran yang merupakan
komponen dan proses pendidikan, serta alat untuk mencapai tujuan dan
konsensus sistem pendidikan. Pendekatan pengajaran ditentukan oleh
tujuan dan materi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Abuddin Nata (2019:213) Selain tujuan yang ingin dicapai,
penerapan metode harus memperhatikan materi pelajaran yang akan
11
diajarkan, kondisi siswa, setting, dan kemampuan pendidik tersebut. Satu
teknik mungkin tepat untuk mencapai beberapa tujuan tetapi tidak untuk
yang lain. Satu teknik mungkin tepat untuk mencapai beberapa tujuan
tetapi tidak untuk yang lain. Strategi tertentu mungkin sesuai untuk siswa
dan lingkungan target tertentu, tetapi tidak cocok untuk semua siswa dan
lingkungan.
Oleh karena itu, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
cara atau strategi penyampaian materi pebelajaran tertentu kepada siswa
agar mereka mampu mempelajari, mengerti, menerapkan, dan menguasai
materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru, serta kelangsungan belajar
mengajar pada siswa dilakukan sesuai dengan tujuan.
Selanjutnya teknik pembelajaran menurut Hanifah, nanang dan cucu
suhana (2019:67) dapat dilihat sebagai bagaimana seseorang menerapkan
metode ke dalam tindakan. Misalnya, penggunaan metode ceramah di
kelas dengan jumlah siswa yang banyak memerlukan strategi tersendiri,
yang secara teknis berbeda dengan metode ceramah di kelas dengan
jumlah siswa sedikit.
Sedangkan menurut Rustiah (2012:67) Strategi pembelajaran adalah
kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa metode
merupakan taktik penyajian bahan ajar, teknik bagaimana guru
menjalankan metode, dan strategi bagaimana tujuan harus dicapai.
4. Metode Learning Start With Question (LSQ)
Metode Learning Start With Question (LSQ) yaitu metode
pembelajaran aktif di mana siswa mengajukan pertanyaan dan guru
menjawab dengan menjelaskan apa yang mereka tanyakan. Bertanya
dapat dilihat sebagai bentuk umpan balik dan cara untuk menarik minat
siswa. Bertanya dan menjawab pertanyaan adalah inti dari belajar.
12
Menjawab pertanyaan menunjukkan kemampuan berpikir seseorang,
sedangkan bertanya mencerminkan rasa ingin tahu seseorang.
Menurut Suryo Budi Susanto (2013:432) Metode learning starts
with a question adalah metode dimana siswa diarahkan untuk belajar
mandiri dengan membuat pertanyaan berdasarkan bacaan yang diberikan
oleh guru.
Menurut Hamruni (2019:276) Metode Learning Starts With A
Question (LSQ) adalah suatu metode pembelajaran dimana proses belajar
sesuatu yang baru akan lebih efektif jika siswa aktif dalam bertanya
sebelum mereka mendapatkan penjelasan tentang materi yang akan
dipelajari dari guru sebagai pengajar.
Adapun cara-cara dalam metode Learning Start With Question yakni:
a. Pilihlah bahan bacaan yang relevan dan berikan kepada siswa.
Dengan memutuskan topik atau bab tertentu dari buku teks.
Cobalah membaca apa pun yang menyertakan informasi umum
atau yang memungkinkan multitafsir.
b. Siswa hendak mempelajari pelajaran itu secara individu atau
dengan seorang rekan.
c. Minta siswa agar melingkari bagian-bagian teks yang tidak mereka
pahami. Dorong mereka untuk membuat tanda sebanyak mungkin.
Bergabunglah dengan pasangan studi dengan pasangan lain jika
waktu memungkinkan, dan mintalah mereka memperdebatkan
poin-poin yang tidak diketahui yang telah ditandai.
d. Minta siswa untuk membuat pertanyaan tentang materi yang telah
mereka baca secara berpasangan atau kelompok kecil.
e. Mengumpulkan setiap pertanyaan yang telah dituliskan siswa.
13
f. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini untuk menyampaikan materi
pelajaran.
Strategi pembelajaran ini, mewajibkan siswa untuk membaca materi
yang akan dipelajari sebelum guru memulai pelajaran, hal ini dilakukan
agar memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
materi, akibatnya siswa akan secara aktif bertanya dan mengeluarkan
pendapatnya.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode Learning Start With
Question adalah:
1) Kelebihan metode Leraning Start With Question yaitu:
a. Peserta didik dituntut berani dan tidak malu.
b. Peserta didik akan terpancing untuk berfikir.
c. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam mempelajari sesuatu
atau menimbulkan gairah belajar.
d. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
e. Metode ini dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik
serta dapat meningkatkan minat baca.
f. Pendidik dapat mengetahui taraf daya tangkap peserta didik
sehingga pembelajaran dapat diselaraskan dengan kemampuan
mereka.
2) Sedangkan kekurangan dari metode Learning Start With Question
yaitu:
14
a. Peserta didik yang malas memperhatikan akan bosan jika bahasan
dalam pembelajaran tersebut tidak disukai.
b. Tidak semua peserta didik berani mengajukan pertanyaan.
c. Peserta didik yang minat membacanya rendah akan sulit mengikuti
pelajaran karena awal pelajaran dimulai dengan membaca.
5. Pengertian Hasil Belajar
Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie” dalam
bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dengan
demikian prestasi belajar dan hasil belajar dapat dikatakan sama.
Menurut Nana Sudjana (2010:22) Hasil belajar adalah kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Kunandar (2012:62) Hasil belajar adalah kompetensi atau
kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun psikomotor yang
dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar
mengajar.
Menurut Rosma Hartini Sams (2010:33) Hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh seseorang setelah menyelesaikan proses
belajar berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai hasil latihan atau
pengalaman yang diperoleh, maka hasil belajar dapat diartikan sebagai
kemampuan yang diperoleh seseorang setelah menyelesaikan proses
belajar.
Hasil belajar adalah standar yang digunakan untuk mengukur tingkat
pencapaian siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran,
dan biasanya dinyatakan dalam huruf atau angka. Setelah siswa melalui
proses pembelajaran, mereka dapat memperoleh hasil belajar melalui
keterampilan, nilai, dan sikap.
Perubahan dapat diartikan sebagai perbaikan dan perkembangan dari
sebelumnya, seperti dari tidak tahu menjadi tahu. Setelah dilakukan
15
evaluasi, diperoleh hasil belajar. Menurut Mulyasa, evaluasi hasil belajar
pada hakikatnya merupakan pengukuran terhadap perubahan perilaku yang
telah terjadi. Perubahan perilaku siswa dijadikan sebagai tolak ukur hasil
belajar.
Siswa diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang baik sebagai hasil
dari proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan instruksional
yang telah ditentukan sebelum dimulainya kelangsungan pembelajaran.
Penggunaan tes merupakan salah satu metode untuk menentukan tingkatan
keberhasilan belajar. Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hasil
belajar pada materi pelajaran yang diajarkan oleh guru sekolah. Hasil
belajar merupakan tolak ukur atau tolak ukur yang menentukan tingkat
keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi
pelajaran dari proses pengalaman belajarnya yang diukur dengan ujian,
sesuai dengan penjelasan di atas.
6. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa adalah keterampilan yang diperolehnya sebagai
hasil dari pengalaman belajarnya. Siswa mendapatkan berbagai
pengalaman dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar
memegang peranan penting dalam proses pembelajaran karena
menginformasikan kepada guru tentang kemajuan siswanya dalam
mencapai tujuan belajarnya melalui proses kegiatan belajar mengajar.
Dengan informasi ini, guru dapat merencanakan dan membina kegiatan
siswa tambahan baik untuk individu maupun kelompok belajar.
16
Menurut Sumadi (2009:235) Unsur-unsur yang mempengaruhi proses
dan hasil belajar dibagi menjadi dua kategori: faktor internal dan faktor
eksternal yang mempengaruhi siswa. Keadaan fisik seperti kesehatan
organ tubuh, kondisi psikologis seperti kapasitas intelektual dan
emosional, dan kondisi sosial seperti kemampuan bersosialisasi dengan
lingkungan merupakan contoh kondisi internal.
Siswa yang merasakan ketegangan emosional, seperti ketakutan
terhadap pendidik, mungkin merasa sulit untuk mempersiapkan
pembelajaran baru karena mereka terus-menerus diingatkan akan perilaku
pendidik yang ditakuti. Siswa yang memiliki masalah dalam bersosialisasi,
misalnya, akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan
lingkungannya, yang pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan belajar.
Faktor internal dapat berkembang sebagai akibat dari pengalaman dan
perubahan belajar sebelumnya, seperti kompleksitas situasi internal,
kondisi eksternal di lingkungan peserta didik akan mempengaruhi
persiapan, proses, dan hasil belajar, seperti keragaman dan tingkat
kesulitan bahan pembelajaran yang dipelajari, lokasi belajar, iklim,
suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat. Siswa yang
mempelajari bahan ajar dengan tingkat kesulitan yang tinggi namun tidak
memiliki bakat internal yang diperlukan untuk mempelajarinya, misalnya,
akan mengalami tantangan belajar. Dengan demikian siswa harus memiliki
kapasitas internal yang diperlukan agar berhasil dalam memperoleh materi
pembelajaran baru. Perkalian, misalnya, mengharuskan anak memiliki
kemampuan internal dalam penjumlahan dan pengurangan. Belajar di
tempat yang tidak memenuhi syarat, yang iklim atau cuacanya panas dan
menyengat, dan suasananya bising akan mengganggu konsentrasi belajar.
17
Pembelajaran yang berhasil memerlukan perhatian pendidik terhadap
kapasitas internal siswa maupun kondisi stimulasi eksternal. Dengan kata
lain, mempelajari jenis kemampuan baru membutuhkan landasan
kemampuan yang diajarkan sebelumnya atau pembelajaran sebelumnya
dan keragaman konteks eksternal. Akibatnya, pengaruh yang
mempengaruhi belajar dapat datang baik dari dalam maupun dari luar
seseorang. Pengaruh eksternal seperti lingkungan hidup seseorang, serta
aspek internal seperti masalah fisik dan kesehatan. Lingkungan siswa, baik
di dalam kelas, sekolah, maupun di luar sekolah harus dioptimalkan
pengelolaannya agar interaksi belajar mengajar lebih berhasil dan efisien.
Hal ini mengandung pengertian bahwa lingkungan fisik dapat digunakan
sebagai sumber belajar yang direncanakan atau digunakan, sedangkan
lingkungan non fisik digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar
yang nyaman dan kondusif.
7. Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran. Apa yang dipelajari siswa mempengaruhi
kemampuan mereka untuk memperoleh aspek-aspek modifikasi perilaku
ini. Dengan demikian jika siswa memperoleh pengetahuan tentang ide-ide,
perubahan perilaku yang mereka alami berupa penguasaan konsep.
Menurut Bloom (dalam Rifa’i dan Anni 2009:86) Dalam konteks
pembelajaran, hasil belajar dicapai melalui tiga ranah yakni kognitif,
emosional, dan psikomotorik.
Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:
18
a. Ranah Kognitif
Berkaitan dengan hasil belajar. Ranah kognitif mencakup enam
kategori yaitu:
1) Mengingat (remembering), didefinisikan sebagai perilaku
mengingat atau mengetahui informasi yang telah dipelajari
sebelumnya.
2) Memahami (understanding), didefinisikan sebagai kemampuaan
memperoleh makna dari materi peserta didikan
3) Menerapkan (applying), mengacu pada kemampuan menggunakan
materi peserta didikan yang telah dipelajari di dalam situasi baru
dan kongkrit.
4) Menganalisis (analyzing), mengacu pada kemampuan memecahkan
material ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur
organisasinya
5) Mengevaluasi (evaluating), mengacu pada kemampuan membuat
keputusan tentang nilai materi peserta didikan untuk tujuan tertentu
6) Mengkreasi (creating), merupakan kemampuan siswa dalam
mengaplikasikan konsep mata pelajaran menjadi suatu produk.
Tabel 2.1 Kriterian Nilai Wujud Hasil Belajar
Rentang KKM Kualifikasi Nilai
>85 80 Sangat berahasil A
74-85 80 Berhasil B
62-73 80 Cukup C
50-61 80 Kurang D
<60 80 Gagal E
19
Berdasarkan tabel 2.1, peserta didik dengan skor lebih dari 85
memiliki kredensial 'sangat baik' (A), sedangkan peserta didik dengan
skor 74 hingga 85 memiliki kualifikasi 'berhasil' (B), Antara 62 hingga
73 memiliki kualifikasi 'cukup' (C), 50 hingga 61 memiliki kualifikasi
'kurang' (D), dan memiliki kualifikasi 'gagal' jika skor kurang dari 50
(E). Dalam penelitian ini, penanda yang digunakan untuk menilai hasil
belajar kognitif mata pelajaran PPKn sebagai berikut: (1)
mengidentifikasi keanekaragaman budaya bangsa Indonesia; (2)
memperhatikan keragaman budaya bangsa Indonesia; (3) mengakui
kekayaan alam rakyat Indonesia; (4) mengutamakan kekayaan alam
rakyat Indonesia; (5) mengakui keramahan masyarakat Indonesia; (6)
memberikan contoh keramahan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Ranah efektif
Perasaan, sikap, minat, dan nilai adalah semua faktor kategori
dalam ranah afektif yakni:
1) Keinginan siswa untuk menunjukkan rangsangan atau kejadian
tertentu disebut sebagai penerimaan.
2) Yang dimaksud dengan “reaksi” adalah partisipasi aktif siswa.
Siswa pada tingkat ini tidak hanya menyajikan kejadian, tetapi juga
menanggapinya dengan berbagai cara.
3) penilaian harga atau nilai yang terkait dengan item tertentu,
kejadian, atau tindakan pada siswa
20
4) Mengorganisir, menangani berbagai rangkaian nilai,
menyelesaikan perselisihan nilai, dan memulai proses
pengembangan sistem nilai yang konsisten secara internal
5) konstruksi pola hidup, mengacu pada siswa individu yang memiliki
sistem nilai yang telah membentuk perilaku mereka melalui waktu,
memungkinkan mereka untuk menciptakan ciri-ciri gaya hidup.
Unsur penilaian karakter yang terlihat dalam penelitian ini,
berdasarkan uraian tersebut, terdiri dari empat karakter yaitu
kerjasama, tanggung jawab, disiplin, dan percaya diri.
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik mencakup tujuh kategori kemampuan fisik:
persepsi, kesiapan, gerakan terarah, gerakan kebiasaan, gerakan rumit,
penyesuaian, dan organisasi.
1) Penggunaan organ sensorik untuk mendapatkan isyarat yang
mengarahkan aktivitas motorik disebut sebagai persepsi.
2) Istilah "kesiapan" mengacu pada kemampuan untuk terlibat dalam
kegiatan tertentu. Persepsi terhadap petunjuk menjadi syarat
penting pada level ini.
3) Gerakan terarah, yang dikaitkan dengan tahap awal penguasaan
keterampilan kompleksgerakan terbiasa, berkaitan dengan tindakan
kinerja dimana gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa
dan gerakan dapat dilakukan dengan sangat meyakinkan dan mahir
21
4) Gerakan kompleks, berkaitan dengan kemahiran kinerja dari
tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang
kompleks
5) Kemampuan beradaptasi, yang mengacu pada bakat yang sangat
berkembang yang memungkinkan individu untuk memodifikasi
pola gerakan dalam menanggapi persyaratan baru atau ketika
dihadapkan dengan skenario kesulitan baru.
6) Ketika sampai pada penciptaan pola gerakan baru yang dapat
disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu, sebagian besar
waktu ini dapat dilakukan oleh orang-orang yang sudah memiliki
banyak pengalaman.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang dicapai setelah
mengalami peristiwa belajar berupa penguasaan konsep yang ditentukan
dalam tujuan pembelajaran, yang meliputi ranah kognitif, emosional, dan
psikomotorik, menurut beberapa teori di atas. Menurut beberapa teori di
atas, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi setelah
mengalami peristiwa belajar berupa penguasaan konsep-konsep yang
ditunjukkan dalam tujuan pembelajaran yang meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Nilai tes merepresentasikan tingkat ketercapaian
pembelajaran PPKn dan mengacu pada KKM sekolah yakni 80. Peneliti
akan menggunakan instrumen evaluasi untuk mengamati sikap siswa
selama proses pembelajaran pada ranah afektif.
22
8. Penelitian Yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan yang
menjadi bagian rujukan penulis antara lain:
a. Rosita Beraliklin tahun 2014, dengan judulPenerapan Metode
Learning Starts WithA Question Peningkatan Keterampilan Membaca
Nyaring Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas IV
SDN Madyopuro 1 Kecamatan KedungKandang Kota Malang. Hasil
penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: hasil pra tindakan rata-rata
hasil belajar siswa 64,33 persen, setelah pembelajaran diterapkan rata-
rata hasil belajar siswa 64,33 persen metode Learning Starts With A
Question pada siklus I dan siklus II maka, Berdasarkan hasil post-test
siklus, hanya 10 siswa (45,45%) yang mampu memperoleh nilai lebih
tinggi dari standar keberhasilan yang ditetapkan (70%) dan 25 siswa
(55,55%) tidak memenuhi standar yang ditetapkan, dengan rata-rata
kelas menjadi 75%. Pada siklus II rata-rata ukuran kelas naik menjadi
20 siswa (90 persen), namun tingkat keberhasilan siswa turun menjadi
2 (9,91 persen). Akibatnya, nilai rata-rata tradisional siswa secara
kelompok dan siswa secara individu gagal, karena masih ada dua
siswa yang belum menyelesaikan proses pembelajaran, sedangkan
yang sudah tuntas hanya 22 siswa.
b. Asmaun dengan judul Penerapan Metode LSQ (learning start with a
question) dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI pada siswa kelas V
SD Negeri 14 Abeli Kota Kendari. Selanjutnya dibandingkan dengan
23
nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu 73,8, nilai rata-rata siswa pada
siklus II meningkat menjadi 80,1, dan memenuhi indikator kinerja
yang direncanakan, dengan nilai 93,7 persen siswa > 70,00. Oleh
karena itu, teknik LSQ (Learning Start With a Question) harus
digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga siswa dapat lebih
memahami dan menerapkan mata pelajaran yang diajarkan.
c. Skripsi Muhammad Eksanto berjudul “Implementasi Strategi
Pembelajaran Lsq (Learning Starts With A Question) Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran
IPA SD N Giriroto 1 Tahun Pelajaran 2013/2014”.Berdasarkan hasil
penelitian, penggunaan teknik pembelajaran LSQ (Learning Start
With A Question) pada siswa kelas IV SD Negeri Giri Roto 1 dapat
meningkatkan keaktifan belajar IPA.
B. Kerangka Pikir
Belajar pada dasarnya adalah interaksi antara siswa dengan lingkungannya
yang mengarah pada perubahan perilaku yang positif. Banyak elemen yang
mempengaruhi hubungan ini, baik kekuatan internal maupun lingkungan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar selama proses
pembelajaran, salah satunya adalah unsur strategi pembelajaran atau
pendekatan pembelajaran. Ini mengacu pada upaya belajar siswa, yang
termasuk menggunakan strategi mulai dengan pertanyaan.
24
Untuk meningkatkan hasil belajar PPKn, siswa harus termotivasi untuk
belajar dengan melakukan kegiatan yang menarik. Diperlukan paradigma
pembelajaran interaktif, di mana guru lebih banyak memberikan peran kepada
siswa sebagai subjek pembelajaran dan lebih menekankan pada proses
daripada hasil. Untuk mencapai hasil belajar, guru mengkonstruksi proses
belajar mengajar yang memadukan peserta didik secara terpadu dan utuh pada
komponen kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk melibatkan siswa secara
aktif dalam berpikir, mendengar, melihat, dan psikomotorik dalam
pembelajaran PPKn diperlukan lingkungan, metodologi, dan model
pembelajaran yang sesuai. Salah satu tanggung jawab guru adalah
mengembangkan teknik pembelajaran dan memanfaatkan media pembelajaran
agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Salah satunya adalah cara
belajar yang diawali dengan pertanyaan.
Kerangka Pikir
Pembelajaran PPKn
Siklus I Metode Learning Start
With Question (LSQ)
Siklus II
Peningkatan Hasil
Belajar
GURU
25
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka diajukan hipotesis tindakan
sebagai berikut: “Dengan Penerapan Pendekatan Learning Start With
Questio(LSQ) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
PPKndi kelas IX SMP Negeri 1 Bolo Kec. Bolo Kab. Bimadapat meningkat”.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yaitu Guru didorong untuk mengembangkan teori
personalnya tentang pendidikan berdasarkan praktek dikelas sehingga antara
teori dan praktek kependidikan dapat terhubung. Digunakan penelitian
tindakan kelas dalam penelitian ini karena adanya permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam
beberapa siklus tindakan hingga menunjukkan peningkatan terhadap hasil
belajar siswa. Siklus akan dibagi menjadi empat tahap kegiatan yaitu: Tahap
perencanaan, Tahap tindakan, Tahap observasi atau evaluasi, Tahap refleksi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian
campuran ini merupakan suatu prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis,
dan mencampur metode kuantitatif dan kualitatif dalam suatu penelitian atau
serangkaian penelitian untuk memahami permasalahan penelitian, (Creswell,
2015: 1088). Penelitian ini berguna untuk menggambarkan fenomena yang
kompleks, dapat melihat perbandingan antar kasus, dan penelitian ini mampu
menganalisis hasil gabungan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif sehingga
data akan semakin jelas dan saling melengkapi.
27
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini berlokasi di kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo Kecamatan
Bolo Kabupaten Bima dan akan berlangsung selama waktu yang ditentukan.
Penulis memilih lokasi ini karena melihat di Sekolah tersebut masih
rendahnya keterampilan dalam hal belajar mengajar hal ini sesuai dengan
permasalahan yang akan dikaji. Subjek penelitian ini adalah SMP Negeri 1
Bolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Penelitian ini berfokus pada siswa
kelas VIII.
C. Faktor yang diselidiki
1. Pengertian Learning Start With Question (LSQ)
Learning Start With Question adalah metode pembelajaran aktif di
mana siswa mengajukan pertanyaan dan guru menjawab dengan
menjelaskan apa yang mereka tanyakan. Bertanya dapat dilihat sebagai
bentuk umpan balik dan cara untuk menarik minat siswa. Bertanya dan
menjawab pertanyaan adalah inti dari belajar. Menjawab pertanyaan
menunjukkan kemampuan berpikir seseorang, sedangkan bertanya
mencerminkan rasa ingin tahu seseorang.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah standar yang digunakan untuk mengukur
tingkat pencapaian siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata
pelajaran, dan biasanya dinyatakan dalam huruf atau angka. Setelah siswa
melalui proses pembelajaran, mereka mendapatkan hasil belajar dari segi
keterampilan, nilai, dan sikap. Perubahan dapat diartikan sebagai
28
perbaikan dan perkembangan dari sebelumnya, seperti dari tidak tahu
menjadi tahu. Setelah dilakukan evaluasi, diperoleh hasil belajar.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Dalam
pelaksanaannya, penelitian ini bekerja sama dengan guru mata pelajaran dan
dilaksanakan dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu:
perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan
refleksi (reflection). Dapat dlihat pada bagan dibawah ini.
Sumber: Arikunto Suharsimi (2010:17)
Pelaksanakan
Perencanaan Pengamatan Siklus 1
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan Siklus 2 Pengamatan
Refleksi
29
Tahapan pada setiap siklusnya diterapkan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan (planning)
1) peneliti dan pendidik merencanakan penerapan pendekatan Learning Start
With Question terhadap pelajaran yang kemudiandikembangkan
2) Dalam strategi Learning Start With Question diperlukan penyusunan
skenario pembelajaran serta penyiapan materi dan media dan
mempersiapkan soal evaluasi dan jawabannya pada siklus I
3) Selama fase studi, buat format observasi.
b. Tindakan (action)
Pendidik misalnya melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan
rencana-rencana yang telah dihasilkan peneliti.
pendekatan Learning Start With Question dengan langkah-langkah antara
lain:
1) Pendidik menunjukkan rasa terima kasih dan inspirasi kepada siswa untuk
topik yang mereka pelajari.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
3) Pendidik menginformasikan kepada siswa bahwa kegiatan yang mereka
ikuti adalah kegiatan kelompok atau tim.
4) Pendidik membagi siswa menjadi lima kelompok yang terdiri dari lima
orang.
5) Guru membagi kertas berisi materi menjadi beberapa kelompok.
30
6) Setiap kelompok diberi tugas membaca, memahami, dan mendiskusikan
berbagai materi pembelajaran, serta menyusun rangkuman.
7) Setiap kelompok mengirimkan anggota ke kelompok lain untuk berbagi
apa yang telah mereka pelajari.
8) Ketika semua tim telah menyelesaikan pekerjaan mereka, pendidik
berkeliling kelas, mengunjungi setiap kelompok. Pendidik dapat
membantu jika ada kesalahpahaman, tetapi mereka tidak boleh mencoba
mengambil alih kepemimpinan kelompok.
9) Pendidik memberi anak-anak kesempatan untuk menyuarakan pikiran
mereka.
c. Pengamatan (observasi)
1) Peneliti melaksanakan proses pengamatan kepada penerapan pendekatan
Learning Start With Question
2) Selama penerapan teknik Learning Start With Question pada materi utama
yang akan dibahas, pantau terus semua yang terjadi.
d. Refleksi (reflection)
Refleksi adalah kegiatan yang berorientasi pada proses yang
mempertimbangkan dampak dari tindakan perbaikan yang dilakukan. Peneliti
mempertimbangkan apakah pembelajaran melalui penggunaan Learning Start
With Questions dapat meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan hasil
observasi atau observasi dan kemampuan berpikir siswa, serta melakukan
percakapan kolaboratif. Jika pelaksanaan siklus I tidak tuntas berdasarkan
31
indikator keberhasilan, maka dilaksanakan siklus berikutnya sampai indiaktor
berhasil tercapai.
2. Siklus II
Pada prinsipnya semua kegaiatan siklus II sama dengan kegiatan pada siklus
I, siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.
Dalam siklus II langkah-langkah sama pada siklus I, seharusnya meninjau
kembali rencana pembelajaran dengan melakukan revisi sesuai hasil evaluasi
siklus I, serta mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi pada siklus
I, apabila siklus II ini pelaksanaan pembelajaran PPKn dengan menggunakan
penerapan Learning Start With Question yang diharapkan belum meningkatkan
hasil belajar siswa maka dapat ditindak lanjuti pada siklus berikutnya jika
masih dibutuhkan.
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau
dipergunakan untuk mengumpulkan data. Ini berarti dengan menggunakan
alat-alat tersebut data dikumpulkan melalui instrument tes, angket dan
observasi.
1. Tes
Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan
jawaban-jawaban yang diharapkan, baik secara tertulis, lisan atau perbuatan.
Tes ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat pemahaman
siswa terhadap pelajaran PPKn setelah diberikan pembelajaran dengan
penerapan pendekatan Learning Start With Question. Peneliti akan dapat
32
mengetahui apakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn telah
berkembang sesuai dengan yang diharapkan setiap siklusnya dengan
menggunakan instrumen tes ini.
2. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien
bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
bisa diharapkan dari responden. Adapun prinsip penulisan angket yaitu isi dan
tujuan pertanyaan , bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup-
terbuka, negatif-positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal
yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan
urutan pertanyaan.
3. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuesioner. Wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka
observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Pengamatan atau observasi
Observasi adalah proses pengumpulan data yang melibatkan mengamati
perilaku, kegiatan, dan proses untuk mengumpulkan data dalam bentuk data
kualitatifmemotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
33
Pengamatan lainnya. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru digunakan untuk
melakukan observasi. Tujuan dari studi observasi adalah untuk mempelajari
bagaimana reaksi siswa akan pelaksanaan proses belajar mengajar.
2. Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan yang diberikan kepada individu atau
sekelompok orang untuk menentukan keadaan atau tahap perkembangan
seseorang atau lebih komponen psikologi pada orang tersebut. Kualitas psikologis
mencakup hal-hal seperti prestasi atau hasil belajar, minat, kemampuan, sikap, IQ,
reaksi motorik, dan berbagai fitur kepribadian lainnya. Di akhir kursus, tes untuk
menilai hasil belajar PPKn diberikan pada kelas VIII.
3. Angket
Angket adalah sebuah cara atau teknik yang digunakan seorang peneliti untuk
mengumpulkan data dengan menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden. Pada metode
ini, pertanyaan-pertanyaan masalah ditulis dalam format kuesioner, lalu
disebarkan kepada responden untuk dijawab, kemudian dikembalikan kepada
peneliti. Dari jawaban responden tersebut,peneliti dapan memperoleh data seperti
pendapat dan sikap responden terhadap masalah yang sedang diteliti.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan syarat
merepresentasikan hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang
34
dilakukan oleh guru dan seluruh kelas. Berikut adalah temuan dari analisis
data penelitian ini:
1. Analisis data hasil observasi. Jenis Analisis data yang dipergunakan oleh
peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah kuantitatif, langkah-
langkah sebagai berikut.
a. Dari Nilai keseluruhan masing-masing indikasi dan keaktifan siswa
dihitung dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dari pengamatan
nilai aktivitas siswa pada masing-masing indikator.
b. Setelah penentuan nilai tetap untuk setiap indikator dan aktivitas siswa,
langkah selanjutnya adalah membandingkannya dengan proyeksi skor
maksimum.
c. Menghitung dengan rumus dari hasil prestasi keaktifan siswa
2. Hasil tes dianalisis menggunakan data. Rata-rata skor tes digunakan untuk
menghitung analisis kuantitatif tes hasil belajar siswa. Nilai rata-rata tes
dihitung dengan menjumlahkan semua hasil siswa.
H. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan yang diperoleh dari hasil belajar siswa melalui tes, dapat
diperoleh apabila:
a. rata-rata kelas sekurang-kurangnya tuntas KKM, yaitu 80
b. Ketuntasan belajar siswa sekurang-kurangnya 80% atau minimal 80%
siswa memperoleh nilai >80
c. Terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa pada siklus II jika
dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melakukan tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan tahap pra tindakan berupa observasi mengenai kegiatan
pembelajaran PPKn di Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo. Kegiatan tersebut
dilakukan untuk mengetahui gambaran awal mengenai kegiatan siswa saat
proses pembelajaran PPKn disampaikan. Dari hasil observasi tersebut,
diketahui bahwa kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru. Hal
tersebut dibuktikan dengan kegiatan guru yang lebih dominan pada saat
pembelajaran PPKn. Dalam menyampaikan materi PPKn, guru cenderung
membelajarkan peserta didik hanya dengan mencatat atau menyalin dari awal
hingga akhir pembelajaran, kegiatan tersebut menyebabkan siswa cenderung
bosan atau jenuh dalam mengikuti pelajaran. Semestinya, dalam
pembelajaran seharusnya siswa tidak hanya mencatat atau menyalin, akan
tetapi siswa juga dituntut aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Motivasi belajar siswa pada kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo dalam
mengikuti pelajaran PPKn dinilai rendah. Hal ini terlihat ketika proses
pembelajaran berlangsung, ada beberapa dari siswa yang membuat keributan
di dalam kelas. Guru berulang kali mengkondisikan siswa yang membuat
keributan di kelas untuk diam dan memperhatikan pembelajaran, namun hal
tersebut tidak dihiraukan. Selain siswa yang membuat keributan, terdapat
36
siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Setelah siswa
mencatat atau menyalin guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mengerjakan soal, namun banyak siswa yang mengerjakan soal dengan asal-
asalan karna tidak mau membaca buku untuk mengerjakan soal.
Dari kegiatan pembelajaran PPKn di kelas VIII menimbulkan dampak
yang kurang baik. Gambaran kondisi awal didukung oleh pemberian tindakan
berupa soal (pre-test) PPKn yang diberikan kepada siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Bolo sebanyak 28 Siswa.
Berdasarkan hasil pra tindakan yang telah dilakukan terhadap proses
pembelajaran PPKn, maka disusunlah rencana perbaikan terhadap proses
pembelajaran PPKn dengan menggunakan penerapan metode Learning Start
With Question (LSQ) yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo.
B. Deskripsi Siklus I
1. Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap Perencanaan Siklus I
Kegiatan tahap perencanaan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 19 Mei 2021 di kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo. Dari hasil
observasi awal aktivitas siswa dilihat dari komponen siswa, masih ada
sebagian siswa yang kurang menyukai dan merespon mata pelajaran
PPKn, hal ini terlihat ketika siswa mengikuti proses pembelajaran PPKn.
Sebagian siswa ada juga yang bersikap pasif dalam mengikuti diskusi,
37
dan sebagian siswa terkesan acuh serta kurang berpartisispasi aktif. Hal
ini menunjukan bahwa hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam
bertanya, menjawab, menanggapi, dan mengemukakan ide maupun
gagasannya. Hal ini menyebabkan rendahnya nilai pelajaran PPKn
dantidak tercapainya nilai KKM yakni 80 setara dengan yang telah
disepakati oleh sekolah. Untuk menyelesaikan problem demikian peneliti
meggunakan penerapan pendekatan Learning start With Question untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelaran PPKn di kelas VIII
SMP Negeri 1 Bolo.
Secara khusus, membuat rencana pelajaran. Peneliti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat materi
pembelajaran yang akan digunakan sepanjang siklus I. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga mencakup kemampuan untuk
merancang penilaian atau pertanyaan evaluasi agar menentukan apakah
hasil belajar siswa telah meningkat atau tidak.
Peneliti juga membuat instrumen lembar observasi untuk mengukur
seberapa besar keterlibatan siswa dalam mengikuti pelaksanaan
pembelajaran di kelas dengan menerapkan teknik Learning Start With
Question. Sebelum perencanaan dilakukan, peneliti terlebih dahulu
melakukan konsultasi pada guru mata pelajaran PPKn SMP Negeri 1
Bolo yaitu Bapak Muhammad Nur, S.Pd untuk Mengkaji kepraktisan
RPP serta soal tes hasil belajar.
38
Langkah terakhir dalam proses perencanaan adalah menentukankan
persyaratan penyelesaian minimum. Siswa dianggap berhasil dalam mata
pelajaran ini jika nilai mereka memenuhi kriteria ketuntasan minimal 80
poin.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus I
Setelah rencana dibuat, peneliti siap untuk melakukan penelitian
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penelitian
siklus I dimulai pada hari Rabu tanggal 19 Mei 2021 dikelas VIII SMP
Negeri 1 Bolo pada jam pelajaran keempat sampai jam kelima pada
pukul 09.00 sampai 10.00 WITA dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.
Kegiatan belajar peneliti meliputi penggunaan perangkat
pembelajaran untuk melakukan pembelajaran. Peneliti memisahkan
kegiatan belajarnya menjadi tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Berikut ini adalah langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
dilakukan peneliti pada tahap awal proses pembelajaran yakni guru
memberikan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa,
selanjutnya guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, kemudian guru menjelaskan materi pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya. Setelah kegiatan awal dilaksanakan guru masuk
pada kegiatan inti pembelajaran yaitu guru memberikan stimulasi dengan
cara mengarahkan peserta didik untuk mengasumsikan materi yang
diberikan baik secara individu maupun kelompok, selanjutnya guru
39
mengajukan beberapa pertanyaan yang berkenaan dengan materi
pembelajaran kepada siswa, kemudian peserta didik mencari atau
mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru serta
menyimpulkan hasil dari materi yang telah diberikan oleh guru,
selanjutnya peserta didik memaparkan hasil jawaban dari pertanyaan
yang telah diberikan oleh guru. Setelah kegiatan inti dilaksanakan, guru
masuk pada kegiatan penutup pembelajaran yaitu guru melakukan
refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran dan guru
memberikan umpan balik kepada peserta didik atas pembelajaran yang
telah dilakukan, selanjutnya guru menjelaskan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
c. Tahap Pengamatan Siklus I
Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan Learning Start With
Question pada pembelajaran PPKn SMP Negeri 1 Bolo, maka
pengamatan tindakan dengan menggunakan instrument sebagai berikut:
1) Lembar Observasi
a) Observasi Guru
Pada penelitian tindakan kelas ini aktivitas guru yang akan diamati
yaitu kegiatan pembelajaran mulai dari awal hingga akhir. Hasil
pengamatan yang dilakukan secara keseluruhan yaitu kegiatan
pembelajaran PPKn menggunakan pendekatan Learning Start With
Question.
40
b) Observasi Aktivitas Siswa
Pada penelitian tindakan kelas ini, aktivitas siswa yang diamati
terdiri dari lima aspek yaitu: peserta didik yang aktif dalam bertanya,
peserta didik yang memberikan penjelasan sederhana, peserta didik yang
membangun keterampilan dasar, peserta didik yang memberikan
penjelasan lebih lanjut, dan peserta didik yang mengatur strategi atau
taktik. Observasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan menilai hasil tes
siswa secara individu dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok
dengan materi pembelajaran “Sumpah Pemuda Dalam Bingkai Bhineka
Tunggal Ika”.
2) Hasil Tes Belajar
Hasil tes diperoleh dari tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus,
data yang diperoleh berupa angka tentang nilai yang diperoleh setiap
siswa terhadap tes yang dikerjakan setelah diterapkan pendekatan
Leraning Start With Question dalam proses pembelajaran PPKn.
d. Tahap Refleksi Siklus I
Antusiasme dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang
terjadi pada pertemuan pertama pelaksanaan siklus I hampir berubah
cukup baik dibandingkan sebelum penerapan tindakan. Pada umumnya
siswa hanya mendengarkan apa yang dikatakan peneliti tanpa memahami
atau memberikan umpan balik. Hanya beberapa siswa yang tampak lebih
aktif bertanya selama proses pembelajaran setelah peneliti memberikan
penjelasan kepada siswa. Dari hasil pengamatan ini, diketahui bahwa
41
dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan Learning Start Wuth
Question pada pertemuan awal siklus I masih banyak yang kurang aktif.
C. Deskripsi Siklus II
1. Pelaksanaan Siklus II
a. Tahap Perencanaan Siklus II
Setelah melakukan refleksi dan hasil analisis yang telah dilakukan
pada siklus I, maka disusun siklus II dengan tahap perencanaan yaitu
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan pada
siklus II dengan memperhatikan kekurangan yang terjadi pada siklus I.
Pada siklus II pembelajaran lebih efektif dengan menggunakan
pendekatan Learning Start With Question.
Tahap terakhir dalam perencanaan ini yaitu menetapkan kriteria
keberhasilan pembelajaran. Dalam penelitian ini siswa dikatakan berhasil
apabila nilai siswa mencapai krieria ketuntasan minimal dengan nilai 80.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus II
Setelah mengembangkan perencanaan maka peneliti siap
melaksanakan penelitian sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, penelitian pada siklus II
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 Mei 2021 dikelas VIII SMP
Negeri 1 Bolo pada jam pelajaran ketiga sampai jam keempat dimulai
pada pukul 09.00 sampai pukul 10.30 WITA dengan alokasi waktu 2 x
45 menit.
42
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah
melakukan pembelajaran sesuai dengan perangkat pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti dibagi menjadi 3 tahap
kegiatan yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti dalam kegiatan awal pada proses pembelajaran yaitu guru
memberikan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.
selanjutnya guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, kemudian guru menjelaskan materi pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya. Setelah kegiatan awal dilaksanakan guru masuk
pada kegiatan inti pembelajaran yaitu guru memberikan stimulasi dengan
cara mengarahkan peserta didik untuk mengasumsikan materi yang
diberikan baik secara individu maupun kelompok, selanjutnya guru
mengajukan beberapa pertanyaan yang berkenaan dengan materi
pembelajaran kepada siswa, kemudian peserta didik mencari atau
mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru serta
menyimpulkan hasil dari materi yang telah diberikan oleh guru,
selanjutnya peserta didik memaparkan hasil jawaban dari pertanyaan
yang telah diberikan oleh guru. Setelah kegiatan inti dilaksanakan, guru
masuk pada kegiatan penutup pembelajaran yaitu guru melakukan
refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran dan guru
memberikan umpan balik kepada peserta didik atas pembelajaran yang
43
telah dilakukan, selanjutnya guru menjelaskan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
c. Tahap Pengamatan Siklus II
Tahap pengamatan pada siklus II sama seperti pada siklus I yaitu
menggunakan lembar observasi dan hasil tes belajar.
1) Lembar Observasi
a) Observasi Guru
Pada penelitian tindakan kelas ini, aktivitas guru yang akan diamati
yaitu kegiatan pembelajaran mulai dari awal hingga akhir. Hasil
pengamatan yang dilakukan secara keseluruhan yaitu kegiatan
pembelajaran PPKn menggunakan pendekatan Learning Start With
Question.
b) Observasi Aktivitas Siswa
Pada penelitian tindakan kelas ini, aktivitas siswa yang akan diamati
terdiri dari lima aspek yaitu: peserta didik yang aktif dalam bertanya,
peserta didik yang memberikan penjelasan sederhana, peserta didik yang
membangun keterampilan dasar, peserta didik yang memberikan
penjelasan lebih lanjut, dan peserta didik yang mengatur strategi atau
taktik. Observasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan menilai hasil tes
siswa secara individu dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok
dengan materi pembelajaran “Sumpah Pemuda Dalam Bingkai Bhineka
Tunggal Ika”.
44
2) Hasil Tes Belajar
Hasil tes diperoleh dari tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus,
data yang diperoleh berupa angka tentang nilai yang diperoleh setiap
siswa terhadap tes yang dikerjakan setelah diterapkan pendekatan
Learning Start With Question dalam proses pembelajaran PPKn.
d. Tahap Refleksi Siklus II
Pada siklus II semangat dan keaktifan siswa semakin meningkat,
hal ini dapat dilihat dengan bertambahnya siswa yang mulai aktif dalam
kegiatan pembelajaran, siswa juga mulai berani memberikan pertanyaan
dan berkomentar terhadap materi dengan percaya diri.seluruh kegiatan
pada siklus II mengalami peningkatan seperti nilai ujian siswa dan
kegiatan pembelajaran di kelas yang berjalan dengan baik dan sesuai
dengan harapan, dan secara umum dapat disimpulkan bahwa semua
kegiatan pada siklus II mengalami peningkatan.
D. Hasil Penelitian
I. Siklus 1
a. Hasil Observasi Guru Siklus I
Keterlaksanaan pembelajaran yang diobservasi adalah keterlaksanaan
pembelajaran yang berkaitan dengan pendekatan learning start with
question. Adapun observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran tersebut
mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Berikut ini hasil pengamatan / observasi keterlaksanaan penerapan
pendekatan learning start with question
45
Table 4.1 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Penerapan
Pendekatan Learning Start With Question Siklus I Di Kelas VIII SMP
Negeri 1 Bolo
Berdasarkan tabel 4.1 hasil pengamatan keterlaksanaan penerapan
pendekatan learning start with question selama tiga kali perjumpaan yaitu
pertemuan pertama memperoleh skor 120, pertemuan kedua memperoleh skor
122, dan pertemuan ketiga memperoleh skor 125. Dari semua pertemuan pertama
sampai pertemuan ketiga memperoleh skor 367 dan memperoleh nilai rata-rata
13,59 sedangkan nilai persentase yang didapatkan yaitu 50,33% yang diperoleh
pada interval 4≤x≤5 yang artinya baik sehingga dapat dikatakan efektif.
b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Berdasarkan Indikator Hasil
Belajar Siswa
Tabel 4.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Berdasarkan
Indikator Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas VIII
SMP Negeri 1 Bolo
No. Komponen Yang Diamati
Pertemuan
Jumlah Persentase I II III
1. Peserta didik yang aktif dalam
bertanya 8 14 20 42 38,88%
Siklus I Jumlah Rata-rata Persentase
I II III
120 122 125 367 13,59 50,33%
46
2. Peserta didik yang memberikan
penjelasan sederhana 12 12 14 38 35,18%
3. Peserta didik yang membangun
keterampilan dasar 10 14 20 44 40,74%
4. Peserta didik yang memberikan
penjelasan lebih lanjut 10 12 14 36 33,33%
5. Peserta didik yang mengatur
strategi dan taktik 8 10 10 28 25,92%
Berdasarkan table 4.2 hasil observasi aktivitas siswa selama
pembelajaran dengan pemdekatan learning start with question dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Persentase peserta didik yang aktif dalam bertanya dari pertemuan pertama
sampai pertemuan ketiga mencapai angka 38,88%.
2. Persentase peserta didik yang memberikan penjelasan lebih lanjut dari
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga mencapai angka 35,18%.
3. Persentase peserta didik yang membangun keterampilan dasar dari
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga mencapai angka 40,74%.
4. Persentase peserta didik yang memberikan penjelasan lebih lanjut dari
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga mencapai angka 33,33%.
5. Persentase peserta didik yang mengatur strategi dan taktik dari pertemuan
pertama sampai pertemuan ketiga mencapai angka 25,92%.
c. Hasil Tes Siswa Siklus I
Hasil tes siswa siklus 1 peserta didik melalui penerapan pendekatan
learning start with question, dianalisi untuk menentukan tingkat
47
kemampuan rata-rata dengan kualifikasi (≤80) tidak tuntas dan (≥80) tuntas
dengan berdasarkan rentang kemampuan siswa. Hasil tes siswa dilakukan
dengan dua penilaian, yaitu penilaian hasil tes secara kelompok dengan
penilaian hasil tes secara individu
Tabel 4.3 Hasil Tes Siswa Secara Kelompok Siklus I kelas VII
SMP Negeri 1 Bolo
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diperoleh kesimpulan bahwa dari hasil
tes siswa secara kelompok dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang,
jumlahsiswa yang mendapatkan nilai diatas KKM atau dikatakan sudah
tuntas sebanyak 17 orang sedangkan siswa yang mendapatkan nilai dibawah
No Kelompok Nilai KKM Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1. Kelompok 1
85
80
2. Kelompok 2
80
80
3. Kelompok 3
70
80
4. Kelompok 4
75
80
5. Kelompok 5
85
80
Jumlah 395
Rata-Rata 82,69
Jumlah Siswa Yang Tuntas 17
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 11
48
KKM atau dikatakan belum tuntas sebanyak 11 orang dengan rata nilai
82,69.
Tabel 4.4 Deskripsi Skor Hasil Tes Kelompok Siklus I Pada
Pembelajaran PPKn Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Statistik Nilai Statistik
Sampel 28
Skor Ideal 100
Skor Tertinggi 85
Skor Terendah 70
Rentang Skor 15
Skor Rata-Rata 82,69
Median 80
Modus 85
Standar Deviasi 5,32
Dari hasil tabel 4.4 diatas didapatkan bahwa skor rata-rata tes
kelompok siklus I dengan menggunakan pendekatan learning start with
question adalah 82,69 dari skor ideal 100. Skor tertinggi yang dicapai siswa
85 dan skor terendah adalah 70 dan rentang skor 15 dengan standar deviasi
5,32.
Jika skor hasil tes kelompok siklus I dengan menggunakan
pendekatan learning start with question dikelompokkan kedalam 5
kelompok, maka didapatkan tabel distribusi frekuansi dalam persentase skor
yaitu:
Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Tes
Kelompok Siklus I Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
49
Nilai KKM Kategori Frekuensi Persentase
0 – 72 80 Sangat rendah 6 21,42%
73 – 79 80 Kurang 5 17,85%
80 – 86 80 Cukup 17 60,71%
87 – 93 80 Baik 0 0%
94 – 100 80 Sangat baik 0 0%
Jumlah 28 100%
Dari uraian tabel 4.4 serta tabel 4.5 dapat dijabarkan bahwa dari
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo yang dijadikan sampel pada siklus I,
pada umumnya memiliki tingkat hasil tes dalam kategori rendah dengan
skor rata-rata 82,69 dari skor ideal 100.
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Tes Kelompok Siklus I Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Skor Ketegorisasi Frekuensi Persentase
Nilai ≥80 Tidak Tuntas 11 39,28%
Nilai ≤80 Tuntas 17 60,71%
Jumlah 28 100%
Jika seorang siswa mencapai skor minimal 80, mereka dianggap
telah selesai belajar. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa 17 siswa dari total 28
siswa memenuhi kriteria pembelajaran komprehensif, mewakili tingkat
keberhasilan 60,71 persen.
Tabel 4.7 Hasil Tes Siswa Secara Individu Siklus I Kelas VIII SMP
Negeri 1 Bolo
50
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh kesimpulan bahwa dari hasil
tes siswa secara individu dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang,
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 AA 80 80
2 AS 80 80
3 AD 80 88
4 AM 80 70
5 B 80 85
6 DM 80 80
7 DA 80 65
8 F 80 80
9 F 80 85
10 H 80 85
11 IA 80 85
12 IP 80 80
13 J 80 75
14 MF 80 80
15 MFN 80 75
16 MRA 80 85
17 MU 80 75
18 MF 80 85
19 R 80 80
20 MR 80 75
21 NR 80 75
22 NW 80 85
23 PAP 80 85
24 PNA 80 80
25 PR 80 85
26 RS 80 80
27 R 80 75
28 80 85
Jumlah 2.243
Rata-Rata 79,69
Jumlah Siswa Yang Tuntas 21
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 7
51
jumlahsiswa yang mendapatkan nilai diatas KKM atau dikatakan sudah
tuntas sebanyak 21 orang sedangkan siswa yang mendapatkan nilai dibawah
KKM ataudikatakan belum tuntas sebanyak 7 orang dengan rata nilai 79,69.
Tabel 4.8 Deskripsi Skor Hasil Tes Individu Siklus I Pada Mata
Pelajaran PPKn Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Statistik Nilai Statistik
Sampel 28
Skor Ideal 100
Skor Tertinggi 88
Skor Terendah 65
Rentang Skor 23
Skor Rata-Rata 79,69
Median 80
Modus 85
Standar Deviasi 5,32
Berdasarkan tabel 4.8 diatas diperoleh informasi bahwa skor rata-
rata tes individu siklus I dengan menggunakan pendekatan learning start
with question adalah 79,69 dari skor ideal 100. Skor tertinggi yang dicapai
siswa 88 dan skor terendah adalah 65 dan rentang skor 23 dengan standar
deviasi 5,32.
Jika skor hasil tes individu siklus I dengan menggunakan pendekatan
learning start with question dikelompokkan kedalam lima kelompok, maka
didapatkan tabel distribusi frekuansi dalam persentase skor yakni:
Tabel 4.9Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Tes Individu
Siklus I Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
52
Nilai KKM Kategori Frekuensi Persentase
0 – 72 80 Sangat rendah 2 7,14%
73 – 79 80 Kurang 6 21,42%
80 – 86 80 Cukup 19 67,85%
87 – 93 80 Baik 1 3,57%
94 – 100 80 Sangat baik 0 0%
Jumlah 28 100%
Dari uraian tabel 4.8 dan 4.9, siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
yang dijadikan sampel pada siklus I memiliki tingkat hasil tes yang kurang
baik, dengan nilai rata-rata 79,69 dari nilai sempurna 100.
Tabel 4.10 Deskripsi Ketuntasan Hasil Tes Individu Siklus I Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Skor Ketegorisasi Frekuensi Persentase
Nilai ≥80 Tidak Tuntas 7 25%
Nilai ≤80 Tuntas 21 75%
Jumlah 28 100%
Jika seorang siswa menerima nilai minimal 80, mereka dianggap
telah menyelesaikan pendidikannya. Tabel 4.10 menunjukkan bahwa 21
siswa dari total 28 siswa (75%) memenuhi kriteria ketuntasan belajar.
Diagram 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Pada Mata Pelajaran
PPKn Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
53
d. Hasil Data Angket Siklus I
Untuk menafsirkan hasil angket penelitian berpedoman dengan
data berikut:
Tabel 4.11 Penafsiran Nilai Angket Siklus I
0% Tidak Ada Seorangpun
1%-5% Hampir Tidak Ada
6%-25% Sebagian Kecil
26%-49% Hampir Setengahnya
50% Setengahnya
51%-75% Lebih Dari Setengah
76%-95% Sebagian Besar
96%-99% Hampir Seluruhnya
100% Seluruhnya
Sumber: Kusmiati, 2004
Berikut ini adalah rincian hasil kuesioner berdasarkan jumlah pertanyaan:
1. Materi yang diajarkan dengan penerapan pendekatan learning start with
questionmudah dipahami dan dimengerti.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 0 0%
Tidak 28 100%
0
5
10
15
20
25
Tidak tuntas tuntas
7
21
54
Jumlah 28 100%
Dari hasil angket diatas dapat diinformasikan bahwa dari 28
responden, 0% responden menjawab “ya” dan 100% responden
menjawab “tidak”. Pada pertanyaan nomor satu dapat diambil
kesimpulan, lebih dari setengah responden mengatakan bahwa materi
yang diajarkan dengan penerapan pendekatan learning start with
questionmudah dipahami dan sangat menarik.
2. Penerapan pendekatan learning start with question meningkatkan hasil
belajar siswa.
Pilihan jawaban Total jawaban Persentase
Ya 14 50%
Tidak 14 50%
Jumlah 28 100%
Dari hasil angketdiatas diketahui bahwa dari 28 responden, 50%
responden menjawab “ya” dan 50% responden menjawab “tidak”. Pada
pertanyaan nomor dua dapat diambil kesimpulan bahwa, setengah dari
responden mengatakan bahwa dengan penerapan pendekatan learning
start with question dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Penerapan pendekatan learning start with question melatih untuk
memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam kelas.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 20 71,42%
55
Tidak 8 28,57%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan hasil polling tersebut, 71,42 persen dari 28
responden menjawab “ya” dan 28,57 persen responden menjawab
“tidak”. Pada pertanyaan nomor tiga dapat diambil kesimpuilan, kurang
dari setengah responden mengatakan bahwa dengan penerapan
pendekatan learning start with question tidak dapat melatih siswa untuk
memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
4. Penerapan pendekatan learning start with question memotivasi siswa
untuk mengikuti pembelajaran dikelas.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 22 78,57%
Tidak 6 21,42%
Jumlah 28 100%
Dari hasil angket diatas dapat diinformasikan bahwa dari 28
responden, 78,57% responden menjawab “ya” dan 21,42% responden
menjawab “tidak”. Pada pertanyaan nomor empat dapat diambil
kesimpulan, lebih dari setengah responden mengatakan bahwa dengan
penerapan pendekatan learning start with question dapat memotivasi
siswa untuk mengikuti pembelajaran dikelas.
5. Penerapan pendekatan learning start with question meningkatkan rasa
percaya diri dalam belajar.
56
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 13 46,42%
Tidak 15 53,57%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan hasil kuesioner, 46,42 persen dari 28 responden
menjawab “ya” sebanyak 53,57 persen dan “tidak” sebanyak 53,57
persen.. Pada pertanyaan nomor lima dapat diambil kesimpulan, kurang
dari setengah responden mengatakan bahwa dengan penerapan learning
start with question dapat meningkatan rasa percaya diri dalam belajar.
6. Penerapan pendekatan learning start with question dapat mengatasi
kesulitan dalam belajar.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 24 85,71%
Tidak 4 14,28%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan hasil polling tersebut di atas, 85,71 persen
responden menyatakan “ya” dan 14,28 persen mengatakan “tidak” dari
total 28 responden. Pada pertanyaan nomor enam dapat diambil
kesimpulan, lebih dari setengah responden mengatakan bahwa dengan
penerapan pendekatan learning start with question dapat mengatasi
kesulitan dalam belajar.
57
7. Dengan penerapan pendekatan learning start with question siswa berani
mengemukakan pendapat dihadapan siswa yang lain.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 16 57,14%
Tidak 12 42,85%
Jumlah 28 100%
Dari hasil angket diatas dapat diinformasikan bahwa dari 28
responden, 57,14% responden menjawab “ya” dan 42,85% responden
menjawab “tidak”. Pada pertanyaan nomor tujuh dapat diambil
kesimpulan, kurang dari setengah responden mengatakan bahwa dengan
penerapan pendekatan learning start with question siswa berani
mengemukakan pendapat dihadapan siswa yang lain.
8. Siswa merasa cocok dengan penerapan pendekatan learning start with
question.
Pilihan jawaban Total jawaban Persentase
Ya 23 82,14%
Tidak 5 17,85%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan hasil kuesioner, 82,14 persen responden menjawab
“ya” dan 17,85 persen responden menjawab “tidak” dari total 28
responden. Pada pertanyaan nomor delapan dapat diambil kesimpulan,
kurang dari setengah responden mengatakan bahwa siswa merasa tidak
cocok dengan penerapan pendekatan learning start with question.
58
9. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan learning start
with question melatih siswa untuk lebih menghargai pendapat teman.
Pilihan jawaban Total jawaban Persentase
Ya 24 85,71%
Tidak 4 14,28%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan hasil polling tersebut di atas, 85,71 persen responden
menyatakan “ya” dan 14,28 persen mengatakan “tidak” dari total 28
responden. Pada pertanyaan nomor sembilan dapat diambil kesimpulan,
lebih dari setengah responden mengatakan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan learning start with
question dapat melatih siswa untuk lebih menghargai pendapat
temannya.
10. Siswa merasa senang dengan adanya penerapan pendekatan learning
start with question.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 20 71,42%
Tidak 8 28,57%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan hasil polling tersebut di atas, 71,42 persen
responden menyatakan “ya” dan 72,57 persen mengatakan “tidak” dari
total 28 responden. Pada pertanyaan nomor sepuluh dapat diambil
59
kesimpulan, kurang dari setengah responden mengatakan bahwa
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan learning start
with question siswa merasa tidak senang.
2. Siklus II
a. Hasil Observasi Siklus II
Keterlaksanaan pembelajaran yang diobservasi adalah
keterlaksanaan pembelajaran yang berkaitan dengan pendekatan learning
start with question. Adapun observasi terhadap keterlaksanaan
pembelajaran tersebut mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
Berikut ini hasil pengamatan / observasi keterlaksanaan penerapan
pendekatan learning start with question.
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Penerapan Pendekatan
Learning Start With Question Siklus II Dikelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Berdasarkan tabel 4.12 hasil pengamatan keterlaksanaan penerapan
pendekatan learning start with question pada 3 kali peretemuan. Pertemuan
awal didapatkan skor 120, pertemuan kedua didapatkan skor 135, dan
pertemuan ketiga memperoleh skor 140, dari semua jumlah pertemuan
pertama sampai pertemuan ketiga memperoleh skor 395 dan memperoleh
nilai rata-rata 13,51 sedangkan nilai persentase yang didapatkan yaitu
Siklus II Jumlah Rata-rata Persentase
I II III
120 135 140 395 13,51 50,03%
60
50,03% yang diperoleh dari interval 4≤x≤5 yang artinya baik sehinga
dapat dikatakan efektif.
b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Berdasarkan Indikator Hasil
Belajar Siswa
Tabel 4.13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Berdasarkan
Indikator Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn Kleas VIII
SMP Negeri 1 Bolo
No Komponen Yang Diamati
Pertemuan
Jumlah Persentase I II III
1. Peserta didik yang aktif dalam
bertanya 18 20 24 62 57,40%
2. Peserta didik yang memberikan
penjelasan sederhana 10 18 28 56 51,85%
3. Peserta didik yang membangun
keterampilan dasar 12 18 20 50 46,29%
4. Peserta didik yang memberikan
penjelasan lebih lanjut 14 20 24 58 53,70%
5. Peserta didik yang mengatur
strategi dan taktik 10 18 26 54 50%
Dari hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran dengan
pendekatan learning start with question dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Persentase peserta didik yang aktif dalam bertanya dari pertemuan pertama
sampaiu pertemuan ketiga mencapai angka 57,40%
2. Persentase peserta didik yang memberikan penjelasan sederhana dari
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga mencapai angka 51,85%
61
3. Persentase peserta didik yang membangun keterampilan dasar dari
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga mencapai angka 46,29%
4. Persentase peserta didik yang memberikan penjelasan lebih lanjut dari
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga mencapai angka 53,70%
5. Persentase peserta didik yang mengatur strategi dan taktik dari pertemuan
pertama sampai pertemuan ketiga mencapai angka 50%
c. Hasil Tes Siswa Siklus II
Hasil tes siswa siklus II peserta didik melalui penerapan pendekatan
learning start with question, dianalisi untuk menentukan tingkat
kemampuan rata-rata dengan kualifikasi (≤80) tidak tuntas dan (≥80) tuntas
dengan berdasarkan rentang kemampuan siswa. Hasil tes siswa dilakukan
dengan dua penilaian, yaitu penilaian hasil tes secara kelompok dengan
penilaian hasil tes secara individu
Tabel 4.14 Hasil Tes Siswa Secara Kelompok Siklus II kelas VIII
SMP Negeri 1 Bolo
No Kelompok Nilai KKM Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1. Kelompok 1
95
80
2. Kelompok 2
90
80
3. Kelompok 3
90
80
4. Kelompok 4
95
80
62
Berdasarkan tabel 4.14 diatas diperoleh kesimpulan bahwa dari hasil
tes siswa secara kelompok dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang,
jumlahsiswa yang mendapatkan nilai diatas KKM atau dikatakan sudah
tuntas sebanyak 28 orang sedangkan siswa yang mendapatkan nilai dibawah
KKM atau dikatakan belum tuntas tidak ada dengan rata-rata nilai 89,20.
Tabel 4.15 Deskripsi Skor Hasil Tes Kelompok Siklus II Pada Mata
Pelajaran PPKn Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Statistik Nilai Statistik
Sampel 28
Skor Ideal 100
Skor Tertinggi 95
Skor Terendah 90
Rentang Skor 5
Skor Rata-Rata 89,20
Median 90
Modus 95
Standar Deviasi 5,32
Berdasarkan tabel 4.15 diatas diperoleh informasi bahwa skor rata-
rata tes kelompok siklus II dengan menggunakan pendekatan learning start
with question adalah 89,20 dari skor ideal 100. Siswa memiliki skor terbesar
95 dan skor terendah 90, dengan rentang skor 5 dan standar deviasi 5,32.
5. Kelompok 5
95
80
Jumlah 465
Rata-Rata 89,20
Jumlah Siswa Yang Tuntas 28
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 0
63
Jika skor hasil tes kelompok siklus II dengan menggunakan pendekatan
learning start with question dikelompokkan kedalam lima kelompok, maka
didapatkan tabel distribusi frekuansi dalam persentase skor yakni:
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Tes
Kelompok Siklus II Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Nilai KKM Kategori Frekuensi Persentase
0 – 72 80 Sangat rendah 0 0%
73 – 79 80 Kurang 0 0%
80 – 86 80 Cukup 0 0%
87 – 93 80 Baik 11 39,28%
94 – 100 80 Sangat baik 17 60,71%
Jumlah 28 100%
Dari tabel 4.15 dan 4.16, siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo yang
dijadikan sampel pada siklus II memiliki tingkat hasil tes yang kurang baik,
dengan nilai rata-rata 89,20 dari nilai sempurna 100.
Tabel 4.17 Deskripsi Ketuntasan Hasil Tes Kelompok Sikus II Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Skor Ketegorisasi Frekuensi Persentase
Nilai ≥80 Tidak Tuntas 0 0%
Nilai ≤80 Tuntas 28 100%
Jumlah 28 100%
Jika seorang siswa mencapai skor minimal 80, mereka dianggap
telah selesai belajar. Tabel 4.17 menunjukkan bahwa 28 siswa dari total 28
64
siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar dengan persentase 100
persen.
Tabel 4.18 Hasil Tes Siswa Individu Siklus II Kelas VIII SMP Negeri 1
Bolo
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 AA 80 90
2 AS 80 90
3 AD 80 90
4 AM 80 85
5 B 80 90
6 DM 80 90
7 DA 80 85
8 F 80 90
9 F 80 90
10 H 80 90
11 IA 80 95
12 IP 80 85
13 J 80 95
14 MF 80 90
15 MFN 80 90
16 MRA 80 90
17 MU 80 95
18 MF 80 95
19 MR 80 90
20 MR 80 90
21 NR 80 90
22 NW 80 85
23 PAP 80 95
24 PNA 80 90
25 PR 80 95
26 RS 80 85
27 R 80 90
28 S 80 90
Jumlah 2.525
Rata-Rata 89,15
Jumlah Siswa Yang Tuntas 28
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 0
65
Berdasarkan tabel 4.18 diatas diperoleh kesimpulan bahwa dari hasil tes siswa
secara individu dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang, jumlahsiswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM atau dikatakan sudah tuntas sebanyak 28 orang
sedangkan siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM atau dikatakan belum
tuntas tidak ada dengan rata-rata nilai 89,15.
Tabel 4.19 Deskripsi Skor Hasil Tes Individu Siklus II Pada Mata
Pelajaran PPKn Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Statistik Nilai Statistik
Sampel 28
Skor Ideal 100
Skor Tertinggi 95
Skor Terendah 85
Rentang Skor 10
Skor Rata-Rata 89,15
Median 90
Modus 90
Standar Deviasi 5,32
Berdasarkan tabel 4.19 diatas diperoleh informasi bahwa skor rata-
rata tes individu siklus II dengan menggunakan pendekatan learning start
with question adalah 89,15 dari skor ideal 100. Skor tertinggi yang dicapai
siswa 95 dan skor terendah yang dicapai siswa 85 dan rentang skor 10
dengan standar deviasi 5,32.
Jika skor hasil tes individu siklus II dengan menggunakan
pendekatan learning start with question dikelompokkan kedalam lima
66
kelompok, maka didapatkan tabel distribusi frekuansi dalam persentase skor
yakni:
Tabel 4.20Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Tes Individu
Siklus II Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Nilai KKM Kategori Frekuensi Persentase
0 – 72 80 Sangat rendah 0 0%
73 – 79 80 Kurang 0 0%
80 – 86 80 Cukup 5 17,85%
87 – 93 80 Baik 17 60,71%
94 – 100 80 Sangat baik 6 21,42%
Jumlah 28 100%
Dari Tabel 4.19 dan 4.20 menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Bolo yang dijadikan sampel pada siklus II memiliki tingkat hasil
tes yang kurang baik, dengan nilai rata-rata 89,15 dari nilai sempurna 100.
Tabel 4.21 Deskripsi Ketuntasan Hasil Tes Individu Siklus II Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
Skor Ketegorisasi Frekuensi Persentase
Nilai ≥80 Tidak Tuntas 0 0%
Nilai ≤80 Tuntas 28 100%
Jumlah 28 100%
Jika seorang siswa mencapai skor minimal 80, mereka dianggap
telah selesai belajar. Dari tabel 4.21 dapat diketahui bahwa 28 siswa dari
total 28 siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar sehingga diperoleh
persentase 100%.
67
Diagram 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Pada Mata
PelajaranPPKn Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
d. Hasil Data Angket Siklus II
Untuk menjelaskan hasil angket penelitian berpatokan pada data
sebagai berikut:
Tabel 4.22 Penafsiran Nilai Angket Siklus II
0% Tidak Ada Seorangpun
1%-5% Hampir Tidak Ada
6%-25% Sebagian Kecil
26%-49% Hamper Setengahnya
50% Setengahnya
51%-75% Lebih Dari Setengah
76%-95% Sebagian Besar
96%-99% Hampir Seluruhnya
100% Seluruhnya
Sumber: Kusmiati, 2004
Pembahasan hasil angket berdasarkan nomor soal adalah sebagai berikut:
0
10
20
30
40
1 2
Tidak tuntas tuntas
68
1. Materi yang diajarkan dengan penerapan pendekatan learning start with
question mudah dipahami dan sangat menarik.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 20 71,42%
Tidak 8 28,57%
Jumlah 28 100%
Dari hasil angket diatas dapat diinformasikan bahwa dari 28
responden, 71,42% responden menjawab “ya” dan 28,57% responden
menjawab “tidak”. Pada pertanyaan nomor satu dapat diambil
kesimpulan, lebih dari setengah responden mengatakan bahwa materi
yang diajarkan dengan menerapkan metode learning start with question
mudah dipahami dan menarik.
2. Penerapan pendekatan learning start with question meningkatkan hasil
belajar siswa.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 22 78,57%
Tidak 6 21,42%
Jumlah 28 100%
Dari hasil angketdiatas diinformasikan bahwa dari 28
responden, 78,57% responden menjawab “ya” dan 21,42% responden
menjawab “tidak”. Pada pertanyaan nomor dua dapat diambil
kesimpulan, setengah dari responden mengatakan bahwa dengan
69
penerapan pendekatan learning start with question tidak dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Penerapan pendekatan learning start with question melatih untuk
memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam kelas.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 24 85,71%
Tidak 4 14,28%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan hasil polling tersebut di atas, 85,71 persen
responden menyatakan “ya” dan 14,28 persen mengatakan “tidak” dari
total 28 responden. Pada pertanyaan nomor tiga dapat diambil
kesimpulan, kurang dari setengah responden mengatakan bahwa dengan
penerapan pendekatan learning start with question tidak dapat melatih
siswa untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
4. Penerapan pendekatan learning start with question memotivasi siswa
untuk mengikuti pembelajaran dikelas.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 26 92,85%
Tidak 2 7,14%
Jumlah 28 100%
Dari hasil angket diatas dapat diinformasikan bahwa dari 28
responden, 92,85% responden menjawab “ya” dan 7,14% responden
70
menjawab “tidak”. Pada pertanyaan nomor empat dapat diambil
kesimpulan, lebih dari setengah responden mengatakan bahwa dengan
penerapan pendekatan learning start with question dapat memotivasi
siswa untuk mengikuti pembelajaran dikelas.
5. Penerapan pendekatan learning start with question meningkatkan rasa
percaya diri dalam belajar.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 20 71,42%
Tidak 8 28,57%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan hasil polling tersebut di atas, 71,42 persen responden
menyatakan “ya” dan 28,57 persen mengatakan “tidak” dari total 28
responden. Pada pertanyaan nomor lima dapat diambil kesimpulan, lebih
dari setengah responden mengatakan bahwa dengan penerapan learning
start with question dapat meningkatan rasa percaya diri dalam belajar.
6. Penerapan pendekatan learning start with question dapat mengatasi
kesulitan dalam belajar.
Pilihan jawaban Total jawaban Persentase
Ya 28 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 28 100%
71
Berdasarkan hasil polling tersebut di atas, 100 persen responden
menyatakan “ya” dan 0 persen mengatakan “tidak” dari total 28
responden. Pada pertanyaan nomor enam dapat diambil kesimpulan,
lebih dari setengah responden mengatakan bahwa dengan penerapan
pendekatan learning start with question dapat mengatasi kesulitan
dalam belajar.
7. Dengan penerapan pendekatan learning start with question siswa berani
mengemukakan pendapat dihadapan siswa yang lain.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 20 71,42%
Tidak 8 28,57%
Jumlah 28 100%
Dari hasil angket diatas dapat diinformasikan bahwa dari 28
responden, 71,42% responden menjawab “ya” dan 28,57% responden
menjawab “tidak”. Pada pertanyaan nomor tujuh dapat diambil
kesimpulan, lebih dari setengah responden mengatakan bahwa dengan
penerapan pendekatan learning start with question siswa berani
mengemukakan pendapat dihadapan siswa yang lain.
8. Siswa merasa cocok dengan penerapan pendekatan learning start with
question.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 25 89,28%
Tidak 3 10,71%
72
Jumlah 28 100%
Dari hasil angket diatas dapat diinformasikan bahwa dari 28
responden, 89,28% responden menjawab “ya” dan 10,71% responden
menjawab “tidak”. Pada pertanyaan nomor delapan dapat diambil
kesimpulan, kurang dari setengah responden mengatakan bahwa siswa
merasa tidak cocok dengan penerapan pendekatan learning start with
question.
9. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan learning start
with question melatih siswa untuk lebih menghargai pendapat teman.
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 26 92,85%
Tidak 2 7,14%
Jumlah 28 100%
Dari hasil angketdiatas dapat diinformasikan bahwa dari 28
responden, 92,85% responden menjawab “ya” dan 7,14% responden
menjawab “tidak”. Pada pertanyaan nomor sembilan dapat diambil
kesimpulan, lebih dari setengah responden mengatakan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan learning start with
question dapat melatih siswa untuk lebih menghargai pendapat
temannya.
10. Siswa merasa senang dengan adanya penerapan pendekatan learning
start with question
73
Pilihan Jawaban Total Jawaban Persentase
Ya 26 92,85%
Tidak 2 7,14%
Jumlah 28 100%
Dari hasil angket diatas dapat diinformasikan bahwa dari 28
responden, 92,85% responden menjawab “ya” dan 7,14% responden
menjawab “tidak”. Pada pertanyaan nomor sepuluh dapat diambil
kesimpulan, kurang dari setengah responden mengatakan bahwa
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan learning start
with question siswa merasa tidak senang.
E. Pembahasan
Adapun hasil penelitian akan dibahas pada bagian ini. Hasil penelitian
ini akan memberikan gambaran tentang siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
dalam mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan Learning Start
With Question. Dengan memperhatikan tabel berikut maka dapat diketahui
perubahan peningkatan skor hasil tes belajar PPKn pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Bolo dalm mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan
learning start with question.
Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Tes Belajar Siswa
Setelah Pembelajaran Pada Siklus I Dan II
Skor
Kategori
Frekuensi Persentase
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
0 – 72 Sangat rendah 2 0 7,14% 0%
74
73 – 79 Kurang 6 0 21,42% 0%
80 – 86 Cukup 19 5 67,85% 17,85%
87 – 93 Baik 1 17 3,57% 60,71%
94 – 100 Sangat baik 0 6 0% 21,41%
Jumlah 28 28 100% 100%
Pada tabel 4.23 terlihat adanya peningkatan skor hasil tes belajar setelah
pelaksanaan Tindakan yang dilaksanakan selama dua siklus. Pada siklus I ada 2
siswa (7,14%) yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat rendah sedangkan
pada siklus II tidak ada siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat
rendah, selanjutnya pada siklus I terdapat 6 siswa (21,42%) yang mendapatkan
nilai dengan kategori kurang sedangkan pada siklus II tidak ada siswa yang
mendapatkan nilai dengan kategori kurang, selanjutnya pada siklus I terdapat 19
siswa (67,85%) yang mendapatkan nilai dengan kategori cukup sedangkan pada
siklus II terdapat 5 siswa (17,85%) yang mendapatkan nilai dengan kategori
cukup, selanjutnya pada siklus I terdapat 1 siswa (3,57%) yang mendapatkan
nilai dengan kategori baik sedangkan pada siklus II terdapat 17 siswa (60,71%)
yang mendapatkan nilai dengan kategori baik, selanjutnya pada siklus I tidak ada
siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik namun pada siklus II
terdapat 6 siswa (%) yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik.
Dari perbandingan deskripsi siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa
rata-rata skor hasil tes belajar siswa menunjukkan peningkatan yaitu 79,69 pada
siklus I meningkat menjadi 89,15 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa
telah terjadi peningkatan hasil tes siswa pada kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo
75
dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
learning start with question.
Hasil pengamatan siklus aktivitas siswa berdasarkan indikator hasil
belajar siswa dalam pembelajaran PPKn melalui pendekatan learning start with
question pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 BoloSiswa dan guru telah
memenuhi persyaratan aktif, menunjukkan bahwa mereka terlibat dalam
pembelajaran baik sebelum dan sesudah kelas.
Hasil penelitian yang terkait dengan penerapan pendekatan learning start
with question berdasarkan penelitian yang didukung oleh hasil penelitian
“Asmaun dengan judul Penerapan Metode LSQ (Learning Start With Question)
dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI pada siswa kelas VII SMP Negeri 14
Abeli Kota Kendari. Karena hasil belajar yang diperoleh pada siklus I dan II
bidang studi Pendidikan Agama Islam menghasilkan peningkatan hasil belajar
dari tes awal, maka temuan penelitian menyimpulkan bahwa metode LSQ
(Learning Start With Question) dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Agama Islam. hasil. Persentase hasil belajar adalah 69,6 (50 persen) sebelum
pendekatan LSQ (Learning Start With Question) diterapkan, dan tumbuh
menjadi 73,8 (68 persen) pada siklus pertama setelah diterapkan, tetapi belum
mencapai yang ditentukan. standar kinerja.Selanjutnya dibandingkan dengan
nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu 73,8, nilai rata-rata siswa pada siklus II
meningkat menjadi 80,1, dan memenuhi indikator kinerja yang direncanakan,
dengan nilai 93,7 persen siswa > 70,00.
76
Oleh karena itu, pendekatan LSQ (Learning Start With Question) harus
digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pelaksanaan
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, agar siswa dapat
lebih memahami dan menerapkan mata pelajaran yang diajarkan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan dari penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
PPKn Melalui Metode Learning Start With Quesstion (LSQ) Pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Bolo Kec. Bolo Kab. Bima” Dalam dua putaran, prosedur
dilakukan. Perencanaan pelaksanaan, observasi, dan refleksi merupakan
empat langkah dari setiap siklus.
Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan PPKn berdasarkan hasil
belajar siklus I dan II pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bolo dengan
penerapan pendekatan Learning Start With Quesstion (LSQ).
Berdasarkan hasil tes belajar siswa pada siklus I memperoleh nilai
rata-rata 79,69 sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan hasil tes
belajar siswa dengan memperoleh nilai rata-rata 89,15.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas maka peneliti akan
memberikan beberapa saran agar dapat melihat dan memperbaiki kualitas
belajar siswa, yaitu:
1. Bagi guru, agar menggunakan penerapan pendekatan Learning Start With
Quesstiondalam proses pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
diajarkan dan lebih memperhatikan kegiatan belajar siswa agar terjadi
7
78
peningkatan hasil belajar siswa, karena realita yang terjadi sekarang masih
banyak siswa yang kurang memahami pelajaran disekolah.
2. Bagi siswa, agar lebih bersemangat dalam belajar karena didalam penerapan
pendekatan Learning Start With Quesstionini siswa diminta untuk
berkelompok dan menyusun pertanyaan sehingga melatih mereka belajar
dengan suasana yang menyenangkan dan yang paling penting dapat melatih
keberanian siswa bertanya didalam kelas.
3. Bagi peneliti, Sebagai bahan kajian atau referensi serta menambah wawasan
bagi peneliti yang akan melakukan kajian yang berhubungan dengan kajian
yang berhubungan dengan penerapan pendekatan Learning Start With
Quesstion.
79
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Abadi Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana
Bunga,2019)
Dianto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2012)
Hamruni, Startegi dan Model-Model Pembelajaranaktif menyenangkan
(Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2019)
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
Hanifa, Nanang, dan Cucu Suhana, Konsep Startegi Pembelajaran (Bandung:
Refika Adifama, 2019)
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012)
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru
Algisindo, 2015)
Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja
Posda Karya, 2010)
Oemar Hambali, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)
Rosna Kartini Sans, Model Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta: Teras, 2010)
Rostiah, Startegi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2012)
80
Saiful Bahri Djamara, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2018)
Sumardi Surya Barata, Psikologi Pendidikan (PT. Gratindo, 2019)
Udin Saifudin, Inovasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2018)
B. JURNAL
Suryo Budi Susanto, Pengaruh Startegi Learning Start With Question Terhadap
HasilBelajar Siswa Pada Standar Kompetensi Memahami Sifat Dasar
Sinyal Audio di SMK Negeri 2 Surabaya (Jurnal Pendidikan Teknik Elektro,
No. 1 Tahun 2013)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Pintu Utama Sekolah
2. Halaman Depan Sekolah
3. Halaman Tengah Sekolah
4. Tempat Parkir
5. Ruang Kelas
6. Kegiatan Belajar Mengajar
7. Struktur Organisasi Sekolah
8. Visi Misi Sekolah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 1 Bolo
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Kelas / Semester : VIII / II
Materi Pokok : Sumpah Pemuda Dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika
Alokasi Waktu : 3 Pertemuan (6 JP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri,
peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang: ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian
disekitar.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkrit dan
ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.5 Menjalankan perilaku orang beriman
sesuai nilai dan semangat Sumpah
Pemuda tahun 1928 dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
1.5.1
1.5.2
Bersyukur atas peristiwa nilai dan
semangat Sumpah Pemuda tahun
1928 dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika.
Menyadari nilai dan semangat
Sumpah Pemuda tahun 1928 dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika
sebagai anugerah
dari Tuhan Yang Maha Esa.
2.5 Mengembangkan sikap toleransi
sesuai nilai dan semangat Sumpah
Pemuda tahun 1928 dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
2.5.1
2.5.2
Berperilaku tenggang rasa di
masyarakat sebagai nilai dan
semangat Sumpah Pemuda tahun
1928 dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika.
Berperilaku patriotik di masyarakat
sebagai nilai dan semangat Sumpah
Pemuda tahun 1928 dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
3.5 Memproyeksikan nilai dan semangat
Sumpah Pemuda tahun 1928 dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
3.5.1
3.5.2
3.5.3
Menjelaskan arti dan makna Sumpah
Pemuda dalam perjuangan
kemerdekaan republik Indonesia.
Menguraikan secara rinci semangat
kejuangan pemuda dalam perjuangan
kemerdekaan republik Indonesia.
Menjelaskan wujud nilai memaknai
nilai kejuangan Sumpah Pemuda
tahun 1928
dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika.
4.5 Mengaitkan hasil proyeksi nilai-nilai
dan semangat Sumpah Pemuda Tahun
1928
dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
dengan kehidupan sehari-hari.
4.5.1
4.5.2
Melaksanakan nilai-nilai kejuangan
Sumpah Pemuda tahun 1928 dalam
Bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Meneladani peran nilai-nilai
kejuangan Sumpah Pemuda tahun
1928 dalam Bingkai Bhineka Tunggal
Ika.
Nilai Karakter: religius, tenggang rasa, patriotik
C. Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Melalui kegiatan discovery learning, peserta didik dapat:
1.5.1.1
1.5.2.1
Menerima secara positif atas peristiwa nilai dan semangat Sumpah Pemuda tahun
1928 dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Menerima secara positif nilai dan semangat Sumpah Pemuda tahun 1928 dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
2.5.1.1
2.5.2.1
Menunjukkan perilaku tenggang rasa di masyarakat sebagai nilai dan semangat
Sumpah Pemuda tahun 1928 dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Menunjukkan perilaku patriotik di masyarakat sebagai nilai dan semangat
Sumpah Pemuda tahun 1928 dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan
Pertemuan 1
Melalui kegiatan discovery learning, peserta didik dapat:
3.5.1.1 Menjelaskan arti dan makna Sumpah Pemuda dalam perjuangan kemerdekaan
republik Indonesia.
4.5.1.1 Melaksanakan nilai-nilai kejuangan Sumpah Pemuda tahun 1928 dalam
Bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Pertemuan 2
Melalui kegiatan discovery learning, peserta didik dapat:
3.5.2.1 Menguraikan secara rinci semangat kejuangan pemuda dalam perjuangan
kemerdekaan republik Indonesia.
4.5.1.1 Melaksanakan nilai-nilai kejuangan Sumpah Pemuda tahun 1928 dalam
Bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Pertemuan 3
Melalui kegiatan discovery learning, peserta didik dapat:
3.5.3.1 Menjelaskan wujud nilai memaknai nilai kejuangan Sumpah Pemuda tahun
1928 dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika.
4.5.1.1 Melaksanakan nilai-nilai kejuangan Sumpah Pemuda tahun 1928 dalam
Bingkai Bhineka Tunggal Ika.
D. Materi Pembelajaran
1. Arti dan makna sumpah pemuda dalam perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia
2. Memaknai semangat kejuangan pemuda dalam perjuangan kemerdekaan
Republik Indonesia
3. Memaknai nilai kejuangan sumpah pemuda tahun 1928 dalam bingkai Bhineka
Tunggal Ika
E. Metode Pembelajaran
1. Discover
2. Learning
F. Media Pembelajaran
1. Gambar tentang peristiwa Sumpah Pemuda
2. LCD proyektor dan laptop serta tayangan slide power point (ppt) yang telah disiapkan
G. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Halaman 95-126
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku Guru
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Halaman 187-220
3. Agus Dwiyono, dkk. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2. Jakarta:
Yudhistira. Halaman 109-131
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahulua
n
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran dengan melakukan berdoa,
mengecek kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta didik
menyanyikan lagu nasional yang membangkitkan semangat
kepemudaan.
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab atau problem
solving mengenai arti dan makna Sumpah Pemuda dalam
perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, juga melalui
pengamatan gambar.
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
5. Guru menjelaskan materi ajar tentang arti dan makna
Sumpah Pemuda dalam perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
10
menit
Inti 1. Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan)
Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
beranggotakan 4 orang.
Tiap kelompok mengamati sebuah gambar 5.1 dari buku teks
kelas VIII.
Peserta didik mencatat situasi pada gambar dengan
mengasumsikan apa yang terjadi ketika peristiwa tersebut
berlangsung.
2. Problem statement (pertanyaan/ identifikasi masalah)
Peserta didik merumuskan beberapa pertanyaan yang
berkenaan
60
menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
arti dan makna Sumpah Pemuda dalam perjuangan
kemerdekaan republik Indonesia.
Pertanyaan dapat diarahkan pada persoalan-persoalan,
seperti: kebersamaan dan persaudaraan, toleransi,
tanggungjawab dan disiplin, wawasan (pengetahuan),
nasionalisme.
Peserta didik secara kelompok mencatat pertanyaan yang
ingin diketahui, dan mendorong peserta didik untuk terus
menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan secara mendalam
tentang sesuatu.
3. Data Collection (pengumpulan data)
Peserta didik untuk mencari informasi dan mendiskusikan
jawaban atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di Buku PPKn Kelas VIII Bab 5
bagian A, mencari melalui sumber belajar lain seperti buku
referensi lain dan internet tentang sejarah perjuangan pemuda
tahun 1928.
Guru menyediakan berbagai sumber belajar seperti Buku
PPKn
Kelas VIII dan buku referensi lain, menjadi sumber belajar
bagi peserta didik dengan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik, atau menjelaskan jawaban pertanyaan
kelompok, menunjukkan buku atau sumber belajar lain yang
dapat dijadikan referensi untuk menjawab pertanyaan.
Peserta didik mencari/menggunakan dokumen historis ke-
indonesia-an sebagai wahana pemahaman konteks lahirnya
suatu gagasan/ketentuan/peristiwa sejarah, dan sebagainya
menumbuhkan kesadaran akan masa lalu terkait masa kini.
4. Data processing (Pengolahan data)
Peserta didik mendiskusikan hubungan atas berbagai
informasi yang sudah diperoleh sebelumnya
Peserta didik secara kelompok menyimpulkan tentang Nilai
dan Semangat Sumpah Pemuda tahun 1928.
5. Verification (Pembuktian)
Peserta didik secara kelompok menyusun laporan hasil telaah
nilai dan semangat Sumpah Pemuda tahun 1928. Laporan
dapat berupa displai, bahan tayang, maupun dalam bentuk
kertas lembaran.
Guru menjelaskan tata cara penyajian kelompok,
mendiskusikan dan membuat kesepakatan tentang tata tertib
selama penyajian
materi oleh kelompok, serta pedoman penilaian selama
penyajian materi
Penutup 1. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal
2. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat
proses pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan arti dan
makna Sumpah Pemuda dalam perjuangan kemerdekaan
Republik Indonesia, dengan meminta peserta didik
menjawab pertanyaan.
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan
hasil laporan individu.
4. Guru memberi tugas aktivitas 5.1 dilaksanakan secara
perorangan untuk penilaian kompetensi pengetahuan.
5. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya
akan mempelajari Nasionalisme Pemuda.
10 menit
Pertemuan ke-2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahulua
n
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran dengan melakukan berdoa,
mengecek kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta didik
menyanyikan lagu nasional yang membangkitkan rasa
kecintaan terhadap tanah air.
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab mengenai
materi memaknai semangat kejuangan pemuda dalam
perjuangan kemerdekaan republik Indonesia.
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
5. Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan peserta didik.
10
menit
Inti 1. Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan)
Peserta didik mengamati materi memaknai semangat pemuda
dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Peserta didik mencatat berbagai informasi yang telah
dipahaminya.
2. Problem statement (pertanyaan/ identifikasi masalah)
Peserta didik secara kelompok mengidentifikasi pertanyaan
dari wacana yang berkaitan dengan pahlawan yang meninggal
diusia muda.
Peserta didik menyusun pertanyaan menemukan karakter dari
tokoh tersebut.
3. Data Collection (pengumpulan data)
Peserta didik mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan membaca uraian
materi di Buku PPKn Kelas VIII Bab 5 bagian B.
4. Data processing (Pengolahan data)
60
menit
Peserta didik mendiskusikan hubungan atas berbagai
informasi yang sudah diperoleh sebelumnya
Peserta didik secara kelompok menyimpulkan tentang
semangat kejuangan pemuda dalam perjuangan kemerdekaan
republik Indonesia.
5. Verification (Pembuktian)
Peserta didik menentukan tema/bentuk permainan/ simulasi,
yakni Nasionalisme Pemuda.
Peserta didik bermain/bersimulasi terkait pesan nilai dan/atau
moral dari dialog para pemuda tahun 1928, yang diakhiri
dengan refleksi
penguatan nilai dan/ atau moral peristiwa tersebut.
Penutup 1. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal
2. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat
proses pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan semangat
kejuangan pemuda dalam perjuangan kemerdekaan republik
Indonesia, dengan meminta peserta didik menjawab
pertanyaan.
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan
hasil laporan individu.
4. Guru memberikan tugas peserta didik untuk mengerjakan
tugas. Tugas dilaksanakan secara perorangan dan untuk
penilaian
10
menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
kompetensi pengetahuan.
5. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya dan
memberi tugas mempelajari nilai semangat sumpah pemuda
masa sekarang.
Pertemuan ke-3
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahulua
n
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran dengan melakukan berdoa,
mengecek kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta didik
menyanyikan lagu nasional yang membangkitkan rasa
kecintaan terhadap tanah air.
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab mengenai
nilai semangat sumpah pemuda masa sekarang, juga melalui
pengamatan gambar.
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
5. Guru menjelaskan materi nilai semangat sumpah pemuda
dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
10
menit
Inti 1. Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan)
Peserta didik mengamati materi nilai semangat sumpah
pemuda masa sekarang.
Peserta didik Mencatat berbagai informasi yang telah
dipahaminya dalam bentuk peta konsep.
2. Problem statement (pertanyaan/ identifikasi masalah)
Peserta didik secara kelompok mengidentifikasi pertanyaan d
ari materi nilai semangat sumpah pemuda.
Peserta didik menyusun pertanyaan menemukan karakter dari
tokoh tersebut.
3. Data Collection (pengumpulan data)
Peserta didik mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan membaca uraian
materi di Buku PPKn Kelas VIII Bab 5 bagian C.
4. Data processing (Pengolahan data)
Peserta didik mendiskusikan hubungan atas berbagai
60
menit
informasi yang sudah diperoleh sebelumnya
Peserta didik secara kelompok menyimpulkan tentang nilai
semangat sumpah pemuda.
5. Verification (Pembuktian)
Peserta didik mencari dan memilih satu tokoh dalam
masyarakat dalam bidang apa saja; menemukan karakter dari
tokoh tersebut; menjelaskan mengapa tokoh tersebut itu
menjadi idolanya.
Penutup 1. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal
2. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat
proses pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan nilai
semangat sumpah pemuda masa, dengan meminta peserta
didik menjawab pertanyaan.
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan
hasil
10
menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
laporan kelompok.
4. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya akan
mempelajari bab 6 memperkuat komitmen kebangsaan.
I. Penilaian
1. Observasi
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tulis
b. Bentuk Instrumen : Tes uraian
No. Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Skor
1 Menjelaskan makna
sumpah pemuda
Jelaskan makna
sumpah pemuda?
Sumpah Pemuda
merupakan suatu
pengakuan dari
pemuda-pemudi
20
Indonesia yang
mengikrarkan satu
tanah air, satu bangsa
dan satu bahasa.
2 Menganalisa sifat
perjuangan
sebelum dan
sesudah sumpah
pemuda
Apa perbedaan sifat
Perjuangan
sebelum dan
sesudah sumpah
pemuda?
Dari perjuangan yang
bersifat lokal
kedaerahan berubah
menjadi perjuangan
yang bersifat
nasional.
20
3 Menjelaskan
pengertian pemuda
Jelaskan pengertian
pemuda?
Pemuda adalah
warga negara
Indonesia yang
memasuki periode
penting pertumbuhan
dan perkembangan
yang berusia 16
(enam
belas) sampai 30 (tiga
puluh) tahun.
20
4 Menunjukan tanggal
peringatan sumpah
Pemuda
Sumpah pemuda
selalu diperingati
setiap
tanggal?
28 Oktober 20
5 Menguraikan nilai-
nilai luhur dalam
sumpah pemuda
Uraikan nilai-nilai
luhur dalam sumpah
pemuda?
1. Cinta bangsa
dan tanah air
2. Persatuan
Sikap rela
berkorban
4. Mengutamaka
n kepentingan
bangsa
5. Dapat
20
menerima dan
menghargai
perbedaan
6. Semangat
persaudaraa
n
7. Meningkatkan
3. semangat gotong
royong atau kerja
sama
Skor
Maksimal
100
3. Penilaian Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Penilaian praktik
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian praktik Kisi-kisi Penilaian Praktik
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Teknik
Penilaian
4.5 Mengaitkan hasil proyeksi nilai-nilai dan
semangat Sumpah
Pemuda Tahun 1928
dalam bingkai Bhineka
Tunggal Ika dengan
kehidupan sehari-hari.
Nilai dan semangat
Sumpah Pemuda
tahun 1928
dalam bingkai
Bhineka
Tunggal Ika
Peserta didik dapat
melaksanakan nilai-
nilai kejuangan
Sumpah Pemuda tahun
1928 dalam bingkai
Bhineka Tunggal Ika.
Penilaian
Praktik
Rubrik Penskoran Penilaian Praktik
No.
Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Nilai Pemahaman Argumentasi Kerjasama
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Skor Penilaian
Nilai = X 100
12
Rubrik Penilaian Praktik
No Aspek yang dinilai
1 Pemahaman terhadap isi dan ruang lingkup permasalahan yang disajikan.
- Skor 4 jika sangat memahami isi dan ruang lingkup
permasalahan yang disajikan.
- Skor 3 jika memahami isi dan ruang lingkup permasalahan yang disajikan.
- Skor 2 jika cukup memahami isi dan ruang lingkup permasalahan yang
disajikan.
- Skor 1 jika kurang memahami isi dan ruang lingkup
permasalahan yang disajikan
2 Ketepatan alasan/argumentasi dalam menjawab pertanyaan, dan
mempertahankan pendapat yang dipilih kelompok.
- Skor 4 jika argumen dalam menjawab dan mempertahankan pendapat
sangat baik.
- Skor 3 jika argumen dalam menjawab dan mempertahankan pendapat
baik.
- Skor 2 jika argumen dalam menjawab dan mempertahankan pendapat
cukup baik.
- Skor 1 jika argumen dalam menjawab dan mempertahankan pendapat
kurang baik.
3 Kerjasama (kontribusi anggota-anggota kelompok) dalam menyelesaikan
tanggungjawab bersama baik dalam penyusunan laporan, maupun presentasi.
- Skor 4 jika kerjasama/kontribusi dalam menyelesaikan tanggungjawab
bersama, sangat baik.
- Skor 3 jika kerjasama/kontribusi dalam menyelesaikan tanggungjawab
bersama, baik.
- Skor 2 jika kerjasama/kontribusi dalam menyelesaikan tanggungjawab
bersama,
cukup baik.
- Skor 1 jika kerjasama/kontribusi dalam menyelesaikan tanggungjawab
bersama, kurang baik.
Mengetahui;
Kepala Sekolah SMPN 1 Bolo Guru Mata Pelajaran
Marwan, S.Pd.,M.Pd Muhammad Nur, S.Pd NIP. 1970041211993101002 NIP. 197610162007011
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PENERAPAN
PENDEKATAN LEARNING START WITH QUESTION (LSQ) SIKLUS I
A. PetunjukPengisian
Berikut ini daftar pengelolaan kegiatan pembelajaran berdasarkan prinsip
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Berikan penilaian
Bapak/Ibu dengan memberikan tanda cek list (√) pada kolom yang sesuai.
Keterangan:
Skor 5 : sangat baik
Skor 4 : baik
Skor 3 : cukup
Skor 2 : kurang
Skor 1 : sangat kurang
B. Aspek yang diamati
No Aspek yang diamati Nilai
1 2 3 4 5
I Pendahuluan
Guru mempersiapkan secara fiksi dan psikis
peserta didik untuk melakukan pembelajaran
dengan berdo’a, mengecek kebersihan kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber buku tulis
dan sumber belajar.
Guru menyampaikan salam dan menanyakan
kehadiran peserta didik
Guru memberikan motivasi melalui
bernyanyi lagu nasional atau bentuk lain
sesuai dengan kondisi disekolah
Guru melakukan apresiasi melalui tanya
jawab mengenai pokok materi yang akan
diajarkan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
hari ini
Guru membimbing peserta didik melalui
Tanya jawab tentang manfaat materi yang
dipelajari
Guru menjelaskan materi dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh
peserta didik
Guru memperlihatkan gambar yang telah
disiapkan atau diperintahkan melihat gambar
Guru menjelaskan teknik dan bentuk
penelaian pembelajaraan yang akan
dilakukan
II Kegiatan inti
Mengamati
peserta didik dibentuk menjadi beberapa
kelompok tiap kelompok beranggotakan 5
orang dan 6 orang
Peserta didik diminta untuk membaca dan
menyimak
Menanya
Setelah peserta didik mengamati gambar,
peserta didik dalam kelompok dibimbing
oleh guru untuk menyusun pertanyaan
sesuai dengan tujuan pembelajaran
Guru memberikan motivasi atau
penghargaan bagi kelompok yang menyusun
pertanyaan terbanyak sesuai dengan tujuan
pembelajaran
Guru mengamati keterampilan peserta didik
baik secara perorangan maupun kelompok
dalam menyusun pertamnyaan
Mengumpulkan Informasi
Untuk mencari informasi dan mendiskusikan
jawaban atas pertanyaan yang sudah disusun
peserta didik diminta untuk membaca uraian
materi yang telah ditentukan dan juga
mencari melalui sumber belajar lain seperti
buku referensi lain dan internet
Peserta didik secara kelompok juga mecari
informasi sesuai tugas kelompok yang telah
diberikan oleh guru
Mengasosiasi
Peserta didik mendiskusikan hubungan atas
berbagai informasi yang sudah diperoleh
sebelumnya, sesuai tugas kelompok yang
diberikan oleh guru
Peserta didik menyimpulkan apa yang
diperoleh dari tugas kelompoknya
Mengkomunikasikan
Peserta didik menyusun hasil telaah sesuai
dengan materi kelompoknya.
Guru menjelaskan tata cara penyajian
kelompok
1. Menyajikan secara bergantian hasil kerja
kelompok yang telah disusun
sebelumnya.
2. Guru memilih moderator dari kelompok
lain secara bergiliran.Kelompok penyaji
menyajikan materi paling lama 5 menit.
Kelompok lain memperhatikan penyajian
kelompok penyaji dan mencatat hal-hal
yang penting serta mempersiapkan
pertanyaan terhadap hal yang belum
jelas.
3. Kelompok penyaji bertanya-jawab dan
melakukan diskusi dengan peserta didik
lain tentang materi yang disajikan paling
lama 15 menit.
Peserta didik mendiskusikan dan membuat
kesepakatan tentang tata tertib selama
penyajian materi oleh kelompok, misalnya
sebagai berikut.
1. Peserta didik saling menghormati
pendapat orang lain.
2. Peserta didik mengangkat tangan
sebelum memberikan pertanyaan atau
menyampaikan pendapat.
3. Peserta didik menyampaikan pertanyaan
atau pendapat setelah dipersilahkan oleh
moderator.
4. Peserta didik menggunakan bahasa yang
sopan saat menyampaikan pertanyaan
atau pendapat.
5. Peserta didik berbicara secara bergantian
dan tidak memotong pembicaraan orang
lain.
Guru menjelaskan pedoman penilaian
selama penyajian materi, seperti aspek
penilaian meliputi beberapa hal berikut.
1. Kemampuan bertanya
2. Kebenaran gagasan/materi
3. Argumentasi yang benar dan logis
4. Bahasa yang digunakan (bahasa baku)
5. Sikap (sopan, toleransi, kerjasama)
Guru memberikan konfirmasi terhadap
jawaban peserta didik dalam diskusi, dengan
meluruskan jawaban yang kurang tepat dan
memberikan penghargaan bila jawaban
benar dengan pujian atau tepuk tangan
bersama
Kegiatan Penutup
Bersama peserta didik guru menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab
secara klasikal
Guru melakukan refleksi atas manfaat
pembelajaran yang telah dilakukan dan
Untuk menghitung jumlah observasi keterlakasanaan penerapan
pendekatan learning strat with question peneliti menggunakan rumus
berikut:
Jumlah skor yang diperoleh
x 100
Jumlah aspek yang diamati
200
x 100 = 740, 74%
27
Pengamat
Kurniawati
menentukan tindakan yang akan dilakukan
berkaitan dengan materi yang diajarkan .
Guru memberikan umpan balik atas
pembelajaran dan hasil telaah kelompok
Guru memberikan tugas agar peserta didik
membaca materi pertemuan berikutnya
Jumlah skor 200
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PENERAPAN
PENDEKATAN LEARNING START WITH QUESTION (LSQ) SIKLUS II
A. PetunjukPengisian
Berikut ini daftar pengelolaan kegiatan pembelajaran berdasarkan prinsip
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Berikan penilaian
Bapak/Ibu dengan memberikan tanda cek list (√) pada kolom yang sesuai.
Keterangan
Skor 5 : Sangat Baik
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Sangat Kurang
B. Aspek yang diamati
No Aspek yang diamati Nilai
1 2 3 4 5
I Pendahuluan
Guru mempersiapkan secara fiski dan psikisi
peserta didik untuk melakukan pembelajaran
dengan berdo’a, mengecek kebersihan kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber buku tulis
dan sumber belajar.
Guru menyampaikan salam dan menanyakan
kehadiran peserta didik
Guru memberikan motivasi melalui
bernyanyi lagu nasional atau bentuk lain
sesuai dengan kondisi disekolah
Guru melakukan apresiasi melalui tanya
jawab mengenai pokok materi yang akan
diajarkan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
hari ini
Guru membimbing peserta didik melalui
Tanya jawab tentang manfaat materi yang
dipelajari
Guru menjelaskan materi dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh
peserta didik
Guru memperlihatkan gambar yang telah
disiapkan atau diperintahkan melihat gambar
Guru menjelaskan teknik dan bentuk
penelaian pembelajaraan yang akan
dilakukan
II Kegiatan inti
Mengamati
peserta didik dibentuk menjadi beberapa
kelompok tiap kelompok beranggotakan 5
orang dan 6 orang
peserta didik diminta untuk membaca dan
menyimak
Menanya
Setelah peserta didik mengamati gambar,
peserta didik dalam kelompok dibimbing
oleh guru untuk menyusun pertanyaan
sesuai dengan tujuan pembelajaran
Guru memberikan motivasi atau
penghargaan bagi kelompok yang menyusun
pertanyaan terbanyak sesuai dengan tujuan
pembelajaran
Guru mengamati keterampilan peserta didik
baik secara perorangan maupun kelompok
dalam menyusun pertamnyaan
Mengumpulkan Informasi
Untuk mencari informasi dan mendiskusikan
jawaban atas pertanyaan yang sudah disusun
peserta didik diminta untuk membaca uraian
materi yang telah ditentukan dan juga
mencari melalui sumber belajar lain seperti
buku referensi lain dan internet
Peserta didik secara kelompok juga mecari
informasi sesuai tugas kelompok yang telah
diberikan oleh guru
Mengasosiasi
Peserta didik mendiskusikan hubungan atas
berbagai informasi yang sudah diperoleh
sebelumnya, sesuai tugas kelompok yang
diberikan oleh guru
Peserta didik menyimpulkan apa yang
diperoleh dari tugas kelompoknya
Mengkomunikasikan
Peserta didik menyusun hasil telaah sesuai
dengan materi kelompoknya.
Guru menjelaskan tata cara penyajian
kelompok
1. Menyajikan secara bergantian hasil kerja
kelompok yang telah disusun
sebelumnya.
2. Guru memilih moderator dari kelompok
lain secara bergiliran.Kelompok penyaji
menyajikan materi paling lama 5 menit
3. Kelompok lain memperhatikan penyajian
kelompok penyaji dan mencatat hal-hal
yang penting serta mempersiapkan
pertanyaan terhadap hal yang belum
jelas.
4. Kelompok penyaji bertanya-jawab dan
melakukan diskusi dengan peserta didik
lain tentang materi yang disajikan paling
lama 15 menit.
Peserta didik mendiskusikan dan membuat
kesepakatan tentang tata tertib selama
penyajian materi oleh kelompok, misalnya
sebagai berikut.
1. Peserta didik saling menghormati
pendapat orang lain.
2. Peserta didik mengangkat tangan
sebelum memberikan pertanyaan atau
menyampaikan pendapat.
3. Peserta didik menyampaikan pertanyaan
atau pendapat setelah dipersilahkan oleh
moderator.
4. Peserta didik menggunakan bahasa yang
sopan saat menyampaikan pertanyaan
atau pendapat.
5. Peserta didik berbicara secara bergantian
dan tidak memotong pembicaraan orang
lain.
Guru menjelaskan pedoman penilaian
selama penyajian materi, seperti aspek
penilaian meliputi beberapa hal berikut.
1. Kemampuan bertanya
2. Kebenaran gagasan/materi
3. Argumentasi yang benar dan logis
4. Bahasa yang digunakan (bahasa baku)
5. Sikap (sopan, toleransi, kerjasama)
Guru memberikan konfirmasi terhadap
jawaban peserta didik dalam diskusi, dengan
meluruskan jawaban yang kurang tepat dan
memberikan penghargaan bila jawaban
benar dengan pujian atau tepuk tangan
bersama
Kegiatan Penutup
Bersama peserta didik guru menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab
secara klasikal
Guru melakukan refleksi atas manfaat
pembelajaran yang telah dilakukan dan
Untuk menghitung jumlah observasi keterlakasanaan penerapan
pendekatan learning start with question peneliti menggunakan rumus
berikut:
Jumlah skor yang diperoleh
x 100
Jumlah aspek yang diamati
204
x 100 = 755,55%
27
Pengamat
Kurniawati
menentukan tindakan yang akan dilakukan
berkaitan dengan materi yang diajarkan .
Guru memberikan umpan balik atas
pembelajaran dan hasil telaah kelompok
Guru memberikan tugas agar peserta didik
membaca materi pertemuan berikutnya
Jumlah skor 204
ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
SIKLUS I DAN SIKLUS II
No Pernyataan
1
Materi yang diajarkan dengan penerapan pendekatan learning start
with question mudah dipahami dan sangat menarik
2
Penerapan pendekatan learning start with question meningkatkan
keterampilan berpikir saya dalam pembelajaran
3 Penerapan pendekatan learning start with question melatih saya
untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam kelas
4 Penerapan pendekatan learning start with question memotivasi saya
untuk mengikuti pembelajaran di kelas.
5 Penerapan pendekatan learning start with question meningkatkan
rasa percaya diri saya dalam belajar
6 Penerapan pendekatan learning start with question dapat mengatasi
kesulitan saya dalam belajar.
7 Saya berani mengemukakan pendapat dihadapan teman-teman
melalui penerapan pendekatan learning start with question
8 Saya merasa cocok dengan penerapan pendekatan learning start
with question
9 Kegiatan pembelajaran dengan penerapan pendekatan learning start
with question melatih saya untuk lebih menghargai pendapat teman
10 Saya sangat senang dengan adanya penerapan pendekatan learning
start with question
HASIL TES INDIVIDU SIKLUS I DAN II
NO
NAMA SISWA
HASIL TES
KKM SIKLUS I SIKLUS II
1 AA 80 80 90
2 AS 80 80 90
3 AD 80 88 90
4 AM 80 70 85
5 B 80 85 90
6 DM 80 80 90
7 DA 80 65 85
8 F 80 80 90
9 F 80 85 90
10 H 80 85 90
11 IA 80 85 95
12 IP 80 80 85
13 J 80 75 95
14 MF 80 80 90
15 MFN 80 75 90
16 MRA 80 85 90
17 MU 80 75 95
18 MF 80 85 95
19 MR 80 80 90
20 MR 80 75 90
21 NR 80 75 90
22 NW 80 85 85
23 PAP 80 85 95
24 PNA 80 80 90
25 PR 80 85 95
26 RS 80 80 85
27 R 80 75 90
28 S 80 85 90
HASIL TES KELOMPOK SIKLUS I DAN II
NO
KELOMPOK
KKM
HASIL TES
SIKLUS I SIKLUS II
1.
Kelompok 1
80
85
95
2.
Kelompok 2
80
80
90
3.
Kelompok 3
80
70
90
4.
Kelompok 4
80
75
90
5.
Kelompok 5
80
85
95
RIWAYAT HIDUP
Kurniawati. Dilahirkan di Desa Rasabou Kecamatan Bolo
Kabupaten Bima pada tanggal 14 Mei 1998 dari pasangan
Bapak Muhdar H. Abakar dan Ibu Jubaydah Muhdar.
Penulis memulai pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2004
di SDN Inpres Rasabou II dan tamat pada tahun 2009,
kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama pada tahun
2010 di SMP Negeri 1 Bolo dan tamat pada tahun 2012, kemudia pada tahun
2013 melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di Madrasah Aliyah
Negeri 1 Bima dan tamat pada tahun 2015, dan pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan pada salah satu Perguruan Tinggi Swasta pada
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mkaassar dan
menyelesaikan studi pada tahun 2021.