peningkatan karakter ksatria melalui pendidikan … · dengan judul “peningkatan karakter ksatria...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN KARAKTER KSATRIA
MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Siswa Kelas VIII A
SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Jawa Tengah
Tahun Ajaran 2015/2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Rani Prihana
131114007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HALAMAN MOTTO
Orang bijak bergembira karena belajar dari bahaya yang dialami oranglain
(P. Mercator)
The measure of love is to love without measure
(St. Francis de Sales)
Acta virum probant
(Fr. Hendrik Ardiyanto Scj)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini saya persembahkan bagi Tuhan Yesus
dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan memberikan berkat
tepat pada waktunya
Sang teladan yang menjadi kekuatan dan ketenangan
dalam setiap rencana-rencana yang sudah DIA persiapkan.
Kupersembahkan kepada kedua orang tua tercinta,
Bapak Yohanes Jumadi dan Ibu Agnes Surati.
Kakak-kakakku,
Yusuf Wiji Pitoyo dan Andreas Sabar Wihono
Semua orang yang telah memberikan kasih sayang dan perhatian
dan cintanya dalam mendampingi dan memotivasi sampai
sekarang.
Semua teman-teman BK angkatan 2013 yang selalu mendukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PENINGKATAN KARAKTER KSATRIA
MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Siswa Kelas VIII A
SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Jawa Tengah Tahun Ajaran 2015/2016)
Rani Prihana
Universitas Sanata Dharma
2017
Tujuan utama penelitian adalah meningkatkan karakter ksatria siswa kelas
VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016 melalui pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning. Tujuan khusus adalah 1) mendeskripsikan rencana dan upaya pelaksanaan
peningkatan karakter ksatria siswa; 2) mengukur tingkat karakter ksatria siswa
sebelum dan sesudah; 3) menganalisis peningkatan karakter ksatria siswa periklus-
tindakan; 4) mengukur signifikansi peningkatan karakter ksatria siswa sebelum dan
sesudah dan mengukur signifikansi peningkatan karakter ksatria siswa antar siklus; 5)
mengetahui efektivitas layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling
(PTBK) yang terlaksana dalam tiga siklus dengan pendekatan experiential learning.
Setiap siklus terlaksana dalam satu kali pertemuan. Subjek penelitian berjumlah 22
siswa. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Tes Karakter Ksatria,
Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria, wawancara tidak tersktruktur, observasi dan
Kuesioner Validasi Efektivitas Program. Koefisien reliabilitas Tes Karakter Ksatria
senilai 0,59, Koefisiensi Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria senilai 0,81 dan
koefisiensi reliabilitas Kuesioner Validasi Program senilai 0,621. Teknik analisis data
yang digunakan adalah desktiptif fakta pelaksanaan bimbingan klasikal, norma
kategorisasi, deskriptif dan presentase, uji hipotesis tindakan dengan uji t Wilcoxon.
Temuan penelitian menunjukan bahwa, karakter ksatria siswa dapat
ditingkatkan melalui pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning. Temuan khusus penelitian adalah 1) upaya
peningkatan karakter ksatria dimulai dari perencanaan, pelaksanaan layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning meliputi concret
experience, reflection observation, abstract concetualitation, active experimentation;
2) terdapat peningkatan karakter ksatria sebelum-sesudah tindakan, dan sebagian
besar siswa berada pada ketegori sangat tinggi dan tinggi; 3) terdapat peningkatan
karakter siswa antar siklus; 4) terdapat peningkatan secara signifikan karakter siswa
setiap siklusnya; 5) menurut siswa program ini efektif untuk meningkatkan karakter
ksatria.
Kata kunci: pendidikan karakter, bimbingan klasikal, experiential learning,
karakter ksatria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF SPORTSMANSHIP CHARACTER
THROUGH A CHARACTER EDUCATION
BASED ON CLASS GUIDANCE SERVICE
USING THE EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH
(A Guidance and Counseling Action Research to THE Eighth Grade Students
SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Central Java Academic Year 2015/2016)
Rani Prihana
Sanata Dharma University
2017
The main purpose of research is to improve the eighth grade students’
sportsmanship character class VIII A at SMP Pangudi Luhur Bayat Academic Year
2015/2016 through character education based on class guidance services using the
experiential learning approach. The specific objectives are 1) to describe the plans
and efforts to implement the increase in students’ sportsmanship character; 2)
measure the level of students’ sportsmanship character before and after the action; 3)
analyze the increase of students’ sportsmanship character between cycles of action; 4)
measure the significance of the increase of students’ sportsmanship character before
and after the action and measure the significance of the increase between cycles; 5)
assess the effectiveness of class counseling services using the experiential learning
approach.
This type of research is the Guidance and Counseling Action Research
(PTBK) completed in three cycles with the experiential learning approach. Each cycle
is accomplished in one meeting. The subjects of the research were 22 students. The
data collection instrument in this study is the Sportsmanship Character Test,
Sportsmanship Character Self-Assessment Scale, unstructured interviews, observation
and questionnaire of the Validation of the Program Effectiveness. The reliability
coefficient of the Sportsmanship Character Test was 0.59, the reliability coefficient of
the Sportsmanship Character Self-Assessment Scale was 0.81 and the reliability
coefficient of the Questionnaire on the Program Validation was at 0.621. The data
analysis technique used was descriptive facts on the implementation of the class
guidance service, norms of categorization, description and percentages, action
hypothesis testing with the Wilcoxon t test.
The research findings show that the students’ sportsmanship character can be
enhanced through a character education based on class guidance service using the
experiential learning approach. The specific findings of the research are 1) efforts to
improve the sportsmanship character start from planning, implementation of class
guidance services using the experiential learning approach includes concrete
experience, reflection and observation, abstract conceptualization, active
experimentation; 2) there is an increase in the students’ sportsmanship character
before and after the action, and most students are at very high and high category; 3)
There is an increase of students’ sportsmanship character between cycles; 4) there is a
significant increase in the students’ character in each cycle; 5) according to the
students, this program can effectively improve the character of sportsmanship.
Kata kunci: pendidikan karakter, bimbingan klasikal, experiential learning, karakter ksatria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah sumber segala rahmat dan kekuatan. Berkat
kemurahan dan kasih-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir
dengan judul “Peningkatan Karakter Ksatria melalui Pendidikan Karakter
Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Siswa Kelas VIII A SMP
Pangudi Luhur Bayat Klaten Jawa Tengah Tahun Ajaran 2015/2016)” dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar.
Selama penulisan tugas akhir ini, peneliti menyadari bahwa banyak pihak
yang ikut terlibat guna membimbing, dan mendampingi, dan mendukung setiap
proses yang peneliti jalani. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati, selalu
memberikan motivasi, saran, dan petunjuk kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas bimbingan
dan pendampingan selama peneliti menempuh studi.
5. Stefanus Priyatmoko (Mas Moko) selaku petugas administrasi di Sekertariat
Program Studi Bimbingan dan Konseling atas pelayanan yang diberikan
dengan baik selama peneliti menempuh studi.
6. Bapak Fx. Heru Cahyono selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Bayat
yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di SMP Pangudi Luhur
Bayat.
7. Siswa-siswi kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran
2015/2016 yang telah bersedia menjadi subjek dan membantu peneliti dalam
proses pengumpulan data digunakan untuk menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........................................vii
ABSTRAK ..........................................................................................................viii
ABSTRACT...........................................................................................................ix
KATA PENGANTAR .........................................................................................x
DAFTAR ISI ........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................6
C. Pembatasan Masalah ..........................................................................7
D. Rumusan Masalah ..............................................................................7
E. Tujuan Penelitian ...............................................................................8
F. Manfaat Penelitian ...........................................................................10
G. Definisi Istilah ..................................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................13
A. Hakikat Pendidikan Karakter ...........................................................13
1. Pengertian Karakter ...................................................................13
2. Pengertian Pendidikan Karakter ................................................13
3. Tujuan Pendidikan Karakter ......................................................14
4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter .........................................15
5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter .................................................16
6. Komponen Pembentukan Karakter ............................................21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
B. Hakikat Karakter Ksatria..................................................................19
1. Pengertian Ksatria......................................................................27
2. Karakteristik Karakter Ksatria...................................................27
3. Upaya Pembentukan Karakter Ksatria.......................................28
C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal .............................................29
1. Pengertian Bimbingan Klasikal ................................................29
2. Tujuan Bimbingan Klasikal ......................................................30
3. Tahap Layanan Bimbingan Klasikal.........................................30
D. Hakikat Pendekatan Experiential Learning .....................................31
1. Pengertian Pendekatan Experiantial Learning .........................31
2. Karakteristik Experiential Learning..........................................32
3. Tujuan Experiential Learning....................................................33
4. Tahapan Pendekatan Experiantial Learning..............................34
5. Aktifitas Inti Experiential Learning...........................................37
6. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Exeriantial
Learning ....................................................................................38
E. Hakikat Remaja Sebagai Peserta Didik SMP ...................................39
1. Pengertian Remaja .....................................................................39
2. Karakteristik Remaja sebagai Peserta Didik SMP.....................40
3. Tujuan Perkembangan Remaja sebagai
Peserta Didik SMP ....................................................................41
4. Perkembangan Karakter Ksatria pada Remaja...........................42
F. Kerangka Berpikir ............................................................................43
G. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan..................................................45
H. Hipotesis Tindakan ...........................................................................45
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................47
A. Jenis penelitian ...............................................................................47
B. Setting Penelitian.............................................................................50
1. Lokasi dan Waktu.....................................................................50
2. Mitra Kolaboratif......................................................................51
C. Subjek Penelitian.............................................................................51
D. Jenis dan Tindakan Penelitian ........................................................52
1. Jenis Tindakan .........................................................................52
2. Indikator keberhasilan .............................................................54
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .....................................54
1. Teknik Pengumpulan Data ......................................................54
2. Instrumen .................................................................................56
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen................................................61
1. Validitas....................................................................................61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Reliabilitas................................................................................64
3. Uji Normalitas..........................................................................67
G. Prosedur Penelitian .........................................................................68
1. Desain Prosedur Penenlitian.....................................................68
2. Rencana Siklus Penelitian........................................................70
H. Teknik Analisis Data ......................................................................76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................84
A. Deskripsi Keterlaksanaan Tindakan Penelitian ..............................84
1. Proses Keterlaksanaan Tindakan
Bimbingan dan Konseling........................................................84
2. Tingkat Karakter Siswa Sebelum dan Sesudah........................97
3. Peningkatan Karakter Siswa antar Siklus...............................101
4. Signifikansi Peingkatan Karakter Siswa.................................106
5. Efektifitas Pendidikan Karakter..............................................110
6. Hasil Observasi Pelaksanaan Peningkatan..............................113
B. Pembahasan ...................................................................................115
BAB V PENUTUP ............................................................................................122
A. Kesimpulan ...................................................................................122
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................123
C. Saran ..............................................................................................124
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : 88 Butir Karakter yang Baik..............................................................17
Tabel 3.1 : Kegiatan Penelitian............................................................................49
Tabel 3.2 : Mitra Kolaboratif...............................................................................50
Tabel 3.3 : Subjek Penelitian ............................................................................... 50
Tabel 3.4 : Capaian Rata-rata Skor Siswa ............................................................ 53
Tabel 3.5 : Kisi-kisi Tes Karakter Ksatria ........................................................... 56
Tabel 3.6 : Kisi-kisi Skala Penilaian diri Karakter Ksatria..................................57
Tabel 3.7 : Kisi-kisi Panduan Wawancara...........................................................58
Tabel 3.8 : Kisi-kisi Panduan Observasi..............................................................59
Tabel 3.9 : Kriteria Guilford ...............................................................................65
Tabel 3.10 : Hasil Uji Reliabilitas Tes Karakter Ksatria ....................................65
Tabel 3.11 : Hasil Uji Reliabilitas Skala Penilaian diri Karakter Ksatria ............66
Tabel 3.12 : Hasil Uji Normalitas..........................................................................67
Tabel 3.13 : Norma Kategori Tingkat Karakter Ksatria .......................................78
Tabel 3.14 : Kategorisasi Skor Pemahaman Siswa ..............................................79
Tabel 3.15 : Kategorisasi Skala Penilaian diri Karakter Ksatria .........................80
Tabel 4.1 : Tingkat Karakter Ksatria Sebelum dan Sesudah ..............................98
Tabel 4.2 : Peningkatan Karakter Ksatria Persiklus..........................................101
Tabel 4.3 : Uji T Wilcoxon pretest-posttest.....................................................106
Tabel 4.4 : Hasil T Wilcoxon Peningkatan Karakter Ksatria............................108
Tabel 4.5 : Hasil Validasi Efektivitas Program ................................................110
Tabel 4.6 : Item Validasi Program Presentas 100%..........................................112
Tabel 4.7 : Item Validasi Program Presentase antara 90%-100%.....................112
Tabel 4.8 : Item Validasi Program Presentase kurang dari 90%.........................113
Tabel 4.9 : Hasil Observasi Pelaksanaan Peningkatan Karakter ksatria.............113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Komponen Pembentukan Karakter yang Baik ............................... 22
Gambar 2.2 : Fase Pendekatan Experiential Learning.........................................35
Gambar 2.3 : Tahapan Pembelajaran Experiential Learning...............................37
Gambar 2.4 : Kerangka Berpikir Penelitian ......................................................... 43
Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Model Kemmis & Mc. Taggart ........................................................................... 47
Gambar 3.2 : Proses Tindakan Bimbingan dan Konseling..................................52
Gamabr 3.3 : Prosedur Penelitian Tindakan Bimbingan dan
Konseling...............................................................................................................69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.2 : Tingkat Karakter Ksatria Sebelum dan Sesudah..............................98
Grafik 4.3 : Tingkat Karakter Ksatria Setiap Siswa..........................................100
Grafik 4.4 : Peningkaran Skor Rata-rata Karakter Ksatria................................102
Grafik 4.5 : Peningkatan Karakter Ksatria Setiap Siklus..................................103
Grafik 4.6 : Peningkatan Karakter Ksatria Setiap Siswa..................................105
Geafik 4.7 : Hasil Observasi Peningkatan Karakter Ksatria.............................114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tes Karakter Ksatria.....................................................................128
Lampiran 2 Skala Penilaian Karakter Ksatria...................................................135
Lampiran 3 Lembar Penilaian Siswa ...............................................................138
Lampiran 4 Wawancara....................................................................................139
Lampiran 5 Lembar Observasi.........................................................................140
Lampiran 6 Tabulasi Data Pre-test...................................................................141
Lampiran 7 Tabulasi Data Post-test..................................................................143
Lampiran 8 Tabulasi Data Pra-tindakan............................................................143
Lampiran 9 Tabulasi Data Siklus I....................................................................144
Lampiran 10 Tabulasi Data Siklus II.................................................................145
Lampiran 11 Tabulasi Data Siklus III................................................................146
Lampiran 12 Tabulasi Data Validasi Model..... ................................................147
Lampiran 13 Tabulasi Hasil Validitas Tes.......... ..............................................148
Lampiran 14 Tabulasi Hasil Validitas Skala......................................................150
Lampiran 15 Tabulasi Hasil Observasi..............................................................152
Lampiran 16 Hasil Uji Wilcoxon.......................................................................153
Lampiran 17 Dokumentasi Pelasksanaan...........................................................154
Lampiran 18 Hasil Uji Reliabilitas Tes..............................................................157
Lampiran 19 Hasil Uji Reliabilitas Skala...........................................................158
Lampiran 20 Hasil Uji Reliabilitas Model.........................................................159
Lampiran 21 Hasil Uji Validitas Model.............................................................160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan
nilai-nilai karakter bangsa pada peserta didik, sehingga mereka memiliki
nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan
warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.
Menurut Suyanto (Wibowo & Purnama, 2013: 35), karakter adalah
cara pikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk
hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara. Adapun individu yang berkarakter baik ini, adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan apa yang diperbuatnya atau berani secara
ksatria mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang
dibuatnya.
Mengingat pentingnya pendidikan karakter bagi peserta didik,
pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional, menyelenggarakan
kembali pembangunan karakter bangsa. Undang-undang No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3, telah
mengamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Suyanto,
2010). Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, Sehat, Berilmu, Cakap, Kreatif,
Mandiri dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab
(UU No.20, 2003).
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional jelas bahwa
pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama
(SMP) harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan
tersebut. Sesuai dengan tujuan dan fungsi pembentukan pendidikan
karakter peserta didik agar mampu beretika, bermoral, membantu orang
lain, mau belajar dari orang lain, dan mampu menghargai nilai-nilai
kemanusiaan. Menurut Wakil Menteri Pendidikan Nasional, dalam
Kabinet Indonesia Bersatu II, Fasli Jalal (Kompas.com), pendidikan
karakter yang didorong pemerintah untuk dilaksanakan di sekolah-
sekolah tidak akan membebani guru dan siswa. Sebab, hal-hal yang
terkandung dalam pendidikan karakter sebenarnya sudah ada dalam
kurikulum, namun selama ini tidak dikedepankan dan diajarkan secara
tersurat.
"Kita mintakan pada guru supaya nilai-nilai yang terkandung
dalam mata pelajaran maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler itu
disampaikan dengan jelas pada siswa. Pendidikan karakter itu
bisa terintegrasi juga menjadi budaya sekolah. Jadi, pendidikan
karakter yang hendak kita terapkan secara nasional tidak
membebani kurikulum yang ada saat ini," jelas Fasli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Menurut Faturohman & Fatriyani (2013), karakter ksatria yaitu
kemampuan untuk menerima keunggulan orang lain serta menerima
kekurangan diri sendiri. Melihat kenyataan yang terjadi, banyak
permasalahan yang dialami remaja dalam taraf pendidikan di SMP maka
perlunya penanganan yang serius tentang masalah ini. Hal ini nampak dari
fenomena kenakalan remaja yang perlu dikendalikan. Menurut Ketua
Komisi Perlindungan Anak (KPAI) (Republika.co.id) jumlah anak sebagai
pelaku kekerasan (bullying) di sekolah mengalami kenaikan dari 67 kasus
pada 2014 menjadi 79 kasus di tahun 2015. Anak sebagai pelaku tawuran
juga mengalami kenaikan dari 46 kasus di 2014 menjadi 103 kasus di
2015. Fenomena ini menandakan bahwa kurangnya nilai karakter dan
moral dalam diri seseorang.
Pendidikan karakter di Indonesia saat ini baru sampai dalam
tingkat pengenalan norma-norma atau nilai-nilai dan belum tindakan nyata
dalam kehidupan sehari-hari (Suyanto, 2011). Persoalannya adalah para
guru Bimbingan dan Konseling sudah terbiasa menggunakan metode
ceramah sedangkan metode ceramah sudah sangat lama di gunakan dan
kurang sesuai untuk pendidikan karakter. Oleh karena itu, para guru
hendaknya memiliki kompetensi untuk melaksanakan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning di kelas. Dengan demikian
peserta didik dapat mengalami langsung dan mempraktikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Itulah alasan peneliti menggunakan pendekatan
experiential learning untuk meningkatkan karakter ksatria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
SMP Panggudi Luhur Bayat adalah sekolah swasta yang berkarya
dalam bidang pendidikan yang bertempat di Lemah Miring Paseban
Bayat. Peserta didik yang mengenyam pendidikan di SMP Pangudi Luhur
Bayat sebagian besar berasal dari keluarga menengah ke bawah. Sebagian
besar orang tua bekerja sebagai buruh, petani, dan pedagang.
Berdasarkan observasi dan wawancara kepada wali kelas yang
sudah dilakukan, ditemukan fenomena rendahnya karakter ksatria. Ada
beberapa peserta didik ketika melakukan kesalahan belum mampu untuk
langsung meminta maaf, takut untuk mengungkapkan pendapatnya.
Selain itu peneliti juga wawancara terhadap dua peserta didik kelas VIII
A bahwa ketika melakukan kesalahan peserta didik takut untuk mengakui
kesalahan karena takut untuk dihukum dan malu dengan teman-
temannya.
Menyadari masalah tersebut maka, perlu ditanamkan nilai karakter
ksatria dalam diri seseorang. Karakter ksatria yaitu kemampuan untuk
menerima keunggulan orang lain serta menerima kekurangan diri sendiri.
Seseorang dikatakan ksatria apabila mau mengakui kesalahan dan
menghindari sikap ingkar dan berbohong. Terbiasa menyadari kelebihan
orang lain dan tidak segan belajar dari contoh yang ada, menghindari
sikap angkuh, bersikap jujur dan bertanggung jawab, selalu mengatakan
yang benar dengan benar dan yang salah tetap salah. Berani melakukan
intropeksi dan bertanggung jawab terhadap segala yang dilakukan dan
selalu menghindari sikap tidak licik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Faktor yang menyebabkan rendahnya sikap ksatria peserta didik,
salah satunya adalah faktor eksternal individu yang meliputi keluarga,
teman, guru pembimbing dan masyarakat. Untuk membantu peserta didik
memiliki karakter ksatria maka perlu dilakukan strategi pembelajaran
yang efektif kepada peserta didik. Dalam hal ini konselor atau guru
Bimbingan dan Konseling memiliki peran penting dan didukung dengan
pelayanan yang dapat membantu peserta didik memiliki karakter ksatria.
Salah satu pelayanan yang menarik potensi peserta didik dalam
mengembangkan karakter ksatria peserta didik adalah Bimbingan
Klasikal dengan pendekatan Experiential Learning. Proses bimbingan
klasikal memiliki ciri-ciri khusus dalam pendekatan, metode dan strategi
penyampaianya. Dalam layanan bimbingan klasikal, pendekatan
experiential learning lebih ditekankan aspek afeksi (nilai, sikap) perilaku
dan nilai-nilai karakter. Experiential Learning adalah suatu pendekatan
dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok, dengan menggunakan
dinamika kelompok yang efektif. Suatu dinamika kelompok dikatakan
efektif apabila dapat menghadirkan suasana kejiwaan yang sehat diantara
peserta kegiatan, spontanitas, munculnya perasaan (seperti senang, rileks,
gembira, menikmati dan bangga), meningkatkan minat atau gairah untuk
terlibat dalam proses kegiatan, memungkinkan terjadinya katarsis, serta
meningkatkannya pengetahuan, dan ketrampilan sosial (Prayitno, dkk
1998:90).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Berdasarkan hasil penelitian Kristina Betty Artati (2015) di SMP
Kanisius Kalasan terdapat peningkatan karakter tanggung jawab siswa
secara signifikan senilai Sig. (2 tailed) (0,001) < (0,05) ketika
menggunakan pendekatan experiential learning. Selain itu Clara Vania
(2015) juga menggunakan pendekatan experiential learning dalam
meneliti karakter kepemimpinan demokratis di SMP N 6 Surakarta dan
hasilnya pun efektif. Terjadi peningkatan karakter kepemimpinan
demokratis siswa secara signifikan (sig 2 tailed) (0,000) < (0,05). Jadi,
pendekatan experiential learning adalah salah satu pendekatan yang tepat
untuk mengatasi rendahnya karakter ksatria.
Berdasarkan hal di atas, maka peneliti bergabung dengan penelitian
Stranas (Strategis Nasional) untuk mengimplementasikan modul dengan
topik karakter ksatria kepada peserta didik dan mengangkat judul
“Peningkatan Karakter Ksatria Melalui Pendidikan Karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Siswa Kelas VIII A
Smp Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016”
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut.
1. Sebagian siswa SMP Panggudi Luhur Bayat kurang memiliki
karakter ksatria sebagai siswa sehingga kurang mampu menjalin
relasi yang baik dengan teman sebaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Beberapa peserta didik kurang berani dalam mengungkapkan
pendapat.
3. Beberapa peserta didik belum mampu meminta maaf secara
langsung ketika melakukan kesalahan.
4. Belum pernah diterapkan layanan bimbingan klasikal berbasis
experiential learning di SMP maka diterapkan layanan bimbingan
klasikal berbasis experiential learning di SMP Pangudi Luhur
Bayat.
5. Beberapa peserta didik masih menjadi pelaku bullying di sekolah.
6. Pendidikan karakter baru sampai tingkat pengenalan norma-norma
atau nilai-nilai dan belum tindakan nyata dalam kehidupan sehari
hari.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan untuk menjawab
masalah-masalah yang teridentifikasi khususnya masalah mengenai
kurangnya sikap ksatria sebagai peserta didik. Maka peneliti fokus pada,
“Peningkatan Karakter Ksatria Melalui Pendidikan Karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Dengan Pendekatan Experiential Learning
Pada Siswa Kelas VIII A di SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran
2015/2016”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah
utama penelitian ini adalah apakah karakter ksatria siswa kelas VIII A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016 dapat ditingkatkan
melalui pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning. Selanjutnya rumusan masalah utama
tersebut dijabarkan menjadi rumusan masalah khusus sebagai berikut.
1. Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan upaya peningkatan
karakter ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat
Tahun Ajaran 2015/2016 melalui pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experintial learning?
2. Seberapa tinggi peningkatan karakter ksatria siswa kelas VIII A
SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016 sebelum dan
sesudah mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning?
3. Seberapa tinggi peningkatan karakter ksatria siswa kelas VIII A
SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016 setiap siklus
melalui pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan expriential learning?
4. a. Apakah terdapat peningkatan karakter ksatria siswa kelas VIII A
SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016 yang signifikan
sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning?
b. Apakah terdapat peningkatan karakter ksatria siswa kelas VIII A
SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016 yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
signifikan antar siklus pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan dengan pendekatan experiential learning?
5. Seberapa efektif implementasi pendidikan karakter ksatria berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran
2015/2016?
E. Tujuan Penelitian
Secara utama penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
karakter ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat melalui
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
menggunakan pendekatan experiential learning.
Sedangkan secara khusus, peneilitan ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan rencana dan pelaksanaan upaya peningkatan
karakter ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat
Tahun Ajaran 2015/2016 melalui pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experintial
learning.
2. Mengukur peningkatan karakter ksatria siswa kelas VIII SMP
Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016 sebelum dan
sesudah mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning.
3. Menganalisis peningkatan karakter ksatria siswa kelas VIII A
SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016 setiap siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
melalui pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan expriential learning.
4. a. Mengukur signifikansi peningkatan karakter ksatria siswa kelas
VIII A A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016
sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning.
b. Mengukur signifikansi peningkatan karakter ksatria siswa kelas
VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016
antar siklus pendidikan karakter berbasis layanan bimbingam
klasikal dengan pendekatan experiential learning.
5. Mengetahui seberapa efektif implementasi pendidikan karakter
ksatria berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur
Bayat Tahun Ajaran 2015/2016.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul
beberapa manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi
kepada pengembangan ilmu bimbingan dan konseling
khususnya tentang karakter ksatria dan implementasi layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Manfaat Praktis
a. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini menjadi pedoman
dalam melaksanakan pendidikan karakter di sekolah
bersama guru mata pelajaran yang lain.
b. Bagi guru Bimbingan dan Konseling hasil penelitian ini
dapat menjadi acuan untuk melaksanakan pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal secara tepat.
c. Bagi siswa, penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman
tentang karakter ksatria pada diri peserta didik dan
melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman dan
ketrampilanan baru dalam melakukan bimbingan klasikal.
Hasil penelitian ini juga menambah wawasan baru dan
peneliti dapat mengusulkan penyusunan modul pendidikan
karakter yang sesuai guna meningkatkan nilai-nilai karakter
dalam diri peserta didik.
G. Definisi Istilah
Adapun definisi istilah dalam penelitian ini yaitu:
1. Pendidikan karakter adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk
membantu orang memahami, peduli, dan bertindak sesuai
dengan nilai- nilai etika inti.
2. Karakter adalah sifat alami seseorang dalam merespon situasi
secara bermoral. Sifat alami ini diwujudkan dalam tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
nyata melalui tingkah laku baik, jujur, menghormati orang lain,
berani minta maaf dan karakter mulia yang lainnya.
3. Karakter ksatria adalah kemampuan untuk menerima
keunggulan orang lain dan menerima kekurangan diri sendiri.
4. Bimbingan klasikal adalah suatu layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan kepada peserta didik oleh guru
bimbingan dan konseling (Guru BK) atau konselor kepada
sejumlah peserta didik dalam satuan kelas yang dilaksanakan di
dalam kelas.
5. Experiential Learning adalah model pembelajaran yang
menekankan pada pengalaman dan menciptakan proses belajar
yang melibatkan langsung peserta didik. Pengalaman yang
dialami peserta didik akan menjadikan pelajaran untuk proses
belajar menuju perubahan ke arah yang lebih positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan hakikat pendidikan karakter, hakikat karakter ksatria,
layanan bimbingan klasikal, hakikat pendekatan experiential learning, dan hakikat
remaja sebagai peserta didik.
A. Hakikat Pendidikan Karakter
1. Pengertian Karakter
Dalam Kamus Terbaru Bahasa Indonesia (2008:337), karakter
didefinisikan sebagai sifat–sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Budi pekerti merupakan
alat batin yang merupakan panduan akal dan perasaan untuk menimbang baik
buruk, tabiat, akhlak, watak, perbuatan baik, daya upaya dan akal. Perilaku
yang diartikan sbagai tanggapan atau reaksi individu yang berwujud dalam
gerakan (sikap) tidak hanya badan tetapi juga ucapan.
Menurut Prayitno, & Manullang (2010 : 47), karakter adalah sifat
pribadi yang relatif stabil pada diri yang menjadi landasan bagi penampilan
perilaku dalam standar nilai dan norma yang tinggi. Dari beberapa definisi di
atas dapat di simpulkan bahwa karakter merupakan sifat relatif stabil pada diri
seseorang untuk menimbang baik buruk perilaku dan menjadi landasan
berperilaku.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Ramli (Wibowo 2013), pendidikan karakter memiliki esensi
dan makna yang sama dengan pendidikan moral atau pendidikan akhlak.
Pendidikan karakter yaitu pendidikan yang melibatkan aspek pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
(cognitive), perasaan (afeksi), dan tindakan (action). Melalui tiga aspek ini
diuraikan, serta diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan maka peserta
didik akan menjadi cerdas emosinya Suyanto (Wibowo 2013: 38).
Kementrian Pendidikan Nasional (2010), menjelaskan bahwa
pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang
baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak
berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain,
pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik,
perasaan yang baik, dan perilaku yang baik sehingga terbentuknya
perwujudan kesatuan perilaku dan sikap peserta didik. Berdasarkan pendapat
yang di kemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter
merupakan usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, dengan
melibatkan aspek pengetahuan, perasaan maupun perilaku agar menjadi
pribadi yang baik di lingkungan masyarakat.
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Kementrian Pendidikan Nasional (2011), mengatakan bahwa
pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah yang mengarahkan pada pencapaian pembentuk
karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, seimbang sesuai
dengan standar kompetensi kelulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan
peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-
nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujudnya perilaku sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Menurut Ramli (Wibowo 2013), tujuan pendidikan karakter adalah
membentuk peserta didik, agar menjadi pribadi yang baik, jika di masyarakat
menjadi warga yang baik, jika dalam kehidupan bernegara menjadi warga
negara yang baik. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam
pembentukan karakter dan menggunakan pengetahuan yang baik dalam
melakukan kegiatan sehari-hari sehingga menjadi warna negara baik.
4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter
Kementrian Pendidikan Nasional (2010), mengungkapkan bahwa
pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika/akhlaq mulia sebagai basis
karakter;
b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup
pemikiran, perasaan, dan perilaku;
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk
membangun karakter;
d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian;
e. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan perilaku
yang baik;
f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang
yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan
membantu meraka untuk sukses;
g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada peserta didik;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
h. Menfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi
fungsi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai
dasar yang sama;
i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter;
j. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru
karakter, dan manifestasikan positif dalam kehidupan peserta didik.
5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merujuk pada nilai-nilai agama, nilai-nilai yang
terkandung dalam UUD 1945, dan nilai-nilai hidup, tumbuh dan berkembang
dalam adat istiadat masyarakat indonesia yang bhineka tunggal ika telah
teridentifikasi 88 butir nilai karakter yang dikelompokan menjadi lima yaitu
nilai karakter dalam (1) hubungannya dengan Tuhan, (2) diri sendiri, (3)
sesama manusia, (4) lingkungan, (5) Kebangsaan. Oleh karena itu, pada tingkat
SMP di pilih 20 nilai karakter (Faturohman, Suryana, & Fatriyani, F 2013).
Setelah diadakan pengkajian terhadap nilai- nilai tersebut, dirumuskan 88 butir
nilai karakter sebagai berikut:
Tabel 2.1
88 Butir Karakter yang Baik
1. Adil
2. Amarah
3. Amal saleh
4. Antisipatif
5. Beriman dan bertaqwa
6. Berani memikul resiko
7. Berdisiplin
8. Bekerja keras
9. Berhati lembut
45. Mawas diri
46. Menghargai orang lain
47. Menghargai kesehatan
48. Menghargai waktu
49. Menghargai pendapat
orang lain
50. Menusiawi
51. Mencintai ilmu
52. Pemaaf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Sedyawati (Fathurrohman 2013), terdapat 16 nilai karakter yang
harus dikembangkan untuk peserta didik di indonesia. Keenam belas nilai beserta
deskripsi untuk masing-masing nilai dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Jujur, yaitu sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat
curang, berkata apa adanya dan berani mengakui kesalahan.
10. berinisiatif
11. Berpikir matang
12. Berpikir jauh kedepan
13. Bersahaja
14. Bersemangat
15. Bersikap konstruktif
16. Bersyukur
17. Bertanggung jawab
18. Bijaksana
19. Berkemauan keras
20. Bertenggang rasa
21. Beradap
22. Baik sangka
23. Berani berbuat benar
24. Berkepribadian
25. Cerdas
26. Cermat
27. Dinamis
28. Demokrasi
29. Efisien
30. Empati
31. Gigih
32. Hemat
33. Ihklas
34. Jujur
35. Kreatif
36. Kukuh hati
37. Ksatria
38. Komitmen
39. Koopratif
40. Kosmopolitan
( mendunia)
41. Lugas
42. Lapang dada
43. Lembut hati
44. Mandiri
53. Pemurah
54. Pengabdian
55. Pengendalian dri
56. Produktif
57. Prioritik
58. Rasa keterikatan
59. Rajin
60. Ramah
61. Rasa kasih sayang
62. Rasa percaya diri
63. Rela berkorban
64. Rendah hati
65. Rasa indah
66. Rasa memiliki
67. Rasa malu
68. Sabar
69. Setia
70. Sikap adil
71. Sikap hormat
72. Sikap tertib
73. Sopan santun
74. Sportif
75. Susila
76. Sikap nalar
77. Sikap mental
78. Kebersamaan
79. Tangguh
80. Tegas
81. Tekun
82. Tegar
83. Terbuka
84. Taat asas
85. Taat janji
86. Takut bersalah
87. Tawakal
88. Ulet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Tahu Berterimakasih, yaitu menyatakan kepada orang lain melalui perkataan
dan tindakan atas jasanya terhadap kehidupan kita.
c. Tertib, yaitu kemampuan untuk mengatur diri dan sekitar untuk mencapai
efisiensi yang terbaik.
d. Penuh perhatian, yaitu kemampuan untuk menunjukan penghargaan pada
seseorang dengan jalan memberikan perharian penuh pada apa yang
diaktakannya.
e. Baik hati, yaitu memenuhi kebutuhan dasar orang lain tanpa mengharapkan
pamrih.
f. Tanggung jawab, yaitu mengetahui dan melakukan apa yang diharapkan.
g. Pemaaf, yaitu sikap untuk memaafkan dan melupakan kesalahan orang lian
tanpa menaruh dendam.
h. Peduli, yaitu kemampuan untuk memperhatikan kebutuhan orang lain.
i. Mengahargai waktu, yaitu sikap dan perilaku yang mampu memanfaatkan
waktu yang tersedia secara efisien dan efektif sehingga berhasil guna.
j. Sabar, yaitu sikap dan perilaku yang menunjukan kemampuan dalam
mengendalikan gejolak diri dan tetap bertahan dalam menghadapi berbagai
rangsangan atau masalah.
k. Cermat/teliti, yaitu sikap dan perilaku yang menunjukan ketelitian,
keseksamaan penuh minat dan kehati-hatian.
l. Pengendalian diri, yaitu kemampuan untuk menahan diri terhadap keadaan
diri/situasi/lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
m. Tenggang rasa (toleransi), yaitu sikap untuk menghargai dan menghormati
perbedaan.
n. Sopan santun yaitu kemampuan untuk mengikuti norma yang ada di
masyarakat.
o. Rela berkorban, yaitu kesediaan dan kerelaan untuk berkorban dan membanru
orang lain.
p. Sportif/berjiwa kesatria/berjiwa besar, yaitu kemampuan untuk menerima
keunggulan orang lain dan menerima kekurangan diri sendiri.
6. Komponen Pembentukan Karakter
Beberapa komponen yang merupakan pembentukan karakter menurut
Lickona (2013) adalah keterkaitan antara pengetahuan moral, perasaan moral dan
tindakan moral. Komponen pembentukan karakter divisualisasikan dalam gambar
sebagai berikut.
PENGETAHUAN
MORAL
1. Kesadaran moral
2. Menetahui nilai-nilai
moral
3. Pengambilan prespektif
4. Penalaran moral
5. Pengambilan keputusan
6. Pengetahuan diri
AKSI MORAL
1. Kompetensi
2. Kemauan
3. Kebiaasaan
PERASAAN MORAL
1. Hati nurani
2. Penghargaan diri
3. Empati
4. Menyukai kebaikan
5. Kontrol diri
6. Kerendahan hati
Gambar 2.1
Komponen Pembentukan Karakter yang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Ada beragam pengetahuan moral yang dapat kita memanfaatkan ketika kita
berhadapan dengan tantangan-tantangan moral dalam hidup. Berikut adalah
penjelasan dari enam hal yang menjadi bagian dari pengetahuan moral:
a. Kesadaran moral
Ketidaksadaran moral yang sering terjadi pada diri manusia dalam
sebuah tingkatan usia adalah kebutaan moral, kondisi di mana orang tak
mampu melihat situasi yang sedang ia hadapi melibatkan masalah moral
dan membutuhkan pertimbangan lebih jauh. Remaja khususnya sangat
rentan terhadap kegagalan seperti ini bertindak tanpa mempertanyakan
“Apakah ini benar?”
Aspek pertama yang perlu di miliki oleh remaja dalam kesadaran
moral adalah remaja harus mengetahui bahwa tanggung jawab moral
pertama mereka adalah menggunakan akal mereka untuk melihat kapan
sebuah situasi membutuhkan penilaian moral. Kemudian memikirkan
dengan cermat pertimbangan apakah yang benar untuk bertindak tersebut.
Aspek kedua dari kesadaran moral adalah kendala untuk biasa
mendapatkan informasi. Remaja perlu mencari informasi dan memastikan
fakta terlebih dahulu sebelum membuat pertimbangan moral.
b. Mengetahui nilai-nilai
Mengetahui sebuah nilai moral berarti memahami bagaimana
menerapkannya dalam berbagai situasi. Apa artinya “tanggung jawab”
ketika melihat siswa tidak mengerjakan PR dari Guru? Ketika melihat
siswa terlambat masuk kelas? Nilai-nilai moral yang perlu diketahui siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dalam kehidupan ini diantaranya adalah menghormati kehidupan,
bertanggung jawab, berani minta maaf, berani mengakui kesalahan dan
toleransi. Semua ini merupakan faktor penentu dalam membentuk pribadi
yang baik.
c. Pengambilan prespektif
Pengambilan prespektif adalah kemampuan untuk mengambil
sudut pandang orang lain, melihat situasi dari sudut pandang orang lain,
membayangkan bagaimana meraka akan berpikir, bereaksi, dan merasa.
d. Penalaran moral
Penalaran moral adalah memahami makna sebagai orang yang
bermoral dan mengapa harus bermoral. Seiring dengan perkembangan
penalaran moral anak-anak dan riset perkembangan penalaran moral
terjadi secara bertahap, mulai dari mempelajari mana yang termasuk
sabagai nalar moral dan mana yang tidak termasuk sebagai nalar moral
ketika akan melakukan sesuatu, pada tingkat tertinggi, penalaran moral
juga melibatkan pemahaman terhadap beberapa pinsip klasik, seperti:
“Hormatilah martabat setiap individu”, “Perbanyak berbuat baik”, dan
“Bersikaplah sebagimana engkau mengharapkan orang lain bersikap
kepadamu”. Prinsip-prinsip semacam ini dapat menuntun perubahan
perbuatan moral remaja dalam berbagai macam situasi.
e. Pengambilan keputusan
Dalam membuat keputusan seseorang dapat melakukan dengan
mempertimbangkan melalui pertanyaan kepada dirinya, seperti “apa saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pilihanku?” apa konsekuensi yang kira-kira harus di hadapi orang lain
karena keputusan yang ku buat?”. Mampu memikirkan langkah yang
mungkin akan diambil seseorang yang sedang menghadapi persoalan
moral tersebut sebgai ketrampilan pengambilan keputusan reflektif.
f. Pengetahuan diri
Memahami diri sendiri merupakan pengetahuan moral yang paling
sulit untuk dikuasai, tetapi penting bagi perkembangan karakter.
Membangun pemahaman diri berarti sadar terhadap kekuatan dan
kelemahan karakter diri dan mengetahui cara untuk memperbaiki
kelemahan tersebut. Kesadaran moral, pengetahuan terhadap nilai-nilai
moral, pengambilan prespektif, penalaran moral, pembuatan keputusan,
dan memahami diri sendiri merupakan kualitas-kualitas pemikiran yang
membentuk pengetahuan moral.
Dilihat dari sisi perasaan moral atau sisi emosional terdapat beberapa
faktor yang membentuk karakter pada seseorang. Faktor-faktor tersebut
adalah
a. Hati nurani
Hati nurani memiliki dua sisi: sisi kognitif dan sisi emosional. Sisi
kognitif menuntun seseorang dalam menentukan hal yang benar,
sedangkan sisi emosional menjadikan seseorang merasa berkewajiban
untuk melakukan hal yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Penghargaan diri (Self-esteem)
Jika seseorang memiliki peghargaan diri yang sehat, maka
seseorang tersebut dapat menghargai diri sendiri. Dan jika seseorang
mampu menghargai dirinya sendiri, maka seseorang tersebut akan
menghormati dirinya sendiri. Dengan demikian, kecil kemungkinan
bagi seseorang untuk merusak tubuh atau pikirannya sendiri atau
membiarkan orang lain merusaknya.
Kemudian jika remaja yang memiliki penghargaan diri
yang sehat akan mempu memandang diri secara positif, cenderung
memperlakukan orang lain secara positif juga, tidak tergantung pada
pendapat orang lain, mampu bertahan diri dari tekanan teman
sebayanya, mempu mengikuti pertimbangan pribadi, dan lebih
bertanggungjawab terhadap diri, sesama, lingkungan dan kepada
Tuhan.
c. Empati
Empati merupakan kemampuan mengenali, atau merasakan, keadaan
yang tengah dialami orang lain. Empati merupakan sisi emosional dari
pengambilan prespektif.
d. Mencintai kebaikan
Jika seseorang mencintai kebaikan, mereka akan merasa senang
melakukan kebaikan. Cinta akan melahirkan hasrat, bukan hanya
kewajiban. Potensi ini merupakan potensi moral manusia yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
ada sejak usia kanak-kanak dan dapat terus dikembangkan dalam tiap
tahap perkembangan.
e. Kontrol diri
Kontrol diri merupakan pekerti yang penting untuk mengendalikan
emosional maupun perilaku diri seseorang. Kontrol diri membantu
seseorang untuk bersikap etis disaat seseorang sedang tidak
mengingikannya. Kontrol diri juga penting untuk mengekang
keterlenaan kita.
f. Kerendahan hati
Kerendahan hati merupakan bagian dari pemahaman diri.
Suatu bentuk keterbukaan murni terhadap kebenaran sekaligus
kehendak untuk berbuat sesuatu demi memperbaiki kegagalan.
Kerendahan hati juga membantu seseorang mengatasi kesombongan
diri. Kerendahan hati adalah pelindung terbaik dari perbuatan jahat.
Hati nurani, penghargaan diri, empati, mencintai kebaikan,
kontrol diri, dan kerendahan hati adalah komponen-komponen yang
membentuk sisi emosional moral seseorang. Perasaan seseorang
terhadap diri sendiri, orang lain, dan hal-hal yang baik bila
digabungkan dengan pengetahuan moral akan membentuk sumber
motivasi moral dalam diri seseorang tersebut. Ada atau tidaknya
perasaan moral dalam diri seseorang menjelaskan banyak hal
mengenai mengapa ada orang yang mempraktikan prinsip-prinsip
moral mereka dan ada yang tidak. Inilah alasan mengapa pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
nilai yang hanya sampai pada tataran intelektual, yang hanya
menyentuh pikiran dan bukan perasaan, kehilangan bagian penting
dari karakter.
Tindakan moral adalah produk dari dua bagian karakter
diatas. Jika seseorang memiliki kualitas moral intelektual dan
emosional maka mereka memiliki kemungkinan tindakan yang
menurut pengetahuan dan perasaan mereka adalah tindakan yang
benar. Untuk memahami sepenuhnya apa yang menggerakan
seseorang sehingga mampu melakukan tindakan bermoral atau
menghalanginya maka perlu melihat lebih dalam dari ketiga aspek
dari tindakan moral berikut.
a. Kompetensi
Kompetensi moral adalah kemampuan mengubah pertimbangan
dan perasaan moral ke dalam tindakan moral efektif.
b. Kehendak
Kehendak dibutuhkan untuk menjaga emosi agar tetap
terkendali oleh akal. Kehendak juga dibutuhkan untuk dapat
melihat dan memikirkan suatu keadaan melalui seluruh dimensi
moral. Kehendak dibutuhkan untuk mendahulukan kewajiban,
bukan kesenangan. Kehendak dibutuhkan untuk menahan godaan,
bertahan dari tekanan teman sebaya, dan melawan gelombang.
Kehendak merupakan inti keberanian moral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c. Kebiasaan
William Bennett (Lickona, 2014:87) mengatakan: “orang-
orang yang memiliki karakter yang baik bertindak dengan
sungguh-sungguh, loyal, berani, berbudi, dan adil tanpa banyak
tergoda oleh hal-hal sebaliknya.” Mereka melakukan yang benar
karena kebiasaan.
Dari penjelasan di atas, mengenai faktor-faktor
pembentukan karakter yang baik dapat disimpulkan bahwa dalam
diri seseorang yang berkarakter baik, pengetahuan, perasaan, dan
tindakan moral akan bekerja secara bersama-sama untuk saling
mendukung. Tentu saja tidak selalu demikian, orang yang sangat
baik sekalipun sering kali gagal menunjukan moral terbaik
mereka. Hal ini nampak bahwa pembentukan karakter merupakan
suatu proses seumur hidup dalam kehidupan setiap orang.
Kehidupan bermoral yang dijalani setiap orang termasuk remaja
secara bertahap dapat memadukan pertimbangan, perasaan, dan
pola-pola tingkah laku yang benar.
Dengan ini seseorang dapat terus berproses dalam
membentuk karakter yang baik. Dalam komponen karakter yang
baik yang telah dijelaskan di atas, juga merupakan faktor
pembentukan karakter ksatria remaja/peserta didik. Dimana
karakter ksatria merupakan salah satu nilai karakter yang menjadi
bagian dari komponen karakter yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
B. Pengertian Karakter Ksatria
1. Pengertian Karakter Ksatria
Menurut Fathurrahman & Fatriyani (2013:134), karakter ksatria yaitu
kemampuan untuk menerima keunggulan orang lain serta menerima
kekurangan diri sendiri. Dari definisi tersebut ada dua unsur yang penting
yaitu kemampuan menerima keunggulan orang lain dan menerima
kekurangan diri sendiri. Dalam berbagai literatur karakter kesatria juga
disebut karakter berjiwa besar atau sportif.
Menurut Samani dan Hariyanto (2013), menjelaskan karakter sportif
memiliki makna menghargai dan menaati aturan main, dapat menerima
kemenangan dan kekalahan apa adanya secara terbuka. Namun dalam
penelitian ini peneliti menggunakan istilah karakter ksatria. Dari beberapa
pendapat yang di kemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa karakter
ksatria adalah individu yang memiliki sifat pemberani dan memiliki
kemampuan menerima keunggulan orang lain serta menerima kekurangan diri
sendiri.
2. Karakteristik Karakter Ksatria
Menurut Fathurrahman & Fatriyani (2013:134), ciri-ciri individu yang
memiliki karakter ksatria adalah sebagai berikut.
a. Mengakui kesalahan
Individu yang memiliki karakter ksatria akan berani mengakui bila
melakukan kesalahan (baik di rumah, sekolah maupun dalam pergaulan),
menghindari sikap ingkar dan bohong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Menghargai orang lain
Individu yang memiliki karakter ksatria akan menghargai orang lain
dengan cara terbiasa menyadari kelebihan orang lain dan tidak segan
belajar dari contoh yang ada (baik dalam ilmu maupun pengalaman)
menghindari sikap angkuh, bersikap jujur, dan bertanggung jawab, selalu
mengatakan yang benar dengan benar dan yang salah tetap salah.
c. Mawas diri
Individu yang memiliki karakter ksatria memiliki sikap mawas diri
dengan berani melakukan intropeksi dan bertanggung jawab terhadap
segala yang dilakukan (baik di sekolah, dalam pergaulan, organisasi
maupun masyarakat luas), dan selalu menghindari sikap dan tindakan
licik.
3. Upaya Pengembangan Karakter Ksatria
Buchori (Fathurrahman, dkk, 2013), menyebutkan bahwa upaya
pengembangan karakter salah satunya karakter ksatria seharusnya mampu
membawa siswa ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara
afektif, akhirnya ke pengalaman nilai secara nyata dalam kehidupan sehari-
hari. Menurut Fathurrahman, dkk (2013), karakter dikembangkan melalui
tahap pengalaman (knowling), pelaksanaan, (acting), kebiasaan (habit).
Pengalaman karakter dalam suatu sistem pendidikan keterkaitan antar
komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku, yang
dapat dilakukan atau tidak secara bertahap dan saling berhubungan antara
pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
melaksanakannya baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama,
lingkungan, bangsa dan negara.
C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal
1. Pengertian Bimbingan Klasikal
Depdiknas (2008), menjelaskan bahwa layanan bimbingan klasikal
adalah salah satu pelayanan dasar yang dirancang konselor untuk melakukan
kontak langsung dengan para peserta didik di kelas secara terjadwal. Kegiatan
ini dilaksanakan melalui pemberian materi bimbingan yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik itu sendiri.
Menurut Makhrifah & Nuryono ( 2014:1), mengemukakan bimbingan
klasikal merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang di berikan
kepada peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling kepada sejumlah
peserta didik dalam satuan kelas yang dilaksanakan di dalam kelas.
Bimbingan diberikan untuk mencegah (preventif) terjadinya masalah dan
pengembangan (developmental) kemampuan peserta didik. Dari pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa, bimbingan klasikal adalah satu pelayanan
dasar yang dirancang konselor dengan memberikan materi yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dalam satuan kelas.
2. Tujuan Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Klasikal
Winkel & Sri Hastuti (2004:31-32), menjelaskan bahwa tujuan
penyelenggaraan layanan bimbingan yaitu, supaya sesama manusia mengatur
kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal
mungkin, menggunakan kebebasannya sebagai manusia dewasa dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik
padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini
secara memuaskan.
Layanan bimbingan mempunyai tujuan supaya orang yang dilayani
dapat mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri akibat dan
konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Tujuan bantuan itu diberikan yaitu
supaya orang atau kelompok yang dilayani menjadi mampu menghadapi
semua tugas perkembangan hidupnya secara dasar dan bebas.
Menurut Makhrifah dan Nuryono (2004:2), tujuan penyelenggaraan
bimbingan yaitu untuk meluncurkan aktifitas-aktifitas pelayanan yang
mengembangkan potensi siswa atau mencapai tugas-tugas perkembangannya
sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan. Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa tujuan penyelenggaraan bimbingan klasikal adalah supaya
sesama manusia dapat mengatur kehidupannya sendiri, menjamin
perkembangan dirinya sendiri secara optimal dan dapat mengembangkaan
potensi siswa.
3. Tahapan Layanan Bimbingan Klasikal
Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2016), langkah-langkah
bimbingan klasikal sebagai berikut.
a. Persiapan
1) Mempersiapkan topik materi bimbingan klasikal, yang dirumuskan
berdasarkan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(SKKPD) (Ditjen PMPTK, 2007), masalah yang dihadapi peserta
didik diungkap melalui instrumen yang relevan.
2) Menyusun rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal yang akan
diberikan
3) Mendokumentasikan rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
yang akan diberikan
b. Pelaksanaan
1) Melaksanakan layanan bimbingan klasikal sesuai jadwal dan materi
yang telah dirancang
2) Mendokumentasikan rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
yang telah diberikan
3) Mencatat peristiwa dan hal-hal yang perlu perbaikan dan tindak lanjut
setelah layanan bimbingan klasikal dilaksanakan
c. Evaluasi
1) Melakukan evaluasi proses layanan bimbingan klasikal
2) Melakukan evaluasi hasil layanan bimbingan klasikal yang telah
diberikan
D. Hakikat Pendekatan Experiential Learning
1. Pengertian Pendekatan Experiential Learning
Menurut Prayitno, dkk (1998: 90) experiential learning adalah sebuah
pendekatan dalam penyelenggaraan bimbingan dinamika kelompok, dikatakan
efektif ketika dapat menghadirkan suasana kejiwaan yang sehat diantara
peserta kegiatan, meningkatkan spontanitas, munculnya perasaan positif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
meningkatkan minat atau gairah untuk lebih terlibat dalam proses kegiatan,
memungkinkan terjadinya katarsis, serta meningkatnya pengetahuan dan
ketrampilan sosial.
Kolb (1984) menjelaskan : “experiential learning: expericence as the
source of learning and development”. Dari pernyataan tersebut terdapat
makna bahwa metode experiential learning adalah pembelajaran yang
memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik. Peserta didik secara aktif
mengeksplorasi, dan membuat catatan tentang peristiwa yang terjadi.
Experiential learning dipahami sebagai tindakan untuk mencapai sesuatu
berdasarkan pengalaman yang secara terus menerus mengalami perubahan
guna meningkatkan keefektivan hasil belajar.
Dengan kata lain experiential learning merupakan model
pembelajaran yang membuat peserta didik terlibat langsung dalam proses
belajar dan peserta didik mendapatkan pengalaman-pengalaman yang menjadi
suatu pengetahuan. Pengalaman yang dialami secara langsung oleh peserta
didik dalam proses belajar akan mengalami perubahan, guna meningkatkan
efektivitas hasil belajar.
2. Karakteristik Experiential Learning
Menurut Kolb (1984), ada 6 karakteristik experiential learning yakni:
a. Pembelajaran terbaik itu dipahami sebagai proses bukan terbatas
pengetahuan, belajar tidak berakhir pada hasil pengalaman membentuk
kembali pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b. Belajar adalah pengalaman membentuk kembali pengetahuan.
Pembelajaran difasilitasi oleh proses yang mampu membuat siswa
membangun gambaran mengenai keyakianan-keyakinan dan ide-ide
terhdap suatu topik sehingga dapat dijelaskan, diujikan, dan diintegrasikan
dengan ide-ide baru.
c. Belajar membutuhkan resolusi dari konflik antara cara dialektikal yang
bertentangan dengan adaptasi dunia. Konflik, perbedaan dan ketidak
setujuan yang menuntun proses belajar. Pergerakan ke belakang dan empat
cara berlawanan antar refleksi, tindakan, perasaan dan pikiran.
d. Belajar adalah proses menyeluruh dari adaptasi. Belajar bukan hanya hasil
dari kognisi tetapi keterlibatan yang terintegrasi pada keseluruhan fungsi
individu: berpikir, merasakan, penerimaan dan bertindak.
e. Hasil belajar berasal dari sinergi transaksi antara manusia dengan
lingkungan. Pembelajaran terjadi melalui keseimbangan proses dialektikal
asimilasi pengalaman baru ke dalam konsep yang sudah ada dan
mengakomodasikan konsep yang sudah ada pada pengalaman baru.
3. Tujuan Experiential Learning
Tujuan model experiential learning adalah untuk mempengaruhi siswa dengan
tiga cara yaitu mengubah struktur kognitif siswa, mengubah sikap siswa dan
memperluas ketrampilan yang telah ada pada siswa. Ketiga hal ini kemudian
menjadi fokus metode experiential learning (Baharuddin dan Wahyuni, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
4. Tahapan Pembelajaran Experiential Learning
David Kolb menyampaikan pendekatan experiential learning adalah
sebuah poses yang melingkar dan terdiri dari empat fase sebagai berikut.
a. Concrete Experience
Merupakan fase menggunakan pengalaman yang sudah dilalui peserta atau
pengalaman yang disediakan untuk pembelajar yang lebih lanjut.
b. Reflective Obsevation
Merupakan fase menggunakan pengalaman yang sudah dilalui peserta atau
pengalaman yang disediakan untuk pembelajaran yang lebih lanjut.
c. Abstract Conceptualization
Merupakan fase dimana proses menemukan tren yang umum dan
keebnaran dalam pengalaman yang telah dilalui peserta atau membentuk
reaksi pada pengalaman yang baru menjadi sebuah kesimpulan atau
konsep baru.
d. Active Experimentation
Merupakan fase modifikasi perilaku lama dan mempraktikan pada situasi
keseharian para peserta.
Efektivitas proses pembelajaran experiential learning akan terdukung
apabila peserta didik memiliki kemampuan mengikuti proses dari masing-
masing fase tersebut. Keempat fase tersebut divisualisasikan pada gambar
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 2.2 Fase Pendekatan Experiential Learning Menurut Kolb
Sejalan dengan pendapat Kolb, Pfeiffer (Supratiknya, 2011) menjelaskan
bahwa dalam belajar experiential learning peserta didik memiliki
pengalaman yang bertahap yakni:
a. Mengalami
Peserta didik terlibat atau dilibatkan dalam kegiatan tertentu, seperti
melakukan tugas tertentu atau mengamati objek atau rekaman
kejadian tertentu, entah secara sendiri-sendiri atau bersama.
b. Membagikan pengalaman
Peserta didik membagikan hasil pelaksanaan tugas atau hasil
pengamatannya teradap objek atau kejadian tertentu pada tahap
sebelumnya termasuk reaksi pribadinya baik berupa tanggapan
pemikiran maupun tanggapan perasaanya, kepada peserta lain baik
dalam kelompok-kelompok kecil maupun kepada seluruh peserta.
c. Memproses pengalaman
Peserta mengolah data yang baru dibagikan dengan cara
mendiskusikan atau memikirkannya bersama, memaknai atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
menafsirkannya, membandingkan tanggapan peserta yang satu dengan
yang lain, menemukan hubungan antar makna atau tanggapan yang
muncul.
d. Merumuskan kesimpulan
Peserta didik diajak dan dibantu untuk menyimpulkan prinsip-prinsip,
merumuskan hipotesis-hipotesis, dan merumuskan manfaat untuk
didiskusikan atau dipikirkan bersama.
e. Menerapkan
Peserta didik sungguh-sungguh menangkap relevansi atau makna
manfaat dari penelitian atau bimbingan yang baru dijananinya, serta
memiliki tekad untuk menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Gambar 2.3 Tahapan Pembelajaran Experintial Learning
Menurut Pfieiffer
Mengalami
Membagikan
MemprosesMerumuskan
Menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
5. Aktivitas Inti dalam Experiential Learning
Supratiknya (2011:78-80) ada beberapa jenis aktivitas atau kegiatan
inti yang lazim di praktikkan pada berbagai tahapan proses belajar dalam
siklus pembelajaran eksperiensial yaitu:
a. Refleksi
Hakikat refleksi adalah memantulkan atau lebih tepat
menghadirkan kembali dalam batin individu aneka pengalaman yang
sudah terjadi, untuk menemukan makna dan nilainya yang lebih dalam.
Maka ada yang menyatakan bahwa refleksi selalu bertujuan mendidik,
dalam arti berperan sebagai jembatan yang menghubungkan pengalaman
pribadi dan belajar.
b. Sharing
Sharing adalah membagikan pikiran dan atau perasaan yang
muncul sebagai hasil refleksi, kepada orang lain dalam kegiatan belajar
bersama. Dalam sharing bersama atau saling berbagi hasil refleksi,
masing-masing peserta saling mendengarkan, saling membantu
menangkap makna dan nilai yang semakin mendalam dari berbagai
pengalaman hidupnya, serta saling meneguhkan.
Supaya dalam kegiatan refleksi dan sharing berjalan efektif dan baik,
fasilitator atau guru BK perlu memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam
apa yang disebut lingkaran refleksi Reed & Koliba (Supratiknya, 2011).
Peserta diminta duduk membentuk lingkaran. Fasilitator atau guru BK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sebaikya ikut membaur duduk dalam lingkaran bersama siswa, jangan
berdiri atau duduk di depan.
6. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Experiential Learning
Pendekatan Experiential Learning memiliki kelebihan yakni dapat
meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya suasana
belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam proses belajar,
mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, dan mendorong
siswa untuk melihat sesuatu dari prespektif yang berbeda. Selain beberapa
kelebihan yang telah disebutkan, terdapat pula kekurangan dari pendekatan
experiential learning yakni dibutuhkan alokasi waktu yang relatif lama dalam
proses pembelajaran (Sinaga, 2013).
Dari kelebihan dan kekurangan yang ada pada pendekatan experiential
learning tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan experiential learning
dapat efektif apabila diberikan kepada peserta didik dengan memperhatikan
materi yang akan diberikan, persiapan, strategi yang akan digunakan dan
alokasi waktu yang disediakan. Dengan begitu pembelajaran dengan
pendekatan experiential learning dapat efektif diberikan kepada peserta didik
sehingga tercapailah tujuan dari pendekatan experiential learning yakni
mengubah struktur kognitif siswa, mengubah sikap siswa dan memperluas
ketrampilan-ketrampilan siswa yang telah ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Hakikat Remaja sebagai Peserta didik SMP
1. Pengertian Remaja
Istilah adolencene (Inggris) berasal dari Bahasa Latin adolescere
yang artinya tumbuh ke arah kematangan Sarwono (1989:8). Kematangan
di sini tidak hanya kematangan fisik tetapi kematangan psikologis. Word
Health Organization (WHO) Sarwono (1989:9) mendefinisikan remaja
sebagai suatu masa ketika
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
Berdasarkan beberapa pengertian remaja di atas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa remaja individu yang sedang berada dalam suatu
masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, yang ditandai
dengan perkembangan aspek fisik, psikis, dan sosial-ekonomi.
Remaja sebagai peserta didik merupakan salah satu komponen
manusiawi yang menepati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok
persoalan dari tumpuan perhatian semua proses transformasi yang disebut
pendidikan. Sebagai salah satu komponen penting dalam sistem
pendidikan, peserta didik sering di sebut sebagai “raw material” (bahan
mentah). Dalam prespektif pedagogis, peserta didik dipandang sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten, sehingga
membutuhkaan binaan dan bimbingan untuk mengaktualisasikannya agar
ia dapat menjadi manusia yang cakap.
Dalam prespektif Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, “pesarta didik diartikan sebagai anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan drinya melalui proses
pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu” (Desmita,
2009:39).
2. Karakteristik Remaja sebagai Peserta didik SMP
Menurut Desmita (2009:36), dilihat dari tahapan perkembangannya
remaja sebagai peserta didik usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)
berada pada tahapan perkembangan pubertas (10-14 tahun). Beberapa
karakteristik yang menonjol pada remaja sebagai peserta didik usia SMP
adalah sebagai berikut:
a. Terjadinya ketidak seimabungan porsi tinggi dan berat badan;
b. Mulai timbulnya seks skunder
c. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan
keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan
kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua;
d. Senang membandingkan kaidah-kaidah, nila-nilai etika atau norma
dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa;
e. Mulia mempertanyakan secara spesifik mengenai eksistensi dan sifat
kemurahan dan keadilan Tuhan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
f. Rekasi dan ekspresi emosi labil;
g. Mulai mengembangkan standard harapan terhadap perilaku diri sendiri
yang sesuai dengan dunia sosial;
h. Kecenderunagn minat dan pilihan karier relatif sudah jelas.
3. Tugas Perkembangan Remaja sebagai Peserta Didik SMP
Tugas perkembangan remaja difokuskan pada perubahan sikap
dan perilaku kekanak-kanakan dan berusaha mencapai kemampuan
bersikap dan berperilaku secara dewasa. Tugas–tugas perkembangan
remaja menurut Hurlock (Ali & Ashori, 2009), sebagai berikut.
a. Mampu menerima keadaan fisik
b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia remaja
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis
d. Mencapai kemandirian emosional
e. Mencapai kemandirian ekonomi
f. Mengembangkan konsep dan ketrampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan
orang tua
h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa
i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
j. Memahami dan mempersiapkan sebagai tanggung jawab kehidupan
keluarga.
4. Perkembangan Karakter Ksatria pada Remaja
Karkater ksatria dapat membentuk remaja menjadi pribadi yang berani
mengakui kesalahan yang dilakukan, menghargai orang lain, serta memiliki
sikap mawas diri. Akan tetapi, dalam perkembangannya tidak selalu
berjalan dengan baik, sebagai remaja yang berada pada masa transisi anak-
anak menuju dewasa, mereka mengalami perubahan dari berbagai aspek
yang mempengaruhi nilai-nilai karakter dalam diri.
Fathurrahman, dkk (2013) mengungkapkan bahwa terdapat tiga
komponen karakter yang baik yaitu pengetahuan tentang moral, perasaan
atau penguatan emosi dan perbuatan (moral knowling, moral feeling, dan
moral action). Sejalan dengan pedapat Lickona (2013), komponen
pembentukan karakter baik memiliki keterkaitan antara pengetahuan moral,
perasaan moral dan tindakan moral. Remaja SMP yang sedang mengalami
transisi moralitas. Transisi ini adalah peralihan dari moralitas anak yang
berorientasi menghindari hukuman dan berorientasi mengejar ganjaran
(preconventional reasonng) ke arah moralitas yang lebih dewasa (post
conventional reasoning). Sering kali, dalam transisi moralitas ini terjadi
pelanggaran terhadap standar norma lingkungan sosial, baik pelanggaran
aturan di rumah, sekolah maupun pelanggaran hukum (Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2014). Dengan ini diharapkan dapat menjadi
perhatian bagi seluruh pihak baik orang tua maupun guru di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
F. Kerangka Pikir
Karakter ksatria adalah kemampuan untuk menerima keunggulan
orang lain serta menerima kekurangan diri sendiri. Ada beberapa siswa yang
memiliki karakter ksatria tetapi masih rendah sehingga tindakan yang
mencerminkan karakter ksatria juga kurang diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, akibatnya kerap muncul permasalahan yang ada di sekolah.
Melalui penelitian tindakan bimbingan dan konseling maka dirancang
sebuah tindakan berupa upaya meningkatkan karakter ksatria dalam diri siswa.
Kegiatan yang sudah dirancang adalah layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning. Bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning yang menggunakan dinamika kelompok agar siswa
mengalami sendiri sehingga meningkatkan spontanitas atau gairah untuk
terlibat dalam proses belajar, mungkinkan terjadinnya katarsis serta
meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan sosial. Bimbingan dilakukan
selama tiga kali dengan topik yang berbeda tetapi sesuai dengan karakter
ksatria. Penggunaan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning akan memberikan perubahan berupa pemahaman dan
penerapan karakter ksatria yang semakin baik dalam diri siswa sehingga
terlihat dalam perilaku sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Peningkatan Karakter Ksatria Siswa Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016
Rendahnya Karakter Ksatria siswa
Pendidikan Karakter
Pembelajaran Kegiatan Pembinaan Siswa Manajemen Sekolah
Evaluasi
Model Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan
Pendekatan Experiential Learning
a. Belum efektif
b. Belum menunjukan
karakter siswa
Kegiatan inti
Kegiatan Penutup
Gambar 2.4
Kerangka Pikir Penelitian
Lay
anan
bim
bin
gan
kla
sik
al
Kegiatan Pembukaan
Refletive
Observation Active
Experimenta
tion
Abstrak
Conceptualizat
ion
Conccret
Experience
a. Fasilitator memberikan pengantar tentang
kegiatan.
b. Siswa melakukan kegiatan untuk mendapatkan
pengalaman
a. Siswa secara pribadi/ kelompok membuat kesimpulan dari
pengalaman yang di refleksikan
b. Siswa secara pribadi/ kelompok mensharingkan kesimpulan
c. Fasilitator memberikan materi kegiatan atas kesimpulan
siswa
a. Siswa secara pribadi
atau kelompok
membagikan refleksi
berdasarkan
pengalaman
b. Siswa
mengungkapkan hasil
pengalaman
c. Fasilitator
memberikan feedback
atas refleksi
a. Siswa secara
pribadi/kelompok
merumuskan niat
untuk dilakukan
dalam kehidupan
sehari-hari
berdasarkan konsep
dan kesimpulan b. Fasilitator
membrikan
bombongan atas niat
siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
G. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian pendidikan terintegrasi Barus (2015)
SMP di 5 kota menemukan bahwa hasil implementasi pendidikan karakter
terintegrasi efektivitasnya belum menggembirakan. Temuan evaluatif secara
empirik menunjukan 36,4% dari 653 siswa SMP di 5 kota yang terteliti masih
berada pada kategori kurang baik dan beberapa di antaranya buruk dalam
capaian skor karakternya. Hanya 12,3% dari 653 siswa yang masuk kategori
baik dengan capaian skor ≥ 7 pada skala stannine.
Melihat hasil yang kurang maksimal maka Ervin Aprilianti (2016)
melakukan penelitian di SMP Negeri 4 Wates menemukan bahwa pemahaman
karakter berjiwa besar terdapat perkembangan semakin membaik dengan
menggunakan metode dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam
permainan. Serta terdapat peningkatan karkater berjiwa besar secara signifikan
senilai (Sig 2 tailed) sebesar (0,002) ˂ (0,05) sebelum dan sesudah diberikan
tindakan. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitiaan tentang
peningkatan karakter ksatria melalui pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experienatial learning.
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan, maka hipotesis
tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ho : Karakter Ksatria tidak dapat ditingkatkan melalui pendidikan
karakter berbasis bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
pada siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Hi : Karakter Ksatria dapat ditingkatkan melalui pendidikan karakter
berbasis bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada
siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan beberapa hal yang akan diteliti meliputi: jenis
penelitian penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen
pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK). Penelitian tindakan
bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah
pemberian layanan bimbingan di dalam kelas dan upaya memecahkan
masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang sesuai
(Hidayat & Badrujaman, 2012). Penelitian ini tergolong dalam PTBK karena
penelitian ini mengkaji masalah karakter ksatria yang masih rendah sehingga
ingin ditingkatkan dengan tindakan bimbingan klasikal. Tindakan tersebut
menggunakan pendekatan experiantial learning untuk meningkatkan karakter
ksatria pada siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis & Mc.
Taggart (Hidayat, 2012). Pelaksanaan penelitian tindakan model ini terdiri
dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
dalam satu siklus. Siklus adalah putaran kegiatan yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi pada setiap tindakan.
Model Kemmis & Mc. Taggart digambarkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc. Taggart
Pada tahap pertama peneliti melakukan perencanaan yaitu
menyusun langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
permasalahan dalam penelitian. Peneliti juga menyiapkan alat dan bahan
yang diperlukan dalam proses tindakan, menyusun instrumen, dan
pedoman observasi.
Tahap kedua yang dilakukan oleh peneliti yaitu memberikan
tindakan kepada siswa sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti.
PELAKSANAAN
PERRENCANAAN
REFLEKSI
PENGAMATAN SIKLUS 1
PELAKSANAAN
PENGAMATAN
REFLEKSI
PERRENCANAAN
SIKLUS 3
PERRENCANAAN
PELAKSANAAN
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
SIKLUS 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Pada penelitian ini pokok permasalahan yang diteliti adalah meningkatkan
karakter ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat melalui
layanan bimbingan klasikal melalui pendekatan experiential learning
dalam meningkatkan karakter ksatria dalam diri siswa.
Peneliti menyampaikan tiga topik bimbingan dalam tiga siklus
penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Ketiga topik tersebut adalah
berani mengakui kesalahan, berani meminta dan memberi maaf, serta
berani mengungkapkan pendapat di depan umum.
Tahap ketiga yaitu pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh
pengamat. Melalui oservasi ini, pengamat mengumpulkan informasi
tentang kelebihan serta kekurangan dalam melaksanakan tindakan.
Informasi tersebut digunakan untuk membuat perencanaan ulang tindakan
pada siklus berikutnya.
Tahap terakhir yang dilakukan peneliti adalah peneliti membuat
refleksi tentang hal-hal yang didapatkan selama proses tindakan, hal yang
menjadi kekuatan dan hal yang perlu ditingkatkan dalam tindakan
selanjutnya. Selain itu, peneliti juga melihat hasil refleksi yang dituliskan
oleh siswa setelah mengikuti proses bimbingan klasikal. Jika pada tahap
ini peneliti belum mencapai tujuan yang telah dibuat maka peneliti akan
melaksanakan siklus berikutnya dengan perbaikan yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
B. Setting Penelitian (Lokasi, Waktu, Mitra Kolaboratif)
1. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini di lakukan di SMP Pangudi Luhur Bayat yang terletak di
depan Gereja Santa Maria Ratu Bayat. Ruang kelas VIII A yang terletak
bersebelahan dengan ruang kelas VIII B. Fasilitas di ruang kelas VIII A
meliputi: LCD, Sound, meja, kursi, papan tulis, kipas angin, salib, papan data
administrasi kelas, meja guru dan bendera. Suasana kelas nyaman untuk belajar
jauh dari keramaian. Waktu pengumpulan data di SMP Pangudi Luhur Bayat
kelas IX sedang persiapan ujian jadi yang masuk sekolah hanya kelas VII dan
VIII.
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 13 Mei, 16 Mei, 23 Mei
2016. Terdiri dari pemberian pra-tindakan, pretest sebelum pemberian
treatment, tiga kali perlakuan (treatment) dengan tiga topik bimbingan yakni
“Berani Mengakui Kesalahan”, “Berani Minta dan Memberi maaf”, “Berani
Berpendapat di Depan Umum”, dan satu kali posttest setelah treatment. Selain
itu peneliti melakukan persiapan, penyusunan modul, kuesioner dan
pengolahan data di Kampus III Pingan. Berikut rincian kegiatan penelitian.
Tabel 3.1
Kegiatan dalam Penelitian
No Jenis kegiatan Waktu
1 Persiapan dan penyusunan modul Februari – Mei 2016
2
Pengumpulan data
1. 13 Mei 2016
2. 16 Mei 2016
3. 23 Mei 2016
3 Pengolahan data dan kesimpulan Mei – Januari 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Mitra Kolaboratif Penelitian
Dalam penelitian ini melibatkan mitra sekolah yaitu Wali Kelas VIII A
dan Pengamat.
Tabel 3.2
Mitra Kolaboratif
No Mitra Peran Deskripsi Tugas
1 Wali Kelas Pendidik a. Membantu peneliti
dalam mengamati
pelaksanaan layanan
bimbingn klasikal
b. Memberikan masukan
dan saran pelaksanaan
layanan bimbingan
klasikal
2 Elisabet
Dwi Retno
(131114050)
Mitra Kolaborator a. Membantu peneliti
dalam mengamati
pelaksanaan layanan
bimbingn klasikal
b. Sebagai mitra peneliti
saat proses dinamika
kelompok
c. Membantu membagikan
instrumen dan
mengamati siswa
C. Subjek Penelitian
Siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat tahun ajaran 2015/2016,
peserta berjumlah 22 orang. Rincian subjek tampak dalam tabel berikut.
Tabel 3.3
Subjek Penelitian
Subjek Penelitian
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
Siswa-siswi kelas VIII A 14 8
Jumlah 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
D. Jenis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Jenis Tindakan
Jenis tindakan dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning. Pelaksanaan layanan
bimbingan klasikal dengan experiential learning terdiri dari tiga siklus.
Setiap siklus akan diberikan satu topik bimbingan yang relevan untuk
meningkatkan karakter ksatria. Siklus I dengan topik “Berani Mengakui
Kesalahan” bertujuan untuk meningkatkan keberanian siswa ketika
mengakui kesalahan yang diperbuat. Siklus II dengan topik “Berani
Meminta dan Memberi Maaf” bertujuan untuk meningkatkan
keberanian siswa dalam meminta dan memberi maaf. Siklus III dengan
topik “Berani Mengungkapkan Pendapat Di depan Umum” pemilihan
topik ini sesuai dengan karakter ksatria. Ketika individu berani untuk
mengakui kesalahan maka akan berani juga untuk meminta maaf atas
kesalahan yang diperbuatnya. Individu yang memiliki karakter ksatria
akan menerima kekurangan diri sendiri dan mau belajar dari
pengalaman orang lain sehingga meningkatkan keberanian
mengungkapkan pendapat di depan umum. Topik tiap siklus
divisualisasikan dalam gambar berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Siklus : I
Tujuan : Meningkatkan keberanian untuk mengakui kesalahan
Topik : Berani mengakui kesalahan
Skenario : Dinamika kelompok dengan permainan
pesan berantai. Setelah selesai siswa membagikan
pengalaman. Menonton video berani mengakui
kesalahan. Refleksi dan merumuskan niat yang akan dilakukan.
Siklus : II
Tujuan : Meningkatkan kebernaian untuk meminta
maaf
Topik : Berani meminta maaf dan memberi maaf
Skenario : Dinamika kelompok dengan permainan
menara berapi. Menonton video berani meminta dan
membari maaf. Refleksi dan merumuskan niat yang akan dilakukan
Siklus : III
Tujuan : Meningkatkan keberanian berpendapat di depan umum
Topik : Berani berpendapat di depan umum
Skenario : Setiap siswa membuat simbol diri dan
mensharingkan kepada teman-temannya. Memberikan
bombongan. Refleksi dan merumuskan niat yang akan dilakukan..
RO AE
AC
CE
a. Fasilitator memberikan pengantar tentang
kegiatan.
b. Siswa melakukan kegiatan untuk
mendapatkan pengalaman
a. Siswa membuat kesimpulan dari pengalaman
yang di refleksikan
b. Siswa secara pribadi/ kelompok mensharingkan
kesimpulan
c. Fasilitator memberikan materi penguatan
a. Siswa
membagikan
refleksi
berdasarkan
engalaman
b. Siswa
mengungkapkan
hasil pengalama
c. Fasilitator
memberikan
feedback
a. Siswa
merumuskan
niat untuk
dilakukan
dalam
kehidupan
sehari-hari
b. Fasilitator
memberikan
bombongan
atas niat siswa
Gambar 3.2 Proses Tindakan Bimbingan dan Konseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini memiliki indikator keberhasilan pemberian tindakan
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
untuk meningkatkan karakter ksatria siswa melalui capaian skor tes dan
skala peningkatan karakter ksatria sebagai berikut.
Tabel 3.4
Capaian Rata-Rata Skor Siswa
No Indikator Rata-Rata Skor Siswa
1 Pre-Test 63.00
2 Siklus I 65.00
3 Siklus II 68.00
4 Siklus III 70.00
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan
utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Data merupakan suatu bahan
yang sangat diperlukan untuk diteliti atau dianalisis, maka dari itu
diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
Tes, Skala Penilaian Diri, Wawancara dan Observasi. Tes adalah
kuesioner berbentuk soal tes dengan ragam pilihan ganda diberikan
pada awal dan akhir siklus. Skala adalah suatu proses reviu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
melibatkan pembelajar dalam: (a) merefleksikan pengalaman, (b)
mengingat dan memahami apa yang terkait dengan pengalaman yang
dipelajari, dan (c) mencoba menambah ide yang lebih jelas tentang apa
yang telah dipelajari atau dicapai (Supratiknya, 2014). Wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Observasi adalah
suatu proses kompleks, suatu proses tersusun dari pelbagai proses
biologis dan psikologis. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,
2013).
Tes Karakter Ksatria diberikan diawal siklus dan di akhir siklus
dengan tujuan untuk mendapatkan data dari hasil pre-test dan post-test
peningkatan karakter ksatria. Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria
bertujuan untuk mengungkap maximal performance yang mampu
ditunjukan oleh subjek baik dalam melakukan kecakapan tertentu
maupun dalam melaksanakan pola tingkah laku (Supratiknya, 2014).
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih dalam
tentang responden. Observasi bertujuan untuk mengetahui perilaku
peserta didik. Tujuan menggunakan Kuesioner Validasi Model agar
peserta didik memberikan penilaian mengenai efektivitas implementasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning.
2. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 5 instrumen yaitu Tes
Karakter Ksatria, Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria, Wawancara,
Observasi dan Kuesioner Validasi Model. Penjelasan 5 instrumen adalah
sebagai berikut.
a. Tes Karakter Ksatria
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Tes Karakter
Ksatria yang disebarkan dalam bentuk multiple-choice question.
Supratiknya (2015) mengemukakan bahwa multiple-choice question
adalah pertanyaan pilihan ganda yang menyajikan lebih dari dua
alternatif jawaban. Tes karakter ksatria memiliki alternatif jawaban
pilihan ganda yang bergradasi mulai dari 1 sampai 4. Keempat
jawaban tersebut memiliki nilai kebenaran masing-masing alternatif
pilihan jawaban. Skor 4 diberikan untuk alternatif jawaban yang
sungguh mewakili pengaplikasian nilai karakter ksatria. Sedangkan
skor 1 untuk mewakili alternatif jawaban yang sangat kurang
mewakili nilai karakter ksatria.
Tes Karakter Ksatria disusun oleh peneliti sendiri dengan
arahan tim dosen Strategi Nasional, dalam hal ini berperan Dr.
Gendon Barus, M.Si. Tes Karakter Ksatria diberikan kepada 22
siswa kelas VIII A sebelum kegiatan bimbingan klasikal (pre-post)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dan diberikan sesudah kegiatan bimbingan klasikal (post-test). Pre-
test dimaksud untuk mengetahui gambaran umum tingkat
pemahaman dan penerapan karakter ksatria siswa. Sedangkan post-
test dimaksud untuk mencari data yang diperlukan guna mengetahui
efektivitas layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning dalam usaha meningkatkan karakter ksatria
bagi siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat. Berikut ini kisi-
kisi Tes Karakter Ksatria pada tabel 3.5
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Tes Karakter Ksatria
No Aspek Indikator Item Jumlah
1 Berani
mengakui
kesalahan
a. Mau mengakui
kesalahan
1, 2, 6, 17 4
b. Berani meminta
maaf
3, 8,13,14,
16
5
2 Menghargai
orang lain
a. Mampu bersikap
jujur
10 1
b. Mau menerima
kekalahan
12 1
c. Mengakui
keunggulan orang
lain
15, 19 2
3 Mawas diri a. Berani mengambil
keputusan
4, 20 2
b. Mampu
mengungkapkan
pendapat
5, 7, 9, 18 4
c. Menerima
konsekuensi dari
keputusan yang di
ambil
11 1
Total 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
b. Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria
Skala penilaian diri karakter ksatria dalam penelitian ini
berbentuk pernyataan checklist dengan menggunakan skala liket.
Sugiyono (2013:134), menjelaskan bahwa skala liket digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap item dalam Skala
Karakter Ksatria ini memiliki gradasi dari sangat positif sampai
negatif, yang dapat berupa kata-kata sangat sering (ss), sering (s),
jarang (jr), tidak pernah (tp).
Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria dibagikan kepada
peserta didik setiap akhir siklus. Skala ini digunakan untuk melihat
pengaruh dari model pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
terhadap karakter ksatria yang menjadi fokus penelitian. Berikut
Kisi-kisi Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria dalam tabel 3.6
Tabel 3.6
Kisi-kisi Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria
No Aspek Indikator No item Jumlah
1 Berani
mengakui
kesalahan
a. Mau mengakui
kesalahan
1, 2, 6,13 4
b. Mau menerima kritik
dari orang lain
8 1
2 Menghargai
orang lain
a. Bersikap jujur 3 1
b. Menghargai orang lain 19,21,22 3
c. Menerima keunggulan 4, 7 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
orang lain
d. Mau memberi maaf
kepada orang lain
9,10,11,
12,14,15
3
3
3 Mawas diri a. Menerima
konsekuensi dari
keputusan yang
diambil
5, 25 2
b. Berani
mengungkapkan
pendapat
16,17,18,
20,23,24
6
Total
25
c. Wawancara Tidak Terstruktur
Sugiyono (2013) mengatakan wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar tentang karakter ksatria
tampak sebagai berikut.
Tabel 3.7
Pedoman Wawancara
No Narasumber Pertanyaan
1 Wali Kelas 1. Menurut ibu apa yang membuat
siswa menjadi aktif dan manfaat apa
yang siswa peroleh?
2 Siswa 1. Apa yang kamu dapatkan setelah
mengikuti bimbingan klasikal dari
awal hinga akhir ini?
d. Observasi
Hadi (Sugiyono 2013:203) menjelaskan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Observasi yang di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
lakukan peneliti adalah observasi terstruktur. Observasi terstruktur
adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang
apa yang diamati, kapan dan di mana tempatnya.
Tabel 3.8
Kisi-Kisi Panduan Observasi
Aspek Indikator Jumlah
Nilai karakter
ksatria yang
muncul selama
proses
kegiatan
bimbingan
berlangsung
a. Perilaku siswa yang
menunjukan nilai karakter
ksatria selama kegiatan
bimbingan berlangsung
5,6,10,11,
12,13,15,
b. Perilaku siswa yang tidak
menunjukan nilai karkater
ksatria selama kegiatan
bimbingan berlangsung
1,2,3,4,
7,8,9,14,16,
17,18,19,20
Total 20
e. Kuesioner Validasi Efektivitas Model
Kuesoner Validasi Model dengan responden siswa berbentuk
pernyataan checklist with guttman scale. Sugiyono (20013:141)
menjelaskan bahwa skala pengukuran tipe ini, akan menghasilkan
jawaban tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak
pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan alternatif jawaban “ya-tidak”. Guttman scale
digunakan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap
suatu permasalahan yang ditanyakan atau ingin diketahui oleh
peneliti.
Validasi Efektivitas Model dengan responden siswa. Tujuan
menggunakan kuesioner efektivitas model agar peserta didik
memberikan penilaian mengenai efektivitas implementasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter
ksatria sehingga diketahui keefektifannya berdasarkan penilaian
siswa.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang artinya ketetapan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes
atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut
(Azwar, 2009:5).
Uji validitas Tes Karakter Ksatria dan Skala Penilaian Diri
Karakter Ksatria menggunakan validitas isi dan validasi empiris.
Validitas isi merupakan validitas yang dinilai melalui pengujian terhadap
isi alat ukur dengan analisis rasional yang dilakukan oleh penilai yang
kompeten atau expert judgment (Azwar, 2009:45). Peneliti menyusun
instrumen berdasarkan aspek karakter ksatria, konstruk pengembangan
instrumen kemudian dikonsultasikan kepada ahli, yaitu Dr. Gendon
Barus, M. Si.
Instrumen yang telah dianalisis oleh ahli dan dinyatakan layak
untuk dipakai, langsung diberikan kepada subjek penelitian, sehingga
tidak dilakukan uji coba terlebih dahulu karena keterbatasan waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Peneliti melakukan uji coba terpakai pada instrumen yang dibuat. Uji
coba terpakai adalah instrumen diberikan langsung kepada subjek
penelitian bersamaan dengan waktu pelaksanaan penelitian. Uji validitas
Tes Karakter Ksatria dan Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria dianalisis
menggunakan korelasi Product Moment Pearson dengan rumus sebagai
berikut:
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌−∑ 𝑋 ∑ 𝑌
√𝑁 ∑ 𝑋2−(∑ 𝑋)2.√𝑁 ∑ 𝑌−(∑ 𝑌)2
Keterangan
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi
𝑋 : skor item
𝑌 : skor total
𝑁 : banyaknya subjek
Nilai koefisien validitas yang kurang dari 0,30 dianggap tidak
memuaskan. Koefisien yang berkisaran antara 0,30 sampai 0,50 telah
dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi suatu
lembaga penelitian (Azwar 2009: 158). Bersadarkan perhitungan SPSS
16.0 pada korelasi product-moment dengan subjek (N) sebanyak 22
siswa diperoleh uji validitas dari 20 item Tes Karakter Ksatria,
sebanyak 9 item memiliki nilai koefisien validitas di bawah 0,30, dan
sebanyak 11 item memiliki nilai koefisien validitas sama dengan atau
lebih besar dari 0,30. Walaupun tidak semua item Tes Karakter Ksatria
memiliki nilai koefisien validitas sama atau lebih besar dari 0,30
berdasarkan konsultasi dengan ahli, semua item Tes Karakter Ksatria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
tetap digunakan sebagai item instrumen penelitian. Hasil uji validitas
empiris Tes Karakter Ksatria dapat dilihat pada lampiran 13.
Berdasarkan uji validitas empiris pada Skala Penilaian Diri
Karakter Ksatria menggunakan korelasi product moment diperoleh hasil
7 item memiliki nilai koefisien validitas di bawah 0,30 dan 18 item
sama dengan atau lebih dari 0,30. Dengan demikian 18 item dinyatakan
valid dan 7 item tidak valid. Walaupun demikian berdasarkan
pertimbangan hasil konsultasi dengan ahli diputuskan semua butir item
Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria digunakan sebagai instrumen
penelitian. Hasil uji validitas empiris Skala Karakter Ksatria dapat
dilihat pada lampiran 14.
Sedangkan untuk mengetahui Validitas Kuesioner Model
digunakan teknik Korelasi Point Biserial, karena skor yang diperoleh
instrumen tersebut berbentuk dikotomi (Mansyur, Rasyid, Suratno
2015:321). Adapun rumus Korelasi Point Biserial adalah sebagai
berikut.
rpbis = 𝑋𝑖̅̅ ̅ − 𝑋𝑡̅̅̅̅
𝑆𝑡√
𝑝
𝑞
Keterangan :
𝑋𝑖̅̅ ̅ = Mean skor subjek yang dapat nilai 1 pada butir i
𝑋𝑡̅̅̅̅ = Mean skor seluruh subjek
St = Deviasi standar skor seluruh subjek
P = Proporsi subjek yang dapat dinilai 1 pada butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Q = 1- P
Berdasarkan uji validitas empiris pada Validitas Kuesioner Model
menggunakan digunakan teknik Korelasi Point Biserial, diperoleh hasil
29 item memiliki nilai koefisien validitas di bawah 0,423 dan 1 item
kurang dari 0,423. Dengan demikian 29 item dinyatakan valid dan 1
item tidak valid. Walaupun demikian berdasarkan pertimbangan hasil
konsultasi dengan ahli diputuskan semua butir item digunakan teknik
Korelasi Point Biserial digunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil
uji validitas empiris Validitas Kuesioner Model dapat dilihat pada
lampiran 21.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah hasil suatu pengukuran yang dapat dipercaya
(Azwar, 2009). Pengukuran yang miliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran reliabel, atau terpercaya atau daya keajegannya tinggi. Nilai
reliabilitas Tes Karakter Ksatria, Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria
dan Kuesioner Validasi Model menggunakan Metode Internal
Consistency. Metode ini hanya memerlukan satu kali penyajian
pengumpulan data saja (Single-Trial Administration) (Mansyur, Rasyid,
Suratno, 2015). Sejalan dengan pendapat Supratiknya, (2014: 157) untuk
mengatahui hasil reliabilitas Tes Karakter Ksatria dan Skala Penilaian
Diri Karakter Ksatria dilakukan prosedur estimasi reliabilitas belah-dua
(Split-Half). Karena belum mengetahui pasti keterkaitan antara hasil
belah satu dengan belah dua maka digunakan korelasi koefisien Alpha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Cronbach’s. Hasil perhitungan korelasi koefisien Alpha dengan rumus
sebagai berikut.
α = 𝟐 [𝑆𝑥
2−(𝑆12+𝑆2
2)]
𝑺𝒙𝟐
Keterangan :
𝑆𝑗2 = Varians skor subjek pada belahan j : j = 1,2
𝑆𝑥2 = Varians skor pada keseluruhan test X
𝛼 = Koefisien reliabilitas alpha
Penghitungan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan kriteria Guilford
(Masidjo, 1995) sebagai berikut.
Tabel 3.9
Kriteria Guilford
Kriteria Skor Kriteria
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah
Melalui kriteria tersebut, hasil reliabilitas karakter ksatria tersaji dalam
tabel berikut.
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Tes Karakter Ksatria
Cronbach’s
Alpha
Kesimpulan
0,59 Cukup
Bersadarkan perhitungan SPSS diperoleh perhitungan hasil uji
reliabilitas Tes Karakter Ksatria senilai 0,59. Nilai tersebut
dikonsultasikan pada Skala Realibilitas Guilford maka uji reliabilitas Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Karakter Ksatria dapat disimpulkan bahwa Tes masuk dalam kategori
cukup.
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Skala Karakter Ksatria
Cronbach’s
Alpha
Kesimpulan
0,81 Tinggi
Bersadarkan perhitungan SPSS diperoleh perhitungan hasil uji
reliabilitas Skala Karakter Ksatria senilai 0,81. Nilai tersebut
dikonsultasikan pada skala realibilitas Guilford maka uji reliabilitas
Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria dapat disimpulkan bahwa masuk
dalam kategori tinggi.
Sedangkan untuk menghitung nilai reliabilitas Kuesioner Validasi
Model digunakan Formula Kuder-Richardson. Penggunaan formula ini
apabila setiap belahan tes merupakan butir skor dikotomi (Mansyur,
2015: 360). Karena skor Koesioner Validasi Model berupa angka 0 dan 1
maka digunakan rumus
KR-20 = 𝐽
𝐽−1[1 −
∑𝑃𝑖 (1−𝑃𝑖)
𝑠2 𝑥]
Keterangan :
Pi = Proporsi subjek yang mendapat skor 1 pada butir i, yaitu banyaknya
subjek mendapat skor 1 dibagi dengan banyaknya seluruh subjek.
Sx2
= Varians skor tes X
J = Banyaknya butir tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan perhitungan reliabilitas menggunakan Formula
Kuder-Richardson diperoleh nilai reliabilitas Kuesioner Validasi Model
sebesar 0,621 nilai tersebut selanjutnya dikonsultasikan kepada kriteria
Guilford dan termasuk dalam kategori cukup. Dengan demikian
reliabilitas Kuesioner Validasi Model dinyatakan reliabel.
3. Uji Normalitas
Menurut Nurgiyantoro dkk (2002: 110) uji normalitas adalah
salah satu bagian dari uji prasyarat analisis data, artinya sebelum
melakukan analisis data sesungguhnya, data penelitian tersebut harus di
uji kenormalan distribusinya. Adapun tujuan dari uji normalitas adalah
unutk mengetahui apakah data dalam variabel yang akan dianalisis
distribusi normal.
Tabel 3. 12
Hasil Uji Normalitas
Pada tabel 3.12 hasil uji normalitas Kolmogorof-Smirnov
menunjukan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,072 > 0,05 dengan
demikian sampel penelitian berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal. Apa bila ditinjau dari hasil uji normalitas
Shapiro-Wilk menunjukan nilai signifikansi 0,133 > 0,05 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
demikian sampel penelitian berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal.
Bila data tidak normal, maka teknik statistik Parametris tidak
dapat digunakan untuk alat analisis. Sebagai gantinya digunakan
teknik statistik lain yang tidak harus berasumsi bahwa data
berdistribusi normal. Teknik statistik itu adalah Statistik
Nonparametris. Untuk itu sebelum peneliti akan menggunakan teknik
statistik parametris sebagai analisisnya, maka peneliti harus
membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu
berdistribusi normal atau tidak. Menggunakan Statistik Nonparametris
tidak mensyaratkan perlunya uji normalitas data.
G. Prosedur Penelitian
1. Desain Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian PTBK. Prosedur penelitian tampak pada gambar
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 3.3 Prosedur Penelitian Tindakan
Bimbingan dan Konseling
Kondisi awal tampak bahwa karakter ksatria siswa rendah. Kemudian
peneliti memberikan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning dalam tiga siklus untuk meningkatkan karakter
ksatria siswa kelas VIII A. Setelah diberikan tindakan diduga tingkat
karakter ksatria seswa kelas VIII A meningkat.
Kondisi
awal
Tindakan
Kondisi
akhir
a. Pendidikan karakter terintegrasi pada mata
pelajaran
b. Guru BK belum terlibat dalam
implementasi pendidikan karakter
c. Pendidikan karakter baru sampai pada ranah
kognitif
d. Karkater ksatria siswa kelas VIII A rendah
Model pendidikan karkater berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
Siklus I
Implementasi bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning dengan topik
“Berani Mengakui Kesalahan”.
Siklus II
Implementasi bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning dengan topik
“Berani Meminta dan Memberi Maaf”.
Siklus III
Implementasi bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning dengan topik
“Berani Mengungkapkan Pendapat di Depan
Umum”.
Peningkatan
pemahaman,
penghayatan dan
pengalaman karakter
ksatria sebagai siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. Rencana Siklus penelitian
a. Siklus 1
1) Tahap perencanaan
a) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) dan
materi layanan bimbingan klasikal dengan topik “Berani
Mengakui Kesalahan”
b) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar
Observasi, Tes Karakter Ksatria, serta Skala Penilaian Diri
Karakter Ksatria.
c) Mempersiapkan waktu dan cara pelaksanaan penelitian
d) Mempersiapkan alat untuk dokumentasi berupa kamera
e) Membuat lembar refleksi siswa
2) Tahap pelaksanaan
a) Pengenalan awal dan menjelaskan tujuan bimbingan
klasikal
b) Menjelaskan peneliti akan membagikan kartu refleksi dan
pengumpulan poin berupa bintang jika aktif dalam kelas
maka akan diberikan satu bintang dan akan ditukarkan
dengan hadiah diakhir pertemuan yang ke tiga.
c) Mengisi Tes Karakter Ksatria
d) Memutarkan video tentang “ Berani Mengakui Kesalahan”
Video yang diputar berdurasi 1 menit. Setelah
menonton video siswa merefleksikan hal-hal yang mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dapatkan setelah menonton video dengan menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Bagi siswa yang
ingin menjawab pertanyaan dipersilahkan angkat tangan
dan akan diberikan satu bintang.
e) Berdinamika kelompok dengan permainan “Pesan
berantai” tentang “Aku berani mengakui kesalahan”
Peneliti meminta siswa berhitung untuk membuat
kelompok. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan
permainan. Setiap kelompok berbaris kebelakang orang
pertama akan mendapatkan kertas yang berisi pesan
singkat yang akan disampaikan kepada teman-temannya.
Waktu yang diberikan peneliti untuk menyelesaikan
permainan ini adalah 1 menit. Kelompok dinyatakan
menang jika orang terakhir dapat menyampaikan pesan
dengan benar maka kelompok akan di beri bintang satu
setiap orangnya. Peneliti merefleksikan pesan moral dari
permainan tersebut dan memberikan umpan balik dengan
mengaitkan apa yang siswa sampaikan dalam kehidupan
sehari-hari.
f) Penyampaian materi bimbingan
Peneliti menyampaikan materi tentang “Berani
Mengakui Kesalahan” dengan menampilkan slide dalam
Microsoft Power Point. Pengertian berani mengakui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kesalahan, cara mengakui kesalahan yang tepat, perasaan-
perasaan setelah bisa mengakui kesalahan. Peneliti
meminta siswa untuk menuliskan hasil belajar dan niat
yang akan dilakukan dalam kartu refleksi pribadi.
g) Mengisi skala karakter ksatria
3) Tahap pengamatan
Tahap ini pengamat mengamati proses jalannya
bimbingan klasikal. Pengamatan dilakukan untuk mendapat
informasi mengenai proses layanan bimbingan klasikal yang
telah dilaksanakan.
4) Tahap refleksi
Tahap ini peneliti dan pengamat berdiskusi mengenai
proses jalannya bimbingan klasikal yang telah dilaksanakan.
Selanjutnya peneliti melakukan refleksi untuk mendapatkan
umpan balik sebagai upaya perbaikan siklus selanjutnya.
b. Siklus II
1) Tahap Perencanaan
a) Menyiapkan RPL dengan tema “Berani Meminta dan
Memberi maaf”.
b) Menyiapkan instrumen penelitian berupa Skala Penilaian
Diri Karakter ksatria dan lembar Observasi.
c) Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2) Tahap Pelaksanaan
a) Peneliti menanyakan terkait dengan niat yang sudah
dituliskan
b) Menayangkan video tentang “Berani minta maaf”
c) Berdinamika kelompok dengan permainan “Saling
memaafkan”. Peneliti membagi menjadi 3 kelompok
dengan membagikan 3 kertas yang berbeda warna. Peneliti
menjelaskan tujuan dari permainan saling memaafkan.
Pada permainan ini setiap kelompok diminta untuk
membuat menara dari korek kayu diatas botol minum yang
sudah peneliti sediakan. Waktu yang diberikan adalah 5
menit.
Setiap siswa dalam kelompok wajib meletakan satu
batang korek api kayu hingga semakin lama tumpukan
korek api kayu menjadi sebuah menara. Apabila salah satu
siswa dalam kelompok melakukan kesalahan sehingga
menyebabkan menara yang telah dibuat roboh, maka
aktivitas permainan harus berhenti, siswa yang melakukan
kesalahan berdiri dan mengakui kesalahan dan meminta
maaf dengan teman kelompok. Apabila teman dalam
kelompok memberi maaf maka permainan dapat
dilanjutkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kelompok yang dinyatakan menang adalah
kelompok yang mampu membuat menara lebih cepat dari
waktu yang sudah di tentukan. Setelah selesai bermaian
peneliti mengajak siswa untuk merefleksikan pesan moral
dari permainan tersebut kemudian memberikan umpan
balik dengan mengaitkan apa yang siswa sampaikan dalam
kehidupan sehari-hari.
d) Menyampaikan materi tentang “Berani Meminta dan
Memberi Maaf” dengan menampilkan slide dalam
Microsoft Power Point. Materi yang ditayangkan dalam
slide berisi tentang makna meminta maaf dan memberi
maaf, cara untuk meminta maaf yang tepat, 4 janji
memberi maaf. Peneliti meminta siswa menuliskan hasil
belajar dan membuat niat yang akan dilakukan dalam
kartu refleksi pribadi.
e) Mengisi Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria
3) Tahap Pengamatan
Tahap ini pengamat mengamati proses kegiatan layanan
bimbingan klasikal.
4) Tahap Refleksi
Seperti upaya perbaikan siklus 1, peneliti dan pengamat
melakukan diskusi untuk mendapatkan umpan balik dari upaya
perbaikan yang telah dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
c. Siklus III
1) Tahap Perencanaan
a) Menyiapkan RPL dengan tema “Berani berpendapat
didepan umum”.
b) Menyiapkan intrumen berupa Tes Karakter Ksatria, Skala
Penilaian Diri Karakter Ksatria, lembar Observsi, serta
Kuesioner Validasi Model untuk siswa.
c) Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Peneliti menanyakan niat yang sudah dibuat apakah sudah
dilakukan
b) Menonton video tentang berani mengungkapkan pendapat
di depan umum. Peneliti merefleksikan isi dari video
tersebut dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa
terkait tema.
c) Peneliti membagikan kertas kosong dan meminta siswa
untuk menggambarkan simbol diri. Kemudian masing-
masing siswa mengungkapkan arti dan simbol diri yang
mereka buat. Tujuan dari aktivitas ini adalah agar anak
mampu mengungkapkan pendapat di depan umum.
Setelah selesai peneliti mengajak siswa untuk diskusi
tentang sebuah kisah inspiratif dan siswa merefleksikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pesan moral dari kisah inspiratif tersebut. Kisah inspiratif
dibacakan oleh seorang siswa.
d) Menyampaikan materi
Peneliti menyampaikan materi tentang “Berani
Berpendapat di Depan Umum” dengan menampilkan slide
dalam Microsoft Power Point. Materi yang ditayangkan
dalam slide berisi tentang cara yang tepat dalam
berpendapat di depan umum, manfaat berbicara di depan
umum dan cara memaknai.
e) Mengisi instrumen Skala Penilaian Diri Karakater Ksatria,
Tes Karakter Ksatria sebagai post-test, serta mengisi
Kuesioner Validasi Model untuk siswa.
3) Tahap Pengamatan
Sama dengan tahap sebelumnya, tahap ini pengamat
mengamati proses jalannya kegiatan layanan bimbingan
klasikal.
4) Tahap Refleksi
Seperti upaya perbaikan siklus 1 dan 2, peneliti bersama
pengamat melakukan diskusi untuk mendapatkan umpan
balik dari upaya perbaikan yang telah dilaksanakan.
H. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2013:207), menjelaskan bahwa analisi data merupakan
kegiatan mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan
data tabel variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah. Berikut rincian teknik analisis data dalam
penelitian ini.
1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama mengenai
perencanaan dan pelaksanaan upaya peningkatan karakter ksatria
siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat melalui pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning. Peneliti mendeskripsikan fakta pelaksanaan
proses bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
yang terdiri dari siklus I, siklus II dan siklus III.
2. Untuk rumusan masalah yang kedua tentang tingkat peningkatan
karakter ksatria sebelum dan sesudah mendapat pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning, menggunakan teknik analisis data deskriptif dengan kategori
distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan
individu kedalam kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang
menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar,
2014:147). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah sangat
rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Kategorisasi
ditentukan berdasarkan formula yang digambarkan pada tabel 3.13
berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 3. 13
Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Ksatria
Norma/Kriteria Skor Kategori
µ+ 1,8σ < x Sangat Tinggi
µ + 0,6σ < x ≤ μ + 1,8σ Tinggi
µ ˗ 0,6σ < x ≤ μ + 0,6σ Sedang
µ ˗ 1,8σ < x ≤ μ ˗ 0,6σ Rendah
μ ≤ ˗ 1,8σ Sangat Rendah
Keterangan :
Skor maksimum teoritik : Skor tinggi yang diperoleh subjek penelitian
berdasarkan perhitungan skala
Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian
menurut perhitungan skala.
Standar deviasi (σ/sd) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6 satuan
deviasi sebaran
µ ( mean teoritik) : Rata-rata teoritik skor maksimum dan minimum
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi
rendah tingkat karakter ksatria dengan jumlah item 20 diperoleh unsur
perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut.
Skor maksimum teoritik (Xmax) = 20 × 4 = 80
Skor minimum teoritik (Xmin) = 20 × 1 = 20
Range (luas jarak) = 80 – 20 = 60
Mean teoritik (µ) = 80+20
2 = 50
Simpangan baku (σ) = 80−20
6 = 10
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh kategorisasi tingkat
karakter ksatria siswa di SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun ajaran
2015/2016 sebagai berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 3.14
Kategorisasi Skor Pemahaman Siswa Tentang Kepemilikan Kerakter
Ksatria di Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun
Ajaran 2015/2016
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
µ+ 1,8σ < x > 68
Sangat Tinggi
µ + 0,6σ < x ≤ μ + 1,8σ 56 – 68 Tinggi
µ ˗ 0,6σ < x ≤ μ + 0,6σ 44 – 55 Sedang
µ ˗ 1,8σ < x ≤ μ ˗ 0,6σ 32 – 43 Rendah
μ ≤ ˗ 1,8σ < 32 Sangat Rendah
3. Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga tentang peningkatan
karakter ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat antar
siklus melalui pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning, digunakan teknik
analisis deskriptif kategorisasi distribusi normal. Peneliti melakukan
penskoran data skala karakter ksatria dengan memberikan skor pada
butir positif (+) 4 untuk jawaban sangat sering, 3 untuk jawaban
sering, 2 untuk jawaban jarang dan 1 untuk jawaban tidak pernah.
Pada butir negatif (-) diberi skor 1 untuk jawaban sangat sering, 2
untuk jawaban sering, 3 untuk jawaban jarang dan 4 untuk jawaban
tidak pernah.
Peneliti ingin mengetahui skor subjek pada siklus I, siklus II,
siklus III dengan menyajikan sebuah grafik garis. Peneliti menghitung
frekuensi siswa yang mengalami peningkatan, tidak mengalami
peningkatan, serta siswa yang tidak menunjukan perubahan apapun
(tetap). Peneliti membuat kategorisasi untuk lebih mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
mengelompokan skor subjek (siswa). Kategorisasi skor didapatkan
berdasarkan perhitungan berikut ini.
Skor maksimum teoritik (Xmax) = 25 × 4 = 100
Skor minimum teoritik (Xmin) = 25 × 1 = 25
Range (luas jarak) = 100 – 25 = 75
Mean teoritik (µ) = 100+25
2 = 62,5
Simpangan baku (σ) = 100−25
6 = 12,5
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh kategorisasi seperti
pada tabel berikut ini.
Tabel 3.15
Kategorisasi Skor Skala Karakter Ksatria oleh Siswa Kelas VIII
A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
µ+ 1,8σ < x 85˂ x
Sangat Tinggi
µ + 0,6σ < x ≤ μ + 1,8σ 70 ˂ x ≤ 85 Tinggi
µ ˗ 0,6σ < x ≤ μ + 0,6σ 55 ˂ x ≤ 70 Sedang
µ ˗ 1,8σ < x ≤ μ ˗ 0,6σ 40 ˂ x ≤ 55 Rendah
μ ≤ ˗ 1,8σ x ≤ 40 Sangat Rendah
4. a. Untuk melihat signifikansi peningkatan karakter ksatria siswa kelas
VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat sebelum dan sesudah mendapatkan
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
diukur menggunakan uji T Wilcoxon.
b. Untuk melihat signifikansi peningkatan karakter ksatria siswa kelas
VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat antar siklus layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning diukur
menggunakan uji T Wilcoxon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
5. Untuk menjawab rumusan masalah yang ke lima mengenai efektivitas
implementasi pendidikan karakter ksatria berbasis layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning, digunakan teknik
analisis data deskriptif dengan presentase.
Peneliti memberikan skor pada alternatif jawaban yang dipilih
siswa sebagai responden dalam validasi model untuk siswa. Jika siswa
memilih “ya” maka diberikan skor 1, dan jika memilih “tidak”
diberikan skor 0. Tetapi jika memilih “tidak tahu” maka tidak akan
diberikan skor. Lalu peneliti menghitung jumlah siswa yang memilih
alternatif jawaban pada setiap item yang terdapat pada lembar
penilaian (validasi) kemudian membuat presentasenya. Peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut.
Pep = ∑𝑓
N x 100 %
Keterangan :
Pep : Presentase efektivitas model
∑f : Jumlah jawaban tiap item
N : Jumlah responden
6. Data observasi
Data observasi karakter ksatria siswa yang diperoleh pada saat
pelaksanaan bimbingan, dianalisis dengan menggunakan metode
turus. Menurut Supratiknya (2015) pada metode turus semua alternatif
jawaban atau opsi jawaban pada masing-masing item yang
ditampilkan dalam lembar ringkasan (lembar observasi), selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
frekuensi atau jumlah kali masing masing opsi yang dituliskan oleh
responden (pengamat) dapat dituruskan atau di-tally pada ruang atau
kolom yang disediakan. Manfaat metode turus ini adalah
menunjukkan distribusi atau sebaran jawaban seluruh responden pada
masing-masing item di lembar observasi.
7. Untuk melihat efektivitas model pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter ksatria digunakan teknik analisis data
wilcoxon signed ranks test.
Uji tanda dimaksud untuk melihat perbedaan tanpa melihat
besarannya perbedaan (Suhadi & Purwanto, 2016). Frank Wilcoxon
merupakan statistisi yang pertama kali memperkenalkan uji bertanda
ini pada tahun 1940an. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan
Wilcoxon signed ranks test. Selain itu, ada juga yang menuliskan
Wilcoxon Matched Pairs Test merupakan alat uji statistik yang
digunakan untuk menguji hipotesis komparatif (uji beda) bila datanya
berskala ordinal (ranking) pada dua sampel berhubungan (related). Uji
ini menggunkan simbol “T” (Martono, 2010). Uji Wilcoxon ini pun
merupakan t-test untuk kelompok nonparametris. Uji hipotesis
penelitian ini menggunakan teknik Wilcoxon dengan rumus berikut.
Z=𝑻−
𝑵(𝑵+𝟏)
𝟒
√𝑵(𝑵+𝟏)(𝟐𝑵+𝟏)
𝟐𝟒
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Keterangan:
T : Jumlah rangking bertanda terkecil
N : Banyaknya pasangan yang tidak sama nilainya
Selain menggunakan Formula Wilcoxon, untuk mengetahui
efektivitas model pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiantial learning untuk meningkatkan
karkater ksatria digunakan perhitungan selisih antara posttest dan
pretest dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
O2 = Pretest
O1 = Posttest
Pengaruh = O2 – O1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian
A. Deskripsi Keterlaksanaan Tindakan Penelitian
1. Proses Pelaksanaan Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK)
a. Pra-Tindakan
Sebelum melakukan tindakan bimbingan dan konseling
peneliti terlebih dahulu membagikan Tes Karakter Ksatria kepada
seluruh siswa kelas VIII A untuk mengetahui kondisi awal.
Jumlah siswa yang hadir sebanyak 22 orang. Berdasarkan hasil
Tes Karakter Ksatria memperoleh rata-rata 69,5. Siswa yang
memperoleh jumlah skor di atas 70 yaitu nomor 1, 3, 4, 6, 8, 13,
14, 20, 21. Selain itu ada 11 siswa yang memperoleh jumlah skor
sama dengan 60 atau lebih dari.
b. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus 1
1) Perencanaan
Peneliti menyiapkan Rencana Pelayanan Layanan
(RPL) dan materi layanan bimbingan klasikal dengan topik
“Berani Mengakui Kesalahan”, menyiapkan instrumen
penelitian berupa lembar observasi, lembar refleksi siswa,
Tes Karakter Ksatria serta Skala Penilaian Diri Karakter
Ksatria (terlampir) dan menyiapkan alat dokumentasi berupa
kamera.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Rekaman Fakta
(1) Pembukaan
Setelah berdoa bersama peneliti masuk
dalam kelas untuk memperkenalkan diri dan
menjelaskan tujuan bimbingan klasikal. Peneliti
juga menjelaskan bahwa setelah mengikuti
bimbingan siswa diminta untuk mengisi kartu
refleksi serta sistem point bagi yang aktif akan
mendapatkan satu bintang. Lalu peneliti
membagikan Tes karakter ksatria kepada seluruh
siswa.
(2) Kegiatan Inti
Peneliti mengawali bimbingan klasikal
dengan memutarkan video tentang “Berani
Mengakui Kesalahan”. Video berisi tentang
seorang anak laki-laki dan perempuan yang sedang
duduk berdua didepan mereka ada minuman ketika
sedang bercarita tidak sengaja anak laki-laki
tersebut menyenggol minuman temannya. Laki-
laki itu merasa bersalah dan mengakui kesalahan
kepada temannya sehingga dia minta maaf. Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
antusias dan mudah memahami isi dari video serta
dapat mengambil pesan moralnya.
Hal ini dapat dilihat dari refleksi siswa
dalam kartu pribadi. Siswa menyimak video yang
ditayangkan suasana kelas menjadi kondusif.
Contoh refleksi siswa:
“saya menjadi tahu bahwa kita harus mengakui
kesalahan yang kita perbuat” ungkap salah
seorang siswa kelas VIII A. Selain itu siswa lain
mengatakan “saya menjadi tahu bahwa mengakui
kesalahan menjadikan diri lega dan nyaman”,
“saya menjadi tahu bahwa harus berani minta
maaf, mau mengakui kesalahan, tidak
mengulanginya lagi, menjadikan orang jujur dan
sportif”.
Kegiatan selanjutnya peneliti membagi
siswa menjadi 3 kelompok untuk bermain pesan
berantai. Selama bermain siswa tampak serius dan
kompak. Setelah terbentuk kelompok maka setiap
kelompok berbaris kebelakang kemudian orang
yang paling depan akan diberikan satu kertas yang
berisi pesan dan harus disampaikan kepada teman
dibelakangnya dengan waktu yang telah
ditentukan. Peneliti keliling setiap kelompok untuk
mengamati jalannya permainan.
Setelah waktu yang ditentukan habis peneliti
merefleksikan dengan memberikan pertanyaan
supaya mendapat umpan balik. Siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
menemukan pesan moral dari permainan yang
sudah mereka lakukan karena mereka mengalami
secara langsung. Peneliti pun memberikan
bombongan “awalnya sulit untuk berani mengakui
kesalahan tetapi jika kamu terbiasa maka akan
mudah dan kamu akan menjadi orang yang jujur”
dan mengaitkan apa yang siswa sampaikan
kedalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti menyampaikan materi tentang
“Berani Mengakui Kesalahan” dengan
menampilkan slide dalam Microsoft Power Point.
Beberapa kali peneliti memberikan pertanyaan
kepada siswa dan memberikan bintang kepada
siswa yang menjawab. Contoh pertanyaan, “siapa
yang pernah melakukan kesalahan dan berani
mengakuinya boleh coba ceritakan?”. Contoh
respon siswa kelas VIII A
“Saya kak pernah lupa mengerjakan PR terus saya
gak berani ngomong sama gurunya, beberapa hari
kemudian saya ngumpulin PR dan baru
mengumpulkan sekarang”.
(3) Penutup
Peneliti meminta siswa menuliskan hasil
belajar dan niat yang akan dilakukan satu minggu
kedepan dalam kartu pribadi. Saat siswa sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
selesai semua peneliti membagikan Skala Penilaian
diri Karakter Ksatria dan meminta mereka untuk
mengisinya. Lalu peneliti menutup kegiatan
dengan menyimpulkan materi bimbingan klasikal
hari ini dan mengucapkan terimakasih atas
kerjasamanya.
b) Hasil Observasi
Hasil observasi yang dilakukan pengamat
menunjukan bahwa ada 9 siswa yang menanggapi
pertanyaan dari peneliti, ada 10 siswa menunjukan sikap
tolong menolong. Selain itu siswa yang menunjukan
karakter ksatria ada 5 siswa yang terlihat dalam bentuk
perilaku memaafkan kesalahan orang lain dan ada 7
siswa yang menunjukan sikap tanggung jawab. Selama
proses bimbingan pengamat masih melihat siswa yang
malu bertanya, enggan mengungkapkan pendapat, tidak
mendengarkan teman yang sedang berbicara, dan masih
ada yang mengejek temannya.
3) Hasil Refleksi Siklus I
Melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning, siswa didorong utnuk meningkatkan
karakter ksatria yang ada dalam dirinya bukan hanya dari segi
pengetahuan, tetapi juga penerapannya. Hasil diskusi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
pengamat menunjukan bahwa bimbingan ini menarik dan
siswa antusias dalam mengikuti kegiatan. Namun masih ada
kekurangan yang dirasakan oleh peneliti yaitu merasa gelisah
jika waktu yang diberikan tidak cukup untuk menyelesaikan
kegiatan hingga akhir, butuh waktu untuk menyesuaikan
dengan suasana kelas. Peneliti merasa bahwa siklus I perlu
ada perbaikan untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
Contoh perbaikan yang akan dilakukan silkus II, penguasaan
materi yang akan disampaikan dan manajemen waktu dalam
melakukan kegiatan bimbingn klasikal.
c. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus II
1) Perencanaan
Peneliti menyiapkan RPL dengan tema “Berani Meminta dan
Memberi maaf”, Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria,
lembar Observasi (terlampir) dan menyiapkan alat
dokumentasi berupa kamera. Peneliti menuliskan rencana
bimbingan siklus II dalam kertas kecil agar sesuai dengan
rencana dan waktu yang diberikan dapat efektif.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Rekaman Fakta
(1) Pembukaan
Peneliti mengawali bimbingan dengan menanyakan
niat yang sudah dituliskan dan akan dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Contoh niat seorang siswa kelas VIII A, “aku
berniat untuk mengakui semua kesalahan,
bertanggung jawab, sportif dan jujur”. Peneliti juga
menjelaskan tema pada penelitian siklus ke II ini
dan tujuan bimbingan dari materi tersebut.
(2) Kegiatan Inti
Peneliti menayangkan video tentang
“berani minta maaf”. Video berisi tentang seorang
anak laki-laki yang sedang bermain sepeda bersama
Rafa. Ketika sedang asyik mengayun sepeda dari
belakang ada teman-teman yang lain dengan
kecepatan tinggi dan salah satu dari mereka
menabrak Rafa. Dengan berani teman Rafa pun
meminta maaf. Siswa pun langsung memperhatikan
tayangan video dan mudah memahami isi dari video
serta dapat mengambil pesan moralnya. Hal ini
dapat dilihat dari refleksi siswa dalam kartu pribadi.
Contoh refleksi siswa kelas VIII A
“Berani untuk memaafkan orang-orang yang
mempunyai salah kepada kita”. Sejalan dengan
pendapat siswa yang lain “Saya akan memaafkan
teman yang melakukan salah meskipun teman saya
belum meminya maaf kepada saya. Jika saya
bersalah saya akan segera minta maaf kepada
teman saya dan mau menanggung resikonya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Kegiatan selanjutnya peneliti membagi
siswa menjadi 3 kelompok dan membagikan 3
kertas yang berbeda warna. Pada permainan ini
setiap kelompok diminta membuat menara dari
korek api kayu dan membuat menaranya diatas
botol kosong. Nama permainan ini adalah menara
berapi. Peneliti menjelaskan tujuan dari permainan
saling memaafkan. Setelah waktu yang ditentukan
habis maka peneliti merefleksikan dengan
memberikan pertanyaan sebagai umpan balik dan
siswa menemukan sendiri pesan moral dari
permainan saling memaafkan. Peneliti memberikan
bombongan dan mengaitkan apa yang siswa
ungkapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti menyampaikan materi tentang
“Berani Meminta dan Memberi Maaf” dengan
menampilkan slide dalam Microsoft Power Point.
Peneliti beberapa kali memberikan pertanyaan dan
memberi bintang kepada siswa yang aktif
menjawab. Beberapa contoh pertanyaan yang
diberikan kepada siswa “Apa yang kamu lakukan
ketika melakukan kesalahan?”, “Ketika teman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
melakukan kesalahan kepada kamu dan meminta
maaf apa yang akan kamu lakukan?”
(3) Penutup
Peneliti meminta siswa menuliskan hasil
belajar dan niat yang akan dilakukan satu minggu
kedepan dalam kartu pribadi. Saat siswa sudah
selesai semua peneliti membagikan Skala Penilaian
Diri Karakter Ksatria dan meminta mereka untuk
mengisinya. Lalu peneliti menutup kegiatan
dengan menyimpulkan materi bimbingan klasikal
hari ini dan mengucapkan terimakasih atas
kerjasamanya.
b) Hasil Observasi
Hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat
masih ada siswa yang malu bertanya, enggan
menyampaikan pendapat, tidak memperhatikan peneliti,
tidak mendengarkan teman yang sedang berbicara, tetapi
ada siswa yang menunjukan perilaku karakter ksatria yaitu
sikap tanggung jawab, sikap tolong menolong, memaafkan
kesalahn orang lain, dapat menerima orang lain dalam
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
3) Hasil Refleksi Siklus II
Pelaksanaan siklus ke II mengalami beberapa
kelemahan yaitu peneliti kurang dalam untuk merefleksikan
dan membantu siswa merumuskan niat yang akan dilakukan
sehingga masih ada siswa yang kurang mampu mengakui
kesalahan yang diperbuat maka perlu diingatkan dari peneliti
bukan secara langsung dari dalam diri siswa sendiri. Dalam
pelaksanan siklus ke II belum maksimal maka perlu dilakukan
perbaikan di siklus ke III. Hal-hal yang perlu diperbaiki
meliputi: Peneliti akan membantu siswa merefleksikan
pengalaman dengan memberikan pertanyaan yang memperoleh
umpan balik dan membantu merumuskan niat siswa dengan
memberikan contoh-contoh niat agar siswa mudah dalam
membuat niat yang akan dilakukan.
d. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus III
1) Perencanaan
d) Peneliti menyiapkan RPL dengan tema “Berani
berpendapat didepan umum”, menyiapkan intrumen
berupa Tes Karakter Ksatria, Skala Penilaian Diri Karakter
Ksatria, lembar Observsi, serta Kuesioner Validasi Model
untuk siswa (terlampir). Peneliti juga menyiapkan alat
dokumentasi berupa kamera. Peneliti menyiapkan
pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
membuat contoh-contoh. Contoh pertanyaan yang akan
diajukan kepada siswa “Apa yang kamu rasakan setelah
menceritakan simbol diri yang kamu gambarkan?”.
Contoh niat yang akan dilakukan siswa “Saya akan aktif
untuk menjawab pertanyaan dari guru mata pelajaran”
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Rekaman Fakta
(1) Pembukaan
Peneliti menanyakan niat yang sudah dibuat apakah
sudah dilakukan dan menjelaskan tema dari
bimbingan pada siklus ke III ini.
(2) Kegiatan Inti
Peneliti menayangkan video tentang Berani
mengungkapkan pendapat di depan umum. Siswa
antusias dan mudah memahami isi dari video serta
dapat mengambil pesan moralnya. Hal ini dapat
dilihat dari refleksi siswa dalam kartu pribadi.
Contoh refleksi siswa
“Setelah saya menceritakan simbol dari diri saya
menjadi lega” ungkap seorang siswa. Selain itu
siswa lain mengatakan “Saya menjadi tahu tentang
diri saya sendiri”.
Kegiatan selanjutnya peneliti membagikan
kertas HVS kepada setiap siswa dan meminta
siswa untuk menggambarkan simbol diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Kemudian masing-masing siswa mengungkapkan
arti dan simbol diri yang mereka buat. Ada siswa
yang membuat simbol diri dengan lambang pohon,
lilin, bunga, rumah. Peneliti memberikan
bombongan kepada siswa yang berani untuk
menceritakan simbol yang dibuatnya.
Peneliti menyampaikan materi tentang
“Berani Berpendapat di Depan Umum” dan
beberapa kali memberikan pertanyaan dan
memberi bintang kepada siswa yang aktif
menjawab.
(3) Penutup
Peneliti memberikan instrumen dalam
bentuk Skala Penilaian Diri Karakater Ksatria, Tes
Karakter Ksatria sebagai post-test, serta mengisi
Kuesioner Validasi Model untuk diisi oleh siswa.
Lalu peneliti menutup kegiatan dengan
menyimpulkan materi bimbingan klasikal hari ini
dan mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya.
b) Hasil Observasi
Pada siklus III, pengamat menemukan bahwa ada 13
siswa yang menanggapi pertanyaan dari peneliti, ada 11
siswa yang menunjukan sikap menolong, ada 10 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
yang bersikap tanggung jawab. Tetapi masih di temukan 2
siswa yang tidak menunjukan karakter ksatria seperti
ngobrol bersama teman.
3) Hasil Refleksi Siklus III
Upaya meningkatkan karakter ksatria melalui bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning mampu
mengembangkan pemahaman serta tingkat karakter ksatria
pada siswa. Peneliti merasa pada siklus III ini siswa sudah
menunjukan karakter ksatria terwujud dari perilaku di dalam
kelas. Tetapi masih ada kendala dalam pelaksanaan yaitu ada
beberapa siswa yang belum mampu mewujudkan karakter
ksatria terlihat dari perilaku di kelas. Adanya kendala tersebut
tidak menghalangi proses bimbingan klasikal yang sudah
direncanakan peneliti. Dikarenakan keterbatasan waktu dan
hasil yang dipeoleh sudah cukup, maka peneliti menghentikan
penelitian pada siklus III.
e. Hasil Wawancara
Setelah siklus III peneliti melakukan wawancara terhadap
wali kelas dan dua siswa setelah bimbingan berakhir. Hasil
wawancara menunjukan bahwa pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning adalah layanan yang menarik dan membuat siswa aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
“Adanya permainan membuat kegiatan menjadi menarik dan
menjadikan siswa lebih aktif. Siswa menjadi berani mengakui
kesalahan kepada teman-temannya” ungkap seorang Guru Wali
Kelas VIII A.
Senada dengan pernyataan Wali Kelas VIII A, dua siswa
mengatakan bahwa kegiatan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning membuat mereka lebih berani
dan tidak malu. “Saya menjadi berani minta maaf, tidak malu
untuk mengungkapkan pendapat” kata seorang siswa kelas VIII
A. Siswa yang lain mengatakan “Saya jadi berani untuk
mengakui kesalahan dan bersedia menanggung resikonya”.
2. Tingkat Karakter Ksatria Siswa Kelas VIII A SMP Pangudi
Luhur Bayat Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Layanan
Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
Tahun Ajaran 2015/2016
Berdasarkan data pretest dan posttest tentang karakter ksatria
dan analisis dengan teknik kategorisasi model distribusi normal,
tingkat karakter ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat
Tahun Ajaran 2015/2016 ditampilkan pada tabel 4.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel 4.1
Tingkat Karakter Ksatria Siswa Kelas VIII A SMP Pangudi
Luhur Bayat Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Layanan
Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
Tahun Ajaran 2015/2016
Rentang
skor
Kategori
Pretest Posttest Selisih
F % F % ∑ %
>68 Sangat
tinggi
5 22,71 5 22,71 0 0
56-58 Tinggi 16 72,71 17 77,28 1 4,53
44-55 Sedang 1 4,53 0 0 -1 -4,53
32-43 Rendah 0 0 0 0 0 0
<32 Sangat
rendah
0 0 0 0 0 0
Berdasarkan data tabel di atas, jika dilihat dalam bentuk
grafik tampak sebagai berikut.
Grafik 4.2 Tingkat Karakter Ksatria Siswa Kelas VIII A SMP
Pangudi Luhur Bayat Sebelum dan Sesudah Mendapatkan
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential
Learning Tahun Ajaran 2015/2016
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Sangat Tinggi >68
Tinggi 56 - 68 Sedang 44 - 55 Rendah 32 - 43 Sangat Rendah< 32
5
16
10 0
5
17
0 0 0
Pretest Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tingkat karakter ksatria pada siswa kelas VIII A SMP
Pangudi Luhur Bayat sebelum diberikan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan
karakter ksatria (pre-test) jika dilihat berdasarkan tabel dan grafik
di atas menunjukan bahwa ada 5 siswa (22,71 %) memiliki
karakter ksatria pada kategori sangat tinggi, ada 16 siswa (72,71
%) memiliki karakter ksatria pada kategori tinggi, ada 1 siswa
(4,53) memiliki karakter ksatria pada kategori sedang, kemudian
tidak ada siswa (0 %) memiliki karakter ksatria pada kategori
rendah dan sangat rendah.
Tingkat karakter ksatria pada siswa kelas VIII A SMP
Pangudi Luhur Bayat sesudah diberikan layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter ksatria (posttest) jika dilihat dari tabel dan
grafik di atas menunjukan bahwa ada 5 siswa (22,71 %) memiliki
karakter ksatria pada kategori sangat tinggi, ada 17 siswa (77,28
%) memiliki karakter ksatria pada kategori tinggi, kemudian tidak
ada siswa (0 %) memiliki karakter ksatria pada kategori sedang,
rendah dan sangat rendah.
Selain dalam bentuk kategorisasi, tingkat karakter ksatria
siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat, dideskripsikan
persiswa seperti tampak pada grafik dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Grafik 4.3 Distribusi Karakter Ksatria Setiap Siswa
Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Sebelum dan
Sesudah Mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal
dengan Pendekatan Experiential Learning Tahun
Ajaran 2015/2016
Tingkat karakter setiap siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur
bayat jika dilihat dari grafik garis terdapat beberapa siswa yang
mengalami kenaikan setelah di berikan bimbingan klasikal. Siswa
yang mengalami kenaikan yaitu nomor 2, 4, 6, 9, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 19, 21, 22. Tetapi, ada juga siswa yang mengalami penurunan
setelah diberikan bimbingan klasikal. Siswa yang mengalami
penurunan yaitu nomor 1, 3, 5, 7, 8, 10, 11, 18, 20. Kenaikan tingkat
karakter ksatria juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Faktor external meliputi metode penyampaian materi, materi, peneliti.
Faktor internal meliputi peserta didik sendiri.
64 62
6963
7167 65
7064
7165
58 6066 64
55
7064 66 66
6367
6366 64 65
7166
59
6965
7165
68
59
7165 65 67
63
73
65 65 66
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
pre_test post_test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
3. Peningkatan Karakter Ksatria Siswa Kelas VIII A SMP Pangudi
Luhur Bayat Setiap Siklus Melalui Pendidikan Karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential
Learning.
Peningkatan karakter ksatria siswa kelas VIII A pada siklus I,
II dan III yang diukur menggunakan instrumen Skala Karakter Ksatria
tapak pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.2
Peningkatan Karakter Ksatria Siswa Kelas VIII A SMP Pangudi
Luhur Bayat Setiap Siklus Melalui Pendidikan karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential
Learning Tahun Ajaran 2015/2016
Rentang
Skor
Kategori
Siklus I Siklus II Siklus III
F % F % F %
85˂ x Sangat
tinggi
0 0 0 0 1 4,53
70 ˂ x ≤ 85 Tinggi 8 36,37 14 63,62 12 54,53
55 ˂ x ≤ 70 Sedang 14 63,62 8 36,37 9 40,90
40 ˂ x ≤ 55 Rendah 0 0 0 0 0 0
x ≤ 40 Sangat
rendah
0 0 0 0 0 0
Skor Rata-rata 69,09 69,81 70,09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Grafik 4.4 Peningkatan Skor Rata-Rata Karakter Ksatria Siswa Kelas
VIII A SMP Pengudi Luhur Bayat Setiap Siklus Melalui Pendidikan
Karakter Berbasis Layanan Bimbingna Kasikal dengan Pendekatan
Experiential Learning Tahun Ajaran 2015/2016
Berdasarkan grafik di atas tampak bahwa skor rata rata siklus I
senilai 69,09 dan mengalami penurunan pada siklus II sehingga diperoleh
skor rata-rata sebesar 69,81. Lalu peneliti melakukan evaluasi dan
membuat perbaikan untuk siklus III dan berhasil perbaikan memperoleh
skor rata-rata sebesar 70,09.
Berdasarkan data tabel kategori di atas, jika dilihat dalam bentuk
grafik tampak sebagai berikut.
69,9
69,81
70,05
69,65
69,7
69,75
69,8
69,85
69,9
69,95
70
70,05
70,1
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
Chart Title
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Grafik 4.5 Peningkatan Karakter Ksatria Siswa Kelas VIII A
SMP Pangudi Luhur Bayat Setiap Siklus Melalui Pendidikan
karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan
Pendekatan Experiential Learning Tahun Ajaran 2015/2016
Berdasarkan tabel dan grafik diatas tampak bawa tingkat
karakter ksatria pada siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur
Bayat pada siklus I setelah diberikan layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning sebagai berikut: ada 8
siswa (36,37 %) memiliki karakter ksatria pada kategori tinggi, ada
14 siswa (63, 62 %) memiliki karakter ksatria pada kategori
sedang. Sedangkan pada kategori sangat tinggi, rendah, sangat
rendah tidak ada siswa (0 %) memiliki karakter ksatria. Jika
ditinjau dari skor rata-rata siklus I yaitu sebesar 69,09 maka hasil
siklus I sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu sebesar 65,00.
Pada siklus II setelah diberikan layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning tingkat karakter ksatria
siswa kelas VIII A sebagai berikut: ada 14 siswa (63,62 %)
memiliki karakter ksatria pada kategori tinggi, ada 8 siswa (36,37
0
2
4
6
8
10
12
14
85˂ x 70 ˂ x ≤ 85 55 ˂ x ≤ 70 40 ˂ x ≤ 55 x ≤ 40
0
8
0 0 00
14
8
0 01
12
9
0 0
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
%) memiliki karakter ksatria pada kategori sedang dan tidak ada
siswa (0 %) memiliki karakter ksatria pada kategori sangat tinggi,
rendah dan sedang. Skor rata-rata siklus II yaitu sebesar 69,81
sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu sebesar 68,00.
Setelah siklus III tingkat karakter ksatria siswa kelas VIII A
sebagai berikut: 1 siswa (4,53%) berada pada kategori “sangat
tinggi”, 12 siswa (54,53%) berada pada kategori “tinggi”, 9 siswa
(40,90%) berada pada ketegori “Sedang”, dan tidak ada siswa yang
berada pada kategori “rendah” dan “sangat rendah”. Jika melihat
peningkatan karakter ksatria siswa kelas VIII A antar siklus I, II,
III, terjadi pergeseran distribusi kategori, secara khusus pada akhir
siklus III. Skor rata-rata siklus III yaitu sebesar 70,09 sesuai
dengan indikator keberhasilan yaitu sebesar 70,00.
Capaian skor karakter ksatria setiap siswa kelas VIII A SMP
Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016 persiklus
divisualisasikan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Grafik 4.6 Distribusi Skor Karakter Ksatria Setiap Siswa Kelas
VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Setiap Siklus Melalui
Pendidikan karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal
dengan Pendekatan Experiential Learning Tahun Ajaran
2015/2016
Tingkat karakter ksatria pada siswa kelas VIII A SMP
Pangudi Luhur jika dilihat dari grafik garis di atas ada siswa yang
mengalami kenaikan. Siswa yang mengalami kenaikan yaitu nomor
3, 4, 6, 8, 11, 14, 17, 20. Ada siswa yang mengalami penurunan
yaitu nomor 1, 2, 5, 7, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 21, 22. Tetapi, ada
juga siswa yang relatif meningkat dari siklus I sampai siklus III.
Berarti bahwa upaya peningkatan karakter ksatria pada siswa kelas
VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat melalui pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning berhasil meningkatkan karakter ksatria.
72
64
74
67
74
68
58
7066
85
67 65 67 67
76
60
75
6669
8479
65
71 7376
70
6164
80
6570
79
66
75
61
70 72
58
71 72
64
83
71
6468
7176
7166
73
57
7470
81
6871
63
72 70
57
80
6864
90
72
60
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
4. Signifikansi peningkatan karakter ksatria siswa kelas VIII A
SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016 melalui
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan Experiential Learning.
a. Untuk melihat signifikansi peningkatan karakter ksatria siswa
kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat sebelum dan sesudah
mendapatkan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning diukur menggunakan uji T Wilcoxon.
Hasil uji T Wilcoxon tampak pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.3
Uji T Wilcoxon pretest-posttest Siswa Kelas VIII A SMP
Pangudi Luhur Bayat
Tahun Ajaran 2015/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Dari data di atas tampak bahwa skor mean atau rata-rata
dari 22 siswa karakter ksatria siswa kelas VIII A sebelum adanya
perlakuan (pretest) sebesar yaitu 65,00 dan sesudah diberikan
perlakuan (posttest) sebesar 65,95. Berdasarkan data rata-rata skor
karakter ksatria sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning terdapat selisih rata-rata skor sebesar 0,95.
Bila dilihat dari standar deviasi untuk pretest yaitu 4,027 dan
posttest yaitu 3,552, ditemukan selisih sebesar 0,95. Artinya terjadi
peingkatan karakter ksatria sebelum dan sesudah diberikan layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning.
Hasil perhitunagan Two Related Sample Test (Wilcoxon)
memperoleh nilai Z sebesar -,713 dengan p value (Asymp. Sig 2
tailed) sebesar 0,476 > 0,05. Nilai signifikansi tersebut
menunjukan Ho diterima. Artinya, terdapat peningkatan tetapi
tidak signifikan karakter ksatria pada siswa kelas VIII A SMP
Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016.
b. Hasil perhitungan signifikansi peningkatan karakter ksatria siswa
kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016
antar siklus pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning tampak pada
tabel 4.4 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 4.4
Hasil Uji T Wilcoxon Peningkatan Karakter Ksatria
No Perbandingan Z Sig (2-tailed)
1 Pra – siklus I -,168 ,866
2 Siklus 1 – II -,602 ,547
3 Siklus II – III -,607 ,544
4 Siklus 1 – III -,196 ,845
Berdasarkan data pada tabel di atas tampak sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil uji T Wilcoxon dengan perhitungan SPSS
16, pada Pra-siklus – siklus I diperoleh z hitung = -0,168 dan
sig. (2-tailed) = 0, 866. Berdasarkan tabel XIV untuk n = 22
taraf kesalahan 5% (uji 2 pihak) maka z tabel = 0,44
(Sugiyono 2015:372). Artinya z hitung = -0,168 lebih kecil
dari pada z tabel = 0,44 maka terdapat peningkatan signifikan
karakter ksatria secara signifikan antara pra-siklus dengan
siklus I melalui layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning.
2. Berdasarkan hasil uji T Wilcoxon dengan perhitungan SPSS
16, pada siklus I – siklus II diperoleh z hitung = -,602 dan
sig. (2-tailed) = ,547. Berdasarkan tabel XIV untuk n = 22
taraf kesalahan 5% (uji 2 pihak) maka z tabel = 0,25
(Sugiyono 2015:372). Artinya z hitung = -,602 lebih kecil
dari pada z tabel = 0,25 maka terdapat peningkatan signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
karakter ksatria secara signifikan antara siklus I dengan siklus
II melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning.
3. Berdasarkan hasil uji T Wilcoxon dengan perhitungan SPSS
16, pada siklus I – siklus III diperoleh z hitung = -,607 dan
sig. (2-tailed) = ,544. Berdasarkan tabel XIV untuk n = 22
taraf kesalahan 5% (uji 2 pihak) maka z tabel = 0,25
(Sugiyono 2015:372). Artinya z hitung = -,607 lebih kecil
dari pada z tabel = 0,25 maka terdapat peningkatan signifikan
karakter ksatria secara signifikan antara siklus I dengan siklus
III melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning.
4. Berdasarkan hasil uji T Wilcoxon dengan perhitungan SPSS
16, pada siklus I – siklus III diperoleh z hitung = -,196 dan
sig. (2-tailed) = ,845. Berdasarkan tabel XIV untuk n = 22
taraf kesalahan 5% (uji 2 pihak) maka z tabel = 0,44
(Sugiyono 2015:372). Artinya z hitung = -,196 lebih kecil
dari pada z tabel = 0,44 maka terdapat peningkatan signifikan
karakter ksatria secara signifikan antara siklus I dengan siklus
III melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
5. Efektifitas Pendidikan Karakter Ksatria Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning di
SMP Pangudi Luhur Bayat
Selain memberikan Tes Karakter Ksatria dan Skala Penilaian
Diri Karakter Ksatria, pada akhir bimbingan peneliti juga memberikan
Kuesioner Validasi Efektivitas Model dengan jumlah 30 item yang
diisi oleh siswa dengan jumlah 22 siswa. Tujuan menggunakan
kuesioner validasi efektivitas model agar siswa memberikan penilaian
mengenai efektivitas implementasi pendidikan karakter ksatria
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning. Penilaian siswa disajikan dalam bentuk presentase (%) di
tiap itemnya dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5
Hasil Validasi Efektivitas Model
NO Dalam kegiatan bimbingan karakter ini,
saya mengalami/ memperoleh/ merasa: YA %
1 Semangat dalam mengikuti kegiatan 22 100
2
Keberanian untuk tampil/melakukan
sesuatu 21 95
3
Gembira/senang dalam melaksanakan
kegiatan 22 100
4 Berani berpendapat 16 73
5 Lebih kreatif 21 95
6 Berani mencoba 21 95
7 Takut salah dalam melakukan permainan* 6 27
8 Malu dalam permainan kelompok* 2 9
9 Dihargai oleh teman teman 18 82
10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 19 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
11
Kemudahan bagi siswa dalam menangkap
kegiatan 20 91
12 Manfaat bagi perbaikan perilaku 22 100
13
Kemudahan bagi siswa dalam menangkap
materi 20 91
14 Keinginan untuk menolong orang lain 22 100
15
Puas dalam terhadap bimbingan yang
diberikan 19 86
16 Tertantang untuk mencoba 17 77
17
Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua
kegiatan * 2 9
18 Berkesan terhadap kegiatan yang di ikuti 22 100
19 Terdorong untuk terlibat aktif 22 100
20 Berani bertanggung jawab 22 100
21 Menghargai teman 22 100
22 Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim 21 95
23
Mempererat rasa
persaudaraan/persahabatan 22 100
24
Ketaatan terhadap
norma/peraturan/petunjuk 21 95
25
Memotivasi siswa untuk berusaha/daya
juang 21 95
26 Membangun kepedulian/kesetiakawanan 21 95
27 Peningkatan keingintahuan siswa 20 91
28
Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki
diri 22 100
29 Mendorong siswa lebih disiplin 22 100
30
Membuat hubungan guru-siswa
akrap/hangat/dekat 21 95
Keterangan: *) Item negatif
Dari hasil validitas model yang diisi oleh siswa menunjukan bahwa:
a. Terdapat 11 item dari 30 item dijawab “ya” oleh semua siswa.
Artinya perolehan presentasenya 100%. Adapun 11 item tersebut
adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tabel 4.6
Item Validasi Efektivitas Model yang Memperoleh Presentase
100%
No
Item
Pernyataan
1. Semangat dalam mengikuti kegiatan
3. Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan
12. Manfaat bagi perbaikan perilaku
14. Keinginan untuk menolong orang lain
18. Berkesan terhadap kegiatan yang di ikuti
19. Terdorong untuk terlibat aktif
20. Berani bertanggung jawab
21. Menghargai teman
23. Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
28. Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
29. Mendorong siswa lebih disiplin
b. Terdapat 11 item dari 30 mendapat presentase antara 90%.
Adapun 11 item tersebut sebagai berikut.
Tabel 4.7
Item Validasi Efektivitas Model yang Memperoleh
Presentase antara 90-100%
No
Item
Pernyataan
2. Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu
5. Lebih kreatif
6. Berani mencoba melakukan sesuatu
11. Kemudahan bagi siswa dalam menangkap kegiatan
13. Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi
22. Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim
24. Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk
25. Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang
26. Membangun kepedulian/kesetiakawanan
27. Peningkatan keingintahuan siswa
30. Membuat hubungan guru-siswa akrap/hangat/dekat
c. Terdapat 8 item dari 30 item mendapatkan presentase dibawah
90%. Adapun 8 item tersebut sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Tabel 4.8
Item Validasi Efektivitas Model yang Memperoleh
Presentase dibawah 90%
No
Item
Pernyataan
4. Berani berpendapat
7. Takut salah dalam melakukan permainan*
8. Malu dalam permainan kelompok*
9. Dihargai oleh teman-teman
10. Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan
15. Puas dalam terhadap bimbingan yang diberikan
16. Tertantang untuk mencoba
17. Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan *
Keterangan: *) Item negatif
6. Hasil Observasi
Hasil observasi perilaku siswa dihitung dan dianalisis. Hasil analisis
antar siklus digunakan untuk melihat perkembangan perilaku siswa
selama diberikan tindakan. Hasil observasi tampak sebagai berikut
Tabel 4.9
Hasil Observasi Pelaksanaan Peningkatan Karakter Ksatria
Siswa Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Batar Melalui
Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal
Dengan Pendekatan Experiential Learning
No
Item
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
III
PENGAMAT
1 7 5 3
2 7 4 2
3 0 0 0
4 4 2 0
5 9 11 13
6 10 12 11
7 5 4 2
8 4 4 0
9 4 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
10 7 9 10
11 5 7 9
12 4 4 0
13 4 5 6
14 0 0 0
15 5 7 4
16 4 5 4
17 0 0 0
18 5 2 0
19 3 0 0
20 4 2 2
Berdasarkan data tabel di atas, jika dilihat dalam bentuk grafik
tampak sebagai berikut.
Grafik 4.7 Hasil Observasi Peningkatan Karakter Ksatria Siswa
Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Batar Melalui Pendidikan
Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Dengan
Pendekatan Experiential Learning
7 7
0
4
910
54 4
7
54 4
0
54
0
5
34
54
0
2
1112
4 43
9
7
45
0
7
5
0
2
0
23
2
0 0
13
11
2
0
2
109
0
6
0
4 4
0 0 0
2
0
2
4
6
8
10
12
14
SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Berdasarkan grafik dan tabel di atas tampak bahwa hasil
observasi pada siklus I menunjukan ada 7 siswa yang malu atau malas
bertanya, ada 7 siswa yang enggan menyampaikan pendapat, ada 4
siswa yang tidak mendengarkan teman yang sedang berbicara, ada 4
siswa yang menyalahkan orang lain. Tetapi ada beberapa siswa yang
menunjukan karakter ksatria yaitu ada 9 siswa yang menanggapi
pertanyaan peneliti. Ada 10 siswa yang menunjukan sikap menolong
dan ada 7 siswa yang menunjukan sikap tanggung jawab.
Pada siklus II setelah diberikan layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning tampak bahwa ada 5 siswa
yang malu atau malas bertanya, ada 4 siswa yang enggan
menyampaikan pendapat, 2 siswa tidak memperhatikan fasilitator.
Tetapi sikap karakter siswa meningkat bahwa ada 11 siswa yang
menanggapi pertanyaan peneliti, 12 siswa bersikap tolong menolong,
9 siswa menunjukan sikap tanggung jawab.
B. Pembahasan
Peningkatan karakter ksatria melalui pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
berjalan sesuai dengan rencana. Penelitian tindakan yang terdiri dari tiga
siklus memperoleh data tentang siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur
Bayat Tahun Ajaran 2015/2016. Hasil penelitian tindakan mengungkap
adanya peningkatan karaketr ksatria sebelum dan sesudah, serta
peningkatan setiap siklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Berdasarkan siklus I dengan topik bimbingan “Berani Mengakui
Kesalahan” menunjukan hasil bahwa sebagian besar siswa memiliki
karakter ksatria dengan kategori sedang berjumlah 14 siswa dan 8 siswa
yang berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menandakan bahwa siswa
sudah menerapkan karakter ksatria dengan baik. Penerapan karakter
ksatria yang telah dilakukan dengan baik dipengaruhi adanya pendidikan
karakter yang sudah diterima baik dalam keluarga, sekolah dan lingkungan
masyarakat sehingga secara tidak langsung siswa sudah menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan pendapat Kementrian
Pendidikan Nasional (2010), pendidikan karakter terkait erat dengan habit
atau kebiasaan yang terus menerus dipraktikan atau dilakukan.
Pada siklus II dengan topik bimbingan “Berani Meminta dan
Memberi Maaf” menunjukan hasil bahwa sebagian besar siswa memiliki
karakter ksatria dengan kategori tinggi berjumlah 14 siswa sedangkan
siswa yang memiliki karakter ksatria pada kategori sedang berjumlah 8
orang. Jika dibandingkan dengan siklus I terjadi peningkatan pada siswa
yang berada pada kategori sedang di siklus ke II meningkat menjadi
kategori tinggi. Peningkatan jumlah siswa yang berada dalam kategori
sedang menjadi tinggi diduga karena telah mengikuti layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning. Hal tersebut didukung
oleh data observasi yang menunjukan ada 9 siswa yang bersikap tanggung
jawab dapat diluhat pada grafik 4.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Pada siklus III dengan topik bimbingan “Berani Mengungkapkan
Pendapat Didepan Umum” yang menekankan pada upaya perbaikan dari
siklus II menunjukan hasil bahwa meningkatnya siswa pada kategori
tinggi menjadi sangat tinggi berjumlah 1 siswa, pada kategori tinggi
berjumlah 12 siswa sedangkan pada kategori sedang berjumlah 9 siswa.
Jika ditinjau dari rata-rata siklus II 69,81 meningkat pada siklus III
menjadi 70,09.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat karakter ksatria siswa
kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016 sebelum
(pretest) dan sesudah (posttest) diberikan layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter
ksatria adalah sebagian besar memiliki karakter ksatria sanggat tinggi dan
tinggi. Hal ini diduga karena telah memperoleh pendidikan karakter yang
cukup, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat, sehingga
mereka memiliki sikap ksatria dalam peranannya sebagai peserta didik.
Selain itu karakter ksatria siswa meningkat dikarenakan siswa telah
memiliki sikap berani mau mengakui kesalahan, menghargai orang lain
sehingga mau belajar dari pengalaman orang lain dan mau bertanggung
jawab dengan segala keputusan yang sudah diambil. Hal ini sesuai dengan
pendapat Fathurrahman & Fatriyani (2013), yang menjelaskan bahwa
karakter ksatria merupakan kemampuan menerima keunggulan orang lain
dan menerima kekurangan diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Buchori (Fathurrahman, dkk, 2013) menyebutkan bahwa upaya
pengembangan karakter salah satunya karakter ksatria seharusnya mampu
membawa siswa ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai
secara afektif, akhirnya ke pengalaman nilai secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Terbentuknya karakter ksatria juga dipengaruhi oleh pola asuh
orang tua yang terwujud dalam bentuk cara mendidik anak. Orang tua
yang melatih anak sejak dini untuk bersikap berani dalam mengakui
kesalahan, bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambil dan
belajar dari pengalaman orang lain. Peran guru dalam membentuk karakter
ksatria juga sangat diperlukan ketika peserta didik di lingkungan sekolah
maka guru dapat mengontrol jika siswa bersikap tidak sesuai dengan nilai-
nilai yang ada dan mendukung sikap siswa yang mencerminkan karakter
ksatria. Lingkungan masyarakat yang kondusif dan saling menghargai
merupakan faktor pendorong perkembangan peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dipahami bahwa banyak
faktor yang mempengaruhi terbentuknya karakter ksatria siswa kelas VIII
A SMP Pangudi Luhur Bayat. Dalam prespektif pedagogis, peserta didik
dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten,
sehingga membutuhkaan binaan dan bimbingan untuk
mengaktualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia yang cakap
Desmita (2009). Oleh karena itu, peranan orang tua dan guru sangat
diperlukan untuk membantu peserta didik mengenal, memahami dan
melakukan nilai nilai karakter ksatria dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Proses implementasi layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning mendapatkan penilaian secara langsung
dari siswa. Siswa memberikan penilaian dan hasil penilaian ada 11 item
dari 30 item yang berada pada presentase 100%. 11 item tersebut adalah
semangat dalam mengikuti kegiatan, senang melakukan kegiatan, manfaat
bagi perbaikan perilaku, berani bertanggung jawab, menghargai teman,
keinginan untuk menolong orang lain, terdorong untuk lebih aktif,
mempererat persaudaraan, mendorong untuk lebih disiplin. Siswa merasa
senang dalam mengikuti bimbingan berarti model ini dapat diterima oleh
siswa sehingga lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan
peneliti.
Sesuai dengan pendapat Prayitno dkk (1989), tentang pendekatan
experietial learning adalah suatu pendekatan dalam penyelenggaraan
dinamika kelompok, dikatakan efektif ketika dapat menghadirkan suasana
kejiwaan yang sehat diantara peserta kegiatan, meningkatkan spontanitas,
munculnya perasaan positif, meningkatnya minat atau gairah untuk lebih
terlibat dalam proses kegiatan, memungkinkan terjadinya katarsis, serta
meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan sosial.
Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning, telah disusun menjadi tema besar yaitu,
“Pendidikan Karakter Ksatria sebagai Peserta didik” dengan tiga topik
bimbingan yakni Berani Mengakui Kesalahan, Berani Meminta dan
Memberi Maaf, Berani Berpendapat di Depan Umum. Bimbingan klasikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
dengan pendekatan experiential learning bertujuan untuk membantu
mengoptimalkan proses belajar siswa dalam mengenal, memahami,
menginternalisasikan nilai karakter khususnya karakter ksatria sebagai
peserta didik yang ditemukan selama mengikuti pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning. Pendekatan experiential learning menekankan pada munculnya
perasaan positif dalam diri siswa. Perasaan positif yang muncul akan
meningkatkan karakter ksatria sehingga siswa dapat berani mengakui
kesalahan, dan belajar dari pengalaman orang lain.
Hasil perhitungan uji T Wilcoxon menunjukan bahwa
implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter
ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran
2015/2016 sebelum dan sesudah diberikan perlakuan terdapat peningkatan
tetapi tidak signifikan. Namun, jika ditinjau berdasarkan selisih mean
posttest dan pretest terjadi peningkatan karakter ksatria siswa setelah
mengikuti bimbingan klasikal. Hal ini diduga karena keterbatasan pada
aspek-aspek yang ada pada instrumen sehingga tidak benar-benar
mengungkap karakter ksatria pada siswa. Selain itu karena tidak
berdistribusi normal.
Berdasarkan tiga data yaitu (1) Tes Ksarakter Ksatria, (2) Skala
Penilaian Diri Karakter Ksatria, (3) Kuesioner Validasi Model Hasil uji T
Wilcoxon pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter
ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat sebelum dan
sesudah diberikan perlakuan tidak signifikan meningkatkan karakter
ksatria pada siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat. Berdasarkan
hasil data Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria siklus I dan II sebagian
besar siswa memiliki karakter ksatria dalam kategori sedang dan sangat
tinggi sedangkan pada siklus III ada siswa yang meningkat pada kategori
sangat tinggi dan tinggi. Jika ditinjau berdasarkan dari hasil Validasi
Efektivitas Model yang diisi oleh siswa, program ini mampu
meningkatkan karakter ksatria pada siswa. Oleh karena itu, model ini
sangat baik digunakan untuk meningkatkan karakter ksatria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
BAB V
PENUTUP
Bab ini dipaparkan kesimpulan, keterbatasan, dan saran terhadap hasil
penelitian.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kesimpulan penelitian
adalah karakter ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun
Ajaran 2015/2016 dapat ditingkatkan melalui pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning.
Kesimpulan utama tersebut disimpulkan berdasarkan kesimpulan-kesimpulan
khusus sebagai berikut:
1. Upaya peningkatan karakter ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi
Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016 melalui pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experintial
learning melalui tahapan kegiatan pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup. Pendekatan experiential learning tampak dalam tahap kegiatan
inti, yang meliputi: mengalami, membagikan pengalaman, memproses
pengalaman, merumuskan kesimpulan, dan menerapkan.
2. Karakter ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat sebelum
dan sesudah mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter ksatria adalah sebagian siswa berada pada
kategori sangat tinggi dan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3. Karakter ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat
mengalami peningkatan pada siklus I, menurun pada siklus II, dan
meningkat tajam pada siklus III. Akan tetapi, ditemukan beberapa siswa
yang tingkat karakter ksatrianya menurun dan ada siswa yang tingkat
karakter ksatrianya tetap.
4. a.Terdapat peningkatan tetapi tidak signifikan karakter ksatria siswa
kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016
sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning.
b. Ada peningkatan secara signifikan karakter ksatria siswa kelas VIII A
SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2015/2016 antar siklus
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiantial learning.
5. Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning efektif meningkatkan karakter
ksatria Siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran
2015/2016.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki
dan ditingkatkan lagi untuk penelitian selanjutnya yaitu:
1. Alat instrumen belum dilakukan uji coba, sebelum digunakan sebagai
perolehan data sehingga hasil validitas lebih besar dari 0,05 dan
reliabilitas mendapat kategori cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
2. Jumlah item yang terlalu sedikit mempengaruhi perolehan skor tidak
maksimal.
3. Wawancara yang dilakukan dengan pihak guru dan siswa masih sedikit
sehingga peneliti kurang mendapatkan data tentang perubahan dalam diri
siswa, apakah ada perkembangan karakter ksatria dalam diri siswa
setelah mengikuti bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning.
C. Saran
Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dipaparkan oleh peneliti
agar dapat mengoptimalkan dan mengembangkan pendidikan karakter.
1. Bagi Kepala Sekolah
Program pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning efektif untuk meningkatkan
karakter ksatria siswa, maka hal ini juga memungkin dapat digunakan
untuk meningkatkan karakter-karakter yang lain sesuai dengan kebutuhan
siswa. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memberikan perhatian
khusus dalam menggunakan metode ini untuk membentuk karakter siswa
secara menyeluruh hingga terwujudnya tindakan positif dalam kehidupan
sehari-hari di sekolah maupun dalam keluarga. Untuk melaksanakan
program perlu bekerjasama dengan seluruh guru terutama guru
bimbingan dan konseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Pembimbing yang memiliki kompeten untuk mengetahui kebutuhan-
kebutuhan siswa melalui need assesment akan membantu dalam
memberikan layanan bimbingan klasikal dengan topik layanan
bimbingan klasikal sesuai kebutuhan dan sasaran yang akan diberikan
layanan. Penelitian ini diberikan kepada siswa kelas VIII A SMP Pangudi
Luhur Bayat dimana siswa-siswi tersebut termasuk dalam katergori
memiliki karakter ksatria yang baik, dan program ini terbukti efektif.
Maka guru bimbingan konseling dapat menggunakan pendidikan karakter
berbasis layanna bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning pada siswa-siswi yang termasuk dalam kategori rendah, utnuk
meningkatkan karakter ksatria maupun karakter–karakter lain yang
dibutuhkan.
3. Bagi para Peneliti lain
Dalam penelitian ini peneliti belum melakukan uji coba instrumen yang
digunakan untuk penelitian, sehingga belum pasti setiap item instrumen
dapat mewakili karakter ksatria. Oleh karena itu, bagi para peneliti
selanjutnya dapat melakukan uji coba alat instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian. Selain itu juga perlu mempertimbangkan
banyaknya item yang akan digunakan karena dapat mempengaruhi hasil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad & Mohammad Asrori. (2009). Psikologi Remaja: Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Artati, Kristina Beti. (2015). Efektifitas Implementasi Pendidikan Karakter
Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Tanggung Jawab.
(Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Kalasan
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015). Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Aprilianti, Ervin. (2016). Upaya Pegembangan Karakter Berjiwa Besar Melalui
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif Menggunakan Metode Dinamika
Kelompok yang Diaplikasikan dalam Permainan. (Penelitian Tindakan
Bimbingan dan Konseling Pada Siswa SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran
2104/2015). Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Baharuddin, Wahyuni, E. N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Barus, Gendon. (2015). Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Di
SMP. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th XXXIV, No.2 Juni 2015.
Desmita. (2009). Psikologi Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Depdiknas. (2004). Bimbingan dan Konseling. Pedoman Bimbingan dan
Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
. (2008). Bimbingan dan Konseling di sekolah. Jakarta: Direktorat Tenaga
Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Kependidikan.
Fathurrohman, Suryana, & Fatriani, F. (2013). Pengembangan Pendikan
Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Hidayat, Dede Rahmat & Badrujaman, Aip. (2012). Penelitian Tindakan dalam
Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Indeks.
Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Desain Induk Pendidikan Karakter.
Jakarta.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Panduan Oprasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengan Pertama
(SMP). Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Kolb. (1998). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and
Development. New Jersley: Prentice Hall.
Lickona, T. (2013). Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Menjadi Pintar dan Baik. Bandung : Nusa Media.
. (2014). Pendidikan karakter panduan lengkap mendidik siswa menjadi
pintar dan baik. Bandung : Nusa Media.
Mansyur, Rasyid, Harun & Suratno. (2015). Assesmen Pembelajaran di Sekolah:
Panduan bagi Guru dan Calon Guru. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Markrifah, Farstikan Lailatul & Wiryo Nuryono. (2014). Pengembangan Paket
Perminatan dalam Layanan Bimbingan Klasikal untuk Siswa di SMP. Jurnal
BK, Vol, 04, No 3, 1-18.
Masidjo, Ign. (1995). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nurgiyantoro, dkk. (2002). Statistik Terapan (Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial).
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Prayitno, dkk. (2010). Pendidikan Karakter dalam Pengembangunan Bangsa.
Jakarta: Grasindo.
Samani, Muchlas & Hariyanto. (2011). Konsep dan Model: Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina H. (2009). Penelitian indakan Kelas. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Sinaga, Juster Donal. (2013). Efektifitas Program Bimbingan Pribadi-Sosial
Berbasis Experiential learning Untuk Meningkatkan Karakter Humanis
Siswa Sekolah Menengah Pertaman (SMP). Widya Dharma Jurnal
Kependidikan, Vol.25, No.1, 104-121.
Sarwono, Sarlito W. (1989). Psikologi remaja. Jakarta. Rajawali.
Suhadi & Purwanto S.K. (2016). Statistika untuk Ekonomi Modern dan Keuangan
Modern. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Afabeta.
Sugiyono. (2014). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Sugiyono. (2015). Statistik Nonparametris untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supratiknya, A. (2011). Merancang Program dan Modul Psikoedukasi edisi
revisi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Reality, Tim. (2008). Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality
Publisher.
Vania, Clara. (2015). Efektifitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning untuk Meningkatkan Karakter Kepemimpinan Demokaraktis.
(Studi Pra Eksperimen Pada Pengurus OSIS, Wakil, dan Ketua Kelas SMP
N 6 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015). Skripsi (Tidak Diterbitkan)
Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Wibowo. (2012). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wibowo, A. & Purnama, S. (2013). Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Winkel, W.S & Hastuti, Sri, M.M (2004). Bimbingan dan Konseling di Institut
Pendidikan edisi revisi. Yogyakarta: Media Abadi.
http://bola.kompas.com/read/2010/08/31/19585479/pendidikan.karakter.diintegras
ikan diunduh pada tanggal 6 oktober 2016 jam 09.16 WIB.
http://m.repubika.co.id/berita/nasional/umum/15/12/30/o067zt280-kpai-kasus-
bullying-di-sekolah-meningkat-selama-2015 diunduh pada tanggal 19 september
2016 jam 22.00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
TES
KARAKTER KSATRIA
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
LAMPIRAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Petunjuk Pengisian:
1. Isilah identitas diri terlebih dahulu
2. Bacalah 20 pertanyaan di bawah ini dengan teliti!
3. Plihlah jawaban A, B, C atau D yang sesuai dengan keadaan dirimu sebenarnya
4. Untuk menjawab pertanyaan dibawah ini kamu bisa melingkari jawaban yang
menurut kamu sesuai dengan keadaanmu.
5. Tidak ada jawaban yang dianggap paling benar dan salah
6. Kerjakan inventori pada lembar tes secara langsung, untuk itu tidak di sediakan
lembar jawaban
Identitas Diri
NAMA :
KELAS :
JENIS KELAMIN :
NO ABSENT :
1. Ketika ada seseorang yang membuat kesalahan dan meminta maaf kepada
saya, yang saya lakukan...
a. Memaafkan dengan menunggu di sarankan teman
b. Memaafkan tetapi masih mengingat kesalahannya
c. Memaafkan dan menerima kembali
d. Memberikan maaf dengan tulus hati
2. Della melakukan kesalahan terhadap teman satu kelas karena lupa
membawa materi yang dia fotocopy, yang della lakukan adalah...
a. Langsung meminta maaf di depan teman teman
b. Berani menceritakan dengan jujur
c. Tidak memperdulikan tanggapan teman
d. Meminta maaf karena di suruh teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
3. Ketika saya menyadari kesalahan yang membuat orang lain tersakiti, yang
saya lakukan adalah ...
a. Berani mengakui kesalahan yang saya lakukan
b. Bertanggungjawab atas tindakan yang saya lakukan
c. Malu untuk mengakui dihadapan teman
d. Menunggu sampai saya siap untuk meminta maaf
4. Ketika saya di pilih untuk menjadi pemimpin kelompok, yang saya
lakukan adalah...
a. Menerima karena sudah terbiasa menjadi pemimpin
b. Menerima karena takut di laporkan guru
c. Meminta teman untuk menggantikan
d. Menerima dan menjalankan tugas dengan tanggung jawab
5. Dalam diskusi kelompok saya sebagai anggota bersama teman-teman,
yang saya lakukan adalah..
a. Memberikan ide karena di minta teman
b. Saya takut mengungkapkan pendapat
c. Memberikan ide setelah tidak ada yang berpendapat
d. Mengajak teman-teman untuk menyelesaikan tugas kelompok
6. Setelah saya mengakui kesalahan saya di depan teman-teman, saya
merasa..
a. Menyesal dengan kesalahan yang saya lakukan
b. Lega dan berusaha tidak mengulaginya lagi
c. Tidak terbebani oleh kesalahan yang saya perbuat
d. Hubungan saya dengan teman-teman menjadi baik
7. Ketika saya berbicara di depan umum, yang saya rasakan adalah...
a. Saya merasa takut dengan orang yang lebih pintar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
b. Saya merasa susah untuk mengungkapkan ide
c. Saya sudah terbiasa berbicara di depan umum
d. Awalnya saya merasa gerogi, lama kelamaan sudah menjadi nyaman
8. Della merasa bahwa ia melakukan kesalahan dan akan berencana
mengakui kesalahannya serta meminta maaf kepada Anni, yang dilakukan
Anni....
a. Mendiamkan Della selama beberapa hari
b. Memberi maaf dengan tulus hati
c. Masih marah terhadap Della
d. Memberi maaf karena Della teman dekatnya
9. Ketika diskusi kelas dan setiap anak diminta untuk mengukapkan
pendapatnya, yang saya lakukan...
a. Setuju dengan pendapat teman
b. Mengungkapkan yang saya rasakan
c. Berpendapat seadanya
d. Memberikan masukan kepada teman
10. Dito diajak teman temannya untuk membolos. Keesokan harinya Dito di
panggil guru BK untuk di minta keterangan, yang Dito lakukan...
a. Takut menceritakan karena nanti jika guru BK tahu, maka Dito dan
teman temannya di beri hukuman
b. Membuat cerita baru untuk melindungi teman-temannya
c. Menceritakan kejadian dengan jujur
d. Menceritakan kejadiannya tapi tidak semua
11. Ketika kamu berbuat salah dan sudah meminta maaf atas kesalahanmu
terhadap teman, tetapi dia belum memaafkan, apa yang kamu rasakan saat
itu...
a. Merasa sedih karena penyesalanku belum diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
b. Merasa kesal karena temanku keras hati
c. Merasa kecewa karena permintaan maafku ditolak
d. Merasa menyesal karena saya sudah meminta maaf tetapi tidak
dimaafkan
12. Dalam sebuah lomba olimpiade biologi kamu di dalam satu kelompok
bersama teman mu, tetapi temanmu melakukan kesalahan membuat
kelompok menjadi kalah, yang saya lakukan...
a. Saya belajar dari kekalahan dan melupakannya
b. Saya tetap menghargai kerja keras yang dilakukan teman-teman
c. Saya tidak menyalahkan teman
d. Saya menerima kekalahan dengan lapang dada
13. Cara yang saya lakukan untuk meminta maaf....
a. Saya mengakui kesalahan lalu segera meminta maaf
b. Saya meminta maaf dengan rendah hati
c. Saya mengakui kesalahan lalu meminta maaf dan siap menanggung
resiko
d. Saya segera meminta maaf dan berusaha tidak mengulanginya lagi
14. Saya membuat kesalahan terhadap teman sekelas, kapan waktu yang tepat
untuk meminta maaf...
a. Saya segera meminta maaf
b. Saya menunggu teman saya sampai tidak marah lagi
c. Saya menunggu sampai siap untuk meminta maaf
d. Saya menunggu di beri saran oleh teman yang lain
15. Ada teman yang lebih pintar dari kamu, maka yang saya lakukan...
a. Belajar dari pengalaman teman yang pintar
b. Saya merasa bangga mepunyai teman pintar
c. Mengakui kelebihan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
d. Berteman dengan dia supaya membantu saya mengerjakan tugas
16. Menurutku manfaat meminta maaf adalah...
a. Menjadikan saya orang yang jujur
b. Membuat perasaan saya nyaman
c. Membuat permasalahan cepat selesai
d. Saya dapat menghargai orang lain
17. Sikap mau meminta maaf dan memaafkan kesalahan orang lain diperlikan
untuk menciptakan....
a. Bekerja sama
b. Berjiwa besar
c. Kerukunan
d. Menghargai orang lain
18. Dalam diskusi di kelas semua anak mengungkapkan pendapatnya. Tetapi
kamu tidak setuju dengan salah satu pendapat teman, yang saya lakukan...
a. Langsung mengungkapakan ketidak setujuan mu
b. Memotong pembicaraan
c. Mengungkapkan kritik dengan sopan
d. Mendengarkan pendapat orang lain lalu memberi tanggapan
19. Sikap rendah hati untuk meminta maaf perlu saya lakukan dalam
kehidupan sehari-hari karena....
a. Menjadikan saya orang yang berani mengakui kesalahan
b. Menjadikan saya orang yang bertanggung jawab atas perbuatan yang
saya lakukan
c. Menjadikan saya orang yang terbuka
d. Menjadikan saya orang yang menghargai orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
20. Sebelum meminta maaf yang saya lakukan..
a. Menyusun kata-kata yang akan saya katakan
b. Meminta saran kepada teman
c. Berdoa terlebih dahulu
d. Mengumpulkan keberanian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
SKALA PENINAIAN DIRI
KARAKTER KSATRIA
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
LAMPIRAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
SKALA KARAKTER KSATRIA
Nama :
Jenik Kelamin :
No Absent :
Petunjuk Pengisian:
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama, kemudian berikan jawaban mu pada
kolom alternatif jawaban dengan cara mencentang (√) sesuai dengan situasi dan
kepribadian kamu dengan sejujur-jujurnya.
Keterangan:
SS : Sangat Sering JR : Jarang
S : Sering TP : Tidak Pernah
No Pernyataan SS SR JR TP
1 Setelah melakukan kesalahan, saya langsung
mengakui kesalahan saya.
2 Saya berani mengakui kesalahan di depan teman
teman.
3 Saya berani berkata jujur tentang kesalahan yang
saya lakukan.
4 Saya mengakui kelebihan orang lain.
5 Saya mau bertanggung jawab terhadap segala
kesalahan yang saya lakukan.
6 Saya merasa gelisah jika menyembunyikan kesalahan
yang saya lakukan.
7 Saya mau belajar dengan teman yang lebih pintar.
8 Saya mau menerima kritik dari orang lain.
9 Saya memaafkan kesalahan orang lain tanpa
mengingatnya lagi.
10 Saya menunggu teman untuk meminta maaf kepada
saya.
11 Saya dengan mudah memaafkan kesalahan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
lain.
12 Saya mau memaafkan kesalahan orang lain agar
orang lain juga mau memaafkan kesalahan saya.
13 Saya merasa malu untuk minta maaf.
14 Saya memaafkan orang lain tanpa merasa sakit hati
lagi.
15 Saya merasa jengkel ketika orang lain membuat
kesalahan kepada saya.
16 Saya lancar berbicara di depan kelas ketika
menyampaikan pendapat.
17 Saya berani bertanya tanpa di tunjuk oleh guru.
18 Saya mengungkapkan pendapat kalau di minta oleh
guru
19 Saya mendengarkan dengan baik orang yang sedang
berbicara
20 Saya merasa gerogi ketika berbicara di depan umum.
21 Saya menerima perbedaan pendapat orang lain.
22 Saya menghindari kebiasaan memotong pembicaraan
orang lain.
23 Setelah mengungkapkan pendapat saya merasa
nyaman.
24 Saya takut ketika pertama kali berbicara di depan
umum.
25 Saya merasa kecewa ketika pendapat saya tidak di
setujui orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
LEMBAR PENILAIAN SISWA
Pengantar
Anak-anak yang budiman, kalian telah mengikuti serangkaian kegiatan kelas yang
bermuatan pendidikan karakter. Ada banyak kegiatan yang mengasyikkan yang
telah kalian ikuti dari Kakak-kakak Fasilitator. Kegiatan ini telah selesai, terima
kasih atas kesediaan kalian berpartisipasi. Sekarang, kami mohon kesediaan
kalian untuk memberi kesan-kesan atau penilaian atas pelaksanaan kegiatan
tersebut. Berilah tanda centang (ⱱ) pada kolom yang sesuai dengan apa yang
kamu alami/kamu peroleh dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
NO
Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya
mengalami/ memperoleh/ merasa :
Ya
Tidak
Tidak
tahu
1 Semangat dalam mengikuti kegiatan
2 Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu
3 Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan
4 Berani berpendapat
5 Lebih kreatif
6 Berani mencoba
7 Takut salah dalam melakukan permainan
8 Malu dalam permainan kelompok
9 Dihargai oleh teman teman
10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan
11 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap
kegiatan
12 Manfaat bagi perbaikan perilaku
13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap
materi
14 Keinginan untuk menolong orang lain
15 Puas dalam terhadap bimbinganyang diberikan
16 Tertantang untuk mencoba
17 Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua
kegiatan
18 Berkesan terhadap kegiatan yang di ikuti
19 Terdorong untuk terlibat aktif
20 Berani bertanggung jawab
21 Menghargai teman
22 Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim
23 mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
LAMPIRAN 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
24 ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk
25 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang
26 Membangun kepedulian/kesetiakawanan
27 Peningkatan keingintahuan siswa
28 Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
29 Mendorong siswa lebih disiplin
30 Membuat hubungan guru-siswa
akrap/hangat/dekat
Nama & Tanda Tangan
Wawancara tidak Terstruktur
Kepada Wali Kelas
2. Menurut ibu apa yang membuat siswa menjadi aktif dan maanfaat
apa yang siswa peroleh?
Kepada siswa
4. Apa yang kamu dapatkan setelah mengikuti bimbinagan klasikal
dari awal hinga akhir ini?
LAMPIRAN 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
LEMBAR OBSERVASI
Sekolah :
Kelas :
Hari/tanggal :
Petunjuk :
Mohon observer memebrikan tanda tally (//) pada setiap perilaku yang muncul
selama proses bimbingan berlangsung.
No Sikap/perilaku/tindakan yang diamati Frekuensi Jumlah
1. Malu atau malas bertanya
2. Enggan menyampaikan pendapat
3. Tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan
bimbingan
4. Tidak memperhatikan fasilitator
5. Menanggapi atau menjawab pertanyaan dari
peneliti
6. Menunjukan sikap tolong menolong
7. Bersikap tidak jujur (seperti menyembunyikan
kesalahan)
8. Tidak mendengarkan teman yang sedang
berbicara atau menyampaikan pendapat
9. Menyalahkan orang lain
10. Menunjukan sikap tanggung jawab
11. Memaafkan kesalahan orang lain
12. Dapat menerima siapa saja yang menjadi
anggota kelompok
13. Memberikan bombongan atau semangat untuk
teman
14. Tidak mengikuti instruksi peneliti
15. Memberikan pujian terhadap teman
16. Mengejek atau merendahkan teman
17. Berteriak saat orang lain sedang berbicara
18. Tidak melaksanakan tugas dari peneliti
19. Menunjukan perilaku tidak sopan santun
20. Berbicara sendiri atau ngobrol di kelas
Yogyakarta, ...................
Observer
LAMPIRAN 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
TABULASI DATA PENELITIAN PRETEST
NAMA
Nomor Item
JUMLAH NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 AGUSTINA F 4 4 4 4 1 4 3 4 1 4 1 3 3 4 4 3 3 4 4 2 64
2 AMBROSIUS A 4 4 4 4 1 4 3 4 1 1 1 4 4 3 4 4 3 4 4 1 62
3 ANDREA N 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 69
4 ARYAWAN 4 3 3 4 4 2 3 4 1 4 4 4 4 4 2 2 2 4 3 2 63
5 BAGAS I 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 2 3 4 3 3 71
6 FERY A 4 3 4 4 1 4 3 4 1 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 67
7 IKHSAN .R 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 1 4 4 4 1 2 3 3 4 65
8 INDAH O 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 70
9 IVAN RISZKY 4 3 3 4 1 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 1 4 3 2 64
10 KRISWANTO N 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 1 71
11 NURLINA AYU 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 1 4 4 3 4 3 3 4 4 1 65
12 PRADIPTA G.A 2 4 3 4 4 3 3 4 1 4 1 4 4 4 2 3 4 1 1 2 58
13 RIZKY D.C 3 4 4 4 1 4 3 1 3 1 1 4 2 4 4 4 3 4 4 2 60
14 ROBET S 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 1 3 3 3 2 66
15 SAFITRI H 4 3 3 4 1 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 1 64
16 SAMI ASIH 4 4 3 4 4 4 2 1 3 4 1 1 4 3 1 2 3 3 3 1 55
17 SENTIA BR.S 4 3 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 70
18 TOYA M.T 4 4 4 4 1 4 3 4 3 4 3 4 2 4 2 2 4 3 4 1 64
19 YOHANA A.F 3 4 1 4 4 4 3 4 4 4 1 4 3 4 4 3 2 4 3 3 66
20 YULIUS V.P.N 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 1 4 4 4 4 3 3 4 3 1 66
21 YUSTA T.W 2 4 3 4 1 4 3 4 2 4 4 4 4 2 2 2 3 3 4 4 63
LAMPIRAN 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
22 YUDISTIRA F.S 3 4 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
TABULASI DATA PENELITIAN POSTTEST
NAMA
Nomor Item
JUMLAH NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 AGUSTINA F 3 4 4 4 1 4 3 4 1 4 1 4 2 4 4 3 3 4 3 3 63
2 AMBROSIUS A 3 4 4 4 1 4 3 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 66
3 ANDREA N 2 3 3 4 1 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 64
4 ARYAWAN 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 1 4 4 4 2 3 4 4 3 2 65
5 BAGAS I 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 3 71
6 FERY A 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 1 1 4 3 4 4 66
7 IKHSAN .R 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 1 2 2 4 3 3 2 3 3 1 59
8 INDAH O 3 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 69
9 IVAN RISZKY 3 4 3 4 2 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 1 3 3 3 3 65
10 KRISWANTO N 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 3 71
11 NURLINA AYU 3 3 3 4 1 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 65
12 PRADIPTA G.A 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 1 2 4 4 3 4 4 4 3 68
13 RIZKY D.C 3 1 4 4 4 4 4 2 1 3 4 4 1 4 2 3 1 2 4 4 59
14 ROBET S 4 4 3 4 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 71
15 SAFITRI H 3 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 1 1 65
16 SAMI ASIH 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 1 4 3 1 2 3 4 4 3 65
17 SENTIA BR.S 4 3 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 3 3 67
18 TOYA M.T 4 4 3 4 1 4 2 4 2 4 1 4 4 4 2 4 4 3 4 1 63
19 YOHANA A.F 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 73
20 YULIUS V.P.N 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 1 4 4 4 2 2 2 4 3 3 65
21 YUSTA T.W 3 4 3 3 1 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 65
22 YUDISTIRA F.S 3 4 3 4 1 4 3 4 3 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3 4 66
LAMPIRAN 7
LAMPIRAN 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
TABULASI DATA PENELITIAN SIKLUS I
NAMA
Nomor Item
JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
AGUSTINA F 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 4 2 2 3 2 2 2 4 3 4 2 4 4 2 72
AMBROSIUS A 3 4 2 2 1 3 4 3 2 2 3 1 1 2 4 3 2 3 3 4 3 1 2 3 3 64
ANDREA N 2 3 3 3 3 4 4 2 2 1 2 4 4 1 4 1 2 3 4 4 2 4 4 4 4 74
ARYAWAN 3 2 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 67
BAGAS I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 74
FERY A 3 3 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 2 2 3 0 3 2 3 3 2 3 68
IKHSAN .R 2 2 2 4 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 58
INDAH O 3 3 3 4 3 2 3 3 3 1 2 4 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 2 3 3 70
IVAN RISZKY 3 2 3 2 2 3 3 2 4 2 4 3 2 3 2 2 2 3 4 3 2 2 3 2 3 66
KRISWANTO N 4 3 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 2 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 85
NURLINA AYU 3 2 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 67
PRADIPTA G.A 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 65
RIZKY D.C 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 67
ROBET S 3 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 1 1 2 4 1 4 4 3 3 3 67
SAFITRI H 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 76
SAMI ASIH 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 60
SENTIA BR.S 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 0 4 3 3 3 4 3 2 75
TOYA M.T 2 2 3 4 3 2 3 3 3 1 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3 2 66
YOHANA A.F 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 69
YULIUS V.P.N 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 1 3 2 3 4 3 4 4 4 3 2 84
YUSTA T.W 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 2 79
YUDISTIRA F.S 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 4 3 4 65
LAMPIRAN 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
TABULASI DATA PENELITIAN SIKLUS II
NAMA
Nomor Item
JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
AGUSTINA F 2 3 4 2 4 3 4 3 3 2 1 4 2 3 3 2 2 2 4 4 3 2 4 3 2 71
AMBROSIUS A 2 2 3 3 2 4 4 3 2 1 2 3 3 2 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 3 73
ANDREA N 3 3 3 2 3 4 4 2 2 1 2 4 4 2 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 76
ARYAWAN 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 70
BAGAS I 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 61
FERY A 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 1 1 2 3 2 3 3 3 3 2 64
IKHSAN .R 4 3 3 4 3 2 4 2 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 80
INDAH O 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 65
IVAN RISZKY 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 70
KRISWANTO N 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 2 79
NURLINA AYU 3 2 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 66
PRADIPTA G.A 2 2 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 75
RIZKY D.C 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 1 2 3 2 3 2 4 1 2 61
ROBET S 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 70
SAFITRI H 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2 4 3 2 72
SAMI ASIH 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 58
SENTIA BR.S 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 71
TOYA M.T 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 72
YOHANA A.F 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 64
YULIUS V.P.N 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 1 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 1 83
YUSTA T.W 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 4 4 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 2 71
YUDISTIRA F.S 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 2 2 2 3 3 2 2 4 3 2 64
LAMPIRAN 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
TABULASI DATA PENELITIAN SIKLUS III
NAMA
JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
AGUSTINA F 3 3 3 2 4 2 4 3 2 1 2 4 1 2 3 2 3 2 4 3 2 2 4 4 3 68
AMBROSIUS A 2 2 2 4 3 3 4 4 3 1 2 4 3 3 3 4 2 1 4 4 4 1 3 3 2 71
ANDREA N 3 3 3 2 3 4 4 2 2 2 2 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 76
ARYAWAN 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 71
BAGAS I 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 66
FERY A 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 73
IKHSAN .R 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 57
INDAH O 3 3 3 4 3 3 4 3 2 1 2 4 3 4 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 4 74
IVAN RISZKY 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 70
KRISWANTO N 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 2 4 1 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 81
NURLINA AYU 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 68
PRADIPTA G.A 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 1 2 4 3 4 3 2 4 3 4 71
RIZKY D.C 4 1 2 3 2 1 3 3 2 3 3 4 1 3 2 2 2 3 3 3 3 1 3 2 4 63
ROBET S 3 2 3 4 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 72
SAFITRI H 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 70
SAMI ASIH 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 57
SENTIA BR.S 3 2 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 2 2 2 2 4 3 4 4 3 4 3 80
TOYA M.T 2 2 2 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 68
YOHANA A.F 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 64
YULIUS V.P.N 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 2 90
YUSTA T.W 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 72
YUDISTIRA F.S 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 60
LAMPIRAN 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
VALIDAS MODEL UNTUK SISWA
NO NAMA
Item yang dinilai
JMH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 AGUSTINA F 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
2 AMBROSIUS 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
3 ANDREA N 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
4 ARYAWAN 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
5 BAGAS I 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
6 FERY A 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
7 IKHSAN .R 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
8 INDAH O 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
9 IVAN RISZKY 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
10 KRISWANTO 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
11 NURLINA A 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
12 PRADIPTA G 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
13 RIZKY D.C 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
14 ROBET S 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
15 SAFITRI H 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
16 SAMI ASIH 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
17 SENTIA BR.S 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
18 TOYA M.T 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
19 YOHANA A.F 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
20 YULIUS V.P.N 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
21 YUSTA T.W 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
22 YUDISTIRA F 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
LAMPIRAN 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
VALIDITAS
TES KARAKTER KSATRIA
NO
Item
Parameter Hasil Hitung Keputusan
1 Person Correlation ,331
Valid Sig. (2-tailed) ,132
N 22
2 Person Correlation -,068
Revisi
Sig. (2-tailed) ,763
N 22
3 Person Correlation ,079
Revisi Sig. (2-tailed) ,727
N 22
4 Person Correlation -,378
Revisi Sig. (2-tailed) ,082
N 22
5 Person Correlation ,221
Valid Sig. (2-tailed) ,322
N 22
6 Person Correlation ,161
Valid Sig. (2-tailed) ,273
N 22
7 Person Correlation ,564
Valid Sig. (2-tailed) ,006
N 22
8 Person Correlation ,611
Revisi Sig. (2-tailed) ,003
N 22
9 Person Correlation ,221
Valid Sig. (2-tailed) ,323
N 22
10 Person Correlation ,129
Revisi Sig. (2-tailed) ,568
N 22
11 Person Correlation ,546
Valid Sig. (2-tailed) ,009
N 22
12 Person Correlation ,173
Valid Sig. (2-tailed) ,442
N 22
13 Person Correlation -,213
Revisi Sig. (2-tailed) ,342
N 22
14 Person Correlation ,221
Valid Sig. (2-tailed) ,322
N 22
LAMPIRAN 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
15 Person Correlation ,447
Revisi Sig. (2-tailed) ,037
N 22
16 Person Correlation ,131
Revisi Sig. (2-tailed) ,560
N 22
17 Person Correlation -,171
Revisi Sig. (2-tailed) ,447
N 22
18 Person Correlation ,361
Valid Sig. (2-tailed) ,099
N 22
19 Person Correlation ,344
Valid Sig. (2-tailed) ,177
N 22
20 Person Correlation ,335
Valid Sig. (2-tailed) ,177
N 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
HASIL UJI VALIDITAS SKALA
KARAKTER KSATRIA
NO
Item
Parameter Hasil Hitung Keputusan
1 Person Correlation ,557
Valid Sig. (2-tailed) ,005
N 22
2 Person Correlation ,248
Valid Sig. (2-tailed) ,266
N 22
3 Person Correlation ,759
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 22
4 Person Correlation ,601
Valid Sig. (2-tailed) ,034
N 22
5 Person Correlation ,541
Valid Sig. (2-tailed) ,009
N 22
6 Person Correlation ,455
Valid Sig. (2-tailed) ,034
N 22
7 Person Correlation ,391
Revisi Sig. (2-tailed) ,072
N 22
8 Person Correlation ,594
Valid Sig. (2-tailed) ,004
N 22
9 Person Correlation ,646
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 22
10 Person Correlation -,020
Revisi Sig. (2-tailed) ,928
N 22
11 Person Correlation ,507
Valid Sig. (2-tailed) ,016
N 22
12 Person Correlation ,629
Valid Sig. (2-tailed) ,002
N 22
13 Person Correlation ,267
Valid Sig. (2-tailed) ,229
N 22
14 Person Correlation ,678
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 22
15 Person Correlation -,028
LAMPIRAN 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Sig. (2-tailed) ,903 Revisi
N 22
16 Person Correlation ,303
Revisi Sig. (2-tailed) ,170
N 22
17 Person Correlation ,495
Valid Sig. (2-tailed) ,019
N 22
18 Person Correlation ,327
Revisi Sig. (2-tailed) ,137
N 22
19 Person Correlation ,691
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 22
20 Person Correlation ,312
Revisi Sig. (2-tailed) ,157
N 22
21 Person Correlation ,606
Valid Sig. (2-tailed) ,003
N 22
22 Person Correlation ,650
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 22
23 Person Correlation ,409
Valid Sig. (2-tailed) ,059
N 22
24 Person Correlation ,272
Valid Sig. (2-tailed) ,221
N 22
25 Person Correlation ,005
Revisi Sig. (2-tailed) ,981
N 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
TA HASIL OBSERVASI (Dilihat dari Jumlah Siswa)
No
Item Perilaku yang Diamati
SIKLUS
1
SIKLUS
2
SIKLUS
3
PENGAMAT
1. Malu atau malas bertanya 7 5 3
2. Enggan menyampaikan pendapat 7 4 2
3. Tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan
bimbingan
0 0 0
4. Tidak memperhatikan fasilitator 4 2 0
5. Menanggapi atau menjawab pertanyaan
dari peneliti
9 11 13
6. Menunjukan sikap tolong menolong 10 12 11
7. Bersikap tidak jujur (seperti
menyembunyikan kesalahan)
5 4 2
8. Tidak mendengarkan teman yang sedang
berbicara atau menyampaikan pendapat
4 4 0
9. Menyalahkan orang lain 4 3 2
10. Menunjukan sikap tanggung jawab 7 9 10
11. Memaafkan kesalahan orang lain 5 7 9
12. Dapat menerima siapa saja yang menjadi
anggota kelompok
4 4 0
13. Memberikan bombongan atau semangat
untuk teman
4 5 6
14. Tidak mengikuti instruksi peneliti 0 0 0
15. Memberikan pujian terhadap teman 5 7 4
16. Mengejek atau merendahkan teman 4 5 4
17. Berteriak saat orang lain sedang berbicara 0 0 0
18. Tidak melaksanakan tugas dari peneliti 5 2 0
19. Menunjukan perilaku tidak sopan santun 3 0 0
20. Berbicara sendiri atau ngobrol di kelas 4 2 2
LAMPIRAN 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Uji T Wilcoxon pretest-posttest Siswa Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur
Bayat Tahun Ajaran 2015/2016
LAMPIRAN 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN PENINGKATAN KARAKTER
KSATRIA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LAYANAN
BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
PADA SISWA KELAS VIII A SMP PANGUDI LUHUR BAYAT
TAHUN AJARAN 2015/2016
LAMPIRAN 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
HASIL UJI RELIABILITAS
TES KARAKTER KSATRIA
Cronbach’s
Alpha
Kesimpulan
0,59
Cukup
LAMPIRAN 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
HASIL UJI RELIABILITAS
SKALA PENILAIAN DIRI
KARAKTER KSATRIA
Cronbach’s
Alpha
Kesimpulan
0,81 Tinggi
LAMPIRAN 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
HASIL UJI RELIABILITAS MODEL
LAMPIRAN 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
HASIL VALIDITAS KOESIONER MODEL
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI