peningkatan kemampuan membaca permulaan...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS 1 MADRASAH IBTIDAIYAH YAHYA
PONDOK GEDE BEKASI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.I)
Oleh
Heni Purningsih
1812018300174
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS I MADRASAH IBTIDAIYAH YAHYA
PONDOK GEDE BEKASI TAHUN PELAJARAN 20T512016
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.I)
Oleh
Heni Purningsih
I 81201 83001 74
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
LAPORAN PENGESAHAN PEMBIMBING SKzuPSI
Skripsi berjudul "Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan
Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas I Madrasah Ibtidaiyah Yahya
Pondok Gede Bekasi Tahun Pelajaran 2015-2016" disusun oleh Heni Purningsih,
NIM: 1812018300174 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah
melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk
diujikan pada siding munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarla,6 April 2016
Yang Mengesahkan
Ahmad Bahtiar. M.Hum.
NrP. 1 9760 tt8200912t002
LEMBAR PENGESAFIAN PENGUJI
Skripsi berjudul *Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan
Media Gambar pada Siswa Kelas I Madrasah Ibtidaiyah Yahya Pondok Gede
Bekasi Tahun Pelajaran 201512016", disusun oleh Heni Purningsih, NIM
1812018300174, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus Ujian Munaqasah pada tanggal 13
Mei 2016 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar
Sarjana Pendidikian Islam (S.Pd.D dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
Jakart4 l3 Mei 2016
Panitia Uj ian Munaqasah
Ketua Panitia (Kajur Pendidikan Guru MI)
Dr.Khalimi. M.AgNIP: 196505 15 199403 1006
Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru MIAsep Ediana Latip. M.Pd.NIP: 1 98 1 0 6232009121003
Tanggal
td zof€/oS
Penguji IMalqrun Subuki. M.Hum.NIP: 19800305200901 101 5
Penguji IIDr. Nurochim. MM.195907 15198403 I 003
Tanda Tangan
%i'
Yang bertanda
Nama
NIM
Jurusan
Alamat
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
tangan di bawah ini:
Heni Pumingsih
18r2018300174
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
JL. Nangka Atas III RT 02103 Jatibening Baru, pondok Gede Bekasi
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan
Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Yahya
Pondok Gede Bekasi adalah hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing
NIP
: Ahmad Bahtiar, M.Hum
: 197601182009121002
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (pGMI)
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 6 April2016
Yang Menyatakan
i
ABSTRAK
Heni Purningsih NIM 1812018300174, “Peningkatan Kemampuan Membaca
Permulaan Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas I Madrasah Ibtidaiyah
Yahya Pondok Gede Bekasi Tahun Pelajaran 2015/2016 “. Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing Ahmad Bahtiar, M.Hum.
Permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini tentang peningkatan
kemampuan membaca permulaan menggunakan media gambar pada siswa kelas I
Madrasah Ibtidaiyah Yahya Bekasi tahun pelajaran 2015/2016. Secara umum tujuan
dari penelitaian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan
menggunakan media gambar pada siswa kelas I MI Yahya Bekasi. Secara khusus,
penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui bagaimana
proses pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan pada siswa kelas I MI Yahya
menggunakan media gambar. (2) Untuk mengetahui apakah media gambar dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas I MI Yahya. Metode
yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan permasalahan
yang muncul di dalam kelas. Penelitian ini dilakukukan dalam dua siklus. Setiap
siklusnya dimulai dari perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi
(observing), refleksi (reflecting). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
siswa dalam membaca permulaan mengalami peningkatan. Saat pra siklus siswa yang
nilainya diatas KKM sebanyak 37,04% dengan rata-rata nilai kelas 67,81, siklus I
siswa yang nilainya diatas KKM sebanyak 70,37% dengan nilai rata-rata kelas 77,19,
siklus II siswa yang nilainya diatas KKM sebanyak 96,30% dengan nilai rata-rata
kelas 92,67. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media gambar
dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa.
Kata kunci : Kemampuan, Membaca Permulaan, Media Gambar
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt,
yang telah melimpahkan begitu banyak rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Peningkatan Kemampuan Membaca
Permulaan Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah
Yahya Pondok Gede Bekasi Tahun Pelajaran 2015/2016 “
Salawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para
keluarganya, para sahabatnya serta sekalian umatnya yang senantiasa mengikuti
ajarannya hingga akhir zaman.
Banyak hambatan yang penulis temui dalam menyelesaikan skripsi ini, namun
berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga kesulitan dapat teratasi.
Penulis merasa bangga dan senang atas terselesaikannya skripsi ini. Kebanggaan dan
kesenangan yang tidak akan tercapai tanpa dukungan yang tulus dari semua pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah
membantu baik dalam bentuk moral maupun materi dan kepada orang-orang yang
telah berjasa memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis. Terima kasih penulis
ucapkan kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A.,Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag., ketua prodi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) FITK
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ahmad Bahtiar, M.Hum, selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah
dengan sabar membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas
waktu yang telah Bapak luangkan kepada penulis.
4. Seluruh dosen yang ada di jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama
perkuliahan berlangsung.
iii
5. Ketua Yayasan al Furqon yang telah memberikan semangat dan izinnya sehingga
penulis dapat kuliah kuliah kembali menyelesaikan S1.
6. Ir. Hendra Sudrajat selaku Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Yahya, yang
telah memberikan izinnya untuk melakukan penelitian di sekolah yang
dipimpinnya.
7. Suamiku Wasroi dan anak-anakku tercinta (Nadya Dini Salimah, Fatah
Abdurrahman, Nashrul Azmi, dan Bima Ramadhan) yang selalu mendoakan dan
mendukung serta menjadi penyemangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
8. Orang tua, Ibu Maliha, yang telah memberikan dorongan dan semangatnya
kepada penulis.
9. Seluruh guru dan staf Madrasah Ibtidaiyah Yahya yang telah memberikan
dukungan dan bantuan yang tak ternilai harganya selama penulis menyelesaikan
skripsi ini.
10. Siti Daunah, S.Pd., sebagai kolaborator yang telah membantu penulis selama
melakukan tindakan di kelas, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya
11. Rekan kuliah yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam
menyelesaikan perkuliahan, kalian semua merupakan saudara yang baru bagi
penulis.
12. Serta berbagai pihak yang tidak dapat disebut satu persatu
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi isi, susunan kalimat, dan sistematika penulisannya. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Jakarta, 6 April 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ...................................................... 3
C. Pembatasan Fokus Penelitian ..................................................................... 4
D. Perumusan Masalah Penelitian .................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
F. Kegunaan Penelitian ................................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Pengertian Kemampuan ....................................................................... 5
2. Hakikat Membaca ................................................................................ 6
a. Pengertian Membaca ...................................................................... 6
b. Pengertian Membaca Permulaan .................................................... 7
c. Tujuan Membaca Permulaan .......................................................... 9
d. Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Permulaan di SD/MI .. 9
3. Hakikat Media Gambar ......................................................................... 10
a. Pengertian Media Pembelajaran ..................................................... 10
b. Manfaat Media Pendidikan dalam Proses Pembelajaran ............... 11
v
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran .................................................... 12
d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ....................................... 13
e. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar ................................... 15
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 16
C. Hipotesis Tindakan ................................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 19
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............................... 19
C. Subjek Penelitian ..................................................................................... 24
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .............................................. 24
E. Tahapan Intervensi Data .......................................................................... 24
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................................... 28
G. Data dan Sumber Data ............................................................................ 29
H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 29
I. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 29
J. Analisis Data dan Interpretasi data ......................................................... 32
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ................................................... 33
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah ......................................................................................... 35
1. Gambaran Umum MI Yahya ............................................................ 35
2. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah yahya ........................................ 35
3. Tujuan Sekolah ................................................................................. 35
4. Data Tenaga Kependidikan dan Sekolah .......................................... 36
5. Kondisi Awal Siswa Kelas 1 MI Yahya ........................................... 38
B. Deskripsi data ......................................................................................... 39
C. Analisis Data .......................................................................................... 40
1. Siklus I ............................................................................................. 40
vi
2. Siklus II ............................................................................................. 48
D. Pembahasan ............................................................................................ 58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................. 60
B. Saran ....................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR UJI REFERENSI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang baik merupakan hak setiap anak. Untuk mendapatkan
pendidikan yang baik, salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran
yang terbaik sehingga siswa akan mendapat pengetahuan dan kematangan sikap.
Pengetahuan dan kematangan sikap akan diperoleh jika peserta didik dapat belajar
dengan baik.
Anak didik akan dapat belajar dengan baik jika proses pembelajaran
dilakukan dengan menyenangkan. Proses pembelajaran yang menyenangkan akan
sangat berdampak pada hasil belajar anak didik. Proses pembelajaran yang terjadi
sering membuat anak didik bosan, jenuh bahkan tidak ada semangat untuk belajar.
Itu semua karena pendidik tidak mengaktifkan siswa, siswa hanya diajak untuk
mendengarkan penjelasan guru, menghafalkan materi dan kegiatan lainnya yang
membuat anak didik bosan. Pembelajaran seperti itu terjadi kareana proses
pembelajarannya berpusat pada guru atau teacher center. Proses pembelajaran
yang baik seharusnya berpusat pada siswa atau student center. Pembelajaran yang
berpusat pada siswa akan menjadikan siswa aktif sehingga menjadikan proses
pembelajaran menjadi menyenangkan.
Kejenuhan anak untuk mengikuti proses pembelajaran juga bisa terjadi jika
metode pembelajaran kurang bervariasi. Pendidik hanya menghadirkan beberapa
metode saja yang mungkin sudah sering dilakukan, sehingga membuat anak didik
menjadi bosan. Kurangnya variasi metode dalam pembelajaran akan berdampak
pada motivasi dan hasil belajar siswa. Selain metode yang bervariasi penggunaan
media yang tepat juga akan mempengaruhi proses pembelajaran siswa.
Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal pertama yang merupakan
sarana belajar siswa dan proses untuk membentuk ilmu pengetahuan siswa.
Pendidikan Sekolah Dasar bertujuan untuk memberikan bekal Kemampuan Dasar
kepada siswa dengan mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas diera
globalisasi di masa yang akan datang seperti yang termaktub dalam Undang-
2
undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar harus mengembangkan
empat keterampilan, yaitu keterampilan berbicara, membaca, menulis, menyimak
atau mendengar.Keterampilan membaca sangat penting, karena dengan membaca
siswa akan dapat mengerti ilmu yang sedang dipelajarinya. Kemampuan membaca
merupakan keterampilan bagi siswa yang harus dikuasai agar dapat mengikuti
seluruh kegiatan dan proses pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan membaca.
Membaca merupakan salah satu keterampilan yang berbahasa yang selalu
digandengkan dengan menyimak. Seseorang yang memiliki kemampuan
membaca dan menyimak yang baik maka memudahkannya untuk dapat
menyampaikan pesan atau ide kepada orang lain, baik dalam bentuk lisan maupun
tulisan.1
Berdasarkan hasil pengamatan dan proses pembelajaran di kelas, bahwa
secara umum siswa kelas 1 MI Yahya banyak yang belum memiliki kemampuan
dalam membaca permulaan. Siswa mengalami kesulitan dalam meningkatkan
kemampuan membaca. Kurangnya kemampuan siswa dalam membaca permulaan
sangat mempengaruhi proses pembelajaran yang sedang dilakukan. Dari hasil
pengamatan kurangnya kemampuan siswa dalam membaca permulaan karena
penggunaan metode yang digunakan belum tepat. Sudah beberapa metode
digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa, namun belum ada
peningkatan secara signifikan. Siswa masih mengalami kesulitan untuk
meningkatkan kemampuan membacanya.
1Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar,
(Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013), h.199
3
Kurangnya kemampuan siswa dalam membaca juga terlihat dari penggunaan
media yang kurang beragam, sehingga kurangnya motivasi siswa dalam
membaca. Guru masih banyak memanfaatkan media buku, papan tulis dan media
lain yang kurang menarik perhatian siswa. Biasanya guru langsung mengajak
siswa membaca menggunakan buku atau tulisan yang ada di papan tulis.
Selain metode dan media yang digunakan belum tepat, kurangnya
kemampuan siswa dalam membaca juga terjadi karena kurangnya kerjasama
orang tua dengan pihak sekolah. Orang tua biasanya menyerahkan sepenuhnya
proses pembelajaran anaknya kepada sekolah. Hal ini terjadi karena orang tua
merasa anaknya sudah bersekolah di sekolah fullday sehingga tanggung jawab
pendidikan diserahkan sepenuhnya ke sekolah.
Kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 1 MI Yahya masih belum
sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan, yaitu 75. Dari data yang diperoleh
hanya 8 siswa dari 27 yang sudah dapat membaca sesuai indikator siswa kelas
satu, 10 siswa membacanya masih terbata-bata, 7 siswa belum sesuai dengan
indikator yang diharapkan.
Untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 1 MI Yahya, peneliti
akan menggunakan media gambar. Gambar merupakan media yang dapat
dipergunakan untuk berbagai permainan yang dapat membuat anak didik senang
melakukannya. Gambar juga merupakan sarana atau media untuk merangsang
motivasi siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan, karena
dengan gambar-gambar yang yang beragam siswa akan termotivasi untuk
membaca.
B. IdentifikasiArea dan Fokus Penelitian
Dari latar belakang di atas yang menjadi masalah dalam penelitan tersebut
adalah:
1. Rendahnya kemampuan siswa kelas 1 MI Yahya dalam membaca permulaan
2. Kurangnya motivasi siswa dalam membaca permulaan
3. Penggunaan metode yang masih belum tepat
4. Kurangnya penggunaan media pembelajaran yang beragam
5. Kurangnya kerjasama antara orang tua dan pihak sekolah
4
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Dari identifikasi masalah diatas, yang menjadi masalah dalam penelitaian
adalah “Rendahnya kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 1 MI
Yahya”. Dari masalah tersebut peneliti akan menggunakan media gambar untuk
meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 1 MI Yahya
Islamic Fullday School Pondok Gede bekasi.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut “Bagaimana penggunaan media gambar untuk peningkatan
kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Yahya
Pondok Gede Bekasi.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan penulis untuk mengetahui peningkatan kemampuan
membaca menggunakan media gambar pada siswa kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah
Yahya Islamic Fullday School jalan Kemang Sari I nomor 74A, Jati bening Baru,
Pondok Gede, Bekasi.
F. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka hasil penelitian ini
diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam
pembelajaran membaca permulaan.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu
meningkatkan kemampuan membaca permulaan.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membuktikan
efektivitas penggunaan mediagambar dalam meningkatkan kemampuan
membaca permulaan kelas 1 di Sekolah Dasar.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Pengertian Kemampuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kemampuan
berasal dari kata mampu yang berarti sanggup1. Menurut Kamus
Bahasa Indonesia untuk Pelajar, ”kemampuan, perihal mampu,
kesanggupan, kecakapan, kekuatan, untuk mencapai cita-citanya”.2
Menurut Robbins, “kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu, 1)
Kemampuan intelektual (intelectual ability), merupakan kemampuan
untuk melakukan aktivitas secara mental, kemampuan fisik (physical
intelectual), merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan
stamina, kekuatan, dan karakteristik fisik”.3
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan itu dapat diidentifikasi sebagai kesanggupan,
kecakapan, kekuatan, atau potensi diri sendiri. Kemampuan awal
siswa merupakan prasarat yang diperlukan siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar selanjutnya. Kemampuan adalah suatu
kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu
apabila ia dapat melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Dalam
proses belajar mengajar, kemampuan awal siswa dapat menjadi titik
tolak untuk membekali siswa agar dapat mengembangkan kemampuan
baru. Kemampuan awal inilah yang akan menjadikan siswa dapat
mengembangkan kemampuan lebih luas lagi.
1Kamus Besar Bahasa Indonesia
2Kamus Umum Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Edisi ketiga
3Robbins (http://www.digib.petra.ac.id)
6
2. Hakikat Membaca
a. Pengertian Membaca
Menurut Hodgson seperti dikutip oleh Isah Cahyani, dkk
menjelaskan bahwa “membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan melalui media kata-kata atau bahasa tulis”.4
Suatu proses yang menuntut kelompok kata yang merupakan suatu
kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna
kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak
terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan tersirat tidak akan tertangkap
atau dipahami dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Menurut Novi Resmini, dkk “membaca adalah proses bahasa:
anak yang akan belajar membaca harus memahami hubungan antara
membaca dan bahasanya.”5 Proses karena salah satu langkahnya yang
esensial adalah dengan bahasa yang dilisankan. Siswa difokuskan
pada kata-kata tunggal dan huruf-huruf dalam kata kemudian
membunyikannya.
Menurut Anderson dalam H.G. Tarigan dari segi linguistik,
membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan
dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian
(encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah
menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna
bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup
pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna.6
Istilah-istilah linguistik decoding dan encoding tersebut akan lebih
mudah dimengerti kalau kita dapat memahami bahasa (language)
adalah sandi (code) yang direncanakan untuk membawa/mengandung
makna (meaning). Membaca sebagai suatu penafsiran atau interpretasi
4 Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (UPI Press: 2007) Cet. 1, h.
98 5 Novi Resmini, Yayah Churiyah, Nenden Sundori, Membaca dan Menulis di SD Teori dan
pengajaran, (UPI Press: 2006) Cet. 1, h.2 6Henry Guntur tarigan, Mebaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008) h. 7
7
terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses
pembacaan sandi (decoding process).
Menurut H.G. Tarigan “Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis.”7
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan membaca
merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi, yang kemudian
informasi tersebut disampaikan kembali dalam bentuk lisan maupun
tulisan. Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan
sehari-hari, karena membaca selain memperoleh informasi tetapi
berfungsi juga untuk memperluas pengetahuan bahasa seseorang.
Dengan demikian sejak kelas awal SD, anak perlu mendapat latihan
membaca dengan baik khususnya membaca permulaan.
b. Pengertian Membaca Permulaan
Pada awal persekolahan murid-murid kelas 1 SD/MI dikenalkan
membaca permulaan, untuk pertama kalinya para murid baru
diperkenalkan dengan lambang-lambang tulis yang biasa digunakan
untuk berkomunikasi. Sasaran utamanya adalah agar murid-murid
kelas 1 Sd/MI memiliki kemampuan membaca pada tingkat dasar.
Kemampuan dasar inilah yang akan menjadi landasan bagi
keterampilan-keterampilan lain.
Menurut Solchan T.W., dkk “Kemampuan membaca permulaan
lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni
kemampuan melek huruf. Maksudnya anak-anak dapat mengubah dan
melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi
bermakna”.8 Dalam tahap ini anak-anak dapat melafalkan lambang-
lambang bunyi tanpa diikuti pemahaman terhadap lambang-lambang
bunyi tersebut.
7Henry Guntur Tarigan, Ibid
8 Solchan t.W.,dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009) cet.
7, h. 6.6.
8
Masih menurut Solchan T.W., dkk “Kemampuan melek huruf
ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju pemilikan kemampuan
membaca tingkat lanjut, yakni melek wacana”.9 Kemampuan pada
tahap ini yaitu kemampuan mengubah lambang-lambang tulis menjadi
bunyi-bunyi bermakna dan disertai pemahaman akan lambang-
lambang tersebut.
Membaca permulaan dalam Depdikbud adalah pengajaran
membaca awal yang diberikan kepada siswa kelas 1 dengan tujuan
agar siswa terampil membaca serta mengembangkan pengetahuan
bahasa, keterampilan berbahasa guna menghadapi kelas berikutnya.
Menurut Akhadiah dalam Zuchdi dan Budiasih, Pembelajaran
membaca permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya
adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan
menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar
untuk membaca lanjut. Pembelajaran membaca permulaan
merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk
menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa.
Tingkatan ini sering disebut tingkatan belajar membaca
(learning to read). Membaca lanjut merupakan tingkatan proses
penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang
terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini disebut sebagai
membaca untuk belajar (reading ti learn).10
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa,
membaca permulaan adalah kemampuan membaca dasar yang harus
dikuasai oleh siswa sejak dini. Membaca permulaan merupakan
tahapan proses membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa
belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik
membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Kemampuan
membaca permulaan berkaitan langsung dengan seluruh proses
pembelajaran di sekolah. Keberhasilan belajar siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan
membaca siswa itu sendiri.
9ibid
10 Akhadiah dalam Zuchdi dan Budiasih, (http://www.hudaita.blogspot.com)
9
c. Tujuan Membaca Permulaan
Standar kompetensi aspek membaca di kelas 1 sekolah
dasar adalah siswa mampu membaca dan memahami teks pendek
dengan cara membaca lancar (bersuara) dan membaca nyaring
beberapa kalimat sederhana. Standar kompetensi ini diturunkan
ke dalam empat buah kompetensi dasar, yakni:
1) Membiasakan sikap membaca yang benar
2) Membaca nyaring
3) Membaca bersuara (lancar)
4) Membacakan penggalan cerita
Menurut Henry Guntur Tarigan Keterampilan membaca
nyaring yang harus dikuasai siswa kelas 1 adalah:
1) Mempergunakan ucapan yang tepat
2) Mempergunakan frase yang tepat (bukan kata demi kata)
3) Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah
terpahami
4) Memiliki perawakan dan sikap yang baik serta merawat buku
dengan baik
5) Menguasai tanda-tanda baca sederhana, seperti: titik (.), koma (,),
tanda tanya (?), tanda seru (!).11
Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa membaca
permulaan mempunyai tujuan yaitu siswa diharapkan dapat
membaca dengan lancar, lafal dan intonasinya tepat, serta
memiliki sikap membaca yang benar.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Permulaan di
SD/MI
Menurut Solchan T.W., dkk “pembelajaran membaca permulaan
bagi siswa kelas 1 SD dapat dibedakan menjadi 2 tahapan, yakni
11
H.G. Tarigan, op. cit., h. 26
10
belajar membaca tanpa buku, dan belajar membaca dengan
menggunakan buku”.12
Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Permulaan Tanpa
Buku:
Menurut Solchan T.W., dkk ada beberapa langkah dalam
pembelajaran membaca permulaan, yaitu:
1) Menunjukkan gambar
2) Menceritakan gambar
3) Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
4) Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui
bantuan gambar
5) Membaca tulisan bergambar
6) Membaca tulisan tanpa gambar
7) Memperkenalkan huruf, suku kata, kata atau kalimat dengan
bantuan kartu13
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
membaca permulaan ada tahapan dan langkah-langkah yang harus
diikuti untuk mempermudah siswa dalam belajar membaca.
Langkah-langkah ini bisa dijadikan panduan guru dalam
mengajarkan siswa belajar membaca permulaan.
3. Hakikat Media Gambar
a. Pengertian Media
Media merupakan alat yang digunakan untuk
menyampaikan suatu pembelajaran, penggunaan media akan
menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna.
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara
harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam
bahasa Arab, media adalah perantara (wasaail) atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad mengatakan bahwa
“media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
12
Tatat Hartati, Ernalis, dan Yayah Churiah, Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia di Kelas
rendah (Bandung:UPI Press, 2006), cet.1. h. 158 13
ibid
11
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap”.14
Menurut Heinich dan kawan-kawan dalam Arsyad
mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang
mengantar informasi antara sumber belajar dan penerima.
Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah
media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-
pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu
disebut media pembelajaran.15
Menurut Hindun “media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pengajaran”.16
Menurut Atwi Suparman seperti dikutip oleh Pupuh
Fathurrohman, dkk mendefinisikan “media merupakan alat yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim
kepada penerima pesan”.17
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa,
media adalah alat yang dijadikan perantara oleh si pemberi
informasi sehingga mudah diterima dan dimengerti oleh si
penerima, sehingga si penerima memperoleh pengetahuan yang
diharapkan.
b. Manfaat Media Pendidikan dalam Proses Pembelajaran
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-
kegunaan sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan saja)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti
obyek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerak yang terlalu
14
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), cet. 14, h. 3 15
Ibid, h. 4 16
Hindun, of cid, h.92 17
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2009), cet. 3, h. 65
12
lambat atau terlalu cepat, kejadian atau peristiwa yang terjadi
dimasa lalu dapat ditampilkan lagi, obje yang terlalu komplek,
konsep yang terlalu luas.
3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat mengatasi sikap pasif anak didik, karena media
pendidika berguna untuk: menimbulkan kegairahan belajar,
memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak
didik dengan lingkungan dan kenyataan.
4) Memberikan perangsang yang sama
5) Mempersamakan pengalaman
6) Memberikan persepsi yang sama18
Menurut Levie dan Letz mengemukakan empat
fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu
(a) fungsi atensi media visual merupaka inti, yaitu menarik
dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi
kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. (b)
fungsiafektif media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang
bergambar. (c) fungsi kognitif media visual terlihat dari
temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuan. (d) fungsi kompensatoris media pembelajaran
terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks membantu
siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengaitkannya kembali.19
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat
media pembelajaran adalah:
1) Menarik perhatian siswa
2) Menggugah emosi dan sikap siswa (memotivasi siswa)
3) Memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran
4) Siswa lebih memahami isi pelajaran
5) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
18
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), cet. 14, h. 17 19
Azhar Arsyad, op.cit., h. 17
13
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam media auditif,
visual, dan media audiovisual. Media auditif adalah media yang
hanya mengandalkan suara saja, seperti radio, cassete recorder,
piringan hitam. Media visual adalah media yang hanya
mengandalkan indera penglihatan, contonya seperti film strip
(film rangkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Media
audiovisual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar.
Dilihat dari daya liputnya, media dibagi menjadi dua, yaitu
media dengan daya liput luas dan serentak dan media dengan
daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat.
Dilihat dari bahan pembuatannya media dibagi menjadi
dua, yang pertama media sederhana, yaitu media yang bahan
dasarnya mudah diperoleh dengan harga yang murah, cara
pembuatannya mudah dan penggunaannya tidak sulit. Kedua
media kompleks, yaitu media dengan bahan yang sulit didapat,
alat tidak mudah dibuat dan harga relatif mahal.
d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam memilih media pembelajaran diperlukan kriteria-
kriteria agar media yang digunakan tepat sesuai sasaran. Sehingga
media yang dipilih benar-benar sesuai dengan situasi dan kondisi
siswa.
Menurut Pupuh Fathurrohman, dkk. jika guru akan
menggunakan media pengajaran dengan cara memanfaatkan
media yang telah ada, maka dapat merujuk pada kriteria berikut:
1) Apakah topik yang akan dibahas dalam media tersebut dapat
menarik minat anak didik untuk belajar?
2) Apakah materi yang terkandung dalam media tersebut
penting dan berguna abgi anak didik?
3) Apakah media itu sebagai sumber pengajaran yang pokok,
apakah isinya relevan dengan kurikulum yang berlaku?
14
4) Apakah materi yang disajikan otentik dan aktual, ataukah
informasi yang sudah lama diketahu dan peristiwanya telah
terjadi?
5) Apakah fakta dan konsepnya terjamin kecermatannya atau
ada suatu hal yang masih diragukan?
6) Apakah format penyajiannya berdasarkan tata urutan belajar
yang logis?
7) Apakah pandangannya objektif dan tidak mengandung unsur
pripaganda atau hasutan terhadap anak didik?
8) Apakah narasi, gambar, efek, warna dan sebagainya
memenuhi syarat standar kualitas teknis?
9) Apakah bobot penggunaan bahasa, simbol-simbol dan
ilustrasi sesuai dengan tingkat kematangan berfikir anak
didik?
10) Apakah sudah diuji kesahihannya (validitas)?20
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, mengemukakan
rumusan pemilihan media dengan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media
pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang
telah ditetapkan.
2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan
pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan
generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih
dipahami siswa.
3) Kemudahan memperoleh media, artinya media yang
diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat
oleh guru pada waktu mengajar.
4) Keterampilan guru dalam menggunakan apapun jenis media
yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat
menggunakannya dalam proses pengajaran.
5) Sesuai dengan taraf berfikir siswa, memilih media untuk
pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir
siswa.21
Dari kriteria-kriteria pemilihan media pembelajaran di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa kriteria-kriteria dalam pemilihan media
adalah sebagai berikut:
20
Pupuh Fathurrohman, Sobry Sutikno, op.cit., h. 70 21
Ibid, h. 72
15
1) Media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran (sesuai
dengan tujuan instruksional)
2) Media harus mendukung bahan pelajaran
3) Media harus mudah diperoleh atau mudah dibuat oleh guru
pada saat mengajar dan praktis penggunaannya
4) Guru dapat menggunakan media tersebut
5) Media yang dipilih sesuai dengan taraf berfikir siswa
e. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar
Media gambar merupakan media visual. Menurut Arief S.
Sadiman, dkk media gambar adalah media yang paling umum
dipakai. Dia menggunakan bahasa yang umum, yang dapat
dimengerti dan dinikmati dimana-mana.22
Kelebihan Media gambar:
1) Sifatnya kongkrit. Gambar lebig realistis menunjukkan pokok
masalah dibandingkan dengan media verbal semata
2) Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu. Tidak semua benda,
objek atau peristiwa dapat dihadirkan di kelas dan tidak selalu
bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa tersebut.
Dengan gambar dapat mengatasi hal-hal tersebut
3) Media gambar dapat mengatasi keter batasan pengamatan kita
4) Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan
untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalah pahaman.
5) Murah harganya dan mudah didapat serta mudah digunakan,
tanpa memerlukan peralatan khusus
Kelemahan media gambar:
1) Gambar hanya menekankan indera mata
2) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran
22
Arief S. Sadiman, dkk, Op. cit., h. 29
16
3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar23
Dari teori di atas bahwa media gambar memiliki kelebihan
dan kekurangan, dengan kelebihan dan kekurangan inilah kita
sebagai guru harus bisa memilih gambar yang tepat untuk
dijadikan media pembelajaran. Gambar yang dipilih tentunya
gambar yang seminimal mungkin memiliki kelemahan atau
kekurangan, sehingga gambar tersebut bisa efektif untuk dijadikan
media pembelajaran.
Menurut Arief S. Sadiman, dkk, ada enam syarat yang perlu
dipenuhi oleh gambar yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai
media pendidikan.
1) Autentik
Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti
kalau orang melihat benda sebenarnya.
2) Sederhana
Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-
poin pokok dalam gambar.
3) Ukuran relatif
Gambar dapat membesarkan atau memperkecil objek/benda
sebenarnya.
4) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan
5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya
siswa sering kali lebih baik.
6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang
bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari
sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.24
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memilih
gambar yang akan dijadikan media pembelajaran harus memenuhi
syarat-syarat. Sehingga gambar tersebut layak dijadikan sebagai
media pembelajaran.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitan yang akan dilakukan oleh peneliti, mengacu pada
penilitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti-peniliti sebelumnya.
Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Irma
23
Ibid., h. 31 24
Ibid., h. 33
17
Febriani, dengan judul skripsi “Penggunaan Media Gambar untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Bagi Siswa Kelas II
Sekolah Dasar” (Kelas 2 SD Negeri Cilumber Kabupaten Bandung Barat).
Hasil penelitian tersebut adalah bahwa penggunaan media gambar
terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan.
Berdasarkan penelitian, dapat diketahui bahwa pada siklus 1, nilai
kemampuan membaca siswa dengan kategori “baik”, yaitu 55%,
sedangkan pada siklus 2 nilai kemampuan membaca siswa dengan
kategori baik naik menjadi 100%.25
Selain penelitian yang dilakukan oleh Irma Febriani, ada juga
penelitian yang dilakukan oleh Adi Ogi Shogirin dengan judul skripsi
“Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Berbicara pada Siswa
Kelas V MI Raudhatul Islamiyah Batuceper, Tangerang Tahun Pelajaran
2012/2013”.
Hasil penelitiannya adalah bahwa penggunaan media gambar yang
tepat terbukti efektif meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
Berdasarkan penelitian , dapat diketahui bahwa pada siklus I dari 30 siswa
hanya 50% yang dapat menjawab pertanyaan berdasarkan gambar. Pada
siklus II terjadi perubahan nilai menjadi 70% di kelompok yang
menggunakan media gambar, pada siklus III siswa dapat mencapai 80%.
Setelah melalui rangkaian siklus, kurang lebih 50% yang sudah mencapai
target KKM.26
Menurut Mulyadi dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Pada Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar (Suatu Penelitian Tindakan
Kelas pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Senden kecamatan Selo Kabupaten
Boyolali tahun Pelajaran 2009/2010. Dalam penelitiannya dikatakan
bahwa melalui model pembelajaran kooperatif, guru dapat meningkatkan
25
Irma Febriani, Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Permulaan Bagi Siswa Kelas II Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, 2014 26
Adi Ogi Shogirin, Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Berbicara pada Siswa
Kelas V MI Raudhatul Islamiyah Batuceper, Tangerang, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013
18
proses pembelajaran dan kemampuan membaca permulaan. Hasil
penelitiannya diperoleh bahwa tingkat ketuntasan klasikal pada siklus I
sebesar 43,75%, siklus II sebesar 68,75%, siklus III sebesar 87,5%.27
Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan peneliti Irma
Febriani terletak pada subyek penelitian dan kelas yang diteliti. Penulis
melakukan penelitian pada kelas 1, sedangkan peneliti di atas melakukan
penelitian pada kelas 2.
Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan Adi Ogi
Shogirin terletak pada kemampuan yang akan ditingkatkan kepada siswa.
Penulis melakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan membaca
permulaan, sedangkan peneliti di atas menggunakan media gambar untuk
meningkatkan kemampuan bercerita siswa.
Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan peneliti
Mulyadi terletak pada model pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Peneliti Mulyadi
menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan, sedangkan penulis menggunakan media
gambar untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori di atas, maka hipotesis dari penelitian ini
adalah “Penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan
membaca siswa kelas 1 MI Yahya Islamic Fullday School Pondok Gede
Bekasi”.
27
Mulyadi, Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di MI Yahya Islamic
Fullday School Jl. Kemang Sari 1 No 74A Pondok Gede Bekasi, di kelas 1
dengan jumlah siswa 27 siswa. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Agustus sampai November 2015, semester ganjil tahun pelajaran
2015/2016.
Tabel 1
Perincian Waktu Penelitian
KEGIATAN
BULAN
AGUS SEP OKT NOV DES
Persiapan √ √
Kegiatan Penelitian √ √
Analisis Data √ √ √
Laporan Penelitian √
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk Penelitian
Tindakan Kelas (Clasroom Action Reseach). Menurut Arikunto “penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama.1
Menurut Wiriaatmadja “penelitian tindakan kelas adalah
bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik
1 Tukiran Taniredja, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Alfabeta, cv, 2012), cet. 3, h. 15
20
pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka
dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran
mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.2
Menurut Sanford, “PTK merupakan suatu kegiatan siklus yang
bersifat menyeluruh yang terdiri atas analisis, penemuan fakta,
koseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, enemuan fakta tambahan, dan
evaluasi.3
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang
aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan
kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan praktik pembelajaran.
Berdasarkan model penelitian di atas, peneliti berkeinginan untuk
mengkaji dan merefleksikan penggunaan media gambar untuk
meningkatkan kemampuan membaca siswa. Dalam hal ini peneliti
memilih pokok bahasan membaca permulaan. Diharapkan, setelah
penelitian ini dilaksanakan masalah kurangnya kemampuan membaca
permulaan dapat diatasi.
Penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan melalui empat
langkah utama yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Keempat langkah tersebut saling berkaitan, dan dalam penelitian tindakan
kelas keempat langkah tersebut sering disebut satu siklus.
Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti
laksanakan sesuai prosedur yang meliputi empat langkah, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti bersama dengan kolaborator menyusun
rancangan tindakan yang akan dilakukan di dalam pelaksanaan
penelitian. Peneliti juga menyiapkan materi atau bahan ajar, rencana
2 Ibid
3 Ibid
21
pengajaran yang mencakup RPP, media pembelajaran, serta instrumen
atau evaluasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan semua tindakan yang telah
dirancang pada tahap sebelumya dan dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya agar tercapai sesuai tujuan yang telah ditetapka. Adapun
kegiatan pelaksanaan tindakan pada tahap ini seperti melaksanakan
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP dan menggunakan media
yang telah ditentukan. Tahap ini merupakan realisasi dari tahap
perencanaan.
Pada tahapan ini peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian
minimal melalui dua siklus. Jika dalam dua siklus belum mencapai hasil
yang diinginkan, maka akan dilakukan siklus berikutnya sampai
mencapai apa yang diharapkan. Target pencapaian yang diharapkan dari
penelitian ini adalah 80% dari siswa kelas 1 MI Yahya mencapai nilai
KKM, nilai KKM pelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 yaitu 75. Jika
target ini sudah tercapai maka penelitian dianggap selesai dan tidak
dilanjutkan dengan siklus berikutnya.
3. Pengamatan (Observing)
Kegiatan pengamatan dilakukan pada setiap siklus, dan bertujuan
untuk mengetahui aktivitas siswa dan aktivitas peneliti yang menjadi
indikator keberhasilan selama pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini
peneliti mengumpulkan data yang berisi tentang pelaksanaan tindakan,
dari hasil data tersebut memberikan pengaruh pada penyusunan
peencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus berikutnya.
Ada beberapa hal yang dijadikan objek pengamatan dalam
penelitian ini, yaitu:
a. Pelaksanaan skenario yang telah dirancang bersama antara peneliti
dan kolaborator. Kesesuaian antara skenario dengan pelaksanaan
tindakan - tindakan menjadi fokus pada tahap pengamatan. Ketidak
sesuaian antara scenario dengan pelaksanaan, kekurangan dan
22
kelemahan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan akan menjadi
pertimbangan dalam pelaksanaan tindakan tahap selanjutnya yang
tentunya harus lebih baik.
b. Aktivitas siswa dalam mengikuti dan melakukan proses pelaksanaan
tindakan. Dalam hal ini yang diamati adalah keaktifan siswa dan
antusias siswa. Kedua objek pengamatan di atas diukur dengan
menggunakan data kualitatif.
c. Hasil tes yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan
yang berupa data kuantitatif. Data tersebut berfungsi untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa sebelum mengikuti tahapan
pembelajaran dan setelah melakukan suatu tahapan pembelajaran.
Diantara tes yang dilakukan adalah pree tes, post tes, dan LKS.
4. Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan tahapan untuk memproses data yang
terkumpul pada saat melakukan tahap tindakan. Berdasarkan data yang
telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi. Hasil refleksi tesebut
digunakan untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya
mencapai tujuan yang diinginkan. Dari hasil refleksi inilah ditentukan
apakah penelitian dilanjutkan atau disudahi karena target telah
terpenuhi.
23
Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus.
Adapun rancangan siklus penelitianya dapat digambarkan sebagai berikut
Bagan 1
Rancangan Siklus Penelitian
Bagan di atas menggambarkan bahwa penelitian ini dilaksanakan minimal 2
siklus. Jika pada siklus ke 2 target yang telah ditetapkan tercapai maka
penelitian dihentikan, dan jika target belum tercapai maka ditindaklanjuti
dengan siklus selanjutnya.
Perencanaan
Pengamatan
Siklus I
Pengamatan
Pelaksanaan
Siklus II Pelaksanaan
Perencanaan
Refleksi
Refleksi
?
24
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1 MI Yahya Islamic
Fullday School, dengan jumlah siswa 27 siswa, dengan komposisi 12
siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian dilakuan pada semester
ganjil tahun pelajaran 2015/2016
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perencana
sekaligus pelaksana kegiatan. Pada penelitian ini peneliti membuat
perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan penelitian, mengumpulkan
data penelitian, menganalisis dan melaporkan hasil penelitian tersebut.
Pada tahap pengamatan, peneliti sebagai observer dalam mengamati proses
pembelajaran dan penelitian yang berlangsung.
Pelaksanaan penelitian dibantu oleh patner kerja (wali kelas 1)
yang berperan sebagai kolaborator dan observer, yang membantu
merumuskan rancangan pembelajaran, mengamati proses pembelajaran
yang berkaitan dengan aktivitas guru maupun aktivitas siswa, memberikan
masukan masukan dan saran untuk perbaikan pada perencanaan dan
pelaksanaan siklus berikutnya. Selain itu kolaborator juga membantu
dalam melakukan refleksi pada setiap akhir dari pelaksanaan siklus.
E. Tahapan Intervensi Data
Perencanaan tindakan ini diawali dengan identifikasi persoalan di
kelas, identifikasi penyebabnya, rancangan dan rencana alternatif
penyelesaiannya. Alternatif penyelesaian dilaksanakan dalam siklus
penelitian yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan observasi, evaluasi serta analisis dan refleksi. Setelah
dilakukan evaluasi dan refleksi pada siklus satu maka peneliti akan
melanjutkan pada perencanaan dan tindakan siklus dua. Jika data yang
diperoleh belum mencapai target yang ditentukan dan memerlukan
penyempurnaan, begitu selanjutnya, sampai hasil di akhir tindakan
menunjukkan bahwa criteria target atau tujuan penelitian yang telah
25
ditetapkan tercapai. Secara lebih rinci tahapan kegiatan pada siklus dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Tahapan Pelaksanaan Siklus I
SIKLUS
1
NO TAHAP PERENCANAAN
1 Mengkondisikan kelas sesuai dengan yang direncanakan
dalam RPP, yaitu membagi kelas menjadi beberapa
kelompok dengan cara acak dan dilakukan dengan cara
yang menyenangkan.
2 Membuat perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP
yang di dalamnya tercermin penggunaan media gambar
untuk membaca permulaan.
3 Mendiskusikan perencanaan pembelajaran (RPP) kepada
dosen pembimbing dan mitra (kolaborator)
4 Menyiapkan materi ajar
5 Menyiapkan media gambar
6 Mengembangkan format evaluasi dan format observasi
TAHAP PELAKSANAAN/TINDAKAN
1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Guru melakukan appersepsi dengan mengaitkan
pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan
bacaan yang sesuai dengan materi ajar
3 Melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan media gambar. Media gambar tersebut
dibuat bentuk-bentuk kartu, kemudian siswa diajak
26
menyusun kartu tersebut sesuai gambar. Siswa diajak
membaca kalimat yang terdapat dalam kartu-kartu
gambar secara bersama-sama dengan bimbingan guru.
Selanjutnya siswa secara bergantian mebaca kata yang
terdapat dalam kartu gambar, guru menilai kemampuan
membaca siswa. Untuk lebih menguatkan kemampuan
siswa, siswa diminta mengerjakan soal (LKS menarik
gambar dengan kata yang sesuai).
4 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan kalimat dalam bacaan yang masih sulit
dibaca
TAHAP OBSERVASI
Observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan kelas dan dilakukan oleh peneliti dan rekan
kolaborator. Obyek observasi adalah guru, siswa, dan proses
yang terjadi. Kejadian selama pelaksanaan pembelajaran baik
hal yang positif maupun negatif, yang menjadi kelebihan
maupun kekurangan tercatat secara rinci.
TAHAP REFLEKSI
Melakukan analisa terhadap semua data yang telah terkumpul
dari hasil observasi, hasil pree tes dan post tes. Menentukan
keberhasilan dan kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada
siklus satu sebagai landasan dalam merancang skenario
pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Tahapan Pelaksanaan Siklus II
27
SIKLUS
II
NO TAHAP PERENCANAAN
1 Memperbaiki kekurangan dan kelemahan-kelemahan
yang terjadi pada siklus pertama
2 Membuat perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP
yang di dalamnya tercermin penggunaan media gambar
untuk membaca permulaan.
3 Mendiskusikan perencanaan pembelajaran (RPP) kepada
dosen pembimbing dan mitra (kolaborator)
4 Menyiapkan materi ajar
5 Menyiapkan media gambar
6 Mengembangkan format evaluasi dan format observasi
TAHAP TINDAKAN
1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Guru melakukan appersepsi dengan mengaitkan
pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan
bacaan yang sesuai dengan materi ajar
3 Guru membagikan gambar, siswa diajak membaca
bersama-sama kalimat yang terdapat gambar tersebut
dengan bimbingan guru. Siswa diminta secara bergantian
membaca kalimat-kalimat tersebut, guru menilai
kemampuan membaca siswa. Untuk lebih meningkatkan
kemampuan membaca, siswa diminta menjawab
pertanyaan sesuai bacaan menggunakan LKS.
4 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
28
menanyakan kalimat dalam bacaan yang masih sulit
dibaca
TAHAP OBSERVASI
Observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan kelas dan dilakukan oleh peneliti dan rekan
kolaborator. Obyek observasi adalah guru, siswa, dan proses
yang terjadi. Kejadian selama pelaksanaan pembelajaran baik
hal yang positif maupun negatif, yang menjadi kelebihan
maupun kekurangan tercatat secara rinci.
TAHAP REFLEKSI
Melakukan analisa terhadap semua data yang telah terkumpul
dari hasil observasi, hasil pree tes dan post tes. Menentukan
keberhasilan dan kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada
siklus dua sebagai landasan apakah penelitian disudahi karena
telah mencapai target atau lanjut ke siklus berikutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan ini yaitu,
peningkatan kemampuan membaca permulaan menggunakan media
gambar. Selain itu hasil dari penelitian juga diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa.
Target pencapaian hasil tindakan yang diharapkan peneliti adalah
jika 80% dari seluruh siswa kelas I mencapai target KKM, yaitu 75 dan
rata-rata kelasnya diatas nilai KKM. Selagi nilai siswa belum mencapai
target tersebut, maka pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan siklus
berikutnya. Selain target tersebut, keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran dan aktivitas guru dalam pelaksanaan rencana pembelajaran
menjadi target penelitian.
29
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini didapat dari:
1. Data kualitatif didapatkan dari hasil observasi proses pembelajaran
yang berupa lembar observasi kegiatan siswa dan kegiatan guru
2. Data kuantitatif didapatkan dari nilai tes pada setiap siklus.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Tes Membaca
Tes membaca ini dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Adapun kriteria penilaian dalam keterampilan membaca ini
adalah sebagai berikut; pertama, kelancaran; kedua, lafal/intonasi, ketiga,
suara. Penskoran tiga kriteria penilaian tes kemampuan membaca dengan
cara mengkategorikan ke dalam kategori baik (skor 3), kurang baik (skor
2), tidak baik (skor 1).
2. Lembar observasi
Lembar observasi adalah salah satu alat yang dapat digunakan
untuk mengumpulkan data. Cara pengumpulan data tersebut dengan cara
melakukan pengamatan selama kegiatan penelitian berlangsung. Lembar
observasi ini berisi poin-poin tentang aktivitas atau kejadian yang
digambarkan akan terjadi selama kegiatan berlangsung. Adapun yang
menjadi pengamatan dalam lembar observasi ini adalah aktivitas peneliti
dan siswa.
I. Teknik Pengumpulan Data
Setelah data terkumpul maka dilakukan teknis analisis data, yaitu
peneliti memberi uraian hasil penelitian. Menganalisis data adalah suatu
proses mengolah dan mengintrepetasi data dengan tujuan untuk
mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga
memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.. Data
yang didapat berupa hasil belajar siswa dalam hal ini kemampuan membaca
permulaan dan hasil lembar observasi kegiatan siswa dan kegiatan guru
pada proses pembelajaran.
30
Berikut adalah teknik analisis data dalam penelitian ini:
1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap
siklus dengan analisis deskriptif yaitu analisis yang menggunakan
paparan sederhana. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi
terhadap aktivitas siswa dan aktivitas peneliti.
Berikut penulis tampilkan pedoman observasi siswa dan observasi guru
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3
Pedoman Observasi Kegiatan Siswa
No Kegiatan dalam Pembelajaran Hasil Pengamatan
SB B K SK
1 Siswa tertarik (merespon positif)
terhadap apersepsi yang diberikan
oleh guru
2 Siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran membaca permulaan
3 Siswa berani bertanya pada guru
4 Siswa mampu menjawab pertanyaan
dari guru
5 Siswa memperhatikan penjelasan
materi yang diberikan oleh guru
6 Siswa memanfaatkan media yang
diberikan oleh guru
7 Siswa mampu mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru
Jumlah Skor
Rata-rata
Kriteria Penilaian:
Hasil pengamatan diisi dengan tanda ceklis (√)
SB : Sangat baik, dengan skor 4
B : Baik, dengan skor 3
K : Kurang, dengan skor 2
31
SK : Sangat Kurang, dengan skor 1
Rata-rata = Jumlah Skor
7
Tabel 4
Pedoman Kegiatan Guru
No Aspek yang Dinilai Hasil Pengamatan
SB B K SK
1 Kegiatan Awal Pembelajaran
a. Mengkondisikan siswa ke
arah pembelajaran yang
kondusif
b. Memberikan motivasi
c. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
d. Melakukan apersepsi
2 Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Menyampaikan materi
dengan jelas dan mudah
dipahami
b. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
c. Mengarahkan siswa dalam
menggunakan media
gambar untuk membaca
permulaan
d. Membimbing siswa dalam
menggunakan media
gambar
e. Memberikan tes akhir
3 Kegiatan Akhir
a. Mengevaluasi hasil siswa
dalam membaca permulaan
b. Memberikan balikan pada
siswa
a. Menyimpulkan
pembelajaran
32
Jumlah Skor
Rata-rata
Kriteria Penilaian
SB : Sangat Baik, skor 4
B : Baik, skor 3
K : Kurang, skor 2
SK : Sangat Kurang, skor 1
Rata-rata = Jumlah skor
12
2. Menganalisis kemampuan membaca permulaan siswa
Pada bagian sebelumnya di Bab II halaman 9, menurut Henry
Guntur tarigan telah dijelaskan tentang keterampilan membaca nyaring
yang harus dikuasai siswa kelas II. Berdasarkan hal itu maka, berikut
adalah teknik penilaian dari kemampuan membaca siswa:
Tabel 5
Teknik Penilaian Kemampuan Membaca
No Aspek yang dinilai Skor Skor Maksimal
1 Kelancaran
a. Lancar
b. Kurang lancar
c. Tidak lancar
3
2
1
3
2 Lafal/intonasi
a. Baik/tepat
b. Cukup/kurang tepat
c. Kurang/tidak tepat
3
2
1
3
3 Suara
a. Nyaring dan jelas
b. Kurang nyaring
c. Tidak nyaring
3
2
1
3
Skor maksimal 9
33
Kriteria penilaian untuk pengamatan form pengamatan di atas adalah
sebagai berikut:
1) Kelancaran
3 = Lancar (tidak terbata-bata)
2 = Kurang lancar (terbata-bata)
1 = Tidak lancar
2) Lafal/intonasi
3 = Tepat, lafal/intonasi bersih tidak ada pengaruh bahasa daerah
2 = Kurang tepat, banyak salah, ada pengaruh bahasa daerah
1 = Tidak tepat
3) Suara
2 = Volume suara nyaring, dan jelas terdengar
2 = Volume suara kurang nyaring sehingga kurang jelas
1 = Volume suara tidak nyaring sehingga terdengar tidak jelas
Untuk mendapatkan nilai dengan skala 0-100, maka peneliti
menggunakan perhitungan penskoran nilai hasil belajar Bahasa Indonesia
siswa pada materi membaca permulaan sebagai berikut:
Nilai Hasil Belajar = perolehan skor total x skor ideal (100)
Skor maksimal (9)
Hasil pengolahan data ini kemudian dikategorikan dengan cara
mengkonversi nilai angka menjadi data kualitatif. Berikut adalah tabel hasil
konversi nilai hasil tes membaca menjadi data kualitatif:
34
Tabel 6
Tabel Konversi Nilai Hasil Tes Membaca Siswa menjadi Data
Kualitatif
Nilai Siswa Kategori
85-100 Sangat Baik
70-84 Baik
55-69 Cukup
46-54 Rendah
0-45 Sangat Rendah
3. Membuat persentase pencapaian KKM
4. Menentukan nilai rata-rata kelas
5. Menentukan keberhasilan proses pembelajaran
J. Analisis Data dan Interpretasi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif
dan data kuantitatif. Proses analisa data yang berkaitan dengan data
kualitatif dilakukan selama proses penelitian berlangsung bersamaan
dengan pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data dalam
satu siklus.4 Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan
peneliti dan kolaborator yang disajikan dalam bentuk tabel.
Analisa data yang bersifat kuantitatif diolah secara statistik
deskriptif yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, cet. Ke-11, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 246.
35
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi.5
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil
yang diharapkan belum mencapai kriteria yang diharapkan yaitu 80%
siswa mencapai KKM, maka akan ditindaklanjuti sebagai rencana
perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Apabila setelah melakukan analisis dan
refleksi pada siklus I, indikator keberhasilan belum tercapai maka
penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Jika pada siklus II belum
mencapai target maka penelitian dilanjutkan dengan siklus-siklus
berikutnya.
Penelitian ini dihentikan apabila didapati bahwa penggunaan media
gambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan, yaitu 80%
siswa mencapai nilai KKM (75). Atau dengan kata lain kemampuan
membaca permulaan siswa mengalami peningkatan dari pembelajaran
sebelumnya. Selain kemampuan membaca siswa yang meningkat, hasil
observasi dan motivasi siswa juga menjadi target dalam penelitian ini.
Kriteria Ketuntasan Minimal diuraikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 7
Kriteria Ketuntasan Minimal
KOMPETENSI DASAR
DAN INDIKATOR
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Penetapan Ketuntasan
Kompleksitas Daya
Dukung
Intake Jml
3. Memahami teks pendek
dengan membaca nyaring
3.1 Membaca nyaring suku
kata dan kata dengan lafal
75 74 76 75
5 Ibid., h. 147.
36
yang tepat
3.2 Membaca nyaring kalimat
sederhana dengan lafal dan
intonasi yang tepat
76 75 74 75
KKM 75
37
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
1. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Yahya Bekasi
Madrasah Ibtidaiyah Yahya satu-satunya sekolah MI yang melakukan
waktu pembelajaran Full Day School di kota Bekasi. MI Yahya didirikan pada
tahun 2002 yang beralamatkan di Jalan Kemangsari I No. 74A Jatibening
Baru, Pondok Gede – Bekasi. Yang menjabat sebagai kepala MI Yahya adalah
Ir. Hendra Sudrajat. Beliau adalah seorang kepala sekolah yang sangat peduli
dengan pendidikan di lingkungan sekitar. Beliau menyadari betul akan
pentingnya pendidikan terutama pendidikan agama dan akhlakul karimah.
2. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Yahya
a. Visi
“Menjadi madrasah yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan landasan aqidah Islam”
b. Misi
1) Menghadirkan suasana belajar yang kondusif dan islami.
2) Menumbuhkembangkan potensi siswa sehingga memiliki
keterampilan hidup.
3) Membangun sikap disiplin, mandiri, kreatif dan berakhlak mulia pada
setiap keadaan.
4) Meluaskan wawasan siswa dalam dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi.
5) Membangun citra diri yang baik.
3. Tujuan Sekolah
Tujuan sekolah MI Yahya adalah:
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sikap dan praktik serta amaliah
keagamaan Islam warga madrasah.
b. Menciptakan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan umum dan agama
38
c. Menumbuhkan kepedulian dan kesadaran warga madrasah terhadap
keamanan, kebersihan, dan keindahan lingkungan madrasah.
d. Mengoptimalkankuantitas dan kualitas sarana/prasarana dan fasilitas yang
mendukung peningkatan prestasi akademik dan non akademik.
e. Menerapkan manajemen pengendalian mutu madrasah, sehingga
meningkatkan kinerja madrasah secara keseluruhan
4. Data Tenaga Kependidikan
Pendidik (guru) merupakan hal yang paling penting dalam dunia
pendidikan. Tanpa adanya guru pendidikan tidak akan berjalan dengan baik.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan MI Yahya, maka pendidikan guru
minimal S – 1. Untuk itu bagi guru yang lulusan SLTA sederajat dan DII,
dianjurkan menempuh pendidikan kembali sampai bergelar Sarjana
Pendidikan.
5. Kondisi Awal Siswa Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Yahya
Siswa kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Yahya berjumlah 27 siswa, terdiri
dari 13 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Secara keseluruhan prestasi
siswa kelas 1 baik, seluruh siswa dapat bersatu dan kompak. Proses
pembelajaran di kelas 1 sudah berjalan cukup baik, hal ini dibuktikan dengan
keaktifan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Jika siswa belum jelas
dengan pelajaran yang disampaikan guru maka siswa tidak segan untuk
bertanya.
Pembelajaran yang sudah berjalan baik tersebut kurang didukung
dengan media pembelajaran. Siswa kelas 1 sangat memerlukan media
pembelajaran terutama untuk pembelajaran membaca permulaan. Kurang
dimanfaatkannya media pembelajaran membuat siswa sulit memahami materi
membaca dan kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan membaca permulaan.
Hal ini dapat dilihat berdasarkan perolehan nilai awal sebelum diadakan
tindakan.
B. Deskripsi Data
Proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru selama ini
lebih menekankan pada materi pelajaran Bahasa Indonesia bukan pada
keterampilan bahasa. Selain itu kurangnya pemanfaatan media pembelajaran
39
membuat siswa kurang tertarik untuk belajar Bahasa Indonesia, sedangkan siswa
kelas 1 sangat memerlukan media untuk memahami materi. Kondisi inilah yang
mengakibatkan hasil belajar Bahasa Indonesia terutama membaca permulaan
kurang memuaskan.
Penulis telah melakukan tes awal membaca permulaan sebelum menggunakan
media gambar. Pembelajaran tersebut dilakukan pada hari Kamis tanggal 29
Oktober 2015 dan penulis sebut dengan kegiatan penelitian awal (pra siklus).
Hasil dari tes tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 8
Hasil Pembelajaran Membaca Permulaan Sebelum Menggunakan Media
Gambar (Pra Siklus)
No Kategori Hasil
Membaca Permulaan
Jumlah Siswa Keterangan
Jml Persentase
1 Sangat Baik 0 0% Mencapai KKM
2 Baik 10 37,04% Mencapai KKM
3 Cukup Baik 4 14,81% Belum Mencapai KKM
4 Kurang Baik 5 18,52% Belum Mencapai KKM
5 Tidak Baik 8 29,63% Belum Mencapai KKM
Rata-rata Kelas 67,81 Belum Mencapai KKM
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebelum melaksanakan siklus,
siswa yang mencapai nilai KKM (75) berjumlah 10 orang atau 37,04% saja dari
27 siswa, artinya 17 siswa atau 62,96% belum mencapai KKM. Selain itu nilai
rata-rata kelas juga masih belum mencapai nilai KKM yaitu hanya sebesar 67,81
Jika melihat target yang ingin dicapai penulis pada penelitian ini yaitu:
1. Penelitian berhasil jika kemampuan membaca permulaan siswa mencapai nilai
KKM sebanyak 80% dari seluruh jumlah siswa, maka target belum tercapai.
2. Nilai rata-rata kelas dalam kemampuan membaca permulaan lebih besar dari
nilai KKM Bahasa Indonesia, maka target belum tercapai.
Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian dengan tujuan meningkatkan
kemampuan membaca permulaan menggunakan media gambar.
40
C. Analisis Data
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang terdapat
di sekolah. Dari hasil observasi pada kegiatan awal (pra siklus) didapatkan
bahwa pada kelas I MI Yahya Pondok Gede Bekasi pembelajaran Bahasa
Indonesia yang dilakukan oleh guru kurang memanfaatkan media
pembelajaran. Padahal bagi siswa kelas I adanya media dalam
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal inilah
yang menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas. Hasil tes awal pada pra siklus juga menyatakan hal
yang sama yaitu masih rendahnya kemampuan membaca siswa.
Setelah mengetahui permasalahan di kelas, penulis dan wali kelas I
merancang desain pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
membaca permulaan siswa dengan menggunakan media gambar dalam
pembelajaran.
Desain pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam silabus KTSP,
perencanaannya sebagai berikut:
1) Menentukan Pokok Bahasan
Pokok bahasan disesuaikan dengan Standar Kompetensi yaitu
memahami teks pendek dengan membaca nyaring. Kompetensi Dasar
yaitu membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.
Pemilihan materi ini berdasarkan pokok bahasan yang terdapat pada
silabus KTSP kelas I semester 1.
2) Mengembangkan Silabus menjadi Rencana Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun untuk 2 jam pelajaran
yaitu 2x35 menit, RPP dibuat secara rinci meliputi: standar
kompetensi, kompetensi dasar, indicator, tujuan pembelajaran, materi,
kegiatan pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran, metode,
dan penilaian.
3) Mempersiapkan Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan adalah media gambar, gambar
tentang kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, tidur dll. Gambar
di tempel di karton kemudian digunting dibuat bentuk kartu-kartu,
kartu gambar, kartu kata.
41
4) Mempersiapkan Sumber Belajar
Sumber belajar terdiri dari buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia
kelas I, silabus KTSP kelas I semester 1, serta lingkungan belajar
siswa.
5) Menyusun Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa disusun menyatu dengan RPP untuk
mengukur kemampuan membaca permulaan siswa.
6) Mengembangkan soal evaluasi pembelajaran
Siswa membaca kata yang sesuai dengan gambar, guru
melakukan evaluasi untuk menilai aspek-aspek dalam membaca
permulaan yaitu, lafal dan intonasi, kelancaran, dan suara.
b. Tahap Tindakan
Proses pembelajaran siklus I dilaksanakan pada Rabu 4 November
2015 dan Kamis tanggal 5 November 2015. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru dan yang bertindak sebagai observer adalah wali
kelas I. Pelaksanaan tindakan secara garis besarnya adalah sebagai
berikut:
1) Tahap awal
Setelah berdoa, absensi siswa, menyampaikan tujuan
pembelajaran, apersepsi dilakukan dengan bernyanyi lagu “Bangun
Tidur”, Tanya jawab lagu tersebut. Siswa terlihat senang dan gembira.
2) Tindakan inti
Guru memperlihatkan gambar kegiatan sehari-hari antara lain
gambar anak yang sedang bangun tidur, mandi, makan, dan berangkat
sekolah. Dari penyajian gambar tersebut, siswa distimulasi dengan
pertanyaan yang berhubungan dengan gambar, siswa menafsirkan
gambar dan membaca kata sesuai dengan gambar. Guru mencontohkan
cara membaca nyaring dengan benar, dengan memperhatikan lafal,
intonasi dan volume suara yang nyaring.
Mula-mula seluruh siswa membaca bersama-sama, kemudian
perkelompok dan dilanjutkan membaca satu persatu. Setiap kesalahan
yang dilakukan oleh siswa, guru langsung mengoreksi dan
membetulkan cara membaca yang baik. Kegiatan membaca kata-kata
sesuai gambar dilakukan berulang-ulang sehingga aspek lafal, intonasi
dan volume suara siswa betul-betul sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk memantapkan siswa dalam membaca, siswa diajak untuk
mencocokkan kartu kata dengan gambar secara kelompok. Setelah
42
kegiatan dilakukan secara kelompok, dilanjutkan dengan satu persatu
siswa mencocokkan gambar dengan kata yang tepat. Selain permainan
mencocokkan gambar dengan kata yang tepat, siswa diajak mencari
pasangan, kelompok satu memegang gambar dan kelompok dua
memegang kartu kata. Selanjutnya setiap anak mencari pasangannya
antara gambar dengan kata yang tepat yang dipegang oleh temannya.
Dilanjutkan dengan mengerjakan LKS menarik garis antara gambar
dengan kata yang tepat.
3) Tindakan akhir
Sebelum menutup kegiatan pembelajaran guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan kata mana yang masih
sulit dibaca. Guru dan siswa bersama-sama memantapkan materi
dengan membuat kesimpulan dari pokok bahasan yang telah dipelajari.
Guru tidak lupa senantiasa memberikan pesan moral agar siswa selalu
giat belajar membaca, mendengarkan nasihat orang tua dan guru.
Kegiatan secara lebih rinci tertuang dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi peneliti berkolaborasi dengan wali kelas 1 untuk
melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa
lembar observasi siswa dan guru. Hasil pengamatan pada siklus I adalah
sebagai berikut:
1) Hasil Lembar Observasi
a) Hasil Lembar Observasi Kegiatan Siswa
Lembar observasi kegiatan siswa penulis gunakan untuk
mengetahui respon siswa atau sikap siswa ketika proses
pembelajaran menggunakan media gambar. Berikut adalah hasil
lembar observasi kegiatan siswa yang penulis tampilkan dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 9
Hasil Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I
No Kegiatan dalam Pembelajaran Hasil Pengamatan
SB B K SK
1 Siswa tertarik (merespon positif)
terhadap apersepsi yang diberikan
√
43
oleh guru
2 Siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran membaca permulaan
√
3 Siswa berani bertanya pada guru √
4 Siswa mampu menjawab pertanyaan
dari guru
√
5 Siswa memperhatikan penjelasan
materi yang diberikan oleh guru
√
6 Siswa memanfaatkan media yang
diberikan oleh guru
√
7 Siswa mampu mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru
√
Jumlah Skor 8 15
Rata-rata 3,28
Keterangan:
SB : Sangat Baik
B : Baik
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
Kriteria Penilaian
Diisi dengan tanda ceklis (√)
SB : 4
B : 3
K : 2
SK : 1
Rata-rata = Jumlah Skor
7
Berdasarkan tabel hasil pengamatan selama kegiatan
pembelajaran pada siklus I, kegiatan siswa dalam kategori sangat
baik dinilai 8, kategori baik dinilai 15 dengan nilai rata-rata 3,28.
Dari hasil tersebut maka proses pembelajaran dengan media
gambar sudah terlihat baik, tetapi masih ada beberapa siswa yang
kurang berani dalam bertanya kepada guru (masih malu-malu),
44
masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan
guru, kurang serius dalam melakukan proses pembelajaran.
b) Hasil Lembar Observasi Kegiatan Guru
Lembar observasi kegiatan guru penulis buat untuk mengamati
kinerja guru selama proses pembelajaran membaca permulaan
dengan menggunakan media gambar. Berikut adalah hasil lembar
observasi kinerja guru yang penulis tampilkan dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 10
Hasil Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I
No Aspek yang Dinilai Hasil Pengamatan
SB B K SK
1 Kegiatan Awal Pembelajaran
a. Mengkondisikan siswa ke
arah pembelajaran yang
kondusif
√
b. Memberikan motivasi √
c. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
d. Melakukan apersepsi √
2 Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Menyampaikan materi
dengan jelas dan mudah
dipahami
√
b. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
√
c. Mengarahkan siswa dalam
menggunakan media
gambar untuk membaca
permulaan
√
d. Membimbing siswa dalam
menggunakan media
gambar
√
e. Memberikan tes akhir √
3 Kegiatan Akhir
a. Mengevaluasi hasil siswa
dalam membaca permulaan
√
b. Memberikan balikan pada
siswa
√
c. Menyimpulkan √
45
pembelajaran
Jumlah Skor 16 24
Rata-rata 3,33
Keterangan:
SB : Sangat Baik
B : Baik
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
Kriteria Penilaian
Diisi dengan tanda ceklis (√)
SB : 4
B : 3
K : 2
SK : 1
Rata-rata = Jumlah Skor
12
Berdasarkan tabel hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran
pada siklus I, kegiatan guru dalam kategori sangat baik dinilai 16,
kategori baik dinilai 24 dengan nilai rata-rata 3,33. Dari hasil tersebut
kinerja guru sudah baik dalam melakukan proses pembelajaran.
2) Hasil Tes Kemampuan Membaca Permulaan
Berikut adalah adalah hasil tes kemampuan membaca permulaan
pada siklus I yang penulis tampilkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 11
Hasil Tes Membaca Permulaan pada siklus I
No Kategori Hasil
Membaca
Permulaan
Jumlah Siswa Keterangan
Jml Persentase
1 Sangat Baik 8 29,63% Mencapai KKM
2 Baik 11 40,74% Mencapai KKM
3 Cukup Baik 6 22,22% Belum Mencapai
KKM
46
4 Kurang Baik 2 7,41% Belum Mencapai
KKM
5 Tidak Baik 0 0% Belum Mencapai
KKM
Rata-rata Kelas 77,19 Belum Mencapai
KKM
Jika melihat hasil kemampuan membaca permulaan pada siklus I dan
membandingkannya dengan hasil kemampuan membaca permulaan pada
pra siklus, maka kemampuan membaca permulaan pada siklus I
mengalami peningkatan dibandingkan dengan pra siklus. Berikut adalah
kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I.
a) Jika melihat dari ketercapaian KKM, maka pada siklus I siswa yang
mencapai nilai KKM dari 27 siswa, sebanyak 19 siswa (70,37%).
Hasil ini lebih baik jika dibandingkan dengan pra siklus yang hanya 10
siswa (37,63%).
b) Jika melihat nilai rata-rata kelas, maka pada siklus I nilai rata-rata
kelas dalam kemampuan membaca permulaan siswa meningkat
menjadi 77,19 dari pra siklus yang hanya mencapai 67,81.
Berikut adalah hasil belajar siswa dalam membaca permulaan pada siklus
I yang penulis tampilkan pada tabel di bawah ini
Tabel 12
Hasil Belajar Membaca Permulaan Siklus I
No Kelancaran Lafal/
Intonasi
Suara Nilai
total
Total
Nilai
Skor
Kualitas
1 3 3 2 8 89 Sangat Baik
2 2 2 3 7 78 Baik
3 3 2 3 8 89 Sangat Baik
4 3 2 2 7 78 Baik
5 3 2 2 7 78 Baik
6 2 2 3 7 78 Baik
7 2 2 2 6 67 Cukup
8 2 2 3 7 78 Baik
9 2 2 2 6 67 Cukup
47
10 2 2 2 6 67 Cukup
11 3 2 2 7 78 Baik
12 2 2 3 7 78 Baik
13 3 3 2 8 89 Sangat Baik
14 3 2 3 8 89 Sangat Baik
15 2 2 3 7 78 Baik
16 2 1 2 5 56 Cukup
17 3 2 3 8 89 Sangat Baik
18 2 2 2 6 67 Cukup
19 2 2 2 6 67 Cukup
20 2 2 2 6 67 Cukup
21 3 2 2 7 78 Baik
22 1 2 2 5 56 Cukup
23 3 2 3 8 89 Sangat Baik
24 3 2 2 7 78 Baik
25 3 3 2 8 89 Sangat Baik
26 3 2 3 8 89 Sangat Baik
27 3 2 2 7 78 Baik
Nilai Total 2084
Rata-rata 77,19
Berikut ini penulis tampilkan perbandingan hasil kemampuan
membaca permulaan pada tabel di bawah ini:
Tabel 13
Perbandingan Hasil Kemampuan Membaca Permulaan Siswa
pada Pra Siklus dengan Siklus I
No Kemampuan
Membaca Permulaan
Ketercapaian KKM Keterangan
% tercapai % tidak
1 Pra Siklus 37,04% 62,96% Pada siklus I
kemampuan
membaca
permulaan
siswa
mengalami
peningkatan
dibandingkan
pada pra
siklus
2 Siklus I 70,37% 29,63%
48
Kemampuan membaca permulaan siswa pada siklus I meningkat
dibandingkan pada pra siklus, namun jika melihat target penelitian yang
ingin dicapai yaitu:
a) Kemampuan membaca permulaan siswa yang mencapai nilai KKM
sebanyak 80% dari seluruh jumlah siswa. Target ini belum tercapai
karena pada siklus I hanya 70,37% saja siswa yang mencapai nilai
KKM.
b) Nilai rata-rata kelas dalam kemampuan membaca permulaan lebih
besar dari nilai KKM Bahasa Indonesia. Target ini hanya mencapai
sedikit di atas nilai KKM, nilai rata-rata sebesar 77,19.
Dengan demikian, pada siklus I ini penelitian belum berhasil sehingga
perlu dilakukan penelitian lanjutan yaitu penelitian pada siklus II.
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi pada siklus I ini, bahwa melalui media gambar dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Namun pada siklus I ini
masih terdapat kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
1) Masih ada beberapa siswa yang kurang berani bertanya kepada guru
2) Masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru (asyik
bermain sendiri)
3) Pada saat mengerjakan tugas dari guru masih ada siswa yang melihat
hasil temannya (belum bisa mengerjakan sendiri).
4) Jika melihat target yang ingin dicapai yaitu:
a) Kemampuan membaca permulaan siswa yang mencapai nilai
KKM sebanyak 80% dari seluruh jumlah siswa. Target belum
tercapai karena pada siklus I hanya 70,37% saja siswa yang
mencapai nilai KKM.
b) Nilai rata-rata kelas lebih besar dari nilai KKM Bahasa Indonesia.
Target belum tercapai secara maksimal karena nilai rata-rata kelas
pada siklus I hanya 77,19.
Melihat kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I dan masih
belum tercapainya target penelitian, maka penelitian dilanjutkan pada
penelitian siklus II.
49
e. Hasil Penelitian Siklus
Berdasarkan refleksi siklus I, kemampuan membaca permulaan siswa
meningkat dari sebelumnya (pra siklus), akan tetapi belum mencapai
target yang telah ditetapkan oleh peneliti, yaitu: Pertama, kemampuan
membaca permulaan siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 80% dari
seluruh jumlah siswa. Target belum tercapai karena pada siklus satu hanya
70,37% saja siswa yang mencapai niali KKM. Kedua, nilai rata-rata kelas
lebih besar dari nilai KKM Bahasa Indonesia. Target belum tercapai
karena nilai rata-rata kelas pada siklus I hanya 77,19.
Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan
memperbaiki desain pembelajaran serta guru dapat lebih berinteraksi
sebaik mungkin dengan siswa sehingga proses pembelajaran
menggunakan media gambar dapat berjalan dengan lebih baik lagi.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II dimulai dari evaluasi pada tahap
siklus I. Dari hasil refleksi siklus I masih terdapat kelemahan-kelemahan
dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media
gambar. Selain itu, target yang ingin dicapai oleh peneliti masih belum
tercapai.
Desain pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam silabus KTSP,
perencanaannya sebagai berikut:
1) Menentukan Pokok Bahasan
Pokok bahasan disesuaikan dengan Standar Kompetensi yaitu
memahami teks pendek dengan membaca nyaring. Kompetensi Dasar
yaitu membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.
Pemilihan materi ini berdasarkan pokok bahasan yang terdapat pada
silabus KTSP kelas I semester 1.
2) Mengembangkan Silabus menjadi Rencana Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun untuk 2 jam pelajaran
yaitu 2x35 menit, RPP dibuat secara rinci meliputi: standar
kompetensi, kompetensi dasar, indicator, tujuan pembelajaran, materi,
kegiatan pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran, metode,
dan penilaian.
50
3) Mempersiapkan Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan adalah media gambar, gambar
tentang kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, tidur dll. Gambar
di tempel di karton kemudian digunting dibuat bentuk kartu-kartu,
kartu gambar, kartu kata.
4) Mempersiapkan Sumber Belajar
Sumber belajar terdiri dari buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia
kelas I, silabus KTSP kelas I semester 1, serta lingkungan belajar
siswa.
5) Menyusun Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa disusun menyatu dengan RPP untuk
mengukur kemampuan membaca permulaan siswa.
6) Mengembangkan Soal Evaluasi Pembelajaran
Siswa membaca kalimat yang sesuai dengan gambar, guru melakukan
evaluasi untuk menilai aspek-aspek dalam membaca permulaan yaitu, lafal
dan intonasi, kelancaran, dan suara.
b. Tahap Tindakan
Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 11 November 2015 dan hari Kamis tangggal 12 November 2015.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru dan yang bertindak sebagai
observer adalah wali kelas 1. Pelaksanaan tindakan secara garis besarnya
adalah sebagai berikut:
1) Tahap Awal
Setelah berdoa, absensi siswa, menyampaikan tujuan
pembelajaran, apersepsi dilakukan dengan Tanya jawab kegiatan
sehari-hari yang sering dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Siswa
bercerita tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukannya.
2) Tindakan Inti
Guru memperlihatkan gambar kegiatan sehari-hari antara lain
anak yang sedang makan bersama orang tuanya, sedang belajar,
sedang bermain sepeda, sedang bermain game, sedang bermain
layang-layang, sedang berangkat sekolah, dan pulang sekolah. Untuk
mengaktifkan siswa, siswa diminta untuk menceritakan gambar
kemudian membaca kalimat sesuai gambar secara kelompok,
51
kemudian satu persatu. Kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang
sampai siswa lancar dalam membaca.
Berikutnya siswa diajak bermain mencocokkan gambar dengan
kalimat yang tepat, dilanjukan dengan membaca wacana pendek secara
kelompok, guru mencontohkan cara membaca dengan benar. Setelah
membaca secara kelompok, siswa diminta membaca satu persatu, guru
membimbing dan memperhatikan setiap kesalahan siswa. Setelah
membaca siswa diminta menjawab pertanyaan dari bacaan.
3) Tindakan Akhir
Sebelum menutup kegiatan pembelajaran guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan kata mana yang masih
sulit dibaca. Guru dan siswa bersama-sama memantapkan materi
dengan membuat kesimpulan dari pokok bahasan yang telah dipelajari.
Guru tidak lupa senantiasa memberikan pesan moral agar siswa selalu
giat belajar membaca, mendengarkan nasihat orang tua dan guru.
Secara lebih rinci tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah dipersiapkan.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi peneliti berkolaborasi dengan wali kelas 1 untuk
melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa
lembar observasi siswa dan guru. Hasil pengamatan pada siklus I adalah
sebagai berikut:
1) Hasil Lembar Observasi
a) Hasil Lembar Observasi Kegiatan Siswa
Lembar observasi kegiatan siswa penulis gunakan untuk
mengetahui respon siswa atau sikap siswa ketika proses
pembelajaran menggunakan media gambar. Berikut adalah hasil
lembar observasi kegiatan siswa yang penulis tampilkan dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 14
Hasil Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
No Kegiatan dalam Pembelajaran Hasil Pengamatan
SB B K SK
1 Siswa tertarik (merespon positif)
terhadap apersepsi yang diberikan
√
52
oleh guru
2 Siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran membaca permulaan
√
3 Siswa berani bertanya pada guru √
4 Siswa mampu menjawab pertanyaan
dari guru
√
5 Siswa memperhatikan penjelasan
materi yang diberikan oleh guru
√
6 Siswa memanfaatkan media yang
diberikan oleh guru
√
7 Siswa mampu mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru
√
Jumlah Skor 24 3
Rata-rata 3,85
Berdasarkan observasi kegiatan siswa pada siklus II di atas,
maka proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar
sudah berjalan sangat baik apabila dibandingkan pada siklus I.
b) Hasil Lembar Observasi Kegiatan Guru
Lembar observasi kegiatan guru penulis buat untuk mengamati
kinerja guru selama proses pembelajaran membaca permulaan
dengan menggunakan media gambar. Berikut adalah hasil lembar
observasi kinerja guru yang penulis tampilkan dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 15
Hasil Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II
No Aspek yang Dinilai Hasil Pengamatan
SB B K SK
1 Kegiatan Awal Pembelajaran
a. Mengkondisikan siswa ke
arah pembelajaran yang
kondusif
√
b. Memberikan motivasi √
c. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
d. Melakukan apersepsi √
2 Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Menyampaikan materi
dengan jelas dan mudah
dipahami
√
53
b. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
√
c. Mengarahkan siswa dalam
menggunakan media
gambar untuk membaca
permulaan
√
d. Membimbing siswa dalam
menggunakan media
gambar
√
e. Memberikan tes akhir √
3 Kegiatan Akhir
a. Mengevaluasi hasil siswa
dalam membaca permulaan
√
b. Memberikan balikan pada
siswa
√
d. Menyimpulkan
pembelajaran
√
Jumlah Skor 48
Rata-rata 4
Keterangan:
SB : Sangat Baik
B : Baik
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
Kriteria Penilaian
Diisi dengan tanda ceklis (√)
SB : 4
B : 3
K : 2
SK : 1
Rata-rata = Jumlah Skor
12
Berdasarkan tabel hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran
pada siklus II, kegiatan guru dalam kategori sangat baik dinilai 48
dengan nilai rata-rata 4. Dari hasil tersebut kinerja guru sudah sangat
54
baik dalam melakukan proses pembelajaran dibandingkan pada siklus
I.
2) Hasil Tes Kemampuan Membaca Permulaan
Berikut adalah hasil tes kemampuan membaca permulaan pada
siklus II yang penulis tampilkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 16
Hasil Tes Membaca Permulaan pada Siklus II
No Kategori Hasil
Membaca
Permulaan
Jumlah Siswa Keterangan
Jml Persentase
1 Sangat Baik 24 88,89% Mencapai KKM
2 Baik 2 7,41% Mencapai KKM
3 Cukup Baik 1 3,70% Belum Mencapai
KKM
4 Kurang Baik 0 0% Belum Mencapai
KKM
5 Tidak Baik 0 0% Belum Mencapai
KKM
Rata-rata Kelas 92,67 Mencapai KKM
Jika melihat hasil kemampuan membaca permulaan siswa pada
siklus II dan membandingkannya pada siklus I maupun pada pra
siklus, maka kemampuan membaca permulaan siswa pada siklus II
mengalami peningkatan sangat baik. Berikut adalah peningkatan
kemampuan membaca permulaan pada siklus II.
a) Dilihat dari ketercapaian KKM, maka pada siklus II siswa yang
mencapai nilai KKM sebanyak 26 siswa (96,30%) dari 27 siswa,
hasil ini meningkat jika dibandingkan pada siklus I yang hanya 19
siswa (70,37%) atau pada pra siklus yang hanya 10 siswa
(37,04%).
b) Dilihat dari nilai rata-rata kelas, maka pada siklus II meningkat
menjadi 92,67 dari siklus I yaitu 77,19 dan pra siklus yang hanya
mencapai 67,81.
Berikut adalah hasil belajar siswa dalam membaca permulaan pada siklus II
yang penulis tampilkan pada tabel di bawah ini:
55
Tabel 17
Hasil Belajar Membaca Permulaan Siklus II
No Kelancaran Lafal/
Intonasi
Suara Nilai
total
Total
Nilai
Skor
Kualitas
1 3 3 3 9 100 Sangat Baik
2 3 3 3 9 100 Sangat Baik
3 3 3 3 9 100 Sangat Baik
4 3 3 3 9 100 Sangat Baik
5 3 3 2 8 89 Sangat Baik
6 3 3 3 9 100 Sangat Baik
7 2 3 3 8 89 Sangat Baik
8 3 2 3 8 89 Sangat Baik
9 3 2 2 7 78 Baik
10 3 2 3 8 89 Sangat Baik
11 3 2 3 8 89 Sangat Baik
12 3 3 3 9 100 Sangat Baik
13 3 3 3 9 100 Sangat Baik
14 3 3 3 9 100 Sangat Baik
15 3 2 3 8 89 Sangat Baik
16 2 2 3 7 78 Baik
17 3 3 3 9 100 Sangat Baik
18 3 2 3 8 89 Sangat Baik
19 3 3 2 8 89 Sangat Baik
20 3 2 3 8 89 Sangat Baik
21 3 3 3 9 100 Sangat Baik
22 2 2 2 6 67 Cukup
23 3 3 3 9 100 Sangat Baik
24 3 2 3 8 89 Sangat Baik
25 3 3 3 9 100 Sangat Baik
26 3 3 3 9 100 Sangat Baik
27 3 3 2 8 89 Sangat Baik
Nilai Total 2502
Rata-rata 92,67
Berikut penulis tampilkan perbandingan hasil kemampuan
membaca permulaan siswa pada tabel di bawah ini:
56
Tabel 18
Perbandingan Hasil Kemampuan Membaca Permulaan siswa
pada pra siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Kemampuan
Membaca
Permulaan
Ketercapaian KKM Keterangan
% tercapai % tidak
tercapai
1 Pra Siklus 37,04% 62,96% Pada siklus I
kemampuan
membaca
permulaan
siswa
mengalami
peningkatan
bila
dibandingkan
dengan pra
siklus, tetapi
target belum
tercapai.
Berbeda
dengan pra
siklus dan
siklus I, maka
pada siklus II
target yang
ingin tercapai
sudah terpenuhi
2 Siklus I 70,37% 29,63%
3 Siklus II 96,30% 3,70%
Perbandingan nilai siswa dalam membaca permulaan pada pra siklus,
siklus I, dan siklus II dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 19
Perbandingan Nilai Hasil Belajar Membaca Permulaan pada Pra
Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Kemampuan Membaca
Prasiklus Siklus I Siklus II
1 78 89 100
2 67 78 100
57
3 78 89 100
4 67 78 100
5 67 78 89
6 78 78 100
7 56 67 89
8 56 78 89
9 56 67 78
10 56 67 89
11 67 78 89
12 67 78 100
13 78 89 100
14 78 89 100
15 67 78 89
16 56 56 78
17 78 89 100
18 67 67 89
19 67 67 89
20 56 67 89
21 78 78 100
22 56 56 67
23 78 89 100
24 56 78 89
25 78 89 100
26 78 89 100
27 67 78 89
Jumlah 1831 2084 2502
Nilai
rata-rata
67,81 77,19 92,67
Tabel 20
Perbandingan Nilai Hasil Belajar Membaca Permulaan pada Siklus I,
dan Siklus II
No Kemampuan Membaca Kategori
Siklus I Siklus II N-gain
1 89 100 1 Tinggi
2 78 100 1 Tinggi
3 89 100 1 Tinggi
4 78 100 1 Tinggi
5 78 89 0,5 Sedang
6 78 100 1 Tinggi
58
7 67 89 0,6 Sedang
8 78 89 0,5 Sedang
9 67 78 0,33 Rendah
10 67 89 0,6 Sedang
11 78 89 0,5 Sedang
12 78 100 1 Tinggi
13 89 100 1 Tinggi
14 89 100 1 Tinggi
15 78 89 0,5 Sedang
16 56 78 0,5 Sedang
17 89 100 1 Tinggi
18 67 89 0,6 Sedang
19 67 89 0,6 Sedang
20 67 89 0,6 Sedang
21 78 100 1 Tinggi
22 56 67 0,25 Rendah
23 89 100 1 Tinggi
24 78 89 0,5 Sedang
25 89 100 1 Tinggi
26 89 100 1 Tinggi
27 78 89 0,5 Sedang
Rata-rata 0,69 Sedang
Persentasi Ketuntasan = 96,3%
Gain Score = Nilai siklus I - Nilai siklus II
Nilai Maksimum – Nilai siklus I
Dengan kriteria
Tinggi = g > 0,7
Sedang = 0,3 < g < 0,7
Rendah = g < 0,3
Menghitug rata-rata ketuntasan yaitu dengan rumus:
F = P x 100 %
N
Keterangan:
F = Frekuensi ketuntasan
P = Nilai siklus II yang melebihi KKM = 26 orang
59
N = Jumlah siswa yaitu 27 orang
F = 26 x 100%
27
F = 96,3%
Terjadi peningkatan kemampuan membaca permulaan menggunakan
media gambar dengan nilai persentase ketuntasan 96,3%
d. Tahap Refleksi
Dari hasil observasi kegiatan guru dan siswa menunjukkan bahwa
media gambar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, siswa lebih aktif dan lebih mengerti materi yang
sedang dipelajari. Selain itu, target yang hendak dicapai oleh peneliti
sudah terpenuhi. Siswa yang nilainya diatas KKM mencapai 96,30%
dengan rata-rata nilai 92,67. Oleh karena itu pemberian tindakan dengan
menggunakan media gambar dicukupkan.
e. Hasil Penelitian Siklus Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca permulaan siswa menggunakan media gambar
sudah mengalami peningkatan dan telah mencapai target KKM yang
ditentukan oleh peneliti yaitu Pertama, kemampuan membaca permulaan
siswa mencapai KKM sebanyak 96,30% dari jumlah siswa. Kedua, nilai
rata-rata kelas sudah melebih target yang ditentukan oleh peneliti yaitu
92,67. Nilai tersebut sudah diatas nilai KKM. Ketiga, pengamatan
kegiatan siswa dan guru meningkat dari kategori baik menjadi sangat baik.
Maka penelitian ini dihentikan sampai pada siklus II.
D. Pembahasan
Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media
gambar yaitu dilihat dari hasil analisis pada pra siklus kemampuan membaca
permulaan siswa hanya mencapai 37,04% dari seluruh jumlah siswa dan nilai
rata-rata kelas hanya mencapai 67,81. Dari data tersebut dikatakan bahwa
kemampuan membaca permulaan siswa tidak memenuhi KKM yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan
media gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan.
60
Peneliti menggunakan dua tahapan siklus, hasil pengamatan dari proses
pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa kemampuan membaca permulaan
siswa dengan menggunakan media gambar meningkat menjadi 70,37% dari
seluruh jumlah siswa dengan nilai rata-rata kelas yaitu 77,19. Dengan demikian
dapat dikatakan kemampuan membaca permulaan siswa mengalami peningkatan
dari 67,81 menjadi 77,19. Pengamatan kegiatan guru dan siswa pada siklus I
mendapatkan kategori baik. Namun, pada siklus I ini masih terdapat kelemahan-
kelemahan, sehingga peneliti lanjutkan pada tahap siklus II.
Sedangkan pengamatan dari proses pembelajaran pada tahap siklus II
menunjukkan bahwa kemampuan membaca permulaan siswa meningkat menjadi
96,30% dari seluruh jumlah siswa dengan nilai rata-rata kelas menjadi 92,67.
Pengamatan kegiatan guru dan siswa juga mengalami peningkatan dari kategori
baik menjadi kategori sangat baik. Berdasarkan deskripsi data tersebut, dapat
dikatakan bahwa kemampuan membaca permulaan siswa dengan menggunakan
media gambar mengalami peningkatan yang sangat baik.
61
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Kemampuan membaca permulaan siswa menggunakan media gambar pada
siklus I secara keseluruhan meningkat, namun masih ada kelemahan-kelemahan.
Pada siklus I, siswa yang memperolehan nilai di atas KKM sebesar 70,37%
dengan nilai rata-rata sebesar 77,19. Jumlah ini belum sesuai dengan target yang
telah ditetapkan. Nilai pengamatan kegiatan siswa dan guru pada siklus I
mendapatkan kategori baik.
Pada siklus II kemampuan membaca permulaan siswa mengalami peningkatan
dari siklus I. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebesar 96,30% dengan
nilai rata-rata kelas sebesar 92,67. Jumlah ini telah sesuai dengan target yang
ditetapkan yaitu nilai anak yang di atas KKM mencapai 80% dan nilai rata-rata
kelas di atas nilai KKM serta nilai pengamatan kegiatan siswa dan guru
mendapatkan kategori sangat baik.
Dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran, ternyata dapat
meningkatkan kemampuan membaca. Hal ini dapat dilihat dengan adanya
peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari siklus pertama
sampai siklus kedua. Disamping itu, adanya peningkatan nilai pengamatan sikap
siswa terhadap proses pembelajaran membaca dengan menggunakan media
gambar dari siklus pertama sampai kedua.
62
B. Saran
Saran yang dapat diajukan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menunjukkan proses pembelajaran yang menarik dan dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa, salah satu caranya
dengan menggunakan media gambar.
2. Bagi guru, untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan untuk
memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran, guru perlu
menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dengan
alat bantu inilah siswa akan termotivasi untuk belajar dan aktifitas belajar
selama proses pembelajaran akan meningkat. Dalam melakukan proses
pembelajaran guru harus terus memberikan motivasi kepada siswa. Motivasi
belajar inilah yang akan menjadi pendorong bagi siswa dalam meningkatkan
hasil belajar.
3. Guru harus lebih memanfaatkan media dan menyajikannya secara kreatif,
sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
4. Bagi pihak sekolah, hendaknya memberikan dukungan dengan menyedikan
berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh guru sehingga guru dapat
mengembangkan kemampuannya secara kreatif dan inovatif.
DAFTAR PUSTAKA
Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah/Sekolah Dasar,
(Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013), cet ke II
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka,
Edisi ketiga
Cahyani, Isah, dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (UPI Press:
2007) , cet. I
Resmini, Novi, Yayah Churiyah, Nenden Sundori, Membaca dan Menulis di SD
Teori dan pengajaran, (UPI Press: 2006), cet. I
Tarigan, Henry Guntur, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Angkasa, 2008)
T. W. Solchan, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009), cet.7
Akhadiah dalam Zuchdi dan Budiasih, (http://www. Hudaita. Blogspot.com),
Pembelajaran Membaca Permulaan, diakses pada tanggal 15 Oktober 2015
Hartati, Tatat, Ernalis, dan Yayah Churiah, Pendidikan sastra dan Bahasa Indonesia
di Kelas Rendah, (Bandung: UPI Press, 2006), cet. I
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), cet. 14
Fathurrohman, Pupuh, dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2009),
cet. 3
Sadiman, Arief . S, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010),
cet. 14
Taniredja, Tukiran, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Alfabeta, cv, 2012), cet. 3
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet.
Ke- 11
Febriani, Irma, Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan Bagi Siswa Kelas II Sekolah Dasar, Universitas
Pendidikan Indonesia, 2014
Shogirin, Adi Ogi, Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Berbicara pada
Siswa Kelas V MI Raudhatul islamiyah Batuceper, Tangerang, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2013
Mulyadi, Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta, 2009
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Kegiatanku, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, 2013
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
UJI REFERENSI
Heni Purningsih
l 0 l 201 83001 74
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
"Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan
Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas 1 Madrasah
Ibtidaiyah Yahya Pondok Gede Bekasi Tahun Pelajaran
201512016
Ahmad Bahtiar, M.Hum.
No Daftar Referensi Halamandalam Skripsi
Halamandalam Buku
ParafPembimbing
1 Hindun,BahasaBerkaraher
PembelajaranIndonesio
Madrasah/Sekolah(Depok: NufaMandiri.2013)
diDosar,
Citra
r99
h2. Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Departemen
Pendidikan Nasional, Balai
Pustaka, Edisi ketiga
742
2Cahyani, Isah, danHodijah, KemampuanBerbahasa Indonesia diSA ruPI Press: 2007)
6 98
A4. Resmini, Novi, Yayah
Churiyah, NendenSundori, Membaca dan
6 2
a'3
2
Menulis di SD Teori danpengajaran, (UPI Press:2006)
5. Tarigan, Henry Guntur,Membaca Sebagai SuatuKeterampilan Berbahasa,(Bandung: Angkasa, 2008)
6 7
A6. T. W. Solchan, dkk,
Pendidikan BahasaIndonesia di SD, (Jakarta:Universitas Terbuka,2009)
7 6
fr7. Akhadiah dalam Zuchdi
dan Budiasih, (http://www.Hudaita" Blogspot.com),Pembelajaran MembacaPermulaan, diakses padatanssal 15 Oktober 2015
fi8. Hartati, Tatat, Ernalis, dan
Yayah Churiah,Pendidikan sastra danBahasa Indonesia di KelasRendah, (Bandung: UPIPress. 2006)
158
9. Arsyad, Azhar, MediaPembelajaran, (Jakarta:Rajagrafindo Persada,
2011)
10aJ A
10. Fathurrohman, Pupuh, danM. Sobry Sutikno, StrategiBelajar Mengajar MelaluiPenanaman KonsepUmum dan Islami,(Bandung: RefikaAditama,2009)
11 65
,ff
ll Sadiman, Arief . S, dkk,Media Pendidikan,(Jakarta: RajagrafindoPersada.2010)
l2 t7 At2. Taniredja, Tukiran,
Penelitian Tindaknn Kelas,(Bandung: Alfabeta, cv,
19 15 r
,^
20t2)13. Sugiyono, Metode
Penelitian Kualitatif dan
l4.R&D, (Bandung:Alfabeta,20l0)
32 246
)
t4. Febriani, Irma,Penggunaan MediaGambar untukMeningkntkanKemampuan MembacaPermulaan Bagi Siswa
Kelas II Sekolah Dasar,Universitas PendidikanIndonesia,20l4
16
A
15. Shogirin, Adi Ogi,
Penggunaan Media
Gambar dalqm
Pembelajaran Berbicara
pada Siswa Kelas V MI
Raudhatul islamiYah
Batuceper, Tangerang,
UIN Syarif Hidayatullah,
Jaknrta,2013
t7
h
16 Mulyadi, Peningkatan
Kemampuan Membaca
Permulaan Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif
pada Siswa Kelas ISekolah Dasar,
Universitas Sebelas Maret,
Surakarta,2009
t7
h
t7. Buku Tematik TerPadu Lampiran ,h
Kurikulum 2013,Kegiatanku, KementerianPendidikan danKebudayaan RepublikIndonesia,20l3
Jakarta, 6 April20l6
Dosen Pembimbing
Ahmad Bahtiar, M.Huq
NIP. 197601 I 82009121002
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi dengan judul
"Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Gambar pada
Siswa Kelas I Madrasah Ibtidaiyah Yahya Pondok Gede Bekasi Tahun Pelajaran
201512016" yang disusun oleh Heni Purningsih , NIM 1812018300174, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah disetujui kebenarannya
oleh dosen pembimbing skripsi pada hari Rabu, 6 April 2016.
Jakarta,6 April20l6
Dosen Pembimbing
Ahmad Bahtiar. M.Hum.
NIP. 1 9760 1 I 82009 l2l 002
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MI Yahya
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/ Semester : 1/I (SATU)
Materi Pokok : Membaca Nyaring
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Kompetensi Dasar:
KD 3.1
Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.
B. Indikator
3.1.1 Siswa dapat membaca suku kata dengan lafal yang tepat
3.1.2 Siswa dapat membaca kata dengan tepat
3.1.3 Siswa dapat memasangkan kata sesuai gambar
C. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mengikuti kegiatan permainan dengan gambar, siswa dapat
membaca suku kata dengan lafal yang tepat
2. Setelah mengikuti kegiatan permainan dengan gambar, siswa dapat
membaca kata dengan lafal yang tepat
D. Materi, media, dan sumber belajar 1. Materi : Membaca nyaring
2. Media : Kartu gambar, kartu kata
3. Sumber : Buku Bahasa Indonesia kelas 1
E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan Waktu
Pendahuluan Kegiatan diawali dengan membaca
ikrar, doa sebelum belajar, Absensi
Mengajak siswa untuk mengingat
kembali apa yang dilihat ketika
berangkat ke sekolah tadi
Setelah membahas sejenak dari
beberapa anak, guru mengajak siswa
bersama-sama menyebutkan huruf apa
saja dari benda yang sudah dilihat ketika
10 menit
berangkat sekolah, kalau siswa melihat
mobil, siswa dimotivasi untuk
menyebutkan hurufnya yaitu, m-o-b-i-l
dan benda atau hewan lainnya sesuai
yang ditemui siswa.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, siswa akan belajar
membaca dengan bermain kartu
bergambar
Inti
Siswa dibagi dalam 4 kelompok
Setiap kelompok diberi gambar-
gambar dan kartu kata (masing-masing
kelompok gambarnya berbeda).
Masing-masing kelompok diminta untuk
menyusun gambar dengan kartu kata
yang sesuai.
Setelah selesai tiap kelompok diminta
membaca kata-kata tersebut.
Kelompok yang berhasil menyusun
gambar sesuai dengan katanya dan
membacanya secara benar mendapatkan
bintang.
Selanjutnya guru memberikan satu
gambar kepada tiap-tiap kelompok,
kemudian perwakilan dari kelompok,
masing-masing satu siswa diminta untuk
mengambil kartu kata yang sesuai
dengan gambar tersebut (permainan ini
dilakukan secara berulang-ulang sampai
beberapa siswa berhasil mengambil kata
yang sesuai dengan gambar).
Setelah itu,siswa akan diajak bermain
mencari pasangan, kelompok dirubah
menjadi dua. Satu kelompok akan
mendapatkan gambar-gambar,
kelompok yang satunya akan
mendapatkan kartu kata.
Setelah tiap kelompok mendapat gambar
atau kartu kata, selanjutnya masing-
masing siswa mencari pasangannya
(gambar harus sesuai dengan kata).
Siswa yang berhasil menemukan
50 menit
pasangannya akan berkumpul kemudian
membaca nyaring kata tersebut satu
persatu dengan benar.
Siswa yang berhasil membaca nyaring
dengan benar, akan mendapatkan
bintang.
Untuk lebih melancarkan membaca,
siswa diminta mengerjakan lembar
kerja. Siswa menarik garis
(memasangkan) gambar dengan kata
yang tepat.
Penutup
Guru dan siswa melakukan Tanya jawab
tentang kegiatan hari ini.
Siswa dimotivasi untuk mengungkapkan
kesulitan yang ditemui ketika
melakukan permainan membaca dengan
gambar.
Siswa dimotivasi agar terus semangat
belajar membaca meskipun menemui
kesulitan.
Guru membimbing siswa untuk
membaca hamdallah dan doa selesai
belajar.
10 menit
F. Penilaian
1. Tes membaca
2. Pengamatan (observasi)
Bekasi, 4 November 2016
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah, Bahasa Indonesia
Ir. Hendra Sudrajat Heni Purningsih
NIP. ... NIP. ...
Penilaian Membaca
No Kelancaran Lafal/
Intonasi
Suara Nilai
total
Total
Nilai
Skor
Kualitas
1 3 3 2 8 89 Sangat Baik
2 2 2 3 7 78 Baik
3 3 2 3 8 89 Sangat Baik
4 3 2 2 7 78 Baik
5 3 2 2 7 78 Baik
6 2 2 3 7 78 Baik
7 2 2 2 6 67 Cukup
8 2 2 3 7 78 Baik
9 2 2 2 6 67 Cukup
10 2 2 2 6 67 Cukup
11 3 2 2 7 78 Baik
12 2 2 3 7 78 Baik
13 3 3 2 8 89 Sangat Baik
14 3 2 3 8 89 Sangat Baik
15 2 2 3 7 78 Baik
16 2 1 2 5 56 Cukup
17 3 2 3 8 89 Sangat Baik
18 2 2 2 6 67 Cukup
19 2 2 2 6 67 Cukup
20 2 2 2 6 67 Cukup
21 3 2 2 7 78 Baik
22 1 2 2 5 56 Cukup
23 3 2 3 8 89 Sangat Baik
24 3 2 2 7 78 Baik
25 3 3 2 8 89 Sangat Baik
26 3 2 3 8 89 Sangat Baik
27 3 2 2 7 78 Baik
Nilai Total 2084
Rata-rata 77,19
Kelancaran
3 : Lancar tidak terbata-bata
2 : Kurang lancar agak terbata-bata
1 : tidak lancar
Lafal/intonasi
3 : Kata-kata yang diucapkan tepat
2 : Kata-kata yang diucapkan kurang tepat
3 : Kata-kata yang diucapkan tidak tepat
Suara
3 : Suara nyaring jelas terdengar
2 : Suara kurang nyaring kurang jelas terdengar
1 : Suara tidak nyaring tidak terdengar jelas
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MI Yahya
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/ Semester : 1/I (SATU)
Materi Pokok : Membaca Nyaring
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Kompetensi Dasar:
KD 3.2
Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat
B. Indikator
3.2.1 Siswa dapat membaca nyaring kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat.
3.2.2 Siswa dapat memasangkan kalimat sesuai gambar
3.2.3 Siswa dapat membaca nyaring wacana dengan lancar.
3.2.4 Siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai bacaan.
C. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui permainan dengan gambar, siswa dapat membaca nyaring kalimat dengan
lafal dan intonasi yang tepat.
2. Melalui kegiatan permainan dengan gambar, siswa dapat membaca teks bacaan
dengan lafal dan intonasi yang tepat.
D. Materi, media, dan sumber belajar 1. Materi : Membaca nyaring
2. Media : Gambar, kartu kata dan kalimat
3. Sumber : Buku Bahasa Indonesia kelas 1
E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan Waktu
Pendahuluan Kegiatan diawali dengan membaca ikrar, doa
sebelum belajar, Absensi
Siswa diajak bercakap-cakap tentang kegiatan
apa saja yang dilakukan sebelum berangkat
sekolah.
Guru bertanya kepada siswa, Siapa yang sudah
sarapan makanan buatan Bunda? Bunda selalu
sayang sama kita ya, kita nyanyi lagu tentang
Bunda ya..
Siswa diajak bernyanyi bersama-sama lagu
“Kasih Ibu”
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, siswa
10 menit
akan belajar membaca nyaring dengan
menggunakan permainan gambar.
Inti
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok
(kelompok terdiri dari 4-5 anak)
Guru membagikan gambar-gambar dan kartu
kalimat. Masing-masing kelompok diminta
memasangkan kalimat sesuai dengan gambar.
Selanjutnya masing-masing kelompok diminta
membaca dengan nyaring kalimat-kalimat
tersebut.
Kelompok yang berhasil membaca dengan benar
mendapatkan bintang.
Guru membagikan gambar dan bacaan kepada
seluruh siswa (bacaan terdiri dari beberapa
kalimat sederhana).
Guru mencontohkan cara membaca nyaring
dengan benar, siswa mengikuti bacaan guru.
Siswa diminta untuk membaca nyaring bacaan
tersebut secara bergiliran.
Guru memperhatikan ketepatan siswa membaca
bacaan tersebut.
Untuk lebih melancarkan membaca, siswa
diminta mengerjakan lembar kerja. Siswa diminta
menjawab pertanyaan sesuai bacaan.
50 menit
Penutup
Guru dan siswa melakukan Tanya jawab tentang
kegiatan hari ini.
Siswa dimotivasi untuk mengungkapkan
kesulitan yang ditemui ketika melakukan
permainan membaca dengan gambar.
Siswa dimotivasi agar terus semangat belajar
membaca meskipun menemui kesulitan.
Guru membimbing siswa untuk membaca
hamdallah dan doa selesai belajar.
10 menit
F. Penilaian
1. Tes membaca
2. Pengamatan (observasi)
Bekasi, 11 November 216
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah, Bahasa Indonesia
Ir. Hendra Sudrajat Heni Purningsih
NIP. ... NIP. ...
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI Yahya
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/ Semester : 1/I (SATU)
Materi Pokok : Membaca Nyaring
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Kompetensi Dasar:
KD 3.2
Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat
B. Indikator
3.2.1 Siswa dapat membaca nyaring kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat.
3.2.2 Siswa dapat memasangkan kalimat sesuai gambar
3.2.3 Siswa dapat membaca nyaring wacana dengan lancar.
3.2.4 Siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai bacaan.
C. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui permainan dengan gambar, siswa dapat membaca nyaring kalimat dengan
lafal dan intonasi yang tepat.
2. Melalui kegiatan permainan dengan gambar, siswa dapat membaca teks bacaan
dengan lafal dan intonasi yang tepat.
D. Materi, media, dan sumber belajar 1. Materi : Membaca nyaring
2. Media : Gambar, kartu kata dan kalimat
3. Sumber : Buku Bahasa Indonesia kelas 1
E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan Waktu
Pendahuluan Kegiatan diawali dengan membaca ikrar, doa
sebelum belajar, Absensi
Siswa diajak bercakap-cakap tentang pengalaman
yang pernah mereka rasakan (pengalaman
bermain bersama teman), misalnya bermain
layang-layang bersama teman.
Siswa diajak bernyanyi bersama-sama lagu
“Bermain layang-layang”
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, siswa
akan belajar membaca nyaring dengan
menggunakan permainan gambar.
10 menit
Inti
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok
(kelompok terdiri dari 4-5 anak)
Guru menunjukkan gambar tentang bermain
layang-layang.
Setiap kelompok diminta pendapatnya tentang
gambar tersebut, dari pendapat siswa dibuat
kalimat-kalimat yang dapat dirangkai menjadi
cerita sesuai gambar.
Guru menulis setiap kalimat yang disampaikan
oleh masing-masing kelompok.
Setelah tersusun menjadi sebuah cerita sesuai
gambar, masing-masing kelompok diminta
membaca secara nyaring cerita yang telah dibuat
bersama-sama. Setelah membaca bersama-sama
masing-masing anak diminta membaca secara
bergiliran.
Guru memperhatikan cara membaca siswa.
Selanjutnya masing-masing kelompok diberi satu
gambar dan kartu-kartu kalimat, dari gambar
tersebut siswa diminta menyusun kalimat-kalimat
menjadi cerita (cerita terdiri dari kalimat-kalimat
yang sederhana).
Setiap kelompok membaca secara nyaring cerita
yang telah dibuatnya.
Untuk lebih melancarkan membaca, siswa
diminta mengerjakan lembar kerja. Siswa diminta
menjawab pertanyaan sesuai bacaan.
50 menit
Penutup
Guru dan siswa melakukan Tanya jawab tentang
kegiatan hari ini.
Siswa dimotivasi untuk mengungkapkan
kesulitan yang ditemui ketika melakukan
permainan membaca dengan gambar.
Siswa dimotivasi agar terus semangat belajar
membaca meskipun menemui kesulitan.
Guru membimbing siswa untuk membaca
hamdallah dan doa selesai belajar.
10 menit
F. Penilaian
1. Tes membaca
2. Pengamatan (observasi)
Bekasi, 12 November 216
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah, Bahasa Indonesia
Ir. Hendra Sudrajat Heni Purningsih
NIP. ... NIP. ...
Penilaian Membaca
No Kelancaran Lafal/
Intonasi
Suara Nilai
total
Total
Nilai
Skor
Kualitas
1 3 3 3 9 100 Sangat Baik
2 3 3 3 9 100 Sangat Baik
3 3 3 3 9 100 Sangat Baik
4 3 3 3 9 100 Sangat Baik
5 3 3 2 8 89 Sangat Baik
6 3 3 3 9 100 Sangat Baik
7 2 3 3 8 89 Sangat Baik
8 3 2 3 8 89 Sangat Baik
9 3 2 2 7 78 Baik
10 3 2 3 8 89 Sangat Baik
11 3 2 3 8 89 Sangat Baik
12 3 3 3 9 100 Sangat Baik
13 3 3 3 9 100 Sangat Baik
14 3 3 3 9 100 Sangat Baik
15 3 2 3 8 89 Sangat Baik
16 2 2 3 7 78 Baik
17 3 3 3 9 100 Sangat Baik
18 3 2 3 8 89 Sangat Baik
19 3 3 2 8 89 Sangat Baik
20 3 2 3 8 89 Sangat Baik
21 3 3 3 9 100 Sangat Baik
22 2 2 2 6 67 Cukup
23 3 3 3 9 100 Sangat Baik
24 3 2 3 8 89 Sangat Baik
25 3 3 3 9 100 Sangat Baik
26 3 3 3 9 100 Sangat Baik
27 3 3 2 8 89 Sangat Baik
Nilai Total 2502
Rata-rata 92,67
Kelancaran
3 : Lancar tidak terbata-bata
2 : Kurang lancar agak terbata-bata
1 : tidak lancar
Lafal/intonasi
3 : Kata-kata yang diucapkan tepat
2 : Kata-kata yang diucapkan kurang tepat
1 : Kata-kata yang diucapkan tidak tepat
Suara
3 : Suara nyaring jelas terdengar
2 : Suara kurang nyaring kurang jelas terdengar
1 : Suara tidak nyaring tidak terdengar jelas
Lampiran 2
Observasi Kinerja Guru Siklus I
No Aspek yang Dinilai Hasil Pengamatan
SB B K SK
1. Kegiatan Awal Pembelajaran
a. Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif √
b. Memberikan motivasi √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Melakukan apersepsi √
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami √
b. Memberikan kesempatan untuk bertanya
c. Mengarahkan siswa dalam menggunakan media gambar untuk
membaca permulaan
√
d. Membimbing siswa dalam menggunakan media gambar √
e. Memberikan tes akhir √
3. Kegiatan Akhir
a. Mengevaluasi hasil siswa dalam membaca permulaan √
b. Memberikan balikan pada siswa √
c. Menyimpulkan pembelajaran √
Jumlah Skor 16 24
Rata-rata 3,33
Kriteria Penilaian:
SB : Sangat Baik (4)
B : Baik (3)
K : Kurang (2)
SK : Sangat Kurang (1)
Kriteria Penilaian
Diisi dengan tanda ceklis (√)
Bekasi, 5 November 2015
Observer
Siti Daunah, S.Pd.
Observasi Kinerja Guru Siklus II
No Aspek yang Dinilai Hasil Pengamatan
SB B K SK
1. Kegiatan Awal Pembelajaran
a. Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif √
b. Memberikan motivasi √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Melakukan apersepsi √
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami √
b. Memberikan kesempatan untuk bertanya √
c. Mengarahkan siswa dalam menggunakan media gambar untuk
membaca permulaan
√
d. Membimbing siswa dalam menggunakan media gambar √
e. Memberikan tes akhir √
3. Kegiatan Akhir
a. Mengevaluasi hasil siswa dalam membaca permulaan √
b. Memberikan balikan pada siswa √
c. Menyimpulkan pembelajaran √
Jumlah Skor 48
Rata-rata 4
Kriteria Penilaian:
SB : Sangat Baik (4)
B : Baik (3)
K : Kurang (2)
SK : Sangat Kurang (1)
Kriteria Penilaian
Diisi dengan tanda ceklis (√)
Bekasi, 12 November 2015
Observer
Siti Daunah, S.Pd.
Observasi Siswa
No Kegiatan dalam Pembelajaran Hasil Pengamatan
SB B K SK
1. Siswa tertarik (merespon positif) terhadap apersepsi yang
diberikan oleh guru
2. Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran membaca
permulaan
3. Siswa berani bertanya pada guru
4. Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru
5. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang diberikan
oleh guru
6. Siswa memanfaatkan media yang diberikan oleh guru
7. Siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
Keterangan:
SB : Sangat Baik
B : Baik
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
Kriteria Penilaian
Diisi dengan tanda ceklis (√)
SB : 4
B : 3
K : 2
SK : 1
Lampiran 3
Contoh Media Gambar
Menggosok Gigi Bermain Game
Mencuci Kaki Menonton Televisi
Sarapan Pagi Pulang Sekolah
Membaca Buku Bermain Sepeda
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa
Nama :
Kelas :
Nama : ____________________________
Kelas : ____________________________
Hari/Tanggal : ____________________________
Nama : ____________________________
Kelas : ____________________________
Hari/Tanggal : ____________________________
Foto-foto proses pembelajaran
RIWAYAT PENULIS
Heni Purningsih, lahir di Brebes 27 Mei 1977, anak
ketiga dari enam bersaudara ini lahir dari pasangan
bapak Rasbun (Almarhum) dan Ibu Malihah. Saat ini
tinggal di Jalan Nangka III Atas Rt 02/03 Jatibening
Baru, Pondok Gede, Bekasi. Penulis memulai
pendidikan di TK selama satu tahun. Selanjutnya
meneruskan pendidikan sekolah Dasar di SDN I
Dumeling Brebes lulus tahun 1990. Melanjutkan
Sekolah Menengah Pertama di SMPN 3 Wanasari Brebes lulus tahun 1993 dan
Sekolah Menengah atas di SMAN I Bulakamba Brebes lulus tahun 1996. Setelah
tamat SMA penulis melanjutkan ke sekolah Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak di
Bina Prasekolah lulus tahun 1997. Selama 3 tahun penulis mengajar sekolah taman
kanak-kanak. Selanjutnya mengajar sebagai guru Madrasah Ibtidaiyah di MI Yahya,
Dalam masa kuliah penulis sudah mengajar di MI Yahya selama 10 tahun. Saat ini
penulis masih tercatat sebagai guru tetap di MI Yahya Jatibening Baru, Bekasi.