peningkatan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan ...... · luas permukaan dan volume...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME DAN LUAS
PERMUKAAN BANGUN RUANG MELALUI MEDIA BANGUN RUANG
PADA SISWA KELAS V SD N PUHGOGOR 01 BENDOSARI,
SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/ 2010
SKRIPSI
Oleh :
SHINTA WULANDARI IRAWAN
X 7108746
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS PERMUKAAN
DAN VOLUME BANGUN RUANG MELALUI MEDIA BANGUN RUANG
PADA SISWA KELAS V SD N PUHGOGOR 01 BENDOSARI,
SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/ 2010
Oleh:
SHINTA WULANDARI IRAWAN
X 7108746
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
SI KUALIFIKASI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
Peningkatan Kemampuan Menghitung Luas Permukaan dan Volume
Bangun Ruang melalui Media Bangun Ruang pada Siswa Kelas V SD Negeri
Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/ 2010
Oleh :
Nama : Shinta Wulandari Irawan
NIM : X 7108746
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada Hari :
Tanggal :
Surakarta, Juni 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Hadi Mulyono, M.Pd NIP 19561009 198012 1 001
Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd NIP 19560121 198203 2 003
iv
ABSTRAK Shinta Wulandari Irawan, PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG MELALUI MEDIA BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PUHGOGOR 01 BENDOSARI, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang (balok dan kubus) melalui media bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo tahun ajaran 2009/ 2010.
Bentuk pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui observasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan mempunyai empat buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan menyusun hipotesis kerja atau penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah (1) Adanya peningkatan rata-rata nilai yang diperoleh siswa dari sebelumnya pada pra tindakan 59,67 kemudian pada siklus pertama 68,18 menjadi 75,42 pada siklus kedua (2) Adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa yang pada pra tindakan hanya 33,33 %; dan pada tes siklus pertama 73,33 %; kemudian pada siklus kedua menjadi 100%.
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan media bangun ruang mampu meningkatkan kemampuan menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 tahun ajaran 2009/1010.
v
ABSTRACT
Shinta Wulandari Irawan, THE IMPROVEMENT OF SURFACE WIDTH AND CONCRETE VOLUME CALCULATION CAPABILITY THROUGH CONCRTE MEDIUM ON 5TH GRADERS OF ELEMENTARY SCHOOL OF SD NEGERI PUHGOGOR 01 BENDOSARI, SUKOHARJO YEAR OF 2009/2010, A Minithesis, Surakarta: Faculty of Teaching and Pedagogy Science, Sebelas Maret University of Surakarta.
The objective of this reseach is to improve the calculation capability on surface width and concrete volume (beam and cube) through concrete medium on 5th graders of Elmentary School of SD Negeri Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo, Year of 2009/2010.
The type of approach which is used in this research is descriptive qualitative and the type of research is classroom action research (PTK). This research are two cycle. Collecting data technique are: observation and test. Analysis data technique which is used through three steps: data reduction, data presentation, and hypothesis making or conclusion.
The result of this research are (1) There is an improvement on average marks obtined by the students from pre action of 59.67, then in the first cycle of 68.18 to be 75.42 in the second cycle, (2) There is an improvement of student learning success percentage which on the pretest is only of 33.33% and on thefirst cycle test of 73.33%, then in the second cycle to be 100%.
Based on the result of this research, then there can be concluded that through the use of concrete medium, it can improve the capability in calculating surface width and concrete volume on the 5th gradeers of Elementary School of SD Negeri Puhgogor 01 Year of 2009/2010.
vi
MOTTO
Belajar adalah benang-benang yang membujur, sedangkan pengalaman pribadi
adalah benang-benang yang melintang dalam membuat suatu tenunan
pengetahuan praktis.
( The Liang Gie )
Keberhasilan tak lelah menghampiri orang yang lelah atas upadayanya, dan
semua keberhasilan harus disertai dengan kerja keras, usaha, dan doa.
( Kholili)
Janganlah mencintai seseorang dengan melihat kesempurnaannya, niscaya tak
kan pernah menjumpai kesempurnaan itu kecuali milik Sang Khaliq semata.
( Kholili )
vii
PESEMBAHAN
Karya sederana ini dipersembahkan kepada:
Orang tua tercinta Papa Irawan
S.Sadiman, Mama Sri Supartini (Almh),
dan Ibu Rick Luluk IL tercinta.
Kakak tersayang Wachid Danang
Prasetya dan Elly Herawati ,adik dan
keponakan tersayang (Akmala Khusnul
Farida, Desvita Nurul Ilmi, dan Kalinda
Alivia Radisti).
Kholili tersayang.
Tya, Eka, Pipit, Okta, Abas, Agung,
Badrun, dan Agus, sahabat-sahabat
tersayang.
Almamater dan rekan-rekan SI
Kualifikasi PGSD.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
penelitian tindakan kelas dengan lancar. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN
KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME
BANGUN RUANG MELALUI MEDIA BANGUN RUANG PADA SISWA
KELAS V SD N PUHGOGOR 01 BENDOSARI, SUKOHARJO TAHUN
AJARAN 2009/ 2010” ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada
semua pihak, khususnya kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indiyanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberi ijin penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar
memberikan motivasi dan bimbingan sehingga penulis berhasil menyelesaikan
skripsi ini.
5. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd, selaku Pembimbing II yang dengan sabar
mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
6. Nining Purwaningsih, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Puhgogor 01 Bendosari,
Sukoharjo yang telah memberi motivasi dan ijin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian.
ix
7. Guru SD Negeri Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo yang selalu memberikan
motivasi dan semangat.
8. Keluarga tercinta ( Papa Irawan, Mama Parti, Ibu Luluk, Mas Danang, Mb
Elly, Mala, Vita, dan Kalind sayang) terima kasih atas semua cinta, kasih
sayang, doa, dan dukungan baik moril maupun materiil serta semua
nasihatnya.
9. “Kholili tercinta”, terima kasih atas nasihat, perhatian, doa, dan dukungannya.
10. Sahabat-sahabat tersayang ( Tya, Eka, Pipit, Okta, Abas, Agung, Agus, dan
Badrun ) terima kasih atas dukungan dan persahabatan yang indah ini.
11. Teman-teman kelas A SI Kualifikasi ’08 terima kasih atas semangatnya.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya juga
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga skripsi
penelitian tindakan kelas ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya
dan para pembaca pada umumnya. Semoga amal kebaikan semua pihak mendapat
pahala dari Allah Azza wa jalla.
Surakarta, Juni 2010
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................
HALAMAN ANSTRACT ..............................................................................
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………
B. Perumusan Masalah ……………………………………………...
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………...
D. Manfaat Penelitian …………………………………………….…
BAB II LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, HASIL
PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR,
DAN HIPOTESIS.
A. Tinjauan Pustaka …….……………………………………….…..
1. Hakikat Kemampuan MenghitungVolume dan Luas
Permukaan Bangun Ruang .........................................................
a. Pengertian Kemampuan .........................................................
b. Kemampuan Menghitung Volume dan Luas Permukaan
Bangun Ruang ........................................................................
2. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD ...................................
a. Pengertian Pembelajaran .........................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xii
xiii
xiv
1
4
4
4
6
6
6
6
8
8
xi
b. Pembelajaran Matematika di SD ..............................................
3. Hakikat Media Pembelajaran Bangun Ruang ...............................
a. Pengertian Media .....................................................................
b. Jenis-jenis Media ......................................................................
c. Fungsi Media Pembelajaran .....................................................
d. Media Pembelajaran Bangun Ruang ........................................
B. Hasil Penelitian yang Relevan ………………………........……......
C. Kerangka Berpikir …………………………………………...…….
D. Hipotesis ……………………………………………………….......
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………...
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ………………………………...…..
C. Subjek Penelitian …………………………………………………..
D. Sumber Data …………………………………………………...…..
E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………...…
F. Validitas Data ........…………………………………………...…....
G. Analisis Data ……………………………………………....…........
H. Indikator Kinerja ...............................................................................
I. Prosedur Penelitian ...........................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian ..................................................................
B. Deskripsi Masalah Penelitian ...........................................................
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ..........................................................................................
B. Implikasi ..........................................................................................
C. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN
10
17
17
18
20
23
25
26
28
29
30
32
33
33
34
36
38
38
45
46
50
72
72
74
75
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1. Nilai Ulangan Harian Pelajaran Matematika dan IPA ............................ 3
2. Data Tes Awal Siswa .............................................................................. 45
3. Frekuensi Data Tes Awal Siswa Sebelum Tindakan .............................. 46
4. Hasil Tes Awal ........................................................................................ 47
5. Data Tes Akhir Siklus I ........................................................................... 63
6. Frekuensi Data Tes Akhir Siklus I .......................................................... 64
7. Perbandingan Hasil Tes Siswa Sebelum dan Sesudah Diberikan
Tindakan Siklus I .................................................................................... 66
8. Data Tes Akhir Siklus II ......................................................................... 67
9. Frekuensi Data Tes Akhir Siklus II ........................................................ 69
10. Perbandingan Hasil Tes Awal Sebelum dilaksanakan Tindakan, Tes
Akhir Siklus I, dan Tes Akhir Siklus II .................................................. 70
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Bagan Kerangka Penelitian Tindakan .............................................. 29
2. Model Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 31
3. Komponen-komponen Analisis Data ............................................... 37
4. Siklus Penelitian Tindakan ............................................................... 41
5. Grafik Data Nilai Tes Matematika Pra Tindakan Siswa Kelas V
SDN Puhgogor 01 ............................................................................
60
6. Grafik Data Nilai Tes Matematika Siklus I Siswa Kelas V SDN
Puhgogor 01 .....................................................................................
64
7. Grafik Data Nilai Tes Matematika Siklus II Siswa Kelas V SDN
Puhgogor 01 .....................................................................................
68
8. Grafik Perbandingan Hasil Tes Matematika Pra Tindakan, Siklus
I, dan Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01 ........................... 70
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Lembar Evaluasi Pre Test ................................................................... 77
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ………….. 79
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ………… 87
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ………… 94
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ………... 99
6. Lembar Kode Nama Siswa .................................................................. 105
7. Lembar Penilaian Tes Awal ………………………………………… 107
8. Lembar Penilaian Siklus I …………………………………………... 109
9. Lembar Penilaian Siklus II …………………………………………. 111
10. Pedoman Penilaian Lembar Pengamatan Kerja Kelompok Siklus I .. 113
11. Instrumen Penilaian Lembar Pengamatan Kerja Kelompok Siklus I
Pertemuan I ......................................................................................... 114
12. Instrumen Penilaian Lembar Pengamatan Kerja Kelompok Siklus I
Pertemuan II ........................................................................................ 116
13. Pedoman Penilaian Lembar Pengamatan Kerja Kelompok Siklus II .. 118
14. Instrumen Penilaian Lembar Pengamatan Kerja Kelompok Siklus II
Pertemuan I ......................................................................................... 119
15. Instrumen Penilaian Lembar Pengamatan Kerja Kelompok Siklus II
Pertemuan II ........................................................................................ 121
16. Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I Pertemuan I……………. 123
17. Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I Pertemuan II ..…………. 125
18. Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II Pertemuan I…………… 127
19. Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II Pertemuan I…………… 129
20. Kisi-kisi Soal Menghitung Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang ..................................................................................................
131
20. Foto Kegiatan Pembelajaran ………………………………………... 132
21. Undangan Mengadakan Pengamatan pada Pelaksanaan
Pembelajaran Sebagai Pengumpulan Data Penyelesaian Skripsi ……
22. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ………………………….
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dalam masyarakat, bangsa, dan negara. Berbagai usaha pembaharuan kurikulum,
perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain
sebagainya, merupakan suatu upaya ke arah peningkatan mutu pembelajaran.
Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya
adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui
kebiasaan, dan kesenangan belajar siswa agar bergairah dan berkembang
sepenuhnya selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk itu seharusnya guru
mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat meningkatkan pembelajaran
di sekolah dasar.
Proses pembelajaran terdapat beberapa komponen yang sangat penting
agar pembelajaran tersebut berjalan sesuai dengan rencana. Antara lain ditinjau
dari komponen guru. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Untuk memenuhi hal tersebut,
guru dituntut meningkatkan kemampuan profesionalnya dengan menyesuaikan
jenjang pendidikan setingkat minimal strata satu (S1) bagi guru sekolah dasar.
Dengan tercapainya pendidikan tersebut diharapkan guru bisa memilih dan
menggunakan strategi dalam menanamkan konsep matematika dan melibatkan
siswa agar aktif dalam belajar baik secara mental, fisik dan sosial. Yang lebih
penting seorang guru harus memiliki rasa tanggung jawab dalam menjalankan
tugas dan penuh dedikasi yang keluar dari dalam hati nuraninya.
Pembelajaran Matematika dianggap masih kurang memiliki makna
sebagai bagian dalam kehidupan sehari-hari,pelajaran Matematika masih dianggap
2
sebagai pelajaran yang sulit sehingga anak enggan untuk mempelajarinnya.
Pembelajaran matematika yang dilaksanakan guru masih cenderung bersifat
konfensional, guru lebih mengutamakan penggunaan metode ceramah dalam
pembelajaran dibandingkan dengan metode yang lain.
Selain itu, dalam pembelajaran Matematika media pembelajaran belum
digunakan secara maksimal. Hal ini terlihat pada pengenalan konsep volume dan
luas permukaan bangun ruang yang pada dasarnya siswa kesulitan untuk
membayangkan dari bentuk gambar ke bentuk yang sebenarnya dan sebaliknya.
Kemampuan membayangkan siswa umumnya sangat terbatas, sedangkan guru
menghendaki agar siswa dapat menyerap pelajaran yang disampaikan dengan
maksimal. Dengan keadaan yang seperti ini perlu diadakan pembaharuan dengan
menggunakan media yang sesuai, tepat, efektif dan efisien untuk menunjang
proses pembelajaran.. Maka dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan
metode-metode atau media-media pembelajaran yang menjembatani pemikiran
siswa. Yang semula bagi mereka materi volume dan luas permukaan bangun
ruang itu sebuah materi yang abstrak, sehingga dengan media bangun ruang
materi tersebut bisa menjadi konkret sehingga mudah dipahami oleh siswa.
Sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan media bangun ruang untuk
memudahkan siswa lebih mudah mengerti dan memahami materi volume dan luas
permukaan bangun ruang.
Berkaitan dengan pembelajaran Matematika, hendaknya proses
pembelajaran disesuaikan dengan kekhasan konsep atau pokok bahasan dan sub
pokok bahasan dan disesuaikan juga dengan perkembangan pola pikir siswa.
Dengan demikian diharapkan akan terdapat keserasian antara pembelajaran yang
menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol, maka konsep-
konsep matematika harus dipahami terlebihi dahulu sebelum memanipulasi
simbol-simbol tersebut. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila
telah didasari oleh sesuatu yang telah diketahuinya. Dengan pengalaman belajar
yang lalu, maka akan mempengaruhi terjadinya proses belajar.
3
Permasalahan yang umum terjadi di sekolah dasar adalah rendahnya nilai mata
pelajaran Matematika siswa. Hal ini terbukti bila diadakan ulangan harian per
pokok bahasan selalu nilai mata pelajaran Matematika di bawah rata-rata batas
ketuntasan minimal. Pada ulangan harian pertama rata-rata nilainya 64,06 atau
hanya 10 anak (33,33 %) siswa belajar tuntas dan pada ulangan harian kedua rata-
rata nilainya 64,13 atau hanya 11 anak (36,66%) siswa belajar tuntas.
Dalam materi volume dan luas permukaan bangun ruang, siswa sukar
membedakan antara sisi pada bangun datar dengan sisi pada bangun ruang. Maka
di sini peneliti menggunakan media bangun ruang. Agar siswa lebih bisa
memahami konsep-konsep dari materi bangun ruang.
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa telah menguasai
materi pelajaran yang telah disampaikan. Tingkat penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran biasanya dinyatakan dengan nilai. Dalam beberapa kali ulangan
di kelas V untuk pelajaran matematika hanya 10 orang dari 30 siswa yang
mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 80 % ke atas. Selama pembelajaran
berlangsung, masih banyak siswa dijumpai yang belum dapat menggambar jaring-
jaring balok dan kubus. Sehingga siswa kurang siap untuk belajar matematika.
Sebagai akibatnya adalah proses pembelajaran menjadi terlambat dan hasilnya
tidak optimal.
Apabila permasalahan yang dihadapi tersebut tidak dapat diatasi maka
akan tetap dalam kondisi tersebut. Hasil belajar dibawah rata-rata atau bahkan
bisa lebih buruk dan target belajar yang telah direncanakan kemungkinan besar
tidak akan tercapai. Maka supaya proses pembelajaran berhasil, guru harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, langkah yang perlu dilaksanakan
adalah dengan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran. Media
pembelajaran tersebut bernama media bangun ruang (balok dan kubus). Melalui
media bangun ruang tersebut, materi yang bersifat abstrak dalam pokok bahasan
bangun ruang dapat menjadi konkret. Siswa akan mengetahui dan melihat
komponen-komponen bangun ruang. Dengan perantara media inilah siswa dapat
4
membedakan antara sisi pada bangun datar dan sisi pada bangun ruang. Selain itu
dengan media ini siswa dapat melihat secara langsung bentuk sisi dan sekaligus
mengingat kembali tentang luas bangun datar.
Sehubungan dengan latar belakang di atas, peniliti tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengambil judul “Peningkatan
Kemampuan Menghitung Volume dan Luas Permukaan Bangun Ruang
melalui Media Bangun Ruang pada Siswa Kelas V SD Negeri Puhgogor 01
Bendosari, Sukoharjo tahun ajaran 2009/ 2010”.
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan paparan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut: “Apakah penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan
kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang pada siswa
kelas V di SD Negeri Puhgogor 01 tahun ajaran 2009/ 2010?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan peneliti melakukan
penelitian tindakan kelas ini secara umum adalah agar dapat mengkongkritkan
pembelajaran dan dapat melibatkan atau mengaktifkan siswa dalam pembelajaran
matematika sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
Adapun secara khususnya, yakni untuk meningkatkan kemampuan
menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang pada siswa kelas V di SD
Negeri Puhgogor 01 tahun ajaran 2009/ 2010.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat,
diantaranya :
5
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukanatau
sumbangan untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan atau
pembelajaran, khususnya yang bersangkutan dengan ”Peningkatan
Kemampuan Menghitung Volume dan Luas Permukaan Bangun Ruang
Melalui Media Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V SD Negeri Puhgogor 01
tahun ajaran 2009/ 2010.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada
guru khususnya peneliti yang terlibat dalam memperoleh pengalaman baru
untuk menerapkan media bangun ruang dalam pembelajaran Matematika,
serta dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembelajaran,
khususnya dalam bidang matematika.
b. Bagi siswa
Dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan
menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang siswa dalam
materi bangun ruang.
c. Bagi sekolah
Dapat memberikan wawasan dalam usaha memperbaiki proses
pembelajaran para guru pada mata pelajaran Matematika khususnya materi
menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang, serta untuk
menambah sarana dan prasarana sehingga mutu pendidikan dapat lebih
meningkat.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Hakikat Kemampuan Menghitung Luas Permukaan dan Volume Bangun
Ruang
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan yang dimiliki oleh manusia merupakan bekal yang sangat
pokok. Kemampuan ini telah berkembang selama berabad-abad yang lalu
untuk memperkaya diri dan untuk mencapai perkembangan kebudayaan yang
lebih tinggi. Misalnya para ilmuwan berusaha terus menemukan sumber-
sumber energi yang baru, dengan menggunakan hasil penemuan ilmiah yang
digali oleh generasi terdahulu terjadi karena manusia dibekali berbagai
kemampuan. Dalam KBBI (1990: 552) kemampuan berarti kesanggupan;
kecakapan; kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.
Nurhasanah (2007:423) mengemukakan bahwa mampu artinya (bisa,
sanggup) melakukan sesuatu; sedangkan kemampuan artinya kesanggupan;
kecakapan; kekuatan. Poerwadarminta (2007: 742) mengatakan bahwa mampu
artinya kuasa (sanggup melakukan sesuatu); sedangkan kemampuan artinya
kesanggupan; kecakapan; kekuatan.
Bertolak dari beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan merupakan kecakapan atau keahlian seseorang dalam
mencapai sesuatu hal yang ia inginkan atau keinginannya.
b. Kemampuan Menghitung Volume dan Luas Permukaan Bangun
Ruang
Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat belajar
khas jika dibandingkan dengan ilmu yang lain. Kegiatan pembelajaran
matematika sebaiknya tidak disamakan begitu saja dengan ilmu yang lain,
karena setiap siswa belajar matematika itu berbeda-beda kemampuannya.
Kegiatan pembelajaran matematika haruslah diatur sekaligus memperhatikan
7
kemampuan siswa. Salah satu aspek dalam matematika adalah berhitung.
Berhitung dalam matematika terdapat dihampir sebagian besar cabang
matematika seperti aljabar, geometri, dan statistika.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI (1990: 311), menghitung
berarti mencari jumlahnya (sisanya, pendapatannya) dengan menjumlahkan,
mengurangi,dsb.
Nyimas Aisyiah, dkk (2007: 6-5) mengatakan bahwa kemampuan
berhitung merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan
sehari-hari, dapat dikatakan bahwa semua aktivitas kehidupan semua manusia
memerlukan kemampuan ini. Sedangkan Dewa Ketut Sukardi dalam Sulis
(2007: 14) berpendapat bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan
yang memerlukan penalaran dan keterampilan aljabar termasuk operasi
hitung. Dali S. Naga dalam Mulyono Abdurrahman (1999: 253)
mengemukakan bahwa ”Aritmatika atau berhitung adalah cabang Matematika
yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata
dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan,
pekalian, dan pembagian”.
Kemampuan menghitung dalam penelitian ini mengenai kemampuan
numerik siswa, karena numerik adalah kemampuan hitung menghitung dengan
angka–angka. Kemampuan ini dapat menunjang cara berpikir yang cepat,
tepat dan cermat yang sangat mendukung ketrampilan siswa dalam memahami
simbol-simbol dalam matematika. Slameto dalam Sulis, (2007:14)
mengatakan bahwa kemampuan numerik mencakup kemampuan standar
tentang bilangan, kemampuan berhitung yang mengandung penalaran dan
keterampilan aljabar. Kemampuan mengoperasikan bilangan meliputi operasi
hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Beberapa pendapat yang telah dikemukakan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pengertian kemampuan menghitung adalah kecakapan
atau kehlian kita dalam mencari hasil sebuah bilangan, baik itu dengan cara
menjumlahkan, mengurangi,dsb.
8
Muchtar A. Karim (1998:1-9) dalam materi pokok pendidikan
Matematika II mengatakan bahwa ”Volume bangun ruang adalah ukuran yang
menyatakan kapasitas ruangan yang ditempati oleh bangun ruang tersebut”.
Contoh ada suatu kubus, maka volume dari kubus itu sama dengan kuantitas
dari ruangan yang ditempati oleh kubus itu sendiri. Juga dapat dinyatakan
apabila diketahui sebuah bangun ruang yang berongga (dan sisi dari benda
ruang itu sangat tipis sehingga bisa diabaikan), maka volume dari benda ruang
dapat dinyatakan sebagai ukuran yang menyatakan banyaknya tepung atau
cairan yang memenuhi rongga bangun fruang tersebut. Contoh lain ada suatu
kotak berbentuk kubus, maka volume dari kotak (kubus) tersebut adalah
ukuran yang menyatakan kuantitas cairan/ tepung yang memenuhi kotak
(kubus) itu.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan volume adalah isi atau besarnya benda dalam ruangan.
2. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD
a. Pengertian Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan
seseorang sebagai subyek didik yang menerima pelajaran, sedangkan
mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan guru sebagai pengajar.
Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat
belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak
menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya
akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar.
Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum
dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu
ruangan dengan guru yang sedang mengajar.
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan
menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang
9
merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya.
Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa
belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar
setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar
yang ada.
Dimyati dan Mudjiono (2006: 297) mengungkapkan bahwa
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar.
Morgan dalam Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra.
(1996: 8) mengatakan bahwa belajar adalah ”setiap perubahan tingkah laku
yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau
pengalaman”.Sedangkan Joyce dan Weil dalam Toeti Soekamto dan Udin
Saripudin Winataputra (1996: 79) mengemukakan bahwa mengajar atau
”teaching” adalah membantu para pelajar memperoleh informasi, ide,
keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan
cara-cara belajar, bagaimana belajar”.
Oemar Hamalik (2003:57) berpendapat bahwa pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan. Sedangkan Gagne sebagaimana dikutip St. Y Slamet
(2007:19) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha untuk
membuat siswa belajar sehingga situasi tersebut merupakan peristiwa belajar
yaitu usaha untuk terjadinya tingkah laku dari siswa. Perubahan tingkah laku
itu dapat terjadi karena adanya interaksi antara siswa dan lingkungannya. Di
dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 1, memberikan pengertian
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan pada waktu
terjadi interaksi antara guru dan siswa yang sama-sama aktif dalam
pembelajaran. Inilah makna pembelajaran/ kegiatan belajar mengajar sebagai
10
suatu proses. Interaksi guru dan siswa sebagai makna utama proses
pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pengajaran.
Berpijak dari beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana seorang guru memberikan
ilmunya kepada siswa, agar siswa lebih mudah untuk mengekspresikan ide-
ide, dan cara berpikirnya.
b. Pembelajaran Matematika di SD
Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan
aritmatika atau berhitung. Padahal matematika mempunyai cakupan yang
sangat luas dari pada aritmatika atau berhitung. Aritmatika adalah
pengetahuan tentang bilangan dan merupakan bagian dari matematika.
Matematika merupakan ilmu logika tentang bentuk susunan, besaran,
dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya, matematika
dapat dibagi dalam tiga bidang, yaitu; aljabar, analisis, dan geometri. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat James & James (dalam Ruseffendi. 1993: 27)
mengungkapkan bahwa ”matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang
dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika untuk
membantu masalah sosial, ekonomi dan alam”.
(Ernest, 1991:42) dalam A Halim Fathani Yahya (2009: 1-2) The basis of mathematical knowledge is linguistic language, conventions and rules, and language is a social constructions; ii) Interpersonal social processes are required to turn an individual’s subjective mathematical knowledge, after publication, into accepted objective mathematical knowledge; and iii) Objectivity itself will be understood to be social. Dasar dari pengetahuan matematika adalah bahasa linguistik, konvensi dan aturan, dan bahasa adalah konstruksi sosial; ii) proses sosial interpersonal yang diperlukan untuk mengubah pengetahuan subyektif matematika individu, setelah publikasi, menjadi diterima pengetahuan matematika objektif, dan iii) Objektivitas itu sendiri akan dipahami untuk bersosialisasi. http://www.google.com/masthoni.wordpress.com/ A Halim Fathani Yahya (2009: 1-2)
11
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/ KBBI (1990: 313)
”Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan
dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan”. Menurut Jhonsson dan Myklebust dikutip dalam
Mulyono Abdurrahman (1999: 252) menyatakan bahwa ”Matematika adalah
bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-
hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoretisnya adalah
memudahkan berpikir”. Lerner dikutip dalam Mulyono Abdurrahman (1999:
252) mengemukakan bahwa ”matematika disamping sebagai bahasa simbolis
juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan,
mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas”.
Taylor dan Francis Group (2008: 354) dalam International Journal of Education in Science and Technology: Mathematics is pervanding every study and technique in our modern world. Bringing ever more sharpy into focus the responsibilities laid upon those whose task it is to tech it. Most prominent among these is the difficulty of presenting an interdisciplinary approach so that one professional group may benefit from the experience of others. Matematika mencakup setiap pelajaran dan teknik di dunia modern ini. Matematika memfokuskan pada teknik pengerjaan tugas-tugasnya. Hal yang sangat mencolok yaitu mengenai kesulitan dalam mengaplikasi pendekatan interdisciplinary (antar cabang ilmu pengetahuan), oleh karena itu para pakar bisa memperoleh pengetahuan dari cabang ilmu lain.
(http://www.tandf.co.uk/.../0020739x.asp/Journal+International+of+Mathematical+Education+in+Sciense+and+Technology)(Taylor dan Francis Group (2008: 354))
Dalam pembelajaran di sekolah, matematika memiliki karakteristik
(Warsono, 2010: 24) sebagai berikut:
1. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan;
2. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan
penemuan;
3. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving);
4. Matematika sebagai alat berkomunikasi;
12
Berpijak dari beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa matematika adalah salah satu ilmu dasar dalam kehidupan sehari-hari,
yang merupakan bahasa simbolik dan universal yang memungkinkan manusia
berpikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan
kuantitas dengan menggunakan cara bernalar deduktif dan induktif.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan matematika adalah salah
satu ilmu dasar yang berguna untuk memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan
dan teknologi, yang memudahkan manusia berpikir dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
Warsono. (2010: 25) mengemukakan bahwa mata pelajaran
Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien dan
tepat dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan, dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
Matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
6) Mengembangkan kreatifitas yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan.
Jerome S.Bruner dalam Sutikna (2005: 16-17) menjelaskan bahwa ia
menjadi sangat terkenal dalam dunia pendidikan umumnya dan pendidikan
Matematika khususnya. Ia telah menulis hasil studinya tentang
13
”Perkembangan Belajar” yang merupakan suatu cara untuk mendefinisikan
belajar. Bruner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami
atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan cara
untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut dalam pikirannya,
yaitu suatu model tentang peristiwa atau benda yang dialami atau dikenalnya.
(http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/MediaPembelajaran.pdf, Sutikna
(2005: 16-17))
Bruner dalam Sutikna (2005: 16-17) menjelaskan bahwa
perkembangan belajar dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang terbagi
menjadi tiga tahapan yaitu enactive, iconik, dan symbolic.
(http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/MediaPembelajaran.pdf, Sutikna
(2005: 16-17))
1) Tahapan Enaktif atau tahapan kegiatan (Enactive)
Tahap pertama anak belajar konsep yang berhubungan dengan benda-benda
riil atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak-anak
masih dalam gerak reflek dan coba-coba, belum harmonis. Ia
memanipulasikan, menyusun, menjajarkan, mengutak-atik dan berbagai
bentuk gerak lainnnya (sesuai dengan tahap sensori motorik dari Piaget).
Contoh : Dalam mengajarkan volume luas permukaan bangun ruang, guru
harus menunjukkan benda-benda berbentuk balok, kubus, dan tabung.
2) Tahapan Ikonik atau tahapan gambar bayangan (Iconik)
Pada tahap ini anak yang telah mengubah, menandai dan menyimpulkan
peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. Dengan kata lain anak
dapat membayangkan kembali atau memberikan gambaran dalam pikirannya
tentang benda atau peristiwa yang dialami atau dikenalnya pada tahap enaktif.
Walaupun peristiwa itu telah berlalu atau benda riil itu tidak lagi berada
dihadapannya (tahap pra operasi dari Piaget).
Contoh : Dalam mengajarkan volume dan luas permukaan bangun ruang,
guru menunjukkan gambar bangun balok, kubus dan tabung.
3) Tahapan Simbolik (Symbolic)
14
Pada tahap akhir ini, anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut
dalam bentuk simbolik bahasa. Apabila berjumpa dengan suatu simbol, maka
bayangan mental yang ditandai oleh simbol itu akan dapat dikenalnya
kembali. Pada tahap ini anak sudah mampu memahami simbol-simbol dan
menjelaskan dengan bahasanya (serupa dengan tahap operasi konkret dan
formal dari Piaget).
Contoh : Dalam mengajarkan volume dan luas permukaan bangun ruang,
siswa dapat diajak membayangkan bentuk balok, kubus, dan tabung.
Dalam GBPP tahun 2004, materi bangun ruang yang disampaikan di
SD meliputi: membandingkan dan mengurutkan bangun ruang menurut
volumennya, menentukan volume kubus dan balok dengan menggunakan
kubus satuan, menentukan rumus volume tabung dan prisma tegak, mengenal
dan menggunakan volume limas dan volume kerucut. Menggambar bangun
ruang dan sifat-sifat bangun ruang. Dan menggambar berbagai bentuk jaring-
jaring kubus dan balok untuk menentukan volume dan luas permukaan bangun
ruang.
1). Kubus
Janu Ismadi (2006: 7) mengemukakan bahwa Kubus adalah bangun
ruang yang dibatasi oleh 6 persegi yang sama dan sebangun. Kubus
merupakan uatu bangun yang istimewa karena panjang rusuk-rusuknya sama.
Oleh karena itu, volume kubus dijadikan sbagai pembanding dengan volume
bangun ruang yang lain.
Kubus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a) Mempunyai 6 bidang sisi yang sama luas
b) Mempunyai 12 rusuk
c) Mempunyai 8 titik sudut
d) Semua sudutnya siku-siku
15
Kubus ABCDEFGH :
H G AB=BC=CD=DA=EF=FG=GH=HE=AE=BF=
E F CG=DH disebut rusuk.
D C ABCD, EFGH, ABEF, BCFG, CDHG, ADEH disebut
A B bidang sisi
Gambar (1) menunjukkan kubus satuan yang digunakan sebagai satuan
volume.
Gambar (2) menunjukkan kubus yang dapat memuat 8 kubus satuan.
Atau dengan cara lain, kita menghitung banyak kubus satuan ke samping
kanan =2, kubus satuan ke belakang =2, kubus satuan ke atas =2, maka
banyaknya kubus satuan = 2x2x2 = 8. Jadi volume kubus adalah 8 satuan
volume. Maka akan kita dapatkan rumus untuk mencari volume kubus yaitu V
= rusuk x rusuk x rusuk.
Jika kubus tersebut kita buka, maka akan kita dapatkan jaring-jaring
kubus.
Atau
Kubus satuan (1) (2)
16
2). Balok
Janu Ismadi (2006: 16) mengatakan bahwa Balok adalah bangun ruang
yang dibatasi oleh 3 pasang sisi berbentuk persei panjang yang masing-masing
pasangan sama dan sebangun. Balok memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
Perhatikan Balok ABCD EFGH berikut ini :
H G
E F
D C
A B
Balok ABCD EFGH mempunyai :
a) 8 titik sudut, yaitu titik sudut A, B, C, D, E, F, G dan H.
b) 12 rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG dan DH.
Rusuk-rusuk tersebut dikelompokkan menjadi tiga jenis masing-masing terdiri
atas 4 rusuk yang sama panjang, yaitu :
a) AE=BF=CG=DH yang disebut sebagai rusuk tegak atau tinggi balok.
b) AB=CD=EF=GH yang disebut sebagai rusuk datar sisi depan dan sisi
belakang atau panjang balok.
c) AD=BC=FG=EH yang disebut sebagai rusuk datar sisi kiri dan sisi kanan
atau lebar balok.
Jika sebuah balok dibuka akan didapat jaring-jaring :
atau
Rangkaian enam buah persegi yang membentuk balok disebut jaring-
jaring balok. Untuk mencari rumus balok didapatkan rumus (2xpxl) + (2xpxl)
+ (2xpxl) atau 2 x [(pxl) + (pxl) + (pxl)]. Dengan menganggap balok yang
17
terbentuk memiliki panjang (p), lebar (l), tinggi (t), maka banyak kotak yang
membentuk balok tersebut adalah p x l x t. Banyak kotak yang membentuk
balok merupakan volume balok. Jadi rumus balok adalah V = p x l x t.
3. Hakikat Media Pembelajaran Bangun Ruang
a. Pengertian Media
Di dalam pengajaran di1kenal beberapa istilah sepeti peragaan atau
keperagaan. Tetapi dewasa ini istilah keperagaan ini telah dipopulerkan
dengan istilah media. Kata media berasal dari bahasa latin dan secaraharfiah
berarti perantara atau pengantar.
Sri Anitah (2008: 1) mengemukakan bahwa kata media berasal dari
bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti
sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat.
Media dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak,
yaitu antara sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi.
Bovee (1997) dalam Hujair AH. Sanaky (2009: 3) mengemukakan
bahwa ”media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan
pesan”. Ada lagi pendapat (Bretz, 1977) dalam Sri Anitah (2008: 1) yang
mengatakan bahwa media adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah, jadi
suatu perantara yang menghubungkan semua pihak yang membutuhkan
terjadinya suatu hubungan, dan membedakan antara media komunikasi dan
alat bantu komunikasi.Sedangkan Gerlach & Ely (1971) dalam Azhar Arsyad
(2004: 3) berpendapat bahwa ”media adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap”.
Berdasar dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran
mengandung lima komponen komunikasi antara lain : guru ( komunikator ),
bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa ( komunikan ), dan tujuan
belajar. Jadi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
18
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan belajar.
Karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi
yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa
media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses
komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Dan media
tersebut dapat berfungsi dengan baik apabila media tersebut dapat
memberikan pengalaman belajar yang bermakna, mengaktifkan dan
menyenangkan siswa.
Berpijak dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
media dalam penelitian ini adalah semua bentuk perantara baik setiap orang,
bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
b. Jenis-jenis Media
Bermacam-macam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan
pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau
hanya digunakan alat bantu visual semata. Maka dari itulah guru mulai
merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan tingkah laku siswa. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran tersebut, mulai dipakai berbagai format media.
Dan dari pengalaman mereka, guru mulai belajar melalui media visual,
sebagian melalui media audio, sebagian lagi senang melalui media cetak yang
lain melalui media audio visual, dan sebagainya.
Berbagai jenis media yang dapat digunakan dalam proses komunikasi
pembelajaran menurut Koyo Kartasurya dalam Wijaya (1991:140)
digolongkan menjadi: (1) Media visual meliputi gambar/ tato, sketsa,
diagram, charts, grafik, kartun, poster, peta dan globe, (2) Media dengar
meliputi radio, magnetic, tape recorder, magnetic sheet recorder,
19
laboratorium bahasa, (3) Projected still media meliputi slide, film strip, over
head projector, opaque projector, techitoscope, micro projector, micro film,
(4) Projected motion media, meliputi film, film loop, televisi, closed circuit
television (CC TV), video tape recorder, computer.
(http://techonly13.wordpress.com)
Hujair AH Sanaky (2009: 38) berpendapat bahwa media pembelajaran
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan
simbol-simbol kata dan visual (bahan-bahan cetakan dan bacaan).
b. Alat-alat audio visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini,
yaitu:
1) Media proyeksi (overhead projector, slide, film, dan LCD),
2) Media non-proyeksi (papan tulis, poster, papan tempel, kartun, papan
planel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dan lain-lain), dan
3) Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka, topeng,
lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah.
c. Media yang menggunakan teknik atau masinal, yaitu, slide, film strif, film
rekaman, radio, televise, video, VCD, laboratorium elektronika, perkakas
otoinstruktif, ruang kelas otomatis, system interkomunikasi, computer, dan
internet.
d. Kumpulan benda-beenda (material collections), yaitu berupa peninggalan
sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis
kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan, perdagangan,
pemerintahan, agama, kebudayaan, politik, dan lain-lain.
e. Contoh-contoh kelakuan, perilaku mengajar. Pengajar memberi contoh
perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, mencontohksn suatu perbuatan
dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain.
Menurut Amir Hamzah Suleiman dalam Wijaya (1991:140) jenis-jenis
media dapat digolongkan sebagai berikut: (1) Alat-alat visual dua dimensi
pada bidang yang tidak transparan yang meliputi gambar, gambar yang
diproyeksikan dengan opaque projector, lembaran balik, wayang beber,
20
grafik, diagram, bagan, peta, poster, gambar hasil cetak saring, foto dan
gambar sederhana dengan garis dan lingkaran, (2) Berbagai macam papan
yang meliputi papan tulis, papan flannel, papan magnet (white board) dan
papan peragaan, (3) Alat-alat visual tiga dimensi yaitu meliputi benda asli,
model, barang contoh atau specimen, alat tiruan sederhana atau mock-up,
diaroma, pameran, dan bak pasir, (4) Alat-alat audio yang meliputi tape-
recorder dan radio, (5) Alat-alat audio visual murni yang meliputi film suara,
(6) Demonstrasi dan widyawisata. (http://techonly13.wordpress.com)
Bertolak dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya jenis-jenis media ini dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (1)
Media dua dimensi, merupakan media yang hanya dapat dipandang baik
dengan bantuan proyektor atau tanpa bantuan proyektor. Misalnya: Gambar,
sketsa, diagram, bagan, grafik, chart, lembaran balik, poster peta, dll, (2)
Media benda nyata atau media tiga dimensi, merupakan media yang dapat
dipandang dari segala arah dan diraba bentuknya, dimana media tiga dimensi
mewujudkan konsep-konsep yang bersifat abstrak. Misalnya: benda asli,
model, alat tiruan sederhana (mock-up), barang contoh (specimen), dan
diorama, (3) Contoh-contoh perilaku mengajar.
c. Fungsi Media Pembelajaran
Penggunaan berbagai jenis media pembelajaran dapat membawa dampak
positif dalam proses pembelajaran. Hubungan antara guru dan siswa dapat
berlangsung lebih interaktif, karena pemakaian media pembelajaran dapat
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar terhadap siswa.
Mulyani Sumantri dalam Suwarto (2007: 27-28) menyatakan tujuan dari
penggunaan suatu media yaitu untuk membantu guru menyiapkan pesan-pesan
secara lebih mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat
menguasai pesan-pesan tersebut secara cepat dan cermat. Dalam kerangka
proses belajar mengajar yang dilakukan yaitu penggunaan media
dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar terhindar
21
dari segala verbalisme, yakni mengetahui kata-kata yang disampaikan guru
tetapi tidak memahami arti yang dimaksud didalamnya.
Hujair AH. Sanaky (2009: 4) mengemukakan pendapat bahwa manfaat
media pembelajaranadalah sebagai berikut:1) pengajaran lebih menarik
perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belaja; 2) bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami
pembelajar; 3) metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata; 4) pembelajar lebih banyak
melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hany mendengarkan penjelasan dari
pengajar saja.
Menurut pendapat Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2006:214)
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa,
yaitu: (1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar, (2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan
menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, (3) Metode mengajar akan
lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-
kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran, (4) Siswa dapat lebih
banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian
guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
(http://techonly13.wordpress.com)
Kemp & Dayton dalam Azhar Arsyad (2004:21) mengemukakan
bahwa manfaat adanya penggunaan media dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. 2. Pengajaran bias lebih menarik. 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif . 4. Lama waktu pengajaran bisa lebih dipersingkat. 5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan. 6. Pengajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan.
22
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.
Hamalik dalam Arsyad (2006:25) merinci manfaat media pendidikan
sebagai berikut: (1) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh
karena itu mengurangi verbalisme, (2) Memperbesar perhatian siswa, (3)
Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh
karena itu membuat pelajaran lebih mantap, (4) Memberikan pengalaman
nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa,
(5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui
gambar hidup, (6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu
perkembangan kemampuan berbahaya, (7) Memberikan pengalaman yang
tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan
keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
(http://techonly13.wordpress.com)
Berpijak dari beberapa pendapat tentang manfaat penggunaan media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar tersebut di atas, dapat
disimpulkan sebagai berikut: (1) Media pembelajaran dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan pesan dan informasi, (2) Media pembelajaran dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan
motivasi belajar, interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya dan
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan
dan minatnya, (3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,
ruang dan waktu. Objek atau benda yang terlalu besar untuk iklan langsung
dibawah kelas dapat diganti dengan gambar , tato, slide, film, radio atau
model. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera
dapat disajikan dengan ketentuan miroskop, film, slide, dan gambar. Kejadian
langkah yang terjadi dimasa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat
ditampilkan melalui rekaman video, film, tato, slide. Objek atau proses yang
amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkrit melalui
film, gambar, dan slide. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan
23
dapat disimulasikan dengan media seperti computer, film, dan video. Peristiwa
alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam
kenyataan membutuhkan waktu yang lama seperti proses kepompong menjadi
kupu-kupu, dapat disajikan melalui teknik-teknik rekaman seperti timelapse
untuk film video atau simulasi computer, (4) Media pembelajaran dapat
memberikan keamanan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa
dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi antara guru,
siswa, masyarakat dan lingkungan.
d. Media Pembelajaran Bangun Ruang
Hujair AH. Sanaky (2009: 3) berpendapat bahwa “media pembelajaran
adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran.
Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi, yaitu bangun yang dapat
dilihat dari semua sisinya. Media pembelajaran berupa model bangun ruang
dapat dijadikan media pengajaran. Benda asli sangat membantu guru dalam
menerangkan sesuatu kepada siswa untuk memahami materi yang
disampaikan.
Model bangun ruang adalah media yang dibuat dengan ukuran tiga
dimensi sehingga menyerupai benda aslinya untuk menjelaskan hal-hal yang
tak mungkin kita peroleh dari benda yang sebenarnya. Model bangun ruang
dapat dibuat dalam ukuran lebih besar atau lebih kecil dari benda aslinya, atau
memperlihatkan bagian-bagian yang rumit dari sebuah benda yang sebenarnya
keadaan tertutup. (http://techonly13.wordpress.com).
Dalam penelitian ini media pembelajaran Matematika adalah alat bantu
yang digunakan dalam proses pembelajaran Matematika. Media tersebut
berupa bangun-bangun ruang, bangun-bangun datar, kerangka bangun ruang
dan jaring-jaring bangun ruang. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa
memahami terhadap pokok masalah yang dipelajari serta siswa bisa
membedakan antara sisi pada bangun datar dan sisi pada bangun ruang. Selain
24
itu dengan media ini siswa dapat melihat secara langsung bentuk sisi dan
sekaligus mengingat kembali tentang luas bangun datar.
Penerapan media bengun ruang dalam pembelajaran Matematika pada
konsep volume kubus dan balok. Pada kubus, media bangun ruang digunakan
dengan cara menyusun bebeapa kubus stuan dapat dihitung (membilang)
berapa volume kubus tersebut.
Kubus satuan Bangun ruang kubus Kubus tersebut di atas, tersusun dalam beberapa kubus satuan. Setelah
dihitung ternyata kubus satuan berjumlah 8 kubus satuan. Banyak kubus
satuan dalam bangun ruang kubus tersebut di atas menyatakan volume kubus/
isi bangun ruang kubus tersebut. Selanjutnya, dapat dijelaskan bahwa banyak
kubus satuan ke samping menyatakan panjang rusuk ke samping. Banyak
kubus satuan ke belakang menyatakan panjang rusuk ke belakang. Banyak
rusuk ke atas menyatakan tinggi kubus ke atas. Karena kubus memiliki
panjang rusuk yang sama, maka :
Sedangkan pada balok, media bangun ruang digunakan dengan cara
menyusun beberapa kubus satuan dapat dihitung (membilang) berapa volume
balok tersebut.
Volume kubus = rusuk x rusuk x rusuk atau = r x r x r atau = r3
25
tinggi
lebar
panjang
Kubus satuan Bangun Ruang Balok
Balok tersebut di atas, tersusun dalam beberapa kubus satuan. Setelah
dihitung ternyata kubus satuan berjumlah 16 kubus satuan. Banyak kubus
satuan dalam bangun kubus tersebut di atas, menyatakan volume kubus/ isi
dari bangun ruang yang berbentuk balok tersebut.
Selanjutnya, dapat dijelaskan bahwa banyak kubus satuan ke samping
menyatakan panjang sisi alas (p). Banyak kubus satuan ke belakang
menyatakan lebar sisi alas ( l ). Banyak rusuk ke atas menyatakan tinggi balok
( t ). Kubus memiliki panjang rusuk yang berbeda, maka :
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Suwarto (2007) dengan judul ”Penggunaan
Media Bangun Ruang untuk Pemahaman Konsep Luas dan Volume dalam
Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Walen 1 Kecamatan Simo Kabupaten
Boyolali Tahun Ajaran 2006/ 2007”menyimpulkan bahwa penggunaan media
bangun ruang dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran konsep luas dan
volume bangun ruang dalam pembelajaran Matematika. Penelitian Suwarto
memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni sama-sama mengkaji tentang
Volume balok = Luas alas x tinggi = panjang x lebar x tinggi
26
penggunaan media bangun ruang. Adapun perbedaannya terletak pada variabel
terikatnya. Variabel dalam penelitian Suwarto yaitu pemahaman konsep luas dan
volume dalam matematika sedangkan dari penelitian ini yakni peningkatan
kemampuan menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang.
Penelitian yang dilakukan oleh Warsono (2010) dengan judul ”Peningkatan
Motivasi Belajar Matematika Melalui Penggunaan Media Bangun Ruang pada
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Wukirsawit Tahun Ajaran 2009/
2010”menyimpulkan bahwa penggunaan media bangun ruang dapat
meningkatkan motivasi belajar matematika. Penelitian Warsono memiliki
persamaan dengan penelitian ini yakni sama-sama mengkaji tentang penggunaan
media bangun ruang. Adapun perbedaannya terletak pada variabel terikatnya.
Dalam penelitian Warsono variabel terikatnya yakni peningkatan motivasi belajar
matematika sedangkan dari peneliti yaitu peningkatan kemampuan menghitung
luas permukaan dan volume bangun ruang.
Penelitian yang dilakukan oleh Rodhiyah (2006) dengan judul
”Meningkatkan Kemampuan Menghitung Operasi Perkalian dan Pembagian
dengan Metode Permainan Pada Siswa Kelas IV SDN Purwoso 03 Semarang
Tahun Pelajaran 2006/2007” menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
permainan dapat meningkatkan kemampuan menghitung perkalian dan
pembagian. Penelitian Rodhiyah memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni
sama-sama mengkaji tentang upaya meningkatkan kemampuan menghitung.
Adapun perbedaannya terletak pada variabel bebasnya. Dalam penelitian
Rodhiyah, variabel bebasnya membahas tentang metode permainan. Adalam
penelitian ini variabel bebasnya yaitu media bangun ruang.
C. Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran Matematika di SD Negeri Puhgogor 01 khususnya
untuk siswa kelas V, proses pembelajarannya masih konvensional. Sehingga
materi volume dan luas permukaan bangun ruang yang sekiranya mudah bagi
27
siswa menjadi sangat sulit. Maka sebagai dampaknya, kemampuan siswa dalam
menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang menjadi rendah.
Ada beberapa upaya yang harus dilakukan agar kemampuan menghitung
volume dan luas permukaan bangun ruang siswa meningkat. Dalam proses
pembelajaran digunakan media bangun ruang. Mulanya materi menghitung
volume dan lulas permukaan bangun ruangitu membingungkan siswa (sesuatu
yang abstrak), tetapi setelah menggunakan media bangun ruang materi tersebut
mudah dipahami oleh siswa (menjadi konkret). Dalam pembelajaran langkah
pertama disusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi volume dan
luas permukaan bangun ruang dan membuat media pembelajaran. Selanjutnya,
dilaksanakan apa yang telah dibuat dengan maksimal. Setelah pembelajaran
berlangsung, diberikan evaluasi kepada siswa. Kemudian guru melakukan
observasi pada proses pembelajaran, membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam proses pembelajaran serta mengarahkannya, sehingga siswa benar-benar
memahami materi volume dan luas permukaan bangun ruang. Setelah dilakukan
observasi, dianalisis proses dan hasil pembelajaran matematika tersebut sebagai
penentu pelaksanaan siklus selanjutnya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dengan menggunakan media bangun
ruang yang dibuat secara menarik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang siswa. Dengan demikian
kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang akan
meningkat melalui penggunaan media bangun ruang. Maka alur kerangka berpikir
dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti gambar 1.
28
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Hipotesis merupakan simpulan kerangka berpikir. Dari rumusan
masalah tersebut di atas, maka dapat dituliskan hipotesis sebagai berikut :
”Penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan
menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang pada siswa kelas V SD
Negeri Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo tahun ajaran 2009/ 2010”.
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Siklus II Siklus I
Pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang
Tindakan
Kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang siswa rendah
Guru masih konvensional dalam pembelajaran.
Melalui penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 tahun pelajaran 2009/2010.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Puhgogor 01 Kecamatan
Bendosari mempertimbangkan Kabupaten Sukoharjo. Ditentukan di tempat ini
karena: (1) karena waktu, biaya, dan keberadaan sampel untuk memudahkan
peneliti memperoleh data, (2) sekolah tersebut belum pernah ada yang
melaksanakan penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan
penelitian ulang, (3) kemudahan peneliti mengadakan kerjasama dengan
sekolah.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun 2009/2010,
selama lima bulan. Yakni mulai bulan Februari sampai bulan Juni 2010. Jenis-
jenis kegiatannya meliputi penyusunan dan pengajuan proposal, mengurus ijin
penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis data, dan penyusunan laporan.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan dua siklus, antara lain:
1. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 April 2010 dan tanggal 29 April
2010. Indikator yang ingin dicapai yaitu mampu mengidentifikasi ciri-ciri
bangun ruang, mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus, dapat
menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, dapat
menghitung luas permukaan serta volume balok, dan dapat menghitung luas
permukaan serta volume kubus.
2. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2010 dan 6 Mei 2010. Indikator
yang ingin dicapai sama dengan siklus pertama khususnya pada indikator
pertemuan kedua yaitu: dapat menyatakan rumus luas permukaan serta
volume balok dan kubus, dapat menghitung luas permukaan serta volume
balok, dan dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus. Dalam
siklus kedua metode yang diterapkan sama dengan siklus pertama. Hanya
30
saja perbedaannya terletak pada medianya. Guru menggunakan benda-
benda konkret dalam pengerjaan soalnya.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Data yang akan diperoleh atau dikumpulkan berupa data yang langsung
tercatat dari kegiatan di lapangan, maka bentuk pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis
penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun alasan
mengadakan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengkaji masalah
pendidikan yang berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas yang
dilaksanakan oleh guru, karena PTK dilaksanakan oleh guru sendiri sehingga
dapat meningkatkan pemahaman diri siswa untuk membuat perubahan yang
lebih baik, serta memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru kelas.
Model penelitian tindakan kelas ini menggambarkan sebagai
serangkaian langkah yang membentuk siklus atau putaran tindakan. Setiap
langkah memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (plan), tindakan (act),
pengamatan (observe), dan refleksi (reflect) (Kemmis dan Taggart (1998)
dalam Rochiati Wiriatmadja (2009: 66) Langkah-langkah tersebut dapat dilihat
pada gambar 2.
31
Gambar 2. Model PTK Spiral dari Kemmis dan Taggart.
Pada tahap perencanaan (plan), mulai dirancang strategi bertanya untuk
mendorong siswa untuk menjawab pertanyaannya sendiri. Pada tahap tindakan
(act), mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong
mereka mengatakan apa yang mereka pahami, dan apa yang mereka minati.
Tahap pengamatan (observe), pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban
siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Sedangkan
dalam tahap refleksi (reflect), ternyata control kelas yang terlalu ketat
menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan sehingga tidak mencapai
hasil yang baik, dan perlu diperbaiki.
Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam
bentuk mengurangi pernyataan-pernyataan guru yang bersifat mengontrol
PLAN
AC T
OBSERVE
REFLECT
REVISED
PLAN
AC T
REFLECT
OBSERVE
32
siswa, agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik. Pelaksanaannya
dicatat dan direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa.
Secara rinci prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas diuraikan
sebagai berikut :
1. Siklus pertama ( I )
a. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.
c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan dan
mengidentifikasi masalah.
d. Melakukan refleksi oleh peneliti.
2. Siklus kedua ( II )
a. Merencanakan tindakan berdasarkan siklus pertama untuk perbaikan
meningkatkan prosentase.
b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.
c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II
dan mengidentifikasi masalah.
d. Melakukan refleksi oleh peneliti.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini ditetapkan pada siswa kelas V SD Negeri
Puhgogor 01 tahun ajaran 2009/ 2010. Dengan jumlah siswa sebanyak 30, yang
terdiri 10 siswa putra dan 20 siswa putri.
Ditetapkan pada kelas V karena didasari oleh pertimbangan bahwa pada
awal tahun pelajaran siswa telah mempunyai pengalaman belajar di SD selama
empat tahun, yaitu selama kelas I hingga kelas IV. Pada dasarnya mereka dari
latar belakang yang berbeda-beda tapi sebagian besar dari mereka adalah siswa
dari golongan menengah ke bawah yaitu ekonomi yang rendah. Dari kesemua
siswa adalah anak yang normal, tidak cacat dalam arti tidak ada anak ABK
(Anak Berkebutuhan Khusus).
33
D. Sumber Data
Di dalam penelitian ini terdapat dua data, yaitu 1. Nilai akhir siswa
setelah pembelajaran Matematika menggunakan media bangun ruang; 2.
Kegiatan siswa saat pembelajaran/ saat kerja kelompok. Data penelitian ini
dikumpulkan dari beberapa sumber yang meliputi :
a. Informan atau nara sumber yaitu siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01.
b. Dokumen atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, dan buku penilaian.
c. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan media bangun
ruang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan beberapa data dan sumber data di atas, maka teknik
pengumpulan datanya masing-masing sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian (Yatim Rianto,
2001:77). Observasi yang dilakukan peniliti dalam penelitian ini adalah
dengan observasi kolaboratif yaitu observasi yang dibantu oleh teman
sejawat. Observasi ini dilakukan secara formal di dalam ruang kelas
pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk
mengetahui perkembangan siswa selama proses pembelajaran sesuai
dengan siklus yang ada.
Observasi merupakan teknik penelitian yang digunakan oleh
peneliti dengan cara mengamati, melihat atau memperhatikan kebiasaan
sehari-hari guru dan siswanya di sekolah. Bentuk observasi dalam
penelitian ini adalah observasi partisipan, dimana peneliti (pengamat)
dalam penelitian ini, berperan aktif dalam semua pembelajaran di kelas.
34
Pengamat mengobservasi kegiatan siswa kelas V SDN Puhgogor 01
selama proses pembelajaran. Observasi ini digunakan untuk
mendapatkan data yang diperlukan sebagai dasar untuk melakukan
penelitian yang lebih lanjut. Dengan observasi ini akan diperoleh data-
data mengenai seluruhu aktivitas atau tingkah laku siswa dalam
pembelajaran.
2. Tes
Tes merupakan serentetan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, sikap, inteligensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Yatim Rianto,
2001:83). Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan yang diperoleh siswa setelah kegiatan pembelajaran
tindakan.
Tes yang diberikan dalam penelitian ini tentang materi volume
dan luas permukaan bangun ruang dan diberikan pada siswa kelas V
SDN Puhgogor 01. Tes ini diberikan pada awal penelitian untuk
mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam pembelajaran
mengitung luas permukaan dan volume bangun ruang. Selain itu, tes ini
dilakukan di setiap akhir pertemuan untuk mengetahui peningkatan
mutu siswa. Dengan kata lain, tes disusun dan dilakukan untuk
mengetahui tingkat perkembangan kemampuan menghitung luas
permukaan dan volume bangun ruang ditandai dengan hasil belajar
siswa sesuai dengan siklus yang ada.
F. Validitas Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
observasi dan tes. Maka untuk menjamin validitas, keabsahan dan
pertanggungjawaban data untuk dapat dijadikan dasar yang kuat untuk menarik
simpulan, maka dapat diukur dengan validitas isi/ content validity.
35
Ebel dalam Nazir (1988: 2) mengemukakan bahwa content validity
adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari suatu
populasi. http://www.google.co.id/fitriayunita.blogspot.com. Kerlinger dalam
Fitri Yuanita (2007: 4) mengatakan bahwa “validitas isi merupakan validitas
yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis
rasional”. http://www.google.co.id/fitriayunita.blogspot.com. Dalam validasi
ini dapat diukur seberapa jauh item-item dalam suatu alat ukur mencakup
keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat ukur yang
bersangkutan atau berhubungan dengan penelitian.
Sebuah tes dikatakan memiliki isi apabila didalamnya mengukur tujuan
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan
oleh guru dalam pembelajaran. Pada penelitian ini data yang diukur
menggunakan validitas isi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
kemampuan menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang sesuai
dengan materi yang diajarkan di kelas V, maka pada penyusunan dilakukan
dengan cara memerinci materi kurikulum ataupun materi pelajaran pada kelas
V. Materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering
disebut validitas kurikuler.
Validitas isi berhubungan dengan kemampuan instrumen untuk
menggambarkan atau melukiskan secara tepat mengenai domain perilaku yang
akan diukur. Misalnya instrumen yang dibuat untuk mengukur aktivitas siswa
dalam belajar, maka instrumen tersebut harus dapat melukiskan secara benar
mengenai aktivitas siswa sebagaimana diuraikan dalam deskripsi kegitan siswa.
Dalam pembuatan soal tes dilakukan terlebih dahulu analisis rasional
yakni sejauh mana item-item dalam soal tes tersebut mencakup keseluruhan
kawasan isi objek yang akan dinilai atau dengan kata lain, sejauh mana tes itu
mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Dalam perencanaan validitas ini
tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan hanya analisis rasional
maka setiap orang akan memiliki pedoman dalam melaksanakan suatu tes pada
siswanya.
36
G. Teknik Analisis Data
Yang dimaksud analisis data adalah cara mengelola data yang sudah
diperoleh dari dokumen. Dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif.
Agar hasil penelitian dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan
maka dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis model
interaktif Milles dan Huberman (2000: 20). Kegiatan pokok analisa model ini
meliputi: reduksi data, penyajian data, simpulan-simpulan penarikan/verifikasi.
Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Reduksi data
Reduksi data yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara
sedemikian sehingga simpulan-simpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasi. Dalam penelitian ditemukan data yang prlu direduksi, seperti
informasi tentang berdirinya sekolah tersebut. Informasi tersebut perlu
direduksi karena tidak sesuai dengan variabel penelitian.
2. Penyajian data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik
merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.
Untuk menampilkan data-data tersebut agar lebih menarik maka
diperlukan penyajian yang menarik pula.
3. Menarik kesimpulan / Verifikasi
Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah
dilakukannya penarikan kesimpulan : penarikan/verifikasi. Data-data yang
telah didapatkan dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya.
Penarikan kesimpulan ini merupakan bagian dari konvigurasi utuh, sehingga
37
kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan
penelitian. Sedang kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di
lapangan atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya
merupakan valiliditasnya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan/ verifikasi sebagai suatu yang jalin-menjalin pada
saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang
sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan
pengumpulan data itu sendiri merupakan proses siklus dan interaktif.
Oleh karena penelitian ini sifatnya kualitatif maka diperlakukan
adanya objektivitas, subjektivitas, dan kesepakatan inter subjektivitas dari
peneliti agar hasil penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca
secara mendalam.
Adapun hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut
dapat divisualisasikan dalam bentuk diagram seperti gambar 3.
Gambar 3: Komponen-Komponen Analisis Data : Model Interaktif (Milles
Huberman, 2000:19)
Berpijak dari bagan tersebut di atas, langkah yang akan ditempuh
dalam penelitian ini adalah :
Pengumpulan Data (Data Collection)
Reduksi Data (Data Reduction)
Penyajian Data (Data Display)
Kesimpulan-Kesimpulan Penarikan / Verifikasi
38
1. Melakukan analisis awal, bila data yang didapat di kelas sudah cukup data
yang dikumpulkan.
2. Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan matrik
yang berguna untuk penelitian selanjutnya.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar unsur.
4. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitan.
5. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam
laporan akhir penelitian.
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian.
Yang menjadikan indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya
kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang melalui
penggunaan media bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01
Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Hal ini ditandai dengan siswa
yang mencapai KKM (nilai 65) lebih dari 85 % jumlah siswa seluruhnya.
Indikator tersebut meliputi : (1) Mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang, (2)
Menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus, (3) Menyatakan rumus luas
permukaan serta volume balok dan kubus, (4) Menghitung luas permukaan
serta volume balok, (5) Menghitung luas permukaan serta volume kubus.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang tiap-
tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Dalam satu siklus pembelajaran terdiri dari dua kali tatap muka. Alokasi waktu
setiap pertemuan selama 2x35 menit. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain. Untuk mengetahui
kemampuan menghitung siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 diadakan tes
39
terhadap siswa dan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru.
Berdasarkan temuan di kelas, maka perlu diusahakan peningkatan
kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang pada siswa
kelas V melalui media bangun ruang, adapun prosedur Penelitian Tindakan
Kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut.
1. Siklus I
a. Perencanaan
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika dengan KD mengidantifikasi sifat-sifat bangun ruang
dan menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus.
2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
3) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.
4) Menyiapkan lembar penilaian.
5) Membuat lembar observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dengan proses pembelajaran yang
sesuai dengan RPP mata pelajaran Matematika dengan kompetensi
dasar menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus.
c. Observasi
Pada tahap penelitian ini data dikumpulkan dengan cara
mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi
mengarah pada butir-butir dalam pedoman yang telah disiapkan.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika dalam
pembelajaran pada siklus I tentang menghitung luas permukaan dan
volume balok dan kubus didapatkan suatu kendala yaitu adanya nilai
siswa yang belum mencapai hasil yang diharapkan atau tindakan belum
tercapai secara optimal, maka perlu adanya perbaikan pada siklus II.
40
2. Siklus II
Siklus ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Langkah-
langkah yang ditempuh adalah sebagai beikut :
a. Perencanaan
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika dengan KD mengidantifikasi sifat-sifat bangun ruang
dan menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus.
2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
3) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.
4) Menyiapkan lembar penilaian.
5) Membuat lembar observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan melalui pembelajaran dengan
memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah
disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Melaksanakan
pembelajaran Matematika dengan kompetensi dasar menghitung luas
permukaan dan volume balok dan kubus.
c. Observasi
Pada tahap penelitian ini data dikumpulkan dengan cara
mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi
mengarah pada butir-butir dalam pedoman yang telah disiapkan.
d. Refleksi
Berpijak dari hasil penelitian pada siklus I, dilakukan analisis
dengan cara melihat prestasi atau nilai siswa. Kemudian hasil analisis
pada siklus II digunakan sebagai kesimpulan dari penelitian. Apakah
dengan menggunakan alat peraga atau media bangun ruang dapat
memaksimalkan proses pembelajaran siswa dalam menentukan volume
dan luas permukaan bangun ruang. Kualitas proses pembelajaran
dinyatakan mengalami perbaikan apabila capaian pada indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan tidak atau kurang sesuai dengan
target yang telah ditetapkan, maka penelitian dapat dihentikan.
41
Adapun siklus-siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan ini menggunakan model Suharsimi Arikunto dan Sugiyanto
seperti gambar 4.
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
Tindak lanjut
Gambar 4: Siklus Penelitian Tindakan
(Suharsimi Arikunto dan Sugiyanto, 2009:12)
Mekanisme kerja diwujudkan dalam bentuk siklus (direncakan 2 siklus),
yang setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan/ tahap, yaitu: perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).
Apabila hasil evaluasi dan refleksi dari siklus I menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan siswa dalam menghitung volume dan luas permukaan
bangun ruang, maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus II. Namun, apabila
belum menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dlam menghitung volume
dan luas permukaan bangun ruang, maka dibuat dan dilaksanakan siklus II yang
setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan/ tahap, yaitu: perencanaan (planning),
42
tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Artinya,
bila ternyata penggunaan media bangun ruang ini belum berhasil/ belum
memenuhi capaian indikator, maka dilakukan kembali siklus pengajaran
Matematika dengan menggunakan media bangun ruang secara
berkesinambungan sesuai perbaikan pada siklus I dan kegiatan ini terus
berulang sampai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai
secara optimal.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian
Lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat penelitian ini
adalah Sekolah Dasar Negeri Puhgogor 01. Sekolah ini terletak di Desa
Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Sekolah Dasar Negeri
Puhgogor 01 merupakan Sekolah Dasar yang berkualitas menengah. Sekolah ini
memiliki bangunan sekolah yang membentuk huruf “L”. Halaman sekolahnya
cukup luas di pinggirnya dikelilingi oleh pohon-pohon hias yang menambah
kesejukan sekolah.
Demi kelancaran program-program sekolah dan semakin meningkatnya
mutu pendidikan di sekolah, maka segenap komponen pengelola Sekolah Dasar
Negeri Puhgogor 01 baik kepala sekolah, komite sekolah, guru, karyawan
senantiasa melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing
sebagaimana tertuang dalam program kerja yang telah direncanakan pada setiap
tahun pelajaran. Mekanisme kerja segenap pengelola Sekolah Dasar Negeri
Puhgogor 01 tersebut berada di bawah koordinasi dan pengawasan kepala
sekolah.
Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat
peraga untuk berbagai mata pelajaran tersedia dengan lengkap, namun itu semua
tidak terawat dengan baik walaupun ada juga alat peraga yang tersedia di dalam
kelas. Karena menurut informasi dari guru kelas V alat peraga tersebut tidak
dimanfaatkan oleh guru dengan baik dalam proses pembelajaran. Selain itu di
sekolah ini tidak ada tempat khusus untuk menyimpan alat peraga tersebut,
sehingga banyak alat peraga yang rusak.
Karakter siswa-siswi kelas V tempat penelitian tidak jauh berbeda
dengan kelas lain dalam pembelajaran matematika. Kebanyakan siswa
menganggap matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sulit, sehingga hasil
belajar matematika dan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika kurang
44
optimal. Siswa masih banyak tergantung pada guru dalam memecahkan masalah
matematika, hal itu menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika. Latar belakang ini yang dijadikan pangkal dalam berbagai
permasalahan dalam upaya meningkatkan kemampuan menghitung dalam
pelajaran matematika khususnya materi luas permukaan dan volume balok
dan kubus.
Dengan penelitian ini diharapkan siswa SDN Puhgogor 01 lebih tertarik
untuk belajar matematika, sehingga kemampuan menghitung dalam pelajaran
matematika khususnya materi luas permukaan dan volume balok dan kubus
meningkat.
B. Deskripsi Masalah Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari paparan siklus I dan
paparan tindakan siklus II. Tiap siklus meliputi empat kegiatan antara lain: 1)
tahap perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan; 3) observasi; dan 4) analisis dan
refleksi. Jika indikator tidak tercapai, maka siklus (tahap-tahap tersebut)
dilakukan lagi dengan intervensi sesuai hasil refleksi, sehingga terjadi pencapaian
indikator yang signifikan.
Analisis hasil evaluasi dari tes pra tindakan diperoleh nilai rata-rata
siswa adalah 59,67 atau jumlah siswa yang tuntas hanya 10 siswa atau 33,33%.
Hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru,
peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 65 dan ketuntasan di atas 85 %. Dari hasil
analisis tes pra tindakan tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk
meningkatkan kemampuan menghitung luas permukaan dan volume balok dan
kubus pada siswa kelas V SDN Puhgogor 01.
1. Deskripsi Tindakan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai titik tolak pembelajaran
untuk mengkondisikan dan membuat komitmen atas peraturan dan
konsekuensi yang akan dilaksanakan pada pembelajaran matematika tentang
45
menghitung volume dan luas permukaan balok dan kubus. Adapun langkah-
langkah perencanaan persiapan guru adalah sebagai berikut :
Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 26 April 2010 di ruang guru SD Negeri Puhgogor 01. Peneliti
dan kepala sekolah mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan
pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan (dengan alokasi waktu
2x35 menit) yaitu pertemuan pertama pada hari Selasa tanggal 27 April 2010
dan pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 29 April 2010.
Dengan berpedoman berdasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SD 2008 kelas V, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan
pembelajaran materi menghitung luas permukaan dan volume balok serta
kubus dengan menggunakan media bangun ruang.
Pada pertemuan pertama peneliti membahas materi identifikasi sifat-
sifat bangun ruang, sebagai pengantar menuju inti materi.
Standar Kompetensi
Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun datar.
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan menghitung luas permukaan dan
volume balok dan kubus.
Indikator
a) Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang.
b) Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus.
c) Siswa dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan
kubus.
d) Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume balok.
e) Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus.
Penelitian ini dirancang melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dengan indikator siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang, siswa
mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus, siswa dapat menyatakan
rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, siswa dapat
46
menghitung luas permukaan serta volume balok, siswa dapat menghitung luas
permukaan serta volume kubus. Rencana pelaksanaan pembelajaran dari lima
indikator tersebut dibagi menjadi dua kali pertemuan. Pertemuan pertama
melaksanakan 2 indikator, kemudian pertemuan kedua tiga indikator.
Adapun hal yang perlu disiapkan guru antara lain :
a) Menyiapkan media jaring-jaring balok dan kubus, bangun-bangun
balok dan kubus, kerangka balok dan kubus yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
b) Membuat lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.
c) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.
d) Merancang setting kelas dengan menata tempat duduk sesuai dengan
ruangan kelas, serta membagikan media pembelajaran kepada setiap
siswa atau setiap kelompok.
e) Menyiapkan lembar penilaian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran melalui media
bangun ruang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I dengan menggunakan
media bangun ruang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah disusun ini akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
1). Pertemuan I
Pada tahap ini dilakukan tindakan kelas terhadap 30 siswa, dalam
pembelajaran menghitung luas permukaan dan volume balok serta kubus
melalui media bangun ruang. Indikator dalam pertemuan pertama yaitu siswa
mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang, siswa mampu menyebutkan
sifat-sifat balok dan kubus. Langkah-langkah siklus I adalah sebagai berikut:
Sebelum pembelajaran dimulai guru memimpin doa, kemudian
mengkondisikan kelas, apersepsi dengan bertanya jawab tentang ruangan
kelas dan benda-benda yang ada di dalam kelas, misalnya: alamari, kotak
kapur. Kemudian dengan tanya jawab tersebut guru menindak lanjuti dengan
47
memberikan pertanyaan mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah itu
kegiatan selanjutnya:
a) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri
dari 6 siswa. Dan salah satu siswa ditunjuk sebagai juru bicara atau
perwakilan kelompok.
c) Guru membagikan media benda-benda yang berbentuk balok dan kubus
serta jaring-jaring dan kerangka bangun ruang kepada masing-masing
kelompok.
d) Siswa melakukan diskusi kelompok/ belajar mandiri yaitu dengan
mengidentifikasi dan menjelaskan ciri dan sifat dari balok dan kubus.
e) Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta
memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam
diskusi.
f) Kemudian, siswa diminta untuk menyiapkan sebuah pertanyaan kepada
kelompok lainnya.
g) Siswa saling bergantian bertanya melalui perwakilan kelompok dan
kelompok lainnya menjawab sesuai gilirannya.
h) Setelah selesai, guru mengulas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
masing-masing kelompok dan memperbaiki jawaban dari tiap-tiap
kelompok bila masih kurang.
i) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dengan bimbingan guru
siswa diarahkan untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
j) Siswa mengerjakan evaluasi yang telah dipersiapkan oleh guru.
48
2). Pertemuan Kedua
Pada tahap ini dilakukan tindakan kelas terhadap 30 siswa, dalam
pembelajaran menghitung luas permukaan dan volume balok serta kubus
dengan media bangun ruang. Indikator dalam pertemuan kedua yaitu, siswa
dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, siswa
dapat menghitung luas permukaan serta volume balok, siswa dapat
menghitung luas permukaan serta volume kubus. Langkah-langkah
pembelajaran pada pertemuan ke dua ini adalah sebagai berikut :
Sebelum pembelajaran dimulai guru memimpin doa, kemudian
mengkondisikan kelas, apersepsi dengan bertanya jawab tentang ruangan
kelas dan benda-benda yang ada di dalam kelas, misalnya: alamari, kotak
kapur. Kemudian dengan tanya jawab tersebut guru menindak lanjuti dengan
memberikan pertanyaan mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah itu
kegiatan selanjutnya:
a) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
selanjutnya.
b) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri
dari 5 siswa. Dan salah satu siswa ditunjuk sebagai juru bicara atau
perwakilan kelompok.
c) Guru membagikan media benda-benda yang berbentuk balok dan kubus
serta jaring-jaring dan kerangka bangun ruang kepada masing-masing
kelompok.
d) Siswa melakukan diskusi kelompok/ belajar mandiri yaitu menemukan
rumus luas permukaan balok dan kubus dengan media yang telah
disediakan oleh guru.
e) Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta
memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam
diskusi.
49
f) Kemudian, siswa diminta untuk menyiapkan sebuah pertanyaan kepada
kelompok lainnya.
g) Siswa saling bergantian bertanya melalui perwakilan kelompok dan
kelompok lainnya menjawab sesuai gilirannya.
h) Setelah selesai, guru mengulas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
masing-masing kelompok dan memperbaiki jawaban dari tiap-tiap
kelompok bila masih kurang.
i) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dengan bimbingan guru
siswa diarahkan untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
j) Siswa mengerjakan evaluasi yang telah dipersiapkan oleh guru.
c. Observasi
Penelitian ini dilakukan melalui pengamatan tingkah laku dan sikap
siswa selama pembelajaran Matematika berlangsung dengan menggunakan
media bangun ruang. Serta berkolaborasi dengan observer yaitu observer
mengamati keterampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan media
bangun ruang. Yang menjadi observer dalam penelitian ini adalah Ibu Eni
Kusrini.
1). Hasil observasi bagi guru
Dari data observasi dalam siklus I selama 2 kali pertemuan
diperoleh hasil observasi sebagai berikut :
a) Guru telah menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, alat dan
media pembelajaran dengan baik.
b) Guru telah memeriksa kesiapan siswa.
c) Guru telah memberi apersepsi dengan baik sesuai dengan materi yang
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
d) Guru cukup dalam menguasai materi pembelajaran dan mengaitkan
materi materi dengan pengetahuan lain yang relevan.
50
e) Guru cukup dalam meguasai kelas.
f) Guru masih kurang dalam menumbuhkan kebiasaan positif dalam
pembelajaran.
g) Guru telah melaksanakan pebmelajaran sesuai dengan waktu yang
dialokasikan dan telah cukup menghasilkan pesan yang menarik.
h) Guru telah baik dalam menggunakan media secara efektif dan efisien.
i) Guru telah melibatkan siswa dalam pemanfaatan media dan
menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan baik.
j) Guru cukup merespon positif partisipasi siswa dalam kerja kelompok
dan memfasillitasi terjadinya interaksi dengan sumber belajar.
k) Guru telah menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dengan
baik.
l) Guru telah melakukan refleksi pembelajaran dan menyusun
rangkuman yang melibatkan siswa dengan cukup.
m) Guru telah melakukan penilaian akhir dan melaksanakan tindak lanjut
dengan baik.
2). Hasil observasi bagi siswa
Dari data observasi pada siklus I diperoleh data keaktifan siswa
dalam kerja kelompok, sebagai berikut:
a) Sikap saling menghargai antarsiswa sangat baik.
b) Inisisatif siswa dalam kerja kelompok masih sangat kurang.
c) Keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan siswa masih sangat
kurang.
d) Kerjasama siswa dalam kelompok sangat baik.
51
d. Analisis dan Refleksi
Dari hasil penelitian pada siklus 1, maka peneliti mengulas masih
ada 8 siswa yang belum mencapai KKM. Maka peneliti melanjutkan siklus ke
II untuk materi menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus
dengan menindak lanjuti siklus I.
Dari hasil analisa data perkembangan prestasi belajar siswa pada tes
siklus I dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang tuntas naik
40 % yakni dari 33,33 % menjadi 73,33 %. Besarnya nilai terendah yang
diperoleh siswa pada saat tes pra tindakan sebesar 40 dan pada siklus I
menjadi 55. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 80 naik menjadi 87,5
dengan nilai batas tuntas 65 ke atas, dan nilai rata-rata kelas yang pada tes pra
tindakan sebesar 59,67 naik pada tes siklus I menjadi 68,18 nilai tersebut
sudah di atas rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru, peneliti dan
sekolah.
Dalam penelitian tindakan kelas siklus I masih banyak ditemukan
kekurangan-kekurangan, antara lain:
1) Bagi Guru
a) Guru masih belum optimal dalam mengaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan.
b) Guru belum optimal dalam melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif siswa.
c) Guru masih kurang dalam penguasaaan kelas.
d) Guru kurang memberikan respon positif terhadapa partisipasi siswa
dalam kerja kelompok.
e) Guru belum melaksanakan alokasi waktu KBM dengan baik.
f) Guru belum optimal dalam merefleksi pembelajaran dan membuat
rangkuman kegiatan pembelajaran dengan melibatkan siswa.
2) Bagi Siswa
a) Siswa masih sangat kurang berinisiatif dalam kelompok sehingga
masih banyak siswa yang ramai sendiri, tidak aktif dan konsentrasi
dalam pembelajaran.
52
b) Siswa masih sangat kurang dalam keberanian bertanya dan menjawab
pertanyaan.
2. Deskripsi Data Siklus II
Tindakan Siklus II dilaksanakan dalam waktu satu minggu dan
terdapat dua kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan lamanya 2x35 menit penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang
terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan
kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
a. Tahap perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada
Siklus I diketahui bahwa pembelajaran matematika melalui media bangun
ruang yang dilaksanakan pada siklus 1 diketahui bahwa belum menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan belajar matematika (materi menghitung luas
permukaan dan volume balok dan kubus) yang cukup signifikan. Oleh karena
itu peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kembali melalui
media bangun ruang dengan indikator yang sama tetapi berbeda dalam proses
atau penerapan dalam pembelajarannya.
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 3 Mei 2010 di ruang guru SD Negeri Puhgogor 01. Peneliti dan guru
kelas V mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian ini. Kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan
disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua
pertemuan (dengan alokasi waktu 2x35 menit) yaitu pada hari Selasa 4 Mei
2010 dan hari Kamis 6 Mei 2010.
Adapun indikator yang dibuat sebagai dasar penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran sama dengan indicator pada siklus I yaitu:
1) Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang.
2) Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus.
3) Siswa dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan
kubus.
4) Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume balok.
53
5) Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus.
Sebagai tindak lanjut untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa
melalui media bangun ruang serta meningkatkan dan mempertahankan
pencapaian penguasan materi yang ditujukan untuk memantapkan dan
memperluas pengetahuan siswa tentang pemahaman siswa tentang rumus
mencari luas permukaan dan volume balok dan kubus serta kemampuan
menghitung siswa pada siklus I, maka peneliti mengulang indikator tersebut
pada Siklus berikutnya. Pembelajaran ini direncanakan dalam dua kali
pertemuan yang setiap pertemuan alokasi waktunya 2 jam pelajaran.
Pertemuan pertama mengacu pada indikator yaitu siswa mampu
mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang, siswa mampu menyebutkan sifat-sifat
balok dan kubus. Pertemuan kedua menjelaskan siswa dapat menyatakan
rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, siswa dapat
menghitung luas permukaan serta volume balok, siswa dapat menghitung luas
permukaan serta volume kubus.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran matematika khususnya materi menghitung luas
permukaan dan volume balok dan kubus melalui media bangun ruang sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.
1) Pertemuan ke-1
Sesuai dengan rancangan rencana pembelajaran, pada pertemuan
pertama ini model pembelajarannya dilakukan dengan metode Jigsaw dan
tetap menggunakan bangun ruang sebagai medianya. Bangun ruang di sini
berupa balok besar yang berisi balok-balok kecil. Kegiatan awal dimulai
dengan berdoa bersama, mengabsen siswa dan apersepsi dengan
mengadakan tanya jawab seputar bangun ruang serta mengulang pelajaran
kemarin.
Kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan
setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Dan salah satu siswa ditunjuk sebagai
juru bicara atau perwakilan kelompok. Guru menyiapkan alat peraga
berupa jaring-jaring kubus, kerangka bangun ruang dan media bangun
54
ruang. Kemudian guru membagikan materi pada masing-masing
kelompok dengan materi yang berbeda. Tiga kelompok mempelajari
indikator mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang, dan tiga kelompok
mempelajari indikator menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus. Guru
menjelaskan kegiatan apa yang harus dilakukan siswa tersebut. Yaitu
mempelajarai materi yang telah diperoleh pada kelompoknya masing-
masing. Siswa melaksanakan pembelajaran yang diperintahkan oleh guru.
Setelah selesai mempelajari materi kemudian dilaksanakan jigsaw
(membentuk kelompok baru ). Dalam kelompok baru siswa kembali
menyampaikan materi pembelajaran secara bergantian, sampai semuanya
selesai atau habis gilirannya.
Kegiatan diakhiri dengan guru memberi evaluasi dengan
membagi lembar soal evaluasi. Sebagai tindak lanjut guru menyampaikan
pesan kepada siswa agar lebih rajin belajar kemudian guru menutup
pelajaran dengan salam.
2) Pertemuan kedua
Pada pertemuan ke-2 mempelajari materi menghitung luas
permukaan dan volume balok dan kubus, dengan indikator: siswa dapat
menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, siswa
dapat menghitung luas permukaan serta volume balok, siswa dapat
menghitung luas permukaan serta volume kubus. Kegiatan awal dimulai
dengan berdoa bersama, mengabsen siswa dan apersepsi dengan
mengadakan tanya jawab seputar bangun ruang serta mengulang pelajaran
kemarin.
Kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan
setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Salah satu siswa ditunjuk sebagai
juru bicara atau perwakilan kelompok. Guru menyiapkan alat peraga
berupa jaring-jaring kubus, kerangka bangun ruang dan media bangun
ruang. Kemudian guru membagikan materi pada masing-masing
kelompok dengan materi yang berbeda. Dua kelompk mempelajari materi
55
menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, dua
kelompok mempelajari materi menghitung luas permukaan serta volume
balok dan dua kelompok mempelajari materi menghitung luas permukaan
serta volume kubus. Dalam pertemuan kedua ini siswa melakukan hal
yang sama seperti pada pertemuan pertama di siklus II. Setelah itu, guru
memberikan contoh menghitung luas dan volume balok dan kubus dengan
cara menghitung langsung atau mengukur langsung benda yang telah
disediakan, sehingga materi lebih nyata.
Kegiatan diakhiri dengan pemberian penilaian. Di sini
kegiatannya berbeda dengan pertemuan pertama. Siswa langsung diminta
untuk menghitung luas dan volume balok dan kubus dari benda-benda
yang telah disediakan oleh guru. Sebagai tindak lanjut, guru
menyampaikan pesan kepada siswa agar lebih rajin belajar kemudian guru
menutup pelajaran dengan salam.
c. Observasi
Berbeda dengan siklus I, pembelajaran melalui media bangun ruang
ini dilakukan dengan model Jigsaw dan dalam evaluasinya, siswa langsung
diminta untuk mengukur benda konkret. Observasi ini ditujukan pada kegiatan
siswa dalam melaksanakan pembelajaran, aktivitas atau partisipasi serta untuk
mengetahui kemampuan menghitung siswa. Keseluruhan data yang diperoleh
dalam kegiatan ini termasuk hasil lembar kerja siswa baik kelompok maupun
individu. Sebagai bahan atau masukan untuk menganalisis perkembangan
kemampuan menghitung siswa melalui selain itu peneliti juga melakukan
observasi terhadap sikap, perilaku siswa selama proses pembelajaran melalui
media bangun ruang yang dilakukan dengan model Jigsaw dan dalam
evaluasinya, siswa langsung diminta untuk mengukur benda konkret serta
keterampilan guru dalam mengajar dengan penerapan media bangun ruang
dalam pembelajaran matematika khususnya materi menghitung luas
permukaan dan volume balok dan kubus.
56
1) Hasil observasi guru
Berpijak dari hasil observasi, dapat dilihat aktivitas guru adalah
sebagai berikut :
a) Guru telah menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, alat dan
media pembelajaran dengan baik.
b) Guru telah memeriksa kesiapan siswa dengan baik.
c) Guru telah memberi apersepsi dengan baik sesuai dengan materi yang
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
d) Guru telah baik dalam menguasai materi pembelajaran dan mengaitkan
materi materi dengan pengetahuan lain yang relevan.
e) Penguasaan kelas sudah baik.
f) Guru cukup dalam menumbuhkan kebiasaan positif dalam
pembelajaran.
g) Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dialokasikan dan telah cukup menghasilkan pesan yang menarik.
h) Guru telah baik dalam menggunakan media secara efektif dan efisien.
i) Guru telah melibatkan siswa dalam pemanfaatan media dan
menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan baik.
j) Guru telah merespon positif partisipasi siswa dalam kerja kelompok
dengan baik dan telah memfasillitasi terjadinya interaksi dengan
sumber belajar.
k) Guru telah menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dengan
baik.
l) Guru telah melakukan refleksi pembelajaran dan menyusun
rangkuman yang melibatkan siswa dengan baik.
57
m) Guru telah melakukan penilaian akhir dan melaksanakan tindak lanjut
dengan baik.
2) Hasil observasi siswa
Bertolak dari data observasi pada siklus II diperoleh data hasil
belajar afektif siswa sebagai berikut:
a) Sikap saling menghargai antarsiswa dalam kerja kelompok sudah
sangat baik tetapi masih perlu ditingkatkan lagi.
b) Inisisatif siswa dalam kerja kelompok masih kurang sehingga perlu
digali dan ditingkatkan lagi.
c) Keberanian siswa dalam bertanya dan men jawab pertanyaan sudah
baik.
d) Kerjasama dalam kelompok sudah sangat baik tetapi perlu
ditingkatkan lagi.
e) Kemampuan siswa dalam menyampaikan materi yang dipelajari masih
kurang.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran materi
menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus melalui media
bangun ruang pada siklus II, secara umum telah menunjukkan perubahan yang
signifikan, dimana siswa dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap
walaupun ada sedikit kekurangan diantaranya kurang bisa memanfaatkan
waktu. Sedangkan guru kurang memberikan penguatan kepada siswa.
Dari analisis hasil tes pada siklus II ini diketahui bahwa dari
penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi siswa dalam
pembelajaran meningkat. Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui tes akhir
pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas di atas 65 dan persentase siswa
yang memperoleh nilai lebih dari KKM mencapai 85%. Atas dasar tersebut
dan melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka
58
pembelajaran matematika melalui penerapan media bangun ruang yang
dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu
dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun guru harus tetap melaksanakan
bimbingan belajar untuk perbaikan prestasi belajar siswa yang mendapatkan
nilai dibawah KKM dan melaksanakan pengayaan untuk siswa yang
memperoleh nilai di atas rata-rata kelas sebagai tindak lanjut.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan II dapat dinyatakan
bahwa pembelajaran matematika melalui media bangun ruang dapat
meningkatkan kemampuan menghitung luas permukaan dan volume balok dan
kubus pada siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01.
Dalam mengolah data yang dilaksanakan pada lampiran dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Data Nilai Matematika Siswa Kelas V Pra Tindakan
Analisis hasil evaluasi dari tes pra tindakan siswa diperoleh
nilai rata-rata 59,67. Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada
materi menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus
hanya 10 siswa atau 33,33 % saja. Untuk lebih rincinya terlihat seperti
pada tabel 1.
Tabel 1. Data Tes Matematika Pra Tindakan Siswa Kelas V
No. Nama Siswa Tes Awal Keterangan
1 Agung Eko Wibowo 40 Tidak Tuntas
2 Heriyanto 50 Tidak Tuntas
3 Nur Khasanah 40 Tidak Tuntas
4 Yuli Tri Astuti 50 Tidak Tuntas
5 Ade Ferdian Mahandika 50 Tidak Tuntas
6 Agus Setyawan 60 Tidak Tuntas
7 Aldila Vesti Rosita 50 Tidak Tuntas
59
8 Anita Rahayu 60 Tidak Tuntas
9 Arianto Tri Utomo 50 Tidak Tuntas
10 Didik Sholikhin 50 Tidak Tuntas
11 Dini Pratiwi 60 Tidak Tuntas
12 Ekky Aprilia Abdiningtyas 80 Tuntas
13 Lukfi Trisnawati 60 Tidak Tuntas
14 Mita Anjarsari 80 Tuntas
15 Ngesti Rahayu 60 Tidak Tuntas
16 Nur Fadilah Hadi Suparno 50 Tidak Tuntas
17 Reni Suci A 70 Tuntas
18 Septiana Dwi P 50 Tidak Tuntas
19 Septi Suprihatin 80 Tuntas
20 Sindi Kartika Wijaya 70 Tuntas
21 Siti Meisaroh 50 Tidak Tuntas
22 Tri Retno A.L 80 Tuntas
23 Wulan Cahyo O 60 Tidak Tuntas
24 Yogi Setyawan 80 Tuntas
25 Yunita Ambarsari 50 Tidak Tuntas
26 Yusuf Febrianto 70 Tuntas
27 Al Ikhlas Rokhimatulloh 70 Tuntas
28 Salma 60 Tidak Tuntas
29 Shasayang Zora Iqse 50 Tidak Tuntas
30 Nanang Jakaria 70 Tuntas
Jumlah 1790
Rata-rata 59,67
KETERANGAN JUMLAH PROSENTASE
TUNTAS 10 33,33 %
TIDAK TUNTAS 20 66,67 %
60
Tabel 2 Frekuensi Data Nilai Tes Matematika Pra Tindakan Siswa Kelas V
Nomor Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 21 – 30 0 0 %
2 31 – 40 2 6,67 %
3 41 – 50 11 36,67 %
4 51 – 60 7 23,33 %
5 61 – 70 5 16,67 %
6 71 – 80 5 16,67 %
7 81 – 90 0 0 %
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 2 maka dapat digambarkan grafik seperti gambar 5.
02
11
75 5
00
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
FREK
UEN
SI S
ISW
A
21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90
NILAI SISWA
Gambar 5. Grafik Data Nilai Tes Matematika Pra Tindakan Siswa Kelas V
SDN Puhgogor 01
61
Tabel 3. Hasil Tes Matematika Pra Tindakan Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01
Keterangan Tes Awal
Nilai terendah 40
Nilai tertinggi 80
Rata-rata nilai 59,67
Siswa belajar tuntas 33,33 %
2. Data Nilai Matematika tentang Menghitung Luas Pemukaan dan Volume
Balok dan Kubus Siswa Kelas V Siklus I
Pada siklus I setelah diadakan tes pra tindakan dilanjutkan dengan
siswa menerima materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan
menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus, proses
pembelajaran disampaikan dengan strategi yang terencana dan dimulai dari
kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan ini terfokus untuk meningkatkan
kemampuan menghitung siswa dalam pelajaran matematika khususnya materi
luas permukaan dan volume balok dan kubus melalui media bangun ruang,
dan dalam proses pembelajarannya siswa bisa saling bergantian
menyampaikan materi melalui media bangun ruang, menarik kesimpulan,
kemudian diakhiri dengan evaluasi.
Tabel 4 Data Nilai Tes Matematika Siklus I Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Agung Eko Wibowo 55 Tidak Tuntas
2 Heriyanto 62,5 Tidak Tuntas
3 Nur Khasanah 60 Tidak Tuntas
4 Yuli Tri Astuti 65 Tuntas
5 Ade Ferdian Mahandika 67,5 Tuntas
62
6 Agus Setyawan 72,5 Tuntas
7 Aldila Vesti Rosita 65 Tuntas
8 Anita Rahayu 75 Tuntas
9 Arianto Tri Utomo 67,5 Tuntas
10 Didik Sholikhin 62,5 Tidak Tuntas
11 Dini Pratiwi 72,5 Tuntas
12 Ekky Aprilia Abdiningtyas 87,5 Tuntas
13 Lukfi Trisnawati 62,5 Tidak Tuntas
14 Mita Anjarsari 75 Tuntas
15 Ngesti Rahayu 62,5 Tidak Tuntas
16 Nur Fadilah Hadi Suparno 60 Tidak Tuntas
17 Reni Suci A 67,5 Tuntas
18 Septiana Dwi P 67,5 Tuntas
19 Septi Suprihatin 75 Tuntas
20 Sindi Kartika Wijaya 67,5 Tuntas
21 Siti Meisaroh 62,5 Tidak Tuntas
22 Tri Retno A.L 82,5 Tuntas
23 Wulan Cahyo O 62,5 Tidak Tuntas
24 Yogi Setyawan 72,5 Tuntas
25 Yunita Ambarsari 67,5 Tuntas
26 Yusuf Febrianto 75 Tuntas
27 Al Ikhlas Rokhimatulloh 72,5 Tuntas
28 Salma 67,5 Tuntas
29 Shasayang Zora Iqse 65 Tuntas
30 Nanang Jakaria 67,5 Tuntas
Jumlah 2045,5
Rata-rata 68,18
KETERANGAN JUMLAH PROSENTASE
TUNTAS 22 73,33 %
TIDAK TUNTAS 8 26,67 %
63
Tabel 5. Frekuensi Data Nilai Tes Matematika Siklus I
Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01
Nomor Rentang Nilai Frekuensi Prosentase
1 21 – 30 0 0 %
2 31 – 40 0 0 %
3 41 – 50 0 0 %
4 51 – 60 3 10 %
5 61 – 70 17 56,67 %
6 71 – 80 8 26,67 %
7 81 – 90 2 6,67 %
Jumlah 30 100%
64
Berdasarkan tabel 5 Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I hasil belajar maka
dapat digambarkan grafik seperti gambar 6.
0 0 0
3
17
8
20123456789
101112131415
FREK
UEN
SI S
ISW
A
21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90
NILAI SISWA
Gambar 6. Grafik Data Nilai Tes Matematika Siklus I Siswa Kelas V
SDN Puhgogor 01
Dari hasil analisa data perkembangan nilai siswa pada tes
siklus I tabel 5 dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang
tuntas naik 40 % dengan nilai batas tuntas 65 ke atas, siswa yang tuntas
belajar di siklus I sebesar 73,33 %, yang semula pada tes awal hanya
terdapat 33,33 % siswa mencapai batas tuntas. Besarnya nilai terendah
yang diperoleh siswa pada saat tes awal sebesar 40 dan pada siklus I
menjadi 55. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 80 naik menjadi
87,5 dan nilai rata-rata kelas yang pada tes awal sebesar 59,67 naik pada
tes siklus I menjadi 68,18 nilai tersebut sudah di atas rata-rata nilai yang
diinginkan dari pihak guru, peneliti dan sekolah.
65
c. Data Nilai Matematika Siswa Kelas V Siklus II
Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk
memantapkan dan mencapai tujuan penelitian. Pembelajaran yang
disampaikan tentang menghitung luas permukaan dan volume balok dan
kubus melalui media bangun ruang. Kegiatan belajar mengajar
disampaikan dengan strategi terencana sebagaimana siklus I dan
kegiatan pembelajaran dilaksanakan lebih optimal.
Dari penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila
partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Selain itu hasil yang
dicapai siswa melalui tes akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata
kelas di atas 65 dan persentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari
KKM mencapai 85%.
Tabel 6. Data Nilai Tes Matematika Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Agung Eko Wibowo 65 Tuntas
2 Heriyanto 67,5 Tuntas
3 Nur Khasanah 70 Tuntas
4 Yuli Tri Astuti 72,5 Tuntas
5 Ade Ferdian Mahandika 75 Tuntas
6 Agus Setyawan 77,5 Tuntas
7 Aldila Vesti Rosita 70 Tuntas
8 Anita Rahayu 75 Tuntas
9 Arianto Tri Utomo 72,5 Tuntas
10 Didik Sholikhin 75 Tuntas
11 Dini Pratiwi 70 Tuntas
12 Ekky Aprilia Abdiningtyas 95 Tuntas
13 Lukfi Trisnawati 72,5 Tuntas
14 Mita Anjarsari 92,5 Tuntas
66
15 Ngesti Rahayu 67,5 Tuntas
16 Nur Fadilah Hadi Suparno 70 Tuntas
17 Reni Suci A 72,5 Tuntas
18 Septiana Dwi P 77,5 Tuntas
19 Septi Suprihatin 80 Tuntas
20 Sindi Kartika Wijaya 82,5 Tuntas
21 Siti Meisaroh 72,5 Tuntas
22 Tri Retno A.L 92,5 Tuntas
23 Wulan Cahyo O 70 Tuntas
24 Yogi Setyawan 80 Tuntas
25 Yunita Ambarsari 67,5 Tuntas
26 Yusuf Febrianto 92,5 Tuntas
27 Al Ikhlas Rokhimatulloh 75 Tuntas
28 Salma 70 Tuntas
29 Shasayang Zora Iqse 70 Tuntas
30 Nanang Jakaria 72,5 Tuntas
Jumlah 2262,5
Rata-rata 75,42
KETERANGAN JUMLAH PROSENTASE
TUNTAS 30 100 %
TIDAK TUNTAS 0 0 %
67
Tabel 7. Frekuensi Data Nilai Tes Matematika Siklus II
Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01
Nomor Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 21 – 30 0 0 %
2 31 – 40 0 0 %
3 41 – 50 0 0 %
4 51 – 60 0 0 %
5 61 – 70 11 36,67 %
6 71 – 80 14 46,67 %
7 81 – 90 1 3,33 %
8 91 – 100 4 13,33 %
Jumlah 30 100%
68
Dari tabel 6 dapat digambarkan grafik seperti gambar 7.
0 0 0 0
1114
14
0123456789
101112131415
FREK
UEN
SI
SISW
A
21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
NILAI SISWA
Gambar 7.Grafik Data Nilai Tes Matematika Siklus II Siswa Kelas V
SDN Puhgogor 01
Tabel 8. Perbandingan Data Tes Matematika Pra Tindakan, Siklus I, dan
Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogogr 01
No. Nama Siswa Pra
Tind ket
Siklus
I ket
Siklus
II Keterangan
1 Agung E W 40 TT 55 TT 65 Tuntas
2 Heriyanto 50 TT 62,5 TT 67,5 Tuntas
3 Nur K 40 TT 60 TT 70 Tuntas
4 Yuli Tri A 50 TT 65 Tuntas 72,5 Tuntas
5 Ade Fe M 50 TT 67,5 Tuntas 75 Tuntas
6 Agus S 60 TT 72,5 Tuntas 77,5 Tuntas
69
7 Aldila V R 50 TT 65 Tuntas 70 Tuntas
8 Anita Rahayu 60 TT 75 Tuntas 75 Tuntas
9 Arianto T U 50 TT 67,5 Tuntas 72,5 Tuntas
10 Didik S 50 TT 62,5 TT 75 Tuntas
11 Dini Pratiwi 60 TT 72,5 Tuntas 70 Tuntas
12 Ekky A A 80 Tuntas 87,5 Tuntas 95 Tuntas
13 Lukfi T 60 TT 62,5 TT 72,5 Tuntas
14 Mita A 80 Tuntas 75 Tuntas 92,5 Tuntas
15 Ngesti R 60 TT 62,5 TT 67,5 Tuntas
16 Nur F H S 50 TT 60 TT 70 Tuntas
17 Reni Suci A 70 Tuntas 67,5 Tuntas 72,5 Tuntas
18 Septiana D P 50 TT 67,5 Tuntas 77,5 Tuntas
19 Septi S 80 Tuntas 75 Tuntas 80 Tuntas
20 Sindi K W 70 Tuntas 67,5 Tuntas 82,5 Tuntas
21 Siti Meisaroh 50 TT 62,5 TT 72,5 Tuntas
22 Tri Retno A. 80 Tuntas 82,5 Tuntas 92,5 Tuntas
23 Wulan C O 60 TT 62,5 TT 70 Tuntas
24 Yogi S 80 Tuntas 72,5 Tuntas 80 Tuntas
25 Yunita A 50 TT 67,5 Tuntas 67,5 Tuntas
26 Yusuf F 70 Tuntas 75 Tuntas 92,5 Tuntas
27 Al Ikhlas R 70 Tuntas 72,5 Tuntas 75 Tuntas
28 Salma 60 TT 67,5 Tuntas 70 Tuntas
29 Shasayang Z 50 TT 65 Tuntas 70 Tuntas
30 Nanang J 70 Tuntas 67,5 Tuntas 72,5 Tuntas
Jumlah 1790 2045,5 2262,5
Rata-rata 59,67 68,18 75,42
KETERANGAN JUML % JUML % JUML %
TUNTAS 10 33,33 % 22 73,33 % 30 100 %
TIDAK TUNTAS 20 66,67 % 8 26,67 % 0 0 %
TT = TIDAK TUNTAS
70
Tabel 9 . Perbandingan Hasil Tes Matematika Pra Tindakan, Siklus I,
dan Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01
Keterangan Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Nilai Terendah 40 55 65
Nilai Tertinggi 80 87,5 95
Rata-rata Nilai 59,67 68,18 75,42
Siswa Belajar Tuntas 33,33 % 73,33 % 100 %
Berdasarkan tabel 9. Perbandingan Hasil Tes Matematika Pra Tindakan, Siklus I,
dan Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01, maka dapat digambarkan grafik
seperti gambar 8.
05
101520253035404550556065707580859095
100105
PraTindakan
Siklus I Siklus II
NilaiTerendah
NilaiTertinggi
Rata-rataNilai
Siswa
Gambar 8. Grafik Perbandingan Hasil Tes Matematika Pra Tindakan,
Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01
Dari hasil analisa data perkembangan prestasi belajar siswa pada
tes awal, tes siklus I dan tes siklus II tabel 9 dapat disimpulkan bahwa :
71
1) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal 40, pada tes
siklus pertama 55 kemudian meningkat pada tes siklus kedua
menjadi 65.
2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal sebesar
80 pada tes siklus pertama 80, pada tes siklus pertama 87,5
kemudian menjadi 95 pada tes siklus kedua.
3) Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada tes
awal sebesar 59,67; tes siklus pertama 68,18; dan pada tes
siklus kedua 75,42.
4) Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan di atas 67)
pada tes awal 33,33 %; tes siklus pertama 73,33 % dan tes
siklus kedua menjadi 100% .
Berpijak dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II, secara umum telah menunjukkan
perubahan yang signifikan. Guru dalam melaksanakan pembelajaran
semakin mantap dan luwes dengan kekurangan-kekurangan kecil
diantaranya kontrol waktu.
Persentase kemampuan menghitung siswa pada pelajaran
matematika meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan hasil tes
pada siklus I dan II bila dibandingkan dengan tes awal. Selaras dengan
kenaikan nilai tes siswa, partisipasi dan keaktivan siswa dalam
pembelajaran juga lebih meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan
siswa berinteraksi degan temannya,saling bertukar pengalaman,
berinteraksi dengan guru, mampumenjelaskan alat peraga yang telah
disediakan, kerjasama dengan kelompok meningkat, dan menyelesaikan
soal-soal latihan, dan pada akhirnya kemampuan menghitung siswa
kelas V SD Negeri Puhgogor 01 meningkat. Berdasarkan peningkatan
hasil tes yang telah dicapai siswa maka pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dianggap cukup dan diakhiri pada siklus ini.
72
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
dua siklus dengan mengunakan media bangun ruang sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang
pada siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01, dapat disimpulkan bahwa:
Penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran luas permukaan dan
volume bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan menghitung siswa kelas V
SD Negeri Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo tahun ajaran 2009/ 2010. Hal ini
dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes pra
tindakan 59,67 atau 33,33 %; pada siklus pertama 66,67 atau 73,33 %, dan pada
siklus kedua naik menjadi 76,33 atau 100 % siswa belajar tuntas.
B. Implikasi
Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat
diajukan implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan kemampuan
menghitung volume dan luas pemukaan bangun ruang baik secara teoretis maupun
secara praktis.
1. Implikasi Teoritis
Bertolak dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan media bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan
menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang siswa dan
mendapatkan respon positif dari siswa.
Dengan menggunakan media bangun ruang siswa dapat membangun
sendiri pengetahuannya, sehingga siswa tidak pernah lupa tentang hal yang
dipelajari. Suasana dalam proses pembelajaran menjadi menyenangkan karena
menggunakan media yang nyata atau konkret, sehingga siswa tidak cepat
bosan untuk belajar matematika. Keberanian siswa meningkat karena siswa
73
harus menjelaskan jawabannya. Kerjasama dalam kelompok juga meningkat.
Selain itu siswa menjadi terbiasa berpikir dan mengemukakan pendapat.
Dengan partisipasi siswa yang aktif dan kreatif dalam pembelajaran
yang semakin meningkat, suasana kelas pun menjadi lebih hidup dan
menyenangkan dan pada akhirnya kemampuan menghitung volume dan luas
permukaan bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 meningkat.
1. Implikasi Praktis
Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran Matematika
melalui penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan
menghitung siswa khususnya pada materi volume dan luas permukaan bangun
ruang.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan
calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan
kemampuan menghitung siswa yang akan dicapai. Kemampuan menghitung
siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan media pembelajaran dan metode
yang tepat bagi siswa.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti
yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan untuk
membantu dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu,
perlu penelitian lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan atau
menjaga dan meningkatkan kemampuan menghitung siswa. Pembelajaran
matematika dengan menggunakan media bangun ruang pada hakikatnya dapat
digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan
yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan kemampuan
menghitung siswa, yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa.
Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus diatasi
semaksimal mungkin. Oleh karena itu, kreativitas dan keaktifan guru sangat
diperlukan dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas
permukaan bangun ruang siswa.
74
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan media bangun ruang
pada siswa kelas V SD Negeri 01 Puhgogor 01 tahun pelajaran 2009/ 2010, maka
saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan
mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi siswa SD Negeri
01 Puhgogor 01 pada khususnya sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
a. Sekolah supaya memvasilitasi sarana pembelajaran diantaranya media
bangun ruang.
2. Bagi Guru
a. Untuk meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan
bangun ruang, diharapkan menggunakan media bangun ruang.
b. Untuk meningkatkan pembelajaran matematika diharapkan guru bisa
memilih media yang cocok dengan materi yang diajarkan.
3. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya dapat memanfaatkan media pembelajaran yang telah
disiapkan guru.
b. Supaya lebih konsentrasi dan aktif dalam pembelajaran, sehingga lebih
maksimal dalam pemahaman materi dan kemampuan menghitung siswa
dapat meningkat.
c. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya ke dalam kehidupan sehari
hari.
75
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hujair AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania
Press.
Janu Ismadi. 2006. Ensiklopedia Matematika Untuk Anak. Jakarta: CV RICARDO.
Milles, B. Matthew .2000. Qualitative Data Analisis : Sourcebook of new
methods(terjemahan), Beverly hills:Sage publication.
Muchtar A.Karim dan Jamus Widagdo.1998. Pendidikan Matematika II. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD.
Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
__________________. 2003. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurhasanah, Didik Tumianto. 2007. Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Nyimas Aisyah. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:
Dirjen Dikti Depdiknas. Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem .Jakarta: PT. Bumi Aksara
Poerwadarminta.1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Rochiati Wiriatmadja, 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Rodhiyah, 2006. Meningkatkan Kemampuan menyelesaikan Operasi
Perkalian dan Pembagian dengan Metode Permainan Pada Siswa Kelas IV SDN Purwoso 03 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi tidak ditebitkan. Semarang UNNES
76
Russeffendi, ET.1984.Pengajaran Matematika Modern. Bandung: Tarsito. Slamet,St.Y dan Suwarto. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Sri Anitah. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press. Suharsimi Arikunto dan Sugiarto. 2009. Peningkatan Profesi Ilmiah Guru
melalui Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional. Surakarta: UNS.
Sulis. 2007. Studi Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan
Berhitung, Sumber Bahan Ajar, dan Suasana Kelas di SLTP Negeri I Ngrompol Sragen. Surakarta: UMS. Tidak diterbitkan.
Suwarto. 2007. Penggunaan Media Bangun Ruang untuk Pemahaman Konsep
Luas dan Volume dalam Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Walen Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2006/ 2007. Surakarta: UNS.
Udin S. Winata Putra, dkk. 1994. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta. UT. Undang-Undang tentang Sisdiknas No 20 Tahun 2003. Bandung: Citra
Umbara.
Warsono. 2010. Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penggunaan Media Bangun Ruang pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Wukirsawit Tahun Ajaran 2009/ 2010. Surakarta: UNS.
Yatim Rianto. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC Surabaya
http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/MediaPembelajaran.pdf diunduh tanggal 26 April 2010 pukul 15.00 WIB
http://techonly13.wordpress.com diunduh tanggal 26 April 2010 pukul 15.10
WIB http://www.tandf.co.uk/.../0020739x.asp/Journal+International+of+Mathema
tical+Education+in+Sciense+and+Technology diunduh tanggal 26 Februari 2010 pukul 16.00 WIB
http://www.google.co.id/fitriayunita.blogspot.com. diunduh tanggal 28 April
pukul 14.35 WIB http://www.google.com/masthoni.wordpress.com/ diunduh tanggal 28 April
2010 pukul 15.0 WIB
77
Lampiran 1
LEMBAR EVALUASI PRE TES
SOAL PRE TES Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat! 1. Perhatikan bangun ruang di bawah ini!!
W V
T U
S R
P Q
a. Nama bangun ruang di samping adalah …….
b. Sisi PQRS sama luas dengan sisi …….
c. Sisi PSTW sama luas dengan sisi ……..
d. Sisi PQUT sama luas dengan sisi ……..
e. Rusuk WV = …. = …. = …..
f. Rusuk TW = …. = …. = …..
g. Rusuk UQ = …. = …. = …..
h. Rusuk VR // …. // …. // ….
i. Rusuk PS // …. // …. // ….
j. Rusuk TU // …. // …. // ….
2. Perhatikan bangun ruang di bawah ini !!
L K
I J
G H
E F
a. Nama bangun ruang di samping adalah …….
b. Sisi EGIL sejajar dengan sisi…….
c. Sisi EFJI sejajar dengan sisi…….
d. Sisi IJKL sejajar dengan sisi…….
e. Rusuk IL // …. // …. // ….
f. Rusuk FJ // …. // …. // ….
g. Rusuk IJ // …. // …. // ….
78
h. Banyaknya sisi ada……
i. Banyaknya rusuk ada……..
j. Banyaknya titik sudut ada ……..
KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST
1.a. Balok
b. TUVW
c. QRUV
d. SRVW
e. TU = PQ = SR
f. UV = PS = QR
g. TP = WS = VR
h. UQ // TP // WS
i. QR // TW // UV
j. WV // PQ // SR
2.a. Kubus
b. FHJK
c. GHKL
d. EFGH
e. EG // JK // FH
f. IE // LG // KH
g. LK // EF // GH
h. 6 (enam) sisi
i. 12 (dua belas) rusuk
j. 8 (delapan) titik sudut
Pedoman Penilaian PRE TEST
Nilai = benar x 10 2
79
Lampiran 2.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I PERTEMUAN I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Puhgogor 01
Hari, Tanggal : Selasa, 27 April 2010
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : V (lima)/ II (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35’ (menit)
I. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun
datar.
II. Kompetensi Dasar
6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan menghitung luas
permukaan dan volume balok dan kubus.
III. Indikator
6.2.1 Mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang.
6.2.2 Mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui metode diskusi dan penugasan siswa mampu mengidentifikasi
ciri-ciri bangun ruang dengan benar.
2. Melalui metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi, siswa mampu
menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus dengan benar.
V. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan siswa mampu menyebutkan
benda-benda yang termasuk bangun ruang balok dan kubus, yang berguna dan
berhubungan dalam kehidupan sehari-hari.
80
VI. Materi Pembelajaran
A. Sifat-sifat Balok
Perhatikan bangun ruang balok di bawah ini :
H G
E F
D C
A B
Balok terdiri dari :
▪ 6 bidang sisi, yaitu:
sisi bawah ABCD
sisi atas EFGH
sisi kiri ADHE
sisi kanan BCGF
sisi depan ABFE
sisi belakang DCGH
▪ 8 titik sudut, yaitu:
Titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H.
▪ 12 rusuk, yaitu:
Rusuk AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, dan HE.
Setelah bagian-bagian dari balok dipahami, sekarang kita perhatikan
sifat-sifat balok.
▪ Terdapat 3 pasang sisi yang sama luasnya, yaitu:
Sisi bawah ABCD = sisi atas EFGH.
Sisi kiri ADHE = sisi kanan BCGF
Sisi depan ABFE = sisi belakang DCGH
▪ Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar (//), yaitu:
Sisi bawah ABCD // sisi atas EFGH
Sisi kiri ADHE // sisi kanan BCGF
81
Sisi depan ABFE // sisi belakang DCGH
▪ Terdapat 3 pasang rusuk yang sama panjang, yaitu:
Rusuk AB = rusuk DC = rusuk EF = rusuk HG
Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH
Rusuk AD = rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH
▪ Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//), yaitu:
Rusuk AB // rusuk DC // rusuk EF // rusuk HG
Rusuk AE // rusuk BF // rusuk CG // rusuk DH
Rusuk AD // rusuk BC // rusuk FG // rusuk EH
B. Sifat-sifat Kubus
Pernahkah kalian bermain ular tangga? Permainan ular tangga
menggunakan ”dadu” yang bentuknya seperti kubus. Perhatikan bangun
ruang kubus di bawah ini!
R Q
O P
N M
K L
Kubus terdiri dari :
▪ 6 bidang sisi, yaitu:
sisi bawah KLMN
sisi atas OPQR
sisi kiri KNRO
sisi kanan LMQP
sisi depan KLPO
sisi belakang NMQR
▪ 8 titik sudut, yaitu:
Titik sudut K, L, M, N, O, P, Q, dan R.
82
▪ 12 rusuk, yaitu:
Rusuk KL, LM, MN, NK, KO, LP, MQ, NR, OP, PQ, QR, dan RO.
Setelah bagian-bagian dari kubus dipahami, sekarang kita perhatikan
sifat-sifat kubus.
▪ Keenam sisinya sama besar.
Sisi KLMN = OPQR = KNRO = LMQP = KLPO = NMQR.
▪ Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar (//), artinya jika dua sisi diperpanjang
tidak akan berpotongan, yaitu:
Sisi bawah KLMN // sisi atas OPQR
Sisi kiri KNRO // sisi kanan LMQP
Sisi depan KLPO // sisi belakang NMQR
▪ Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//), artinya jika dua rusuk
diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu:
Rusuk KL // rusuk MN // rusuk RQ // rusuk OP
Rusuk KO // rusuk LP // rusuk MQ // rusuk NR
Rusuk KN // rusuk LM // rusuk PQ // rusuk OR
▪ Kedua belas ruusknya sama panjang, yaitu:
Rusuk KL = LM = MN = NK = KO = LP = MQ = NR = OP = PQ =
QR = RO.
VII.Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Absensi
2. Apersepsi ( Pernahkah kalian bermain ular tangga? Apa saja yang
dibutuhkan dalam bermain ular tangga? Dst. )
B. Kegiatan Inti (40 menit)
1. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
83
2. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri
dari 6 siswa. Dan salah satu siswa ditunjuk sebagai juru bicara atau
perwakilan kelompok.
3. Guru membagikan media benda-benda yang berbentuk balok dan
kubus serta jaring-jaring dan kerangka bangun ruang kepada masing-
masing kelompok.
4. Siswa melakukan diskusi kelompok/ belajar mandiri yaitu dengan
mengidentifikasi dan menjelaskan ciri dan sifat dari balok dan kubus.
5. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta
memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan
dalam diskusi.
6. Kemudian, siswa diminta untuk menyiapkan sebuah pertanyaan
kepada kelompok lainnya.
7. Siswa saling bergantian bertanya melalui perwakilan kelompok dan
kelompok lainnya menjawab sesuai gilirannya.
8. Setelah selesai, guru mengulas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
masing-masing kelompok dan memperbaiki jawaban dari tiap-tiap
kelompok bila masih kurang.
9. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dengan bimbingan
guru siswa diarahkan untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
10. Siswa mengerjakan evaluasi yang telah dipersiapkan oleh guru.
C. Kegiatan Akhir (20 menit)
1. Evaluasi
2. Refleksi
VII. Metode, Media, Sumber
84
A. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
5. Demonstrasi
D. Media
1. Jaring-jaring balok dan kubus.
2. Kerangka balok dan kubus.
3. Benda-benda yang berebentuk balok dan kubus (dadu, kotak kapur,
kotak susu, dll )
E. Sumber
1. Silabus Kelas V. BSNP. Depdiknas 2008.
2. Hitunganku Matematika 5, Teguh Purmantari,dkk. Bumi Aksara 2004.
3. Gemar Belajar Matematika 5, Buchori-Jumadi. Aneka Ilmu 2007.
IX. Penilaian
A. Bentuk : Subyektif
B. Prosedur : Tes proses dan tes akhir
C. Jenis Tes : Tertulis
D. Alat : Soal, Pedoman Penilaian dan kunci Jawaban.
Mengetahui
Kepala SDN Puhgogor 01
Nining Suparwanti, S.Pd NIP 19660529198903 2 007
Sukoharjo, 26 April 2010
Peneliti
Shinta Wulandari Irawan NIM X 7108746
85
SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN I
Isilah titik di bawah ini dengan tepat!
Gambar 1 untuk no 1-5.
K J
H I
G F
D E
1. Nama bangun ruang di atas adalah ....
2. Sisi DEFG sama luas dengan sisi ....
3. Rusuk HK = .... = ....= .....
4. Rusuk HI // ..... // .... // ....
5. Banyak titik sudut ada ......
Gambar 2 untuk no 6-10.
J I
G H
F E
C D
6. Nama bangun ruang di samping adalah ........
7. Banyaknya sisi ada ........
8. Sisi CDHG sejajar dengan sisi .......
9. Rusuk GJ // ..... // ..... // ......
10. Banyaknya rusuk ada ..........
86
KUNCI JAWABAN EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN I
1. Balok
2. HIJK
3. IJ = DG = EF
4. KJ// DE// GF
5. 8 (delapan)
6. Kubus
7. 6 (enam) buah.
8. FEIJ
9. HI// CF// DE
10. 12 (dua belas)
PEDOMAN PENILAIAN EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN I
Nilai = Benar x 10
= 10 x 10
= 100
87
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I PERTEMUAN II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Puhgogor 01
Hari, Tanggal : Kamis, 29 April 2010
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : V (lima)/ II (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35’ (menit)
I. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun
datar.
II. Kompetensi Dasar
6.3 Menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus.
III. Indikator
6.2.3. Siswa dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok
dan kubus.
6.2.4. Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume balok.
6.2.5. Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi, siswa mampu
menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus dengan
benar.
2. Melalui metode tanya jawab dan penugasan siswa dapat menghitung luas
permukaan serta volume balok dengan benar.
3. Melalui metode tanya jawab dan penugasan siswa dapat menghitung luas
permukaan serta volume kubus dengan benar.
88
V. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan siswa mampu menghitung
dan mengerjakan soal yang berhubungan dengan luas permukaan serta volume
bangun ruang yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
VI. Materi Pembelajaran
Luas Permukaan Balok dan Kubus
Luas permukaan balok :
tinggi lebar
lebar
panjang panjang
Luas permukaan kubus :
sisi
sisi
sisi sisi sisi
VII.Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Absensi
2. Apersepsi ( Manakah yang disebut sisi/ rusuk dan sudut dari balok
anak-anak?)[guru dengan membawa media bangun ruang]
B. Kegiatan Inti (40 menit)
1. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
selanjutnya.
Luas permukaan kubus = sisi x sisi = s x s
L P balok = panjang x lebar = p x l
Volume balok = panjang x lebar x tinggi = p x l x t
Volume kubus = sisi x sisi x sisi = s x s x s
89
2. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri
dari 5 siswa. Dan salah satu siswa ditunjuk sebagai juru bicara atau
perwakilan kelompok.
3. Guru membagikan media benda-benda yang berbentuk balok dan
kubus serta jaring-jaring dan kerangka bangun ruang kepada masing-
masing kelompok.
4. Siswa melakukan diskusi kelompok/ belajar mandiri yaitu menemukan
rumus luas permukaan balok dan kubus dengan media yang telah
disediakan oleh guru.
5. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta
memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan
dalam diskusi.
6. Kemudian, siswa diminta untuk menyiapkan sebuah pertanyaan
kepada kelompok lainnya.
7. Siswa saling bergantian bertanya melalui perwakilan kelompok dan
kelompok lainnya menjawab sesuai gilirannya.
8. Setelah selesai, guru mengulas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
masing-masing kelompok dan memperbaiki jawaban dari tiap-tiap
kelompok bila masih kurang.
9. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dengan bimbingan
guru siswa diarahkan untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
C. Kegiatan Akhir (20 menit)
1. Evaluasi.
2. Refleksi dan pemantapan materi.
90
VII. Metode, Media, Sumber
A. Metode
1. Ceramah
2. kooperatif
3. Tanya jawab
4. Diskusi
5. Penugasan
6. Demonstrasi
B. Media
1. Jaring-jaring balok dan kubus.
2. Benda-benda yang berebentuk balok dan kubus (dadu, kotak kapur,
kotak susu, dll )
C. Sumber
1. Silabus Kelas V. BSNP. Depdiknas 2008.
2. Hitunganku Matematika 5, Teguh Purmantari,dkk. Bumi Aksara
2004.
3. Terampil Berhitung Matematika kelas V, Tim Bina Karya Guru.
Erlangga 2006.
4. Gemar Belajar Matematika 5, Buchori-Jumadi. Aneka Ilmu 2007.
IX. Penilaian
A. Bentuk : Subyektif
B. Prosedur : Tes proses dan tes akhir
C. Jenis Tes : Tertulis
D. Alat : Soal, kunci jawaban dan pedoman penilaian.
Mengetahui
Kepala SDN Puhgogor 01
Nining Suparwanti, S.Pd NIP 19660529198903 2 007
Sukoharjo, 28 April 2010
Peneliti
Shinta Wulandari Irawan NIM X 7108746
91
SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN II
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jawaban yang benar
1. Kubus ABCD.EFGH panjang rusuknya berukuran 7 cm. Maka tentukan
volumenya!
2. Sebuah balok diketahui volumenya 2295 cm3. Apabila alasnya berukuran 15
cm x 9 cm, tentukan tinggi bak tersebut!
3. Berapakah luas alas sebuah kubus, bila diketahui volumenya 1331 cm3 !
4. Abi mempunyai sebuah kotak yang berbentuk balok. Bila diketahui
panjangnya 14 cm, tingginya 19 cm, dan volumenya 3458 cm3. Carilah,
berapakah luas permukaan balok yang dimiliki Abi !!
5. Bila panjang rusuk sebuah kubus berukuran 17 cm. Berapakah luas
permukaan dan volume kubus tersebut?
92
KUNCI JAWABAN EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN II
1. Volume Kubus ABCD.EFGH = s x s x s
= 7 x 7 x 7
= 343 cm3
2. Volume balok = p x l x t
2295 cm3 = 15cm x 9cm x t
2295 cm3 = 135 cm2 x t
t = 2295 cm3 : 135 cm2
t = 17 cm
3. Volume kubus = s x s x s
1331 cm3 = s3
s = √1331
s = 11 cm
Luas Kubus = s x s
= 11cm x 11cm
= 121cm2
4. Volume balok = p x l x t
3458 cm3 = 14cm x l x 19cm
3458 cm3 = 266 cm2 x l
l = 3458 cm3 : 266cm2
l = 13 cm
Luas Balok = p x l
= 14cm x 13cm
= 182 cm2
5. Luas Kubus = s x s
= 17cm x 17cm = 289cm2
Volume Kubus = s x s x s
= 17cm x 17cm x 17cm = 4913 cm3
93
PEDOMAN PENILAIAN EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN II
Nilai = Benar x 20
= 5 x 20
= 100
94
Lampiran 4. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II PERTEMUAN I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Puhgogor 01
Hari, Tanggal : Selasa, 4 Mei 2010
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : V (lima)/ II (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35’ (menit)
I. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun
datar.
II. Kompetensi Dasar
6.4 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan menghitung luas
permukaan dan volume balok dan kubus.
III. Indikator
6.2.3 Mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang.
6.2.4 Mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus.
IV. Tujuan Pembelajaran
4. Melalui metode diskusi dan penugasan siswa mampu mengidentifikasi
ciri-ciri bangun ruang dengan benar.
5. Melalui metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi, siswa mampu
menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus dengan benar.
V. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan siswa mampu menyebutkan
benda-benda yang termasuk bangun ruang balok dan kubus, yang berguna dan
berhubungan dalam kehidupan sehari-hari.
VI. Materi Pembelajaran
(seperti siklus I pertemuan I).
95
VII.Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Absensi
2. Apersepsi ( Menanyakan atau mengulan pelajaran yang lalu )
B. Kegiatan Inti (40 menit)
1. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri
dari 5 siswa.
3. Guru membagikan media benda-benda yang berbentuk balok dan
kubus serta jaring-jaring dan kerangka bangun ruang kepada masing-
masing kelompok.
4. Guru membagikan materi pada masing-masing kelompok dengan
materi yang berbeda. (Tiga kelompok mempelajari indikator
mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang, dan tiga kelompok
mempelajari indikator menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus).
5. Siswa melakukan diskusi kelompok/ belajar mandiri yaitu dengan
mengidentifikasi dan menjelaskan ciri dan sifat dari balok dan kubus.
6. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta
memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan
dalam diskusi atau pemahaman materi.
7. Setelah selesai mempelajari materi kemudian dilaksanakan jigsaw
(membentuk kelompok baru ). Dalam kelompok baru siswa kembali
menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga/
media bangun ruang secara bergantian, sampai semuanya selesai atau
habis gilirannya.
8. Setelah selesai, guru memberikan pemantapan materi.
9. Siswa mengerjakan evaluasi yang telah dipersiapkan oleh guru.
96
C. Kegiatan Akhir (20 menit)
1. Evaluasi
2. Refleksi
VII. Metode, Media, Sumber
A. Metode
1. Kooperatif (Jigsaw)
2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Diskusi
5. Penugasan
6. Demonstrasi
B. Media
1. Jaring-jaring balok dan kubus.
2. Kerangka balok dan kubus.
3. Benda-benda yang berbentuk balok dan kubus (dadu, kotak kapur,
kotak susu, dll )
4. Media bangun ruang.
C. Sumber
1. Silabus Kelas V. BSNP. Depdiknas 2008.
2. Hitunganku Matematika 5, Teguh Purmantari,dkk. Bumi Aksara 2004.
3. Gemar Belajar Matematika 5, Buchori-Jumadi. Aneka Ilmu 2007.
IX. Penilaian
A. Bentuk : Subyektif
B. Prosedur : Tes proses dan tes akhir
C. Jenis Tes : Tertulis
D. Alat : Soal, Pedoman Penilaian dan kunci Jawaban.
Mengetahui Kepala SDN Puhgogor 01
Nining Suparwanti, S.Pd NIP 19660529198903 2 007
Sukoharjo, 3 Mei 2010 Peneliti
Shinta Wulandari Irawan NIM X 7108746
97
LEMBAR EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN I
Kerjakanlah soal-soal berikut ini!
H G
E F
D C
A B
1. Alas balok pada gambar di atas berbentuk bangun datar .....
2. Rusuk yang sama panjang dengan BC adalah ......
3. Jumlah rusuk balok gambar di atas ada ........
4. Titik sudut balok di atas adalah ........
5. Luas ABCD dapat dicari dengan rumus ......
J I
G H
F E
C D
6. Tutup kubus pada gambar di atas berbentuk bangun datar ......
7. Sisi-sisi pada bangun ruang kubus berbentuk .....
8. Pada bangun ruang kubus panjang rusuknya .........
9. Gambar di samping merupakan jaring-jaring bangun .........
10. Berdasarkan gambar soal no.9, jika f sebagai alas bangun, maka sebagai tutup
adalah …….
a
b c
d
e f
98
KUNCI JAWABAN EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN I
1. persegi panjang
2. AD = FG = EH
3. 12 (dua belas) rusuk
4. Titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H.
5. panjang x lebar
6. persegi
7. persegi
8. sama panjang
9. kubus
10. b
PEDOMAN PENILAIAN EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN I
Nilai = Benar x 10
= 10 x 10
= 100
99
Lampiran 5.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II PERTEMUAN II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Puhgogor 01
Hari, Tanggal : Kamis, 6 Mei 2010
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : V (lima)/ II (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35’ (menit)
I. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun
datar.
II. Kompetensi Dasar
6.5 Menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus.
III. Indikator
6.2.6. Siswa dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok
dan kubus.
6.2.7. Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume balok.
6.2.8. Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi, siswa mampu
menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus dengan
benar.
2. Melalui metode tanya jawab dan penugasan siswa dapat menghitung luas
permukaan serta volume balok dengan benar.
3. Melalui metode tanya jawab dan penugasan siswa dapat menghitung luas
permukaan serta volume kubus dengan benar.
100
V. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan siswa mampu menghitung
dan mengerjakan soal yang berhubungan dengan luas permukaan serta volume
bangun ruang yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
VI. Materi Pembelajaran
(seperti siklus I pertemuan II)
VII.Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Absensi
2. Apersepsi (mengadakan tanya jawab seputar bangun ruang serta
mengulang pelajaran kemarin).
B. Kegiatan Inti (40 menit)
1. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri
dari 5 siswa.
3. Guru membagikan media benda-benda yang berbentuk balok dan
kubus serta jaring-jaring, kerangka dan media bangun ruang kepada
masing-masing kelompok.
4. Guru membagikan materi pada masing-masing kelompok dengan
materi yang berbeda. (Dua kelompk mempelajari materi menyatakan
rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, dua kelompok
mempelajari materi menghitung luas permukaan serta volume balok
dan dua kelompok mempelajari materi menghitung luas permukaan
serta volume kubus).
5. Siswa melakukan diskusi kelompok/ belajar mandiri yaitu mempelajari
materi yang telah dibagikan.
6. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta
memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan
dalam diskusi atau pemahaman materi.
101
7. Setelah selesai mempelajari materi kemudian dilaksanakan jigsaw
(membentuk kelompok baru ). Dalam kelompok baru siswa kembali
menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga/
media bangun ruang secara bergantian, sampai semuanya selesai atau
habis gilirannya.
8. Setelah selesai, guru memberikan pemantapan materi dan memberikan
beberapa contoh soal dengan mengukur benda konkret, sehingga lebih
nyata.
9. Siswa mengerjakan evaluasi yang telah dipersiapkan oleh guru. Siswa
langsung diminta untuk menghitung luas dan volume balok dan kubus
dari benda-benda yang telah disediakan oleh guru.
C. Kegiatan Akhir (20 menit)
3. Evaluasi.
4. Refleksi dan pemantapan materi.
VII. Metode, Media, Sumber
A. Metode
1. Ceramah
2. kooperatif (jigsaw)
3. Tanya jawab
4. Diskusi
5. Penugasan
6. Demonstrasi
B. Media
1. Jaring-jaring balok dan kubus.
2. Benda-benda yang berebentuk balok dan kubus (dadu, kotak kapur,
kotak susu, dll )
C. Sumber
1. Silabus Kelas V. BSNP. Depdiknas 2008.
2. Hitunganku Matematika 5, Teguh Purmantari,dkk. Bumi Aksara 2004.
102
3. Terampil Berhitung Matematika kelas V, Tim Bina Karya Guru.
Erlangga 2006.
4. Gemar Belajar Matematika 5, Buchori-Jumadi. Aneka Ilmu 2007.
IX. Penilaian
A. Bentuk : Subyektif
E. Prosedur : Tes proses dan tes akhir
F. Jenis Tes : Tertulis
G. Alat : Soal, Pedoman Penilaian dan kunci Jawaban.
Mengetahui
Kepala SDN Puhgogor 01
Nining Suparwanti, S.Pd 19660529198903 2 007
Sukoharjo, 5 Mei 2010
Peneliti
Shinta Wulandari Irawan X 7108746
103
LEMBAR EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN II
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Ukur dan hitunglah luas dan volume kubus I & II !
2. Ukur dan hitunglah luas dan volume balok I & II !
KUNCI JAWABAN EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN II
1. Kubus I
Luas permukaan = s x s
= 8cm x 8cm
= 64cm2
Volume kubus = s x s x s
= 8cm x 8cm x 8cm
= 512cm3
Kubus II
Luas permukaan = s x s
= 13cm x 13cm
= 169cm2
Volume kubus = s x s x s
= 13cm x 13cm x 13cm
= 2197cm3
2. Balok I
Luas permukaan = p x l
= 19cm x 9cm
= 171cm2
Volume balok = p x l x t
= 19cm x 9cm x 5cm
104
= 855cm3
Balok II
Luas permukaan = p x l
= 22cm x 7cm
= 154cm2
Volume balok = p x l x t
= 22cm x 7cm x 11cm
= 1694cm3
PEDOMAN PENILAIAN EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN II
Nilai = Benar x 50
= 2 x 50
= 100
105
Lampiran 6
LEMBAR KODE NAMA SISWA
No. Nama Siswa Kode
1 Agung Eko Wibowo A
2 Heriyanto B
3 Nur Khasanah C
4 Yuli Tri Astuti D
5 Ade Ferdian Mahandika E
6 Agus Setyawan F
7 Aldila Vesti Rosita G
8 Anita Rahayu H
9 Arianto Tri Utomo I
10 Didik Sholikhin J
11 Dini Pratiwi K
12 Ekky Aprilia Abdiningtyas L
13 Lukfi Trisnawati M
14 Mita Anjarsari N
15 Ngesti Rahayu O
16 Nur Fadilah Hadi Suparno P
17 Reni Suci A Q
18 Septiana Dwi P R
19 Septi Suprihatin S
20 Sindi Kartika Wijaya T
21 Siti Meisaroh U
22 Tri Retno A.L V
23 Wulan Cahyo O W
24 Yogi Setyawan X
25 Yunita Ambarsari Y
26 Yusuf Febrianto Z
27 Al Ikhlas Rokhimatulloh AA
106
28 Salma AB
29 Shasayang Zora Iqse AC
30 Nanang Jakaria AD
107
Lampiran 7
LEMBAR PENILAIAN PRA TINDAKAN
SISWA KELAS V SDN PUHGOGOR 01
No. Kode Siswa Tes Pra Tindakan Keterangan
1 A 40 Tidak Tuntas
2 B 50 Tidak Tuntas
3 C 40 Tidak Tuntas
4 D 50 Tidak Tuntas
5 E 50 Tidak Tuntas
6 F 60 Tidak Tuntas
7 G 50 Tidak Tuntas
8 H 60 Tidak Tuntas
9 I 50 Tidak Tuntas
10 J 50 Tidak Tuntas
11 K 60 Tidak Tuntas
12 L 80 Tuntas
13 M 60 Tidak Tuntas
14 N 80 Tuntas
15 O 60 Tidak Tuntas
16 P 50 Tidak Tuntas
17 Q 70 Tuntas
18 R 50 Tidak Tuntas
19 S 80 Tuntas
20 T 70 Tuntas
21 U 50 Tidak Tuntas
22 V 80 Tuntas
23 W 60 Tidak Tuntas
24 X 80 Tuntas
25 Y 50 Tidak Tuntas
26 Z 70 Tuntas
108
27 AA 70 Tuntas
28 AB 60 Tidak Tuntas
29 AC 50 Tidak Tuntas
30 AD 70 Tuntas
Jumlah 1790
Rata-rata 59,67
KETERANGAN JUMLAH PROSENTASE
TUNTAS 10 33,33 %
TIDAK TUNTAS 20 66,67 %
109
Lampiran 8.
LEMBAR PENILAIAN SIKLUS I SISWA KELAS V SDN PUHGOGOR 01
No. Kode Siswa Siklus I
Rata2 Keterangan I II
1 A 50 60 55 Tidak Tuntas
2 B 60 65 62,5 Tidak Tuntas
3 C 60 60 60 Tidak Tuntas
4 D 60 70 65 Tuntas
5 E 60 75 67,5 Tuntas
6 F 70 75 72,5 Tuntas
7 G 60 70 65 Tuntas
8 H 70 80 75 Tuntas
9 I 60 75 67,5 Tuntas
10 J 60 65 62,5 Tidak Tuntas
11 K 70 75 72,5 Tuntas
12 L 90 85 87,5 Tuntas
13 M 60 65 62,5 Tidak Tuntas
14 N 70 80 75 Tuntas
15 O 60 65 62,5 Tidak Tuntas
16 P 60 60 60 Tidak Tuntas
17 Q 60 75 67,5 Tuntas
18 R 60 75 67,5 Tuntas
19 S 70 80 75 Tuntas
20 T 70 65 67,5 Tuntas
21 U 60 65 62,5 Tidak Tuntas
22 V 80 85 82,5 Tuntas
23 W 60 65 62,5 Tidak Tuntas
24 X 70 75 72,5 Tuntas
25 Y 60 75 67,5 Tuntas
110
26 Z 70 80 75 Tuntas
27 AA 70 75 72,5 Tuntas
28 AB 60 75 67,5 Tuntas
29 AC 60 70 65 Tuntas
30 AD 60 75 67,5 Tuntas
Jumlah 1930 2170 2045,5
Rata-rata 64,33 72,33 68,18
Keterangan Jumlah Prosentase
Tuntas 22 73,33 %
Tidak Tuntas 8 26,67 %
111
Lampiran 9
LEMBAR PENILAIAN SIKLUS II SISWA KELASV SDN PUHGOGOR 01
No. Nama Siswa Siklus II Rata-
rata Keterangan
I II
1 A 60 70 65 Tuntas
2 B 70 65 67,5 Tuntas
3 C 70 70 70 Tuntas
4 D 70 75 72,5 Tuntas
5 E 70 80 75 Tuntas
6 F 80 75 77,5 Tuntas
7 G 70 70 70 Tuntas
8 H 70 80 75 Tuntas
9 I 70 75 72,5 Tuntas
10 J 80 70 75 Tuntas
11 K 70 70 70 Tuntas
12 L 90 100 95 Tuntas
13 M 70 75 72,5 Tuntas
14 N 90 95 92,5 Tuntas
15 O 70 65 67,5 Tuntas
16 P 70 70 70 Tuntas
17 Q 70 75 72,5 Tuntas
18 R 80 75 77,5 Tuntas
19 S 80 80 80 Tuntas
20 T 80 85 82,5 Tuntas
21 U 70 75 72,5 Tuntas
22 V 90 100 92,5 Tuntas
23 W 70 70 70 Tuntas
24 X 70 90 80 Tuntas
112
25 Y 65 70 67,5 Tuntas
26 Z 90 95 92,5 Tuntas
27 AA 70 80 75 Tuntas
28 AB 70 70 70 Tuntas
29 AC 70 70 70 Tuntas
30 AD 70 75 72,5 Tuntas
Jumlah 2215 2315 2262,5
Rata-rata 73,83 77,17 75,42
Keterangan Jumlah Prosentase
Tuntas 30 100 %
Tidak Tuntas 0 0 %
113
Lampiran 10
PEDOMAN PENILAIAN LEMBAR PENGAMATAN SISWA
KERJA KELOMPOK SIKLUS I
Aspek yang dinilai:
1. Menghargai teman dalam diskusi
2. Inisiatif dalam kelompok
3. Keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan
4. Kerjasama dalam kelompok
Kriteria Penilaian Siswa
1. ST = sangat tinggi = 4
2. T = tinggi = 3
3. S = sedang = 2
4. R = rendah = 1
Skor Maksimal ideal = 4
Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
114
Lampiran 11
INSTRUMEN PENILAIAN
LEMBAR PENGAMATAN SISWA KERJA KELOMPOK
Siklus I Pertemuan I
Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini, kegiatan siswa memenuhi
variable-variabel sikap siswa dan kategorikan berdasarkan kriterianya !
No. Kelp Nama Siswa
Aspek
Penilaian Jum
Skor N
Kriteria Penilaian
1 2 3 4 ST T S R
1
I
A √ 1 25 √
2 B √ √ 2 50 √
3 C √ √ √ 3 75 √
4 D √ √ 2 50 √
5 E √ √ 2 50 √
6 F √ √ 2 50 √
7
II
G √ √ √ 3 75 √
8 H √ √ 2 50 √
9 I √ √ 2 50 √
10 J √ 1 25 √
11 K √ √ 2 50 √
12 L √ √ √ 3 75 √
13
III
M √ √ 2 50 √
14 N √ √ √ 3 75 √
15 O √ √ 2 50 √
16 P √ √ 2 50 √
17 Q √ √ √ 3 75 √
18 R √ √ √ 3 75 √
19
IV
S √ √ 2 50 √
20 T √ √ √ 3 75 √
21 U √ √ 2 50 √
115
22 V √ √ √ 3 75 √
23 W √ √ 2 50 √
24 X √ √ 2 50 √
25
V
Y √ √ 2 50 √
26 Z √ √ √ 3 75 √
27 AA √ √ √ 3 75 √
28 AB √ √ 2 50 √
29 AC √ √ 2 50 √
30 AD √ √ 2 50 √
116
Lampiran 12 INSTRUMEN PENILAIAN
LEMBAR PENGAMATAN SISWA KERJA KELOMPOK
Siklus I Pertemuan II
Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini, kegiatan siswa memenuhi
variable-variabel sikap siswa dan kategorikan berdasarkan kriterianya !
No. Kelp Nama Siswa
Aspek
Penilaian Jum
Skor N
Kriteria Penilaian
1 2 3 4 ST T S R
1
I
A √ √ 2 50 √
2 B √ √ 2 50 √
3 C √ √ √ 3 75 √
4 D √ √ 2 50 √
5 E √ √ 2 50 √
6 F √ √ √ 3 75 √
7
II
G √ √ √ 3 75 √
8 H √ √ 2 50 √
9 I √ √ 2 50 √
10 J √ √ 2 50 √
11 K √ √ √ 3 75 √
12 L √ √ √ 3 75 √
13
III
M √ √ 2 50 √
14 N √ √ √ 3 75 √
15 O √ √ 2 50 √
16 P √ √ 2 50 √
17 Q √ √ √ 3 75 √
18 R √ √ √ 3 75 √
19
IV
S √ √ 2 50 √
20 T √ √ √ 3 75 √
21 U √ √ 2 50 √
117
22 V √ √ √ 3 75 √
23 W √ √ 2 50 √
24 X √ √ √ 3 75 √
25
V
Y √ √ 2 50 √
26 Z √ √ √ 3 75 √
27 AA √ √ √ 3 75 √
28 AB √ √ 2 50 √
29 AC √ √ 2 50 √
30 AD √ √ 2 50 √
118
Lampiran 13
PEDOMAN PENILAIAN LEMBAR PENGAMATAN SISWA
KERJA KELOMPOK SIKLUS II
Aspek yang dinilai:
1. Menghargai teman dalam diskusi
2. Inisiatif dalam kelompok
3. Keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan
4. Kerjasama dalam kelompok
5. Kemampuan menyampaikan materi yang dipelajari.
Kriteria Penilaian Siswa
1. ST = sangat tinggi = 5
2. T = tinggi = 4
3. S = sedang = 3
4. R = rendah = 2
5. SR = sangat rendah=1
Skor Maksimal ideal = 5
Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
119
Lampiran 14 INSTRUMEN PENILAIAN
LEMBAR PENGAMATAN SISWA KERJA KELOMPOK
Siklus II Pertemuan I
Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini, kegiatan siswa memenuhi
variable-variabel sikap siswa dan kategorikan berdasarkan kriterianya !
No. Kelp Nama Siswa Aspek Penilaian Jum
Skor N
Kriteria Penilaian
1 2 3 4 5 ST T S R SR
1
I
A √ √ √ 3 60 √
2 B √ √ √ 3 60 √
3 C √ √ √ √ 4 80 √
4 D √ √ √ √ 4 80 √
5 E √ √ √ 3 60 √
6
II
F √ √ √ 3 60 √
7 G √ √ √ √ 4 80 √
8 H √ √ √ 3 60 √
9 I √ √ √ 3 60 √
10 J √ √ √ 3 60 √
11
III
K √ √ √ 3 60 √
12 L √ √ √ √ 4 80 √
13 M √ √ √ 3 60 √
14 N √ √ √ √ 4 80 √
15 O √ √ √ 3 60 √
16
IV
P √ √ √ 3 60 √
17 Q √ √ √ √ 4 80 √
18 R √ √ √ √ 4 80 √
19 S √ √ √ 3 60 √
20 T √ √ √ √ 4 80 √
21 V
U √ √ √ 3 60 √
22 V √ √ √ √ 4 80 √
120
23 W √ √ √ 3 60 √
24 X √ √ √ √ 4 80 √
25 Y √ √ √ 3 60 √
26
VI
Z √ √ √ √ 4 80 √
27 AA √ √ √ 3 60 √
28 AB √ √ √ 3 60 √
29 AC √ √ √ 3 60 √
30 AD √ √ √ 3 60 √
121
Lampiran 15 INSTRUMEN PENILAIAN
LEMBAR PENGAMATAN SISWA KERJA KELOMPOK
Siklus II Pertemuan II
Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini, kegiatan siswa memenuhi
variable-variabel sikap siswa dan kategorikan berdasarkan kriterianya !
No. Kelp Nama Siswa Aspek Penilaian Jum
Skor N
Kriteria Penilaian
1 2 3 4 5 ST T S R SR
1
I
A √ √ √ 3 60 √
2 B √ √ √ 3 60 √
3 C √ √ √ √ 4 80 √
4 D √ √ √ √ 4 80 √
5 E √ √ √ 3 60 √
6
II
F √ √ √ √ 4 80 √
7 G √ √ √ √ 4 80 √
8 H √ √ √ √ 4 80 √
9 I √ √ √ 3 60 √
10 J √ √ √ 3 60 √
11
III
K √ √ √ √ 4 80 √
12 L √ √ √ √ √ 5 100 √
13 M √ √ √ 3 60 √
14 N √ √ √ √ √ 5 100 √
15 O √ √ √ 3 60 √
16
IV
P √ √ √ √ 4 80 √
17 Q √ √ √ √ √ 5 100 √
18 R √ √ √ √ 4 80 √
19 S √ √ √ 3 60 √
20 T √ √ √ √ √ 5 100 √
21 V
U √ √ √ √ 4 80 √
22 V √ √ √ √ √ 5 100 √
122
23 W √ √ √ 3 60 √
24 X √ √ √ √ √ 5 100 √
25 Y √ √ √ 3 60 √
26
VI
Z √ √ √ √ 4 80 √
27 AA √ √ √ √ 4 80 √
28 AB √ √ √ √ 4 80 √
29 AC √ √ √ √ 4 80 √
30 AD √ √ √ √ 4 80 √
123
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI TERHADAP GURU
Siklus I Pertemuan 1
Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini sesuai dengan kegiatan guru dalam
proses pembelajaran !
No Aspek yang di Nilai Skor
1 2 3 A Pra Pembelajaran 1 Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 3 2 Memeriksa kesiapan siswa 2 B Membuka Pembelajaran 3 Melakukan kegiatan apersepsi 3 4 Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan 3 C Kegiatan Pembelajaran 5 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2 6 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 2 7 Menguasai kelas 2 8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif 1
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
2
10 Menghasilkan pesan yang menarik 2 11 Menggunakan media secara efekif dan efisien 3 12 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 3 13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 3 14 Merespon positif partisipasi siswa dalam kerja kelompok. 2 15 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru dan sumber belajar 2 16 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 3 D Penutup 17 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 2 18 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 2 19 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan 3 20 Melaksanakan tindak lanjut 3
Jumlah 1 20 27
Nilai 48:20=2,4 (cukup)
Bendosari, 27 April 2010
Observer
124
Eni Kusrini
Keterangan : 1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
Total = ( ..... x 1) + ( ...... x 2) + ( ......x3) = nilai
20
Keterangan nilai = 0 – 1,5 = kurang
1,6 – 2,5 = cukup
2,6 – 3 = baik
125
Lampiran 17
OBSERVASI TERHADAP GURU
Siklus I Pertemuan 2
Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini sesuai dengan kegiatan guru dalam
proses pembelajaran !
No Aspek yang di Nilai Skor
1 2 3 A Pra Pembelajaran 1 Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 3 2 Memeriksa kesiapan siswa 2 B Membuka Pembelajaran 3 Melakukan kegiatan apersepsi 3 4 Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan 3 C Kegiatan Pembelajaran 5 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 3 6 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 2 7 Menguasai kelas 2 8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif 2
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
2
10 Menghasilkan pesan yang menarik 2 11 Menggunakan media secara efekif dan efisien 3 12 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 3 13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 3 14 Merespon positif partisipasi siswa dalam kerja kelompok. 2 15 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru dan sumber belajar 2 16 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 3 D Penutup 17 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 2 18 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 2 19 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan 3 20 Melaksanakan tindak lanjut 3
Jumlah 20 30
Nilai 50 : 20 = 2,5
(cukup) Bendosari, 29 April 2010
Observer
Eni Kusrini
126
Keterangan : 1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
Total = ( ..... x 1) + ( ...... x 2) + ( ......x3) = nilai
20
Keterangan nilai = 0 – 1,5 = kurang
1,6 – 2,5 = cukup
2,6 – 3 = baik
127
Lampiran 18
LEMBAR OBSERVASI TERHADAP GURU
Siklus II Pertemuan 1
Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini sesuai dengan kegiatan guru dalam
proses pembelajaran !
No Aspek yang di Nilai Skor
1 2 3 A Pra Pembelajaran 1 Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 3 2 Memeriksa kesiapan siswa 3 B Membuka Pembelajaran 3 Melakukan kegiatan apersepsi 3 4 Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan 3 C Kegiatan Pembelajaran 5 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 3 6 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 2 7 Menguasai kelas 3 8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif 2
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
2
10 Menghasilkan pesan yang menarik 2 11 Menggunakan media secara efekif dan efisien 3 12 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 3 13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 3 14 Merespon positif partisipasi siswa 3 15 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru dan sumber belajar 2 16 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 3 D Penutup 17 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 3 18 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 3 19 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan 3 20 Melaksanakan tindak lanjut 3
Jumlah 10 45
Nilai 55:20=2,75
(baik) Bendosari, 4 Mei 2010
Observer
Eni Kusrini
128
Keterangan : 1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
Total = ( ..... x 1) + ( ...... x 2) + ( ......x3) = nilai
20
Keterangan nilai = 0 – 1,5 = kurang
1,6 – 2,5 = cukup
2,6 – 3 = baik
129
Lampiran 19 OBSERVASI TERHADAP GURU
Siklus II Pertemuan 2
Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini sesuai dengan kegiatan guru dalam
proses pembelajaran !
No Aspek yang di Nilai Skor
1 2 3 A Pra Pembelajaran 1 Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 3 2 Memeriksa kesiapan siswa 3 B Membuka Pembelajaran 3 Melakukan kegiatan apersepsi 3 4 Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan 3 C Kegiatan Pembelajaran 5 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 3 6 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 2 7 Menguasai kelas 3 8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif 2
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
2
10 Menghasilkan pesan yang menarik 2 11 Menggunakan media secara efekif dan efisien 3 12 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 3 13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2 14 Merespon positif partisipasi siswa 3 15 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru dan sumber belajar 2 16 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 3 D Penutup 17 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 3 18 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 3 19 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan 3 20 Melaksanakan tindak lanjut 3
Jumlah 12 42
Nilai 54: 20=2,7
(baik) Bendosari, 6 Mei 2010
Observer
Eni Kusrini
130
Keterangan : 1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
Total = ( ..... x 1) + ( ...... x 2) + ( ......x3) = nilai
20
Keterangan nilai = 0 – 1,5 = kurang
1,6 – 2,5 = cukup
2,6 – 3 = baik
Lampiran 20 KISI – KISI SOAL
MENGHITUNG LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG
Variabel Sub
Variabel Indikator Deskriptor Parameter
No Item
Siklus I Siklus II
Pert 1 Pert 2 Pert 1 Pert 2
Soal
menghitung
luas
permukaan dan
volume bangun
ruang melalui
media bangun
ruang
Luas
permukaan
dan volume
bangun
ruang
1. Menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus
2. Menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus
3. Menghitung luas permukaan serta volume balok
4. Menghitung luas permukaan serta volume kubus
Menghitung
luas
permukaan
dan volume
balok dan
kubus
1. Mengidentifikasi sifat balok
2. Mengidentifikasi sifat kubus
3. Menyatakan rumus luas
permukaan dan volume balok
dan kubus
4. Menghitung luas permukaan
balok
5. Menghitung luas permukaan
kubus
6. Menghitung volume balok
7. Menghitung volume kubus
1,2,3,4,5
6,7,8,9,10
4
3,5
2
1,5
1,2,3,4
6,7,8,9,10
5
2
1
2
1
Keterangan : Soal menyatu dengan RPP
131
132
Lampiran 21
133
134
135
136