peningkatan kinerja guru dalam proses pembelajaran …

14
127 PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMK MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA Dwikoranto SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta e-mail: [email protected] Abstrak Kinerja guru dalam proses pembelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta masih belum sesuai dengan yang diharapkan dalam hal persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui supervisi akademik di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah 29 orang guru SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Adapun metode pengumpulan data menggunakan observasi dengan bantuan instrumen observasi tentang supervisi akademik dan penilaian kinerja guru. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik sederhana (deskriptif). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi akademik dengan teknik supervisi individual (kunjungan kelas, observasi kelas dan pertemuan individu) dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru pada siklus I rata-rata 78 kategori Cukup dan siklus II rata-rata 83 kategori Baik, dalam prosentase pada siklus I ada peningkatan 14,7% dan pada siklus II meningkat 6,41%. Kata kunci: kinerja guru,supervisi akademik dan SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

127

PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMK MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

DwikorantoSMK Muhammadiyah 2 Yogyakartae-mail: [email protected]

AbstrakKinerja guru dalam proses pembelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta masih belum sesuai dengan yang diharapkan dalam hal persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui supervisi akademik di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah 29 orang guru SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Adapun metode pengumpulan data menggunakan observasi dengan bantuan instrumen observasi tentang supervisi akademik dan penilaian kinerja guru. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik sederhana (deskriptif). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi akademik dengan teknik supervisi individual (kunjungan kelas, observasi kelas dan pertemuan individu) dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru pada siklus I rata-rata 78 kategori Cukup dan siklus II rata-rata 83 kategori Baik, dalam prosentase pada siklus I ada peningkatan 14,7% dan pada siklus II meningkat 6,41%.

Kata kunci: kinerja guru,supervisi akademik dan SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta

128

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

PENDAHULUANGuru merupakan tenaga profesional

yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan ketrampilan tertentu. Kemampuan dan ketrampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik.

Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru untuk menjadi tenaga profesional. Agar peningkatan mutu pendidikan dapat berhasil. Sebagaimana dikemukakan oleh Tilaar (1999:104) peningkatan kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Untuk membuat mereka menjadi profesional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga

memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam bekerja sebagai pendidik.

Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya.

Oleh karena itu tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah memberikan bantuan teknis profesional pada guru-guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengajaran agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.

Dalam menjalankan tugas sebagai supervisor, kepala sekolah dapat memilih pendekatan yang tepat sesuai dengan masalah yang dihadapi guru dan perlu memper-hatikan tingkat kematangan guru. Supervisi tidak didefinisikan secara sempit sebagai satu cara terbaik untuk diterapkan disegala situasi melainkan perlu memperhatikan kemampuan individu, kebutuhan, minat, tingkat kematangan individu, karakteristik personal guru, semua itu dipertimbangkan untuk menerapkan supervisi. Sebagaimana disarankan oleh Sergiovanni (1991: 3 282) sebagai

129

Dwikoranto - Peningkatan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik ....

berikut: ”Appropriate supervisory strategies are viewed in light of teacher needs and dispositions, time available to the principal, the task at hand or purpose intended for supervision, and professional com-petency level of teachers,teaching modes and instructional strategies are additional concerns.” Maknanya,strategi supervisi yang tepat dilihat dari sudut pandang dan faktor kebutuhan guru, waktu yang tersedia bagi kepala sekolah, tugas atau tujuan su-pervisi dan tingkat kompetensi guru, sedangkan model pengajaran dan strategi pengajaran merupakan fokus tambahan. Jika faktor-faktor tersebut berubah, maka pendekatan supervisi juga harus berubah sesuai dengan situasi kondisinya.

Dalam praktek kegiatan supervisi terdapat bermacam-macam pendekatan antara lain, supervisi kolaboratif, supervisi klinis, supervisi kolegial, supervisi kunjungan kelas (supervisory visits to classroom), supervisi informal (Oliva, 1984; Sergiovanni, 1991; Lovell & Wiles, 1988). Tidak ada strategi, model, atau prosedur yang paling baik dalam kegiatan supervisi, masing-masing pendekatan mempunyai kelebihan disamping kekurangannya.

Dari beberapa pendekatan supervisi, peneliti memilih supervisi kunjungan kelas, observasi kelas dan pertemuan individual. Pendekatan dalam supervisi kunjungan kelas, observasi kelas dan pertemuan individual, kepala sekolah dapat langsung mengetahui proses pembelajaran di kelas dan dilakukan dialog antara guru dan kepala sekolah untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangannya (Sahertian, 1989).

Kiner ja guru da lam proses pembelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta masing belum sesuai dengan yang diharapkan, ini terlihat persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran belum maksimal. Dalam persiapan pelaksanaan pembelajaran (RPP), baik materi ajar, langkang-langkah kegiatan pembelajaran, strategi/metode pembelajaran belum rinci. Sedangkan dalam pelaksanaannya memberikan apresiasi ke siswa, penguasaan materi pembelajaran, penguasaan kelas dan penggunaan media belum maksimal, begitu juga pada evaluasi pembelajaran, penilaian belum relevan dengan tujuan yang ditetapkan, bentuk dan jenis evaluasi, alokasi waktu belum sesuai dengan waktu yang disediakan sehingga penilaian kinerja guru (PKG) belum semua baik, untuk itu perlu peningkatan hasil kinerja guru khususnya di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Kinerja guru adalah perilaku nyata guru yang dapat diamati dalam tugasnya sebagai guru bidang studi. Perilaku guru bidang studi sebagaimana dimaksud berkaitan dengan pelaksanaan tugas pengelolaan pengajaran dan pengembangan profesi meliputi kegiatan-kegiatan: (1) mampu menyusun program atau praktek, (2) mampu menyajikan program pengajaran, (3) mampu melaksanakan evaluasi belajar, (4) mam-pu melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktek, (5) mampu menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan, (6) mampu membuat karya tu-lis/karya ilmiah di bidang pendidikan, (7) mampu mengembangkan kurikulum. Kegiatan-

130

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

kegiatan tersebut akan diukur dengan angket yang dikerjakan oleh guru atau kepala sekolah.

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

Menurut Isjoni (2004) bahwa ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya dan rasa tanggung jawab moral di pundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggung jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan metode yang akan digunakan, termasuk alat/media pembelajaran yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi. Lebih lanjut dinyatakan bahwa kinerja guru menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik.

Superv i s i akademik ada lah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervise akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban te rhadap per tanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

Teknik supervisi akademik ada dua, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Sedangkan teknik supervisi kelompok adalah satu cara

131

Dwikoranto - Peningkatan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik ....

melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi.

Adapun teknik supervisi yang akan diteliti atau dilaksanakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah teknik supervisi individual berupa a) kunjungan kelas, b) observasi kelas, dan c) pertemuan individual.a) Teknik Kunjungan Kelas

Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk menolong guru dalam mengatasi masalah di dalam kelas.

Cara melaksanakan kunjungan kelas: a) Dengan atau tanpa pemberitahuan

terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan masalahnya,

b) Atas permintaan guru bersangkutan, c) Sudah memiliki instrumen atau

catatan-catatan, dan d) Tujuan kunjungan harus jelas. Adapun kriteria kunjungan kelas,

adalah : a) Memiliki tujuan-tujuan tertentu; b) Mengungkapkan aspek-aspek yang

dapat memperbaiki kemampuan guru;

c) Menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang obyektif;

d) Terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian;

e) Pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses pembelajaran; dan

f) Pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.

b) Teknik Observasi KelasObservasi kelas adalah mengamati

proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.

Aspek-aspek yang diobservasi adalah: a) Usaha-usaha dan aktivitas guru-

siswa dalam proses pembelajaran, b) C a r a m e n g g u n a k a n m e d i a

pengajaran c) Variasi metode, d) Ketepatan penggunaan media

dengan materi e) Ketepatan penggunaan metode

dengan materi, dan f) Reaksi mental para siswa dalam

proses belajar mengajar. Pelaksanaan observasi kelas ini

melalui tahap: a) persiapan, b) pelaksanaan, c) penutupan, d) penilaian hasil observasi; dan e) tindak lanjut. Supervisor: 1) sudah

siap dengan instrumen observasi, 2) menguasai masalah dan tujuan supervisi, dan 3) observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.

132

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

c). Pertemuan Individual Pertemuan individual adalah satu

pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor guru.

Tujuannya adalah: a. M e m b e r i k a n k e m u n g k i n a n

pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi;

b. Mengembangkan hal mengajar yang lebih baik

c. Memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan

e. Menghilangkan atau menghindari segala prasangka. Jenis-jenis pertemuan individual

mengacu pada pendapat Swearingen (1961) yang mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan) individual sebagai berikut a) classroom-conference, yai tu

percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).

b) office-conference. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.

c) causal-conference. Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru

d) observational visitation. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas. P e l a k s a n a a n p e r t e m u a n

individual Supervisor harus berusaha

mengembangkan segi segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih meragukan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan sekolah. Peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Sebelum penelitian tindakan dilakukan peneliti melihat kondisi awal kinerja guru dalam pembelajaran disekolah baik dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Bersama kolaborator peneliti merekap hasil kondisi awal kinerja guru di SMK Muhammadiyah 2 Yogakarta.

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Dimulai siklus I sejak: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) Pengamatan, dan 4) Refleksi hingga siklus II

1. Siklus Ia. Perencanaan Tindakan• Menyerahkan lembar/instrumen

penilaian kinerja guru kepada kolaborator. Instrumen ini diadopsi dari Lampiran Penilaian Kinerja Guru. Instrumen ini berisi 40 (empat puluh) deskriptor, yaitu deskriptor 1-8 berkaitan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), deskriptor 9-32 berkaitan dengan Pelaksanaan Pembelajaran, dan deskriptor 33-40 berkaitan dengan Evaluasi Pembelajaran.

133

Dwikoranto - Peningkatan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik ....

Instrumen ini digunakan oleh kepala sekolah (supervisor) sebagai daftar penilaian terhadap kinerja guru. Skala nilai adalah 1 – 5 dengan ketentuan sebagai berikut: Nilai 5 jika semua deskriptor tampak, nilai 4 jika sebagian besar deskriptor yang tampak, nilai 3 jika hanya sebagian deskriptor yang tampak, nilai 2 jika hanya sebagian kecil deskriptor yang tampak, dan nilai 1 jika tidak ada deskriptor yang tampak.

• Mengingat jadwal pelaksanaan supervisi yang begitu padat, maka kepala sekolah dibantu oleh tiga supervisor. Kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik kepada guru yang mempunyai sertifikat asesor PKG, sedangkan guru yang belum mempunyai sertifikat asesor PKG disupervisi oleh supervisor yang ditunjuk.

• M e n g a d a k a n W o r k s h o p Administrasi guru termasuk RPP dan sekaligus pembagian jadwal pelaksanaan supervisi untuk guru.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)• Peneliti melaksanakan tindakan

supe rv i s i akademik s eca r a individu dengan kunjungan kelas melihat proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

• Supervisi dilaksanakan di dalam ruang kelas selama 2 x 40 menit/ guru. Pelaksanaan tindakan dimulai minggu pertama September 2016 dan berakhir minggu kedua September 2016.

• Sebelum masuk ruang kelas, kepala sekolah sebagai supervisor menginformasikan kepada seluruh

guru tentang jadwal pelaksanaan supervisi. Supervisor dan guru bersama-sama masuk ruang kelas. Guru melaksanakan pembelajaran di depan ruang kelas sedangkan supervisor duduk di deret paling belakang tempat duduk siswa. Pada saat guru melaksanakan proses pembelajaran, supervisor mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengisi angket yang telah disediakan. Supervisor mengikuti semua kegiatan guru dan siswa, mulai dari pembukaan, pelaksanaan, sampai dengan penutup.

c. Pengamatan (observation) Peneliti/Kolaborator mengamati

pelaksanaan tindakan didalam kelas dengan mengisi instrumen penilaian kineja guru sesuai dengan hasil pengamatan

d. Refleksi ( reflection ) Pada akhir siklus I ini diadakan

refleksi berdasarkan data / hasil pengamatan peneliti/kolaborator agar penel i t i dapat mel ihat bahwa supervisi akademik yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kinerja guru

2. Siklus IIa. Perencanaan Tindakan (planning)• Peneliti menyampaikan hasil penilai

kinerja guru pada siklus I kepada kolaborator dan menginformasikan rencana pelaksanaan tindakan pada siklus II.

• Rapat pembekalan untuk siklus II dilanjutkan dengan pendampingan dan pertemuan individu serta pembagian jadwal pelaksanaan supervisi untuk guru awal minggu

134

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

ketiga September 2016.b. Pelaksanaan tindakan ( action )• Sama halnya dengan pelaksanaan

pada siklus 1, pada siklus 2 ini supervisor melaksanakan supervisi di dalam ruang kelas selama 2 x 40 menit/ guru.

• Pelaksanaan tindakan berlangsung selama dua minggu yaitu minggu k e t i g a d a n – k e e m p a t b u l a n September 2016.

• Sebelum masuk ruang kelas, kepala sekolah sebagai supervisor menginformasikan kepada seluruh guru tentang jadwal pelaksanaan supervisi. Supervisor dan guru bersama-sama masuk ruang kelas. Guru melaksanakan pembelajaran di depan ruang kelas sedangkan supervisor duduk di deret paling belakang tempat duduk siswa. Pada saat guru melaksanakan proses pembelajaran, supervisor mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengisi instrumen yang telah disediakan. Supervisor mengikuti semua kegiatan guru dan siswa, mulai dari pembukaan, pelaksanaan, sampai dengan penutup.

c. Pengamatan (observation) P e n e l i t i d a n k o l a b o r a t o r

melaksanakan pengamatan dengan mengisi lembar instrumen penilaian kinerja guru dan menilai proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas

d. Refleksi (reflection) Pada akhir tiap siklus diadakan

refleksi berdasarkan data instrumen penilaian kinerja guru agar peneliti dapat melihat apakah tindakan yang

dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kualitas kinerja guru dalam proses pembelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

HASIL DAN PEMBAHASANPenelitian ini merupakan penelitian

tindakan sekolah (PTS) berupa supervi-si akademik melalui dua siklus. Dalam siklus I dan siklus II pemberian tindakan berupa supervisi akademik (Teknik Su-pervisi Individual) terhadap guru-guru SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta1. Deskripsi Kondisi Awal

Temuan di lapangan kondisi awal hasil kinerja guru-guru SMK Muhammadiyah 2 dalam proses pembelajaran masih kurang baik terbukti dengan hasil yang ada. Hasil rata-rata kondisi awal kinerja guru 68 . Sehingga rata-rata hasilnya termasuk kategori cukup artinya masih kurang dari baik. Tujuan pembelajaran yang tercantum dalam RPP tidak semuanya tercapai oleh guru, Secara umum guru hanya menggunakan paket sebagai media pembelajaran/penggunaan media belum variatif. Gambar-gambar yang ada dalam buku paket pada umumnya dijadikan sebagai media dan tidak semua guru menyediakan instrumen penilaian untuk materi pembelajaran yang diajarkannya. Hasi l yang masih cukup tersebut karena belum ada supervisi akademik dari kepala sekolah atau kolaborator (asesor PKG) secara terprogram atau terjadwal untuk masing-masing guru.

Kondisi Awal kinerja guru SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta dapat diamati pada Grafik di bawah ini:

135

Dwikoranto - Peningkatan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik ....

Grafik di atas menunjukkan bahwa rata-rata kinerja guru-guru SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta dalam proses pembelajaran belum baik dengan hasil rata-rata 68 (cukup) maka mereka perlu disupervisi akademik secara individual dengan kunjungan kelas agar hasilnya bisa meningkat.

2. Deskripsi Siklus Ia. Perencanaan Tindakan

Ti n d a k a n p e n e l i t i d i a w a l i dengan pertemuan dengan guru-guru bersama WKS Kurikulum , penulis merencanakan pembimbingan untuk guru dalam pembuatan persiapan pembelajaran (RPP) melalui kegiatan Workshop .serta pembuatan administrasi guru secara lengkap. yang terdiri dari: 1. Jadwal Mengajar, 2. Daftar Perangkat Administrasi, 3. Kalender Pendidikan, 4. Program Tahunan, 5. Program Semester, 6.Silabus, 7. Rencana Pelaksnan Pembelajaran (RPP), 8.Analisis Kebutuhan Media, 9. Daftar buku Pegangan/Modul/Materi

Pembelajaran, 10. Daftar Hadir Siswa, 11. Daftar Nilai Siswa, 12. Daya Serap Siswa, 13. Analisis hasil ulangan, 14. Program Perbaikan dan Pengayaan, 15. Agenda Guru. Dilanjutkan dengan membimbing membuat RPP yang terdiri dari: 1. Data sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/Semester,, Materi Pokok dan Alokasi waktu, 2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian, 3. Tujuan Pembelajaran, 4. Materi Pembelajaran, 5. Metode Pembelajaran, 6. Media, Alat dan Sumber Belajar, 7. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran; a. Pendahuluan, b. Kegiatan Inti, apresiasi, explorasi dan 8. Kegiatan Penutup, 9. Penilaian Hasil Pembelajaran

b. Pelaksanaan Tindakan a. Melalui worshop peneliti menyam-

paikan cara-cara pembuatan admi-nistrasi guru dan RPP . Bagaimana menghitung jumlah jam minggu efektif/ hari efektif yang benar da-lam satu tahun pembelajaran (se-mester gasal dan semester genap),

63

64

65

66

67

68

69

70

71

Guru 1

3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23

Kondisi Awal

25 27 29

Gambar. 1 Grafik Kondisi Awal Kinerja Guru

136

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

Pembuatan Program Tahunan (Pro-ta), Program Semester (Prosem), disesuaikan jumlah jam efektif yang ada, begitu pula jumlah jam pelajaran yang di sulabus. Dileng-kapi daftar hadir siswa, daftar nilai siswa, analisis hasil ulangan sampai dengan pengayaan dan perbaikan serta cara memilih media pembela-jaran yang tepat..

b. Peneliti menjelaskan aspek-aspek yang akan dinilai melalui instrumen penilaian kinerja guru dalam pembelajaran yang terdiri dari rencana persiapan pembelajaran ada 8 indikator penilaian, pelaksanaan pembelajaran ada 24 indikator penilaian dan evaluasi pembelajaran 8 indikator penilaian

c. Waktu supervisi dilaksanakan sesuai jadwal supervisi yang telah

ditentukan , selama 2x40 menit atau 2 jam pelajaran pada masing-masing guru yang disupervisi.

c. Hasil Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan proses

observasi pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut : Saat kunjungan kelas peneliti/kolaborator sudah siap dengan instrumen penilaian kinerja guru. Hasil pengamatan guru dituangkan ke instrumen penilaian kinerja guru. Hasil supervisi dari kolaborator diserahkan kepada kepala sekolah. Hasil tindakan pada siklus I ada kenaikan, pada saat kondisi awal rata-rata 68 sedangkan pada siklus I rata-rata hasil kinerja guru 78 naik sebesar 14,7%. Hasil tindakan pada siklus I dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Gu

ru 1 3 5 7 7 9

11

13

15

17

19

21

23

25

27

29

Kondisi Awal

Siklus I

Kondisi Awal

Siklus I

Gambar. 2 Grafik Kondisi awal dan siklus I

d. Refleksi: Pada Grafik di atas menunjukkan

tindakan pada siklus I melalui

workshop pembuatan bersama administrasi guru. kinerja guru dalam proses pembelajaran ada

137

Dwikoranto - Peningkatan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik ....

peningkatan 14,7%. Namun demikian hasil yang dicapai masih dalam kategori cukup (C). Hasil siklus I masih perlu supervisi akademik lagi karena pada kegiatan PBM ada beberapa hal yang masih kurang seperti : tujuan pembelajarannya belum semua tercapai, penggunaan kreasi media belum maksimal, instrumen pen i l a i annya be lum semua membuat. Maka perlu tindakan lanjutan yaitu supervisi akademik kunjungan kelas secara individual pada siklus II.

3. Deskripsi Siklus IIa. Perencanaan Tindakan

Menyampaikan hasil siklus I kepada guru dan kolaborator. Kekurangan hasil pada siklus I ini ditindaklanjuti peneliti dengan mengadakan diskusi dan memberi pedampingan kepada Bapak/Ibu guru, bagaimana cara membuat RPP/Administrasi guru yang lengkap dan benar, supaya guru-guru mengetahui kekurangsempurnaannya d a l a m m e l a k s a n a k a n p r o s e s pembelajaran jika dilihat dengan juknis instrumen penilaian yang ada. Dengan pendampingan akan dapat menyelesaikan kesulitan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan TindakanPelaksanaan supervisi akademik

siklus II ini dilaksanakan dengan memberi pendampingan dan pertemuan individu oleh peneliti dan kolaborator (Guru yang mempunyai sertifikat Asesor PKG) untuk membantu guru-guru dalam meningkatkan kekurangan

hasil kinerja guru pada siklus I supaya disesuaikan dengan instrumen penilaian kinerja yang ada. Bapak/Ibu guru diberi kesempatan untuk menanyakan sampai sejelas-jelasnya dengan harapan kinerja guru dalam proses pembelajaran pada siklus II nanti hasilnya lebih optimal. Dalam siklus II ini setelah diadakan perbaikan-perbaikan sesuai dengan kekurangan pada siklus I, para guru lebih siap ketika supervisi kunjungan kelas siklus II yang dilaksanakan oleh peneliti dan kolaborator.

c. Hasil PengamatanMelakukan pemantauan selama

kegiatan belajar berlangsung dengan lembar observasi/instrumen yang telah tersedia. Hasil kinerja guru-guru dalam proses pembelajaran setelah mendapat pembekalan dan pertemuan individu hasilnya meningkat. Kinerja guru pada siklus II ini sudah menunjukkan peningkatan dibanding siklus I. Rata-rata siklus 1 78 pada siklus 2 naik menjadi 83, ada kenaikan sebesar 6,41%. Sebagian besar tujuan pembelajarannya semua bisa tercapai, materi ajar sudah dijabarkan dan media pembelajaran sudah variatif begitu pula dengan instrumen penilaiannya. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini:

138

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

Grafik di atas menunjukkan bahwa pendampingan dan pertemuan individu untuk guru-guru dapat lebih meningkatkan kualitas kinerja guru dalam pembelajaran.

d. RefleksiPembekalan dan per temuan

individu untuk guru-guru dapat lebih meningkatkan kualitas kinerja guru dalam pemberlajaran.. Rata-rata hasil kemampuan/kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II kategori baik (83) sedangkan hasil siklus I rata-rata 78, meningkat 6,41% dibanding siklus I.

P a d a k e g i a t a n i n t i s u d a h menun jukkan keg i a t an t u juan pembelajaran semua bisa tecapai, penggunaan media yang variatif, penguasaan materi yang bagus dan kelengkapan instrumen evaluasi.

4. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

a. Siklus IPelaksanaan siklus I dilaksanakan

setelah melihat kondisi awal, kemudian dimulai dengan memberikan bimbingan dan materi menyusun RPP/administrasi guru untuk satu hari, hasilnya dinilai peneliti dan kolaborator dengan menggunakan instrumen supervisi yang disiapkan peneliti. Kemudian kolaborator menyerahkan kepada peneliti beserta hasilnya. Hasil pada siklus I rata-rata 78 naik 14,7% dibanding kondisi awal sehingga masih belum maksimal maka perlu pembekalan kepada guru-guru pada tindakan siklus II.

b. Siklus IISetelah mengetahui kekurangan

kemampuan/kinerja guru pada siklus I peneliti memberikan pembekalan tentang kekurang sempurnaan yang

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Gu

ru 1 3 5 7 9

11

13

15

17

19

21

23

25

27

29

Siklus I

Siklus II

Gambar. 3 Grafik Hasil Siklus I dan Siklus II

139

Dwikoranto - Peningkatan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik ....

telah dilaksanakan oleh guru agar lebih baik pada siklus II, terbukti hasilnya meningkat 6,41% dibanding hasil siklus I.

Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada Gambar. 4 dan Gambar. 5 di bawah ini.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Gu

ru 1 3 5 7 7 9

11

13

15

17

19

21

23

25

27

29

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Gambar.4GrafikHasilPenelitiaan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Kondisi AwalKondisi Awal Siklus I Siklus II

Hasil Rata-rata

Gambar.5GrafikHasilRata-rata

140

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

PENUTUP Berdasarkan rumusan masalah dan

hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja para guru dalam proses pembelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017, pada siklus 1 rata-rata 78 ada peningkatan 14,7% dan pada siklus II rata-rata 83 meningkat 6,41%.

DAFTAR PUSTAKAD e p a r t e m e n P e n d i d i k a n d a n

Kebudayaan. 1998. Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah.

Direktorat Pendidikan Menengah U m u m . 1 9 9 4 . P e t u n j u k Pelaksanaan Supervisi di Sekolah. Jakarta: Depdikbud

Gay, L.R. 2000. Education Research: Competences for Analysis and Application. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

H.A.R. Tilaar. (1999), Manajemen Pendidikan Nasional, P.T. Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Oliva, P.F.1984. Supervision for Todays School. New York: Tomas J. Crowell Company.

P u r w a n t o , M . N g a l i m . 2 0 0 4 . Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Sahertian, Piet. 1989. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Segiovanni, T. J. 1991. The Principals: A Reflective Practice Perspective. (2rd Ed) Boston Allyn and Bacon.

Sergiovani, T. J. 1971. Emerging Paterns Of Supervision: Human Perspective.

New York: Mc Graw – Hill Book Company